strategi penyaluran dana injraq dan (studi...
TRANSCRIPT
STRATEGI PENYALURAN DANA INJrAQ DAN
SHADAQAH MELALUI SKIM[
QARDHUL HASAN
(Studi Kasus Pada BAZIS Propinsi DI<I Jakarta)
OLEH:
MAFTUKHA
103046128342
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUD! MUAMALAT (EKONC>MI ISLAM)
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUl(UM
UIN SY ARIF HIDAY A TULLAJI
JAI<ARTA
1428 H/2007 M
STRATEGI PENYALURAN DANA INFAQ DAN SHADAQAH
MELALUI SKIM QARDHUL HASAN
(Studi Kasus Pada BAZIS Propinsi DKI Jakarta)
SKRIP SI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Saijana Ekonomi Islam
Oleh:
MAFTUKHA NIM. 103046128342
Di Bawah Bimbingan,
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMJ[ ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM[
UIN SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Stratcgi Pcnyaluran Dana Infaq dan Shadaqah Melalui
Skim Qardhul Hasan Studi Kasus BAZIS Propinsi DKI Jakarta" telah diujikan
dala111 Sidang Munaqasrnh Fakultas Syariah dan Hukum UfN SyarifHidayatullah
.lakana. pada tanggal 2-1September2007 Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syar;it 1111tuk me111peroleh Clelar Sarjana Program Strata I
Ketua
Sekretnris
(SJ) Pad a Program Studi Muamalat Konsentrasi
Perbankan Syariah
Jakarta, 24 September 2007
' /
Prof. . H. M. Amin Suma. S.H .. MA., MM. NJP. 50210422
PANITIA VJIAN
: Euis Amalia. 1\1.Ag. NIP. 150 289 264
: Ah. Azharuddin Lat hi I', 1\1.Ag. NIP. 150 :i18 308
Pembimbing I : Prof. Dr. H Fathurrahrnan Jamil. MA NJP. 15022824
Penguji I
l'enguji I I
: Dr. Ir. Murnsa Sarkaniputra !\:IP. 080 030 109
: Hamid Farihi. MA. NIP. >I 50;2Gil I 87
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri
(UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telaih saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakaita, 24 September 2007
Matlukha
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi penyaluran dana
infaq dan sbadaqab melalui skim Qardbul Hasan di BAZIS Propinsi DKI Jakarta dan
apakab penyaluran dana infaq dan sbadaqab melalui skim Qardbul Hasan dapat
meningkatkan kesejabteraan ekonomi masyarakat.
Data penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleb dari responden
melalui kuisioner dan wawancara dengan karyawan BAZIS Propinsi DKI Jakarta
serta data sekunder yang diperoleb dari laporan-laporan dan data-data berupa data
kualitatif yang dikeluarkan oleb BAZIS yang akan dikelolah menjadi data kuantitatif.
Dari basil penelitian ini di dapat diketahui babwa, berdasarkan basil analisi
SWOT tentang Strategi penyaluran dana infaq dan sbadaqah dengan skim Qardbul
Hasan di BAZIS dapat ditarik kesempatan bahwa strategi BAZIS tentang penyaluran
dana infaq dan sbadaqah berada pada koordinat titik (-2,-8) atau berada pada
koordinat IV (negative, negative) yang manandakan babwa strategi penyaluran dana
infaq dan sbadaqab dengan skim Qardbul Hasan di BAZIS lemab dan menghadapi
tantangan besar. Atas
posisi eksisting seperti ini, Pearce dan Robinson memberikan rekomendasi
strategi yang diberikan adalah strategi bertaban, artinya kondisi utama organisasi
lemah yang dibadapkan pada situasi eksternal yang sulit menyebabkan organisasi
berada pada piliban dilematis, karena itu organisasi disarankan untuk menggunalcan
strategi bertaban, yakni rnengendalikan kinerja internal agar tidak terperosok. Strategi
ini dipertahankan sambil terns berupaya membenahi diri. Y akni seperti prosedur
pengajuan dana qardhul hasan terlalu rumit menurut para responden penerima dana
qardhul hasan hampir (50%). Jadi BAZIS harus lebih mempermudah dalam hal
peminjaman dana qardhul hasan dan juga BAZIS harus mensurvei dulu kelayakan
dulu orang yang akan menerima dana qardhul hasan secara ketat dan tepat.
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner dapat ditarik kesimpulan bahwa dari
32 responden yang meminjam dana Qardhul Hasan menyatakan bahwa pinjanrnn
dana infaq dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan sudah efektif w1tuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat hampir 43,8 %, karena dengan
adanya dana Qardhul Hasan yaitu bantuan illltuk modal usaha sangat membantu
pedagang kecil untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Berdasarkan indikator-indikator kesejahteraan rakyat dalam buku ekonomi
pembangunan, bahwa masyarakat yang menerima dana qardhul hasan masih cukup
jauh uutuk mencapai kesejhteraan ekonomi masyarakat. Namilll dengan adanya
bantuan modal dana yakni dengan bentuk qardhul hasan dari BAZIS Propinsi DKI
Jakarta dapat meringankan beban masyarakat.
KATAPENGANTAR
"Bismillalzirroltmanirroltiim"
Alhamdulillah. Segala puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan inayah-Nya tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan.
Selanjutnya shalawat dan salam senantiasa kami persembahkan kepada Nabi
Muhammad saw., yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar sekaligus
menyempurnakan akhlak manusia melalui petunjuk Ilahi.
Adapun tugas akhir skripsi ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar
besarnya kepada:
I. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Bpk. Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH.,
MA.,MM.
2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum,
Ibu. Euis Amalia, M.Ag. dan Bpk. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag.
3. Pembimbing kami, Bpk Prof.Dr.H.Fathurrahman Jamil.. MA yang telah
senantiasa memberikan kami waktu, kritik, saran dan masukan hingga
terselesaikannya skripsi kami ini.
4. Dosen-dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum khususnya Dosen Mu'amalah
yang telah menganugerahkan beberapa materi, ilmu dan tuntutan serta budi
pekertinya semasa kuliah hingga se]esia skripsi ini.
5. Lembaga Pegelolah Zakat (LAZ) BAZIS Propinsi DK! Jakarta yang telah
bersedia membantu dan mendukung kami dalam melakukan penelitian ini.
6. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas
Syariah dan Hukum serta Perpustakaan umum lainnya.
7. Kepada !bu. Dwi Nm"aini Ihsan, SE, MM, yang telah memberikan bimbingan
dan mengarahkannya dengan penuh kesabaran.
8. My Big Family, Ayahanda Bpk. Muslim Khairi dan lbunda tercinta
Almarhumah Nurlelah yang tidak henti-hentinya mendoa1:an dan memberikan
pengorbanan yang tak terhitung nilainya. Adik-adiku dan saudarku tersayang
Sartika, As' ad, k' Asiah, k'Mala, k'Basir, k'la, k'Oop. Tuk Wiryadi Utama
dan keluarga terima kasih atas segala perhatian dan dukungan yang selalu
diberikan.Tuk !bu Hj.Dra.Kartini Msi terima kasih atas bantuannya, hatimu
sungguh mulia. Kepada para sahabat, Nia, Mide, Bety, Nola, Dedeh, Wita,
Jannah, Qorib dan Mine terima kasih.
Demikian, semoga tugas akhir ini dapat diterima oleh semua pihak. Apabila
masih terdapat kekurangan mohon masukan dan saran, agar kami dapat memperbaiki
kekurangan tersebut di waktu yang akan datang. Amin.
Jakarta, 7 September 2007
Penulis
DAFTAR ISi
KATA PENGANTAR. ................................................................................................ i
DAFT AR ISi.. .. .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL. .................................................................................................... vi
DAFT AR GAMBAR ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. ix
BABl PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masai ah .................................................................. 1
B. Rumusan dan Batas an Masai ah ...................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 5
D. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 6
E. Kajian Pustaka ................................................................................. 7
F. Metode Penelitian ............................................................................ 8
G. Sistematika Penelitian .................................................................... 11
BABII KERANGKA TEORI
A. Pengertian Strategi, Zakat, Infaq dan Shadaqah ........................... 12
I. Pengertian Strategi dan Analisis SWOT ................................. .12
2. Pengertian Zakat, Infaq dan Shadaqah ................................... 19
B. Landasan yang berhubungan dengan ZIS dan Dasar Hukum ....... 22.
""
C. Teori Qardhul Hasan ..................................................................... 26
D. Teori Distribusi ............................................................................. 28
BAB III GAMBARAN UMUM BAZIS DKI
A. Sejarah berdirinya BAZIS Propinsi DK! Jakarta ......................... 32
B. Landasan Hukum BAZIS Propinsi DK! Jakmta ............................ 37
C. Visi, Misi, dan Tujuan BAZIS DKI.. ........................................... 38
D. Struktur Organisasi ...................................................................... .41
E. Penyaluran dan Penggunaan Dana ZIS ......................................... .44
F. Prosfek dan Perkembangan BAZIS DKI.. ................................... .47
BAB IV PEMBAHASAN
A Strategi Penyaluran Dana Infak dan Shadaqah Melalui Skim
Qardhul Hasan pada BAZIS DIG ................................................. 50
I. Penyaluran Dana ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah) di BAZIS
Propinsi DIG Jakarta ................................................................ 50
2. Strategi Penyaluran Dana lnfaq dan Shadaqah Melalui Skim
Qardhul Hasan serta Analisis SWOT ..................................... 52
B. Analisis Penyaluran Dana lnfak dan Shadaqah Melalui Skim
Qardhul Hasan pada BAZIS Propinsi DKI Jakarta ..................... 66
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................ 81
B. Saran-saran ............................................................ 83
DAFTAR PUST AKA ............................................................................................... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................... 87
DAFT ART ABEL
Tabel 2.1. Scoring Hasil Curah Pendapat Analisi Internal............................. 18
Tabel 2.2. Scoring Hasil Curah Pendapat Analisis Eksternal.. .......................... 18
Tabel 4.1. Hasil Analisa SWOT Penyaluran Dana Infaq dan Shadaqah dengan Skim
Qardul Hasan Di BAZIS ..................................................................... 63
Tabel 4.2 Jenis Kelamin dan Status Nikah ................................................................. 67
Tabel 4.3 Pendidikan terakhir, Jenis Usaha dan Penghasilan .................................... 68
Tabel 4.4 Prosedur Peminjaman Dana Qardul Hasan di BAZIS DKI Jakarta...... 69
Tabel 4.5 Pelayanan di BAZIS terhadap Peminjam Dana Qardul Hasan............ 70
Tabel 4.6 Kondisi Ekonomi I Keuangan Masyarakat Sebelum Mendapatkan Dana
Qardul Hasan .................................................................................. 70
Tabel 4.7 Jumlah Pinjaman Dana Qardul Hasan antara 1-3 juta, apakah dapat
mencukupi kebutuhan modal usaha ? .......................................................................... 71
Tabel 4.8 Dana Pinjaman Qardul Hasan di BAZIS Provinsi DKI Jakarta apakah
sebagian untuk konsumsi ? ......................................................................................... 71
Tabel 4.9 Dana Pinjaman Qardul Hasan di BAZIS Provinsi DKI Jakarta apakah
untuk modal usaha ? ................................................................................................... 72
Tabel 4.10 Jangka Waktu yang diberikan antara 10-12 bu.Ian apakah sudah
melengkapi untuk mengembalikan dana pinjaman Qardul hasan ? ............................ 73
Tabel 4.11 Angsuran pembayaran dana pinjaman Qardul Hasan di BAZIS tiap
bulannya apakah Ian car ? ............................................................................................. 73
Tabel 4.12 Dengan adanya modal usaha yang diberikan BAZIS Provinsi DK! Jakarta
apakah dapat membantu usaha lebih berkembang ? ................................................... 74
Tabel 4.13 Apakah dengan usaha lebih berkembang maka dapat keuntungan lebih
banyak sehingga pendapatan meningkat ? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75
Tabel 4.14 Apakah dengan pendapatan meningkat sehingga dapat tercukupi untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari ? ............................................................................. 75
Tabel 4.15 Apakah dengan meningkatnya pendapatan, Andajadi rutin berzakat? ... 76
Tabel 4.16 Apakah rutin mengisikan sebagian Pendapatan untuk ditabungkan? ...... 76
Tabel 4.17 Apakah penyaluran dana pinjaman Qardhul Hasan tepat kepada yang
membutuhkannya? ....................................................................................................... 77
Tabel 4.18 Apakah Pinjarnan dana infaq dan shadaqah dengan skim qardhul Hasan
sudah efektifuntuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ? ................................. 77
DAFTAR GAMBAR
Garn bar 2.1. Kuadrat SWOT Pearce dan Robinson ................................... 17
Gambar 3.1 Bagan Susunan Organisasi Badan Amil, Zakat, Infaq, dan Shadaqah
Provinsi DKI Jakarta ................................................................................................ 41
Garn bar 4.1. Posisi Strategi Penyaluran Dana Infak dan Shadaqah dengan Skim
Qardhul Hasan di BAZIS Propinsi DKI Jakarta ....................................... : ................ 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian di BAZIS DK! Jakarta
Lampiran 2. Interview/Wawancara dengan BAZIS DK! Jakarta
Lampiran 3. Lembar Kuisioner
Lampiran 4. Tabel Krecjie Dengan Tingkat Kesalahan 5 %
Lampiran 5.Bagan Prosedur Penyaluran Dana Pinjarnan Modal Usaha Kembali
Pokok (Qardhul Hasan)
Lampiran 6. Contoh Formulir PS Permohonan Bantuan Dana Pir\iarnan
Lampiran7. Contoh Formulir Pl 0 Hasil Wawancara Calon Penerima Dana Pinjaman
Lampiran 8. Contoh Formulir Pl 1 Surat Perjanjian Bantuan Dana Piajarnan
Lampiran 9. Contoh Formulir Pl2 Surat Perintah Membayar Uar1g (SPMU)
Lampiran 10. Contoh Formulir P13 Kartu Pembayaran Angsuran Pinjaman Modal
Usaha.
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan dan fungsi ZIS (Zakat, Infak dan Shadaqah) yang aktual adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan tingkat kehidupan umat Islam
yang lebih baik, terutama yang tergolong fakir dan miskin, Oleh karena itu potensi ZIS
dikalangan umat Islam perlu terus digalih, disempurnakan mekanismenya dan diarahkan
untuk mengentaskan umat Islam yang masih hidup dalam kemiskinan.
Kemiskinan dengan segala dimensinya merupakan pennasalahan yang harus
diatasi melalui program pemerintah dan partisipasi semua elemen masyarakat.Menteri
Koordonator Bidang Kesejahteraan Rakyat mengungangkap bahwa tingkat kemiskinan
pada tahun 2005 sama dengan kondisi 15 tahun lalu. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistic (BPS), jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 sebesar 36,1 juta orang atau
16,6 persen dari seluruh penduduk Indonesia. 1
Sementara itu angka pengangguran di negara kita saat ini paling tinggi diantara
negara-negara ASEAN. Begitupun Indeks Pembangunan Manusia (Humen Devlopment
Index) Indonesia masih menempati peringkat 111 dari 171 negjl,f,1,l,.4i f r-;;;,'.f."Li·- -I
1 BAZIS Propinsi DKI Jakarta, Manajemen ZIS BAZIS Propinsi DK! Jakarta, Jakarta: BAZt& Propinsi DKI Jakarta, 2006 cet pertama, hal vii
2
dunia.2 Bahkan jika menggunakan standar kemiskinan menurut Bank Dunia, yaitu
sejumlah penduduk yang berpendapat 2 dollar AS per hari, maka angka kemiskinan di
Indonesia menjadi 53,4 persen.
U ntuk menyelesikan persoalan-persoalan yang ada, kehadiran BAZIS Propinsi
DKI Jakarta memiliki nilai yang strategis, terutama bagi masyarakat Jakarta. Kerja
cultural dan structural terus menerus dilakukan. Dengan berpijalc pada Surat Keputusan
Gubemur DKI Jakarta No. 120 tahun 2002 BAB II mengenai kedudukan dan fungsi,
maka BAZIS Propinsi DKI Jakarta berusaha untuk terus memberi arti bagi masyarakat
Jakarta.3
Upaya itu meliputi antara lain memberikan bantuan bagi masyarakat di wilayah
DKI Jakarta. Dalam haI ini bantuan yang bersumber dari ZIS ada yang berkategori
produktif dan konsumtif karitatif. Kategori produktif memiliki dua sasaran yaitu:
pertama carachter building berupa bantuan pendidikan bagi kelompok kurang mampu,
kedua produktif dari segi ekonomi. Ada dua pendekatan yang digunakan w1tuk modal
usaha produktif ini yaitu pendekatan Mudharabah dan Qardhul Hasan.
Dan penulis tertarik untuk meneliti tentang pendekatan Qardhul Hasan yaitu
bantuan tanpa bagi basil yang diberikan pada para pedagang kecil yang ada pada sekitar
tempat tinggal mereka. Proses ini diperlancar oleh kehadiran Supervisi Program dari
pihak BAZIS Propinsi DK! Jakarta. Kolektor berfungsi melakukan crosscheck sebelum
dan sesudah pem berian bantuan.
2 BAZIS Propinsi DKI Jakaita, Manajemen ZIS BAZJS Propinsi DK/ Jakarta, hal viii 3 BAZIS Propinsi DKI Jakarta, Manajemen ZJS BAZIS Propinsi DK/ Jakarta, hal 42
3
Program dari pihak BAZIS Propinsi DK! Jakarta. Kolektor berfungsi melakukan
crosscheck sebelum dan sesudah pemberian bantuan.
Karena Qardhul Hasan adalah pinjaman tanpa bagi hasil, dimana penerima
pembiayaan hanya diwajibkan mengembalikan pokok pinjmnan pada waktu jatuh
tempo dan hanya membebani alas biaya administrasi.4 Dalam waktu yang telah
ditentukan, diperkirakan mereka slidah baralih menjadi muzzaki atau sekurang
kurangnya telah mampu bersedekah. Bukti kemampuan itu ditunjukan dengan cara
mengembalikan dana (pinjaman) yang dimaksud.
Yang menjadi permasalahannya adalah hanya sedikit para musta11iq yang
sanggup (mau dan mampu) mengembalikannya. Belajar dari pengalaman ini maka
harus lebih selektif dalam menyeleksi yang berhak menerima bantuan produktif itu.
dengan pengawasan yang lebih baik. Beberapa faktor yang penghambat
pengembalian dana bantuan yang bersifat produktif itu adalah pandangan mustahik
sendiri yang dana itu tidak wajib dikembalikan lagi karena dianggapnya tidak ada
ketentuan mengembalikannya dalam agama, jumlah dana yang diberikan terlalu kecil
untuk modal usaha, para mustahiq belum memiliki pola fikir berwiraswasta dan ada
mustahiq dana prodiktif yang pindah alamat tanpa diketahui alamat yang baru.
Oleh sebab itu perlu strategi-strategi dalam penyalurar1 dana ZIS secara
maksimal. Otomatis pengusaha kecil yang potensial dan tidak mempunyai modal
dapat dibantu secara keseluruhan dan merata. Sehingga perekonomian dapat berjalan,
pengangguran dapat diminimalisir, dan mengentaskan kemiskinan. Dan juga sehingga
4 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YPKN, ha! 53
4
tidak akan terjadi penyalagunaan dana ZIS oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.
Dengan demikian pola strategi penyaluran ZIS hamslah mencapai berbagai
aspek dengan memperhatikan hak, nilai dan keyakinan yang hams dihormati dan
hams disertai kesadaran bahwa tujuan akhir dan pembahan yang dilakukan adalah
untuk memperbaiki tingkat kesejahtaraan selumh masyarakat, bukan hanya sekedar
menaikkan pendapatan satu kelompok saja.
Agar menjadi sumber dana yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan
masyarakat perlu adanya strategi penyaluran dana ZIS yang lebih profesional dan
dapat dipertanggung jawabkan dangan mengefektifkan kembali lembaga amil zakat
sekaligus mengoptimalkan penyalurannya. Dengan alasan tersebut diatas penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai " Strategi Penyaluran Dana Infak
dan Shadaqah melalui Skim Qardhul Hasan" pada BAZIS Propinsi DKI
Jakarta.
B.Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan paparan diatas dapat dikemukaan rumusan pokok masalah yang
menjadi fokus penelitian, yakni strategi penyaluran dana Infak dan Shadakah
melalui skim Al-Qardhul Hasan di Bazis DKI
Mengingat cakupannya yang sangat luas dan adanya berbagai keterbatasan
masalah yaitu:
I. Manajmen pengumpulan, penyaluran dan pendayagunaan dana ZIS
5
2. Keterlibatan pemerintah dalam pengeloaan dana ZIS
3. Sumber daya manusia pada lembaga pengelolaan ZIS yang kurang baik dari
segi kualitas dan kuantitasnya.
4. Krisis moneter dan kondisi perekonomian yang belum pulih yang
mengakibatkan para mustahik kesulitan mengembalikan pinjaman.
Maka pokok masalah adalah:
I. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Bazis Propinsi DKI Jakarta dalam
penyaluran dana Infaq dan Shadaqah melalui skim Qardhul Hasan?
2. Apakah penyaluran dana Infak dan Shadagah melalui skim Qardhul Hasan
dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui strategi penyaluran dana infak dan shodaqah melalui skim
Qardhul Hasan di Bazis DKI.
b. Mengetahui apakah penyaluran dana infak dan shadagah melalui skim
Qardhul Hasan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat?
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademisi
I) Menambah wawasan keilmuan ekonomi Islam tc:ntang penyaluran
dana infag dan shadagah bagi masyarakat pada um umnya
6
2) Bagi penelitian, diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan
penelitian strartegi penyaluran dana infaq dan shadaqah melalui skim
Qardhul Hasan
3) Dan bagi penulis diharapkan dapat menambah wawasan penulis
tentang strategi penyaluran dana infak dan shadaqah melalui skim
Qardhul Hasan.
b. Manfaat Praktisi
I) Agar masyarakat mengetahui dan memahami penyaluran dana infak
dan sadakah melalu skim Qardhul Hasan. Sehingga dapat
berpartisipasi dalam menyalurkan dana ZIS pada Bazis Propinsi DKI
Jakarta.
2) Sebagai bahan masukan bagi Bazis Propinsi DKI Jakarta dalam
strategi penyaluran dana infak dan shadaqah melalui skim Qardhul
Hasan.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, wilayah penelitian adalah BAZIS Propinsi DKI Jakarta
Jalan H. Awaludin ll I Jalan KH. Mas Mansyur Tanah Abang Jakarta Pusat tepatnya
di Gedung Lembaga Bahasa dan Ilnrn Al-Quran (LBIQ). Dan sekarang pindah untuk
sementara waktu digedung Prasada Sasana Karya (Prasaka) jalan Suryopranoto No. 8
Petojo Utara Jakarta Pusat, hingga gedung lama se]esai dibangun.
7
E. Kajian Pustaka
Pembahasan tentang ZIS (Zakat, Infak dan Shadaqah) telah dilakukan oleh
penelitian sebelumnya sedikitnya terhadap 2 penelitian yang dapat dijadikan sebagai
fokus kajian kepustkaan berkenaan dengan topic yang dipilih penulis dalam
penelitian ini
Pertama penelitian yang dilakukan oleh Faradillah (2006) dengan judul
"Efektifitas penyaluran zakat dalam meningkatkan pendapatan mustahik pada laznas
Bagan Sejahtera Mitra (BSM) umat ". Sesuai dengan hasil analisis data maka
didapatkan hasil bahwa manajemen penyaluran zakat yang dilaksanakan Laznas BSM
Umat kurang efektif dalam meninngkatkan pendapatan mustahik. Salah satu faktor
penyebabnya adalah pola pembinaan Mitra Mustahik mengelola dan
mengembangkannya.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Lili Amalia (2007) dengan judul "
Kontribusi Dana Produktif BAZIS Provinsi DKI Jakarta Terhadap Tingkat
Keuntungan Para Pedagang Kecil Dan Menengah ". Penelitian ini menggunakan
teknik analisa data yaitu uji hipotesis dengan mengunakan korelasi pearson dan
korelasi ganda sesuai dengan hasil analisis maka didapatkan kesimpulan bahwa
tingkat keuntungan pedagang kecil dan menengah yaitu lama bermitra dan jumlah
pinjaman bersama-sama berkontribusi sebsar 92% dan yang 8% dipengamhi oleh
kontribusi lain. Dengan uji F (Fisher) adalah sebesar 166,75 artinya ada hubungan
positif yang signifikan antara lama bermitra dan jumlah pinjaman terhadap tingkat
keuntungan para pedagang kacil clan menengah (dapat diterima).
8
Berdasarkan dua penelitian tersebut yaitu di (BSM) Umat dan BAZIS
Provinsi DK! Jakarta dengan judul " Strategi Penyaluran Dana Infak dan Shadaqah
dengan Skim Qardlml Hasan." dan yang peneliti fokuskan disini adalah strategi
penyaluran dana infak dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan di BAZIS dan
apakah penyaluran dana infak dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan dapat
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
F. Metode Penelitian
a. Jenis penelitian ini yang digunakan dalam skripsi ini adalah:
I) Penelitian pustaka (libraliry reseach). Dalam ha! ini penulis menelaah
data tertulis yang berhubungan topik permasalahan penelitian baik dalam
bentuk buku, artikel, makalah, majalah dan lain-lain, untuk menemukan
kajian teoritis.
2) Penelitian lapangan (field reseach), untuk mendapatkan data-data secara
langsung dari objek penelitian
b. Populasi clan Sampel
Populasi aclalah objek penelitian, clalam ha! ini populasi penelitian dalam
skripsi ini adalah masyarakat clan karyawan yang mendapat bantuan clana Qardhul
Hasan dari BAZIS Propinsi DK! Jakarta yang berjumlah 35 (masyarakat clan
karyawan) di DKI Jakarta. Seclangkan sampel yang diambil aclalah 32 responclen. .-,,
9
c. Teknik Pengambilan Sampel
Adapun cara pengambilan sampel dalam skripsi ini dilakukan dengan cara
purposif yaitu pengambilan sampel bersyarat, artinya tidak semua penerima bantuan
dana Qardhul Hasan hanya yang dapat ditemui saja.
Dalam melakukan perhitungan sampel menggunakan rumus label Krecjie
(terlampir) dengan tingkat kesalahan 5% dan tingkat kepercayaari 95%.4 Dari
penjelasan rumusan tersebut makajumlah sampel yang dibutuhkan adalah 32.
d. Sumber Data Penelitian
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui
kuisioner dan wawancara dengan BAZIS Propinsi DKI Jakarta.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data
data berupa data kualitatif yang dikeluarkan oleh BAZIS yang akan
dikelola menjadi data kuantitatif.
e. Tehnik Pegumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan denagn cara observasi, wawancara,
kuisioner dan studi dokumenter.
a. Wawancara: Telmik ini dilakukan dengan cara wawancara ke Bazis
Propinsi DKI Jakarta secara lisan kepada orang yang berkopenten dengan
objek penelitian yang digunakan sebagai penunjang atau pelengkap dari
data tersebut.
., Lihat lampiran, Tabel Krecjie dengan tingkat kesalahan 5 %.
IO
b. Studi Dokwnenter: teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang
dijaring melalui teknik wawancara. Studi dokwnenter adalah data otentik
yang terhimpun dalam Bazis antara lain : sajarah berdirinya Bazis, visi dan
misi, serta informasi lain yang dipandang releven dengan fokus penelitian.
c. Kuisioner: Dalam pengwnpulan data penelitian, penulis menggunakan
metode kuisioner yaitu berupa sejwnlah pertm1yaan yang 1smya
berhubungan dengan penelitian. Kuisioner tersebut disebarkan kepada
responden, setelah responden selesai menjawab perta1yaan pada kuisioner,
selanjutnya kuisioner tersebut dikembalikan kepada peneliti.
f. Metode Analisis Data
a. Metode kualitatif yaitu analisis berupa klasifikasi data dengan uraian kata
kata
b. Metode kuantitatif yaitu analisis berupa angka yang didapat dari kuisioner
atau dokwnen data.
g. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada
buku Pedoman Penulisan Skripsi, Syari'ali dan Hukwn UTN Syarif Hidayatullah
Jakarta; PT Logos Wacana, cet 1,2007
11
G. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan skripsi ini dibagi lima bab dan masing-masing
bab memiliki sub pokok-pokok pembahasan sebagai berikut:
Bab I
Bab 11
Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah,
tujuan dan manfaat perielitian, ruang lingkup, metode penelitian serta
sistematika penulisan.
Merupakan Tinjauan pustaka yaitu, pengertian strategi dan analisis SWOT,
Pengertian zakat, infak dan shadaqah, landasan yang berhubungan dengan
zakat, infak, shadaqah dan dasar hukumnya, Qardhul Hasan serta teori
distribusi.
Bab Ill Membahas pengertian dan latar belakang Bazis DK!, landasan hukum
BAZIS DKI, visi, misi, tujun dan akan dicantumkan pula struktur
organisasi, penyaluran dan pengunaan dana ZIS serta prosfek dan
perkembangan Bazis Propinsi DK! Jakarta ..
Bab JV Strategi Penyaluran dana Infaq dan Shadaqah dengan skim Al-Qardhul
Hasan di BAZIS DK!, Analisis Penyaluran Dana lnfak dan Sadakah
melalui skim Qardhul Hasan di BAZIS DK! apakah dapat meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
•
BABU
KERANGKA TEORI
A. Pengcrtian Strategi, Zakat, lnfak dan Shadaqah
I. Pengertian Strategi dan Analisis SWOT
Kata "Strategi" berasal dari bahasa Yunani "Strategos" (Stratos = militer dan
ag = memimpin) yang berarti "generalship" atau sesuatu yang dike1jakan oleh para
jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. 1 Strategi
adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan
saling hubungan dalam ha! untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa macam
strategi yaitu:
I) Strategi Stabilitas adalah mempertahankan tindakan-tindakan organisasi saat
ini, jadi merupakan kelanjutan tindakan dari strategi yang telah diagendakan
sebelumnya dan lebih pada meningkatkan efisiensi di s'egala bidang untuk
meningkatkan kinerja atau keuntungan .
2) Strategi Pertumbuhan adalah merupakan strategi yang bersifat ekspansi dari
keadaan saat ini, dan prinsipnya lebih menitik beratkan pada penambahan atau
perluasan produk, pasar ataupun fungsi dalam perusahaan serta lebih pada
meningkatkan aktifitas perusahan
1Agustinus, Sri, Wahyudi, Manaje1nen Strategik Pengantar Proses Berfikir Strategik,Jakarta,Binarupa Aksara, 1996, hal 19
13
3) Strategi Penciutan adalah menekankan pada pengurangan ataupun menutupi
unit bisnis yang mempunyai cash flow negaif dan biasanya diterapkan pada
bisnis yang berada pada tahap menurun.
4) Strategi Kombinasi adalah penerapan beberapa strategi diatas secara
bersamaan.
Dalam pembahasan organisasi, istilah strategi hampir selalu dikaitkan dengan
arah, tujuan dan kegiatan jangka panjang. Strategi juga dikaitkan penentuan posisi
suatu organisasi dengan mempertimbangkan lingkungan sekitarnya. Bahkan dalam
kamus militer, istilah ini berkaitan erat dengan upaya mencapai keunggulan dalam
persaingan yang sesuai dengan keinginan untuk dapat bertahan sepanj ang waktu
dengan mengambil wawasan jangka panjang yang luas dan menyeluru. 2
Dalam konteks menejemen, menurut Wright, Kroll dan Pm·nel (1996), istilah
strategi menunjukan bahwa manajemen strategi memiliki cakupan proses manajemen
yang lebih luas hingga pada tingkat yang lebih tepat dalam penentuan misi dan tujuan
organisasi dalam konteks keberadaannya dilingkungan ekstemal dan internal.
Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh
kombinasi faktor intrenal dan eksternal. Kedua faktor tersebut hams dipertimbangkan
dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths
dan weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi
dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang
2 Gurnbira-Sa'id, iVfanaje1nen Strategi PersJJektifSyari'ah, (Jakarta: P'f. Khairul Bayaan, 2003), h. 5
14
(opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses).
Analisis ini idealnya bertumpu pada basis data tahunan dengan pola 3-1-5.
Maksudnya, data yang ada diupayakan mencakup data perkembangan organisasi 3
tahun sebelum dilakukan analisis, apa yang akan diinginkan pada tahun saat
dilakukannya analisis serta cenderungan organisasi untuk 5 tahun ke depan pasca
analisis. Hal ini dimaksudkan agar strategi yang akan diambil memiliki dasar dan
fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.3
S (Strength) atau faktor kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan, atau
keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang
dilayani organisasi. Kekuatan adalah Kompetensi khusus (distinctive competence)
yang memberikan keunggulan komparatif bagi organisasi di pasar. Sebaliknya, W
(weakness) atau faktor kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam
sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja
efektif perusahaan. Baik faktor kekuatan maupun kelemahan bersumber dari tiga
kategori, yakni sumberdaya manusia, sumberdaya organisasi dan sumber daya fisik.
0 (Opportunity) atau faktor peluang adalah situasi dan kondisi penting yang
menguntungkan dalam lingkungan pernsahaan. Sementara, T (Treath) atau faktor
tantangan adalah situasi dan kondisi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Baik faktor peluang maupun tantangan bersumber dari enam
3 SEM INSTITUTE, Renstra BAZIS Propinsi DK! Jakarta, (Jakarta: 2007), h. 9
15
kategori, yakni situasi dan kondisi politik, ekonomi, sosial budaya, geografi,
teknologi dan konstelasi industri.
Analisis SWOT yakni dengan pendekatan kuantitatif Analisis SWOT Pearce
dan Robinson (1988). Dengan menggunakan analisas ini dimaksudkan agar dapat
diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang
dimaksudkan adalah melalui tiga tahap berikut.4
I. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) poin faldor serta jumlah total
perkalian skor dan bobot (c=axb) pada setiap Faktor S-W-0-T:
2. menghitung skor (a) masing-masing poin faktor dilalmkan secara saling
bebas. Saling bebas mengandung maksud bahwa penilaian terhadap sebuah poin
faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengaruhi penilaian terhadap poin faktor
yang lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian.
Untuk memudahkan penilaian dan perhitungan, dapat digunakan rentang skor I
hingga 5 atau I 0, dengan asumsi nilai I berarti skor yang paling rendah dan nilai
5 atau I 0 berarti skor yang paling tinggi. Sementara menghitung bobot (b)
masing-masing poin faktor dilaksanakan secara saling berketergantungan. Artinya
penilaian terhadap satu poin faktor adalah dengan membandingkan tingkat
kepentingannya dengan poin faktor lainnya. Dengan de:mikian, formulasi
perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan
banyaknyajumlah poin faktor) dibagi dengan banyaknyajumlah poin faktor.
" Gumbira-Sa' id, Op. Cit, h. 33
16
3. Mclakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d = S-W)
dan faktor 0 dcngan T ( e = 0-T): perolehan angka ( d = x) selanjutnya menjadi
nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sum bu Y.
4. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titilk (x,y) pada kuadrau
SWOT.
Melalui kuadran berikut (gambar 8) Pearce dan Robinson (1988) memberikan
empat kemungkinan posisi yang ditempati oleh suatu organisasi.
Pertama, posisi pada Kuadran I (positif, positif) yang menandakan organisasi
sebagai kuat dan berpeluang. Rekomdasi strategis yang diberikan adalah Prograsif,
artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga clapat dimungkinkan
untuk terns melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal.
Kedua, posisi pada Kuaclran II (positif, negative) yang menanclakan oraganisasi
sebagai kuat namun menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategis yang
diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap
namun mengadapi sejumlah tantangan berat, sehingga diperkirakan roda organisasi
akan mengalami kesulitan untuk terns berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak
ragam strategi taktisnya.
Ketiga, posisi pada Kuadran III (negative, positif) yang menandakan organisasi
sebagai lemah namun sangat berpeluang. Rekomenclasi strategis yang diberikan
17
adalah Ubah Strategi, artinya oraganisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya. Sebab, ditengarai dengan strategi lama sangat sulit untuk dapat
menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
Keempat, posisi pada Kuadran IV (negative-negatif) yang menandakan
organisasi sebagai lemah dan menghadapi tantangan besar. Re:komendasi strategis
yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal brganisasi yang
lemah yang dihadapkan pada situasi eksternal yang sulit menyebabkan organisasi
berada pada pilihan dilematis. Karena itu organisasi disarankan untuk menggunakan
strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.
Strategi ini dipertahankan sambil terns berupaya membenahi diri.
Gambar 2.1.
Kuadrat SWOT Pearce dan Robinson
opportunity
(-,+) (+,+) Ubah Progesif Strategi I Kuadran III
I I Kuadran IV I -
weaknes s
I Kuadran I I I Kuadran II I Sf/'
(-,-) (+,-)
ength
Strategi Diversifikasi Bertahan Strategi
Threat
(Sumber: Pearce Robinson, 1988)
18
Tabel 2.1
Scoring Basil Curah Pendapat Analisi Internal
NO. KEKUATAN(STRENGTII) • .. SKOR BOBOT TOTAL ' . ·. ·. •• .. ·.· · . . .. .
I.
2. dst.
Total Kekuatan
NO. KE£EMAlfA~(J17EAKNESS) SKOR BOB OT TOTAL
• .. ·.········.· ; :- -- - ,: __ :-_ -:/';: ", ">·-___ ---·-:;·_-·-:.·.·-< - ':'·,::- -- . • . .. •
I.
2. dst.
Total Kelemahan
SelisihTotalKekiiata/1._Totalkeldnahan = S ~ W = x · .. ·. .
•·•.···· < ·•••· ·.····
. -;:'(_'·/· · ........ · __ - ,----- • .. .··. . .. ·. · .. · .
Tabel 2.2
Scoring Basil Curah Pendapat Analisi Eksternal
I.
2. dst.
Total Peluang
19
NO. TANTANGAN(THREAn SKOR BO BOT TOTAL
I.
2. dst.
Total Tantangan
Selisih Total Peluang - Total Tantangan = 0- T = y
2. Pengertian Zakat, Infak dan Shadaqah
Zakat berasal dari bahasa arab yaitu dari kata "zaka" (lSj) yang artinya berkah,
tumbuh, berkembang, kebajikan dan membersihkan.5 Kata zakat ini dalam berbagai
bentuk derivasinya disebutkan dalam Al-Qur' an sebanyak 60 kali, yang terse bar dalam
surat-surat Makkiyah dan Madaniyah.6
Dalam kamus bahasa Indonesia, Zakat diartikan sebagai ''.jumlah harta tertentu
yang wajib dikeluarkan oleh orang Islam dan diberikan kepada yang berhak
menerimanya, menurut yang telah ditetapkan oleh syara''. 7 Sedangkan zalcat dalam
terminologi syariat adalah "nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat
tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang
berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula". 8
'Samit, Athif Zyn, Mujma 'u/ Bayani/ Hadils Tajsir M11frada1 Al Fadzil Qur 'anil Karim, Beirut; Syirkah Alamiyah Kitab S.M.L. 1994, Cet.111 hlm.391
6 Syarifuddin Abdullah, Zakal Profesi, Jakarta; Moyo Segoro Agung 2003, him I 9 7 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka I 989, him. I.OJ 7 8 Did in Hafidhudin, Panduan Prak/is Tenlang Zakat, lnfak. dan Sedekah, Jakarta; Gema lnsani
Press, 2002, him. 13
20
Secara lahiriah, zakat mengurangi nilai nominal (harta) dengan
mengeluarkannya, tetapi dibalik pengurangan yang bersifat zhahiri ini, hakikatnya
akan bertambah dan berkembang (nilai intrinsik) yang hakiki disisi Allah SWT.
Dengan demilian, zakat mernpakan kewajiban bagi seorang mukrnin yang memenuhi
syarat syariah Islam sebagai muzakki untuk mengeluarkan sebagian pendapatan atau
harta guna diberikan kepeda mustahik yang telah ditetapkan Syari"ah Islam.
Dengan demikian, mengeluarkan Zakat berarti mengharapkan tambahan dan
pertumbuhan kualitas bagi harta itu sendiri dan juga meningkatkan pahala bagi
pembayar zakat. Jadi jelaslah bahwa mengeluarkan zakat bermti mengeluarkan harta
yang bukm1 hak kita, yaitu hak-hak orang-orang yang membutuhkannya. Karena
didalam harta seseorang terdapat hak orang-orang fakir dan miskin.
Infak berasal dari kata "Nafaqah" yang bermti mengeluarkan sesuatu (harta)9.
Menurut kamus bahasa Indonesia infak berarti "pemberian (sumbangan) harta dan
sebagian (selain zakat wajib) untuk kebaikanio. Sedm1gkan menurut terminologi
syariah infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan atau
penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam 11•
Infak berarti pula sebagi belanja untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan
keluarga, atau sering kita dengar dengan istilah nafkah. Klrnsus di Indonesia, kata
infak lebih condong diartikan sebagai sifat kedermawanan. Dimana kata infak
tersebut kadang digunakan untuk menunjukan pengertian pemberian wajib (zakat
9 Samih, Athif Zyn, op.cit.,hlm 869 10 Depdiknas, op.cit.,hlm. 330 11 Did in, Hafidhudhin, Panduan Praktisi Tentang ZIS, Jakarta, Gema Insani Press, 2002, ha! I 4
21
digunakan untuk menunjukan penge1iian pemberian wajib (zakat harta), dan lebih sering
digunakan untuk menunjukan pengertian pemberian biasa atau infak.
Perbedaan dengan zakat, jika zakat ada nisabnya maka infak tidak memakai
persyaratan nisbah. Infak dikeluarkan oleh orang yang beriman baik yang itu orang yang
berpenghasilan tinggi amaupun rendah apakah ia disaat lapang maupun sempit. Jadi
kesimpulan yang dapat diambil adalah infak itu berarti memberikan sebagian dari harta
baik itu untuk keluarganya maupun untuk orang lain.
Sedekah berasal dari kata "Shadaqah" (<3-"") yang berarti "benar". 12 Menurut
Yusuf Qardawi bahwa sedekah itu berarti "bukti" kebenaran iman dan membenarkan
adanya hari kiamat. 13 Dalam kamus bahasa Indonesia sedekah berarti derma kepada
orang miskin dan sebagainya (Berdasarkan cinta kasih sesama manusia)14• Secara
terminologi syariah sama artinya dengan infak akan tetapi hal calrnpannya berbeda, jika
infak lebih mengarah kepada pengertian materil, maka sedekah memiliki cakupan yang
lebih luas menyangkut hal-hal yang bersifat non materil.
Pemakaian kata sedekah, khususnya di Indonesia lebih sering diartikan sebagai
sedekah biasa yang hukumnya sunat. Padahal makna sedekah itu lebih luas, bukan hanya
dalam hal pemberian harta akan tatap dalam hal perbuatan pun dapat dikatakan
memberikan sedekah.
Sedekah berarti memberikan derma termasuk memberikan derma untuk mematuhi
hukum dimana kata zakat digunakan dalam Al-Qur'an dan sunnah. Zakat telah
1 Samin, AthifZyn, op.cit him 492 13 Yusuf,Qardawi, Hukum Zakat, Jakarta, Litera Antara Nusa, 1991, hal.39 14 Depdikbud, op.cit hal 792
22
disebutkan pula dengan sedekeh karena zakat merupakan jenis derma yang diwajibkan.
Hanya saja dapat kita bedakan bahwa zakat adalah pemberian wajib sedengkan sedekah
adalah sukarelah, Zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pungutan wajib
sedangkan sedekah lainya dibayar secara sukarelah. 15 Jumlah dan nisbah zakat ditetapkan
sedangkan sedekah yang lain sepenuhnya tergantung pad.a keingina orang yang
menyumbangnya.
B. Landasan-landasan yang Berhubungan dengan Dana ZIS dan Dasar Hukumnya
Tidak ada suatu ibadah yang dituntu atau diserukan tanpa da!il yang jelas. Semua
kewajiban ditentukan oleh Allah SWT sesuai dengan pengetahuan-Nya disamping
kebijakasanan-Nya yang Maha Luas. Begitu pula dengan ibadah zakat, infak dan sedekah
tentu mempunyai argumentasi tentang bagaimana hukumnya yang sebenamya, apakah ia
wajib atau sunat.
I. Hukum Zakat
Ibadah zakat banyak sekali ayat-ayat suci yang menyinggungnya antara lain:
(78 . 22 I -- II) sis"·· 'I I ~r, slt...JI I , .. ts • i:::...- • • . • y _JJ ~ _J ~ ....
Artinya: " ... Karena itu dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat ... ". (QS. Al-Hajj/ 22: 78)
Ayat lain menyatakan:
15 Afsalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta; Dana Bhakti Prima Yasa, 2002,jilid 3,
ilm.241
23
Artinya: "Ambilah zakat dari sebagaian harta mereka,. dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka ... ". (QS.At-Taubah/ 9: I 03)
Didalam hadits pun menyinggung masalah zakat sebagaimana yang diriwayatkan
Bukhari dari Ibnu Umar dikatakan:
Artinya: "Islam dibangun atas lima (sendi), kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah
SWT dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berhajji ke Baitullah dari berpuasa pada bulan
ramadhan".(HR. Bukhari)".
Jika kita kembali kepada ayat permulaan dimana ibadah zakat dipertalikan dengan
ibadah shalat, atau dengan kata lain, perintah menunaikan zakat datang setelah perintah
mendirikan shalat, karena susunan perintah yang berturut-turut ini memberikan kesan dan
tanggapan, bahwa kedua ibadah itu sama dituntut. Sedangkan didalam ayat ini terdapat
perintah yang sangat jelas mengenai shalat dan kemudian disusul dengan perintah zakat.
Sebagai suatu kesirnpulan yang dapat diambil, zakat itu adalah hukumnya wajib
sebagimana wajibnya shalat.
1" Iinadul Dzaky Al-Barudy, Shahih Bukhari, Madinah: l)arul Baya1n Arabi Jilicl I hal
24
Begitu pula dalam hadits dikatakan dengan jelas sekali bahwa fungsi zakat
didalam Islam sama halnya dengan fungsi shalat, ibadah hajji dan puasa dibulan
ramadhan yang mana kesemuanya itu adalah merupakan sendi-sendi utama atau
rukun Islam.
2. Hukum Infak
Di ·ctalam AI-Qur'an banyak pula ayat yang menyingung masalah infak
diantaranya adalah:
· 2 Io ·~·I\) '-~'.~..<;: Ca c:.it.X;:b '· I '·•t I ~~I~ ·. jj\ 1 ·-~tG . .fi"' . . . . r-:-- . . .. Ll:" ~ J-1 U:L ~ ..
(267 Artinya: " ... Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah sebagian dari hasil usaha
kamu yang baik ... ". (QS.Al-Baqarah/2 267)
Dalam konteks lain dikatakan:
4...1 J...111 •. U ~' .,. '· I ... ,,, ea· ·. & J ~ I .. ·•J •;., • .. 11 I ilt ' .. 1 • • (..), ~ ~ (J.:'l ~ .J (..)~ • ~ ~s-1 ..»' -' U"
(92: 3 I ,.)I~ JI)~ Artinya: "kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum
kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan Allah SWT
mengetahuinya". (QS.Ali Imron/ 3: 92)
Dari ayat ini terdapat kata 'anifiqu' dan kata 'tunfiqu' yang merupakan kata
dalam bentu perintah dan kata dalam bentuk anjuran. Ini bermii bahwa kata infak
dalam Al-Qur'an kadang digunakan untuk menunjukan pengertian pemberian wajib
(zakat harta), dan kadang pula digunakan untuk menuajukan pengertian pemberian
biasa (infak anjuran/sunnat). Yang membedakan dengan zakat ialah bahwa zakat itu
25
ditetapkan nishabnya sedangkan infak tidak ada penetapan berapa besarnya yang harus
dikeluarkan, tetapi diserahkan langsung kepada orang yang bersangkutan.
Penggunaan kata infak di Indonesia lebih dipahami kepada infak yang hukumnya
sunnat, baik itu dalam bentuk infak biasa, maupundalam bentuk wakaf. Untuk infak
dalam arti wajib lebih sering digunakan kata zakat harta.
3. Hukum Shodaqah
Shodaqah disinggung pula oleh Al-Qur'an dalam berbagai bentuk seperti
diungkapkan dalam dalam surat At-Taubah ayat I 03:
(103 . 9/4-i-~1\) 1-.. : •• e::--~- '''.".l-~:ij~'-·\l''f'· ji • ._J-U • • • • '"&:;' ~ y ....9 f"1' ~ ~ .JA U:<'
Artinya: "Ambilah dari harta mereka 'sedekah' yang membersihkan dan mensucikan
mereka". (QS.At-Taubah/9: I 03)
Didalam hadits juga banyak diungkapkan mengenai sedekah diantaranya:
Artinya: "Barang siapa diantara kamu sanggup memeliharadiri dari api neraka, maka
hendaklah ia bersedekah meskipun dengan sebiji kurma, kalau ia tidak sanggup
juga, maka maka hendaklah ia bersedekah dengan perkataan yang baik". (H.R.
Muslim).
17 Abdul Azim Umar, Shahih Muslim Bin Syahri Annawmvi, Kairoh: Daru Dawan Al- lslamiyyah, Juz VII, Hal, 95
26
D. Al-Qardhul Hasan
Al --Qardhul Hasan itu merupakan akad pinjam memi1tjam. Dalam kamus istilah
fiqih Qardhul diartikan dengan pinjanrnn atau hutang18. Menurut Sayyid Sabiq, Qardhul
adalah harta yang diberikan oleh seseorang muqridh kepada yang membutuhkan
muqtaridh, kemudian si peminjam akan mengembalikannya setelah mampu19. Sedangkan
Hasan berarti bagus, baik dan indah. Jadi Qardhul Hasan merupakan pinjaman yang
diberikan kepada seseorang untuk kebutuhan yang mendesak dan jangka pendek tanpa
mengharapkan imbalan.
I. Landasan Hukum Qardhul Hasan
Qardhul Hasan adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali. Qardhul hasan disyari' atkan sebagai bentuk atau cara pendekatan
manusia kepada Allah SWT, karena al qardh berarti lemah lembut kepada manusia,
mengasihi mereka, dan memberikan kemudahan dalam urusan mereka, sebagaimana
firman Allah SWT:
· r ~r ~u1 1:... 1 i-w u- -_-;.~1r • . .,1 1:... 1 v w-. . . . . u .J .J ~ < ~ _JJ .J .J r...S .Y'"'"' .J _ft' (.~ _JJ .J .J ....
(2 : 5 I i>.i:iWI) Artinya: " ... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa,
danjangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ... " (Al-
Maidah/ 5:2).
': M. Abdul Mujieb, et al. Kamus /sti/ah Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994) hal. 272 '' Sayyid Sabiq, Fikih Sunah, (Jakarta: A I Maarif, 1987),jilid 12, hal.139
27
Transaksi Qardhul Hasan diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan hadits:
Artinya: Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah saw bersabda: Aku melihat pada waktu
malam di Isra'kan, pada pintu surga tertulis: Shadaqah dibalas I 0 kali lipat dan
qardh 18 kali. Aku bertanya: Wahai Jibril mengapa qardh lebih utan1a dari pada
shadaqah? Ia menjawab: karena meminta minta sesuatu dan ia punya, sedangkan
yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan." (Riwayat Ibnu
Majjah).
Para ulama menyepakati bahwa qardhul hasan boleh dilakukan. Kesepakatan ini
didasari oleh tabi' at manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantun
saudaranya. Qardhul ini bersifat mandub atau dinjurkan. bagi muqridh (orang yang
menghutangi) dan mubah (boleh) bagi muqtaridh (orang yang berhutang). Tetapi apabila
orang berhutang menggunakan pinjaman tersebut untuk berbuat maksiat maka hukumnya
menjadi haram.21
2. Rukun dan Syarat Qardhul Hasan
'0 Sunan lbnu Majah, (Beirut: Darul Fikir, tth),jilid II, ha! 812
21 Abu Zakaria bin Syarifin Nawawi al Dimasyqy, Raudah at Tha!ibin, (Dar al Kutub, tth) Ji lid 3, h.272
28
a. Rukun Qardhul Hasan
a) Muqridh (pihak yang menghutangi/ Kreditur)
b) Muqtaridh (pihak yang berhutang/ Debitur)
c) Ijab dan Qabul
d) Barang yang dipinjamkan
b. Syarat Qardhul Hasan
a) Muqridh (pihak yang menghutangi/ Kreditur)
b) Muqtaridh (pihak yang berhutang/ Debitur)
Kedua belah pihak harus orang yang berakal. Dewasa,baliq, bukan pemboros
dan atas kehendak sendiri. Sehingga tidak sah akad yang dilakukan oleh orang gila
atau anak-anak. Akad Al-Qardhul Hasan dimaksudkan untuk berlemah Iembut kepada
sesama manusia serta saling membantu, bukan bertujuan untuk memperoleh
keuntungan. Oleh karena itu kedua belah pihak tidak boleh mensyaratkan untuk
mengembalikan pinjaman melebihi apa yang dihutangkan.
D. Teori Distribusi
Terdapat dua faktor kunci dalam menyediakan jasa menuju pasaran sasaran
yaitu, pemilihan Iokasi dan saluran distribusi. dua keputusan tersebut menyangkut
bagaimana menyampaikan jasa bank kepada nasabah dan dimana transaksi dilakukan.
29
Lokasi : pada umumnya suatu kantor, jasa cenderung mendekati
nasabah/konsumen, mendekati kantor jasa. yang lain serta dekat dengan pusat-pusat
perdagangan dan mendekati suatu tujuan yang akan dicapai.
pada BAZIS Provinsi DKI Jakarta yaitu suatu lembaga pengelola zakat (LPZ) yang
salah satu tujuannya adalah mewujudkan dan mengangkat kesejahteraan ekonomi
masyarakat. salah satu programnya adalah pendayagunaan ZIS diwujudkan dengan
pengembangan usaha ekonomi sepe1ii bantuan, modal usaha ( dipenmtukan).
Agar bantuan modal usaha itu tepat sasaran maka suatu lokasi pun sangat
menentukan, di BAZIS lokasinya dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat
yang meminjam dana produktif dapat dengan mudah langsung datang ke BAZIS,
karena dana itu bentuknya Qardhul Hasan yaitu pinjaman kebajikan dimana
masyarakat hanya membayar pokok pinjaman saja.
Agar bantuan produktif dapat berjalan maksimal, maka BAZIS Provinsi DKI
Jakarta selalu melakukan pendampingan, pemantauan, dan pembinaan. Upaya ini
dilakukan dengan merekrut tenaga honorer sebagai Supervisi Program (SP). Dengan
ini, perkembangan usaha dapat dianalisa untuk dipastikan kelayakan-nya. Sehingga
mereka dapat mengembalikan dana pinjaman terse but tepat waktu.
Siapa yang berperan dalam menganatarkan jasa tersebut? ada 3 partisipasi untuk
mendistribusikanjasa yaitu:
I. Penyedia jasa,
2. Perantara jasa,, dan
3. Nasabah
30
Secara tradisional, pinjaman langsung (Direct Sales) adalah metode penyaluran
yang paling sesuai untuk penjualan jasa bank (Jasa Profesional),
Di BAZIS JPKI dalam penyaluran dana infak dan shadaqah. ada 2 metodei
pendistribusian yaitu i.
I. Gardhul Hasan (piajaman kebajikan, yakni tanpa Bagi Hasil) dalam
penyaluran dana Qardhul Hasan ·dan karyawan BAZIS tersebut Bazis
langsung menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan modal usaha
tetapi mempunyai dana khusunya di DKI Jakarta.
2. Mudharabah (Bagi Hasil) melalui Program Pemberdayaart Modal Usaha bagi
Pedagang Kecil (PPMUPK) yang dalam pelaksanannya melibatkan 14 BMT
(Baitul Maal wat Tamwil)
Pada hakekatnya demi suksesnya suatu tujuan yang ingin dicapai maka salah
satu tujuan yang dilakukan ad al ah menciptakan hubungan ke
nasabahan/kemasyarakatan yang erat namun professional, sebab nasabah pada
umumnya akan mengikuti (mempertimbangkan sasaran yang cliberikan). Dengan
demikian saluran distribusi langsung merupakan suatu pilihan yang diinginkan
nasabah/masyarakat dalam melakukan transaksi dengan baik.
Dalam penyaluran dana infak dan shadaqah Bazis mengeluarkannya acla yang
langsung kepada masyarakat clan karyawan yang membutuhkan modal untuk usaha
tetapi tidak mempunyai dana. Dengan bentuk Qardhul Hasan (pinjaman kebajikan)
clan dalam bentuk Mudarabah (adanya Bagi Hasil) yaitu BAZIS bekerja sama dengan
31
BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yaitu pemberdayaan modal usaha bagi pedagang
kecil (PPMUPK) yang dalam pihak semuanya melibatkan 14 BMT.
Sasaran distribusi produk/jasa yaitu penyaluran dalam jangka panjang akan
menunjukan posisi keuntungan secara maksimum dengan biaya yang efisien. begitu
juga yang dilakukan BAZIS tapi di sisi lain BAZIS mempunyai keistimewaan
tersendiri di dana tersebut yaitu selain mendapatkan keuntungan untuk digulirkan
kembali dan di manfaatkan semaksimal mungkin bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat, pengangguran dapat di minimalisir dan
mengentaskan kemiskinan.
Agar proses pendayagunaan ini dapat be1jalan, BAZIS Provinsi DKI Jakarta
dalam ha! ini tetap secara akatif memberikan informasi kepada mereka dengan
jaringan, media-media massa, dan sistem informasi yang dimiliki. Karena disadari
atau tidak, bahwa BAZIS hanyalah mediator antara the haves dengan mustahik. ZIS
yang ada hanya titipan dari mereka yang mampu, dan pada saat yang sama
merupakan hale mereka yang kurang mampu.
BAB III
TINJAUAN UMUM BAZIS PROVINS! DKI JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya
Badan Amil Zakat, sebagai cikal bakal BAZIS sekarang, sudah digagas sejak
awal berdirinya pemerintaban Orde Baru dipenghujung tahun 1960-an. Pada tanggal
24 September 1968 inilab pemikiran tentang perlunya Lembaga Pengelola Zakat
(LPZ) di Indonesia mulai terealisasikan. Dari sebelas tokoh nlama Tingkat Nasional,
yang mendorong pembentukan Badan Amil Zakat Nasional. Para tokoh tersebut
adalab Prof. Dr. Hamka, KH Ahmad Azhari, KH. Moh Syukri Ghazali, Moh. Sod1y,
KH. Taufiqurrahman, KH. Moh. Soleh Su'aidi, Ustadz M. Ali Al Hamidy, Ustadz
Mukhtar Lutfy, KH. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, KH. M.A. Zawawy, mereka
berkumpul di Jakarta. Untuk membahas beberapa persoalan umat, klmsusnya
pelaksanaan zakat di Indonesia. Di antara rekomendasi basil musyawarab tersebut
adalab: 1
a. Babwa pengelolaan zakat dengan sistem administrasi dan tata usaba yang baik
sehingga bisa di pertanggung-jawabkan pengumpulan dan pendayagunaannya
kepada masyarakat;
b. Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang belum
dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan pengefektifan
1 BAZIS Badan Amil Zakat, Jnfak/Scdekah DKI Jakarta, Latar Belakang Berdirinya BAZIS~ Online h!tp://www.Bazisdki.go.id (Last Update terakhir: 04 / 07 /2005).
33
pengumpulan zakat, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pembangunan.
Saran dari sebelas ulama ini ditanggapi secara serius oleh Presiden Republik
Indonesia, yang kemudian memberikan seruan dan edaran kepada para pejabat dan
instansi terkait untuk menyebarluaskan dan membantu terlaksananya pengumpulan
zakat secara nasional.
Setelah itu di Istana Presiden Republik Indonesia yaitu Presiden Suharto
dalam pidatonya menyambut Isro'Mi'raj Nabi Muhammad SAW tanggal 26 Oktober
1968 menyerukan perlunya pelaksanaan zakat sebagai potensi yang besar untuk
menuajang pembangunan, dan pada saat yang sama Presiden RI menawarkan dirinya
untuk bertinadak sebagai Amil Zakat Nasional.
Surat Perintah Presiden Suharto No. 07/POIN/10/1968 tanggal 31 Oktober
1968 kepada tiga stafuya, Mayjen Alamsyah Ratu Prawiranegm·a, Kol. Inf. Drs. M.
Azwar Hamid, dan Kol. Inf. Ali Afandy untuk membantu presiden dalam
administrasi penerimaan zakat secm·a nasional.2
Berbagai kalangan masyarakat men yam but baik seruan ini. Tidak lama set el ah
itu beberapa Gubernur Kepala Daerah mengeluarkan keputusan untuk mendirikan
LPZ di daerahnya masing-masing. Mentri Agama Republik Indonesia kemudian
mengeluarkan Peraturan Mentri tentang pembentukan Badm1 Amil Zakat yang
bertugas melaksanalcan pengumpulan dan penyaluran zakat. Badan Amil Zakat
(BAZ) ini berkedudukan di desa-desa dan kecamatan, pada tingkat kecamatan BAZ
2 Lili Badriadi, dkk., Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005), h.79.
34
menjadi koordinator bagi pelaksanaan pengumpulan dan penyaluran zakat di desa-
desa.3
Kemudian diperkuat lagi dengan adanya Surat Edaran dari Presiden No.
133/PRES/11/1968 yang menyerukan kepada pejabat/instansi terkait untuk
membantu dan berusaha ke arah terlaksananya sernan Presiden dalam wilayah atau
lingkup kerja masing-masing.
Peristiwa lain yang luput dari perhatian adalah kenyataan bahwa sebelum
adanya seruan presiden diatas, Mentri Agama sebenamya telah mengelurkan
Peraturan Mentri Agama (PMA) mengenai pembentukan Badan Amil Zakat yang
disingkat menjadi BAZ (PMA No. 4/Juli/1968) dan pembentukan Baitul Mal (PMA
No. 5/0ktober/1968). Akan tetapi kedua keputusan itu kemudian ditarik kembali,
mungkin karena penarikan secara diam-diam, ada beberapa keputusan mengenai
zakat di provinsi DKI yang dikeluarkan pada tahun 1970-an masih mencantumkan
PMA No. 4 sebagai bahan rujukan. Misalnya kepiltusan Gubernur provinsi DKI
Jakarta tahun 1976 No. B.VII-423/a/l/76.4 Tidak pasti pembatalan keputusan mentri
agama tersebut, nemun penarikan peraturan mentri agama ternebut diduga terkait
dengan sikap yang telah diambil Presiden Suharto.
3 BAZJS Provinsi DKI Jakarta & Institut l'vfanajen1en Zakat, 1\1anajen1en Z!S BAZIS Provinsi DK! Jakarta, (Jakarta: BAZJS Provinsi DKI Jakarta, 2006), cet ke I, h. 10-11.
4 Amelia Fauzia, BAZIS DK! Jakarta: Peluang dan Tantangan Sadan An1il Zakat Pen1erintah Daerah, dalam bukunya Revita/isasi Fi/antropi /slanz Studi Kasus Lentbaga Zakat dan fflakaf di Indonesia, (1 akarta: The Ford Foundation, Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN Jakarta, 2005), h. 32R33. Lihat dalam bukunya Bahtiar Effendy, !slain dan Negara transformasi Pernikiran dan Praktik Po/itik /s/a1n di Indonesia, (Jakarta: Parainadina. 1998). h. 297.
36
kepada aparat teknis yang bersifat profesional dan fungsional. sejak saat ini pula
BAZIS menjadi perangkat pelaksana pemerintahan daerah yang mandiri karena
bersifat non-struktural.
Pada tahun 1998, Gubernur provinsi DKI Jakarta kembali mengeluarkan SK
No. 87 tentang Susunan dan Tata Kerja BAZIS. berdasarkan SK ini, maka pemimpin
BAZIS ·berubah dari Ketua menjadi Kepala BAZIS. sementara itu, BAZIS tingkat
Kotamadya pun diganti menjadi Pelaksana BAZIS Kotamadya.
Pada tahun 2002, Gubernur provinsi DKI Jakaiia mengeluarkan dua SK yang
berkaitan dengan BAZIS, yang pertama, mengenai Organisasi dan Tata Kerja Badan
Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Propinsi Daerah Ibukota Jakarta; dan yang kedua,
mengenai Pola Pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah Badan Amil Zakat, Infak dan
Sedekah Propinsi Daerah lbukota Jakaiia.
Berdasarkan SK ini, istilah badan pembina tidak lagi digunakan, tetapi diganti
dengan Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas. dengan kedua SK ini
diharapkan organisasi BAZIS menjadi lebih efesien dan pola pengelolaan dana
zakatnya menjadi lebih optimal, profesional, amanah, dan transparan.
Saat ini Kantor BAZIS DKI Jakarta terletak di jalan H.Awaludi 11/Jalan
Kl-I.Mas Mansyur Tanah Abang Jakarta Pusat. Tepatnya di Gedung Lembaga Bahasa
dan Al-Quran (LBIQ). Untuk menghubungi BAZIS Propinsi DK! Jakarta via telpon,
terdapat 3 line telpon yang dapat dipergunakan, yaitu (021) 3144579, 3901367, clan
3144023, atau melalui faxsimili (021) 3144579. Bagi mereka yang sering
37
mnggunakan internet, bisajuga mengakses home page BAZIS di www.bazisdki.gi.id
atau mengirim e-mail ke [email protected].
Untuk lebih meluaskan sosialisasi program-program dan penyadaran akan
pentingnya zakat untuk pengembangan sumberdaya umat, BAZIS DK! Jakarta juga
menerbitkan Tabloid Peduli Ummat. Tabloid ini terbit setiap bulan sekali yang isinya
adalah mengupas sekitar permasalahan zakat. Di samping itu; tabloid Peduli Ummat
juga menerbitkan laporan tentang pengumpulan dan penyaluran serta pendayagunaan
zakat yang terbaru.
B. Landasan Hulmm
Dasar hukum yang membentangi posisi BAZIS provinsi DK! Jakarta saat
ini adalah: 7
l. Undang-undang Repnblik Indonesia No. 34 Tahun 1999 tentang pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat
3. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota .Jakarta No. 120 tahun
2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infag, dan Sedekah
Provinsi Daerah Klmsus Ibukota Jakarta
7 BAZIS Provinsi DKJ Jakarta & Institut Nlanajcmen Zakat, OP. CU, cet ke I, h. 14-15.
38
4. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta No. 121 tahun
2002 tentang Pola Pengeloaan Zakat, Infaq, dan Sedekah Badan Amil Zakat,
Infaq, dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
5. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 373 Tahun 2003 tentang
Pelaksanaan undang-undang Republik Indonesia No . .38 tentang pengelolaan
zakat.
6. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah
7. Peraturan Gubemur Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta No. 26 tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah Badan
Amil Zakat, lnfaq, dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta
8. Peraturan Gnbernur Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta No. 51 tahun 2006
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan dan Pendayagunaan Zakat, Infaq,
dan Sedekah Badan Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus
lbukota Jakarta
C. Visi, Misi, Tujuan dan Prinsip pengelolaan BAZIS
Visi BAZIS Provinsi DK! Jakarta adalah untuk "Menjadi Badan Pengelola
ZIS yang Unggul dan Terpercaya" Misinya adalah "Mewujudkan Optimalisasi
39
Pengelolaan ZIS yang Amanah Profesional, Transparan, Akuntabel, dan Mandiri di
Jakarta menuju masyarakat yang sejahtera, berdaya, dan bertakwa." 8
Oidirikannya Badan Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah di Provinsi OKI Jakarta
memiliki tujuan sebagai berikut:9
I. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq, dan
sedekah sesuai dengan tuntunan agama.
2. Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat, infaq, dan sedekah.
Untuk mencapai tujuan ini, BAZIS Provinsi OKI Jakarta dalam pelaksanaan
dan pengelolaan zakat selalu berprinsip kepada enam ha! yaitu: 10
I. Prinsip Syariah dan Moral Keagamaan, artinya pengelolaan zakat, infak dan
sedekah berlandaskan pada syariah dan moral agama Islam.
2. Prinsip Kesadaran Umum, artinya pengun1pulan zakat, infak dan sedekah
hendaknya mempunyai dampak yang positif dalam menumbuh-kembangkan
kesadaran bagi muzaki, munfik dan mutashaddik untuk melaksanakan
kewajibannya.
3. Prinsip Manfaat, artinya pengelolaan zakat, infak dan sedekah hams memberikan
manfaat yang sebenar-benarnya untuk kemaslahatan umat.
8 BAZIS Badan Amil Zakat, Intbk/Sedekah DKI Jakarta, Tugas Pokok dan fl1ngsi BAZ!S, Online http://www.Bazisdki.go.id (Las! Updalc Jerakhir: 04 I 07 I 2005).
9 BAZIS Provinsi DKI Jakarta & lnstitut Manajemen Zakat, OP. Cit, Ii. 16.
'0 Lili Badriadi,clkk., Op. Cit, h. 83.
40
4. Primsip Koordinasi, artinya pengelolaan zakat, infak dan sedekah hendaknya
terjalin koordinasi secara harmonis antar berbagai instansi/lembaga terkait, agar
terciptanya efisiensi dan efektifitas yang optimal.
5. Prinsip Keterpaduan, artinya dalam penghelolaan zakat, infa:k dan sedekah secara
menyeluruh diperlukan adanya keterpaduan antar berbagai instansi/lembaga
terkait, dan keterpaduan antara ulam dan umara.
6. Prinsip Produktif Keterpaduan, artinya dalam pendayagunaan dana zakat, infak
dan sedekah hendaknya diarahkan pada usaha produktif dan rasional. Prodktif
dalam arti si-penerima bantuan hams memanfaatkan dana yanbg diterima untuk
bemsaha (bukan hanya sekedar dikonsumsi). Rasional dalam arti penyaluran
pendayagunaan ZIS hams didasarkan pada perhitungan yang rasioanal.
BAZIS Provinsi DIG Jakarta secara struktural berada dalam struktur organisasi
pemerintah Provinsi DKI Jalcarta dan karenanya mengums BAZIS ada!ah pegawai
pemerintah tersebnt. Organisasi BAZIS terdiri dari tiga lembaga utama berdasarkan
SK Gubernur No.120 tahun 2002, yaitu: (!) Dewan Pertimbangan; (2) Komisi
Pengawas; (3) Badan Pelaksana
D. Struktur Organisasi
SEKSI lllMPUN ZAKAT
SEKS! BINA
MUZAK!
Gambar3.1
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN AMIL, ZAK.AT, INFAK, DAN SEDE'.KAH
PROVINS! DKI JAKARTA
Dewan Pertimbangan
I I I L ______ _
BIDANG PENDAYAGUNAAN
_J
SEKSI LA YANAN
MUSTAMIK
SEKSI BtNA
US AHA
SEKS! BINA SUMBER - DAYA
MUSTAHIK
SEKS!
Gubemur
Kepala \Vakil Kcpa!a
PELAKSANA BAZIS
KODYA. KAB \DMINISTRASI
PENGUldl'ULAN
SVBBAGIAN U:..IUM
Kantor Pengawas
Sekrctnriat
SUBBAGIAN -J HUBUNGAN MASYARA=
BIDANG O,\NA
SEKSI KAS
SEKSJ AKUNTANSJ
SUBBAG!AN TATA USAH1\
SEKS! PENYALURAN
SUBBAGIAN JNFORMAS!
DAN KOMUNIKAS!
41
SUBBAGIAN PENEUT!AN &
PENGEMBANGAN
42
Susunanan Dewan Pertimbangan BAZIS Provinsi DKI Jakarta ditetapkan oleh
Gubemur dan mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Memberikan pertimbangan, saran dan pendapat dalam kebijakan pengumpulan
dan pendayagunaan zakat, infak/sedekah
2. Memberikan pertimbangan tentang pengembangan hukum dan pemahaman
seputar zakat, infak/sedekah
3. Menampung dan menyalurkan pendapat umat Islam tentang pengembanga,
pengumpulan zakat, infak/sedekah
Susunan Komisi Pengawas juga ditetapkan oleh Gubemur dan bertugas untuk
melaksanakan pengawasan. Internal tehadap pengelolaan zakat, infak, dan sedekah
Anggota Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas terdiri dari unsur
Ulama, Umaro, DPRD, Tokoh Masyarakat, Pengusaha Nasional dan Cendekiawan
Muslim. adapun tugas adalah sebagai berikut:
1. Kepala.
a. Memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dalam pasal 3 (tiga)
dan pasal 4 ( empat);
b. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan sekretariai:, bidang pelaksana
BAZIS Kotamadya/Kabupaten Administrasi termasuk petugas Operasional
BAZIS Kecamatan, Kelurahan dan Unit Satuan ke1ja
43
2. Wakil Kepala.
Membantu kepala dalam memnnpm pelaksanaan tugas dan fongsi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4
a. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang dilimpahkan kewenangannya oleh
kepala;
b. Mewakili kepala apabila berhalangan malaksanakan tugas dan fungsinya;
c. Melaksanakan pengendalian administratif pelaksanaan kegiatan BAZIS
3. Sekretariat.
a. Melaksanakan koordinasi, koordinasi internal dan pengendalian administrasi
kegiatan BAZIS yang berhubungan dengan fungsi-fungsi pembinaan dan
administrasi kepegawaian sumber daya manusia;
b. Tata rumah tangga dan inventarisasi kantor;
c. Program kerja hubungan lembaga;
d. Informasi dan komunikasi yang membawahi aplikasi fongsi Sistem Informasi
Manajemen BAZIS
4. Bidang Pengumpulan.
Melaksanakan usaha-usaha pengumpulan zakat. Infaq, dan sedekah.
5. Bidang Pendayagunaan.
44
Melaksanakan usaha-usaha pelayanan dan pembinaan mustahik serta
pengembangan usaha produktif
6. Bidang Dana
Menerima, membukukan dan menyalurkan hasil penenmaan zakat, infaq, dan
sedekah, menyusun dan mengelola anggaran, serta menyusun laporan keuangan
7. Pelaksana BAZIS kotamadya!Kabupaten Administrasi terdiri dari subbagian tata
usaha; seksi pengumpulan; seksi penyaluran. Melaksanakan pengumpulan dan
penyaluran zakat, infaq, dan sedekah.
F. Penyaluran dan Penggunaan Dana ZIS
Dalam Al-Qur'an telah ditetapkan delapan kelompok (ashnaf) penerima zakat,
yaitu: faqir, miskin, amil (pengelola dana zakat), muallaf (orang yang baru masuk
Islam), riqab (orang yang membebaskan budak), gharimin (orang yang berhutang
untuk kemaslahatan dirinya atau masyarakat), sabilillah (orang yang berusaha
menegaldrnn kepentingan agama atau ummat), dan ibnu sabil (orang yang kehabisan
bekal di perjalanan). Tetapi, dana ZIS yang yang ada di BAZIS DKI Jakarta hanya
disalurkan kepada enam kelompok saja, yaitu, selain riqab dan amil, dengan alasan
bahwa budak tidak ada di Indonesia dan hak amil sudah ditanngung oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta. Dari enam kelompok ini,
BAZIS DKJ membaginya menjadi tiga kelompok: fakir miskin; sabilil/ah; dan
mua/laf, gharim, ibnu sabil. Hanya saja, pengertian kelompok fakir miskin tidak lagi
diartikan sebatas mereka yang tidak punya pekerjaan, atau punya peke1jaan tetapi
45
tidak mencukupi, tetapi diarahkan untuk pengembangan pendidikan anak dari tingkat
SD/MI s.d. Perguruan Tinggi. Argumentasinya adalah bahwa pendidikan
pentinguntuk mengangkat taraf kehidupan ekonomi masyarakat miskin, demikian
menurut mantan Kepala BAZIS DK! Jakarta, Abdul Shomad Muin (Republika, 8
Des.2000).
Penyaluaran ZIS DK! Jakarta diprioritaskan untuk ilsaha-usaha yang produktif
(SK Gubernur No.121 th.2002) dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Sebagai
ilustrasi bias dilihat bahwa perbandingan besarnya penyalur ZIS untuk tiga kelompok
yang telah disebutkan berada dari tahun lee tahun: tahun 1998/1999,fakir miskin 75
%; sabilillah 22,5 %; muallef, gharim, dan ibnu sabil 2,5 %; sedangkan tahun
sebelumnya,/akir miskin 55 %; ibnu sabil 40 %; muallaf, gharim, dan ibnu sabil5 %.
Laporan Kegiatan BAZIS DK! Jakarta tahun 2002 memperlihatkan kelompok
terakhir semakin sedikit prosentasenya disbanding dengan tahun sebelumnya, yaitu,
hanya I % saja, sedangkan fakir miskin dan.fi sabilillah masing-masing 75 % dan 24
%.
Untuk mendapatkan bantuan dari BAZIS DK! Jakarta, mustahik harus
mengisi formulir sesuai kategorinya masing-masing (BAZIS, 1996)
Formulir yang harus diisi:
1) Untuk bantuan pinjaman modal usaha (dana produktif) diberi kode huruf P, yaitu,
formulir model Pl s.d. p8
2) Untuk bantuan anak asuh, sumbangan wajib belajar, dan Pascasarjana (S2 dan
S3)diberi kode huruf A, yaitu formulir model Al s.d. a5
46
3) Untuk bantuan Sabilillah, diberi kode hurufS, yaitu, model Sl s.d. S3
4) Untuk bantuan Muallaf, Gharimin, Ibnu Sabi! diberi kode MG!
Penggunaan formulir bantuan pinjaman modal usaha ( clana produktif) model
P sebagai berikut:
1) Model P digunakan untuk mengajukan permohonan bantuan pmJaman modal
usaha (dana produktif) untuk masyarakat umum
2) Model Pl digunakan untuk mengajukan permohonan bantuan pinjaman usaha
( dana produktif) bagi karyawan Pemerintah DKI Jakarta
3) Model P2 digunakan untuk mencatat basil wawancara
4) Model P3 digunakan untuk membuat surat perjanjian bantuan pinjaman modal
usaha ( dana produktif)
5) Model P4 digunakan untuk membuat surat perintah membayarkan uang (SPMU)
6) Model PS digunakan untuk sebagai kartu pembayaran cicilan
7) Model P6 digunakan untuk membuat surat tanda terima surat kuasa pemotongan
gaJI
8) Model P7 digunakan untuk membuat surat tanda terima surat-surat berharga
sebagai agunan
9) Model P8 digunakan untuk membuat surat pernyataan persetujuan suami/istri
Penggunaa formulir santunan anak asuh dan sumbangan wajib belajar model
A adalah sebagai berikut :
I) Model Al cligunakan untuk isian permohonan calon penerima santunan anak asuh
murid SD
47
2) Model A2 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangan wajib
belajar murid SMP
3) Model A3 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangan anak
asuh murid Madrasah Ibtidaiyah
4) Model A4 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangan wajib
belajar murid Madrasah Tsanawiyah
5) Model AS digunakan untuk isian permohonan calon penenma beasiswa
Pascasarjana
Penggunaan formulir bantuan Sabilillah model S adalah sebagai berikut :
1) Model S 1 digunakan untuk isian permohonan bantuan fisik keagamaan
2) Model S2 digunakan untuk isian permohonan bantuan kegiatan keagamaan
3) Model S3 digunakan untuk isian permohonan bantuan/santunan gum ngaji yang
tidak mempunyai penghasilan tetap dan mer bot mesj id
G. Prosfek dan Perkembangan BAZIS Propinsi DKI Jakarta
Dimulai pada tahun 1999, tepatnya sejak keluarnya Undang-undang Republik
Indionesia No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, babak baru BAZIS Propinsi
DK! Jakarta dimulai. Lembaga ini ini terus bebenah. Bak meteor meleset . BAZIS
Propinsi DK! Jakarta melaju dengan pesat. Hal ini terlihat dari jumlah penghimpunan
ZIS yang terns meningkat dari tahun ke tahun. Dalam kurun 6 tahun terakhir
misalnya, terkumpul ZIS berturut-turut Rp 8,4 Milyar (2002), Rp 14,1 Milyar (2003),
48
dan Rp 16,2 Milyar (2004). Bahkan pada tahun 2005 BAZIS berhasil mengumpulkan
dana ZIS sebesar Rp 18,4 Milyar.19
Prestasi tersebut menempatkan BAZIS Propinsi DKI Jakarta sebagai penerima
ZAKA T A WARD 2004 pada Ramadhan, 21 Oktober 2004 yang diselenggarakan
oleh IMZ(Institut Manajemen Zakar) untuk Kategori Penghirnpun Dana, Kategori
Pendayagunaan, dan Kategiri Transparansi. Meskipun demikian, BAZIS Propinsi
DK! Jakarta tidak pemah menepuk dada, tetap berusaha meningkatkan pe1.fomance
nya. Upaya penghimpunan, pendayagunaan, dan memobilisasi sember daya yang ada
terns menerus dilakukan. Tak lain, ha! ini dilakukan agar masyarakat benar-benar
dapat merasakan kehadiran BAZIS.
Tak ketinggalan, Teknologi Informasi pun dijamah. Dengan mengeclapankan
akuntabilitas, kreclibilitas, clan transparansi, BAZIS Provinsi DKI Jakarta membuat
sistem online. Hal ini dimaksuclkan agar masyarakat dapat rnengakses informasi
BAZIS Provinsi DK! Jakarta dengan muclah. Baik yang berkaitan dengan informasi
penghimpunan ZIS maupun pendistribusiaannya. Inilah spirit dari tujuan pelayanan
yang termaktub dalam Surat Keputusan Gubemur No. 121 tahun 2002. Sehingga
clapat dikatakan bahwa pasca lahimya undang-unclang Republik Indonesia No. 38
tahun 1999 BAZIS Provinsi DKI Jakarta meningkat clengan pesat.
SEM Institute menyatakan bahwa berdasarkan kombinasi penclekatan
kualitatif Matriks SWOT Kearns serta penclekatan kuantitatif Kuaclran Pearce dan
Robinson, BAZIS Provinsi DK! Jakarta berada pada Matriks pertemuan isu strategi
Kekuatan clan peluang atau Kuadran I pada posisi yang berarti "kuat dan berpeluang".
49
Ibarat akar sebatang pohon yang menghujang ke hawah tanah. BAZIS
Provinsi DK! Jakarta tak tampak dipermukaan, tapi masyarakat merasakan
manfaatnya. Ketimbang harus gembar-gembor publikasi nama BAZIS Provinsi DK!
Jakarta dengan dana yang besar, labih baik dana itu disalurkan kepada masyarakat.
Ini akan lebih realitis. "Bila tangan kanan memberi usahakan tangan kiri jangan
sampai mengetahui", begitulah BAZIS Provinsi DK! Jakarta memberi bantuan
kepada kaum lemah. Sebagaimana pesan agama, jangan sampai pendristribusian ZIS
membuat para mustahik merasa terhina dan rendah, justm dengan ZIS dapat
mengangkat status quo (kondisi kedhuafaan dan kehinaan) para rnustahik.
BABIV
STRATEGI PENYALURAN DANA INFAK DAN SHADAQAH
DENGAN SKIM QARDHUL HASAN
A. Strategi Penyalurau Dana lnfak dan Shadaqah dengan Skim Qardhul Hasan
1. Penyaluran Dana ZIS (Zakat, lnfak dan Shadaqah) di BAZIS Propinsi
DKI Jakarta.
Secara umum penyaluran dan pendayagunaan dana dilaksanakan dikantor
kantor BAZIS yang ada. Prosedurnya, di setiap akhir tahun BAZIS mengumumkan
kepada publik yang membutuhkan bantuan agar menyampaikan permohonan mereka
kepada kantor-kantor BAZIS yang ada diwilayah kelurahan, kecamatan atau
kotamadya, usulan-usulan tersebut ditampung oleh BAZIS propinsi dan ditetapkan
sesuai dengan kebijakan yang ditetapakan oleh Gubernur berdasarkan hasil rapat
pleno dewan pertimbangan dan komosi pengawas.
Bila berpijak secara tekstual, maka seharusnya yang berhak memperoleh zakat
ada 8 (delapan) ashnef. Namun perkembangan (konteks) masyarakat dan kondisi
BAZIS sendiri tidak mungkin menyalurkan kepada 8 ashnaf itu. Penyaluran dan
pendayagunaan ZIS di jakarta hanya diperuntukan bagi 6 ( enam) ashnaf dan
diarahkan kepada usaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup kaum
50
51
duafa. Enam ashnqftersebut adalah : fakir, miskin, muallaf, gharim, sabilillah, dan
ibnussabil. 1
Hal ini berdasarkan pada pendapat bahwa dua dari delapan ashnaf lainnya
riqab (pembebasan budak) dan amil memerlukan kebijakan barn. Misalnya kepada
riqab (pembebasan budak) tidak ada alokasi dana lagi karena di indonesia tidak ada
perbudakan. Sedangkan hak amil tidak diambilkan dari dana Z!S, karena sudah ada
subsidi dari APBD Pemerintah DKI Jakarta.
Dari 6 (enam) ashnafitu dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kelompok besar,
yaitu : kelompokfakir miskin, kelompok sabilillah, dan kelompok mual/af, gharim,
dan ibnussabil.
Dinamika sosial masyarakat DKI menuntut perubahan-perubahan dalam
alokasi dana bagi masing-masing kelompok tersebut. Setiap tahun, persentase ZIS
yang disalurkan berubah-ubah. Dan perubahan-perubahan ini, terlebih dahulu
dimusyawarahkan melalui Rapat Pleno Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas, dan
Badan Pelaksana yang kemudian ditetapkan dengan keputusan Gubernur Provinsi
DKI Jakarta.
Misalnya untuk pendayagunaan talmn 2005, adalah sebagai berikut :
• fakir miskin 83,82 %
• sabilillah 14, 70 %
• muallaf, gharim, dan ibnussabil 1,48 %
1BAZIS Propinsi DK! Jakarta, Manajemen Z!S (Jakarta: BAZIS Propinsi DK! Jakarta, 2006), h. 89
52
Ada dua kategori pendayagunaan ZIS di BAZIS Provinsi DKI Jakarta yaitu:
bantuan dan santunan. Bantuan adalab dana yang diberikan oleh BAZIS yang
dipergunakan untuk kepentingan antara lain: sarana ibadah, sarana pendidikan Islam,
beasiswa pendidikan. ,modal usaba bagi pedagang kecil, dan lain-lain. 2
Khusus untuk bantuan modal usaha, BAZIS Provinsi DKI Jakarta
· mengupayakan agar bantuan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Dalam bahasa lain,
bantuan harus sesuai dengan cara kebiasaan mereka mencari nafkah. Kalau mereka
pedagang tradisional, maka bantuan hams sesuai dengan kondisi pedagang
tradisional. Kalau mereka pedagang keliling, maka bantuan disesuaikan dengan
kebutuhan pedagang keliling. Prinsipnya aspiratif, sesuai dengan potensi peminjam
modal.
Agar bantuan produktif dapat berjalan maksimal, maka BAZIS Provinsi DKI
Jakarta selalu melakukan pendampingan, pemmJ).lauan, dan pembinaan. Upaya ini
dilakukan dengan merekmt tenaga honorer sebagai Supervisi Program (SP). Dengan
ini, perkembangan usaha dapat dianalisa untuk dipastikan kelakan-nya.
2. Strategi Penyaluran Dana Infaq dan Shadaqah dengan Skim Qardhul
Hasan serta Analisis SWOT
Dalam pembahasan organisasi, istilab strategi hampir selalu dikaitkan clengan
arab, tujuan clan kegiatan jangka panjang. Strategi juga dikaitkan penentuan posisi
suatu organisasi clengan mempertimbangkan lingkungan sekitarnya. Bahkan dalam
2 BAZIS Propinsi OKI Jakarta, Op. Cit. h.91
53
kamus militer, istilah ini berkaitan erat dengan upaya mencapai keunggulan dalam
persaingan yang sesuai dengan keinginan untuk dapat bertahan sepanjang waktu
dengan mengambil wawasanjangka panjang yang luas dan menyeluru.3
Strategi penyaluran dana infaq dan shadaqah dengan skim qardhul hasan di
BAZIS Propinsi DKI Jakarta yang pertama dilalmkan adalal1 setiap akhir tahun
BAZIS mengumumkan kepada publik yang membutuhkan bantuan agar
menyampaikan permohonan mereka kepada kantor-kantor BAZIS yang ada
diwilayah, kelurahan, kotamadiya. Penyaluran dana qardhul hasan BAZIS
menyalurkannya melalui kecamatan yang berada di DKI Jakarta yaitu 43 kecamatan
yang terdiri dari 265 kelurahan di 5 kotamadya dan kepulauan seribu.
Penyaluran dana Qardhul Hasan di salurkan kepada 3 (tiga) golongan yaitu
kepada karyawan BAZIS, badan usaha koperasi (BMT) dan masyarkat di DKI Jakarta
yang membutuhkan dana untuk modal usaha tetapi tidak mempunyai uang, disinilah
peran BAZIS sebagia 'Dewa Penyelamat' bagi mereka, karena dengan bantuan modal
usaha yang diberikan BAZIS dapat melepas dari jeratan rentenir. Tetapi yang
dilakukan sekarang di BAZIS dalam penyaluran dana qardhul hasan hanya 2 (dua)
golongan yaitu masyarakat dan karyawan sedangkan koperasi atau BMT, BAZIS
bekerjasama dengan bentuk piajaman modal usaha dan bentuknya bagi hasil
(Mudharabal1).
3 Gumbira-Sa'id, 1\!Janajen1en Strategi PerspektifSyari'ah, (Jakarta: P1'. Khairul Bayaan, 2003), h. 5
54
Ada berapa persyaratan untuk memperoleh dana pinjaman modal usaha
qarclhul hasan yaitu: 4
a. Perorangan
I. Beragama Islam;
2. KTP DKI clan kartu Kelurahan;
3. Surat keterangan clari Kelurahan yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan adalah peclagang atau usaha kecil yang membutuhkan
bantuan modal.
4. Khusus bagi pegawai:
• Foto kopi SK Pengangkatan clan SK Terakhir;
• Surat kuasa pemotongan gaji dari benclahara gaji;
• Slip gaji dan bukti penghasilan lain jika acla.
Agar bantuan modal usaha itu tepat sasaran, maka suatu lokasipun sangat
menentukan, di BAZIS lokasinya sangat strategis yaitu clekat clengan masyarakat
sehingga masyarakat yang meminjam dana tersebut clapat clengan mudah langsung
clatang Ice BAZIS dan juga agar BAZIS clapat memantau clan mengontrol masyarakat
dalam penggunan dana tersebut.
Sebelum dana qarclhul hasan itu diberikan kepada masyarakat yang meminjam
dana tersebut maka BAZIS alcan melakukan beberapa proses sepe1ti:
4 BAZIS Propinsi OKI Jakarta, Peraturan Gubernur Propinsi DK! Jakarta, (Jakarta: BAZIS Propinsi OKI Jakarta 2006), h. 137
55
I. Wawancara dan meninjau lapangan dengan tujuan BAZIS dapat melihat jenis
usaha yang dijalankan sepe1ii lokasi usahanya apakah strategis, bagiamana
mengelolah usahanya, berapa pendapatan tiap bulannya dan bagimana
kemampuan tuk membayar dana qardhul hasan tersebut.
2. Pembinaan dan pengarahan seperti memberikan pengarahan bahwa dana
qardhul hasan adalah dana dari infak dan sadaqah yang mesti dikembalikan
dan akan digulirkan kembali karena bukan dana zakat, pengembaliannya
mesti tepat waktu dan sebaginya.
Jumlah dana produktif yang diberikan kepada penerima dana qardhul hasan antara
Rp.1.000.000 - Rp.3.000.000, jadi sesuai dengan kebutuhan sekarang dan
kemampuan tmtuk memgembalikan dana qardhul hasan tersebut. Jangka waktu untuk
mengembalika dana qardhul hasan adalah antara I 0 - 12 bulan. Apabilah penerima
dana qardhul hasan tidak mengembalikan dana tersebut sesuai dengan waktu yang
yang ditentukan malrn BAZIS akan melakukan beberapa tindalrnn seperti:
I. Membuat surat teguran
2. Mengadakan monitoring dan silaturahmi ke tempat peminjaman dana qardhul
has an
3. Surat panggilan yaitu untuk kesanggupan membayar
4. Mengadakan pemutihan dengan beberapa persyaratan seperti pailit atau
bangkrut, pindah rumah tanpa pengetahuan dari lurah dan BAZIS sehingga
sulit untuk dilacak dan meninggal dunia tapi ahli waris tidak sangup
membayar.
56
Prosedur peminjaman dana qardhul hasan yakni langkah awal yang dilakukan
oleh peminjam Dana Qardhul Hasan adalah membuat surnt permohonan dana
peminjaman modal usaha kepada kepala BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan
melengkapi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu- pada pasal 69
tentang persyaratan untuk memperoleh dana pinjaman modal usaha kembali pokok
(Qardhul Hasan). Setelah itu menyampaikan pe1mohonan beserta persyaratan kepada
BAZIS Provinsi Seksi Bina Usaha BAZIS Provinsi DKI Jakarta.
Tahap kedua seksi bina usaha BAZIS meneliti dan menyeleksi surat
permohonan clan kelayakan pemohon serta mengembalikan berkas persyaratan yang
belum lengkap. Setelah persyaratan lengkap pemohon mengisi formulir P8 dan
menandatanganinya serta diketahui oleh lurah I kepala unit I satmm kerja_ Selanjutnya
seksi bina usaha BAZIS Probvinsi DKI Jakarta mewawancarai pemohon dengan
menggunakan formulir PIO dan mengadakan peninjauan ke tempat usaha pemohon
dan dibuatkan berita acara peninjauan untuk layak mendapatkan bantuan modal usaha
atau ticlak dapat mendapatkan modal usaha.
Tahap selanjutnya adalah seksi bina usaha menyampaikan berita acara
wawancara clan peninjauan lapangan beserta berkasnya kepada bidang
pendayagunaan BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Kepala bidang pendayagunaan BAZIS
membuat rekomenclasi atas berkas permohonan dan menyampaikan berkas
permohonan beserta rekomendasi kepada kepala BAZIS Provinsi DK! Jakarta.
57
Kepala BAZIS menerima dan meneliti berkas pennohonan beserta rekomendasinya
dan memberikan persetujuan I penolakan alas permohonan. Selanjutnya
mengembalikan berkas kepada seksi bina usaha BAZIS.
Selanjutnya seksi bina usaha BAZIS Provinsi DK! Jakarta membuat konsep
surat perjanjian dengan menggunakan formulir Pl I bagi pemohon yang setuju dan
mengirim surat pemberitahuan kepada pemohon yang tidak disetujui lalu meminta
tanda tangan pemohon yang diketahui lurah I kepala unit/ satuan kerja, selanjutnya
menyampaikan surat perjanjian beserta berkas permohonan kepada kepala BAZIS
Provinsi DK! Jakarta. Kepala BAZIS menandatangani surat perjanjian dan
mengembalikan surat perjanjian beserta berkas permohonan yang telah disetujui
kepada seksi bina usaha BAZIS Provinsi DK! Jakarta.
Seksi bina usaha BAZIS Provinsi DK! Jakarta memproses penerbitan surat
perintah membayar uang pencairan pinjaman modal usaha serta kartu angsuran dan
menyampaikan kepada seksi kas BAZIS untuk menerbitkan eek dan meminta
otoritasi I penandatanganan dari kepala bidang dana serta kepala BAZIS dan
menyerahkan tembusan tanda terima kepada seksi bina usaha BAZIS. Pemohon
menandatangani tanda terima dan menerima dana pinjaman berupa eek beserta surat
perjanjian dan kertu angsuran kemudian membayar angsuran melalui bank atau ke
seksi kas BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Sesuai dengan pe1janjian selanjutnya proses
pembayaran angsuran dicatat oleh seksi akuntansi BAZIS Provinsi DK! Jakarta.
Bagan prosedur penyaluran dana pinjaman modal usalia kembali pokok
(Qardhul Hasan) tercantum dalam lampiran.
58
BAZIS dalam penyaluran dana infaq dan shadaqah dengan skim qardhul
hasan cukup lancar tidak ada permasalahan dan kendala-kandala yang dihadapi, tetapi
yang menjadi permasalahanya adalah dalam pengembalian dana qardhul hasan.
Pengembalian dana qardhul hasan dari karyawan BAZIS cukup lancar dikarenakan
karyawan mengembaliakan atau mengangsur dana tersebut dipotong dari gaji mereka
tiap bulan. Yang menjadi permasalahan adalah pengembalian dana qardlrnl hasan dari
masyarakat, kerap kali mereka tidak lancara dalam mengembalikannya bahkan ada
yang tidak mengembalikan dana qardhul hasan sama sekali.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Wahyu Herman, SE yang
menjabat sebagai kepala seksi Bina Usaha, beliau mengatakan bahwa hampir 70 %
kurang lancar dan 30 % lancar dalam pengembalian drum qardlrnl hasan tersebut,
berdasarkan survey BAZIS dilapangan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan
hal itu terjadi yaitu:
I. Banyak masyarakat yang menyalagunakan drum qardhul hasan itu untuk
konsumtif dikarenakan banyaknya pengeluaran dari pada pendapatan.
2. Krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga kemiskinan semakin
meningkat dan akhirnya mereka tidak bisa mengembalikan dana qardhul
hasan karena digunakan untuk ha! Iain, bukan untuk modal madal usaha
seperti biaya sekolah anak-anak, bayar kontrakan dan Iain-lain.
3. Banyak masyarakat yang pindah rumah tanpa sepengetahuan BAZIS
sehingga sulit untuk dilacak untuk menagih angsuran dana qardhul hasan
tersebut.
59
4. Ada masyarakat yang meninggal dunia dan ahli warisnya tidak mampu untuk
membayar hutang almarhum.
5. Masyarakat masih berfikir dana qardhul hasan itu adalah dari zakat yang tidak
wajib dikembalikan, padahal dana qardhul hasan adalah dari infak dan
shadaqah yang akan digulirkan kembali oleh BAZIS.
Berdasarkan strategi penyaluran dana infaq dan shadaqah dengan skim
qardhul hasan maka penulis ingin menganalisis strategi tersebut dengan analisis
SWOT yakni dengan pendekatan kuantitatif Analisis SWOT Pearce dan Robinson
(1988). Dengan menggunakan analisas ini dimaksudkan agar dapat diketahui secara
pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.
Tabel 4.1
Hasil Analisa SWOT
Penyaluran Dana Infaq dan Shadaqah dengan Skim Qardul Hasan
DiBAZIS
Analisis Internal
No, Kekuatal1
!.
2.
Kedudukan oraganisasi sebagai unti kerja Provinsi 5
DKI Jakarta yang mandiri dan independen.
Dimilikinya struktur organisasi yang bairn 4
ditingkat Provinsi, wilayah hingga kelurahan.
B6bot Sx.B
416 3
316 2
60
3. Adan ya kantor beserta fasilitas (sarana dan 3 216
prasaran) yang memadai.
4. Gaji amil didukung penuh pemimpin DK! bukan 4 516 3
dari bagian zakat.
5. SDM-SDO karyawan (amil) BAZIS full time 2 316
6. Transparan dalam pengelolaan dana dan sudah 5 416 3
diaudit akuntan publik.
Total 13
Bobot ·SxiB
(professional, amanah di!).
2. SDO-Citra Jayanan yang diberikan kepada 3 617 3
masyarakat masih belum optimal.
Dana untuk pinjaman Qardul Hasan masih minim 5 " .) . 617 4
sedangkan permohonan pinjaman dari masyarakat
ban yak.
4. Prosedur pengajuan ke Bazis DK! terlalu rumit. 4 517 3
5. Kurang optimalnya pembinaan pendampingan dan 5 717 5
pemantauan terhadap pinjaman dana Qardul
Hasan.
61
6. Bazis kurang bersosialisasi ke masyarakat. 2 517
7. Minimnya dana Qardul Hasan yang diberikan 4 617 3
untuk modal usaha.
Total 21
• Selisih antara kekuatan dan kelemahan = S - W = 13 - 21 = -8
Analisis Ekstenal
No. Pd~ang/·····.O······p··········P···o .. ·•.·.·.1.·.1··.·.m·.········.1···.i·ty·············.'········ <,f . v ·i· V• t····· •.·.... Sk:or J3.o····.·.·····b·····.o·t .. •· S xB ·. · .. ·.·• .•.·.· .. •.. > .. ·• •···· .< .. /<. O:.).<•(.r: •..•• , •.. •> .·• · ... ·.·.. ··•··. I. Masyarakat Jakarta dominan muslim (7,5% dari 4 6/8 3
jumlah penduduk DKI)
2. Perkembangan teknologi informasi yang cepat 3 5/8 2
yang dapat digunakan untuk media komunikasi
publikasi
3. Adanya kebijakan Pemimpina Provinsi DKI 4 6/8 3
Jakarta bagian pengurusan kemiskinan.
4. Adanya dukungan sarana prasarana dari pemimpin 2 5/8 I
Provinsi DKI Jakarta.
5. Banyak tokoh ulama dan public figur yang peduli 5 7/8 4
ZIS
6. .Adanyan tun tu tan pengolaan zakat yang 3 6/8 2
professional.
7.
8.
Total
No:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menghindarkan masyarakat dari rentenir. 5
Kepercayaan muzakki, munfiq dan mutashaddiq 3
yang semakin meningkat.
8/8
718
5
3
23
Skor Bobot S x B
Krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga 5
kemiskinan semakin meningkat
Banyak masyarakat ingin berwirausaha tetapi tak 4
mempunyai dana untuk modal usaha.
Minimnya pengetahuan masyarakat tentang 3
berwirausaha.
Banyak masyarakat yang tak mengembalikan dan 5
pinjaman Qardhul Hasan sehingga dana tidak dapat
digulirkan kembali.
Banyak masyarakat yang menyalahgunalrnn dana 5
Qardul Hasan itu untuk konsumsif.
Masyarakat masih berfikir dana Qardul Hasan itu 4
adalah dari zakat yang tak wajib dikembalikan,
617 4
517 3
517 2
717 5
717 5
617 3
62
63
padahal dana Qardul Hasan adalah dari infaq dan
shadaqah.
7. Masih ada persepsi negative tentang kinerja Bazis. 4 517 3
Total 25
• Selisih antara peluang dan tantangan = 0 - T = 23 - 25 = -2
Gambar4.1
Posisi Strategi Penyaluran Dana Infak dan Shadaqah dengan Skim Qardhul
Hasan di BAZIS Propinsi DKI Jakarta
Kelemahan
Posisi Strategi Penyaluran Dana Infaq dan Shadaqah dengan
Skim Qardhul Hasan di BAZIS (-2,-8)
-2
Peluang
-8
Tantangan
--+ Kekua tan
64
Berdasarkan hasil analis SWOT tentang Strategi penyal.uran dana infaq dan
shadaqah dengan skim Qardhul Hasan di BAZIS dapat ditarik kesempatan bahwa
strategi BAZIS tentang penyaluran dana infaq dan shadaqah berada pada koordinat
titik (-2,-8) atau berada pada koordinat IV (negative, negative) yang manandakan
bahwa strategi penyaluran dana infaq dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan di
BAZIS lemah dan menghadapi tantangan besar.
Atas posisi elcsisting seperti ini, Pearce dan Robinson memberikan
rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan, mtinya kondisi utama
organisasi lemah yang dihadapkan pada situasi eksternal yang sulit menyebabkan
orgamsas1 berada pada pilihan dilematis, karena itu organisasi disarankan untuk
menggunakan strategi bertahan, yakni mengendalikan kine1ja internal agar tidak
terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.5
Untuk mengendalikan kinerja internal ini. BAZIS harus melakukan langkah
langkah menuju perbaikan yakni :
I. Membangun kreatifitas perlu dilakukan sampai ke level bawah, tmtuk itu
diperlukan pendidikarmya terkait kreatif, motivasi, entrepreneurship kepada
petugas-petugas operasional.
2. Bazis perlu membangun komunikasi, silaturahmi dan kedekatan dengan para
pimpinan-pimpinan perusahaan, agm· lebih mudah dalam mendapatkan dana ZIS
di perusahaan-perusahaan tersebut sehingga akan lebih banyak dana yang
terhimpun akhirnya dapat disalurkan Ice masyarakat yang membutuhkannya.
5 Gumbira-Sa'id, Op.Cit, h.37
65
3. Harus dioptimalkan pembinaan, pendamping dan pemantauan terhadap peminjam
dana Qardhul Hasan serta melaksanakan bimbingan usaha agar tegas mandiri dan
berakhlaq mulia, misalnya mengadakan pertemuan 1 bulan sekali untuk
memberikan motivasi atau dorongan kepada peserta yang menerima modal untuk
usaha yaitu mengadakan pengajian-pengajian yang bertujuan untuk membina para
mustahik agar memiliki akhlak mulia dan juga tanya jawab atau sharing tentang
hambatan dalam mengelolah modal yang diberikan BAZIS ataupun masalah
masalah lainnya.
4. Dalam ha! pelayanan BAZIS sudah cukup baik, tinggal di tingkatkan lagi untuk
beberapa aspek pelayanan terntama aspek keramahan, kecepa.tan dan jumlah dana
yang diberikan.
5. Prosedur pengajuan dana qardhul hasan terlalu rumit menurut para responden
penerima dana qardhul hasan hampir (50%). Jadi BAZIS harus lebih
mempermudah dalam ha! peminjaman dana qardhul hasan dan juga BAZIS hams
mensurvei dulu kelayakan orang yang akan menerima dana qardhul hasan secara
ketat dan tepat sehinggajangan sampai orang yang sebenamya mampu tapi dapat
dana tersebut.
6. Masyarakat masih berfikir dana Qardhul Hasan itu adalah dari zakat yang tidak
wajib dikembalikan, padahal dana Qardhul Hasan adalah dari infaq dan shadaqah
yang mesti digulirkan kembali, oleh sebab itu Bazis harus lebih meyakin kepada
masyarakat dan memberikan penjelasa-penjelasan tentang, tujuan, fungsi dan
manfaat dana ZIS.
66
7. BAZIS harus lebih bersosialisasi kepada masyarakat, seperti :
Acara-acara talkshow di TV perlu digencarkan (Kalau perlu membuat sinetron
seputar ZIS)
Jaringan masjid-masjid lewat khatib jum'at
Layanan kesehatan gratis, di blow up melalui televisi karena disadari ataupun
tidak, bahwa Bazis hanyalah mediator antara me havas dengan mustahik.
Dengan langkah-langkah menuju perbaikan tersebut diharapkan Bazis dalam
hal strategi penyaluran dana infaq dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan dapat
mempertahankan strategi yang ada dan mebenahi diri untuk jadi lebih baik. Sehingga
salah satu tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat yaitu terwujudnya
pemberdayaan ekonomi mandiri, terciptanya mustahik merijadi muzakki dan
menumbuh kembangkan SDM dan sumber daya ekonomi rakyat serta masyrakat
diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang
lebih baik pula.
B. Analisi Penyaluran Dana Infak dan Shadaqah dengan Skim Qardhul Hasan,
Apakah Dapat Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat.
Data Pribadi Penerima Bantuan Dana Qardul Hasan
Tabel 4.2 Jenis Kelamin dan Status Nikah
a. Belum Menikah
b. Sudah Menikah
c. Janda I Duda
1
29
2
3,1 %
90,6%
6,3%
67
Dari tabel diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penerima Dana Qardul
Hasan lebih banyak Perempuan dari pada Laki-laki dan mayoritas peminjam Qardul
Hasan adalah dari kalangan ibu-ibu.
Dan ditinjau dari status perkawinan yang Sudah Menikah lebih banyak,
kemudian diikuti Janda I Duda, Kemudian diikuti yang Belum Menikah.
Berdasarkan hasil kuisioner umur penerimaan Dana Qardul Hasan bervariasi
antara 28-60 tahun, dan mayoritas penerima dari Qardhul Hasan itu adalah dari
kalangan !bu Rumah Tangga dan dilihat dari jumlah tanggungan keluarga juga
bervariasi antara 1-4 anak.
68
Tabel 4.3 Pendidikan terakhir, Jenis Usaha dan Penghasilan
Uraian Jurrilah Presentase
I. Pendidikan
a. SD/MI 3,1 %
b. SMP I Tsanawiyah 2 6,3%
c. SMA I Aliyah 18 56,3 %
d. S 1 / Sarjana 11 31,3 %
e. S2 I Pascasarjana 0 0
Jumlah 32 100.%
2. Jenis Usaha
a. Pedagang Klontong 5 15,6 %
b. Pedagang Buah 5 15,6 %
c. Pedagang Sayur 2 6,3 %
d. WarungNasi 9 28,1 %
e. Lain-lain 11 34,3 %
Jumlah 32 100%
3. Penghasilan
a. < Rp. 500.000,- 0 0
b. Rp. 500.000,- Rp 1 Jt 14 i 43,8 %
c. Rp. 1 jt - Rp. 2 jt 16 50%
d. > 2jt 2 6,3 %
Jm11lah 32 10'0%
Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan babwa. untuk pendidikan
yang paling banyak adalah lulusan SMA, kemudian pendidikan S:I, kemudian diikuti
pendidikan SMP, dan yang terakhir adalah pendidikan SD, sedangkan untuk
pendidikan S2 sarna sekali tak ada.
69
Ditinjau dari jenis usaha mayoritas penerima Qardul Hasan adalah berdagang
warung nasi, pedagang buah, pedagang klontong, pedagang sayur dan lain-lain sepe1ii
berdagang peci dan minyak wangi.
Berdasarkan penghasilan dari berdagang itu ternyata penerima Dana Qardul
Hasan berpenghasilan 1-2 juta yang paling banyak, kemudian 500 ribu-1 juta dan
terakhir adalah > dari 2 juta, sedangkan yang < 500 ribu tidak ada.
Tabel 4.4 Prosedur Peminjaman Dana Qardul Hasan di BAZJS DKI Jakarta
Presehtase .
a. Sangat Mudah 3 9,4%
b. Mudah 9 28,1 %
c. Abstain 3 9,4 %
d. TidakMudah 16 50%
e. Sangat Tidak Mudah 2 3,1 o/o
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Prosedur
Peminjaman Dana Qardul Hasan di BAZIS Provinsi DKI Jakarta itu tidak mudah,
karena prosedur peminjaman Dana Qardul Hasan terlalu berbelit-belit dan proses
pencairannya lama.
70
Tabel 4.5 Pelayanan di BAZIS terhadap Peminjam Dana Qardul Hasan
Uraian JJ.Urilah Presentase
a. Sangat Puas 4 12,5 %
b. Pu as 9 28,1 %
c. Abstain 4 12,5 %
d. Tidak Puas 14 43,8%
e. Sangat Tidak Puas 1 3.,1 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat ditarik disimpulkan bahwa Pelayanan di BAZIS
terhadap Dana Qardul Hasan sudah cukup baik, tinggal ditingkatkan lagi untuk
beberapa aspek pelayanan tentang aspek keramahan dan kecepatan pencairan dana
Qardul Hasan.
Tabel 4.6 Kondisi Ekonomi I Keuangan Masyarakat Sebelum Mendapatkan
Dana Qardul Hasan
a. Sangat Cukup
b. Cukup
c. Abstain
d. Tidak Cukup
e. Sangat Tidak Cukup
Jumlah;·
6
22
2
32
3,1 %
18,8%
3,1 %
68,8%
6,25 %
100%
71
Dari tabel di atas bahwa kondisi Ekonomi I Keuangan Masyarakat seblum
mendapatkan bantuan Dana Qardul Hasanitu tidak mencukupi kebutuhan Ekonomi
masyarakat. Bagi sebagian pedagang kecil BAZIS Provinsi DK! Jakarta tak ubahnya
seperti dewa penyelamat, karena dengan bantuan modal usaha yang diberikan BAZIS
dapat melepaskan mereka dari jeratan rentenir.
Tabel 4.7 Jumlah Pinjaman Dana Qardul Hasan antara l-3 juta, apakah dapat
mencukupi kebutuhan modal nsaha ?
Uraiim
a. SangatCukup
b. Cukup
c. Abstain
d. Tidak Cukup
e. Sangat TidakCukup
Jumlah
0
10
18
3
32.
Pfesentase
0%
31,3 %
3,1 %
56,3 %
9,4%
100%
Berdasarkan data yang ada bahwa jumlah peminjaman Dana Qardul Hasan
antara 1 -3 juta tak mencukupi untuk modal usaha dikarenakan si zaman sekarang
segala sesuatunya serba mahal jadi sangat minim sekali kalau untuk modal usaha.
Tabel 4.8 Dana Pinjaman Qardul Hasan di BAZIS Provinsi DKI Jakarta
apakah sebagian untuk konsumsi ?
72
Presentase
a. 21,9 %
b. Kadang-kadang 21 65,6%
c. Jarang 4 12,5 %
Jumlah 32 100%
Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan bahwa Dana Pinjarnan Qardul
Hasan dari BAZIS Provinsi DKI Jakarta kadang-kadang mereka menggunakan untuk
konsumsi seperti untuk makan sehari-hari, biaya sekolah anak-·anak dan lain-lain,
sehingga masyarakat sulit untuk mengembalikan dana tersebut.
Tabel 4.9 Dana Pinjaman Qardul Hasan di BAZIS Provinsi DKI Jakarta
apakah untuk modal usaha ?
Uraian Jumlah Presentase
a. Sering 12 37,5 %
b. Kadang-kadang 13 40,6%
c. Jarang 7 21,9 %
32 '.JOO%
Berdasarkan tabel diatas ditarik kesimpulan bahwa dana Pinjaman Qardul
Hasan dari BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Mereka gunakan sebagian untuk konsumsi
dan sebagian lagi untuk modal usaha jadi mereka tidak seratus persen untuk modal
us aha.
73
Tabel 4.10 Jangka Waktu yang diberikan antara 10-12 bulan apakah sudah
melengkapi untuk mengembalikan dana pinjaman Qardul hasan ?
Uraiiln
a. Sangat Cukup
b. Cukup
c. Abstain
d. Tidak Cukup
e. Sangat Tidak Cukup
Jumlah
Ji.ilnlah
19
0
12
0
32
Presentase
3,1 %
59,4 %
0%
37,5 %
0%
100%
Dapat disimpulkan bahwa jangka yang diberikan antara 10-12 bulan untuk
mengembalikan dana pinjaman Qardul Hasan adalah sudah cukup tetapi berdasarkan
data dari BAZIS kebanyakan mereka mengangsur lebih dari 1 tahun bahkan ada yang
tidak mengembalikan Dana Qardul Hasan tersebut.
Tabel 4.11 Angsuran pembayaran dana pinjaman Qardul Hasan di BAZIS tiap
bulannya apakah lancar ?
Uraiiln' Juinlah Presentase
a. Sangat Lancar 2 6,3 %
b. Lan car 9 28,1 %
c. Abstain 11 34,4%
d. Tidak Lancar 10 31,3 %
e. Sangat Tidak Lancar 0 \ 0 o/o i
Jumlah 32; 100%
'1' 'I
74
Dapat ditarik kesimpulan dari tabel tersebut bahwa pinjaman Dana Qardul
Hasan kebanyakan abstain karena penghasilan mereka tidak menentu. Dan
kebanyakan masyarakat tidak bisa mengangsur tiap bulan dikarenakan dana tersebut
mereka gunakan sebagian untuk konsumsi sehingga tidak bisa mengembalikan dana
pinjaman tersebut.
Tabel 4.12 Dengan adanya modal usaha yang diberikan BAZIS Provinsi DKI
Jakarta apakah dapat membantu usaha Iebih berkembang?
Jiin.ilah Presentase
a. Sangat berkembang 2 6,3 %
b. Berkembang 25 78,13 %
c. Abstain 3 9..4%
d. Tidak Berkembang 2 6,3 %
e. Sangat Tidak Berkembang 0 0%
Jumlah 32 mo o/o
Berdasarkan label diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya modal
usaha yang diberikan BAZIS Provinsi DKI Jakarta yaitu Dana Qardul Hasan maka
usaha mereka lebih berkembang karena ada suntikan dana segar, karena hanya
mengembalikan pokoknya saja tanpa bagi hasil.
75
Tabel 4.13 Apakah dengan usaha lebih berkembang maka dapat keuntungan
lebih banyak sehingga pendapatan meningkat?
Uraian Jumfali
a. Sangat Meningkat 0
b. Meningkat 21
c. Abstain 3
d. Tidak Meningkat 8
e. Sangat Tidak Meningkat 0
Presentase
0%
65,6 %
9,4%
25 %
0%
Dapat disimpulkan bahwa dengan usaha lebih berkembang secara otomatis
keuntungan akan meningkat. Tetapi ada juga yang tidak meningkat dikarenakan
mereka gunakan sebagian untuk konsumsi.
Tabel 4.14 Apakah dengan pendapatan meningkat sehingga dapat tercukupi
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ?
a. Sangat Cukup
b. Cukup
c. Abstain
d. Tidak Cukup
e. Sangat Tidak Cukup
JUitilah\
3
I I
0
18
0
Pt~seii.fase
9,4 ~~
34,4 %
0%
56,3 %
0%
76
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dengan pendapatan
meningkat masyarakat belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dikarenakan
krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga pendapatan yang diperoleh tidak
sebanding dengan pengeluarannya.
Tabel 4.15 Apakah dengan meningkatnya pendapatan, Anda jadi rutin
berzakat?
uraian·· .Jumiah Pi-'&sentase
a. Sangat Rutin I 3,lo/c1
b. Ru tin 22 68,8 %
c. Abstain 3 9,4 ~o
d. Tidak Rutin 6 18,8 %
e. Sangat Tidak Rutin 0 0%
Junilah 32 100%
Berdasarkan ta be I dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatnya
pendapatan maka masyarakat rutin mengeluarkan ZIS, karena mayoritas muslim
sehingga kesadaran untuk berzakat sangat tinggi.
Tabel 4.16 Apakah rutin mengisikan sebagian Pendapatan untuk ditabungkan?
Uraiai:t Presentase
a. Sangat Rutin 2 6,3%
b. Rutin 9 28,1 %
c. Abstain 4 129,5 %
d. Tidak Rutin 16 50%
77
e. Sangat Tidak Rutin I 3,1 %
Jumlah 32 100% .· . .
Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan bahwa masyarakat tidak rutin
menabung dikarenakan besar pasak dari pada tiang yaitu banyaknya pengeluaran dari
pada pendapatan.
Tabel 4.17 Apakah penyaluran dana pinjaman Qardhul Hasan tepat kepada
yang membutuhkannya?
Utafa.1i JUrrllah
a. Sangat Tepat 3 9,4 ~~
b. Tepat 19 59,4 %
c. Abstain 9 28,1 %
d. Tidak Tepat 1 3,1%
e. Sangat Tidak Tepat 0 0%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengeluaran dana pinjaman Qardul
Hasan sudah tepat sasaran kepada orang yang membutuhkannya yaitu pedagang kecil
yang memerlukan modal untuk berwirausaha.
Tabel 4.18 Apakah Pinjaman dana infaq dan shadaqah dengan skim qardhul
Hasan sud ah efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masymrakat ?
78
Uraian Jul11lah P:resentase
a. Sangat Efektif I 3,1 %
b. Efektif 14 43,8 %
c. Abstain 13 40,6 %
d. Tidak Efektif 4 12,5%
e. Sangat Tidak Efektif () () %
Jullllah 32 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penyaluran dana infaq dan
shadaqah dengan skim Qardhul Hasan sudah efektif untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat, berdasarkan responden hampir 43,8 %. Dan yang
abstain/tidak mengetahui yakni 40,6 % dikarenakan minimnya pengetahuan dan yang
menyatakan tidak efektifyakni 12,5 %.
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 32
responden yang meminjam dana Qardhul Hasan menyatakan bahwa penyaluran dana
infaq dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan sudah efektif untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat hampir 43,8 %, karena dengan adanya dana
Qardhul Hasan yaitu bantuan untuk modal usaha sangat membantu pedagang kecil
untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Disatu pihak, bagi
sebagian pedagang kecil, BAZIS Provinsi DKI Jakarta tak ubahnya seperti dewa
penyelamat, karena dengan bantuan modal usaha yang diberikan BAZIS dapat
melepaskan mereka clari jeratan rentenir.6
6 BAZIS Propinsi DK! Jakarta, Op. Cit, h. 98
79
Namun yang meajadi pemasalahan adalah dalam pengembalian dana qardlrnl
Hasan tersebut tak lancar dalam pengembalian dana qardhul Hasan bahkan ada yang
tidak mengembalikan dana qardhul hasan sama sekali.
Berdasarkan data yang ada kondisi ekonomi/keuangan masyarakat sebelum
mendapat bantuan dana qardhul hasan adalah tidak mencukupi kebutuhan ekonomi
masyarakat hampir 68,8 %.
Banyak masyarakat yang menyalagunakan dana tersebut untuk konsumtif
hampir 65,6 % dikarenakan banyaknya pengeluaran dari pada pendapatan. Krisis
ekonomi yang berkepanjangan sehingga kemisikinan semakin meningkat ald1imya
mereka tidak bisa mengembalikan dana qardhul hasan karena digunakan untuk
kebutuhan lainnya, jadi bukan digunakan untuk modal usaha.
Tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu faktor penting untuk
menentukan tingkat kesejahteraan mereka, karena faktor yang cukup penting juga
dalam menentukan tingkat kesejahteraan mereka seperti faktor non ekonomi yaitu
adat istiadat, keadaan iklim dan alam sekitar, dan ada atau tidaknya kebebasan
mengeluarkan pendapat dan bertindak. 7
Pada tahun 1992 Biro Pusat Statistik (BPS) mengembangkan suatu indikator
kesejal1teraan rakyat yang disebut indikator Susenas Inti. Indikator ini merupakan
indikator "campuran" karena terdiri dari indikator sosial dan ekonomi. lndikator ini
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
7 Lincolin Aisyad, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: PT STIE, 2004), h. 26
80
1. Pendidikan indikatornya: Tingkat pendidikan, tingkat melek hurnf, tingkat
partisifasi pendidikan.
2. Kesehatan indikatornya: rata-rata hari sakit fasilitas kesehatan.
3. Perumahan indikatornya: sumber air bersih dan mutu rumh tinggal
4. Angkatan kerja indikatornya: partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja dan
sumber penghasilan utama
5. Ekonomi khususnya tingkat konsusmsi perkapital
6. Kriminalitas indikatornya: jumlah pencurian per tahun, jumlah perkosaan
pertahun
Berdasarkan indikator-indikator kesejahteraan rakyat dalam buku ekonomi
pembangunan, bahwa masyarakat yang menerima dana qardhul hasan masih cukup
jauh untuk mencapai kesejhteraan ekonomi masyarakat. Namun dengan adanya
bantuan modal dana yakni dengan bentuk qardhul hasan dari BA.ZIS Propinsi OKI
Jakarta dapat meringankan beban masyarakat.
Karena peran BA.ZIS Propinsi DK! Jakarta adalah pe:rtama menciptakan
iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang, yaitu mendorong,
memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta
berupaya untuk mengembangkannya. Kedua, memperkuat potensi yang dimiliki
masyarakat. Ketiga, melindungi dari kemungkinan jatuh kembali kedalam jurang
kemiskinan.
A. KESIMPULAN
BABV
PENUTUP
Setelah menyimak dari penjelasan-penjelasan bab-bab terdahulu akbimya
penulis dapat menyimpulkan beberapa poin penting sebagai jawaban dari- penelitian
skripsi ini.
I. Penyaluran dana Qardhul Hasan di salurkan kepada 3 (tiga) golongan yaitu
kepada karyawan BAZIS, badan usaha koperasi (BMT) dan masyarkat di DKI
Jakarta yang membutuhkan dana untuk modal usaha tetapi tidak mempunyai
uang, disinilah peran BAZIS sebagia 'Dewa Penyelamat' bagi mereka, karena
dengan bantuan modal usaha yang diberikan BAZIS dapat melepas dari
jeratan rentenir. Tetapi yang dilakukan sekarang di BAZIS dalam penyaluran
dana qardhul hasan hanya 2 (dua) golongan yaitu masyarakat dan karyawan
sedangkan koperasi atau BMT, BAZIS bekerjasama dengan bentuk pinjaman
modal usaha dan bentuknya bagi hasil (Mudharabah).
2. Berdasarkan hasil analisis SWOT tentang Strategi penyaluran dana infaq dan
shadaqah dengan skim Qardhul Hasan di BAZIS dapat ditarik kesempatan
bahwa strategi BAZIS tentang penyaluran dana infaq dan shadaqah berada
pada koordinat titik (-2,-8) atau berada pada koordinat rv (negative, negative)
yang menandakan bahwa strategi penyaluran dana infaq dan shadaqah dengan
skim Qardhul Hasan di BAZIS lemah dan menghadapi tantangan besar. Atas
82
posisi eksisting seperti ini, Pearce dan Robinson memberikan rekomendasi
strategi yang diberikan adalah strategi bertahan, artiinya kondisi utama
organisasi lemah yang dihadapkan pada situasi ekstemal yang sulit
menyebabkan organisasi berada pada pilihan dilematis, karena itu organisasi
disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, yakni mengendalikan
kinerja internal agar tidak terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus
berupaya membenahi diri. Yakni seperti prosedur pengajuan dana qardhul
hasan terlalu rumit menurut para responden penerima dana qardhul hasan
hampir (50%). Jadi BAZIS harus lebih mempermudah dalam ha! peminjaman
dana qardhul hasan dan juga BAZIS harus mensurvei dulu kelayakan orang
yang akan menerima dana qardhul hasan secara ketat dan tepat sehingga
jangan sampai orang yang sebenamya mampu tapi dapat dana tersebut.
3. Berdasarkan basil penyebaran kuisioner dapat ditarik kesimpulan bahwa dari
32 responden yang meminjam dana Qardhul Hasan menyatakan bahwa
pinjaman dana infaq dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan sudah efektif
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat hampir 43,8 %,
karena dengan adanya dana Qardhul Hasan yaitu bantuan untuk modal usaha
sangat membantu pedagang kecil untuk dapat mempertahankan dan
mengembangkan usahanya. Berdasarkan indikator-indikator kesejahteraan
rakyat dalam buku ekonomi pembangunan, bahwa masyarakat yang menerima
dana qardhul hasan masih cukup jauh untuk mencapai ke:;ejhteraan ekonomi
masyarakat. Namun dengan adanya bantuan modal dana yakni dengan bentuk
83
qardhul hasan dari BAZIS Propinsi DKI Jakarta dapat meringankan beban
masyarakat dari kemiskinan.
B. SARAN
I. BAZIS harus lebih gencar unruk melakukan sosialisasi secara merata baik
melalui kecamatan, kelurahan; media televisi, radio, agar pedagang yang ada
diwilayah DKI Jakarta tau akan keberdaan dana qardhul hasan tersebut.
Karena kebanyakan masyarakat banyak yang belwn mengetahui tentang
adanya dana qardhul hasan BAZIS.
2. Bazis perlu membangun komunikasi, silaturahmi dan kedekatan dengan para
pimpinan-pimpinan perusahaan, agar lebih mudah dalam mendapatkan dana
ZIS di perusahaan-perusahaan tersebut sehingga akan lebih banyak dana yang
terhimpun akhirnya dapat disalurkan ke masyarakat yang membutuhkannya.
3. Harns dioptimalkan pembinaan, pendamping dan pemantauan terhadap
peminjam dana Qardhul Hasan serta melaksanakan bimbingan usaha agar
tegas mandiri dan berakhlaq mulia, misalnya mengadakar1 pertemuan I bulan
sekali unruk memberikan motivasi atau dorongan kepada peserta yang
menerima modal unruk usaha yaitu mengadakan pengajian-pengajian yang
bertujuan unruk membina para mustahik agar memiliki ak!tlak mulia dan juga
tanya jawab atau sharing tentang hambatan dalam meng;elolah modal yang
diberikan BAZIS ataupun masalah-masalal1 lainnya.
84
4. Cara penyaringan calon penerima dana Qadhul Hasan yakni harus lebih selektif
dan benar-benar yang membutuhkan dana tersebut, penerima dana Qardhul Hasan
haruslah dilihat dari riwayat pendidikan apakah yang bersangkutan cukup cerdas
dan memiliki pengetahuan umum serta pengetahuan yang khusus/ keahlian yang
sejalan dengan usahanya serta dilihat dari pengalaman kerja dan kemampuannya
merencanakan, bagimana kemampuan unmk melihat kedepan agar usahanya lebih
berkembang atau sekurang-kurangnya terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan.
5. Keberadaan BAZIS Propinsi DKI Jakarta dirasakan cukup besar manfaatnya oleh
masyarakat. Oleh sebab itu lebih ditingkatkan lagi dalam melaksanakan kerjasama
usaha dengan pihak lain dan memperluas jaringan pemberdayaan ekonomi
mandiri serta menciptakan lapangan ke1ja baru untuk para mustahik. Sehingga
dapat menanggulangi masalah sosial dan kemiskinan yang semakin umit,
terutama mereka yang berada di kelas bawah dan menengah, sehingga menumbuh
kembangkan masyarakat dengan berjiwa usaha yang gigih dan profesional.
DAFT AR PUST AKA
AI-Qur'an dan terjemahnya, Departemen Agama, (Jakarta, CV. Toha Putra, 1989).
Aripin, Zaenal, Taufik, M, Adam, Sahrul, Laporan Hasi/ Penelitian Pengelo/aan
Zakat di DK! Jakarta dan Jawa Baral, (Jakarta, 2004).
BAZIS Propinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat,Manajemen ZIS BAZIS
Propinsi DK/ Jakarta, (Jakarta, BAZIS Propinsi DK! Jakarta, 2006).
BAZIS Propinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, Peraturan Gubernur
Propinsi DK/ Jakarta, (Jakarta, BAZIS Propinsi DK! Jakarta, 2006).
Bariadi, Lili, Zen, Muhammad, Mudri,M, Zakat dan Wirausaha,( Jakarta, CED,
2005).
Bisri, Hasan, eek, Rufaiduh, Eva, Model Pene/itian Agama dan Dinamika Sosial,
(Jakarta, PT. Raja Grapindo Persada, 2002).
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1989).
Hafidhudhin, Didin, Panduan Praktisi Tentang ZIS, (Jakarta, Gema Insani Press,
2002).
Hafidhuddin, Didin, Anda Bertanya Tentang Zakat Jnfak dcm Shadaqah Kami
Menjawab, (Jakarta : BAZNAS, 2005).
Ismail Yustanno, Muhammad, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, (Khairul
Bayaan, 2003)
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta, UPP AMP YKPN,
2005). 85
86
Nawawi, Hadari, H, Manajemen Strategik Organisasi non profit bidang
Pemerintahan, (Yogyakarta, UGM Press, 2003).
Purwanto, Safira, Ayu, EKSJS Jurnal Analisis SWOT dalam Upaya Pengembangan
BAZNAS, (Jakarta, Vol.I No.I Januari, 2005).
Qardawi Yusuf, Hukum Zakat, (Jakarta, Litera Antara Nusa, 1991 ).
Rangkuti, Ferddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta, PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2001).
Samih, Athif Zyn, Mujma 'ul Bayani! Hadits Tafsiran Mufradat Al-Fadzil Quranul
Karim, (Beirut, Syirkah Alawiyah Kitab S.M.L, 1994).
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta, EKONISIA,
2003).
Sumarni, Murti, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta, Liberty, 2002)
Tim Penulis Fakultas Syari'ah dan Hukum, Buku Pedoman Penu/isan Skripsi
Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatu/lah Jakarta, (Jakarta, PT Logos
Wacana, 2007)
f PEMERINTAH PROVINS! DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKl\RTA
BADAN AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH Gedung Prasada Sasana Karya, JI. Suryopranoto No. 8 Jakarta Pusat
Telp.: 3901367, 3144023, Fax.: 3144579 Jakarta 10130
SURAT KETERANGAN
Nomor : Lf~l) ( o1f. 1
Lampiran 1
Berdasarkan surat dari Universitas Islam /\Jegeri (UIN) Syarif -lidayatullah Jakarta Fakultas Syari'ah dan Hukum Nomor =t, 43/KM.00.02/491/11/2007 pada tanggal 11 Februari 2007 perihal Mohon )ata I Wawancara penunjang skripsi, dengan ini menerangkan bahwa :
Nam a
NIM
F akultas/Prodi
Konsentrasi
: Maftukha
103046128342
Muamalat(Ekonomi lslam)/Perbankan Syari'ah
: Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melaksanakan observasi di Kantor BAZIS Provinsi OKI akarta dari bulan Februari s.d Juni 2007 dalam rangka penyusunan tugas khir (Skripsi) dengan Judul :
"Strategi Penyaluran Dana lnfaq dan Shadaqah dengan Skim Qardhu/ Hasan "
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan ~bagaimana mestinya
Jakarta, 7 Agustus 2007
. CHABIB -ll.l.IQ...-£~h"~ ;?OR1/1 ?1 r:;i:;r:;
A. Data Pribadi Nama Jenis Kelamin Umur Status Nikah
LEMBAR KUISIONER
Jumlah Tanggungan Keluarga:
Pendidikan Terakhir: a. SD/ SDI
Jenis Usaha:
Penghasilan:
b. SMP/ Tsanawiyah c. SMA/ Aliyah d. SI/ Sarjanah e. S2/ Pascasarjana
a. Pedagang Klontong b. Pedagang Buah c.Pedagang Sayur d. Warung Nasi e. Lain-lain
a. Kurang dari Rp 500.000; b. Rp 500.000-Rp 1.000.000; c. Rp 1.000.000-Rp 2.000.000; d. Lebih dari Rp 2.000.000; e. Lain-lain
B. Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan-pertanyan dibawah ini:
Lampiran 2
I. Bagaimana menurut pendapat Anda, prosedur peminjaman dana Qardhul Hasan di BAZIS Propinsi DK! Jakarta?
a. Sangat Mudah d. Tidak Mudah b. Mudah e. Sangat Tidak Mudah c. Abstain
2. Bagaiaman pelayanan di BAZIS terhadap anda sebagai peminjam dana Qardhul Hasan?
a. Sangat Pu as d. Tidak Pu as b. Puas e. Sangat Tidak Puas c. Abstain
3. Maaf sebelumnya, bagaiman kondisi ekonomi atau keuangan Anda sebelum mendapatka Dana Qardhul Hasan, apakah bias mencukupi kebutuhan keluarga?
a. Sangat Cukup d. Tidak Cukup
b. Cukup e. Sangat Tidak Cukup c. Abstain
4. Bagaiman menurut pendapat Anda, apakah jumlah pinjaman dana Qardhul Hasan antara Rp 1.000.000-Rp 3.000.000 dapat mencukupi kebutuhan untuk modal usaha?
a. Sangat Cukup d. Tidak Cukup b. Cukup e. Sangat Tidak Cukup c. Abstain
5. Apakah dana Pinjaman Qardhul Hasan yang Anda terima dari BAZIS Propinsi DKI Jakarta sebagian untuk konsumsi?
a. Sering b.Kadang-kadang c. Jarang
6. Apakah dana Pinjaman Qardhul Hasan yang Anda terima dari BAZJS Propinsi DK! Jakarta sebagian untuk modal usaha?
a. Sering b.Kadang-kadang c. Jarang
7. Menurut pendapat anda, apakah jangka waktu yang diberikan antara 10-12 bulan sudah mencukupi untuk mengembalikan dana pinjaman Qardhul Hasan?
a. Sangat Cukup d. Tidak Cukup b. Cukup e. Sangat Tidak Cukup c. Abstain
8. Maaf sebelumnya, apakah anda lancar dalam mengangsur pembayaran dana pinjaman Qardhul Hasan dari BAZIS tiap bulannya?
a. Sangat Lancar d. Tidak Lancar b. Lancar e. Sangat Tidak Lancar c. Abstain
9. Apakah dengan adanya modal usaha yang diberikan BAZIS Propinsi DK! Jakarta dapat membantu usaha Anda lebih berkembang?
a. Sangat Berkembang d. Tidak Berkembang b. Berkembang e. Sangat Tidak Berkembang c. Abstain
10. Apakah dengan usaha Anda lebih berkembang maka mendapatkan keuntungan lebih banyak, sehingga pendapatan meningkat?
a. Sangat Meningkat d. Tidak Meningkat b. Meningkat e. Sangat Tidak Meni.ngkat c. Abstain
11. Apakah dengan pendapatan Anda meningkat sehingga dapat tercukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
a. Sangat Cukup d. Tidak Cukup b. Cukup e. Sangat Tidak Cukup c. Abstain
12. Apakah dengan meningkatnya pendapatan Anda, Anda jadi selalu rutin mengeluarkan ZIS?
a. Sangat Rutin d. Tidak Rutin b. Rutin e. Sangat Tidak Rutin c. Abstain
13. Apakah Anda rutin menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabungkan? a. Sangat Rutin d. Tidak Rutin b. Rutin e. Sangat Tidak Rutin c. Abstain
14. Menurut Pendapat Anda, apakah penyaluran dana pinjaman Qardhul Hasan sudah tepat kepada orang yang membutuhkannya?
a. Sangat Tepat d. Tidak Tepat b. Tepat e. Sangat Tidak Tepat c. Abstain
15. Menurut pendapat Anda, apakah penyaluran dana lnfak dan Sadakah dengan skim Qardhul Hasan sudah efektif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat?
a. Sangat Efektif d. Tidak Efektif b. Efektif e. Sangat Tidak Efektif c. Abstain
Pewawancara Yang diwawancara
( ) ( )
0\ Larnpiran 3
Nara Sumber
Nama
Hariffanggal
Waktu
Tempat
WAWANCARA
Kepala Seksi Bina Usaha
Bpk Wahyu Herman, SE
Senin/ 5 Maret 2007
11.00
Gedung BAZ!S Jakarta
I) Bagaimana manajemen penghimpunan dana ZIS pada BAZIS DK!?
• Sasaran penghimpunan dan ZIS dalah seluruh warga negara muslim
ibukota, yang dikelompokan manjadi masyarakat umum, karyawan/
pegawai, para pengusaha nasional, infaq dan shadaqah Jewat sms,
nasabah bank danjemaah calon haji dan umroh
• mengadakan kerjasama secara teknis dengan Jembaga/instansi lain
dalam hal penyuluhan dan penghimpunana ZIS.
• Menyediakan sarana internet dengan situs internet dengan homepage:
http://www.bazisdki.go.id, email webmaster @bazi~; dki.go.id, yang
memuat kebutuhan informasi tentang ZIS secara lengkap yang
dibutuhkan oleh masyarakat
• Program jemput bola dalam hal ininpetugas BAZIS Propinsi OKI
Jakarta mendatangi muzakki, munfig, dan mutashadig untuk
mengambil dana ZIS yang sudah diinformasikan dan di persiapkan.
2) Bagainiana pcnyaluran dan pendayagunaan dana ZIS pada BAZIS DK!?
Penyaluran dan pcndayagunaan dana ZIS terbagi 2 kategori yaitu:
o Zakat yang disalurkan kepada 6 (enam) asnaf dan di kelompokan lagi
menjadi 3 golongan yakni :
• fakir miskin 83,82 %
• sabilillah 14,70 %
• muallaf, gharim, dan ibnussabil 1, 48 %
Dinamika sosial masyarakat DK! menuntut perubahan-perubahan
dalam alokasi dana bagi masing-masing kelompok tersebut. Setiap tahun,
persentase ZIS yang disalurkan berubah~ubah. Dan perubahan-perubahan
ini, terlebih dahulu dimusyawarahkan melalui Rapa! Pleno Dewan
Pertimbangan, Komisi Pengawas, dan Badan Pelaksana yang kemudian
ditetapkan dengan keputusan Gubernur Provinsi DK! Jakarta.
o Infaq dan Shadaqah disalurkan untuk kemaslahatan umat dan SDM
seperti pembinan mustahik yakni peminjaman dana Qardhul Hasan,
pengembangan Jembaga dan pemasyarakatan ZIS seperti sosialisasi
zrs santunan sosial keagamaan seperti bantuan kemanusiaan dan lain
sebagainya.
3) Bagaiman strategi penyaluran dana lnfak dan Shadakah dengan skim
Qardhul Hasan pada BAZIS DK!?
Salas satunya adalah Strategi penyaluran dana infaq dan shadaqah
dengan skim qardhul hasan di BAZIS Propinsi DK! Jakarta yang pertama
dilakukan adalah setiap akhir tahun BAZIS mengumumkan kepada publik
yang membutuhkan bantuan agar menyampaikan permohonan mereka
kepada kantor-kantor BAZIS yang ada diwilayah, kelurahan, kotamadiya.
Penyaluran dana qard~ul hasan BAZIS menyalurkannya melalui
kecamatan yang berada di DK! Jakarta yaitu 43 kecamatan yang terdiri
dari 265 kelurahan di S kotamadya dan kepulauan seribu.
4) Apa kelebihan dan kelemahan strategi penyaluran dana fnfak dan
Shadakah melalui skim Qardhul Hasan pada BAZIS DK!?
Dengan adanya bantuan dana tersebu masyarakat jadi terbantu
dalam menjalankan usahanya dan karena hanya mengembalikan pokok
pinjaman saja, itu adalah salah satu kelebihannya dan kclemahannya
adalah masih minimnya dana sedangkan permintan peminjam semakin
meningkat dan masih banyak masyarakat yang tidak mengembalikan dana
pinjaman tersebut.
5) Bagaimana cara BAZIS DKI dalam mengatasi mustahiq yang tidak
mengembalikan dana pinjaman Qardhul Hasan? Langkah-langkah apa saja
yang ditempuh?
• Membuat surat teguran
• Mengadakan monitoring dan silaturahmi ke tempat peminjaman dana
qardhul hasan
• Surat panggilan yaitu untuk kesanggupan membayar
• Mengadakan pemutihan dengan beberapa persyaratan seperti pailit atau
bangkrut, pindah rumah tanpa pengetahuan dari lurah dan BAZIS
sehingga sulit untuk dilacak dan meninggal dunia tapi ahli waris tidak
sangup membayar.
6) Untuk mustahiq yang ingin mengajukan permohonan pinjaman Qardhul
Hasan, apakah harus memiliki kriteria tertentu? Jika Ya, apa saja,,,
• Beragama Islam;
• KTP DK! dan kaitu Kelurahan;
• Surat keterangan dari Kelurahan yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan adalah pedagang atau usaha kecil yang membutuhkan
bantuan modaL
• Khusus bagi pegawai:
l ,Foto kopi SK Pengangkatan dan SK Terakhir;
2,Surat kuasa pemotongan gaji dari bendahara gaji;
3,Slip gaji dan bukti penghasilan lainjika ada,
7) Bagaimana prosedur pengajuan permohonan pmJaman Qardhul Hasan
pada BAZ!S DK! ? Terlampir
8) Apakah ada pembinan bagi mustahiq untuk mengelolah usaha mereka?
Pembinaan bagi mustahiq ada seperti meningkatkan kua!itas
mustahiq yakni memberikan training dan pelatihan entrepreneurship dan
materi yang sesuai dengan keahlian mereka, hal ini diharapkan agar
tumbuh jiwa wira isaha didalam diri mereka, serta proses diperlancar oleh
kehadiran supervise program dari pihak BAZIS dan kolektor berfungsi
melakukan crosscheck sebelum dan sesudah pemberian bantuan.
9) Menurut Bapak/Ibu, lembaga pengelolah ZIS yang bagaimana, bisa
dikatakan sudah efektif dalam penyaluran dana ZIS kepada mustahiq,
dilihat dari tujuan ZIS untuk meningkatkan kesejahteraan mustahiq?
Dikatakan sudah efektif dalam penyaluran dana ZIS apabila visi,
misi dan yang menjadi tujuan dari pengelolah ZIS tersebut tercapai dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat seperti tercukupinya
kebutuhan sehari-hari bi la perlu pangan dan papan pun terpenuhi, sehingga
melindung masyarakat dari kemungkinan jatuh kembali kedalam jurang
kemiskinan, itu yang merupakan salah satu peranan BAZIS Propinsi DKI
Jakarta.
Pewawancara Yang di\Va\vancarai
( (
Lampiran 4
')_ ·- - . ·, \
Tn1Je11 Kr111;J~'.Denga11 Tinglrnt Kesalahan 5 °/o ~
. N s N s N s
10 10 220 140 1200 291 1~---, A"1.. 230 144 1300 297
(20 / ( 19) 240 148 1400 302 Z5 - 24 250 152 1500 306 --
r 3o~ _28 260 155 1600 310 35 : i 3;3' 270 159 1700 313 40 36 280 162 1800 317 45 40 2$0 . 165 1900 320 50 44 300 169 2000 322 55 48 320 175 2200 327 60 52 340 181 2400 331 65 56 360 186 2600. 335 70 59 380 191 2800 333 75 63 400 196 3000 341 80 66 420 201 3500 :346 85 70 440 205 4000 :l51 90 73 460 210 4500 '.l54 95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361 110 86 550 226 7000 364 ,_ 120 92 600 234 8000 367 --130 97 650 242 9000 368 140 103 700 248 10000 370"' ·-150 108 750 254 15000 375 160 113 800 260 20000 377 170 118 850 265 30000 379 180 123 900 269 40000 3il0 190 127 950 274 50000 3C:1 200 132 1000 278 75000 382 210 136 1100 285 100000 384
~b Lampiran 5
BAGAN PROSEOUR PENYALURAN DANA PINJAMAN MODAL USAHA KEMBALI POKOK (QORDHUL HASAN)
MUSTAHIQ SEKSI BINA
USA HA
KA. BIDANG PENDAYA· GUNMN
KEPALA BAZIS
PROVINSI SEKSI J{AS
SEKSI AKUNTANSI
1:ic pcnnolwn:in kn:;k<ipi syaral
1cli1i & tcntuk.in pcrmuhunun ygl1dk m..:mcnuhi :;yarac
'e-t-+ '9 sl!'rahkan P9
o~--{ tolak pcnnoh. yg. 1dk. luy:ik
lclili P9 & 11dakan n w:iwani:ara -..: Cl t ..... fJ ~ r ei 0
JC/iii pcrmohon. & rckomendasi
I ~;1111p;1ibm hcrk:i.~ ;-...." , .. ' : ,; .. : ,, ·, ~ ... t'
· 1diti bcrkas • s~·111jui:'tolak
i>:t!lljl;Jik.111 :><ll
pcnolak<.1n
1i;;111i ~n
'" pru:.c.s Sl'~JU & kanu a11gsur;111
,.. p;:
eek dana
'"
bu<~! .~~1.r;i1 ,'~ ~ po:r1:uu1an ·
sampaika11 sn. pi:rj;mjian
.s:.1111paikan sn. pcrjanji•w
tanda tang;mi :>rt pcrj•1njbn
· tdici & v;di!la:•i SP!vll/ ·proses pcncrbi1;m eek
:;:;unpaik<10 S/'lvflJ ... bcrkas
Scrahkan eek d:.u1a pinjaman t- kartu angsur.in dg. 1andu lcrima I • Jcrimu SPMU + 1tJ 1rm • buat jun1al voucher
-~ ~ I 1cri111:1u unng!RK simpan
angsuran 0 /
• ierirna 1cmb. Ind. lcrima
· iuput data • pcmanruu;in
sampaikan 1<:mb. wntJa l~rima
.simp:w icmb. cnr.I. icrima
----i---------+---------+---------jf---J!I>-( · icrima · !ll 1n1\/HK bay;ir :m~:.unin kc Sel.:i.1 Kas • t1ua1 junwl voucher
.\c!ur tJanH ani;.\uran kc bank l ~ . caiai Jll'Jllb.~.>~n-g-,-. +---,-·;1-n->r_"_ik-.,-.,,-"-.,
4,:-b.-1-.,-,><-b_"_'_i1-nal_<_op_y_R_Kj....>-n-g>-.o-r._.>_n_J ----.-----
tl!Hl kanu angsur. · inpu1 <la!a simpan td Inn :mg~ 'JO.:
Model: P8
Nomor
Ke pad a Permohonan bantuan Dana Pinjaman Yth. Kepala BAZIS Provinsi OKI Jakarta
di Jakarta
mu'alaikum Wr.Wb Yang bertanda tangan dibawah ini
Na ma .............................................................. Tempat I Tanggal lahir NIP/ NRK I KTP Pekerjaan
..............................................................
Unit Organisasi Alamat Kantor Alamat Rumah Status Rumah
..............................................................
Milik Sendiri/ Kontrak/Sewa/Numpang/ Bersama Orang Tua)'
Alamat Tempat Kerja Jenis Usaha Mulai Usaha Pengelolaan Usaha "injaman diperuntukan :
ini mengajukan permohonan kiranya dapat diberikan bantuan pinjaman dana dari q/shadaqah sebesar Rp ........................... ( . . . .. . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . ).
>ebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan berkas sebagai berikut : ;urat Permohanan oto kopi KTP oto kopi Karia Keluarga oto kopi SK. Pengangkatan lip Gaji Jrat Kuasa Pemotonga.i Oleh Bendahara Jrat Keterangan Kelurahan
as p0rkenan dan bantuan Bapak, saya ucapkan terima kasih. u'alaikum Wr.Wb.
Ji, it/Saluan Kerja/Lurah,
C\S
ng tidak perlu
Jakarta, ................ .
Pemohon,
NAMAJELAS ·NIP
Lampiran 6
"' ',j
Model: P 10
Formulir: Hasil Wawancara Ca/on Penerima Dana Pinjaman Tahun ................. ..
DATA PRIBADI
1 Nama :
2 NomorKTP
3 Tempat I Tgl Lahir
4 Ag a ma
5 Pendidikan terakhir
6 Pekerjaan
7 Alamat Lengkap
8 Status Rumah
9 Tanggungan Keluarga
10 Di Jakarta sejak tahun :
DATAUSAHA
1
2
3
4
5
Penga/aman Usaha
Jenis Usaha
Mulai Usaha sejak thn :
AlamaUTempat Usaha :
Modal Awai
6 Modal yang dikeluarkan
7 OrnseV pendapatan yang diperoleh
8 Keuntungan yang diperoleh
9 Penghasilan tlari : a. Keuntungan Usaha b ......................................... . c ......................................... . d ......................................... . Jum/ah Penghasi/an
Rp
Rp
Rp
Rp Rp Rp R Rp
/hari
/hari
/tlari
/bu/an /bu/an /bu/an /bu/an /bulan
Lamoiran 7
10 Pengeluaran a. Biaya Hidup b. Biaya rumah tangga c. Bia ya lain-lain Jumlah Penge/uaran
Rp Rp Rp Rp
/bu/an /bu/an /bu Ian /bu Ian
11 Modal yang dibutuhkan Rp ............... (. ········· ........... )
12 Rencana penggunaan modal
a ............................................................................................... . b ...................... : .......................................................................... .. c ................................................................................................. .. d ................................................................................................. ..
13 Sudah pernahkah mendapatkan bantuan selama usaha berjalan dan dari mana sumbernya? ........... , ................................................................. .
14 Penggunaan bantuan yang diterima : .................................................... .
15 Apa yang menunjang keberhasilan usaha Saudara : .............................. .
16 Hambatan Usaha: .......................................................................... .
17 Lama cicilan I angsuran : .................................................................. .
AIN-LAIN
Keadaan Keluarga (pekerjaan I penghasilan )
Situasi kehidupan yang bersangkutan saat ini
Dari mana mengetahui bantuan pinjaman produktif:
ESIMPULAN HASIL WAWANCARA DAN SARAN-SARAN ' ..... : ........... ' ... ' ... ' ............................................................................. ' ......................................................................................................... ......................................................................................................... .......................................................................................................... .........................................................................................................
Demikian hasil wawancara yang kami /akukan terhadap ca/on penerima dana iinjaman untuk dipertimbangkan /ebih lanjut.
Jakarta,
Tim Pewawancara Tanda Tangan
( ............................... )
( ............................... )
( ............................... )
dst. ....................................... .. ( ............................... )
Pertimbangan Pejabat/ Atasan :
KEPALA BIDANG PENDAYAGUNAAN BAZIS PROVINS/ DK/ JAKARTA,
NAMAJELAS NIP
WAKIL KEPALA BAZIS PROVINS/ DK/ JAKARTA,
NAMAJELAS NIP
KEPALA BAZIS PROVINS/ DK/ JAKARTA.
NAMAJELAS NIP
1ilahirrohmanirrohim
SURAT PERJANJIAN BANTUAN DANA PINJAMAN
Model: P11
1 hari ini ............................................. tanggal .... : ........................................... . 1 bertanda tangan di bawah ini :
Nama ....................................................................... yang berkedudukan di Jalan H.Awa/udin JI Jakarta Pusat dalam ha/ ini bertindak atas nama BAZIS PROVINS/ OKI Jakarta sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsl DKI Jakarta Nomor 120 Tahun 2002 tentang perjanjian ini se/anjutnya disebut PIHAK KESA TU.
Nama............................................................ Umur ............................ .. Pekerjaan .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . bertempat tinggal di .......... .. .............................................................................. Rt/Rw .................... . Kelurahan ................................................ Kecamatan ............................. . Jakarta ... .. .. ...... .... .... ......... .......... ... .. .... Oalam ha/ ini bertindak sebagai Mustahik, dalam perjanjian ini selanjutnya disebut PIHAK KEOUA.
KESATU dan PIHAK KEOUA dengan didasari iman dan taqwa serta l'tikad baik takan bahwa telah setuju dan mufakat membuat perjanjian dalam rangka pinjaman usaha (dana produktif) untuk keperluan pembiayaan usaha yang bersifat produktif 1 ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
Kepada PIHAK KEOUA diberikan bantuan pinjaman modal berupa uang yang berjumlah Rp ............ ............... ( ................................................ ) Mela Jui Bank ................................................................................... . Pinjaman modal tersebut pada ayat (1) pasal ini harus dikembalikan PJHAK KEOUA <epada PIHAK KESATU dalamjangka ..................................... .. "embayaran pinjaman dimaksud dilakukan dengan cara angsuran setiap bu/an lengan tenggang waktu satu bulan · ~tas bantuan pinjaman modal usaha ini tidak dikenakan bunga dan biaya-biaya Jain ecuali biaya materai dan biaya administrasi Bank.
Pasal 2
embayaran pinjaman sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan (3) Pasal 1 dilakukan elalui Bank ............ Cabang/Capem ............................... .. 3da rekening PIHAK KESA TU dengan rincian sebagai berikut. ink akan memberikan laporan secara periodik kepada BAZIS Provinsi OKI Jakarta engenaijumlah angsuran pinjaman yang diterima dari PIHAK KEOUA.
Lamoiran R
Pasal 3
(1) Setoran angsuran pertama oleh PIHAK KEDUAdilakukan mulai tanggal .............. . dan angsuran terakhir bulan ............................. .
(2) Semua setoran yang diterima PIHAK KESATU berupa angsuran PIHAK KEDUA dibukukan oleh BAZIS Provinsi OKI Jakarta.
Pasal 4
(1) PIHAK KESATU akan memberikan bimbingan dan pembinaan dalam pemberdayaan dana bantuan oleh PIHAK KEDUA dengan maksud agar penggunaannya lebih baik dan terarah pada sektor yang benar-benar produktif.
(2) PIHAK l<ESATU dapat melakukan pengawasan terhadap usaha yang dibiayai dari dana pinjaman BAZIS Provinsi OKI Jakarta.
Pasal 5
1) Apa bi/a PIHAK KEDUA!idak melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini, maka PIHAK KESATU melakukan tegoran dan tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2) Apabila PIHAK KEDUA meninggal dunia sebelum melunasi pengembalian dana, maka segala sesuatu yang bersangkutan dengan perjanjian ini dibebankan kepada ahli waris PIHAK KEDUA.
I) Apabila terjadi perselisihan dalam perjanjian ini kedua pihak rnengambil kedudukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di atas kertas bermaterai cukup 1larn rangkap 4 (empat) untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA.
NAMAJELAS
Mengetahui, Lurah I Kepala Unit
NAMAJELAS NIP
PIHAKKESATU
NAMAJELAS
Model: P12
AT PERINTAH MEMBAYAR UANG (SPMU)
Kepala BAZIS Provinsi OKI Jakarta da
memoclyar uarig sebesar Rp .
.. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ······ ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... .. .... ... ...... ... ... ... )
ama
KTP
......... ' ................................................................................ .
..........................................................................................
..........................................................................................
: ........................................................................................ .
Jakarta, ............................... . KEPALABAZIS PROVINS! OKI JAKARTA
NAMAJELAS NIP
ll..ampiran 9
ANGSURAN, DIALAMATKAN PADA REKENING BAZJS PROVINS! OKI
JAKARTA JAKARTA PUSAT
REK. NO.: 101-03-02464-9
Tahun ............. .
ANG SURAN BESARNYA BESARNYA SISA
TANDA KE PINJAMAN ANGSURAN TANGAN
1.
2.
3.
4. .
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
ii,,. .... PEMERJNTAH PROVIN31 D.\£1\Ni i<Hl.J$US lllUKOJ A ~A1:J BADANAAllL ZAK>,'r. INFAO OAN SH.A.OA.()..l.H .1.1<.H.lr!-.~/.1.H.A~U. J.......,J.bw\) ~
--------'"-''-· J!I01)(17,31-«S79. 31«023 Jal.MU 10'.?XI
KARTU f>EMBAYARAN ANGS.URAN PINJAMAN MODAL USAHA
TAHUN: ......................... ..
NAMA PEMfNJAM
ALAMAT
No. Perjanjlan
T ompat setor : Bank OKI
Cabnng/Capem: ................................. .
Jv/ar,, : ................................................ .
Tahun ............ ..
-ANGSURAN BESARNYA 8£SARNYA SISA TANDA
KE PINJAMAN ANG SURAN TANGAN
13.
14., ~
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21. -22.
23.
-24.
-
Lampiran 10