uji mutu fisik sediaan granul effervescent dari ekstrak temu kunci.pdf
TRANSCRIPT
UJI MUTU FISIK GRANUL EFFERVESCENT DARI
EKSTRAK TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata )
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun oleh:
FITRIA TRISNAWATI
NIM. 06.025
AKADEMI FARMASI ‘’PUTRA INDONESIA’’ MALANG
Agustus2009
UJI MUTU FISIK SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT DARI
EKSTRAK TEMU KUNCI ( Boesenbergia pandurata )
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan kepada
Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program D III
bidang farmasi
OLEH :
FITRIA TRISNAWATI
NIM 06.025
AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG
AGUSTUS 2009
Lembar Persembahan
Pengetahuan adalah suatu cinta dan cahaya dan misi
Dimana orang yang berhasil di dunia
Adalah orang yang bangkit, mencari sesuatu yang kurang dan yang kita inginkan
Bila kita tidak menemukannya, kita akan menciptakannya.
Karena orang – orang yang gagal
Berani menatap kegagalannya denagn kepala tegak
Siap belajar, berdoa dan berusaha
Berusaha dan belajar lagi, semangat dan semangat lagi
Adalah mereka yang telah siap menjadi dewasa dan sukses secara utuh
Alhamdulillah, aku panjatkan sembah sujudku pada Allah SWT.
Aras rahmat, karunia dan ridho-Nya
Sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai dengan baik dan tepat
Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan untuk :
Kedua orang tuaku dan kakakku terima kasih banyak atas dorongan, semangat ,
kasih sayang kalian dan doanya selama ini.
Keluarga besarku yang ada dibanyuwangi dan teman – temanku seperjuanagn.
Sungguh kenangan kita tidak akan terlupakan semoga kita semua sukses dan tetap
menjadi sahabat sejati.
Semua pihak yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
Karya Tulis Ilmiah
Oleh FITRIA TRISNAWATI ini
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan
Pembimbing
Drs. M. Haminudin, Apt
ABSTRAK
Trisnawati, Fitria. 2009. Uji Mutu Fisik Sediaan Granul Effervescent Dari Ekstrak Temu Kunci, Pebimbing Drs. M. Haminudin, Apt.
Kata Kunci : Uji Mutu Fisik, Granul Effervescent, Ekstrak Temu Kunci.
Belakangan ini masyarakat mulai melakukan pengobatan dengan cara kembali ke alam . Temu kunci merupakan salah satu contoh dari bahan alam yang dapat digunakan untuk obat sariawan . Penelitian untuk temu kunci kali ini dibuat dalam bentuk granul effervescent karena praktis penyajiannya, ada penyegarnya, mudah dikemas, dapat dikonsumsi mulai anak – anak sampai orang dewasa.
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pembuatan dan uji mutu fisik tentang waktu larut, kelarutan, kadar air dan waktu alir granul effervescent dari ekstrak temu kunci.
Penelitian ini dilaksanakan di labolatorium Farmasi Putra Indonesia Malang, dimulai bulan Mei – juni 2009.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada uji kelarutan dan uji waktu alir memenuhi syarat. Sedangkan uji kadar air dan waktu larut tidak memenuhi syarat, bisa disebabkan karena pengaruh ukuran partikel yang tidak seragam.Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah S. W. T yang telah melimpahkan berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Uji Mutu Fisik Sediaan Granul Effervescent Dari Ekstrak Temu Kunci
( Boesenbergia pandurata)”
Adapun tujuan penelitian karya tulis ilmiah ini adalah sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan program Diploma III di Akademi Farmasi Putra
Indonesia Malang.
Sehubungan dengan terselesainya penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis
mengucapakan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan bantuan
yaitu :
1.Ibu Kartinu, Amd., ST selaku Direktur Akademi Farmasi Putra Indonesia
Malang
2.Bapak Drs.M. Haminudin S.Si.,Apt selaku penguji 1 dan pebimbing yang telah
memberikan arahan dan masukan dalam proses karya tulis ilmiah ini.
3. Ibu Erna Susanti, S.Si., Apt selaku penguji II
4.Bapak Drs. Immanudin,Apt selaku penguji III
5. Bapak dan Ibu dosen Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang serta staf.
6. Kedua orang tuaku yang telah memberikan banyak dukungan dan doa.
7. Rekan – rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan,
serta arahan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis.
ii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih
mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat.
Malang, juli 2009
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. 0
ABSTRAK............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... ...viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................4
1.5 Asumsi Peneliti..............................................................................4
1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Masalah...................................5
1.7 Definisi Istilah............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi.......................................................................................... 6
2.2 Komponen Granul Effervescent.................................................... 9
2.3 Keuntungan dan Kerugian.............................................................9
2.4 Metode Pembuatan........................................................................ 10
2.5 Tinjauan Bahan Aktif.................................................................... 11
2.6 Uji Mutu Fisik Granul................................................................... 16
iv
2.7 Kerangka Teori..............................................................................19
2.8 Hipotesa Penelitian........................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian.................................................................... 21
3.2 Instrumen Penelitian......................................................................22
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 23
3.4 Definisi Operasional Variabel....................................................... 23
3.5 Pengumpulan Data.........................................................................24
3.6 Pengolahan Data............................................................................25
3.7 Analisa Data.................................................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN.........................................................................29
BAB V PEMBAHASAN................................................................................. 34
BAB VI PENUTUP...........................................................................................36
BAB VII DAFTAR PUSTAKA..........................................................................38
LAMPIRAN – LAMPIRAN................................................................................. 39
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Uji Waktu Larut.......................................................................... 44
Tabel 4.2 Hasil Uji Kelarutan...............................................................................45
Tabel 4.3 Hasil Uji Kadar Air............................................................................. 46
Tabel 4.4 Hasil Uji Waktu Alir........................................................................... 47
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Temu Kunci....................................................................................... 48
Gambar 2. Granul Ekstrak Temu Kunci..............................................................49
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Pengumpulan Data Pembuatan Granul Effervescent.......... 39
Lampiran 2. Proses Pengolahan Temu Kunci dari Proses Ekstraksi sampai
MembentukGranul...........................................................................40
Lampiran 3 Hasil Ekstraksi Temu Kunci............................................................ 41
Lampiran 4 Proses Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Temu Kunci.........42
Lampiran 5. Determinasi Temu Kunci................................................................43
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan - bahan alam yang
berkhasiat bagi kesehatan yang dapat mengobati berbagai jenis penyakit. Dewasa
ini masyarakat lebih sering menggunakan obat tradisional dengan alasan efek
samping obat tradisional sangat kecil daripada obat modern,tetapi khasiatnya tidak
kalah dengan obat modern.Dan salah satu contoh dari obat tradisional yaitu suku
Zingiberaceae, tujuh jenis anggota suku Zingiberacea digunakan dalam
pengobatan tradisional, yaitu Alpinia galanga, Curcuma
domestica,Curcumaxanthorrhiza, Kaempferia galanga, Zingiber officinale,
Kaempferia pandurata, dan Curcuma aeruginosa. Dan dalam pemanfaatan suku
Zingiberaceae sebagai obat tradisional seperti Tanaman temu kunci (Kaempheria
pandurata Ridl) termasuk famili Zingiberaceae, Selain digunakan sebagai bumbu
masak, rimpang temu kunci juga memiliki khasiat sebagai obat.
Berdasarkan penelitian dan pengalaman, temu kunci telah terbukti
berkhasiat menyembuhkan berbagai jenis diantaranya yaitu sebagai obat batuk
kering dan peringitis, obat sakit perut serta panas dalam.Temu kunci dapat
digunakan untuk obat diare, disentri, pelangsing, dan obat keputihan. Pengujian
secara in vitro menunjukan temu kunci dapat meningkatkan jumlah limfosit,
antibodi spesifik, dan dapat membunuh sel kanker (Hartono 1999).kadar
antioksidan pada temu kunci dapat menghambat beberapa penyakit yang banyak
disebabkan oleh radikalbebas yang berlebihan.bahan penting yang terkandung
1
2
dalam temu kunci adalah minyak atsiri yaitu metilsinamat, kamper, sineol, dan
terpena. Di samping minyak atsiri, temu kunci mengandung saponin dan
flavonoid Senyawa senyawa yang mempunyai prospek cukup baik biasanya
berasal dari golongan flavonoid, kurkumin, limonoid, vitamin C, vitamin E
(tokoferol), dan katekin. Selama ini temu kunci banyak diolah dalam bentuk
minuman segar berupa jamu gendong.
Granul effervescent merupakan granul atau serbuk kasar sampai kasar
sekali dan mengandung unsur obat dalam campuran yang kering. Biasanya terdiri
dari natrium bikarbonat,asam sitrat dan asam tartrat, bila ditambah air asam dan
basanya bereaksi membebaskan karbondioksida (CO2) sehingga menghasilkan
buih. Larutan dengan karbonat yang dihasilkan menutupi rasa garam atau rasa lain
yang tidak diinginkan dari zat obat.
Seiiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
farmasi mendorong untuk membuat suatu formulasi yang tepat untuk mengolah
bahan alam (temu kunci) menjadi sediaan yang mudah diterima oleh masyarakat
serta memenuhi syarat, sediaan yang dipilih adalah granul effervescent,mengingat
bentuk ini relatif memiliki banyak keuntungan dibandingkan sediaan lain.
Keuntungannya adalah memiliki rasa enak, sediaan yang bersifat penyegar
penyegar karena adanya reaksi asam dan basa bereaksi membebaskan
karbondioksida (CO2), dapat dikonsumsi mulai dari anak-anak sampai orang
dewasa, dan praktis penyajiannya.
Sediaan harus diuji mutu fisiknya terlebih dahulu yang dilakukan Pertama,
kecepatan aliran adalah aliran granul baik jika waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan 100 g granul < 10 detik. Kedua, uji waktu larut adalah waktu yang
3
diperlukan untuk melarutkan seluruh granul, granul yang baik larut < 1 menit.
Ketiga, kelembaban adalah kelembaban granul perlu dianalisa sebab kadar air
yang tinggi mengganggu aliran granul dan kadar yang 0,4-0,7%. Keempat, uji
kelarutan adalah pengujian kalarutan yang didasarkan pada prinsip mengukur
jumlah sampel yang larut dan kondisi yang telah ditentukan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti akan membuat sediaan granul
effervescent dari temu kunci selain itu akan diuji layak atau tidak temu kunci
dibuat dalam bentuk granul effervescent.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Sediaan granul effervescent dari ekstrak temu kunci dapat menghasilkan
mutu fisik granul yang baik, larut dalam air dan menimbulkan buih saat dilarutkan
dalam air.
Pertanyaan Penelitian
1.2.1 Bagaimana waktu larut sediaan granul effervescent dari ekstrak temu
kunci?
1.2.2 Bagaimana kelarutan sediaan granul effervescent dari ekstrak temu kunci?
1.2.3 Bagaimana kadar air suatu sediaan granul effervescent yang dibuat dari
ekstrak temu kunci?
1.2.4 Bagaimana waktu alir suatu sediaan granul effervescent yang dibuat dari
ekstrak temu kunci?
4
1.3 Tujuan Penelitian
Peneliti melakukan penelitian terhadap granul effervescent ekstrak temu kunci
bertujuan :
1.3.1 Tujuan umum penelitian
Pembuatan sediaan granul effervescent dari bahan ekstrak temu kunci
yang dapat memenuhi persyaratan.
1.3.2 Tujuan khusus penelitian
1.3.2.1 Mengetahui uji waktu larut granul effervesent
1.3.2.2 Mengetahui uji kelarutan granul effervesent
1.3.2.3 Mengetahui uji kadar air granul effervescent
1.3.2.4 Mengetahui waktu alir granul effervescent
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Menginformasikan kepada masyarakat tentang temu kunci yang berkhasiat
untuk berbagai jenis penyakit bagi kesehatan manusia.
1.4.2 Menambah suatu formulasi granul effervescent
1.4.3 Menginformasikan kepada masyarakat tentang temu kunci yang dapat
dibuat formula granul effervescent.
1.4.4 Menginformasikan kepada masyarakat tentang cara pembuatan formulasi
granul effervescent yang baik dan benar sehingga formula memenuhi
persyaratan.
5
1.5 Asumsi Penelitian
1.5.1 Temu kunci dapat dibuat sediaan granul effervescent untuk obat
tradisional.
1.5.2 Sediaan granul dikatakan baik jika waktu alir, waktu larut, kadar air dan
kelarutannya sudah memenuhi syarat serta dapat menimbulkan buih pada
saat dilarutkan dalam air.
1.6 Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini ruang lingkup uji mutu fisik meliputi uji waktu larut, uji
waktu alir, uji kelarutan dan uji kadar air.
Keterbatasan masalah pada penelitian ini adalah pengujian homogenitas dan
kekompakan suatu sediaan granul effervexcent yang dibuat dari ekstrak temu
kunci. Dan tidak melakukan prosedur pembuatan secara khusus.
1.7 Definisi Istilah
Granul : bentuk sediaan yang menyerupai serbuk tetapi membentuk butiran yang
Kasar
Effervecent : sediaan yang mengandung asam sitrat,asam tartrat dan natrium
Bikarbonat,bila dimasukkan air akan berbuih mengeluarkan karbondioksida.
Temu kunci adalah tanaman yang Perawakan:herba rendah, biasanya
tumbuh di bawah permukaan tanah secara mendatar dan beruas, sedikit keras,
bersisik tipis, dan berbau harum Batang: batang asli di dalam tanah sebagai
rimpang, berwarna kuning coklat, aromatik yang dapat bermanfaat untuk
mengobati penyakit sariawan.
6
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi2.1.1 Granul Effervescent
Granul merupakan gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih
kecil.umumnya berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang
lebih besar.ukurannya biasanya berkisar antara ayakan 4-12 mesh, walaupun
demikian granul dari macam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat
tergantung pada tujuan pemakaiannya (lachman,212)
Granul adalah suatu agregrat asimetris dari partikel serbuk. Granul tidak
memiliki bentuk geometris yang harmonis dalam banyak hal bentuk luarnya
berupa peluru,bola,batang silinder dan sebagainya. Permukaan umumnya tidak
merata dan kasar bergerigi butiran granulasi berpori.(voight ;1995,171)
Garam effervescent merupakan granul atau serbuk kasar sampai kasar
sekali dan mengandung unsur obat dalam campuran yang kering, biasanya terdiri
dari natrium bikarbonat,asam sitrat dan asam tartrat. Bila ditambahkan dengan air
dan biasanya bereaksi membebaskan karbondioksida (CO2) sehingga
menghasilkan buih.Larutan dengan karbonat yang dihasilkan menutupi rasa garam
atau rasa lain yang tidak diinginkan dari zat obat. ( ansel ; 1989)
Serbuk effervescent adalah serbuk yang berupa granul kecil yang
mengandung asam sitrat dan natrium bikarbonat. Cara penggunaannya dilarutkan
terlebih dulu dalam segelas air,maka akan terjadi reaksi antara asam dan natrium
bikarbonat dengan mengeluarkan CO2 dan akan menimbulkan rasa seperti limun
(moh anief,9)
6
7
Berdasarkan keterangan diatas, granul effervescent adalah sediaan yang
berupa gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil atau serbuk
kasar sampai kasar sekali yang berupa granul kecil yang mengandung asam sitrat
dan natrium bikarbonat. Cara penggunaannya dilarutkan dalam segelas air, akan
terjadi reaksi antara asam dan basa yaitu dengan mengeluarkanCO2
(karbondioksida ) terasa seperti lemon.
2.1.2 Persyaratan Granul
Dalam pembuatan sediaan granul terdapat beberapa persyaratan, yaitu :
a. Dalam bentuk dan warna yang sedapat mungkin homogen.
b. Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan.
c. Memiliki daya luncur yang baik.
d. Sedapat mungkin memiliki distribusi butiran yang sempit dan tidak > 10%
mengandung komponen berbentuk serbuk
e. Tidak terlampau kering (sisa lembab 0,4-0,7%).
f. Mudah hancur didalam air (Voigh, 1995 : 172).
2.2. EKSTRAK
Ekstrak adalah sediaan sari pekat tumbuh-tumbuhan / hewan yang
diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat,
menggunakan menstrum yang cocok, uapkan semua atau hampir semua dari
pelarutnya dan sisa endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan standarnya
(ansel,1989.;616-617)
8
Ekstrak merupakan sediaan yang dapat berupa kering atau cair, dibuat
dengan menyari simplisia nabati / hewani menurut cara yang sesuai yaitu berupa
perkolasi dan maserasi (anief,1987;1689)
Berdasarkan keterangan tersebut, bahwa ekstrak merupakan hasil dari
penyaringan zat aktif dari jaringan tumbuhan dengan menggunakan pelarut yang
cocok. Tujuan pembuatan ekstrak yaitu untuk mendapatkan zat berkhasiat yang
diinginkan dan memudahkan dalam perhitungan dosisnya.
2.2.1 PERKOLASI
Perkolasi yaitu “per” melalui dan “colare” merembes,jadi secara umum
dapat dinyatakan sebagai proses dimana obat yang sudah halus, zat yang larutnya
diekstraksi dalam pelarut yang sesuai dan cara melewatkan perlahan-lahan
melalui obat dalam suatu kolom. Obat dimampatkan dalam alat ekstraksi khusus
disebut perkolator, dengan ekstrak yang telah dikumpulkan disebut perkolat.
Kebanyakan ekstraksi obat dikerjakan dengan cara perkolasi.(ansel,1989;608)
2.2.2 MASERASI
Maserasi artinya merendam adalah proses paling tepat dimana obat yang
sudah halus memungkinkan untuk direndam dalam menstrum sampai meresap dan
melunak susunan sel sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut
(ansel,1989;607)
Proses maserasi adalah sebagai berikut:
Dimasukkan 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat
halus yang cocok dalam bejana,dituangi dengan 75 bagian cahaya penyari, ditutup
9
dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk,lalu
diserkai,diperas,ampas dicuci dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh
100 bagian, maserasi dipindahkan ke dalam bejana tertutup dibiarkan di tempat
yang sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari,lalu dienaptuangkan atau
disaring.(anief :1987:175)
2.2.3 INFUNDANSI
Infus adalah sediaan yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air pada
suhu 90o selama 15menit .infundansi adalah proses penyarian yang umumnya
digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-
bahan nabati (sediaan galenik:8)
2.3 Komponen Granul effervescent
Pada pembuatan granul effervescent dibutuhkan beberapa komponen seperti
bahan aktifnya yaitu ekstrak temu kunci dan bahan tambahan yang terdiri dari
asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat yang dapat membuat sediaan menjadi
berbuih bila dilarutkan dengan air,sukrosa sebagai bahan tambahan pemanis dan
dekstrosa sebagai bahan tambahan.
2.4 Keuntungan dan Kerugian
2.4.1 Keuntungan sebagai bentuk sediaan granul effervescent
a. Menghasilkan rasa yang enak dikarenakan adanya karbonat yang
membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu.
10
b. Penyiapan larutan dalam waktu yang tidak lama dan mengandung dosis
obat yang tepat
c. Lebih mudah digunakan
d. Karena adanya kandungan yang lembab selama proses produksi bisa
menyebabkan reaksi effervescent yang premature.
e. Bila pada pemakaian sediaan effervescent timbul kesukaran untuk
menghasilkan produk yang lebih stabil secara kimia.
2.4.2 Kerugian dari bentuk sediaan granul effervescent
o Fasilitas produksi yang khusus
o Untuk menjaga kualitas di dalam kantong lembaran alumunium kedap
udara
o Harganya yang relative mahal
2.5 Metode Pembuatan Granul Effervescent
a. Penyiapan peralatan yang dibutuhkan
b. Penyiapan dan pengumpulan bahan tambahan dan temu kunci
c. Pembuatan serbuk temu kunci
d. Pembuatan ekstrak temu kunci
e. Penentuan formula granul effervescent ekstrak temu kunci
f. Pencampuran bahan-bahan yang dibutuhkan dengan metode peleburan
g. Pembuatan granul effervescent dari ekstrak temu kunci
h. Pemeriksaan sifat fisik granul effervescent ekstrak temu kunci.
11
2.6 Tinjauan Bahan Aktif
2.6.1 Karakteristik Temu kunci
Kerajaan :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Liliopsida
Ordo :Zingiberales
Famili :Zingiberaceae
Genus :Boesenbergia
Spesies : Boesenbergia pandurata
Sinonim : Gastrochilus panduratum (Roxb) Schult.; Kaempferia pandurata
(Roxb); Boesenbergia rotunda
Nama asing : Fingerroot (Inggris), Krachai (Thailand), Chinese key (Cina).
Perawakan:herba rendah, biasanya tumbuh di bawah permukaan tanah secara
mendatar dan beruas, sedikit keras, bersisik tipis, dan berbau harum Batang:
batang asli di dalam tanah sebagai rimpang, berwarna kuning coklat, aromatik,
Temu kunci berperawakan herba rendah, merayap di dalam tanah. Dalam satu
tahun pertumbuhannya 0,3-0,9 cm. Batangnya merupakan batang asli di dalam
tanah sebagai rimpang, berwarna kuning coklat, aromatik, menebal, berukuran 5-
30 x 0,5-2 cm. Batang di atas tanah berupa batang semu (pelepah daun). Daun
tanaman ini pada umumnya 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna
merah tanpa helaian daun. Tangkai daun tanaman ini beralur, tidak berambut,
panjangnya 7-16 cm, lidah-lidah berbentuk segitiga melebar, menyerupai selaput,
panjang 1-1,5 cm, pelepah daun sering sama panjang dengan tangkai daun; helai
12
daunnya tegak, bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing,
permukaan halus tetapi bagian bawah agak berambut terutama sepanjang
pertulangan, warna helai daun hijau muda, lebarnya 5-11 cm.
Bunga tanaman ini berupa susunan bulir tidak berbatas, di ketiak daun, dilindungi
oleh 2 spatha, panjang tangkai 41 cm, umumnya tangkai tersembunyi dalam 2
helai daun terujung. Kelopak bunganya 3 buah lepas, runcing. Mahkota bunganya
3 buah, warnanya merah muda atau kuning-putih, berbentuk tabung 50-52 mm,
bagian atas tajuk berbelah-belah, berbentuk lanset dengan lebar 4 mm dan panjang
18 mm. Benang sarinya 1 fertil besar, kepala sarinya bentuk garis membuka
secara memanjang. Lainnya berupa bibir-bibiran (staminodia) bulat telur terbalik
tumpul, merah muda atau kuning lemon, gundul, 6 pertulangan, dan ukurannya
25×7 cm. Putik bunganya berupa bakal buah 3 ruang, banyak biji dalam setiap
ruang (Plantus, 2008).
Kandungan
Rimpang 1,2% minyak atsiri (rimpang segar 0,06% - 0,32%
minyak atsiri); (terdiri dari kamfer, sineol, metil sinamat, dan hidromirsen),
damar, pati, saponin, flavonoid pinostrolerin, dan alipinetin.
Temu kunci juga mengandung zat pati dan mnyak basillikum yang terdiri atas
senyawa-senyawa linatool, cajeputol dan metal chavicl.
13
Manfaat Rimpang temu kunci :
sebagai peluruh dahak/untuk menanggulangi batuk,
peluruh kentut
penambah nafsu makan
menyembuhkan sariawan
pemacu keluarnya air susu ibu (AS1),
Pereda panas dalam
Penangkal masuk angin:
disentri,
antiinflamasi
analgetik
dan antipiretik
2.6.2 Karekteristik Asam Tartrat
Nama lain : Acidum Tartaricum
Rumus kimia : C4H6O6
BM : 150,00
14
Pemerian : Hablur, tidak berwarna / bening / serbuk halus sampai granul
warna putih ,tidak berbau,rasa asam dan stabil di udara.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol
2.6.3 Karakteristik Asam Sitrat
Nama lain : Acidum Citricum
Rumus kimia : C6H8O7
Pemerian : Hablur tidak bewarna / serbuk putih tidak berbau rasa sangat asam
agak higroskopis,merapuh dalam udara kering dan panas.
Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 etanol (95%)
p,sukar larut dalam eter
Khasiat : Sebagai zat tambahan, biasanya digunakan untuk menetralkan basa
dalam minuman segar.
Secara kimia asam sitrat bersifat seperti asam karbosilat lainnya.jika dipanaskan
di atas 175oC,asam sitrat terurai dengan melepaskan karbondioksida dan air.
Asam sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh semua badan
pengawasan makanan nasional dan internasional utama senyawa ini secara alami
terdapat pada semua jenis makhluk hidup,dan kelebihan asam sitrat dengan
mudah di metabolisme dan dihilangkan dari tubuh.
15
2.6.4 Karakteristik Natrium Bikarbonat
Nama lain : Natrii Subkarbonas
Rumus kimia : NaHCO3
BM : 84,01
Pemerian : Serbuk hablur,putih,stabil di udara kering,tetapi dalam udara lembab
secara perlahan-lahan terurai. Larutan segar dalam air dingin, tanpa dikocok,
bersifat basa terhadap lakmus. Kebasaan bertambah bila larutan
dibiarkan,digoyang kuat atau dipanaskan.
Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam etanol.
2.6.5 Karakteristik Dekstrin
Dekstrin adalah golongan karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang dibuat
dengan modifikasi pati dengan asam.
Rumus kimia : G6H10O5
Pemerian : Serbuk hablur berwarna putih sampai kuning
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih cepat terdispersi, tidak kental serta lebih
stabil daripada pati.
Dekstrin mempunyai viskositas yang relative rendah, sehingga pemakaian dengan
jumlah banyak masih diijinkan. Hal ini justru akan menguntungkan jika
pemakaian dekstrin ditujukan sebagai bahan pengisi (filter) karena dapat
16
meningkatkan berat produk yang dihasilkan. (warsiki,dkk.1995)
Dekstrin dapat melindungi senyawa yang peka terhadap oksidasi / panas, karena
molekul dari dekstrin stabil terhadap panas dan oksidasi. Kosentrasi dekstrin 12,5
% akan memberikan perlakuan terbaik (suryanto,2000)
2.6.6 Karakteristik Gula
Nama lain : Sukrosa
BM : 342,30
Rumus kimia : C12H22O11
Sukrosa : Gula, yang diperoleh dari saccharum officinarumlinne ( familia
gramineae ), beta vulgaris linne ( familia chenopadiaceae ) dan sumber-sumber
lain. Tidak mengandung bahan tambahan.
Pemerian : Hablur putih / tidak berwarna, massa hablur / berbentuk kubus atau
serbuk hablur putih,tidak bau, rasa manis, stabil di udara, larutnya netral terhadap
lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih,sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah dan penyimpanan yang tertutup rapat.
17
2.7 Uji Mutu Fisik Granul
Sediaan granul effervescent temu kunci yang telah dibuat akan diuji
meliputi beberapa tahap yaitu.
2.7.1 Uji Waktu Larut
Sediaan effervescent reaksinya berjalan cukup cepat dan selesai dalam
waktu kurang dari satu menit. ( Dadan Rohdiana,ST.MP, artikel )
a. Siapkan 150 ml air dengan suhu ± 25 o C
b. Masukkan 1 sachet ke dalam 150 ml air tersebut
c. Hitung waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan seluruh granul
effervescent dengan menggunakan stopwatch
d. Penentuan kecepatan larut,dihitung dengan rumus
Kecepatan larut = Berat granul (gr)
Waktu larut (dt)
2.7.2 Uji Kelarutan (yuwono dan susanto,1998)
Pengujian kelarutan didasarkan pada prinsip mengukur jumlah sampel
yang tidak larut dalam waktu dan kondisi yang telah ditentukan prosedur
pengujiannya yaitu :
a. Kertas saring dioven pada suhu 105 oC selama 10 menit,didinginkan
18
dalam deksikator dan timbang sampai konstan (a)
b. Timbang bahan sebanyak 3 gr ( berat awal )
c. Masukkan bahan dalam 150ml air bersuhu 25oC
d. Saring dengan kertas saring yang telah diketahui beratnya
e. Kertas saring tersebut di oven kembali pada suhu 105 o C selama 3
jam
f. Dinginkan dalam deksikator dan sampai didapat berat konstan (b)
Perhitungan :
Berat akhir = b - a
Kelarutan = berat awal – berat akhir X 100%
Berat awal
2.7.3 Uji Kadar Air
Uji kadar air pada granul ( Indonesia,1997 : 825)
Uji kadar air ditimbang 10 g lalu dimasukkan oven pada suhu 105o C selama 30
menit sampai 1jam atau secukupnya. Uji kadar air pada granul effervescent
dapat dihitung dengan rumus:
Bobot sebelum – bobot sesudah X 100 %
Bobot sebelum
19
Dengan uji kadar air diharapkan sediaan granul effervescent memenuhi
syarat antara 0,4-0,7 %. (dash,2000)
2.7.4 Uji Waktu Alir Granul
Penentuan waktu alir granul ini untuk mengetahui waktu alir granul
memasuki ruang cetak, alat yang digunakan adalah corong gelas.
Prosedur kerja waktu alir granul adalah menimbang 100 g granul
kemudian memasukkan granul ke dalam corong dengan lubang bawah ditutup.
Lalu mengukur waktu alir dimulai pada saat lubang corong dibuka sampai granul
seluruhnya keluar dari corong. Kemudian menghitung waktu alir granul.
Daya alir = berat granul
waktu
Persyaratan :
Aliran granul baik jika waktu yang diperlukan Untuk mengalirkan 100 g
granul kurang dari < 10 detik.
2.8 Kerangka teori
Granul effervescent adalah sediaan yang berupa gumpalan – gumpalan
dari partikel – pertikel yang lebih kecil / serbuk kasar atau sampai kasar sekali
yang berupa granul kecil yang mengandung asam sitrat dan natrium bikarbonat.
Cara penggunaanya dilarutkan terlebih dahulu dalam segelas air, maka akan
terjadi reaksi antara asam dan basa yaitu dengan mengeluarkan CO2
( karbondioksida ) serta seperti rasa lemon.
20
Bahan aktif yang digunakan adalah temu kunci. Berdasarkan hasil penelitian dan
pengalaman, temu kunci telah terbukti berkhasiat menyembuhkan berbagai jenis
penyakit diantaranya yaitu dapat memperkuat lambung, obat sakit perut.Temu
kunci dapat digunakan untuk obat diare, disentri, pelangsing, dan obat keputihan.
Pengujian secara in vitro menunjukkan temu kunci dapat meningkatkan jumlah
limfosit, antibodi spesifik, dan dapat membunuh sel kanker (Hartono 1999).
Bentuk sediaan granul effervescent lebih memberikan daya tarik kepada
konsumen dan sediaan yang tidak membosankan, aroma alami, menyegarkan
karena adanya reaksi asam dan basa yang membebaskan karbondioksida (CO2),
menyehatkan, siap saji, serta bisa dikonsumsi oleh siapa saja baik orang dewasa
ataupun anak – anak .
2.8 Hipotesis Penelitian
Hipotesa penelitian ini adalah temu kunci layak untuk dibuat dalam bentuk
sediaan granul effervescent dan dapat memenuhi syarat.
21
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena untuk mengetahui
apakah ekstrak temu kunci dibuat dalam sediaan granul effervescent memenuhi
syarat atau tidak. Persyaratannya meliputi Uji waktu larut, Uji kelarutan, Uji kadar
air dan uji waktu alir. Proses penelitian ini meliputi beberapa tahap yaitu:
3.1.1 Tahap Persiapan
Yaitu membuat atau mempersiapkan formula granul effervescent dari
ekstrak temu kunci serta menghitung dan mencari semua kebutuhan bahan –
bahan yang akan digunakan.
3.1.2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri dari 4 kegiatan yaitu :
1. Menyiapkan alat bahan yang dibutuhkan
2. Proses ekstraksi temu kunci yang akan digunakan
3. Proses granulasi + pencampuran bahan – bahan yang digunakan sampai
membentuk granul effervescent
4. Uji mutu fisik sediaan granul
21
22
3.1.3 Tahap Akhir
Menganalisa data yang akan dilakukan dari uji mutu fisik granul effervescent
yang terdiri dari Uji waktu larut, Uji kelarutan,Uji kadar air dan Uji waktu alir.
3.2 Instrumen Penelitian
3.2.1 Bahan
1. Temu Kunci
2. Asam Tartrat
3. Asam Sitrat
4. Natrium Bikarbonat
5. Dekstrin
6. Laktosa
3.2.2 Alat
1. Timbangan + Anak timbangan
2. Mortir + Stamper
3. Bekker glass 100 ml + 400 ml
4. Batang pengaduk
5. Ayakan granul 6-12 mesh dan ayakan 14-20 mesh
6. Gelas ukur 10 ml + 100 ml
7. Oven + lengser
8. Evaporator
9. Bejana alumunium foil
10. Tempat untuk mencampur bahan
11. Corong gelas
12. Stopwacth
23
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan yaitu berjudul Uji Mutu Fisik Sediaan
Granul Effervescent Dari Ekstrak Temu Kunci ini dilaksanakan di Laboratorium
Teknolgi Farmasi Putera Indonesia Malang. Dan dilaksanakan mulai bulan
April – Mei 2009.
3.4 Definisi operasional Variabel
Variabel operasional pada penelitian ini yang berjudul “Uji Mutu Fisik
Sediaan Granul Effervescent dari ekstrak temu kunci” yang terdiri dari uji
kelarutan, uji waktu larut, uji kadar air dan uji waktu alir. lihat tabel di bawah ini :
NO Variabel Definisi Operasional Variabel Hasil Ukur Alat Ukur1
2
3
4.
Uji waktu larut
Uji kelarutan
Uji kadar air
Uji waktu alir
Untuk mengetahui seberapa lama sediaan granul larut dalam air sampai partikel benar-benar larut dan tidak ada satupun partikel yang terlihat.Untuk mengetahui seberapa banyak sediaan granul effervescent ekstrak temu kunci yang dapat larut dalam air.Untuk mengetahui kandungan air dengan membandingkan sebelum di oven sesudah bobot dioven pada sediaan granul effervescent.
Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama waktu tertentu
Granul effervescent yang baik larut < 1 menit ( 60 detik )
% (persen)
0,4% - 0,7 %
Aliran granul baik jika waktu yang diperlukan untukmengalirkan 100 g granul kurang dari < 10 detik
Gelas, air 150 ml
Timbangan
Timbangan
Corong
24
3.5 Pengumpulan Data
3.5.1 Formula Standard ( Howard C Ancel 1989 : 215 )
Dinatrium fosfat yang dikeringkan
Dan dibuat serbuk kering 200 g
Asam tartrat, serbuk kerng 252g
Asam sitrat, serbuk kering 162 g
Natrium bikarbonat, serbuk kering 477g
Untuk membuat 1000 g
3.5.2 Pembuatan formula
Formula untuk tiap sediaan (1 bungkus = 7g ) yang dilarutkan dalam 1 gelas air
(220 ml)
NO BAHAN Persen (%)Untuk 1 sachet
(g)1
2
3
4
5
6
Ekstrak temu kunci
Asam tartrat
Asam sitrat
Natrium bikarbonat
Dekstrin
Sukrosa
20,8 %
16,2 %
42 %
10 %
11 %
2,5
0,93
0,73
1,89
0,45
0,49
25
3.6 Pengolahan Data
3.6.1 Perhitungan Bahan
Kebutuhan bahan dari 10 bungkus granul effervescent ekstrak temu kunci
NO Bahan Total kebutuhan untuk
10 bungkus (g)
Total kebutuhan
bahan untuk
Replikasi 1,11 dan
111 (g)1
2
3
4
5
6
Ekstrak temu kunci
Asam tartrat
Asam sitrat
Natrium bikarbonat
Dekstrin
Sukrosa
25
9,3
7,3
18,9
4,5
4,9
75
27,9
21,9
56,7
13,5
14,7
3.6.2 Proses Pembuatan Granul Effervescent
Proses pembuatan granul effervescent temu kunci menggunakan metode
granulasi basah.
3.6.3 Proses Pembuatan Ekstrak Temu Kunci Menggunakan Metode
Maserasi
1. Menimbang serbuk temu kunci100g
2. Ukur etanol 70% sebanyak 500 ml.
26
3. Masukkan serbuk temu ke dalam bejana dan tambahkan etanol 70%,
kemudian didiamkan selama 5 hari dan ditutup rapat serta terlindung
cahaya
4. Setelah 5 hari, campuran tersebut diserkai dengan kain flanel kemudian
disaring dengan corong buchner.
5. Ampas dibilas dengan sisa cairan penyari hingga didapat maserat yang
jernih.
6. Maserat diuapkan di evaporator sampai didapat 1/3 bagian ekstrak kental
temu kunci
3.6.4 Proses Pembuatan Granul Ekstrak Temu Kunci
1. Menimbang ekstrak yang dihasilkan lalu ditaruh pada mortar x
2. Menimbang dekstrin dan laktosa masukkan morir x, gerus kuat ad massa granul
3. No 2 diayak dengan pengayakan 6-12 mesh.
4. Granul hasil ayakan kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 30-4oC.
5.Granul yang sudah kering diayak dengan pengayak 14-20 mesh sampai
diperoleh granul yang homogen.
6.Menimbang asam sitrat lalu dicampur dengan granul campur hingga homogen.
7.Menimbang natrium bikarbonat dicampur dengan granul campur hingga
homogen.
8. Menimbang asam tartrat dicampur dengan granul campur hingga homogen.
9. Dilakukan pengujian waktu alir, waktu larut, kadar air dan kelarutan.
27
3.7 Uji Mutu Fisik
3.7.1 Uji Waktu Larut
Dilarutkan 1 bungkus granul effervescent pada satu gelas yang berisi air
(220ml) lalu diamati dan dihitung lama seidaan yang larut dalam air sampai
partikel – partikel tidak terlihat atau larut sempurna. Granul effervescent yang
baik larut dalam waktu ≤ 1 menit. Lakukan sampai tiga kali.
3.7.2 Uji Kelarutan
Larutkan 3 g granul effervescent dengan 100ml air, saring dengan kertas
saring yang sudah diketahui beratnya. Kemudian di oven 105oC selama 3 jam.
Dinginkan dalam eksikator dan timbang sampai di dapatkan berat yang konstan.
3.7.3 Uji Kadar Air
Granul effervescent ekstrak temu kunci sebanyak 10 g, dimasukkan dalam
oven pada suhu 105oC, kemudian masukkan eksikator selama 1 jam kemudian
dihitung kadar airnya dengan rumus :
Bobot sebelum – bobot sesudah X 100 %
Bobot sebelum
3.7.4 Uji Waktu Alir
Menimbang 100 g kemudian memasukkan kedalam corong dengan lubang
bawah ditutup. Lalu mengukur waktu alir dimulai pada saat lubang corong dibuka
sampai granul seluruhnya keluar dari corong.
Aliran granul baik jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 100 g
granul kurang dari < 10 detik.
28
3.8 Analisa Data
Pada penelitian ini analisa data dilakukan dengan menghitung waktu alir,
waktu larut, kadar air dan kelarutan yang baik untuk sediaan granul, mencari
simpangan deviasi dari masing-masing replikasi lalu dibuat rata-rata, kemudian
hasil rata-rata tersebut dibandingkan dengan persyaratan yang ada dipustaka.
Sediaan granul effervescent dari ekstrak temu kunci memenuhi syarat dan sesuai
dengan yang tertulis di pustaka.
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Pemeriksaan Organoleptis Bahan Baku
Pemeriksaan organoleptis terhadap bahan-bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan granul effervescent, bertujuan untuk memastikan bahan yang
digunakan benar atau tidak. Hasil pemeriksaan pada tabel di bawah ini
Tabel 4.1 Pemeriksaan temu kunci
Pemeriksaan Pustaka PengamatanOrganoleptis Temu kunci berbentuk
rimpang, warna kuning
muda, bau khas aromatik
dan tebal.
Temu kunci berbentuk
rimpang, warna kuning
muda, bau khas
aromatik dan tebal.Mikroskop Temu kunci terdapat
fragmen butir pati,
serabut, pembuluh kayu,
parenkim dengan sel
sekresi.
Temu kunci terdapat
fragmen butir
pati,serabut, pembuluh
kayu, parenkim dengan
sel sekresi.
Tabel 4.2 Pemeriksaan Ekstrak Temu Kunci
Pemeriksaan Pengamatanorganoleptis Ekstrak kental, berwarna orange, bau
khas aroma temu kunci
29
30
Tabel 4.3 Pemeriksaan Asam Tartrat
Pemeriksaan Pustaka (FI IV ) Pengamatanorganoleptis Hablur tidak bewarna /
bening / serbuk halus
sampai granul, warna
putih, tidak bau dan rasa
asam
Hablur tidak bewarna /
bening / serbuk halus
sampai granul, warna
putih, tidak bau dan rasa
asam
Tabel 4.4 Pemeriksaan Asam Sitrat
Pemeriksaan Pustaka (FI IV ) Pengamatanorganoleptis Hablur tidak bewarna /
serbuk putih, tidak bau
dan rasa sangat asam
Hablur tidak bewarna /
serbuk putih, tidak bau
dan rasa sangat asam
Tabel 4.5 Pemeriksaan Natrium Bikarbonat
Pemeriksaan Pustaka (FI IV ) Pengamatanorganoleptis Serbuk hablur putih Serbuk hablur putih
Tabel 4.6 Pemeriksaan Dekstrin
Pemeriksaan Pustaka (FI IV ) Pengamatanorganoleptis Serbuk hablur, bewarna
putih, sampai kuning.
Serbuk hablur, bewarna
putih, sampai kuning.
31
Tabel 4.7 Pemeriksaan Sukrosa
Pemeriksaan Pustaka (FI IV ) Pengamatanorganoleptis Hablur putih / tidak
bewarna, masa hablur /
berbentuk kubus atau
serbuk hablur putih, tidak
bau dan rasa manis.
Hablur putih / tidak
bewarna, masa hablur /
berbentuk kubus atau
serbuk hablur putih,
tidak bau dan rasa
manis.
4.2 Hasil Uji Mutu Fisik Granul Effervescent Ekstrak Temu Kunci
Uji mutu fisik granul effervescent dari ekstrak temu kunci meliputi uji waktu
larut, uji kelarutan, uji kadar air dan uji waktu alir.
Tabel 4.8 Hasil uji waktu larut
Replikasi Uji Waktu larut (detik)1 692 793 77
Rata - rata 75SD 5,29
Pada uji waktu larut dari ketiga replikasi rata- ratanya 75 detik dengan standart
deviasi 5,29.
Tabel 4.9 Hasil uji kelarutan
Replikasi Uji kelarutan (%)1 96,62 %2 96,18 %3 97,02 %
Rata - rata 96,60SD 0,420
Sedangkan uji kelarutan dari ketiga replikasi rata – ratanya 96,60 % standart
deviasinya 0,420.
32
Tabel 4.10 Hasil uji kadar air
Replikasi Uji kadar air (%)1 0,802 0,833 0,79
Rata - rata 0,80SD 0,020
Dan uji kadar air rata – ratanya 0,80 % dengan standart deviasi 0,020.
Tabel 4.11 Hasil uji waktu alir
Replikasi Uji waktu alir (detik)1 9,152 9,403 8,60
Rata - rata 9,05SD 0,40
Pada uji waktu alir rata – ratanya 9,05 detik dengan standart deviasi 0,40.
33
BAB V
PEMBAHASAN
Sebelum temu kunci diolah menjadi sediaan granul effervescent, terlebih
dahulu pengamatan organoleptis bahan baku yang digunakan sesuai dengan yang
tertera pada buku khasiat dan manfaat temu kunci serta bahan tambahan yang
sesuai pada farmakope Indonesia lV . Setelah itu temu kunci yang sudah kering di
ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dan pelarutnya menggunakan
alkohol 70 %. Pembuatan sediaan granul effervescent ekstrak temu kunci
menggunakan bahan tambahan sukrosa, asam tartrat, asam sitrat, natrium
bikarbonat, dan dekstrin. Dekstrin selain sebagai bahan pengisi karena dapat
meningkatkan berat produk dalam bentuk granul, dekstrin juga dapat juga
berfungsi melindungi senyawa yang peka terhadap oksidasi / panas.
Proses pembuatannya dimulai dari ekstraksi menggunakan metode
maserasi. Lalu di granulasi sampai berbentuk granul, setelah itu baru proses
pencampuran dengan bahan – bahan lainnya.
Setelah sediaan jadi granul effervescent dilakukan uji mutu fisik. Pada uji
waktu larut granul effervescent replikasi 1, 2, dan 3 dinyatakan tidak memenuhi
syarat . Rata – rata waktu larutnya lebih dari satu menit, disebabkan pengaruh
suhu ruangan selama proses pembuatan. Suhu ruangan yang diharapkan adalah
suhu kamar ( 37o C ). Selain itu keseragaman ukuran partikel ( granul ) tidak
seragam, granul ekstrak temu kunci berbeda dengan bahan tambahannya ( asam
sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat ), hal ini mempengaruhi waktu larut
sehingga granul effervescent ekstrak temu kunci tersebut lambat waktu larutnya
34
34
dan tidak memenuhi syarat. Syarat yang baik adalah waktu larutnya < 1 menit ( 60
detik ).
Pada uji kelarutan menghasilkan prosentase yang baik, dari replikasi 1,2
dan 3 rata- ratanya 96,60% memenuhi syarat dan terbukti bahwa temu kunci larut
dalam air dan layak dibuat sediaan granul effervescent.
Sedangkan uji kadar air yang diperoleh pada replikasi 1, 2 dan 3 tidak
memenuhi syarat. Syarat untuk kadar air granul effervescent yang baik yaitu
antara 0,4 - 0,7 %. Dan pengaruh suhu ruangan selama proses pembuatan. Suhu
ruangan yang diharapkan adalah suhu kamar ( 37o C ).
Pada uji waktu alir granul effervescent ekstrak temu kunci replikasi 1, 2
dan 3 memenuhi syarat. Rata – rata waktu alirnya kurang dari 10 detik .
35
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
5.1.1 Hasil uji mutu fisik sediaan granul effervescent dari ekstrak temu kunci
a. hasil rata – rata uji waktu larut sediaan granul effervescent ekstrak temu kunci
75 detik.
b. Hasil rata – rata uji kelarutan sediaan granul effervescent ekstrak temu kunci
96,60 %.
c. Hasil rata – rata uji kadar air sediaan granul effervescent ekstrak temu kunci
0,80 %.
d. Hasil rata – rata uji waktu alir sediaan granul effervescent ekstrak temu kunci
9,05 detik.
5.1.2 Hasil uji mutu fisik berdasarkan persyaratan
a. Berdasarkan uji waktu larut granul effervescent ekstrak temu kunci tidak
memenuhi syarat
b.Berdasarkan uji kelarutan granul effervescent ekstrak temu kunci memenuhi
syarat
c.Berdasarkan uji kadar air granul effervescent ekatrak temu kunci tidak
memenuhi syarat
d.Berdasarkan uji waktu alir granul effervescent ekstrak temu kunci memenuhi
syarat.
36
36
5.2 Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas dapat disarankan sebagai berikut :
5.2.1 Dilakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk tablet.
5.2.2 Hendaknya penelitian dengan penambahan pemanis yang lebih banyak dan
bahan tambahan lainnya.
37
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh.2003. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Ansel, Howard.1989. Pengantar Bentk Sediaan Framasi. Edisi IV. Jakarta:
Bagian Penerbit University Indonesia.
Arikunto, Suharsimi.1998.Prosedrur penelitian. Edisi IV. Jakarta: Rineka Cipta.
Indonesia, Departemen kesehatan.1995.Farmakope Indonesia. Edisi IV . Jakarta:
Departemen kesehatan Republik Indonesia.
Lachman, Leon.Etal.994. Teori dan praktek farmasi industri, Edisi III. Jakarta:
Universitas Indonesa press.
Lestari, Agtha Budi Susiana.2006. Optimasi Formula Granul Effervescent ekstrak
Temulawak dengan Kombinasi Asam Sitrat dan Asam Tartrat, Seminar
Ilmiah Nasional Hasil Penelitian”Fitofarmaka:imunoduator Masa Kini”.
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 16 september
(http:// www.usd.ac.ud)
Voight, Rudolf.1984. Terjemahan Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi V.
Gajah Mada University Press
http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia-tanaman-anti-
kanker/t/temu-kunci/
. http://www.purwakarta.org/index.php/2006/02/01/temu-kunci-obat-sariawan/
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=2039
38
38
Lampiran 1. Skema Pengumpulan Data Pembuatan Granul Effervescent
Replikasi I Replikasi II Replikai III
Pengamatan
Granul Effervescent Temu Kunci
Uji kelarutan
Uji kadar air
Uji waktu alir
Uji waktu larut
39
Lampiran 2. Proses Pengolahan Temu Kunci Mulai dari Proses Ekstraksi sampai
Membentuk Granul
Temu Kunci
Dihaluskan
Maserasi
Granul Ekstrak Temu Kunci
Evaporator < 50
Diserkai
Oven 50 o C
Massa granul
Sukrosa+
Dekstrin
Oven 50 o C
Diayak mesh 12
Diayak mesh 16
Ekstrak Temu Kunci
40
Lampiran 3. Hasil Ekstraksi Temu Kunci
1 sachet = 10 g temu kunci
10 sachet = 10 x 10 = 100 g temu kunci
Maserasi ( ekstraksi )
Estraksi Temu Kunci
(sebanyak 25 g )
Maka : 100 ∞ 25 g
1 g ∞ 0,25 g
Adapun perhitungannya sebagai berikut
= 1 X 25
100
= 0,25 g
= 250 mg ekstrak temu kunci
Sehingga ekstrak yang diperoleh didalam persachet adalah 250 mg
41
Lampiran 4. Skema Pembuatan Granul Effervescent Temu Kunci
Granul Ekstrak Temu Kunci
Homogenitas
Asam Sitrat dan Asam Tartrat yang sudah
dihaluskan
Di oven 50 o C Selama 45 menit
Natrium Bikarbonat
Homogenitas 5 menit
Pengayakan Mesh 20
Granul Effervescent Ekstrak Temu Kunci
Uji Mutu Fisik :1. Uji waktu larut2. Uji kelarutan3. Uji kadar air4. Uji waktu alir
42
Lampiran 5. Determinasi Temu Kunci
43
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Uji Waktu Larut Granul Effervescent
Replikasi Uji waktu larut1
2
3
69
79
77X rata – rata 75 detikSD 5,29 detik
44
Tabel 4.2 Hasil Uji Kelarutan Granul Effervescent
Berat akhir = b – a
Kelarutan = berat awal – berat akhir X 100%
Berat awal
Replik
asi
a (g) b (g) c (g) Prosenta
se
kelarutan
( % )
1
2
3
0,326
0,341
0,336
0,346
0,359
0,351
0,011
0,013
0,010
96,62 %
96,18 %
97,02 %
X rata – rata 96,60
SD 0,420
Ket :
a = berat awal kertas saring
b = berat akhir kertas saring
c = berat granul effervescent
45
Tabel 4.3 Hasil Uji Kadar Air Granul Effervescent
M = a – b x 100 %
a
M = kadar air ( % )
a = berat awal ( g )
b = berat akhir ( g )
Replikasi a X b + x b M1
2
3
3
3
3
12,2501
12,6309
13,0341
15,226
15,606
16,0103
2,9759
2,9751
2,9762
0,80
0,83
0,79
X rata - rata 0,80SD 0,020
46
Tabel 4.4 Hasil Uji Waktu Alir Granul Effervescent
Replikasi Uji waktu Alir1
2
3
9,15
9,40
8,60X rata – rata 9,05 detikSD 0,40 detik
47
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1. Temu Kunci
48
Gambar 2. Granul ekstrak temu kunci
Formula I
Formula II
Formula III