shock dan resusitasi cairan

56
SHOCK DAN RESUSITASI CAIRAN Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C)

Upload: eri-yanuar-akhmad-b-sunaryo

Post on 12-Apr-2017

1.835 views

Category:

Health & Medicine


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Shock dan Resusitasi Cairan

SHOCK DAN RESUSITASI CAIRAN

Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C)

Page 2: Shock dan Resusitasi Cairan

BIOGRAPHY

•  Full Name: ü  Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C) •  Place and DOB: ü  Blitar, 31 Januari 1987 •  Recent Position: ü  Basic and Emergency Nursing, School of Nursing,

Universitas Gadjah Mada •  Education History: ü  School of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas

Gadjah Mada ü  Master of Nursing Science (Intensive Care) The

University of Adelaide Australia •  Email: ü  [email protected]

Page 3: Shock dan Resusitasi Cairan

OUTLINE

•  Konsep cairan dan elektrolit •  Terapi Cairan •  Macam-macam shock, penyebab,

penanganan dan resusitasi cairan •  Initial assessment pada shock •  Contoh kasus

Page 4: Shock dan Resusitasi Cairan

CAIRAN DALAM TUBUH MANUSIA

•  C a i r a n m e r u p a k a n komponen pembentuk tubuh manusia kurang lebih

•  80 % - pada bayi yang baru lahir

•  50-60 % - pada manusia dewasa

Page 5: Shock dan Resusitasi Cairan

CAIRAN DALAM TUBUH MANUSIA

•  Cairan berada dalam tubuh manusia yaitu

•  Cairan intraseluler 2/3

•  Cairan ekstraseluler 1/3

•  80 % interstitial •  20% plasma

•  Volume darah manusia •  7% BB dewasa •  8 – 9 % BB anak

Page 6: Shock dan Resusitasi Cairan

CAIRAN DALAM TUBUH MANUSIA

Page 7: Shock dan Resusitasi Cairan

ELEKTROLIT

•  Ada beberapa elektrolit yang penting dalam tubuh manusia yaitu: –  Natrium/Sodium (Na+)

•  Fungsi neuromuskular •  Pengaturan cairan

–  Chlorida (Cl-) •  Osmolalitas •  Keseimbangan asam-basa

–  Magnesium (Mg2+) •  Transport aktif Na dan K •  Fungsi neuromuskular

–  Calcium (Ca2+) •  Pembentukan tulang •  Pembekuan darah •  Fungsi neuromuskular

–  Kalium/Potassium (K+) •  Fungsi neuromuskular •  Jantung

Page 8: Shock dan Resusitasi Cairan

TERAPI CAIRAN

Page 9: Shock dan Resusitasi Cairan

JENIS CAIRAN

Koloid

Dextran

Albumin

Gelatin HES

(Hydroxyethyl starch)

Koloid: merupakan cairan yang terdiri dari

elektrolit & makromolekul

Natural

Syntetis

Kristaloid

NaCl 0.9%

Ringerfundin®

Ringer Lactate

Ringer Solution

Kristaloid: merupakan larutan

yang terdiri dari

elektrolit.

Ringer Acetate

Cairan lain

Glucose 5%

etc.

jenis cairan sejati yang terdiri dari

elektrolit konsentrasi

tinggi.

Electrolyte concentrates

Mannitol

Page 10: Shock dan Resusitasi Cairan

MEKANISME CAIRAN KRISTALOID

Ø  Cairan kristaloid berpindah dari intravaskuler à interstisial, kemudian didistribusikan ke komparteman ekstravaskular

Ø  Hanya 25 % cairan dari pemberian awal yang tetap berada di intravaskuler, sehingga membutuhkan volume 3-4 x dari volume plasma yang hilang.

Ø  Pemberian cairan kristaloid untuk meningkatkan volume ekstrasel

Ø  Pemberian cairan kristaloid berlebihan dapat menyebabkan edema otak dan tekanan intrakranial meningkat

Page 11: Shock dan Resusitasi Cairan

KLASIFIKASI CAIRAN KRISTALOID

•  Cairan Hipotonis : Infus dengan tekanan osmotik lebih rendah dari cairan tubuh (osmolaritas dibawah 250 mOsm/L)

Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water

•  Cairan Isotonik : Infus dengan tekanan yang sama seperti cairan tubuh. Cairan ini menetap dalam Cairan Ekstraselluler (osmolaritas 290-310 mOsm/L)

•  Contoh : Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5%

•  Cairan Hipertonik : Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah dimana air keluar dari Intraselluler dan masuk ke dalam plasma (osmolaritas diatas 375 mOsm/L).

•  Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 %

Page 12: Shock dan Resusitasi Cairan

ü  Osmolaritas cairan < 240 mOsm/L

ü  Cairan akan berpindah dari intravaskuler ke interstitial & intrasel à Resiko Hemolisis

ü  Contoh : NaCl 0,45%, Ringer Asetat

HIPOTONIS

Page 13: Shock dan Resusitasi Cairan

ü Osmolaritasnya hampir sama dengan plasma (290-310 mOsm/L).

ü Bertahan di dalam intravaskuler dan kemudian berpindah ke interstitial/intrasel secara seimbang

üContoh : NS,RL,G5,Ringerfundin

ISOTONIS

Page 14: Shock dan Resusitasi Cairan

ü  Memiliki osmolaritas lebih tinggi daripada plasma (>340 mOsm/L).

ü  Cairan-elektrolit dari intrasel & interstitial tertarik ke dalam

kompartemen intravaskuler ü  Resiko terjadinya krenasi pd sel jika

diberikan infus hipertonis secara cepat ü Contoh :

G5RL,G5NS,G5½NS,G10%,G40%,NaCl 3%,Manitol 10%

HIPERTONIS

Page 15: Shock dan Resusitasi Cairan

Tonis itas

Nama Cairan Komposisi Os m

Kal Indikasi Catatan

Iso- tonis

Normal Saline (NaCl 0,9%)

Na+ =154 Cl- =154

308 - Resusitasi cairan, Diare, Luka Bakar, Gagal Ginjal Akut, Asidosis diabetikum

Resiko terjadinya oedem paru (dalam jumlah besar)

Ringer Laktat Na+ = 130-140, K+= 4-5, Ca2+ = 2- 3, Cl- = 109-110, BE = 28-30, Laktat=28

273 - Dehidrasi, Syok Hipovolemik, Syok Perdarahan, Asidosis metabolik, suplai ion bikarbonat

Hanya dimetabolisme di hepar. Dpt menyebabkan hiperkloremia & asidosis metabolik akibat akumulasi laktat

Glucose 5% Glukosa= 50 gr/L 278 200 hidrasi selama dan sesudah operasi, rumatan perioperatif, restriksi natrium

Kontraindikasi : hiperglikemia

Ringerfundin Na+ =145 , K+= 4, Ca++=5, Mg++ =2, Cl- =109, Acetat = 24, Maleat= 5

309 - Dehidrasi isotonis, DHF, kasus braintrauma, syok hemoragik,

-

Kaen 3A*/ Tridex 27A*

Kaen 3B*/

Na+ =50, Cl- =50, K+ =10, Lactate 20, glukosa=27

Na+ =50, Cl- =50,

290

290

108

108

Rumatan cairan dan elektrolit (terutama Kalium)

Tridex 27B* K+ =20, Lactate 20, glukosa=27

dengan asupan oral terbatas

Page 16: Shock dan Resusitasi Cairan

Tonis itas

Nama Cairan Komposisi (/L) Osm Kal Indikasi Catatan

Hipo- tonis

Ringer Asetat Na+ =130 , K+= 4, Ca++=2,7-3, Cl- =108,7-127, Acetat = 28

273 - Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: diare, DHF, luka bakar, syok hemoragik, trauma

Dapat memperburuk edema serebral

NaCl 0,45% Na+ =77, Cl- =77 Pasien dg restriksi natrium Rawan oedem anasarka

Hiper tonis

Glukosa 10% Glukosa= 100 gr/l 556 400 Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik, kanker, sepsis dan defisiensi protein

Resiko hiperglikemia

NaCl 3% Na+ = 513,Cl- = 513 1026 - Koreksi Natrium

Mannitol 20% Glukosa= 200 gr/l 1228 - Diuretik sistemik pd kasus serebral edema (menurunkan TIK) , sindrom TURP, menurunkan TIO pd Glaukoma,

Ka-EN MG3*/ Tridex 100*

Na+=50, K+ =20, Cl- =50, Lactate- =20, Glucose=100 g

695 400 Asupan oral inadequate (karena stroke), anoreksia pasien dg kanker, malnutrisi, meningitis, diabetik asidosis

-

Page 17: Shock dan Resusitasi Cairan

CAIRAN KOLOID

Ø  Koloid adalah: a.  cairan yang mengandung albumin dalam plasma, b.  tinggal dalam intravaskuler cukup lama (waktu tinggal 3-6 jam ) c.  volume yang diberikan sama dengan volume darah. d. memiliki sifat protein plasma sehingga cenderung tidak keluar dari

membran Ø Koloid dalam pemberian harus dipantau sebab dapat berakibat

overload cairan karena koloid akan memperluas kedalam intravascular lebih besar daripada jumlah cairan infus sehingga dapat menyebabkan Decompesatio Cordis (payah jantung).

Ø Contoh cairan koloid: Dextran, dan Gelatin, Gelofusine, HES

(Hydroxyetyl Starches),

Page 18: Shock dan Resusitasi Cairan

JENIS CAIRAN KOLOID

●  Berdasarkan hasil Penelitian SAFE Study bahwa : 1.  Non Protein Colloids :

Ø  Sebaiknya digunakan sebagai pilihan kedua pada pasien yang tidak respon terhadap Crystalloid.

Ø  Boleh digunakan dalam kasus kebocoran katub jantung atau edema peripheral. Ø  Cairan Non Protein yang digunakan : Hemohes 6 %, Pentastarch

2. Protein Colloids : Ø  Seharusnya digunakan sebagai pilihan ketiga setelah Non protein colloids. Ø  Bagi pasien lanjut usia yang tidak dapat toleransi menerima cairan dalam jumlah besar. Ø  Beberapa untuk kasus diare yang albumin < 2 gr/dl. Ø  Pasien Nephrotic Syndrom Ø  Transplantasi hati dengan albumin < 2,5 gr/dl Ø  Pasien DSS dengan trombosit < 5 000 . Ø  Cairan Protein yang digunakan : Gelofudine 4 %, Lipofundin.

Page 19: Shock dan Resusitasi Cairan

PENGGUNAAN CAIRAN KOLOID

v  Berdasarkan hasil penelitian cairan koloid digunakan:

1. Resusitasi cairan pada penderita dengan syok hemorragic sebelum transfusi tersedia.

2. Resusitasi cairan pada hipoalbuminemia berat, mis: luka bakar.

3. Pasien post op yang mengalami gangguan plasma darah

Page 20: Shock dan Resusitasi Cairan

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 61

KOMPOSISI CAIRAN KOLOID

Cairan Koloid

Produksi Tipe Waktu paruh

Indikasi

Plasma protein

Human plasma

Serum consered Human albumin

4-15 hari a. Penganti volume b. Hipoproteinemia c. Hemodilusi

Dextran Leconostoc mesenteroid B512

D 60/70 6 jam a. Hemodilusi b. Gangguan

Mikrosirkulasi (stroke)

Gelatin Hidrolisis dari kolagen binatang

Modifien gelatin Urea linked Oxylopi gelatin

2-3 jam Subsitusi volume

Starch Hidrolisis asam dan EO

Hydroxyethyl 6 jam a.  Subsitusi volume b.  Hemodilusi

Page 21: Shock dan Resusitasi Cairan

ALBUMIN

v  Merupakan koloid alami dengan protein plasma 5% dan albumin manusia 5 dan 2,5%

v  Dapat digunakan pada kasus: a. Pengganti volume plasma dan protein pada

keadaan syok hipovolemia, hipoalbuminemia, hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary by pass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut, pancreatitis, mediasinitis, selulitis luas dan luka bakar, ARDS,

b. Pemberian Furosemide amp untuk menghindari penimbunan Albumin dalam tubuh.

Page 22: Shock dan Resusitasi Cairan

RUMUS ALBUMIN

v  Menghitung kebutuhan Albumin terhadap pasien :

{ (Albumin target - Albumin sekarang ) x BB (kg) x40 x 2 } 100

v Nilai normal Albumin : 3,5 - 4,5 gr/dl.

Page 23: Shock dan Resusitasi Cairan

PERBANDINGAN CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID

Kristaloid Koloid Komposisi menyerupai plasma (acetated ringer, lactated ringer)

Ekspansi volume plasma tanpa disertai ekspansi volume interstisial

Mengantikan volume dan meningkatkan Cardiac Output dan tekanan darah

Ekspansi volume lebih besar di bandingkan volume sama kristaloid

Bebas reaksi anafilaksis Masa kerja lebih panjang Bebas disimpan di suhu kamar Oksigenasi jaringan lebih baik Komplikasi minimal Gradien alveolar – arterial O2 lebih

sedikit Insiden edema paru dan /atau edema sistemik lebih rendah.

Page 24: Shock dan Resusitasi Cairan

DARAH

• Pembagian darah terdiri dari :

a.Plasma darah sebesar 55%

b.Sel –sel darah sebesar 45% yaitu : sel

darah merah (eritrosit), sel darah putih

(leukosit) dan trombosit.

•  Jumlah volume darah: 5-7%BB , dimana

plasma 5% dan eritrosit 2%.

Page 25: Shock dan Resusitasi Cairan

TRANSFUSI DARAH

v Transfusi dapat mengunakan Whole blood dan Packed Red Cells

v Whole blood digunakan: Pendarahaan Akut

v Packed Red Cell : a.  Hb < 8 gr/dL b.  Perdarahaan hebat 10 mL/kg, pada 1 jam

pertama c.  Perdarahaan > 5 mL/kg pada 3 jam

pertama.

Page 26: Shock dan Resusitasi Cairan

KOMPONEN DARAH

1. Whole Blood §  Digunakan hanya untuk penggantian volume §  Meningkatkan dan mempertahankan proses

pembekuan §  Diberikan dalam waktu 2 sampai 4 jam §  Masa hidup sampai 21 hari. 2. Packed Red Cells §- Meningkatkan massa sel darah merah §  Mengandung sel darah merah dan trombosit

sebagaian besar plasma di hilangkan. §  Masa hidup 21 hari

Page 27: Shock dan Resusitasi Cairan

KOMPONEN DARAH

3. Washed cell §  Digunakan bila kelebihan plasma dan antibodi

tidak diperlukan §  Diberikan dalam waku 2-4 jam §  Harus diberikan dalam waktu 4 jam sesudah

diproses (pencucian) 4. Transfusi Trombosit §  Mengobati kelainan perdarahaan atau jumlah

trombosit yang rendah §  Diberikan secara cepat §  Shelf life umumnya 6 sampai 72 jam

tergantung pada kebijakan pusat sumber trombosit di peroleh.

Page 28: Shock dan Resusitasi Cairan

TERAPI TRANSFUSI DARAH

v Kebutuhan transfusi darah diberikan pada: a.orang dewasa : jika perdarahaan > 15 % EBV b.bayi dan anak : jika perdarahaan > 10% EBV

v  Jumlah darah di hitung berdasarkan Estimated Blood Volume (EBV). v EBV Neonatus v EBV Bayi

= 90 mL/KgBB = 80 mL/KgBB

v EBV Anak + Dewasa = 70 mL/KgBB Maka rumus EBV = KgBB x EBV X Jumlah Pendarahan (%).

Page 29: Shock dan Resusitasi Cairan

TERAPI TRANSFUSI DARAH

v Kebutuhan darah berdasarkan Hb a. darah WB = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang)x BB (kg) x 6 b.  darah PRC = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang) x BB (kg) x 3 c. darah FFP = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang ) x BB (kg) x 10

Page 30: Shock dan Resusitasi Cairan

SHOCK

Page 31: Shock dan Resusitasi Cairan

SHOCK

•  Shock is a loss of effective circulation resulting in impaired tissue oxygen and nutr ient del ivery and causes l i fe threatening organ failure.

“ANZCOR Guideline 9.2.3 – Shock”

Page 32: Shock dan Resusitasi Cairan
Page 33: Shock dan Resusitasi Cairan

DO2

CaO2

CO

Sat % PaO2 Hgb

HR

SV

Preload

Contractility

Afterload

Page 34: Shock dan Resusitasi Cairan

JENIS SHOCK DAN PENYEBABNYA

v Loss of circulating blood volume à hypovolemic shock

v Cardiac causes à cardiogenic shock v Abnormal dilation of blood vessels à

distributive shock v Blockage of blood flow in or out of heart à

obstructive shock

Page 35: Shock dan Resusitasi Cairan

Hypovolemic Shock

•  severe bleeding (internal and / or external) •  major or multiple fractures or major trauma •  severe burns or scalds •  severe diarrhea and vomiting •  severe sweating and dehydration.

Page 36: Shock dan Resusitasi Cairan

Hypovolemic Shock: Bleeding

Page 37: Shock dan Resusitasi Cairan

% Blood Volume loss

< 15% 15 – 30% 30 – 40% >40%

HR <100 >100 >120 >140

SBP N N, DBP, postural drop

Pulse Pressure N or

Cap Refill < 3 sec > 3 sec >3 sec or absent

absent

Resp 14 - 20 20 - 30 30 - 40 >35

CNS anxious v. anxious confused lethargic

Treatment 1 – 2 L crystalloid, + maintenance

2 L crystalloid, re-evaluate

2 L crystalloid, re-evaluate, replace blood loss 1:3 crystalloid, 1:1 colloid or blood products. Urine output >0.5 mL/kg/hr

Page 38: Shock dan Resusitasi Cairan
Page 39: Shock dan Resusitasi Cairan

Hypovolemic Shock: Dehydration

Page 40: Shock dan Resusitasi Cairan

Hypovolemic Shock: Dehydration

Derajat Dehidrasi Dewasa Anak

Dehidrasi ringan 4 % 4% - 5%

Dehidrasi Sedang 6% 5% -10 %

Dehidrasi Berat 8% 10% - 15%

Syok 15% - 20 % 15% - 20%

v  Cairan resusitasi pada pasien dehidrasi tergantung derajat dehidrasi.

Rumus cairan resusitasi = Derajat dehidrasi x kg BB

Page 41: Shock dan Resusitasi Cairan

Hypovolemic Shock: Burns

Page 42: Shock dan Resusitasi Cairan

Hypovolemic Shock: Burns

v  Total Cairan : 4 cc x kgBB x LLB 1.  derajat ringan : LLB < 15 % 2.  derajat sedang : LLB 10 – 15% 3.  derajat berat : LLB > 20 %

v  Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama dan sisanya dalam 16 jam berikutnya.

Kebutuhan Cairan pada luka bakar menurut Formula Baxter.

Page 43: Shock dan Resusitasi Cairan

Cardiogenic Shock

•  heart attack •  dysrhythmias

(abnormal heart rhythm).

Page 44: Shock dan Resusitasi Cairan

Cardiogenic Shock

•  The primary goal in treating cardiogenic shock is to improve myocardial function.

•  Arrhythmias should be treated promptly.

Page 45: Shock dan Resusitasi Cairan

Distributive Shock

•  severe infection •  allergic reactions •  severe brain /

spinal injuries •  fainting.

Page 46: Shock dan Resusitasi Cairan

Distributive Shock

•  The initial approach to the patient with septic shock is restoration and maintenance of adequate intravascular volume – Fluids –  Inotropes/Vasopressors

•  Maintain organ perfusion, especially renal and splanchnic beds.

Page 47: Shock dan Resusitasi Cairan

Obstructive Shock

•  tension pneumothorax •  cardiac tamponade •  pulmonary embolus •  in pregnancy,

compression of large abdominal blood vessels by the uterus.

Page 48: Shock dan Resusitasi Cairan

Obstructive Shock

•  In the patient with obstructive shock, relief of the obstruction is the treatment of choice.

•  Maintenance of intravascular volume is vitally important in patients with all forms of obstructive shock.

•  Fluid resuscitation may improve the patient's cardiac output and hypotension temporarily.

•  DIURETICS SHOULD BE AVOIDED. •  Inotropes or vasopressors have a minimal role in the

management of obstructive shock, and these agents provide only temporary improvement

Page 49: Shock dan Resusitasi Cairan

INTIAL ASSESSMENT PADA SHOCK

•  Kaji apakah pasien mengalami hipovolemia. •  Indikators pasien membutuhkan resusitasi

cairan: – TD Sistolik < 100 mmHg – Heart rate > 90 bpm – Capillary refill time > 2 seconds atau perifer terasa

dingin – Respiratory rate > 20 bpm – National Early Warning Score (NEWS) > 5 – Kenaikan kaki secara pasif menunjukkan responsif

pada cairan

Page 50: Shock dan Resusitasi Cairan

INTIAL ASSESSMENT PADA SHOCK

•  Clinical examination should include an assessment of the patient's fluid status, including: –  pulse, blood pressure, capillary refill and jugular venous

pressure –  presence of pulmonary or peripheral oedema –  presence of postural hypotension.

•  Clinical monitoring should include current status and trends in: –  NEWS –  fluid balance charts –  Weight.

•  Laboratory investigations should include current status and trends: –  full blood count –  urea, creatinine and electrolytes.

Page 51: Shock dan Resusitasi Cairan

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page

Resusitasi cairan dikatakan berhasil bila:

a.MAP = Mean Arterial Pressure : ≥ 65 mmHg b.CVP = Central Venous Pressure : 8-12 mmHg c.Urine Output : ≥ 0,5 mL/ kgBB/jam

d. Central Venous (vena cava superior) atau Mixed Venous e. Oxygen Saturation ≥ 70%. f. Status mental normal

48

Page 52: Shock dan Resusitasi Cairan

CONTOH KASUS

•  Pasien datang ke unit gawat darurat dengan diantar polisi. Pasien datang dengan riwayat post KLL, terlihat luka di area muka, bahu serta fraktur terbuka di area femur.

•  Saat dilakukan pengkajian didapatkan data terdengar ngorok, RR 35 kali per menit, TD 90/60 mmHg, Nadi 130 kali per menit, GCS pasien E2M4V2.

•  Lakukan manajemen pada pasien tersebut?!

Page 53: Shock dan Resusitasi Cairan

INGAT!!!

•  Airway maintenance + Cervical spine protection

•  Breathing + Ventilation (Oxygenation) •  Circulation + Hemorrhage control •  Disability (neurologic evaluation) •  Exposure + Environmental control

Page 54: Shock dan Resusitasi Cairan

KESIMPULAN

•  Indikasi pemberian cairan didasarkan pada kasus keadaan penyakit pasien dan tidak melupakan anamnese riwayat penyakit pasien.

•  Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh.

•  Kolaborasi adalah kunci sukses dalam resusitasi cairan

Page 55: Shock dan Resusitasi Cairan

ADA PERTANYAAN??

Page 56: Shock dan Resusitasi Cairan

REFERENSI

•  American College of Surgeons. (2004). Advanced Trauma Life Support program for doctors: ATLS. Chicago: ACS.

•  B-Braun. Basic-IV fluids presentation •  Cook, L. S. (2003). IV fluid resuscitation. Journal of

Infusion Nursing, 26(5), 296-303. •  Johnson, J. Y., Lyons, E., & Vaughans, B. W. (2008).

Fluids and electrolytes demystified. New York: Mc Graw Hill

•  Kaufman, B. S. (1992). Fluid resuscitation of the critically ill.

•  Park, G. R. (2000). Fluid balance and volume resuscitation for beginners. London: Greenwich Medical Media.