paracetamol makalah

Upload: faizal-thelordimmortal

Post on 14-Apr-2018

265 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    1/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF PARASETAMOL

    DALAM OBAT SEDIAAN ORAL DENGAN

    METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

    TUGAS AKHIR

    YULIDA AMELIA NASUTION

    062401068

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS

    DEPARTEMEN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN

    2009

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    2/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF PARASETAMOL

    DALAM OBAT SEDIAAN ORAL DENGAN

    METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli

    Madya.

    YULIDA AMELIA NASUTION

    062401068

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS

    DEPARTEMEN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN2009

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    3/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    PERSETUJUAN

    Judul : PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF

    PARASETAMOL DALAM OBAT SEDIAAN ORAL

    DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR

    KINERJA TINGGI (KCKT)

    Kategori : TUGAS AKHIR

    Nama : YULIDA AMELIA NASUTION

    Nomor Induk Mahasiswa : 062401068

    Program Studi : DIPLOMA III KIMIA ANALIS

    Departemen : KIMIA

    Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

    ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERAUTARA

    Disetujui diMedan, Juni 2009

    Diketahui/Disetujui oleh

    Departemen Kimia FMIPA USU Pembimbing,Ketua,

    Dr. Rumondang Bulan Nst, MS. Dr. Ribu Surbakti, MS.

    NIP : 131 459 466 NIP : 130 872 290

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    4/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    PERNYATAAN

    PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF PARASETAMOL

    DALAM OBAT SEDIAAN ORAL DENGAN

    METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

    TUGAS AKHIR

    Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecualibeberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

    Medan, Juni 2009

    YULIDA AMELIA NASUTION

    062401068

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    5/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    PENGHARGAAN

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan

    rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan kesehatan dan kesempatan untukdapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun tujuan penulis dalam menyelesaikan

    Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan

    program studi D-III Kimia Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Sumatera Utara.

    Dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta

    dorongan dari pihak keluarga, pihak-pihak tertentu serta dari rekan-rekan

    seperjuangan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa buat

    kedua orang tua tercinta yaitu ayahanda Drs. Budi Nasution dan ibunda Huzaimah

    Dalimunthe yang telah mengasuh, mendidik, memberikan kasih sayang dan

    dukungan serta doa yang tiada putus-putusnya, sehingga penulis dapatmenyelesaikan Tugas Akhir ini. Juga buat kakanda Rahmatika Ulfah Nasution dan

    adinda Chairunnisa Nasution dan Muhammad Fauzan Nasution, beserta seluruhkeluarga besar penulis.

    Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telahmemberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada :

    1. Bapak Dr. Ribu Surbakti, MS., selaku Dosen Pembimbing yang banyakmeluangkan waktu dan kesempatan untuk memberikan bimbingan dan arahan

    kepada penulis.2. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS., selaku Ketua Jurusan Kimia Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam Universitas Sumatera Utara.3. Ibu Marpongahtun, MSc., selaku ketua Program Studi Diploma D III Kimia

    Analis.4. Bapak Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Matematika

    dan Ilmu Pengetahuan alam Universitas Sumatera Utara.5. Ibu Zakiah Kurniati, S.Farm, Apt., selaku Pembimbing Lapangan Balai Besar

    POM yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatan untuk

    memberikan bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan PKL.

    6. Ibu Dra. Nina Refida, Apt., selaku Tata Usaha PKL di Balai Besar POM7. Dan yang tidak terlupakan buat sahabat saya Ayu Utami Ningsih dan Weny

    Febriani Dalimunthe yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya

    kepada saya serta rekan-rekan se-PAKA lainnya.Demikianlah karya ilmiah ini penulis perbuat dan penulis menyadari bahwa

    Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunannya

    dikarenakan keterbatasan, kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh sebab itu

    penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan penulisan

    ini. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan berguna bagi

    pihak-pihak yang menggunakannya.

    Medan, Juni 2009

    Penulis

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    6/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    ABSTRAK

    Telah dilakukan penetapan kadar zat aktif parasetamol dalam obat sediaan oral dengan

    metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan menggunakan detektor

    UV-Vis dengan panjang gelombang 243 nm. Dari data diperoleh kadar zat aktif

    parasetamol sebesar 97,73%, ini berarti bahwa kadar zat aktif parasetamol dalam obat

    sediaan oral tersebut memenuhi syarat sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi IV

    Tahun 1995 yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110%.

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    7/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    DETERMINATION OF ACTIVE MATTER ACETAMINOPHEN

    IN ORAL SOLUTION USING

    HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC) METHOD

    ABSTRACT

    Determination of active matter acetaminophen in oral solution using High

    Performance Liquid Chromatography (HPLC) method by using detector UV-Vis with

    wave lenght 243 nm was done. From data was obtained the content of active matter

    acetaminophen that was 97,73%, it means that active matter acetaminophen in oral

    solution to comply requirement according to Farmakope Indonesia Edition IV 1995that was not less than 90,0% and not more than 110,0%.

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    8/35

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    9/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    LAMPIRAN

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 4.1. Larutan Baku Prasetamol 22

    Tabel 4.2. Larutan Sampel Prasetamol 22

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    10/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Panas tinggi atau demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi daripada

    biasanya atau di atas suhu normal. Umumnya terjadi ketika seseorang mengalami

    gangguan kesehatan. Suhu badan normal manusia biasanya berkisar antara 36-37oC..

    Jadi, seseorang yang mengalami demam, suhu badannya di atas 37oC. Sebenarnya,

    suhu badan yang mencapai 37,5oC masih berada di ambang batas suhu normal. Tentu

    saja sepanjang suhu tersebut tidak memiliki kecendrungan untuk meningkat. Dengan

    kata lain, ketika kondisi suhu badan mencapai ambang batas, sudah selayaknya hal

    tersebut mendapatkan perhatian yang lebih serius sehingga kemungkinan melampaui

    batas ambang dapat dihindarkan.

    Demam dapat diderita oleh siapa saja, dari bayi hingga berusia paling lanjut

    sekalipun. Demam sesungguhnya merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia

    dalam usaha melakukan perlawanan terhadap beragam penyakit yang masuk atau

    berada di dalam tubuh. Dengan kata lain, demam adalah bentuk mekanisme

    pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit. Apabila ada suatu kuman penyakit yang

    masuk ke dalam tubuh, secara otomatis tubuh akan melakukan perlawanan terhadap

    kuman penyakit itu dengan mengeluarkan zat antibodi. Pengeluaran zat antibodi yang

    lebih banyak daripada biasanya ini diikuti dengan naiknya suhu badan. Semakin berat

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    11/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    penyakit yang menyerang, semakin banyak pula antibodi yang dikeluarkan, dan

    akhirnya semakin tinggi pula suhu badan yang terjadi. ( Widjaja, 2001 )

    Obat memiliki cakupan makna yang cukup luas, bukan hanya terbatas pada

    zat-zat yang digunakan untuk menyembuhkan seseorang dari sakit. Zat-zat yang

    berfungsi untuk menetapkan diagnosis (mengetahui penyakit), mencegah, mengurangi

    (meski tidak menyembuhkan), menghilangkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau

    kelainan, baik jasmaniah maupun rohaniah pada manusia dan hewan, juga disebut

    dengan obat.

    Para peneliti merasa bahwa penggunaan obat-obat nabati yang berupa rebusan

    ataupun ekstrak, tidak sebaik yang diharapkan. Perbedaan asal tanaman dan cara

    pembuatan ramuan mengakibatkan perbedaan jumlah kandungan zat aktif. Hal ini

    menyebabkan efektivitas khasiat ramuan berbeda-beda, maka dilakukanlah isolasi

    (pemisahan) zat aktif yang ada dalam ekstrak atau rebusan obat tersebut sehingga

    didapatkan zat kimianya. Zat ini harus dapat diketahui rumus kimianya (nama

    kimianya), sifat-sifat fisik dan kimianya, termasuk bagaimana obat bisa dibuat dalam

    bentuk yang tepat, untuk kemudian dicobakan pada binatang. Percobaan pada

    binatang ini dilakukan guna mengetahui cara kerja obat, efek obat, sifat-sifat obat,

    kecepatan dan lamanya obat bereaksi di dalam tubuh.

    Apabila zat kimia itu berhasil dalam percobaan binatang, maka tahap

    selanjutnya adalah percobaan klinis kepada sukarelawan. Apabila percobaan ini

    menyimpulkan bahwa obat memiliki khasiat dan keamanan yang baik, maka barulah

    zat tersebut dapat didaftarkan kepada Badan Pemerintah yang berwenang (di

    Indonesia adalah Badan Pengawasan Obat dan Makanan) untuk mendapatkan

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    12/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    pengakuan sebagai obat yang boleh diproduksi dan diedarkan. Zat kimia inilah yang

    kemudian oleh pengobatan modern dinamakan sebagai obat (zat aktif).

    Obat dibuat dalam skala besar di pabrik obat. Dibuat dalam bentuk tablet,

    kapsul, sirup, atau bentuk lainnya, bisa pula dibuat dalam berbagai bentuk sekaligus.

    Pada proses pembuatannya, zat aktif obat tersebut biasanya akan ditambahkan bahan-

    bahan lain yang dimaksudkan agar dapat membantu menjadi bentuk obat yang baik.

    Bahan-bahan tambahan juga dimaksudkan untuk membantu agar obat tersebut mudah

    masuk dan berkhasiat dalam tubuh sesuai dengan yang diharapkan. ( Widodo, 2004 )

    Parasetamol merupakan obat yang memiliki khasiat meredakan sakit / nyeri

    dan menurunkan suhu demam. Parasetamol dimetabolisir oleh hati dan dikeluarkan

    melalui ginjal. Parasetamol tidak merangsang selaput lendir lambung atau

    menimbulkan perdarahan pada saluran cerna. Diduga mekanisme kerjanya adalah

    menghambat pembentukan prostaglandin. ( http://www.actavis.co.id/ )

    Obat ini digunakan untuk mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri dan

    menurunkan suhu badan yang tinggi. Misalnya pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri

    haid, keseleo, demam imunisasi, demam flu dan lain sebagainya. Obat-obat golongan

    ini yang beredar sebagai obat bebas adalah untuk sakit yang bersifat ringan,

    sedangkan untuk sakit yang berat (misal: sakit karena batu ginjal, batu empedu dan

    kanker) perlu menggunakan jenis obat keras (harus dengan resep dokter) dan untuk

    demam yang berlarut-larut membutuhkan pemeriksaan dokter. ( Widodo, 2004 )

    1.2. Permasalahan

    http://www.actavis.co.id/%20)http://www.actavis.co.id/%20)
  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    13/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    Permasalahannya adalah apakah kadar zat aktif parasetamol yang terkandung

    dalam obat sediaaan oral telah memenuhi syarat sesuai dengan Farmakope Indonesia

    (FI) Edisi IV Tahun 1995 yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%.

    1.3. Tujuan

    - Untuk mengetahui kadar zat aktif parasetamol dalam obat sediaan oral

    - Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam penetapan kadar zat aktif

    parasetamol dalam obat sediaan oral secara laboratorium

    1.4. Manfaat

    - Memberikan informasi tentang kadar zat aktif parasetamol dalam obat sediaan

    oral

    - Memberikan informasi tentang apakah kadar zat aktif parasetamol yang

    terkandung dalam obat sediaaan oral telah memenuhi syarat sesuai dengan

    Farmakope Indonesia (FI) Edisi IV Tahun 1995 yaitu tidak kurang dari 90,0%

    dan tidak lebih dari 110,0%

    - Memberikan informasi tentang metode yang digunakan dalam penetapan kadar

    zat aktif parasetamol dalam obat sediaan oral

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    14/35

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    15/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    Kata asetaminofen dan parasetamol berasal dari singkatan nama kimia bahan

    tersebut : - Versi Amerika N-asetil-para-aminofenol asetominofen

    - Versi Inggris para-asetil-amino-fenol parasetamol

    ( http://id.wikipedia.org/wiki/Parasetamol )

    Asetaminofen atau yang biasa disebut Parasetamol, mempunyai daya kerja

    analgetik dan antipiretik sama dengan Asetosal, meskipun secara kimia tidak

    berkaitan. Tidak seperti Asetosal, Asetaminofen tidak mempunyai daya kerja

    antiradang, dan tidak menimbulkan iritasi dan pendarahan lambung. Sebagai obat

    antipiretika, dapat digunakan baik Asetosal, Salsilamid maupun Asetaminofen.

    Diantara ketiga obat tersebut, Asetaminofen mempunyai efek samping yang

    paling ringan dan aman untuk anak-anak. Untuk anak-anak di bawah umur dua tahun

    sebaiknya digunakan Asetaminofen, kecuali ada pertimbangan khusus lainnnya dari

    dokter. Dari penelitian pada anak-anak dapat diketahui bahwa kombinasi Asetosal

    dengan Asetaminofen bekerja lebih efektif terhadap demam daripada jika diberikan

    sendiri-sendiri. ( Sartono, 1996 )

    2.1.1 Sejarah Parasetamol

    Sebelum penemuan asetaminofen, kulit sinkona digunakan sebagai agen

    antipiretik, selain digunakan untuk menghasilkan obat antimalaria, kina. Karena

    pohon sinkona semakin berkurang pada 1880-an, sumber alternatif mulai dicari.

    Terdapat dua agen antipiretik yang dibuat pada 1880-an; asetanilida pada 1886 dan

    fenasetin pada 1887. Pada masa ini, parasetamol telah disintesis oleh Harmon

    http://id.wikipedia.org/wiki/Parasetamolhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kina&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/1880-anhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asetanilida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fenasetin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Harmon_Northrop_Morse&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Harmon_Northrop_Morse&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Harmon_Northrop_Morse&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fenasetin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asetanilida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/1880-anhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kina&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Parasetamol
  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    16/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    Northrop Morse melalui penguranganp-nitrofenol bersama timah dalam asam asetat

    gletser. Biarpun proses ini telah dijumpai pada tahun 1873, parasetamol tidak

    digunakan dalam bidang pengobatan hingga dua dekade setelahnya.

    Pada 1893, parasetamol telah ditemui di dalam air kencing seseorang yang

    mengambil fenasetin, yang memekat kepada hablur campuran berwarna putih dan

    berasa pahit. Pada tahun 1899, parasetamol dijumpai sebagai metabolit asetanilida.

    Namun penemuan ini tidak dipedulikan pada saat itu. Pada 1946, Lembaga Studi

    Analgesik dan Obat-obatan Sedatif telah memberi bantuan kepada Departemen

    Kesehatan New York untuk mengkaji masalah yang berkaitan dengan agen analgesik.

    Bernard Brodie dan Julius Axelrod telah ditugaskan untuk mengkaji mengapa agen

    bukan aspirin dikaitkan dengan adanya methemoglobinemia, sejenis keadaan darah

    tidak berbahaya.

    Di dalam tulisan mereka pada 1948, Brodie dan Axelrod mengaitkan

    penggunaan asetanilida dengan methemoglobinemia dan mendapati pengaruh

    analgesik asetanilida adalah disebabkan metabolit parasetamol aktif. Mereka membela

    penggunaan parasetamol karena memandang bahan kimia ini tidak menghasilkan

    racun asetanilida. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Parasetamol )

    Derivat-asetanilida ini adalah metabolit dari fenasetin, yang dahulu banyak

    digunakan sebagai analgeticum, tetapi pada tahun 1978 telah ditarik dari peredaran

    karena efek sampingnya (nefrotoksisitas dan karsinogen). Khasiatnya analgetis dan

    antipiretis, tetapi tidak antiradang. Dewasa ini pada umumnya dianggap sebagai zat

    antinyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri). Efek

    analgetisnya diperkuat oleh kofein dengan kira-kira 50% dan kodein. Resorpsinya dari

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=4-nitrofenol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetathttp://id.wikipedia.org/wiki/Air_kencinghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bernard_Brodie&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Julius_Axelrodhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aspirinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Methemoglobinemia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Methemoglobinemia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Parasetamolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Parasetamolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Methemoglobinemia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Julius_Axelrodhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bernard_Brodie&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Air_kencinghttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=4-nitrofenol&action=edit&redlink=1
  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    17/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    usus cepat dan praktis tuntas, secara rektal lebih lambat. Efek samping tak jarang

    terjadi, antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah.

    Overdose bisa menimbulkan antara lain mual, muntah, dan anorexia.

    Penanggulangannya dengan cuci lambung, juga perlu diberikan zat-zat penawar (asam

    amino N-asetilsistein atau metionin) sedini mungkin, sebaiknya dalam 8-10 jam

    setelah intoksikasi. Wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman, juga

    selama laktasi walaupun mencapai air susu ibu. Interaksi pada dosis tinggi

    memperkuat efek antikoagulansia, dan pada dosis biasa tidak interaktif. ( Tjay, 2000 )

    Cara kerja Parasetamol

    Analgesik - antipiretik

    - Sebagai analgesik, bekerja dengan meningkatkan ambang rangsang rasa sakit

    - Sebagai antipiretik, diduga bekerja langsung pada pusat pengatur panas di

    hipotalamus

    Indikasi

    - Meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan

    demam

    Kontra indikasi

    - Penderita gangguan fungsi hati yang berat

    - Penderita hipersensitif terhadap obat ini

    Efek samping

    - Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati

    - Reaksi hipersensitivitas

    Perhatian

    - Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    18/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    - Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak

    menghilang, segera hubungi Unit Pelayanan Kesehatan

    - Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat

    meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati

    - Simpan pada suhu 15C - 30 C, terhindar dari cahaya

    - Jauhkan dari jangkauan anak-anak ( http://www.actavis.co.id )

    Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan Parasetamol:

    - Kelebihan dosis dapat menyebabkan gangguan fungsi hati

    - Makanlah bersama dengan makanan atau susu

    - Selama menggunakan obat ini hindari minum alkohol. Minumlah air yang

    banyak (kira-kira 2 liter per hari)

    - Pemakaian untuk dewasa tidak boleh lebih dari 10 hari terus menerus, dan anak

    anak tidak boleh lebih dari 5 kali sehari selama 5 hari ( Widodo, 2004 )

    2.1.2. Keracunan Parasetamol

    Parasetamol (Asetaminofen) adalah obat yang sangat aman, tetapi bukan

    berarti tidak berbahaya. Sejumlah besar asetaminofen akan melebihi kapasitas kerja

    hati, sehingga hati tidak lagi dapat menguraikannya menjadi bahan yang tidak

    berbahaya. Akibatnya, terbentuk suatu zat racun yang dapat merusak hati. Keracunan

    asetaminofen pada anak-anak yang belum mencapai masa puber, jarang berakibat

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    19/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    fatal. Pada anak-anak yang berumur lebih dari 12 tahun, overdosis asetaminofen bisa

    menyebabkan kerusakan hati.

    Gejala keracunan parasetamol terjadi melalui 4 tahapan :

    - Stadium I (beberapa jam pertama) : belum tampak gejala

    - Stadium II (setelah 24 jam) : mual dan muntah; hasil pemeriksaan menunjukkan

    bahwa hati tidak berfungsi secara normal

    - Stadium III (3-5 hari kemudian) : muntah terus berlanjut; pemeriksaan

    menunjukkan bahwa hati hampir tidak berfungsi, muncul gejala kegagalan hati

    - Stadium IV (setelah 5 hari) : penderita membaik atau meninggal akibat gagal

    hati

    Gejalanya lainnya yang mungkin ditemukan ialah :

    - berkeringat

    - kejang

    - nyeri atau pembengkakan di daerah lambung

    - nyeri atau pembengkakan di perut bagian atas

    - diare

    - nafsu makan berkurang

    - mual atau muntah

    - rewel

    - koma

    Gejala mungkin baru timbul 12 jam atau lebih setelah mengkonsumsi parasetamol.

    Tindakan darurat yang dapat dilakukan di rumah adalah segera memberikan sirup

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    20/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    ipekak untuk merangsang muntah dan mengosongkan lambung.

    (http://fund0c.multiply.com/journal/item/128)

    Asetilsistein (intravena atau oral ) dan metyion (oral) adalah antidot (penawar

    racun) yang berpotensi menyelamatkan nyawa pada keracunan parasetamol karena

    obat-obat tersebut meningkatkan sintesis glutation hati. Pasien yang mengkonsumsi

    parasetamol overdosis seharusnya diambil sampel darahnya pada 4 jam (atau lebih)

    setelah menelan untuk menentukan dengan cepat konsentrasi obat dalam plasma

    sehingga dapat diberikan antidot. Antidot yang paling efektif adalah asetilsistein yang

    diberikan secara intravena dalam 8 jam setelah menelan parasetamol. ( Neal, 2006 )

    2.2 KCKT

    2.2.1. Sejarah KCKT

    Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut dengan

    HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dikembangkan pada akhir tahun

    1960-an dan awal tahun 1970-an. Saat ini, KCKT merupakan teknik pemisahan yang

    diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu

    sampel pada sejumlah bidang, antara lain; farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer,

    dan industri-industri makanan. Beberapa perkembangan KCKT terbaru antara lain:

    miniaturisasi sistem KCKT, penggunaan KCKT untuk analisis asam-asam nukleat,

    analisis protein, analisis karbohidrat, dan analisis senyawa-senyawa kiral.

    ( Rohman, 2006 )

    http://fund0c.multiply.com/journal/item/128http://fund0c.multiply.com/journal/item/128
  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    21/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    2.2.2. Kegunaan KCKT

    Kegunaan umum KCKT adalah untuk : pemisahan sejumlah senyawa organik,

    anorganik, maupun senyawa biologis; analisis ketidakmurnian (impurities); analisis

    senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil); penentuan molekul-molekul

    netral, ionik, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian senyawa; pemisahan

    senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama; pemisahan senyawa-senyawa dalam

    jumlah sekelumit (trace elements), dalam jumlah banyak, dan dalam skala proses

    industri. KCKT merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik

    untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif.

    KCKT paling sering digunakan untuk : menetapkan kadar senyawa-senyawa

    tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam nukleat, dan protein-protein dalam

    cairan fisiologis; menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil

    samping proses sintetis, atau produk-produk degradasi dalam sediaan farmasi;

    memonitor sampel-sampel yang berasal dari lingkungan; memurnikan senyawa dalam

    suatu campuran; memisahkan polimer dan menentukan distribusi berat molekulnya

    dalam suatu campuran; kontrol kualitas; dan mengikuti jalannya reaksi sintetis.

    Keterbatasan metode KCKT adalah untuk identifikasi senyawa, kecuali jika KCKT

    dihubungkan dengan Spektrometer Massa (MS). Keterbatasan lainnya adalah jika

    sampelnya sangat kompleks, maka resolusi yang baik sulit diperoleh. (Rohman, 2006)

    2.2.3. Keuntungan KCKT

    KCKT dapat dianggap sebagai pelengkap KG. Dalam banyak hal keduanya

    dapat digunakan untuk menghasilkan pemisahan yang sama. Untuk KG diperlukan

    pembuatan turunan senyawa, sedangkan KCKT dapat dilakukan tanpa pembuatan

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    22/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    turunan senyawa. Untuk senyawa yang tidak tahan panas atau tidak atsiri, KCKT

    merupakan pilihan yang tepat. Bagaimanapun, KCKT tidak akan menggantikan KG,

    sekalipun memang peranannya di lab analisis semakin lama semakin besar.

    Pembuatan turunan senyawa menjadi populer pula pada KCKT karena cara itu dapat

    dipakai untuk meningkatkan kepekaan detektor UV-Vis yang biasa digunakan.

    KCKT mempunyai banyak keuntungan jika dibandingkan dengan

    Kromatografi Cair klasik, yaitu :

    Kecepatan

    Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat

    dilakukan dalam 15-30 menit. Untuk analisis yang tidak rumit, waktu analisis dapat

    dicapai kurang dari 5 menit.

    Daya Pisah

    Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua fase tempat

    terjadinya interaksi. Pada KG, gas yang mengalir sedikit berinteraksi dengan zat

    padat, pemisahan tercapai terutama karena interaksi dengan fase diam saja.

    Kemampuan zat padat berinteraksi secara selektif dengan fase diam dan fase gerak

    pada KCKT memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang

    diinginkan.

    Sensitivitas Detektor

    Detektor serapan UV yang biasa digunakan dalam KCKT dapat mendeteksi

    berbagai jenis senyawa dalam jumlah nanogram (10-9

    g). Detektor Fluoresensi dan

    Elektrokimia dapat mendeteksi dalam jumlah pikogram (10-12

    g). Detektor-detektor

    seperti Spektrometer Massa, Indeks Bias, Radiometri, dll semuanya telah digunakan

    dalam KCKT.

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    23/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    Kolom yang dapat digunakan kembali

    Berbeda dengan kolom kromatografi klasik, kolom KCKT dapat digunakan

    kembali. Banyak analisis dapat dilakukan pada kolom yang sama sebelum kolom itu

    harus diganti. Akan tetapi, kolom tersebut turun mutunya; laju penurunan mutu itu

    bergantung pada jenis cuplikan yang disuntikkan, kemurnian pelarut, dan jenis pelarut

    yang dipakai.

    Molekul besar dan ion

    Secara khusus senyawa ini tidak dapat dipisahkan dengan KG karena

    volatilitasnya rendah. KG biasanya menggunakan senyawa turunannya untuk

    menganalisis ion. KCKT dengan jenis eksklusi dan penukar ion ideal untuk

    menganalisis molekul besar dan ion.

    Mudah memperoleh cuplikan kembali

    Sebagian besar detektor yang digunakan pada KCKT tidak menyebabkan

    kerusakan pada komponen sampel sehingga komponen sampel dapat dikumpulkan

    dengan mudah ketika melewati detektor. Biasanya pelarut dapat dihilangkan dengan

    mudah dengan cara penguapan, kecuali pada penukar ion yang memerlukan prosedur

    khusus. ( Johnson, 1991 )

    2.2.4. Kelebihan KCKT

    Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid

    Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia.

    termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak

    cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika

    dibandingkan dengan metode lainnya. Kelebihan itu antara lain :

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    24/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran

    Mudah melaksanakannya

    Kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi

    Dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis

    Resolusi yang baik

    Dapat digunakan bermacam-macam detektor

    Kolom dapat digunakan kembali ( www.library.usu.ac.id )

    2.2.5. Detektor Spektrofotometri UV-Vis

    Detektor jenis ini merupakan detektor yang paling banyak digunakan dan

    sangat berguna untuk analisis di bidang farmasi karena kebanyakan senyawa obat

    mempunyai struktur yang dapat menyerap sinar UV-Vis. Detektor ini didasarkan pada

    adanya penyerapan radiasi ultraviolet (UV) dan sinar tampak (Vis) pada kisaran

    panjang gelombang 190-800 nm oleh spesies solut yang mempunyai struktur-struktur

    atau gugus-gugus kromoforik. Sel detektor umumnya berupa tabung dengan diameter

    1 mm dan panjang celah optiknya 10 mm, serta diatur sedemikian rupa sehingga

    mampu menghilangkan pengaruh indeks bias yang dapat mengubah absorbansi yang

    terukur.

    Detektor spektrofotometri UV-Vis dapat berupa detektor dengan panjang

    gelombang tetap (merupakan detektor yang paling sederhana) serta detektor dengan

    panjang gelombang bervariasi. Detektor panjang gelombang tetap menggunakan

    lampu uap merkuri sebagai sumber energinya dan suatu filter optis yang akan memilih

    sejumlah panjang gelombang, misal 254, 380, 334, dan 436 nm. Panjang gelombang

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    25/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    yang dipilih biasanya 254 nm karena kebanyakan senyawa obat menyerap di 254 nm

    sehingga panjang gelombang ini sangat berguna. Detektor dengan panjang gelombang

    yang bervariasi lebih berguna dibanding detektor pada panjang gelombang yang tetap.

    ( Rohman ,2006 )

    BAB 3

    METODOLOGI PERCOBAAN

    3.1. Alat

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    26/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    - HPLC Shimadzu Tipe LC-10AD

    - Ultra Sonic Branson

    - Membran Filter berukuran 0,45 m dan 0,5 m

    - Gelas Ukur 1000 ml dan 50 ml

    - Pipet volume 1 ml dan 2 ml

    - Labu Ukur 10 ml dan 100 ml

    - Neraca Analitis

    - Pompa Vakum

    - Aluminium Foil

    - Kertas Saring Whatman

    - Corong

    - Syringe Injector

    3.2. Bahan

    - Parasetamol sirup

    - Baku pembanding parasetamol BPFI

    - Metanol

    - Aquabidest

    3.3. Prosedur Percobaan

    1. Pembuatan Larutan Fase Gerak = Aquabidest : Metanol ( 3 : 1 )

    - Dibuat campuran aquabidest dan metanol ( 3 : 1 )

    - Disaring dengan penyaring membran filter berukuran 0,5 m kemudian

    diawaudarakan dengan disonikasi

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    27/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    2. Pembuatan Larutan Baku

    - Ditimbang 10,1 mg baku pembanding parasetamol BPFI

    - Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml

    - Ditambahkan 50 ml fase gerak

    - Disonikasi selama 10 menit

    - Diencerkan dengan fase gerak sampai garis tanda

    - Dihomogenkan

    - Dipipet sebanyak 1 ml

    - Dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml

    - Ditambahkan 50 ml fase gerak

    - Disonikasi selama 5 menit

    - Diencerkan dengan fase gerak sampai garis tanda

    - Dihomogenkan

    - Disaring dengan membran filter berukuran 0,45 m

    3. Pembuatan Larutan Sampel

    - Dipipet 2 ml sampel parasetamol sirup

    - Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml

    - Ditambahkan 50 ml fase gerak

    - Disonikasi selama 10 menit

    - Diencerkan dengan fase gerak sampai garis tanda

    - Dihomogenkan

    - Dipipet sebanyak 2 ml

    - Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml

    - Ditambahkan 50 ml fase gerak

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    28/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    - Disonikasi selama 5 menit

    - Diencerkan dengan fase gerak sampai garis tanda

    - Dihomogenkan

    - Disaring dengan membran filter berukuran 0,45 m

    4. Cara Penetapan

    - Dialirkan fase gerak (aquabidest : metanol = 3:1) dengan menggunakan pompa

    dengan laju alir 1,5 ml per menit ke dalam kolom yang berisi fase diam

    oktadesilsilana

    - Kemudian disuntikkan secara terpisah larutan baku parasetamol dan larutan

    sampel parasetamol ke dalam Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan

    volume penyuntikan masing-masing 20 l

    - Pemisahan zat aktif terjadi melalui mekanisme kromatografi

    - Hasil pemisahan dibaca oleh detektor dengan panjang gelombang 243 nm

    - Dicatat di rekorder

    - Dihitung luas area puncak utama masing-masing larutan baku dan larutan

    sampel

    5. Interpretasi Hasil

    Kadar Zat Aktif Parasetamol =FbxBuxAb

    FuxBbxAux % Kemurnian Baku

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    29/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    Keterangan : Au = Area Sampel

    Ab = Area Baku

    Fu = Faktor Pengenceran Sampel

    Fb = Faktor Pengenceran Baku

    Kemurnian baku = 99,98 %

    Bu = Bobot Sampel

    Bb = Bobot Baku

    BAB 4

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    30/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil

    Tabel 4.1. Larutan Baku Parasetamol

    Nama Zat Bobot

    (mg)

    Faktor

    Pengenceran

    (ml)

    Volume

    Penyuntikan

    (l)

    Luas Area

    Puncak

    Utama

    Rasio

    (Menit)

    Parasetamol 10,1 100 x 10/1 =

    1000

    20 239410

    238884

    238953

    237577

    238560

    237911

    rata-rata =

    238549,2

    1842

    1837

    1834

    1824

    1821

    1817

    Tabel 4.2. Larutan Sampel Parasetamol

    Nama Zat Volume

    (ml)

    Faktor

    Pengenceran

    (ml)

    Volume

    Penyuntikan

    (l)

    Luas Area

    Puncak

    Utama

    Rasio

    (Menit)

    Parasetamol I

    Parasetamol II

    2 100 x 100/2

    = 5000

    20 221963

    225763

    1811

    1808

    4.2. Perhitungan

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    31/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    Kadar Zat Aktif Parasetamol =FbxBuxAb

    FuxBbxAux % Kemurnian Baku

    Keterangan : Au = Area Sampel

    Ab = Area Baku

    Fb = Faktor Pengenceran Baku

    Fu = Faktor Pengenceran Sampel

    Kemurnian Baku = 99,98 %

    Bb = Bobot Baku

    Bu = Bobot Sampel

    Bu = etiketdalamlparasetamokadarxetiketdalamVolume

    dipipetyangVolume

    = mg120xml5

    ml2

    = 48 mg

    Kadar Zat Aktif Parasetamol I = 99,98%x1000x48x238549,2

    0500x10,1x221963

    = 96,90 %

    Kadar Zat Aktif Parasetamol II = 99,98%x1000x48x238549,2

    5000x10,1x22573

    = 98,56 %

    Kadar rata-rata =2

    IIKadarIKadar +

    =2

    98,56%96,90% +

    = 97,73%

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    32/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    Kadar zat aktif parasetamol dalam parasetamol sirup adalah : 97,73%

    Syarat : tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%

    Kesimpulan : memenuhi syarat ( MS )

    4.3. Pembahasan

    Dari data pada tabel 4.2 untuk larutan sampel parasetamol setelah dilakukan

    penetapan kadar dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan

    volume pemipetan sebanyak 2 ml, volume penyuntikan 20 l dan faktor pengenceran

    5000 ml diperoleh area pada parasetamol I adalah 221963 cm dan area pada

    parasetamol II adalah 225763 cm, dari kedua area tersebut dapat diperoleh kadar zat

    aktif parasetamol dari masing-masing area tersebut yaitu kadar parasetamol I sebesar

    96,90% dan kadar parasetamol II sebesar 98,56%, sehingga dapat diperoleh kadar

    rata-ratanya yaitu 97,73%. Dengan kadar rata-rata parasetamol sebesar 97,73% ini

    berarti bahwa kadar zat aktif parasetamol dalam obat sediaan oral tersebut memenuhi

    syarat sesuai dengan Farmakope Indonesia (FI) Edisi IV Tahun 1995 yaitu tidak

    kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%.

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    33/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    BAB 5

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    - Kadar zat aktif parasetamol dalam obat sediaan oral adalah : 97,73%

    - Metode yang digunakan dalam menentukan kadar zat aktif parasetamol dalam

    obat sediaan oral adalah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

    5.2. Saran

    Sebaiknya penetapan kadar zat aktif parasetamol dalam obat sediaan oral tidak

    hanya dilakukan dengan metode KCKT tetapi juga dilakukan dengan metode lain

    seperti Spektrofotometri agar dapat dibandingkan hasil analisa yang diperoleh dari

    kedua metode tersebut.

  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    34/35

    Yulida Amelia Nasution : Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan MetodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), 2009.USU Repository 2009

    DAFTAR PUSTAKA

    Http://www.actavis.co.id

    Http://www.fund0c.multiply.com/journal/item/128

    Http://www.wikipedia.org/wiki/Parasetamol

    Http://www.library.usu.ac.id

    Johnsons,E.L.dan Stevenson,R.1991.Dasar Kromatografi Cair.ITB.Bandung.

    Neal,M.J.2006.At a Galance Farmakologi Medis.Edisi Kelima.Erlangga.Jakarta.

    Rohman,A.2007.Kimia Farmasi Analisis.Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

    Sartono.1996.Apa Yang Kamu Ketahui Tentang Obat-obat Bebas dan Terbatas.Edisi

    Kedua.PT.Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

    Tjay,T.H.2002.Obat-obat Penting.Edisi Kelima.Cetakan Pertama.PT.Elex Media

    Komputindo.Jakarta.

    Widjaja,M.C.2001.Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita.Kawan Pustaka.

    Jakarta.

    Widodo,R.2004.Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat.Kreasi Wacana.

    Yogyakarta.

    http://www.fund0c.multiply.com/journal/item/128http://www.wikipedia.org/wiki/Parasetamolhttp://www.wikipedia.org/wiki/Parasetamolhttp://www.fund0c.multiply.com/journal/item/128
  • 7/27/2019 Paracetamol Makalah

    35/35

    Y lid A li N i P K d Z Ak if P l D l Ob S di O l D M d