analisis dan optimalisasi cakupan wireless...

20
ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS ACCESS POINT 802.11 STUDI KASUS STMIK AMIKOM NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh Indra Ramadhani 09.11.2732 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

Upload: nguyennhu

Post on 12-Jun-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS ACCESS POINT 802.11

STUDI KASUS STMIK AMIKOM

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh

Indra Ramadhani 09.11.2732

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2014

Page 2: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal
Page 3: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

ANALYSIS AND OPTIMIZATION OF WIRELESS ACCESS POINT 802.11 COVERAGE CASE STUDY STMIK AMIKOM

ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS ACCESS POINT 802.11

STUDI KASUS STMIK AMIKOM

Indra Ramadhani Andi Sunyoto

Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Today, wireless technology is not a strange thing for us. Many devices such as smartphone, laptop, and PDA integrate 802.11 wireless technology, or called wifi. The most important Advantages from wifi is that users can connect to the Internet without wires again, so that users can connect to the internet anywhere and anytime while in wifi coverage area.

STMIK AMIKOM is a private colleges, which has a concentration in technology

and information. Wifi technology on campus STMIK AMIKOM is one of facilities for AMIKOM's student to be connected to the internet, whether it is just for looking information on the Internet, access the elearning, do the tasks, and discussions online. STMIK AMIKOM has several access points scattered at some point in the STMIK AMIKOM.

With the number of access points in STMIK Amikom, it is necessary to mapping

an efficient access point coverage and to get up to date map. The ultimate goal is the optimization of the placement and the provision of an access point. So that every people in STMIK AMIKOM will be expected to utilize the wifi services in STMIK AMIKOM.

Keywords : Mapping an Efficient Access Point Coverage, Optimization of The Placement and The Provision of an Access Point

Page 4: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

1

1. Pendahuluan Internet merupakan kumpulan jaringan komputer di seluruh dunia yang saling

terhubung yang dapat digunakan untuk saling berinteraksi, memberi, dan menerima

informasi. Berbagai macam media dapat digunakan untuk mengakses internet misalnya

saja kabel dan wireless. Salah satu teknologi wireless yang digunakan untuk mengakses

internet adalah WiFi (wireless fidelity).

STMIK AMIKOM Yogyakarta sebagai salah satu sekolah tinggi swasta dibidang

IT (information technology) telah menggunakan dan memanfaatkan teknologi ini.

Banyaknya mahasiswa dan karyawan yang butuh akan informasi secara cepat dengan

mobilitas tinggi dan jarak gedung-gedung yang berjauhan satu sama lain membuat

STMIK AMIKOM Yogyakarta memilih menerapkan teknologi jaringan nirkabel tersebut. IC

(Inovation Center) merupakan sebuah badan yang mengelola jaringan di STMIK

AMIKOM Yogyakarta. Untuk mendukung kebutuhan mobilitas internet IC sudah

menyebar beberapa titik AP (access point) di kampus STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Diharapkan dengan penyebaran access point pada STMIK AMIKOM Yogyakarta,

pengguna dapat memanfaatkan fasilitas ini secara maksimal di seluruh wilayah kampus.

2. Landasan Teori 2.1 Jaringan Nirkabel

Jaringan nirkabel (wireless) adalah media komunikasi yang menggunakan

gelombang radio atau gelombang mikro untuk melangsungkan komunikasi

antarperangkat jaringan komputer (Edi S.Mulyanta, S.Si. 2005:42). WiFi (Wireless

Fidelity) atau WLAN (Wireless LAN) merupakan salah satu bentuk jaringan yang terkenal

pada saat ini. Popularnya penggunaan jaringan WiFi ini karena tidak memerlukan

pengkabelan yang rumit dan mudah untuk Fleksibilitas ruang gerak selama masih

didalam area WiFi tersebut.

2.2 Standar Wifi

Ada empat standar komunikasi wireless yang popular yaitu 802,11a, 802.11b,

802.11g dan yang terbaru 802.11n. Masing-masing standar tersebut memiliki kelebihan

dan kekurangan.

2.2.1 802.11a Standar 802.11a merupakan standar dengan frekuensi 5GHz dengan

kecepatan 54Mbps. Keuntungan standar 802.11a adalah kapasitas yang cukup tinggi

yang mencapai 12 channel dan mendukung aplikasi yang membutuhkan performa tinggi.

Standar 802.11a tidak kompatibel dengan standar 802.11b/

Page 5: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

2

2.2.2 802.11b Standar 802.11b merupakan standar dengan frekuensi 2.4 Ghz dengan

kecepatan 11 Mbps (Madcoms, 2009:306). Dimana aslinya bandwith maksimum yang

didukung oleh standar 802.11b hanya 2 Mbps.

2.2.3 802.11g 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a dan ditambah lagi adanya kebutuhan

bandwidth yang lebih tinggi, maka diciptakan standar 802.11g dengan kemampuan

transfer data tingkat tinggi serta kompatibel dengan produk 802.11b. Standar 802.11g

mendukung bandwidth hingga 54Mbps di pita 2.4GHz.

2.2.4 802.11n 802.11n adalah standar komunikasi wireless terbaru yang telah disetujui oleh

IEEE pada bulan Oktober 2009. Standar ini memiliki kemampuan bandwidth hingga

600Mbps atau sekitar 10 kali lebih cepat dibandingkan 802.11g. 802.11n dapat

beroperasi di pita 2.4 GHz atau 5Ghz dan kompatibel dengan 802.11a (5GHz), 802.11b

(2.4 GHz) dan produk 802.11g (2.4 GHz). Namun produk ini lebih mahal dibandingkan

dengan produk 802.11g.

2.3 InSSIDer InSSIDer merupakan sebuah perangkat lunak berbasis Open Source yang

dapat bekerja di system operasi Windows. Kebanyakan scanner nirkabel lainnya kurang

berjalan baik dengan Windows Vista dan Windows 7 dan tidak dapat menunjukkan lebih

dari satu saluran atau SSID pada suatu waktu/

2.4 Ekahau HeatMapper Ekauhau HeatMapper merupakan sebuah aplikasi gratis yang digunakan untuk

pengumpulan data selain InSSIDer. Ekahau HeatMapper sendiri dipilih untuk dapta

penguat dan pembantu keakuratan dalam pengumpulan data dilapangan selain

menggunakan InSSIDer.

Dengan menggunakan Ekahau HeatMapper pengguna bisa langsung

mendapatkan range dan radius sinyal pada lokasi yang ingin di ukur kekuatan sinyalnya.

Kelebihan lain dari Ekahau HeatMapper ini juga sudah bisa memetakan langsung dimana

daerah yang minim sinyal sampai kedaerah yang kuat sinyal dengan membagi kekuatan

sinyal kedalam 6 range warna pada peta lokasi.

3. Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Tinjauan Umum

STMIK Amikom Yogyakarta adalah salah satu instansi milik swasta yang

bergerak dalam bidang pendidikan, yaitu sebagai tempat kuliah. STMIK Amikom

Yogyakarta adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang berkonsentrasi dalam bidang

teknologi informasi. Sebagai salah satu perguruan tinggi dalam bidang teknologi

Page 6: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

3

informasi, STMIK Amikom berusaha agar segala fasilitas dan sarana yang ada

menyesuaikan dengan perkembangan teknologi zaman sekarang. Salah satunya adalah

penyediaan Wifi.

Wifi merupakan salah satu teknologi yang ada pada zaman sekarang, yang

berfungsi untuk memudahkan kita untuk mengakses internet tanpa menggunakan kabel.

Di STMIK Amikom Yogyakarta sudah tersedia layanan Wifi, akan tetapi pada kenyataan

di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

yang baik dari Wifi yang ada.

3.2 Analisis Masalah Analisis ini membahas tentang masalah-masalah Access point yang ada pada

STMIK Amikom Yogyakarta yaitu analisis kondisi lingkungan.

3.2.1 Analisis Kondisi Lingkungan Analisis lingkungan meliputi kondisi denah bangunan dan kondisi penempatan

access point.

Page 7: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

4

Menandakan posisi AP

3.2.1.1 Kondisi Denah Gedung 5 Lantai 3

Page 8: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

5

Dari gambar diatas terdapat beberapa masalah yang ditemukan di lapangan:

1. Jangkauan sinyal access point tidak mencakup seluruh area lantai.

2. Terdapatnya banyak noise yang dapat dilihat pada gambar visualisasi.

3. Penempatan access point kurang tepat.

4. Adanya absorption yang disebabkan oleh kaca dan tembok, yang menyebabkan

sinyal melemah di area tertentu.

Page 9: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

6

Menandakan posisi AP

3.2.1.2 Kondisi Denah Gedung 4 Lantai 1

Page 10: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

7

Untuk gedung 4 lantai 1 terdapat beberapa masalah yang didapat di lapangan:

1. Terjadinya noise yang disebabkan oleh wifi-wifi yang letaknya berdekatan

sehingga menyebabkan gangguan pada sinyal.

2. Penempatan access point yang tidak maksimal menyebabkan area jangkauan

tidak mencakup semua daerah pada lantai tersebut.

3.3 Perancangan Sistem 3.3.1 Pengumpulan Data Pada tahap awal proses pengumpulan data, ada beberapa proses yang

dilakukan untuk mendapatkan data yang valid dan menunjang ketika evaluasi lapangan

berlangsung. Adapun data-data yang dibutuhkan dalam pengumpulan data ini, antara

lain sebagai berikut.

No Urut

Nama Gedung

Merek Akses point

Lokasi Jumlah Diperuntukkan Kondisi

1 Unit I TP-Link Ketua 1 Karyawan Broadcast

TP-Link Customer service 1 Karyawan Broadcast

TP-Link Meeting 1 1 Karyawan Broadcast TP-Link Lobi 1 Karyawan Broadcast TP-Link IC 1 Karyawan Broadcast TP-Link IC 1 Programer Broadcast

2 Unit II TP-Link Selat 1-2 1 Mahasiswa Broadcast D-Link Lobi 1 Mahasiswa Broadcast TP-Link Citra 1 1 Karyawan Broadcast

Page 11: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

8

TP-Link Citra 2 1 Karyawan Broadcast TP-Link Fungsional 1 Karyawan Broadcast

TP-Link Citra 1 1 Karyawan Non-Broadcast

TP-Link Control Room 1 Karyawan Broadcast TP-Link Basement 1 Mahasiswa Broadcast

3 Unit 3 D-link Lobi 1 Mahasiswa Broadcast TP-Link Lantai 2 1 Mahasiswa Broadcast TP-Link Lantai 3 1 Mahasiswa Broadcast TP-Link Selat 2-3 1 Mahasiswa Broadcast TP-Link MTI 1 Karyawan Broadcast TP-Link RT 1 Karyawan Broadcast

4 Unit 4 TP-Link Lobi 1 Mahasiswa Broadcast

D-link Bank Muamalat 1 Karyawan Broadcast

TP-Link BAK 1 Karyawan Broadcast TP-Link BAU 2 Karyawan Broadcast TP-Link PSDM 1 Karyawan Broadcast TP-Link P3M 1 Karyawan Broadcast TP-Link Meeting 4 1 Karyawan Broadcast

Smart Bridge Basement 1 Mahasiswa Broadcast

5 Unit 5 TP-Link Basement 1 Mahasiswa Broadcast TP-Link Perpustakaan 1 Mahasiswa Broadcast Perpustakaan 2 Karyawan Broadcast

Mikrotik RB411 Lantai 2 1 Mahasiswa Broadcast

Lantai 2 2 karyawan Broadcast

Mikrotik RB411 Lantai 3 1 Mahasiswa Broadcast

Lantai 3 2 Karyawan Broadcast

Mikrotik RB411 Lantai 4 Mahasiswa Broadcast,

rusak

Lantai 4 Karyawan Broadcast, rusak

6 Unit 6 TP-Link All lobi, Ruang Biro Internasional

5 Mahasiswa Broadcast

Total Akses Point 44 Unit

3.3.2 Metode yang digunakan Dalam tahapan ini menggunakan 2 metode untuk mendapatkan keakuratan

dalam analisis. Adapun 2 metode tersebut antara lain sebagai berikut.

A. Manual Random Sampling

Pada metode Manual Random Sampling ini, menggunakan aplikasi InSSIDer.

Metode ini dilakukan dengan dibuat titik-titik secara random pada denah lokasi, setiap titik

pada AP memberikan data faktual berupa RSSI yang berbeda-beda dari setiap titiknya,

data tersebut tergantung pada jarak dari lokasi titik AP dan keadaan dilapangan.

Page 12: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

9

Dengan menggunakan aplikasi InSSIDer, maka aplikasi ini akan mengetahui

MAC address, SSID, RSSI, Channel, grafik dan Vendor dari sebuah AP. Contoh tampilan

dari InSSIDer adalah sebagai berikut.

Menandakan posisi AP

Menandakan posisi pengambilan RSSI dari setiap AP pada lokasi

Page 13: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

10

B. Coverage visualization

Pada metode coverage visualization, merupakan sebuah metode yang hasil

akhirnya mendapatkan data visualisasi dari jangkauan sebuah ap pada suatu tempat.

Dengan memberikan warna yang berbeda-beda dari setiap titiknya. Metode coverage

visualization ini membantu menguatkan pengukuran data dari metode manual random

sampling. Metode ini menggunakan aplikasi Ekahau HeatMapper, sebuah aplikasi yang

menunjang dan membantu dalam memvisualisasikan cakupan dari suatu AP pada lokasi

tertentu. Ada beberapa tahapan sebelum melakukan metode ini, antara lain sangan

direkomendasikan memiliki denah lokasi yang akan dilakukan pengamatan agar nantinya

mendapatkan data yang valid dan mempermudah dalam melakukan evaluasi lapangan.

Tahapan pertama yaitu dengan memasukkan denah lokasi, setelah masuk pada denah di

aplikasi, nantinya diminta menunjukkan keberadaan dimulainya awal evaluasi, berikut

salah satu contoh evaluasi menggunakan Ekahau HeatMapper.

Page 14: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

11

Seperti pada gambar di atas penempatan titik tersebut di lakukan secara

berkelanjutan sesuai dengan posisi kita saat itu. Pengambilan data dilakukan dengan

cara berjalan secara pelan- pelan dari suatu titik ke titik lainnya, sampai nantinya kepada

titik akhir yang dianggap telah mewakili dari semua titik yang ingin di evaluasi pada

tempat tersebut. Dengan begitu pengambilan dari kekuatan suatu AP lebih akurat.

Setelah melakukan penentuan titik akhir dari evaluasi tersebut, maka nantinya akan

didapat hasil akhir berupa coverage visualization dari dari setiap AP pada denah

tersebut.

Untuk lebih jelasnya contoh penggunaan metode evaluasi kedua dapat dilihat pada

gambar berikut.

Page 15: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

12

4. Implementasi dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pembahasan Evaluasi Lapangan Pada Implementasi dan pembahasan evaluasi jaringan nirkabel, lebih menitik

beratkan kepada keadaan faktual di lapangan dari suatu AP dan rekomendasi scenario

alternative perbaikan dari pemecahan masalah tersebut. Pada evaluasi sendiri

menggunakan dua metode yaitu Manual random sampling dan Coverage Visualization.

Manual random sampling menggunakan aplikasi InSSIDer, untuk mendapatkan

RSSI atau kekuatan sinyal yang di pancarkan dalam dBm dari masing-masing AP.

Sedangkan metode Coverage Visualization menggunakan aplikasi Ekahau Heatmapper

Keterangan :

RSSI : (-39) s.d - (-50) dBm Sinyal 5 batang (stabil) = Sangat Kuat

RSSI : (-50) s.d - (-60) dBm Sinyal 5-4 batang (labil) = Kuat

RSSI : (-60) s.d - (-71) dBm Sinyal 4-3 batang (labil) = Cukup

RSSI : (-71) s.d - (-81) dBm Sinyal 3-2 batang (labil) = Lemah

RSSI : (-81) s.d - (-89) dBm Sinyal 2-1 batang (labil) = Lemah Sekali

RSSI : (-89) s.d - (-0) dBm Sinyal 0 batang (Stabil) = Nihil

Page 16: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

13

yang nanti hasilnya mendapatkan luas jangkauan sinyal suatu AP berupa pemetaan

wilayah jangkauan tersebut yang dibedakan berdasarkan warna.

4.1.1 Tampilan hasil evaluasi setiap gedung 4.1.1.1 Gedung 5

Pada gedung 5 Amikom memiliki 7 AP yang diletakkkan pada lantai 1, lantai 2

dan lantai 3. Pada lantai 1 terdapat 1 AP dengan SSID free_hotspot_mahasiswa yang

berada pada channel 11 dengan vendor TP-LINK TECHNOLOGIES Co.Ltd. Pada lantai

2 terdapat 3 AP, AP yang pertama memiliki SSID unit 5.2.Karyawan.Timur yang berada

pada channel 11 dengan vendor Routerboard.com, AP kedua memiliki SSID unit

free_hotspot_mahasiswa yang berada pada channel 9+5 dengan vendor TP-LINK

TECHNOLOGIES Co.LTD, AP ketiga memiliki SSID unit 5.2.Karyawan.Barat yang

berada pada channel 1 dengan vendor Routerboard.com. Dan pada lantai 3 terdapat 3

AP, AP yang pertama memiliki SSID unit 5.3.Karyawan.Timur yang berada pada channel

7 dengan vendor Routerboard.com, AP yang kedua memiliki SSID unit 5.3.mahasiswa

yang berada pada channel 3 dengan vendor Routerboard.com, dan AP yang ketiga

memiliki SSID unit 5.3.Karyawan.Barat yang berada pada channel 5 dengan vendor

Routerboard.com.

A. Manual random sampling

Untuk lebih jelasnya mengenai tampilan pengukuran menggunakan Manual

random sampling yang diterapkan pada lantai 3 gedung 5 amikom pada gambar berikut.

Page 17: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

14

Pada gambar di atas dapat dilihat, di lantai 3 dibuat 3 titik pengukuran yang

disebar pada lantai 3 yang nantinya akan mengukur kekuatan RSSI dari AP unit

5.3.mahasiswa. Adapun hasil pengukuran atau RSSI dari AP tersebut antara lain pada

tabel berikut.

RSSI SSID Unit 5.3.mahasiswa

A -53 dBm B -81 dBm C -77 dBm

Page 18: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

15

Keterangan : RSSI : (-39) s.d - (-50) dBm Sinyal 5 batang (stabil) = Sangat Kuat RSSI : (-50) s.d - (-60) dBm Sinyal 5-4 batang (labil) = Kuat RSSI : (-60) s.d - (-71) dBm Sinyal 4-3 batang (labil) = Cukup RSSI : (-71) s.d - (-81) dBm Sinyal 3-2 batang (labil) = Lemah RSSI : (-81) s.d - (-89) dBm Sinyal 2-1 batang (labil) = Lemah Sekali RSSI : (-89) s.d - (-0) dBm Sinyal 0 batang (Stabil) = Nihil

Pada tabel 4.1 hasil pengukuran lantai 3 di atas terdapat 2 titik yang lemah dalam

penerimaan sinyal, yaitu titik B pada RSSI -81 dBm dengan sinyal 2 s.d 1 dBm batang,

titik C pada RSSI -77 dBm dengan sinyal 3 s.d 2 batang. Adapun analisis penyebab

lemahnya penerimaan sinyal tersebut, pertama karena adanya perambatan sinyal oleh

benda padat, kedua noise dengan AP lain. 4.2 Penemuan Evaluas Lapangan

Setelah melakukan evaluasi dan pengambilan data di lapangan berdasarkan

data yang diperoleh dari IC, ditemukan 1 AP baru, namun beberapa AP yang ada pada

data tidak ditemukan. AP yang tidak bekerja dengan baik (sinyal tidak bisa diterima user),

antara lain sebagai berikut, seperti pada tabel.

No Lokasi/Gedung Lantai Keterangan

1 Gedung 5 Basement Tidak Ditemukan AP

2 Gedung 5 4 Tidak Ditemukan AP

3 Gedung 1 1 Ditemukan AP

Dapat dilihat pada tabel, terdapat 3 AP berdasarkan data dari IC STMIK

AMIKOM YOGYAKARTA yang tidak ditemukan ketika evaluasi lapangan. Pada gedung

Gedung 5 tidak di temukan AP pada Basement dan Lantai 4. Sedangkan pada gedung 1,

ditemukan AP yang berada pada posisi CS yang tidak ditemukan pada data IC STMIK

AMIKOM YOGYAKARTA.

Page 19: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

16

5. Penutup 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengambilan data, evaluasi lapangan dan analisis perbaikan

terhadap luas jangkauan AP di STMIK Amikom Yogyakarta didapatkan kesimpulan

sebagai berikut.

1. Beberapa AP yang ada pada data di IC, tidak ditemukan di lapangan.

2. Ditemukan beberapa AP yang tidak berfungsi untuk memancarkan sinyal

dengan baik.

3. Ditemukan AP baru yang tidak terdapat pada data di IC.

4. Beberapa posisi AP yang ada kurang strategis sehingga tidak mencakup

luas jangkauan sinyal lebih luas lagi.

5.2 Saran Adapun saran untuk memperbaiki dan memaksimalkan luas jangkauan AP di

STMIK Amikom Yogyakarta antara lain sebagai berikut.

1. Penambahan dan pemindahan posisi AP pada tempat strategis untuk

memaksimalkan jangkauan sinyal AP.

2. SSID dari AP yang diperuntukkan bagi mahasiswa, disarankan SSIDnya berbeda

antar 1 dengan yang lainnya agar dalam pemeliharaan dan pengecekan AP lebih

mudah.

Page 20: ANALISIS DAN OPTIMALISASI CAKUPAN WIRELESS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2732.pdf · di lapangan masih terdapat beberapa area yang belum mendapatkan cakupan sinyal

17

Daftar Pustaka

Cv.indohotspot billing. 2008. Karakteristik Jaringan Nirkabel. dari Indohotspot: http://www.indohotspot.net/ZoneWifi/frontpage/readtutorial/22. Diakses tanggal 28 Mei 2013

Eko Frima Andani. 2012. Studi Evaluasi Area Jangkauan Jaringan Nirkabel Kampus UII Terpadu. Program Sarjana Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Madcoms, 2009. Membangun Sistem Jaringan Komputer. Andi Offset. Yogyakarta

Mulyanta, Edi S. 2005. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. Andi Offset. Yogyakarta

Shelly, Cashman, Vermaat. 2008. Discovering Computer Menjelajah Dunia Komputer Fundamental, Edisi 3. Salemba Infotek. Jakarta

Wikipedia. 2012. Indikasi kekuatan sinyal yang diterima. dari Wikipedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Received_signal_strength_indication. Diakses 28 tanggal 2013

Wikipedia. 2012. Service set identifier. dari Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Service_set_identifier. Diakses tanggal 28 Mei 2013

Wikipedia. 2012. Wi-Fi. dari WikipediA: http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-Fi. Diakses tanggal

28 Mei 2013