reaksi terhadap stress berat_meimei

40
REAKSI TERHADAP STRESS BERAT DAN GANGGUAN PENYESUAIAN I. Pengertian Stress Menurut Lazarus & Folkman (Morgan, 1986) stress adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh (kondisi penyakit, latihan, dll) atau oleh kondisi lingkungan dan social yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping. Menurut Selye (Bell, 1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti : meningkatnya denyut jantung yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan. Rice (1987) mengatakan bahwa stress adalah suatu kejadian atau stimulus lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang. Atkinson (2000) mengemukakan bahwa stress mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Situasi ini disebut sebagai penyebab stress dan reaksi individu terhadap situasi stress ini disebut respon stress. Stress adalah suatu keadaan tertekan, baik secara psikis maupun psikologis (Chaplin, 1999) Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai :

Upload: meilani-ayu-lestari

Post on 03-Aug-2015

155 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

REAKSI TERHADAP STRESS BERAT DAN GANGGUAN PENYESUAIAN

I Pengertian Stress

Menurut Lazarus amp Folkman (Morgan 1986) stress adalah keadaan internal yang

dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh (kondisi penyakit latihan dll) atau

oleh kondisi lingkungan dan social yang dinilai potensial membahayakan tidak

terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping

Menurut Selye (Bell 1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction)

terhadap adanya ancaman yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis seperti

meningkatnya denyut jantung yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan

terhadap stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika

individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan

Rice (1987) mengatakan bahwa stress adalah suatu kejadian atau stimulus

lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang Atkinson (2000)

mengemukakan bahwa stress mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan

kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang Situasi ini disebut sebagai penyebab

stress dan reaksi individu terhadap situasi stress ini disebut respon stress Stress

adalah suatu keadaan tertekan baik secara psikis maupun psikologis (Chaplin 1999)

Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai

a Stimulus yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang

menimbulkan stress atau disebut juga dengan stressor

b Respon yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul

karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress Respon yang muncul

karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress Respon yang muncul

dapat secara fisiologis seperti takut cemas sulit berkonsentrasi dan mudah

tersinggung

c Proses yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara

aktif dapat mempengaruhi dampak stress melalui strategi tingkah laku kognisi

maupun afeksi

Berdasarkan berbagai definisi diiatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

stress adalah keadaan yang disebabkan oleh adanya tuntutan internal maupun

eksternal (stimulus) yang dapat membahayakan tidak terkendali atau melebihi

kemampuan individu sehingga individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun

secara psikologis (respon) dan melakukan usaha ndash usaha penyesuaian diri terhadap

situasi tersebut (proses)

II Penggolongan Stress

Selye (Rice 1992) menggolongkan stress menjadi 2 golongan Penggolongan

ini berdasarkan atas persepsi individu terhadap stress yang dialaminya

II1 Distress (stress negative)

Selye menyebutkan distress merupakan stress yang merusak atau bersifat tidak

menyenangkan Stress dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami

raasa cemas ketakutan khawatir atau gelisah Sehingga individu mengalami keadaan

psikologis yang negative menyakitkan dan timbul keinginan untuk menghindarinya

II2 Eustress (stress positif)

Selye menyebutkan bahwa eustress bersifat menyenangkan dan merupakan

pengalaman yang memuaskan Hanson (Rice 1992) mengemukakan frase joy of stress

untuk mengungkapkan hal ndash hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stress

Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental kewaspadaan kognisi dan performansi

individu Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan

sesuatu misalnya menciptakan karya seni

III Stressor

Menurut Lazarus amp Folkman (Morgan 1986) kondisi fisik lingkungan dan

social yang merupakan penyebab dari kondisi stress disebut dengan stressor Istilah

stressor diperkenalkan pertama kali oleh Seyle (Rice 1992) Situasi kejadian atau

objek apapun yang menimbulkan tuntutan dalam tubuh dan penyebab reaksi psikologis

ini disebut stressor (Berry 1998) Stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik seperti

polusi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan social seperti interaksi social

Pikiran atau perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang

nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor

Lazarus amp Cohen (Berry 1998) mengklasifikasikan stressor ke dalam 3

kategori yaitu

a Cataclysmic events

Fenomena besar atau tiba ndash tiba terjadi kejadian ndash kejadian penting yang

mempengaruhi banyak orang seperti bencan alam

b Personal stressors

Kejadian ndash kejadian penting yang mempengaruhi sedikit orang atau

sejuumlah orang tertentu seperti krisis keluarga

c Background stressors

Pertikaian atau permasalahan yang biasa terjadi setiap hari seperti masalah

dalam pekerjaan atau rutinitas pekerjaan

Ada beberapa jenis ndash jenis stressor psikologis (dirangkum dari Folkman 1984

Colemandkk1984 serta Rice 1992) yaitu

1 Tekanan (pressures)

Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan

tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu Secara umum tekanan mendorong

individu untuk meningkatkan performa mengintensifkan usaha atau mengubah

sasaran tingkah laku Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari ndash hari dan

memiliki bentuk yang berbeda ndash beda paa setiap individu Tekanan dalam beberapa

kasus tertentu dapat menghabiskan sumber ndash sumber daya yang dimiliki dalam proses

pencapaian sasarannya bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku

maladaptive Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau

kombinasi dari keduanya Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai self esteem

konsep diri dan komitmen personal Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan

waktu atau peran yang harus dijalani seseorang atau juga dapat berupa kompetisi

dalam kehidupan sehari ndash hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan sekolah dan

mendapatkan pasangan hidup

2 Frustasi

Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu

mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang

diinginkan Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang

mengancam seperti misalnya timbul reaksi marah penolakan maupun depresi

3 Konflik

Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap

dua atau lebih dorongan juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda

dalam waktu bersamaan Ada 3 jenis konflik yaitu

Approach-approach conflict terjadi apabila individu harus memilih satu

diantara dua alternative yang sama ndashsama disukai misalnya saja seseorang

yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama ndashsama

diinginkan Stress muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati

alternative yang tidak diambil Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan

cepat diselesaikan

Avoidance-avoidance conflict terjadi bila individu diharapkan pada dua

pilihan yang sama ndash sama tidak disenangi misalnya wanita muda yang hamil

diluar nikah disatu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu

secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti Konflik jenis

ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu

untuk menyelesaikannya karena masing ndash masing alternative memiliki

konsekuensi yang tidak menyenangkan

Approach-avoidance conflict adalah situasi di mana individu merasa tertarik

sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu

objek yang sama misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok karena

khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa

hidupnya kelak tanpa rokok

Berdasarkan pengertian stressor diatas dapat disimpulkan kondisi fisik

lingkungan dan social yang merupakan penyebab dari kondisi stress

IV Reaksi terhadap stress

IV1 Aspek Biologis

Walter Canon (Sarafino 1994) memberikan deskripsi mengenai bagaimana

reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam Ia menyebutkan reaksi tersebut

sebagai fight-or-flight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk

menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut Fight-or-flight

response menyebabkan individu dapat berespons dengan cepat terhadap situasi yang

mengancam Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat

membahayakan kesehatan individu

Seyle (Sarafino 1994) mempelajari akibat yang diperoleh bila stressor terus

menerus muncul Ia kemudian mengemukakan istilah General Adaptation Syndrome

(GAS) yang terdiri dari rangkaian tahapan reaksi fisiologis terhadap stressor

1 Alarm Reaction

Tahapan pertama ini mirip dengan fight-or-flight response Pada tahap ini

arousal yang terjadi pada tubuh organisme berada di bawah normal yang

untuk selanjutnya meningkat diatas normal Pada akhir tahapan ini tubuh

melindungi organisme terhadap stressor Tapi tubuh tidak dapat

mempertahankan intensitas arousal dari alam reaction dalam waktu yang

sangat lama

2 Stage of Resistance

Arousal masih tinggi tubuh masih terus bertahan untuk melawan dan

beradaptasi dengan stressor Respon fisiologis menurun tetapi masih tetap

lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal

3 Stage of Exhaustion

Respons fisiologis masih terus berlangsung Hal ini dapat melemahkan

sistem kekebalan tubuh dan menguras energy tubuh Sehingga terjadi

kelelahan pada tubuh Stressor yang terus terjadi akan mengakibatkan

penyakit dan kerusakan fisiologis dan dapat menyebabkan kematian

IV2 Aspek Psikologis

Reaksi psikologis terhadap stress dapat meliputi

1 Kognisi

Stress dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif

(Cohen dkk dalam Sarafino 1994) Stressor berupa kebisingan dapat

menyebabkan deficit kognitif pada anak ndashanak (Cohen dalam sarafino 1994)

Kognisi juga dapat berpengaruh dalam stress Baum (sarafino 1994)

mengatakan bahwa individu yang terus menerus memikirkan stressor dapat

menimbulkan stress yang lebih parah terhadap stressor

2 Emosi

Emosi cenderung terkait dengan stress Individu sering menggunakan keadaan

emosionalnya untuk mengevaluasi stress Proses penilaian kognitif dapat

mempengaruhi stress dan pengalaman emosional (Maslach Schachter amp

Singer Scherer dalam Sarafino 1994) Reaksi emosional terhadap stress yaitu

rasa takut phobia kecemasan depresi perasaan sedih dan rasa marah

(Sarafino 1994)

3 Perilaku social

Stress dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino 1994)

Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif Bencana alam

dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif dalam situasi lain

individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan (Sherif amp Sherif dalam

Sarafino 1994) Stress yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku

social negative cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku

agresif (Donnerstein amp Wilson dalam Sarafini 1994) Stress juga dapat

mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen amp Spacapan dalam

Sarafino 1994)

PENGERTIAN GANGGUAN PENYESUAIAN

Gangguan penyesuaian adalah gangguan psikologis yang paling ringan dan

merupakan suatu reaksi maladaptive (tidak bereaksi terhadap lingkungan) suatu

stressor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stressor

Reaksi maladaptive terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam

fungsi sosial pekerjaan akademis atau adanya kondisi distress emosional yang

melebihi batas normal

Reaksi maladaptive dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila

stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor Bila reaksi maladaptive

ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan

diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah

Menggolongkan ldquogangguan penyesuaianrdquo sebagai sebuah gangguan mental

memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang

normal dan tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian Bila sesuatu yang

buruk terjadi pada hidup kita maka wajar bila kita merasa sedih Bila ada krisis dalam

pekerjaan saat dituduh melakukan kejahatan mengalami kebanjiran bisa dimengerti

bila kita mengalami kecemasan atau depresi Sebaliknya justru apabila kita tidak

bereaksi ldquomaladaptifrdquo paling tidak secara temporar karena terjadinya peristiwa-

peristiwa tersebut dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri kita

Namun bila reaksi emosional kita berlebihan atau kemampuan kita untuk

berfungsi mengalami penurunan atau hendaya maka kondisi ini bisa didiagnosis

sebagai gangguan penyesuaian Jadi bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan

tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan

kita mengalami gangguan penyesuaian

Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress

a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang

memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit

kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya

berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan

keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja

b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung

kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi

cepat panik dalam menghadapi suatu masalah

c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu

sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah

vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian

Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang

akan selalu dihinggapi stress

d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing

Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-

ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini

tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi

Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu

masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu

dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi

suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri

Manajemen Stres

Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya

Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so

Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi

orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja

maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya

stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang

ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo

Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang

mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya

menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar

bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik

dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang

betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat

beristirahat mengambil cuti atau berlibur

Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri

seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang

lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya

Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup

Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita

karena mengalami stres dan ingin sembuh

Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam

menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan

berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas

kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi

yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres

berkepanjangan

Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi

dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun

kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai

perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain

memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres

mulai mengancam

Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan

teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah

jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan

keluarga yang kurang harmonis

GANGGUAN DISOSIATIF

I PENDAHULUAN

Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa

kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal

ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata

catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)

(Tomb David A 2002)

Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa

didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi

normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan

peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta

control terhadap gerak tubuh

Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang

menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun

kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial

pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang

Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah

Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan

Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia

dan Kehilangan Sensorik Disosiatif

II EPIDEMIOLOGI

Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam

masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus

psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam

beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-

kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli

dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari

kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal

Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat

mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan

budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan

tersebut

Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini

mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di

belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi

III ETIOLOGI

Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun

biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan

organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun

tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya

gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah

terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa

- Kepribadian yang Labil

- Pelecehan seksual

- Pelecehan fisik

- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )

- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan

Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-

anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma

walaupun itu terjadi pada orang lain

IV TANDA DAN GEJALA

Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan

kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari

kehari atau bahkan jam ke jam

Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi

- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan

orang

- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan

- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)

- Identitas yang buram

- Depersonalisasi

Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa

penggolongan yaitu

Amnesia Disosiatif

Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik

saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa

yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari

amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya

ingat informasiumum adalah utuh

Fugue Disosiatif

Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan

dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif

Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan

situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka

sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak

selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun

identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang

terlihat pada gangguan identitas disosiatif

Stupor Disosiatif

Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau

hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar

seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian

fisiologis tidak hilang )

Gangguan Trans atau Kesurupan

Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa

gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan

identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian

individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan

gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo

Gangguan Motorik Disosiatif

Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah

ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak

(tangan maupun kaki

Konvulsi Disosiatif

Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip

dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang

disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung

dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran

V KOMPLIKASI

Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami

komplikasi yang terdiri dari

- Mutilasi diri

- Gangguan seksual

- Alkoholisme

- Depresi

- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur

- Gangguan kecemasan

- Gangguan makan

- Sakit kepala berat

Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang

signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola

emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-

temannya menganggap dirinya aneh

VI FAKTOR RESIKO

Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun

emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-

ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic

semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat

menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini

VII TATALAKSANA

Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini

Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi

berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan

membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 2: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

kemampuan individu sehingga individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun

secara psikologis (respon) dan melakukan usaha ndash usaha penyesuaian diri terhadap

situasi tersebut (proses)

II Penggolongan Stress

Selye (Rice 1992) menggolongkan stress menjadi 2 golongan Penggolongan

ini berdasarkan atas persepsi individu terhadap stress yang dialaminya

II1 Distress (stress negative)

Selye menyebutkan distress merupakan stress yang merusak atau bersifat tidak

menyenangkan Stress dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami

raasa cemas ketakutan khawatir atau gelisah Sehingga individu mengalami keadaan

psikologis yang negative menyakitkan dan timbul keinginan untuk menghindarinya

II2 Eustress (stress positif)

Selye menyebutkan bahwa eustress bersifat menyenangkan dan merupakan

pengalaman yang memuaskan Hanson (Rice 1992) mengemukakan frase joy of stress

untuk mengungkapkan hal ndash hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stress

Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental kewaspadaan kognisi dan performansi

individu Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan

sesuatu misalnya menciptakan karya seni

III Stressor

Menurut Lazarus amp Folkman (Morgan 1986) kondisi fisik lingkungan dan

social yang merupakan penyebab dari kondisi stress disebut dengan stressor Istilah

stressor diperkenalkan pertama kali oleh Seyle (Rice 1992) Situasi kejadian atau

objek apapun yang menimbulkan tuntutan dalam tubuh dan penyebab reaksi psikologis

ini disebut stressor (Berry 1998) Stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik seperti

polusi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan social seperti interaksi social

Pikiran atau perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang

nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor

Lazarus amp Cohen (Berry 1998) mengklasifikasikan stressor ke dalam 3

kategori yaitu

a Cataclysmic events

Fenomena besar atau tiba ndash tiba terjadi kejadian ndash kejadian penting yang

mempengaruhi banyak orang seperti bencan alam

b Personal stressors

Kejadian ndash kejadian penting yang mempengaruhi sedikit orang atau

sejuumlah orang tertentu seperti krisis keluarga

c Background stressors

Pertikaian atau permasalahan yang biasa terjadi setiap hari seperti masalah

dalam pekerjaan atau rutinitas pekerjaan

Ada beberapa jenis ndash jenis stressor psikologis (dirangkum dari Folkman 1984

Colemandkk1984 serta Rice 1992) yaitu

1 Tekanan (pressures)

Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan

tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu Secara umum tekanan mendorong

individu untuk meningkatkan performa mengintensifkan usaha atau mengubah

sasaran tingkah laku Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari ndash hari dan

memiliki bentuk yang berbeda ndash beda paa setiap individu Tekanan dalam beberapa

kasus tertentu dapat menghabiskan sumber ndash sumber daya yang dimiliki dalam proses

pencapaian sasarannya bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku

maladaptive Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau

kombinasi dari keduanya Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai self esteem

konsep diri dan komitmen personal Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan

waktu atau peran yang harus dijalani seseorang atau juga dapat berupa kompetisi

dalam kehidupan sehari ndash hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan sekolah dan

mendapatkan pasangan hidup

2 Frustasi

Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu

mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang

diinginkan Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang

mengancam seperti misalnya timbul reaksi marah penolakan maupun depresi

3 Konflik

Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap

dua atau lebih dorongan juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda

dalam waktu bersamaan Ada 3 jenis konflik yaitu

Approach-approach conflict terjadi apabila individu harus memilih satu

diantara dua alternative yang sama ndashsama disukai misalnya saja seseorang

yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama ndashsama

diinginkan Stress muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati

alternative yang tidak diambil Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan

cepat diselesaikan

Avoidance-avoidance conflict terjadi bila individu diharapkan pada dua

pilihan yang sama ndash sama tidak disenangi misalnya wanita muda yang hamil

diluar nikah disatu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu

secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti Konflik jenis

ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu

untuk menyelesaikannya karena masing ndash masing alternative memiliki

konsekuensi yang tidak menyenangkan

Approach-avoidance conflict adalah situasi di mana individu merasa tertarik

sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu

objek yang sama misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok karena

khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa

hidupnya kelak tanpa rokok

Berdasarkan pengertian stressor diatas dapat disimpulkan kondisi fisik

lingkungan dan social yang merupakan penyebab dari kondisi stress

IV Reaksi terhadap stress

IV1 Aspek Biologis

Walter Canon (Sarafino 1994) memberikan deskripsi mengenai bagaimana

reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam Ia menyebutkan reaksi tersebut

sebagai fight-or-flight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk

menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut Fight-or-flight

response menyebabkan individu dapat berespons dengan cepat terhadap situasi yang

mengancam Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat

membahayakan kesehatan individu

Seyle (Sarafino 1994) mempelajari akibat yang diperoleh bila stressor terus

menerus muncul Ia kemudian mengemukakan istilah General Adaptation Syndrome

(GAS) yang terdiri dari rangkaian tahapan reaksi fisiologis terhadap stressor

1 Alarm Reaction

Tahapan pertama ini mirip dengan fight-or-flight response Pada tahap ini

arousal yang terjadi pada tubuh organisme berada di bawah normal yang

untuk selanjutnya meningkat diatas normal Pada akhir tahapan ini tubuh

melindungi organisme terhadap stressor Tapi tubuh tidak dapat

mempertahankan intensitas arousal dari alam reaction dalam waktu yang

sangat lama

2 Stage of Resistance

Arousal masih tinggi tubuh masih terus bertahan untuk melawan dan

beradaptasi dengan stressor Respon fisiologis menurun tetapi masih tetap

lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal

3 Stage of Exhaustion

Respons fisiologis masih terus berlangsung Hal ini dapat melemahkan

sistem kekebalan tubuh dan menguras energy tubuh Sehingga terjadi

kelelahan pada tubuh Stressor yang terus terjadi akan mengakibatkan

penyakit dan kerusakan fisiologis dan dapat menyebabkan kematian

IV2 Aspek Psikologis

Reaksi psikologis terhadap stress dapat meliputi

1 Kognisi

Stress dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif

(Cohen dkk dalam Sarafino 1994) Stressor berupa kebisingan dapat

menyebabkan deficit kognitif pada anak ndashanak (Cohen dalam sarafino 1994)

Kognisi juga dapat berpengaruh dalam stress Baum (sarafino 1994)

mengatakan bahwa individu yang terus menerus memikirkan stressor dapat

menimbulkan stress yang lebih parah terhadap stressor

2 Emosi

Emosi cenderung terkait dengan stress Individu sering menggunakan keadaan

emosionalnya untuk mengevaluasi stress Proses penilaian kognitif dapat

mempengaruhi stress dan pengalaman emosional (Maslach Schachter amp

Singer Scherer dalam Sarafino 1994) Reaksi emosional terhadap stress yaitu

rasa takut phobia kecemasan depresi perasaan sedih dan rasa marah

(Sarafino 1994)

3 Perilaku social

Stress dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino 1994)

Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif Bencana alam

dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif dalam situasi lain

individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan (Sherif amp Sherif dalam

Sarafino 1994) Stress yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku

social negative cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku

agresif (Donnerstein amp Wilson dalam Sarafini 1994) Stress juga dapat

mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen amp Spacapan dalam

Sarafino 1994)

PENGERTIAN GANGGUAN PENYESUAIAN

Gangguan penyesuaian adalah gangguan psikologis yang paling ringan dan

merupakan suatu reaksi maladaptive (tidak bereaksi terhadap lingkungan) suatu

stressor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stressor

Reaksi maladaptive terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam

fungsi sosial pekerjaan akademis atau adanya kondisi distress emosional yang

melebihi batas normal

Reaksi maladaptive dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila

stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor Bila reaksi maladaptive

ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan

diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah

Menggolongkan ldquogangguan penyesuaianrdquo sebagai sebuah gangguan mental

memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang

normal dan tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian Bila sesuatu yang

buruk terjadi pada hidup kita maka wajar bila kita merasa sedih Bila ada krisis dalam

pekerjaan saat dituduh melakukan kejahatan mengalami kebanjiran bisa dimengerti

bila kita mengalami kecemasan atau depresi Sebaliknya justru apabila kita tidak

bereaksi ldquomaladaptifrdquo paling tidak secara temporar karena terjadinya peristiwa-

peristiwa tersebut dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri kita

Namun bila reaksi emosional kita berlebihan atau kemampuan kita untuk

berfungsi mengalami penurunan atau hendaya maka kondisi ini bisa didiagnosis

sebagai gangguan penyesuaian Jadi bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan

tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan

kita mengalami gangguan penyesuaian

Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress

a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang

memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit

kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya

berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan

keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja

b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung

kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi

cepat panik dalam menghadapi suatu masalah

c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu

sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah

vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian

Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang

akan selalu dihinggapi stress

d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing

Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-

ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini

tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi

Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu

masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu

dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi

suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri

Manajemen Stres

Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya

Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so

Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi

orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja

maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya

stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang

ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo

Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang

mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya

menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar

bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik

dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang

betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat

beristirahat mengambil cuti atau berlibur

Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri

seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang

lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya

Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup

Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita

karena mengalami stres dan ingin sembuh

Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam

menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan

berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas

kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi

yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres

berkepanjangan

Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi

dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun

kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai

perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain

memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres

mulai mengancam

Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan

teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah

jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan

keluarga yang kurang harmonis

GANGGUAN DISOSIATIF

I PENDAHULUAN

Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa

kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal

ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata

catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)

(Tomb David A 2002)

Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa

didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi

normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan

peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta

control terhadap gerak tubuh

Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang

menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun

kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial

pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang

Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah

Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan

Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia

dan Kehilangan Sensorik Disosiatif

II EPIDEMIOLOGI

Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam

masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus

psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam

beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-

kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli

dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari

kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal

Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat

mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan

budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan

tersebut

Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini

mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di

belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi

III ETIOLOGI

Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun

biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan

organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun

tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya

gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah

terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa

- Kepribadian yang Labil

- Pelecehan seksual

- Pelecehan fisik

- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )

- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan

Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-

anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma

walaupun itu terjadi pada orang lain

IV TANDA DAN GEJALA

Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan

kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari

kehari atau bahkan jam ke jam

Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi

- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan

orang

- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan

- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)

- Identitas yang buram

- Depersonalisasi

Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa

penggolongan yaitu

Amnesia Disosiatif

Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik

saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa

yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari

amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya

ingat informasiumum adalah utuh

Fugue Disosiatif

Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan

dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif

Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan

situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka

sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak

selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun

identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang

terlihat pada gangguan identitas disosiatif

Stupor Disosiatif

Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau

hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar

seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian

fisiologis tidak hilang )

Gangguan Trans atau Kesurupan

Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa

gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan

identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian

individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan

gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo

Gangguan Motorik Disosiatif

Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah

ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak

(tangan maupun kaki

Konvulsi Disosiatif

Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip

dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang

disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung

dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran

V KOMPLIKASI

Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami

komplikasi yang terdiri dari

- Mutilasi diri

- Gangguan seksual

- Alkoholisme

- Depresi

- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur

- Gangguan kecemasan

- Gangguan makan

- Sakit kepala berat

Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang

signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola

emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-

temannya menganggap dirinya aneh

VI FAKTOR RESIKO

Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun

emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-

ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic

semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat

menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini

VII TATALAKSANA

Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini

Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi

berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan

membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 3: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Fenomena besar atau tiba ndash tiba terjadi kejadian ndash kejadian penting yang

mempengaruhi banyak orang seperti bencan alam

b Personal stressors

Kejadian ndash kejadian penting yang mempengaruhi sedikit orang atau

sejuumlah orang tertentu seperti krisis keluarga

c Background stressors

Pertikaian atau permasalahan yang biasa terjadi setiap hari seperti masalah

dalam pekerjaan atau rutinitas pekerjaan

Ada beberapa jenis ndash jenis stressor psikologis (dirangkum dari Folkman 1984

Colemandkk1984 serta Rice 1992) yaitu

1 Tekanan (pressures)

Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan

tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu Secara umum tekanan mendorong

individu untuk meningkatkan performa mengintensifkan usaha atau mengubah

sasaran tingkah laku Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari ndash hari dan

memiliki bentuk yang berbeda ndash beda paa setiap individu Tekanan dalam beberapa

kasus tertentu dapat menghabiskan sumber ndash sumber daya yang dimiliki dalam proses

pencapaian sasarannya bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku

maladaptive Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau

kombinasi dari keduanya Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai self esteem

konsep diri dan komitmen personal Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan

waktu atau peran yang harus dijalani seseorang atau juga dapat berupa kompetisi

dalam kehidupan sehari ndash hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan sekolah dan

mendapatkan pasangan hidup

2 Frustasi

Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu

mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang

diinginkan Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang

mengancam seperti misalnya timbul reaksi marah penolakan maupun depresi

3 Konflik

Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap

dua atau lebih dorongan juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda

dalam waktu bersamaan Ada 3 jenis konflik yaitu

Approach-approach conflict terjadi apabila individu harus memilih satu

diantara dua alternative yang sama ndashsama disukai misalnya saja seseorang

yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama ndashsama

diinginkan Stress muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati

alternative yang tidak diambil Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan

cepat diselesaikan

Avoidance-avoidance conflict terjadi bila individu diharapkan pada dua

pilihan yang sama ndash sama tidak disenangi misalnya wanita muda yang hamil

diluar nikah disatu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu

secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti Konflik jenis

ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu

untuk menyelesaikannya karena masing ndash masing alternative memiliki

konsekuensi yang tidak menyenangkan

Approach-avoidance conflict adalah situasi di mana individu merasa tertarik

sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu

objek yang sama misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok karena

khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa

hidupnya kelak tanpa rokok

Berdasarkan pengertian stressor diatas dapat disimpulkan kondisi fisik

lingkungan dan social yang merupakan penyebab dari kondisi stress

IV Reaksi terhadap stress

IV1 Aspek Biologis

Walter Canon (Sarafino 1994) memberikan deskripsi mengenai bagaimana

reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam Ia menyebutkan reaksi tersebut

sebagai fight-or-flight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk

menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut Fight-or-flight

response menyebabkan individu dapat berespons dengan cepat terhadap situasi yang

mengancam Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat

membahayakan kesehatan individu

Seyle (Sarafino 1994) mempelajari akibat yang diperoleh bila stressor terus

menerus muncul Ia kemudian mengemukakan istilah General Adaptation Syndrome

(GAS) yang terdiri dari rangkaian tahapan reaksi fisiologis terhadap stressor

1 Alarm Reaction

Tahapan pertama ini mirip dengan fight-or-flight response Pada tahap ini

arousal yang terjadi pada tubuh organisme berada di bawah normal yang

untuk selanjutnya meningkat diatas normal Pada akhir tahapan ini tubuh

melindungi organisme terhadap stressor Tapi tubuh tidak dapat

mempertahankan intensitas arousal dari alam reaction dalam waktu yang

sangat lama

2 Stage of Resistance

Arousal masih tinggi tubuh masih terus bertahan untuk melawan dan

beradaptasi dengan stressor Respon fisiologis menurun tetapi masih tetap

lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal

3 Stage of Exhaustion

Respons fisiologis masih terus berlangsung Hal ini dapat melemahkan

sistem kekebalan tubuh dan menguras energy tubuh Sehingga terjadi

kelelahan pada tubuh Stressor yang terus terjadi akan mengakibatkan

penyakit dan kerusakan fisiologis dan dapat menyebabkan kematian

IV2 Aspek Psikologis

Reaksi psikologis terhadap stress dapat meliputi

1 Kognisi

Stress dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif

(Cohen dkk dalam Sarafino 1994) Stressor berupa kebisingan dapat

menyebabkan deficit kognitif pada anak ndashanak (Cohen dalam sarafino 1994)

Kognisi juga dapat berpengaruh dalam stress Baum (sarafino 1994)

mengatakan bahwa individu yang terus menerus memikirkan stressor dapat

menimbulkan stress yang lebih parah terhadap stressor

2 Emosi

Emosi cenderung terkait dengan stress Individu sering menggunakan keadaan

emosionalnya untuk mengevaluasi stress Proses penilaian kognitif dapat

mempengaruhi stress dan pengalaman emosional (Maslach Schachter amp

Singer Scherer dalam Sarafino 1994) Reaksi emosional terhadap stress yaitu

rasa takut phobia kecemasan depresi perasaan sedih dan rasa marah

(Sarafino 1994)

3 Perilaku social

Stress dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino 1994)

Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif Bencana alam

dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif dalam situasi lain

individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan (Sherif amp Sherif dalam

Sarafino 1994) Stress yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku

social negative cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku

agresif (Donnerstein amp Wilson dalam Sarafini 1994) Stress juga dapat

mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen amp Spacapan dalam

Sarafino 1994)

PENGERTIAN GANGGUAN PENYESUAIAN

Gangguan penyesuaian adalah gangguan psikologis yang paling ringan dan

merupakan suatu reaksi maladaptive (tidak bereaksi terhadap lingkungan) suatu

stressor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stressor

Reaksi maladaptive terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam

fungsi sosial pekerjaan akademis atau adanya kondisi distress emosional yang

melebihi batas normal

Reaksi maladaptive dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila

stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor Bila reaksi maladaptive

ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan

diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah

Menggolongkan ldquogangguan penyesuaianrdquo sebagai sebuah gangguan mental

memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang

normal dan tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian Bila sesuatu yang

buruk terjadi pada hidup kita maka wajar bila kita merasa sedih Bila ada krisis dalam

pekerjaan saat dituduh melakukan kejahatan mengalami kebanjiran bisa dimengerti

bila kita mengalami kecemasan atau depresi Sebaliknya justru apabila kita tidak

bereaksi ldquomaladaptifrdquo paling tidak secara temporar karena terjadinya peristiwa-

peristiwa tersebut dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri kita

Namun bila reaksi emosional kita berlebihan atau kemampuan kita untuk

berfungsi mengalami penurunan atau hendaya maka kondisi ini bisa didiagnosis

sebagai gangguan penyesuaian Jadi bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan

tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan

kita mengalami gangguan penyesuaian

Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress

a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang

memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit

kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya

berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan

keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja

b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung

kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi

cepat panik dalam menghadapi suatu masalah

c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu

sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah

vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian

Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang

akan selalu dihinggapi stress

d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing

Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-

ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini

tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi

Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu

masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu

dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi

suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri

Manajemen Stres

Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya

Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so

Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi

orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja

maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya

stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang

ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo

Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang

mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya

menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar

bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik

dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang

betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat

beristirahat mengambil cuti atau berlibur

Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri

seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang

lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya

Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup

Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita

karena mengalami stres dan ingin sembuh

Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam

menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan

berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas

kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi

yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres

berkepanjangan

Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi

dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun

kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai

perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain

memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres

mulai mengancam

Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan

teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah

jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan

keluarga yang kurang harmonis

GANGGUAN DISOSIATIF

I PENDAHULUAN

Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa

kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal

ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata

catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)

(Tomb David A 2002)

Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa

didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi

normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan

peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta

control terhadap gerak tubuh

Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang

menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun

kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial

pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang

Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah

Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan

Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia

dan Kehilangan Sensorik Disosiatif

II EPIDEMIOLOGI

Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam

masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus

psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam

beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-

kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli

dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari

kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal

Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat

mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan

budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan

tersebut

Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini

mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di

belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi

III ETIOLOGI

Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun

biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan

organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun

tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya

gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah

terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa

- Kepribadian yang Labil

- Pelecehan seksual

- Pelecehan fisik

- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )

- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan

Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-

anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma

walaupun itu terjadi pada orang lain

IV TANDA DAN GEJALA

Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan

kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari

kehari atau bahkan jam ke jam

Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi

- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan

orang

- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan

- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)

- Identitas yang buram

- Depersonalisasi

Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa

penggolongan yaitu

Amnesia Disosiatif

Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik

saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa

yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari

amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya

ingat informasiumum adalah utuh

Fugue Disosiatif

Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan

dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif

Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan

situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka

sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak

selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun

identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang

terlihat pada gangguan identitas disosiatif

Stupor Disosiatif

Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau

hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar

seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian

fisiologis tidak hilang )

Gangguan Trans atau Kesurupan

Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa

gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan

identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian

individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan

gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo

Gangguan Motorik Disosiatif

Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah

ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak

(tangan maupun kaki

Konvulsi Disosiatif

Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip

dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang

disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung

dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran

V KOMPLIKASI

Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami

komplikasi yang terdiri dari

- Mutilasi diri

- Gangguan seksual

- Alkoholisme

- Depresi

- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur

- Gangguan kecemasan

- Gangguan makan

- Sakit kepala berat

Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang

signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola

emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-

temannya menganggap dirinya aneh

VI FAKTOR RESIKO

Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun

emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-

ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic

semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat

menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini

VII TATALAKSANA

Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini

Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi

berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan

membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 4: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Approach-approach conflict terjadi apabila individu harus memilih satu

diantara dua alternative yang sama ndashsama disukai misalnya saja seseorang

yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama ndashsama

diinginkan Stress muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati

alternative yang tidak diambil Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan

cepat diselesaikan

Avoidance-avoidance conflict terjadi bila individu diharapkan pada dua

pilihan yang sama ndash sama tidak disenangi misalnya wanita muda yang hamil

diluar nikah disatu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu

secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti Konflik jenis

ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu

untuk menyelesaikannya karena masing ndash masing alternative memiliki

konsekuensi yang tidak menyenangkan

Approach-avoidance conflict adalah situasi di mana individu merasa tertarik

sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu

objek yang sama misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok karena

khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa

hidupnya kelak tanpa rokok

Berdasarkan pengertian stressor diatas dapat disimpulkan kondisi fisik

lingkungan dan social yang merupakan penyebab dari kondisi stress

IV Reaksi terhadap stress

IV1 Aspek Biologis

Walter Canon (Sarafino 1994) memberikan deskripsi mengenai bagaimana

reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam Ia menyebutkan reaksi tersebut

sebagai fight-or-flight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk

menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut Fight-or-flight

response menyebabkan individu dapat berespons dengan cepat terhadap situasi yang

mengancam Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat

membahayakan kesehatan individu

Seyle (Sarafino 1994) mempelajari akibat yang diperoleh bila stressor terus

menerus muncul Ia kemudian mengemukakan istilah General Adaptation Syndrome

(GAS) yang terdiri dari rangkaian tahapan reaksi fisiologis terhadap stressor

1 Alarm Reaction

Tahapan pertama ini mirip dengan fight-or-flight response Pada tahap ini

arousal yang terjadi pada tubuh organisme berada di bawah normal yang

untuk selanjutnya meningkat diatas normal Pada akhir tahapan ini tubuh

melindungi organisme terhadap stressor Tapi tubuh tidak dapat

mempertahankan intensitas arousal dari alam reaction dalam waktu yang

sangat lama

2 Stage of Resistance

Arousal masih tinggi tubuh masih terus bertahan untuk melawan dan

beradaptasi dengan stressor Respon fisiologis menurun tetapi masih tetap

lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal

3 Stage of Exhaustion

Respons fisiologis masih terus berlangsung Hal ini dapat melemahkan

sistem kekebalan tubuh dan menguras energy tubuh Sehingga terjadi

kelelahan pada tubuh Stressor yang terus terjadi akan mengakibatkan

penyakit dan kerusakan fisiologis dan dapat menyebabkan kematian

IV2 Aspek Psikologis

Reaksi psikologis terhadap stress dapat meliputi

1 Kognisi

Stress dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif

(Cohen dkk dalam Sarafino 1994) Stressor berupa kebisingan dapat

menyebabkan deficit kognitif pada anak ndashanak (Cohen dalam sarafino 1994)

Kognisi juga dapat berpengaruh dalam stress Baum (sarafino 1994)

mengatakan bahwa individu yang terus menerus memikirkan stressor dapat

menimbulkan stress yang lebih parah terhadap stressor

2 Emosi

Emosi cenderung terkait dengan stress Individu sering menggunakan keadaan

emosionalnya untuk mengevaluasi stress Proses penilaian kognitif dapat

mempengaruhi stress dan pengalaman emosional (Maslach Schachter amp

Singer Scherer dalam Sarafino 1994) Reaksi emosional terhadap stress yaitu

rasa takut phobia kecemasan depresi perasaan sedih dan rasa marah

(Sarafino 1994)

3 Perilaku social

Stress dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino 1994)

Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif Bencana alam

dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif dalam situasi lain

individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan (Sherif amp Sherif dalam

Sarafino 1994) Stress yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku

social negative cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku

agresif (Donnerstein amp Wilson dalam Sarafini 1994) Stress juga dapat

mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen amp Spacapan dalam

Sarafino 1994)

PENGERTIAN GANGGUAN PENYESUAIAN

Gangguan penyesuaian adalah gangguan psikologis yang paling ringan dan

merupakan suatu reaksi maladaptive (tidak bereaksi terhadap lingkungan) suatu

stressor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stressor

Reaksi maladaptive terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam

fungsi sosial pekerjaan akademis atau adanya kondisi distress emosional yang

melebihi batas normal

Reaksi maladaptive dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila

stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor Bila reaksi maladaptive

ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan

diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah

Menggolongkan ldquogangguan penyesuaianrdquo sebagai sebuah gangguan mental

memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang

normal dan tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian Bila sesuatu yang

buruk terjadi pada hidup kita maka wajar bila kita merasa sedih Bila ada krisis dalam

pekerjaan saat dituduh melakukan kejahatan mengalami kebanjiran bisa dimengerti

bila kita mengalami kecemasan atau depresi Sebaliknya justru apabila kita tidak

bereaksi ldquomaladaptifrdquo paling tidak secara temporar karena terjadinya peristiwa-

peristiwa tersebut dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri kita

Namun bila reaksi emosional kita berlebihan atau kemampuan kita untuk

berfungsi mengalami penurunan atau hendaya maka kondisi ini bisa didiagnosis

sebagai gangguan penyesuaian Jadi bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan

tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan

kita mengalami gangguan penyesuaian

Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress

a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang

memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit

kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya

berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan

keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja

b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung

kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi

cepat panik dalam menghadapi suatu masalah

c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu

sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah

vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian

Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang

akan selalu dihinggapi stress

d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing

Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-

ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini

tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi

Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu

masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu

dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi

suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri

Manajemen Stres

Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya

Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so

Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi

orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja

maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya

stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang

ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo

Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang

mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya

menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar

bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik

dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang

betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat

beristirahat mengambil cuti atau berlibur

Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri

seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang

lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya

Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup

Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita

karena mengalami stres dan ingin sembuh

Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam

menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan

berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas

kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi

yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres

berkepanjangan

Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi

dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun

kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai

perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain

memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres

mulai mengancam

Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan

teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah

jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan

keluarga yang kurang harmonis

GANGGUAN DISOSIATIF

I PENDAHULUAN

Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa

kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal

ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata

catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)

(Tomb David A 2002)

Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa

didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi

normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan

peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta

control terhadap gerak tubuh

Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang

menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun

kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial

pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang

Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah

Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan

Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia

dan Kehilangan Sensorik Disosiatif

II EPIDEMIOLOGI

Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam

masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus

psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam

beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-

kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli

dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari

kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal

Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat

mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan

budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan

tersebut

Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini

mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di

belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi

III ETIOLOGI

Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun

biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan

organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun

tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya

gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah

terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa

- Kepribadian yang Labil

- Pelecehan seksual

- Pelecehan fisik

- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )

- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan

Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-

anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma

walaupun itu terjadi pada orang lain

IV TANDA DAN GEJALA

Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan

kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari

kehari atau bahkan jam ke jam

Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi

- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan

orang

- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan

- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)

- Identitas yang buram

- Depersonalisasi

Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa

penggolongan yaitu

Amnesia Disosiatif

Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik

saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa

yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari

amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya

ingat informasiumum adalah utuh

Fugue Disosiatif

Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan

dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif

Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan

situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka

sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak

selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun

identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang

terlihat pada gangguan identitas disosiatif

Stupor Disosiatif

Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau

hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar

seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian

fisiologis tidak hilang )

Gangguan Trans atau Kesurupan

Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa

gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan

identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian

individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan

gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo

Gangguan Motorik Disosiatif

Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah

ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak

(tangan maupun kaki

Konvulsi Disosiatif

Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip

dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang

disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung

dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran

V KOMPLIKASI

Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami

komplikasi yang terdiri dari

- Mutilasi diri

- Gangguan seksual

- Alkoholisme

- Depresi

- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur

- Gangguan kecemasan

- Gangguan makan

- Sakit kepala berat

Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang

signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola

emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-

temannya menganggap dirinya aneh

VI FAKTOR RESIKO

Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun

emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-

ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic

semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat

menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini

VII TATALAKSANA

Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini

Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi

berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan

membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 5: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Tahapan pertama ini mirip dengan fight-or-flight response Pada tahap ini

arousal yang terjadi pada tubuh organisme berada di bawah normal yang

untuk selanjutnya meningkat diatas normal Pada akhir tahapan ini tubuh

melindungi organisme terhadap stressor Tapi tubuh tidak dapat

mempertahankan intensitas arousal dari alam reaction dalam waktu yang

sangat lama

2 Stage of Resistance

Arousal masih tinggi tubuh masih terus bertahan untuk melawan dan

beradaptasi dengan stressor Respon fisiologis menurun tetapi masih tetap

lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal

3 Stage of Exhaustion

Respons fisiologis masih terus berlangsung Hal ini dapat melemahkan

sistem kekebalan tubuh dan menguras energy tubuh Sehingga terjadi

kelelahan pada tubuh Stressor yang terus terjadi akan mengakibatkan

penyakit dan kerusakan fisiologis dan dapat menyebabkan kematian

IV2 Aspek Psikologis

Reaksi psikologis terhadap stress dapat meliputi

1 Kognisi

Stress dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif

(Cohen dkk dalam Sarafino 1994) Stressor berupa kebisingan dapat

menyebabkan deficit kognitif pada anak ndashanak (Cohen dalam sarafino 1994)

Kognisi juga dapat berpengaruh dalam stress Baum (sarafino 1994)

mengatakan bahwa individu yang terus menerus memikirkan stressor dapat

menimbulkan stress yang lebih parah terhadap stressor

2 Emosi

Emosi cenderung terkait dengan stress Individu sering menggunakan keadaan

emosionalnya untuk mengevaluasi stress Proses penilaian kognitif dapat

mempengaruhi stress dan pengalaman emosional (Maslach Schachter amp

Singer Scherer dalam Sarafino 1994) Reaksi emosional terhadap stress yaitu

rasa takut phobia kecemasan depresi perasaan sedih dan rasa marah

(Sarafino 1994)

3 Perilaku social

Stress dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino 1994)

Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif Bencana alam

dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif dalam situasi lain

individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan (Sherif amp Sherif dalam

Sarafino 1994) Stress yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku

social negative cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku

agresif (Donnerstein amp Wilson dalam Sarafini 1994) Stress juga dapat

mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen amp Spacapan dalam

Sarafino 1994)

PENGERTIAN GANGGUAN PENYESUAIAN

Gangguan penyesuaian adalah gangguan psikologis yang paling ringan dan

merupakan suatu reaksi maladaptive (tidak bereaksi terhadap lingkungan) suatu

stressor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stressor

Reaksi maladaptive terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam

fungsi sosial pekerjaan akademis atau adanya kondisi distress emosional yang

melebihi batas normal

Reaksi maladaptive dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila

stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor Bila reaksi maladaptive

ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan

diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah

Menggolongkan ldquogangguan penyesuaianrdquo sebagai sebuah gangguan mental

memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang

normal dan tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian Bila sesuatu yang

buruk terjadi pada hidup kita maka wajar bila kita merasa sedih Bila ada krisis dalam

pekerjaan saat dituduh melakukan kejahatan mengalami kebanjiran bisa dimengerti

bila kita mengalami kecemasan atau depresi Sebaliknya justru apabila kita tidak

bereaksi ldquomaladaptifrdquo paling tidak secara temporar karena terjadinya peristiwa-

peristiwa tersebut dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri kita

Namun bila reaksi emosional kita berlebihan atau kemampuan kita untuk

berfungsi mengalami penurunan atau hendaya maka kondisi ini bisa didiagnosis

sebagai gangguan penyesuaian Jadi bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan

tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan

kita mengalami gangguan penyesuaian

Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress

a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang

memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit

kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya

berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan

keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja

b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung

kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi

cepat panik dalam menghadapi suatu masalah

c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu

sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah

vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian

Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang

akan selalu dihinggapi stress

d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing

Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-

ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini

tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi

Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu

masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu

dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi

suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri

Manajemen Stres

Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya

Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so

Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi

orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja

maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya

stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang

ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo

Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang

mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya

menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar

bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik

dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang

betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat

beristirahat mengambil cuti atau berlibur

Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri

seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang

lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya

Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup

Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita

karena mengalami stres dan ingin sembuh

Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam

menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan

berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas

kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi

yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres

berkepanjangan

Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi

dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun

kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai

perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain

memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres

mulai mengancam

Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan

teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah

jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan

keluarga yang kurang harmonis

GANGGUAN DISOSIATIF

I PENDAHULUAN

Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa

kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal

ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata

catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)

(Tomb David A 2002)

Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa

didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi

normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan

peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta

control terhadap gerak tubuh

Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang

menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun

kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial

pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang

Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah

Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan

Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia

dan Kehilangan Sensorik Disosiatif

II EPIDEMIOLOGI

Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam

masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus

psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam

beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-

kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli

dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari

kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal

Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat

mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan

budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan

tersebut

Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini

mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di

belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi

III ETIOLOGI

Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun

biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan

organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun

tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya

gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah

terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa

- Kepribadian yang Labil

- Pelecehan seksual

- Pelecehan fisik

- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )

- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan

Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-

anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma

walaupun itu terjadi pada orang lain

IV TANDA DAN GEJALA

Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan

kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari

kehari atau bahkan jam ke jam

Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi

- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan

orang

- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan

- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)

- Identitas yang buram

- Depersonalisasi

Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa

penggolongan yaitu

Amnesia Disosiatif

Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik

saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa

yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari

amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya

ingat informasiumum adalah utuh

Fugue Disosiatif

Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan

dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif

Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan

situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka

sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak

selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun

identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang

terlihat pada gangguan identitas disosiatif

Stupor Disosiatif

Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau

hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar

seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian

fisiologis tidak hilang )

Gangguan Trans atau Kesurupan

Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa

gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan

identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian

individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan

gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo

Gangguan Motorik Disosiatif

Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah

ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak

(tangan maupun kaki

Konvulsi Disosiatif

Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip

dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang

disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung

dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran

V KOMPLIKASI

Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami

komplikasi yang terdiri dari

- Mutilasi diri

- Gangguan seksual

- Alkoholisme

- Depresi

- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur

- Gangguan kecemasan

- Gangguan makan

- Sakit kepala berat

Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang

signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola

emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-

temannya menganggap dirinya aneh

VI FAKTOR RESIKO

Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun

emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-

ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic

semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat

menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini

VII TATALAKSANA

Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini

Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi

berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan

membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 6: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

3 Perilaku social

Stress dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino 1994)

Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif Bencana alam

dapat membuat individu berperilaku lebih kooperatif dalam situasi lain

individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan (Sherif amp Sherif dalam

Sarafino 1994) Stress yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku

social negative cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku

agresif (Donnerstein amp Wilson dalam Sarafini 1994) Stress juga dapat

mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen amp Spacapan dalam

Sarafino 1994)

PENGERTIAN GANGGUAN PENYESUAIAN

Gangguan penyesuaian adalah gangguan psikologis yang paling ringan dan

merupakan suatu reaksi maladaptive (tidak bereaksi terhadap lingkungan) suatu

stressor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stressor

Reaksi maladaptive terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam

fungsi sosial pekerjaan akademis atau adanya kondisi distress emosional yang

melebihi batas normal

Reaksi maladaptive dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila

stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor Bila reaksi maladaptive

ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan

diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah

Menggolongkan ldquogangguan penyesuaianrdquo sebagai sebuah gangguan mental

memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang

normal dan tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian Bila sesuatu yang

buruk terjadi pada hidup kita maka wajar bila kita merasa sedih Bila ada krisis dalam

pekerjaan saat dituduh melakukan kejahatan mengalami kebanjiran bisa dimengerti

bila kita mengalami kecemasan atau depresi Sebaliknya justru apabila kita tidak

bereaksi ldquomaladaptifrdquo paling tidak secara temporar karena terjadinya peristiwa-

peristiwa tersebut dapat menunjukkan ada yang tidak wajar pada diri kita

Namun bila reaksi emosional kita berlebihan atau kemampuan kita untuk

berfungsi mengalami penurunan atau hendaya maka kondisi ini bisa didiagnosis

sebagai gangguan penyesuaian Jadi bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan

tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan

kita mengalami gangguan penyesuaian

Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress

a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang

memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit

kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya

berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan

keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja

b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung

kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi

cepat panik dalam menghadapi suatu masalah

c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu

sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah

vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian

Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang

akan selalu dihinggapi stress

d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing

Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-

ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini

tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi

Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu

masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu

dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi

suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri

Manajemen Stres

Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya

Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so

Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi

orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja

maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya

stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang

ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo

Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang

mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya

menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar

bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik

dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang

betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat

beristirahat mengambil cuti atau berlibur

Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri

seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang

lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya

Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup

Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita

karena mengalami stres dan ingin sembuh

Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam

menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan

berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas

kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi

yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres

berkepanjangan

Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi

dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun

kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai

perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain

memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres

mulai mengancam

Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan

teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah

jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan

keluarga yang kurang harmonis

GANGGUAN DISOSIATIF

I PENDAHULUAN

Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa

kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal

ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata

catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)

(Tomb David A 2002)

Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa

didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi

normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan

peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta

control terhadap gerak tubuh

Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang

menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun

kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial

pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang

Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah

Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan

Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia

dan Kehilangan Sensorik Disosiatif

II EPIDEMIOLOGI

Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam

masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus

psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam

beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-

kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli

dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari

kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal

Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat

mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan

budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan

tersebut

Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini

mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di

belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi

III ETIOLOGI

Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun

biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan

organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun

tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya

gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah

terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa

- Kepribadian yang Labil

- Pelecehan seksual

- Pelecehan fisik

- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )

- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan

Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-

anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma

walaupun itu terjadi pada orang lain

IV TANDA DAN GEJALA

Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan

kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari

kehari atau bahkan jam ke jam

Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi

- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan

orang

- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan

- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)

- Identitas yang buram

- Depersonalisasi

Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa

penggolongan yaitu

Amnesia Disosiatif

Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik

saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa

yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari

amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya

ingat informasiumum adalah utuh

Fugue Disosiatif

Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan

dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif

Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan

situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka

sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak

selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun

identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang

terlihat pada gangguan identitas disosiatif

Stupor Disosiatif

Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau

hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar

seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian

fisiologis tidak hilang )

Gangguan Trans atau Kesurupan

Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa

gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan

identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian

individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan

gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo

Gangguan Motorik Disosiatif

Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah

ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak

(tangan maupun kaki

Konvulsi Disosiatif

Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip

dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang

disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung

dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran

V KOMPLIKASI

Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami

komplikasi yang terdiri dari

- Mutilasi diri

- Gangguan seksual

- Alkoholisme

- Depresi

- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur

- Gangguan kecemasan

- Gangguan makan

- Sakit kepala berat

Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang

signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola

emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-

temannya menganggap dirinya aneh

VI FAKTOR RESIKO

Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun

emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-

ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic

semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat

menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini

VII TATALAKSANA

Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini

Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi

berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan

membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 7: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

tugas kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun maka ada kemungkinan

kita mengalami gangguan penyesuaian

Ada empat tipe kepribadian yang rawan stress

a) Orang yang sangat hati-hati Orang jenis ini perfeksionis kaku dan kurang

memiliki toleransi terhadap perbedaan Sehingga sedikit perbedaan atau sedikit

kurang saja dari standarnya bisa menimbulkan kecemasan baginya Kecermatannya

berlebihan dan bisa berkembang menjadi obsesif kompulsif yaitu kekakuan dan

keterpakuan pada suatu aktivitas tertentu saja

b) Orang yang pencemas Orang jenis ini sering merasa tidak aman cenderung

kurang tenang dan sering meresahkan segala sesuatu Inilah yang membuatnya jadi

cepat panik dalam menghadapi suatu masalah

c) Orang yang kurang percaya diri Orang jenis ini merasa diri tidak mampu

sehingga kurang usaha untuk mengoptimalkan diri dalam mengatasi masalah-masalah

vang dihadapinya Ia selalu berusaha lari dari masalah atau berusaha mencari pelarian

Akibatnya masalah tidak pernah selesai Selama masalah tidak selesai seseorang

akan selalu dihinggapi stress

d) Orang yang temperamental Orang jenis ini emosinva cepat terpancing

Masalah kecil bisa berakibat besar karena kecenderungannya yang mudah meledak-

ledak Akibatnya banyak orang yang tertekan dan akhirnya bereaksi Kondisi ini

tentu saja membuat emosinya semakin tegang dan meninggi

Selain itu ada beberapa pola reaksi yang perlu diwaspadai yang merupakan pintu

masuknya stress yang negatif (distress) Siapapun kita pasti pernah atau akan bertemu

dengan pola-pola reaksi ini kejengkelan marah dan agresi kegelisahan depresi

suasana hati yang cepat berubah dan menarik diri

Manajemen Stres

Pertama harus diingat bukan stres yang merusak tetapi cara kita menghadapinya

Shakespeare menulis things are neither good or bad but thinking makes them so

Ada beberapa orang yang mengalami jenis stres yang sama dan tidak apa-apa tetapi

orang lain ada yang langsung collapse Anehnya walau kita tak dapat bekerja

maksimal saat stres yang cukup berat tubuh kita tak akan dapat bekerja tanpa adanya

stres Aturan umum supaya tubuh kita dapat menghadapi segala tekanan yang datang

ialah ldquostres-relaks stres-relaksrdquo

Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang

mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya

menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar

bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik

dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang

betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat

beristirahat mengambil cuti atau berlibur

Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri

seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang

lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya

Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup

Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita

karena mengalami stres dan ingin sembuh

Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam

menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan

berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas

kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi

yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres

berkepanjangan

Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi

dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun

kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai

perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain

memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres

mulai mengancam

Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan

teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah

jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan

keluarga yang kurang harmonis

GANGGUAN DISOSIATIF

I PENDAHULUAN

Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa

kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal

ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata

catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)

(Tomb David A 2002)

Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa

didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi

normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan

peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta

control terhadap gerak tubuh

Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang

menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun

kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial

pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang

Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah

Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan

Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia

dan Kehilangan Sensorik Disosiatif

II EPIDEMIOLOGI

Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam

masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus

psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam

beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-

kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli

dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari

kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal

Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat

mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan

budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan

tersebut

Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini

mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di

belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi

III ETIOLOGI

Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun

biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan

organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun

tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya

gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah

terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa

- Kepribadian yang Labil

- Pelecehan seksual

- Pelecehan fisik

- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )

- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan

Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-

anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma

walaupun itu terjadi pada orang lain

IV TANDA DAN GEJALA

Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan

kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari

kehari atau bahkan jam ke jam

Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi

- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan

orang

- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan

- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)

- Identitas yang buram

- Depersonalisasi

Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa

penggolongan yaitu

Amnesia Disosiatif

Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik

saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa

yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari

amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya

ingat informasiumum adalah utuh

Fugue Disosiatif

Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan

dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif

Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan

situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka

sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak

selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun

identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang

terlihat pada gangguan identitas disosiatif

Stupor Disosiatif

Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau

hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar

seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian

fisiologis tidak hilang )

Gangguan Trans atau Kesurupan

Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa

gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan

identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian

individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan

gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo

Gangguan Motorik Disosiatif

Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah

ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak

(tangan maupun kaki

Konvulsi Disosiatif

Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip

dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang

disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung

dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran

V KOMPLIKASI

Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami

komplikasi yang terdiri dari

- Mutilasi diri

- Gangguan seksual

- Alkoholisme

- Depresi

- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur

- Gangguan kecemasan

- Gangguan makan

- Sakit kepala berat

Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang

signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola

emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-

temannya menganggap dirinya aneh

VI FAKTOR RESIKO

Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun

emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-

ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic

semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat

menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini

VII TATALAKSANA

Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini

Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi

berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan

membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 8: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Departemen Kesehatan Jepang menemukan lebih dari 50 orang Jepang

mengalami stres dalam bekerja dan persahabatan dan mereka umumnya

menghadapinya dengan cara menonton TV mengobrol atau meneguk minuman agar

bisa santai Mengetahui batas kemampuan diri sendiri juga merupakan cara yang baik

dalam menghadapi stres Jatuh sakit biasanya merupakan tanda bahwa seseorang

betul-betul memerlukan istirahat Jadi sebelum sakit kita sebaiknya sudah sempat

beristirahat mengambil cuti atau berlibur

Karena stres adalah pengalaman yang mengakibatkan ketakseimbangan dalam diri

seseorang Saat menderita stres dianjurkan untuk berbincang-bincang dengan orang

lain siapa pun Yang penting ia dapat membuat penderita memahami keadaan dirinya

Lebih baik lagi kalau konsultan ini membuatnya dapat meningkatkan kualitas hidup

Kondisi terbaik akan tercapai kalau penderita mengakui ia benar-benar menderita

karena mengalami stres dan ingin sembuh

Orang yang berkepribadian matang memiliki daya tahan lebih besar dalam

menghadapi stres Kematangan semacam ini diperoleh dengan bersikap realistis dan

berani menghadapi kenyataan Sikap ini akan meningkatkan kesadaran terhadap batas

kemampuan diri sehingga ia tak akan menuntut dirinya dan orang lain terlalu tinggi

yang akhirnya hanya akan menimbulkan frustasi yang berujung pada stres

berkepanjangan

Kebiasaan sehari-hari seperti makan tidur olahraga yang teratur dan mencukupi

dapat meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres Gizi yang baik maupun

kedisiplinan untuk bekerja dan bersantai banyak berguna dalam hal ini Mempunyai

perhatian terhadap hal-hal selain yang dikerjakan rutin juga sangat menolong Selain

memperluas cakrawala pandangan hal itu dapat menjadi pelarian kalau situasi stres

mulai mengancam

Tak kalah penting adalah faktor-faktor psikis seperti hubungan yang baik dengan

teman keluarga dan kerabat Dalam suasana bahagia dan sehat orang tak mudah

jatuh terkena gangguan stres Penelitian menunjukkan 80 stres memiliki hubungan

keluarga yang kurang harmonis

GANGGUAN DISOSIATIF

I PENDAHULUAN

Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa

kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal

ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata

catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)

(Tomb David A 2002)

Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa

didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi

normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan

peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta

control terhadap gerak tubuh

Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang

menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun

kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial

pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang

Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah

Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan

Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia

dan Kehilangan Sensorik Disosiatif

II EPIDEMIOLOGI

Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam

masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus

psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam

beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-

kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli

dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari

kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal

Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat

mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan

budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan

tersebut

Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini

mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di

belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi

III ETIOLOGI

Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun

biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan

organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun

tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya

gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah

terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa

- Kepribadian yang Labil

- Pelecehan seksual

- Pelecehan fisik

- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )

- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan

Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-

anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma

walaupun itu terjadi pada orang lain

IV TANDA DAN GEJALA

Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan

kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari

kehari atau bahkan jam ke jam

Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi

- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan

orang

- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan

- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)

- Identitas yang buram

- Depersonalisasi

Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa

penggolongan yaitu

Amnesia Disosiatif

Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik

saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa

yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari

amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya

ingat informasiumum adalah utuh

Fugue Disosiatif

Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan

dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif

Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan

situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka

sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak

selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun

identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang

terlihat pada gangguan identitas disosiatif

Stupor Disosiatif

Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau

hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar

seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian

fisiologis tidak hilang )

Gangguan Trans atau Kesurupan

Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa

gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan

identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian

individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan

gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo

Gangguan Motorik Disosiatif

Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah

ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak

(tangan maupun kaki

Konvulsi Disosiatif

Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip

dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang

disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung

dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran

V KOMPLIKASI

Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami

komplikasi yang terdiri dari

- Mutilasi diri

- Gangguan seksual

- Alkoholisme

- Depresi

- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur

- Gangguan kecemasan

- Gangguan makan

- Sakit kepala berat

Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang

signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola

emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-

temannya menganggap dirinya aneh

VI FAKTOR RESIKO

Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun

emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-

ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic

semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat

menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini

VII TATALAKSANA

Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini

Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi

berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan

membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 9: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

GANGGUAN DISOSIATIF

I PENDAHULUAN

Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa

kesadaran normal seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku (missal

ketika kita bosan mengikuti kuliah kita melamun dan ketika kuliah usai ternyata

catatan kuliah tetap lengkap ndash tanpa menyadari bahwa kita telah melakukan hal itu)

(Tomb David A 2002)

Secara umum gangguan disosiatif (dissociative disorders) bisa

didefinisikan sebagai adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi

normal (dibawah kendali sadar) meliputi ingatan masa lalu kesadaran identitas dan

peng-inderaan-an segera (awareness of identity and immediate sensations) serta

control terhadap gerak tubuh

Dalam penegakan diagnosis gangguan Disosiatif harus ada gangguan yang

menyebabkan kegagalan mengkordinasikan identitas memori persepsi ataupun

kesadaran dan menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial

pekerjaan dan memanfaatkan waktu senggang

Ada beberapa penggolonga dalam gangguan disosiatif antara lain adalah

Amnesia Disosiatif Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Gangguan Trans dan

Kesurupan Gangguan Motorik Disosiatif Konvulsi disosiatif dan juga Anestesia

dan Kehilangan Sensorik Disosiatif

II EPIDEMIOLOGI

Gangguan Disosiatif bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam

masyarakat Tetapi juga Gangguan Disosiatif ini tidak jarang ada dalam kasus-kasus

psikiatri Prevelensinya hanya 1 berbanding 10000 kasus dalam populasiDalam

beberapa referensi bisa terlihat bahwa ada peningkatan yang tajam dalam kasus-

kasus gangguan disosiatif yang dilaporkan dan menambah kesadaran para ahli

dalam menegakkan diagnosis menyediakan kriteria yang spesifik dan menghindari

kesalahan diagnosis antara DID schizophrenia atau gangguan personal

Orang-orang yang umumnya mengalami gangguan disosiatif ini sangat

mudah dihipnotis dan sangat sensitive terhadap sugesti dan lingkungan

budayanyanamun tak cukup banyak referensi yang membetulkan pernyataan

tersebut

Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini

mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di

belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi

III ETIOLOGI

Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun

biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan

organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun

tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya

gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah

terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa

- Kepribadian yang Labil

- Pelecehan seksual

- Pelecehan fisik

- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )

- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan

Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-

anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma

walaupun itu terjadi pada orang lain

IV TANDA DAN GEJALA

Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan

kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari

kehari atau bahkan jam ke jam

Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi

- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan

orang

- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan

- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)

- Identitas yang buram

- Depersonalisasi

Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa

penggolongan yaitu

Amnesia Disosiatif

Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik

saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa

yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari

amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya

ingat informasiumum adalah utuh

Fugue Disosiatif

Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan

dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif

Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan

situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka

sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak

selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun

identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang

terlihat pada gangguan identitas disosiatif

Stupor Disosiatif

Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau

hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar

seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian

fisiologis tidak hilang )

Gangguan Trans atau Kesurupan

Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa

gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan

identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian

individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan

gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo

Gangguan Motorik Disosiatif

Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah

ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak

(tangan maupun kaki

Konvulsi Disosiatif

Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip

dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang

disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung

dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran

V KOMPLIKASI

Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami

komplikasi yang terdiri dari

- Mutilasi diri

- Gangguan seksual

- Alkoholisme

- Depresi

- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur

- Gangguan kecemasan

- Gangguan makan

- Sakit kepala berat

Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang

signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola

emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-

temannya menganggap dirinya aneh

VI FAKTOR RESIKO

Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun

emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-

ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic

semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat

menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini

VII TATALAKSANA

Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini

Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi

berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan

membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 10: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Dalam beberapa studi mayoritas dari kasus gangguan disosiatif ini

mengenai wanita 90 atau lebih Gangguan Disosiasi bisa terkena oleh orang di

belahan dunia manapun walaupun struktur dari gejalanya bervariasi

III ETIOLOGI

Gangguan Disosiatif belum dapat diketahui penyebab pastinya namun

biasanya terjadi akibat trauma masa lalu yang berat namun tidak ada gangguan

organik yang dialami Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun

tidak khas dan belum bisa teridentifikasikan dalam perjalanan penyakitnya

gangguan disosiatif ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah

terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa

- Kepribadian yang Labil

- Pelecehan seksual

- Pelecehan fisik

- Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )

- Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan

Identitas personal terbentuk selama masa kecil dan selama itupun anak-

anak lebih mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma

walaupun itu terjadi pada orang lain

IV TANDA DAN GEJALA

Pada Gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan

kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari

kehari atau bahkan jam ke jam

Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif meliputi

- Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu kejadian dan

orang

- Masalah gangguan mental meliputi depresi dan kecemasan

- Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)

- Identitas yang buram

- Depersonalisasi

Gangguan disosiatif dibedakan atau diklasifikasikan atas beberapa

penggolongan yaitu

Amnesia Disosiatif

Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik

saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa

yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari

amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya

ingat informasiumum adalah utuh

Fugue Disosiatif

Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan

dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif

Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan

situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka

sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak

selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun

identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang

terlihat pada gangguan identitas disosiatif

Stupor Disosiatif

Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau

hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar

seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian

fisiologis tidak hilang )

Gangguan Trans atau Kesurupan

Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa

gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan

identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian

individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan

gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo

Gangguan Motorik Disosiatif

Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah

ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak

(tangan maupun kaki

Konvulsi Disosiatif

Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip

dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang

disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung

dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran

V KOMPLIKASI

Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami

komplikasi yang terdiri dari

- Mutilasi diri

- Gangguan seksual

- Alkoholisme

- Depresi

- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur

- Gangguan kecemasan

- Gangguan makan

- Sakit kepala berat

Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang

signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola

emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-

temannya menganggap dirinya aneh

VI FAKTOR RESIKO

Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun

emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-

ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic

semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat

menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini

VII TATALAKSANA

Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini

Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi

berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan

membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 11: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Amnesia Disosiatif

Pada Amnesia disosiatif biasanya didapati gangguan ingatan yang spesifik

saja dan tidak bersifat umumInformasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa

yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang Bentuk umum dari

amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas pribadi seseorang tetapi daya

ingat informasiumum adalah utuh

Fugue Disosiatif

Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan

dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif

Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan

situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka

sebelumnya ( namakeluarga pekerjaan) Pasien tersebut seringkali tetapi tidak

selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru walaupun

identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang

terlihat pada gangguan identitas disosiatif

Stupor Disosiatif

Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau

hilangnya gerakan ndashgerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar

seperti misalnya cahaya suara dan perabaan ( sedangkan kesadaran dalam artian

fisiologis tidak hilang )

Gangguan Trans atau Kesurupan

Gangguan Trans atau Kesurupan dalam PPDGJ-III disbutkan bahwa

gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan

identitas diri dan kesadaran terhdap lingkungannya dalam beberapa kejadian

individu tersebut berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain kekuatan

gaib malaikat atau ldquokekuatan lainrdquo

Gangguan Motorik Disosiatif

Gangguan Motorik Disosiatif dalam bentuk yang paling umum adalah

ketidakmampuan untuk menggerakkan seluruh ataupun sebagian dari anggota gerak

(tangan maupun kaki

Konvulsi Disosiatif

Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip

dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang

disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung

dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran

V KOMPLIKASI

Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami

komplikasi yang terdiri dari

- Mutilasi diri

- Gangguan seksual

- Alkoholisme

- Depresi

- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur

- Gangguan kecemasan

- Gangguan makan

- Sakit kepala berat

Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang

signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola

emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-

temannya menganggap dirinya aneh

VI FAKTOR RESIKO

Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun

emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-

ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic

semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat

menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini

VII TATALAKSANA

Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini

Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi

berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan

membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 12: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Konvulsi Disosiatif

Konvulsi disosiatif atau disebut juga pseudo seizures dapat sangat mirip

dengan kejang epileptic dalam hal gerak-gerakannya akan tetapi sangat jarang

disertai dengan lidah tergigit luka serius karena jatuh saat serangan berlangsung

dan mengompol Juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran

V KOMPLIKASI

Orang-orang dengan gangguan disosiatif beresiko besar mengalami

komplikasi yang terdiri dari

- Mutilasi diri

- Gangguan seksual

- Alkoholisme

- Depresi

- Gangguan saat tidurmimpi buruk insomnia atau berjalan sambil tidur

- Gangguan kecemasan

- Gangguan makan

- Sakit kepala berat

Gangguan disosiatif juga selalu dihubungkan dengan penyulit yang

signifikan Orang-orang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola

emosi dan stress dengan baik Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-

temannya menganggap dirinya aneh

VI FAKTOR RESIKO

Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik seksual ataupun

emosional semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif Anak-

ana dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic

semisalnya perang bencana penculikan dan prosedur medis yang infasif juga dapat

menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini

VII TATALAKSANA

Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini

Bentuk terapinya berupa terapi bicara konseling atau terapi psikososial meliputi

berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien jiwa Terapinya akan

membantu anda mengerti penyebab dari kondisi yang dialami

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 13: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik

seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

disosiatif

Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi

- Terapi kesenian kreatif Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa tipe

terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit

mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka Seni kreatif dapat membantu

meningkatkan kesadaran diri Terapi seni kreatif meliputi kesenian tari drama dan

puisi

- Terapi kognitif Terapi kognitif ini bisa membantu untuk

mengidentifikasikan kelakuan yang negative dan tidak sehat dan menggantikannya

dengan yang positif dan sehat dan semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk

mendeterminasikan apa yang menjadi perilaku pemeriksa

- Terapi obat Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal

walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini

Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan obat anti-cemas untuk

membantu mengontrol gejala mental pada gangguan disosiatif ini

PENGOBATAN ALTERNATIF

Ahli terapi biasanya merekomendasikan menggunakan hypnosis yang

biasanya berupa hypnoterapi atau hipnotis sugesti sebagai bagian dari penanganan

pada gangguan disosiatif

Hypnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam

pikiran Saat terhipnotis pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik

Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis Ada beberapa

konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan

memori yang salah dalam mensugesti

VIII PENCEGAHAN

Anak- anak yang secara fisik emosional dan seksual mengalami

gangguan sangat beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini

adalah gangguan disosiatif Jika terjadi hal yang demikian maka bersegeralah

mengobati secara sugesti agar penangan tidak berupa obat anti depresan ataupun

obat anti stress karena diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 14: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

terhadap usia belia maka nantinya akan didapatkan hasil yang maksimal dengan

penangan yang minimal

GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

I PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakter dan kecenderungan perilaku dari individu Biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi

dan sosial

Gangguan kepribadian ini cenderung muncul pada akhir masa kanak atau

masa remaja dan berlanjut pada masa dewasa Karenanya diagnosis gangguan

kepribadian tidak cocok apabila diberikan pada usia di bawah 16 atau 17 tahun

Apabila terdapat gambaran beberapa gangguan tanpa kumpulan gejala yang

dominan maka gangguan ini digolongkan sebagai gangguan kepribadian

campuran Bila gangguan ini tidak dapat diklasifikasikan dan dianggap sekunder

terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau ansietas yang

ada bersamaan maka digolongkan dalam perubahan kepribadian yang

bermasalah

Dikenal pula suatu kelompok lain yaitu perubahan kepribadian yang

berlangsung lama dan tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak

Perubahan kepribadian ini harus sudah terjadi paling sedikit selama dua tahun dan

tidak berkaitan dengan gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau

dengan gangguan jiwa Perubahan kepribadian dan perilaku ini dapat terjadi

setelah mengalami katastrofik atau stres yang sangat berkepanjangan atau setelah

mengalami gangguan jiwa yang berat pada pasien tanpa gangguan kepribadian

sebelumnya

II ETIOLOGI

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik temperamen maupun

karakter dan menganggap bahwa kepribadian adalah hasil interaksi antara faktor

konstitusi pengalaman masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam

masa kehidupan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 15: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian

1 Faktor Genetik

Penelitian pada 15000 pasang kembar (monozigotik dan dizigotik) di

Amerika Serikat membuktikan bahwa terjadinya angka kejadian gangguan

kepribadian pada kembar monozigot adalah beberapa kali lipat dibandingkan

dengan kembar dizigot Demikian pula pada penelitian tentang ciri-ciri

kepribadian temperamen minat dalam pekerjaan dan dalam waktu senggang

serta sikap sosial banyak sekali persamaan di antara kembar monozigot walaupun

mereka secara terpisah sejak lahir diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbeda

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orangtua dengan

gangguan kepribadian antisosial yang sejak bayi dibesarkan dalam lingkungan

orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian antisosial dan

penyalahgunaan alkohol

Gangguan kepribadian ambang sering berkaitan dengan terdapatnya

keluarga yang menderita gangguan moodafektif dan pada gangguan kepribadian

menghindar ditemukan taraf kecemasan yang tinggi Ciri kepribadian anankastik

lebih sering ditemukan pada sesama kembar dizigotik Lagipula gangguan

kepribadian anankastik sering berkaitan dengan depresi yang terbukti dengan

perpendekan fase laten rapid eye movement (REM)

2 Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf misalnya soft neurological sign

(kerusakan otak minimal sejak kecil) berkaitan dengan gangguan kepribadian

antisosial dan ambang

3 Faktor Temperamen

Faktor temperamen erat kaitannya dengan faktor genetik dan biologik serta

merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir Beberapa contoh

misalnya anak yang bertemperamen penakut mungkin berkembang menjadi orang

dengan gangguan kepribadian menghindar

4 Interaksi Antara Faktor Temperamen dengan Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi Stella Chess dan

Alexander Thomas mengemukakan teori Goodness of fit yaitu beberapa jenis

gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidakcocokan antara

temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak Contohnya seorang anak

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 16: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang menjadi gangguan

kepribadian bila ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat cemas dibandingkan bila

ia diasuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang

5 Faktor Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras tidak toleran punitif dan

agresif sering menanamkan dasar-dasar paranoid dan antisosial

6 Faktor Psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologis (walaupun secara

potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang

mengorganisasi berkonsolidasi bersifat kukuh dan secara maladaptif

mengadakan menyesuaikan dan menyelesaikan konflik dalam pengalaman hidup

III MANIFESTASI KLINIS

Gangguan ini mencakup keadaan yang tidak disebabkan langsung oleh

kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain tetapi memenuhi

kriteria berikut

1Sikap dan perilaku yang amat tidak serasi yang biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi misalnya afek kesadaran pengendalian impuls cara memandang

dan berpikir serta gaya berhubungan dengan orang lain

2Pola perilaku abnormal berlangsung lama berjangka panjang dan tidak

terbatas pada episode penyakit jiwa

3Pola perilaku abnormalnya pervasif dan jelas maladaptif terhadap berbagai

keadaan pribadi dan sosial yang luas

4Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan

berlanjut sampai usia dewasa

5Gangguan menjurus kepada pasien pribadi yang berarti tetapi hal ini

mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

6Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu berhubungan secara bermakna

dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

Untuk budaya yang berbeda penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial peraturan dan kewajiban

Untuk mendiagnosis kebanyakan dari subtipe di bawah ini bukti nyata biasanya

dibutuhkan tentang adanya paling sedikit tiga dari ciri atau perilaku di atas

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 17: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Gangguan Kepribadian Paranoid

Terdapat ketidakpercayaan dan kecurigaan pervasif terhadap orang lain akan

berniat jahat terhadap dirinya berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan

kecenderungan menyimpan dendam kecurigaan dan menyalahartikan tindakan

orang lain mempertahankan dengan gigih hak pribadinya kecurigaan berulang

tentang kesetiaan seksual pasangannya merasa dirinya penting secara berlebihan

dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti

Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil

Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif

tanpa mempertimbangkan konsekuensi bersamaan dengan ketidakstabilan afek

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan

yang hebat seringkali dapat menjurus pada kekerasan

Dua varian yang khas beckaitan dengan impulsivitas dan kekurangan

pengendalian diri yaitu

1 Tipe Impulsif

Ketidakstabilan emosional dan kekurangan pengendalian impuls atau

dorongan hati Ledakan kekerasan atau perilaku mengancam lazim terjadi

khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik orang lain

2 Tipe AmbangGangguan Kepribadian Ambang

Terdapat ketidakstabilan emosional Gambaran diri pasien tujuan dan

preferensi internalnya (termasuk seksual) seringkali tidak jelas atau terganggu

Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronik Pergaulan yang erat namun tidak

stabil dapat menyebabkan krisis emosional berulang dan mungkin disertai usaha

yang berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian

ancaman bunuh diri atau tindakan pembahayaan diri Hal ini dapat terjadi tanpa

pencetus yang nyata

Gangguan Kepribadian AntisosialDissosial

Terdapat pola perilaku bersifat pervasif berupa sifat pengabaian dan

pelanggaran hak orang lain berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku

dan norma sosial yang berlaku

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 18: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang

lain sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma peraturan dan kewajiban

sosial tidak mampu untuk mempertahankan hubungan mudah frustasi dan

agresif tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman dan

sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi untuk

perilakunya Mungkin disertai iritabilitas yang menetap gangguan tingkah laku

pada masa kanak dan remaja meskipun tidak selalu dapat mendukung diagnosis

Gangguan Kepribadian Skizoid

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa pelepasan diri dari

hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam

hubungan interpersonal berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam

berbagai konteks

Gangguan kepribadian ini ditandai oleh aktivitas membahagiakan emosi

dingin afek datar kurang mampu menyatakan kehangatan kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain ketidakpedulian terhadap pujian atau kecaman

dan kurang tertarik menjalin pengalaman seksual dengan orang lain Ia hampir

selalu memilih aktivitas menyendiri dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang

berlebihan tidak mempunyai teman dekat atau hubungan akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak berkeinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu dan sangat

tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial

Gangguan Kepribadian Anankastik

Terdapat pola perilaku yang bersifat pervasif berupa preokupasi dengan

keteraturan perfeksionisme kontrol mental dan hubungan interpersonal serta

peraturan dengan mengesampingkan fleksibilitas keterbukaan dan efisiensi

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai dengan perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihan

keterpakuan pada rincian peraturan daftar perintah organisasi atau jadwal

perfeksionisme ketelitian yang berlebihan dan kecenderungan yang tidak

semestinya untuk menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal kaku dan

keras kepala pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan

sesuatu menurut caranya atau keengganan yang tak masuk akal untuk

mengizinkan orang lain melakukan sesuatu dan mencampuradukkan pikiran atau

dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 19: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Gangguan Kepribadian Histrionik

Terdapat pola perilaku berupa emosi yang berlebihan dan menarik perhatian

yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan timbul dalam

berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri teatrikalis dan dibesar-

besarkan

2Bersifat sugestif mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

3Afek datar dan labil

4Terus-menerus mencari kepuasan apresiasi orang lain dan aktivitas di

mana pasien menjadi pusat perhatian

5Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan dan perilaku

6Terlalu mementingkan daya tarik fisik

Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas pemuasan diri terus

menerus mengharapkan apresiasi perasaan mudah tersinggung dan perilaku

manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

Gangguan Kepribadian Dependen

Terdapat pola perilaku berupa kebutuhan yang berlebih agar dirinya

dipelihara yang menyebabkan perilaku submisif bergantung pada orang lain serta

ketakutan akan perpisahan yang bersifat pervasif dan berawal pada usia dewasa

muda dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan

tentang dirinya

2Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lain

3Keengganan menuntut secara layak kepada orang tempat ia bergantung

4Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian karena ketakutan

yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri

5Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang terdekatnya

6Keterbatasan membuat keputusan sehari-hari

Gambaran penyerta dapat mencakup perasaan tidak berdaya tidak

kompeten dan kehilangan stamina

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 20: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Gangguan Kepribadian Narsisistik

Terdapat pola rasa kebesaran diri kebutuhan untuk dikagumi dan kurang

mampu empati yang bersifat pervasif berawal sejak usia dewasa muda dan nyata

dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan kebesaran atas kepentingan dirinya

2Menanggapi kritik dengan sangat buruk bahkan acuh tak acuh

3Tak mampu menunjukkan empati dan pura-pura simpati untuk

kepentingan sendiri

4Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan depresi

Gangguan Kepribadian Menghindar

Terdapat pola perasaan tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul rasa

rendah diri dan hipersensitif terhadap evaluasi negatif yang bersifat pervasif

berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai konteks

Gangguan ini ditandai oleh

1Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif

2Merasa dirinya tak mampu tidak menarik atau lebih rendah daripada

orang lain

3Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi

sosial

4Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan

disukai

5Pembatasan gaya hidup karena alasan keamanan fisik

6Menghindari aktivitas sosial karena takut dikritik tidak didukung atau

ditolak

Gambaran penyerta mungkin mencakup hipersensitivitas terhadap penolakan

dan kritik

IV PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak mudah karena berawal pada usia dini Pola perilaku

sikap hubungan interpersonal dan keterbatasan fungsinya sudah berakar

mendalam dan pada umumnya egosintonik Tidak jarang orang itu justru bangga

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 21: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Upaya terapi mula-mula ditujukan agar pasien menyadari bahwa gangguan

kepribadian mengakibatkan terjadinya disfungsi bagi dirinya khususnya dalam

hubungan sosialnya

Ada beberapa macam cara pendekatan Pendekatan eksposisi analisis

karakter berupa interpretasi atau konfrontasi berulang diupayakan untuk

mengubah sifat egosintonik menjadi egodistonik Pendekatan lain dengan

menggunakan komunitas terapeutik yang menkonfrontir pasien dengan pola

hubungan interpersonalnya yang maladaptif sehingga pasien mengembangkan

pola adaptasi hubungan sosial yang lebih baik

Terapi dapat dilakukan dengan terapi kognitif dan terapi keluarga

Akhir-akhir ini penggunaan obat juga mulai digunakan untuk gangguan

kepribadian tertentu

GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN

Gangguan Identitas Jenis Kelamin adalah keinginan untuk memiliki jenis

kelamin yang berlawanan dengan kenyataan (wanita ingin menjadi pria pria ingin

menjadi wanita) atau keyakinan bahwa seseorang telah masuk ke dalam sebuah

tubuh dengan jenis kelamin yang salah

Perbedaan antara seks (kelamin) dan jenis kelamin (gender) adalah bahwa

seks adalah kelelakian atau kewanitaan secara biologis sedangkan jenis kelamin

adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri apakah maskulin atau

feminin

Peranan jenis kelamin adalah penampilan umum yang obyektif sebagai

maskulin atau feminin

Peranan seks merupakan perilaku umum yang berhubungan dengan

pemilihan mitra seksual (homoseksual heteroseksual atau biseksual)

Identitas jenis kelamin biasanya mulai ditemukan pada awal masa kanak-

kanak (usia 18-24 bulan)

Anak laki-laki mengetahui bahwa mereka adalah laki-laki dan anak

perempuan mengetahui bahwa mereka adalah perempuan

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 22: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Seorang anak bisa menyukai aktivitas yang kadang terlihat lebih tepat untuk

lawan jenisnya tetapi anak-anak dengan identitas jenis kelamin yang normal

masih melihat dirinya sebagai bagian dari seks biologis mereka sendiri

Ini berarti bahwa anak perempuan yang senang bermain baseball dan gulat

tidak memiliki suatu masalah identitas jenis kelamin jika dia melihat dirinya

sebagai wanita dan merasa puas menjadi seorang wanita

Seorang anak laki-laki yang bermain boneka dan lebih suka memasak

daripada berolah raga tidak memiliki masalah identitas jenis kelamin kecuali jika

dia tidak mengenali dirinya sebagai laki-laki atau secara biologis tidak merasa

nyaman menjadi seorang laki-laki

TERAPI

Pengobatan gangguan identitas jenis kelamin adalah masalah yang kompleks

dan jarang berhasil jika tujuannya adalah untuk membalikkan gangguan (Kaplan

2010)

Pembedahan penggantian jenis kelamin

Pasien harus menjalani percobaab hidup dengan jenis kelamin

berlawanan selama sekurangnya 3 bulan dan kadang ndash

kadang sampai 1 tahun Untuk beberapa transseksual tes

kehidupan nyata mungkin menyebabkan mereka mengubah

pikirannya karena mereka merasakan tidak nyaman

berhubungan dengan teman teman kerja dan kekasihnya

dalam peran tersebut

Pasien harus mendapat terapi hormone dengan estradiol dan

progesterone pada perubahan laki ndash laki menjadi wanita dan

testosterone pada perubahan wanita menjadi laki ndash laki

Operasi jenis kelamin merupakana tindakan yang sangat

kontroversial

Terapi Hormonal

Kedua jenis kelamin dapat diobai dengan hormone sebagai

pengganti pembedhan Laki ndash laki biologis menggunakan

estrogen dan wanita biologis menggunakan testosterone

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 23: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Pasien yang mnggunakan estrogen biasanya melaporkan

kepuasan psikologis yang segera didasarkan pada rasa

ketenangan kurang sering mengalami ereksi dan manifestasi

dorongan seksual yang lebih sedikit dibandingkan sebelum

terapi hormonal Setelah beberapa bulan kontur tubuh

menjadi bulat pembesaran payudara yang terbatas tetapi

menyenangkan terjadi dan volume testis menurun Kualitas

suara tidak berubah

Pasien perlu diamati untuk adanya hipertensi hiperglikemia

disfungsi hepatic dan fenomena tromboemboli

Wanita yang menggunakan andogen terlalu cepat merasakan

peningkatan dorongan seksual rasa gatal dan pembesaran

klitoris dan setelah beberapa bulan amenorea dan suara

serak Perhatikan fenomena tromboembolik disfungsi

hepatic dan peningkatan kolesterol dan trigliserida mungkin

terjadi

Terapi Kondisi Interseks

karena kondisi interseks ditemukan pada saat lahir terapi

harus tepat pada waktunya dan beberapa dokter percaya

bahwa gangguan ini merupakan kegawatan medis Karena

penampilan genitaliia pada keadaan yang seringkali

membingungkan keputusan harus diambil tentang penentuan

jenis kelamin (anak laki ndash laki atau perempuan) dan

bagaimana anak tersebut harus diasuh

pasien interseks mungkin memiliki masalah identitas jenis

kelamin karena pengaruh biologis Jika kondisi interseks

ditemukan suatu panel alih pediatric biasanya menentukan

pengasuhan jenis kelamin didasarkan pada pemeriksaan fisik

pemeriksaan urologis apusan bukal analisis kromosom dan

penilaian harapan orang tua

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 24: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

Terapi berpakaian lawan jenis

Pendekatan kombinasi menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi

seringkali berguna dalam pengobatan berpakaian lawan jenis Faktor stress yang

mencetuskan perilaku Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi

stressor dengan cara yang tepat dan jika mungkin menghilangkannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC

Page 25: Reaksi Terhadap Stress Berat_MeiMei

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson Smith dkk (2000) Introduction to Psycology ed13 Harcourt

College Publisher

Baldwin RD (2002) Stress and Illnes in Adolescence Issue of race and

Gender httpwwwfidarticlecom

Hoffman AM (2000) Gender Differences In The Realtionship Between

Stressful Life Events and Adjustment Among School-Aged Children Journal of

Research http wwwfindarticlecom

Lazarus Richard S Folkman Susan (1984) Stres appraisal and coping

New york springer publishing company

Morgan CT King RA Weisz JR amp Schopler J (1989) Introduction to

Psychology ed7 Singapore McGraw-Hill

Rice Philip L (1992) Stres amp Health ed2 California BrooksCole

Publishing Company

Sarafino John W (1998) Health Psychology ed2 New York John Wiley

and Sons

Greene Beverly ldquoPsikologi Abnormalrdquo Penerbit Erlangga Jakarta 2003

Mulyani Sri Martaniah ldquoPsikologi Abnormal dan Psikopatologirdquo

Yogyakarta 2001

Kaplan HI Sadock BJ Grebb JA Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2010

Maramis WF Maramis AA Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Ed ke-2

Surabaya Airlangga University Press 2009

Tomb DA 2002 Buku Saku Psikiatried6 Jakarta EGC