reaksi terhadap stress berat_meimei
TRANSCRIPT
REAKSI TERHADAP STRESS BERAT DAN GANGGUAN PENYESUAIAN
I Pengertian Stress
Menurut Lazarus amp Folkman (Morgan 1986) stress adalah keadaan internal yang
dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh (kondisi penyakit latihan dll) atau
oleh kondisi lingkungan dan social yang dinilai potensial membahayakan tidak
terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping
Menurut Selye (Bell 1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction)
terhadap adanya ancaman yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis seperti
meningkatnya denyut jantung yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan
terhadap stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika
individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan
Rice (1987) mengatakan bahwa stress adalah suatu kejadian atau stimulus
lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang Atkinson (2000)
mengemukakan bahwa stress mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan
kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang Situasi ini disebut sebagai penyebab
stress dan reaksi individu terhadap situasi stress ini disebut respon stress Stress
adalah suatu keadaan tertekan baik secara psikis maupun psikologis (Chaplin 1999)
Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai
a Stimulus yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang
menimbulkan stress atau disebut juga dengan stressor
b Respon yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul
karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress Respon yang muncul
karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress Respon yang muncul
dapat secara fisiologis seperti takut cemas sulit berkonsentrasi dan mudah
tersinggung
c Proses yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara
aktif dapat mempengaruhi dampak stress melalui strategi tingkah laku kognisi
maupun afeksi
Berdasarkan berbagai definisi diiatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
stress adalah keadaan yang disebabkan oleh adanya tuntutan internal maupun
eksternal (stimulus) yang dapat membahayakan tidak terkendali atau melebihi
kemampuan individu sehingga individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun
secara psikologis (respon) dan melakukan usaha ndash usaha penyesuaian diri terhadap
situasi tersebut (proses)
II Penggolongan Stress
Selye (Rice 1992) menggolongkan stress menjadi 2 golongan Penggolongan
ini berdasarkan atas persepsi individu terhadap stress yang dialaminya
II1 Distress (stress negative)
Selye menyebutkan distress merupakan stress yang merusak atau bersifat tidak
menyenangkan Stress dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami
raasa cemas ketakutan khawatir atau gelisah Sehingga individu mengalami keadaan
psikologis yang negative menyakitkan dan timbul keinginan untuk menghindarinya
II2 Eustress (stress positif)
Selye menyebutkan bahwa eustress bersifat menyenangkan dan merupakan
pengalaman yang memuaskan Hanson (Rice 1992) mengemukakan frase joy of stress
untuk mengungkapkan hal ndash hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stress
Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental kewaspadaan kognisi dan performansi
individu Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan
sesuatu misalnya menciptakan karya seni
III Stressor
Menurut Lazarus amp Folkman (Morgan 1986) kondisi fisik lingkungan dan
social yang merupakan penyebab dari kondisi stress disebut dengan stressor Istilah
stressor diperkenalkan pertama kali oleh Seyle (Rice 1992) Situasi kejadian atau
objek apapun yang menimbulkan tuntutan dalam tubuh dan penyebab reaksi psikologis
ini disebut stressor (Berry 1998) Stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik seperti
polusi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan social seperti interaksi social
Pikiran atau perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang
nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor
Lazarus amp Cohen (Berry 1998) mengklasifikasikan stressor ke dalam 3
kategori yaitu
a Cataclysmic events
Fenomena besar atau tiba ndash tiba terjadi kejadian ndash kejadian penting yang
mempengaruhi banyak orang seperti bencan alam
b Personal stressors
Kejadian ndash kejadian penting yang mempengaruhi sedikit orang atau
sejuumlah orang tertentu seperti krisis keluarga
c Background stressors
Pertikaian atau permasalahan yang biasa terjadi setiap hari seperti masalah
dalam pekerjaan atau rutinitas pekerjaan
Ada beberapa jenis ndash jenis stressor psikologis (dirangkum dari Folkman 1984
Colemandkk1984 serta Rice 1992) yaitu
1 Tekanan (pressures)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan
tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu Secara umum tekanan mendorong
individu untuk meningkatkan performa mengintensifkan usaha atau mengubah
sasaran tingkah laku Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari ndash hari dan
memiliki bentuk yang berbeda ndash beda paa setiap individu Tekanan dalam beberapa
kasus tertentu dapat menghabiskan sumber ndash sumber daya yang dimiliki dalam proses
pencapaian sasarannya bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku
maladaptive Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau
kombinasi dari keduanya Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai self esteem
konsep diri dan komitmen personal Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan
waktu atau peran yang harus dijalani seseorang atau juga dapat berupa kompetisi
dalam kehidupan sehari ndash hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan sekolah dan
mendapatkan pasangan hidup
2 Frustasi
Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu
mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang
diinginkan Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang
mengancam seperti misalnya timbul reaksi marah penolakan maupun depresi
3 Konflik
Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap
dua atau lebih dorongan juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda
dalam waktu bersamaan Ada 3 jenis konflik yaitu
Approach-approach conflict terjadi apabila individu harus memilih satu
diantara dua alternative yang sama ndashsama disukai misalnya saja seseorang
yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama ndashsama
diinginkan Stress muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati
alternative yang tidak diambil Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan
cepat diselesaikan
Avoidance-avoidance conflict terjadi bila individu diharapkan pada dua
pilihan yang sama ndash sama tidak disenangi misalnya wanita muda yang hamil
diluar nikah disatu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu
secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti Konflik jenis
ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu
untuk menyelesaikannya karena masing ndash masing alternative memiliki
konsekuensi yang tidak menyenangkan
Approach-avoidance conflict adalah situasi di mana individu merasa tertarik
sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu
objek yang sama misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok karena
khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa
hidupnya kelak tanpa rokok
Berdasarkan pengertian stressor diatas dapat disimpulkan kondisi fisik
lingkungan dan social yang merupakan penyebab dari kondisi stress
IV Reaksi terhadap stress
IV1 Aspek Biologis
Walter Canon (Sarafino 1994) memberikan deskripsi mengenai bagaimana
reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam Ia menyebutkan reaksi tersebut
sebagai fight-or-flight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk
menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut Fight-or-flight
response menyebabkan individu dapat berespons dengan cepat terhadap situasi yang
mengancam Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat
membahayakan kesehatan individu
Seyle (Sarafino 1994) mempelajari akibat yang diperoleh bila stressor terus
menerus muncul Ia kemudian mengemukakan istilah General Adaptation Syndrome
(GAS) yang terdiri dari rangkaian tahapan reaksi fisiologis terhadap stressor
1 Alarm Reaction
Tahapan pertama ini mirip dengan fight-or-flight response Pada tahap ini
arousal yang terjadi pada tubuh organisme berada di bawah normal yang
untuk selanjutnya meningkat diatas normal Pada akhir tahapan ini tubuh
melindungi organisme terhadap stressor Tapi tubuh tidak dapat
mempertahankan intensitas arousal dari alam reaction dalam waktu yang
sangat lama
2 Stage of Resistance
Arousal masih tinggi tubuh masih terus bertahan untuk melawan dan
beradaptasi dengan stressor Respon fisiologis menurun tetapi masih tetap
lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal
3 Stage of Exhaustion
Respons fisiologis masih terus berlangsung Hal ini dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh dan menguras energy tubuh Sehingga terjadi
kelelahan pada tubuh Stressor yang terus terjadi akan mengakibatkan
penyakit dan kerusakan fisiologis dan dapat menyebabkan kematian
IV2 Aspek Psikologis
Reaksi psikologis terhadap stress dapat meliputi
1 Kognisi
Stress dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif
(Cohen dkk dalam Sarafino 1994) Stressor berupa kebisingan dapat
menyebabkan deficit kognitif pada anak ndashanak (Cohen dalam sarafino 1994)
Kognisi juga dapat berpengaruh dalam stress Baum (sarafino 1994)
mengatakan bahwa individu yang terus menerus memikirkan stressor dapat
menimbulkan stress yang lebih parah terhadap stressor
2 Emosi
Emosi cenderung terkait dengan stress Individu sering menggunakan keadaan
emosionalnya untuk mengevaluasi stress Proses penilaian kognitif dapat
mempengaruhi stress dan pengalaman emosional (Maslach Schachter amp
Singer Scherer dalam Sarafino 1994) Reaksi emosional terhadap stress yaitu
rasa takut phobia kecemasan depresi perasaan sedih dan rasa marah
(Sarafino 1994)
3 Perilaku social
Stress dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino 1994)
Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif Bencana alam
dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif dalam situasi lain
individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan (Sherif amp Sherif dalam
Sarafino 1994) Stress yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku
social negative cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku
agresif (Donnerstein amp Wilson dalam Sarafini 1994) Stress juga dapat
mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen amp Spacapan dalam
Sarafino 1994)
PENGERTIAN GANGGUAN PENYESUAIAN
Gangguan penyesuaian adalah gangguan psikologis yang paling ringan dan
merupakan suatu reaksi maladaptive (tidak bereaksi terhadap lingkungan) suatu
stressor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stressor
Reaksi maladaptive terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam
fungsi sosial pekerjaan akademis atau adanya kondisi distress emosional yang
melebihi batas normal
Reaksi maladaptive dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila
stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor Bila reaksi maladaptive
ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan
diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah
Menggolongkan ldquogangguan penyesuaianrdquo sebagai sebuah gangguan mental
memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang
normal dan tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian Bila sesuatu yang
buruk terjadi pada hidup kita maka wajar bila kita merasa sedih Bila ada krisis dalam
pekerjaan saat dituduh melakukan kejahatan mengalami kebanjiran bisa dimengerti
bila kita mengalami kecemasan atau depresi Sebaliknya justru apabila kita tidak
bereaksi ldquomaladaptifrdquo paling tidak secara temporar karena terjadinya peristiwa-
peristiwa tersebut dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri kita
Namun bila reaksi emosional kita berlebihan atau kemampuan kita untuk
berfungsi mengalami penurunan atau hendaya maka kondisi ini bisa didiagnosis
sebagai gangguan penyesuaian Jadi bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan
tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan
kita mengalami gangguan penyesuaian
Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress
a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang
memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit
kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya
berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan
keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja
b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung
kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi
cepat panik dalam menghadapi suatu masalah
c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu
sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah
vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian
Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang
akan selalu dihinggapi stress
d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing
Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-
ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini
tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi
Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu
masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu
dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi
suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri
Manajemen Stres
Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya
Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so
Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi
orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja
maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya
stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang
ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo
Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang
mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya
menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar
bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik
dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang
betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat
beristirahat mengambil cuti atau berlibur
Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri
seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang
lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya
Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup
Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita
karena mengalami stres dan ingin sembuh
Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam
menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan
berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas
kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi
yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres
berkepanjangan
Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi
dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun
kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai
perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain
memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres
mulai mengancam
Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan
teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah
jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan
keluarga yang kurang harmonis
GANGGUAN DISOSIATIF
I PENDAHULUAN
Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa
kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal
ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata
catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)
(Tomb David A 2002)
Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa
didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi
normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan
peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta
control terhadap gerak tubuh
Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang
menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun
kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial
pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang
Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah
Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan
Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia
dan Kehilangan Sensorik Disosiatif
II EPIDEMIOLOGI
Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam
masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus
psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam
beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-
kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli
dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari
kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal
Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat
mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan
budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan
tersebut
Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini
mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di
belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi
III ETIOLOGI
Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun
biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan
organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun
tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya
gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah
terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif
Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa
- Kepribadian yang Labil
- Pelecehan seksual
- Pelecehan fisik
- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-
anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma
walaupun itu terjadi pada orang lain
IV TANDA DAN GEJALA
Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari
kehari atau bahkan jam ke jam
Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi
- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan
orang
- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan
- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
- Identitas yang buram
- Depersonalisasi
Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa
penggolongan yaitu
Amnesia Disosiatif
Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik
saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa
yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari
amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya
ingat informasiumum adalah utuh
Fugue Disosiatif
Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan
dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif
Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan
situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka
sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak
selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun
identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang
terlihat pada gangguan identitas disosiatif
Stupor Disosiatif
Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau
hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar
seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian
fisiologis tidak hilang )
Gangguan Trans atau Kesurupan
Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa
gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian
individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan
gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo
Gangguan Motorik Disosiatif
Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah
ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak
(tangan maupun kaki
Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip
dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang
disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung
dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran
V KOMPLIKASI
Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami
komplikasi yang terdiri dari
- Mutilasi diri
- Gangguan seksual
- Alkoholisme
- Depresi
- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur
- Gangguan kecemasan
- Gangguan makan
- Sakit kepala berat
Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang
signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola
emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-
temannya menganggap dirinya aneh
VI FAKTOR RESIKO
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-
ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic
semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat
menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini
VII TATALAKSANA
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini
Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan
membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
kemampuan individu sehingga individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun
secara psikologis (respon) dan melakukan usaha ndash usaha penyesuaian diri terhadap
situasi tersebut (proses)
II Penggolongan Stress
Selye (Rice 1992) menggolongkan stress menjadi 2 golongan Penggolongan
ini berdasarkan atas persepsi individu terhadap stress yang dialaminya
II1 Distress (stress negative)
Selye menyebutkan distress merupakan stress yang merusak atau bersifat tidak
menyenangkan Stress dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami
raasa cemas ketakutan khawatir atau gelisah Sehingga individu mengalami keadaan
psikologis yang negative menyakitkan dan timbul keinginan untuk menghindarinya
II2 Eustress (stress positif)
Selye menyebutkan bahwa eustress bersifat menyenangkan dan merupakan
pengalaman yang memuaskan Hanson (Rice 1992) mengemukakan frase joy of stress
untuk mengungkapkan hal ndash hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stress
Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental kewaspadaan kognisi dan performansi
individu Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan
sesuatu misalnya menciptakan karya seni
III Stressor
Menurut Lazarus amp Folkman (Morgan 1986) kondisi fisik lingkungan dan
social yang merupakan penyebab dari kondisi stress disebut dengan stressor Istilah
stressor diperkenalkan pertama kali oleh Seyle (Rice 1992) Situasi kejadian atau
objek apapun yang menimbulkan tuntutan dalam tubuh dan penyebab reaksi psikologis
ini disebut stressor (Berry 1998) Stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik seperti
polusi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan social seperti interaksi social
Pikiran atau perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang
nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor
Lazarus amp Cohen (Berry 1998) mengklasifikasikan stressor ke dalam 3
kategori yaitu
a Cataclysmic events
Fenomena besar atau tiba ndash tiba terjadi kejadian ndash kejadian penting yang
mempengaruhi banyak orang seperti bencan alam
b Personal stressors
Kejadian ndash kejadian penting yang mempengaruhi sedikit orang atau
sejuumlah orang tertentu seperti krisis keluarga
c Background stressors
Pertikaian atau permasalahan yang biasa terjadi setiap hari seperti masalah
dalam pekerjaan atau rutinitas pekerjaan
Ada beberapa jenis ndash jenis stressor psikologis (dirangkum dari Folkman 1984
Colemandkk1984 serta Rice 1992) yaitu
1 Tekanan (pressures)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan
tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu Secara umum tekanan mendorong
individu untuk meningkatkan performa mengintensifkan usaha atau mengubah
sasaran tingkah laku Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari ndash hari dan
memiliki bentuk yang berbeda ndash beda paa setiap individu Tekanan dalam beberapa
kasus tertentu dapat menghabiskan sumber ndash sumber daya yang dimiliki dalam proses
pencapaian sasarannya bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku
maladaptive Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau
kombinasi dari keduanya Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai self esteem
konsep diri dan komitmen personal Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan
waktu atau peran yang harus dijalani seseorang atau juga dapat berupa kompetisi
dalam kehidupan sehari ndash hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan sekolah dan
mendapatkan pasangan hidup
2 Frustasi
Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu
mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang
diinginkan Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang
mengancam seperti misalnya timbul reaksi marah penolakan maupun depresi
3 Konflik
Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap
dua atau lebih dorongan juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda
dalam waktu bersamaan Ada 3 jenis konflik yaitu
Approach-approach conflict terjadi apabila individu harus memilih satu
diantara dua alternative yang sama ndashsama disukai misalnya saja seseorang
yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama ndashsama
diinginkan Stress muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati
alternative yang tidak diambil Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan
cepat diselesaikan
Avoidance-avoidance conflict terjadi bila individu diharapkan pada dua
pilihan yang sama ndash sama tidak disenangi misalnya wanita muda yang hamil
diluar nikah disatu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu
secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti Konflik jenis
ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu
untuk menyelesaikannya karena masing ndash masing alternative memiliki
konsekuensi yang tidak menyenangkan
Approach-avoidance conflict adalah situasi di mana individu merasa tertarik
sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu
objek yang sama misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok karena
khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa
hidupnya kelak tanpa rokok
Berdasarkan pengertian stressor diatas dapat disimpulkan kondisi fisik
lingkungan dan social yang merupakan penyebab dari kondisi stress
IV Reaksi terhadap stress
IV1 Aspek Biologis
Walter Canon (Sarafino 1994) memberikan deskripsi mengenai bagaimana
reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam Ia menyebutkan reaksi tersebut
sebagai fight-or-flight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk
menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut Fight-or-flight
response menyebabkan individu dapat berespons dengan cepat terhadap situasi yang
mengancam Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat
membahayakan kesehatan individu
Seyle (Sarafino 1994) mempelajari akibat yang diperoleh bila stressor terus
menerus muncul Ia kemudian mengemukakan istilah General Adaptation Syndrome
(GAS) yang terdiri dari rangkaian tahapan reaksi fisiologis terhadap stressor
1 Alarm Reaction
Tahapan pertama ini mirip dengan fight-or-flight response Pada tahap ini
arousal yang terjadi pada tubuh organisme berada di bawah normal yang
untuk selanjutnya meningkat diatas normal Pada akhir tahapan ini tubuh
melindungi organisme terhadap stressor Tapi tubuh tidak dapat
mempertahankan intensitas arousal dari alam reaction dalam waktu yang
sangat lama
2 Stage of Resistance
Arousal masih tinggi tubuh masih terus bertahan untuk melawan dan
beradaptasi dengan stressor Respon fisiologis menurun tetapi masih tetap
lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal
3 Stage of Exhaustion
Respons fisiologis masih terus berlangsung Hal ini dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh dan menguras energy tubuh Sehingga terjadi
kelelahan pada tubuh Stressor yang terus terjadi akan mengakibatkan
penyakit dan kerusakan fisiologis dan dapat menyebabkan kematian
IV2 Aspek Psikologis
Reaksi psikologis terhadap stress dapat meliputi
1 Kognisi
Stress dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif
(Cohen dkk dalam Sarafino 1994) Stressor berupa kebisingan dapat
menyebabkan deficit kognitif pada anak ndashanak (Cohen dalam sarafino 1994)
Kognisi juga dapat berpengaruh dalam stress Baum (sarafino 1994)
mengatakan bahwa individu yang terus menerus memikirkan stressor dapat
menimbulkan stress yang lebih parah terhadap stressor
2 Emosi
Emosi cenderung terkait dengan stress Individu sering menggunakan keadaan
emosionalnya untuk mengevaluasi stress Proses penilaian kognitif dapat
mempengaruhi stress dan pengalaman emosional (Maslach Schachter amp
Singer Scherer dalam Sarafino 1994) Reaksi emosional terhadap stress yaitu
rasa takut phobia kecemasan depresi perasaan sedih dan rasa marah
(Sarafino 1994)
3 Perilaku social
Stress dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino 1994)
Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif Bencana alam
dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif dalam situasi lain
individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan (Sherif amp Sherif dalam
Sarafino 1994) Stress yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku
social negative cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku
agresif (Donnerstein amp Wilson dalam Sarafini 1994) Stress juga dapat
mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen amp Spacapan dalam
Sarafino 1994)
PENGERTIAN GANGGUAN PENYESUAIAN
Gangguan penyesuaian adalah gangguan psikologis yang paling ringan dan
merupakan suatu reaksi maladaptive (tidak bereaksi terhadap lingkungan) suatu
stressor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stressor
Reaksi maladaptive terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam
fungsi sosial pekerjaan akademis atau adanya kondisi distress emosional yang
melebihi batas normal
Reaksi maladaptive dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila
stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor Bila reaksi maladaptive
ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan
diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah
Menggolongkan ldquogangguan penyesuaianrdquo sebagai sebuah gangguan mental
memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang
normal dan tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian Bila sesuatu yang
buruk terjadi pada hidup kita maka wajar bila kita merasa sedih Bila ada krisis dalam
pekerjaan saat dituduh melakukan kejahatan mengalami kebanjiran bisa dimengerti
bila kita mengalami kecemasan atau depresi Sebaliknya justru apabila kita tidak
bereaksi ldquomaladaptifrdquo paling tidak secara temporar karena terjadinya peristiwa-
peristiwa tersebut dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri kita
Namun bila reaksi emosional kita berlebihan atau kemampuan kita untuk
berfungsi mengalami penurunan atau hendaya maka kondisi ini bisa didiagnosis
sebagai gangguan penyesuaian Jadi bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan
tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan
kita mengalami gangguan penyesuaian
Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress
a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang
memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit
kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya
berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan
keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja
b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung
kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi
cepat panik dalam menghadapi suatu masalah
c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu
sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah
vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian
Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang
akan selalu dihinggapi stress
d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing
Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-
ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini
tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi
Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu
masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu
dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi
suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri
Manajemen Stres
Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya
Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so
Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi
orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja
maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya
stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang
ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo
Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang
mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya
menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar
bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik
dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang
betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat
beristirahat mengambil cuti atau berlibur
Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri
seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang
lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya
Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup
Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita
karena mengalami stres dan ingin sembuh
Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam
menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan
berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas
kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi
yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres
berkepanjangan
Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi
dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun
kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai
perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain
memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres
mulai mengancam
Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan
teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah
jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan
keluarga yang kurang harmonis
GANGGUAN DISOSIATIF
I PENDAHULUAN
Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa
kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal
ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata
catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)
(Tomb David A 2002)
Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa
didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi
normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan
peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta
control terhadap gerak tubuh
Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang
menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun
kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial
pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang
Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah
Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan
Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia
dan Kehilangan Sensorik Disosiatif
II EPIDEMIOLOGI
Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam
masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus
psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam
beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-
kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli
dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari
kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal
Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat
mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan
budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan
tersebut
Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini
mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di
belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi
III ETIOLOGI
Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun
biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan
organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun
tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya
gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah
terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif
Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa
- Kepribadian yang Labil
- Pelecehan seksual
- Pelecehan fisik
- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-
anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma
walaupun itu terjadi pada orang lain
IV TANDA DAN GEJALA
Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari
kehari atau bahkan jam ke jam
Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi
- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan
orang
- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan
- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
- Identitas yang buram
- Depersonalisasi
Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa
penggolongan yaitu
Amnesia Disosiatif
Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik
saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa
yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari
amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya
ingat informasiumum adalah utuh
Fugue Disosiatif
Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan
dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif
Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan
situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka
sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak
selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun
identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang
terlihat pada gangguan identitas disosiatif
Stupor Disosiatif
Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau
hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar
seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian
fisiologis tidak hilang )
Gangguan Trans atau Kesurupan
Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa
gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian
individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan
gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo
Gangguan Motorik Disosiatif
Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah
ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak
(tangan maupun kaki
Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip
dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang
disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung
dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran
V KOMPLIKASI
Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami
komplikasi yang terdiri dari
- Mutilasi diri
- Gangguan seksual
- Alkoholisme
- Depresi
- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur
- Gangguan kecemasan
- Gangguan makan
- Sakit kepala berat
Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang
signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola
emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-
temannya menganggap dirinya aneh
VI FAKTOR RESIKO
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-
ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic
semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat
menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini
VII TATALAKSANA
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini
Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan
membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Fenomena besar atau tiba ndash tiba terjadi kejadian ndash kejadian penting yang
mempengaruhi banyak orang seperti bencan alam
b Personal stressors
Kejadian ndash kejadian penting yang mempengaruhi sedikit orang atau
sejuumlah orang tertentu seperti krisis keluarga
c Background stressors
Pertikaian atau permasalahan yang biasa terjadi setiap hari seperti masalah
dalam pekerjaan atau rutinitas pekerjaan
Ada beberapa jenis ndash jenis stressor psikologis (dirangkum dari Folkman 1984
Colemandkk1984 serta Rice 1992) yaitu
1 Tekanan (pressures)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan
tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu Secara umum tekanan mendorong
individu untuk meningkatkan performa mengintensifkan usaha atau mengubah
sasaran tingkah laku Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari ndash hari dan
memiliki bentuk yang berbeda ndash beda paa setiap individu Tekanan dalam beberapa
kasus tertentu dapat menghabiskan sumber ndash sumber daya yang dimiliki dalam proses
pencapaian sasarannya bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku
maladaptive Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau
kombinasi dari keduanya Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai self esteem
konsep diri dan komitmen personal Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan
waktu atau peran yang harus dijalani seseorang atau juga dapat berupa kompetisi
dalam kehidupan sehari ndash hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan sekolah dan
mendapatkan pasangan hidup
2 Frustasi
Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu
mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang
diinginkan Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang
mengancam seperti misalnya timbul reaksi marah penolakan maupun depresi
3 Konflik
Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap
dua atau lebih dorongan juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda
dalam waktu bersamaan Ada 3 jenis konflik yaitu
Approach-approach conflict terjadi apabila individu harus memilih satu
diantara dua alternative yang sama ndashsama disukai misalnya saja seseorang
yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama ndashsama
diinginkan Stress muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati
alternative yang tidak diambil Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan
cepat diselesaikan
Avoidance-avoidance conflict terjadi bila individu diharapkan pada dua
pilihan yang sama ndash sama tidak disenangi misalnya wanita muda yang hamil
diluar nikah disatu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu
secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti Konflik jenis
ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu
untuk menyelesaikannya karena masing ndash masing alternative memiliki
konsekuensi yang tidak menyenangkan
Approach-avoidance conflict adalah situasi di mana individu merasa tertarik
sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu
objek yang sama misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok karena
khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa
hidupnya kelak tanpa rokok
Berdasarkan pengertian stressor diatas dapat disimpulkan kondisi fisik
lingkungan dan social yang merupakan penyebab dari kondisi stress
IV Reaksi terhadap stress
IV1 Aspek Biologis
Walter Canon (Sarafino 1994) memberikan deskripsi mengenai bagaimana
reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam Ia menyebutkan reaksi tersebut
sebagai fight-or-flight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk
menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut Fight-or-flight
response menyebabkan individu dapat berespons dengan cepat terhadap situasi yang
mengancam Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat
membahayakan kesehatan individu
Seyle (Sarafino 1994) mempelajari akibat yang diperoleh bila stressor terus
menerus muncul Ia kemudian mengemukakan istilah General Adaptation Syndrome
(GAS) yang terdiri dari rangkaian tahapan reaksi fisiologis terhadap stressor
1 Alarm Reaction
Tahapan pertama ini mirip dengan fight-or-flight response Pada tahap ini
arousal yang terjadi pada tubuh organisme berada di bawah normal yang
untuk selanjutnya meningkat diatas normal Pada akhir tahapan ini tubuh
melindungi organisme terhadap stressor Tapi tubuh tidak dapat
mempertahankan intensitas arousal dari alam reaction dalam waktu yang
sangat lama
2 Stage of Resistance
Arousal masih tinggi tubuh masih terus bertahan untuk melawan dan
beradaptasi dengan stressor Respon fisiologis menurun tetapi masih tetap
lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal
3 Stage of Exhaustion
Respons fisiologis masih terus berlangsung Hal ini dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh dan menguras energy tubuh Sehingga terjadi
kelelahan pada tubuh Stressor yang terus terjadi akan mengakibatkan
penyakit dan kerusakan fisiologis dan dapat menyebabkan kematian
IV2 Aspek Psikologis
Reaksi psikologis terhadap stress dapat meliputi
1 Kognisi
Stress dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif
(Cohen dkk dalam Sarafino 1994) Stressor berupa kebisingan dapat
menyebabkan deficit kognitif pada anak ndashanak (Cohen dalam sarafino 1994)
Kognisi juga dapat berpengaruh dalam stress Baum (sarafino 1994)
mengatakan bahwa individu yang terus menerus memikirkan stressor dapat
menimbulkan stress yang lebih parah terhadap stressor
2 Emosi
Emosi cenderung terkait dengan stress Individu sering menggunakan keadaan
emosionalnya untuk mengevaluasi stress Proses penilaian kognitif dapat
mempengaruhi stress dan pengalaman emosional (Maslach Schachter amp
Singer Scherer dalam Sarafino 1994) Reaksi emosional terhadap stress yaitu
rasa takut phobia kecemasan depresi perasaan sedih dan rasa marah
(Sarafino 1994)
3 Perilaku social
Stress dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino 1994)
Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif Bencana alam
dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif dalam situasi lain
individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan (Sherif amp Sherif dalam
Sarafino 1994) Stress yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku
social negative cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku
agresif (Donnerstein amp Wilson dalam Sarafini 1994) Stress juga dapat
mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen amp Spacapan dalam
Sarafino 1994)
PENGERTIAN GANGGUAN PENYESUAIAN
Gangguan penyesuaian adalah gangguan psikologis yang paling ringan dan
merupakan suatu reaksi maladaptive (tidak bereaksi terhadap lingkungan) suatu
stressor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stressor
Reaksi maladaptive terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam
fungsi sosial pekerjaan akademis atau adanya kondisi distress emosional yang
melebihi batas normal
Reaksi maladaptive dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila
stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor Bila reaksi maladaptive
ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan
diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah
Menggolongkan ldquogangguan penyesuaianrdquo sebagai sebuah gangguan mental
memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang
normal dan tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian Bila sesuatu yang
buruk terjadi pada hidup kita maka wajar bila kita merasa sedih Bila ada krisis dalam
pekerjaan saat dituduh melakukan kejahatan mengalami kebanjiran bisa dimengerti
bila kita mengalami kecemasan atau depresi Sebaliknya justru apabila kita tidak
bereaksi ldquomaladaptifrdquo paling tidak secara temporar karena terjadinya peristiwa-
peristiwa tersebut dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri kita
Namun bila reaksi emosional kita berlebihan atau kemampuan kita untuk
berfungsi mengalami penurunan atau hendaya maka kondisi ini bisa didiagnosis
sebagai gangguan penyesuaian Jadi bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan
tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan
kita mengalami gangguan penyesuaian
Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress
a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang
memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit
kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya
berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan
keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja
b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung
kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi
cepat panik dalam menghadapi suatu masalah
c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu
sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah
vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian
Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang
akan selalu dihinggapi stress
d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing
Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-
ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini
tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi
Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu
masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu
dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi
suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri
Manajemen Stres
Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya
Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so
Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi
orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja
maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya
stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang
ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo
Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang
mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya
menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar
bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik
dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang
betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat
beristirahat mengambil cuti atau berlibur
Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri
seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang
lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya
Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup
Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita
karena mengalami stres dan ingin sembuh
Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam
menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan
berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas
kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi
yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres
berkepanjangan
Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi
dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun
kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai
perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain
memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres
mulai mengancam
Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan
teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah
jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan
keluarga yang kurang harmonis
GANGGUAN DISOSIATIF
I PENDAHULUAN
Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa
kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal
ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata
catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)
(Tomb David A 2002)
Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa
didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi
normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan
peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta
control terhadap gerak tubuh
Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang
menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun
kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial
pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang
Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah
Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan
Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia
dan Kehilangan Sensorik Disosiatif
II EPIDEMIOLOGI
Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam
masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus
psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam
beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-
kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli
dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari
kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal
Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat
mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan
budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan
tersebut
Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini
mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di
belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi
III ETIOLOGI
Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun
biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan
organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun
tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya
gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah
terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif
Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa
- Kepribadian yang Labil
- Pelecehan seksual
- Pelecehan fisik
- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-
anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma
walaupun itu terjadi pada orang lain
IV TANDA DAN GEJALA
Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari
kehari atau bahkan jam ke jam
Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi
- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan
orang
- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan
- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
- Identitas yang buram
- Depersonalisasi
Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa
penggolongan yaitu
Amnesia Disosiatif
Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik
saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa
yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari
amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya
ingat informasiumum adalah utuh
Fugue Disosiatif
Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan
dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif
Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan
situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka
sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak
selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun
identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang
terlihat pada gangguan identitas disosiatif
Stupor Disosiatif
Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau
hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar
seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian
fisiologis tidak hilang )
Gangguan Trans atau Kesurupan
Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa
gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian
individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan
gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo
Gangguan Motorik Disosiatif
Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah
ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak
(tangan maupun kaki
Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip
dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang
disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung
dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran
V KOMPLIKASI
Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami
komplikasi yang terdiri dari
- Mutilasi diri
- Gangguan seksual
- Alkoholisme
- Depresi
- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur
- Gangguan kecemasan
- Gangguan makan
- Sakit kepala berat
Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang
signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola
emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-
temannya menganggap dirinya aneh
VI FAKTOR RESIKO
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-
ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic
semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat
menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini
VII TATALAKSANA
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini
Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan
membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Approach-approach conflict terjadi apabila individu harus memilih satu
diantara dua alternative yang sama ndashsama disukai misalnya saja seseorang
yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama ndashsama
diinginkan Stress muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati
alternative yang tidak diambil Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan
cepat diselesaikan
Avoidance-avoidance conflict terjadi bila individu diharapkan pada dua
pilihan yang sama ndash sama tidak disenangi misalnya wanita muda yang hamil
diluar nikah disatu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu
secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti Konflik jenis
ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu
untuk menyelesaikannya karena masing ndash masing alternative memiliki
konsekuensi yang tidak menyenangkan
Approach-avoidance conflict adalah situasi di mana individu merasa tertarik
sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu
objek yang sama misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok karena
khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa
hidupnya kelak tanpa rokok
Berdasarkan pengertian stressor diatas dapat disimpulkan kondisi fisik
lingkungan dan social yang merupakan penyebab dari kondisi stress
IV Reaksi terhadap stress
IV1 Aspek Biologis
Walter Canon (Sarafino 1994) memberikan deskripsi mengenai bagaimana
reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam Ia menyebutkan reaksi tersebut
sebagai fight-or-flight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk
menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut Fight-or-flight
response menyebabkan individu dapat berespons dengan cepat terhadap situasi yang
mengancam Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat
membahayakan kesehatan individu
Seyle (Sarafino 1994) mempelajari akibat yang diperoleh bila stressor terus
menerus muncul Ia kemudian mengemukakan istilah General Adaptation Syndrome
(GAS) yang terdiri dari rangkaian tahapan reaksi fisiologis terhadap stressor
1 Alarm Reaction
Tahapan pertama ini mirip dengan fight-or-flight response Pada tahap ini
arousal yang terjadi pada tubuh organisme berada di bawah normal yang
untuk selanjutnya meningkat diatas normal Pada akhir tahapan ini tubuh
melindungi organisme terhadap stressor Tapi tubuh tidak dapat
mempertahankan intensitas arousal dari alam reaction dalam waktu yang
sangat lama
2 Stage of Resistance
Arousal masih tinggi tubuh masih terus bertahan untuk melawan dan
beradaptasi dengan stressor Respon fisiologis menurun tetapi masih tetap
lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal
3 Stage of Exhaustion
Respons fisiologis masih terus berlangsung Hal ini dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh dan menguras energy tubuh Sehingga terjadi
kelelahan pada tubuh Stressor yang terus terjadi akan mengakibatkan
penyakit dan kerusakan fisiologis dan dapat menyebabkan kematian
IV2 Aspek Psikologis
Reaksi psikologis terhadap stress dapat meliputi
1 Kognisi
Stress dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif
(Cohen dkk dalam Sarafino 1994) Stressor berupa kebisingan dapat
menyebabkan deficit kognitif pada anak ndashanak (Cohen dalam sarafino 1994)
Kognisi juga dapat berpengaruh dalam stress Baum (sarafino 1994)
mengatakan bahwa individu yang terus menerus memikirkan stressor dapat
menimbulkan stress yang lebih parah terhadap stressor
2 Emosi
Emosi cenderung terkait dengan stress Individu sering menggunakan keadaan
emosionalnya untuk mengevaluasi stress Proses penilaian kognitif dapat
mempengaruhi stress dan pengalaman emosional (Maslach Schachter amp
Singer Scherer dalam Sarafino 1994) Reaksi emosional terhadap stress yaitu
rasa takut phobia kecemasan depresi perasaan sedih dan rasa marah
(Sarafino 1994)
3 Perilaku social
Stress dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino 1994)
Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif Bencana alam
dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif dalam situasi lain
individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan (Sherif amp Sherif dalam
Sarafino 1994) Stress yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku
social negative cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku
agresif (Donnerstein amp Wilson dalam Sarafini 1994) Stress juga dapat
mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen amp Spacapan dalam
Sarafino 1994)
PENGERTIAN GANGGUAN PENYESUAIAN
Gangguan penyesuaian adalah gangguan psikologis yang paling ringan dan
merupakan suatu reaksi maladaptive (tidak bereaksi terhadap lingkungan) suatu
stressor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stressor
Reaksi maladaptive terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam
fungsi sosial pekerjaan akademis atau adanya kondisi distress emosional yang
melebihi batas normal
Reaksi maladaptive dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila
stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor Bila reaksi maladaptive
ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan
diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah
Menggolongkan ldquogangguan penyesuaianrdquo sebagai sebuah gangguan mental
memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang
normal dan tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian Bila sesuatu yang
buruk terjadi pada hidup kita maka wajar bila kita merasa sedih Bila ada krisis dalam
pekerjaan saat dituduh melakukan kejahatan mengalami kebanjiran bisa dimengerti
bila kita mengalami kecemasan atau depresi Sebaliknya justru apabila kita tidak
bereaksi ldquomaladaptifrdquo paling tidak secara temporar karena terjadinya peristiwa-
peristiwa tersebut dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri kita
Namun bila reaksi emosional kita berlebihan atau kemampuan kita untuk
berfungsi mengalami penurunan atau hendaya maka kondisi ini bisa didiagnosis
sebagai gangguan penyesuaian Jadi bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan
tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan
kita mengalami gangguan penyesuaian
Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress
a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang
memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit
kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya
berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan
keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja
b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung
kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi
cepat panik dalam menghadapi suatu masalah
c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu
sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah
vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian
Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang
akan selalu dihinggapi stress
d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing
Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-
ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini
tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi
Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu
masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu
dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi
suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri
Manajemen Stres
Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya
Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so
Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi
orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja
maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya
stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang
ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo
Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang
mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya
menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar
bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik
dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang
betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat
beristirahat mengambil cuti atau berlibur
Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri
seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang
lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya
Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup
Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita
karena mengalami stres dan ingin sembuh
Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam
menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan
berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas
kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi
yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres
berkepanjangan
Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi
dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun
kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai
perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain
memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres
mulai mengancam
Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan
teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah
jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan
keluarga yang kurang harmonis
GANGGUAN DISOSIATIF
I PENDAHULUAN
Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa
kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal
ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata
catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)
(Tomb David A 2002)
Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa
didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi
normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan
peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta
control terhadap gerak tubuh
Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang
menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun
kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial
pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang
Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah
Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan
Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia
dan Kehilangan Sensorik Disosiatif
II EPIDEMIOLOGI
Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam
masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus
psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam
beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-
kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli
dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari
kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal
Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat
mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan
budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan
tersebut
Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini
mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di
belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi
III ETIOLOGI
Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun
biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan
organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun
tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya
gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah
terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif
Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa
- Kepribadian yang Labil
- Pelecehan seksual
- Pelecehan fisik
- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-
anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma
walaupun itu terjadi pada orang lain
IV TANDA DAN GEJALA
Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari
kehari atau bahkan jam ke jam
Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi
- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan
orang
- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan
- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
- Identitas yang buram
- Depersonalisasi
Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa
penggolongan yaitu
Amnesia Disosiatif
Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik
saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa
yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari
amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya
ingat informasiumum adalah utuh
Fugue Disosiatif
Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan
dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif
Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan
situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka
sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak
selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun
identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang
terlihat pada gangguan identitas disosiatif
Stupor Disosiatif
Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau
hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar
seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian
fisiologis tidak hilang )
Gangguan Trans atau Kesurupan
Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa
gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian
individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan
gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo
Gangguan Motorik Disosiatif
Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah
ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak
(tangan maupun kaki
Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip
dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang
disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung
dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran
V KOMPLIKASI
Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami
komplikasi yang terdiri dari
- Mutilasi diri
- Gangguan seksual
- Alkoholisme
- Depresi
- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur
- Gangguan kecemasan
- Gangguan makan
- Sakit kepala berat
Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang
signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola
emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-
temannya menganggap dirinya aneh
VI FAKTOR RESIKO
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-
ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic
semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat
menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini
VII TATALAKSANA
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini
Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan
membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Tahapan pertama ini mirip dengan fight-or-flight response Pada tahap ini
arousal yang terjadi pada tubuh organisme berada di bawah normal yang
untuk selanjutnya meningkat diatas normal Pada akhir tahapan ini tubuh
melindungi organisme terhadap stressor Tapi tubuh tidak dapat
mempertahankan intensitas arousal dari alam reaction dalam waktu yang
sangat lama
2 Stage of Resistance
Arousal masih tinggi tubuh masih terus bertahan untuk melawan dan
beradaptasi dengan stressor Respon fisiologis menurun tetapi masih tetap
lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal
3 Stage of Exhaustion
Respons fisiologis masih terus berlangsung Hal ini dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh dan menguras energy tubuh Sehingga terjadi
kelelahan pada tubuh Stressor yang terus terjadi akan mengakibatkan
penyakit dan kerusakan fisiologis dan dapat menyebabkan kematian
IV2 Aspek Psikologis
Reaksi psikologis terhadap stress dapat meliputi
1 Kognisi
Stress dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif
(Cohen dkk dalam Sarafino 1994) Stressor berupa kebisingan dapat
menyebabkan deficit kognitif pada anak ndashanak (Cohen dalam sarafino 1994)
Kognisi juga dapat berpengaruh dalam stress Baum (sarafino 1994)
mengatakan bahwa individu yang terus menerus memikirkan stressor dapat
menimbulkan stress yang lebih parah terhadap stressor
2 Emosi
Emosi cenderung terkait dengan stress Individu sering menggunakan keadaan
emosionalnya untuk mengevaluasi stress Proses penilaian kognitif dapat
mempengaruhi stress dan pengalaman emosional (Maslach Schachter amp
Singer Scherer dalam Sarafino 1994) Reaksi emosional terhadap stress yaitu
rasa takut phobia kecemasan depresi perasaan sedih dan rasa marah
(Sarafino 1994)
3 Perilaku social
Stress dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino 1994)
Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif Bencana alam
dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif dalam situasi lain
individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan (Sherif amp Sherif dalam
Sarafino 1994) Stress yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku
social negative cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku
agresif (Donnerstein amp Wilson dalam Sarafini 1994) Stress juga dapat
mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen amp Spacapan dalam
Sarafino 1994)
PENGERTIAN GANGGUAN PENYESUAIAN
Gangguan penyesuaian adalah gangguan psikologis yang paling ringan dan
merupakan suatu reaksi maladaptive (tidak bereaksi terhadap lingkungan) suatu
stressor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stressor
Reaksi maladaptive terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam
fungsi sosial pekerjaan akademis atau adanya kondisi distress emosional yang
melebihi batas normal
Reaksi maladaptive dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila
stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor Bila reaksi maladaptive
ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan
diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah
Menggolongkan ldquogangguan penyesuaianrdquo sebagai sebuah gangguan mental
memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang
normal dan tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian Bila sesuatu yang
buruk terjadi pada hidup kita maka wajar bila kita merasa sedih Bila ada krisis dalam
pekerjaan saat dituduh melakukan kejahatan mengalami kebanjiran bisa dimengerti
bila kita mengalami kecemasan atau depresi Sebaliknya justru apabila kita tidak
bereaksi ldquomaladaptifrdquo paling tidak secara temporar karena terjadinya peristiwa-
peristiwa tersebut dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri kita
Namun bila reaksi emosional kita berlebihan atau kemampuan kita untuk
berfungsi mengalami penurunan atau hendaya maka kondisi ini bisa didiagnosis
sebagai gangguan penyesuaian Jadi bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan
tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan
kita mengalami gangguan penyesuaian
Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress
a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang
memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit
kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya
berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan
keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja
b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung
kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi
cepat panik dalam menghadapi suatu masalah
c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu
sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah
vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian
Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang
akan selalu dihinggapi stress
d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing
Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-
ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini
tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi
Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu
masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu
dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi
suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri
Manajemen Stres
Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya
Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so
Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi
orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja
maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya
stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang
ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo
Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang
mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya
menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar
bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik
dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang
betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat
beristirahat mengambil cuti atau berlibur
Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri
seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang
lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya
Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup
Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita
karena mengalami stres dan ingin sembuh
Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam
menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan
berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas
kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi
yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres
berkepanjangan
Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi
dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun
kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai
perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain
memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres
mulai mengancam
Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan
teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah
jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan
keluarga yang kurang harmonis
GANGGUAN DISOSIATIF
I PENDAHULUAN
Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa
kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal
ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata
catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)
(Tomb David A 2002)
Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa
didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi
normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan
peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta
control terhadap gerak tubuh
Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang
menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun
kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial
pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang
Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah
Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan
Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia
dan Kehilangan Sensorik Disosiatif
II EPIDEMIOLOGI
Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam
masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus
psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam
beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-
kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli
dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari
kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal
Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat
mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan
budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan
tersebut
Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini
mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di
belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi
III ETIOLOGI
Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun
biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan
organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun
tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya
gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah
terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif
Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa
- Kepribadian yang Labil
- Pelecehan seksual
- Pelecehan fisik
- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-
anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma
walaupun itu terjadi pada orang lain
IV TANDA DAN GEJALA
Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari
kehari atau bahkan jam ke jam
Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi
- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan
orang
- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan
- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
- Identitas yang buram
- Depersonalisasi
Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa
penggolongan yaitu
Amnesia Disosiatif
Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik
saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa
yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari
amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya
ingat informasiumum adalah utuh
Fugue Disosiatif
Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan
dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif
Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan
situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka
sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak
selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun
identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang
terlihat pada gangguan identitas disosiatif
Stupor Disosiatif
Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau
hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar
seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian
fisiologis tidak hilang )
Gangguan Trans atau Kesurupan
Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa
gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian
individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan
gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo
Gangguan Motorik Disosiatif
Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah
ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak
(tangan maupun kaki
Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip
dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang
disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung
dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran
V KOMPLIKASI
Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami
komplikasi yang terdiri dari
- Mutilasi diri
- Gangguan seksual
- Alkoholisme
- Depresi
- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur
- Gangguan kecemasan
- Gangguan makan
- Sakit kepala berat
Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang
signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola
emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-
temannya menganggap dirinya aneh
VI FAKTOR RESIKO
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-
ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic
semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat
menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini
VII TATALAKSANA
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini
Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan
membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
3 Perilaku social
Stress dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino 1994)
Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif Bencana alam
dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif dalam situasi lain
individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan (Sherif amp Sherif dalam
Sarafino 1994) Stress yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku
social negative cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku
agresif (Donnerstein amp Wilson dalam Sarafini 1994) Stress juga dapat
mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen amp Spacapan dalam
Sarafino 1994)
PENGERTIAN GANGGUAN PENYESUAIAN
Gangguan penyesuaian adalah gangguan psikologis yang paling ringan dan
merupakan suatu reaksi maladaptive (tidak bereaksi terhadap lingkungan) suatu
stressor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stressor
Reaksi maladaptive terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam
fungsi sosial pekerjaan akademis atau adanya kondisi distress emosional yang
melebihi batas normal
Reaksi maladaptive dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila
stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor Bila reaksi maladaptive
ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan
diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah
Menggolongkan ldquogangguan penyesuaianrdquo sebagai sebuah gangguan mental
memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang
normal dan tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian Bila sesuatu yang
buruk terjadi pada hidup kita maka wajar bila kita merasa sedih Bila ada krisis dalam
pekerjaan saat dituduh melakukan kejahatan mengalami kebanjiran bisa dimengerti
bila kita mengalami kecemasan atau depresi Sebaliknya justru apabila kita tidak
bereaksi ldquomaladaptifrdquo paling tidak secara temporar karena terjadinya peristiwa-
peristiwa tersebut dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri kita
Namun bila reaksi emosional kita berlebihan atau kemampuan kita untuk
berfungsi mengalami penurunan atau hendaya maka kondisi ini bisa didiagnosis
sebagai gangguan penyesuaian Jadi bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan
tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan
kita mengalami gangguan penyesuaian
Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress
a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang
memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit
kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya
berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan
keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja
b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung
kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi
cepat panik dalam menghadapi suatu masalah
c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu
sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah
vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian
Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang
akan selalu dihinggapi stress
d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing
Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-
ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini
tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi
Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu
masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu
dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi
suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri
Manajemen Stres
Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya
Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so
Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi
orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja
maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya
stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang
ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo
Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang
mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya
menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar
bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik
dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang
betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat
beristirahat mengambil cuti atau berlibur
Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri
seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang
lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya
Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup
Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita
karena mengalami stres dan ingin sembuh
Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam
menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan
berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas
kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi
yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres
berkepanjangan
Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi
dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun
kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai
perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain
memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres
mulai mengancam
Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan
teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah
jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan
keluarga yang kurang harmonis
GANGGUAN DISOSIATIF
I PENDAHULUAN
Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa
kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal
ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata
catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)
(Tomb David A 2002)
Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa
didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi
normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan
peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta
control terhadap gerak tubuh
Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang
menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun
kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial
pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang
Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah
Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan
Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia
dan Kehilangan Sensorik Disosiatif
II EPIDEMIOLOGI
Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam
masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus
psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam
beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-
kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli
dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari
kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal
Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat
mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan
budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan
tersebut
Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini
mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di
belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi
III ETIOLOGI
Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun
biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan
organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun
tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya
gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah
terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif
Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa
- Kepribadian yang Labil
- Pelecehan seksual
- Pelecehan fisik
- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-
anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma
walaupun itu terjadi pada orang lain
IV TANDA DAN GEJALA
Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari
kehari atau bahkan jam ke jam
Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi
- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan
orang
- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan
- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
- Identitas yang buram
- Depersonalisasi
Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa
penggolongan yaitu
Amnesia Disosiatif
Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik
saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa
yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari
amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya
ingat informasiumum adalah utuh
Fugue Disosiatif
Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan
dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif
Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan
situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka
sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak
selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun
identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang
terlihat pada gangguan identitas disosiatif
Stupor Disosiatif
Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau
hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar
seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian
fisiologis tidak hilang )
Gangguan Trans atau Kesurupan
Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa
gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian
individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan
gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo
Gangguan Motorik Disosiatif
Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah
ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak
(tangan maupun kaki
Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip
dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang
disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung
dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran
V KOMPLIKASI
Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami
komplikasi yang terdiri dari
- Mutilasi diri
- Gangguan seksual
- Alkoholisme
- Depresi
- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur
- Gangguan kecemasan
- Gangguan makan
- Sakit kepala berat
Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang
signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola
emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-
temannya menganggap dirinya aneh
VI FAKTOR RESIKO
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-
ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic
semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat
menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini
VII TATALAKSANA
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini
Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan
membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan
kita mengalami gangguan penyesuaian
Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress
a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang
memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit
kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya
berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan
keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja
b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung
kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi
cepat panik dalam menghadapi suatu masalah
c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu
sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah
vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian
Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang
akan selalu dihinggapi stress
d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing
Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-
ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini
tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi
Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu
masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu
dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi
suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri
Manajemen Stres
Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya
Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so
Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi
orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja
maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya
stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang
ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo
Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang
mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya
menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar
bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik
dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang
betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat
beristirahat mengambil cuti atau berlibur
Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri
seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang
lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya
Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup
Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita
karena mengalami stres dan ingin sembuh
Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam
menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan
berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas
kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi
yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres
berkepanjangan
Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi
dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun
kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai
perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain
memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres
mulai mengancam
Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan
teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah
jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan
keluarga yang kurang harmonis
GANGGUAN DISOSIATIF
I PENDAHULUAN
Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa
kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal
ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata
catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)
(Tomb David A 2002)
Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa
didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi
normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan
peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta
control terhadap gerak tubuh
Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang
menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun
kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial
pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang
Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah
Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan
Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia
dan Kehilangan Sensorik Disosiatif
II EPIDEMIOLOGI
Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam
masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus
psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam
beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-
kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli
dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari
kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal
Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat
mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan
budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan
tersebut
Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini
mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di
belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi
III ETIOLOGI
Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun
biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan
organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun
tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya
gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah
terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif
Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa
- Kepribadian yang Labil
- Pelecehan seksual
- Pelecehan fisik
- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-
anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma
walaupun itu terjadi pada orang lain
IV TANDA DAN GEJALA
Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari
kehari atau bahkan jam ke jam
Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi
- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan
orang
- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan
- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
- Identitas yang buram
- Depersonalisasi
Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa
penggolongan yaitu
Amnesia Disosiatif
Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik
saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa
yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari
amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya
ingat informasiumum adalah utuh
Fugue Disosiatif
Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan
dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif
Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan
situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka
sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak
selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun
identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang
terlihat pada gangguan identitas disosiatif
Stupor Disosiatif
Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau
hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar
seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian
fisiologis tidak hilang )
Gangguan Trans atau Kesurupan
Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa
gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian
individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan
gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo
Gangguan Motorik Disosiatif
Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah
ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak
(tangan maupun kaki
Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip
dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang
disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung
dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran
V KOMPLIKASI
Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami
komplikasi yang terdiri dari
- Mutilasi diri
- Gangguan seksual
- Alkoholisme
- Depresi
- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur
- Gangguan kecemasan
- Gangguan makan
- Sakit kepala berat
Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang
signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola
emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-
temannya menganggap dirinya aneh
VI FAKTOR RESIKO
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-
ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic
semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat
menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini
VII TATALAKSANA
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini
Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan
membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang
mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya
menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar
bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik
dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang
betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat
beristirahat mengambil cuti atau berlibur
Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri
seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang
lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya
Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup
Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita
karena mengalami stres dan ingin sembuh
Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam
menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan
berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas
kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi
yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres
berkepanjangan
Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi
dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun
kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai
perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain
memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres
mulai mengancam
Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan
teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah
jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan
keluarga yang kurang harmonis
GANGGUAN DISOSIATIF
I PENDAHULUAN
Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa
kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal
ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata
catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)
(Tomb David A 2002)
Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa
didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi
normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan
peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta
control terhadap gerak tubuh
Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang
menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun
kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial
pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang
Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah
Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan
Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia
dan Kehilangan Sensorik Disosiatif
II EPIDEMIOLOGI
Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam
masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus
psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam
beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-
kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli
dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari
kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal
Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat
mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan
budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan
tersebut
Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini
mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di
belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi
III ETIOLOGI
Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun
biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan
organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun
tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya
gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah
terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif
Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa
- Kepribadian yang Labil
- Pelecehan seksual
- Pelecehan fisik
- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-
anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma
walaupun itu terjadi pada orang lain
IV TANDA DAN GEJALA
Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari
kehari atau bahkan jam ke jam
Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi
- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan
orang
- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan
- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
- Identitas yang buram
- Depersonalisasi
Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa
penggolongan yaitu
Amnesia Disosiatif
Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik
saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa
yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari
amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya
ingat informasiumum adalah utuh
Fugue Disosiatif
Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan
dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif
Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan
situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka
sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak
selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun
identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang
terlihat pada gangguan identitas disosiatif
Stupor Disosiatif
Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau
hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar
seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian
fisiologis tidak hilang )
Gangguan Trans atau Kesurupan
Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa
gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian
individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan
gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo
Gangguan Motorik Disosiatif
Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah
ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak
(tangan maupun kaki
Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip
dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang
disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung
dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran
V KOMPLIKASI
Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami
komplikasi yang terdiri dari
- Mutilasi diri
- Gangguan seksual
- Alkoholisme
- Depresi
- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur
- Gangguan kecemasan
- Gangguan makan
- Sakit kepala berat
Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang
signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola
emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-
temannya menganggap dirinya aneh
VI FAKTOR RESIKO
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-
ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic
semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat
menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini
VII TATALAKSANA
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini
Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan
membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
GANGGUAN DISOSIATIF
I PENDAHULUAN
Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa
kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal
ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata
catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)
(Tomb David A 2002)
Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa
didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi
normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan
peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta
control terhadap gerak tubuh
Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang
menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun
kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial
pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang
Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah
Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan
Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia
dan Kehilangan Sensorik Disosiatif
II EPIDEMIOLOGI
Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam
masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus
psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam
beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-
kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli
dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari
kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal
Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat
mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan
budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan
tersebut
Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini
mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di
belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi
III ETIOLOGI
Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun
biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan
organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun
tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya
gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah
terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif
Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa
- Kepribadian yang Labil
- Pelecehan seksual
- Pelecehan fisik
- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-
anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma
walaupun itu terjadi pada orang lain
IV TANDA DAN GEJALA
Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari
kehari atau bahkan jam ke jam
Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi
- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan
orang
- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan
- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
- Identitas yang buram
- Depersonalisasi
Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa
penggolongan yaitu
Amnesia Disosiatif
Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik
saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa
yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari
amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya
ingat informasiumum adalah utuh
Fugue Disosiatif
Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan
dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif
Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan
situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka
sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak
selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun
identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang
terlihat pada gangguan identitas disosiatif
Stupor Disosiatif
Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau
hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar
seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian
fisiologis tidak hilang )
Gangguan Trans atau Kesurupan
Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa
gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian
individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan
gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo
Gangguan Motorik Disosiatif
Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah
ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak
(tangan maupun kaki
Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip
dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang
disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung
dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran
V KOMPLIKASI
Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami
komplikasi yang terdiri dari
- Mutilasi diri
- Gangguan seksual
- Alkoholisme
- Depresi
- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur
- Gangguan kecemasan
- Gangguan makan
- Sakit kepala berat
Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang
signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola
emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-
temannya menganggap dirinya aneh
VI FAKTOR RESIKO
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-
ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic
semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat
menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini
VII TATALAKSANA
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini
Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan
membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini
mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di
belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi
III ETIOLOGI
Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun
biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan
organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun
tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya
gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah
terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif
Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa
- Kepribadian yang Labil
- Pelecehan seksual
- Pelecehan fisik
- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-
anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma
walaupun itu terjadi pada orang lain
IV TANDA DAN GEJALA
Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari
kehari atau bahkan jam ke jam
Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi
- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan
orang
- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan
- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
- Identitas yang buram
- Depersonalisasi
Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa
penggolongan yaitu
Amnesia Disosiatif
Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik
saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa
yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari
amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya
ingat informasiumum adalah utuh
Fugue Disosiatif
Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan
dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif
Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan
situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka
sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak
selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun
identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang
terlihat pada gangguan identitas disosiatif
Stupor Disosiatif
Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau
hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar
seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian
fisiologis tidak hilang )
Gangguan Trans atau Kesurupan
Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa
gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian
individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan
gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo
Gangguan Motorik Disosiatif
Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah
ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak
(tangan maupun kaki
Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip
dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang
disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung
dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran
V KOMPLIKASI
Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami
komplikasi yang terdiri dari
- Mutilasi diri
- Gangguan seksual
- Alkoholisme
- Depresi
- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur
- Gangguan kecemasan
- Gangguan makan
- Sakit kepala berat
Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang
signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola
emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-
temannya menganggap dirinya aneh
VI FAKTOR RESIKO
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-
ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic
semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat
menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini
VII TATALAKSANA
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini
Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan
membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Amnesia Disosiatif
Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik
saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa
yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari
amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya
ingat informasiumum adalah utuh
Fugue Disosiatif
Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan
dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif
Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan
situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka
sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak
selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun
identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang
terlihat pada gangguan identitas disosiatif
Stupor Disosiatif
Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau
hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar
seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian
fisiologis tidak hilang )
Gangguan Trans atau Kesurupan
Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa
gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian
individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan
gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo
Gangguan Motorik Disosiatif
Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah
ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak
(tangan maupun kaki
Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip
dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang
disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung
dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran
V KOMPLIKASI
Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami
komplikasi yang terdiri dari
- Mutilasi diri
- Gangguan seksual
- Alkoholisme
- Depresi
- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur
- Gangguan kecemasan
- Gangguan makan
- Sakit kepala berat
Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang
signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola
emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-
temannya menganggap dirinya aneh
VI FAKTOR RESIKO
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-
ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic
semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat
menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini
VII TATALAKSANA
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini
Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan
membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Konvulsi Disosiatif
Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip
dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang
disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung
dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran
V KOMPLIKASI
Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami
komplikasi yang terdiri dari
- Mutilasi diri
- Gangguan seksual
- Alkoholisme
- Depresi
- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur
- Gangguan kecemasan
- Gangguan makan
- Sakit kepala berat
Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang
signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola
emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-
temannya menganggap dirinya aneh
VI FAKTOR RESIKO
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun
emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-
ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic
semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat
menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini
VII TATALAKSANA
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini
Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi
berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan
membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi
- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe
terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu
meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan
puisi
- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk
mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya
dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk
mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa
- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini
Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk
membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini
PENGOBATAN ALTERNATIF
Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang
biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan
pada gangguan disosiatif
Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik
Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa
konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan
memori yang salah dalam mensugesti
VIII PENCEGAHAN
Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami
gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini
adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah
mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun
obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan
penangan yang minimal
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
I PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi
dan sosial
Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau
masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan
kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun
Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang
dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian
campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang
ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang
bermasalah
Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang
berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan
tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau
dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi
setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah
mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian
sebelumnya
II ETIOLOGI
Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun
karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
1 Faktor Genetik
Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di
Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan
kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan
dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri
kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang
serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun
mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda
Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan
gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan
orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan
penyalahgunaan alkohol
Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya
keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian
menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik
lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan
kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan
perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)
2 Faktor Biologi
Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign
(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian
antisosial dan ambang
3 Faktor Temperamen
Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta
merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh
misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang
dengan gangguan kepribadian menghindar
4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan
Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis
gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara
temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan
kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila
ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang
5 Faktor Lingkungan dan Budaya
Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan
agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial
6 Faktor Psikodinamik
Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara
potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif
mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup
III MANIFESTASI KLINIS
Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh
kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi
kriteria berikut
1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang
dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain
2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak
terbatas pada episode penyakit jiwa
3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai
keadaan pribadi dan sosial yang luas
4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa
5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini
mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya
6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna
dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban
Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya
dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Gangguan Kepribadian Paranoid
Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan
berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan
kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan
orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang
tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan
dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti
Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif
tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek
Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan
yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan
Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri yaitu
1 Tipe Impulsif
Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau
dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi
khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain
2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang
Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu
Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak
stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha
yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa
pencetus yang nyata
Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial
Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan
pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku
dan norma sosial yang berlaku
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang
lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban
sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan
agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk
perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku
pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis
Gangguan Kepribadian Skizoid
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari
hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam
hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam
berbagai konteks
Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi
dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman
dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir
selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang
berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat
tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial
Gangguan Kepribadian Anankastik
Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan
keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta
peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan
keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal
perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak
semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan
keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan
sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk
mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau
dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Gangguan Kepribadian Histrionik
Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian
yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam
berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-
besarkan
2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3Afek datar dan labil
4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di
mana pasien menjadi pusat perhatian
5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku
6Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus
menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya
dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta
ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa
muda dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
tentang dirinya
2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain
3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung
4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan
yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri
5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya
6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari
Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak
kompeten dan kehilangan stamina
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Gangguan Kepribadian Narsisistik
Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang
mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya
2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh
3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk
kepentingan sendiri
4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi
Gangguan Kepribadian Menghindar
Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa
rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif
berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks
Gangguan ini ditandai oleh
1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada
orang lain
3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi
sosial
4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disukai
5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau
ditolak
Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan
dan kritik
IV PENATALAKSANAAN
Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku
sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar
mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan
kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam
hubungan sosialnya
Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis
karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk
mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan
menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola
hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan
pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik
Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga
Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan
kepribadian tertentu
GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis
kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin
menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah
tubuh dengan jenis kelamin yang salah
Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa
seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin
adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau
feminin
Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai
maskulin atau feminin
Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan
pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)
Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-
kanak (usia 18-24 bulan)
Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak
perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk
lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal
masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri
Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat
tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya
sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita
Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak
daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika
dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa
nyaman menjadi seorang laki-laki
TERAPI
Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks
dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan
2010)
Pembedahan penggantian jenis kelamin
Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin
berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash
kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes
kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah
pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman
berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya
dalam peran tersebut
Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan
progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan
testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki
Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat
kontroversial
Terapi Hormonal
Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai
pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan
estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan
kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa
ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi
dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum
terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh
menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi
menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas
suara tidak berubah
Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia
disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli
Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan
peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran
klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara
serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi
hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin
terjadi
Terapi Kondisi Interseks
karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi
harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya
bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena
penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali
membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan
jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan
bagaimana anak tersebut harus diasuh
pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis
kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks
ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan
pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan
penilaian harapan orang tua
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
Terapi berpakaian lawan jenis
Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi
seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang
mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi
stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt
College Publisher
Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and
Gender httpwwwfidarticlecom
Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between
Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of
Research http wwwfindarticlecom
Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping
New york springer publishing company
Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to
Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill
Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole
Publishing Company
Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley
and Sons
Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003
Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo
Yogyakarta 2001
Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2010
Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2
Surabaya Airlangga University Press 2009
Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC