bab 4.docx

34
Nama Mahasiswa : Nur Rachmawati. S Nim : 2012 03 015 Ruang : Topaz II kamar 42-1 Tanggal : 03-06-2015 No register : 100.23.72.xx 1. BIODATA Nama : Ny. N Umur : 33 thn Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Diagnosa medis : Exssecive Vomiting + Dehidrasi Tanggal MRS : 31-05 2015 (12.00) Tanggal pengkajian : 03-06 2015 (09.00) 2. Keluhan utama : Pasien mengatakan mual muntah 3. Riwayat penyakit sekarang Pasien mengataakan rujukan dari Rumah Sakit Bunder Gresik, dengan keluhan mual muntah ± 2 bulan. Pasien juga post op kista tanggal 22 Mei 2015, pasien juga sempat kelbali ke Rumah Sakit Bunder Gresik dengan keluhan muntah ± 5x sehari. Setelah itu psien disarankan untuk kemoterapi pada tanggal 31 April 2015 pasien MRS ke Rumah Sakit Williambooth melalui IGD. Pasien di anjurkan opname di Ruang Topaz II 42- 1. Saat dikaji pasien mengatakan masih mual muntah ±4 kali dalam sehari. TTV suhu 39 0 C nadi 90 x /menit, Tekanan Darah 110 / 70 mmHg, RR 15 x / menit. Pasien dalam

Upload: nurrachmawati-sukmana-ii

Post on 05-Sep-2015

256 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Nama Mahasiswa: Nur Rachmawati. S

Nim: 2012 03 015

Ruang: Topaz II kamar 42-1

Tanggal: 03-06-2015

No register: 100.23.72.xx

1. BIODATA

Nama: Ny. N

Umur: 33 thn

Jenis kelamin: Perempuan

Agama: Islam

Pendidikan: SMA

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Diagnosa medis: Exssecive Vomiting + Dehidrasi

Tanggal MRS: 31-05 2015 (12.00)

Tanggal pengkajian: 03-06 2015 (09.00)

2. Keluhan utama: Pasien mengatakan mual muntah

3. Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengataakan rujukan dari Rumah Sakit Bunder Gresik, dengan keluhan mual muntah 2 bulan. Pasien juga post op kista tanggal 22 Mei 2015, pasien juga sempat kelbali ke Rumah Sakit Bunder Gresik dengan keluhan muntah 5x sehari. Setelah itu psien disarankan untuk kemoterapi pada tanggal 31 April 2015 pasien MRS ke Rumah Sakit Williambooth melalui IGD. Pasien di anjurkan opname di Ruang Topaz II 42-1. Saat dikaji pasien mengatakan masih mual muntah 4 kali dalam sehari. TTV suhu 390 C nadi 90x/menit, Tekanan Darah 110/70 mmHg, RR 15x/ menit. Pasien dalam keadaan lemas, pasien hanya bisa tidur di tempat tidur.

Riwayat penyakit masa lalu

Pasien mengatakan pernah menderita tumor kista, diketahui sejak tahun 2010, pasien sudah operasi kista tanggal 22 Mei 2015 di Rumah Sakit Bunder Gresik.

Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan dalam anggota keluarga tidak pernah mengalami riwayat penyakit keturunan dan menular, atau tumor serta dalam anggota keluarga tidak sedang menderita sakit penyakit.

4. Riwayat psikososial dan spiritual

Spiritual : Pasien mengatakan beragama muslim, sholat 5 waktu, sekarang sedang sakit hanya bisa berdoa ditempat tidur, pasien percaya akan sembuh, pasien mengatakan disyukuri saja apa yang di derita saat ini

Pola komunikasi: Pasien menggunakan bahasa Indonesia yang baik dalam menjawab pertanyaan perawat

Pola interaksi : pasien sudah mengenal perawat dan menjalin hubungan kerja sama yang baik, pasien sudah mengenal dokter, pasien sekitar dan lingkungan Rumah Sakit

5. Pola aktifitas sehari-hari

No

Nama aktifitas

dirumah

di RS

1.

Pola makan

Makan tidak teratur setiap kali makan muntah

Pasien hanya makan 2 sendok makanannya.

2.

Pola minum

8-9 gelas / hari 500 cc-1000 cc/ hari.

Minum 1000 cc/ hari

3.

Pola tidur

2-3 jam / hari

5-8 jam / hari

Psien mengatakn jarang tidur siang

5-8 jam (tidur malam)

4.

Pola BAB

3 / hari, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan

Pasien BAB 1x isi

5.

Pola BAK

4-5 / hari, frekuensi lancer, warna kuning jernih

BAK 2x sehari urne 400 cc/ hari

6.

Pola Aktivitas

Pasien seorang ibu rumah tangga, memasak kalau badan lemas pasien hanya tiduran saja

Pasien mengatakan hanya tiduran di tempat tidur

7.

Pola kebersihan diri

Mandi 2x sehari, gosok gigi setiap mandi dan sesudah makan, keramas 2x seminggu

Mandi hanya diseka oleh keluarga, pasien saat dikaji belum gosok gigi, saat dikaji pasien belum keramas

6. Keadaan / penampilan/ kesan utama pasien

Keadaan umum pasien: Composmentis

Penampilan : pasien tampak lemah dan hanya berbaring di tempat tidur.

7. Tanda- tanda vital

Suhu tubuh: 39 c

Denyut nadi: 90 / menit

Tekanan darah: 110 / 70 mmhg

TB : 165 cm

BB: 60 kg sesudah sakit, 63 kg sebelum sakit

8. Pemeriksaan fisik (diutamakan pada system yang terganggu sesuai dengan penyakitnya)

a. Pemeriksaan kepala

Kepala inspeksi : bentuk kepala bulat, rambut lebat, panjang, tidak rontok, kulit kepala bersih, tidak ada lesi, mata simetris, konjungtiva pucat, terdapat stomatitis pada mulut dan lidah.

Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan

Leher inspeksi : kulit bersih, tidak ada lesi

Palpasi : ada nyeri tekan, pembesaran pada kelenjar tyroid.

b. Integument / kulit dan kuku

Turgor kulit lembek kembali 2 detik, oedem pada ekstermitas bawah, uricaria di ektermitas atas dan bawah

c. Payudara dan ketiak

Inspeksi : tidak ada lesi,bentuk payudara simetris, membesar dan menggantung, aerola mamae hitam kecoklatan

Palpasi : terdapat massa di payudara kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan.

d. Thorax : tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada pernapasan tambahan retraksi otot dada, tidak ada nyeri tekan.

Paru : terdengar suara paru sonor pada ics 2-3 kanan, suara jantung pekak pada ics 4-6 kanan, terdengar suara jantung liu-dup.

e. Abdomen : tidak ada lesi, bentuk abdomen buncit, ada nyeri tekan pada kuadran 1&3 region kanan

Auskultasi: terdengar bunyi hipertimpani

f. Genetalia : tidak dikaji

g. Muskuuloooskeletal : keadaan umum pasien composmentis,

GCS : E = 4 ,V= 5, M = 6

Kekuatan ekstremitas 5 5

5 5

h. Neurologi

Refleks biseps, tryseps : +/+ ka, ki

Refleks pattela, barbinsky : +/+ ka,ki

i. Status mental : pasien gelisah karena nyeri, pasien tampak tidak tenang

j. Pemeriksaan penunjang medis : exssecive vomiting + dehidrasi

k. Pelaksanaan / terapi

Terapi pre op

Golongan

Fungsi obat

3x 1 gr kapsul garam

3x1 mg paracetamol

antipiretik

Menurunkan panas

1x1 amp omeprazole

3x1 amp metroclopamide

2x1 ceftriaxon

Antibiotik

Membunuh kuman / bakteri

3x1 antalgine

1. Harapan klien / keluarga sehubungan dengan penyakitnya

Pasien dan keluarga tetap bersabar, percaya bisa melewati jalanya operasi dengan lancer, bisa sembuh seperti dulu dan bisa pulang bertemu keluarga, teman-teman seperti dulu.

j. Informasi lain / lab

31/5/15Hasil PA 25/5/15

Hb: 10,7kesimpulan: uterus dengan kista, TAH, BSO

Leukosit: 14,901. Endometrial, stromal, sarcoma

Trombosit: 2942. Chocolate cyst

2/6/15

SGPT : 24Hasil foto rongen 27/5/15

SGOT : 52Kesimpulan: -fraktur os pubis +

Eektrolit- tak tampak tanda-tanda ilius

Natrium 119,4Hasil USG 3/6/15

Kalium 2,72kesimpulan: tumor metastase di daerah superior agak kanan dari uterus yang melekat dengan menential dan usus/ colon di daerah tsb. Ukuran massa 4 cm.

3/6/15

Hb: 8,4hematokrit 26,5MCH 23,7kalium 2,48

Eritrosit 3,55MCV 74,6Natrium 128,8

ANALISA DATA

Nama pasien : Ny. N

No register: 237250Umur : 33 tahun

Tgl

03-06-2015

Jam

09.00

Pengelompokan data (data gayut, data objektif, data subjektif )

DS :

- pasien mengatakan mual muntah mulai kemarin muntah 4x sehari

DO :

- muntah 1x

- mata cowong

- turgor kulit kembali dalam 2 detik

- pasien tampak lemah

Kemungkinan penyebab

Absosi usus yg tidak optimal

cairan terbuang

mual muntah

kekurangan volume cairan

Masalah

kekurangan volume cairan

04-06-2015

Pre op

04-06-2015

12 : 30

DS :

- pasien mengatakan kurang tahu tentang prosedur dan penatallaksanaan penyakit struma

DO :

- pasien dan keluarga bertanya-tanya tentang penatalaksanaan penyakit struma

- pasien tampak tidak tenang

- pasien tampak cemas, gelisah.

- TTV

Suhu : 36 c

TD : 120/ 80 mmhg

Nadi : 80x / menit

RR : 20 x / menit

DS :

- pasien mengatakan badan panas sejak 2 hari

DO :

-Badan teraba panas

- acral hangat

- TTV

Suhu : 39c

TD : 170/ 90 mmhg

Nadi : 90 x/ menit

RR : 20x / menit

DS :

-pasien mengatakan sulit dibuat menelan

DO :

- ada bekas luka post op tyroidektomy

- pasien tirah baring

- aktivitas dibantu keluarga

- tampak dispnea

- pasien gelisah, penurunan bunyi napas, kesulitan berkomunikasi, tidak ada batuk, perubahan frekuensi napas dan irama napas

DS : -

DO :

- leher tertutup perban luka dan kasa steril post op tyroidektomi

- kondisi luka masih basah dan kemerahan

- adanya nyeri tekan pada daerah perlukaan

- pada perban luka terdapat rembesan muntahan warna kekuningan

- pasien menggunakan drain

- jumlah cairan yang keluar dari drain 30cc

DS :

-pasien mengatakan belum menikah

DO :

-pada leher terdapat perban dan kasa steril

- bekas luka bentuk horizontal

- pasien post op tyroidektomi

Defisiensi yodium

Struma

Tumbuh dijaringan tyroid

Disfagia

Sulit menelan

Pembedahan

Mual muntah

proses penyerapan tidak efektif

asupan nutrisi kurang

Rangsangan ujung saraf perifer menghantarkan rangsangan

Subtansia gelatinosa

Thalamus korteks

Serebri

Gangguan rasa nyaman nyeri (post op)

pembedahan

general anastesi

depresi sistem pernapasan

penekanan medulla oblongata

penurunan refleks batuk

akumulasi sputum

ketidakefektifan bersihan jalan napas

Perlukaan terhadap laring

Pembedahan

Terdapat jahitan

Luka insisi diskontinuitas jaringan

Pintu masuk kuman

Mempermudah masuknya kuman / bakteri

Resiko infeksi

Pembedahan

Luka insisi

Terdapat jahitan

Estetika

Gangguan konsep diri

Kurang pengetahuan

Nyeri

Resiko obstruksi jalan napas

Resiko infeksi

Gangguan konsep diri

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Nn. A

No Register : 260052

Umur : 24 thn

Tgl

No

DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PERIORITAS

TT

03- 06- 2015

Pre op

04-06-2015

Post op

1

2

Gangguan rasa nyaman nyeri b/d adanya pembesaran kelenjar tyroid yang ditandai dengan pasien mengatakan nyeri saat menelan, skala nyeri 3, TTVSuhu : 36c, TD : 120/ 80 mmhg, Nadi : 98 x/ menit, RR : 20x / menit.

Kurang pengetahuan b/d pasien mengatakan kurang tahu tentang prosedur dan penatallaksanaan penyakit struma, pasien dan keluarga bertanya-tanya tentang penatalaksanaan penyakit struma, pasien tampak tidak tenang, pasien tampak cemas, gelisah, TTV Suhu : 36 c, TD : 120/ 80 mmhg, Nadi : 80x / menit, RR : 20 x / menit.

Nyeri b/d post op yang ditandai dengan pasien mengatakan nyeri saat menelan, skala nyeri 5- 6, ekspresi wajah menangis, adanya nyeri tekan, telan, pada leher terdapat luka post op tyroidektomi tertutup perban dan kasa steril, bentuk luka horizontal, kondisi luka bersih tidak ada rembesan darah pada perban luka, pasien tampak menahan kesakitan, berhati-hati saat bergerak, nyeri saat bergerak, pasien tirah baring.

Resiko obstruksi jalan napas b/d ketidakefektifanbersihan jalan napas tang ditandai dengan pasienmengatakan sulit dibuat menelan

ada bekas luka post op tyroidektomy, pasien tirah baring, aktivitas dibantu keluarga, tampak dispnea, pasien gelisah, penurunan bunyi napas, kesulitan berkomunikasi, tidak ada batuk, perubahan frekuensi napas dan irama napas.

Resiko infeksi b/d pintu masuk kuman yang ditandaidengan pasien mengatakan leher tertutup perbanlukadan kasa steril post op tyroidektomi, kondisi luka masih basah dan kemerahan, adanya nyeri tekan pada daerah perlukaan, pada perban luka terdapat rembesan muntahan warna kekuningan, pasien menggunakan drain, jumlah cairan yang keluar dari drain 30cc.

Gangguan konsep diri b/d pembedahan yang ditandai dengan pasien mengatakan pasien mengatakan belum menikah, pada leher terdapat perban dan kasa steril, bekas luka bentuk horizontal, pasien post op tyroidektomi.

Dx 1

Gangguan rasa nyaman nyeri b/d adanya pembesaran kelenjar tyroid

Tujuan ;

1. nyeri berkurang

2. Skala nyeri 1

KH :

1. Pasien mampu mengatasi nyeri

2. Nyeri berkurang (1-0)

3. Tidak nyeri telan

4. TTV dalam batas normal

5. Kelenjar tyroid normal

Intervensi :

1. Jelaskan pada pasien dan keluarga cara untuk mengatasi nyeri

Rasional : penatalaksanaan nyeri dengan farmakologis yaitu pemberiann terapi analgetik ssuai program, sedangkan non farmakologis dengan terapi teknik ditraksi dan relaksasi.

2. Ajarkan teknik mengatasi nyeri dengan teknik ditraksi dan relaksasi

Rasional : teknik relaksasi yaitu dengan cara mengalihkan perhatian pasien dari rasa nyeri sehingga nyeri tidak dirasakan, teknik relaksasi dengan cara tarik napas dalam menghembuskan secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan kaki, perut sambil konsentrasi hingga dapatkan rasa nyaman.

3. Observasi skala nyeri

Rasional : penilaian skala nyeri menjadi indikator mengetahui intensitas nyeri

4. Observasi TTV

Rasional : penilaian tanda-tanda vital indicator penting dalam menilai fisiologis dari keseluruhan system tubuh

5. Anjurkan pasien mengungkapkan perasaan bila nyeri

Rasional : ungkapan pasien membantu kerjasama dalam tindakan keperawatan.

Dx 2

Kurang pengetahuan b/d tindakan dan prosedur penatalaksanaan penyakit stuma

Tujuan :

1. Mengerti prosedur penatalaksanaan penyakit struma

2. Informasi cukup

3. Mampu mengetahui gejalah penyakit

KH :

1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan program pengobatan.

2. Pasien dan keluarga mampu melaksanaka prosedur yang dijelaskan secara benar

3. Pasien dan keluarrga mampu menjelaskan kembali

4. Pasien dan keluarga mengidentifikasi tanda, gejalah penyakit

Interrvensi :

1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien mengenai proses penyakit

Rasional : penilaian tingkat pengetahuan dapat mengetahui pendidikan pasien terhadap penyakit

2. Jelskan patofisiologis dari penyakit pada pasien dan keluarga

Rasional : menambah pengetahuan pasien dan keluarga dalam penyakit mengurangi perasaan cemas

3. Diskusikan pilihan terapi

Rasional : menunjang proses keperawatan yang dilakukan

4. Instrusikan mengenal tanda dan gejalah penyakit untuk melaporkan

Rasional : deteksi dini terjadi masalah dan komplikasi

5. Anjurkan pasien untuk mengekspresikan perasaan terhadap penyakit

Rasional : perasaan pasien terhadap penyakit dapat mengetahui perubahan yang terjadi.

Dx 3

Nyeri b/d pembedahan

Tujuan:

1. Kaji nyeri

2. Derajat nyeri

3. Karakteristik nyeri

KH :

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi

Rasional: pengkajian secara lengkap mengetahui penatalaksanaan nyeri

2. Observasi ketidaknyamanan dari reaksi non verbal

Rasioanal : reaksi non verbal dapat dilihat dari respon tubuh

3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

Rasional: meningkatkan kerjasama dalam tindakan keperawatan

4. Kaji kultur yang mempengaruhi nyeri

Rasional: situasi yang mempengaruhi munculnya nyeri dapat diketahui

5. evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

Rasional: pengalaman seseorang terhadap nyeri berbeda-beda

6. kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan , pencahayaan, dan kebisingan

rasional: lingkungan yang kondusif dapat mengurangi nyeri

7. ajarkan teknik mengatasi nyeri

rasional: manajemen nyeri dengan farmakologi s dan non farmakologis

8. kolaborasi dalam pemberian terapi anti nyeri

rasional: terapi analgetik membantu mengurangi nyeri yang dirasakan.

Dx 2

Obstruksi jalan nafas b/d ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Tujuan:

Airways potensial ventilator

KH:

1. Menunjukan jalan nafas yang paten (pasien tidak merasa tercekik)

2. Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas

3. Mampu bernafas dengan mudah, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafass abnormal

Intervensi:

1. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang obstruksi jalan napas

Rasional: informasi yang adekuat membuat pasien dan keluarga menjadi kooperatif

2. Anjurkan pasien tirah baring/istirahat

Rasional: tirah baring memaksimalkan energy pasien

3. Monitor respirasi auskultasi suara nafas

Rasional: Menentukan tindakan keperawatan selanjutnya

4. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

Rasional: Posisi nyaman dapayt meningkatkan ekspansi paru/bebas respirasi

5. Monitor intake cairan

Rasional: Intake cairan dapat menetralisir airways normal

6. Monitor jalan nafas

Rasional: Menghindari obstruksi jalan nafas tidak normal

Dx 5

Resiko infeksi b/d pintu masuk kuman

Tujuan

Tidak terjadi infeksi tidak ada tanda-tanda dan gejala infeksi

KH:

1. pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi

2. jelaskan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaan

3. menunjukkann kemampuan unntuk mencegah timbullna infeksi

4. tidak ada tanda dan gejala infeksi

5. TTV dalam batas norma

Intervensi

1. Jelaskan pada pasien dan keluarga jika pasien di seka memperhatikan kondisi luka dalam keadaan kering

Rasional: Kondisi luka yang kering bebas lembab mengurangi tanda dan gejala proses infeksi

2. cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

Rasional: perawatan luka dengan memperhatikan prosedur perawatan luka menunjang penyembuhan luka

3. monitor tanda dan gejala infeksi

Rasional: Deteksi dini tindakan keperawatan mencegah terjadinya infeksi

4. Observasi kondisi luka

Rasional: Mencegah adanya tanda-tanda infeksi

5. tingkatkan intake nutrisi yang baik

Rasional: Intake nutrisi dapat mempercepat penyembuhan luka

6. Berikan terapi antibiotic proteksi terhadap infeksi

Rasional: Antibiotik dapat membunuh kuman dalam tubuh

Dx 6

Gangguan konsep diri berhubungan dengan pembedahan

Tujuan:

Luka sembuh dengan sempurna

KH:

1. Bekas jahitan rapi

2. Luka sembuh sempurna

3. Tidak meninggalkan bekas jahitan

4. Pasien tidak maklu dengan kondisi tubuhnya

5. Pasien tidak malu ndengan lingkungan sekitar

Itervensi:

1 Jelaskan pada pasien jika dalam penyembuhan luka meninggalkan bekas operasi

Rasional: penjelasan yang adekuat dapat di mengerti pasien dan keluarga dalam prosedur pembedahan

2 Anjurkan pasien banyak mengosumsi protein

Rasional: Membantu penyembuhan luka dengan harapan penyembuhan bekas luka sempurna

3 Anjurkan pasien untuk tetap menerima hasil bekas post operasi tiroiddektomy

Rasional: Informasi yang baik dapat membuatpasien percaya diri

4 Anjurkan pasien mengungkapkan perasaan kekuatiran terhadap kondisi tubuh/konsep diri

Rasional: Ungkapan pasien mengetahui harapan kondisi tubuh

TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN:UMUR:

NO. REGISTRASI:

TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN: UMUR:TAHUN / BULAN

NO. REGISTRASI:

TANGGAL

NO

NO. DX

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN RESPON

T.T

04/06/2015

Post Op

1

I

Menjelaskan pada pasien dan keluarga cara mengatasi nyeri dengan cara farmakologis dan nonfarmakologis.

R/ pasien dan keluarga mengerti dan bisa mengulang kembali penjelasan perawat dengan baik

2

Menanyakan rasa ketidaknyamanan pasien terhadap posisi.

R/ bila digerakan leher

3

Mengobservasi skala nyeri.

R/ skala nyeri 3-4

4

Menganjurkan pasien melakukan teknik mengatasi nyeri.

R/ pasien melakukan dengan sangat berhati-hati

5

Mengobservasi kondisi luka pasien.

R/ kondisi luka tertutup perban luka, nyeri bila ditekan

6

Memotivasi pasien untuk tetap melakukan aktivitas gerak (bangun) mengurangi resiko pneumonia akibat tirah baring cukup lama.

R/ pasien mau melakukan dengan bantuan keluarga

7

Mengobservasi TTV

R/ S: 36C TD: 130/140 mmHg

N: 102 x/menit RR: 20x/menit.

04-06-2015

Post Op

1

IV

Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyebab obstruksi jalan napas yang disebabkan oleh pembedahan sehingga akumulasi sputum.

R/ pasien dan keluarga mengerti penjelasan perawat dan bisa diajak kerja sama dalam tindakan keperawatan

2

Mengobservasi respirasi dan mendengar suara napas pasien, mengurangi resiko gagal napas.

R/ pasien dan keluarga kooperatif

3

Anjurkan pasien istirahat dan tetap melakukan aktivitas kebutuhan dasar makan-minum sedikit-sedikit secara perlahan.

R/ pasien melakukan dengan tampak hati-hati

4

Memposisikan pasien pada posisi tidur yang nyaman.

R/ bila tidak menggunakan bantal tidur

04-06-2015

1

III

Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi.

R/ pasien dan keluarga mengerti dan bisa mengulang kembali penjelasan perawat dengan baik

2

Mengobservasi tanda-tanda infeksi.

R/ terdapat bekas muntahan pada perban luka warna kehijauan

3

Mengobservasi kondisi luka pasien.

R/ bila ditekan / palpasi ringan nyeri dan dibuat miring kiri-kanan, gerak berlebih belum bisa

4

Menganjurkan keluarga memperhati-kan kondisi luka pada kondisi bersih, kering, tidak lembab (dalam hal kebutuhan dasar mandi).

R/ pasien dan keluarga kooperatif

5

Menganjurkan pasien untuk menghindari pakayan yang mengganggu kenyamanan luka.

R/ pasien dan keluarga kooperatif

04-06-2015

1

IV

Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur tindakan pembedahan.

R/ pasien dan keluarga mengerti dan bisa bekerjasama dalam tindakan keperawatan

2

Menganjurkan pasien untuk tetap melakukan kebutuhan dasar minum-makan, mengkonsumsi protein yang cukup membantu mempercepat penyembuhan luka / jaringan.

R/ pasien dan keluarga mau melakukan dengan baik anjuran perawat

3

Memotivasi pasien untuk tetap bersabar dan menerima perubahan kondisi tubuh.

R/ pasien tampak sedih

4

Menganjurkan pasien mengungkapkan perasaan kekuatan terhadap kondisi / konsep diri.

R/ pasien tampak tersenyum, tenang

Tanggal

No

No. DX

Tindakan keperawatan dan respon

TT

04-06-15

1

2

3

4

5

II

Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyakit struma di sebabkan karena pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba nodul satu/lebih tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme

R/ pasien dan keluarga mengerti tentang penyakit struma dan bisa mengulang dengan baik

Menjelaskan tanda dan gejala penyakit struma

R/ pasien mengatakan merasakan hal yang sama

Membantu menyeka pasien

R/ pasien dan keluarga kooperatif

Mengatur TTV pasien

R/ S:360C TD: 120/70 mmHg N: 80x/mnt, RR: 20x/mnt

Menjelaskan penatalaksanaan penyakit struma dengan tindakan pembedahan

R/ pasien kooperatif