uji aktivitas antioksidan dengan metode dpph (1,1 ... · pdf file“uji aktivitas...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl) EKSTRAK BROMELAIN BUAH NANAS
(Ananas comosus (L.) Merr.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Richard Andrison Sadeli
NIM : 128114120
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl) EKSTRAK BROMELAIN BUAH NANAS
(Ananas comosus (L.) Merr.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Richard Andrison Sadeli
NIM : 128114120
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
Persetujuan Pembimbing
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl) EKSTRAK BROMELAIN BUAH NANAS
(Ananas comosus (L.) Merr.)
Skripsi yang diajukan oleh:
Richard Andrison Sadeli
NIM : 128114120
telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama
(Dr. Yustina Sri Hartini, Apt.) tanggal 23 Juni 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl) EKSTRAK BROMELAIN BUAH NANAS
(Ananas comosus (L.) Merr.)
Oleh:
Richard Andrison Sadeli
NIM : 128114120
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal : 23 Agustus 2016
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
(Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D.)
Panitia Penguji : Tanda tangan
1. Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. ...................................
2. Maywan Hariono, Ph.D., Apt. ...................................
3. Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc. ...................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
Karya ilmiah ini
kupersembahkan untuk:
Tri Tunggal Mahakudus
dan
seluruh umat manusia yang
menganggap karya ini
bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 20 Mei 2016
Penulis
Richard Andrison Sadeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Richard Andrison Sadeli
Nomor mahasiswa : 128114120
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl) EKSTRAK BROMELAIN BUAH NANAS
(Ananas comosus (L.) Merr.)”
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama saya tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Dengan demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 20 Mei 2016
Yang menyatakan
(Richard Andrison Sadeli)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih, dan
penyertaany-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl) Ekstrak Bromelain Buah Nanas (Ananas comosus
(L.) Merr.)” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi, penulis mendapatkan
banyak bantuan, bimbingan, saran, kritik, dan dukungan dari banyak pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt., selaku Ketua Program Studi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK., selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis
atas bimbingan dan nasehat yang diberikan selama ini.
4. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas
kesabaran dalam memberikan bimbingan, saran, kritik, dan dukungan hingga
terselesaikannya skripsi ini dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii
5. Bapak Maywan Hariono, Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji Skripsi atas saran
dan kritik yang membangun, serta atas kesediaannya dalam menguji skripsi
ini.
6. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku Dosen Penguji Skripsi
atas saran dan kritik yang membangun, serta atas kesediaannya dalam
menguji skripsi ini.
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
8. Mas Wagiran dan Pak Musrifin, selaku laboran di Laboratorium
Farmakognosi-Fitokimia dan Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan
Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas
bantuan yang telah banyak diberikan kepada penulis saat proses penelitian.
9. Yohanes Bintang Pambudi, sebagai teman seperjuangan dalam penelitian,
atas semangat, kerjasama, dan diskusi selama ini.
10. Maria Septi Iriana, atas semangat, dukungan, dan kasih sayang yang selalu
menyertai perjalanan penulis.
11. Sona Karisnata Inriano dan Adis Pranaya Yakin, sebagai tim At a Glance,
sahabat dan partner dalam menjalani perkuliahan, atas semangat, dukungan,
saran, kritik, dan hal-hal lainnya.
12. Teman-teman FKK B angkatan 2012 atas kebersamaan dan keceriaan selama
ini.
13. Mereka yang mengubah dunia dengan karyanya: penemu komputer yaitu
Charles Babbage, penemu Microsoft yaitu Bill Gates dan Paul Allen, penemu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix
Internet yaitu Robert E. Kahn dan Vinton G. Cerf, penemu Google yaitu
Larry Page dan Sergey Brin, penemu alat cetak yaitu Johann Gutenberg, dan
penemu kertas yaitu Cai Lun. Tanpa keberadaan mereka maka skripsi ini pun
tidak akan pernah terwujud.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas doa dan
dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis bersedia
menerima saran dan kritik dalam menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya di bidang farmasi.
Yogyakarta, 20 Mei 2016
Penulis
Richard Andrison Sadeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv
LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... v
LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...... vi
PRAKATA ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii
INTISARI ................................................................................................ xviii
ABSTRACT ............................................................................................. xix
BAB I PENGANTAR .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
1. Permasalahan ............................................................................... 3
2. Keaslian penelitian ....................................................................... 3
3. Manfaat penelitian ....................................................................... 4
a. Manfaat teoritis ...................................................................... 4
b. Manfaat praktis ...................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi
1. Tujuan umum ................................................................................ 5
2. Tujuan khusus ............................................................................... 5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ...................................................... 6
A. Nanas .................................................................................................. 6
1. Taksonomi .................................................................................... 6
2. Morfologi ..................................................................................... 6
3. Kegunaan ..................................................................................... 8
4. Kandungan kimia ......................................................................... 8
B. Bromelain ........................................................................................... 8
1. Sifat fisika dan biokimia .............................................................. 8
2. Sifat farmakologi ......................................................................... 9
3. Bioavailabilitas dan toksisitas ...................................................... 10
4. Isolasi ........................................................................................... 10
C. Metode Ninhidrin ............................................................................... 11
D. Radikal Bebas .................................................................................... 12
E. Antioksidan ........................................................................................ 13
F. Metode DPPH .................................................................................... 14
G. Landasan Teori ................................................................................... 15
H. Hipotesis ............................................................................................ 17
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 18
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 18
B. Variabel dan Definisi Operasional ..................................................... 18
1. Variabel utama ............................................................................ 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii
a. Variabel bebas ....................................................................... 18
b. Variabel tergantung ............................................................... 18
2. Variabel pengacau ....................................................................... 18
a. Variabel pengacau terkendali ................................................ 18
b. Variabel pengacau tidak terkendali ....................................... 18
3. Definisi operasional .................................................................... 19
a. Aktivitas antioksidan ............................................................. 19
b. Ekstrak bromelain .................................................................. 19
c. Kadar enzim .......................................................................... 19
d. Persen inhibition concetration (%IC) .................................... 19
e. Inhibition concetration 50 (IC50) ........................................... 19
C. Bahan Penelitian ................................................................................. 19
D. Alat Penelitian .................................................................................... 20
E. Tata Cara Penelitian ............................................................................ 20
1. Determinasi buah nanas .............................................................. 20
2. Pengumpulan buah nanas ............................................................ 21
3. Pembuatan ekstrak bromelain daging buah nanas ...................... 21
a. Ekstraksi buah nanas ............................................................. 21
b. Purifikasi ekstrak bromelain dengan teknik ethanol
precipitation .......................................................................... 21
4. Analisis kualitatif bromelain ....................................................... 22
a. Reaksi warna ......................................................................... 22
5. Penetapan kadar enzim bromelain .............................................. 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii
a. Pembuatan larutan uji ............................................................ 22
b. Pembuatan larutan baku ........................................................ 23
c. Penentuan operating time (OT) ............................................. 23
d. Penetapan panjang gelombang maksimum ........................... 23
e. Pengukuran absorbansi larutan baku dan uji ......................... 23
f. Estimasi kadar enzim ............................................................. 24
6. Pembuatan larutan uji aktivitas antioksidan ................................ 24
a. Pembuatan larutan DPPH....................................................... 24
b. Pembuatan larutan rutin ......................................................... 24
c. Pembuatan larutan uji ............................................................ 24
7. Uji aktivitas antioksidan .............................................................. 25
a. Uji pendahuluan ..................................................................... 25
b. Penentuan operating time (OT).............................................. 25
c. Penetapan panjang gelombang maksimum ............................ 25
d. Pengukuran absorbansi larutan kontrol DPPH....................... 26
e. Pengukuran absorbansi larutan rutin dan uji .......................... 26
f. Estimasi aktivitas antioksidan ................................................ 26
F. Analisis Hasil ...................................................................................... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 28
A. Hasil Determinasi Tanaman ............................................................... 28
B. Hasil Pengumpulan Bahan ................................................................. 28
C. Hasil Isolasi Bromelain ...................................................................... 29
D. Hasil Analisis Kualitatif Ekstrak Bromelain ...................................... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv
E. Hasil Optimasi Metode Penatapan Kadar Bromelain ........................ 36
1. Penentuan operating time (OT).................................................... 36
2. Penetapan panjang gelombang maksimum .................................. 37
F. Hasil Penetapan Kadar Bromelain ..................................................... 38
G. Hasil Optimasi Uji Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH .... 42
1. Penentuan operating time (OT).................................................... 42
2. Penetapan panjang gelombang maksimum .................................. 44
H. Hasil Uji Pendahuluan Aktivitas Antioksidan ................................... 46
I. Hasil Estimasi Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH ........... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 56
A. Kesimpulan ........................................................................................ 56
B. Saran .................................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 57
LAMPIRAN .............................................................................................. 61
BIOGRAFI PENULIS .............................................................................. 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum
BSA ........................................................................................ 38
Tabel II. Hasil pengukuran seri baku BSA ........................................... 40
Tabel III. Kadar bromelain ekstrak bromelain daging buah nanas ........ 41
Tabel IV. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum
DPPH ...................................................................................... 45
Tabel V. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan rutin dengan metode
DPPH ...................................................................................... 51
Tabel VI. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak bromelain
daging buah nanas dengan metode DPPH.............................. 51
Tabel VII. Hasil IC50 rutin dan ekstrak bromelain daging buah nanas .... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur ninhidrin .............................................................. 12
Gambar 2. Reaksi penangkapan radikal DPPH oleh antioksidan ....... 15
Gambar 3. Proses ekstraksi dan isolasi enzim bromelain ................... 33
Gambar 4. Reaksi asam amino dengan ninhidrin ................................ 34
Gambar 5. Hasil uji ninhidrin dan perubahan warnanya ..................... 35
Gambar 6. Grafik penentuan OT BSA ............................................... 36
Gambar 7. Kurva baku BSA untuk penetapan kadar bromelain
ekstrak bromelain daging buah nanas ................................ 41
Gambar 8. Grafik penentuan OT Rutin ............................................... 43
Gambar 9. Gugus kromofor dan auksokrom radikal DPPH ............... 44
Gambar 10. Hasil uji pendahuluan aktivitas antioksidan ...................... 47
Gambar 11. Perubahan warna larutan DPPH akibat reaksi dengan
antioksidan ......................................................................... 48
Gambar 12. Struktur rutin ..................................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi tanaman nanas ................ 61
Lampiran 2. Gambar buah nanas ......................................................... 62
Lampiran 3. Perhitungan rendemen ..................................................... 63
Lampiran 4. Penimbangan analisis kualitatif bromelain ..................... 64
Lampiran 5. Penimbangan penetapan kadar enzim bromelain ............ 64
Lampiran 6. Optimasi penetapan kadar bromelain .............................. 65
Lampiran 7. Penetapan kadar enzim bromelain .................................. 68
Lampiran 8. Penimbangan pengujian aktivitas antioksidan. ............... 72
Lampiran 9. Perhitungan konsentrasi DPPH, larutan pembanding,
dan larutan uji .................................................................. 73
Lampiran 10. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan ...................... 75
Lampiran 11. Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal DPPH ... 80
Lampiran 12. Perhitungan nilai IC50 rutin dan ekstrak bromelain
daging buah nanas ........................................................... 82
Lampiran 13. Uji statistik ...................................................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii
INTISARI
Buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) memiliki kandungan enzim
bromelain. Bromelain merupakan salah satu enzim protease yang bisa digunakan
dalam perawatan luka yang berhubungan dengan radikal bebas. Antioksidan
merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal bebas dalam tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar enzim dan menguji aktivitas
antioksidan ekstrak bromelain daging buah nanas.
Identifikasi enzim ditentukan secara kualitatif dengan metode uji warna
ninhidrin yang memiliki prinsip pembentukan warna biru-ungu dari reaksi antara
ninhidrin dan asam amino, dan secara kuantitaif dengan metode spektrofotometri
ultraviolet dan baku standar berupa bovine serum albumine (BSA) yang memiliki
prinsip pengukuran absorbansi dari cincin aromatik yang dimiliki oleh enzim.
Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH yang memiliki prinsip
penurunan intensitas absorbansi DPPH yang sebanding dengan kenaikan
konsentrasi senyawa antioksidan yang dinyatakan dalam IC50 (Inhibition
Concentration 50).
Penelitian menunjukan bahwa kadar enzim ekstrak bromelain buah nanas
sebesar 8,4967±0,0289 % b/b dan aktivitas antioksidan ekstrak bromelain buah
nanas dengan nilai IC50 sebesar 4,7221±0,0287 mg/mL.
Kata kunci: enzim, bromelain, Ananas comosus (L.) Merr., aktivitas antioksidan,
DPPH, IC50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix
ABSTRACT
Pineapple fruits (Ananas comosus (L.) Merr.) contain bromelain enzyme.
Bromelain is one of proteases that have been used for wound treatment which
associated with free radical. Antioxidant is a compound that can inhibit the
reaction of free radicals within the body. The aims of this study are to determine
enzyme content and antioxidant activity of bromelain extracted from pineapple
fruit.
Enzyme identification was determined qualitatively using ninhydrin, in
which it’s principle is a production of Ruhemann’s purple from the reaction
between ninhydrin and amino acids. UV spectrophotometric method was applied
to determine the enzyme content based on bovine serum albumine (BSA) as the
reference. The principle of this method is according to the aromatic ring of
enzyme’s absorbance measurement. Antioxidant activity was determined using
DPPH radical scavenging method based on the principle that the DPPH
absorbance intensity is decreasing proportionaly with the increasing of the
compound’s concentration. Antioxidant activity was expressed as IC50 (Inhibition
Concentration 50).
Research demonstrated that the enzyme content of the pineapple fruit
bromelain extract is 8,4967±0,0289 % b/b and it’s antioxidant activity with the
IC50 value is 4,7221±0,0287 mg/mL.
Keywords: enzyme, bromelain, Ananas comosus (L.) Merr., antioxidant activity,
DPPH, IC50, total protein content.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Istilah antioksidan dan radikal bebas merupakan istilah yang cukup
populer di kalangan ahli gizi dan tenaga kesehatan profesional lainnya. Dalam
beberapa tahun ini, istilah tersebut semakin sering digunakan dan mulai menyita
perhatian publik, khususnya masyarakat yang memiliki kepedulian pada kesehatan
dan gaya hidup. Beberapa penelitian juga mengungkapkan peran dari stress
oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas dalam berbagai penyakit yang
berbahaya, seperti penyakit kanker, penyakit yang berhubungan dengan
kardiovaskular, dan penyakit degeneratif. Penelitian-penelitian tersebut juga
menyampaikan bahwa antioksidan memiliki nilai terapetik pada penyakit-penyakit
tersebut (Barhe dan Tchouya, 2014).
Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang mempunyai elektron
tidak berpasangan. Elektron tidak berpasangan tersebut menyebabkan radikal
bebas sangat reaktif yang kemudian akan menangkap atau mengambil elektron
dari senyawa lain seperti protein, lipid, karbohidrat, dan DNA untuk menetralkan
diri. Radikal bebas dapat masuk ke dalam tubuh dan menyerang sel-sel yang sehat
dan menyebabkan sel-sel tersebut kehilangan fungsi dan strukturnya. Akumulasi
dari kerusakan tersebut berkontribusi terhadap beberapa penyakit dan
menyebabkan kondisi yang biasa disebut sebagai penuaan dini (Liochev, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2
Efek negatif radikal bebas terhadap tubuh dapat dicegah dengan senyawa
yang disebut antioksidan. Antioksidan memiliki kemampuan memberikan
elektron, mengikat dan mengakhiri reaksi berantai radikal bebas (Halliwell, 2012).
Antioksidan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu antioksidan alami dan
antioksidan sintetik. Antioksidan alami berasal dari hasil ekstraksi bahan alami
yang berpotensi menangkap radikal bebas, sedangkan antioksidan sintetik
diperoleh dari hasil sintesis secara kimia (Isfahlan, dkk., 2010). Namun, adanya
kekhawatiran terhadap efek samping penggunaan antioksidan sintetik
menyebabkan banyak penelitian tentang potensi antioksidan alami yang berasal
dari tanaman (Saleh, Clark, Woodard, dan Deolu, 2010).
Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) adalah salah satu dari tiga buah
tropis yang paling penting setelah pisang dan jeruk. Nanas merupakan buah yang
mempunyai kandungan sangat kompleks, kaya akan mineral baik makro maupun
mikro, zat organik, air dan juga vitamin. Nanas mengandung gula, asam, asam
askorbat, senyawa fenolik, mineral, dan enzim bromelain (Yahia, 2011). Enzim
bromelain termasuk ke dalam golongan enzim protease yang mampu memecah
protein rantai panjang menjadi fragmen protein yang lebih kecil bahkan sampai ke
bentuk asam amino (Ali, Milala, dan Gulani 2015).
Enzim bromelain adalah salah satu enzim protease yang digunakan dalam
perawatan luka dan mempercepat proses regenerasi jaringan (Maurer, 2001).
Enzim protease yang digunakan secara luas dalam bidang kosmetik untuk
merawat kulit dan luka, regenerasi jaringan, dan mencegah timbulnya keloid
umumnya memiliki aktivitas antioksidan. Antioksidan diasosiasikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3
regenerasi jaringan karena pembentukan keloid disebabkan oleh adanya
akumulasi dari jaringan kolagen dan pembentukan jaringan pyridinoline yang
dihubungkankan dengan radikal bebas (Pendzhiev, 2002). Untuk melihat potensi
antioksidan dari bromelain yang telah digunakan untuk perawatan luka, dalam
penelitian ini dilakukan pemeriksaan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH
(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) secara spektrofotometri. Metode DPPH dipilih
karena sederhana, mudah, cepat, dan peka serta hanya memerlukan sedikit
sampel. Parameter yang digunakan untuk uji penangkapan radikal DPPH adalah
IC50 yaitu konsentrasi ekstrak atau fraksi uji yang dibutuhkan untuk menangkap
radikal DPPH sebanyak 50% (Zou, Lu, dan Wei, 2004). Pengukuran kadar enzim
dari ekstrak bromelain daging buah nanas dilakukan dengan menggunakan metode
spektrofotometri ultraviolet (uv) yang merupakan salah satu metode yang cepat
dan sederhana dalam menentukan kandungan enzim bromelain (Chaurasiya dan
Hebbar, 2013).
1. Permasalahan
a. Berapa nilai aktivitas antioksidan ekstrak bromelain daging buah nanas
yang dinyatakan dengan IC50?
b. Berapa kadar enzim ekstrak bromelain daging buah nanas yang
dinyatakan dengan persen (% b/b)?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran peneliti, penelitian yang serupa pernah dilakukan
oleh Manosroi, Chankhampan, Pattamapun, Manosroi, dan Manosroi, 2014,
dengan judul “Antioxidant and Gelatinolytic Activities of Papain from Papaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4
Latex and Bromelain from Pineapple Fruits”. Penelitian ini menggunakan buah
nanas yang diperoleh di Chiang Mai (Thailand), purifikasi menggunakan etanol
95% dengan perbandingan 1:1 selama 30 menit, uji kualitatif dan pengukuran
kadar enzim menggunakan HPLC (high performance liquid chromatography),
dan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazyl).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan
tersebut teletak pada letak pemanenan buah nanas, metode purifikasi, dan metode
uji kualitatif dan penetapan kadar enzim. Penelitian ini menggunakan buah nanas
yang diperoleh di pasar Stan (Yogyakarta), purifikasi menggunakan etanol 90%
dengan perbandingan 1:3 selama 24 jam, uji kualitatif menggunakan uji ninhidrin,
dan penetapan kadar enzim menggunakan metode spektrofotometri uv.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu kefarmasian tentang aktivitas antioksidan
ekstrak bromelain daging buah nanas.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
tentang aktivitas antioksidan ekstrak bromelain daging buah nanas sehingga
bisa dimanfaatkan untuk memelihara kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemanfaatan daging buah
nanas sebagai antioksidan.
2. Tujuan khusus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai aktivitas antioksidan
ekstrak bromelain daging buah nanas dengan metode DPPH yang dinyatakan
dengan IC50 dan kadarnya dengan baku standar BSA yang dinyatakan dengan
persen (% b/b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nanas
1. Taksonomi
Klasifikasi tanaman menurut Pullaiah (1998) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Superorder : Lilianae
Order : Poales
Family : Bromeliaceae
Genus : Ananas Mill.
Species : Ananas comosus (L.) Merr.
2. Morfologi
Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan
(parenial). Susunan tubuh tumbuhan nanas terdiri dari bagian utama meliputi:
akar, batang, daun, bunga, dan tunas-tunas. Biji nanas berkeping tunggal. Bentuk
batang nanas mirip gada, berukuran panjang antara 20-25 cm atau lebih, tebal
dengan diameter 2,0-3,5 cm, beruas-ruas (buku-buku) pendek. Tangkai bunga atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7
buah merupakan perpanjangan batang. Daun nanas tumbuh memanjang sekitar
130-150 cm, lebar antara 3-5 cm atau lebih, pinggir daun ada yang berduri atau
tanpa duri, permukaan daun sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau tua atau
merah tua bergaris atau coklat kemerah-merahan, sedangkan permukaan daun dan
bagian bawah berwarna keputih-putihan atau keperak-perakan. Daun mahkota
lepas bentuk garis memanjang, panjang lebih kurang 2 cm, putih dan ungu, dari
dalam dan pangkalnya dengan dua pinggiran menonjol, berkuku. Buah semu
berdaging, hijau sampai orange, biji kecil dan kerap kali tidak menonjol. Jumlah
daun tiap batang (tanaman) amat bervariasi antara 70-80 helai yang tata letaknya
seperti spiral, yakni mengelilingi batang mulai dari bawah ke arah atas kanan dan
kiri (Van Steenis, 1992).
Bunga atau buah nanas muncul pada ujung tanaman. Bunga nanas
tersusun dalam tangkai berukuran panjang antara 7-5 cm atau lebih. Tiap tangkai
bunga terdiri dari 100-200 kuntum bunga yang melekat saling berhimpitan
(berdempetan). Sifat pembungaan nanas termasuk menyerbuk silang, tanpa
melalui penyerbukan silang buah nanas tidak akan menghasilkan biji. Kumpulan
kuntuk buanga dengan adanya proses penyerbukan akan menghasilkan kumpulan
buah kecil berjumlah 100-200 buah. Buah-buahan kecil tersebut bergabung
menjadi satu dan dihubungkan oleh batang tengah yang disebut hati, sehingga
penampakan visual seolah-olah hanya ada satu buah berbentuk bulat dengan
bagian ujung kerucut (Rukmana, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8
3. Kegunaan
Cairan buah nanas berkhasiat sebagai obat rasa penuh di lambung,
sembelit, radang tenggorokan, menurunkan berat badan, beri-beri, keseleo,
bengkak terpukul, darah mudah menggumpal, penyempitan pembuluh darah,
menghambat pertumbuhan tumor, meningkatkan penyerapan obat, mempercepat
haid, dan cacingan. Hal yang menjadi catatan khusus adalah ibu hamil dilarang
meminum perasan buah nanas muda. Buah nanas dalam saluran cerna akan
difermentasi menjadi alkohol yang dapat menimbulkan kambuhnya rematik gout
(Pavan, Jain, Shraddha, dan Kumar, 2012).
4. Kandungan kimia
Buah, daun, dan akar nanas mengandung saponin, flavonoid, dan
polifenol, ergosterol, peroksida, asam annasat, asam sitrat, enzim bromelain,
vitamin (A dan C), kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, kalsium
oksalat, dekstrosa, sukrosa, dan pectic substances. Buah nanas juga mengandung
selulosa, hemiselulosa dan karbohidrat lain (Bartholomew, Paull, dan Rohrbach,
2002).
B. Bromelain
1. Sifat fisika dan biokimia
Bromelain tergolong jenis enzim protease sulfhidril yang mampu
menghidrolisis ikatan pepetida pada protein atau polipeptida menjadi molekul
yang lebih kecil yaitu asam amino. Bromelain merupan campuran antara thiol
endopeptidase dan komponen lainnya seperti fosfatase, glukosidase, peroksidase,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9
selulase, glikoprotein, karbohidrat, dan protease inhibitor. Berdasarkan
sumbernya, bromelain dibagi menjadi stem bromelain dan fruit bromelain.
Terdapat perbedaan berat molekuler, titik isoelektrik, rantai asam amino, dan
aktivitas proteolitik antara kedua tipe bromelain tersebut. Bromelain ini berbentuk
serbuk amorf dengan warna putih bening sampai kekuning-kuningan, berbau khas,
larut sebagian dalam: aseton, eter, stabil pada pH: 5,0-7,0. Suhu optimum enzim
bromelain adalah 50˚C-60˚C (Maurer, 2001).
2. Sifat farmakologi
Bromelain memiliki beberapa sifat farmakologi yang disebabkan oleh
aktivitas proteolitiknya maupun non-proteolitiknya. Dari berbagai uji in vitro dan
in vivo, maupun dari uji klinik yang terkontrol dan tidak terkontrol, bromelain
memiliki kemampuan sebagai berikut:
Mencegah pembentukan edema dan mengurangi edema
Mengurangi kadar fibrinogen dalam darah
Membantu proses fibrinolisis
Mengaktifkan plasmin
Memperpanjang waktu protrombin dan parsial tromboplastin
Mencegah agregasi platelet darah dan adesi dari platelet ke sel endotelial
pembuluh darah
Mengurangi kadar plasmakinin dalam darah
Mengurangi kadar prostaglandin E2 dan tromboksan A2 pada inflamasi
akut dan berperan sebagai agen antiinflamasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10
Menginduksi sekresi dari interleukin (Il)-1, Il-6, Il-8, dan tumor necrosis
factor (TNF)-α dari monosit dan granulosit
Meningkatkan permeabilitas jaringan dari antibiotik
Mencegah metastasis
Membantu proses debridemen kulit pada luka bakar (Bhattacharyya,
2008).
3. Bioavailabilitas dan toksisitas
Bromelain diabsorbsi di saluran cerna dan masuk ke dalam peredaran
darah sebanyak 40% setelah penggunaan oral pada tikus. Konsentrasi tertinggi
bromelain dalam darah didapatkan setelah 1 jam dengan waktu paruh selama 6-9
jam. Penelitian melaporkan bahwa tidak ada efek toksik pada mencit, tikus, dan
kelinci bila diberikan dosis sebesar 10 mg/kgBB. Pada pemberian secara
intravena diperoleh LD50 pada mencit 30 mg/kgBB dan kelinci 20 mg/kgBB,
sedangkan pada pemberian secara intraperitonial diperoleh LD50 pada mencit 37
mg/kgBB dan tikus 85 mg/kgBB. Penelitian toksistas kronis pada tikus pada satu
periode selama 3 bulan memperlihatkan tidak adanya perubahan patologi pada
organ-organ vital (Moss, Frazier, dan Martin, 1963).
4. Isolasi
Bromelain terdapat pada tangkai, kulit, daun, buah, maupun batang
dalam jumlah yang berbeda. Kandungan enzim bromelain lebih banyak pada
batang namun selama ini kurang dimanfaatkan. Distribusi bromelain pada nanas
tidak merata dan tergantung pada umur tanaman. Kandungan bromelain pada
jaringan yang umurnya belum tua terutama yang bergetah sangat sedikit sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11
bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali, sedangkan bagian tengah batang
mengandung bromelain lebih banyak dibandingkan bagian tepinya. Pada buah
nanas, kandungan bromelain lebih banyak pada buah nanas yang masih hijau atau
belum matang dibandingkan buah nanas segar yang sudah matang (Harrach,
Schulze, Nuck, Grunow, dan Maurer, 1995).
Salah satu metode yang digunakan untuk mengisolasi bromelain adalah
penambahan pelarut organik. Bromelain diisolasi dari bagian tanaman nanas yang
sudah berupa sari buah atau perasannya dengan menambahkan pelarut organik
sebagai bahan pengendap, biasa yang digunakan adalah alkohol, aseton, dan
ammonium sulfat. Cara pengendapannya berbeda-beda, ada beberapa peneliti
yang melakukan pengendapan dengan menambahkan larutan pada pH tertentu dan
ada yang melakukan pengendapan dengan membuat kondisi pada suhu tertentu.
Hasil isolasi dengan metode ini disebut dengan crude bromelain extract
(Nadzirah, Zainal, Noriham, dan Normah, 2013).
C. Metode Ninhidrin
Uji kualitatif dari protein dilakukan dengan menggunakan senyawa
ninhidrin. Prinsip dari metode ini adalah ninhidrin yang mula-mula berwarna
kuning akan bereaksi dengan asam amino dan berubah warna menjadi biru-ungu.
Warna biru-ungu yang terbentuk kepekatannya setara dengan konsentrasi asam
amino, artinya semakin besar konsentrasi asam amino, maka semakin banyak
ninhidrin yang bereaksi dengan asam amino menjadi senyawa kompleks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12
Ruhemman yang berwarna ungu, sehingga warna biru yang dihasilkan semakin
pekat (Boyer, 2011).
Ninhidrin bereaksi dengan gugus amino alfa yang terdapat dalam semua
asam amino, peptida, dan protein. Uji ini merupakan uji yang cepat dan sensitif
dalam mendeteksi asam amino, namun uji ini tidak selektif sehingga tidak bisa
digunakan dalam menentukan asam amino dalam tingkat individu apabila
digunakan dalam larutan yang berisi campuran asam amino. Struktur ninhidrin
ditunjukan dalam gambar di bawah ini.
Gambar 1. Struktur ninhidrin (Bettelheim dan Landesberg, 2009)
D. Radikal Bebas
Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang memiliki elektron
bebas yang tak berpasangan (unpaired electron). Hal ini dapat dilihat misalnya
pada air (H2O). Ikatan atom oksigen dengan hidrogen pada air merupakan ikatan
kovalen, yaitu ikatan kimia yang timbul karena sepasang elektron dimiliki
bersama oleh dua atom. Elektron yang tidak memiliki pasangan cenderung akan
menarik eletron dari senyawa lainnya, sehingga elektron tersebut akan dimiliki
bersama oleh dua atom atau senyawa dan terbentuk suatu senyawa radikal bebas
baru yang lebih reaktif. Reaktivitas yang meningkat tersebut menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13
senyawa radikal bebas menjadi lebih mudah untuk menyerang sel-sel sehat dalam
tubuh. Jika pertahanan tubuh lemah maka sel-sel tersebut menjadi sakit atau rusak
(Uppu, Murthy, Pryor, dan Parinandi, 2010).
Radikal bebas tersebut memiliki 2 sifat yaitu:
1. Reaktivitasnya yang tinggi karena akan cenderung menarik elektron dari
senyawa yang lainnya lagi.
2. Memiliki kemampuan untuk mengubah suatu molekul, atom, atau senyawa
untuk menjadi suatu radikal baru (Morello, Shahidi, Ho, 2002).
Target utama radikal bebas adalah protein, karbohidrat, asam lemak tak
jenuh dan lipoprotein, serta unsur-unsur DNA. Dari molekul-molekul target
tersebut, yang paling rentan terhadap serangan radikal bebas adalah asam lemak
tak jenuh. Senyawa radikal bebas di dalam tubuh dapat merusak asam lemak tak
jenuh ganda pada membran sel sehingga dinding sel menjadi rapuh, merusak basa
DNA sehingga mengacaukan sistem genetika, dan berlanjut pada pembentukan sel
kanker. Radikal bebas akan terus mencari elektron dari molekul-molekul di
sekitarnya dan apabila tidak dikendalikan reaksi berantai ini dapat berlangsung
secara terus menerus (Halliwell dan Gutteridge, 2000).
E. Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau
reduktan. Senyawa ini mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi,
dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan juga dapat didefinisikan
sebagai senyawa yang apabila dalam konsentrasi rendah berada bersama substrat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14
yang dapat teroksidasi, dapat menunda atau menghambat oksidasi senyawa
tersebut (Sunardi, 2007).
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan diklasifikasikan menjadi
dua kategori, yaitu antioksidan pencegah dan antioksidan pemutus rantai.
Antioksidan pencegah bekerja dengan menghambat pembentukan reactive oxygen
species (ROS), seperti enzim katalase, peroksidase, superoksida dismutase, dan
transferin. Antioksidan pemutus rantai merupakan senyawa yang menangkap
radikal oksigen kemudian memutus rangkaian rantai reaksi radikal, contohnya
vitamin C, vitamin E, asam urat, bilirubin, polifenol, dan sebagainya. Antioksidan
pemutus rantai memiliki dua jaul reaksi. Jalur pertama merupakan jalur transfer
atom hidrogen dengan mekanisme radikal oksigen menangkap hidrogen dari
antioksidan sehingga terbentuk kompleks antioksidan radikal yang bersifat stabil.
Jalur kedua, antioksidan mendeaktivasi radikal bebas dengan transfer elektron
tunggal. Transfer elektron tunggal sangat dipengaruhi oleh kestablilan pelarut
pada muatan tertentu (Ou, Huang, Woodill, Flanagan, dan Deemer, 2002).
F. Metode DPPH
Metode DPPH merupakan metode yang cepat, sederhana, dan tidak
membutuhkan biaya tinggi dalam menentukan kemampuan antioksidan
menggunakan radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Metode ini
sering digunakan untuk menguji senyawa yang berperan sebagai free radical
scavengers atau donor hidrogen dan mengevaluasi aktivitas antioksidannya, serta
mengkuantifikasi jumlah kompleks radikal-antioksidan yang terbentuk. Metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15
DPPH dapat digunakan untuk sampel yang berupa padatan maupun cairan
(Prakash, Rigelhof, dan Miller, 2001).
Gugus kromofor dan auksokrom pada radikal bebas DPPH memberikan
absorbansi maksimum pada panjang gelombang 517 nm sehingga menimbulkan
warna ungu. Warna DPPH akan berubah dari ungu menjadi kuning seiring
penambahan antioksidan yaitu saat elektron tunggal pada DPPH berpasangan
dengan hidrogen dari antioksidan. Hasil dekolorisasi oleh antioksidan setara
dengan jumlah elektron yang tertangkap. Mekanisme penangkapan radikal
ditunjukan pada reaksi di bawah ini.
Gambar 2. Reaksi penangkapan radikal DPPH oleh antioksidan (AH=Antioksidan,
ox=Oksidasi, red=Reduksi) (Dehpour, Ebrahimzadeh, Fazel, dan Mohammad, 2009)
G. Landasan Teori
Reaksi oksidasi berlebihan yang terjadi di dalam tubuh dapat memicu
terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu senyawa yang
memiliki elektron tidak berpasangan, sehingga tidak stabil. Untuk mencapai
kestabilan, elektron tidak berpasangan akan mencari pasangan elektron di
sekitarnya. Radikal bebas dapat mengoksidasi asam nukleat, protein, lipid, DNA,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16
dan dapat memicu penyakit degeneratif (Uppu, Murthy, Pryor, dan Parinandi,
2010). Senyawa antioksidan dapat meredam radikal bebas dan menghambat reaksi
oksidatif, sehingga kerusakan sel akibat radikal bebas dapat dicegah (Ou, Huang,
Woodill, Flanagan, dan Deemer, 2002).
Nanas merupakan tanaman yang mudah ditemukan di daerah tropis.
Kandungan buah nanas yang sudah banyak diteliti dan dipublikasikan salah
satunya adalah bromelain (Bartholomew, Paull, dan Rohrbach, 2002). Bromelain
merupakan salah satu enzim protease yang umum digunakan dalam perawatan
luka. Enzim protease yang digunakan dalam perawatan luka untuk regenerasi
jaringan dan mencegah timbulnya keloid berpotensi memiliki aktivitas
antioksidan (Bhattacharyya, 2008).
Kandungan enzim dalam suatu sampel dapat dianalisis secara kualitatif
dengan menggunakan metode uji ninhidrin dan kuantitatif dengan menggunakan
metode spektrofotometri uv. Prinsip uji ninhidrin yaitu pembentukan warna biru-
ungu dari reaksi antara ninhidrin dan asam amino (Boyer, 2011). Prinsip
spektrofotometri yaitu protein yang memiliki cincin aromatik seperti fenilalanin,
triptofan, histidin, dan tirosin memiliki serapan yang kuat pada panjang
gelombang 280 nm. Intensitas serapan pada panjang gelombang tersebut
sebanding dengan jumlah enzim dalam sampel (Walker, 2002).
Metode DPPH merupakan metode pengujian aktivitas antioksidan yang
sederhana dan cepat. Metode ini menggunakan radikal bebas DPPH untuk
menguji suatu senyawa antioksidan dalam meredam radikal bebas. Gugus
kromofor dan auksokrom DPPH memberikan serapan yang kuat pada panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17
gelombang 517 nm dengan warna ungu. Warna ungu akan berubah menjadi
kuning ketika terdapat senyawa antioksidan yang meredam radikal bebas DPPH
(Dehpour, Ebrahimzadeh, Fazel, dan Mohammad, 2009).
H. Hipotesis
1. Ekstrak bromelain daging buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) memiliki
aktivitas antioksidan yang dinyatakan dengan IC50.
2. Ekstrak bromelain daging buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) memiliki
kadar enzim yang dinyatakan dengan persen (% b/b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah.
B. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Variabel utama
a. Variabel bebas
Variasi konsentrasi ekstrak bromelain daging buah nanas.
b. Variabel tergantung
Aktivitas antioksidan (%IC) dan kadar enzim ekstrak bromelain daging buah
nanas.
2. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali
Jenis tanaman, tempat tumbuh tanaman, waktu pemanenan, umur buah yang
dipanen, cara panen, jumlah (g) buah yang digunakan, suhu evaporasi, waktu
pengendapan, dan lama penyimpanan ekstrak bromelain.
b. Variabel pengacau tidak terkendali
Suhu blender, suhu sentrifugasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19
3. Definisi operasional
a. Aktivitas antioksidan
Aktivitas antoksidan adalah kemampuan ekstrak bromelain untuk
menangkap radikal DPPH dibandingkan dengan kontrol negatif.
b. Ekstrak bromelain
Ekstrak bromelain adalah crude bromelain extract yang diperoleh dari
presipitasi dan pengeringan ekstrak daging buah nanas.
c. Kadar enzim
Kadar enzim adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam bentuk persen yang
menyatakan kadar enzim bromelain dalam ekstrak bromelain.
d. Persen inhibition concetration (%IC)
Persen inhibition concetration adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam
bentuk persentase yang menyatakan kemampuan ekstrak bromelain dalam
menangkap radikal DPPH.
e. Inhibition concetration 50 (IC50)
Inhibition concetration 50 adalah nilai dosis ekstrak bromelain yang dapat
menghasilkan penangkapan 50% radikal DPPH.
C. Bahan Penelitian
Bahan uji yang digunakan adalah daging buah nanas yang dibeli pada
bulan Februari - Maret 2016 dan diperoleh dari pasar Stan, kabupaten Sleman,
Yogyakarta. Bahan kimia kualitas farmasetis yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu aquadest; bahan kimia kualitas teknis (CV. General Labora) berupa ethanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20
dan deionized water; bahan kimia kualitas pro analitik (E. Merck) berupa metanol
dan ninhidrin; bahan kimia kualitas pro analitik (Sigma Chem. Co.) berupa rutin
dan DPPH; bahan kimia kualitas pro analitik (DiaSys) berupa bovine serum
albumine (BSA).
D. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: blender (Maspion),
corong Buchner (Desaga), mikropipet 50-200 µL (Socorex), vortex (Stuart
Scientific), sentrifuge (Hettich), magnetic stirrer (Thermo Scientific), vacuum
rotary evaporator (Butchi), waterbath (Memmert), spektrofotometer UV-Vis
(Shimadzu UV mini-1240 UV-Vis Spektrofotometer), neraca analitik ketelitian
0,1 mg (Mettler Toledo), serta alat-alat gelas yang lazim digunakan di
laboratorium (Pyrex-Germany).
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi buah nanas
Determinasi buah nanas dilakukan di Laboratorium Kebun Tanaman
Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berdasarkan
Backer dan Bakhuizen van Den Brink (1963) dengan mencocokan karakteristik
buah nanas yang digunakan dengan gambar, taksonomi, dan keterangan kelompok
tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21
2. Pengumpulan buah nanas
Buah nanas diperoleh dari desa pasar Stan, kabupaten Sleman,
Yogyakarta, dan buah yang diambil memiliki jenis dan tingkat kematangan yang
sama.
3. Pembuatan ekstrak bromelain daging buah nanas
Metode yang digunakan berdasarkan pada penelitian oleh Soares, Vaz,
Correia, Pessoa, dan Carneiro-da-Cunha (2012) dengan beberapa modifikasi.
a. Ekstraksi buah nanas
Buah nanas dicuci dengan air mengalir, dikeringkan, dan dikupas.
Daging buah sebanyak 70,0 g dipotong kecil-kecil kemudian dicampur
dengan deionized water 4°C (1:1 w/w) dan dihaluskan menggunakan
blender. Larutan jus disaring dengan menggunakan kain katun tipis lalu
disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 15 menit. Supernatan
dikumpulkan dalam gelas beker sebagai ekstrak daging buah nanas.
b. Purifikasi dengan teknik ethanol precipitation
Ekstrak daging buah nanas sebanyak 100,0 mL didinginkan sampai
suhunya 4°C lalu ditambahkan dengan etanol (90%;4°C) dengan
perbandingan 1:3 sebanyak 300,0 mL. Campuran diaduk menggunakan
magnetic stirrer selama 5 menit dan didiamkan selama 24 jam pada suhu
4°C sehingga didapatkan endapan koloidal putih hingga kuning muda.
Setelah terjadi pengendapan, campuran diuapkan menggunakan vacuum
rotary evaporator dengan suhu 50°C selama 30 menit. Endapan
dikumpulkan dalam cawan petri dan diuapkan kembali menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22
waterbath dengan suhu 50°C selama 3 jam. Cairan kental berwarna
kekuningan dikumpulkan sebagai ekstrak bromelain.
4. Analisis kualitatif bromelain
Metode yang digunakan berdasarkan pada penelitian oleh Panda (2000)
dengan beberapa modifikasi.
a. Reaksi Warna
Senyawa BSA sebanyak 0,5 mL dengan konsentrasi 50 mg/mL
dilarutkan ke dalam 10,0 mL deionized water, ekstrak bromelain
sebanyak 250,0 mg dilarutkan ke dalam 50,0 mL deionized water, dan
ninhidrin sebanyak 350,0 mg dilarutkan ke dalam 100,0 mL etanol 90%.
Larutan BSA diambil sebanyak 1 mL lalu dimasukan ke dalam tabung
reaksi dan ditambah dengan larutan ninhidrin sebanyak 5 mL. Campuran
dipanaskan pada suhu 100°C selama 15 menit sehingga muncul warna
biru-ungu yang menandakan terjadi reaksi antara asam amino dengan
ninhidrin. Analisis yang sama juga dilakukan untuk larutan bromelain
dan air deionisasi. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
5. Penetapan kadar enzim bromelain
Metode yang digunakan berdasarkan pada penelitian oleh Ahmed (2005)
dengan beberapa modifikasi.
a. Pembuatan larutan uji
Ekstrak bromelain sebanyak 250,0 mg ditimbang dan dilarutkan ke
dalam 25,0 mL aquadest (5°C) sehingga diperoleh kosentrasi larutan uji
sebesar 10000 µg/mL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23
b. Pembuatan larutan baku
Senyawa BSA sebanyak 0,5 mL dengan konsentrasi 50 mg/mL
dilarutkan ke dalam 25,0 mL aquadest (5°C). Larutan tersebut diambil
sebanyak 4,0; 5,5; 7,0; 8,5 dan 10,0 mL lalu ditambah dengan aquadest
(5°C) hingga 10,0 mL, sehingga diperoleh konsentrasi larutan baku
bromelain sebesar 400, 550, 700, 850 dan 1000 µg/mL.
c. Penentuan operating time (OT)
Larutan baku BSA dengan konsentrasi 400, 700, dan 1000 µg/mL
divortex selama 30 detik dan dibaca serapannya dengan menggunakan
spektrofotometer uv pada panjang gelombang 280 nm tiap 5 menit
selama 30 menit. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
d. Penetapan panjang gelombang maksimum
Larutan baku BSA dengan konsentrasi 400, 700, dan 1000 µg/mL
dimasukan ke dalam tabung reaksi dan divortex selama 30 detik, lalu
didiamkan selama OT. Larutan diukur serapannya pada panjang
gelombang 200-400 nm.
e. Pengukuran absorbansi larutan baku dan uji
Larutan BSA dengan konsentrasi 400, 550, 700, 850 dan 1000
µg/mL diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum terhadap
blanko yang terdiri dari aquadest (5°C). Replikasi dilakukan sebanyak 3
kali. Kemudian, larutan uji dengan konsentrasi 10000 µg/mL diukur
serapannya pada panjang gelombang maksimum terhadap blanko yang
terdiri dari aquadest (5°C). Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24
f. Estimasi kadar enzim
Berdasarkan hasil dari prosedur 5 d untuk BSA dan ekstrak
bromelain kemudian dihitung nilai % kadar enzim.
6. Pembuatan larutan uji aktivitas antioksidan
Metode yang digunakan berdasarkan pada penelitian oleh Thangaraj (2016)
dengan beberapa modifikasi.
a. Pembuatan larutan DPPH
Senyawa DPPH sebanyak 15,8 mg ditimbang dan dilarutkan ke
dalam metanol p.a hingga 100,0 mL, sehingga diperoleh kosentrasi
larutan DPPH sebesar 0,4 mM. Larutan tersebut ditutup dengan
alumunium foil dan harus selalu dibuat baru.
b. Pembuatan larutan rutin
Senyawa rutin sebanyak 5,0 mg dilarutkan ke dalam metanol p.a
hingga 100,0 mL. Larutan tersebut diambil sebanyak 2,0; 3,0; 4,0; 5.0
dan 6,0 mL lalu ditambah dengan metanol p.a hingga 10,0 mL, sehingga
diperoleh konsentrasi larutan standar rutin sebesar 10, 15, 20, 25, dan 30
µg/mL.
c. Pembuatan larutan uji
Ekstrak bromelain sebanyak 250,0 mg ditimbang dan dilarutkan ke
dalam aquadest hingga 25,0 mL. Larutan tersebut diambil sebanyak 3,0;
3,5; 4,0; 4,5 dan 5,0 mL lalu ditambah dengan aquadest (5°C) hingga
10,0 mL, sehingga diperoleh konsentrasi larutan baku bromelain sebesar
3,0; 3,5; 4,0; 4,5 dan 5,0 mg/mL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25
7. Uji aktivitas antioksidan
Metode yang digunakan berdasarkan pada penelitian oleh Thangaraj (2016)
dengan beberapa modifikasi.
a. Uji pendahuluan
Dalam tiga buah tabung reaksi, masing-masing ditambah dengan
larutan DPPH dan air deionisasi, larutan rutin 25 µg/mL, dan larutan
bromelain 5 mg/mL sebanyak 1,0 mL kemudian ditambah dengan
metanol p.a sebanyak 3 mL. Larutan tersebut kemudian divortex selama
30 detik dan didiamkan selama 30 menit. Setelah 30 menit, warna larutan
diamati. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
b. Penentuan operating time (OT)
Dalam tiga buah labu ukur 5 mL, masing-masing ditambah dengan
larutan DPPH dan larutan rutin 5, 15, dan 25 µg/mL sebanyak 1,0 mL
kemudian ditambah dengan metanol p.a hingga tanda batas. Larutan
divortex selama 30 detik dan dibaca serapannya dengan menggunakan
spektrofotometes visibel pada panjang gelombang 517 nm tiap 5 menit
selama 1 jam. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
c. Penetapan panjang gelombang maksimum
Dalam tiga buah labu ukur 10 mL, masing-masing ditambah
dengan larutan DPPH sebanyak 0,5; 1,0; dan 1,5 mL, kemudian ditambah
dengan metanol p.a hingga tanda batas, sehingga diperoleh konsentrasi
DPPH sebesar 0,020; 0,040; dan 0,060 mM. Larutan dimasukan ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26
tabung reaksi dan divortex selama 30 detik, lalu didiamkan selama OT.
Larutan diukur serapannya pada panjang gelombang 400-600 nm.
d. Pengukuran absorbansi larutan kontrol DPPH
Larutan DPPH sebanyak 2,0 mL dimasukan ke dalam labu ukur 10
mL dan ditambah dengan metanol p.a hingga tanda batas. Setelah OT,
larutan dibaca serapannya dengan menggunakan spektrofotometer visibel
pada panjang gelombang maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak 3
kali. Larutan ini digunakan sebagai larutan kontrol untuk menguji larutan
pembanding dan uji.
e. Pengukuran absorbansi larutan rutin dan uji
Larutan DPPH sebanyak 2,0 mL dimasukan ke dalam labu ukur 10
mL dan ditambah dengan 2 mL larutan pembanding dan larutan uji pada
berbagai seri konsentrasi yang telah dibuat, kemudian ditambah dengan
metanol p.a hingga tanda batas. Larutan divortex selama 30 detik, lalu
didiamkan selama OT. Setelah OT, larutan dibaca serapannya dengan
menggunakan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang
maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
f. Estimasi aktivitas antioksidan
Berdasarkan hasil dari prosedur 7 d dan e untuk rutin dan ekstrak
bromelain kemudian dihitung niai %IC dan IC50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27
F. Analisis Hasil
Kadar enzim dalam ekstrak bromelain dinyatakan dalam persen. Nilai
absorbansi larutan uji dimasukan ke dalam persamaan regresi linier kurva baku
BSA dengan sumbu x adalah konsentrasi larutan baku, sedangkan sumbu y adalah
absorbansi sehingga diperoleh konsentrasi enzim yang kemudian dikonversi
menjadi persen kadar enzim dalam ekstrak bromelain.
Aktivitas penangkapan radikal DPPH (%IC) dihitung berdasarkan rumus:
Data aktivitas tersebut dianalisis dan dihitung nilai IC50 menggunakan persamaan
regresi linear dengan sumbu x adalah konsentrasi larutan uji maupun pembanding,
sedangkan sumbu y adalah %IC.
Data lalu dianalisis secara statistik untuk menentukan ada atau tidaknya
perbedaan bermakna antara nilai IC50 larutan pembanding dan larutan uji. Analisis
statistik dilakukan dengan panduan Bolton dan Bon (2010) dan dengan software R
3.2.5. Nilai IC50 diuji dengan Shapiro-Wilk pada taraf kepercayaan 95% untuk
mengetahui distribusi data tiap kelompok. Hasil analisis berupa distribusi data
yang normal selanjutnya dianalisis dengan uji F pada taraf kepercayaan 95%
untuk mengetahui homogenitas data kelompok. Hasil analisis berupa data yang
tidak homogen selanjutnya dianalisis dengan uji T-Independent unequal variances
(Welch’s T-test) pada taraf kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan antar
kelompok bermakna (signifikan) (p<0,05) atau tidak bermakna (tidak signifikan)
(p>0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Determinasi Tanaman
Determinasi merupakan langkah awal yang dilakukan dalam suatu
penelitian dengan menggunakan tanaman. Determinasi tanaman ini bertujuan
untuk mengetahui dan memastikan kebenaran identitas tanaman yang akan
digunakan dalam penelitian serta untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengambilan sampel untuk analisis fitokimia. Determinasi tanaman nanas
dilakukan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma pada tanggal 20 Maret 2016 dengan acuan Backer dan
Bakhuizen van Den Brink (1963), yang membuktikan bahwa tanaman yang
digunakan untuk penelitian adalah tanaman nanas (Ananas comosus (L.) Merr.).
Pembuktian dipertegas dengan surat determinasi (lampiran 1) tanaman yang
dikeluarkan oleh Laboratorium Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Hasil Pengumpulan Bahan
Nanas yang digunakan sebagai bahan penelitian bentuknya kecil dan
diambil dari pasar Stan, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Batang nanas tidak
dipilih karena ketersediaannya yang relatif tidak banyak dibandingkan dengan
buah nanas. Varietas tanaman nanas, umur buah nanas, dan tempat tumbuh
tanaman nanas merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kandungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29
bromelain buah nanas. Usaha yang dilakukan untuk meminimalkan variasi
kandungan bromelain dalam buah nanas adalah sampel diambil dari satu kios
buah sama sehingga sampel buah nanas tersebut memiliki varietas, umur, dan
berasal dari suplier yang sama. Buah nanas yang digunakan adalah buah nanas
yang kulitnya masih hijau dengan kondisi belum matang. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan kandungan bromelain yang masih tinggi. Berdasarkan penelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya, buah nanas yang belum matang memiliki
kandungan bromelain yang lebih banyak dibandingkan dengan buah nanas yang
sudah matang (Chaurasiya dan Hebbar, 2013).
C. Hasil Isolasi Bromelain
Proses pembuatan ekstrak bromelain daging buah nanas dimulai dengan
proses pengupasan buah nanas dan pemotongan daging buah menjadi bentuk yang
lebih kecil yang bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel sehingga luas
pemukaan daging buah yang mengalami kontak dengan pelarut semakin besar.
Kontak dengan pelarut yang semakin besar dapat meningkatkan proses penarikan
senyawa kimia yang diinginkan sehingga hasil ekstraksi menjadi lebih optimal.
Pelarut yang digunakan adalah deionized water dengan suhu 4˚C.
Deionized water merupakan pelarut yang mampu digunakan dalam ekstraksi
bromelain karena sifat enzim bromelain yang hidrofilik, memiliki pH 6 yang
cenderung netral, dan dapat mencegah denaturasi bromelain selama proses
ekstraksi. Pelarut ini juga digunakan dalam beberapa penelitian terkait bromelain
oleh Soares, Vaz, Correia, Pessoa, dan Cameiro-da-cunha (2012), Ketnawa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30
Rawdkuen, dan Chaiwut (2010), dan Devakate, Patil, Waje, dan Thorat (2008).
Suhu dingin yaitu 4˚C digunakan dengan tujuan mencegah proses denaturasi
bromelain, memperlambat terjadinya reaksi enzimatik yang dapat merusak
bromelain, dan meningkatkan kelarutan bromelain dalam proses ekstraksi.
Walaupun begitu, ada penelitian oleh Chaurasiya dan Hebbar (2013) yang
menyatakan bahwa efek dari suhu selama proses ekstraksi bromelain terhadap
perubahan kadar dan aktivitas enzimatik bromelain tidak signifikan sehingga
ekstraksi bisa dilakukan pada suhu ruangan (25˚C).
Daging buah yang sudah dipotong kecil kecil kemudian dicampur dengan
pelarutnya dan dihomogenkan dengan blender. Proses homogenisasi bertujuan
untuk mengeluarkan enzim dari sel-sel jaringan buah nanas. Enzim biasanya
terletak di dalam dinding sel sehingga proses perusakan dinding sel diperlukan
agar enzim bisa dilarutkan dan diekstraksi secara sempurna. Homogenisasi
menggunakan blender merupakan mechanical lysis yang dipilih karena prosesnya
yang ekonomis, cepat, mudah dilakukan, dan tidak memerlukan penambahan
senyawa kimia. Metode ini juga merupakan salah satu metode terbaik dalam
merusak sel jaringan tanaman (Tolldra dan Nollet, 2013). Kelemahan dari metode
ini adalah terjadinya peningkatan suhu dan munculnya busa dalam proses
ekstraksi yang dapat merusak enzim di permukaan cairan. Campuran yang sudah
dihomogenkan kemudian disaring menggunakan kain katun tipis dan corong
buchner dengan bantuan pompa vakum yang berguna untuk mempercepat proses
penyaringan. Penyaringan bertujuan untuk memisahkan cairan yang berisi enzim
dengan sisa jaringan tanaman yang tidak digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31
Campuran yang sudah didinginkan kembali kemudian disentrifugasi
dengan kecepatan 10.000 rpm selama 15 menit. Sentrifugasi merupakan proses
fraksinasi yang bertujuan untuk memisahkan enzim bromelain dengan senyawa
lainnya dalam suatu campuran. Prinsip fraksinasi dari metode sentrifugasi adalah
perbedaan pergerakan senyawa dalam gaya sentrifugal yang disebabkan oleh
perbedaan berat molekul, ukuran, dan bentuk dari senyawa (Cutler, 2004). Metode
ini dipilih karena sentrifugasi adalah metode fraksinasi enzim dan protein yang
paling mudah dilakukan. Kelemahan dari metode ini adalah spesifisitasnya rendah
dibandingkan dengan metode lain seperti kromatografi dan elektroforesis.
Setelah proses sentrifugasi selesai, supernatan dikumpulkan dan
didinginkan kembali. Supernatan kemudian dicampur etanol 90% dengan
perbandingan 1: 3 dan diaduk secara konstan dengan bantuan magnetic stirrer.
Pengadukan yang konstan berfungsi untuk mencegah terkonsentrasinya etanol
pada bagian tertentu saja dan meratakan pencampuran antara etanol dengan
deionized water. Campuran kemudian didiamkan selama 24 jam pada suhu 4°C
hingga menghasilkan endapan koloidal yang mengandung enzim bromelain.
Proses ini merupakan proses purifikasi yang bertujuan untuk memurnikan enzim
bromelain dan memisahkannya dari senyawa lain yang tidak diperlukan. Metode
purifikasi yang digunakan adalah metode presipitasi dengan pelarut organik.
Prinsip dari metode ini perubahan kelarutan dari protein dengan penambahan
pelarut lainnya. Bromelain merupakan enzim yang hidrofil sehingga larut dalam
pelarut deionized water, apabila kepolaran pelarut berkurang karena deionized
water ditambahkan dengan pelarut organik lainnya maka kelarutan dari protein
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32
akan berkurang. Ketika protein menjadi kurang larut, maka protein akan
cenderung untuk berkumpul dan mengendap (Hatti-Kaul dan Mattiasson, 2003).
Pelarut organik yang dipilih adalah etanol karena kepolaran etanol lebih rendah
dibandingan dengan deionized water, mampu bercampur dengan deionized water
secara sempurna, tidak bereaksi dengan enzim bromelain, dan memiliki efek
presipitasi yang cukup baik. Kelemahan dari metode ini adalah waktu pengerjaan
yang cukup lama (24 jam) sehingga tidak cocok untuk enzim yang tidak tahan
lama dalam penyimpanan, hasil presipitasi susah untuk dikumpulkan karena
berbentuk endapan koloidal, dan perlu dilakukan metode lanjutan untuk
mengisolasi enzim dan protein yang lebih spesifik (Dennison,2003).
Endapan koloidal kemudian dikeringkan dengan menggunakan vacuum
rotary evaporator dengan suhu dan tekanan rendah. Suhu dijaga pada 50 °C untuk
mencegah proses denaturasi enzim dan protein akibat suhu yang terlalu tinggi
(Chaurasiya dan Hebbar, 2013). Tekanan yang rendah akan mempercepat proses
penguapan karena pelarut yang digunakan yaitu campuran antara deionized water
dan etanol 90% akan menguap di bawah titik didihnya. Setelah sebagian besar
pelarut teruapkan, cairan koloidal berwana kuning ditaruh dalam cawan porselen
dan diletakan di atas waterbath agar pelarut yang tersisa dapat menguap.
Penguapan dilakukan hingga didapatkan bobot tetap ekstrak kental bromelain.
Bobot tetap menurut Farmakope Indonesia (1979) yaitu dua kali penimbangan
berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang.
Ekstrak kental yang diperoleh kemudian dibungkus dengan alumunium foil dan
disimpan dalam desikator supaya tidak terpapar dengan lembab yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33
merusak enzim bromelain karena proses hidrolisis. Bobot ekstrak bromelain
daging buah nanas yang didapatkan yaitu 3,5567 gram. Rendemen yang didapat
yaitu 1,6937 % b/b. Proses ekstraksi dan isolasi enzim bromelain dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. Proses ekstraksi dan isolasi enzim bromelain
(1=Daging buah nanas; 2=Hasil blender; 3=Supernatan; 4=Campuran supernatan
dan etanol; 5=Endapan koloidal; 6=Ekstrak kental bromelain)
D. Hasil Analisis Kualitatif Ekstrak Bromelain
Analisis kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif
keberadaan enzim bromelain dalam ekstrak bromelain daging buah nanas.
Pengujian secara kualitatif ini penting dilakukan sebelum melakukan pengujian
secara kuantitatif. Analisis kualitatif dengan ninhidrin dilakukan dengan prinsip
reaksi pembentukan senyawa kompleks Ruhemman yang berwarna ungu dari
ninhidrin dan asam amino. Reaksi yang terjadi antara ninhidrin dan asam amino
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34
bisa secara singkat bisa dijelaskan sebagai berikut: pertama, terjadi oksidasi
amino alfa oleh ninhidirin dan dihasilkan hidroksidiketohidrindin, aldehid,
amoniak, dan karbondioksida. Kedua, terjadi kondensasi antara amoniak,
ninhidrin, dan hidroksidiketohidrindin dan dihasilkan senyawa Ruhemman yang
berwarna biru-ungu. Reaksi yang terjadi ditunjukan pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Reaksi asam amino dengan ninhidrin (Bottom, Hanna, dan Siehr, 1978)
Uji ninhidrin dilakukan menggunakan kontrol positif dan kontrol negatif.
Kontrol positif yang digunakan yaitu larutan BSA yang dicampurkan dengan
larutan ninhidrin untuk menunjukan perubahan warna saat hasil uji positif. BSA
digunakan sebagai senyawa pembanding karena BSA merupakan protein yang
biasa digunakan untuk menganalisis kandungan protein dan enzim secara
kualitatif dan kuantitatif dan mampu digunakan dalam berbagai metode uji
(Murachi, 1970). Kontrol negatif yang digunakan yaitu pelarut deionized water
yang dicampurkan dengan larutan ninhidrin untuk menunjukan warna saat
hasilnya negatif dan memastikan tidak ada intervensi dari pelarut yang digunakan.
Pengujian dilakukan menggunakan tabung reaksi dengan replikasi 3 kali.
Masing-masing tabung reaksi ditambahkan dengan larutan uji sebanyak 1 mL dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35
larutan ninhidrin sebanyak 5 mL. Campuran dipanaskan pada suhu 100°C selama
15 menit sehingga muncul warna biru-ungu yang menandakan terjadi reaksi
antara asam amino dengan ninhidrin. Pemanasan bertujuan untuk memecah
protein dan enzim menjadi asam amino sehingga dapat bereaksi dengan ninhidrin.
Pengujian yang dilakukan menunjukan hasil yang positif untuk sampel dan
kontrol positif yaitu terbentuknya warna biru ungu. Hal ini menunjukan bahwa
sampel hasil isolasi bromelain dari daging buah nanas mengandung enzim
bromelain. Hasil uji ninhidrin dan proses perubahan warnanya bisa dilihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 5. Hasil uji ninhidrin dan perubahan warnanya
(A=Larutan sebelum dipanaskan; B= Kontrol negatif deionized water; C=Kontrol
positif BSA; D=Bromelain)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36
E. Hasil Optimasi Metode Penetapan Kadar Bromelain
1. Penentuan operating time (OT)
Penentuan OT bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk
tepat habis bereaksi. Pengukuran pada saat OT ditujukan untuk meminimalkan
kesalahan dalam hal pengukuran BSA dan bromelain. Penentuan OT dilakukan
dengan cara mengukur absorbansi larutan baku BSA dengan tiga tingkat
konsentrasi yaitu rendah, sedang, dan tinggi menggunakan spektrofotometer uv
pada panjang gelombang serapan maksimum teoritis sesuai dengan metode yang
digunakan (absorbsi ultraviolet) yaitu 280 nm (Layne, 1957). OT ditentukan
berdasarkan waktu ketika nilai absorbansi mulai stabil atau selisih nilai absorbansi
tiap selang waktu mulai kecil. Pengukuran absorbansi untuk penentuan OT ini
dilakukan tiap selang 5 menit selama 30 menit. Hasil pengukuran OT ditunjukan
pada grafik di bawah ini.
Gambar 6. Grafik penentuan OT BSA
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
5 10 15 20 25 30
Ab
sorb
ansi
Waktu (Menit)
400 µg/ml 700 µg/ml 1000 µg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37
Dari penentuan OT pada larutan baku BSA pada tiga tingkat konsentrasi
yang tertera pada gambar 5, terlihat bahwa absorbansi stabil pada menit ke-5
hingga menit ke-30. Dengan demikian, secara teoritis dapat disimpulkan bahwa
pada menit ke-5 senyawa BSA sudah bereaksi dengan pelarutnya secara sempurna
sehingga OT untuk reaksi BSA dengan pelarutnya adalah 5 menit. Secara praktis,
dapat disimpulkan bahwa pengukuran larutan BSA akan memberikan hasil yang
reprodusibel bila diukur antara menit ke-5 hingga menit ke-30.
2. Penentuan panjang gelombang maksimum
Penentuan panjang gelombang serapan maksimum ini bertujuan untuk
menentukan panjang gelombang pada saat senyawa yang ingin diukur
memberikan absorbansi yang paling optimum. Pada saat senyawa memberikan
absorbansi yang paling optimum, maka pengukuran akan memiliki sensitifitas
yang tinggi dan linear sehingga adanya sedikit perubahan pada konsentrasi
senyawa akan memberikan perubahan yang besar pada absorbansi yang
dihasilkan, dan perubahan konsentrasi senyawa sebanding dengan perubahan
absorbansi senyawa yang dihasilkan. Penentuan panjang gelombang serapan
maksimum ini menggunakan senyawa BSA karena BSA memiliki cincin aromatik
dengan jumlah yang cukup untuk menghasilkan pengukuran yang sensitif dan
linear pada metode yang digunakan.
Panjang gelombang serapan maksimum ditentukan menggunakan larutan
kontrol yaitu larutan baku BSA yang dilarutkan dalam deionized water dengan
tujuan untuk mendapatkan serapan BSA tanpa gangguan serapan dari senyawa-
senyawa lain dalam sampel. Pengukuran ditentukan melalui tiga konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38
larutan baku BSA, yaitu konsentrasi 400, 700, dan 1000 µg/mL. Penggunaan tiga
konsentrasi tersebut diharapkan dapat merepresentasikan panjang gelombang
serapan maksimum dari konsentrasi yang berbeda. Scanning panjang gelombang
serapan maksimum larutan baku BSA dilakukan pada panjang gelombang
ultraviolet, yaitu rentang antara 200-400 nm.Hasil penentuan panjang gelombang
serapan maksimum ditunjukan pada tabel di bawah ini.
Tabel I. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum BSA
Konsentrasi larutan
BSA
λ maksimum hasil
scanning λ maksimum rata-rata λ maksimum teoritis
400 µg/mL 278,0 nm
278,0 nm 280,0 nm 700 µg/mL 278,0 nm
1000 µg/mL 278,0 nm
Hasil scanning tiga konsentrasi larutan baku BSA yang tertera pada tabel
I didapatkan hasil panjang gelombang serapan maksimum rata-rata adalah 278,0
nm. Panjang gelombang ini berbeda dengan panjang gelombang teoritis metode
ini, yaitu 280 nm. Hal ini diperbolehkan sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Farmakope Indonesia edisi IV (1995), yaitu batas pergeseran yang
diperkenankan adalah maksimum sebesar 2 nm. Oleh karena itu, panjang
gelombang maksimum yang digunakan pada penelitian ini adalah 278,0 nm.
F. Hasil Penetapan Kadar Bromelain
Penetapan kadar bromelain bertujuan untuk mengetahui kadar enzim
bromelain dalam ekstrak bromelain daging buah nanas yang diperkirakan
memiliki aktivitas antioksidan. Penetapan kadar bromelain dilakukan
menggunakan metode spektrofotometri uv. Prinsip metode spektrofotometri uv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39
dalam penelitian ini adalah pengukuran absorbansi dari cincin aromatik yaitu
tryptophan, tyrosine, phenylamine, dan histidine yang dimiliki oleh protein dan
enzim yang absorbansinya diukur menggunakan spektrofotometer uv pada OT dan
panjang gelombang serapan maksimum yang telah ditetapkan sebelumnya
(Walker, 2002). Prinsip reaksi yang terjadi pada penetapan kadar bromelain ini
yaitu, protein memiliki dua panjang gelombang maksimum, yaitu 280 nm dan 200
nm. Elektron yang tereksitasi pada panjang gelombang 280 nm menyerap energi
yang lebih rendah dibandingkan pada panjang gelombang 200 nm karena cincin
aromatik yang dimiliki oleh protein dan enzim menstabilkan elektron yang
tereksitasi dengan cara resonansi (Stoscheck, 1990).
Metode ini memiliki kelemahan yaitu pengukuran yang sensitif dan
linear tergantung pada jumlah cincin aromatik yang dimiliki protein dan enzim.
Selain itu, metode ini membutuhkan konsentrasi sampel yang cukup besar, yaitu
0,2-2 mg/ml sehingga tidak bisa digunakan pada sampel protein dengan
konsentrasi kecil. Kelebihan dari metode ini yaitu, bisa langsung diaplikasikan
pada sampel tanpa memerlukan penambahan senyawa atau pereaksi lainnya, bisa
dikerjakan dengan sangat cepat karena tidak memerlukan OT yang lama, bersifat
non-destruktif sehingga senyawa yang akan kita ukur masih bisa disimpan dan
digunakan kembali, dan yang terakhir adalah memiliki hubungan yang linear
antara konsentrasi protein dan absorbansi yang dihasilkannya (Owusu-Apanten,
2002).
Kadar enzim bromelain dalam ekstrak bromelain daging buah nanas
ditetapkan berdasarkan regresi linear dari kurva baku BSA. Nilai absorbansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40
larutan uji dimasukan ke dalam persamaan regresi linier kurva baku BSA dengan
sumbu x adalah konsentrasi larutan baku, sedangkan sumbu y adalah absorbansi
sehingga diperoleh konsentrasi enzim bromelain yang kemudian dikonversi
menjadi persentase kadar enzim dalam ekstrak bromelain daging buah nanas.
Hasil pengukuran seri baku BSA bisa dicermati pada tabel di bawah ini.
Tabel II. Hasil pengukuran seri baku BSA
Replikasi Konsentrasi (µg/mL) Absorbansi Persamaan regresi linear
1
400 0,273
y = 0,0006833x –
0,000533
r = 0,9999
550 0,375
700 0,478
850 0,580
1000 0,683
2
400 0,251
y = 0,0006833x –
0,020933
r = 0,9999
550 0,358
700 0,455
850 0,561
1000 0,662
3
400 0,274
y = 0,0006893x –
0,004333
r = 0,9998
550 0,371
700 0,477
850 0,585
1000 0,684
Pengukuran seri baku BSA dilakukan dengan tiga kali replikasi. Hasil
pengukuran absorbansi pada pembuatan kurva baku BSA menunjukan bahwa
dengan adanya kenaikan konsentrasi BSA, nilai absorbansi yang dihasilkan pun
semakin meningkat. Dari hasil tiga replikasi tersebut, dipilih salah satu persamaan
regresi linear yang memiliki koefisien korelasi yang paling baik yaitu mendekati
1. Persamaan yang memiliki koefisien korelasi yang paling baik adalah replikasi
pertama. Persamaan yang diperoleh pada replikasi pertama, yaitu y = 0,0006833x
– 0,000533 dengan r = 0,9999.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41
Gambar 7. Kurva baku BSA untuk penetapan kadar bromelain ekstrak bromelain
daging buah nanas
Kadar bromelain dalam ekstrak bromelain daging buah nanas dihitung
berdasarkan persamaan regresi linear yang telah diperoleh. Hasil perhitungan dari
ketiga replikasi ekstrak bromelain daging buah nanas menunjukan bahwa kadar
bromelain rata-ratanya adalah 8,4967 % b/b(SD = 0,0289). Hal ini ditunjukan
dalam tabel di bawah ini.
Tabel III. Kadar bromelain ekstrak bromelain daging buah nanas
Replikasi Kadar Enzim (% b/b) X ± SD
1 8,52
8,4967 ± 0,0289 2 8,47
3 8,47
Hasil penetapan kadar bromelain tersebut menunjukan bahwa hasil
isolasi ekstrak bromelain daging buah nanas hanya mengandung 8,4967 % b/b
y = 0,0006833x - 0,000533 r = 0,9999
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0 200 400 600 800 1000 1200
Ab
sorb
ansi
Konsentrasi (µg/ml)
Kurva Baku BSA Linear (Kurva Baku BSA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42
enzim bromelain atau dari 100 mg ekstrak bromelain daging buah nanas hanya
mengandung 8,4967 mg enzim bromelain. Hal ini bisa diartikan bahwa ekstrak
bromelain daging buah nanas yang dihasilkan tidak murni dan mengandung
berbagai senyawa lainnya selain enzim bromelain. Senyawa-senyawa lain tersebut
perlu diidentifikasi lebih lanjut dalam penelitian lainnya untuk mengetahui lebih
dalam tentang kandungan ekstrak bromelain daging buah nanas yang dihasilkan
dari metode isolasi penelitian ini.
G. Hasil Optimasi Uji Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH
1. Penentuan operating time (OT)
Penentuan OT bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan baku
pembanding yaitu rutin dan radikal DPPH untuk tepat habis bereaksi. Pengukuran
pada saat OT ditujukan untuk meminimalkan kesalahan dalam hal pengukuran
aktivitas antioksidan dari rutin dan ekstrak bromelain daging buah nanas.
Penentuan OT dilakukan dengan cara mengukur absorbansi larutan DPPH yang
sudah direaksikan dengan larutan pembanding yaitu rutin pada tiga tingkat
konsentrasi yaitu rendah, sedang, dan tinggi menggunakan spektrofotometer
visibel pada panjang gelombang serapan maksimum teoritis yaitu 517 nm (Kedare
dan Singh, 2011). OT ditentukan berdasarkan waktu ketika nilai absorbansi mulai
stabil atau selisih nilai absorbansi tiap selang waktu mulai kecil. Pengukuran
absorbansi untuk penentuan OT ini dilakukan tiap selang 5 menit selama 60
menit. Hasil pengukuran OT ditunjukan pada grafik di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43
Gambar 8. Grafik penentuan OT Rutin
Dari penentuan OT pada larutan pembanding rutin pada tiga tingkat
konsentrasi yang tertera pada gambar 8, terlihat bahwa absorbansi stabil sejak
menit ke-30 hingga menit ke-60. Hal ini sesuai dengan teori dari Blois (1958) dan
penelitian Luis, Marcela, Salette, dan Lima (2006). Dengan demikian, secara
teoritis dapat disimpulkan bahwa pada menit ke-30 seluruh senyawa yang
memiliki aktivitas antioksidan pada larutan pembanding dan larutan uji sudah
bereaksi dengan radikal DPPH secara sempurna sehingga OT untuk reaksi radikal
DPPH dengan larutan pembanding dan uji adalah 30 menit. Secara praktis, dapat
disimpulkan bahwa pengukuran larutan akan memberikan hasil yang reprodusibel
bila diukur antara menit ke-30 hingga menit ke-60.
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Ab
sorb
ansi
Waktu (Menit)
5 µg/ml 15 µg/ml 25 µg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44
2. Penentuan panjang gelombang maksimum
Penentuan panjang gelombang serapan maksimum ini bertujuan untuk
menentukan panjang gelombang pada saat senyawa yang ingin diukur
memberikan absorbansi yang paling optimum. Pada saat senyawa memberikan
absorbansi yang paling optimum, maka pengukuran akan memiliki sensitifitas
yang tinggi dan linear sehingga adanya sedikit perubahan pada konsentrasi
senyawa akan memberikan perubahan yang besar pada absorbansi yang
dihasilkan, dan perubahan konsentrasi senyawa sebanding dengan perubahan
absorbansi senyawa yang dihasilkan.
Penentuan panjang gelombang serapan maksimum ini menggunakan
senyawa DPPH. DPPH memiliki panjang gelombang serapan maksimum yaitu
517 nm dan memberikan warna violet. Warna ini muncul karena DPPH memiliki
gugus kromofor dan auksokrom.
Gambar 9. Gugus kromofor dan auksokrom radikal DPPH
Gugus kromofor dan auksokrom dari radikal DPPH ditunjukan pada
gambar di atas. Kromofor merupakan semua gugus atau atom yang dapat
menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak, dimana merupakan gugus tak jenuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45
yang dapat menjalani transisi π→π* dan n→π* dan auksokrom adalah gugus yang
tidak dapat menjalani transisi π→π* tetapi dapat menjalani transisi elektron n→π*
(Gandjar dan Rohman, 2007).
Panjang gelombang serapan maksimum ditentukan menggunakan larutan
kontrol yaitu larutan DPPH yang dilarutkan dalam metanol dengan tujuan untuk
mendapatkan serapan DPPH tanpa gangguan serapan dari senyawa-senyawa lain
dalam sampel. Pengukuran ditentukan melalui tiga konsentrasi larutan DPPH,
yaitu konsentrasi 0,020; 0,040; dan 0,0600 mM. Penggunaan tiga konsentrasi
tersebut diharapkan dapat merepresentasikan panjang gelombang serapan
maksimum dari konsentrasi yang berbeda. Scanning panjang gelombang serapan
maksimum larutan DPPH dilakukan pada panjang gelombang visibel, yaitu
rentang antara 600-800 nm. Hasil penentuan panjang gelombang serapan
maksimum ditunjukan pada tabel di bawah ini.
Tabel IV. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum DPPH
Konsentrasi larutan
DPPH
λ maksimum hasil
scanning λ maksimum rata-rata λ maksimum teoritis
0,020 mM 515,5 nm
515,3 nm 517,0 nm 0,040 mM 515,0 nm
0,060 mM 515,5 nm
Hasil scanning tiga konsentrasi larutan dpph yang tertera pada tabel IV
didapatkan hasil panjang gelombang serapan maksimum rata-rata adalah 515,3
nm. Panjang gelombang ini berbeda dengan panjang gelombang teoritis, yaitu 517
nm. Hal ini diperbolehkan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Farmakope Indonesia edisi IV (1995), yaitu batas pergeseran yang diperkenankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46
adalah maksimum sebesar 2 nm. Oleh karena itu, panjang gelombang maksimum
yang digunakan pada penelitian ini adalah 515,3 nm.
H. Hasil Uji Pendahuluan Aktivitas Antioksidan
Uji pendahuluan aktivitas antioksidan bertujuan untuk mengetahui secara
kualitatif keberadaan senyawa yang berperan sebagai senyawa antioksidan dalam
ekstrak bromelain daging buah nanas. Uji pendahuluan sebagai pengujian secara
kualitatif ini penting dilakukan sebagai dasar sebelum melakukan pengujian
secara kuantitatif. Uji pendahuluan dilakukan dengan prinsip reaksi antara radikal
DPPH dengan senyawa antioksidan di dalam ekstrak bromelain daging buah
nanas. Senyawa antioksidan akan mengubah warna radikal DPPH dari violet
menjadi kuning karena karena kemampuannya untuk mengikat elektron bebas
yang tidak berpasangan dari senyawa radikal.
Uji pendahuluan dilakukan menggunakan kontrol positif dan kontrol
negatif. Kontrol positif yang digunakan yaitu larutan rutin yang dicampurkan
dengan larutan DPPH untuk menunjukan perubahan warna saat hasil uji positif.
Rutin digunakan sebagai senyawa pembanding karena rutin telah terbukti
memiliki aktivitas antioksidan terhadap radikal DPPH dan biasa digunakan untuk
determinasi aktivitas antioksidan secara kualitatif dan kuantitatif (Kedare dan
Singh, 2011). Kontrol negatif yang digunakan yaitu pelarut deionized water yang
dicampurkan dengan larutan DPPH untuk menunjukan warna saat hasilnya negatif
dan memastikan tidak ada intervensi dari pelarut yang digunakan. Pengujian yang
dilakukan menunjukan hasil yang positif untuk sampel dan kontrol positif yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47
terjadi perubahan warna dari violet menjadi kuning. Hal ini menunjukan bahwa
sampel ekstrak bromelain dari daging buah nanas mengandung senyawa yang
memiliki aktivitas antioksidan. Hasil uji pendahuluan dan perubahan warnanya
bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 10. Hasil uji pendahuluan aktivitas antioksidan
(A=Kontrol negatif deionized water; B=Kontrol positif rutin; C=Ekstrak bromelain)
I. Hasil Estimasi Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH
Estimasi aktivitas antioksidan dengan radikal DPPH bertujuan untuk
mengetahui kemampuan ekstrak bromelain daging buah nanas dalam menangkap
senyawa radikal atau kemampuan sebagai senyawa antioksidan. Estimasi aktivitas
antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH. DPPH adalah radikal bebas
yang stabil dan digunakan untuk mengevaluasi peredaman radikal bebas pada
bahan alam. Prinsip reaksi metode ini adalah DPPH akan tereduksi oleh proses
donasi hidrogen atau elektron sehingga warnanya akan berubah dari violet ke
kuning dengan perubahan intensitas warna yang sebanding dengan jumlah donasi
elektron yang diikuti dengan penurunan absorbansi DPPH (Dris dan Jain, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48
Senyawa yang dapat menyebabkan hal tersebut dapat dipertimbangkan sebagai
antioksidan atau penangkap radikal. Semakin besar penurunan absorbansi DPPH
maka semakin kuat pula aktivitas antioksidan. Proses perubahan warna larutan
DPPH akibat reaksi dengan antioksidan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 11. Perubahan warna larutan DPPH akibat reaksi dengan antioksidan
(Morales-Gonzalez, 2013)
Prinsip metode DPPH dalam penelitian ini adalah pengukuran absorbansi
dari radikal DPPH yang mengalami penurunan akibat adanya senyawa
antioksidan dengan menggunakan spektrofotometer visibel pada OT dan panjang
gelombang serapan maksimum yang telah ditetapkan sebelumnya (Thangaraj,
2016). Metode ini dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu bisa langsung
diaplikasikan pada sampel tanpa memerlukan penambahan senyawa atau pereaksi
tambahan lainnya, bisa dikerjakan dengan sangat cepat karena tidak memerlukan
OT yang lama, biasa dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan dari sayuran,
tanaman, buah, dan makanan yang menggunakan pelarut etanol, metanol, dan air,
metode dilaksanakan pada temperatur yang tidak tinggi sehingga cocok untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49
sampel yang tidak tahan dengan panas, metode dilaksanakan dalam waktu yang
cukup untuk mengukur reaksi dari radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
yang lemah, dan yang terakhir adalah memiliki hubungan yang linear antara
konsentrasi antioksidan dan penurunan absorbansi yang dihasilkannya. Metode ini
memiliki kelemahan yaitu radikal DPPH dapat bereaksi dengan senyawa radikal
lainnya, radikal DPPH hanya bisa larut dalam pelarut organik sehingga tidak bisa
direaksikan dengan senyawa yang tidak menggunakan pelarut organik, radikal
DPPH sensitif terhadap senyawa yang mengandung basa Lewis, dan absorbansi
DPPH dalam metanol dan aseton dapat berkurang apabila terkena cahaya (Kedare
dan Singh, 2011). Namun kelemahan metode DPPH yang dialami dalam
penelitian ini yaitu terkait dengan cahaya dapat diatasi dengan melakukan
pengukuran absorbansi DPPH dalam ru angan yang gelap.
Pada penelitian ini digunakan rutin sebagai pembanding dalam estimasi
aktivitas antioksidan ekstrak bromelain daging buah nanas. Rutin digunakan
sebagai pembanding karena rutin termasuk senyawa yang telah diketahui
memiliki aktivitas antioksidan. Rutin dilarutkan ke dalam metanol karena metanol
tidak mengganggu reaksi DPPH dan pengukuran absorbansi (Molyneux, 2004).
Selain rutin, senyawa lain seperti katekol, karvakol, estagol, eugenol, pirokatekin,
dan kuersetin juga dektahui memiliki aktivitas antioksidan karena memiliki gugus
–OH fenolat dalam strukturnya yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
antioksidan karena mampu menjadi donor hidrogen atau elektron. Struktur kimia
yang dimiliki oleh rutin menunjukan bahwa rutin mempunyai aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50
antioksidan karena adanya gugus fenolik dalam strukturnya. Struktur dari rutin
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 12. Struktur rutin (Macikova, Halouzka, Hrbac, Bartak, dan Skopalova,
2012)
Parameter yang digunakan untuk mengetahui besarnya kemampuan
senyawa sebagai antioksidan yaitu IC50. Nilai IC50 merupakan konsentrasi
senyawa antioksidan yang dibutuhkan untuk mengurangi radikal DPPH sebesar
50%. Nilai IC50 diperoleh dari persamaan regresi linier yang menyatakan
hubungan antara konsentrasi ekstrak atau fraksi uji sebagai sumbu x dan %
penangkapan radikal sebagai sumbu y. Makin kecil nilai IC50 maka semakin aktif
ekstrak atau fraksi uji tersebut sebagai senyawa penangkap radikal DPPH atau
senyawa antioksidan. Nilai IC50 ekstrak bromelain daging buah nanas akan
dibandingkan dengan nilai IC50 pembanding rutin (Morales-Gonzalez, 2013).
Hasil pengukuran aktivitas antioksidan larutan pembanding rutin dan larutan uji
ekstrak bromelain daging buah nanas bisa dicermati pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51
Tabel V. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan rutin dengan metode DPPH
Replikasi Konsentrasi
(µg/mL)
Absorbansi
kontrol
DPPH
Absorbansi
larutan
pembanding
%IC Persamaan
regresi linear
1
10
0,805
0,716 11,0559
y = 2,0646x –
9,7888
r = 0,9999
15 0,635 21,1180
20 0,554 31,1801
25 0,468 41,8633
30 0,384 52,2981
2
10
0,810
0,710 12,4221
y = 2,13x –
9,1082
r = 0,9997
15 0,631 22,2360
20 0,538 33,7888
25 0,450 44,4444
30 0,368 54,5679
3
9,8
0,798
0,705 11,6541
y = 2,1529x –
10,5263
r = 0,9995
14,7 0,630 21,0526
19,6 0,541 32,2055
24,5 0,451 43,4837
29,4 0,365 54,2606
Tabel VI. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak bromelain daging buah
nanas dengan metode DPPH
Replikasi Konsentrasi
(mg/mL)
Absorbansi
kontrol
DPPH
Absorbansi
larutan
pembanding
%IC Persamaan
regresi linear
1
3,0024
0,868
0,584 32,7189
y = 10,2995x
+ 1,5207
r = 0,9994
3,5028 0,543 37,4424
4,0032 0,501 42,2811
4,5036 0,452 47,9263
5,0040 0,406 53,2258
2
3,006
0,861
0,588 34,0301
y = 10,3136x
+ 0,9567
r = 0,9998
3,507 0,545 39,0243
4,008 0,499 44,3670
4,509 0,457 49,2451
5,010 0,410 54,7038
3
2,9976
0,874
0,594 32,0366
y = 10,5263x
+ 0,4805
r = 0,9996
3,4972 0,547 37,4141
3,9968 0,504 42,3341
4,4964 0,453 48,1693
4,9960 0,411 52,9748
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52
Pengukuran aktivitas antioksidan larutan pembanding rutin dan larutan uji
ekstrak bromelain daging buah nanas dengan metode DPPH dilakukan dengan
tiga kali replikasi. Hasil pengukuran menunjukan bahwa dengan adanya
peningkatan konsentrasi larutan, nilai absorbansi yang dihasilkan pun semakin
menurun. Semakin besar konsentrasi larutan maka akan semakin banyak senyawa
antioksidan yang menjadi donor hidrogen atau elektron pada radikal DPPH
sehingga terjadi perubahan warna DPPH yang menyebabkan absorbansi yang
dihasilkan semakin kecil. Semakin besar konsentrasi larutan maka nilai %IC yang
dihasilkan akan semakin besar. Hal ini menunjukan adanya hubungan yang
proporsional antara peningkatan konsentrasi dengan nilai %IC yang dihasilkan.
Dari hasil tiga replikasi larutan pembanding rutin dan larutan uji ekstrak
bromelain daging buah nanas tersebut, persamaan regresi linear yang dihasilkan
memiliki koefisien korelasi yang baik yaitu mendekati 1. Persamaan regresi linear
yang digunakan untuk perhitungan nilai IC50 adalah persamaan yang memiliki
koefisien korelasi paling baik yaitu y = 2,0646x – 9,7888 dengan r = 0,9999 untuk
rutin dan y = 10,3136x + 0,9567 dengan r = 0,9998 untuk ekstrak bromelain.
Tabel VII. Hasil IC50 rutin dan ekstrak bromelain daging buah nanas
Rutin
Replikasi IC50 (µg/mL) SD X (µg/mL) X ± SD
1 28,9591
0,6202 28,2744 28,2744 ± 0,6202 2 27,7503
3 28,1138
Ekstrak bromelain daging buah nanas
Replikasi IC50 (mg/mL) SD X (mg/mL) X ± SD
1 4,7069
0,0287 4,7221 4,7221 ± 0,0287 2 4,7552
3 4,7043
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53
Hasil rata-rata nilai IC50 rutin adalah 28,2744 µg/mL dengan SD = 0,6202.
Rata-rata nilai IC50 ekstrak bromelain daging buah nanas adalah 4,7221 mg/mL
dengan SD = 0,0287. Semakin kecil nilai IC50 suatu senyawa maka semakin kuat
pula aktivitas antioksidan senyawa tersebut karena dengan konsentrasi yang kecil
mampu menimbulkan efek. Penelitian ini menunjukan bahwa perbedaan nilai IC50
antara rutin dan ekstrak bromelain daging buah nanas cukup besar dan rutin
memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak
bromelain daging buah nanas. Hal ini diperkuat dengan perolehan nilai IC50
ekstrak bromelain daging buah nanas dalam penelitian Manosroi, Chankhampan,
Pattamapun, Manosroi, dan Manosroi (2014) yaitu sebesar 684, 27 mg/mL.
Penyebab perbedaan nilai IC50 yang besar tersebut belum mampu ditemukan dan
dipahami oleh peneliti.
Nilai IC50 rutin dan ekstrak bromelain daging buah nanas menunjukan
adanya perbedaan yang besar di antara keduanya, namun untuk memastikan
adanya perbedaan tersebut dilakukan uji statistik dengan menggunakan software
R 3.2.5. Pengujian statistik yang pertama kali dilakukan adalah uji normalitas
data. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data IC50 rutin dan
ekstrak bromelain daging buah nanas terdistribusi secara normal atau tidak. Uji
normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk. Hipotesis null-nya (H0)
adalah data terdistribusi normal, sedangkan hipotesis alternatifnya (H1) adalah
data tidak terdistribusi normal. Jika p-value kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan
H1 diterima dan jika p-value tidak kurang dari 0,05 maka H1 ditolak dan H0
diterima. Hasil pengujiannya adalah data IC50 rutin dan ekstrak bromelain daging
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54
buah nanas terdistribusi normal karena p-value rutin = 0,568 dan p-value ekstrak
bromelain daging buah nanas = 0,08664. Jadi, H1 ditolak dan H0 diterima sehingga
kesimpulannya adalah data terdistribusi normal (Lampiran 13).
Pengujian statistik yang kedua adalah uji varian data. Uji varian
dilakukan untuk mengetahui homogenitas data nilai IC50 rutin dan ekstrak
bromelain daging buah nanas. Uji varian yang digunakan adalah uji F. Hipotesis
null-nya (H0) adalah varian data tidak berbeda signifikan (homogen), sedangkan
hipotesis alternatifnya (H1) adalah varian data berbeda signifikan (tidak
homogen). Jika p-value kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima dan jika
p-value tidak kurang dari 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima. Hasil
pengujiannya adalah varian data IC50 rutin dan ekstrak bromelain daging buah
nanas tidak homogen, karena p-value = 0,0009357. Jadi, H0 ditolak dan H1
diterima sehingga kesimpulannya adalah varian data berbeda signifikan atau tidak
homogen (Lampiran 13).
Pengujian statistik yang ketiga setelah diketahui bahwa data terdistribusi
normal tetapi tidak homogen adalah uji T-Independent unequal variances
(Welch’s T-test). Uji T-Independent unequal variances digunakan untuk
membandingkan dua kelompok data yang diperoleh dari dua obyek yang berbeda
dan ketika data tersebut terdistribusi normal tetapi tidak homogen. Hipotesis null-
nya (H0) adalah data tidak berbeda signifikan, sedangkan hipotesis alternatifnya
(H1) adalah data berbeda signifikan. Jika p-value kurang dari 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima dan jika p-value tidak kurang dari 0,05 maka H1 ditolak
dan H0 diterima. Hasil pengujiannya adalah Data IC50 rutin dan ekstrak bromelain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55
daging buah nanas berbeda secara signifikan, karena p-value = 1,232x10-5
. Jadi,
H0 ditolak dan H1 diterima sehingga kesimpulannya adalah data berbeda
signifikan (Lampiran 13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Nilai aktivitas antioksidan ekstrak bromelain daging buah nanas yang
dinyatakan dengan IC50 sebesar 4,7221±0,0287 mg/mL.
2. Kadar enzim ekstrak bromelain daging buah nanas yang dinyatakan dengan
persen (% b/b) sebesar 8,4967±0,0289 % b/b.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa lain dalam
ekstrak bromelain daging buah nanas yang dihasilkan dari metode isolasi
penelitian ini.
2. Perlu dilakukan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan enzim
bromelain dari bagian batang nanas yang memiliki struktur bromelain yang
berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, H., 2005, Principles and Reactions of Protein Extraction, Purification,
and Characterization, CRC Press, Florida, pp. 35-42.
Ali, A.A., Milala, M.A., and Gulani, I.A., 2015, Antimicrobial Effect of Crude
Bromelain Extracted from Pineapple Fruit (Ananas comosus (Linn.)
Merr.), Advances in Biochemistry, 3, 1-4.
Backer, C.A. and Bakhuizen van Den Brink, Jr.R.C., 1963, Flora of Java,
N.V.P.Noordhoff-Gromingen, Netherland, pp. 3-56.
Barhe, T.A. and Tchouya, G.R., 2014, Comparative Study of the Anti-oxidant
Activity of the Total Polyphenols Extracted from Hibiscus
Sabdariffa L., Glycine max L. Merr., Yellow Tea and Red Wine through
Reaction with DPPH Free Radical, Arabian Journal of Chemistry, 9, 1-8.
Bartholomew, D.P., Paull, R.E., and Rohrbach, K.G., 2002, The Pineapple:
Botany, Production and Uses, CABI Publishing, Wallingford, p. 113.
Bettelheim, F.A. and Landesberg, J.M., 2009, Laboratory Experiment for
Introduction to General, Organic and Biochemistry, Brooks Cole, New
York, pp. 256-257.
Bhattacharyya, B.K., 2008, Bromelain: An Overview, Natural Product Radiance,
7(4), 359-363.
Blois, M.S., 1958, Antioxidant Determinations by the Use of a Stable Free
Radical, Nature, 181, 1199-1200.
Bolton, S. and Bon, C., 2010, Pharmaceutical Statistics: Practical and Clinical
Applications, Informa Healthcare, New York, pp. 82-106.
Bottom, C.B., Hanna, S.S., and Siehr, D.J., 1978, Mechanism of the Ninhydrin
Reaction, Biochemical Education, 6(1), 4-5.
Boyer, R.F., 2011, Biochemistry Laboratory: Modern Theory and Techniques,
Prentice Hall, New Jersey, p. 112.
Chaurasiya, R.S. and Hebbar, H.U., 2013, Extraction of Bromelain from
Pineapple Core and Purfication by RME and Precipitation Methods,
Separation and Purification Technology, 111, 90-97.
Cutler, P., 2004, Protein Purification Protocols, Humana Press, New York, pp.
47-52.
Dehpour, A.A., Ebrahimzadeh, M.A., Fazel, N.S., and Mohammad, N.S., 2009,
Antioxidant Activity of Methanol Extract of Ferula Assafoetida and Its
Essential Oil Composition, Grasas Aceites, 60(4), 405-412.
Dennison, C., 2003, A Guide to Protein Isolation, Springer International
Publishing, New York, pp. 84-88.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, pp, 7, 1036, 1061.
Devakate, R.V., Patil, V.V., Waje, S.S., and Thorat, B.N., 2008, Purification and
Drying of Bromelain, Separation and Purification Technology, 64(2009),
259-264.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58
Dris, R. and Jain, S.M., 2004, Production Practices and Quality Assessment of
Food Crops: Quality Handling and Evaluation, Kluwer Academic
Publisher, New York, pp. 58-60.
Gandjar, I.G. and Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, pp. 229-234.
Halliwell, B., 2012, Free Radicals and Antioxidant: Updating a Personal View,
Nutrition Review, 70, 257-265.
Halliwell, B. and Gutteridge, J.M.C., 2000, Free Radical in Biology and
Medicine, Oxford University Press, New York, p. 34.
Harrach, T., Schulze, F.K., Nuck, R., Grunow, D., and Maurer, H.R., 1995,
Isolation and Partial Characterization of Basic Proteinases from Stem
Bromelain, J Protein Chem, 14, 41-52.
Hatti-Kaul, R. and Mattiasson, B., 2003, Isolation and Purification od Proteins,
Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 231-235.
Isfahlan, Ahmad, Abdollah, Reza, and Rashid, 2010, Antioxidant and Antiradical
Activities of Phenolic Extracts from Iranian Almond (Prunus amygdalus
L.) Hulls and Shells, Turk J Biol, 34, 165-173.
Kedare, S.B. and Singh, R.P., 2011, Genesis and Development of DPPH Method
of Antioxidant Assay, Journal of Food, Science, and Technology, 48(4),
412-422.
Ketnawa, S., Rawdkuen, S., and Chaiwut, P., 2010, Two Phase Partitioning and
Collagen Hydrolysis of Bromelain from Pineapple Peel Nang Lae
Cultivar, Biochemical Engineering Journal, 52(2010), 205-211.
Layne, E., 1957, Spectrophotometric and Turbidimetric Methods for Measuring
Proteins, Methods Enzymol., 3, 447-455.
Liochev, S.I., 2013, Reactive Oxygen Species and the Free Radical Theory of
Aging, Free Radical Biology and Medicine, 60, 1-4.
Luis, M.M., Marcela, A.S., Sallete, R., and Lima, J.L.F.C., 2006, Automatic
Method for Determination of Total Antioxidant Capacity Using 2,2-
diphenyl-1-picrylhydrazyl Assay, Anal Chim Acta, 558(3), 310-318.
Macikova, P., Halouzka, V., Hrbac, J., Bartak, P., and Skopalova, J., 2012,
Electrochemical Behaviour and Determination of Rutin on Modified
Carbon Paste Electrodes, The Scientific World Journal, 2012, 1-9.
Manosroi, A., Chankhampan, C., Pattamapun, K., Manosroi, W., and Manosroi,
J., 2014, Antioxidant and Gelatinolytic Activities of Papain from Papaya
Latex and Bromelain from Pineapple Fruits, Chiang Mai J. Sci., 41(3),
635-648.
Maurer, H.R., 2001, Bromelain: Biochemistry, Pharmacology, and Medical Use,
Cellular and Molecular Life Sciences, 58, 1234-1245.
Morales-Gonzalez, J.A., 2013, Oxidative Stress and Chronic Degenerative
Diseases: a Role for Antioxidants, Intech Publisher, Croatia, pp. 39-41.
Morello, M.J., Shahidi, F., and Ho, C.T., 2002, Free Radicals in Food: Chemistry,
Nutrition, and Health Effects, American Chemical Society, Washington
D.C., pp. 66-67.
Moss, J.N., Frazier, C.V., and Martin, G.J., 1963, Bromelain: The Pharmacology
of the Enzymes, Arch Int Pharmacodyn, 145, 166-189.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59
Murachi, T., 1970, Bromelain Enzymes, Methods in Enzymology, 19(18), 273-
284.
Nadzirah, K.Z., Zainal, S., Noriham, A., and Normah, I., 2013, Efficacy of
Selected Purification Techniques for Bromelain, International Food
Research Journal, 20(1), 43-46.
Ou, B., Huang, D.J., Woodill, M.H., Flanagan, J.A., and Deemer, E.K., 2002,
Analysis of Antioxidant Activities of Common Vegetables Employing
Oxygen Radical Absorbance Capacity (ORAC) and Ferric Reducing
Antioxidant Power (FRAP) Assays: A Comparative Study, J. Agric.
Food Chem., 50, 3122-3128.
Owusu-Apenten, R.K., 2002, Food Protein Analysis: Quantitative Effects on
Processing, Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 169-171.
Panda, H., 2000, Herbal Cosmetics Hand Book, Asia Pasific Business Press, New
Delhi, pp. 525-526
Pavan, R., Jain, S., Shraddha, and Kumar, A., 2012, Properties and Therapeutic
Applicattion of Bromelain: A Review, Biotechnology Research
International, 2012, 1-6.
Pendzhiev, A.M., 2002, Proteolytic Enzymes of Papaya: Medicinal Applications,
Pharmaceut. Chem. J., 36, 315-317.
Prakash, A., Rigelhof, F., and Miller, E., 2001, Antioxidant Activity: Medallion
Laboratories, Analithycal Progress, 19(2), 1-4.
Pullaiah, T., 1998, Taxonomy of Angiosperms, Regency Publications, New Delhi,
pp. 243-245.
Rukmana, 1996, Nanas Budidaya dan Paskapanen, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta, pp. 75-76.
Saleh, M.A., Clark, S., Woodard, B., and Deolu, S.A., 2010, Antioxidant and Free
Radical Scavenging Activities of Essential Oils, Ethnicity & Disease, 20,
78-82.
Soares, P.A.G., Vaz, A.F.M, Correia, M.T.S., Pessoa, A., and Carneiro-da-Cunha,
M.G., 2012, Purification of Bromelain from Pineapple Wastes by Ethanol
Precipitation, Separation and Purification Technology, 98, 389-395.
Stoscheck, C.M., 1990, General Methods for Handling Proteins and Enzymes,
Methods in Enzymology, 182(6), pp. 50-56.
Sunardi, K.I., 2007, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh
(Averrhoa blimbi, L.) terhadap 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl (DPPH),
Seminar Nasional Teknologi, 1-9.
Thangaraj, P., 2016, Pharmacological Assays of Plant-Based Natural Products,
Springer International Publishing, Switzerland, pp. 58-61.
Toldra, F. and Nollet, L.M.L., 2013, Proteomics in Food: Principles and
Applications, Springer International Publishing, New York, pp. 23-35.
Uppu, R.M., Murthy, S.N., Pryor, W.A., and Parinandi, N.L., 2010, Free Radicals
and Antioxidant Protocols, Humana Press, New York, pp. 51-53.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60
Walker, J.M., 2002, The Protein Protocols Handbook, Humana Press, New York,
pp. 3-6.
Yahia, M.E., 2011, Postharvest Biology and Technology of Tropical and
Subtropical Fruits, Woodhead Publishing Limited, Cambridge, 194-218.
Zou, Y., Lu, Y., and Wei, D., 2004, Antioxidant Activity of a Flavonoid-Rich
Extract of Hypericum perforatum L. in Vitro, J. Agric. Food Chem., 52,
5032-5039.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi tanaman nanas
(Ananas comosus (L.) Merr.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62
Lampiran 2. Gambar buah nanas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63
Lampiran 3. Perhitungan rendemen
Bobot masing-masing daging buah nanas yang digunakan adalah 70 gram,
sehingga total bobot daging buah nanas yang digunakan adalah 210 gram.
Cawan 1 (g) Cawan 2 (g) Cawan 3 (g)
Berat cawan 54,0656 29,1806 34,6945
Berat cawan + ekstrak 55,2464 30,4336 35,8174
Berat ekstrak 1,1808 1,2530 1,1229
Total berat ekstrak bromelain = 1,1808 g + 1,2530 g + 1,1229 g
= 3,5567 g
Rendemen ekstrak bromelain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64
Lampiran 4. Penimbangan analisis kualitatif bromelain
a. Data penimbangan ekstrak bromelain daging buah nanas
Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)
Berat wadah 13,5735 13,5821 14,2743
Berat wadah + sampel 13,8300 13,8470 14,5295
Berat wadah + sisa 13,5820 13,5945 14,2881
Berat sampel 0,2480 0,2525 0,2414
b. Data penimbangan ninhidrin
Ninhidrin
Berat wadah 13,5739
Berat wadah + sampel 13,9238
Berat wadah + sisa 13,5744
Berat sampel 0,3494
Lampiran 5. Penimbangan penetapan kadar enzim bromelain
a. Data penimbangan ekstrak bromelain daging buah nanas
Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)
Berat wadah 25,8160 14,2743 13,7527
Berat wadah + sampel 26,1016 14,5528 14,0335
Berat wadah + sisa 25,8511 14,3028 13,7835
Berat sampel 0,2505 0,2500 0,2500
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65
Lampiran 6. Optimasi penetapan kadar enzim bromelain
a. Penentuan operating time (OT) bovine serum albumine pada λ = 280 nm
Waktu (Menit) Absorbansi konsentrasi 400 µg/mL
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
5 0,271 0,268 0,270
10 0,272 0,268 0,271
15 0,271 0,268 0,271
20 0,271 0,269 0,271
25 0,272 0,268 0,272
30 0,271 0,268 0,271
OT yang diperoleh 5 menit
Waktu (Menit) Absorbansi konsentrasi 700 µg/mL
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
5 0,475 0,477 0,478
10 0,475 0,478 0,478
15 0,475 0,478 0,478
20 0,475 0,477 0,477
25 0,476 0,477 0,478
30 0,475 0,477 0,478
OT yang diperoleh 5 menit
Waktu (Menit) Absorbansi konsentrasi 1000 µg/mL
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
5 0,680 0,683 0,681
10 0,681 0,684 0,681
15 0,680 0,685 0,681
20 0,680 0,684 0,681
25 0,680 0,684 0,681
30 0,681 0,684 0,682
OT yang diperoleh 5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66
b. Penentuan λ maksimum bovine serum albumine
1. Spektra bovine serum albumine 400 µg/mL
2. Spektra bovine serum albumine 700 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67
3. Spektra bovine serum albumine 1000 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68
Lampiran 7. Penetapan kadar enzim bromelain
a. Konsentrasi bovine serum albumine
1. Konsentrasi larutan induk bovine serum albumine
Replikasi V1
(mL)
C1
(mg/mL)
V2
(mL)
C2
(mg/mL)
1 0,5 50 25 1
2 0,5 50 25 1
3 0,5 50 25 1
2. Konsentrasi seri larutan bovine serum albumine
Replikasi V1
(mL)
C1
(µg/mL)
V2
(mL)
C2
(µg/mL)
1
4 1000 10 400
5,5 1000 10 550
7 1000 10 700
8,5 1000 10 850
10 1000 10 1000
2
4 1000 10 400
5,5 1000 10 550
7 1000 10 700
8,5 1000 10 850
10 1000 10 1000
3
4 1000 10 400
5,5 1000 10 550
7 1000 10 700
8,5 1000 10 850
10 1000 10 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69
b. Kurva baku bovine serum albumine
Replikasi Konsentrasi (µg/mL) Absorbansi Persamaan regresi linear
1
400 0,273
y = 0,0006833x –
0,000533
r = 0,9999
550 0,375
700 0,478
850 0,580
1000 0,683
2
400 0,251
y = 0,0006833x –
0,020933
r = 0,9999
550 0,358
700 0,455
850 0,561
1000 0,662
3
400 0,274
y = 0,0006893x –
0,004333
r = 0,9998
550 0,371
700 0,477
850 0,585
1000 0,684
Persamaan regresi linear yang digunakan adalah y = 0,0006833x – 0,000533
c. Penetapan kadar enzim bromelain larutan uji
1. Absorbansi ekstrak bromelain daging buah nanas
Replikasi Absorbansi
1 0,583
2 0,578
3 0,578
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70
2. Konsentrasi dan bobot enzim ekstrak bromelain daging buah nanas
Replikasi 1
Persamaan regresi linear
y = 0,0006833x – 0,000533
0,583 = 0,0006833x – 0,000533
x = 853,992 µg/mL
massa
Replikasi 2
Persamaan regresi linear
y = 0,0006833x – 0,000533
0,578 = 0,0006833x – 0,000533
x = 846,674 µg/mL
massa
Replikasi 3
Persamaan regresi linear
y = 0,0006833x – 0,000533
0,578 = 0,0006833x – 0,000533
x = 846,674 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71
massa
3. Kadar enzim ekstrak bromelain daging buah nanas
Persen enzim =
Replikasi 1
Persen enzim =
= 8,52 % b/b
Replikasi 2
Persen enzim =
= 8,47 % b/b
Replikasi 3
Persen enzim =
= 8,47 % b/b
Replikasi Bobot enzim
(mg)
Bobot ekstrak
(mg)
Kadar
Enzim
(% b/b)
x ± SD
1 21,35 250,5 8,52
8,4967 ± 0,0289 2 21,17 250 8,47
3 21,17 250 8,47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72
Lampiran 8. Penimbangan pengujian aktivitas antioksidan
a. Data penimbangan DPPH
Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)
Berat wadah 14,2743 13,5727 13,5835
Berat wadah + sampel 14,2902 13,5885 13,5996
Berat wadah + sisa 14,2744 13,5727 13,5837
Berat sampel 0,0158 0,0158 0,0159
b. Data penimbangan rutin
Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)
Berat wadah 14,2743 13,5727 13,5835
Berat wadah + sampel 14,2793 13,5779 13,5885
Berat wadah + sisa 14,2743 13,5729 13,5836
Berat sampel 0,0050 0,0050 0,0049
c. Data penimbangan ekstrak bromelain daging buah nanas
Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)
Berat wadah 14,2743 25,8160 19,6945
Berat wadah + sampel 14,5313 26,0914 19,9632
Berat wadah + sisa 14,2811 25,8409 19,7134
Berat sampel 0,2502 0,2505 0,2498
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73
Lampiran 9. Perhitungan konsentrasi DPPH, larutan pembanding, dan
larutan uji
a. Konsentrasi DPPH
1. Replikasi 1
BM = 394,33
Mol
0,0401 mmol
M
0,4010 mM
2. Replikasi 2
BM = 394,33
Mol
0,0401 mmol
M
0,4010 mM
3. Replikasi 3
BM = 394,33
Mol
0,0403 mmol
M
0,4030 mM
b. Konsentrasi rutin
1. Konsentrasi larutan induk
Replikasi 1
50 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74
Replikasi 2
50 µg/mL
Replikasi 3
49 µg/mL
2. Konsentrasi seri larutan baku rutin
Replikasi V1
(mL)
C1
(µg/mL)
V2
(mL)
C2
(µg/mL)
1
2 50 10 10
3 50 10 15
4 50 10 20
5 50 10 25
6 50 10 30
2
2 50 10 10
3 50 10 15
4 50 10 20
5 50 10 25
6 50 10 30
3
2 49 10 9,8
3 49 10 14,7
4 49 10 19,6
5 49 10 24,5
6 49 10 29,4
c. Konsentrasi ekstrak bromelain daging buah nanas
1. Konsentrasi larutan induk
Replikasi 1
10,008 mg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75
Replikasi 2
10,02 mg/mL
Replikasi 3
9,992 mg/mL
2. Konsentrasi seri larutan uji
Replikasi V1
(mL)
C1
(mg/mL)
V2
(mL)
C2
(mg/mL)
1
3 10,008 10 3,0024
3,5 10,008 10 3,5028
4 10,008 10 4,0032
4,5 10,008 10 4,5036
5 10,008 10 5,0040
2
3 10,02 10 3,006
3,5 10,02 10 3,507
4 10,02 10 4,008
4,5 10,02 10 4,509
5 10,02 10 5,010
3
3 9,992 10 2,9976
3,5 9,992 10 3,4972
4 9,992 10 3,9968
4,5 9,992 10 4,4964
5 9,992 10 4,9960
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76
Lampiran 10. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan
a. Penentuan operating time (OT) rutin pada λ = 517 nm
Waktu (Menit) Absorbansi konsentrasi 5 µg/mL
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
5 0,812 0,811 0,816
10 0,793 0,903 0,797
15 0,787 0,796 0,790
20 0,782 0,791 0,785
25 0,780 0,787 0,783
30 0,780 0,783 0,781
35 0,780 0,783 0,781
40 0,781 0,782 0,779
45 0,781 0,782 0,780
50 0,782 0,783 0,781
55 0,783 0,785 0,782
60 0,785 0,788 0,785
OT yang diperoleh 30 menit
Waktu (Menit) Absorbansi konsentrasi 15 µg/mL
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
5 0,681 0,689 0,680
10 0,641 0,662 0,651
15 0,619 0,638 0,628
20 0,607 0,620 0,609
25 0,599 0,605 0,596
30 0,593 0,605 0,584
35 0,593 0,605 0,584
40 0,590 0,600 0,581
45 0,585 0,595 0,574
50 0,581 0,587 0,570
55 0,579 0,582 0,568
60 0,578 0,577 0,568
OT yang diperoleh 30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77
Waktu (Menit) Absorbansi konsentrasi 25 µg/mL
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
5 0,518 0,503 0,510
10 0,501 0,511 0,499
15 0,493 0,483 0,463
20 0,453 0,451 0,438
25 0,429 0,426 0,409
30 0,398 0,408 0,410
35 0,397 0,394 0,399
40 0,397 0,381 0,394
45 0,393 0,381 0,389
50 0,389 0,375 0,386
55 0,386 0,372 0,382
60 0,380 0,369 0,375
OT yang diperoleh 30 menit
b. Penentuan λ maksimum
1. Spektra DPPH 0,020 mM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78
2. Spektra DPPH 0,040 Mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79
3. Spektra DPPH 0,060 mM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80
Lampiran 11. Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal DPPH
%IC
a. Rutin
Replikasi Konsentrasi
(µg/mL)
Absorbansi
kontrol
DPPH
Absorbansi
larutan
pembanding
%IC Persamaan
regresi linear
1
10
0,805
0,716 11,0559
y = 2,0646x –
9,7888
r = 0,9999
15 0,635 21,1180
20 0,554 31,1801
25 0,468 41,8633
30 0,384 52,2981
2
10
0,810
0,710 12,4221
y = 2,13x –
9,1082
r = 0,9997
15 0,631 22,2360
20 0,538 33,7888
25 0,450 44,4444
30 0,368 54,5679
3
9,8
0,798
0,705 11,6541
y = 2,1529x –
10,5263
r = 0,9995
14,7 0,630 21,0526
19,6 0,541 32,2055
24,5 0,451 43,4837
29,4 0,365 54,2606
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81
b. Ekstrak bromelain daging buah nanas
Replikasi Konsentrasi
(mg/mL)
Absorbansi
kontrol
DPPH
Absorbansi
larutan
pembanding
%IC Persamaan
regresi linear
1
3,0024
0,868
0,584 32,7189
y = 10,2995x
+ 1,5207
r = 0,9994
3,5028 0,543 37,4424
4,0032 0,501 42,2811
4,5036 0,452 47,9263
5,0040 0,406 53,2258
2
3,006
0,861
0,588 34,0301
y = 10,3136x
+ 0,9567
r = 0,9998
3,507 0,545 39,0243
4,008 0,499 44,3670
4,509 0,457 49,2451
5,010 0,410 54,7038
3
2,9976
0,874
0,594 32,0366
y = 10,5263x
+ 0,4805
r = 0,9996
3,4972 0,547 37,4141
3,9968 0,504 42,3341
4,4964 0,453 48,1693
4,9960 0,411 52,9748
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82
Lampiran 12. Perhitungan nilai IC50 rutin dan ekstrak bromelain daging
buah nanas
a. Rutin
Replikasi 1
Persamaan regresi linear
y = 2,0646x – 9,7888
50 = 2,0646x – 9,7888
x = 28,9591 µg/mL
Replikasi 2
Persamaan regresi linear
y = 2,13x – 9,1082
50 = 2,13x – 9,1082
x = 27,7503 µg/mL
Replikasi 3
Persamaan regresi linear
y = 2,1529x – 10,5263
50 = 2,1529x – 10,5263
x = 28,1138 µg/mL
Replikasi Persamaan regresi linear y IC50 X (nilai IC50)
µg/mL
1 y = 2,0646x – 9,7888 50 28,9591
2 y = 2,13x – 9,1082 50 27,7503
3 y = 2,1529x – 10,5263 50 28,1138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83
Replikasi IC50 SD X (µg/mL) X ± SD
1 28,9591
0,6202 28,2744 28,2744 ± 0,6202 2 27,7503
3 28,1138
b. Ekstrak bromelain daging buah nanas
Replikasi 1
Persamaan regresi linear
y = 10,2995x + 1,5207
50 = 10,2995x + 1,5207
x = 4,7069 mg/mL
Replikasi 2
Persamaan regresi linear
y = 10,3136x + 0,9567
50 = 10,3136x + 0,9567
x = 4,7552 mg/mL
Replikasi 3
Persamaan regresi linear
y = 10,5263x + 0,4805
50 = 10,5263x + 0,4805
x = 4,7043 mg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84
Replikasi Persamaan regresi linear y IC50 X (nilai IC50)
mg/mL
1 y = 10,2995x + 1,5207 50 4,7069
2 y = 10,3136x + 0,9567 50 4,7552
3 y = 10,5263x + 0,4805 50 4,7043
Replikasi IC50 SD X (mg/mL) X ± SD
1 4,7069
0,0287 4,7221 4,7221 ± 0,0287 2 4,7552
3 4,7043
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85
Lampiran 13. Uji statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86
a. Uji normalitas (Uji Shapiro-Wilk)
Hipotesis null (H0) = data terdistribusi normal
Hipotesis alternatif (H1) = data tidak terdistribusi normal
Taraf kepercayaan 95%
Jika p-value kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika p-value tidak kurang dari 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima
Data IC50 rutin dan ekstrak bromelain daging buah nanas terdistribusi normal
karena p-value rutin = 0,568 dan p-value ekstrak bromelain daging buah
nanas = 0,08664. Jadi, H1 ditolak dan H0 diterima sehingga kesimpulannya
adalah data terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87
b. Uji varian data
Hipotesis null (H0) = varian data tidak berbeda signifikan (homogen)
Hipotesis alternatif (H1) = varian data berbeda signifikan (tidak homogen)
Taraf kepercayaan 95%
Jika p-value kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika p-value tidak kurang dari 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima
Varian data IC50 rutin dan ekstrak bromelain daging buah nanas tidak
homogen, karena p-value = 0,0009357. Jadi, H0 ditolak dan H1 diterima
sehingga kesimpulannya adalah varian data berbeda signifikan atau tidak
homogen.
c. Uji t two-sample independent unequal variances (Welch’s t-test)
Hipotesis null (H0) = data tidak berbeda signifikan
Hipotesis alternatif (H1) = data berbeda signifikan
Taraf kepercayaan 95%
Jika p-value kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika p-value tidak kurang dari 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima
Data IC50 rutin dan ekstrak bromelain daging buah nanas berbeda secara
signifikan, karena p-value = 1,232x10-5
. Jadi, H0 ditolak dan H1 diterima
sehingga kesimpulannya adalah data berbeda signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Antioksidan
dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)
Ekstrak Bromelain Buah Nanas (Ananas comosus (L.)
Merr.)” memiliki nama lengkap Richard Andrison Sadeli.
Dilahirkan di kota Yogyakarta, 28 Desember 1994 dari
pasangan Wilson Budijanto Sadeli dan Yenty Widyastuti.
Penulis mengawali pendidikan di TK Sokanegara
Purwokerto (1998-2000), SD Santo Yosef Purwokerto
(2000-2006), SMP Negeri 1 Purwokerto (2006-2009),
dan SMA Kolese De Britto (2009-2012). Penulis
kemudian melanjutkan pendidikan Sarjana di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2012
hingga 2016. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten
Praktikum Kimia Dasar (2013, 2014, 2015) dan Praktikum Kimia Organik (2015).
Penulis juga juga cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan kepanitian
yang terdapat di dalam maupun di luar Universitas Sanata Dharma antara lain
panitia Pharmacy Performance and Event Cup (2012), ketua panitia Kampanye
Informasi Obat (2014), dan koordinator Early Exposure (2015). Penulis juga
memiliki beberapa prestasi dari kejuaraan tingkat nasional antara lain juara 2
Pharmaceutical Industry Case Study di Institut Teknologi Bandung (2015),
peringkat 5 bidang farmasi klinis Olimpiade Farmasi Indonesia di Palembang
(2015), dan juara 1 Olimpiade Farmasi Klinis Indonesia di Batam (2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI