penulisan ilmiah perencanaan metode dewatering pada konstruksi

19
PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI Disusun Oleh: Akhdan Syauqi 10316465 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS GUNADARMA 2018

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

53 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

PENULISAN ILMIAH

PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA

KONSTRUKSI

Disusun Oleh:

Akhdan Syauqi

10316465

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

2018

Page 2: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat, taufik

serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini

dengan baik serta tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan penulisan

ilmiah yang diberi judul “PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA

KONSTRUKSI” ini.

Penulisan ilmiah ini disusun sebagai bentuk rasa tanggungjawab seorang

mahasiswa dalam memenuhi tugas softskill penulisan dan presentasi, di samping

itu juga untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan penulis megenai

metode dewatering. Penulis menyadari bahwa penulis masih memiliki banyak

kekurangan pada penulisan ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat

penulis butuhkan guna menyempurnakan tulisan ilmiah ini. Semoga hasil penulisan

ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Depok, 5 November 2018

Penulis

Page 3: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................... 1

1.2 TUJUAN PENULISAN ................................................................. 1

1.3 METODE PENELITIAN ............................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TANAH .......................................................................................... 3

2.2 DAYA DUKUNG TANAH ........................................................... 3

2.3 JENIS-JENIS TANAH .................................................................. 4

2.4 AIR TANAH…... ........................................................................... 5

2.5 DEWATERING ............................................................................. 6

2.6 DAMPAK DEWATERING ........................................................... 6

BAB 3 METODELOGI

3.1 METODE DEWATERING ............................................................. 8

3.2.1 Metode Open Pumping ....................................................... 8

3.2.2 Metode Predrainage .......................................................... 8

3.2.3 Metode Cut Off ................................................................... 9

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 PELAKSANAAN DEWATERING .............................................. 11

Page 4: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

iv

4.2.1 Metode Open Pumping ..................................................... 11

4.2.2 Metode Predrainage ........................................................ 12

4.2.3 Metode Cut Off ................................................................. 12

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN ............................................................................ 14

5.2 SARAN ........................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. v

Page 5: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu hal yang krusial

dilakukan pada saat ini. Baik pemerintah maupun masyarakat secara terus menerus

melakukan pembangunan infrastruktur guna menunjang kegiatan sehari-hari. Tidak

dapat dipungkiri, bangunan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia yakni

sebagai tempat tinggal ataupun untuk kebutuhan lainnya seperti: perkantoran,

gelanggang olahraga, rumah sakit dan sebagainya. Dilihat dari berbagai macam

aspek dan fungsinya, infrastruktur terus dikembangkan guna meningkatkan taraf

kehidupan manusia dari segi ekonomi maupun sosial.

Proses pembangunan pada saat ini tidak lagi menggunakan metode

tradisional, melainkan menggunakan alat-alat yang lebih canggih guna

meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga. Namun, dengan adanya alat modern saja

tidak cukup untuk membuat suatu bangunan yang kokoh. Ada beberapa faktor yang

harus diperhatikan dalam proses konstruksi. Selain harus menggunakan bahan

bangunan yang telah memenuhi standar, perlu diperhatikan faktor lain yang dapat

mempengaruhi kualitas bangunan yang akan didirikan, salah satunya adalah faktor

muka air tanah.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari dibuatnya penulisan ilmiah ini agar meningkatkan

pengetahuan penulis dan pembaca dalam:

1. Mengetahui metode dewatering yang digunakan dalam proses konstruksi.

2. Menentukan metode dewatering untuk masing-masing kondisi konstruksi.

Page 6: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

2

1.3 METODE PENULISAN

Metode yang digunakan dalam menyusun penulisan ilmiah ini adalah

literatur. Literatur merupakan penulisan yang datanya didasarkan pada sumber-

sumber berupa buku, internet yang termasuk kedalam softcopy, dan media lainnya

dengan sumber yang akurat dan pembahasan yang relevan dengan penulisan ilmiah

ini.

Page 7: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TANAH

Tanah merupakan suatu lapisan terluar dari kulit bumi yang memiliki

berbagai macam kandungan mineral didalamnya. Tanah tersusun dari mineral-

mineral padat sebagai penyusun utama serta air maupun gas yang mengisi rongga

di dalam tanah. Tanah memiliki peranan yang penting selama perencanaan, saat

ataupun setelah kegiatan konstruksi dilakukan karena tanah merupakan elemen

yang harus menahan pondasi bangunan yang merupakan penyaluran dari beban-

beban diatasnya. Ketika melakukan pembangunan di daerah tertentu maka

diharapkan tanah tersebut mampu menahan beban diatasnya.

Perlu diingat bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim

tropis dengan dua musim yakni musim kering dan musim penghujan. Oleh karena

itu, kelembaban tanah di setiap daerah berbeda-beda. Dengan demikian, perlu

adanya penyelidikan tanah sebelum proses konstruksi dimulai untuk mengetahui

seberapa besar konsolidasi yang akan terjadi pada tanah tersebut dan seberapa

tinggi air tanah yang terkandung didalamnya. Dari data air tanah inilah kemudian

dilakukan proses dewatering.

2.2 DAYA DUKUNG TANAH

Sebelum mendirikan bangunan, perlu diperhatikan daya dukung tanah

yang bertujuan untuk mengetahui kondisi lapisan tanah pada suatu daerah tertantu.

Dengan data tersebut kemudian dapat ditentukan apakah daerah tersebut dapat

didirikan bangunan atau tidak. Faktor keamanan juga menjadi pertimbangan dalam

menganalisa daya dukung tanah. Dengan menyelidiki daya dukung tanah pada tiap

lapisan yang ada, dapat diketahui berapa penurunan atau yang lebih dikenal dengan

konsolidasi tanah yang akan terjadi bila didirikan bangunan dengan pembebanan

tertentu. Untuk mengetahui kandisi tanah dimana bangunan akan didirikan, harus

Page 8: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

4

dilakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu. Kondisi tanah dapat dibedakan

menjadi:

1. Kondisi tanah normal adalah lapisan tanah labil dan tidak mempunyai daya

dukung baik terletak dipermukaan setebal ± 50 cm atau lebih, tetapi dalam

lapisan tanah keras tidak terlalu jauh dibawah permukaan tanah.

2. Kondisi tanah khusus adalah Lapisan tanah labil terletak sampai jauh dibawah

permukaan tanah, sehingga lapisan tanah keras terletak sangat dalam, seperti

tanah rawa dan tanah bergambut dan lapisan tanah terletak pada permukaan

tanah dan tanah sangat sukar digali, misalnya tanah berbatu dan batu karang.

2.3 JENIS-JENIS TANAH

Menurut jenis susunannya tanah dibagi menjadi:

1. Tanah batu Pada tebal ±2,5 m merupakan dasar yang amat baik untuk

bangunan.

2. Tanah cadas Merupakan hasil pengerasan dari tanah dan kadang – kadang

terdapat tanah – tanah lembek pada tebal 2,5 merupakan dasar fondasi yang

baik, umumnya jika dibuka tanah padas ini lapuk lain halnya jika terdapat

banyak pasir.

3. Tanah kerikil Terdiri dari butiran – butiran batuan andesit yang cukup

kasar.biasanya kerikil banyak bercampur pasir, selain kerikil sebagai tanah

dasar, baik untuk didirikan bangunan.

4. Tanah pasir Butir butir pasir mendekati bentuk yang bulat – bulat. Butir - butir

yang berbentuk tajam disebut pasir tajam merupakan tanah dasar yang baik

untuk bangunan.

5. Tanah liat Tanah liat sukar ditembus oleh air karena memiliki susunan butir

yang rapat dan butir tersebut sanagt liat, akan tetapi tanah liat tersebut mudah

menerima air. Keburukan tanah ini adalah jika musim kemarau menunjukkan

retak–retak sampai dibawah muka tanah sehingga kejadian ini mengakibatkan

tegangan dukung tanah menjadi berkurang .Sehingga mengakibatkan retak–

retak pada bangunan.

Page 9: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

5

6. Tanah geluh Tanah ini terdiri dari campuran tanah liat dan pasir. jika butir–

butir pasir banyak terkandung lebih banyak daripada tanah liatnya maka

susunannya lebih rapat. Jika tanah geluh tidak banyak mengandung air, maka

dapat digunakan sebagai dasar bangunan.

7. Tanah napal Terdiri dari campuran tanah liat, pasir dan kapur. Tanah ini baik

digunakan sebagai dasar bangunan asal mempunyai tebal lapis yang cukup

bedanya.

8. Tanah halus Terdiri dari butiran–butiran halus dan rata susunannya. Dalam

susunan butir banyak terdapat butir–butir kapur. Tanah ini baik digunakan

sebagai tanah dasar, asal butir–butirnya tidak mengandung air didalamnya.

9. Tanah gambut Tanah gambut banyak terdapat di rawa–rawa. Tanah gambut

tidak baik sebagai dasar bangunan, perlu diketahui bahwa urungan rawa

dengan lumpur kurang kuat yang lebih kuat adalah urungan dengan pasir kali.

2.4 AIR TANAH

Air merupakan suatu sumber daya alam yang banyak digunakan manusia

dalam menunjang kehidupan sehari-hari baik untuk konsumsi maupun untuk

transportasi. Air juga merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

Walaupun dapat diperbaharui, di beberapa daerah air bersih masih sulit diperoleh

oleh masyarakat. Oleh karena itu, fungsi air bagi kehidupan yang tidak dapat

digantikan oleh senyawa lain pemanfaatannya harus dilakukan sehemat mungkin

agar keberadaannya di bumi tetap lestari.

Sumber air di alam salah satunya adalah air tanah. Menurut Candra (2006)

dalam buku Pengantar Kesehatan Lingkungan, air tanah merupakan sebagian air

hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap kedalam lapisan tanah dan

menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan akan

menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada air.

Kesadahan pada air ini akan menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam

konsentrasi. Zat mineral tersebut yang umumnya ditemukan antara lain kalsium,

magnesium, dan logam berat seperti besi dan mangan. Air tanah inilah yang

kemudian menjadi slah satu faktor dalam proses konstruksi. Karena pada dasarnya,

Page 10: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

6

konstruksi tempat mendirikan bangunan dimulai dari pembuatan pondasi yang

terletak di dalam tanah.

Bukan hanya pada bangunan tempat tinggal sederhana saja, namun faktor

air tanah ini juga tak luput dari konstruksi bangunan bertingkat seperti gedung.

Terlebih lagi gedung memiliki basement sebagai tempat parkir kendaraan. Dengan

keberadaan basement ini tentunya harus lebih diperhatikan perlakuan terhadap

faktor air tanah sebelum proses konstruksi dimulai. Muka air tanah erat kaitannya

dengan daya dukung tanah.

2.5 DEWATERING

Proses dewatering merupakan suatu proses pekerjaan sipil yang bertujuan

untuk mengendalikan air tanah yang akan dibangun suatu konstruksi. Hal ini

dilakukan agar selama proses konstruksi air tanah tidak menggangu jalannya

proyek. Hal ini sangat perlu diperhatikan terutama jika bangunan yang akan

dibangun memiliki basement.

Air tanah harus dipertimbangkan sebelum proses konstruksi dimulai sebab

apabila tidak diperhitungkan, dapat memiliki dampak yang signifikan. Dampak

yang ditimbulkan dapat merupakan dampak kecil seperti mengubah proses

pelaksanaan hingga dampak yang besar seperti mengubah desain struktur yang

disesuaikan dengan kondisi air tanah yang kemudian akan mempengaruhi biaya

konstruksi yang sudah direncanakan sebelumnya.

2.6 DAMPAK DEWATERING

Dewatering memang diperlukan sebelum mendirikan suatu bangunan,

terutama bila bangunan tersebut memiliki basement. Basement pada umumnya

merupakan bangunan yang lebih rendah dibandingkan ketinggian muka air tanah.

Namun perlu diingat bahwa proses dewatering memiliki dampak negatif bagi

lingkungan disekitarnya. Berikut ini merupakan dampak yang diakibatkan proses

dewatering:

1. Terjadinya settlement pada tanah disekitarnya.

2. Tersedotnya partikel halus tanah oleh pompa yang digunakan.

Page 11: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

7

3. Dapat menyebabkan intrusi air yang tercemar.

4. Apabila terdapat konstruksi sipil yang terbuat dari kayu disekitarnya, maka

akan menyebabkan kerusakan struktur yang berada dibawah muka air tanah.

5. Tumbuhan yang ada disekitar dapat mati karena penyerapan air dan unsur

hara oleh pompa yang digunakan.

6. Apabila menggunakan deep pump atau pompa yang dalam, maka akan

memungkinkan sumur warga yang ada disekitar akan kering.

7. Apabila menggunakan alat berat selama proses dewatering, maka akan

menimbulkan polusi udara dan polusi suara/bising.

Untuk menghindari dampak negatif yang ada selama proses dewatering,

maka perlu dibuat rencana-rencana untuk menanggulangi dampak negatif dan

memaksimalkan dampak positif yang ada dengan dibuatnya AMDAL (Analisis

Dampak Lingkungan).

Page 12: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

8

BAB 3

METODELOGI

3.1 METODE DEWATERING

Metode dewatering yang umum dilakukan sebelum proses konstruksi

dimulai dibagi manjedi tiga yakni:

1. Metode Open Pumping.

2. Metode Predrainage.

3. Metode Cut Off.

3.1.1 Metode Open Pumping

Metode open pumping merupakan metode yang paling umum digunakan

pada proses dewatering. Metode ini, biasanya digunakan pada tanah padat yang

memiliki karakter berkohesi dan bergradasi baik. Metode ini, tidak mengganggu

area proyek dan debit rembesan air tidak besar. Metode open pumping dilakukan

dengan mengumpulkan air rembesan dan permukaan dari bagian tepi galian dengan

menggunakan kolektor. Kolektor berfungsi membuang air dari galian dengan posisi

kolektor yang terus mengikuti elevasi galian.

Metode ini merupakan metode yang membutuhkan biaya paling sedikit

jika dibandingkan metode lainnya. Dari segi waktu, metode open pumping terbilang

singkat karena pekerjaan penempatan pipa hanya perlu dilakukan disatu tempat

yakni di lubang penampungan air saja. Metode ini juga tidak menggunakan bor

sehingga tidak memiliki efek yang besar pada sumur warga disekitar area proyek.

3.1.2 Metode Predrainage

Pada metode predrainage, muka air tanah akan diturunkan terlebih dahulu

sebelum dilakukan penggalian lebih lanjut. Metode predrainage cocok digunakan

pada tanah dengan karakteristik tanah lepas, cadas lunak dengan banyak celah dan

tanah berbutir seragam. Selain itu, metode ini juga bisa dipakai pada area yang

Page 13: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

9

memiliki saluran pembuangan air, memiliki debit rembesan cukup besar, dan tanah

yang sensitif terhadap erosi.

Dampak yang ditimbulkan pada saat metode ini digunakan terhadap

bangunan disekitarnya kecil. Namun sebaliknya, metode ini dapat menimbulkan

polusi udara dan polusi suara berupa bising yang diakibatkan saat pengeboran untuk

penempatan pompa didalam tanah. Selain itu, sumur di area sekitar konstrusi

berpotensi mengalami kekeringan karena pompa yang digunakan cukup dalam.

Metode dewatering predrainage dapat dilakukan dengan dua metode

yakni metode pompa dalam dan metode well points. Metode pompa dalam atau

deep well adalah metode pengeringan dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Alat

yang digunakan pada metode ini adalah pompa submersible yang bisa diletakkan di

dalam air. Sementara metode well points atau disebut juga metode pemompaan

dilakukan dengan teknik vacum. Jika dibandingkan dengan metode open pumping

yang telah dijelaskan sebelumnya, metode ini terbilang memakan waktu yang lebih

lama karena sebelum pompa dipasang dibawah tanah, harus dilakukan pengeboran

pada kedalaman tertentu dan penyambungan pipa sebagai konsekuensi dari

penempatan pompa yang dalam.

3.1.3 Metode Cut Off

Prinsip yang digunakan pada metode ini adalah memotong aliran air tanah

dengan dinding pembatas agar area konstruksi dapat terbebas dari air tanah. Metode

cut off cocok dipakai jika area proyek bersebelahan dengan gedung yang sensitif

terhadap penurunan air tanah, tidak ada saluran pembuangan, dan karakteristik

tanah berupa cadas lunak yang banyak celah, tanah lepas, serta tanah berbutir

seragam.

Biaya yang dikeluarkan pada metode ini lebih tinggi jika dibandingkan

dengan dua metode sebelumnya. Biaya tinggi ini berasal dari dinding cut off yang

akan dibangun serta penggunaan alat berat yang merupakan kewajiban bagi

kontraktor yang akan menggunakan metode cut off. Penggunaan alat berat tentunya

akan menimbulkan dampak bagi bangunan disekitarnya karena getaran yang terjadi

Page 14: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

10

serta kebisingan maupun polusi udara yang ditimbulkan. Oleh karena itu metode

ini lebih cocok diterapkan pada proyek yang terletak jauh dari pemukiman warga.

Page 15: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

11

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 PELAKSANAAN DEWATERING

Jika pada bab sebelumnya dibahas mengenai macam-macam metode

dewatering beserta syarat-syarat setiap metode, maka pada sub bab berikut akan

dijelaskan langkah-langkah dewatering pada setiap metode.

4.1.1 Metode Open Pumping

Pelaksanaan metode open pumping dilakukan berdasarkan langkah-

langkah berikut ini:

1. Siapkan saluran untuk mengalirkan air tanah yang dipompa, sejak sebelum

penggalian dimulai.

2. Penggalian dilakukan hingga kedalaman rencana, bila belum sampai pada

kedalaman rencana sudah ada air yang menggenangi pekerjaan galian, maka

penggaliannya dilakukan secara bertahap.

3. Tempat pompa hisap diletakkan pada setiap tahapan galian berupa sumur

kecil.

4. Pada sumur kecil tersebut dipasang pompa untuk pengeringan.

5. Bila kedalaman galian melebihi kemampuan hisap pompa, maka pemompaan

dapat diturunkan.

6. Bila galian sangat luas, dapat dilakukan secara bertahap sebagai berikut:

a. Gali tanah sebatas muka air tanah pada seluruh luasan galian dengan

bulldozer/excavator.

b. Disekeliling tepi galian dibuat galian selokan dengan kedalaman lebih

dari elevasi dasar galian, dengan menggunakan excavator.

c. Prosedur ini bermanfaat untuk mengendalikan rembesan ke dalam

selokan di sekeliling tepi galian.

Page 16: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

12

4.1.2 Metode Predrainage

Pelaksanaan metode predrainage dilakukan dengan menggunakan

langkah-langkah berikut:

1. Membuat suatu perencanaan untuk memperoleh jumlah wellpoint yang

diperlukan (letak dan jaraknya) dan kapasitas pompa yang akan digunakan.

Jarak tiap wellpoint biasanya berkisar antara 1 sampai 4 meter, dengan

penurunan muka air tanah antara 5 sampai 7 meter.

2. Membuat sumur tes yang bertujuan untuk mengetahui lapisan tanah dan

tinggi muka air tanah, guna meyakinkan perencanaan yang telah dibuat.

3. Mempersiapkan saluran untuk mengalirkan air buangan dari pompa kedalam

saluran drainase yang tersedia.

4. Memasang wellpoint dengan kedalaman dan jarak tertentu dan bagian

penghisapnya dihubungkan dengan pipa penghubung wellpoint. Kemudian

header pipe dihubungkan dengan pompa dengan pipa buangnya disambung

dan diarahkan ke saluran pembuang.

Pada pemilihan sistem predrainage ini harus memperhatikan ketersediaan

saluran drainase yang dapat menampung debit air yang harus dibuang permenitnya.

Bila tidak tersedia saluran drainase yang cukup, akan menimbulkan dampak. Untuk

mengatasi dampak tersebut, biasanya air buangan dibalikkan kembali ke tanah

dengan membuat sumur resapan.

4.1.3 Metode Cut Off

Metode ini menggunakan dinding pembatas agar daerah proyek bebas dari

air tanah. Jenis dinding yang digunakan dijelaskan sebagai berikut:

1. Steel Sheet Pile

a. Menetapkan jenis profil steel sheet pile yang akan digunakan karena

akan berfungsi sebagai struktur penahan tanah.

b. Menetapkan model profil yang terletak pada belokan .

c. Menyambung steel sheet pile sebelum dipancang. Perhatikan agar alur

sambungan dengan steel sheet pile yang lain tetap terjaga.

Page 17: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

13

d. Steel sheet pile dipancang pada tempatnya untuk tahap 1 cukup pada

kedalaman agar steel sheet pile dapat berdiri dengan stabil.

e. Steel sheet pile yang berikutnya dipancang dengan mengikuti alur

sambungan dengan steel sheet pile yang telah dipancang lebih dulu

dengan kedalaman yang sama. Begitu seterusnya dengan steel sheet pile

selanjutnya sampai sepanjang yang telah direncanakan.

f. Pemncangan tahap berikutnya adalah memancang steel sheet pile satu

per satu hingga kedalaman yang dikehendaki. Untuk menjaga agar steel

sheet pile tidak keluar dari interlocking selama proses pemancangan,

disarankan menggunakan vibro hammer yang dilayani dengan crane.

Disarankan dipancang bagian tengah terlebih dahulu.

g. Bila pemancangan telah sesuai dengan kedalaman yang telah

dikehendaki, barulah pekerjaan galian dapat dimulai. Bila diperlukan

steel sheet pile dapat diperkuat dengan strutting yang dipasang

bersamaan mengikuti pekerjaan galian.

h. Bila diinginkan daerah galian bebas dari struktur penahan, maka dapat

menggunakan sistem angkur.

i. Bila apada kaki steel sheet pile terdapat lapisan impermeable yang

ketebalannya tidak cukup kuat menahan tekanan air, agar tidak terjadi

peristiwa quick sand, diluar dinding steel sheet pile dipasang sumur

pelepasan tekanan.

Page 18: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

14

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Dewatering merupakan salah satu pekerjaan sipil yang bertujuan untuk

mengendalikan air tanah di daerah galian proyek agar tidak mengganggu

jalannya suatu proses konstruksi. Dewatering yang umum digunakan terbagi

menjadi 3 metode yakni metode open pumping, metode predrainage dan

metode cut off yang berupa dinding penahan.

2. Setiap metode dewatering memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Penggunaan dari setiap metode tersebut perlu memperhatikan faktor-

faktor seperti karakteristik tanah, air tanah mapupun lingkungan agar

dewatering berjalan efektif. Perlu diingat bahwa menggunakan metode

dewatering yang sesuai dengan persyaratannya masing-masing, dapat

meminimalisir dampak negatif.

5.2 SARAN

Perlu diperhatikan setiap langkah dalam penulisan ilmiah agar sesuai

dengan kaidah yang berlaku.

Page 19: PENULISAN ILMIAH PERENCANAAN METODE DEWATERING PADA KONSTRUKSI

v

DAFTAR PUSTAKA

Upthumas01.2016. Dewatering Sebagai Proses Pajak Air Tanah, Available from

URL: http://bprd.jakarta.go.id/2016/12/08/dewatering-sebagai-proses-pajak-air-

tanah/ (4 November 2018 15:45)

Warsita, Ita.2014. Perancangan Dewatering pada Konstruksi Basement, Available from

URL:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=438860&val=6210&title=

PERANCANGAN%20DEWATERING%20PADA%20KONSTRUKSI%20BA

SEMENT%20%20(STUDI%20KASUS%20PROYEK%20LANDMARK%20R

ESIDENCE%20%C3%A2%E2%82%AC%E2%80%9C%20BANDUNG)

(4 November 2018 15:57)

Sukaryanto.2016. Pengaruh Muka Air Tanah Terhadap Pekerjaan Galian, Available from

URL: https://media.neliti.com/media/publications/191942-ID-pengaruh-muka-

air-tanah-terhadap-pekerja.pdf (4 November 2018 16:32)

Indonesia, Strong.2018. Dewatering dan Metode-Metodenya, available from

URL: http://strong-indonesia.com/artikel/dewatering-dan-metodenya/

(4 November 2018 17:00)