tugas dari pre-test pkpa di rsud kota bandung (rsud ujung berung)

33
Soal dan Jawaban PreTest Farmasi Klinik Praktik Kerja Profesi Apoteker di IFRS RSUD Kota Bandung Disusun oleh: Anindita Fadhila P 260112120567 Resti Dwi Mulyati 260112120615 PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

Upload: anindita-fadhila-pribadi

Post on 23-Oct-2015

426 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

Sebelum kegiatan PKPA (praktek kerja profesi apoteker) dimulai, ada pretest dulu dari kepala IFRS-nya.. mantab lho soalnya. selamat menikmati :D

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

Soal dan Jawaban PreTest Farmasi Klinik

Praktik Kerja Profesi Apoteker

di IFRS RSUD Kota Bandung

Disusun oleh:

Anindita Fadhila P 260112120567

Resti Dwi Mulyati 260112120615

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2013

Page 2: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

A. UMUM

1. Apa yang dimaksud dengan yang tersebut di bawah ini, jelaskan kegunaannya

untuk keperluan praktek farmasi klinik.

a. Onset : Waktu yang diperlukan suatu obat untuk mulai memberikan efeknya

setelah pemberian

Kegunaan : untuk mengetahui mulai kerja obat

b. Waktu Puncak : Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar puncak

Kegunaan : Untuk menunjukkan kapan kadar obat dalam sirkulasi

sistemik mencapai puncak.

c. Waktu paruh eliminasi : waktu yang diperlukan kadar obat dalam sirkulasi

sistemik berkurang menjadi setengah dari nilai awal

Kegunaan : untuk memperkirakan berbagai kondisi kinetik, misalnya kapan obat

akan habis dari dalam tubuh, kapan sebaiknya dilakukan pemberian ulang

(interval pemberian) sehingga dilakukan pemilihan interval pemberian dosis yang

tidak menyebabkan kadar toksik dan kadar subterapeutik

d. Volume Distribusi : Volume yang menunjukan distribusi obat di seluruh tubuh

atau pada jaringan tertentu

Kegunaan : Untuk menghitung clearance obat, menggambarkan volume teoritis

dimana obat terdistribusi pada plasma darah

e. Durasi : Lama kerja obat

Kegunaan : Untuk mengetahui lama suatu obat dalam tubuh bersifat teurapetik

f. Bioavailabilitas Oral : Ukuran kecepatan absorpsi obat dan jumlah obat tersebut

yang diabsorpsi secara utuh oleh tubuh, dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik.

Untuk Rute oral bioavailabilitasnya kurang dari 100% dikarenakan obat

mengalami first pass elimination di hati sebelum memasuki sirkulasi sistemik

sehingga absorbsi tidak sempurna.

Kegunaan : Untuk menggambarkan perkiraan tercapai tidaknya efek terapi yang

dikehendaki menurut formulasinya

g. Obat dengan window terapi sempit : rentang/selisih antara dosis terapi dan

dosis toksis nya kecil.

Kegunaan : Obat dengan window terapi sempit akan mudah menimbulkan

keracunan bila dosis normalnya dilampaui.

h. Clearance Ginjal : kemampuan tubuh untuk membersihkan darah dari obat per

satuan waktu yang berasal dari kerja ginjal sebagai organ ekskresi utama

Page 3: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

Kegunaan : untuk menunjukkan berapa banyak urin yang dikeluarkan per waktu /

kemampuan mengeliminasi (satuannya: volume/waktu)

2. Gambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi respon pasien terhadap obat !

3. Jelaskan apa yang engkau ketahui tentang “Drug Related Problems”

Drug Related Problems (DRPs) adalah suatu kejadian atau situasi yang menyangkut

terapi obat, yang mempengaruhi secara potensial atau aktual hasil akhir pasien

DRPs diklasifikasikan, sebagai berikut :

1. Kebutuhan akan obat (drug needed)

o Obat diindikasikan tetapi tidak diresepkan

o Problem medis sudah jelas tetapi tidak diterapi

o Obat yang diresepkan benar, tetapi tidak digunakan (non compliance)

2. Ketidaktepatan obat (wrong/inappropriate drug)

o Tidak ada problem medis yang jelas untuk penggunaan suatu obat

o Obat tidak sesuai dengan problem medis yang ada

o Problem medis dapat sembuh sendiri tanpa diberi obat

o Duplikasi terapi

DOSIS YANG DIBERIKAN(RESEP)

- kepatuhan penderita- tanpa ada kesalahan medikasi

DOSIS YANG DIMINUMFaktor-faktor farmakokinetik akadar obat yg

diminum dapat mencapai reseptor- absorpsi (jumlah dan kecepatan)- distribusi(ukuran dan komposisi tubuh, distribusi dalam cairan-

cairan tubuh, ikatan dengan protein plasma dan jaringan)

- biotransfomasi- ekskresi eliminasi (kecepatan)

KADAR DI ●Kondisi Fisiologik TEMPAT KERJA ●Kondisi PatofisiologiOBAT ●Faktor genetik

Page 4: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

o Obat mahal, tetapi ada alternatif yang lebih murah

o Obat tidak ada diformularium

o Pemberian tidak memperhitungkan kondisi pasien

3. Ketidaktepatan dosis (wrong / inappropriate dose)

o Dosis terlalu tinggi

o Penggunaan yang berlebihan oleh pasien (over compliance)

o Dosis terlalu rendah

o Penggunaan yang kurang oleh pasien (under compliance)

o Ketidaktepatan interval dosis

4. Efek buruk obat (adverse drug reaction)

o Efek samping

o Alergi

o Obat memicu kerusakan tubuh

o Obat memicu perubahan nilai pemeriksaan laboratorium

5. Interaksi obat (drug interaction)

o Interaksi antara obat dengan obat/herbal

o Interaksi obat dengan makanan

o Interaksi obat dengan pengujian laboratorium

Suatu kejadian dapat disebut DRP bila memenuhi dua komponen berikut :

1. Kejadian yang tidak diinginkan

Kejadian ini dapat berupa keluhan medis, gejala, diagnosis penyakit, ketidakmampuan

(disability) atau sindrom, dapat merupakan efek dari kondisi psikologis, fisiologis,

sosiokultural atau ekonomi.

2. Hubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat

Bentuk hubungan ini dapat berupa konsekuensi dari terapi obat maupun kejadian yang

memerlukan terapi obat sebagai solusi maupun preventif.

Tanggung jawab apoteker terhadap adanya DRP yaitu :

1. Mengidentifikasi masalah

2. Menyelesaikan masalah

3. Melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya DRP

Page 5: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

B. GAGAL JANTUNG

1. Dapatkah anda memberikan gambaran klinis yang terjadi pada gagal

jantung kiri dan kanan, dan mengapa itu terjadi

Gagal jantung terjadi akibat jantung tidak mampu memompa darah untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.

Pada Gagal jantung kiri terjadi dyspneu d’effort, fatig, ortopnea, dispnea

nokturnal paroksismal, batuk, pembesaran jantung, irama derap, ventricular

heaving, bunyi derap S3 dan s4, pernapasan Cheyne Stokes, takikardi, pulsus

alternans, ronki dan kongesti vena pulmonalis

Pada Gagal Jantung kanan timbul fatig, edema, liver engorgement, anoreksia, dan

kembung, hipertrofi jantungkanan, heaving ventrikel, peningkatan tekanan vena.

Gagal jantung kanan maupun kiri dapat disebabkan oleh beban kerja(tekanan atau

volume) yang berlebihan dan atau gangguan otot jantung itu sendiri. Beban

volume atau preload disebabkan karena kelainan ventrikel memompa darah lebih

banyak semenit sedangkan beban tekanan atau afterload disebabkan oleh kealinan

yang meningkatkan tahanan terhadap pengaliran darah ke luar jantung. Kelainan

atau gangguan fungsi miokard dapat disebabkan oleh menurunnya kontraktilitas

dan oleh hilangnya jaringan kontraktil ( infark miokard )

2. Gambarkan diagram patofisiologi gagal jantung sistolik dan tentukan

tempat kerja berbagai obatnya

3. Sebutkan Mekanisme dari obat-obat yang dipakai pada terapi gagal jantung.

Sebutkan pula kontra indikasinya.

Terlepasnya plak arterosklerosis dari salah satu arteri koroner dan kemudian tersangkut di bagian hilir sehingga menyumbat aliran darah

Page 6: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

Inhibitor ACE : Menurunkan beban pada jantung dengan mencegah peningkatan

angiotensin II yang sering ditemukan pada gagal jantung, meningkatkan ekskresi

Na+ dan H2O

Diuretik : Menurunkan volume dalam sirkulasi maka edema kakan berkurang

Beta Bloker : Menurunkan kontraktilitas miokard, memblok efek perusakan dari

aktivitas simpatik yang berlebihan.

Digoksin : Meningkatkan kalsium intraseluler, dengan menghambat Na+/K+ -

ATPase membran yang berperan dalam pertukaran Na+/K+ melalui membran sel

otot.

Obat simpatomimetik : Menstimulasi adrenoseptor beta 1 pada jantung dan

meningkatkan kontraktitilitas dengan sedikit efek pada frekuensi, kerja pada

reseptor beta 2 menyebabkan vasodilatasi. Contoh : Dobutamin

4. Apabila anda ditugaskan memberikan konseling tentang kepatuhan minum

obat kepada pasien gagal jantung, materi apa saja yang harus anda

sampaikan ?

- Menjelaskan nama obat beserta indikasi, cara pemakaian, dan cara

penyimpanannya

- Menganjurkan pasien untuk membatasi aktivitas fisik, misal : tidak

melakukan olahraga berat.

- Menganjurkan pasien untuk makan cukup dengan gizi baik dan mengurangi

konsumsi garam

- Menganjurkan pasien untuk Menghentikan kebiasaan merokok (bila pasien

perokok)

- Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup

C. GINJAL

1. Jelaskan fungsi ginjal

a. Menyaring/Membersihkan Darah

Bagian ginjal yang menjalankan fungsi ini adalah nefron.

b. Mengatur Volume Darah

Darah dapat mengatur jumlah cairan yang terlarut dalam darah sehingga

volume dipertahankan untuk selalu seimbang di dalam tubuh. Tanpa kontrol

dari ginjal ini, maka kemungkinan terburuk dalam tubuh akan terjadi, yaitu

tubuh menjadi kering karena kekurangan cairan tubuh atau tubuh tenggelam

karena kebanjiran akibat cairan dalam tubuh menumpuk tak terbuang.

Page 7: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

c. Mendaur Ulang Air, Mineral, Glukosa, dan Gizi

Ginjal akan mempertahankan zat-zat penting yang ikut masuk ke dalam

nefron bersama cairan darah, lalu mengembalikannya ke peredaran darah.

Tapi ginjal tidak menyerap kembali zat-zat ini jika jumlahnya berlebih dalam

darah.

d. Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia Darah

Salah satu contoh fungsi pengatur ini adalah mengatur kadar garam dalam

darah. Garam cenderung mengikat air sehingga jika kadar dalam gula darah

berlebih mengakibatkan penumpukan cairan yang berlebihan dalam darah

dan rongga sela antarsel tubuh. ginjal akan mengeluarkan kadar garam yang

berlebih dalam darah agar seimbang kembali. Ginjal juga mengatur kadar

kalium dalam darah. Apabila kadar kalium dalam darah berkurang, maka

ginjal akan menyerap kembali kalium tersebut. Sebaliknya, jika jumlah

kalium berlebih ginjal akan membuangnya. Zat lain yang perlu dijaga

keseimbangannya adalah urea yang merupakan limbah pencernaan protein,

karena urea yang berlebih dapat mengakibatkan keracunan yang disebut

penyakit uremia.

e. Menjaga Darah agar Tidak Terlalu Asam

Ginjal berperan dalam menjaga pH darah agar tidak terlalu asam.

f. Penghasil Hormon

Hormon yang dihasilkan adalah hormon eritroprotein yang berfungsi untuk

merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah oleh sumsum

tulang

2. Faktor farmakokinetik mana yang berubah jika fungsi ginjal terganggu

Faktor eliminasi, karena Jika fungsi ginjal sudah tidak berfungsi normal maka

akan terdapat penumpukan kotoran, zat-zat yang sudah tidak digunakan didalam

tubuh, sehingga menyebabkan toksik.

3. Konsep patofisiologis/problem medik apa saja yang terjadi pada pasien

dengan gangguan ginjal. Jelaskan penyebabnya masing-masing

1. Penurunan volume intravaskular yang berakibat hipotensi arterial disebabkan

oleh asupan cairan yang kurang, pendarahan, hipoalbuminemia

Page 8: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

2. Hipoperfusi renal terisolasi disebabkan emboli (kolesterol, trombosis),

stenosis arteri ginjal bilateral

3. Hipotensi arterial disebabkan anafilaksis, sepsis, antihipertensi berlebih

4. Kerusakan vascular disebabkan aterosklerosis, trombosis, hipertensi, vaskulitis

5. Kerusakan glomerular disebabkan Glomerulonefritis pasca streptococcus

6. Nekrosis tubulus disebabkan oleh iskemik, toksin eksogen dan endogen

7. Nefritis interstitial akut disebabkan oleh obat-obatan dan infeksi virus/bakteri.

4. Apa yang dimaksud laju filtrasi glomerulus dan apa hubungannya dengan

clerance serum kreatinin? Mengapa kreatinin digunakan untuk penentuan

fungsi ginjal?

Laju Filtrasi Glomerulus : : jumlah cairan yang difiltrasi ke dalam kapsula

Bowman per satuan waktu . Rata-rata LFG adalah : 125 ml/menit atau 180

liter/hari perhitungan LFG berdasarkan Klirens serum kreatinin. Kreatinin darah

meningkat jika fungsi ginjal menurun. Oleh karena itu kreatinin dianggap lebih

sensitif dan merupakan indikator khusus pada penyakit ginjal dibandingkan uji

dengan kadar nitrogen urea darah (BUN).

5. Bagaimana memperoleh nilai clearance serum kreatinin

Rumus Cockroft dan Gault

(140−umur ) x BB72 x Srcr

MDRD : Laju Filtrasi Glomerulus= 186 x (Kreatinin Serum) -1,154 x (Umur) -0,203 x (0,742 jika wanita) x (1,210, jika kulit hitam)

6. Bagaimana cara perhitungan penyesuaian dosis obat pada pasien gangguan

ginjal

Dengan mengetahui umur pasien, maka dihitung dengan metode Cockroft dan

Gault lalu, patokan penyesuaian dosis diperoleh dari T1/2 = 0,693xVdCL

7. Apa yang dimaksud dengan obat yang bersifat nefrotoksik dan sebutkan

obat-obat yang dimaksud.

obat yang bersifat meracuni atau mengganggu fungsi ginjal.

Yang bersifat nefrotoksik antara lain obat-obatan antinyeri, antirematik, dan

Page 9: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

antibiotik. Obat-obat ini bukan tidak boleh digunakan , namun harus selalu dalam

pengawasan dokter.

8. Bagaimana prinsip umum penggunaan obat pada gagal ginjal

Mengembalikan fungsi ginjal seperti sebelumnya dan mencegah kerusakan ginjal

yang lebih parah yaitu dengan penentuan dosis obat, pengaturan elektrolit, nutrisi

dan protein, mengurangi asupan sodium.

9. Apabila anda ditugaskan menjawab pertanyaan dokter “ Berapa dosis obat

digoksin yang harus saya berikan kepada pasien X?” Apa yang harus

dilakukan ?

- Harus Mengetahui nama, umur, BB, luas permukaan pasien

- Harus Mengetahui kondisi pasien dan obat-obat yang telah digunakan beserta

penyakit lain yang mungkin diderita pasien melalui PMR pasien

- Menghitung dosis digoksin

D. HATI

1. Jelaskan fungsi hati!

Jawaban:

Fungsi hati yaitu:

Menyaring darah

 Membuat empedu, suatu zat yang membantu pencernaan lemak

 Memproses dan mengikat lemak pada pengangkutnya (protein) termasuk kolesterol.

Gabungan lemak dan protein disebut lipoprotein (Chylomicron, VLDL, LDL, HDL);

menyimpan gula dan membantu tubuh untuk mengangkut dan menghemat energi.

Membuat protein-protein penting, seperti kebanyakan yang terlibat pada pembekuan

darah

Memetabolisme zat-zat berbahaya dan banyak obat-obatan seperti barbiturat, sedatif,

dan amfetamin

Menyimpan besi, tembaga, vitamin A dan D, dan beberapa dari vitamin B

Membuat protein-protein penting seperti albumin yang mengatur pengakutan cairan di

dalam darah dan ginjal

Membantu mengurai dan mendaur ulang sel-sel darah merah

Mengubah ammonia menjadi urea (siklus urea)

Memecah insulin dan hormon lainnya

Page 10: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

Membentuk angiotensinogen

2. Faktor farmakokinetika manakah yang berubah jika fungsi hati terganggu

Jawaban: Faktor farmakokinetika yang berubah jika fungsi hati terganggu adalah

metabolisme obat.

3. Konsep patofisiologis/problem medik apa saja yang terjadi pada pasien dengan gangguan

fungsi hati? Jelaskan penyebabnya masing-masing!

Jawaban:

- Perlemakan hati; terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5% dari berat hati atau mengenai

lebih dari separuh jaringan se hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab

kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi alkohol

berlebihan, ang disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol

disebut NASH (Non-Alcoholic Steatohepatitis).

- Asites; pengumpulan cairan di dalam rongga perut. Penyebabnya alkoholisme, bisa juga

terjadi pada penyakit non-hati seperti kanker, gagal jantung, gagal ginjal, tuberkulosis. Pada

penderita penyakit hati, cairan merembes dari permukaan hati dan usus. Hal ini dipengaruhi

oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1) hipertensi portal; 2) menurunnya kemampuan pembuluh

darah untuk menahan cairan; 3) tertahannya cairan oleh ginjal; 4) perubahan dalam berbagai

hormon dan bahan kimia yang mengatur cairan tubuh

- Kegagalan hati; suatu keadaan dimana terjadi penurunan/kemunduran fungsi hati yang

sangat berat. Penyebab: 1) hepatitis virus, 2) sirosis, 3) kerusakan hati karena alkohol atau

obat

- Abses hati; 1) Abses amuba hati yang disebabkan oleh Enthamuba histolitica, umumnya

ditemukan di negara berkembang, kawasan tropis dan subtropik akibat sanitasi lingkungan

yang buruk, 2) Abses pirogenik hati, jarang ditemukan, namun lebih sering ditemukan di

negara maju

- Karsinoma (Kanker) Hati; faktor predisposisi karsinomat hati adalah penyakit hati kronik

(penyakit hati alkoholik, defisiensi α1, antitripsin, hemokromatosis dan tirosinemia) karena

menyebabkan DNA hepatosit lebih rentan terhadap perubahan genetik. Hilangnya inaktivasi

atau mutasi gen p53. Selain itu, faktor hormonal (seperti pemberian jangka panjang steroid

androgen, terpapar torium dioksida atau vinil klorida), dan bahkan pajanan estrogen dalam

bentuk kontrasepsi oral.

Page 11: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

- Sirosis; entitas patologi yang berkaitan dengan suatu spektrum manifestasi klinis yang khas;

1) sirosis alkoholik, dimana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah porta. Paling

sering disebabkan oleh alkoholisme kronis, 2) sirosis kriptogenik dan pascavirus. Dimana

terdapat pita jaringan parut yang lebar akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi

sebelumnya, 3) sirosis biliaris, dimana terjadi pembentukan jaringan parut dalam hati di

sekitar saluran empedu. Tipe ini biasanya terjadi akibat cidera pada obstruksi sistem bilier

intra hati atau ekstrahepatik yang kronis dan infeksi (kolangitis). Sirosis hepatik biliaris

primer berkaitan dengan penyakit autoimun, sirosis hepatik biliaris sekunder terjadi akibat

sumbatan jangka panjang duktus ekstrahepatik yang lebih besar, 4) sirosis kardiak terjadi

akibat gagal jantung kongestif sisi kiri-kanan yang berat dan memanjang, 5) sirosis

metabolik, keturunan dan terkait obat. Terjadi akibat kelainan metabolit dan pemakaian obat-

obatan.

4. Mengapa tidak dapat dilakukan penyesuaian dosis obat secara terbilang pada pasien

dengan gangguan fungsi hati?

Jawaban: karena pada umumnya penyakit hati disebabkan oleh virus, amuba dan atau

gangguan metabolisme akibat alkohol, sehingga tidak dapat dilakukan penyesuaian dosis obat

secara terbilang pada pasien dengan gangguan fungsi hati

5. Apa yang dimaksud dengan obat yang bersifat hepatotoksik dan sebutkan obat-obat yang

dimaksud yang engkau ketahui.

Jawaban: Obat yang bersifat hepatotoksik maksudnya adalah obat yang bersifat toksik atau

beracun atau dapat membahayakan fungsi hati. Obat-obat yang bersifat hepatotoksik

diantaranya adalah asetaminofen, allopurinol, amiodaron, asam aminosalisilat, dapson,

eritromisin, etanol, gliburid, isoniazid, ketokonazol, lovastatin, metotreksat, metildopa,

inhibitor monoamin oksidase, nevirapin, niasin, nifedipin, nitrofurantoin, fenazopiridin,

phenytoin, propyltiourasil, rifampin, salisilat, sulfonamida, telitromisin, tetrasiklin, asam

valproat, verapamil, warfarin, zidovudin

6. Bagaimana prinsip umum penggunaan obat pada pasien dengan gangguan fungsi hati?

Jawaban: Prinsip umum penggunaan obat pada pasien dengan gangguan fungsi hati adalah

dengan interferon dan turunannya, antibiotik untuk mencegah berkembang penyakit yang lain

Page 12: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

7. Apabila anda ditugaskan untuk mengikuti visite medis terjadwal besok. Apa yang akan

anda lakukan hari ini?

- mempelajari riwayat pasien melalui PMR

- mempelajari kasus penyakit hati dan komplikasi serta penggunaan obatnya

E. PASIEN ANAK

1. Coba ceritakan bagaimana farmakokinetik obat pada anak-anak

Absorpsi

Pada saluran pencernaan, ada dua faktor yang mempengaruhi absorpsi obat, yaitu

difusi pasif yang dipengaruhi pH dan waktu pengosongan lambung. Pada bayi

prematur, kedua proses tersebut berbeda, pH lambung meningkat dikarenakan sekresi

asam yang belum matang. Sedangkan normalnya pada bayi normal, rentang pH

lambung dari 6 hingga 8 saat kelahiran tetapi turun 1-3 selama 24 jam. Pada bayi

prematur, waktu pengosongan lambung terjadi secara lambat. Obat dengan absorpsi

terbatas pada dewasa dapat diabsorbsi secara efisien pada bayi prematur dikarenakan

waktu kontak dengan mukosa saluran pencernaan yang lebih panjang.

Absorbsi obat pada daerah intramuskular telah dipelajari pada bayi prematur.

Perbedaan relatif massa otot, perfusi yang belum sempurna dibandingkan dengan

anak yang umurnya lebih tua dan dewasa dapat mempengaruhi absorbsi obat pada

daerah intramuskular. Efek net pada faktor-faktor ini terhadap absorbsi obat sulit

untuk diprediksi; fenobarbital telah dilaporkan dapat diabsorbsi secara cepat,

sedangkan diazepam lebih lambat. Oleh karena itu, dosis intramuskular jarang

digunakan pada neonatal keuali darurat atau saat jalur intravena tidak dapat

digunakan.

Absorpsi perkutan dapat meningkat secara signifikan pada bayi baru lahir dikarenakan

barier epidermis (stratum korneum) yang belum berkembang sepenuhnya dan

peningkatan hidrasi kulit. Peningkatan permeabilitas dapat menghasilkan efek toksik

setelah penggunaan topikal dari penggunaan sabun dan bedak heksaklorofen, salep

asam salisilat, dan kapas beralkohol.

Distribusi

Distribusi obat ditentukan berdasarkan sifat fisikokimia obat itu sendiri dan faktor

fisiologi spesifik apsien. Beberapa faktor fisiologi yang penting seperti volume

ekstraselular dan jumlah air tubuh, ikatan protein plasma dengan obat, dan konsisi

patologis yang memodifikasi fungsi fisiologi. Jumlah air tubuh diestimasi 94% pada

Page 13: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

fetus, 85% pada bayi prematur, 78% pada bayi normal, dan 60% pada orang dewasa.

Volume cairan ekstraseluler juga berbeda antara bayi prematur dengan anak yang

berumur lebi tua dan dewasa. Volume cairan ekstraseluler pada 50% dari bobot badan

bayi prematur, 35% untuk bayi berumur 4-6 bulan, 25% pada balita 1 tahun, dan 19%

pada orang dewasa. Volume distribusi gentamisin adalah 1.48 L/kg pada neonatal dan

0.2 L/kg pada orang dewasa. Penilitian menunjukkan volume distribusi tobramisin

terbesar pada kebanyakan bayi prematur dan menurun dengan peningkatan umur

kelahiran dan bobot lahir dari bayi.

Ikatan obat dengan protein plasma juga menurun pada bayi baru lahir dikarenakan

penurunan konsentrasi protein plasma, kapasitas ikatan protein yang lebih rendah,

penurunan afinitas protein unuk ikatan obat, dan kompetisi pada beberapa daerah

ikatan seperti komponen endogen (misal bilirubin). Ikatan protein plasma pada

beberapa obat (termasuk fenobarbital, salisilat, dan fenitoin) jauh lebih keil pada

neonatal dibandingkan pada orang dewasa. Penurunan ikatan plasma beberapa obat

dapat meningkatkan volume distribusi. Oleh karena itu, bayi prematur memerlukan

loading dose yang lebih besar dibandingkan anak yang berumur lebih tua dan pada

orang dewasa untuk mencapai konsentrasi serum terapeutik untuk beberapa obat

seperti fenobarbilat dan fenitoin.

Konsekuensi peningkatan konsentrasi dari obat bebas atau tidak terikat dalam serum

dan jaringan perlu diperhatikan. Farmakologi dan efek toksik berhubungan langsung

dengan konsentrasi obat bebas dalam tubuh. Peningkatan konsentrasi obat bebas

merupakan hasil langsung dari penurunan ikatan protein plasma dan secara tidak

langsung dari pemindahan obat dari daerah ikatan. Peningkatan angka mortalitas dari

pengembangan kerniketerus sekunder akibat pemindahan bilirubin oleh sulfisoksazol

pada neonatal telah didokumentasi dengan baik. Bagaimana pun juga, akibat obat

yang terikat pada protein plasma tidak dapat dieliminasi oleh ginjal, peningkatan

konsesntrasi obat bebas dapat meningkatkan klirensnya. Jumlah lemak tubuh menurun

secara signifikan pada neonatal dibandingkan engan dewasa yang mempengaruhi

terapi obat. Beberapa obat mudah larut lemak didistribusi kurang luas pada bayi

dibandingkan pada orang dewasa. Volume distribusi diazepam 1.4-1.8 L/kg pada

neonatal dan dari 2.2-2.6 L/kg pada orang dewasa. Pada beberapa tahun ini, jumlah

ibu menyusui bayinya meningkat. Oleh karena itu, beberapa obat yang didistribusi

pada air susu dapat memberikan masalah pada bayinya. Akademi Pediatrik Amerika

merekomendasikan bromokriptin, siklofosfamid, siklosporin, doksorubisin,

Page 14: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

ergotamin, litium, metrotreksat, fenindion dan semua obat abuse seperti amfematin,

kokain, heroin, marijuana dan fensiklidin atau PCP dikontraindikasikan selama

menyusui. Catatan untuk rekomendasi ini berdasarkan data yang terbatas; obat lain

yang berada lama pada ibu dapat berefek toksik pada sulfasalazin, dan asam 5-

aminosalisilat berhubungan dengan efek samping pada bayi. Beberapa obat yang

meningkatkan resiko harus dihindari oleh ibu selama kehamilan dan menyusui.

Metabolisme

Metabolisme obat secara signifikan berlangsung lebih lambat pada bayi dibandingkan

dengan anak yang lebih tua dan orang dewasa. Terdapat perbedaan penting dalam

pematangan beberapa jalur metabolisme pada bayi prematur. Contohnya pada bayi,

jalur sulfas yang berkembang baik, tetapi jalur glukorunidasi belum berkembang.

Walaupun metabolisme asetaminofen dengan glukorunidase masih belum sempurna

jika dibandingkan dengan orang dewasa, tetapi secara parsial masih dapat

dikompensasi oleh jalur sulfas. Penyebab sindrom gray baby oleh kloramfenikol pada

bayi baru lahir adalah penurunan metabolisme kloramfenikol oleh glukoronil

transferase menjadi metabolit glukoronid tidak aktif. Jalur metabolisme berhubungan

dengan umur dan dapat membutuhkan waktu bulanan hingga tahunan untuk

berkembang sempurna. Oleh karena itu, peningkatan klirens berlangsung hingga umur

1 tahun.

Eliminasi

Obat dan metabolitnya utamanya dieliminasi oleh ginjal. Kecepatan filtrasi

glomerulus bisa rendah (0.6-0.8 mL/menit tiap 1.73 m2) pada bayi preterm dan

sekitar 2-4 mL/menit tiap 1.73 m2 pada bayi term. Proses filtrasi glomerulus, sekresi

tubulus, dan reabsorpsi tubulus menentukan efikasi eksresi renal. Proses-proses

tersebut dapat membutuhkan waktu beberapa minggu hingga 1 tahun setelah kelahiran

untuk berkembang sepenuhnya.

Penelitian pada bayi menunjukkan klires tobramisin setelah minggu kelahiran pertama

meningkat dengan meningkatnya umur. Pada bayi hingga 1 bulan, umur setelah

kelahiran juga berkorelasi langsung dengan klirens aminoglikosida. Oleh karena itu,

bayi prematur memerlukan dosis harian yang lebih kecil oba yang dieliminasi melalui

ginjal selama minggu pertama kelahiran dan dosis dapat ditingkatkan seiring dengan

umur.

Dikarenakan eliminasi renal yang belum matan, kloramfenikol suksinat dapat

terakumulasi pada tubuh bayi prematur. Walaupun kloramfenikol suksinat tidak aktif,

Page 15: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

akumulasi ini menjadi penyebab peningkatan bioavailabilitas kloramfenikol pada bayi

prematur jika dibandingkan dengan anak yang lebih tua. Data ini mengindikasikan

bahwa toksisitas yang berhubungan dengan dosis merupakan hasil dari belum

berkembangnya jalur glukoronidasi.

2. Bagaimana pendapat anda apabila dokter RSUD Kota Bandung menulis resep obat “off

label” untuk pasien anak?

Off label merupakan obat-obat dengan indikasi yang tidak disetujui atau tidak disetujui dalam

3. Apabila anda ditugaskan memberikan konseling tentang kepatuhan minum obat kepada

orang tua anak yang sakit, materi apa saja yang harus anda sampaikan?

Jawaban:

Materi yang akan disampaikan mengenai nama obat, tujuan pengobatan, indikasi & kontra

indikasi, takaran pemakaian (dosis), cara pemakaian (regimen dosis), interaksi obat, lama

pemakaian, mengenali hasil pemakaian apabila positif dan mengatasi apabila hasil pekin

negatif, cara penyimpanan dan pembuangan, peringatan (side effects, adverse effects, dan

interactions), interaksi dengan obat lain, interaksi dengan makanan-minum.

F. LABORATORIUM

1. Apa artinya seorang pasien laki-laki dengan hasil pemeriksaan laboratorium sbb:

a. SGOT = 355 U/L SGPT = 30 U/L

b. Albumin serum = 2,1 g/dl

c. Creatinin serum = 3,2 mg/dl

d. Hb = 7 gr/dl

Coba terangkan arti angka tersebut dan apa kira-kira penyakitnya?

SGOT dan SGPT menunjukkan kadar enzim transaminase, kenaikan kadar SGOT dapat

menunjukkan adana kelainan atau kekacauan fungsi hati yang aktual. Nilai albumin serum

rendah menunjukkan bahwa kemampuan sel hati yang berkurang. Begitu juga dengan nilai

Hb yang rendah yang mengindikasikan adanya kelainan fungsi hepar. Berdasarkan data

laboratorium, pasien laki-laki ini mengalami gangguan fungsi hati, namun tidak dapat

dipastikan penyebabnya karena tidak ada data diagnosis dari dokter yang mendukung.

Soal-soal Pre-Test Apoteker

Instalasi Farmasi RSUD Kota Bandung

Page 16: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

1. Sebutkan ketentuan yang menjadi dasar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit?

Jawaban: Yang menjadi dasar pelayanan kefarmasian di rumah sakit adalah

KEMENKES RI 1197/MENKES/SK/X/2004 untuk melindungi masyarakat dari

pelayanan yang tidak profesional, untuk menerapkan konsep pelayanan kefarmasian,

untuk meningkatkan mutu serta sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan farmasi

di rumah sakit.

2. Apa yang dimaksud dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit?

Jawaban: Suatu bagian/unit/divisi/atau fasilitas rumah sakit, tempat penyelanggaran

semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit

itu sendiri

3. Sebutkan tugas pokok dan fungsi farmasi di Rumah Sakit?

Jawaban: tugas pokok dan fungsi farmasi di rumah sakit adalah menyediakan semua

fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan obat dan alat

kesehatan mulai dari pengelolaan, perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan,

peracikan hingga pelayanan informasi obat (PIO)

4. Apa yang dimaksud dengan pharmaceutical care?

Jawaban: Pharmaceutical care adalah paradigma baru pelayanan kefarmasian yang

merupakan bagian dari pelayanan kesehatan (health care) dan bertujuan untuk

meningkatkan penggunaan obat yang rasional, aman, dan efisien demi mencapai

peningkatan kualitas hidup manusia.

5. Apa yang anda ketahui tentang pelayanan farmasi satu pintu? Jelaskan!

Jawaban: Sistem pendistribusian perbekalan farmasi dipusatkan pada satu tempat

yaitu instalasi farmasi. Seluruh kebutuhan perbekalan farmasi setiap unit pemakai

baik untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan barang dasar ruangan, disuplai

langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut.

6. Jelaskan dengan lengkap sistem distribusi obat di Rumah Sakit? Sebutkan keuntungan

dan kerugiannya!

Jawaban:

Berdasarkan distribusi obat untuk pasien rawat inap, ada empat macam sistem

distribusi obat yang terdapat di rumah sakit, yaitu:

- Individual prescription order system

Sistem pengelolaan dan distribusi obat oleh IFRS sentral sesuai dengan yang

tertulis pada resep yang ditulis dokter untuk setiap penderita.

Page 17: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

Keuntungan: semua resep dikaji langsung oleh apoteker yang dapat memberi

keterangan atau informasi kepada perawat berkaitan dengan obat yang dipakai,

memberi kesempatan interaksi profesional antara apoteker-dokter-perawat-pasien,

pengendalian perbekalan yang mudah, mempermudah penagihan biaya kepada

pasien.

Kerugian: kemungkinan keterlambatan sediaan obat sampai ke pasien, jumlah

kebutuhan personel IFRS meningkat, memerlukan jumlah perawat waktu yang

lebih banyak untuk penyimpanan obat di ruangan pada waktu konsumsi obat,

terjadinya kesalahan obat karena kurang pemeriksaan sewaktu penyiapan

konsumsi.

- Total floor stock system

Suatu sistem pengelolaan dan distribusi obat sesuai dengan yang ditulis oleh

dokter pada resep obat yang disiapkan oleh perawat dan persediaan obatnya juga

berada di ruang perawat dan langsung diberikan pada pasien di ruang rawat inap

tersebut.

Keuntungan: obat yang diperlukan segera tersedia bagi pasien, peniadaan

pengembalian obat yang tidak terpakai ke IFRS, pengurangan penyalinan resep,

pengurangan jumlah personel IFRS

Kerugian: kesalahan obat sangat meningkat karena resep obat tidak dikaji

langsung oleh apoteker, persediaan obat di ruang perawat meningkat dengan

fasilitas ruangan yang sangat terbatas, pencurian obat meningkat, meningkatnya

bahaya karena kerusakan obat, penambahan modal investasi untuk menyediakan

fasilitas penyimpanan obat sesuai di setiap daerah perawatan pasien, diperlukan

waktu tambahan bagi perawat untuk menangani obat, meningkatnya kerugian

karena kerusakan obat

- Unit dose system

Obat yang dipesan oleh dokter untuk pasien, terdiri atas satu atau beberapa jenis

obat yang masing-masing dalam kemasana dosis unit tunggal dalam jumlah

persediaan yang cukup untuk suatu waktu tertentu. Ada tiga metode sistem

distribusi obat dosis unit yaitu

Sistem distribusi obat unit sentralisasi; dilakukan oleh IFRS ke semua

daerah perawatan penderita rawat inap di RS secara keseluruhan

Sistem distribusi obat unit desentralisasi; dilakukan oleh beberapa cabang

IFRS di sebuah RS

Page 18: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

Keuntungan: obat dapat segera tersedia untuk dikonsumsi pasien,

pengendalian obat dan akuntabilitas semakin baik, apoteker dapat

berkomunikasi langsung dengan dokter dan perawat, sistem distribusi obat

berorientasi pasien sangat berpeluang untuk diterapkan

Kerugian: lebih banyak alat yang diperlukan, komunikasi langsung dlm

IFRS keseluruhan lebih sulit, semua apoteker klinik harus cakap

Sistem distribusi obat unit kombinasi keduanya; biasanya hanya untuk

dosis mula dan dosis dalam keadaan darurat dilayani cabang IFRS.

Keuntungan: penderita menerima pelayanan IFRS 24 jam dan membayar

yang dikonsumsi saja, semua dosis diperlukan pada unit perawat telah

disiapkan IFRS, mengurangi kesalahan obat, peniadaan duplikasi resep

obat yang berlebihan, mengurangi kehilangan pendapatan, menghemat

ruangan di unit perawatan, meningkatkan penggunaan personel profesional

dan nonprofesionall yang lebih efisien

- Automated dispensing and combination

Sistem kombinasi ini biasanya diadakan untuk mengurangi beban kerja IFRS.

Obat yang disediakan di ruang perawat adalah obat yang diperlukan oleh banyak

pasien, setiap hari diperlukan dan biasanya adalah obat yang harganya relatif

murah.

Keuntungan: semua resep individu dikaji langsung oleh apoteker, adanya

kesempatan interaksi profesional antara apoteker-dokter-perawat-pasien, obat

yang diperlukan dapat segera terseia bagi pasien, beban IFRS dapat berkurang

Kerugian: kemungkinan keterlambatan sediaan obat samai ke pasien (obat resep

individu) dan kesalahan obat dapat terjadi (obat dari floor stock lengkap)

Berdasarkan ada/tidaknya satelit farmasi, ada 2 sistem distribusi obat, yaitu:

- Sistem pelayanan terpusat (sentralisasi)

Sistem pendistribusian perbekalan farmasi dipusatkan pada satu tempat yaitu

instalasi farmasi. Seluruh kebutuhan perbekalan farmasi setiap unit pemakai baik

untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan barang dasar ruangan, disuplai

langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut. Masalah: komunikasi yang terjadi

antara apoteker-dokter-perawat-pasien kecil, dan farmasis kurang dapat melihat

data riwayat pasien dengan cepat

- Sistem pelayanan terbagi

Page 19: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

Sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang membunyai cabang didekat unit

perawatan/pelayanan. Cabang ini dikenal dengan istilah depo farmasi/satelit. Pada

desentralisasi, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi ruangan tidak

lagi dilayani oleh pusat pelayanan farmasi. Instalasi farmasi dalam hal ini

bertanggung jawab terhadap keamanan dan efektivitas perbekalan farmasi yang

ada di depo farmasi.

7. Didalam pengkajian resep, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan?

Jawaban: Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian resep adalah:

- Persyaratan administratif: (1) nama dokter, (2) SIP, (3) alamat dokter, (4) tanggal

penulisan resep, (5) tanda tangan/ paraf dokter/ penulis resep, (6) nama, alamat,

umur, jenis kelamin & berat badan pasien, (7) nama obat, potensi, dosis, jumlah

yang diminta, (8) cara pemakaian yang jelas, (9) informasi lainnya

- Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis obat, potensi obat, stabilitas,

inkompatibilitas, cara & lama pemberian

- Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis,

durasi, jumlah obat, dll).

8. Apa yang dimaksud PIO? Kegiatannya apa saja? Sebutkan!

Jawaban: PIO (Pelayan Informasi Obat) ialah kegiatan dari individu yang dilatih

secara khusus (farmasi klinik) untuk memberikan informasi dan konsultasi yang

akurat, tidak bias, dan faktual bagi dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan

lainnya dan pasien

Kegiatan PIO:

- Memberikan informasi mengenai obat kepada pasien, dokter, perawat dan profesi

kesehatan lainnya secara akurat, tidak bias, dan faktual

- Memberikan konsultasi mengenai obat kepada pasien, dokter, perawat, dan profesi

kesehatan lainnya secara akurat, tidak bias dan faktual

9. Sebutkan jenis-jenis literatur yang sodara ketahui, beserta contohnya!

Jawaban: Literatur terbagi kedalam 3 jenis yaitu primer, sekunder dan tersier.

Contoh literatur primer adalah jurnal penelitian; literatur sekunder contohnya adalah

skripsi; contoh literatur tersier adalah textbook

10. Apa yang dimaksud konseling? Metode yang sering digunakan? Tujuannya untuk

apa?

Jawaban: Konseling berasal dari kata “counsel” yang berarti nasehat atau saran.

Konseling adalah suatu proses yang sistemik untuk mengidentifikasi dan

Page 20: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan

obat.

Tujuan konseling: meningkatkan keberhasilan terapi, memaksimalkan efek terapi,

meminimalkan resiko efek samping, meningkatkan cost effectiveness, dan

menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi

Tahapan proses konseling:

- Pengenalan

Tujuan: pendekatan dan membangun kepercayaan

Teknik: memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan konseling dan berapa lama

waktu yang diperlukan untuk konseling

- Penilaian awal

Tujuan: menilai pengetahuan pasien dan kebutuhan informasi

Teknik: 3 Prime Questions (apakah dokter telah menjelaskan tentang kegunaan

obat? Apakah dokter telah menjelaskan tentang cara menggunakan obat? Apakah

dokter telah menjelaskan tentang hasil yang diharapkan dari penggunaan obat?)

- Pelaksanaan

Tujuan: mendorong perubahan sikap/perilaku agar memahami dan mengikuti

regimen terapi

Teknik: show & tell

- Pengujian (verifikasi)

Tujuan: untuk memastikan apakah pasien memahami informasi yang sudah

disampaikan dan untuk mengulang hal-hal penting

Teknik: fill in the gaps

- Penutup

Tujuan: mengikuti perkembangan pasien dan monitoring keberhasilan pengobatan

Teknik: membuat Patient Medication Record (PMR) dan komunikasi melalui

telepon

11. Konseling diprioritaskan untuk pasien apa saja?

Jawaban: pasien yang dirujuk oleh doker, pasien dengan kondisi penyakit tertentu

(penyakit jantung, diabetes, epilepsi, asma, penyakit kronik lain; pasien tidak patuh),

pasien yang menerima obat-obat tertentu (obat dengan indeks terapi sempit, obat

dengan penggunaan jangka lama, memerlukan teknik penggunaan tertentu, obat

dengan perhatian khusus) dan pasien geriatri, pediatri dan ibu hamil dengan regimen

yang rumit.

Page 21: Tugas Dari Pre-test PKPA di RSUD Kota Bandung (RSUD Ujung Berung)

12. Apa yang dimaksud PTO dan visite? Maksud dan tujuannya untuk apa? Jelaskan!

Jawaban: PTO (Pemantauan Terapi Obat) merupakan tahapan terakhir dalam proses

penggunaan obat. PTO adalah suatu proses yang mencakup semua fungsi, diperlukan

untuk memastikan terapi obat secara tepat, aman, mujarab dan ekonomis bagi pasien.

PTO merupakan salah satu bentuk dari pelayanan farmasi klinik. Cakupan

pemantauan terapi obat adalah ketepatan terapi dan regimen obat pasien, ketepatan

penggunaan obat, ketepatan rute, jadwal, dan metode pemberian dosis obat, ketepatan

informasi yang diberikan kepada pasien, interaksi obat-obat, obat-makanan, obat-uji

laboratorium, atau obat-penyakit, data laboratorium klinik dan mengevaluasi efikasi

terapi obat serta untuk mengantisipasi efek samping, toksisitas, atau efek merugikan,

tingkat kepatuhan pasien dengan regimen obat yang tertulis dan tanda fisik dan gejala

kilinik yang relevan dengan terapi obat pasien.

Tujuan PTO adalah untuk memastikan bahwa pasien mendapat obat yang paling

sesuai, dalam bentuk dan dosis yang tepat, dimana waktu pemberian dan lamanya

terapi dapat dioptimalkan dan DRP diminimalkan.

Maksud PTO: sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan DRP, sebagai bahan

pertimbangan untuk drug product selection, sebagai bahan pertimbangan untuk

rekomendasi terapi, bagian dari pharmaceutical care, responsibilitas farmasis

Visite adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker kepada pasien di ruang rawat

dalam rangka mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang lebih baik.

Maksud dan tujuan: mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang optimal