referat sudden deafness

Upload: ardianti-rachma-wardhani

Post on 08-Jan-2016

108 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

tht

TRANSCRIPT

DAFTAR ISIDaftar Isi.........................................................................................................................11. Pendahuluan............................................................................................................22. Anatomi dan Fisiologi Pendengaran.......................................................................33. Definisi........................................................................................................................74. Etiologi dan Patogenesis............................................................................................85. Gejala Klinis...............................................................................................................96. Diagnosis dan Diagnosis Banding.............................................................................97. Penatalaksanaan........................................................................................................128. Prognosis.....................................................................................................................15Daftar Pustaka................................................................................................................17

PENDAHULUANTuli mendadak merupakan kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan segera. Tuli mendadak dapat ditemukan pada semua kelompok usia, tetapi umumnya pada rentang usia 40-50 tahun. Beberapa kepustakaan mengatakan bahwa tuli mendadak dapat pulih spontan (28-65%) sebagian besar dalam 2 minggu setelah munculnya gejala.2Tuli mendadak adalah penurunan pendengaran secara tiba-tiba. Termasuk dalam tuli sensorineural pada satu atau kedua telinga dimana penurunan pendengaran sampai melebihi 30 dB pada tiga frekuensi berturut-turut.5Tuli mendadak belum diketahui penyebab pastinya. Beberapa yang dapat menyebabkan tuli mendadak antara lain iskemia koklea, infeksi virus, trauma kepala, trauma bising yang keras, perubahan tekanan atmosfer, autoimun, obat ototoksik, penyakit meniere, dan neuroma akustik. Tetapi yang dianggap sesuai dengan definisi adalah iskemia koklea dan infeksi virus.5Diagnosis tuli mendadak ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan THT, audiologi, laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya. Penatalaksanaan dari tuli mendadak meliputi tirah baring total, pemberian vasodilatansia, kortikosteroid, vitamin, neurotonik, antivirus dan terapi pemberian oksigen.5Prognosis tuli mendadak tergantung pada kecepatan pemberian pengobatan, respon pengobatan pada 2 minggu pertama, derajat tuli saraf dan ada tidaknya faktor pre-disposisi. Usia muda mempunyai angka perbaikan yang lebih besar dibandingkan dengan usia tua.5 Adanya Tinitus dan vertigo merupakan indikasi parahnya lesi. Hipertensi, diabetes dan hiperlipidemia juga merupakan faktor prognosis buruk pada tuli mendadak.2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi dan Fisiologi TelingaTelinga dibagi menjadi telinga luar, tengah, dan dalam.1

Telinga LuarTerdiri dari daun telinga (pinna), liang telinga (meatus auditorius eksternus) sampai membran timpani. Daun teling terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S dengan tulang rawan pada sepertiga luar, dan tulang pada dua pertiga dalam, Panjang liang telinga sekitar 2,5-3 cm.1Pada sepertiga luar liang telinga terdapat kelenjar serumen dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada sepanjang liang telinga. Pada dua pertiga dalam liang telinga didapatkan sedikit kelenjar serumen.1Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat melalui liang telinga. Bagian atas membran timpani disebut pasrs flaksida (membran Shrapnell), sedangkan bagian bawah membran timpani disebut pars tensa (membran propria). Pars flaksida terdiri atas dua lapis, yaitu lapisan epitel kulit pada bagian luar dan lapisan dengan sel kubus bersilia di bagian dalam. Pars tensa terdiri atas tiga lapis, yaitu lapisan epitel kulit pada bagian luar, lapisan berserat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier (luar) dan sirkuler (dalam) pada bagian tengah, dan lapisan dengan sel kubus bersilia.1Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membran timpani disebut umbo. Dari umbo terbentuk suatu refleks cahaya (cone of light) yang berada di arah jam 5 pada telinga kanan, dan arah jam 7 pada telinga kiri. Refleks cahaya menjadi salah satu penilaian, misalkan refleks cahaya pada membran timpani mendatar, menunjukkan adanya gangguan pada tuba eustachius.1Membran timpani dibagi menjadi 4 kuadran. Menjadi anterior-superior, posterior-superior, anterior-inferior, posterior-inferior. Pada tindakan miringotomi, insisi dilakukan pada kuadran posterior-inferior, sesuai dengan arah serabut membran timpani. Pada daerah ini tidak terdapat tulang-tulang pendengaran.1Tulang pendengaran terdiri atas maleus, incus, dan stapes yang saling berhubungan. Processus longus maleus melekat pada membran timpani, stapes melekat pada oval window pada koklea. Hubungan antar tulang pendengaran adalah persendian.1Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Pada daerah ini terdapat aditus ad antrum yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid. Pada teling tengah juga terdapat saluran yang menghubungkan antara telinga dan nasofaring, yaitu tuba eustachius.1

Telinga TengahTelinga tengah berbentuk kubus dengan batas-batas sebagai berikut1: Batas luar: membran timpani Batas depan: tuba eustachius Batas bawah: vena jugularis (bulbus jugularis) Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis Batas atas: tegmen timpani (meningen/otak) Batas dalam: dari atas ke bawah, kanalis semisirkularis horizontalis, kanalis fasialis, tingkap bundar (round window) dan promontorium.Telinga dalamTelinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Puncak dari koklea disebut helikoterma yang menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli.1Kanalis semisirkularis berhubungan dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada potongan melintang koklea tampak skala vestibuli pada sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dengan skala media di antaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Ion dan garam yang berada di perilimfa berbeda dengan endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut membran vestibuli (Reissners membrane) sedangkan dasar skala media disebut sebagai membrana basalis. Pada membran ini terletak organ corti.1Pada skala media terdapat bagian yang berben lidah yang disebut membran tektoria. Pada membran basal menempel sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar, dan kanalis corti yang membentuk organ corti.1

Gambar 1. Anatomi telinga

Gambar 2. Organ CortiFISIOLOGI PENDENGARANProses mendengar diawali dengan ditangkapnya gelombang suara oleh daun telinga yang dihantarkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalu daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian luas membran timpani dan oval window. Energi getar yang telah diamplifikasi diteruskan ke tulang stapes yang menggerakkan oval window sehingga perilimfe pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membrana Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria.1Gerakan stapes yang mirip piston terhadap jendela oval memicu gelombang tekanan pada kompratemen atas. Tekanan disebarkan melalui dua cara ketika stapes menyebabkan jendela oval menonjol ke dalam: (1) penekanan jendela bundar dan (2) defleksi membran basilaris. Gelombang tekanan mendorong maju perilimfe di kompartemen atas, mengelilingi helikoterma, dan masuk ke kompartemen bawah, dimana jendela bundar akan terdorong keluar (ke arah telinga tengah) untuk mengompensasi peningkatan tekanan. Sewaktu stapes bergerak mundur dan menarik jendela oval keluar (ke arah telinga tengah), perilimfe mengalir ke arah berlawanan, menyebabkan jendela bundar menonjol ke dalam. Hal ini mengurangi tekanan dalam koklea.4Gelombang tekanan di kompartemen atas disalurkan melalui membran vestibularis yang tipis menuju duktus koklearis, kemudian melalui membran basilaris di kompartemen bawah. Transmisi gelombang tekanan melalui membran basilaris menyebabkan membran ini bergerak naik turun, atau bergetaar, sesuai gelombang tekanan. Karena organ corti berada diatas membran basilaris maka sel rambut juga bergetar saat membran basilaris bergetar.4Proses ini menjadi sebuah rangsangan mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menyebabkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) pada lobus temporalis otak.1

2. Definisi Tuli Mendadak (Sudden Deafness)Tuli mendadak (Sudden deafness) adalah penurunan pendengaran sensorineural 30 dB atau lebih, paling sedikit tiga frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometri dan berlangsung dalam waktu kurang dari tiga hari.5Tuli mendadak atau sudden sensorineural hearing loss (SSNHL) adalah bentuk sensasi subjektif terhadap menghilangnya pendengaran sensorineural pada satu atau kedua telinga yang berlangsung secara cepat dalam periode 72 jam, dengan kriteria audiometri berupa penurunan pendengaran lebih dari 30 dB sekurang-kurangnya pada 3 frekuensi berturut-turut, hal ini menunjukkan adanya kelainan pada koklea, saraf auditorik, atau pusat presepsi dan pengolahan impuls pada korteks auditorik di otak. Jika penyebab tuli mendadak tidak dapat diidentifikasi setelah pemeriksaan, maka tuli mendadak dapat disebut sebagai idiopathic sudden sensorineural hearing loss (ISSNHL). 2 WHO mengklasifikasikan derajat penurunan pendengaran, yaitu2:

Derajat penurunan pendengaranAmbang pendengaran pada audiometri nada murniTemuan klinis

0 Tidak ada penurunan pendengaran