proposal pengabdian kepada masyarakat dana …

37
PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015 PENGOLAHAN LIMBAH BATIK DI DESA KLAMPAR KECAMATAN PROPPO KABUPATEN PAMEKASAN Tim Pengabdi: Ketua : Warlinda Eka Triastuti, S.Si., MT. (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS) Anggota : 1. Prof. Dr. Soeprijanto (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS) 2. Prof. Dr. Ir. Danawati HP, M.Pd (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS) 3. Ir. Elly Agustiani, M.Eng (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS) 4. Ir. Budi Setiawan, MT (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS) 5. Saidah Altway (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS) 6. Nurlaili Humaidah (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS) 7. Achmad Ferdiyansyah P. P., ST, MT (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS) LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

PROPOSAL

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

DANA BOPTN 2015

PENGOLAHAN LIMBAH BATIK DI DESA KLAMPAR KECAMATAN

PROPPO KABUPATEN PAMEKASAN

Tim Pengabdi:

Ketua : Warlinda Eka Triastuti, S.Si., MT. (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS)

Anggota :

1. Prof. Dr. Soeprijanto (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS)

2. Prof. Dr. Ir. Danawati HP, M.Pd (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS)

3. Ir. Elly Agustiani, M.Eng (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS)

4. Ir. Budi Setiawan, MT (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS)

5. Saidah Altway (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS)

6. Nurlaili Humaidah (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS)

7. Achmad Ferdiyansyah P. P., ST, MT (DIII Teknik Kimia/FTI/ITS)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2015

Page 2: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …
Page 3: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

RINGKASAN

Pamekasan telah dicanangkan sebagai “Kota Batik” dan diantara kabupaten lain di

Madura kota Pamekasan relatif lebih banyak memproduksi batik. Salah satu sentra pengrajin

batik terbesar di Pamekasan terdapat di desa Klampar Kecamatan Proppo. Akan tetapi dibalik

keindahannya batik menyimpan permasalahan yang belum terpecahkan yaitu limbah batik

terutama zat pewarna sintetik/kimia. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah industri

batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut atau sukar

diuraikan. Upaya pemerintah dalam meminimalisasi pencemaran lingkungan dilakukan

dengan unit penyaringan limbah cair batik. Akan tetapi sampai saat ini belum digunakan

karena para pengrajin tidak mengerti cara penggunaannya. Oleh karena itu, pada program

pengabdian masyarakat ini akan dilakukan penyuluhan dan cara penggunaan unit pengolahan

limbah yang telah dibangun oleh BLH. Metode yang akan digunakan yaitu

koagulasi↔flokulasi dan metode filtrasi. Pemilihan metode ini karena relatif sederhana,

mudah dan biaya relatif murah.

Page 4: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pamekasan telah dicanangkan sebagai “Kota Batik” dan diantara kabupaten lain di

Madura kota Pamekasan relatif lebih banyak memproduksi batik. Salah satu sentra pengrajin

batik terbesar di Pamekasan terdapat di desa Klampar Kecamatan Proppo. Tentu saja dengan

pewarna sintetik. Batik Madura “Pamekasan” sangat laku di pasaran domestik dan bahkan

sampai mancanegara dengan warnanya yang berani dan motif beragam banyak menarik minat

pecinta batik. Dengan batik, masyarakat sangat terbantu secara ekonomi baik untuk

kehidupan sehari-hari bahkan untuk biaya bersekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi.

Akan tetapi dibalik keindahannya batik menyimpan permasalahan yang belum terpecahkan

yaitu limbah batik terutama zat pewarna sintetik/kimia. Selain kandungan zat warnanya

tinggi, limbah industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar

larut atau sukar diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah cair

yang berwarna keruh dan pekat. Biasanya warna air limbah tergantung pada zat warna yang

digunakan. Limbah air yang berwarna-warni ini yang menyebabkan masalah terhadap

lingkungan. Limbah zat warna yang dihasilkan dari industri tekstil umumnya merupakan

senyawa organik non-biodegradable, yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

terutama lingkungan perairan. Senyawa zat warna di lingkungan perairan sebenarnya dapat

mengalami dekomposisi secara alami oleh adanya cahaya matahari, namun reaksi ini

berlangsung relatif lambat, karena intensitas cahaya UV yang sampai ke permukaan bumi

relatif rendah sehingga akumulasi zat warna ke dasar perairan atau tanah lebih cepat daripada

fotodegradasinya (Dae-Hee et al. 1999 dan Al-kdasi 2004). Limbah batik menjadi persoalan

yang dilematis dan sulit untuk dipecahkan. Limbah batik berupa puluhan kubik air yang

bercampur pewarna sintetis yang dihasilkan setiap pengrajin di Pamekasaan saat ini setiap

hari hanya dibuang begitu saja tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Tentu saja hal ini

menyebabkan pencemaran pada air tanah (air sumur) yang digunakan untuk kebutuhan

sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak dll. Sebagian besar pengrajin belum tahu akan

bahaya bahan pewarna kimia ini karena tidak dirasakan dalam jangka pendek. Yang penting

untuk mereka saat ini adalah membatik dan laku dijual untuk melanjutkan hidup.

Pencemaran limbah batik ini berasal dari zat pewarna kimia apalagi saat ini peminat

batik madura sangat banyak jadi produksi yang semakin tinggi yang akan membuat

penggunaan zat pewarna sintetik semakin besar juga tentunya. Efek negatif pewarna kimia

Page 5: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

dalam proses pewarnaan oleh pengrajin batik adalah resiko terkena kanker kulit karena

pewarna kimia yang digunakan tidak bisa terurai. Ini terjadi karena saat proses pewarnaan

umumnya para pengrajin tidak menggunakan sarung tangan sebagai pengaman, kalaupun

memakai tidak benar-benar terlindungi secara maksimal. Akibatnya kulit tangan yang terkena

zat pewarna kimia secara terus menerus seperti naftol yang biasa digunakan dalam pewarnaan

batik. Bahan kimia yang termasuk dalam kategori B3 (bahan beracun berbahaya) ini dapat

memacu kanker kulit. Untuk menganggarkan biaya pembuatan pengolahan limbah batik

sepertinya tidak mungkin karena sangat mahal dan nantinya akan menaikkan harga jual batik

artinya daya saing akan berkurang jika tidak laku mereka tidak bisa hidup. Semestinya

pemerintah atau lembaga lainnya membangun unit pengolahan limbah digunakan bersama-

sama untuk mengatasi masalah ini agar batik bisa terus hidup dan lingkungan tetap terjaga.

Jika tidak maka kelangsungan hidup akan terancam karena kualitas air tanah dan sungai

menurun akibat pencemaran.

Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut yaitu memberikan

bantuan penyaringan limbah batik dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten

Pamekasan, Jawa Timur, kepada puluhan perajin batik di Desa Klampar, Kecamatan Proppo,

Pamekasan, terbengkalai. Desa klampar merupakan sentra pengrajin batik di kabupaten

Pamekasan. Penyaringan yang dibangun dengan beton semen itu, hanya dibiarkan layu dan

tidak terawat. Pasalnya, perajin tidak tahu cara memanfaatkan penyaringan limbah

tersebut. Beberapa material bahan pendukung penyaring limbah diberikan kepada para

perajin dan pengusaha batik di Pamekasan, seperti pasir, serabut kelapa, larutan soda, belum

juga dimanfaatkan dandibiarkan begitu saja bahan-bahan itu karena sampai saat ini belum

satupun dari pihak pemerintah yang datang memberitahu manfaat dan cara pemakaiannya.

Gambar 1.1 Unit Penyaringan Limbah batik bantuan BLH kabupaten Pamekasan

Page 6: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

Sementara pembuangan limbah batik para perajin, terpaksa dibuang ke sungai.

Padahal sungai tersebut dimanfaatkan oleh warga sekitar, untuk mandi dan mencuci serta

untuk kebutuhan pertanian. Jika industri tersebut membuang limbah cair, maka aliran limbah

tersebut akan melaluiperairan di sekitar pemukiman. Dengan demikian mutu lingkungan

tempat tinggal penduduk menjadi turun. Limbah tersebut dapat menaikkan kadar COD

(ChemicalOxygen Demand). Jika hal ini melampaui ambang batas yang diperbolehkan, maka

gejala yang paling mudah diketahui adalah matinya organisme perairan (Al-kdasi 2004).

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya penyuluhan dan pelatihan mengenai cara

penggunaanunit pengolahan limbah cair batik sehingga dapat dikelola secara mandiri dan

dapat dimanfaatkan secara maksimal dan keberlanjutan oleh masyarakat. Peran serta

masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan teknologi yang akan

diterapkan di masyarakat. Di samping itu mitra juga memandang teknologi ini akan benar-

benar bermanfaat, terutama untuk mengolah limbah cair batik yang dihasilkan dari kawasan

pengrajin batik di desa Klampar Kecamatan Proppo.

Target dan Temuan/Inovasi, agar pencemaran lingkungan yang terjadi di kawasan

pengrajin batik desa Klampar kecamatan Proppo dapat diminimalisasi, maka dilakukan

penyuluhan dan pelatihan cara penggunaanunit pengolahan limbah cair batik bantuan dari

BLH kabupaten Pamekasan.

Pengolahan limbah cair batik gabungan metode koagulasi-flokulasi dan metode

filtrasi diharapkan bisa menjawab persoalan yang dihadapi industri batik dalam pengolahan

limbahnya, karena dengan metode ini proses pengolahan menjadi sederhana dan murah.

Prinsip kerjanya adalah limbah cair batik, dalam hal ini zat pewarna tekstil setelah dipakai

dalam proses pencelupan ditampung dalam bak penampung limbah. Dari bak penampung

dialirkan dengan debit tertentu sesuai dengan waktu tinggal yang diharapkan ke dalam bak

koagulasi flokulasi. Di dalam unit initerjadi koagulasi-flokulasi. Setelah terbentuk flok,

limbah dialirkan ke dalam bak pengendapan, flok akan mengikat zat pewarna sehingga dalam

unit ini zat pewarna akan terpisah dari air dan mengendap. Air yang sudah terpisah dengan

zat pewarna perlu diproses lebih lanjut dengan filtrasi, dengan tujuan air kembali menjadi air

baku yang memenuhi ambang batas air baku. Endapan akan menjadi lumpur, dengan periode

waktu tertentu diambil dari bak sedimentasi dan limbah padat ini juga perlu diolah lebihlanjut

(Metcalf & Eddy, 2003).

Pada proses filtrasi digunakan media yang mudah didapat dan murah harganya, dalam

hal ini sebagai tahap awal penyaringan digunakan media kerikil, pada tahap ini air

dibersihkan dari kotoran yang berukuran besar sehingga tidak mengganggu pada proses

Page 7: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

penyaringan berikutnya. Setelah air terbebas dari kotoran, air masih perlu difilter kembali

yaitu tahap penyaringan berikutnya. Sebagai langkah terakhir agar air menjadi bersih dan

jernih dan tidak bau digunakan media pasir dan karbon aktif (Davis& Conwell, 1991).

1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan

Batik selain menampilkan pesona keindahan menyimpan permasalahan yang belum

terpecahkan yaitu limbah batik terutama zat pewarna sintetik/kimia. Selain kandungan zat

warnanya tinggi, limbah industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik

yang sukar larut atau sukar diuraikan.Jika industri tersebut membuang limbah cair, maka

aliran limbah tersebut akan melaluiperairan di sekitar pemukiman. Dengan demikian mutu

lingkungan tempat tinggal penduduk menjadi turun. Limbah tersebut dapat menaikkan kadar

COD (ChemicalOxygen Demand). Jika hal ini melampaui ambang batas yang diperbolehkan,

makagejala yang paling mudah diketahui adalah matinya organisme perairan. Salah satu

upaya pemerintah untuk mengurangi pencemaran limbah batik di salah satu sentra batik di

desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan yaitu dengan membangun unit

pengolahan limbah. Namun, sampai saat ini belum dimanfaatkan karena para pengrajin

belum mengetahui cara penggunaanya. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya

penyuluhan dan pelatihan mengenai cara penggunaanunit pengolahan limbah cair batik.

Teknik pengolahan limbah batik yang akan diterapkan yaitu gabungan metode koagulasi-

flokulasi dan metode filtrasi. Pemilihan metode ini karene metode ini sederhana, cukup

mudah dilakukan dan biaya relatif murah.

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan

Tujuan Pengabdian Masyarakat ini yaitu memberikan penyuluhan dan cara

penggunaan unit pengolahan limbah cair batik berupa rangkaian teknologi rekayasa gabungan

metode koagulasi-flokulasi dan metode filtrasi. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan pengrajin batik tentang teknologi dan prosedur pengolahan limbah cair batik,

sehingga kualitas limbah cair yang dibuang ke lingkungan sesuai Baku Mutu Limbah Cair

Batik yang berlaku dan tidak mencemari lingkungan. Pengolahan limbah cair batik gabungan

metode koagulasi-flokulasi dan metode filtrasi diharapkan bisa menjawab persoalan yang

dihadapi industri batik dalam pengolahan limbahnya, karena dengan metode ini proses

pengolahan menjadi sederhana dan murah serta dapat meminimalisasi pencemaran

lingkungan.

Page 8: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

1.4 Target luaran

Luaran kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa:

aplikasi teknologi tepat guna pada pengolahan limbah industri batik

Page 9: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Pembuatan Batik

Proses Pembuatan batik meliputi :

1. Pemalaman - Pemalaman adalah proses penempelan malam sebagai bahan utama

perintang batik ke mori. Mori yang telah di buat polanya kemudian dimalam dengan

canting tulis maupun canting cap. Canting batik tulis yang dipakai pada saat membuat

pola batik adalang canting klowongan atau canting dengan cucuk ukuran sedang.

Setelah pola pokok selesai dimalam kemudian membuat isen-isennya.

2. Pewarnaan - Motif batik yang telah dicap ataupun ditulis dengan lilin malam

merupakan gambaran atau motif dari batik yang akan dibuat. Proses selanjutnya

pemberian warna sehingga pada tempat yang terbuka menjadi berwarna, sedangkan

tempat yang ditutup lilin tidak terkena warna yang diwarnai.

3. Pelorodan - Pelorodan adalah proses penghilangan lilin malam yang menempel pada

kain mori. Menghilangkan lilin malam pada batik dapat bersifat menghilangkan

sebagian atau menghilangkan keseluruhan lilin malam. Menghilangkan sebagian atau

setempat adalah melepas lilin malam pada tempat-tempat tertentu dengan cara

mengerok dengan alat sejenis pisau. Pelorodan yang dilakukan di akhir disebut

mbabar atau ngebyok. Pelepasan lilin dilakukan dengan air panas. Lilin akan meleleh

dalam air panas sehingga terlepas dari kain.

2.2 Limbah industri batik

Berdasarkan proses industri batik cetak, limbahcair batik cetak mempunyai

karakteristik sebagai berikut yaitu :

1). Karakteristik fisika yang meliputi padatan terlarut (suspended solids), warna, bau ,

temperatur dan warna.

2). Karakteristik kimia meliputi derajat keasaman (pH), alkalinitas, kesadahan, logam berat,

bahan organik dan bahan anorganik,

3).Karakteristik biologi mikroorganisme termasuk bakteri, dan partikel-partikel halus

organik.

Menurut Al-kdasi (2004) berdasarkan struktur kimianya zat warna dibagi menjadi bermacam-

macam, antara lain: zat warna nitroso, nitro, azo, stilben, difenil metana, trifenil metana,

akridin, kinolin, indigoida, aminokinon, anin dan indofenol. Sedangkan berdasarkan pada

cara pencelupan atau pewarnaan pada bahan yang akan diwarnai digolongkan menjadi zat

Page 10: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

warna asam, basa, dispersi, direct dan lain-lain. Namun,secara garis besar zat warna

digolongkan menjadi dua golongan yaitu zat warna alami dan zat warna sintetik.

Salah satu contoh zat warna yang banyak dipakai industri tekstil adalah remazol

black, red dan golden yellow. Dalam pewarnaan, senyawa ini hanya digunakan sekitar 5%

sedangkan sisanya yaitu 95% akan dibuang sebagai limbah. Senyawa ini cukup stabil

sehingga sangat sulit untuk terdegradasi di alam dan berbahaya bagi lingkungan apalagi

dalam konsentrasi yang sangat besar karena dapat menaikkan COD (Chemical Oxygen

Demand). Hal ini tentu saja dapat merusak keseimbangan ekosistem lingkungan yang

ditandai dengan matinya organisme perairan di sekitar lokasi pembuangan limbah.

2.3Koagulasi dan Flokulasi

Koagulasi flokulasi adalah salah satu proses kimia yang digunakan untuk

menghilangkan bahan cemaran yang tersuspensi atau dalam bentuk koloid (Risdianto,2007).

Dimana partikel-partikel koloid ini tidak dapat mengendap sendiri dan sulit ditangani oleh

perlakuan fisik. Pada proses koagulasi, koagulan dan air limbah yang akan diolah

dicampurkan dalam suatu wadah atau tempat kemudian dilakukan pengadukan secara cepat

agar diperoleh campuran yang merata distribusi koagulannya sehingga proses pembentukan

gumpalan atau flok dapat terjadi secara merata pula.

Proses flokulasi dilakukan setelah setelah proses koagulasi dimana pada proses

koagulasi kekokohan partikel koloid ditiadakan sehingga terbentuk flok-flok lembut yang

kemudian dapat disatukan melalui proses flokulasi. Penggoyahan partikel koloid ini akan

terjadi apabila elektrolit yang ditambahkan dapat diserap oleh partikel koloid sehingga

muatan partikel menjadi netral. Penetralan muatan partikel oleh koagulan hanya mungkin

terjadi jika muatan partikel mempunyai konsentrasi yang cukup kuat untuk mengadakan gaya

tarik menarik antar partikel koloid. Proses flokulasi berlangsung dengan pengadukan lambat

agar campuran dapat membentuk flok-flok yang berukuran lebih besar dan dapat mengendap

dengan cepat. Keefektifan proses ini tergantung pada konsentrasi serta jenis koagulan dan

flokulan, pH dan temperatur.

Ketika koagulan direaksikan dengan air limbah, partikel-partikel koloid yang

terdapat dalam limbah tersebut akan membentuk agregasi atau penggabungan partikel kecil

untuk membentuk partikel yang lebih besar, sebagai akibat dari adanya perbedaan muatan

antara partikl koloid dengan koagulan. Proses koagulasi saja terkadang belum cukup untuk

mengendapkan agregat tersebut secara cepat. Penambahan polimer akan mempengaruhi

kestabilan molekul dari agregat yang terbentuk, sehingga ketika molekul tidak stabil polimer

akan membentuk agrgasi baru atau disebut juga flok. Flok-flok tersebut akan saling

Page 11: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

bergabung membentuk flok yang lebih besar proses koagulasi flokukasi ini dapat dilihat pada

gambar 2. Flok-flok yang terbentuk mempunyai berat molekul yang lebih besar dari molekul

air sebagai akibat penambahan polimer, sehingga flok tersebut akan dengan mudah

mengendap.

2. 3.1 Koagulasi

Koagulasi didefinisikan sebagai proses destabilisasi muatan koloid padatan

tersuspensi termasuk bakteri dan virus, dengan suatu koagulan. sehingga akan terbentuk flok-

flok halus yang dapat diendapkan (Manurung,2009). Proses pengikatan partikel koloid dapat

dilihat pada gambar 2.1. Pengadukan cepat (flash mixing) merupakan bagian integral dari

proses koagulasi. Tujuan pengadukan cepat adalah untuk mempercepat dan menyeragamkan

penyebaran zat kimia melalui air yang diolah. Koagulan yang umum dipakai adalah

Polialumiun klorida (PAC) dan tawas.

a. Mekanisme Proses Koagulasi

Proses koagulasi merupakan salah satu cara pengolahan air untuk menghilangkan

kontaminan yang terkandung didalamnya. Koagulasi merupakan destabilisasi muatan

pertikel koloid, suspended solid, serta padatan tidak mengendap dengan penambahan

koagulan yang disertai dengan pengadukan cepat untuk mengdispersikan bahan kimia

secara merata.Dalam suatu suspensi, koloid tidak mengendap (bersifat stabil) dan

terpelihara dalam keadaan terdispersi karena mempunyai gaya elektrostatis yang

diperolehnya dari ioniasi bagian permukaan serta adsorpsi ion-ion dari larutan sekitar.

Pada dasarnya koloid terbagi dua yaitu koloid hidrofluk yang bersifat mudah larut

dalam air dan koloid hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air.Dispersi koloid

hidrofobik biasa terjadi secara fisik atau kimia dan tidak bisa terdispersi kembali

secara spontan di dalam air. Afinitas koloid hidrofobik terhadap air sangat kecil

sehingga koloid ini tidak memiliki lapisan air yang cukup tinggi. Bila koagulan

ditambahkan ke dalam air maka koagulan akan terdisosiasi dan ion logam akan

mengalami hidrolisis dan menghasilkan ion komplek logam hidrokso yang bermuatan

positif. Komplek-komplek logam hidrokso ini merupakan ion-ion yang bermuatan

sangat positif dan teradsorspsi pada permukaan koloid. Ini dapat menyebabkan

terjadinya reaksi dalam air, antara lain:

1. Pengurangan zeta potensial (potensial elektrostatis) hingga suatu titik dimana

gaya van der walls san agitasi yang diberikan menyebabkan partikel yang tidak

stabil bergabung serta membentuk flok;

Page 12: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

2. Agregasi partikel melalui rangkaian inter partikulat antara grup-grup reaktif

pada koloid;

3. Penangakapan partikel koloid negatif oleh flok-flok hidroksida yang

mengendap.

Gambar 2.1 Skematik Proses Koagulasi

(Sumber:http://bulakbusanding.wordpress.com)

Pengurangan potensial elektrostatis yang terjadi dalam proses koagulasi

disebut dengan destabilisasi. Mekanisme proses destabilisasi ini terdiri dari beberapa

langkah antara lain:

1. Pengurangan muatan permukaan partikel dengan memakan lapisan muatan ganda

Penambahan ion ke dalam air akan meningkatkan kekuatan ionik dan memakan

gaya tolak. Dengan penambahan garam ke dalam air, muatan koloid tidak

dikurangi secara signifikan tetapi hanya memperkecil jarak antara muatan dari

permukaan partikel sehingga lapisan ganda dapat berkurang.

2. Netralisasi muatan dengan adsorpsi ion yang berlawanan muatan

Proses ini dilakukan dengan penambahan bahan kimia untuk proses destabilisasi.

Penambahan ion yang muatannya berlawanan dengan ion koloid dapat

menyebabkan netralisasi lapisan tunggal dari koloid. Netralisasi muatan terjadi

saat koagulan ditambahkan secara berlebihan.

3. Penggabungan antar partikel dengan polimer

Polimer-polimer yang mengandung situs aktif sepanjang rantainya dapat

menyebabkan adsorsbsi koloid. Koloid akan terikat pada beberapa situs sepanjang

rantai polimer.

4. Penjebakan flok

Saat sejumlah koagulan ditambahkan ke dalam air, maka akan membentuk flok

yang akan mengendap. Karena flok besar dan tiga dimensi, maka koloid akan

terjebak di dalam flok, dan akhirnya ikut mengendap. Untuk suspensi encer laju

Page 13: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

koagulasi rendah karena konsentrasi koloid yang rendah sehingga kontak antar

partikel tidak memadai. Bila digunakan dosis koagulan yang terlalu besar akan

mengakibatkan restabilisasi koloid. Untuk mengatasi hal ini, maka dilakukan

proses recycle sejumlah settled sludge, sebelum atau sesudah rapid mixing

dilakukan. Tindakan ini dapat dilakukan untuk meningkatkan efektifitas

pengolahan.

(http://www.pdam.sby.go.id/bulakbasanding.wordpress.com.2009)

b. Poli Aluminium Klorida (PAC)

Polialuminum klorida adalah salah satu produk polimer aluminium yang dugunakan

untuk menetralkan muatan koloid serta membentuk jembatan penghubung diantara

koloid-koloid tersebut sehingga proses koagulasi-flokulasi dapat berlangsung dengan

efisien. Polialumium klorida mempunyai rumus molekul Aln(OH)mCl3n-m. Produk

ini memiliki karakteristik dengan rasio molekuler OH/Al diantara 0,4 dan 0,6 serta

stabilitasnya dipertahankan oleh adanya ion sulfat yang dapat mengambat polimerisasi

spontan dari produk. Pada umumnya polialuminium klorida mempunyai daya

koagulasi-flokulasi yang lebih besar dibandingkan dengan garam aluminium yang

baisa seperti tawas.Berikut ini pada gambar 2.2 merupakan bentuk dari polialuminium

klorida (PAC). Bentuk dari PAC ada yang berbentuk cair dan serpihan bubuk.

(a) (b)

Gambar 2.2 (a) Bentuk serpihan bubuk dari polialuminium klorida

(PAC)(Sumber:http://svschemical.com)

(b) Bentuk Cair dari PAC(Sumber: http://diytrade.com)

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan polialuminium klorida

sebagai koagulan-flokulan adalah

1. PAC dapat bekerja di tingkat pH yang lebih luas dengan demikian tidak

diperlukan pengoreksian terhadap pH, terkecuali bagi air tertentu.

Page 14: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

2. Kandungan belerang dengan dosis cukup akan mengoksidasi senyawa

karboksilat rantai siklik membentuk alifatik dan gugusan rantai hidrokarnon

yang lebih pendek dan sederhana sehingga mudah untuk diikat membentuk flok.

3. Kadar klorida yang optimal dalam fasa cair yang bermuatan negatif akan cepat

bereaksi dan merusak ikatan zat organik terutama ikatan karbon nitrogen yang

umumnya dalam struktur ekuatik membentuk suatu makromolekul terutama

gugusan protein, amina, amida dan penyusun minyak dan lipida

4. PAC tidak menjadi keruh bila pemakaiannya berlebihan, sedangakan koagulan

yang lain (sperti aluminium sulfat, besi klorida dan fero sulfat) bila dosis

berlebihan bagi air yang mempunyai kekeruhan yang rendah akan bertambah

keruh. Jika digambarkan dengan suatu grafik untuk PAC adalah membentuk

garis linier artinya jika dosis berlebihan maka akan didapatkan hasil kekeruhan

yang relatif sama dengan dosis optimum sehingga penghematan bahan kimia

dapat dilakukan. Sedangkan untuk koagulan selain PAC memberikan grafik

parabola terbuka artinya jika kelebihan atau kekurangan dosis akan menaikkan

kekeruhan hasil akhir, hal ini perlu ketepatan dosis.

5. PAC mengandung suatu polimer khusus dengan struktur polielektolite yang

dapat mengurangi atau tidak perlu sama sekali dalam pemakaian bahan

pembantu, ini berarti disamping penyederahanaan juga penghematan untuk

penjernihan air.

6. Kandungan basa yang cukup akan menambah gugus hidroksil dalam air

sehingga penurunan pH tidak terlalu ekstrim sehingga penghematan dalam

penggunaan bahan untuk netralisasi dapat dilakukan.

7. PAC lebih cepat membentuk flok daripada koagulan biasa, ini diakibatkan dari

gugus aktif aluminat yang bekerja efektif dalam mengikat koloid yang ikatan ini

diperkuat dengan rantai polimer dari gugus polielektrolit sehingga gumpalan

floknya menjadi lebih padat, penambahan gugus hidroksil ke dalam rantai

koloid yang hidrofolik akan menambah berat molekul, dengan demikian

walaupun ukuran kolam pengendapan lebih kecil atau terjadi overload bagi

instalasi yang ada, kapasitas produksi relatif tidak

terpengaruh.(http://smk3ae.wordpress.com/feed)

8. Jumlah lumpur yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan

garam aluminium yang biasa

Page 15: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

9. Efek korosi yang ditimbulkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan garam

aluminium biasa.

c. Aluminium Sulfat (Tawas)

Tawas dengan rumus kimia Al2(SO4)3. Tawas merupakan bahan koagulan; yang

paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis (murah), mudah

didapatkan di pasaran, flok yang dihasilkan stabil dan efektif untuk air baku dengan

kekeruhan yang tinggi serta sangat baik untuk dipakai bersama-sama dengan zat

koagulan pembantu. Tawas diproduksi dalam bentuk padatan atau dalam bentuk cair.

Salah satu kekurangannya yakni flok yang dihasilkan lebih sedikit daripada flok yang

dihasilkan PAC maupun garam besi, dan rentang pH operasi lebih sempit yakni 5,5 –

8,5. Alum padar mempunyai berat jenis semu (apprent density) ±0,5, sedangkan untuk

butiran halus mempunyai berat jenis semu 0,6 – 0,7.

Al2(SO4)3 2 Al+3

+ 3 SO4+2

Air akan mengalami

H2O H+ + OH

-

Selanjutnya

2Al+3

+ 6OH- 2Al (OH)3

Selain itu akan dihasilkan asam.

3SO4-2

+ 6H+ 3H2SO4

Dengan demikian banyaknya dosis tawas yang ditambahkan menyebabkan pH

makin turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas optimum

yang harus ditambahkan. Pemakaian tawas paling efektif antara pH 5,8 - 7,4. Apabila

alkalinitas alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas perlu ditambah

alkalinitas. Untuk pengaturan (menaikan) pH biasanya ditambahkan larutan kapur

Ca(OH)2 atau soda abu (Na2CO3).(BPPT, 2008)

d. Zat Koagulan Pembantu

Seringkali pemakaian zat koagulan saja akan menghasilkan pembentukan flok

yang kurang baik. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan pemakaian koagulan

pembantu sehingga pembentukan flok berjalan lebih baik.

Pemilihan jenis zat koagulan pembantu harus dapat menghasilkan flok yang baik

atau stabil dan tidak berbahaya ditinjau dari segi kesehatan. Sebagai bahan koagulan

pembantu yang sering dipakai adalah silika aktif dengan dosis 1 - 5 ppm sebagai SiO2dan

sodium alginate antara 0,2 - 2 ppm (Alaerts,1987). Bahan ini dikenal dengan coagulant

aid atau zat koagulan pembantu.

Page 16: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

1. Penambahan Alkalinitas

Bila alkalinitas yang terkandung didalam air tidak mencukupi, maka biasanya

bisa ditambahkan alkalinitas dalam bentuk Ca(OH)2 dan Na2CO3

2. Penambahan polielektrolit

Polielektrolit yang ditambahkan bisa alami (pati,polisakarida) dan juga bisa

sintetis. Dosis yang ditambahkan biasanya sekitar 0,3 mg/L

3. Penambahan kekeruhan (turbidity)

Biasanya ditambahkan sedikit lumpur hasil koagulasi dan flokulasi. Kadang-

kadang juga ditambahkan tanah liat

4. Pengaturan pH

Proses pengendapan sangat dipengaruhi pH, maka pengaturan pH dilakukan

agar endapan yang terbentuk memiliki kelarutan

minimum.(http://www.pdamsby.go.id/bulekbasandiang.wordpress.com,2009)

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi koagulasi

Proses koagulasi untuk pengolahan air dipengaruhi oleh beberapa faktor

berikut ini diantaranya adalah:

1. pH

Pada proses koagulasi ada di daerah optimum maka proses koagulasi akan

berlangsung singkat dengan dosis koagulan tertentu. Kegagalan dalam

menentukan pH optimum dapat dipengaruhi oleh banyaknya kandungan kimia

dalam air.

2. Suhu

Selama proses koagulasi berlangsung pengendapan dari flok-flok yang

terbentuk semakin berkurang. Dengan turunnya suhu maka viskositas air

semakin tinggi sehingga kecepatan flok untuk mengendap semakin turun.

Penurunan suhu menyebabkan kecepatan reaksi berkurang sehingga flok lenih

sukar mengendap

3. Kondisi pengadukan

Pengadukan ini diperlukan agar tumbukan antar partikel untuk netralisasi

menjadi sempurna. Dalam proses koagulasi ini dilakukan pengadukan cepat.

(Linsley,1995)

f. Lapisan rangkap listrik

Dalam prakteknya terdapat beberapa mekanisme koagulasi yang saling

menghalangi (misalnya koagulasi elektrostatik, reaksi kimia dengan gugus fungsi koloid,

Page 17: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

adsorpsi garis agregrasi dan koagulasi) hanya yang pertama saja yang berhubungan

dengan zeta potensial yang juga termasuk dalam bentuk adsorpsi agregrasi pada

koagulasi. Zeta potensial tergantung pada kekuatan ion-ion dalam larutan dan gaya tolak

elektrostatik dari partikel koloid. Akhir penurunan bila lapisan ganda di tekan, fungsi

potensial bergantung pada kekuatan ionik larutan, pengaruh ini merupakan dasar

koagulasi elektrostatik, harga koagulasi untuk elektrolit yang berbeda adalah

- Untuk elektrolit monovalen 10-15 mol/m3

- Untuk elektrolit divalen ≤ 1 mol/ m3

Pada koagulasi elektrostatik ion-ion bermuatan bertindak sebagai spesies

tunggal dalam bentuk lapisan ganda. Pengaruh ini berhubungan dengan hukum Schultze-

Hardy. Menurutnya, muatan-muatan yang berlawanan dan pada mulanya dapat

menghasilkan netralisasi muatan koloid dan mengakibatkan netralisasi muatan koloid

dan mengakibatkan zeta potensial menjadi nol.

Penurunan potensial permukaan bergantung pada valensi dari ion yang

terdapat dalam lapisan difusi dan dipengaruhi oleh efisiensi tekanan. Pada adsorpsi

agregasi(partikel bermuatan positif) diserap pada permukaan koloid yang negatip,

hasilnya bermuatan netral sehingga terjadi pengendapan. Karena adsoprsi ini tidak

spesifik memungkinkan bahwa muatan yang terlebih dapat diserap dibandingkan dengan

kebutuhan untuk menetralkan muatan permukaan, ini telah dinyatakan bahwa daerah

relatif yang baik diikuti dengan perubahan zeta potensial dari pertikel flok dari positif ke

negatif.

2.4 Flokulasi

Menurut SNI 6774:2008 Flokulasi merupakan proses pembentukan flok yang besar

dan padat agar dapat diendapkan. Pada dasarnya merupakan pengelompokan/ aglomerasi

antara partikel dengan koagulan (menggunakan proses pengadukan lambat atau slow mixing),

Proses pengikatan partikel koloid oleh flokulan dapat dilihat pada gambar 2.2. Pada flokulasi

terjadi proses penggabungan beberapa partikel menjadi flok yang berukuran besar. Partikel

yang berukuran besar akan mudah diendapkan.

Page 18: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

Gambar 2.4 Proses Pembentukan Flok

(Sumber:http://bulekbasanding.wordpress.com)

Tujuan dilakukan flokulasi pada air limbah selain lanjutan dari proses

koagulasiadalah:

— Meningkatkan penyisihan Suspended Solid (SS) dan BOD dari pengolahan fisik.

— Memperlancar proses conditioning air limbah, khususnya limbah industri.

— Meningkatkan kinerja secondary-clarifier dan proses lumpur aktif.

— Sebagai pretreatment untuk proses pembentukan secondary effluent dalam filtrasi.

2.5 Adsorpsi

Adsorbsi merupakan suatu fenomena yang berkaitan erat dengan permukaan di mana

terlibat interaksi antara molekul-molekul cairan atau gas dengan molekul padatan. Interaksi

ini terjadi karena adanya gaya tarik atom atau molekul yang menutupi permukaan tersebut.

Kapasitas adsorbsi dari karbon aktif tergantung pada jenis pori dan jumlah permukaan yang

mungkin dapat digunakan untuk mengadsorbsi (Manocha, 2003).

Berdasarkan kekuatan dalam berinter-aksi, adsorbsi dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu adsorbsi fisika dan adsorbsi kimia. Adsorbsi fisika terjadi apabila gaya intermolekular

lebih besar daripada gaya tarik antarmolekul atau gaya tarik menarik yang relatif lemah

antara adsorbat dengan permukaan adsorben. Gaya ini disebut gaya van der waals sehingga

adsorbat dapat bergerak dari satu bagian permukaan ke bagian permu-kaan lain dari

adsorben. Gaya antarmo-lekul adalah gaya tarik antara molekul-molekul fluida dengan

permukaan padat, sedangkan gaya intermolekular adalah gaya tarik antarmolekul fluida itu

sendiri. Adsorbsi kimia terjadi karena adanya pertukaran atau pemakaian bersama elektron

antara molekul adsorbat dengan permukaan adsorben sehingga terjadi re-aksi kimia. Ikatan

Page 19: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

yang terbentuk antara adsorbat dengan adsorben adalah ikatan kimia dan ikatan itu lebih kuat

daripada adsorbsi fisika (Mu’jizah, 2010).

Dalam adsorbsi digunakan istilah adsorbat dan adsorben, di mana adsorbat adalah substansi

yang terserap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorben

adalah suatu media penyerap (Mirwan, 2005). Berikut ini merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi daya adsorpsisuatu adsorben: (Treybal, 1980)

1. Jenis Adsorbat

a. Ukuran molekul adsorbat

Ukuran molekul merupakan hal yang sangat penting diperhatikan supayaproses

adsorpsi dapat terjadi dan berjalan dengan baik. Ukuran molekuladsorbat nantinya

mempengaruhi ukuran pori dari adsorben yangdigunakan. Molekul-molekul adsorbat yang

dapat diadsorpsi adalahmolekul-molekul yang diameternya lebih kecil dari diameter

poriadsorben.

a. Kepolaran Zat

Sifat kepolaran dari adsorbat dan adsorben juga mempengaruhi proses adsorpsi.

Misalnya karbon aktif, untuk molekul yang berdiameter sama, molekul-molekul non-polar

lebih kuat diadsorpsi oleh karbon aktif daripada molekul-molekul yang polar.

2. Karakteristik Adsorben

a. Kemurnian Adsorben

Sebagai zat yang digunakan untuk mengadsorpsi, maka adsorben yanglebih murni

lebih diinginkan karena memiliki kemampuan adsorpsi yanglebih baik.

b. Luas permukaan dan volume pori adsorben

Jumlah molekul adsorbat yang teradsorp meningkat denganbertambahnya luas

permukaan dan volume pori adsorben. Dalam prosesadsorpsi, adsorben seringkali

ditingkatkan luas permukaannya karena luaspermukaan adsorben merupakan salah satu

faktor utama yangmempengaruhi proses adsorpsi.

3. Temperatur

Berdasarkan prinsip Le Chatelier, maka proses adsorpsi yang merupakanproses

eksotermis, dengan peningkatan temperatur pada tekanan tetap akanmengurangi jumlah

senyawa yang teradsorp.

4. Tekanan adsorbat

Pada adsorpsi fisika, jumlah zat yang diadsorpsi akan bertambah seiringdengan

naiknya tekanan adsorbat, sedangkan pada adsorpsi kimia, jumlah zatyang diadsorpsi akan

berkurang dengan menaikkan tekanan adsorba

Page 20: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

BAB III

STRATEGI, RENCANA KEGIATAN, DAN KEBERLANJUTAN

3.1 STRATEGI

Strategi yang akan dilakukan yaitu bekerjasama dengan BLH kabupaten Pamekasan dan

perangkat desa Klampar Kecamatan Proppo Pamekasan. Kerjasama dengan BLH berupa ijin

dan pendampingan saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan cara pengoperasian unit

penyaringan limbah industri batik. Kerjasama dengan perangkat desa berupa koordinasi agar

menghimpun para pengrajin batik untuk mengikuti kegiatan.

3.2 RENCANA KEGIATAN

Kegiatan pengabdian di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan ini

berupa kegiatan penyuluhan proses pengolahan limbah batik kepada warga desa pengrajin

batik dan penyediaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Adapun tahapan-tahapan

proses yang dilakukan adalah :

1. Survey lokasi

Kami melakukan survey lokasi di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten

Pamekasan. Di mana penduduk di sana banyak yang bekerja sebagai pengrajin batik.

Melihat kondisi di sana, sudah ada bak-bak penampung untuk pembuangan limbah

yang tersedia, tetapi penduduk tidak mempergunakannya untuk proses pengolahan

limbah batik dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka terhadap proses pengolahan

limbah batik. Mereka selama ini masih membuang limbah batik di sungai. Sehingga

perlu dilakukan penyuluhan mengenai cara pengolahan limbah batik dan penyediaan

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), sehingga bak-bak penampung limbah di

sana dapat dimanfaatkan dan limbah batik yang dihasilkan tidak lagi dibuang ke

sungai. Dengan begitu pencemaran sungai di daerah tersebut akibat dari limbah batik

dapat diminimalisir.

2. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan akan dilaksanakan di Balai Desa Klampar, Kecamatan Proppo,

Kabupaten Pamekasan. Dalam kegiatan ini akan bekerjasama dengan Badan

Lingkungan Hidup (BLH) Pamekasan dan para Perangkat Desa setempat. Para warga

akan diperkenalkan mengenai macam-macam limbah secara umum, selanjutnya akan

Page 21: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

dibahas lebih dalam mengenai limbah cair khususnya limbah batik dan akibat-akibat

yang ditimbulkan jika limbah dibuang di sungai tanpa adanya pengolahan terlebih

dahulu. Serta akan dipaparkan cara-cara pengolahan limbah cair batik. Hal tersebut

dapat menumbuhkan kesadaran para warga untuk tidak lagi membuang limbah di

sungai dan kesadaran untuk mengolah limbah cair dari proses pembuatan batik.

3. Penyediaan IPAL

Selain kegiatan penyuluhan, juga akan disediakan IPAL di Desa Klampar. Di Desa

tersebut sudah terdapat bak-bak penampung untuk pembuangan limbah, tetapi tidak

difungsikan oleh warga karena kurangnya pengetahuan. Oleh karena itu bak-bak

penampung tersebut akan difungsikan untuk IPAL. Adapun proses pengolahan limbah

batik adalah sebagai berikut :

a. Bak Penampungan awal

Bak penampungan awal berguna untuk menampung limbah cair dari proses

pembuatan batik. Partikel-partikel yang berukuran besar disaring menggunakan bar

screen yang terdapat di dalam bak penampungan ini.

b. Bak Koagulasi

Setelah dari bak penampungan awal, limbah cair batik dialirkan menuju bak

koagulasi. Pada proses ini dilakukan penambahan bahan kimia koagulan

yangsesuai dengan pH limbah cair tersebut. Salah satu koagulan yang mudah

didapat dan terjangkau harganya bagi para warga yaitu tawas/PAC. Parameter

seperti pH, COD, TSS, kekeruhan, dan kadar logam berat diuji pada saat sebelum

dan setelah pengolahan.

c. Bak Filtrasi

Setelah dari bak koagulasi, selanjutnya limbah cair batik dialirkan menuju ke bak

filtrasi. Bak filtrasi terdiri dari beberapa lapisan bahan adsorben yaitu karbon aktif

yang berfungsi sebagai filter dan adsorben; ijuk; pasir kuarsa; dan krikil yang

berfungsi sebagai filter. Partikel-partikel koloid dan tersuspensi yang terdiri dari

bahan organik, anorganik, dan logam berat dapat terserap dan mengendap pada

filter dan adsorben. Pengujian parameter pH, COD, TSS, kekeruhan, dan kadar

logam berat dilakukan setelah melewati filter.

Page 22: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

Setelah IPAL tersedia, untuk awalnya akan dipraktekkan proses pengolahan limbah

batik di depan para warga. Diharapkan para warga dapat menggunakan IPAL yang

telah tersedia secara berkelanjutan. Skema alir pengolahan limbah cair batik dapat

dilihat pada Gambar 3.1.

4. Evaluasi dan Pemantauan

Evaluasi dan Pemantauan akan dilaksanakan secara berkala setiap 4 bulan sekali

selama 1 tahun pertama, untuk memantau warga di Desa Klampar untuk

mempergunakan IPAL untuk proses pengolahan limbah batik secara berkelanjutan.

Segala masalah-masalah yang terjadi yang dialami oleh warga ditampung dan dibahas

bersama solusinya. Kegiatan evaluasi ini dilakukan dengan cara melakukan

pertemuan berdiskusi bersama warga di Balai Desa.

Gambar 3.1 Skema Alir Pengolahan Limbah Cair Batik

3.2 KEBERLANJUTAN

Setelah kegiatan ini diselenggerakan tim pengabdi akan tetap memantau penggunaan

unit pengolahan limbah batik dan dapat melayani konsultasi mengenai pengolahan limbah

batik baik dengan BLH maupun para pengrajin batik.

Bak Penampungan

Awal

Limbah

masuk Bak Koagulasi

Tawas

Bak Filtrasi keluar

Page 23: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

BAB IV

ORGANISASI TIM, JADWAL, DAN ANGGARAN BIAYA

4.1 Organisasi Tim Peneliti

Kedudukan Kompetensi Tanggung jawab

Ketua tim Kimia Analit Melakukan koordinasi dengan BLH

Pamekasan dan perangkat desa, Melakukan

survey, menganalisa data hasil survey,

mengkoordinir pelaksanaan kegiatan

Anggota Kimia Analit

Teknik Pengolahan Limbah

Thermodinamika

Teknologi Proses

Kimia Organik

Mendampingi ketua tim, Melakukan

survey, menganalisa data hasil survey,

melaksanakan kegiatan dengan penuh

tanggung jawab

Mahasiswa Membantu proses analisa, membantu dalam

pelaksanaan kegiatan dan penulisan laporan

4.2 Jadwal

No. Kegiatan

Bulan Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Koordinasi dengan BLH dan perangkat desa

2 Survey

3 Pengolahan dan analisis

4 Pelaksanaan kegiatan

5 Pembuatan laporan dan pelaporan

Page 24: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

4.3 Anggaran Biaya

Jenis Pengeluaran Jumlah

Honorarium Rp 7.000.000,00

Bahan habis pakai Rp 2.380.000,00

Peralatan Rp 1.370.000,00

Publikasi dan lain-lain Rp 14.200.000,00

Total Rp 24.950.000,00

Dengan Rincian sebagai berikut

Honorarium

Tim Peneliti Jumlah orang Total

Ketua/Peneliti Utama 1 Rp 2.000.000,00

Anggota Peneliti 1 Rp 5.000.000,00

Subtotal Rp 7.000.000,00

Bahan Habis Pakai

Bahan Jumlah Harga Satuan Jumlah

PAC 100 kg Rp 1.080.000,00 Rp 1.080.000,00

Tawas 50 kg Rp 6.000,00 Rp 300.000,00

Kerikil 1 karung Rp 75.000,00 Rp 75.000,00

Pasir kwarsa 1 karung Rp 175.000,00 Rp 175.000,00

Karbon aktif 50 kg Rp 750.000,00 Rp 750.000,00

Subtotal Rp 2.380.000,00

Peralatan

Alat Jumlah Harga Satuan Total

Pompa 2 unit Rp 400.000,00 Rp 800.000,00

Pipa PVC Rp 320.000,00 Rp 320.000,00

lem dan lain-lain Rp 250.000,00 Rp 250.000,00

Subtotal Rp 1.370.000,00

Pengeluaran lain-lain

Uraian Total

Biaya publikasi Rp 1.500.000,00

biaya konsumsi kegiatan Rp 3.000.000,00

sewa peralatan selama

kegiatan Rp 3.500.000,00

Biaya transportasi dan akomodasi Rp 5.000.000,00

Biaya Pembuatan Laporan Rp 1.200.000,00

Subtotal Rp 14.200.000,00

Page 25: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, T. E & Badewasta, H. 2009. Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Cap Khas

Palembang Dengan Proses`Filtrasi Dan Adsorpsi. Seminar Nasional Teknik Nasional

Indonesia.

Duong D .Do, 1998, “ Adsorption Analysis :Equilibria and Kinetics “, Imperial College

Departement of Chemical Engineering University of Queeensland , Australia

Metcalf & Eddy. 2003. Wastewater Enginee-ring: Treatment, Disposal and Reuse. 5th ed.

McGraw Hill Book CoNew York

Sarto.1994. Pengolahan Limbah Cair Secara Kimia (Netralisasi, Koagulasi dan Flokulasi).

Kursus Singkat Pengelola-han Limbah Cair. Pusat Penelitian Lingkung- Hidup UGM.

Yogyakarta.

Sugiharto, 1987, “Dasar-dasar Pengelolaan Limbah Industri “ Cetakan Pertama,Jakarta.

Penerbit UI-Press

http://www.antarajatim.com/lihat/berita/88970/pembangunan-penyaringan-limbah-industri-

batik-pamekasan-mangkrak (diunggah 13 maret 2015 pukul 09.46)

https://batikherbal.wordpress.com/2012/12/18/selamatkan-sumber-air-dengan-pewarna-

alam/#more-68 (diunggah 13 maret 2015 pukul 09.42)

http://health.kompas.com/read/2012/06/05/16141867/Limbah.Batik.Terpaksa.Dibuang.ke.Su

ngai. (diunggah 13 maret 2015 pukul 09.45)

Page 26: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …
Page 27: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

Lampiran

Biodata Tim Peneliti

1 Ketua

a. Nama Lengkap : Warlinda Eka Triastuti, S.Si., MT

b.Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIP : 198303082010122007

d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Penata Muda Tk. I/ IIIb

e. Jabatan Struktural : -

f. Bidang Keahlian : - Kimia Analisa

- Material

g. Fakultas/Jurusan : FTI/ DIII Teknik Kimia

h. Alamat Rumah dan No. Telp :Sukolilo bahagia II/74 Sukolilo Dian Regency

Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111

031-71519294 / 085733010440

i. Riwayat penelitian/ pengabdian :

1. Pembuatan Mikropartikel Komposit active pharmaceutical ingredients(api)-

PolimerMenggunakan Karbondioksida Superkritis – Tesis 2010

2. Pengaruh Penambahan Zat Aditif pada Proses Elektroplating Baja dengan Bahan Pelapis

Mangan Terhadap Laju Korosi di Media Air Laut (2011) – HIBAH DIPA PPNS ITS

3. Pengaruh Proses Aktivasi Terhadap Porositas dan Luas Permukaan Karbon Aktif dari

Limbah Kulit Kakao

j. Publikasi :

1. “Akurasi metode estimasi properti kritis untuk senyawa hidrokarbon dan senyawa

hidrokarbonTerhalogenasi” - SFATK 2008

2. “Mikronisasi komposit Zat Aktif Terapeutik – Polimer dengan Teknologi Supercritical Anti

Solvent (SAS)” - SNTKI 2009

3. “Efek Penambahan Ion Tartrate terhadap Elektrodeposisi Mn-Cu pada Pipa Baja Karbon,

Jurnal Kapal” vol. 09 , UNDIP

Page 28: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

4. “Karakter fisik dan Korosi Mangan Hasil Pelapisan pada Baja AISI 1020”, Jurnal Kapal

vol. 10 UNDIP

5. “Production of Activated Carbon Chocolate Bark (Theobroma Cacao L) by Activated

Method using NaOH and HCl as Activating Agents” Proceedings of the 9th

Joint

Conference Chemistry, Semarang (2014)

Page 29: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

Anggota

k. Nama Lengkap : Nurlaili Humaidah, ST, MT

l. Jenis Kelamin : Perempuan

m. NIP : 2300201308001

n. Fungsional/Pangkat/Gol. : -/ III b

o. Jabatan Struktural : -

p. Bidang Keahlian : TeknologiPengolahan Limbah

(Bioetanol)

q. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Industri (FTI)/

Teknik Kimia

r. Alamat Rumah dan No. Telp :Jl. Arief Rahman Hakim No. 49,

Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111/

Hp : 085230047474

Pendidikan:

- S1, Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS, lulus Agustus 2008

- S2, Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS, lulus Agustus 2011

s. Penelitian dan Riwayat Pekerjaan (2012-2014):

1. Dosen Jurusan D III Teknik Kimia FTI-ITS, tahun 2012 sampai sekarang

2. Asisten Tenaga Ahli “Penilai Proper Hijau Perusahaan Migas, Petrokimia ”,

LPPM ITS-Kementrian Lingkungan Hidup 2012/2013.

3. Anggota Tim Peneliti ”Technical Service Provider Penanggulangan Bencana”,

GIZ Jerman-LPPM-ITS-Kementrian Lingkungan Hidup 2014/2015

4. Ketua Tim Peneliti “Ektraksi Etanol Dari Broth Fermentasi Nira Siwalan

Menggunakan Bakteri Zymomonas mobilis termutasi, Pichia stipitis dan S.

cereviciae” Peneliti Dosen Pemula dana PNBP 2014

t. Publikasi Jurnal (2010-2011):

1. Jurnal ”Industri” FTI-ITS, Ethanol Production from Fermentation of Molasses

using an Immobilized-Cell Technique in a Packed Bed Bioreactor, Juni 2010.

2. International Journal of Academic Research, A Study of Ethanol Production

Applying Immobilization Technique Using Z. Mobilis A3 and S. Cerevisiae , Vol

3, No.6 November 2011, 159-163

Page 30: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

u. Publikasi Seminar (2003-2012):

1. Seminar Nasional Teknik Kimia Subardjo Brotohardjono 2008, UPN Jatim Juli

2008, Peningkatan Produktivitas Etanol Dari Molases Dengan Teknik

Immobilisasi Sel Ca-Alginat Menggunakan Bakteri Zymomonas Mobilis Dalam

Bioreaktor Kontinyu Packed – Bed

2. Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 2010, ITS Nopember

2008, Produksi Etanol Dari Molases Dalam Bioreaktor Packed Bed

Menggunakan Bakteri Zymomonas mobilis Dengan Teknik Immobilisasi Sel Ca-

Alginat

3. 18th

Regional Symposium On Chemical Engineering, Hochiminh City-Vietnam,

26-28 Oktober 2011

4. 3rd

International Conference on Chemical Science and Engineering, Phuket-

Thailand 27-28 Desember 2014

Page 31: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

Anggota

a. Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Soeprijanto, M.Sc

b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. NIP : 19580708 198701 1001

d. Pangkat/Gol. : Pembina Utama Madya/ IV.d

e. Jabatan Struktural : Kalab Laboratorium D3 Teknik Kimia FTI-ITS

f. Bidang Keahlian : Teknologi Pengolahan Limbah ( Bio Etanol )

g. Fakultas/Jurusan : FTI / Teknik Kimia

h. Alamat Rumah dan No. Telp : Jl. Penjaringan Timur III/PR 25 Perum YKP

Surabaya, 60297/ telp08165422334

Pendidikan:

1. Program Sarjana (S-1), Jurusan Teknik Kimia, Universitas Gadjah

MadaYogyakarta, Lulus tahun 1985.

2. Master Programme (S-2), Department of Chemical Engineering, The University of

Ghent, Ghent, Belgia, Lulus tahun 1993.

3. Postgraduate PhD. Programme (S-3), Department of Chemical and Process

Engineering, The University of Strathclyde, Glasgow, Scotland, United Kingdom,

Lulus tahun 2002.

4. Post Doctoral, Department of Chemical Engineering, National Taiwan University

of Science and Technology (NTUST), Taipei, Taiwan, Republic of China, 2005

i. Penelitian dan Riwayat Pekerjaan (2003-2009):

1. 1986 – sekarang : Staff Akademik di Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS.

2. 1999 – sekarang : Kasi Laboratorium Pengolahan Limbah Industri Kimia, Program

Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS.

3. 1999 – 2001

4. 2001 – 2008

:

:

Kasi Pengajaran

Kasi Kerja Praktek

5. 2007 – sekarang : Kepala Laboratorium Program studi D3 Teknik Kimia.

Page 32: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

Penelitian

1. Soeprijanto, Evif Kurniawati dan Tri Murtiningsih (2005). Aplikasi Enzim Deacetylase

dalam Produksi Kitosan dari Limbah Kulit Udang, Jurusan Teknik Kimia, FTI, ITS.

2. Soeprijanto (2005).Pengolahan Limbah Padat Organik Menggunakan Slurry

BioReaktor,Jurusan Teknik Kimia, FTI, ITS.

3. Soeprijanto dan Liu,J.C. (2005). Performance of a Constructed Wetland for Nitrogen

Removal from Septic Tanks, National Taiwan University of Science and Technology,

Taipei, Republic of China.

4. Rizki Tri Widianti, Diana Pupita dan Soeprijanto (2006). Pembuatan Biodiesel dari Minyak

Goreng Curah (Fresh Oil) Melalui Proses Transesterifkasi Metode Mike Pelly, Program

Studi Diploma 3 Teknik Kimia, FTI, ITS.

5. Guntur, Anjra dan Soeprijanto (2006). Pembuatan Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas

Melalui Proses Transesterifkasi Metode Mike Pelly, Program Studi Diploma 3 Teknik

Kimia, FTI, ITS.

6. Soeprijanto dan Prajitno, D.H. (2007). Peruraian Limbah Makanan Menggunakan

Bioreaktor Aerobik, Program Studi D3 Teknik Kimia, FTI-ITS.

7. Dyah Fitryana dan Beauty S.D. Dewanti, Soeprijanto, dan Tontowi Ismail (2008).

Pengolahan Air Limbah Industri dan Domestik dengan Metode Slow Sand Filter. Jurusan

Teknik Kimia, FTI-ITS.

8. Murtina Dwi Lastuti, Bernadeta Niken Kartika Dewi, Soeprijanto dan Tontowi Ismail

(2008). Pembuatan Biogas dari Vinasse Menggunakan Reaktor EGSB (Expanded Granular

Sludge Blanket)

9. Katherin Indriawati, Bambang L Widjiantoro, Soeprijanto, dan Hendra Cordova (2008).

Pengembangan dan Penerapan Strategi Sistem Kontrol Prediktif Berbasis Statistical Process

Control Untuk Meningkatkan Performansi Sistem Kontrol. Penelitian Hibah Bersaing.

10. Soeprijanto, Arino anzip dan suharmadi (2009). Pemanfaatan Tanaman Sorghum Untuk

Pembuatan Bioetanol Melalui Proses Hidrolisis Enzim dan Fermentasi Saccharomyces

Cerevisiae. Strategis Nasional.

11. Arief Widjaja dan Soeprijanto (2010). Aplikasi Enzim Xilanase pada Industri Pulp dan

Kertas. Hibah Kompetensi.

12. Soeprijanto, Katherin Indriawati, dan Nurlita Abdulgani (2010). Pengembangan Model

Kinetika dan Prototipe Industri Bioetanol Berbasis Sorghum Melalui Proses Hidrolisis

Page 33: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

Enzim dan Fermentasi. Hibah Bersaing.

13. Soeprijanto, Arino anzip dan suharmadi (2010). Pemanfaatan Tanaman Sorghum Untuk

Pembuatan Bioetanol Melalui Proses Hidrolisis Enzim dan Fermentasi Saccharomyces

Cerevisiae. Strategis Nasional.

14. Soeprijanto, Budi Setiawan dan Katherin Indriawati (2011). Biokonversi Biomassa

Lignoselulose dari Batang Jagung Menjadi Bioetanol Melalui Proses Sakarifikasi dan

Fermentasi Simultan. Dana DIPA ITS.

15. Soeprijanto, Katherin Indriawati, dan Nurlita Abdulgani (2011). Pengembangan Model

Kinetika dan Prototipe Industri Bioetanol Berbasis Sorghum Melalui Proses Hidrolisis

Enzim dan Fermentasi. Hibah Bersaing.

16. Soeprijanto, Budi Setiawan, Dyah Winarni Rahaju, Imam Syafril (2013). Pengolahan

Limbah Cair Produksi MunisiPT Pindad Menggunakan Reaksi Oksidasi Fenton. Kerja Sama

ITS dan PT Pindad Turen.

17. Soeprijanto, Katherin Indriawati, dan Nurlita Abdulgani (2013). Biokonversi Biomassa

Lignoselulose dari Batang Sorghum Menjadi Bioetanol Melalui Proses Pretreatment Basa

Lemah. Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi ITS.

18. Soeprijanto, Lily Pudjiastuti, dan R.O. Saut Gurning (2014). Pengolahan Limbah Minyak

Menggunakan Proses Elektrokoagulasi. Penelitian Ungulan Perguruan Tinggi ITS.

j. Publikasi Jurnal :

1. Soeprijanto, Bambang Aryanto dan Ryan Fabella (2007). Biosorpsi ion logam

berat Cu (II) dalam larutan menggunakan biomassa Phanerochaete

chrysosporium. Jurnal Industri: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, 6(1), 61-67.

2. Soeprijanto dan Liu, J.C (2007). Performance of constructed wetland systems for

nitrogen renoval. Industri: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, 6(3), 230-238.

3. Soeprijanto, dan Nieke Karnaningroem (2008). Perencanaan Penerapan

Constructed Wetland Untuk Pengolahan Efluen Tangki Septik. Jurnal Teknologi

dan Manajemen Lingkungan, 9(1), 61-68.

4. Soeprijanto, Tianika Ratnaningsihdan Ira Prasetyaningrum (2008). Biokonversi

selulose dari limbah tongkol jagung menjadi glukose menggunakan jamur

Aspergilus niger. Jurnal Purifikasi: Jurnal Teknologi dan Manajemen. 9(2), 105-

114.

Page 34: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

5. Soeprijanto (2009). Peruraian Limbah Makanan Menggunakan Bioreaktor

Aerobik Dalam Fase Suspensi. Purifikasi: Jurnal Teknologi dan Manajemen

Lingkungan, 9(2), 1-8.

6. Soeprijanto,Tontowi Ismail, Murtina Dwi Lastuti, dan Bernadeta Niken Kartika

Dewi (2010). Biokonversi Vinasse dari Limbah Industri Etanol Menjadi Biogas

Menggunakan Bioreaktor EGSB (Expanded Granular Sludge Blanket). Purifikasi:

Jurnal Teknologi dan Manajemen Lingkungan, 10(1).

7. Tri Widjaja, Soeprijanto, Ali Altway (2010). Effect of Powdered Activated

Carbon Addition on a Submerged Membrane Adsorption Hybrid Bioreactor with

Shock Loading of a Toxic Compound. Journal of Mathematics and Technology,

August, 2010.

8. Tri Widjaja, Soeprijanto, Ali Altway (2010). Ethanol Production from Molasses

Using Immobilised Cells Ca-Alginate and K-Carageenan by Mutation

Zymomonas Mobilis in a Packed Bed Bioreactor. International Journal of

Academic Reasearch, November, 2010.

9. Soeprijanto, Katherin Indriawati, dan Nurlita Abdulgani (2012). Kinetic Model

Development of Enzimatic Hydrolysis of Sorghum Flour to Readily Fermentable

Sugar for Bioethanol. Jurnal Industri: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, 11(1),

38-44.

k. Publikasi seminar :

1. Soeprijanto (2005). International Bioenergy Conference, Taipei, Republic of

China, November, 3-4, 2005, Taiwan.

2. Soeprijanto (2005). International Bioenergy Conference, Taipei, Republic of

China, December, 2005, Taiwan.

3. Soeprijanto, Sri Murwanti, Viki Yossida, dan Rian Perdana (2006). Adsorpsi Ion

Zn Menggunakan Serbuk Akar Wangi. Seminar Nasional Gabungan

Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Material dan Proses ke-2,

Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke –12, KPTU Fakultas

Teknik UGM, Yogyakarta 27 Juni 2006.

4. Astin dan Soeprijanto (2006). Kinetika Reaksi Degradasi Lignin Melalui

Degradasi Hemiselulose oleh Enzim Xylanase dari Aspergillus Niger. Proceeding

of the 5 th

National Conference: Design and Application of Technology, Faculty of

Page 35: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …

Engineering, Widya Mandala Surabaya Catholic University, Surabaya 29 June

2006.

5. Soeprijanto, Ryan Fabella dan Bambang Aryanto (2006). Kinetika Biosorpsi Ion

Logam Berat Cu(II) dalam Larutan Menggunakan Biomassa

Phanerochaetechrysosporium. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia dan

Musyawarah Nasional Asosiasi Pendidikan Tinggi Teknik Kimia (APTEKINDO),

Palembang 19-20 Juli 2006.

6. Soeprijanto dan Liu, J.C (2006). Nitrogen Removal in a Constructed Wetland

System. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia dan Musyawarah Nasional

Asosiasi Pendidikan Tinggi Teknik Kimia (APTEKINDO), Palembang 19-20 Juli

2006.

7. Soeprijanto, Arief Widjaja, Ariono anzip dan suharmadi (2009). Production of

ethanol from sorghum flour by enzymatic hydrolysis and fermentation in a batch

culture. ISSEEP Yogyakarta, 24 November 2009.

8. Soeprijanto,Arief Widjaja, Arino Anzip and Suharmadi (2009). Pengaruh

Konsentrasi Dari Hidrolisis Tepung Glukose Sorghum Terhadap Hasil Etanol

Menggunakan Yeast Saccharomyces cerevisiae.National Seminar on Applied

Technology, Science and Arts (1st APTECS),Surabaya, 22 December 2009.

9. Soeprijanto,Tri Widjaja, Arino Anzip and Suharmadi (2010). Biokinetic study on

α-Amylase Hydrolysis of Sorghum Starch to readily ferementable sugar for

bioethanol.National Seminar on Applied Technology, Science and Arts (2 nd

APTECS),Surabaya, 22 December 2010. Pengolahan Air Limbah Industri Kimia

Organik Mengandung Senyawa Aromatik Menggunakan Proses Fenton

Page 36: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …
Page 37: PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA …