percobaan 1modul praktek
TRANSCRIPT
PERCOBAAN 1
PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN
PEWARNA
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang gelombang
maksimum larutan sampel
Menggunakan kuvet sebagai tempat sampel dan blanko
Mengoperasikan alat spektroskopi UV-Vis cary 50 untuk menentukan panjang gelombang
maksimum suatu senyawa
B. PRINSIP PERCOBAAN
Penyerapan energi radiasi elektromagnetik dari sumber cahaya dengan energy tertentu
oleh molekul-molekul dalam larutan FeCl3 sehingga elektron-elektron dalam larutan FeCl3
mengalami eksitasi elektronik dan kemuadian elektron tersebut kembali ke keadaan dasar
dengan panjang gelombang tertentu yang ditangkap oleh detektor dan ditampilkan pada layar
komputer.
C. DASAR TEORI
Spektroskopi UV-Vis adalah salah satu teknik analisis spektroskopik yang
menggunakan radiasi elektromagnetik UV dekat (190-380 nm) dan sinar tampak 380-780 nm
dengan menggunakan instrumen spektrofotometer. Dari spektrum absorpsi dapat diketahui
panjang gelombang dengan absorbans maksimum dari suatu unsur atau senyawa. Pada
prinsipnya spektroskopi UV-Vis menggunakan cahaya sebagai tenaga yang mempengaruhi
substansi senyawa kimia sehingga menimbulkan cahaya.
Panjang gelombang lazim disajikan dalam satuan nm di mana 1 m = 10 -9 nm. Pada
table berikut ini ditampilkan klasifikasi sinar tampak beserta warna komplementernya (bila
dicampurkan jadi tidak berwarna).
Table 1. Klasifikasi sinar tampak dengan warna komplementernya
Panjang gelombang (nm) Warna Warna komplementer
400-435 Violet/ungu/lembayung Hijau kekuningan
435-480 Biru Kuning
480-490 Biru kehijauan Jingga
490-500 Hijau kebiruan Merah
500-560 Hijau Ungu kebiruan
560-580 Hijau kekuningan Ungu
580-610 Jingga Biru kehijauan
610-680 Merah Hijau kebiruan
680-800 Ungu kemerah-merahan Hijau (Sitorus M, 2009: 7).
Ada dua aspek yang dapat di ukur dengan alat spektroskopi UV-Vis yaitu aspek
kualitatif dan kuantitatif spektroskopi UV-Vis:
1. Aspek Kualitatif
Secara kualitatif, spektroskopi UV-Vis dapat menentukan panjang gelombang maksimal,
intensitas, efek pH dan pelarut.
2. Aspek Kuantitatif
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan dan intensitas sinar
radiasi yang diteruskan diukur besarnya radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan
membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika
tidak ada spesies penyerap
Jika suatu molekul bergerak dari suatu tingkat energy tinggi ke tingkat energy rendah
maka beberapa energy akan dilepaskan. Energy ini dapat hilang sebagai radiasi yang dapat
dikatakan telah terjadi emisi radiasi. Jika satu molekul dikenai suatu radiasi elektromagnetik
pada frekuensi yang sesuai sehingga molekul energi tersebut ditingkatkan ke level yang lebih
tinggi, maka terjadi peristiwa penyerapan (absorbsi) energi oleh molekul. Supaya terjadi
absorbsi, perbedaan energi antara dua tingkat energi harus setara dengan energi foton yang
diserap (Sastrohamidjojo, 1991: 11).
Ada tiga macam proses penyerapan energy ultraviolet dan sinar tampak, yaitu:
a. Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan
b. Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks
c. Penyerapan oleh perpindahan muatan
Pengukuran absorbansi atau transmitansi dalam spektroskopi ultraviolet dan daerah
sinar tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif spesies kimia. Absorbansi ini
berlangsung dalam dua tahap, pertama, yaitu transisi atau eksitasi electron M+hv=M*. tahap
kedua adalah relaksasi M* menjadi spesies baru dengan reaksi fotokimia. Absorbsi dalam
daerah ultraviolet dan daerah tampak menyebabkan eksitasi electron ikatan. Puncak absorpsi
(λmaks) dapat dihubungkan dengan jenis-jenis ikatan yang ada dalam spesies. Spektroskopi
absorbsi berguna untuk mengkarakterisasi gugus fungsi dalam suatu molekul dan untuk
analisa kuantitatif. Spesies yang mengabsorbsi dapat melakukan transisi yang meliputi:
Electron (e), pi (π), sigma (σ), non bonding (n)
Jenis transisi ini terjadi pada molekul-molekul organik dan sebagian kecil anion
anorganik. Molekul tersebut mengabsorpsi radiasi elektromagnetik karena adanya electron
valensi, yang akan tereksitasi ke tingkat energy yang lebih tinggi. Absorbsi terjadi dalam
daerah UV vakum (< 185 nm) sedangkan kromofor dengan energy eksitasi yang rendah
mempunyai daerah absorbsi di atas 180 nm. Electron dari molekul organic yang
mengabsorbsi meliputi electron yang digunakan pada ikatan antar atom-atom dan elektron
nonbonding atau elektron tidak berpasangan yang pada umumnya terlokalisasi. Transisi
elektronik pada tingkat-tingkat energy terjadi dengan mengabsorbsi radiasi sehingga
menyebabkan transisi σ------ σ*, n------ σ, n-----π, dan π----- π*.
Absorbsi yang melibatkan electron-elektron orbital d dan f
Unsur-unsur blok d mengabsorbsi pada daerah UV dan daerah sinar tampak. Terjadinya
transisi logam golongan f disebabkan karena electron-elektron pada orbital f.
Transfer muatan electron
Komponen yang diabsorpsi harus terdiri dari elektron donor dan elektron akseptor
sehingga transfer elektron dapat terjadi dan menghasilkan absorbsi radiasi (Krisnandi IH,
2002 : 23) .
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk absorbsi sinar tampak adalah larutan harus berwarna.Spektroskopi UV-Vis digunakan untuk cairan berwarna (Widyaningsih dan Faiqoh, 2009). Bagian-bagian dari alat spektroskopi UV-Vis adalah:
- sumber cahaya
Sumber energy cahaya yang biasa untuk daerah tampak dari spectrum itu maupun
daerah ultraviolet dekat dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat ranbut
terbuat dari wolfram. Pada kondisi operasi biasa, keluaran lampu wolfram ini memadai dari
sekitar 235 atau 350 nm ke sekitar 3 µm. energy yang dipancarkan olah kawat yang
dipanaskan itu beraneka ragam menurut panjang gelombangnya.
- Monokromator
Ini adalah piranti optis untuk memencilkan suatu berkas radiasi dari sumber
berkesinambungan, berkas mana mempunyai kemurnian spectral yang tinggi dengan panjang
gelombang yang diinginkan. Radiasi dari sumber difokuskan ke celah masuk, kemudian
disejajarkan oleh sebuah lensa atau cermin sehingga suatu berkas sejajar jatuh ke unsure
pendispersi, yang berupa prisma atau suatu kisi difraksi..
- Kuvet
Merupakan wadah sampel. Kuvet yang baik untuk spektroskopi UV-Vis yang terbuat
dari kuarsa, yang dapat melewatkan radiasi daerah ultraviolet ( < 350 nm). Kuvet yang baik
tegak lurus terhadap arah sinar untuk meminimalkan pengaruh pantulan radiasi. kuvet harus
memenuhi syarat-syarat diantaranya adalah tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan
semua cahaya, permukaannya secara optis harus benar-benar sejajar, harus tahan (tidak
bereaksi) terhadap bahan-bahan kimia, tidak boleh rapuh dan mempunyai bentuk yang
sederhana. Pada pengukuran di daerah UV, dipakai kuvet kuarsa, sedangkan kuvet dari kaca
tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Sedangkan pengukuran di daerah
sinar tampak (visible), dapat digunakan semua jenis kuvet (Krisnandi IH, 2002: 35).
- Detector
Detector berfungsi untuk menangkap sinar yang merupakan sinar terusan dari larutan
sampel. Di dalam amplifier sinar tersebut diubah menjadi signal listrik. Prinsipnya mengubah
energy foton diluar yang jatuh mengenai sampel dan mengubah energy tersebut menjadi
besaran yang dapat diukur (Anonim, 2011).
D. METODOLOGI PERCOBAAN
1) Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah:
2 buah tabung reaksi
gelas ukur 10 ml
rak tabung reaksi
beaker glass 50 ml
kuvet
spektroskopi UV-Vis cary 50
Bahan yang digunakan adalah:
larutan FeCl3
kertas tissue
air akuades
DAFTAR PUSTAKA
Widyaningsih E dan Faiqoh CE. 2009. Spektroskopi UV-Vis. Online.File:///H:/TUGAS% 20
SPEKTRO/UV/spektroskopi-uv-vis.html (diakses 6 Mei 2011)
Anonim. 2011. Spektofotometri. Online. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_
analisis/spektrofotometri/ (diakses 6 Mei 2011)
Sastroamidjojo H. 1991. Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty. Hlm 11.
Sitorus M. 2009.Spektroskopi Eludasi Struktur Molekul Organik.Yogyakarta:Graha Ilmu. Hlm 7.
Krisnandi IH. 2002. Pengantar Analisis Instrumental. Bogor: Sekolah Menengah Analisis Kimia
Bogor. Hlm 23 dan 35.
PERCOBAAN IA . J u d u l : P e n g e n a l a n A l a t S p e k t r o f o t o m e t e r , c a r a m e n g o p e r a s i k a n , matchingkuvet dan pembuatan spectrum serapanB.Tujuan: Menegetahui komponen utama spektrofotometer, caramengoperasikan, cara melakukan matching kuvet, dan membuatspektrum serapanC . D a s a r T e o r iKomponen utama spektrofotometer prinsipnya dapat digambarkan sepertidiagram blok sebagai berikut:
PobPS b S i n a r S i s t e m S e l / k u v e t D e t e k t o r R e a d O u t Monokromator Alat akan mengukur nilai P dan Po dan melalui sistem prosesor, akan diubahmenjadi besaran transmtan (T) dan absorbansi (A), yang memiliki rumusPo P T=
P PoT Alog.log=−=Sebelum dioperasikan, alat harus dikalibrasi dulu, yaitu dengan menentukan 0 %T dan 100% T (diikuti petunjuk pada alat)Pada pekerjaan analisis yang sesungguhnya, semestinya selalu diawalid e n g a n m e l a l k u k a n ” m a t c h i n g ” k u v e t y a n g m e m e p u n y a i t u j u a n u n t u k mengetahui apakah kuvet yang digunakan mempunyai diameter (nilai b) yangs a m a . H a l i n i p e r l u d i l a k u k a n , k a r e n a m e n u r u t h u k u m L a m b e r t -B e e r n i l a i A berbanding lurus dengan nilai b dan C (konsentrasi larutan). Setelah dilakukanm a t c i n g k u v e t , p e k e r j a a n d i l a n j u t k a n d e n g a n m e n g e t a h u i s p e k t r u m s e r a p a n larutan yang dianalisis. Dari spektrum serapan ini akan dapat diketahui panjanggelombang dimana zat akan melakukan penyerapan maksimum (λmaks).2
D . A l a t d a n B a h a n1 . A l a t - a l a t : - S p e k t r o f o t o m e t e r - P e r a l a t a n g e l a s l a i n n y a2 . B a h a n - b a h a n : - L a r u t a n C o C l2E . C a r a K e r j a1 K a l i b r a s iI k u t i p e t u n j u k a l a t u n t u k m e n g k a l i b r a s i 0 % T d a n 1 0 0 % T d e n g a n menggunakan akuades2 . M a t c h i n g K u v e ta .S i a p k a n 3 k u v e t b . S i a p k a n l a r u t a n C o C l2, akuades (blangko)c . A t u r p o s i s i 0 % T d a n 1 0 0 % T .
d . U k u r % T l a r u t a n C o C l2dengan mengunakan kuvet-kuvet yang disediakan .Tandai kuvet yang menghasilkan %T yang sama3 . M e m b u a t S p e k t r u m S e r a p a na . S i a p k a n 2 k u v e t ( h a s i l d a r i n o m o r 2 ) , s a t u k u v e t d i i s i s e b a g a i l a r u t a n blangko, sedangkan kuvet yang lain diisi larutan CoCl2b . U k u r % T l a r u t a n C o C l2mulai panjang gelombang 500-540 nmc .B u a t s p e k t r u m s e r a p a n n y a d i k e r t a s g r a f i k ( A V sλ) d a n t e n t u k a n panjang gelombangnyaF . D a t a P e n g a m a t a nTulislah data pengamatan anda di tempat yang telah disediakan1 . T u l i s k a n s e c a r a s i n g k a t c a r a k a l i b r a s i a l a t s p e k t r o f o t o m e t e r y a n g a n d a gunakan................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
2.Berapa cm ukuran kuvet yang anda peroleh? ............................3 . w a r n a l a r u t a n C o C l 2 : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Data absorbansi larutan CoCl2 sebagai fungsi panjang gelombangno λ A
123456
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum
phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu
alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun
kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi
dari konsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu berkas
yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya, sedangkan dalam
kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar. Dalam hubungan ini dapat
disebut juga spektrofotometri adsorpsi atomic (Harjadi, 1990).
Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu
dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi.
Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih
dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau
celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi
melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin
diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek
panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang
benar-benar terseleksi dapatdiperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma.
Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontiniu, monokromator,
sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan
absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 2002).
Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa dalam larutan
tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis senyawa yang ada, konsentrasi
dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam
larutan, makin banyak sinar yang diserap (Anonim, 2011).
Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu
dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi.
Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih
dapat lebih terseleksi dan ini ndiperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau
celah optis. Pada fotometer filter berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai
spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak
mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu
trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, pnjang gelombang
yang benar-benar terseleksi dapatdiperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti
prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk
mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding. Pengertian
spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada
interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat), sedangkan
pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk
gelombang elektromagnetik ( Eka, 2007 ).
Spektrometri molekular (baik kualitatif dan kuantitatif) bisa dilaksanakan di daerah
sinar tampak, sama halnya seperti di daerah yang sinar ultraviolet dan daerah sinar
inframerah. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual
dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel
diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda ( Mathias, 2005 ).
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara menentukan konsentras suatu zat
dalam larutan berdasarkan nilai absorbansi yang diukur dengan menggunakan
spektrofotometer.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu
senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya.
Spektrofotometri adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer.
Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu,
sementara fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorpsi. Istilah spektrofotometri berhubungan dengan pengukuran energi radiasi yang
diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi maupun pengukuran
panjang absorpsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu (Underwood, 1988).
Secara umum spektrofotometri dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a)Spektrofotometer ultraviolet
b) Spektrofotometer sinar tampak
c) Spektrofotometer infra merah
d) Spektrofotometer serapan atom
Spektrum elektromagnetik terdiri dari urutan gelombang dengan sifat-sifat yang
berbeda. Kawasan gelombang penting di dalam penelitian biokimia adalah ultra lembayung
(UV, 180-350 nm) dan tampak (VIS, 350-800 nm). Cahaya di dalam kawasan ini mempunyai
energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron valensi di dalam molekul tersebut (Harjadi,
1990).
Penyerapan sinar UV-Vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional atau gugus
kromofor yang mengandung elektron valensi dengan tingkat eksutasi rendah. Tiga jenis
elektron yang terlibat adalah sigma, phi, dan elektron bebas. Kromofor-kromofor organik
seperto karbonil, alkena, azo, nitrat, dan karboksil mampu menyerap sinar ultraviolet dan
sinar tampak. Panjang gelombang maksimumnya dapat berubah sesuai dengan pelarut yang
digunakan. Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas nseperti
hidroksil, metoksi, dan amina. Terkaitnya gugus kromofor akan mengakibatkan pergeseran
pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar dan disertai dengan peningkatan
intensitas. Ketika cahaya melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua adalah cahaya
discattering. Bila energi dari cahaya (foton) harus sesuai dengan perbedaan energi dasar dan
energi eksitasi dari molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran
absorbansi dalam spektrofotometer (sutopo, 2006).
Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari
sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya
cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang
kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Sastrohamidjojo, 1992)
Hasil pengukuran yang baik dari suatu parameter kuantitas kimia, dapat dilihat
berdasarkan tingkat presisi dan akurasi yang dihasilkan.Akurasi menunjukkan kedekatan nilai
hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Untuk menentukan tingkat akurasi perlu diketahui
nilai sebenarnya dari parameter yang diukur dan kemudian dapat diketahui seberapa besar
tingkat akurasinya. Presisi menunjukkan tingkat reliabilitas dari data yang diperoleh. Hal ini
dapat dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengukuran, presisi yang baik akan
memberikan standar deviasi yang kecil dan bias yang rendah. Jika diinginkan hasil
pengukuran yang valid, maka perlu dilakukan pengulangan, misalnya dalam penentuan nilai
konsentrasi suatu zat dalam larutan larutan dilakukan pengulangan sebanyak n kali. Ilmu
yang mempelajari interaksi radiasi dengan materi sedangkan spektrofotometri
adalahpengukuran kuantitatif dari intensitas radiasi elektromagnetik pada satu atau lebih
panjanggelombang dengan suatu transduser (detektor). Spektrofotometri adalah analisis
kuantitatif yang paling sering digunakan karena mempunyai sensitivitas yang baik yaitu 10-4
sampai 10-6. Analisis jenis ini juga relatif selektif dan spesifik, ketepatannya cukup tinggi,
relatif sederhana, dan murah ( Mathias, 2005 ).
Spektofotometri adalah metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan
pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam
spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya
visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang
lebih berperan adalah elektron valensi ( Sutopo, 2006 ).
Interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik
kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal adanya
spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi. Interaksi antara
materi dengan cahaya disini adalah terjadi penyerapan cahaya, baik cahaya Uv, Vis maupun
Ir oleh materi sehingga spektrofotometri disebut juga sebagai spektroskopi absorbsi ( Eka,
2007 ).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum spektofotometri ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 April 2012 pukul 12.00
WIB dan bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu 1) ball pipet, 2) mikrometer pipet, 3) tabung reaksi dan
raknya, 4) spektrofotometer.
Bahan yang digunakan yaitu 1) kalium bikromat.
C. Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum ini yaitu
1. Disiapkan 16 buah tabung reaksi. Setiap kelompok mendapat dua tabung reaksi.
2. Tabung reaksi yang pendek di isi dengan kalium bikromat yang konsentrasi y tidak
diketahui, dan tabung reaksi yang panjang di isi dengan kalium bikromat sesuai dengan
konsentrasi masing-masing kelompok.
3. Ukur absorbansi kedua tabung dengan spektrofotometer.
4. Setelah itu, masukkan data dalam bentuk grafik.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B.Kurva
Konsentrasi Absorbansi0 010 0,09320 0,013130 0,06140 0,16750 0,22760 0,530470 0,51180 0,683
B. Pembahasan
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor
fototube. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual
dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel
diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. Bahan yang
digunakan yaitu kalim bikromat. Warna komplementer dari bahan tersebut adalah kuning,
dimana panjang gelombangnya 450-480 nm. Bahan yang digunakan kelompok kami dengan
konsentrasinya yaitu 70 dan diperoleh hasil absorbansinya sebesar 0,511.
Hasil data kita masukkan dalam persamaan garis lurus yaitu y = mx + c. Nilai m disini
yaitu 0,00825 dan nilai c yaitu -0,063, sehingga untuk konsentrasi 70 didapat nilai x sebesar
67,57. Bahan yang belum diketahui konsentrasi y memiliki absorbansi 0,702 untuk kelompok
kami. Konsentrasinya bisa didapat melalui rumus di atas, maka konsentrasi didapat yaitu
92,72. Umumnya, semakin besar konsentrasi maka semakin besar absorbansinya
V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum spektrofotometri ini yaitu :
1. Spektofotometri adalah metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan
komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi
antara materi dengan cahaya.
2. Alat untuk mengukur absobansi adalah spektrofotometer.
3. Zat yang digunakan pada praktikum ini yaitu kalium bikromat ( K2Cr2O7 ).
4. Semakin besar konsentrasi larutan maka semakin besar absorbansinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Universitas Haluoleo. Kendari.
Eka. 2007. Metode Analisa Kimia-Spektrofotometri. Gramedia: Jakarta.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.
Martalius dan Hafnimardiyanti. 2009. Penuntun Praktikum Instrumen Analisis I.
Padang : ATIP.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Imam. 2006. Kimia Analisa Semi Makro dan Mikro. Erlangga: Jakarta.
Mathias, Ahmad. 2005. Spektrofotometri. Exacta: Solo.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 1992. Spektroskopi Inframerah. Yogyakarta : Liberty
Yogyakarta.
Sutopo. 2006. Kimia Analisa. Exacta: Solo.
Underwood, dkk. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
PENETAPAN KADAR KAFEIN DALAM MINUMANDENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI ( HPLC )TUJUAN PERCOBAAN1.Mahasiswa mengetahui prinsip dasar analisa sampel dengan alat HPLC2.Mahasiswa mampu menentukan kadar kafein dalam suatu sampelTEORI SINGKATKromatografi merupakan salah satu tekhnik pemisahan yang dapatmemisahkan setiap komponen dalam suatu campuran. Pemisahan ini didasarkan pada perbedaan migrasi setiap komponen yang disebabkan karena perbedan sifatinteraksi dari setiap komponen pada fase diam dan fase gerak. Berdasarkan fasegeraknya metode kromatografi terbagi menjadi kromatografi cair dankromatografi gas. Salah satu contoh dari pengembangan kromatografi cair adalahHPLC ( High Perfomance Liquid Chromatograpy ) atau kromatgrafi cair kinerjatinggi.HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair yang dilakukan denganmemakai fase diam yang terikat secara kimia pada penyanggahalus yang distribusi ukuranya sempit ( kolom ) dan fase gerak yang dipaksa mengalir denganlaju alir yang terkendali dengan memakai tekanan tinggi sehingga menghasilkan pemisahan dengan resolusi tinggi dan waktu yang relative singkat.Resolusi adalah pengukuran secara fisik suatu pemisahan. Resolusi dapatdirtngkatkan dengan mengooptimasi parameter-parameter HPLC yaitu
retensi,selektivitas, dan efisiensi. Secara praktis parameter-parameter tersebut dapatdioptimalkan dengan mengubah :1 . k o m p o s i s i d a r i f a s e g e r a k 2 . l a j u a l i r 3 . s i f a t k i m i a d a r i f a s e g e r a k 4 . j e n i s k o l o m
Metode HPLC dapat digunakan untuk analisa kuantitatif dan sekaliguskualitatif. Untuk analisa kualitatif dengan membandingkan kromatogram sampeldengan kromatogram baku pembanding berdasarkan waktu retensinya.Sedangkan untuk analisa kuatitatif dapat digunakan dengan persamaan :Cx = Ax / Ap X CpKeterangan :A = Peak area = Luas puncak C = KonsentrasiX = sampelP = pembandingAtau jika ingin mendapatkan data yang lebih valid dapat pula ditentukandengan menggunakan kurva kalibrasi larutan standar.ALAT DAN BAHANAlat1.HPLC Series 200 dengan detector 275 nm Perkin Elmer 2 . K o l o m : S u p e l c o s i l L C : 1 8 , ( 2 5 c mX4,6mm, 5 μm )3 . P i p e t v o l u m 1 0 m L4 . T a b u n g e k s t r a k s i5 . K e r t a s s a r i n g6 . C o r o n g7 . B a k e r g l a s s 5 0 m L8 . G e l a s u k u r 5 0 m LBahan1.Minuman Berkafein (dalam percobaan ini sampel yang digunakan adalah Teh Poci Tubruk )2 . D i c h l o r o m e t a n e 5 0 m L3 . A s a m A s e t a t 7 0 % ( s e b a g a i f a s e g e r a k )4 . M e t h a n o l 3 0 % ( s e b a g a i f a s e g e r a k )5 . L a r u t a n k a f e i n b a k u / s t a n d a r 2 0 0 p p m
PROSEDUR KERJAA
. T a h a p P r e p a r a s i1.Ambil sampel sebnayak 50 mL kemudian diekstraksi dengan larutandichlorometane sebanyak 50 mL dengan menggunakan tabung ekstraksi.2.Diamkan kira-kira selama 15 menit ( proses aerasi ), sambil mengamati reaksi yang terjadi, maka dengan sendirinya akan tampak pemisahanantara air dengan dikchlorometane yang mengikat kafein. Pemisahan initerjadi karena adanya perbedaan berat jenis antara dichlorometane (1.3g/cm³ ) dengan air (1g/cm³ )3.Ambil beberapa mL sampel ( ambil sampel yang berada dibawah sekat pemisah) yang telah diekstraksi, kemudiansaring dengan menggunakankertas saring.4.Ambil sebanyak 1 mL sampel yang telah disaringkemudian masukan ke dalam gelas vial.B . T a h a p I n j e c t i o n k e H P L C1.Masukan sampel yang akan diuji ke dalam auto sampler. Tentukankomposisi fase gerak yakni Asam Asetat 70 % dan Methanol 30% sertalaju alir 1,5 mL / menit.2 . L a k u k a n p e m o g r a m a n a l a t3.Sampel diinjeksikan melalui injection port secara otomatis 4 . M e n e n t u k a n k a d a r k a f e i n d a l a m s a m p e lDATA PENGAMATAN
PEMBAHASANANALISIS KUANTITATIFMetoda Persentase Tinggi / Lebar Puncak Metoda ini disebut juga Metoda Normalisasi Internal. Untuk analisiskuantitatif diasumsikan bahwa lebar atau tinggi Puncak (Peak) sebanding(proportional) dengan kadar / konsentrasi zat yang menghasil puncak. Dalammetoda yang paling sederhana diukur lebar atau tinggi Puncak, yang kemudiandinormalisasi (ini berarti bahwa setiap lebar atau tinggi Puncak diekspresikansebagai suatu persentase dari total). Hasil normalisasi dari lebar atau tinggi puncak memberikan komposisi dari campuran yang dianalisis, seperti contoh padaT a b e l b e r i k u t :
no
P e a k a r e a
K a f e in s t a n da r
K a f ei n d l m s a m pe l
2 6 0 1 41 , 4 0
2 2 1 66 3 5 ,3 1
Berdasarkan data table diatas, maka kadar kafein dalam sampel ( teh poci )dapat dianalisis dengan mengunakan persamaan :
Cx = Ax / Ap X Cp= 2 2 1 6 6 3 X
2 6 0 1 4 1 7 , 4
200ppm Maka dalam 1 mL sampel yang diuji terdapat 0,17042 mg kafein.Ada dua masalah dengan pendekatan ini, yaitu:Kita harus yakin bahwa kita telah menghitung semua komponen, yang tiap-tiapkomponen muncul sebagai suatu puncak yang terpisah pada kromatogram.Komponen-komponen dapat berkoelusi, atau ditahan di dalam kolom, atau,terelusi tanpa terdeteksi.Kita harus mengasumsi bahwa kita memperoleh responsdetektor yang sama untuk setiap komponenUntuk mengatasi kesulitan ini, makakalibrasi detektor diperlukan.