pengaruh religiusitas dan fraud trianglerepository.stieykpn.ac.id/145/1/ringkasan skripsi...
TRANSCRIPT
PENGARUH RELIGIUSITAS DAN FRAUD TRIANGLE
TERHADAP PERILAKU KORUPSI
RINGKASAN SKRIPSI
Diajukan Kepada
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Yayasan Keluarga Pahlawan Negara
Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
ULFA AULIN
NIM. 111426954
JURUSAN AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
2018
2
3
ABSTRAK
PENGARUH RELIGIUSITAS DAN FRAUD TRIANGLE TERHADAP PERILAKU
KORUPSI
Oleh:
Ulfa Aulin
(111426954)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Religiusitas dan Fraud
Triangle terhadap Perilaku Korupsi. Penelitian ini menggunakan subjek penelitian
karyawan STIE YKPN dan PT Antam tbk yang berjumlah 74 sampel, tetapi hanya 48
sampel yang bisa diolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan kuesioner.Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.Hasil penelitian ini
adalah Religiusitas (ibadah dan akhlak) dan kesempatan (Fraud Triangle) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Korupsi, sedangkan Fraud Triangle
(tekanan dan rasionalisasi) berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Korupsi.
Kata kunci: Religiusitas, Fraud Triangle, dan Perilaku Korupsi
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
THE INFLUENCE OF RELIGIOSITY AND FRAUD TRIANGLE TO
CORRUPTION BEHAVIOR
By:
Ulfa Aulin
(111426954)
This research wasconducted to determine the effect of Religiosity and Fraud
Triangle on Corruption Behavior. This study uses research subjects of STIE YKPN
employees and PT Antam tbk totaling 74 samples, but only 48 samples can be
processed. Data collection techniques used are questionnaires. The data analysis
technique used ismultiple regression analysis. The results of this study are Religiosity
(worship and morals) and opportunities (Fraud Triangle) do not have a significant
effecton Corruption Behavior. While Fraud Triangle (pressure and rationalization)
has a significant effect on Corruption Behavior.
Keyword: Religiosity, Fraud Triangle, and Corruption Behavior
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Banyaknya kasus korupsi di Indonesia menjadikan Indonesia berada diperingkat 96
dari 180 negara di dunia yang melakukan perilaku korupsi.Menurut UU No. 20
Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.Pada umumnya orang yang
melakukan perilaku korupsi itu memiliki jabatan yang tinggi, memiliki wewenang
atas jabatannya dan memiliki gaji yang tinggi.
Ada beberapa hal yang memungkinkan munculnya perilaku korupsi, salah
satunya bisa terjadi karena adanya faktor fraud triangle yang memotivasi seseorang
untuk melakukan perilaku korupsi.Fraud triangle memiliki 3 elemen yaitu tekanan,
kesempatan dan rasionalisasi. Ketiga elemen tersebut dapat mempengaruhi terjadinya
perilaku korupsi karena orang yang melakukan perilaku korupsi memiliki tekanan
yang tinggi dari lingkungan dan keluarga untuk memenuhi gaya hidup mewah
walaupun gaji yang dimilikitinggi. Hal tersebut tidak akan pernah cukup untuk
memenuhi kebutuhan gaya hidup mewah seseorang yang melakukan perilaku
korupsi.Menurut Romney dan Steinbart, 2009tekanan adalah motivasi untuk
melakukan penipuan. Tekanan dapat berupa tekanan keuangan, seperti gaya hidup
yang berada di luar kemampuan atau memiliki banyak utang atau biasanya banyak
tagihan ketergantungan narkoba, dll.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
Menurut Romney dan Steinbart, 2009 peluang atau kesempatan adalah
kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan dan menutupi
suatu tindakan yang tidak jujur.Orangyang memiliki jabatan yang tinggi memiliki
kesempatan dalam melakukan perilaku korupsi. Kesempatan yang dimiliki oleh
seseorang yang melakukan korupsi itu berupa penyalahgunaan wewenang yang
dilakukan oleh para manajer ataupun pejabat untuk menganggarkan dana lebih tinggi
dari umumnya.
Sebagian orang yang melakukan perilaku korupsi melakukan pembenaran
dengan mengatakan bahwa gaji yang mereka miliki sangat rendah dan juga dengan
melakukan tindakan korupsi tersebut mereka dapat menghasilkan keuntungan yang
besar.Kebanyakan pelaku penipuan mempunyai alasan atau rasionalisasi yang
membuat mereka merasa perilaku yang ilegal tersebut sebagai sesuatu yang
wajar.Para pelaku membuat rasionalisasi bahwa mereka sebenarnya tidak benar-benar
berlaku tidak jujur atau bahwa alasan mereka melakukan penipuan lebih penting
daripada kejujuran dan integritas.Mungkin, rasionalisasi yang paling umum adalah
pelaku hanya “meminjam” aset yang dicuri karena mereka bermaksud untuk
mengembalikannya pada perusahaan.(Romney dan Steinbart, 2009)
Ini adalah beberapa contoh pejabat negara yang melakukan perilaku korupsi
adalah Menteri Agama Suryadarma Ali (22 Oktober 2009 hingga 28 Mei 2014)dan
Menteri Agama Said Agil Husin Al Munawar (22 Oktober 2001 – 21 Oktober 2004),
dari kedua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa ternyata orang yang memiliki
religiusitas yang tinggipun dapat dengan mudah melakukan perilaku korupsi padahal
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
ibadah dan akhlak yang mereka miliki tidak dapat diragukan lagi, ibadah yang selalu
dilakukan dengan tepat waktu dan mereka mempunyai akhlak yang baik.Menurut
Jalaluddin (2010) faktor internal (ibadah) yaitu faktor yang muncul dari dalam diri
seseorang yang mendorong seseorang untuk tunduk kepada Allah SWT dan faktor
eksternal (akhlak) yaitu faktor yang meliputi lingkungan masyarakat.Salah satu
lingkungan yang berpengaruh adalah lingkungan keluarga dimana keluarga adalah
sebuah sistem kehidupan sosial terkecil dan merupakan tempat seseorang anak
pertama kali belajar mengenai berbagai hal salah satunya adalah mengenai
religiusitas.Akan tetapi tidak semua orang yang memiliki tingkat religiusitas yang
tinggi melakukan perilaku korupsi.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Perilaku korupsi banyak terjadi pada orang yang memiliki jabatan tinggi, orang
yang memiliki wewenang atas jabatannya dan orang yang memiliki gaji yang
tinggi.
2. Perilaku korupsi kemungkinan disebabkan oleh pengendalian internal yang
lemah dari perusahaan ataupun organisasi lainnya.
Rumusan Masalah
Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak faktor yang mempengaruhi perilaku
korupsi.Berbagai macam motivasi seseorang untuk melakukan perilaku korupsi
menjadikan religiusitas tidak mampu lagi memberikan kontribusi yang pasti untuk
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
mencegah terjadinya korupsi diakibatkan karena tekanan yang didapat dari keluarga
dan lingkungan, kesempatan yang muncul dan pembenaran untuk melakukan perilaku
korupsi tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:
1. Apakah tekanan, kesempatan, rasionalisasi berpengaruh positif terhadap perilaku
korupsi?
2. Apakah ibadah dan akhlak berpengaruh negatif terhadap perilaku korupsi?
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka penulis membatasi masalahnya yaitu hanya
membahas tentang Pengaruh Religiusitas, dan Fraud Triangle terhadap Perilaku
Korupsi.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diambil, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh tekanan, kesempatan,
rasionalisasi, ibadah dan akhlak terhadap perilaku korupsi.
2. Memberikan bukti empiris pengaruh tekanan, kesempatan, rasionalisasi, ibadah
dan akhlak terhadap perilaku korupsi.
Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
1. Manfaat Teoritis
Untuk mengembangkan ilmu dan sebagai tambahan literature tentang
penelitian yang berhubungan dengan Pengaruh Religiusitas dan Fraud Triangle
terhadap Perilaku Korupsi.
2. Manfaat Praktis
Bagi Manajer
Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan tentang kecurangan yang
terjadi di kalangan karyawan dan dapat memahami faktor-faktor penyebabnyan
sehingga perusahaan dapat meminimalisir perilaku kecurangan tersebut.
LANDASAN TEORI
Kajian Teoritis
Kajian teori diambil dari referensi yang sesuai dengan variabel penelitian yaitu
religiusitas, fraud triangle dan perilaku korupsi.
Teori Religiusitas
1. Pengertian Religiusitas
Jalaluddin (2010) menjelaskan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan religiusitas seseorang antara lain:
1. Faktor internal yaitu faktor yang muncul dari dalam diri seseorang yang
mendorong seseorang untuk tunduk kepada Allah SWT.
2. Faktoreksternalyaitu faktor yang meliputi lingkungan
masyarakat.Lingkungan keluarga dimana keluarga adalah sebuah sistem
kehidupan sosial terkecil dan merupakan tempat seseorang anak pertama
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
kali belajar mengenai berbagai hal salah satunya adalah mengenai
religiusitas.
Teori Fraud Triangle
Pengertian Fraud
Teori yang mendasari penelitian ini adalah Fraud Triangle. Teori segitiga
kecurangan ini di perkenalkan dan dikembangkan oleh Romney dan Steinbart,
2009 penipuan (fraud) adalah sesuatu atau segala sesuatu yang digunakan
oleh seseorang untuk memperoleh keuntungan secara tidak adil terhadap
orang lain. Tindakan curang meliputi kebohongan, penyembunyian
kebenaran, muslihat dan kelicikan, dan tindakan tersebut sering mencakup
pelanggaran kepercayaan.Pelaku penipuan sering disebut sebagai penjahat
berkerah putih (white collar criminals), untuk membedakannya dari penjahat
yang melakukan kejahatan dengan kekerasan.
Sebab-sebab Terjadinya Penipuan
1. Tekanan
Tekanan adalah motivasi untuk melakukan penipuan. Tekanan dapat berupa
tekanan keuangan, seperti gaya hidup yang berada di luar kemampuan atau
memiliki banyak utang atau biasanya banyak tagihan ketergantungan narkoba,
dll. Sering kali pelaku merasa tekanan-tekanan semacam ini tidak dapat dibagi
dengan orang lain. Tekanan dapat juga berkaitan dengan pekerjaan.Beberapa
pegawai mencuri data, sehingga mereka dapat membawanya ke pekerjaan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
baru mereka atau perusahaan tempat mereka bekerja. Motivasi lain yang
mengarah pada tindakan curang adalah tekanan keluarga atau tekanan kerja,
ketidakstabilan emosi, dan tunjanganmenumbangkan sistem pengendalian
serta masuk ke dalam sistem. Pada umumnya yang mendorong terjadinya
fraud adalah kebutuhan atau masalah finansial.Tapi banyak juga yang hanya
terdorong oleh keserakahan.
Ada beberapa tekanan-tekanan yang mempengaruhi kecurangan,
antara lain: gaya hidup melebihi kemampuan, tingginya hutang pribadi,
pendapatan tidak cukup, rendahnya tingkat kredit, gaji yang rendah,
tidakadanya pengakuan atas kinerja, ketidakpuasan atas pekerjaan dan rasa
takut akan kehilangan pekerjaan, tantangan, tekanan keluarga/rekan kerja,
ketidakstabilan emosi dan kebutuhan akan kekuasaan.
2. Peluang atau Kesempatan
Peluang atau kesempatan adalah kondisi atau situasi yang memungkinkan
seseorang untuk melakukan dan menutupi suatu tindakan yang tidak
jujur.Peluang sering kali berasal dari kurangnya pengendalian internal. Situasi
lain yang mempermudah seseorang untuk melakukan penipuan adalah
kepercayaan berlebih atas pegawai utama, personil supervisi yang tidak
kompeten, tidak memperhatikan perincian, jumlah pegawai tidak memadai,
kurangnya pelatihan, dan kebijakan perusahaan yang tidak jelas.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud
terjadi.Biasanya disebabkan karena pengendalian internal suatu organisasi
yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di
antara 3 elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling
memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan
kontrol dan upaya deteksi dini terhadap fraud.
3. Rasionalisasi
Kebanyakan pelaku penipuan mempunyai alasan atau rasionalisasi yang
membuat mereka merasa perilaku yang ilegal tersebut sebagai sesuatu yang
wajar.Para pelaku membuat rasionalisasi bahwa mereka sebenarnya tidak
benar-benar berlaku tidak jujur atau bahwa alasan mereka melakukan
penipuan lebih penting daripada kejujuran dan integritas.Mungkin,
rasionalisasi yang paling umum adalah pelaku hanya “meminjam” aset yang
dicuri karena mereka bermaksud untuk mengembalikannya pada
perusahaan.Beberapa pelaku membuat rasionalisasi bahwa mereka tidak
menyakiti seseorang secara langsung.
Perilaku Korupsi
Definisi Fraud
Menurut Association of Certified Fraud Examiner, fraud(kecurangan) adalah
tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan
yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain (Ernst
and Young, 2012).
Kerangka Berpikir
Gambar 1Kerangka Berpikir
Perumusan Hipotesis
1. Hubungan Ibadah dengan Perilaku Korupsi.
Bagi umat beragama, Ibadah adalah cara umat beragama menunjukkan
ketaatannya pada Tuhan. Bagi agama Islam, shalat 5 waktu adalah ibadah, dan
bagi agama Budha, puja adalah ibadah.Jika ibadahnya baik, maka akan baik juga
perbuatannya atau amal-amalannya, dan jika buruk ibadahnya, maka
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
perbuatannya atau amal-amalannya juga akan buruk. Ini menunjukkan ibadah
dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.
Semua agama pasti mengajarkan hal yang baik dan mencegah untuk
melakukan perbuatan yang tercela karena adanya prisip sebab-akibat. Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan ibadah yang baik dan taat dapat mencegah
terjadinya korupsi, akan tetapi pada kenyataannya orang yang taat dalam
beribadah melakukan korupsi.
H1: ibadah berpengaruh negatif terhadap perilaku korupsi
2. Hubungan Akhlak dengan Perilaku Korupsi.
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang dari sifat
tersebut timbul suatu perbuatan dengan mudah atau gampang dan tidak perlu
banyak pemikiran dan pertimbangan. (al-imam al-Ghazali).
Akhlak erat kaitannya dengan perbuatan.Bila seseorang melakukan
perbuatan baik, maka perbuatan tersebut disebut akhlak mulia.Sebaliknya, bila
seseorang melakukan perbuatan buruk, maka perbuatan tersebut disebut akhlak
buruk.
H2: akhlak berpengaruh negatif terhadap perilaku korupsi.
3. Hubungan Tekanan dengan Perilaku Korupsi.
Tekanan adalah motivasi untuk melakukan penipuan. Tekanan dapat berupa
tekanan keuangan, seperti gaya hidup yang berada di luar kemampuan atau
memiliki banyak utang atau biasanya banyak tagihan ketergantungan narkoba, dll.
(Romney dan Steinbart, 2009)
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
Tekanan menyebabkan seseorang melakukan kecurangan. Tekanan dapat
berupa bermacam-macam termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain.
Tekanan paling sering datang dari adanya tekanan kebutuhan keuangan.
Kebutuhan ini seringkali dianggap kebutuhan yang tidak dapat dibagi dengan
orang lain untuk bersama-sama menyelesaikannya sehingga harus diselesaikan
secara tersembunyi dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya kecurangan.
H3: tekanan berpengaruh positif terhadap perilaku korupsi.
4. Hubungan Kesempatan dengan Perilaku Korupsi.
Peluang atau kesempatan adalah kondisi atau situasi yang memungkinkan
seseorang untuk melakukan dan menutupi suatu tindakan yang tidak jujur.Peluang
sering kali berasal dari kurangnya pengendalian internal. Situasi lain yang
mempermudah seseorang untuk melakukan penipuan adalah kepercayaan berlebih
atas pegawai utama, personil supervisi yang tidak kompeten, tidak
memperhatikan perincian, jumlah pegawai tidak memadai, kurangnya pelatihan,
dan kebijakan perusahaan yang tidak jelas (Romney dan Steinbart, 2009).
Adanya peluang memungkinkan terjadinya kecurangan.Peluang tercipta
karena adanya kelemahan pengendalian internal, ketidakefektifan pengawasan
manajemen, atau penyalahgunaan posisi atau otoritas.Kegagalan untuk
menetapkan prosedur yang memadai untuk mendeteksi aktivitas kecurangan juga
meningkatkan peluang terjadinya kecurangan.
H4: kesempatan berpengaruh positif terhadap perilaku korupsi.
5. Hubungan Rasionalisasi dengan Perilaku Korupsi.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
16
Kebanyakan pelaku penipuan mempunyai alasan atau rasionalisasi yang membuat
mereka merasa perilaku yang ilegal tersebut sebagai sesuatu yang wajar.Para
pelaku membuat rasionalisasi bahwa mereka sebenarnya tidak benar-benar
berlaku tidak jujur atau bahwa alasan mereka melakukan penipuan lebih penting
daripada kejujuran dan integritas.Mungkin, rasionalisasi yang paling umum
adalah pelaku hanya “meminjam” aset yang dicuri karena mereka bermaksud
untuk mengembalikannya pada perusahaan ( Romney dan Steinbart, 2009).
Rasionalisasi adalah komponen penting dalam banyak kecurangan
(fraud).Rasionalisasi menyebabkan pelaku kecurangan mencari pembenaran atas
perbuatannya.Rasionalisasi merupakan bagian dari fraud triangle yang paling
sulit diukur (Skousen et al., 2009).
H5: rasionalisasi berpengaruh positif terhadap perilaku korupsi.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam peneltian ini adalah metode kuantitatif.Metode kuantitatif
merupakan metode yang data penelitiannya berwujud angka-angka sebagai hasil
observasi atau pengukuran (Widoyoko, 2012:21).Metode ini digunakan untuk
meneliti pengaruh dari religiusitas, dan fraud triangle terhadap perilaku korupsi.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Penelitian
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
17
Responden penelitian ini adalah Karyawan STIE YKPN dan Karyawan PT Antam
tbk. Kuesioner yang disebar dalam penelitian ini sebanyak 80 kuesioner yang
pembagiannya 30 kuesioner kepada karyawan STIE YKPN dan 50 kuesioner kepada
karyawan PT Antam tbk.
Gambaran Umum Responden
Tabel 1Data Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Kuesioner yang disebar 80 100%
2 Kuesioner yang tidak
kembali
6 7,5%
3 Kuesioner yang
kembali
74 92,5%
4 Kuesioner yang tidak
dipakai
26 32,5%
6 Kuesioner yang dipakai 48 60%
Pengujian dan Hasil Analisis Data
Hasil Analisis Validitas Realibilitas, Statistik Deskriptif
1. Hasil Uji Reliabilitas
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alfa >
0,60 (Ghozali, 2011). Hasil Uji Reliabilitas akan disajikan dalam bentuk
Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Batasan Keterangan
Dimensi Ibadah 0,895 0,6 Reliabel
Dimensi Akhlak 0,867 0,6 Reliabel
Tekanan 0,733 0,6 Reliabel
Kesempatan 0,859 0,6 Reliabel
Rasionalisasi 0,863 0,6 Reliabel
Perilaku Korupsi 0,911 0,6 Reliabel
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
18
Table 3 diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
ibadah sebesar 0,895; variabel akhlak sebesar 0,867; variabel tekanan sebesar
0,733; variabel kesempatan sebesar 0,859; variabel rasionalisasi sebesar 0,863
dan variabel perilaku korupsi sebesar 0,911. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena nilai
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.
2. Hasil Uji Validitas
Hasil uji validitas untuk semua variabel dinyatakan valid.
3. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ibadah, akhlak, tekanan,
kesempatan, rasionalisasi dan perilaku korupsi diuji secara statistik deskriptif
seperti yang terlihat pada Tabel10 di bawah ini.
Tabel 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel N Min Max Mean Std.
Deviation
Ibadah 48 34,00 50,00 43,8542 5,12810
Akhlak 48 47,00 65,00 56,3333 5,42780
Tekanan 48 7,00 29,00 15,1667 4,11191
Kesempatan 48 8,00 36,00 16,2917 5,23474
Rasionalisasi 48 8,00 32,00 17,8125 4,83188
PerilakuKorupsi 48 9,00 40,00 15,2292 5,68402
Berdasarkan Tabel 10 di atas diperoleh informasi bahwa variabel ibadah
memperolehtotal jawaban minimum responden sebesar 34 dan maksimum sebesar
50, dengan rata-rata 43,85. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
19
responden sangat setuju dengan pernyataan ibadah dalam kuesioner. Hal ini
berlaku juga untuk variabel yang lain.
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
a. Pengaruh Ibadah Terhadap Perilaku Korupsi
Hasil analisis uji t untuk variabel ibadah diperoleh nilai t hitung sebesar -0,485
dan nilai t tabel sebesar 1,960.Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih
kecil dari nilai t tabel. Kemudian untuk nilai probabilitas sebesar 0,630 artinya
lebih besar dari nilai signifikansinya 0,05. Perolehan tersebut berarti H0 diterima
atau dapat dikatakan bahwa ibadah tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku
korupsi.
Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat variabel ibadah maka
menurunkan intensi untuk cenderung melakukan Perilaku Korupsi, begitu pula
sebaliknya semakin rendah ibadah maka akan meningkatkan intensi untuk
cenderung melakukan perilaku korupsi.
b. Pengaruh Akhlak Terhadap Perilaku Korupsi
Hasil analisis uji t untuk variabel akhlak diperoleh nilai t hitung sebesar -0,685
dan nilai t tabel sebesar 1,960.Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih
kecil dari nilai t tabel. Kemudian untuk nilai probabilitas sebesar 0,497 artinya
lebih besar dari nilai signifikansinya 0,05. Perolehan tersebut berarti H0 diterima
atau dapat dikatakan bahwa akhlak tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku
korupsi.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
20
Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat variabel akhlak maka
menurunkan intensi untuk cenderung melakukan perilaku korupsi, begitu pula
sebaliknya semakin rendah akhlak maka akan meningkatkan intensi untuk
cenderung melakukan perilaku korupsi.
c. Pengaruh Tekanan Terhadap Perilaku Korupsi
Hasil analisis uji t untuk variabel tekanan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,159
dan nilai t tabel sebesar 1,960.Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih
besar dari nilai t tabel. Kemudian untuk nilai probabilitas sebesar 0,037 artinya
lebih kecil dari nilai signifikansinya 0,05. Perolehan tersebut berarti H0 ditolak
atau dapat dikatakan bahwa tekanan berpengaruh signifikan terhadap perilaku
korupsi.
Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat variabel tekanan
maka meningkatkan intensi untuk cenderung melakukan perilaku korupsi, begitu
pula sebaliknya semakin rendah tekanan maka akan menurunkan intensi untuk
cenderung melakukan perilaku korupsi.
d. Pengaruh Kesempatan Terhadap Perilaku Korupsi
Hasil analisis uji t untuk variabel kesempatan diperoleh nilai t hitung sebesar
1,252 dan nilai t tabel sebesar 1,960.Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung
lebih kecil dari nilai t tabel. Kemudian untuk nilai probabilitas sebesar 0,218
artinya lebih besar dari nilai signifikansinya 0,05. Perolehan tersebut berarti H0
diterima atau dapat dikatakan bahwa kesempatan tidak berpengaruh signifikan
terhadap perilaku korupsi.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
21
Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat variabel kesempatan
maka menurunkan intensi untuk cenderung melakukan perilaku korupsi, begitu
pula sebaliknya semakin rendah kesempatan maka akan meningkatkan intensi
untuk cenderung melakukan perilaku korupsi. Hasil penelitian ini sama seperti
hasil penelitian dari Irfan Zamzam, Suriana AR. Mahdi, dan Resmiyati Ansar.
kesempatan tidak berpengaruh signifikan karena tidak banyak orang bisa
mengenali peluang untuk melakukan perilaku korupsi
e. Pengaruh Rasionalisasi Terhadap Perilaku Korupsi
Hasil analisis uji t untuk variabel rasionalisasi diperoleh nilai t hitung sebesar
2,450 dan nilai t tabel sebesar 1,960.Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung
lebih besar dari nilai t tabel. Kemudian untuk nilai probabilitas sebesar 0,019
artinya lebih kecil dari nilai signifikansinya 0,05. Perolehan tersebut berarti H0
ditolak atau dapat dikatakan bahwa rasionalisasi berpengaruh signifikan terhadap
perilaku korupsi.
Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat variabel rasionalisasi
maka meningkatkan intensi untuk cenderung melakukan perilaku korupsi, begitu
pula sebaliknya semakin rendah rasionalisasi maka akan menurunkan intensi
untuk cenderung melakukan perilaku korupsi.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang Pengaruh Religiusitas (ibadah dan akhlak) dan Fraud
Triangle (tekanan, kesempatan dan rasionalisasi) terhadap Perilaku Korupsi. Analisis
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
22
dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda dengan program
Statistical Package for Social Science (SPSS) Ver. 15. Populasi dalam penelitian ini
adalah karyawan STIE YKPN dan karyawan PT Antam tbk.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, maka dapat
disimpukan menjadi beberapa poin di bawah ini:
1. Tidak terdapat pengaruh signifikan pada variabel ibadah, akhlak dan kesempatan
terhadap perilaku korupsi di STIE YKPN dan PT Antam tbk.
2. Terdapat pengaruh signifikan pada variabel tekanan dan rasionalisasi terhadap
perilaku korupsi di STIE YKPN dan PT Antam tbk
Keterbatasan Penelitian
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Adapun keterbatasan
dalam penelitian ini adalah:
1. Sedikitnya kuesioner yang dapat diolah karena penelitian dilakukan ketika bulan
Ramadhan dan mendekati cuti bersama Lebaran, yang mana karyawan sudah cuti
lebih dahulu, sehingga tidak semua karyawan bersedia menjadi responden.
2. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner. Adapun keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu
terkadang jawaban yang diberikan oleh responden tidak menunjukkan keadaan
yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
23
Aisyah, Ika Nur., dan Andraeny, Dita. 2017. Analisis Keefektifan Pengendalian
Internal, Budaya Etis, dan Religiusitas Terhadap Kecurangan (Studi Pada BRI
Syariah Cabang Surakarta). SKRIPSI.
Al Munawar, Said Agil Husin. 2018.
https://id.wikipedia.org/wiki/Said_Agil_Husin_Al_Munawar.Diakses 31 Juli
2018.
Alatas, Syed Hussein. 1983. Sosiologi Korupsi: Sebuah Penjelajahan Dengan Data
Kontemporer. http://www.agunghonesta.com/2015/12/menanti-akhir-pusaran-
korupsi-catatan.html. Diakses 31 Juli 2018.
Ali, Suryadharma. 2018. https://id.wikipedia.org/wiki/Suryadharma_Ali.Diakses 31
Juli 2018.
Ancok, Djamaludin dan Fuat Nashori Suroso. 2001. Psikolog Islami solusi islam atas
problem-problem psikolog. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://psiervianto.blogspot.com/2016/03/pengertian-dimensi-faktor-yang.html.
Diakses 15 Juli 2018.
Anwar, Syamsul, 2006, Fikih Antikorupsi Perspektif Ulama Muhammadiyah Majelis
Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Jakarta: Pusat studi Agama dan
Peradaban (PSAP).http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pengertian-model-
bentuk-jenis-korupsi.html. Diakses 31 Juli 2018.
Association of Certified Fraud Examiner (ACFE). Report To The Nations On
Occupational Fraud And Abuse. 2014.
http://media.neliti.com/media/publication/185197-ID-persepsi-pengaruh -fraud-
triangle-terhadap.pdf.Diakses 31 Juli 2018.
Association of Certified Fraud Examiner (ACFE). Report To The Nations On
Occupational Fraud And Abuse. 2004.
http://media.neliti.com/media/publication/185197-ID-persepsi-pengaruh -fraud-
triangle-terhadap.pdf.Diakses 31 Juli 2018.
Azhar, Muhammad, 2003, PendidikanAntikorupsi, Yogyakarta: LP3 UMY,
Partnership, Koalisis Antarumat Beragama untuk
Antikorupsi.http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pengertian-model-bentuk-
jenis-korupsi.html. Diakses 31 Juli 2018.
Daradjat, Z. 1996. Ilmu jiwa agama. Jakarta: Bulan Bintang.
http://psiervianto.blogspot.com/2016/03/pengertian-dimensi-faktor-yang.html.
Diakses 15 Juli 2018.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
24
Dr. Rumadi. 2017. https://www.kpk.go.id/id/berita/publik-bicara/102-opini/4104-
taat-beribadah-tapi-banyak-korupsi.Diakses 20 Juli 2018.
Ernst,& Young. 2012. Deterrence and detection of financial fraud.
http://www.ey.com/in/en/services/assurance/fraud-investigation_dispute-
services/deterrence-and-detection-of-financial-fraud. Diakses 16 Juli 2018.
Fadillah, Ramadhlan. 2014. Sudah Dua menteri agama di Indonesia terjerat kasus
korupsi.https://www.merdeka.com/peristiwa/sudah-dua-menteri-agama-di-
indonesia-terjerat-kasus-korupsi.html. Diakses 31 Juli 2018.
Faisal Dwi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Melakukan Tindakan
Kecurangan AkademikDengan Perpektif Fraud Diamond dan Religiusitas
(Studi pada Mahasiswa-Mahasiswa Akuntansi Universitas Islam Indonesia).
2018.
Fawa’id, Ahmad,dkk, 2006, NU Melawan Korupsi: Kajian Tafsir dan Fiqih, Jakarta:
Tim Kerja Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama.http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pengertian-model-bentuk-jenis-
korupsi.html. Diakses 31 Juli 2018.
Fetzer Institute. 1999. Multidimesional measurement of religiousness, spiritually for
use in health research. National Institute On Aging Working Group.
Kalamazoo: John. E Fetzer Institute.
http://psiervianto.blogspot.com/2016/03/pengertian-dimensi-faktor-yang.html.
Diakses 15 Juli 2018.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi analisis multivariate dengan program ibm spss 19. Ed
kelima. Semarang: Universitas Diponegoro. http://eprints.iain-
surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI%20full.pdf. Diakses 31 Juli 2018.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Undip. http://eprints.iain-
surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI%20full.pdf. Diakses 31 Juli 2018.
Ghozali.2009. Uji Validitas dan Reliabilitas.http://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-
v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/. Diakses 31 Juli 2018.
Glock, C. Y., dan Stark, R. !970. Religion and society in tension. San Francisco:
Rand McNally. http://psiervianto.blogspot.com/2016/03/pengertian-dimensi-
faktor-yang.html. Diakses 15 Juli 2018.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
25
Gujarati, D. N., dan Porter, D. C. 2012. Dasar-dasar ekonometrika. Jakarta: Salemba
Empat. http://eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI%20full.pdf. Diakses
31 Juli 2018.
Hafizah, Nurul.,Novita WeningTyas Respati, dan Chairina. 2016. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kecurangan Laporan Keuangan Dengan Analisis Fraud
Triangle.
Hidayah, Aep Nurul. 2017. Pengertian Perilaku.
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2017/09/11/pengertian-perilaku-by-aep-
nurul-hidayah/. Diakses 31 Juli 2018.
Jalaluddin. 2010. Psikolog agama. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
http://psiervianto.blogspot.com/2016/03/pengertian-dimensi-faktor-yang.html.
Diakses 15 Juli 2018.
Kitab Suci Agama Buddha.Majjhima Nikaya. Syair 117
Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006, Memahami Untuk Membasmi; Buku Saku
Untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Komisi Pemberantasan
Korupsi.http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pengertian-model-bentuk-
jenis-korupsi.html. Diakses 31 Juli 2018.
Kurniawati, Ema. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Finansial
Statement Fraud Dalam Perpektif Fraud Triangle. Semarang.
http://media.neliti.com/media/publication/185197-ID-persepsi-pengaruh -fraud-
triangle-terhadap.pdf. Diakses 31 Juli 2018.
Kusuma, Muhammad Faisal Dwi. 2018. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Mahasiswa Melakukan Tindakan Kecurangan Akademik Dengan Perpektif
Fraud Diamond dan Religiusitas (Studi pada Mahasiswa-Mahasiswa Akuntansi
Universitas Islam Indonesia). SKRIPSI.
Marliani, Meri., dan Jogi, Yulius. 2015. Presepsi Pengaruh Fraud Triangle Terhadap
Pencurian Kas.SKRIPSI.
Muzadi, H,1978.Strategi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.Bandung:Sinar Baru
Nasir, Ridwan, 2006, Dialektika Islam dengan Problem Kontemporer, IAIN Press &
LKiS.http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pengertian-model-bentuk-jenis-
korupsi.html. Diakses 31 Juli 2018.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
26
Pamungkas, Imang Dapit. 2014. Pengaruh Religiusitas dan Rasionalisasi Dalam
Mencegah dan Mendeteksi Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi.http://jurnal.unikal.ac.id/index.php/jebi/article/view/229/213. Diakse
31 Juli 2018.
Pope, Jeremy, 2003, Strategi Memberantas Korupsi; Elemen Sistem Integritas
Nasional, (terj.) Masri Maris, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pengertian-model-bentuk-
jenis-korupsi.html. Diakses 31 Juli 2018.
Priyanto, D. 2008. Mandiri belajar spss. Yogyakarta: Mediakom. http://eprints.iain-
surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI%20full.pdf. Diakses 31 Juli 2018.
Riyanto, Agung. 2014. Korupsi Dalam Perspektif Agama
Budha.http://22agungriyanto.blogspot.com/2014/12/korupsi-dalam-perspektif-
agama-buddha.html. Diakses 31 Juli 2018.
Romney, Marshall and Paul John Steinbart.Accounting Information
Systems.2009.http://hanafebriani16.blogspot.com/2013/12/penjelasan-chapter-
5-computer-fraud.html.Diakses 31 Juli 2018.
Safrilsyah., Baharudin, Rozumah., dan Duraseh Nurdeng. 2010. Religiusitas Dalam
Perspektif Islam: Suatu Kejadian Psikologi Agama.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=266007&val=7080&title=
RELIGIUSITAS%20DALAM%20PERSPEKTIF%20ISLAM:%20Suatu%20K
ajian%20Psikologi%20Agama. Diakses 31 Juli 2018.
Sari, L. M. 2013.Tingkat Religiusitas dengan kecemasan menghadapi
menopause.Jurnal Online
Psikolog.http://psiervianto.blogspot.com/2016/03/pengertian-dimensi-faktor-
yang.html. Diakses 15 Juli 2018.
Sekaran, U. 2007. Research Methods for Business. Jakarta: Salaemba Empat.
http://eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI%20full.pdf. Diakses 31 Juli
2018.
Silaban, Dominggus,SH.MH. 2009, Pemahaman Unsur Memperkaya Dan Atau
Menguntungkan Pada Tindak Pidana
Korupsi.http://dominggussilaban.blogspot.com/2009/11/pemahaman-unsur-
memperkaya-dan-atau.html. Diakses 31 Juli 2018.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
27
Simbolon, Andrian Harry. 2010. Mengupas Seluk Beluk Fraud dan Cara
Mengatasinya. http://media.neliti.com/media/publication/185197-ID-persepsi-
pengaruh -fraud-triangle-terhadap.pdf.Diakses 31 Juli 2018.
Siswanto. 2007. Kesehatan mental konsep, cakupan dan perkembangannya.
Yogyakarta ANDI
Yogyakarta.http://psiervianto.blogspot.com/2016/03/pengertian-dimensi-faktor-
yang.html. Diakses 15 Juli 2018.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2002), hlm. 70.
Sugiyono. 2013. Statistika untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
http://eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI%20full.pdf. Diakses 31 Juli
2018.
Suryabrata, Sumadi. 2004. Uji Validitas dan Reliabilitas.
http://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-
l-i-t-a-s/. Diakses 31 Juli 2018.
Thouless, H. 2000. Pengantar Psikologi agama. Jakarta: Rajawali Press.
http://psiervianto.blogspot.com/2016/03/pengertian-dimensi-faktor-yang.html.
Diakses 15 Juli 2018.
Widoyoko, E. P. 2012. Teknik penyusunan instrument penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Belajar. http://eprints.iain-surakarta.ac.id/842/1/SKRIPSI%20full.pdf.
Diakses 31 Juli 2018.
Zamzam, Irfan., AR, Suriana., Mahdi., dan Ansar, Resmiyati. 2017. Pengaruh Fraud
Diamond dan Tingkat Religiusitas Terhadap Kecurangan Akademik (Studi
Pada Mahasiswa S-1 Di Lingkungan Perguruan Tinggi Se Kota Ternate).
SKRIPSI
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id