perbup sumba timur ttg tata cara pemungutan pajak daerah … · nomor 15 tahun 2010 tentang pajak...

33
PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA TIMUR, Menimbang : a. bahwa pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah serta mewujudkan kemandirian daerah; b. bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sumba Timur tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah; Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah– daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Upload: others

Post on 12-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR

NOMOR 3 TAHUN 2012

TENTANG

TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMBA TIMUR,

Menimbang : a. bahwa pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang

penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah serta

mewujudkan kemandirian daerah;

b. bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Timur

Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara

pemungutan Pajak Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sumba Timur tentang Tata

Cara Pemungutan Pajak Daerah;

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah–

daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa

Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 1655);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4844);

6. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

Page 2: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara

Serta Penyampaiannya;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor 1 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Sumba

Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Timur Tahun 2008

Nomor 151, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor

161);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor 1 Tahun 2010 tentang

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten

Sumba Timur Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah

Kabupaten Sumba Timur Nomor 181);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Timur Tahun 2010

Nomor 209, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor

198);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Sumba Timur.

2. Bupati adalah Bupati Sumba Timur.

3. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disebut DPPKAD

adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sumba Timur.

4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Sumba Timur.

5. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakan Daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

6. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah konstribusi wajib kepada Daerah yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang

Page 3: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

7. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang

melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,

perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,

dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik,

atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif

dan bentuk usaha tetap.

8. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

9. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya

dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma

pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah

kamar lebih dari 10 (sepuluh).

10. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

11. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran,

yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnya termasuk

jasa boga/katering.

12. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.

13. Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan dan/atau keramaian yang

dinikmati dengan dipungut bayaran.

14. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.

15. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang bentuk dan corak ragamnya

dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan atau

untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau badan, yang dapat dilihat,

dibaca, didengar, dirasakan dan/atau dinikmati oleh umum.

16. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan

sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.

17. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan pengambilan mineral

bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi untuk

dimanfaatkan.

18. Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana

dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang mineral dan batubara.

19. Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan, baik yang

disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,

termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

20. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara.

21. Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.

22. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan

tanah.

23. Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan

sarang burung walet.

24. Burung Walet adalah satwa yang termasuk marga collocalia, yaitu collocalia fuchliap haga,

collocalia maxina, collocalia esculanta, dan collocalia linchi.

25. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak.

26. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan

pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

27. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur

dengan Peraturan Bupati paling lama 3 (tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar bagi wajib

pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang.

28. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender, kecuali bila wajib

pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

29. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak,

dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan daerah.

Page 4: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

30. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan dimulai dari penghimpunan data objek pajak

dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai dengan kegiatan penagihan

pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya.

31. Kas Umum Daerah adalah Kas Umum Daerah Kabupaten Sumba Timur.

32. Surat Pendaftaran Objek Pajak Daerah yang selanjutnya disebut SPOPD, adalah surat yang oleh

Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri dan melaporkan objek pajak atau usahanya ke DPPKAD.

33. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah surat yang oleh

wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek

pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

34. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SSPD adalah bukti pembayaran atau

penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan

dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.

35. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDKB adalah surat

ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah

kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang

masih harus dibayar.

36. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya disingkat SKPDKBT

adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan.

37. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah surat ketetapan

pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau

pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

38. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah surat

ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit

pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya dibayar.

39. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan

tagihan pajak dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

40. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis,

kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan

perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN,

SKPKLB, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, atau Surat Keputusan Keberatan.

41. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap SKPDKB,

SKPDKBT, SKPDN, SKPKLB, STPD, atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak

ketiga yang diajukan oleh wajib pajak.

42. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat

Keputusan Keberatan yang diajukan oleh wajib pajak.

43. Penelitian SSPD adalah serangkaian kegiatan untuk mencocokkan data dalam SSPD dengan

data yang ada pada DPPKAD.

44. Penelitian lapangan SSPD adalah serangkaian kegiatan untuk mencocokkan data dalam SSPD

dengan keadaan di lapangan.

45. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk

mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,

penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang

ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk

periode Tahun Pajak tersebut.

46. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,

dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar

pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan/atau

tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

daerah.

47. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah adalah serangkaian tindakan yang

dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu

membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan daerah serta menemukan tersangkanya.

48. Penyidik adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang

diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di

bidang perpajakan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 5: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

49. Jurusita Pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika

dan sekaligus, emberitahuan surat paksa, penyitaan dan penyanderaan.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud ditetapkan Peraturan Bupati ini adalah untuk mengatur tata cara pemungutan pajak

daerah di Kabupaten Sumba Timur.

Pasal 3

Tujuan ditetapkan Peraturan Bupati ini adalah agar tata cara pemungutan pajak daerah di

Kabupaten Sumba Timur dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 4

Ruang lingkup tata cara yang diatur dalam Peraturan Bupati ini adalah :

a. Pendaftaran dan pelaporan pajak;

b. Pembayaran dan penetapan pajak;

c. Keberatan dan banding;

d. Pengurangan dan keringanan pajak;

e. Pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi

administrasi kepada wajib pajak;

f. Penelitian dan pemeriksaan pajak;

g. Pengembalian kelebihan pembayaran; dan

h. Insentif pemungutan pajak.

BAB IV

PENDAFTARAN DAN PELAPORAN

Bagian Kesatu

Pendaftaran

Pasal 5

(1) Setiap wajib pajak daerah wajib mendaftarkan kegiatan usahanya atau objek pajak daerah

dengan menggunakan SPOPD pada DPPKAD paling lambat 30 (tiga puluh hari) sebelum

kegiatan usaha dimulai kecuali ditentukan lain.

(2) SPOPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diambil sendiri oleh wajib pajak atau

penanggung pajak pada DPPKAD.

(3) SPOPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diisi dengan benar, jelas, lengkap dan

ditandatangani oleh wajib pajak atau penanggung pajak dengan melampirkan :

a. fotokopy identitas diri wajib pajak/penanggung jawab/penerima kuasa (KTP, SIM,

Pasport);

b. surat keterangan domisili usaha;

c. surat izin usaha dari instansi yang berwenang; dan

d. surat kuasa apabila pemilik/pengelola usaha/penanggungjawab berhalangan dengan

disertai fotokopy identitas dari pemberi kuasa.

(4) SPOPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus disampaikan ke DPPKAD paling lambat 7

(tujuh) hari sejak tanggal diterima.

Page 6: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

Bagian Kedua

Pelaporan

Pasal 6

(1) Wajib pajak daerah, wajib mengisi SPTPD dengan benar, jelas, lengkap dan ditandatangani

oleh wajib pajak atau penanggung pajak serta menyampaikannya ke DPPKAD.

(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diambil sendiri oleh wajib pajak atau

penanggung pajak di DPPKAD.

(3) SPTPD berisikan pelaporan atas jenis pajak daerah.

(4) Penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 15 (lima

belas) hari setelah berakhirnya masa pajak.

(5) Apabila batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari libur, maka batas waktu

penyampaian SPTPD jatuh pada satu hari kerja berikutnya.

(6) Penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus disertai lampiran dokumen

berupa :

a. rekapitulasi omzet penerimaan bulan yang bersangkutan; dan

b. fotokopy setoran pajak yang telah dilakukan.

(7) SPTPD dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani oleh wajib pajak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tidak melampirkan keterangan atau dokumen

sebagaimana dimaksud pada ayat (6).

Pasal 7

(1) Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk atas permohonan wajib pajak dapat memberikan

perpanjangan jangka waktu penyampaian SPTPD paling lama 7 (tujuh) hari kerja.

(2) Permohonan perpanjangan penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan secara tertulis disertai alasan yang jelas sebelum berakhirnya batas waktu

penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4).

Pasal 8

(1) Wajib pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPTPD yang telah disampaikan,

dengan menyampaikan surat pernyataan tertulis kepada Kepala Dinas atau pejabat yang

ditunjuk, dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sesudah berakhirnya masa pajak atau tahun

pajak, sepanjang belum dilakukan tindakan pemeriksaan.

(2) Dalam hal wajib pajak membetulkan sendiri SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, maka dikenakan sanksi administrasi

berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas jumlah pajak yang kurang bayar,

dihitung sejak saat berakhirnya penyampaian SPTD sampai dengan tanggal pembayaran

akibat dari pembetulan SPTPD.

BAB V

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENETAPAN

Bagian Kesatu

Penetapan

Pasal 9

(1) Jenis pajak yang dipungut berdasarkan ketetapan Bupati adalah sebagai berikut :

a. Pajak air tanah; dan

b. Pajak reklame.

(2) Jenis pajak yang dibayar sendiri oleh wajib pajak adalah sebagai berikut :

a. Pajak hotel;

b. Pajak restoran;

Page 7: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

c. Pajak hiburan;

d. Pajak penerangan jalan;

e. Pajak mineral bukan logam dan batuan;

f. Pajak parkir; dan

g. Pajak sarang burung walet.

Pasal 10

(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala Dinas dapat

menerbitkan :

a. SKPDKB dalam hal :

1. jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak atau

kurang dibayar;

2. jika SSPD tidak disampaikan kepada pejabat yang berwenang dalam jangka waktu masa

pajak dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana

ditentukan dalam surat teguran; atau

3. jika kewajiban mengisi SSPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara

jabatan.

b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang

menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang; dan

c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau

pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a angka 1 dan angka 2 dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua

perseratus) sebulan dihitung dari pajak yang kurang dibayar atau terlambat dibayar untuk

jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan 100% (seratus persen) dari jumlah

kekurangan pajak tersebut.

(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan jika wajib pajak melaporkan

sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka

3 dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima perseratus) dari

pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan

dihitung dari pajak yang kurang dibayar atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama

24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

Bagian Kedua

Dasar Pengenaan Pajak

Paragraf Kesatu

Pajak Air Tanah

Pasal 11

(1) Dasar pengenaan pajak air tanah adalah nilai perolehan air tanah yang dinyatakan dalam

rupiah dihitung dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :

a. jenis sumber air;

b. lokasi sumber air;

c. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air;

d. volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan;

e. kualitas air; dan

f. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau pemanfaatan

air.

(2) Besarnya nilai perolehan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan cara

mengalikan volume pengambilan air dengan harga dasar air.

Page 8: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

(3) Besarnya nilai perolehan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan sebagai

berikut :

a. pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah perusahaan PT. Pertamina dan para

Kontraktornya untuk kegiatan Industri Pertambangan Minyak dan Gas Bumi sebesar

Rp.125,-/M3;

b. pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah oleh PT. Perusahaan Listrik Negara

(Persero) untuk kegiatan pembangkit listrik industri sebesar Rp.75,-/M3;

c. pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah oleh Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) sebesar Rp.100,-/M3; dan

d. pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah selain sebagaimana dimaksud pada huruf

a, huruf b dan huruf c, adalah :

NILAI PEROLEHAN AIR TANAH (Rp/M3)

Volume (M3)

Harga Dasar Air

Non Niaga Niaga

Kecil

Industri

Kecil

Niaga

Besar

Industri

Besar

0 – 50 788 1.060 1.541 2.641 3.336

51 – 500 793 1.074 1.569 2.701 3.426

501 – 1.000 799 1.087 1.597 2.762 3.516

1.001 – 2.500 804 1.101 1.625 2.822 3.607

˃ 2.502 810 1.115 1.681 2.882 3.697

Pasal 12

(1) Penetapan nilai perolehan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) adalah

berdasarkan tarif progresif dan klasifikasi pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.

(2) Klasifikasi pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dibagi ke dalam 5 (lima) golongan, terdiri dari :

a. non niaga, merupakan kegiatan yang tidak termasuk Niaga dan Industri, akan tetapi

pemakaian air tanah lebih dari 100M3/bulan;

b. niaga kecil, merupakan kegiatan usaha dengan modal < (kurang dari) Rp.200.000.000,-

(dua ratus juta rupiah) dengan kegiatan pembelian, penjualan, jasa, ekspor dan impor

suatu barang, yang memakai air dengan kapasitas pompa < (kurang dari) 2 liter/detik,

antara lain toko/kios/warung, tempat penjualan air, perusahaan negara yang diusahakan

secara komersial seperti kantor, rumah sakit/klinik swasta, apotek, bengkel, percetakan,

gudang, penjahit/tailor, salon kecantikan, panti pijat, mandi uap, pangkas rambut, kolam

renang, bimbingan tes/kursus ketrampilan, biro jasa, terminal bus,

losmen/penginapan/villa/cottage, rumah makan, restoran, hotel dan niaga lainnya yang

sejenis;

c. niaga besar, merupakan kegiatan usaha dengan modal > (lebih dari) Rp.200.000.000,-

(dua ratus juta rupiah) dengan kegiatan pembelian, penjualan, jasa, ekspor dan impor

suatu barang, yang memakai air dengan kapasitas pompa > (lebih dari) 2 liter/detik,

antara lain toko/kios/warung, tempat penjualan air, perusahaan negara yang diusahakan

secara komersial seperti kantor, rumah sakit/klinik swasta, apotek, bengkel, percetakan,

gudang, penjahit/tailor, salon kecantikan, panti pijat, mandi uap, pangkas rambut, kolam

renang, bimbingan tes/kursus ketrampilan, biro jasa, terminal bus,

losmen/penginapan/villa/cottage, rumah makan, restoran, hotel dan niaga lainnya yang

sejenis;

d. industri kecil, merupakan kegiatan usaha dengan modal < (kurang dari) Rp.400.000.000,-

(empat ratus juta rupiah) dengan kegiatan ekonomi dan jasa yang mengolah bahan

mentah, bahan baku, bahan setengah jadi dan/atau barang jadi, yang lebih tinggi

penggunaannya yang memakai air tanah dengan kapasitas pompa < (kurang dari) 2

liter/detik, antara lain industri rumah tangga, pengrajin/sanggar seni lukis, industri

tekstil/batik, industri bahan kimia/obat-obatan, industri kertas, industri perkayuan,

industri pertambangan, industri minuman/es, industri mobil/karoseri, kontraktor

pertambangan, minyak, gas bumi, dan perkebunan, industri perkebunan dan industri

lainnya yang sejenis;

Page 9: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

e. industri besar, merupakan kegiatan usaha dengan modal > (lebih dari) Rp.400.000.000,-

(empat ratus juta rupiah) dengan kegiatan ekonomi dan jasa yang mengolah bahan

mentah, bahan baku, bahan setengah jadi dan/atau barang jadi, yang lebih tinggi

penggunaannya yang memakai air tanah dengan kapasitas pompa < (kurang dari) 2

liter/detik, antara lain industri rumah tangga, pengrajin/sanggar seni lukis, industri

tekstil/batik, industri bahan kimia/obat-obatan, industri kertas, industri perkayuan,

industri pertambangan, industri minuman/es, industri mobil/karoseri, kontraktor

pertambangan, minyak, gas bumi, dan perkebunan, industri perkebunan dan industri

lainnya yang sejenis;

Pasal 13

(1) Nilai perolehan air tanah dihitung berdasarkan jumlah pengambilan dan/atau pemanfaatan

air tanah per meter kubik oleh wajib pajak.

(2) Nilai perolehan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan contoh

sebagai berikut :

Volume Produksi Air Tanah = 3.126 M3

Jenis Perusahaan pemakai air = Industri Kecil

Volume Standar Volume Produksi Tarif (Rp) NPA (Rp)

0 - 50

51 – 500

501 - 1.000

1.001 – 2.500

> 2.500

50

450

500

1.500

626

801

820

840

859

898

40.050

369.000

420.000

1.288.500

526.148

Jumlah Produksi 3.126 Total NPA 2.679.698

pajak air tanah 20% dari Total NPA

20% x Rp.2.679.698,- = Rp.535.939,6,-

Paragraf Kedua

Pajak Reklame

Pasal 14

(1) Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame yaitu nilai strategis reklame

ditambah nilai jual objek pajak reklame (NJOP).

(2) Nilai strategis reklame adalah ukuran nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan

reklame tersebut berdasarkan kepadatan pemanfaatan tata ruang untuk berbagai aspek

kegiatan dibidang usaha.

(3) Nilai jual objek pajak reklame adalah sebesar nilai yang ditetapkan oleh DPPKAD sebagai

dasar perhitungan retribusi penyelenggaraan reklame, yang diperoleh dengan mengalikan

luas reklame dengan tarif sesuai NJOP.

Pasal 15

(1) Setiap penyebaran reklame di wilayah daerah harus memperhatikan keserasian lingkungan

yang sesuai dengan rencana tata ruang.

(2) Penentuan kawasan atau zone reklame sangat diperlukan mengingat konsentrasi penduduk

yang tersebar di berbagai tempat di daerah yang mempengaruhi penentuan efektifitas

pemasangan reklame.

Page 10: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

(3) Kawasan Reklame Billboard di wilayah daerah ditetapkan dalam 3 (tiga) kawasan, yaitu :

No. Kelompok Kawasan Yang Diliput

1 Kawasan A Kelurahan Hambala, Kelurahan Kamalaputi, Kelurahan

Matawai, Kelurahan Prailiu, Kelurahan Kambajawa,

Kelurahan Kambaniru.

2 Kawasan B Kelurahan Mauliru, Kelurahan Kawangu, Kelurahan

Malumbi, Kelurahan Lambanapu, Kelurahan Temu, Kota

Melolo, Kota Pametikarata-Lewa.

3 Kawasan C Kawasan diluar Kawasan A dan B

(4) Penetapan kawasan/zone reklame dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dan perubahan

kondisi di lapangan.

(5) Perubahan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan

Bupati.

Pasal 16

(1) Perhitungan tarif pajak reklame adalah sebagai berikut :

No

. Jenis Reklame

Nilai Sewa Reklame (NSR) (Rp) Ket.

Kawasan A Kawasan B Kawasan C

1. Reklame

Papan/Bilboard/Megatron :

a. memakai penerangan lampu

b. tidak memakai penerangan

lampu

40.000/m2/bln

20.000/m2/bln

30.000/m2/bln

15.000/m2/bln

20.000/m2/bln

10.000/m2/bln

Tarif

Pajak

adalah

25%

dari

Nilai

Sewa

Reklame

(NSR)

sesuai

Perda

Kabupa

ten

Sumba

Timur

Nomor

15

Tahun

2010

tentang

Pajak

Daerah

2. Reklame Kain (spanduk, umbul-

umbul)

20.000/m2/bln 15.000/m2/bln 10.000/m2/bln

3. Reklame Melekat (stiker) 10.000/100 lbr 7.500/100 lbr 5.000/100 lbr

4. Reklame Selebaran 10.000/100 lbr 7.500/100 lbr 5.000/100 lbr

5. Reklame Perjalanan/Kendaraan

a.

b.

15.000/hari

10.000/hari

10.000/hari

7.500/hari

7.500/hari

5.000/hari

6. Reklame Suara :

a. memakai alat pengeras

suara

b. tidak memakai alat

pengeras suara

10.000/hari

7.500/hari

7.500/hari

5.000/hari

5.000/hari

4.000/hari

7. Reklame Udara - - -

8. Reklame Fil/Slide - - -

9. Reklame

Peragaan/Demonstrasi :

a. memakai alat pengeras

suara

b. tidak memakai alat

pengeras suara

30.000/hari

15.000/hari

25.000/hari

10.000/hari

20.000/hari

5.000/hari

(2) Tarif dan jenis pajak reklame bukan billboard sebagaimana dimaksud apada ayat (1) dapat

diubah sesuai dengan perubahan yang ada di masyarakat dan teknologi advertising serta

kebutuhan pemerintah daerah.

Page 11: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

Paragraf Ketiga

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

Pasal 17

(1) Perhitungan tarif pajak mineral bukan logam dan batuan adalah sebagai berikut :

No. Jenis Material Harga Pasar

Rp/m3

Tarif Pajak Ket.

Rp/ton Rp/m3

1. Pasir Kwarsa 40.000 8.000 10.000 Tarif Pajak

adalah 25%

dari Harga

Pasaran sesuai

Perda

Kabupaten

Sumba Timur

Nomor 15

Tahun 2010

tentang Pajak

Daerah.

2. Batu Apung 30.000 7.500

3. Tras 12.500 3.125

4. Marmer 70.000 17.500

5. Batu Kapur/Tanah Putih 25.000 6.250

6. Batu Karang/Andesit 30.000 7.500

7. Granit :

- Batu Kali/Batu Gunung/

Gelondong

- Batu Pecah/Kerikil Pecah :

• 5 - 7

• 3 - 5

• 2 - 3

• 1 - 2

- Batu Bolk

30.000

55.000

70.000

80.000

90.000

75.000

7.500

13.750

17.500

20.000

22.500

18.750

8. Tanah Liat :

- tanah liat tahan api

- tanah liat (clay ball)

- tanah liat bahan bangunan

(batu bata/genteng)

35.000

35.000

25.000

8.750

8.750

6.250

9. Tanah Urug 15.000 3.750

10. Pasir :

- Urug

- Pasang

35.000

35.000

8.750

8.750

11. Kerikil 40.000 10.000

12. Sirtu 30.000 7.500

13. Kapur 30.000 7.500

14. Batu Hias 200/Kg 50/Kg

(2) Penentuan klasifikasi jumlah dan berat bahan mineral diatur sebagai berikut :

1. Pasir/Kerikil/Sirtu : 1 m3 : 1,5 ton

2. Batu Kali/Batu Gunung/Batu Karang : 1 m3 : 2 ton

3. Batu Kapur/Tanah Putih : 1 m3 : 1,5 ton

4. Tanah Liat/Urug : 1 m3 : 2 ton

5. Tras : 1 m3 : 1,5 ton

6. Marmer : 1 m3 : 1,5 ton

7. Batu Bolk : 1 m3 : 2 ton

8. Batu Hias : 1 m3 : 2 ton

Bagian Ketiga

Pembayaran

Pasal 18

(1) Pembayaran pajak terutang harus dilakukan sekaligus dan lunas di Kas Umum Daerah melalui

Bendahara Penerimaan DPPKAD atau tempat lain yang ditunjuk, paling lambat 15 (lima belas)

hari setelah berakhirnya masa pajak, dengan menggunakan SSPD.

Page 12: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

(2) Apabila batas waktu pembayaran jatuh pada hari libur, maka batas waktu pembayaran jatuh

tempo pada 1 (satu) hari kerja berikutnya.

(3) Apabila pembayaran masa pajak terutang dilakukan setelah jatuh tempo pembayaran

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi administrasi berupa bunga

keterlambatan sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua

puluh empat) bulan, dan ditagih dengan STPD.

Pasal 19

(1) Pajak terutang dalam SKPDKB, SKPDKBT, dan STPD wajib dilunasi dalam jangka waktu paling

lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterbitkan.

(2) Pajak terutang dalam SKPDKB, SKPDKBT, dan STPD yang tidak atau kurang dibayar setelah

jatuh tempo pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi

administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen).

Pasal 20

Terhadap usaha yang dilakukan atas nama atau tanggungan beberapa orang atau badan, maka

orang atau badan masing-masing anggota atau masing-masing pengurus badan dianggap sebagai

Wajib Pajak dan bertanggung jawab renteng atas pembayaran pajaknya.

Pasal 21

(1) Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk atas permohonan wajib pajak setelah memenuhi

persyaratan yang ditentukan, dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur atau

menunda pembayaran pajak yang terutang dalam SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, dengan

dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen).

(2) Tata cara pembayaran angsuran dan penundaan pembayaran pajak terutang dilakukan

sebagai berikut :

a. Wajib pajak yang akan melakukan pembayaran secara angsuran maupun menunda

pembayaran pajak, harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Dinas

dengan disertai alasan yang jelas dan melampirkan fotokopi SKPDKB, SKPDKBT atau STPD

yang diajukan permohonannya;

b. Permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a, sudah harus diterima paling lama 7

(tujuh) hari sebelum jatuh tempo pembayaran yang ditentukan;

c. Permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a, harus dilampiri dengan rincian utang

pajak untuk masa pajak atau tahun pajak yang bersangkutan disertai alasan-alasan yang

mendukung diajukannya permohonan;

d. Permohonan pembayaran angsuran maupun penundaan pembayaran yang telah

disetujui dituangkan dalam Surat Keputusan, baik Surat Keputusan pembayaran secara

angsuran maupun penundaan pembayaran, yang baru dikeluarkan setelah terlebih

dahulu mendapat telaahan dari DPPKAD;

e. Persetujuan terhadap angsuran pajak sebagaimana dimaksud pada huruf d dinyatakan

lebih lanjut dalam Surat Perjanjian;

f. Pembayaran angsuran diberikan paling lama untuk 5 (lima) kali angsuran dalam jangka

waktu 5 (lima) bulan terhitung sejak tanggal Surat keputusan angsuran, kecuali

ditetapkan lain berdasarkan alasan Wajib Pajak yang dapat diterima;

g. Pemberian angsuran tidak menunda kewajiban wajib pajak untuk melaksanakan

pembayaran pajak terutang dalam masa pajak berjalan;

h. Penundaan pembayaran diberikan paling lama 4 (empat) bulan terhitung mulai tanggal

jatuh tempo pembayaran yang termuat dalam SKPDKB, SKPDKBT dan STPD, kecuali

ditetapkan lain oleh Kepala Dinas berdasarkan alasan Wajib Pajak yang dapat diterima;

i. Pembayaran angsuran atau penundaan pembayaran dikenakan bunga sebesar 2% (dua

persen) sebulan;

Page 13: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

j. Perhitungan untuk pembayaran angsuran adalah sebagai berikut :

1. perhitungan sanksi bunga dikenakan hanya terhadap jumlah sisa angsuran;

2. jumlah sisa angsuran adalah hasil pengurangan antara besarnya sisa pajak yang

belum atau akan diangsur dengan pokok pajak angsuran;

3. pokok pajak angsuran adalah hasil pembagian antara jumlah pajak terutang yang

akan diangsur, dengan jumlah bulan angsuran;

4. bunga adalah hasil perkalian antara jumlah sisa angsuran dengan bunga sebesar 2%

(dua persen); dan

5. besarnya jumlah yang harus dibayar tiap bulan angsuran adalah pokok pajak

angsuran ditambah dengan bunga sebesar 2% (dua persen).

k. Terhadap jumlah angsuran yang harus dibayar tiap bulan tidak dapat dibayar dengan

angsuran lagi, tetapi harus dilunasi tiap bulan;

l. Perhitungan untuk penundaan pembayaran adalah sebagai berikut :

1. perhitungan bunga dikenakan terhadap seluruh jumlah pajak terutang yang akan

ditunda, yaitu hasil perkalian antara bunga 2% (persen) dengan jumnlah bulan yang

ditunda, dikalikan dengan seluruh jumlah utang pajak yang akan ditunda;

2. besarnya jumlah yang harus dibayar adalah seluruh jumlah utang pajak yang ditunda,

ditambah dengan jumlah bunga 2% (dua persen) sebulan; dan

3. penundaan pembayaran harus dilunasi sekaligus paling lambat pada saat jatuh

tempo penundaan yang telah ditentukan dan tidak dapat diangsur.

m. Terhadap wajib pajak yang telah mengajukan permohonan pembayaran secara

angsuran, tidak dapat mengajukan permohonan pembayaran untuk surat ketetapan

pajak yang sama.

Pasal 22

Penyampaian SSPD kepada DPPKAD dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak

tanggal pembayaran.

Pasal 23

Bentuk SKPD, SSPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN, dan SKPDLB sebagaimana tercantum dalam

lampiran I Peraturan Bupati ini.

Pasal 24

(1) SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN, surat keputusan keberatan, dan putusan banding yang

menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak

dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

(2) Pajak yang terutang berdasarkan SSPD, SKPDKB, SKPDKBT, surat keputusan pembetulan, surat

keputusan keberatan, dan putusan banding yang tidak atau kurang dibayar oleh wajib pajak

pada waktunya dapat ditagih dengan surat paksa.

(3) Kepala Dinas atas permohonan wajib pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan

dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur atau menunda

pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.

Pasal 25

(1) Penagihan pajak dilakukan terhadap pajak yang terutang dalam SKPDKB, SKPDKBT, STPD,

Surat keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan putusan banding yang tidak

atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran.

(2) Tahapan pelaksanaan penagihan pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh

tempo pembayaran, diataur sebagai berikut :

a. Kepala Dinas atau pajabat yang ditunjuk menerbitkan dan menyampaikan surat teguran

atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis kepada Wajib Pajak dalam waktu

sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari setelah berakhirnya tanggal jatuh tempo pembayaran

Page 14: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

yang tercantum dalam Surat Ketetapan pajak, Surat Pembetulan, Surat Keputusan

Keberatan, dan putusan banding dengan meminta tanda penerimaan surat teguran;

b. Kepala Dinas selaku Pejabat menerbitkan surat paksa dan pemberitahuan surat paksa

tersebut dilakukan oleh Jurusita Pajak kepada wajib pajak atau Penanggung pajak dalam

waktu paling singkat 21 (dua puluh satu) hari setelah surat teguran diterima wajib pajak

dengan membuat Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa;

c. Kepala Dinas selaku Pejabat, menerbitkan surat perintah melaksanakan penyitaan dan

pelaksanaan penyitaan atas barang-barang milik wajib pajak tersebut dilakukan oleh

Jurusita Pajak dalam waktu paling singkat 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam setelah

pelaksanaan/pemberitahuan surat paksa dengan membuat Berita Acara Pelaksanaan

Penyitaan;

d. Kepala Dinas selaku Pejabat menerbitkan surat pencabutan sita dan disampaikan kepada

wajib pajak melalui Jurusita Pajak, apabila :

1. Wajib pajak atau penanggung pajak telah melunasi utang pajak dan biaya pangihan

pajak;

2. berdasarkan putusan pengadilan atau putusan pengadilan pajak; dan

3. ditetapkan lain dengan keputusan Bupati.

e. Kepala Dinas atau pajabat yang ditunjuknya dalam waktu paling lama 14 (empat belas)

hari setelah pelaksanaan penyitaan melaksanakan pengumuman penjualan secara lelang

atas barang-barang milik wajib pajak yang telah disita melalui media massa;

f. Kepala Dinas menerbitkan Surat pemberitahuan kesempatan terakhir untuk melunasi

utang pajak dan biaya penagihan pajak dan menyampaikannya kepada wajib pajak

melalui Jurusita Pajak diantara waktu sebagaimana dimaksud pada huruf g;

g. Kepala Dinas selaku Pejabat melaksanakan penjualan secara lelang atas barang-barang

milik wajib pajak, bertempat di Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) dalam

waktu paling singkat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman lelang; dan

h. Lelang tidak dilaksanakan apabila wajib pajak telah melunasi utang pajak dan biaya

penagihan pajak atau berdasarkan putusan pengadilan atau putusan pengadilan pajak

atau objek lelang musnah.

(3) Ketentuan mengenai pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b sampai dengan huruf h, diatur sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(4) Pengajuan keberatan oleh wajib pajak tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan

penagihan pajak dengan Surat paksa.

(5) Pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa tidak mengakibatkan penundaan hak wajib

pajak mengajukan keberatan pajak dan mengajukan pembetulan, pembatalan, pengurangan

ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi.

Pasal 26

Penagihan pajak dapat dilakukan seketika dan sekaligus tanpa menunggu jatuh tempo pembayaran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), apabila :

a. Wajib pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu;

b. Wajib pajak memindahkan barang yang dimiliki atau dikuasai dalam rangka menghentikan

atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau pekerjaan yang dilakukan di Indonesia;

c. Terdapat tanda-tanda bahwa wajib pajak akan membubarkan badan usahanya, atau

menggabungkan usahanya, atau memekarkan usahanya, atau memindahtangankan

perusahaannya yang dimiliki atau dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya;

dan

d. Terjadi penyitaan atas barang wajib pajak oleh pihak ketiga, atau terdapat tanda-tanda

kepailitan.

Page 15: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

BAB VI

KEBERATAN DAN BANDING

Pasal 27

(1) Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Dinas atas suatu :

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT;

c. SKPDLB; dan

d. SKPDN.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang

jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat,

tanggal pemotongan atau pemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali jika wajib

pajak dapat menunjukkan dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi

karena keadaan di luar kekuasannya.

(4) Keberatan dapat dilakukan apabila wajib pajak telah membayar paling sedikit sejumlah yang

telah disetujui wajib pajak.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),

ayat (3), dan ayat (4) tidak dianggap sebagai surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan.

(6) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh Kepala Dinas atau tanda pengiriman

surat keberatan melalui surat pos tercatat sebagai tanda bukti penerimaan surat keberatan.

Pasal 28

(1) Kepala Dinas dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat

keberatan diterima harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Kepala Dinas atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,

menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Dinas tidak

memberi suatu keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

Pasal 29

(1) Wajib pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada Pengadilan Pajak terhadap

keputusan mengenai keberatan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

(2) Permohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dalam

bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan

diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan tersebut.

(3) Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar pajak sampai dengan 1

(satu) bulan sejak tanggal penerbitan putusan banding.

Pasal 30

(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya,

kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua

persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai

dengan diterbitkannya SKPDLB.

(3) Dalam hal keberatan wajib pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib pajak dikenai sanksi

administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan

keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan

keberatan.

(4) Dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan banding, sanksi administratif sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib pajak dikenai sanksi

administratif berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan

Page 16: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

putusan banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum

mengajukan keberatan.

BAB VII

PENGURANGAN DAN KERINGANAN PAJAK

Pasal 31

(1) Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1), Bupati atau pejabat yang

ditunjuk dalam hal ini Kepala Dinas dapat memberikan pengurangan Pajak Daerah setinggi-

tingginya 75% (tujuh puluh lima persen) dari pokok pajak terutang.

(2) Pemberian pengurangan Pajak Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

berdasarkan alasan yang benar-benar dapat diterima.

Pasal 32

(1) Kepala Dinas, paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya surat permohonan harus

memberikan keputusan atas permohonan pengurangan pajak.

(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa mengabulkan sebagian atau

mengabulkan seluruhnya atau menolak.

(3) Apabila dalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Kepala Dinas

tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengurangan Pajak yang diajukan dianggap

dikabulkan dan Kepala Dinas harus menerbitkan keputusan sesuai dengan permohonan

Wajib Pajak dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung jangka waktu dimaksud

berakhir.

(4) Bentuk surat keputusan pengurangan pajak daerah dan surat teguran adalah sebagaimana

tersebut pada lampiran II Peraturan Bupati ini.

BAB VIII

TATA CARA PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN

DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA WAJIB PAJAK

Pasal 33

(1) Atas permohonan wajib pajak atau karena jabatannya, Kepala Dinas dapat membetulkan

SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN, SKPDLB, atau STPD yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan

tulis dan/atau kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

(2) Permohonan Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

a. setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk 1 (satu) surat keputusan atau surat

ketetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

b. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia disertai alasan yang mendukung

permohonannya;

c. diajukan kepada Kepala Dinas; dan

d. surat permohonan ditandatangani oleh wajib pajak/kuasanya.

(3) Dalam hal tidak ada permohonan oleh wajib pajak tetapi diketahui oleh Kepala Dinas telah

terjadi kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu

dalam SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN, SKPDLB, atau STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang

diterbitkannya, maka Kepala Dinas harus menerbitkan surat keputusan pembetulan secara

jabatan.

(4) Kepala Dinas harus memberi keputusan atas permohonan pembetulan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat permohonan

pembetulan diterima.

(5) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terlampaui, tetapi Kepala Dinas

tidak memberi suatu keputusan, permohonan pembetulan dianggap dikabulkan, dan Kepala

Page 17: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

Dinas wajib menerbitkan surat keputusan pembetulan sesuai dengan permohonan Wajib Pajak

paling lama 1 (satu) bulan.

(6) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat berupa menambahkan, mengurangkan

atau menghapuskan jumlah pajak yang terutang, atau sanksi administrasi, memperbaiki

kesalahan dan kekeliruan lainnya, atau menolak permohonan wajib pajak.

Pasal 34

(1) Kepala Dinas karena jabatan dapat :

a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan

kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah,

dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan wajib pajak atau bukan karena

kesalahannya;

b. mengurangkan atau membatalkan SSPD, SKPDKB, SKPDKBT atau SKPDN atau SKPDLB yang

tidak benar;

c. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau diterbitkan

tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan; dan

d. mengurangkan ketetapan pajak yang terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan

membayar wajib pajak atau kondisi tertentu objek pajak.

(2) Bentuk Surat Keputusan Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan, dan Penghapusan

Sanksi Administratif kepada wajib adalah sebagaimana ditetapkan dalam lampiran III Peraturan

Bupati ini.

BAB IX

TATA CARA PENELITIAN DAN PEMERIKSAAN

Bagian Kesatu

Tata Cara Penelitian

Pasal 35

(1) Kepala Dinas melakukan penelitian SSPD yang telah dibayar yang disampaikan oleh wajib pajak

atau kuasanya untuk keperluan penelitian SSPD.

(2) Dalam hal SSPD Nihil, penelitian SSPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah

SSPD ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya.

Pasal 36

(1) Penelitian sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (1) dapat dilanjutkan dengan penelitian

lapangan SSPD apabila diperlukan.

(2) Hasil penelitian lapangan SSPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam laporan

hasil penelitian lapangan SSPD dengan menggunakan formulir sebagaimana tercantum dalam

lampiran IV Peraturan Bupati ini.

(3) Apabila berdasarkan hasil penelitian SSPD dan/atau penelitian lapangan SSPD ternyata pajak

yang telah dibayar oleh wajib pajak lebih kecil dari pajak yang seharusnya dibayar, maka wajib

pajak diminta untuk melunasi kekurangan tersebut.

(4) SSPD atau bukti pelunasan yang telah diteliti, distempel dengan bentuk stempel sebagaimana

tercantum dalam lampiran V Peraturan Bupati ini.

Pasal 37

Terhadap SSPD yang telah diteliti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 masih dapat diterbitkan :

a. SKPDKB apabila berdasarkan pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak terutang

kurang dibayar;

b. SKPDKBT apabila ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang

menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah diterbitkan SKPDKB; dan

c. STPD apabila pajak yang terutang tidak dibayar, atau wajib pajak dikenakan sanksi administrasi

berupa denda dan/atau bunga.

Page 18: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

Bagian Kedua

Tata Cara Pemeriksaan

Pasal 38

(1) Kepala Dinas berwenang melakukan pemeriksaan kepatuhan pemenuhan kewajiban

perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan

daerah.

(2) Wajib Pajak atau pihak-pihak yang terkait yang diperiksa wajib :

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang dasarnya dan

dokumen lain yang berhubungan dengan objek pajak;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan

memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau

c. memberikan keterangan yang diperlukan.

(3) Pemeriksaan sederhana kantor dilakukan dengan membandingkan laporan wajib pajak dengan

basis data yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah sehingga nantinya dapat diterbitkan SKPDKB,

SKDLB, dan SKPDN.

(4) Apabila ada perbedaan yang signifikan pada objek pajak antara yang dilaporkan dengan basis

data pajak yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah, maka dilakukan pemeriksaan sederhana

lapangan.

BAB X

TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 39

(1) Atas kelebihan pembayaran pajak, wajib pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian

kelebihan pembayaran kepada Kepala Dinas.

(2) Kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi apabila :

a. pajak yang dibayar ternyata lebih besar dari yang seharusnya terutang; atau

b. dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.

(3) Kepala Dinas dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak diterimanya

permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), harus memberikan keputusan.

(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Kepala Dinas

tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran pajak dianggap

dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(5) Apabila wajib pajak mempunyai utang pajak lainnya, kelebihan pembayaran pajak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu

utang pajak tersebut.

(6) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB.

(7) Jika pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Kepala

Dinas memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan

pembayaran kelebihan pembayaran Pajak.

Pasal 40

(1) Dalam hal wajib pajak tidak mempunyai utang pajak maka pengembalian pajak dilakukan

dengan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas kelebihan pajak.

(2) SP2D pajak dibebankan pada mata anggaran pengembalian pendapatan pajak dengan koreksi

pendapatan pada tahun anggaran berjalan.

Page 19: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

BAB XI

PELAKSANAAN, PEMBERDAYAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 41

(1) Pelaksanaan, pemberdayaan, pengawasan dan pengendalian Peraturan Bupati ini ditugaskan

kepada DPPKAD.

(2) Dalam melaksanakan tugas, DPPKAD dapat bekerja sama dengan perangkat daerah atau

lembaga lain yang terkait.

BAB XII

INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK

Pasal 42

(1) DPPKAD selaku pelaksana dan penunjang pemungut pajak daerah dapat diberi Insentif apabila

telah mencapai target kinerja yang ditentukan.

(2) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk peningkatan :

a. kinerja DPPKAD;

b. semangat kerja bagi pajabat atau pegawai;

c. pendapatan Daerah; dan

d. pelayanan kepada masyarakat.

(3) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan setiap triwulan pada awal

triwulan berikutnya.

(4) Dalam hal target kinerja suatu triwulan tidak tercapai, insentif untuk triwulan tersebut

dibayarkan pada awal triwulan berikutnya yang telah mencapai target kinerja triwulan yang

ditentukan.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 43

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan

penempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sumba Timur.

Ditetapkan di Waingapu

pada tanggal, 24 Pebruari 2012

BUPATI SUMBA TIMUR,

GIDION MBILIJORA

Diundangkan di Waingapu

pada tanggal, 24 Pebruari 2012

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN SUMBA TIMUR,

UMBU HAMAKONDA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN 2012 NOMOR 7

Page 20: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR

NOMOR 3 TAHUN 2012

TENTANG

TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH

I. UMUM

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, maka beberapa jenis Pajak yang sebelumnya menjadi pajak provinsi menjadi

kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Dalam rangka mengoptimalkan penerimaan daerah yang bersumber dari pajak daerah

guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan perlu dikelola dan

dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Pengenaan beberapa Pajak Daerah agar dapat memenuhi asas-asas keadilan, kepastian

hukum, legalitas dan sistem administrasi perpajakan yang memudahkan wajib pajak dalam

membayar pajak, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumba

Timur tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Page 21: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas.

Page 22: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

TAMBAHAN BERITA DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR NOMOR 425

Page 23: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

Lampiran I : Peraturan Bupati Sumba Timur

Nomor : Tahun 2012

Tanggal :

BENTUK SKPD, SSPD, SKPDKBT, SKPDN DAN SKPDLB

A. Bentuk Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)

MASA :

TAHUN :

NAMA :

ALAMAT :

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH (NPWPD) :

TANGGAL JATUH TEMPO :

Jumlah Ketetapan Pokok Pajak

Jumlah Sanksi : a. Bunga

b. Kenaikan

Jumlah Keseluruhan

Dengan huruf :

PERHATIAN :

1. Harap penyetoran dilakukan pada Bank/bendahara Penerimaan .........................................................................................

dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD).

2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah SKPD ini diterima atau

(tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan.

NO. URUT

TANDA TERIMA .................

NAMA : ........................................................

ALAMAT : ........................................................

NPWPD : ........................................................

Lembar ke 1 untuk Wajib Pajak Daerah Lembar ke 3 untuk Bidang Pendapatan

Lembar ke 2 untuk Bendahara Penerimaan Lembar ke 4 untuk Pembukuan

SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH

(SKPD)

NO. URUT

.............

NO. KODE REKENING URAIAN AJAK DAERAH JUMLAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN

KEUANGAN DAN ASET DAERAH

(DPPKAD)

NIP. ..........................................................................

Yang menerima,

....................................................................

Jln. Jend. Soeharto No. 42 - WAINGAPU

.....................................................................

Waingapu, ..............................................................

An. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah (DPPKAD)

Kabupaten Sumba Timur,

Kepala Bidang Pendapatan,

..................................................................................

Page 24: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

B. Bentuk Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) :

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN Bulan : ..........................................................

DAN ASET DAERAH (DPPKAD) Tahun : ..........................................................

Jln. Jend. Soeharto No. 42 - WAINGAPU

Nama : .............................................................................................................................................

Alamat : ............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

NPWPD : ............................................................................................................................................

Menyetor berdasarkan : Surat Ketetapan Setoran Bulan No. ......................................................................................

Atau ....................................................................................................................................

No.

Rp.

Dengan huruf :

....................................................................

( .................................................................)

Kepada Yth, Raungan untuk tercap Kas Register/Tanda Tangan/Cap BKP/

Direktur Utama Bank NTT/Kepala Kantor Pos Giro, Pejabat Bank/Pejabat Kantor Pos dan Giro.

agar menerima penyetoran untuk keuntungan

Pemegang Rekening Kas Umum Daerah

.................................................................................

.................................................................................

SURAT SETORAN PAJAK DAERAH

JumlahRincianAyat

Jumlah

Penyetor,

Page 25: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

Potong disini

C. Bentuk Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) :

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Jln. Jend. Soeharto No. 42 - WAINGAPU

SURAT TAGIHAN PAJAK DAERAH

(STPD)

Kepada

Kepada Yth :.............................

.................................................

Di .............................................

Nomor :

Tanggal penerbitan :

Tanggal jatuh tempo :

I. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah,

telah dilakukan pemeriksaan pelaksanaan kewajiban Pajak Daerah terhadap :

Nama :

Alamat :

NOP :

II. Dari Pemeriksaan tersebut di atas, jumlah yang masih harus dibayar adalah sebagai berikut :

1. Pokok pajak yang harus dibayar Rp.................

2. Telah Dibayar tanggal ............... Rp.................

3. Pengurangan Rp.................

4. Jumlah yang dapat diperhitungkan (2+3) Rp.................

5. Kurang Dibayar (1-4) Rp.................

6. Sanksi administrasi bunga berupa (Pasal 64 Perda Pajak Daerah ) Rp.................

7. Jumlah yang harus dibayar (5+6) Rp.................

Dengan Huruf :

Waingapu,............................

An. Kepala Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Sumba Timur

Kepala Bidang Pendapatan,

(................................)

NIP.........................

*) coret yang tidak perlu

Nama Wajib Pajak :

Alamat :

NOP :

Nomor SPTPD :

Tanggal Penerbitan :

Diterima tanggal :……………..........

Oleh :

(……………………………..........……)

nama lengkap & tanda tangan

Page 26: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

D. Bentuk Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB)

Kepada

Yth. .............................................................

.............................................................

di -

.......................................................

Tanggal Penerbitan : ............................................. Tanggal Jatuh Tempo : ........................................

I. Berasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, telah dilakukan

pemeriksaan atau berdasarkan keterangan lain mengenai pelaksanaan kewajiban Pajak Daerah terhadap :

Nama : .........................................................................................................................

Alamat : .........................................................................................................................

NOP : .........................................................................................................................

II. Dari pemeriksaan tersebut diatas, jumlah yang masih harus dibayar adalah sebagai berikut :

1. Pajak yang seharusnya dibayar Rp.

2. Pajak yang telah dibayar Rp.

3. Diperhitungkan :

3.a. Pokok STPD Rp.

3.b. Pengurangan Rp.

3.c Jumlah (3.a. + 3.b.) Rp.

3.d. Dikurangi pokok SKPDLB Rp.

3.e. Jumlah (3.c. - 3.d.) Rp.

4. Jumlah yang dapat diperhitungkan (2 + 3.e.) Rp.

5. Pajak yang kurang dibayar (1 - 4) Rp.

6. Sanksi administrasi berupa bunga (Pasal 64 Perda Pajak Daerah)

bunga = ............ bulan x 2% x Rp. ..... (5)

7. Jumlah yang masih harus dibayar (5 + 6) Rp.

dengan huruf :

Waingapu, .....................................................

An. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Sumba Timur

Kepala Bidang Pendapatan,

( ............................................................ )

NIP. .......................................................

Nama Wajib Pajak : Diterima tanggal : ..................................

NOP : Oleh :

Nomor STPD :

Tanggal Penerbitan :

( ........................................................... )

nama lengkap & tanda tangan

Rp.

NO. URUT

.............

(DPPKAD)

Jln. Jend. Soeharto No. 42 - WAINGAPU

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KURANG BAYAR

KEUANGAN DAN ASET DAERAH (SKPDKB)

Page 27: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

E. Bentuk Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKTPKBT)

Kepada

Yth. .............................................................

.............................................................

di -

.......................................................

Tanggal Penerbitan : ............................................. Tanggal Jatuh Tempo : ........................................

I. Berasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, telah dilakukan

pemeriksaan atau berdasarkan keterangan lain mengenai pelaksanaan kewajiban Pajak Daerah terhadap :

Nama : .........................................................................................................................

Alamat : .........................................................................................................................

NOP : .........................................................................................................................

II. Dari pemeriksaan tersebut diatas, jumlah yang masih harus dibayar adalah sebagai berikut :

1. Pajak yang seharusnya dibayar Rp.

2. Pajak yang telah dibayar Rp.

3. Diperhitungkan :

3.a. Pokok STPD Rp.

3.b. Pokok SKPDKB

3.c. Pengurangan Rp.

3.d. Jumlah (3.a. + 3.b. + 3.c.)) Rp.

3.e. Dikurangi pokok SKPDLB Rp.

3.f. Jumlah (3.d. - 3.e.) Rp.

4. Jumlah yang dapat diperhitungkan (2 + 3.f.) Rp.

5. Pajak yang kurang dibayar (1 - 4) Rp.

6. Sanksi administrasi berupa bunga (Pasal 64 Perda Pajak Daerah)

bunga = ............ bulan x 2% x Rp. ..... (5)

7. Jumlah yang masih harus dibayar (5 + 6) Rp.

dengan huruf :

Waingapu, .....................................................

An. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Sumba Timur

Kepala Bidang Pendapatan,

( ............................................................ )

NIP. .......................................................

Nama Wajib Pajak : Diterima tanggal : ..................................

NOP : Oleh :

Nomor STPD :

Tanggal Penerbitan :

( ........................................................... )

nama lengkap & tanda tangan

Rp.

KEUANGAN DAN ASET DAERAH (SKPDKBT) .............

(DPPKAD)

Jln. Jend. Soeharto No. 42 - WAINGAPU

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KURANG BAYAR TAMBAHAN NO. URUT

BUPATI SUMBA TIMUR,

GIDION MBILIJORA

Page 28: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

Lampiran II : Peraturan Bupati Sumba Timur

Nomor : Tahun 2012

Tanggal :

BENTUK SKPPD DAN SURAT TEGURAN

A. Bentuk Surat Keputusan Pengurangan Pajak Daerah

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

NOMOR : ……

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

TENTANG

PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK DAERAH YANG TERUTANG

KEPALA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

Membaca : Surat permohonan pengurangan Pajak Daerah atas :

Nama : .......................................................................................................

Nomor : ..................................................... tanggal : ....................................

Menimbang : a. hasil pemeriksaan atas permohonan pengurangan Pajak Daerah yang terutang sebagaimana tertuang dalam

Berita Acara Pemeriksaan :

Nomor : ...................................................

Tanggal : ...................................................

b. bahwa terdapat/tidak terdapat *) cukup alasan untuk mengurangkan besarnya Pajak Daerah yang terutang

Mengingat : 1. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daera

2. Peraturan Bupati Sumba Timur Nomor ... Tahun 2011 tentang Pemberian Pengurangan Pajak Daerah

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

SUMBA TIMUR TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK DAERAH YANG TERUTANG.

PERTAMA : Mengabulkan seluruhnya/mengabulkan sebagian/menolak permohonan pengurangan Pajak Daerah yang

terutang kepada Wajib Pajak :

Nama Wajib Pajak : ...................................................................................................

Alamat Wajib Pajak : ...................................................................................................

NOP : ...................................................................................................

Letak Objek Pajak : ...................................................................................................

Desa/Kelurahan : ...................................................................................................

Kecamatan : ...................................................................................................

KEDUA : Sesuai dengan keputusan sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA, maka besarnya Pajak Daerah

yang seharusnya dibayar adalah sebagai berikut :

a. Pajak Terutang Rp. ...............................

b. Besarnya Pengurangan ( ...% x Rp. ........................ ) Rp. ............................. –

c. Jumlah Pajak yang seharusnya dibayar Rp. ...............................

(sebesar : ......................................................................................................................... )

KETIGA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan keputusan ini akan diperbaiki

sebagaimana mestinya.

KEEMPAT : a. Asli Keputusan ini disampaikan kepada Wajib Pajak.

b. Salinan Keputusan ini disimpan sebagai arsip Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Sumba Timur.

Ditetapkan di Waingapu

pada tanggal,

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Sumba Timur,

..............................................

NIP.

*) Coret yang tidak perlu

**) Diisi sesuai keperluan

Page 29: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

B. Bentuk Surat Teguran :

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Jln. Jend. Soeharto No. 42 – WAINGAPU

Kepada Yth,

Nama : ..............................................................................

NOP : ..............................................................................

Alamat : ..............................................................................

SURAT TEGURAN Nomor : ........................

Menurut Tata Usaha kami, hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan Pajak sebagai berikut :

Jenis Pajak Tahun Pajak NOP, nomor & tanggal STPD/

SKPDKB/SKPDKBT (*)

Tanggal Jatuh

Tempo

Pembayaran

Jumlah

Tunggakan Pajak

(Rp)

Jumlah

(*) Coret yang tidak perlu.

Dengan huruf : ...................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................

Untuk mencegah tindakan penagihan pajak dengan surat paksa berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Sumba Timur Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, maka diminta kepada Saudara agar melunasi

jumlah tunggakan pajak dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari.

Dalam hal Saudara telah melunasi tunggakan pajak tersebut diatas, mohon agar Saudara segera

melaporkan kepada kami.

BUPATI SUMBA TIMUR,

GIDION MBILIJORA

PERHATIAN

PAJAK HARUS DILUNASI DALAM WAKTU

21 (DUA PULUH SATU) HARI SETELAH

TANGGAL SURAT TEGURAN INI.

SESUDAH BATAS WAKTU TERSEBUT,

TINDAKAN AKAN DILANJUTKAN DENGAN

PENERBITAN SURAT PAKSA.

Waingapu, ............................................

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Sumba Timur,

..............................................................

NIP. ........................

Page 30: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

Lampiran III : Peraturan Bupati Sumba Timur

Nomor : Tahun 2012

Tanggal :

BENTUK SURAT KEPUTUSAN PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN

PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI KEPADA WAJIB PAJAK.

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

NOMOR : …………………

TENTANG

PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN/PENGHAPUSAN *) SANKSI ADMINISTRASI

BPHTB ATAS SKPDKB/SKPDKBT/STPD NOMOR …………. TANGGAL ………..

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sumba Timur

Membaca : surat permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan, penghapusan*) sanksi

administrasi Pajak Daerah yang diajukan Wajib Pajak/kuasa dari Wajib Pajak …….... nomor ....... tanggal

….. atas SKPDKB/SKPDKBT/STPD nomor ....... tanggal …………, berdasarkan tanda terima nomor ….......

tanggal ..........., perlu diterbitkan keputusan atas permohonan, pembetulan, pembatalan, pengurangan

ketetapan, penghapusan*) sanksi administrasi Pajak Daerah dimaksud;

Menimbang : bahwa berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dituangkan dalam Laporan Hasil Penelitian

pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan, penghapusan*) Sanksi Administrasi Pajak Daerah

nomor ........... tanggal .............. perlu menetapkan keputusan pembetulan, pembatalan, pengurangan

ketetapan, penghapusan *) sanksi administrasi Pajak Daerah atas permohonan pengurangan sanksi

administrasi dimaksud;

Mengingat : 1. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Timur Nomor 15 tahun 2010 tentang Pajak Daerah.

2. Peraturan Baupati Bantul Nomor …. Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah

Kabupaten Sumba Timur Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS TENTANG PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN,

PENGHAPUSAN*) SANKSI ADMINISTRASI PAJAK DAERAH.

KESATU : Mengabulkan sebagian/mengabulkan seluruhynya/menolak*) atas permohonan pembetulan,

pembatalan, pengurangan ketetapan, penghapusan *) sanksi administrasi Pajak Daerah :

a. Nama Wajib Pajak : ……………………………………………………………..

alamat : ……………………………………………………………..

b. SKPDKB/SKPDKABT/STPD*)

nomor : …………………………………………………………….

Tanggal : …………………………………………………………….

KEDUA : Penghitungan besarnya sanksi administrasi Pajak Daerah sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU

adalah sebagai berikut :

a. Sanksi administrasi : Rp ............................................

b. Besarnya pengurangan/penghapusan : Rp ............................................

( ..........% X Rp .......................................)

c. Sanksi administrasi setelah pengurangan/penghapusan : Rp.............................................

KETIGA : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Waingapu

pada tanggal, ......................

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Sumba Timur,

(..................................)

NIP. .........................

BUPATI SUMBA TIMUR,

GIDION MBILIJORA

Page 31: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

Lampiran IV : Peraturan Bupati Sumba Timur

Nomor : Tahun 2012

Tanggal :

BENTUK LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN DAN LAMPIRAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN PAJAK

DAERAH

A. Bentuk Laporan Hasil Penelitian Lapangan Pajak Daerah :

LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN SSPD

NOMOR : ..........................

TANGGAL : .........................

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. N a m a : .......................................................................................................

N I P : .......................................................................................................

Jabatan : .......................................................................................................

2. N a m a : .......................................................................................................

N I P : .......................................................................................................

Jabatan : .......................................................................................................

Berdasarkan Surat Tugas Kepala Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Nomor......... tanggal ............... telah mengadakan Penelitian Lapangan SSPD pada tanggal ................atas

SSPD yang disampaikan oleh Wajib Pajak :

Nama : .......................................................................................................

NPWP : .......................................................................................................

Alamat : .......................................................................................................

.......................................................................................................

yang tercatat dalam surat tanda terima Nomor : ......................................... terhadap Objek Pajak :

NOP : .......................................................................................................

Alamat : .......................................................................................................

.......................................................................................................

Berdasarkan penelitian lapangan tersebut diperoleh fakta (terlampir), sebagai bahan pertimbangan dalam

penelitian SSPD.

Penelitian ini dilakukan dengan sebenar-benarnya, mengingat Sumpah Jabatan.

Petugas Peneliti,

1.

.........................

NIP ...................

2.

.........................

NIP ..................

Mengetahui dan Mengesahkan

Kepala Dinas........................

Kepala Seksi

........................

......................... .........................

NIP ................... NIP ...................

*) Coret yang tidak perlu

Page 32: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

B. Bentuk Lampiran Hasil Penelitian Lapangan Pajak Daerah :

LAMPIRAN LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN SSPD

NOMOR : ..........................

TANGGAL : .........................

NO. URAIAN

1 TUJUAN PENELITIAN LAPANGAN SSPD

A. ...............................................................................................................................................

B. ...............................................................................................................................................

C. ...............................................................................................................................................

2 HASIL PENELITIAN

A. ................................................................................................................................................

B. ................................................................................................................................................

C. ................................................................................................................................................

3 KESIMPULAN / SARAN

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

PETUGAS PENELITI,

1.

.........................

NIP ...................

2.

.........................

NIP ...................

BUPATI SUMBA TIMUR,

GIDION MBILIJORA

Page 33: Perbup Sumba Timur ttg Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah … · Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu diatur tata cara pemungutan Pajak Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimban

Lampiran V : Peraturan Bupati Sumba Timur

Nomor : Tahun 2012

Tanggal :

BENTUK STEMPEL UNTUK PENELITIAN SSPD

Telah Diteliti :

NOP

Objek Pajak

Penghitungan Pajak

Penghitungan Pajak yang disetor

(Nomor Register) Paraf Peneliti

dan tanda tangan Kasi Penetapan

(tanggal)

Pelayanan SSPD tidak dipungut Biaya

BUPATI SUMBA TIMUR,

GIDION MBILIJORA

STEMPEL DINAS