penugasan medikolegsl abortus

Upload: anida-shofiana

Post on 18-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kasus Abortus Provokatus KriminalisPenugasan Blok Medikolegal

Disusun Oleh :Nama : Anida ShofianaNim :09711203Tutor : dr. R. Edi FitriyantoKelompok : 7

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA2012

DAFTAR ISIHalaman Judul.1Daftar isi .2Kasus .3Pendahuluan .4Tinjauan Medis.5Tinjauan Etika.8Tinjauan Hukum.10Tinjauan Islam.11Kesimpulan .13Daftar Pustaka....................................................................................................14

A. KASUSBanyaknya kasus aborsi yang ditemukan di Indonesia semakin meresahkan. Ironisnya kasus aborsi ini banyak dilakukan oleh para remaja yang belum menikah. Para remaja ini umumnya adalah pelajar dan mahasiswa. Contoh kasus kali ini adalah yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang notabene sebagai tempat yang banyak dituju oleh sebagian orang untuk menuntut ilmu. Namun niat awal datang ke Yogyakarta untuk belajar telah mereka salah gunakan untuk melakukan tindakan-tindakan asusila sehingga mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Selain kenyataan yang banyak ditemukan di dalam masyarakat, banyak pula berita-berita tentang kasus aborsi yang dimuat di surat kabar maupun di media elektronik. Contohnya saja pada Bulan Agustus tahun 2012 telah tertangkap sepasang anak muda yang bernama (Ar) seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi negri terkemuka di Yogyakarta dan (Me) seorang mahasiswi keperawatan di salah satu akademi keperawatan di Yogyakarta. Mereka tertangkap dikarenakan kecurigaan salah seorang teman yang melihat adanya gundukan bertabur bunga di depan kamar kos (Me). Karena kecurigaan tersebut maka segera dilaporkannya ke polisi. Dan polisi membuktikannya dengan menggali lagi gundukan tersebut. Ternyata ditemukan seonggok daging. Setelah di visum di Rumah Sakit ternyata daging tersebut adalah orok atau calon bayi yang sudah berumur 3 bulan. Kejadian ini berawal dari terlambat nya (Me) haid. Setelah di test ternyata positif hamil 3 bulan. Karena sepasang kekasih ini masih mahasiswa, maka mereka memutuskan untuk menggugurkan kandungan. Ditambah lagi (Me) tidak ingin dinikahi oleh (Ar) dikarenakan (Me) masih ingin meneruskan kuliahnya. Setelah berdiskusi sepasang kekasih ini kemudian mencari- cari informasi dimana tempat pengguguran kandungan. Akhirnya mereka menemukan informasi tempat pengguguran kandungan. Mereka mendapatkan informasi itu dari tulisan-tulisan selebaran yanf ditempel di tiang-tiang listrik lampu merah (traffic light) diperempatan jalan yang ramai lalu lintas. Isi dari tulisan itu adalah penawaran jasa aborsi kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Memang tulisan tersebut tidak secara terang-terangan menyatakan dan menuliskan kata aborsi. Akan tetapi bunyi kalimat yang dituliskan sudah cukup menyiratkan bahwa jasa yang ditawarkan dalam tulisan itu adalah jasa aborsi. Bunyi tulisan itu antara lain jika anda terlambat datang bulan segera hubungi....... (nomor telepon tertentu). Nomor telepon yang diberikan biasanya adalah nomor HP(Hand Phone) sehingga sulit untuk melacak keberadaan pemilik nomor tersebut. Dari pemeriksaan yang dilakukan oleh polisi Polres Ngaglik Sleman ternyata diketahui bahwa yang menggugurkan kandungan (Me) adalah seorang yang mengaku dokter yang berasal dari Semarang. Dokter tersebut dibantu oleh asistennya dalam melaksanakan aksinya. Dalam menjalankan prakteknya dokter gadungan ini membuka cabang di wilayah Semarang, Jawa Tengah. Dan agar prakteknya tidak tercium oleh aparat kepolisian maka dilakukan dari hotel ke hotel. Diketahui setiap bulannya kelompok gadungan ini bisa melakukan aborsi kepada sembilan hingga sepuluh wanita. Tarif yang dipasang kepada pasien antara Rp 1 juta- Rp 2 juta setiap kali aborsi. Sementara para tersangka aborsi ini akan dijerat dengan pasal 348 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman hukuman penjara maksimal lima tahun.B. PENDAHULUANAkhir-akhir ini kasus abortus di Indonesia semakin marak terjadi. Angka kematian akibat aborsi mencapai sekitar 11% dari angka kematian ibu hamil dan melahirkan, yang di Indonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup, untuk ukuran negara Asia maupun dunia angka yang cukup tinggi. Praktek aborsi yang dilakukan remaja seperti yang banyak dilaporkan oleh media massa diperkirakan mencapai 5 juta. Data- data tersebut menunjukkan bahwa kasus aborsi menjadi masalah yang sangat serius. Penegakan hukum terhadap tersangka pelaku aborsi harus dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kota pelajar yang tak lepas dari maraknya kasus aborsi yang dilakukan oleh para pelajar yang menimba ilmu di Yogyakarta.Dari definisi nya, abortus menurut WHO dikatakan sebagai keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Janin viabel apabila masa gestasi telah mencapai 22 minggu atau lebih atau apabila berat janin 55 gr atau lebih. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut dengan abortus spontan. Sedangkan abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut dengan abortus provokatus. Abortus provokatus ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu abortus provokatus medisinalis dan abortus provokatus kriminalis. Disebut dengan medisinalis bila didasarkan oleh pertimbangan dokter demi menyelamatkan nyawa ibunya. Di sini pertimbangan harus dilakukan oleh minimal 3 dokter spesialis yaitu spesialis Kebidanan dan Kandungan, spesialis Penyakit Dalam dan spesialis Jiwa. Bila perlu ditambahkan dengan pertimbangan oleh tokoh agama setempat. Setelah dilakukan terminasi kehamilan, harus diperhatikan agar ibu dan suaminya tidak terkena beban psikis di kemudian hari. Namun abortus yang marak terjadi pada kalangan remaja akibat pergaulan bebas ini disebut dengan abortus provokatus kriminalis. Abortus provokatus kriminalis ini dilakukan tanpa adanya indikasi medis untuk menyelamatkan kesehatan. Abortus ini dilakukan atas dasar perbuatan tak bertanggung jawab yang telah dilakukan para remaja yang belum menikah untu menutupi rasa malu mereka. Dan abortus ini dalam hukum,medis, etika maupun agama sangat tidak diperbolehkan.Kewajiban dokter untuk selalu menghormati kehidupan sesuai dengan lafal sumpahnya sering masih menjadi dilema. Hadirnya janin dalam kandungan pada kondisi tertentu dapat mengancam nyawa atau kesehatan ibu. Pada tahun 1970 asosiasi kedokteran sedunia (WMA) mengeluarkan maklumat yang dikenal dengan deklarasi Oslo. Isinya membenarkan tindakan aborsi atas indikasi medik dengan syarat diizinkan oleh undang-undang negara bersangkutan. Namun seiring berjalannya waktu dan banyak nya orang serta agama yang mempertentangkan aborsi tanpa indikasi medik ini maka aborsi kriminalis tidak dilegalkan di Indonesia.Manfaat dan kegunaan aborsi bila diindikasi kan karena kesehatan ibunya yang terancam, maka aborsi diperkenankan dan akan bermanfaat terhadap keselamatan nyawa ibunya. Disini kenapa dipilih lebih menyelamatkan ibunya, dikarenakan ibunya merupakan seorang yang masih banyak dibutuhkan oleh banyak orang. Untuk aborsi yang dilakukan tanpa ada indikasi tindakan medis maka tidak akan bermanfaat dan berguna, karena selain membahayakan nyawa ibu yang mengandung tersebut yaitu bisa mengalami perdarahan hebat bila dilakukan tanpa indikasi dan dengan orang yang bukan dalam bidangnya, juga tindakan aborsi ini sangat tidak diperbolehkan oleh agama maupun negara.C. TINJAUAN MEDIS1. Teknik dan Mekanisme Aspirasi vakum/kuretaseMetode aspirasi Vakum/Kuretase adalah metode pengeluaran isi rahim dengan proses penyedotan menggunakan semacam tabung kanula yang dimasukkan ke dalam rahim melalui leher rahim. Menurut WHO kuretase dapat dilakukan sampai dengan 12 atau 15 minggu setelah periode menstruasi terakhir tergantung dengan peralatan yang tersedia dan dibutuhkan pelatihan serta kemahiran oleh tenaga kesehatan. Biasanya kuretase ini dilakukan atas indikasi medik bukan karena tindakan abortus kriminalis. PIL RU 486Masyarakat umum biasa menamakan Pil Aborsi Perancis. Teknik ini menggunakan hormon sintetik yaitu mifepristone dan misoprostol untuk secara kimiawi menginduksi kehamilan usia 5-9 minggu. Di Amerika Serikat , prosedur ini dijalani dengan pengawasan ketat dari klinik aborsi yang mengharuskan kunjungan paling tidak minimal 3 kali ke klinik tersebut. Pada kunjungan pertama, wanita hamil tersebut akan diperiksa kondisi nya dan dipastikan tidak ada nya kontraindikasi (perokok, kegemukan, asma, hipertensi). Namun di Indonesia pil ini tidak diperbolehkan dibeli tanpa adanya resep dari dokter.Kerja dari pil RU 486 ini adalahmemblokir hormon progesteron yang berfungsi untuk menjaga jalur nutrisi ke plasenta agar tetap lancar. Karena adanya pemblokiran ini, maka janin yang dikandung tidak akan mendapatkan nutrisi atau makanannya secara adekuat. Pada kunjungan kedua yaitu pada hari 2-3 setelah kunjungan pertama, wanita hamil ini akan diberikan suntikan hormon prostaglandin, biasanya yang sering dipakai adalah misoprostol yang dapat mengakibatkan terjadinya kontraksi rahim dan membuat rahim terlepas. Kunjungan ketiga dilakukan kira-kira 2 minggu setelah pengguguran kandungan, untuk mengetahui apakah aborsi telah berlangsung. Jika aborsi belum terjadi, maka bisa dilakukan operasi. Terdapat kasus yang cukup serius ketika aborsi tidak juga terjadi dalam waktu 44 hari kemudian, maka dapat terjadi perdarahan hebat, mual muntah, pusing-pusing hingga menimbulkan kematian. Penggunaan pil RU 486 ini efek jangka panjang nya belum dapat diketahui secara pasti, namun beberapa mengatakan bahwa pil RU 486 ini tidak hanya mempengaruhi kehamilan yang sedang berlangsung tetapi juga mempengaruhi dari kehamilan yang selanjutnya yaitu kemungkinan terjadinya keguguran spontan dan cacat pada bayi yang dikandungnya.

2. Indikasia. Indikasi diperbolehkannya dilakukan aborsi adalah jika bila mana kehamilan dilanjutkan maka akan mengancam nyawa dari ibu. Dokter dapat mempertimbangkan resiko kehidupan ibu berdasarkan kondisi saat ini maupu perkembangan komplikasinya di masa mendatang. Termasuk dalam penyakit yang menyebabkan kehamilan harus dihentikan adalah keganasan kanker. Kanker yang paling serng ditemukan pada wanita hamil adalah kanker serviks, kanker payudara. Begitu pula jika diketahui bayi yang dikandungnya akan mengalami cacat kongenital berat maka indikasi aborsi diperbolehkan.b. Kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik) karena pada kehamilan ini bayi tidak berada pada uterus ibu sehingga bila diteruskan akan menimbulkan bahaya pada ibu yang mengandungnya.c. Janin yang tidak berkembang atau meninggal.3. KontraindikasiKontraindikasi dari tindakan aborsi ini lebih dikarenakan penggunaan pil untuk menggugurkan kandungan. Contohnya saja pada orang yang mengalami alergi misoprostol,akan terjadi reaksi hipersensitivitas. Sedangkan untuk aborsi dengan kuretase, usia ibu hamil yang sudah tua dapat menjaadi kontraindikasi. Selain itu perokok berat, asma juga merupakan kontraindikasi untuk dilakukan aborsi.4. KegunaanUntuk tindakan menyelamatkan nyawa ibu, aborsi sangat bermanfaat. Namun jika aborsi dilakukan untuk menutupi aib karena hamil diluar nilah maka tindakan aborsi menjadi haram hukumnya.5. Efek sampingMenurut Darmayasa, efek jangka pendek dari tindakan aborsi adalah terjadinya infeksi dari yang ringan sampai yang berat, perdarahan, rahim terluka. Bahkan jika melakukan kuretase nya tidak bersih, maka perdarahan akan berlanjut. Yang jika tidak segera dihentikan maka perdarahan akan terus menerus terjadi dan akan menyebabkan kematian pada ibu. Dan akan semakin berakibat fatal jika yang melakukan aborsi itu adalah bukan dari kalangan tenaga medis. Karena bila yang melakukan bukan dari kalangan tenaga medis maka biasanya karena kurang mengerti teknik melakukan kuret dengan baik maka akan menyebabkan seluruh lapisan epidermis rahim tertarik sehingga terjadi penyatuan anatara rahim atas dengan rahim bawah. Kondisi ini membuat wanita tersebut tidak bisa menstruasi dan tidak dapat mempunyai anak.Untuk efek komplikasi jangka panjangnya, ibu dapat mengalami infeksi yang berkelanjutan yang menyerang saluran lahir dari luar hingga dalam. Sebagai akibatnya wanita yang menjalani aborsi tersebut akan kesulitan untuk mempunyai anak lagi. Anorsi juga dapat menyebabkan komplikasi yang bisa membuat ibu kehilangan nyawa, yaitu ibu yang melakukan aborsi dengan teknik dan peralatan yang tidak steril akan mengakibatkan terjadinya infeksi dan mengakibatkan sepsis yang pada akhirnya akan berujung kehilangan nyawa.Pada rentang tahun 2010 hingga 2012, setiap tahun ditemukannya satu ibu meninggal karena kasus aborsi provokatus kriminalis yang dilakukan dengan sengaja bukan karena indikasi medis dan dilakukan oleh tenaga yang tidak berkompeten di bidangnya.Agar aborsi tidak menimbulkan efek samping dan dapat dilakukan secara aman dan harus sesuai dengan indikasi medik apabila :a. Dilakukan oleh pekerja kesehatan yang benar0benar terlatih dan berpengalaman melakukan aborsib. Pelaksanaanya tindakan aborsi harus menggunakan alat-alat kedokteran yang layak dan steril, tidak tercemar kuman maupun bakteri.c. Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien terakhir kali menstruasi.

D. TINJAUAN ETIKAPrinsip-prinsip yang utama sebagai petunjuk untuk melakukan tindakan profesional dan untuk menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan adalah beneficience, non malefience, justice, autonomy.a. BeneficenceBeneficence berarti berbuat baik, ini merupakan prinsip yang mengharuskan dokter untuk bertindak baik dengan cara menguntungkan pasien. Dalam hal kasus aborsi ini dokter harus dapat menjelaskan kepada pasien yang menginginkan tindakan abortus tanpa indikasi medik bahwa tindakan itu akan membahayakan nyawa. Selain itu dokter juga harus berbuat baik dengan memberikan saran dan nasehat untuk menenangkan kondisi psikis pasien yang menginginkan tindakan aborsi tanpa indikasi medik tersebut.b. Non malefienceNon malefience berarti tidak merugikan atau menyebabkan luka dan sering dikenal dengan maximum primum non nocere. Jika sekiranya kita tidak bisa menguntungkan pasien, maka paling tidak kita sebagai dokter jangan merugikannya. Sebagai dokter dengan tidak mau melakukan tindakan aborsi tanpa ada indikasi medik, yang berarti kita telah menghindarkan pasien dalam kerugian. Dalam hal ini kerugian akan kesehatan pasien dan kerugian akan sangsi hukum maupun agama.c. JusticeJustice (keadilan) adalah prinsip etik yang paling kompleks, karena tidak hanya dokter yang memberikan yang terbaik, tetapi peran dokter dalam mengalokasikan sumber daya medik yang terbatas. Prinsip ini memperlakukan orang-orang dengan hak dan dalam situasi yang sama tanpa memandang kedudukan sosial ataupun kekayaan. Dan dalam kasus aborsi dokter tidak melanggar prinsip justice, karena pasien sendiri yang menginginkan tindakan aborsi.d. AutonomyAutonomy berasal dari bahasa Yunani autos (self atau diri sendiri) dan nomos (rule/ governance atau aturan) yang berarti self rule. Dalam bidang kedokteran autonomy mengandung arti mengatur diri sendiri yaitu bebas dari kontrol oleh pihak lain. Menghormati autonomy pasien berarti mengakui hak individu. Sebagai contoh dari prinsip ini dalam kasus aborsi adalah ketika seseorang meminta untuk dilakukan aborsi, maka permintaan aborsi ini adalah hak pasien, tetapi dokter harus mendiskusikannya mengenai alasan khusus, resiko serta manfaatnya. Jika pasien tetap ingin melakukan tindakan aborsi maka dokter harus melakukan konseling untung pasien agar mengerti bahwa aborsi tanpa indikasi medik akan membahayakan nyawa pasien.

E. TINJAUAN HUKUMBerdasarkan hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk dalam tindak kejahatan. Dalam bahasa kedokteran sering dikenal dengan istilah Abortus Provokatus Criminalis, seperti yang telah dijelaskan diatas. Dalam hal ini di Indonesia telah menetapkan yang menerima hukuman karena telah melakukan aborsi ini adalah :1. Ibu yang telah meminta untuk dilakukan aborsi2. Dokter atau bidan atau orang yang telah menolong untuk melakukan tindakan aborsi3. Orang-orang yang telah mendukung terlaksananya aborsi. Dalam hal ini bisa pihak laki-laki, orangtua maupun perantaraBeberapa pasal yang terkait dengan tindakan aborsi yang telah ditetapkan di Indonesia menurut kitab undang-undang hukum pidana (KUHP) yaitu pada pasal 346-349:Pada pasal 346 KUHP menegaskan bahwasannya seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam pidana paling lama empat tahun. Dengan demikian dapat aborsi menurut konstruksi yuridis peraturan perundang undangan di Indonesia (KUHP) adalah tindakan menggugurkan atau mematikan kandungan yang dilakukan oleh seorang wanita atau orang yang disuruh melakukan itu. Dalam hal ini wanita tersebut adalah wanita hamil yang atas kehendaknya ingin menggugurkan kandungannya, sedangkan tindakan yang menurut KUHP dapat dilakukan oleh tabib, bidan atau juru obat.Aborsi dalam perundangan medis diatur di dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, dalam pasal 15. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa Tenaga Kesehatan dapat melakukan tindakan medis jika dalam keadaan darurat untuk menyelamatkan ibu dan atau janin atas pertimbangan tim ahli medis dan dengan persetujuan ibu hamil atau keluarganya. Tindakan medis yang dapat dilakukan oleh praktisi medis harus sesuai dengan indikasi medik dan atas persetujuan dari tim ahli.Pidana yang selanjutnya diatur dalam KUHP pasal 346 adalah : 1) wanita yang dengan sengaja menyebabkan kandungannya menjadi gugur atau mati, atau 2) wanita yang dengan sengaja menyuruh orang lain menyebabkan kandungannya menjadi gugur atau mati, 3) orang lain yang disuruh untuk melaukan itu. Seseorang dapat dikatakan telah melakukan kejahatan aborsi jika memenuhi unsur-unsur yang pasal 346 KUHP tersebut. Meskipun demikian dalam pasal 347 ayat (1) KUHP menyebutkan Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau matinya kandungan seorang wanita tidak dengan izin wanita tersebut, maka akan dipidana dengan penjara maksimal dua belas tahun. Untuk aborsi yang dimaksudkan dalam pasal 346 KUHP hanya mencakup pengguguran kandungan karena kesengajaan, sedangkan untuk pengguguran kandungan secara alamiah tidak termasuk dalam tindak pidana, karena tidak mencakup unsur yang terdapat dalam KUHP.F. TINJAUAN ISLAMDan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. (Q.S. Al Israa :33)Yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah menggugurkan kandungan dengan cara paksaan pada janin yang belum sempurna penciptaannya baik itu atas permintaan atau kerelaan dari ibu yang mengandungnya.Sebenarnya didalam teks-teks Al Quran dan hadist tidak didapatkan secara khusus yang menyebutkan hukum aborsi, namun yang ada adalah melarang untuk membunuh jiwa orang tanpa hak sebagaimana yang telah Allah SWT firmankan dalam surat An Nisa : 93 Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka jahanam, dan dia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar (Qs An Nisa : 93)Terdapat juga hadits yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Masud bahwasannya Rosulullah Saw bersabda : Sesungguhnya seseorang dari kamu akan dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua terbentuklah segumpal darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga, berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh, serta memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia. (Bukhari dan Muslim)Banyak ulama yang berselisih tentang hukumnya aborsi, dan pendapat ulama ini terbagi menjadi 3 pendapat :Pendapat pertama :Hukumnya menggugurkan kandungan sebelum ditiupkannya ruh ke dalam janin adalah boleh, bahkan ada ulama yang memperbolehkan menggugurkan kandungan dengan menggunakan obat-obatan ( Hasyiat Al Qalyubi). Pendapat ini juga dianut oleh madzab Hanafi, Syafii dan Hambali. Namun kebolehan ini harus berdasarkan atas ijin orangtua. Dalil mereka mengijinkan pengguguran kandungan dikarenakan bahwa sebelum usia 4 bulan ruh itu belum ditiupkan ke janin dan penciptaan dari manusia itu belum sempurna, serta masih dianggap sebagai benda mati sehingga boleh untuk digugurkan.Pendapat kedua :Menggugurkan janin sebelum ditiupkannya ruh itu adalah hukumnya makruh. Dalilnya karena waktu peniupan ruh itu tidak pasti, maka tidak diperbolehkan untuk menggugurkan kandungan jika sudah mendekati waktu peniupan ruh. Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama madzab Hanafi dan Imam Romli.Pendapat ketiga :Menggugurkan kandungan sebelum ditiupkannya ruh adalah haram. Dalilnya bahwa air mani itu sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga sudah siap untuk menerima kehidupan, maka apabila tindakan aborsi tetap dilakukan akan merusak kehidupan. Dan merusak kehidupan ini merupakan tindakan kejahatan.Namun ketiga pendapat para ulama tersebut tentunya dalam batasan-batasan tertentu, yaitu jika terdapat indikasi medik, yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dari ibu. Dan para ulama sudah sepakat mengharamkan tindakan aborsi tanpa ada indikasi medik dan dilakukan setelah peniupan ruh ke dalam janin. Ketentuan ini juga berdasarkan hadits Ibnu Masud. Janin yang sudah ditiupkan ruh kedalamya maka haram untuk dibunuh karena dia telah menjadi seorang manusia.Dalil allah SWT : Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. ( Q.S. Al Isra: 33)Nabi Muhammad Saw pun tidak pernah sekalipun untuk menganjurkan tindakan aborsi walaupun itu hasil dari perbuatan zina atau hamil diluar nikah. Seperti dikisahkan dalam kitab Al Hadud yang tidak memerintahkan orang yang hamil diluar nikah untuk menggugurkan kandungan.

G. KESIMPULANPergaulan bebas di Indonesia khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta sudah marak terjadi. Banyak kasus aborsi yang diawali karena pergaulan remaja yang terlalu bebas. Dan pelaku dari tindak pergaulan bebas ini kebanyakan adalah mahasiswa yang notabene datang ke Yogyakarta untuk menuntut ilmu. Begitu pula pada kasus yang terjadi oleh mahasiswa keperawatan seperti yang telah diuraikan diatas, mahasiswa tersebut melakukan tindakan aborsi dikarenakan malu dan masih ingin untuk meneruskan kuliahnya. Yang lebih mengejutkan lagi tindakan aborsi ini dilakukan oleh mahasiswa kesehatan yang seharusnya sudah mengetahui akan bahayanya tindakan aborsi yang dapat mengancam nyawanya. Tindakan aborsi sendiri di Indonesia sudah diatur dalam pasal 346-349 KUHP yang menyatakan bahwa pengguguran kandungan tanpa adanya indikasi medik atau karena unsur-unsur kesengajaan itu melanggar hukum dan norma yang telah diatur dalam undang. Tidak hanya dalam hukum undang-undang saja. Secara perspektif islam sendiri Allah SWT dan Nabi Muhammad Saw telah mengharamkan tindakan aborsi yang dilakukan dengan sengaja.

H. DAFTAR PUSTAKABertens, K. 2002. Aborsi Sebagai Masalah Etika. Grasindo. Jakarta.

Darwin, Muhajir. 2000. Aborsi dan Kedudukan Amandemen Undang-Undang Kependudukan dan Kesehatan. www.kompas.co.id.

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan dalam Judul Abortus. Bina Pustaka : Jakarta 2009.

2