sefalometri - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf ·...

91
SEFALOMETRI Wayan Ardhana Bagian Ortodonsia FKG UGM

Upload: doanh

Post on 30-Jan-2018

436 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

SEFALOMETRI

Wayan ArdhanaBagian Ortodonsia FKG UGM

Page 2: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

TIKSetelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa

diharapkan mampu:Menyebutkan tentang materi pengenalan sefalometri radiografik,Menyebutkan tentang teknik sefalometri radiografik ,Menyebutkan tentang referensi sefalometri radiografik,Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik,Menyebutka tentang kelemahan-kelemahan sefalometri radiografik.

Page 3: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

I. Pendahuluan

A. Pertanyaan “Informasi apa yang dapatdiperoleh dari sefalogram lateral ataufrontal?”

Page 4: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 5: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Faktor-faktor penyebab disharmoniwajah tersebut adalah:

1. Maksila relatif besar dan/atau posisinyajauh ke depan.

2. Mandibula relatif kecil dan/atauretroposisi.

3. Kombinasi 1 dan 2.4. Protrusif insisif atas dan/atau linguoversi

insisif bawah, sedang hubungan rahangnormal.

Page 6: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

B. Keterbatasan klasifikasi maloklusimenggunakan cetakan gigi.Konsep Angle, jika tonjol mesiobukal M1 atas beroklusi dengan cekung mesiobukalM1 bawah disebut oklusi Kelas I atauneutroklusi. Asumsi: M1 atas dan bawah normal dalamposisi antero-posterior pada lengkung gigi.

Page 7: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Atau basis maksila dan mandibula dalamhubungan normal.

Jika tonjol mesiobukal M1 atas beroklusipada embrasur antara P2 dan M1 bawah, atau gigi-gigi bawah dalam posisi “distal”terhadap atas, disebut maloklusi Kelas II atau distoklusi.

Page 8: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Jika tonjol mesiobukal M1 atas berinter-digitasi di sebelah distal cekungmesiobukal M1 bawah atau pada cekungdistobukal gigi M1 bawah atau padaembrasur antara M1 dan M2 bawah, hubungan rahang diinterpretasikansebagai Kelas III atau mesioklusi.

Page 9: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Ke tiga tipe maloklusi digambarkanpada gambar 1-3. Jika gigi-gigi tersusunbaik pada masing-masing lengkungnya, maka hubungan antero-posterior rahang satu terhadap lainnya dapatdiprakirakan.

Page 10: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 11: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Penilaian yang akurat mengenai hubunganrahang dapat hanya ditentukan secararadiografik tetapi tidak dapat dari cetakangigi saja.

Cetakan gigi hanya memberikan gambaranhubungan antero-posterior rahang satuterhadap lainnya, tetapi apakah maksilaretrusif/ protrusif tidak dapat diketahui.

Page 12: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Apabila ada gigi yang telah dicabut dangigi-gigi yang masih ada cenderungbergeser (khususnya gigi-gigi di segmenbukal), maka maloklusi akan sulitditentukan apalagi posisi dan hubunganrahangnya.

Dapatkah inklinasi gigi-gigi insisif diketahuidari cetakan gigi?

Page 13: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 14: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Gambaran sefalometri pertama kali diperkenalkan th 1922 oleh Pacini.1931, Broadbent (Amerika) dan Hofrat(Jerman) dalam waktu bersamaanmenemukan teknik sefalometri standardengan menggunakan alat sinar-X dansefalostat/sefalometer (pemegangkepala).

Page 15: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Film yang dihasilkan disebut sefalogram/ film kepala/ sefalometri sinar-X.Di atas sefalogram ini dilakukan tracing (penapakan), yaitu memindahkan/memproyeksikan anatomi tengkorak & jaringan lunak wajah pada kertas asetatyang tembus pandang.

Page 16: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Pengukuran dilakukan pada hasil penapakan tsbdan kemudian dilakukan analisis sehinggamenghasilkan ukuran-ukuran kraniofasial berupaukuran linear atau angular. Definisi sefalometri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran-pengukuran kuantitatifbagian-bagian tertentu kepala untukmendapatkan informasi tentang polakraniofasial.

Page 17: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Dikenal dua gambaran sefalogram yang sering digunakan: - lateral- frontal/postero-anterior

Page 18: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 19: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

C. C. ManfaatManfaat sefalometrisefalometri1. 1. mempelajarimempelajari pertumbuhanpertumbuhan & &

perkembanganperkembangan kraniofasialkraniofasial2. 2. analisisanalisis kelainankelainan kraniofasialkraniofasial3. 3. mempelajarimempelajari tipetipe fasialfasial4. 4. rencanarencana perawatanperawatan ortodontikortodontik5. 5. evaluasievaluasi hasilhasil perawatanperawatan6. 6. analisisanalisis fungsionalfungsional7. 7. penelitianpenelitian

Page 20: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Contoh pertumbuhan dan perkembangankraniofasial

Page 21: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Contoh analisis kelainan kraniofasiala.

Protraksi maksila. Tipe fasial:A. konkaf; B. lurus; C. konveks

Page 22: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

b.

Maksila retrusi. Tipe fasial: A. konkaf; B. lurus; C. konveks

Page 23: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Contoh tipe fasiala.

Page 24: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

b.

Page 25: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

c.

Page 26: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

d.

Page 27: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Contoh evaluasi hasil perawatana. Sebelum perawatan

Page 28: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Sesudah perawatan

Page 29: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

II. Teknik pembuatan sefalogram

1. AlatAlat dasar yg digunakan meliputi:Sefalometer/sefalostat, tabung sinartembus dan pemegang kaset besertakaset yg berisi film dan layarpengintensif (intensifying screen).

Page 30: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Bagian sefalometer (ear rod) yang dipasang pada telinga objek. Tabung sinar tembus dengan tegangan 90 KvP agar dapat menembus jaringan keras.Dikenal dua macam sefalometer, yaitu:a. Broadbent-Boltonb. Higley

Page 31: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

2. Teknik pemotretanSyarat yg harus diperhatikan saatmembuat sefalogram sbb:Pada proyeksi lateral, bidang sagitalkepala diarahkan ke pusat sinar tembus.Pada proyeksi postero-anterior/ frontal bagian belakang kepala diarahkan kepusat sinar tembus.

Page 32: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Pasien duduk tegak dengan Frankfurt Horizontal Plane (FHP) sejajar lantai, kedua telinga setinggi ear rod.Kepala difiksasi pada sefalometer (ear rod), wajah sebelah kiri dekat dengankaset film.Pasien dan sinar tembus tidak bolehbergerak selama penyinaran, dandiinstruksikan untuk menahan nafas saatpenyinaran.

Page 33: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Bidang midsagital pasien terletak 5 feet (152,4 cm) dari pusat sinar tembus, danjarak bidang midsagital terhadap film 15 cm. Penyinaran sinar tembus dilakukandengan tegangan antara 70-90 kVp, kuatarus 10-15 mA, waktu 1-1,5 detik.

Page 34: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

34

Proyeksi lateral

Page 35: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Proyeksi lateral

Page 36: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Proyeksi frontal

Page 37: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

37

Page 38: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 39: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

3. Teknik penapakan sefalograma. Persiapan bahan dan alat:1. Sefalogram lateral ukuran 8X10 inc. 2. Kertas asetat, tebal 0,003 inc., 8X10 inc.3. Pensil keras 3H/4H yang runcing agar

diperoleh titik dan garis dengan cermatdan teliti.

4. Scotch tape, untuk melekatkan kertasasetat pada sefalogram.

Page 40: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

5. Cephalometric protractor6. Illuminator/negatoscope7. Karet penghapus

b. Ketentuan tracing1. Lekatkan (dg scotch tape) keempat sudut

sefalogram pada illuminator.2. Dengan pensil keras dan runcing 3H/4H,

gambar tiga garis silang pada sefalogram (2 didalam kranium dan 1 di vertebra servikalis)

Page 41: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

3. Lekatkan (dg scotch tape) kertas asetatpada tepi atas sefalogram.

4. Tracing ketiga garis silang (no. 2) padakertas asetat.

5. Tulis nama pasien, nomor registrasi, umur (tahun & bulan), tanggalsefalogram diambil, nama operator padasudut kiri bawah.

Page 42: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 43: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 44: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

7. Lakukan tracing struktur kranio-fasialmenggunakan pensil 3H/4H, usahakantracing dengan smooth tanpa berhenti(hindari garis terpotong-potong), danhindari penghapusan dengan karetpenghapus.

8. Lihat cetakan gigi pasien untukmemandu tracing gigi molar daninsisivus.

Page 45: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

d. Struktur anatomi yang perlu di tracing:1. Profil jaringan lunak, kontur eksternal

kranium, vertebra servikalis 1 & 2.2. Kontur internal kranium, atap orbita,

sella tursika, ear rod.3. Tulang nasal & sutura frontonalis, rigi

infra orbital, fisura pterigomaksilaris, spina nasalis anterior & posterior, M1 atas, I1 atas.

Page 46: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

4. Simfisis mandibula, tepi inferiormandibula, kondilus mandibula,mandibular notch & prosesuskoronoideus, M1 bawah, I1 bawah

Page 47: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

III. Titik, garis & bidang referensi

A. Titik-titik pada sefalogram lateral:Glabela (Gl), titik terdepan tulangfrontalis yang terletak pada bidangmidsagital, setinggi orbital ridge.Nasion (N/ Na), titik paling anterior sutura frontonasalis pada bidangmidsagital.

Page 48: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Spina Nasalis Anterior/ Anterior Nasal Spina (ANS), prosesus spinosus maksilayang membentuk proyeksi paling anterior dari dasar cavum nasalis atau ujungtulang spina nasalis anterior pada bidangmidsagital.Titik A (Subspinal/Ss), titik terdalam padakurvatura premaksila yang terletak antaraSpina Nasalis Anterior dan Prostion.

Page 49: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Prostion (Pr), titik terdepan prosesusalveolaris maksila, terletak antara keduagigi insisif sentral atas atau titik proyeksipaling bawah dan paling anterior maksila. Insisif superior (Is), ujung mahkota paling anterior gigi insisif sentral atas.Insisif inferior (Ii), ujung mahkota paling anterior gigi insisif sentral bawah.

Page 50: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Supramental (B), titik paling dalam antarainfradental dan pogonion.Infradental (Id), titik paling tinggi danpaling anterior prosesus alveolarismandibula, pada bidang midsagital, antaragigi insisivus sentral bawah.Pogonion (Pog/Pg), titik paling anterior tulang dagu, pada bidang midsagital.

Page 51: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Gnation (Gn), titik paling anterior dan paling inferior dagu.Menton (Me), titik paling inferior dari simfisisatau titik paling bawah dari mandibula.Sela tursika (S), titik tengah fossa hipofiseal.Spina nasalis posterior (PNS), titik perpotongandari perpanjangan dinding anterior fossapterigopalatina dan dasar hidung.

Page 52: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Orbital (Or), titik paling bawah dari tepibawah tulang orbita.Gonion (Go), titik perpotongan garissinggung margin posterior ramus asendendan basis mandibula.Porion (Po), titik paling luar dan paling superior ear rod.

Page 53: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 54: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 55: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

B. Garis dan bidang referensiGaris adalah yang menghubungkan duatitik, sedangkan bidang adalah garis-garisyang menghubungkan paling sedikit tigatitik.Bidang Frankfurt Horizontal (FHP), bidangyang melalui kedua titik orbital (Or) dankedua titik porion (Po) dan merupakanbidang yang sejajar lantai.

Page 56: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Bidang mandibula (mandibular plane /MP), ada3 cara pembuatannya:

- Bidang yang melalui gonion (Go) dan gnation(Gn) (menurut Steiner)

- Bidang yang melalui gonion (Go) dan menton(Me).

- Bidang yang menyinggung tepi bawahmandibula dan menton (Me) (menurut Downs).

Page 57: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 58: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 59: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

• Bidang oklusal (occlusal plane), terdapat dua definisi:

- Garis yang membagi dua over-lapping tonjol M1 dan insisal overbite (Downs).

- Garis yang membagi overlapping M1 dan P1 (Steiner).

Page 60: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

• Bidang palatal {palatal plane (Pt.P) atau spina plane (Sp.P)}, garis yang menghubungkan ANS dan PNS.

• bidang estetik (Esthetic plane), garisyang melalui puncak hidung ke titikpaling anterior jaringan lunak dagu.

Page 61: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Bidang orbital (dari Simon), bidangvertikal yang melalui titik orbital dan tegaklurus FHP.Sumbu Y (Y-axis), garis yang meng-hubungkan sela tursika (S) dan gnation(Gn), untuk mengetahui arahpertumbuhan mandibula (Downs).Garis sela-nasion, garis yang melalui titiksela tursika (S) dan nasion (N), merupakan garis perpanjangan basis kranial anterior.

Page 62: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 63: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

IV. Analisis sefalometri

Metode analisis sefalometri pertama kali dikemukakan oleh Downs (1948).Kemudian berkembang sejumlah metodeanalisis lainnya seperti Steiner (1953), Sassouni (1955), Ricketts (1960), Tweed (1966), dll.

Page 64: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Dalam metode analisis tersebutterdapat nilai-nilai normal untukmendefinisikan karakter skeletal, wajah, dan dental yang baik.Nilai normal tersebut umumnya hanyaberdasarkan pada populasi kulit putihAmerika (ras Kaukasoid)

Page 65: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Menurut Hellman (1929), meskipunmemiliki pertumbuhan wajah dan giginormal, namun terdapat perbedaansecara individual baik antar ras maupunantar individu dalam ras yang sama.

Page 66: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Saat ini, analisis sefalometri sudahmenjadi kebutuhan dalam bidangortodonsia karena dapat diperolehinformasi dalam tiga bidang (sagital, transversal, vertikal) sehingga dapatdiketahui morfologi dentoalveolar, skeletal dan jaringan lunak.

Page 67: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Hasil survey mengenai penggunaan teknikanalisis sefalometri di Amerika th 1986 dan 1990,mengatakan terdapat lima analisis sefalometri yang paling seringdigunakan yaitu Steiner, Tweed, Downs, Ricketts dan Wits.

Page 68: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Analisis dental meliputi:1. Maxillary Incisor Position

Letak dan inklinasi aksial gigi insisif atasditentukan dengan menghubungkan gigitersebut ke garis N-A.Gigi insisif atas terhadap garis N-A dibaca dalam derajat untuk menentukanhubungan angular gigi-gigi insisif atas, sedangkan apabila dibaca dalam mm, memberikan informasi posisi gigi insisiflebih di depan/belakang dari garis N-A.

Page 69: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Jarak permukaan gigi insisif paling labial terhadap garis N-A sebesar 4 mm di depan garisN-A, dan inklinasi aksialnya membentuk sudut22° dengan garis N-A.Pembacaan sudut saja tidak cukup (gambar 6-8), demikian juga apabila hanya pembacaanjarak saja (gambar 6-9).Maxillary Incisor Angle ini untuk mengetahuiposisi insisif terhadap facial skeleton.

Page 70: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 71: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 72: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 73: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

2. Mandibular Incisor PositionLetak gigi insisif bawah dalam arahantero-posterior dan angulasinyaditentukan dengan menghubungkan gigitersebut dengan garis N-B.Pengukuran gigi insisif bawah terhadapgaris N-B dalam mm menunjukkan posisigigi di depan/ belakang garis N-B. Pembacaan gigi insisif sentral bawahterhadap garis N-B dalam derajatmenentukan inklinasi aksial gigi tersebut.

Page 74: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Titik paling labial gigi insisif sentralbawah terletak 4 mm di depan garis N-B, sedangkan inklinasi aksial gigi initerhadap garis N-B sebesar 25°.

Page 75: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 76: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

3. Interincisal AngleUntuk mengetahui inklinasi gigi insisifdan relasi gigi insisif atas dan bawah.Merupakan perpanjangan garis dari tepiinsisal dan apeks akar gigi insisif atasdan bawah.Sudut ini kecil bila inklinasi gigi insisiflebih ke labial dari basis gigi- geligi.Rentang 130° - 150°, rerata 135,4°.

Page 77: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 78: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

4. Incisor-Mandibular Plane Angle (IMPA)Dibentuk dari perpotongan bidangmandibula dan perpanjangan garis daritepi insisal-apeks akar gigi insisif sentralbawah.Sudut ini positif apabila inklinasi gigiinsisif lebih ke labial dari basis gigi-geligi.Rentang -8,5° - +7°, rerata +1,4°.

Page 79: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 80: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Analisis skeletal meliputi:1. Maksila

Posisi antero-posterior maksila terhadapkranium diukur dengan sudut SNA.Sudut ini untuk menentukan prognatismemaksila.Sudut SNA untuk menentukan apakah maksilaprotrusif atau retrusif terhadap basis kranial.Rerata sudut SNA 82°; > 82° berarti maksilaprotrusif; < 82° maksila retrusif.

Page 81: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 82: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

2. MandibulaPosisi antero-posterior mandibulaterhadap basis kranium ditentukan dengansudut SNB.Sudut SNB untuk mengetahui apakahmandibula protrusif atau retrusif terhadapbasis kranial.Rerata sudut SNB 80°; < 80° menun-jukkan mandibula resesif; > 80°menunjukkan mandibula prognatik.

Page 83: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 84: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

3. Hubungan maksila dan mandibulaPosisi antero-posterior maksila danmandibula satu terhadap lainnya diukurdengan sudut ANB.Rerata sudut ANB 2°; jika > 2°menunjukkan kecenderungan skeletal Kelas II; jika < 2° dan terbaca kurang dari0° (-1°, -2°, -3°) menunjukkan mandibuladi depan maksila atau hubungan skeletal Kelas III.

Page 85: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 86: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Analisis Jaringan LunakAnalisis jaringan lunak meliputi penilaianadaptasi jaringan lunak terhadap profiltulang dengan pertimbangan ukuran, bentuk, dan postur bibir seperti terlihatpada gambaran sefalogram lateral.

Page 87: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

Steiner S-line untuk menentukankeseimbangan wajah jaringan lunak seringdigunakan oleh ortodontis saat ini.Menurut Steiner, bibir dalamkeseimbangan yang baik, apabilamenyentuh perpanjangan garis dari konturjaringan lunak dagu ke pertengahan S yang dibentuk oleh tepi bawah hidung. Garis ini disebut sebagai S-line.

Page 88: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam
Page 89: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

KELEMAHAN SEFALOMETRIK

1. Kesalahan sefalometer:Kesalahan dalam pembuatan sefalogram: posisi subjek tidak benar, waktu penyinaran tidak cukup, penentuan jarak sagital-film tidak tepat. Kesalahan ini dapat diatasi dengan pengalaman dan teknik pemotretan yang benar.Pembesaran dan distorsi. Makin besar jarak sumber sinar X terhadap film maka semakin sejajar arah sinar X sehingga distorsi dan pembesaran semakin kecil. Makin dekat jarak film terhadap objek semakin kecil terjadi pembesaran. Hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan teknik pemotretan yang benar.

Page 90: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam

2. Kesalahan penapakan dan metode yang digunakanKesalahan penapakan karena kurang terlatih atau kurangnya pengetahuan tentang anatomi atau referensi sefalometrik. Hal ini dapat diatasi dengan latihan-latihan dan pengalaman.Kesalahan metode yang digunakan pada umumnya karena pengukuran 3 dimensi menjadi 2 dimensi, kesalahan interpretasi perubahan akibat pertumbuhan dan perawatan.

Page 91: SEFALOMETRI - wayanardhana.staff.ugm.ac.idwayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto1_sef.pdf · Menyebutkan tentang analisis sefalometri radiografik, ... Menurut Steiner, bibir dalam