penilaian dan perawatan luka terkini

Upload: koernia-swa-oetomo-dr-dr-spbfinacsficsk-trauma

Post on 10-Oct-2015

189 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Makalah ini berisi tentang Penilaian dan Perawatan Luka Terkini oleh Dr. dr. Koernia Swa Oetomo, SpB, FINACS. FICS(K)Trauma., SMF Ilmu Bedah RSU Haji Surabaya

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    1/30

    PENILAIAN DAN PERAWATAN LUKA TERKINI

    Oleh:

    Ricky Wibowo

    Pembimbing :

    Dr.dr. Koernia Swa Oetomo Sp. B FINACS.FICS (K) Trauma

    PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS1 ILMU BEDAH

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO

    S U R A B A Y A 2 0 1 4

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    2/30

    i

    DAFTAR ISI

    1. Daftar Isi......................................................................................................i

    2.

    Pendahuluan................................................................................................13. Tujuan..........................................................................................................2

    4. Penilaian Luka.............................................................................................3

    5.

    Pencucian Luka..........................................................................................11

    6.

    Debridement Luka.....................................................................................13

    7. Penilaian dan Peraawatan pada Luka Infeksi............................................17

    8. Manajemen Nyeri pada Luka....................................................................22

    9. Perawatan Dasar Luka Lanjutan...............................................................25

    10.Daftar Pustaka...........................................................................................28

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    3/30

    1

    PENILAIAN DAN PERAWATAN LUKA TERKINI

    PENDAHULUAN

    Persiapan dasar luka mencakup faktor holistik dan pendekatan sistematik

    dalam perawatan luka. Konsep perawatan luka mencakup penilaian dan

    manajemen yang tepat berdasar penyebab baik lokal ataupun sistematik faktor-

    faktor yang dapat menundda penyembuhan luka. Mempersiapkan dasar luka yang

    baik secara langsung juga mengarah pada penilaian dan perawatan pada luka itu

    sendiri.

    Proses penyembuhan Luka

    1. Homeostasis

    Pada luka, pendarahan yang terjadi harus segera dirawat dan harus segera

    tertangani dalam 24 jam pertama.

    2. Inflamasi

    Proses normal pada luka yang bersifat akut dan bisa bersifat patologis

    pada luka kronis.

    3. Proliferasi

    Tahap dimulainya proses perbaikan karena disintegrasi sebelumnya.

    Fibroplasia meliputi pembentukan jaringan fibroplast dan kolagen,

    angiogenesis, dan reepitelisasi.

    4. Remodelling

    Proses membentuk kulit yang fisiologis meskipun tensil strength tak

    sekuat jaringan sebelumnya (kecuali tulang) dan proses dapat berjalan

    hingga 3 bulan.

    Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyembuhan luka

    Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyembuhan luka :

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    4/30

    2

    Aliran Darah

    Menilai aliran darah pada luka merupakan hal sangat penting dalam hal

    prognosis terutama luka luka pada ekstremitas inferior. Bila aliran darah pada lukadinilai buruk, perawatan luka dengan kasa basah/lembab menjadi kontraindikasi.

    Antiseptik topical untuk mengeringkan luka dan mencegah invasi bakteri

    direkomendasikan dalam hal ini.

    Faktor Host

    Faktor resiko dan komorbid yang ada dapat menyebabkan penyembuhan

    luka tertunda seperti :

    Obat-obatan imunosupresi ( corticosteroid, kemoterapi)

    Edema sekitar luka (luka kronis)

    Hipoalbumin. Dibawah 30 g/L sudah dinyatakan memperlambat

    penyembuhan luka, dibawah 20g/L luka akan susah sembuh bahkan

    takkan pernah sembuh( terutama pada ulkus dekubitus).

    Anemia, bila Hb dibawah 100g/L akan memperlambat penyembuhan luka.

    Bila Hb dibawah 70-80 g/L luka takkan pernah sembuh.

    Penyakit atau pengobatan yang dapat menekan sistem imun seperti

    rheumatoid arthritis, penyakit gangguan vaskular dan kolagen ( lupus,

    scleroderma, dermatomyositis), dan pengobatan radiasi atau kemoterapi.

    TUJUAN

    Secara umum bertujuan untuk memperbaiki/ mempertahankan kondisi

    pasien. Perawatan luka itu sendiri bertujuan mencegah kerusakan lebih lanjut dan

    komplikasinya, mengontrol nyeri dan memperbaiki kualitas hidup.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    5/30

    3

    PENILAIAN LUKA

    Parameter umum yang digunakan meliputi riwayat luka, lokasi, ukuran

    termasuk ada tidaknya tunneling , derajat kerusakan jaringan, penampakan dasarluka, eksudat, batas luka dan kulit sekitar luka. Penilaian luka secara berkala

    bertujuan memonitor penyembuhan luka serta manajemen terapi sudah tepat atau

    belum. Dokumentasi luka diperlukan untuk mengetahui progres dari terapi serta

    kelanjutan dalam perawatan berikutnya.

    Riwayat Luka

    Informasi yang perlu digali :

    Luka/ulkus sebelumnya, perawatan yang sudah diberikan sebelumnya dan

    respon terapi yang didapatkan.

    Lama terjadinya luka

    Program terapi yang sudah dilakukan saat ini dan sebelum datang ke RS.

    Lokasi Luka

    Mencari lokasi luka dengan menggunakan diagram badan atau

    dokumentasi deskripsi anatomi luka.

    Ukuran Luka

    Berkurang atau bertambahnya area luka (surface area/raw surface) atau

    kedalaman luka

    Pengukuran luka menggunakan penggaris disposabel untuk mengukur

    panjang dan lebar luka

    Penngunaan cairan asetat untuk mengetahui batas lingkaran luka.

    Sistem pengukuran luka terkomputerisasi (canggih)

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    6/30

    4

    Gambar 1. Mengukur panjang dan lebar luka

    Mengukur kedalaman luka dengan probe steril atau cotton aplikator steril.

    Probe diletakkan pada dasar luka paling dalam kemudian gunakan jari

    dengan memakai sarung tangan steril untuk mengetahui kedalaman luka

    yang kemudian diukur dengan penggaris.

    Menilai adanya tunneling pada luka yang dalam. Dengan probe sterildimasukkan hingga terdapat tahanan. Penilaian tunneling

    didokumentasikan dalam bentuk arah (dalam bentuk jam) dan ukuran

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    7/30

    5

    (dalam bentuk sentimeter)

    Gambar 2. Mengukur kedalaman luka.

    Penilaian kedalaman luka dan tunneling perlu dilakukan karena ruang

    kosong dapat menimbulkan pembentukan abses, kematian jaringan, dan rasa tidak

    nyaman pada pasien sehingga perlu dilakukan eksisi ataupacking segera.

    Bahan penutup luka dipilih berdasar pada jumlah drainase, penambahan

    ukuran kedalaman luka dan tunneling.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    8/30

    6

    Gambar 3. Menilai dan mengukurtunneling atau undermining.

    Derajat kerusakan Luka

    Ulkus dekubitus :berdasar pada staging yang telah direkomendasikan

    Luka partial atau ful l thi ckness : metode staging yang bisa digunakan

    pada segala jenis luka termasuk ulkus dekubitus.

    Luka partial thickness : mencakup epidermis dan dermis (abrasi,

    ekskoriasi, luka superfisial)

    Lukafull thickness: dermis ke dalam termasuk jaringan sub kutan dengan

    atau tanpa otot/tulang yang terekspos.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    9/30

    7

    Beberapa jenis penampakan Dasar Luka

    Jaringan nekrotik hitam (Eschar)

    Jaringan non viabel konsistensi bisa lembut, lembab atau padat dan kering.

    Gambar 4. Jaringan nekrotik hitam (eschar)

    Jaringan nekrotik kuning (slough)

    Jaringan non viabel bisa padat atau lembut. Bila padat kemungkinan

    terdapat jaringan tendon atau ligamen dan sebaiknya tidak di debridemen.

    Gambar 5. Jaringan kuning (slough).

    Jaringan kemerahan-merah muda (granulasi)

    Jaringan yang sehat dan viabel, bisa berwarna merah/kemerah-mudaan,

    padat dan lembab.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    10/30

    8

    Gambar 6. Jaringan granulasi.

    Jaringan hipergranulasi

    Biasanya merah cerah, rapuh, dan keluar hingga diliuar batas luka.

    Debridemen diperlukan untuk merangsang reepitelisasi.

    Gambar 7. Jaringan hipergranulasi.

    Jaringan merah muda, ungu (epithelial)

    Jaringan viabel yang rapuh. Biasanya mulai tampak pada batas dari luka

    yang bergranulasi, tapi dapat terjadi pula pada tengah luka berbentuk berpulau-

    pulau.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    11/30

    9

    gambar 8. Jaringan epithelial

    Persentase jaringan pada dasar luka

    Jumlah dari tiap jenis jaringan pada luka (hitam, kuning, merah) dapatdipresentasikan dalam persentase.

    Eksudat Luka

    Eksudat luka dinilai berdasar :

    Kuantitas/jumlah : Dokumentasi dari frekwensi pergantian kasa dapat

    membantu menilai jumlah eksudat yang dihasilkan.

    Warna :jernih, sanguinus, purulen atau kombinasi semuanya

    (serosanguinus)

    Bau :ada/tidaknya bau yang dihasilkan

    Jumlah eksudat yang banyak harus diperhatikan kemungkinan kolonisasi bakteri

    yang masif dan kemungkinan besar dapat berkembang menjadi sepsis.

    Tepi luka dan kondisi kulit disekitarnya

    Callus hiperkeratotik

    Penebalan dan pengerasan pada kulit dapat memicu peningkatan tekanan

    lokal terutama pada luka daerah plantar pedis. Callus ini harus di buang.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    12/30

    10

    Gambar 9. Callus hiperkeratotik pada plantar pedis.

    Maserasi

    Kelembaban yang berlebihan terjadi bila pembalutan luka tidak adekuat

    menyerap eksudat dan atau ketika terdapat edema tungkai, peningkatan tekanan

    atau infeksi.

    Gambar 10. Maserasi

    Erythema

    Berhubungan dengan proses inflamasi/infeksi, ulkus dekubitus grade I,

    penyakit ulkus veno-atrial.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    13/30

    11

    Gambar 11. Jaringan kemerahan (erythema).

    Indurasi

    Pengerasan atau penebalan jaringan berhubungan dengan proses inflamasi,

    infeksi, atau penumpukan darah.

    Edema

    Dapat mengindikasikan terdapat infeksi atau tekanan pada jaringan

    setempat proses trauma.

    PENCUCIAN LUKA

    Pencucian luka dapat berpengaruh penyembuhan karena menyingkirkan

    eksudat dan jaringan nekrotik serta mengurangi kolonisasi kuman.

    Cuci luka dengan air steril atau larutan netral ( normal salin, atau preparat

    larutan yang telah dipersiapkan)

    Cuci secara gentle dengan 100-150 cc larutan

    Gunakan cairan yang bersuhu ruangan bila digunakan untuk mencuci luka.

    (suhu yang terlalu dingin menghambat penyembuhan di tingkat seluler)

    Cuci luka setiap pergantian balutan

    Jangan gunakan larutan antiseptik ( povidon iodine, sodium hipochloride,

    perhidrol, asam asetat) untuk mencuci luka

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    14/30

    12

    Larutan Antiseptik topikal seperti povidon iodine hanya digunakan pada

    luka yang sulit sembuh atau pada luka dimana resiko terjadi infeksi lebih besar

    daripada stimulasi penyembuhan luka itu sendiri.

    Metode Pencucian Luka

    Gunakan tekanan yang cukup saat irigasi larutan agar pada proses

    pencucian luka tidak ikut merusak dasar luka. Irigasi luka yang aman dan efektif

    serta aman bertekanan sekitar 4-15pounds per square inch(psi) .

    Metode 1

    Irigasi luka dengan spuit 30cc dan jarum ukuran 18-20 G dan tempatkan

    jarak 4-6 cm dari dasar luka. Masker dan kacamata google serta gaun operasi

    disarankan digunakan sebagai universal precautionterhadap cipratan dari larutan

    irigasi. Metode ini bertekanan sekitar 15 psi dan digunakan pada luka:

    Bereksudat banyak

    Mengandungsloughatau eschar.

    Luka terinfeksi

    Terdapat tunnelingatau undermining.

    Metode 2

    Irigasi luka dengan 100 cc botol saline sekali pakai. Metode ini bertekanan

    4 psi dan digunakan pada luka:

    Luka yang dangkal

    Eksudat minimal

    Sedikit mengandungsloughatau eschar

    Tidak terinfeksi/terinfeksi ringan

    Metode 3

    Irigasi luka dengan larutan pembersih luka dengan toksisitas rendah dalam

    sediaan spray. Larutan ini biasanya mengandung surfaktan yang akan membantu

    membuang materi materi asing yang menempel pada dasar luka.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    15/30

    13

    Metode 4

    Basahi dan kompres luka dengan kasa yang dibasahi dengan saline hingga

    lembab Bisa dilakukan setelah irigasi dan ditujukan untuk menutup luka setelah

    membersihkan dan membuang semua debris pada luka.

    DEBRIDEMENT LUKA

    Pembuangan jaringan nekrotik dan material asing melalui suatu proses

    yang dinamakan debridement dan salah satu faktor terpenting dalam manajemen

    penyembuhan luka terutama kronis.

    Dengan adanya jaringan nekrotik pada dasar luka maka:

    Meningkatkan resiko infeksi dan konsentrasi bakteri dengan memberikan

    media untuk pertumbuhan bakteri.

    Meningkatkan demand metabolik tubuh untuk mengeluarkan jaringan

    nekrotik.

    Memperlemah penyembuhan struktur dan fungsi dari kulit.

    Memperlambat penyembuhan luka

    Menyebabkan hilangnya protein tubuh dari proses drainage luka.

    Mengacaukan penilaian terhadap kedalaman luka.

    Menyebabkan luka menjadi bau.

    Memperlambat penyembuhan luka dan terjadinya jaringan hipertrofi pada

    luka bakar.

    Pemilihan metode debridement harus sesuai berdasar:

    Kondisi umum pasien dan tujuan terapi.

    Jenis, kuantitas, kedalaman, dan lokasi dari jaringan nekrotik.

    Kompetensi tenaga kesahatan.

    Debridement tidak dilakukan pada beberapa hal :

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    16/30

    14

    Tak ada jaringan nekrotik pada dasar luka.

    Tujuan untuk mempertahankan dari status luka, dan untuk kenyamanan

    pasien.

    Bila terdapata gangren kering dan atau aliran darah yang tak adekuat.

    Bila ekstremitas inferior tak teraba nadinya atau memiliki ankle brachial

    index yang abnormal. Segera lakukan penanganan khusus untuk ulkus

    arterial dan ulkus gangren diabetikum.

    Penilaian vaskuler direkomendasikan untuk ulkus pada ekstermitas inferior untuk

    menyingkirkan kemungkinan aliran darah yang adekuat di daerah tersebut.

    Teknik debridement dinilai berdasar sedikit invasif (irigasi sederhana)

    hingga yang paling invasif ( tajam/surgikal debridement).

    Jenis debridement : autolitik, enzimatik, surgikal dan mekanikal.

    Beberapa teknik debridement dapat digunakan untuk mengambil jaringan

    nekrotik dari luka.

    Teknik debridement selektif termasuk autolitik, enzimatik, dan surgikal

    untuk pengambilan jaringan nekrotik saja. Debridement mekanikal merupakan jenis non-selektif karena baik jaringan

    granulasi sehat dan jaringan nekrotik dibuang.

    Metode Debridement

    Debridement Autolitik

    Debridement yang paling sering dilakukan.

    Digunakan pada jenis luka partial ataupun full thickness dan pada

    stadium 2,3,4 pada ulkus dekubitus dengan produksi eksudat yang

    minimal.

    Bentuk lamban dari debridement.

    Biasanya tak nyeri.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    17/30

    15

    Menggunakan bebat (hidrocoloid, hidrogel, lapisan transparan) untuk

    menjaga luka tetap lembab.

    Debridement Enzimatik

    Berguna untuk membuang jaringan nekrotik dimana debridement

    surgikal tak bisa dilakukan.

    Menggunakan enzim proteolitik untuk meluluhkan jaringan nekrotik.

    Lebih lamban dan lebih tak agresif dibanding debridement surgikal.

    Resep diperlukan untuk memperoleh obat-obatan jenis ini.

    Dapat menghasilkan banyak eksudat, iritasi lokal pada sekitar kulit dan

    kemungkinan terjadinya infeksi.

    Debridement Surgikal

    Cara tercepat dan terefektif dalam debridement.

    Efektif untuk luka yang mengandung jaringan nekrotik yang sedang

    hingga banyak.

    Luka yang lebih luas dengan produksi cairan purulen, infeksi berat,

    selulitis yang melebar, sepsis. Dalam hal ini harus dilakuakan di dalam

    kamar operasi.

    Luka yang lebih kecil dapat dilakukan di bangsal atau di praktek

    dokter.

    Selalu gunakan alat alat yang steril

    Jaringan nekrotik diambil dengan scalpel, gunting jaringan atau alat

    kuret.

    Dilakukan oleh tenaga profesional yang sudah terlatih dalam hal ini

    dan berada dalam naungan hukum.

    Manajemen rasa nyeri perlu dilakukan baik selama melakukan

    prosedur atau setelahnya.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    18/30

    16

    Debridement mekanikal (non-selektif)

    Kompres dengan kasa basah

    Kasa dibasahi dengan salin dan di taruh dipermukaan luka hingga

    kering

    Bila kasa sudah kering segera diganti kasa yang baru

    Jaringan debris yang lengket pada kasa harus segera dibuang./

    Ganti kasa basah 2-4 kali perhari.

    Bila jaringan nekrotik hilang, segera hentikan metode ini.

    Metode ini sangat nyeri, harus pengawasan ketat, dan mahal.

    Irigasi Luka

    Cara teraman dan efektif dari metode debridement mekanikal

    Biasanya dikombinasikan dengan metode lainnya

    Debridement Biologis

    Menggunakan larva steril yang telah dibiakkan dan ditaruh

    dipermukaan luka.

    Pada beberapa negara seperti Canada, cara ini masih belum

    sepenuhnya diterima.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    19/30

    17

    PENILAIAN DAN PERAWATAN PADA LUKA YANG TERINFEKSI

    Gambar 12. Proses kontaminasi hingga terjadinya infeksi pada luka.

    Diambil dari : Sibbald RG, et al, In wound Bed Preparation 2001, slide

    dari Snuth & Nephew TIME to prepare.

    Bakteri pada Luka Kronis

    Bila luka mengandung bakteri ada beberapa tahap dalam proses

    infeksinya: kontaminasi, kolonisasi, kolonisasi kritis, dan infeksi.

    Kontaminasi : adanya bakteri pada luka tapi masih tak menimbulkan

    keluhan pada pasien.

    Kolonisasi : adanya bakteri yang bereplikasi tapi masih tak

    menimbulkan gangguan di luka dan keluhan pada pasien.

    Kolonisasi kritis : terjadi ketika kolonisasi bakteri memperlambat/

    menghentikan proses penyembuhan luka dan mulai menunjukkan

    tanda tanda inflamasi lokal( nyeri, eritema, edema, produksi eksudat

    purulen, dan teraba hangat).

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    20/30

    18

    Gambar 13. Luka yang terlalu luas memicu resiko infeksi lebih tinggi.

    Infeksi : kolonisasi bakteri hingga ke sirkulasi sistemik menimbulkan

    tanda-tanda sepsis.

    Gambar 14. Tumpukan slough berserta pus.

    Diambil atas ijin Kohr,R,MD, www.Ihsc.on.ca/wound.

    Penilaian klinis untuk membedakan kolonisasi bakteri dan infeksi

    sangat penting.

    Faktor Resiko pada kolonisasi bakteri dan infeksi

    Kemungkinan suatu luka menjadi terinfeksi bergantung pada jenis

    mikroorganisme, dan daya tahan pasien terhadap infeksi.

    Infeksi =jumlah dari beberapa tipe mikroorganisme x virulensi

    Daya tahan individu

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    21/30

    19

    Tabel 1. Faktor resiko lokal dan faktor resiko sistemik terjadinya

    kolonisasi atau infeksi.

    Diambil dari : Sibbald R G.et al, 2003.

    Keberadaan faktor lokal dan sistemik mempengaruhi respon imun

    individu dan menjadi faktor kritis untuk mengetahui apakah infeksi

    akan berkembang. Organisme yang resisten terhadap antibiotik

    menambah resiko infeksi yang lebih berat.

    Penilaian dan perawatan terhadap Luka dengan kolonisasi kritis atau

    Infeksi

    Luka kronis menunjukkan tanda tanda penyembuhan luka dalam 4

    minggu dan proses ini bisa berlanjut hingga 12 minggu. Bila lebih dari

    waktu rata rata tersebut, kolonisasi kritis atau infeksi telah terjadi.

    Diagnosis kolonisasi kritis dan infeksi sepenuhnya bergantung pada

    pemeriksaan klinis.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    22/30

    20

    Tanda dan gejala klinis kolonisasi kritis dan infeksi pada luka kronis.

    Selain pemeriksaan klinis, swab bakteri atau kultur, pemeriksaan

    laboratorium dan radiologi digunakan untuk diagnosis dan perawatandari luka infeksi.

    Untuk memperoleh spesimen kultur bila luka menunjukkan tanda dan

    gejala klinis infeksi atau apabila luka tak pernah membaik meskipun

    telah mendapat perawatan optimal. Spesimen kultur yang bisa

    dilakukan, jaringan atau pus/abses. Tidak disarankan untuk

    menegakkan diagnosis hanya berdasar hasil kultur.

    Acuan untuk memperoleh kultur dari luka

    Bila perlu, debridement terlebih dahulu pada daerah superfisial luka

    sebelum melakukan swab.

    Irigasi luka dengan normal salin sebelum melakukan swab. Eschar,

    pus, eksudat tidak termasuk spesimen yang bisa diambil dengan swab.

    Swab yang digunakan harus steril dan media kultur telah disiapkan.

    Bila ukuran luka kurang dari 5 cm2, swab digunakan dengan satu

    putaran penuh diatas jaringan granulasi.

    Bila ukuran luka lebih dari 5 cm2, swab dilakukan dengan pola zig-

    zag.

    Letakkan swab pada medium bila telah selesai dilakukan.

    Analisis pemetaan kuman dan virulensinya, perlu diketahui.

    Biakan aerob dan anearob dilakukan.

    Kirim segera ke laboratorium.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    23/30

    21

    Gambar 15. Metode pengambilan sampel dari swab.

    Pencegahan kolonisasi kritis dan infeksi

    Untuk perawatan kolinisasi kritis dan luka terinfeksi, pemantauan dan

    manajemen optimal untuk mencari faktor resiko atau komorbid harus

    segera dilakukan. (pada ulkus dekubitus, ulkus arterial dan vena, ulkus

    diabetikum, dan luka pada keganasan).

    Berikan pembersihan pada luka maupun sekitar luka yang adekuat.

    Bila perlu debridement luka karena akan mengurangi populasi bakteri.

    Pemberian obat topical antiseptik selama 2 minggu perludipertimbangkan.

    Pemberian antiseptik yang tidak sitotoksik dapat berguna untuk

    mengurangi populasi bakteri pada luka.

    Pemberian topikal antibiotik hanya digunakan pada luka dengan

    infeksi ringan tanpa ada tandanya invasi pada jaringan. Bila digunakan

    terlalu bebas, resistensi dan sensitisasi dapat terjadi.

    Tetap lakukan moisture balance. Bila luka tak membaik dalam waktu 2 minggu atau malah berkembang

    ke infeksi meskipun dengan pemberian antibiotik topikal maka

    pemberian antibiotik sistemik bisa dilakukan.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    24/30

    22

    Osteomyelitis

    Resiko terjadinya osteomyelitis bergantung secara langsung dengan

    kedalaman luka dan hubungannya antara kulit dan tulang. Osteomyelitis bisatampak normal pada foto x-ray.

    Bila ulkus telah menyentuh tulang atau bila dicurigai infeksi pada

    ulkus telah meluas ke tulang osteomyelitis harus dicurigai.

    Diagnosis dapat dilakukan :

    Foto X-ray berkala tiap 2 minggu

    Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) dapat normal pada pasien

    osteomyelitis. Pemeriksaan ini hanya berguna untuk evaluasi

    daripada diagnosis.

    Bone scan

    MRI (bila semua hasil meragukan).

    Terapi:

    Penggunaan jangka panjang antibiotik

    Debridement, biopsi,squesterectomyperlu dilakukan .

    MANAJEMEN NYERI PADA LUKA

    Pendekatan manajemen nyeri sangat bervariasi pada setiap individu.

    Merawat luka dengan nyeri termasuk penilaian yang tepat dari luka tersebut

    dan nyeri yang dihasilkannya. Sangat penting untuk diketahui bahwa nyeri

    dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, kualitas hidup dan pola tidur individu

    tersebut. Tujuan manajemen nyeri yang dimaksud adalah membantu suatu

    individu mencapai ambang nyeri yang masih ditoleransi melalui suatu

    manajemen yang komprehensif.

    Penilaian dan dokumentasi nyeri

    Penilaian jenis, penyebab, intensitas, ( skala wajah visual atau angka)

    dan frekuensinya.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    25/30

    23

    Dokumentasi pada status progresivitas perkembangan manajemen

    nyeri.

    Jenis dari nyeri pada luka

    Berdasar etiologi dibagi menjadi neuropatik dan nosiseptif dan berdasar

    durasi dibagi menjadi akut dan kronik.

    Nyeri Nosiseptif

    Respon inflamasi karena kerusakan jaringan, nyeri jenis ini membaik

    bila kerusakan jaringan berhenti dan proses inflamasi mereda. Digambarkan

    nyeri ini bersifat tajam seperti ditusuk, gatal, dan perih.

    Nyeri neuropatik

    Nyeri menetap dan terjadi pada reseptor di saraf perifer atau pusat dan

    menimbulkan nyeri yang lebih bersifat kronis. Digambarkan nyeri terasa

    seperti terbakar, tersengat, dan berat.

    Penyebab dan Karakteristik Nyeri

    Tabel 2. Macam-macam nyeri beserta karakteristiknya.

    Penyebab

    Nyeri

    Karakteristik

    Nyeri Istirahat Nyeri muncul meskipun dalam kondisi istirahat(infeksi,

    iskemik, infark)

    Nyeri

    insidental

    Nyeri selama aktifitas sehari-hari. (batuk, berjalan)

    Nyeri

    Prosedural

    Nyeri dari prosedur rutin (pergantian bebat luka)

    Nyeri Operasi Nyeri karena intervensi bedah yang memerlukan tindakan

    anestesi

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    26/30

    24

    Manajemen nyeri pada luka

    Beri waktu jeda untuk istirahat bila setiap tindakan yang kita lakukan

    menimbulkan nyeri yang sudah terlalu hebat. Obat-obat topikal yang dapat menimbulkan nyeri dihindari.

    Atasi penyebab dari nyeri (bebat tekan yang terlalu keras, dan lain-

    lain).

    Pemilihan pembalut luka yang lembab dan tidak terlalu lengket pada

    luka.

    Lindungi kulit sekitar luka

    Debridement bila diperlukan dengan suport dari obat-obatan anestesi.

    Perawatan infeksi dan edema yang adekuat.

    Pemberian dukungan moral

    Penggunaan terapi relaksasi untuk membantu meredakan nyeri dan

    persepsi pada nyeri itu sendiri. ( nafas dalam, suara pelan, sentuhan

    lembut, pengalih perhatian dan informed consent tentang rencana

    perawatan).

    Pemberian analgesia berdasar rekomendasi WHO baik topikal maupun

    sistemik. Rekomendasi ini tak berlaku pada nyeri neuropatik.

    Nyeri nosiseptif

    Opioid : untuk nyeri nosiseptif sedang hingga berat.

    Antiinflamasi non steroid (AINS) : nyeri ringan hingga sedang.

    Gambar 16. Protokol penanganan nyeri dari PBB.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    27/30

    25

    Nyeri neuropatik

    Untuk nyeri neuropatik digunakan antidepresan/anti konvulsi.

    PERAWATAN DASAR LUKA LANJUTAN

    Implementasi dari rekomendasi ini dibuat oleh tenaga medis yang

    khusus terlatih perawatan luka lanjutan.

    Luka harus dimonitor secara berkala dan hasil diukur oleh arahan dari

    dokter .

    Perawatan luka lanjutan

    Terapi tekanan negatif(tekanan subatmosfir)

    Dilakukan untuk merangsang penyembuhan luka, dapat membantu

    membuang eksudat yang berlebihan, merangsang pembentukan pembuluh

    darah baru, kontraksi batas luka dan mengurangi kolonisasi bakteri. Pasien

    yang tak bisa dilakukan debridemen surgikal terapi tekanan negatif merupakan

    suatu pilihan.

    Indikasi terapi tekanan negatif

    Luka berkavitas

    Luka graft

    Luka flap

    Luka bakarpartial-full thickness

    Luka dehisense

    Luka kronis

    Luka akut

    Luka trauma

    Ulkus dekubitus

    Ulkus diabetikum

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    28/30

    26

    Kontraindikasi terapi tekanan negatif

    Luka karena keganasan

    Osteomyelitis yang tak terawat

    Fistel yang belum tereksplor

    Jaringan nekrosis dengan adanya eschar.

    Perhatian Khusus

    Luka dengan pendarahan aktif harus diatasi dulu sebelum dilakukan

    terapi tekanan negatif

    Bila luka mengalami masalah homeostasis atau penggunaanantikoagulan lama, terapi tekanan negatif harus ditunda hingga masalah

    tertangani.

    Pada terapi tekanan negatif harus waspada terhadap pembuluh darah

    besar disekitarnya. Pemberiam foam dressing secara langsung pada

    pembuluh darah besar lebih baik dihindari.

    Kulit bioengineered

    Merupakan kulit buatan biologis digunakan untuk perawatan luka akut

    ataupun kronis

    Mengandung sel manusia hidup seperti fibroblas,kertinosit, yang dapat

    menghasilkan kolagen, protein, dangrowth faktor.

    Mengganti dan membangun kembali jaringan yang rusak pada luka atau

    ulkus.

    Bekerja dengan mengaktifkan sel sel yang hidup disana danberkembang sertad dapat beradaptasi pada lingkungan disana.

    Indikasi pada ulkus diabetikum dan ulkus pada vena.

    Growth factors

    Digunakan untuk mempercepat penyembuhan dari luka kronis

    Platelet derived growth factor (PDGF) hanya digunakan topikal dan

    terbukti efektif.

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    29/30

    27

    PDGF mempercepat penyembuhan pada ulkus diabetikum neuropatik.

    PDGF semakin efektif bila dikombinasikan dengan perawatan dasar

    luka seperti debridement surgikal.

    Protease-modulating Matri x Dressing

    Terbuat dari kolagen dan selulose regenerasi yang teroksidasi

    Menempel pada protease yang bila dalam jumlah berlebihan merupakan

    barier utama untuk penyembuhan luka. Materi ini dapat meningkatkan

    biovaibilitasgrowth factorspada luka.

    Berguna pada ulkus vena dan diabetikum.

    Skin grafts

    Potongan kulit yang telah dipisahkan dari aliran darah lokalnya dan di

    transplantasikan di tempat lain pada host yang sama.

    Tipe skin graft : full thickness( mengandung epidermis dan seluruh

    dermis) dan split thickness (mengandung epidermis dan sebagian

    dermis).

    Composite graf ts

    Mengandung minimal dua jaringan yang berbeda biasanya kulit dan

    kartilago.

    Dilakukan secara full thickness untuk memperbaiki defek kecil (

  • 5/20/2018 Penilaian Dan Perawatan Luka Terkini

    30/30

    28

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Anonymous, Preparation of The Wound Bed Assesment and

    Management, November 5

    th

    2011, p:10-35.2. Baranoski S, Ayello E, Wound Care Essentials: Practice Principles , 2

    nd

    edition, Lippincott, Williams & Willkins, 2007, p: 84-86.

    3.

    Dow G, Browne A, & Sibbald RG, Infection in chronic wounds:

    Controversies in Diagnosis and Treatment. Ostomy/Wound Management,

    45(8), 23-40.

    4. Krasner DL, Sibbald RG, Nursing Management of Chronic wounds: Best

    practices across the continuum of care. Nursing Clinics North American,

    34(4), 933-53.

    5.

    Nguyen DT, Orgill DP, Murphy GF, The Pathophysiologic Basis for

    Wound healing and Cutaneus Regeneration Biomaterials for Treating Skin

    Loss. Woodhead Publishing (UK/Europe) & CRC Press (US),

    Cambridge/Boca Raton, chapter 4th,2009, p:25-57.

    6. Stadelmann WK, Digenis AG, Tobin GR, Physiology and Healing

    dynamics of chronic cutaneous wounds, American journal of

    Surgery,1998, 176(2A suppl): 26S-38S .