pncasila sosialisme

31
i Halaman Judul PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI SOSIALISME DALAM BIDANG POLITIK Oleh: EKO DARESDI 09.5.00090 DAMAR WAHYU UTOMO 09.5.00047 DIANA 09.5.00088 SANDI 09.5.000 ST. ANDI S 09.5.000 SRI WIDODO 09.5.000 SEKOLAH TINGGI MENEJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER SINAR NUSANTARASURAKARTA 2011

Upload: daniel-daresdi

Post on 21-Jul-2015

4.420 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pncasila sosialisme

i

Halaman Judul

PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA

DENGAN IDEOLOGI SOSIALISME DALAM

BIDANG POLITIK

Oleh:

EKO DARESDI 09.5.00090

DAMAR WAHYU UTOMO 09.5.00047

DIANA 09.5.00088

SANDI 09.5.000

ST. ANDI S 09.5.000

SRI WIDODO 09.5.000

SEKOLAH TINGGI MENEJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

SINAR NUSANTARASURAKARTA

2011

Page 2: Pncasila sosialisme

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1

B. PERUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 2

C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................ 2

BAB II ...................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3

A. PENGERTIAN IDEOLOGI ....................................................................................... 3

B. IDEOLOGI PANCASILA.......................................................................................... 7

C. IDEOLOGI SOSIALISME ...................................................................................... 12

D. PERBEDAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI SOSIALISME DALAM

BIDANG POLITIK ........................................................................................................ 27

BAB III .................................................................................................................. 28

PENUTUP ........................................................................................................................ 28

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 28

B. Saran ................................................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 29

Page 3: Pncasila sosialisme

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila sebgaai filsafat bangsa / negara dihubungkan dengan fungsinya

sebagai dasar negara, yang merupakan landasan ideal bangsa Indonesia dan

negara republik Indonesia dapat disebut pula sebagai ideologi nasional atau

disebut juga sebagai ideologi negara. Artinya pancasila merupakan ideologi yang

dianut oleh negara (penyelenggaraan negara dan rakyat) Indonesia secara

keseluruhan, bukan milik atau monopoli seseorang atau sekelompok orang,

disamping masih adanya beberapa ideologi yang dianut oleh masyarakat

Indonesia yang lain, sepanjang tidak bertentangan dengan ideologi negara, sebab

Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai kebenaran yang telah dipilih oleh para

pendiri negara ini, yang mana lima dasar atau lima silanya merupakan satu

rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan walaupun terbedakan sebagai dasar dan

ideologi pemersatu.

Dalam system Sosialisme, semua bidang usaha di miliki dan di produksi

oleh Negara. Tidak terciptanya market (pasar) dan tidak terjadi nya supply and

demand, karena Negara yang menyediakan semua kebutuhan rakyat nya secara

merata. Perumusan masalah dan keputusan di tangani langsung oleh

negara.Sosialisme merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-

akibatnya.Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal

sosialis utopia.Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan

(humanitarian), dan meyakini kesempurnaan watak manusia.Penganut paham ini

berharap dapat menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan

kejernihan dan kejelasan argumen, bukan dengan cara-cara kekerasan dan

revolusi.

Disini kita nantinya bisa mengetahui, memahami, dan mengerti perbedaan

antara ideologi pancasila dengan ideologi sosialisme dalam bidang politik yang

diambil dari beberapa sumber baik dari sisi kekurangan dan kelebihanya.

Page 4: Pncasila sosialisme

2

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dari ideologi Pancasila dan ideologi Sosialisme?

2. Apakah sistem pemerintahan kita di bidang politik sudah berjalan

baikdibandingkan dengan negara yang menganut ideologi Sosialisme?

3. Mengapa bangsa Indonesia menggunakan ideologi pancasila?

4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari kedua ideologi?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari ideologi Pancasila dan ideologi

Sosialisme.

2. Untuk mengetahui sistem pemerintahan kita di bidang politik sudah

berjalan baik dibandingkan dengan negara yang menganut ideologi

Sosialisme.

3. Untuk menjelaskan, bangsa Indonesia menggunakan ideologi Pancasila.

4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kedua ideologi tersebut.

Page 5: Pncasila sosialisme

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IDEOLOGI

1. Arti Ideologi

Pada prinsipnya terdapat tiga arti utama dari kata ideologi, yaitu (1)

ideologi sebagai kesadaran palsu; (2) ideologi dalam arti netral; dan (3)

ideologi dalam arti keyakinan yang tidak ilmiah.1(Franz, 1992)Ideologi dalam

arti yang pertama, yaitu sebagai kesadaran palsu biasanya dipergunakan oleh

kalangan filosof dan ilmuwan sosial. Ideologi adalah teori-teori yang tidak

berorientasi pada kebenaran, melainkan pada kepentingan pihak yang

mempropagandakannya. Ideologi juga dilihat sebagai sarana kelas atau

kelompok sosial tertentu yang berkuasa untuk melegitimasikan kekuasaannya.

Arti kedua adalah ideologi dalam arti netral. Dalam hal ini ideologi adalah

keseluruhan sistem berpikir, nilai-nilai, dan sikap dasar suatu kelompok sosial

atau kebudayaan tertentu. Arti kedua ini terutama ditemukan dalam negara-

negara yang menganggap penting adanya suatu “ideologi negara”. Disebut

dalam arti netral karena baik buruknya tergantung kepada isi ideologi

tersebut.2

Arti ketiga, ideologi sebagai keyakinan yang tidak ilmiah, biasanya

digunakan dalam filsafat dan ilmu-ilmu sosial yang positivistik. Segala

pemikiran yang tidak dapat dibuktikan secara logis-matematis atau empiris

adalah suatu ideologi. Segala masalah etis dan moral, asumsi-asumsi normatif,

dan pemikiran-pemikiran metafisis termasuk dalam wilayah ideologi.3

1 Franz Magnis-Suseno, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, (Jakarta; Kanisius, 1992), hal. 230.

2 Martin Hewitt, Welfare, Ideology and Need, Developing Perspectives on the Welfare State,

(Maryland: Harvester Wheatsheaf, 1992), hal. 1 dan 8. 3 Karl Mannheim, Ideologi dan Utopia: Menyingkap Kaitan Pikiran dan Politik, Judul Asli:

Ideology and Utopia, An Introduction to the Sociology of Knowledge, Penerjemah: F. Budi

Hardiman, (Jakarta: Penerbit Kanisius, 1998), hal. xvii.

Page 6: Pncasila sosialisme

4

Dari tiga arti kata ideologi tersebut, yang dimaksudkan dalam pembahasan

ini adalah ideologi dalam arti netral, yaitu sebagai sistem berpikir dan tata

nilai dari suatu kelompok. Ideologi dalam arti netral tersebut ditemukan

wujudnya dalam ideologi negara atau ideologi bangsa. Hal ini sesuai dengan

pembahasan Pancasila sebagai ideologi negara Republik Indonesia.

2. Tipe-Tipe Ideologi

Terdapat dua tipe ideologi sebagai ideologi suatu negara. Kedua tipe

tersebut adalah ideologi tertutup dan ideologi terbuka.4 Ideologi tertutup

adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan-

tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang ditasbihkan sebagai

kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima

sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi

tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-

prinsip moral yang lain. Isinya dogmatis dan apriori sehingga tidak dapat

dirubah atau dimodifikasi berdasarkan pengalaman sosial. Karena itu ideologi

ini tidak mentolerir pandangan dunia atau nilai-nilai lain.

Salah satu ciri khas suatu ideologi tertutup adalah tidak hanya menentukan

kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar saja, tetapi juga menentukan

hal-hal yang bersifat konkret operasional. Ideologi tertutup tidak mengakui

hak masing-masing orang untuk memiliki keyakinan dan pertimbangannya

sendiri. Ideologi tertutup menuntut ketaatan tanpa reserve.

Ciri lain dari suatu ideologi tertutup adalah tidak bersumber dari

masyarakat, melainkan dari pikiran elit yang harus dipropagandakan kepada

masyarakat. Sebaliknya, baik-buruknya pandangan yang muncul dan

berkembang dalam masyarakat dinilai sesuai tidaknya dengan ideologi

tersebut. Dengan sendirinya ideologi tertutup tersebut harus dipaksakan

berlaku dan dipatuhi masyarakat oleh elit tertentu, yang berarti bersifat otoriter

dan dijalankan dengan cara yang totaliter.

4Ibid., hal. 232-238.

Page 7: Pncasila sosialisme

5

Contoh paling baik dari ideologi tertutup adalah Marxisme-Leninisme.

Ideologi yang dikembangkan dari pemikiran Karl Marx yang dilanjutkan oleh

Vladimir Ilianov Lenin ini berisi sistem berpikir mulai dari tataran nilai dan

prinsip dasar dan dikembangkan hingga praktis operasional dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ideologi Marxisme-Leninisme

meliputi ajaran dan paham tentang (a) hakikat realitas alam berupa ajaran

materialisme dialektis dan ateisme; (b) ajaran makna sejarah sebagai

materialisme historis; (c) norma-norma rigid bagaimana masyarakat harus

ditata, bahkan tentang bagaimana individu harus hidup; dan (d) legitimasi

monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang atas nama kaum proletar.5

Tipe kedua adalah ideologi terbuka. Ideologi terbuka hanya berisi orientasi

dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma

sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan

prinsip moral yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang

akan dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati

secara demokratis. Dengan sendirinya ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak

totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang.

Ideologi terbuka hanya dapat ada dan mengada dalam sistem yang demokratis.

3. Perkembangan Ideologi Dunia

Istilah ideologi negara mulai banyak digunakan bersamaan dengan

perkembangan pemikiran Karl Marx yang dijadikan sebagai ideologi beberapa

negara pada abad ke-18. Namun sesungguhnya konsepsi ideologi sebagai cara

pandang atau sistem berpikir suatu bangsa berdasarkan nilai dan prinsip dasar

tertentu telah ada sebelum kelahiran Marx sendiri. Bahkan awal dan inti dari

ajaran Marx adalah kritik dan gugatan terhadap sistem dan struktur sosial yang

eksploitatif berdasarkan ideologi kapitalis.

Pemikiran Karl Marx kemudian dikembangkan oleh Engels dan Lenin

kemudian disebut sebagai ideologi sosialisme-komunisme. Sosialisme lebih

pada sistem ekonomi yang mengutamakan kolektivisme dengan titik ekstrem

5Ibid., hal. 232-233.

Page 8: Pncasila sosialisme

6

menghapuskan hak milik pribadi, sedangkan komunisme menunjuk pada

sistem politik yang juga mengutamakan hak-hak komunal, bukan hak-hak sipil

dan politik individu. Ideologi tersebut berhadapan dengan ideologi

liberalisme-kapitalis yang menekankan pada individualisme baik dari sisi

politik maupun ekonomi.

Kedua ideologi besar tersebut menjadi ideologi utama negara-negara dunia

pasca perang dunia kedua hingga berakhirnya era perang dingin. Walaupun

demikian baik komunisme maupun kapitalisme memiliki warna yang berbeda-

beda dalam penerapannya di tiap wilayah. Ideologi selalu menyesuaikan

dengan medan pengalaman dari suatu bangsa dan masyarakat. Komunisme

Uni Soviet berbeda dengan komunisme di Yugoslavia, Cina, Korea Utara, dan

beberapa negara Amerika Latin. Demikian pula dengan kapitalisme yang

memiliki perbedaan antara yang berkembang di Eropa Barat, Amerika Serikat,

dan Asia.

Walaupun negara-negara yang menganut kedua besaran ideologi tersebut

saling berhadap-hadapan, namun proses penyesuaian diantara kedua ideologi

tersebut tidak dapat dihindarkan. Kapitalisme, dalam perkembangannya

banyak menyerap unsur-unsur dari sosialisme. Setelah mengalami krisis besar

pada tahun 1920-an (the great depression) Amerika Serikat banyak

mengadopsi kebijakan-kebijakan intervensi negara di bidang ekonomi untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan-kebijakan tersebut kemudian

berkembang menjadi konsep negara tersendiri, bahkan ada yang menyebutnya

sebagai ideologi, yaitu negara kesejahteraan (welfare state) yang berbeda

dengan ideologi kapitalisme klasik.

Di sisi lain, beberapa negara komunis yang semula sangat tertutup lambat-

laun membuka diri, terutama dalam bentuk pengakuan terhadap hak-hak sipil

dan politik. Proses demokratisasi terjadi secara bertahap hingga keruntuhan

negara-negara komunis yang ditandai dengan tercerai-berainya Uni Soviet dan

Yugoslavia pada dekade 1990-an.

Page 9: Pncasila sosialisme

7

Ada yang menafsirkan bahwa keruntuhan Uni Soviet dan Yugoslavia

sebagai pilar utama adalah tanda kekalahan komunisme berhadapan dengan

kapitalisme. Bahkan Fukuyama pernah mendalilkan hal ini sebagai

berakhirnya sejarah yang selama ini merupakan panggung pertentangan antara

kedua ideologi besar tersebut. Namun kesimpulan tersebut tampaknya terlalu

premature. Keruntuhan komunisme, tidak dapat dikatakatan sebagai

kemenangan kapitalisme karena dua alasan, yaitu (a) ide-ide komunisme, dan

juga kapitalisme tidak pernah mati; dan (b) ideologi kapitalisme yang ada

sekarang telah menyerap unsur-unsur sosialisme dan komunisme.

Ide-ide komunisme tetap hidup, dan memang perlu dipelajari sebagai

sarana mengkritisi sistem sosial dan kebijakan yang berkembang. Ide-ide

tersebut juga dapat hidup kembali menjadi suatu gerakan jika kapitalisme

yang saat ini mulai kembali ke arah libertarian berada di titik ekstrim sehingga

menimbulkan krisis sosial. Demikian pula halnya dengan gerakan-gerakan

demokratisasi dan perjuangan atas hak-hak individu akan muncul pada sistem

yang terlalu menonjolkan komunalisme. 6

B. IDEOLOGI PANCASILA

1. PengertianPancasila

Pancasilaadalahdasarfilsafat Negara Republik Indonesia yang

terdiriatassilaKetuhanan Yang MahaEsa, Kemanusiaan yang adildanberadap,

Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang

dipimpinolehhikmatkebijaksanaandalampermusyawaratan/perwakilandanKead

ilansosialbagiseluruhrakyat Indonesia. Sila-

silatersebutmerupakanrangkaiankesatuan yang bulat.7

6Warouw, T. (2011, Nopember 14). IDEOLOGI, PANCASILA, DAN KONSTITUSI. Retrieved

Nopember 17, 2011, from indonesiamedia.com:

http://www.indonesiamedia.com/2011/11/14/ideologi-pancasila-dan-konstitusi/ 7 H.Sunoto.1984. Filsafat Social dan Politik Pancasila. Yogyakarta:ANDIOFFSET, hlm 118.

Page 10: Pncasila sosialisme

8

PancasilaadalahideologidankepribadianbangsaIndonesia.Pancasilaadalahjiwab

angsa Indonesia.Berdasarkanpengertiantersebutdiatas, intiisi yang

terkandungdalamPancasilaadalahKetuhanan, kemanusiaan, persatuan,

kerakyatandankeadilan.8

a. ArtiPancasila

Pancasilatelahmenjadiistilahresmisebagaidasarfalsafah Negara Republik

Indonesia, baikditinjaudarisudutbahasamaupundarisudutsejarah.9

b. MaknaPancasila

Melaksanakan UUD secaramurnidankonsekuen,

kitaharusmelaksanakanketentuan yang

tercantumdalamPembukaanBatangTubuh/Isi, danpenjelasan; yang

ketiganyamerupakansatukesatuan yang tidakdapatdipisahkan. UUD 1945

berartikonstitusi yang disahkanoleh PPKI 18 Agustus 1945 yang

diumumkandalamberitaRepublik Indonesia tahun 1946 Nomor 7 halaman

45-48 sebagaiberikut:

1) Pembukaan (Preambule) yang meliputi 4 alenia.

2) BatangTubuhmeliputi 16 bab, 37 Pasal, 4 PasalAturanPeralihan, 2

AyatAturanTambahan.

3) Penjelasan (resmi: auttentiek).

TeksPembukaan UUD 1945 yang terpentingadadalamalenia IV,

bunyinyaadalahsebagaiberikut:

“Kemudiandaripadaituuntukmembentuksuatupemerintahan Negara

Indonesia yang melindungisegenapbangsa Indonesia

danseluruhtumpahdarah Indonesia

danuntukmemajukankesejahteraanumum, mencerdaskankehidupanbangsa,

danikutmelaksanakanketertibandunia yang berdasarkankemerdekaan,

perdamaianabadidankeadilan social, 8Ibid., hal. 118.

9AimAbdulkarim,2008,Pendidikankewaganegaraan,Bandung:Grafindo Media Pratama,hlm 8.

Page 11: Pncasila sosialisme

9

makadisusunlahKemerdekaankebangsaan Indonesia itu di

dalamsuatuUndang-UndangDasar Negara Indonesia yang

terbentukdalamsuatu Negara Republik Indonesia yang

berkedaulatanrakyatdenganberdasarkankepada: Ketuhanan Yang

MahaEsa, kemanusiaan yang adildanberadap, persatuan Indonesia,

dankerakyatan yang

dipimpimhikmatkebijaksanaandalampermusyawaratan / perwakilan,

sertadenganmewujudkansuatukeadilan social bagiseluruhrakyat

Indonesia.”10

Pancasilasebagaidasarnegaraberfungsisebagaidasarfilosofisuntukmenatada

nmengaturpenyelenggaraannegara.

Hal tersebutdapatdijabarkanbahwaPancasilasebagaidasarnegaraberarti:

1) Pancasiladijadikandasardalampenyelenggarannegara

2) Pancasiladijadikandasardalampengaturandansistempemerintahanne

gara

3) Pancasilamerupakansumberhukumdalamkehidupanberbangsadanbe

rnegara.11

2. Filsafat Pancasila

a. Aktualisasi Pancasila

Ada disebutkan bahwa jalan keluar yang disarankan ialah membuat

ideology itu menjadi fungsional, dihayati melalui faham pembangunan

sebagai pengalaman Pancasila atau yang lebih praktis, menjabarkan

ideology itu ke dalam program. Kancah kompetisi dan identitas ciri

organisasi politik bukan lagi ideology, melainkan program yang

dijabarkan dari ideology yang sama, yaitu Pancasila. Jika kemudian

10

Minto Rahayu, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan,Bandung;Grasindo,hlm 45. 11

Sugiharso, & Yudikusuma. (2011),Makna Pancasila sebagai Dasar Negara Dan Ideologi

Negara. Retrieved November 17, 2011, from id.shvoong.com: http://id.shvoong.com/social-

sciences/education/2105602-makna-pancasila-sebagai-dasar-negara/

Page 12: Pncasila sosialisme

10

dipikirkan lebih dalam bagaimana sesungguhnya hubungan program

dengan ideology, segera dapat ditangkap bahwa masalahnya tidak

sesederhana seperti perumusannya.

Program yang merupakan penjabaran ideal akhirnya berbobot ideal

pula. Dalam praktik bukanlahuntuk program, melainkan lebih dahulu

orang menangkap apa yang menjadi pokok persoalan masyarakat menurut

pengamatannya. Pengamatan itu lantas dipertemukan dengan faham dasar

Pancasila.

Karena ada lima sila sekalipun kelimanya merupakan kesatuan,masuk

akal jika bobot masyarakat organisasi polotik tidak sama.

Program bukan sekadar program.Program adlah aktualisasi Pancasila

ke dalam perssoalan pokok masyarakat. Hal yang demikian wajar dan

hanya melalui proses itu aktualisasi Pancasila sebagai ideal dan doktrin

politik memperoleh bobot perkembangan dan relevansi ya yang sanggup

membangkitkan motivasi sehingga benar-benar memnjadi ideology dan

doktrin politik.12

b. EksistensiPancasila

Sebuah Negara membutuhkan landasan filosofis untuk menyusun

tujuan Negara.Keberadaan Pancasila sebagai dasar Negara dewasa ini

mendapat sorotan public.Berbagai pendapat negative terkait Pancasila

perlu diluruskan agar tidak terseret pada dogma-dogma menyesatkan.

Bangsa Indonesia mengenal istilah Pancasila jauh sebelum Indonesia

merdeka.Pancasila merupakan ideology bangsa Indonesia. Secara harfiah

Pancasila terdiri dari dua kata, yaitu “panca” yang berarti lima dan “sila”

yang berarti aturan yang melatarbelakangiperilaku seseorang atau bangsa,

kelakuan atau perbuatan sesuai dengan adab yang dijadikan sebagai dasar.

Karena itu, Pancasila berart rangkaian lima aturan tentang dasar-dasar

atau prinsip-prinsip petunjuk perilaku dan perbuatan masyarakat bangsa

Indonesia. Kelima sila tersebut kemudian berperan menjadi pandangan

hidup, keyakinan, atau cita-cita bangsa Indonesia yang berfungsi sebagai

12

Jakob oetama,2001,berpikir ulang tentang keindonesiaan,Jakarta;Grafika Mardi Yuana,hlm 80.

Page 13: Pncasila sosialisme

11

dasar dalam mengambil sesuatu keputusan terhadap berbagai persoalan

yang dihadapi bangsa Indonesia.13

3. Keterbukaan Ideologi Pancasila

Keterbukaan ideology Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai

terkandung di dalamnya, tetapi memiliki kemampuan yang membangun untuk

memecahkan suatu permasalahan.

Pancasila sebagai suatu ideology tidak bersifat kaku dan tertutup,

namun bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka.Hal ini dimamksudkan bahwa

ideology Pancasila bersifat actual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu

menyesuaikan dengan perkambangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi

serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.Keterbukaan ideology

Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di

dalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya secara lebih konkret,

sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-

masalah actual yang senantiasa berkembang seiring dengan asprasi rakyat,

perkembangan iptek serta jaman.

Dalam ideology terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang

mendasar yang bersifat tetap. Dengan demikian penjabarab ideology

dilaksanakan dengan interpretasi yang krites dan rasional. Sebagai suatu

contoh keterbukaan ideology Pancasila antara lain dalam kaitannya dengan

kebebasan berserikat dan berkumpul sekarang terdapat puluhan partai politik,

dalam kaitan dengan ekonomi (misalnya ekonomi kerakyatan), demikian pula

dalam kaitannya dengan pendidikan, hokum, kebudayaan, iptek, hankam, dan

bidang lainnya.14

13

Tobroni dkk,2007,pendidikan kewarganegaraan demokrasi,HAM,Banndung;Civil Society, dan

Multikulturalisme,Pusapom,Hlm 8.

14

Hadi Wiyono,Isworo,2007,kewarganegaraan,Jakarta;Interplus,hlm 14.

Page 14: Pncasila sosialisme

12

C. IDEOLOGI SOSIALISME

Sosialisme kerakyatan sebagai ideology adalah upaya untuk meneruskan

dan melanjutkan apa yang bibitnya telah ditanam oleh Bung Sjahrir. Sjahrir

melihat perjuangan bangsa Indonesia jauh lebih besar daripada hanya untuk

membedakan diri dari penjajahna Belanda.Ia melihat suatu perjuangan yang

besar untuk perubahan dan peralihan dari kebudayaan feodalisme kea rah

kebudayaan modern.

Revolusi ’45 adalah revolusi besar rakyat Indonesia.Revolusi tersebut

merupakan revolusi pembebasan jiwa dari kekangan dan belenggu berpikir

feodalisme dan tekanan-tekanan penjajah.Revolusi Indonesia membebaskan

dan melepaskan diri untuk menjadikan rakyat Indonesia yang bebas ke arah

perkembangan menuju demokrasi.Revolusi inilah benar-benar dimengerti dan

dihayati Sjahrir.Oleh karena itu, focus perjuangannya adalah melanjutkan dan

meneruskan pembebasan. Sjahrir menganggap sosialisme kerakyatan adalah

sifat khusus sosialisme yang sangat cocok bagi Indonesia, baik sebagai

masyarakat maupun sebagai bangsa, dan bukan ideology lain seperti fasisme,

komunisme maupun nasionalisme yang pada permulaan revolusi Indonesia

memenuhi dengan sesak seluruh udara politik Indonesia.

Pokok-pokok sosialisme kerakyatan Sjahriradlah kemanusiaan, kebebasan,

demokrasi, dan penghormatan setinggi-tingginya terhadap Hak Asasi

Manusia. Yang khusus dari sosialisme kerakyatan ialah focus perjuangan

kepada mengangkat nasib, martabat dan harkat oran kecil dan lemah.15

1. Sejarah Sosialisme sebagai Ideologi politik

Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis sosial

yang berarti kemasyarakatan.Istilah sosialisme pertama kali muncul di

Perancis sekitar 1830.Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang

15

Sarbini Sumawinata,2004,politik ekonomi kerakyatan,Jakarta;Gramedia,hlm 221.

Page 15: Pncasila sosialisme

13

masing-masing hendak mewujutkan masyarakat yang berdasarkan hak milik

bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi

diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang

hanya memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan

masyarakat. Dalam arti tersebut ada empat macam aliran yang dinamakan

sosialisme: (1) sosial demokrat, (2) komunisme,(3) anarkhisme, dan (4)

sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988). Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal

abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik.Baru sejak

pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis

(1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan

jalannya sejarah umat manusia.

Bentuk lain adalah sosialisme Fabian yaitu suatu bentuk dari teori

sosialisme yang menghendaki suatu transisi konstitusional dan pengalihan

bertahap pemilikan dan sarana produksi kepada Negara. Tidak akan dilakukan

teknik-teknik revolusioner dan lebih ditekankan pada metode pendidikan.

Aliran ini mencoba cara yang praktis untuk memanfaatkan semua sarana

legislatif untuk pengaturan jam kerja, kesehatan, upah dan kondisi kerja yang

lain. Bentuk sosialisme ini didukung oleh Fabian society yang didirikan 1884.

Tokoh gerakan sosial di Inggris berasal dari kelompok intelektual di antaranya

George Bernard Shaw, Lord Passfield, Beatrice Webb, Graham Wallas dan

GDH Cole (Ali Mudhofir, 1988:90).

Istilah “ sosialis” atau negara sosial demokrat digunakan untuk menunjuk

negara yang menganut paham sosialisme “ moderat” yang dilawankan dengan

sosialisme ”radikal” untuk sebutan lain bagi “komunisme”.

Hal ini ditegaskan mengingat dalam proses perkembangannya di Negara

Barat yang pada mulanya menganut paham liberal-kapitalis berkembang

menjadi Negara sosialis (sosialis demokrat) ( Frans Magnis Suseno,1975: 19-

21). Perbedaan yang paling menonjol antara sosialis-demokrat dan

komunisme (Marxisme-Leninisme) adalah sosial demokrat melaksanakan cita-

citanya melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa

kekerasan, sebaliknya Marxisme-Leninisme melalui revolusi.

Page 16: Pncasila sosialisme

14

Sosialisme adalah ajaran kemasyarakatan (pandangan hidup) tertentu yang

berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil produksi

secara merata (W.Surya Indra, 1979: 309).Dalam membahas sosialisme tidak

dapat terlepas dengan istilah Marxisme-Leninisme karena sebagai gerakan

yang mempunyai arti politik, baru berkembang setelah lahirnya karya Karl

Marx, Manifesto Politik Komunis (1848).

Dalam edisi bahasa Inggris 1888 Marx memakai istilah “sosialisme” dan

”komunisme” secara bergantian dalam pengertian yang sama. Hal ini

dilakuakn sebab Marx ingin membedakan teorinya yang disebut “sosialisme

ilmiah” dari “ sosialisme utopia” untuk menghindari kekaburan istilah dua

sosialisme dan juga karena latarbelakang sejarahnya. Marx memakai istilah

“komunisme” sebagai ganti “sosialisme” agar nampak lebih bersifat

revolusioner (Sutarjo Adisusilo, 1991: 127).

Dalam perkembangannya, Lenin dan Stalin berhasil mendirikan negara

“komunis”.Istilah “sosialis” lebih disukai daripada “komunis” karena dirasa

lebih terhormat dan tidak menimbulkan kecurigaan. Mereka menyebut masa

transisi dari Negara kapitalis ke arah Negara komunis atau “masyarakat tidak

berkelas” sebagai masyarakat sosialis dan masa transisi itu terjadi dengan

dibentuknya “ Negara sosialis”, kendati istilah resmi yang mereka pakai

adalah “negara demokrasi rakyat”.

Di pihak lain Negara di luar “Negara sosialis”, yaitu Negara yang

diperintah oleh partai komunis, tetap memakai sebutan komunisme untuk

organisasinya, sedangkan partai sosialis di Negara Barat memakai sebutan

“sosialis demokrat” (Meriam Budiardjo, 1984: 5).Dengan demikian dapat

dikemukakan, sosialisme sebagai idiologi politik adalah suatu keyakinan dan

kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan politik yang mencita-

Page 17: Pncasila sosialisme

15

citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan

evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan.16

2. Sosialisme dan Demokrasi

Pertalian antara demokrasi dan sosialisme merupakan satu-satunya unsur

yang paling penting dalam pemikiran dan politik sosialis. Ditinjau dari segi

sejarah sosialisme, segera dapat diketahui gerakan sosialis yang berhasil telah

tumbuh hanya di negara-negara yang mempunyai tradisi-tradisi demokrasi

yang kuat, seperti Inggris, Selandia Baru, Skandinavia, Belanda, Swiss,

Australia, Belgia (William Ebenstein, 1994: 213). Mengapa demikian sebab

pemerintahan yang demokratis dan konstitusional pada umumnya diterima,

kaum sosialis dapat memusatkan perhatian pada programnya yang khusus,

meskipun program itu tampak terlalu luas yakni: menciptakan kesempatan

yang lebih banyak bagi kelas-kelas yang berkedudukan rendah mengakhiri

ketidaksamaan yang didasarkan atas kelahiran dan tidak atas jasa, membuka

lapangan pendidikan bagi semua rakyat, memberikan jaminan sosial yang

cukup bagi mereka yang sakit, menganggur dan sudah tua dan sebagainya.

Semua tujuan sosialisme demokratis ini mempunyai persamaan dalam satu

hal yaitu membuat demokrasi lebih nyata dengan jalan memperluas pemakaian

prinsip-prinsip demokrasi dari lapangan politik ke lapangan bukan politik dari

masyarakat.Sejarah menunjukkan, masalah kemerdekaan merupakan dasar

bagi kehidupan manusia.Kemerdekaan memeluk agama-kepercayaan,

mendirikan organisasi politik dan sebagainya merupakan sendi-sendi

demokrasi. Jika prinsip demokrasi telah tertanam kuat dalam hati dan pikiran

rakyat, maka kaum sosialis dapat memusatkan perhatian pada aspek lain.

16

Agus, S. (2009). SOSIALISME SEBAGAI IDEOLOGI POLITIK. Retrieved Nopember 15, 2011,

from serbasejarah.wordpress.com: http://serbasejarah.wordpress.com/2009/04/18/sosialisme-

sebagai-ideologi-politik/

Page 18: Pncasila sosialisme

16

Sebaliknya, di Negara yang masih harus menegakkan demokrasi, partai

sosialis harus berjuang untuk dapat merealisasikan ide tersebut.

Misalnya di Jerman masa kerajaan kedua (1870-1918) yang bersifat

otokratis, partai sosialis demokratis senantiasa bekerja dengan rintangan yang

berat.Lembaga parlementer hanya sebagai selubung untuk menutupi

pemerintahan yang sebenarnya bersifat diktaktor. Pada masa Bismarck

berkuasa, kaum sosialis demokrasi dianggap sebagai” musuh-musuh Negara”,

dan pemimpin partai yang lolos dari penangkapan melarikan diri ke Inggris

dan Negara Eropa lainnya. Demikian pula pada masa republik Weiner (1919-

1933), partai sosial demokratis Jerman juga tidak berdaya karena tidak ada

pemerintahan yang demokratis.

Di Rusia sebelum 1917, keadaan lebih parah lagi, Rezim Tsar yang

despotis malahan sama sekali tidak berpura-pura dengan masalah

pemerintahan demokratis. Jadi tidak mungkin ada perubahan sosial dan

ekonomi dengan jalan damai, sehingga apa yang terjadi ialah revolusi oleh

kaum komunis.

Perang Dunia (PD) II memberikan gambaran lebih jelas tentang masalah

di atas.Menjelang tahun 1936 partai sosialis di Perancis merupaksn partai

yang terkuat. Selama PD II di bawah kedudukan Jerman, kaum komunis lebih

banyak bergerak di bawah tanah, mengadakan teror dan bertindak di luar

hukum sebagaimana sifatnya dalam keadaan normal pun juga demikian,

memperoleh pengikut yang lebih banyak, sehingga menjadi partai yang

terkuat di Perancis.

Berbeda dengan yang berada di Inggris, kaum sosialis dalam pemilihan

umum tahun 1951, memperoleh suara 6 kali pengikut yang lebih banyak

jumlahnya apabila dibandingkan dengan suara yang didapat kaum

komunis.Bukti tersebut tidak hanya diberikan oleh Inggris Raya, tetapi juga

oleh Negara-negara demokratis lainnya yang mempunyai gerakan–gerakan

sosialis yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa kemerdekaan sipil yang penuh

dapat menangkal fasisme dan komunisme .

Page 19: Pncasila sosialisme

17

Apabila orang ingin memberikan tingkat kepada Negara-negara

demokratis dewasa ini, terutama dalam masalah kemerdekaan sipil, maka

Inggris, Norwegia, Denmark, Swedia, Belanda, Belgia, Australia, Selandia

Baru dan Israel akan berada di Puncak daftar. Di Negara itu dalam masa

terakhir berada di bawah pemerintahan sosialis atau kabinet-kabinet koalisi

yang di dalamnya kaum sosialis memperoleh perwakilan yang kuat.17

Kesejajaran di atas tidaklah rumit untuk ditelusuri, kaum sosialis

demokratis menyadari akan kenyataan bahwa, tanpa kesempatan-kesempatan

yang diberikan oleh pemerintahan konstitusional yang liberal mereka tidak

akan sampai pada tangga pertama. Sekali mereka berkuasa dalam

pemerintahan, kaum sosialis masih tetap mempertahankan psikologi oposisi.

Sebab mereka tahu bahwa dengan memegang kekuasaan politik belum berarti

soal-soal organisasi sosial dan ekonomi dengan sendirinya akan terpecahkan .

Dengan kata lain, sebelum kaum sosialis mengambil alih pemerintahan,

mereka beroposisi terhadap pemerintah dan kelas-kelas yang berpunya;

setelah mereka mendapat kekuasaan dalam pemerintahan, psikologi oposisi

yang ditunjukkan terhadap status quo ekonomi perlu tetap ada.

Demokrasi dan sosialilsme merupakan dua ideologi yang sekarang

nampak diannut di berbagai Negara yang bukan Fasis dan bukan Komunis.

Dalam keadaan sekarang tidak mudah merumuskan pengertian

demokrasi.Berbagai macam demokrasi telah berkembang menjadi berbagaai

bentuk masyarakat.

Demokrasi Inggris modern atau demokrasi Swedia lebih dekat dalam

beberapa hal pada sosialisme Negara di Soviet Rusia dibandingkan dengan

sistim ekonomi Amerika Serikat . Akan tetapi dalam soal-soal perorangan dan

kemerdekaan politik hal sebaliknya yang berlaku .Berbeda lagi yang ada di

Amerika Serikat mungkin dapat disebut “demokrasi kapitalis”. Disebut

17William Ebenstein . (1994) . Isme-Isme Dewasa Ini . Jakarta : Erlangga .hlm215.

Page 20: Pncasila sosialisme

18

demikian karena yang tampak hanya demokrasi politik, tetapi tidak cukup ada

apa yang dinamakan demokrasi ekonomi dengan tetap adanya freefight

ekonomi yang memungkinkan beberapa gelintir orang menjadi kapitalis yang

amat kaya.

Demokrasi ekonomi dan disamping itu demokrasi sosial dapat

diketemukan dalam idiologi sosialisme, yang pada prinsipnya menjurus

kepada suatu keadilan sosial dengan semboyan : kepada seorang harus

diberikan sejumlah yang sesuai dengan nilai pekerjaanya. Akan tetapi untuk

mencapai itu, pemerintah sering harus campur tangan dengan membatasi

keluasaan gerak-gerik para warganegara.Sampai di mana ini berlaku,

tergantung dari keadaan setempat di tiap-tiap Negara.18

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sosialisme hanya dapat berkembang

dalam lingkungan masyarakat dan pemerintahan yang memiliki tradisi kuat

dalam demokrasi . Pada saat kaum sosialis berhasil memegang kekuasaan,

pemerintahan masih tetap diberikan kesempatan kepada pihak lain untuk ikut

ambil bagian ( sebagian oposisi) ) dan mereka juga menyadari bahwa

kekuasaan yang diperoleh tidak bersifat permanen .19

3. Unsur-unsur Pemikiran dan Politik Sosialisme

Sosialisme, seperti gerakan-gerakan dan gagasan liberal lainnya, hal ini

mungkin karena kaum liberal tidak dapat menyepakati seperangkat keyakinan

dan doktrin tertentu.Apalagi sosialisme telah berkembang di berbagai Negara

dengan tradisi nasionalnya sendiri dan tidak pernah ada otoritas pusat yang

menentukan garis kebijakan partai sosialis yang bersifat mengikat, namun

garis-garis besar pemikiran dan kebijakan sosialis dapat disimak dari tulisan-

tulisan ahli sosialis dan kebijakan partai sosialis.Apa yang muncul dari

pemikiran dan kebijakan itu bukanlah merupakan sesuatu konsisten. Kekuatan

dan kelemahan utama sosialisme terletak dalam kenyataan bahwa system itu

18

Wiryono Prodjodikoro . ( 1981) . Asas-Asas Ilmu Negara dan Politik . Bandung : Eresco . hlm

137 19

Ibid.

Page 21: Pncasila sosialisme

19

tidak memiliki doktrin yang pasti dan berkembang karena sumber-sumber

yang saling bertentangan dalam masyarakat yang merupakan wadah

perkembangan sosialisme.

Unsur-unsur pemikiran dan politik sosialis yang rumit dan saling

bertentangan dengan jelas tergambar dalam gerakan sosialis Inggris. Unsur-

unsur yang ada dalam gerakan sosialis Inggris adalah: (1). Agama, (2)

Idealisme Etis dan Estetis, (3) Empirisme Fabian, (4) Liberalisme 20

a. Agama

Dalam buku The Labour Party in Perspective Attles dikemukakan

bahwa… dalam pembentukan gerakan sosialis pengaruh agama merupakan

yang paling kuat.Inggris pada abad 19 masih merupakan bangsa yang terdiri

para pembaca kitab suci. Didalamnya ia akan menemukan bacaan yang

mendorongnya untuk tampil sebagai pengkotbah doktrin keagamaan di negera

ini dan adanya berbagai ajaran yang dianutnya membuktikan hal ini.

Gerakan sosialis Kristen yang dipimpin oleh dua orang biarawan yaitu

frederich Maurice dan Charles Kingsley mencapai puncak kejayaannya pada

pertengahan abad 19 dan menjadi sumber penting untuk perkembangan

organisasi kelas buruh dan sosialis kemudian.Prinsip yang menjadi pedoman

bagi kaum sosialis Kristen adalah konsep yang mendasarkan bahwa sosialisme

harus dikrestenkan dan kristianitas harus disosialisasikan.

Pada tahun 1942, Uskup Agung Centerbury, William Temple dalam

bukunya Christianity and Sosial Order mengemukakan pemikiran yang sangat

dekat dengan sosialisme. Temple beranggapan bahwa setiap setiap system

ekonomi untuk sementara atau selamanya memerlukan memberikan pengaruh

edukatif yang sangat besar dan karena itu gereja ikut mempersoalkannya.

Apakah pengaruh itu mengarah pada perkembangan sifat kekristenan dan jika

jawabannya sebagian atau seluruhnya negatif, gereja harus berusaha sedapat

20

William Ebenstein . OP.CIT .hlm 312.

Page 22: Pncasila sosialisme

20

mungkin menjamin perubahan dalam system ekonomi tersebut sehingga

gereja tidak menemukan musuh akan tetapi sekutu dalam Kristen itu.

Adanya perhatian agama Kristen yang bersifat praktis ini sangat kuat

terasa selama pengaruh terakhir abad 19.Kesungguhan moral dan kejujuran

merupakan ciri masa ini.Agama mengakui kesopanan dan kepercayaan

merupakan syarat penting untuk memperoleh keselamatan.Akan tetapi tetap

menekankan pentingnya perbuatan dan penyelamatan dengan kerja.Banyak

pemimpin sosialis dari generasi yang lebih tua seperti Attlee dan Sir Staffors

Cripps dididik dalam suasana dimana agama mempunyai pengaruh yang kuat.

b. Idealisme Etis dan Estetis

Idealisme etis dan estetis juga menjadi sumber bagi sosialisme Inggris,

meskipun pengaruhnya tidak dapat diukur dalam wujud jumlah suara dan

kartu keanggotaan.Idialisme yang diungkapkan oleh beberapa penulis seperti

John Ruskin dan William Morris bukanlah suatu program politik atau

ekonomi, tetapi merupakan pemberontakan kehidupan yang kotor,

membosankan dan miskin di bawah kapitalisme industri. Berkembangnya

kapitalisme di Inggris mungkin menciptakan lebih banyak keburukan

disbanding dengan tempat lain, karena para industriawan Inggris tidak dapat

membayangkan nantinya kapitalisme akan merubah udara dan air yang jernih

dan keindahan wilayah pedalaman Inggris. Mereka juga tidak

memperhitungkan sebelumnya pengrusakan pemandangan kota dan desa tua

oleh adanya pemukiman dan pusat pabrik.

Marx melakukan pendekatan terhadap kapitalisme industri dalam kerangka

hukum kosmis seperti perkembangan sejarah dunia menurut hukum-hukum

sosial yang tidak dapat dielakkan, filsafat materialisme, maka Morris lebih

bertumpu pada kenyataan. Di sekitarnya ia melihat barang dan perlengkapan

rumah tangga yang jelek serta kehidupan manusia yang menampakkan

keceriaan dan keindahan dalam kehidupannya. Pusat perhatian Morris adalah

manusia bukan system.Ia merasakan bahwa seni harus dikembalikan dalam

kehidupan sehari-hari dan dorongan yang kreatif pada setiap orang harus

diberi jalan penyalurannya dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.

Page 23: Pncasila sosialisme

21

Pengaruh Ruskin dan Morris lebih banyak mengandung segi negatif

dibanding positifnya. Mereka menunjukkan apa yang secara fisik dan moral

salah menyangkut peradaban yang dibangun di atas perselisihan dan

kemelaratan, tetapi tidak merumuskan program tertentu untuk memperbaiki

kondisi yang dikritiknya. Meskipun demikian pemberontakan estetika dan

etika ini membawa pengaruh yang penting dalam mempersiapkan suatu

lingkungan intelektual dimana nantinya sosialisme mendapatkan tanggapan

yang simpatik.

c. Empirisme Febian.

Empirisme Febian mungkin merupakan ciri khas gerakan Inggris.

Masyarakat Febian didirikan pada tahun 1884, mengambil nama seorang

jenderal Romawi yaitu Quintus Febians Maximus Constator, Si “pengulur

waktu”atau “Penunda”. Motto awal dari masyarakat tersebut ialah “engkau

harus menunggu saat yang tepat, kalau saat yang tepat itu tiba engkau harus

melakukan serangan yang dasyat, sebab jika tidak, penundaan yang engkau

lakukan itu sia-sia dan tidak akan membawa hasil“.

Para pendiri dan anggota pertama masyarakat Febian adalah George

Bernard Shaw, Sidney dan Beatrice Webb,H.G.Wells dan Grahan Wallas.

Dalam penelitian sejarah tentang landasan yang dilakukan oleh Sidney Webb,

seperti dalam buku Febian Esseye (1889), dapat ditemukan apa yang menjadi

filsafat dasar sosialisme. Webb menganggap sosialisme sebagai hasil yang

tidak dapat dielakkan dari terlaksananya demokrasi secara penuh, tetapi ia

menandaskan “ kepastian yang datang secara bertahap” sangat berbeda dengan

kepastian revolusi seperti yang dicanangkan oleh Marx.

Webb menekankan bahwa organisasi sosial hanya dapat terbentuk secara

perlahan dan perubahan-perubahan organisasi . Perubahan tersebut akan

terjadi dengan adanya empat kondisi: pertama perubahan itu harus bersifat

demokratis , kedua perubahan itu harus secara bertahap, ketiga perubahan itu

harus sesuai dengan moral masyarakat, keempat perubahan tersebut harus

melalui prosedur dan menggunakan cara damai.

Page 24: Pncasila sosialisme

22

Kelompok Fabian memusatkan perhatiannya untuk meyakinkan

sekelompok kecil orang yang memenuhi dua kualifikasi : pertama orang-orang

tersebut secara permanent mempunyai pengaruh dalam kehidupan masyarakat,

sehingga kalau proses perembesan yang dibutuhkan waktu lama itu berhasil,

maka dapat dipetik manfaatnya, kedua mereka harus bersikap dan bertindak

wajar sehinga kelompok Fabian tidak dianggap sebagai kaum ekstrimis.

Orang-orang dengan kualifikasi seperti itu dapat dijumpai dalam semua partai

politik.Untuk itu kelompok Fabian tidak hanya menggarap kaum konservatif

saja, tetapi juga kaum liberal.

Fabianisme sering digambarkan sebagai pembaharuan tanpa kebencian,

pembangunan kembali masyarakat perang kelas, emperialisme politik tanpa

dogma atau fanatisme.Meskipun organisasinya kecil, namun masyarakat

Febian membawa pengaruh yang besar. Dalam pemilihan tahun 1945

menampilkan untuk pertama kalinya pemerintahan Partai Buruh didasarkan

pada mayoritas dalam parlemen 229 dari 394 anggota parlemen dari Partai

Buruh berasal dari kelompok Febian dan lebih dari separuh pejabat

pemerintah, termasuk Attlee juga orang-orang Febian.21

d. Liberalisme

liberalismetelahmenjadisumber yang semakinpentingbagisosialisme,

terutamasejakPartai Liberal merosotperanannya di banyak Negara. Di

InggrissebenarnyaPartai Liberal sudahlenyapdanPartaiBuruh yang

menjadipewarisnya.Dalam 40 tahunterakhirsemakinbanyak orang liberal yang

menggabungkandiridenganPartaiBuruh.Apaalasannya ?.Pertama,

lenyapnyaPartai Liberal Inggrisbukanlahdisebabkankegagalannya ,tetapihasil

yang telahdicapaimembuatkehadiranpartaiinitidakdiperlukanlagi.

SaatinibaikPartaiKonservatifmaupunPartaiBuruhmempunyaikomitmen yang

kuatterhadapprinsip liberal yang

menghormatikebebasanindividuuntukberibadah, berpikir,

berbicaradanberkumpul.Keduaperdaganganbebas yang merupakancita-cita

yang pentingdariliberalismeInggrisabad 19

21Perdana Menteri 1945-1951.

Page 25: Pncasila sosialisme

23

tidakmuncullagisebagaikepentinganpolitik yang menggebu-

gebu.BaikgolongankonservatifmaupungolonganBuruhmempunyaikomitmenpa

dabentukproteksitariftertentu.Orang-orang liberal

sendirijugasudahmenyadariperdaganganbebastidakpentinglagisepertidulu.

Karenamasalah-masalah yang khusussudahtidakadalagi, banyak orang

liberal yang

bergabungdenganPartaiBuruhataumemberikansuaranyauntukPartaiBuruhatau

menganggapdirinyasebagai orang

sosialismurni.Liberalismebiasanyamenjadialirankirikaumkonservatif. Di

Negara yang mempunyai system duapartaisepertiInggris, kalau orang

akanbergeserdarikonservatif.

MakaPartaiBuruhmerupakantumpuanuntukmemperjuangkankepentinganpoliti

knya.

Liberalismetelahmemberikansumbangan yang cukupbesarhal-hal yang

bergunabagisosialismeInggris.KarenapengaruhLiberalismeparapemimpinsosia

lislebihmoderatdankurangterpakupadadoktrinsertalebihmenghargaikebebasani

ndividu.LiberalismetelahmerubahPartaiBuruhmenjadisebuahpartainasional,

bukanlagipartai yang

didasarkanpadakelas.LiberalismejugatelahmewariskankepadaPartaiBuruhpera

nkaum liberal

bahwapembaharuandapatdilakukandengantidakusahmenimbulkankepahitanda

nkebencian.

4. Soaialisme di berbagai Negara

Kemenangan bangsa-bangsa demokrasi dalam perang dunia I memberikan

dorongan yang kuat bagi partumbuhan partai sosialis di seluruh dunia.Perang

telah dilancarkan untuk mempertahankan cita-cita kemerdekaan dan keadaan

sosial terhadap imperialisme totaliter Jerman dan Sekutu-sekutunya. Selama

peperangan telah dijanjikan kepada rakyat-rakyat negara demokratis yang ikut

berperang, bahwa kemenangan militer akan disusul dengan suatu penyusunan

Page 26: Pncasila sosialisme

24

kehidupan sosial baru berdasarkan kesempatan dan persamaan yang lebih

banyak.

Di Inggris dukungan terbesar terhadap gerakan sosialisme muncul dari

Partai Buruh mencerminkan pertumbuhanuruh dan perkembangannya suatu

proses terhadap susunan sosial yang lama. Pada awal pertumbuhan hanya

memperoleh suara (dukungan) yang kecil dalam perwakilannya di

parlemen.Selanjutnya menjadi partai yang lebih bersifat nasional setelah

masuknya bekas anggota partai liberal. Banyak programnya yang berasal dari

kaum sosialis,terutama dari kelompok Febiaan berhasil memperkuat posisi

partai karena dapat memenuhi keinginan masyarakat. Kemajuan yang dapat

dicapaimisalnya dalam bidang (1) pemerataan pendapatan (2)distribusi

pendapatan (3) pendidikan (4) perumahan.22

Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia,

Denmark dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil

memegang kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal

tersebut berarti kalau kita berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan

dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi liberal.Hal ini perlu dibedakan

dengan sosialisme otoriter atau komunisme seperti yang terlihat di Soviet dan

RRC.

Selama tahun 1920-an dan 1930-an, kaum sosialis di Eropa dan Amerika

melakukan serangan baru terhadap kelemahan kapitalisme, ungkapan-

ungkapan misalnya : ketimpangan ekonomi, pengangguran kronis, kekayaan

privat dan kemiskinan umum, menjadi slogan-slogan umum. Di Eropa partai

sosialis demokratis dipengaruhi Marxisme revisionis,solidaritas kelas pekerja,

dan pembentukan sosialis yang papa akhirnya melalui cara demokratis sebagai

22Anthony Crosland . ( 1978) . “ Sosialisme Sekarang “ , dalam Andrew Blowers dan Grahane

Thomson , Ketidakmerataan , Konflik dan Perubahan .Jakarta , Universitas Indonesia

Press.hlm265-268.

Page 27: Pncasila sosialisme

25

alat untuk memperbaiki kekurangan system kapitalis. Periode tersebut

merupakan era menggejolaknya aktivitas sosialis.

Setelah PD II terjadi perubahan besar dalam pemikiran kaum sosialis.Pada

permulaan tahun 1960 banyak diantara partai sosialis demokrat Eropa yang

melepaskan dengan hubungan ikatan-ikatan idiology Marx.Mereka mengubah

sikapnya terhadap hak milik privat dan tujuan mereka yang semula tentang

hak milik kolektif secara total. Perhatian mereka curahkan terhadap upaya “

menyempurnakan ramuan”pada perekonomian yang sudah menjadi ekonomi

campuran. Akibatnya disfungsi antara sosialis dan negara kesejahteraan

modern (The modern welfare state) kini dianggap orang sebagai perbedaan

yang bersifat gradual.

Menurut Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern merupakan suatu

gerakan yang berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui

tindakan (1) memperkenalkan adanya hak milik privat atas alat-alat produksi

(2) melaksanakan pemilikan oleh Negara (public ounership) hanya apabila hal

tersebut diperlukan demi kepentingan masyarakat (3) mengandalkan diri

secara maksimal atas perekonomian pasar dan membantunya dengan

perencanaan guna mencapai sasaran sosial dan ekonomis yang diinginkan.23

Bagaimanakah sosialisme di Negara-negara berkembang ?. Negara-negara

miskin berhasrat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dari segi

kepentingan dalam negeri pertumbuhan ekonoimi yang tinggi merupakan satu-

satunya cara untuk mencapai srtandart hidup, kesehatan dan pendidikan yang

lebih baik. Ada dua cara untuk mencapai pembangunan ekonomi yang pesat:

Pertama cara yang telah digunakan oleh Negara Barat (maju), pasar bebas

merupakan alat utama untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang

tinggi.Kedua komunisme, dalam metode ini Negara memiliki alat-alat

produksi dan menetapkan tujuan yang menyeluruh.

23Winardi . (1986) . Kapitalisme Versus Sosialisme . Bandung : Remaja Karya, hlm204

Page 28: Pncasila sosialisme

26

Dalam menghadapi masalah modernisasi ekonomi Negara-negara

berkembang pada umumnya tidak mau meniru proses pembangunan kapitalis

Barat atau jalur pembangunan komunisme. Mereka menetapkan sendiri cara-

cara yang sesuai dengan kondisi masing-masing Negara.Ketiga jalan ketiga

disebut Sosialisme. Dalam konteks negara terbelakang/berkembang sosialisme

mengandung banyak arti pertama di dunia yang sedang berkembang

sosialisme berarti cita-cita keadilan sosial .Kedua istilah sosialisme di Negara-

negara berkembang sering berarti persaudaraan, kemanusiaan dan perdamaian

dunia yang berlandaskan hukum.Arti Ketiga sosialisme di Negara berkembang

ialah komitmen pada perancangan.24

Melihat tersebut di atas arti sosialisme pada negara berkembang dengan

Negara yang lebih makmur karena perbedaan situasi histories. Di dunia Barat

sosialisme tidak diartikan sebagai cara mengindustrialisasikan Negara yang

belum maju, tetapi cara mendistribusikan kekayaan masyarakat secara lebih

merata. Sebaliknya, sosialisme di Negara berkembang dimaksudkan untuk

membangun suatu perekonomian industri dengan tujuan menaikkan tingkat

ekonomi dan pendidikan masa rakyat , maka sosialisme di negara Barat pada

umumnya berkembang dengan sangat baik dalam kerangka pemerintahan

yang mantap (seperti di Inggris dan Skandinavia) , sedangkan di Negara

berkembang sosialisme sering berjalan dengan beban tardisi pemerintahan

yang otoriter oleh kekuatan imperialism easing atau oleh penguasa

setempat.Karena itu ada dugaan sosialisme di Negara berkembang

menunjukkan toleransi yang lebih besar terhadap praktek otoriter

dibandingkan dengan dengan yang terjadi sosialisme di Negara Barat.

Kalau Negara-negara berkembang gagal dalam usahanya mensintesakan

pemerintahan yang konstitusional dan perencanaan ekonomi , maka mereka

menganggap bahwa pemerintahan konstitusional dapat dikorbankan demi

memperjuangkan pembangunan ekonomi yang pesat melalui perencanaan dan

pemilikan industri oleh Negara.

24

WilliamEbenstein, OP.CIT,hlm248-249.

Page 29: Pncasila sosialisme

27

Jika kita perhatikan dalam sejarah bangsa Indonesia , pada awal

kemerdekaan sampai tahun 1965 pernah pula diintrodusir konsep sosialisme

ala Indonesia .Apakah itu sebagai akibat pengaruh PKI atau ada aspek-aspek

tertentu yang memang sesuai dengan kondisi di negara kita. Yang jelas sejak

memasuki Orde BAru “sosialisme” itu tidak terdengar lagi .

Adanya perbedaan pengertian mengenai konsep sosialisme , memberikan

wawasan kepada kita bahwa suatu ideology politik yang dianut oleh

suatuNegara belum tentu cocok untuk negar lain . Melalui pemahaman ini

dapat dipetik manfaatnya untuk pengembangan pembangunan nasional demi

tercapainya tujuan nasional seperti yang terumuskan dalam UUD 1945.25

D. PERBEDAAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI SOSIALISME DALAM

BIDANG POLITIK

25

Agus, S. (2009). SOSIALISME SEBAGAI IDEOLOGI POLITIK. Retrieved Nopember 15, 2011,

from serbasejarah.wordpress.com: http://serbasejarah.wordpress.com/2009/04/18/sosialisme-

sebagai-ideologi-politik/

Page 30: Pncasila sosialisme

28

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mungkin memang bangsa kita memiliki ideologi terbaik sejagad raya saat ini, namun

soal praktek dilapangan negara kita sangatlah buruk, bukan bermaksud menghina

namun memang demikianlah adanya, sehingga masih perlu banyak belajar akan arti

Pancasila yang sebenarnya bukan hanya dasar teorinya saja, sehingga Pancasila bisa

benar-benar menjadi kebanggaan bagi semua.

Entah kapan hal tersebut terlaksana?? Mungkin itulah pertanyaan yang ada di benak

seluruh rakyat Indonesia (rakyat, selain pejabat dan orang-orang dipenting yang

sudah hidup di lahan basah) yang sudah mulai bosan mendengar sandiwara sinetron

yang diperankan oleh para pemimpin negeri ini.

B. Saran

Semoga bangsa Indonesia ( orang-orang yang mempunyai peranan penting dalam

menentukan nasib bangsa ) mau belajar dari pencapain negara lain yang lebih baik

serta satu yang pasti mau segera bertobat dan benar-benar murni bertujuan

mensejahterakan rakyat Indonesia.

Page 31: Pncasila sosialisme

29

DAFTAR PUSTAKA

Agus, S. (2009). SOSIALISME SEBAGAI IDEOLOGI POLITIK. Retrieved Nopember 15, 2011,

from serbasejarah.wordpress.com:

http://serbasejarah.wordpress.com/2009/04/18/sosialisme-sebagai-ideologi-politik/

Crosland, A. (1978). Sosialisme Sekarang , dalam Andrew Blowers dan Grahane Thomson

, Ketidakmerataan , Konflik dan Perubahan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Ebenstein, W. (1994). Isme-Isme Dewasa Ini. Jakarta: Erlangga.

Franz, S. M. (1992). Filsafat Sebagai Ilmu Kritis. Jakarta: Kanisius.

Prodjodikoro, W. (1981). Asas-Asas Ilmu Negara dan Politik. Bandung: Eresco.

Sugiharso, & Yudikusuma. (2011). Makna Pancasila sebagai Dasar Negara Dan Ideologi

Negara. Retrieved November 17, 2011, from id.shvoong.com:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2105602-makna-pancasila-sebagai-

dasar-negara/

Warouw, T. (2011, Nopember 14). IDEOLOGI, PANCASILA, DAN KONSTITUSI. Retrieved

Nopember 17, 2011, from indonesiamedia.com:

http://www.indonesiamedia.com/2011/11/14/ideologi-pancasila-dan-konstitusi/

Winardi. (1986). Kapitalisme Versus Sosialisme. In Winard, Kapitalisme Versus Sosialisme

(p. 204). Bandung: Remaja Karya.