tugas gilut

23
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT Oleh : Firdaus Try Adiputra 04124705001 Pembimbing : Drg. Billy Sujatmiko, SpKG F A K U L T A S K E D O K T E R A N

Upload: firdaus-try-adiputra

Post on 22-Nov-2015

118 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ggg

TRANSCRIPT

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Oleh : Firdaus Try Adiputra 04124705001

Pembimbing :Drg. Billy Sujatmiko, SpKG

F A K U L T A S K E D O K T E R A N UNIVERSITAS SRIWIJAYA2014

TrepanasiTrepanasiTujuan trepanasi adalah menciptakan drainase melalui saluran akar atau melalui tulang untuk mengalirkan sekret Iuka serta untuk mengurangi rasa sakit, Iika rimbul abses alveolar akut, berarti infeksi telah meluas dari saluxan aka: melalui pexiodontal apikalis sampai ke dalam rulang periapels. Nanah dikelilingi oleh tulang pads apeks gigi dan ridak dapat mengalir ke luar. Pada stadium ini belum tampak suatu pembengkakan. Perasaan sangat nyeri terutama bila ditekan sehingga unluk menghilangkannya perlu segera dilakukan drainage.Untuk itu dapat dipakai dua Cara:- Txepanasi melalui sqluran akar.- Txepanasi di daerah apeks akar.Trepanasi melalui saluran akarUsaha awal untuk memperoleh drainase adalah membuka saluran akar lebar-lebar sampai melewati foramen apikalis dan saluran akar dibiarkan terbuka beberapa hari supaya sekret dapat mengalir ke luan Ke dalam kavum pulpa dimasukkan kapas yang longgar agar sisa makanan Lidak menutup jalan drainase. Setiap hzui kapas diganti dan saluran dibersihkan dengan larutan garam fisiologis utau NaCl 5% bila sekret pus tidak ada lagi. Dalam hal ini, Schroeder (1981) menganjurkan terapi altematif, yaitu pemberian preparat antibiotik dan kortikosteroid (pasta Ledermix), dan menutup saluran dengan oksida seng engenol. Setelah rasa sakit berkurang dan drainase telah berhenti, saluran akar dipreparasi dengan sempuma dan diisi dengan bahan pengisi saluran akar.trepanasi Melalui TulangTrepanasi ini dikenal dengan nama fistulasi apikal.Teknik:1, Berikan anatesi lokal.2. lnsisi (dalam benmk semalumr panjangnya kara-kara 20 mm) sekitar daerah batas mukogingival di mana terletak apeks, dilakukan dengan bantuan foto rontgen. Perforasi dengan fistulator (Sargenti 1965) melalui mukosa dan tulang tidak mmjufm karena xukasi apeks tidak dapaf ditenhzkan atngan tepat dan Iuka yang disebabkan sobekan akan meninggalkan bekas.3. Pengambilan tulang alveolar langsung di atas apeks dan nanah mengalir keluar.4. Kuretase dengan kuret secara hatbhati pada apeks dan irigasi dengan larutan gaxam fisiologis.5. Lakukan penjahikan 6. Memasukkan sebuah pita kasa ke bawah selapuf lendir.7. Pemberian analgetik dan ant-ibiotik.Fistulasi apikal sebagai penanganan darurat dapat dianjurkan pada abses alveolar akut atau infeksi periapeks akul yang disebabkan pengisian saluran akar yang tidak sempuma atau pengisian yang berlebihan.Pada beberapa buku tertentu, fistula apikal digambarkan sebagai prosedur sederhana yang berlangsung hanya beberapa menit saja. Dalam hal ini sering rldak diperhat-lkan kalau just gjgi depan iarang sekali memerlukan fistulasi apikal karena gigi ini dapat ditangani secara endodonti tampa kesulitan. Dengan demiuan, cm penanggulangan me temfama dilakukan pad; ggi belakang yang apeksnya ndak selalu mudah dnemukan lokasanya. Struktur anatomis seperti sinus maksilaris, kanalis mandibularis, foramen mentalis sering terletak di daerah yang dekat apeks, sementara akar palatal gigi posterior ata.; berada di tempat yang sulit dicapai, Dengan banman foto ronlgen yang tepaf, sedapat mungkin tanpa perubahan bentuk serta ukuran yang benar, \eak apeks itu dapat diketnhui dengan fepn. Hal tersebut meniadi alasan untuk selalu dibuat flap mukoperiosteal fistulasi apikal. Namun, jika lokasi apeks iru sukar ditentukan, tulang dibur sedikit, sebuah karet (2 mm) dimasukkan ke dalam lekukan, kemudi/an dilakukan foto mntgen sebagai pengonrrol. Pxosedur ini sangat memudahkan usaha unluk menemukan apeks. Akan tetapi, perlu diingat bahwa Eistulasi apikal bukan merupakan suatu perawatan akhir karena walaupun telah dilakukan drainase nanah, penyakit ufama yang merupakan samba: infeksi pada Salman akar belum diaraaa Setelah gejala rasa sakit berkurang, saluran akar hams ditangani menurut prosedur yang tepat. Iika hal ini tidak mlmgkin dilakukan karena pemblokiran saluran, ujung akar hams direseksi dan dilakukan pengisian saluran akar secara reirograd untuk menutup rapat saluran ke jaringan periapeks. Tindakan ini dapat dilakukan selama kunjungan yang sama, tetapi bolehjuga dilakukan setelah dua atau tiga minggu. Fistulasi apikal tidak merangs:-mg penyembuhan granulqma, tetapi berfungsi untuk rnenciptakan drainase dan mengendalikan rasa sakit, dan tindakan ini hanya mempakan tindakan damrat. Hal ini diindikasikan pada infeksi apikal akut yang diikuri dengan rasa sakit.

Apa yang dimaksud Lesi D1-D6 ?

Karies berasal dari bahasa Latin yaitucariesyang artinya kebusukan. Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam microbial dari substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas.Lesi D1-D6 merupakan klasifikasi dari karies gigi. Adapun beberapa klasifikasi Karies Menurut ICDAS:a. D1, merupakan suatu lesi dini yang terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi pada saat gigi dalam keadaan kering.b. D2, merupakan suatu lesi yang terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi pada saat gigi dalam keadaan basah.c. D3, terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi.d. D4, lesi email lebih dalam dengan tampaknya bayangan gelap dentin atau lesi sudah menyerang bagian Dentino Enamel Junction (DEJ).e. D5, lesi telah menyerang dentin.f. D6, lesi sudah menyerang pulpa.

Apa yang dimaksud dengan White Spot ?White spot/ lesi putih: Proses awal terjadinya lubang gigi yang timbul akibat pelepasan ion kalsium dan fosfat dari email gigi yang disebut dengan demineralisasi namun pada fase ini permukaan gigi masih utuh. Bercak putih (White spot) timbul akibat pelepasan ion kalsium dan fosfat dari email gigi yang disebut dengan demineralisasi.

Bagaimana terjadinya karies dari gigi sehat sampai abses?Progresifitas Karies

Bagaimana penggunaan Antibiotik pada ibu hamil ?Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.

Macam-macam antibiotikaLactation Risk CategoriesPregnancy Risk Categories

L1(safest) L2(safer) L3(moderately safe) L4(possibly hazardous) L5(contraindicated) A(controlled studies show no risk) B(no evidence of risk in humans) C(risk cannot be ruled out) D(positive evidence of risk) X(contraindicated in pregnancy)

NR: Not Reviewed. This drug has not yet been reviewed by Hale.

Antibiotika[contents]

AmoxicillinLarotid, AmoxilApprovedBL1

AztreonamAzactamApprovedBL2

CefadroxilUltracef, DuricefApprovedBL1

CefazolinAncef, KefzolApprovedBL1

CefotaximeClaforanApprovedBL2

CefoxitinMefoxinApprovedBL1

CefprozilCefzilApprovedCL1

CeftazidimeCeftazidime, Fortaz, TaxidimeApprovedBL1

CeftriaxoneRocephinApprovedBL2

Ciprofloxacin [more]CiproApprovedCL3

ClindamycinCleocinApprovedBL3

ErythromycinE-Mycin, Ery-tab, ERYC, IlosoneApprovedBL1

L3early postnatal

Fleroxacin-Approved-NR

GentamicinGaramycinApprovedCL2

KanamycinKebecil, KantrexApprovedDL2

MoxalactamMoxamApproved-NR

NitrofurantoinMacrobidApprovedBL2

OfloxacinFloxinApprovedCL2

Penicillin-ApprovedBL1

StreptomycinStreptomycinApprovedDL3

Sulbactam-Approved-NR

SulfisoxazoleGantrisin, Azo-GantrisinApprovedCL2

TetracyclineAchromycin, Sumycin, TerramycinApprovedDL2

TicarcillinTicarcillin, Ticar, TimentinApprovedBL1

Trimethoprim/sulfamethoxazoleProloprim, TrimpexApprovedCL3

Akan kami sebutkan obat-obat antibiotik yang YANG PERLU PERHATIAN KHUSUS atau TIDAK BOLEH DIMINUM UNTUK IBU HAMIL dan MENYUSUI :

1. Golongan Aminoglikosida (biasanya dalam turunan garam sulfate-nya), seperti amikacin sulfate, tobramycin sulfate, dibekacin sulfate, gentamycin sulfate, kanamycin sulfate, dan netilmicin sulfate.2. Golongan Sefalosporin, seperti : cefuroxime acetyl, cefotiam diHCl, cefotaxime Na, cefoperazone Na, ceftriaxone Na, cefazolin Na, cefaclor dan turunan garam monohydrate-nya, cephadrine, dan ceftizoxime Na.3. Golongan Chloramfenicol, seperti : chloramfenicol, dan thiamfenicol.4. Golongan Makrolid, seperti : clarithomycin, roxirhromycin, erythromycin, spiramycin, dan azithromycin.5. Golongan Penicillin, seperti : amoxicillin, turunan tridydrate dan turunan garam Na-nya.6. Golongan Kuinolon, seperti : ciprofloxacin dan turunan garam HCl-nya, ofloxacin, sparfloxacin dan norfloxacin.7. Golongan Tetracyclin, seperti : doxycycline, tetracyclin dan turunan HCl-nya (tidak boleh untuk wanita hamil), dan oxytetracylin (tidak boleh untuk wanita hamil).analgetikInfo on selected medications used for pain relief

Name of medicationAAP approved?*Pregnancy Risk Category**Lactation Risk Category**Notes

Acetaminophen(Tylenol)ApprovedBL1

AspirinCautionC(1st, 2nd trim.)D(3rd trim.)L31

Azapropazone(Rheumox)Approved-L2

Butalbital(Fioricet, Fiorinal, Bancap, Two-dyne)NRDL32

Butorphanol(Stadol)ApprovedB(1st, 2nd trim.)D(3rd trim.)L3

Celecoxib(Celebrex) (FDA safety info)NRCL2

Codeine(in Tylenol #3, #4)ApprovedCL33

ColchicineApprovedDL4

Diclofenac(Cataflam, Voltaren)NRBL2

Fentanyl(Sublimaze)ApprovedBL2

Flurbiprofen(Ansaid, Froben, Ocufen)NRB(1st, 2nd trim.)C(3rd trim.)L2

Hydrocodone(Lortab, Vicodin)NRBL34

Hydromorphone(Dilaudid)NRCL35

Ibuprofen(Advil, Nuprin, Motrin, Pediaprofen)ApprovedB(1st, 2nd trim.)D(3rd trim.)L1

Indomethacin(Indocin)ApprovedB(1st, 2nd trim.)D(3rd trim.)L3

Ketorolac(Toradol, Acular)ApprovedB(1st, 2nd trim.)D(3rd trim.)L2

Meperidine(Demerol)ApprovedBL2;L3early postpartum6

Methadone(Dolophine)ApprovedBL37

Morphine(Duramorph, Infumorph, Epimorph, MS Contin)ApprovedBL38

Nalbuphine(Nubain)NRBL2

Naproxen(Anaprox, Naprosyn, Naproxen, Aleve)ApprovedBL3;L4for chronic use9

Nefopam(Acupan)Approved-NR

Oxycodone(Tylox, Percodan,Oxycontin, Roxicet, Endocet, Roxiprin, Percocet)NRBL310

Pentosan polysulfate(Elmiron)NRBL2

Piroxicam(Feldene)ApprovedBL2

Propoxyphene(Darvocet N, Propacet, Darvon)ApprovedCL211

Rofecoxib(Vioxx)Withdrawn from the market12

Secobarbital(Seconal)ApprovedDL313

Tolmetin(Tolectin)ApprovedCL3

Tramadol HCL(Ultram, Ultracet)NRCL314

Apa yang dimaksud dengan ?a. Iritasi pulpa: Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami kerusakan sampai batas dentino enamel junction.

b. Karies email: Karies email merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan terluar dan terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada pewarnaan hitam atau cokelat pada email. Apabila keseimbangan antara laju proses demineralisasi dengan remineralisasi berlanjut maka permukaan lesi awal akan runtuh akibat dari pelarutan apatie yang sudah melemah sehingga menghasilkan kavitas.

c. Karies dentin: Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.

d. Hiperemi pulpa: Hiperemi pulpa merupakan lanjutan dari iritasi pulpa. Hyperemi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan dentin mengalami kerusakan , terjadi sirkulasi darah bertambah karena terjadi pelebaran pembuluh darah halus di dalam pulpa. Pulpa terdiri dari saluran pembuluh darah halus, urat-urat syaraf,dan saluran lympe.

e. Pulpitis reversible: Inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika penyebabnya dilenyapkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa akan kembali normal. Stimulus ringan atau sebentar seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagianbesar prosedur operatif, kuretase periodonsium yang dalam, dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkanpulpitis reversibel.

f. Pulpitis Irreversibel: Inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis. Pulpa irreversible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa reversible. Dapat pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan ortodontic yang menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa.

g. Nekrosis Pulpa: Suatu perubahan morfologis yang menunjukkan kematian sel pada jaringan pulpa.

h. Periodontitis: Peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi (= jaringan periodontium). Yang termasuk jaringan penyangga gigi adalah gusi, tulang yang membentuk kantong tempat gigi berada, dan ligamen periodontal (selapis tipis jaringan ikat yang memegang gigi dalam kantongnya dan juga berfungsi sebagai media peredam antara gigi dan tulang).

i. Dental abses : suatu kondisi yang dapat ditemukan pada gigi dimana infeksi dari bakteri menyebabkan jaringan gusi menjadi rusak sehingga terbentuk pus pada gigi berlubang. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya sakit gigi yang berat, pembengkakan pada gusi atau bahkan demam.

j. Trepanasi: Suatu tindakan membuka tulang kepala yang bertujuan mencapai otak untuk tindakan pembedahan definitif.

7. Bagaimana perjalanan Nervus 5 ?

Saraf trigeminusadalah saraf yang berperan dalam mengirimkan sensasi dari kulit bagiananterior kepala, rongga mulut dan hidung, gigi danmeninges (Lapisan otak). Saraf Trigeminus memiliki tiga divisi (mata/oftalmik, rahang atas/maksilaris dan rahang bawah/mandibula) yang selanjutnya diperlakukan sebagai saraf-saraf terpisah. Pada divisi mandibula terdapat juga serabut saraf motorik yang mensarafi otot-otot yang digunakan dalam mengunyah.Saraf Trigeminus merupakan saraf campuran dimana sebagian besar merupakan serat saraf sensoris wajah, dan sebagian yang lain merupakan serat saraf motoris dari ototmastikasi.

Anatomi Nervus TrigeminusNervus Trigeminus merupakan nervus cranialis yang terbesar dan melayani arcus branchialis pertama. Nervus ini mengandung serat-serat branchiomotorik dan aferen somatik umum (yang terdiri atas komponen ekteroseptif dan komponen proprioseptif), dengan nuclei sebagai berikut :

a. Nucleus Motorius Nervus TrigeminiDari Nucleus ini keluar serat-serat branchiomotorik yang berjalan langsung ke arah ventrolateral menyilang serat-serat pedunculus cerebellaris medius (fibrae pontocerebellares) dan pada akhirnya akan melayani m. Masticatores melalui rami motori nervi mandibularis dan m. Tensor Veli Palatini serta m. Mylohyoideus.

b. Nucleus Pontius, Nervi Trigemini dan Nucleus Spinalis Nervi TrigeminiKedua Nucleus ini menerima impuls-impuls eksteroseptif dari daerah muka dan daerah calvaria bagian ventral sampai vertex.Di antara kedua nucleus di atas terdapat perbedaan fungsional yang penting : di dalam nucleus Pontius berakhir serat-serat aferan N. V yang relatif kasar, yang mengantarkan impuls-impuls rasa raba, sedangkan nucleus spinalis N. V terdiri atas sel-sel neuron kecil dan menerima serat-serat N. V yang halus yang mengantarkan impuls-impuls eksteroseptif nyeri dan suhu.

Saraf trigeminal atau saraf kranial ke 5 terutama memberi persarafan pada kulit muka, konjungtiva dan kornea, mukosa dari hidung , sinus-sinus dan bagian frontal dari rongga mulut , juga sebagian besar dari duramater. Saraf ini keluar dari bagian lateral pons berupa akar saraf motoris dan saraf sensoris. Akar saraf yang lebih kecil, yang disebut juga portio minor nervi trigemini, merupakan akar saraf motoris. Berasal dari nukleus motoris dari saraf trigeminal dibatang otak terdiri dari serabut-serabut motoris, terutama mensarafi otot-otot pengunyah. Dalam perjalanannya akar saraf ini melalui ganglion disebelah medial dari akar sensoris yang jauh lebih besar, sebelum bergabung dengan saraf mandibularis pada saat melalui foramen ovale dari os. Sphenoid. Akar sensoris saraf trigeminal yang lebih besar disebut dengan portio major nervi trigemini yang memberi penyebaran serupa dengan akar-akar saraf dorsalis dari saraf spinal. Akar-akar saraf sensoris ini akan melalui ganglion trigeminal ( ganglion gasseri ) dan dari sini keluar tiga cabang saraf tepi yaitu cabang optalmikus, cabang maksilaris dan cabang mandibularis.Cabang pertama yaitu saraf optalmikus berjalan melewati fissura orbitalis superior dan memberi persarafan sensorik pada kulit kepala mulai dari fissura palpebralis sampai bregma ( terutama dari saraf frontalis ) dan suatu cabang yang lebih kecil ke bagian atas dan medial dari dorsum nasi. Konjungtiva, kornea dan iris, mukosa dari sinus frontalis dan sebagian dari hidung, juga sebagian dari duramater dan pia-arakhnoid juga disarafi oleh serabut, saraf sensoris dari saraf ophtalmikus. Cabang kedua, yaitu saraf maksilaris memasuki fossa pterygopalatina melalui foramen maksilaris superior memberikan cabang saraf zygomatikus yang menuju ke orbita melewati fissura orbitalis inferior. Batang utamanya yaitu saraf infra orbitalis menuju ke dasar orbita melewati fissura yang sama. Sewaktu keluar dari foramen infra orbitalis, saraf ini terbagi menjadi beberapa cabang yang menyebar di permukaan maksila bagian atas dari wajah bagian lateral dari hidung dan bibir sebelah atas. Sebelum keluar dari foramen infra orbitalis, didapat beberapa cabang yang mensarafi sinus maksilaris dan gigi-gigi molar dari rahang atas, ginggiva dan mukosa mulut yang bersebelahan. Cabang yang ketiga, merupakan cabang yang terbesar yaitu saraf mandibularis. Saraf ini keluar dari rongga kepala melalui foramen ovale dari os sphenoid, selain terdiri dari akar-akar saraf motoris dari saraf trigeminal, juga membawa serabut-serabut sensoris untuk daerah buccal, ke rahang bawah dan bagian depan dari lidah, gigi mandibularis, ginggiva. Cabang aurikulo temporalis yang memisahkan diri sejak awal, mensarafi daearah didepan dan diatas daun telinga maupun meatus akustikus eksternus dan membrana tympani. Serabut serabut sensoris untuk duramater yang merupakan cabang cabang dari ketiga bagian saraf trigeminal berperan dalam proyeksi rasa nyeri yang berasal dari intrakranial. Terdapat hubungan yang erat dari saraf trigeminal dengan saraf otonomik/simpatis, dimana ganglia siliaris berhubungan dengan saraf ophtalmikus , ganglion pterygopalatina dengan saraf maksilaris sedangkan ganglion otikus dan submaksilaris berhubungan dengan cabang mandibularisNervus sensori yang terdapat pada bagian rahang dan gigi dalam tubuh kita berasal dari suatu cabang nervus cranial yang ke-V atau dikenal juga sebagai nervus trigeminal. N.trigeminusberasaldaripermukaananterolateralpertengahanpons varoli sebagai 2 akar (radices) yaitu: Portio major: radix sensorial yang terdiri atas komponen-komponen sensorik dan portio minor: radix motorik yang terdiri atas komponen motorik.Serabut portio major n. trigeminus muncul dari sisi lateral permukaan ventral pons varoli sedangkan portio minor dari permukaan pons kira-kira 2mm- 5mm disebelah medioanterior portio major. Radik ini kemudian akan berjalan ke anterior didalam fossa crania anterior dimana berkas-berkas tersebut akan bergabung didalam ganglion semilunare gasseri (ganglion trigeminal), ganglion ini terdapat di suatu lekukan pada duramater yang dinamakan cavum trigeminus (cavum meckeli). Nervus trigeminus di lepaskan dari ganglion semilunaris dan memiliki 3 cabang nervus yaitu N. ophtalmicus,N. maxillaris dan N. mandibularis. N. ophtalmicus terletak disebelah kaudal, N. mandibularis terletak rostral dan N. maxillaries diantara keduanya. N. ophtalmicus dan N. maxillaries bersifat sensorik, sedangkan N. mandibularis bersifat sensorik dan motorik. Kemudian meninggalkan cavum cranii melalui foramen ovale bersama-sama dengan N. mandibularis

Nervus MaksilarisCabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi pada maksila, palatum, dan gingiva di maksila. Selanjutnya cabang maksila nervus trigeminus ini akan bercabang lagi menjadi nervus alveolaris superior. Nervus alveolaris superior ini kemudian akan bercabang lagi menjadi tiga, yaitu nervus alveolaris superior anterior, nervus alveolaris superior medii, dan nervus alveolaris superior posterior. Nervus alveolaris superior anterior mempersarafi gingiva dan gigi anterior, nervus alveolaris superior medii mempersarafi gingiva dan gigi premolar serta gigi molar I bagian mesial, nervus alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian distal serta molar II dan molar III.

Nervus MandibularisCabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi molar sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih besar yang membentuk plexus dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi.Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada mukosa pipi, saraf ini juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di area molar pertama. Namun, dalam beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan memiliki cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus mylohyoid, terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot mylohyoid dan memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline. Pada beberapa individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral dan ligament periodontal.