peranan dakwah islamiyah dalam ......vi abstrak nama : muh.naim safar nim : 102570001515 skripsi ini...
TRANSCRIPT
i
PERANAN DAKWAH ISLAMIYAH DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK
MASYARKAT DI DESA LADUMPI KEC.RAROWATU
KAB. BOMBANA PROV. SULAWESI TENGGARA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
MUH. NAIM SAFAR NIM : 105270001515
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M
ii
PERANAN DAKWAH ISLAMIYAH DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK
MASYARKAT DI DESA LADUMPI KEC.RAROWATU
KAB. BOMBANA PROV. SULAWESI TENGGARA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
MUH. NAIM SAFAR NIM : 105270001515
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Nama : MUH. NAIM SAFAR
Nim : 102570001515
Skripsi ini disusun oleh Muh. Naim Safar dengan judul “Peranan Dakwah Islamiyah Dalam Pembentukan Akhlak Masyarakat di Desa Ladumpi Kec. Rarowatu Kab. Bombana”. Adapun yang membimbing dalam penyusunan skripsi ini adalah Abdul Fattah, S.Th.I., M.Th.I dan Dr. Abbas Baco Miro, Lc., MA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akhlak Masyarakat di desa Ladumpi Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana. Untuk mengetahui peranan dakwah Islamiyah dalam pembentukan akhlak masyarakat di desa Ladumpi Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana.
Penelitian itu adalah penelitian kualitatif deskripsi. Skripsi ini difokuskan pada dua permasalahan pokok, yaitu (1) bagaimana akhlak masyarakat desa Ladumpi Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana (2) Bagaimana peranan dakwah Islamiyah dalam pembentukan akhlak masyarakat di desa Ladumpi Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana. Pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini yaitu mengunakan pedoman wawancara, observasi, dokumentasi. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.
Masyarakat desa Ladumpi telah belajar menerapkan akhlak yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah namun ada beberapa penyimpangan akhlak yang masih sangat sulit ditinggalkan oleh masyarakat Ladumpi yaitu mencampur adukkan adat istidat yang berbaur kesyirikan, mabuk mabukan, merokok, tidak berpakaian syar’i dan pacaran. Peranan dakwah Islamiyah pada pembahasan ini mencakup dua pembentukan akhlak, yaitu akhlak kepada Allah dan akhlak sesama manusia, akhlak kepada Allah seperti mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukannya, meningkatkan iman dan amal sholeh, menghindari perbuatan maksiat, sedangkan akhlak sesama manusia seperti tidak mengganggu sesama dengan membuat kekacauan seperti mabuk mabukan, tidak merokok, menutup aurat, menjauhi pergaulan bebas. Maka dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya peranan dakwah Islamiyah dalam pembentukan akhlak masyarakat, bisa dilihat dari banyaknya penyimpangan akhlak yang terjadi di desa Ladumpi seperti tidak mentauhidkan Allah, malas beribadah, mabuk mabukan, hobi merokok, tidak berpakaian syar’i, bahkan berkhalwat dengan lawan jenis kini mulai berkurang bahkan sebagian masyarakat mulai menyibukkan diri mereka dengan mempelajari syari’at Islam sehingga di desa Ladumpi telah mengadakan program rutin keIslaman seperti taklim ibu-ibu dan bapak-bapak, latihan ceramah bagi para remaja putra-putri, TPQ dan lain- lain.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, taufik serta
hidayah kepada setiap ciptaan-Nya. Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad
SAW, inspirator kebaikan yang tiada pernah kering untuk digali. Skripsi dengan judul
PERANAN DAKWAH ISLAMIYAH DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK
MASYARAKAT DESA LADUMPI ini, tidak dapat diselesaikan oleh penulis tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak.
Banyak orang yang berada di sekitar penulis, baik secara langsung maupun
tidak, telah memberi dorongan yang berharga bagi penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Secara khusus penulis
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang terkait dan berperan serta
dalam penyusunan skripsi ini :
1. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE. MM. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Syaikh Dr. Muhammad Muhammad Thoyyib Khoory, keluarganya, teman dan
karib kerabatnya yang menjadi donator bagi kami, jazaakumullahu khairan.
3. Drs. H. Mawardi Pawangi, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Abbas Baco Miro, Lc. MA. selaku Ketua Prodi Komunikasi Penyiaran
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Abdul Fattah S. Th.I.,M.Th.I selaku Pembimbing I dan Dr. Abbas Baco Miro
Lc., MA Iselaku pembimbing II yang selalu siap untuk berdiskusi, memberikan
arahan, dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Al-Ust Firman selaku nara sumber inti dan juga sebagai Kordinator Dai
Bombana.
viii
7. Para Dosen di lingkungan Fakultas Agama Islam Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Kedua orang tua tercinta yang telah mendoakan dan memberikan support
moral dan material dengan tulus dan ikhlas.
9. Teman temanku senasib seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu yang telah memberikan masukan, motivasi dan bantuan bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Almamaterku Fakultas Agama Islam Jurusan Dakwah dan Komunikasi
Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis hanya dapat
mendo’akan semoga bantuan, arahan, bimbingan, dorongan, kebaikan dan
keikhlasan dari semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi
ini, mendapat balasan amal baik dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih atas saran dan
kritik yang diberikan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dicatat sebagai
amal kebajikan di hadapan Allah SWT.
Makassar, 23 Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
ix
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ............................................................ iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7
A. DAKWAH ISLAMIYAH ..................................................................... 7
1. Pengertian Dakwah ..................................................................... 7
2. Pengertian Islam .......................................................................... 9
3. Landasan Hukum Dakwah ......................................................... 11
4. Fungsi Dakwah .......................................................................... 13
5. Unsur-Unsur Dakwah ................................................................ 17
6. Peran Dakwah Islamiyah ........................................................... 31
B. AKHLAKMASYARAKAT .............................................................. 33
1. Masyarakat ................................................................................ 33
2. Kemasyarakatan Dalam Islam ................................................... 35
3. Tipe-Tipe Masyarakat ................................................................ 37
4. Akhlak Masyarakat .................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 46
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 46
B. Lokasi dan Objek Penelitian .................................................... 46
C. Fokus Penelitian ...................................................................... 47
D. Deskripsi Fokus Penelitian ...................................................... 47
E. Sumber Data ........................................................................... 48
F. Instrumen Penelitian ................................................................ 49
G. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................... 51
x
H. Teknik Analisis Data ................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 53
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................. 54
1. Keadaan Geografis Desa Ladumpi .......................................... 53
2. Kondisi Desa ........................................................................... 53
3. Keadaan Sosial ........................................................................ 54
4. Keadaan Ekonomi .................................................................... 56
B. DESKRIPTIF PENELITIAN ........................................................... 57
1. Kondisi Akhlak Masyarakat Desa Ladumpi ............................... 57
2. peranan Dakwah Islamiyah Dalam Pembentukan
AkhlakMasyarakat di Desa Ladumpi ......................................... 74
BAB V PENUTUP ................................................................................... 97
A. Kesimpulan .................................................................................... 97
B. Saran ............................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 99
LAMPIRAN ............................................................................................ 103
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 106
xi
DAFTAR TABEL
TABEL 1 : Jumlah Penduduk ................................................................... 54
TABEL 2: Kepercayaan ............................................................................. 55
TABEL 3: Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Ladumpi ........................ 56
TABEL 4: Keadaan Ekonomi ...................................................................... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah dalam Islam adalah merupakan perkara besar yang
menyangkut hajat dan kepentingan masyarakat luas. Sebab pada
kenyataannya Islam tidak mungkin berkembang tanpa adanya dakwah
Islamiyah yang di sebarkan oleh tokoh-tokoh dakwah, karna dalam
segenap peri kehidupan Rasul sangat sarat dengan kegiatan dakwah.
Demikian pula yang kemudian di kembangkan oleh sahabat beliau.1
Salah satu kepentingan besar Islam sebagai sebuah ideologi sosial
adalah bagaimana mengubah kondisi masyarakat sesuai dengan cita-cita
dan visinya2, yakni bagaimana mengubah masyarakat dari kondisinya
sekarang menuju kepada keadaan yang lebih baik dan berakhlak mulia,
dan hal tersebut dapat terwujud tentunya dengan adanya dakwah
Islamiyah.
Di sisi lain, Islam adalah agama dakwah sehingga Allah
menciptakan manusia dengan tugas utamanya untuk selalu mengadakan
hubungan (interaksi), yaitu hubungan dengan Allah SWT sebagai sang
pencipta dan hubungan sesama makhluk yang satu denga yang lainnya,
berbagai macam yang timbul di dalamnya dapat di selesaikan karna
manusia sebagai makhluk sosial yang mana mereka saling membutuhkan
1Samsul Munir Amin,Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam,(
Jakarta:Amzah,2018).Hal 113
2Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, hal. 47
11 1
2
antara yanng satu dengan yang lain.3 Oleh sebab itu, da‟i harus sadar dan
waspada terhadap perkembangan masyarakat saat ini, terutama pada
masyarakat pedesaan yang tentunya sangat minim tentang ilmu
pengetahuan, sehingga banyaknya terjadi penyimpangan dan kerusakan
akhlak.
Berdakwah adalah kewajiban setiap individu yang ingin menjadi
peribadi yang beruntung, hal ini sesuai dengan firman Allah, Q.S. al-Imran
/ 104:
ة يدعون إلى ٱلخير ويأمرون بٱلمعروف نكم أم ولتكن مئك هم ٱلمفلحون وينهون عن ٱلمنكر وأ
ول Terjemahnya:
Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyeru (berbuat) yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”4
Beberapa perilaku ma‟ruf adalah meleksanakan ajaran agama
seperti: sholat lima waktu, membaca Al-Qur‟an, berbakti kepada kedua
orang tua, menghormati norma atau aturan masyarakat, dan memiliki
peribadi yang mulia, sedangkan perilaku yang mungkar adalah:
melanggar aturan agama Islam, melanggar norma masyarakat serta
memiliki pribadi yang buruk. Karna itu keduanya menjadi misi dakwah
yang wajib di laksanakan. Dan diantara faktor penting yang menunjang
keberhasilan dalam dakwah adalah mengetahui ragam keadaan tabiat
manusia sesuai kadar keadaan dan kemampuan mereka.
3Paisol Burlian, Patologi Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016). Cet.1 Hal. 23
4Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta Timur: Darus
Sunnah, 2016), Cet. 20.Hal. 64
3
Padasaat ini melihat banyaknya kerusakan perilaku masyarakat,
baik dari segi akidah begitupula kerusakan akhlak, sehingga dampak dari
kerusakan akhlak masyarakat tersebut berdampak pada masyarakat itu
sendiri begitupula pada generasi selanjutnya, maka hal-hal yang oleh
al;Quran dan sunnah Rasulullah begitupula manusia sepanjang masa
dinilai jahat dan menyimpang terhadap perilaku masyarakat harus
disingkirkan jauh-jauh dari kehidupan masyarakat. Begitupula segala jalan
yang akan memudahkan tumbuh dan timbulnya hal-hal yang menyimpang
itu juga harus ditutup rapat-rapat. Sehingga hanya akhlak yang baik
sajalah yang mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan menjadi
pedoman hidup bagi masyarakat.
Maka dari itu dibutuhkan usaha-usaha yang bertujuan untuk
mengurangi akhlak yang menyimpang tersebut bahkan memberantasnya
sampai keakarnya, begitu pula usaha-usaha menutup jalan bagi
pertumbuhannya, usaha tersebut adalah usaha dakwah yang harus
dilakukan dalam segala segi kehidupan, maka usaha-usaha yang
bermaksud memberantas kemusyrikan, kebodohan, ketidak adilan,
penipuan, perkosaan, perzinaan, kedzaliman, permusuhan,
kesombongan, kekikiran, pencurian, dan lain sebagainya adalah
merupakan usaha dakwah Islamiyah, yang tidak hanya harus dilakukan,
tetapi wajib dilaksanakan, maka dari itu akhlak buruk yang menyimpang
dari ajaran Islam adalah penyakit masyarakat, yang apabila tidak di
usahakan pencegahannya dan penahanannya akan berakibat hancurnya
4
masyarakat itu begitupula generasi masyatrakat berikutnya, dan untuk
mengatasi dan merubah hal tersebut maka sangat dibutuhkan peranan
dakwah Islamiyah yang tentunya berperan aktif dalammerubah
masyarakat kearah yang ebih baik, dakwah yang mengajarkan
masyarakat cinta kepada Rabnya begitu pula Rasulnya sehingga mereka
dapat menerima ajaran Islam tampa paksaan yang demikian masyarakat
dapat merubah polah hidup mereka dengan perlahan dari masyarakat
yang menyimpang dari segi akhlak kearah masyarakat yang berakidah
dan berakhlak mulia.
Ladumpi adalah salah satu wilayah yang terdapat di kecamatan
Rarowatu Kabupaten Bombana, merupakan wilayah yang masih ditahap
perkembangan, sehingga masyarakatnya masih sarat dengan aktifitas-
aktifitas yang sangat menyimpang dari segi akhlak, maka dari itu sebagai
masyarakat terbelakang sangat terbantu dengan adanya peranan dakwah
Islamiyah sehingga masyarakat dapat terbina, baik peranan dakwah
Islamiyah terhadap akidah, ibadah, keimanan dan lain-lain yang
berhubungan dengan akhlak terpuji. Dikarnakan melihat situasi dan
kondisi akhlak masyarakat sangat sarat akan penyimpangan akhklak, baik
akhlak kepada Allah seperti adat istiadat nenek moyang yang berbaur
kesyirikan, kemalasan beribadah begitupula akhlak kepada sesama
manusia seperti mabuk mabukan, merokok, pergaulan bebas, dan lain-
lain yang kesemuanya itu tentu akan berubah dengan adanya peranan
dakwah Islamiyah
5
Dengan unsur inilah penulis termotivasi untuk mengkaji secara
ilmiah dengan judul “Peranan Dakwah Islamiah Dalam Pembentukan
Akhlak Masyarakat di Desa Ladumpi, Kec. Rarowatu, Kab. Bombana
Prov. Sulawesi Tenggara.
B. Rumusan Masalah
Dalam permasalahan diatas, dapat dijabarkan dalam sub-sub
masalah sekaligus menjadi batasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana akhlak masyarakat di desa Ladumpi Kec. Rarowatu,
Kab. Bombana?
2. Bagaimana peranan dakwah Islamiyah dalam pembentukan akhlak
masyarakat di desa Ladumpi Kec. Rarowatu, Kab. Bombana?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas penulis mengadakan penelitian ini
adalah sebagi berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana akhlak masyarakat di desa
LadumpiKec. Rarowatu, Kab. Bombana.
2. Untuk mengetahui peranan dakwah Islamiyah dalam pembentukan
akhlak masyarakat di desa Ladumpi Kec. Rarowatu, Kab.
Bombana.
D.Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan inidiharapkan akan memberikan
manfaat,baik manfaat secara toritis, maupun manfaat secara peraktis.
6
1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis yang diperoleh dari penelitian ini adalah
menambah khazanah temuan penelitian mengenai peranan dakwah
dimasyarakat pedesaan dalam kaitannya dengan pembentukan akhlak.
2. Manfaat praktis
a) Manfaat bagi da‟i yaitu dapat mengetahui kondisi keagamaan dari segi
akhlak buruk masyarakat, dengan demikian da‟i dapat berperan aktif
dalam berdakwah sesuai kondisi masyarakat setempat.
b) Manfaat bagi masyarakat yaitu dengan adanya peranan dakwah
Islamiyah, masyarakat dapat mengenal Alllah, mengetahui perintah
dan larangan Allah dan memahami apa tujuan hidupnya begitu pula
dakwah berperan membangun mental (spritual) masyarakat dengan
benar, kokoh dan teguh, sehingga masyarakat dapat mengamalkan
ajaran Islam dengan benardan berakhlak mulia sesuai ajaran Islam.
c) Bagi tokoh masyarakat, hasil penelitian ini dapat membantu
meningkatkan pembentukan perilaku, akhlak dan moral terhadap
masyarakatnya.
d) Hasil penelitian ini dapat dijadikan alat evaluasi dan koreksi, terutama
dalam meningkatkan kegiatan dakwah terhadap masyarakat.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. DAKWAHISLAMIYAH
1. Definisi Dakwah
Secara bahasa, dakwah berasal dari kata da‟a, yad‟u dua yang
berarti memanggil, mengundang, minta tolong kepada, berdoa, memohon,
mengajak kepada sesuatu, mengubah dengan perkataan, perbuatan dan
amal.5
Dakwah menuju jalan Allah, maknanya adalah mengajak orang lain
agar melaksanakan perintahNya, dan menjauhi segala laranganNya. Hal
itu berarti memerintahkan orang lain untuk melakukan segala kebaikan,
dan melarang orang lain dari segala keburukan.Allah SWT ketika
menjelaskan makna berfirmannya, dalam Q.S Al-Baqarah (2) / 221
ئك يدعون إلى ا إلى ٱلجنة وٱلمغفرة أول يدعو ٱلنار وٱلل
تهۦ للناس لعلهم يتذكرون بإذنهۦ ويبين ءاي
Terjemahnya: Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surgadan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”6
5Abdul Basit, Filsafat Dakwah, (Jakarta:Kharisma Putra Utama, 2013). Cet hal.43
6Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 36
7
8
Makna dakwah disini menyeru dan mengajak serta memerintah.
Allah berfirmandalam surah al-Gofir / 41, ketika memerintahkan seorang
mukmin dari kalangan pengikut fir‟aun,
ة و قوم ما لي أدعوكم إلى ٱلنجو تدعونني إلى ٱلنار ۞وي
Terjemahnya: Hai kaumku, bagaimanakah kamu, Aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyerukuke neraka?7
Berdasarkan hal tersebut, maka makna dakwah secara
syara‟Adalah mengajak orang lain agar melakukan perintah Allah, baik
berupa ucapa atau amalan, dan meninggalkan segala larangan Allah, baik
berupa ucapan ucapan atau perbuatan.
Dalam makna ini syekhul Islam berkata, “ yaitu ajakan beriman
kepada Allah, dan kepada segala hal yang dibawa oleh para RasulNya,
serta ajakan kepada mereka dengan sesuatu yang mereka
perintahkan.Maka dakwah kepada sesuatu yang dibawa para Rosul
adalah termasuk dakwah kepada Allah.8
Dengan begitu esensi dari dakwah itu sendiri adalah aktivitas dan
upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun kolektif, dari
situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik. Sementara itu
dalam bahasa Islam dakwah adalah tindakan mengomunikasikan pesan-
pesan Islam. Dakwah adalah istilah teknis yang pada dasarnya dipahami
sebagai upaya untuk menghimbau orang lain kearah Islam. Karna dalam
7Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 64
8Fawwaz bin Hulayyil bin Rabbah as- Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah,
(Jakarta: Darul Haq , 2015). Hal. 19
9
dakwah tersebut terdapat informasi ajaran Islam berupa ajakan untuk
berbuat baik dan larangan untuk berbuat kemungkaran, nasihat dan
pesan, peringatan, pendidikan dan pengajaran dengan segala sifat-
sifatnya.9
Dengan landasan inilah, dakwah menjadi sebab pokok kebaikan
alam dan tegaknya perkara, serta terjaganya ia dari segala hal yang
merusak kondisinya. Semua itu tidak akan terwujud kecuali dengan
menjaga akidah ummad dan akhlaknya, yang ditempuh dengan amar
ma‟ruf nahi munkar. Allah berfirman dalam Q.S Fussilat / 33
ا وقال إنني لحا وعمل ص ن دعا إلى ٱلل م من ومن أحسن قولا م ٱلمسلمين
Terjemahnya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri"10
Dan firmannya dalam Q.S an-Nahl / 125
دلهم بٱلتي ٱ دع إلى سبيل ربك بٱلحكمة وٱلموعظة ٱلحسنة وج إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيلهۦ وهو أعلم
هي أحسن مهتدينبٱل
Terjemahnya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan berbantahlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan dialah yang mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.11
9Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media , 2004). Hal. 10
10
Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 481
11Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 282
10
2. Pengertian Islam
Islam adalah agama samawi yang diturunkan oleh Allah swt
melalui utusanNya, Muhammad SAW yang ajaran-ajaranNya terdapat dari
kitap suci Al-Quran dan sunnah dalam bentuk perintah-perintah, larangan-
larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia, baik di dunia
maupun di akhirat. Dari segi bahasa Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu
dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. dari
kata salima diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri
masuk dalam kedamaian12yang memiliki arti, yaitu :
1. Melepaaskan diri dari segala penyakit lahir dan batin,
2. Berserah diri, menundukkan diri, atau taat sepenuh hati dan
3. Masuk kedalam salaam, yaitu selamat sejahtera, damai,
hubungan yang harmunis, atau keadaan tampa noda dan cela.
Jadi intisari Islam adalah berserah diri atau taat sepenuh hari
kepada kehendak Allah SWT demi tercapainya keperibadian yang
bersih dari cacat dan noda, hubungan yang harmonis dan damai
sesama manusia, atau selamat sejahtera di dunia dan alhirat.
Kehendak Allah SWT yang harus ditaati sepenuh hati,
bukanlah kehendak untuk kepentinganNya, tapi demi
kemaslahatan dan kepentingan ummat manusia dan segenap
lingkunganNya. KehendakNya itu telah ia nyatakan dalam bentuk
ayat-ayat Al-Quran yang diwahyukan kepada rasulNya yang
12M. Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontenporer, (Jakarta:Amzah, 2006)
Cet.hal.15
11
terakhir, yaitu Muhammad SAW. Rasulpun telah memberikan
penjelasan, petunjuk dan contoh teladan seperlunya untuk
memahami atau mengamalkan ayat-ayat, dan apa yang diberikan
rasul itu sunnah Nabi.13
3. Landasan Hukum Dakwah
Dari pengertian dakwah sebagaimana telah disebutkan, bahwah
dakwah bisa disebut sebagai aktualisasi nilai-nilai Islam yang
diterjemahkan kedalam ajaran-ajaran Islam bagi upaya mewujudkan
kebahagiyaan hidup manusia di dunia ini. Untuk hal tersebut ada hukum
normatif yang mengikat keharusan berdakwah. Hukum-hukum tersebut
akan di uraikan dalam pembahasan tentang arti landasan dalam
berdakwah. Kepastian hukum yang dimaksud adalah kepastiaan hukum
atau penilaian hukum secara syariah, dakwah adalah wajib, sebagaimana
yang tercamtum dalam Al-Qur‟an surah Ali Imran / 104:
ة يدعون إلى ٱلخير ويأمرون بٱلمعر نكم أم وف وينهون ولتكن مئك هم ٱلمفلح
ون عن ٱلمنكر وأول
Terjemahnya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.14
Begitupula Q.S Al Imran / 110 Allah swt berfirman:
13M. Abdul Karim, Islam Nusantara, (Yokyakarta:Pustaka Book Publisher,
2017)cet. 1 hal. 26
14Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 64
12
شي ن ٱلل دهم م لهم ول أول ا ا إن ٱلذين كفروا لن تغني عنهم أمو ئك هم وقود ٱلنار
وأول
Terjemahnya: Kamu (umat Islam) adalah ummad terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.15
Masalah yang timbul kemudian, adalah apakah kewajiban
berdakwah itu merupakan kewajiban individual ataukah kewajiban kolektif
? menurut Abdul Karim Zaidan, bahwa huruf mim yang tertera dari ayat
tersebut mengandung arti yang menerangkan (lit tabyin) da bukan
mengandung arti yang menunjukkan sebagai (lit tab’idh).16
Sehingga dengan demikian, kewajiban berdakwah adalah
kewajiban individual atau fardhu„ain bagi setiam orang Islam yang
mukallaf. Tentu saja kewajiban ini sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
Memahami arti dari landasan hukum dakwah yang fardhu ‘ain
tersebut dapat kita mengerti, bahwa Islam datang sebagai risalah terakhir
yang memodifikasi ajaran-ajaran sebelumnya adalah merupakan risalah
yang terkandung nilai-nilai humanis teosntris yang bersifat unifersal.
Pengertian tersebut, berarti tidak terkecuali umat Islam atau bukan adalah
manusia yang harus mendapatkan risalah terakhir tersebut. Maka jika
tidak adanya pewajiban secara „ain (individual) tanggung jawab akan akan
tergantung kepada kelompok-kelompok tertentu secara kifayah. Hal ini
15Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 65
16
Abdul Karim Zaidan, Dasar-Dasar Dakwah,( Jakarta: Media Dakwah 1980),hal.9
13
menunjukkan bahwa Islam agama Islam secara ajarannya merupakan
rahmat bagi alam semesta.17
4. Fungsi Dakwah
Islam adalah ajaran Allah yang sempurna dan diturunkan untuk
mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Akan tetapi,
kesempurnaan ajaran Islam hanya merupakan ide dan angan-angan saja
jika ajaran yang baik itu tidak di sampaikan kepada manusia. Lebih-lebih
jika ajaran itu tidak diamalkan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu,
dakwah merupakan suatu aktivitas yang sangat penting dalam
keseluruhan ajaran Islam. Dengan dakwah Islam dapat diketahui, dihayati
dan diamalkan oleh manusia dari generasi kegenerasi berikutnya.
Sebaliknya tanpa dakwah terputuslah generasi manusia yang
mengamalkan Islam dan selanjutnya Islam akan lenyap dari permukaan
bumi.
Islam menghendaki tatanan masyarakat yang ideal bagi akidah,
ibadah, maupun aklaknya. Akan tetepi, dalam sejarah kemanusiaan
masyarakat demikian belum pernah terwujud secara utuh. Oleh karena
itulah dakwah selalu diperlakukan untuk meningkatkan kualitas spritual
manusia secara perorangan maupun masyarakat.
Untu mengetahui lebih jauh betapa besar peran dakwah dalam
pembinaan spritual umat manusia, perluh kita menengok sejarah pada
17Samsul Munir Amin, Islam Rekonstruksi Pemikiran Dakwah, (Jakarta:
Amzah,2008).cet 1. Hal.53
14
masa-masa sebelum datangnya penerang dunia yaitu Muhammad saw.
Dimana prikemanusiaan telah menghadapi sakaratul maut, obor
kebenaran telah padam dan kabut kebatilan telah menyelimuti ummat
manusia, pada waktu itu, maka dakwah pimpinan tertingginya Muhammad
tampil menyelamatkan umat yang telah demikian rusaknya.
Ulama besar Abul Hasan Annadwy menceritakan; abad ke-6 dan
ke-7 M adalah periode sejarah yang paling suram. Peri kemnusiaan pada
masa itu sedang meluncur dan jatuh yang sebelumnya telah mulai pada
abad sebelumnya. Tidak ada satu kekuatan tangan manusia yang dapat
menahan kebobrokan tersebut. Perputaran hari semakin mempercepat
kejatuhan dan kerusakan. Pada masa itu manusia telah lupa kepada
Khaliqnya, tidak jika ia lupa pada dirinya. Manusia telah hilang
kesadarannya, tidak lagi membedakan yang baik dan yang buruk. Dakwah
para Nabi telah kabur sejak lama dan obor-obor yang tealah mereka
nyalakan telah padam, karena hembusan angin ribut sepeninggal mereka.
Kalaupun ada yang masih hidup, maka cahaya obor itu telah pudar, tak
dapat lagi menerangi, melainkan hati para agamawan yang jumlahnya
sangat kecil. Rumah tangga, kampung, dan negeri tidak diterangi oleh
obor-obor tersebut. 18
Yang digambarkan diatas adalah masyarakat jahiliyah.akan tetapi
pada masyarakat sekarang yang telah lima belas abad disirami dakwah,
18. An-Nadwy, Abul hasan, Tafsir Al- maraghy (Mesir, Dar-Fiqru,1983), hal:16
15
sifat-sifat masyarakat pra-Islam itu masih bayak juga melekat pada
mereka baik dibidang budaya, moral, maupun akidah.
Melemahnya kekuatan rohaniyah kaum muslimin saat ini bayak
disebabkan karena mereka secara berangsur-angsur meninggalkan
ajaran Islam dalam dalam bayak segi kehidupan. Satu-satunya sebab
kemunduran sosial dan kultural kaum muslimin terletak pada realitas
bahwa mereka secara berangsur-angsur melalaikan jiwa ajaran Islam.
Islam adalah agama mereka, akan tetapi tinggal jasad tanpa jiwa mereka.
Melemahnya kesadaran manusia untuk beragama atau
kekuranpekaan mereka terhadap panggilan ilahiah menurut Abu Hasan
An-Nadwy disebabkan hilangnya indra keenam, yaitu indra agama.Apabila
seseorang hilang indra agamanya, karena suatu sebab atau cacat
fitrahnya, nisacaya hilang pulahlah fungsi dan pengaruhnya sehingga ia
tidak dapat percaya dan menanggapi apa yang dihasilkan oleh indra itu.
Bagaikan orang yang buta tidak akan melihat warna benda-benda, malah
terkadang dia akan berkeras menolak dan mengingkarinya. Demikian pula
halnya orang yang tuli, baginya dunia yang hiruk-pikut iniserupa saja
dengan perkubutran.seseorang yang kehilangan idra agama, niscaya
tidak percaya dengan alam gaib, menolak segala sesuatu diluar alam
benda dan menolak norma agama. Hatinya akan keras dan tertutup
mendengar peringatan-peringatan dan ancaman yang menggugah
hatinya.Dakwah Islam bertugas mengfungsikan kembali indera
keagamaan manusia yang memang telah menjadi fikri asalnya, agar
16
mereka dapat menghayati tujuan hidup yang sebenarnya untuk berbakti
pada Allah.
Dengan demikian dakwah yang menjadi tanggung jawab kaum
muslimin adalah bertugas menuntun manusia kealam terang, jalan
kebenaran dan mengeluarkan manusia yang berada dalam kegelapan
kedalam penuh cahaya. Firman Allah QS. Al-Baqarah / 257:
ن ولي ٱلذين ءامنوا يخرجهم م ت إلى ٱلنور وٱلذين ٱلل ٱلظلم ئك ت أول ن ٱلنور إلى ٱلظلم غوت يخرجونهم م
ؤهم ٱلط ا أوليا كفروب ٱ لدون أصح لنار هم فيها خ
Terjemahnya: Allah pelindung orang orang beriman dia mengeluarkan mereka
dari kegelapan kepada cahaya (iman) dan orang orang yang kafir pelindung-pelindungnya ialah syaithan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan, mereka itu adalah penghuni neraka mereka kekal didalamnya‟19
Dari uraian diatas, maka dapat disebutkan fungsi dakwah adalah:
a. Dakwah berfungsi untuk menyebarkan Islam kepada manusia sebagai
individu dan masyarakat sehingga mereka merasakan rahmat Islam
sebagai rahmat lil ‘alaminbagi seluruh mahluk Allah. Firman Allah
dalam QS.Al Anbiya,(21) / 108:
حد ه و هكم إل إلي أنما إل سلمون قل إنما يوحى فهل أنتم م
Terjemahnya: Katakanlah (Muhammad) "Sesungguhnya apayang diwahyukan kepadaku ialah "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa. Maka apakah kamu telah berserah diri (kepada-Nya)".20
19Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 44
20
Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 332
17
b. dakwah berfungsi melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi
kegenerasi kaum muslimin berikutnya sehingga kelangsungan ajaran
Islam beserta pemeluknyadari generasi kegenerasi berikutnya tidak
terputus.
c. Dakwah berfungsi korektif artinya meluruskan akhlak yang bengkok,
mencegah kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan
rohani21
5.Unsur-unsur dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat
dalam setiap kegiatan dakwah, unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku
dakwah),Mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media
dakwah), thariqah (metode) dakwah, atsar (efek) dakwahdan tujuan
dakwah.
a. Da’i (pelaku dakwah)
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, maupun
perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau lewat
organisasi/lembaga, secara umum kata da‟i ini sering disebut dengan
sebutan muballigh (orang yang menyampaikan ajaran Islam), namun
sebenar sebutan ini konotasinya sangat sempit, karena masyarakat
cenderung mengartikannya sebagai orang yang menyampaikan ajaran
Islam melalui lisan, seperti penceramah agama, khatib (orang yang
berkhatbah), dan sebagainya.siapa saja yang menyatakan pengikut Nabi
21Moh Ali Aziz,Ilmu Dakwah, (Jakarta:Kencana, 2014) cet. 1 hal.59
18
Muhammad hendaknya menjadi seorang da‟i, dan harus dijalankan sesuai
dengan hujjah yang nyata dan kokoh. Dengan demikian wajib baginya
untuk mengetahui kandungan dakwah baik dari sisi akidah, syariah,
maupun dari akhlakberkaitan dengan hal-hal yang memerlukan ilmu dan
keterampilan khusus, maka kewajiban berdakwah dibebbankan kepada
orang-orang tertentu.22
Nama lain dari muballigh, artinya yang menyampaikan.
berdasarkan hadis Nabi yakni sampaikanlah dariku meskipun hanya satu
ayat saja, maka dapat dipahami bahwa aktivitas tabligh siapapun bisa
melakukannya tanpa tuntunan propesionalisme, akan tetapi kata da‟i tidak
semoa orang bisa melakoni peran da‟i karna terdapat tuntutan
propesionalitas, kredibilitas, serta tanggung jawab tinggi.23
b. Mad’u (mitra dakwah)
unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia yang
menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara
individu maupun kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun
tidak; atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.sesuai dengan
firman Allah SWT QS. Saba‟ (34) / 28:
ك كن أ وما أرسلن ا ول ا ونذيرا كثر ٱلناس ل إل كافةا للناس بشيرا يعلمون
Terjemahnya: Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada
22Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Menejemen Dakwah, (Jakarta : Prenadamedia
Group,2006). cet.1 hal. 22
23Muliadi, Dakwah Inklusif, (Makassar:Alauddin Unifercity Press,2013).cet.1
hal.17
19
semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.24
Secara etimologi kata mad‟u dari bahasa Arab, diambil dari bentuk
isim maf’ul (kata yang menunjukkan opjek atau sasaran). Menurut
terminologi mad‟u adalah orang atau kelompok yang lazim disebut jamaah
yang sedang menuntut ajaranagama dari seorang da‟i baik mad‟u itu
orang dekat atau jauh, muslim atau Non-Muslim, laki-laki atau perempuan.
Seorang da‟i akan menjadikan mad‟u sebagai opjek bagi teransformasi
keilmuan yang dimilikinya.25
Sebagaimana di kemukakan sebelumnya bahwa mad‟u adalah
manusia secara keseluruhan, karena manusia membawa fitrah agama
sebagai pegangan yang mampu mengarahkan mereka hidup sejahtera di
dunia dan di akhirat kelak.
Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan
mengajak mereka mengikuti agama Islam sedangkan pada orang-orang
yang telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas
iman, Islam, dan ihsan.26
c. Maadda(Materi Dakwah)
Pada dasarnya seluruh rangkaian materidakwah adalah mencakup
ajaran Islam secarah keseluruhan yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan
24Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 432
25
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta:Rajawali Press, 2011).cet 1. Hal.279
26
Arifuddin, Metode Dakwah Dalam Masyaraakat, (Makassar:Alauddin Unifersity Press, 2011).cet.1 hal. 50
20
hadis, yang diturunkan oleh Allah swt. Memiliki karakter sejalan dengan
fitrah dan kebutuhan manusia. Materi pertama yang menjadi landasan
utama yang menjadi landasan utama yang oleh Rasullullah saw, kepada
ummad manusia adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan
pembinaan keimanan yang benar (akidah), masalah kemanusiaan (tujuan,
status sosial dan tugas hidup dunia), persamaan derajat manusia di
hadapan Allah swt. Dan keadilan yang di tegakkan oleh seluruh manusia
dalam menata kehidupannya.
Namun secara global materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi
tiga hal pokok, yaitu masalah keimanan (akidah), masalah hukum
(syariah), dan masalah budi pekerti (akhlak). Menutut Isa Anshari, bahwa
Al-Qur‟an dan sunnah sebagai sumber matteri dakwah didalamnya
terkandung tiga prinsip pokok antara lain:
1. Akidah, yang menyangkut sistem keimanan terhadap Allah swt.
Yang menjadi landasan fundamental dalam keseluruhan aktivitas
seorang muslim, baik yang menyangkut mental dan tingkah
lakunya.
2. Syariat, yaitu seraangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas
ummad Islam didalam semua aspek hidup dalam kehidupannya
denganmenjadikan halal dan haram sebagai barometer.
3. Akhlak, yaitu menyangkut tata cara berhubungan secara vertikal
dengan Allah maupun secara horizontal dengan sesama manusia
21
dan seluruh makhluk Allah swt. (hubbun minallah dan hubbun
minannas)
Sedangkan Slamet Muhaimin Abda mengemukakan bahwa secara
umum kandungan pokok Al-Qur‟an meliputi : akidah, ibadah, muamalat,
akhlak, sejarah dan dasar dasar ilmu dan teknologi.27
d. Wasilah (media) dakwah
Syeikh Muhammad Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata,
“wasilah adalah berbagai jalan yang dengannya seorang da‟i bisa
menyampaikan dakwahnya.
Ada pula yang mengatakan, wasilah adalah setiap jalan yang
dibenarkan oleh syara‟, dimana seorang da‟i menempuhnya agar
tujuandakwah bisa terwujud.
Yang lain mengatakan, wasilah adalah suatu yang digunakan
seorang da‟i dalam rangka menyampaikan dakwahnya.
Dari berbagai definisi diatas, bisa kita simpulkan bahwa wasilah
dakwah adalah suatu yang digunakan oleh seorang da‟i sehingga ia bisa
menyampaikan dakwahnya, dan dengannya ia bisa meraih tujuan yang
diharapkan dalam berdakwah, yaitu membimbing manusia kejalan yang
lurus.28Hazah ya‟qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam,
yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual dan akhlak.
27Muliaty Amin, Filsafat Dakwah, (Gowa:Alauddin Unifersity Press,2014)cet.1
hal.111
28Fawwaz bin Hulayyil bin Rabbah as- Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah,
(Jakarta,Darul Haq). 2015).128
22
1. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang
menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan
sebagainya.
2. Tulisan adalah media dawah melalui tulisan, buku, majalah, surat
kabar, surat menyurat, spanduk dan sebagainya.
3. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan
sebagainya.29
4. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra
pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya, seperti televisi,
flem slide, internet dan sebagainya.
5. Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata
yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat
dilihat dan didengarkan oleh mad’u.30
e. Thariqah (metode dakwah)Dalam Al-Qur’an
Secara tekstual Al-Quran telah mengungkapkan metodologi
dakwah yakni bil hikmah, bil mauizhah dan bi-mujadalah. Metodologi
dakwah tersebut, merujuk pada QS. Al-Nahl (16) / 125,
29Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Menejemen Dakwah, (Jakarta : Prenadamedia
Group,2006) cet.1 hal. 32
30Arifuddin, Metode Dakwah Dalam Masyarakat, (Gowa: Alauddin Unifersity
Press, 2011).cet 1 hal.63
23
د لهم بٱلتي ٱدع إلى سبيل ربك بٱلحكمة وٱلموعظة ٱلحسنة وج إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيلهۦ وهو
أعلم هي أحسن بٱلمهتدين
Terjemahnya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yangbaik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebihmengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yangmendapat petunjuk.”31
1. Metode Dakwah Bil-Hikmah
Dakwah bil-hikmah salah satu metode dakwah yang relevan untuk
saat sekarang ini, sebab dengan metode al-hikmah dapat menyentuh
perasaan mad‟u. Kata al-hikmah merupakan turunan dari kata al-hukm
yang yang mengandung arti “menyelesaikan atau suatu urusan dengan
baik dan pasti, memberi kekang, dan mencegah seseorang dari apa yang
diingininya” al hikmah juga bisa berarti manfaat, kebijaksanaan dan
kearifan32.
Berdasarkan batasan diatas, maka al-hikmah secara kebahasaan
diartikan “meletakkan sesuatu pada tempatnya, atau kebenaran suatu
perkara”. Jika dikaitkan dengan konteks ayat tadi, maka menyampaikan
dakwah secara hikmah ialah terlebih dahulu mengetahui tujuan dan
mengenal secara benar orang atau masyarakat yang menjadi sasaran.
Karenanya seorang juru dakwah harus menggunakan berbagai macam
metude sesuai ralitas yang dihadapi dan sikap masyarakat terhadap
31Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta Timur: Darus
Sunnah, 2016), Cet. 20.Hal. 282
32Riski Maulana, Putri Amelia, Kamus Moderen Bahasa Indonesia (Surabaya:Nur
Ilmu, 2013).hal 158
24
agama Islam, misalnya, memperhatikan situasi dan kondisi audiens,
tempat dakwah akan disampaikan, dan sebagainya. Dengan demikian,
metode al-hikmah disebut dengan metode yang realistis-praktis.
Maksudnya, juru dakwah harus memperhatikan realitas yang terjadi diluar,
baik pada tingkat intelektual, pemikiran, psikologis maupun sosiologis.
Karananya dakwah diperkotaan harus dibedakan dengan dakwah
didaerah pinggiran dan pedesaan.Untuk daerah perkotaan, dakwah harus
didukung oleh uraian-uraian ilmiah dan logis serta menyentuh hati dan
menyejukkannya. Sebaliknya, dakwah di pedesaan dan daerah pinggiran
lebih menekankan pada segi-segi ibadah ritual yang dibarengi dengan
dakwah bi al-hal. Kata Al-hikmah dalam Alquran disebut kurang lebih 20
kali, dan dari kata ini terbentuk kata lain yang sepadan misalnya al-hakim
(orang yang memiliki hikmah).108 Kata al-Hakim sendiri salah satu nama
Allah (al-asma' al-husnah) yang mengandung arti bahwa Allah Maha
Bijaksana. Demikian pula kata al-hikmah itu sendiri diartikan penuh
kebijaksanaan", sehingga dipahami bahwa dakwah bi al-hikmah secara
kebahasaan diartikan menyampaikan dakwah dengan metode
kebijaksanaan".Didin Hafidhuddin mendefinisikan bahwa dakwah bi al-
hikmah adalah segala metode dakwah untuk menyampaikan al-haq,
kebenaran dengan menggunakan hukum-hukum alam dan hukum-hukum
sosial. Disini dipahami bahwa metode dakwah tersebut berkenaan dengan
aspek informasi dan nilai Yakni, nilai-nilai kebenaran yang diperkuat oleh
hukum alam dan sosial yang kesemuanya ini dapat diketahui oleh
25
manusia sehingga penyampaian dakwah tersebut sangat mudah diterima
oleh rasio, akal, pemikiran mereka. Selanjut-nya definisi al-hikmah dalam
Alquran diartikan sebagai al-fahmu wa al-'ilmu (pemahaman dan
pengetahuan) yang berasal dari Allah. Demikian pula dalam hadis
mengandung arti yang demikian sebagaimana yang diriwayatkan al-
Bukhari, yakni :
عبد عن الله بن مسعود قال:قل في اثنتين النبي صلى الله عليه وسلم لحسد ال رجل اتاه الله مال فسلطه على هلكته في الحق, ورجل اتاه الله :
33حكمة فهو يقضى بهما و يعلمها
Artinya: Dari 'Abdullah bin Ma'sud berkata bahwa Nabi saw bersabda
:Tidak boleh iri (mengingkan kepunyaan orang lain) kecuali pada dua hal, (pertama) kepada seseorang yang dikaruniai Allah harta, lalu ia membelanjakannya dalam kebenaran, (kedua) orang yang diberi oleh Allah hikmah dan ia memberi keputusan dengan ilmu tersebut dan mengajarkannya kepada orang lain.
Hadis di atas sebagaimana yang dipahami dari penjelasan kitab-
kitab syarah hadis menegaskan bahwa aI-hikmah bermakna ilmu
pengetahuan dan kebijaksanaan. Lebih lanjut al-Asqalani dalam
mensyarah hadis tersebut beliau menyatakan bahwa
المراد بالحكمة كل مامنع من الجهل وزجر عن القبيح
Artinya: Yang dimaksud al-hikmah adalah segala yang terhindar dari kebodohan dan segala yang terhalang dari keburukan.34
33Muhammad Ibnu Ismail, Shahih Al Bukhari, Tahqiq Muhammad Zuhair Bin
Nasir An Nasir (Daaru Thuq An Najah, 1422 H), no. 73, cet, 1 hal. 25
34Muliaty Amin, Metodologi Dakwah, (Gowa : Alauddin University Press,
2013).cet.1 hal. 72
26
Dari sini, dapatlah dipahami bahwa al-hikmah adalah lawan dari al-
jahl (kebodohan) dan orang yang berilmu (al- 'alim) juga diterminologikan
sebagai lawan dari al-jahil (orang yang bodoh). Berdasar dari definisi-
definisi di atas, maka ada dua kata kunci yang terkandung dalam
pengertian al-hikmah, yakni ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
Dengan demikian dirumuskan bahwa dakwah bil al-hikmah adalah metode
penyampaian dakwah yang berdasar pada pengetahuan sepenuhnya, dan
disertai kebijaksanaan, sehingga penyampai dakwah tampil dengan penuh
percaya diri, tidak ragu-ragu dalam berdakwah, pada gilirannya para da‟i
dan mustami' bisa memahami dakwah disampaikan tersebut.35
2. Metode dakwah al-Mau’izah Hasanah
Mau’izah hasanah ialah kalimat atau ucapan yang diucapkan oleh
seorang da‟i atau muballigh, disampaikan dengan cara yang baik,
berisikan petunjuk-petunjuk kearah kebajikan,diterangkan dengan gaya
bahasa yang sederhana, supaya yang disampaikan itu dapat titangkap,
dicerna, dihayati dan pada tahap selanjutnya dapat diamalkan. Bahasanya
yang lembut begitu enak didengar, berkenan di hati dan menyentuh
sanubari. Ia senantiasa menghindari segala bentuk kekerasan dan caci
maki, sehingga mad‟u yang didakwahi tersebut memperoleh kebaikan dan
menerima dengan rela hati, serta merasakan kesungguhan sang da‟i
dalam menyelaamatkan mreka dari suatu kemudaratan. Sebagaimana
firman Allah swt dalam QS. Ibrahim (14) / 24-25:
35Muliaty Amin, Metodologi Dakwah, (Gowa : Alauddin University Press,
2013).cet.1 hal. 73
27
مثلا كلمةا طيبةا كشجرة طيبة أصلها ألم تر كيف ضرب ٱللتؤتي أكلها كل حين بإذن ربها ٤٢ثابت وفرعها في ٱلسماء ٱلمثال للناس ون لعلهم يتذكر ويضرب ٱلل
Terjemahnya: Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,(24)(Pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.(25)36
Mauizah hasanah yang disampaikan dengan lemah-lembut dan
penuh pancaran kasih sayang akan menyisahkan kebahagiyaan pada diri
ummat manusia, ia akan menuntut mereka kejalan yang haq, memeberi
pelajaran yang baik dan bermanfaat, memberi nasihat dan mengingatkan
orang lain dengan bahasa yang baik dan penuh kelembutan. Hal ini
tercermin dalam firman Allah swt QS. Ali Imran (3) / 159
لنت لهم ولو كنت فظا غليظ ٱلقلب لنفضوا ن ٱلل فبما رحمة مٱستغفر لهم وشاورهم في ٱلمر فإذا من حولك فٱعف عنهم و
إن ٱلل لينعزمت فتوكل على ٱلل يحب ٱلمتوكTerjemahnya:
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya engkau bersikapkeras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal.37
Ayat diatas menerangkan, bahwa aktivitas dakwah yang dilakukan
dengan cara mauizah hasanah harus selalu mengarah pada pentingnya
36Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 260
37
Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 72
28
manusiawi dalam segala hal. Sikap lemah lembut dan menghindari sikap
egoisme‟ dalah warna yang tidak terpiisahkan untuk melancarkan pesan
dakwah kepada orang lain, yang disampaikan secara persuasif.
Disini seorang da‟i harus mampu menyesuaikan dan mengarahkan
masange dakwahnya sesuai dengan tingkat berpikir dan lingkup
pengalaman si mad‟u, supaya tujuan dakwah sebagai ikhtiar untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran Islam kedalam kehidupan
peribadi atau masyarakat dapat terwujud, dan mengarahkan mereka
sebagai khairul ummah, yaitu ummat yang adil dan terpilih (ummatan
wasathan) sehingga terwujudlah ummat yang sejahtera lahir dan batin,
bahagia di dunia dan di akhirat nanti.38
3. Metode Dakwah Bil-Mujadalah
Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara-cara
berdiskusi yang ada.Mujadalah adalah cara terakhir yang digunakan untuk
berdakwah manakala kedua cara terakhir yang digunakan untuk orang-
orang yang taraf berfikirnya cukup maju, dan krisis seperti ahli kitap yang
memang telah memiliki bekal keagamaaaan dari para utusan sebelumnya.
Oleh karena itu, Al-Quran juga telah memberikan perhatian khusus
kepada ahli kitab, yaitu melarang berdebat dengan mereka kecuali
dengan cara terbaik. Firman Allah SWT dalam QS.al-Ankabut / 46:
ب إل بٱلتي هي أحسن إل ٱلذين ظلموا منهم ا أهل ٱلكت دلو ل تج Terjemahnya:
38Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah, ( Jakarta:Amzah, 2018),cet.1
hal.243
29
Dan janganlah kamu berdebat denganAhli kitab, melainkan dengancara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim diantara mereka.”39
Dari ayat diatas, kaum muslimin (terutama juru dakwah) dianjurkan
agar berdebat dengan ahli kitab cara yang baik, sopan antun dan lemah
lembut kecuali jika mereka telah memperlihatkan keangkuhan dari
kezaliman yang keluar dari batas kewajaran.40
f. Efek Dakwah
Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari
proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian
para da‟i. Kebanyakan mereka menganggab bahwa setelah dakwah
disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal atsar sangat besar
artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa
menganalisis atsar dakwah, maka kemungkinan kesalahan sterategi yang
sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali.
Sebaliknya dengan menganalisis atsar dakwah dengan cermat dan tepat,
maka kesalahan sterategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan
penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya.41
g.Tujuan Dakwah
Dakwah bertujuan menciptakan suatu tatanan kehidupan individu
dan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera yang dinaungi oleh
kebahagiyaan, baik jasmani maupun rohani, dalam pancaran sinar agama
39Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 46
40
Samsul Munir Amin, Ilmu Dalkwah ( Jakarta:Amzah, 2009 )cet.1 hal. 100
41Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Memejemen Dakwah. Hal 34
30
Allah dengan mengharap ridha-Nya. Suatu tujuan dakwah seyogiyanya
dicermati dengan baik agar dapat membuahkan keluaran yang terukur.
Aktivitas dakwah dilakukan dengan senantiasa mengharapkan
ridho Allah swt, dalam kehidupan yang terus menerus mengabadikan
berbagai kebijakan dakwah nabi. Secara sistematis, tujuan dakwah
adalah:
1. Tazkiyatu an-Nafs
Membersihkan jiwa-jiwa masyarakat dari noda-noda syirik dan
pengaruh-pengaruh kepercayaan yang menyimpang dari akidahIslam.
Suatu aktivitas dakwah diarahkan untuk mencerahkan batin individu dan
kelompok, serta menemukan keseimbangan kehidupan yang dinamis.
Untuk melakukan itu diperlukan langkah komunikasi guna memengaruhi
sekaligus mengubah pikiran, idiologi, dan keyakinan yang buruk pada
idiologi yang baik yang dilakukan dengan sebaik-baik perkataan. Begitu
seringnya pengaruh luar masuk kedalam keyakinan umat Islam bersih dari
pngaruh luar. Maka itu, pada satu sisi, kegiatan dakwah membentengi
kepercayaan umat Islam dari noda-noda syirik, dan pada lain sisi
membersihkan akidah umat Islam.
2. Mengembangkan kemampuan baca tulis
Mengembangkan kemampuan dasar masyarakat meliputi
kemampuan membaca, menulis dan memahami makna al-Quran serta
sunnah Nabi saw. Dari sini, masyarakat akan melek huruf, kemampuan
nalarnya berkembang menuju terciptanya masyarakat maadani yang akan
31
membawa kesejahteraan hidu hingga masyarakat mampu untuk terus
maju secara egaliter.
3. Membimbing pengamalan ibadah
Umat Islam perlu mendapatkan bimbingan ibadah sehingga bobot
ibadahnya menjadi baik dan atau lebih baik. Ibadah menjadi landasan dari
perkembangan kehidupan masyarakan unntuk tetap damai, maju, dan
selamat di dunia serta akhirat. Ibadah yang baik disertai dengan ilmu,
pemahaman dan penghayatan.kaum muslimin meyakini bahwa akan
terjadi kemajuan bila etos kerjanya dipandu oleh nilai-nilai agama karna
agama memandu pada kebaikan yang seimbang dan menyeluruh.
Islammemerhatikan kehidupan dunia ini, karna melalui dunia ini kita
berkarya. Dalam harmoni kita maju dan dalam kemajuan kita menemukan
keharmonisan baru.
4. Meningkatkan kesejahteraan
Dakwah lazimnya membuat umat Islam pada peningkatan
kesejahteraan, baik sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Ini dapat
tercipta bila dakwah mampu mendorong masyarakat moslim memiliki etos
kerja: giat, perhitungan, menepati janji, menjamin kualitas, dan bersama-
sama memelihara kebajikan.42
6. Peran Dakwah Islamiyah
Dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya kehidupan ummat
Islam, dakwah mempunyai kedudukan yang amat penting. Dengan esensi
42Bambang Saiful Ma‟arif, Komunikasi Dakwah, (Bandung:Simbiosa Rekatama
Media, 2010). Cet 1. Hal.29
32
dari dakwah itu sendiri yang berarti, aktivitas dan upaya untuk mengubah
manusia, baik individu maupun kolektif, dari situasi yang tidak baik kepada
situasi yang lebih baik, dengan dakwah dapat disampaikan serta
dijelaskan mengenai ajaran Islam kepada masyarakat dan umat sehingga
sasaran dapat mengetahui perkara yang benar (haq) atau perkara yang
salah (batil). Jadi peranan dakwah salah satunya adalah dapat
mempengaruhi masyarakat untuk menyukai perkara yang baik serta dapat
menolak apa saja yang tidak betul yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut Achmad Satori Ismail dalam bukunya disebutkan bahwa
peran dakwah dalam masyarakat bisa dibagi menjadi tiga peran:
a) Dakwah berperan menghidupkan masyarakat pada sektor pemikiran
(intelektual)
peran ini demikian penting karena pemikiran adalah gerbang dan
dasar perbaikan suatu masyarakat dan bangsa. Hanya bangsa yang
memiliki pemikiran yang dapat menentukan masa depan generasinya
secara baik. Karena pemikiran akan membentuk prinsip-prinsip yang
sangat diperlukan dalam membangun kehidupan dan peradaban dalam
jiwa generasi bangsa ini.
b) Dakwah berperan membangun mental (spiritual) masyarakat dengan
benar, kokoh dan terarah.
Peran ini juga sangat penting dalam mengarahkan masyarakat dan
bangsa sehingga memiliki spiritual yang luhur dan kokoh. Karena
33
kekuatan spiritual adalah kekuatan mendasar dan inti dari seluruh
kekuatan yang dimiliki manusia.
Namun, seringkali masyarakat membangun spiritualitas dan mental
mereka bukan atas konsep dan ajaran hidup yang terjamin kebenarannya.
Berbagai paman kehidupan abad ini banyak dipelajari dibangku sekolah
atau kuliah yang belum bisa terjamin kebenarannya. Dan kesalahan
dalam memilih ajaran dan paham hidup justru awal dan muara kesalahan
lainnya. Oleh karena itu dakwah dengan Islam sebagai sebagai opjeknya
menawarkan spiritual yang telah teruji keberhasilannya dalam membawa
bangsa-bangsa di dunia kejenjang peradabannya yang mulia dan dicita-
citakannya.
c) Dakwah berperan membangun masyarakat diatas moralitas (akhlak)
yang agung dan mmulia.
Sisi akhlak adalah sisi terluar dan paling dirasakan langsung hasil
dan pengaruhnya dalam kehidupan. Sedikit cacat yang terdapat dalam
moral akan langsung memberikan dampak nilai buruk dalam diri
seseorang dan masyarakat.
Dengan demikian sisi ini sangat diperhatikan oleh dakwah dan para
pelakunya. Sisi ini juga penting, karena ini seakan-akan nabi Saw tidak
diutus kecuali menyempurnakan akhlak yang mulia.43
43Achmad Satori Ismail,dan Dkk, Khutbah Jum’at yang Menggugah, (Jakarta:
Pustaka Ikadi, 2012). Cet. 2 hal. 184.
34
B. AKHLAK MASYARAKAT
1.Masyarakat
Masyarakat berasal dari kata arab yang bermakna ikut serta,
berpartisipasi, atau masyarakat yang berarti saling bergaul.Masyarakat
adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama dari Kamus Bahasa Indonesia
masyarakat berasal dari kata sarikat yang berarti golongan atau kumpulan
(perhimpunan atau gabungan).
Koentjaraningrat merumuskan masyarakat adalah kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu
yang bersifat kontinu yang terkait oleh suatu rasa identitas bersama.
Penekanan yang ditonjolkan oleh adanya suatu masyarakat menurut
koentjaraningrat adalah adanya interaksi diantara manusia yang diikuti
oleh adat istiadat secara kontinu dan adat istiadat tersebut merupakan
identitas bersama.
Lain halnya dengan pandangan Burhan Bugin yang menyatakan
bahwa masyarakat adalah kelompok-kelompok orang yang hidup relatif
lama, saling berkomunikasi (interaksi sosial) memiliki simbol-simbol dan
aturan-aturan tertentu serta sistem hukum yang mengontrol tindakan
anggota masyarakat, memiliki sistem stratifikasi, sadar sebagai bagian
dari anggota masyarakat tersebut serta relatif dapat menghidupi dirinya
sendiri.
35
Berdasar dari kedua pandangan tersebut, maka dapat dipahami
bahwa masyrakat suatu sistem kehidupan bersama bagi ummat manusia
yang menempati wilayah (territoal) tertentu dengan waktu yang relatif
lama, memiliki tujuan bersama, tata hukum bersama dan terciptanya pola
interaksi sosial.44
Jadi yang menjadi unsur dari masyarakat adalah : harus ada
kelompok (pengumpulan manusia), dan jumlahnya banyak; berjalan dalam
waktu yang lama; ada aturan yang mengatur mereka bersama, untuk maju
kepada satu cita-cita yang sama. Masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehinggamereka
ini dapat mengorganisasikan dalam kesatuan sosial dengan batas-batas
tertentu.45
2.Kemasyarakatan Dalam Islam
Islam memandang manusia berasal dari satu diri (Q.S. 4:1 ) yang
kemudian berkembang menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa ( Q.S.
49:13 ) baik dilihat dari asal manusia yang satu diri itu maupun setelah ia
berkembang biak memenuhi bumi, manusia seyokyanya tidak membeda-
bedakan sesamanya dengan dalil apapun, seperti karna perbedaan
keturunan, ras, suku, bangsa, agama dan sebagainya. Justru perbedaan
itu mendorong manusia untuk saling mengenal, saling berhubungan dan
saling berlomba dalam kebaikan. Perbeaan derajat manusia hanyalah
44Arifuddin Tike, Dakwah dan Pembangunan Masyarakat Islam
(Makassar:Alauddin Press, 2011).cet1 hal. 37
45Risma Handayani, Pembangunan Masyarakat Pedesaan ( makassar:Alauddin
Unifersity Press,2014).Cet1 hal.19
36
disisi tuhan saja sedang manusia sama sekali tidak berwenang untuk
menarik garis kesenjangan dengan cara-cara yang tidak menurut aturan
tuhan, lebih-lebih dengan cara yang tidak manusiawi, Allah memandang
manusia bertingkat rendah dan tinggi, hina dan mulia sesuai dengan
tingkat rendahnya persentasi dimensi ketakwaan kepada-Nya.
Meskipun manusia diciptakan dalam beribu-ribu tabiat dan selera
dalam keindividuan dan peribadi, namun ia difitrahkan untuk hidup
bermasyarakat. Adalah diluar jangkauan kemampuan manusia untuk
hidup sendiri-sendiri. Para peneliti menemukan, bahwa siksaan yang
paling mencekam bagi manusia adalah terkurungnya ia dalam penjara
kesendirian. Demikian itu karena setiap individu pada dasarnya sangat
banyak tergantung pada nilai-nilai kemanusiaan dan keberadaannya
dalam kelomppok.46
Masyarakat dalam pandangan Islam merupakan alat atau sarana
untuk melaksanakan ajara-ajaran Islam yang menyangkut kehidupan
bersama, karena itu masyarakat harus menjadi dasar kerangka kehidupan
duniawi bagi kesatuan dan kerja sama umman menuju adanya suatu
pertumbuhan manusia yang mewujudkan persamaan dan keadilan.
Pembinaan masyarakat haruslah dimulai dari peribadi-pribadi, masing-
masing wajib memelihara diri, meningkatkan kualitas hidup, agar
kehidupan ditengah masyarakat itu, disamping dirinya berguna bagi
masyarakat, ia juga tidak merugikan orang lain. Islam mengajarkan bahwa
46
Kaelany HD, Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Hal. 157
37
kualitas manusia dari suatu segi bisa dipandang sari segi manfaatnya bagi
manusia yang lain. Dengan pandangan mengenai status dan fungsi
individu inilah Islam memberi aturan moral yang lengkap ini didasarkan
pada waktu suatu sistem nilai yang berisi norma-norma yang sama
dengan sinar tuntutan religius seperti ketakwaan, penyerahan diri,
kebenaran, keadilan, kasih sayang, hikmah, keindahan dan sebagainya.
Proses individu yang berkembang tidaklah berarti harus
menganggap diri sendiri sebagai kelas istimewa, justru sikap dan sifat
kereatif yang muncul dari individu itu selain dimanfaatkan untuk diri
sendiri, juga hendaknya dapat mendorong dan membantu yang kurang
berkembang untuk melakukan upaya yang lebih besar lagi, dengan
demikian tampillah toleransi dan rasa demokrasi dalam kehidupan sosial
yang luas dan saling penertian. Dalam hal ini peranan keluarga sebagai
unit terkecil masyarakat amatlah penting dalam membina individu-individu
ini. Al-Quran dalam beberapa ayatnya dengan jelas menyinggung betama
pentingnya peranan keluarga dalam pembinaan peribadi manusia47seperti
dikemukakan dalam QS. at-Tahrim / 6 :
ا وقودها ٱلناس ا أنفسكم وأهليكم نارا أيها ٱلذين ءامنوا قو ي
ما أمرهم ئكة غلظ شداد ل يعصون ٱلل وٱلحجارة عليها مل ويفعلون ما يؤمرون
Terjemanya: Hai orang-orang beriman, peliharahlah dirimu dan keluargamu dari
api neraka, yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang
47Kaelany HD, Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan (Jakarta:Sinar Grafika
Offset, 2000). Cet1 hal.158
38
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.48
3.Tipe-Tipe Masyarakat
a. Masyarakat-masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.
Masyarakat yang mewakili tipe pertama adalah masyarakat yang
kecil, terisolasi dan terbelakang. Tingkat perkembangan teknik mereka
rendah dan pembagian kerja atau pembidangan kelas-kelas sosial mereka
masih relatif kecil. Keluarga adalah lembaga mereka yang paling penting
dan spesialisasi pengorganisasian kehidupan pemerintahan dan ekonomi
masih sangat sederhana. Laju perubahan sosial masih lambat.
Setiap anggota tipe masyarakat ini bersama-sama menganut agama
yang sama; oleh karna itu keanggotaan mereka dalam masyarakat dan
dalam kelompok keagamaan adalah sama. Tipe masyarakat ini cukup
kecil jumlah anggotanya karenanya sebagian besar adat-istiadatnya
dikenal, paling tidak melalui pembicaraan dari mulut ke mulut oleh semua
anggotanya. Agama memasukkan pengaruh yang sakral kedalam sistem
nilai masyarakat secara mutlak; kedua , dalam keadaan lembaga lain
selain keluarga, relatif belum berkembang, agama jelas menjadi fokus
utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyrakat secara
keseluruhan
48Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Hal. 561
39
b. Masyarakat-masyarakat pra-industri yang sedang berkembang
Masyarakat-masyarakt tipe kedua ini tidak begitu terisolasi,
berubah lebih cepat, lebih luas daerahnya dan lebih besar jumlah
penduduknya, serta ditanda‟i dengan tingkat perkembangan teknonogi
yang telah tinggi daripada masyarakat-masyarakat tipe pertama. Ciri-ciri
umumnya adalah pembagian kerja yang luas ,kelas-kelas sosial yang
beraneka ragam, serta adanya kemampuan tulis baca sampai tingkat
tertentu.pertanian dan industri panagan adalah sarana-sarana utama
untuk menupang ekonomi pedesaan, dengan beberapa pusat
perdagangan kota. Lembaga-lembaga pemerintahan dan kehidupan
ekonomi berkembang menuju spesialisasi dan jelas dapat dibedakan.
Meskipun lebih banyak ketidakaturan terdapat dalam aktivitas-aktivitas
pemerintahan, ekonomi, keagamaan, keluarga dan rekrasi dibandingkan
dengan yang terdapat pada masyarakat-masyarakat moderen.
c. Masyarakat-masyarakat industri sekuler
Masyarakat-masyarakat ini sangat dinamik. Teknonoli semakin
berpengaruh pada semua aspek kehidupan, sebagian besar terdapat
penyesuaian-penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting adalah
penyesuaian-penyesuaian dalam hubungan-hubungan kemanusiaan
mereka sendiri. Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap
mastarakat juga mempunyai konsekuensi-konsekuensi penting bagi
agama. Pengaruh inilah yang merupakan salah satu sebab mengapa
anggota-anggota masyarakat tersebut semakin lama semakin terbiasa
40
menggunakan metode-metode empirik berdasarkan penalaran dan
efesiensi dalam menanggapi berbagai masalah kemanusiaan. Oleh
karena itu lingkungan yang bersifat sekuler meluas terus-menerus sering
kali mengorbankan lingkungan yang sakral. Pada umumnya
kecendrungan sekulerisasi ini mempersempit ruang gerak kepercayaan-
kepercayaan dan pengamalan-pengalaman keagamaan terbatas pada
aspek-aspek yang lebih kecil dan bersifat khusus dalam kehidupan
masyarakat dan anggota-anggotanya saja.49
4. Akhlak Masyarakat
Manusia memiliki potensi berbuat baik dan berperilaku jahat,
kecendrungan manusia untuk berbuat baik cukup besar. Karena naluri
kemanusiaan berada dalam kebenaran, faktor lingkungan saja yang
menyebabkan manusia tersesat kepada dunia kejahatan. Terlihat ketika
seorang melakukan sesuatu perbuatan yang jahat, maka sisi kebaikan
akan timbul, hal ini ditanda‟i dengan munculnya rasa penyesalan dalam
diri manusia.50 Begitupula dalam kehidupan bermasyarakat, potensi
kebaikan lebih besar akan tetapi karna adat istiadat, prilaku dan kebisaan
yang buruk dalam masyarakat menjaukan mereka dari potensi kebaikan
tersebut.
49Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat, (Jakarta:CV. Rajawali,
1997). Hal. 56
50Syamsul Rijal,Pengantar Studi Khazanah Pemikiran Islam Pada Kanvas
Wawasan dan Kawasan, (Jakarta: Rajawali Press, 2016). Cet. 1 Hal. 51
41
Dalam Islam perilaku disebut dengan akhlak, adapun pengertian
akhlak dalam lisan al-Arab, makna akhlak adalah perilaku seseorang yang
sudah menjadi kebiasaan, dan kebiasaan dan tabiat tersebut selalu
terjelma dalam perbuatannya secara lahir. Akhlak juga dapat dipahami
sebagai perinsip dan landasan atau metode yang ditentukan oleh wahyu
untuk mengatur seluruh perilaku atau hubungan antara seseorang dengan
orang lain sehingga tujuan kewujudannya di dunia dapat dicapai dengan
sempurna.51
Jadi pada hakikatnya budi pekerti atau akhlah ialah suatu kondisi
atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi keperibadian
hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara
spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tampa memerlukan pikiran,
apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik menutut pandangan
syariat dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti yang mulia dan
sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah
akhlak atau budi pekerti yang tercela.52
Dibidang akhlak, Islam mengajarkan pedoman sikap mental dan
budi pekerti dalam bergaul atau berhubungan dengan Allah swt sebagai
tuhan, dengan semua manusia, dan dengan alam sekitarnya. Bahkan
bidang akhlak ini menjadi sasaran inti misi Islam, sebagaimana dinyatakan
51Muhammad Abdurrahman, Akhlak: Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia,
(Jakarta: Rajawali Pres, 2016). Cet. 1 hal. 6
52 Asmaran As,pengantar studi akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002). Cet 3 hal 3
42
oleh Nabi Muhammad saw dalam sebuah hadisnya, “sesungguhnya aku
diutus (Allah swt) untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Pada dasarnya akhlak terbagi menjadi dua macam yaitu akhlak
kepada Allah SWT dan akhlak kepada manusia.
a. Akhlak kepada Allah SWT
Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi
atau dasar dalam berakhlak terhadap siapapun yang ada dimuka bumi ini.
Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak
akan mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula
sebaliknya, jika ia memiliki Akhlak al Karimah terhadap Allah, maka ini
merupakan gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang
lain.
Titik tolak Akhlak kepada Allah SWT adalah pengakuan dan
kesadaran bahwa Tiada Tuhan Melainkan Allah SWT dalam beribadah
kepadaNya. Adapun pengertian Akhlak Kepada Allah SWT sebagai
berikut:
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan
yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada
Tuhan sebagai Al Khalik (Pencipta).Sehingga Akhlak kepada Allah dapat
diartikan, “Segala sikap atau perbuatan manusia yang dilakukan tanpa
dengan berfikir lagi (spontan) yang memang seharusnya ada pada diri
manusia (sebagai hamba) kepada Allah SWT (sebagai Al Khalik).
43
Umat Islam diwajibkan berakhlak baik kepada Allah SWT dengan
bertaqwa kepadaNya, Allah SWT yang telah menjadikan umat Islam
dengan sebutan sebagai Umat Terbaik (Khoiru Ummah).
Adapun beberapa contoh akhlak baik kepada Allah SWT sebagai
berikut:
1. Bertauhid kepadaNya dan tidak menyekutuknya
2. Menaati perintahNya
3. Ikhlas dalam semua amal
4. Tadlarru‟ dan khusyu‟ dalam beribadah
5. Berdoa dan penuh harapan pada Allah SWT
6. Berbaik sangka pada setiap ketentuan Allah SWT
7. Bertawakal setelah memiliki kemauan dan ketetapan hati
8. Bersyukur
9. Bertaubat serta istighfar bila berbuat kesalahan53
Itulah beberapa contoh akhlak yang baik kepada Allah adapun
contoh akhlak buruk kepada Allah SWT sebagai berikut:
1. Syirik
2. Kufur
3. Nifak
53
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan01-03-2018
44
4. Riya
5. tidak menaati perintah Allah
Itulah beberapa contoh akhlak buruk kepada Allah SWT dan masih
banyak lagi contoh tentang akhlak buruk kepada Allah SWT.
b. Akhlak kepada sesama manusia
Akhlak pada diri manusia maupun dalam kehidup bermasyarakat
dibagi menjadi dua bagian:
1. Akhlak mahmudah (terpuji)
Akhlak mahmuda (terpuji) sebagai lawan dari akhlak mazmumah
(tercela) seseorang yang tidak berakhlak terpuji dapat dikatakan tidak
berIslam sebab hakikat agama Islam itu adalah : الدين حسن الخلق ” Islam itu
adalah kebaikan budi pekerti. Dengan akhlak mulia itu jugalah Nabi
Muhammad diutus Allah ke permukaan bumi, sebagaimana lazimnya,
akhlak atau perilaku itu tersimpan dalam keperibadian seseorang yang
membedakannya dari orang lain, atau dengan makhluk selain manusia.
a. Akhlak mazmumah(tercela)
Akhlak mazmumah secara linguistik adalah “tercela” sedangkan
akhlak mazmumah secara terminologi ialah “perbuatan yang dilarang
syariat dilakukan dengan tercelahdan dengan kesadaran. Adapun
beberapa contoh akhlak mazmumah seperti syirik, mabuk mabukan,
korupsi, munafik, tidak menjaga kesucian badan, pakaian dan tempat
tinggal, riya,berkhiyanat, zalim, bakhil, berdusta dan lain-lain.54
54
Nasharuddin, Akhlak Ciri Manusia Paripurna, (Jakarta: Rajawali Press, 2015). Cet. 1 hal 378- 381
45
Dalam kehidupan bermasyarakat ada beberapa akhlak atau
perilakuyang perlu diperhatikan karna dengannya seseorang dapat
diketahui baik buruknya dia dalam hidup bermasyarakat,beberapa akhlak
tersebut iyalah:
1. Bertamu dan menerima tamu
2. Hubungan baik dengan tetangga
3. Hubungan baik dengan masyarakat
4. Memerhatikan kewajiban sesama muslim
5. Toleransi agama
6. Ukhuah Islmiyah55
7. Silaturahmi
8. Nasihat menasehati
9. Bantu membantu untuk kebaikan56
Jika beberapa poin akhlak diatas tidak terlaksana sesuai dengan
fitrahnya, maka akan terjadi kesenjangan perilaku dalam masyarakat
seperti tidak adanya kepedulian dalam hidup bermasyarakat, jiwa
kebersamaan dan persaudaraan menurun, kemaksiatan semakin tak
terkendalikan, pergaulan bebas semakin tidak terkendalikan dan lain
sebagainya.
55
Yunahar Ilyas, Kuliyah Akhlak, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2002). Cet. 5 hal. 197
56Djarnawi Hadikusuma, Ilmu Akhlak dan Praktik (Yogyakarta: Penerbit
Persatuan Yogyakarta, 1990).Cet.4 hal. 42
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
deskriptif kualitatif merupakan salah satu dari jenis penelitian yang
termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena,
variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan
menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Adapundeskriptif adalah
salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya penelitian deskriptif ini
juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti
tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.
Adapun jenis penelitian yang akan digunakan yakni deskriptif
kualitatif, metode kualitatif ialah jenis penelitian yang temuan-temuannya
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau hitungan lainnya.57
Jenis penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran serta
memahami dan menjelaskan bagaimana peranan dakwah Islamiah
terhadap perbaikan perilaku masyarakat di Desa LadumpiKec. Rarowatu,
Kab. Bombana, Prov. Sulawesi Tenggara.
57Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Pengguaan
Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pres, 2016), cet. 3 hal 12
4742
47
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian menrupakan tempat dimana suatu penelitian
dilaksanakan. penelitian yang penulis lakukan ini mengambil lokasi di
Desa Ladumpi, Kec. Rarowatu, Kab. Bombana, Prov. Sulawasi Tenggara.
Sebuah penelitian yang utuh harus memiliki objek penelitian yang konkrit.
Penelitian yang dilakukan di Desa Ladumpi Kec. Rarowatu, Kab.
Bombana, Prov. Sulawasi Tenggara, ini mengambil objek penelitian
aparat lembaga, tokoh masyarakat, tokoh agama atau da‟i serta
masyarakat setempat yang masing-masing akan dimintai keterangan
untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
C. Fokus Penelitian
1. Akhlak masyarakat.
2. Peranan dakwah Islamiyah dalam pembentukan akhlak masyarakat.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Akhlak masyarakat terbagi menjadi dua bagian yang pertama ialah
akhlak mahmudah (terpuji), seperti berbuat baik, jujur, amanah,
bersyukur, sabar, menjaga ikatan ukhuwah Islamiyah, berbaik
sangka terhadap sesama toleransi dan lainnya. Adapun yang kedua
ialah akhlah madzmumah (tercela), seperti berbohong, sombong,
menyebar fitnah, aniaya, memutuskan ukhuah Islamiyah, khiyanat,
tawuran, berkata kotor, dan lainnya.
48
2. Peranan dakwah Islamiyah dalam pembentukan akhlak sangat
berpengaruh bagi masyarakat, yang awalnya kebiasaan-kebiasaan
masyarakat tidak mencerminkan akhlak yang mulia bertahap kepada
peningkatan akhlak yang mulia, seperti mulanya masyarakat
menyekutukan Allah kini mentauhidkan Allah, kasar dalam bertutur
kata beralih menjadi bijak dan sopan dalam berbicara, dari
kebiasaan mabuk mabukan kini menjadi ahli ibadah, berkeluh kesah
atas musibah beranjak kepada pemahaman esensi sabar lalu
mengamalkannya dalam kehidupan dan lainnya.
E. Sumber Data
Data yang digunakan dalam rencana penelitian ini meliputi data
perimer dan data sekunder :
1. Data perimer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber
asalnya, data perimer diperoleh dari :
a. Observasi yaitu pengumpulan data dalam kegiatan penelitian yang
ddilakukan dengan mengamati kondisi yang berkaitan dengan obyek
penelitian.
b. Interview atau wawancara mendalam (in dept intervew) yaitu
mengadakan wawancara dengan informan yang bertujuan untuk
menggali informasi yang lebih mendalam tentang berbagai aspek yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian.
49
2. Data sekunder adalah data yang telah diolah sebelumnya yang
diperoleh dari segi kepustakaan, maupun studi dokumentasi.
Adapun data sekunder diperoleh melalui :
a. Studi pustaka yaitu bersumber dari hasil bacaan literatur atau buku-
buku atau data terkait dengan topik penelitian. Ditambah penelusuran
data online, dengan pencarian data melalui fasilitas internet.
b. Dokumentasi yaitu arsip-arsip, laporan tertulis atau daftar inventaris
yang diperoleh terkait dengan penelitian yang dilakukan. Menurut
Arikunto, dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
fariable yang berupa catatan, transkrip, buku, surah kabar, majalah,
prasasti, netolen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen dan alat
penenitian adalah peneliti itu sendiri (human instrumen). Oleh karena itu
peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh seorang
peneliti siapa melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan,
serta memilih informasi sebagai sumber data, melakukan, mengumpulkan
data, menilai kualitas data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
atas temunya.58Adapun pedoman instrumen penelitian yang digunakan
peneliti adalah:
1. Pedoman observasi
58Sugiyono, Metode Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2001 ). Hal 222
50
Pedoman adalah panduan, petunjuk dan acuan. Sedangkan
observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk
mendapatkan data. Jadi observasi merupakan pengamatan langsung
dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan,
atau kalau perlu dengan pengecapan. Instrumen yang digunakan dalam
observasi dapat berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman
gambar, dan rekaman suara.Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pedoman observasi yakni panduan dalam melakukan kegiatan observasi
yang terstruktur dengan pengamatan langsung dalam mengumpulkan
data.
2. Pedoman wawancara
Pedoman adalah panduan, petunjuk dan acuan.
Sedangkan wawancara adalah percakapan yang berupa tanya
jawab yang dilakukan oleh narasumber dan pewawancara yang
terdiri dari dua orang bahkan lebih dalam waktu yang telah
ditentukan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pedoman
wawancara yakni panduan dalam melakukan kegiatan wawancara
yang terstruktur dan telah ditetapkan oleh pewawancara dalam
mengumpulkan data-data penelitian.
3. pedoman dokumentasi
Pedoman adalah panduan, petunjuk dan acuan. Sedangkan
dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediaan
51
dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari
pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan tulisan,
wasiat, buku, undang-undang, dan sebagainya. Dokumentasi ini
digunakan untuk mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan
dan bukti. Dalam hal ini termasuk kegunaan dari arsip perpustakaan dan
kepustakaan. Dokumentasi biasanya juga digunakan dalam sebuah
laporan pertanggung jawaban dari sebuah acara.Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pedoman dokumentasi yakni panduan dalam
melakukan kegiatan dokumentasi yang terstruktur dalam mengumpulkan
data-data penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah metode atau cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkaan data, adapun teknik
pengumpulan data adalah:
1. Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat, menganalisa secara
sisteematis terhadap gejala/fenomena obyek yang diteliti.59
2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti secara
langsung mengadakan tanya-jawab dengan narasumber.
3. Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan
analisis terhadap dokumen-dokumen yang berisi data yang
menunjang analisis penelitian.60
59Abu Achmadi dan Narbuko Cholid, metode penelitian (Jakarta:Bumi Aksara,
2007), hal. 70
52
H.Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul akan akan dianalisa secara deskriptif kualitatif,
yaitu dengan menguraikan dan menjelaskan hasil-hasil penelitian dalam
bentuk kata-kata lisan maupun tertulis dari sejumlah data kualitatif.
Dimana tata yang diperoleh dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan, tanggapan-tanggapan, serta tafsiran yang
diperoleh dari hasil opservasi, wawancara dan studi kepustakaan, untuk
memperjelas gambaran hasil penelitian.
Terdapat dua metode pendekatan analisis, yaitu metode deduktif
dan induktif.
a. Metode Deduktif
Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau
jeneralisasi yang diuraikan menjadi contoh-contoh kongkrit atau fakta-
fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi tersebut. Metode
Deduktif digunakan dalam sebuah penelitian disaat penelitian berangkat
dari sebuah teori yang kemudian di buktikan dengan pencarian fakta.
b. Metode Induktif
Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-
contoh kongkrit dan fakta-fakta diuraikan terlebih dahulu, kemudian
60Rosadi Ruslan, Metode penelitian public Relation dan Komunikasi, (Jakarta:PT
Raja Grafindo, 2018), hal. 23
53
dirumuskan menjadi suatu kesimpulan atau jeneralisasi. Pada metode
induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta. 61
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
1. Keadaan Geografis Desa Ladumpi
Desa Ladumpi merupakan salah satu desa dari 7 (tujuh) desa
diwilayah Kecamatan Rarowatu, yang terletak 6 km kearah timur dari
ibukota kecamatan desa Ladumpi terbentuk sejak tahun 1979, yang
merupakan hasil pemekaran dari desa Rarowatu. Menurut sejarahnya
desa Ladumpi berasal dari kata “La” yang berarti aliran sungai dan
“Dumpi” yang diartikan sempit, terhimpit, diapit. Desa Ladumpi adalah
daerah yang memanjang disepanjang sungai khususnya sungai Ladumpi
dan diapit oleh dua buah bukit atau pengunungan disebelah utara dan
selatan yang dimulai dari timur dan barat.
Sebelum pemekaran, desa Ladumpi merupakan salah satu dusun
di desa Rarowatu dan dipimpin oleh seorang kepala dusun bernama
Malili, yang pada saat itu masih berada dibawah naungan Kecamatan
Rumbia. Seiring dengan perkembangan dan peningkatan pembangunan
61
https://makalah-update.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-metode-induktif-dan-
metode.htm. diakses pada 01-03-2018
54
dan pemerintahan, maka pada tahun 1979 terbentuklah menjadi sebuah
desa dengan dikepalai oleh seorang kepala Desa yang bernama MALILI.
2. Kondisi Desa Ladumpi
Desa Ladumpi merupakan salah satu dari 7 desa diwilayah
kecamatan Rarowatu, yang terletak + 2.500 meter kearah timur dari
ibukota Kecamatan. Desa Ladumpi mempunyai luas wilayah seluas 3.012
km, dimana struktur tanah atau datarannya terdiri dari pegunungan,
lembah dandataran landa‟i. Adapun batas batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah timur berbatasan dengan desa Watukalangkari
b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lampentani
c. Sebelah utara berbatasan dengan Hukaea Kec. Rarowatu Utara
d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pomontoro Kec. Mataoleo.
Iklim Desa Ladumpi sebagaimana desa desa lain diwilayah
Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut
mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa
Ladumpi Kecamatan Rarowatu.
3. Keadaan sosial
a. Jumlah penduduk
Desa Ladumpi mempunyai jumlah penduduk 525 jiw a, yang
tersebar dalam 3 (tiga) dusun dengan perincincian sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 01. Jumlah penduduk
5353
55
Dusun 01 Dusun02 Dusun 03
190 Jiwa 160 Jiwa 175 Jiwa
b. Kepercayaan
Dilihat dari sudut pandang agama, mayoritas penduduk Desa
Ladumpi menganut agama Islam dan sebagiannya menganut agama
kristen, sebagaimana tabel berikut:
Tabel 02. Kepercayaan
ISLAM KRISTEN
501 Orang 24 Orang
Dari tabel tersebut di atas dapat kita ketahui bahwa sebagian besar
masyarakat desa Ladumpi yang terdapat 3 (tiga) dusun di dalamnya
memeluk agama Islam.
Adapun fasilitas tempat ibadah yang dibangun di desa Ladumpi
berupa satu masjid. Fasilitas tempat ibadah ini di bangun untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat umat Islamsetempat. Tempat ibadah berupa
masjid dibangun bukan hanya untuk beribadah melainkan juga tempat
mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti pelatihan khotbah,
pengajian untuk ibu-ibu majelis taklim, pelatihan cerama untuk generasi
muda, tadarrus bersama,TPA dan lain sebagainya. Selain dalam hal
keagamaan masyarakat Ladumpi juga secara sosial memiliki toleransi
56
tinggi sehingga agama Islam dan Kristen tidak salin bermusuhan
disebabkan hanya karena perbedaan agama.
Masyarakat desa Ladumpi juga menunjukkan adanya partisipasi
yang tinggi dalam mencetak generasi yang berpendidikan, hal ini
dibuktikan dengan adanya beberapa sarana pendidikan diantaranya TK
dan SD. Meskipun desa Ladumpi belum mempunyai SMA dan sederajat
akan tetapi banyak diantara penduduknya yang dapat menyelesaikan
pendidikan di luar kampung halaman dari desa tersebut.
c. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Ladumpi adalah sebagai
berikut:
Tabel 03. Tingkat pendidikan masyarakat desa Ladumpi
Pra Sekolah SD SMP SLTA SARJANA
67 Orang 67 Orang 28 rang 40 orang 17 orang
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Desa
Ladumpi telah mengenyam pendidikan, walaupun hanya tingkat dasar.
Bukti ini dapat diamati pada tabel diatas, bahwa penduduk Desa
Ladumpiyang mengenyam pendidikan setingkat SD adalah sejumlah 67
orang orang,setingkat SMP sejumlah 28 orang, setingkat SLTA/SMA
sejumlah 40 orang, Sarjana sejumlah 17 orang dan 67 orang yang belum
atau tidak mengenyam pendidikan.
57
4. Keadaan ekonomi
Karena desa Ladumpi merupakan desa pertanian, maka sebagian
besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, selengkapnya
sebagai berikut:
Tabel 04. keadan ekonomi
Petani Pedagang PNS Buruh
290 Orang 10 Orang 9 Orang - -
Selain dalam bidang pendidikan, dalam bidang ekonomipun
anggota masyarakat Desa Ladumpi tergolong masyarakat yang tidak ingin
berpangku tangan. Hal ini terbukti dengan beragamnya jenis mata
pencaharian yang ditekuni oleh anggota masyarakat Ladumpi untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, selain bertani masyarakat Ladumpi
terkadang menyisipkan waktunya untuk menebang pohon di hutan untuk
dijadikan bahan bangunan rumah kemudian dijual, sebagian dari mereka
juga menghabiskan waktunya untuk mencari rotan didalam hutan untuk
dijual kepada pengusaha rotan dan sebagian lainnya menjadi buru
bangunan, peternak sapi, peternak madu, dan lain-lain.
B. Deskriptif Penelitian
1. Kondisi Akhlak Masyrakat Desa Ladumpi
58
Hidup bermasyarakat adalah hal yang tidak bisa terlepas dari
seseorang manusia, hidup bermasyarakat tentu bukan perkara yang tidak
boleh disepelekan. Menjaga akhlak dalam hidup bermasyarakat adalah
hal yang sangat penting, hal ini bertujuan agar hubungan baik dengan
orang lain selalu terjalin dengan harmonis sehingga menciptakan rasa
cinta, damai dan tenteram diantara masyarakat, lalu bagaimana halnya
jika sebagian masyarakat tidak mengerti tentang tata cara berperilaku
dengan baik, maka akan terjadi kerancauan dan kegaduhan dalam
bermasyarakat, seperti yang terjadi di desa Ladumpi sebagian masyarakat
masih sangat jauh dari akhlak Islam.
Pada dasarnya akhlak bukan hanya kepada manusia semata
namun perlu disadari bahwa Allah lah yang lebih berhak untuk seseorang
berakhlak yang baik, Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap
Allah, maka ia tidak akan mungkin memiliki akhlak positif terhadap
siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak al Karimah
terhadap Allah, maka ini merupakan gerbang untuk menuju
kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.
Dari hasil wawancara dengan Ustadz Firman, maka dapat diketahui
beberapa akhlak masyarakat yang menyimpang sebagai berikut :
Akhlak atau kebiasaan sebahagian masyarakat desa Ladumpi masih sangat jauh dari nilai nilai Islam, sehingga keseharian masyarakat masih sangat kental dengan tradisi turun temurun bahkan terkadang masyarakat sering mencampur adukkan kegiatan teradisi dengan ritual ritual keagamaan, selain itu dalam akhlak atau perilaku keeseharian belum mencerminkan perilaku sebagai muslim yang baik dan taat ini dilihat dengan masih ada
59
sebagian masyarakat yang berakhlak buruk seperti mempercayai kepercayaan nenek moyang yang sarat akan kesyirikan, mabuk mabukan, merokok, mempertontonkan aurat, berpacaran dan lain lain. Hal ini terjadi dikarnakan akibat faktor lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat itu sendiri yang belum menerapkan dan memahami ajaran Islam yang sebenarnya.62
Dari hasil wawancara dengan ustatdz Firman maka dapat diketahui
bahwa ada beberapa akhlak buruk yang menyimpang dari ajaran Islamdi
desa Ladumpi yaitu kepercayaan kepada teradisi nenek moyang yang
sarat akan kekufuran, mabuk mabukan, merokok, mempertontonkan
aurat, pacaran dengan demikian ke lima akhlak tersebut akan menjadi
pembahasan penting pada poin berikut:
a. Adat istiadat nenek moyang yang berbaur kesyirikan
Di tengah-tengah masyarakat Muslim di negeri ini, masih banyak
terdapat orang-orang yang menjadikan kepercayaan warisan nenek
moyang yang mereka namakan sebagai tradisi adat dan budaya yang
perlu dipertahankan dan dilestarikan sebagai budaya bangsa.
Mempertahankan dan melestarikan kepercayaan nenek moyang dan
leluhur yang hidup di abad-abad yang lampau yang diwarisi secara turun
temurun tersebut sepertinya sudah menjadi kebutuhan untuk dilakukan
dalam kepentingan dan sarana meminta perlindungan dan pertolongan
oleh sebagian kalangan kaum muslimin sebagaimana yang dulu
dilakukan orang-orang jahiliyah. Mengingat bahwa mereka-mereka yang
berpegang teguh kepada tradisi adat istiadat dan budaya berupa
62
Hasil Wawancara Dengan Ustadz Firman Selaku Da‟i Dan Penyuluh KUA Pada Hari Senin Tanggal 17 September 2018
60
kepercayaan kepada sesuatu selain Allah tersebut sebagian besar
adalah mereka-mereka yang telah mengikrarkan ucapan Laa Ilaaha
Illallaah , maka muncullah pertanyaan bagaimanakah kedudukan akidah
Islam yang disandang mereka.?
Mereka yang melazimkan melakukan ritual-ritual tradisi adat
istiadat dan budaya warisan leluhur yang sebenarnya tiada lain sebuah
bentuk kepercayaan kepada selain Allah secara turun temurun terbukti
telah menjadikanya sebagai bagian dari kehidupan keseharian dan
bahkan sudah terakumulasi dalam kehidupan keagamaan mereka.
Karena sebagaimana yang nampak secara kasat mata bahwa selain
melakukan berbagai ibadah yang disyari‟atkan dalam Islam, ternyata
juga mereka tidak pernah absen melakukan ritual-ritual yang disebut
sebagai tradisi adat dan budaya warisan leluhur.
Hal ini pun terjadi di desa Ladumpi dan sudah menjadi kebiasaan
adat istiadat yang menjadi keharusan, masyarakat desa Ladumpi juga
meyakini apabila tidak megerjakan teradisi nenek moyang mereka maka
akan berdampak buruk bagi keluarganya atau pada masyarakat
umumnya.
Dari hasil wawancara penulis dengan Bapak Adi Asriadi beliau
metuturkan beberapa penyimpangan akhlak kepada Allah yang terjadi
pada masyarakat desa Ladumpi sebagai berikut:
1. Diselenggarakannya berbagai pesta adat budaya yang bentuknya
memberikan sesembahan beruapa sesajen dan tumbal seperti
61
pesta sedekah bumi, menggantungkan sesajen pada pohon-pohon besar seperti pada pohon beringin.
2. Dalam melakukan berbagai hajatan yang dilakukan oleh perorangan seperti pesta perkawinan sampai kepada hajatan yang berkenaan dengan kelahiran atau yang lainnya biasanya dilakukan pula berbagai ritual yang tidak ketinggalan menyediakan sesajen.
3. Melakukan penyembelihan hewan ternak untuk tumbal sebagai bentuk pengorbanan kepada makhluk yang dikuatirkan akan menimbulan bencana dan malapetaka .Tumbal diberikan-biasanya pada acara-acara peresmian rumah baru, membuka lahan baru, dan lain lain.
4. Mendatangi kuburan-kuburan dan tempat tempat keramat lalu berdoa menyampaikan berbagai hajat.
5. Mendatangi dan mempercayai dukun,para normal, orang-orang pintar serta tukang sihir untuk keperluan pengobatan dan keperluan lainnya seperti memasang susuk, penglaris, guna-guna, tahan terhadap senjata, ramalan dan lain-lain sebagainya.
6. Mempercayai jimat sebagai pelindung diri. 7. Mempercayai adanya hari, tanggal dan bulan yang mengandung
kesialan seperti hari dan tanggal kelahiran. 8. Mempercayai akan datangnya kesialan dari tanda-tanda seperti
suara burung, adanya ular yang melintas yang di dalam Islam disebut sebagi tathoyur.
9. Berdoa dan meminta pertolongan kepada selain Allah, yaitu kepada roh-roh dan jin-jin
10. Menyelenggarakan peringatan kematian seperti 3 hari, 7 hari, 25 hari 100 hari dan 1000 hari setelah kematian, dengan maksud mengirimkan bacaan-bacaan ayat-ayat al-Qur‟an.
11. Melakukan ritual-ritual tolak bala.63
Sebenarnya banyak banyak ragam bentuk perbuatan yang di
lakukan oleh sebagian masyarakat desa Ladumpi yang merupakan
kepercayaan warisan dari leluhur yang dianggap sebagai tradisi adat dan
budaya atau prilaku yang baik padahal pada dasarnya sangat
menyimpang dari ajaran Islam yang lurus ini.
Adapun beberapa alasan mengapa agama Islam sangat melarang
ummatnya Untuk Mengikuti Kepercayaan Nenek Moyang Sebagaimana
63
Hasil Wawancara Dengan Adi Asriadi Selaku Imam Masjid Dan Kaur Pemerintahan Pada Hari Senin Tanggal 17 September 2018
62
yang disampaikan oleh Ustadz Firman dalam hasil wawancara sebagai
berikut :
Ajaran Islam sangat melarang ummatnya untuk mengikuti kepercayaan nenek moyang dikarenakan banyak mengandung unsur kesyirikan hai ini sangat bertolak belakang dengan diutusnya Nabi Muhammad Rasullullah shallallahu‟alaihi wa sallam untuk menegakkan tauhid dengan meng- Esakan Allah subhanahu wa ta‟ala melalui Islam maka secara otomatis seluruh bentuk agama dan kepercayaan yang lainnya dinyatakan bathil, tentunya termasuk pula kepercayaan dari nenek moyang yang jahiliyah dimasa lampau. Karena kepercayaan mereka tersebut bertentangan dengan akidahIslam, dimana kepercayaan masyarakat jahiliyah tersebut seluruhnya penuh dengan kesyirikan dan tidak mengenal samasekali apa yang dinamakan iman kepada Allah sebagai Yang Maha Pencipta dan yang wajib dan berhak untuk disembah secara benar. Dengan ditetapkannya Islam sebagai satu-satunya agama yang benar, maka seluruh umat manusia wajib untuk memilih Islam sebagai agamanya dan beriman kepada Allah subhanahu wa ta‟ala serta tunduk dan taat kepada ketentuan yang telah digariskan dalam syari‟at sesuai dengan al-Qur‟an dan as-Sunnah. Konsekwensi untuk itu maka seluruh umat wajib untuk meninggalkan dan membuang jauh-jauh segala bentuk kepercayaan dan keyakinan yang dipegangnya, termasuk dalam hal ini kepercayaan warisan dari nenek moyang yang hidup dimasa lampau.64
Namun demikian, masih banyak diantara masyarakat Ladumpi
yang tidak mau mengindahkan apa yang diperingatkan oleh Allah swt agar
meninggalkan kepercayaan warisan nenek moyang yang penuh dengan
kesyirikan, mereka tetap memegang teguh kepercayaan tersebut dengan
dalih melestarikan adat istiadat dan budaya leluluhur. Meskipun mereka
tekun melakukan amalan-amalan ibadah fardhu dan sunnah serta amalan
64
Hasil Wawancara Dengan Ustadz Firman Selaku Da‟i Dan Penyuluh KUA Pada Hari Senin Tanggal 17 September 2018
63
lainnya, tetapi disatu pihak pada waktu-waktu tertentu mereka melakukan
pula ritual-ritual kepercayaan yang diwarisi dari nenek moyangnya.
Dengan demikian tidaklah dapat dipungkiri banwa kebanyakan
masyrakat desa Ladumpi berpegang teguh terhadap tradisi dan
kepercayaan nenek moyang mereka, mereka kebanyakan beragama
Islamtetapi perilaku kehidupan keberagamaannya masih mereka
campurkan dengan tradisi ritual kepercayaan yang diwarisi secara turun
temurun dari lelulur dan nenek moyang yang hidup di zaman jahiliyah
yang tidak dan belum mengenal iman dan tauhid.
Tradisi kepercayaan yang mereka sebutkan sebagai tradisi adat
dan budaya warisan leluhur, menurut mereka perlu dipertahankan dan
dilestarikan sebagai budaya lokal agar tidak lenyap untuk kemudian
diwariskan lagi kepada generasi mendatang. Namun mereka mereka
tersebut tidak atau belum atau kurang menyadari bahwa apa yang mereka
lakukan dengan melakukan ritual-ritual keagamaan dari kepercayaan
nenek moyang mereka tersebut sebenarnya tiada lain adalah membuat
atau menjadikan tandingan bagi Allah Yang Maha Pencipta, perbuatan
tersebut adalah perbuatan menyekutukan Allah, perbuatan yang amat
terlarang dan sebagai perbuatan sebesar-besar dan sejelek-jeleknya
kedzaliman. Bagi mereka tempat kembalinya nanti adalah neraka
jahanam dan diharamkan surga. Syirik sebagai perbuatan menyekutukan
Allah merupakan dosa yang tidak diampuni, kecuali yang melakukannya
meminta ampun dan bertaubat dari perbuatannya.
64
b. Mabuk mabukan
Tidak dapat dipungkiri bahwa mabuk mabukan adalah akhlak yang
sangat buruk, dipandang dari segi manapun tetap tidak mencerminkan
prilaku yang baik, dan kebanyakan kemaksiatan semakin mudah
dilakukan disaat mabuk mabukan, sehingga seringkali kita dengar
seseorang melakukan tindak kekerasan keluarga pada maupun
masyarakat, perzinahan, pemerkosaan dan lain lain itu terjadi ketika
pelaku dalam keadaan mabuk, walau demikian sebagian masyarakat di
desa Ladumpi masih hobi mabuk mabukan tampa memikirkan akibat yang
ditimbulkan ketika sedang mabuk.
Bapak Lukman menjelaskan tentang akhlak buruk masyarakat desa
Ladumpi mengenai minum minuman keras sebagai berikut :
Salah satu akhalak buruk masyarakat desa Ladumpi yang sebahagian masyarakat masih terbiasa bahkan sampai pada tingkat kecanduan melakukannya ialah mabuk mabukan dengan mengkomsumsi minum minuman keras dengan jumlah minuman yang cukup banyak yang mereka habiskan dalam satu malam ditempat yang mereka persiapkan dengan cara berkelompok, bukan hanya dikalangan remaja baik orang tua ikut andil dalam mengkosumsi minuman keras tersebut, adapun minuman keras yang biasa sebagian masyarakat komsumsi seperti tuak pahit yang terbuat dari air aren yang dicampur dengan berbagai macam racikan bahan yang dipermentasi sehingga menghasilkan kadar alkohol seperti batang jambu dan akar alang alang sehingga racikan dari beberapa rangkaian bahan tersebut menjadikan orang yang mengkomsumsi minuman tersebut bisa mabuk berat dan merubah perilaku seseorang yang mengkomsumsinya begitupula dapat merubah tinggkat kesadaran dirinya sehingga bisa melakukan hal hal diluar diluar konterol kesadaran dirinya dan berakibat bukan hanya pada dirinya melainkan pada keluarga dan orang orang disekitarnya. Umumnya aktivitas ini dilakukan oleh sebagian masyarakat hampir setiap hari dan puncaknya pada saat waktu waktu tertentu seperti pada saat adanya acara pesta
65
pernikahan dan juga pada saat adanya momen momen tertentu seperti tahun baru dan lain lain.65
Minuman keras atau memabukkan adalah salah satu minuman
yang diharamkan dalam Islam. Seorang muslim dilarang mengkonsumsi
minuman keras karena mudharatnya lebih besar dibandingkan dengan
manfaatnya. Selain itu, akibat minum minuman keras juga sangat fatal
bagi kesehatan sehingga jenis minuman ini diharamkan atau dilarang
dalam Islam.
Sebagai agama yang dirahmati Allah SWT dan mengajarkan
kebenaran kepada manusia, Islam mewajibkan umatnya untuk
mengkonsumsi makanan halal dan menjauhi yang haram. Adapun Allah
melarang suatu hal dalam Islam termasuk minuman keras tentunya
dengan dasar-dasar tertentu.
Salah seorang masyarakat desa Ladumpi yang bernama Bapak
Peni dalam hasil wawancara memberikan pengakuan tentang bahaya
mabuk mabukan sebagai berikut :
Allah SWT melarang konsumsi minuman memabukkan atau minuman keras karena minuman ini dapat mendatangkan mudharat atau keburukan bagi seseorang yang mengkonsumsinya. Adapun mudharat yang dapat menjadi alasan mengapa minuman ini diharamkan antara lain berikut ini larangan minuman keras dalam Islam :
1. Merusak Kesehatan 2. Menghilangkan kesadaran 3. Menyebabkan kecanduan 4. Merusak akhlak dan menurunkan produktivitas66
65
Hasil Wawancara Dengan Bapak Lukman Pada Hari Rabu Tanggal 19 September 2018
66Hasil Wawancara Dengan Ustadz Firman Selaku Da‟i Dan Penyuluh KUA Pada
Hari Jumat Tanggal 21 September 2018
66
Islam dengan jelas melarang minuman keras dan ini telah
disebutkan dalam Alqur‟an dan hadits secara nyata. Minuman keras yang
juga disebut dengan istilah khamr, beberapa kali disebutkan dalam Islam
dan semua ayat tersebut melarang umat muslim untuk meminum
minuman keras.
c. Merokok
Merokok merupakan perilaku buruk yang kebanyakan masyarakat
Ladumpi menganggap kebiasaan tersebut adalah sesuatu yang wajar
wajar saja walaupun hampis semua masyarakat mengetahui bahaya
mengkomsumsi rokok.
Adapun pernyataan Bapak Parman yang memilih pensiun
mengkomsumsi rokok mengenai bahaya dan buruknya rokok sebagai
berikut :
Merokok adalah kebiasaan buruk dan sangat merugikan bagi sipecandu rokok maupun keluarga dan orang terdekatnya, bukan hanya dari segi ekonomi bahkan lebih serius ketingkat yang lebih besar seperti adanya potensi penyakit penyakit berbahaya seperti kanker, inpoten, gangguan kehamilan dan lain lain disebabkan banyaknya zat racun yang terkandung dalam rokok tersebut, dan inilah fakta yang terjadi dikalangan masyarakat desa Ladumpi sebelum tersebarnya dakwah Islamiyah tentang pengharaman rokok tersebut, mereka mengkomsumsi rokok adalah sesuatu yang harus disetiap harinya seakan kebutuhan pokok yang mutlak adanya, dan yang lebih mencengangkan yang mengkomsumsi rokok bukan hanya dikalangan peria bahkan termasuk sebahagian dari kaum wanita.67
67
Hasil Wawancara Dengan Bapak Parman Selaku Petani Pada Hari Selasa Tanggal 02 Oktober 2018
67
Salah seorang masyarakat desa Ladumpi Bapak Sabi
menceritakan awal mula kebiasaan mengkomsumsi rokok ialah :
Kebiasaan buruk ini terjadi dikarnakan aktivitas keseharian mereka yang menunjang hal tersebut hingga berdampak pada kecanduan merokok, karna kebanyakan masyarakat berkebun diladang yang tentunya banyak serangga serangga kecil yang beterbangan menggigit sesorang yang bertani maka solusi kurang baik yang mereka anggap baik adalah dengan mengkomsumsi rokok yang dimana asapnya sangat membantu mengusir serangga serangga tersebut sehingga sebahagian kalangan wanita ikut turut andil dalam mengkomsumsi rokok dengan demikian ikutlah generasi setelahnya yang menjadikan rokok sebagai sensasi dan kebutuhan hidup yang tidak beralasan hingga pada tingkat kecanduan yang sulit untuk ditinggalkan.68
Kecanduan merokok dari kalangan laki laki sudah menjadi
pemandangan sehari hari di desa Ladumpi baik dikalangan remaja
maupun orang tua, pada dasarnya hampir semua masyarakat tahu
bahaya mengkomsumsi rokok tersebut namun karna sudah sampai pada
tingkat kecanduan hingga mereka merasa tidak dapat meninggalkan
kebiasaan buruk tersebut, maka timbullah pernyataan yang sering kita
dengar “merokok mati tidak merokok mati lebih baik merokok sampai mati”
inilah dalih yang mereka para pecandu rokok yang menjadikan mereka
membabi buta dalam merokok tampa memikirkan kesehatan dan
kehalalan rokok tersebut.
Salah satu pernyataan masyarakat desa Ladumpi Bapak Wawan
yang masih aktif merokok menuturkan pendapatnya kenapa tetap
merokok sebagai berikut:
68
Hasil Wawancara Dengan Bapak Sabi Selaku Tokoh Masyarajat Pada Hari Selasa Tanggal 02 Oktober 2018
68
Sebenarnya saya mengetahui betul tentang bahayanya mengkomsumsi rokok akan tetapi karna sudah kecanduan maka sangan sulit meninggalkannya, pernah sesekali saya mencoba namun hasilnya nihil cuman beberapa hari saja saya sudah tidak tahan untuk tidak merokok seakan kepala saya pusing, steres kalau tidak merokok, terlebih lagi kalua sehabis makan dan bekerja, rokok adalah pilihan utamanya.69
Begitulah pernyataan salah seorang masyarakat desa Ladumpi
yang telah kecanduan dengan rokok walaupun dirinya mengetahui
bahayanya mengkomsumsi rokok.
Kami melihat banyak dari kalangan orang tua yang masih terbiasa
merokok dalam jumlah besar walaupun telah nampak pada dirinya
berbagai macam penyakit yang timbul disebabkan karna rokok tersebut
seperti batuk yang tak kunjung sembuh, sesak nafas dan lain sebagainya
namun hal itu tidak menjadikannya berhenti mengkomsumisi rokok
tersebut, maka sangat wajar jika para ulama mengeluarkan fatwa tentang
haramnya rokok tersebut.
d. Tidak berpakaian syar‟i
Berpakaian sopan dengan menutup aurat adalah akhlak yang mulia
dan termasuk bentuk ketaatan kepada Allah namun kenyataan pada
masyarakat Ladumpi masih banyak menyepelekan hal tersebut,
mengumbar aurat dengan berpakaian sexi dan ketat seakan sudah
menjadi pemandangan yang wajar wajar saja tampa memikirkan syariat
Islam yang Allah turunkan kepada mereka terutama dari kalangan wanita
69
Hasil Wawancara Dengan Bapak Wawan Selaku DPD Pada Hari Selasa Tanggal 02 Oktober 2018
69
yang terlalu berlebih lebihan dalam berpakaian hal ini disebabkan
kurangnya pemahaman sebagian masyarakat tentang syariat Islam
sehingga dengan mudahnya masyarakat Ladumpi menerobos batas batas
syariat Allah seakan mereka tidak sedikitpun melakukan pelanggaran dan
dosa disisi Allah SWT.
Salah sesorang remaja putri yang bernama Salwa menyatakan
pendapat sebab dirinya tidak menutup aurat sebagai berikut:
Sering kali ingin rasanya mengenakan hijab dan menutup auran dengan syar‟i namun ketika berkumpul sesama teman seakan terasa asing dan berbagai macam cuitan dan hujatan menghampiri, diantara mereka ada yang mengatakan sok alim, kurang modis, kurang cantik, akhlakmu tidak sesuai dengan pakaianmu dan berbagaimacam hujatan yang datang sehingga seiring waktu keinginan saya untuk menutup aurat dengan syar‟i pun hilang seakat tidak ada dosa dan aib bagi saya ketika tidak menutup aurat dengan baik, hal ini disebabkan pergaulan bebas yang tak terkontrol lagi sehingga teman yang mestinya menjadikan kita semakin taat kepada Allah namun sebaliknya membawa kepada kemaksiatan.70
Kadang kala sering ditemukan masyarakat yang menutup auratnya
dengan syar‟i namun hal itu dilakukan pada momen momen tertentu
seperti kemesjid, mengikuti taklim, bebergian kepasar, dan melakukan
safar ketempat yang jauh, namun keseharian mereka belum mampu
istiqomah untuk berpakaian dengan syar‟i, dikarnakan pengetahun
sebagian masyarakat belum memahami syari‟at Islam dengan benar.
70
Hasil Wawancara Dengan Salwa Selaku Remaja Putri Ladumpi Pada Hari Kamis Tanggal 18 Oktober 2018
70
Salah seorang anggota Majelis Taklim yaitu Ibu Santy dalam hasil
wawancara menuturkan akhlak masyarakat dalam berpakain sebagai
berikut :
Saya melihat kondisi akhlak masyarakat terutama dalam menutup aurat masih sangat kurang perhatiannya, walaupun Alhamdulillah ada diantara mereka yang berusaha memaksimalkan ketaatannya kepada allah, ini terbukti dengan seberapa sering masyarakat mengumbar auratnya didepat umum tampa merasa adanya pelanggaran kepada syariat Allah, berpakaian seksi, tidak berjilbab dan ketat sedah menjadi pemandangan yang lumrah adanya dikalangan masyarakat Ladumpi.71
e. Pacaran
Pacaran adalah salah satu akhlak yang buruk yang kebanyakan
para pemuda pemudi desa Ladumpi terjangkit dengan budaya pacaran
yang mereka anggap baik, padahal mereka telah melampaui batas syariat
Islam dan menganggap hal tersebut sesuatu yang wajar wajar saja akan
tetapi mereka tidak menyadari bahwasanya mereka telah terperangkap
arus pergaulan bebas yang sangat menyesatkan namun menggiurkan.
salah seorang pemuda Ladumpi yang bernama Aldi yang memilih
hijrah dan berhenti pacaran menjelaskan tentang sebab para remaja
tergoda untuk berpacaran:
banyak sebab diantara sebab-sebab yang menjadikan para pemuda memilih langkah yang salah ini diantaranya ialah maraknya pergaulan bebas sehingga hubungan antar laki laki dan perempuan kurang terbendung dan terkontrol lagi akibatnya timbullah keinginan untuk saling memiliki satu sama lain dengan demikian disitulah mereka memutuskan untuk berpacaran, begitupulah tayangan tayangan ditivi yang tidak bermoral mendidik remaja Ladumpi untuk
71
Hasil Wawancara Dengan Ibu Santy Selaku Anggota Majelis Taklim Ibu-Ibu Ladumpi Pada Hari Kamis Tanggal 18 Oktober 2018
71
berpacaran bahkan tidak sedikit sinetron yang ditayangkan sering kali dikaitkan dengan adegan percintaan inilah yang mengotori pola fikir remaja Ladumpi sehingga mereka terpengaruh dan memutuskan untuk berpacaran juga karena mereka meyakini berpacaran adalah sesuatu yang wajar wajar saja, dan seharusnya tayangan tayangan di televisi mampu pencerdaskan masyarakan namun sebaliknya menjerumuskan penonontonya kapada kemaksiatan.72
Begitulah keadaan remaja desa Ladumpi, sebagian diantara
mereka tidak ingin tahu menahu mengenai pandangan Islam tentang
pacaran sehingga mereka terus terbawa gelombang arus pergaulan
bebas yang sangat merugikan dirinya di dunia terleh lagi di akhirat.
Salah satu remaja putri di desa Ladumpi yang bernama Nur Annisa
pun berpendapat tentang pacaran sebagai berikut:
Pacaran adalah sesuatu yang wajar wajar saja dan kebanyakan remaja putra putri di Desa Ladumpi pernah berpacaran, mereka berpendapat bahwa pacaran itu adalah ajang menjari jodoh yang tepat, dengan berpacaran maka adanya saling kenal satu sama lain sebelum melangkah kejenjang yang lebih jauh yaitu pernikahan.73
Itulah fakta dan tak dapat dipungkiri bahwa kalimat pacaran sudah
tidak asing lagi terdengar ditelinga kita bahkan pada jenjang anak SD pun
di desa Ladumpi kerap kita dapati saling surat menyurat bertujuan untuk
mengungkapkan perasaan, anak yang masih labil namun telah
terkontaminasi dengan pergaulan yang tidak mendidik, sesuatu yang
tidak lazim namun itulah faktanya.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dipahami dan kami
disimpulkan bahwa kelima akhlak tersebut sangat merugikan dan
72 Hasil Wawancara Dengan Aldi Selaku Pemuda Ladumpi Pada Hari Kamis
Tanggal 18 Oktober 2018 73
Hasil Wawancara Dengan Nur Annisa Selaku Remaja Putri Ladumpi Pada Hari Sabtu Tanggal 20 Oktober 2018
72
menghambat ketenteraman masyarakat desa Ladumpi dikarnakan
penyimpangan tersebut dapat mendatangkan murkanya Allah SWT dan
kerusakan moral pada masyarakat itu sendiri, tentu itu terjadi akibat
tindakan sebahagian masyarakat yang tidak memperhatikan perilaku yang
mereka lakukan, apakah tindakannya mendatangkan maslahat atau
bahkan mendatangkan mudharat bagi dirinya begitupun pada masyarakat
umumnya.
Pergaulan bebas adalah kerusakan akhlak yang sangat merusak
bagi para remaja, sering kita jumpai remaja putra putri menjalin hubungan
yang dikenal dengan pacaran, mereka menganggap pacaran adalah
momen memilih pasangan yang cocok, namun secara tidak sadar mereka
telah melampaui batasan batasan Allah yang telah ditetapkan bagi laki laki
dan wanita yang tentunya menimbulkan kemurkaan Allah, maka tidak
jarang kita mendengar dan menyaksikan betapa banyak orang yang
berpacaran namun setelah menikah mereka bercerai, dengan demikian
dapat dipahami bahwa dengan pacaran seseorang selalu berada dalam
kepalsuan, selalu menampakkan sesuatu yang menarik namun
dipaksakan adanya, sehingga semua kepalsuan tersebut terungkap
setelah mereka menikah.
Dari beberapa uraian akhlak tercela diatas tentu menimbulkan pro
dan kontra antar masyarakat namun kalau sekiranya mereka lebih
mengutamakan ketundukan atas syriat Allah kemudian akal yang sehat
73
maka tentu tidak satupun diantara masyarakat Ladumpi yang
membenarkan akhlak buruk tersebut.
Itulah beberapa akhlak menyimpang masyarakat desa Ladumpi
yang masih jauh dari ajaran Islam, walaupun tidak dapat dipunngkiri
masih banyak diantara mereka yang menjaga akhlak mereka, mereka
mulai berbenah diri dari segi tindakan dan akhlak.
Adapun beberapa akhlak masyarakat desa Ladumpi yang sangat
sarat dengan ajaran Islam sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu Napi
dalam hasil wawancara ialah :
Adanya kebiasaan tolong menolong dalam segala hal, bisa dilihat ketika adanya salah seorang dari warga desa Ladumpi yang ingin menikah maka seluruh masyarakat desa Ladumpi dari dusun pertapa hingga dusun terakhir mengumpulkan beberapa bantuan berupa uang dan lain lain agar supaya meringankan beban seseorang yang ingin menikah ketika ingin melangsungsungkan pernikahan, begitu pula disaat adanya kegiatan sosial atau indifidual masyarakat Ladumpi ramai ramai keluar bergotong royong turut membatu menyelesaikan pekerjaan tersebut, seperti pembengunan rumah, pembukaan lahan perkebunan, bakti sosial, dan lain lain, adapun dari segi tutur kata mayarakat setempat tentunya sangat memperhatikan etika ketika berbicara, berbicara yang baik dan jujur itu yang utama, mengedepankan pendapat orang yang lebih tua serta membantah dengan sopan ketika tidak sependapat, dan kebanyakan mereka saling memanggil dengan sebutan bapaknya Fulan sebagai bentuk penghormatan, begitupula sikap toleransi dalam beragama di desa Ladumpi, bisa dilihat dengan tidak adanya kecemasan masyarakat yang beragama keristen dalam menganut agamanya yang tentunya mereka minoritas dikalangan masyarakan muslim yang mayoritas, tidak adanya kekerasan dan intimidasi terhadap agama lain.74
2. Peranan Dakwah Islamiyah Dalam Pembentukan Akhlak
Masyarakat di Desa Ladumpi
74
Hasil Wawancara Dengan Ibu Napi Selaku Orang Tua Pada Hari Minggu Tanggal 21 Oktober 2018
74
peranan meliputi norma norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam ini merupakan
rangkaian peraturan peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan, maka dalam hal ini peranan dakwah
Islamiyah dalam pembentukan akhlak masyarakat adalah pembimbing
dalam menentukan langkah yang baik untuk kehidupan yang bahagia di
dunia maupun di akhirat.
Desa Ladumpi adalah desa yang mayoritas masyarakatnya
beragama Islam, dalam hal ini dakwah Islamiyah tentunya memiliki
peranan penting dalam membentuk akhlak masyarakat yang lebih baik di
desa Ladumpi.
Dari hasil wawancara penulis dengan Bapak Karisman selaku imam
desa Ladumpi memberikan tanggapan tentang peranan dakwah Islamiyah
dalam pembentukan akhlak sebagai berikut :
Salah satu peranan besar dakwah Islamiyah di desa Ladumpi adalah bagaimana mengubah kebiasaan buruk masyarakat desa Ladumpi kearah lebih baik telah terbukti dari banyaknya kebiasaan atau akhlak buruk masyarakat desa Ladumpi sedikit demi sedikit mulai berkurang, dan sebagian masyarakan mulai menyibukkan dengan kegiatan kegiatan positif seperti sholat berjamaah, membaca Al-Qur‟an, mengikuti taklim dan lain lain.maka dengan berdakwahnya da‟i kepada masyarakat, selalu menyampaikan kebenaran maka dengan perlahan masyarakat mulai mengetahui penyimpanagan yang mereka lakukan sehingga sebagian diantara mereka bertaubat dan kembali kepada Allah75 Akhlak menjadi perhatian utama dalam Islam dan salah satu tujuan
utama dakwah Islamiyah adalah agar manusia dapat menerapkan dalam
75
Hasil Wawancara Dengan Bapak Karisman Selaku Imam Desa Pada Hari Senin Tanggal 03 Desember 2018
75
kehidupannya akhlak yang mulia. Ada banyak dalil dalam al-Qur‟an dan
hadis yang menegaskan keharusan berakhlak mulia. Bahkan Nabi
Muhammad sendiri langsung mencontohkannya. Sebagian besar orang
kafir masuk Islam lantaran baiknya akhlak Nabi Muhammad SAW. Beliau
mengatakan, “Aku diutus untuk memperbaiki akhlak manusia”.
Karenanya, beriman pada Allah dan Rasul tidak cukup dengan
meyakini keesaan Tuhan dan keberadaan Rasulullah, tapi juga harus
disempurnakan dengan berakhlak baik pada manusia. Substansi dari
keimanan itu pada hakikatnya adalah terwujudnya akhlak mulia. Semakin
tinggi keimanan seseorang mestinya akhlaknya juga semakin baik.
Sebab itu, sangat ironis bila ada yang mengaku mukmin dan
muslim, tetapi keimanan dan keberIslamannya itu membuat orang lain
takut dan terganggu. Misalnya, suka mengafirkan orang lain, berkata
kasar dan suka mencaci, memusuhi orang yang berbeda pendapat dan
keyakinan dengannya, bahkan sampai membunuh orang yang tidak
bersalah. Keseluruhan perbuatan ini tentu bertentangan dengan semangat
keIslaman yang dibawa Nabi Muhammad.
Dari hasil wawancara penulis dengan bapak Anda salah seorang
pelopor dibentuknya majelis taklim di Desa Ladumpi beliau mengatakan
bahwa:
Dakwah Islamiyah tentu sangat memberikan pengaruh yang sangat besar pada masyarakat Ladumpi, kurangnya tindakan kriminal, penganiayaan, pencurian, pemerkosaan dan lain lain itu tidak luput dari adanya peranan penting dakwah Islamiyah, karena adanya dakwah Islamiyah yang diserukan oleh sejumlah muballigh menjadikan masyarakat semakin terdidik sehingga dengan
76
demikian masyarakat tidak mudah untuk melakukan tindakan yang tentunya mengarah kepada kemaksiatan, namun para muballigh harus terus berjuang karna pembenahan masih terus berlanjut masih banyak seruan yang belum diindahkan oleh sebagian masyarakat.76
Begitupun tanggapan Bapak Wawan mengenai peranan dakwah
Islamiyah di desa Ladumpi sebagai berikut:
Dakwah Islamiyah memberikan sumbangsi besar dalam mempersatukan masyarakat desa Ladumpi, karena ajarannya membawa perdamaian baik pada masyarakat yang beragama Islam maupun yang beragama kristen sehingga memberikan ketenangan dan ketenteraman dalam bermasyarakat.
Berkembangnya pengetahuan masyarakat tentang agama Islam
tidak lepas dari adanya peranan dakwah Islamiyah di desa Ladumpi ini,
bisa dilihat dengan meningkatnya keinginan masyarakat unuk beramal
sholeh, masjid yang dahulunya hanya diisi dengan dua tiga sampai lima
orang kini meningkat dan mengalami perkembangan yang cukup
memuaskan dibandingkan keadaan beberapa tahun lalu, kegiaan
keagamaan mulai nampak dimana mana, seperti adanya TPQ, majelis
taklim ibu ibu, taklim rutin umum, lomba tadarrus, azan dan lain lain, ini
semua menunjukkan bahwa masyarakat mulai memperhatikan agama
Islam dan hal ini tidak terlepas dengan peranan dakwah Islamiyah.
Adapun pembahasan peranan dakwah Islamiyah dalam
pembentukan akhlak pada poin ini terbagi menjadi dua bagian yaitu
peranan dakwah Islamiyah dalam pembentukan akhlak masyarakat
kepada Allah dan sesama manusia, adapun pembentukan akhlak
76
Hasil Wawancara Dengan Bapak Anda Selaku Aktifis Majelis Taklim Pada Hari Selasa Tanggal 06 November 2018
77
kepada Allah SWT seperti mentauhidkan Allah dan tidak
menyekutukannya, taat dan patuh atas perintah Allah, menghindari
perbuatan maksiat dan lain lain, sedangkan akhlak sesama manusia
seperti tidak mengganggu sesama dengan membuat kekacauan seperti
mabuk mabukan, tidak merokok, menutup aurat, dan lain lain
Dari hasil wawancara penulis dengan salah seorang penyuluh
agama yaitu Ustadz Firman. beliau menyebutkan beberapa peranan
penting dakwah Islamiyah dalam pembentukan akhlak baik pembentukan
akhlak kepada Allah maupun sesama manusia di desa Ladumpi yang
memberikan perubahan besar dalam meningkatkan kehidupan yang lebih
baik sebagai berikut:
Dakwah Islamiyah di desa Ladumpi berperang penting dalam pembentukan akhlak masyarakat, baik akhlak kepada Allah maupun sesama manusia seperti menguatkan akidah kaum muslimin, meningkatkan iman dan amal sholehmenyadarkan sebagian masyarakat tentang bahaya mabuk mabukan, bahaya merokok, bahkan sebagian masyarakat mulai menutup aurat dengan syar‟i dan meninggalkan pergaulan bebas.77
Dengan demikian peranan dakwah Islamiyah dalam pembentukan
akhlak masyarakat di desa Ladumpi terbagi menjadi beberapa bagian
yaitu :
a. Menguatkan akidah kaum muslimin di desa Ladumpi
Materi dakwah yang pertama sekali disampaikan oleh para Rasul
kepada umatnya adalah tentang akidah dan tauhid, dan sebaik baik
77
Hasil Wawancara Dengan Ustadz Firman Selaku Da‟i Dan Penyuluh KUA Pada Hari Selasa Tanggal 06 November 2018
78
akhlak kepada Allah adalah mentauhidkan Allah SWT memurnikan
ketaatan hanya kepada Allah semata.
Dakwah tentang akidah dan tauhid yang disampaikan para Rasul
kepada umatnya menegaskan akan pentingnya akidah dan tauhid bagi
seorang Muslim untuk meyakini Rukun Iman yang enam dan menjadikan
Allah sebagai satu-satunya sembahannya. Akidah dan tauhid merupakan
pondasi tegaknya agama Islam dan syarat untuk diterimanya amal
seorang Muslim. Jika diibaratkan dengan bangunan, akidah dan tauhid
adalah fondasinya, kalau pondasinya kuat maka bangunan tersebut akan
berdiri kokoh, tidak mudah rubuh. Sebaliknya jika landasannya lemah,
maka bangunan tersebut akan gampang hancur.
Seorang muslim yang kuat akidah dan tauhidnya, akan menjadi
pribadi yang taat, saleh secara sosial terhadap masyarakat, teladan umat,
bermanfaat bagi manusia lain dan menjauhi perbuatan maksiat. Akidah
dan tauhid yang terpatri kuat menjadi motivator utama untuk senantiasa
menghiasi diri dengan berbagai amal kebajikan dengan berlomba-lomba
dalam meningkatkan amal saleh dan menjadikan dunia sebagai ladang
amal. Dia tidak akan terpengaruh dengan perubahan zaman modern yang
tanpa disadari mengikis keyakinan akidah kita secara perlahan-lahan.
Kebiasaan buruk ini telah turun temurun mereka yakini bahkan
telah menjamur di tengah tengah masyarakat Ladumpi yang mutlak
adanya, secara shohir mereka tidak menyembah patung, pohon, kuburan
dan lain sebagainya namun diantara mereka masih ada yang meyakini
79
bahwa selain Allah ada yang dapat mendatangkan maslahat dan
mudharat walaupun secara lisan mereka tidak mengucapkan demikian,
namun perbuatan mereka akan hal tersebut membuktikan adanya
keyakinan tersebut, akan tetapi setelah datangnya da‟i yang mengajak
kepada kemurnian agama yang benar dan lurus ini maka perubahan pun
terjadi walaupun tidak secarah menyeluruh namun dengan adanya
peranan dakwah Islamiyah masyarakat mulai faham dan sedikit demi
sedikit mereka meninggalkan kebiasaan buruk tersebut.
Adapun kebiasaan masyarakat yang berbaur kesyirikan yang
perlahan lahan masyarakat mulai meninggalkannya karena adanya
peranan dakwah sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Adi Asriadi
dalam hasil wawancara sebagai berikut :
Salah satu penghasilan masyarakat desa Ladumpi yang menunjang kehidupan mereka adalah membuat batu merah, dalam proses pembuatan batu bata tersebut ada tahap pembakaran batu bata, dalam pembakaran batu bata ada hal unik yang masyarakat desa Ladumpi biasa lakukan, sebelum pembakaran batu bata biasanya memulai penyembelihan ayam yang biasa disebut maccera‟ hal ini dilakukan atas landasan keyakinan bahwa segala urusan dalam proses pembuatan batu bata akan lebih berkah, padahal mereka tidak tahu bahwa mereka telah menduakan Allah dengan menyakini ada yang dapat mendatangkan maslahat dan mudharat selain Allah SWT. Begitu pula dalam urusan pengobatan, dahulu masyarakat Ladumpi terbiasa menggantungkan kesembuhan mereka bukan kepada Allah, melainkan kepada dukun dukun yang mereka yakini dapat menyembuhkan penyakit mereka, akan tetapi setelah mereka belajar dan mengetahui bahwasanya yang mereka lakukan adalah termasuk dalam dosa besar yang mengantarkan mereka kepada kekufuran, maka mereka mulai meninggalkannya, dan masih banyak lagi contoh contoh mengenai hal tersebut.78
78
Hasil Wawancara Dengan Bapak Adi Asriadi Selaku Kaur Pemerintahan Pada Hari Jumat Tanggal 07 Desember 2018
80
Pada kalangan masyarakat Ladumpi mereka meyakini
menyembelih ayam yang biasa disebut maccera‟ merupakan suatu ritual
yang dapat mendatangkan keberkahan dan menolak bala‟ mereka
menyembah Allah SWT namun seringkali mendatangi dukun dalam hal
pengobatan disinilah kita dapat melihat peranan dakwah Islamiyah yang
dengan perlahan mampu mengubah pandangan masyarakat kearah yang
baik yang telah terkontaminasi dengan keyakinan keyakinan nenek
moyang mereka, yang turun temurun telah mengakar didalam diri
masyarakat desa Ladumpi kini mulai berkurang terutama pada kalangan
remaja.
Itulah sebagian kecil penyimpanagan akidah yang dikatakan oleh
Bapak Adi Asriadi dan masih bayak lagi penyimpangan-penyimpanagan
lain yang mulai berkurang disebabkan masyarakat mulai paham akan
dosa yang mereka perbuat.
Salah satu tujuan yang paling penting dalam berdakwah ialah
mengenalkan masyarakat tentang Allah SWT bahwasanya dialah satu
satunya Rabb yang berhak di sembah dan tidak menyekutukannya
dengan segala sesuatu, setelah masyarakat mengenal Allah dan hak
haknya dakwah Islamiyah berperan penting dalam mempertahankan
akidah kaum muslimin dikarnakan sadar atau tidak sadar akidah
masyarakat desa Ladumpi sangat terkontaminasi dengan berbagai
macam keyakinan keyakinan yang menjerumuskan kepada dosa yang
paling besar yaitu syirik.
81
pentingnya da‟i dalam merubah kebisaan buruk masyarakat Salah
seorang masyarakat desa Ladumpi Papak Luqman menemukakan
pendapatnya sebagai berikut :
Penduduk desa Ladumpi mayoritas beragama Islam akan tetapi keyakinan mereka masih banyak yang dicampur adukkan dengan khurafaat, tahayyul dan bid‟ah yang tentunya sangat berpotensi merusak akidah kaum muslimin di desa Ladumpi akan tetapi dengan adanya da‟i yang mengajarkan kemurnian agama di desa ini maka sedikit demi sedikit masyarakat mulai faham tentang penyimpangan penyimpangan yang mereka lakukan selama ini, seperti percaya terhdap perdukunan, mengaitkan makhluk dengan sesuatu yang mendatangkan mudharat dan manfaat dan lain-lain sehingga sebagian masyarakat dengan sukarela meninggalkan perilaku buruk tersebut.79
Banyaknya aliran dan ajaran di desa Ladumpi yang sangat
perpotensi menjauhkan kaum muslimin dari akidah yang benar maka tentu
sangat dibutuhkan solusi agar masyarakat desa Ladumpi tidak
terpengaruh untuk mengikuti aliran tersebut.
Adapun beberapa metode dakwah da‟i dalam menguatkan akidah
kaum muslimin di desa Ladumpi sehingga tidak mudah terkontaminasi
dengan pendangkalan akidah sebagaimana yang disampaikan oleh
ustadz Firman S.Pd. selaku penyuluh agama di kecamatan Rarowatu
yaitu:
1. Mengajarkan mereka Akidah yang benar 2. Selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat sehigga
apapun dakwah yang kami samaikan diterima dengan baik oleh masyarakat di desa Ladumpi
3. Menyampaikan dakwah dengan sopan dan baik serta tidak menyinggung individual
4. Mengajarkan anak anak mereka akidah yang lurus
79
Hasil Wawancara Dengan Bapak Luqman Pada Hari Sabtu Tanggal 24 November 2018
82
5. Dan tentunya da‟i harus menjadi contoh yang baik di masyarakat, tidak ikut serta ketika mereka melakukan ritual ritual yang menyesatkan, dengan demikian masyarakat akan mencari tahu sendiri tentang apa yang mereka laukan.80 Desa Ladumpi terletak di Kecamatan Rarowatu kabupaten
bombana, masyarakat Ladumpi adalah mayoritas Islam akan tetapi
masuknya gerakan keristenisasi di desa Ladumpi menyebabkan adanya
pendangkalan akidah masyarakat karna kebanyakan masyarakat masih
awam tentang syariat Islam dan masih memegang teguh kebudayaan
nenek moyang mereka sehingga mudah terpengaruh terhadap gerakan
keristenisasi.
Salah satu pernyataan dari seorang masyarakat Ladumpi yaitu Aldi
Adriyatama yang salah satu keluarganya terkena dampak akibat adanya
pengkeristenisasian beliau menceritakan keronologisnya sebagai berikut:
Penyebab utama terjadinya pengkeristenisasian pada keluaraga saya karna kurangnya pengetahuan tentang akidahIslam sehingga menyebabkan salah seorang keluarga saya masuk dalam agama keristen, terjadi akibat pergaulan bebas yang dijadikan senjata utama oleh orang oarang keristen untuk memurtadkan orang muslim di desa Ladumpi dengan cara pernikahan, sebelum pernikahan, salah seorang laki laki dari kalangan ummat keristen berpacaran dengan keluarga saya kemudian menghamilinya, akibat hamilnya salah seorang dari keluarga saya, maka disitulah sangat terpukul akibat terjadinya malapetaka tersebut, tentu dari pihak kelurga saya untuk menutupi aib keluarga dengan cara menempu jalur pernikahan akan tetapi pihak laki-laki mau menikahi salah seorang keluarga saya dengan syarat pindah agama (murtad) dan memilih agama kristen sebagai panutan hidupnya, akan tetapi pihak keluarga selelu menasehatinya untuk tidak terpngaruh untuk pindah agama. Namun akibat hilangnya akidah hingga dia lebih memilih menggada‟ikan agamanya demi cinta. Bahkan keluarga
80
Hasil Wawancara Dengan Ustadz Firman Selaku Da‟i Dan Penyuluh KUA Pada Hari Selasa Tanggal 06 November 2018
83
saya mengatakan lebih memilih untuk mati darpda terpisah dari laki-laki kristen tersebut.81
Terjadinya beberapa program keristenisasi menjadikan kaum
muslimin gelisah dan tentunya membutuhkan bekal Ilmu yang cukup yang
mampu membentengi diri dan keluarganya dari pendangkalan akidah
sehingga tidak terjerumus perangkap ajaran yang menyesatkan.
Dengan terjadinya keristenisasi di sesa Ladumpi maka salah
seorang da‟i sekaligus penyuluh agama di desa Ladumpi yang bernama
Ustadz Firman S.Pd. menjelaskan metode dalam mencegah adanya
keristenisasi di desa Ladumpi sebagai berikut:
Adanya kejadian pengkeristenan di desa Ladumpi menjadikan kami pemperkuat dakwah Islamiyah termasuk penghentikan program keristenisasi dengan cara menanamkan akidah yang benar kepada masyarakat, akidah yang kuat adalah faktor utama yang menjadikan masyarakat desa Ladumpi tidak terpengaruh sedikitpun dengan adanya ajakan kepada agama keristen bahkan dengan kuatnya akidah dapat mengajak ummat keristen masuk memeluk Islam, akan tetapi jika akidah mereka lemah maka dengan mudahnya mereka menganggap semua agama itu sama.82
b. Meningkatkan amal sholeh
Dakwah Islamiyah tentunya tidak terlepas dalam peningkatan iman
dan amal sholeh begitupula di desa Ladumpi peran da‟i dalam
mendakwahkan tentang pentingnya iman dan amal sholeh sudah
memasuki lapisan masyarakat di desa Ladumpi hal ini terbukti dengan
adanya taklim rutin bulanan khusus bagi ibu ibu disetiap tanggal 20
setelah sholat ashar di masjid begitupula dengan taklim khusus bapak
81
Hasil Wawancara Dengan Bapak Aldi Adriyatama Pada Hari Sabtu Tanggal 29 November 2018
82Hasil Wawancara Dengan Ustadz Firman Selaku Da‟i Dan Penyuluh KUA Pada
Hari Sabtu Tanggal 29 November 2018
84
bapak dan ibu ibu setelah sholat magrib sebulan sekali, dalam hal ini tidak
terlepas dari pembahasan seputar iman dan amal sholeh, walaupun
pembahasannya tidak terlalu banyak namun dengan adanya dakwah
Islamiyah tersebut mampu membuka wawasan masyarakat untuk mulai
belajar sedikit demi dedikit dan meningkatkan ilmu pengetahuannya dalam
hal iman dan amal sholeh, sebagian masyarakat mulai membeli buku
buku Islam dan bahkan membuka chenel chenel dakwah di internet dan
youtube untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang ajaran Islam, adapun
pada kalangan anak anak bisa dilihat dengan banyaknya program da‟i
dalam mengajarkan anak anak tentang iman dan amal sholeh seperti
adanya taklim khusus anak anak, membantu guru agama Islam
mengajarkan agama Islam di sekolah dasar bahkan adanya pelatihan da‟i
da‟iyyah cilik di masjid yang dilaksanakan dua kali sepekan.
Adapun beberapa manfaat peranan dakwah Islamiyah dalam
peningkatan amal sholeh di Desa Ladumpi adalah sebagaimana yang di
tuturkan oleh bapak Samsir sebagai berikut :
Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang wajibnya bagi laki laki sholat jumat di masjid, bisa dilihat dengan jumlah jamaah ketika melaksanakan sholat jumat begitupula adanya peningkatan saat sholat berjamaah di masjid terutama pada saat sholat magrib dan isya baik dari kalangan orang tua, anak muda dan anak anak, sebagian masyarakat Desa Ladumpi mulai rutin mengerjakan sholat lima waktu yang dahulunya masih bolong bolong ketika sholat, begitupula adanya perbaikan ibadah yang mereka lakukan dan mengerjakan apa yang dituntunkan oleh Allah dan rasulnya bisa dilihat dari berkurangnya rutinitas dzikir berjamaah sesudah sholat berjamaah, tidak mempermasalahkan imam yang tidak membaca bismillah ketika sholat berjamaah begitupun kunut disaat sholat subuh, budaya baca baca hidangan sebelum dikomsumsi mulai berkurang bahkan acara maulid Nabi Muhammad SAW tidak
85
dilakukan dua tahun terkhir ini oleh mayarakat di Desa Ladumpi, perhatian masyarakat terhadap ajaran agama Islam mulai ada peningkatan terutama pada hal hal mendasar dalam ajaran Islam.83
Dari pernyataan bapak samsir memberikan kejelasan tentang
meningkatnya gairah masyarakat untuk beramal sholeh tidak terlepas
dengan peranan dakwah Islamiyah.
Salah seorang masyrakat desa Ladumpi Bapak Asri menururkan
bahwasanya :
Kebahagiayaan yang saya rasakan setelah mengenal ajaran Islam lebih baik dari sebelumnya dikarnakan segala ujian yang saya hadapi senantiasa menjadikan Allah jalan keluar bagi permasalahannya, sehingga besar kecilnya permasalahan maka akan tersasa ringan jika bersama dengan Allah, begitu pula dalam urusan rezki, mendapatkan penghasilan yang sedikit itu tidak menjadikan saya berputus asa dalam kehidupan karna adanya rasa syukur yang besar dalam diri ini yang menjadikan resezi itu cukub bagi saya, beda halnya ketika iman belum terbenahi dengan baik, reski yang sedikit membuat saya patah semangat, merasa tidak cukub itu semua disebabkan karna hilangnya berkah dari penghasilan saya, pada intinya bahwa kebahagiaan itu sejauh mana engkau bersyukur dari nikmat Allah karena dengan iman dansyukur Allah tidak akan menyia nyiakan hambanya jika mereka menginginkan kebahagiaan dan berkah yang berlimpah.84
Dengan demikian dapat dipahami bahwa sebesar apapun manusia
mencari kebahagiyaan namun dia jauh dari Allah maka dia tidak mungkin
mendapatkan kebahagiyaan yang sebenarnya namun jika mereka selalu
mendahulukan Allah disetiap urusannya maka kebahagiyaan dan
keberkahan hidup akan selalu ada bersamanya maka sebaik baik balasan
hanya diperuntukkan oleh orang orang beriman dan bertakwa
83
Hasil Wawancara Dengan Bapak Samsir Selaku Pengurus Masjid Pada Hari Senin Tanggal 26 November 2018
84Hasil Wawancara Dengan Bapak Asri Selaku Pedagang Pada Hari Sabtu
Tanggal 26 November 2018
86
c. Menyadarkan sebagian masyarakat yang hobi mabuk mabukan
Akhlak buruk masyarakat desa Ladumpi yang dahulu banyak
masyrakat ikut serta didalamnya baik dari kalangan muda maupun tua
ialah mabuk mabukan dan bahkan telah menjadi rahasia umum
dikalangan masyarakat desa Ladumpi itu sendiri, akan tetapi setelah
mereka dipahamkan tentang haramnya meminum minuman keras dan
bahaya mengkomsumsinya maka kebiasaan buruk tersebut mulai
ditinggalkan oleh sebagian masyarakat Ladumpi, walaupun tidak dapat
dinafikkan masih ada dikalangan masyarakat yang sering mabuk
mabukan namun dengan adanya peranan dakwah Islamiyah tentu
membawa dampak perubahan yang lebih besar.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Samsir, beliau menuturkan
pentingnya dakwah Islamiyah dalam merubah akhlak yang buruk kearah
yang baik sebagai berikut :
Salah satu hal penting yang menjadikan masyarakat desa Ladumpi mengalami perubahan besar kearah yang lebih baik adalah masuknya dakwah Islamiyah di desa Ladumpi, ini terbukti dengan berkurangnya kebiasaan seperti mabuk mabukan di desa Ladumpi yang dahulunya banyak masyarakat yang hobi mabuk mabukan, salah satu contohnya adalah saya sendiri, dulu sebelum saya mengenal Islam lebih baik salah satu kebiasaan buruk yang sulit saya tinggalkan adalah mabuk mabukan bahkan hampir setiap hari sebelum matahari tenggelam saya beserta teman teman sudah berkumpul disuatu tempat untuk mabuk mabukan dan tentunya itu sangat merugikan bagi diri saya begitupun keluarga saya, karna ketika kehilangan kesadaran disaat mabuk maka timbullah perasaan untuk selalu bermaksiat dan melakukan tindakan tindakan diluar batas kewajaran, akan tetapi setelah hidayah itu datang melalui dakwah Islamiyah, maka kehidupan yang kelam dulu berubah kearah jalan yang lebih terang, mabuk mabukan sudah saya tinggalkan, sholat yang biasa saya tinggalkan kini tidak pernah saya tinggalkan bahkan saya kerjakan di masjid dengan
87
demikian sedikit demi sedikit saya terus melakukan pembenahan diri dari segi akidah, ibadah dan akhlak dengan senantiasa mendengarkan dakwah Islamiyah di desa Ladumpi maupun melalui media sosial seperti ceramah ceramah di youtube dan lain sebagainya, bahkan saya mulai mengoleksi buku buku Islam yang saya sempatkan pelajari di waktu waktu luang.85
Itulah pernyataan hijrahnya bapak Samsir dari kebiasaan buruk
beliau di sebabkan tersentuhya dengan dakwah Islamiyah yang diserukan
oleh da‟i-da‟i di desa Ladumpi dan masih banyak lagi masyarakat desa
Ladumpi yang dahulunya mereka hobi mabuk mabukan kini lebih memilih
berhenti dan meninggalkannya karna tersentuh dengan dakwah Islamiyah
walaupun tidak dapat dipungkiri masih ada sebagian masyarakat yang
belum bisa meninggalkan kebiasaan mabuk mabukan walaupun mereka
sendiri tau bahwa apa yang mereka lakukan adalah perbuatan maksiat
dan sia sia.
Sungguh hidayah adalah milik Allah SWT, yang terkadang
menghampiri seorang ahli maksiat bahkan kemaksiatan yang dilakukan
sudah menjadi hobi yang sangat sulit ditinggalkan seperti mabuk mabukan
yang dialami oleh bapak Samsir, akan tetapi setelah hidayah Allah datang
melalui perantara dakwah Islamiyah seluruh aktivitas maksiat yang biasa
beliau lakukan kini ditinggalkannya, maka dakwah Islamiyah mampu
merubah pola hidup seseorang, mengantarkan ahli maksiat menjadi ahli
ibadah, mengantarkan seseorang yang buruk akhlaknya kepada akhlak
mulia dan lain-lain.
85
Hasil Wawancara Dengan Bapak Samsir Selaku Pengurus Masjid Pada Hari Jumat Tanggal 07 Desember 2018
88
Dakwah Islmiyah tersebar dimana mana disebabkan adanya da‟i
yang senantiasa mendakwahkannya begitupun di desa Ladumpi ini,
berkurangnya pemabuk didesa Ladumpi ini karna adanya peran penting
da‟i dalam memahamkan masyarakat tentang keharaman minuman keras
tersebut yang tentunya dengan berbagai macam metode yang mereka
lakukan.
Salah satu da‟i yang pernah ditugaskan di desa Ladumpi yang
bernama Syarif menjelaskan metode dakwahnya terutama pada
masyarakat yang sering mabuk mabukan sebagai berikut :
a. Tetap bergaul dengan mereka dan kita tidak boleh memandang mereka yang bermaksiat dengan pandangan kebencian
b. Berdakwah dengan hikmah dan senantiasa mendoakan kebaikan untuk mereka.
c. Mencontohkan kepada mereka akhlak yang mulia. d. Pendekatan melalui anak masyarakat dengan memahamkan
mereka tentang bahaya minum minumak keras, setelah mereka faham tentang haram dan bahayanya mabuk mabukan maka dengan sendirinya anak didik tersebut akan menasehati orang tua dan kakaknya.
e. Pendekatan melalui olah raga, maka ketika mereka marasa nyaman dengan keberadaan kami, disitulah mereka akan mudah menerima dakwah Islamiyah.86
d. Menyadarkan sebagian masyarakat tentang haram dan bahaya
merokok
Salah satu kebiasaan buruk masyarakat desa Ladumpi yang
mereka masih sangat sulit tinggalkan adalah merokok bahkan kebiasaan
tersebut bukan hanya di desa Ladumpi namun akhlak buruk ini mudah
86
Hasil Wawancara Dengan Ustadz Muhammad Syarif selaku Da‟i Pada Hari Sabtu Tanggal 08 Desember 2018
89
ditemukan dimana mana saja, terkadang yang melakukan perilaku buruk
tersebut didapati dari kalangan guru maupun dosen yang diyakini dapat
mencerdaskan muridnya namun malah sebaliknya memberikan contoh
yang sangat buruk, maka hadirnya dakwah Islamiyah membuka wawasan
masyrakat tentang bahaya dan haramnya rokok sehingga dengan
peranan dakwah Islamiyah sebagian masyarakat mampu meninggalkan
kebiasaan buruknya tersebut yang kebanyakan mereka sudah sampai
pada tingkat kecanduan bahkan diantara masyarakat yang dahulunya
ketika ditegur dan diberitahu agar berhenti merokok kepada istrinya
mereka membantah dan mengeluarkan kalimat kalimat yang tidak wajar
kepada istrinya bahkan sampai mengancap istrinya dengan kalimat ingin
cerai maka pada saat ini beliau memutuskan berhenti dan
meninggalkannya secara total setelah mengetahui hukum dan bahayanya
rokok tersebut
Islam adalah agama yang lurus yang menghalalkan yang baik dan
mengharamkan sesuatu yang mendatangkan mudharat atau buruk, maka
tentu dapat dipahami mengapa para ulama menfatwakan tentang
haramnya rokok sehingga salah satu tujuan da‟i di desa Ladumpi adalah
mengingatkan masyarakat tentang bahaya dan haramnya mengkomsumsi
rokok, sebagian masyarakat ketika mereka mengenal ajaran Islam dengan
baik maka dengan sendirinya mereka memilih untuk berhenti merokok.
90
Dari hasil wawancara penulis dengan Bapak Parman, beliau
menceritaka hijrahnya dari mengkomsumsi rokok melalui dakwah
Islamiyah sebagai berikut :
Dahulu saya adalah perokok berat satu dua bungkus rokok dalam sehari adalah sesuatu yang wajar bagi saya, hampir disetiap aktivitas saya mesti dibarengi dengan rokok dan sudah menjadi keharusan untuk saya, namun setelah saya tersentuh dengan dakwah Islamiyah, saya mulai mencari pendapat ulama tentang rokok, dan tidak satupun dari mereka yang menghalalkan rokok kecuali yang mengaku ulama tapi masih merokok, awalnya memang berat ketika berhenti merokok tapi lama kelamaan tidak sedikitpun keinginan saya untuk merokok bahkan terkadang saya kurang senang ketika ada seseorang yang merokok dihadapan saya, ternya yang membuat kita selalu ingin merokok disebabkan pola pikir kita sendiri seperti “ kalau saya tidak merokok saya posing, steres, malas bekerja sehingga timbullah keinginan untuk tetap merokok, kita sendirilah yang membuat perangkap pikiran pada diri kita sendiri, sehingga siapa saja yang mampu keluar dari perangkap tersebut dengan mempertimbangkan hukum dan bahaya rokok tersebut maka akan mudah keluar dari bingkai pikiran tersebut dan akan memilih untuk berhenti merokok.87
Ajaran Islam dengan benar yaitu kembali kepada kemurnian Islam
karna dengan demikian akan terbuka pola pikiran yang sehat dan selalu
menjadikan maka dengan demikian dapat dipahami solusi untuk berhenti
merokok ialah mempelajari syariat Islam sebagai landasan dalam
bertindak, apakah yang dilakukan mendatangkan manfaat atau malah
sebaliknya mendatangkan mudharat, maka disinilah kita dapat melihat
peran da‟i dimasyarakat Ladumpi dalam mendakwahkan ajaran Islam
bukan hanya pada aspek akidah dan ibadah semata namun da‟i pun
mengajarkan pola hidup yang sehat salah satunya ialah mengajak
masyarakat untuk berhenti merokok.
87
Hasil Wawancara Dengan Bapak Parman Pada Hari Kamis Selaku Anggota Majelis Taklim Tanggal 03 Januari 2019
91
Salah satu da‟i sekaligus penyuluh dakwah di desa Ladumpi Ustadz
Firman menceritakan metote dakwahnya dalam mengajak masyarakat
untuk berhenti merokok yaitu :
a. Menjelaskan kepada masyarakat bahaya mengkomsumsi rokok begitupula hukum rokok dalam Islam
b. Memberi contoh yang baik kepada masyarakat dengan tidak ikut serta merokok
c. Mengajarkan kepda anak anak mereka tentang hidup sehat dalam Islam.88
e. menutup aurat dengan syar‟i
Salah satu akhlak yang buruk yaitu menjadikan aurat yang
mestinya tertutup malah dijadikan sebagai komsumsi masyarakat,
sungguh musuh musuh Islam telah mengetahui bahwa keluarnya kaum
perempuan dengan mempertontonkan aurat adalah gerbang diantara
gerbang gerbang meenuju kejelekan dan kehancuran, dan dengan
hancurnya mereka maka hancurlah masyarakat oleh karena itu mereka
bersemangat mengajak kaum perempuan supaya rela mempertontonkan
auratnya hingga rasa malupun sirna pada dirinya, hal ini pun dahulu biasa
kita jumpai pada masyrarakat desa Ladumpi, mengumbar aurat seakan
sesuatu yang wajar bagi masyarakat Ladumpi terutama pada kalangan
wanita namun perubahan mulai nampak ketika dakwah Islamiyah mulai
berkembang di desa Ladumpi, dengan perlahan masyarakat mulai paham
dengan syariat Islam sebagian masyarakat mulai menutup aurat dengan
syar‟i bahkan diantara mereka ada beberapa orang memutuskan untuk
88
Hasil Wawancara Dengan Ustadz Firman Selaku Da‟i Dan Penyuluh KUA Pada Hari Kamis Tanggal 03 Januari 2019
92
bercadar, yang dahulunya terbiasa memakai pakaian yang ketat dan tidak
menutup aurat dengan sempurna.
Salah seorang masyarakat Ladumpi yang bernama Ibu Sitti
Marlina yang menceritakan awal hijrahnya ketika memilih berhijab dengan
syar‟i
Meninggalkan sesuatu kebiasaan yang terbiasa saya lakukan merupakan suatu perkara yang berat, namun dalam perkara hidayah dan ketaatan kepada Allah segala sesuatu menjadi ringan, dahulu mengenakan hijab dengan Istiqomah merupakan sesuatu yang berat bagi saya dengan berbagai alasan yang saya buat buat sendiri seperti kepanasan, akhlak tidak sesuai penampilan dan lain lain namun setelah saya mendengar penjelasan tentang pentingga berpakaian dengan syar‟i dan hukuman bagi mereka yang mengumbar auratnya lewat beberapa konten dakwah Islamiyah perlahan hidayah mulai tumbuh didalam hati ini rasa takut akan siksa Allah mulai menghantui pikiran saya, maka saat itu saya memutuskan untuk mengenakan pakaian syar‟i dengan Istiqomah tampa memikirkan penilaian orang lain dengan penampilanku.89
f. Berhenti Pacaran
Salah satu metode yang baik untuk mencari pasangan yang baik
adalah dengan berpacaran itulah beberapa presepsi sebagian
masyarakat Ladumpi hal ini terjadi dikarnakan kurangnya pemahaman
agama Islam yang baik sehingga mereka dengan leluasa melanggar
batasan batasan dalam syariat Islam, berduaan dengan seseorang yang
bukan mahram sudah menjadi fenomena yang wajar dijumpai di tengah
masyarakat namun dengan berkembangnya dakwah Islamiyah di desa
Ladumpi menjadikan beberapa pemuda masyarakat Ladumpi
89
Hasil Wawancara Dengan Ibu Sitti Marlina Selaku Ketua Majelis Taklim Ibu-Ibu Pada Hari Sabtu Tanggal 05 Januari 2019
93
memutuskan untuk berhenti pacaran walaupun tidak dapat dipungkiri
masih banyak yang belum tersentuh oleh dakwah Islamiyah sehingga
sangat berat bagi mereka meninggalkan pacaran.
Adapun pernyataan salah seorang pemuda Ladumpi yang bernama
Aldi Adriatama dalam hasil wawancara penulis yang memutuskan hijrah
dan berhenti pacaran sebagai berikut :
Dahulu sebelum saya mengenal Islam dengan benar walaupun agama saya adalah Islam erpacaran adalah sesuatu yang wajar wajar saja bagi saya dan seakan menjadi aib jika saya tidak berpacaran dikarnakan sudak menjadi tradisi dikalangan remaja untuk berpacaran bahkan terkadang menjadi bahan olok olokan ketika salah seorang diantara kami tidak memiliki pacar, namun ketika hidayah menghampiri saya, saya mulai belajar Islam dengan benar, selalu rutin mengikuti kegiatan keIslaman dan mempelajari hukum dan dosa besar ketika berpacaran maka dengan niat yang ikhlas saya putuskan untuk berhenti pacaran, karna setiap orang yang berpajaran pada intinya selalu mengarah pada perzinahan apapun itu jika dia ingin dipacari maka tentu hati kecilnya mengarah kepada pelampiasan nafsu semata walaupun banyak teren yang mengatakan saya pacaran tapi pacaran yang Islami ini semua adalah modus belaka yang digaungkan untuk menjerat lawan jenisnya yang akhirnya terjatuh kepada kemaksiatan.90
Para da‟i di desa Ladumpi selalu mengingatkan masyarakat
terutama bagi para pemuda tentang bahaya pacaran tersebut, karena
dampaknya sangat besar bagi masyarakat itu sendiri, jangan sampai
syariat Allah dengan mudah dilanggar sehingga sesuatu yang haram
dikerjakan sudah menjadi sesuatu yang wajar wajar saja tampa merasa
berdosa dan malu sep erti pacaran itu sendiri, maka solusi yang terbaik
yang disampaikan para da‟i ialah dengan ta‟aruf kemudian menikah
tampa melalui proses pacaran, namun terdapat beberapa kendala yang
90
Hasil Wawancara Dengan Aldi Adriatama Selaku Anggota Komunitas Hijrah Pada Hari Sabtu Tanggal 05 Januari 2019
94
terjadi pada masyarakat desa Ladumpi yaitu kebanyakan para pemudah
memilih pacaran tampa adanya akat pernikahan sebelumnya.
Dalam hasil wawancara dengan salah seorang masyarakat desa
Ladumpi yang bernama Bapak Sabi menyebutkan beberapa kendala
mengapa remaja desa Ladumpi lebih memilih pacaran yaitu :
Kami melihan bahwa solusi terbaik agar para pemuda tidak berpacaran adalah dengan menikah namun kendalanya terlalu banyak teradisi didalam pernikahan sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga para pemudah memilih alternatif lain yaitu dengan berpacaran yang anehnya banyak dikalangan orang tua merekapun merestui anak mereka berpacaran sehingga dengan leluasa para remaja yang berpacaran dengan mudahnya berkhalwat yang tentunya mengarah kepada perzinahan.91
Dalam menaggulangi pergaulan bebas ini tentu seorang da‟i
memerlukan beberapa metode dakwah yang baik sehingga mampu
memperlambat dan menahan laju pergaulan bebas tersebut.
Adapun metode dakwah yang diterapkan oleh Ustadz Muh Syarif
dalam menanggulangi pergaulan bebas ini di desa Ladumpi yaitu:
a. Mengadakan majlis taklim khusus remaja di masijid dan memberikan mereka pemahaman tentang dosa pacaran tersebut
b. Memberikan batasan kepada setiap wanita dan pria ketika taklim berlangsung dan memberikan mereka pemahaman tentang haramnya berkhalwan dan ikhtilat bagi wanita dan pria
c. Selalu memberi motifasi kepada setiap remaja putra putri Ladumpi untuk giat menuntut ilmu Agama Islam
d. Menjelaskan kepada mereka batasan batasan dalam Islam mengenai hubungan laki laki dan perempuan92
91
Hasil Wawancara Dengan Bapak Sabi Pada Hari Selasa Tanggal 15 Januari 2019
92Hasil Wawancara Dengan Ustadz Muhammad Syarif Selaku Da‟i Pada Hari
Kamis Tanggal 17 Januari 2019
95
Dengan beberapa metode tersebut tentu sangat efektif bagi
kalangan remaja Ladumpi dikarnakan menambahkan wawasan
masyarakat tentang buruknya perilaku pacaran tersebut bahkan dapat
mengantarkan pelakunya kepada kemaksiatan yang besar.
Dari beberapa pernyataan diatas maka penulis menyimpulkan
bahwa perubahan akhlak masyarakat yang lebih baik tidak terlepas dari
peranan dakwah Islamiyah, banyaknya perubahan akhlak yang terjadi
menjadikan desa Ladumpi tenteram dan damai, dahulu masyarakat
Ladumpi seringkali melakukan prilaku yang sangat menyimpang baik
akhlak kepada Allah seperti penyimpangan akidah, malas beribadah dan
lain-lain begitupula sesama manusia seperti mabuk mabukan, merokok,
pergaulan besas hingga tidak mengetahui batasan syariat namun dakwah
Islamiyah mampu membentuk akhlak masyarakat desa Ladumpi,
kebiasaan buruk itupun mulai di tinggalkan walaupun tidak dapat
dipungkiri masih ada dikalangan masyarakat yang melakukan kebiasaan
buruk tersebut.
Dari pembahasan diatas peranan dakwah Islamiyah tentunya
mencakup dua pembentukan akhlak, yaitu akhlak kepada Allah dan
akhlak sesama manusia, akhlak kepada Allah seperti mentauhidkan Allah
dan tidak menyekutukannya, taat dan patuh atas perintah Allah,
menghindari perbuatan maksiat dan lain lain, sedangkan akhlak sesama
manusia seperti tidak mengganggu sesama dengan membuat kekacauan
seperti mabuk mabukan, tidak merokok, menutup aurat, dan lain lain.
96
Maka dapat dipahami bahwa pada dasarnya akhlak bukan hanya
kepada manusia semata namun perlu disadari bahwa Allah lah yang lebih
berhak untuk seseorang berakhlak yang baik, Jika seseorang tidak
memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin
memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika
ia memiliki akhlak al-Karimah terhadap Allah, maka ini merupakan
gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut :
1. Akhlak sebagian masyarakat desa Ladumpi telah sejalan
dengan ajaran Islam namun ada beberapa akhlak dan prilaku
masyarakat yang masih butuh bimbingan dan pencerahan
diantaranya sebagai berikut: a. Adat istidat yang berbaur
kesyirikan b. Mabuk mabukan c. Merokok d. Tidak berpakaian
syar‟i e. Pacaran.
2. Peranan dakwah Islamiyah pada pembahasan ini mencakup
dua pembentukan akhlak, yaitu akhlak kepada Allah dan akhlak
sesama manusia, akhlak kepada Allah seperti mentauhidkan
Allah dan tidak menyekutukannya, meningkatkan iman dan
amal sholeh, menghindari perbuatan maksiat, sedangkan
akhlak sesama manusia seperti tidak mengganggu sesama
dengan membuat kekacauan seperti mabuk mabukan, tidak
merokok, menutup aurat, menjauhi pergaulan bebas.
B. SARAN
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai
berikut:
98
1. Seharusnya da‟i terus mengoptimalkan peran dakwah Islamiyah di
desa Ladumpi sehingga masyarakat terus terdidik dan rerbina
sehingga prilaku buruk tersebut tidak terulang kembali.
2. Masyarakat yang telah mengikuti taklim bersama beberapa ustadz
seharusnya mengamalkan ilmunya dan mengajarkan pada
keluarga agar lebih bermanfaat bagi dirinya begitupula orang lain
sehingga dengan demikian akan mengurangi tingkat kemaksiatan
di desa Ladumpi.
3. Hendanya para pejabat setempat yang berwenang khususnya
perangkat desa agar memberikan dukungan yang besar terhadap
kegiatan-kegiatan da‟i yang bertugas seperti melancarkan kegiatan
majelis taklim, untuk bapak-bapak dan ibu-ibu begitupun kegiatan
taman pendidikan Al-Qur‟an, dan berbagaimacam kegiatan lainnya,
dan hendaknya bagi kepala desa agar tetap meminta keberapa
pihak lembaga dakwah untuk dihhadirkan da‟i setiap tahun.
99
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Yatimin, 2006. Studi Islam Kontenporer, Jakarta:Amzah.
Abdurrahman Muhammad.2016, Akhlak: Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia, Jakarta; Rajawali Pres.
Achmadi Abu dan Narbuko Cholid, 2017, metode penelitian Jakarta: Bumi Aksara. Afrizal,Metode Penelitian Kualitatif:Sebuah Upaya Mendukung Pengguaan
Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu,2016. Jakarta: Rajawali Pres.
Al Bukhari Muhammad Ibnu Ismail, 1422, Tahqiq Muhammad Zuhair Bin
Nasir An Nasir, Daaru Thuq An Najah. Amin Muliaty, 2013 Metodologi Dakwah, Gowa; Alauddin University
Press. Amin Muliaty, 2014 Filsafat Dakwah, Gowa; Alauddin Unifersity Press.
Amin, Samsul Munir. 2009, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta; Amzah.
Amin, Samsul Munir. 2009, Ilmu Dalkwah, Jakarta; Amzah.
An-Nabiry, Fathul Bahri.2008 Meniti Jalan Dakwah, Jakarta; Amzah.
An-Nadwy, Abul Hasan Tafsir Al- Maraghy. 1983, Mesir; Dar-Fiqru.
Arifuddin, 2011, Metode Dakwah Dalam Masyaraakat, Makassar; Alauddin
Unifersity Press.
As, Asmaran. 2002, pengantar studi akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
As- Suhaimi, Fawwaz bin Hulayyil bin Rabbah. 2015 Begini Seharusnya Berdakwah, Jakarta; Darul Haq.
Aziz, Moh. Ali. 2014, Ilmu Dakwah, Jakarta; Kencana.
Basit Abdul, 2013, Filsafat Dakwah, Jakarta; Kharisma Putra Utama.
100
Burlian Paisol, 2016, Patologi Sosial, Jakarta; PT Bumi Aksara.
Depertemen Agama RI. 2016, Al-Quran dan Terjemahan, Jakarta Timur; Darus Sunnah.
Hadikusuma Djarnawi. 1990, Ilmu Akhlak dan Praktik Yogyakarta:
Penerbit Persatuan Yogyakarta. Handayani Risma. 2014Pembangunan Masyarakat Pedesaan, makassar;
Alauddin QUnifersity Press. HD Kaelany. 2000 Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan , Jakarta;
Sinar Grafika Offset. Ilyas Yunahar. 2002, Kuliyah Akhlak, Yokyakarta: Lembaga Pengkajian
dan Pengamalan Islam. Ismail, Achmad Satori. dan Dkk. 2012, Khutbah Jum’at yang Menggugah,
Jakarta: Pustaka Ikadi. Karim, M. Abdul. 2017, Islam Nusantara, Yokyakarta; Pustaka Book
Publisher. Ma‟arif, Bambang Saiful. 2010, Komunikasi Dakwah, Bandung; Simbiosa
Rekatama Media. Maulana Riski, Amelia Putri, Kamus Moderen Bahasa Indonesia,
Surabaya;Nur Ilmu, 2013. Muliadi, 2013, Dakwah Inklu sif, Makassar; Alauddin Unifercity Press.
Munir Muhammad, Ilaihi Wahyu, 2006, Menejemen Dakwah, Jakarta; Prenadamedia Group,2006.
Munir Muhammad, Ilaihi Wahyu. 2006, Menejemen Dakwah, Jakarta;
Prenadamedia Group. Nasharuddin, 2015, Akhlak Ciri Manusia Paripurna, Jakarta: Rajawali
Press. Nottingham, K. Nottingham. 1997, Agama dan Masyarakat, Jakarta; CV.
Rajawali. Rijal Syamsul. 2016, Pengantar Studi Khazanah Pemikiran Islam Pada
Kanvas Wawasan dan Kawasan, Jakarta; Rajawali Press.
101
Rosadi Ruslan. 2008 etode penelitian public Relation dan Komunikasi, Jakarta:PTRaja Grafindo.
Saputra Wahidin, 2011, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta; Rajawali Press.
Sugiyono, 2001, Metode Penelitian, Bandung; Alfabeta.
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RdanD, 2017.bandung: Alfabeta,2017
Tike Arifuddin. 2011, Dakwahdan Pembangunan Masyarakat Islam,
Makassar; Alauddin Press. Zaidan, Abdul Karim. 1980, Dasar-Dasar Dakwah, Jakarta; Media dakwah
1. Dokumentasi wawancara dengan Ibu-Ibu majelis taklim
2. Dokumentasi hasil wawancara dengan tokoh masyarakat di kantor
desa
3. Dokumentasi hasil wawan dengan ustadz Firman S.Pd.I
4. Dokumentasi hasil wawancara dengan imam masjid dan pengurus
masjid desa Ladumpi
5. Dokumentasi hasil wawancara dengan remaja desa Ladumpi
RIWAYAT HIDUP
MUH NAIM SAFAR. Dilahirkan di kabupaten Kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya di kecamatan
Samaturu Kelurahan Tosiba pada tanggal 01 Januari
1996. Anak pertama dari lima bersaudara pasangan
dari bapak Saleng dan ibu Fakhira. Peneliti menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar di SD Negri 1 Tosiba pada tahun 2008. kemudian
melanjutkan pendidikan di MTS Darul Istiqamah Amamotu dan tamat pada
Tahun 2011 kemudian melanjutkan MA Darul Istiqamah Amamotu pada
tahun 2014 kemudian pada Tahun 2014 melanjutkan pendidikan Diploma
II Pendidikan Bahasa Arab dan studi Islam Di ma’had Al-birr Universitas
Muhammadiyah Makassar dan Selesai pada tahun 2017. Dan pada tahun
itu juga penulis melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) di Universitas
Muhammadiyah Makassar.