so sterilisasi
DESCRIPTION
apalahTRANSCRIPT
SATUAN OPERASI
“STERILISASI”
Dosen Pengampu
Anak Agung Istri Sri Wiadnyani, S.TP., M.P
OLEH KELOMPOK 4:
SANDRA SEKARSARI (1411105023)
ALMADEA SELA GRACIA GINTING (1411105024)
NIDYA ELVIRA (1411105025)
NI MADE INTEN KUSUMA DEWI (1411105026)
FERDINANDUS OTNIEL SAHILATUA (1411105027)
DEWA GEDE EKA PRAYOGA (1411105028)
PRANITI RADYA ANDANA ILMA (1411105029)
PUTU EKA DITYA MAHENDRA (1411105030)
YESSICA KRISTANTI (1411105032)
ANAK AGUNG ISTRI AGUNG MAHYUNI (1411105033)
CORRY PERMATASARI SUHENDRA (1411105034)
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana
2015
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian atau
praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya
pekerjaan kita di laboratorium. Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi
sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang bertanggung jawab.
Dalam melakukan suatu pekerjaan bidang praktikum mikrobiologi sangat
dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu
dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat
melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang.
Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan
dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat
membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Maka adanya
metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat dan
dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba
seefektif mungkin. Kurangnya pemahaman sterilisasi dapat menyebabkan
munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau
kontaminasi mikroba dari lingkungan.
Berdasarkan pemaparan di atas maka kita tahu betapa pentingnya proses
sterilisasi dalam pengerjaan praktikum. Berikut materi sterilisasi yang akan
kita bahas pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian sterilisasi?
1.2.2 Apa saja metode sterilisasi?
1.2.3 Apa saja alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi ?
1.2.4 Apa keuntungan dan kerugian masing-masing metode sterilisasi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sterilisasi.
1.3.2 Untuk mengetahui metode sterilisasi.
1.3.3 Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi
1.3.4 Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian masing-masing
metode sterilisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua,
baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Sterilisasi dalam mikrobiologi
berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam
bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan
steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas
seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam
larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme
juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau
oleh filtrasi (Curtis, 1999).
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan
keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin
keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-
bidang lain pun sterilisasi ini juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai
tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora
yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus,
stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara
lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2),
dan radiasi ionnisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di
antaranya:
1. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan
masih berfungsi
2. Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label
yang jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal
pelaksanaan sterilisasi
3. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
4. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai
3
5. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang
steril
6. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka
pembungkusnya, bila terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang.
2.2 Metode Sterilisasi
A. Sterilisasi secara Fisik
Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia
tidak akan berubah akibat temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara
membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Berikut penjelasan
mengenai cara membunuh mikroorganisme :
a. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami
dehidrasi sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara
sehingga menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda atau bahan
yang tidak mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak
menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak
efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak
mineral, gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan
serbuk yang tidak stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk
mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Contohnya alat ukur dan penutup
karet atau plastik. Selain itu, bahan atau alat harus dibungkus, disumbat atau
ditaruh dalam wadah tertututp untuk mencegah kontaminasi setelah
dikeluarkan dari oven.
4
b. Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein
penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap
dilakukan menggunakan autoklaf dengan prinsipnya memakai uap air dalam
tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan
yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.
Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air
disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari
volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan
menyebabkan :
Penguraian gula
Degradasi vitamin dan asam-asam amino
Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar
Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada
temperatur yang lebih rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan.
Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah terjadinya
denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.
Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan
farmasi dan bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang
dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air, larutan dengan
pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastic
serta media untuk pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121oC
mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme
dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang
tahan pemanasan.
5
c. Pemanasan dengan Bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak
stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena
dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan
yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu
100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida
yang digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat
dan 0,2% klorokresol.
d. Air mendidih
Air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi
jarum spoit, penutup karet dan alat bedah. Bahan-bahan ini tertutupi oleh air
mendidih kurang lebih 20 menit, setelahsterilisasi bahan-bahan dipindahkan
dan air dengan pinset yang telah disterilkan menggunakan pemijaran untuk
meningkatkan efisiensi pensterilan dari air 5% fenol 1-2% Na carbonat atau
23% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat bahan-bahan logam.
e. Pemijaran
Memakai api gas dengan nyala api tidak berwarna atau api dari lampu
spiritus. Cara ini sangat sederhana, cepat dan menjamin sterilitas bahan / alat
yang disterilkan, sayang penggunaannya hanya terbatas untuk beberapa alat /
bahan saja. Seluruh permukaan alat harus berhubungan langsung dengan api
selama tidak kurang dari 20 detik. Benda-benda yang dapat disterilkan berupa
logam (pinset, penjepit krus), gelas / porselin (sudip, batang pengaduk, kaca
arloji, tabung reaksi, mulut wadah, erlemeyer, botol). Mortir dan stamper
disiram dengan alkohol mutlak kemudian dibakar. Bahan obat ( ZnO, NaCl,
Talk )
B. Sterilisasi Dengan Fraksinasi
a. Tyndalisasi
6
Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat
disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan dengan suhu
tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada
suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai
merupakan proses memanaskan medium atau larutan menggunakan uap
selama 1 jam setiap hari selama 3 hari berturut- turut
b. Pasteurisasi
Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu (650C selama 30’ atau
720C selama 15’ untuk membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.
Proses pasteurisasi sendiri tidak menyebabkan dampak yang berarti secara
fisik bagi makanan. Tidak ada peubahan rasa ataupun aroma. Pada
pasteurisasi juga tidak terjadi perubahan warna. Namun dari segi nutrient,
banyak dampak-dampak yang diakibatkan oleh pasteurisasi. Berdasarkan
beberapa penelitian, pateurisasi dapat merusak 38% vitamin B kompleks.
Selain itu, terjadi denaturasi protein selama proses ini berlangsung, dan
presipitasi mineral tidak terlihat
C. Sterilisasi Secara Kimia
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik dan desinfektan.
Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu
serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa
bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat di
pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium), alkohol,
fenol, hydrogen peroksida, zat warna ungu Kristal, derivate akridin, rosalin,
deterjen, logam-logam b0erat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-
propilakton (Volk, 1993)
Mekanisme Kerja Antiseptika dan Desinfektansia :
Penginaktifan enzim tertentu
7
Denaturasi protein
Mengubah permeabilitas membran sitoplasma bakteri
Intekalasi ke dalam DNA
Pembentukan khelat
Faktor-faktor yang mempengaruhi potensi desinfektan
Konsentrasi bahan
Waktu
pH
Temperatur
Sifat Mikroorganisme
Bahan-bahan khusus
D. Sterilisasi Secara Mekanik
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan.
Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring.
Filtrasi
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan cairan melalui suatu bahan
penyaring yang memiliki pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme
dengan ukuran tertentu. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang
peka terhadap panas seperti serum, toksin kuman, antibiotik dan sebagainya.
Macam-Macam Filter Yang Digunakan Di Laboratorium
Saringan seitz, terbuat dari asbest
Saringan Barkefeld, terbuat dari tanah diatomae
Saringan chamberland, terbuat dari porcelin
Saringan Fritted glass, terbuat dari gelas.
Diameter pori 0,40 μm dan 0,75 μm untuk filtrasi bakteria, sedang pori 0,22
μm harus bebas dari virus
E. Sterilisasi Secara Radiasi
8
Sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar X dan sinar katoda yang
berkecepatan tinggi. Diserap oleh banyak bahan seluler utamanya asam nukleat.
Sinar ultraviolet digunakan untuk mensterilkan ruangan ataupun tempat kerja
yang memerlukan sterilitas (laminar air flow). sterilisasi dapat tercapai setelah
semalam atau antara 18-24 jam. Contohnya Sinar X dan sinar gamma dapat
membunuh mikroba karena merusak DNA dan menyebabkan ionisasi komponen
sel lainnya.radiasi dengan sina x atau sinar gamma sering di gunakan untuk
sterilisasi benda – benda yang tidak tahan suhu tinggi .miaslnya pompa suntik dari
plastik obat- obatan,alat operasi.
a. Sinar Infra-Merah
Metode ini adalah bentuk sterilisasi dengan udara panas, yang baik
digunakan untuk mensterilkan alat-alat dari gelas dan metal dimana alat-
alat tersebut dilewatkan selama 10 menit pada satu ruang yang disinari
sinar infra-merah dengan temperatur 190˚C.
b. Sinar Ultra-Violet
Dipakai untuk menghilangkan mikroorganisme dari udara, mensterilkan
kamar/ruangan, mensterilkan alat-alat dari plastik dan lain-lain bahan yang
tidak tahan panas. Radiasi dengan sinar ultra-violet juga digunakan untuk
sterilisasi air minum. Semua bentuk bakteri, jamur dan virus akan
dimatikan oleh sinar dengan kekuatan <300 nm. Termasuk Protozoa dan
algae juga dapat dirusak atau dihambat pertumbuhannya.
2.3 Alat-alat untuk Sterilisasi
1. Oven (Hot Air Sterilizer)
Digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas
yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara yang
didalamnya mandapat udara yang panas melalui panas daya listrik. Sebelum
dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan petri, labu ukur, batang
pengaduk, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi atau- alat yang terbuat dari
kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya
9
keretakan dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-
alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai
mulut ditutup dengan kapas seperti labu ukur pipet tetes, tabung reaksi,
Erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri dan labu ukur setelah ditutup dengan
kapas, dibungkus lagi dengan kertas sedangkan untuk batang pengaduk
dibungkus seperti biasa. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak
terkontaminasi dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada
umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang sudah dibungkus dimasukkan
kedalam oven dengan temperature 170-180 oC selama 1-2 jam. Setelah
pemanasan selesai oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini
bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang
mengandung partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan
untuk melakukan percobaan. Suhu yang digunakan 170oC – 180 oC
(Lachman, 1994).
(gambar Oven (Hot Air Sterilizer))
2. Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C. Suhu
dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi
10
memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding
dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu
1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan
digunakan suhu 1210C atau 249,8 0F adalah karena air mendidih pada suhu
tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian
di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk
autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi
maka air akan mendidih pada suhu 1210C. Ingat kejadian ini hanya berlaku
untuk sea level, jika di laboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka
pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada
ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya
tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan
mati jika dididihkan pada suhu 1210C dan tekanan 15 psi selama 15 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan
akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi
autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup
uap atau udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat
tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai
dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai,
sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga
mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat
digunakan mikroba penguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora
yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara
komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore strip ini dimasukkan dalam
autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu ditumbuhkan pada
media. Jika media tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja
dengan baik. Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan
autoklaf adalah :
1. Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan
enzim
11
2. Pelarut organik, seperti fenol
3. Buffer dengan kandungan detergen
Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi
coklat) dan hancurnya substrat dapat dilakukan pencegahan sebagai
berikut :
1. Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau
senyawa fosfat
2. Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone)
atau senyawa garam mineral lain
3. Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar
4. Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf
5. Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0
Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total
volumenya, sisa ruang dibirkan kosong. Jika mensterilkan media 1 liter
yang ditampung pada erlenmeyer 2 liter maka sterilisasi diatur dengan
waktu 30 menit.
(gambar autoklaf)
3. Mesin Pasteurisasi
Alat-alat pasteurisasi bergantung pada tipe produk yang akan dihasilkan.
Pada makanan dalam kemasan, digunakan
a. Steam tunnels
12
Tunnel tersebut dibagi menjad beberapa heating zone. Lalu water
spraymemanaskan kemasan, ketika kemasan tersebut melewati tiap zona
pada conveyor. Pemanasan ini dilakukan pada temperatur pasteurisasi
yang diinginkan, biasanya dibawah titik didih air. Ketika makanan dalam
kemasan tersebut akan keluar dari satu heating zone, makanan tersebut
sekaligus didinginkan dengan menggunakan water spray juga.
(Steam tunnels)
b. Plate Heat Exchangers
Pada pasteurisasi dalam makanan yang tidak dimasukkan dalam kemasan,
digunakan alat bernama Plate heat exchangers. Terdiri dari beberapa plat
stainless steel tipis yang terikat pada metal frame. Plate-plat tersebut
membentuk channel parallel. Lalu makanan cair dan medium pemanas
dilewatkan di channel dengan pola alir counter-current. Setelah melalui
pemanasan, makanan cair tersebut didinginkan.
13
(Plate Heat Exchangers)
2.4. Kelebihan dan Kekurangan Masing-masing Metode Sterilisasi
1. Sterilisasi Panas Kering
Keuntungan :
1. Dapat digunakan untuk membunuh spora dan bentuk vegetatifnyadari semua mikroorganisme (Lachman: 1263).
2. Umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektifdisterilkan dengan uap air panas (Ansel: 413).
3. Metode pilihan bila dibutuhkan peralatan yang kering atau wadahyang kering seperti pada zat kimia kering atau larutan bukan air (Ansel: 414).
Kerugian:
1. Hanya digunakan untuk zat-zat yang tahan penguraian pada suhu diatas
kira-kira 140 C (Lachman: 1263).
2. Karena panas kering efektif membunuh mikroba dengan uap
air panas, maka diperlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktuyang
lebih panjang (Ansel: 413).
2. Sterilisasi Uap Panas
Keuntungan :
14
1. Adanya uap air dalam sel mikroba menimbulkan kerusakan
padatemperatur yang relatif rendah daripada tidak ada kelembaban(Ansel:
412).
2. Metode ini digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan-bahanyang dapat
tahan terhadap temperatur yang digunakan dan penembusan
uap tetapi tidak timbul efek yang tidak dikehendakiakibat uap air (Ansel :
413).
3. Sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih mudahdibunuh (Ansel :
413).
4. Dipergunakan untuk larutan jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut operasi
dan instrument (Ansel :413).
5. Dapat membunuh semua bentuk mikroorganisme vegetatif(Scoville`s
408).
Kerugian :
1. Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak lemak,sediaan
berminyak dan sediaan yang tidak dapat ditembus olehuap air atau
pensterilan serbuk terbuka yang mungkin rusak olehuap jenuh (Ansel :
413).
2. Spora-spora yang kadar airnya rendah, sukar dihancurkan (Ansel :413).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua
mikroba hidup dan spora-sporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu :
Sterilisasi Fisik, Sterilisasi Fraksinasi, Sterilisasi secara Kimia, Sterilisasi secara
Mekanik, Sterilisasi secara Radiasi.
Alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi antara lain: 1. Oven (Hot Air
Sterilizer), 2. Autoklaf, 3. Mesin Pasteurisasi. Masing-masing metode sterilisasi
mempunyai keuntungan dan kerugian.
3.2 Saran
Sterilisasi membutuhkan ketelitian dalam pengerjaannya, pelaksana
diharapkan berhati-hati karena apabila terjadi kesalahan pada proses sterilisasi
pelaksana harus mengulang kembali agar tidak terjadi kesalahan hasil penelitian
pada proses penelitian tersebut.
16