s2-2014-323675-chapter1.doc
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 S2-2014-323675-chapter1.doc
1/12
BAB IB AB I P EN DAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari kons
pendidikan kesehatan, ang berlangsung se!alan dengan perubahan para
kesehatan masarakat " public health #. Perubahan paradigma kes
masarakat ter!adi antara lain akibat berubahna pola penakit, gaa hid
kondisi kehidupan, lingkungan kehidupan, dan demogra$i. Pada a%al
perkembanganna, kesehatan masarakat di$okuskan pada $aktor&$aktor
menimbulkan risiko kesehatan seperti udara, air, penakit&penakit bersu
makanan seperti penakit&penakit lain ang berhubungan dengan kemidan kondisi kehidupan ang buruk. Dalam perkembangan selan!utna, d
bah%a kondisi kesehatan !uga dipengaruhi oleh gaa hidup masarakat "D
'I., ())*#.
Deklarasi Alma Ata pada tahun +- menghasilkan strategi utama
pen/apaian kesehatan bagi semua " health for all # melalui pelaanan kes
dasar " primary health care#. 0alah satu komponen di dalam pelaanan kes
dasar itu adalah pendidikan kesehatan, di Indonesia pernah !uga disebut d
penuluhan kesehatan, ang ternata ber$okus pada perubahan perilaku,
kurang memperhatikan upaa perubahan lingkungan "$isik, biologik dan
"Depkes 'I., ())*#.
0ekitar tahun )&an mulai disadari bah%a pendidikan kesehatan sa!
/ukup berdaa untuk mengubah perilaku masarakat. Pendidikan kesehatan
disertai pula dengan upaa peningkatan kesehatan. Kesadaran akan hal imenimbulkan mun/ulna paradigma baru kesehatan masarakat, ang men pendidikan kesehatan men!adi promosi kesehatan. Pada tahun +1 di 2Kanada, berlangsung kon$rensi internasional promosi kesehatan angmenghasilkan piagam 2tta%a " Ottawa Charter #. Piagam ini men!adi a/ua
-
8/18/2019 S2-2014-323675-chapter1.doc
2/12
penelenggaraan promosi kesehatan di dunia termasuk di Indonesia.
Akti3itas promosi kesehatan menurut Piagam 2tta%a adalah ad3okasi " advo
pemberdaaan " enabling # dan mediasi " mediating #. 0elain itu, !uga dirumu
komponen utama promosi kesehatan aitu5 +# membangun kebi!akan pu
ber%a%asan kesehatan " build healthy public policy#, (# men/iptakan lingk
ang mendukung " create supportive environments #, 6# memperkuat g
masarakat " strengthen community action#, *# membangun keterampilan in
"develop personal skill #, dan 4# reorientasi pelaanan kesehatan "reorient
services#. Berdasarkan Piagam 2tta%a tersebut, dirumuskan strategi da
promosi kesehatan, aitu empowerment "pemberdaaan masarakat
support "bina suasana#, dan advocacy "ad3okasi# "7H2, ())#.
0esuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut di atas
tahun ()) 7H2 memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai pr
mengupaakan indi3idu&indi3idu dan masarakat untuk meningkatkan
kemampuan mereka mengendalikan $aktor&$aktor ang mempengaruhi
kesehatan,sehingga dapat meningkatkan dera!at kesehatanna. Bertolak dari penge
angdirumuskan 7H2 tersebut, di Indonesia pengertian promosi kesehatan
dirumuskan sebagai upaa untuk meningkatkan kemampuan masaraka
melalui pembela!aran dari, oleh, untuk, dan bersama masarakat, agar mereka d
menolong dirina sendiri, serta mengembangkan kegiatan ang bersumbdaamasarakat, sesuai dengan budaa setempat dan didukung oleh kebi!aka
publik ang ber%a%asan kesehatan "Depkes 'I., ())*#
Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaa untuk men/i
sekolah men!adi suatu komunitas ang mampu meningkatkan dera!at
kesehatanmasarakat sekolah melalui 6 kegiatan utama aitu5 "a# pen/iptaan
lingkungan
sekolah ang sehat, "b# pemeliharaan dan pelaanan di sekolah, dan "/#upaa
pendidikan ang berkesinambungan. 0ebagai suatu institusi pendidikan,sekolahmempunai peranan dan kedudukan strategis dalam upaa promosikesehatan. Halini disebabkan karena sebagian besar anak usia 4&+ tahun terpa!an denglembaga pendidikan dalam !angka %aktu /ukup lama. Dari segi populas
promosikesehatan di sekolah dapat men!angkau ( !enis populasi, aitu populasi a
-
8/18/2019 S2-2014-323675-chapter1.doc
3/12
sekolah dan masarakat umum8keluarga. 0ekolah mendukung pertumbu
dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di sekolah seorang anak dap
me mpela!ari berbagai pengetahuan termasuk kesehatan "Depkes 'I., (
Lebih lan!ut, menurut Departemen Kesehatan 'I. "())#, masala
kesehatan anak usia sekolah ang masih banak ter!adi di Indonesia anta
lainadalah sanitasi dasar ang memenuhi sarat kesehatan seperti !amban se
danair bersih, meningkatna pe/andu narkoba dan rema!a ang merokok, da
kesehatan reproduksi rema!a. 'uang lingkup kesehatan reproduksi salah
satunamen/akup pen/egahan dan penanggulangan in$eksi saluran reproduksi "
termasuk in$eksi menular seksual "I90# seperti HI: dan AID0.
Berdasarkan laporan situasi perkembangan HI: dan AID0 di Indon
tahun terakhir sampai dengan 6) ;uni ()++, se/ara kumulati$ !umlah kas
AID0ang dilaporkan adalah (1.*6 kasus AID0 ang berasal dari 66 pro3ins
#, injecting drug user ata
"61,(>#, hubungan seks sesama lelaki "(,>#, dan perinatal "(,>#"Kemenkes'I., ()+)a#.
Berdasarkan pada pro$il Dinas Kesehatan Pro3insi Lampung "()
terdapat +* kabupaten8kota di Lampung dengan total !umlah penduduk
-.1).*)4 !i%a dan dengan !umlah laanan kesehatan untuk puskesmas se!umlah (
puskesmas dan rumah sakit pemerintah dan s%asta se!umlah 6* rumah s
Kasus AID0 dilaporkan pertama kali pada tahun ())( dari KabupatenLampungUtara dengan $aktor risiko penasun "pengguna nap?a suntik#. 0ampai de;uli()+( seluruh kabupaten8kota di Pro3insi Lampung telah melaporkan kasHI:dan AID0 dengan !umlah kasus HI: dan AID0 kumulati$ - kasus, dekasus AID0 kumulati$ se!umlah (4( kasus dan HI: se!umlah -(- kasusDilihat per 4 tahun, aitu5 antara tahun ())(&())1 dan ())-&()++, ter!adi perub
-
8/18/2019 S2-2014-323675-chapter1.doc
4/12
proporsi terbesar $aktor risiko dari penasun pada tahun ())(&())1 men!
heteroseksual pada tahun ())-&()++.
Proporsi kasus HI: dan AID0 berdasarkan kelompok umur tahu
sampai dengan ())1 tertinggi pada kelompok umur (4&* tahun "4,>
dan()&(* tahun "66,4>#, sedangkan pada tahun ())- sampai dengan ;uli ()
padakelompok umur (4&* tahun "-+,-># dan ()&(* tahun "+,+>#.
Berdasarkandata tersebut, dapat diketahui usia terendah kasus HI: pada kelompok u
diatas adalah () dan (4 tahun. Hal ini berarti !ika se!ak terin$eksi sampai
masuk kekondisi AID0 lamana 4 tahun, maka usia terendah saat terin$eksi sekita
+tahun "Dinas Kesehatan Pro3insi Lampung, ()++#.
0e!alan dengan derasna arus globalisasi ang melanda berbagai
dan sendi kehidupan, berkembang pula masalah kesehatan reproduksi re
angter!adi di masarakat. 9asalah tersebut baik $isik, psikis dan psikososial
men/akup perilaku sosial seperti kehamilan usia muda, penakit akibathubunganseksual dan aborsi, maupun masalah akibat pemakaian narkotika, ?at ad
alkohol dan merokok. Bila hal ini tidak ditanggulangi sebaik&baikna, bu
hana menebabkan masa depan rema!a suram, akan tetapi dapat
menghan/urkanmasa depan bangsa.
'ema!a sebagai generasi muda bangsa memerlukan perhatian ang i
dari orangtua, masarakat dan pe merintah. Permasalahan rema!a sangatkompleks.@enomena ang ter!adi di masarakat menun!ukkan bah%a perilaku seks
pranikahdi kalangan rema!a semakin meningkat. Perilaku seksual rema!a ang
/enderung permisi$ dan berani disertai dengan keterbatasan pengetahuan rema!a ten
kesehatan seksual telah meningkatkan risiko kehamilan ang tidak
diinginkan"UN@PA, ())(#.
Usia rema!a adalah usia bela!ar, aitu usia ketika rema!a berhadadengan hal&hal baru sekaligus menghadapi dan harus mengambil berbagrisiko.'ema!a di semua tempat memiliki otonomi ang lebih besar dibandingkdengananak&anak. Demikian !uga dalam menentukan perilakuna, mereka serinmengambil keputusan sendiri. =ang men!adi masalah adalah, seringkalikeputusan&keputusan tersebut berdampak pada kehidupan selan!utna,
bahkan
-
8/18/2019 S2-2014-323675-chapter1.doc
5/12
mungkin seumur hidup. Dalam kesehatan, ang dilakukan di masa rema!
akan berdampak pada kesehatanna di masa depan. Perilaku rema!a dipengar
oleh$aktor internal rema!a "pengetahuan, sikap dan kepribadian# maupun $ak
eksternal rema!a "lingkungan ia berada#. Biasana, $aktor eksternal lebih
berpengaruh.
Perilaku rema!a sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial tempat m
hidup. Khusus di era globalisasi, lingkungan sosial sangat dinamis dan
terbuka.Konteks sosial rema!a sangat ber3ariasi di berbagai tempat di dunia, ba
didalam satu negara. 0alah satu ang diba%a dalam dinamika ini adalah
perubahangaa hidup rema!a. Kombinasi antara usia perkembangan rema!a ang k
"usia bela!ar# dengan dinamisna lingkungan sosial dan budaa de%asa ini,
membuatrema!a masuk di berbagai lingkungan atau dunia ang seringkali tidak b
diikutidan dipahami lagi oleh generasi sebelumna, termasuk orangtuana send
"9oeliono, ())*#.
Pada umumna, anak&anak dan rema!a dalam masa transisi merasa e
untuk men/ari pen!elasan kepada orangtua mereka mengenai permasalah
angter!adi dalam diri mereka dan se/ara nata mereka hadapi. 0ementara itu
dari pihak orangtua, selain kurang memiliki pengetahuan ang memadai tent
aspek&aspek perkembangan tersebut, !uga merasa risih atau segan atau
bahkantidak mengerti /ara ang tepat untuk membi/arakan perkembangan bioldan
psikologis serta permasalahan kesehatan reproduksi tersebut dengan an
anak mereka "BKKBN ())-#.
0alah satu penebab masalah, kemungkinan karena $aktor ketidakt
karena rema!a tidak mendapat in$ormasi ang !elas, benar dan tepat
mengenaikesehatan reproduksi rema!a serta permasalahanna. 9enadari masalah
ang
dihadapi dalam upaa pen/egahan dan pengendalian HI: dan AID0 diIndonesia,khususna kepada kaum muda usia +4&+ tahun, serta laporan angmenun!ukkan
bah%a tidak satupun kabupaten8kota ang luput dari kasus HI: dan AIDmakasangat tepat Perkumpulan Keluarga Beren/ana Indonesia "PKBI# Pro3inLampung melaksanakan berbagai kegiatan pen/egahan penularan HI:
-
8/18/2019 S2-2014-323675-chapter1.doc
6/12
ditu!ukan kepada kaum muda8rema!a. 0alah satu bentuk kegiatan tersebu
adalahdance4life , atau ang lebih populer dituliskan men!adi dance4life .
Dance4life adalah gerakan global rema!a "usia +6&+ tahun# a
dilakukan di 6) negara di dunia, termasuk Indonesia. Dance4lifeIndonesia
implementasi pada tahun ())*, namun program ini terhenti hingga mula
dihidupkan kembali pada tahun ()+). Dance4lifeinternasional di Ams
Belanda memberikan keper/aaan kepada 'ugers7P@ indonesia men!a
national concept owner "N2# ang bertanggung !a%ab penuh terh
implementasi dance4life di Indonesia. Dalam implementasina, dibentu st
committeang terdiri dari lembaga s%adaa masarakat ang telah beker!a
isu rema!a dan HI: dan AID0 aitu PKBI Pusat, =aasan Pelita Ilmu "=
dan=aasan Aids Indonesia "=AI#. Hingga tahun ()++ dance4lifeIndonesi
berkembang dan beker!asama dengan mitra lokal dilima pro3insi, aitu
0IK2K ;ambi, PKBI Lampung, =PI, PKBI DKI ;akarta, PKBI DI =ogakarta d
=APEDA
-
8/18/2019 S2-2014-323675-chapter1.doc
7/12
0eiring dengan banakna sekolah ang mengaplikasikan progra
dance4life , perlu diketahui keterlibatan rema!a untuk berperan akti$ men
HI: serta mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang ang
terin$eksiHI: melalui program dance4life pada sis%a dan sis%i 09P, 09A809K89A
program ini dapat berhasil sesuai harapan, maka pendidikan dengan
menggunakanmetode ini bisa diaplikasikan ke banak sekolah di %ilaah lainna.
Berdasarkan%a%an/ara pada tanggal +6 @ebruari ()+6 pada pengelola, didapatkan
in$ormasi bah%a program dance4life PKBIPro3insi Lampung merupakan program u
ang telah dilaksanakan se!ak tahun ()++&()+(. 0elama ini e3aluasi an
dilakukan baru pada tahap menilai keberhasilan proses pelatihan
menggunakanlembar pre test dan post test dengan +) pertanaan ang meliputi pert
tentang pengertian HI:, /ara penularan, /ara pen/egahan, $aktor risiko,
strategi komunikasi pada rema!a. 9enurut ren/ana pada tahun ()+*,
'utgers7P@Indonesia selaku national concept owner "N2# akan melaksanakan e3
program dance4lifePro3insi Lampung dengan sasaran e3aluasi sis%a dan
09P, 09A809K89A.
E3aluasi program dance4lifeang telah dilakukan di Amsterda
Hermanns et al. "())# bertu!uan untuk mengetahui kualitas pelaksan
komponen dalam program dan/e*li$e, mengetahui peluang dan tantanga
dalam pelaksanaan program dance4life . Hasil penelitian menun!ukkan pro
dance4lifedianggap sebagai program pen/egahan kesehatan ang kuat oleh
pelaksana dan peserta. 0elan!utna, kedua kelompok melaporkan
terbentuknasikap positi$ terhadap konsep dance4life dan berbagai komponen progr
Berdasarkan kondisi di atas, peneliti ingin melakukan e3aluasi te
program dance4life dalam pen/egahan HI: dan AID0 berdasarkan Prec
Adopting Process odel "PAP9#. 0asaranna adalah sis%a dan sis%i 09A809K89A di Kota Bandar Lampung.
-
8/18/2019 S2-2014-323675-chapter1.doc
8/12
!enis tindakan, bukan untuk pengembangan se/ara bertahap dari pola
kebiasaan perilaku "Cibbons et al.! + cit . Clan? et al.!())#.
B. Perumusan 9asalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelit
adalah5 Bagaimana keterlibatan rema!a untuk berperan akti$ men/egah
mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang ang terin$eksi HI:
melalui program dance4life pada sis%a dan sis%i 09P, 09A809K89A di Ba
LampungF
.
-
8/18/2019 S2-2014-323675-chapter1.doc
9/12
D. 9an$aat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan man$aat bagi institusi
Kesehatan, Dinas Pendidikan, lembaga s%adaa masarakat, Komisi
Penanggulangan AID0, pihak sekolah, dan institusi lain ang terkait# da
hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam rangka pen/egahan HI:
AID0 pada rema!a 09P, 09A809K89A di Kota Bandar Lampung,
memberikanman$aat terhadap pengembangan program dance4lifedi sekolah, memb
masukan peme/ahan masalah kepada pelaksana program dance4lifedan pen
program HI: dan AID0, men!adi bahan pertimbangan tentang pentingn
pendidikan kesehatan se!ak dini di sekolah dalam men/egah penebaran
danAID0.
9an$aat bagi peneliti adalah sebagai proses pembela!aran dan m
bahan pembanding dalam rangka penelitian dan pengembangan lebih lan
program promosi kesehatan di sekolah.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian persepsi rema!a tentang program dance4lifedalam pen/
penakit HI: dan AID0 pada sis%a dan sis%i 09P, 09U809K89A,
sepengetahuan penulis, belum pernah dilakukan. Penelitian ang mirip d
pernahdilakukan antara lain5
+. Pohan et al. "())1#, melakukan penelitian ber!udul "#$%A#D& prev
through a life%skills school based program in 'andung! (est )ava!
#ndonesia*evidence of empowerment and partnership in education . Pada pen
tersebut targetna adalah sis%a 09P dengan mengembangkan kurikulu pengembangan keterampilan hidup untuk pen/egahan HI: berbasis smelalui pengetahuan tentang penggunaan narkoba dan perilaku seks berisiko. Hasil penelitian tersebut adalah identi$ikasi spesi$ik sehari&hadan masalah perilaku seksual adalah dasar untuk program dan menggu
isu&isu ini untuk mengad3okasi pemangku kepentingan tertentu angmungkin
-
8/18/2019 S2-2014-323675-chapter1.doc
10/12
berkolaborasi dalam pengembangan dan pelaksanaan program. Ad3o
tingkat kebi!akan tertinggi serta tingkat lapangan "guru, kepala sekolah
dan orangtua# diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan pr
pendidikan untuk mengembangkan dan memperkuat pengetahuan da
keterampilan kehidupan sis%a mengenai HI:.
(. heng et al . "())#, melakukan penelitian ber!udul +ffectiveness of a s
based A#D& education program among rural students in "#$ high ep
area of China. Penelitian tersebut bertu!uan menge3aluasi e$ekti3itas pr
sekolah berbasis Pendidikan AID0 di kalangan sis%a di daerah pede
epidemi HI: tinggi di hina. 9etode ang digunakan adalah kuanti
dengan u!i multilevel regression , membandingakan pengetahuan,
efficacy , dan seks ang aman pada sis%a kelas +) tanpa inter3ensi d
sis%a kelas +) ang mendapat inter3ensi. Hasil ang diperoleh dari
penelitiantersebut adalah sis%a sekolah dengan inter3ensi dengan e$ek interak
kelompok se/ara statistik signi$ikan. Hal ini dapat dilihat dengan
meningkatna pengetahuan sub!ek, perubahan sikap mereka men!adi p
dan meningkatna perlindungan mereka " self efficacy#, memiliki kes
ang lebih besar dari keberhasilan diri mereka dalam hal HI: dan kes
seksual. 0is%a dari sekolah dengan program pendidikan sebaa lebih
mungkinuntuk melakukan praktik seks aman, meskipun perbedaanna tidak sign
se/ara statistik. Namun, praktik seks ang aman ditemukan se/ara st
signi$ikan lebih aman dalam subset dari sekolah ang memiliki tim ke/
pendidik sebaa.
6.
-
8/18/2019 S2-2014-323675-chapter1.doc
11/12
Penakit "D, Atlanta, Ceorgia, U0A#, antara lain tentang pengeta
tentang HI: dan AID0, sikap terhadap orang dengan HI: dan AID0
"keper/aaan instruksional#, dan kenamanan dengan topik sensiti$. '
linier multi3ariabel digunakan untuk mengidenti$ikasi $aktor ang te
dengan hasil. Hasilna menun!ukkan bah%a se/ara statistik tingkat
keper/aaan kenamanan lebih tinggi ditemukan pada guru berpenga
ang sebelumna bertanggung!a%ab menga!ar seksualitas, sedangkan
orang dengan pelatihan $ormal HI: dan AID0, dan untuk guru sekol
menengah, skor pengetahuan tidak berbeda se/ara signi$ikan antara
kelompok.
*. Ci3audan et al . "())#, melakukan penelitian /ongitudinal study of a
based "#$-A#D& early prevention program for e0ican adolescents
Penelitian ini merupakan sebuah studi kuasi&eksperimental dengan
melakukan penilaian e$ek !angka pan!ang dari keterampilan kehidupan dan tenta
program pen/egahan HI:8AID0 berbasis sekolah. Curu terlatih dibe
program mempromosikan precursoresdari perilaku seks aman untuk
sis%a 09A 9eksiko sebelum usia mereka akti$ se/ara seksual "umu
ratasis%a +4 tahun#. :ariabel ang termasuk dalam studi adalah pengeta
tentang HI: dan AID0, sikap terhadap penggunaan kondom, norma
sub!ekti$,niat untuk menggunakan kondom dan keterampilan hidup sebagai
keterampilan membuat keputusan, mitra komunikasi dan tanggung !
indi3idu. Hasilna menun!ukkan stabilitas e$ek pelatihan dan dampak
terhadap precursoresselama + tahun masa tindak lan!ut. Penelitian te
diran/ang untuk menilai perubahan precursores perilaku seksualitas. Pr
anak&anak dengan pengalaman seksual diketahui rendah pada kelompo
ang men!adi target program tersebut, se!alan dengan strategi untuk mketerampilan hidup di tempat sebelumna. Namun, kuesioner tidak men/akup pertanaan tentang praktik seks ang aman dibandingkan dengan beselama hubungan seksual "oral, 3agina, atau anus#, dan analisis denga perilaku sebagai 3ariabel dependen menun!ukkan e$ek langsung angdari program dalam arah ang diharapkan, meskipun e$ek gagal men
-
8/18/2019 S2-2014-323675-chapter1.doc
12/12
signi$ikansi statistik. Hasil tidak bermakna mungkin karena se!umlah
sis%a ang dianalisis didasarkan pada +- "*># anak perempuan dan
"+->#anak laki&laki di sekolah eksperimental dan (- "># anak perempuan
"(*># anak laki&laki dalam sekolah kontrol dilaporkan telah memilik
setidakna + kali hubungan seksual pada a%al program.
0e/ara umum, penelitian di atas adalah penelitian kuantitati$ t
e3aluasi pen/egahan HI: dan AID0 ang dilaksanakan di sekolah d
menerapkan kurikulum baku ang telah ditetapkan. Penelitian ang p
laksanakan adalah e3aluasi suatu program ang !angka pan!angna
diharapkandapat menurunkan angka kasus HI: dan AID0 dengan program dan
pada sis%a dan sis%i 09P809A809K89A di Kota Bandar Lampung
dari * tahapan program dance4lifemasing&masing hana disediakan
minimal ( !am. ;enis penelitian, peneliti menggunakan pendekatan ku
untuk mengetahui lebih mendalam tentang keterlibatan rema!a untuk
berperanakti$ men/egah HI: serta mengurangi stigma dan diskriminasi terha
orangang terin$eksi HI:.