s2-2014-372272-chapter1

4
 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindrom a metabolik didefinisikan sebagai kombi nasi obesitas sentral, tekanan darah tinggi , kolesterol high density lipoprotein  (HDL) yang rendah,  pe nin gk ata n tr igl ise ri da , da n hip er gl ike m ia ( F ole y et al ., 2010  c it  Reaven, 1988). Prevalensi sindroma m etabolik cukup tinggi di seluruh dunia, prevalensi ini tampaknya meningkat yang karena meningkatnya prevalensi obesit as secara  pa ra lel (G ru nd y, 20 08 ), p re va len si si nd ro m a m eta bo lik be rd as ar ka n kr ite ria  In ter n ati on a l Di a be tes Fe de ration (IDF ) di Turki sebesar 17,91% pada studi yang dilakukan pada 15.468 populasi dewasa usia lebih dari 30 tahun (Sanisoglu et al.,  2006), di Ma laysia kriteria IDF sebanya k 22,9 %, berdasarkan kriteri a  N ati o na l Ed uc ation Pr og r am s Ad u lts T rea tme nt Pa ne l II I (NCEP ATP III) sebanyak 16,5 % dan berdasarkan kriteria World Health Organization  (WHO) sebanyak 6,4% (Bee et al.,  2008). Menurut WHO, sindroma metabolik merupakan pandemik baru pada abad 21 dan diperkirakan jumlah pasien sindroma metabolik meningkat l ebih dari 50% pada 20 tahun mendatang (G ans, 2006). Studi mengenai hubungan kompo nen sindroma m etaboli k dan gejala depresi didapatkan hubungan yang bermakna (Demirci et al., 2011). Beberapa studi menunjukkan bahwa peningkatan angka kejadian depresi pada pasien hipert ensi (Scalco et al.,  2005), DM tipe 2 (Golden et al,  2008), serta kontrol glikemik yang  bu ru k pa da pa sien DM tipe 2 de ng an de pr es i ( Zu be ri et al., 2011), dislipidemia (Roohafza et al ., 2005) dan obesitas sentral (Zhao  et al  ., 2011)

Upload: auliorara

Post on 03-Mar-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: S2-2014-372272-chapter1

7/18/2019 S2-2014-372272-chapter1

http://slidepdf.com/reader/full/s2-2014-372272-chapter1 1/4

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sindroma metabolik didefinisikan sebagai kombinasi obesitas sentral,

tekanan darah tinggi , kolesterol high density lipoprotein   (HDL) yang rendah,

 penin gkatan tr igl iserida, dan hiperglikemia ( Foley et al ., 2010 cit  Reaven, 1988).

Prevalensi sindroma m etabolik cukup tinggi di seluruh dunia, prevalensi ini

tampaknya meningkat yang karena meningkatnya prevalensi obesitas secara

 paralel (Grundy, 2008), prevalensi sindroma metabolik berdasarkan kriteria

 International Diabetes Federation (IDF) di Turki sebesar 17,91% pada studi

yang dilakukan pada 15.468 populasi dewasa usia lebih dari 30 tahun (Sanisoglu

et al.,  2006), di Ma laysia kriteria IDF sebanyak 22,9 %, berdasarkan kriteria

 National Education Programs Adults Treatment Pa nel III (NCEP ATP III)

sebanyak 16,5 % dan berdasarkan kriteria World Health Organization  (WHO)

sebanyak 6,4% (Bee et al.,  2008). Menurut WHO, sindroma metabolik

merupakan pandemik baru pada abad 21 dan diperkirakan jumlah pasien sindroma

metabolik meningkat lebih dari 50% pada 20 tahun mendatang (Gans, 2006).

Studi mengenai hubungan kompo nen sindroma m etabolik dan gejala depresi

didapatkan hubungan yang bermakna (Demirci et al.,  2011). Beberapa studi

menunjukkan bahwa peningkatan angka kejadian depresi pada pasien hipertensi

(Scalco et al., 2005), DM tipe 2 (Golden et al, 2008), serta kontrol glikemik yang

 buruk pada pasien DM tipe 2 dengan depres i ( Zuberi et al., 2011), dislipidemia

(Roohafza et al ., 2005) dan obesitas sentral (Zhao  et al ., 2011)

Page 2: S2-2014-372272-chapter1

7/18/2019 S2-2014-372272-chapter1

http://slidepdf.com/reader/full/s2-2014-372272-chapter1 2/4

 

2

Faktor risiko yang ikut berperan terhadap berkembangnya sindroma

metabolik seperti jenis kelamin, suku bangsa, faktor gaya hidup dan gangguan

kejiwaan. Studi lokal di Malaysia m enunjukkan laki-laki lebih berisiko m engalami

sindroma metabolik dibandingkan wanita (Bee et al ., 2008) dan prevalensi

sindroma metabolik paling tinggi didapatkan pada suku bangsa Melayu yang

diikuti India dan Cina. Faktor risiko gaya hidup seperti merokok , alkohol, pola

diet dan aktivitas fisik juga merupakan faktor penting yang berhubungan dengan

sindroma metabolik dimana sangat potensial untuk diubah (Hat et al., 2011).

B. Perumusan Masalah

Hubungan sindroma metabolik dan depresi telah diteliti setidaknya pada 18

studi. Hubungan yang signifikan antara depresi dan sindroma metabolik

didapatkan pada 14 studi namun apakah hal ini menggambarkan hubungan yang

 penting atau merupakan pengaruh variabe l yang mengganggu atau variabe l yang

menengahi masih belum jelas (Foley et al., 2010).

 National Educa tion Programs Adults Trea tmen t Pane l III   mengidentifikasi

6 komponen sindroma metabolik yang terkait dengan penyakit kardiovaskuler

yaitu 1) Obesitas sentral; 2) Dislipidemia aterogenik; 3) Peningkatan tekanan

darah; 4) Resistensi insulin dengan atau tanpa intoleransi glukosa ; 5) Kondisi pro

inflamasi; 6) Kondisi pro trombotik (Grundy et al ., 2004).

Beberapa studi menunjukkan bahwa peningkatan angka kejadian depresi

 pada pasien hiper tensi (Scalco et al.,  2005), DM tipe 2 (Golden et al, 2008) serta

kontrol glikemik yang buruk pada pasien DM tipe 2 dengan depresi ( Zuberi et al.,

Page 3: S2-2014-372272-chapter1

7/18/2019 S2-2014-372272-chapter1

http://slidepdf.com/reader/full/s2-2014-372272-chapter1 3/4

 

3

2011), dislipidemia (Roohafza et al ., 2005) dan obesitas sentral (Zhao et al .,

2011).

C. Pertanyaan Penelitian

Komponen sindroma metabolik apakah yang berperan sebagai faktor risiko

terhadap gejala depresi.

D. Tujuan Penelitian

Mengetahui komponen sindroma metabolik yang berperan sebagai faktor

risiko terhadap gejala depresi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada kepada pasien,

 peneliti, maupun institusi, berupa :

a.   Manfaat bagi pasien

Manfaat penelitian ini bagi pasien adalah agar pasien mendapat informasi

mengenai faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian depresi sehingga

dapat mengontrol glukosa darah, tekanan darah, profil lipid dan diet dengan

lebih baik sehingga dapat mengurangi biaya pengobatan .

 b.  Manfaat bagi peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan

 peneliti mengetahui komponen sindroma metabolik yang menjadi faktor

risiko terhadap kejadian depresi, sehingga harapan peneliti dapat

mengendalikan faktor risiko tersebut lebih awal.

Page 4: S2-2014-372272-chapter1

7/18/2019 S2-2014-372272-chapter1

http://slidepdf.com/reader/full/s2-2014-372272-chapter1 4/4

 

4

c.   Manfaat bagi institusi

Pengetahuan mengenai faktor risiko depresi pada dapat sebagai salah satu

 penatalaksaan yang pe nting sehingga mem bantu menge lola panderita

sehingga dengan pengelolaan yang baik penggunaan pelayanan kesehatan

dapat dikurangi.

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Daftar Penelitian tentang Faktor Risiko Depresi dan Sindroma M etabolik

 No Peneliti Judul Peneli tian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Hat et

al., 2011

 Facto rs Associate d

with Metabolic

Syndrome among

 Psychia tric

Outpatients with

 Major Depressive

 Disorder

Potong

lintang

Terdapat 2 faktor yang

signifikan pada sindroma

metabolik yaitu ras dan

lamanya menderita depresi (10

tahun atau lebih) pada pasien

depresi di poliklinik rawat jalan

2 Rahman

et al.,

2011

 Deppresion and

associated factors in

diabetic patient

attending an urban

hospital of

 Bang ladesh

Potong

lintang

Depresi didentifikasi sebagai

masalah kesehatan yang

signifikan dengan DM tipe 2.

Diabetes dan depresi harus

dipertimbangkan secara

 bersam aan selam a perencanaan

 pengobatan

Setelah dilakukan telaah literatur belum ada yang melakukan penelitian

yang menilai komponen sindroma metabolik sebagai faktor risiko terhadap gejala

depresi yang dilakukan di Indonesia dan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

khususnya.