nutrisi 5 hal 1

10
1 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) MELALUI PEMBERIAN PUPUK PHONSKA Mesty W. Rahman Pembimbing : Moh. Ikbal Bahua dan Nurmi ABSTRAK Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiata L.) melalui Pemberian Pupuk Phonska di Desa Molingkapoto Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Di bawah bimbingan Moh. Ikbal Bahua sebagai pembimbing I dan Nurmi sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata L.) melalui pemberian pupuk phonska dan produksi kacang hijau (Vigna radiata L.) melalui pemberian pupuk phonska. Penelitian ini disusun menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat perlakuan yakni P 0 (tanpa pupuk), P 1 (200 kg/ha), P 2 (250 kg/ha), dan P 3 (300 kg/ha) dan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukan pertumbuhan kacang hijau melalui pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah tangkai pada umur 30 HST dan 57 HST pada perlakuan pupuk phonska dengan dosis pupuk 300 kg/ha. Produksi kacang hijau melalui pemberian phonska berpengaruh nyata terhadap jumlah polong setiap tangkai, jumlah biji per polong, panjang polong, dan produksi real pada perlakuan pupuk phonska dengan dosis pupuk 300 kg/ha. Kata Kunci : Pertumbuhan, Produksi kacang hijau, Pupuk Phonska PENDAHULUAN Kacang hijau merupakan jenis tanaman leguminose dan tahan akan kekeringan, sehingga mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Dalam hal pengembangan potensinya. Untuk itu dalam mencapai pertumbuhan dan produktivitas yang maksimal perlu adanya pemupukan yang baik dan benar. Pemupukan merupakan faktor penting guna menunjang pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Dengan adanya pemupukan, tanaman dapat tumbuh optimal dan berproduksi maksimal. Pemupukan yang tepat sesuai aturan, baik dari segi jenis pupuk, dan dosis dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman. Kacang hijau dalam pertumbuhannya mampu mengikat Nitrogen (N) dari udara bebas, karena mempunyai bintil akar yang berfungsi sebagai bakteri rhizobium. Untuk itu pemberian pemupukan N perlu diperhatikan pada proses budidaya kacang hijau. Terdapat dua jenis pupuk yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, yaitu: pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari pupuk kandang atau kotoran hewan yang sudah mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme tanah, sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat dari pabrik yang unsur haranya sengaja ditambahkan ke dalam pupuk tersebut sebagai suatu unsur hara yang dikandung oleh pupuk itu. Umumnya pupuk organik yang dikenal oleh petani berupa pupuk kompos, pupuk hijau dan pupuk kandang, sedangkan pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat di pabrik-pabrik dari bahan-bahan kimia yang berkadar tinggi yang dapat membantu pertumbuhan dan produksi tanaman. Pupuk anorganik mengandung beberapa keutamaan seperti kadar unsur hara yang tinggi, kemampuan menyerap dan melepaskan airnya tinggi serta mudah larut dalam air, sehingga mudah diserap tanaman. Umumnya dikenal petani adalah pupuk urea, SP-36, dan pupuk KCl. Sesuai dengan perkembangan potensi pasar dan kadar kandungan pupuk SP-36 yang setiap saat berubah-

Upload: intanfakhrunniam

Post on 11-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

www

TRANSCRIPT

  • 1PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)MELALUI PEMBERIAN PUPUK PHONSKA

    Mesty W. Rahman

    Pembimbing : Moh. Ikbal Bahua dan Nurmi

    ABSTRAK

    Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiata L.) melalui Pemberian PupukPhonska di Desa Molingkapoto Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Dibawah bimbingan Moh. Ikbal Bahua sebagai pembimbing I dan Nurmi sebagai pembimbingII.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan kacang hijau (Vignaradiata L.) melalui pemberian pupuk phonska dan produksi kacang hijau (Vigna radiata L.)melalui pemberian pupuk phonska. Penelitian ini disusun menggunakan rancangan acakkelompok (RAK) dengan empat perlakuan yakni P0 (tanpa pupuk), P1 (200 kg/ha), P2 (250kg/ha), dan P3 (300 kg/ha) dan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukanpertumbuhan kacang hijau melalui pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata terhadaptinggi tanaman dan jumlah tangkai pada umur 30 HST dan 57 HST pada perlakuan pupukphonska dengan dosis pupuk 300 kg/ha. Produksi kacang hijau melalui pemberian phonskaberpengaruh nyata terhadap jumlah polong setiap tangkai, jumlah biji per polong, panjangpolong, dan produksi real pada perlakuan pupuk phonska dengan dosis pupuk 300 kg/ha.

    Kata Kunci : Pertumbuhan, Produksi kacang hijau, Pupuk Phonska

    PENDAHULUANKacang hijau merupakan jenis tanaman leguminose dan tahan akan kekeringan,

    sehingga mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Dalam hal pengembanganpotensinya. Untuk itu dalam mencapai pertumbuhan dan produktivitas yang maksimal perluadanya pemupukan yang baik dan benar. Pemupukan merupakan faktor penting gunamenunjang pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Dengan adanya pemupukan, tanamandapat tumbuh optimal dan berproduksi maksimal. Pemupukan yang tepat sesuai aturan, baikdari segi jenis pupuk, dan dosis dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman. Kacang hijaudalam pertumbuhannya mampu mengikat Nitrogen (N) dari udara bebas, karena mempunyaibintil akar yang berfungsi sebagai bakteri rhizobium. Untuk itu pemberian pemupukan Nperlu diperhatikan pada proses budidaya kacang hijau.

    Terdapat dua jenis pupuk yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan danproduksi tanaman, yaitu: pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupukyang berasal dari pupuk kandang atau kotoran hewan yang sudah mengalami dekomposisioleh mikroorganisme tanah, sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat daripabrik yang unsur haranya sengaja ditambahkan ke dalam pupuk tersebut sebagai suatu unsurhara yang dikandung oleh pupuk itu. Umumnya pupuk organik yang dikenal oleh petaniberupa pupuk kompos, pupuk hijau dan pupuk kandang, sedangkan pupuk anorganikmerupakan pupuk yang dibuat di pabrik-pabrik dari bahan-bahan kimia yang berkadar tinggiyang dapat membantu pertumbuhan dan produksi tanaman. Pupuk anorganik mengandungbeberapa keutamaan seperti kadar unsur hara yang tinggi, kemampuan menyerap danmelepaskan airnya tinggi serta mudah larut dalam air, sehingga mudah diserap tanaman.Umumnya dikenal petani adalah pupuk urea, SP-36, dan pupuk KCl. Sesuai denganperkembangan potensi pasar dan kadar kandungan pupuk SP-36 yang setiap saat berubah-

  • 2ubah, maka pupuk SP-36 yang merupakan unsur dari pupuk P (phospor), maka dikenal pupukphonska sebagai pengganti pupuk P dikalangan petani (Hardjowigeno, 1987).

    Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian tentangpertumbuhan dan produksi kacang hijau (Vigna radiata L.) melalui pemberian pupukphonska. Dengan dilaksanakannya penelitian ini untuk melihat potensi produksi danpertumbuhan kacang hijau sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatanpetani.

    METODOLOGI PENELITIANLokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Desa Molingkapoto Kecamatan Kwandang KabupatenGorontalo Utara. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Juni 2013.

    Alat dan bahanAlat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari: cangkul, tajak, potongan

    bambu sebagai patok atau sebagai penanda (sampel), tali rapia, gunting, meteran, tugal,timbangan, wadah plastik, kantong plastik, alat tulis menulis dan kamera. Bahan-bahan yangdigunakan dalam penelitian ini, terdiri dari: Benih Kacang Hijau varietas Vima 1, Pupukphonska.

    Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat

    perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan yang diujicobakan sebagai berikut :1. P0 = Tanpa Pupuk.2. P1 = 200 Kg/ha3. P2 = 250 Kg/ha4. P3 = 300 Kg/ha

    Prosedur PenelitianSebelum melakukan penelitian terlebih dahulu melakukan peninjauan lokasi penelitian.

    Tanah yang digunakan pada penelitian ini di analisis menggunakan PUTK (Perangkat UjiTanah Kering). Analsis tanah bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara pada tanahtersebut. Prosedur penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :a. Penyiapan Lahan

    Lahan yang akan ditanami diolah hingga cukup gembur untuk pertumbuhan tanamanyang optimal. Selain itu, lahan sebaiknya bebas dari gulma. Penyiapan lahan meliputipengolahan tanah yakni dengan menggunakan traktor. Kemudian dilakukan pembuatan plotyakni dengan ukuran 2 m x 3 m, jarak antar plot 1 m.b. Penanaman

    Kacang hijau yang ditanam adalah benih yang bersertifikat agar bisa menunjangpenelitian berhasil. Penanaman benih dilakukan dengan cara ditugal sedalam 3 - 4 cm daripermukaan tanah dan disetiap lubangnya diisi satu butir lalu ditutup kembali dengan tanah.Jarak tanam kacang hijau yaitu 30 cm x 20 cm.c. Pemupukan

    Pupuk yang diaplikasikan pada kacang hijau adalah pupuk anorganik phonska.Pemupukan kacang hijau diberikan sebanyak dua kali yaitu pada saat tanaman berumur satuminggu setelah tanam dan 30 hari setelah tanam. Pupuk diberikan ke masing-masingperlakuan dengan dosis yang berbeda, berikut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

  • 3Tabel 1. Dosis pupuk phonska pada pemupukan pertama dan kedua

    Perlakuan Jumlah penggunaan pupuk phonska (kg/ha)Pemupukan I Pemupukan IITanpa pupuk 0 0

    200 120 80250 150 100300 180 120

    Tabel 2. Dosis pemberian pupuk phonska pertama dan kedua diberikan dalam setiapperlakuan (gram)

    Perlakuan Jumlah penggunaan pupuk phonska (g)Pemupukan I Pemupukan IITanpa pupuk 0 0

    200 1.125 0.75250 1.406 0.935300 1.688 1.125

    d. PemeliharaanPemeliharaan kacang hijau meliputi pengairan, penyulaman, penyiangan pengendalian

    hama dan penyakit. Kacang hijau relatif tahan kering, namun tetap memerlukan pengairanterutama pada periode kritis yaitu pada waktu perkecambahan, menjelang berbunga danpembentukkan polong. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau tumbuhabnormal, penyulaman dilakukan 2 minggu setelah tanam. Penyiangan dilakukan dua kaliyakni pada umur 2 dan 4 minggu tergantung dengan pertumbuhan gulma. Untukpengendalian hama dan penyakit dilakukan saat tanaman mulai berbunga, yakni denganmenyemprotkan pestisida.e. Panen

    Panen kacang hijau dilakukan pada saat tanaman sudah berumur 57 hari atau sesuaiumur varietas yakni dengan memiliki ciri-cirinya adalah berubahnya warna polong dari hijaumenjadi hitam atau coklat dan kering serta mudah pecah. Panen dilakukan dengan caradipetik.

    Variabel yang diamatiKomponen variabel yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah

    tangkai, jumlah polong setiap tangkai, jumlah biji perpolong, panjang polong, dan produksireal.

    Analisis DataData hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis of varians (anova).

    Apabila terdapat perlakuan yang menunjukan perbedaan yang nyata dilakukan uji lanjutdengan uji BNT pada taraf 5 % dan menggunakan Tabel notasi untuk menentukan perbedaanterhadap setiap perlakuan.

    HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitiana. Tinggi Tanaman

    Data tinggi tanaman dan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pertumbuhandan produksi kacang hijau melalui pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata terhadaptinggi tanaman kacang hijau pada umur 30 HST dan umur 57 HST. Rataan tinggi tanamankacang hijau dapat dilihat pada Tabel 3.

  • 4Tabel 3. Rataan Tinggi Tanaman Kacang Hijau melalui Pemberian Pupuk PhonskaPerlakuan Rataan Tinggi Tanaman Kacang Hijau (cm)30 HST 57 HST

    Tanpa Pupuk Phonska 16.30 a 38.20 aPupuk Phonska 200 kg/ha 23.80 b 49.40 bPupuk Phonska 250 kg/ha 24.40 b 51.60 bPupuk Phonska 300 kg/ha 28.77 b 54.87 b

    BNT 5 % 6.29 7.98KK (%) 3 8

    Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kacang hijaupada taraf nyata 5%

    Hasil uji BNT pada Tabel 3 di atas menunjukan bahwa pemberian pupuk phonskaterhadap tinggi tanaman kacang hijau dengan rataan tertinggi terdapat pada perlakuan pupukphonska 300 kg/ha yaitu umur 30 HST (28,77 cm) dan umur 57 HST (54,87 cm), sedangkanyang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk phonska yaitu umur 30 HST (16,30 cm)dan umur 57 HST (38,20 cm). Perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha berbeda nyata denganperlakuan pupuk phonska 250 kg/ha, 200 kg/ha, dan tanpa perlakuan pupuk pada uji BNT5%.

    b. Jumlah TangkaiData jumlah tangkai dan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pertumbuhan

    dan produksi kacang hijau melalui pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata terhadapjumlah tangkai kacang hijau pada 30 HST dan umur 57 HST. Rataan jumlah tangkai kacanghijau dapat dilihat pada Tabel 4.Tabel 4. Rataan Jumlah Tangkai Kacang Hijau melalui Pemberian Pupuk PhonskaPerlakuan Rataan Jumlah Tangkai Kacang Hijau (Cabang)30 HST 57 HSTTanpa Pupuk Phonska 3.35 a 4.67 aPupuk Phonska 200 kg/ha 4.52 a 5.47 aPupuk Phonska 250 kg/ha 5.19 ab 6.00 aPupuk Phonska 300 kg/ha 5.76 b 7.77 b

    BNT 5 % 1.25 1.88KK (%) 13

    Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kacang hijaupada taraf nyata 5%

    Hasil uji BNT pada Tabel 4 di atas menunjukan bahwa pemberian pupuk phonskaterhadap jumlah tangkai kacang hijau dengan rataan tertinggi pada umur 30 HST diperolehpada perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha yaitu 5,76 cabang dan terendah terdapat padaperlakuan tanpa pupuk yaitu 3,35 cabang. Perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha berbeda nyatadengan perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha, 250 kg/ha dan tanpa perlakuan pupuk padauji BNT 5%.

    Umur 57 HST jumlah tangkai kacang hijau rataan terendah terdapat pada perlakuantanpa pupuk yaitu 4,67 cabang sedangkan rataan yang tertinggi terdapat pada perlakuanpupuk phonska 300 kg/ha yaitu 7,77 cabang. Perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha berbedanyata dengan perlakuan pupuk phonska 200 kg/ha, 250 kg/ha dan tanpa perlakuan pada ujiBNT 5%.

    c. Jumlah Polong setiap TangkaiData jumlah polong setiap tangkai dan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa

    pertumbuhan dan produksi kacang hijau melalui pemberian pupuk phonska berpengaruh

  • 5nyata terhadap jumlah polong setiap tangkai kacang hijau. Rataan jumlah polong setiaptangkai kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 5.Tabel 5. Rataan Jumlah Polong setiap Tangkai Kacang Hijau melalui Pemberian Pupuk

    PhonskaPerlakuan Rataan Jumlah Polong setiap Tangkai Kacang Hijau (Polong)

    Tanpa Pupuk Phonska 9.47 aPupuk Phonska 200 kg/ha 12.73 bPupuk Phonska 250 kg/ha 13.53 bcPupuk Phonska 300 kg/ha 15.20 c

    BNT 5 % 2.23KK (%) 8

    Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kacang hijaupada taraf nyata 5%

    Hasil uji BNT pada Tabel 5 di atas menunjukan bahwa rataan jumlah polong setiaptangkai rataan tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha yaitu 15,20polong, sedangkan rataan yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk phonska yaitu9,47 polong. Perlakuan pupuk phonska 250 kg/ha berbeda nyata dengan perlakuan pupukphonska 250 kg/ha, 200 kg/ha dan tanpa perlakuan pupuk pada uji BNT 5%.

    d. Jumlah Biji PerpolongData jumlah biji perpolong dan hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa jumlah

    biji perpolong kacang hijau berpengaruh nyata akibat pemberian pupuk phonska. Selanjutnyadilakukan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk melihat perbedaan dari masing-masing dosisperlakuan phonska yang diberikan pada kacang hijau. Rataan jumlah biji perpolong kacanghijau dapat dilihat pada Tabel 6.Tabel 6. Rataan Jumlah Biji Perpolong Kacang Hijau melalui Pemberian Pupuk Phonska.

    Perlakuan Rataan Jumlah Bji Perpolong Kacang Hijau(biji)Tanpa Pupuk Phonska 7.03 aPupuk Phonska 200 kg/ha 7.70 aPupuk Phonska 250 kg/ha 9.22 abPupuk Phonska 300 kg/ha 10.35 b

    BNT 5% 1.86KK (%) 10.88

    Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap jumlah biji perpolong kacanghijau.

    Tabel 6 di atas menjelaskan bahwa perlakuan dengan dosis pupuk phonska 300 kg/hayang memiliki jumlah biji perpolong tertinggi (10.35 biji) dan perlakuan dengan jumlah bijiperpolong terendah (7.03 biji) adalah perlakuan tanpa pupuk.

    e. Panjang PolongData pajang polong dan hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa pupuk phonska

    berpengaruh nyata pada panjang polong kacang hijau. dan untuk melihat perbedaan darimasing-masing perlakuan pupuk phonska yang diberikan pada kacang hijau dilakukan UjiBNT (Beda Nyata Terkecil). Dari ke empat macam perlakuan yang diberikan pada kacanghijau, perlakuan yang meghasilkan panjang polong tertinggi adalah perlakuan dengan dosispupuk phonska 300 kg/ha yakni 9,02 cm dan perlakuan yang menghasilkan panjang polongterendah adalah perlakuan tanpa pupuk yakni 6,36 cm. Rataan panjang polong kacang hijaudapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini.

  • 6Tabel 7. Rataan Panjang Polong Kacang Hijau melalui Pemberian Pupuk Phonska.

    Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap panjang polong kacang hijau.

    f. Produksi RealData produksi real dan hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa pemberian

    pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata pada produksi real kacang hijau. Selanjutnyadilakukan Uji BNT untuk melihat perbedaan dari masing-masing perlakuan yang diujicobakan pada kacang hijau. Rataan produksi real kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini.Tabel 8. Rataan Produksi Real Kacang Hijau melalui Pemberian Pupuk Phonska

    Perlakuan Rataan Produksi Real Kacang Hijau(kg)Tanpa Pupuk Phonska 83.33 aPupuk Phonska 200 kg/ha 106.67 aPupuk Phonska 350 kg/ha 136.67 aPupuk Phonska 300 kg/ha 208.33 b

    BNT 5% 61.33KK (%) 3069.79

    Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap produksi real kacang hijau.Tabel 8 di atas menjelaskan bahwa produksi real kacang hijau yang tertinggi terdapat

    pada perlakuan pupuk phonska dengan dosis 300 kg/ha yakni 208,33 kg dan produksi realkacang hijau terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk yakni 83,33 kg. Perlakuan pupukphonska dengan dosis tertinggi 300 kg/ha berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (tanpapupuk, 200 kg/ha, dan 250 kg/ha).

    B. Pembahasana. Tinggi Tanaman

    Hasil analisis data pertumbuhan dan produksi kacang hijau melalui pemberian pupukphonska menunjukan bahwa tinggi tanaman kacang hijau berpengaruh nyata pada umur 30HST dan umur 57 HST, ini ditunjukkan dengan pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijauterbaik terdapat pada perlakuan pupuk phonska dengan dosis 300 kg/ha dan berbeda nyatadengan perlakuan pupuk phonska 250 kg/ha, 200 kg/ha dan tanpa perlakuan pupuk. Hal inikarena pemberian pupuk phonska dengan dosis 300 kg/ha mampu mencukupi kebutuhanunsur hara di dalam tanah dan tanaman, pernyataan ini sesuai dengan penelitian Hamidah(2009) bahwa pemupukan phonska berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman, hal inidisebabkan karena tercukupinya kebutuhan unsur hara oleh tanaman melalui pemupukandengan pupuk phonska. Sedangkan tanaman yang tidak diberi perlakuan pupukmemperlihatkan tinggi tanaman kacang hijau lebih rendah dibandingkan dengan perlakuanyang diberi pupuk, hal ini karena tanaman kacang hijau hanya memperoleh kebutuhan unsur

    Perlakuan Rataan Panjang Polong Kacang Hijau(cm)

    Tanpa Pupuk Phonska 6.36 aPupuk Phonska 200 kg/ha 7.73 aPupuk Phonska 250 kg/ha 8.03 abPupuk Phonska 300 kg/ha 9.02 b

    BNT 5% 1.52KK (%) 9.79

  • 7hara dari tanah itu sendiri tanpa ada tambahan unsur hara berupa pupuk. Pupuk itu sendirisebagai tambahan unsur hara yang diberikan untuk memenuhi pertumbuhan dan produksi darisuatu tanaman agar optimal. Secara teoritis menurut Jumin (2008) nitrogen berfungsimenambah tinggi tanaman, merangsang pertunasan dan mempertinggi kandungan protein.Fosfor berfungsi memperbaiki perkembangan perakaran khususnya akar lateral dan sekunder.Kalium berfungsi lebih tahan terhadap penyakit, dan penting bagi pembentukan karbohidratdan proses translokasi gula dalam tanaman.

    b. Jumlah TangkaiHasil analisis data pertumbuhan dan produksi kacang hijau melalui pemberian pupuk

    phonska menunjukan bahwa pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap jumlahtangkai pada umur 30 HST dan umur 57 HST. Tabel 4 memperlihatkan jumlah tangkaikacang hijau dengan dosis 300 kg/ha memberikan jumlah tangkai (cabang) lebih banyakdibandingkan dengan pemberian pupuk dengan dosis 200 kg/ha, 350 kg/ha, dan perlakuantanpa pupuk. Hal ini karena kecukupan unsur hara yang diberikan mampu mensuplai unsurhara di dalam tanah sehingga mempengaruhi pertumbuhan jumlah tangkai (cabang) kacanghijau. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Saleh (Puguh Faluvi Kurniadi, 2011) bahwaketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yangdapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Jenis dan jumlah unsur hara pada dasarnya harustersedia dalam keadaan yang cukup dan berimbang agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4) pada perlakuan tanpa pemberian pupuk memberikanpertumbuhan jumlah tangkai lebih rendah yakni 3,34 cabang (30 HST) dan 4,67 cabang(50 HST) bila dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya, hal ini karena tanaman hanyamencukupi kebutuhan unsur hara tersebut hanya dari dalam tanah, sehingga jumlahtangkainya lebih sedikit. Secara teoritis penelitian ini sejalan dengan pendapat Munawar(2011) tentang unsur nitrogen membantu pertumbuhan tanaman dan peningkatan produksibiji. Unsur fosfor berfungsi sebagai pembentuk inti sel, pembelahan dan perbanyakan sel, danpembentukan lemak dan albumin. Unsur K berfungsi dalam pembentukan lapisan kutikulayang sangat penting untuk pertahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit danpemasakan buah.

    c. Jumlah Polong setiap TangkaiHasil analisis data pertumbuhan dan produksi kacang hijau melalui pemberian pupuk

    phonska berpengaruh nyata terhadap jumlah polong setiap tangkai kacang hijau. Tabel 5,terlihat jumlah polong setiap tangkai terdapat pada perlakuan pupuk phonska dengan dosis350 kg/ha dan terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk. Hal ini disebabkankemungkinan pemberian pupuk phonska dalam jumlah tersebut dapat meningkatkan jumlahpolong dalam setiap tangkai kacang hijau dan mempengaruhi pengisian biji kacang hijau.Tananaman yang tidak diberi perlakuan menghasilkan jumlah polong per tangkai lebihrendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya, hal ini karena tanaman kacang hijau hanyamensuplai pupuk dari dalam tanah tanpa ada tambahan unsur hara berupa pupuk.Pertambahan jumlah cabang kacang hijau mempengaruhi jumlah polong, hal ini sesuaidengan hasil penelitian Handayani (2012), yang menyatakan bahwa memiliki tinggi tanamandan jumlah cabang per tanaman yang tinggi, maka memiliki jumlah polong per tanamantinggi pula. Ditambahkan yang dikemukakan oleh Khan (Handayani, 2012) bahwa tanamanyang tinggi memungkinkan banyak terbentuk cabang. Apabila cabang yang terbentuktersebut produktif (menghasilkan polong), maka produksi polong tanaman tersebut lebihtinggi daripada tanaman yang pendek atau memiliki cabang produksi yang sedikit.

  • 8d. Jumlah Biji PerpolongDari Tabel 6 rataan jumlah biji perpolong kacang hijau terlihat bahwa perlakuan

    dengan dosis pupuk phonska tertinggi 300 kg/ha memberikan hasil rataan jumlah bijiperpolong tertinggi yakni 10,35 biji dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal inidisebabkan karena pemberian pupuk phonska yang sesuai dapat memicu pertumbuhan danproduksi yang optimal. Kacang hijau merupakan jenis tanaman legume yakni mempunyaibintil akar yang mampu menambat N dari udara bebas. Meskipun demikian kacang hijau jugamembutuhkan unsur lain dalam proses pertumbuhan dan produksinya. Oleh karenanya dalampenelitian ini menggunakan pupuk phonska yang merupakan pupuk majemuk terdiri dariunsur N, P, K, dan S. Selanjutnya menurut teori Kuo (Ahadiyat Yugi. R dan Tri Harjoso,2012) menyebutkan bahwa pada fase generatif P mampu merangsang pembentukan bunga,buah dan biji bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebihbernas.

    e. Panjang PolongHasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan dosis pupuk phonska

    berpengaruh nyata pada parameter panjang polong kacang hijau yang diteliti, dan perlakuanyang memberikan hasil tertinggi adalah perlakuan dengan dosis pupuk phonska 300 kg/ha.Hal ini diduga karena pupuk phonska sangat efisien diserap dan digunakan oleh tanamankacang hijau saat fase pertumbuhan maupun fase produksi. Menurut Purwono dan Hartono(Silvi Syafrina, 2009) buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm.Setiap polong berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau setelah tuaberubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambutpendek/berbulu.Secara teori menurut Sutejo (Daud S. Saribun, 2008) pemberian pupuk NPKPhonska terhadap tanah dapat berpengaruh baik pada kandungan hara tanah dan dapatberpengaruh baik bagi pertumbuhan tanaman karena unsur hara makro yang terdapat dalamunsur N, P dan K diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang akandiambil oleh tanaman dalam bentuk anion dan kation. Sehingga akan membuat fase produksijuga akan menjadi baik.

    f. Produksi RealBerdasarkan hasil Uji BNT pada taraf = 5% menunjukan bahwa perlakuan dengan

    dosis pupuk phonska 300 kg/ha memberikan hasil produksi real yang tertinggi dibandingkandengan perlakuan lainnya. Penggunaan pupuk Phonska mendorong penggunaan pupuk secaraseimbang sesuai program peningkatan produksi, karena memudahkan petani untukmendapatkan pupuk sebagai sumber hara N, P dan K secara bersamaan. Hasil penelitian inisejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Budi Santoso et. all (2012) mengenai PengaruhJarak Tanam Dan Dosis Pupuk NPK Majemuk Terhadap Pertumbuhan, Produksi Bunga, danAnalisis Usaha Tani Rosela Merah yang memberikan respon positif; artinya bahwapenggunaan pupuk majemuk NPK lebih menghemat biaya dibanding dengan penggunaanpupuk N, P, dan K tunggal. Setiap fase pertumbuhan dan perkembangan tanamanberpengaruh terhadap produksi. Suatu tanaman akan menghasilkan produksi yang baik jikapertumbuhannya baik pula, sebaliknya suatu tanaman akan menghasilkan produksi buruk jikapertumbuhannya terganggu. Penggunaan pupuk majemuk phonska dapat meningkatkanproduksi, berarti bisa meningkatkan pendapatan petani (Umar Permadi, 2007).

    KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa (1)

    Pertumbuhan kacang hijau melalui pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata terhadaptinggi tanaman dan jumlah tangkai pada umur 30 HST dan 57 HST pada perlakuan pupuk

  • 9phonska dengan dosis pupuk 300 kg/ha, dan (2) Produksi kacang hijau melalui pemberianphonska berpengaruh nyata terhadap jumlah polong setiap tangkai, jumlah biji per polong,panjang polong, dan produksi real pada perlakuan pupuk phonska dengan dosis pupuk 300kg/ha. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka pada penelitian inidapat disarankan hal-hal sebagai berikut (1) Diharapkan para petani dapat memanfaatkanpupuk phonska sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan yang dapat mempengaruhipertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan (2) Perlu dilakukan penelitian lanjutanmenggunakan pupuk phonska yang dikombinasikan dengan pupuk organik sehinggapertumbuhan dan produksi tanaman lebih baik.

    DAFTAR PUSTAKAAhadiyat, Yugi, R., Harjoso Tri. 2012. Karakter Hasil Biji Kacang Hijau pada Kondisi

    Pemupukan P dan Intensitas Penyiangan Berbeda. Jurnal Agrivigor 11(2). ProgramStudi Agroteknologi. Fakultas Pertanian.Universitas Jenderal Soedirman. http://www.google.co.id/url?q=http://www.researchgate.net/publication/236672983_KARAKTER_HASIL_BIJI_KACANG_HIJAU_PADA_KONDISI_PEMUPUKAN_P_DAN_INTENSITAS_PENYIANGAN_BERBEDA/file/e0b49518da1459d2e6.pdf&sa=U&ei=mA_iUZ6EFsXsrAeVlYGwDw&ved=0CCQQFjAE&usg=AFQjCNH9RuTUZ9CBNvBzYk4hm0Li0y--eg [ 12 Juli 2013].

    Daud, S. Saribun. 2008. Pengaruh Pupuk Majemuk NPK pada Berbagai Dosis terhadap pH,P-Potensial dan P-Tersedia Serta Hasil Caysin (Brassica juncea) pada FluventicEutrudepts Jatinangor. Jurusan Ilmu Tanah.Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran. Jatinangor. http://www.google.co.id/url?q=http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/10/pustaka_unpad_pengaruh_pupuk_majemuk_npk_pada_berbagai_dosis_terhadap_ph.pdf&sa=U&ei=ZhviUczO83HrQfq4YC4Dw&ved=0CCYQFjAFOAo&usg=AFQjCNFsLcIHnFrRHhzSDlFO-N3vNEvA5Q [14 Juli 2013].

    Hamidah. 2009. Pengaruh Pengendalian Gulma dan Pemberian Pupuk NPK PhonskaTerhadap Pertumbuhan Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Klon PB 260.Fakultas Pertanian Universitas Widya GamaMahakam Samarinda. http://kopertis11.net/jurnal/HAMIDAHPENGARUH%20PENGENDALIAN%20GULMA%20DAN%20PEMBERIAN%20PUPUK%20NPK%20PHONSKA%20TERHADAP%20PERTUMBUHAN%20TANAMAN%20KARET.pdf[10 Juli 2013].

    Handayani, T. Hidayat, IM. 2012. Keragaman Genetik dan Heritabilitas Beberapa KarakterUtama Kedelei Sayur dan Implikasinya Untuk Seleksi Perbaikan Produksi. J. Hort.22(4):327-33,2012. http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/jurnal_pdf/224/4-Handayani-Genetik.pdf [11 Juli 2013]

    Jumin, H.S. 2008. Dasar-Dasar Agonomi. PT. Raja Grafido Persada. Jakarta.

    Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. PT. Penerbit IPB Press. Bogor

    Puguh Faluvi Kurnadi., Husni Yetti., Edison Anom. 2011. Peningkatan Produksi KacangHijua (Vigna radiata L.) dengan Pemberian Pupuk KandangAyam dan NPK. http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1786/1/KARYA%20ILMIAH%20PUGUH%20FALUVI%20KURNIADI.pdf [10 Juli 2013].

  • 10

    Santoso, Budi., Budi., Setyo, Untung., Nurnasari, Elda. 2012. Pengaruh Jarak Tanam danDosis Pupuk NPK Majemuk terhadap Pertumbuhan, Produksi Bunga, dan AnalisisUsaha Tani Rosela Merah. Jurnal Littri 18(1). Balai Penelitian Tanaman Tembakaudan Serat.http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi/jurnal/Jurnal-Littri-2012/Jurnal%20Littri%2018%281%292012-BudiS.pdf [12 Juli 2013].

    Silvi, Syafrina. 2009. Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiataL.) pada Media Subsoil terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Organik danPupuk Organik Cair. Departemen Budidaya Pertanian. Skripsi. Dipublikasikan.Medan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7597/1/09E02913.pdf [12 Juli 2013]

    Umar, Permadi. 2007. Pegaruh Pemberian Pupuk Majemuk Phonska terhadap PertumbuhanVertical dan Produksi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Sehum) sebagai PakanTernak. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Skripsi. Dipublikasikan.Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49705/D07upe.pdf [12 Juli2013]