dewan dakwah islamiyah indonesia
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dakwahTRANSCRIPT

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia(Perwakilan Sumatera Barat)
Dalam Membendung Kristenisasi di Pasaman (1953-1989)
OlehNelly Indrayani
ABSTRAK
This Thesis study lay open social movement of Council MissionizeIslamiyah Indonesia In Barricading Kristenisasi in Pasaman. this AppearanceMovement in the year 1970-an, of existence of Christians which far previouslyhave lived year 1953. This Citizen Christian is found to come Javanesely,generally reside in area settlement of transmigration. In its year-end growth till1980, natural Christians activity of improvement, so that deliver social movementof Council Missionize Islamiyah Indonesia.
A. PENDAHULUAN
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama mereka.”1 Lantunan makna ayat suci al-Qur’an
seakan-akan mengisahkan akan terjadinya fenomenal kehidupan beragama yang
kontras di sepanjang kehidupan sejarah manusia. Ketidaksenangan antara pemeluk
agama yang satu dengan lainnya bisa saja dalam menyampaikan ajaran agama
sebagai agama yang benar dari Tuhan. Ketidaksenangan muncul khususnya
penganut agama Kristen menyampaikan ajarannya kepada seseorang yang telah
memeluk Islam. Ajaran disampaikan dalam usaha membuat seseorang untuk
menganut agama Kristen (kristenisasi). Sebagai suatu usaha menyampaikan ajaran
Kristen dari Tuhan-Nya ditekankan pula dalam ajaran Injil Matius 28: 18-19,
“Kepadaku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi, karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan
1 Q.S. Al-Baqarah ayat 120

Anak, dan Roh Kudus.”2 Kebenaran suatu usaha umat Kristen akan kewajiban
menyiarkan ajarannya termaktub dari ajaran agama Kristen dan juga agama Islam.
Kecamatan Pasaman salah satu daerah yang cukup banyak ditempati
penduduk agama Kristen. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, 90 % agama
penganut non Islam lebih besar dibandingkan dari kecamatan lainnya di Kabupaten
Pasaman.3 Penduduk ini ditemukan terdiri dari warga pendatang yang bermukim
di Pasaman sejak tahun 1953. Sejumlah warga pendatang etnis Jawa berada di
daerah pemukiman transmigrasi Pasaman, dan etnik Mandailing dari Tapanuli
(Sumatera Utara) yang telah melakukan migrasi ke Pasaman, sehingga
memungkinkan membawa perbedaan agama dengan sejumlah komunitas
penduduk asli di Pasaman.
Komunitas penduduk Kristen diiringi dengan sejumlah aktivitasnya dalam
semua sektor lapangan kehidupan. Bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi,
tempat ibadah, kesenian telah hadir dengan sarana dan prasarana yang memadai.4
Aktivitas umat Kristen menimbulkan keresahan di tengah penduduk mayoritas
yang menganut agama Islam. Di antaranya Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.
Dewan Dakwah adalah gerakan organisasi keagamaan yang pertama bergerak
2 Ahmad Hijazi as-Saqa, Injil Didache Injil Perspektif Baru yang Terungkap diYerussalem Memuat 20 Butir Kabar Gembira tentang Nabi Muhammad, Terjemahan, ( Jakarta :Pustaka al-Kautsar, 2005), hal. 156
3 Lihat Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat, Pasaman Dalam Angka Tahun2009, (Padang : Biro Pusat Statistik, 2009), hal. 95
4 Mas’oed Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu PerwakilanPadang, Ditembuskan Kepada Dewan Dakwah Perwakilan Sumbar di Bukittinggi, yang DitujukanKepada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat Jl.Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, tentangGerakan Shallibiyah di Pasaman Barat 1989, No231/L/DDII/PDG/1989/1410, Arsip. Lihat jugaMas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu Perwakilan Padang,Ditembuskan kepada Dewan Dakwah Perwakilan Sumbar di Bukittinggi, yang Ditujukan kepadaDewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat Jl.Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, tentang Salibiyah diMahakarya,” No232/L/DDII/PDG/1410,” Arsip

dalam membantu pembangunan umat di Pasaman. Semua itu mencakup kesadaran
untuk meningkatkan akidah, ibadah, akhlak dan pembangunan umat di seluruh
Nusantara dan Pasaman khususnya Tindakan dalam berbagai bentuk kegiatan
inilah sebagai amal nyata, yakni dakwah ‘Ilallah dalam berbagai sektor bidang
kehidupan.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan uraian di atas tulisan ini akan mengkaji tentang gerakan
dakwah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia perwakilan Sumatera Barat dalam
membendung kristenisasi Pasaman.
Supaya pembahasan penulisan ini lebih terarah, permasalahan yang diteliti
dirumuskan dalam beberapa pertanyaan,
1. Bagaimana latar belakang munculnya kristenisasi di Pasaman?
2. Bagaimana tanggapan masyarakat setempat terhadap Kristenisasi?
3. Bagaimana munculnya gerakan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
Perwakilan Sumatera Barat dalam membendung kristenisasi?
4. Apa saja bentuk kegiatan dakwah yang dilakukan Dewan Dakwah di
Pasaman?
5. Bagaimana hasil dakwah yang dijalankan Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia?
Lingkup waktu pembahasan meliputi tahun 1953 - 1989. Penentuan
lingkup ini berdasarkan pertimbangan bahwa tahun 1953, adalah sebagai awal
masuknya penempatan para transmigran dari luar Sumatera oleh pemerintah pusat
di Kabupaten Pasaman, dan awal masuknya sejumlah keluarga yang beragama

Kristen. Periode pertengahan tahun 1989 ditandai dengan meningkatnya kegiatan
umat Kristen, dan sebagai akibatnya memunculkan gerakan Dewan Dakwah
(perwakilan Sumatera Barat) yang pertama di Kabupaten Pasaman tahun 1970-an.
Batasan spasial dalam penulisan ini meliputi Kabupaten Pasaman yang
terdapat di Kecamatan Pasaman dalam wilayah administratif Kabupaten Pasaman
sebelum pemekaran.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana gerakan dakwah
bil hal, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia perwakilan Sumatera Barat dalam
membendung kristenisasi Pasaman. Oleh karena masa-masa lalu kegiatan hanya
terfokus pada pembangunan masjid dan surau,5 maka penelitian gerakan sosial
dakwah bil hal Dewan Dakwah dengan berbagai bentuk aktivitas yang dilakukan,
sebagai upaya mengimbangi sekaligus membentengi dan membendung
pemurtadan yang dilancarkan misi Kristen. Oleh karena itu menjadi penting untuk
dilakukan agar dapat memberikan pesan-pesan Islami dalam membangun ruh
Islam dalam menghadapi kehidupan umat saat sekarang.
Gerakan Dewan Dakwah dengan berbagai aktivitas mengantisipasi upaya
pemurtadan oleh kalangan umat Kristen di berbagai penjuru daerah provinsi, dan
terkhusus di Pasaman. Dalam hal ini dakwah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
perwakilan Sumatera Barat berperan penting untuk menyukseskan program
5 Syahnurli Saad, “ Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di Pasaman Barat,” Harian Haluan, No.260 tahun ke XXXII, Rabu 23 September 1981

tersebut sebagai sarana dakwah mereka dalam berbagai bidang kehidupan, seperti
pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, pengkaderan da’i dan sebagainya.
Secara umum kondisi global yang semakin deras dengan berbagai dampak
positif negatifnya, maka penting sekali mengkaji kiprah/dakwah Dewan Dakwah
Islamiyah sebagai pelaksanaan dan peningkatan dakwah Islam bagi generasi
sekarang dan yang akan datang. Diharapkan dakwah Islam akan berjalan lebih
terarah dan dapat memberikan motifasi pada generasi berikutnya untuk berkiprah
lebih tekun dalam dakwah Islam dalam berbagai bidang kehidupan umat pada
umumnya.
Oleh karena itu, kiprah Dakwah Islam menjadi penting untuk diteliti,
karena Islam tidak bisa berdiri tegas tanpa jamaah (masyarakat) dan tidak bisa
membangun masyarakat tanpa dakwah, maka jadilah dakwah Islam sebagai
kewajiban tiap-tiap umat Islam, karena dakwah Islam juga akan menentukan jatuh
bangunnya suatu masyarakat dalam suatu bangsa.
D. Tinjauan Kepustakaan
Penelitian yang menyangkut Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
perwakilan Sumatera Barat telah ditemukan dalam berbagai bentuk penulisan
dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Dalam dimensi waktu dan pada tempat
yang berbeda pula. Beberapa penelitian tentang dakwah Islamiyah yang erat
kaitannya dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia perwakilan Sumatera
Barat antara lain

Dakwah yang dilakukan Dewan Dakwah di kepulauan Mentawai, telah
ditulis oleh Sabiruddin.6 Dalam bukunya Gerakan Dakwah Islamiyah Mentawai.
Sabiruddin menyoroti bahwa gerakan dakwah yang dijalankan Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia perwakilan Sumatera Barat, dilatarbelakangi oleh motivasi
meningkatnya kegiatan kristenisasi di daerah Mentawai. Kristenisasi adalah upaya
sentral dakwah mereka untuk memperbaiki akidah masyarakat Mentawai, maka
dakwah ditingkatkan melalui kegiatan sosial kemasyarakatan, namun belum
menyentuh dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Mentawai. Dalam hal ini
Sabiruddin hanya mengungkapkan dakwah yang dijalankan berupa pembangunan
masjid, pembangunan lembaga keagamaan, perkawinan. Sedangkan dakwah
dalam penulisan yang akan saya angkatkan menyangkut pendidikan, kesehatan,
sosial, kesenian, peribadatan, perkawinan, yang masih belum nampak dalam
tulisan Sabiruddin. Selain itu batasan spasial sangat menjadi pembeda dalam
penulisan ini. Sabiruddin tidak hanya mengkaji gerakan dakwah dari Dewan
Dakwah itu saja, tetapi gerakan dakwah Islamiyah yang dimaksudnya berasal dari
beberapa ormas Islam lainnya, yakni Muhammadiyah, Majlis Ulama Indonesia,
dan Washilah.
Kajian yang menyangkut tentang sejarah Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di
Sumatera Barat oleh Gusti Asnan.7 Pendirian rumah sakit ini adalah proyek
Dewan Dakwah dan berkaitan dengan dakwah terhadap kristenisasi. Dalam
bukunya Gusti mengungkapkan awal berdirinya Yayasan Rumah Sakit Islam
(YARSI), tumbuh dan bergerak kearah lebih maju serta melihat sisi positif dan
6 Sabiruddin, Gerakan Dakwah Islamiyah Mentawai, ( Padang : IAIN-IB Press, 2001)7 Gusti Asnan, 40 Tahun Yarsi Sumatera Barat dari Umat oleh Umat dan Untuk Umat...,

negatifnya baik secara intern maupun ektern. Sisi positif bahwa kehadiran
pembangunan rumah sakit Islam berdasarkan tujuan yang telah digariskan
mengamalkan al-Qur’an dan sunnah, adalah suatu konsep dari umat dan untuk
umat. Asnan mengkritisi sisi buruk seperti ketersediaan sarana dan prasarana
ataupun pelayanan kesehatan yang masih belum memadai, menurut Asnan
tidaklah tepat dengan konsep Islami yang telah digariskan sebelumnya. Meskipun
demikian pembangunan Yarsi adalah perjuangan yang berasal dari Dewan
Dakwah Islamiyah Indonesia yang dilatarbelakangi karena adanya pengaruh
kristenisasi. Adalah dalam rangka dakwah dalam bidang pelayanan kesehatan
untuk memperjuangkan tegaknya nilai Islam ditengah kehidupan umat pada waktu
itu. Di Pasaman cabang Yarsi telah juga berdiri sebagai upaya menyaingi adanya
pelayanan kesehatan keluarga kudus. Inilah salah satu hal yang akan penulis
angkat dan termasuk berbagai aktivitas Dewan Dakwah dalam membendung
kristenisasi.
Selanjutnya kajian Thohir Luth,8 tentang dakwah dan pemikiran M. Natsir.
Ia melihat bagaimana konsep dan isi dakwah Islam M. Natsir. Konsep-konsep dan
dakwahnya itu tidaklah sederhana. Konsep dan isi-isi dakwah dikembangkan
sangat menyatu dan kompak, tergalang secara padu melalui pemikiran dakwah
Islam secara lisan, tulisan dan perbuatannya. Di antaranya bidang
publikasi/jurnalistik, bidang tabliq, dan bidang pendidikan, namun suatu kekhasan
dalam penulisan yang akan penulis kaji yakni bergerak dalam bentuk dakwah
8 Thohir Luth, M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999)

yang dikembangkan dalam perbuatan, dakwah bil hal dari berbagai bidang
kehidupan di Pasaman.
Selanjutnya karya-karya yang dihasilkan oleh beberapa tokoh Dewan
Dakwah Islamiyah Indonesia itu sendiri yang menjelaskan risalah Dewan Dakwah
dalam jangkauan yang lebih luas. Hasil karya ini dapat dikatakan salah satu
bentuk dakwah mereka yang disebut dakwah bi al-aqlam, yakni dakwah dengan
melalui tulisan. Di antaranya tulisan tentang pemikiran berwawasan iman Islam
oleh Anwar Harjono.9 Buku ini menyoroti berbagai masalah yang dihadapi bangsa
Indonesia pada masa Orde Lama hingga Orde Baru terutama pada aspek-aspek
hukum, demokrasi, dan politik dari perspektif Islam. Penulis menganalisis
permasalahan yang dihadapi umat dan keterlibatan pemerintah dalam
menyikapinya, serta sumbangan pemikiran Dewan Dakwah yang disalurkan
melalui organisasi kemasyarakatan maupun instansi pemerintah yang langsung
menyangkut akidah umat. Inilah yang disampaikan Harjono dalam penulisannya
dakwah bil lisan dan dakwah bil hal. Secara umum hanya mengungkapkan
bentuk-bentuk dakwahnya saja tanpa memberikan penjelasan secara komprehensif
bentuk dakwah tersebut.
Selain itu kajiannya yang lebih bersifat sosiologis tentang dakwah dalam
sosial kemasyarakatan10, bahwa dakwah menjadi titik tolak sentral dalam melihat
semua persoalan masyarakat. Harjono mengungkapkan tiga aspek penting yang
perlu diperhatikan dalam dakwah yakni siapa yang berdakwah, materi dakwah,
dan bagaimana cara berdakwah. Terkait dengan cara berdakwah, Haryono
9 Anwar Harjono, Indonesia Kita : Pemikiran...,10 Anwar Harjono, Da’wah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan, (Jakarta : Serial Media
Dakwah, 1987)

menjelaskan pada dakwah bil lisan, yakni dengan bijaksana dan nasehat-nasehat
yang baik. Berbeda dalam kajian yang akan saya tulis menitikberatkan kepada
dakwah bil hal, dalam bentuk amal nyata. Kemudian penelitian yang menjelaskan
dasar-dasar pokok dalam berdakwah serta penyelenggaraannya. Menyangkut etika
berdakwah dan perhatian utama ditujukan kepada da’i, oleh M. Natsir.11
Mas’oed Abidin,12 dalam bukunya Taushiyah Dr. Mohammad Natsir,
yang merupakan gambaran sosok seorang tokoh yang telah mendedikasikan
seluruh hidupnya kepada perjuangan idealisme Islami. Salah satunya dalam
bidang pelayanan kesehatan pendirian rumah sakit Islam Sumatera Barat hingga
memiliki cabang ke berbagai daerah terutama di Pasaman. Di dalam buku ini
penulis juga menguraikan pengaruh kristenisasi di Sumatera Barat, dan di
Pasaman. Akan tetapi belum dilakukan analisis upaya membendung kristenisasi
dari gerakan Dewan Dakwah itu.
Selain itu tulisannya tentang dakwah Islam di Mentawai,13 Islam Dalam
Pelukan Muhtadin Mentawai 30 Tahun Dakwah Illallah Mentawai Dalam
Menggapai Cahaya Iman 1967-1997, merupakan pengabdian Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia Sumatera Barat dalam pembinaan Islam di daerah terpencil
yaitu di Kepulauan Mentawai, transmigrasi Pasaman Barat, Sitiung dan lainnya.
Buku ini merupakan satu marhalah perjalanan dakwah Ilallah yang telah dirintis
oleh Dewan Dakwah selama 30 tahun 1967-1997 di kepulauan sebelah Barat
11 M. Natsir, Fiqhud Da’wah, (Jakarta : Media Dakwah, 2006)12 Mas’oed Abidin, Taushiyah...,13 Mas’oed Abidin, Islam Dalam Pelukan Muhtadin Mentawai 30 Tahun Dakwah Illallah
Mentawai Dalam Menggapai Cahaya Iman 1967-1997. (Jakarta : Biro Khusus Dakwah MentawaiDewan Dakwah Islamiyah Indonesia, 1997)

pulau Sumatera. Menukilkan perjalanan dakwah Ilallah dengan segala
dinamikanya dalam suatu nuansa dakwah menggapai cahaya iman.
Kemudian Meutiha Aksyarina,14 dalam skripsinya Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumatera Barat 1968-2000, memberikan
gambaran tentang perkembangan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia perwakilan
Sumatera Barat yang ditinjau dari berbagai bentuk program yang dilakukan
seperti, pengiriman dan pelatihan da’i, pembangunan Masjid, Islamic Centre,
mendirikan kampus, bantuan sosial kemanusiaan dan mendirikan rumah sakit,
sebagai upaya dakwah Islamiyah terutama untuk membentengi akidah umat Islam.
Akan tetapi ia belum mengkaji secara komprehensif dan terinci masing-masing
aspek kegiatan dakwah dari lembaga Dewan Dakwah itu sendiri, sebagaimana
yang akan penulis ungkapkan.
E. Kerangka Konseptual
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia perwakilan Sumatera Barat yang
bertujuan menghidupkan gerakan dakwah di seluruh pelosok Nusantara dan di
sepanjang peradaban manusia secara konseptual dapat dilihat melalui gerakan
sosial.
Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk prilaku bersama. Tindakan
sejumlah orang yang terorganisasi dan disiagakan untuk mendukung dan
memperjuangkan, atau melawan suatu perubahan sosial.15 Gerakan sosial
didefenisikan sebagai suatu kolektivitas yang melakukan kegiatan secara
14 Meutiha Aksyarina, “Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumatera Barat1968-2000”, Skripsi, (Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas, 2004).
15 Hymen, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta : Delta Pemungkas, 2004)

kesinambungan untuk menunjang atau menolak perubahan yang terjadi dalam
masyarakat itu sendiri. Gerakan sosial lahir pada mulanya sebagai suatu reaksi
ketidakpuasan terhadap suatu keadaan. Pemimpin dan organisasi akan muncul
dalam waktu yang cepat setelah situasi demikian tercipta.16 Ketidakpuasan
terhadap fenomena sosial (kemelut kristenisasi) inilah memunculkan gerakan dari
Dewan Dakwah yang ingin mencoba menolak perubahan yang datang dari luar
dan menciptakan suatu perubahan dalam masyarakan itu sendiri.
Kristenisasi merupakan usaha mengkristenkan orang atau membuat
seseorang memeluk agama Kristen. Mengkristenkan orang secara besar-besaran
dengan segala daya upaya yang mungkin supaya adat dan pergaulan dalam
masyarakat mencerminkan ajaran agama Kristen. Masyarakat yang demikian akan
lebih melancarkan tersiar luasnya agama Kristen. Akhirnya kehidupan rohani dan
sosial penduduk diatur dan berpusat pada gereja. Kristenisasi tidak hanya
dilancarkan terhadap orang-orang yang belum memeluk agama atau mereka yang
telah memeluk agama animisme saja, tetapi juga ditujukan terhadap orang yang
telah memeluk agama Islam. Kristenisasi dipercayai sebagai satu tugas suci yang
dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh ditinggalkan.17
Gerakan Dewan Dakwah pembangunan umat melalui penyampaian pesan-
pesan Islam, dapat dianalisis dari teori komunikasi. Ada dua teori yang relevan
dengan gerakan dakwah Dewan Dakwah yaitu pertama, teori Wilbur Schramm
tahun 1954 dalam bukunya yang berjudul “How Communication Work”
mengemukakan komunikasi membutuhkan tiga unsur yakni, sumber, pesan, dan
16 Paul B. Horton, Sosiologi, Jilid 2, Edisi 6,Terj, (Jakarta : Erlangga, 1989), hal. 19617 www.yohannes baptista sariyanto siswosoebroto.blogspot.com

sasaran. Sumber dapat berupa individu ( berbicara, menulis, menggambar,
memberi isyarat), atau suatu organisasi komunikasi (seperti surat kabar, penerbit,
stasiun televisi, studio film. Pesan dapat berupa tinta pada kertas, gelombang
suara di udara, atau setiap tanda (simbol) yang dapat ditafsirkan. Sasarannya dapat
berupa individu yang mendengarkan, anggota suatu kelompok, khalayak masa,
khalayak pendengar ceramah dan sebagainya.
Kedua teori komunikasi William B. Gudykunst dan Young Yun Kim.
Teori Gudykunst dan Kim disebut teori komunikasi antar budaya yakni sebagai
komunikasi antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berlainan.18 Andrea
L. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam bukunya Intercultural Communication a
Reader sebagaimana yang dikutip oleh Mulyana mengartikan komunikasi
antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan,
baik antara suku bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas sosial. Komunikasi
antarbudaya terjadi antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang
kebudayaannya berbeda. Komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang
melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi, dan
kelompok, dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang
mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta.
18 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,2005), hal. 156.

Bagan ITeori Pendekatan Budaya
Teori Gudykunst dan Kim
Sumber : Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung : RemajaRosdakarya, 2005), hal. 157
Budaya A, B dan C masing-masing diwakili oleh suatu segi empat, segi
empat tak beraturan dan bentuk melingkar budaya C. Jarak fisik antara budaya A
dan B relatif lebih dekat dari budaya C. Pesan antar budaya dilukiskan oleh
panah-panah yang menghubungkan antara budaya itu. Panah-panah ini
menunjukkan pengiriman pesan dari budaya yang satu ke budaya lainnya.
Diagram di atas menunjukkan bahwa pertama, ada pengaruh-pengaruh
budaya lain di samping budaya yang membentuk individu. Kedua, meskipun
budaya merupakan sesuatu kekuatan dominan yang mempengaruhi individu,
orang-orang dalam suatu budaya pun mempunyai sifat-sifat yang berbeda.
Budaya A Budaya B
Budaya C

Gudykunst dan Kim berpendapat bahwa pengaruh budaya dalam model itu
meliputi beberapa faktor seperti pandangan agama, bahasa, dan sikap terhadap
manusia (peduli terhadap individu atau kolektivitas). Faktor-faktor tersebut
mempengaruhi nilai, norma dan aturan yang mempengaruhi prilaku komunikasi
dalam rangka dakwah.
Unsur lain yang melengkapi teori Gudykunst dan Kim adalah lingkungan.
Lingkungan mempengaruhi proses timbal balik pesan antara perbedaan budaya.
Lokasi geografis, iklim, situasi lingkungan fisik, persepsi mempengaruhi cara
menyampaikan pesan, dan mempengaruhi cara seseorang menafsirkan rangsangan
yang datang serta memprediksi mengenai prilaku orang lain.19
Teori gerakan sosial dalam bentuk dakwah dari lembaga Dewan Dakwah
yang bertujuan untuk merealisasikan nilai-nilai ajaran Islam mempunyai
pendekatan yang digunakan sebagai titik tolak untuk mencapai tujuan dakwah
atau hasil yang dicapai dari aktivitas yang dilakukan. Pendekatan persuasif dan
motivatif,20 yaitu mengajak objek dakwah dengan rasa sejuk dan mendorong
dengan semangat tinggi. Pelaku dakwah dengan iman dan taqwa yang mantap
sangatlah menentukan, karena dalam praktiknya pelaku dakwah harus mampu
menempatkan diri sebagai motivator yang baik, inisiator yang cerdas dan
dinamisator yang terampil. Dengan demikian tujuan aktivitas yang diterapkan
diharapkan dapat tercapai dengan baik.
19 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu..., hal. 15920Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah Dari Dakwah Konvensional Menuju
Dakwah Profesional, (Jakarta : Amzah, 2007), hal. 54

Pendekatan konsultatif,21 yakni pelaku dakwah dengan objek dakwah
terjalin interaksi positif secara kontinu, dinamis dan kreatif. Masing-masing
merasa memerlukan sehingga tercipta konsultasi untuk pemecahan masalah yang
dihadapi objek dakwah mudah dilakukan karena ada hubungan batin yang
bertolak dari jiwa dan ukhwah Islami. Kemudian pendekatan partisipatif 22 bahwa
pelaku dakwah dengan objek dakwah tidak hanya terbatas sampai pada tingkat
pertemuan tatap muka saja, melainkan diwujudkan dalam bentuk saling bekerja
sama dan membantu dilapangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Pendekatan di atas dalam pelaksanaannya terdapat dua sifat yakni, bersifat
reaktif artinya pendekatan yang pasif hanya melihat dan beranjak dari sudut
permasalahan yang tumbuh dan terjadi seketika itu. Sedangkan bersifat proaktif
yaitu pelaksanaan dakwah yang sifatnya akomodatif dan kooperatif karena
melibatkan potensi dan sumber dari berbagai dimensi kekuatan, baik tenaga,
pikiran, maupun material.23
Terkait dengan beberapa pendekatan tersebut, gerakan dakwah yang
dimaksud dalam penulisan ini mencakup semua pendekatan di atas, dan tidaklah
bersifat reaktif/pasif. Di dalam praktiknya, pendekatan di atas sesungguhnya
berkaitan antara satu sama lainnya. Gerakan dakwah untuk mengatasi masalah
sosial, tidaklah cukup hanya pemberian nasihat atau pertemuan tatap muka saja.
Akan tetapi perlu diwujudkan dalam bentuk kerjasama, maka bentuk partisipatif
tindakan konkritnya perlu menggerakkan berbagai macam buntuk aktivitas atau
amal nyata untuk memenuhi kebutuhan sosial kemanusiaan yang memadai.
21 Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah Dari Dakwah..., hal. 5522 Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah Dari Dakwah..., hal. 5523 Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah Dari Dakwah..., hal. 55

Berbagai bidang kehidupan dalam bentuk amal nyata inilah baik pendidikan,
sosial, ekonomi, peribadatan, perkawinan dalam rangka dakwah bil hal dalam
membendung kegiatan kristenisasi.
Kemudian dakwah dengan pendekatan persuasif, motivatif, dan
konsultatif, adalah penting dalam upaya dakwah amal nyata ini, salah satunya
dalam pelayanan kesehatan, karena sasaran dakwah pelayanan kesehatan bukan
hanya untuk kesehatan fisik tetapi juga kesehatan rohaniah. Artinya di samping
juru rawat memberikan obat untuk kesehatan fisik tetapi ruhul Islam sangatlah
penting sekali dalam pelayanan kesehatan yang menjadi suatu kekhasan dari
rumah sakit itu sendiri. Untuk itu juru rawat bertindak sebagai motivator, inisiator,
dan dinamisator serta dibekali dengan iman dan taqwa sehingga ketenangan dan
kenyamanan dapat dirasakan oleh masyarakat. Dengan inilah dapat membentengi
akidah mereka yang masih labil dari segala macam rayuan misi Kristen karena
latar belakang kondisi kesehatan yang lemah baik fisik maupun ketersediaan
sarana yang ada.
Di dalam surat an-Nahl : 125 diterangkan tiga metode dakwah yang
digunakan yaitu24 dakwah bil hikmah, dakwah dengan bijaksana artinya,
kemampuan pendakwah dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam dengan
memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Penyampaian kebenaran
dengan argumentasi yang logis dan kumunikatif, dengan melihat realitas yang ada
untuk mencapai ketepatan sasaran dakwah. Jadi sebuah sistem yang menyatukan
antara kemampuan teoritis dan praktik dalam berdakwah. Dakwah mau’izzatul
24 M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2006), hal. 34

Hasanah yaitu berdakwah dengan memberikan nasiha-nasihat atau
menyampaikan ajaran Islam dengan rasa kasih sayang sehingga nasihat dan ajaran
Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka. Dakwah mujadalah
billati hiya ahsan, yaitu Dakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah
dengan cara yang sebaik-baiknya. Jadi adanya perdebatan dan perbantahan secara
sinergis dengan beragumentasi yang kuat.25
F. Pembahasan
1. Aktivitas Orang Kristen di Pasaman
Komunitas penduduk yang menganut agama Kristen banyak ditemukan di
daerah pemukiman transmigrasi. Pemerintah memberikan peraturan kepada warga
transmigran sebelum diberangkatkan ke daerah tujuan pemukiman transmigrasi.
Di antaranya warga transmigran mesti mengikuti pelatihan dari pemerintah
sebagai persiapan mental, tenaga, dan spritual.26 Perlunya persiapan mental dan
tenaga karena warga transmigran akan dihadapi dengan lokasi pemukiman yang
berhutan rimba. Sedangkan persiapan spritual, warga transmigran akan
menempati lingkungan masyarakat budaya minang, sehingga pemerintah
menetapkan warga transmigran adalah beragama Islam.27
Konon awalnya semua warga transmigran yang diberangkatkan
beridentitas agama Islam. Akan tetapi di daerah tujuan itu terlihat sejumlah warga
25 Munizier Suparta, dkk. Metode Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2009), hal. 1826 Wawancara dengan Syamsir, 1 September 2011, di Kantor Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Padang.27 Wawancara dengan Syamsir, 1 September 2011, di Kantor Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Padang.

masyarakat Pasaman yang menganut agama Kristen.28 Kedatangan warga yang
menganut agama ini tidak diketahui secara jelas. Akan tetapi daerah pemukiman
transmigran yang didiami orang Jawa itu terdapat dua penganut agama. Islam
adalah sebagai agama mayoritas, sedangkan Kristen terdapat beberapa kepala
keluarga yang berasal dari Jawa.29
Kumunitas ini tentunya memberikan kekuatan terhadap penduduk itu
sendiri. Kekuatan itu terlihat dengan diiringi semakin meningkatnya aktivitas
warga yang dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan. Aktivitas yang pada
prinsipnya berujung pada lapangan akidah umat. Artinya Aktivitas dilaksanakan
dalam rangka penyebaran agama Kristen dalam memenuhi panggilan Yesus
sebagai kebenaran ajaran agama. Kebenaran ajaran agama disampaikan kepada
semua golongan masyarakat di Pasaman. Baik terhadap penduduk pribumi
maupun terhadap penduduk warga transmigran.30
Kegiatan itu menyangkut pemenuhan kebutuhan kepentingan tempat
peribadatan. Tahun 1989 mereka mendirikan Gereja Keluarga Kudus di Desa
Mahakarya Koto Baru. Peribadatan setiap hari Minggu dipimpin oleh Pastor
Yohannes Lestari dan Roberto Mancini yang berasal dari Italia, serta Pastor
Christian Witmer M.E.P dari Jerman.31 Tahun 1974 ditemukan pula Gereja di
Kinali dan Koto Baru sebanyak 9 buah. Di Kinali daerah Alamanda telah berdiri
28 Mas’oed Abidin, Mas’oed Abidin, Taushiyah..., hal. 20629 Wawancara dengan Abdul Malik, 6 Desember 2011, di Simpang Tiga Ophir30 Wawancara dengan Jasman, 4 Agustus 2011, di Kinali31 Mas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu Perwakilan
Kotamadya Padang, Ditembuskan kepada Dewan Dakwah Perwakilan Sumbar di Bukittinggi,yangDitujukan kepada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat Jl.Kramat Raya 45 JakartaPusat,tentang Salibiyah di Mahakarya, No232/L/DDII/PDG/1410, Arsip, hal. 1

gereja Katolik dan di kawasan Sumber Agung, Kinali terdapat gereja Protestan /
Pantekosta.32
Pembangunan dalam semua sektor lapangan kehidupan dapat dilakukan.
Selain tempat peribadatan, sarana pendidikan umat Kristen mendirikan Sekolah
Dasar Keluarga Kudus yang merupakan cabang dari yayasan Prayoga Padang
tahun 1969.33 Dalam bidang kesehatan mereka mendirikan sebuah poliklinik/balai
pengobatan keluarga kudus yang terletak di kampung II Mahakarya, perbatasan
Kampung I Dusun Suka Maju, Koto Baru. Di samping itu, kegiatan-kegiatan
sosial kemanusiaan yang telah dilakukan di antaranya, bantuan ekonomi berupa
pendirian koperasi, memberikan peternakan, dan pertanian.34 Kemudian
membagi-bagikan 50 ekor sapi kepada penduduk yang membutuhkan untuk
dipelihara dengan cara bagi hasil.35 Selanjutnya menghadirkan kesenian untuk
para remaja yakni sebuah band Katolik dengan nama “Band Gaya Baru”, yang
diresmikan pada malam Natal 25 Desember 1988.36 Generasi muda Islam ikut
berpartisipasi merayakan upacara ini dengan memampangkan spanduk dengan
tulisan “Kami umat Islam mengucapkan selamat hari Natal tahun 1988.”37
Selanjutnya menyebarkan pamflet-pamflet oleh Tolopan Sitorus dan
Aritonang yang disebarkan kepada kelompok-kelompok pelajar Tsanawiyah di
32 Mas’oed Abidin, “Pasaman Ibarat Duri Dalam Daging Selama 21 Tahun...,” hal. 9333 Masoed Abidin, “Pasaman Ibarat Duri Dalam Daging Selama 21 Tahun..,” hal.9434 Mas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu Perwakilan
Padang...No232/L/DDII/PDG/1410...,” hal. 435 Mas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu Perwakilan
Padang...No232/L/DDII/PDG/1410...,” hal. 236 Matondang, Zulsafrinas, “Laporan Yayasan Pendidikan al-Hidayah Pasaman
Mahakarya No.49 Kepada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumatera Barat diBukittinggi tentang Mohon Bantuan Satu Set Alat-alat Kesenian Gambus. No. 08/Y PAHP-DM/IX/ 1989. Lamp 3 Rangkap. 9 September 1989. Arsip
37 Mas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu PerwakilanKotamadya Padang...No232/L/DDII/PDG/1410..., hal. 3

Kinali. Pertama pamflet dalam bahasa Minangkabau dengan judul Surek Paulus
ka Urang-urang Kristen di Roma yang diterbitkan Lembaga al-Kitab Indonesia di
Jakarta. Pamflet kedua berjudul Aku Tidak Malu yang disingkat dengan A.T.M.
Pamflet yang disebarkan tersebut memberikan ajaran-ajaran dakwah agama
Kristen.38
2. Gerakan Dewan Dakwah Membendung Kristenisasi di Pasaman
Aktivitas umat Kristen menimbulkan keresahan di tengah penduduk
mayoritas menganut agama Islam. Keresahan itu terutama muncul dari kalangan
tokoh adat, alim ulama, dan tokoh masyarakat setempat lainnya.39 Muncul pula
ketidaksenangan dari organisasi Islam yang mencoba menggerakkan dakwah
Islam pula. Organisasi Islam yang bergerak dalam dakwah pembangunan umat,
yakni Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumatera Barat. Gerakan
Dewan Dakwah khususnya di Pasaman mulai menunjukkan gerakannya sejak
tahun 1970-an.40
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia merupakan sebuah yayasan
berdasarkan taqwa dan keridhaan Ilahi bertujuan menggiatkan dan meningkatkan
mutu dakwah Islamiyah di Indonesia. Peran mutu dakwah Islamiyah yang
dimaksud mencakup segala aspek kehidupan, meliputi pendidikan, sosial,
ekonomi, kemasjidan, pengkaderan da’i, usaha penerbitan, dan kesehatan.41
38 Mas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pembantu PerwakilanPadang...No231/L/DDII/PDG/1410...,” hal. 5
39 Lihat Ghozi Muhammadun, “Laporan Kegiatan Da’i Tahun 1979 di Sumber Agung,No.P.2./SB/79./-,” hal. 12
40 Wawancara dengan, H. M. Toyyib, Dai Dewan Dakwah tahun 1980, di Kinali41 Hasanuddin Abu Bakar Dt. Rajo Angek, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Visi dan
Misi. (Ttp : Dewan Dakwah. 2000), hal. 29

Semua itu mencakup kesadaran untuk meningkatkan akidah, ibadah, akhlak dan
pembangunan umat di seluruh Nusantara yang tidak lagi dilakukan melalui
perjuangan politik, tetapi ditransformasikan melalui jalur dakwah.
Gerakan Dewan Dakwah sebagai upaya mengimbangi kegiatan umat
Kristen di antaranya, dalam lapangan pendidikan berupa mendirikan dan membina
madrasah dan sekolah al-Hidayah, mendirikan masjid dan membina berbagai
bentuk kegiatan masjid di beberapa daerah di Kecamatan Pasaman, mendirikan
rumah sakit Ibnu Sina tahun 1972 di Koto Baru (Kapar), selanjutnya
menghadirkan kesenian gambus, melakukan latihan kader mubalik, memberikan
bantuan perekonomian seperti bidang pertanian, peternakan dan berbagai bentuk
kegiatan sosial lainnya.42
G. Kesimpulan
Sebagai upaya dakwah islamiyah oleh Dewan Dakwah adalah melakukan
berbagai bentuk kegiatan yakni mengiringi/mengimbangi dengan kegiatan apa
yang telah dilakukan umat Kristen. Gerakan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
perwakilan Sumatera Barat bergerak dengan cara mengimbangi, mendesak dan
akan menelorkan suatu kegiatan untuk membendung kristenisasi Pasaman.
Kegiatan itu terlihat dalam berbagai bidang kehidupan. Bidang pendidikan
penyediaan sekolah Keluarga Kudus 1967 diimbangi dengan didirikannya sekolah
Yayasan al-Hidayah tahun 1989 oleh umat Islam di Pasaman. Bidang Kesehatan
42 B. Matondang, Zulsafrinas, “Laporan Yayasan Pendidikan al-Hidayah PasamanMahakarya No.49 Kepada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumatera Barat diBukittinggi tentang Mohon Bantuan Satu Set Alat-alat Kesenian Gambus, No. 08/Y PAHP-DM/IX/ 1989, Lamp 3 rangkap, 9 September 1989, Arsip

berdirinya poliklinik Balai Kesehatan Keluarga Kudus tahun 1970-an, didirikan
pula Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di Pasaman tahun 1975. Tempat peribadatan
sebagai kebutuhan utama masing-masing agama telah hadir pula secara
berdampingan. Kemudian kesenian sebagai kesenangan remaja dihadirkan alat
musik yang bernama “Band Gaya Baru”, dengan menghadirkan pula alat kesenian
gambus, gendang rebana, drama Orkes al-Jihad dan gamelan sebagai dakwah
umat Islam. Bujukan perekonomian dengan melakukan perkawinan yang berujung
dengan pindah agama, maka gerakan dakwah juga melakukan perkawinan, da’i
yang bertugas untuk memberikan pendalaman akidah suatu saat mendapat rahmat
dan melakukan perkawinan.
H. Daftar Kepustakaan
A. Arsip
Mas’oed Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia PembantuPerwakilan Padang, Ditembuskan Kepada Dewan Dakwah PerwakilanSumbar di Bukittinggi, yang Ditujukan Kepada Dewan Dakwah IslamiyahIndonesia Pusat Jl.Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, tentang GerakanShallibiyah di Pasaman Barat 1989, No231/L/DDII/PDG/1989/1410,Arsip.
Mas’oed ‘Abidin, “Laporan Dewan Dakwah Islamiyah IndonesiaPembantu Perwakilan Padang, Ditembuskan kepada Dewan DakwahPerwakilan Sumbar di Bukittinggi, yang Ditujukan kepada DewanDakwah Islamiyah Indonesia Pusat Jl.Kramat Raya 45 Jakarta Pusat,tentang Salibiyah di Mahakarya,” No232/L/DDII/PDG/1410,” Arsip
Matondang, Zulsafrinas, “Laporan Yayasan Pendidikan al-HidayahPasaman Mahakarya No.49 Kepada Dewan Dakwah Islamiyah IndonesiaPerwakilan Sumatera Barat di Bukittinggi tentang Mohon Bantuan SatuSet Alat-alat Kesenian Gambus. No. 08/Y PAHP-DM/IX/ 1989. Lamp 3Rangkap. 9 September 1989. Arsip

Ghozi Muhammadun, “Laporan Kegiatan Da’i Tahun 1979 di SumberAgung, No.P.2./SB/79./-,” Arsip,
B. Surat Kabar
Syahnurli Saad, “ Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di Pasaman Barat,”Harian Haluan, No. 260 tahun ke XXXII, Rabu 23 September 1981
C. Buku
Ahmad Hijazi as-Saqa, Injil Didache Injil Perspektif Baru yang Terungkapdi Yerussalem Memuat 20 Butir Kabar Gembira tentang NabiMuhammad, Terjemahan. Jakarta : Pustaka al-Kautsar, 2005.
Anwar Harjono, Indonesia Kita : Pemikiran Berwawasan Iman Islam.Jakarta : Gema Insani Press. 1955
_____________, Da’wah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan, (Jakarta :Serial Media Dakwah. 1987
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat, Pasaman Dalam AngkaTahun 2009. Padang : Biro Pusat Statistik. 2009.
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : RemajaRosdakarya. 2005
Gusti Asnan, 40 Tahun Yarsi Sumatera Barat dari Umat oleh Umat danUntuk Umat
Hasanuddin Abu Bakar Dt. Rajo Angek, Dewan Dakwah IslamiyahIndonesia Visi dan Misi. Ttp : Dewan Dakwah. 2000
Hymen, Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta : Delta Pemungkas, 2004
Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah Dari Dakwah KonvensionalMenuju Dakwah Profesional. Jakarta : Amzah. 2007
M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah. Jakarta : Kencana. 2006
M. Natsir, Fiqhud Da’wah. Jakarta : Media Dakwah. 2006
Mas’oed Abidin. Islam Dalam Pelukan Muhtadin Mentawai 30 TahunDakwah Illallah Mentawai Dalam Menggapai Cahaya Iman 1967-

1997. Jakarta : Biro Khusus Dakwah Mentawai Dewan DakwahIslamiyah Indonesia. 1997
______________, Tausyiah Dr. Muhammad Natsir. Padang: GentaSinggalang Press. 2000
Meutiha Aksyarina, “Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia PerwakilanSumatera Barat 1968-2000”. Skripsi. Padang : Fakultas SastraUniversitas Andalas. 2004
Munizier Suparta, dkk. Metode Dakwah. Jakarta : Kencana. 2009
Paul B. Horton, Sosiologi. Jilid 2. Edisi 6,Terj. Jakarta : Erlangga 1989
Sabiruddin. Gerakan Dakwah Islamiyah Mentawai. Padang : IAIN-IBPress. 2001
Thohir Luth, M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya. Jakarta : Gema InsaniPress. 1999
D. Wawancara
Wawancara dengan Syamsir, 1 September 2011, di Kantor Tenaga Kerjadan Transmigrasi Padang.
Wawancara dengan Syamsir, 1 September 2011, di Kantor Tenaga Kerjadan Transmigrasi Padang.
Wawancara dengan Abdul Malik, 6 Desember 2011, di Simpang TigaOphir
Wawancara dengan Jasman, 4 Agustus 2011, di Kinali
Wawancara dengan, H. M. Toyyib, Dai Dewan Dakwah tahun 1980, diKinali
