refluks laringo faring
TRANSCRIPT
Refluks Laringo Faring
Refluk laringofaring
• Kata “reflux” dalam bahasa Latin berasal dari kata “Re” yang berarti kembali atau balik dan “fluere” yang berarti aliran. Jadi, secara literatur refluks laringofaring berarti aliran balik yang berisi isi lambung menuju ke tenggorokan dan pada akhirnya menuju ke laringofaring
Refluk Laringofaring
• Epidemiologi– 10% penduduk Amerika merasakan gejala
heartburn setiap hari dan 30%-50% memiliki heartburn
– (GERD) merupakan penyebab tersering,– 10% sampai 50% riwayat refluks gastroesofagus
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
• Disfonia / Hoarseness , baik yang berlangsung secara episodic maupun kronis.
• Sensasi globus. • Berdeham (clearing throat) yang kronis• Vocal fatigue• Voice breaks• Nyeri di tenggorokkan, leher• Mukus pada tenggorokkan yang berlebih• Batuk kronis • Disfagia• Odinofagia• Obstruksi jalan nafas yang kronis atau episodik.
Tabel Perbedaan Manifestasi Klinis GERD dan Refluks Laringofaring
Pemeriksaan Penunjang :• laringoskopi• endoskopi • barium esofagografi• prolonged Ambulatory pH
monitoring• manometri esofagus
Laringoskopi
1. Edema dan eritema pada laring posterior. 2. Pachydermia laryngeus. 3. Granular mucositis”. 4. Peningkatan jumlah dan ketebalan mukus disertai dengan
pengumpulan mukus5. Ulserasi laring,6. Granuloma, 7. Jaringan parut, dan8. Stenosis9. Pseudosulkus. 10. Ventricular obliteration 80% pasien11. celah ventrikular tidak tampak lagi pada obliterasi komplit
Endoskopi
Indikasi Endoskopi• Pasien dengan gejala tanda bahaya antara lain disfagia, • berat badan menurun, • anemia, • perdarahan gastrointestinal • menyingkirkan kelainan traktus gastrointerstinal atas,
metaplasia Barrett dan komplikasi lain.• Pasien yang tidak respon dengan terapi medik,• pasien yang mengalami gejala lebih dari 5 tahun untuk • menilai prognosis dan hasil terapi medik.
• Barium esofagografi• Prolonged Ambulatory pH monitoring• Manometri esofagus
Diagnosis Banding
• Akut laryngitis• Functional voice disorder • Stenosis laring • Tumor ganas pada laring • Postcricoid area
Penatalaksanaan
• Menghilangkan gejala• Menyembuhkan kerusakan mukosa• Mengatasi komplikasi, dan • Mencegah remisi gejala.
Tatalaksana merupakankombinasi modifikasi gaya hidup dan diet, terapi farmakologis, dan terapi bedah anti-refluk
Modifikasi Gaya Hidup1. Meninggikan kepala tempat tidur (6-8
inchi)2. Diet: rendah lemak, protein tinggi,
hindari makanan yang mengiritasi esofagus dan lambung (jus citrus, produk tomat, kopi, teh, alkohol, cola, bawang), tidak makan 2 jam sebelum tidur
Medikamentosa- Antacid- H2 bloker– Pada PGRE• Cimetidine 400 mg 2x/hari (penyakit simptomatik non
erosif); 800 mg 2x/hari (esofagitis erosif)• Ranitidine: 150 mg 2x/hari(penyakit simptomatik non
erosif); 150 mg 4x/hari(esofagitis erosif)• Famotidine: 20 mg 2x/hari (penyakit simptomatik non
erosif); 40 mg 2x/hari (esofagitis erosif)• Nizatidine: 150 mg 2x/hari (semua manifestasi penyakit
refluks)
• Proton Pump Inhibitor• Agen Promotilitas ( Metoclopramide )
TERAPI BEDAHIndikasi terapi bedah anti-refluks:
1. PRGE refrakter/persisten yang gagal dengan terapi medik
2. Malnutrisi berat3. Infeksi saluran nafas rekuren4. Striktur esofagus yang gagal dengan terapi
dilatasi5. Esofagus Barrett
Tujuan terapi bedah anti-refluks
1. Memperbaiki kompetensi kardia dengan menambah panjang dan tekanan SEB
2. Mengurangi diameter esofagus3. Mengatasi distensi lambung
Komplikasi• Laringospasme paroksismal• Stenosis laring• Karsinoma laring• Esofagus Barret• Striktur Peptik
Prognosis
• Angka keberhasilan terapi cukup tinggi bahkan sampai 90%, dengan catatan terapi harus diikuti dengan modifikasi diet dan gaya hidup yang tepat.
TERIMAKASIH