tugas kelompok managemen puskesmas fix
DESCRIPTION
TugasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Millenium Development Goals (MDG’s) atau tujuan pembangunan
millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia
melalui komitmen bersama antara 189 negara anggota Persatuan Bangsa-Bangsa
(PBB) untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan. 1
Sebagai salah satu anggota PBB, Indonesia memiliki dan ikut
melaksanakan komitmen tersebut dalam upaya untuk mensejahterakan
masyarakat. Jawa Tengah sebagai bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia
juga ikut serta mendukung komitmen pemerintah tersebut, dengan melaksanakan
program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai target MDGs. 1
Memperhatikan sasaran MDGs dan Kesepakatan Dakkar untuk Pendidikan
Untuk Semua (PUS); Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dan pemberdayaan
perempuan melalui pembentukan dan penguatan kelembagaan seperti Forum
Komunikasi Pengarusutamaan Gender dan Forum Kajian Gender; penurunan
Angka kematian anak dengan menekan terjadinya gizi buruk pada balita,
meningkatnya angka kesehatan ibu dengan menekan angka kematian ibu
melahirkan; meningkatnya angka kesakitan HIV/AIDS dan penyakit menular
lainnya; Cakupan pelayanan air bersih perkotaan dan perdesaan serta cakupan
sanitasi dan persampahan sebanding dengan rata-rata nasional dan target MDGs;
dan kerjasama sinergitas pengelolaan potensi sebagai tantangan pembangunan
perwilayahan ke depan telah dirancang dan dilaksanakan dengan berbagai bentuk
dan pola kerjasama. 1,2
Tujuan pembangunan Millenium yang ditargetkan untuk dapat dicapai pada
tahun 2015 dapat dijadikan sebagai salah satu pemacu dan semangat untuk dapat
melakukan upaya yang lebih baik dalam penanganan permasalahan yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. 1,2
WHO sebagai organisasi kesehatan dunia mencanangkan MDGs sebagai
langkah nyata pembangunan kesehatan. Terdapat 3 poin dari MDGs yang
1
menerangkan pentingnya kesehatan pada pembangunan sumber daya manusia,
yaitu pada poin 4, 5 dan 6 : 1
1. Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan
2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua
3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
4. Menurunkan Kematian Anak
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria dan (TB)
7. Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup
8. Mengembangkan Kemitraan Pembangunan Di Tingkat Global
Salah satu tujuan Pembangunan Nasional adalah di bidang kesehatan,
yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh
masyarakat yang tercermin sebagai berikut :3
1. Terwujudnya pembangunan berwawasan kesehatan, kualitas
lingkungan, perilaku hidup sehat serta kemandirian individu, keluarga
dan masyarakat di bidang kesehatan .
2. Terwujudnya kesehatan individu, keluarga dan masyarakat melalui
peningkatan pemerataan, pemanfaatan serta peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang
berkesinambungan.
3. Terwujudnya upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit melalui
surveilans, pengendalian faktor risiko dan penanganan serta
penanggulangan KLB dan bencana.
4. Terwujudnya kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
yang terpadu, efisien, rasional dan akuntabel.
5. Tersedianya sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas, merata
dan dapat didayagunakan secara optimal.
6. Tersedianya sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang bermutu,
merata, terjangkau dan dimanfaatkan secara rasional.
2
Upaya mencapai kesehatan masyarakat memerlukan pendekatan yang
bersifat pembinaan yang dalam jangka panjang akan mampu mendorong
masyarakat untuk bersikap mandiri dalam pemeliharaan kesehatan melalui
peningkatan kesadaran mengenai pentingnya menjaga kesehatan. 3
Upaya kesehatan yang semula lebih terfokus pada kuratif dan rehabilitatif,
secara berangsur berkembang ke arah promotif dan preventif, sehingga puskesmas
merupakan ujung tombak untuk mencapai MDG’s. 3
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Indonesia mulai
dikembangkan sejak dicanangkannya pembangunan jangka panjang yang pertama
tahun 1971. Didahului dengan beberapa proyek rintisan Puskesmas di beberapa
provinsi. Tujuan dasar pemerintah mendirikan Puskesmas adalah untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian besar masih
tinggal di pedesaan.4
Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 kegiatan
pokok secara terpadu dan menyeluruh, meliputi: KIA/KB, Usaha Peningkatan
Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M),
Pengobatan dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) serta ditambah lagi
dengan program kesehatan pengembangan yaitu: Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) dan Perkesmas, sehingga dapat mewujudkan misi puskesmas. Secara
operasional, Puskesmas berarti harus ada upaya yang berkelanjutan, menyeluruh,
terpadu, sistematis dan objektif yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.4
Ketiga pendekatan itu sebaiknya dilaksanakan bertahap dan berkelanjutan
karena saling terkait satu sama lain. Dengan melakukan reformasi Puskesmas,
diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan terutama yang potensial
berkembang di wilayah kerja Puskesmas.4
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu standar dengan batas-
batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah
Kab/Kota yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang
mencakup jenis pelayanan, indikator dan nilai.5
Prinsip-prinsip SPM :
3
1. Diterapkan pada kewenangan wajib.
2. Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota.
3. Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan kesehatan dasar
tanpa mengorbankan mutu, mempunyai dampak luas pd masyarakat.
4. Merupakan indikator kinerja, bukan standar teknis.
5. Dinamis
6. Dalam kerangka penyelenggaraan yang dasar.
Pada tahun 1999, pemerintah menetapkan sebuah paradigma baru dalam
kesehatan yang dikenal dengan PARADIGMA SEHAT. Paradigma sehat tersebut
merupakan penyempurnaan dari paradigma sebelumnya yang lebih bersifat
mengobati pada orang yang sakit saja tanpa melakukan intervensi pada orang
yang sehat agar terhindar dari suatu penyakit.6
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa paradigma sehat adalah :
1. Suatu konsep atau cara pandang
2. Dalam menyelenggarakan suatu pembangunan kesehatan
3. Dalam pelaksanaannya sepenuhnya menerapkan pengertian dan atau
prinsip – prinsip pokok kesehatan.
Secara Makro :
Berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan
dampaknya terhadap kesehatan; harus memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. 6
Secara Mikro :
Berarti bahwa pembangunan kesehatan akan menekankan upaya promotif
dan preventif dg tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Dengan kata lain, dalam paradigma sehat berarti : 6
1. Mencegah lebih baik daripada mengobati
2. Pemberdayaan pada masyarakat agar dapat berperilaku hidup sehat,
hidup dalam lingkungan yang sehat.
4
Untuk dapat mewujudkan suatu Paradigma Sehat, diperlukan intervensi
kesehatan yang tidak hanya terbatas pada manusia saja. Sesuai dengan konsep
sehat menurut Gordon & Le Richt (1950), timbul atau tidaknya penyakit pada
manusia dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu: 6
1. Host (Pejamu)
2. Agent (Bibit penyakit)
3. Environment (Lingkungan)
Gambar 1. Konsep Sehat Menurut Gordon & Le Richt
Pemanfaatan konsep tersebut adalah untuk dapat melakukan pencegahan
penyakit, penularan penyakit, pemberantasan penyakit, pengobatan penyakit
yaitu dengan cara mengintervensi ketiga faktor tersebut. Sedangkan menurut
H.L. Bloem, status kesehatan dari seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
1. Lingkungan
2. Perilaku
3. Pelayanan kesehatan
4. Biologik / keturunan
Host
EnvironmentAgent
5
KONSEP HL BLUM.
STATUS KESEHATAN
LINGKUNGAN
PERILAKU
PELAYANANKESEHATAN
KETURUNAN/KEPENDUDU
KAN
INTERVENSI
Gambar 2. Konsep Sehat Menurut H.L. Bloem
B. Perumusan Masalah
Mengetahui hasil kegiatan pelayanan di Puskesmas Salaman I
dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang berlaku periode
Januari – Mei 2014.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mengetahui, menganalisa dan mendeskripisikan pelaksanaan manajemen
program dan dibandingkan dengan Standart Pelayanan Minimal di
Puskesmas Salaman I pada bulan Januari – Mei 2014 dalam rangka upaya
perbaikan kinerja Puskesmas.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui proses P1, P2, dan P3 pada Puskesmas Salaman I.
b. Mengetahui hasil pencapaian upaya kesehatan dasar dan pengembangan
pada Puskesmas Salaman I pada bulan Januari s/d Mei 2014.
c. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang terjadi di
Puskesmas
Salaman I pada periode Januari – Mei 2014.
d. Menentukan prioritas masalah yang ada pada Puskesmas Salaman I.
e. Menentukan alternatif pemecahan masalah dari prioritas masalah yang
terpilih dipuskesmas Salaman I.
6
f. Menganalisa berbagai faktor yang menyebabkan masalah pencapaian
upaya kesehatan Puskesmas Salaman I.
g. Menbuat rencana kegiatan dari pemecahan masalah terpilih di
Puskesmas Salaman I
D. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa :
a. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu
kesehatan Masyarakat.
b. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.
c. Mengetahui upaya – upaya pokok maupun tambahan yang di
puskesmas.
d. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan didalam program puskesmas.
2. Bagi Puskesmas :
a. Mengetahui masalah atau upaya puskesmas yang belum memenuhi
target standar pelayanan minimal (SPM).
b. Membantu Puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya
puskesmas yang belum memenuhi target standar pelayanan minimal
(SPM).
c. Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian
terhadap masalah tersebut.
E. Metodologi Penelitian
Data diambil dari data primer dan data sekunder yang didapatkan di
Puskesmas Salaman I. Data primer diperoleh dari wawancara dengan kepala
puskesmas, staf, dan para pemegang program serta pengamatan langsung tentang
pelaksanaan manajemen, yang berupa pelaksanaan proses manajemen
(P1/Perencanaan, P2/ Penggerakkan dan Pelaksanaan, P3/Pengawasan,
Pengendalian, dan Penilaian ). Data sekunder diperoleh dari SIMPUS (Sistem
Informasi Puskesmas) dan laporan hasil kegiatan Puskesmas.
7
Data hasil kegiatan yang diperoleh kemudian dianalisa dengan
membandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Hasil kegiatan yang
pencapaian yang kurang dari 100% berdasarkan SPM merupakan masalah. Dari
berbagai masalah tersebut dilakukan upaya pemecahan dengan menerapkan
problem solving cycle, yaitu setelah dlakukan identifikasi masalah dengan
membandingkan dengan SPM tersebut diatas maka selanjutnya melakukan
penentuan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.
Kemudian diambil salah satu program bermasalah yang akan dipecahkan.
Langkah selanjutnya dilakukan analisa penyebab dengan mempergunakan
diagram fishbone berdasarkan pendekatan sistem untuk mencari kemungkinan
penyebab. Dari berbagai kemungkinan penyebab kemudian dilakukan konfirmasi
untuk mencari penyebab yang paling mungkin. Kemudian ditentukan alternatif
pemecahan masalah berdasarkan masalah yang ditentukan. Berdasar penyebab
masalah yang paling mungkin tersebut, ditentukan prioritas pemecahan masalah
dengan menggunkan metode kriteria matriks. Setelah di dapatkan pemecahan
masalah terpilih lalu dibuat rencana kegiatan dalam bentuk POA (Plan Of Action).
8
BAB II
DATA UMUM PUSKESMAS SALAMAN I
A. KEADAAN GEOGRAFI DAN LINGKUNGAN
1. Data Wilayah
a. Batas-batas wilayah Puskesmas Salaman I adalah :
Utara : Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.
Selatan : Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, dan
Kecamatan Samigaluh,Daerah Istimewa Yogyakarta.
Barat : Wilayah kerja Puskesmas Salaman II
Timur : Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
Gambar 3. Peta Kecamatan Salaman Kabupaten Dati II Magelang
9
b. Luas Wilayah Kerja
Luas wilayah kerja Puskesmas Salaman I adalah 38,89 km2.
c. PembagianWilayah
Wilayah kerja Puskesmas Salaman I terdiri dari 10 desa (Salaman,
Kalisalak, Menoreh, Kalirejo, Paripurno, Ngargoretno, Ngadirejo,
Sidomulyo, Kebonrejo, Banjarharjo) dengan 65 dusun.
d. Kondisi Geografis
Daerah dataran : 60% terdiri dari 5
Desa Pegunungan : 30% terdiri dari 3 desa
Daerah bergelombang : 10% terdiri dari 2 desa
e. Transportasi
Jarak puskesmas - RSU Tidar : 15 km
Jarak puskesmas - Kantor Dinas Kabupaten : 11 km
Jarak puskesmas - RSU Muntilan : 20 km
Jarak puskesmas - desa terjauh : 10 km
Gambar 4. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Salaman
10
Semua desa / balai desa dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor
roda dua. Angkutan umum berupa ojek, andong, angkudes, pick-up, dan
bus umum.
f. Komunikasi
Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar : telepon, radio medis.
2. Keadaan Penduduk (Tahun 2013)
Jumlah penduduk : 42.483 jiwa
Laki-laki : 21.237 jiwa (49,99%)
Perempuan : 21.246 jiwa (50,01%)
Jumlah Rumah Tangga : 14.161 KK
Kepadatan penduduk : 1.050 jiwa/km2
Jumlah pasangan usia subur : 7.925 pasangan
Data penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Komposisi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas
Salaman I Tahun 2013
Umur Jumla
h
Persentase
0-4 3.963 9,32 %
5-14 8.736 20,56 %
15-44 20.504 48,26 %
45-64 7.600 17,89 %
>65 1.680 3,95 %
Total 42.483 100 %
Sumber : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2013
Dapat dilihat jumlah penduduk dengan umur 15-44 merupakan yang
terbanyak, sedangkan penduduk berumur > 65 tahun merupakan jumlah
yang paling sedikit.
Komposisi penduduk menurut produktivitas (data Kecamatan Salaman
bulan Desember tahun 2013) :
0-14 tahun : 12.214 jiwa
11
15-64 tahun : 26.559 jiwa
> 65 tahun : 3.283 jiwa
3. Sosial Budaya
a. Pemeluk Agama
Tabel 2. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas
Salaman I
Agama Jumlah Persentase
Islam
Kristen protestan
Katolik
Budha
Hindu
41.433
557
493
0
0
97,52 %
1,31 %
1,16 %
0 %
0 %
Total 42.483 100 %
Sumber : Data statistik Kecamatan Salaman tahun 2013
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Salaman I mayoritas
beragama Islam.
b. Sarana Peribadatan :
Berdasarkan data statistik Kecamatan Salaman tahun 2013 terdapat 87
rumah peribadatan di wilayah kerja Puskesmas Salaman I.
c. Tingkat Pendidikan
Tabel 3. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Salaman I
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
12
Tidak/belum pernah sekolah
Tidak/belum tamat SD
Tamat SD/sederajat
Tamat SLTP/sederajat
Tamat SLTA/sederajat
Tamat akademi/PT
3.980
5.744
19.376
7.181
5.781
421
9,36 %
13,52 %
45,60 %
16,80 %
13,60 %
0,99 %
Total 42.483 100 %
Sumber : Data statistik Kecamatan Salaman tahun 2013
Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Salaman I
didominasi oleh penduduk yang tamat SD/sederajat, dan penduduk
yang tidak/belum pernah sekolah berjumlah paling sedikit.
d. Sarana Pendidikan :
TK : 29
SD / MI : 28
SLTP / Mts : 9
SLTA / MA : 5
(Sumber : Puskesmas Salaman I tahun 2013)
4. Sosial Ekonomi
a. Mata Pencaharian
Tabel 4. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Salaman I (10 tahun ke atas)
13
Sumber : Data statistik kecamatan salaman tahun 2013
Dapat dilihat dari data mata pencaharian penduduk, total penduduk
yang memiliki pencaharian adalah 33.014 dari jumlah pendudduk
42.483. Berdasarkan data diatas disimpulkan terdapat 9.469 penduduk
tidak memiliki mata pencaharian.
b. Sarana Perekonomian
KUD : 1 buah
Bank : 4 buah
Pasar umum : 3 buah
Industri rumah : 24 buah
Warung makan : 37 buah
Terminal : 1 buah
Salon Kecantikan : 8 buah
Penggilingan padi : 14 buah
Total : 92 buah
Dapat dilihat mata pencaharian penduduk tertinggi adalah di bidang
pertanian dan yang terendah adalah pensiunan PNS/ABRI. Selain itu,
sarana perekonomian di wilayah kerja Salaman I sebanyak 92 buah.
5. Kesehatan Lingkungan
14
Mata Pencaharian Jumlah Persentase
Buruh tani
Tani
Buruh
PNS / ABRI
Sopir angkutan
Pedagang
Pensiunan PNS /ABRI
Pengusaha
Lain-lain
5.321
8.906
4.786
1.273
1.332
3.268
867
1.680
3.847
22,85 %
30,41 %
6,60 %
3,00 %
4,34 %
11,16 %
2,96 %
5,73 %
13,13 %
Total 33.014 100 %
a. Sarana Penyediaan Air Bersih
Jenis dan jumlah sarana air bersih :
Sumur gali : 14.425 pemakai
Perlindungan mata air : 10.275 pemakai
Perpipaan : 1.720 pemakai
PAM : 4.225 pemakai
Sarana penyediaan air bersih di wilayah kerja Puskesmas Salaman I
yang terbanyak adalah penggunaan sumur gali sebanyak 14.425
pemakai.
b. Sarana jamban
Jenis dan jumlah sarana jamban keluarga :
Cemplung leher angsa : 5.120 buah
Cemplung non leher angsa : 420 buah
Septic tank : 8.988 buah
Jenis sarana jamban keluarga yang terbanyak adalah penggunaan
septik tank yang berjumlah 8.988 buah.
c. Sarana Pembuangan Air Limbah
Jumlah sarana pembuangan air limbah
Jumlah rumah : 9.155 rumah
Jumlah rumah dengan sarana pembuangan air limbah : 1.853 rumah
Dari 9.155 rumah, 1.853 rumah (20,24%) sudah mempunyai saluran
pembuangan air limbah.
B. SUMBER DAYA PUSKESMAS
1. Data Ketenagaan Puskesmas Salaman I
Tabel 5. Data Ketenagaan Puskesmas Salaman I
No Kategori Tenaga Jumlah
1. Kepala Puskesmas 1
2. Kasubag TU 1
3. Dokter Spesialis Dalam/Anak/Obsgyn 1 / 1 / 1
4. Dokter umum 4/1 kpl
15
5. Dokter gigi 2
6. Bidan desa PNS / PTT 6/ 3
7. Bidan Puskesmas / bersalin 2 /6
8. Perawat PNS / THL 18 / 7
9. Pelaksana Keperawatan 5
10. Perawat Gigi 2
11. Administrasi Kesehatan 2
12. Promosi Kesehatan 1
13. Perekam Medis 1
14. Nutrisionis 1
15. Sanitarian 1
16. Pranata Labkes 3
17. Apoteker / Ass.Apoteker 1 / 1
18. Radiografi / Pelaksana 1 / 1
19. Teknisi Elektromedis 1
20. Pengadministrasian Umum -
21. Pengadministrasi Pelayanan Umum
(KIA/Obat/loket)
1 / 1 / 2
22. Verifikator Keuangan 3
23. Pengadministrasi Kepegawaian 1
24. Pengadministrasi Perlengkapan 1
25. Petugas Kebersihan 2
26. Penjaga Kantor (PNS / THL) 4 / 1
27. Pengemudi (PNS / THL) 1 / 1
28. Tenaga Dapur/THL/Kontrak 1 / 5
29. Tukang Kebun PNS/Kontrak/Wiyata Bakti 2/ 1/ 1
30. Petugas Cuci THL 1
31. Cleaning Service 4
TOTAL 105
Sumber : Tenaga Kerja di Puskesmas Salaman I tahun 2012
16
Dari tabel di atas terlihat bahwa pekerja terbanyak di Puskesmas Salaman I
adalah perawat kesehatan.
2. Sarana Fisik
Puskesmas Salaman I merupakan Puskesmas Rawat Inap, per tama kali
didirikan sebagai Rumah Sakit Pembantu (RSP), dan semenjak adanya
Puskesmas sekitar tahun 70-an, diberlakukan sebagai puskesmas dengan
rawat inap.
Luas tanah : 17.270 m2
Luas gedung : 1.600 m2
Jumlah tempat tidur : 50 buah
Tabel 6. Nama Ruang Perawatan, Kelas, dan Jumlah Tempat Tidur
No Bangsal /
Ruang
Jumlah Tempat Tidur (TT)
Status
Kelas
TT Tahun
Perolehan
Tempat Tidur
Status
Kelas
TT Tahun
Perolehan
Tempat Tidur
1 Teratai –
Putra
II 4 2007 III 8 2007
2 Flamboyan –
Putri
II 3 2006 III 7 2006
3 Dahlia –
Putri
II 4 2006
4 Melati –
Anak
III 7 2006
5 Anggrek II 2 2004
6 Mawar I 7 2006
7 Bersalin II 4 2007 III 2 2007
17
8 Boks Bayi 2
33 17
Total TT 50 TT
Sumber: Jumlah BOR diambil dari data tahun 2011.
Dari tabel di atas terlihat bahwa ruang perawatan dengan status
kelas III adalah Ruang Flamboyan untuk pasien perempuan sebanyak 7
tempat tidur, Ruang Teratai untuk pasien laki-laki sebanyak 8 tempat
tidur, Ruang Melati untuk pasien anak sebanyak 7 tempat tidur, dan ruang
bersalin sebanyak 2 buah. Ruang perawatan dengan status kelas II adalah
Ruang Flamboyan dan Dahlia untuk pasien perempuan sebanyak 7 buah,
Ruang Teratai untuk pasien laki-laki sebanyak 4 tempat tidur, Ruang
Anggrek sebanyak 2 tempat tidur, ruang bersalin sebanyak 4 tempat tidur.
Ruang perawatan dengan status kelas I adalah Ruang Mawar
sebanyak 7 tempat tidur. Dan terdapat tambahan boks bayi sebanyak 2
buah. Menurut Tabel diatas tempat tidur yang ada adalah 50 buah, namun
terdapat 26 buah tempat tidur yang sedang menunggu keberadaan SDM
untuk penggunaannya. Sehingga jumlah keseluruhan tempat tidur yang
ada adalah 76 buah.
Ruangan pelayanan yang tersedia :
1. Ruang UGD : 1 ruang
2. Ruang pendaftaran : 2 ruang
3. Ruang radiologi : 1 ruang
4. Kamar operasi minor : 1 ruang
5. BP umum : 2 ruang
6. BP Gigi : 1 ruang
7. Ruang poli Penyakit Dalam : 1 ruang
8. Ruang poli Kebidanan dan Kandungan : 1 ruang
9. Ruang KIA/KB : 4 ruang
10. Ruang Laboratorium : 1 ruang
11. Ruang Pelayanan Obat : 1 ruang
18
12. Gudang Obat : 1 ruang
13. Ruang Dapur : 1 ruang
14. Ruang Gizi : 1 ruang
Sarana/upaya kesehatan lain :
1. Puskesmas pembantu 4 buah (Ngargoretno, Kalisalak, Ngadirejo,
Kalirejo), dengan jumlah tenaga medis yang terbatas.
2. Polindes 1 buah (Ngadirejo)
3. Poliklinik Kesehatan Desa 5 buah (Kalirejo, Sidomulyo,
Paripurno, Kebonrejo, Banjarharjo)
4. Dukun bayi 22 orang dengan dukun terlatih 18 orang
5. Posyandu 67 tempat
Kader Posyandu :
- Terlatih 305 orang (rata-rata 5 kader per posyandu)
- Yang aktif 305 orang (rata-rata 5 kader per posyandu)
3. Sarana Medis
a. Penunjang medis
1) Dental unit dan dental chair : dalam keadaan lengkap
2) Perlengkapan medik umum :
KIA set dan KB
Poliklinik set
IUD set
Peralatan surgical
Perlengkapan laboratorium
Alat UGD obstetri dan neonatal
Radiologi
EKG
b. Sarana Obat
1) Obat yang tersedia dalam jumlah cukup, jenis terbatas, dan
dalam keadaan baik.
19
2) Obat-obatan berasal dari obat DAU Kabupaten, DAU Propinsi,
Askes.
3) Disamping itu ada dana obat dari APBD Kabupaten untuk
suplemen.
c. Sarana Penunjang Lain :
1) Mobil ambulans : 1 buah
2) Mobil Pusling : 1 buah
3) Sepeda motor : 5 buah
4) Lemari es dan freezer : 5 buah
5) Alat komunikasi radio medis, telepon, komputer dan alat-alat
penyuluhan
4. Sumber Dana
Sumber pendanaan Puskesmas Salaman I berasal dari :
a. Pendapatan Puskesmas
1) Retribusi dan Biaya Pelayanan/Tindakan Medis
2) Lain-lain : parkir
b. Penerimaan
Dana puskesmas diperoleh dari :
1) Dana dari APBD Kabupaten untuk operasional meliputi gaji,
sarana dan prasarana aparatur serta sarana dan prasarana publik
2) Dana dari APBD Kabupaten melalui Dinas Kesehatan untuk
pemeliharaan kendaraan roda dua dan roda empat
3) Dana dari pihak BPJS Kesehatan
4) Bantuan Operasional Kesehatan
Merupakan bantuan pemerintah kepada pemerintah daerah dalam
melaksanakan SPM Bidang Kesehatan untuk pencapaian MDGs tahun
2015 melalui peningkatan kinerja Puskesmas dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
5. Sarana Pelayanan Puskesmas
20
Enam program Kesehatan Dasar Puskesmas (Upaya Kesehatan Wajib)
Salaman I, yaitu :
a. KIA dan KB
b. Gizi
c. Kesehatan Lingkungan
d. P2M
e. Promosi Kesehatan
f. Pengobatan
Tiga Program Kesehatan Pengembangan Puskesmas Salaman I, yaitu:
a. Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Usaha Kesehatan Sekolah
c. Kesehatan Jiwa
6. Jaringan Pelayanan Puskesmas Salaman I
Dalam memenuhi tugas pokok tersebut, Puskesmas induk memiliki
jaringan sarana pelayanan yaitu :
a. Pustu (Puskesmas Pembantu) dan hari buka pustu berjumlah 4 yaitu :
1) Ngargoretno : Rabu
2) Kalisalak : Senin, Kamis
3) Ngadirejo : Selasa , Kamis, Sabtu
4) Kalirejo : Senin, Kamis
b. Dukun bayi 22 orang, dan dukun terlatih 18 orang
c. Polindes (Pondok bersalin desa), berjumlah satu yaitu di Ngadirejo
d. PKD (Poliklinik Kesehatan Desa), berjumlah 5 yaitu :
1) Kalirejo
2) Sidomulyo
3) Paripurno
4) Kebonrejo
5) Banjarharjo
e. Posyandu 72 Tempat, yaitu :
1) Madya : 2
21
2) Purnama : 30
3) Mandiri : 40
f. UKS dan UKGS (29 sekolah)
g. Posyandu Lansia (52)
h. Kader TB terlatih 20 orang, setiap desa memiliki 2 kader
7. Jenis Pelayanan Dalam Gedung
Jenis pelayanan di dalam gedung yang ada di Puskesmas Salaman I
adalah:
a. BP (Balai Pengobatan)
b. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
c. Pengobatan gigi
d. Klinik Gizi
e. UGD
f. Klinik sanitasi
g. Laboratorium
C. DATA 20 BESAR PENYAKIT TERBESAR DI PUSKESMAS
SALAMAN I
Tabel 7. Data 20 Besar Penyakit di Puskesmas Salaman I Kabupaten
Magelang, Bulan Januari – Mei 2014 (Diagnosis Berdasarkan ICD-X)
NO Diagnosis penyakit Jumlah kunjungan Persentase
1. Infeksi akut saluran pernafasan atas 3.140 22,55%
2. Hipertensi primer 1.360 9,77%
3. Demam 1.242 8,92%
4. Arthritis non spesifik 1.064 7,64%
5. Dispepsia 904 6,49%
6. Penyakit gusi dan jaringan periodontal 825 5,93%
7. Gastritis 799 5,74%
8. Penyakit kulit infeksi lain 586 4,21%
9. Pusing 576 4,14%
22
10. Dermatitis 532 3,82%
11. Diare dan gastroenteritis nonspesifik 522 3,75%
12. Bronkitis kronik 395 2,84%
13. Nasofaringitis akut (commond cold) 322 2,31%
14. Tipe 2 NIDDM 298 2,14%
15. Asma 270 1,94%
16. Lecet-lecet/vulnus laceratum/scissum 269 1,93%
17. TB anak 217 1,56%
18. Konjungtivitis 211 1,52%
19. Faringitis 205 1,47%
20. Penyakit kulit karena jamur 186 1,34%
Total 13.923 100%
(Sumber: SIMPUS Puskesmas Salaman I)
Berdasarkan data di atas, infeksi akut pada saluran napas bagian atas mempunyai
frekuensi tertinggi sebesar 3.140 penderita (22,55%) dari 13.923.
D. DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan dapat dilihat dari jumlah kematian ibu dan anak. Pada
bulan Januari-Mei 2014, di Puskesmas Salaman I terdapat jumlah kematian ibu
sebanyak 50 orang dan jumlah kematian bayi sebanyak 5 bayi yang disebabkan
oleh pneumonia, asfiksia, dan anencephali, sedangkan jumlah bayi lahir hidup
adalah 583.
Untuk target kegiatan, kesehatan ibu dan anak Puskesmas Salaman I
sebagian besar telah mencapai target bahkan ada yang melebihi target, namun
terdapat beberapa kegiatan yang belum mencapai target.
Keadaan gizi di wilayah kerja Puskesmas salaman I dapat dilihat pada tabel
8 berikut, dengan jumlah anak yang berusia 1-6 tahun sebanyak 3.059 (Puskesmas
Salaman I, Januari-Mei 2014)
Tabel 8. Satus Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I
No Status Gizi Balita Jumlah Persentase
23
1. Gizi Baik 3043 99,47%
2. Gizi Kurang 13 0,42%
3. Gizi Buruk 3 0,10%
Sumber : Profil Kesehatan Puskesma Salaman 1 Januari – Mei 2014
Gambaran di atas menunjukkan sebagian besar status gizi balita dan anak
usia hingga 6 tahun adalah baik, yaitu sebanyak 99,47 %. Gizi kurang sejumlah
0,42 % dan gizi buruk 0,10 %. Balita dengan gizi buruk terdapat pada Dusun
Berodan, Desa Kalirejo, Dusun Sumbersari 2, Desa Ngadirejo dan Dusun
Tanggulangin, Desa kebonrejo.
E. VISI, MISI, DAN STRATEGI PUSKESMAS SALAMAN I
1. Visi Puskesmas Salaman I
Visi merupakan gambaran yang ingin dicapai di masa depan oleh
segenap komponen masyarakat, melalui pembangunan kesehatan, visi
puskesmas Salaman I adalah “Menjadi pusat pelayanan kesehatan
yang bermutu terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud
masyarakat Salaman sehat tahun 2015”.
Melalui visi ini pada tahun 2015 diharapkan masyarakat kecamatan
Salaman telah mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktekan
perilaku hidup bersih dan sehat , baik jasmani, rohani, maupun sosial,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta mempunyai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
2. Misi Puskesmas Salaman I
a. Meningkatkan mutu pelayanan
b. Menjalin kemitraan dengan pelanggan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan
c. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM
24
d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
e. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan Puskesmas
f. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membentuk
lingkungan yang sehat, dengan mengikutkan peran serta
masyarakat dan mendorong kemandirian untuk hidup sehat
g. Memberikan pelayanan rawat inap yang berkualitas pada
masyarakat setaraf dengan Rumah Sakit tipe D
3. Filosofi Puskesmas Salaman I
a. Memperlakukan pelanggan sebagaimana diri kita ingin
diperlakukan
b. Mencegah lebih baik dari pada mengobati
c. Kepuasan pelanggan adalah hal utama
4. Dimensi Mutu Puskesmas Salaman I
a. Cepat, tepat dan akurat
b. Efektif dan efisien
c. Disiplin dan setia kawan
d. Jujur dan transparan
e. Biaya terjangkau
f. Bersih, indah, aman dan nyaman
g. Ramah tamah dan peduli
5. Definisi Mutu Puskesmas Salaman I
Pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat, efektif dan efisien
dengan biaya terjangkau, dalam lingkungan kerja yang bersih, indah,
aman dan nyaman yang dilandasi dengan sikap karyawan yang jujur,
disiplin dan setia kawan dengan memberikan pelayanan sesuai dengan
prosedur dan standar, sehingga memberikan hasil yang memuaskan.
F. MANAJEMEN PUSKESMAS
25
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang berkerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
(KepMenkes RI No.128/MENKES/SK/2004).
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas
membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen puskesmas
yang dikenal yakni P1, P2, dan P3.
Berdasarkan wawancara dan pengamatan mengenai proses manajemen di
Puskesmas Salaman I, diperoleh data sebagai berikut :
1. Perencanaan (P1)
a. Tahap Persiapan
Kepala puskesmas membentuk tim yang terdiri dari ketua, sekretaris
dan penanggungg jawab masing-masing unit. Bahan perencanaan
mengacu pada buku Pedoman Perencanaan tingkat Puskesmas.
Kepala Puskesmas memberikan bahan perencanaan kepada masing-
masing penanggungjawab dan menjelaskan mengenai Perencanaan
Tingkat Puskesmas (PTP), kemudian mengadakan pengkajian bahan
perencanaan tersebut untuk menentukan tujuan dan sasaran kegiatan.
b. Tahap Analisis Situasi
Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) mengumpulkan data
umum dan data pencapaian target. Data umum diantaranya adalah data
kependudukan dan data wilayah yang diperoleh dari kantor kelurahan
dan kecamatan. Data sekolah diperoleh dari kantor pendidikan nasional
kecamatan. Sedangkan data pencapaian target diperoleh dari data
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas.
Tiap unit mengumpulkan data hasil pencapaian kegiatan selama satu
tahun kemudian diolah dan ditampilkan dalam bentuk grafik, tabel dan
peta. Data tersebut dianalisa dan dengan membandingkan dengan target
yang mengacu pada SPM sebelumnya. Hasil analisa digunakan untuk
laporan kegiatan tahunan dan acuan langkah berikutnya.
c. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
26
Masing-masing tim mengajukan rencana usulan kegiatan ( RUK )
dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung dan penghambat
untuk menghasilkan hasil yang seoptimal mungkin. Prioritas masalah
ditentukan oleh kepala Puskesmas beserta tim. Setelah prioritas
ditentukan maka dipikirkan pemecahan masalah yang paling realistis dan
logis. Alternatif pemecahan masalah harus memperhatikan biaya, sarana,
tenaga, waktu serta teknologi yang ada.
d. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) disusun untuk setahun yang
akan datang oleh pemimpin Puskesmas beserta tim dilaksanakan setelah
dilakukan stratifikasi.
RPK disusun berdasarkan priotitas masalah dan dirangkum dalam
dokumen perencanaan. RPK disusun dengan memperhitungkan dana
yang dimiliki dan dana yang didapatkan.
Berdasarkan hasil kunjungan kami ke Puskesmas Salaman I, kami
belum melakukan pengamatan pada dokumen perencanaan Puskesmas
yang seharusnya berisi : Persiapan, Analisis Situasi, Rencana Usulan
Kegiatan ( RUK ), Rencana Pelaksanaan Kegiatan ( RPK )
2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
a. Pengorganisasian
Puskesmas sebagai organisasi fungsional didalam menjalankan
fungsinya telah mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan fungsi
Puskesmas dan uraian yang jelas mengenai target, wewenang dan
tanggungjawab masing-masing staf, yang ditentukan pada lokakarya mini
tahunan.
Masing-masing staf mempunyai uraian yang jelas mengenai target,
wewenang dan tanggung jawab yang ditentukan pada Lokakarya Mini
Tahunan.
Karena Puskesmas Salaman I merupakan Puskesmas rawat inap maka
pembagian tugas agak berbeda dengan Puskesmas yang lain. Tenaga
Puskesmas dibagi menjadi 3 kelompok tugas yaitu:
27
Murni bertugas di lapangan
Murni bertugas di rawat inap
Campuran (bertugas di lapangan dan rawat inap)
Untuk petugas rawat inap, jadwal kerja dibagi dalam 4 shift yaitu pagi,
sore, malam dan libur.
b. Kepemipinan dan Pengisian Staf
Pemimpin Puskesmas Salaman I berfungsi sebagai manajer, konsultan
medis, dan penggerak masyarakat. Sebagai manajer pimpinan
mendelegasikan tugas-tugas kepada staf sesuai kemampuannya.
Pengisian staf dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga tiap unit,
kemudian diinventarisaikan sesuai dengan jenis tenaga yang dibutuhkan.
Setiap staf yang mengalami kesulitan dapat berhubungan langsung
dengan kepala Puskesmas.
c. Kerjasama Lintas Program
Penggalangan kerja sama lintas program dilaksanakan dalam bentuk
Lokakarya Mini Tahunan. Pada lokakarya ini dibahas pembagian tugas
masing-masing staf berupa:
1. Tugas Pokok merupakan tugas pelayanan dan pembinaan
kesehatan masyarakat, yaitu tugas yang berhubungan dengan
fungsi Puskesmas dan berhubungan dengan pelayanan dan
pembinaan kesehatan masyarakat di Puskesmas yang dilaksanakan
dalam bentuk kegiatan pokok.
2. Tugas integrasi merupakan tugas pengembangan peran serta
masyarakat, yaitu tugas yang dibebankan kepada seseorang yang
berkaitan dengan pengembangan dan pembinaan peran serta
masyarakat.
3. Tugas tambahan merupakan tugas yang dibebankan kepada setiap
petugas berdasarkan kesepakatan bersama serta atas perintah
pimpinan.
28
Masing-masing petugas sesuai tugas pokok, integrasi dan tambahan
dibuatkan uraian tugas dan uraian kegiatan. Untuk memudahkan
pelaksanaan tugas dibuatkan prosedur kerja yang merupakan rangkaian
kerja yang berkaitan satu sama lain. Selain itu juga dibuatkan protap-
protap baik medis teknis maupun teknis administrative.
Lokakarya Mini Tahunan kemudian dilanjutkan dengan rapat kerja
bulanan, yang membahas pencapaian kegiatan tiap bulan, masalah-
masalah yang dihadapi serta rencana kegiatan pada bulan berikutnya.
Pada rapat ini juga dibahas mengenai masalah individu berkaitan dengan
motivasi kerja. Yang paling penting dari Lokakarya Mini tahunan ini
adalah keluarannya, yaitu mengenai pembagian tugas dan masukan
program.
Berdasarkan hasil kunjungan kami ke Puskesmas Salaman I, kami
belum melakukan pengamatan pada dokumen Lokakarya Mini
Puskesmas yang seharusnya berisi : Daftar hadir peserta, Materi /
Agenda, dan Tindak lanjut.
d. Kerjasama Lintas Sektoral
Puskesmas menjalin kerjasama lintas sektoral yang terkait dengan
kesehatan dan mempunyai persamaan sasaran untuk merumuskan dan
menetapkan tujuan-tujuan kegiatan kerjasama. Kerjasama ini dilakukan
dalam bentuk rapat koordinasi kecamatan (konferensi desa) yang
dilakukan setiap tiga bulan sekali. Dalam pertemuan tersebut dibahas
program-program sektoral yang mempunyai kesamaan sasaran dengan
program kesehatan, contoh kesehatan ibu dan anak. Bentuk hasil
pertemuan tersebut dapat berupa informasi yang akan ditindaklanjuti oleh
Puskesmas sendiri ataupun dalam bentuk kesepakatan dan pembentukan
tim. Puskesmas yang menjalin kerjasama dengan Puskesmas Salaman I
yakni Puskesmas disekitar Kawedanan Salaman yakni : Puskesmas
Salaman II, Puskesmas Kajoran I, Puskesmas Kajoran II, Puskesmas
Borobudur, Puskesmas Tempuran.
e. Kerjasama Lintas Wilayah
29
Puskesmas menjalin kerjasama lintas wilayah dengan Puskesmas lain
terkait dengan masalah kesehatan yang menuntut adanya kerja sama dan
kesamaan dalam tujuan yang ingin dicapai.
f. Pembimbingan
Pembimbingan oleh kepala puskesmas dilakukan dalam bentuk
penyampaian informasi kebijakan terbaru kepada para staf dan konsultasi
jika staf menemui masalah dalam pelaksanaannya. Kepala puskesmas
berusaha mencarikan jalan keluar, selain itu juga memberikan pembinaan
dalam segi administrasi dan teknis serta peran serta masyarakat. Para staf
dapat memperoleh peningkatan pengetahuan atau wacana dari
kepustakaan yang dimiliki puskesmas.
3. Pengawasan, Penilaian dan Pertanggungjawaban (P3)
Adalah proses memperoleh kepastian, kesesuaian penyelenggaraan, dan
pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan Undang- undang yang
berlaku. Pengawasan terdiri atas pengawasan internal dari atasan langsung
(Kepala Puskesmas) terhadap seluruh staf dan pengawasan eksternal yang
dilakukan sebagian masyarakat dan dinas kesehatan terhadap kegiatan yang
dilaksanakan Puskesmas, dengan ruang lingkup administratif, keuangan,
teknis pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Salaman I.
Penilaian dilakukan pada akhir tahun meliputi penilaian terhadap
penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan
rencana tahunan dan standar pelayanan. Untuk program KIA dan imunisasi,
penilaian hasil kegiatan adalah dengan sistem Kewaspadaan Dini (SKD)
yaitu pemantauan adanya kenaikan kasus.
Pertanggungjawaban dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban
tahunan yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan sumber dana
(keuangan), dan penggunaan sumber daya. Laporan pertanggungjawaban
dibuat oleh Kepala Puskesmas pada setiap akhir tahun anggaran yang
mencakup didalamnya pelaksanaan kegiatan serta perolehan dan
penggunaan berbagai sumber daya termasuk keuangan, disampaikan kepada
30
dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak- pihak terkait lainnya, termasuk
masyarakat.
31
Gambar 5. Struktur Organisasi Puskesmas Salaman I
Kepala PuskesmasDr. Hery Sumantyo, MPH
Kelompok Jabatan Fungsional
Keuangan Titik Kadarsih, Santosa
Puskesmas Pembantu Kalisalak : Eny Pujiati Kali rejo : Jamiatul B Ngargoretno : Andang B Ngadirejo : Sri Kustinah
Penunjang Laboratorium : Sarkoyir, Retno,
Lilik Rontgen : Heri Wibowo
Rawat Inap Rawat inap : dr. Fitri Dapur/Gizi : Wahyu Sri L
PromKes : AhmadHumam Jamkesmas : Tri Setyowati Elnur Kesehatan Kel : Kasiyem, Sri Riyandari,
Bidan Desa Peningkatan Gizi : Wahyu Sri Lestari
Sanitarian : Woro W. P2M : Andang B UKS : drg. Saptaya Perkesmas : Sri Kustinah
Rawat Jalan Poli Umum : dr. Satoto UGD : dr. Siti Aimatus Spesialis :dr. Primahati, Sp.PD Poli Gigi : drg. Budi H, drg
Saptaya KIA/KB : dr Nuria/
Sumaryati
Unit Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga
Unit Penggerak Pembangunan Kesehatan
Unit Pelayanan Kesehatan
Kepala Sub Bagian TU Sri Wigati, SE
32
g.
5
1. Gresi Tri Cahyani2. Luki Ariyani3. Nurul Makrifah4. Nurzimah5. Siti Aminah
Pengadministrasi Pelayanan Umum
21. Rudi Prindarto2. Solikin
Petugas Kebersihan
1 1. -
Pramu Kantor
1 1.
Pengadministrasi Perlengkapan
1 1. Moch Tholib
Pengemudi
4
1. Maryanto2. Muh. Tasor3. Prihanto4. Waluyo
Penjaga Kantor
21. Titik Kadarsih,
S.Sos2. Santosa
Verifikator Keuangan
1 A. Humam, A.Md.TL
Pengadministrasi Umum
1 1. Tri Setyowati E, SE
Pengadministrasi Kepegawaian
4 1. -
Penata Boga
1 1. Joko Sujono
Pelaksana Radiografi
1 1. -
Pelaksana Kebidanan
1 1. -
Pelaksana Gizi
5
1. Budi Hartono2. Siti Koiriyah3. Sri Susilowati4. Sumandari Sri L
Pelaksana Keperawatan
1 1. Sri Wigati, SE
KaSubBag TU
21. Iwik M. Labibah2. Khusnita Herawati
Asisten Apoteker
1 -
ObsGyn
1 -
Bedah
1 -
Anak
1 dr. Primahati RR, Sp.PD
Penyakit Dalam
Dokter Spesialis
6
1. Kasiyem, A.Md.Keb
2. Eny Pujiati, A.Md3. Emmy R,
A.Md.Keb4. Endang W,
A.Md.Keb5. Erma N,
A.Md.Keb
Bidan Puskesmas
5
1. dr. Siamsasi Roharni
2. dr. Fitri Indriani3. dr. Nuria4. dr. Siti Aimmatus5. dr. M. Satoto
Dokter Umum25
1. Andang B, A.Md.Kep
2. B Febriana E, A.Md.Kep
3. Dwi Daryanti4. Emsi Setyati,
A.Md.Kep5. Himatul Kh,
S.Kep.Ns6. Jamiatul B, S.Kep7. Magdalena,
A.Md.Kep8. Minuk T B A,
A.Md.Kep9. Nunik D, A.Md.Kep10.Nurul F, A.Md.Kep11.Putri M. , A.Md.Kep12.R. Suci H. ,
A.Md.Kep
Perawat
1 1. Imam Turmudi, A.Md
Teknisi Elektromedis
2 1. Heri Wibowo, A.Md
Radiografer
2 1. Han Wicaksono, A.Md
Perekam Medis
1 1. -
Fisiotherapis
1 1. Endaryanti W, S.Farm.Apt
Apoteker
2 1. Wahyu Sri L., A.Md
Nutrisionis
2 1. Woro Wiharyati, ST
Sanitarian
21. drg. Budi Handoyo2. drg. Saptaya
Dokter Gigi
21. Nika Maya A.,
SKM2. Nur Fauziah, SKM
Administrasi Kesehatan
21. Kamidjo, SKM2. Titik Isyati
Perawat Gigi
31. Lilik Murniyati2. Retno S., A.Md3. Sarkoyir
Pranata Labkes
1 1. Suratmi, S.Sos
Peny. Kes. Masyarakat
1 Nur Latifah
Banjarharjo
1 -Kalisalak
1 -
Salaman
1 Puji Astuti T
Kebonrejo
1 Siti MunifahSidomulyo
1 Dewi Eta Sari, A.Md.Keb
Ngadirejo
1 Wiji Pangesti
Menoreh
1 Triomi Lidhamayanti
Kalirejo
1 Himatul Khoiriyah
Paripurno
1 -Uswatun Khasanah
Ngargoretno
Bidan Desa
1 dr. Hery Sumantyo,
Kepala Puskesmas
Gambar 6. Peta Jabatan Puskesmas Salaman I
33
G. DESKRIPSI KERJA
1. Dokter/Kepala Puskesmas
Tugas pokok : Mengusahakan agar fungsi puskesmas terselenggara dengan
baik.
Fungsi :
a. Sebagai seorang dokter :
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas.
Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara
vertikal dan horizontal.
Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.
b. Sebagai manager :
Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan masyarakat
2. Dokter Umum
Tugas pokok: Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja
Puskesmas dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.
b. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerjaPuskesmas
baik di Puskesmas, Pustu atau Pusling.
c. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita
dan masyarakat.
d. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran masyarakat.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
3. Dokter Gigi
Tugas Pokok: Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.
34
b. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah
kerja Puskesmas secara teratur.
c. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas.
d. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
e. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran serta masyarakat.
f. Memberikan penyuluhan kesehatan.
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
4. Perawat Gigi
Tugas Pokok: Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.
Fungsi :
a. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas.
b. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati
gigi yang sakit.
c. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi.
d. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS
(Usaha Kesehatan Gigi Sekolah).
e. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi.
5. Tata Usaha
Tugas pokok :
a. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas.
b. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk.
Fungsi :
a. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang
didisposisi.
b. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas.
c. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas.
d. Melakukan laporan berkala ketatausahaan.
35
6. Petugas Perkesmas
Tugas Pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan
Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan
dengan baik.
Fungsi :
a. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar
gedung.
b. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan Perkesmas.
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
d. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
e. Melakukan pendataan sasaran secara periodik.
7. Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
a. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.
b. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas
delegasi dari dokter.
c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
d. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
f. Melakukan kegiatan Puskesmas.
g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan Pustu.
8. Petugas P2M
Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja
Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas.
b. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.
c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular.
d. Melakukanpenyuluhan, pencatatan dan pelaporan.
36
e. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas
delegasi dari dokter.
f. Melakukan kunjungan rumah.
g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang
terkait P2P.
h. Memberikan penyuluhan kesehatan.
i. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
9. Petugas KIA
Tugas Pokok: Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja
Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, dan anak.
b. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.
c. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.
d. Melakukan pembinaan dukun bayi.
e. Melakukan pembinaan kepada bidan desa.
f. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang
terkait dengan KIA.
g. Melakukan penyuluhan kesehatan.
h. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
i. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
10. Petugas Gizi
Tugas pokok: Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi
di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan pemberian makanan tambahan.
b. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus
kurang gizi.
c. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan
gizi.
37
d. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
f. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.
g. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.
h. Melakukan pembinaan Posyandu.
i. Melakukan rujukan kasus gizi.
11. Petugas Sanitarian
Tugas pokok: Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur
fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk
terhadap kesehatan masyarakat.
Fungsi :
a. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih,
jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan
pekarangan.
b. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan
mata air, penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya.
c. Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat – tempat umum.
d. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
e. Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral.
f. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait
dengan H.S.
g. Memberikan penyuluhan kesehatan.
h. Pengawasan, penyehatan perumahan.
i. Pengawasan pembuangan sampah.
j. Pengawasan makanan dan minuman.
k. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah).
12. Pelayanan Imunisasi
Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah
kerja Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas.
38
b. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi.
c. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
d. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi.
e. Menyediakan persediaan vaksin secara teratur.
f. Melakukan sweeping untuk daerah - daerah yang cakupannya
kurang.
g. Memberikan penyuluhan kesehatan.
13. Petugas Unit Gawat Darurat
Tugas Pokok: Melaksanakan kegiatan untuk pelayanan kasus gawat
darurat di Puskesmas.
Fungsi :
a. Menyiapkan ruang gawat darurat dalam keadaan siap untuk
pelayanan.
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
c. Melakukan rujukan kasus gawat darurat bila tidak mampu ke
Puskesmas yang lebih mampu atau ke Rumah Sakit.
d. Melakukan penanganan kasus gawat darurat sesuai standar dan
prosedur.
14. Petugas Apotek
Tugas pokok: Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus dan
memberikan obat.
Fungsi :
a. Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi
peresepan, pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.
b. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat.
c. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di
apotek.
d. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat.
f. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat.
39
15. Petugas Laboratorium
Tugas Pokok: Melakukan pelayanan pemeriksaan laboratorium.
Fungsi :
a. Membantu menegakkan diagnosa penyakit.
b. Melaksanakan pemeriksaan spesimen.
c. Membantu rujukan spesimen.
d. Ikut membantu kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan
laboratorium.
e. Memberikan penyuluhan kesehatan.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
16. Petugas Pendaftaran
Tugas Pokok: Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada
semua pengunjung Puskesmas.
Fungsi :
a. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan.
b. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran.
c. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien.
d. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku.
e. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari
tersebut.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
17. Petugas Gudang Obat
Tugas Pokok: Mengelola obat-obat yang ada di puskesmas.
Fungsi :
a. Membantu dokter atau kepala puskesmas dalam pengelolaan obat
di puskesmas.
b. Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas.
c. Mengatur penyimpanan obat.
d. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat.
e. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik
Kesehatan Desa (PKD).
40
f. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan
dalam obat.
41
BAB III
DATA KHUSUS PUSKESMAS SALAMAN I
A. Program Pokok Puskesmas
1. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta yang
mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh
setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan
wajib tersebut adalah :
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana
(KB)
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Lingkungan
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
e. Promosi Kesehatan
f. Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemmapuan puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok puskesmas yang telah ada yakni :
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Jiwa
c. Upaya Perawatan Kesehatan masyarakat
d. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
e. Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional
f. Upaya Kesehatan Olah Raga
42
g. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Upaya Kesehatan Inovasi
a. Rawat Inap
b. Laboratorium
c. EKG
d. Apotek
e. Radiologi
f. Klinik Gizi
g. Klinik sanitasi
h. Pelayanan Kebersihan Gedung dan Lingkungan
B. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
1. KESEHATAN IBU DAN ANAK
a. KIA
Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra
sekolah. Tujuan dari program kesehatan ibu dan anak adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal bagi ibu menuju NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera) serta meningkatkan derajat kesehatan
anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
b. KB
Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan kehamilan, jarak
antara kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat
dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki.
Tujuan KB dapat dibagi 2, yaitu:
Tujuan umum
43
Untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera
(NKKBS).
Tujuan khusus
a) Agar dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu
dan anak.
b) Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu akan
pentingnya memelihara kesehatan ibu dan bayi selama
kehamilan.
Jenis Kegiatan KIA dan KB antara lain :
a. Pelayanan Kesehatan ibu dan bayi
Tabel 9. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA Puskesmas Salaman I Bulan
Januari–Mei 2014
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Cakupan kunjungan bumil K1 100 267 300 112% 112%
Cakupan kunjungan bumil K4 95 267 246 92% 97%
Deteksi kasus resiko tinggi ibu
hamil100 53 106 198% 198%
Ibu hamil resiko tinggi yang
ditangani (PONED)100 106 106 100% 100%
Ibu hamil dengan komplikasi yang
ditangani (PONED)100 42 42 100% 100%
Cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan95 255 270 106% 111%
Cakupan Kn1 (lahir - 48 jam) 100 245 267 109% 109%
Cakupan kunjungan neonatus (Kn2)
(48 jam - 7 hari)95 245 263 107% 113%
44
Cakupan kunjungan neonatus (Kn3)
(8 hari - 23 hari)
95 245 260 106% 112%
Cakupan kunjungan bayi 90 245 232 95% 105%
BBLR yang ditangani 100 xxx 23 100% 100%
Neonatal resti yang ada/ditemukan 100 xxx 115 100% 100%
Neonatal resti atau komplikasi yang
ditangani (PONED)100 115 115 100% 125%
Jumlah dukun bayi yang terlatih 100 22 22 100% 100%
Jumlah dukun bayi yang hadir 100 93 93 100% 100%
Frekuensi pembinaan dukun 100 4,2 4 101% 101%
b. Pelayanan Kesehatan Anak Pra sekolah dan Usia Sekolah
Tabel 10. Hasil Kegiatan Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia
Sekolah di Puskesmas Salaman I Bulan Januari– Mei 2014
c. Pelayanan keluarga berencana
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Deteksi dini tumbuh kembang
anak balita dan pra sekolah95 1680 2179 130,00% 136,00%
Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa SD &
setingkat oleh tenkes atau
terlatih/guru UKS/dokter kecil
100 323 232 72,00% 72,00%
Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa TK80 653 466 71,00% 89,00%
Cakupan pelayanan kesehatan
remaja (penjaringan kelas 1
SLTP, SLTA atau sederajat)
80 653 166 25,00% 32,00%
Jumlah TK yang dibina 100 12 29 240,00% 240,00%
45
Tabel 11. Hasil Kegiatan Pelayanan KB Puskesmas Salaman I Bulan
Januari–Mei 2014
Indikator Target(%)Sasaran
Bulan
Berjalan
Cakupan
Pencapaian(%)Kegiatan
Persen
(%)
Jumlah seluruh peserta
aktif KB80 7068 5273 75,00% 93,25%
d. Pelayanan Usila
Tabel 12. Hasil Kegiatan Pelayanan Usila Puskesmas Salaman I Bulan
Januari– Mei 2014
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Jumlah posyandu pra usila dan
usila yang ada100 10 50 500,00% 500,00%
Cakupan pelayanan pra usila
dan usila70 3286 1349,4 41% 59%
2. GIZI
Tujuan dari program perbaikan gizi adalah untuk menurunkan angka
penyakit akibat kurang gizi yang umumnya diderita oleh masyarakat
berpenghasilan rendah, terutama balita dan wanita. Kegiatan gizi terdiri
dari konseling gizi, monitoring garam di pasar atau masyarakat,
pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita dan ibu hamil, pemberian
kapsul yodium pada ibu nifas dan anak, kunjungan rumah BGM dan gizi
buruk.
Jenis kegiatan:
46
a. Pemantauan dan Pertumbuhan Balita
Indikator:
Balita yang datang dan ditimbang (D/S)
Balita yang naik berat badannya (N/D)
Balita BGM
Tabel 13. Hasil Kegiatan Pemantauan dan Pertumbuhan Balita
Puskesmas Salaman I Bulan Januari – Mei 2014
Indikator Targ
et
(%)
Sasara
n
Bulan
Berjal
an
Cakupan Pencapaian
(%)
Kegiat
an
Perse
n
(%)
Balita
yang
datang
dan
ditimbang
(D/S)
80 3059 2615 85,49 106,86
Balita
yang naik
berat
badannya
(N/D)
80 2615 2018 77,17 96,46
Balita
BGM< 1,5 2615 18 0,69 217,39
b. Pelayanan Gizi
Indikator:
47
Cakupan bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis
tinggi 1 kali per tahun
Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin
A 2 kali per tahun
Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe
Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A
Balita gizi buruk mendapat perawatan
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
KegiatanPersen
(%)
Cakupan bayi (6-11
bulan) yang diberi
kapsul vitamin A dosis
tinggi 1 kali per tahun
95 327 327 100 100
Cakupan anak balita
(12-59 bulan) yang
diberi kapsul vitamin A
2 kali per tahun
95 2483 2483 100 100
Cakupan ibu hamil
yang diberi 90 tablet Fe90 268 250 93,28 103,65
Balita gizi buruk
mendapat perawatan100 2 2 100 100
Cakupan bufas
mendapat kapsul
vitamin A
89 225 265 103,92 116,77
Tabel 14. Hasil kegiatan Pelayanan Gizi Puskesmas Salaman I Bulan
Januari – Mei 2014
48
3. KESEHATAN LINGKUNGAN
Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya,
terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang
terdapat di masyarakat dimana dapat memberikan pengaruh jelek
terhadap kesehatan.
Jenis kegiatan :
a. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Indikatornya :
Institusi yang dibina
Rumah sehat
Penduduk yang memanfaatkan jamban
Rumah yang mempunyai SPAL
Tabel 15. Hasil Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
Salaman I Bulan Januari – Mei 2014
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)KegiatanPersen
(%)
Institusi yang
dibina70 30 16 53 75
Rumah sehat 70 115 137 120 171
Penduduk yang
memanfaatkan
jamban
75 83 135 163 217
Rumah yang
mempunyai
65 74 82 111 171
49
SPAL
b. Pelayanan higienis dan sanitasi di tempat umum
Indikatornya:
TTU yang diperiksa
TTU yang memenuhi syarat sanitasi
TP2M yang diperiksa
TP2M yang memenuhi syarat sanitasi
Rumah/bangunan bebas jentik Aedes
Tabel 16. Hasil kegiatan Pelayanan Higienis dan Sanitasi Puskesmas
Salaman I Bulan Januari – Mei 2014
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen
(%)
Jumlah Tempat
Tempat Umum
(TTU) yang
diperiksa
100 41 51 125 125
Tempat-tempat
umum(TTU) yang
memenuhi syarat
sanitasi
80 51 31 61 76
Tempat
Pengolahan
Makanan &
Penjualan(TP2M)
diperiksa
90 25 26 102 114
TP2M yang
memenuhi syarat
sanitasi
75 26 19 73 97
50
Rumah/bangunan
bebas jentik Aedes100
-- - -
4. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
(P2P)
Tujuan program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian
serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit.
Jenis Kegiatan :
a. P2 Malaria
Indikator :
Jumlah penderita yang di periksa
1) Slide ACD
2) Slide PCD
API (annual parasite incidence)
Jumlah slide ACD dan PCD positif (dalam wilayah)
Penderita Malaria di obati
Tabel 17. Hasil Kegiatan P2 Malaria Puskesmas Salaman I Bulan
Januari – Mei 2014
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Jumlah penderita yang di
periksa Slide ACD5 7487 601 8,03 161
Jumlah penderita yang di
periksa Slide PCD2 17524 498 2,84 142
API (Annual Parasite
Incidence)<1/mil 17524 1 0,01 100
Penderita malaria di obati 100 1 1 100 100
51
b. P2 TB Paru
Indikator :
Cakupan suspek TB paru
Penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection Rate)
Angka konversi (conversion rate)
Angka kesembuhan (cure rate)
Tabel 18. Hasil Kegiatan P2 TB Paru Puskesmas Salaman I Bulan
Januari – Mei 2014
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Cakupan suspek TB paru 80 188 60 13,33 16,67
Penemuan kasus TB BTA (+)
(Case Detection Rate)70 19 4 8,89 12,70
Angka konversi 80 100% 100% 100 100
Angka kesembuhan (cure rate) 85 100% 2 100 118
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Cakupan balita dengan
pneumoni yang
ditemukan/ditangani (sesuai
standar)
100 90 0 0 0
c. P2 ISPA
Indikator :
1) Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangani
(sesuai standar) (100%)
52
Tabel 19. Hasil Kegiatan P2 ISPA Puskesmas Salaman I Bulan Januari – Mei 2014
- Tidak ada data berdasarkan pembagian umur
d. P2 Diare
Indikator :
1) Balita dengan diare yang ditangani sesuai standar
Tabel 20. Hasil Kegiatan P2 Diare Puskesmas Salaman I Bulan Januari – Mei 2014
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Balita dengan diare yang
ditangani100 53 162 306 306
e. Imunisasi
Indikator :
1) Jumlah bumil yang mendapat TT1
2) Jumlah bumil yang mendapat TT2
3) BCG
4) DPT1
5) DPT3
6) Polio 1
7) Polio 4
8) Campak
9) Hepatitis B1 (0-7 hr)
10) Hepatitis B1 total
11) Hepatitis B2
12) Hepatitis B3*
53
Tabel 21. Hasil kegiatan P2P Imunisasi Puskesmas Salaman I Bulan Januari-Mei 2014
5. PROMOSI KESEHATAN
Pelayanan promosi kesehatan merupakan upaya di bidang
kesehatan yang menitikberatkan pada peningkatan kesehatan taraf hidup
masyarakat melalui upaya–upaya pembinaan dan pengembangan peran
aktif masyarakat melalui media penyuluhan. Tujuan dari program
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Jumlah bumil yang mendapat
TT1*98 267 175 68 66,88
Jumlah bumil yang mendapat
TT2*95 267 132 52 52,04
BCG* 95 245 225 92 96,51
DPT 1* 95 245 233 95 99,94
DPT 3* 95 245 211 86 90,50
Polio 1* 95 245 225 92 96,51
Polio 4* 95 245 217 88 93,07
Campak* 95 245 239 97 102,51
Hepatitis B1 (0-7 Hr)* 95 245 233 95 99,94
Hepatitis B1 total* 95 245 233 95 99,94
Hepatitis B2* 95 245 222 90 95,22
Hepatitis B3* 95 245 211 86 90,50
54
promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan.
Jenis kegiatan:
a. Penyuluhan kelompok dan umum didalam dan luar gedung puskesmas
Indikator:
1) Rumah tangga sehat
2) Bayi yang dapat ASI eksklusif
3) Desa dengan garam beryodium
4) Keluarga sadar gizi (kadarzi)
5) Posyandu purnama
6) Posyandu mandiri
7) Jumlah kunjungan posyandu seluruhnya (y)
Frekuensi pembinaan (y/x) (12x/tahun)
Jumlah kader terlatih (1 posyandu 5 kader)
Jumlah kader aktif
Tabel 22. Hasil Kegiatan Penyuluhan Kelompok dan Umum di Dalam dan
Luar Gedung Puskesmas Salaman I Bulan Januari – Mei 2014
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Rumah Tangga Sehat 65 763 141 18,47 28,41
Bayi yang dapat ASI
eksklusif80 583 113 19,38 24,22
Desa dengan garam
beryodium90 - - - -
Keluarga sadar gizi (Kadarzi) 80 - - - -
Posyandu Purnama 40 288 30 10,41 26,03
Posyandu Mandiri 6 432 40 9,26151,33
Jumlah kunjungan ke 100 360 360 100 100
55
posyandu seluruhnya
Frekuensi Pembinaan 100 300 360 120 120
Jumlah kader terlatih 100 360 343 95,28 95,28
Jumlah kader aktif 80 343 326 95 118
b. Penyuluhan, pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan
NAPZA
1) Penyuluhan P3NAPZA di sekolah
2) Penyuluhan HIV/AIDS di sekolah
3) Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan
Tabel 23. Hasil kegiatan Promosi Kesehatan Puskesmas Salaman I Bulan
Januari – Mei 2014
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Penyuluhan P3 NAPZA* di
Sekolah100 5 8 160 160
Penyuluhan HIV/AIDS* di
Sekolah100 5 8 160 160
Penyuluhan NAPZA dan
HIV/AIDS oleh petugas
kesehatan
24 - - - -
Klien yang mendapatkan
penanganan HIV/AIDS- - - - -
Kasus infeksi menular
seksual yang diobati- - - - -
c. Perkembangan Sekolah Sehat
1) Pembentukan dokter kecil
56
2) Pembinaan dokter kecil
3) PSN di sekolah
Tabel 24. Hasil Kegiatan Perkembangan Sekolah Sehat Puskesmas Salaman
I Bulan Januari – Mei 2014
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Pembentukan dokter kecil 100 153 145 75,91 75,91
Pembinaan dokter kecil 100 12 23,2 193 193
PSN di sekolah 90 - - - -
6. UPAYA PENGOBATAN
Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit
dan gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan
yang khusus untuk keperluan tersebut.
Pada program pengobatan, keberhasilan program dapat dilihat
dengan menilai jumlah kasus yang ada. Kunjungan ini dapat dibagi
menjadi 3 kriteria yang merupakan indikator kinerja kerja pada program
pengobatan, yaitu:
1. Kasus baru: pernyataan diagnosa pertama kali oleh dokter / paramedis
bahwa seseorang menderita penyakit tertentu.
2. Kasus lama: kunjungan kedua suatu kasus baru penyakit yang sama dalam
satu periode penyakit yang bersangkutan.
3. Kunjungan kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus
(lama) penyakit yang masih dalam periode penyakit yang bersangkutan.
Untuk penyakit menahun adalah kunjungan kedua dan seterusnya pada
tahun berikutnya. Frekuensi kunjungan adalah rata-rata jumlah kunjungan
setiap kasus ke puskesmas dan jaringannya sampai sembuh.
57
a. Jangkauan Pengobatan Rawat Jalan
Tabel 25. Hasil Kegiatan Pengobatan Rawat Jalan Puskesmas Salaman I
Bulan Januari – Mei 2014
Indikator Target (%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
Cakupan Pencapaian
(%)Kegiatan Hasil (%)
Jumlah kasus baru (x) 60 8306 14894 179,31 298,85
Frekuensi kunjungan =
Jumlah kasus B+L+KK/B
Frekuensi kunjungan =
(x+y+z)/x
1,2114894 15.687 1,05 115,24
BOR (Bed Occupancy
Rate)60
7604 4574 60 102,5
LOS (Length Of Stay) 4 4 - 6 4,22 106 106
Deteksi kasus baru dan
lama P2PTM18
5265 15160 287,93 1599
Hipertensi83/1000
pddk
- - - -
Jantung ischemic 3/1000 pddk - - - -
Stroke 2/1000 pddk - - - -
Gg mental 5-14 th104/1000
pddk
-
- -
Gg mental > 15 th140/1000
pddk
-
- - -
Kebutaan 0.0147 - - -
Kecelakaan Lalu Lintas4.1/100.000
pddk
-
- - -
Diabetes Melitus 1.6/1000 - - - -
58
pddk
Neoplasma0.5/1000
pddk
-
- - -
b. Upaya Kesehatan Gigi
Tabel 26. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Gigi Puskesmas Salaman I Bulan
Januari-Mei 2014
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen
UKGS tahap 3 50 10 11 110 % 220%
Jumlah kunjungan
gilut dirawat jalan
(dalam dan luar
gedung)
5 14109 1201 8,6% 172%
c. Kesehatan Jiwa
Tabel 27. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Jiwa Puskesmas Salaman I Bulan
Januari – Mei 2014
IndikatorTarget
(%)
Sasaran
Bulan
Berjalan
CakupanPencapaian
(%)Kegiatan Persen (%)
Pelayanan gangguan jiwa 15 15687 8151.64%
344,23 %
*Cakupan Program dan Data Pembanding (SPM): terlampir (lampiran 1)
59
BAB IV
ANALISIS MASALAH
Dari hasil cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kegiatan Puskesmas
Salaman I pada bulan Januari sampai dengan Mei 2014, yang masih menjadi
masalah dan perlu diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka
pemikiran pendekatan sistem adalah sebagai berikut :
Gambar 7. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem
Cakupan masalah terdapat pada output dimana hasil kegiatan atau cakupan
kegiatan tidak sesuai dengan pelayanan standar minimal yang telah ditetapkan
targetnya. Hal penting pada upaya pemecahan masalah adalah bahwa kegiatan
dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut
LINGKUNGANFisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi,
Kebijakan
OUTCOME
OUTPUTPROSES
P1P2P3
INPUTMan
MoneyMethodMaterialMachine
60
dimana berdasarkan pendekatan sistem penyebab masalah dapat terjadi pada input
maupun proses.
Adapun kerangka pemikiran pendekatan sistem dapat diselesaikan dengan
menggunakan algoritma problem solving cycle di bawah ini:
Gambar 8. Siklus Pemecahan Masalah
Siklus pemecahan masalah adalah seperti berikut :
1. Identifikasi/ Inventarisasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin
dicapai, kemudian menetapkan indikator tertentu sebagai dasar
pengukuran kinerja. Untuk hal ini digunakan format atau blanko SPM.
Setelah itu adalah membandingkan antara hasil kegiatan pelaksanaan
pelayanan kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah ditentukan.
2. Penentuan prioritas masalah
Identifikasi Masalah
Penentuan prioritas masalah
Penentuan penyebab masalah
Memilih penyebab masalah yang paling
mungkin
Menentukan alternatif pemecahan
masalah
Penetapan pemecahan masalah
terpilih
Rencana penerapan
Monitoring dan evaluasi
61
Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara.
Diantaranya melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi
dengan para ahli. Namun dalam penentuan masalah ini, metode yang kami
gunakan adalah metode Hanlon
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan
masalah dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk
menganalisis penyebab masalah antara lain fish bone analysis system
(diagram tulang ikan), analisis sistem, pendekatan H.L.Bloem, analisis
epidemiologi, dan pohon masalah. Dalam hal ini, kami menggunakan
metode fish bone analysis untuk menentukan penyebab masalahnya.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada,
antara lain dengan cara:
a. menetapkan tujuan dan sasaran
b. mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab
yang didukung oleh data atau konfirmasi.
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari
penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat
langsung pada alternatif pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan
pemilihan pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif
maka digunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih
pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
62
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA
(Plan of Action atau Rencana Kegiatan).
8. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan
pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan
baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah
dapat dipecahkan.
A. KERANGKA PIKIR MASALAH
Masalah adalah suatu kesenjangan antara keadaan yang diharapkan
dengan keadaan yang dihasilkan atau didapatkan, sehingga menimbulkan
rasa tidak puas dan keinginan untuk memecahkannya.
Suatu masalah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menyatakan hubungan dua atau lebih variabel
2. Dapat diukur
3. Dapat diatasi
Dengan demikian untuk memutuskan adanya masalah diperlukan tiga
syarat yang harus terpenuhi, yaitu:
1. Adanya kesenjangan
2. Adanya rasa tidak puas
3. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut
B. CAKUPAN PROGRAM PUSKESMAS YANG BERMASALAH
Dari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Salaman I mulai bulan Januari sampai dengan Mei 2014 didapatkan 30
masalah karena pencapaiannya kurang dari 100 % yaitu:
Tabel 28. Hasil Kegiatan Puskesmas yang Bermasalah
No Program Target Cakupan Pencapaian
63
(<100%)
1. Cakupan Kunjungan bumil K4 95% 92% 96,98%
2. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa
SD & setingkat oleh tenkes atau
terlatih/guru UKS/dokter kecil
(Penjaringan kelas 1)
100% 72% 71,85%
3. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa
TK, kelas 1 SLTP,SLTA dan setingkat
80% 71% 89,16%
4. Cakupan pelayanan kesehatan remaja
(penjaringan kelas 1
SLTP,SLTA/sederajat)
80% 25% 31,76%
5. Jumlah seluruh peserta KB aktif 80% 75% 93,25%
6. Cakupan pelayanan pra usila dan Usila 70% 41% 58,66%
7. Balita yg naik berat badannya (N/D) 80% 76,25% 96,46%
8. Institusi yg dibina 70% 53% 75,15%
9. Tempat-tempat umum(TTU) yg
memenuhi syarat sanitasi
80% 61% 75,98%
10. T2PM yg memenuhi syarat sanitasi 75% 73% 97,44%
11. Cakupan suspek tb paru 80% 13,33% 16,67%
12. Penemuan kasus TB BTA(+) (Case
Detection Rate)
70% 8,89% 12,70%
13. Cakupan balita dg pneumoni yg
ditemukan/ ditangani (sesuai standar)
100% 0% 0%
14. Jumlah bumil yg mendapat TT1 98% 68% 66,88%
15. Jumlah bumil yg mendapat TT2 95% 52% 52,04%
16. Desa UCI 100% 60% 60%
17. BCG 95% 92% 96,51%
18. DPT 1 95% 95% 99,94%
19. DPT 3 95% 86% 90,50%
20. Polio 1 95% 92% 96,51%
21. Polio 4 95% 88% 93,07%
64
22. Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr) 95% 95% 99,94%
23. Hepatitis B1 total 95% 95% 99,94%
24. Hepatitis B2 95% 90% 95,22%
25. Hepatitis B3 95% 86% 90,50%
26. Rumah tangga sehat 65% 18% 28,42%
27. Bayi yg dapat ASI eksklusif 80% 20% 24,44%
28. Jumlah kader terlatih 100% 95,28% 95,28%
29. Pembentukan dokter kecil 100% 76% 75,82%
30. Pembinaan dokter kecil 100% 83% 82,76%
C. TEKNIK PRIORITAS MASALAH
Dari tabel diatas didapatkan 30 masalah pada Standar Pelayanan
Minimal Puskesmas Salaman I bulan Januari – Mei 2014. Dengan
banyaknya masalah yang ditemukan, maka perlu dilakukan pemilihan
prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.
1. Metode Hanlon Kuantitatif
Merupakan metode yang mudah dipakai untuk menentukan
prioritas masalah, dengan rumus :
(A + B) x C x D
Keterangan :
Kriteria A : Besar Masalah (nilai 1-6)
Kriteria B : Kegawatan Masalah (nilai 1-5)
Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan(nilai 1-5)
Kriteria D : PEARL Factor(nilai 0 atau 1)
Adapun tujuan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif dalam
menentukan prioritas masalah :
a. Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikutsertakan dalam proses
penentuan masalah.
b. Mengelompokkan faktor-faktor yang ada dan memberikan skor
terhadap kelompok faktor tersebut.
65
c. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai
kebutuhannya.
2. Kriteria A : Besar Masalah
Menetapkan faktor yang digunakan untuk menentukan besarnya
masalah. Data yang digunakan bersifat kuantitatif.
Untuk menetapkan besar masalah dapat dilihat dari populasi dan
sasaran Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam menilai besar
masalah maka hal yang perlu diperhatikan adalah penetapan range untuk
menentukan nilai besarnya masalah.
Langkah 1: Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih
presentasi pencapaian dengan target 100%.
Tabel 29. Program-Program yang Belum Mencapai Target
No Program Cakupan Pencapaia
n (<100%)
Besar Masalah
(100% -
Pencapaian)
1. Cakupan Kunjungan bumil K4 92% 96,98% 3,02 %
2. Cakupan pemeriksaan kesehatan
siswa SD & setingkat oleh tenkes
atau terlatih/guru UKS/dokter kecil
(Penjaringan kelas 1)
72% 71,85% 28,15%
3. Cakupan pemeriksaan kesehatan
siswa TK, kelas 1 SLTP,SLTA dan
setingkat
71% 89,16% 10,84%
4. Cakupan pelayanan kesehatan remaja
(penjaringan kelas 1
SLTP,SLTA/sederajat)
25% 31,76% 68,24%
5. Jumlah seluruh peserta KB aktif 75% 93,25% 6,75%
6. Cakupan pelayanan pra usila dan
Usila
41% 58,66% 41,34%
66
7. Balita yg naik berat badannya (N/D) 76,25% 96,46% 3,54%
8. Institusi yg dibina 53% 75,15% 24,85%
9. Tempat-tempat umum(TTU) yg
memenuhi syarat sanitasi
61% 75,98% 24,02%
10
.
T2PM yg memenuhi syarat sanitasi 73% 97,44% 2,56%
11
.
Cakupan suspek tb paru 13,33% 16,67% 83,33%
12
.
Penemuan kasus TB BTA(+) (Case
Detection Rate)
8,89% 12,70% 87,30%
13
.
Cakupan balita dg pneumoni yg
ditemukan/ ditangani (sesuai standar)
0% 0% 100%
1
4.
Jumlah bumil yg mendapat TT1 68% 66,88% 33,12%
1
5.
Jumlah bumil yg mendapat TT2 52% 52,04% 47,96%
1
6.
Desa UCI 60% 60% 40%
1
7.
BCG 92% 96,51% 3,49%
1
8.
DPT 1 95% 99,94% 0,06%
1
9.
DPT 3 86% 90,50% 9,50%
2
0.
Polio 1 92% 96,51% 3,49%
2
1.
Polio 4 88% 93,07% 6,93%
2
2.
Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr) 95% 99,94% 0,06%
2 Hepatitis B1 total 95% 99,94% 0,06%
67
3.
2
4.
Hepatitis B2 90% 95,22% 4,78%
2
5.
Hepatitis B3 86% 90,50% 9,50%
2
6.
Rumah tangga sehat 18% 28,42% 71,58%
2
7.
Bayi yg dapat ASI eksklusif 20% 24,44% 75,56%
2
8.
Jumlah kader terlatih 95,28% 95,28% 4,72%
2
9.
Pembentukan dokter kecil 76% 75,82% 24,18%
3
0.
Pembinaan dokter kecil 83% 82,76% 17,24%
Langkah 2 : Menentukan kelas dengan menggunakan rumus Sturgess
Keterangan:
n = jumlah masalah
k = jumlah kelas
k = 1 + 3,3 Log n
k = 1 + 3,3 Log 30
k = 1 + 3,3 (1,48)
k = 5,88 = 6 kelas
Langkah 3 : Menentukan interval dengan menghitung selisih persentase
besar masalah terbesar dengan besar masalah terkecil kemudian dibagi
dengan nilai kelas.
Nilai besar masalah : Maksimal 100%
Minimal 0,06%
68
Interval Kelas=(besar masalahterbesar – besar masalah terkecil)
Jumlah Kelas
Interval Kelas=(100 –0,06)
6
Interval Kelas=16,66
Tabel 30. Pembagian Interval Kelas
Kelas Interval Skor
1 0,06 – 16,71 1
2 16,72 – 33,37 2
3 33,38 – 50,03 3
4 50,04 – 66,69 4
5 66,70 – 83,35 5
6 83,36 – 100,00 6
Langkah 4 : Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya
Tabel 31. Nilai Masalah Sesuai Kelas
No Masalah
Besarnya masalah terhadap presentase pencapaian
Nilai0,06 –
16,71
(1)
16,72 –
33,37
(2)
33,38 –
50,03
(3)
50,04 –
66,69
(4)
66,70–
83,35
(5)
83,36–
100 (6)
1. Cakupan
Kunjungan
bumil K4
X
1
2. Cakupan
pemeriksaan
kesehatan siswa
SD & setingkat
oleh tenkes atau
terlatih/guru
X 2
69
UKS/dokter
kecil
(Penjaringan
kelas 1)
3. Cakupan
pemeriksaan
kesehatan siswa
TK, kelas 1
SLTP,SLTA
dan setingkat
X
1
4. Cakupan
pelayanan
kesehatan
remaja
(penjaringan
kelas 1
SLTP,SLTA/se
derajat)
X
5
5. Jumlah seluruh
peserta KB aktifX
1
6. Cakupan
pelayanan pra
usila dan Usila
X
3
7. Balita yg naik
berat badannya
(N/D)
X
1
8. Institusi yg
dibinaX
2
9. Tempat-tempat
umum(TTU) yg
memenuhi
X 2
70
syarat sanitasi
10. T2PM yg
memenuhi
syarat sanitasi
X
1
11. Cakupan suspek
tb paruX
5
12. Penemuan kasus
TB BTA(+)
(Case Detection
Rate)
X
6
13. Cakupan balita
dg pneumoni yg
ditemukan/
ditangani
(sesuai standar)
X
6
14. Jumlah bumil
yg mendapat
TT1
X
2
15. Jumlah bumil
yg mendapat
TT2
X
3
16. Desa UCI X 3
17. BCG X 1
18. DPT 1 X 1
19. DPT 3 X 1
20. Polio 1 X 1
21. Polio 4 X 1
22. Hepatitis B1 ( 0
- 7 Hr)X
1
23. Hepatitis B1 X 1
71
total
24. Hepatitis B2 X 1
25 Hepatitis B3 X 1
26 Rumah tangga
sehatX
5
27 Bayi yg dapat
ASI eksklusifX
5
28 Jumlah kader
terlatihX
1
29 Pembentukan
dokter kecilX
2
30 Pembinaan
dokter kecilX
2
3. Kriteria B : Kegawatan Masalah
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan kegawatan, tingkat
urgensi, dan kecenderungan penyebaran dengan sistem skoring dengan
skor 1- 5.
Tingkat urgensi dengan skor :
a. Sangat mendesak = 5
b. Mendesak = 4
c. Cukup mendesak = 3
d. Kurang mendesak = 2
e. Tidak mendesak = 1
Kegawatan dengan skor :
a. Sangat ganas = 5
b. Ganas = 4
c. Cukup ganas = 3
d. Kurang ganas = 2
e. Tidak ganas = 1
Kecenderungan penyebaran dengan skor :
72
a. Sangat mudah menyebar = 5
b. Mudah menyebar = 4
c. Cukup mudah menyebar = 3
d. Kurang menyebar = 2
e. Sulit menyebar = 1
Tabel 32. Daftar Masalah Puskesmas Salaman I Berdasarkan Kriteria B
No Masalah UrgencySeriousnes
sGrowth Nilai
1. Cakupan Kunjungan
bumil K44 3 3 10
2. Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa SD &
setingkat oleh tenkes
atau terlatih/guru
UKS/dokter kecil
(Penjaringan kelas 1)
2,6 1,8 2,5 6,9
3. Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa TK,
kelas 1 SLTP,SLTA dan
setingkat
1,8 1 1 3,8
4. Cakupan pelayanan
kesehatan remaja
(penjaringan kelas 1
SLTP,SLTA/sederajat)
1 1 1 3
5. Jumlah seluruh peserta
KB aktif3,6 3,4 3,5 10,5
6. Cakupan pelayanan pra
usila dan Usila3,4 3 3,1 9,5
7. Balita yg naik berat 3,6 3,8 3,4 10,8
73
badannya (N/D)
8. Institusi yg dibina 1,8 1,6 1,2 4,6
9. Tempat-tempat
umum(TTU) yg
memenuhi syarat
sanitasi
3 3 2,7 8,3
10. T2PM yg memenuhi
syarat sanitasi3,4 2,8 2,9 9,1
11. Cakupan suspek tb paru 3,4 3,2 3,9 10,5
12. Penemuan kasus TB
BTA(+) (Case
Detection Rate)
4 3,3 3,8 11,1
13. Cakupan balita dg
pneumoni yg
ditemukan/ ditangani
(sesuai standar)
3,2 2,6 2,9 8,7
14. Jumlah bumil yg
mendapat TT14 3 3 10
15. Jumlah bumil yg
mendapat TT22 2 3 7
16. Desa UCI 3 3 2 8
17. BCG 3,8 3,4 3 10,2
18. DPT 1 3,4 3,8 3 10,2
19. DPT 3 3 2 1,8 6,8
20. Polio 1 3,2 2,2 1,7 7,1
21. Polio 4 3 2 2 7
22. Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr) 3,4 3,1 3,1 9,6
74
23. Hepatitis B1 total 3,2 3 2,1 8,3
24. Hepatitis B2 2,2 2,4 1,2 5,8
25. Hepatitis B3 1,8 1,2 2 5
26. Rumah tangga sehat 3,2 2,5 3,1 8,8
27. Bayi yg dapat ASI
eksklusif3,3 2,8 3,2 9,3
28. Jumlah kader terlatih 2,7 2,3 2,4 7,4
29. Pembentukan dokter
kecil2,7 2,1 1,5 6,3
30. Pembinaan dokter kecil 2,4 1,7 1,2 5,3
4. Kriteria C : Kemudahan dalam penanggulangan
Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur dengan sistem
skoring dengan nilai 1 – 5 dimana :
a. Sangat sulit : 1
b. Sulit : 2
c. Cukup mudah : 3
d. Mudah : 4
e. Sangat mudah : 5
Tabel 33. Daftar Masalah Puskesmas Salaman I Berdasarkan Kriteria C
No Masalah Nilai
1. Cakupan Kunjungan bumil K4 2,3
2. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD & setingkat oleh
tenkes atau terlatih/guru UKS/dokter kecil (Penjaringan kelas 1)3,2
3. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA
dan setingkat3,1
75
4. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1
SLTP,SLTA/sederajat)2,1
5. Jumlah seluruh peserta KB aktif 2,8
6. Cakupan pelayanan pra usila dan Usila 1,5
7. Balita yg naik berat badannya (N/D) 4
8. Institusi yg dibina 3
9. Tempat-tempat umum(TTU) yg memenuhi syarat sanitasi 3
10. T2PM yg memenuhi syarat sanitasi 3,4
11. Cakupan suspek tb paru 2,2
12. Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection Rate) 3,7
13. Cakupan balita dgn pneumoni yg ditemukan/ ditangani (sesuai
standar)1,8
14. Jumlah bumil yg mendapat TT1 3
15. Jumlah bumil yg mendapat TT2 3
16. Desa UCI 4
17. BCG 4,1
18. DPT 1 3,8
19. DPT 3 3,4
20. Polio 1 4
21. Polio 4 3,8
22. Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr) 2,3
23. Hepatitis B1 total 2
24. Hepatitis B2 1
25. Hepatitis B3 1
26. Rumah tangga sehat 1,7
27. Bayi yg dapat ASI eksklusif 3,5
28. Jumlah kader terlatih 2,8
29. Pembentukan dokter kecil 3,5
30. Pembinaan dokter kecil 3,2
76
5. Kriteria D: PEARL Faktor
Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling
menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dengan
skor nilai 1 bila jawaban ya dan 0 jika tidak. Faktor penentu tersebut
adalah:
a.Propriate (kesesuaian dengan program nasional/kesepakatan
dunia/program daerah)
b.Economic (secara ekonomi murah, kegiatan tersebut untuk\
dilaksanakan)
c.Acceptability (dapat diterima oleh masyarakat, pemda)
d.Resources Availability (tersedianya sumber daya alam dalam
mendukung kegiatan)
e.Legality (dasar/landasan secara hukum/etika kedokteran/ kesehatan/
ada/ benar)
Tabel 34. Daftar Masalah Puskesmas Salaman I Berdasarkan Kriteria D
Masalah Propriat
e
Economic Acceptability Resources Legality Hasil kali
1. 1 1 1 1 1 1
2. 1 1 1 1 1 1
3. 1 1 1 1 1 1
4. 1 1 1 1 1 1
5. 1 1 1 1 1 1
6. 1 1 1 1 1 1
7. 1 1 1 1 1 1
8. 1 1 1 1 1 1
9. 1 1 1 1 1 1
10. 1 1 1 1 1 1
11. 1 1 1 1 1 1
12. 1 1 1 1 1 1
77
13. 1 1 1 1 1 1
14. 1 1 1 1 1 1
15. 1 1 1 1 1 1
16. 1 1 1 1 1 1
17. 1 1 1 1 1 1
18. 1 1 1 1 1 1
19. 1 1 1 1 1 1
20. 1 1 1 1 1 1
21. 1 1 1 1 1 1
22. 1 1 1 1 1 1
23. 1 1 1 1 1 1
24. 1 1 1 1 1 1
25. 1 1 1 1 1 1
26. 1 1 1 1 1 1
27. 1 1 1 1 1 1
28. 1 1 1 1 1 1
29. 1 1 1 1 1 1
30. 1 1 1 1 1 1
6. Penilaian Prioritas Masalah
Setelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat, hasil
tersebut dimasukkan dalam formula Nilai Prioritas Dasar (NPD) serta
Nilai Prioritas Total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah yang
dihadapi:
NPD = (A + B) x C
NPT = (A + B) x C x D
Tabel 35. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif
No Daftar masalah A B C D NPD NPT Urutan
78
prioritas
1. Cakupan Kunjungan bumil
K4
1 10 2,3 1 25,3 25,3 XIX
2. Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa SD &
setingkat oleh tenkes atau
terlatih/guru UKS/dokter
kecil (Penjaringan kelas 1)
2 6,9 3,2 1 28,48 28,4
8
XVI
3. Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa TK, kelas 1
SLTP,SLTA dan setingkat
1 3,8 3,1 1 14,88 14,8
8
XXVIII
4. Cakupan pelayanan
kesehatan remaja
(penjaringan kelas 1
SLTP,SLTA/sederajat)
5 3 2,1 1 16,8 16,8 XXVII
5. Jumlah seluruh peserta KB
aktif
1 10,5 2,8 1 32,2 32,2 XI
6. Cakupan pelayanan pra usila
dan Usila
3 9,5 1,5 1 18,75 18,7
5
XXV
7. Balita yg naik berat
badannya (N/D)
1 10,8 4 1 47,2 47,2 III
8. Institusi yg dibina 2 4,6 3 1 19,8 19,8 XXIV
9. Tempat-tempat umum(TTU)
yg memenuhi syarat sanitasi
2 8,3 3 1 30,9 30,9 XII
10. T2PM yg memenuhi syarat
sanitasi
1 9,1 3,4 1 34,34 34,3
4
VIII
11. Cakupan suspek tb paru 5 10,5 2,2 1 34,1 34,1 IX
12. Penemuan kasus TB
BTA(+) (Case Detection
Rate)
6 11,1 3,7 1 63,27 63,2
7
I
13. Cakupan balita dg pneumoni 6 8,7 1,8 1 26,46 26,4 XVIII
79
yg ditemukan/ ditangani
(sesuai standar)
6
14. Jumlah bumil yg mendapat
TT1
2 10 3 1 36 36 VII
15. Jumlah bumil yg mendapat
TT2
3 7 3 1 30 30 XIV
16. Desa UCI 3 8 4 1 44 44 V
17. BCG 1 10,2 4,1 1 45,92 45,9
2
IV
18. DPT 1 1 10,2 3,8 1 42,56 42,5
6
VI
19. DPT 3 1 6,8 3,4 1 26,52 26,5
2
XVII
20. Polio 1 1 7,1 4 1 32,4 32,4 X
21. Polio 4 1 7 3,8 1 30,4 30,4 XIII
22. Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr) 1 9,6 2,3 1 24,38 24,3
8
XX
23. Hepatitis B1 total 1 8,3 2 1 18,6 18,6 XXVI
24. Hepatitis B2 1 5,8 1 1 6,8 6,8 XXIX
25. Hepatitis B3 1 5 1 1 6 6 XXX
26. Rumah tangga sehat 5 8,8 1,7 1 23,46 23,4
6
XXII
27. Bayi yg dapat ASI eksklusif 5 9,3 3,5 1 50,05 50,0
5
II
28. Jumlah kader terlatih 1 7,4 2,8 1 23,52 23,5
2
XXI
29. Pembentukan dokter kecil 2 6,3 3,5 1 29,05 29,0
5
XV
30. Pembinaan dokter kecil 2 5,3 3,2 1 23,36 23,3
6
XXIII
80
D. URUTAN PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan tabel urutan prioritas masalah, didapatkan urutan
masalah di Puskesmas Salaman sebagai berikut :
1. Penemuan kasus TB BTA (+)
2. Bayi yang mendapat ASI eksklusif
3. Balita naik berat badannya (N/D)
4. BCG
5. Desa UCI
6. DPT I
7. Jumlah bumil yang mendapat TT1
8. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi
9. Cakupan suspek TB Paru
10. Polio 1
11. Jumlah seluruh peserta KB aktif
12. Tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat sanitasi
13. Polio 4
14. Jumlah bumil yang mendapat TT2
15. Pembentukan dokter kecil
16. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD & setingkat oleh tenkes atau
terlatih/guru UKS/dokter kecil (Penjaringan kelas 1)
17. DPT 3
18. Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemui atau ditangani
19. Cakupan kunjungan bumil K4
20. Hepatitis B1 (0-7 hari)
21. Jumlah kader terlatih
22. Rumah tangga sehat
23. Pembinaan dokter kecil
24. Institusi yang dibina
25. Cakupan pelayanan pra usila dan usila
26. Hepatitis B1 Total
81
27. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1
SLTP,SLTA/sederajat)
28. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP,SLTA dan
setingkat
29. Hepatitis B2
30. Hepatitis B3
82
BAB V
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
A. Kegiatan / Indikator Kegiatan yang Bermasalah
Berdasarkan prioritas masalah yang sudah dibahas pada bab
sebelumnya, maka ditemukan masalah dengan urutan prioritas utama adalah
Kasus BTA (+) TBC. Namun berdasarkan kesepakatan bersama dengan
Puskesmas Salaman I kami akan membahas masalah yang berhubungan
dengan Cakupan Bayi yang mendapat ASI Eksklusif. selain itu kami
mempertimbangkan dari MDG’s dan RPJMD (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah) yang lebih memprioritaskan masalah kesehatan
anak. Berdasarkan perhitungan yang Kami lakukan dalam menyusun SPM
Puskesmas Salaman I pada bulan Januari sampai Mei 2014, kami
mendapatkan hasil Penemuan kasus Cakupan Bayi yang mendapat ASI
Eksklusif adalah 24,44%. Sedangkan target yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2014 adalah sebesar 80%. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Cakupan Bayi yang mendapat ASI
Eksklusif pada bulan Januari sampai Mei 2014 belum mencapai target yang
telah ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2014.
B. Analisis Penyebab Masalah
Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan
dengan curah pendapat. Untuk membantu menentukan kemungkinan
penyebab masalah dapat dipergunakan diagram fish bone. Metode ini
berdasarkan pada kerangka pendekatan sistem, seperti yang tampak pada
gambar di bawah ini :
83
Gambar 9. Diagram fish bone 5
C. Inventarisasi Penyebab Masalah
Terdapat beberapa hal yang mendasari timbulnya kesenjangan antara
target hasil yang ditetapkan dengan hasil nyata yang dicapai dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu metode yang digunakan untuk
menentukan penyebab masalah adalah dengan membuat diagram fish bone
dengan menggunakan data yang telah diolah selama satu tahun terakhir.
Cara menganalisis penyebab masalah digunakan pendekatan sistem yang
meliputi input, proses, output, outcome, serta environment. Sehingga dapat
ditemukan dan disimpulkan hal-hal yang menyebabkan munculnya
permasalahan.
84
Tabel 36. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan Bayi yang
Mendapat ASI Eksklusif Ditinjau dari Faktor Input
INPUT KELEBIHAN KEKURANGANMAN(Tenaga Kerja)
Tersedianya 10 bidan desa
Tersedianya kader-kader aktif
Tersedianya koordinator gizi
Tersedianya koordinator PromKes
1. Kurangnya keaktifan kader dalam hal edukasi terhadap ibu-ibu hamil dan menyusui.
MONEY(Pembiayaan)
Tersedianya dana puskesmas.
METHOD (Metode)
Pemberian informasi dan edukasi secara lisan oleh bidan kepada ibu-ibu saat ANC, PNC, kunjungan neonates, dan posyandu.
Pencatatan ibu yang melaksanakan ASI eksklusif dengan sistem kohort
2. Kurangnya koordinasi antara Koordinator Gizi. PromKes dan Bidan Desa
MATERIAL (Perlengkapan)
Terdapatnya posyandu
Terdapat tempat melaksanakan penyuluhan program ASI Eksklusif: Balai Desa
MACHINE (peralatan)
Adanya buku KIA dan buku Kohort Bayi
3. Belum adanya media penyuluhan yang baik.
85
Tabel 37. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan Bayi yang
Mendapat ASI Eksklusif Ditinjau dari Faktor Proses dan Lingkungan
PROSES KELEBIHAN KEKURANGANP1(Perencanaan)
Tersedianya jadwal pelayanan Posyandu yang rutin
Tersedianya jadwal penyuluhan
4. Tidak ada jadwal kunjungan rumah untuk mengetahui status ASI eksklusif
P2(Pelaksanaan)
Jadwal pelayanan di Posyandu sesuai dengan perencanaan.
5. Cara penyampaian informasi dilakukan hanya lisan saja, tidak didukung dengan media yang menarik.
P3(Penilaian, Pengawasan Pengendalian)
Terdapat sistem pencatatan dan pelaporan tentang cakupan ASI Eksklusif
6. Kurangnya pemantauan efektifitas terhadap penyuluhan yang telah dilaksanakan.
Lingkungan Adanya masyarakat yang sukarela menjadi kader Posyandu di Lingkungannya.
Lebih banyak ibu yang memiliki respon baik terhadap kegiatan Posyandu.
Tersedianya swadaya dari para orang tua balita yang datang ke posyandu
7. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif dan akibat pemberian makanan tambahan pada bayi yang berusia< 6 bulan
8. Masih terdapat ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif karena anjuran dari keluarga.
9. Kurangnya waktu pemberian ASI bagi Ibu yang bekerja.
10. Tidak semua ibu hamil ke Poyandu tapi ada beberapa yang ke TENKES lain.
86
w
Gambar 10. Diagram fish bone
Rendahnya cakupan ibu yang memberikan asi eksklusif yaitu 20 % dari target Dinkes sebesar 80%.
P3
Kurangnya pemantauan efektifitas terhadap penyuluhan yang telah dilaksanakan.
Tidak ada jadwal kunjungan rumah untuk mengetahui status ASI eksklusif
Kurangnya keaktifan kader dalam hal edukasi terhadap ibu-ibu hamil dan menyusui.
PROSES
LINGKUNGAN
Belum adanya media penyuluhan yang baik.
Machine
Method
Kurangnya koordinasi antara Koordinator Gizi. PromKes dan Bidan Desa
Material
Man
Cara penyampaian informasi dilakukan hanya lisan saja, tidak d dukung dengan media yang menarik.
P2
P1
- Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif dan akibat pemberian makanan tambahan pada bayi yang berusia< 6 bulan
- Masih terdapat ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif karena anjuran dari keluarga.
- Kurangnya waktu pemberian ASI bagi Ibu yang bekerja.
Money
INPUT
87
D. Rekapitulasi Analisa Penyebab Masalah
1. Kurangnya keaktifan kader dalam hal edukasi terhadap ibu-ibu hamil dan
menyusui
2. Kurangnya koordinasi antara Koordinator Gizi. PromKes dan Bidan Desa
3. Belum adanya media penyuluhan yang baik.
4. Tidak ada jadwal kunjungan rumah untuk mengetahui status ASI eksklusif.
5. Cara penyampaian informasi dilakukan hanya lisan saja, tidak d dukung
dengan media yang menarik.
6. Kurangnya pemantauan efektifitas terhadap penyuluhan yang telah
dilaksanakan.
7. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai pentingnya pembeian
ASI eksklusif dan akibat pemberian makanan tambahan pada bayi yang
berusia <6 bulan
8. Masih terdapat ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif karena anjuran
dari keluarga.
9. Kurangnya waktu pemberian ASI bagi Ibu yang bekerja.
10. Tidak semua ibu hamil ke Poyandu tapi ada beberapa yang ke TENKES
lain.
88
E. Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah
1. Kurangnya keaktifan kader dalam hal edukasi terhadap ibu-ibu hamil dan
menyusui
2. Kurangnya koordinasi antara Koordinator Gizi, Promkes dan Bidan Desa
3. Belum adanya media penyuluhan yang baik
4. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai pentingnya pembeian
ASI eksklusif dan akibat pemberian makanan tambahan pada bayi yang
berusia <6 bulan
5. Masih terdapat ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif karena anjuran dari
keluarga.
6. Kurangnya waktu pemberian ASI bagi Ibu yang bekerja.
7. Tidak semua ibu hamil ke Posyandu tapi ada beberapa yang ke TENKES lain.
89
BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
A. Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diperoleh daftar masalah, maka langkah selanjutnya ialah
menyusun alternatif pemecahan penyebab masalah. Alternatif pemecahan
masalah tersebut di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 38. Alternatif Pemecahan Masalah
No Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Kurangnya keaktifan kader dalam
hal edukasi terhadap ibu-ibu hamil
dan menyusui
a) Perencanaan dan pembuatan jadwal
kunjungan rumah untuk mengedukasi
langsung dan pemantauan status ASI
eksklusif.
2. Kurangnya koordinasi antara
Koordinator Gizi, Promkes dan
Bidan Desa
b) mengadakan rapat koordinasi antara
Koordinator Gizi, Promkes dan Bidan
Desa
3. Belum adanya media penyuluhan
yang baik.
c) Membuat dan menyebarkan media
penyuluhan yang menarik dengan
menggunakan lcd atau proyektor dan
membuat media promosi seperti
poster, brosur, dan leaflet.
4. Kurangnya pengetahuan dan
kesadaran ibu mengenai
pentingnya pemberian ASI
eksklusif dan akibat pemberian
makanan tambahan pada bayi yang
berusia <6 bulan.
d) Penyuluhan kepada ibu yang
memiliki bayi tentang ASI eksklusif
dan akibat pemberian makanan
tambahan pada bayi yang berusia <6
bulan
5. Masih terdapat ibu yang tidak e) Penyuluhan terhadap keluarga tentang
90
memberikan ASI Eksklusif karena
anjuran dari keluarga.
pentingnya ASI eksklusif.
6. Kurangnya waktu pemberian ASI
bagi Ibu yang bekerja.
f) Penyuluhan mengenai ASI eksklusif
dan cara penyimapanan ASI yang
baik dan benar untuk ibu yang
bekerja.
7. Tidak semua ibu hamil ke
Posyandu tapi ada beberapa yang
ke TENKES lain.
g) Mengadakan kunjungan rumah untuk
pemantauan ASI eksklusif dan
pemberian edukasi dan motivasi
untuk melaksanakan ASI eksklusif.
B. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah
91
Gambar 11. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah
C. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya
dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan
priorotas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan
kriteria matriks dengan rumus M x I x V/ C .
92
Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria:
1) Magnitude: Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
Dengan nilai 1-5 dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan
maka nilainya mendekati angka 5.
2) Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan
maka nilainya mendekati angka 5.
3) Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah
maka nilainya mendekati angka 5.
4) Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan
Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya
mendekati angka 1.
D. Daftar Alternatif Pemecahan Masalah
1. Perencanaan dan pembuatan jadwal kunjungan rumah untuk mengedukasi
langsung dan pemantauan status ASI eksklusif.
2. Mengadakan rapat koordinasi antara koordinator gizi dan PromKes
3. Mengadakan posyandu di setiap dusun.
4. Membuat dan menyebarkan media penyuluhan yang menarik dengan
menggunakan lcd atau proyektor dan membuat media promosi seperti
poster, brosur, dan leaflet.
5. Melakukan evaluasi terhadap ibu-ibu yang telah diberikan penyuluhan
tentang pengetahuan dan perilaku ASI eksklusi.
6. Penyuluhan kepada ibu yang memiliki bayi beserta anggota keluarganya
(suami, orangtua/mertua) mengenai ASI Eksklusif dan manajemennya.
93
E. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah
Tabel 39. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah
Penyelesaian
Masalah
NilaiKriteria Hasil akhir Urutan
M I V C (M x I x V) / C
a) 3 3 3 3 9 III
b) 2 4 4 1 32 II
c) 2 3 3 4 4,5 IV
d) 5 4 4 2 40 I
Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab
masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks rumus MIVC maka
didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan masalah cakupan bayi yang
mendapat ASI eksklusif yang rendah sebagai berikut:
I. Penyuluhan kepada ibu yang memiliki bayi beserta anggota keluarganya
(suami, orangtua/mertua) mengenai ASI Eksklusif dan manajemennya.
II. Mengadakan rapat koordinasi antara koordinator gizi dan Promkes dan
bidan desa.
III. Membuat dan menyebarkan media penyuluhan yang menarik dengan
menggunakan lcd atau proyektor dan membuat media promosi seperti
poster, brosur, dan leaflet.
IV. Perencanaan dan pembuatan jadwal kunjungan rumah untuk mengedukasi
langsung dan pemantauan status ASI eksklusif.
94
Tabel 40. Plan of Action
No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Penanggu
ng jawab
Pelaksana Wakt
u
Dana Metode Kriteria
Keberhasilan
1 Penyuluhan
ASI
eksklusif
Meningkatkan
pengetahuan
dan kesadaran
para ibu
maupun calon
ibu beserta
keluarga
(suami maupun
orangtua/mertu
a
Ibu hamil,
ibu yang
mempunya
i
bayi/balita,
suami, dan
orangtua/m
ertua.
Balai
desa
Kepala
puskesmas
dan
koordinato
r promkes
Koordinato
r promkes
1
bulan
sekali
Dana
Puskes
mas
Pemberian
materi
tentang
ASI
eksklusif
dan
pemecahan
masalah
bila
kesulitan
dalam
pemberian
ASI
eksklusif
Terlaksananya
penyuluhan sesuai
jadwal.
Meningkatnya
pengetahuan ibu
maupun calon ibu
beserta keluarga
(suami,
orangtua/mertua)
95
No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Penanggu
ng jawab
Pelaksana Wakt
u
Dana Metode Kriteria
Keberhasilan
2 Mengadaka
n rapat
koordinasi
lintas
program,
yaitu gizi
dan
promkes
Meningkatkan
koordinasi
antara bagian
gizi dan
promkes.
Koordinato
r dan
anggota
bagian gizi
dan
promkes
Puskes
mas
Kepala
puskesmas
Koordinato
r gizi dan
promkes
1
bulan
sekali
Dana
puskes
mas
Musyawar
ah
Terbentuknya
suatu koordinasi
yang baik untuk
menigkatnyaa
96
No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempa
t
Penanggu
ng jawab
Pelaksana Wakt
u
Dana Metode Kriteria
Keberhasilan
3 Pembuatan
dan
penyebaran
media
promosi
tetntang
ASI
eksklusif
yang
menarik
Meningkatnya
kesadaran dan
kemauan ibu
untuk
memberikan
ASI eksklusif
Ibu yang
mempuny
ai
bayi/balita
.
Posyan
du
Koordinat
or
promkes
Koordinat
or
promkes
dan bidan
desa
1
bulan
sekali
Dana
puskes
mas
Media
cetak yang
menarik
dan
inovatif
Terciptanya
media promosi
untuk yang
menarik.
97
No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempa
t
Penanggu
ng jawab
Pelaksana Wakt
u
Dana Metode Kriteria
Keberhasilan
4 Perencanaa
n dan
pembuatan
jadwal
kunjungan
rumah
untuk
mengeduka
si langsung
dan
pemantaua
n status
ASI
eksklusif
Meningkatnya
kesadaran
para ibu untuk
tetap
memberikan
ASI eksklusif
kepada bayi
mereka.
Ibu yang
mempuny
ai bayi
usia 0-6
bulan
Posyan
du
Bidan
desa
Kader 1
bulan
sekali
Dana
posyan
du
Musyawar
ah
Terciptanya dan
tersusunnya
perencanaan dan
jadwal kunjungan
rumah.
98
Tabel 41. Gann Chart
KegiatanSeptembe
rOktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Penyuluhan ASI eksklusif
Mengadakan rapat koordinasi lintas program, yaitu gizi dan promkes
Pembuatan dan penyebaran media promosi tetntang ASI eksklusif yang menarik
Perencanaan dan pembuatan jadwal kunjungan rumah untuk mengedukasi langsung dan
pemantauan status ASI eksklusif
99
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sebagai perwujudan pembangunan kesehatan dengan cara
pengoptimalan tumbuh kembang kesehatan anak, Depkes RI
mengeluarkan sejumlah peraturan untuk menjamin pemberian ASI kepada
bayi. Peraturan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif. Untuk pengawasan dan evaluasi peraturan ini pemerintah
menyerahkan sepenuhnya kepada Dinas Kesehatan Provinsi serta
Kabupaten atau Kota.
Dalam upaya pengawasan dan evaluasi pemberian ASI eksklusif.
Pemerintah Kabupaten Magelang memasukkan program ASI eksklusif
dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam hal ini Dinas Kesehatan
Kabupaten Magelang menargetkan pemberian ASI eksklusif sebesar 80 %.
Namun permasalahan yang ada dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Puskesmas Salaman periode Januari-Mei 2014 adalah tidak tercapainya
cakupan ASI eksklusif pada periode tersebut, terutama untuk Dusun
Kempul, Desa Menoreh cakupannya masih jauh dibawah target
pencapaian Dinkes Kabupaten Magelang.
Dari hasil wawancara dengan bidan maka diketahui bahwa di
Dusun Kempul, Desa Menoreh kebanyakan bayi berumur 4-6 bulan telah
diberikan makanan tambahan. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai akibat pemberian makanan
tambahan pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan. Selain faktor dari
keluarga juga ternyata berperan, seperti orangtua atau mertua yang masih
menganjurkan bayi diberikan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan.
Ada pula ibu yang tidak sempat memberikan ASI eksklusif karena bekerja.
100
Maka perlu untuk memberikan penyuluhan kepada ibu yang
memiliki bayi beserta anggota keluarganya (suami, orangtua/mertua)
mengenai ASI Eksklusif dan manajemennya.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis, antara lain :
1) Bagi ibu yang memiliki bayi
Bagi ibu-ibu yang belum memberikan ASI eksklusif pada bayinya,
diharapkan dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Bagi ibu
yang bekerja diharapkan tetap dapat memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya dengan cara yang sesuai dengan ibu tersebut
2) Bagi Puskesmas
Perlunya dilakukan penyuluhan kepada ibu-ibu, suami, dan
orangtua/mertua di Dusun Kempul, Desa Menoreh, Kecamatan
Salaman, Kabupaten Magelang, mengenai manfaat memberikan ASI
eksklusif, cara memberikan ASI yang membantu produksi kelancaran
ASI sejak lahir terutama bagi ibu-ibu yang akan melahirkan pertama
kali untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya
memberikan ASI eksklusif.
Perlu juga untuk meningkatkan koordinasi antara coordinator
Promkes dan coordinator gizi agar terciptanya kerjasama yang baik guna
meningkatkan cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif.
101
DAFTAR PUSTAKA
1. Stalker.P. Millenium Development Goals. Syebubakar A, Hadar I , Ega L,
Parray O , Hutayan R, Kuncoro A . Editors. 2nd edition. [ serial online]
Available at : http://www.undp.or.id/pubs/docs/let%20speak%20out
%20for%20mdgs%20-%20id.pdf. Accessed 6th August 2014.
2. WHO, 2004. The Millennium Development Goals for Health: A review of
the indicators, Jakarta, World Health Organization.
3. Pembangunan Kesehatan Nasional. Universitas Sumatera Utara. Available
at : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21014/5/Chapter
%20I.pdf . Accesed : 6th August 2014.
4. Puskesmas. Universitas Sumatera Utara. Available at :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31773/4/Chapter
%20II.pdf. Accesed : 6th August 2014.
5. Yuniar. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Salaman I Periode Januari
– Mei 2014. Magelang. 2014
6. Hartoyo. Pemberdayaan Masyarakat Handout. 2nd rev. Ed. Magelang. 2013
102