07 desain-2 3d.pdf

66
STUDI PERBANDINGAN GEOMETRI LAPANGAN STRAIGHT LINE, BRICKS DAN SLANTED SURVEI SEISMIK 3D LAPANGAN “SARKUN” P.T. PERTAMINA - CIREBON Oleh : Agus Sumaryanto

Upload: rizki-khikmawati

Post on 16-Sep-2015

310 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • STUDI PERBANDINGAN GEOMETRI LAPANGANSTRAIGHT LINE, BRICKS DAN SLANTED

    SURVEI SEISMIK 3D LAPANGAN SARKUNP.T. PERTAMINA - CIREBON

    Oleh :

    Agus Sumaryanto

  • Pendahuluan

    Latar Belakang

    Tujuan

    Batasan Masalah

    Lokasi dan Waktu

  • Latar Belakang

    Seismik 3DDesain Survei

    (geometri)

    Data

    (S/N Tinggi)

  • Tujuan

    1. Membandingkan hasil penentuan parameter pada layout straight line, bricks dan slanted

    2. Membandingkan template/patch narrow geometry dan wide geometry berdasarkan perpindahan patch, analisis distribusi fold, offset dan azimuth

    3. Membandingkan geometri straight line, bricks dan slanted berdasarkan jumlah source, analisis distribusi fold, offset dan azimuth

    4. Menentukan arah dan jarak recovery shot point pada geometri slanted

    5. Analisis geometri slanted pada lapangan SARKUN dengan koordinat riil berdasarkan distribusi fold, offset dan azimuth

  • Batasan Masalah

    1. Parameter target telah diketahui dan menggunakan asumsi geometri bentangan

    2. Analisis : distribusi fold, offset dan azimuth

    3. Geometri lapangan survei seismik 3D, yaitu :

    straight line, bricks dan slanted

    4. Template : narrow geometry dan wide geometry

    5. Tidak dilakukan perhitungan biaya secara detil

    6. Menggunakan rumus yang telah umum digunakan dalam penentuan parameter lapangan

  • Lokasi dan Waktu

    15-11-2007 s/d 15-01-2008

    Lapangan

    SARKUNLapangan

    SARKUN

  • Tinjauan Pustaka

    Geologi Regional

    Lapangan SARKUN

    Penelitian Terdahulu

  • Geologi Regional

    Study Area

  • Tektonik

  • Stratigrafi

    Formasi Jatibarang

    Formasi Talangakar

    Formasi Baturaja

    Formasi Cibulakan atas

    Formasi Parigi

    Formasi Cisubuh

  • Reservoar Target

    Batuan vulkanik (Formasi Jatibarang) yang

    terekah secara alami (naturally fractured)

    dengan cukup kuat

  • Penelitian Terdahulu

    Musser et al. (1989)Desain akusisi merupakan suatu permasalahan

    yang menekankan solusi pada minimalisasi biaya, kebutuhan dari fold coverage, offset dan azimuthuntuk target geologi tertentu

    Cordsen dan Pierce (1995)Beberapa parameter paling baku yang menjadi

    acuan keputusan dalam desain survei seismik 3D diantaranya fold, ukuran bin, Xmin, Xmax, tingkap migrasi, fold taper (full fold) dan durasi perekaman

    Wloszczwski et al. (1998)Melakukan percobaan trial and error meliputi fold,

    tambahan lintasan, maksimum offset dan spasi cross-line untuk optimalisasi data seismik 3D

  • Cordsen dan Galbraith (1999)Melakukan perbandingan survei wide azimuth

    dan narrow azimuth pada geometri orthogonal dan slanted dengan spasi lintasan, spasi station dan patch yang sama

    Vermeer (2002)Mengkategorikan tipe geometri akusisi menjadi

    tiga jenis utama, yaitu : geometri paralel, geometri orthogonal dan geometri areal

    Kusuma (2005)Melakukan penentuan ulang parameter lapangan

    survei seismik 3D yang akan diterapkan pada salah satu lapangan minyak YU 309, JOB PPEJ (waktu cuplik, ukuran bin, offset, liputan, panjang perekaman, ukuran dan kedalaman sumber)

  • Dasar Teori

    Gelombang Seismik

    Konsep Dasar Seismik Refleksi

    - Hukum Snellius

    - Geometri Penjalaran Gelombang Seismik Pantul

    Akusisi Seismik 3D

    Parameter Akusisi Seismik 3D

    Geometri Perekaman

    Distribusi Atribut Bin

    Geometri Template / Patch

    Desain Ulang Shot Point

  • Gelombang Seismik

    Gelombang

    Permukaan

    Gelombang

    Seismik

    Gelombang

    Sekunder

    Gelombang

    Badan

    Gelombang

    Primer

    Gelombang

    Rayleigh

    Gelombang

    Love

    Gelombang

    Stonely

    Gelombang SV

    Gelombang SH

  • Konsep Dasar Seismik Refleksi

  • Hukum Snellius

    pVVVVV SPSPP

    2

    2

    2

    2

    1

    1

    1

    '

    1

    1

    1 sinsinsinsinsin

  • Geometri Penjalaran GelombangSeismik Pantul (Travel Time)

    2

    2

    2

    2222 4

    4

    2

    v

    h

    v

    xthx

    vt xx

    2

    1

    2

    1

    2 sin2cos2

    v

    hx

    v

    ht x

  • Akusisi Seismik 3D

    CDP Gathers

  • Akusisi Seismik 3D

    Konsep Bin

  • Akusisi Seismik 3D

    Luasan

    Survei

  • Geometri Lapangan Survei Seismik 3D

    a) Straight Line

    b) Slanted

    c) Zig-zag

    d) Bricks

    e) Radial

    f ) Button

  • Parameter Akusisi Seismik 3D

    Parameter target Target survei Kedalaman target Luasan target Kemiringan Frekuensi Kecepatan gelombang

  • Parameter Akusisi Seismik 3D

    Parameter lapangan1. Parameter geometri

    Fold coverage, ukuran bin, Xmin, Xmax, tingkap migrasi, fold taper dan geometri bentangan (RLI, SLI dan jumlah SP)

    2. Parameter perekamanDurasi perekaman, waktu cuplik dan filter high-cut / low-cut

    3. Parameter sourceMuatan sumber, kedalaman sumber danorientasi lintasan source

    4. Parameter receiverJumlah geophone/group, group interval dan orientasi lintasan receiver

  • Geometri Perekaman

    Sistem penembakan

    Swath shooting

    Jumlah perpindahan patchin-line roll

    = (ukuran in-line survei - ukuran in-line patch) / SLI

    x-line roll= (ukuran x-line survei - ukuran x-line patch) / SLI

    Jumlah total roll= in-line roll x-line roll

  • Distribusi attribut bin

    Distribusi fold coverage

    Merupakan peta distribusi fold seluruh area survei yaitu dengan cara mengalikan in-line fold dengan cross-line fold dalam setiap bin pengukuran

    Distribusi offset

    Merupakan sebaran offset (jarak dari source ke receiver) dalam setiap bin

    Distribusi azimuth

    Merupakan sebaran arah raypath dari source ke receiver dalam setiap bin pada seluruh area survei seismik berupa sudut

  • Geometri template / patch

    Aspect ratio

    merupakan perbandingan antara dimensi

    cross-line dengan in-line

    Narrow geometry

    aspect ratio : < 0,5

    Wide geometry

    aspect ratio : 0,6 1,0

  • Desain Ulang Shot Point

    a) Recovery shot point

    1. Jumlah fold minimum

    2. Distribusi offset dan azimuth

    3. Muatan sumber ledakan

    4. Arah recovery shot point

    5. Jarak maksimum recovery shot point

    b) Shot point infill

    Penambahan jumlah titik tembak pada

    lokasi yang sama

  • Metode Penelitian

    Materi Penelitian

    Peralatan Penelitian

    Tata Cara Penelititan

    Analisis Hasil

  • Materi Penelitian

    Parameter target

    Data pemetaan rintangan pada area survei

    seismik (koordinat shot point dan receiver)

  • Asumsi

    Luas area survei : 12.960 m 10.000 m = 130 km2

    Pacth : 1200 channel Template

    Wide geometry = 10 120 channel = 1200 channel

    Narrow geometry = 5 240 channel = 1200 channel

    Jumlah SP/salvo = 10 SP Source dan receiver

    RLI = 400 meter SLI = 400 meter

    RI = 40 meter SI = 40 meter

    untuk slanted : SI = 56,6 meter

    Ukuran dinamit = (0,25 - 1,00) kg Kedalaman dinamit = 30 meter Spasi antar geophone = 2,22 meter Arah lintasan receiver = N 78,540 E Jumlah geophone/group= 18 buah/group

  • Peralatan Penelitian

    Komputer tipe PC

    OS : Windows XP service pack 2

    processor : intel Pentium IV 2.67 GHz

    RAM : 512 MB

    Program perangkat lunak Mesa 9.0

    OS : Windows XP service pack 2

    Guna : simulasi rekaman

    Program perangkat lunak Microsoft Office 2003

    OS : Windows XP service pack 2

    Guna : penulisan laporan

  • Diagram Alir Penelitian

    Geometri Ideal

    (Normal SP)Geometri Riil

    (Recovery SP)

    Obstacle

    Map

    Recovery SP

    Simulasi Rekaman I

    (Mesa)

    Geometri

    Bentanga

    n

    Parameter

    Lapangan

    Paramete

    r Target

    BricksStraight

    Line

    Slanted

    Field

    Layout

    Mulai

    Geologi

    Seismik 2D

    Well log

    Surveying Data :

    Topografi Checker Line

    Template

    Seles

    ai

    Kesimpulan

    Analisis Analisis

    Simulasi Rekaman II

    (Mesa)Narrow

    Geometry

    Wide

    Geometry

    Peta Distribusi :

    Fold, Offset dan

    Azimuth

    Peta Distribusi :

    Fold, Offset dan

    Azimuth

    Slanted Layout

  • Analisis Hasil

    Perbandingan penentuan parameter lapangan

    Perbandingan operasi swath dan pola bentangan

    Perbandingan patch wide geometry dengan narrow geometry

    Analisis recovery shot point

    Analisis geometri riil

    Perbandingan secara keseluruhan

  • Hasil dan Pembahasan

    Interpolasi kecepatan gelombang (vRMS)

    Geometri Perekaman

    Simulasi Rekaman (Normal SP)

    Analisis Recovery SP Geometri Slanted

    Simulasi Rekaman (Recovery SP)

    Ringkasan Hasil

  • Interpolasi kecepatan gelombang (vRMS)

  • Geometri Lapangan

    (a) Straight Line

    (b) Bricks

    (c) Slanted

    (a)

    (c)

    (b)

  • Simulasi Rekaman (Normal SP)Straight Line

    Fold max = 30

    wide geometry narrow geometry

  • Simulasi Rekaman (Normal SP)Straight Line

    wide geometry narrow geometry

  • Simulasi Rekaman (Normal SP)Straight Line

    wide geometry narrow geometry

  • Simulasi Rekaman (Normal SP)Bricks

    wide geometry narrow geometry

    Fold max = 30

  • Simulasi Rekaman (Normal SP)Bricks

    wide geometry narrow geometry

  • Simulasi Rekaman (Normal SP)Bricks

    wide geometry narrow geometry

  • Simulasi Rekaman (Normal SP)Slanted

    wide geometry narrow geometry

    Fold max = 30

  • Simulasi Rekaman (Normal SP)Slanted

    wide geometry narrow geometry

  • Simulasi Rekaman (Normal SP)Slanted

    wide geometry narrow geometry

  • ac

    Fold = 24 & 27

    Simulasi Rekaman (Normal SP)

    patch wide geometry

    a. Straight line

    b. Bricks

    c. Slanted

    b

  • Simulasi Rekaman (Normal SP)

    patch wide geometry

    a. Straight line

    b. Bricks

    c. Slanted

    a b

    c

  • Simulasi Rekaman (Normal SP)

    patch wide geometry

    a. Straight line

    b. Bricks

    c. Slanted

    b

    c

    a

  • Recovery Shot Point

    Penurunan dan penambahan fold

  • Arah recovery SP

    Searah lintasan receiver Tegak lurus lintasan receiver

  • Jarak recovery SP

    Maximum 200m

    (40m/80m/120m/160m/200m)

    Maximum 200m

    (40m/80m/120m/160m/200m)

  • Simulasi Rekaman (Recovery SP)Slanted

    Geometri (25/12/2007 - 27/01/2008)

  • fold coverage (full offset)

    (25/12/2007 - 27/01/2008)

  • fold coverage (offset 2400 m)

    (25/12/2007 - 27/01/2008)

  • distribusi offset distribusi azimuth

    (25/12/2007 - 27/01/2008)

  • Ringkasan Hasil

  • Penutup

    Kesimpulan

    Saran

  • Kesimpulan

    1. Berdasarkan hasil penentuan parameter lapangan, maka :

    Geometri bricks dapat meliput kedalaman target terdangkal dengan offset minimum 447 meter

    Geometri slanted dapat meliput kedalaman target terdalam menggunakan patch wide geometry dengan offset maksimum 2760 meter atau patch narrow geometry dengan offset maksimum 5014 meter

    2. Berdasarkan perpindahan patch, wide geometry memerlukan waktu lebih cepat daripada narrow geometry

    3. Patch wide geometry mempunyai distribusi fold coverage, offset dan azimuth lebih bervariasi dan merata daripada patch narrow geometry

    4. Berdasarkan jumlah source, geometri slanted memerlukan biaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan geometri straight line dan bricks

  • 5. Simulasi rekaman geometri slanted dengan koordinat teoritis menggunakan patch wide geometry pada full offset memiliki distribusi fold coverage meluas kearah in-line dan cross-line serta memiliki distribusi offset dan azimuth yang lebih bervariasi mulai dari offset terdekat sampai offset terjauh dan merata mulai dari arah 0o

    sampai dengan 360o

    6. Batas minimum nilai fold coverage untuk survei seismik 3D setelah dilakukan recovery shot point pada geometri slanted adalah 20 dengan distribusi offset dan azimuthtetap bervariasi dan merata dalam setiap bin.

    7. Arah recovery shot point pada geometri slanted adalah sejajar lintasan receiver dengan jarak maksimum 200 meter atau kelipatan dari 40, yaitu : 40 meter, 80 meter, 120 meter, 160 meter dan 200 meter

    8. Distribusi fold coverage geometri slanted setelah recovery shot point mulai tanggal 27 Desember 2007 sampai 25 Januari 2008 berkisar 20 - 28 dengan distribusi offset dan azimuth pada offset 2400 m yang bervariasi dan tersebar dengan merata dalam setiap bin

  • 1. geometri lapangan yang lain, yaitu gabungan

    antara geometri bricks-slanted

    2. Mencoba simulasi rekaman dengan variasi

    spasi lintasan source dan receiver

    3. Menggunakan model geologi sebaik mungkin

    untuk simulasi rekaman

    4. Menganalisis perhitungan biaya lebih detil

    Saran

  • Terima Kasih

  • Tambahan

    Distribusi fold coverage

    Offset rays

  • Distribusi fold coverage

  • Offset rays