oleh : yulia 14401201700086

71
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY Z ” DENGAN GANNGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI RUANG LAIKA MENDIDOHA KELAS I RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS SULAWESI TENGGARA KARYA TULIS ILMIAH Oleh : YULIA 14401201700086 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oleh : YULIA 14401201700086

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “ Z ” DENGAN GANNGGUAN SISTEM

KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI RUANG LAIKA MENDIDOHA

KELAS I RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS

SULAWESI TENGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

YULIA14401201700086

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

2018

Page 2: Oleh : YULIA 14401201700086

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “ Z ” DENGAN GANNGGUAN SISTEM

KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI RUANG LAIKA MENDIDOHA

KELAS I RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS

SULAWESI TENGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan programDiploma III Keperawatan

Oleh :

YULIA14401201700086

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

2018

Page 3: Oleh : YULIA 14401201700086
Page 4: Oleh : YULIA 14401201700086
Page 5: Oleh : YULIA 14401201700086

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : YULIA

NIM : 14401201700086

Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari

Judul KTI JudulKTI

: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “Z”DENGAN GANGGUAN SISTEMKARDIOVASKULER: HIPERTENSI DIRUANG LAIKA MENDIDOHA LT.1 RUMAHSAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMASSULAWESI TENGGARA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, 10 Juli 2018Yang Membuat

Pernyataan,

YULIA

Page 6: Oleh : YULIA 14401201700086

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. INDENTITAS

1. Nama Lengkap : Yulia

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Rante Damai, 4 Juli 1982

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/ Kebangsaan : Toraja

6. Alamat : Jalan Balai Kota IV

7. No. Telp/ Hp : 0852-4183-7407

II. PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar (SD) Negeri 96 Campurejo 1995

2. Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Walenrang 1998

3. Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) 2001

4. Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2017- 2018

Page 7: Oleh : YULIA 14401201700086

MOTTO

Perjuangan adalah usaha dalam mencapai cita-citaTidaklah mudah untuk mencapai suatu keinginanTetapi semua itu jika dilandasi dengan kesabaran, keikhlasan dan kekuatanMaka insyaALLAH semuanya akan berhasil sesuai keinginan kitaCara untuk menjadi di depan adalah memulaisekarangJika memulai sekarang, tahun depan kita akantahu banyak halyang sekarang tidak diketahuiDan kita tak akan mengetahui masa depanJika hanya menunggu-nunggu

Berangkat dengan penuh keyakinanBerjalan dengan penuh keikhlasanIstiqomah dalam menghadapi cobaanSetiap perjalanan pasti ada akhirDan dari perjalanan itu akan ada setitik penghargaan

Kupersembahkan Karya tulis ini sebagai tandabuktiku kepadaAgamaku, Kedua orang tuaku, Saudara-saudaraku,KeluargakuAlmamater, serta Bangsa dan Negaraku

Page 8: Oleh : YULIA 14401201700086

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

nikmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan

judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny “Z” Dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskuler: Hipertensi Di Ruang Laika Mendidoha Lt.1 Rumah Sakit Umum

Daerah Bahteramas Sultra Tahun 2018”. Penelitian ini disusun dalam rangka

melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan keperawatan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.

Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan

penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga

masalah yang penulis alami selama proses penulisan dapat teratasi.

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Ibu Askrening, SKM.M.Kes sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.

2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep,NS,M.Kes sebagai Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kendari.

3. Dosen Pembimbing : Nurfantri S.Kep. Ns. M.Kep.

4. Dosen Penguji 1 : Abd. Syukur,S.Kep,Ns.MM

5. Dosen Penguji 2 : Sitti Muhsinah M.Kep, Sp. KMB

6. Dosen Penguji 3 : Dian Yuniar SR. SKM,M.Kep.

7. Seluruh dosen pengajar dan staf Politeknik Kesehatan Kendari yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini dan telah

memberikan bimbingan serta bantuan selama di bangku kuliah.

Page 9: Oleh : YULIA 14401201700086

8. Teruntuk Ayahanda dan Ibunda tercinta, Adikku tersayang serta seluruh

keluargaku yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta bantuan yang

sangat besar dalam menyelesaikan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kendari.

9. Sahabat – sahabatku tercinta dan teman seperjuanganku dan seluruh

mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari Angkatan 2017 yang tidak dapat

saya sebutkan namanya satu persatu yang telah bersama – sama berjuang

selama ini dalam suka maupun duka untuk mencapai cita – cita sebagai

”Perawat Profesional”.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua

khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya di

Poltekkes Kemenkes Kendari.

Kendari, 2 Agustus 2018

Penulis

Page 10: Oleh : YULIA 14401201700086

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING i

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ii

KEASLIAN PENELITIAN iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

MOTTO

KATA PENGANTAR

iv

v

vi

DAFTAR ISI viii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan Penulisan 4

C. Manfaat Penulisan 5

D. Metode Penulisan 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

A. Definisi 8

B. Anatomi Fisiologi 11

C. Etiologi Hipertensi 14

D. Patofisiologi 16

E. Manifestasi Klinis 18

F. Pemeriksaan Penunjang 19

G. Komplikasi 19

H. Penatalaksanaan 21

I. Pathway 24

J. Konsep Keperawatan 25

BAB III LAPORAN KASUS 34

A. Pengkajian 34

B. Intervensi Keperawatan 46

C. Implementasi 49

Page 11: Oleh : YULIA 14401201700086

BAB IV PEMBAHASAN 55

BAB V PENUTUP 57

A. Kesimpulan 57

B. Saran 57

DAFTAR PUSTAKA 59

Page 12: Oleh : YULIA 14401201700086

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena

termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih

dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut

seringkali dianggap gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan

datangnya penyakit (Sustrani, 2006).

Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika

tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya.

Akibatnya bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya stroke (perdarahan

otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal (Gunawan, 2001).

Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik

terisolasi (HST), meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya

kemungkinan timbulnya kejadian stroke dan infark myocard bahkan walaupun

tekanan diastoliknya dalam batas normal (isolated systolic hypertension). Isolated

systolic hypertension adalah bentuk hipertensi yang paling sering terjadi pada

lansia. Pada suatu penelitian, hipertensi menempati 87% kasus pada orang yang

berumur 50 sampai 59 tahun. Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi

sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang

lanjut usia. Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama untuk stroke, gagal

jantung penyakit koroner, dimana peranannya diperkirakan lebih besar

dibandingkan pada orang yang lebih muda (Kuswardhani, 2007)

Page 13: Oleh : YULIA 14401201700086

Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan

arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari

berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi

semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding, yang

kini tidak elastis, tidak dapat lagi mengubah darah yang keluar dari jantung menjadi

aliran yang lancar. Hasilnya adalah gelombang denyut yang tidak terputus dengan

puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah yang dalam (diastolik) (Wolff , 2008).

Prevalensi HST adalah sekitar berturut-turut 7%, 11%, 18% dan 25% pada

kelompok umur 60-69, 70-79, 80-89, dan diatas 90 tahun. HST lebih sering

ditemukan pada perempuan dari pada laki-laki. Pada penelitian di Rotterdam,

Belanda ditemukan: dari 7983 penduduk berusia diatas 55 tahun, prevalensi

hipertensi (160/95mmHg) meningkat sesuai dengan umur, lebih tinggi pada

perempuan (39%) dari pada laki-laki (31%). Di Asia, penelitian di kota Tainan,

Taiwan menunjukkan hasil sebagai berikut: penelitian pada usia diatas tahun

dengan kriteria hipertensi berdasarkan The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Bloodpressure (JNC

VI),ditemukan prevalensi hipertensi sebesar 60,4% (laki-laki 59,1% dan perempuan

61,9%), yang sebelumnya telah terdiagnosis hipertensi adalah 31,1% (laki-laki

29,4% dan perempuan 33,1%), hipertensi yang baru terdiagnosis adalah 29,3%

(laki-laki 29,7% dan perempuan 28,8%). Pada kclompok ini, adanya riwayat

keluarga dengan hipertensi dan tingginya indeks masa tubuh merupakan faktor

risiko hipertensi (Kuswardhani, 2007).

Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok lansia. Sebagai

hasil pembangunan yang pesat dewasa ini dapat meningkatkan umur harapan hidup,

Page 14: Oleh : YULIA 14401201700086

sehingga jumlah lansia bertambah tiap tahunnya, peningkatan usia tersebut sering

diikiuti dengan meningkatnya penyakit degeneratif dan masalah kesehatan lain

pada kelompok ini. Hipertensi sebagai salah satu penyakit degeneratif yang sering

dijumpai pada kelompok lansia (Abdullah.2005).

Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang

atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria

dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di

tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan

639 sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia (Andra,2007).

Umur Harapan Hidup (UHH, proporsi penduduk Indonesia umur 55 tahun ke

atas pada tahun 1980 sebesar 7,7% dari seluruh populasi, pada tahun 2000

meningkat menjadi 9,37% dan diperkirakan tahun 2010 proporsi tersebut akan

meningkat menjadi 12%, serta UHH meningkat menjadi 65-70 tahun. Dalam hal ini

secara demografi struktur umur penduduk Indonesia bergerak ke arah struktur

penduduk yang semakin menua (ageing population). Peningkatan UHH akan

menambah jumlah lanjut usia (lansia) yang akan berdampak pada pergeseran pola

penyakit di masyarakat dari penyakit infeksi ke penyakit degenerasi. Prevalensi

penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan penyakit tidak menular

cenderung mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular (PTM) dapat

digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor risiko yang sama

(common underlying risk faktor) seperti kardiovaskuler, stroke, diabetes mellitus,

penyakit paru obstruktif kronik, dan kanker tertentu. Faktor risiko tersebut antara

lain mengkonsumsi tembakau, konsumsi tinggi lemak kurang serat, kurang olah

raga, alkohol, hipertensi, obesitas, gula darah tinggi, lemak darah tinggi

Page 15: Oleh : YULIA 14401201700086

Berdasarkan hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001, di

kalangan penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkan bahwa 27% laki-laki dan

29% wanita menderita hipertensi, 0,3% mengalami penyakit jantung iskemik dan

stroke, 1,2% diabetes, 1,3% laki-laki dan 4,6% wanita mengalami kelebihan berat

badan (obesitas), dan yang melakukan olah raga 3 kali atau lebih per minggu hanya

14,3%. Laki-laki umur 25-65 tahun yang mengkonsumsi rokok sangat tinggi yaitu

sebesar 54,5%, dan wanita sebesar 1,2%.

Berdasarkan hasil survei kesehatan pada tahun 2011, di Pedukuhan Krajan,

Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta terdapat 54 lanjut usia dan 23

(46%) diantaranya menderita hipertensi.

Data dari survalens penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara

tahun 2017, distribusi penyakit Hipertensi di RSUD Bahteramas dimana terdapat

8.576 kasus pada laki-laki dengan prevalensi 25,38% dan terdapat 17.202 kasus

pada perempuan dengan prevalensi 29,90%. Jadi total keseluruhan kasus yakni

25.778 kasus dengan prevalensi 28,23% (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tenggara, 2017).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui melaksanakan atau memberikan asuhan keperawatan pada

klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler akibat Hipertensi.

2. Tujuan Khusus

a) Melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan sistem

Kardiovaskuler dengan Hipertensi.

b) Merencanakan Diagnosa keperawatan pada klien dengan Hipertensi

Page 16: Oleh : YULIA 14401201700086

c) Melaksanakan Intervensi keperawaan sesuai dengan intervensi pada

klien dengan Hipertensi

d) Melaksanakan Implementasi keperawaan sesuai dengan implementasi

pada klien dengan Hipertensi.

e) Melakukan Evaluasi keperawaan berdasarkan implementasi yang

dilakukan paka klien dengan hipertensi.

C. Manfaat Penulisan

1. Memberikan gambaran mengenai penyakit sistem kardiovaskuler

kepada perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien

dengan gangguan sistem kardiovaskuler.

2. Menambah pengetahuan mengenai penyakit yang mengakibatkan

terjadinya gangguan sistem kardiovaskuler.

3. Menambah pengetahuan dalam memberikan pendidikan kesehatan

kepada pasien dan keluarga yang mengalami penyakit gangguan sistem

kardiovaskuler terutama Hipertensi. mellitus

D. Metode Penelitian

1. Tempat dan waktu pelaksanaan studi kasus

a) Tempat

Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap Laika Mendidoha

Lantai 1 Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sultra

b) Waktu

Penelitian ini berlangsung sejak tanggal 11 Juni 2018 sampai

dengan 14 Juni 2018.

2. Teknik pengumpulan data

Page 17: Oleh : YULIA 14401201700086

Penulisan KTI memerlukan data objektif dan relevan dengan

melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yaitu:

a) Studi kepustakaan : Mempelajari isi literatur-literatur yang

berhubungan dengan penyakit hipertensi.

b) Studi kasus: Menggunakan pendekatan proses keperawatan pada

klien dan keluarga yang meliputi; pengkajian, analisa data,

penerapan diagnosa keperawatan dan penyusunan rencana

tindakan dan evaluasi Asuhan Keperawatan.

Untuk melengkapi data/informasi dalam pengkajian menggunakan

beberapa cara antara lain:

1) Observasi

Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan

cara melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan

perkembangan dan keadaan klien.

2) Wawancara

Mengadakan wawancara dengan klien dan keluarga,

dengan mengadakan pengamatan Iangsung.

3) Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan terhadap kilen melalui ;

Insperksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi

4) Studi Dokumentasi

Penulis memperoleh data dan Medikal Record dan

hasil pemeriksaan Laboratonium.

Page 18: Oleh : YULIA 14401201700086

5) Metode diskusi

Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait yaitu

perawat yang bertugas di ruang perawatan Laika Mendidoha

Lantai 1 RSUD Bahteramas Prov Sultra.

3. Tehnik penulisan disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab

yaitu:

BAB I

: Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan,

Metode dan Tehnik Penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis yang mencakup konsep dasar medik,

terdiri dari; Pengertian, etiologi, anatomi fisiologi,

patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan

diagnostik, penanganan medik. Sedangkan konsep dasar

keperawatan terdiri dari : Pengkajian, bagan

patofisiologi, diagnosa keperawatan, perencanaan

keperawatan, implementasi dan evaluasi.

BAB III : Tijuauan Kasus yang memuat tentang pengamatan kasus

yang meliputi Pengkajian, analisa data, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

BAB IV : Pembahasan kasus yaitu membandingkan antara teori

dengan kasus nyata.

BAB V : Penutup yang terdiri dari : Kesimpulan dan Saran

diakhiri dengan Daftar Pustaka dalam penyusunan

Karya Tulis ini.

Page 19: Oleh : YULIA 14401201700086

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan darah

atau kekuatan menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada.

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di

dalam arteri. (Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya tekanan/tegangan; jadi,

hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan

tekanan darah diatas nilai normal (Gunawan, Lany,2001).

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan

anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada

dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih

tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan

darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling

rendah pada saat tidur malam hari (Gunawan, Lany,2001).

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih

tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah

diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai

tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca

seratus dua puluh per delapan puluh. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir

setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat

sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60

tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Page 20: Oleh : YULIA 14401201700086

Tekanan darah ditulis dengan dua angka, dalam bilangan satuan mmHg

(millimeter air raksa) pada alat tekanan darah/ tensi meter, yaitu sistolik dan

diastolik. Sistolik adalah angka yang tertinggi ialah tekanan darah pada waktu

jantung sedang menguncup atau sedang melakukan kontraksi. Diastolik adalah

angka yang terendah pada waktu jantung mengembang berada di dalam akhir

relaksasi.

Misalnya tekanan darah 120/ 80 mmHG artinya tekanan sistolik 120 dan

tekanan diastolik 80 mmHg.

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh :

a. Kekuatan kuncup jantung yang mendesak isi bilik kiri untuk memasukkan darah

ke dalam batang pembuluh nadi.

b. Tahanan dalam pembuluh nadi terhadap mengalirnya darah.

c. Saraf otonom yang terdiri dari sistem simpatikus dan para simpatikus.

Tabel 2.1 : Tekanan darah normal

No Klasifikasi Sistolik Diastolik

1 Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg

2 Normal < 130 mmHg < 85 mmHg

3 Normal tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg

4 Hipertensi ringan 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

5 Hipertensi sedang 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg

6 Hipertensi berat > 180 mmHg > 110 mmHg

Tekanan darah setiap orang bervariasi setiap hari, tergantung pada keadaan

dan dipengaruhi oleh aktivitas seseorang, jadi tekanan darah normalpun bervariasi.

Page 21: Oleh : YULIA 14401201700086

Orang dewasa bila tekanan darah menunjukkan angka 140/ 90 mmHg ke

atas dianggap tidak normal. Ada anggapan tekanan darah rendah kurang baik, hal

tersebut kurang tepat. Sebab data statistik menunjukkan bahwa orang dengan

tekanan darah rendah mempunyai umur yang sama dengan yang disebut normal.

Yang terbaik adalah menjaga tekanan darah agar normal dan anggapan bahwa

semakin bertambah usia tekanan darah lebih tinggi tidak menjadi masalah, adalah

anggapan yang perlu diluruskan, karena berdasarkan data statistik orang tua yang

tekanan darahnya berkisar di normal, kecenderungan mendapat gangguan stroke

rendah. Periksa tekanan darah secara teratur minimal 6 bulan sekali atau setiap kali

ke dokter/ fasilitas kesehatan.

Di kenal 2 klasifikasi hipertensi (berdasarkan penyebabnya) yaitu :

a) Hipertensi primer (hipertensi idiophatik), dimana penyebabnya tidak

diketahui dengan pasti. Dikatakan juga bahwa hipertensi ini adalah dampak

dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan.

b) Hipertensi secundary, adalah hipertensi yang terjadi akibat dari penyakit dari

penyakit lain misalnya kelainan pada ginjal atau keruskanan dari sistem

hormon.

WHO mengklasifikasikan hipertensi berdasarkan ada tidaknya kelainan pada

organ tubuh lain, yaitu :

a) Hipertensi tanpa kelainan pada organ tubuh lain.

b) Hipertensi dengan pembesaran jantung.

c) Hipertensi dengan kelainan pada organ lain di samping jantung.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan tingginya tekanan darah yaitu :

Page 22: Oleh : YULIA 14401201700086

a) Hipertensi borderline : tekanan darah antara 140/90 mmHg dan 160/95

mmHg.

b) Hipertensi ringan : tekanan darah antara 160/95 mmHg dan 200/110 mmHg.

c) Hipertensi moderate : tekanan darah antara 200/110 mmHg dan 230/120

mmHg.

d) Hipertensi berati : tekanan darah antara 230/120 mmHg dan 280/140 mmHg.

B. Anatomi Fisiologi

Gambar 2.1 : Anatomi Fisiologi Jantung

1. Ukuran Bentuk

Jantung untuk alat untuk memompa darah supaya bisa menyalurkan ke

semua sisi badan memiliki ukuran kecil dibanding ginjal maupun lambung.

Ukuran jantung cuma berkisar sebesar kepalan tangan pemiliknya. Organ

jantung dengan wujud kerucut tumpul yang memiliki empat ruangan serta

ada diantara ke-2 paru-paru di dalam rongga toraks (Chung, E.K, 1995).

2. Pelapis

Posisi jantung tertutup oleh paru-paru. Hal semacam ini pasti sangatlah

Page 23: Oleh : YULIA 14401201700086

berguna, lantaran paru-paru mempunyai rongga yang kuat, maka jantung

mempunyai posisi yang aman. Pelapis yang ada pada jantung yaitu susunan

perikardium (fibrosa serta serosa), yakni berbentuk kantong ganda yang

dengan cara fleksibel dapat membesar maupun mengecil. Perikardium ini

berperan untuk membungkus jantung dan pembuluh darah besar (Chung,

E.K, 1995).

3. Dinding Jantung

Untuk organ yang vital, jantung mempunyai tiga susunan. Pertama,

epikardium. Susunan ini terdiri atas susunan beberapa sel mesotelial yang

ada dibagian atas jaringan ikat. Ke-2, miokardium. Susunan ini terdiri atas

jaringan otot jantung yang lakukan kontraksi untuk memompa darah.

Kontraksi miokardium menghimpit darah keluar ruangan menuju ke arteri

besar. Ketiga, endokardium, tersusun atas susunan endotellial yang melapisi

sisi pembuluh darah serta masuk juga meninggalkan jantung. Hal pertama

yang perlu kita kenali yaitu jantung. Jantung yaitu organ utama yang perlu

senantiasa kita jaga kesehatannya. Jantung terdapat di dada semasing orang.

Besarnya seputar satu kepalan tangan. Ke-2 yaitu arteri. Arteri adalah

tabung yang ada pada badan manusia. Tabung itu senantiasa dialiri oleh

darah manusia. Darah yang dialirkan yaitu darah yang menuju ke jaringan

dan organ manusia (Chung, E.K. 1995).

4. Arteri

Arteri sendiri terbagi dalam berbagai macam lapis. Susunan itu terbagi

dalam susunan yang licin. Tak hanya susunan yang licin ada susunan tengah

yang disebut jaringan otot yang terbagi dalam aorta yang memiliki cabang-

Page 24: Oleh : YULIA 14401201700086

cabang yang besar. Ketiga yaitu Arteriol. Arteriol adalah pembuluh darah

dengan cirri-ciri memiliki dinding otot polos seta dindin yang tidak tipis.

Diluar itu, dinding otot ini adalah dinding otot yang dapat berkontraksi.

Kontraksi pada dinding otot itu bisa mengakibatkan kontriksi diameter pada

pembuluh darah. Ke empat yaitu pembuluh darah utama. Pembuluh darah

ini yaitu pembuluh darah yang memiliki dinding yang sangatlah tidak tebal.

Pembuluh darah ini yaitu pembuluh darah yang jalan dari arteriol hingga ke

venul. Tak hanya pembuluh darah utama juga ada pembuluh darah kapiler.

Pembuluh darah ini adalah jaringan pembuluh darah kecil. Pembuluh darah

ini yaitu membuluh darah yang bisa buka pembuluh darah utama (Chung,

E.K, 1995).

C. Etiologi Hipertensi

Ada 2 macam hipertensi, yaitu esensial dan sekunder.

1. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui

penyebabnya. Ada 10-16% orang dewasa mengidap takanan darah tinggi.

2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui sebab-sebabnya.

Hipertesnsi jenis ini hanya sebagian kecil, yakni hanya sekitar 10%.

Beberapa penyebab hipertensi, antara lain :

1. Keturunan

Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang tua

atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia

menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa

masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada

Page 25: Oleh : YULIA 14401201700086

yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti

gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.

2. Usia

Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa

seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda

tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama

ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan

melewati batas atas yang normal.

3. Garam

Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan

darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita

diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka

yang berkulit hitam.

4. Kolesterol

Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam

darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding

pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan

akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda

sedini mungkin.

5. Obesitas/Kegemukan

Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di

atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar

menderita tekanan darah tinggi.

Page 26: Oleh : YULIA 14401201700086

6. Stres

Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak

stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi.

7. Rokok

Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan

tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko

diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang

terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan

kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit

yang berkaitan dengan jantung dan darah.

8. Kafein

Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun

minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.

9. Alkohol

Faktor ini bisa dikendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan

juga menyebabkan tekanan darah tinggi.

10. Kurang Olahraga

Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa

menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur

mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan

olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.

Page 27: Oleh : YULIA 14401201700086

D. Patofisiologi

Hipertensi pada anak umumnya disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi

sekunder). Terjadinya hipertensi pada penyakit ginjal adalah karena :

1. Hipervolemia.

Hipervolemia oleh karena retensi air dan natrium, efek ekses mineralokortikoid

terhadap peningkatan reabsorpsi natrium dan air di tubuli distal, pemberian

infus larutan garam fisiologik, koloid, atau transfusi darah yang berlebihan pada

anak dengan laju filtrasi glomerulus yang buruk. Hipervolemia menyebabkan

curah jantung meningkat dan mengakibatkan hipertensi. Keadaan ini sering

terjadi pada glomerulonefritis dan gagal ginjal.

2. Gangguan sistem renin, angiotensin dan aldosteron.

Renini adalah ensim yang diekskresi oleh sel aparatus juksta glomerulus. Bila

terjadi penurunan aliran darah intrarenal dan penurunan laju filtrasi glomerulus,

aparatus juksta glomerulus terangsang untuk mensekresi renin yang akan

merubah angiotensinogen yang berasal dari hati, angiotensin I. Kemudian

angiotensin I oleh “angiotensin converting enzym” diubah menjadi angiotensin

II. Angiotensin II menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah tepi, dan

menyebabkan tekanan darah meningkat. Selanjutnya angiotensin II merangsang

korteks adrenal untuk mengeluarkan aldosteron. Aldosteron meningkatkan

retensi natrium dan air di tubuli ginjal, dan menyebabkan tekanan darah

meningkat.

Page 28: Oleh : YULIA 14401201700086

3. Berkurangnya zat vasodilator

Zat vasodilator yang dihasilkan oleh medula ginjal yaitu prostaglandin A2,

kilidin, dan bradikinin, berkurang pada penyakit ginjal kronik yang berperan

penting dalam patofisiologi hipertensi renal. Koarktasio aorta, feokromositoma,

neuroblastoma, sindrom adrenogenital, hiperaldosteronisme primer, sindrom

Cushing, dapat pula menimbulkan hipertensi dengan patofisiologi yang

berbeda. Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan hipertensi sekunder pada

anak antara lain, luka bakar, obat kontrasepsi, kortikosteroid, dan obat-obat

yang mengandung fenilepinefrin dan pseudoefedrin.

E. Manifestasi Klinis

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,

meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya

berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sebenarnya tidak ada ).

Gejala-gejala hipertensi, antara lain :

1. Sebagian besar tidak ada gejala.

2. Sakit pada bagian belakang kepala.

3. Leher terasa kaku.

4. Kelelahan.

5. Mual.

6. Sesak napas.

7. Gelisah.

8. Muntah.

9. Mudah tersinggung.

Page 29: Oleh : YULIA 14401201700086

10. Sukar tidur.

11. Pandangan jadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata,

jantung, dan ginjal

Keluhan tersebut tidak selalu akan dialami oleh seorang penderita

hipertensi. Sering juga seseorang dengan keluhan sakit belakang kepala, mudah

tersinggung dan sukar tidur, ketika diukur tekanan darahnya menunjukkan angka

tekanan darah yang normal. Satu-satunya cara untuk mengetahui ada tidaknya

hipertensi hanya dengan mengukur tekanan darah.

F. Pemeriksaan Penunjang

Urin alisis, tes fungsi ginjal, gula darah, elektrolit, profil lipid, foto toraks, EKG;

sesuai penyakit peserta: asam urat, aktivitas renin plasma, aldosterone,

katekolaminurin, USG pembuluh darah besar,USG ginjal, ekokardiografi.

G. Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan akibat darah tinggi atau hipertensi adalah Sebagai

Berikut :

1. Kerusakan pada jantung.

Komplikasi tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembesaran otot

jantung kiri yang berakhir dengan gagalnya jantung menjalankan fungsinya

Page 30: Oleh : YULIA 14401201700086

untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Keadaan ini ditandai dengan

bengkak pada kaki dan kelopak mata. cepat lelah, dan sesak napas.

2. Kerusakan pada ginjal.

Ginjal yang rusak amat berbahaya karena dapat mengakibatkan gagalnya

fungsi ginjal untuk mengeluarkan zat-zat berbahaya dan zat yang tidak

diperlukan lagi oleh tubuh. Penderita akhirnya memerlukan cuci darah.

3. Kerusakan pada mata.

Organ penglihatan pun dapat terkena komplikasi penyakit hipertensi.

Kerusakan pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai

kebutaan.

4. Stroke

Jika dalam kasus serangan jantung di sebabkan karena gangguan aliran

darah di artei hampir sama halnya dengan stroke, namun dalam stroke

gangguan pembuluh darah nya terletak di otak yang jika aliran darah ke otak

terganggu maka area otak yang terlibat pun akan mengalami kerusakan,

terkadang juga Stroke terjadi karena penumbatan pembuluhd darah sehingga

darah tidak dapat mengalir melewati sumbatan tersebut, bahkan di beberapa

kasus menyebutkna pembuluh darah kecil di otak dapat pecah karena tekan

darah tinggi sehingga aliran berkurang akibat dari kebocoran darh yang

keluar dari pembuluh darah.

Page 31: Oleh : YULIA 14401201700086

5. Penyakit Arteri Koroner.

Penyakit Arteri Koroner ini mengacu kepada terjadi nya penyumbatan di

pembuluh darah yang mensuplai oksigen dan nutrisi ke jantung, sumbatan

ini umumnya terjadi akibat penumpukan lemak dan sel-sel yang di sebut

makfrog, Sumbatan pada arteri koroner adalah penyebab utama serangan

jantung.

H. Penatalaksanaan

Obat antihipertensi perlu dimulai berdasarkan pada 2 kriteria yaitu tingkat

tekanan darah sistolik dan diastolik, serta tingkatan resiko kardiovaskular.

Tujuan penggunaan obat hipertensi adalah menurunkan dan mencegah kejadian

kardioserebrovaskular dan renal, melalui tekanan darah dan juga pengendalian

dan pengobatan faktor-faktor resiko yang reversible.

1. Diuretik (thiazid)

Biasanya obat pilihan utama yang diberikan untuk mengobati

hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan

mengurangi volume cairan diseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan

berkurang. Yag harus diperhatikan dalam pemberian diuretik adalah

kehilangan kalium dalam tubuh, sehingga harus diberikan tambahan kalium

atau obat penahan kalium. Contoh obat : Hidroklortiazid (HCT),

Furosemide, Spironolakton (hemat kalium), Manitol

Page 32: Oleh : YULIA 14401201700086

2. ACE Inhibitor

Merupakan obat yang memperlambat aktivitas enzim ACE, yang

mengurangi produksi dari angiotensin II. Sehingga mengakibatkan

melebarnya pembuluh darah dan tekanan darah berukurang. Contoh :

Enapril, Kaptopril, Lisinopril, Benazepril, Quinapril

3. Beta Bloker

Obat ini bekerja dengan menghalangi noreprin dan eprinefrin

mengikat pada reseptor beta pada syaraf. Terutama adalah beta 1 dan beta 2.

Sehingga akan mengurangi denyut jantug, tekanan darah serta melebarkan

pembuluh darah. Contoh : Atenolol, Propanolol, Acebutolol, Bisoprolol

4. Kalsium Antagonis

Menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang

benar-benar berbeda. Kalsium antagonis menghalangi gerakan kalsium dari

jantung dan arteri menuju otot. Kalsium antagonis menyebabkan kekuatan

pompa jantung berkurang dan mengendurkan otot-otot dinding arteri,

sehingga tekanan darah akan menurun. Contoh: Amlodipine, Felodipine,

Nifedipine

5. Alfa bloker

Menurunkan tekanan darah dengan menghalangi reseptor-reseptor

alfa pada otot polos arteri peripheral diseluruh jaringan. Contoh: Terazosin,

Doxazosin

Page 33: Oleh : YULIA 14401201700086

6. Alfa beta bloker

Alfa beta bloker bekerja dengan kombinasi, yaitu sama dengan kerja

alfa bloker tetapi diikuti dengan menurunnya denyut jantung seperti pada

beta bloker contoh: Labetalol, Carvedilol

7. Angiotensin reseptor bloker

Obat ini menghalangi angiotensin II mengikat pada reseptor-reseptor

angiotensin II di pembuluh darah. Sehingga pembuluh darah akan melebar,

darah mengalir lancar yang mengakibatkan tekanan darah menurun. Contoh:

Losartan, Irbesartan, Valsartan

8. Vasodilator

Langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari

golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan obat anti hipertensi

lainnya. Merelaksasi sel-sel otot polos yang mengelilingi dinding pembuluh

darah. Contoh: Hidralazin, Minoksidil, Diazoksid.

Page 34: Oleh : YULIA 14401201700086

I. Pathway

Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas

Elastisitas

Hipertensi

Kerusakan Vaskuler Pembuluh Darah

Penyumbatan Pembuluh Darah

Gangguan Sirkulasi

Otak Ginjal Pembuluh Darah Retina

-Nyeri Kepala-Gangguan Pola

Tidur

-Resti Injury-PenurunanCurah jantung

-IntoleransiAktivitas

-Nyeri Dada

-Edema

Page 35: Oleh : YULIA 14401201700086

J. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

Dasar pengkajian pasien meliputi :

a. Aktivitas atau istirahat

Kelemahan, letih, napas pendek, frekuensi jantung tinggi, takipnea,

perubahan irama jantung.

b. Sirkulasi

Riwayat hipertensi, ateroslerosis, penyakit serebvaskuler, kenaikan

tekanan darah, takikardi, distritmia, kulit pucat, cianosis, diaforesis.

c. Integritas ego

Perubahan kepribadian, ansietas, depresi atau marah kronik, gelisah,

tangisan yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang,

pernafasan maligna, peningkatan pola bicara.

d. Eliminasi

Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi, obstruksi atau

riwayat penyakit ginjal.

e. Makanan atau cairan

Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterolk,

mual dan muntah, perubahan berat badan, obsesitas, adanya edema.

f. Neurosensori

Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan,

orientasi pola atau isi bicara, proses pikir atau memori (ingatan), respon

motorik (penurunan kekuatan gangguan tangan), perubahan retinal optik.

g. Nyeri atau ketidaknyamanan

Page 36: Oleh : YULIA 14401201700086

Angina, nyeri hilang atau timbul pada tungkai atau klaudikasi, sakit

kepala, nyeri abdomen.

h. Pernafasan

Dispnea, takipnea, ortopnea, dispnea noktural paroksisimal, riwayat

merokok, batuk dengan atamu tanpa sputum, distress respirasi atau

penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi nafas tambahan, cianosis.

Prioritas perawatan :

a) Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskuler.

b) Mencegah komplikasi.

c) Memberikan informasi tentang proses atau prognosos dan program

pengobatan.

d) Mendukung kontrol aktif terhadap kondisi.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri atau sakit kepala berhubungan dengan

peningkatan tekanan vaskular serebral.

b. Intoleransi aktivitas sehubungan dengan kelemahan fisik.

c. Gangguan perubahan pola nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan masukan berlebihan kebutuhan metabolik.

d. Resiko tinggi terhadap penurunan jantung sehubungan dengan peningkatan

afterload vasokontriksi.

Page 37: Oleh : YULIA 14401201700086

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan/

Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria

HasilIntervensi

Nyeri akut berhubungan

dengan:

Agen injuri (biologi, kimia,

fisik, psikologis),

kerusakan jaringan

DS:

- Laporan secara verbal

DO:

- Posisi untuk menahan

nyeri

- Tingkah laku berhati-

hati

- Gangguan tidur (mata

sayu, tampak capek, sulit

atau gerakan kacau,

menyeringai)

- Terfokus pada diri

sendiri

- Fokus menyempit

(penurunan persepsi

waktu, kerusakan proses

berpikir, penurunan

interaksi dengan orang

dan lingkungan)

- Tingkah laku distraksi,

contoh : jalan-jalan,

menemui orang lain

dan/atau aktivitas,

NOC :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama …. X

24 jam . klien dapat

mengontrol nyeri dengan

indikator :

a. mengenali faktor

penyebab.

b. Mengenali onset

(lamanya sakit).

c. Menggunakan

metode pencegahan.

d. Menggunakan

metode nonalgetik

untuk mengurangi

nyeri.

e. Menggunakan

analgetik sesuai

kebutuhan.

f. Mencari bantuan

tenaga kesehatan.

g. Melaporkan gejala

pada tenaga

kesehatan.

h. Menggunakan

sumber sumber

yang tersedia.

i. Mengenali gejala-

gejala nyeri.

NIC : MANAJEMEN NYERI

Definisi : Mengurangi nteri dan menurunkan

tingkat nyeri yang dirasakan pasien.

a. Lakukan pengkajian nyeri secra

komprehensif termaksud lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, dan faktor presipitasi.

b. Observasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan.

c. Gunakan tehnik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien.

d. Kaji kultur yang mempengaruhi

respon nyeri.

e. Evaluasi pengalaman nyeri masa

lampau.

f. Evaluasi bersama pasien dan tim

kesehatan lain tentang ketidak

efektifan kontrol nyeri masa lampau.

g. Bantu pasien dan keluarga untuk

mencari dan menemukan dukungan.

h. Komtrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan dan

kebisingan.

i. Kurangi faktor presipitasi.

j. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (

farmakologi dan non farmakologi

dan interpersonal).

Page 38: Oleh : YULIA 14401201700086

aktivitas berulang-ulang)

- Respon autonom (seperti

diaphoresis, perubahan

tekanan darah,

perubahan nafas, nadi

dan dilatasi pupil)

- Tingkah laku ekspresif

(contoh : gelisah,

merintih, menangis,

waspada, iritabel, nafas

panjang/berkeluh kesah)

- Perubahan dalam nafsu

makan dan minum

j. Mencatat

pengalaman nyeri

sebelumnya.

k. Melaporkan nyeri

sudah terkontrol.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama....x24

jam klien dapat mengetahui

tingkatan nyeri dengan

indikator :

a. Melaporkan adanyanyeri

b. Luas bagian tubuhyang terpengaruh.

c. Frekuensi nyeri.d. Panjangnya episode

nyeri.e. Pernyataan nyerif. Ekspresi nyeri pada

wajah.g. Posisi tubuh

protektif.h. Kurangnya istrahat.i. Ketegangan otot.j. Perubahan pada

frekuensipernafasan.

k. Perubahan nadi.l. Perubahan tekanan

darah.m. Perubahan ukuran

pupil.n. Keringat berlebih.o. Kehilangan selera

makan.

k. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

menentukan intervensi.

l. Ajarkan tentang tehnik

nonfarmakologi.

m. Berikan anakgetik untuk mengurangi

nyeri.

n. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

o. Tingkatan istirahat.kolaborasi dengan

tim dokter jika keluhan dan tindakan

nyeri tidak berhasil.

Page 39: Oleh : YULIA 14401201700086

Diagnosa Keperawatan/

Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Intoleransi aktivitas

Berhubungan dengan :

Tirah Baring atau

imobilisasi

Kelemahan menyeluruh

Ketidakseimbangan

antara suplei oksigen

dengan kebutuhan

Gaya hidup yang

dipertahankan.

DS:

Melaporkan secara verbal

adanya kelelahan atau

kelemahan.

Adanya dyspneu atau

ketidaknyamanan saat

beraktivitas.

DO :

Respon abnormal dari

tekanan darah atau nadi

terhadap aktifitas

Perubahan ECG : aritmia,

iskemia

NOC :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama …x 24

jam diharapkan kondisi klien

stabil saat aktifitas dengan

Kriteria Hasil :

Activity Tolerance

a. Saturasi o2 saat aktivitas

dalam batas normal (95-

100%).

b. Nadi saat aktivitas dalam

batas normal (60-100

kali/menit).

c. RR saat aktivitas dalam

batas normal (12-20

kali/menit).

d. Tekanan darah sislole saat

aktivitas dalam batas

normal (100-120 mmHg).

e. Tekanan darah diastole

saat aktivitas dalam batas

normal (60-80 mmHg).

f. Hasil EKG dalam batas

normal.

Fatigue Level

a. Tidak nampak kelelahan.

b. Tidak nampak lesu.

c. Tidak ada penurunan

nafsu makan.

d. Tidak ada sakit kepala.

e. Kualitas tidur dan istrahat

dalam batas normal.

NIC : Activity Therapy

a. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain

untuk merencanakan, monitoring

program aktivitas klien.

b. Bantu klien memilih aktivitas yang

sesuai dengan kondisi.

c. Bantu klien untuk melakukan aktifitas

atau latihan fisik secara teratur.

d. Monitor status emosional, fisik, dan

sosial serta spiritual klien terhadap

latihan atau aktifitas.

e. Monitor hasil pemeriksaan EKG klien

saat istrahat dan aktivitas.

f. Kolaborasi pemberian obat anti

hipertensi, obat obatan digitalis,

diuretik dan vasodilator.

Energy Management

a. Tentukan pembatasan aktivitas fisik

pada klien.

b. Tentukan persepsi klien dan perawat

mengenai kelelahan.

c. Tentukan penyebab kelelahan,

perawatan nyeri, pengobatan.

d. Monitor efek dari pengobatan klien.

e. Monitor intake nutrisi yang adekuat

sebagai sumber energi.

f. Anjurkan klien dan keluarga untuk

mengenali tanda dan gejala kelelahan

Page 40: Oleh : YULIA 14401201700086

saat aktivitas.

g. Anjurkan klien untuk membatasi

aktifitas yang berat.

h. Monitor respon terapi oksigen klien.

i. Batasi stimulasi lingkungan untuk

relaksasai klien.

Diagnosa Keperawatan/

Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh

Berhubungan dengan :

Ketidakmampuan untuk

memasukkan atau mencerna

nutrisi oleh karena faktor

biologis, psikologis atau

ekonomi.

DS:

- Nyeri abdomen

- Muntah

- Kejang perut

- Rasa penuh tiba-tiba

setelah makan

DO:

- Diare

- Rontok rambut yang

berlebih

- Kurang nafsu makan

- Bising usus berlebih

- Konjungtiva pucat

NOC:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama….x 24

jam , status nutrisi klien

normal dengan indikator :

a. Intake nutrien normal

b. Intake makanan dan

cairan normal.

c. Berat badan normal

d. Massa tubuh normal

e. Pengukuran biokimia

normal

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama...x24

jam, status intake nutrien

klien adekuat dengan

indikator :

a. Intake kalori

b. Intake protein

c. Intake lemak

d. Intake karbohidrat

e. Intake vitamin

Monitor Nutrisi

a. Berat badan klien dalam batas

normal

b. Monitor adanya penurunan berat

badan

c. Monitor tipe dan jumlah aktifitas

yang biasa dilakukan.

d. Monitor interaksi anak dan orang

tua selama makan.

e. Monitor lingkungan selama makan.

f. Jadwalkan pengobatan dan tindakan

selama jam makan.

g. Monitor kulit kering dan perubahan

pigmentasi.

h. Monitor turgor kulit.

i. Monitor kekeringan, rambut kusam,

total protein, Hb dan kadar Ht.

j. Monitor makanan kesukaan.

k. Monitor pertumbuhan dan

perkembangan.

l. Monitor pucat kemerahan,dan

kekeringan jaringan konjungtiva.

Page 41: Oleh : YULIA 14401201700086

- Denyut nadi lemah f. Intake mineral

g. Intake zat besi

h. Intake kalsium

m. Monitor kalori dan intake nutrisi.

n. Catat adanya edema, hiperemik,

hipertonik papilalidah dan kavitas

oral.

o. Catat jika lidah berwarna magenta,

scarket.

Manajemen Nutrisi

a. Kaji adanya alergi makanan.

b. Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan

klien.

c. Anjurkan klien untuk

meningkatkan intake Fe.

d. Anjurkan klien untuk

meningkatkan protein dan

vitamin C.

e. Berikan substansi gula.

f. Yakinkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi.

g. Berikan makanan yang terpilih

dengan ahli gizi.

h. Ajakrkan klien bagaimana

membuat catatan makanan

harian.

i. Monitar jumlah gizi dan

kandungan jumlah kalori.

j. Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi.

Page 42: Oleh : YULIA 14401201700086

Diagnosa Keperawatan/

Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Penurunan curah jantung

b/d gangguan irama jantung,

stroke volume, pre load dan

afterload, kontraktilitas

jantung.

DO/DS:

- Aritmia, takikardia,

bradikardia

- Palpitasi, oedem

- Kelelahan

- Peningkatan/penurunan JVP

- Distensi vena jugularis

- Kulit dingin dan lembab

- Penurunan denyut nadi

perifer

- Oliguria, kaplari refill

lambat

- Nafas pendek/ sesak nafas

- Perubahan warna kulit

- Batuk, bunyi jantung S3/S4

- Kecemasan

NOC :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama.....x 24 jam

, status kardiovaskular klien

dalam rentang normal dengan

kriteria hasil :

Cardiac Pump Effectiviness

a. Tekanan darah sistolik

(skala 4)

b. Tekanan darah Diastolik

(skala 4).

c. Bunyi jantung abnormal

(skala 3).

d. Sianosis (skala 3).

Sirculation Status

a. Tekana nadi (skala 4)

b. Kekuatan tekanan nadi

karotis kana (skala 4).

c. Kekuatan tekanan nadi

karotis kiri (skala 4).

d. Oxygen saturasi (skala 4).

e. Pengeluaran urine (skala 4)

NIC : Cardiac Care

a. Evaluasi nyeri dada (seperti

intensitas, lokasi, adiasi, durasi dan

presipitasi dan faktor yang

memberatkan.

b. Dokumentasi adanya distritmia

jantung.

c. Catat tanda dan gejala yang

mengarah pada penurunan kardiak

output.

d. Monitor status respirasi untuk

gejala gagal jantung.

e. Instruksikan kepada klien tentang

pentingnya menginformasikan jika

terdapat ketidak nyamanan pada

dada.

f. Kaji toleransi klien terhadap

aktivitas, terhadap perubahan nafas

pendek, nyeri, palpitasi, dan

pusing.

g. Auskultasi bunyi nafas : bunyi

tanbahan dan bunyi jantung :

murmur.

h. Pertahankan posisi tirah baring

yang nyaman selama episode akut.

i. Berikan oksigen tambahan dengan

kanulanasal/masker dan obat sesuai

indikasi (kolaborasi).

j. Berikan periode instrahat dalam

melakukan aktivitas keperawatan.

k. Pantau dan catan efek

terapeutik/efek samping selama

Page 43: Oleh : YULIA 14401201700086

pemberiian kalsium antagonis, beta

bloker dan nitrat.

l. Kolaborasi pemberian kalsium

antagonis.

Circulatory care : Arterial

Insufficiency

a. Melakukan penilaian yang

komprehensif dari sirkulasi perifer

(misalnya : memeriksa nadi perifer,

edema, pembulh kapiler, warna

kulit, dan temperature).

b. Menentukan index brachial

pergelangan kaki secara tepat.

c. Evaluasi edema perifer dan nadi.

d. Monitor status cairan, termasuk

masukan dan keluaran.

Circulatory care : Venous

Insufficiency

a. Meninggikan anggota badan yang

berpengaruh sebesar 20 derajad

atau lebih di atas level dari jantung,

secara tepat

b. Mendorong latihan gerakan pasif

dan aktif terutama pada estremitas

bawah selama terbaring.

Page 44: Oleh : YULIA 14401201700086

BAB III

LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan data

a. Biodata

1) Identitas Klien

Nama : Ny. Z

Usia : 52 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan

Agama : Islam

Suku/bangsa : Tolaki/Indonesia

Golongan darah : -

Tanggal masuk rumah sakit : 10 Juni 2018

Tanggal pengkajian : 11 Juni 2018

No.Medrek : 405533

Ruangan : Laika Mendidoha Kls. 1

Diagnosa medis : Hipertensi

Alamat : Moramo

Page 45: Oleh : YULIA 14401201700086

2) Identitas penenggung jawab

Nama : Tn. H

Usia : 54 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan

Hubungan dengan klien : Suami

Alamat : Moramo

b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

Nyeri akut

2) Riwayat Kesehatan sekarang

Klien mengeluh nyeri kepala dan lehernya tegang, nyeri yang dirasakan

seperti tertimpa beban berat, skala nyeri 4 dalam rentang nyeri 0-10,

nyeri dirasakan terus menerus dan terasa meningkat ketika bertambah

cemas. Nyeri yang dirasakan menyebar sampai di bagian leher.

3) Riwayat penyakit dahulu

Klien mengatakan tidak pernah dirawat di RS sebelumnya. Klien hanya

biasa pilek.

4) Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit kedua orang

tuanya.

Klien juga mengatakan mempunyai saudara yang meninggal dengan

stroke.

Page 46: Oleh : YULIA 14401201700086

c. Pemeriksaan fisik

1) Sistem pernafasan

Bentuk dada normal ( perbandingan antero-posterior 1:2 ),

pengembangan dada simetris dan keadaan kulit bersih. Pada dada tidak

ada nyeri tekan, massa dan peradangan, taktil premitus sama antara

kanan dan kiri. Pernapasan 26x/menit. Pada saat diperkusi terdengar

bunyi resonan dan saat di auskultasi terdengar bunyi vesikuler di area

paru-paru kanan dan kiri.

2) Sistem kardiovaskuler

Inspeksi : Bentuk dada simetris, keadaan kulit bersih.

Palpasi : Pada dada tidak ada nyeri tekan, massa dan peradangan,

menentukan letak aorta (ruang interkostal ke-2 kanan), pulmonal (ruang

interkostal ke-2 kiri), trikuspid (ruang interkostal ke-5 sepanjang

sternum) dan mitral (ruang interkostal ke- 5 pada garis midklavikula).

Perkusi : Pada saat diperkusi terdengar suara redup (normal).

Auskultasi : Tekanan darah 150/90 mmHg. Nadi 102x/menit. dan di

auskultasi terdengar bunyi lub-dub.

3) Sistem pencernaan

Saat di inspeksi bibir kering, lidah bersih, memakai gigi palsu. Kulit

perut bersih tidak ada bekas luka. Di auskultasi bising usu terdengar

normal (9x/menit) terdengar dikuadran kiri atas dan bawah. Saat

diperkusi terdengar bunyi tympani dan dipalpasi tidak ada nyeri tekan.

Page 47: Oleh : YULIA 14401201700086

Klien mengatakan BAB lancar sekali tiap hari dan kadang 2 hari sekali

dengan konsistensi padat.

4) Sistem persarafan

Kesadaran : Compos mentis.

GCS : Eye (Mata) 4 ( spontan)

Motorik (Gerakan) 6 ( melakukan sesuai perintah)

Verbal (Bicara) 5 (orientasi baik)

15

Saat pengkajian nervus I (olfaktorius) normal dapat membedakan bau

minyak kayu putih dan kopi. Nervus II (optikus) menurun karena klien

sudah tidak dapat membaca tulisan jika jaraknya dekat, Nervus III, IV,

VI (Oculomotorius, Trochlear dan Abducens) Fungsi koordinasi

gerakan mata dan kontriksi pupil mata (N III). Test N III Oculomotorius

normal (respon pupil terhadap cahaya kontriksi saat sinar di dekatkan

dan ), Test N IV Trochlear, normal tidak ada nistagmus, test N VI

Abducens, normal klien dapat melihat kearah kiri dan kanan tanpa

menengok. Test nervus V (Trigeminus) Fungsi sensasi, normal (Refleks

kornea langsung maka gerakan mengedip ipsilateral) Test nervus VII

(Facialis) normal klien dapat membedakan rasa manis dan pahit. Test

nervus VIII (Acustikus) normal (dapat mendengarkan bisikan) Test

nervus IX (Glossopharingeal) normal adanya refleks gag saat lidah di

tekan dengan menggunakan spatel dan Nervus XII (Hypoglosus) akan

lidah saat bicara dan menelan Inspeksi posisi lidah (normal)

Page 48: Oleh : YULIA 14401201700086

5) Sistem genitourinaria

Klien mengatakan BAK meningkat pada malam hari 5-6 x sedangkan

pada siang hari 2-3 kali. Klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAK.

6) Sistem muskuluskeletal

Tidak ada tremor 4 5 (Ekstremitas atas )

5 5 (Ekstremitas bawah)

Keterangan :

Skala Kekuatan Otot

0 : Tidak ada pergerakan otot

1 : Pergerakan otot yang dapat terlihat, namun tidak ada pergerakan

sendi.

2 : Pergerakan sendi, namun tidak dapat melawan gravitasi.

3 : Pergerakan melawan gravitasi, namun tidak melawan tahanan.

4 : Pergerakan melawan tahanan, namun kurang dari normal.

5 : Kekuatan normal.

7) Sistem integumen

Kulit klien nampak bersih, pada tangan kiri terdapat luka dengan derajat

III nampak kemerahan dan ada pembengkakan. Suhu tubuh 36,80C.

turgor kulit baik, tidak ada lesi, warna kuku bersih, rambut hitam,

penyebarannya rata dan ada uban.

Page 49: Oleh : YULIA 14401201700086

8) Data psikologis

a.) Status emosi

Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang karena terbiasa

beraktivitas

b) Kecemasan

Klien mengatakan ingin agar penyakitnya cepat sembuh dan

merasa takut jika tekanan darahnya tidak turun.

c) Pola koping

Klien sangat dekat dengan suami, setiap ada masalah selalu

didiskusikan bersama

d) Gaya komunikasi

Klien mangatakan mempunya hubungan baik dengan keluarga,

tetangga dan teman di kantor

e) Persepsi klien terhadap penyakit

Klien menerima keadaan sakitnya dan menganggap sebagai

cobaan

f) Konsep diri

1) Body image

Klien menganggap dirinya atau penampilannya biasa saja.

Klien tidak merasa malu terhadap penyakitnya.

2) Harga diri

Page 50: Oleh : YULIA 14401201700086

Klien masih merasa harga dirinya positif dan percaya diri

karena banyak dukungan dari teman di perusahaan yang

menginginkan klien cepat sembuh

3) Peran

Klien merasa perannya sebagi ibu berkurang semenjak sakit

dan sebagai karyawan juga berkurang karena tidak dapat

melaksanakan tugasnya

4) Identitas diri

Klien mengatakan identitas dirinya sebagai ibu bagi anaknya

dan perempuan

5) Ideal diri

6) Klien merasa ideal dirinya berkurang karena tidak dapat

beraktivitas sendiri

9) Data sosial

Klien mengatakan mempunyai hubungan baik dengan keluarga,

tetangga dan teman dikantor. Klien juga mengatakan banyak keluarga

dan teman yang sering datang menjenguk

10) Data spiritual

Klien mengatakan sebelum sakit rajin melaksanakan ibadah sholat 5

waktu. Namun semenjak sakit klien susah untuk sholat berdiri hanya

dengan berbaring karena selalu pusing saat berdiri.

Page 51: Oleh : YULIA 14401201700086

11) Data penunjang

a) Laboratorium

Tanggal Jenis

pemeriksaan

Nilai

rujukan

Satuan Nilai normal

10/06 /2018 Hb

Leukosit

Glocose-N

10,3

15.100

100

gr%

/mm3

mm/100ml

L:13-17 P :12-

15

4000-10.000

70-100

11/06/2018 Glucose-N

Cholesterol

Trigliserida

LDL-

Cholesterol

HDL-

Cholesterol

102

250

249

152

47

mm/100ml

mm/100ml

mm/100ml

mm/100ml

mm/100ml

70-100

150-220

≤150

≤150

≤159

b). EKG

- Sinus Tachycardia. T Abnormality (Flat T).

Therapi

Jenis Nama Obat Dosis Fungsi

Obat

Oral

Amlodipine 10 mg 1x1 tablet Penurun tekanan

darah

Neurodial 3x1 tablet Obat nyeri

Page 52: Oleh : YULIA 14401201700086

Cemfibrozil 300

mg

1x1 tablet Obat cholesterol

Micardis 1x1 tablet Penurun tekanan

darah

Page 53: Oleh : YULIA 14401201700086

2. Data Fokus

Nama pasien : Ny. Z Nama Mahasiswa : Yulia

No. Register : 405533 Nim : 14401201700086

Ruangan : Laika Mendidoha Kls 1

Data Subjektif Data Objektif

1. Klien mengatakan mudah lelah

saat melakukan aktifitas dan

kepala selalu pusing.

2. Klien mengatakan makan,

minum, dan ke kamar mandi di

bantu oleh keluarganya.

3. Klien mengatakan selalu tidur

dengan nyenyak apa lagi setelah

minum obat.

4. Klien mengatakan makanan

yang diberikan selalu

dihabiskan.

5. Klien mengatakan BAB 1 kali

dalam sehari dan BAK 3 kali

dalam sehari.

6. Klien mengatakan kepalanya

nyeri dan lehernya selalu tegang.

P : ketika bergerak dan ditekan.

Q : terasa seperti berputar-putar

dan di tusuk-tusuk.

R : di bagian kepala.

S : 4

T : sewaktu-waktu

1. TTV

TD : 150/90

N : 102 kali/menit

S ; 36,0oC

R : 18 kali/menit

2. Terdapat nyeri tekan pada

kepala, skala nyeri 4 (0-10).

3. Tampak meringis

4. Tampak lemah.

5. Aktifitas selalu di bantu dengan

keluarga.

6. Kekuatan otot

4 5

5 5

Page 54: Oleh : YULIA 14401201700086

3. Analisa Data

Nama pasien : Ny. Z Ruangan : Laika Mendidoha Kls.1

No. Register : 405533 Dx. Medis : Hipertensi

No Data Kemungkinan

penyebab/dampak

Masalah

1. DS :

Klien mengatakan sakit kepala.

Klien mengatakan lehernya

tegang

DO :

Tampak meringis

Skala Nyeri 4

Tampak sesekali memegang

lehernya yang tegang

Hasil Laboratorium

Cholesterol : 250

Trigliserida : 249

Vasokontriksi

Gangguan sirkulasi ke otak

Resistensi pembuluh darah

otak menurun

Nyeri Kepala

Nyeri

2. DS :

Klien mengatakan mudah lelah

dalam melakukan aktifitas

Klien mengatakan membutuhkan

bantuan orang lain, karena selalu

pusing.

DO :

Klien nampak lemah

Klien dibantu dalam

melakukan aktifitasnya

Gangguan sirkulasi pembuluh

darah sistemik

Vasokontriksi

Afterload menurun

Kelemahan fisik

Intoleran aktifitas

Intoleran

aktifitas

Page 55: Oleh : YULIA 14401201700086

Prioritas diagnosa keperawatan

Nama pasien : Ny. Z Ruangan : Laika Mendidoha

No. Register : 405533 Dx. Medis : Hipertensi

No/Dx Diagnosa keperawatan

1.Nyeri berhubungan dengan adanya peningkatan vaskular

serebral

2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

Page 56: Oleh : YULIA 14401201700086

B. Intervensi Keperawatan

Nama pasien : Ny. Z Ruangan : Laika Mendidoha Kls.1

No. Register : 405533 Dx. Medis : Hipertensi

No Diagnosa KeperawatanTujuan dan kriteria

objektifIntervensi keperawatan Rasional

1. Nyeri Akut berhubungan

dengan adanya

peningkatan vaskular

serebral, ditandai dengan

DS :

- Klien mengatakan

sakit kepala.

- Klien mengatakan

lehernya tegang

DO :

- Tampak meringis

- Skala Nyeri 4

- Tampak sesekali

NOC

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24

jam nyeri teratasi dengan

kriteria hasil

a. Ekspresi wajah klien

tidak meringis.

b. Skala nyeri 2 (0-10).

c. Tanda-tanda Vital

dalam batas normal

TD : 120/80 mmHg

N : 100 x/menit

S ; 36,0 oC

NIC

1. Kaji tingkat nyeri (skala

nyeri)

2. Pertahankan tirah baring

selama fase akut

3. Hilangkan /minimalkan

aktivitas vasokontriksi yang

dapat meningkatkan sakit

kepala seperti: mengejan saat

BAB dan membungkuk.

4. Bantu pasien dalam ambulasi

1. Menentukan intervensi

selanjtunya

2. Meminimalkan stimulasi/

meningkat- kan relaksasi

3. Aktivitas yang meningkatkan

vasokontriksi menyebabkan

sakit kepala pada adanya

peningkatan tekanan vaskular

serebral

4. Pusing dan penglihatan kabur

sering berhubungan dengan

Page 57: Oleh : YULIA 14401201700086

memegang lehernya

yang tegang

- Hasil Laboratorium

Cholesterol : 250

Trigliserida : 249

R ; 18 x/menit sesuai sakit kepala.

5. Meningkatkan rasa nyaman dan

mengurangi nyeri.

2. Intoleran aktifitas

berhubungan dengan

kelemahan umum dan

ketidak seimbangan

antara suplai dan

kebutuhan oksigen,

ditandai dengan

DS :

- Klien mengatakan

mudah lelah dalam

melakukan aktifitas.

- Klien mengatakan

membutuhkan

bantuan orang lain,

NOC

Setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24

jam klien

dapat menunjukkan

perbaikan

kemampuan aktifitas

dengan kriteria hasil :

a. Klien dapat melakukan

aktifitasnya seperti

kekamar mandi dan

makan.

NIC

1. Kaji respons pasien terhadap

aktivitasperhatikan frekuensi

nadi lebih dari 20 kali

permenit diatas frekuensi

istrahat. TD meningkat

selama/ sesudah aktivitas,

dispnue,nyeri dada, pusing

atau pigsan.

2. Intruksikan pasien tentang

teknik penghematan energi

mis: menggunakan kursi

saat mandi ,duduk saat

menyisir rambut atau

1. Menyebutkan parameter

menbantu dakam mengkaji

respons fisiologi terhadap

stress aktivitas dan ,bila ada

merupakan indikator dari

kelebihan kerja yang berkaitan

dengan tingkat aktivitas.

2. Teknik menghemat energi

mengurangi penggunaan energi

,juga membantu keseimbangan

antara suplai dan kebutuhan

oksigen.

Page 58: Oleh : YULIA 14401201700086

karena selalu pusing.

DO :

- Klien nampak lemah.

- Klien dibantu dalam

melakukan

aktifitasnya

menyikat gigi, melakukan

aktivitas dengan perlahan.

3. Berikan dorongan untuk

melakukan

aktivitas/perawatan diri

bertahap jika dapat

ditoleransi.berikan bantuan

sesuai kebutuhan.

3. Kemajuan aktivitas bertahap

mencegah peningkatan kerja

jantung tiba- tiba. Memberikan

bantuan hanya sebatas

kebutuhan akan mendorong

kemandirian dalam melakukan

aktivitas

Page 59: Oleh : YULIA 14401201700086

C. Implementasi

Nama pasien : Ny. Z Ruangan : Laika Mendidoha Kls.1

No. Register : 405533 Dx. Medis : Hipertensi

Diagnosa

Keperawatan

Hari/Tgl/

JamImplementasi Paraf

Hari/Tgl/

JamEvaluasi (SOAP) Paraf

Nyeri berhubungan

dengan adanya

peningkatan vaskular

serebral

Senin,

11-06-18

08.30

08.31

09.00

12.00

1. Mengkaji tingkat nyeri. Mengatakan

nyerinya pada kepala, skala 3.

2. Mengajarkan tehnik relaksasi kepada

pasien jika nyerinya terasa lagi.

3. Membantu klien mengganti pakaian..

4. Memberikan obat minum Neurodial 1

tablet.

Senin, 11-

06-18

13.30

S : klien mengatakan masih

nyeri pada kepala.

O : klien tampak meringis

Skala nyeri : 3 (0-10)

A : masalah belum teratasi.

P : intervensi dilanjutkan

Page 60: Oleh : YULIA 14401201700086

Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

kelemahan umum dan

ketidakseimbangan

antara suplai dan

kebutuhan oksigen

Senin,

11-06-18

09.12

10.05

11.00

1. Membantu klien ke kamar mandi.

2. Menganjurkan untuk meminta bantuan

kepada keluarga saat akan melakukan

aktifitas.

3. Memberikan suport kepada klien agar

tetap semangat melawan penyakitnya.

Senin, 11-

06-18

13.30

S : Klien mengatakan sudah

bisa melakukan aktifitas

mandiri, walaupun

kadang kadang masih

sering dibantu sama

keluarganya.

O : Tampak kekamar mandi

dengan mandiri

- Tampak makan

dilakukannya dengan

mandiri.

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi lanjutkan.

Page 61: Oleh : YULIA 14401201700086

Nama pasien : Ny. Z Ruangan : Laika Mendidoha Kls.1

No. Register : 405533 Dx. Medis : Hipertensi

Diagnosa

Keperawatan

Hari/Tgl

/JamImplementasi Paraf

Hari/Tgl/

JamEvaluasi (SOAP) Paraf

Nyeri

berhubungan

dengan adanya

peningkatan

vaskular

serebral

Selasa,

12-06-18

08.12

08.13

09.00

12.00

1. Mengatakan nyeri berkurang, skala 2

(0-10).

2. Mengajarkan tehnik relaksasi kepada

pasien jika nyerinya terasa lagi.

3. Membantu klien mengganti pakaian..

4. Memberikan obat minum Neurodial 1

tablet.

Selasa,

12-06-18

14.00

S : klien mengatakan nyeri

mulai berkurang.

O : ekspresi wajah tidak

meringis. Skala nyeri : 2

(0-10)

A : masalah teratasi sebagian.

P : intervensi dilanjutkan

Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

Selasa,

12-06-18

09.12

10.05

1. Keluarga mengatakan klien ke kamar

mandi tanpa di bantu lagi..

2. Mengganti cairan infus RL 20

Selasa,

12-06-18

14.00

S : Klien mengatakan sudah

bisa melakukan aktifitas

mandiri, walaupun

kadang kadang masih

Page 62: Oleh : YULIA 14401201700086

kelemahan

umum dan

ketidakseimba

ngan antara

suplai dan

kebutuhan

oksigen

11.00

tetes/menit.

3. Memberikan suport kepada klien agar

tetap semangat melawan penyakitnya.

sering dibantu sama

keluarganya.

O : Tampak kekamar mandi

dengan mandiri

- Tampak makan

dilakukannya dengan

mandiri.

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi lanjutkan.

Page 63: Oleh : YULIA 14401201700086

Nama pasien : Ny. Z Ruangan : Laika Mendidoha Kls.1

No. Register : 405533 Dx. Medis : Hipertensi

Diagnosa

Keperawatan

Hari/T

gl/JamImplementasi Paraf

Hari/Tgl/

JamEvaluasi (SOAP) Paraf

Nyeri

berhubungan

dengan adanya

peningkatan

vaskular serebral

Rabu,

13-06-

18

08.12

08.13

09.00

12.00

1. Mengatakan nyeri sudah hilang

2. Mengajarkan tehnik relaksasi kepada

pasien jika nyerinya terasa lagi.

3. Membantu klien mengganti pakaian..

4. Memberikan obat minum Neurodial 1

tablet.

Rabu,

13-06-18

14.00

S : klien mengatakan nyeri

sudah hilang.

O : ekspresi wajah tidak

meringis. Skala nyeri : 0

(0-10)

A : masalah teratasi .

P : intervensi dipertahankan.

Page 64: Oleh : YULIA 14401201700086

Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

kelemahan

umum dan

ketidakseimbang

an antara suplai

dan kebutuhan

oksigen

Rabu,

13-06-

18

09.12

10.05

11.00

13.58

1. Keluarga mengatakan klien ke kamar

mandi tanpa di bantu lagi.

2. Mengganti cairan infus RL 20

tetes/menit.

3. Memberikan suport kepada klien agar

tetap semangat melawan penyakitnya.

4. mengaaff infus.

5. klien sudah di perbolehkan pulang.

Rabu,

13-06-18

14.00

S : Klien mengatakan sudah

bisa melakukan aktifitas

mandiri, tanpa bantuan

keluarganya lagi.

O : Tampak kekamar mandi

dengan mandiri

- Tampak makan

dilakukannya dengan

mandiri.

A : masalah teratasi

P : intervensi di pertahankan

Page 65: Oleh : YULIA 14401201700086

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan pada kasus Ny.Z

adalah bahwa klien mengeluh sakit kepala. P : Ketika bergerak dan

ditekan. Q : Terasa seperti berputar putar dan di tertusuk-tusuk. R :

Bagian kepala. S : Skala 4. T : Sewaktu-waktu. Selain itu ditemukan juga

hasil pengkajian bahwa klien tidak mampu melakukan aktifitas mandiri,

seperti makan,minum dan ke kamar mandi harus selalu di

bantu.Berdasarkan teori telah dijelaskan bahwa Hipertensi merupakan

suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri, atau gangguan sistem

peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai

normal.

B. Diagnosa Keperawatan

Pada kasus ini diagnosa yang di tegakkan adalah nyeri dan

intoleran aktifitas. Karena pada Ny.Z selalu mengeluh nyeri kepala yang

di karenakan tekana darah Ny.Z masih 150/90 mmHg.

C. Intervensi Keperawatan

Berdasarkan prioritas masalah yang tedapat pada kasus Ny.Z yaitu

nyeri maka, intervensi keperawatan yang saya lakukan adalah mengkaji

karateristik nyeri durasi, frekuensi, kualitas, faktor presipitasi dan

observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. Intoleran aktifitas,

Page 66: Oleh : YULIA 14401201700086

melatih tingkat kemadirian klien seperti makan minum dan kekamar mandi

serta berpakaian.

D. Implementasi

Implementasi yang di lakukan meliputi monitoring, terapi

mandiri perawat, health education, dan kolaborasi dengan tim medis

lainnya.

E. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, klien

mengatakan nyeri kepala berkurang, dan sudah mampu makan dan minum

sendiri, walaupun sekali-kali di bantu untuk ke kamar mandi. Klien

mengatakan jika nyeri klien melakukan tehnik relaksasi nafas dalam.

Page 67: Oleh : YULIA 14401201700086

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada pengkajian ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus

2. Pada diagnosa keperawatan secara teori ditemukan 6 diagnosa sementara

dalam pengkajian ditemukan 2 diagnosa

3. Pada teori dan kasus intervensi keperawatan disesuaikan dengan prioritas

masalah tetapi dalam teori tidak ada batasan waktu untuk mencapai tujuan

atau evaluasi, sedangkan pada kasus intervensi keperawatan ada batasan

waktu

4. Pada implementasi atau pelaksanaan keperawatan, hampir semua rencana

yang telah disusun dilakukan dan telah disesuaikan dengan prioritas masalah

5. Pada evaluasi dari 2 diagnosa keperawatan yang ditemukan, masalah

keperawatan dari keempatnya baru teratasi sebagian, sehingga masih perlu

dilakukan intervensi kembali

B. Saran

1. Bagi keluarga

a. Ikut melaksanakn tindakan keperawatan sebagai tindakan keperawatan

mandiri untuk proses keperawatan di rumah setelah pulang

b. Menanyakan langsung kepada perawat atau dokter yang merawat klien

jika ada yang ingin diketahui mengenai masalah klien

Page 68: Oleh : YULIA 14401201700086

2. Bagi Perawat

Diharapkan sebagai perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan

dengan baik sesuai dengan prosedur kepada pasien dengan Hipertensi.

Page 69: Oleh : YULIA 14401201700086

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,

Jakarta : EGC

Chung, E.K. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III,

diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta : EGC

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta,

Penerbit Kanisius

Marvyn, Leonard. 1995. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet,

Jakarta : Penerbit Arcan

NANDA.2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: definisi

dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.

NANDA, 2007-2008. Diagnosa Nanda (Nic & Noc), Disertai Dengan

Discharge Planning.

Price, S, A. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6

volume 1. Jakarta ; EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2.

Jakarta :EGC

Sobel, Barry J, et all.1999. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis danTerapi,

Jakarta : Penerbit Hipokrates

Tom, S. 1995. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana

mengatasinya ?, Jakarta : Arcan

Tucker, S.M, et all . 1998. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan,

diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta : EGC

Page 70: Oleh : YULIA 14401201700086
Page 71: Oleh : YULIA 14401201700086