makalah pendanaa, risiko, dan asuransi
Post on 26-Dec-2015
193 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
i
KEWIRAUSAHAAN
PENDIDIKAN FISIKA REGULER 2011
KATA PENGANTAR
Atas rahmat dan ridho yang diberikan Allah S.W.T, yang menciptakan langit
seisinya dan memberikan akal serta pikiran pada hambanya. Karena-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PENDANAAN, RISIKO DAN ASURANSI”
ini dapat terselesaikan tepat waktu. Adapun tujuan saya membuat makalah ini yaitu
untuk memenuhi tugas Kewirausahaan.
Makalah ini akan membahas tentang sumber-sumber pendanaan, macam-
macam risiko dan penanganannya, serta peran asuransi sebagai pengalih risiko.
Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen matakuliah Kewirausahaan yaitu Ibu Dr. Ir. Vina Serevina
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis dalam matakuliah
tersebut.
Penulis berharap semoga makalah ini mampu memberikan informasi yang
bermanfaat bagi pembaca dan penyampaian informasi yang disampaikan penulis
dapat dipahami dengan mudah. Kritik dan saran pembaca kami harapkan karena
penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini.
Jakarta, 6 oktober 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................... 1B. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2C. Manfaat Penulisan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 3A. Pendanaan............................................................................................................... 3
1) Pendanaan Melalui Hutang................................................................................52) Pendanaan Melalui Ekuitas (Equity Financing)................................................73) Sumber Pendanaan.............................................................................................9
B. Risiko.................................................................................................................... 101) Definisi Risiko.................................................................................................102) Tipe Risiko.......................................................................................................123) Faktor-faktor Fisik Penyebab Risiko...............................................................134) Ragam Pengaruh pada Dunia Bisnis................................................................145) Mengelola Risiko.............................................................................................166) Alternatif-alternatif Menghindari Risiko.........................................................177) Proses Penanganan Risiko...............................................................................18
C. Asuransi.................................................................................................................221) Manfaat Asuransi.............................................................................................232) Tujuan dan Jenis-jenis Asuransi......................................................................243) Syarat-Syarat Risiko Yang Dapat Diasuransikan............................................264) Prinsip Asuransi...............................................................................................27
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 25
A. Kesimpulan........................................................................................................... 30B. Saran..................................................................................................................... 30
iii
DAFTAR PUSTAKA 31BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi pendanaan suatu perusahaan dibuat dengan pertimbangan bagaimana
membentuk struktur pendanaan yang dapat meminimalkan biaya modal atau cost
of capital. Sebagaimana diketahui, sumber pendanaan didalam perusahaan
mengandung biaya modal, di antaranya adalah utang yang mengandung biaya
berupa bunga dan ekuitas seperti saham yang juga mengandung biaya, yaitu
berupa dividen. Strategi struktur modal menjadi penting karena dalam memilih
apakah perusahaan menggunakan utang atau ekuitas (saham) membawa
konsekuensi terhadap risiko dan return. Jika perusahaan menggunakan utang,
maka perusahaan akan mendapat keuntungan yang berupa penghematan pajak
(taxs saving), dilain pihak penggunaan hutang juga akan menimbulkan risiko,
karena adanya beban tetap.
Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan
pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut
benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugis ebesar nilai
yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan
ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara
rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko
yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga
dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila
ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Berbagai perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan
program asuransi baik bagi masyarakat maupun perusahaan.
1
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
1. Mengetahui pengertian dan sumber pendanaan.
2. Mengetahui perbedaan pendanaan melalui hutang dan pendanaan melalui
saham.
3. Mengetahui tentang risiko dan tipe-tipenya.
4. Mengetahui faktor-faktor fisik penyebab risiko.
5. Mengetahui cara-cara mengelola dan menghindari risiko.
6. Mengetahui pengertian dan manfaat asuransi.
7. Mengetahui tujuan dan jenis-jenis asuransi.
8. Mengetahui prinsip-prinsip asuransi.
C. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada para pembaca berupa :
1. Pengetahuan mengenai suatu sumber-sumber pendanaan untuk membuka
usaha.
2. Pemahaman mengenai pengalihan risiko kepada asuransi.
3. Pengetahuan mengenai seluk beluk asuransi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendanaan
Strategi pendanaan suatu perusahaan dibuat dengan pertimbangan bagaimana
membentuk struktur pendanaan yang dapat meminimalkan biaya modal atau cost
of capital. Sebagaimana diketahui, sumber pendanaan didalam perusahaan
mengandung biaya modal, di antaranya adalah utang yang mengandung biaya
berupa bunga dan ekuitas seperti saham yang juga mengandung biaya, yaitu
berupa dividen. Kombinasi sumber pembiayaan yang ada di perusahaan sering
disebut bauran pendanaan (financing mix). Struktur yang membentuk komposisi
bauran pendanaan hutang jangka panjang dan modal sendiri disebut dengan
struktur modal (capital structure).
Strategi struktur modal menjadi penting karena dalam memilih apakah
perusahaan menggunakan utang atau ekuitas (saham) membawa konsekwensi
terhadap risiko dan return.
Eduardus Tandelilin (2001:47) mengemukakan bahwa: “Return merupakan salah
satu faktor yang memotivasi investor berinteraksi dan juga merupakan imbalan
atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya.” Singkatnya return adalah keuntungan yang diperoleh investor dari
dana yang ditanamkan pada suatu investasi.
Jika perusahaan menggunakan utang, maka perusahaan akan mendapat
keuntungan yang berupa penghematan pajak (taxs saving), dilain pihak
penggunaan hutang juga akan menimbulkan risiko, karena adanya beban tetap.
Tadeoff theory menyatakan bahwa perusahaan akan menggunakan utang hutang
akan memberikan tax saving tetapi itu sampai titik tertentu dan setelahnya akan
menimbulkan biaya financial distress dan biaya keagenan (agency cost) yang
mengakibatkan turunnya nilai perusahaan (value of the firm) (Fama, 2000).
3
Financial distress atau tekanan keuangan muncul karena penggunaan utang yang
berlebihan dalam struktur modal perusahaan, yang pada akhirnya akan dapat
mengakibatkan meningkatkan risiko kebangkrutan (bankruptcy).
Penggunaan dana dengan penerbitan saham (right issue) juga mengandung
konsekwensi baik positif maupun negatif. Namun sebagaimana diketahui
fenomena yang ada menujukkan bahwa penerbitan ekuitas banyak dilakukan oleh
perusahaan publik tidak terkecuali di Indonesia. Menurut Utami (2011)
ditemukan bahwa mulai tahun 2000 hingga 2010 ada 170 perusahaan yang
menerbitkan saham dengan nilai Rp.172.011,830 Milyar. Atas dasar kondisi
tersebut menjadi menarik untuk melihat strategi yang melatar belakangi pilihan
pendanaan antara utang dan saham.
Karakteristik masing-masing sumber pendanaan menyangkut kompensasi dan
bentuk perikatan sesuai risiko yang melekat yang juga menggambarkan kelebihan
dan kekurangan sehubungan dengan fleksibilitas penggunaannya. Schall dan
Hales (dalam Sudarma,2004) menunjukkan karakteristik utang dan saham seperti
dalam Tabel 1 berikut :
Tabel 1
Perbandingan Karakteristik Sumber Dana Utang dengan Saham
Debt Common Stock
Firms must pay back money with
interest
Money is raised by selling ownership
rights
Interest rate is based on risk principal
and interest payment as perceived by
Lenders
Value stock is determined by investors
Amount of money to be repaid is
specified by debt contractDividends are not legally required
Lenders can take action to get their
money back lenders get prefered
Create change in ownership
shareholders
4
treatment in liquidation have voting rights
interest payments are tax deductibleCommon dividends aren’t tax
deductible
Sumber: Schall and Hales dalam Sudarma (2004)
Pada Tabel diatas diketahui bahwa utang merupakan dana pinjaman yang
harus dikembalikan disertai bunganya. Tingkat bunga utang didasarkan pada
risiko yang ditanggung peminjam, dan jumlah yang harus dibayar sesuai kontrak.
Ketika terjadi likuidasi maka peminjam berhak menerima klaim sebesar pinjaman
tersebut. Bagi perusahaan pendanaan dengan utang akan memberikan dampak
interest payment yang merupakan unsur pengurang pajak (tax deductible). Jika
menerbitkan saham baru perusahaan akan memperoleh dana, namun
konsekwensinya perusahaan akan dimiliki oleh orang lain dengan proporsi sesuai
kepemilikannya. Nilai saham (stock) ditentukan oleh investor, dan dividen secara
legal tidak harus diberikan. Penerbitan saham dapat merubah kepemilikan
pemegang saham dan dividen bukan merupakan unsur pengurang pajak (tax
deductible).
1) Pendanaan Melalui Hutang
Pendanaan melalui hutang (debt financing) adalah tindakan perusahaan
meminjam dana untuk mendanai operasinya. (Jeff Madura, Introduction To
Business, 2007). Pendanaan dari hutang (pinjaman) dapat diperoleh dari
teman/saudara, perorangan lainnya, para pemasok bahan baku, pemberi
pinjaman berbasis aset, bank-bank komersial, program-progam yang
dilakukan pemerintah, lembaga keuangan bukan bank, perusahaan-perusahaan
besar, dan perusahaan modal ventura (Saiman, 2009).
Keuntungan dan biaya menggunakan Utang
Keuntungan menggunakan utang bagi perusahaan dapat dirangkum dalam
beberapa hal:
5
1. Utang menyediakan manfaat pajak karena pengeluaran bunga dapat
merededuksi pajak. Manfaat pajak dari utang juga bisa diekspresikan
dalam istilah perbedaan antara biaya hutang sebelum pajak dan sesudah
pajak. Untuk mengilustrasikan hal tersebut misalkan: jika r adalah tingkat
presentase bunga terhadap hutang dan t adalah tarif pajak marginal, maka
biaya peminjaman setelah pajak (kd) yang akan dinikmati oleh peminjam
adalah: kd= r (1 – t). Dalam persamaan ini, biaya utang setelah pajak
adalah fungsi menurun dari tarif pajak. Contoh, suatu perusahaan dengan
tarif pajak sebesar 40% yang meminjam dengan bunga 8%, maka
perusahaan mempunyai biaya hutang setelah pajak sebesar 8%( 1-40%) =
4,8%.
2. Utang bisa mendorong manajer untuk lebih disiplin dalam pilihan-pilihan
investasi mereka. Salah satu cara untuk mengenalkan disiplin kedalam
proses investasi adalah dengan memaksa perusahaan tersebut untuk
meminjam uang, karena peminjaman menciptakan sebuah komitmen
untuk membuat bunga dan pembayaran pokok.
3. Utang tidak memberikan pihak pemegang surat utang (debtholder) hak
suara, sehingga tidak terjadi pergeseran pengendalian perusahaan.
Adapun beberapa hal yang diyakini sebagai beban karena berutang antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Utang dapat meningkatkan risiko karena kemungkinan perusahaan tidak
mampu memenuhi pembayaran tetapnya bahkan dapat juga berujung pada
risiko kebangkrutan. Kondisi tersebut mungkin terjadi ketika perusahaan
mengalami kegagalan pada saat aliran kas (cash flow) dari operasi tidak
mencukupi untuk membayar bunga. Sebuah perusahaan dianggap
bangkrut apabila perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi komitmen
kontraktual mereka, bahkan perusahaan yang tidak memiliki utang pun
dapat menjadi bangkrut jika mereka tidak mampu membayar gaji
karyawan mereka.
6
2. Utang akan meningkatkan potensi konflik antara pemberi utang (kreditor)
dan agen (dalam hal ini diwakili oleh manajer). Konflik muncul karena
manajemen perusahaan mengambil proyek-proyek berisiko lebih besar
dari yang diperkirakan oleh kreditor, dimana proyek berisiko akan
memberikan hasil yang bagus, namun kompensasi yang diberikan kepada
kreditor (berupa bunga) tidak ikut naik, sehingga jika terjadi kerugian
maka kreditor akan dirugikan.
3. Utang menyebabkan perusahaan kehilangan beberapa fleksibilitas
berkaitan dengan pembiayaan di masa mendatang, karena adanya rambu-
rambu perjanjian (debt covenant) yang ditetapkan pada awal pinjaman
dilakukan. Perjanjian ini berisi rambu-rambu yang membatasi manajemen
untuk membuat keputusan investasi dan pembayaran dividen dalam
jumlah tertentu.
2) Pendanaan Melalui Ekuitas (Equity Financing)
Pendanaan Melalui Ekuitas (Equity Financing) merupakan tindakan menerima
investasi dari pemilik (melalui penerbitan saham atau penahanan laba). Saham
mengandung biaya, yaitu berupa dividen. Kebijakan deviden (dividend policy)
yaitu keputusan sehubungan dengan berapa banyak laba perusahaan sebaiknya
ditahan atau dibagikan sebagai deviden kepada para pemilik. (Jeff Madura,
Introduction To Business, 2007). Pendanaan ekuitas (modal sendiri) dapat
diperoleh dari tabungan individu, teman dan atas sudara, investor perorangan
lain, perusahaan-perusahaan besar, perusahaan modal ventura, dan penjualan
saham (Saiman, 2009).
Keuntungan dan kekurangan pendanaan Ekuitas
Ekuitas dalam pembahasan ini lebih diorientasikan pada penerbitan saham
yang dilakukan perusahaan. Keuntungan menggunakan saham sebagai sumber
pendanaan ada beberapa :
7
1. Saham tidak mengharuskan perusahaan untuk membayar dividen,
meskipun demikian bukan berarti dana ekuitas yang masuk untuk kegiatan
usaha tidak mengandung biaya. Biaya modal ekuitas adalah sebesar
opportunity cost yang disebut cost of equity (ke). Dengan tidak
mengharuskan pembayaran dividen memungkinkan perusahaan untuk
menahan sisa laba perusahaan untuk kegiatan perusahaan.
2. Dana yang digali dari saham (ekuitas) adalah sangat besar sehingga
memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan investasi dengan nilai
yang juga besar. Selain itu saham merupakan surat kepemilikan atau
modal sehingga tidak mempunyai tanggal jatuh tempo.
3. Saham merupakan modal yang dapat menjamin kerugian yang diderita
perusahaan, sehingga saham dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan
penerbit.
Sedangkan kelemahan dari penggunaan saham sebagai sumber pendanaan
adalah sebagai berikut :
1. Penerbitan saham baru sering direspon negatif oleh pasar, sehingga
mengakibatkan harga saham turun. Respon negatif muncul karena
anggapan investor kepada manajemen bahwa perusahaan tidak mampu
membayar bunga jika menggunakan utang sebagai akibat dari kinerja yang
kurang bagus.
2. Penerbitan saham menyebabkan dilusi kepemilikan saham, yaitu
berkurangnya presentase kepemilikan saham pemilik lama yang tidak
memiliki cukup dana untuk membeli saham baru yang berpotensi pada
resistensi rencana penerbitan saham.
3. Penerbitan saham dapat mengakibatkan pergeseran pengendalian. Ketika
penerbitan saham baru tidak diikuti oleh pembelian secara proporsional
dari pemegang saham mayoritas, maka hal ini dapat menyebabkan
perubahan pengendali perusahaan.
8
4. Biaya pendanaan saham akan lebih tinggi dibandingkan dengan utang
karena banyak melibatkan pihak lain, seperti penjamin emisi
(underwriter), notaris dan lain-lain.
3) Sumber Pendanaan
1) Sumber dana berasal dari modal asing
Akhir-akhir ini, telah banyak berkembang berbagai lembaga keuangan
maupun non-keuangan yang telah bersedia untuk mendanai suatu aktivitas
bisnis, tentu saja dengan persyaratan tertentu. Sumber dana dari lembaga-
lembaga itu sering disebut sebagai modal asing (modal pinjaman).
Menurut (Suratman, 2001), sumber dana dari modal asing adalah: sumber
dana yang didapatkan dari luar perusahaan (kreditur) yang tidak ikut
memiliki perusahaan tersebut seperti Bank, Perusahaan Leasing, dan lain
sebagainya. Sumber dana dari modal asing biasanya berwujud hutang,
baik hutang jangka panjang, maupun hutang jangka pendek.
2) Sumber dana dari modal sendiri
Sumber dana dapat juga berasal dari pihak internal perusahaan yang
akan melakukan aktivitas bisnis, sumber dana ini disebut juga sebagai
sumber dana modal sendiri. Sumber dana modal sendiri biasanya
berwujud modal saham dan laba ditahan.
Masalah yang sebenarmya adalah bagaimana bisnis tersebut akan didanai
baik dengan modal sendiri, modal asing ataupun gabungan keduanya, akan
dapat mencapai keuntungan yang ekonomis. Artinya bagaimana struktur
modal tersebut disusun agar dapat meminimumkan biaya modal (cost of
capital), sehingga akan optimal penggunaannya.
9
B. Risiko
Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali
kematian, meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian di
dalamnya, antara lain mengenai kapan, maupun penyebabnya. Ketidakpastian
mengakibatkan risiko (yang merugikan) bagi pihak-pihak yang berkepentingan,
lebih-lebih dalam dunia bisnis. Ketidakpastian beserta risikonya merupakan
sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, namun demikian harus
diperhatikan secara cermat, bila orang menginginkan kesuksesan. Risiko tersebut
antara lain: kebakaran, kerusakan, kecelakaan, pencurian, penipuan, kecurangan,
penggelapan, dan sebagainya, yang dapat menimbulkan kerugian tidak kecil.
1) Definisi Risiko
Ada banyak definisi tentang risiko (risk). Risiko dapat didefinisikan
sebagai perubahan atau perbedaan hasil yang tidak diharapkan (Khan &
Ahmed, 2008). Risiko dalam buku “Manajemen Risiko” yang ditulis oleh
Irham Fahmi (2010: 2), ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian
tentang suatu keadaan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada
saat ini. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, risiko adalah
uncertainty about future events. Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Shim
mendefinisikan risiko pada tiga hal,
Pertama adalah keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus,
dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah
diketahui oleh pengambil keputusan,
Kedua adalaha variasi dalam keuntungan, penjualan, dan variabel
keuangan lainnya, dan
Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang
mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti
risiko ekonomi, ketidakpastian politik, dan masalah industry.
10
Menurut Abas Salim, risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang
mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss). Menurut Herman Darmawi,
risiko adalah penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
diharapkan (Djojosoedarso, 2003). Dalam kaitannya dengan suatu bisnis,
risiko adalah kemungkinan kerugian yang dihubungkan dengan asset dan
potensial pendapatan dari perusahaan (Longenecker, Moore, & William,
2001).
Lebih jauh lagi Joel G. Siegel dan Jae K. Shim menjelaskan pengertian
dari analisis risiko adalah proses pengukuran dan penganalisaan risiko
disatukan dengan keputusan keuangan dan investasi. Sementara itu David K.
Eitemen, Arthur I. Stonehill dan Michael H. Moffett mengatakan bahwa risiko
dasar adalah the mismatching of interest rate bases for associated assets and
liabilities (Fahmi, 2010).
Definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa risiko selalu
dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan, yang
tidak diduga, dan tidak diinginkan. Dengan demikian risiko memilki
karakteristik (Djojosoedarso, 2003):
1. Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
2. Merupakan ketidakpastian bila terjadi akan menimbulkan kerugian.
Wujud dari risiko itu dapat bermacam-macam, antara lain (Djojosoedarso,
2003):
1. Berupa kerugian atas harta milik/kekayaan atau penghasilan, misalnya
diakibatkan oleh kebakaran, pencuria, pengangguran, dan sebagainya.
2. Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit/cacat karena kecelakaan.
3. Berupa tanggung jawab hukum, misalnya risiko dari perbuatan atau
peristiwa yang merugikan orang lain.
4. Berupa kerugian karena perubahan keadaan pasar, misalnya terjadinya
perubahan harga, perubahan selera konsumen dan sebagainya.
11
2) Tipe Risiko
Dari sudut pandang akademis ada banyak jenis risiko namun secara umum
risiko itu hanya dikenal dalam 2 (dua) tipe saja, yaitu risiko murni (pure risk)
dan risiko spekulatif (speculative risk). Adapun bentuk tipe risiko tersebut
adalah,
a. Risiko murni (pure risk) atau risiko yang tidak disengaja, adalah risiko
yang apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa
disengaja; misalnya risiko terjadinya bencana alam, pencurian, dan
sebagainya (Djojosoedarso, 2003). Risiko murni dapat dikelompokkan
pada tiga tipe risiko yaitu (Fahmi, 2010):
1. Risiko aset fisik. Merupakan risiko yang berakibat timbulnya kerugian
pada asset fisik suatu perusahaan/organisasi. Contohnya kebakaran,
banjir, gempa, tsunami, dll.
2. Risiko karyawan. Merupakan risiko karena apa yang dialami oleh
karyawan yang bekerja di perusahaan/organisasi tersebut. Contohnya
kecelakan kerja sehingga aktivitas perusahaan terganggu.
3. Risiko legal. Merupakan risiko dalam bidang kontrak yang
mengecewakan atau kontrak tidak berjalan sesuai dengan rencana.
Contohnya perselisihan dengan perusahaan lain sehingga adanya
persoalan seperti ganti kerugian.
b. Risiko spekulatif (speculative risk). Risiko spekulatif ini dapat
dikelompokkan kepada empat tipe risiko yaitu (Fahmi, 2010):
1. Risiko pasar. Merupakan risiko yang terjadi dari pergerakan harga di
pasar. Contohnya harga saham mengalami penurunan sehingga
menimbulkan kerugian.
2. Risiko kredit. Merupakan risiko yang terjadi karena counter party
gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan. Contohnya
timbulnya kredit macet, persentase piutang meningkat.
12
3. Risiko likuiditas. Merupakan risiko karena ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan kas. Contohnya kepemilikkan kas menurun,
sehingga tidak mampu mebayar hutang secara tepat, menyebabkan
perusahaan harus menjual aset yang dimilikinya.
4. Risiko operasional. Merupakan risiko yang disebabkan pada kegiatan
operasional yang tidak berjalan dengan lancer. Contohnya terjadi
kerusakan pada computer karena berbagai hal termasuk terkena virus.
Selain tipe-tipe risiko diatas, adapun tipe risiko yang lain, diantaranya
(Djojosoedarso, 2003):
Risiko fundamental, adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat
dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu
atau beberapa orang saja, tetapi banyak orang, seperti banjir, angin
topan, dll.
Risiko khusus, adalah risiko yang bersumber pada peristiwa yang
mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti tabrakan
mobil, pesawat jatuh, dll.
Risiko dinamis, adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan
kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan
teknologi, seperti risiko keusangan, risiko penerbangan luar angkasa.
Kebalikannya disebut risiko statis, seperti risiko hari tua, risiko
kematian, dan sebagainya.
3) Faktor-faktor Fisik Penyebab Risiko
Risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor ini bisa dikelompokkan menjadi
(Pramana, 2011):
1. Faktor Fisik Alam
Beberapa risiko disebabkan oleh faktor alam, seperti gempa bumi, banjir,
tanah longsor, dan angin ribut. Pada umumnya faktor fisik alam ini tidak
dapat dikendalikan. Ia datang begitu saja dan tidak dapat dicegah.
13
2. Faktor Fisik Non-Alam
Faktor fisik non-alam adalah faktor fisik yang berhubungan dengan
teknologi atau dengan benda-benda yang diciptakan manusia. Mesin yang
mogok mungkin disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kehabisan
bahan bakar, salah satu atau beberapa komponennya aus,atau terjadi
korsleting. Semua itu adalah contoh penyebab kerugian oleh faktor fisik
non-alam.
4) Ragam Pengaruh pada Dunia Bisnis
Risiko di dunia bisnis muncul karena sejumlah penyebab, dan penyebab-
penyebab tersebut sangat berkaitan dengan adanya hal-hal yang
mempengaruhi bisnis (Pramana, 2011).
1. Pengaruh Eksternal dan Internal
Pengaruh dari Luar
Contoh-contoh pengaruh eksternal adalah kondisi dunia internasional
yang mempengaruhi kondisi ekonomi nasional. Contoh lainnya adalah
teknologi baru yang menimbulkan inovasi usaha atau efesiensi dalam
operasional usaha.
Pengaruh dari Dalam
Pengaruh internal dapat berupa strategi yang kita pilih untuk
melakukan usaha, misalnya strategi pemasaran, apakah kita akan beriklan
melalui surat kabar, radio, ataupun media lainnya.
2. Pengaruh Lingkungan Bisnis
Lingkungan bisnis adalah situasi berpotensi menurunkan kinerja
perusahaan, seperti lingkungan industry, kondisi ekonomi, dan
pengungkapan terhadap risiko global.
14
Lingkungan Industri
Di industry yang memiliki persaingan yang cukup tinggi, setiap
perusahaan akan mengalami resistensi persaingan sehingga mengurangi
pangsa pasar yang dimilikinya. Hal lain yang berpotensi menurunkan
kinerja perusahaan adalah dampak dari deregulasi industry yang tidak
berkompromi dengan kondisi perusahaan tersebut.
Untuk mengatasinya, perusahaan sebaiknya mengahadapi persaingan
industry dengan cara membuat produk atau jasa lebih dari satu. Ia juga
harus selalu mengembangkan program-program pemasaran yang dapat
lebih mempertahankan pelanggan yang sudah ada atau membidik
pelanggan dengan fungsi serta fitur yang menarik.
Kondisi Ekonomi
Pengaruh kondisi ekonomi terhadap perusahaan bergantung pada
sensitivitas produk atau jasa yang dijual oleh perusahaan tersebut. Bila
permintaan atas produk atau jasa tersebut memiliki sensitivitas yang
tinggi, maka risiko perusahaan juga semakin tinggi. Misalnya apabila
produksi lebih banyak dibiayai oleh dana pinjaman, maka kenaikan suku
bunga sangat berpengaruh terhadap biaya produksi tersebut. Akibatnya
harga jual menjadi naik dan berpotensi menurunkan jumlah permintaan.
Dalam situasi tersebut, sebaiknya perusahaan berusaha menaikkan
potensi permintaan dengan cara menetapkan kebijakan pembelian atau
penjualan melalui system kredit. Sedangkan bagi perusahaan yang
pendanaan produksinya bersumber dari pinjaman bank, maka ia harus
mengajukan permohonan tingkat suku bunga tetap kepada bank.
Alasannya ketika suku bunga perbankan naik, maka ia akan terhindar dari
tambahan pembayaran biaya bunga. Lakukan pula cara lain yaitu mencari
sumber pendanaan bank syariah karena bank ini menerapkan prinsip bagi
hasil, ataupun mencari peruhaan modal ventura.
15
Kondisi Global
Ketika suatu perusahaan melakukan bisnis dalam skala internasional,
maka sensitivitas kinerja perusahaan bergantung pada kondisi
perekonomian, kondisi politik, dan nilai tukar antar-negara. Umumnya
perusahaan melakukan transaksi dengan pihak luar melalui instrument
ekspor-impor sehingga ketika ia menyepakati suatu nilai transaksi maka
sebaiknya ia juga mengajukan klausal-klausal yang dapat menghindari
timbulnya kerugian.
5) Mengelola Risiko
Dalam beraktivitas, yang namyanya risiko pasti terjadi dan sulit untuk
dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan sangat
penting untuk memikirkan bagaimana mengelola atau men-manage risiko
tersebut. Pada dasarnya risiko itu sendiri dapat dikelola dengan 4 (empat)
cara, yaitu (Fahmi, 2010):
a. Memperkecil risiko, yaitu dengan cara tidak memperbesar setiap
keputusan yang mengandung risiko tinggi tapi membatasinya bahkan
meminimalisasinya agar risiko tersebut tidak bertambah besar di luar dari
control pihak manajemen perusahaan.
b. Mengalihkan risiko, yaitu dengan cara risiko yang kita terima tersebut kita
alihkan ke tempat lain sebagian, seperti dengan keputusan
mengasuransikan bisnis guna menghindari terjadinya risiko yang sifatnya
tidak diketahui kapan waktunya.
c. Mengontrol risiko, yaitu dengan cara melakukan kebijakan antisipasi
terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu terjadi. Kebijakan seperti ini
biasanya dilakukan dengan memasang alat pengaman atau pihak penjaga
keamanan pada tempat-tempat yang dianggap vital.
16
d. Pendanaan risiko, yaitu menyangkut penyediaan sejumlah dana sebagai
cadangan (reserve) guna mengantisipasi timbulnya risiko di kemudian hari
seperti perubahan nilai tukar dolar terhadap mata uang domestic di
pasaran. Maka kebijakan sebuah perbankan adalah harus memiliki
cadangan dalam bentuk mata uang dolar sehingga sejumlah perkiraan akan
terjadi kenaikan atau perubahan tersebut.
6) Alternatif-alternatif Menghindari Risiko
Untuk menghindari risiko yang timbul terhadap aktivitas investasi
yang dilakukan perlu dilakukan alternative-alternatif dalam pengambilan
keputusan. Alternative keputusan yang diambil adalah yang dianggap realistis
dan tidak akan menimbulkan masalah nantinya. Tindakan seperti ini dianggap
sebagai bahagian strategi investasi.
Tindak lanjut dari keputusan strategi ini adalah dengan melibatkan
secara maksimal sumber daya yang ada untuk mengimplementasikan
keputusan yang dimaksud dan menentukan pihak-pihak yang bertanggung
jawab atas implementasi ini. Artinya adalah risiko yang timbul merupakan
bentuk dari realita yang terjadi yang mana risiko itu selalu saja sulit untuk
dihindari namun diusahakan terjadi dalam jumlah yang sangat minim.
Sebuah contoh sederhan dalam usaha menghindari risiko bisnis adalah
pada saat seorang pebisnis membutuhkan pinjaman dana untuk melakukan
usahanya adalah sebesar Rp 2 miliar maka sebaiknya ia mengajukan pinjaman
sebesar Rp 2,3 miliar. Dalam artian angka kelebihan Rp 300 juta lagi itu tetap
saja disimpan di bank sebagai bentuk hedging (lindung nilai) atau semacam
antisipasi jika dalam proses pelunasan tersebut ia mengalami kendala atau
tidak teracapainya target keuntungan secara sistematis dari hasil usaha maka
untuk sementara waktu ia bisa mempergunakan angka yang tersimpan di bank
tersebut untuk membayar cicilan pinjaman. Dan dengan begitu pihak pemberi
pinjaman akan melihat bahwa nasabahnya tersebut tidak mengalami kesulitan
17
dalam melunasi pinjaman serta sudah pasti penilaian yang baik ini bisa saja
bila pihak nasabah dalam pertengahan pembayaran sudah mencapai 50%
pelunasan mengajukan lagi tambahan pinjaman tapi tetap dengan konsep yang
sama tentunya, maka bukan tidak mungkin bila pihak pemberi pinjaman akan
segera mencairkan (Fahmi, 2010).
7) Proses Penanganan Risiko
Lima langkah yang disyaratkan untuk menerapkan penanganan risiko dan
tujuannya untuk mempertahankan asset perusahaan dan mengumpulkan
kekuatan. Langkah-langah tersebut, antara lain:
1. Mengidentifikasi risiko
Penting bagi seorang pemilik bisnis untuk menyadari risiko yang dihadapi
perusahaan. Metode identifikasi yang paling berguna termasuk
kebijaksanaan daftar periksa, pertanyaan dan berkas keuangan, asuransi,
dan analisis secara hati-hati pada operasi perusahaan.
2. Mengevaluasi risiko
Yaitu dengan menelaah seberapa besarnya potensi setiap risiko
menghasilkan kerugian dan kemungkinannya terjadi. Pada risiko yang
paling kecil harus digolongkan dalam tiga kelompok: kritis (kerugian
dapat menghasilkan kebangkrutan), penting (kerugian akan meminta
tambahan modal untuk melanjutkan operasi), dan tidak penting (kerugian
dapat segera diganti dengan penghasilan yang ada atau aset yang ada) .
3. Memilih metode untuk menangani risiko
Dua langkah dasar untuk menangani risiko adalah mengontrol risiko
dan membiayai risiko. Dalam mengontrol risiko terdapat beberapa
alat/metode yang dapat digunakan, antara lain:
Menghindarinya
Penghindaran risiko dicapai dengan memilih untuk tidak
menghubungkan diri dalam suatu aktivitas yang membingungkan.
18
Sebagai contoh, risiko untuk kehilangan catatan computer yang
penting dapat dihindari dengan menyimpan data cadangan pada lokasi
fisik yang berbeda (Longenecker, Moore, & William, 2001).
Mengendalikan kerugian
Pengendalian kerugian bertujuan untuk (Djojosoedarso, 2003):
1. Memperkecil kemungkinan/peluang terjadinya kerugian.
2. Mengurangi keparahan bila suatu risiko kerugian memang terjadi.
Tujuan tersebut dapat tercapai dengan berbagai cara, antara lain:
1) Melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan kerugian
Program pencegahan kerugian adalah untuk mengurangi atau kalau
bisa menghilangkan peluang terjadinya kerugian. Sedangkan
program pengurangan kerugian bertujuan untuk mengurangi
keparahan potensial dari suatu kerugian (Djojosoedarso, 2003).
Pengurangan risiko berpusat pada pengurangan frekuensi,
kerusakan atau kerugian yang tidak terprediksi. Sebagai contoh,
bila suatu perusahaan kecil membutuhkan setiap pencegahan yang
mungkin untuk mengurangi kemungkinan dan keganasan api,
termasuk mengawasi keamanan kontruksi bangunan, memasang
pemadam kebakaran otomatis yang lengkap, menyediakan
persediaan air yang cukup, dll (Longenecker, Moore, & William,
2001).
2) Program pengendalian kerugian berdasar sebab-sebab terjadinya
Ada macam pendekatan dalam program ini, yaitu (Djojosoedarso,
2003):
a. Pendekatan engineering, menekankan pengendalian sebab-
sebab yang bersifat fisik dan mekanis.
b. Pendekatan hubungan kemanusiaan (human relation)
menekankan pada pencegahan terjadinya kecelakaan karena
19
faktor manusia seperti kelengahan, suka menentang
bahaya,tidak memakai alat-alat keselamatan, dll.
3) Pengendalian menurut lokasi
Dengan memperbaiki faktor lingkungan umum (lokasi),
kemungkinan dan keparahan kerugian karena kecelakaan lalu
lintas di tempat tersebut akan dikurangi/dihindarkan.
4) Pengendalian menurut timing
Diklasifikasikan pendekatan ini ke dalam metode
pengendalian/pencegahan pada:
a) Tahap perencanaan, segala perubahan-perubahan yang
mendasar dalam operasi perusahaan, seperti pembelian mesin
baru,penambahan bangunan dan sebagainya harus didahului
dengan perencanaan pengendalian kerugian akibat perubahan-
perubahan tersebut.
b) Tahap pengamanan-perawatan, yaitu program untuk
memeriksa pelaksanaan dan mengusulkan perubahan bila
perlu.
c) Tahap darurat, meliputi program-program yang menjadi efektif
dalam keadaan darurat. Contoh pengadaan fasilitas pemadam
kebakaran.
Memisahkan
Yaitu memindahkan penempatan dari harta yang menghadapi risiko
yang sama. Jadi dengan cara menambah banyaknya independent
exposure unit, sehingga probabilitas kerugiannya dapat diperkecil.
Contohnya perusahaan yang mempunyai banyak truk, maka untuk
memperkecil kerugian karena kebakaran, truknya disimpan dalam
beberapa pool.
Melakukan kombinasi atau pooling
20
Yaitu menambah banyaknya exposure unit dalam batas kendali
perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan
dialami lebih dapat diramalkan, sehingga risikonya lebih kecil. Contoh
perusahaan transportasi memperbanyak armada truknya, agar
probabilitas terjadinya kecelakaan diperkecil.
Memindahkan
Pemindahan risiko, yaitu dengan membeli asuransi atau membuat
perjanjian kontrak dengan perusahaan lain dengan tujuan untuk
memindahkan risiko (Longenecker, Moore, & William, 2001).
Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan cara-cara:
a) Harta milik atau kerugian yang menghadapi risiko dipindahkan
kepada pihak lain, yang dinyatakan dengan tegas dengan berbagai
transaksi atau kontrak. Contoh perusahaan yang menyerahkan
pengangkutan produknya kepada perusahaan transportasi,
bertujuan untuk memindahkan risiko dalam pengangkutan kepada
perusahaan tersebut.
b) Risikonya sendiri yang dipindahkan. Contohnya dalam perjanjian
sewa-menyewa rumah, biasanya pemilik rumah memindahkan
risiko kerusakan kepada penyewa, biasanya berupa kerusakan
karena kelalaian penyewa.
Sedangkan dengan penanggulangan risiko dengan membiayai risiko (risk
financing) ada dua cara atau metode yang dapat digunakan yaitu:
Pemindahan risiko melalui asuransi
Melakukan retensi, artinya peusahaan menanggung sendiri risiko
financial dari suatu peril dan ini adalah bentuk penanggulangan risiko
yang paling banyak/umum. Sumber dananya diusahakan sendiri oleh
perusahaan yang bersangkutan (Djojosoedarso, 2003).
4. Menerapkan keputusan
21
Keputusan yang telah dibuat harus diikuti dengan tindakan, seperti
membeli asuransi atau mengatur dana cadangan untuk dicocokan dengan
berbagai risiko yang dapat terjadi.
5. Mengevaluasi dan mengulangi
Evaluasi dan ulangan dari teknik menangani risiko yang dipilih adalah
penting karena kondisi terus berubah, risiko-risiko baru timbul dan yang
lama menghilang (Longenecker, Moore, & William, 2001).
C. Asuransi
Seperti kita ketahui salah satu cara penganggulangan risiko melalui
pembiayaan adalah dengan mengasuransikan suatu risiko kepada suatu
perusahaan asuransi. Cara ini dianggap sebagai metode yang paling penting dalam
upaya menanggulangi risiko karenanya banyak orang yang berpendapat bahwa
manajemen risiko sama dengan asuransi. Padahal keadaan yang sebenarnya
tidaklah demikian.
Asuransi artinya transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak,
tertanggung dan penanggung. Didalam pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD) disebut bahwa, “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian dengan mana seorang penangung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu Premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapakan, yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tak
tertentu.” Sebagai kontra prestasinya si tertanggung diwajibkan membayar
sejumlah uang kepada si penanggung, yang besarnya sekian persen dari nilai
pertanggungan, yang biasa disebut premi (Djojosoedarso, 2003).
Berdasaarkan pengertian pasal 246 KUHD dapat disimpulkan ada 4 unsur
dalam asuransi, yaitu (Djojosoedarso, 2003):
22
a. Pihak tertanggung (insured), yakni pihak yang mempunyai harta benda yang
diancam bahaya, yang mempunyai kewajiban membayar uang premi kepada
pihak penanggung baik sekaligus atau berangsur-angsur.
b. Pihak penanggung (insurer), yakni pihak yang mau menerima resiko atas
harta benda orang lain, dengan suatu kontra prestasi berupa premi. Dengan
demikian apabila terjadi peristiwa yang mengakibatkan keinginan
penangunglah yang memberi ganti rugi.
c. Suatu kejadian (accident) yang tak tentu (tidak diketahui sebelumnya).
d. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa yang tak tertentu.
1) Manfaat Asuransi
Ada beberapa manfaat yang bisa diterima pada saat seseorang atau institusi
masuk asuransi, yaitu (Fahmi, 2010):
a. Asuransi mampu berperan sebagai penetralisir risiko. Ini pada saat risiko
terjadi dan semakin lama cenderung semakin besar maka pihak asuransi
dengan berbagai formatnya berusaha kuat agar risiko yang dialami oleh
suatu perusahaan tidak semakin tinggi namun bahkan bisa diperkecil
hingga bisa dihilangkan. Namun yang perlu diingat bahwa usaha untuk
menghilangkan risiko hingga mencapai titik nol sangat sulit, namun
adanya lembaga asuransi, diharapkan risiko tersebut bisa berada pada titik
terkecil.
b. Asuransi sebagai pihak penggantian kerugian. Seseorang yang masuk dan
terdaftar sebagai nasabah asuransi berkewajiban membayar setiap
bulannya dengan rincian serta biaya klaim asuransi yang ditentukan dalam
surat perjanjian yang disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu penanggung
dan tertanggung.
c. Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung yang
disebabkan rasa takut dan kekhawatiran.
23
d. Menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga, dan struktur harga yang
optimum.
e. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil. Sebagai tambahan
perusahaan asuransi dalam praktik berperan pula dalam aktivitas penting
pengendalian kerugian.
2) Tujuan dan Jenis-jenis Asuransi
a. Tujuan
Ditinjau dari beberapa sudut, maka suransi mempunyai tujuan dan teknik
pemecahan yang bermacam-macam, antara lain (Fahmi, 2010):
(2) Dari segi ekonomi
Tujuan: mengurangi ketidakpastian dari hasil usaha yang dilakukan
oleh seseorang atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan
atau mencapai tujuan.
Teknik: dengan cara mengalihkan risiko pada pihak lain dan pihak lain
mengkombinasikan sejumlah risiko yang cukup besar, sehingga dapat
diperkirakan dengan lebih tepat besarnya kemungkinan terjadinya
kerugian.
(3) Dari segi hukum
Tujuan: memindahkan risiko yang dihadapi oleh suatu objek atau
suatu kegiatan bisnis kepada pihak lain.
Teknik: melaui pembayaran premi oleh tertanggung kepada
penanggung dalam kontrak ganti rugi (polis asuransi), maka risiko
beralih kepada penanggung.
(4) Dari segi tata niaga
Tujuan: membagi risiko yang dihadapi kepada semua peserta program
asuransi.
Teknik: memindahkan risiko dari individu/perusahaan ke lembaga
keuangan yang bergerak dalam pengelolaan risiko (perusahaan
24
asuransi), yang akan membagi risiko kepada seluruh peserta asuransi
yang ditanganinya.
(5) Dari segi kemasyarakatan
Tujuan: menanggung kerugian secara bersama-sama antar semua
peserta program asuransi.
Teknik: semua anggota kelompok (kelompok anggota) program
asuransi memberikan kontribusinya (berupa premi) untuk menyantuni
kerugian yang diderita oleh seseorang/beberapa orang anggotanya.
(6) Dari segi matematis
Tujuan: meramalkan besarnya kemungkinan terjadinya risiko dan hasil
ramalan itu dipakai dasar untuk membagi risiko kepada semua peserta
(sekelompok peserta) program asuransi.
Teknik: menghitung besarnya kemungkinan berdasarkan kemungkinan
(Probability Theory), yang dilakukan oleh aktuaris maupun oleh
under-writer.
b. Jenis-jenis Asuransi
Berdasarkan pasal 247 KUHD menyebutkan tentang lima macam
asuransi ialah:
(1) Asuransi terhadap kebakaran
(2) Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian
(3) Asuransi terhadap kematian orang ( Asuransi jiwa )
(4) Asuransi terhadap bahaya dilaut dan perbudakan
(5) Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan didarat dan
disungai-sungai
Menurut jenis bidang yang ditangani ada beberapa macam
asuransi, antara lain:
(1) Asuransi Kerugian
25
Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan),
kepentingan keungan (pecuniary), tanggung jawab hukum
(liability), dan asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan).
(2) Asuransi jiwa pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kerjasama
antara orang-orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi
resiko yang diakibatkan oleh resiko kematian (yang pasti terjadi
tetapi tidak pasti kapan terjadinya), resiko hari tua (yang pasti
terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadinya, tetapi tidak pasti
berapa lama) dan resiko kecelakaan (yang tidak pasti terjadi, tetpi
tidak mustahil terjadi).
(3) Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang
diselenggarakan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang.
Maksud dan tujuan asuransi social adalah menyediakan jaminan
dasar bagi masyrakat dan tidak bertujuan untuk mendapat
keuntungan komersial.
3) Syarat-Syarat Risiko Yang Dapat Diasuransikan
a. Persyaratan-persyaratan dilihat dari sudut pandang/kepentingan
perusahaan asuransi /penanggung.
Dari sudut pandang/kepentingan perusahaan asuransi ada beberapa
persyaratan agar suatu risiko dapat diasuransikan, yaitu:
(1) Jumlah objek pertanggungan harus memenuhi syarat baik kuantitas
maupun kualitas, agar dapat diperhitungkan besarnya kemungkinan
kerugian yang seimbang.
(2) Kerugian yang terjadi harus secara kebetulan dan bersifat tidak
disengaja.
(3) Kerugian yang terjadi harus dapat ditentukan dan diukur.
(4) Kerugian tidak mancakup hal-hal yang sangat membahayakan
(merupakan bencana besar).
26
b. Persyaratan-persyaratan dilihat dari sudut pandang/kepentingan
tertanggung.
Dari sudut pandang kepentingan tertanggung ada dua kepentingan utama
atas risiko yang dapat diasuransikan, yaitu:
(1) Potensi kerugian harus cukup kuat, sehingga perlu ada jaminan
perlindungan.
(2) Kemungkinan kerugiannya tidak terlalu tinggi (Djojosoedarso, 2003).
4) Prinsip Asuransi
a. Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan)
Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk
mempertanggungkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang
diakui sah secara hukumantara tertanggung dengan sesuatu yang
dipertanggungkan. Syarat yang perludipenuhi agar memenuhi kriteria
insurable interest:
1. Kepemilikan, pemilik yang sah dari objek asuransi adalah orang yang mempunyai
insurable interest terhadap objek tersebut.
2. Penyewa dalam kontrak sewa-menyewa jangka panjang mempunyai insurable
interest terhadap objek persewaan yang bersangkutan.
3. Kreditur yang mempunyai kedudukan kuat.
4. Dalam kontrak kerja, kontraktor bangunan mempunyai insurable interest terhadap
proyek bangunan yang sedang dikerjakan, sebab kontraktor yang bersangkutan
mempunyai hak mekanis terhadap objek kontrak kerja.
5. Dalam asuransi jiwa yang mempunyai insurable interest adalah diri sendiri atau
ahli waris yang sah.
6. Hubungan keluarga. Misalkan seorang suami/istri dapat mengasuransikan
pasangannya.
b. Utmost Good Faith (itikad baik)
Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak dilandasi oleh
itikad baik. Antar pihak tertanggung dan penanggung harus saling
27
mengungkapkan keterbukaan. Kewajiban dari kedua belah pihak untuk
mengungkapkan fakta disebut duty of disclosure.
c. Indemnity
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi
risiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Konsep ini
tidak dapat mengganti nyawa yang hilang atau anggota tubuh yang rusak atau cacat
karena indemnity berkaitan dengan ganti rugi finansial.
d. Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti
rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan
kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian
(Djojosoedarso, 2003).
Contoh:
Berdasarkan contoh sebelumnya, ternyata kemudian diketahui bahwa yang
menyebabkan terjadinya kebakaran tersebut adalah Dudung, yang ketka
dituntut oleh perusahaan asuransi hanya mampu memberikan ganti rugi
sebesar Rp 65 juta.
Maka:
- Beban PT Bintang Rp 60 juta – (6/13 x Rp 65 juta) = Rp 60 juta –
Rp 30 juta
= Rp 30 juta,
a. Beban PT Central Rp 70 juta – (7/13 x Rp 65 juta) = Rp 70 juta -
Rp 35 juta = Rp 35 juta
Ganti rugi yang diterima Abas tetap Rp 130 juta, yang sebenarnya
berasal dari PT Bintang Rp 30 juta, PT Central Rp 35 juta dan Dudung
Rp 65 juta.
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber pendanaan didalam perusahaan mengandung biaya modal, di
antaranya adalah utang yang mengandung biaya berupa bunga dan ekuitas seperti
saham yang juga mengandung biaya, yaitu berupa dividen. Jika perusahaan
menggunakan utang, maka perusahaan akan mendapat keuntungan yang berupa
penghematan pajak (taxs saving), dilain pihak penggunaan hutang juga akan
menimbulkan risiko, karena adanya beban tetap. utang merupakan dana pinjaman
yang harus dikembalikan disertai bunganya. Tingkat bunga utang didasarkan pada
29
risiko yang ditanggung peminjam, dan jumlah yang harus dibayar sesuai kontrak.
Jika menerbitkan saham baru perusahaan akan memperoleh dana, namun
konsekwensinya perusahaan akan dimiliki oleh orang lain dengan proporsi sesuai
kepemilikannya.
Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali
kematian, Ketidakpastian mengakibatkan risiko (yang merugikan) bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, lebih-lebih dalam dunia bisnis. Salah satu proses
penanganan risiko adalah dengan pemindahan risiko, yaitu dengan membeli
asuransi atau membuat perjanjian kontrak dengan perusahaan lain dengan tujuan
untuk memindahkan risiko. Tidak semua risiko dapat diasuransikan atau suatu
risiko dapat diasuransikan dengan syarat-syarat tertentu. Syarat tersebut ada yang
dilihat dari sudut pandang/kepentingan perusahaan asuransi/penanggung dan dari
sudut pandang/kepentingan tertanggung.
B. Saran
1. Sebaiknya masyarakat harus pintar memilih suatu sumber pendanaan yang
memiliki tingkat kerugian yang kecil.
2. Sebaiknya masyarakat di dalam bisnis harus memahami risiko-risiko apa saja
yang kemungkinan timbul dalam dunia bisnisnya dan mengantisipasi agar
risiko-risiko tersebut tidak akan muncul.
3. Sebaiknya masyarakat mengikuti program asuransi, karena program ini
memiliki banyak manfaat bagi pihak tertanggung, seperti yang telah saya
uraikan dalam materi makalah ini.
30
DAFTAR PUSTAKA
Djojosoedarso, S. (2003). Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, I. (2010). MANAJEMEN RISIKO: Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: ALFABETA.
Khan, T., & Ahmed, H. (2008). Manajemen Risiko: Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta Timur: Bumi Aksara.
Longenecker, J. G., Moore, C. W., & William, J. (2001). Buku 2_KEWIRAUSAHAAN: Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.
Madura, J. (2007). Introduction To Business .
Pramana, T. (2011). Manajemen Rsiko Bisnis. Jakarta: Sinar ilmu.
31
Saiman, L. (2009). KEWIRAUSAHAAN : Teori, Praktik dan Kasus-kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Suratman. (2001). Studi kelayakan proyek. edisi pertama. Yogyakarta: J & J Learning.
32
top related