penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas …
TRANSCRIPT
PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN
AKUNTABILITAS DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN
KEPADA STAKEHOLDERS DI SD ISLAM BINAKHEIR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Fierda Shafratunnisa
NIM. 1111018200028
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ABSTRAK
Fierda Shafratunnisa, NIM. 1111018200028. Penerapan Prinsip
Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Keuangan kepada
Stakeholders di SD Islam Binakheir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip transparansi
dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan kepada stakeholders di SD Islam
Binakheir.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif dimana pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan studi
dokumen. Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai beberapa narasumber
diantaranya: Direktur, Kepala Keuangan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, dan Ketua Komite
SD Islam Binakheir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan SD Islam Binakheir kepada
stakeholders sudah berjalan cukup baik, yaitu adanya keterlibatan semua
pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah, guru, karyawan,
dan komite dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi anggaran. Fakta ini
menunjukkan bahwa sekolah telah melakukan proses pembahasan anggaran
secara terbuka sesuai dengan standar operasional prosedur SD Islam Binakheir.
Kata kunci: Transparansi, Akuntabilitas, Pengelolaan Keuangan.
ABSTRACT
Fierda Shafratunnisa, NIM. 1111018200028. The Application of
Transparency and Accountability of Financial Management to Stakeholers in
SD Islam Binakheir.
The goal of this research is to acknowledge the application of transparency
and accountability of financial management to stakeholders in SD Islam
Binakheir.
We use qualitative descriptive method by using interviews and documents
study for data gathering. We conduct interviews to informans: Director, Head of
Financial, Head Master, Vice of Head Master for Curriculum, Vice Head Master
for Students Affair, and Head of Committee of SD Islam Binakheir.
The results of this research shows that the application of transparency and
accountability of financial management of SD Islam Binakheir to stakeholders is
going fairly well where there is good involvement of the foundation, school
management team, teachers, officials and committee in planning, executing and
evaluating the financial plan. This fact shows that the school has committed their
efforts to create an open financial plan according procedur operational standar of
SD Islam Binakheir.
Keywords: Transparency, Accountability, and Financial Management
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Merupakan kebanggaan tersendiri, penulis telah berhasil menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Penulis sangat menyadari banyak hambatan yang terdapat
dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan yang dimiliki
penulis. Skripsi ini selesai, tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai
pihak. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy‟ari, M. Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Takiddin, M. Pd, Sekretaris Program Studi Manajemen Pendidikan Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed, M. Phil, Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membimbing, mendidik, memberikan saran dan motivasi, serta
mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Umiyati, S. EI, M. Si, Dosen Pembimbing Skripsi atas segenap waktu,
arahan, dan kesabaran dalam membimbing penulis.
6. Dr. Fauzan, MA, dosen pembimbing akademik yang telah memberikan
dorongan dan saran.
7. Seluruh dosen Manajemen Pendidikan yang senantiasa memberikan ilmu
pengetahuan dan bimbingan selama perkuliahan.
8. Ali Badrudin, M. Pd, Direktur SD Islam Binakheir yang telah memberikan
izin penelitian dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Ade Maria Ulfah, SE, Kepala Keuangan SD Islam Binakheir yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
10. Ferri Veronika, SE, Kepala SD Islam Binakheir. Melindra, S. Pd, Wakil
Kepala Sekolah bidang Kesiswaan. Abdullah Zahir, SH, Wakil Kepala
Sekolah bidang Kurikulum. Cindy Arifianti, Ketua Komite SD Islam
Binakheir, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
11. Seluruh guru dan karyawan SD Islam Binakheir yang telah membantu
penulis untuk melakukan penelitian.
12. Kedua orang tuaku tercinta, Drs. Yayat Juhayat, MM dan E. Nur‟aini yang
telah memberikan kasih sayang, semangat, dan doa dalam mendidik
penulis sehingga dapat menyelesaikan studi Strata 1 (S1).
13. Kakak-kakakku tersayang Suci Indah Nirwani, S. Psi, H. Ary
Rachmansyah, Ridhatul Dewifartina, S. Pd, dan Reza Filson Appono yang
telah memberikan doa dan dukungannya. Adik-adikku tersayang Gisse
Lailatulfath dan Fadhel J. Muhammad yang telah memberikan doa dan
semangat. Serta kedua ponakanku, Fardeen M. Zafir dan Fareez M. Zain
yang selalu memberikan kegembiraan.
14. Sahabat-sahabat tercinta Fauzia Hayatun Nufus, S. Pd.I, Desi Wulansari,
A. Md. Keb , Ismayanti Hajard, S. Farm , Anisa Tastia Astuti, Nur Farida
A. Md yang telah memberikan semangat dan doa.
15. Sahabat perjuangan kuliah Nurdiana, Maratus Sholiha, Rohmawati, S. Pd,
Citra Septiani, S. Pd, Widya Ningsih, Nur Aini Infar yang telah
memberikan kegembiraan, waktu, pengalaman berharga semasa kuliah,
dan doa. Semoga kita meraih kesuksesan.
16. Sahabat kosan Meliana Ningrum, S. Si dan Alfindah Rusanti yang telah
memberikan pengalaman hidup dan nasihat kepada penulis.
17. Teman-teman tercinta Manajemen Pendidikan angkatan 2011, Madyana
Nur Azizah, S. Pd, Nurull Aini, Try Maulita Mulia, Puspa Tresna Hana
Yuga, Anis Novi Setia Dewi, Siti Achbarillah, S. Pd, Siti Syukrotul
Amalia, Dian Octaviani, Miskah Khairani, Siti Nur Hasanah, Uswatun
Khasana, Ari Handiningsih, Ita Farijah, Rizky Kurnia Sari, Bahrul Alam,
S. Pd, Mufasirul Alam, Rudini Irawan, Gilang Putra Prasetyo, Saiful
Bahri, Mochammad Nurwansyah, Zulfahmi, Fiqri Firmansyah, Rahmat
Syahputra, Saefulloh, S. Pd, Agustian Saifuddin, S. Pd, Indra Feriandhika,
Abdurrahman Yusuf, Muhammad Yusuf Badrulael, S. Pd, Dede Syukrillah
Ri‟fa, MR Nawawee Maeroh, Affan Setiadi, S.Pd, Ogy Ubadillah,
Muhammad Zahri, Sastria Dewantara Putra, Arief Setyoko. Atas
kebersamaan yang tidak akan pernah saya lupakan. Semoga kita menjadi
orang-orang sukses.
18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun tidak
mengurangi sedikitpun rasa terima kasih dan penghargaan penulis.
Tentunya kesalahan tidak luput dalam penulisan skripsi ini, semoga kritik dan
saran menjadi masukan yang berarti bagi penulis. Semoga skripsi ini dapat
memberi manfaat kepada penulis dan pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 14 Desember 2015
Fierda Shafratunnisa
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................................... 5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 7
A. Transparansi ................................................................................................ 7
1. Pengertian Transparansi ........................................................................ 7
2. Asas-asas Transparansi ......................................................................... 9
3. Tujuan Transparansi ............................................................................. 10
4. Manfaat Transparansi ........................................................................... 12
5. Indikator Tercapainya Transparansi ..................................................... 12
B. Akuntabilitas .............................................................................................. 14
1. Pengertian Akuntabilitas ...................................................................... 14
2. Asas-asas Akuntabilitas ....................................................................... 16
3. Tujuan Akuntabilitas ............................................................................ 17
4. Manfaat Akuntabilitas .......................................................................... 17
5. Macam-macam Akuntabilitas .............................................................. 18
6. Indikator Tercapainya Akuntabilitas .................................................... 19
C. Pengelolaan Keuangan ............................................................................... 20
1. Pengertian Pengelolaan Keuangan ....................................................... 21
2. Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan ................................................ 22
3. Tujuan Pengelolaan Keuangan ............................................................. 25
4. Fungsi Pengelolaan Keuangan ............................................................. 26
5. Strategi Pengelolaan Keuangan............................................................ 27
a. Perencanaan Keuangan .................................................................. 28
b. Pelaksanaan Keuangan ................................................................... 30
c. Evaluasi Keuangan ......................................................................... 33
D. Stakeholder ................................................................................................. 34
1. Pengertian Stakeholder......................................................................... 34
2. Tujuan Stakeholder .............................................................................. 35
3. Peran dan Fungsi Stakeholder .............................................................. 35
4. Kategori Stakeholder ............................................................................ 36
E. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 36
F. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 42
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 42
B. Metode Penelitian....................................................................................... 43
C. Sumber Data ............................................................................................... 43
D. Tehnik Pengumpulan Data ......................................................................... 43
E. Tehnik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................... 47
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 48
A. Gambaran Umum SD Islam Binakheir ...................................................... 48
1. Sejarah Singkat SD Islam Binakheir .................................................... 48
2. Struktur Organisasi .............................................................................. 49
3. Visi dan Misi SD Islam Binakheir ....................................................... 49
4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ............................................ 50
5. Data Rombongan Belajar (Rombel) ..................................................... 51
6. Data Orang Tua Peserta Didik ............................................................. 51
B. Deskripsi Data ............................................................................................ 53
1. Program Sekolah .................................................................................. 53
2. Penerimaan Dana ................................................................................. 58
3. Pengeluaran Dana/Belanja ................................................................... 59
C. Pembahasan ................................................................................................ 65
1. Penerapan Prinsip Transparansi ........................................................... 65
a. Perencanaan Keuangan Sekolah .................................................... 71
b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah ..................................................... 73
2. Penerapan Prinsip Akuntabilitas .......................................................... 78
a. Evaluasi Keuangan Sekolah ........................................................... 82
D. Hasil Temuan Penelitian ............................................................................ 83
BAB V PENUTUP .................................................................................... 86
A. Kesimpulan ................................................................................................ 86
B. Saran ........................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Buku Pos ................................................................................................ 30
Tabel 2.2 Faktur Pembayaran ................................................................................ 31
Tabel 2.3 Buku Kas ................................................................................................ 31
Tabel 2.4 Lembar Cek ............................................................................................ 32
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian.................................................................................... 36
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara .............................................................. 39
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Studi Dokumen ...................................................... 40
Tabel 4.1 Penghasilan Orang Tua .......................................................................... 45
Tabel 4.2 Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua .................................................... 45
Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 50
Tabel 4.4 RKAS Penerimaan Dana ........................................................................ 51
Tabel 4.5 RKAS Pengeluaran Dana ....................................................................... 53
Tabel 4.6 Buku Kas/Bank ...................................................................................... 74
Tabel 4.7 Realisasi Pengeluaran Dana SD Islam Binakheir TA 2014/2015 .......... 74
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ..................................................................... 41
Bagan 3.1 Struktur Organisasi ................................................................... 49
Bagan 4.1 Alur Perencanaan Anggaran ..................................................... 72
Bagan 4.2 Alur Permintaan Dana............................................................... 77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Instrumen Pertanyaan Wawancara
Lampiran 2:Hasil Wawancara
Lampiran 3:Data Tenaga Pendidik Tahun Ajaran 2014/2015
Lampiran 4:Data Tenaga Kependidikan Tahun Ajaran 2014/2015
Lampiran 5:Data Rombongan Belajar 2014/2015
Lampiran 6:Data Sarana SD Islam Binakheir
Lampiran 7:Data Prasarana SD Islam Binakheir
Lampiran 8: Sasaran dan Tujuan SD Islam Binakheir
Lampiran 9: Renovasi Lantai 3 dan 4
Lampiran 10: Tugas dan Tanggung Jawab Staff Keuangan
Lampiran 11:Format Laporan Keuangan Sekolah
Lampiran 12:Form Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Lampiran 13: Permohonan Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 14: Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 15: Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 16: Daftar Uji Referensi
Lampiran 17: Biodata Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak masa reformasi dan diberlakukannya otonomi daerah di
Indonesia, memberikan peluang bagi tiap daerah untuk mengelola dan
mengatur kepentingannya. Hal tersebut telah dipaparkan dalam UU No. 23
Tahun 2004 Pasal 1 tentang Pemerintah Daerah, bahwa otonomi daerah
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.1
Namun dengan adanya pemberian otonomi daerah tidak menjamin
semua permasalahan bangsa akan teratasi, oleh sebab itu harus diikuti
dengan serangkaian reformasi sektor publik. Dimensi reformasi sektor
publik merubah format lembaga dengan memperbaharui alat-alat yang
mendukung untuk berjalannya lembaga-lembaga publik secara ekonomis,
efesien, efektif, transparan, dan akuntabel sehingga sesuai dengan cita-cita
reformasi yaitu menciptakan good governance.2
Dalam konteks tersebut, penyelenggaraan pemerintah daerah akan
lebih optimal apabila diikuti dengan pemberian sumber-sumber
penerimaan yang cukup. Namun hal tersebut harus berlandaskan undang-
undang tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
daerah yang besarnya disesuaikan dengan kewenangannya. Hak daerah
adalah mendapat sumber keuangan, antara lain berupa kepastian
tersedianya pendanaan dari pemerintah, kewenangan untuk memungut dan
mendayagunakan pajak dan restribusi daerah, mendapatkan hasil kekayaan
daerah, dan mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber
pembiayaan.
1UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004 tetang Pemerintah Daerah, h, 3.
2Sony Yuwono, dkk. Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis
Penyususnan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis Kinerja),
(Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 53.
Dalam undang-undang tentang keuangan Negara, terdapat penegasan
di bidang pengelolaan keuangan, yaitu :
Kekuasaan pengelolaan keuangan Negara merupakan bagian
dari kekuasaan pemerintahan dan kekuasaan pengelolaan keuangan
Negara dari presiden sebagian diserahkan kepada
gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah
dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Ketentuan
tersebut berimplikasi pada pengaturan pengelolaan keuangan
daerah, yaitu bahwa gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab
atas pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian dari kekuasaan
pemerintah daerah. Dengan demikian, pengaturan pengelolaan
keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah melekat dan
menjadi satu dengan pengaturan keuangan pemerintah daerah, hal
tersebut tercantum dalam UU mengenai pemerintah daerah.3
Pelimpahan wewenang yang terjadi di daerah memberikan dampak
yang besar dalam pengelolaan keuangan khususnya dalam bidang publik.
Lembaga pendidikan yang merupakan lembaga sektor publik memiliki
masalah tentang pengelolaan keuangan ataupun pembiayaan pendidikan
yang dituntut untuk melibatkan peran para pemangku kepentingan yaitu
orang tua siswa, warga sekolah, masyarakat dan pemerintah dalam
merencanakan dan merealisasikan anggaran.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pada BAB XIII
mengenai Pendanaan Pendidikan, bagian ketiga tentang Pengelolaan Dana
Pendidikan Pasal 48 ayat (1) berbunyi bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efesiensi, transparansi dan akuntabilitas
publik.4 Artinya pengelolaan dana dalam pendidikan yang berasal dari
pemerintah maupun masyarakat harus dilandasi dengan prinsip
transparansi dan akuntabilitas. Dengan penyelenggaraan dan pengelolaan
dana yang transparan, masyarakat akan mengetahui kemana sajakah dana
sekolah itu dibelanjakan.
Fakta yang terjadi di lapangan mengenai pola pembiayaan
pendidikan setelah diberlakukannya otonomi daerah, yaitu:
3Ibid, hal. 53.
4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV.
Mini Jaya Abadi, 2003), h. 33.
1. Pelimpahan keuangan dari Pusat ke Daerah dalam rangka
pengelolaan sektor pendidikan baru mencapai taraf pemenuhan
kebutuhan operasional, khususnya gaji pegawai.
2. Secara relatif, kemampuan Pemda untuk membiayai sektor
pendidikan tidak mengalami perbaikan dengan diberlakukannya
otonomi daerah, bahkan tidak sedikit daerah yang justru
mengalami penurunan.
3. Masalah utama pembiayaan pendidikan di era otonomi daerah
adalah rendahnya akuntabilitas publik, baik di level Pusat dan
Daerah.5
Masih menurut Indra Bastian, bahwa selama ini, sekolah-
sekolah hanya memiliki laporan-laporan dan surat-surat
pertanggungjawaban sebagai bentuk transparansi pengelolaan
keuangan sekolah. Diharapkan sekolah memiliki laporan
pertanggungjawaban sekolah mengenai pengelolaan keuangan
sekolah yang terdiri dari neraca, laporan surplus, defisit, laporan
arus kas, serta perhitungan biaya yang dihabiskan oleh tiap siswa.
Jadi, pemerintah maupun masyarakat dapat mengetahui dengan
lebih mudah berapa besar kebutuhan tiap siswa dalam setiap
semester, bulan dan tahunnya.6
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti,
mengenai penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan kepada stakeholders di SD Islam Binakheir Depok
terdapat kekurangan dalam penerapan prinsip transparansi, yaitu di SD
Islam Binakheir dalam penyusunan keuangan baru melibatkan tim
manajemen sekolah (Direktur, Kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
kepala keuangan, dan kepala bagian umum), namun dalam penyusunan
kebutuhan anggaran kegiatan belajar mengajar dan operasional sekolah,
pihak guru dan karyawan membuat usulan anggaran yang akan
dimasukkan ke RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah).
Dalam pelaksanaan anggaran sekolah pihak guru, karyawan, dan
komite hanya mengetahui anggaran kegiatan sekolah yang akan
dilaksanakan selama satu tahun ajaran. Dalam evaluasi anggaran secara
umum, sekolah tidak melibatkan guru, karyawan, dan orang tua, tetapi
mereka hanya mengetahui hasil evaluasi anggaran kegiatan sekolah dan
laporan pengeluaran dana POMG. Proses perencanaan anggaran keuangan
5Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.160.
6Ibid, h.52.
sekolah hanya dilakukan oleh pihak internal sekolah. Guru, karyawan, dan
orang tua tidak mengetahui secara jelas mengenai sumber pendapatan dana
yang diterima dan dikeluarkan oleh sekolah.
Pihak sekolah belum memiliki media atau papan informasi mengenai
penggunaan dana sekolah dan dana BOS kepada stakeholders, serta dalam
penerapan prinsip akuntabilitas, yaitu kurangnya keterlibatan dan
pengetahuan stakeholders dalam pengelolaan keuangan sekolah dan
laporan keuangan hanya diberikan kepada stakeholders internal yaitu,
yayasan dan tim manajemen sekolah serta sekolah tidak memberikan
laporan keuangan sekolah kepada pihak orang tua.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan
anggaran sekolah kepada stakeholders.
2. Sekolah kurang transparan dan akuntabel dalam
pelaksanaan anggaran sekolah kepada stakeholders.
3. Sekolah kurang transparan dan akuntabel dalam evaluasi
anggaran sekolah kepada stakeholders.
4. Pihak sekolah kurang melibatkan stakeholders dalam
perencanaan anggaran sekolah.
5. Kurangnya transparansi sekolah untuk memberikan informasi
mengenai sumber dana yang didapatkan kepada stakeholders.
6. Kurangnya akuntabilitas kepala sekolah untuk melaporkan
laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sekolah
kepada stakeholders.
7. Belum adanya media sebagai alat informasi mengenai
pelaporan keuangan sekolah kepada stakeholders.
8. Kurangnya pengetahuan stakeholders mengenai pengelolaan
keuangan sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan tentang penerapan prinsip
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah
kepada stakeholders, dan berdasarkan dari identifikasi masalah di atas,
maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, yaitu:
1. Pihak sekolah kurang melibatkan stakeholders dalam perencanaan
anggaran sekolah.
2. Sekolah kurang transparan dan akuntabel dalam pelaksanaan
anggaran sekolah kepada stakeholders.
3. Kurangnya akuntabilitas kepala sekolah untuk melaporkan laporan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sekolah kepada
stakeholders.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan yang telah dijabarkan, masalah yang akan
dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah penerapan
prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
sekolah kepada stakeholders?”.
E. Tujuan dan Kegunaan penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan memiliki tujuan untuk dapat
menjelaskan penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan memiliki kegunaan sebagai
berikut:
a. Teoritis
Bahan kajian untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut
tentang penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders.
b. Praktis
1) Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan yang berhubungan dengan prinsip
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
keuangan sekolah, sehingga penulis dapat
mengaplikasikan ilmu dan teori yang telah dipelajari.
2) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan
bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan
kebijakan untuk memberikan pembinaan tentang penerapan
prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
keuangan sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Transparansi
1. Pengertian Transparansi
Dengan diterapkannya manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam
meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya dalam bidang
pengelolaan keuangan, pihak sekolah harus menerapkan prinsip-prinsip
manajemen keuangan. Menurut Mardiasmo, prinsip-prinsip yang
mendasari pengelolaan keuangan daerah adalah transparansi, akuntabilitas,
dan value for money.7 Sama halnya dengan prinsip pengelolaan keuangan
daerah, sekolah juga harus menjalankan pengelolaan keuangannya dengan
memakai prinsip transparansi, akuntabilitas, efektifitas, dan efisiensi.
Menurut Sony Yuwono, Transparansi sendiri memiliki arti
keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
anggaran.8 Senada dengan Mardiasmo, transparansi adalah “Keterbukaan
dalam proses perencanaan, penyusunan, pelaksanaan anggaran daerah.”9
Lebih lanjut Edah Jubaedah menyatakan bahwa, “Transparansi atau
keterbukaan adalah prinsip untuk membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh akses informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif tentang penyelenggaraan organisasi dengan memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia Negara.”10
Transparasi pengelolaan keuangan sekolah pada akhirnya akan
menciptakan pertanggungjawaban horizontal (horizontal accountability)
antara lembaga pendidikan dengan masyarakat sehingga tercipta lembaga
7Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, (Yogyakarta: Andi,
2002)h. 105. 8Sony Yuwono, Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis Penyususnan,
Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis Kinerja), (Malang: Bayumedia
Publishing, 2005), h. 58. 9Opcit,. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, h. 105
10Edah Jubaedah, Nugraha Lili, dan Hariz Faozan, Model Pengukuran
Pelaksanaan Good Governance di Pemerintah Daerah Kabupaten/kota, (Bandung:
PKP2AI LAN, 2008), h.57-58.
pendidikan yang bersih, efektif, efisien, akuntabel, dan responsif terhadap
aspirasi dan kepentingan bersama.11
Holzner menjelaskan bahwa, “Transparency is a value likely to
change the relation between citizens and authorities, between
professionals and their clients or patiens, and between corporation and
theirs workers, customers, investors, and communities.”12
Dapat diartikan
bahwa transparansi adalah nilai yang dapat mengubah hubungan antara
warga Negara dan pemerintah, antara professional dan pelanggan mereka,
dan juga antara perusahaan dengan pelanggan, investor, dan
masyarakatnya.
Sedangkan Nico Adrianto menyatakan bahwa, “Transparansi adalah
suatu keterbukaan secara sungguh-sungguh, menyeluruh, dan memberi
tempat bagi partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses
pengelolaan sumber daya publik.”13
Lebih lanjut Sutedi mendefinisikan,
“Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintah, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan
pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.14
Selanjutnya Sri Minarti menyatakan bahwa, “Transparansi dalam
manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber
keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan
pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-
pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.”15
Lebih lanjut Nico Adrianto menjelaskan bahwa, “Transparansi
anggaran didefinisikan sebagai keterbukaan kepada masyarakat dalam hal
11
Indra Bastian, Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik, (Jakarta: Erlangga,
2006) h. 4. 12
Holzner, Transparency in global change: the vanguard of the open society,
(USA: Pittsburgh Press, 2006), h.114. 13
Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 20. 14
Adrian Sutedi, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam
Kerangka Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 399. 15
Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan
Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 224.
fungsi dan struktur pemerintahan, tujuan kebijakan fiskal, sektor keuangan
publik, dan proyeksi-proyeksinya.”16
Lebih lanjut menurut Albert van Zyl dalam Nico, “… Transparansi
anggaran mengacu pada sejauh mana publik dapat memperoleh informasi
atas aktivitas keuangan pemerintah dan implikasinya secara komprehensif,
akurat, dan tepat waktu.”17
Dari beberapa pemaparan para tokoh mengenai definisi transparansi,
maka dapat disimpulkan bahwa transparansi adalah keterbukaan antara
para pemegang keputusan dengan para pemegang kepentingan untuk
mendapatkan akses yang sama mengenai informasi sumber daya dan dana
yang didapatkan dan digunakan oleh suatu organisasi; sedangkan definisi
transparansi keuangan menurut beberapa para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa transparansi keuangan sekolah adalah keterbukaan
yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan
pemerintah khususnya dalam manajemen keuangan yang sumber dananya
dapat diketahui dan dimanfaatkan sebagai informasi keuangan.
Transparansi dalam pengelolaan keuangan sekolah memberikan makna
bahwa para pemangku kepentingan (stakeholders) sekolah memiliki hak
dan akses yang sama untuk mengetahui proses penganggaran karena
melibatkan aspirasi dan kepentingan bersama, terutama untuk pemenuhan
kebutuhan peserta didik.
2. Asas-asas Transparansi
Dalam peraturan daerah kabupaten Bandung Nomor 01 tahun 2004
BAB II tentang asas, tujuan, dan ruang lingkup transparansi Bagian
Pertama asas dan tujuan transparansi Pasal 2, menyatakan bahwa
transparansi berasaskan kepada:
a. Keterbukaan, melalui informasi publik yang benar, jujur
dan tidak diskriminatif.
b. Kepatuhan, dilaksanakan dengan memperhatikan
perlindungan hak azasi, pribadi, golongan, dan rahasia
Negara.
16
Opcit,. Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-
Government, h. 20. 17
Ibid,. h. 21.
c. Fasilitasi, dengan memberikan informasi yang cepat, tepat
waktu, murah, dan sederhana kecuali informasi yang
bersifat rahasia sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku.18
Selain itu dalam peraturan daerah kabupaten Lebak Nomor 6 tahun
2004 tentang transparansi dan partisipasi dalam penyelenggaraan
pemerintah dan pengelolaan pembangunan di kabupaten Lebak, BAB II
asas dan tujuan transparansi dan partisipasi, Bagian Kesatu Asas Pasal 2,
menyatakan asas transparansi meliputi:
a. Setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses
oleh publik dengan cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan
dengan cara sederhana.
b. Informasi publik yang dikecualikan bersifat ketat dan
terbatas.
c. Informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam
huruf (b) adalah informasi yang apabila dibuka akan
menimbulkan kerugian terhadap kepentingan publik.19
Sedangkan dalam peraturan daerah kabupaten Garut nomor 17 tahun
2008 tentang transparansi dan partisipasi publik, menyatakan bahwa
pemanfaatan transparansi dan partisipasi publik dilaksanakan berdasarkan
asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, itikad baik, dan kebebasan
yang berdasarkan prinsip-prinsip demokratis serta tidak bertentangan
dengan hak-hak jabatan publik dan hak perseorangan.20
Dari ketiga peraturan daerah di atas mengenai asas-asas transparansi,
maka dapat disimpulkan bahwa asas-asas transparansi meliputi
keterbukaan akan informasi yang disampaikan kepada publik,
pemanfaatan informasi yang diberikan kepada publik, dan hasil yang
disampaikan secara tepat waktu.
3. Tujuan Transparansi
Adapun tujuan transparansi terhadap pengelolaan keuangan yang dapat
dirasakan oleh stakeholders dan lembaga adalah:
18
Modul 1: Transparansi dan Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, (Jakarta:
BEC-TF, 2010). 19
Modul 1: Transparansi dan Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, (Jakarta:
BEC-TF, 2010). 20
Ibid,.
a. Mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan-
peyimpangan melalui kesadaran masyarakat dengan adanya
kontrol sosial.
b. Menghindari kesalahan komunikasi dan perbedaan
persepsi.
c. Mendorong masyarakat untuk belajar bertanggung jawab
dan bertanggung gugat terhadap pilihan keputusan dan
pelaksanaan kegiatan.
d. Membangun kepercayaan semua pihak dari kegiatan yang
dilaksanakan.
e. Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan,
prinsip, dan nilai-nilai universal.21
Dalam modul komunitas mengenai transparansi akuntabilitas,
dijelaskan bahwa penerapan transparansi & akuntabilitas bertujuan agar
masyarakat belajar dan melembagakan sikap bertanggung jawab serta
tanggung gugat terhadap pilihan keputusan dan kegiatan yang
dilaksanakan.22
Warren Bennis mengemukakan bahwa tujuan transparansi, yaitu
menciptakan keterbukaan kepada masyarakat dalam setiap program atau
kegiatan yang dilaksanakan, mengakses informasi, meningkatkan
kepercayaan dan kerja sama antara pengelolaan dan pemangku
kepentingan.23
Mardiasmo dalam Simsom Werinom mengemukakan, bahwa tujuan
transparansi dalam menyusun anggaran terdapat 5 kriteria, yaitu:
a. Tersedianya pengumuman kebijakan anggaran.
b. Tersedianya dokumen anggaran dan mudah diakses.
c. Tersedianya laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu.
d. Terakomodasinya usulan/suara rakyat.
e. Tersedianya sistem pemberian informasi kepada publik.24
.
Dari adanya uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
transparansi dapat meminimalisir penyimpangan-penyimpangan
21
Modul Khusus Komunitas: Transparansi Akuntabilitas, h. 8 (www.p2kp.org),
diakses tanggal 07 Juni 2015, Pukul 13.25 WIB. 22
Ibid,. 23
Warren Bennis, dkk, Bagaimana Pemimpin Menciptakan Budaya
Keterbukaan, Terj. Irene Yovita, (Jakarta: Libri, 2009) h.103. 24
Simsom Werinom, dkk, Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi
Kebijakan Publik terhadap Hubungan antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran
dengan Pengawasan Keuangan, (Makasar: Simposium Nasional Akuntansi X, 2007), h.
8.
penggunaan dana, mencegah ketidakpercayaan publik, dan tercapainya
tujuan.
4. Manfaat Transparansi
Menurut Sri Minarti, “Manfaat dari adanya transparansi dapat
menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat,
orang tua siswa, dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan
menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan
memadai.”25
Sedangkan Nico berpendapat bahwa, beberapa manfaat penting adanya
transparansi anggaran adalah sebagai berikut:
a. Mencegah korupsi.
b. Lebih mudah mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
kebijakan.
c. Meningkatkan akuntabilitas sehingga masyarakat akan lebih
mampu „mengukur‟ kinerja lembaga.
d. Meningkatnya kepercayaan terhadap komitmen lembaga untuk
memutuskan kebijakan tertentu.
e. Menguatnya kohesi sosial, karena kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga.
f. Menciptakan iklim investasi yang baik dan meningkatkan
kepastian usaha.26
Dari pendapat para ahli mengenai manfaat transparansi, maka dapat
disimpulkan bahwa manfaat dari adanya transparansi merupakan suatu
penerapan kebijakan yang dapat diawasi dan mencegah terjadinya tindak
kecurangan.
5. Indikator Tercapainya Transparansi
Menurut IDASA yang dikutip oleh Nico bahwa keberhasilan
transparansi suatu lembaga ditunjukkan oleh indikator sebagai berikut:
a. Ada tidaknya kerangka kerja hukum bagi transparansi.
1) Adanya peraturan perundangan yang mengatur
persoalan transparansi.
2) Adanya kerangka kerja hukum yang memberi definisi
yang jelas tentang peran dan tanggung jawab bagi
semua aspek kunci dari manajemen fiskal.
25
Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan
Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 224. 26
Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 21.
3) Adanya basis legal untuk pajak.
4) Adanya basis legal untuk pertanggungjawaban belanja
dan kekuasaan memungut pajak dari pemerintah daerah.
5) Adanya pembagian peran dan tanggung jawab yang
jelas dari masing-masing tingkatan pemerintah.
b. Adanya akses masyarakat terhadap transparansi anggaran.
1) Adanya keterbukaan dalam kerangka kerja anggaran
(proses anggaran).
2) Diumumkannya setiap kebijakan anggaran.
3) Dipublikasikannya setiap hasil laporan anggaran (yang
telah diaudit oleh lembaga yang berwenang).
4) Adanya dokumentasi anggaran yang baik yang
menggandung beberapa indikasi fiskal.
5) Terbukanya informasi tentang pembelanjaan aktual.
c. Adanya audit yang independen dan efektif.
1) Adanya lembaga audit yang independen dan efektif.
2) Adanya kantor statistik yang akurasi datanya
berkualitas.
3) Adanya sistem peringatan dini (early warning system)
dalam kasus buruknya eksekusi atau keputusan
anggaran.
d. Adanya keterlibatan masyarakat dalam pembuatan
keputusan anggaran.
1) Adanya keterbukaan informasi selama proses
penyusunan anggaran.
2) Adanya kesempatan bagi masyarakat sipil untuk
berpartisipasi dalam proses penganggaran.27
Sedangkan menurut Sutedi, indikator tercapainya transparansi secara
ringkas dapat diukur melalui:
a. Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan
standarisasi dari semua proses pelayanan publik.
b. Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik
tentang berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun
proses-proses di dalam sektor publik.
c. Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran
informasi maupun penyimpangan tindakan aparat publik di
dalam melayani kegiatan.28
Sedangkan indikator transparansi dalam model pengukuran
pelaksanaan Good Governance, yaitu:
a) ketersediaan payung hukum bagi akses informasi publik, b)
ketersediaan mekanisme bagi publik untuk mengakses informasi,
27
Ibid,. h. 21-22. 28
Adrian Sutedi, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam
Kerangka Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 400.
c) ketersediaan sarana dan prasarana untuk mengakses infromasi
publik, d) ketersediaan informasi untuk dipublikasikan kepada
publik, dan e) kecepatan dan kemudahan mendapatkan informasi
publik.29
Menurut Direktorat Pembinaan SMP, keberhasilan transpransi
ditunjukkan oleh beberapa indikator, yaitu:
a) meningkatnya kepercayaan publik kepada sekolah, b)
meningkatnya partisipasi publik terhadap penyelenggaraan
sekolah, c) bertambahnya wawasan dan pengetahuan publik
terhadap penyelenggaraan sekolah, dan d) berkurangnya
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
di sekolah.30
Dari pendapat para ahli mengenai indikator pencapain transparansi di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator pencapaian transparansi
lembaga pendidikan (sekolah) dapat melakukan keterbukaan atas berbagai
aspek pelayanan, melibatkan semua stakeholders dalam proses anggaran
maupun kegiatan yang dilaksanakan sekolah, memiliki sarana untuk
menyumbangkan aspirasi stakeholders, dan memiliki aturan dalam
melaksanakan kegiatan.
B. Akuntabilitas
1. Pengertian Akuntabilitas
Dengan adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan sekolah,
maka pihak sekolah perlu mempertanggungjawabkan pemakaian sumber
dana yang telah dikelolanya. Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang untuk
meminta keterangan atau pertanggungjawaban.31
29
Edah Jubaedah, Nugraha Lili, dan Hariz Faozan, Model Pengukuran
Pelaksanaan Good Governance di Pemerintah Daerah Kabupaten/kota, (Bandung:
PKP2AI LAN, 2008), h. 66. 30
Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah (Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, Kementerian
Pendidikan Nasional, 2011), h. 45. 31
Edi Sukarsno, Sistem Pengendlian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 131.
Menurut Sony Yuwono dkk, “Akuntabilitas adalah
pertanggungjawaban publik yang memiliki makna bahwasannya proses
penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan harus
benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD
dan masyarakat.”32
Lebih lanjut Finner dalam Nico menjelaskan
“Akuntabilitas sebagai konsep yang berkenaan dengan standar eksternal
yang menentukan kebenaran suatu tindakan birokrasi.”33
Sedangkan menurut Mckinsey dan Howard dalam Akdon menyatakan
bahwa “Akuntabilitas merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang
memiliki dan menggunakan kewenangan tertentu yang dapat dikendalikan,
dan pada kenyataannya memang terbatasi oleh ruang lingkup penggunaan
kekuasaan oleh instrumen pengendalian eksternal, termasuk sistem nilai
internal yang berlaku dalam institusi yang bersangkutan.”34
Lebih lanjut Sri Minarti menjelaskan bahwa, “Akuntabilitas adalah
kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas
performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya.”35
Miriam Budiarjo dalam Sutedi menjelaskan bahwa, ”Akuntabilitas
sebagai pertanggungjawaban pihak yang diberi mandat untuk memerintah
kepada mereka yang memberi mandat itu.”36
Mahmudi mengatakan,
“Akuntabilitas finansial, yaitu setiap rupiah yang dibelanjakan harus dapat
dipertanggungjawabkan dan dilaporkan dalam laporan keuangan
pemerintah daerah.”37
E. Mulyasa mengemukakan akuntabilitas adalah,
“pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sekolah dalam
32
Sony Yuwono, dkk., Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis
Penyususnan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis Kinerja),
(Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 59. 33
Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 23. 34
Akdon, Strategic Management For Educational Management, (Bandung:
Alfabeta, 2006) h. 208. 35
Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan
Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 225. 36
Adrian Sutedi, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam
Kerangka Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 397. 37
Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 81
implementasi manajemen berbasis sekolah dituntut untuk
memberikan pertanggungjawaban pada setiap akhir anggaran
sekolah dengan dikeluarkannya dana selama tahun anggaran.
Pertanggungjawaban tersebut dilaksanakan dalam rapat dewan
sekolah, yang diikuti oleh komponen sekolah, masyarakat, dan
pemerintah daerah.”38
Dari beberapa pemaparan ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang
sekolah yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat dan dilaporkan kepada pemerintah, orang tua, dan masyarakat.
2. Asas-asas Akuntabilitas
Sedarmayanti mengatakan bahwa pelaksanaan akuntabilitas perlu
memperhatikan asas-asas sebagai berikut:
a. Komitmen pimpinan dan seluruh staf instansi untuk
melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
b. Beberapa sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber
daya secara konsisten dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
c. Menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang
ditetapkan.
d. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan
manfaat yang diperoleh.
e. Jujur, obyektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator
perubahan manajemen instansi pemerintah.39
Dalam buku kajian kebijakan good local governance, dijelaskan
bahwa asas akuntabilitas merupakan asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan yang dilakukan dan hasil akhirnya harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.40
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa asas-asas
akuntabilitas merupakan asas pertanggungjawaban yang harus dibuat oleh
38
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2003), h. 177-178. 39
Sedarmayanti, Good Governance “Kepemerintahan yang Baik”, (Bandung:
Mandar Maju, 2012) h. 70-71. 40
Kajian Kebijakan Good Local Governance Dalam Optimalisasi Pelayanan
Publik: Suatu Evaluasi Implementasi Pelayanan Terpadu di Kabupaten/Kota di Indonesia,
(Bandung: PKP2AI-LAN, 2007) h. 17.
pemegang keputusan sehingga hasil yang diharapkan akan tercapai dan
dapat dilaporkan kepada stakeholders.
3. Tujuan Akuntabilitas
Dalam buku MBS di SMP pada era otonomi daerah, dikemukakan
bahwa tujuan utama akuntabilitas adalah mendorong terciptanya
tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja sekolah.41
Menurut Herbert,
Killough, dan Stretss dalam Waluyo, manajemen suatu organisasi harus
“accountable” untuk:
a. Menentukan tujuan yang tepat.
b. Mengembangkan standar yang diperlukan untuk
pencapaian tujuan yang ditetapkan.
c. Secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian
standar.
d. Mengembangkan standar organisasi dan operasi secara
ekonomis dan efisien.42
Dari adanya uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
akuntabilitas menciptakan kepercayaan stakeholders dalam pengelolaan
keuangan, menetapkan tujuan dan sasaran yang tepat, dan menggunakan
standar dalam proses dan tujuan kegiatan.
4. Manfaat Akuntabilitas
Upaya perwujudan sistem akuntabilitas pada organisasi dimaksudkan
untuk:
a. Memulihkan dan memelihara kepercayaan masyarakat
terhadap organisasi.
b. Mendorong terciptanya transparansi dan responsiveness
organisasi.
c. Mendorong partisipasi masyarakat.
d. Menjadikan organisasi lebih dapat beroperasi secara efisien,
efektif, ekonomis dan responsive terhadap aspirasi
masyarakat dan lingkungannya.
e. Mendorong pengembangan sistem penilaian yang wajar
melalui pengembangan pengukuran kinerja.
f. Mendorong terciptanya iklim kerja yang sehat dan kondusif
serta peningkatan disiplin.
41
Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah (Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, Kementerian
Pendidikan Nasional, 2011), h. 45. 42
Waluyo, Manajemen Publik, (Bandung: Mandar Maju, 2007), h. 197.
g. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada
masyarakat.43
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat akuntabilitas
dapat menjamin kepercayaan publik, terciptanya keterbukaan informasi,
dan meningkatkan suasana kerja yang kondusif.
5. Macam-macam Akuntabilitas
Dari sudut pandang fungsional, J.D Stewart mengidentifikasikan
bahwa akuntabilitas publik terdiri dari lima jenis, yaitu:
a. Policy Accountability, yakni akuntabilitas atas pilihan-
pilihan kebijakan yang dibuat.
b. Program Accountability, yakni akuntabilitas atas
pencapaian tujuan/hasil dan efektivitas yang dicapai.
c. Performance accountability, yakni akuntabilitas atas
pencapaian-pencapaian kegiatan yang efisien.
d. Process Accountability, yakni akuntabilitas atas
penggunaan proses, prosedur, atau ukuran yang layak
dalam melaksanakan tindakan-tindakan yang ditetapkan.
e. Probity and Legality Accountability, yakni akuntabilitas
atas legalitas dan kejujuran penggunaan dan sesuai
anggaran yang disetujui atau ketaatan terhadap undang-
undang yang berlaku.44
Sedangkan dari sudut pandang akuntansi, American Accounting
menyatakan bahwa akuntabilitas dapat dibagi dalam empat kelompok,
yaitu akuntabilitas terhadap:
a. Sumber daya finansial.
b. Kepatuhan terhadap aturan hukum dan kebijaksanaan
administratif.
c. Efisiensi dan ekonomisnya suatu kegiatan.
d. Hasil program dan kegiatan pemerintah yang tercermin
dalam pencapaian tujuan, manfaat, dan efektivitas.45
Namun dalam bidang pendidikan, akuntabilitas pendidikan secara
umum dibagi dua, yaitu akuntabilitas manajemen pendidikan dan
akuntabilitas pengelolaan dana.
a. Akuntabilitas manajemen pendidikan termaktub dalam
dalam pasal 54, yaitu adanya kesempatan bagi masyarakat
43
Ibid,. h. 182. 44
Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 23-24. 45
Arja Sadjiarto, “Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintah”, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2 No. 2, Nopember 2003, h. 140.
untuk berperan serta dalam pendidikan. Peran serta tersebut
mencakup penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan.
b. Akuntabilitas dana tertuang dalam Pasal 46-48. Pasal 46
disebutkan bahwa pendanaan pendidikan adalah tanggung
jawab bersama pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Sementara itu, dalam pasal 47 disebutkan
bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada
prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
publik. Kedua pasal tersebut secara tegas memaksa
pengelola sekolah agar mampu menyusun laporan
akuntabilitas kinerja yang menyatakan bahwa dana
pendidikan telah dikelola secara efisien dan adil, serta
dilaporkan secara transparan.46
Dari pendapat para ahli mengenai macam-macam akuntabilitas, maka
dapat disimpulkan bahwa macam-macam akuntabilitas terdiri dari
akuntabilitas terhadap kebijakan, pertanggungjawaban keuangan, dan
pencapaian atas hasil program/kegiatan.
6. Indikator Tercapainya Akuntabilitas
Terdapat beberapa tahapan untuk menjaminnya akuntabilitas
terlaksana, yaitu:
a. Pada tahap proses pembuatan keputusan, beberapa indikator
untuk menjamin akuntabilitas adalah:
1) Pembuatan sebuah keputusan harus dibuat secara tertulis
dan tersedia bagi setiap warga yang membutuhkan.
2) Pembuatan keputusan sudah memenuhi standar etika dan
nilai-nilai yang berlaku, artinya sesuai dengan prinsip-
prinsip administrasi yang benar maupun nilai-nilai yang
berlaku di stakeholders.
3) Adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan
sudah sesuai dengan visi, misi organisasi, serta standar
yang berlaku.
4) Adanya mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah
terpenuhi, dengan konsekuensi pertanggungjawaban jika
standar tersebut tidak terpenuhi.
46
Ratna Wulaningrum, “Partisipasi Pegawai dalam Penyusunan Anggaran
Sekolah – Studi Kasus Pada SMP Negeri 10 Samarinda”, Jurnal Eksis, Vol. 7, No.2,
Agustus 2011.
5) Konsistensi maupun kelayakan dari target operasional yang
telah ditetapkan maupun prioritas dalam mencapai target
tersebut.47
b. Pada tahap sosialisasi kebijakan, beberapa indikator untuk
menjamin akuntabilitas adalah:
1) Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan,
melalui media massa, media nirmassa, maupun media
komunikasi personal.
2) Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan
dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program.
3) Akses publik pada informasi atau suatu keputusan setelah
keputusan dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat.
4) Ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring
hasil yang telah dicapai oleh pemerintah.48
Sedangkan indikator akuntabilitas dalam model pengukuran
pelaksanaan Good Governance yaitu, a) akuntabel pengelolaan anggaran
yang dikeluarkan, b) pertanggungjawaban kinerja, c) intensitas
penyimpangan, dan d) upaya tindak lanjut penyimpangan.49
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator
akuntabilitas merupakan ukuran yang dapat digunakan sekolah untuk
menentukan tingkat kinerja dan membuat masyarakat sekolah puas dengan
hasil kerja yang dicapai oleh sekolah.
C. Pengelolaan Keuangan Sekolah
Salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas
dan efisiensi pengelolaan pendidikan adalah keuangan dan pembiayaan.
Karena tanpa adanya sumber dana organisasi tidak akan mampu
menjalankan tugas dalam mencapai tujuan dan sasarannya.
Menurut E. Mulyasa, otonomi sekolah yang diterapkan melalui
manajemen berbasis sekolah, menuntut kemampuan sekolah untuk
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, serta
47
Adrian Sutedi, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam
Kerangka Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 398-399. 48
Ibid. 49
Edah Jubaedah, Nugraha Lili, dan Hariz Faozan, Model Pengukuran
Pelaksanaan Good Governance di Pemerintah Daerah Kabupaten/kota, (Bandung:
PKP2AI LAN, 2008), h. 66.
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan
kepada pemerintah dan masyarakat..50
1. Pengertian Pengelolaan Keuangan
Dalam dunia bisnis, masalah mengelola keuangan sangat penting,
seperti halnya masalah produksi dan pemasaran dalam mencapai tujuan
organisasi. Kegagalan dalam memperoleh dana dapat mempengaruhi
kegiatan operasional sehingga berdampak buruk bagi kelangsungan hidup
organisasi. Dari pengambaran tersebut, tampak bahwa pengelolaan
keuangan memberi pengaruh yang besar terhadap pencapaian tujuan
organisasi.
Menurut Sri Minarti, “Pengelolaan ataupun manajemen
keuangan dapat diartikan sebagai suatu proses melakukan
kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakan tenaga orang
lain, dengan mempertimbangkan aspek efektivitas dan efisiensi
yang berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan
aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan
pengawasan.”51
Lebih lanjut H.M. Levin sebagaimana dikutip oleh Uhar Suharsaputra
menyatakan bahwa, “school finance refers to the process by which tax
revenues and other resources are derived for the formation and operation
of elementary and secondary schools as well as the process by which those
resources are allocated to school in different geographical areas and to
types and levels of education”.52
Dapat diartikan bahwa keuangan sekolah mengacu dari pendapatan
dan penerimaaan pajak mereka untuk pembentukan dan pengoperasian
sekolah dasar dan menengah serta proses sumber daya yang dialokasikan
sekolah menurut letak geografis, dan jenis serta tingkat yang berbeda.
Menurut Suad Husnan dalam Suryadi, “Manajemen Keuangan adalah
manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan; sedangkan fungsi keuangan
50
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2003), h. 171. 51
Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan
Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 213. 52
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama,
2010), h. 270.
merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang
bertanggung jawab dalam bidang tertentu.53
James C. Van Horne dalam
Kasmir menyatakan bahwa, “Manajemen Keuangan adalah segala
aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan
pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.”54
Sutrisno berpendapat bahwa, “ Manajemen Keuangan adalah semua
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan
dana dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan
mengalokasikan dana tersebut secara efisien.”55
Darsono mengatakan bahwa, “Manajemen Keuangan adalah kegiatan
memperoleh sumber dana dengan biaya yang semurah-murahnya dan
menggunakan dana seefektif dan seefisien mungkin untuk menciptakan
laba dan nilai tambah ekonomi.”56
Lebih lanjut Mulyono mendefinisikan
bahwa manajemen keuangan sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan sungguh-
sungguh, serta pembinaan secara kontinyu terhadap biaya operasional
sekolah sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien serta
membantu pencapaian tujuan pendidikan.57
Dari pendapat beberapa tokoh di atas mengenai pengertian manajemen
keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan sekolah
adalah proses mendayagunakan sumber dana yang didapatkan untuk
pencapaian tujuan sekolah.
2. Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Manajemen atau pengelolaan keuangan sekolah harus memperhatikan
beberapa prinsip, yaitu:
a. Transparansi berarti keterbukaan, yaitu dalam bidang manajemen
keterbukaan terhadap melakukan suatu program atau kegiatan. Dalam
53
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Aplikasi, (Bandung:
PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009), h. 117. 54
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. II, h.
5. 55
Sutrisno, Manajemen Keuangan: Toeri, Konsep, & Aplikasi, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2013), h. 1. 56
Darsono, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Nusantara Consulting, 2009)h. 1 57
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta:
Ar Ruzz Media, 2010), h. 181.
lembaga pendidikan sangat diperlukan keterbukaan dalam manajemen
keuangan untuk mengetahui sumber pendapat, penggunaan dana, dan
pertanggungjawabannya.
b. Akuntabilitas merupakan kondisi seseorang yang dapat dinilai oleh
orang lain karena hasil kerjanya untuk menyelesaikan tugas dan
tanggung jawabnya. Ada tiga pilar utama dalam menciptakan
akuntabilitas, yaitu adanya transparansi para penyelenggara sekolah
dengan menerima masukan dan mengikutsertakan komponen sekolah
dalam mengelola kegiatan, standar kerja yang dapat diukur dalam
menjalankan tugas, fungsi, dan wewenangnya.
c. Efektifitas adalah penyacapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam manajemen keuangan dikatakan efektif jika
kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiaya
aktivitas sesuai tujuan lembaga dengan keluaran yang diharapkan.
d. Efisiensi berkaitan dengan kuantitas dari hasil kegiatan yang
dilaksanakan. Efisiensi merupakan perbandingan antara masukan dan
keluaran yang meliputi dana, daya, dan waktu. Perbandingan tersebut
dapat dilihat dari dua hal, yaitu segi penggunaan waktu, tenaga, dan
biaya, dan hasil.58
Di dalam UU No. 17 Tahun 2003, menjabarkan prinsip-prinsip
pengelolaan keuangan Negara ke dalam asas-asas umum yang telah
dikenal dalam pengelolaan kekayaan Negara, seperti:
Prinsip tahunan, prinsip universalitas, prinsip kesatuan dan
prinsip spesialitas; maupun prinsip-prinsip baru sebagai
pencerminan penerapan kaidah yang baik dalam pengelolaan
keuangan antara lain: akuntabilitas berorientasi pada hasil,
profesionalitas, proposionalitas, keterbukaan dalam pengelolaan
keuangan Negara, dan pemerikasaan oleh badan pemeriksa yang
bebas dan mandiri.59
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 48, tentang pengelolaan
dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan
58
Jamal Asmani Ma‟mur, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah, (Jogyakarta: Diva
Press, 2012), h. 218-222. 59
Sonny Sumarsono, Manajemen Keuangan Pemerintah, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010), h. 43-44.
akuntabilitas publik.60
Sedangkan Wijaya menyatakan bahwa, prinsip-
prinsip pengelolaan dana pendidikan terdiri dari prinsip-prinsip umum dan
prinsip-prinsip khusus. Prinsip-prinsip umum pengelolaan meliputi
keadilan, efisien, transparansi, dan akuntabilitas.
a. Keadilan berarti besarnya dana pendidikan disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing.
b. Efisiensi merupakan perbandingan antara input dan output
atau antara daya (tenaga, pikiran, waktu, biaya) dengan
hasil.
c. Transparansi berarti adanya keterbukaan dalam manajemen
keuangan sekolah.
d. Akuntabilitas berarti penggunaan dana dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana sekolah
yang ditetapkan.61
Lebih lanjut Wijaya menjelaskan prinsip-prinsip khusus pengelolaan
keuangan meliputi efektivitas, kecukupan, dan berkelanjutan.
a. Efektivitas diterapkan pada kepala sekolah untuk dapat
mengatur keuangan dan membiaya aktivitas sekolah dalam
rangka mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
b. Kecukupan berarti pendanaan pendidikan mencukupi biaya
penyelenggaraan pendidikan berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan.
c. Berkelanjutan berarti pendanaan pendidikan dapat
digunakan secara berkelanjutan untuk memberikan
pelayanan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional
Pendidikan.62
Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-
prinsip pengelolaan keuangan meliputi prinsip keadilan, efisiensi,
efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik. Keadilan merupakan
dana yang ada disesuaikan dengan tujuan pencapaian kegiatan pendidikan,
efisiensi merupakan penetapan masukan dan keluaran sumber dana
ataupun sumber daya yang telah dikorbankan, efektivitas merupakan
penggunaan dana telah sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan,
transparansi merupakan keterbukaan sumber dana yang telah diperoleh,
60
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV.
Mini Jaya Abadi, 2003), h. 33. 61
David Wijaya, Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah terhadap Kualitas
pendidikan, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 13, 2009, h. 86. 62
Ibid,. h. 87.
dan akuntabilitas merupakan wujud pertanggungjawaban melalui laporan
keuangan yang dibuat oleh sekolah.
3. Tujuan Pengelolaan Keuangan
Tujuan pengelolaan keuangan sebenarnya tercermin dari kegiatan
sehari-hari yang dilakukan oleh manajemen keuangan. Dalam hal tersebut
kegiatan manajemen keuangan terbatas pada kegiatan terhadap
pengelolaan keuangan yang meliputi perencanaan sumber keuangan,
perencanaan alokasi keuangan, serta penentuan struktur aktiva, keuangan
dan modal perusahaan. Dengan demikian, maka tugas pokok manajemen
keuangan adalah merencanakan perolehan dan penggunaan dana tersebut
untuk memaksimalkan nilai perusahaan.63
Harmono berpendapat bahwa tujuan pengelolaan keuangan adalah
memaksimalkan kekayaan stakeholders, yang berarti meningkatkan nilai
organisasi yang merupakan ukuran nilai objektif oleh publik dan orientasi
pada kelangsungan hidup organisasi.64
Hermino menyatakan bahwa tujuan manajemen keuangan sekolah
yaitu:
a. Menjamin agar dana yang tersedia digunakan untuk kegiatan
harian sekolah dan kelebihan dana yang ada diinvestasikan
kembali.
b. Memelihara barang-barang (asset) sekolah.
c. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan,
pencatatan, dan pengeluaran uang diketahui dan
dilaksanakan.65
Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pengelolaan keuangan sekolah adalah memberikan nilai tambah
keuntungan sekolah dalam mendapatkan sumber keuangan, melakukan
kegiatan sekolah dengan dana yang tersedia, dan menjamin segala proses
pencatatan laporan keuangan.
63
Moeljadi, Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,
(Malang: Bayumedia, 2006) h.10. 64
Harmono, Manajemen Keuangan, (Bandung: Bumi Aksara, 2009), h. 1. 65
Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2013) h. 183.
4. Fungsi Pengelolaan Keuangan
Pada setiap organisasi tentunya mempunyai elemen di bidang
keuangan. Bagian tersebut merupakan titik puncak dalam pengambilan
keputusan dalam manajemen puncak. Sehingga bagian keuangan sangat
bertanggung jawab dalam formulasi kebijakan organisasi.
Di sekolah, orang yang bertugas dalam bidang keuangan di sebut
manajer/bagian keuangan. Bagian keuangan biasanya dibantu oleh seorang
bendaharawan dan bagian akuntansi. Dengan demikian fungsi bagian
keuangan dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu:
a. Bendaharawan (treasurer)
Bendaharawan bertanggung jawab atas perolehan (akuisisi)
dana dan pengamanannya disamping itu juga bertanggung
jawab dalam hal:
1) Pengadaan uang tunai;
2) Membuat laporan posisi kas dan modal kerja;
3) Menyusun anggaran kas;
4) Manajemen kredit, asuransi, dan urusan pensiun.66
b. Akuntansi (controller)
Bagian akuntansi mempunyai tugas mencatat dan membuat
laporan tentang informasi keuangan organisasi. Tanggung
jawabnya adalah:
1) Menyusun anggaran dan laporan keuangan;
2) Urusan penggajian;
3) Menghitung pajak;
4) Memeriksa internal Inside Corp.67
Sutrisno berpendapat bahwa, fungsi manajemen keuangan terdiri dari
tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu organisasi, yaitu
keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan deviden.
a. Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer
keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-
bentuk investasi yang akan mendapatkan keuntungan
di masa akan datang.
b. Keputusan pendanaan, pada keputusan ini manajer
keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan
menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang
ekonomis bagi organisasi guna membelanjai kebutuhan-
kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.
66
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta:
AR Ruzz Media, 2010), h. 182. 67
Ibid,. h. 182.
c. Keputusan deviden merupakan keputusan manajemen
keuangan untuk menentukan keuntungan.68
Bafadal dalam Hermino menyatakan bahwa fungsi manajemen
keuangan meliputi a) perencanaan anggaran tahunan, b) pengadaan
anggaran, c) pendistribusian anggaran, d) pelaksanaan anggaran, e)
pembukuan keuangan, dan f) pengawasan dan pertanggungjawaban
keuangan.69
Dari pendapat para ahli mengenai fungsi manajemen keuangan, maka
dapat disimpulkan bahwa fungsi pengelolaan keuangan sekolah meliputi
tahap perencanaan anggaran, pengalokasian anggaran, dan
pertanggungjawaban anggaran.
5. Strategi Pengelolaan Keuangan
Ketersediaan dana merupakan salah satu syarat untuk dapat
melaksanakan kegiatan pendidikan. Bersama dengan unsur administrasi
lainnya seperti manusia, fasilitas, teknologi pendidikan, dan dana dapat
berfungsi untuk menghasilkan output yang akan menunjang keberhasilan
pendidikan. Di Indonesia pemenuhan kebutuhan dana pendidikan
dipandang sebagai hal yang diperhatikan secara serius oleh pemerintah
pusat dan daerah.70
Blocher dalam Idochi Anwar menyatakan, bahwa
strategi anggaran merupakan titik awal dalam penyiapan dan pembuatan
rencana anggaran suatu institusi.71
Pengelolaan dana pendidikan yang bersumber dari masyarakat, baik
langsung atau tidak langsung perlu dilakukan dengan baik dengan
langkah-langkah sistematis sesuai dengan prinsip manajemen. Hal ini akan
terjadi jika pengelolaan berjalan baik serta akuntabel akan menimbulkan
berbagai manfaat yang dikemukakan oleh Mintarsih dalam Suharsaputra:
a. Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara
efektif dan efisien;
68
Sutrisno, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Ekonisia, 2013), h. 5. 69
Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 186. 70
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama,
2010), h. 272. 71
Mochammad Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya
Pendidikan, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2013), h. 214.
b. Tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan sebagai
salah satu tujuan didirikannya lembaga tersebut (lembaga
pendidikan swasta);
c. Mencegah adanya kekeliruan, kebocoran, ataupun
penyimpangan dana dari rencana semula;
d. Penyimpangan dapat dikendalikan apabila pengelolaan berjalan
baik sesuai yang diharapkan; apabila kebocoran ini terjadi,
maka akan berakibat buruk, baik pada pengelola keuangan
atasan langsung dan bendaharawan maupun kepada lembaga
pendidikan itu sendiri.72
Berdasarkan hal tersebut, pengelolaan keuangan pendidikan harus
difokuskan dalam proses merencanakan alokasi secara teliti dan penuh
perhitungan, mengawasi pelaksanaan dana, disertai bukti secara
administratif dan fisik sesuai dengan dana yang dikeluarkan.
Dalam mengelola keuangan di sekolah tentunya ada tahapan yang
harus dilakukan. Adapun tahap-tahap dalam pengelolaan keuangan sebagai
berikut:
a. Perencanaan Anggaran
Dalam pengelolaan keuangan, perencanaan merupakan kegiatan
merencanakan sumber dana dalam mencapai kegiatan dan tujuan
pendidikan di sekolah. Gordon dalam E. Mulyasa mengemukakan bahwa
perencanan penyusunan anggaran pendidikan dalam dua pendekatan yang
umum digunakan, yaitu pendekatan tradisional dan Planning
Programming Budgeting System (PPBS).73
Lebih lanjut E. Mulyasa
menjelaskan:
Bahwa dalam tahap pendekatan tradisional, guru dengan pasti
mengetahui kebutuhan yang terjadi seperti persediaan sumber
belajar, serta guru dapat menentukan permintaan anggaran
berdasarkan manfaat atas kebutuhan yang diperlukan, dan dapat
memperkirakan kategori biaya kebutuhan, misalnya persediaan
instruksi, buku, dan lain-lain. Pada tahap PPBS sebaiknya pihak
sekolah dapat menilai kebutuhan pendidikan, menentukan kriteria,
tujuan, dan metode yang akan dipakai dalam proses evaluasi tujuan
pendidikan, menentukan program sesuai dengan perkiraan biaya
72
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama,
2010), h. 273. 73
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2003), h. 173.
yang akan dikeluarkan dan mempersiapkan sumber daya yang akan
dibutuhkan dalam pelaksanaan program.74
Menurut Sri Minarti, perencanaan anggaran sekolah harus disesuaikan
dengan rencana pengembangan sekolah secara keseluruhan, baik
pengembangan jangka pendek maupun jangka panjang.75
Edy
menjelaskan, Anggaran merupakan rencana yang terorganisasi dan
menyeluruh, dinyatakan dalam unit moneter untuk operasi dan sumber
daya suatu lembaga selama periode tertentu di masa yang akan datang.76
Dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan faktor penting dalam
menetapkan tujuan yang telah direncanakan sehingga pihak manajemen
dapat merealisasikan harapan-harapannya.
Dalam proses penganggaran harus dilakukan secara jujur dan terbuka
serta dilaporkan dalam struktur yang dapat dipahami serta terorganisir
secara rapi, jelas, rinci, dan menyeluruh. Pada tahap penyusunan anggaran
sebaiknya lembaga/organisasi mengembangkan dahulu perencanaan
strategis. Dengan adanya perencanaan strategis, maka anggaran menjadi
bermakna sebagai alokasi sumber daya (keuangan) untuk mendanai
berbagai program dan kegiatan (strategis). Indra Bastian Menjelaskan :
Bahwa suatu rencana anggaran lembaga harus dipublikasikan
kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan
dipublikasikan. Anggaran yang direncanakan merupakan suatu
instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik serta
pelaksanaan program-program yang dibiayai oleh dana publik.
Dalam bentuk sederhana, anggaran merupakan suatu dokumen
yang menggambarkan kondisi keuangan yang meliputi informasi
mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas.77
Perencanaan anggaran pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai
apa yang akan dilakukan oleh suatu lembaga pada masa yang akan datang,
dan setiap anggaran yang ditentukan memberikan informasi mengenai apa
yang hendak dilakukan dalam beberapa periode mendatang. Dengan
74
Ibid,. 75
Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan
Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 229. 76
Edy Sukarno, Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 169. 77
Indra Bastian, Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik, (Jakarta: Erlangga,
2007), h. 6.
adanya anggaran, lembaga akan mempertanggungjawabkannya melalui
pelaksanaan program-program.
Dapat disimpulkan bahwa adanya perencanaan anggaran sekolah dapat
menentukan tujuan yang hendak dicapai sekolah dengan efektif dan
efisien.
b. Pelaksanaan Anggaran
Setelah perencanaan anggaran telah dibuat, selanjutnya adalah realisasi
anggaran tersebut dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan keuangan
merupakan penatausahaan keuangan yang mencakup pengurusan
operasional dan administrasi, tata cara pembukuan dan pelaporan
(pertanggungjawaban) keuangan. Pengelolaan keuangan sekolah memiliki
tujuan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan penggunaan dana
sekolah, mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di sekolah,
memberikan informasi yang akurat, serta memberikan jaminan
akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana serta pelaporannya.78
Adapun akuntansi atau pembukuan yang ada di sekolah bertujuan
untuk memahami dan menjelaskan fungsi-fungsi dari adanya sistem
pembukuan. Berikut beberapa contoh pembukuan yang biasanya terdapat
di sekolah-sekolah:
1) Buku Pos (Vate Book)
Buku pos memuat informasi dana yang masih tersisa untuk tiap
anggaran pos. Buku pos mencatat peristiwa-peristiwa pembelanjaan
uang harian.
Tabel 2.1
Buku Pos
Pos:
Pemeliharaan
Anggaran:
Laboraturium IPA
8.250.000
Tanggal Pembeliaan Jumlah Sisa (Rp)
26-02-2009 Mikroskop 3.000.000,00 5.250.000,00
05-03-2009 Alat Pengukur Suhu 100.000,00 5.190.000,00
10-04-2009 Gelas Ukur 550.000,00 2.500.000,00
Dst.
78
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.136.
2) Faktur
Faktur berupa lembaran kertas yang dapat diarsipkan. Faktur berisi
rinciang tentang (1) maksud pembelian, (2) tanggal pembelian, (3)
jenis-jenis pembelian, (4) rincian barang yang dibeli, (5) jumlah
pembayaran, (6) tanda tangan pemberi kuasa.
Tabel 2.2
Faktur Pembayaran
Sumber: Data diolah dari SD Islam Binakheir
3) Buku Kas
Buku kas mencatat rincian tentang penerimaan dan pengeluaran uang
tersisa dan saldo secara harian. Contoh buku kas dapat di lihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 2.3
Buku Kas
Nama Sekolah :
Kecamatan :
Kota :
Kegiatan : Bulan: Maret
Sumber: Data diolah dari SD Islam Binakheir
No.
Urut
Tanggal Uraian Penerimaan
Rp.
Pengeluaran
Rp.
Saldo
01-Mar-14 Saldo Feb 2014 Rp. 10.254.988
791 05-Mar-14 Biaya FC LKS Rp. 48.750 Rp. 10.206.238
792 05-Mar-14 Iuaran O2SN Rp. 892.000 Rp. 9.314.238
Mengetahui, Sukmajaya,
Kepala Sekolah Bendahara
Nama Sekolah: No:
Alamat Sekolah: Tanggal:
Dibayarkan Kepada :
Bagian :
Jumlah : Rp.
Terbilang :
Keperluan :
Direktur Kasir Yang Menerima
_________ _______ _______________
4) Lembar Cek
Lembar cek merupakan alat bukti bahwa pembayaran yang
dikeluarkan adalah sah. Lembar cek dikeluarkan bila menyangkut
tagihan atas pelaksanaan suatu transaksi.
Tabel 2.4
Lembar Cek
Sumber: Data diolah dari SD Islam Binakheir
5) Jurnal
Jurnal merupakan pencatatan seluruh transaksi keuangan yang
dilakukan setiap hari.
6) Buku Besar
Data keuangan yang terdiri dari informasi dan jurnal dipindahkan ke
buku besar atau buku kas induk pada akhir bulan. Buku besar mencatat
kapan terjadinya transaksi pembelian, keluar masuknya uang, dan
neraca saldonya.
7) Buku Kas Pembayaran Uang Sekolah
Buku kas pembayaran berisi pembayaran tentang pembayaran uang
sekolah siswa menurut tanggal pembayaran, jumlah, dan sisa
tunggakan atau kelebihan pembayaran sebelumnya.
8) Buku Kas Piutang
Buku ini berisi daftar/catatan orang yang berhutang kepada sekolah
menurut jumlah uang yang terutang, tanggal pelunasan, dan sisa uang
yang belum dilunasi.
9) Neraca Percobaan
Tujuan diadakanya neraca percobaan adalah untuk mengetahui secara
tepat keadaan neraca pertanggungjawaban keuangan secara tepat.79
79
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,
2010), h. 178-181.
Nama Sekolah : No. BKM:
Alamat : Tanggal :
Telepon :
TANDA TERIMA
Telah diterima dari :
Jumlah :
Terbilang :
Keperluan :
Diserahkan Oleh: Penerima:
…………………… ………….
Dapat disimpulkan bahwa mengelola pelaksanaan anggaran artinya
mempersiapkan pembukuan, melakukan pembelanjaan dan membuat
transaksi, perhitungan, mengawasi pelaksanaan sesuai dengan prosedur
kerja, serta dapat membuat laporan dan pertanggungjawaban keuangan.
c. Evaluasi Anggaran
Setelah melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan dan
pelaksanaan, selanjutnya sekolah harus dapat mengevaluasi dan
mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah dicapai dengan hasil
yang telah dilakukan sesuai tujuan yang telah ditetapkan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan (pemerintah, masyarakat, dan wali murid).
Pertanggungjawaban merupakan suatu pembuktian dan penentuan
bahwa apa yang dimaksud sesuai dengan yang telah dilaksanakan.
Evaluasi manajemen keuangan bertujuan untuk terselenggaranya
pembiayaan sekolah secara efektif.80
Oleh karena itu, manajemen sekolah
akan berjalan baik dengan ditunjang oleh kesiapan seluruh komponen-
komponen yang ada di sekolah.
Menurut Sri Minarti, adapun faktor-faktor yang harus dimasukkan
dalam fungsi evaluasi manajemen keuangan adalah sebagai berikut:
1) Mengusahakan suatu struktur yang terorganisasi dengan baik
dan sederhana untuk menghilangkan salah pengertian antara
komponen dalam manajemen sekolah.
2) Mengusahakan supervisi yang kuat untuk menghilangkan gap
yang terjadi dalam keseluruhan pogram sekolah yang
menyangkut penganggaran.
3) Mengusahakan informasi yang akurat dalam rangka pembuatan
keputusan dan penilaian terhadap pelaksanaan kerja yang ada
korelasinya dengan keuangan sekolah.81
Dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses penilaian dalam
pencapaian tujuan, artinya menilai pelaksanaan proses pengelolaan
keuangan yang terjadi di sekolah, menilai pencapaian sasaran program,
dan membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaran yang akan datang.
80
Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan
Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 245. 81
Ibid, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 245-246.
D. Stakeholder
1. Pengertian Stakeholder
Istilah stakeholder berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua
suku kata, yaitu stake (kepentingan) dan holder (pemegang/pemangku).
Stakeholder merupakan setiap kelompok atau individu yang
mempengaruhi atau terpengaruhi oleh kegiatannya. Setiap kelompok atau
individu yang dapat membantu memberikan nilai awal pada sebuah
organisasi.82
Nanang Fattah mendefinisikan, “stakeholders adalah pihak-
pihak (perseorangan atau lembaga) yang mempunyai kaitan kepentingan
dengan sekolah, seperti orang tua siswa, pemerintah, perusahaan,
masyarakat lainnya.”83
Welsh dan McGinn mendefinisikan, “stakeholder adalah orang-orang
atau golongan yang memiliki kepentingan bersama dalam suatu tindakan
tertentu, dan konsekuensinya, serta yang dipengaruhi olehnya.”84
Selanjutnya Freeman mendefiniskan, “stakeholder atau berkepentingan
adalah tiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi.”85
Dari pendapat tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
stakeholders adalah individu/lembaga yang berkepentingan dalam setiap
kegiatan dan pengambilan keputusan, sedangkan di dalam dunia
pendidikan stakeholders atau pemangku kepentinganya adalah merupakan
pihak-pihak yang terkait dalam pendidikan, seperti kepala sekolah, guru,
karyawan, komite, orang tua, masyarakat, dan pemerintah yang memiliki
keterlibatan langsung dalam memberikan dukungan dan pengawasan
terhadap program-program yang dijalankan sekolah untuk menunjang
kebutuhan peserta didik dan kegiatan operasional sekolah.
82
Budiyono, dkk, “Posisi Stakeholders Strategi Advokasi KIBBLA
Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah,” Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 13,
no. 3 (September 2010), h. 129. 83
Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 164. 84
N. McGinn dan T. Welsh, Desentralisasi Pendidikan, Terj. Achmad Syahid
(Ciputat: Logos, 2003), h. 86. 85
R. Edward Freeman, Buku Manajemen Strategik: Pendekatan terhadap Pihak-
pihak Berkepentingan Terj. Dari Strategic Management: A Stakeholder Approach oleh
Rochmulyati Hamzah, (Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 1995), Cet. III, h. 60.
2. Tujuan Stakeholder
Format kelembagaan dewan sekolah/komite sekolah yang merupakan
bagian dari stakeholders dapat diarahkan kepada hal-hal seperti berikut:
a. Merumuskan dan menetapkan berbagai kebijakan pengelolaan
sekolah, pengembangan program, monitoring pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban mutu pendidikan sekolah secara demokratis
dan transparan.
b. Membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan yang
dihadapi sekolah, dan membantu pemerintah memonitoring
pengelolaan pendidikan di sekolah.
c. Memfasilitasi upaya peningkatan kinerja dan profesionalisme
kepala sekolah, guru, dan staf lain yang terlibat dalam proses
pendidikan anak sekolah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang
hendak dicapai.
d. Menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan sekolah dalam
upaya meningkatkan proses belajar mengajar.
e. Mengembangkan dan menetapkan program kurikulum yang efektif
sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarakat.
f. Memfasilitasi dan mengontrol penerapan sistem manajemen
sekolah yang transparan dan demokratis dalam pendayagunaan
berbagai sumber daya yang tersedia.86
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan stakeholders
sekolah adalah berpartisipasi atas kebijakan sekolah, memberikan masukan
atas masalah-masalah yang dihadapi sekolah, dan ikut mengawasi kegiatan
yang dilakukan oleh sekolah.
3. Peran dan Fungsi Stakeholder
Dalam lampiran II Kepmendiknas No. 044 tahun 2002 peran dan tugas
komite sekolah (bagian stakeholders) adalah:
a. Pemberian pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan
pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
b. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial,
pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan dan keluaran
pendidikan di satuan pendidikan.
c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka partisipasi dan
akuntabilitas penyelengaraan dan keluaran pendidikan di satuan
pendidikan.87
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi
stakeholders adalah sebagai pendukung dalam meyelenggrakan kebijakan,
86
Engkoswara, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 298 87
Ibid,. h. 299.
pemberi saran ataupun kritik, dan pemyumbang materi maupun
gagasan/ide dalam terlaksananya kegiatan/program di sekolah.
4. Kategori Stakeholder
Menurut Crosby dalam Sekar Utama, kategori stakeholder
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Stakeholder utama, yaitu pihak yang menerima dampak positif
ataupun negatif dari suatu kegiatan.
b. Stakeholder pendukung, yaitu pihak yang berperan sebagai
perantara dalam proses penyampaian kegiatan.
c. Stakeholder kepentingan kunci, yaitu pihak yang memiliki
pengaruh yang kuat atau penting.88
Dapat disimpulkan bahwa stakeholder dalam bidang pendidikan
terdari dari 2 (dua) kategori yaitu, stakeholder internal terdiri dari guru-
guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik, dan stakeholder eksternal
terdiri dari orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian sebelumnya yang telah membahas mengenai transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan di lembaga sekolah telah penulis
telusuri dan amati. Penulis menemukan terdapat karya tulis dan hasil
penelitian yang relevan dengan judul yang diangkat oleh penulis, seperti:
Penelitian yang dilakukan Giyanto dengan judul “Akuntabilitas
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar
Negeri Belah 1 Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan,” hasil
penelitiannya adalah perencanaan dana BOS telah dilaksanakan secara
transparan dilihat dari aspek orientasi tujuan, proses penyusunan dan
keterlibatan para guru, dan partisipasi komite sekolah. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan
pendekatan etnografi.89
88
Sekar Utama, Tubagus Furqon Sofhani, Proses Pembentukan Kampung Kreatif
(Studi kasus: Kampung Dago Pojok dan Cikujang, Kota Bandung), Jurnal Perencanaan
dan Wilayah dan kota Vol. 3, hal. 151. 89
Giyanto, “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di Sekolah Dasar Negeri Belah 1 Kecamatan Donorojo Kabupaten
Pacitan,”Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
Penelitian yang dilakukan oleh Ristya Dwi Anggraini dengan judul
“Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Dana
BOS dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII Surabaya,” hasil
penelitiannya adalah transparansi pengelolaan anggaran dana BOS dalam
program RKAS di SDN Pacarkeling VII sangat transparan. Hal tersebut
dilihat dari terbukanya informasi mengenai penerimaan dana BOS serta
informasi yang disediakan mengenai anggaran dana BOS dalam Program
RKAS. Dalam akuntabilitas dilihat dengan laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana BOS berupa lampiran formulir BOS. Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah tipe penelitian deskriptif.90
Penelitian yang dilakukan oleh Diah Parwita Desi dengan judul
“Evaluasi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Banyumas,”
hasil penelitiannya adalah secara keseluruhan, evaluasi atas akuntabilitas
dan transparansi pengelolaan keuangan SMP Negeri di Kabupaten
Banyumas telah diselenggarakan secara akutabel dan transparan. Metode
yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus.91
Penelitian yang dilakukan oleh Denny Boy dan Hotniar Siringoringo,
“Analisis Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) terhadap Partisipasi
Orang Tua Murid,” hasil penelitiannya adalah Sikap akuntabel dan
transparan satuan pendidikan dalam Pengelolaan APBS jika dilakukan
baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap partisipasi orang tua murid dalam pembiayaan
pendidikan. Jika dibandingkan antara sikap akuntabilitas dan transparansi,
pengaruh akuntabilitas lebih kuat dibandingkan pengaruh transparansi
terhadap partisipasi orang tua murid. Semakin akurat dan tepat waktu
pelaporan penggunaan dana yang dikumpulkan dari orang tua murid, maka
90
Ristya Dwi Anggraini, “Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas Pengelolaan
Anggaran Dana BOS dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII Surabaya,” Jurnal
Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 1, No. 2, Mei-Agustus 2013. 91
Diah Parwita Desi, “Evaluasi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan
Keuangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Banyumas,” Tesis
Universitas Indonesia, Jakarta, 2008.
akan semakin tinggi partisipasi orang tua murid dalam pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan. Metode penelitian yang digunakan
pendekatan kuantitatif.92
Dan Penelitian yang dilakukan oleh Rediana Setiyani dengan judul
“Pengaruh Prinsip Keadilan, Efisiensi, Transparansi, dan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan terhadap Produktivitas SMK (Kajian Persepsi
Guru SMK Se-Kabupaten Kendal),” hasil penelitiannya adalah
transparansi pengelolaan keuangan tidak berpengaruh secara signifikan.
Hal ini dikarenakan akses informasi terkait pengelolaan keuangan sekolah
tidak mudah untuk didapatkan. Tingkat transparansi ini dapat dilihat
bahwa kepala sekolah telah mensosialisasikan dan mempublikasikan
program serta kebijakan sekolah kepada orang tua dan anggota komite.
Sedangkan pengaruh akuntabilitas pengelolaan keuangan terhadap
produktivitas SMK , yaitu memberikan kepercayaan kepada stakeholders
untuk berpartisipasi dalam pendidikan di SMK. Akuntabilitas pengelolaan
keuangan di SMK didukung oleh beberapa indikator, meliputi keterlibatan
semua pihak dalam penetapan APBS, kesesuaian antara pelaksanaan
dengan standar prosedur atau rencana pelaksanaan yang telah disepakati,
adanya output atau outcome yang terukur, laporan keuangan periodik, dan
pertanggungjawaban tahunan. Keterlibatan guru dalam penetapan APBS
berada pada katagori sering terlibat, yaitu guru dalam satu kompetensi
keahlian merencanakan kebutuhan kompetensi keahlian yang merupakan
aktualisasi dari program yang akan dilakukan. Metode penelitiannya, yaitu
uji pengaruh dengan pendekatan kuantitatif.93
Dari kelima penelitian terdahulu seperti pemaparan di atas, terdapat
kesamaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Akan tetapi dari kelima penelitian
tersebut tidak ada yang benar-benar sama dengan masalah yang akan
92
Denny Boy dan Hotniar Siringoringo, “Analisis Pengaruh Akuntabilitas dan
Transparansi Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) terhadap
Partisipasi Orang Tua Murid”, Jurnal Ekonomi Bisnis No. 12 Vol. 14, Agustus 2009. 93
Rediana Setiyani, “Pengaruh Prinsip Keadilan, Efisiensi, Transparansi, dan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan terhadap Produktivitas SMK (Kajian Persepsi
Guru SMK Se-Kabupaten Kendal)”, Jurnal Ekonomi, September 2014, diakses melalui
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id pada pukul 21.00 WIB, tanggal 04 Januari 2016.
diteliti. Dari penelitian di atas yang dilakukan oleh Diah Parwita Desi,
Giyanto, dan Ristya Dwi Anggraini merupakan penelitian mengenai
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dana BOS di sekolah
negeri, sedangkan Denny Boy dan Hotniar Siringoringo merupakan
analisis pengaruh akuntabilitas dan transparansi pengelolaan APBS, serta
Rediana Setyani meneliti di tingkat SMK (Sekolah Menengah Kejuruan),
yaitu tentang pengaruh prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan terhadap produktivitas SMK.
Dari hasil yang peneliti dapatkan bahwa perbedaan yang terdapat dari
penelitian sebelumnya khusus mengenai penerapan prinsip transparansi
dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan di sekolah yang dilakukan
oleh Diah, Giyanto, Ristya, Denny, Hotniar, dan Rediana bahwa objek
penelitiannya terfokus pada anggaran dana APBD, APBS dan dana BOS
karena objek yang diteliti merupakan sekolah negeri. Sedangkan penelitian
yang akan dilakukan peneliti merupakan sekolah swasta yang
mendapatkan dana tidak hanya dari pemerintah (dana BOS) melainkan
dana yang sebagian besar berasal dari orang tua peserta didik dan
masyarakat sehingga proses penganggaran yang dilakukan sekolah swasta
tersebut berbeda dengan sekolah negeri.
F. Kerangka Berpikir
Sekolah yang maju biasanya ditentukan oleh berbagai macam aspek
mulai dari mutu masukan dan lulusan yang unggul, sarana dan prasaran
yang lengkap dan memadai, tenaga pendidik dan kependidikan yang
handal, dan tentunya manajemen/pengelolaan keuangan yang baik.
Masalah yang dirasakan oleh stakeholders di setiap sekolah mengenai
pengelolaan keuangan sekolah timbul akibat kurangnya keterbukaan dan
tanggung jawab pihak sekolah dalam mengelola sumber keuangan,
kurangnya keterlibatan stakeholders dalam perencanaan anggaran,
kurangnya pengetahuan stakeholders dalam pengelolaan anggaran, dan
belum adanya media sebagai alat informasi mengenai laporan keuangan.
Hal tersebut menunjukkan pihak sekolah belum menerapkan prinsip
manajemen keuangan, yaitu prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Namun, untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya tujuan yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan sekolah agar dapat memberikan
keterbukaan dan tanggungjawab kepada para pemegang kepentingan atas
akses informasi mengenai sumber dan penggunaan anggaran sekolah
sehingga terciptanya penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas
dalam pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders.
Dalam kenyataan yang terjadi dilapangan bahwasannya terdapat
masalah yang timbul akibat lemahnya penerapan prinsip transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders, maka
dari itu dengan adanya masalah tersebut dibutuhkan strategi-strategi yang
dapat menciptakan penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan sekolah yaitu dengan adanya pendidikan dan
pelatihan kepada staff atau tenaga kependidikan di bidang keuangan, perlu
adanya audit keuangan di sekolah, perlu adanya supervisi yang dilakukan
secara langsung oleh ketua yayasan/kepala sekolah dan adanya studi
banding ke sekolah yang telah menerapkan prinsip pengelolaan keuangan
dengan baik.
Jika penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan dilaksanakan dengan baik, maka akan menciptakan kepercayaan
para pemangku kepentingan terhadap kinerja sekolah dalam bidang
keuangan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar kerangka berpikir sebagai
berikut:
Bagan 2.1
Kerangka Berpikir
INPUT PROSES OUTPUT
Kondisi Nyata m Masalah Strategi Hasil
1. Kurangnya
transparansi dan
akuntabilitas
dalam
penyusunan,
pelaksanaan, dan
evaluasi
anggaran.
2. Kurang
melibatkan
stakeholders
dalam
perencanaan
anggaran.
3. Kurangnya
pengetahuan
stakeholders
mengenai
pengelolaan
keuangan sekolah.
4. Belum adanya
media sebagai alat
informasi
mengenai laporan
keuangan.
Lemahnya
penerapan prinsip
transparansi dan
akuntabilitas dalam
pengelolaan
keuangan sekolah
kepada
stakeholders.
1. Perlunya
pendidikan
dan pelatihan
dalam bidang
keuangan
sekolah.
2. Perlu adanya
audit
keuangan
sekolah.
3. Perlunya
kegiatan studi
banding ke
lembaga/se-
kolah yang
bagus dalam
pengelolaan
keuangan.
4. Perlu adanya
peningkatan
wawasan staf
keuangan
dalam
menjalankan
tugasnya.
5. Perlunya
supervisi
ketua yayasan/
kepala
sekolah.
Terlaksananya
penerapan prinsip
transparansi dan
akuntabilitas
dalam pengelolaan
keuangan sekolah
kepada
stakeholders.
Feedback
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Binakheir yang berlokasi di
Jalan Raden Saleh, Setu Baru Studio Alam TVRI Sukmajaya-Depok
16412.
Waktu penelitian:
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No Hari/tanggal Waktu Keterangan
1. Juni 2014 - Pembuatan Proposal
2. Rabu, 24 September 2014 11.00 WIB Seminar Proposal
3. Oktober 2014 – Desember 2015 - Bimbingan Skripsi
4. 17 September 2015 - Permohonan Izin
Penelitian
5. September – November 2015 - Pelaksanaan
Penelitian
6. November - Desember 2015 - Pengolahan Data
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan
metode analisis deskriptif, yaitu penelitian yang memaparkan apa yang
terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu.94
Penelitian
deskriptif ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai
“Penerapan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan
Keuangan kepada Stakeholders di SD Islam Binakheir.”
94
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2010), h. 198
Adapun tujuan penelitian kualitatif deskriptif adalah untuk membuat
gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang
sedang/telah diteliti.95
C. Sumber Data
Penentuan sumber data dalam penelitian ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa orang tersebut dianggap paling mengetahui tentang
masalah yang akan diteliti atau secara purposive sampling.96
Kriteria yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menduduki jabatan sebagai pengelola sekolah.
2. Individu yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
3. Telah menduduki jabatan minimal 1 (satu) tahun.
Sumber data dalam penelitian ini merupakan unsur-unsur penting
yang terkait dengan masalah penelitian, yakni Ali Badrudin, M. Pd sebagai
Direktur SD Islam Binakheir, Ade Maria Ulfah, SE sebagai Kepala
Keuangan sekaligus Bendahara SD Islam Binakheir, Ferry Veronika, SE
sebagai Kepala SD Islam Binakheir, Melindra, S. Si sebagai Wakil Kepala
Sekolah bidang Kesiswaan, Abdullah Zahir, SH sebagai Wakil Kepala
Sekolah bidang Kurikulum dan Cindy Arifianti sebagai Ketua Komite SD
Islam Binakheir.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang cukup dan sesuai dengan pokok
permasalahan yang diteliti, maka penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data dimana satu sama lain saling terkait dan melengkapi,
yaitu :
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendatangi langsung ke
objek penelitian, yaitu SD Islam Binakheir untuk mendapatkan data
dilapangan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
95
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1997), h. 18. 96
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 218.
a. Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara sebagai
teknik pengumpulan data dan melakukan wawancara kepada informan
yang dilakukan secara purposive, yakni pihak informan yang dipilih
merupakan pihak yang dianggap paling mengetahui dan memahami
tentang masalah dalam penelitian ini, yaitu Ali Badrudin, M. Pd sebagai
Direktur SD Islam Binakheir, Ade Maria Ulfah, SE sebagai Kepala
Keuangan sekaligus Bendahara SD Islam Binakheir, Ferry Veronika, SE
sebagai Kepala SD Islam Binakheir, Melindra, S. Si sebagai Wakil Kepala
Sekolah bidang Kesiswaan, Abdullah Zahir, SH sebagai Wakil Kepala
Sekolah bidang Kurikulum dan Cindy Arifianti sebagai Ketua Komite SD
Islam Binakheir untuk menjelaskan mengenai penerapan prinsip
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah
kepada stakeholders. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis. Instrumen yang dibawa merupakan
pedoman wawancara, maka pengumpulan data juga dapat menggunakan
alat bantu seperti tape recorder, lembar kerja, dan buku catatan.
b. Studi Dokumen
Studi dokumen yang dilakukan peneliti bertujuan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan data penelitian yang diperlukan
dan penting untuk mengetahui penerapan prinsip transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Studi
dokumentasi dapat diperoleh dari laporan pertanggungjawaban
sekolah, bukti RKAS (Rencana dan Kegiatan Anggaran Sekolah),
laporan pajak ke pemerintah, dan Standar Operasional Prosedur (SOP)
keuangan sekolah.
2. Data Kepustakaan (Library Research)
Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau teori mengenai
transparansi, akuntabilitas, pengelolaan keuangan, dan stakeholders dari
berbagai sumber, yaitu buku, jurnal, dan hasil penelitian (skripsi dan
tesis).
Dalam membuat kisi-kisi pedoman wawancara, peneliti menggunakan
teori dari buku Nico Adrianto yang berjudul “Good e-Government:
Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-Government” dan buku
Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah
mengenai indikator tercapainya transparansi, sedangkan dalam membuat
indikator tercapainya akuntabilitas menggunakan teori dari buku Adrian
Sutedi yang berjudul “Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah
dalam Kerangka Otonomi Daerah”.
Adapun penjelasan kisi-kisi instrumen wawancara dan studi
dokumentasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No.
Variabel
Aspek Masalah
Butir
Soal/Pertanyaan
1. Prinsip Transparansi
dalam Pengelolaan
Keuangan Sekolah.
1. Kerangka kerja
2. Akses masyarakat
3. Audit yang independen
dan efektif
4. Keterlibatan masyarakat
dalam pembuatan
keputusan anggaran
5. Bertambahnya wawasan
dan pengetahuan
stakeholders
6. Meningkatnya
kepercayaan stakeholders
7. Meningkatnya partisipasi
stakeholders
8. Berkurangnya
pelanggaran
1,2,3,4
5,6,7,8,9,10,11
13
14,15,16
17
18
19
20
2. Prinsip Akuntabilitas
dalam Pengelolaan
Keuangan Sekolah.
1. Dokumentasi dan
informasi
21,22
2. Sesuai standar etika dan
nilai-nilai yang berlaku
3. Adanya sasaran kebijakan
4. Tolak ukur
5. Penyebaran informasi
6. Mekanisme pengaduan
masyarakat
7. Ketersediaan sistem
informasi manajemen dan
monitoring
23,24
25
26,27
28
29
30,31
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Studi Dokumen
No. Dimensi Sumber Dokumen
1. Organisasi Profil sekolah
Sejarah berdirinya sekolah
Visi, misi, tujuan, dan sasaran Sekolah
Struktur organisasi sekolah
Sarana dan prasarana
2. Ketenagaan Data tenaga kependidikan
Data tenaga pendidik
Data peserta didik
3. Keuangan Laporan Keuangan dan SPJ dana BOS
RKAS
Tugas dan Tanggung Jawab Staff Keuangan
Surat Keputusan Kebijakan Anggaran
Surat Setoran Pajak
Proposal dan laporan pertangunggjawaban kegiatan
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif berbeda
dengan metode kuantitatif. Ada berbagai macam cara pengujian
keabsahan data dan salah satunya adalah triangulasi. Dalam penelitian
kualitatif, triangulasi menjadi sangat penting untuk membantu pengamatan
menjadi lebih jelas dan terang sehingga informasi yang didapatkan
menjadi lebih jernih. Triangulasi merupakan proses validasi yang harus
dilakukan dalam riset untuk menguji keabsahan data dengan sumber data
yang lainnya.
Untuk analisis data, peneliti akan melakukan analisis data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data, seperti
wawancara, dokumentasi, serta sumber data yang telah ada untuk dapat
disimpulkan. Serta teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Adapun penjelasan mengenai reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan, sebagai berikut:
1. Reduksi data adalah membuat kategori berdasarkan macam
atau jenis yang sama, membuang data yang tidak
diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data.
2. Penyajian data adalah melakukan penyajian dengan
memisahkan pola yang berbeda sesuai dengan jenis dan
macamnya sehingga strukturnya mudah dipahami.
3. Penarikan kesimpulan adalah kesimpulan dalam penelitian
kualitatif yang merupakan jawaban rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal.97
97
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 247-253.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah Dasar (SD) Islam Binakheir
1. Sejarah Singkat SD Islam Binakheir
Sekolah Dasar Islam Binakheir didirikan pada tahun 2006, berlokasi di Jl.
Raden Saleh, Setu Baru Studio Alam TVRI Sukmajaya-Depok 16412. Pada
tanggal 02 Januari 2006 memperoleh SK pendirian serta pada tanggal 01 Juni
2015 SD Islam Binakheir mendapatkan surat izin operasional dari Dinas
Pendidikan Kota Depok. SD Islam Binakheir merupakan sekolah yang berada
di naungan Yayasan Jamiat Kheir yang telah berdiri dari satu abad lalu,
berpusat di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
SD Islam Binakheir memadukan unsur terbaik kurikulum nasional terbaru
serta kurikulum internasional dari lembaga pendidikan yang berpengalaman
dan berprestasi, yaitu SD Islam Lazuardi GIS yang dijadikan acuan. SD Islam
Binakheir menerapkan sistem tritunggal, yaitu bahasa Indonesia, Inggris, dan
Arab. Sekolah ini memadukan antara agama dan sains serta didukung oleh
guru-guru berpengalaman dan bereputasi di dunia pendidikan. Dalam
menyelenggarakan kegiatannya SD Islam Binakheir memanfaatkan semua
temuan mutakhir di bidang pendidikan, antara lain contextual learning,
quantum learning, acceralated learning, dan multiple intellegences.
SD Islam Binakheir telah mengalami perubahan kepemimpinan kepala
sekolah, dimana pada awalnya SD Islam Binakheir dipimpin oleh Ibu Fauziah
Shahab (2006), Bapak Ali Badrudin, M. Pd (2006-2014), dan sekarang
dipimpin oleh Ibu Ferry Veronika, S.E (2015). Sumber: WEB SD Islam
Binakheir, diakses pada tanggal 07 Oktober 2015.
2. Struktur Organisasi
Bagan 4.1
Struktur Organisasi
(Sumber: Pofil Sekolah, Tahun 2015)
3. Visi dan Misi SD Islam Binakheir
Visi : “Mencapai Sekolah Berkarakter Islami, Cerdas dan Berakhlak,
Berwawasan Internasional.”
Misi : “Berupaya membentuk siswa-siswi yang memiliki IQ, EQ, dan
SQ yang seimbang, yakni insan yang berwawasan Islam, berakhlak mulia,
Kepala SDI Binakheir
Ferry Veronika, SE
Kepala SMP
Ali B, M. Pd
Finance Affair
Ade M. Ulfah, SE
Dewan
Guru
General
Affair
Dadang M.
Wakasek
Bidang
Kurikulum
Wakasek
Bidang
Kesiswaan
Staff TU
SDI
Binakheir
Dewan
Guru
Wakil Kepala
Sekolah
Staff TU
SMP
Sekretaris
Ketua Yayasan
Jamiat Kheir
Kazim Salim Al Hiyed
Direktur SDI Binakheir
Ali Badrudin, M. Pd
mencintai ilmu dan pengembangannya, serta kreatif dan berinisiatif.” Sumber:
Profil Sekolah, Tahun 2010.
Dapat dilihat bahwa visi dan misi SD Islam Binakheir bertujuan untuk
membangun siswa berkarakter Islami dengan membentuk akhlak yang baik
sesuai dengan ajaran agama Islam, mampu mengembangkan kecerdasan
kognitif, spiritual, dan emosional siswa serta dapat mengembangkan minat
dan bakatnya.
4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Guru di SD Islam Binakheir berjumlah 21 orang yang terdiri dari 7 orang
berjenis kelamin laki-laki dan 14 orang berjenis kelamin perempuan. Saat ini
tenaga pendidik yang memiliki NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga
Kependidikan) berjumlah 17 orang. Guru tetap yayasan berjumlah 14 orang
dan guru honor berjumlah 7 orang. Guru yang memiliki pendidikan terakhir
S2 berjumlah 2 orang, pendidikan terakhir S1 berjumlah 18 orang dan
pendidikan D3 berjumlah 1 orang. Karyawan di SD Islam Binakheir
berjumlah 22 orang terdiri dari 14 orang berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang
berjenis kelamin perempuan. Tenaga kependidikan yang memiliki NUPTK
berjumlah 7 orang. Rincian data pendidik dan tenaga kependidikan untuk lebih
jelasnya terdapat pada lampiran no. 3 dan 4. Sumber: Laporan Sekolah, Tahun
2014.
Data Pegawai19
20
21
22
23
24
Data Pegawai
5. Data Rombongan Belajar (Rombel)
SD Islam Binakheir memiliki 15 rombongan belajar, yang terdiri dari 4
rombongan belajar kelas 1, 4 rombongan belajar kelas 2, 1 rombongan belajar
kelas 3, 2 rombongan belajar kelas 4, 2 rombongan belajar kelas 5, dan 2
rombongan belajar kelas 6. Jumlah seluruh siswa sebanyak 255 anak, yang
terdiri dari 139 siswa laki-laki dan 116 siswa perempuan. Rincian data
rombongan belajar untuk lebih jelasnya terdapat pada lampiran no. 5. Sumber:
Laporan Sekolah, Tahun 2014.
6. Data Orang Tua Peserta Didik
a. Penghasilan Orang Tua
Tabel 4.1
Penghasilan Orang Tua
Penghasilan L P Total
≤ Rp. 500.000 38 44 57
Rp. 500.000 – Rp. 999.999 0 0 0
Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.999 1 1 2
Rp. 2.000.000 – Rp. 4.999.999 47 40 87
Rp. 5.000.000 – Rp. 20.000.000 58 51 109
≥ Rp. 20.000.000 0 0 0
Total 144 136 255
(Sumber: Laporan Sekolah, Tahun 2014)
0
5
10
15
20
25
30
Jumlah Siswa
Jumlah Siswa
Dapat dilihat dari data di atas bahwa penghasilan orang tua siswa SD
Islam Binakheir pada posisi atas berpenghasilan menengah ke atas yaitu Rp.
5.000.000 – Rp. 20.000.000 per bulan dengan jumlah 109 orang, posisi kedua
berpenghasilan Rp. 2.000.000 – Rp. 4. 999.999 per bulan dengan jumlah 87
orang, posisi ketiga berpenghasilan ≤ Rp. 500.000 per bulan dengan jumlah 57
orang, dan posisi keempat Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.999 per bulan dengan
jumlah 2 orang.
b. Jenjang Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Orang Tua
Tabel 4.2
Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua
Jenjang Pendidikan Total Jenis Pekerjaan Total
SMA/Sederajat 20 Karyawan Swasta 178
Diploma 1 5 PNS/TNI/Polri 36
Diploma 2 2 Wiraswasta 23
Diploma 3 24 Wirausaha 5
Strata 1 146 Buruh 1
Strata 2 54 Lainnya 12
Strata 3 4
Total 255 Total 255
(Sumber: Laporan Sekolah, Tahun 2014)
Dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir orang tua siswa SD Islam
Binakheir yang paling tinggi tingkat pendidikan terakhir yaitu, Strata 1 (S1)
berjumlah 146 orang, Strata 2 (S2) berjumlah 54 orang, SMA/Sederajat
berjumlah 20 orang, Diploma 3 (D3) berjumlah 24 orang, Diploma 1 (D1)
berjumlah 5 orang, Strata 3 (S3) berjumlah 4 orang, dan Diploma 2 (D2)
berjumlah 2 orang. Sedangkan pekerjaan orang tua siswa SD Islam Binakheir
paling banyak sebagai karyawan swasta dengan jumlah 178 orang,
PNS/TNI/Polri berjumlah 36 orang, wiraswasta 23 orang, wirausaha
berjumlah 5 orang, dan buruh berjumlah 1 orang.
B. Deskripsi Data
1. Program Sekolah
Program kegiatan sekolah yang terdapat di SD Islam Binakheir pada tahun
ajaran 2014/2015 berjumlah 24 kegiatan yang terdiri dari:
Masa orientasi siswa grade 1 merupakan kegiatan masa pengenalan siswa
baru terhadap lingkungan sekolah Binakheir, dan mengetahui karakter siswa
lebih mendalam kaitannya dengan pembagian kelas. Jumlah siswa kelas 1
sebanyak 62 orang. Masa orientasi seluruh siswa merupakan kegiatan dalam
rangka menjalankan visi dan misi SD Islam Binakheir. Kegiatan tersebut
dihadiri oleh 194 siswa dan anggaran dana tersebut berasal dari uang kegiatan
tahunan.
Ramadhan camp (pesantren kilat) merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT melalui
penanaman nilai-nilai kemuliaan yang terkandung di dalam bulan suci
Ramadhan. Kegiatan pesantren ramadhan tersebut diikuti oleh kelas 4, 5, dan
6 dengan jumlah siswa 104 siswa. Anggaran dana kegiatan tersebut berasal
dari uang kegiatan tahunan. Buka puasa bersama merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mempererat tali silahturahmi. Kegiatan tersebut melibatkan
guru, karyawan, dan komite sekolah. Anggaran dana kegiatan berasal dari
uang kegiatan tahunan.
Halal Bi Halal merupakan kegiatan silahturahmi yang dilakukan oleh
seluruh warga SD Islam Binakheir, setelah Idhul Fitri dan memasuki hari
pertama sekolah. Kegiatan HUT RI 2014, merupakan perayaan hari
kemerdekaan Indonesia. SD Islam Binakheir melalukan perayaan tersebut
dengan mengadakan lomba. Kegiatan tersebut melibatkan siswa kelas 1-6
dengan jumlah 255 orang. Assembly merupakan wadah penyaluran kreatifitas
dan bakat siswa dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kegiatan tersebut
diikuti oleh kelas 1-5 dengan jumlah siswa sebanyak 225 orang.
Manasik Haji merupakan kegiatan dalam rangka memberikan pengalaman
kepada siswa untuk belajar melakukan ibadah haji dan menyambut datangnya
hari raya Idhul Adha 1435 H. Kegiatan manasik haji diikuti oleh siswa kelas
2-6 dengan jumlah 196 orang. Pemotongan hewan qurban merupakan bentuk
kegiatan siswa untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan
berbagi kepada sesama melalui penyembelihan dan pembagian daging hewan
qurban. Peserta kegiatan terdiri dari seluruh siswa SD Islam Binakheir, guru
dan karyawan.
Peringatan sumpah pemuda merupakan kegiatan lomba yang dilakukan
oleh seluruh kelas 1-6. HKSN merupakan Hari Kesetiakawanan Sosial
Nasional, siswa kelas 1-6 mengikuti acara tersebut dengan berbagi kepada
sesama di lingkungan SD Islam Binakheir. Renang merupakan kegiatan
olahraga yang dilakukan oleh siswa SD Islam Binakheir mulai dari kelas 1
sampai kelas 6 dengan jumlah siswa 255 orang. Tujuan kegiatan renang
adalah siswa mampu melakukan tehnik dasar meluncur, pengambilan nafas,
dan gaya bebas secara tepat. pemasukan atau anggaran dana untuk kegiatan
renang berasal dari uang kegiatan tahunan.
Field Trip merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengenal tempat
umum dan aktivitas yang ada di dalamnya. Kelas 1 dengan jumlah siswa 62
orang, mengunjungi Rumah Sakit HGA, dan Pasar Agung Depok 2. Kelas 2
mengunjungi Istana Lebah Cibubur, siswa yang mengikuti kegiatan tersebut
berjumlah 65 orang. Kelas 3 mengunjungi peternakan sapi perah Hj. Nunung
di Kukusan, Beji-Depok. Dengan jumlah siswa 25 orang. Kelas 4 mengadakan
kunjungan ke percetakan Gema Insani Press, dengan jumlah siswa 33 orang.
Kelas 5 mengunjungi PT. YKK Zipper, dengan jumlah siswa 36 orang. Dana
kegiatan Field Trip seluruhnya bersumber dari uang kegiatan tahunan.
Class meeting merupakan wadah untuk memberikan pengalaman terhadap
siswa tentang cara bagaimana bekerjasama dalam kelompok, kerja keras,
menghargai kemenangan dan belajar dari setiap kekalahan. SD Islam
Binakheir mengadakan kegiatan lomba pada setiap akhir semester genap.
Peserta lomba terdiri dari kelas 1-6 dengan jumlah 255 orang. Cooking day
merupakan kegiatan siswa yang bertujuan untuk melakukan praktek memasak
secara langsung, dan mengetahui proses memasak, mengenal berbagai menu
masakan dan minuman. Kegiatan tersebut melibatkan siswa kelas 2-6 dengan
jumlah 194 orang. Anggaran dana kegiatan cooking day berasal dari uang
kegiatan tahunan.
Mini farming merupakan kegiatan mengenal lingkungan yang diajarkan
kepada seluruh siswa di SD Islam Binakheir, tujuan kegiatan tersebut adalah
siswa diharapkan mampu menanam tumbuhan dan memelihara lingkungan.
Science fair merupakan kegiatan lomba yang diikuti oleh siswa SD Islam
Binakheir. Perjusa (Perkemahan Jumat Sabtu) merupakan kegiatan
kepramukaan siswa yang bertujuan untuk memperdalam rasa memiliki dan
cinta terhadap sekolah dan gugus depan, menjalankan SK KWARNAS No.
107 tahun 1999, melatih kemandirian siswa, dan melatih sikap kerja sama
yang baik. Kegiatan tersebut diikuti oleh kelas 4 dan 5 dengan jumlah siswa
69 orang.
Pekan maulid nabi Muhammad SAW merupakan kegiatan dalam rangka
mengenang kelahiran nabi Muhammad. Tujuan kegiatan tersebut adalah
menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, meneladani akhlak
rasulullah, dan mengetahui sejarah kehidupan nabi Muhammad. Dana
kegiatan tersebut berasal dari uang kegiatan tahunan. Seluruh siswa kelas 1-6
terlibat dalam kegiatan tersebut dengan jumlah 255 orang. Foto kelas
merupakan kegiatan yang diadakan setiap satu tahun sekali untuk
mengabadikan kebersamaan siswa-siswi beserta guru dan pengambilan pas
foto untuk kelengkapan administrasi siswa kelas 1-6. Jumlah siswa kelas 1-6
adalah 255 orang. Anggaran dana kegiatan tersebut berasal dari uang kegiatan
tahunan.
Karyawisata merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif bagi
peserta didik dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa tentang
materi pelajaran yang sedang dipelajari. Kelas 1 mengunjungi Kidzania,
Jakarta dengan jumlah siswa 63 orang. Kelas 2 mengunjungi Taman Mini
Indonesia Indah dengan jumlah siswa 63 orang. Kelas 3 mengunjungi sarana
edukasi outbound yang berlokasi di Ciseeng-Bogor dengan jumlah siswa 25
orang. Kelas 4 mengunjungi Taman Safari Indonesia, Cisarua-Bogor dengan
jumlah siswa 33 orang. Kelas 5 mengunjungi museum Bank Indonesia,
museum sejarah Jakarta, dan Planetarium. Kegiatan tersebut bertujuan untuk
mengenalkan sejarah kegiatan ekonomi Indonesia, perjuangan bangsa
Indonesia, dan planet tata surya. Siswa kelas 5 berjumlah 36 orang. Kelas 6
mengunjungi Lembang, Bandung. Kegiatan tersebut diikuti oleh siswa kelas 6
dengan jumlah 32 orang. Anggaran dana karyawisata mulai dari kelas 1
sampai kelas 6 berasal dari uang kegiatan tahunan.
Peran profesi merupakan kegiatan untuk menjalankan program menuju
sekolah adiwiyata. Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa kelas 1, 2, 3, 4, dan
5. Siswa akan menyimak presentasi dari relawan peduli lingkungan tentang
pemilihan dan pengolahan sampah. Siswa terjun langsung ke masyarakat
dalam mensosialisasikan tentang pemilahan sampah, dana kegiatan tersebut
berasal dari uang kegiatan tahunan. PAT (Pentas Akhir Tahun) merupakan
kegiatan untuk memberikan sarana bagi peserta didik dalam menunjukkan
kemampuannya dalam bidang kesenian. Seperti menari, menyanyi, dan
bermain musik.
Graduation merupakan bentuk kegiatan penghargaan sekolah kepada
seluruh siswa kelas 6 yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan
selanjutnya. Kegiatan tersebut melibatkan seluruh siswa kelas 6 yang
berjumlah 34 orang dan mengundang orang tua siswa kelas 6. Anggaran dana
graduation berasal dari uang kegiatan tahunan.
Program/kegiatan SD Islam Binakheir, diklasifikasikan menjadi 3
kelompok, yaitu:
1. Akademik, terdiri dari kegiatan MOS Grade I dan All Grade, Renang,
Peringatan Sumpah Pemuda, Fieldtrip, Science Fair, Perjusa (Perkemahan
jumat-sabtu), Peran profesi, mini farming, karyawisata dan graduation.
2. Sosial keagamaan, terdiri dari kegiatan Ramadhan Camp, Buka puasa
bersama, Halal Bi Halal, Idhul Adha (Manasik Haji), Pemotongan hewan
qurban, HKSN (Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional), dan Maulid Nabi.
3. Olahraga, kesenian, dan hobi, terdiri dari kegiatan Lomba peringatan HUT
RI, Assembly, Class meeting, Cooking day, Foto kelas, dan Pentas akhir
tahun.
Jadwal pelaksanaan kegiatan dijelaskan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan Tanggal Pelaksanaan
1. MOS (Masa Orientasi Siswa) Grade 1 25-26 Juni 2014
2. MOS All Grade 14 Juli 2014
3. Ramadhan Camp 17-18 Juli 2014
4. Buka Puasa Bersama 19 Juli 2014
5. Halal Bihalal 16 Agustus 2014
6. HUT RI 18 Agustus 2014
7. Assembly 22 - 26 September 2014
8. Idhul Adha (Manasik Haji) 03 Oktober 2014
9. Pemotongan Hewan Qurban 06 Oktober 2014
10. Peringatah Sumpah Pemuda:
a. Bulan Bahasa
b. Launching Sekolah Hijau
(Adiwiyata)
28-31 Oktober 2014
11. HKSN (Hari Kesetiakawanan Sosial
Nasional)
a. 10 November 2014
b. 16-19 Desember 2014
12. Renang 15-19 Desember 2014
13. Fieldtrip 15-19 Desember 2014
14. Class meeting 15-16 Desember 2014
15. Cooking day a. 20-23 Januari 2015
b. 27-28 Januari 2015
16. Mini Farming 02-06 Februari 2015
17. Science Fair 28 Februari 2015
18. Perjusa (Perkemahan Jumat Sabtu) 29 Februari 2015
19. Maulid Nabi -
20. Foto Kelas 11-12 Maret 2015
21. Karyawisata a. 16-19 Maret 2015
b. 23 Maret 2015
22. Hardiknas – Peran Profesi 04-09 Mei 2015
23. Pentas Akhir Tahun
24. Graduation 13 Juni 2015
(Sumber: Program Kegiatan tahun 2014-2015 SD Islam Binakheir)
2. Penerimaan Dana
2.1. RKAS Penerimaan Dana
Tabel 4.4
RKAS Penerimaan Dana
No.
Urut
No.
Kode
Uraian Jumlah
1 2 3 4
I 1 Sisa tahun lalu 47.005.000,00
II 2
2.1
2.2
2.3
Pendapatan Rutin
SPP Siswa
POMG
UKT
1.778.640.000,00
77.400.000,00
360.250.000,00
III 3
3.1
3.2
3.3
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS Pusat
BOS Provinsi
BOS Kabupaten/Kota
178.310.000,00
6.475.000,00
28.500.000,00
IV 4
4.1
4.2
4.3
4.4
Sumber Pendapatan Lainnya
Uang Pangkal
Formulir dan Observasi
Sumbangan Alumni
Pendapatan Asli Sekolah
740.000.000,00
15.000.000,00
890.280.000,00
Jumlah Penerimaan 4.121.860.000,00
(Sumber: RKAS TA 2014/2015 SD Islam Binakheir)
Penerimaan dana SD Islam Binakheir pada tahun ajaran 2014/2015 terdiri
dari 4 (empat) sumber dana, yaitu (a) Dana sisa tahun ajaran 2013/2014,
berjumlah Rp. 47.005.000, (b) Pendapatan rutin yang terdiri dari: SPP Siswa,
dibayarkan perbulan sebesar Rp. 600.000 per siswa, POMG (Persatuan Orang
tua Murid dan Guru) atau disebut dana komite, dibayarkan perbulan sebesar
Rp. 25.000 per siswa, dan UKT (Uang Kegiatan Tahunan), dibayarkan satu
kali setiap tahun ajaran baru. Kisaran biaya Rp 1.000.000 – Rp 1.200.000 per
siswa. (c) Bantuan Operasional Sekolah yang terdiri dari: BOS Pusat, besaran
dana yang diterima Rp. 580.000 per tahun per siswa, BOS Provinsi, besaran
dana yang diterima Rp. 25.000 per tahun per siswa, dan BOS Kabupaten/Kota,
besaran dana yang diterima Rp. 10.000 per bulan per siswa. (d) Sumber
pendapatan lainnya yang terdiri dari: Uang pangkal, yaitu uang bangunan yang
dibayar siswa pada awal tahun masuk sekolah sebesar Rp. 10.000.000 – Rp.
11.000.000, formulir dan observasi, sebesar Rp. 250.000 per siswa,
Pendapatan asli sekolah, yaitu usaha sekolah berupa jemputan siswa, catering,
penjualan buku dan seragam. Untuk keterangan biaya dapat dijelaskan, bahwa
jemputan, dibayar setiap bulan sebesar Rp 280.000 – Rp. 700.000 per siswa.
Siswa membayar tarif jemputan sesuai dengan jarak rumah ke sekolah.
catering, per siswa Rp. 12.000/porsi/hari, penjualan buku yaitu, buku yang
digunakan adalah myPals terbitan Singapura, per siswa Rp. 1.000.000/tahun.
Buku myPals hanya untuk matapelajaran bahasa Inggris, matematika, dan
ilmu pengetahuan (science), dan seragam siswa, sebesar Rp. 700.000 – Rp.
1.000.000. Seragam siswa laki-laki dan perempuan berjumlah 5 (lima) stel.
3. Pengeluaran Dana/Belanja
3.1. RKAS (Pengeluaran dana/belanja)
Tabel 4.5
RKAS Pengeluaran Dana
No.
Urut
No.
Kode
Uraian Jumlah
5 6 7 8
I 1
1.1
1.2
1.3
1.4
Program Sekolah
Pengembangan Kompetensi Lulusan
Pengembangan Standar Isi
Pengembangan Standar Proses
Pengembangan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
15.840.000,00
19.000.000,00
401.438.000,00
14.500.000,00
1.5
1.6
1.7
1.8
Pengembangan Sarana dan
Prasarana
Pengembangan Standar Pengelolaan
Pengembangan Standar Biaya
Pengembangan dan Implementasi
Sistem Penilaian
68.070.000,00
24.524.000,00
141.727.000,00
21.312.000,00
II 2
2.1
2.2
2.3
Belanja Lainnya
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
1.520.000.000,00
944.550.000,00
617.550.000,00
Jumlah Pengeluaran 378.851.100,00
III 3 Saldo Akhir Tahun Ajaran 333.349.000,00
Jumlah 4.121.860.000,00
(Sumber: RKAS TA 2014/2015 SD Islam Binakheir)
Pengeluaran dana SD Islam Binakheir pada tahun ajaran 2014/2015 terdiri
dari 2 kelompok pengeluaran, yaitu program sekolah (pengembangan
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengembangan standar pengelolaan,
standar biaya, serta pengembangan dan implementasi sistem penilaian) dan
belanja (pegawai, barang dan jasa, serta modal).
Program pengembangan kompetensi lulusan terdiri dari sub program
pencapaian akademis peserta didik, yaitu pelaksanaan uji coba UASBN/UN
tingkat kecamatan dan kota, ujian sekolah dan ujian nasional dengan rencana
pengeluaran sebesar Rp. 15.840.000. Program pengembangan standar isi
terdiri dari sub program relevansi dan kesesuaian kurikulum, yaitu
penyusunan program tahunan dan semester dengan rencana pengeluaran
sebesar Rp. 19.000.000.
Program pengembangan standar proses terdiri dari sub program rencana
pelaksanaan pembelajaran efektif, yaitu konsultasi pendidikan (psikolog),
workshop peningkatan kompetensi semua guru, pelaksanaan pendaftaran
peserta didik baru (PPDB), lomba, ekstrakulikuler, peringatan hari besar
agama dan nasional, assembly, ramadhan, halal bi halal, cooking day, field
trip, mini farming, science fair, HKSN, karyawisata, peran profesi, foto kelas,
pentas akhir tahun, asuransi, unit activity, renang, ramadhan camp, home visit,
perjusa, dokter kecil, kepramukaan, doa bersama, motivasi training, dan
perpisahan. Sub program penyediaan sumber belajar terdiri dari pengadaan
sarana penunjang kegiatan belajar mengajar, alat pembelajaran, media
pembelajaran, dan buku perpustakaan. Sub program penggunaan sumber
belajar secara tepat terdiri dari pemberdayaan perpustakaan (bulan bahasa).
Rencana pengeluaran program pengembangan standar proses sebesar Rp.
401.438.000.
Program pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan terdiri dari 2
sub program, yaitu sub program kecukupan pendidik dan tenaga kependidikan
(peningkatan kualitas guru kelas, matapelajaran, dan kompetensi kepala
sekolah), dan sub program peningkatan kompetensi pendidikan dan tenaga
kependidikan (workshop tenaga pendidik dan kependidikan dan
penyelenggaraan kursus bahasa Inggris guru) dengan rencana pengeluaran
sebesar Rp. 14.500.000.
Program pengembangan sarana dan prasarana sekolah terdiri dari 2 sub
program, yaitu sub program kecukupan sarana sekolah (pengadaan printer dan
adaptor keyboard, meja dan kursi kelas, handy talky, karet tangga, AC, TV,
gas pemadam kebakaran, karpet kelas, amplifier, mic wairless, grinda duduk,
spiker, kaca film, dan pembuatan tempat wudhu) dan sub program
pemeliharaan sekolah (ruang kelas, pengecatan gedung, dan pemeliharaan
tanaman) dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 68.070.000.
Program pengembangan standar pengelolaan terdiri dari 3 sub program,
yaitu sub program pengelolaan berbasis kerja tim dan kemitraan (pelaksanaan
rapat kerja kepala sekolah, dan lokakarya kepala sekolah), sub program
pengumpulan dan penggunaan data sekolah (workshop dapodik, updating data
kesiswaan, guru dan karyawan, penyusunan laporan, dan sub program peran
serta masyarakat) rapat koordinator komite sekolah, sosialisasi kebijakan
(class meeting) dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 24.524.000.
Program pengembangan standar pembiayaan terdiri dari sub program
pengelolaan keuangan, yaitu snack guru dan karyawan, operasional, petty
cash, pembayaran rekening listrik, telepon, internet, dan pengadaan
kebersihan dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 141.727.000. Program
pengembangan dan implementasi sistem penilaian terdiri dari sub program
ketersediaan penilaian bidang akademik dan non akademik, yaitu sertifikat,
UAS dan kediknasan, rapot, dan ijazah dengan rencana pengeluaran sebesar
Rp. 21.312.000.
Sub program belanja lainnya terdiri dari gaji guru dan karyawan, kegiatan
komite, kegiatan guru dan karyawan, jemputan, catering, seragam, promosi,
buku, leasing mobil, pembangunan kantin sekolah, renovasi lantai 3 dan 4
dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 3.082.100.000.
3.2. Rencana Pengeluaran Dana/Belanja
Rencana pengeluaran dana SD Islam Binakheir pada tahun ajaran
2014/2015 terdapat 86 (delapan puluh enam) jenis pengeluaran anggaran. 15
anggaran terbesar terdapat pada post pengeluaran (a) gaji guru dan karyawan,
(b) renovasi lantai 3 dan lantai 4, (c) kegiatan guru dan karyawan, (d)
pembayaran rekening listrik, telepon, dan internet, (e) ekstrakulikuler, (f)
karyawisata, (g) gaji konsultan psikolog, (h) unit activity, (i) pentas akhir
tahun, (j) sarana KBM, (k) perpisahan, (l) snack guru dan karyawan, (m)
program semsester, (n) pengadaan media pembelajaran, dan (o) operasional.
Rencana pengeluaran gaji guru dan karyawan di SD Islam Binakheir pada
TA 2014/2015 membutuhkan dana sebesar Rp. 1.520.000.000. Rencana
pengeluaran dana renovasi lantai 3 untuk ruang kelas dan lantai 4 untuk sarana
olah raga. Pembagunan renovasi lantai 3 dan lantai 4 masih berjalan sampai
sekarang. Untuk melihat gambar renovasi lantai 3 dan lantai 4 terdapat di
lampiran no. 9. Dana yang dikeluarakan untuk renovasi pada TA 2014/2015
sebesar Rp. 400.000.000.
Kegiatan guru dan karyawan berupa workshop yang diselenggarakan di
sekolah setiap 2 bulan sekali, afternoon tea, buka puasa bersama, family
gathering, media ajar guru. Pada TA 2014/2015 rencana pengeluaran tersebut
membutuhkan dana sebesar Rp. 148.150.000. Biaya pembayaran rekening
listrik, telepon, dan internet pada TA 2014/2015 sebesar Rp 96.000.000.
Setiap ruangan di SD Islam Binakheir memiliki AC (Air Conditioner) tiap
bulan membayar tagihan sebesar Rp. 7.500.000 - Rp. 8.500.000.
Pelaksanaan ekstrakulikuler pada TA 2014/2015 membutuhkan dana
sebesar Rp. 82.650.000. Penggunaan dana ekstrakurikuler dikeluarkan untuk
pendaftaran, membayar jasa pelatih, tempat renang, serta pembelian bahan dan
alat yang digunakan untuk kegiatan ekstrakulikuler. Pengeluaran dana
operasional sebesar Rp. 65.087.000. Penggunaan dana tersebut dikeluarkan
untuk transport guru dan karyawan, pembelian bensin, biaya PSB (Penerimaan
Siswa Baru), dan promosi.
Rencana pengeluaran dana karyawisata pada TA 2014/2015 sebesar Rp.
37.708.000. Kegiatan dilakukan setiap 1 kali dalam setahun dan dilaksanakan
di luar kota seperti Jakarta, Bandung, Bogor. Destinasi kegiatan karyawisata
adalah KidZania, Taman Mini Indonesia Indah, outbound pelita desa -
Ciseeng, Taman Safari Indonesia – Bogor, Wisata Kota Tua, Planetarium, dan
Saung Mang Ujo - Bandung.
Rencana pengeluaran dana konsultasi pendidikan (psikolog) pada TA
2014/2015 sebesar Rp. 36.000.000, konsultasi psikolog di SD Islam Binakheir
dilakukan oleh team yang terdiri dari 2-3 psikolog dari luar sekolah. Psikolog
datang ke sekolah 1-2 hari seminggu. Gaji yang dibayar untuk psikolog Rp.
3.000.000 per bulan. Rencana pengeluaran dana Unit Activity (UA) pada TA
2014/2015 sebesar Rp. 31.400.000, Kegiatan UA bertujuan untuk memberikan
sarana kepada siswa untuk mengasah bakat dan kemampuannya. UA
merupakan kegiatan tahunan yang terdiri dari kegiatan menari, flannel,
meronce, clay, kreasi daur ulang, theater, futsal, kokoru, menari, komputer,
pianika, story telling, angklung, vocal, catur, tahfidzh, pramuka, mading,
melukis, dan scrab book.
Pentas Akhir Tahun (PAT) yaitu kegiatan yang dilaksanakan pada tiap
kenaikan kelas. Dana (PAT) bersumber dari dana UKT (Unit Kegiatan
Tahunan), sponsor dan dana komite (POMG), besarnya dana yang dibutuhkan
pada TA 2014/2015 sebesar Rp. 30.240.000. Pengadaan sarana penunjang
KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), yaitu potokopi LKS (Lembar Kerja
Siswa) dalam 1 bulan menghabiskan dana Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000.
Pembelian ATK (Alat Tulis Kantor) dalam 1 bulan rata-rata menghabiskan
dana Rp. 1.000.000. Dana pengadaan sarana penunjang KBM TA 2014/2015
sebesar Rp. 29.000.000.
Rencana pengeluaran dana untuk snack guru dan karyawan, setiap hari
kerja mulai hari senin sampai dengan hari jum‟at. Membutuhkan dana pada
TA 2014/2015 sebesar Rp. 25.440.000. Pengeluaran dana untuk 67 orang guru
dan karyawan sebesar Rp. 2.000 per hari atau sebulannya lebih dari Rp.
2.000.000. Perpisahan merupakan kegiatan siswa kelas VI (enam), dana yang
digunakan dari dana UKT, pada TA 2014/2015 dana yang dibutuhkan sebesar
Rp. 21.600.000.
Rencana pengeluaran dana untuk penyusunan program semester sebesar
Rp. 13.000.000. Penyusunan program tersebut dilaksanakan pada rapat kerja
di luar sekolah pada setiap semester dengan menggunakan dana sekolah dan
BOS. Rencana pengeluaran dana pengadaan media pembelajaran dilakukan
perencanaan pada awal tahun ajaran, pada anggaran TA 2014/2015
membutuhkan dana Rp. 12.000.000. Rencana pengeluaran biaya operasional
sebesar Rp. 65.087.000.
3.3. Realisasi Pengeluaran Dana Tahun Ajaran 2014/2015
Realisasi pengeluaran dana TA 2014/2015 pada post pengeluaran 15
terbesar, yaitu: (a) gaji guru dan karyawan sebesar Rp. 1.316.320.000 (b)
Pengeluaran anggaran renovasi sebesar Rp. 400.000.000. (c) Pengeluaran
kegiatan guru dan karyawan sebesar Rp. 130.789.000 (d) Pembayaran
rekening listrik, telepon, internet Rp. 95.500.000. (e) Ekstrakulikuler sebesar
Rp. 82.560.000. (f) Karyawisata menghabiskan dana sebesar Rp. 49.000.000.
(g) Gaji konsultasi psikolog tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp.
36.000.000. (h) Unit activity menghabiskan dana Rp. 35.000.000. (i) Pentas
Akhir Tahun (PAT) menghabiskan dana Rp. 65.000.000. (j) Sarana KBM
menghabiskan dana Rp. 26.000.000. (k) Perpisahan menghabiskan dana Rp.
19.567.000. (l) Snack guru dan karyawan menghabiskan dana sebesar Rp.
36.000.000. (m) Kegiatan program semester menghabiskan dana Rp.
16.000.000. (n) Pengadaan media pembelajaran menghabiskan dana Rp.
13.500.000. (0) Operasional menghabiskan dana Rp. 70.500.000.
Realisasi pengeluaran dana/belanja SD Islam Binakheir pada tahun ajaran
2014/2015 lebih besar 20-30% dari realisasi pengeluaran dana/belanja dalam 3
tahun terakhir.
C. Pembahasan
1. Penerapan Prinsip Transparansi
Transparansi merupakan prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi. Informasi mengenai keterbukaan
dalam pengelolaan keuangan sekolah, merupakan salah satu prinsip yang
harus dilakukan oleh pihak sekolah dalam menjalankan undang-undang sistem
pendidikan nasional tentang pengelolaan dana pendidikan. Pengelolaan dana
pendidikan dilaksankan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi
dan akuntabilitas publik. Transparansi dalam pengelolaan keuangan di sekolah
sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kepercayaan orang tua siswa,
masyarakat, dan pemerintah.
Untuk mengetahui penerapan prinsip transparansi dalam pengelolaan
keuangan di SD Islam Binakheir, peneliti melakukan metode wawancara dan
studi dokumen dalam menggali informasi yang berkaitan. Informasi ini
didapatkan dari informan yang terlibat langsung dalam pengelolaan keuangan
sekolah, yaitu Direktur Pendidikan SD Islam Binakheir, Kepala Keuangan
sekaligus Bendahara SD Islam Binakheir, Kepala SD Islam Binakheir.
Wawancara juga dilakukan dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum,
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, dan Komite Sekolah untuk
mengkonfirmasi dengan program/kegiatan sekolah dalam merencanakan dan
melaksanakan.
Dalam melaksanakan prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan di
SD Islam Binakheir telah memiliki SOP tentang pengelolaan keuangan,
namun SOP pengelolaan keuangan tersebut masih bersifat internal. Dari studi
dokumen mengenai SOP, peneliti hanya dapat meringkas tentang sub bab
SOP, yaitu a) sistem penganggaran, b) sistem penerimaan, c) sistem
pengelolaan bon sementara, d) prosedur pengelolaan hutang dan piutang, e)
sistem pembayaran biaya personil, f) prosedur pengadaan barang dan jasa, g)
sistem pengelolaan kas kecil (petty cash). Di dalam SOP tersebut juga terdapat
tabel yang menjelaskan uraian prosedur, pelaksana, dan dokumen yang
digunakan dalam melaksanakan kegiatan anggaran.
Penerapan prinsip transparansi bertujuan untuk membangun kepercayaan
semua pihak dari rencana anggaran kegiatan yang dilaksanakan. SD Islam
Binakheir membangun kepercayaan stakeholders dengan memberikan
keterbukaan informasi dalam proses perencanaan kegiatan siswa setiap
tahunnya, tentunya dengan memberikan informasi anggaran yang harus
dibayarkan siswa pertahun. Hal tersebut sesuai dengan penuturan Direktur SD
Islam Binakheir, bahwa keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran
sekolah, yaitu:
“Iya, kita terbuka terhadap stakeholders yang
berkepentingan, yaitu melibatkan Tim manajemen dan yayasan
dalam merencanakan biaya pendidikan peserta didik dalam satu
tahun ajaran, guru dan karyawan mengajukan kebutuhan selama
satu tahun dan membuat daftar usulan anggaran kegiatan, dan
komite sekolah dalam merencanakan anggaran dana komite sesuai
dengan kebutuhan kegiatan siswa. Kalau stakeholders eksternal,
yaitu pemerintah (UPT Kecamatan Sukmajaya) hanya sebatas dana
BOS yang perencanaannya dilakukan dalam 3 bulan sekali.”98
Sedangkan keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran di SD Islam
Binakheir, dijelaskan oleh kepala Keuangan bahwa:
“Iya, secara langsung melibatkan guru, karyawan dan
komite sekolah. Mereka melaksanakan anggaran kegiatan yang
telah diusulkan kepada atasan, membelanjakan anggaran tersebut
sesuai dengan kebutuhan program kegiatan sekolah, dan membuat
laporan pertanggungjawaban disertai kuitansi atau bukti fisik.”99
Keterbukaan yang dilakukan oleh SD Islam Binakheir dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan dimaksudkan, untuk memberikan informasi
anggaran dana yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran. Sehingga
memberikan pemahaman kepada guru, karyawan, dan orang tua siswa serta
saling bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan
tujuan yang telah ditentukan. SD Islam Binakheir hanya mempunyai auditor
internal, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ali Badrudin, bahwa SD Islam
98
Hasil Wawancara dengan Ali Badrudin sebagai Direktur SD Islam Binakheir.
Pada Hari Senin, 29 September 2015. 99
Hasil Wawancara dengan Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan. Pada
Hari Jumat, 02 Oktober 2015.
memiliki audit internal, biasanya audit dilakukan pada bulan Maret, proses
dalam mengaudit laporan keuangan, yaitu Tim audit melihat laporan keuangan
dan mewawancarai pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan, yaitu
direktur dan kepala keuangan dan pihak yang menerima hasil audit keuangan
adalah yayasan.
Manfaat penting dari adanya transparansi anggaran yaitu meningkatnya
kepercayaan terhadap komitmen lembaga untuk memutuskan kebijakan
tertentu. Di SD Islam Binakheir kebijakan anggaran yang dikeluarkan adalah
biaya kenaikan gaji guru dan karyawan serta kenaikan SPP (Sumbangan
Pembinaan Pendidikan). Hal tersebut sesuai dengan penuturan kepala sekolah
bahwa kebijakan anggaran sekolah yang diumumkan kepada stakeholders
mengenai:
“kenaikan gaji dan SPP. Dalam rapat rutin guru dan
karyawan terkait pengajian atau keuangan. Sedangkan SPP pada
tahun ajaran baru melalui surat.”100
Kebijakan mengenai kenaikan gaji di SD Islam Binakheir, dikarenakan
adanya keputusan kenaikan gaji setiap tahunnya dari sekolah atau pengajuan
kenaikan gaji yang dilakukan oleh guru dan karyawan dengan pertimbangan
beban pekerjaan, inflasi dan kondisi kebutuhan ekonomi, sedangkan kebijakan
kenaikan SPP siswa setiap 2-3 tahun sekali, naik sebesar Rp. 50.000,-. Hal
tersebut senada dengan Ketua Komite, beliau mengatakan bahwa biasanya 2-3
tahun tentang kenaikan SPP dan POMG.”101
Pihak sekolah melibatkan tim
manajemen dan komite sekolah dalam rapat untuk membahas kenaikan SPP
dan dana POMG.
Kenaikan SPP dan dana POMG diberitahukan kepada orang tua murid
melalui surat edaran. Kenaikan tersebut dilakukan karena setiap tahun
kebutuhan kegiatan siswa bertambah dan perubahan harga pasar. Tentunya
dengan kebijakan kenaikan SPP, SD Islam Binakheir berusaha memberikan
output yang berkualitas dan meningkatkan pelayanan pendidikan kepada
seluruh siswa.
100
Hasil Wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala SD Islam Binakheir.
Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 101
Hasil Wawancara dengan Cindy Arifianti sebagai Ketua Komite SD Islam
Binakheir. Pada Hari Jumat, 06 November 2015.
Dalam proses penganggaran, keterlibatan stakeholders sangat diperlukan
untuk belajar bertanggung jawab terhadap pilihan keputusan dan pelaksanaan
kegiatan. SD Islam Binakheir memberikan kesempatan kepada stakeholders
untuk berpartisipasi dalam proses penganggaran, terkait dengan bentuk
partisipasi stakeholders, Ibu Ade Maria Ulfah selaku Kepala Keuangan
mengatakan:
“Partisipasi dalam proses penganggaran bisa berbentuk
keterlibatan langsung dalam proses penganggaran, usulan kegiatan,
saran dan kritik yang membangun, dukungan moral dan materi.”102
Pemberian kesempatan kepada stakeholders untuk berpartisipasi dalam
proses penganggaran disepakati oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum
yang berpendapat bahwa bentuk partisipasi stakeholders berupa usulan dan
saran yang disampaikan ke sekolah baik dari guru dan orang tua mengenai
kegiatan sekolah.”103
Senada dengan pendapat Ibu Ferry Veronika selaku Kepala SD Islam
Binakheir, bahwa pemberian partisipasi stakeholders dalam proses
penganggaran. Beliau mengatakan:
“…, partisipasi guru dan karyawan, komite dalam bentuk
pengajuan kebutuhan media/sumber belajar, operasional sekolah,
dan kebutuhan kegiatan siswa. Mereka mengajukan kebutuhan
tersebut ke atasan dengan dana/anggaran yang dicantumkan.
Setelah itu, mereka membuat proposal atau bon sementara untuk
melakukan pembelian barang/jasa serta membuat laporan
pertanggungjawaban atau menyerahkan struk pembayaran ke
bagian keuangan.”104
Dari adanya pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa SD Islam
Binakheir telah memberikan kesempatan kepada stakeholders dalam proses
anggaran dengan adanya keterlibatan guru, karyawan, dan orang tua dalam
kebutuhan proses belajar mengajar dan kegiatan yang akan dilakukan sekolah.
102
Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan. Pada
Hari Jumat, 02 Oktober 2015. 103
Hasil Wawancara dengan Abdullah Zahir sebagai Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 104
Hasil wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala SD Islam Binakheir.
Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
Dengan adanya partisipasi stakeholders dapat meningkatkan wawasan dan
pengetahuan mereka dalam proses penganggaran serta meningkatkan
kepercayaan stakeholders kepada sekolah. Wawasan dan pengetahuan yang
didapat oleh stakeholders dijelaskan oleh Kepala Keuangan, bahwa:
“…, mereka belajar mengenai peraturan keuangan,
bagaimana cara membuat proposal yang dibutuhkan, kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.”105
Namun penjelasan kepala sekolah, mengatakan bahwa dengan adanya
partisipasi stakeholders dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan
terhadap pengelolaan keuangan, dengan:
“…, misalnya dengan pengalaman guru-guru dalam
kegiatan fieldtrip, mereka tau bahwa dana yang dibutuhkan besar,
sehingga mereka dapat menyesuaikan anggaran dengan paket
kegiatan yang akan dipilih.”106
Hal tersebut dapat diartikan bahwa, peningkatan wawasan dan
pengetahuan dengan adanya keterlibatan stakeholders dalam proses
penganggaran, yaitu guru, karyawan, dan komite dapat menentukan anggaran
sesuai dengan kebutuhan kegiatan.
Serta meningkatkan kepercayaan stakeholders dengan adanya keterbukaan
dalam proses anggaran dikemukakan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang
Kesiswaan, beliau mengatakan bahwa:
“…, misalkan saja adanya dukungan dan kepercayaan dari
orang tua dalam membantu dana yang kurang dalam suatu kegiatan
yang dilaksanakan sekolah.”107
Lebih lanjut Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, beliau mengatakan
bahwa dengan adanya kepercayaan stakeholders dalam proses penganggaran:
“…, khususnya internal yaitu direktur, guru dapat
mengetahui keadaan keuangan yang terealisasi sesuai dengan
105
Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan.Pada
Hari Jumat, 02 Oktober 2015. 106
Hasil Wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala SD Islam Binakheir.
Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 107
Hasil Wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
budget sekolah. Orang tua terkait dana UKT dan POMG dapat
mengetahui dana yang dikeluarkan untuk kegiatan apa saja.”108
Kepercayaan tersebut tentunya sangat dibutuhkan oleh sekolah maupun
stakeholders. Dari adanya kepercayaan satkeholders, sekolah dapat bekerja
sama dan dapat meminimalisir tindak penyimpangan atau korupsi yang
dilakukan oleh sekolah.
Penerapan prisip transparansi di SD Islam Binakheir kepada pemerintah
dapat dilihat dengan adanya pembayaran pajak. SD Islam Binakheir memiliki
kewajiban membayar pajak kepada pemerintah, yaitu jenis pajak penghasilan
atau PPh Pasal 21. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Keuangan SD
Islam Binakheir bahwa:
“Pajak yang dibayarkan atau dipotong hanya untuk guru
dan karyawan yang pendapatan atau gajinya di atas Rp. 3.000.000
di SDI Binakheir membayar pajak tersebut melalui bank atau
kantor POS paling lambat tanggal 10 dan melaporkan SPT (surat
pemberitahuan) paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya ke
kantor pajak pratama Depok.”109
Hal tersebut senada dengan informasi yang diberikan oleh Bapak Ali
Badrudin selaku Direktur SD Islam Binakheir, beliau mengatakan pajak yang
dibayarkan oleh sekolah adalah jenis pajak PPh 21, yaitu pajak penghasilan
dari gaji guru dan karyawan, di sekolah tidak semua guru dan karyawan
membayar pajak. Menurut aturan pemerintah hanya penghasilan Rp.
3.000.000 dapat dikenakan pajak.110
Dengan adanya pembayaran pajak PPh 21 penghasilan, merupakan wujud
keterbukaan sekolah kepada pemerintah mengenai pengelolaan keuangan yang
dilaksanakan oleh sekolah.
Penerapan prinsip transparansi dalam perencanaan dan pelaksanaan di SD
Islam Binakheir sudah berjalan cukup baik, dengan adanya kerangka kerja
yang menjelaskan tugas dan tanggung jawab dari setiap penanggungjawab
108
Hasil Wawancara dengan Adbullah Zahir sebagai Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 109
Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan. Pada
Hari Jumat, 02 Oktober 2015. 110
Hasil wawancara dengan Ali Badrudin sebagai Direktur SDIslam Binakheri.
Pada Hari Senin, 28 september 2015.
kegiatan. Dalam perencanaan dan pelaksanaan SD Islam Binakheir
memberikan informasi anggaran dana kegiatan yang akan dilaksanakan
selama satu tahun ajaran, untuk memberikan kepercayaan kepada para
pemangku kepentingan khususnya pihak internal yaitu yayasan, SD Islam
Binakheir telah memiliki audit internal. Keputusan anggaran untuk kenaikan
gaji guru dan karyawan dan SPP merupakan bentuk keterbukaan sekolah
kepada stakeholders.
a. Perencanaan Keuangan Sekolah
Perencanaan penyusunan keuangan atau anggaran pendidikan di SD Islam
Binakheir menggunakan pendekatan PPBS (Planning Programming
Budgeting System). PPBS merupakan perencanaan anggaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan program/kegiatan dari masing-masing unit yang ada di
sekolah. SD Islam Binakheir menggunakan pendekatan PPBS yang dapat
dilihat dari adanya rapat kerja yang dilakukan sekolah setiap awal tahun
ajaran. Dalam rapat tersebut membahas program/kegiatan sekolah yang akan
dilaksanakan selama satu tahun ajaran dan menentukan anggaran. Hal tersebut
sesuai dengan penuturan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan bahwa
dalam rapat, menyusun program dan anggaran selama satu tahun ajaran.111
Keterbukaan dalam perencanaan keuangan dilakukan SD Islam Binakheir,
yaitu dengan membuat RKAS (Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah) yang
dibuat pada tahun ajaran baru, proses pembuatan RKAS menggunakan sistem
bottom up, yaitu usulan anggaran kegiatan dari bawah (guru dan karyawan)
dan disetujui oleh atasan yaitu Kepala Sekolah, Direktur Pendidikan, dan
Kepala Keuangan. Sesuai dengan penuturan Direktur Pendidikan SD Islam
Binakheir:
“RKAS dibuat sebelum tahun ajaran, membuat draft pada
bulan April, dan final-nya pada bulan Mei-Juni. Dalam pembuatan
RKAS yang terlibat adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
bagian umum, bagian keuangan, dan guru. Proses pembuatan
RKAS yaitu mengidentifkasi kebutuhan, prioritas
111
Hasil wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
kegiatan/program, mencari kisaran dana yang dibutuhkan, dan
disetujui oleh atasan, serta melakukan pengawasan.”112
Penyusunan RKAS memperhatikan estimasi pengeluaran anggaran dan
kebutuhan program/kegiatan di sekolah. Dalam proses pembuatan RKAS
menerapkan prinsip transparansi untuk memberikan kepercayaan stakeholders
(guru dan karyawan) dalam pengelolaan anggaran. RKAS disusun sesuai
dengan delapan standar nasional pendidikan, yaitu pengembangan kompetensi
lulusan, pengembangan standar isi, pengembangan standar proses,
pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan sarana dan
prasarana, pengembangan standar pengelolaan, pengembangan standar biaya,
dan pengembangan dan implementasi sistem penilaian.
Pembuatan RKAS di SD Islam Binakheir merupakan bentuk transparansi
dalam proses perencanaan anggaran sekolah kepada stakeholders. Dalam
perencanaan anggaran pihak yang terlibat adalah kepala sekolah, guru,
karyawan, dan komite yang membuat rencana anggaran sesuai dengan
kegiatan dan kebutuhan sekolah. Adapun alur perencanaan anggaran dapat
dilihat di bawah ini:
Bagan 4.2
Alur Perencanaan Anggaran
Pihak manajemen (Kepala Sekolah dan Direktur) melakukan analisis
SWOT (Strenghts, Weaknees, Opportunities, Threats) untuk menaksir biaya
pendidikan yang akan dikeluarkan selama satu tahun ajaran. Setelah
melakukan analisis, pihak guru dan karyawan melakukan rencana biaya dan
kegiatan/program yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran. Setelah
112
Hasil wawancara dengan Ali Badrudin sebagai Direktur Pendidikan SDIslam
Binakhier. Pada Hari Senin, 28 September 2015.
Melakukan
analisis SWOT
Persetujuan
Atasan
Menyusun
rencana biaya
dan program
itu, pengajuan rencana dana kebutuhan dan kegiatan nantinya disetujui oleh
atasan yaitu Direktur, Kepala Sekolah, dan Kepala Keuangan.
Dalam perencanaan keuangan sekolah membahas seluruh
program/kegiatan dan kebutuhan sekolah. Program/kegiatan dilaksanakan
untuk meningkatkan mutu siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan
menyokong kebutuhan operasional sekolah.
Dari hasil penelitian mengenai penerapan prinsip transparansi pada
perencanaan keuangan di SD Islam Binakeir dapat disesuaikan dengan teori
yang ada di bab sebelumnya, dimana keterbukaan secara sungguh-sungguh,
menyeluruh dan memberi tempat bagi stakeholders dalam proses perencanaan
keuangan. Keterlibatan stakeholders dalam membuat RKAS merupakan
bentuk partisipasi yang mencerminkan transparansi pengelolaan keuangan
sekolah. Proses pembuatan RKAS merupakan usulan dari bawah atau bersifat
bottom up, proses tersebut memberikan kesempatan kepada guru dan
karyawan untuk terlibat langsung dalam proses pembuatan rencana anggaran.
Dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip transparansi dalam
perencanaan keuangan di SD Islam Binakheir sudah cukup baik, yaitu adanya
keterlibatan tim manajemen, yayasan, guru, karyawan, dan komite dalam
perencanaan dan pelaksanaan anggaran kegiatan yang diusulkan kepada
atasan, serta sesuai dengan standar operasional prosedur sekolah.
b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah
Pengelolaan pelaksanaan keuangan atau anggaran di SD Islam
Binakheir terdiri dari mempersiapkan pembukuan, melakukan pembelanjaan
dan membuat transaksi perhitungan, mengawasi pelaksanaan sesuai dengan
prosedur kerja serta dapat membuat laporan pertanggungjawaban keuangan.
SD Islam Binakheir menginput data keuangan menggunakan software
akuntansi yang bernama Peachtree dan memiliki dua bentuk pembukuan,
yaitu buku kas dan buku bank. Buku kas merupakan pembukuan untuk
mencatat pemasukan dana dan pengeluaran dana yang dilakukan dalam setiap
kegiatan dan pencairan dana, sedangkan buku bank merupakan pembukuan
sekolah untuk merekonsiliasikan catatan keuangan di sekolah dengan di bank.
Adapun bentuk buku kas dan buku bank di SD Islam Binakheir, dapat dilihat
pada tabel di bawah:
Tabel 4.6
BUKU KAS/BANK
Tanggal No.
Kode
No.
Bukti
Uraian Penerimaan
(Debet)
Pengeluaran
(Kredit)
Saldo
1 2 3 4 5 6 7
Mengetahui,
Kepala Sekolah Bendahara
(…………...) (…………….)
Anggaran pembelanjaan SD Islam Binakheir terdiri atas pengeluaran
berbagai program sekolah, belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan
belanja modal. Belanja pegawai terdiri atas pengeluaran gaji guru dan
karyawan. Belanja barang dan jasa terdiri atas pengeluaran buku siswa,
seragam, promosi, kegiatan guru dan karyawan. Belanja modal terdiri atas
inventaris gedung, AC, Furnitur, peralatan umum, dan mobil operasional
sekolah, sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ade Maria Ulfah selaku kepala
keuangan SD Islam Binakheir.
Tabel 4.7
Realisasi Pengeluaran Dana SD Islam Binakheir TA 2014/2015
No. Uraian Rencana Realisasi
1. Gaji guru dan karyawan 1.520.000.000 1.316.320.000
2. Renovasi lantai 3 dan 4 400.000.000 400.000.000
3. Kegiatan guru dan karyawan 148.150.000 130.789.000
4. Pembayaran Rek. Listrik, tlp, internet 96.000.000 95.500.000
5. Ekstrakulikuler 82.650.000 82.560.000
6. Karyawisata 65.087.000 49.000.000
7. Gaji konsultan psikolog 36.000.000 36.000.000
8. Unit activity 31.400.000 35.000.000
9. Pentas akhir tahun 30.240.000 65.000.000
10. Sarana KBM 29.000.000 26.000.000
11. Perpisahan 21.600.000 19.567.000
12. Snack guru dan karyawan 25.440.000 36.000.000
13. Program semester 13.000.000 16.000.000
14. Pengadaan media pembelajaran 12.000.000 13.500.000
15. Operasional 65.087.000 70.500.000
Jumlah 2.575.654.000 2.391.736.000
Realisasi pengeluaran dana tahun ajaran 2014/2015 pada post pengeluaran
15 terbesar, yaitu: (a) gaji guru dan karyawan sebesar Rp. 1.316.320.000
dengan realisasi pembayaran gaji guru perbulan berkisar antara Rp. 2.300.000
– Rp. 4.000.000 dengan jumlah guru sebanyak 21 orang, sedangkan untuk gaji
karyawan Rp 1.500.000 – Rp. 2.500.000 dengan jumlah karyawan sebanyak
22 orang. Apabila dibandingkan dengan rencana pengeluarannya, sekolah
menganggarkan sebesar Rp. 1.520.000.000 berbeda lebih besar dari pada
realisasinya. Sumber dana tersebut berasal dari SPP (Sumbangan Pembinaan
Pendidikan) (b) Pengeluaran anggaran renovasi sebesar Rp. 400.000.000.
Jumlah pengeluaran tersebut tidak mengalami perubahan dengan yang
direncanakan. Pengeluaran dana renovasi merupakan dana kontribusi sekolah
dan selebihnya memakai dana yayasan. (c) Pengeluaran kegiatan guru dan
karyawan sebesar Rp. 130.789.000, sumber dana kegiatan guru dan karyawan
berasal dari sekolah. (d) Pembayaran rekening listrik, telepon, internet Rp.
95.500.000.
Apabila dibandingkan dengan rencana anggaran sebelumnya sebesar Rp.
96.000.000, terdapat perbedaan lebih kecil dari yang direncanakan. Sumber
dana tersebut berasal dari dana BOS dan sekolah. (e) Ekstrakulikuler berasal
dari uang siswa, pengeluarannya sesuai dengan perencanaannya yaitu sebesar
Rp. 82.560.000. (f) Karyawisata menghabiskan dana sebesar Rp. 49.000.000.
Dana tersebut lebih besar dari rencananya yaitu sebesar Rp. 36.000.000.
Dana tersebut berasal dari dana UKT (Uang Kegiatan Tahunan). Realisasi
lebih besar dikarenakan kondisi harga di lapangan yang mengalami perubahan
diluar perencanaan. (g) Gaji konsultasi psikolog tidak mengalami perubahan
yaitu sebesar Rp. 36.000.000. Dana tersebut berasal dari dana sekolah. (h)
Unit activity menghabiskan dana Rp. 35.000.000. Dana tersebut lebih besar
dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 31.400.000. Dana tersebut berasal
dari dana UKT. (i) Pentas Akhir Tahun (PAT) menghabiskan dana Rp.
65.000.000. Dana tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu sebesar
Rp. 30.240.000. Dana tersebut berasal dari UKT, POMG, dan sponsor. (j)
Sarana KBM menghabiskan dana Rp. 26.000.000. Dana tersebut lebih kecil
dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 29.000.000. Dana tersebut berasal
dari dana UKT. (k) Perpisahan menghabiskan dana Rp. 19.567.000. Dana
tersebut lebih kecil dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 21.600.000.
Dana tersebut berasal dari dana UKT. (l) Snack guru dan karyawan
menghabiskan dana sebesar Rp. 36.000.000. Dana tersebut lebih besar dari
yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 25.440.000. Dana yang digunakan
berasal dari dana sekolah. (m) Kegiatan program semester menghabiskan dana
Rp. 16.000.000. Dana tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu
sebesar Rp. 13.000.000. Dana tersebut berasal dari dana sekolah. (n)
Pengadaan media pembelajaran menghabiskan dana Rp. 13.500.000. Dana
tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 12.000.000.
Dana tersebut berasal dari dana sekolah. (0) Operasional menghabiskan dana
Rp. 70.500.000. Dana tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu
sebesar Rp. 65.087.000. Dana tersebut berasal dari dana sekolah. Perencanaan
pengeluaran dana lebih besar dari realisasi dengan selisih Rp. 183.918.000.
Selisih dana tersebut dipindahkan pada post pengeluaran yang realisasinya
lebih besar.
Pada tahap pelaksanaan anggaran, keterbukaan atau transparansi yang
diterapkan di sekolah adalah dengan adanya keterlibatan guru, karyawan, dan
komite sekolah dalam pembuatan proposal dan membuat laporan
pertanggungjawaban anggaran kegiatan/program sekolah. SD Islam Binakheir
yang merupakan sekolah swasta yang memiliki sumber pendapatan dari orang
tua dan pemerintah (dana BOS), memiliki kewajiban untuk melaporkan
laporan keuangan kepada orang tua dan pemerintah terkait dana BOS. Laporan
keuangan kepada orang tua berbentuk surat edaran mengenai pengeluaran
dana komite (POMG) Seperti yang diutarakan oleh Ketua Komite SD Islam
Binakheir, beliau mengatakan …, jadi, laporan keuangan dari dana komite
tersebut diberikan kepada seluruh orang tua siswa.113
Sedangkan penuturan dari Ibu Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan
SD Islam Binakeir, bahwa laporan keuangan disampaikan kepada pihak
internal sekolah:
“melalui laporan keuangan dan LPJ (laporan
pertanggungjawaban) keuangan yang disampaikan ke yayasan dan
komite, serta ke pemerintah terkait dana BOS.”114
Dalam mengajukan anggaran, setiap pelaksana kegiatan (guru dan
karyawan) harus membuat proposal kegiatan dan mengisi lembar permintaan
dana kegiatan, barang/jasa (bukti transaksi sementara). Lembar permintaan
dana harus diotorisasi oleh Kepala Sekolah dan disetujui oleh Kepala
Keuangan. Adapun alur permintaan dana, yaitu:
Bagan 4.3
Alur Permintaan Dana
(Sumber: Diolah dari Standar Operasional Prosedur SD Islam Binakheir)
113
Hasil Wawancara dengan Cindy Arifianti selaku Ketua Komite SDIslam
Binakheir. Pada Hari Jumat, 06 November 2015. 114
Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfa selaku Kepala Keuangan. Pada Hari
Jumat, 02 Oktober 2015.
Pengajuan
proposal
Mengajukan
bukti
transaksi
sementara
Otorisasi kepala
sekolah dan
kepala keuangan.
Pencairan
Dana
Control/pengawasan LPJ
Dalam alur permintaan dana di atas, menjelaskan bahwa untuk
melaksanakan kegiatan yang sudah tertera di RKAS, para penanggung jawab
kegiatan harus membuat proposal kegiatan, beserta dana yang dibutuhkan
pada bukti transaksi sementara. Proposal dan dana pada bukti transaksi
sementara diajukan kepada Kepala Keuangan sekaligus Bendahara sekolah,
setelah dana keluar pihak atasan melakukan pengawasan dalam terlaksananya
kegiatan sesuai tujuan. Setelah kegiatan terlaksana para penanggung jawab
harus membuat laporan pertanggungjawaban dalam kurun waktu 1 minggu.
Adapun format proposal yang digunakan dimulai dari latar belakang, bentuk
kegiatan, tujuan kegiatan, waktu dan tempat, deskripsi kegiatan, susunan
panitia, anggaran dana. Sedangkan laporan pertanggungjawaban kegiatan
terdiri dari evaluasi kegiatan, saran, penutup, rencana anggaran dana, dan
bukti transaksi serta kuitansi.
Dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip transparansi dalam
pelaksanaan keuangan di SD Islam Binakheir, yaitu dengan adanya pengajuan
proposal dan laporan pertanggungjawaban kegiatan.
2. Penerapan Prinsip Akuntabilitas dalam Pengelolaan
Keuangan Sekolah
Prinsip akuntabilitas sangat penting dalam pengelolaan keuangan di
sekolah. Akuntabilitas dibutuhkan untuk menjadikan laporan pengelolaan
keuangan sekolah menjadi berkualitas dan dapat dipercaya. Penerapan prinsip
akuntabilitas di dalam penelitian ini berarti pertanggungjawaban terhadap
penggunaan dana sekolah baik dari orang tua, masyarakat, dan pemerintah.
Sumber dana yang didapatkan oleh SD Islam Binakheir terdiri dari pendapatan
rutin dan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sumber dana tersebut
digunakan oleh pihak sekolah dalam melaksanakan program/kegiatan dan
kebutuhan operasional sekolah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Sekolah dalam menjalankan prinsip akuntabilitas harus mencapai tujuan
dan sasaran yang ditetapkan serta berorientasi terhadap pencapaian visi dan
misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh. SD Islam Binakheir dalam
menentukan sasaran yang ditetapkan dijelaskan oleh Kepala Keuangan bahwa
pihak sekolah melakukan analisis SWOT dan analisis pendidikan saat ini dan
satu tahun ke depan.115
Hal tersebut dilakukan sekolah untuk menentukan
skala prioritas program/kegiatan sehingga perencanaan sesuai dengan hasil
pelaksanaan dan sebagai bahan evaluasi yang dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi dilakukan dalam
rapat bersama kepala sekolah, guru, dan bagian keuangan. Hasil evaluasi
merupakan bahan pertimbangan untuk analisis kebutuhan yang diperlukan
dalam pembuatan program/kegiatan yang akan datang sehingga
program/kegiatan tersebut menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam teori sebelumnya dipaparkan bahwa tujuan akuntabilitas adalah
dapat menentukan tujuan yang tepat. Hal yang dimaksud dengan tujuan yang
tepat di sini adalah memanfaatkan pengelolaan dana seefektif mungkin dan
dapat dipertanggungjawabkan atas tujuan dari program tersebut. Di SD Islam
Binakheir dalam menentukan anggaran disesuaikan dengan tujuan kegiatan
yang akan dilaksanakan. Hal tersebut diungkap oleh Wakil Kepala Sekolah
bidang Kesiswaan bahwa penggunaan anggaran sekolah sesuai dengan
rencana (RKAS) yang telah dibuat sebelumnya.116
Rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) dibuat sesuai dengan
visi, dan misi sekolah yang ada. Terkait dengan pembuatan anggaran yang
disesuaikan dengan visi, misi sekolah Ibu Ferry Veronika selaku kepala
sekolah mengatakan bahwa:
“… misi mengembangkan kecerdasan spiritual, maka
adanya anggaran untuk meningkatkan kualitas baca al-quran
siswa, anggaran pelatihan al-quran untuk guru. Dan menciptakan
siswa berwawasan internasional, dengan adanya anggaran untuk
pembelajaran bahasa Inggris, pelatihan, penggunaan buku, dan
media yang mendukung.”117
115
Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfa selaku Kepala Keuangan.Pada Hari
Jumat, 02 Oktober 2015. 116
Hasil wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 117
Hasil wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala sekolah SDIslam
Binakhier. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
Senada dengan pendapat Bapak Abdullah Zahir selaku Wakil kepala
sekolah bidang kurikulum terkait dengan pembuatan anggaran yang
disesuaikan dengan visi, misi sekolah. Beliau mengatakan:
“… contohnya, membentuk akhlak yang baik, anggaran
yang dikeluarkan harus mendukung sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran dan media belajarnya”.118
Pembuatan anggaran yang disesuaikan dengan visi, misi sekolah yang
dilakukan di SD Islam Binakheir dijelaskan pula oleh Ibu Melindra sebagai
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, beliau mengatakan bahwa:
“…, setiap kegiatan mengacu pada visi, misi sekolah.
Contohnya saja, visi cerdas dan berakhlak mulia, maka dari itu
dibuatlah kegiatan keagamaan seperti maulid nabi, ramadhan
camp.”119
Dari pemaparan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, dapat
disimpulkan bahwa SD Islam Binakheir membuat rencana kegiatan
berdasarkan visi dan misi yang telah dibuat oleh sekolah. SD Islam Binakheir
telah menerapkan prinsip akuntabilitas dalam mengelola keuangan. Hal
tersebut dapat dilihat dari setiap program kegiatan sekolah yang dilaksanakan,
selalu mengarah kepada visi dan misi sekolah. Sehingga setiap program yang
dilaksanakan, memiliki manfaat untuk siswa dan anggaran yang dikeluarkan
dapat efektif dan efisien.
Dokumentasi dan informasi dalam pengelolaan anggaran di sekolah sudah
diterapkan oleh SD Islam Binakheir, yaitu dengan adanya pembuatan RKAS
dalam perencanaan anggaran sekolah, pembuatan proposal anggaran kegiatan,
laporan pertanggungjawaban kegiatan yang disertai dengan bukti fisik. SD
Islam Binakheir memiliki standar pengelolaan keuangan sesuai dengan 8
Standar Nasional Pendidikan, sesuai dengan penuturan Direktur Pendidikan
bahwa sekolah membuat anggaran sesuai dengan 8 standar pendidikan, yaitu
118
Hasil wawancara dengan Abdullah Zahir sebagai Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 119
Hasil wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
standar isi, sarana prasarana, pengelolaan, kompetensi lulusan, proses, PTK,
pembiayaan, penilaian pendidikan.120
Sasaran kebijakan dalam pengelolaan keuangan di sekolah sangat penting,
yaitu untuk menetapkan tujuan dan hal yang paling penting untuk
dilaksanakan. Setelah penetapan sasaran kebijakan tercapai, maka sekolah
harus menilai kebijakan tersebut apakah sudah sesuai dengan hasil yang
diharapkan. Tolak ukur dalam menilai sasaran kebijakan anggaran di SD Islam
Binakheir, yaitu dengan melihat anggaran yang direncanakan sesuai dengan
anggaran yang dikeluarkan. Hal tersebut disampaika oleh Kepala SD Islam
Binakheir.
Prinsip akuntabilitas memberikan pertanggungjawaban yang harus
disampaikan oleh para pemangku kepentingan. Segala kebijakan dan
informasi dalam kebijakan pengelolaan keuangan sekolah, SD Islam Binakheir
melakukan penyebaran informasi tersebut melalui rapat internal, baik yang
dilakukan dengan yayasan, guru, dan karyawan, rapat komite dan penyebaran
informasi melalui surat yang diberikan kepada orang tua siswa.
Dari hasil informasi mengenai kebijakan pengelolaan keuangan di sekolah,
tentunya ada saja hal yang menjadi keluhan atau permasalahan yang dirasakan
oleh para pemangku kepentingan, sekolah harus dapat menampung dan
memberikan solusi dari setiap permasalahan yang terjadi. Di SD Islam
Binakheir mekanisme pengaduan masyarakat dilakukan dengan cara
disampaikan ke Kepala Sekolah melalui rapat. Hal tersebut dijelaskan oleh
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, bahwa adanya pengaduan dari guru
ataupun orang tua siswa disampaikan dan diselesaikan dalam rapat serta
mencari solusi.121
Dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan kepada stakeholders di SD Islam Binakheir sudah
cukup baik, yaitu dengan adanya pembuatn dokumentasi dari setiap hasil
anggaran kegiatan, pemberian informasi kepada para pemangku kepentingan
120
Hasil wawancara dengan Ali Badrudin sebagai Direktur Pendidikan SDIslam
Binakhier. Pada Hari Senin, 28 September 2015. 121
Hasil wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
mengenai informasi kebijakan anggaran sekolah, adanya sasaran kebijakan
yang telah dijalankan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah serta
penilain atau evaluasi dari setiap anggaran kegiatan yang dilakukan sebagai
bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan.
a. Evaluasi Keuangan Sekolah
Evaluasi merupakan proses penilaian dalam pencapaian tujuan, artinya
menilai pelaksanaan proses pengelolaan keuangan yang terjadi di sekolah,
menilai pencapaian sasaran program, dan membuat rekomendasi untuk
perbaikan anggaran yang akan datang.
Pada tahap evaluasi anggaran, sekolah membuat laporan keuangan untuk
dinilai dan dipertanggungjawabkan kepada pihak yang berkepentingan. Hal
tersebut sesuai dengan penuturan Kepala Keuangan bahwa laporan keuangan
disampaikan ke yayasan.122
Dengan adanya laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban sekolah
kepada yayasan, pihak sekolah harus memiliki sistem informasi manajemen
dan memonitoring hasil yang telah dicapai. Sistem informasi manajemen
tersebut berupa laporan keuangan dalam memberikan hasil evaluasi anggaran.
Hal tersebut senada dengan penjelasan Kepala Keuangan, beliau mengatakan
bahwa … dengan adanya SOP, proses mendapatkan dana, penggunaan dana, di
situ menjadi bahan pengambilan keputusan.123
Senada dengan pendapat Kepala Sekolah, beliau mengatakan bahwa
sistem informasi manajemen dalam memberikan hasil evaluasi anggaran,
beliau mengatakan bahwa:
“…, dengan adanya laporan keuangan sebagai bahan
evaluasi anggaran sekolah yang diketahui oleh pihak internal saja
dan sebagai bahan pengambilan keputusan.”124
Sedangkan monitoring terhadap hasil pengelolaan anggaran dilakukan oleh
pihak yayasan dan manajemen sekolah terhadap laporan keuangan setiap satu
122
Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfa selaku Kepala Keuangan. Pada Hari
Jumat, 02 Oktober 2015. 123
Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfa selaku Kepala Keuangan.Pada Hari
Jumat, 02 Oktober 2015. 124
Hasil wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala Sekolah SDIslam
Binakhier. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
tahun. Laporan keuangan sekolah terdiri dari neraca, laba rugi, perubahan
equitas, perubahan arus kas, analisa laporan keuangan, catatan atas laporan
keuangan, dan daftar aktiva tetap. Laporan keuangan sekolah dapat dilihat
pada lampiran no.11. Serta laporan pertanggungjawaban sekolah yang
dilakukan setiap bulan. Dan monitoring penggunaan dana BOS disampaikan
setiap triwulan untuk dana BOS Pusat dan BOS Kabupaten/Kota, serta dana
BOS Provinsi dilaporkan per semester. Pihak sekolah mengirimkan laporan
berupa Form BOS K-1, K-2, K-3, K-7 dan K-7 a kepada TIM Manajemen
BOS Kapubaten/Kota yaitu, UPT (Unit Pelaksana Teknis) TK/SD Kecamatan
Sukmajaya Depok.
D. Temuan Hasil Penelitian
Hasil temuan yang didapatkan oleh peneliti setelah kegiatan penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip transparansi dalam perencanaan keuangan sekolah di
SD Islam Binakheir, telah menggunakan standar operasional prosedur. SD
Islam Binakheir menggunakan penyusunan anggaran pendidikan dengan
pendekatan PPBS (Planning Programming Budgeting System). PPBS
merupakan perencanaan anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
program/kegiatan dari masing-masing unit di sekolah. SD Islam Binakheir
menggunakan pendekatan PPBS, yaitu dengan adanya rapat kerja yang
dilakukan sekolah setiap awal tahun ajaran untuk membahas
program/kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan selama satu tahun
ajaran. Keterbukaan dalam perencanaan keuangan dilakukan SD Islam
Binakheir, yaitu dengan membuat RKAS (rencana kegiatan anggaran
sekolah) pada tahun ajaran baru. Proses pembuatan RKAS menggunakan
sistem bottom up, yaitu usulan anggaran kegiatan dari bawah (guru dan
karyawan, komite) dan disetujui oleh atasan yaitu kepala sekolah, direktur
pendidikan, dan kepala keuangan. Dalam perencanaan anggaran sekolah
pihak yang terlibat adalah kepala sekolah, guru, karyawan, dan komite
yang membuat rencana anggaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan
sekolah serta 8 standar pendidikan nasional.
2. Penerapan prinsip transparansi dalam pelaksanaan keuangan di SD Islam
Binakheir diterapkan dengan adanya keterlibatan guru, karyawan, dan
komite sekolah dalam membuat anggaran kegiatan dan laporan
pertanggungjawaban serta adanya bukti fisik (struk pembelanjaan
barang/jasa). Dalam mengajukan anggaran, setiap pelaksana kegiatan
(guru dan karyawan, komite) harus membuat proposal kegiatan dan
mengisi lembar permintaan dana kegiatan, barang/jasa (bukti transaksi
sementara). Lembar permintaan dana harus diotorisasi oleh Kepala
Sekolah dan disetujui oleh Kepala Keuangan. Para penanggung jawab
kegiatan harus membuat proposal kegiatan, beserta dana yang dibutuhkan
pada bukti transaksi sementara. Proposal dan bukti transaksi sementara
diajukan kepada Kepala Keuangan sekaligus Bendahara sekolah setelah
dana keluar pihak atasan melakukan pengawasan dalam terlaksananya
kegiatan sesuai tujuan, dan setelah kegiatan terlaksana para penanggung
jawab harus membuat laporan pertanggungjawaban dalam kurun waktu 1
minggu.
3. Penerapan prinsip akuntabilitas dalam evaluasi keuangan, SD Islam
Binakheir membuat laporan keuangan untuk dinilai dan
dipertanggungjawabkan kepada pihak yang berkepentingan yaitu yayasan,
orang tua, dan pemerintah. Sedangkan monitoring terhadap hasil evaluasi
anggaran dilakukan oleh pihak yayasan dan manajemen yang dilakukan
setiap bulan dan penggunaan dana BOS disampaikan setiap triwulan untuk
dana BOS Pusat dan BOS Kabupaten/Kota, serta dana BOS Provinsi
dilaporkan per semester.
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Ristya, bahwa
transparansi dalam pengelolaan anggaran dana BOS dalam program RKAS,
sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan partisipasi pemerintah dan
masyarakat, yang dalam hal ini kaitannya dengan komite sekolah dan wali
murid. Partisipasi masyarakat berupa dukungan yang diberikan oleh komite
sekolah, wali murid, dan pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan
program sekolah yang telah direncanakan dan tercantum dalam program
RKAS. Hal tersebut memiliki kesamaan yang dilakukan oleh SD Islam
Binakheir, bahwa sekolah memberikan kesempatan kepada guru, karyawan,
dan komite sekolah untuk terlibat langsung dalam perencanaan dan
pelaksanaan anggaran kegiatan/program sekolah.
Partisipasi guru dan karyawan SD Islam Binakheir, yaitu dengan membuat
daftar usulan kebutuhan yang akan menjadi pertimbangan dalam pembuatan
RKAS untuk satu tahun ajaran, sedangkan komite sekolah berpartisipasi untuk
membantu pelaksanaan kegiatan siswa, dengan membantu dari segi materi
berupa uang POMG. Dengan menyumbangkan makanan kepada para siswa
dalam setiap kegiatan dan membantu kekurangan anggaran kegiatan sekolah.
Sedangkan hasil penelitian Rediana mengemukakan bahwa keterlibatan guru
dalam pembuatan RAPBS/APBS di sekolah negeri dilakukan pada saat rapat
komite dan pelaksanaan program disesuaikan dengan anggaran yang telah
disahkan. Namun di SD Islam Binakheir, komite sekolah tidak dilibatkan
dalam pembuatan RKAS, hanya Tim Manajemen yang membuat RKAS pada
saat rapat internal Tim Manajemen.
SD Islam Binakheir yang merupakan sekolah swasta telah melakukan
pembukuan keuangan dengan baik. Sumber penerimaan dana SD Islam
Binakheir yang berasal dari orang tua dan dana BOS di buat laporan
keuangannya secara terperinci. SD Islam Binakheir membuat laporan bulanan,
tahunan, dan laporan pertanggungjawaban dana BOS kepada yayasan dan
pemerintah sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas sekolah kepada
stakeholders. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Giyanto, bahwa sekolah dikatakan transparan jika pelaporan dilakukan
secara intern dan ekstern mulai dari laporan triwulan, semester, dan tahunan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
SD Islam Binakheir kepada stakeholders sudah berjalan cukup baik, yaitu
adanya keterlibatan semua pemangku kepentingan mulai yayasan, tim
manajemen sekolah, guru, karyawan, dan komite dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi anggaran. Fakta ini menunjukkan bahwa sekolah
telah melakukan proses pembahasan anggaran secara terbuka sesuai dengan
standar operasional prosedur SD Islam Binakheir.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka penulis dapat
memberikan saran, sebaiknya sekolah:
1. Memberikan informasi kepada seluruh guru dan karyawan serta komite
sekolah mengenai rencana anggaran kegiatan sekolah secara
menyeluruh, realisasi anggaran, dan evaluasi anggaran melalui
rapat/musyawarah kerja.
2. Bekerjasama dengan pihak audit eksternal atau independen dalam
mengaudit laporan keuangan SD Islam Binakheir untuk lebih
meningkatkan trust (kepercayaan) stakeholders.
3. Memiliki pembukuan yang lebih lengkap mulai dari Buku Pos, Jurnal,
Buku Besar, Buku Kas Piutang, dan Neraca Percobaan.
4. Melibatkan pihak komite dalam pengelolaan keuangan sekolah secara
menyeluruh bukan hanya pada dana POMG.
5. Memiliki media seperti papan pengumuman untuk memberikan
informasi mengenai penggunaan anggaran sekolah kepada
stakeholders terkait dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Daftar Pustaka
Adrianto, Nico. Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Melalui e-Government. Malang: Bayumedia Publishing 2007.
Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga. 2007.
_______, Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta: Erlangga. 2007.
Budiyono, dkk, “Posisi Stakeholders Strategi Advokasi KIBBLA Kabupaten/Kota
Di Jawa Tengah,” Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 13,
no. 3 September 2010.
Darsono. Manajemen Keuangan. Jakarta: Nusantara Consulting. 2009.
Dwi, Anggraini Ristya. “Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas Pengelolaan
Anggaran Dana BOS dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII
Surabaya,” Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 1, No. 2, Mei-
Agustus 2013.
Edward, R Freeman. Buku Manajemen Strategik: Pendekatan terhadap Pihak-
pihak Berkepentingan Terj. Dari Strategic Management: A Stakeholder
Approach oleh Rochmulyati Hamzah. Jakarta: PT Pustaka Binaman
Pressindo. 1995.
Engkoswara. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2012.
Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2009.
_______, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2012.
FITK. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: FITK. 2003.
Giyanto. “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
di Sekolah Dasar Negeri Belah 1 Kecamatan Donorojo Kabupaten
Pacitan,”Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2013.
Harmono. Manajemen Keuangan. Bandung: Bumi Aksara. 2009.
Hermino, Agustinus. Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 2013.
Holzner. Transparency in global change: the vanguard of the open society.
USA: Pittsburgh Press. 2006.
Idochi, Anwar Mochammad. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya
Pendidikan. Depok: PT Rajagrafindo Persada. 2013.
Jubaedah, Edah, Nugraha Lili, dan Hariz Faozan. Model Pengukuran Pelaksanaan
Good Governance di Pemerintah Daerah Kabupaten/kota. Bandung:
PKP2AI LAN. 2008.
Kajian Kebijakan Good Local Governance Dalam Optimalisasi Pelayanan Publik:
Suatu Evaluasi Implementasi Pelayanan Terpadu di Kabupaten/Kota di
Indonesia. Bandung: PKP2AI-LAN. 2007.
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana, 2010.
Mahmudi. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga. 2010.
Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar,
Kementerian Pendidikan Nasional. 2011.
Mardiasmo. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi.
2002.
McGinn, N. dan T. Welsh, Desentralisasi Pendidikan, Terj. Achmad Syahid.
Ciputat: Logos. 2003.
Minarti, Sri. Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan
Secara Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011.
Modul Khusus Komunitas: Transparansi Akuntabilitas. Diakses melalui
www.p2kp.org pada tanggal 07 Juni 2015, Pukul 13.25 WIB
Modul 1: Transparansi dan Akuntabilitas Manajemen Pendidikan.Jakarta: BEC-
TF. 2010.
Moeljadi. Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Malang:
Bayumedia. 2006.
Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya. 2003.
Mulyono. Konsep Pembiayaan pendidikan. Jogjakarta: AR Ruzz Media. 2010.
_______. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: AR
Ruzz Media. 2010.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press. 2012.
Parwita, Desi Diah, “Evaluasi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan
Keuangan Sekolah Menengah Pertama (SMp) Negeri di Kabupaten
Banyumas,” Tesis Universitas Indonesia, Jakarta. 2008.
Petunjuk Teknis, Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan
Operasional. Direktorat Pendidikan Dasar. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2015. Sadjiarto, Arja. “Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintah”, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. Vol. 2 No. 2. Nopember 2003.
Sedarmayanti. Good Governance “Kepemerintahan yang Baik”. Bandung:
Mandar Maju. 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 2009.
Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama. 2010.
Sukarno, Edi. Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2002.
Sumarsono, Sonny. Manajemen Keuangan Pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2010.
Suryadi. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT
Sarana Panca Karya Nusa. 2009.
Sutedi, Adrian. Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam
Kerangka Otonomi Daerah. Jakarta: Sinar Grafika. 2009.
Sutedjo. “Persepsi Stakeholders Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas
Keuangan Sekolah”, Tesis Pada Pascasarjana Universitas Diponogoro,
Semarang: 2009.
Sutrisno. Manajemen Keuangan: Toeri, Konsep, & Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia. 2013.
Ubaedillah, A. dan Abdul Razak. “Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat
Madani”. Jakarta: Kencana. 2013.
Umaedi, dkk. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka Press.
2009.
Utama, Sekar. Tubagus Furqon Sofhani, Proses Pembentukan Kampung Kreatif
(Studi kasus: Kampung Dago Pojok dan Cikujang, Kota Bandung), Jurnal
Perencanaan dan Wilayah dan kota Vol. 3.
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV.
Mini Jaya Abadi. 2003.
UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004 tetang Pemerintah Daerah.
Waluyo. Manajemen Publik. Bandung: Mandar Maju. 2007.
Wijaya, David. Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah terhadap Kualitas
pendidikan, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 13, 2009.
Wulaningrum, Ratna. “Partisipasi Pegawai dalam Penyusunan Anggaran
Sekolah – Studi Kasus Pada SMP Negeri 10 Samarinda”. Jurnal Eksis.
Vol. 7, No.2, Agustus 2011.
Yuwono, Sony, dkk. Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis
Penyususnan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis
Kinerja). Malang: Bayumedia Publishing. 2005.
Lampiran 1
Instrumen Pertanyaan Wawancara
=====================================================
=====
1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional
Prosedur)/peraturan/pedoman dalam melaksanakan pengelolaan keuangan
di sekolah?
2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah)?
a. Kapan RKAS dibuat?
b. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS?
c. Bagaimana proses pembuatan RKAS?
3. Apa saja tugas dan tanggung jawab dari setiap staff keuangan di sekolah?
4. Apakah pihak sekolah mempunyai kewajiban membayar pajak?
a. Apa saja jenis pajak yang dibayarkan sekolah?
b. Seberapa besar pajak yang dibayarkan sekolah?
c. Kemana sekolah membayar pajak tersebut?
d. Bagaimana proses dalam membayar pajak tersebut?
e. Siapa yang bertugas membayarkan pajak tersebut?
5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran
sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan
eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
6. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran
sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan
eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
7. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran
sekolah kepada stakeholders (Ketua yayasan, guru, dan staff) internal dan
eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
8. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah
kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa contoh
kebijakan anggaran sekolah?
a. Kapan pengumuman tersebut diberikan?
b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?
9. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran
sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan
eksternal?
10. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?
11. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap
penggunaan anggaran sekolah?
12. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?
13. Apakah pihak sekolah memiliki lembaga audit/auditor?
a. Kapan audit keuangan dilaksanakan?
b. Bagaimana proses dalam mengaudit keuangan di sekolah?
c. Siapa yang berhak menerima hasil audit keuangan sekolah?
14. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal
dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah?
15. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders
internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran
sekolah?
16. Apasaja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam
proses penganggaran?
17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah wawasan
dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap
penyelenggaraan program/kegiatan sekolah, contohnya?
18. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan
kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah,
contohnya?
19. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan
partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan
program/kegiatan sekolah, contohnya?
20. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi
pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah?
21. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan
dalam proses penganggaran sekolah?
22. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran
sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal?
23. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan sekolah
sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan kea\uangan sekolah yang berlaku?
24. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai dengan
RKAS yang berlaku?
25. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan sasaran
kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah?
26. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses anggaran
sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?
27. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas program/kegiatan
dalam penggunaan anggaran sekolah?
28. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan
informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan
eksternal?
29. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders
internal dan eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah?
30. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen)
yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran sekolah kepada
stakeholders?
31. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap
pengelolaan (perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi) anggaran di sekolah?
a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan?
b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?
Lampiran 2
Hasil Wawancara
Informan : Ali Badrudin, M. Pd
Jabatan : Direktur SDI Binakheir School
Hari/tanggal : Senin, 28 September 2015
Waktu : 07.05 – 08.15 WIB
Tempat : Ruang Direktur SDI Binakheir School
Prinsip Transparansi :
1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional
Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan
keuangan di sekolah?
Iya, di sini mempunyai SOP, peraturan, tetapi hanya untuk
bagian internal.
2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah)?
Iya.
a. Kapan RKAS dibuat?
Sebelum tahun ajaran, membuat draft pada bulan April, dan
pembuatan akhir RKAS pada bulan Mei-Juni.
b. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS?
TIM Manajemen yaitu, Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah, Bagian Umum, Bagian Keuangan, dan guru.
c. Bagaimana proses pembuatan RKAS?
Identifikasi kebutuhan, prioritas kegiatan/program, mencari
kisaran dana yang dibutuhkan, pengajuan, dan disetujui oleh
atasan (direktur), dan melakukan control/pengawasan dana.
3. Apa saja tugas dan tanggung jawab dari setiap staff keuangan di
sekolah?
1. Kepala keuangan
o Mengurusi pembukuan
o Pengeluaran uang
2. Kasir
o Penerimaan uang
4. Apakah pihak sekolah mempunyai kewajiban membayar pajak?
Iya.
a. Apa saja jenis pajak yang dibayarkan sekolah?
PPh 21 untuk pajak penghasilan/gaji guru dan karyawan.
b. Seberapa besar pajak yang dibayarkan sekolah?
Tidak semua guru/karyawan membayar pajak. Karena ada
aturan dari pemerintah hanya penghasilan Rp. 3.000.000,-
dikenakan pajak. Di sini ada sekitar guru tetap 7-10 orang yang
dikenakan pajak Pph 21.
c. Kemana sekolah membayar pajak tersebut?
KPP Pratama Depok
d. Bagaimana proses dalam membayar pajak tersebut?
Dipotong gaji, disetorkan, dan dilaporkan.
e. Siapa yang bertugas membayarkan pajak tersebut?
Ada, yang mengantarkan kurir, tetapi yang bertanggung
jawab untuk mengurusi pajak bendahara keuangan
5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,
dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat),
seperti apa?
Iya, kita terbuka terhadap stakeholders yang berkepentingan, yaitu
melibatkan Tim manajemen dan yayasan dalam merencanakan biaya
pendidikan peserta didik dalam satu tahun ajaran, guru dan karyawan
mengajukan kebutuhan selama satu tahun dan membuat daftar usulan
anggaran kegiatan, dan komite sekolah dalam merencanakan anggarab
dana komite sesuai dengan kebutuhan kegiatan siswa. Kalau stakeholders
eksternal, yaitu pemerintah (UPT kecamatan sukmajaya) hanya sebatas
dana BOS yang perencanaannya dilakukan dalam 3 bulan sekali.
6. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,
dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat),
seperti apa?
Iya, setiap ada kegiatan di sekolah melibatkan orang tua, mereka
mengetahui kegiatan selama 1 tahun ke depan, dan guru serta staff
mengajukan kebutuhannya.
7. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran
sekolah kepada stakeholders (Ketua yayasan, guru, dan staff) internal
dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
Iya, biasanya dilakukan oleh pihak internal (Tim manajemen)
melakukan evaluasi anggaran tahun lalu.
8. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran
sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa
contoh kebijakan anggaran sekolah?
Internal saja, tentu kita sampaikan ke ketua yayasan, melaporkan
keuangan setiap 6 bulan sekali. Dan penggunaan dana orang tua yang
disampaikan oleh komite.
a. Kapan pengumuman tersebut diberikan?
Biasa diawal, pertengahan, atau diakhir tahun.
b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?
Hanya surat pemberitahuan.
9. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran
sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan
eksternal?
Iya, tetapi hanya kepada yayasan saja. Kalau ke pemerintah hanya
laporan penggunaan dana BOS yang mekanismenya sudah jelas.
10. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?
Melalui rapat pengurus, yaitu Tim Yayasan (4 Orang).
11. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap
penggunaan anggaran sekolah?
Iya, sudah pasti. Setiap kegiatan harus tertulis dan mengajukan
proposal.
12. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?
Iya, dana sekolah ke yayasan. BOS ke pemerintah, dan dana orang
tua untuk kegiatan peserta didik selama setahun disampaikan oleh ketua
komite sekolah.
13. Apakah pihak sekolah memiliki lembaga audit/auditor?
Iya, audit internal.
a. Kapan audit keuangan dilaksanakan?
Biasanya bulan maret.
b. Bagaimana proses dalam mengaudit keuangan di sekolah?
Tim audit melihat laporan keuangan dan mewawancari
pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan, yaitu direktur dan
kepala keuangan.
c. Siapa yang berhak menerima hasil audit keuangan sekolah?
Yayasan saja.
14. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal
dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah?
Iya, misalnya untuk guru, mereka memerlukan media
pembelajaran, kertas dan ATK. Di sini kita siapkan anggaran sesuai
kebutuhan per guru. Contoh lainnya, satpam membutuhakan HT, seragam,
mereka mengajukannya di awal tahun. Ke orang tua hanya
memberitahukan kegiatan tahunan sekolah yang akan dilaksanakan.
15. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders
internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran
sekolah?
Iya, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
bidang. Karena di sini anggaran dari bawah/sistem bottom up.
16. Apasaja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam
proses penganggaran?
Mengusulkan anggaran yang dibutuhkan melalui diskusi/rapat
kerja guru paralel untuk mengidentifikasi kebutuhan kelas selama 1 tahun.
Dan untuk bagaian umum mengidentifikasi alat pel/pembersih/kertas yang
dibutuhkan.
17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah
wawasan dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap
penyelenggaraan program/kegiatan sekolah, contohnya?
Iya, tentunya guru/karyawan memahami tentang sistem, proses
pengelolaaan keuangan yang baik, dan kesulitan keuangan jika mereka
mengusulkan tetapi dananya tidak mencukupi.
18. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan
kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah,
contohnya?
Iya, tentunya. Hingga saat ini dari November tahun 2009, pihak
stakeholders baik yayasan dan orang tua mempercayai pengelolaan
keuangan di sekolah.
19. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan
partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap
penyelenggaraan program/kegiatan sekolah, contohnya?
Iya, contohnya orang tua yang mengusulkan kegiatan terkait kelas
6 mereka menabung untuk kebutuhannya yang lebih banyak.
20. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi
pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah?
Iya, sudah pasti. Mudah-mudahan tidak ada korupsi. Dari kepala
sekolah tidak menggunakan dana di luar anggaran.
Prinsip Akuntabilitas :
21. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan
dalam proses penganggaran sekolah?
Iya, pasti.
22. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran
sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal?
Iya, internal pengajuan kebutuhan masing-masing bidang dan guru
dan pihak eksternal hanya kegiatan tahunan.
23. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan
sekolah sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang
berlaku?
Selama ini, iya.
24. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai
dengan RKAS yang berlaku?
Iya, hampir 95-100%.
25. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan
sasaran kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah?
Iya, sesuai dengan 8 standar pendidikan, yaitu standar isi, sarana
prasarana, pengelolaan, kompetensi lulusan, proses, PTK, pembiayaan,
penilaian pendidikan.
26. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses
anggaran sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?
Dengan setiap hasil evaluasi kegiatan dinilai apakah efektif dan
efesien.
27. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas
program/kegiatan dalam penggunaan anggaran sekolah?
Tentunya disesuaikan dengan prioritas anggaran yang ada di
RKAS.
28. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan
informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan
eksternal?
Surat saja, pemberitahuan resmi tentang realisasi anggaran dan
melampirkan laporan keuangan kepada pihak yayasan.
29. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari
stakeholders internal dan eksternal mengenai proses dan hasil
penganggaran di sekolah?
Didiskusikan melalui rapat.
30. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi
Manajemen) yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran
sekolah kepada stakeholders?
Iya, termasuk pengelolaan dana, sistem control, yang berhak meng-
approval anggaran dan siapa saja yang terlibat.
31. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap
pengelolaan (perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi) anggaran di
sekolah?
Yayasan (Tim Keuangan, 4 orang)
a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan?
1-6 bulan sekali.
b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?
Datang ke sekolah, ke bagian keuangan, melihat laporan
keuangan.
Depok, 30 September 2015
( Ali Badrudin, M. Pd)
Hasil Wawancara
Informan : Ade Maria Ulfah, SE
Jabatan : Kepala Keuangan SDI Binakheir
Hari/tanggal : Jum‟at, 02 Oktober 2015
Waktu : 13.05 – 14.15 WIB
Tempat : Ruang Kepala Keuangan SDI Binakheir
Prinsip Transparansi :
1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional
Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan
keuangan di sekolah?
Iya, ada.
2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah)?
Iya.
a. Kapan RKAS dibuat?
Awal tahun ajaran, melalui rapat/musyawarah kerja.
b. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS?
Kepala sekolah, guru dan karyawan, komite sekolah.
c. Bagaimana proses pembuatan RKAS?
Membahas kebutuhan sekolah (program yang akan
direncanakan), melakukan analisis SWOT, menyusun rencana
biaya, rencana pelaksanaan program, dan penanggung jawab
kegiatan/program.
3. Apa saja tugas dan tanggung jawab dari setiap staff keuangan di
sekolah?
Bagian pembukuan untuk membuat laporan keuangan dan kasir
sebagai pencatatan uang masuk dan uang keluar.
4. Apakah pihak sekolah mempunyai kewajiban membayar pajak?
Iya.
a. Apa saja jenis pajak yang dibayarkan sekolah?
PPh Pasal 21.
b. Seberapa besar pajak yang dibayarkan sekolah?
Pajak yang dibayarkan atau dipotong hanya untuk guru dan
karyawan yang pendapatan atau gaji di atas Rp. 3.000.000,-
besaran yang dibayarkan sekitar Rp. 260.000,-.
c. Kemana sekolah membayar pajak tersebut?
Kantor Pajak Pratama Depok.
d. Bagaimana proses dalam membayar pajak tersebut?
Bagian keuangan menghitung gaji guru dan karyawan
setiap bulan dan melakukan pemotongan PPh Pasal 21.
Menyetorkan ke bank atau kantor POS paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya dan melaporkan SPT, masa PPh Pasal 21 paling
lama tanggal 20 bulan berikutnya.
e. Siapa yang bertugas membayarkan pajak tersebut?
Staff bagian keuangan atau OB.
5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,
dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat),
seperti apa?
Iya, sekolah bersama guru dan karyawan serta komite bersama-
sama merencanakan kegiatan sesuai dengan tujuan (visi, misi) sekolah
kemudian dimasukkan ke dalam RKAS.
6. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,
dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat),
seperti apa?
Iya, secara langsung melibatkan guru, karyawan dan komite
sekolah. Mereka melaksanakan anggaran kegiatan yang telah diusulkan
kepada atasan, membelanjakan anggaran tersebut sesuai dengan kebutuhan
program kegiatan sekolah, dan membuat laporan pertanggungjawaban
disertai kuitansi atau bukti fisik.
7. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran
sekolah kepada stakeholders (Ketua yayasan, guru, dan staff) internal
dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
Iya, dengan melakukan laporan pertanggungjawaban keuangan.
8. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran
sekolah kepada stakeholdersinternal (Ketua yayasan, guru, dan
staff)dan eksternal, dan seperti apa contoh kebijakan anggaran
sekolah?
Kalau misalkan di internal itu, kita akan ngasih semacam RKAS/data
anggaran untuk ke bagian masing-masing.Kalau ke eksternal untuk
kenaikan SPP, informasi catering dan jemputan.
c. Kapan pengumuman tersebut diberikan?
Pada awal tahun.
d. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?Melalui surat.
9. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran
sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal
(Ketua yayasan, guru, dan staff)dan eksternal? Iya.
10. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,
dan staff)dan eksternal?
Melalui laporan keuangan dan LPJ (Laporan Pertanggungjawaban)
keuangan yang disampaikan ke yayasan, komite, dan pemerintah (terkait
Dana BOS).
11. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap
penggunaan anggaran sekolah?
Iya, buku kas, buku bank, dan software Peachtree.
12. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,
dan staff) dan eksternal?
Iya, melalui laporan keuangan.
13. Apakah pihak sekolah memiliki lembaga audit/auditor?
Iya, yaitu audit internal yang dilakukan oleh pihak yayasan.
a. Kapan audit keuangan dilaksanakan?
Setiap tahun.
b. Bagaimana proses dalam mengaudit keuangan di sekolah?
Melihat laporan keuangan dan memeriksa bukti kas masuk
dan keluar.
c. Siapa yang berhak menerima hasil audit keuangan sekolah?
Manajemen, yayasan, komite, pemerintah (dana BOS).
14. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal (Ketua
yayasan, guru, dan staff) dan eksternal dalam pembuatan keputusan
anggaran sekolah?
Iya.
15. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders
internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal untuk
berpartisispasi dalam proses penganggaran sekolah?
Iya.
16. Apasaja bentuk partisipasi stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,
dan staff) dan eksternal dalam proses penganggaran?
Partisipasi dalam proses penganggaran bisa berbentuk keterlibatan
secara langsung dalam proses penganggaran , usulan kegiatan, saran dan
kritik yang membangun, dukungan moral dan materi.
17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah
wawasan dan pengetahuan stakeholders internal(Ketua yayasan, guru,
dan staff) dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan
sekolah, contohnya?
Iya, mereka belajar menganai peraturan keuangan, bagaimana cara
membuat proposal yang dibutuhkan, kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
18. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan
kepercayaan stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff)dan
eksternal kepada sekolah, contohnya?
Iya,sekolah memberikan kesempatan kepada orang tua atau komite
untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan anggaran, pelaksanaan
kegiatan dan evaluasi mengenai anggaran kegiatan yang digunakan apakah
efektif dan efesien. Misalnya pentas akhir tahun secara langsung komite
bisa melakukan kontrol dengan laporan pertanggungjawaban.
19. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan
partisipasi stakeholders internalv(Ketua yayasan, guru, dan staff) dan
eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah,
contohnya?
Iya, dengan melibatkan stakeholders dalam kegiatan/program yang
dilaksanakan sekolah, sebenarnya secara langsung dapat meningkatkan
partisipasi melalui saran dan kritik terhadap penyelenggaraan program
sekolah.
20. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi
pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah?
Iya, misalnya saja tadi dari adanya pengajuan anggaran dengan
pembuatan proposal, guru dan karyawan yang melaksanakan kegiatan dan
harus membuat LPJ (laporan pertanggungjawaban) keuangan, sehingga
memudahkan dalam kontrolnya.
Prinsip Akuntabilitas :
21. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan
dalam proses penganggaran sekolah?
Iya.
22. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran
sekolah tersedia bagi stakeholders internal(Ketua yayasan, guru, dan
staff) dan eksternal?
Iya.
23. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan
sekolah sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang
berlaku?
Iya.
24. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai
dengan RKAS yang berlaku?
Iya.
25. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan
sasaran kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah?
Iya.
26. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses
anggaran sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?
Melakuakan analisis SWOT dan analisis pendidikan sekolah saat
ini dan satu tahun ke depan.
27. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas
program/kegiatan dalam penggunaan anggaran sekolah?
Iya, disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan sekolah (visi dan
misi).
28. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan
informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal
(Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal?
Laporan keuangan disampaikan ke yayasan, dan kebijakan
keuangan melalui surat yang disampaikan kepada orang tua.
29. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari
stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal
mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah?
Dibahas melalui rapat.
30. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi
Manajemen) yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran
sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff)
dan eksternal?
Iya. Dengan adanya SOP, proses mendapatkan dana, penggunaan
dana, di situ menjadi bahan pengambilan keputusan.
31. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap
pengelolaan (perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi) anggaran di
sekolah?
Kepala keuangan, direktur, yayasan dan pemerintah (dana
BOS).
a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan?
Setiap bulan melalui laporan keuangan yang disampaikan
ke manajemen dan yayasan, melalui RKAS/RAPBS ke pemerintah
(dana BOS).
b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?
Setiap bulan maksimal tanggal 10, kepala keuangan
melaporkan ke manajemen atau direktur, setelah itu ke yayasan
atau pihak yayasan datang ke sekolah untuk memeriksa laporan
keuangan serta kurikulum termasuk juga bagian umum. Pemerintah
(dana BOS) melalui laporan pertanggungjawaban keuangan yang
disampaikan triwulan, semester, dan tahunan dengan melakukan
pengecekan langsung terhadap pengelolaan yang dialokasikan
dalam anggaran.
Depok, 19 Oktober 2015
(Ade Maria Ulfah, SE)
Hasil Wawancara
Informan : Ferry Veronika, SE
Jabatan : Kepala SDI Binakheir
Hari/tanggal : Kamis, 29 Oktober 2015
Waktu : 08.15 - 09.00 WIB
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Prinsip Transparansi :
1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional
Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan keuangan
di sekolah?
Iya.
2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah)?
Iya.
f. Kapan RKAS dibuat?
Di awal tahun ajaran, biasanya bulan juli-agustus.
g. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS?
Perwakilan guru, kepala sekolah, bagian keuangan.
h. Bagaimana proses pembuatan RKAS?
Dari tiap divisi (kesiswaan, kurikulum, kepegawaian, dan
sarana prasarana) menginventarisir kebutuhan selama satu
tahun ajaran, setelah itu menyusun kegiatan berserta dana
dalam bentuk RKAS.
3. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran
sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan
eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
Iya, misalnya keterbukaan ke orang tua dalam kegiatan siswa
setiap tahun dengan adanya UKT (uang kegiatan tahunan).
4. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran
sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan
eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
Iya, dalam kegiatan yang dilaksanakan di sekolah selalu
berkoordinasi dengan komite sekolah mengenai dana yang akan
digunakan.
5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran
sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan
eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
Iya, misalnya pada kegiatan fieldtrip yang dilaksankan tahun lalu
anggarannya kurang, itu sebagai bahan evaluasi untuk tahun depan agar
anggarannya ditambahkan.
6. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah
kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa contoh
kebijakan anggaran sekolah?
Iya, untuk kenaikan gaji dan SPP.
a. Kapan pengumuman tersebut diberikan?
Dalam rapat rutin guru dan karyawan terkait pengajian atau
keuangan. Sedangkan SPP pada tahun ajaran baru.
b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?
Surat.
7. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran
sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan
eksternal?
Hanya ke yayasan saja untuk hasil laporan anggaran, ke guru tidak
sedangkan ke pemerintah terkait dana BOS.
8. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?
Biasanya pertemuan sekolah dengan yayasan secara tertulis
laporannya atau laporannya dikirimkan lewat email.
9. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap
penggunaan anggaran sekolah?
Iya, pertahun kita membuat laporan , LPJ keuangan, termasuk form
pembelian.
10. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?
Iya, hanya ke yayasan menyampaikan melalui laporan keuangan
secara rutin.
11. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal
dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah?
Iya, misalnya keputusan anggaran untuk intensif dalam
pengawasan ujian semester untuk guru tahun lalu tidak ada karena adanya
masukan dari guru, maka intensif tersebut diberikan. Kalau ke eksternal
meminta pendapat dan konsultasi program ke komite.
12. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders
internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran
sekolah?
Iya, misalnya partisipasi guru dalam bentuk pengajuan
media/sumber belajar.
13. Apa saja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam
proses penganggaran?
Iya, partisipasi guru dan karyawan, komite dalam bentuk
pengajuan kebutuhan media/sumber belajara, operasional sekolah, dan
kebutuhan kegiatan siswa. Mereka mengajukan kebutuhan tersebut ke
atasan dengan dana/anggaran yang dicantumkan. Setelah itu, mereka
membuat proposal atau bon sementara untuk melakukan pembelian
barang/jasa serta membuat laporan pertanggungjawaban atau menyerahkan
struk pembayaran ke bagian keuangan.
14. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah wawasan
dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap
penyelenggaraan program/kegiatan sekolah?
Iya, misalnya dengan pengalaman guru-guru dalam kegiatan
fieldtrip, mereka tau bahwa dana yang dibutuhkan besar, sehingga mereka
dapat menyesuaikan anggaran dengan paket kegiatan yang akan dipilih.
Untuk kegiatan maulid nabi juga menggunakan anggaran yang besar,
budgetnya dapat disesuaikan dengan kreativitas masing-masing.
15. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan
kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah?
Iya, sekolah selalu memberikan informasi kegiatan kepada orang
tua tentunya kegiatan sekolah yang terkait dengan anggaran. Misalnya,
tahun depan rencananya akan ada program pengelolaan air minum, karena
dalam sebulan saja air gallon dapat menghabiskan dana dua juta-an rupiah.
Sekolah meminta bantuan melalui komite untuk berdiskusi dengan pihak
orang tua. Dan pihak orang tua yang diwakili komite menyerahkan dana
POMG (dana orang tua) ke sekolah untuk anggaran air minum tersebut.
16. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan
partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan
program/kegiatan sekolah?
Iya, baik guru dan orang tua berpatisipasi dalam kegiatan/program
sekolah yang dilaksanakan.
17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi
pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah?
Iya, pastinya.
Prinsip Akuntabilitas :
18. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan
dalam proses penganggaran sekolah?
Iya, mendokumentasikan.
19. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran
sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal?
Iya, ke internal.
20. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan sekolah
sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang berlaku?
Iya, contohnya dalam pengajuan kegiatan harus membuat proposal
seminggu sebelum kegiatan atau sesuai dengan jadwal bagian keuangan
dalam pengambilan dana ke bank.
21. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai dengan
RKAS yang berlaku?
Iya, misalkan di dalam RKAS ada program pelatihan internal untuk
guru yang akan dilakukan 3 kali setahun, kita hanya dapat melakuakan
program pelatihan tersebut 3 kali dan sesuai dengan anggaran dalam
RKAS yang telah dibuat.
22. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan sasaran
kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah?
Iya, misalnya salah satu misi mengembangkan kecerdasan
spiritual, maka adanya anggaran untuk meningkatkan kualitas baca al-
quran siswa, anggaran pelatihan al-quran untuk guru. Dan menciptakan
siswa berwawasan internasional, dengan adanya anggaran untuk
pembelajaran bahasa inggris, pelatihan, penggunaan buku, dan media yang
mendukung.
23. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses anggaran
sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?
Dengan melihat anggaran yang direncanakan sesuai dengan
anggaran yang dikeluarkan.
24. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas program/kegiatan
dalam penggunaan anggaran sekolah?
Biasanya di awal tahun menetapkan sasaran, mendukung tujuan
yang sudah ditetapkan. Prioritas program dalam penggunaan angggarn
pertama untuk sarana dan prasaran yang terkait dengan peningkatan mutu
belajar siswa, dan operasional sekolah.
25. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan
informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan
eksternal?
Surat saja.
26. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders
internal dan eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah?
Keluhan dari pihak eksternal ditampung melalui komite kemudian
didiskusikan di rapat rutin.
27. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen)
yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran sekolah kepada
stakeholders?
Iya, dengan adanya laporan keuangan sebagai bahan evaluasi
anggaran sekolah yang diketahui oleh pihak internal saja dan sebagai
bahan pengambilan keputusan.
28. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap
pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) anggaran di
sekolah?
Yayasan.
a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan?
2-3 bulan sekali.
b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?
Pihak sekolah yang menyampaikan laporan keuangan ke
yayasan.
Depok, 30 Oktober 2015
(Ferry Veronika, SE)
Hasil Wawancara
Informan : Melindra, S. Si
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Hari/tanggal : Kamis, 29 Oktober 2015
Waktu : 09.30 – 10.05 WIB
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Prinsip Transparansi :
1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional
Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan keuangan
di sekolah?
Iya.
2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah)?
Iya.
i. Kapan RKAS dibuat?
Di awal tahun ajaran sekitar bulan juni.
j. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS?
Manajemen sekolah yang terdiri dari direktur kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, bagian umum dan bagian
kurikulum.
k. Bagaimana proses pembuatan RKAS?
Dalam rapat, menyusun program dan anggaran selama satu
tahun ajaran.
3. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran
sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan
eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
Rencana anggaran kegiatan tahun depan yang diberikan orang tua
melalui komite.
4. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran
sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan
eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
Iya, misalnya dalam suatu kegiatan, adanya panitia. Panitia tersebut
memiliki keleluasaan dalam pengelolaan anggaran yang akan dipakai dan
harus sesuai dengan tujuan.
5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran
sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan
eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
Iya, misalnya ada anggaran dana yang tidak cukup di tahun
sekarang sebagai bahan evalusi di tahun depan.
6. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah
kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa contoh
kebijakan anggaran sekolah?
Tidak semua kebijakan anggaran disampaikan ke pihak ekternal,
biasanya hanya anggaran yang terkait kegiatan siswa saja.
a. Kapan pengumuman tersebut diberikan?
Di awal tahun ajaran.
b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?
Rapat.
7. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran
sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan
eksternal?
Tidak setiap laporan keuangan diberikan ke stakeholders, hanya ke
internal saja yaitu pihak manajemen dan yayasan.
8. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?
Biasanya dalam rapat.
9. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap
penggunaan anggaran sekolah?
Iya, membukukan dalam bentuk proposal dan laporan kegiatan.
10. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?
Iya, misalkan ke komite terkait anggaran kegiatan siswa mengenai
pentas akhir tahun.
11. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal
dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah?
Iya, melibatkan guru dan komite dalam usulan kegiatan, kalau
keputusan anggaran sekolah pihak manajemen dan yayasan.
12. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders
internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran
sekolah? Iya.
13. Apa saja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam
proses penganggaran?
Dalam bentuk saran dan evaluasi kegiatan tahun lalu.
14. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah wawasan
dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap
penyelenggaraan program/kegiatan sekolah?
Iya, misalnya dalam kegiatan siswa, orang tua membayar UKT
(uang kegiatan tahunan), orang tua tau dan paham betul dana UKT untuk
kegiatan apasaja.
15. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan
kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah?
Iya, misalkan saja adanya dukungan dan kepercayaan dari orang
tua dalam membantu dana yang kurang dalam suatu kegiatan yang
dilaksanakan sekolah.
16. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan
partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan
program/kegiatan sekolah?
Iya, dukungan komite (orang tua siswa) dalam setiap kegiatan
kesiswaan dengan adanya pemberian snack.
17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi
pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? Iya.
Prinsip Akuntabilitas :
18. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan
dalam proses penganggaran sekolah? Iya, dalam bentuk notulen rapat.
19. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran
sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal?
Iya, hanya untuk yayasan dalam bentuk laporan keuangan.
20. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan sekolah
sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang berlaku?
Iya, pihak sekolah bekerja sesuai dengan perencanaan keuangan
yang telah disepakati.
21. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai dengan
RKAS yang berlaku?
Iya, pihak sekolah selalu menggunakan anggaran sesuai dengan
rencana (RKAS) yang telah dbuat sebelumnya.
22. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan sasaran
kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah?
Iya, setiap kegiatan mengacu pada visi, misi sekolah. Contohnya
saja, visi, cerdas dan berakhlak mulia, maka dari itu dibuatlah kegiatan
keagamaan seperti maulid nabi, ramadhan camp.
23. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses anggaran
sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?
Dalam kegiatan minifarming, ada tujuan atau target yang dicapai
yaitu diharapkan siswa dalam bercocok tanam dan mencintai lingkungan.
24. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas program/kegiatan
dalam penggunaan anggaran sekolah?
Skala prioritas program, yaitu utamanya untuk pengembangan
peserta didik, dan selanjutnya sarana dan prasarana serta operasional
sekolah.
25. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan
informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan
eksternal?
Hanya ke pihak internal melalui rapat.
26. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders
internal dan eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah?
Disampaikan dan diselesaikan dalam rapat serta mencari solusi.
27. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen)
yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran sekolah kepada
stakeholders? Iya.
28. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap
pengelolaan (perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi) anggaran di sekolah?
Iya, internal yaitu direktur dan yayasan. Eksternal yaitu pemerintah
terkait dana BOS.
a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan?
Setiap semester.
b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?
Direktur memeriksa laporan keuangan, rencana kegiatan
dan pelaksanaan program di sekolah.
Depok, 29 Oktober 2015
(Melindra, S. Si)
Hasil Wawancara
Informan : Abdullah Zahir, SH
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Hari/tanggal : Kamis, 29 Oktober 2015
Waktu : 09.00 – 09.30 WIB
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Prinsip Transparansi :
1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional
Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan
keuangan di sekolah?
Iya.
2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah)?
Iya.
a. Kapan RKAS dibuat?
Di awal tahun pelajaran, biasanya bulan mei-juni.
b. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS?
Direktur, kepala sekolah, dan bagian keuangan.
c. Bagaimana proses pembuatan RKAS?
Melihat evaluasi anggaran tahun kemarin dari, tahun
berikutnya diberikan usulan ke direktur melalui kepala unit
(kepala sekolah).
3. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,
dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat)?
Iya, ke ketua yayasan mengenai seluruh perencanaan anggaran
sekolah, sedangkan ke guru dan karyawan terbatas hanya untuk kegiatan
siswa dan kebutuhan yang mereka butuhkan dalam satu tahun ajaran yang
diusulkan. Untuk komite mengenai perencanaan anggaran (dana UKT),
sedangkan pemerintah terkait dana BOS.
4. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,
dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat)?
Iya, pelaksanaan anggaran oleh guru dan karyawan dalam bentuk
pengajuan proposal kegiatan atau kebutuhan.
5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran
sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff)
dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat)?
Iya, pastinya ke pihak yayasan dalam memberikan evaluasi
anggaran sekolah setiap bulannya, sedangkan guru dan karyawan terkait
evaluasi anggaran kegiatan.
6. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran
sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa
contoh kebijakan anggaran sekolah?
Melalui komite jika ada kenaikan biaya kegiatan siswa.
l. Kapan pengumuman tersebut diberikan?
Tahun ajaran baru.
m. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?
Surat edaran.
7. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran
sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan
eksternal?
Iya, ke yayasan.
8. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?
Direktur setiap akhir tahun (desember) memberikan laporan
anggaran ke yayasan melalui rapat khusus atau mengirimkan softcopy
laporan anggaran.
9. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap
penggunaan anggaran sekolah?
Iya, pasti.
10. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan
anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?
Iya, ke yayasan, ke guru dengan adanya pengajuan proposal baru
akan disetujui oleh kepala sekolah dan bagian keuangan. Kalau eksternal
hanya dana BOS.
11. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal
dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah?
Iya, hanya pihak yayasan dan manajemen.
12. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders
internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran
sekolah?
Iya, yaitu pihak internal (guru) dengan adanya usulan, kontribusi
dalam kegiatan di sekolah. Dan komite juga dengan adanya usulan dan
saran.
13. Apa saja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam
proses penganggaran?
Usulan dan saran yang disampikan ke sekolah baik dari guru dan
orang tua mengenai kegiatan sekolah.
14. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah
wawasan dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap
penyelenggaraan program/kegiatan sekolah?
Iya, internal memberikan arahan dalam kegiatan sekolah.
15. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan
kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah?
Iya, khususnya internal yaitu direktur, guru dapat mengetahui
keadaan keuangan yang terealisasi sesuai dengan budget sekolah. Orang
tua terkait dana UKT dan PMOG dapat mengetahui dana yang dikeluarkan
untuk kegiatan apa saja.
16. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan
partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap
penyelenggaraan program/kegiatan sekolah?
Iya, misalnya saja kegiatan tali kasih (kegiatan menjelang hari
raya) adanya sumbangan baik uang/barang yang diberikan orang tua untuk
guru dan karyawan.
17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi
pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? Iya.
Prinsip Akuntabilitas :
18. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan
dalam proses penganggaran sekolah?
Iya, dalam bentuk paper.
19. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran
sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal?
Iya, internal kebijakan gaji, UKT. Eksternal kenaikan SPP, biaya
siswa baru.
20. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan
sekolah sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang
berlaku?
Iya.
21. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaransekolah sesuai
dengan RKAS yang berlaku?
Iya.
22. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan
sasaran kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah?
Iya, contohnya membentuk akhlak yang baik, anggaran yang
dikeluarkan harus mendukung sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan
media belajarnya.
23. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses
anggaran sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?
Melihat kebijakan anggaran apakah telah sesuai dengan kebutuhan.
24. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas
program/kegiatan dalam penggunaan anggaran sekolah?
Dalam evaluasi melalui rapat menentukan penggunaan anggaran
untuk kebutuhan siswa dalam peningkatan mutu pembelajaran.
25. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan
informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan
eksternal?
Ke yayasan pembukuan (LPJ), dan surat edaran terkait dana komite
untuk orang tua siswa melalui komite.
26. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari
stakeholders internal dan eksternal mengenai proses dan hasil
penganggaran di sekolah?
Kalau ada complain tentang anggaran ditampung oleh komite. Jika
dari guru, dapat menyampaikan ke kepala unit, lalu kepala unit
menyampaikannnya ke direktur.
27. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi
Manajemen) yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran
sekolah kepada stakeholders?
Iya.
28. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap
pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) anggaran di
sekolah?
Yayasan terkait anggaran sekolah, sedangkan pemerintah dana BOS.
a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan?
Tentatif. Untuk rutinnya diakhir tahun oleh yayasan.
b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?
Pihak sekolah (direktur) memberikan laporan
pertanggungjawaban ke yayasan.
Depok, 30 Oktober 2015
(Abdullah Zahir, SH)
Hasil Wawancara
Informan : Cindy Arifianti
Jabatan : Ketua Komite SDI Binakhier
Hari/tanggal : Jum‟at, 06 November 2015
Waktu : 08.00 – 08.34 WIB
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
1. Apakah pihak sekolah telah mengelola keuangan sekolah sesuai dengan
SOP/Peraturan/pedoman pengelolaan keuangan sekolah yang berlaku? Iya
2. Apakah pihak komite sekolah terlibat dalam pembuatan RKAS?
Kalau untuk rencana anggaran sekolah secara menyeluruh pihak
komite tidak terlibat secara langsung. Tetapi pihak komite membuat
anggaran kegiatan siswa saja yang setiap tahunnya selalu sama dengan
mengelola dana POMG.
a. Kapan RKAS dibuat?
Tahun ajaran baru, yaitu bulan Juli.
b. Bagaimana proses dalam pembutan RKAS?
Ketua komite, sekretaris, bendahara, dan koordinator kelas
berkumpul pada awal ajaran baru untuk membahas rencana
kegiatan yang melibatkan anggota komite, pihak komite membuat
estimasi rencana anggaran kegiatan. Kegiatan sekolah yang
melibatkan komite seperti, fieldtrip, karyawisata, PAT, assembly
(mini performance), renang.
3. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran
sekolah kepada stakeholders ekternal (orang tua siswa)?
Iya, khususnya untuk dana komite, sekolah memberikan
keleluasaan kepada pengurus komite untuk mengelola dana POMG dalam
membantu kegiatan sekolah.
4. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran
sekolah kepada stakeholders eksternal (orang tua siswa)?
Iya, untuk dana komite, selalu berdiskusi tentang pengeluaran dana
yang akan kita lakukan.
5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran
sekolah kepada stakeholders eksternal (orang tua siswa)?
Iya, mengenai evaluasi tentang dana yang telah dikeluarkan.
Evaluasi tersebut biasanya disampaikan ke orang tua siswa melalui
koordinator kelas disetiap akhir kegiatan. Dan biasanya laporan anggaran
komite yang telah dilaksanakan dibagikan setiap akhir semester atau per 6
bulan.
6. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah
kepada stakeholders eksternal?
Iya, biasanya 2-3 tahun tentang kenaikan SPP dan POMG
a. Kapan pengumuman tersebut diberikan?
Awal tahun ajaran.
b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?
Surat edaran ke orang tua siswa
7. Apakah pihak stakeholders ekternal (orang tua siswa) menerima laporan
keuangan sekolah yang telah diaudit (evaluasi)?
Iya, tetapi komite hanya mengelola dana POMG (dana Komite). Jadi,
laporan keuangan dari pengeluaran dana komite yang diberikan kepada
seluruh orang tua siswa.
a. Dalam bentuk apa laporan keuangan diterima?
Hardcopy (paper)
b. Kapan laporan keuangan tersebut disampaikan?
Setiap akhir semester.
8. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap
penggunaan anggaran sekolah?
Iya, pastinya. Buku catatan keluar-masuk uang (buku kas).
9. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan
anggaran sekolah kepada stakeholders eksternal?
Iya, hanya untuk dana POMG kepada orang tua.
10. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders eksternal dalam pembuatan
keputusan anggaran sekolah?
Untuk keputusan anggaran sekolah, pihak komite tidak dilibatkan.
11. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders
eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran di sekolah? Iya.
a. Apasaja bentuk partisipasi stakeholders eksternal dalam proses
penganggaran?
Berupa masukan atau saran, kontribusi pihak komite
kepada kegiatan sekolah dengan adanya pemberian snack.
12. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan keuangan sekolah dapat
menambah wawasan dan pengetahuan stakeholders eksternal terhadap
penyelenggaraan program/kegiatan sekolah? Iya, pasti.
13. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan keuangan sekolah dapat
meningkatkan kepercayaan stakeholders eksternal kepada sekolah? Iya.
14. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan keuangan sekolah dapat
meningkatkan partisipasi stakeholders eksternal terhadap penyelenggaraan
program/kegiatan di sekolah? Iya, kita membantu sekolah dalam kegiatan
siswa dengan adanya kontribusi untuk snack.
15. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan keuangan sekolah dapat
mengurangi pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? Iya, pastinya.
16. Apakah stakeholder eksternal menerima hasil keputusan anggaran yang
disampaikan oleh sekolah?
Untuk keputusan anggaran sekolah secara menyeluruh seperti
penetapan spp, uang pangkal tidak, tetapi hanya untuk dana POMG yang
diketahui bahwa perbulannya sebesar Rp 25.000 yang harus dibayar oleh
orang tua siswa.
17. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders
eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah?
Iya, misalkan dengan adanya masukan atau masalah dari orang tua,
kita tampung dan akan dibahas melalui rapat anggota komite.
18. Apakah pihak stakeholders ekstrenal terlibat dalam evaluasi anggaran
sekolah?
Untuk anggaran sekolah tidak, tetapi untuk dana komite saja, anggota
komite melaksanakan evaluasi dari pelaksanaan anggaran yang telah
dikeluarkan.
19. Bagaimanakah pihak stakeholders melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan keuangan sekolah?
Kalau keuangan di sekolah secara menyeluruh tidak. Tetapi untuk
pengawasan penggunaan dana komite saja. Misalnya, setiap bulan pasti
ada kegiatan keluar sekolah, kita memberikan post-post dana kegiatan
sebagai kontrol untuk melihat pengeluaran selanjutnya. Apabila ada
kegiatan yang memakai dana besar kita melakukan sharing dana dengan
sekolah.
Depok, 10 November 2015
(Cindy Arifianti)
Lampiran 3
Data Tenaga Pendidik Tahun Ajaran 2014/2015
NO. Nama Pendidikan
Terakhir
Jenis
Kelamin
Jabatan
1. Abdullah Zahir S1 Laki-laki Guru
2. Agus Firdaus S1 Laki-laki Guru
3. Ali Badrudin S2 Laki-laki Guru
4. Amiril Mujahidin S1 Laki-laki Guru
5. Arifin S1 Laki-laki Guru
6. Fatimah Husein Assegaf S2 Perempuan Guru
7. Lidya Nurmalasari S1 Perempuan Guru
8. Eli Alawiyah Wijayanti S1 Perempuan Guru
9. Ferry Veronika S1 Perempuan Kepala sekolah
10. Novi Prima D3 Perempuan Guru
11. Jati Hadi Prakoso S1 Laki-laki Guru
12. Melindra S1 Perempuan Guru
13. Misrawati S1 Perempuan Guru
14. Nenden Wulansari S1 Perempuan Guru
15. Pratika S1 Perempuan Guru
16. Ridhatul Dewifartina S1 Perempuan Guru
17. Rina Fitria Nasution S1 Perempuan Guru
18. Ulin Dian Paramita S1 Perempuan Guru
19. Yayuk Sulistriorini S1 Perempuan Guru
20. Yunita wulansari S1 Perempuan Guru
21. Zakariyal Anshori S1 Laki-laki Guru
Lampiran 4
Data Tenaga Kependidikan Tahun Ajaran 2014/2015
No. Nama Pendidikan
Terakhir
Jenis
Kelamin
Jabatan
1. Ade Maria Ulfah S1 Perempuan Ka. Keuangan
2. Adi Wira Praja D3 Laki-laki Administrasi
3. Dadang Muhtar SMA Laki-laki Administrasi
4. Kiki Putri H. S1 Perempuan Administrasi
5. Lutfi STM Laki-laki Administrasi
6. Pitri Aropah MA Perempuan Administrasi
7. Eko Suharianto SLTA Laki-laki Satpam
8. Hariyanto STM Laki-laki Satpam
9. Murtanih SMA Laki-laki Satpam
10. Yopi Firmansyah STM Laki-laki Satpam
11. Anton Surya Ningrat SLTP Laki-laki Office Boy
12. Dayat Hidayat SMA Laki-laki Office Boy
13. Dedi Haryadi SMK Laki-laki Office Boy
14. Haryati Yuliah SMEA Perempuan Office Girl
15. Herdiaji SMK Laki-laki Teknisi
16. Kurniawan SLTP Laki-laki Office Boy
17. Muhadi SLTP Laki-laki Office Boy
18. Nuraini MA Perempuan Office Girl
19. Pinastika Dewanti SMA Perempuan Asisten Guru
20. Bono Nurochim SMA Laki-laki Guru Ummi
21. Desi Mulyana SMA Perempuan Guru Ummi
22. R. Rina Ruswiana S1 Perempuan Guru Ummi
Lampiran 5
Data Rombongan Belajar 2014/2015
No. Kelas Nama Rombel Jenis kelamin
L P Total
1. 1 Saron 13 9 22
2. 1 Kolintang 10 8 18
3. 1 Saluang 6 4 10
4. 1 Tambo 6 6 12
5. 2 Talempong 11 9 20
6. 2 Gendang 10 9 19
7. 2 Calung 13 3 16
8. 2 Tifa 8 1 9
9. 3 Rebana 12 14 26
10. 4 Gambang 8 8 16
11. 4 Ukulele 8 9 17
12. 5 Rebab 9 12 21
13. 5 Sasando 9 6 15
14. 6 Kecapi 9 8 17
15. 6 Kerinding 7 10 17
Total 139 116 255
Lampiran 6
Data Sarana SD Islam Binakheir
No. Jenis Sarana Jumlah Letak Keterangan
1. Komputer TU 5 Ruang Tata Usaha Laik
2. Bell Sekolah 1 Ruang Tata Usaha Laik
3. Meja TU 7 Ruang Tata Usaha Laik
4. Tape Recorder 1 Ruang Tata Usaha Laik
5. Mesin potokopi 1 Ruang Tata Usaha Laik
6. Kursi dan meja tamu 1 Ruang Tata Usaha Laik
7. Rak buku 4 Ruang Tata Usaha Laik
8. Lemari/filling cabinet 9 Ruang Tata Usaha Laik
9. Tempat sampah 2 Ruang Tata Usaha Laik
10. Kursi TU 7 Ruang Tata Usaha Laik
11. Printer TU 2 Ruang Tata Usaha Laik
12. Jam dinding 2 Ruang Tata Usaha Laik
13. Proyektor 2 Ruang Tata Usaha Laik
14. Simbol kenegaraan 46 Kelas 1-6 Laik
15. Tempat sampah 15 Kelas1-6 Laik
16. Meja dan kursi siswa 459 Kelas1-6 Laik
17. Meja dan kursi guru 30 Kelas1-6 Laik
18. Lemari/filling cabinet 5 Kelas1-6 Laik
19. Papan tulis 5 Kelas1-6 Laik
20. Jam dinding 15 Kelas1-6 Laik
21. Perlengkapan Ibadah 5 Musolah Laik
22. Meja dan kursi pimpinan 2 Ruang Kepala Sekolah Laik
23. Lemari/filling cabinet 2 Ruang Kepala Sekolah Laik
24. Meja multimedia 14 Lab. Komputer Laik
25. Komputer 46 Lab. Komputer Laik
26. Meja dan kursi guru 4 Lab. Komputer Laik
27. Meja dan kursi siswa 46 Lab. Komputer Laik
28. Papan tulis 2 Lab. Komputer Laik
29. Jam dinding 2 Lab. Komputer Laik
30. Simbol kenegaraan 3 Lab. Komputer Laik
Lampiran 7
Data Prasarana SD Islam Binakheir
No. Nama Prasarana Panjang
(m)
Lebar
(m)
Rata-rata
Kondisi
Kerusakan
Status
Kepemilikan
1. Aula 16 2 0,56 Milik
2. Kelas 1 8 6 0,00 Milik
3. Kelas 1 8 6 0,00 Milik
4. Kelas 1 8 6 0,00 Milik
5. Kelas 2 8 6 0,00 Milik
6. Kelas 2 8 6 0,00 Milik
7. Kelas 2 8 6 0,00 Milik
8. Kelas 3 8 6 0,00 Milik
9. Kelas 3 8 6 0,00 Milik
10. Kelas 3 8 6 0,00 Milik
11. Kelas 4 8 6 0,00 Milik
12. Kelas 4 8 6 0,00 Milik
13. Kelas 5 8 6 0,00 Milik
14. Kelas 5 8 6 1,11 Milik
15. Kelas 6 8 6 1,39 Milik
16. Kelas 6 8 6 1,28 Milik
17. Lab. Komputer 8 6 0,00 Milik
18. Laboraturium Komputer 8 6 1,22 Milik
19. Lapangan 23 9 0,00 Milik
20. Mushola 5 4 0,56 Milik
21. Mushola 5 3 0,17 Milik
22. Ruang Kepala Sekolah 5 4 0,00 Milik
23. Ruang Perpustakaan 16 12 0,00 Milik
24. Ruang Tata Usaha 8 6 0,28 Milik
25. Ruang Tata Usaha 8 6 0,39 Milik
26. Ruang UKS 8 6 0,00 Milik
27. Toilet Laki-laki 3 2 0,11 Milik
28. Toilet Perempuan 3 2 0,00 Milik
Lampiran 8
Sasaran dan Tujuan SD Islam Binakheir
a. Sasaran Jangka Menengah (4 Tahun)
1) Tersosialisasinya Islamic Character Building (school values)
2) Tersusunnya program pengembangan sumber daya manusia (SDM)
yang baku
3) Tersusunnya sistem keuangan yang akuntabel
4) Tercapainya akreditasi sekolah dengan predikat unggul “A”
5) Terwujudnya pusat sumber belajar (PSB) yang mapan
6) Tersusunnya standar administrasi sekolah yang lengkap dan
memadai
b. Sasaran Jangka Panjang (8 Tahun)
1) Terbentuknya 75% Islamic Character Building
2) Tersusunnya 100% BKS dengan penyempurnaan
3) Terumuskannya sistem evaluasi yang baku di BKS
4) Terbentuknya forum komunikasi peduli pendidikan di tingkat
regional
c. Tujuan Institusional
Setelah menjalani pendidikan di Binakheir School, siswa
ditargetkan memiliki sikap perilaku yang mendukung pemilikan
keterampilan hidup (life skills), sebagai berikut:
1) Beriman dan memiliki dorongan kuat untuk beramal-saleh, baik
secara individual maupun sosial.
2) Berakhlak terpuji. Yakni, memiliki kecerdasan emosional, sosial,
moral, dan spiritual, memiliki Adversity Quotient (keuletan,
kesabaran, dan ketabahan) yang tinggi, serta cinta lingkungan-
hidup.
3) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi pilihan
spesialisasinya;
4) Cinta dan terampil dalam belajar dan pengembangan ilmu.
5) Kreatif, inovatif, komunikatif, dan penuh percaya diri (self-
confident).
Lampiran 9
Renovasi lantai 3 dan 4
Lampiran 10
Tugas dan Tanggung Jawab Staff Keuangan
1. Kasir (Pemegang Uang)
a. Meyiapkan bukti penerimaan kas untuk penerimaan dana secara tunai.
b. Menyiapkan bukti pengeluaran kas untuk pembayaran secara tunai.
c. Menyiapkan bukti penerimaan bank untuk penerimaan dana masuk ke
rekening bank lembaga.
d. Menyiapkan cek, bilyet giro, dan bukti pengeluaran bank untuk
pembayaran atau pengeluaran dana dari rekening bank lembaga.
e. Meminta tandatangan pada cek atau bilyet giro kepada yang berwenan,
memberikan otorisasi pengeluaran dana dari bank.
f. Meminta tandatangan bukti penerimaan kas, bukti pengeluaran kas,
bukti penerimaan bank, dan bukti pengeluaran bank dari pihak yang
berwenang dan pihak-pihak yang berhubungan dengan transaksi yang
terjadi.
g. Mencatat bukti penerimaan kas dan bukti pengeluaran kas pada buku
kas.
h. Mencatat bukti penerimaan bank dan bukti pengeluaran bank pada
buku bank.
i. Memverifikasi kesesuaian antara bukti pendukung dengan
pertanggungjawaban penggunaan bon sementara oleh pengguna.
j. Merapikan bukti pendukung disesuaikan dengan bukti internal.
k. Meyerahkan bukti internal (pengeluaran kas/bank dan penerimaan
kas/bank) beserta bukti pendukung pada staf akunting.
l. Menyiapkan permohonan dana pengisian kas dilampiri bukti
pendukung eksternal.
m. Meyiapkan slip gaji untuk setiap karyawan.
n. Mempotokopi cek dan menguangkan cek ke bank.
o. Menyetorkan gaji bersih ke rekening karyawan atau menyerahkan gaji
bersih kepada karyawan secara tunai.
p. Memotong dan meyerahkan biaya-biaya kesejahteraan karyawan dan
gaji kepada pihak yang berkepentingan berdasarkan kesepakatan
karyawan yang bersangkutan.
q. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administrasi.
2. Pembukuan
a. Menerima bukti internal (pengeluaran kas/bank dan penerimaan
kas/bank).
b. Memverifikasi kesesuaian antara bukti internal (pengeluaran kas/bank
dan penerimaan kas/bank) beserta bukti pendukung dan
kelengkapannya.
c. Memeriksa kelengkapan tandatangan pada setiap bukti internal
(pengeluaran kas/bank dan penerimaan kas/bank).
d. Membukukan transaksi (pengeluaran kas/bank dan penerimaan
kas/bank) pada software akuntansi berupa jurnal.
e. Mengarsipkan bukti internal (pengeluaran kas/bank dan penerimaan
kas/bank) beserta bukti pendukung dan kelengkapannya.
f. Memproses jurnal transaksi menggunakan software akuntansi.
g. Menyajikan laporan keuangan sesuai standar PSAK no. 45.
h. Menyajikan informasi keuangan kepada manajemen dan yayasan.
i. Menganalisa laporan keuangan.
Lampiran 11
LAPORAN KEUANGAN
SD ISLAM BINAKHEIR
TAHUN 2014
Sekolah Binakheir
Working Trial Balance
Per 31 Desember 2014
NERACA Per Ledger
30/12/2014
Jumlah Aktiva Lancar
Nilai Buku Aktiva Tetap
Total Aktiva
Jumlah Ekuitas
Laporan Laba Rugi Per Ledger
30/12/2014
Jumlah Beban Usaha
Laba Bersih
Laporan Perubahan Ekuitas Per Ledger
30/12/2014
Saldo Per 1 Januari 2014
Laba (Rugi) Desember 2014
Saldo Per 31 Desember 2014
Laporan Arus Kas Per Ledger
30/12/2014
Kas dan Setara Kas pada Saat Akhir Periode
Analisa laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
BIODATA PENULIS
Fierda Shafratunnisa, NIM. 1111018200028,
Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015.
Penulis lahir di Bogor, 15 Agustus 1992. Bertempat
tinggal di Jl. Setu Baru Rt. 02/01 No. 9 Kec./Kel.
Sukmajaya Kota Depok 16412. Penulis merupakan anak
ketiga dari lima bersaudara. Orang tua penulis ialah Drs. Yayat Juhayat, MM dan
E. Nuraini.
Riwayat pendidikan di SD Negeri Sukamaju III Depok tahun 1998-2004,
SMP Negeri 6 Depok tahun 2004-2007, MA Negeri Cibinong tahun 2007-2010,
dan Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011-2015.
Organisasi yang pernah diikuti selama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
adalah FORSA (Forum Olah Raga Mahasiswa) dan HMJ (Himpunan Mahasiswa
Jurusan) Manajemen Pendidikan. Alamat Email: [email protected].