pud hp (indo)

Upload: viannikkky

Post on 14-Feb-2018

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    1/17

    K U L I A H

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MSDwi Atmadji S, M Faried Kaspan

    Divisi Gastroenterologi Bagian Ilmu Kesehatan AnakFK Unair RSU Dr. Soetomo Surabaya

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    2/17

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    3/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    tidak spesifik. Karena gejala klinis yang tidak khas prevalensi tinggi dari penyakit

    ini, sehingga diagnosis pasti dari penyakit ini adalah berdasar pada biopsi [2-4].

    Penegakan diagnosis dari infeksi Helicobacter pylori adalah dengan

    metode invasif dan non-invasif. Pemilihan jenis uji diagnostik sangat bergantung

    kepada keberadaan alat diagnostik pada suatu pusat pelayanan kesehatan,

    masalah klinis yang diperlihatkan, dan biaya. Metode invasif meliputi endoskopi

    dan biopsi yang diikuti oleh pemeriksaan histologi, biakan, uji urease, dan PCR,

    sedangkan metode non-invasif meliputi serologi dan uji C-urea napas [2-4].

    Kuman H. pylori sangat cocok hidup dalam suasana asam, maka bila

    sekresi asam menurun, misalnya pada gastritis atrofik atau pemberian obat-obat

    antisekretorik seperti penghambat pompa proton (PPP), kolonisasi H. pylori juga

    akan berkurang. Kenyataan ini dipakai sebagai acuan dalam upaya

    pemberantasan atau eradikasi kuman H. pylori ini[2-4].

    Epidemiologi

    H. pylori ini tidak berada di dalam mukosa gaster, tetapi terdapat pada

    lapisan mukus yang melapisi mukosa. Kuman ini ditemukan hampir di seluruh

    dunia. Pada negara berkembang, 70-90% populasi pada gasternya terdapat

    kuman ini, dan sebagian besar mendapatkan infeksinya saat usia kurang dari 10

    tahun. Sedangkan pada negara maju, prevalensi infeksi berkisar 25-50%.

    Prevalensi infeksi H. pylori berdasarkan pemeriksaan serologi pada 150 murid

    Sekolah Dasar di Jakarta didapatkan angka sebesar 27% dan 90% dari mereka

    yang mempunyai seropositif ditemukan H. pylori pada lambungnya[3]

    .

    Faktor

    risiko infeksi H. pylori di antaranya lahir di negara berkembang, status ekonomi

    lemah, lingkungan yang padat dan sanitasinya kurang bersih, hidup dalam

    keluarga besar, adanya bayi di rumah, serta mereka yang sering terpajan

    dengan isi lambung orang yang terinfeksi H. pylori (misalnya perawat, ahli

    endoskopi). Frekuensi infeksi H. Pylori sama pada laki-laki dan perempuan [5-7].

    Tidak ada reservoir lain untuk H. Pylori selain gaster manusia. Maka

    transmisi utama kuman ini adalah dari gaster manusia yang satu ke manusia

    yang lain. Terdapat 3 kemungkinan cara penularan penyakit ini, yang pertama

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    4/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    adalah transmisi fekal-oral, oral-oralyaitu pada saat orang dewasa memberikan

    makanan pada anaknya, dan kemungkinan terakhir adalah iatrogenikpada tube

    endoskopi yang mengandung kuman H pylori ini[4, 5, 7].

    Morfologi

    Helicobacter pylori adalah Gram-negatif, non spora, bisa curved atau

    spiral rod-shaped bakteri yang tumbuh secara microaerob, Organisme tersebut

    mempunyai 7 flagella. Organisme tersebut mempunyai ukuran kira-kira tebalnya

    0.6 m. dengan panjang1.5 gelombang panjang (seperti terlihat pada gambar 1).

    Media yang dapat dipakai untuk kultur terdiri dari darah dengan atau tanpa

    selektif antibiotika. Helicobacter pylori dapat tumbuh dengan baik pada suhu 35-

    37C, dan memproduksi enzyme catalase, cytochrome oxidase, urease, alkaline

    phosphatase and glutamyl transpeptidase. Mukosa lambung terlindung dari

    infeksi bakterial. Jumlah H. pylori yang tampak menunjukkan kemampuan

    adaptasi pada tempat tertentu misalnya pada gaster manusia yang sering

    ditemukan pada permukaan sel epitel dan lapisan mukus. Strain H.pylori dapat

    dikultur dari duodenum, cairan lambung, dental plague walaupun jarang

    dilakukan, dan feses[7, 8]

    .

    Gambar 1. Helicobacter dilihat dengan mikroskop elektrondikutip: Marshall B. Helicobacter pylori: 20 years on. Clin Med JRCPL,2002 (2):14752

    [7]

    Patogenesis

    Mukosa gaster sebenarnya sangat terlindungi dari infeksi bakteri. Tetapi

    kuman H. pylori sangat pandai melakukan adaptasi terhadap hal ini, dengan

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    5/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    caranya yang unik dapat masuk ke dalam lapisan mukus, kemudian melakukan

    perlekatan dengan sel epitel, evasi respon imun dan akhirnya terjadi kolonisasi

    dan transmisi persisten[9-11].

    Setelah masuk gaster, bakteri ini harus melawan aktivitas asam untuk

    masuk ke lapisan mukus. Langkah awal penting pada proses infeksi ini adalah

    motilitas bakteri dan produksi urease. Urease ini dapat menghidrolisa urea

    menjadi karbondioksida dan amonia sehingga H. pylori dapat bertahan pada

    suasana asam. Aktivitas enzim ini sangat unik karena diatur oleh UreI suatu pH-

    gated urea channel yang terbuka pada suasana asam dan tertutup saat netral[10].

    Gambar di bawah ini menunjukkan situasi sekitar sel epitel dan lapisan mukus.

    Gambar 2. Proteksi asam lambung terhadap lapisan mucus

    Dikutip dari : (dikutip dari : Helicobacter pylori Epidemiology available at: http\\www.helicobacter

    foundation.com).

    H.pylori dapat terikat erat pada sel epitel dengan adanya beberapa

    komponen yang berada pada permukaan bakteri terutama BabA. Setelah

    melekat, sebagian besar strain H. pylori dapat memproduksi vacuolating

    cytotoxin (VacA, suatu eksotoksin). Toxin ini masuk ke dalam membran sel

    eptitel dan menyebabkan keluarnya bikarbonat dan anion organik yang

    diperlukan untuk nutrisi bakteri. Selain itu VacA ini juga mempunyai terget pada

    membran mitokondria yang menyebabkan terjadinya apoptosis[9, 10]

    .

    http://www.helicobacter/http://www.helicobacter/
  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    6/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    Sebagian besar strain H. pylori mempunyai cag pathogenicity island (cag-

    PAI), suatu fragmen genomic yang mempunyai 29 gen, seperti terlihat pada

    gambar di bawah ini. Setelah melekat pada sel epitel, cagA ini terfosforilasi dan

    menyebabkan terjadinya respon seluler dan produksi sitokin oleh sel epitel

    gaster[9, 10, 12].

    Gambar 3. Peta Cag pathogenicity

    dikutip dari: Suerbaum S , Michetti P . Helicobacter pylori Infection. NEJM, 2002(347) : 1175 -

    1186[10]

    H. pylori menyebabkan continuous gastric inflammation pada setiap

    individu yang terinfeksi. Respon inflamatori ini terdiri dari rekrutmen netrofil yang

    kemudian diikuti oleh sel limfosit B dan T, sel plasma, makrofag dan kemudian

    terjadi rusaknya sel epitel. Sel epitel gaster yang terinfeksi oleh H. pylori terdapat

    peningkatan sitokin interleukin-1, interleukin-2, interleukin-6, interleukin-8 dan

    tumor necrosis factor. Interleukin-8 merupakan kemokin yang poten untuk

    aktivasi neutrofil. Infeksi H.pylori ini dapat menyebabkan pula terjadinya respon

    humoral sistemik dan mukosa. Produksi antibodi ini tidak mengakibatkan

    eradikasi bakteri tetapi menyebabkan kerusakan jaringan. Sebagian penderita

    dengan H. pylori mempunyai autoantibodi terhadap H+/K+-ATP-ase sehingga

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    7/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    menyebabkan atrofi corpus gaster. Pada saat terjadi inflamasi ini apabila respon

    Th1 yang lebih dominan akan menyebabkan peningkatan produksi interleukin-18,

    dan ditambah dengan apoptosis akan mengakibatkan infeksi persisten H. pylori.

    Respon inflamasi ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini[9, 10, 13].

    Gambar 4. Patogenesis Helicobacter pylori.

    dikutip dari: Suerbaum S , Michetti P . Helicobacter pylori Infection. NEJM,2002(347):1175 -

    1186[10]

    Gejala Klinis

    Penelitian tentang hubungan manifestasi klinis dan infeksi H. pylori pada

    anak belum sebanyak yang dilakukan pada orang dewasa. Dari beberapa data

    yang dilaporkan menunjukkan bahwa infeksi H. pylori pada anak sebagian besarasimtomatis atau memperlihatkan gejala saluran cerna yang tidak spesifik.

    Infeksi H.pylori pada anak lebih sering berhubung-an dengan gastritis dibanding

    ulkus peptikum. Secara klinis, sulit membedakan gastritis yang terinfeksi H.pylori

    dengan yang tidak terinfeksi H.pylori. Dengan menggunakan postulat Koch, saat

    manusia menelan satu juta bakteri ini kemungkinan besar akan terjadi ulkus

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    8/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    gaster, sehingga sejak saat itu banyak peneliti yang kemudian menaruh

    perhatian besar pada kuman ini, terutama terhadap peranannya untuk menim-

    bulkan inflamasi pada saluran cerna bagian atas, penyakit tukak peptik dan

    kemungkinan perannya dalam perkembangan gastritis kronik ke arah karsinoma

    lambung[10, 11].

    Gambar 5. Sejarah alamiah infeksi Helicobacter pylori. Dikutip dari: Suerbaum S ,

    Michetti P Helicobacter pylori Infection. NEJM, 2002(347):1175 -1186[10]

    Manifestasi klinis infeksi H. pylori pada anak sebagian besar asimtomatis

    atau memperlihatkan gejala saluran cerna yang tidak spesifik. Keluhan lain yang

    sering disampaikan oleh anak adalah nyeri di daerah epigastrium, terbangun

    pada malam hari, dan sering muntah. Sakit perut berulang pada anakdianalogikan dengan dispepsia non-ulkus pada orang dewasa. Refluks

    gastroesofagus dan gagal tumbuh merupakan dua keadaan lain yang pernah

    dilaporkan pada anak terinfeksi H.pylori. Gastritis sering memperlihatkan keluhan

    sakit perut berulang pada anak. Oleh karena itu, sakit perut berulang pada anak

    oleh beberapa peneliti dianggap sebagai gejala klinis yang berhubungan dengan

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    9/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    infeksi H.pylori. 30% anak dengan sakit perut berulang ditemukan bakteri H.

    pylori di dalam antrumnya, sedangkan hanya 10% anak yang ditemukan bakteri

    H.pylori di dalam korpusnya. Kejadian ulkus pada anak jarang ditemukan, tetapi

    bila ditemukan perlu dipikirkan kemungkinan adanya infeksi H.pylori.

    Helicobacter pylori ditemukan pada 25% anak dengan ulkus lambung dan 86%

    pada ulkus duodenum. Data pada orang dewasa, ulkus peptikum diduga sebagai

    penyebab adenokarsinoma lambung di kemudian hari. Beberapa gejala klinis

    dianggap sebagai alarm symptoms seperti malabsorpsi dengan penurunan berat

    badan, gangguan pertum-buhan, anemia defisiensi besi, diare berulang, dan

    malnutrisi. Semua individu yang terkena infeksi kuman ini akan mengalami

    keradangan lambung yang kronik dan menetap (persistent), namun pada

    sebagian besar kasus tampaknya tidak menimbulkan morbiditas maupun

    mortalitas yang berarti[5, 14-16].

    Diagnosis

    Metode non invasif

    Tes Serologi merupakan teknik non-infasif pertama yang dipakai untuk

    mendeteksi anti H.pylori IgG pada serum penderita. Adanya Infeksi mukosa

    lambung karena H. Pylori terjadi peningkatan specific kadar IgG and IgA dalam

    serum and Peningkatan kadar secretory IgA and IgM dalam perut. Uji serologi

    sudah banyak digunakan oleh beberapa pusat pelayanan kesehatan. Yang

    penting dari hal tersebut adalah dengan tes ini kita dapat mendeteksi paparan

    bakteri ke host tetapi kita tidak dapat mendeteksi secara pasti adanya infeksi

    yang sedang berlangsung. Kadar antibodi menetap dalam darah dalam jangka

    waktu panjang sehingga meskipun infeksi H.pylori sudah diobati. Hasil uji

    serologi tergantung dari antigen H.pylori yang digunakan pada pemeriksaan

    tersebut. Dianjurkan untuk melakukan uji validitas terhadap pemeriksaan serologi

    sesuai dengan kondisi masing-masing daerah, karena antigen strain bakteri dari

    suatu daerah mungkin berbeda dengan bahan yang digunakan pada uji tersebut.

    Saat ini telah ditemukan uji serologi (ELISA) dengan menggunakan spesimen

    urin. Hasil yang diperolehpun sangat akurat, sehingga sangat berguna untuk

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    10/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    penapisan infeksi H.pylori[13, 17, 18]

    . Selain itu, telah ditemukan pula cara

    mendeteksi antibodi H. pylori di dalam air liur, tetapi nilai sensitivitas dan

    spesifisitas pemeriksaan ini masih dianggap terlalu rendah yaitu sebesar 84-93%

    dan 70-82%. Tes antibodi pada saliva dan urine merupakan salah satu non-

    invasif tekhnik untuk mendeteksi H.pylori infeksi[17-19].

    Uji C-urea nafas didasarkan pada kenyataan bahwa kuman H.pylori

    memproduksi urease. Urease adalah enzym yang memecah urea menjadi

    ammonia dan CO2. Urea dengan label C13 atau C14 dimakan oleh penderita

    dan menyebar melalui mukosa menuju pembuluh darah yang mensupply mukosa

    dan H.pylori. Ketika sudah mendekati epitel pembuluh darah yang mensupply

    mukosa beberapa menit kemudian isotop carbondioksida akan tampak pada

    pernafasan. Uji C-urea napas merupakan uji diagnostik yang realibel dan

    merupakan pilihan pertama dan dapat digunakan sebagai evaluasi terapi. Kedua

    cara ini mempunyai nilai sensitivitas sebesar 95-98% dan spesifisitas 98-100% [17,

    20].

    Stool antigen test adalah pemeriksaan enzimatik (ELISA) yang dapat

    mengidentifikasikan antigen H pylori pada feses. Stool antigen test terdiri dari

    metode poliklonal and monoklonal untuk mendeteksi infeksi juga untuk

    monitoring pasca terapi H.Pylori . Keuntungan pemeriksaan Stool antigen

    adalah membedakan infeksi aktif H.pylori dengan paparan, pemeriksaan non-

    invasif, penderita lebih nyaman lebih murah daripada metode lain, mendeteksi

    antigen secara langsung, dapat digunakan sebagai alat untuk monitoring

    sebelum dan sesudah terapi dan akurasi lebih >95%[21]

    .

    Tabel 1. Akurasi dari tes non invasif

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    11/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    dikutip dari: Vakil N, Fendrick A.M.How to test for Helicobacter pylori in 2005. Cleveland

    Clinical Journal of Medicine . 2005(72) : 508-514[18]

    Metode invasif

    Pemeriksaan endoskopi direkomendasi untuk dikerjakan pada kasus

    dengan gejala saluran cerna atas yang dicurigai suatu kelainan organik dan bila

    ditemukan H. pylori pada pemeriksaan endoskopi, maka pasien harus segera

    mendapat terapi. Endoskopi merupakan tindakan penting untuk mendapatkan

    jaringan untuk pemeriksaan histologi, biakan, atau uji urease. Endoskopi UGI

    dengan biopsi masih merupakan baku emas diagnosis H.pylori. Pemeriksaan

    histopatologi yang dilakukan pada infeksi H. pylori sering dihubungkan dengan

    gastritis kronis superfisial. Hal ini ditandai dengan infiltrasi sel-sel radang baik

    mononuklear maupun neutrofil pada sel epitel. Inflamasi yang terjadi bervariasimulai dari infiltrasi minimal lamina propria sampai inflamasi hebat dengan

    terbentuknya mikroabses dan reactive epithelial atypia. Inflamasi yang terjadi

    pada anak lain dengan yang terjadi pada dewasa, pada pemeriksaan endoskopi

    didapatkan lapisan mukosa dengan granular-granular halus atau nodul-nodul

    yang apabila dilihat dengan mikroskop berhubungan dengan hiperplasia

    limfonodular terutama di daerah antrum. Dengan pemeriksaan histopatologi

    dapat dikenali pula morpfologi H.pylori. Sensitifitas histologi secara umum 90-

    95%. Jika biopsi dilakukan pada posisi lebih kurang 2-3 cm dari kurvatura

    lambung menunjukkan hasil positif lebih dari 90%. Pada pasien yang dicurigai

    menderita ulkus lambung perlu dilakukan endoskopi untuk membuktikan adanya

    H. Pylori baik secara uji urease atau histologi dan sekaligus untuk menyingkirkan

    proses keganasan pada lambung. Apabila uji urease dan histologi digunakan

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    12/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    sebagai evaluasi hasil eradikasi, maka sebaiknya dilakukan paling cepat 4

    minggu setelah terapi selesai[22, 23].

    Biakan organisme merupakan cara yang terbaik untuk menegakkan

    diagnosis setiap infeksi bakteri termasuk H. pylori. H. pylori dapat dibiak dari

    jaringan biopsi lambung dan duodenum. Walaupun demikian, biakan masih

    dianggap sebagai jenis pemeriksaan yang tidak praktis. Teknik biakan sulit,

    karena memerlukan suasana media yang mikroaerofilik (5% oksigen dengan 5-

    10% CO2) dan memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini yang menjadi

    hambatan bila digunakan sebagai prosedur rutin. Cara ini umumnya digunakan

    untuk kepentingan penelitian. Biakan mempunyai dua keuntungan yaitu

    kegunaan utama biakan adalah menentukan jenis antibiotik yang akan

    digunakan. Kegunaan lain adalah mengisolasi bahan dengan menggunakan

    kultur . Pemeriksaan ini tidak diperlukan pada saat awal terapi, tetapi mungkin

    diperlukan bila terdapat kegagalan eradikasi sebanyak 2 kali [18, 23].

    Gastric Biopsi test didasarkan pada aktivitas enzim urease yang memecah

    reagen urea tes untuk membentuk amonia. Uji urease dapat mendeteksi infeksi

    H. pylori dengan cepat. Uji urease yang dilakukan pada jaringan biopsi lambung

    akan memperlihatkan perubahan warna media yang digunakan akibat adanya

    peningkatan pH akibat dicernanya urea oleh urease dan perubahan tersebut

    dilihat dengan adanya indikator yaitu perubahan phenol red. Uji ini mempunyai

    nilai spesifisitas yang tinggi, tetapi sangat tergantung pada ketepatan

    pengambilan sampel jaringan. Nilai diagnostik cara ini dapat ditingkatkan dengan

    cara menambah jumlah sampel jaringan. Nilai sensitivitas uji urease jaringan

    biopsi berkurang pada pasien yang mendapat proton pump inhibitor (PPI),

    antibiotik, atau bismut. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah

    bakteri, berpindahnya bakteri dari antrum ke korpus, atau terganggunya aktivitas

    urease. Oleh karena itu, pada pasien yang mendapat obat-obat tersebut,

    dianjurkan untuk dilakukan pengambilan jaringan biopsi selain diantrum juga di

    korpus lambung. CLO test (gel test) dikembangkan oleh Marshall, merupakan

    biopsy urease yang pertama kali yang spesifik untuk H.pylori. CLO tes terdiri dari

    agar gel yang terdiri dari phenol red dan urea. Tes dapat diinterpretasikan lebih

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    13/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    dari 24 jam setelah gastric biopsy ditempatkan pada agar gel. Ada dua tes yang

    sejenis yaitu Hp fast (gel test) dan PyloriTek (Paper test). Dari keseluruhan alat

    pemeriksaan mempunyai sesitivitas 88-93% dan dengan spesifisitas 99-100%[18,

    23, 24].

    Polymerase chain reaction merupakan teknik laboratorium yang secara in

    vitro dapat memproduksi rantai DNA spesifik dalam jumlah yang besar.Spesimen

    dari PCR dapat diambil dari spesimen biopsi, asam lambung, saliva. Pemeriksan

    ini dapat mendeteksi strain typing H. Pylori dan menghitung jumlah bakteri dalam

    jaringan biopsi. Nilai sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan ini tinggi. PCR

    tidak digunakan secara rutin, tetapi lebih sering digunakan untuk kepentingan

    penelitian. PCR juga dapat digunakan untuk menentukan strain H.pylori atau

    resistensi obat yang digunakan untuk eradikasi infeksi H.pylori, dan virulensi

    bakteri[24].

    Table 2 . Tes Diagnostik untuk mendeteksi H.pylori

    Dikutip dari: Hino B, Eliakim R, Levine A, Sprecher H,.Berkowitz D,Hartman C,.Eshach-AdivO, Shamir R. Comparison of Invasive and Non-Invasive Test Diagnosis and Monitoring OfHelicobacter Pylori Infection in Children Journal of Pediatrics Gastroenterology,2004(39):519-523

    Kapankah tes-tes diagnostik ini sebaiknya dilakukan ? North American

    Study for Pediatric Gastroenterology and Nutrition merekomendasikan bahwa

    pada anak dengan ulkus peptikum yang terdiagnosa secara endoskopi maupun

    radiologi, MALT lymphoma, dan untuk follow-up therapy sebaiknya dilakukan

    tes untuk mendeteksi adanya H. Pylori ini. Sedangkan pada anak dengan resiko

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    14/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    tinggi infeksi tetapi asimtomatik, nyeri perut yang tidak berhubungan ulkus

    peptikum, dan riwayat keluarga dengan kanker gaster tidak direkomendasikan

    untuk dilakukan tes-tes diagnostik ini secara rutin[25].

    TERAPI

    Pada tahun 1999 North American Society for Pediatric Gastroenterology,

    Hepatology,Nutrition (NASPGHAN) dan European Society for Pediatric

    Gastroenterology,Hepatology, Nutrition (ESPGHAN) memformulasikan guideline

    untuk manajemen H pylori infeksi pada anak[25, 26]

    Tabel 3. Guidelinemanajemen H.pylori infeksi pada anak

    dikutip dari: Malfertheiner P, Megraud F, OMorain C, et al. Current concepts in the management

    of Helicobacter pylori infection the Maastricht 22000 Consensus Report. Aliment Pharmacol

    Ther, 2002 (6):16780.[26]

    North American Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology,

    Nutrition (2000) mencoba merekomendasikan terapi untuk infeksi H.pylori yang

    digunakan selama 14 hari[25].

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    15/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    Tabel 6. Regimen pengobatan Helicobacter pylori yang direkomendasi

    NASPGHAN

    dikutip dari: Gold BD,Colletti RB,Abbott M,Czinn SJ, Elitwar Y, Hassall E, Macarthur C, Snyder J,

    Sherman PM. Hellicobacter pylori infection in children: Recommendations for diagnosis and

    treatment. J Pediatr Gastroenterol Nutr, 2000(31):490-497[25]

    Pada beberapa penelitian telah banyak dilaporkan terjadinya resistensi

    terhadap clarithromycin dan metronidazole. Resistensi terhadap clarithromycin

    adalah akibat mutasi terhadap gen 23S ribosom, sedangkan resistensi terhadap

    metronidazole lebih heterogen penyebabnya. Apabila resisten terhadap

    clarithromycin saat dilakukan tes sensitifitas, dikatakan clarithromycin sama

    sekali tidak dapat digunakan, tetapi apabila resisten terhadap metronidazole,

    obat ini masih dapat digunakan[27-31].

    KEPUSTAKAAN

    1. Logan, R. and M. Walker. ABC of the upper gastrointestinal tract:epidemiology and diagnosis of Helicobacter pylori infection. Br Med J2001; 323: 920-2.

    2. Ortiz, D., et al. Prevalence of Helicobacter pylori Infection in WaraoLineage Communities of Delta Amacuro State, Venezuela. Mem Inst

    Oswaldo Cruz 2003; 98(6): 721-25.3. Hegar, B. Infeksi Helicobacter Pylori pada Anak. Sari Pediatri 2000; 2(2):

    82 - 894. Caroll, M. Helicobacter pylori Infection. 2002; Available from: http:

    //www.emedicine.com/ped/Gastroenterology.html [cited 28/12/2005]5. Crone, J. and B.D. Gold. Helicobacter pylori Infection in Pediatrics.

    Helicobacter 2004; 9: 49-56.

    http://www.emedicine.com/ped/Gastroenterology.htmlhttp://www.emedicine.com/ped/Gastroenterology.html
  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    16/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    6. Ertem, D., H. Harmanci, and E. Pehlivanoglu. Helicobacter pylori infectionin Turkish preschool and school children: role of socioeconomic factor andbreast feeding.Turkish J Pediatr 2003; 45: 114-22.

    7. Marshall, B. Helicobacter pylori: 20 years on. Clin Med JRCPL 2002; 2:147-52.

    8. Amieva, M.R. Important Bacterial Gastrointestinal Pathogens in Children:A Pathogenesis Perspective. Pediatr Clin North Am 2005; 52: 749-77.9. Dunn, B.E., H. Cohen, and M.J. Blaser. Helicobacter pylori. Clin Microbiol

    Rev 1997; 10: 720-41.10. Suerbaum, S. and P. Michetti. Helicobacter pylori infection. N. Engl J Med

    2002; 347: 1175-86.11. Czinn, S.J., FAAP, and FACG. Helicobacter pylori infection: detection,

    investigation and management J Pediatr 2005: S21-26.12. Yahav, J., et al. Relevance of CagA Positivity to Clinical Course of

    Helicobacter pylori Infection in Children. J. Clin Microbiol 2000; 38(10):3534-37.

    13. Rocha, G.A., et al. Immunoblot Analysis of Humoral Immune Response toHelicobacter pylori in Children with and without Duodenal Ulcer. J ClinMicrobiol 2000; 38: 1777-81.

    14. Ganga-Zandzou, P.S., et al. Natural Outcome of Helicobacter pyloriInfection in Asymptomatic Children: A Two-year Follow-up Study. Pediatrics 1999; 104: 216-21.

    15. Kalach, N., et al. Helicobacter pylori Infection Is Not Associated WithSpecific Symptoms in Nonulcer-Dyspeptic Children. Pediatrics 2005; 115:17-21.

    16. Barabino, A. Helicobacter pylori-Related Iron Deficiency Anemia: AReview. Helicobacter 2002; 7: 71-75.

    17. Sabbi, T., et al. Efficacy of Noninvasive Tests in the Diagnosis ofHelicobacter pylori Infection in Pediatric Patients. Am. Med Association2005; 159: 238-41.

    18. Vakil, N. and A.M. Fendrick. How to test for Helicobacter pylori in 2005. Cleveland Clin J Med 2005; 72: 508-14.

    19. Tiwari, S.K., et al. Rapid diagnosis of Helicobacter pylori infection indyspeptic patients using salivary secretion: a non-invasive approach. Singapore Med J 2005; 46(5): 224-28.

    20. Megraud, F. Comparison of Non-Invasive Test to Detect HelicobacterPylori Infection in Children and Adolescents: Result of A MulticenterEuropean Study. J Pediatr 2005; 146: 198-203.

    21. Elitsur, Y. Helicobacter Pylori Diagnostic Tool: Is It In the Stool. J Pediatr2005: 164-67.

    22. Sherman, P.M. Appropriate Strategies for Testing and TreatingHelicobacter pylori in Children: When and How? N. Engl J Med 2004; 117:30S-35S.

    23. Vaira, D., et al. Review article: diagnosis of Helicobacter pylori infection. Aliment Pharmacol Ther 2002; 16: 16-23.

  • 7/23/2019 PUD HP (indo)

    17/17

    Continuing Education XXXVI

    INFEKSI HELICOBACTER PYLORI PADA ANAKAlpha Fardah, Reza G Ranuh, Subijanto MS

    24. Hino, B., et al. Comparison of invasive and non invasive test diagnosisand monitoring of Helicobacter infection in children. J PediatrGastroenterol Nutr 2004; 39: 519-23.

    25. Gold, B.D., et al. Helicobacter pylori Infection in Children:Recommendations for Diagnosis and Treatment. J Pediatr Gastroenterol

    Nutr 2000; 31: 490-97.26. Malfertheiner, P., et al. Current concepts in the management ofHelicobacter pylori infection-The Maastricht 2-2000 Consensus Report. Aliment Pharmacol Ther. 2002; 16: 167-80.

    27. Dupont, C., N. Kalach, and J. Raymond. Helicobacter pylori andAntimicrobial Susceptibility in Children. J Pediatr Gastroenterol Nutr 2003;36: 311-13.

    28. Faber, J., et al. Treatment Regimens for Helicobacter pylori Infection inChildren: Is In Vitro Susceptibility Testing Helpful? J Pediatr GastroenterolNutr 2005; 40: 571-74.

    29. Houben, M.H.M.G., et al. A systematic review of Helicobacter pylori

    eradication therapy the impact of antimicrobial resistance on radicationrates. Aliment Pharmacol Ther. 1999; 13: 1047-55.30. Kalach, N., et al. Helicobacter pylori in Children: Acquisition of

    Antimicrobial Resistance after an Initial Course of Treatment. J ClinMicrobiol 2001; 39: 3018-19.

    31. Lopes, A.I., et al. Antibiotic-Resistant Helicobacter pylori Strains inPortuguese Children.Pediatr. Infect Dis J 2005; 24: 404-09.