praktikum+dermatoterapi

19
DERMATOTERAPI Modul Kulit dan Jaringan Penunjang 2010 SEKSI PENDIDIKAN 2009 Ade Ilyas Mukmin Anggi Puspita Nalia Pohan Dessy Framita Dina elita Karina Kalani Firdaus Monika Besti Yolanda Naela Himayati Afifah Oktrian Riska Wahyuningtyas Rizka Ramadhani Zahra Suhardi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA 2010

Upload: likoh-timothy

Post on 02-Jan-2016

272 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

sdaada

TRANSCRIPT

DERMATOTERAPI

Modul Kulit dan Jaringan Penunjang 2010

SEKSI PENDIDIKAN 2009

Ade Ilyas Mukmin

Anggi Puspita Nalia Pohan

Dessy Framita

Dina elita

Karina Kalani Firdaus

Monika Besti Yolanda

Naela Himayati Afifah

Oktrian

Riska Wahyuningtyas

Rizka Ramadhani

Zahra Suhardi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA 2010

Farmasi

I. Berbagai bentuk sediaan obat topikalTujuan : - mengetahui berbagai bentuk sediaan obat topikal

- Kelebihan dan kekurangan masing-masing sediaan- Mengetahui dasar pemilihan bentuk sediaan obat topikal

Demonstrasi : - aneka krim, salep, gel, bedak, pasta, lotio- Kristal KMnO4

- Solusio KMnO4 1 : 5000 dan 1 : 10.000- Contoh resep sediaan topikal

Hasil praktikum :No Nama Obat Komposisi Indikasi1 Hydrokortison Acetate 2,5 % - Hydrocortison Acetate 2,5

%- Washable Cream q.s

- Eczema - Kelainan alergi

kulit2 Ictiol salep - Ictiol 10 %

- Vaselin ad- Bisul

(karbunkle)3 Salicyl bedak - Acetil salicylicum 2 %

- Talcum ad 100- gatal

4 Verive gel - Asam salisilat 0,5 %- Asam borat 1%- Resorcinol 2 %- Allantoin 0,1%- Triclosan 0,1%- Alkohol 25%

- Acne

5 Faberi lotio - Asam salisilat- Amilum- Talcum- Alkohol

- Gatal- Alergi (miliaria)

6 Kummer feldi lotio - Sulfur- Aquades

- Acne

7 Bioplacenton jelly - Placenta extract 10%- Neomicyn sulphate 0,5%- Jelly base q.s

- Luka bakar- ulkus kronik- Luka- Eczema- dermatitis

kronik8 Salep 2-4 - Asam salisilat 2%

- Sulfur presipitarum 4%- Vaselin kuning ad 100

- Scabies

9 Kalmicitine salep - Chloramphenicol 20 mg - infeksi10 Gentamicyn salep - Gentamycin sulpahate

0,1%- infeksi primer

& sekunder11 Pasta Lassari - Acid saliculicum 1 mg - Kutu air

- Zinc oxide 12,5 mg- Amylum tritici 12,5 mg- Vas flat ad 50

12 Kalium permanganat kristal - Acetyl salicylicum 2%- Talcum ad 100

- pruritus

Terapi topikal kulit terdiri dari Vehikulum, Bahan aktif, Agen tambahan (emulgator, pengawet, antioksidan, chelating agent)

A. Vehiculum vehiculum adalah Bahan (tunggal/campuran) yang ditambahkan pada obat untuk dijadikan

suatu bentuk sediaan obat tertentu. Vehikulum diperlukan pada formulasi obat untuk membuat sediaan dengan dosis, volume, dan

bentuk tertentu. Kegunaan vehiculum dapat bersifat spesifik dan non spesifik. Untuk spesifik pada dermatologi

berfungsi sebagai bahan pembawa zat aktif kontak ke kulit. Sedangkan kegunaan vehikulum non spesifik: mendinginkan, melindungi, emolien, oklusif dan astringen

Vehikulum optimal bila stabil (kimia, fisik) dan tidak menonaktifkan obat. Vehiculum yang baik bila nonalergik, noniritan, dapat diterima secara kosmetik dan mudah dipakai.

Bentuk sedian obat berdasarkan konsistensinnya dibagi menjadi :1. Padat : - pulveres : serbuk yang terbagi-bagi

- Pulvis, - Tablet- Kaplet- Kapsul- Supositoria : oleum cacao- Ovula

2. Cair : - solitio : zat aktifnya satu. Cth : solusio KMnO4 1:5000 maksudnya zat aktifnya 1 gr, pelarutnya 5000ml

- Mixtura : zat aktif lebih dari satu

- Mixtura agitanda : mixtura cocok, zat aktifnya tidak larut sehingga membentuk endapan. Cth : lotio febri untuk biang keringat

- Suspensi : zat aktifnya padat sehingga tidak larut perlu adanya zat ke-3, berupa suspending agent sehingga yang tidak larut menjadi larut sempurna. Cth : lotio kemerfeldi untuk akne

- Emulsi : zat aktifnya berupa minyak atau lemak

3. Semi padat Mudah menyebar, Proteksi, hidrasi, dan lubrikasi. - salep/ ointment lengket, vehiculumnya vaselin/lemak dan untuk

pemakain luar. Cth : acidemsalisilat 2% mengandung 4% sulfur.

- Krim : paling cair karena mengandung 60% air. Terbagi menjadi dua : (1) emulsi air dalam minyak (O/W) cold cream, Kurang lengket, emolien, penetrasi tak sebaik salep, menyebar dengan mudah, protektif, penguapan air lambat dan mendinginkan. (2) emulsi minyak dalam air (W/O) vanishing cream, Mengandung air >31% - 80%, diberikan pengawet, bersifat Humektan (gliserin, propilen glikol, polietilen glikol) untuk mencegah kekeringan, banyak dipilih karena tidak lengket, mudah dicuci, mudah menyebar, tidak mengotori baju. Setelah aplikasi fase air akan menguap meninggalkan sejumlah kecil lapisan air-minyak yang mendeposit obat jenuh.

- Pasta : mengandung lebih dari 50% zat padat dengan salep dasar hidrokarbon atau emulsi air dalam minyak. Bedak yang digunakan :zinkoksida, kaolin, kalsium karbonat dan talkum. Cth : pasta lestari

- Jeli : lebih encer lagi- Linimentum : obat gosok/minyak/campuran

Kelebihan dan kekurangan sediaan obat topikal (vehiculum)Jenis sediaan Kelebihan Kekurangan Indikasi kontraindikasiCairan - Mengering

kan luka basah- Membersih

kan permukaan luka dari mikroorganisme sehingga mulai terjadi reepitelisasi

- Mengurangi gejala gatal, rasa

- Jika pengobatan tidak diatur, luka akan menjadi terlalu kering

- Mebersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, kusta) dan sisa2 obat topikal

-

terbakar, parestesi oleh bermacam2 dermatosis

Salap - Daya penetrasinya lebih dalam

- Lubrikasi, emolien, proteksi

- Tidak dapat digunakan pada daerah berambut

- Tidak dapat digunakan di seluruh tubuh

- Di kulit lengket karena lemak, tapi mudah dipbersihkan misalnya lanolin anhidros dan petrolatum hidrofilik.

- Dermatosis yang kering & kronik

- Dermatitis yang dalam & kronik penetrasi plg kuat

- Dermatitis yang berkusta dan bersisik

- Dermatitis madidans (basah)

Bedak - Mendinginkan

- Efek anti pruritus lemah astrigen (ex : kelamin)

- Antiinflamasi ringan

- Mengurangi pergeseran kulit (daerah intertriginosa, dan kaki)

- Proteksi mekanis, antiseptik (ex : zinkosida)

- Lubrikasi dan mengeringkan

- Penetrasi& daya lekat sedikit sekali (dapat digunakan stearat untuk meningkatkan daya lekat)

- Tidak dianjurkan di luka basah dapat menimbulkan iritasi, mengeras, krusta , granuloma

- Dapat terisap hidung oleh

- Dermatosis yang kering & superfisial

- Mempertahankan vesikel/bula agar tidak pecah, misalnya pada varisela dan herpes zoster

- Dermatitis yang basah, terutama yang ada infeksi sekunder

(ex : magnesium silikat)

pemakain

Krim

Butuh emulgator dan ditambahkan pengawet

- Bisa digunakan di daerah berambut

- Indikasi kosmetik

- Penetrasi bisa diatur

- Memberi rasa sejuk/enak

- Mudah dibersihkan dari kulit

- Sebagai emolien

- Penetrasinya lebih rendah daripada salap

- Cepat hilang dari kulit

- Indikasi kosmetik

- Dermatosis yang subakut dan luas yang dikehendaki ialah penetrasi yang lebih besar daripada bedak kocok

- Boleh digunakan di daerah berambut

- Dermatitis madidans

Bedak kocok (campuran air dan bedak) diambahkan gliserin untuk pelekat 10-15%

- Bisa digunakan pada luka basah yang superficial

- Tidak bisa digunakan pada daerah berambut

- Dermatosis yang kering, superfisial, dan agak luas, yang diinginkan ialah sedikit penetrasi

- Pada keadaan subakut

- Dermatitis madidans

- Daeraha badan yang berambut

Pasta (campuran bedak & vaselin)

- Mengeringkan luka dan sebagai protektif

- Digunakan pada luka agak basah

- Tidak punya daya penetrasi mengurangi rasa gatal lokal

- Dapat mengikat cairan sekret lesi yang akut

- Lebih melekat pada kulit daya kerja lokal tinggi

- Daya pengobatannya

- Tidak bisa di daerah berambut

- Tidak bisa digunakan pada daerah genitalia eksterna dan lipatan-lipatan badan

- Sulit dibersihkan

- Tidak boleh digunakan untuk lesi produktif

- kurang menutup,

- dermatosis yang agak basah

- dermatosis yang eksudatif dan daerah berambut

tinggi- barier

impermiabel, proteksi, atau tabir surya.

lebih kering (dibandingkan salep.)

Linimen (pasta pendingin) campuran cairan , bedak, salap

- - Dermatosis yang subakut

Dermatosis madidans

Gel - Asorbsi lebih baik dari cream karena krim langsung mencair jika berkontak dg kulit & membentuk suatu lapisan

Ada 2 macam kompres :1. Kompres terbuka terjadi penguapan cairan kompres disusul oleh absobsi eksudat atu

pus. Selain itu berfungsi untuk membersihkan, melunakan, mengeringkan, antiseptik, epitelisasi, mendinginkan.Indikasi : dermatosis medidans, infeksi kulit dg eritema yang mencolok misalnya erisipelas, ulkus kotor yang mengandung krustaEfek pada kulit : kulit yang semula eksudatif menjadi kering, permukaan kulit menjadi dingin, vasokontriksi, eritema berkurang.Caranya dengan pake kain kasa yeng bersifat absorben & non iritasi serta tidak terlalu tebal

2. Kompres tertutup: vasodilatasi, bukan untuk penguapanIndikasi : kelainan dalam, misalnya limfogranuloma veneriumCaranya dengan digunakan pembalut tebal dan ditutp dengan bahan impermeable, misalnya selofan atau plastik

Cara pemberian obat dapat dilakukan dengan 4 macam cara :1. Oral melalui mulut2. Inhalasi penyemprotan lewat hidung, seperti obat asma3. Parenteral melalui injeksi atau suntikan4. Topikal obat luar

B. Bahan Aktif1. Asam salsilat (AS) zat keratolitik mengurangi proliferasi epitel dan normalisasi

keratinisasi yang terganggu Khasiat : - Kompres: AS 1‰ bersifat antiseptik

- Keratoplasti: AS 2%- Keratolitik: AS 3-20%- Destruktif: AS 30-60%- Memperbaiki penetrasi obat:AS3-5%

2. Sulfur Khasiat: antisebore, antiakne, antiskabies, antibakteri Gram (+), antijamurBentuk yang sering: sulfur presipitatumKonsentrasi: 4-20%

3. Ter Merupakan hasil destilasi kering dari: Batubara (likuor karbonis detergen/LKD), Kayu (oleum kadini, oleum rusi), Fosil (iktiol) Efeksamping: iritasi, folikulitis, akne ter, fototoksik, karsinogenik

4. Asam borat (konsentrasi 3 %) Tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai bedak, kompres atau dalam salap berhubung

antiseptiknya sangat sedikit dan dapat bersifat toksik, terutama pada kelainan yang luas dan erosi terlebih-lebih pada bayi.

5. KortikosteroidIndikasi:

Topikal: dermatitis, psoriasis ringan Intralesi: keloid, parut hipertrofik, alopesia areata, aknekistik, prurigo

Kontraindikasi: infeksi, ulkusLama pakai: lemah: 4-6 minggu, kuat 2 mingguEfek samping Pemakaian potensi kuat, lama, oklusi, berupa: hipo/atrofi kulit, strie, telangiektasia, purpura, derm akneiformis, hipertrikosis,hipopigmentasi, derm perioral, absorbsi perkutan (supresi kelj adrenal)

6. AntibiotikIndikasi: infeksi bakteriPrinsip:

a. Efektif sesuai dengan kuman penyebabb. Tidak dipakai sebagai obat sistemikc. Tidak menimbulkan sensitisasid. Murah, mudah

Jenis2nya : - Basitrasin: (+)(-) Gram- Mupirosin: (+)(-) Gram- Na Fusidat: terutama stafilokokus- Polimiksin: (-) Gram, kecuali proteus, serratia- Neomisin: (+)(-) Gram, dapat sensitisasi

7. AntijamurContoh:

Nistatin: kandida Siklopiroksolamin: dermatofita, M furfur, kandida Haloprogin: dermatofita, M furfur, kandida Tolnaftat: dermatofita Deriavat imidazol: dermatofita, M furfur, kandida

(ini bahan aktif yang utama, untuk bahan aktiflainnya kalo mau baca2 bisa dibuka di buku merah, halaman 345-347 :D)

II. Daya sebar 1Tujuan : - mengetahuidaya sebar berbagai sediaan obat topikal dan aplikasinya

- Mengetahui jumlah obat topikal yang diperlukan sesuai luas lesi dan bentuk sediaan obat topikal

Alat & bahan : - 2 buah kaca dengan ukuran diameter- Krim hidrokortison 1 g dan salap 2-4 g

Hasil praktikum : - salap 2-4 : radius 25 cm- Salap hidrokortison : radius 20 cm

III. Daya sebar 2Tujuan : Mengetahui perbedaan daya sebar sediaan obat topikalCara kerja : 1. Mengoleskan bentuk sediaan yang sudah tersedia di punggung tangan

2. Setelah selesai tangan dicuciHasil praktikum :

Bentuk sediaan Daya sebar Mudah dicuciGel ++++ Ya

Krim +++ YaSalap ++ yaPasta + tidak

IV. Interaksi obatTujuan : mengetahui adanya kemungkinan terjadi interaksi obat dalam pencampuran obat

topikalDasar teori : pencampuran bahan-bahan obat dengan obat jadi, ataupun antar obat-obat jadi,

dapat menyebabkan interaksi yang mengubah penampilan fisik obat dan khasiat obat. Selain itu, segi higienis dan segi ekonomis juga perlu dipertimbangkan

Bahan : - ketokonazol 5 g dan acidum salicylicum 100mg (2%)Alat : mortir dan stamperLangkah kerja : 1. Ambil krim paten yang mengandung kotekonazol sebanyak 5 g, masukkan ke

dalam mortir 2. Ambil acidum salicylicum 100mg (2%), kemudian ditambahkan sedikit demi

sedikit ke dalam mortir sambil diaduk rata dengan stamper3. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi pada sediaan obat tersebut

Hasil : terjadi perubahan warna dari putih menjadi merah muda Tanda-tanda terjadi interaksi : terjadi endapan, perubahan warna, keluar gas, dan

perubahan bentuk (pada padat higroskopis kalo meleleh, berarti H2O nya keluar)

Pada obat injeksi, kalau ada pertikel asing akan membentuk endapan Rumus kemungkinan interaksi n= jumlah obat

Vormiko merupakan campuran ketokonazol dan asam salisilat terjadi perubahan warna setelah 1 malam didiamkan inilah bukti telah terjadi interaksi

KULIT(teman2 maaf nih, gambarnya ga sesuai dengan yang pas kita praktikum, karena kita tak ada yang berhasil memfoto gambarnyaa,, jadi ini nyari di internet, fitzpatrick, tapi ada yang ga dapat nih gambarnyaa. Maaf banget yaa T_T) yang perlu diingat banget tuh kalo keadaan lesinya basah, maka gunakan sedian obat basah, dan

yang kering dengan sediaan obat kering. Pada daerah vaskularisasi tidak boleh pakai salap1. Psoriasis skalp

Status dermatologi : lokasi kepala; skuama yang kasar dan berlapis-lapis berwarna putih seperti mika dan transparan; eritema

gejala klinis : gatal pengobatan : vehikulum krim atau gel

- Preparat ter dengan vehikulum biasanya minyak kelapa ditambah bahan aktif asam salisilat yang membantu penyerapan lebih kuat

- Kortokosteroid antiinflamasi- Vit A per oral, Ditranol, Pengobatan dengan penyinaran, Calcipotriol, Tezaroten- Emolien melembutkan permukaan kulit

2. Lickenifikasi

(intinya sih yang di foto pas parktikum itu, kalo ga salah letaknya di kaki, kayak likenifikasi biasa, tapi ada pusnya gitu, berarti udh ada infeksi sekundernyaa)

Status dermatologi : berskuama, kering, hiperpigmentasi, ada pus, jaringan nekrotik, krusta dari ekso, lesi naik, batas sirkumskrip sampai difus, dan ukuran numular.

Pengobatan : kalo tidak ada krusta menggunakan vehiculum salap (vaselin), kemudian ditambahkan asam salisilat (3-5%). Asam salisilat bersifat keratolitik, yang menyebabkan penyerapan lebih kuat. Sedangkan kalo ada krusta tidak boleh pake salapBisa juga dengan kortikosteroid yang berdungsi sebagai antiinflamasi dan antiproliferasi/antimitosis, tetapi penggunaan kortikosreoid jangan lebih dari 2 minggu. Selain itu W/O juga bisa digunakan.

3. Dermatitis numularis

Status dermatologi : Lokasi kaki sebelah kiri; Lesi Ekskoriasis; BerwarnaEritematosa; Ukuran Plakat; Batas Sirkumskripta; jumlah Soliter; penyebaran Regional (lokal); Lesi lainyaSkuama, Krusta (Kuning)

Pengobatan1. Terapi basah kompres dengan KMnO4 merupakan kompres terbuka yang berfungsi untuk

membersihka bekas2 luka yang menempel di kompres2. Terapi kering kortikosteroid

4. Dermatitis venenata sengatan lebah

(hiks, ini dari internet begini. Tapi seingetku gambarnya tuh yang dibibir itu, yang kayak kena sengatan lebah gitu.. tapi di cari2 di internet ga ada yang letaknya di bibir, adanya yang di tangan.. maaf yaa )

Status dermatologi : makula eritematosa, ukuran plakat, batas tegas (bagian medial) dan difus (bagian lateral)

Pengobatan : krim OW (oil in water), Obat antiinflamasi dan antipruritusApabila ada infeksi jangan dikasih kortosteroid, 1-3 hari dikasih antibiotik. Obat topikalnya bisa dengan asmlusida klindamisin

5. Disidrosis dengan infeksi sekunder

Status dermatologi : vesicle, pustul kecil, bula, krusta Pengobatan : kompres tertutup dengan KMnO4 1 : 5000 (berfungsi untuk di kulit yang tebal,

dan sebagai antiseptik) fungsinya untuk vasodilatasi, sehingga bisul bisa cepat sembuh. Sedangkan kompres terbuka untuk krusta yang masih berdarahUntuk eskoriasi dan krusta bisa menggunakan asam benzoat Untuk bula dengan menggunakan krim O/W

(beres jugaaa,,,, selamat belajar !! )By : Anggi Puspita Nalia Pohan