seminar kerja praktik
TRANSCRIPT
SEMINAR KERJA PRAKTIKPELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAHJEMBATAN KERETA API BH 1175 KM 316+419pada PROYEK PEMBANGUNAN JALUR GANDA
LINTAS CIREBON – KROYA
Oleh:
ENDRIYANTO SETIABUDHI
H1D007005
Latar Belakang
Pertumbuhan Penduduk yg Tinggi
Kebutuhan akan Transportasi Meningkat
Kebutuhan Moda Transportasi yg Aman, Ekonomis, Cepat dan Efisien
Kereta Api
(Sering Terjadi Delay Perjalanan maupun Fenomena Bottle Neck)
Double Track Solusinya..!!
Tujuan Proyek
• Mewujudkan pembangunan infrastruktur transportasi darat, khususnya jaringan kereta api.
• Mendorong percepatan pembangunan dan perekonomian nasional dan daerah.
• Mengimbangi peningkatan arus penumpang dan barang di Jawa.
Lokasi Proyek
Data Umum Proyek
Nama Proyek : Pembangunan Jalur Ganda Lintas Cirebon – Kroya
Paket : Pembangunan Jembatan Kereta Api Baru 1 Unit BH- 1175 KM 316+419
Pemilik Proyek : Dinas Perhubungan, Direktorat Jendral Perkeretaapian
Kontarktor : PT. Nindya Karya
Pelaksana : PT. Modern Surajaya
: PT. Bauer Pratama Indonesia
Konsultan Perencana : PT. Dardela Yasa Guna
Konsultan Pengawas : PT. Dardela Yasa Guna
Nomor Kontrak : 318/DCTK-TH/2010
Nilai Kontrak : Rp 2.543.548.289,00
(dua milyar lima ratus empat puluh tiga juta lima ratus empat puluh delapan ribu dua ratus delapan puluh sembilan rupiah)
Waktu Pelaksanaan : 210 hari kalender
Waktu Pemeliharaan : 180 hari kalender
Data Teknis Proyek
Panjang Bentang : 96500 mm
Lebar : 9600 mm
Struktur Bawah
• Pondasi Pier 1 dan Pier 2
Bore pile, Ø 900 mm dan L= 25 m
Bore Pile : Beton K350
• Pondasi Abutment 1’ dan Abutment 2
Bore Pile, Ø 900 mm dan L= 9 m
Bore Pile : Beton K350
• Pondasi Abutment 1
• Bore Pile, Ø 900 mm dan L= 15 m
• Bore Pile : Beton K350
• Pile Cap, t = 1,8 m
Lantai Kerja (LC) : Beton K175
Pile Cap : Beton K350
• Pier 1 dan Pier 2
Pier : Beton K350
• Abutment 1, Abutment 1’, dan Abutment 2
Abutment : Beton K350
Pelat injak : Beton K350
Wingwall : Beton K350
• Box Culvert
Box Culvert : Beton K350
Ruang Lingkup Proyek
• Pekerjaan galian tanah
• Pekerjaan dewatering
• Pengeboran fondasi Bore Pile
• Pembesian fondasi Bore Pile
• Pengecoran fondasi Bore Pile
• Pembuatan lantai kerja
• Pembesian Box Culvert
• Pengecoran Box Culvert
• Pembesian abutment
• Pengecoran abutment
• Pembuatan atau grouting pelat andas (bearing pad)
• Pembesian pilar jembatan (pier)
• Pengecoran pilar jembatan (pier)
• Pembesian Pile Head
• Pengecoran Pile Head
Manajemen ProyekOwner
( Direktoran Jendral Perkeretaapian)
Kontraktor PelaksanaPT. Nindya Karya
Sub Kontraktor Pelaksana
PT. Bauer Pratama Indonesia
Kontraktor PelaksanaPT. Adhi Karya
PERALATAN
Pekerjaan Tanah
Backhoe
Bulldozer
Water pump
Alat Pekerjaan Pengukuran
Theodolith
Mistar
Rambu Ukur
Peralatan Pekerjaan Pengeboran
Rotary Drilling Rig
Cleaning Bucket
Dongkrak Casing
Mata Bor
Core Barrel
Peralatan Pekerjaan Pengeboran
Cassing
Clawler Crane
Genset
Peralatan Pekerjaan Pembetonan
BekistingConcrete Mixer
Concrete Dump Truck Pipa tremi
Peralatan Pekerjaan Pembetonan
Concrete Vibrator
Concrete Pump Truck
Corong Pipa Tremi
Peralatan Pekerjaan Pembesian
Bar Cutter
Bar Bender
Alat las elektroda
Peralatan Pekerjaan Pengangkutan
Dump Truck
Peralatan Pengujian PDA
Alat PDA pack
Drop Hammer
(c) Accelerometer, (d) Transducers
Material
Semen Portland Pasir
Kerikil
Baja Tulangan
Semen Grouting
Material
beton ready mixed
kayu
Air kerja
Bendrat
Lem Beton
Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Tanah
Pembuatan Road Bed
Pembuatan Jembatan Sementara
Direksi Keet, gudang, dan workshop
Pekerjaan Pengukuran
Pengecekan Titik Bore Pile
Pengecekan Elevasi Bekisting
Pengecekan Bangunan yg sudah jadi
Pekerjaan Pondasi Bore Pile
Mobilisasi Alat Berat
Perakitan Tulangan
Pengeboran dengan Bor Flight Auger
Pekerjaan Pondasi Bore Pile
Pengeboran dengan Core Barrel
Pemasangan Casing
Pemasangan Dongkarak
Cleaning dan Desanding
Pekerjaan Pondasi Bore Pile
Proses Pemasangan TulanganPemasangan Pipa Tremi
Pengecoran
Pekerjaan Pier dan Abutment
Pemasangan Batu Polos (Cobble Stone) Pengupasan Kepala Tiang Bor
Pembuatan Titik AcuanPenggalian Tanah
Pekerjaan Pier dan Abutment
Pengecoran Lantai Kerja (Land Concrete)
Pembuatan Beton Decking
Perakitan Tulangan
Pembuatan Bekisting
Pekerjaan Pier dan Abutment
Pembuatan TalangPemasangan Bekisting
Pengecoran(pengecoran pile cap , badan pier, abutment,
dan kepala pier)
Pelaksanaan Grouting
Pekerjaan Box Culvert
Penggalian Tanah Pengalihan Saluran Irigasi
Pembuatan Titik AcuanPemasangan Batu Polos dan Urugan
Pasir
Pekerjaan Box Culvert
Pengecoran Lantai KerjaPembuatan Beton Decking
Perakitan TulanganPembuatan Bekisting
Pekerjaan Box Culvert
Pembuatan Talang
Pengecoran
Finishing
Pemasangan Bekisting
Evaluasi Pekerjaan
Pengujian Beton Pengujian Nilai Slump Adukan Beton
Pengujian slump test di lapangan bertujuan untuk menguji tingkat kekentalan dari adukan beton.
Pengujian Kuat Tekan Beton Pengujian kuat tekan beton bertujuan untuk mengetahui kualitas kuat tekan dari beton yang dibuat di lapangan apakah sesuai atau tidak dengan kuat tekan beton yang direncanakan.
Evaluasi Pekerjaan
Pengujian PDA (Pile Driving Analyzer)Pengujian PDA (Pile Driving Analyser) merupakan pengujian pondasi tiang bor secara dinamis yang dilakukan untuk mengetahui kemapuan dari pondasi tiang bor menahan beban.
Pengujian GroutingSelain beton, mutu grouting juga perlu untuk diperiksa untuk memastikan apakah mutu yang direncanakan telah sesuai dengan mutu yang dihasilkan.
Evaluasi Pekerjaan
Evaluasi Waktu PekerjaanEvaluasi atau pengendalian waktu ini didasarkan pada time schedule pekerjaan yang berupa original kurva S. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran proyek. Jika waktu penetapan pekerjaan tidak sesuai dengan yang disetujui dalam kontrak, maka pelaksana proek akan dikenai sanksi sesuai yang tertera dalam kontrak. Agar dapat berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat kontrol untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan di Lapangan1. Supply beton dari penyedia jasa pembuatan beton ready mix
seringkali mengalami keterlambatan, baik pada saat pengecoran tiang bor, abutment, pier, pier head, maupun box culvert. Hal ini terjadi karena kondisi jalan masuk proyek yang sulit dilewati oleh kendaraan akibat hujan serta banyaknya pesanan dari proyek lain yang juga dilayani. Namun keterlambatan ini masih dapat ditoleransi karena tidak sampai beton pada lubang bor pile mengalami setting.
2. Akses masuk yang cukup berat dan jauh dari jalan raya, ditambah lagi dengan turunnya hujan hampir setiap hari membuat kendaraan pengangkut logistik sulit masuk ke lokasi proyek. Sehingga supply logistik/material menjadi terhambat.
3. Turunnya hujan yang hampir setiap hari membuat pelaksanaan proyek menjadi terhambat, karena jam kerja menjadi berkurang.
Permasalahan dan Solusi
Solusi yang Diambil1. Melindungi pekerja dan struktur dari air hujan,
sehingga pekerjaan menjadi lancar. Hal itu diterapkan dengan penggunaan terpal disaat kondisi hujan.
2. Jalan diberi sirtu dan batu pecah yang dipadatkan agar truk atau kendaraan proyek yang lain tidak mengalami slip saat keadaan jalan yang licin dan berair.
3. Meningkatkan koordinasi antara Pengawas dan Pelaksana, terutama antar unsur pelaksana.
Pemilihan jenis pondasi dalam suatu proyek perlu ditinjau faktor kestabilan jembatan existing. Dengan memperhatikan faktor tersebut, maka pada Jembatan KA BH - 1175 digunakan pondasi jenis tiang bor (bor pile).
Tipe sistem struktur jembatan menggunakan beton. Dibandingkan dengan baja, beton memiliki lebih banyak kelebihan dan perawatannya yang murah serta ekonomis.
Untuk memudahkan manufer alat berat, maka dibutuhkan pelat baja agar alat berat tidak terjebak dalam lumpur.
Proses pembuatan pondasi tiang bor (bor pile) meliputi penentuan titik bor, pengeboran, pasang casing, cleaning dan desanding, pemasangan tulangan dan pengecoran.
Kesimpulan
Kemudian dilanjutkan pekerjaan pier dan abutment yang meliputi pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran dan pembuatan pelat andas (bearing pad).
Koordinasi antar pengelola proyek sangat mempengaruhi keberhasilan suatu pekerjaan.
Pengendalian waktu pada proyek ini dilakukan dengan cara membandingkan prestasi kerja di lapangan dengan rencana kerja (original kurva s). Pada kenyataan dilapangan proyek ini selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu pada akhir minggu ketiga bulan Oktober 2010 atau tepat selama 7 bulan (210 hari kalender).
Kesimpulan
Penyimpanan bahan dan material proyek khususnya material yang tidak tahan terhadap udara luar seperti baja tulangan seharusnya disimpan di dalam ruangan sehingga baja tulangan tidak mengalami karat.
Koordinasi antara pengelola proyek hendaknya lebih diintensifkan agar segala permasalahan yang ada di lapngan dapat segera diidentifikasi dan ditangani dengan segera.
Pengadaan material hendaknya tidak mengalami keterlambatan sehingga tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan berikutnya. Oleh karena itu perlu adanya koordinasi yang baik antara bagian logistik atau pengadaan material pelaksana serta distributor.
Saran
Pengawasan dan pengecekan terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan dilakukan dengan benar dan teliti sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen kontrak agar kualitas pekerjaan dapat dipertanggung jawabkan
Para pekerja hendaknya meningkatkan kewaspadaan akan keselamatan bekerja (K3), karena pada proyek pembangunan jembatan KA ini rawan terjadi kecelakaan. Pekerja harus memakai helm proyek, sepatu proyek, dan rompi proyek demi keselamatan dan keamanan pekerja itu sendiri.
Saran