penggunaan obat untuk lansia

Upload: iinnah-mmuthma-innah

Post on 02-Jun-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    1/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Salah satu kelompok umur yang sering luput dari pertimbangan-

    pertimbangan khusus dalam pemakaian obat adalah kelompok usia lanjut.

    Hal ini dapat dimengerti mengingat usia lanjut secara fisiologis umumnya

    dianggap sama dengan kelompok umur dewasa. Namun sebenarnya, pada

    periode tertentu telah terjadi berbagai penurunan fungsi berbagai organ

    tubuh. Penurunan fungsi bisa disebabkan karena proses menua, maupun

    perubahan-perubahan lain yang secara fisik kadang tidak terdeteksi. Terdapat

    perbedaan pendapat mengenai batasan usia lanjut, namun pada umumnya

    para peneliti mengambil batas ! tahun. "ang perlu mendapat perhatian

    adalah, bahwa ternyata pada pasien usia lanjut, umumnya dijumpai lebih dari

    satu jenis penyakit, satu atau lebih di antaranya bersifat kronis, sementara

    penyakit lain yang akut, jika tidak ditangani dengan baik dapat memperburuk

    kondisi penderita. Populasi kelompok usia lanjut sangat ber#ariasi di bebagai

    negara, namun umumnya kurang dari $!% jumlah total

    penduduk. Penduduk &ndonesia dengan usia di atas ! tahun hanya

    merupakan sebagian kecil dari populasi penduduk di &ndonesia, yaitu ',( %

    )*conomist, $++, tetapi jumlahnya terus meningkat dan mereka merupakan

    pengguna obat yang paling utama. Timbulnya penyakit yang menetap, seperti

    arthritis, penyakit kardio#askular, penyakit Parkinson, dan diabetes, akan

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 $

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    2/21

    meningkat dengan bertambahnya usia. Penyakit 5 penyakit tersebut biasanya

    ditangani dengan penggunaan terapi obat. leh karena itu, pasien lanjut usia

    memerlukan lebih banyak obat, terutama bagi mereka yang menderita

    bermacam-macam penyakit yang menetap. Perubahan dalam

    penatalaksanaan obat seringkali terjadi akibat faktor-faktor farmakokinetik

    dan farmakodinamik yang terkait dengan bertambahnya usia.

    4anyaknya obat yang diresepkan untuk pasien lanjut usia akan

    menimbulkan banyak masalah termasuk polifarmasi, peresepan yang tidak

    tepat dan juga kepatuhan.

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 6

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    3/21

    BAB II

    TEORI UMUM

    II.1 Perubahan-Perubahan Pada Usia Lanjut Yan Ber!aitan Denan

    Pe"a!aian Obat

    Sejumlah perubahan akan terjadi dengan bertambahnya usia,

    termasuk anatomi, fisiologi, psikologi, juga sosiologi. Perubahan fisiologi yang

    terkait lanjut usia akan memberikan efek serius pada banyak proses yang

    terlibat dalam penatalaksanaan obat. *fek pada saluran pencernaan, hati,

    dan ginjal.

    Tabel $. Perubahan fisiologi yang terkait usia pada saluran pencernaan, hati

    dan ginjal.

    7eduksi sekresi asam lambung

    Penurunan motilitas gastrointestinal

    7eduksi luas permukaan total absorpsi

    7eduksi aliran darah jaringan )splanchnic

    7eduksi ukuran hati

    7eduksi aliran darah hati

    7eduksi filtrasi glomerulus

    7eduksi filtrasi tubuler ginjal

    II.1.1 #ar"a!$!ineti!

    bat harus berada pada tempat kerjanya dengan konsentrasi yang

    tepat untuk mencapai efek terapeutik yang diharapkan. Perubahan-

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 (

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    4/21

    perubahan farmakokinetik pada pasien lanjut usia memiliki peranan penting

    dalam bioa#ailabilitas obat tersebut.

    1. Abs$r%si

    Penundaan pengosongan lambung, reduksi sekresi asam lambung

    dan aliran darah jaringan )splanchnic), semuanya secara teoritis berpengaruh

    pada absorpsi. Tetapi pada kenyataannya, perubahan-perubahan yang terkait

    dengan usia ini tidak berpengaruh secara bermakna terhadap bioa#ailabilitas

    total obat yang terabsorpsi. 4eberapa pengecualian termasuk digoksin

    maupun obat dan substansi lain dengan mekanisme aktif yang absorpsinya

    berkurang, contohnya adalah tiamin, kalsium, besi, dan beberapa jenis gula.

    &. Distribusi

    8aktor-faktor yang menentukan distribusi obat termasuk komposisi

    tubuh, ikatan plasma-protein dan aliran darah organ. Semuanya akan

    mengalami perubahan dengan bertambahnya usia, akibatnya konsentrasi

    obat akan berbeda pada pasien lanjut usia jika dibandingkan dengan pasien

    yang lebih muda pada pemberian dosis obat yang sama.

    1omposisi Tubuh

    Total air dalam tubuh dan massa tubuh tanpa lemak ) lean body mass

    mengalami penurunan dengan bertambahnya usia sehingga

    menyebabkan penurunan #olume distribusi obat yang larut air. 9kibatnya,

    konsentrasi obat tersebut dalam plasma akan meningkat, sebagai

    contohnya adalah digoksin dan simetidin.

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 '

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    5/21

    &katan Plasma Protein

    :umlah albumin plasma berkurang dengan bertambahnya usia. bat-

    obat yang bersifat asam )contoh ; simetidin, furosemide, warfarin

    berikatan dengan protein tersebut, jadi konsentrasi obat-obat tersebut

    dalam keadaan bebas akan meningkat pada pasien lanjut usia. :umlah

    asam alpha $-glikoprotein plasma )dimana obat-obat basa, seperti

    lidokain, terikat tidak berubah atau meningkat sampai jumlah yang tidak

    bermakna secara klinis. 9liran

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    6/21

    '. E(i"inasi

    =etabolisme hati dan ekskresi ginjal adalah mekanisme penting yang

    terlibat dalam pemindahan obat dari tempat kerjanya. *fek dosis obat tunggal

    akan diperpanjang dan konsentrasi keadaan jenuh )steady state akan

    meningkat jika kedua proses tersebut menurun.

    =etabolisme Hati

    Setelah diabsorpsi, obat-obat yang diberikan secara oral akan melewati

    sirkulasi portal ke hati. Substansi yang larut lemak akan termetabolisme

    secara ekstensif di sini sehingga mengakibatkan penurunan

    bioa#ailabilitas sistemik. leh karena itu, adanya penurunan metabolisme

    disini )metabolisme lintas pertama- first pass metabolisme akan

    meningkatkan bioa#ailabilitas sistemik obat. Pada pasien lanjut usia

    tampak adanya gangguan metabolisme lintas pertama untuk beberapa

    macam obat, termasuk klormetia>ol, labetolol, nifedipin, nitrat,

    propranolol, dan #erapamil.Terdapat reduksi massa hati sebanyak (! % mulai usia (? sampai

    dengan +? tahun, sehingga menurunkan kapasitas metabolisme intrinsik

    hati pada pasien lanjut usia. 1eadaan tersebut bersama-sama dengan

    penurunan aliran darah hati, menjadi penyebab utama dalam

    peningkatan bioa#ailabilitas obat yang mengalami metabolisme lintas

    pertama. Sebagai contoh adalah efek hipotensif dari nifedipin yang

    meningkat secara bermakna pada pasien lanjut usia.

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    7/21

    8aktor utama lain yang berpengaruh pada metabolisem obat oleh ahti

    terkait dengan perubahan en>imatik yang muncul dengan bertambahnya

    usia. @ontohnya, kecepatan metabolisme oleh sistem sitokrom P'!?dapat

    menurun sampai dengan '? % jika dibandingkan dengan dewasa muda.

    Pada obat-obat dengan indeks terapeutik sempit, perubahan seperti ini

    dapat bermakna secara klinis.

    *liminasi Ainjal

    Penurunan aliran darah ginjal, ukuran organ, filtrasi glomerular dan fungsi

    tubuler, semuanya merupakan perubahan yang terjadi dengan tingkat

    yang berbeda pada lanjut usia. 1ecepatan filtrasi glomerular menurun

    sekitar $ % per tahun dimulai pada usia '? tahun. Perubahan-perubahan

    tersebut mengakibatkan beberapa obat dieliminasi lebih lambat pada

    lanjut usia, seperti pengaruhnya pada fungsi ginjal. 4eberapa bukti

    menunjukkan bahwa konsentrasi obat dalam jaringan meningkat

    sebanyak !?% sebagai akibat perubahan-perubahan tersebut.Pada prakteknya, fungsi ginjal sangat ber#ariasi pada lanjut usia. leh

    karena itu, dosis obat-obatan yang diekskresi secara primer oleh ginjal harus

    disesuaikan untuk masing-masing indi#idu. bat-obatan dengan indeks

    terapeutik sempit harus diberikan dengan pengurangan dosis.II.& #ar"a!$dina"i!

    Perubahan-perubahan farmakodinamik pada pasien lanjut usia dapat

    merubah respons terhadap obat. Penurunan dalam kemampuan menjaga

    keseimbangan homeostatik, perubahan pada reseptor-reseptor spesifik dan

    tempat sasaran akan dipertimbangkan.

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 B

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    8/21

    a. Penurunan kemampuan dalam menjaga keseimbangan homeostatik1emampuan pengaturan yang memadai dan tepat mengenai keadaan

    fisiologi tubuh sangat diperlukan dalam homeostatis. *ndokrin, transmisi

    neuromuskuler dan respons organ, semuanya akan menurun dengan

    bertambahnya usia, yang berakibat pada ketidakmampuan untuk menjaga

    keseimbangan homeostatik. Sistem yang biasanya mengalami gangguan

    termasuk ; Pengaturan temperatur

    Hipotermia yang tidak diharapkan dapat terjadi pada pasien lanjut usia

    yang mendapat beberapa macam obat. "ang terlibat adalah obat yang

    menyebabkan sedasi, gangguan kepekaan subyektif terhadap

    temperatur, penurunan mobilitas maupun akti#itas otot dan #asodilatasi.

    bat yang dimaksudkan adalah termasuk ben>odia>epine, opioid,

    alkohol, dan antidepresan trisiklik.

    8ungsi usus dan kandung kemih1onstipasi sering muncul pada lanjut usia sebagai akibat penurunan

    motilitas gastrointestinal. bat-obat antikolinergik, opiate, antihistamin,

    dan antidepresan trisiklik dapat memperburuk masalah tersebut. bat-

    obat antikolinergik juga dapat menyebabkan retensi urin pada pria lanjut

    usia, terutama dengan hipertrofi prostat. 1etidakstabilan kandung kemih

    juga sering terjadi, terutama pada wanita lanjut usia dengan disfungsi

    uretra.

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    9/21

    Pada pasien lanjut usia terdapat penumpulan refleks takikardia yang

    normal terlihat pada pasien dewasa muda ketika berdiri. leh karena itu,

    hipotensi postural merupakan masalah yang sering terjadi pada lanjut

    usia. Hal ini mengakibatkan obat-obat dengan efek antihipertensi

    cenderung memperparah masalah ini. 1eseimbangan cairan3elektrolit

    Pada lanjut usia terjadi penurunan kemampuan untuk mengekskresikan

    kelebihan air. bat-obat yang dapat mengakibatkan retensi cairan,

    seperti kortikosteroid dan anti inflamasi non steroid )9&NS, dapat

    menyebabkan masalah bagi pasien lanjut usia. 8ungsi kognitif

    Sistem saraf pusat mengalami sejumlah perubahan struktur dan kimiawi

    saraf )neurochemical dengan bertambahnya usia. 9kti#itas en>im kholin

    asetiltransferase menurun pada lanjut usia dan hal ini mengindikasikan

    penurunan transmisi kolinergik. Transmisi ini sangat berkaitan dengan

    fungsi kognitif normal. bat-obat seperti antikolinergik, hipnotik, dan

    penghambat reseptor beta dapat memperburuk efek tersebut sehingga

    menimbulkan kebingungan pada pasien lanjut usia.b. Perubahan pada reseptor-reseptor spesifik dan tempat sasaran

    Sebagian besar obat akan memberikan efek setelah berikatan dengan

    reseptor yang spesifik. Perubahan densitas reseptor atau afinitas molekul

    obat pada reseptor akan merubah responsnya terhadap obat. Aangguan

    akti#asi en>im atau perubahan respons jaringan sasaran itu sendiri juga

    dapat menyebabkan perubahan respons terhadap obat. 9drenoseptor alfa

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 +

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    10/21

    7esponsi#itas adrenoseptor alfa-$ tidak mengalami perubahan pada

    lanjut usia, sebaliknya terjadi penurunan responsi#itas pada adrenoseptor

    alfa-6. 9drenoseptor beta

    8ungsi adrenoseptor beta menurun dengan bertambahnya usia. leh

    karena itu, terapi beta bloker pada lanjut usia dapat menjadi kurang

    efektif, kemungkinan akibatnya adalah penurunan efek antihipertensi. 4en>odia>epin

    Pasien lanjut usia lebih sensitif terhadap efek sedasi obat golongan

    ben>odia>epine jika dibandingkan dengan pasien yang lebih muda.

    Penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada

    perbedaan jumlah atau afinitas tempat ikatan ben>odia>epine.

    =ekanisme efek ini tidaklah diketahui.

    II.& Perese%an Yan Tida! Te%at dan P$(i)ar"asi

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    11/21

    Polifarmasi merupakan problem utama dalam kelompok pasien ini.

    Semakin banyak jumlah obat yang diterima pasien maka semakin besar pula

    resiko efek samping obta, interaksi obat-obat, dan interaksi obat-penyakit.

    7esiko rendahnya tingkat kepatuhan pasien juga meningkat.

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 $$

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    12/21

    Tabel 6. epin aksi panjang 7eduksi metabolisme

    9&NS Peningkatan toksisitas terhadap lambung

    Sulfonilurea aksi panjang 7eduksi eliminasi

    4eta bloker 7eduksi khasiat7eduksi ekskresi ginjal

    1ortikosteroid Aangguan kognitif Peningkatan toksisitas terhadap lambung

    9nti muskarinik Peningkatan sensiti#itas

    4eberapa sefalosporin 7eduksi ekskresi ginjalid Tidak efektif pada gangguan ginjal

    II.' E#E* ,AMPIN OBAT PADA U,IA LANUT4erbagai studi menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara

    jumlah obat yang diminum dengan kejadian efek samping obat. 9rtinya,

    makin banyak jenis obat yang diresepkan pada indi#idu-indi#idu usia lanjut,

    makin tinggi pula kemungkinan terjadinya efek samping. Secara

    epidemiologis, $ dari $? orang )$?% akan mengalami efek samping setelah

    pemberian $ jenis obat. 7esiko ini meningkat mencapai $??% jika jumlah

    obat yang diberikan mencapai $? jenis atau lebih. Secara umum angka

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 $6

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    13/21

    kejadian efek samping obat pada usia lanjut mencapai 6 kali lipat kelompok

    usia dewasa. bat-obat yang sering menimbulkan efek samping pada usia

    lanjut antara lain analgetika, antihipertensi, antiparkinsion, antipsikotik, sedatif

    dan obat-obat gastrointestinal. Sedangkan efek samping yang paling banyak

    dialami antara lain hipotensi postural, ataksia, kebingungan, retensi urin, dan

    konstipasi. Tingginya angka kejadian efek samping obat ini nampaknya

    berkaitan erat dengan kesalahan peresepan oleh dokter maupun kesalahan

    pemakaian oleh pasien.1. *esa(ahan %erese%an

    1esalahan peresepan sering kali terjadi akibat dokter kurang

    memahami adanya perubahan farmakokinetika3farmakodinamika karena usia

    lanjut. Sebagai contoh adalah simetidin yang acap kali diberikan pada

    kelompok usia ini, ternyata memberi dampak efek samping yang cukup

    sering )misalnya halusinasi dan reaksi psikotik, jika diberikan sebagai obat

    tunggal. bat ini juga menghambat metabolisme berbagai obat seperti

    warfarin, fenitoin dan beta blocker. Sehingga pada pemberian bersama

    simetidin tanpa lebih dulu melakukan penetapan dosis yang sesuai, akan

    menimbulkan efek toksik yang kadang fatal karena meningkatnya kadar obat

    dalam darah secara mendadak.&. *esa(ahan %asien

    Secara konsisten, kelompok usia lanjut banyak mengkonsumsi obat-

    obat yang dijual bebas3tanpa resep )T@. Pemakaian obat-obat T@ pada

    penderita usia lanjut bukannya tidak memberi resiko, mengingat kandungan

    >at->at aktif dalam satu obat T@ kadang-kadang belum jelas efek

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 $(

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    14/21

    farmakologiknya atau malah bersifat membahayakan. Sebagai contoh adalah

    beberapa antihistamin yang mempunyai efek sedasi, yang jika diberikan pada

    pasien dengan gangguan fungsi kognitif akan memberi efek samping yang

    serius. at yang mempunyai

    aksi antimuskarinik akan menyebabkan retensi urin )pada penderita laki-laki

    atau glaukoma, yang penanganannya akan jauh lebih sulit dibanding

    penyakitnya semula.

    '. *etida!-je(asan in)$r"asi %en$batanPasien-pasien usia lanjut sering pula menjadi korban dari tidak

    jelasnya informasi pengobatan dan beragamnya obat yang diberikan oleh

    dokter. 1eadaan ini banyak dialami oleh penderita-penderita penyakit yang

    bersifat hilang timbul )sering kambuh. 1esalahan umumnya berupa salah

    minum obat )karena banyaknya jenis obat yang diresepkan pada suatu saat,

    atau berupa ketidaksesuaian dosis dan cara pemakaian seperti yang

    dianjurkan. 1elompok usia ini tidak jarang pula memanfaatkan obat-obat

    yang kadaluwarsa secara tidak sengaja, karena ketidaktahuan ataupun

    ketidakjelasan informasi.

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 $'

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    15/21

    II./ Obat-Obat Yan ,erin Direse%!an Pada Usia Lanjut Dan

    Perti"banan Pe"a!aian1. Obat-$bat siste" sara) %usatSedativa-hipnotika:

    =engingat sering diresepkannya obat-obat golongan sedati#a-

    hipnotika pada pasien usia lanjut, maka efek samping obat golongan ini yang

    diketahui maupun tidak diketahui oleh pasien relatif lebih sering terjadi.

    Pasien merasa tidak enak badan setelah bangun tidur )dapat terjadi

    sepanjang hari, sempoyongan, kekakuan dalam bicara dan kebingungan

    beberapa waktu sesudah minum obat. Sebagai contoh, waktu paruh

    beberapa obat golongan ben>odia>epin dan barbiturat meningkat sampai $,!

    kali. Namun lora>epam dan oksa>epam mungkin kurang begitu terpengaruh

    oleh perubahan ini. *fek samping yang perlu diamati pada penggunaan obat

    sedati#a-hipnotika antara lain adalah ataksia.Analgetika:

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    16/21

    Antidepresansiabat-obat golongan antidepresan trisiklik yang cukup banyak

    diresepkan ternyata sering menimbulkan efek samping pada usia lanjut, yang

    antara lain berupa mulut kering, retensi urin, konstipasi, hipotensi postural,

    kekaburan pandangan, kebingungan, dan aritmia jantung. :ika terpaksa

    diberikan, maka sebaiknya dimulai dari dosis terendah, misalnya imipramin

    $? mg pada malam hari. Selain itu diperlukan pula pemantauan yang terus

    menerus untuk mencegah kemungkinan efek samping tersebut.&. Obat-$bat !ardi$0as!u(er

    AntihipertensiPengobatan hipertensi pada usia lanjut sering menjadi masalah, tidak

    saja dalam hal pemilihan obat, penentuan dosis dan lamanya pemberian,

    tetapi juga menyangkut keterlibatan pasien secara terus menerus dalam

    proses terapi. Hal ini karena pengobatannya umumnya jangka panjang. :ika

    terapi non-obat dirasa masih memungkinkan, pembatasan masukan garam,

    latihan )eDercise, dan penurunan berat badan, serta pencegahan terhadap

    faktor-faktor risiko hipertensi )misalnya merokok dan hiperkholesterolemia

    perlu dianjurkan bagi pasien dengan hipertensi ringan. Namun jika yang

    dipilih adalah alternatif pengobatan, maka hendaknya dipertimbangkan pula

    hal-hal berikut;- Penyakit lain yang diderita )associated illness- bat-obat yang diberikan bersamaan )concurrent therapy- 4iaya obat )medication cost, dan- 1etaatan pasien )patient compliance.

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 $

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    17/21

    Pilihan pertama yang dianjurkan adalah diuretika dengan dosis yang

    sekecil mungkin. *fek samping hipokalemia dapat diatasi dengan pemberian

    suplemen kalium atau pemberian diuretika potassium-sparing seperti

    triamteren dan amilorida. 1emungkinan terjadinya hipotensi postural dan

    dehidrasi hendaknya selalu diamati. :ika diuretika ternyata kurang efektif,

    pilihan selanjutnya adalah obat-obat antagonis beta-adrenoseptor )Ebeta

    bloker. 0ntuk penderita angina atau aritmia, beta blocker cukup bermanfaat

    sebagai obat tunggal, tetapi jangan diberikan pada pasien dengan kegagalan

    ginjal kongestif, bronkhospasmus, dan penyakit #askuler perifer. Pengobatan

    dengan beta-$-selektif yang mempunyai waktu paruh pendek seperti

    metoprolol !? mg $-6D sehari juga cukup efektif bagi pasien yang tidak

    mempunyai kontraindikasi terhadap pemakaian beta-blocker. osin, hidrala>in, #erapamil dan nifedipin

    juga ditoleransi dengan baik pada usia lanjut, meskipun pengamatan yang

    seksama terhadap kemungkinan terjadinya hipotensi ortostatik perlu

    dilakukan. =eskipun beberapa peneliti akhir-akhir ini menganjurkan kalsium

    antagonis, seperti #erapamil dan diltia>em untuk usia lanjut sebagai obat lini

    pertama. Tetapi mengingat harganya relatif mahal dengan frekuensi

    pemberian yang lebih sering, maka dikhawatirkan akan menurunkan ketaatan

    pasien.

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 $B

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    18/21

    Obat-obat antiaritmia:Pengobatan antiaritmia pada usia lanjut akhir-akhir ini semakin sering

    dilakukan mengingat makin tingginya angka kejadian penyakit jantung

    koroner pada kelompok ini. Namun demikian obat-obat seperti disopiramida

    sangat tidak dianjurkan, mengingat efek antikholinergiknya yang antara lain

    berupa takhikardi, mulut kering, retensi urin, konstipasi, dan kebingungan.

    Pemberian kuinidin dan prokainamid hendaknya mempertimbangkan dosis

    dan frekuensi pemberian, karena terjadinya penurunan klirens dan

    pemanjangan waktu paruh.Glikosida jantung:

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    19/21

    Prinsip-prinsip dasar pemakaian antibiotika pada usia lanjut tidak

    berbeda dengan kelompok usia lainnya. "ang perlu diwaspadai adalah

    pemakaian antibiotika golongan aminoglikosida dan laktam, yang ekskresi

    utamanya melalui ginjal. Penurunan fungsi ginjal karena usia lanjut akan

    mempengaruhi eliminasi antibiotika tersebut, di mana waktu paruh obat

    menjadi lebih panjang )waktu paruh gentasimin, kanamisin, dan netilmisin

    dapat meningkat sampai dua kali lipat dan memberi efek toksik pada ginjal

    )nefrotoksik, maupun organ lain )misalnya ototoksisitas./. Obat-$bat antiin)(a"asi

    bat-obat golongan antiinflamasi relatif lebih banyak diresepkan pada

    usia lanjut, terutama untuk keluhan-keluhan nyeri sendi )osteoaritris.

    4erbagai studi menunjukkan bahwa obat-obat antiinflamasi non-steroid

    )9&NS, seperti misalnya indometasin dan fenilbuta>on, akan mengalami

    perpanjangan waktu paruh jika diberikan pada usia lanjut, karena

    menurunnya kemampuan metabolisme hepatal. 1arena meningkatnya

    kemungkinan terjadinya efek samping gastrointestinal seperti nausea, diare,

    nyeri abdominal dan perdarahan lambung )6?% pemakai 9&NS usia lanjut

    mengalami efek samping tersebut, maka pemakaian obat-obat golongan ini

    hendaknya dengan pertimbangan yang seksama. *fek samping dapat

    dicegah misalnya dengan memberikan antasida secara bersamaan, tetapi

    perlu diingat bahwa antasida justru dapat mengurangi kemampuan absorpsi

    9&NS.. La!sansia

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 $+

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    20/21

    Pada usia lanjut umumnya akan terjadi penurunan motilitas

    gastrointestinal, yang biasanya dikeluhkan dalam bentuk konstipasi.

    Pemberian obat-obat laksansia jangka panjang sangat tidak dianjurkan,

    karena di samping menimbulkan habituasi juga akan memperlemah motilitas

    usus. Pemberian obat-obat ini hendaknya disertai anjuran agar melakukan

    diet tinggi serat dan meningkatkan masukan cairan serta jika mungkin

    dengan latihan fisik )olah raga.

    II. Prinsi% Pen$batan Pada Usia LanjutSecara singkat, pemakaian3pemberian obat pada usia lanjut

    hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut;a. 7iwayat pemakaian obat

    &nformasi mengenai pemakaian obat sebelumnya perlu ditanyakan,

    mengingat sebelum datang ke dokter umumnya penderita sudah

    melakukan upaya pengobatan sendiri.

    &nformasi ini diperlukan juga untuk mengetahui apakah

    keluhan3penyakitnya ada kaitan dengan pemakaian obat )efek

    samping, serta ada kaitannya dengan pemakaian obat yang memberi

    interaksi.b. bat diberikan atas indikasi yang ketat, untuk diagnosis yang dibuat .

    Sebagai contoh, sangat tidak dianjurkan memberikan simetidin pada

    kecurigaan diagnosis ke arah dispepsia.c. =ulai dengan dosis terkecil. Penyesuaian dosis secara indi#idual perlu

    dilakukan untuk menghindari kemungkinan intoksikasi, karena

    penanganan terhadap akibat intoksikasi obat akan jauh lebih sulit.

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 6?

  • 8/10/2019 penggunaan obat untuk lansia

    21/21

    d. Hanya resepkan obat yang sekiranya menjamin ketaatan pasien,

    memberi resiko yang terkecil, dan sejauh mungkin jangan diberikan lebih

    dari 6 jenis obat. :ika terpaksa memberikan lebih dari $ macam obat,

    pertimbangkan cara pemberian yang bisa dilakukan pada saat yang

    bersamaan.

    Penggunaan bat Pada /anjut 0sia )1elompok 234 6$