bab ii 1. resin akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. bab ii (nida...

20
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Resin Akrilik atau Polimetil Metacrilate (PMMA) Resin akrilik merupakan salah satu bahan yang paling banyak digunakan sejak pertengahan tahun 1940-an sebagai bahan pembuatan gigi tiruan. Resin akrilik terdiri dari gabungan molekul-molekul metil metakrilat multiple yang membentuk plastik lentur. Poli(metil-metkrilat) murni adalah tidak berwarna, transparan dan padat. Sifat-sifat fisik resin akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran gigi terutama pada bidang prosthodonsi. Pembuatan basis gigi tiruan dengan menggunakan resin akrilik tergolong mudah dalam pengerjaannya sehingga menjadi salah satu keuntungan dari bahan resin akrilik (Anusavice, 2003). a. Resin akrilik teraktivasi dengan panas Hampir semua basis protesa dalam pembuatannya menggunakan resin akrilik teraktivasi panas. Polimerisasi bahan ini menggunakan energi termal yang diperoleh dengan menggunakan perendaman air atau oven gelombang micro (microwave). Polimerisasi resin akrilik menggunakan panas ini pada prinsipnya diperlukan untuk menyebabkan pemisahan molekul benzoil peroksida. Oleh karena itu, panas dinamakan sebagai aktivator. Pertumbuhan repository.unimus.ac.id

Upload: doandang

Post on 02-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Resin Akrilik atau Polimetil Metacrilate (PMMA)

Resin akrilik merupakan salah satu bahan yang paling banyak

digunakan sejak pertengahan tahun 1940-an sebagai bahan pembuatan

gigi tiruan. Resin akrilik terdiri dari gabungan molekul-molekul metil

metakrilat multiple yang membentuk plastik lentur. Poli(metil-metkrilat)

murni adalah tidak berwarna, transparan dan padat. Sifat-sifat fisik resin

akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran gigi

terutama pada bidang prosthodonsi. Pembuatan basis gigi tiruan dengan

menggunakan resin akrilik tergolong mudah dalam pengerjaannya

sehingga menjadi salah satu keuntungan dari bahan resin akrilik

(Anusavice, 2003).

a. Resin akrilik teraktivasi dengan panas

Hampir semua basis protesa dalam pembuatannya menggunakan

resin akrilik teraktivasi panas. Polimerisasi bahan ini menggunakan

energi termal yang diperoleh dengan menggunakan perendaman air

atau oven gelombang micro (microwave).

Polimerisasi resin akrilik menggunakan panas ini pada prinsipnya

diperlukan untuk menyebabkan pemisahan molekul benzoil peroksida.

Oleh karena itu, panas dinamakan sebagai aktivator. Pertumbuhan

repository.unimus.ac.id

Page 2: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

9

rantai akan dimulai ketika pemisahan molekul benzoil peroksida

memberikan radikal-radikal bebas. Sehingga benzoil peroksia

dinamakan inisiator.

Reaksi polimerisasi dengan aktivasi secara panas secara singkat

adalah (Manapallil, 2003):

Bubuk + cairan + panas polymer + panas

(polymer) (Monomer) (external)(reaction)

b. Komposisi

Komposisi bahan resin akrilik teraktivasi panas, yaitu

(Manapallil, 2003) :

1) Cairan

a) Methyl methacrylate : Plasticizes the polymer

b) Dibutyl phthalate : Plasticizer

c) Clycol dimethacrylate (1-2%) : Cross lingking agent

d) Hydroquinone (0,006%) : Inihibitor-prevents setting

2) Bubuk

a) Poly(methyl methacrylate) and other co-polymers (5%)

b) Benzoyl peroxide : Intiator

c) Compounds or mecuric : Dyes sulphide, cadmium

sulphide

d) Zinc or titanium oxide : Opacifiers

e) Dibutyl phthalate : Plasticizer

repository.unimus.ac.id

Page 3: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

10

f) Dyed organic filler & inorganic : For esthetics particle like

glass fibers or beads

c. Polimerisasi Resin Akrilik

Menurut Combe (1992) ada dua macam proses polimerisasi,

yaitu:

1) Reaksi kondensasi

Reaksi antara dua molekul atau lebih untuk menghasilkan

molekul yang lebih dengan menghilangkan molekul yang lebih

kecil misalnya air.

2) Reaksi adisi

Reaksi kimia antara dua molekul atau lebih untuk

pembentukan molekul besar tanpa menghilangkan molekul yang

kecil. Resin akrilik polimethyl methacrylate yang biasa dipakai

sebagai bahan basis gigi tiruan lepasan biasanya melalaui reaksi

adisi, berdasarkan mekanisme proses polimerisasi melalui

tahapan sebagai berikut (Combe, 1992) :

a) Inisiasi dan aktivasi

Proses polimerisasi membutuhkan penggerak berupa

radikal bebas yaitu suatu bahan yang sangat reaktif dan

mempunyai inisiator, dapat terbentuk karena proses penguraian

peroksida. Pada reaksi ini satu molekul benzoil peroksida

dapat membentuk dua radikal bebas. Radikal bebas inilah yang

akan menggerakkan terjadinya polimerisasi dan disebut

repository.unimus.ac.id

Page 4: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

11

inisiator yang diaktifkan dengan cara menguraikan peroksida

melalui pemanasan atau pemberian bahan kimia lain, misalnya

dimetil-p-toluidin atau amin tersier maupun dengan penyinaran

ultra violet atau radiasi gelombang elektromagnetik.

b) Propagasi

Pembentukan rantai polimer dari reaksi antara molekul

yang aktif dengan molekul lain. Rantai penyebaran (propagasi)

terjadi karena monomer yang diaktifkan bereaksi dengan

monomer lainnya, demikian seterusnya sampai terjadi

perpanjangan rantai dan monomer yang diaktifkan saling

berikatan.

c) Terminasi

Rantai terminasi timbul dari adanya reaksi antara dua

rantai yang saling tumbuh sehingga terbentuk molekul yang

stabil.

d. Sifat Fisik Resin Akrilik Basis Gigi Tiruan

Sifat fisik resin akrilik sebagai basis gigi tiruan adalah

(Anusavice, 2013):

1) Pengerutan Polimerisasi

Ketika monomer metil metakrilat terpolimerisasi untuk

membentuk poli(metil metakrilat), kepadatan massa bahan

berubah dari 0,94 menjadi 1,19 g/cmᶟ. Perubahan kepadatan ini

menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21% Bila resin

repository.unimus.ac.id

Page 5: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

12

konvensional yang diaktivasi panas diaduk dengan rasio bubuk

berbanding cairan sesuai anjuran, sekitar sepertiga dari masa hasil

adalah cairan. Akibatnya pengerutan volumetrik yang ditunjukan

oleh massa terpolimerisasi harus sekitar 7 % Presentase ini sesuai

dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium dan

klinis.

Selain pengerutan volumetrik, juga harus dipertimbangkan

efek pengerutan linier. Pengerutan linier memberikan efek nyata

pada adaptasi basis protesa serta interdigitasi tonjol. Biasanya,

mulai pengerutan linier ditentukan dengan mengukur jarak antar 2

titik acuan yang telah ditentukan pada regio molar kedua pada

susunan gigi lengkap. Setelah polimerisasi resin basis protesa dan

pengeluaran protesa dari model, jarak antara kedua titik acuan

diukur kembali. Perbedaan antara pengukuran sebelum dan

sesudah polimerisasi dicatat sebagai pengerutan linier. Semakin

besar pengerutan linier, semakin besar pula ketidak sesuaian yang

teramati dari kecocokan awal suatu protesa. Berdasarkan pada

pengerutan linier kurang lebih 2% Pada kenyatannya, pengerutan

linier umumnya teramati kurang dari 1%.

2) Porositas

Adanya gelembung permukaan dan di bawah permukaan

dapat mempengaruhi sifat fisik, estetika, dan kebersihan basis

protesa. Porositas cenderung terjadi pada bagian basis protesa

repository.unimus.ac.id

Page 6: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

13

yang lebih tebal. Porositas tersebut akibat dari penguapan

monomer yang tidak bereaksi serta polimer berberat molekul

rendah, bila temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih

bahan tersebut.

Porositas juga dapat berasal pengadukan yang tidak tepat

antara komponen bubuk dan cair, porositas juga disebabkan

karena tekanan atau tidak cukupnya bahan dalam rongga kuvet

selama polimerisasi, porositas juga dihubungkan dengan resin cair

yang nampaknya disebabkan oleh masuknya udara selama

prosedur pengadukan dan pemanasan.

3) Penyerapan Air

Poli(metil metakrilat) memiliki nilai penyerapan air sebesar

0,69 mg/cm². Diperkirakan bahwa setiap 1 % peningkatan beart

disebabkan karena penyerapan air, resin akrilik mengalami

ekspansi linier sebesar 0,23%.

Molekul air juga menggangu ikatan rantai polimer dan

karenanya mengubah karakteristik fisik polimer tersebut. Ini

memungkinksn terjadinya relaksasi tekanan selama polimerisasi.

Begitu tekanan (stres) dihilangkan, resin terpolimerisasi dapat

mengalami perubahan bentuk karena adanya air memberikan efek

yang nyata pada sifat fisik dan dimensional dari resin basis,

koefisien difusi juga perlu diperhatikan. Koefisien difusi dari air

pada protesa resin akrilik teraktivasi panas umumnya adalah 1,08

repository.unimus.ac.id

Page 7: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

14

x 10ˉ¹² m²/detik pada 37° C. Untuk resin yang teraktivasi secara

kimia, koefisien difusi air adalah 2,34 x 10ˉ¹² mᶟ/detik. Karena

koefisien difusi air dari resin protesa relatif rendah, waktu yang

diperlukan bagi basis protesa untuk menjadi jenuh cukup besar.

Ini tergantung pada ketebalan resin, serta kondisi penyimpanan.

Basis protesa umumnya memerlukan periode 17 hari untuk

menjadi jenuh dengan air.

4) Kelarutan

Meskipun resin basis protesa larut dalam berbagai pelarut dan

sejumlah kecil monomer yang dilepaskan, resin basis umumnya

tidak larut dalam cairan yang ditemukan dalam rongga mulut.

5) Tekanan Waktu Pemrosen

Basis resin protesa umumnya dikelilingi oleh media

penanam yang kaku, seperti stone gigi, selama proses ini

berlangsung. Karena basis protesa resin dan stone gigi

berkontraksi dengan kecepatan yang berbeda, terjadi perbedaan

kontraksi. Perbedaan dalam nilai kontraksi juga menyebabkan

tekanan di dalam resin. Faktor tambahan yang berperan terhadap

tekanan pemrosesan termasuk ketidaktepatan pengadukan dan

penanganan resin serta buruknya pengendalian panas dan

pendinginan kuvet yang digunakan.

Membebaskan tekanan menimbulkan perubahan dimensi

yang bersifat kumulatif. Untungnya, perubahan dimensi ini cukup

repository.unimus.ac.id

Page 8: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

15

kecil. Total perubahan dimensi yang terjadi sebagai akibat proses

pembuatan dan persiapan berkisar 0,1 sampai 0,2 mm (diukur

sebagai jarak antar molar kedua). Karenanya, diragukan

perubahan tersebut bermakna secara klinis dan dapat terdeteksi

oleh pasien.

6) Crazing

Secara klinis, crazing terlihat sebagai garis retakan kecil yang

nampak timbul pada permukaan protesa. Crazing pada resin

transparan menimbulkan penampilan ‘berkabut’ atau ‘tidak

terang’. Pada resin berwarna, crazing menimbulkan gambaran

putih. Sebagai tambahan, retakan permukaan merupakan

predisposisi terhadap patahnya basis protesa.

Dari sudut pandang fisik, crazing dapat disebabkan oleh

aplikasi tekanan atau resin yang larut sebagian. Tekanan tarik

paling sering berperan pada pembentukan crazing. Dipercaya

bahwa crazing disebabkan oleh pemisahan mekanik dari rantai-

rantai polimer individu pada saat ada tekanan tarik.

Seperti dicatat, crazing juga mungkin terbentuk sebagai hasil

aksi pelarut. Crazing akibat pelarut umumnya berasal dari kontak

dengan cairan seperti etil alkohol yang terlalu lama.

7) Kekuatan

Secara klinik, aplikasi beban menghasilkan tekanan di dalam

resin dan perubahan pada bentuk keseluruhan basis protesa. Bila

repository.unimus.ac.id

Page 9: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

16

muatan dilepaskan, tekanan di dalam resin juga bebas dan basis

protesa kembali ke bentuk semula. Meskipun demikian, adanya

deformasi plastik mencegah pemulihan secara sempurna.

Barang kali, penentu yang paling penting dari kekuatan resin

keseluruhan adalah derajat polimerisasi yang ditunjukkan oleh

bahan. Begitu derajat polimerisasi meningkat, kekuatan resin juga

meningkat.

8) Creep

Resin protesa menunjukkan sifat viskoelastis, dengan kata

lain bahan ini bertindak sebagai benda padat bersifat karet. Bila

suatu resin basis protesa dipaparkan terhadap beban yang ditahan,

bahan menunjukkan defleksi atau deformasi awal. Bila beban ini

tidak dilepaskan, deformasi tambahan mungkin terjadi dengan

berlalunya waktu. Tambahan deformasi ini diistilahkan creep.

Meskipun laju creep untuk resin yang diaktivasi dengan

panas dan kimia adalah serupa pada tekanan ringan (9,0 Mpa),

laju creep untuk resin yang teraktivasi kimia meningkat tajam

begitu beban ditingkatkan.

9) Sifat Lainnya

Kekuatan benturan charpy untuk protesa resin yang diaktifasi

panas berkisar dari 0,98 sampai 1,27 J, sedangkan untuk resin

yang diaktivasi kimia lebih rendah (0,78 J).

repository.unimus.ac.id

Page 10: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

17

Nilai kekerasan knoop untuk resin teraktivasi panas mungkin

sebesar 20, sedangkan resin yang diaktivasi secara kimia

umumnya menunjukkan nilai kekerasan Knoop dari 16-18.

e. Manipulasi Resin Akrilik

Manipulasi adalah suatu bentuk tindakan atau proses rekayasa

terhadap sesuatu dengan menambah ataupun mengurangi variabel

yang berkaitan guna mencapai sifat fisik maupun mekanik yang

dikehendaki. Sebelum diaplikasikan pada pasien, resin akrilik harus

diolah dan dimanipulasi sedemikian rupa sehingga memenuhi kriteria

pengaplikasian klinis yang baik. Secara umum, ada beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam memanipulasi resin akrilik, antara lain

(Khindria, 2009):

1) Perbandingan monomer dan polimer

Perbandingan yang umum digunakan adalah 3,5 : 1 satuan

volume atau 2,5 : 1 satuan berat. Bila monomer terlalu sedikit

maka tidak semua polimer sanggup dibasahi oleh monomer

akibatnya akrilik yang telah selesai berpolimerisasi akan

bergranul. Sebaliknya, monomer juga tidak boleh terlalu banyak

karena dapat menyebabkan terjadinya kontraksi pada adonan

resin akrilik.

2) Pencampuran

Polimer dan monomer dengan perbandingan yang benar

dicampurkan dalam tempat yang tertutup lalu dibiarkan beberapa

repository.unimus.ac.id

Page 11: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

18

menit sampai mencapai fase dough. Pada saat pencampuran ada

empat tahapan yang terjadi, yaitu:

a) Sandy stage adalah terbentuknya campuran yang menyerupai

pasir basah.

b) Sticky stage adalah saat bahan akan merekat ketika bubuk

mulai larut dalam cairan dan berserat ketika ditarik.

c) Dough stage adalah saat konsistensi adonan mudah diangkat

dan tidak melekat lagi, dimana tahap ini merupakan waktu

yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam mould dan

kebanyakan dicapai dalam waktu 10 menit.

d) Rubber hard stage adalah tahap seperti karet dan tidak dapat

dibentuk dengan kompresi konvensional.

3) Pengisian

Tahap ini disebut juga dengan packing, yaitu tahap

penuangan resin kedalam mould. Pada proses manipulasi yang

perlu diperhatikan pada tahap pengisian ini adalah ketepatan

bahan mengisi rongga mould, dengan pengisian pada rongga

mould secara bertahap. Pada tahap selanjutnya setelah dilakukan

pengisian pada rongga mould adalah dilakukannya press dengan

pada kuvet. Kekuatan press yang diberikan pada kuvet sebesar

1000 psi selama 5 menit kemudian sebesar 2200 psi selama 5

menit juga. Selama proses press ini biasanya ditemukan flash,

yaitu adanya kelebihan bahan. Flash ini harus dibersihkan dan

repository.unimus.ac.id

Page 12: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

19

dipisahkan dengan bagian resin yang mengisi mould. Setelah

dilakukan tahap ini, tahap berikutnya adalah dilakukannya curing.

4) Curing

Proses curing adalah proses terjadinya pengerasan, dimana

setiap jenis resin akrilik memiliki spesialisasi tersendiri.

a) Heat cured acrylic resin : yaitu terjadinya curing yang

diaktivasi oleh adanya panas.

b) Self cured acrylic resin : curing cukup dapat dilakukan pada

suhu ruang karena adanya aktivator amin tersier.

c) Light cured acrylic resin : proses curing dicapai dengan

dipaparkannya cahaya tampak.

2. Larutan Klorheksidin

Larutan klorheksidin sebagai pembersih gigi tiruan mengambil

peranan penting dalam menghambat mikroorganisme maupun jamur yang

efektif terhadap spesies candida, gram negatif, gram positif maupun

streptokokus (Shah Syed, 2015).

Menurut Putra (1999) dalam David (2005) Perendaman dalam larutan

klorhexidin selama 15 menit dapat menghambat virus dan aktif melawan

jamur pada gigi tiruan.

Lamb DJ (1983) dalam Faria Gisele, et al. (2013) Klorheksidin harus

digunakan dalam jumlah kecil untuk menghindari efek buruk pada sifat

fisik resin akrilik dan efek merusak pada pengguna ortodontik seperti

noda gigi, hilangnya rasa, dan kehilangan nafsu makan. Cianco, S.G

repository.unimus.ac.id

Page 13: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

20

(1992) dan Parfitt K (1999) dalam Faria Gisele, et al. (2013) Jumlah

klorheksidin menambahkan untuk resin akrilik untuk mendapatkan

konsentrasi akhir 0,12% ditentukan berdasarkan konsentrasi dalam

formulasi larutan kumur yang biasa digunakan dalam klinik kedokteran

gigi.

Klorheksidin sering dipakai dalam dunia kedokteran gigi sebagai obat

kumur. Berkumur dua kali sehari dengan menggunakan 0,2% larutan

klorheksidin akan mengurangi jumlah mikroorganisme dalam saliva

sebanyak 80% dan apabila pemakaian obat kumur dihentikan bakteri akan

kembali seperti semula dalam waktu 24 jam. Klorheksidin bermanfaat

untuk menghambat pembentukan plak, juga dapat membantu

penyembuhan ulkus (sariawan) (Bakar A, 2012).

Klorheksidin dapat menyebabkan perubahan warna resin akrilik, Hal

ini dipengaruhi oleh kandungan klorin atau klor yang terdapat pada

klorheksidin lebih bereaksi dengan lempeng akrilik sehingga

menyebabkan efek pemutihan sehingga warna akrilik menjadi lebih muda.

Selanjutnya konsentrasi dan volume klorheksidin juga menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi dan merubah struktur polimer dengan

demikian akan memperbesar perubahan warna akrilik. Kelompok

klorheksidin menunjukkan perubahan warna dipahami untuk periode ke 7

dan 15 hari dan ditandai untuk periode 1, 3 dan 6 bulan (Moffa, et al,

2011)

repository.unimus.ac.id

Page 14: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

21

3. Edible Coating

a. Definisi

Edible film dan coating telah banyak dimanfaatkan oleh industri

makanan karena banyak memiliki manfaat dalam aplikasi

potensialnya pada makanan serta aman karena dapat dimakan.

Edible film dijadikan sebagai hambatan untuk gas dan uap air.

Untuk tujuan ini mereka dapat diposisikan baik pada permukaan

makanan, sebagai pelapis pada buah-buahan, atau dalam makanan,

dimana mereka memisahkan komponen aktivitas air.

Dalam contoh pertama, berfungsi untuk membatasi hilangnya

kelembaban dari buah untuk lingkungannya atau untuk mengurangi

penyerapan oksigen oleh buah dan dengan demikian akan menjadi

lebih lambat dalam penyerapan oksigen. Kedua, film dapat berfungsi

untuk menstabilkan aktivitas air dan melestarikan sifat tekstur yang

berbeda yang dimiliki oleh komponen makanan yang berbeda.

Edible film juga dapat digunakan sebagai lapisan pelindung untuk

bahan makanan yang rentan terhadap oksidasi.

Mengurangi migrasi lipid adalah aplikasi lain yang potensial pada

edible film. Migrasi lemak dan minyak dapat menjadi masalah dalam

industri makanan manis, terutama dalam produk yang melibatkan

coklat yang akan menyebabkan efek buruk pada sifat-sifat coklat.

Edible films dan coating juga dapat meningkatkan sifat mekanik,

atau integritas struktural dari produk makanan. Edible film dapat

repository.unimus.ac.id

Page 15: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

22

digunakan untuk mengamankan produk makanan ini di tempat selama

distribusi produk. Edible Coating juga dapat memberikan

perlindungan fisik untuk produk makanan (Krochta, et al, 1994).

b. Komponen Film

Komponen edible film dan coating dapat dibagi menjadi tiga

kategori: hidrokoloid, lipid, dan komposit. Hidrokoloid yang cocok

termasuk protein, turunan selulosa, alginat, pektin, pati, dan

polisakarida lainnya. lipid yang cocok meliputi lilin, acylglycerols,

dan asam lemak. Komposit mengandung lipid dan komponen

hidrokoloid (Krochta, et al, 1994) :

1) Hidrokoloid

Film ini dimiliki sifat penghalang yang baik untuk oksigen,

karbon dioksida, dan lipid. Sebagian besar film-film ini juga

memiliki sifat mekanik yang diinginkan, membuat mereka

berguna untuk meningkatkan integritas struktural dari suatu

produk. Kelarutan air dari film polisakarida adalah

menguntungkan dalam situasi di mana film yang akan dikonsumsi

dengan produk yang dipanaskan sebelum dikonsumsi, selama

pemanasan, film atau lapisan hidrokoloid akan larut, dan idealnya

tidak akan mengubah sifat sensori makanan.

Meskipun film hidrokoloid umumnya memiliki ketahanan

yang rendah pada uap air karena sifatnya hidrofil, mereka yang

hanya cukup larut dalam air, seperti etil selulosa, gluten gandum

repository.unimus.ac.id

Page 16: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

23

dan zein memberikan agak lebih tahan terhadap bagian dari uap

air daripada hidrokoloid yang larut dalam air.

2) Lipid

Lipid film sering digunakan sebagai hambatan untuk uap air,

atau sebagai agen lapisan untuk menambah gloss produk permen.

Lilin biasanya digunakan untuk pelapisan buah dan sayuran

untuk menghambat respirasi dan mengurangi hilangnya

kelembaban. Formulasi untuk lapisan lilin sangat bervariasi dan

komposisi sering paten. Acetylated monoglyerides sering

ditambahkan ke lilin formulasi untuk menambah kelenturan

lapisan.

Lipid yang ada dalam keadaan cair atau memiliki sebagian

besar komponen cair menawarkan resistensi kurang terhadap

transmisi gas dan uap daripada mereka dalam keadaan padat

menunjukkan bahwa molekul mobilitas lipid diambil dari sifat

penghalang.

3) Komposit

Komposit film dapat diformulasikan untuk menggabungkan

keuntungan dari komponen lipid dan hidrokoloid dan mengurangi

kelemahan masing-masing. Ketika sebuah penghalang uap air

yang diinginkan, komponen lipid dapat melayani fungsi ini

sementara komponen hidrokoloid memberikan ketahanan yang

diperlukan.

repository.unimus.ac.id

Page 17: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

24

c. Teknik Aplikasi Edible Coating

Berbagai macam cara aplikasi edible coating sebagai berikut

(Krochta, et al, 1994):

1) Pencelupan

Metode ini cocok untuk produk makanan yang membutuhkan

beberapa aplikasi bahan pelapis atau memerlukan lapisan seragam

pada permukaan yang tidak teratur. Setelah mencelupkan, bahan

pelapis yang kelebihan dibiarkan mengalir dari produk, dan

kemudian dikeringkan. Metode ini telah digunakan untuk

menerapkan film monogliserida diasetilisasi untuk daging, ikan,

dan unggas, dan untuk menerapkan lapisan lilin untuk buah-buahan

dan sayuran

2) Penyemprotan

Penyemprotan, tidak seperti mencelupkan, lebih cocok untuk

menerapkan sebuah film hanya satu sisi dari makanan. Ini

diinginkan bila perlindungan yang dibutuhkan pada satu

permukaan, misalnya, ketika sebuah pizza kerak terkena saus

lembab. Penyemprotan juga dapat digunakan untuk menerapkan

lapisan kedua yang tipis, seperti larutan kation yang diperlukan

untuk cross-link alginat atau pelapis pektin.

3) Pembungkusan

Metode ini mengadopsi dari metode nonedible film. Coating

dapat dilakukan dengan mudah dengan carra disebarkan atau di

repository.unimus.ac.id

Page 18: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

25

tuang. Alternatifnya larutan film dapat di tuangkan pada bagian

yang akan dilakukan pelapisan.

4) Metode Lain

Larutan coating dapat diaplikasikan dengan menggunakan

sikat (brush).

repository.unimus.ac.id

Page 19: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

26

B. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Menghambat

penyerapan cairan

secara difusi

Edible Coating

Klorheksidin 0,2

% sebagai

pembersih gigi

tiruan secara

kimiawi

Perubahan warna

pada plat resin

akrilik

Resin Akrilik

Aktivasi Panas

Syarat Bahan

Dasar Gigi Tiruan,

salah satunya :

Stabilitas warna

Sifat Fisik Resin

Akrilik, salah

satunya :

Penyerapan cairan

secara difusi

repository.unimus.ac.id

Page 20: BAB II 1. Resin Akrilik atau - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/1362/3/4. BAB II (Nida Khairunnisa... · akrilik telah terbukti sesuai untuk aplikasi dalam kedokteran

27

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Kerangka konsep

D. Hipotesis

Adanya pengaruh edible coating terhadap stabilitas warna plat akrilik

akibat perendaman larutan klorheksidin 0,2 %.

Stabilitas warna plat

akrilik

Resin akrilik dengan

edible coating

Resin akrilik tanpa

edible coating

repository.unimus.ac.id