uji antioksidan buah keben

12
UJI FITOKIMIA EKSTRAK & FRAKSI BUAH KEBEN (Barringtonia asiatica) Muhammad Albar Ghiffar, 230210130060 Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Jawa Barat 45363 Email : [email protected] ABSTRAK Kata kunci : Uji Fitokimia, Alkaloid, Saponin, Tanin, Senyawa Boaktif, Buah Keben ABSTRACT . Keyword : Phytochemical Test, Alkaloid, Saponin, Tanin, Bioactive compound, Keben Fruit 1

Upload: dinur-piranto

Post on 30-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

teknologi bahan alam

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Antioksidan Buah Keben

UJI FITOKIMIA EKSTRAK & FRAKSI BUAH KEBEN (Barringtonia asiatica)

Muhammad Albar Ghiffar, 230210130060Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Jawa Barat 45363Email : [email protected]

ABSTRAK

Kata kunci : Uji Fitokimia, Alkaloid, Saponin, Tanin, Senyawa Boaktif, Buah Keben

ABSTRACT

.

Keyword : Phytochemical Test, Alkaloid, Saponin, Tanin, Bioactive compound, Keben Fruit

1

Page 2: Uji Antioksidan Buah Keben

PENDAHULUAN

Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi (Schuler, 1990) Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga sesuai didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya. (Halliwel et al, 1995).

Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat dialam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas (Ramle dkk, 2008)

Uji Antioksidan adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana suatu zat dapat menghambat proses oksidasi dari suatu radikal bebas. Proses anti-oksidasi tidak dapat dilihat langsung melainkan dengan cara melihat efek antioksidan mengontrol proses oksidasi. Banyak metode yang digunakan dalam uji antioksidan ini. Salah satunya adalah uji antikosidan dengan metode DPPH.

Metode DPPH adalah metode uji antioksidan dengan menggunakan senyawa radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil). Metode DPPH didasarkan pada kemampuan antioksidan untuk menghambat radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen (Apak, et al, 2007). Tujuan metode ini adalah mengetahui parameter konsentrasi yang ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan (EC50). Karena adanya elektron yang tidak berpasangan, DPPH memberikan serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh keberadaan penangkap radikal bebas,

maka absorbansinya menurun secara stokiometri sesuai jumlah elektron yang diambil. Keberadaan senyawa antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning (Dehpour, Ebrahimzadeh, Fazel, dan Mohammad, 2009). Metode ini menggunakan kontrol positif sebagai pembanding untuk mengetahui aktivitas antioksidan sampel. Kontrol positif ini dapat berupa tokoferol, BHT, dan vitamin C (Ohtani II “et al”. 2000). Perubahan absorbansi akibat reaksi ini telah digunakan secara luas untuk menguji kemampuan beberapa molekul sebagai penangkap radikal bebas.

Keben merupakan tanaman berbentuk pohon yang hidup dengan sebagian tubuhnya tergenang di air laut ketika sedang pasang. Pohon yang juga dikenal dengan sebutan fish poison tree ini mudah ditemukan di sepanjang pantai, pinggiran luar hutan bakau, pinggiran sungai dataran rendah, mencakup seluruh lautan India dan Pasifik. Karena keindahan daun dan bunganya, tanaman ini juga banyak dibudidayakan di daerah-daerah tropis dan di perbanyak dengan bijinya.

Hingga saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkap kandungan senyawa aktif dalam tanaman keben. Greshoff, peneliti dari Belanda menemukan jenis-jenis saponin di dalam biji yang sudah diterapkan dalam ilmu kedokteran. Dengan kandungan senyawa tersebut, keben telah dilaporkan memiliki banyak aktivitas farmakologi seperti antibakteri, antijamur, dan antitumor. (Septiarusli, 2012)

Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar praktikan dapat mengetahui bagaimana caranya menguji aktivitas antioksidan dari suatu sampel uji, dimana sampel yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu ekstrak metanol buah keben dan vitamin c yang digunakan sebagai pembanding.

ALAT, BAHAN, & METODE

2

Page 3: Uji Antioksidan Buah Keben

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu untuk alat ada tabung reaksi, rak tabung, micropipet, spektrofotometer, inkubator, dan vortex. Sedangkan untuk bahan yang digunakan ada pelarut metanol, DPPH, dan sampel, sampel yang digunakan yakni hasil ekstrak dan fraksi buah keben.

Metode yang digunakan yaitu uji antioksidan dengan menggunakan DPPH sebagai radikal bebas, dan vitamin C sebagai pembanding.

Uji Antioksidan dilakukan dengan cara pengambilan ekstrak buah keben sebanyak 0,01 gram. Kemudian dilarutkan di dalam 10 ml metanol. Setelah itu dilakukan pembuatan 10000 ppm stok sampel dari ekstrak buah keben yang sudah dilarutkan tadi. dari larutan stok sampel ini dibagi-bagi lagi menjadi beberapa konsentrasi (7500, 5000, 2500, 1000, 500, 250, dan 100) untuk mengetahui kefektifan

ekstrak buah keben ini sebagai antioksidan. Masing-masing konsentrasi ini kemudian dibuat menjadi 4,5 ml larutan ekstrak dengan ditambahkan metanol, kemudian ditambahkan DPPH sebanyak 0,5 ml. kemudian masing-masing tabung reaksi berisi sampel uji dihomogenkan dengan menggunakan vortex. Ditunggu selama 30 menit. Kemudian akan terlihat perubahan warna dari warna awal ungu. Setelah ada perubahan warna, dilihat nilai absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-visible pada 517 nm. Setelah diketahui nilai absorbansinya, dibandingan dari masing-masing konsentrasi dan juga dengan hasil perlakuan yang sama pada vitamin C.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari uji antioksidan dengan menggunakan metode DPPH pada esktrak buah keben dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Antioksidan Dengan Menggunakan Metode DPPH pada Ekstrak Buah Keben

Kelompok

SampelEkstrak Buah Keben Vitamin C

Konsentrasi Absorbansi%

InhibisiKonsentrasi Absorbansi

% Inhibisi

- Blanko 1,744 20 0,0851 10000 0,366 81,05% 16 0,125 92,95%2 7500 0,299 83,14% 12 0,622 64,93%3 5000 0,196 88,95% 10 0,108 93.91%4 2500 0,174 98,19% 8 0,374 78,9%5 1000 0,119 99,32% 6 0,394 77,8%6 500 0,126 92,89% 4 1,182 33,37%7 250 0,799 54,96% 2 1,399 24,52%8 100 2,380 -34,16% 1 2,844 -60,31%

Dari hasil Tabel 1. Diatas, dapat dilihat perbandingan uji antioksidan antara ekstrak buah keben dengan vitamin c.

Pada sampel ekstrak buah keben, larutan blanko yang digunakan memiliki absorbansi sebesar 1,744. Yang artinya DPPH tanpa adanya penambahaan ekstrak

sampel memiliki nilai absorbansi sebesar nilai tersebut. Dengana asumsi pemberian konsentrasi terkecil dari ektrak buah keben tidak akan memiliki nilai absorbansi yang lebih besar dari nilai tersebut.

Pada kelompok 1, konsentrasi ekstrak buah keben yang digunakan yaitu

3

Page 4: Uji Antioksidan Buah Keben

sebanyak 10000 ppm, juga merupakan konsentrasi stok dan konsentrasi terbanyak yang diujikan. Pada saat pengujian dengan menggunakan spektrofotometer, didapat nilai absorbansi sebesar 0,366. Dengan inhibisi sebesar 81,05%. Sedangkan konsentrasi vitamin C yang digunakan sebesar 16 ppm. Dengan nilai absorbasi 0,125 dan inhibisi sebesar 92,95 %.

Pada kelompok 2, konsentrasi ekstrak buah keben yang digunakan yaitu sebanyak 7500 ppm. Pengujian dengan menggunakan spektrofotometer didapatkan nilai absorbansi sebesar 0,299. Dengan inhibisi sebesar 83,14%. Sedangkan konsentrasi vitamin C yang digunakan sebesar 12 ppm. Dengan nilai absorbasi 0,622 dan inhibisi sebesar 64,93%. Nilai absorbansi kelompok 2 ini terlihat adanya sedikit anomali dimana nilanya menjadi lebih kecil pada pengujian ekstrak buah keben. Dimana seharusnya semakin besar konsentrasi antioksidan, maka nilai absorbansinya pun semakin kecil. Dalam perbandingan kelompok ini hal tersebut malah tidak berlaku karena nilainya malah turun pada kosentrasi yang lebih kecil. Pada sampel vitamin C tidak terlihat masalah karena nilai absorbansinya terlihat naik seiring turunnya konsentrasi. Meskipun kenaikan nilai absorbansi ini terlihat jauh melunjak.

Pada kelompok 3, konsentrasi ekstrak buah keben yang digunakan yaitu sebanyak 5000 ppm. Pengujian dengan menggunakan spektrofotometer didapatkan nilai absorbansi sebesar 0,196. Dengan inhibisi sebesar 83,14%. Sedangkan konsentrasi vitamin C yang digunakan sebesar 10 ppm. Dengan nilai absorbasi 0,108 dan inhibisi sebesar 93,91%.

Pada kelompok 4, konsentrasi ekstrak buah keben yang digunakan yaitu sebanyak 2500 ppm. Pengujian dengan menggunakan spektrofotometer didapatkan nilai absorbansi sebesar 0,174. Dengan inhibisi sebesar 98,19%. Sedangkan konsentrasi vitamin C yang digunakan

sebesar 8 ppm. Dengan nilai absorbasi 0,374 dan inhibisi sebesar 78,9%.

Pada kelompok 5, konsentrasi ekstrak buah keben yang digunakan yaitu sebanyak 1000 ppm. Pengujian dengan menggunakan spektrofotometer didapatkan nilai absorbansi sebesar 0,119. Dengan inhibisi sebesar 83,14%. Sedangkan konsentrasi vitamin C yang digunakan sebesar 6 ppm. Dengan nilai absorbasi 0,108 dan inhibisi sebesar 77,8%.

Pada kelompok 6, konsentrasi ekstrak buah keben yang digunakan yaitu sebanyak 500 ppm. Pengujian dengan menggunakan spektrofotometer didapatkan nilai absorbansi sebesar 0,126. Dengan inhibisi sebesar 83,14%. Sedangkan konsentrasi vitamin C yang digunakan sebesar 4 ppm. Dengan nilai absorbasi 1,182 dan inhibisi sebesar 33,37%.

Pada kelompok 7, konsentrasi ekstrak buah keben yang digunakan yaitu sebanyak 250 ppm. Pengujian dengan menggunakan spektrofotometer didapatkan nilai absorbansi sebesar 0,799. Dengan inhibisi sebesar 54,96%. Sedangkan konsentrasi vitamin C yang digunakan sebesar 2 ppm. Dengan nilai absorbasi 1,399 dan inhibisi sebesar 24,52%.

Pada kelompok 8, konsentrasi ekstrak buah keben yang digunakan yaitu sebanyak 100 ppm, dan juga merupakan konsentrasi terkecil. Pengujian dengan menggunakan spektrofotometer didapatkan nilai absorbansi sebesar 2,380 ppm. Dengan inhibisi sebesar -34,16%. Sedangkan konsentrasi vitamin C yang digunakan sebesar 1 ppm. Dengan nilai absorbasi 2,844 dan inhibisi sebesar -60,3%. Nilai inhibisi di kelompok 8 ini memiliki nilai negatif karena nilai absorbansi yang didapat lebih besar daripada nilai absorbansi larutan blanko. Sehingga pada pembuatan grafik, nilai dari kelompok 8 tidak akan dimasukan.

Untuk perbandingan nilai inhibisi pada uji aktivitas antioksidan

4

Page 5: Uji Antioksidan Buah Keben

menggunakan ekstrak buah keben dapat dilihat pada Grafik 1.

0 2000 4000 6000 8000 10000 120000

20

40

60

80

100

120

f(x) = 8.34563827593319E-05 x + 84.0382202515983R² = 0.000490947439072076

Grafik Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Baringtonia asiatica

Kosentrasi (ppm)

Inhi

bisi

(%)

Grafik 1. Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Baringtonia asiatica

Grafik aktivitas antioksidan pada ekstrak buah keben terlihat memiliki bentuk yang tidak teratur. Dengan bentuk grafik menanjak lalu menurun. Hal ini disebabkan karena nilai yang didapat dari hasil data praktikum tidak sesuai dengan teori dimana seharusnya semakin besar konsentrasi, makan semakin besar pula nilai inhibisinya. Semakin besar konsentrasi antioksidan akan menyebabkan proses oksidasi yang terjadi pada suatu zat terhambat pula. Berdasarkan Grafik 1. Didapatkan nilai y yaitu y = 8E-05x + 84.038

Dari Tabel 1 dan Grafik 1 dapat dicari nilai IC50 dengan menggunakan rumus :

y=8E-05x+84.038

50=0.00008 x+84.038x=50−84.0380.00008

x=−425375

Nilai x yang didapat menjadi sangat kecil, hal ini disebabkan grafik linier yang dibuat tidak berbentuk linier kearah kanan atas. Sehingga nilai x yang keluar menjadi tidak valid. Grafik yang tidak valid ini terjadi karena data yang keluar juga tidak sesuai dengan yang seharusnya. Dimana semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi pula nilai inhibisi.

Untuk perbandingan nilai inhibisi pada uji aktivitas antioksidan menggunakan vitamin c dapat dilihat pada Grafik 2.

5

Page 6: Uji Antioksidan Buah Keben

0 2 4 6 8 10 12 14 16 180

102030405060708090

100f(x) = 4.45883196721312 x + 29.681106557377R² = 0.603313774098024

Grafik Aktivitas Antioksidan pada Vitamin C

Kosentrasi (ppm)

Inhi

bisi

(%)

Grafik aktivitas antioksidan pada vitamin C terlihat memiliki bentuk yang naik turun. Meskipun grafik liniernya lurus kearah kanan atas. Grafik yang naik-turun ini disebabkan karena data yang didapat kurang valid. Dimana seharusnya semakin tinggi konsentrasi, semakin tinggi pula nilai inhibisinya. Berdasarkan Grafik 2. Didapatkan nilai y yaitu y = 4.4588x + 29.681, sehingga nilai IC50 adalah :

y=4.4588 x+29.68150=4.4588 x+29.681

x=50−29.6814.4588

x=4.56

Dari perhitungan diatas didapat nilai IC50 dari vitamin C yaitu sebanyak 4,56 ppm. Yang berarti dengan konsentrasi sebanyak itu maka dapat meenghentikan 50% proses oksidasi dari sebuah sampel yang terkena radikal bebas.

Karena tidak diketahui nilai IC50 dari sampel ekstrak buah keben, maka dapat dibuat kesimpulan sementara yaitu dengan melihat nilai inhibisi terdekat dengan 50%, yaitu pada konsentrasi 250 ppm dimana memiliki nilai inhibisi 54%.

Bila dibandingkan antara ekstrak buah keben dengan vitamin C, terlihat bahwa vitamin C masih merupakan antioksidan yang lebih efektif, dimana dengan konsentrasi yang kecil jikan dibandingkan dengan konsentrasi ekstrak

buah keben, sudah dapat menghentikan proses oksidasi dengan lebih baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan uji aktivitas antioksidan yang telah dilakukan pada sampel buah keben, dengan vitamin c sebagai kontrol positif, dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya :

1. Tidak diketahui berapa nilai IC50 dari ekstrak buah keben karena data yang didapat tidak valid, tetapi sementara dapat disimpulkan sebanyak 250 ppm konsentrasi ekstrak memiliki nilai inhibisi 54% (mendekati 50%)

2. Nilai IC50 pada vitamin C yaitu sebanyak 4,56 ppm

3. Vitamin C masih lebih efektif sebagai antioksidan dibandingkan dengan hasil ekstrak buah keben.

DAFTAR PUSTAKA

Apak R, Guclu K, Ozyurek M, Celik SE, Karademir SE. 2007. Comparitive evaluation of various total antioksidant capacity assay applied to phenolic compounds with the CUPRAC assay. “Molecules” 12:1496-1547

Dehpour, A.A., Ebrahimzadeh, M.A., Fazel, N.S., dan Mohammad, N.S.,

6

Page 7: Uji Antioksidan Buah Keben

2009, Antioxidant Activity of Methanol Extract of Ferula Assafoetida and Its Essential Oil Composition, Grasas Aceites, 60(4), 405-412.

Elmer-Rico. E. Mojica dan Jone Rene L. Micor. 2007. Bioacitivy Study Of Barringtonia asiatica (Linnaeus) Kurz Seed Aquaeus Extract in Artemia Salina. International Journal of Botany, 3: 325-328.

Halliwel B, Aeschbach R., Lolinger J, Auroma O I. 1995. Toxicology. “J Food Chem” 33: 601.

Ohtani II “et al”. 2000. New antioxidant from the African medicinal herb Thonginia sanguinea'. J Nat Prod 63: 676-679. species. “International Conference of Environmental Research and Technolog”y: 472-475

Prakash, A., Rigelhof, F., dan Miller, E., 2010, Antioxidant Activity, http://www.medallionlabs.com, diakses tanggal 28 November 2010.

Ramle SFM, Kawamura F, Sulaiman O, Hashim R. 2008. Study on antioxidant activities, total phenolic compound, and antifungal properties of some Malaysian timbers from selected hardwoods

Schuler P. 1990. Natural Antioxidant Exploited Comercially. Di dalam: “Food Antioxidants”. Husdont BJF, editor. New York: Elsevier Applied Science.

Septiarusli, dkk. 2012. Potensi Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak Biji Buah Keben (Barringtonia asiatica) Dalam Proses Anestesi Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscoguttatus). Jurnal Perikanan dan Kelautan, Vol. 3 No. 3 September 2012: 295-299.

7

Page 8: Uji Antioksidan Buah Keben

LAMPIRAN

Gambar 1. Penambahan vitamin C 20 ppm ke dalam larutan metanol

Gambar 2. Pengambilan 1000 ppm sampel ekstrak buah keben

Gambar 3. 4,5 ml sampel metanol yang digunakan

Gambar 4. Radikal Bebas DPPH

Gambar 5. Ekstrak buah keben 1000 ppm (kiri) dan vitamin C 6 ppm (kanan) setelah

ditambahkan radikal bebas DPPH

Gambar 6. PerbandinganEkstrak buah keben 1000 ppm (kiri) dan vitamin C 6

ppm (tengah) setelah ditambahkan radikal bebas DPPH dengan larutan blanko

(kanan)

Gambar 6. Nilai Absorbansi ekstrak buah keben 1000 ppm + DPPH

8

Page 9: Uji Antioksidan Buah Keben

Gambar 7. Nilai vitamin C 6 ppm + DPPH

9