repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9765/1/sugih... ·...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUID PEMBIA Y AAN B.Al'll'K SYARIAH
(STUD! KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA
DAN BANK SYARIAH MANDIRI)
Skripsi
...... Ulll I
Oleh:
Sugih Waluya Romdlon 10408100252t''""' . -- ","···~
~ ,Jl'l : ~·~· ~'"Jb··:··t···•"'''"""'"''~ • ~L . : :....... ·0·:::·'1.a;;-eal ·
lnduK : .Ol/?/ ,-Cl ....................•
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN IlLMU SOSIAlL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA.
1430H/2009M

ANALISIS FAKTOR~AKTIJR
YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN
(STUD! KASUS PADA BANK 111UAMALA T IND.ONES/A
DAN BANK SYARIAH MANDIRI)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Jlmu Sosial
Untuk Memenubi Syarat·syarat untuk Meraih Gelar 8arjana Ekonomi
Pembimbing I
Oleh:
Sugih Waluya Romdlon 104081002521
Dibawah Bimbingan
Pembimbing II
---<fo~ Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM £,M,Si NIP. 150 317 955 NIP. 150.330.729
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTASEKONOMIDANILMUSOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M

lari ini, Kamis tanggal dua puluh enam februari tahun dua ribu sembilan Telah dilakukan Ujian
:omprehensif atas nama Sugih Waluya Romdlon NIM: 104081002521 dengan judul skripsi "ANALISIS
AKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN BANK SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank
Ruamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri}. Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut
elama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima. sebagai salah satu syarat untuk
nemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial
lniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Februari 2009
nm Penguji Ujian Komprehensif
~;f Prof. Dr. Ahmad Rodoni. MM
Ketua
Prof. Dr. Abdul Hamid. MS Penguji Ahli
~.~• Sekretaris

ari ini telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Sugih Waluya Romdlon NIM: 104081002521 dengan
1dul skripsi "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN BANK SYARIAH (Studi
asus Pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri). Memperhatikan penampilan
lahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu ,
rarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan llmu
)Sial Universitas Islam Negeri Syarif Hldayatullah Jakarta.
~~
__(_a;) Prof. Dr. Ahmad Rodo~i. MM
Ketua
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
Jakarta, 5 Maret 2009
k.Ms; ? Sekretaris

DAFTARRIWAYATHIDUP
. I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama 2. Tempat & Tgl. Lahir 3. Tinggal di 4. Alamat
5. Telepon
II. PENDIDIKAN
1. SD 2. SMP 3. SMA 4. SJ
: Sugih WaluyaRomdlon : Bogor, 8 Juni 1986 : Bogor : Jalan Raya Puncak Kp. Pakancilan RT. 03/03 Desa Kuta Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
: 08561357321/(021)92617421
: SDN SUKAGALIH 03 : SLTP YPC CISARUA : MA YASTI CISAAT-SUKABUMI : JURUSAN MANAJEMEN jflAKULT AS
EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Sekretaris Umum Keluarga Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam 2. Wasekum Bidang PPPA Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas
Sains dan Teknologi & Ekonomi 3. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Sains dan
Teknologi & Ekonomi 4. Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi Himpunan
Mahasiswalslam Cabang Ciputat
IV. LATARBELAKANGKELUARGA 1. Ayah
2. Tempat & Tgl. Lahir 3. Alamat
4. Telepon 5. Thu
: Ujang Suparman : Sukabumi,
: Jalan Raya Puncak Kp. Pakancilan RT. 03/03 Desa Kuta Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
:085659465355
: Maryati

03/03 Desa Kuta Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
8. Telepon : 085659465355 9. Anak Ke dari : l Dari 3 Bersaudara

ABSTRAK
Penelitian m1 bertujuan untuk. menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan pada Bank Muamalat Indonei;ia clan Bank Syariah Mandiri, (faktor-faktor tersebut adalah pembiayaan bermasalah (NPF), rasio kecukupan modal (CAR), tingkat pengembalian atas modal (ROE), dan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)). Pt~ne:litian ini dilakukan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. dari Januari 2002 sampai dengan April 2007 dengan menggunakan metode model koreksi kesalallan.
Hasil penelitian menunjukan hanya variable BOPO saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan dalam jangka pendek. Sedangkan variabel yang Jaimtya yaitu pembiayaan bermasalall, rasio kecukupan modal, dan tingkat pengembalian atas modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan dalam jangka pendek pada Bank Muamalat Indonesia. Pada Bank Syariall Mandiri, tidak terdapat satu variabel independen pun yang berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan dalam jangka pendelk:.
Hasil penelitian menunjukan baliwa tidak terdapat keseimbangan jangka pendek menuju keseimbangan jangka panjang diantara variabel yang dipakai. Variabel-variabel tersebut adalali pembiayaan bermasalall (NI'F), rasio kecukupan modal (CAR), tingkat pengembalian atas modal (ROE), dan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), baik pada Bank l\1uamalat Indonesia maupun pada Bank Syarial! Mandiri.
Kata kunci : pembiayaan, model koreksi kesalallan, dan keseimbangan.

ABSTRACT
The. objective of this research is ·to analyze factors which influence financing at Bank Muamalat Indonesia and Bank Syariah Mandiri, (those factors are non peiforming finance (NPF), capital adequacy ra/io (CAR), return on equity (ROE), and operational cost to operational revenue (BOPO). This research held at Bank Muamalat Indonesia and Bank Syariah Mandiri since January 2002 until April 2007 using Error Correction Model (ECM).
Based on the test result, operational cost to operational revenue (BOPO) variable significantly affect to financing in Bank Muamalat Indonesia in short term. Whereas the other independent variables such as non peiforming finance, capital adequacy ratio, and return on equity have no significant affect to financing in Bank Muamalat Indonesia in short tem1. In Bank Syariah Mandiri, there are not one of independent variables who significantly affect to financing in short term.
Based on the test result of long term co integration it is known that there is not a long term equilibrium between variables used. 111ese variables are non peiformingfinance (NPF), capital adequacy ratio (CAR), return on equity (ROE), and operational cost to operational revenue (BOPO), even in Bank Muamalat Indonesia orBank Syariah Mandiri.
Keyword: financing, error correction model, and equilibrium.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, alhamdulillahi rabbi! 'alamin, wasshalatu wassalamu 'ala
ashrafil anbiya'i wal mursalin, wal 'aqibatu Iii muttaqin, wala 'udwaana ilia
'aladzalimin.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Dan tak lupa shalawat serta salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Adapun judul skripsi yang penulis ambil
adalah "Analisis Faktor-faktor yang Mempengarnhi Pembiayaan" (Studi Kasus
pada Bank Muammalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri dari tahun 2002-
2007)".
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada orang-orang dan semua pihak yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terima kasih ini antara lain
ditujukan kepada:
I. Kedua orang tua saya tereinta yang senantiasa mendoakan dan mendul..-ung
saya setiap saat dan selalu menanyakan kabar skripsi setiap saya pulang
kerumah. Serta adik2ku tereinta (Ade Irma Suryani dan Insan Kami!).
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni. MM dan Bapak AriefMufraini Le, M.Si. yang
telah memberikan pengarahan dan meluangkan waktunya untuk penyelesaian
skripsi ini. Buat Kanda Arief Mufraini Le, M.Si, terima kasih atas pelajaran
cross your limit nya.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan FEIS UIN Jakarta.
4. Bapak Indo Yama Nasarudin SE., MAB selaku Ketua Jurusan Manajernen.
Semoga cepat mendapat gelar Doktor.
5. Seluruh dosen yang telah ikhlas mengajarkan ilmunya dan berbagi pengalaman
serta para staff akademik FEIS.

6. Agis Rahayu, maafkan Kaka. waktu telah banyak disit<i dengan pengerjaan
skripsi ini.
7. Rekan seperjuangan di organisasi Hijau Hitam tercinta (Erik Ketum; Bung Jon,
Om Jun, Eko, dan lain-lain). Sekretariat HMI Cabang Ciputat tempat kita
berbagi pangalaman. Bahagia HMI. ..
8. Kawan-kawan kosan Sedap Malam IV (wa ato, wa dayat, wa ucup, wa ezit's,
wa opic, wa odeng, wa paceng, wa omen, dan wa culay). Kapan kita nge-Liga
di Winning Eleven 8 lagi? Kalahkan Aku ya ...
9. Kawan-kawan Manajemen C angkaan 2004. Terima kasih buat semuanya.
I 0. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih
banyak atas do'a dan dukungannya, semoga bantuan dan partisipasinya
mendapat ridho Allah SWT, Amin.
Ciputat, Maret 2009
Sugih Waluya Romdlon
104081002521

DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . •. . . . . . . • . . . . . . . . . . . . .. . .. . . i
DAFTARRIWAYATHIDUP .................................................... iv
ABSTRAK ....................................................••..•.•............... vi
ABSTRACT . . . . . . . . .. . .. • . . . . . . . . . . . . .. • . . . • . . . . . . . . . . . • . . . . • . . • . . . .. . . . . . . . . . . . . . . vii
KATA PENGANTAR .......•.................................................... viii
DAFT AR ISI . . . . . .. . . .. .• . .• . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . .. . .. ..• . ... x
DAFTAR TABEL .................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........ .. ... . .. . ..... ... •...... .. ....... ...... ............... xiii
DAFTARLAMPIRAN ........................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • .• 1
A. Latar Belakang Penelitian . . .• .. . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . •. . •. . •. 1
B. Perumusan Masalah ................................................... 11
C. Tujuan dan Manfaat . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . . . • .•. . • . • .. . . . . •• . . .. ... 11
BAB II TINJAUANPUSTAKA ................................................. 13
A. Pengertian Bank Syariah • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . • • . .. 13
B. Tujuan Perbankan Syariah . . •. . . . . . . . . . . .. . .. . .. . .. • .. . .. . . . . . . . •. • . 14
C. Konsep Utama Akad . . .. ....... .. . .. . ..•.•. ... .. ... . .. . .. .•......... 16
D. Produk Penyaluran Dana . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . .. . . . . ... 17
E. Operasional Bank Syariab Dalam Pembiayaan . . .. . . . . . . . . . . . . . . 28
F. Contoh Perhitungan Praktis Pembiayaan . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. 29
G. Penelitian Terdabulu . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . .. . . 32
H. Kerangka Penelitian . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 33
I. Hipotesis . . .. .. . . .. .. . . . . . . . . .. .. . .. .. .. . . . . . . . . . . . . . . .. .. . .. . . . . .. . . ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................... 38
A. Ruang Lingkup Penelitian ... .. .. .... ...... .. . ..... ... . .. .. . ... . .... 38
B. Metode Penentuan sampel . . .. . .. . .. . ...... .. . ... ... .. . .. ... ... . .... 38
C. Metode Pengumpulan Data . . .. . .. . .. . .. ... ... .. . .... .. ... .... ..... 38
D. Metode Analisis Data . .... ......... ... .. ... ... ... . ... .. ... .......... 39
E. Operasional Variabel Penelitian ................................... · 51

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN . . .. . .. . . . .. . ... . . . . .. . . . . .. . . 53
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 53
I. Bank Syariah . . .. . . . . .. ... . . . . ... .. . . . ... . .. . .. . .. . .. . . . . .. . . . . .. 53
2. Bank Muamalatlndonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . .. 57
3. Bank Syariah Mandiri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
B. Penemuan dan Pembahasan ..... .. .... .. . .. .... .. . . . ... . . .. .. . .. . .. 63
I. Analisis Deskriptif..... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 63
2. f>rasyarat Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 68
3. Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . 79
4. Uji Hipotesis .. .. . .. . .. ... . . . . . . . .. .. . . .. . . . . .. . . . . .. . .. .... .. . .. 88
5. Koefisien Determinasi . . .. . .. . . . . .. . .. . .. . .. . . . . . . . .. . .. . .. . .. . . 93
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI . . ... .. . . . ... . .. . .. . ... .. . . . . . . . .. 95
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 95
B. Implikasr................. .. . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 98
Lampiran-Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... I 00

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariab ........................•.. 54
Tabel 4.2 Perkembangan Jenis-jenis Pembiayaan ....................... 56
Tabel 4.3 Pemegang Saham Bank Muamalat Indonesia ...............• 60
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolinearitas BMI ..................................... 69
Tabel 4.5 Hasil Uji Kolinearitas BSM .................................... 73
Tabel4.6 Stasioneritas Data BMI (Pada Tingkat Level) .....•....•.... 76
Tabel 4.7 Stasioneritas Data BMI
(Setelah Diferensi Pada Tingkat First Difforence) .......... 76
Tabel4.8 Stasioneritas Data BSM (Pada Tingkat Level) ............. 77
Tabel4.9 Stasioneritas Data BSM
(Setelah Diferensi Pada Tingkat First Difference) ......... 78
Tabel 4.10 Hasil Analisis ECM BMI dengan Variabel
Dependen Pembiayaan ........................................ 79
Tabel 4.11 Hasil Analisis ECM BSM dengan Variabel
Dependen Pembiayaan ........................................ 84

DAFTAR GAMBAR
Gambar I. I Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia dan Bank
Syariab Mandiri (Dari Tabun 2002-2007) . . .. . ..• .. . . . . .. . ... 8
Gambar 2.1 Skema Akad . . . . . . . . . . . . .. .. . . • . . . . . . . . . . .• . •. . ... .• . ••. . .. . .• . .. .. 16
Gambar2.2
Gambar2.3
Gambar2.4
Gambar2.5
Gambar2.6
Gambar2.7
Gambar2.8
Gambar4.I
Gambar4.2
Gambar4.3
Gambar4.4
Gambar4.5
Gambar4.6
Skema Pembiayaan Murabahab ..... .. ... ....... ........ ... .... 19
Skema Pembiayaan Salam . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 21
Skema Pembiayaan Istishna' . • . . . . . . .• ... . . . . .•.... .. ... .. . . ... 24
Skema Pembiayaan ljarab ....................... ,,. • . . • . . . . • • . .. 24
Skema Pembiayaan Musyarakab . • . • .. . • • .. • . • • .. • • • . . • • • .. .... 25
Skema Pembiayaan Mudharabah . .. .. .. . .. . .. . . . .. .. . .. . .. . ... 26
Kerangka Pemikiran •. .. • . . . .. ... . . . . ... .. . .. ... .•• ... . .. . ... ... 35
Perbandingan ROE BMI dan BSM .. ... •• . .. ....... .. . . . . .... 63
Perbandingan NPF BMI dan BSM . .. .. .. . .. •.. . .• • .. .. .. . • .. 64
Perbandingan BOPO BMI dan BSM . .. . . ... ••• •. . .. . ... . . . . 65
Perbandingan CAR BMI dan BSM . . .. • .. . •. . •. . .. . .. ... .... 66
Perbandingan Pembiayaan BMI dan BSM ..... .••. .•..•. .•.. 67
Hasil Uji Normalitas BMI ..................................... 68
Gambar 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas BMI ........................... 71
Gambar 4.8 Hasil Uji Normalitas BSM .. .. .. .. . .. .. .. .. •• .... .•• .. . .. ..... 72
Gambar 4.9 Hasil Uji Heterokedastisitas BSM ........................... 75

BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Semakin berkembangnya suatu perkembangan perekonomian dari suatu
negara, maka akan dirasakan perlu adanya sumber-sumber penyediaan guna
membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut. Dana yang
diperlukan untuk suatu kegiatan usaha dapatlah dikatakan juga sebagai faktor
produksi yang sejajar dengan faktor-faktor produksi tenaga kerja, peralatan,
mesin-mesin, bahan baku/bahan penolong, kemampuan tekuologi, manajemen dan
lain-lain sebagai suatu sumber ekonomi yang termasuk langka.
Kemajuan dalam bidang ekonomi akan berkorelasi positif dengan
permintaan penyediaan sumber-sumber pendanaan yang dibutuhkan untuk
membangun suatu usaha tertentu. Semakin tumbuh dan berkembangnya suatu
perekonomian suatu negara, maka akan menyebabkan semakin ba:1yak pula dana
yang dibutuhk:an untuk membiayai pendanaan usaha itu. Oleh karena itu,
hubungan antara pertumbuhan suatu kegiatan perekonomian dari perusahaan
dengan eksitensi perkreditan mempunyai koefisien korelasi yang sangat erat.
Penyediaan sumber dana tersebut bisa berasal dari individu juga bisa
berasal dari lembaga keuangan. Dalam hal ini, pelaksanaan :fungsi pembiayaan
tersebut dilakukan oleh lembaga keuangan (baik yang berbentuk bank maupun
non-bank). Fungsi intermediari dari lembaga keuangan (yang dimaksud disini
adalah lembaga keuangan bank) bisa dirasakan dan memberikan efek positif
terhadan kemah1an nP.rP.knnnml!:tn ~11-;rh1 h.anr.-C1"'

Dalam ha! ini kegiatan perekonomian tidak dapat dipi sahkan oleh peranan
perbankan. Perbankan memiliki peran penting bagi sutu negara, yakni sebagai
perantara dalam menghimpun dana clan menyalurkannya keseluruh bidang
perekonomian, baik yang berskala kecil, menengah maupun besar. Untuk
mendorong laju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam UU No. I 0 tahun 1998, tetang pengertian bank bahwa
bank adalah badan yang menghimpun dan dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkn
taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan pengertian UU No.10 tahun 1998 tersebut, dapat dilihat
bahwa usaha perbankan tidak semata-mata memutar uang untuk mencari
keuntungan perusahaan semata, tetapi juga menghendaki ag21r taraf hidup rakyat
dapat meningkat. Hal ini merupakan salah satu tanggung jawab bank dalam
rangka mewujudkan cita-cita negara yaitu untuk mencapai masyarakat yang adil
dan makmur. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari bank tidak boleh lepas
dari kegiatan pembangunan.
Dalam menjalankan peranannya perbankan hams mampu berfungsi secara
efisien, mandiri, sehat dan mampu menghadapi persaingan global. Perbankan
harus bisa membantu para debitur dalam meningkatkan volume usahannya
melalui modal kerja, dengan pemberian pembiayaan tersebut, hendaknya bank
bisa mengadakan pilihan-pilihan dalam memprioritaskan usahanya terhadap
sektor-sektor usaha yang produktif dan cepat menghasilkan likuiditas. Perbankan

juga mempunyai kewajiban memberikan pengembalian kepada para pemegang
saham bank tersebut.
Tugas perbankan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang cukup
besar mengharuskan bank dan pemerintah bersama-sama terns memantapkad diri
untuk menjawab tantangan tersebut. Mengingat pembangunan ekonomi ad\:ah
mewujudkan masyarakat makmur, penyebaran merata dari hasil pemban~an
ekonomi nampaknya akan diwujudkan melalui kebijakan, antara lain dibidang
pembiayaan melalui bank sebagai sarana dari pemerintah kepada masyarakat.
Islam memiliki sistem ekonomi yang secara fundamental berbeda dari
sistem-sistem yang tengah berjalan. Ia memiliki akar dalam syariat yang
membentuk pandangan dunia sekaligus sasaran-sasaran dan strategi (maqashid
asy-syari 'ah) yang berbeda dari sistem-sistem sekuler yang mengatasi dunia hari
ini (Omer hapra: 7).
Peran intermediasi perbankan ini berlaku juga pada bank yang berprinsip
syariah. Namun dalam aktivitasnya ada perbedaan antara perbankan konvensional
dan perbankan syariah. Dalam perbankan syariah, hubungan antara bank dengan
nasabah bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan
(partnership) antara penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola dana
(mudharib). Oleh karena itu, tingkat laba bank syariah tidal~ saja berpengamh
terhadap tingkat hasil untuk para pemegang saham tetapi juga berpengaruh
terhadap hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan. Hubungan
kemitraan ini mempakan bagian yang khas dari proses berjalannya mekanisme
perbankan syariah (Sudarsono, 2004).

Perkembangan perbankan nasional belakangan ini mulai memmjukan
kembali keberadaannya, setelah terpuruk pada tahun 1998-an. Paska
diberlakukannya dual banking sistem yang dikuatkan dengan UU No. 10 Tahun
1998, memberikan keleluasaan bagi bank untuk menyebarkan sayapnya berada
pada dua sistem (konvensional dan syariah). Keberadaan lembaga keuangan
tersebut membuat masyarakat semakin mudah mengakses dana yang dibutuhkan
untuk membangun usaha. Persaingan usaha, pengaruh tingkat keuntungan, konsep
manajemen yang ditawarkan membuat lembaga keuangan semakin kompetitif
dalam merebut dana pihak ke-3 yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
tingkat keuntungan yang akan diperolah bank.
Perkembangan perbankan syariah sejak dikeluarkannya ketentuan oleh
Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter yang menginzinkan kepada
bank konvensional mendirikan suatu unit usaha syariah (UUS) sangat cepat. Hal
ini dikarenakan bank yang beroperasi dengan sistem syariah memberikan
kontribusi yang positif bagi perkembangan industri perbankan di Indonesia. Salah
satu bukti konkrit bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional lebih
stabil adalah pada saat badai krisis ekonomi melanda Indonesia. Pada saat itu,
semua bank konvensional mengalami penarikan dana pihak ketiga secara besar
besaran dalam satu waktu yang bersamaan (rush) yang akhirnya menyebabkan
bank tidak bisa mencukupi kebutuhan liquiditasnya yang berujung pada
keterpurukan. Akan tetapi, keberadaan bank syariah relatif dapat bertahan bahkan
menunjukan perkembangan.

Kinerja dan kelangsungan usalfa bank yang berdasarka:n prinsip syariah
tergantung pada manajemen bank untuk menjaga kualitas terhadap penyaluran
dana bank (pembiayaan). Dengan menyadari pentingnya terhadap kualitas
pembiayaan, maka pengelola bank syariah sebagai penerima amanah dari pemilik
dana (baik itu melalui tabungan/deposito) memiliki tanggimg jawab atas
pengelolaan dana tersebut, mulai dari persetujuan penyaluran dana sampai
monitoring atas kualitas penyeluran dana tersebut (Maryanah. Jurnal Eksis
Volume 4 NO.I Januari-Maret 2008/Muharram-Rabiul Awai 1429 H ha!. 2).
Lain halnya dengan lembaga keuangan yang menggunakan sistem
konvensional, lembaga keuangan yang menggunakan sistem syariah
menggunakan konsep Profit and Loss Sharing (PLS) sebagai sebuah konsep baru
yang ditawarkan kepada masyarakat. Prinsip bagi hasil diyakiui sebagai suatu
konsep baru yang bisa memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar
dibandingkan dengan tiugkat suku bunga.
Pembiayaan merupakan salah satu pokok dari bank sebagai lembaga
intermediari. Setelah mendapatkan dana dari pihak ketiga, maka dana yang
terkumpul tersebut harus disalurkan kepada nasabah yang membutuhkan dana.
Perbedaan yang paling mencolok antara perbankan konve:nsional dengan
perbankan syariah adalah diantara pola manajamen keuntungan diantara kedua
bank. Kita telah mengetahui bersama , bahwa pada bank konvensional yang
dijadikan basis untuk mengelola dana yang dapat dihimpun adalah dengan
menggunakan sistem bunga, akan tetapi pada perbankan syariah sistem yang
digunakan adalah dengan menggunakan sistem vrofit and In.<.< .<hnrinu rPT .<:I

Pola pembiayaan dan tabungan dalam bank syariah mempunyai
karakteristik yang spesifik dibanding dengan bank konvensional. Sebagai
perbandingan, pada bank konvensional, penilaian atas kelayakan pembiayaan
hanya didasarkan semata-mata pada business wise, sedangkan penilaian kelayakan
pembiayaan pada bank syariah selain didasarkan pada business wise, juga
didasarkan atas syariah wise. Artinya adalah penilaian yang dilaksanakan pada
bank konvensional hanya didasarkan pada sisi materi semata, apabila tingkat
keuntungan yang kemungkinan dicapai tinggi, maka secara otomatis pembiayaan
yang diajukan akan lebih berpeluang dikabulkan oleh bank. Sedangkan pada bank
syariah, bukan hanya aspek keuntungan semata yang dinilai, akan tetapi bisnis
yang akan dijalankan apakah sesuai dengan syariat Islam atau tidak. Sekalipun
tingkat keuntungan yang dicantumkan dalam proposal pengajuan pembiayaan
tinggi, tetapi bisnis yang dijalankan tidak sesuai dengan syariah, maim sudah
dapat dipastikan pembiayaan tersebut ditolak oleh pihak bank syariah.
Selisih dari besarnya dana yang dijadikan pembiayaan dengan dana yang
terkumpul merupakan pendapatan utama bank. Tingkat pengembalian pembiayaan
yang tinggi merupakan salah satu faktor yang menunjang kelangsungan hidup
perbankan. Semakin tinggi selisihnya, akan semakin tinggi pula tingkat
keuntungan yang akan dicapai oleh bank. Oleh karenanya, tingkat pengembalian
pembiayaan mempengaruhi tingkat return yang dapat dicapai oleh suatu bank.
Dapat dikatakan bahwa hubungan dana yang disimpan oleh nasabah penyimpan
(unit surplus) pada bank syariah dan hasil yang diperoleh oleh nasabah penyimpan
(unit surplus) akibat penyaluran dana tersebut keoada nasahah nP-mininm fnnit

defisit) sangat dinamis. Semakin besar pendapatan yang diperoleh dari penyaluran
pembiayaan kepada nasabah peminjam, maka akan semakin besar pendapatan dari
bagi hasil yang diterima nasabah penyimpan (unit defisit).
Untuk memperoleh hasil yang lebih dari nasaba.h penyimpan lainnya,
maka pada bank syariah dimungkinkan seorang nasabah penyimpan memperoleh
hasil keuntungan hanya dari proyek investasi yang dibiayai oleh nasabah
penyimpan (Lukita Tri Prakarsa. Jumal Eksis Volume 4 NO.J Januari-Maret
2008/Muharram-Rabiul Awai 1429 H ha!. 41-41).
Pangsa pembiayaan perbankan syariah diprediksi akan mencapai 3,2
persen dari total pembiayaan atau kredit yang disalurkan perbankan Indonesia
pada akhir tahun ini. Menurut estimasi Karim Business Consulting (KBC), nilai
pangsa pembiayaan perbankan syariah akan mencapai kisaran Rp 47-50 triliun.
Salah satu penyebabnya adalah diizinkannya penyaluran pembiayaan syariah
melalui kantor cabang Office Channelling (OC) oleh Bank Indonesia (BI). OC
merupakan kebijakan penerapan layanan perbankan syariah di kantor cabang bank
konvensional (Republika, 21 Mei 2007).
Data yang ada pada Bank Indonesia pada tahun 2005, jumlah penyaluran
dana (pembiayaan) yang disalurkan oleh bank syariah di Indonesia mendapai Rp.
14, 773 triliun. Komposisi dari pembiayaan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
pembiayaan dalam bentuk murabahah sebesar 60%, clan 12,3 % disalurkan dalam
bentuk pembiayaan musyarakah, serta 19,6% disalurkan dalam bentuk
pembiayaan mudharabah (Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia).

Berikut ini disajikan grafikjumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank
Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri selama talmn 2002 sampai tahun
2007.
Grafik 1.1 Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri (Dari tahun 2002-2007)
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
2000000 ________________ ___,.-~
2002 2003 2004
1-- PEMBIAYAAN BSM01 HH PEMEllAYAANBMI I
Swnber: Bank Indonesia, Laporan Bulanan 2002-2007 (data diolah)
Secara keseluruhan, pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah
mengalami peningkatan. Pola pembiayaan yang berbasis bagi hasil dari tahun
2004 dan tahun 2005 menunjnkan tren kenaikan. Sekalipun bisa dikatakan tidak
terlalu besar kenaikannya. Dapat difahami porsi dari pembiayaan yang didasarkan
pada bagi hasil masih sangat kecil bila dibandingkan deng2ill pembiayaan yang
didasarkan pada skim jual beli. Hal ini karena pada pembiayaan yang didasarka
pada pola bagi hasil mempunyai resiko yang Jebih tinggi dibandingk.an skim
pembiayaan yang berbasis padajual beli.

Keberadaan sistem yang biasa disebut PLS dalam perbankan syariah
tersebut menjadi rancu ketika kita benturkan dengan keadaan pada tatanan
praktek. Sistem PLS belum bisa menunjukan wajah aslinya dalam opersional bank
syariah. Hal ini pula yang membuat banyak kalangan memberikan kritik atas
keadaan tersebut. Satu hal yang menjadi catatan penulis adalah bahwa
kebanyakan masyarakat menganggap bahwa bank konvern;ional tidak berbeda
dengan bank syariah karena dalam operasionalnya, bank syariah lebih
mengandalkan margin sebagai basis untuk mendapatkan keuntungannya. Pada
praktekuya, margin dengan sistem bunga tidak jauh berbeda. Oleh karenanya
tidaklah heran apabila ada anggapan bahwa bank syariah sama saja dengan bank
konvensional.
Dalam tatanan praktis, pada perbankan syariah terdapat akad-akad
pembiayaan yang menggunakan sistem bagi hasil ini. Akan tetapi, porsi dari
pembiayaan ini belumlah mencerminkan semangat dari permbentukan bank
syariah itu sendiri. Seharusnya, bank syariah bisa menunjukan keaslian sistem
yang dibangun sebagai pembedaan dari perbankan konvensional yaitu dengan
lebih intens menerapkan pola pembiayaan yang menggunakan skim bagi hasil itu,
karena pembiayaan bagi hasil inilah yang dapat mempercepat pengembangan
ekonomi masyarakat dart meningkatkan kesejahteraan umat. Logikanya,
umumnya pembiayaan profit and lose sharing atau revenue sharing tersalur ke
sektor riil. Upaya untuk lebih menggunakan sistem PLS hams lebih diprioritaskan
sehingga keberadaan bank syariah melalui pembiayaan bisa lebih berfungsi dalam
pengembangan sektor riil. Apabila ha! itu dilakukan, malrn sektor Iii! akan

berjalan dan berakibat pada naiknya pendapatan masyarakat sehingga akan
meningkatkan daya beli masyarakat lebih jauh akan menyebabkan pertumbuhan
perekonomian.
Maryanah (2008) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pembiayaan bagi hasil di Bank Syariah Mandiri menemukan adanya pengaruh
dana pihak ketiga teradap jumlah pembiayaan bagi hasil pada Bank Syariah
Mandiri. Maksudnya adalah semakin besar dana yang dapat dihimpun oleh bank,
maka semakin besar pula dana yang disalurkan kepada nasabah peminjam dana.
Selain dana pihak ketiga, profit (pendapatan bagi hasil) memberikan pengaruh
terhadap jumlah pembiayaan bagi hasil. Artinya pada saat jumlah pembiayaan
yang berbasis bagi hasil memberikan keuntungan lebih besar .. maka Bank Syariah
Mandiri lebih memilih menyalurkan pembiayaan kedalam skema bagi hasil. Non
Performing Finance (NPF) dalam jangka panjang juga memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan bagi hasil di BSM. Akan tetapi, arah
koefisien dari NPF tersebut adalah positif Artinya hal ini tidak sesuai dengan
teori yang lazim. Namun dalam jangka pendek, NPF tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan yang diberikan.
Dari penjelasan diatas, menjadi penting kini untuk mengetahui faktor
faktor apa yang mempengaruhi pembiayaan pada perbankan syariah. Maka dari
itu penulis mengambil judul "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pembiayaan Bank Syariah" (Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia dan
Bank Syariah Mandiri).

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka dapat dibuat
perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apakah faktor rasio ROE, rasio BOPO, rasio NPF, dan rasio CAR secara
parsial berpengaruh dalam jangka pendek terhadap pembiayaan di Bank
Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri?
2. Apakah faktor rasio ROE, rasio BOPO, rasio NPF, clan rasio CAR secara
bersama-sama berpengaruh dalam jangka pendek te1'.hadap pembiayaan di
Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis pengaruh faktor rasio ROE, rasio BOPO, rasio
NPF, dan rasio CAR secara parsial dalam jangka pendek berpengaruh
terhadap pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank
Syariah Mandiri.
b. Untuk menganalisis pengaruh faktor rasio ROE, rasio BOPO, rasio
NPF, dan rasio CAR secara bersama-sama berpengaruh terhadap
pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah
Mandiri.

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini
adalah:
a. Bagi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, dapat
dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk tetap memperbaiki kelemahan
dan kekurangan yang ada.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi Bank Indonesia
khususnya Direktorat Perbankan Syariah dalam rangka
mensosialisasikan bank syariah.
c. Bagi perkembangan Ilmu Ekonomi Islam khususnya masalah
perbankan syariah, studi kasus ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat.
d. Bagi para akademisi/peneliti, dapat dijadikan rnferensi untuk membuat
penelitian lebih lanjut.

BABil
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank Syariah
Menurut Rodoni (2006:31) Bank Syariah adalah bank yang dalam
aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran
dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.
Perwaatmacija (1999: 1) Bank syariah adalah bank yang beroperasi
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Juga bisa dikatakan bahwa Bank
Syariah adalah bank yang tara-cara beroperasinya sesuai dengan ketentuan
ketentuan Al-Quran dan Hadis.
Bank syariah adalah suatu bentuk perbankan yang mengikuti
ketentuan-ketentuan syariat Islam (Siamat 1995:122).
Antonio dan Perwaatmadja (1992:1) membedakan menjadi dua
pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip
sya.riah Islam.
1. Bank Islam adalah :
a. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam.
b. Bank yang tata cara beroperasinya mengaw kepada ketentuan
ketentuan Al-Qur' an dan Hadits.
2. Bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam
beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya
yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam.

Menurut Syahdenini (1999), bank syariah adalah suatu lembaga yang
mengerahkan dananya dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana
tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas
Pembiayaan. Bedanya dengan bank konvensional bahwa bank syariah
melalrukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga (interest fi·ee) tetapi
berdasarkan prinsip syariat. Dengan kata lain bank syariah dapat
melaksanakan semua kegiatan yang biasa dilakukan oleh bank konvensional
namun tidak boleh berdasarkan bunga.
Menurut Yusuf Qardhawi (2001), bank syariah adalah suatu institusi
keuangan (bank) yang bekerja dengan cara yang adil dan transparan dibawah
pembinaan dan pengawasan moneter pemerintah (Dewan Syariah Nasional).
Menurut Muhammad (2003), bank syariah adalah bank yang beroperasi
dengan tidak mengandalkan pada bunga, dimana kegia.tan operasional dan
produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur' an dan Hadits Nabi SAW.
B. Tujuan Perbankan Syariah
Menurut M. Umer Chapra (1985), tujuan dari perbankan Islam ialah
suatu dimensi kesejahteraan sosial dapat diperkenalkan pada semua
Pembiayaan bank. Pembiayaan perbankan syariah hams disediakan untuk
meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
Para ahli berpendapat tujuan dari perbankan syariah adalah sebagai
berikut: Menurut Elias G. Kazarian (1993), tujuan dasar dari perbankan Islam

adalah menyediakan fasilitas keuangan dengan cara mengupayakan instrumen
instrumen keuangan (financial instrumen) yang sesuai dengan ketentuan
ketentuan dan norma-norma syariah.
Menurut Abdul Hakim Ismail (1993) selaku manager Bank Islam
Malaysia mengemukakan bahwa sebagai seorang bisnis muslim yang patuh,
tujuan saya sebagai manager dari Bank Islam Malaysia adalah mengupayakan
setinggi mungkin keuntungan tanpa menggunakan instrumen-instrumen
keuangan yang berdasarkan bunga.
Menurut Tim Pengembangan Perbankan Syariah, Institut Bankir
Indonesia (2003), tujuan utama bank syariah seharusnya adalah mendorong
dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan melakukan
kegiatan perbankan, finansial, komersial, investasi sesuai dengan prinsip
Islam.
Zainul Arifin (2006) memberikan pandangannya mengenai tujuan
system perbankan syariah. Beliau membagai kedalam dua (2) tujuan utama.
Adapun tujuan perbankan syariah menurut Zainul Arifin adalah sebagai
berikut:
1. Prinsip At Ta' awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama di
antara anggota masyarakat untuk kebaikan. Sebagaimana dinyatakan
dalam Al-Qur'an surat Al-Maaidah ayat 2 yang artirrya " ... dan tolong
menolonglah kamu dalam (menge1:jakan) kebaikan dan taqwa, danjangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ... "

2. Prinsip menghindari Al-Iktinaz. Yaitu menahan uang (dana dan
membiarkannya menganggur (idle) dan tidak berputar dalam transaksi
yang bermanfaat bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur'an surat An Nisaa
ayat 29 yang artinya " ... Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu ... "
Mustaq Ahmad (2006:42) dalam bukunya yang berjudul Etika Bisnis
dalam Islam menafsirkan ayat 29 yang terdapat diclalam surat An Nisaa
tersebut bahwa memakan harta milik orang lain tanpa adanya justifikasi
adalah perbuatan hararn.
C. Konsep Utama Akad
Sebelum melangkah Iebih jauh, kita lihat terlebih dlahulu karakteristik
dari akacl-akad yang ada dibank syariah. pembagian akad dalam fiqh
muammalah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Akad
I Akad
I Akad Tabarru I G\kad Tijarah
I I
Qard Natural Certanity [ Natural Rahn Contract Uncertanity
Hawala Contract
I Kafalah I Wadi ah Murabahah ~·
Kalal ah ljarah Musyarakah
Sharf Salam Mudharabah
lstishna' l\/luzara'ah Musaqah
Mukhabarah

Dari skema diatas, dapat dijelaskan bahwa akad dibagi kedalam dua
bagian. Bagian yang pertama adalah akad tabanu (alcad kebajikan). Maksud
dari akad kebajikan adalah tidak boleh adanya penambahan atau alctivitas
yang bisa mendatangkan keuntungan dari akad ini. Bagian yang kedua dari
akad adalah akad tijari. Akad tijari inilah yang menjadi landasan untuk
pengelolaan operasional bisnis secara garis besar dimana dibolehkan untuk
adanya keuntungan dari transaksi ini selama dilakukan sesuai kaidah yang
telah ditetapkan dari tiap-tiap karakteristik akadnya.
Akad Tijari ini dibagi kedalam dua bagian. Pertan1a, Natural Certainty
Contract (NCC), adalah akad yang tingkat pengembaliannya sudah bisa
dipastikan sejak awal akad. Akad yang termasuk NCC ini terdiri dari
murabahah, Ijarah, Ishtishna, dan Salam. Kedua, Natural Uncertainty
Contract (NUC), yaitu akad yang tingkat pengembaliannya tidak bisa
dipastikan sejak awal akad. NUC inilah yang masih belum banyak dilakukan
oleh bank-bank syariah, mengingat tingkat resiko yang adla sangat tinggi.
D. Produk Penyaluran Dana
Produk bank syariah yang berkaitan dengan penyaluran dana, dalam
istilah bank syariah dikenal dengan Pembiayaan ( sama dengan kredlit dalam
istilah bank konvensional) menerapkan beberapa sistem. Dalam Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999
Bab VI Pasal 28 tentang Kegiatan Usaha disebutkan bahwa bank wajib
menerapkan prinsip syariah dalam kegiatan usahanya yang meliputi:

1. Pembiayaan dengan prinsip jual beli
Prinsip ini dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan
bank ditentukan didepan dan menjadi bagian atas harga barang yang
menjadi objek transaksi. Pembiayaan dengan prinsip jual beli pada bank
syariah dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Pembiayaan murabahah
Murabahah (al-bai' bi tsaman ajil) yang lebi dikenal dengan
sebutan murabahah saja berasal dari kata ribhu (keuntungan). Secara
istilah, Murabahah adalah Pembiayaan di mana pihak bank syariah
menyediakan dana untuk membeli barang yang dibutuhkan
nasabah/umat.
Secara operasional, praktek murabahah ini adalah jual-beli
barang sebesar harga perolehan atau harga jual (harga beli ditambah
biaya transportasi, PPN dan sebagainya) ditambah dengan keuntungan
(margin) yang disepakati di mana penjual harus membelitahukan
kepada pembeli mengenai harga beli produk dan menyatakan jumlah
keuntungan yang ditambahkan pada harga perolehan tersebut.
Keuntungan Bank Syari'ah berdasarkan plinsip kepatutan. Pembayaran
sejumlah harga beli oleh nasabah dilakukan secara tangguh dan
menurut batas waktu yang ditentukan bersama.

Pembiayaan ini merupak:an ak:ad yang paling banyak: digunak:an
pada bank syariah. Skema dari Pembiayaan murabahah dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.2 Skema Pembiayaan Murabahah
\-------(1)--------1 Negosiasi ~------(!) _________ !
~--(-2)-__,. Akad Murabahah (2)
PENJUAL
Kirim Baran & Dolmmen (3)
Ba 'ar Kew a· iban (4)
Barang
Sumber: Materi MODP BM! 2008
b. Pembiayaan Salam
PEMBELI
Terima Barano & Dokumen (3a)
Salam merupakan bentuk masdar dari kata aslama yang berarti
mendahulukan modal. Secara etimologi salam juga diistilahkan dengan
salaj (pinjaman tanpa bunga). Istilah salam digunakan oleh penduduk
Hijaz, sedangkan kata salaf digunakan oleh penduduk Irak.
Secara terminologi, salam berarti penjualan barang tertentu
tetapi barang tersebut masih dalam tanggungan ( ditangguhkan
penyerahannya) dan modalnya (ra's al-miil) dibayar pada saat
transak:asi. Atau dalam pengertian sederhana, salam adalah transak:si

c. Bai' al Istishna'
Bai' al Istisna yaitu kontrak order yang ditandatangani bersama
antara pemesan dengan produsen untuk pembuatan suatu jenis barang
tertentu. Jstishna' berarti meminta kepada pembuat barang untuk
dibuatkan barang tertentu dengan ciri-ciri yang tertentu.
Transaksi ini merupakan satu akad yang dikembangkan oleh
mazhab Hanafiyah, namun mereka sendiri pada dasamya berselisih
pendapat tentang istishna'. Menurut Al-Marwazi dan Muhammad bin
Salamah, istishna' tak lain hanyalah berupa janji penjual kepada
pembeli. Akan tetapi pendapat yang kuat menurut mazhab mereka
bahwa istishna' adalah satu akad yang independen.
Adapun ulama non-Hanafiyah (Syafi'i, Maliki dan Hanabilah)
berpendapat bahwa istishna' tak lain adalah bentuk dari salam berikut
syarat-syaratnya yang berpatokan kepada salcm. Perbedaan salam dan
istishna' dapat dilihat dalam lampiran.
Dalam menyikapi akad ini, ulama klasik terbagi kepada dua
pendapat. Para Ulama Fiqh Hanafiyah mayoritas membolehkan
transaksi istishna' yang berasakan akad sa:lam, mereka juga
mensyaratkan syarat-syarat salam pada isrishna'. Hanafiyah
berpendapat bolehnya istishna' dengan dalil adanya kebutuhan manusia
terhadapnya. Selain itu mereka juga berpatokan bahwa Rasulullah saw.
pemah minta dibuatkan cincin.

Selain mewajibkan terpenuhinya syarat-syarat salam pada
istishna', mazhab Hanaftyah menambahkan tiga syarnt kbusus yaitu: (a)
Menjelaskan jenis barang, sifat dan kadamya; (b) Harangnya memi!iki
unsur produksi. Harang yang tidak ada unsur produksinya tidak
dibolehkan; ( c) Tidak memaksakan adanya penundaan yang tertentu.
Mereka beralasan bahwa jika waktunya tertentu maka yang terjacli
bukanlah istishna' tapi salam. Akan tetapi Abu Yusuf dan Muhammad
bin Hasan Al-Syaibani tidak menjadikan hal yang ketiga ini sebagai
syarat istishna'.
Sementara para Ulama Fiqh non-Hanafiyah berpendapat bahwa
istishna' adalah bentuk lain dari salam. Mereka tidak membolehkannya
karena istishna' merupakan satu bentuk jual beli barang yang tidak ada
(bai' ma'dum). Tetapi menurut Mazhab Malikiyab membolebkan jual
beli yang menyerupai istishna' dikenal dengan jual beli ahli Madinah
(bai' ahli Madinah) dengan unsur-unsur sebagai berikut: (a) Pembeli
harus melakukan akad dengan yang mempunyai profesi tertentu
contohnya tukang roti; (b) Harang yang dibeli belum ada, akan tetapi
barangnya bisa dipastikan akan ada setiap hari, karena profesinya
menuntutnya untuk selalu menyediakan barang tersebut sebingga
pembeli bisa mendapatkan barangnya sesnaijumlah yang disepakati; (c)
Akadnya ada dua cara yaitu dengan membayar barang dengan jumlah
yang banyak, dan barangnya akan diambil secara berangsur setiap hari
atau membelinya secara eceran setiap hari.

Skema Istishna' dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.4 Skema Pembiayaan lstishna'
Pesan Barang
j (I) I PRODUSEN Akad Istishna'
-~ PEMBELI (Shaani') (2) (Mustashni ')
Bavar Harna Barang (5)
BARANG Produksi Barang (Mashnu') Kirirn Barang
(3) (4)
Sumber: Materi MODP BM! 2008
2. Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah)
Ijarah adalah perjanjiani antara pemilik barang dengan penyewa
yang memperbolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang dengan
membayar sewa sesui dengan pe1janjian kedua pihak.
Gambar 2.5 Skema Pembiayaan Ijarah
Penyerahan Hak Pen unaan 3
Pemilik Barang (Mu'ajjir)
Objek Sewa (Ma'jur)
Akad ljarah (I)
Pemba aran Sewa 2
Sumber: Materi 1'10DP BMI 2008
Pemanfaatan Hak Pen unaan 4
Penyewa (Musta'jir)

3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
a. Pembiayaan Mnsyarakah
Musyarakah yaitu Pembiayaan modal kerja atau investasi di
mana Bank Syari'ah menyediakan sebagian modal usaha keseluruhan,
dan dalam proses manajemen pihak Bank Syari'ah dapat dilibatkan
secara langsung sehingga keduanya berserikat dalam usaha.
Pembiayaan musyarakah ini berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan proporsi penyertaan. Rasio keuntungan misalnya 50%:50 %,
atau sesuai dengan kesepakatan yang dibuat.
Skema dari Pembiayaan musyarakah dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 2.6 Skema Pembiayaan Musyarakah
.-------4 Ak.ad Musyarakah ~--·-----
Laba __ 5£Y'/o, ___ _
60o/oModal 40%Modal
PARTNER-1 Keahlian PARTNER-2
60'YO R . ug1 Sumber: Materi MODP BM! 200'n---. ...--
b. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalali Pembiayaan untuk masyarakat yang
memiliki keahlian tetapi tidak punya modal, Bank Syariah bersedia
membiayai sepenuhnya suatu proyek usaha. Bank Svari'ah sebagai

rahn. Bank dapat pula menerima nada tersebut dengan prinsip wadi' ah.
Untuk jasa-jasa ini, bank mendapatkan pengganti bisya atas jasa yang
diberikan.
E. Operasional Bank Syari'ah dalam Pembiayaan
Dalam Pembiayaan atau penyaluran dana Bank Syari'ah
menggunakan sistem bagi hasil dan pengambilan keuntungan berdasarkan
syari'at Islam. Adapun mekanisme permohonan Pembiiayaan oleh nasabah
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Memberikan kejelasan tentang platform Pembiayaan yang dimohon
2. Memberikan kejelasan tentang rencana penggunaan <lama
3. Memberikan kejelasan tentang rencana jangka waktu pelunasan
Pembiayaan.
4. Memberikan kejelasan tentang rencana Jarnman ata.s Pembiayaan yang
dimohon
5. Memberikan laporan keuangan perusahaan minimal 2 tahun terakhir
6. Memenuhi ketentuan umum administrasi.
7. Penerimaan berkas permohonan oleh petugas Bank Syari' ah
Pada prinsipnya permohonan pembiyaan diajukan secara tertulis
namun dalam keadaan di mana cara ini sulit atau tidak mungkin dilakukan
permohonan dapat diajukan secara lesan langsung antara nasabah dengan
petugas.

ditetapkan kepada nasabah seharga Rp 4.800.000,- nasabah dapat
mencieil pembayaran tersebut Rp 200.000,- per bulan.
2. AI-Mudharabah
Misalkan seorang pedagang yang memerlukan modal untuk
berdagang dapat mengajukan permohonan untuk pembiyaan bagi basil
seperti mudharabah di mana Bank Syari'ah bertindak selaku shohibul
mal dan nasabah selaku mudhorib. Caranya adalah dengan menghitung
<lulu perkiraan pendapatan yang akan diperoleh nsisabah dari proyek
yang bersangkutan. Misalnya dari modal Rp 30.000.000,- diperoleh
pendapatan Rp 5.000.000,- per bulan. Dari pendapatan ini hams
disisihkan dahulu untuk tabungan pengembalian modal, misalnya Rp
2.000.000,- selebihnya dibagi antara bank dengan nasabah dengan
kesepakatan di muka, misalnya 60% untuk nasabah dan 40% untuk
bank.
3. Musyarakah
Misalnya Pak Usman adalah seorang pengusaha yang akan
melaksanakan suatu proyek usaha tersebut membutuhkan modal
sejumlah Rp 100.000.000,- temyata setelah dihitung, Pak Usman hanya
memiliki Rp 50.000.000,- dari modal yang diperlukan. Pak Usman
kemudian datang ke Bank Syari'ah untuk mengajukan Pembiayaan
dengan model musyarokah. Dalam hal ini kebutuhan terhadap modal
sejumlah Rp. 100.000.000,- dipenuhi 50% dari nasabah dan 50% dari

G. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian sebelumnya, Ayni (2003), Pembiayaan dengan
menggunakan akad mudharabah dengan nilai kontrak, jangka waktu, modal
cash out, rate yang sama dengan Pembiayaan murabahah akan menghasilkan
keuntungan yang lebih tinggi dari bank walaupun net cash flow bagi nasabah
pada Pembiayaan mudharabah lebih tinggi dibandingkan dengan Pembiayaan
mudharabah karena sangat tergantung pada tingkat pendapatan yang
diperoleh nasabah.
Syarif (2004) dalam penelitiannya yang bei:judul Analisis faktor
faktor penyebab Non Performing Finance, Studi kasus pada Bank Syariah X
di Jakarta menyatakan bahwa secara statistic, factor-faktor yang berpengaruh
secara signifikan terhadap NPF pada Bank Syariah X adalah kualitas nasabah
dan kualitas cash flow.
Asyari (2005) dalam penelitiannya yang be1judul Analisis factor
faktor yang mempengaruhi Pembiayaan di Perbankan Sy.ariah. Variable yang
digunakannya adalah suku bunga rata-rata pinjaman, bonus SWBI, dana
pihak ketiga dan jumlah uang yang beredar. Hasil dari penelitiannya adalah
tingkat perubahan DPK signifikan mempengaruhi jumlah Pembiayaan bagi
basil di Bank Syariah Mandiri.
Maryanah (2008) meneliti tentang factor-faktor yang mempengaruhi
Pembiayaan bagi basil di Bank Syariah Mandiri menemukan adanya pengaruh
dana pihak ketiga teradap jumlah Pembiayaan bagi basil pada Bank Syariah
Mandiri. Maksudnya adalah semakin besar dana yang dapat dihimpun oleh

semakin besar dana yang dapat dihimpun oleh bank, maka semakin besar
pula dana yang disalurkan kepada nasabah peminjarn dana. Selain dana
pihak ketiga, profit (pendapatan bagi hasil) memberikan pengaruh
terhadap jumlah Pembiayaan bagi hasil. Artinya pada saat jumlah
Pembiayaan yang berbasis bagi basil memberikan kem1tungan lebih besar,
maka Bank Syariah Mandiri lebih memilih menyalurkan Pembiayaan
kedalam skema bagi hasil. Non Performing Finance (NPF) dalam jangka
panjang juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumla
Pembiayaan bagi hasil di BSM.
H. Kerangka Pemikiran
Perkembangan perbankan syariah awalnya adalah dengan
berdirinya BMI yaitu bank syariah pertama di fadonesia yang murni
syariah pada tahun 1991. Bisa dikatakan BM! sebagai pemain tunggal
dalam bisnis perbankan syariah dapat dengan leluasa merebut pasar karena
tidak mempunyai pesaing dalam perbankan syariah di Indonesia. Pada
talmn 1999 BSM lahir sebagai pesaing utama bagi industri perbankan
syariah di Indonesia, dengan kesamaan sistem dan konsep dalam
operasional yang berdasarkan syariah.
Masuknya BSM sebagai follower dalam bisnis bank syariah di
Indonesia membuktikan bahwa perbankan Islam mempunyai prospek yang
menjanjikan untuk dikembangkan lebih lanjut.

Dalam penelitian ini, untuk menghitung semua rasio keuangan
tersebut akan dihitung dengan menggunakan software Microsoft Excel
2007 dengan memasukan rumus masing-masing, setelah itu data-data
berfonnat Excel tersebut dikonversi ke SPSS untuk selanjutnya dilakukan
pcngujian pcrsyaratan analisis yaitu uji asumsi klasik. Kemudian untuk
melihat hubungan diantara variable-variabel bebas terhadap variable
terikat dari masing-masing bank menggunakan error correction method
(ECM) dengan bantuan software E-Views 4.

Cari Data . -
Laporan Keuangan BMI dllll BSM ~
Mllllual Input
-=i BMI BSM
ROE, NPF, BOPO, CAR, PEMBIA Y AAN ROE, NPF, BOPO, CAR, PEMBIAY AAN
I '------;------Uji Asumsi Klasik
Uji Statisionaritas Data -1 '-~~~~-.-~~~~~
Error Correction MechlUlism (EC~]
Uji F dllll Uji t
Kesimpulllll dlU1 Implikasi
Selesai
Gambar2.8
Kerangka Penelitian

5. Simultan
Pengambilan keputusan :
tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dalam jangka pendek antara ROE,
CAR, NPF clan BOPO terhadap
Pembiayaan.
terdapat pengaruh yang signifikan
dalam pendek a.ntara ROE, CAR, NPF
dan BOPO terhadap Pembiayaan.
);;> Jika Sig I Probabilitas > 0, 05 maka Ho diterima
);;> Jika Sig I Probabilitas < 0, 05 maka Ho ditolak
At au
.l'- Jika thuumg < t,abd maka Ho diterima

BAR Ill
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Peuelitiau
Metodologi penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah
deskriptif kausal yaitu studi yang dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah pambiayaan pada Bank Muamalat Indonesia dan
Bank Syariah Mandiri.
Pada penelitian ini, variable independen yang digunakan adalah 4
variabel, yaitu dana ROE, NPF, BOPO, CAR, sedangkan yang menjadi
variable dependen adalah Pembiayaan. Adapun data yang digunakan adalah
dari Januari 2002 sampai dengan April 2007.
B. Metode penentuan sampel
Skripsi ini disusun dengan rnelakukan pemilihan sampel menggunakan
metode non probabilitas (secara tidak acak). Metode yang diambil adalah
pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan (judgment sampling) yaitu tipe
pemilihan sampel secara tidak acak yang info1masinya diperoleh dengan
mempergunakan pertimbangan te1tentu (yang disesuaikan dengan tt\juan atau
masalah penelitian).
C. Metode pengnmpulan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini mcrupakan data sekunder.
Data sekunder ya9g di,gunakan dalam penelitian ini yai~ :

1. Library Research
Data yang diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal,
koran, internet dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian.
2. Field Research
Data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan terutama
yang berkaitan dengan objek penelitian
D. Metode Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini
adalah menggunakan analisis kuantitatif. Dimana analisis kuantitatif adalah
studi yang bertujuan untuk mencari uraian secara menyeluruh, teliti, dan
komprehensif berdasarkan data empiris.
Suatu permasalahan yang diselesaikan dengan pendekatan kuantitatif,
seorang analis akan berkonsentrasi pada fakta kuantitatif atan data yang
berhubungan dengan masalah dan selanjutnya membuat model matematik
yang menjelaskan tujuan, hambatan dan lain-lain yang berhubungan dengan
permasalahan, kemudian dengan satu atau beberapa metode lainnya, analis
akan memberikan rekomendasi berdasarkan data kuantitatif tersebut
(Anderson, 1994).
Langkah pertama untuk menghitung nilai dari masing-masing variabel
(baik variabel terikat maupun variabel bebas) yang digunakan dalam melihat
pengaruh faktor -faktor yang diduga mempengaruhi pernbiayaan dari kedua
bank.

Langkah selanjutnya adalah memasukan nilai-nilai dari variabel
tersebut ke dalam Software Microsoft Excel 2007 kemudian di konversi ke
Software Eviews5, selanjutnya dianalisa menggunakarn uji statistik. Secara
terperinci langkah dalam pengujian statistik yaitu :
I. Prasyarat Analisis
Pada tahapan, ini terbagi atas dua pengujian. Adapun
pengujian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Uji Asumsi Klasik
I) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengkaji apakah dalam
model regresi variabel dependen, vaiibel independen, atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal.
Menurut Singgih Santoso (2002:214), ada beberapa
cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji normalitas adalah:
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.

VIF lebih dari 8 berarti terdapat multikolenieritas sangat tinggi
dan sebaliknya apabila nilai VIF lebih kecil dari 8 maka tidak
terjadi multikolenieritas. Sedangkan bila nilai TOL mendekati
1, maka dikatakan bahwa model regresi bebas dari
multikolenieritas.
Selain itu, uji ini digunakan untuk menunjukan
adanya hubungan linier diantara variabel-'variabel bebas dalam
model regresi. Dampak dari adanya uji multikolinieritas
adalah:
a) Pengaruh masing-masing variabel bebas tidak dapat
dideteksi atau sulit dibedakan
b) Kesalahan standar estimasi cenderung meningkat dengan
semakin menambahnya varabel bebas
c) Tingkat signifikasi yang digunakan untuk menolak
hipotesis no! (Ho) semakin besar
d) Probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin
besar
e) Keasalahan standar bagi masing-mas:ing koefesien yang
diduga sangat besar akibatnya nilai t s.angat rendah
Pendeteksian multikolinearitas dapat diketahui dari
beberapa faktor (Gujarati,2003:359):
a) R2 hasil regersi model tinggi, bahkan sa:ngat tinggi

b) Hubungan variabel-variabel bebas terhadap variabel tidak
bebasnya lebih banyak yang tidak signifikan
c) Koefisien korelasi derajat no! diantara dua regresor tinggi.
d) Koefisien korelasi partial masing-masing variabel bebas
sangat tinggi
e) Satu atau lebih variabel bebas merupakan kombinasi linier
yang pasti atau mendekati past:i dari variabel bebas
Iainnya.
3) Uji Autokorelasi
Salah satu asumsi dari model regresi linier klasik
adalah bahwa tak ada autokorelasi atau korelasi serial
(autocorrelation or serial correlation) antara kesalahn
pengganggu (€i).
Istilah autokorelasi (autocorrelation) menurut
Maurice G. Kendall and William R. Buckland, A Dictionary of
Statistical Term: "Correlation between member's of series
ordered in time (as in time-series data) or space (as in cross
sectional data)". Jadi autokorelasi merupakan korelasi antara
anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu
(seperti data time-series) atau menurut urutan tempat atau
ruang (seperti data cross-section), atau korelasi pada dirinya
sendiri.

Autokorelasi dapat didefinisikan pula terjadinya
korelasi di antara data pengamatan sebeiumnya, dengan kata
lain bahwa munculnya suatu data dipengaruhi oleh data
sebelumnya. Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam model linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika trerjadi korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Singgih Santoso,
2000:216).
Untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak dapat
dilihat melalui nilai Durbin Watson. Adapun panduan
mengenai DW (Durbin Watson). Bila nilai DW terletak di
antara du < d <4 - du maka dapat dikatakan tidak terjadi
autokorelasi baik positif maupun negative, atau jika nilai d
mencapai sekitar 2 di mana du adalah batas atas dan dL adalah
batas bawah. Menurut Durbin-Watson Statistik terdapat lima
kondisi Autokorelasi.
1) O<d<dL
2) dL< d <du
3) du<d<4-du
: ada autokorelasi positif
: ragu-ragu ada autokorelasi positif
(inconclusive)
: tidak terjadi autokorelasi positif
maupun negative

b) Dasar analisis, jika ada pola tertentu s:eperti titik-titik yang
ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
telah terjadi Heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
b. Stasioneritas Data
Uji ini dilakukan untuk mendeteksi data apakah benar-benar
bersifat stasioner, karena data tidak stasioner berarti terdapat
ketidakstabilan model time series yang memungkinkan untuk dapat
menimbulkan gangguan autokorelasi pada model ekonometrik.
Untuk melihat gejala ini, yaitu dengan menggunakan uji akar unit.
Pengujian stasioner tidaknya data yang akan dianalisis,
dilakukan dengan mengunakan pengujian unit root. Prosedur
pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Misalnya model time series memiliki bentuk seperti :
(1) Y, =bi Y1_1 + e It (tanpa intercept)
(2) Y, = a1 +bl Y1-1 + e it ( dengan intercept)
(3) Y, = a3 + bi Y1-i + C31 + e it (dengan intercept dan trend
waktu)
Ho: bl= 0 (terdapat unit root, Variabel Y tidak stasioner)
HI: bl of: 0 (tidak terdapat unit root, Variabel Y stasioner)

Dengan menggunakan tabel Dickey Fuller yang sesuai
dengan model time series (2) , mill hypothesis yang menyatak:an
adanya sifat stasioner dalam model (2) ak:an ditolak apabila nilai t
statistik yang diperoleh berkaitan dengan koefisien regrnsi model
ini lebih kecil dari tabel dickey-faller pada tingkat signifikansi
tertentu.
2. Analisis
Metode analisis yan digunak:an dalam penelitian ini adalah
menggunak:an metode Error Correction Modd (ECM). Adapun
langkah-langkhanya adalah sebagai berikut:
Fungsi SM diestimasi menggunak:an Ordinary Least Square
menurut persamaan sebagai berikut :
................. (1.1)
Diperoleh:
p, =fl()+ UJ ROEt + U2 CAR.+ U3 NPFt + CLt BOPO, +lit ..... (1.2)
Dimana:
ROEt
CAR.
NP Ft
BOPOt
lit
= Total pembiayaan pada periode t
= ROE bank pada periode t
= CAR pada periode t
= NPF pada periode t
= BOPO pada periode t
= residual oada oeriorle t

E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian merupakan spsifikasi kegiatan peneliti
dalam menguikur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukan pada
dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang
diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.
I. Capital Aduquecy Ratio (CAR)
Modal bank yang cukup atau banyak menjadi sangat penting
karena modal bank dapat berfungsi untuk memperlancar operasional
sebuah bank. Tingkat kecukupan modal pada perusahaan perbankan
tersebut diwakilkan pada rasio CAR (Capital Aduquecy Ratio). Dan
persamaannya adalah sebagai berikut:
CAR= Modal xl00% ATMR
2. Non Peiforming Finance (NPF)
NPF menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam
mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh. bank sampai lunas.
NPF merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria
kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang
dikeluarkan bank. Persamaannya adalah sebagai berikut:
NPF= Pembiayaan'Bermasalah IOO% Tota/'Pembiayaan

3. Biaya Operasional teradap Pendapatan OperasionaJ'( BOPO)
BOPO merupakan rasio yang digunakan 1mtuk mengukur tingkat
efesiensi kinerja keuangan Bank yaitu dengan mmnbandingkan beban
operasional dengan pendapatan operasioinal, beban operasional banya
berupa beban overhead dan pendapatan operasional terdiri dari seluruh
pendapatan margin dan bagi basil lalu dikurangi bak pihak ketiga atas bagi
basil kemudian ditambah dengan pendapatan operasional lainya.
BOPO= BebanOverhead xlOO% PO - Hakpihakketiga + POL
4. Return on Equity (ROE)
Yaitu indikator kemampuan perbankan dalam mengelola modal
yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. ROE dapat diperoleb dengan
cara mengbitung rasio antara laba setelab pajak dengan total ekuitas (Net
Income dibagi Total Equity).
5. Pembiayaan
ROE= Netlncome xlOO% Tota/Equity
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pembiayaan adalah
semua pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah ddisit.
Pembiayaan = Pembiayaan margin + pembiayaan bagi basil +Pembiayaan
lainnya

BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gamba ran Umum Objek Penelitian.
I. Bank Syariah.
A wal tahun 1980-an, diskusi mengenai ekonomi Islam mulai
dilakukan. Bahkan uji coba dalam relatif terbatas telah dilakukan.
Diantaranya adalah baitul tamwil Salman Bandung dan Koperasi Ridho
Gusti di Jakarta. Prakarsa lebih khusus bagi pendirian bank Islam baru
dimulai tahun 1990. MUNAS IV MUI ( Majelis Ulama Indonesia ) pada
agustus 1990 membentuk kelompok ke1ja untuk mendirikan Bank Islam di
Indonesia (Antonio, 200 I: 24).
Berdasarkan laporan perkembangan perbankan syariah Bank
Indonesia tahun 2006, pertumbuhan perbankan syariab saat ini
menunjukan besamya permintaan masyarakat terhadap jasa perbankan
syariah. Hal ini tercermiu dari pertumbuhan jumlah bank yang signifikan
dari jaringan kantor maupun kinerja keuangan perbankan syariah. Selama
tahun 2006 jumlah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah mengalami peniugkatan.
Sejalan dengan bertambahnya jnmlah bank syariah yang
beroperasi, jaringan kantor bank syariah juga mengalami peningkatan yang
signifikan. Selama periode laporan, jumlah kantor bank syariah (termasuk
kantor kas, kantor cabang pembantu dan Unit Pelayanan Syariah)
bertambah 40 kantor dari 596 kantot pada akhir tabun 2005 (Tabel 4.1).

Ditinjau dari penyebarannya, jaringan kantor perbankan syariah
kini telah menjangkau masyarakat di lebih dari 70 kabupatenlkodya di
31 propinsi. Jumlah tersebut belum termasuk jaringan kantor cabang
bank konvensional penyedia layanan syariah (office channeling) sebanyak
456 kantor yang umumnya baru beroperasi pada s.::mester kedua tahun
2006. Hal ini mengindikasikan para pemilik dana masih melihat potensi
yang cukup tinggi untuk pengembangan perbankan syariah, klmsusnya
ke wilayah-wilayah potensial di luar ibu kota propinsi.
Tabel 4.1 Jaringan Kantor Perbankan Svariah (unit) Kelompok bank 2002 2003 2004 2005 2006
Bank Umum Syariah 2 2 3 3 3
Unit Usaha Syariah 6 8 15 19 20
BPRS 83 84 86 92 105
Jumlah Kantor BUS & UUS 127 299 401 504 531
Jumlah Layanan Syariah - - - - 456
Sumber : Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia
Selarna tahun 2006 industri perbankan syariah mengalarni
peningkatan volume usaha sebesar Rp5,8 triliun sehingga pada akhir
periode laporan mencapai Rp26, 7 triliun. Peningkatan tersebut
memperbesar pangsa aset perbankan syariah terhadap total aset perbankan
nasional dari 1,4% pada akhir tahun 2005 menjadi 1,6% pada akhir
2006. Pembiayaan merupakan kelompok aset perbankan syariah yang
dominan. Pertumbuhan pembiayaan yang cukup signifikan itu dalarn

arah giro dan tabungan (wadiab maupun mudharabab) yang memiliki
maturitas relatif pendek. Hal ini mengindikasikan preferensi likuiditas
nasabab perbankan syariah yang cenderung meningkat sepanjang tabun
2006.
Tabel 4.2, Perkembangan Jenis-Jenis Pembiayaan
Pertumbuiilan Jen is
Jumlah (Miliar) (%) Pangsa (%) Pembiayaan
2005 2006 2005 2006 2005 2006
Musyarakah 1,898 2,335 49.4 23 12.5 11.4
Mudharabah 3,124 4,062 51.5 30 20.5 19.9
Piutang
Murabahah 9,487 12,624 24.2 33,I 62.3 61.7
Piutang lstishna 282 337 -JO 19.6 1.8 1.6
Qard 125 250 26.2 100.6 0.8 1.2
ljarah 316 836 201.8 164.7 2.1 4.1
Tola! 15,232 20,445 32.6 34.2 100 100
Sumber : D1reklorai Perbankan Syariah Bank Indonesia
lndustri perbankan syariah diperkirakan akan kembali mengalami
pertumbuhan yang signifikan. Perkiraan tetsebut didukung adanya
ekspektasi penguatan sisi permintaan yang berasal dari meningkatnya
daya beli masyarakat maupun perbaikan ekonomi secara umum.
Kebutuhan akan pembiayaan usaha dari perbankan akan turut meningkat
sejalan dengan membaiknya kondisi permintaan dan menurunnya risiko
usaba, yang akan berdampak pada terciptanya iklim yang lebih kondnsif
bagi perbankan syariah untuk merealisasikan potensi pertumbuhannya.

Disamping itu, keyakinan terhadap membaiknya prospek industri juga
tercennin dari ditetapkannya target pertumbuhan yang sangat signifikan
oleh beberapa bank syariah.
2. Bank Muamalat Indonesia.
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991,
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah
Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992.
Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se
Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank
Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen
pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selaqjutnya, pada acara
silaturahmi peringatan pendirian tersebut di lstana Bogor, diperoleh
tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang tumt menanam
modal senilai Rp 106 miliar.
Dengan Visi "Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan
di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional", dan Misi "Menjadi ROLE
MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada
semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi
yang inovatifuntuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder".
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,
Bauk Muamalat berhasil menvandaug oredikat seba11ai Bauk Devisa

seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank
Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan
penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para
pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu JPUU terhadap sumber
daya insani yang ada, dan dalam ha! pemangkasan biaya, tidak memotong
hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan k1~percayaan dan rasa
percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utan1a di tahun pertama
kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usalla baru dengan
menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun
kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan
serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada
tahun ketiga dan seterusnya, yang akhimya membawa Bank Muammalat,
dengan rallmat Allah Rabbul lzzati, ke era pertumbuhan baru memasuki
tahun 2004 dan seterusnya.
Bank Muamalat hingga akhir tahun 2004, te1lap merupakan bank
syariall terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 5,2
triliun, modal pemegang sallam sebesar Rp 269, 7 miliar serta perolehan
laba bersih sebesar Rp 48,4 miliar pada tallun 2004. Dalam ha! pemegang
sallam, mayoritas saham dikuasai oleh pemodak timur tengall. Diantaranya
adalah Islamic Development Bank (IDB) sebesar 28,01%, Boubyan Bank
Kuwait sebesar 21,2 %. Untuk lebih jelasnya, bisa dftlihat pada tabel 4.3
dibawah ini.

Tabel 4.3 Pemegang Saham Bank Muamalat Indonesia
NUMBER OF VAILUE NO SHAREHOLDERS %
SHARES (IDR BUl,LIONS)
I slamic Development Bank 229.746.116 156.97 28.01%
2 3oubyan Bank Kuwait 174.550.281 87.28 21.28%
3 Atwill Holding Limited 125.676.203 62.84 15.32%
4 ~bdul Rohim 55.000.000 27.5 6.71%
5 Uzal Ismael 45.000.000 22.5 5.49%
6 AbbasAdhar 26.627.296 26.63 3.25%
7 DF Foundation 24.437.039 12.22 2.98%
8 3MF Holdings Limited 24.437.039 12.22 2.98%
9 BPD-ONHI 19.990.000 19.99 2.44%
IO ndividual Shareholders 94.787.775 64.65 11.56%
492.8 100.00%
Sumber: Disampaikan pada pelatihan PRO UMMAT BMI 2008

3. Bank Syariah Mandiri
Sejarah lahirnya BSM berbeda dengan BMI, dimana BSM berdiri
setelah krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan
krisis poitik nasional telah membawa dampak besat dalam perekonomian
nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang
didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat
parah. Keadaan tersebut menyebabkan Pemerintah Indonesia terpaksa
mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian
bank-bank di Indonesia.
Lahirnya Undang-Undang No.10 tahun 1998, tentang perubahan
atas Undang-Undang No.7 tahunl992 tentang perbankan, pada bulan
November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi BSM.
Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya
secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.
Pembentukan BSM di Indonesia mempunyai kenangan tersendiri
bagi perusahaan tersebut, diawali PT. Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh
Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT.
Mahkota Prestasi yang berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan
berbagai cara. Mulai dari langkah-Iangkah menuju merger sampai pada
akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal
dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat ba'nk (Bank Dagang
Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) ke dalam PT. Bank
Mandiri (Persero) oada tamrnl 31 Juli 1999 rnn""n" nPmhohon PT J:!onlr

Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah)
akhimya diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero).
PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik barn mendukung
sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti
menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri
(Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah
Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank
Syariah Sakinah, kemudian diubah lagi menjadi PT. Bank Syariah
Mandiri.
Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat
Keputusan Guberbur Bank Indonesia No.1/24/KEP. BI/99 telah
memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti.
Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Guberbur Senior Bank
Indonesia No.l/l/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank
Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT. Bank Susila Bakti
menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.

B. Penemuan dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
a. ROE
Gambar 4.1 Perbandingan ROE BMI dan BSM
30
20
10
~~~~~~~~~
2003 2004 2005 2006
1-- ROE_BMI01 ---- ROl=c_BSM01 I Sumber: Bank Indonesia, Laporan Bulanan 2002-2007 (data diolah)
Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa rata-rata Return On
Equity (ROE) Bank Muamalat Indonesia lebih bagus kualitasnya
dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri. Terlihat dari pergerakan
kurva diatas dimana pergerakan dari ROE BMJI relative lebih diatas
dibandingkan dengan BSM. Semakin tinggi ROE maka mencerminkan
semakin bagus perusahaan dalam mencetak laba.
Begitu halnya jika mengacu pada ketentuan BI No.6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004 yang menetapkan ROE berkisar antara 5% -
12,5%, ROE kedua bank syariah dalam kategori bank yang berkinerja

baik/sehat karena nilainya diatas ketentuan BI, hanya saja nilai BSM
mempunyai ROE yang Iebih rendah kualitasnya dibandingkan BMI.
b. Non Perfonning Finance (NPF)
Gambar 4.2 Perbandingan NPF BMI dan BSM
9~~~~~~~~~~~~~~~~~·~~~~~~~
8
7
6
5
4
3
2
: • • • • • • • 1 ... _________ ,/ .... _________ ....................... ______ _, .. ....__ ___ .J, .... ..__.-•
0-l--~~~~~~~~~~~~~~~~·~~~~~~~4 2003 2004 2005 2006
1-- NPF BSM01 ---- NPL. BMl01 I
Sumber: Bank Indonesia, Laporan Bulanan 2002-2007 (data diolah)
Dari Gambar 4.2 diatas, dapat diketahui tingkat NPF kedua bank
mengalami fluktuasi selama periode penelitian. NPF merupakan rasio
yang menunjukan jumlah pembiayaan yang tergolong dalam
kolektabilitas 3 sampai dengan 5. Jika NPF suatu bank selalu tinggi
maka akan mempengaruhi pennodalan bank te~sebut, karena dengan
NPF yang tinggi akan membuat bank mempunyai kewajiban untuk
memenuhi PPAP yang terbentuk. Rasio NPF BMI terlihat lebih besar
dibandingkan dengan rasio NPF dari BSM. Hal ini mengindikasikan
bahwa tingkat kredit bennasalah lebih besar dialami oleh BMI.

c. BOPO
90
80
70
60
Gambar 4.3 Perbandingan BOPO BMI dan BSM
A ll /'-1 It I I Ii I I 11 ; I ! \,._ ..... ,,......... : : i ~ :
_,,." :
2002 2003 2004 2005 2006
I -- BOPO_BMI01 ---- BOF>O_BSM01 I
' ' • '
' '
Sumber : Bank Indonesia, Laporan Bulanan 2002-2007 (data diolah)
Dari gambar 4.3 diatas terlihat bahwa ra:sio biaya operasional
terhadap pendapatan operasional (BOPO) kedua bank mengalami
fluktuasi selama periode penelitian. Karena BOPO adalah
membandingkan dari beban operasional dengan pendapatan
operasional, maka semakin kecil rasio yang ada akan semakin efisien
kinerja dari suatu bank. Dari gambar diatas terlihat bahwa rata-rata
BOPO dari BSM sedikit lebih tinggi disbanding dengan BM!. Keadaan
tersebut menginformasikan bahwa kinerja BMI l•ebi efisien dalam ha!
mengelola beban dan pendapatannya dibandingkan dengan BSM.

d. CAR
Gambar 4.4 Perbandingan CAR BMI dan BSM
CAR
160,00
140,00 ... - ·---·---.. ··-----··-·-·-·----.. --
120,00 ,_
100,00 -
80,00 ~
60,00 ·'-
40,00 ~
-----·----.. ·-------·--------·---!---------·-----·--·-------·
2~:~~ _,'-~ L-.L._L..,.,~n=;~· ~-.~Lh~c..,,_,Q-J_._-L..,..,-QJ. ·111-. 2002 2003 2004 2005 2008 2007
Sumber : Bank Indonesia, Laporan Bulanan 2002-2007 (data diolah)
Dari Gambar 4.4 diatas, dapat terlihat bahwa rata-rata raio
kecukupan modal BMI berada diatas BSM. Rasio CAR merupakan
representasi dari modal yang dimiliki oleh bank. Semakin besar rasio
CAR akan semakin bagus. Artinya modal yang dimiliki oleh bank
tersebut semakin kuat. Gambar 4.4 menginformasikan bahwa modal
yang dimiliki oleh BMI lebih bagus apabila dibandingkan dengan
modal yang dimiliki oleh BSM. Komponen modal mempunyai peran
yang cukup penting karena untuk memperlanc:ar operasional bank
berasal dari modal tersebut.

e. Pembiayaan
Gambar 4.5 Perbandingan Pembiayaan BMI dan BSM
8000000-.----------~-~----~-~----,
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
2000000
1000000 ------.... -------""
------~-
---
0-.....-.--.--.--.--.--.--.--.--.--.--.--.-~--.--.--.--.--.--.--r--< 2002 2003 2004 ~~005 2006
1-- PEMBIAYAAN_BSM01 ---- PEMBIAYAANBMI I Sumber : Bank Indonesia, Laporan Bulanan 2002-2007 (data diolah)
Pembiayaan merupakan salah satu fongsi dari lembaga
intermediari sebagaimana bank. Semakin besar dana pihak ketiga, maka
akan semakin besar pula pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank,
karena setiap Rp 1 dana yang ada pada bank mempunyai kewajiban
(biaya) yang hams dikeluarkan oleh bank. Karena semakin besar
pembiayaan, maka tingkat keuntungan yang akan diperoleh akan
semakin besar sekalipun dibarengi oleh resiko yang besar pula.
Dari Gambar 4.5 diatas, terlihat bahwa pembiayaan yang
disalurkan oleh kedua bank mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
Dilihat dari nilai rata-ratanya, pembiayaan yang disalurkan oleh BSM
lebih besar dibanding dengan BMI. Berarti fungsi dari intermediary dari
BSM lebih bagus dari BMI.

2. Prasyarat Analisis Data
a. Uji Asumsi Klasik Bank Muamalat Indonesia
I) Hasil Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak.
Untuk mengetahui model regresi variabel, variabel
independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak, dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas BMI
Normal P-P Plot of Regression Standardli'6d Residual
1.0
.c 0.8
£ 5 0.6 0
j g 0.4
~
Dependent Variable: PEMBIA YAAN
o.o 02 o.4 o.a o.a Observed Cum Prob
Sumber : Hasil SPSS 15
1.0

2) Hasil Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi
korelasi, maka terdapat multikolinieritas (Multikol) dimana model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Keadaan ini hanya terjadi pada regresi linear berganda,
karena jumlah variabel bebasnya lebih dari satu. Sedangkan pada
regresi sederhana, tidak mungkin adanya kasus ini disebabkan
variabel bebasnya hanya terdiri dari satu variabel.
Untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel
independen atau tidak, dapat dilihat dalam tab.el dibawah ini:
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolinearitas BM!
BOPO CAR NPF ROE
BOPO 1.000000 0.209677 -0.723888 -0.280269
CAR 0.209677 1.000000 -0.078975 -0.176348
NPF -0.723888 -0.078975 1.000000 0.136994
ROE -0.280269 -0.176348 0.136994 1.000000 Sun1ber: Hasil Eviews 4
Berdasarkan Tabel 4 .4 dapat dilihat bahwa tidak terdapat
kolinieritas antara variabel independen. Hal ini menginformasikan
model regresi ECM yang diajukan dapat dikatakan terbebas dari
multikolonieritas.

3) Hasil Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui suatu model mengandung autokorelasi -
baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif - bisa
dilihat dari nilai Durbin Watson. Sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 4. 7 Pengujian Durbin Watson Stat
Positif Indecision Autocorrel Area
ation
0 1, 10 1.54
No Autocorrelati n
Indecision Negaif Area Autocor
relation
2.19 2,46 2,90
Pada pengujian autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson
pada tabel uji regresi sebesar 2.190052. Hal ini menunjukan bahwa
nilai Durbin Watson berada pada wilayah bebas dari autokorelasi,
yang berarti Durbin Watson tidak terdapat autokorelasi dan dapat
disimpulkan bahwa model regresi ini layak dipakai dalam
pengujian.
4) Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
regresi terjadi ketiaksamaan varians dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dan residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Model yang baik adalah homoskedastisiw:s atau tidak terjadi
heterokedastisitas.
Untuk mengetahui apakah te1jadi heterokedastisitas atau
tidak, dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas BM!
Scatterplot
Dependent Variable: PEMBIAY AAN
0
00 0
OIU>oo 00000,
0 Oo~ 0 0
0
0
0 0
o o"o 0
cs 08
0 0
~ ~ 0 , 2
Sumber : Hasil SPS;&~sion Standardized PredlclDd Value
Dari grafik scatterplot sebaran titik-titik chart berada
disekitar titik no! (0), serta tidak tampak adanya suatu pola tertentu
pada data tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala haterokedastisitas pada model regresi ini.
Dari grafik Normal P-P Plot tersebut bahwa sebaran data di
chart menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal tersebut, ini menunjukan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Asumsi Klasik Bank Syariah Mandiri
I. Hasil Uji Normalitas
Untuk mengetahui model regresi variabel, variabel
independen atau keduanya berdistribusi nonnal atau tidak, dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.9 Hasil Uji Normalitas BSM Nonnal P~P Plot of Regression Standrnrdlzed Residual
Dependent Variable: PEMBIAVJlAN
0.0 0.2 0.4 0.6 0.'3
Obsorvod Cum Prob
Sumber : SPSS 15
Dari grafik Normal P-P Plot tersebut bahwa sebaran data di
chart menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal tersebut, ini menunjukan bahwa data berdistribusi normal.
2) Hasil Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi
korelasi, maka terdapat multikolinieritas (Multikol) dimana model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.
Untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel independen
atau tidak, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 Hasil Uji Kolinearitas BSM
BOPO CAR l\JPF ROE
BOPO 1.000000 0.280701 -0.:289502 -0.520723
CAR 0.280701 1.000000 -0.:566426 -0.321110
NPF -0.289502 -0.566426 1.000000 0.279140
ROE -0.520723 -0.321110 0.:279140 1.000000 Sumber : Hasi/ Eviews 4
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat lbahwa tidak terdapat
kolinieritas antara variabel independen. Hal ini menginformasikan
model regresi ECM yang diajukan dapat dikatakan terbebas dari
multikolonieritas.
3) Has ii Uj i Autokorelasi
Untuk mengetahui suatu model mengandung autokorelasi -
baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif - bisa
dilihat dari nilai Durbin Watson. Sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:

0
Gambar 4.10 Pengujian Durbin Watson Stat
Positif Indecision Autocorrel Area
ation
1, 10
'
No Autocorrelation
1.54 1.78 2,4!!
Indecision Area
Negatif Auto co rrelatio
n
2,90
Pada pengujian autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson
pada tabel uji regresi sebesar 1. 778056, hal ini menunjukan bahwa
nilai Durbin Watson berada pada wilayah belias dari autokorelasi,
yang berarti Durbin Watson tidak terdapat autokorelasi dan dapat
disimpulkan bahwa model regresi ini layak dipakai dalam
pengujian.
4) Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
regresi terjadi ketiaksamaan varians dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dan residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang Jain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Untuk mengetahui apakah terjadi heterokedastisitas atau
tidak, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.11 Hasil Uji Heterokedastisitas BSM
Scatterplot
Dependent Variable: PEMBIAYAAN
0 00
0 0 <ID 0
0 0
0 0 8 °o 0 "' ~
0 0 0 0 '" '6 0
0
"' 0 @ 00
<1D 0
Cf{,& 0
00
0 0
0
Dari grafik scatterplot sebaran titiik-titik chait berada
disekitar titik nol (0), serta tidak tampak adanya suatu pola te1tentu
pada data tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala heterokedastisitas pada model regresi ini.
d. Stationeritas Data BMl
Uji ini dilakukan untuk mendeteksi data apakah benar-benar
bersifat stasioner, karena data tidak stasioner berarti terdapat
ketidakstabilan model time series yang memungkinkan untuk dapat
menimbulkan gangguan autokorelasi pada model ekonometrik.
Pengnjian statiosioneritas data yang dilakukan terhadap
seluruh variabel dalan1 model penelitian yang peneliti ajukan
didasarkan pada ADP (Augmented Dickey-Fuller). Adapun hasil

sebagai berikut perhitungannya adalah sebagaimana terlihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.6 Stasioneritas Data BMI (Pada Tingkat Level)
t-Statistik (Test Critical
Variabel Values) Keterangan (5%)
ROE -4.360431 -2.908420 Stasioner NPF -1.161880 -2.908420 Tidak Stasioner BOPO -2.422310 -2.908420 Tidak Stasioner CAR -7.969405 -2.908420 Stasioner PEMBIAYAAN -0.172133 -2.909206 Tidak Stasioner
Sumber: Ev1ews 4
Hasil Uji Akar Unit dengan menggunakan uji ADF test untuk
mengidentifikasi data yang telah stasioner dan yang belum stasioner.
Berdasarkan basil pengujian pada rasio BMI dit•emukan bahwa hanya
variabel dependen ROE dan CAR yang stasioner, sedangkan variabel
NPF, BOPO, dan PEMBIA Y AAN yang belum statisioner.
Oleh karena ada beberapa variabel yang belum statisioner,
maka dilakukan diferensi supaya variabel-variabel yang belum
stasioner tersebut menjadi stasioner. Hasilnya seperti terlihat pada
tabel 4. 7 sebagaimana terlihat dibawah ini.
Tabel 4. 7 Stasioneritas Data BMI (Setelah Diferensi Pada Tingkat First Difference)
t-Statistik (Test Critical Variabel Values) Keterangan
(5%) ROE -4.360431 -2.908420 Stasioner NPF -7.909260 -2.909206 Stasioner BOPO -9.033832 -2.909206 Stasioner CAR -7.969405 -2.908420 Stasioner PEMBIAYAAN -11.71355 -2.909206 Stasioner .
Sumber : Ev1ews 4

V eriabel yang belum stasioner pada tingkat level, ternyata
stasioner pada diferensi pertama. Artinya semua variabel mempunyai
derajat yang sama dan bisa dilanjutkan pada analisis selanjutnya.
d. Stationeritas Data BSM
Pengujian statiosioneritas data yang dilakukan terhadap
seluruh variabel dalam model penelitian yang peneliti ajukan
didasarkan pada ADF (Augmented Dickey-Fuller). Adapun basil
sebagai berikut perhitungannya adalah sebagaimana terlihat pada table
dibawah ini:
Tabel 4.8 Stasioneritas Data BSM (Pada Tingkat Level)
t-Statistik (Test Critical
Variabel Values) Keterangan (5%)
ROE -2.221349 -2.910860 Tidak Stasioner NPF 0.118230 -2.908420 Tidak Stasioner BOPO -3.211594 -2.908420 Stasioner CAR -3.197498 -2.908420 Stasioner PEMBIAYAAN 0.451695 -2.910019 Tidak Stasioner
Sumber : Eviews 4
Hasil Uji Akar Unit dengan menggunakan uji ADF test untuk
mengidentifikasi data yang telah stasioner dan yang belum stasioner.
Berdasarkan basil pengujian pada rasio BSM ditemukan bahwa hanya
variabel dependen BOPO dan CAR yang stasioner, sedangkan
variabel NPF, ROE, dan PEMBIA Y AAN yang belum statisioner.
Oleh karena ada beberapa variabel yang belum statisioner,
maka dilakukan diferensi supaya variabel-variabel yang belum

statisioner tersebut rnenjadi statisioner sebagairnana terlihat pada tabel
4.9.
Tabel 4.9 Stasioneritas Data BSM (Setelah Diferensi Pada Tingkat Dirst Difference)
t-Statistik (Test Critical
Variabel Values) Keterangan (5%)
ROE -5.026795 -2.910860 Stasioner NPF -8.435662 -2.909206 Stasioner BOPO -3.211594 -2.908420 Stasioner CAR -3.197498 -2.908420 Stasioner PEMBIAYAAN -3.356946 -2.913549 Stasioner
Surnber : Eviews 4
Veriabel yang belurn stasioner pada ti:ngkat level, temyata
stasioner pada diferensi pertarna. Artinya sernua variabel rnernpunyai
derajat yang sarna dan bisa dilanjutkan pada analisis selanjutnya.

3. Analisis Data
a. Analisis ECM BMI
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan software
Eviews 4, hasilnya dapat terlihat seperti dibawah ini:
Tabel 4.10 Hasil Analisis ECM BMI Dengan Variabel Dependen Pembiayaan
Variable Coefficient Std. Error !-Statistic Prob.
c 88996.81 26788.50 3.322202 0.0016
D(CAR) 5.226633 94.00928 0.055597 0.9559
D(ROE) 6163.568 4389.294 1.404228 0.1657
D(NPF) -15567.25 38656.41 -0.402708 0.6887
D(BOPO) 24282.69 5897.973 4.117125 0.0001
ECT(-1) -0.006674 0.030629 -0.217884 0.8283
R-squared 0.298587 Mean dependent var 84388.81
Adjusted R-squared 0.237060 S.D.dependentvar 241473.4
S.E. of regression 210918.4 Akaike info cfit,srion 27.44672
Sum squared resid 2.54E+12 Schwarz criterion 27.65083
Log likelihood -858.5718 F-statistic 4.852918
Durbin-Watson stat 2.190052 Prob(F-statistic) 0.000912
Sumber : Hasil Eviews 4
Persamaan model penelitian untuk faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan sebagaimana tabel di atas dapat ditulis
sebagai berikut :

D(PEMBIAY AAN) = 88996.81033 + 5.226632923*D(CAR) +
6163.567981 *D(ROE) - l 5567.24724*D(NPF)
+ 24282.69443*D(BOPO) -
0.006673522675*ECT(-l}
Berdasarkan label dan persamaan diatas, terlihat bahwa pada
tingkat kepercayaan 95% (a =0,05), secara parsial hanya variabel
BOPO saja yang mempengarnhi pembiayaan di Bank Muamalat
Indonesia dalam jangka pendek. Artinya, apabila terjadi kenaikan 1 %
rasio BOPO BMl, maka akan mengakibatkan kenaikan pembiayaan
sebesar Rp 24.282.694.430.
Dari informasi dia1as, dapat ki1a simpulkan pada saat rasio
BOPO meningkat sebesar 1 %, akan menyebabkan kenaikan
pembiayaan Rp 24J82.694fl:nlengan asumsi variabel lainnya dianggap
konstan. Infonnasi dia1as berarti bahwa pengaruh variable BOPO
terhadap pembiayaan mempunyai arah koefisien yang positif. Semakin
tinggi BOPO, maka akan menyebabkan pembiayaan semakin
meningkat. Karena rasio BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat efesiensi kinerja keuangan sebuah perusahaan, maka
semakin kecil BOPO memperlihatkan bahwa. kinerja perusahaan
tersebut semakin efisien dalam pengelolaannya.
Sesuai dengan penemuan penelitian pada Bank Muamalat
Indonesia ini, Bank Muamalat Indonesia harus selalu memperhatikan
efesiensi tertu1ama terhadap beban operasional (overhead) yang

Muamalat Indonesia tidak dipengaruhi oleh jumlah modal yang dimiliki
oleh Bank Muamalat Indonesia. Adapun arah koefisiennya adalah
positif.
Dapat difahami juga bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh
Bank Muamalat Indonesia didominasi oleh kredit skala kecil sehingga
resiko yang ditanggung oleh Banlc Muamalat Indonesia bisa dikatakan
kecil. Terlebih ketika kita kaitkan dengan keadaan se lama ini dimana
pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Muamalat Indonesia didominasi
oleh pembiayaan yang berbasis marjin - yang notabene memiliki
tingkat resiko yang lebih rendah dibanding dengan pembiayaan yang
berbasis bagi hasil. Adapun arah koefisien dari variabel ini adalah
positif terhadap pembiayaan. Dari hasil perhitungan diatas, pada saat
rasio CAR meningkat akan mengakiatkan peningkatan pembiayaan.
Karena arah koefisien dari variabe l ini adalah positif.
Rasio NPF pada Bank Muamalat Indon·esia dalarn penelitian ini
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan. Rasio
ini memperlihatkan persentase pembiayaan bermasalah terhadap total
pembiayaan yang diberikan oleh banlc. jika rasio NPF suatu bank selalu
tinggi maka akan mempengaruhi permodalan bank tersebut karena
dengan NPF yang tinggi akan membuat bank mempunyai kewajiban
untuk memenuhi PPAP yang terbentuk. Bila hal ini terus menerus
terjadi maka mungkin saja modal bank tersebut akan tersedot untuk
membayar PPAP. Karena itulah bank menginginkan NPF yang rendah.

Nilai NPF yang rendah akan meningkatkan nilai profitabilitas bank
syariah. Pada penelitian Bank Muamalat Indonesia ini, arah
koefisiennya adalah negatif. Artinya pada saat rasion NPF meningkat
akan menyebabkan penurunan pembiayaan.
Begitupun dengan rasio ROE, tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pembiayaan. Mesti dijelaskan juga bahwa pengaruh
yang ditimbulkan oleh variabel ROE ini sekalipun tidak signifikan
tetapi ada. Pada saat rasio ROE meningkat, akan menyebabkan
pembiayaan meningkat.
Pengujian ini juga secara simultan signifikan, dimana nilai
probabilita lebih kecil dari nilai alpha, yaitu 0.000912 < 0,05. Hal ini
berarti bahwa kemampuan variabel bebas secara bersama-sama dalam
menerangkan variasi perubahan variabel terikat adalah sebesar 29,9%
dan sisanya yaitu 70,1% (100%-29,9%) dipengaruhi oleh variabel lain
yangtidak.
Nilai koefisien dari ECT(-1) sebesar -0.006674 menunjukan
tidak adanya fenomena keseimbangan jangka pendek yang menuju
jangka panjang. Berdasarkan nilai t-statistik sebesar -0.217884 dapat
dikatkaan bawa variable ECT (-1) tidak signifikan pada tingkat
kepercayaan 5%. Artinya pengujian dalam model ini tidak terdapat
fenomena keseimbangan jangka pendek yang mendukung
keseimbangan jangka panjang.

b. Analisis ECM BSM
Tabel 4.11 Hasil Analisis ECM BSM Dengan Variabel Dependen Pembiayaan
Variable Coefficient Std. Error !-Statistic Prob.
c 133771.0 23764.08 5.629125 0.0000
D(ROE) 1027.537 3511.954 0.292583 0.7709
D(BOPO) -10937.46 6055.533 -1.806193 0.0764
D(CAR) 4050.010 6323.065 0.640514 0.5245
D(NPF) -33897.64 51123.55 -0.663053 0.5101
ECT{-1) 0.038816 0.026354 1.472846 0.1465
R-squared 0.144650 Mean dependent var 120078.5
Adjusted R-squared 0.066891 S.D. dependE>nt var 182944.6
S.E. of regression 176720.1 Akaike info criterion 27.09570
Sum squared resid 1.72E+12 Schwarz criterion 27.30333
Log likelihood -820.4189 F-statistic 1.860235
Durbin-Watson stat 1.778056 Prob(F-statistic) 0.116363
Sumber : Hasil Eviews 4
Persamaan model penelitian untuk faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan sebagaimana tabel di atas dapat ditulis
sebagai berikut :
D(PEMBIA Y AAN) = 133770.9884 + I 027.537267*D(ROE) -
10937.45937*D(BOPO) +
4050.0!0082*D(CAR) - 33897.64301 *D(NPF)
+ 0.03881558358*ECT(-1)
Berdasarkan tabel dan persamaan tersebut diatas, terlihat bahwa
pada tingkat kepercayaan 95% (a=0,05), secara: parsial tidak ada satu

variabel pun yang mempengaruhi pembiayaan dalam jangka pendek
pada Bank Syariah Mandiri.
Rasio kecukupan modal yang diukur dengan capital adequety
ratio (C~ dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pembiayaan. Akan tetapi mesti diperhatikan juga bahwa rasio
kecukupan modal pengaruhnya tetap ada, sekalipun lemah. Tingkat
kecukupan modal berguna sebagai pengaman daua masyarakat terhadap
kemungkinan resiko kerugian yang ditanggung bank. CAR juga
berhubungan erat dengan pembiayaan bank tergantung pada
karakteristik resiko usaha yang akan dibiayai. Semakin tinggi
pembiayaan yang disalurkan bank, semakin besar resiko yang harus
ditanggung oleh bank sehingga semakin besar pula modal yang harus
disediakan bank untuk mem back up resiko tersebut.
Pada penelitian Bank Syariah Mandiri ini, rasio CAR tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan ( sekalipuin peugaruhnya ada
walaupun tidak kuat). Artinya pembiayaan yang disalurkan oleh Bank
Muamalat Indonesia tidak dipengaruhi oleh jumlah modal yang dimiliki
oleh Bank Syariah Mandiri. Adapun arah koefisie:nnya adalah positif.
Pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri
didominasi oleh kredit skala kecil sehingga resiko yang ditanggung oleh
Bank Syariah Mandiri bisa dikatakan kecil. Terlebih ketika kita kaitkan
dengan keadaan selama ini dimana pembiayaan yang disalurkan oleh
Bank Syariah Mandiri didominasi oleh pembiayaan yang berbasis

marjin - yang notabene memiliki tingkat resiko yang lebih rendah
dibanding dengan pembiayaan yang berbasis bagi hasil. Adapun arah
koefisien dari variabel ini adalah positif terhadap pembiayaan.
Rasia NPF pada Bank Syaria Mandiri dalam penelitian ini tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan. Rasia ini
memperlihatkan persentase pembiayaan bermasalah terhadap total
pembiayaan yang diberikan oleh bank. jika rasio NPF suatu bank selalu
tinggi maka akan mempengaruhi permodalan bank tersebut karena
dengan NPF yang tinggi akan membuat bank mempunyai kewajiban
untuk memenuhi PPAP yang terbentuk. Bila ilal ini terns menerus
terjadi maka mungkin saja modal bank tersebu1t akan tersedot untuk
membayar PPAP. Karena itulah bank menginginkan NPF yang rendah.
Nilai NPF yang rendah akan meningkatkan nilai profitabilitas bank
syariah. Pada penelitian Bank Syariah Mandiri ini, arah koefisiennya
adalah negatif. Artinya pada saat rasio NPF meningkat akan
menyebabkan penurunan pembiayaan.
Begitupun dengan rasio ROE, tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pembiayaan. Mesti dijelaskan juga bahwa pengaruh
yang ditimbulkan oleh variabel ROE ini sekalipun tidak signifikan
tetapi ada. Pada saat rasio ROE meningkat, akan menyebabkan
pembiayaan meningkat.
Begitupun secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai koefisien dari ECT(-1) sebesar 0.038816 menunjukan
tidak adanya fenomena keseimbangan jangka pendek yang menuju
jangka panjang. Berdasarkan nilai t-statistik sf:besar 1.472846 dapat
dikatkaan bawa variable ECT (-1) tidak signifikan pada tingkat
kepercayaan 5%. Artinya pengujian dalam model ini tidak terdapat
fenomena keseimbangan jangka pendek yang mendukung
keseimbangan jangka panjang.

4. Uji Hipotesis
a. Uji F (Simultan) BMI
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi
dapat digunakan untuk mempengaruhi struktur pembiayaan secara
simultan atau tidak, dengan !criteria pengujian tingkat signifikan a=
0,05.
Pada tabel 4.10 terlihat bahwa F,,,,,,,,,g 4.852918 dengan
probabilita 0.000912. Oleh karena probabilita < 0,05 yaitu
0.000912 < 0,05 begitupun dengan Fhlmmg > F,0 ,,1 yaitu 4,852918 >
2,51767 maka Ho ditolak dan meneiima HI. Artinya dapat
dikatakan secara bersama-sama (simultan} variabel independen
mempengarui variabel dependen secara signifikan dalam jangka
pendek.
b. Uji t (T-Test) BMI
Untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas (ROE,
CAR, NPF, dan BOPO) terhadap pembiayaan secara parsial, maka
digunakan uji t. Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
I) Pengujian Hipotesis 1
Ho: b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam
jangka pendek antara ROE terhadap pembiayaan.

H1 : b1 i 0, terdapat pengaruh yang signifikan dalam
jangka pendek antara ROE terhadap Pembiayaan.
Tabel 4.10 memperlihatkan bahwa !""""'" untuk
variabel ROE adalah 1.404228 dengan probabilita 0,1657.
Karena probabilita > 0,05 yaitu 0,1657 > 0,05 begitupun t""""'•
< t,01" 1 yaitu 1,404228 < 1,669402 maka HO diterima dan
menolak HI. Atau dapat dikatakan bahwajika dilihat dari rasio
ROE maka tidak terdapat pengaruh signifikan dalam jangka
pendek terhadap pembiayaan.
2) Pengujian Hipotesis 2
Ho : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam
jangka pendek antara CAR terhadap pembiayaan.
H1 : b1 i 0, terdapat pengaruh yang signifikan dalam jangka
pendek antara CAR terhadap Pembiayaan.
Pada tabel 4.10 menunjukan ba!hwa nilai thuumg untuk
variabel CAR adalah 0.055597 dengan probabilita 0.9559. oleh
karena probabilita > 0,05 yaitu 0.9559 > 0.05 begitupun th!"""•
< t,0.,, yaitu 0.055597 < 1,669402 maka HO diterima dan
menolak HI. Atau dapat dikatakan bahwajika dilihat dari rasio
CAR maka tidak terdapat pengaruh signifikan dalam jangka
pendek terhadap pembiayaan.

3) Pengujian Hipotesis 3
Ho : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam
pendek pendek antara NPF terhadap pembiayaan.
H1 : b1 oft 0, terdapat pengaruh yang signifikan dalam jangka
pendek antara NPF terhadap Pembiayaan.
Tabel 4.10 menginformasikan bahwa nilai 11,,,umg
untuk variabel NPF adalah -0.402708 dengan probabilita
0.6887. oleh karena probabilita > dari 0,05 yaitu 0,6887 > 0,05
begitupun dengan tM,.,mg < t,.,,, yaitu -0.402708 < -1,669402
maka HO diterima dan menolak HI. Atau dapat dikatakan
bahwa jika dilihat dari rasio CAR maka tidak terdapat
pengaruh signifikan dalam jangka pendek terhadap
pembiayaan.
4) Pengujian Hipotesis 4
Ho: b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam
jangka pendek antara BOPO terhadap
pembiayaan.
H1 : b1 oft 0, terdapat pengaruh yang signi:fikan dalam jangka
pendek antara BOPO terhadap Pembiayaan.
Berdasarkan tabel 4.10, nilai t '"""'' untuk variabel
BOPO adalah 4.117125 dengan proabilita 0.0001. karena probabilita
< 0,05, yaitu 0,0001 < 0,05 begitupun tMwmg > t,abd yaitu 4,117125

> 1,669402, maka maka HO ditolak dan menerima HI. Atau
dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio CAR maka terdapat
pengaruh signifikan dalam jangka pendek terhadap pembiayaan.
c. Uji F (Simultan) BSM
Pada tabel 4.11 menunjukan bahwa nilai F,,,'""'g 1.860235 dengan
probabilita 0.116363. Karena probabiltta > 0,05 yaltu 0.116363 > 0,05
begttupun F,,,,umg < F,a,,1 yaitu 1.860235 < 2,51767 maka HO diterima
dan menolak Hl. Atau dapat dikatakan secara bersama-sama
(simultan) variable independen tidak mempengarui variabel dependen
secara signifikan dalam jangka pendek.
d. Uji t (f-test) BSM
Untuk menguji variabel bebas secara parsial, digunakan uji t
(T-test). Adapun :
1) Pengujian Hipotesis 1
H-0: b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam
jangka panjang antara ROE terhadap pembiayaan.
Hi : b1 -of 0, terdapat pengaruh yang signifikan dalam
jangka panjang antara ROE terhadap Pembiayaan.
Pada tabel 4.11 menunjukan bahwa nilai t ,,,.,,,,g untuk
variabel ROE adalah 0,292583 dengan probabilita 0, 7709. Karena
probabilita > 0,05 yaitu 0, 7709 > 0,05 begitupun nilai t,,ttumg < t,a,,,

29,8%. Sedangkan sisasnya yaitu 70,2% dipengamhi oleh variabel
lain yang tidak masuk kedalam model.
b. Koefisien Determinasi BSM
Tabel 4.11 menginformasikan bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) adalah 0.144650 (14,5%). Nilai 0.144650 tersebut
berarti bahwa kemampuan variabel terikat dapat dijelaskan oleh
variabel bebas sebesar 14,5%%. Sedangkan sisanya yaitu 85,5%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk kedalam model.

A. Kesimpulan
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian data yang dilakukan
secara statistik, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam jangka pendek, hanya variable BOPO saja yang mempengaruhi
pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia. Sedangkan pada Bank
Syariah Mandiri dalam jangka pendek tidak terdapat pengaruh yang
signifikan.
2. Nilai koefisien dete1minasi (R.2) Bank Muamalat Indonesia dalam
jangka pendek adalah 0.298587. Berarti bahwa kemarnpuan variable
bebas dalam menjelaskan variable terikat sebesar 29% dalam jangka
pendek, sedangkan sisanya yaitu 71 % dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak masuk kedalarn model. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri
nilai koefisien detenninasi dalam jangka pendek adalah 0.144650
(14%) dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk
kedalam variabel penelitian ini.
3. Pada Bank Muamalat Indonesia, nilai koefisien dari ECT (-1) sebesar -
0,006674 menunjukan tidak adanya fenomena keseimbangan jangka
pendek yang menuju jangka panjang. Berdasarkan nilai t-statistik
sebesar -0,217884 dapat dikatakan bahwa varirnble ECT (-!) tidak
signifikan pada tingkat kepercayaan 95% (cr=5%). Artinya pengujian

dalam model ini tidak terdapat fenomena keseimbangan jangka pendek
yang mendukung keseimbangan jangka panjang.
4. Pada Bank Syariah Mandiri nilai koefisien dari ECT (-1) sebesar
0,038816 menunjukan tidak adanya fenomena keseimbangan jangka
pendek yang menuju jangka panjang. Berdasarkan nilai t-statistik
sebesar 1,472846 dapat dikatakan bahwa variable ECT (-1) tidak
segnifikan pada tingkat kepercayaan 95% ( a.=5% ). Artinya pengujian
dalam model ini tidak terdapat fenomena keseimangan jangka pendek
yang mendukung keseimbanganjangka panjang.

DAFTARPUSTAKA
Al-Qur'an Al-Karim
Alunad, Mustaq. Etika Bisnis dalam Islam. Cetakan Keempat. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar. 2006
Antonio, Muhammad Syafi'I. Bank Syariah dari teori ke praktek, Penerbit Gema
Insani Press, Jakarta, 2001
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka Alvabet.
2006
Ghozali, Imam. Apliaksi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Cet. IV.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007.
Hamid, Abdul. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. 2007
Heykal, Mohamad. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi penetapan margin
murabahah uiituk produk peiiibiayaan peiiiilikaii rwnah (smdi ka~·us PT.
Bank Syariah Mandiri). Jumal Kajian Timur Tengah Konsentrasi
Keuangan Islam Universitas Indonesia. Jakarta. 2007
Karim, Adiwarman. Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007
Maryanah, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil di Bank
Syariah Mandiri. Jumal Kajian Timur Tengah Konsentrasi Keuangan
Islam Universitas Indonesia. Jakarta. 2007
Mawardi, Nasrah. Anallsis factor-faktor yang mempengaruhi tlngkat hasll
deposito mudharabah Muthlaqah Studi kasus: Unit usaha syariah Bank X
Jurua! Kajian Timur Tengah Konsentrasi Keuangan Islam Universitas
Indonesia. Jakarta. 2007
Muhammad Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, 2003
Muljono, Teguh Pudjo. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil.
Y ogyakarta: Edisi Ketiga cetakan kedua. 1994

Nacrowi D Nachrowi dan Usman, Hardius. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi. 2006
Perwaatmadja, Karnaen, dan H.M. Syafi'I Antonio,. Apa dan Bagaimana Bank
Islam. Y ogyakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1992
Perwataadmadja, Karnaen. Apa dan Bagaimana Bank Islam. Jakarta: PT. Dana
Bhakti Prima Yasa. Cetakan Ketiga, 1999.
Prakasa, Lukita tri. Analisis factor:faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan
bagi hasil nasabah yang menggunakan skim mudharabah muqayyadah
Jurnal Kajian Timur Tengah Konsentrasi Keuangan Islam Universitas
Indonesia. Jakarta. 2007
Rahman, Dahlan A. Analisis factor·faktor internal terhadap distribusi bagi hasil
bank syariah (Studi kasus: PT. Bank Syariah mandiri). Jurnal Kajian
Timur Tengah Konsentrasi Keuangan Islam Universitas Indonesia. Jakarta.
2007
Rodoni, Ahmad. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Center for Social and
Economics Studies (CSES) Press, 2006
Siamat Dahlan. Manqjemen Lembaga Keuangan. Jakarta: lntermedia, 1995
Syahdenini, Sutan Remi, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam tata hulal11l
perbankan Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, 1999
Wahyono, Teguh. 36 Jam Belqjar Komputer, Analisis Data Statistik dengan SPSS
14. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2006
Wahyu Wing Winarno. Analisis Ekonometrika dan Statisi'ika dengan EViews.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN. 2007
www.vibiznews.com, 24 oktober 2008.

Lainu_iran I Data Bank Muamalat Indonesia
Periodc PEMBIAYAAN ROE(%) CAR(%) NPL('%) BOPO(%) Jan-02 1198314 0.86 12.6 l .47 92.5 Feb-02 1200192 1.6 11.42 1.05 92.9 Mar-02 1213976 2.5 1598 1.04 92.48 Apr-02 1215521 3.7 11.22 0.97 92.l May-02 1329587 4.2 10.8 0.92 92.7 Jun-02 1429310 5.3 10.59 0.85 91.06 .Tul-02 1501119 6.9 10.1 1.1 91.05
Aug-02 1604991 9.3 9.05 1 88.09 Sep-02 1673745 11.1 9.07 l.J 86.04 Oct-02 1742694 13.8 8.95 l. l 85.18 Nov-02 1777755 14.9 8.97 1.08 84.3 Dec-02 1770438 14.4 9.63 1.4 83.07 Jan-03 1701496 36 10.54 1.4 75.28 Feb-03 1717549 6.5 10.68 1.3 76.06 Mar-03 1803923 6.6 12.97 1.3 77.5 Apr-03 1815345 6.9 14.93 1.3 Tl.9 May-03 1860793 8.2 15.08 1.2 78.7 Jun-03 1917647 9.4 15.08 1.3 79.5 Jul-03 1976036 10.8 21.04 1.2 79.7
Aug-03 2097833 12.5 20.28 1.3 79.9 Sep-03 2080159 11.7 19.41 1.4 80.56 Oct-03 2231680 11.2 18.69 13 80.18 Nov-03 2293648 12.6 17.9 1.3 79.8 Dec-03 2363681 7.5 13.04 1.5 82.3 Jan-04 2398655 1.2 18.5 1.4 92.03 Feb-04 2292372 2.7 18.2 1.08 82.1 Mar-04 2568503 6.9 18.5 1.3 79.03 Apr-04 2831132 9.9 16.88 1.1 75.6 May-04 3047355 13.8 13.9 1.05 74.18 Jun-04 3353305 14.4 14.04 0.98 74.8 Jul-04 3461149 15.89 14.15 0.96 76.3
Aug-04 3633563 17.54 13.78 0.94 77.6 Sep-04 3766817 13.25 l 3. l l 1 78.39 Oct-04 3913886 18.72 12.87 0.96 79.78 Nov-04 3991367 21.13 12.79 0.96 79.52 Dec-04 4182224/ 14.22 12.16 L2 81.34 Jan-05 4111610 2.8 14.9 1.05 75.52

Feb-05 4211627 5 14.11 1.1 75.15
Mar-OS 4461497 8.19 11.6 1.1 75.5
Apr-05 4614421 11.78 12.06 1.07 73.13
May-05 4884092 10.37 19.07 1.1 72.6
Jun-05 5069143 12.7 18.2 1.01 72.43 Jul-05 5290367 14.67 17.27 1.6 72.31 Aug-05 5509082 16.99 17.12 1.4 70.6 Sep-05 5802112 19.34 16.35 1.4 71.86 Oct-05 5854777 21.75 15.19 1.5 70
Nov-05 5903100 22.76 12.01 1.5 71.2 Dec-05 5887086 23.4 15.28 6.5 68.08 Jan-06 5798772 3.1 19.96 6.9 59.51 Feb-06 5795362 4.41 17.76 6.94 58.34 Mar-06 5901052 7.71 16.99 5.1 57.34 Apr-06 5902036 9.3 16.92 5.3 59.9 May-06 6041269 13.5 15.39 5.2 61.2 Jun-06 6203263 14.86 15.19 5.2 71.2 Jul-06 5091053 13.23 15.2 5.2 62.13 Aug-06 6177868 18.4 14.9 5.3 70.16 Sep-06 6292571 19.53 14.57 4.9 64.13 Oct-06 6302951 22.03 15.31 5.08 69.8 Nov-06 6274833 23.6 14.47 5.2 70.06 Dec-06 6625455 . - }6.57 14.33 :i.9 69.4 Jan-07 5998246 3.7 16.98 6.1 52.4 Feb-07 6302952 9.6 16.35 5.3 61.12 Mar-07 6396636 11.4 15.2 5.4 77.9 Apr-07 6514809 18.9 15.12 5.02 77.8

LamrJ_iran2
Data Bank Syariah Mandiri
Periode PEMBIAYAAN CAR(%) NPF(%) ROE(%) BOPO(%) Jan-02 647798 63 0.81 0.58 82.6 Feb-02 686795 61.7 0.76 1.14 83.02 Mar-02 701342 60.8 0.74 1.43 85.12 Apr-02 811071 52.7 0.64 1.83 85.98
May-02 867249 53.8 0.61 2.35 85.92 Jnn-02 916448 51.l 0.57 4.29 85.85 Jul-02 960585 48.74 0.53 3.64 85.19
Aug-02 990349 46.8 0.51 4.82 83.28 Sep-02 1026607 45.48 0.49 5.68 83.02 Oct-02 1058796 44.2 0.48 6.63 82.36
Nov-02 1145550 40.1 0.44 7.06 83.23 Dec-02 1145747 40.3 0.44 7.14 83.27 Jan-03 1126980 11.93 2.3 0.66 82.9 Feb-03 1173567 11.93 2.3 1.08 85.4 Mar-03 1236616 11.93 2.3 3.89 91.5 Apr-03 1648028 11.93 2.3 1.90 87.4
May-03 1409696 11.93 2.3 2.60 85.85 Jun-03 1452874 11.93 2.3 5.24 80.43 Jul-03 1500495 11.93 2.3 2.92 81.85
Aug-03 1588917 11.93 2:3 2.79 83.77 Sep-03 1602093 11.93 2.3 4.90 84.1 Oct-03 1704802 11.93 2.3 3.27 87.82
Nov-03 1996295 11.93 2.3 3.17 88.34 Dec-03 1987307 11.93 2.3 3.61 87.81 Jan-04 2235691 11.93 2.3 0.47 86.74 Feb-04 2339212 11.93 2.3 0.53 88.1 Mar-04 2763013 16.12 2.71 7.68 83.82 Apr-04 3114478 15.5 2.07 2.68 80.96
May-04 3348744 14.53 2.71 4.16 80.7 Jun-04 3762776 12.98 2.48 12.60 77.9 Jul-04 4033059 11.93 2.3 7.69 75.44
Aug-04 4476201 11.47 2.66 9.54 74.57 Sep-04 4876134 10.86 2.48 17.55 72.66 Oct-04 4885268 11.01 2.51 13.58 72.13
Nov-04 5088473 10.59 2.48 15.76 73.34 Dec.-04 5253985 1.0.57 2.42 22.28 70

Jan-05 5439826 11.11 2.78 1.39 66.86 Feb-05 5682157 10.91 3.29 3.09 67.68 Mar-05 6100188 10.58 2.71 26.87 64.62 Apr-05 6242952 10.35 3.45 8.06 67.09
May-05 6407555 10.12 3.82 9.94 68.77 Jun-05 6045027 10.12 3.88 25.80 69.87 Jul-05 6128952 10.4 5.73 11.72 67.55
Aug-05 6145911 10.44 5.84 13.24 68.18 Sep-05 5948969 10.8 6.26 18.13 70 Oct-05 5902120 11.08 5 l3.64 72.38
Nov-05 5654973 l l.08 5 14.42 73.99 Dec-05 5866876 11.88 3.5 14.56 75.5 Jan-06 5630028 13.15 4.58 2.63 90.9 Feb-06 5829111 13.22 4.99 1.87 80.3 Mar-06 6237920 12.67 4.73 11.15 .. 81.8 Apr-06 6419049 12.28 4.56 3.66 81.9
May-06 6716757 11.96 4.49 3.19 83.17 Jun-06 6978622 11.51 4.35 9.85 80.84 Jul-06 7269649.5 11. 73 4.67 9.79 82.25
Aug-06 7547435.4 11.8 6.21 7.52 83.12 Sep-06 7279113 11.95 6.8 8.70 85.32 Oct-06 7479607 12.91 7.18 4.93 89.7
Nov-06 7511334 12.46 7.02 6.69 88.33 Dec-06 7414757 12.56 6.94 10.23 88.12 Jan-07 7325159 15.11 7.24 3.07 51.77 Feb-07 7437879 15.99 7.42 4.32 67.36 Mar-07 7692005 16.5 7.98 20.04 76.49 Apr-07 7786412 16.02 8.41 4.99 81.25

Lampiran 3
Normalitas Data Bank Muamalat Indonesia
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
1.0
.Q 0.8
2 a. § 0.6 (.)
" i! lil 0.4 c. >< w
0.2
Dependent Variable: PEMBIAYAAN
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob

Lampiran 6
Normalitas Data Bank Syariah Ma11diiri
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
1.0
0.8 .a e n. ~ 0.6 0 "C 2 g 0.4 0. >< w
0.2
Dependent Variable: PEME!IAYAAN
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob

Lamp_iran 7
BOPO
CAR
NPF
ROE
Lampiran8
Ii) 3
"' !'! !!::. 2 1J
"* "iii o_ 1J " " :J ~:2 0 c (/) " Q) 1J a:: :J -1 -(/) c 0 "iii ill
-2
~
:f -3
-2
Kolinearitas Data Bank Syariah Mandiri
BOPO CAR NPF
LOOOOOO 0.280701 ·0.239502
0.280701 1.000000 --0.566426
•0.289502 -0.566426 1.000000
-0.520723 ,0.321110 0.279140
Heterokedastisitas Data Bank Syariah Mandiri
Scatterplot
Dependent Variable: PEMBIAYAAN
0
-o - 6 0
0 <ID- ·o
0
0 0 8 00 0
0 0 0 0
i 0 0
~ 0 @
~o
0
~
@
& 0
00
bo
0
0
·1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
ROE
·0520723
'0.321110
0.279140
1.000000
0
3

Stasioneritas Data Bank Mnamalat Indonesia (Palla Tingkat Level)
Null Hypothesis: ROE has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5%1evel
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(ROE)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:38
Sample(adjusted): 2002:02 2007:04
!-Statistic
-4.360431
-3.538362
-2.908420
-2.591799
Included observations: 63 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error I-Statistic
ROE(-1) -0.462324 0.106027 -4.360431
c 5.708016 1.433631 3.:381510
R-squared 0.237627 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.225129 S.D. dependent var
S.E. of regression 5.664481 Akaike info criterion
Sum squared resid 1957.267 Schwarz criterion
Log likelihood -197.6325 F-statistic
Durbin-Watson stat 1.965607 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.0008
Prob.
0.0001
0.0002
0.286349
6.434955
6.337539
6.405575
19.01336
0.000051

Null Hypothesis: NPF has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(NPF)
Method: Least Squares
Date: 02119109 Time: 09:41
Sample(adjusted): 2002:02 2007:04
I-Statistic
-1.16"1880
-3.538362
-2.908420
-2.59"1799
Included observations: 63 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error !-Statistic
NPL(-1) -0.054483 0.046892 ·1 :161880
c 0.181021 0.140330 1289964
R-squared 0.021651 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.005613 S.D.dependentvar
S.E. of regression 0.717825 Akaike info criterion
Sum squared resid 31.43166 Schwa12 criterion
Log likelihood -67.49058 F-statistic
Durbin-Watson stat 1.962070 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.6857
Prob.
0.2498
0.2019
0.056349
0.719848
2.206050
2.274086
1.349966
0.249810

Null Hypothesis: BOPO has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(BOPO)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:44
Sample(adjusted): 2002:02 2007:04
I-Statistic
-2.42~~310
-3.538362
-2.908420
-2.591799
Included obServations: 63 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic
BOP0(-1) -0.147844 0.061034 -2.422310
c 11.03683 4.688745 2.353899
R-squared 0.087749 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.072794 S.D. dependent var
S.E. of regression 4.608818 Akaike info criterion
Sum squared resid 1295.714 Schwarz criterion
Log likelihood -184.6391 F-statistic
Durbin-Watson stat 2.176813 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.1398
Prob.
0.0184
0.0218
-0.233333
4.786318
5.925051
5.993087
5.867588
0.018408

Null Hypothesis: CAR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: o (Automatic based on SIC, MAXLAG=1 O)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(CAR)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:45
Sample(adjusted): 2002:02 2007:04
t-Statistic
-7.969405
-3.538362
-2.908420
-2.591799
Included observations: 63 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error 'I-Statistic
CAR(-1) -1.020144 0.128008 -I.969405
c 40.54780 25.84095 1.569129
R-squared 0.510085 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.502054 S.D. dependent var
S.E. of regression 201.0992 Akaike info criterion
Sum squared resid 2466894. Schwarz criterion
Log likelihood -422.5162 F-statistic
Durbin-Watson stat 2.000864 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.0000
Prob.
0.0000
0.1218
0.040000
284.9831
13.47670
13.54474
63.51141
0.000000

Null Hypothesis: PEMBIAYAAN has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PEMBIAYAAN)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:46
Sample(adjusted): 2002:03 2007:04
!-Statistic
-0.172133
-3.540198
-2.909206
-2.592215
Included observations: 62 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error !-Statistic
PEMBIAYAAN(-1) -0.002698 0.015676 -0.172133
D(PEMBIAYAAN(-1)) -0.389008 0.120104 <1.238921
c 128452.6 65526.92 1.960303
R-squared 0.153320 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.124619 S.D. dependent var
S.E. of regression 227553.1 Akaike info criterion
Sum squared resid 3.06E+12 Schwarz criterion
Log likelihood -851.2153 F-statistic
Durbin-Watson stat 2.090536 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.9359
Prob.
0.8639
0.0020
0.0547
85719.63
243211.6
27.55533
27.65826
5.34'1976
0.007374

Lampiran JO
Stasioneritas Data Bank Muamalat Indone$ia
(Setelalt Diferensi Pad a Tingkat Fil"St Dil'fer.ence)
Null Hypothesis: D(NPL) has a unit root Exogenous: Constant
Lag Length: O (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(NPL,2)
Method: Least Squares
Date: 02119/09 Time: 09:48
Sample(adjusted}: 2002:03 2007:04
t-Sl<ltistic
-7.909260
-3.54'0198
-2.909206
-2.5~12215
Included observations: 62 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error I-statistic
D(NPL(-1)) -1.020278 0.128998 -7.909260
c 0.065318 0.092939 0.702799
R-squared 0.510429 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.502270 S.D.dependentvar
S.E. of regression 0.728967 Akaike info criterion
Sum squared resid 31.88356 Schwarz criterion
Log likelihood -67.35783 F-statistic
Durbin-Watson stat 1.995373 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.0000
Prob.
0.0000
0.4849
0.000645
1.033263
2.237349
2.305967
62.55640
0.000000

Null Hypothesis: D(BOPO) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: o (Automatic based on SIC, MAXLAG=1 O)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(BOP0,2)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:50
Sample(adjusted): 2002:03 2007:04
!-Statistic
-9.033832
-3.540198
-2.909.206
-2.592.215
Included observations: 62 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error t-Slatistic
D(BOP0(-1)) -1.152466 0.127572 -9.033832
c -0.279452 0.611336 -0.457116
R-squared 0.576301 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.569240 S.D. dependent var
S.E. of regression 4.807848 Akaike info criterion
Sum squared resid 1386.924 Schwarz criterion
Log likelihood -184.3132 F-statistic
Durbin-Watson stat 2.027935 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.0000
Prob.
0.0000
0.6492
-0.008065
7.325426
6.010102
6.078720
81.61011
0.000000

Null Hypothesis: D(NPL) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(NPL,2)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:50
Sample(adjusted): 2002:03 2007:04
t-st.9tistic
-7.909260
-3.540198
-2.909206
-2.5112215
Included observations: 62 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error t·Statistic
D(NPL(-1)) -1.020278 0.128998 -i'.909260
c 0.065318 0.092939 0.702799
R-squared 0.510429 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.502270 S.D.dependentvar
S.E. of regression 0.728967 Akaike info criterion
Sum squared resid 31.88356 Schwarz crtterton
Log likelihood -67.35783 F-statistic
Durbin-Watson stat 1.995373 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.0000
Prob.
0.0000
0.4849
0.000645
1.033263
2.237349
2.305967
62.55640
0.000000

Lampiran 11
Stasioneritas Data Bank Syarialt Mandiri (Pada Tin.gkat Level)
Null Hypothesis: ROE has a unit root Exogenous: Constant
Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
!-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(ROE)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:53
Sample(adjusted): 2002:05 2007:04
-2.221349
-3.544063
-2.910860
-2.593090
Included observations: 60 after adjusting endpoints
Variable Coefficient std. Error !-Statistic
ROE(-1) -0.266859 0.120134 -2.221349
D(ROE(-1)) -0.303266 0.154256 -1.965993
D(ROE(-2)) -0.453940 0.136305 -3.330313
D(ROE(-3)) 0.354597 0.132424 2.677749
c 2.213206 1.046540 2.114783
R-squared 0.691709 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.669288 S.D.dependentvar
S.E. of regression 4.200340 Akaike info criterion
Sum squared resid 970.3569 Schwarz criterion
Log likelihood -168.6359 F-statistic
Durbin-Watson stat 1.850966 Prob(F-statistic)
0.2011
Prob.
0.0305
0.0544
0.0016
0.0098
0.0390
0.052674
7.303980
5.787863
5.962392
30.85077
0.000000

Null Hypothesis: NPF has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: O (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(NPF)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:54
Sample(adjusted): 2002:02 2007:04
!-Statistic
0.11H230
-3.5313362
-2.9013420
-2.59"1799
Included observations: 63 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error !-Statistic
NPF(-1) 0.003898 0.032972 0:118230
c 0.107984 0.126749 0.1351946
R-squared 0.000229 Mean dependent var
Adjusted R-squared -0.016161 S.D.dependentvar
S.E. of regression 0.539215 Akaike info criterion
Sum squared resid 17.73591 Schwarz criterion
Log likelihood -49.46551 F-statistic
Durbin-Watson stat 2.175032 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.9647
Prob.
0.9063
0.3976
0.120635
0.534910
1.633826
1.701862
0.013978
0.906274

Null Hypothesis: BOPO has a untt root
Exogenous: Constant
Lag Length: o (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test cmical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(BOPO)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:55
Sample(adjusted): 2002:02 2007:04
I-Statistic
-3.21'1594
-3.531!362
-2.908420
-2.59'1799
Included observations: 63 after adjusting endpoints
Variable coefficient Std. Error I-Statistic
BOP0(-1) -0.288478 0.089824 -3.:!11594
c 22.94795 7.187584 3:192721
R-squared 0.144632 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.130610 S.D. dependent var
S.E. of regression 5.668358 Akaike info critelion
Sum squared resid 1959.947 Schwarz criterton
Log likelihood -197.6756 F-statistic
Durbin-Watson stat 2.115002 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.0239
Prob.
0.0021
0.0022
-0.021429
6.079248
6.338907
6.406943
10.31433
0.002108

Null Hypothesis: CAR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: O (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(CAR)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:56
Sample(adjusted): 2002:02 2007:04
!-Statistic
-3.19i'498
-3.538362
-2.9011420
-2.591799
Included observations: 63 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error !-Statistic
CAR(-1) -0.092488 0.028925 -3:197498
c 1.054089 0.721166 1.461646
R-squared 0.143547 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.129507 S.D.dependentvar
S.E. of regression 3.578353 Akaike info criterion
Sum squared resid 781.0813 Schwaiz criterion
Log likelihood -168.6958 F-statistic
Durbin-Watson stat 2.170647 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.0248
Prob.
0.0022
0.1490
-0.745714
3.835310
5.418914
5.486950
10.22399
0.002198

Null Hypothesis: PEMBIAY AAN has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: O (Automatic based on SIC, MAXLAG=1 O)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PEMBIAYAAN)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:57
Sample(adjusted): 2002:02 2007:04
Included observations: 61
I-Statistic
0.451695
-3.542097
-2.910019
-2.592645
Excluded observations: 2 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error t-8tatistic
PEMBIAYAAN(-1) 0.004362 0.009657 0.451695
c 103132.2 44312.26 2.:127397
R-squared 0.003446 Mean dependent var
Adjusted R-squared -0.013445 S.D. dependent var
S.E. of regression 184170.3 Akaike info criterion
Sum squared resid 2.00E+12 Schwarz criterion
Log likelihood -825.0791 F-statistic
Durbin-Watson stat 1.675820 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.9836
Prob.
0.6531
0.0234
120078.5
182944.6
27.11735
27.18656
0.204028
0.653145

Lampiran 12
Stasioneritas Data Bank Syariah Mandiri
(Setelah Diferensi Pada Tingkat First Difference)
Null Hypothesis: D(ROE) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
I-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(ROE,2)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:58
Sample(adjusted): 2002:05 2007:04
-5.026795
-3.544063
-2.910860
-2.593090
Included observations: 60 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error !-Statistic
D(ROE(-1)) -1.775072 0.353122 -5.026795
D(ROE(-1).2) 0.268070 0.243976 1.098756
D(ROE(-2).2) -0.310626 0.135457 -2.293168
c 0.227697 0.563145 0.404332
R-squared 0.877508 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.870946 S.D.dependentvar
S.E. of regression 4.345387 Akaike info criterion
Sum squared resid 1057.414 Schwarz criterion
Log likelihood -171.2134 F-statistic
Durbin-Watson stat 1.837999 Prob(F-statistic)
0.0001
Prob.
0.0000
0.2766
0.0256
0.6875
-0.257470
12.09602
5.840447
5.980070
133.7241
0.000000

Null Hypothesis: D(NPF) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(NPF ,2)
Method: Least Squares
Date: 02/19/09 Time: 09:59
Sample(adjusted): 2002:03 2007:04
!-Statistic
-8.435662
-3.540198
-2.909206
-2.5~12215
Included observations: 62 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error !-Statistic
D(NPF(-1)) -1.087004 0.128858 -8.435662
c 0.133449 0.070335 1.B97328
R-squared 0.542545 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.534921 S.D. dependent var
S.E. of regression 0.541246 Akaike info criterion
Sum squared resid 17.57684 Schwarz criterion
Log likelihood -48.89707 F-statistic
Durbin-Watson stat 1.974454 Prob(F-statistic)
Prob.*
0.0000
Prob.
0.0000
0.0626
0.007742
0.793654
1.641841
1.710458
71.16039
0.000000

Null Hypothesis: D(PEMBIAY AAN) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=1 O)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level
5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PEMBIAYAAN,2)
Method: Least Squares
Date: 02119109 Time: 10:00
Sample(adjusted): 2002:04 2007:04
Included observations: 57
!-Statistic
-3.356946
-3.550396
-2.913549
-2.594521
Excluded observations: 4 after adjusting endpoints
Variable
D(PEMBIA Y AAN(-1 ))
D(PEMBIAYAAN(-1),2)
c
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
Coefficient
-0.547732
-0.339133
67017.93
0.481715
0.462520
176977.3
1.69E+12
-768.1139
2.111532
Std. Error
0.163'164
0.128'171
30647.70
!-Statistic
··3.356946
-2.645937
2.186719
Mean dependent ve1r
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
Prob.*
0.0168
Prob.
0.0014
0.0106
0.0331
-2500.684
241399.5
27.05663
27.16416
25.09493
0.000000

Lampiran 13
Analisis ECM Bank Muamalat Indonesia
Variable Coefficient Std. Error t 'Statistic Prob.
c 88996.81 26788.50 3.322202 0.0016
D(CAR) 5.226633 94.00928. 0.055597 0.9559
D(ROE) 6163.568 4389.294 1.404228 0;1657
D(NPF) -15567.25 38656.41 '0A02708 0.6887
D(BOPO) 24282.69 5897.973 4,117125 0.0001
ECT(-1) -0.006674 0.030629 -0.217884 0.8283
R-squared 0.298587 f\/lean dependent var 84388.81
Adjusted R-squared 0.237060 S.D. dependentvar 241473.4
S.E. of regression 210918.4 Akaike info criterion 27.44672
Sum squared resid 2.54E+12 Schwarz criterion 27,65083
Log likelihood -858.5718 fcstalistic 4.852918
Durbin-Watson stat 2.190052 Prob(F-statis(ic) 0.000912

Lampiran 14
Analisi ECM Bank Syariah Mandiri
Variable Coefficient Std. Error !-Statistic Prob.
c 133771.0 2.3764.08 5.629125 0,0000
D(ROE) 1027;537 3511.954 0;292583 0.7709
D(BOPO) -1.0937.46 6055.533 -1.806193 0.0764
D(CAR) 4050.010 6323.065 0.640514 0.5245
D(NPF) -33897,64 51123.55 -0.663053 0.5101
ECT('1) 0.038816 0.026354 1.472846 0.1465
R~squared 0;144650 Mean·dependentvar 1.20078'5
Adjusted.R-squared Q,066891 S;D. dependent var 182944.6
S.E. of regression 176720.1 Akaike info Criterion 27.09570
Sum squared resid l.72E+12 Schwarz cri!Hrton 27.30333
Log likelihoocj '820.4189 F'statistic 1.860235
Durbin-Watson stat 1.778056 Prob(F,statistic) 0;116363