pulau2 kecil
TRANSCRIPT
KARAKTERISTIK BIOFISIK LINGKUNGAN DAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN TERPADU PULAU-PULAU KECIL
Program Studi lmu KelautanPascasarjana Universitas Pattimura
2014
1.Pulau-pulau Sistem Busur 2.Pulau-pulau Oseanik
3.Pulau-pulau Berasosiasi dengan Dinamika Paparan Benua
•
Berdasarkan asal-usul geologi dan evolusi tektonik, pulau-pulau kecil dapat terbagi atas 3 (tiga) grup/kelompok (Granger, 1996; Vernette, 1996):
Asal-Usul Geologi dan Evolusi Tektonik Pulau Kecil
Asal-Usul Geologi dan Evolusi Tektonik Pulau Kecil
Pulau-pulau Sistem Busur• Secara geomorfologi memiliki karakteristik:
• Pada zona subduksi membentuk rantai busur pulau-pulau vulkanik yg berasosiasi dg cekungan laut dalam hingga 6000 m.
• Aktivitas vulkanik yang baru terjadi lebih menonjol.• Fokus gempa lebih dalam dari 70 km.
• Laut dangkal pada sisi daratan dari busur.• Aliran panas tinggi pada sisi daratan dari busur.
• Ciri sangat jelas terlihat pada lingkar Pasifik: mulai dari sisi utara Selandia Baru, terus ke Melanesia hingga Indonesia, Filipina,
Jepang, Kep. Kuril, dan sisi timur melalui kepulauan Aleutian. 75 % dari gunung api aktif maupun yang baru mati berada di lingkar
Pasifik. Di Samudera Hindia, terjadi di Jawa dan Sumatera.
Asal-Usul Geologi dan Evolusi Tektonik Pulau Kecil
Asal-Usul Geologi dan Evolusi Tektonik Pulau Kecil
Pulau-pulau Oseanik• Terbentuk dari penaikan material ke permukaan
laut dari zona sempit gunung api bawah laut. • Proses vulkanik umumnya terkonsentrasi pada
sumbu dari lembah perbukitan simetris yang membentuk pulau.
• Pulau-pulau Oseanik terbagi atas 4 (empat) kategori:
• Pulau vulkanik formasi baru: biasanya berukuran kecil, berpantai curam dg rataan yang sempit. Komunitas biologis memiliki jumlah jenis
dan kelimpahan yang terbatas.• Pulau vulkanik formasi tua: Terbentuk dari
beberapa kali erupsi yang sebagian besar pada umur tersier. Tanahnya subur, dan pesisirnya
terbentuk formasi karang, khususnya karang tepi.
Asal-Usul Geologi dan Evolusi Tektonik Pulau Kecil
Asal-Usul Geologi dan Evolusi Tektonik Pulau Kecil
Contoh Pulau Vulkanik berterumbu karang tepi
• Pulau vulkanik dengan laguna dan karang penghalang: terjadi karena penenggelaman dan pertumbuhan formasi
karang, sehingga pulau dikelilingi oleh terumbu berlaguna. Pada sisi windward pertumbuhan karang
yang cepat membentuk terumbu yang lebih tebal, sedangkan pada sisi leeward terumbu lebih tipis.
Tanahnya subur, dan dan sumberdaya lautnya kaya. • Pulau Atol: proses penenggelaman dan naiknya
terumbu yang menutupi laguna. Tanahnya kapur dan tidak subur. Sumberdaya air di pulau atol terbatas.
Asal-Usul Geologi dan Evolusi Tektonik Pulau Kecil
Asal-Usul Geologi dan Evolusi Tektonik Pulau Kecil
• diawali ketika gunung vulkanik muncul sebagai suatu pulau di permukaan laut
• ketika aktivitas gunung vulkanik berakhir, pulau mulai tererosi
• karang tepi mulai mengkolonisasi garis pantai
• karang penghalang berkembang seperti saluran yang memisahkan dari pulau
• laguna yang luas membentuk bagian dalam karang
• pulau tenggelam dan terbentuk atol
Evolusi Pembentukan Pulau Oseanik
Evolusi Pembentukan Pulau Oseanik
Pulau-pulau Yang berasosiasi dengan Dinamika Paparan Benua
• Terbentuk dari hasil aktivitas tektonik yang menonjol pada daerah paparan benua.
• Pulau yang terbentuk umumnya lebih besar dan bergunung dari pada sistem busur maupun pulau oseanik.
Contohnya: Kepulauan Fiji, Solomon dan Seychelles di Pasifik.
• Aktivitas tektonik direpresentasikan oleh seringnya gempa yang berdampak besar. Kaya sumberdaya mineral:
hidrokarbon, nikel, tembaga, mangan dll.
Asal-Usul Geologi dan Evolusi Tektonik Pulau Kecil
Asal-Usul Geologi dan Evolusi Tektonik Pulau Kecil
• Pulau terbentuk dari akumulasi pasir dan lumpur pada wilayah pesisir.
• Dibangun oleh suatu kombinasi kompleks dari aksi gelombang dan pasut, serta masukan materi dari sungai atau
erosi pantai. • Umumnya berbentuk penghalang tepi, dengan morfologi
tergantung pada proses hidrodinamika dan endapan sedimen pada wilayah pesisir.
• Terbagi atas 2 (dua) kelompok: • Pulau-pulau Penghalang;
• Pulau-pulau Estuari dan Delta
Proses-proses Hidrodinamika LingkunganProses-proses Hidrodinamika Lingkungan
Pulau-pulau Penghalang • Umumnya memanjang, lurus sejajar pantai dan terpisah dari pantai daratan utama (mainland) oleh laguna, teluk atau rawa
tumbuhan air. • Ukurannya sangat bervariasi , baik hanya berbentuk penghalang
sejajar pantai yang berada di atas air pasang, maupun berketinggian hingga 30 m dengan bukit-bukit pasir bervegetasi. • Terdiri dari satu atau lebih gundukan pasir yang menandai posisi
garis pantai, dan terpisah oleh kanal pasut dan tetap terbuka terhadap pengaruh pasut , gelombang dan transpor materi
sepanjang pantai. • Disuplai dan dibentuk oleh proses-proses pesisir-laut, dengan
ukuran dari beberapa kilometer hingga labih dari 100 km panjang dan beberapa kilometer lebar. Pulau penghalang terpanjang adalah
Pulau Pedre (Texas), dengan panjang 200 km dan lebar dari 1 sampai 8 km.
Proses-proses Hidrodinamika LingkunganProses-proses Hidrodinamika Lingkungan
Pulau –pulau Estuari dan Delta• Berada pada batas antara sungai dan laut, dan
terkait langsung dengan pembentukan sediman delta dan estuari.
• Secara geomorfologi terbentuk dari interaksi aliran sungai dan hidrodinamika di mulut sungai. Tiga
parameter utama yang berperan, yakni: aliran air sungai, energi gelombang dan kisaran pasut. Bila aliran sungai lebih dominan, maka morfologi delta
yang terbentuk, sebaliknya bila kisaran pasut tinggi yang berperan maka tipe estuari yang terbentuk.
• Dalam skala waktu geologi, pulau delta tergolong sangat muda, dengan komposisi sedimen klastik, pasir
berlumpur dan lit yang kaya bahan organik.
Proses-proses Hidrodinamika LingkunganProses-proses Hidrodinamika Lingkungan
Pulau-pulau Delta di Teluk Bintuni, Papua Barat
Pulau Dataran
• Secara topografi terdiri dari 3 (tiga) kelompok: pulau aluvium, pulau karang/koral dan pulau atol.
• Jenis batuan geologis pulau dataran umumnya berumur muda berupa endapan klastik jenis fluviatil dengan dasar yang terdiri
dari lapisan endapan masif atau pecahan karang/koral.
Berdasarkan morfogenesa dan potensi sumberdaya air, diklasifikasikan atas 2 (dua) kelompok, yaitu: kelompok pulau dataran dan kelompok pulau berbukit (Hehanussa, 1988; Hehanussa dan Haryani, 1998; Hehanussa dan Bakti, 2005):
Klasifikasi Pulau KecilKlasifikasi Pulau Kecil
Pulau Mansinam, Manokwari Sebagai Pulau Dataran
1. Pulau aluvium• Umumnya terbentuk di dataran pantai landai di depan muara-
muara sungai besar, dimana laju pengendapan sedimen lebih tinggi dibandingkan dengan laju erosi oleh arus dan gelombang laut.
• Potensi dan penyebaran air tanah ditemukan pada akuifer pasir di alur sungai atau di pasir sempadan pantai, dan dipengaruhi oleh
perubahan musim.• Sedimen sebagian terbentuk oleh endapan sedimen klastik kasar,
dan sebagian berpasir dan lempungan, serta ada juga yang bergambut dan biasa terdapat alur sungai kecil, dengan tumbuhan
nipah dan mangrove terlihat mendominasi.
Klasifikasi Pulau KecilKlasifikasi Pulau Kecil
Pulau Aluvium di Teluk Bintuni, Papua Barat
2. Pulau karang/koral
• Terbentuk dari endapan klastik berumur kuarter, umumnya dikelilingi oleh terumbu karang.
• Sumberdaya air di pulau koral hanya tersedia sebagai air tanah di lensa-lensa yang terbatas
ukurannya dan rawan penyusupan air laut.
Klasifikasi Pulau KecilKlasifikasi Pulau Kecil
Pulau Koral di Aceh
3. Pulau atol• Pembentukannya mirip dengan pulau koral, namun
perbedaannya bahwa dasar laut lebih dinamis karena adanya proses penenggelaman (subsidence) dan
pengangkatan (uplift). • Umumnya termasuk pulau sangat kecil yang memiliki
luas daratan lebih kecil dari 50 km2, dengan lebar kurang dari 150 m dan panjangnya berkisar antara 1000 – 2000
m. • Sumberdaya air di pulau atol sama dengan di pulau
koral, dan air tanahnya berada pada 1/3 jarak ke ujung pulau baik pada salah satu ujung maupun pada kedua
ujung pulau. • Pulau atol yang cukup dikenal di Indonesia adalah
pulau-pulau Takabone Rate.
Klasifikasi Pulau KecilKlasifikasi Pulau Kecil
Pulau Berbukit
• Kelompok pulau berbukit terdiri dari 5 kelompok: pulau vulkanik, pulau
tektonik, pulau teras terangkat, pulau petabah dan pulau genesis campuran. • Umumnya memperlihatkan morfologi dengan lereng yang lebih besar dari 10o
dan elevasi lebih besar dari 100 m di atas permukaan laut .
Klasifikasi Pulau KecilKlasifikasi Pulau Kecil
Pulau Sebuku, Lampung Selatan (contoh Pulau Berbukit)
1. Pulau vulkanik•Terbentuk dari endapan piroklasik, lava atau ignimbrit
sebagai hasil kegiatan gunung berapi. • Potensi air di pulau vulkanik bervariasi dari miskin sampai
kaya, dan ditemukan pada lapisan breksi dengan matriks kasar di sekitar aliran lava atau di daerah rekahan.
• Contoh pulau vulkanik adalah Pulau Krakatau, Pulau Banda, Pulau Tidore, dan Pulau Gunung Api.
Klasifikasi Pulau KecilKlasifikasi Pulau Kecil
2. Pulau tektonik• Terbentuk akibat proses tektonik, terutama pada
zona tumbukan antar lempeng. • Air di pulau tektonik lebih banyak dijumpai sebagai
aliran sungai, dan sangat sedikit air tanah. • Contoh pulau tektonik adalah Pulau Nias, Pulau
Siberut dan Pulau Enggano.
Klasifikasi Pulau KecilKlasifikasi Pulau Kecil
3. Pulau teras terangkat• Pembentukannya sama dengan pulau tektonik,
namun pada saat pengangkatan disertai pembentukan teras yang sebagian besar terdiri dari koral.
• Pulau teras terangkat banyak dijumpai di Indonesia bagian timur, misalnya Pulau Ambon dan Pulau Biak • Potensi air permukaan di pulau ini sedikit tapi air
tanahnya cukup banyak, terutama apabila batuan alas pulau ini terdiri dari endapan yang kedap air, sehingga
memungkinkan air tersimpan didalam akuifer batu gamping.
Klasifikasi Pulau KecilKlasifikasi Pulau Kecil
Contoh Pulau Teras Terangkat di Kep. Padaido, Biak Numfor
4. Pulau petabah (monadnock)• Terbentuk di daerah yang stabil secara tektonik, dengan litologi pembentukan terdiri atas batuan
ubahan (metamorf), intrusi dan sedimen yang terlipat dan berumur tua.
• Air tanah di pulau ini terbatas jumlahnya, dan terdapat pada batuan sedimen muda, lapisan lapuk
atau rekahan. • Contoh pulau petabah adalah Pulau Batam, Pulau
Bintan dan Pulau Belitung.
Klasifikasi Pulau KecilKlasifikasi Pulau Kecil
5. Pulau genesis campuran• Pulau ini terbentuk dari gabungan dua atau lebih
genesis pulau-pulau tersebut di atas. • Potensi air di pulau genesis campuran tergantung
pada genesis pulau yang bergabung, dan dapat berupa sumber mata air yang mengalir sepanjang
tahun maupun aliran air permukaan dengan jumlah yang biasanya terbatas.
• Contoh pulau genesis campuran adalah Pulau Haruku, Pulau Nusa Laut, Pulau Kisar dan Pulau Rote.
Klasifikasi Pulau KecilKlasifikasi Pulau Kecil
• Pulau-pulau vulkanik cenderung lebih curam dan memiliki area yang lebih
tinggi.• Pulau-pulau koral atau atol cenderung
lebih landai dan berbentuk dataran yang luas.
• Pulau-pulau komposit yang berada beberapa meter di atas permukaan laut
tergolong ke dalam pulau-pulau makatea, dimana substratnya
berterumbu koral , tapi sebagian vulkanik.
Karakteristik topografi pulau-pulau kecil (Oseanik) tidak mempunyai pola yang tetap dan tergantung kepada tipe pulau (Whitakker, 1998):
Karakteristik Topografi Pulau KecilKarakteristik Topografi Pulau Kecil
Contoh Pulau Vulkanik (Pulau Maitara, Malut) yang bertopografi curam
Contoh Pulau Koral (Pulau Insumbabi, Supiori) yang landai
• Pulau-pulau kecil oseanik umumnya beriklim yang sangat dipengaruhi oleh laut , dan seringkali tidak sesuai dengan
kedudukan garis lintangnya, sebagai konsekuensi dari letaknya yang berada pada jalur sistem arus lautan atau atmosfir utama.
• Umumnya pulau dataran memiliki iklim yang kering, sedangkan pulau bergunung memiliki curah hujan yang tinggi meskipun ada
bagian yang kering terutama di daerah bayangan hujan.• Fluktuasi suhu tahunan relatif kecil, dimana pulau-pulau yang
berada dekat ekuator mempunyai kisaran suhu rata-rata tahunan kurang dari 1 oC bahkan suhu pada ketinggian mempunyai kisaran
rata-rata tahunan lebih kecil dari 10 oC.• Kisaran kondisi klimatik suatu pulau sangat ditentukan oleh
elevasi puncak gunung tertinggi, dan merupakan variabel penting dalam menentukan jumlah spesies di suatu pulau.
Karakteristik KlimatikKarakteristik Klimatik
• Pulau-pulau kecil (oseanik) umumnya miskin spesies dalam ukuran, tapi kaya dalam bentuk yang tidak ditemukan di tempat
lain, sehingga sering bersifat endemik. • Mamalia dan amfibia daratan utama umumnya tidak dijumpai di pulau kecil, tapi cukup banyak dijumpai burung dan insekta
serta biasanya reptilia.• Biota terestrial pulau kecil (oseanik) mempunyai penyebaran yang terbatas dibandingkan dengan pulau kontinental/pulau
besar.• Tidak semua flora dan fauna endemik pulau berevolusi in-situ.
Flora dan fauna endemik purba yang tadinya berasal dari daratan utama dan kemudian tetap hidup dan berevolusi di
pulau disebut palaeo-endemik; sedangkan yang berevolusi in-situ disebut neo-endemik.
Signifikansi Keanekaragaman HayatiSignifikansi Keanekaragaman Hayati
• Secara geografi, satu spesies baru (atau sub-spesies) dapat muncul dalam satu dari 3 (tiga kondisi:• Jika satu bentuk baru muncul dalam suatu area
geografi yang sama dengan asal, maka dapat digolongkan ke dalam spesia simpatrik (sympatric
speciation)• Jika muncul dalam satu zona kontak (hybrid zone) di antara 2 spesies, maka dapat digolongkan ke dalam
spesiasi parapatrik (parapatric speciation)• Jika muncul dalam suatu area geografis yang
terpisah, maka dapat digolongkan ke dalam spesiasi alopatrik (allopatric speciation)
• Spesiasi yang terjadi di pulau kecil (oseanik) dikategorikan sebagai spesiasi alopatrik, karena terkait
dengan sifat insular dari pulau tersebut.
Spesiasi dan Perubahan Evolutif Spesiasi dan Perubahan Evolutif
• Mekanisme spesiasi terjadi melalui proses yang berbeda: 1. Spesiasi alopatrik atau spesiasi geografis, dan
2. Spesiasi kompetitif. • Model spesiasi alopatrik diringkaskan:
• Suatu penghalang geografis membatasi aliran gen dalam satu populasi yang bereproduksi secara seksual
• Subpopulasi yang terisolasi berevolusi secara terpisah untuk suatu waktu
• Mereka tidak cukup untuk disebut spesies berbeda• Sering pengahalang hilang dan isolasi tumpang
tindih tapi tidak terjadiperkawinan silang (kalaupun terjadi tapi dengan keberhasilan yang rendah).
Spesiasi dan Perubahan Evolutif Spesiasi dan Perubahan Evolutif
• Spesiasi kompetitif melingkupi beragam modus dari spesiasi simpatrik. Suatu spesies memperluas (ekspansi) relung (niche)nya untuk menguasai relung ekologis yang
tidak tereksploitasi, kemudian spesies tersebut terbagi atas 2 saudara, yang satu menguasai relung asal dan yang lainnya
menguasai relung yang baru.• Ekspansi terjadi karena kurangnya kompetisi dengan
spesies lain, sebagaimana umum terjadi pada pulau-pulau kecil oseanik.
• Namun demikian terbaginya spesies terjadi karena meningkatnya tekanan kompetisi diantara bagian populasi
yang mampu mengeksploitasi dua relung berbeda.
Spesiasi dan Perubahan Evolutif Spesiasi dan Perubahan Evolutif
Sumberdaya Air Pulau Kecil Sumberdaya Air Pulau Kecil
Penyebaran air tanah tawar di P. Koral (Falkland, 1995)
Dipengaruhi: fisiografi, iklim dan hidrologi, geologi dan hidrogeologi, tanah dan vegetasi, serta dampak manusia, termasuk pencemaran dari berbagai sumber.
Tangkapan Air
Sistem Hidrogeologi: • Air tanah berasal dari air hujan, siklus antara resapan air ke dalam tanah dan pemanfaatannya pendek.• Air tanah berupa lensa yang mengapung di atas air payau atau air asin.• Larian air (run off) pada waktu hujan kecil, sebagian besar air yang meresap ke dalam tanah berdifusi dengan air laut di bawahnya.
Sumberdaya Air Pulau Kecil Sumberdaya Air Pulau Kecil
EKOLOGI/LINGKUNGAN• Ukuran kecil, terpisah dari Mainland Island sehingga bersifat
Insular• Sumberdaya alam, khususnya sumberdaya air tawar terbatas,
dimana daerah tangkapan air kecil• Peka dan rentan terhadap pengaruh eksternal (badai, topan…)• Keanekaragaman hayati laut tinggi, dan memiliki sejumlah jenis
endemik yang bernilai ekologis tinggi• Tidak mempunyai hinterland yang jauh dari pantai• Arus laut disebabkan oleh 2 faktor (angin musim dan pasang
surut)• Mempunyai 2 musim (hujan dan kering) yang dibatasi oleh
musim pancaroba• Variabilitas klimatik umumnya kecil, namun potensial terjadi
perubahan drastis
EKOLOGI/LINGKUNGAN• Ukuran kecil, terpisah dari Mainland Island sehingga bersifat
Insular• Sumberdaya alam, khususnya sumberdaya air tawar terbatas,
dimana daerah tangkapan air kecil• Peka dan rentan terhadap pengaruh eksternal (badai, topan…)• Keanekaragaman hayati laut tinggi, dan memiliki sejumlah jenis
endemik yang bernilai ekologis tinggi• Tidak mempunyai hinterland yang jauh dari pantai• Arus laut disebabkan oleh 2 faktor (angin musim dan pasang
surut)• Mempunyai 2 musim (hujan dan kering) yang dibatasi oleh
musim pancaroba• Variabilitas klimatik umumnya kecil, namun potensial terjadi
perubahan drastis
Karakteristik Pulau-Pulau Kecil Karakteristik Pulau-Pulau Kecil
GEOGRAFIS•Relatif terisolasi, laut lebih luas dari daratan.
•Berbatasan dengan laut, dan luasnya antar muka daratan-laut sehingga meningkatkan kerentanan ekosistem pesisirnya.
•Tidak mempunyai hinterland interior atau pusat area inti di daratan
•Massa daratan yang kecil sehingga rentan terhadap perubahan iklim global, seperti naiknya muka air laut
GEOGRAFIS•Relatif terisolasi, laut lebih luas dari daratan.
•Berbatasan dengan laut, dan luasnya antar muka daratan-laut sehingga meningkatkan kerentanan ekosistem pesisirnya.
•Tidak mempunyai hinterland interior atau pusat area inti di daratan
•Massa daratan yang kecil sehingga rentan terhadap perubahan iklim global, seperti naiknya muka air laut
Karakteristik Pulau-Pulau Kecil Karakteristik Pulau-Pulau Kecil
Pulau Oseanik/KecilPulau Benua/Besar Benua
• Jauh dari benua• Dikelilingi oleh laut luas• Area daratan kecil• Suhu udara stabil• Iklim sering berbeda
dengan pulau besar terdekat
• Dekat dari benua• Dikelilingi sebagian oleh laut • Area daratan besar• Suhu udara agak bervariasi• Iklim mirip benua terdekat
•Area daratan sangat besar•Suhu udara bervariasi•Iklim musiman
•Umumnya karang atau vulkanik
•Sedikit mineral penting
•Tanahnya porous/permeabel
•Sedimen atau metamorfis
•Beberapa mineral penting•Beragam tanah
•Sedimen atau metamorfis
•Beberapa mineral penting•Beragam tanah
Karakteristik Geografis
Karakteristik Geologi
Perbandingan Karakteristik Pulau Kecil , Pulau Besar dan Benua
Perbandingan Karakteristik Pulau Kecil , Pulau Besar dan Benua
Pulau Oseanik/Kecil Pulau Daratan/Besar Benua
• Keanekaragaman hayati rendah
• pergantian spesies tinggi• tinggi pemijahan massal
hewan laut bertulang belakang
• Keanekaragaman hayati sedang• Pergantian spesies agak rendah • Sering pemijahan massal hewan
laut bertulang belakang
• Keanekaragaman hayati tinggi
• Pergantian spesies biasanya rendah
• Sedikit pemijahan massal hewan laut bertulang belakang
•Sedikit sumberdaya daratan
•Sumberdaya laut penting
•Jauh dari pasar
• Sumberdaya daratan agak luas• Sumberdaya laut penting
• Lebih dekat pasar
• Sumberdaya daratan luas
• Sumberdaya laut sering tidak penting
• Pasar relatif mudah
Karakteristik Biologi
Karakteristik Ekonomi
Perbandingan Karakteristik Pulau Kecil , Pulau Besar dan Benua
Perbandingan Karakteristik Pulau Kecil , Pulau Besar dan Benua
• Sumberdaya Ikan• Ekosistem Mangrove
• Ekosistem Terumbu Karang • Produk Alamiah (Natural Product)
SUMBERDAYA HAYATI
(Bahan pangan dan industri)
Potensi SDA dan Jasa Perairan Pesisir Pulau-Pulau Kecil
Potensi SDA dan Jasa Perairan Pesisir Pulau-Pulau Kecil
• Bahan Mineral• Energi Laut
Energi Gelombang, Pasut dan Arus
SUMBERDAYA NIR-HAYATI
Energi Perbedaan Salinitas
Potensi SDA dan Jasa Perairan Pesisir Pulau-Pulau Kecil
Potensi SDA dan Jasa Perairan Pesisir Pulau-Pulau Kecil
• Perhubungan Laut
• Pariwisata Bahari
Keindahan Pantai
Keanekaragaman Flora Fauna
JASA-JASA LINGKUNGAN
Potensi SDA dan Jasa Perairan Pesisir Pulau-Pulau Kecil
Potensi SDA dan Jasa Perairan Pesisir Pulau-Pulau Kecil
• Rendahnya SDM dan IPTEKRendahnya SDM dan IPTEK• Rendahnya SDM dan IPTEKRendahnya SDM dan IPTEK
• Pertumbuhan populasi penduduk yang tinggiPertumbuhan populasi penduduk yang tinggi• Pemanfaatan Sumberdaya kelautan belum optimal dan efisienPemanfaatan Sumberdaya kelautan belum optimal dan efisien• Perubahan iklim global (naiknya muka air laut)Perubahan iklim global (naiknya muka air laut)• PencemaranPencemaran
• Pertumbuhan populasi penduduk yang tinggiPertumbuhan populasi penduduk yang tinggi• Pemanfaatan Sumberdaya kelautan belum optimal dan efisienPemanfaatan Sumberdaya kelautan belum optimal dan efisien• Perubahan iklim global (naiknya muka air laut)Perubahan iklim global (naiknya muka air laut)• PencemaranPencemaran
• Lokasi pasar dari produk dan jasa kelautan jauh dari lokasiLokasi pasar dari produk dan jasa kelautan jauh dari lokasi• Lokasi pasar dari produk dan jasa kelautan jauh dari lokasiLokasi pasar dari produk dan jasa kelautan jauh dari lokasi
• Rendahnya ketersediaan sarana dan prasarana Rendahnya ketersediaan sarana dan prasarana pembangunanpembangunan
• Rendahnya ketersediaan sarana dan prasarana Rendahnya ketersediaan sarana dan prasarana pembangunanpembangunan
• Kebijakan makro yang masih belum kondusifKebijakan makro yang masih belum kondusif• Kebijakan makro yang masih belum kondusifKebijakan makro yang masih belum kondusif
Permasalahan Pulau-Pulau KecilPermasalahan Pulau-Pulau Kecil
• Ukurannya yang kecil, sehingga sumberdaya lahan menjadi sangat penting
• Ketersediaan air tawar yang terbatas, sehingga sering menjadi faktor penentu yang membatasi daya dukung pulau
• Tingkat kerentanan yang tinggi terutama oleh pengaruh eksternal (pencemaran, sampah…)
• Tekanan penduduk yang besar dalam eksploitasi sumberdaya
• Tuntutan pertumbuhan ekonomi• Ketidak serasian pemanfaatan
dan adanya konflik pemanfaatan
Pentingnya Penzonasian Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil
Pentingnya Penzonasian Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil
EKONOMI
EKOLOGI
SOS-BUD
EKOLOGI:Keanekaragaman hayati, Kealamian, ketergantungan,Keterwakilan, Keunikan, Integritas, Produktivitas danKerentanan
EKONOMI:Spesies penting, Kepentingan perikanan, Bentuk ancaman,Manfaat ekonomi
SOSIAL-BUDAYA:Penerimaan sosial, Kesehatan masyarakat, Budaya, Estetika,
Konflik kepentingan, Keamanan, Aksesibilitas, Kepedulian
masyarakat.
Kriteria Penzonasian Pulau-pulau KecilKriteria Penzonasian Pulau-pulau Kecil
Penzonasian Pulau-pulau KecilBerbasis Kesesuaian (Suitability)
Penzonasian Pulau-pulau KecilBerbasis Kesesuaian (Suitability)Kesesuaian : Faktor-faktor pembatas ekologis pulau-pulau
kecil bagi suatu peruntukan secara berkesinambungan
Kelas Kesesuaian :
1. Sangat Sesuai, tidak mempunyai pembatas yang serius
2. Sesuai, mempunyai pembatas yang agak serius
3. Sesuai Marginal, mempunyai pembatas serius
4. Tidak Sesuai, mempunyai pembatas permanen
Daya Dukung : Tingkat pemanfaatan sumberdaya alam atau ekosistem secara berkesinambungan tanpa menimbulkan kerusakan sumberdaya dan lingkungan
Daya Dukung Ekologis : Tingkat maksimum (baik jumlah maupun volume) pemanfaatan suatu sumberdaya atau ekosistem yang dapat diakomodasi oleh suatu kawasan atau zona sebelum terjadi penurunan kualitas ekologis.
Daya Dukung Fisik: Jumlah maksimum pemanfaatan suatu sumberdaya atau ekosistem yang dapat diabsorpsioleh suatu kawasan atau zona tanpa menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas fisik.
Penzonasian Pulau-pulau KecilBerbasis Daya DukungPenzonasian Pulau-pulau KecilBerbasis Daya Dukung
Daya Dukung Sosial : Tingkat kenyamanan dan apresiasi pengguna suatu sumberdaya atau ekosistem terhadap suatu kawasan atau zona akibat adanya pengguna lain dalam waktu bersamaan.Daya Dukung Ekonomi : Tingkat skala usaha dalam pemanfaatan suatu sumberdaya yang memberikan keuntungan ekonomi maksimum secara berkesinambungan.
Penzonasian Pulau-pulau KecilBerbasis Daya Dukung
Penzonasian Pulau-pulau KecilBerbasis Daya Dukung
Daya Dukung Pariwisata : Tingkat kunjungan pengguna yang dapat diakomodasi oleh suatu kawasan wisata dengan tingkat kepuasan yang tinggi bagi pengunjung dan berdampak minimal bagi sumberdaya (WTO, 1992).
Penilaian Daya Dukung Pariwisata (Boullion, 1985):
Area yang digunakan oleh wisatawanDaya Dukung =
Parameter standar individu rata-rata
Penilaian Daya Dukung Bagi PariwisataPenilaian Daya Dukung Bagi Pariwisata
Penilaian Daya Dukung Bagi PariwisataPenilaian Daya Dukung Bagi Pariwisata
Sumberdaya Pulau-Pulau KecilSumberdaya Pulau-Pulau Kecil
Fungsi dan Manfaat Ekologi
Fungsi dan Manfaat Ekonomi
Fungsi dan Manfaat Sosial Sosial-Budaya
Konservasi Pariwisata Perikanan Lain-lain
Identifikasi Kondisi & Potensi Kawasan Pengembangan
Penilaian KesesuaianKawasan Pengembangan
Arahan Pengembangan
Penyusunan Rencana Pengelolaan
Kebijakan Pengelolaan dan Pengembangan Berbasis Konservasi & Masyarakat
Kriteria Ekologi Kriteria Sosial-Budaya
Kriteria Ekonomi Kriteria Kelembagaan
Pendekatan Pengelolaan Terpadu Pulau-pulau Kecil Berbasis Kesesuaian Pendekatan Pengelolaan Terpadu Pulau-pulau Kecil Berbasis Kesesuaian