perbandingan dua proporsi

22
PERBANDINGAN DUA PROPORSI Uji Chi Square 2 dr. Andreas Lukita Halim dr. Syumarti, SpM(K)., MSc.

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

PERBANDINGAN

DUA PROPORSI

Uji

Chi Square

𝝌2

dr. Andreas Lukita Halimdr. Syumarti, SpM(K)., MSc.

Page 2: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

PERBANDINGAN

DUA PROPORSI

Uji

Chi Square

𝝌2

Telah dievaluasi dan disetujui olehPembimbing

dr. Syumarti, SpM(K)., MSc.

Unit Oftalmologi KomunitasPusat Mata Nasional RS Mata CicendoUniversitas Padjadjaran - Bandung

Page 3: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

DAFTAR ISI

Pendahuluan …………………………………………….. 1Langkah Uji Hipotesis ………………………………… 3A. Merumuskan Hipotesis …………………………. 4B. Memilih Uji Statistik yang Tepat………….….. 5 C. Menjalankan Uji Chi Square (𝝌2)………….…. 8D. Menarik Kesimpulan ……………………………. 15Simpulan …………………………………………………. 17Daftar Pustaka …………………………………………. 18Lampiran …………………………………………………. 19

Page 4: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

PENDAHULUAN

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, (hypo : di bawah,thesis : menaruh) yang artinya fondasi, yaitu suatudugaan / pendapat berdasarkan bukti yang sejauh ini ada,sebagai titik awal untuk investigasi lebih lanjut mengenaikebenaran suatu hal.

Ketika melakukan sebuah penelitian, seorangpeneliti perlu untuk mengidentifikasi masalah yang ada,kemudian merumuskan hipotesis berdasarkan data-datayang didapatkan dari hasil pengamatan.

1

Page 5: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

Contoh klasik hal ini adalah hipotesis :

"semua angsa berwarna putih“

Untuk membuktikan pernyataan tersebut, seorang penelitiharus memeriksa semua angsa di seluruh belahan duniadan menyatakan bahwa tiap-tiap angsa tersebut berwarnaputih -hal ini merupakan hal yang sangat sulit untukdilakukan-Tetapi untuk membantah pernyataan tersebut, cukupdilakukan penemuan satu ekor angsa yang berwarna hitam(atau bukan putih) sehingga hipotesis tersebut dapatdipatahkan.

Karl Popper, seorang filsuf berkebangsaan Jerman,mengemukakan Teori Falsifikasi, yaitu suatu hipotesis tidakbisa dibuktikan, melainkan hanya bisa dibantah. Suatuhipotesis dianggap salah jika ia berhasil dibantah, begitu pulasuatu hipotesis dianggap dapat bertahan dan terus dipercayaijika ia gagal dibantah dengan data-data yang ada.

2

Page 6: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

LANGKAH UJI HIPOTESIS

Uji Hipotesis adalah proses pengujian terhadap hipotesistentang suatu populasiberdasarkan data sampel yang kita miliki dengan menggunakanmetode statistik.

Terdapat empat langkah dalam uji hipotesis :

Merumuskan hipotesis

Memilih uji statistik yang tepat

Menjalankan uji tersebut

Menarik kesimpulanD

A

C

B

3

Page 7: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

A. Merumuskan Hipotesis

Terdapat dua jenis hipotesis :

Ho : hipotesis nol / nihil (null hypothesis)Ha : hipotesis alternatif (alternative hypothesis)

• Representasi status quo

• Biasanya berupapernyataan tidak adanyaperbedaan / hubungan

• Dipercaya sebagaikebenaran, kecuali dapatdibantah oleh data-data

• Hipotesis yang ingin diujidan ditolak oleh peneliti

• Kebalikan dari Ho

• Biasanya berupapernyataan adanyaperbedaan / hubungan

• Dapat dipercaya sebagaikebenaran, bila Ho berhasil ditolak

• Hipotesis yang diharapkan oleh peneliti

4

Page 8: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

B. Memilih Uji Statistik yang Tepat

Ketika memilih uji statistik yang akan digunakanperlu dipertimbangkan beberapa hal berikut :

a. Menentukan jenis hipotesis :• Hipotesis deskriptif = statistik yang menggambarkan

suatu variabel, tanpa bermaksud mencari hubunganantarvariabel (hipotesis analitik)

• Hipotesis analitik korelatif = statistik analitik yang mencari koefisien korelasi antarvariabel

• Hipotesis analitik komparatif = statistik analitik yang membandingkan proporsi atau rerata antarvariabel

b. Menentukan jenis variabel yang dibandingkan• Variabel kategorik : nominal & ordinal• Variabel numerik : interval & rasio

Pada perbandingan rerata variabel numerik, maka : Ho : rerata A = rerata B (rerata A - rerata B = 0)

Pada perbandingan proporsi variabel kategorik, maka : Ho : proporsi A = proporsi B(proporsi A / proporsi B = 1)

5

Page 9: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

c. Menentukan kondisi berpasangan / tidak berpasanganSuatu variabel dikatakan berpasangan apabila variabeltersebut mendapatkan perlakuan berikut :1.Pengukuran berulang pada orang yang sama

(pengukuran sebelum dan sesudah) 2.Prosedur matching saat mengambil sampel3.Prosedur cross over pada uji klinis

d. Menentukan jumlah kelompok (pada numerik) / jenis tabel (pada kategorik)• Pada perbandingan rerata :

terdiri dari 2 kelompok atau >2 kelompok• Pada perbandingan proporsi :

bergantung pada jumlah B x K (Baris x Kolom) pada variabel tidak berpasangan, atau P x K (Pengulangan x Kategori) pada variabel berpasangan

6

Page 10: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

Rangkuman dari pemilihan uji statistikadapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Pada modul ini akan dibahas lebih dalam mengenai

Uji Chi Square / 𝝌2

7

Page 11: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

Terdapat tiga macam uji Chi Square (𝝌2) yaitu :Independency Test hubungan antara dua variabelHomogeneity Test homogenitas antarsub kelompokGoodness of Fit bentuk distribusi

Pada modul ini akan dibahas mengenai uji Chi Square sebagai Independency Test,yaitu sebuah uji statistik analitik komparatif untukmembandingkan 2 variabel kategorik (berupa proporsi) yang tidak berpasangan (independen).

C. Menjalankan Uji Chi Square (𝝌2)

8

Page 12: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

Rumus uji Chi Square :

Keterangan :O = observed frequency frekuensi aktual yang terjadi

pada sampel penelitianE = expected frequency frekuensi harapan dalah estimasi

frekuensi yang terjadi bila kondisi Ho betulRumus : total B x total K .

N

Sebagai contoh, seorang peneliti ingin mengetahuihubungan antara lokasi pekerjaan di pabrik dengan gejalamata merah dari karyawannya. Dan didapatkan hasilpengamatan sebagai berikut :

9

Page 13: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

df = degree of freedom, derajat kebebasan

Rumus : (B-1) (K-1)

Grafik distribusi Chi Square :

Nilai distribusi Chi Square selalu bernilai positifkarena merupakan hasil kuadrat dan bentukgrafik yang terbentuk bervariasi bergantungpada df yang digunakan.

10

Page 14: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

Syarat uji Chi Square yaitu :• Besar sampel sebaiknya > 40 • Tidak boleh ada cell dengan frekuensi kenyataan (O) yang

nilainya nol.• Frekuensi harapan (E) yang nilainya < 5 tidak boleh

melebihi 20% jumlah cell.• tabel 2 X 2 : tidak boleh ada satupun cell dengan E < 5.• tabel 2 x K : maka jumlah cell dengan E < 5 tidak boleh

lebih dari 20% total jumlah cell.

11

Page 15: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

Berdasarkan panduan bagan tersebut, bila syarat ujiChi Square tidak terpenuhi, maka digunakanuji alternatifnya yaitu :

• uji Exact Fisher (untuk tabel 2 x 2)• uji Kolmogorov-Smirnov (untuk tabel 2 x K) • untuk bentuk tabel lainnya dapat dilakukan

Penyederhanaan Tabel berupa menggabungkan selatau memecah sel seperti bagan di bawah ini, barukemudian uji hipotesis dipilih sesuai dengan tabel baruyang terbentuk.

12

Page 16: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

Kembali ke contoh soal di atas, hasil perhitunganuji Chi Square berdasarkan rumus :

13

Angka yang dihasilkan ini disebut sebagai nilaiChi Square Hitung dari penelitian kita.

Page 17: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

Uji Alternatif : Uji Exact Fisher

14

Rumus :

Hasil p dari perhitungan uji Exact Fisher di atas kemudiandibandingkan dengan level signifikansi yang kita tentukan di awal penelitian. Bila p < alpha : Ho ditolakBila p > alpha : Ho gagal ditolak

Page 18: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

Berikutnya adalah menentukan nilai kritisuntuk Chi Square Tabel berdasarkan tingkat signifikansi danderajat kebebasan (df).

Misalnya tingkat signifikansi yang kita tentukan untukpenelitian ini sebesar 0.05. Dengan df = 1 maka didapatkan perpotongan nilai kritis Chi Square pada tabel adalah 3.841.

D. Menarik Kesimpulan

Selanjutnya kita bandingkan hasil Chi Square Hitungterhadap nilai kritis Chi Square Tabel :

Bila Chi Square Hitung > Chi Square Tabel : Ho ditolakBila Chi Square Hitung < Chi Square Tabel : Ho gagal ditolak

15

3,841

Page 19: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

Hasil Chi Square Hitung (5.35) lebih besar daripadaChi Square Tabel (3.841), sehingga Ho ditolak, yang artinya ada hubungan bermakna antara lokasipekerjaan di pabrik dengan keluhan mata merah.

Berdasarkan tabel juga, didapatkan bahwa hasilhitung kita berada di antara kolom p 0.01 - 0.025, yang artinya berada lebih kecil dari nilai signifikansiyang kita tentukan sebelumnya yaitu 0.05.

16

Page 20: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

Uji Chi Square Independen adalah sebuah uji statistikanalitik komparatif untuk membandingkan 2 variabelkategorik berupa proporsi yang tidak berpasangan.

Terdapat empat langkah ketika melakukanuji hipotesis Chi Square yaitu : • merumuskan hipotesis• memilih uji statistik yang tepat berdasarkan

jenis sampel yang kita miliki• menghitung nilai Chi Square Hitung lalu

membandingkannya dengan Chi Square Tabel• menarik kesimpulan

SIMPULAN

17

Page 21: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

DAFTAR PUSTAKA

18

1. Dahlan, MS. Mendiagnosis dan Menatalaksana 13 PenyakitStatistik. Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto; 2010.

2. Dahlan, MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Salemba Medika; 2008.

3. Kent State University. SPSStutorials [dokumen dariinternet].Ohio : The Institute; 2020 [diunduh 17 Juni 2020]. Tersedia dari:https://libguides.library.kent.edu/SPSS

4. Rahman JA. Brief Guidelines for Methods and Statistics in Medical Research. Springer; 2015.

5. Harris M, Taylor G. Medical Statistics Made Easy. Edisi ke-1. New York: Springer; 2003.

6. Everitt BS. Medical Statistics from A to Z, A Guide for Clinicians and Medical Students. Edisi ke-2. New York: Cambridge University Press; 2006.

Page 22: PERBANDINGAN DUA PROPORSI

LAMPIRAN

19