21060111083006 yulia arumdina

26
ANALISIS PROSES PASANG BARU DAN PENAMBAHAN DAYA DI PLN RAYON SEMARANG TENGAH Proposal Tugas Akhir Program Studi Diploma III Teknik Elektro oleh: Yulia Arumdina NIM 21060111083006 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO

Upload: yulia-arumdina

Post on 25-Nov-2015

78 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PROSES PASANG BARU DAN PENAMBAHAN DAYA DI PLN RAYON SEMARANG TENGAH

Proposal Tugas Akhir Program Studi Diploma III Teknik Elektro

oleh:Yulia ArumdinaNIM 21060111083006

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2014

HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Tugas Akhir

ANALISIS PROSES PASANG BARU DAN PENAMBAHAN DAYA DI PLN RAYON SEMARANG TENGAH

oleh:

YULIA ARUMDINA

NIM 21060111083006

telah disetujui pada tanggal :

Mengetahui,Ketua Program Studi

Ir. Bambang WinardiNIP. 196106161993031002

MenyetujuiDosen Pembimbing

Arkhan Subari, ST,M.KomNIP.197710012001121002

1. Pendahuluan

1.1 Latar BelakangSistem distribusi tenaga listrik merupakan proses terakhir dari sistem operasi tenaga listrik. Mulai dari pembangkit, transmisi dan yang terakhir yaitu distribusi. Unit distribusi tenaga listrik dalam hal ini berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat pusat suplai atau Gardu Induk ke pusat-pusat beban yang berupa gardu-gardu distribusi (gardu trafo) atau secara langsung mensuplai tenaga listrik ke konsumen dengan mutu yang memadai. Dengan demikian unit distribusi ini menjadi suatu sistem tersendiri karena unit distribusi ini memiliki komponen peralatan yang saling berkaitan dalam operasinya untuk menyalurkan tenaga listrik. Sehubungan dengan tugas PT PLN untuk melayani dan memberikan pelayanan yang berkualitas, maka PT PLN membagi pelayanan menjadi dua yaitu pelayanan pelanggan dan pelayanan teknik. Pelayanan teknik memiliki tugas menjaga mutu listrik yang disalurkan ke pelanggan dari gangguan-gangguan listrik dan menjaga keandalan listrik dari gardu distribusi hingga pelanggan. Pelayanan teknik merupakan pelayan yang vital dalam ketenagalistrikan, sehingga sering kali mengalami banyak kendala dalam pelaksanaannya, beberapa diantaranya adalah listrik padam, penanganan pelayanan teknik yang lama akibat kurangnya kualitas SDM pelayan teknik, Program ANDALANKU 345 yang merupakan program untuk menekan jumlah gangguan dan lamanya pemadaman dapat dikatakan kurang optimal karena waktu yang digunakan lebih cepat daripada waktu yang seharusnya digunakan lebih dari 5 jam.Di sisi lain, pelayanan pelanggan yang disediakan PT PLN (Persero) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan, meliputi :1. Pasang baru2. Perubahan Daya3. Penyambungan Sementara4. Layanan informasi PLN5. Layanan rekening, dllLayanan pelan1.2 Perumusan MasalahPermasalahan yang akan dibahas pada tugas akhir ini yaitu peningkatan keandalan dan mutu dengan cara pengoptimalkan kinerja dan roadmap distribusi.

1.3 Batasan MasalahPada tugas akhir ini membahas mengenai strategi-strategi untuk peningkatan keandalan dan mutu listrik pada UPJ Semarang Timur.

1.4 Keaslian Tugas AkhirBelum pernah ada laporan tugas akhir dengan isi yang sama, namun ada telaah dan laporan studi yang menerangkan mengenai pengoptimalan kinerja melalui roadmap distribusi. Perbedaan dari telaah dan laporan studi yang terdahulu dengan laporan tugas akhir ini, adalah pada laporan tugas akhir ini penulis membahas mengenai bagaimana menganalisis gangguan dan cara mengatasi gangguan tersebut. Sedangkan pada laporan yang terdahulu hanya membahas roadmap secara umum dan tidak secara rinci.

1.5 Manfaat Tugas AkhirDiharapkan manfaat dari Tugas Akhir ini adalah dapat mewujudkan visi Distribusi yaitu :1. Menyediakan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan organisasi yang memadai.2. Menerapkan teknologi baru dan manajemen modern.3. Mengedepankan kejujuran dan keunggulan.

1.6 Tujuan Tugas AkhirTujuan dari tugas akhir ini :1. Mengetahui kerugian akibat mutu dan keandalan rendah.2. Dapat mengetahui mengenai K3 dan SOP dalam kinerja distribusi.3. Dapat mengetahui penyebab gangguan dan cara mengantisipasi.4. Menganalisa dan mengevaluasi realisasi mutu dan keandalan distribusi.5. Membuat tahapan peningkatan mutu dan keandalan berdasarkan skala prioritas.

2. Tinjauan Pustaka

Penulisan laporan tugas akhir ini menggunakan beberapa referensi dari sebuah Telaah mengenai kinerja dan roadmap distribusi yang sebelumnya sudah ada dan laporan tugas yang sudah ada. Telaah yang menjadi referensi penulis adalah makalah berjudul Optimalisasi Condition-based Maintenance di PLN Area Serpong untuk Menekan SAIDI dan SAIFI, Hendrix Reza, Asisten Manajer Perencanaan Area Serpong. Telaah tersebut berisi tentang pengaruh pemeliharaan aset terhadap penurunan gangguan dan pencapaian kinerja SAIDI dan SAIFI strategi mengoptimalkan kegiatan pemeliharaan untuk mencapai target kerja SAIDI dan SAIFI. Perbedaan telaah tersebut dengan laporan tugas akhir penulis adalah pada pembahasan penyelesaian masalah. Makalah tersebut hanya memaparkan mengenai kinerja distribusi Area Serpong selama tahun 2012 dan roadmap keandalan yang dibuat sampai tahun 2015, sedangkan laporan tugas akhir ini akan membahas menganalisa dan cara mengatasi gangguan.Referensi kedua yang menjadi acuan penulis adalah laporan studi yang berjudul Proses Bisnis PLN Distribusi yang ditulis oleh Armi Yuda. Laporan ini berisi penjelasan bidang kerja, roadmap dan strategi, proses bisnis distribusi dan skema strategi pengurangan losses pada jaringan distribusi. Penjelasan dari laporan tersebut terlalu umum, sehingga perbedaannya dengan laporan tugas akhir ini adalah penjelasan yang lebih rinci mengenai roadmap dan strategi untuk peningkatan mutu dan keandalan dalam sistem distribusi.Keandalan menggambarkan suatu ukuran tingkat pelayanan penyediaan tenaga listrik dari sistem ke pelanggan. Indek keandalan merupakan suatu indikator keandalan yang dinyatakan dalam besaran probabilitas. Tingkat keandalan pada jaringan distribusi meliputi pemilihan konfigurasi dan sistem saluran kabel SKTM DAN SUTM sesuai dengan kondisi beban dan ketersediaan investasi. Keandalan sistem distribusi erat kaitannya dengan masalah pemutusan beban yang merupakan akibat adanya gangguan pada sistem. Keandalan sistem distribusi berbanding terbalik dengan tingkat pemutusan beban sistem. Semakin tinggi frekuensi pemutusan beban pada sistem maka keandalan sistem semakin berkurang, begitu sebaliknya (Darmanato dkk,2006).Ukuran keandalan daapat diketahui dari seberapa sering sistem mengalami pemutusan beban, berapa lama pemutusan terjadi dan berapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi dari pemutusan yang terjadi (restoration). Sistem yang mempunyai keandalan tinggi akan mampu memberikan tenaga listrik setiap saat dibutuhkan, sedangan sistem mempunyai keandalan rendah bila tingkat ketersediaan tenaganya rendah yaitu sering padam (Prihandika,2012).

3. Landasan Teori3.1 Pengertian KeandalanIndeks keandalan sistem distribusi didefinisikan sebagai suatu besaran yang digunakan untuk membandingkan penampilan sistem distribusi. Dua indeks keandalan yang paling sering digunakan dalam sistem distribusi adalah indeks frekuensi pemadaman rata-rata (SAIFI), dan indeks lama pemadaman rata-rata (SAIDI) (SPLN,1985:59)Ukuran keandalan dapat diketahui dari seberapa sering sistem mengalami pemutusan beban, berapa lama pemutusan terjadi dan berapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi dari pemutusan yang terjadi (restoration). Sistem yang mempunyai keandalan tinggi akan mampu memberikan tenaga listrik setiap saat dibutuhkan, sedangan sistem mempunyai keandalan rendah bila tingkat ketersediaan tenaganya rendah yaitu sering padam. Tingkatan keandalan dalam pelayanan dapat dibedakan menjadi 5 (lima) hal antara lain (SPLN 52-3,1983:5) :1. Tingkat 1 : Dimungkinkan padam berjam-jam, yaitu waktu yang diperlukan untuk mencari dan memperbaiki bagian yang rusak karena adanya gangguan.2. Tingkat 2 : Padam beberapa jam yaitu waktu yang diperlukan untuk mengirim petugas ke lapangan, melokalisir gangguan dan melakukan manipulasi untuk dapat menghidupkan sementara dari arah atau saluran yang lain.3. Tingkat 3 : Padam beberapa menit, manipulasi oleh petugas yang stand by di gardu atau dilakukan deteksi/pengukuran dan pelaksanaan manipulasi jarak jauh.4. Tingkat 4 : Padam beberapa detik, pengamanan dan manipulasi otomatis.5. Tingkat 5 : Tanpa padam, dilengkapi instalasi cadangan terpisah dan otomatis.

Sistem distribusi dapat dikatakan memiliki keandalan tinggi jika berada pada tingkat 4 dan 5, serta memiliki keandalan menengah jika berada pada tingkat 3, kemungkinan memiliki keandalan rendah jika berada pada tingkat 1 dan 2. Tingkat keandalan yang tinggi diperoleh dengan pemilihan jaringan dengan tingkat kontinuitas/ kelangsungan pelayanan yang tinggi (lama pemutusan beban yang rendah) dan jumlah/ frekuensi pemutusan beban karena gangguan yang rendah.Indeks keandalan suatu sistem distribusi digunakan untuk mengukur tingkat keandalan dari tiap-tiap titik beban/load point. Indeks keandalan pada dasarnya adalah suatu angka atau parameter yang menunjukkan tingkat pelayanan atau tingkat keandalan dari pada suplai tenaga listrik kekonsumen.3.2 Pengertian SAIDI dan SAIFISAIFI adalah informasi rata-rata kali pemadaman yang dialami pelanggan pada suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu satu tahun. Secara matematis SAIFI dapat didefinisikan sebagai :

SAIDI adalah informasi rata-rata lama pemadaman yang dialami pelanggan pada suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu satu tahun. Persamaan matematis yang digunakan untuk menghitung SAIDI adalah

Besaran lain yang dapat digunakan untuk mengukur indeks keandalan adalah CAIDI. Didefinisikan sebagai lama pemadaman yang dirasakan pelanggan untuk setiap satu kali pemadaman. Secara matematis dituliskan sebagai berikut :

Berdasarkan persamaan matematis tersebut, dapat disimpulkan sementara bahwa indeks keandalan sistem distribusi sangat tergantung kepada :1. Frekuensi pemadaman2. Jumlah pelanggan yang padam3. Lama pemadaman (proses switching, pelaksanaan perbaikan, dan pemeliharaan)Indeks Keandalan tersebut (SAIDI dan SAIFI) merupakan parameter yang lazim digunakan untuk kengukur tingkat keandalan Utilitas Pengelola Jaringan Listrik di seluruh dunia.3.3 Roadmap Keandalan DistribusiUntuk peningkatan keandalan distribusi maka perlu dibuat roadmap, karena roadmap mempunyai beberapa fungsi, yaitu :a. Sebagai lintasanRoadmap dapat digunakan sebagai lintasan/peta menuju visi. Atau dengan kata lain sebagai target yang harus dicapai agar target tersebut terpenuhi dan jika target tersebut belum terpenuhi minimal mendekati visi yang sudah dibuat sebelumnya.b. Sebagai pengamanSelain berfungsi sebagai lintasan menuju visi, roadmap juga perlu dibuat untuk mencegah adanya intervensi baik dari dalam/luar PLN baik secara teknis maupun nonteknis.c. Sebagai penyatu langkah Seperti maksud dari perlunya dibuat roadmap adalah sebagai penyatu langkah menuju visi, sehingga visi tersebut dapat tercapai.Untuk menuju visi PLN sebagai WCS (World Class Services) sehingga terus dilakukan perbaikan perfoma dalam hal efisiensi(efficiency), ketersediaan (reability) dan kualitas (quality). Hal ini ditunjukan dalam Slogan ANDALANKU 9345. Angka 9345 mempunyai arti:9 = frekuensi padam maksimal 9 kali padam3 = pemulihan kembali maksimal 3 jam45= respon konsumen maksimal 45 menitRoadmap terdiri dari dari beberapa milestone indeks keandalan sistem distribusi yang harus dicapai per tahun. Indeks itu terdiri dari : Indeks SAIDI3.4 GAP antara SAIDI dan SAIFIGap antara pencapaian kinerja SAIDI dan SAIFI PLN terhadap target yang dibebankan Kantor Distribusi sangat besar. Upaya perbaikan telah dirumuskan untuk memenuhi target tersebut dengan melakukan analisa gangguan, pareto penyebab gangguan, dan berbagai program unggulan. Namun dalam tahapan implementasinya melalui kegiatan pemeliharaan, belum dapat mendorong pencapaian target kinerja tersebut. Dugaan sementara akar permasalahannya adalah : 1. Belum dimengertinya proses bisnis Bidang Distribusi terutama Proses Bisnis Pemeliharaan.2. Internalisasi Target Kinerja belum menyentuh pada tataran pelaksana (frontliner).3. Belum adanya pembagian tugas yang jelas kepada seluruh SDM yang disertai dengan target waktu dan kuantitas terukur. 4. Lemahnya pengendalian dan monitoring terhadap kegiatan pemeliharaan berikut SLA-nya, terutama akibat keterbatasan jumlah SDM.5. Aset dan berbagai kegiatan pengelolaannya belum terdokumentasi dengan baik.6. Ketersediaan material cadang belum memenuhi stock minimum sehingga memperlampat kegiatan pemeliharaan.7. Masih banyaknya penyulang bertopologi radial dengan lateral tanpa pasokan cadangan, yang memasok puluhan gardu distribusi.Ide perbaikan untuk mengatasai akar permasalahan tersebut di atas antara lain :1. Internalisasi target kinerja, proses bisnis, dan deskripsi tugas ke seluruh lini melalui briefing pagi, forum group diskusi, dan media visual management.2. Merapikan data aset disertai dengan proses updating-nya.3. Membuat berbagai aplikasi bantu untuk mempermudah monitoring kegiatan dan pencapaian kinerja.4. Pembuatan kontrak setahun untuk pengadaan material dan jasa borong kegiatan pemeliharaan.5. Memperbanyak peralatan switching untuk memperkecil zona pemadaman, sekaligus menggunakan pola pengaman sistem tegangan menengah pola radial dengan kordinasi PBO-SSO.3.5 Pemeliharaan Sistem DistribusiDalam rangka memenuhi Roadmap Keandalan tersebut, pemeliharaan semakin ditingkatkan. lingkup pemeliharaan yang dilakukan adalah :1. Rabas dahan / ranting pohon (pembersihan ROW)2. Pembersihan arku laying3. Pemeliharaan konstruksi SUTM4. Pemeliharaan instalasi gardu5. Perbaikan sistem pembumian gardu distribusi6. Paralonisasi SUTM rawan pohon7. Penggantian Fusebase, Cable Schoen, Terminal Primer/Sekunder Trafo8. Perbaikan Trafo rembes dengan menggunakan silent9. Pemeliharaan sipil garduPelaksanaan pemeliharaan diserahkan ke pihak ketiga melalui kontrak jasa borong pelayanan teknik pola 2 (dua), dan mitra kerja lainnya di luar lingkup kontrak pelayanan teknik. Dalam rangka memperkecil pemadaman, sebagian pemeliharaan pada SUTM dilaksanakan dalam keadaan bertegangan yang dikelola oleh seksi PDKB TM. Pola Pemeliharaan yang dilaksanakan pada Tahun sebelumnya adalah :1. Pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Based Maintenance)Dengan pola ini, seluruh aset dijadwalkan untuk dipelihara minimal sekali dalam setahun. Pola ini dilaksanakan pada pemeliharaan instalasi gardu. Kekurangannya adalah tidak tercovernya potensi gangguan karena aset yang beresiko terlambat dipelihara.Pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Based Maintenance)2. Dengan pola ini pemeliharaan dilaksanakan berdasarkan kondisi aset. Kondisi aset tersebut merupakan hasil inspeksi yantek yang telah dievaluasi oleh. Pengendalian Pemeliharaan Distribusi. Beberapa hal yang menjadi kendala antara lain :a. Peta pohon datanya berbeda antara pelaksana rabas pohon dengan tim impeksi. Updating peta pohon oleh tim inspeksi tidak diteruskan ke pelaksana rabas pohon.b. Data Gardu belum terdokumentasi dengan baik. Setiap orang memiliki data gardu dengan bentuk, format, dan isi yang berbeda.c. Hasil inspeksi Yantek tidak terdokumentasikan dengan baik, sehingga setiap rencana pemeliharaan memerlukan survay ulang.d. Rencana pemeliharaan dan kebutuhan material menggunakan asumsi bukan berdasarkan hasil inspeksi dengan gambar topologi JTL-nyae. Jumlah pelaksana inspeksi terhadap SLA inspeksi tidak sebanding. Dikhawatirkan inspeksi dilaksanakan untuk menggugurkan kewajiban atau copy paste data yang lama.f. Keragu-raguan akan kemampuan petugas inspeksi menggunakan alat ukur.g. Keragu-raguan akan validitas pengukuran karena alat ukur tidak pernah dikalibrasi.

4.Cara Pengamatan4.1 Bahan Pengamatana. Sumber dataMenurut Lofland dan Lofland dalam Moleong dalam Proposal Tugas Akhir yang dibuat oleh Irene Ega Novena Putri, mahasiswa D3 Elektro Undip, mengatakan bahwa sumber data primer dalam penelitain kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data sepert dokumen dan lain-lain.

b. Data PrimerData primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. Untuk memperoleh data primer ini dilakukan dengan pengumpulan data konsumen dan seberapa kali pemadaman dalam setahun beserta penyebab dari pemadaman.c.Data SekunderData Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui buku-buku diperpustakaan juga arsip-arsip yang berhubungan dengan penelitian. Adapun untuk menambah data sekunder penelitian digunakan data berupa data deskriptif berupa pemikiran peneliti yang diperoleh dari hasil penelitian.Bahan pengamatan yang dibutuhkan penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :a. Data jumlah pelanggan PLN di Rayon Semarang Timur.b. Data lamanya pemadaman dalam kurung waktu satu tahun.c. Penyebab adanya pemadam dan cara mengatasi pemadaman pada waktu sebelumnya.d. Data perhitungan keandalan SAIDI dan SAIFI pada tahun-tahun sebelumnya.e. Luas wilayah rayon Semarang Timur.f. Data target pencapain kinerja SAIDI/SAIFI pada tahun yang akan datang.g. Data frekuensi rata-rata pada saat padam.4.2 Alat pengumpulan dataUntuk mengamati kenaikan kinerja keandalan mutu distribusi, penulis menggunakan beberapa alat yang digunakan untuk mengumpulan data. Sehingga data yang digunakan lebih akurat dan untuk perencanaan penekanan indeks SAIDI dan SAIFI pada masa yang akan datang, maka diperlukan alat-alat sebagai berikut:a. Buku catatanBuku catatan berfungsi untuk mencatat segala yang terjadi terkait pengumpulan data untuk menghitung indeks SAIDI dan SAIFI. Buku catatan juga digunakan sebagai jurnal yang dilakukan penulis selama kerja praktek dapat melengkapi laporan tugas akhir jika diperlukan.b. LaptopLaptop digunakan untuk mengolah data yang didapat penulis untuk direkap sehingga mudah dalam menghitung indeks yang diakan dibahas pada laporan tugas akhir ini.c. Lembar pengamatanLembar pengamatan dapat berupa lampiran dari data-data yang sedang dicari. Dan lembar pengamatan berupa format yang harus diisi saat sedang mencari data.d. AngketYaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan. Angket dibagi dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut :a.Angket Tertutup, yaitu angket yang disajikan dengan serangkaian alternative, sedangkan responden hanya cukup member tanda silang, melingkar, ataupun sebagainya.b.Angket Terbuka, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk pertanyaan dan responden dipersilahkan untuk menuliskan jawaban sesuai dengan yang dipikirkan dan dirasakan sendiri.c.Angket Campuran, yaitu gabungan dari angket terbuka dan angket tertutup.

e. Daftar Cocok (Check List)Sebenarnya daftar cocok (check list) ini juga merupakan angket, yang dalam pengisiannya responden hanya member tanda cek atau sialng pada kolom yang telah disediakan.f. SkalaMerupakan instumen pengumpul data yang bentuknya hamper sama dengan daftar cocok atau angket model tertutup, namun alternative jawabannya merupakan perjenjangan. Misalnya sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. (http://fasya18.blogspot.com/2013/01/alat-pengumpul-data.html)

4.3 Jalan Pengamatan Tugas Akhir

MULAIData jumlah pelanggan.Data lama pemadaman.Luas wilayah rayon Semarang Timur.Data frekuensi rata-rata saat pemadaman.EVALUASI DAN MENGATASI GANGGUANAPAKAH SUDAH SESUAI TARGET ?SELESAI

5.DAFTAR PUSTAKA Darwanto, Agus dan Titik Sri Wahyuningsih. 2013. Analisis Indeks Keandalan Sistem Distribusi 20 KV Berdasarkan SAIDI dan SAIFI dalam Simulasi Reability Konfigurasi Feeder Double Circuit dengan ETAP 7.00 PT PLN UPJ Padangan. Padangan : PT PLN.Parmadiyanti, Noviarni. 2013. Master Plan Pengembangan Kelistrikan Daerah Studi Kasus Kelistrikan Daerah Kabupaten Temanggung. Semarang: Undip.Reza, Hendrix. 2013. Optimalisasi Condition-based Maintenanced PLN Area Serpong untuk Menekan SAIDI dan SAIFI. Jakarta : PT PLN.http://fasya18.blogspot.com/2013/01/alat-pengumpul-data.htmlhttp://armiyudha.blogspot.com/2012/05/proses-bisnis-pln-distribusi.html