bahastra - uisu

301

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAHASTRA - UISU
Page 2: BAHASTRA - UISU

BAHASTRAJurnal Pendidikan Bahasa dan

Sastra IndonesiaPenanggung Jawab

Prof. Dr. Ir. H. M. Asaad, M.SiDra. Hj. Hasrita Lubis, M.Pd., Ph.DDra. Nurhasnah Manurung, M.Pd

Pimpinan RedaksiDra. Nila Safina, M.Pd

Dewan RedaksiDr. Dra. Liesna Andriany, M.PdDrs. Abd. Rahim Harahap, M.M

EditorDra. Hj. Rita, M.Pd

Drs. Ali, M.MSahri Nova Yoga, S.Pd.,M.Pd.

Administrasi Umum dan KeuanganDra. Hj. Deliani, M.Si

Alamat RedaksiProgram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

FKIP Universitas Islam Sumatera UtaraJalan Sisingamangaraja- Teladan Medan

Telp: 061-7869730Email: [email protected]

Jadwal PenerbitanBAHASTRA (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) diterbitkan dua kalidalam setahun (Maret dan September) oleh Prodi Pend. Bahasa dan Sastra IndonesiaFKIP UISU.

Penyerahan NaskahJurnal Keguruan menerima naskah yang merupakan hasil penelitian, pemikiran(rekayasa ide) khusus pada bidang pendidikan Bahasa Indonesia, Sastra Indonesiadan Linguistik yang belum pernah dipublikasikan/ diterbitkan paling lama 5 (lima)tahun terakhir. Naskah dapat dikirim melalui email atau diserahkan langsung keRedaksi dalam bentuk rekaman Compact Disk (CD) dan print-out 2 eksemplar.Ditulisdalam MS Word atau dengan program pengolah data yang kompatibel,gambar, ilustrasi dan foto dimasukkan dalam file naskah.

Penerbitan NaskahNaskah yang layak terbit ditentukan oleh Dewan Redaksi setelah mendapatrekomendasi dari Mitra Bestari. Perbaikan naskah menjadi tanggung jawab penulisdan naskah yang tidak layak diterbitkan akan dikembalikan kepada penulis jikadisertai perangko secukupnya.

Page 3: BAHASTRA - UISU

DAFTAR ISIHALAMAN

Daftar Isi i

ANALISIS PENGGUNAAN KELAS KATA BAHASA INDONESIA,BAHASA ARAB, DAN BAHASA INGGRIS PADA BAHAN AJARKELAS VIII MTS AL-MA’TUQ

Annisa Delis1, Deden Ahmad Supendi2, Nanang Chaerul Anwar3

1 - 8

ANALISIS UNSUR PEMBANGUN DALAM KUMPULAN PUISISEGENGGAM CINTA UNTUK SANG MAHA CINTA KARYA M.SAIDATI SEBAGAI BAHAN AJAR

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, dan Hera WahdahHumaira1

9 - 22

PENGARUH FORMASI TEMPAT DUDUK BERBENTUK “U”TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK TEKS BERITA KELAS XIIIPS 1 DI SEKOLAH MADRASAH ALIYAH AL-ISTIQOMAH KOTASUKABUMI

Risman Wildan

23 – 28

ANALISIS KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIFPADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURUBAHASA INDONESIA KELAS X DI SMA NEGERI SE-KOTASUKABUMI

Riska¹, Deden Ahmad Supendi², Tanti Agustiani³

29 – 36

ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT DALAM SKRIPSIMAHASISWA UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEBAGAI DASARPENENTUAN STRATEGI, TUJUAN, DAN BAHAN AJAR MATA KULIAHBAHASA INDONESIA DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Nanang Bustanul Fauzi ¹, Maulfi Syaiful Rizal ², Muh. Fatoni Rohman

37 – 42

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ROUPLACETERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA MENYAJIKAN TEKSPROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA SUKABUMI

Arlian Lifani1;Tanti Agustiani2; Nanang Chaerul Anwar3

43 – 48

PENGARUH MODELRESOURCE BASED LEARNING TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS DRAMA SISWA KELAS VIII SMPNEGERI 2 CIKEMBAR

Kustinah1, Tanti Agustiani2, David Setiadi3

49 – 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONSENT MINDMAPTERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWAKELAS VIII MTS NEGERI KOTA SUKABUMI

Siti Nurdianti1, David Setiadi2, Deden Ahmad Supendi3

55 – 59

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SOSIODRAMATERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWAKELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA SUKABUMI

Ujang Ahmad Faturohman1 ; Asep Firdaus2; Fauziah Suparman3

60 – 64

PENGARUH METODE TTS TERHADAP KEMAMPUAN MENULISTEKS DESKRIPSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIASISWA KELAS VIII TINGKAT MATHAYOM SANAWI DIATTAWFIKIAH ISLAMIAH SCHOOL NARATHIWAT THAILANDSELATAN

65 – 70

Page 4: BAHASTRA - UISU

Neng Desti Siti Nurhidayah¹, Hera Wahdah Humaira², Deden AhmadSupendi³

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARANINTERAKTIFTERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITAFANTASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADASISWA KELAS X-2 TINGKAT MATHAYOM DISEUKSASART ISLAMSCHOOL THAILAND SELATAN

Tiara Ashshiddiqie¹, Fauziah Suparman², AsepFirdaus³

71 – 76

ANALISIS UNSUR INRINSIK DAN EKSTRINSIK DALAM CERITAHIKAYAT KARYA YULITA FITRIANA DAN APLIKASINYASEBAGAI BAHAN AJAR KELAS X SMK PRIORITY

Della Maretha R

77 – 81

ANALISIS KESALAHAN SURAT DINAS DESA BOJONGSAWAHSEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP

Gita Restu Rahayu

82 – 86

ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK PADA ANTOLOGI CERPENCATATAN HATI DI SETIAP DOAKU KARYA ASMA NADIA DANKAWAN-KAWAN SEBAGAI BAHAN PENBELAJARAN SISWAKELAS XI MA AL-MA’TUQ

Fitriyani ¹, David Setiadi², Tanti Agustiani³

87 – 91

PENGARUH MEDIA FILM PENDEK BERJUDUL INILAH AKUTERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NARASI DALAMPEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V-2TINGKAT MATHAYOM DI ISLAMIC SANTITHAM FOUNDATIONSCHOOLTHAILAND SELATAN

Dinna Utami¹, David Setiadi², Fauziah Suparman³

92 – 99

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM AKUN-AKUN TWITTERGARIS LUCUSEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK

Winaria Lubis

100 – 106

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULISKARANGAN BERBASIS STRATEGI THINK-TALK-WRITE

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

107 – 118

PEMANFAATAN CERITA SEPUTAR SUNGAI BENGAWAN SOLOSEBAGAI BAHAN MENULIS CERITA FANTASI BERMUATANKARAKTER UNTUK SISWA SMPSukiman1, Zanuba Arifah Khofshoh2, M. Labib Al Halim3

119 – 125

PENGARUH MODEL ACTIVE LEARNING TEKNIK JIGSAWTERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA EFEKTIF SISWAKELAS VII SMP/MTs SE-KECAMATAN NAMLEA KABUPATENBURU

Musyawir 1, Rosita Mangesa 2

126 – 133

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGANMENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TOTAL PHYSICAL

134 – 142

Page 5: BAHASTRA - UISU

RESPON SISWA KELAS IX SMP PGRI WAIPOTIH

A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT PANJALU

Yang Yang Merdiyatna

143 – 148

IMPLIMENTASI METODE SISTEM ENGLISH QUARANTINEDALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRISPADA CALON ENTERPRENUER MUDA

1Nila Afningsih, 2Debbi Chyntia Ovami, 3Dewi Nurmala

149 – 161

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAHTERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT EFEKTIF OLEHMAHASISWA SEMESTER VII FKIP UMSU

Aisiyah Aztry

162 – 168

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAFDESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN COMPLETE SENTENCE PADA SISWA KELASVII-I SMP SWASTA HKBP PULU BRAYAN

Bolon Romasto Sinaga1, Debora Ginting 3, Luckyana3, Indriani Putri Dewi4 Sri Dinanta Beru Ginting5

169 – 172

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KENDALA DALAM PENULISANKARYA TULIS ILMIAH DAN DAMPAKNYA TERHADAPMOTIVASI MENULIS PADA SISWA SMP DI KOTA MEDAN

1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyantibr. Manullang, 4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.

171 – 180

ANALISIS PROSES DAN NILAI HATA- HATA MAMBERE PODAHDALAM PERKAWINAN ADAT SIMALUNGUN

Diana Pramita Sumbayak1, Siti Fatimah Sipayung2, Pahala Manik3,Ermina Waruwu4

181 – 189

DIKSI DAN GAYA WACANA PADA NOVEL SANG PEMIMPIKARYA ANDREA HIRATANur Intan Panjaitan1, Elis Sentana br Sitepu2, Esra TurutAritonang3, Christin Agustina Purba4

199 – 195

ANALISIS PROSES, FUNGSI DAN NILAI DIDONGDOAH BIBI SIREMBAH KU LAU DALAM UPACARA PERKAWINAN ADATKAROCindi Klaudia br Girsang1, Sri Wulan D. Br. Sembiring2, Yopita NiaSari br Ginting3, Astri Wina Chrisna Sihombing4

196 – 203

PENGARUH MODEL SUGESTOPEDIA TERHADAP KEMAMPUANMENYUNTING TEKS LAPORAN OLEH MAHASISWA SEMESTERVII PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRAINDONESIA FKIP UMSU

Sri Listiana Izar

204 – 207

NOMINALISASI DALAM BAHASA ARAB DAN BAHASA INGGRISFKIP UMSU

Sri Ramadhani

208 – 212

PELAKSANAAN GERAKAN LITERASI DI SMP SE-KABUPATENHUMBANG HASUNDUTAN

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, dan Ayu Novita Sari Turnip, SadieliTelaumbanua

213 – 224

Page 6: BAHASTRA - UISU

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OFTWO PADA MATERI MENULIS DONGENG DARI HASIL BELAJARMAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UMSUWinarti dan Mutia Febriyana

225 – 231

PENGEMBANGAN MODUL MENULIS CERPEN BERBASISPROJECT BASED LEARNING (PJBL)UNTUK SISWA MA AR-RISALAHWinda Noprina

232 – 240

KAJIAN MATERI PELAJARAN BAHASA DAN SASTRAINDONESIA MENUJU REVOLUSI 4.0

Lisa Septia Dewi Br.Ginting

241 – 244

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASILBELAJAR SISWA PADA PKN DI SMP BEKASI

Desi Karolina Saragih

245 – 250

PENGARUH METODE IMAGE STREAMING TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS CERPEN DI KELAS XI SMA IT INDAHMEDAN

Rika Kartika

251 – 255

PENGARUH MODEL LEARNING TOGETHER (BELAJARBERSAMA ) DALAM MEMAHAMI WACANA TULIS DI KELAS XISMA RK DELIMURNI DELITUA

Hera Chairunnisa

256 – 262

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMASWASTA UISU MEDAN

Sahri Nova Yoga

263 - 269

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASEDINSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN MENULISLAPORAN HASIL PENGAMATAN SISWA KELAS XI SMA UISUMEDAN

Nila Safina dan Rita

270 – 274

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHINGTERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PANTUN OLEH SISWAKELAS XI SMK PAB 6 MEDAN ESTATE

Amaluddin

275 – 279

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUIMETODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASAINGGRIS DI KELAS IX SMP NEGERI 2 TANAH PINEMHerryati Simanullang

280 - 288

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLETERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWAKELAS X SMA KAMPUS FKIP PEMATANGSIANTAR Junifer Siregar

289 - 296

Page 7: BAHASTRA - UISU
Page 8: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

ANALISIS PENGGUNAAN KELAS KATA BAHASA INDONESIA, BAHASA ARAB,DAN BAHASA INGGRIS PADA BAHAN AJAR KELAS VIII MTS AL-MA’TUQ

Annisa Delis1, Deden Ahmad Supendi2, Nanang Chaerul Anwar3

1. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi2. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi3. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini mengenai penggunaan kelas kata bahasa Indonesia,bahasa Arab, dan bahasa Inggris pada bahan ajar di kelas VIII MTs Al-Ma tuq. Bertujuan untuk mengetahui penggunaan kelas kata bahasa‟Indonesia, bahasa Arab, dan bahasa Inggris pada bahan ajar untukpembelajaran di ranah pondok pesantren yang berbasis bilingual. Untukmengetahui pembelajaran mengenai kelas kata dan penggunaannya dipesantren yang berkomunikasi menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggrissesuai data hasil penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitukualitatif dan menggunakan metode triangulasi data, dan subjek penelitianyaitu guru pengampu setiap mata pelajaran tersebut. Hasil penelitian yangdidapatkan pada kaidah kebahasaan bahan ajar cetak terdapat lima kelas katabahasa Indonesia beserta jenis-jenis setiap kelas katanya yaitu: Pronominaterdapat pronomina persona, pronomina penunjuk, pronomina penanya,preposisi tunggal, verba dari segi prilaku semantis dan prilaku sintaksis yangmeliputi verba transitif, verba eka transitif, verba taktransitif, adjektiva yangmeliputi adjektiva turunan, adjektiva yang tergolong idiom, adjektivamajemuk, dan konjungsi koordinatif. Lalu terdapat dua kelas kata pada bahanajar bahasa Arab yaitu verba/fi il‟ dan partikel/harf. Kemudian terdapat satukelas kata pada bahan ajar bahasa Inggris verba/verb yang digunakan untukmenyatakan kalimat sederhana yang lampau simple past tense dan padakalimat yang sedang dilakukan Present continuous tense.Kata Kunci : Kelas Kata Bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris, Bahan Ajar Cetak

Abstract. This study is about the use of Indonesian, Arabic, and English wordclasses in teaching materials in class VIII of MTs Al-Ma tuq. Aim to find out‟the use of Indonesian, Arabic, and English word classes in teachingmaterials for learning in the realm of bilingual-based Islamic boardingschools. To find out learning about word classes and their use in Islamicboarding schools that communicate using Arabic and English according toresearch data. The method used in this study is qualitative and uses the datatriangulation method, and the research subject is the teacher of each subject.The results of the study obtained in the language rules of printed teachingmaterials are five Indonesian word classes along with the types of each class,namely: there are personal pronouns, pointer pronouns, questionerspronouns, single prepositions, verbs in terms of semantic behavior andsyntactic behavior which includes transitive verbs , ekatransitive verbs,transitive verbs, adjectives which include derivative adjectives, idiomsclassified as adjectives, compound adjectives, and coordinative conjunctions.Then there are two classes of words in Arabic teaching materials namelyverb / fi'il and particles / harf. Then there is one class of words in Englishlanguage verb teaching material which is used to express past simplesentences simple past tense and in the sentence being carried out Presentcontinuous tense.Keywords: Indonesian, Arabic and English Word Classes, Print Learning Materials

PENDAHULUANIlmu linguistik merupakan ilmu yang

mengkaji bahasa dan alat interaksi sosial.Menurut Bapak linguistik modernFerdinan de Saussure (dalam Chaer,2012:2) dalam bahasa Prancis mempunyaitiga istilah, yaitu: langue berarti bahasatertentu yang digunakan manusia dengansesamanya seperti Bahasa Sunda, Jawa,

Inggris, Prancis, dan Arab, langage berartisistem bahasa secara umum walaupunberbeda bangsa seperti bahasa pemersatuatau universal, dan parole berarti wujudyang nyata dan konkret yaitu sebuahujaran yang diujarkan oleh manusia untukberkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu linguistik memiliki empattataran, diantaranya yaitu morfologi dan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

1

Page 9: BAHASTRA - UISU

Annisa Delis1, Deden Ahmad Supendi2, Nanang Chaerul Anwar3

Analisis Penggunaan Kelas Kata Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris padaBahan Ajar Kelas VIII MTs Al-Ma’tuq

sintaksis. Morfologi merupakan tataranlinguistik yang membahas morfem sebagaisatuan gramatikal terkecil hinggaberproses menjadi kata. Menurut(Verhaar, 2008:97) bahwa tataranmorfologi mengidentifikasi satuan-satuandasar bahasa sebagai satuan gramatikal.Sedangkan tugas dan pusat kajianmorfologi adalah untuk membentuk katasebagai satuan dalam bentuk ujaran.

Tataran linguistik sintaksis memilikikategori kata yang dikelompokkanberdasarkan bentuk dan prilakunya (Alwi,dkk., 2003:35). Kategori sintaksis inisering disebut pula sebagai kelas kata.Dalam tata bahasa baku (Alwi, dkk.,2003:36) menyatakan empat kategorisintaksis, yaitu: kata kerja, kata benda,kata sifat, dan kata keterangan. Kemudian,ditambahkan dengan kelompok kata tugasyang terdiri atas subkelompok yang lebihkecil, yaitu: kata depan, kata sambung,dan partikel. Kelas kata merupakanperangkat kata yang sedikit banyakberprilaku sintaksis sama Kridalaksana(2008:43). Beberapa jenis kelas katatersebut akan berubah menjadi kalimatsesuai pemakaian dan fungsinya danberfungsi sebagai satuan bahasaberdasarkan bentuk, fungsi, dan maknadalam sistem gramatikal.

Kelas kata dalam Bahasa Arabdisebut dengan Aqsam Al-Kalimah yangdiklasifikasikan atas tiga bagian, yaitu:nomina ism, verba fi il‟ , dan partikel harf(Hidayatullah, 2017:63). Kelas kata dalambahasa Inggris disebut dengan Part ofSpeech yang terbagi dalam tujuh bagian,yaitu: noun, prounoun, verb, adverb,conjunction, adjective, dan preposision(KMI of Darussalam Gontor Ponorogo,1422H: 6-14). Kelas kata dalam bahasainggris sama seperti kelas kata bahasaIndonesia, tidak memiliki pembagiansecara khusus.

Penggunaan kelas kata yang akanditeliti yaitu pada bahan ajar. Hakikatbahan atau materi pembelajaran learningmaterials merupakan segala sesuatu yangmencakup isi dalam kurikulum untukmembantu dan memudahkan siswa dalampelaksanaan pembelajaran. Agar, materitersebut dikuasai oleh siswa sebagaipemelajar. Tujuan adanya bahan ajar agarproses pembelajaran menjadi lebih efektif,karena bahan ajar yang telah dirancangoleh guru mengarah pada kompetensiyang semestinya diajarkan kepada siswa.

Kemudian Lestari (2013:2). Bahan ajaryang digunakan pada penelitian ini yaitubahan ajar cetak, berupa buku pelajaranyang digunakan guru dan siswi di sekolah.

Penelitian ini dilaksanakan di PondokPesantren Al-Ma tuq. Penelitian ini di‟fokuskan pada markaz Al-Zamil yang didalamnya khusus untuk santriawati, makadari itu penelitim menggunakan kata siswipada objek penelitian ini. Al-Zamilmengajarkan pelajaran pondok, agama danpelajaran umum seperti pada sekolahumum lainnya. Penggunaan dua bahasauntuk berkomunikasi ini sudah terjadwal,yaitu dua pekan untuk penggunaan bahasaArab dan dua pekan kemudian untukpenggunaan bahasa Inggris. Lalu,penggunaan bahasa ibu hanya digunakandalam pembelajaran mata pelajaran umumsaja. Permasalahan yang didapatkan darisekolah yaitu pada penggunaan kelas kata.Karena, kelas kata yang diketahui olehsiswi hanya beberapa, diantaranya adalah;kata kerja, kata sifat, kata benda, kataketerangan, kata bilangan dan katasambung. Lain halnya saat menanyakankelas kata pada bahasa Inggris dan arab.

Pembelajaran kelas kata untuk duabahasa tersebut mendapatkan tambahanpengajaran melalui pemberian kosa katadan ektrakulikuler kedua bahasa tersebutsetiap hari dan pekan. Maka, pembelajaranyang diterapkan terbukti dari caraberkomunikasi siswi setiap hari. Mengenaipembelajaran dan pemakaian kelas katapada siswi Sekolah Madrasah Tsanawiyah(MTs) merupakan bagian daripembelajaran bahasa Indonesia yang tidakbegitu spesifik pembahasannya. Karena,dalam bahan ajar bahasa Indonesia tidakterdapat bab pembahasan mengenai kelaskata. Siswi mendapatkan materi kelas katahanya pada unsur-unsur atau kaidahkebahasaan saja, dan tidak seluruh kelaskata dibahas dalam satu materi. Karenatidak semua materi terkandung jenis-jeniskelas kata di dalamnya.

Uraian di atas peneliti membahasmengenai kurangnya berkomunikasibahasa Indonesia yang merupakan bahasaibu di ranah pondok pesantren yangberbasis bilingual. Maka dari itu, penelitimenganalisis penggunaan kelas kata padabahan ajar bahasa Indonesia, bahasa Arab,dan bahasa Inggris bertujuan mengetahuimateri yang disampaikan guru melaluibahan ajar. Lalu, untuk mengetahuikemampuan penguasaan kelas kata pada

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia253

Page 10: BAHASTRA - UISU

Annisa Delis1, Deden Ahmad Supendi2, Nanang Chaerul Anwar3

Analisis Penggunaan Kelas Kata Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris padaBahan Ajar Kelas VIII MTs Al-Ma’tuq

setiap siswi berdasarkan pembelajaranyang guru sampaikan berdasarkan bahanajar mata tiga bahasa tersebut. untukmengetahui penguasaan siswi mengenaikelas kata bahasa Indonesia denganmenganalisis bahan ajara yangdiguanakannya. Lalu dengan observasidan mewawancarai guru pengampu matapelajaran tersebut. Maka, subjek penelitainini yaitu guru pengampu mata pelajaranbahasa Indonesia, bahasa Arab, danbahasa Inggris.METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini yaitu kualitatifyang memeroleh data bersumber daribahan ajar yang digunakan guru dan siswikelas VIII MTs. Teknik pengumpulan datapada penelitian ini menggunakan tekniktriangulasi data yang diawali denganobservasi atau mengamati objek yangakan diteliti, wawancara kepada gurupengampu mata pelajaran bahasaIndonesia, Arab, dan Inggris sebagaisubjek penelitian untuk meyakinkanpermasalahan yang dimaksud oleh penelitidan dilakukan secara mendalam agarmendapatkan temuan untuk hasilpenelitian, dan terakhir dokumentasiberupa sebuah catatan, bahan ajar, dangambar selama penelitian berlangsung.HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data penelitian yangtelah didapatkan mengenai penggunaankelas kata pada bahan ajar bahasaIndonesia, Arab, dan Inggris kelas VIIIMTs Al-Zamil. Penggunaan kelas katabahasa Indonesia yang ditemukan padapembelajaran semester genap bab 8 materiteks drama yaitu: 1) verba, 2) adjektiva, 3)pronomina, 4) preposisi, dan 5) konjungsi.Penggunaan kelas kata bahasa Arab yangditemukan pada buku Nahwu jilid satupembelajaran semester genap yaitu: 1)verba/fi il‟ dan partikel/harf. Penggunaankelas kata bahasa Inggris pada bahan ajarsemester genap bab 8 dan 9 yaitu:verba/verb.

Peneliti menganalisis penggunaankelas kata pada bahan ajar bahasaIndonesia, bahasa Arab, dan bahasaInggris bertujuan mengetahui materi yangdisampaikan guru melalui bahan ajar.Lalu, untuk mengetahui kemampuanpemakaian atau penggunaan pada setiapsiswi berdasarkan bahan ajar matapelajaran tiga bahasa tersebut. Penggunaan Kelas Kata BahasaIndonesia

Hasil penelitian penggunaan kelaskata bahasa Indonesia pada bahan ajar dikelas VIII Mts Al-Zamil terdapat bab 8materi drama yang membahas tentangkelas kata. Terdapat dua teks drama LakonRemaja Fogging penggunaan kelas katayang harus dianalisis pertama kataganti/pronominal persona, pronominapenunjuk, dan pronomina penanya.(5) Raban:“Ya, gak tahu, itu urusan PakLurah, Tin. (menyeruput kopi) Saya, kan,cuma pesuruh. Maunya kita memangingin serba cepat, tapi urusan parapejabat, kan tidak sesederhana itu.(kepada Wahyu) Betul, kan?”

(15) Wahyu: “Aku yang ngomong!(sambil mengubah posisi duduknya) Dibeberapa kampung sudah banyak yangterkena demam berdarah, Pak.”

Berdasarkan kutipan dialog (5 dan15) terdapat pronomina persona pertamayang mengacu pada kata ganti diri sendiriyaitu kata ganti Saya dan Aku. Kata Sayamerupakan kata ganti dari kepemilikanorang yang biasanya digunakan padasituasi atau konteks yang resmi. Kata Sayapada dialog digunakan dalam percakapanantara warga dengan Pak Lurah, kata gantiSaya digunakan karena untuk menjagakesopanan saat berbicara dengan seorangtokoh di daerahnya. Kemudian kata Akuyang menunjukkan keakraban dalampercakapan antarsahabat yangmenunjukkan keakraban dan rasabersahabat dengan pendengar ataupembaca.

Berikut ini kata ganti mereka padadialog (8) Lain, Bi. Desa mereka, kan,pake iuran dari masyarakat. Jadi dananyabukan dari kas desa, pada dialog tersebutkata mereka untuk menunjukkan konsepmanusia yang banyak jumlahnya.Kemudian, dialog(13) Nah, Pak Hasan, nih, yang mengertimasalahnya. Kamu boleh tanya lebihbanyak kepada Beliau, kata ganti beliaudiberikan kepada orang tua atau lebih tuadari pembicara/penulis untuk menyatakanrasa hormat. Pada kutipan dialog (15)terdapat kata yang berjenis pronominapersona kata ganti Pak. Biasa di gunakandi Indonesia lazimnya untuk menyapanamun, pada kutipan dialog di atasdigunakan untuk nomina pengacu persona.

Selanjutnya kutipan dialog di atasterdapat kata itu pada kalimat di dialog (5)itu urusan Pak Lurah merupakan kata

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia254

Page 11: BAHASTRA - UISU

Annisa Delis1, Deden Ahmad Supendi2, Nanang Chaerul Anwar3

Analisis Penggunaan Kelas Kata Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris padaBahan Ajar Kelas VIII MTs Al-Ma’tuq

ganti penunjuk umum yang berfungsisebagai subjek. Pada kalimat ketiga dialog(11) Kang Raban ini pegawai desa.Merupakan kata ganti penunjuk sebagaipewatas. Pada kalimat di dialog (10) Ya,gak tahulah, kalau begitu. kata begini danbegitu pada akhir kalimat tersebutmerupakan kata ganti penunjuk tempatjauh atau dekat. Dialog

(31) (girang) Nah, itu!Produser dan apa tadi?. Merupakan kataganti penunjuk yang menunjukkantanggapan. Dan dialog (29) apa tuh, tadiyang terakhir?. Kata apa tersebutmerupakan pronomina penanya yangdipakai petunjuk atau lambangpertanyaan. Kedua penggunaan katadepan/preposisi berjenis tunggal. Terdapatpreposisi akan, di, dan dari. Kata akanterdapat pada dialog(2) “Senin besok akan dimusyawarahkanlagi” mengandung fungsi peran yangmenghubungkan bagian depan dengansebuah peristiwa, lalu kata di pada dialog(4,7, dan 17) “Tadi di sekolah Atin sudahada yang dipulangkan karena sakit” katadi sekolah merupakan preposisi yangberfungsi untuk menghubungkan bagiandepan dengan sebuah tempat. Kemudianpada dialog (7 dan 17) memiliki kesamaanyaitu penggunaan kata depan yangberfungsi untuk menghubungkan katadepan dengan tempat yaitu di kampung, diwarung, dan di depan warung. Setiap katadepan yang akan menghubungkan dengannama tempat tentulah memiliki jaraksebagai pembeda antara preposisi denganprefiks. Kemudian, kata dari pada dialog(8) “Jadi dananya bukan dari kas desa”,kata dari kas desa merupakan kata depanyang berfungsi untuk menghubungkanbagian depan dengan kepemilikan,maksud dari kepemilikan yaitu kepunyaankarena kas merupakan kepunyaan desa.

Selanjutnya kelas kata yang terdapatpada drama kedua yaitu Lakon RemajaArlogi penggunaan kelas kata yang harusdianalisis yaitu, Pertama kata kerja/verbadari segi prilaku semantis dan sintaksisnyayaitu, verba transitif, verba ekatransitif,verba taktransitif, dan verba prefis sufiks.

Verba dari segi prilaku semantisnyamemiliki makna terkandung di dalamnya,walaupun tanpa penjelasan dengan kataselanjutnya maka kata tersebut sudahmengandung makna. Pada dialog (16)

“Uh! Pagi-pagi sudah mencuri. Ngangguorang belajar saja!”. Terdapat katamencuri merupakan kata yangmengandung makna perbuatan dan prosesdengan penambahan prefiks me- maka artipada kata tersebut adalah sedangmelakukan. Kata kerja perbuatan danproses.

Verba dari segi prilaku sintaksisnyaterdapat verba transitif, seperti pada dialog(1) “Pak Pikun, langsung menuju ke arahJidul” kalimat tersebut menunjukkan katakerja transitif karena terdapat nominaJidul.

Kalimat di atas merupakan kata kerjayang harus disandingi dengan kata bendamanusia atau hal lainnya seperti frasanominal sebagai objek. Verba ekstransitifterdapat pada dialog(30) “Pikun yang tidak benar menaruharlojinya!”, kata arlojinya merupakan katabenda yang menjadi objek dan dapatdirubah menjadi subjek pada kata pasif.Kemudian verba dwtransitif yang harusdiiringi oleh dua nomina seperti padadialog (10) “Kamu mengambil hak oranglain lagi, Jidul?”.Kata mengambil merupakan kata kerjayang diiringi oleh orang lain lagi sebagaiobjek dan Jidul sebagai pelengkap padakalimat tersebut.

Kedua kata sifat/adjektiva pelupapada dialog (26) merupakan adjektivaturunan yang telah diiringi oleh prefikspe- hingga menjadikan kata sifat padasebuah kalimat. Kata sifat pada dialog (5)tangan panjang merupakan kata sifat yangtergolong idiom karena makna dari bentukgabungan dapat dijabarkan makna setiapunsurnya, kata sifat tersebut bermaknapencuri yaitu seseorang memiliki sifatmencuri. Lalu pada dialog

(20) kata keras kepalamerupakan adjektiva majemuk menurutkridalaksana karena dilihat dari segibentuknya memiliki dua makna maka katasifat tersebut menjadi majemuk.Kemudian jika dilihat dari pengertianAlwi, dkk. Masih termasuk kata sifat yangtergolong idiom karena memiliki maknasetiap unsurnya dan dapat diartikanseorang yang bersifat angkuh.Selanjutnya, pada epilog terdapat katasangat malu merupakan kata sifatmenyatakan tingkat kualitas dibandingkandengan nomina dibelakangnya yangmenerangkan berlebih-lebihan. Ketigakata sambung/konjungsi terdapat

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia255

Page 12: BAHASTRA - UISU

Annisa Delis1, Deden Ahmad Supendi2, Nanang Chaerul Anwar3

Analisis Penggunaan Kelas Kata Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris padaBahan Ajar Kelas VIII MTs Al-Ma’tuq

konjungsi koordinatif contohnya padadialog nomor (26) “Ia jatuh tergulingmengejutkan Ibu dan Tritis”. Pada kalimatIbu dan Tritis menghubungkan kata setaradengan penghubung dan yaitu subjekdengan subjek yang berkedudukan sebagainomina. Sedangkan pada kata ataumerupakan penanda hubung pemilihandan dapat ditambahkan partikel –pun.Seperti pada dialog (25) “Kalau bukan siJidul, apa ibu atau aku yang mengambilarloji itu, ibu?”. Pada dialog (25) kataatau digunakan untuk dugaan pada dirisendiri. Kemudian pada dialog (24)terdapat kata tetapi sebagai penandahubung perlawanan “Itu karena iakelaparan. Tetapi, belum tentu sekarangdia mengambil arloji Pak Pikun”berdasarkan kata tetapi pada dialogtersebut merupakan sebuah perlawananuntuk menyatakan pembelaan ataskehilangan arloji milik Pak Pikun.Penggunaan Kelas Kata Bahasa Arab

Hasil penelitian penggunaan kelaskata bahasa Arab pada bahan ajar, terdapatkata kerja fi il‟ yang dibagi menjadi tigabagian. Pertama kata kerja yang menjadifatah „a‟ yang didahului oleh empat katanashab yaitu: an „untuk ىأ(1 , 2) ‟ lan يل„tidak akan ,‟3) idzan „kalau begitu ىذإ , dan 4) ‟ kay يك„agar/supaya . Jika kata kerja dalam‟bahasa Arab didahului oleh empat katatersebut maka hukumnya menjadi fatah „a.contohnya uriidu ديUUرأىأةحابسUUلا يسUUحأ anahsanas sabaaha. Berdasarkan contohtersebut merupakan kata kerja yangmenjadi fatah 'a' karena telah didahuluioleh kata jika diartikan contoh di atas ىأ menjadi saya ingin memperbaikiberenang atau saya ingin berenangdengan baik. Kata berenang merupakankata kerja yang menjadi fatah 'a' dalampemakaian bahasa Arab. Kedua kata kerjayang menjadi sukun pada akhir katanyajika didahului oleh tiga kata jazm yaitu: 1)lam „belum pernah نل ,‟2) laa annahiyah „tidak ةيUه اٌلا لا , dan 3)‟in „apabila ىإ .‟ Contohnya و ءاوسلانل رطوجghaamatas ثهUUاغ sama`a walam tumthir.kata نل lam yang mendahului kata kerjadalam bahasa Arab yang akanmenjadikannya sukun atau mati. Arti daricontoh kata kerja yang menjadisukun/mati yaitu „Langit mendung danbelum turun hujan berdasarkan‟pengertian ini, turun hujan merupakankata kerja yang menjadi sukun/mati.

Ketiga kata kerja yang menjadimarfu ‟ atau damah „u pada akhir‟katanya didahului oleh delapan kataAkhwatu kaana yang menunjukklan ataudiartikan kejadian yang lampau terkecualipada kata laisa tidak سUUيل menunjukkanmasa lampau. Terdapat delapan macamAkhwatu kaana yaitu: 1) kaana ىUUUاك „dahulu 2) ‟ shoro „jadi راص 3) ‟ laisa سيل„bukan‟ 4) حبصأ ashbaha „menjadi pagi‟5) amsaa „menjadi ىسUUهأ sore 6) ‟ ىحضأadhhaa „menjadi pagi‟ 7) لظ dzola „tetap‟8) baata „bermalam تاب . Contohnya ‟ ثيبلاافيظً kaana albaitu nadziifan. Kalimat ىاك tersebut menjelaskan keadaan dan waktuuntuk menjelaskan keadaan sebuah katakerja. Makna dari contoh tersebutmenunjukkan Rumah sebagai kata kerjayang telah didahului oleh .ىUUUاك Jikaditafsirkan dengan pengertian bahasaIndonesia rumah sebagai predikat yangmenjelaskan objek yang telah dibersihkanatau sebaliknya menjelaskan sifat rumahitu yang sudah dibersihkan.

Kemudian, terdapat pula harf jaar,jaar dalam bahasa Indonesia dapat disebut dengan „i atau kata‟depan/preposisi. Pada harf jaar initerdapat tujuh huruf yaitu: 1) يه min „dari‟ila يلإ (2 „ke 3) ‟ an` يع „dari 4) ‟ laa`يلع„pada 5) ‟ fii „di dalam يف 6) ‟ ‟alba ءابلا„dengan 7) ‟ al-laam ملالا „untuk .‟Contohnya ءاولا يUUUUUUف لجUUUUUUرلا صUUUUUUوغي yaghushur rijalu fil maa`i. Tujuh katajaar diatas dituliskan sebelum kata yangmenyandinginya, dalam bahasa Arabbiasanya menyandingi kata benda/ism,kemudian terjadilah majrur atau kasrah„i dan tidak ada sebab lain untuk‟membuat kalimat yang berpreposisi dalambahasa Arab selain menggunakan huruf-huruf jaar tersebut.Penggunaan Kelas Kata Bahasa Inggris

Terdapat kata kerja yang digunakanpada pembelajaran semester genap di bab8 mengenai kalimat sederhana yanglampau simple past tense. Merupakanbentuk kata dasar yang biasanyaditambahkan dengan (-ed, -en, -d, -t, -n,atau –ne) pada kata kerja yang beraturanregular dan tidak beraturan atau tidakkonsisten irregular verb.

Kata kerja aktif affirmative yangberaturan regular verb dan tidak beraturanirregular verb. Kata kerja yang digunakanpada simple past tense merupakan verbkedua V2 yang telah lampau. Contohkatakerja yang aktif dan beraturan buy

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia256

Page 13: BAHASTRA - UISU

Annisa Delis1, Deden Ahmad Supendi2, Nanang Chaerul Anwar3

Analisis Penggunaan Kelas Kata Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris padaBahan Ajar Kelas VIII MTs Al-Ma’tuq

„membeli menggunakan V1 ‟ buy, V2bought, V3 bought. Contoh kata kerjaberaturan pada kalimat. I passed the exam„saya lulus ujian . Berdasarkan contoh‟kalimat tersebut merupakan kata kerjaaktif dan beraturan, kata kerja yangberaturan adalah yang beraturan V2 danV3 nya bahkan adapula yang tersusunsama dari V1 sampai V3. Kata kerja yangterdapat pada contoh di atas yaitu passedyang memiliki kedudukan V2 untuk waktuyang lampau atau sudah dilakukan.

Kata kerja aktif yang tidak beraturannamun tetap menggunakan waktu yanglampau berkedudukan V2. Contoh katakerja aktif yang tidak beraturan drink„minum menggunakan V1 ‟ drink, V2drank, dan V3 drunk. Contoh tersebutmerupakan kata kerja yang tidak beraturanterllihat dari V1 sampai V3 terdapatperubahan. Berikut contoh kata kerja tidakberaturan dalam segi kalimat. I drank milkthis morning „Saya minum susu pagi ini‟Terdapat kata drank yang merupakan V2dari drink keterangan pagi ini yangmenjadikan kata drink berubah menjadiV2 drank karena terlihat dari segiwaktunya sudah lampau dan sudahdilakukan. Mungkin saja dalam contoh inidituliskan ketika siang sehingga terdapatkata pagi ini.

Kata kerja pasif/negative merupakankebalikan dari kata kerja yang aktif, padakata kerja pasif ini dapat menggunakankata tidak. Seperti pada contoh kalimatShe didn t/ did not ‟ visit her aunt lastweek „Dia tidak / tidak mengunjungibibinya minggu lalu . Pada contoh‟tersebut terdapat kata didn t ‟ yangmerupakan singkatan dari did not artinyatidak. Kata kerja pasif negative yang tidakberaturan irregular verb merupakankebalikan dari kata kerja yang aktif, padakata kerja pasif ini dapat menggunakankata tidak. I didn t/ did not‟ drink milk thismorning „Saya tidak / tidak minum susupagi ini . Kata kerja pasif yang tidak‟beraturan kembali menggunakan katakerja atau menggunakan bentuk dasar V1,seperti pada kata drink. Berbeda dengankata kerja aktif atau pasif dalam BahasaIndonesia tidak menggunakan kata kerja1,2, dan 3. Untuk membedakan aktif danpasif menggunakan afiksasi.

Kata kerja yang terdapat pada kalimatpertanyaan. Jenis kalimat pertanyaan yangmenggunakan jawaban Ya/tidak laluterdapat pula kalimat pertanyaan yang

menggunakan 5W dan 1H. Jawaban yangdigunakan pada kalimat pertanyaan 5Wdan 1H dapat berupa penjelasan ataspertanyaan yang diajukan. Did youparticipate in the speech contest? Yes, Idid/No, I didn t ‟ „Apakah Andaberpartisipasi dalam kontes pidato? Ya,saya lakukan / Tidak, saya tidak .‟

Kalimat pertanyaan tersebutmenggunakan kata Did sebagai awaluntuk sebuah pertanyaan. Lalu, untukmenjawab pertanyaan yang menggunakankata did yaitu dengan yes, did atau nodidn t‟ . kata kerja yang dipakai padakalimat pertanyaan tersebut dapatdigunakan setelah kata did, seperti padakalimat Did you participate in the speechcontest? Yes, I did/No, I didn t‟ . kataparticipate berpartisipasi merupakan katakerja yang digunakan dalam kalimattersebut, dan jawaban yang digunakanjuga menggunakan kata kerja lakukan danmelakukannya. Penggunaan afiksasi yangmenjadikan ciri dari jawaban saya, dia,dan mereka.

Kalimat yang memiliki kata kerjayang menggunakan 5W dan 1H untuksebuah pertanyaan. Seperti pada kalimatWhat did you do yesterday? „Apa yangkamu lakukan kemarin? . Terdapat kata‟kerja lakukan sebagai sebuah pertanyaan,kemudian pada contoh kalimat pertanyaan5W dan 1H lainnya terdapat kata kerjapergi, membeli, dan kunjungi. Terdapatkata kerja yang digunakan padapembelajaran semester genap di bab 8mengenai kalimat present continuoustense. Merupakan bentuk kata kerja yangdigunkan untuk menyatakan kegiatan yangsedang berlangsung. Present continuoustense dibentuk dengan auxiliary verb“be” yaitu, is, am, dan are untukmenunjukan waktu yang sedang dilakukanatau sekarang. Contoh kata kerja aktif Iam studing now „Saya sedang belajarsekarang‟. Contoh kata kerja pasifnegative I am not studing now „Saya tidakbelajar sekarang . Contoh kata kerja pada‟kalimat introgatif interrogative yes/no Areyou studying now? Yes. I am/ No, I am not„Apakah kamu sedang belajar? Iya nih.Saya / Tidak, saya tidak . Contoh kata‟kerja pada kalimat introgatif HW-questions Who is calling? „Siapa yangmemanggil? .‟

Berdasarkan contoh diatas merupakankata kerja aktif, pasif, dan pada kalimattanya yang sedang dilakukan, terbukti

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia257

Page 14: BAHASTRA - UISU

Annisa Delis1, Deden Ahmad Supendi2, Nanang Chaerul Anwar3

Analisis Penggunaan Kelas Kata Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris padaBahan Ajar Kelas VIII MTs Al-Ma’tuq

pada kata studing ‘belajar , ‟ calling‘memanggil , dan ‟ reading ‘membaca dan‟untuk kata kerja pasif ditambahkandengan kata tidak. Jenis kata kerja yangmenjadi contoh dalam kalimat tersebutyang berfungsi sebagai predikat, karenakata kerja yang memiliki fungsi utamasebagai predikat. Kemudian kata kerjastuding ‘belajar memiliki makna inheren‟atau memiliki makna didalamnya yaituperbuatan, kata kerja belajar digunakanuntuk sebuah pertanyaan dan jawabansebuah pertanyaan. Tetapi, katamemanggil berfungsi sebagai ekatransitifyang membutuhkan objek kemudian dapatdi rubah menjadi kata kerja pasif jikadalam bahasa Indonesia. Contoh kalimattanya What are they reading now? „Apayang mereka baca sekarang? , terdapat‟kata baca merupakan kata kerja asal yangberdiri sendiri tanpa afiks.

Berdasarkan hasil penelitian yangtelah dilakukan oleh peneliti, terdapatperbandingan antara kelas kata bahasaIndonesia, bahasa Arab, dan bahasaInggris. Pada perbandingan inipenggunaan bahasa Indonesia lebihbanyak dipelajari di kelas oleh guru dikelas berdasarkan teori dari bahan ajar.Kemudian contoh yang didapatkan padabahan ajar terdapat banyak macam-macamnya.Peneliti akan menggambarkanmelalui tabel berikut ini.

Tabel 4.2. Tabel PerbandinganPenggunaan Kelas Kata

Pada Bahan Ajar

Penggunaan Kelas Kata Pada Bahan AjarKelas VIII Mts

Jenis-jenis Bahasa Bahasa Bahasa

kelas kataIndonesi

a Arab Inggris

1. Kata Kerja/Verba

2. KataBenda/NominaKata ganti/ PronominaKatabilangan/Numeralia

3. Kata

Sifat/AdjektiVa

4. KataKeterangan/Adverbia

5. KataTugas

Katadepan/ PreposisiKata sambung/konjungsiInterjeksi

Artikula

Partikelpenegas

SIMPULANBerdasarkan hasil analisis dan

pembahasan yang telah dilakukan olehpeneliti terdapat macam-macam jeniskelas kata yang telah diajarkan padabahan ajar mata pelajaran bahasaIndonesia, bahasa Arab, dan bahasaInggris di kelas VIII Mts Al-Ma tuq‟pada semester genap. Pada bahan ajarbahasa Indonesia materi kelas kataterdapat kaidah kebahasaan terdapat limakelas kata bahasa Indonesia beserta jenis-jenis setiap kelas katanya yaitu:Pronomina terdapat pronomina persona,pronomina penunjuk, pronominapenanya, preposisi tunggal, verba darisegi prilaku semantis dan prilakusintaksis yang meliputi verba transitif,verba eka transitif, verba taktransitif,adjektiva yang meliputi adjektiva turunan,adjektiva yang tergolong idiom, adjektivamajemuk, dan konjungsi koordinatif. Laluterdapat dua kelas kata pada bahan ajarbahasa Arab yaitu verba/fi il‟ membahassebab-sebab dan penjelasan kata kerjadalam kalimat terdapat perubahan padaharkatnya. Seperti, kata kerja dalamkalimat yang berubah harkat akhirnyamenjadi fatah „a , sukun/mati dan damah‟„u . Kemudian partikel/‟ harf membahaskata depan/harf jaar dalam bahasa Arabyang memiliki kelompok huruf-hurufyang menjadikan huruf akhirnyaberharkat kasrah „i .‟

Pada bahan ajar bahasa Inggristerdapat verba/verb yang digunakan untukmenyatakan kalimat sederhana yanglampau simple past tense Merupakan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia258

Page 15: BAHASTRA - UISU

Annisa Delis1, Deden Ahmad Supendi2, Nanang Chaerul Anwar3

Analisis Penggunaan Kelas Kata Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris padaBahan Ajar Kelas VIII MTs Al-Ma’tuq

bentuk kata dasar yang biasanyaditambahkan dengan (-ed, -en, -d, -t, -n,atau –ne) pada kata kerja yang beraturanregular dan tidak beraturan atau tidakkonsisten irregular verb. Kalimat yangsedang dilakukan Present continuoustense dibentuk dengan auxiliary verb“be” yaitu, is, am, dan are untukmenunjukan waktu yang sedang dilakukanatau sekarang.DAFTAR PUSTAKAAlmarodi, Abu Muhammad. (1992).

Aljunna Addaani Fil HurufiMa aani‟ . Libanon: Daar alkutubalilmiyyah.

Alwi, Hasan. Dkk. (2003). Tata BahasaBaku Bahasa Indonesia. EdisiKetiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin, Zainal dan Junaiyah. (2008).Sintaksis. Jakarta:Grasindo.

Arifin, Zainal. (2016). EvaluasiPembelajaran. Bandung: RemajaRosdakarya.

Chaer, Abdul. (2012). Linguistik Umum.Jakarta: Rineka Cipta.

Alwi, Hasan. Dkk. (2003). Tata BahasaBaku Bahasa Indonesia. EdisiKetiga. Jakarta: Balai

Kridalaksana, Harimurti. (2008). KelasKata dalam Bahasa Indonesia.Jakarta: Gramedia.

Hidayatullah, Moch. Syarif. (2017).Cakrawala Linguistik Arab.Jakarta: Grasindo.

Verhaar, J. W. M. (2008). Asas-AsasLinguistik. Yogyakarta: GadjahMada University.

KMI of Darussalam Gontor Ponorogo.(1422H). Grammar. Jawa Timur:Draussalam press.

Lestari, Ika. (2013). PengembanganBahan Ajar Berbasis Kompetensi.Padang: Akademia Permata.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia259

Page 16: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

ANALISIS UNSUR PEMBANGUN DALAM KUMPULAN PUISI SEGENGGAMCINTA UNTUK SANG MAHA CINTA KARYA M. SAIDATI

SEBAGAI BAHAN AJAR

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, dan Hera Wahdah Humaira1

1. Universitas Muhammadiyah Sukabumi2. Universitas Muhammadiyah Sukabumi3. Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk1) Memaparkan unsur pembangun puisi “Doa Hamba yang Lara”, “PintakuPada-Mu”, dan “Pasrah”, yang terdapat Kumpulan Puisi Segenggam Cintauntuk Maha Cinta karya M. Saidati. 2) Menggunakan hasil analisis puisi“Doa Hamba yang Lara”, “Pintaku Pada-Mu”, dan “Pasrah, yang terdapatdalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha Cinta karya M.Saidati sebagai bahan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMPNegeri 13 Kota Sukabumi. Untuk mencapai tujuan tersebut penulismenggunakan metode penelitian analisis deskriptif. Kemudian teknikpengumpulan data yang digunakan penulis berupa 1) Observasi, 2)Dokumentasi, dan 3) Angket (kuesioner). Dalam teknik analisis penulismenggunakan unsur pembangun puisi untuk memudahkan pembaca dalammenangkap makna dan memahami puisi tersebut. Hasil analisis tersebutdapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 13Kota Sukabumi dengan tetap mengacu kepada kurikulum dan silabus yangditerapkan, karena respon siswa terhadap puisi dan analisis unsur pembangunpuisi adalah positif. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis yang dilakukanoleh 34 orang siswa dengan pemerolehan total skor 2700 dan nilai rata-rata79,41, yang mengacu pada prinsip pemilihan bahan ajar dan aspek pemilihanbahan ajar yaitu prinsip relavansi, konsistensi, dan kecukupan, juga aspekbahasa dan aspek psikologi. Kemudian setelah menganalisis unsurpembangun puisi siswa dapat mengetahui beberapa aspek yang harusditemukan ketika menganalisis unsur pembangun puisi, diantaranya diksi,imaji, rima, tema, dan amanat.Kata Kunci: Unsur Pembangun, Puisi, Bahan Ajar.

Abstract. This research is a qualitative research which aims to 1) describethe building blocks of the poem "the Prayer of the Servant of the Lara", "MyDoor to You", and "Resign", which is a collection of M. Saidati's Handfuls ofLove for Maha Cinta. 2) Using the results of the analysis of the poem "ThePrayer of the Serious Servant", "My Door to You", and "Resignation, whichis contained in the Collection of Poems of Love for the Sang Maha Cinta byM. Saidati as an Indonesian language learning material in class VIII of SMPNegeri 13 Sukabumi City. To achieve these objectives the author usesdescriptive analysis research methods. Then the data collection techniquesused by the author in the form of 1) Observation, 2) Documentation, and 3)Questionnaire (questionnaire). In the analysis technique the writer usespoetry building elements to facilitate the reader in capturing the meaningand understanding of the poem. The results of the analysis can be used aslearning material in class VIII Sukabumi City Middle School 13 by stillreferring to the curriculum and syllabus applied, because students' responsesto poetry and analysis of poetry building elements are positive. This isevidenced by the results of the analysis carried out by 34 students with theacquisition of a total score of 2700 and an average value of 79.41, whichrefers to the principle of selection of teaching materials and aspects of theselection of instructional materials, namely principle of relevance,consistency, and sufficiency, also aspects of language and psychologicalaspects. Then after analyzing the poetry builder elements students can findout some aspects that must be found when analyzing the poetry builderelements, including diction, images, rhymes, themes, and mandates. Keywords: Builder Elements, Poetry, Teaching Materials.

PENDAHULUANSastra merupakan sebuah karya

imajinatif yang mengandung nilai estetika

(keindahan) di dalamnya. Selain itu, sastramenyampaikan berbagai bentuk ceritayang membangkit hasrat untuk dinikmati

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

9

Page 17: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

oleh semua pembaca. Sastra secara umummerupakan suatu karya yang bernilaiestetik (keindahan), baik itu dalam bentuktulisan maupun dalam bentuk lisan.Definisi sastra pada awalnya diistilahkansebagai kesusastraan yang berasal daribahasa Sansakerta yaitu su dan sastra. Suberarti bagus atau indah, sedangkan sastrayang berarti buku, tulisan, atau huruf.Berdasarkan arti dari kedua kata tersebut,secara etimologi dapat disimpulkan bahwaarti susastra atau sastra adalah tulisanyang indah.

Karya sastra menurut genre ataujenisnya terbagi menjadi tiga, yaitu puisi,prosa, dan drama. Pembagian tersebutdidasarkan atas perbedaan bentuk fisiknyasaja, bukan substansinya. Substansi karyasastra apapun bentuknya tetap sama, yaknikemanusiaan dalam segala wujud dandimensinya. Pengenalan ciri-ciri bentukkarya sastra ini dapat memudahkan prosespemahaman terhadap maknanya.

Puisi merupakan salah satu bentukkarya sastra. Pada umumnya puisibertujuan untuk menyampaikan pesanmoral atau ajaran moral. Oleh karena itu,pembaca dalam memaknai sebuah puisitidaklah mudah. Banyak tahap yang harusdilalui untuk dapat memahami danmenangkap makna serta memahami puisitersebut. Salah satu cara yang dapatditempuh untuk menangkap makna danmemahami suatu puisi yaitu dengan caramenganalisis unsur pembangun puisi.

Di dalam puisi terdapat unsur-unsuryang membangunnya, yakni unsur yangmembangun dari dalam yang disebutunsur intrinsik dan unsur yangmembangun dari luar yang disebut unsurekstrinsik. Kedua unsur yang membangunpuisi tersebut saling melengkapi danberhubungan satu sama lain.

Pembelajaran sastra merupakanbagian dari pembelajaran bahasaIndonesia. Salah satu genre sastra yangdiajarkan kepada peserta didik yaitu puisi.Sesuai dengan silabus SMP kelas VIIISemester Satu, standar kompetensinyayaitu membaca, dan kompetensi dasarnya3.8 menelaah unsur-unsur pembangun tekspuisi yang diperdengarkan atau dibaca.Pembelajaran sastra diharapkan dapatmembangun minat peserta didik dalammengapresiasi hasil karya sastra dalamgenre puisi.

Dalam penelitian ini penulismemilih menganalisis unsur pembangun

kumpulan puisi Segenggam Cinta untukSang Maha Cinta karya M. Saidati.Kumpulam puisi Segenggam Cinta untukSang Maha Cinta karya M. Saidati ditulispada tahun 2018, terdiri dari 145 judulpuisi. Dalam kumpulan puisi SegenggamCinta untuk Sang Maha Cinta karya M.Saidati penulis memilih tiga judul puisiyaitu puisi “Doa Hamba yang ara”,“Pintaku Pada-Mu”, dan “Pasrah” hal inididasarkan karena isi dari buku inimengajak pembaca berkelana dalam duniacinta, menuntun, menapaki jalan menujucinta sejati, cinta yang hakiki, dan cintayang paling tinggi, yaitu cinta kepada sangMaha Cinta. Selain itu, isi dari buku initidak hanya mendidik, menghibur, danjuga menginspirasi, akan tetapimemberikan kesadaran kepada setiapinsan yang sedang melangkah mencarikeridaan sang Maha Cinta.METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitiankualitatif yang akan mendeskripsikan hasilanalisis unsur pembangun puisi yangterdapat dalam kumpulan puisi karya M.Saidati. Hal ini menunjukkan bahwapenelitian ini diarahkan untukmemperoleh deskripsi yang objektifdanakurat dari puisi yang dijadikan objekpenelitian. Metode yang digunakan dalampenelitian kualitatif ini adalah metodedeskriptif analitik, yaitu penelitian yangtidak hanya terbatas pada pengumpulandata, tetapi juga melakukan analisisterhadap data tersebut, dalam penelitianini penulis menganalisis puisi-puisi karyaM. Saidati yang dipilih. Puisi yang dipilihdan dijadikan subjek penelitian inidiantaranya yaitu berjudul “Doa Hambayang Lara”, “Pintaku Pada-Mu”, dan“Pasrah”. Ketiga puisi tersebut dipilih,lalu dibaca oleh penulis, ditelaah dandianalisis untuk menentukan unsurpembangun yang terdapat dalam puisi ituapakah layak dijadikan bahan ajar atausebaliknya. Penelitian ini dilakukan padasiswa kelas VIII SMP Negeri 13 KotaSukabumi tahun pelajaran 2018/2019.Teknik pengumpulan data yang digunakanyaitu dengan melakukan teknik observasipartisipatif, karena peneliti dapat terlibatdalam kegiatan yang sedang diamatisebagai sumber data. Selanjutnyamenggunakan teknik tes, dimana penelitimenyertakan tes berbentuk soal uraianyang dibuat sesuai dengan KompetensiDasar. Lalu menyertakan angket yang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia2

Page 18: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

akan diisi oleh responden dan terakhirmenggunakan teknik dokumentasi dalambentuk foto sebagai data tambahanpenelitian.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Unsur Pembangun Puisi “DoaHamba yang Lara”, “Pintaku Pada-Mu”, dan “Pasrah”

Herman J. Waluyo, mengatakanbahwa puisi itu memiliki dua struktur,yaitu struktur fisik dan struktur batin.Dikatakannya, bahwa struktur fisik adalahapa yang dapat dilihat melalui bahasanyaatau unsur bunyinya, sedangkan strukturbatin adalah unsur yang dapat dihayatiyang disampaikan secara tidak langsung.Keduanya, disebut struktur karenamasing-masing terdiri atas unsur-unsuryang lebih kecil yang bersama-samamembangun kesatuan puisi.Namun dalamhal ini penulis hanya mengambil beberapaunsur dalam tahap analisa, hal itudisesuaikan dengan Indikator PencapaianKompetensi yang ada di dalamKompetensi Dasar yaitu 3.8.1 Pesertadidik mampu menganalisis unsur-unsurpembangun teks puisi (diksi, imaji, rima,tema, dan amanat) dalam teks puisi.Berikut akan penulis paparkan unsurpembangun yang terdapat puisi “DoaHamba yang Lara”, “Pintaku Pada-Mu”,dan “Pasrah” karya M. Saidati.1. Analisis Unsur Pembangun Puisi

dengan Judul “Doa dari Hambayang Lara”

a. DiksiDalam puisi “Doa dari hamba

yang Lara”, penyair menceritakan seoranghamba yang sedih atas kesengsaraan yangsedang dialaminya. Pada bait pertamabaris kesatu, kedua, dan ketiga makna katayang digunakan yaitu makna kata denotasikarena makna kata dari “Tuhan”,“Engkaulah kasih”, dan “Engkaulahsayang”, bermakna bahwa Tuhan yangMaha Pengasih dan Maha Penyayang.Pada bait kedua baris kesatu dan keduamakna kata yang digunakan yaitu maknakata denotasi karena makna kata dari“Mendengar semua, dan “Menentukansegala”, bermakna bahwa Tuhan yangmendengar dan menentukan atas apa yangterjadi pada hambanya.

Pada bait ketiga baris kesatu,kedua, ketiga, dan keempat makna katayang digunakan yaitu makna kata denotasikarena makna kata dari “Tuhan”,

“Engkaulah keabadian”, “Engkaulahkeadilan”, dan “Segala puji bagi-Mu”,bermakna bahwa Tuhan yang memilikikeabadian dan keadilan atas apa yangsudah digariskan pada hambanya.Pada bait keempat baris kedua “Hambayang lara”, penyair memilih kata denganmenggunakan kata “lara”, tidakmenggunakan kata “sedih”, karena kata“lara” tersebut sesuai dengan barisselanjutnya “Makhluk yang papa”.Sehingga pemilihan kata “lara” dan kata“papa” yang memiliki makna sengsaratersebut sesuai dengan suasana yangdigambarkan oleh penyair.

Pada bait keempat baris kesatu,kedua, ketiga, dan keempat makna katayang digunakan yaitu makna kata denotasikarena makna kata dari “Kini”, “Hambayang lara”, “Makhluk yang papa”, dan“Datang pada-Mu” memiliki maknabahwa seorang hamba yang sedang sedihatas kesengsaraan hidupnya datang untukmeminta pertolongan kepada yang MahaKuasa.

Pada bait kelima baris kesatu,kedua, ketiga, dan keempat makna katayang digunakan yaitu makna kata denotasikarena makna kata dari “Dalam sujud”,“Kutumpahkan derai air mata”, “Dalamduka dan kerinduan mendera”, dan“Kupanjatkan doa” memiliki maknabahwa seorang hamba yangmenumpahkan air mata dalam sujudnyakepada yang Maha Kuasa dan dalam dukadan kerinduan ia selalu memanjatkan doa.b. Imaji

Pada bait pertama baris keduadalam puisi “Doa dari Hamba yang Lara”karya M. Saidati terdapat imaji taktil yangmenggambarkan sesuatu yang dapatdirasakan. Hal tersebut terdapat padakutipan “Engkaulah kasih”. Pada kutipan“Engkaulah kasih” tersebut penyairmenggambarkan bahwa yang MahaPengasih itu ialah yang maha Kuasa.Pada bait pertama baris ketiga terdapatimaji taktil yang menggambarkan sesuatuyang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “Engkaulah sayang”pada kutipan “Engkaulah sayang” tersebutpenyair menggambarkan bahwa yangMaha Penyayang itu ialah yang MahaKuasa.

Pada bait kedua baris kesatuterdapat imaji auditif yangmenggambarkan sesuatu seolahmengandung gema suara. Hal tersebut

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia3

Page 19: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

terdapat pada kutipan “Mendengarsemua”. Pada kutipan “Mendengarsemua” penyair menggambarkan kata“Mendengarkan” tersebut seolah-olahmengandung suara yang dapat terdengarsecara langsung.

Pada bait ketiga baris keduaterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “Engkaulahkeabadian”. Pada kutipan “Engkaulahkeabadian” tersebut penyairmenggambarkan bahwa yang memilikikeabadian hanya yang Maha Kuasa. Padabait ketiga baris ketiga terdapat imaji taktilyang menggambarkan sesuatu yang dapatdirasakan. Hal tersebut terdapat padakutipan “Engkaulah keadilan”. Padakutipan “Engkaulah keadilan” tersebutpenyair menggambarkan bahwa yangmemiliki keadilan hanya yang MahaKuasa.

Pada bait keempat baris keduaterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “Hamba yang lara”.Pada kutipan “Hamba yang lara” tersebutpenyair menggambarkan bahwa ia sedangbersedih hati.

Pada bait keempat baris ketigaterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “Makhluk yangpapa”. Pada kutipan “Makhluk yang papa”tersebut penyair menggambarkan bahwa iasedang berada dalam kesengsaraan.Pada bait keempat baris keempat terdapatimaji visual yang menggambarkan sesuatuseolah nampak. Hal tersebut terdapat padakutipan “Datang pada-Mu”. Pada kutipan“Datang pada-Mu” penyair seolah-olahmenggambarkan kata “Datang” tersebutdapat terlihat secara visual.

Pada bait kelima baris kesatuterdapat imaji visual yangmenggambarkan sesuatu seolah nampak.Hal tersebut terdapat pada kutipan “Dalamsujud”. Pada kutipan “Dalam sujud”penyair menggambarkan kata”sujud”tersebut dapat terlihat secara visual.

Pada bait kelima baris keduaterdapat imaji visual yangmenggambarkan sesuatu seolah nampak,hal tersebut terdapat pada kutipan“Kutumpahkan derai air mata”. Padakutipan “Kutumpahkan derai air mata”penyair seolah-olah menggambarkan kata

“air mata” tersebut dapat terlihat secaravisual.

Pada bait kelima baris ketigaterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan, hal tersebutterdapat pada kutipan “Dalam duka dankerinduan mendera”. Pada kutipan “Dalamduka dan kerinduan mendera” tersebutpenyair menggambarkan bahwa ia sedangmerasakan duka dan kerinduan yangmendera.

Pada bait kelima baris keempatterdapat imaji visual yangmenggambarkan sesuatu seolah nampak,hal tersebut terdapat pada kutipan“Kupanjatkan doa”. Pada kutipan“Kupanjatkan doa” penyairmenggambarkan seolah-olah kata“Kupanjatkan” tersebut dapat terlihatsecara visual.c. Rima

Pada puisi “Doa dari Hamba yangLara”, terdapat rima asonansi yaitupengulangan vokal pada suatu kata ataubeberapa kata. Pada puisi “Doa dariHamba yang Lara”, pengulangan tersebutyaitu pada huruf a. Selain rima asonansiterdapat pula rima aliterasi yaitupengulangan konsonan pada suatu kataatau beberapa kata. Pada puisi “Doa dariHamba yang Lara”, pengulangankonsonan tersebut yaitu pada huruf n.Pada bait kedua baris kesatu dan kedua,memiliki bunyi akhir baris yang samayaitu a.Mendengar semuaMenentukan segalaPada bait ketiga baris kesatu, kedua, danketiga, memiliki bunyi akhir baris yangsama yaitu n.TuhanEngkaulah keabadianEngkaulah keadilanPada bait keempat baris kedua dan ketiga,memiliki bunyi akhir baris yang samayaitu a.Hamba yang laraMakhluk yang papa

Pada bait kelima baris kedua, ketiga, dankeempat, memiliki bunyi akhir baris yangsama yaitu a.Kutumpahkan derai air mataDalam duka dan kerinduan menderaKupanjatkan doad. Tema

Puisi “Doa dari Hamba yangLara” karya M. Saidati mengandung temareligiusitas, hal ini digambarkan oleh

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia4

Page 20: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

seorang hamba yang sedang sedih ataskesengsaraan yang sedang dialaminya.Akan tetapi, ia tetap datang untukbersujud dan memanjatkan doa kepadayang Maha Kuasa.e. AmanatAmanat yang terkadung pada puisi “Doadari Hamba yang Lara” karya M. Saidatiadalah sebagai hamba kita harussenantiasa meminta segala sesuatu melaluidoa yang dipanjatkan hanya kepada yangMaha Kuasa. Karena hanya Tuhan yangMaha Pengasih dan Maha Penyayang,yang mendengar dan menentukan segalasesuatu yang menjadi garis takdirhambanya.2. Analisis Unsur Pembangun Puisi

dengan Judul “Pintaku Pada-Mu”a. Diksi (Pilihan Kata)

Dalam puisi “Pintaku Pada-Mu”,penyair menceritakan tentang seoranghamba yang memohon ampunan atas dosayang ia perbuat, dosa kedua orang tua, danjuga orang yang melangkah dalam jalanyang benar. Pada bait petama baris kedua“Jika aku boleh memohon”, penyairmemilih kata dengan menggunakan kata“memohon”, tidak menggunakan kata“meminta”, karena kata “memohon”tersebut sesuai dengan baris selanjutnya“Ampunilah diriku”. Sehingga pemilihankata “memohon” dan kata “ampunilah”tersebut sesuai dengan suasana yangdigambarkan oleh penyair.Pada bait pertama baris kesatu, kedua,ketiga, keempat, dan kelima makna katayang digunakan yaitu makna kata denotasikarena makna kata dari “Ya Rabbi”, “Jikaaku boleh memohon”, “Ampunilahdiriku”, “kedua orangtuaku”, “juga orangyang melangkah di jalan-Mu”, bermaknabahwa seorang hamba yang memohonampunan atas dosa yang telah ia perbuat,dosa kedua orang tuanya, dan juga dosaorang yang berada pada jalan yang benar.

Pada bait kedua baris ketiga“Teguhkanlah hatiku”, penyair memilihkata dengan menggunakan kata“teguhkanlah”, tidak menggunakan kata“kuatkanlah”, karena kata “teguhkanlah”tersebut sesuai dengan baris selanjutnya“dalam menggapai ridha-Mu”. Sehinggapemilihan kata “Teguhkanlah” dan kata“dalam menggapai” sesuai dengan suasanayang digambarkan oleh penyair.Pada bait kedua baris kesatu, kedua,ketiga, dan keempat makna kata yangdigunakan yaitu makna kata denotasi

karena makna kata dari “Ya Rahman”,“Jika aku boleh memohon”, “Teguhkanlahhatiku”, dan “dalam menggapai ridha-Mu”, bermakna bahwa seorang hambayang memohon ketuguhan hati dalammenggapai keridaan yang Maha Kuasa.

Pada bait ketiga baris kesatu,kedua, ketiga, dan keempat makna katayang digunakan yaitu makna kata denotasikarena makna kata dari “Ya Karim”,“Selamatkan setiap langkah”, “dalamkembara hidupku”, dan “menuju rahmat-Mu” bermakna bahwa seorang hambayang memohon keselamatan dari setiaplangkah dalam kembara hidupnya menujurahmat yang Maha Kuasa.

Pada bait keempat baris kesatu,kedua, ketiga, dan keempat makna katayang digunakan yaitu makna denotasikarena kata dari “Ya Allah”, “Ku selalumencari-Mu”, “Ku tak henti mengejar-Mu”, dan “Dalam suka dan dukaku”memiliki makna bahwa seorang hambayang selalu mencari dan mengejar yangMaha Kuasa baik dalam keadaan sukamaupun dalam keadaan duka.b. Imaji

Pada bait pertama baris keduadalam puisi “Pintaku Pada-Mu” karya M.Saidati terdapat imaji taktil yangmenggambarkan sesuatu yang dapatdirasakan. Hal tersebut terdapat padakutipan “Jika aku boleh memohon”. Padakutipan “Jika aku boleh memohon”tersebut penyair menggambarkanbagaimana jika seandainya ia dapatmemohon atas apa yang menjadipermintaanya.

Pada bait pertama baris ketigaterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “Ampunilah diriku”.Pada kutipan “Ampunilah diriku” penyairmenggambarkan bahwa ia yang sedangmemohon ampun atas dosa yang telah iaperbuat.

Pada bait kedua baris keduaterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “Teguhkanlahhatiku”. Pada kutipan “Teguhkanlahhatiku” tersebut penyair menggambarkanbahwa ia sedang memohon untukdiberikan ketugahan hati.

Pada bait kedua baris keempatterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebut

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia5

Page 21: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

terdapat pada kutipan “dalam menggapairidha-Mu”. Pada kutipan “dalammenggapai ridha-Mu” tersebut penyairmenggambarkan bahwa ia sedangmemohon untuk diberikan ketugahan hatidalam menggapai ridha dari sang MahaKuasa.

Pada bait ketiga baris keduaterdapat imaji visual yangmenggambarkan sesuatu seolah nampak.Hal tersebut terdapat pada kutipan“Selamatkan setiap langkah”. Padakutipan “Selamatkan setiap langkah”penyair menggambarkan bahwa seolah-olah kata “langkah” dalam kutipantersebut dapat terlihat secara visual.

Pada bait ketiga baris ketigaterdapat imaji visual yangmenggambarkan sesuatu seolah nampak.Hal tersebut terdapat pada kutipan “dalamkembara hidupku”. Pada kutipan “dalamkembara hidupku” penyairmenggambarkan bahwa seolah-olah kata“kembara” tersebut dapat terlihat secaravisual.

Pada bait ketiga baris keempatterdapat imaji visual yangmenggambrakan sesuatu seolah nampak.Hal tersebut terdapat pada kutipan“menuju rahmat-Mu”. Pada kutipan“menuju rahmat-Mu” penyairmenggambarkan bahwa seolah-olah kata“rahmat-Mu” tersebut dapat terlihat secaravisual.

Pada bait keempat baris keduaterdapat imaji visual yangmenggambarkan sesuatu seolah nampak.Hal tersebut terdapat pada kutipan “Kuselalu mencari-Mu”. Pada kutipan “Kuselalu mencari-Mu” penyairmenggambarkan bahwa seolah-olah kata“mencari-Mu” tersebut dapat terlihatsecara visual.

Pada bait keempat baris ketigaterdapat imanji visual yangmenggambarkan sesuatu seolah nampak.Hal ini terdapat pada kutipan “Ku takhenti mengejar-Mu”. Pada kutipan “Kutak henti mengejar-Mu” penyairmenggambarkan bahwa seolah-olah kata“mengejar-Mu” tersebut dapat terlihatsecara visual.

Pada bait keempat baris keempatterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “Dalam suka dandukaku”. Pada kutipan “Dalam suka dandukaku” tersebut penyair menggambarkan

bahwa ia sedang berada dalam perasaansuka dan duka.c. Rima

Pada puisi “Pintaku Pada-Mu”,terdapat rima asonansi yaitu pengulanganvokal pada suatu kata atau beberapa kata.Pada puisi “Pintaku Pada-Mu”,pengulangan vokal tersebut yaitu padahuruf u. selain rima asonansi terdapat pularima aliterasi yaitu pengulangan konsonanpada suatu kata atau beberapa kata. Padapuisi “Pintaku Pada-Mu”, pengulangankonsonan tersebut yaitu pada huruf n.Pada bait petama baris ketiga, keempat,dan kelima, memiliki bunyi akhir barisyang sama yaitu u. Seperti pada kutipan dibawah ini:

Ampunilah dirikuKedua orangtuakuJuga orang yang melangkah di

jalan-Mu

Pada bait kedua baris kesatu dankedua memiliki bunyi akhir baris yangsama yaitu n. Seperti pada kutipan dibawah ini:

Ya RahmanJika aku boleh memohon

Pada bait kedua baris ketiga dan keempatmemiliki bunyi akhir baris yang samayaitu u. Seperti pada kutipan di bawah ini:

Teguhkanlah hatikuDalam menggapai ridha-Mu

Pada bait ketiga baris ketiga dan keempatmemiliki bunyi akhir baris yang samayaitu u. Seperti pada kutipan di bawah ini:Ku selalu mencari-MuKu tak henti mengejar-MuDalam suka dan dukakud. Tema

Puisi “Pintaku Pada-Mu” karyaM. Saidati mengandung tema religiusitas.Hal ini digambarkan dalam puisi tersebutseorang hamba yang memohon ampunanatas dosa yang telah ia perbuat, dosakedua orang tua dan juga dosa orang yangberada di jalan yang benar. Selain itu iajuga memohon ketugahan hati dalammenggapai ridha dan keselamatan dalamkembara hidupnya. e. Amanat

Amanat yang terkadung padapuisi “Pintaku Pada-Mu” karya M. Saidatiadalah sebagai seorang hamba kita harusselalu memohon ampun memohonketeguhan hati, dan memohonkeselamatan hanya pada yang Maha

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia6

Page 22: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

Kuasa. Baik dalam keadaan suka maupundalam keadaan duka.3. Analisis Unsur Pembangun Puisi

dengan Judul “Pasrah”a. Diksi (Pilihan Kata)

Dalam puisi “Pasrah”, penyairmenceritakan tentang seorang hamba yangpasrah akan segala yang telah ia pintakepada yang Maha Kuasa. Pada baitpertama baris kesatu “Jika hati initerkena”, penyair memilih kata denganmenggunakan kata “terkena”, tidakmenggunakan kata “tertimpa”, karena kata“terkena” tersebut sesuai dengan bariskeempat “menolak terpaan angin amarah”.Sehingga pemilihan kata “terkena” dankata “terpaan” tersebut sesuai dengansuasana yang digambarkan oleh penyair.Pada bait pertama baris kesatu, kedua, danketiga makna kata yang digunakan yaitumakna denotasi karena kata dari “jika hatiterkena”, “ bisa hidup yang memaksa”,dan “apatah ku berdaya”, bermakna bahwaseorang hamba yang tidak berdaya untukmemaksa takdir hidup. Kemudian, padabait pertama baris keempat kata “Menolakterpaan angin amarah”, bermakna konotasiyaitu “Menolak terpaan angin amarah”tersebut bermakna menolak sebuahsiksaan, bukan menolak terpaan anginamarah.

Pada bait kedua baris kesatu,“Hanya pada-Mu jua”, penyair memilihkata dengan menggunakan kata “jua” yangmemiliki arti “Tuhan”, sesuai dengan barisselanjutnya “kuserahkan bisa”, “Yangmemaksa dan menyiksa”, dan “Aku yangtak kuasa”. Sehingga pemilihan kata “Jua”tersebut sesuai dengan suasana yangdigambarkan oleh penyair bahwa Tuhanyang memiliki kuasa atas segala sesuatu.

Pada bait kedua baris kesatu,kedua, ketiga, dan keempat makna katayang digunakan yaitu makna kata denotasikarena kata dari “Hanya pada-Mu jua”,“Kuserahkan bisa”, “Yang memaksa danmenyiksa”, dan “Aku yang tak kuasa”bermakna bahwa seorang hamba yangmenyerahkan segala sesuatu kepadaTuhan, karena hanya Tuhan yangmemiliki kuasa atas apa yang akan terjadipada hambanya.

Pada bait ketiga baris kesatu,“Hanya satu yang kupercaya”, penyairmemilih kata dengan menggunakan kata“satu” karena kata “satu” tersebut sesuaidengan baris selanjutnya “Tempatmengadu semua hamba”, “Tempat doa

terpanjatkan”, dan “Tempat hajatterkabulkan”. Sehingga pemilihan kata“satu” tersebut sesuai dengan suasanayang digambarkan oleh penyair bahwaseorang hamba percaya hanya ada satutempat untuk mengadu semua hambanyaatas segala sesuatu yang menjadikeinginan hambanya.

Pada bait keempat baris keempat,“Menjelmakan segala pinta” penyairmemilih kata dengan menggunakan kata“Menjelmakan” yang memiliki arti“Mewujudkan”, sesuai dengan suasanapada digambarkan oleh penyair bahwaseorang hamba yang menyerahkan segalaharapannya kepada Tuhan dan hanyaTuhan yang meiliki kuasa mewujudkanharapan hambanya.Pada bait keempatbaris kesatu, kedua, dan ketiga makna katayang digunakan yaitu makna kata denotasikarena kata dari “Hanya pada-Mukuserahkan”, “Segala harap kupintkan”,dan “Kuyakin hanya Engkau yang kuasa”bermakna bahwa seorang hamba yangmenyerahkan segala harapannya karena iayakin hanya Tuhan yang memiliki kuasa.Kemudian pada bait keempat bariskeempat, makna kata yang digunakanyaitu makna kata konotasi yaitu“Menjelma segala pinta”, makna kata“Menjelma” yang memiliki maknamewujudkan segala permintaan hambanyabukan kata “Menjelma” yang memilikimakna menyerupai.b. Imaji

Pada bait pertama baris kesatudalam puisi “Pasrah” karya M. Saidatiterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “jika hati initerkena”. Pada kutipan “jika hati initerkena” tersebut penyair menggambarkanbagaimana jika suatu hari hatinya terkena.Pada bait kesatu baris kedua terdapat imajitaktil yang menggambarkan sesuatu yangdapat dirasakan. Hal tersebut terdapatpada kutipan “bisa hidup yang memaksa”.Pada kutipan “bisa hidup yang memaksa”tersebut penyair menggambarkan bahwaseandainya dalam hidup ia dapatmemaksa.

Pada bait kesatu baris ketigaterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “apatah kuberdaya”. Pada kutipan “apatah kuberdaya” tersebut penyair menggambarkanbagaimana dirinya yang tidak berdaya.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia7

Page 23: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

Pada bait kesatu baris keempatterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “menolak terpaanangin amarah”. Pada kutipan “menolakterpaan angin amarah” tersebut penyairmenggambarkan apa yang sedang iarasakan dalam menolak terpaan amarah.Pada bait kedua baris kesatu terdapat imajitaktil yang menggambarkan sesuatu yangdapat dirasakan. Hal tersebut terdapatpada kutipan “kuserahkan bisa”. Padakutipan “kuserahkan bisa” penyairmenggambarkan bahwa ia berserah diriatas apa yang akan terjadi.

Pada bait kedua baris ketigaterdapat imaji visual yangmenggambarkan sesuatu seolah nampak.Hal tersebut pada kutipan “yang memaksadan menyiksa”. Pada kutipan” yangmemaksa dan menyiksa” penyair seolah-olah menggambarkan kata “memaksa danmenyiksa” tersebut dapat terliat secaravisual.

Pada bait kedua baris keempatterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “aku yang takkuasa”. Pada kutipan “aku yang takkuasa” tersebut penyair menggambarkanbagaimana ia yang tidak memiliki kuasaatas apa yang akan terjadi.

Pada bait ketiga baris kesatuterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “hanya satu yangkupercaya”. Pada kutipan “hanya satuyang kupercaya” penyair menggambarkanbahwa yang ia percayai itu hanya ada satu.

Pada bait ketiga baris keduaterdapat imaji visual yangmenggambarkan sesuatu seolahnampak.Hal tersebut terdapat pada kutipan“tempat mengadu semua hamba”. Padakutipan “tempat mengadu semua hamba”penyair seolah-olah menggambarkan kata“tempat mengadu” tersebut seolah dapatterlihat secara visual.

Pada bait ketiga baris ketigaterdapat imaji visual yangmenggambarkan sesuatu seolah nampak.Hal tersebut terdapat pada kutipan “tempatdoa terpanjatkan”. Pada kutipan “tempatdoa terpanjatkan” penyair seolah-olahmenggambarkan kata “tempat doa”tersebut dapat terlihat secara visual.

Pada bait ketiga baris keempatterdapat imaji visual yang

menggambarkan sesuatu seolah nampak.Hal tersebut terdapat pada kutipan “tempathajat terkabulkan”. Pada kutipan “tempathajat terkabulkan” penyair seolah-olahmenggambarkan kata “tempat hajat”tersebut dapar terlihat secara visual.

Pada bait keempat baris kesatuterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dapat dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “hanya pada-Mukuserahkan”. Pada kutipan “hanya pada-Mu kuserahkan” tersebut penyairmenggambarkan bagaimana dirinya hanyaberserah diri pada yang Maha Kuasa.

Pada bait keempat baris keduaterdapat imaji taktil yang menggambarkansesuatu yang dirasakan. Hal tersebutterdapat pada kutipan “kuyakin hanyaEngkau yang kuasa”. Pada kutipan“kuyakin hanya Engkau yang kuasa”tersebut penyair menggambarkanbagaimana ia memiliki keyakinan bahwahanya yang Maha Kuasa yang meilikikekuasaan atas segala hal.

Pada bait keempat baris keempatterdapat imaji visual yangmenggambarkan sesuatu seolah nampak.Hal tersebut terdapat pada kutipan“menjelmakan segala pinta” pada kutipan“menjelmakan segala pinta” penyairseolah-olah menggambarkan kata“menjelmakan” tersebut dapat terlihatsecara visual.c. Rima

Pada puisi “Pasrah”, terdapat rimaasonansi yaitu pengulangan vokal padasusatu kata atau beberapa kata. Pada puisi“Pasrah”, pengulangan vokal tersebutyaitu pada huruf a. selain rima asonansiterdapat pula rima aliterasi yaitupengulangan konsonan pada suatu kataatau beberapa kata. Pada puisi “Pasrah”,pengulangan konsonan tersebut yaitu padahuruf n.Pada bait pertama baris kesatu dan kedua,memiliki bunyi akhir baris yang samayaitu a. Seperti pada kutipan di bawah ini:

Jika hati ini terkenaBisa hidup yang memaksa

Pada bait kedua baris kesatu dan kedua,memiliki bunyi akhir baris yang samayaitu a. Seperti pada kutipan di bawah ini:Hanya pada-Mu jua

Kuserahkan bisa

Pada bait kedua baris ketiga dan keempat,memiliki bunyi akhir yang sama yaitu a.Seperti pada kutipan di bawah ini:

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia8

Page 24: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

Yang memaksa dan menyiksaAku yang tak kuasa

Pada bait ketiga baris kesatu dan kedua,memiliki bunyi akhir yang sama yaitu a.Seperti pada kutipan di bawah ini:

Hanya satu yang kupercayaTempat mengadu semua hamba

Pada bait ketiga baris ketiga dan keempat,memiliki bunyi akhir yang sama yaitu n.Seperti pada kutipan di bawah ini:

Tempat doa terpanjatkanTempat hajat terkabulkan

Pada bait keempat baris kesatu dan kedua,memiliki bunyi akhir yang sama yaitu n.Seperti pada kutipan di bawah ini:

Hanya pada-Mu kuseahkanSegala harap kupintakan

Pada bait keempat baris ketiga dankeempat, memiliki bunyi kahir yang samayaitu a. Seperti pada kutipan di bawah ini:

Kuyakin hanya Engkau yang KuasaMenjelmakan segala pinta

d. Tema

Puisi “Pasrah” karya M. Saidatimengandung tema religuisitas, hal inidigambarkan pada suasana yangterkandung di dalam puisi tersebutseorang hamba yang pasrah atas segalasesuatu yang menjadi takdir yang MahaKuasa. Karena ia percaya hanya Tuhanyang memiliki kuasa, menjadi tempatmengadu dan meminta setiap hamba.

e. AmanatAmanat yang terkadung pada

puisi “Pasrah” karya M. Saidati adalahsebagai hamba kita harus percaya bahwayang Maha Kuasa merupakan tempatmengadu dan memanjatkan doa yang bisamengabulkan semua hajat hambanya.Selain itu kita sebagai hamba harus pasrahdan berserah diri akan segala sesuatu yangsudah ditakdirkan karena hanya yangMaha Kuasa yang dapat mengubah takdirhambanya.Penggunaan Puisi “ Doa Hamba yangLara”, “Pintaku Pada-Mu”, dan“Pasrah” karya M. Saidati SebagaiBahan Ajar Siswa Kelas VIII SMPNegeri 13 Kota Sukabumi.

Sesuai dengan yang disampaikan olehDepdikbud (dalam Haflaf, 2014: 38)

menyebutkan tiga prinsip kriteriapemilihan bahan ajar, yaitu:A. Prinsip Relavansi artinya keterkaitan.

Materi pembelajaran hendaknyarelavan atau ada hubungannya denganpencapaian standar kompetensi dankompetensi dasar. Sama halnya dengananalisis penulis yang mengacu padaKompetensi Dasar yang menjelaskanbahwa mengapresiasi atau menganalisiskarya sastra puisi termasuk ke dalamsilabus kelas VIII semester satu sepertiyang terdapat dalam tabel berikut.

Tabel 4.1Silabus Kelas VIII Semester Satu

dengan Kompetensi DasarSekolah SMP NEGERI 13

KOTA SUKABUMI

MataPelajaran

Bahasa Indonesia

Kelas/Semester

VIII.A/1

KompetensiDasar

3.8 Menelaah unsurpembangun tekspuisi(perjuangan,lingkungan hidup, kondisisosial, dan lain-lain)yang diperdengarkanatau dibaca.

Indikator 3.8.1 Peserta didikmampu menganalisisunsur-unsurpembangun teks puisi(diksi, imaji, rima,tema, dan amanat)dalam teks puisi.

Pemilihan bahan ajar yang tepatakan mendukung keberhasilanpembelajaran, yaitu adanya kesesuaiananatara materi pokok dengan kompetensidasar yang ingin dicapai. Materi pokokyang dipilih dalam pembelajaran apresiasikarya sastra puisi ini adalah analisis unsurpembangun puisi “Pintaku Pada-Mu”,”Pasrah”, dan “Doa dari Hamba yangLara” yang terdapat dalam kumpulan puisiSegenggam Cinta untuk Sang Maha Cintakarya M. Saidati.

Berdasarkan Kompetensi Dasar diatas, dalam menganalisis unsurpembangun puisi terdapat beberapa aspekyang perlu diperhatikan yaitu diksi, imaji,rima, tema, dan amanat. Hal ini sesuai

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia9

Page 25: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

dengan hasil analisis yang telah penulislakukan pada ketiga puisi tersebut, penulissimpulkan bahwa ketiga puisi tersebutmemenuhi prinsip relavansi karena adanyakesesuaian anatara materi dengankompetensi dasar pada pembelajaranmenganalisis atau menelaah puisi untukSekolah menengah Pertama (SMP) kelasVIII.

Selanjutnya ke tiga puisi tersebutlayak dijadikan bahan ajar karena sesuaidengan indikator yang telah ditetapkandalam pembelajaran sastra di kelas VIII,yaitu peserta didik mampu menganalisisunsur-unsur pembentuk teks puisi (diksi,imaji, rima, tema, dan amanat) dalam tekspuisi yang terdapat dalam ke tiga puisi.Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaiankemampuan siswa kelas VIII yangmencoba menganalisis tiga puisi yangdijadikan bahan ajar.

Berdasarkan nilai hasil analisisunsur pembangun puisi “Doa Hamba yangLara”, “Pintaku Pada-Mu”, dan “Pasrah”karya M. Saidati yang telah dianalisis oleh34 siswa kelas VIII A SMP Negeri 13Kota Sukabumi, dapat disimpulkan secarakeseluruhan siswa mendapatkan nilai amatbaik dengan memperoleh total skor 2700dan rata-rata 79,41. Namun, darirekapitulasi nilai hasil analisis unsurpembangun terhadap ketiga puisi karya M.Saidati tersebut 4 orang siswa yangmendapatkan nilai di bawah KriteriaKetuntasan Minimal (KKM) yang ada disekolah yaitu 75. Oleh karena itu siswadapat memenuhi indikator yang tercantumdalam standar kompetensi dan kompetensidasar pembelajaran mengapresiasi karyasastra puisi di tingkat SMP kelas VIII.B. Prinsip Konsistensi

Pemilihan bahan ajar yang tepatakan mendukung keberhasilanpembelajaran. Hal ini tidak terlepas daripemenuhan prinsip pemilihan bahan ajaryakni prinsip konsistensi yaitu adanyakeajegan antara materi pokok dengankompetensi dasar dan standar kompetensi,artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara kompetensi dan bahanajar. Sesuai yang dilakukan penulis dalamproses penelitian. Bahwa instrumen yangdigunakan saat penelitian berlangsungmengacu pada silabus pembelajaranbahasa Indonesia kelas VIII, seperti yangtelah dipaparkan penulis sebelumnya.Terbukti pada kesesuaian materi pokokyang dijadikan sebagai bahan ajar

terhadap siswa dan materi yang terdapatdalam kompetensi dasar. Adapun materipokok yang digunakan yaitu menganalisisterhadap diksi, imaji, rima, tema, danamanat dalam puisi yang diperdengarkanatau dibacakan.

Selain itu penulis juga akanmemaparkan secara rinci perihal jawabandari hasil analisis unsur pembangun puisiyang meliputi aspek diksi, imaji, rima,tema, dan amanat dalam puisi “DoaHamba yang Lara”, “Pintaku Pada-Mu”,dan “Pasrah” karya M. Saidati yangdilakukan oleh 34 siswa SMP Negeri 13Kota Sukabumi kelas VIII 1. Diksi

Berdasarkan hasil analisis dikisi padapuisi “Doa Hamba yang Lara” karya M.Saidati, terdapat 29 siswa yang mampumenganalisis diksi dengan sangat tepatdan 5 siswa mampu menganalisis diksidengan tepat pada puisi “Doa Hamba yangLara”. Kemudian, pada puisi “Pinta Pada-Mu” terdapat 12 siswa yang mampumenganilisis diksi dengan sangat tepat, 17siswa yang mampu menganalisis diksisecara tepat, 1 siswa yang mampumenganalisis diksi kurang tepat, dan 4siswa tidak tepat dalam menganalisis diksipada puisi “Pintaku Pada-Mu”.Selanjutnya, pada puisi “Pasrah” terdapat24 siswa yang mampu menganalisis diksisangat tepat, 5 siswa mampu menganalisisdiksi secara tepat, dan 5 siswa yang tidaktepat dalam menganalisis diksi pada puisi“Pasrah” karya M. Saidati.2. Imaji

Berdasarkan hasil analisis imajipada puisi “Doa Hamba yang Lara” karyaM. Saidati, terdapat 21 siswa yang mampumenganalisis imaji dengan sangat tepatdan 13 siswa mampu menganalisis imajidengan tepat pada puisi “Doa Hamba yangLara”. Kemudian, pada puisi “Pinta Pada-Mu” terdapat 10 siswa yang mampumenganilisis iamji dengan sangat tepat, 17siswa yang mampu menganalisis imajisecara tepat, 2 siswa yang mampumenganalisis imaji kurang tepat, dan 4siswa tidak tepat dalam menganalisis imajipada puisi “Pintaku Pada-Mu”.Selanjutnya, pada puisi “Pasrah” terdapat8 siswa yang mampu menganalisis imajisangat tepat, 15 siswa mampumenganalisis iamji secara tepat, dan 5siswa yang tidak tepat dalam menganalisisimaji, dan 6 siswa tidak tepat dalam

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia10

Page 26: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

menganalisis imaji pada puisi “Pasrah”karya M. Saidati.3. Rima Berdasarkan hasil analisis rima pada puisi“Doa Hamba yang Lara” karya M. Saidati,terdapat 24 siswa yang mampumenganalisis rima dengan sangat tepat, 4siswa mampu menganalisis rima dengantepat, dan 6 siswa menganalisis rimakurang tepat pada puisi “Doa Hamba yangLara”. Kemudian, pada puisi “Pinta Pada-Mu” terdapat 15 siswa yang mampumenganilisis rima dengan sangat tepat, 5siswa yang mampu menganalisis rimasecara tepat, 9 siswa yang mampumenganalisis rima kurang tepat, dan 5siswa tidak tepat dalam menganalisis rimapada puisi “Pintaku Pada-Mu”.Selanjutnya, pada puisi “Pasrah” terdapat14 siswa yang mampu menganalisis rimasangat tepat, 8 siswa mampu menganalisisrima secara tepat, dan 7 siswa yang tidaktepat dalam menganalisis rima, dan 5siswa tidak tepat dalam menganalisis rimapada puisi “Pasrah” karya M. Saidati.4. Tema

Berdasarkan hasil analisis temapada puisi “Doa Hamba yang Lara” karyaM. Saidati, terdapat 34 siswa yang mampumenganalisis tema dengan sangat tepatpada puisi “Doa Hamba yang Lara”.Kemudian, pada puisi “Pinta Pada-Mu”terdapat 29 siswa yang mampumenganilisis tema dengan sangat tepat,dan 5 siswa tidak tepat dalammenganalisis tema pada puisi “PintakuPada-Mu”. Selanjutnya, pada puisi“Pasrah” terdapat 29 siswa yang mampumenganalisis tema sangat tepat, dan 5siswa tidak tepat dalam menganalisis temapada puisi “Pasrah” karya M. Saidati.5. Amanat

Berdasarkan hasil analisis amanatpada puisi “Doa Hamba yang Lara” karyaM. Saidati, terdapat 23 siswa yang mampumenganalisis amanat dengan sangat tepat,8 siswa mampu menganalisis amanatdengan tepat, 1 siswa mampumenganalisis amanat kurang tepat, dan 2siswa menganalisi amanat tidak tepat padapuisi “Doa Hamba yang Lara”. Kemudian,pada puisi “Pinta Pada-Mu” terdapat 29siswa yang mampu menganilisis amanatdengan sangat tepat, dan 5 siswa tidaktepat dalam menganalisis amanat padapuisi “Pintaku Pada-Mu”. Selanjutnya,pada puisi “Pasrah” terdapat 29 siswayang mampu menganalisis amanat sangat

tepat, dan 5 siswa tidak tepat dalammenganalisis amanat pada puisi “Pasrah”karya M. Saidati.C. Prinsip Kecukupan

Kecukupan (adekuasi), ialahmateri yang diajarkan hendaknya cukupmemadai dalam membantu siswamenguasai kompetensi dasar yangdiajarkan. Dalam hal ini penulismenggunakan sistem angket yangdigunakan dalam menganalis prinsipkecukupan terhadap bahan ajar yangdisampaikan saat melakukan penelitian. Dimana hal ini dapat dibuktikan dengan hasilangket yang penulis sebar pada siswakelas VIII A.Angket respon siswa yangdiberikan kepada siswa tersebut berisipertanyaan-pertanyaan yang berkaitandengan bahan ajar menggunakan unsurpembangun puisi karya M. Saidati.

Berdasarkan data yang diperolehdapat penulis simpulkan bahwa responsiswa terhadap puisi karya M. Saidatisebagai bahan pembelajaran mendapatlebih banyak respon positif. Dikatakanpositif apabila angket tersebut menyatakanlebih dari 50% dan negatif adalahsebaliknya. Dari hasil angket di atas dapatpenulis simpulkan bahwa ke tiga cerpentersebut sudah memenuhi prinsipkecukupan, terbukti berdasarkan hasilpemaparan analisis dan angket (tabel 4.2dan tabel 4.8), yang menyatakan dariseluruh hasil analisis sejumlah 34 orangsiswa, terdapat 30 orang siswa berhasilmenganalisis materi yang disampaikandengan tepat sesuai Standar Kompetensidan Kompetensi dasar. Kemudian responsiswa terhadap puisi karya M. Saidatisebagai bahan pembelajaran mendapatlebih banyak respon positif. Artinya,cerpen karya Ahmad Tohari dapatdigunakan sebagai bahan ajar apresiasikarya sastra khususnya puisi di SekolahMenengah Pertama atau SMP di kelasVIII.

Selain mengacu pada tiga prinsipyang dikemukakan oleh Depdikbud(dalam Haflaf, 2014: 38) menyebutkantiga prinsip kriteria pemilihan bahan ajaratau materi pembelajaran yang meliputiprinsip relevansi, prinsip konsistensi, danprinsip kecukupan (adekuasi). Dalam halini juga peneliti mengacu pada tiga aspekyang harus dipertimbangkan dalammemilih bahan ajar sastra menurutRahmanto (dalam Hafaf, 2014: 40)menyebutkan bahwa agar dapat memilih

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia11

Page 27: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

karya sastra tepat sebagai bahan ajarsastra, ada beberapa aspek yang perludipertimbangkan, ketiga aspek tersebutmeliputi bahasa, psikologi, dan latarbelakang budaya. 1. Aspek bahasa

Aspek bahasa merupakanpenguasaan bahasa pada setiap individubiasanya tumbuh dan berkembang melaluitahap-tahap yang mudah diidentifikasikan.Aspek kebahasan dalam sastra tidak hanyaditentukan oleh masalah-masalah yangdibahas tetapi juga faktor-faktor lainseperti cara penulisan yang dipakai sipengarang, ciri-ciri karya sastra padawaktu penulisan karya itu dan kelompokpembaca yang ingin dijangkau pengarang. Pertama, cara penulisan yang dipakaipengarang harus diperhatikan saatmemilih bahan ajar sastra. Seperti halnyapenggunaan bahasa dalam kumpulan puisikarya M. Saidati, puisi ini menggunakanbahasa yang komunikatif, sehinggapembaca lebih mudah memahami ceritayang ada, dibuktikan dalam salah satupenggalan puisi karya M. Saidati sebagaiberikut.TuhanEngkaulah keabadianEngkaulah keadilanSegala puji bagi-Mu

Berdasarkan penggalan puisi diatas bahasa yang digunakan pengarangdalam menyampaikan cerita kepadapembaca lebih komunikatif. Hal tersebutterbukti pada saat membaca kutipan diatas pembaca bisa langsung memahamimaksud yang ingin disampaikanpengarang. Kedua, kelompok pembacayang ingin dijangkau pengarang. Setiappenulisan karya sastra mempunyai tujuandalam pembuatannya, misalnya kelompokpembaca yang menjadi sasaran pembuatankarya tersebut, begitu pun ketiga puisikarya M. Saidati yang digunakan dalampenelitian ini. Dari sekian banyak karyasastra yang dibuat oleh M. Saidati yangmenjadi sasaran pembacanya menjangkausemua kalangan. Sama hal nya sepertiketiga puisi yang menjadi bahan analisispenulis. Ketiga puisi tersebut bisa dibacaoleh semua kalangan, karena bahasanyayang lugas dan sederhana. Dalamhal inibisa dibuktikan berdasarkan salah satupenggalan puisi berikut ini. Hanya pada-Mu kuserahkanSegala harap kupintakanKuyakin hanya engkau yang kuasa

Menjelmakan segala pinta Berdasarkan penggalan puisi

tersebut, bahasa yang digunakanpengarang tergolong sederhana dan mudahdipahami, sehingga mudah diterima olehsemua kalangan. Selain itu karya yangditulis oleh M. Saidati mayoritasmenceritakan realitas kehidupan di sekitarkita. Dengan demikian puisi yang ditulisM. Saidati bisa mudah tersampaikankepada masyarakat. 2. Aspek Psikologi

Perkembangan psikologisseseorang dari anak-anak hingga dewasadapat dilihat dengan jelas melalui tahappenghayal, tahap romantik, tahap realistik,dan tahap generalisasi. Tahap penghayalterjadi pada usia 8-9 tahun, karenaimajinasi anak belum banyak diisi hal-halnyata tetapi masih penuh dengan berbagaifantasi kekanakan. Tahap romantik terjadipada usia 10-12 tahun, karena pada tahapini anak mulai meninggalkan fantasi danmengarah ke realitas. Tahap realistikterjadi pada usia 13-16 tahun, karena padatahap ini anak sudah benar-benar terlepasdari dunia fantasi dan sangat berminatpada realitas atau apa-apa yang benarterjadi. Tahap generalisasi terjadi padausia 16-selanjutnya, karena pada tahap inianak sudah tidak lagi berminat pada hal-hal praktis saja tetapi juga berminat untukmenemukan konsekuensi abstrak denganmenganalisis suatu fenomena.Dalammemilih bahan pembelajaran, tahap-tahapperkembangan psikologis hendaknyadiperhatikan sebab sangat besarpengaruhnya terhadap minat dankeengganan anak didik dalam banyak hal.

Berdasarkan hasil analisis penulistehradap puisi “Doa Hamba yang Lara”,“Pintaku Pada-Mu”, dan “Pasrah” karyaM. Saidatidalam aspek psikologisnyalebih dominan pada tahap generalisasi.Hal tersebut dapat di lihat dalam analisis(tabel 4.2) yang menyatakan hasil analisis34 siswa terhadap ketiga puisi yangdijadikan sebagai materi pembelajaranterdapat 30 siswa berhasil melakukananalisis dengan tepat.3. Latar Belakang Budaya

Secara alami siswa akan mudahtertarik pada karya-karya sastra yangberlatar budaya yang erat hubungannyadengan kehidupan mereka. Latarbelakang sastra meliputi hampir semuafaktor kehidupan manusia danlingkungannya, seperti geografi,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia12

Page 28: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

sejarah, legenda, pekerjaan,kepercayaan, cara berpikir, nilai-nilaimasyarakat, seni, moral, etika, dansebagainya. Biasanya siswa akanmudah tertarik pada karya-karya sastradengan latar belakang kehidupanmereka, terutama apabila karya itumenghadirkan tokoh yang berasal darilingkumgan mereka yang mempunyaikesamaan dengan mereka atau orang-orang di sekitar mereka.

Dari hasil analisis yang telahdilakukan, ketiga puisi karya M.Saidati ini memiliki fenomena yangsangat penting bagi dunai literasi disekolah. Apalagi hal ini dilakukan olehseorang pendiddik. Kultur penulissejatinya memang harus terusdiciptakan sebagai bagian transformasiilmu pengetahuan dan peradaban darizaman ke zaman. Seperti juga yangdilakukan oleh para cendekiawan masalalu dalam sejarah peradaban islamyang semata-mata demi mensyiarkanagama islam.

SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis unsur

pembangun puisi dengan judul “DoaHamba yang Lara”, “Pintaku Pada-Mu”,dan “Pasrah” karya M. Saidati sebagaibahan pemebelajaran pada siswa kelasVIII SMP Negeri 13 Kota SukabumiTahun Pelajaran 2018/2019 dapatdisimpulkan pemaparan sebagai berikut.

Pertama, analisis unsur pembangunpuisi dalam penelitian ini yaitu diksi,imaji, rima, tema, dan amanat karenasesuai dengan kompetensi dasar dalamsilabus SMP kelas VIII semester satu yaitu3.8 menelaah unsur-unsur pembangun tekspuisi yang diperdengarkan atau dibacadengan memperhatikan indikatorpencapaian yaitu peserta didik mampumenganalisis unsur-unsur pembangun tekspuisi (diksi, imaji, rima, tema, danamanat). Diksi yang terdapat dalam pusi“Doa Hamba yang Lara” yaitu lara danpapa, sedangkan makna kata yangdigunakan yaitu makna kata denotasi(makna kata sebenarnya). Imaji yangterdapat dalam puisi tersebut yaitu imajitaktil, imaji auditif, dan imaji visual. Rimayang terdapat dalam puisi puisi tersebutyaitu rima asonansi yang terdapat padapengulangan vokal pada huruf a, dan rimaaliterasi yang terdapat pada pengulangankonsonan huruf n. Tema yang terkandung

pada puisi tersebut yaitu religiusitas.Amanat yang terkandung dalam puisitersebut adalah sebagai hamba kita harussenantiasa meminta segala sesuatu melaluidoa yang dipanjatkan hanya kepada yangMaha Kuasa. Karena hanya Tuhan yangMaha Pengasih dan Maha Penyayang,yang mendengar dan menentukan segalasesuatu yang menjadi garis takdirhambanya. Diksi yang terdapat dalampuisi “Pintaku Pada-Mu” yaitu memohondan teguhkanlah, sedangakn makna katayang digunakan yaitu makna kata denotasi(makna kata sebenarnya). Imaji yangterdapat dalam puisi tersebut yaitu imajitaktil dan imaji visual. Rima yang terdapatdalam puisi tersebut yaitu rima asonansiyang terdapat pada pengulangan vokalhuruf u, dan rima aliterasi yang terdapatpada pengulangan konsonan n. Tema yangterkandung pada puisi tersebut yaitureligiusitas. Amanat yang terkandung padapuisi tersebut yaitu sebagai seorang hambakita harus selalu memohon ampun,memohon keteguhan hati, dan memohonkeselamatan hanya pada yang MahaKuasa. Baik dalam keadaan suka maupundalam keadaan duka. Diksi yang terdapatpada puisi “Pasrah” yaitu terkena, jua,satu, dan menjelmakan, sedangakn maknakata yang digunakan yaitu makna katadenotasi (makna kata sebenarnya). Imajipada puisi tersebut yaitu imaji visual danimaji taktil. Rima yang terdapat pada puisitersebut yaitu rima asonansi yang terdapatpada pengulangan huruf vokal a, dan rimaaliterasi yang terdapat pada pengulanganbunyi konsonan huruf n. tema yangterkandung pada puisi tersebut yaitureligiusitas. Amanat yang terakndung padapuisi tersebut yaitu sebagai hamba kitaharus percaya bahwa yang Maha Kuasamerupakan tempat mengadu danmemanjatkan doa yang bisa mengabulkansemua hajat hambanya. Selain itu kitasebagai hamba harus pasrah dan berserahdiri akan segala sesuatu yang sudahditakdirkan karena hanya yang MahaKuasa yang dapat mengubah takdirhambanya.

Kedua, berdasarkan hasil analisispenulis bahwa puisi “Doa Hamba yangLara”, Pintaku Pada-Mu”, dan “Pasrah”karya M. Saidati dapat dijadikan sebagaibahan ajar pada siswa kelas VIII SMPNegeri 13 Kota Sukabumi TahunPelajaran 2018/2019. Hal ini dapatdibuktikan dengan terpenuhinya prinsip-

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia13

Page 29: BAHASTRA - UISU

Chikita Celine Putri Prilla1, Asep Firdaus1, Dan Hera Wahdah Humaira1

Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cinta untuk Sang Maha CintaKarya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar

prinsip pemilihan bahan ajar yaitu prinsiprelavansi, konsistensi, dan kecukupan.Serta terpenuhinya tiga aspek dalampemilihan bahan ajar yaitu aspek bahasa,aspek psikologi, dan aspek latar belakangbudaya. Berdasarkan hasil penilaian yangtelah dilakukan oleh penulis mengenaihasil analisis yang telah dilakukan oleh 34siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 KotaSukabumi secara keseluruhan siswamendapatkan nilai amat baik denganmemperoleh total skor 2700 dan nilai rata-rata 79,41. Namun, dari rekapitulasi nilaihasil analisis unsur pembangun terhadapketiga puisi karya M. Saidati tersebutterdapat 4 orang siswa yang mendapatkannilai di bawah Kriteria KetuntasanMinimal (KKM) yang ada di sekolah yaitu75.

Berdasarkan penjelasan di atasdapat disimpulkan bahwa analisis unsurpembangun puisi karya M. Saidati dapatdijadikan sebagai bahan pembelajaran disekolah khusunya pada SekolahMenengah Pertama kelas VIII.

DAFTAR PUSTAKA

Haffaf, Fiqi. 2014. Novel Sang PemimpiKarya Andre Hirata BermuatanNilai-Nilai Pendidikan KarakterSebagai Alternatif Bahan AjarSastra di SMA. [Online] Tersedia:http://lib.unnes.ac.id/22809/ [10Januari 2019].

Pradopo, Rachmat Djoko. 2008. Puisi.Jakarta: Universitas Terbuka.

Ristiani, Iis. 2012. Kajian dan ApresiasiPuisi dan Prosa. Yogyakarta:Asjawa Pressindo.

Saidati M. 2018. Segenggam Cinta untukSang Maha Cinta. Cianjur: AsmaNadia Printing & Publishing

House.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia14

Page 30: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH FORMASI TEMPAT DUDUK BERBENTUK “U” TERHADAPKEMAMPUAN MENYIMAK TEKS BERITA KELAS XII IPS 1 DI SEKOLAH

MADRASAH ALIYAH AL-ISTIQOMAH KOTA SUKABUMI

Risman WildanUniversitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Menyimak berita merupakan kegiatan yang harus dikuasai setiapsiswa di kelas XII karena akan sangat penting bagi kemampuannya jikalaumereka sudah masuk di dunia kerja. Menyimak berita membutuhkanbeberapa kemampuan yang harus dimiliki siswa karena di dalam beritaterdapat beberapa unsur-unsur pembentuk yang harus diketahui dandicermati. Unsur-unsur pembentuk teks berita adalah Siapa, Apa, Dimana,Kapan, Kenapa dan Bagaimana. Salah satu yang bisa dilakukan oleh guruBahasa Indonesia adalah menyiasati dengan mengubah formasi tempat dudukyang semula konvensional menjadi formasi tempat duduk berbentuk “U”.Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa keunggulan dari formasitempat duduk berbentuk “U” tersebut. Berdasarkan hasil penelitian di kelas,terdapat perbedaan dari hasil pretest sebelum dirubah dan nilai hasil postestsesudah menggunakan formasi tempat duduk berbentuk “U”. Penelitian inidilakukan di sekolah Madrasah Aliyah Al-istiqomah Kota Sukabumi.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif karena perbedaannilai antara pretest dan postest diukur menggunakan angka-angka.Kata Kunci: Menyimak, Teks berita, Formasi Tempat Duduk Berbentuk “U”

Abstract. Listening to the news is an activity that must be mastered by everystudent in class XII because it will be very important for its ability if theyhave entered the work. Listening to the news requires some abilities thatstudents must have because inside the news there are several formingelements that must be known and observed. The elements of the news text areWho, What, Where, When, Why and How. One of the things that can be doneby Indonesian language teachers is to get around sitting formation bychanging the seating formation from conventional into a "U" shaped seatingformation. Based on the results of the study, there are several advantages ofthe "U" shaped seating formation. Based on the results of the research in theclass, there are differences from the results of the pretest before beingchanged and the value of the posttest results after using a "U" shaped seatingformation. This research was conducted at the Al-Istiqomah Islamic SeniorHigh School in Sukabumi.. This study uses quantitative research methodsbecause the difference in values between pretest and posttest is measuredbyusing numbers.Keywords: Listening, The news, “U” shaped seating formation.

PENDAHULUANMenyimak merupakan salah satu

kegiatan kebahasaan yang bertujuan untukmendapatkan sebanyak-banyaknyainformasi yang didapatkan dari prosesmenyimak yaitu dengan menggunakanpanca indra manusia, yang paling dominanadalah panca indra pendengaran yaitutelinga.

Kegiatan menyimak jugadipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitufaktor internal dan eksternal. Faktoreksternal yang biasanya menjadipenghambat proses pembelajaranmenyimak di dalam kelas adalah internalsiswa, dan internal guru. Sedang faktoreksternal adalah sarana dan prasaran danlingkungan sekolah. Faktor internal yang

menjadi salah satu penghambat adalahlingkungan yang tidak dikondisikan untukpembelajaran menyimak. Sekolah yangterlalu berdekatan dengan jalan raya salahsatu contohnya dapat mengakibatkan suarabising dari kendaraan mengganggukegiatan pembalajaran menyimak didalam kelas, lalu posisi tempat dudukyang tidak rapi dan tidak diatur dengankebutuhan pembelajaran juga akanberpengaruh terhadap daya simak siswa.

Pembelajaran menyimak merupakansalah satu pembelajaran kebahasaan yangharus dipelajari oleh siswa di setiaptingkatan. Pembelajaran menyimakmenjadi sangat penting dikarenakan akanmenjadi salah satu faktor penentukelulusan siswa di waktu kelulusan nanti.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

23

Page 31: BAHASTRA - UISU

Risman WildanPengaruh Formasi Tempat Duduk Berbentuk “U” Terhadap Kemampuan Menyimak

Teks Berita Kelas XII IPS 1 Di Sekolah Madrasah Aliyah Al-Istiqomah Kota SukabumiTugas guru dalam menyampaikan

materi pelajaran hendaknya mampumenciptakan suasana kelas yangmenyenangkan. Suasana kelas yangmenyenangkan mampu memberi semangatkepada siswa untuk belajar.

Salah satu keterampilan yang harusdimiliki guru adalah keterampilanmengelola kelas mengingat tugas guru didalam kelas adalah membelajarkan siswadengan menyediakan kondisi belajar yangoptimal, sesuai tujuan pengajaran yanghendak dicapai.

Pengaturan atau penataan tempatduduk adalah salah satu upaya yangdilakukan oleh guru dalam mengelolakelas. Dengan penataan tempat dudukyang baik diharapkan akan menciptakankondisi belajar yang kondusif, dan jugamenyenangkan bagi siswa. Penataanlingkungan kelas yang tepat berpengaruhterhadap tingkat keterlibatan danpartisipasi siswa dalam prosespembelajaran. Menurut Sidi (Asmani,2010:117), “Pengaturan tempat dudukdalam pembelajaran lebih bervariasi,termasuk kerja kelompok, kerjaperorangan, dan klasikal”.

Zainul Muttaqin, (2015:98)memaparkan bahwa salah satu posisiduduk yang disarankan dalampembelajaran menyimak adalah posisiduduk berbentuk “U” atau berbentukTapal Kuda. Selain memberikan kesanyang berbeda, juga akan menambahkehangatan ketika proses interaksipembelajaran berlangsung karena posisiguru yang menjadi strategis dan terlihatjelas dari segala arah.

Berdasarkan latar belakang di atas,maka penulis mengambil judul untukpenelitian ini adalah “Pengaruh FormasiTempat Duduk Berbentuk “U”Terhadap Kemampuan MenyimakTeks Berita Kelas XII IPS 1 di SekolahMadrasah Aliyah Al-IstiqomahSukabumi.”METODE PENELITIAN1. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalahseluruh kelas XII di Madrasah Aliyah Al-Istiqomah Kota Sukabumi yang berjumlah13 orang. Sedangkan sampel penelitian iniadalah kelas XII IPS 1 yang berjumlah 13orang.

Penelitian ini dilaksanakan padabulan Mei 2019 di Madrasah Aliyah Al-Istiqomah Kota Sukabumi yaitu kelas XII

IPS 1 tahun pelajaran 2018-2019. Metodeyang digunakan dalam penelitian iniadalah metode kuantitatif karena datapenelitian yang diambil berupa angka dananalisis menggunakan statistik.Pengelolaan kelas atau formasi dudukyang digunakan adalah formasi tempatduduk berbentuk “U”.HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh dari formasi tempatduduk berbentuk “U” terhadapkemampuan menyimak teks berita di kelasXII IPS 1 di sekolah Madrasah Aliyah Al-Istiqomah Kota Sukabumi. Data yangdiambil dalam penelitian ini meliputi dataskor tes awal (Pretest) dan tes akhir(Postest). Data skor awal didapat dari tesawal (Pretest) menyimak teks berita,sedangkan data skor akhir diperoleh darinilai akhir (Postest) meyimak teks berita.Data hasil penelitian disajikan sebagaiberikut.

Pada pertemuan pertama, siswadiberikan tugas untuk menyimak teksberita yang sudah dipersiapkansebelumnya oleh peneliti dan penelitimemutarkannya dengan menggunakanpelantang suara tanpa merubah posisiduduk siswa.

Pada pertemuan kedua, siswa diberitahu mengenai formasi tempat dudukberbentuk “U” dan memberikan beritauntuk disimak sebagai simulasi untukkegiatan posttest sebagai treatment.

Pada pertemuan ketiga, siswaditugaskan untuk menyimak teks berita 2yang sudah dipersiapkan oleh penelitidengan merubah formasi tempat dudukmenjadi formasi tempat dudukmenjadiberbentuk “U”.

Nilai pretest dari kegiatanpembelajaran menyimak teks berita 1dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 1.1. Hasil Pretest.Ket. 1 2 3 4 5

Jumlah Nilai

303

217

184

223

50

Rata-RataNilai.

23,3

16,7

14

17,2

3,84

Keterangan:1 = isi2 = Organisasi

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia10

Page 32: BAHASTRA - UISU

Risman WildanPengaruh Formasi Tempat Duduk Berbentuk “U” Terhadap Kemampuan Menyimak

Teks Berita Kelas XII IPS 1 Di Sekolah Madrasah Aliyah Al-Istiqomah Kota Sukabumi3 = Kosakata4 = Bahasa5 = Mekanik. (Sadili, 2017:46)Sedangkan hasil posttes dapat

dilihat di tabel berikut:Tabel 1.2. Hasil Posttest

Ket. 1 2 3 4 5

JumlahNilai

348

235

221

287

53

NilaiRata-Rata

26,76

18,07

17

22,07

53

Keterangan:1 = isi2 = Organisasi3 = Kosakata4 = Bahasa5 = Mekanik. (Sadili, 2017:46)

Perbedaan antara nilai pretest danposttest dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.3. Perbedaan Nilai Pretestdan Posttest

Jenis Tes Jumlah

Pretest ∑ 977

Posttest ∑ 1144

Gain (d) ∑ 167

Distribusi nilai pretest dan nilaiposttest dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 1.4. Distribusi Nilai Pretestdan Posttest.

Ket. Pretest Posttest

Jumlah 13 13

Frekuensi 13 13

F.N 987 1217

Mean 75,92 93,61

2. Analisis Hasil EvaluasiPembelajaran

Analisis yang digunakan padapenelitian ini yaitu analisis denganmenggunakan Uji –t, dapat diketahuiperbedaan antara hasil pretest dan posttestdengan menggunakan rumus Uji –t onegroup pretest-posttest, maka rumusnyasebagai berikut:

s2d=n∑ d2−(Σd )2

n(n−1)

t=D−d 0sd /√n

D=ΣDn

Untuk melakukan Uji –t, penelititerlebih dahulu membuat tabel untuk

menentukan ∑d dan Σd2 sebagai cara

yang dipakai untuk mencari sd (standardeviasi).

Tabel 1.5. ∑d dan Σd2

∑d Σd2

∑ 167 ∑ 2755

Berdasarkan tabel di atas, makastandar deviasinya adalah:

s2d=n∑ d2−(Σd )2

n(n−1)

¿13 (2755 )−(167)2

(13 )(13−1)

¿358 ,5−27 ,889

156

¿7926156

= 50,81Sd = 7,13Setelah mengetahui standar deviasi

dari data pretest dan posttest yaitu Sd =7,13 maka setelah itu hasilnya akandimasukan dalam Uji –t untuk dihitungdengan rumus sebagai berikut:

D=ΣDn

¿16713

=12 ,84

t=D−d0sd /√n

¿12.84−07.13/√13

¿12 ,84

7 ,13 /3 ,61

= 12,841 ,98

= 6,48 (t. Hitung)t. tabel 2,160 < t. hitung 6,48

PEMBAHASANa. Kemampuan Menyimak Teks Berita

Sebelum Menggunakan FormasiPosisi Duduk Berbentuk “U”

Berdasarkan dari nilai yangdiperoleh oleh siswa pada pelaksanaankegiatan pretest maka dapat diketahuikemampuan peserta didik sebelumdiberikan perlakuan atau treatmentmenggunakan formasi posisi dudukberbentuk “U” menunjukan nilai yangbervariasi dengan rata-rata nilai sebesar 75dari sampel siswa yang diambil sebanyak13 orang siswa. Nilai terendah yang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia11

Page 33: BAHASTRA - UISU

Risman WildanPengaruh Formasi Tempat Duduk Berbentuk “U” Terhadap Kemampuan Menyimak

Teks Berita Kelas XII IPS 1 Di Sekolah Madrasah Aliyah Al-Istiqomah Kota Sukabumidiperoleh dari pelaksanaan pretest adalah61 dan yang tertinggi adalah 84.

Dilihat dari nilai yang diperolehpeserta didik pada setiap aspek, yaituterdiri dari 5 aspek diantaranya aspek isi,organisasi, kosakata, bahasa dan mekanik.Aspek isi memperoleh nilai rata-rata 23,3,aspek organisasi memperoleh nilai rata-rata 16,7, aspek kosakata memperolehnilai rata-rata 14, aspek bahasamemperoleh nilai rata-rata 17,2, dan aspekmekanik memperoleh nilai rata-rata 3,8.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel.b. Kemampuan Menyimak Teks Berita

Sesudah Menggunakan FormasiPosisi Duduk Berbentuk “U”

Berdasarkan dari data nilai yangdiperoleh pada pelaksaaan posttest makadapat diketahui kemampuan menulis teksberita siswa setelah diberikan treatmentmenggunakan formasi tempat dudukberbentuk “U” menunjukan adanyapeningkatan nilai dengan rata-rata nilai88,0 dengan nilai terkecil 80 dan yangterbesar adalah 94.

Dilihat dari nilai yang diperolehpeserta didik pada setiap aspek, yaituterdiri dari isi, organisasi, kosakata,bahasa dan mekanik. Aspek isimemperoleh nilai rata-rata 26,76, aspekorganisasi memperoleh nilai rata-rata18,07, aspek kosakata memperoleh nilairata-rata 17,00, aspek bahasa memperolehnilai rata-rata 22,07, dan aspek mekanikmemperoleh nilai rata-rata 4,07. Untuklebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.c. Pengaruh Antara Formasi Tempat

Duduk Berbentuk “U” denganKemampuan Menyimak Teks Berita

Berdasarkan hasil Uji –t pada dataskor pretest dan postest maka didapat

dihitung t hitung= 6,48>t tabel = 2,160. Hasil

uji hipotesis menunjukan bahwa Ho

ditolak karena t hitung>t tabel. Dengan kata

lain, rata-rata nilai hasil posttest dengannilai rata-rata 88,0 lebih baik dengan rata-rata nilai pretest dengan nilai rata-rata 75.Terjadinya perbedaan nilai antara nilaipretest dan posttest ini dikarenakanpenggunaan formasi tempat dudukberbentuk “U”.

Sebuah hipotesis diterima apabilat hitung lebih besar daripada t tabel. Dengan

demikian hipotesis H1yang diajukan dapat

diterima karena t hitung>t tabel. Artinya

pembelajaran dengan menggunakanformasi tempat duduk berbentuk “U”

berpengaruh terhadap kemampuan siswamenyimak teks berita di kelas XII IPS 1 diMadrasah Aliyah Al-Istiqomah tahunajaran 2018-2019.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yangtelah dilakukan oleh peneliti yangdihubugkan dengan rumusan masalah,maka dapat disimpulkan bahwa: pertama,kemampuan menulis teks berita siswakelas XII IPS 1 di Madrasah Aliyah Al-Istiqomah sebelum menggunakan formasitempat duduk berbentuk “U” masihrendah dengan skor rata-rata 75,1 yangartinya siswa masih belum menguasai tatacara menulis teks berita yang sesuaidengan kaidah kebahasaan, isi, organisasiyang tepat. Pada pelaksanaan pretestbeberapa siswa masih keliru pada strukturdan kaidah kebahasaan dalam menulisteks berita.

Kedua, kemampuan menulis teksberita siswa kelas XII IPS 1 di MadrasahAliyah Al-Istiqomah setelahmenggunakan formasi tempat dudukberbentuk “U” mengalami perubahan. Haltersebut dapat dilihat pada perbedaan skorrata-rata posttest, jumlah rata-rata padasaat posttest mengalami peningkatanmenjadi 88,0. Selain itu peningkatankemampuan menulis teks berita siswakelas XII IPS 1 dapat dilihat dariperolehan gain sebesar ∑167 perbedaanini karena adanya pengaruh daripenggunaan formasi tempat dudukberberntuk “U”.

Ketiga, berdasarkan hasil pengujianstatistik Uji –t pada data skor yangdiperoleh, maka didapat thitung = 6,48lebih besar daripada t.tabel =1,`60. Karena

thitung lebih besar dari t.tabel, maka H0

ditolak.DAFTAR PUSTAKAAksari,I. H. 2013. Pengaruh

Profesionalitas Guru terhadapKemampuan MendesainPosisiDudukdan PeningakatanPrestasi Siswa. Diakses darihttp://www.diyanika.com/2013/05/pengaruh-profesionalitas-guru-terhadap.htmlpada18 April2019Pukul 20.52 WIB.17 hlm.

Anam, K. 2016. Pembelajaran BerbasisInkuiriMetode danAplikasi.PustakaPelajar.Yogyakarta. 210hlm.

Arikuno, Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian. Jakarta. Rineka Cipta

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia12

Page 34: BAHASTRA - UISU

Risman WildanPengaruh Formasi Tempat Duduk Berbentuk “U” Terhadap Kemampuan Menyimak

Teks Berita Kelas XII IPS 1 Di Sekolah Madrasah Aliyah Al-Istiqomah Kota SukabumiAsmadi, Alsa. 2006. Pendekatan

Kuantitatif Dan Kualitatif SertaKombinasinya. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Djuraid. 2009. Panduan Menulis Berita.UMM Press.

Muijs, D. dan Reynolds,D. 2008.EffectiveTeaching.PustakaPelajar.Yogyakarta.472hlm.

Muttaqin, Zainal. 2015. Psikologi Anak &Pendidikan. Bandung. Bukupedia.

Rohani, A.2010.PengelolaanPembelajaran.RinekaCipta. Jakarta.280hlm.

Sadili, Syamsudin. 2017. ManejemenSumber Daya Manusia. Bandung.CV Pustaka Setia.

Saifuddin.2014.PengelolaanPembelajaranTeoritisdan Praktis.Deepublish.Yogyakarta.186 hlm.

Sudrajat, A. 2008. Penataan TempatDudukSiswasebagai BentukPengelolaan Kelas. Diakses darihttp://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/28/penataan-tempat-duduk- siswa-sebagai-bentuk-pengelolaan-kelas/pada18April 2019 Pukul23.32 WIB.8hlm.

Suhandang, Kustadi. 2010. PengantarJurnalistik Seputar Organisasi,Produk & Kode Etik. Bandung.Nuansa.

Sujarweni, V Wiratna. 2014. MetodologiPenelitian; Lengkap, Praktis DanMudah Difahami. Pustaka BaruPress.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. MenyimakSebagai Suatu KeterampilanBerbahasa. Bandung. PenerbitAngkasa.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia13

Page 35: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

ANALISIS KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA RENCANAPELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA KELAS X

DI SMA NEGERI SE-KOTA SUKABUMI

Riska¹, Deden Ahmad Supendi², Tanti Agustiani³1. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi2. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi3. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristikpembelajaran kooperatif pada RPP guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 3,SMA Negeri 4, dan SMA Negeri 2 Kota Sukabumi. Adapun karakteristiktersebut yaitu pembagian kelompok berdasarkan tingkatan pengetahuan(heterogen), tanggung jawab individu terhadap individu, dan rekognisi timatau penghargaan terhadap tim. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatifdengan desain ex post facto tipe studi kasus. Subjek dalam penelitian adalahRPP serta guru bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri se-Kota Sukabumi.Objek dalam penelitian yaitu karakteristik pembelajaran kooperatif.Instrumen dalam penelitian menggunakan pernyataan dan pertanyaanberkaitan dengan karakteristik kooperatif serta sintak dalam pembelajarankooperatif. Berdasarkan pada tabel analisis dapat diketahui bahwa pada RPPbahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 3 Kota Sukabumi yangmencantumkan karakteristik pembelajaran kooperatif secara lengkap terdapatpada meteri hikayat KD 3.7. Kemudian pada beberapa materi, karakteristiktersebut tidak seluruhnya dicantumkan, seperti pada materi LHO, eksposisi,anekdot, negosiasi, debat, biografi dan puisi. Karakteristik pembelajarankooperatif di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi dan SMA Negeri 2 KotaSukabumi memiliki hasil yang sama, yaitu tercantum dua karakteristikpembelajaran pada semua materi atau KD yakni tanggung jawab individuterhadap individu dan rekognisi tim. Adapun karakteristik yang tidakdicantumkan pada semua materi di RPP bahasa Indonesia kelas X SMANegeri 4 Kota Sukabumi dan SMA Negeri 2 Kota Sukabumi yaitupembagian kelompok berdasarkan tingkatan pengetahuan (heterogen).Kata Kunci: Pembelajaran, Kooperatif, RPP, Karakteristik, Guru

Abstract.This study aims to find out how the characteristics of cooperativelearning in Indonesian language teacher RPP in SMA 3, SMA 4, and SMA 2in Kota Sukabumi. The characteristics are group division based on the levelof knowledge (heterogeneous), individual responsibility towards theindividual, and team recognition or respect for the team. This type ofresearch is qualitative descriptive with ex post facto type case study design.Subjects in the study were RPP as well as Indonesian language teachers inclass X of the Senior High Schools throughout Sukabumi City. The objects inthe study are the characteristics of cooperative learning. Instruments inresearch use statements and questions related to cooperative characteristicsand syntax in cooperative learning. Based on the analysis table, it can beseen that in the Indonesian language RPP class X, Public High School 3,Sukabumi City, which lists the characteristics of cooperative learning in full,is contained in the KD 3.7 story series. Then in some materials, thesecharacteristics are not entirely included, such as in the LHO material,exposition, anecdote, negotiation, debate, biography and poetry.Characteristics of cooperative learning in 4 Public High Schools inSukabumi City and Sukabumi City 2 High School have the same results,namely listed two learning characteristics in all material or KD, namelyindividual responsibility towards individuals and team recognition. Thecharacteristics that are not included in all material in Indonesian LanguageRPP class X, Public High School 4, Sukabumi City and Public High School2, City of Sukabumi, are divided into groups based on the level of knowledge(heterogeneous).Keyword: Learning, Cooperative, RPP, Characteristics, Teacher

PENDAHULUANMenurut undang-undang nomor 20

tahun 2003 kurikulum merupakanseperangkat rencana dan sebuah

pengaturan berkaitan dengan tujuan isi,bahan ajar, serta cara yang digunakansebagai pedoman dalam penyelenggaraankegiatan pembelajaran untuk mencapai

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

28

Page 36: BAHASTRA - UISU

Riska¹, Deden Ahmad Supendi², Tanti Agustiani³Analisis Karakteristik Pembelajaran Kooperatif pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) Guru Bahasa Indonesia Kelas X Di SMA Negeri Se-Kota Sukabumitujuan pendidikan nasional. Adapuntujuan pendidikan nasional tercantumdalam pembukan UUD 1945 alinea ke-4,yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.Berdasarkan hal tersebut, kurikulum yangberlaku harus dikembangkan dandiperbarui setiap tahunnya agar sesuaidengan kebutuhan masyarakat Indonesiayang dinamis serta menghadapi tantanganglobal. (dikutip dari Wahyuni, 2015: 231).

Kurikulum yang digunakan saat iniadalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013merupakan penyempurnaan darikurikulum sebelumnya yaitu KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Kegiatan pembelajaran kurikulum 2013menggunakan pendekatan saintifik, yaitupembelajaran yang dilakukan melaluiproses mengamati, menanya, mencoba,menalar, dan mengkomunikasikan. Tujuandari penggunaan pendekatan ini yaitumerangsang rasa ingin tahu siswa, kreatifdalam mengontruksi materi pelajaran, dankerja sama antarteman sejawat (Mastur,2017:51).

Cara yang dapat dilakukan untukmencapai tujuan kurikulum 2013 yaknipendidik mampu memilih danmengembangkan apa yang ada di dalamRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)yang disusun, seperti memilih model danmetode yang tepat sesuai dengankarakteristik peserta didik supayapembelajaran berlangsung efektif. RPPmerupakan salah satu perangkat yangdisusun oleh guru, di dalamnya tercantumlangkah-langkah kegiatan yang akandilaksanakan di dalam prosespembelajaran yang berfungsi sebagaiacuan bagi guru untuk melaksanakankegiatan belajar mengajar agar lebihterarah, efektif dan efisien.

Aturan Permendiknas nomor 41tahun 2007 tentang standar prosesmenetapkan aturan mengenai penyusunanRPP. Ada tiga hal yang ditegaskan dalamPermendiknas tersebut, pertamaperencanaan proses pembelajaran meliputisilabus dan RPP yang memuat identitasmata pelajaran, standar kompetensi,kompetensi dasar, indikator pencapaiankompetensi, tujuan pembelajaran, materiajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,kegiatan pembelajaran, penilaian hasilbelajar, dan sumber belajar. Kedua, RPPdijabarkan dari silabus. Ketiga, setiap gurupada satuan pendidikan berkewajiban

menyusun RPP secara lengkap dansistematis (Wikanengsih, dkk. 2015: 107).

Kriteria RPP yang baik berdasarkanketentuan salah satunya harusmencantumkan model dan metodepembelajaran. Banyak model dan metodepembelajaran yang terdapat di K13 salahsatunya adalah pembelajaran kooperatif.Pembelajaran kooperatif merupakanpembelajaran yang bersifat kelompok,atau disebut dengan istilah pembelajaranyang berbasis sosial. Dilihat darimanfaatnya kooperatif dijadikan sebagaipembelajaran yang efektif jika digunakansesuai dengan prosedur yang sebenarnya.Ada unsur-unsur dasar dan karakteristikyang membedakannya denganpembelajaran kelompok biasa.

Ada tiga karakteristik kooperatifyang menjadi pembeda yaitu (1)pembagian kelompok berdasarkantingkatan pengetahuan (heterogen) (2)adanya tanggung jawab individu, dan (3)rekognisi tim atau penghargaanberdasarkan tim. Karakteristik tersebutharus tercantum pada langkah-langkahpembelajaran dalam RPP yang disusunoleh guru. Maka fokus pembahasan padapenelitian ini yaitu analisis mengenaikarakteristik pembelajaran kooperatif padaRPP guru bahasa Indonesia kelas X SMAse-Kota Sukabumi.

Penelitian mengenai RPP pernahdilakukan oleh Wikanengsih dkk. padatahun 2015 yang tercantum dalam JurnalIlmiah P2M TKIP Siliwangi. Vol. 2, (1),106-119 dengan judul “Analisis RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) MataPelajaran Bahasa Indonesia”. Padapenelitian ini berfokus pada analisiskelengkapan unsur RPP mata pelajaranbahasa Indonesia di SMP Kota Cimahi.Selain itu, penelitian sejenis juga pernahdilakukan oleh Mei Anggriani Aruandengan judul penelitian “Analisis RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) GuruBahasa Indonesia di SMA Negeri 7Medan Tahun Ajaran 2016/2017. Fokuspembahasan pada penelitian tersebutmengenai kesesuaian sistematikapenyusunan RPP guru mata pelajaranbahasa Indonesia dengan permendikbudnomor 22 tahun 2016.

Berdasarkan dua penelitianterdahulu di atas, belum ada pembahasanmengenai analisis karakteristikpembelajaran kooperatif pada RPP yangdisusun oleh guru bahasa Indonesia.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia24

Page 37: BAHASTRA - UISU

Riska¹, Deden Ahmad Supendi², Tanti Agustiani³Analisis Karakteristik Pembelajaran Kooperatif pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) Guru Bahasa Indonesia Kelas X Di SMA Negeri Se-Kota SukabumiSelain itu, belum ada penlitian sejenisyang dilakukan di Kota Sukabumimengenai RPP dengan subjek penelitianguru bahasa Indonesia. Berdasarkan haltersebut penulis melakukan penelitianberjudul “Analisis KarakteristikPembelajaran Kooperatif pada RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) GuruBahasa Indonesia Kelas X di SMA Negerise-Kota Sukabumi.

Berdasarkan pemaparan di atasdirumuskan masalah sebagai berikut.1. Apakah karakteristik pembagian

kelompok berdasarkan tingkatpengetahuan (heterogen) tampak padalangkah-langkah pembelajaran dalamRPP guru bahasa Indonesia kelas X diSMA Negeri se-Kota Sukabumi?

2. Apakah karakteristik tanggung jawabindividu terhadap individu lainnyatampak pada langkah-langkahpembelajaran dalam RPP guru bahasaIndonesia kelas X di SMA Negeri se-Kota Sukabumi?

3. Apakah karakteristik rekognisi timtampak pada langkah-langkahpembelajaran dalam RPP guru bahasaIndonesia kelas X di SMA Negeri se-Kota Sukabumi?

Adapun tujuan dalam penelitian iniyaitu sebagai berikut.

1. Mengetahui karakteristik pembagiankelompok berdasarkan tingkatanpengetahuan (heterogen) yang tampakpada langkah-langkah pembelajarandalam RPP guru bahasa Indonesiakelas X di SMA Negeri se-KotaSukabumi.

2. Mengetahui karakteristik tanggungjawab individu terhadap individulainnya yang tampak pada langkah-langkah pembelajaran dalam RPP gurubahasa Indonesia kelas X di SMANegeri se-Kota Sukabumi.

3. Mengetahui karakteristik rekognisi timyang tampak pada langkah-langkahpembelajaran dalam RPP guru bahasaIndonesia kelas X di SMA Negeri se-Kota Sukabumi.

METODE PENELITIANJenis metode penelitian yang

digunakan adalah deskriptif kualitatif,dengan desain ex post facto tipe studikasus. Data yang diperoleh dari penelitiandituangkan dalam bentuk deskripsi kata-kata. Penelitian ini memiliki dua variabelyakni variabel bebas dan variabel terikat.

Subjek dalam penelitian adalah guru matapelajaran bahasa Indonesia kelas X sertaRPP mata pelajaran bahasa indonesia.Adapun objek dalam penelitian yaitukarakteristik pembelajaran kooperatifyang akan dianalisis dan dideskripsikan.

Pengumpulan data dalam penelitianmenggunakan teknik triangulasi data,yaitu observasi, wawancara dandokumentasi. Teknik observasi digunakanuntuk mengobservasi RPP mata pelajaranbahasa idonesia, guna memperoleh datamengenai karakteristik pembelajarankooperatif pada RPP. Kemudian yangkedua digunakan instrumen wawancaraguna memperoleh data sekunder, apabiladirasa dalam observasi masih terdapatkekurangan dan terakhir dokumentasiyang berupa dokumen-dokumen RPP gunasebagai penguat data yang diperoleh darihasil analisis. Berikut adalah instrumenobservasi dan wawancara yang digunakan.

Tabel 2.1. Instrumen ObservasiNo

Pernyataan

JawabanKet

Ya Tidak

1.

Guru Menjelaskan Tujuan Pembelajaran.

2 Guru Mempresentasikan Materi Kepada Peseta Didik.

3. Adanya Pembelajaran Kelompok.

4. Guru Menjelaskan Tentang Pembentukan Kelompok Atau Tim Kepada Peserta Didik.

5. Kelompok BelajarDibagi Secara Heterogen.

6. Guru

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia25

Page 38: BAHASTRA - UISU

Riska¹, Deden Ahmad Supendi², Tanti Agustiani³Analisis Karakteristik Pembelajaran Kooperatif pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) Guru Bahasa Indonesia Kelas X Di SMA Negeri Se-Kota SukabumiMemberikan Masalah Kepada Peserta Didik Untuk Dipecahkan Secara Kelompok

7. Tanggung Jawab Individu Terhadap Individu Lain.

8. Ketergantungan Individu Secara Positif.

9. Tanggung Jawab Individu Terhadap Kelompok.

10.

Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok.

11.

Adanya Evaluasi Kelompok.

12

Memberikan Penghargaan/Rekognisi Tim.

Tabel 2.2. Instrumen WawancaraNo PERTANYAAN

1.Apakah ibu/bapak menyusunRPP sebagai rencana dalamproses pembelajaran?

2.Pembelajaran apa saja yangibu/bapak gunakan dalamproses mengajar?

3.

Apakah dalam RPP yangdisusun oleh ibu/bapakterdapat pembelajarankooperatif/kelompok?

4.KD berapa yangmenggunakan pembelajarankooperatif/kelompok?

5. Ketika ibu/bapak

menggunakan pembelajarankooperatif/kelompok,bagaimana ibu/bapakmembagi kelompok belajartersebut?

6.

Bagaimana cara ibu/bapakmendeskripsikan pembagiankelompok pada pembelajarankooperatif/kelompok dalamRPP, sehingga tampak padalangkah-langkahpembelajaran?

7.

Ketika ibu/bapakmenggunakan pembelajarankooperatif/kelompok,bagaimana cara ibu/bapakmemberikan penilaian ataupenghargaan?

8.

Bagaimana cara ibu/bapakmendeskripsikanpenilaian/penghargaan padapembelajarankooperatif/kelompok dalamRPP sehingga tampak padalangkah-langkahpembelajaran?

9.

Ketika ibu/bapakmenggunakan pembelajarankooperatif/kelompok, apakahtanggung jawab individuterhadap individu lain selaluditekankan pada saatpembelajaran berlangsung?

10.

Bagaimana cara ibu/bapakmendeskripsikan tanggungjawab individu terhadapindividu lain padapembelajarankooperatif/kelompok dalamRPP sehingga tampak padalangkah-langkahpembelajaran?

11.

Apakah dalam meggunakanpembelajarankooperatif/kelompok,karakteristiknya selaluditerapkan dalam setiap kaliproses pembelajaran?Terlebih dicantumkan dalamRPP yang telah disusun.

12.Apakah alasan ibu/bapakmenggunakan modelpembelajaran kooperatif?

Penelitian ini dilakukan di SMANegeri se-Kota Sukabumi dengan subjekguru bahasa Indonesia kelas X. Sekolahyang dijadikan tempat penelitian adalahtiga dari lima sekolah yaitu SMA Negeri 3

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia26

Page 39: BAHASTRA - UISU

Riska¹, Deden Ahmad Supendi², Tanti Agustiani³Analisis Karakteristik Pembelajaran Kooperatif pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) Guru Bahasa Indonesia Kelas X Di SMA Negeri Se-Kota SukabumiKota Sukabumi, SMA Negeri 4 KotaSukabumi dan SMA Negeri 2 KotaSukabumi tahun ajaran 2018/2019.Penelitian dilaksanakan pada tanggal 30April sampai dengan 20 Mei 2019. Waktupenelitian disesuaikan dengan jadwal yangtelah ditentukan pada awal penelitiandilaksanakan,

Teknik analisis data dalampenelitian meliputi analisis sebelum kelapangan, hasil dari teknik ini yaitu studipendahuluan berupa pembacaan literaturguna untuk memperluas wawasan penelitidibidang yang akan diteliti. Teknik yangkedua adalah analisis selama dilapanganyang terdiri dari tiga bentuk yaitu reduksidata artinya menyaring dan memilih datayang pokok. Kedua adalah penyajian data.Penyajian data dilakukan dalam betukuraian teks yang bersifat naratif. Ketigaadalah verifikasi atau penarikankesimpulan berdasarkan data yang telahdikumpulkan dan dianalisis. Dalam hal iniyaitu hasil analisis RPP yang bertujuanuntuk menentukan karakteristikpembelajaran kooperatif baik yangdicantumkan maupun tidak.HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil penelitianyang telah dilakukan di SMA Negeri 3Kota Sukabumi, SMA Negeri 4 KotaSukabumi, dan SMA Negeri 2 KotaSukabumi melalui teknik observasi, yaknidengan menganalisis karakteritikkooperatif pada RPP guru bahasaIndonesia dapat diketahui bahwakarakteristik pembelajaran kooperatiftidak seluruhnya dicantumkan dalam RPP.Karakteristik pembelajaran kooperatifyang dicantumkan dalam RPP hanyabagian-bagian tertentu saja. Berikut iniakan dipaparkan lebih lanjut dan terperincimengenai analisis karakteristikpembelajaran kooperatif pada RPP gurubahasa Indonesia kelas X yangdideskripsikan melalui kata-kataberbentuk tulisan.1. Karakteristik Pembelajaran

Kooperatif pada RPP BahasaIndonesia kelas X SMA Negeri 3Kota Sukabumi

Berdasarkan hasil observasi yangtelah dilakukan di SMA Negeri 3 KotaSukabumi, guru mata pelajaran bahasaIndonesia memiliki RPP berjumlah 13rangkap untuk 8 materi pelajaran. AdapunRPP yang peneliti analisis berjumlah 8rangkap. Satu rangkap RPP merupakan

pengembangan dari satu KompetensiDasar (KD) yang mewakili setiap materipelajaran bahasa Indonesia. Adapun hasilanalisis karakteristik pembelajarankooperatif pada RPP tersebut dapat dilihatpada tabel berikut.

Tabel 3.1. Hasil Analisis RPP BahasaIndonesia Kelas X SMAN 3 Kota

Sukabumi

No.

Materi/KD

Kelompok Belajar dibagi secara Heterogen

Tanggung Jawab Individu terhadap Individu

Rekognisi Tim

1.LHO/3.1

Tidak Ya Ya

2.Eksposisi/3.3

Tidak Ya Tidak

3.Anekdot/3.5

Tidak Ya Tidak

4.Hikayat/3.7

Ya Ya Tidak

5.Negosiasi/3.10

Tidak Ya Tidak

6.Debat/3.12

Tidak Ya Ya

7.Biografi/3.14

Tidak Tidak Tidak

8.Puisi/3.16

Tidak Ya Tidak

Berdasarkan pada tabel di atas dapatdiketahui bahwa RPP yang mencantumkankarakteristik pembelajaran kooperatifsecara lengkap terdapat pada meterihikayat KD 3.7 yang terdiri daripembagian kelompok dibagi secaraheterogen, tanggung jawab individuterhadap individu, dan rekognisi tim.Kemudian pada beberapa materi,karakteristik tersebut tidak seluruhnyadicantumkan, seperti pada materi LHO,eksposisi, anekdot, negosiasi, debat,biografi dan puisi.

Materi teks LHO KD 3.1,mencantumkan dua karakteristikpembelajaran kooperatif yang terdiri daritanggung jawab individu terhadapindividu dan rekognisi tim. Materi tekseksposisi KD 3.3, materi teks anekdot KD3.5, materi teks negosiasi KD 3.10 danmateri puisi KD 3.16 hanyamencantumkan satu karakteristikpembelajaran kooperatif yaitu tanggungjawab individu terhadap individu. Materiteks debat KD 3.12 mencantumkan duakarakteristik pembelajaran kooperatif

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia27

Page 40: BAHASTRA - UISU

Riska¹, Deden Ahmad Supendi², Tanti Agustiani³Analisis Karakteristik Pembelajaran Kooperatif pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) Guru Bahasa Indonesia Kelas X Di SMA Negeri Se-Kota Sukabumiyang terdiri dari tanggung jawab individuterhadap individu dan rekognisi tim.Selain itu, RPP yang tidak mencantumkankarakteristik pembelajaran kooperatifterdapat pada materi teks biografi KD3.14.

Karakteristik yang pertama adalahpembagian kelompok secara heterogentercantum pada RPP bahasa Indonesiakelas X SMA Negeri 3 Kota Sukabumi.Karakteristik ini tercantum pada materihikayat KD 3.7 yakni pada kegiatan intidi langkah-langkah pembelajaran.Pembagian kelompok secara heterogendibentuk pada awal pembelajaran yangberlaku untuk seterusnya. Pembagiankelompok dilakukan dengan cara pretestdan postes guna mengetahui tingkatpengetahuan setiap peseta didik agarpembagian kelompok dilakukan secaramerata. Selain itu pembentukan kelompoksecara heterogen dilakukan bertujuan agarpeserta didik dapat ditentukan tugas danperannya sebagai tutor teman sebaya.

Karakteristik yang keduaadalah tanggung jawab individu terhadapindividu. Tanggung jawab individu adalahsalah satu karakteristik yang dibutuhkandalam kegiatan kerja sama. Selaintanggung jawab untuk individu, kooperatifjuga menuntut tanggung jawab terhadapkelompoknya, karena apabila anggotakelompok tidak melaksanakan tugasnyamaka hal tersebut akan menghambat yanglainnya.

Karakteristik tersebuttercantum hampir pada semua materipelajaran. Karakteristik tersebut tersiratpada kegiatan inti di langkah-langkahpembelajaran yaitu pada nilai karakterkerja sama, kreatifitas dan komunikasipeserta didik. Tanggung jawab individuadalah salah satu karakteristik yangdibutuhkan dalam kegiatan kerja sama.Karakteristik tersebut akan menimbulkanSelain tanggung jawab untuk individu,kooperatif juga menuntut tanggung jawabterhadap kelompoknya, karena apabilaanggota kelompok tidak melaksanakantugasnya maka hal tersebut akanmenghambat yang lainnya.

Karakteristik yang ketiga adalahrekognisi tim. Rekognisi tim merupakanproses pemberian penghargaan terhadapkelompok belajar setelah adanya prosespenilaian atau evaluasi kelompok.Karakteristik tersebut tidak seluruhnyatercantum pada RPP, hanya sebagian

materi yang mencantumkan karakteristiktersebut yaitu pada materi LHO KD 3.1dan materi debat KD 3.12. Adapun RPPyang tidak mencantumkan ketigakarakteristik tersebut yaitu terdapat padamateri biografi KD 3.7. Hal ini disebabkankarena pada pada tersebut tidakmenggunakan pembelajaran kelompok,atau pendidik dalam proses belajarmenggunakan metode atau model yanglain.2. Karakteristik Pembelajaran

Kooperatif pada RPP BahasaIndonesia kelas X SMA Negeri 4Kota Sukabumi

Berdasarkan hasil observasi yangtelah dilakukan di SMA Negeri 4 KotaSukabumi, guru mata pelajaran bahasaIndonesia memiliki RPP berjumlah 13rangkap untuk 8 materi pelajaran. AdapunRPP yang peneliti analisis berjumlah 8rangkap. Satu rangkap RPP merupakanpengembangan dari satu KompetensiDasar (KD) yang mewakili setiap materipelajaran bahasa Indonesia. Adapun hasilanalisis karakteristik pembelajarankooperatif pada RPP tersebut dapat dilihatpada tabel berikut.

Tabel 3.2. Hasil Analisis RPP BahasaIndonesia Kelas X SMAN 4 Kota

Sukabumi

No.

Materi/KD

KelompokBelajar dibagi secara Heterogen

Tanggung Jawab Individu

Rekognisi Tim

1.LHO/3.1

Tidak Iya Iya

2.Eksposisi/3.3

Tidak Iya Iya

3.Anekdot/3.5

Tidak Iya Iya

4.Hikayat/3.7

Tidak Iya Iya

5.Negosiasi/3.10

Tidak Iya Iya

6.Debat/3.12

Tidak Iya Iya

7.Biografi/3.14

Tidak Iya Iya

8.Puisi/3.16

Tidak Iya Iya

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia28

Page 41: BAHASTRA - UISU

Riska¹, Deden Ahmad Supendi², Tanti Agustiani³Analisis Karakteristik Pembelajaran Kooperatif pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) Guru Bahasa Indonesia Kelas X Di SMA Negeri Se-Kota SukabumiBerdasarkan pada tabel di atas dapat

diketahui bahwa, materi teks LHO KD3.1, teks eksposisi KD 3.3, anekdot KD3.5, hikayat KD 3.7, negosiasi KD 3.10,debat KD 3.12, biografi KD 3.14 dan puisiKD 3.16 pada RPP bahasa Indonesia kelasX SMA Negeri 4 Kota Sukabumimencantumkan dua karakteristikpembelajaran kooperatif yang terdiri daritanggung jawab individu terhadapindividu dan rekognisi tim. Adapunkarakteristik yang tidak dicantumkan yaitupembagian kelompok secara heterogen.

Karakteristik tanggung jawabindividu terhadap individu dankarakteristik rekognisi tim tercantum didalam langkah-langkah pembelajaran padaRPP bahasa Indonesia kelas X SMANegeri 4 Kota Sukabumi. Padakarakteristik tanggung jawab individutersirat di dalam kegiatan inti pada prosesnilai karakter kerja sama, komunikasi, dankreatifitas peserta didik. Karakteristiktersebut tercantum pada materi LHO KD3.1, eksposisi KD 3.3, anekdot KD 3.5,hikayat KD 3.7, negosiasi KD 3.10, debatKD 3.12, biografi KD 3.14 dan puisi KD3.16.3. Karakteristik Pembelajaran

Kooperatif pada RPP BahasaIndonesia kelas X SMA Negeri 2Kota Sukabumi

Berdasarkan hasil observasi yangtelah dilakukan di SMA Negeri 2 KotaSukabumi, guru mata pelajaran bahasaIndonesia memiliki RPP berjumlah 13rangkap untuk 8 materi pelajaran. AdapunRPP yang peneliti analisis berjumlah 8rangkap. Satu rangkap RPP merupakanpengembangan dari satu KompetensiDasar (KD) yang mewakili setiap materipelajaran bahasa Indonesia. Adapun hasilanalisis karakteristik pembelajarankooperatif pada RPP tersebut dapat dilihatpada tabel berikut.

Tabel 3.3. Hasil Analisis RPP BahasaIndonesia Kelas X SMAN 2 Kota

Sukabumi

No.

Materi/KD

Kelompok Belajar dibagisecaraHeterogen

TanggungJawab Individu

RekognisiTim

1.LHO/3.1

Tidak Iya Iya

2.Eksposisi/3.3

Tidak Iya Iya

3.Anekdot/3.5

Tidak Iya Iya

4.Hikayat/3.7

Tidak Iya Iya

5.Negosiasi/3.10

Tidak Iya Iya

6.Debat/3.12

Tidak Iya Iya

7.Biografi/3.14

Tidak Iya Iya

8.Puisi/3.16

Tidak Iya Iya

Berdasarkan pada tabel di atas dapatdiketahui bahwa, materi teks LHO KD3.1, teks eksposisi KD 3.3, anekdot KD3.5, hikayat KD 3.7, negosiasi KD 3.10,debat KD 3.12, biografi KD 3.14 dan puisiKD 3.16 pada RPP bahasa Indonesia kelasX SMA Negeri 2 Kota Sukabumimencantumkan dua karakteristikpembelajaran kooperatif yang terdiri daritanggung jawab individu terhadapindividu dan rekognisi tim. Adapunkarakteristik yang tidak dicantumkan yaitupembagian kelompok secara heterogen.

Karakteristik tanggung jawabindividu terhadap individu dankarakteristik rekognisi tim tercantum didalam langkah-langkah pembelajaran padaRPP bahasa Indonesia kelas X SMAnegeri 2 Kota Sukabumi. Padakarakteristik tanggung jawab individutersirat di dalam kegiatan inti pada prosesnilai karakter kerja sama, komunikasi, dankreatifitas peserta didik. Karakteristiktersebut tercantum pada materi LHO KD3.1, eksposisi KD 3.3, anekdot KD 3.5,hikayat KD 3.7, negosiasi KD 3.10, debatKD 3.12, biografi KD 3.14 dan puisi KD3.16.

Berdasarkan pada hasil observasidan analisis RPP di SMA Negeri se-KotaSukabumi, mengacu pada sintak danprinsip pembelajaran kooperatif,pembelajaran dimulai dengan:a. Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran.b. Guru mempresentasikan materi.c. Adanya pembelajaran kelompok.d. Guru menjelaskan pembagian

kelompok atau tim belajar.e. Kelompok belajar dibagi secara

heterogen.f. Guru memberikan masalah untuk

dipecahkan secara kelompok.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia29

Page 42: BAHASTRA - UISU

Riska¹, Deden Ahmad Supendi², Tanti Agustiani³Analisis Karakteristik Pembelajaran Kooperatif pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) Guru Bahasa Indonesia Kelas X Di SMA Negeri Se-Kota Sukabumig. Tanggung jawab individu terhadap

individu.h. Ketergantungan individu secara positif.i. Tanggung jawab individu terhadap

kelompok.j. Mempresentasikan hasil diskusi

kelompok.k. Adanya evaluasi kelompok.l. Memberikan penghargaan atau

rekognisi tim.Berdasarkan hal tersebut, ada

beberapa hal yang tidak dicantumkan padalangkah-langkah pembelajaran dalam RPPbahasa indoenesia kelas X di SMA Negerise-Kota Sukabumi, seperti penjelasantentang pembagian kelompok, prosesevaluasi sampai pada pemberianpenghargaan terhadap kelompok atau tim.SIMPULAN

Berdasarkan pada hasilpenelitian yang telah diuraikan padapembahasan, dapat diambil simpulanyaitu: pertama, karakteristik pembagiankelompok secara heterogen tercantumpada RPP bahasa Indonesia kelas X diSMA Negeri 3 Kota Sukabumi, yaituterdapat pada materi hikayat KD 3.7. PadaRPP bahasa Indonesia kelas X SMANegeri 4 Kota Sukabumi dan SMA Negeri2 Kota Sukabumi karakteristik pembagiankelompok secara heterogen tidaktercantum di langkah-langkahpembelajaran. Kedua karakteristiktanggung jawab individu terhadapindividu tercantum pada RPP bahasaindonesia kelas X SMA Negeri 3 KotaSukabumi yaitu pada semua materi bahasaIndonesia, kecuali teks biografi KD 3.14.Pada RPP bahasa Indonesia kelas X diSMA Negeri 4 Kota Sukabumi dan SMANegeri 2 Kota Sukabumi tercantumkarakteristik tanggung jawab individuterhadap individu yaitu terdapat padasemua materi atau KD. Ketiga,karakteristik rekognisi tim pada RPPbahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 3Kota Sukabumi tercantum pada dua materiyaitu debat KD 3.12 dan LHO KD 3.1.Kemudian, pada RPP bahasa Indonesiakelas X SMA Negeri 4 Kota Sukabumidan SMA Negeri 2 Kota Sukabumikarakteristik rekognisi tim tercantum dilangkah-langkah pembelajaran yaituterdapat pada semua materi atau KD.DAFTAR PUSTAKAMastur. (2017). Implementasi Kurikulum

2013 dalam PelaksanaanPembelajaran di SMP. Jurnal

Teknologi Pendidikan. Vol.4.(1).50-64.

Aruan, Mei Anggriani dan Fitriani Lubis.(2017). “Analisis RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP)Guru Bahasa Indonesia SmaNegeri 7 Medan TahunPembelajaran 2016/2017”. JurnalBasatra: Bahasa dan SastraIndonesia. 6, (2), 80-92.

Slavin, Robert. E. (2011). CooperatifLearning. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. (2012). Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif dan R & D.Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2016). MetodePenelitian Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Wikanengsih, dkk. 2015. “AnalisisRencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Mata Pelajaran BahasaIndonesia”. Jurnal Ilmiah P2MTKIP Siliwangi. Vol. 2, (1), 106-119.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia30

Page 43: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT DALAM SKRIPSI MAHASISWAUNIVERSITAS BRAWIJAYA SEBAGAI DASAR PENENTUAN STRATEGI,

TUJUAN, DAN BAHAN AJAR MATA KULIAH BAHASA INDONESIA DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Nanang Bustanul Fauzi ¹, Maulfi Syaiful Rizal ², Muh. Fatoni Rohman 1. Universitas Brawijaya2. Universitas Brawijaya3. Universitas Brawijaya

[email protected]; [email protected]; [email protected]

Abstrak. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh mahasiswa.Keterampilan berbahasa ini berguna untuk menulis skripsi sebagai tugas akhirmahasiswa dalam meraih gelar sarjana (magister dan atau doktor). Dalampenulisan skripsi, ejaan, dan kalimat yang digunakan merupakan kalimat yangbaku dan efektif agar pembaca mudah memahami maksud penulis. Penelitian inibertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan menulis ejaan, peristilahan, dankesalahan menulis kalimat pada skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Brwijaya.Penelitian ini menggunakan penelitian kualiatif denganrancangan studi kasus untuk memperoleh deskripsi data. Hasil penelitian inimengungkap bahwa kesalahan berbahasa yang paling banyak ditemukan, yaitukesalahan ejaan yang digunakan oleh mahasiswa dalam skripsi. Kesalahan ejaantersebut berupa pemakaian tanda baca sebanyak 52,03%, penulisan kata 39,53%,dan penulisan huruf 0,08%. Sedangkan kesalahan penulisan kalimat ditemukanpada aspek ketidaksepadanan struktur, ketidakhematan, ketidakcermatan,ketidakpaduan, ketidakparalelan, dan ketidaklogisan dalam kalimat.Kata kunci: Kesalahan kalimat, kesalahan ejaan, kalimat baku

Abstract. Writing is a skill that must be mastered by students. This language skillis useful for writing a thesis as a student's final project in obtaining a bachelor'sdegree (master and / or doctoral degree). In writing thesis, spelling, and sentencesused are standard and effective sentences so that readers easily understand theintent of the author. This study aims to describe errors in spelling, terminology,and error writing sentences in the thesis of students of the Faculty of CulturalSciences, University of Brwijaya. This study uses qualitative research with a casestudy design to obtain data descriptions. The results of this study revealed that themost common language errors were found, namely the spelling errors used bystudents in the thesis. The spelling errors were in the form of using punctuation asmany as 52.03%, word writing 39.53%, and letter writing 0.08%. While writingerrors found in aspects of structural incompatibility, imprecision, disobedience,non-alignment, incongruity, and irrationality in sentences.Keywords: Sentence errors, spelling errors, standard sentences

PENDAHULUANMenulis merupakan keterampilan

yang harus dikuasai oleh mahasiswa.Keterampilan berbahasa ini berguna untukmenulis skripsi sebagai tugas akhirmahasiswa dalam meraih gelar sarjana(magister dan atau doktor). Dalam hal ini,keterampilan menulis menjadi hal yangpenting karena kebutuhannya yang tidak(atau belum) digantikan denganketerampilan berbahasa yang lain.

Seperti yang dilansir web resmiUniversitas Brawijaya(http://www.ub.ac.id/tentang/profil-universitas/mahasiswa-id),terdapat 64.037mahasiswa yang tersebar di 69 programstudi. Jika sepuluh ribu di antaranya lulussetiap tahun, terdapat sepuluh ribu karyailmiah yang dihasilkan dan memenuhi rak

perpustakaan. Dalam sepuluh ribu skripsitersebut, terdapat kalimat, paragraf, danatau istilah ilmiah yang jumlahnya tidakterhitung. Dalam penulisan skripsi, ejaandan kalimat yang digunakan adalahkalimat yang baku dan tentunya kalimatyang efektif agar pembaca mudahmemahami maksud penulis. Akan tetapi,dalam skripsi mahasiswa masih terdapatbeberapa kesalahan penggunaan ejaan dankalimat yang masih banyak terjadi.

Secara empiris, kesalahanberbahasa seringkali ditemukan baikdalam proposal atau laporan penelitian(skripsi). Kesalahan ini tidak terbatashanya dalam kalimat saja, namun dalamhal yang lebih kecil juga seringditemukan, yaitu dalam hal kaidah ejaandan peristilahan. Kesalahan ini bahkan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

36

Page 44: BAHASTRA - UISU

Nanang Bustanul Fauzi ¹, Maulfi Syaiful Rizal ², Muh. Fatoni RohmanAnalisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat dalam Skripsi Mahasiswa Universitas Brawijaya

Sebagai Dasar Penentuan Strategi, Tujuan, dan Bahan Ajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Brawijaya

masih dijumpai dalam skripsi mahasiswaprodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia. Prodi yang semestinyamempunyai tanggung jawab intelektualpaling besar dalam hal kepenulisan.Kesalahan-kesalahan tersebut juga jamakterjadi dalam skripsi mahasiswa padaprodi yang lain di Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Brawijaya.

Contoh Kesalahan berbahasadalam skripsi (bagian latar belakang)tersebut misalnya dapat ditemui dalamkalimat “Nilai-nilai kebudayaan yangterdapat dalam karya sastra terwujuddalam bentuk tulisan yang bisa membuatpembacanya sadar akan hal-hal yangbenar atau hal-hal yang seharusnyadilakukan, bukan tentang hal-hal yangbiasa atau terlihat normal untukdilakukan” (Hapsari, 2016, hal. 1-2).Kalimat ini salah dari segi penggunaantanda baca yang kurang tepat dan kalimatyang ambigu dan rancu. Dilihat darikefektifan, kalimat tersebut tidak efektifkarena terdapat kesalahan penggunaantanda baca koma yang digunakan untukmemisahkan induk kalimat yangmendahului anak kalimat yang terdapatdalam kutipan ini “....yang seharusnyadilakukan, bukan tentang hal-hal....”.Tanda koma tidak digunakan untukmemisahkan induk kalimat yangmendahului anak kalimat sehinggapembenarannya dengan menghilangkantanda baca koma sebelum kata bukan.Berikut pembenarannya “..... atau hal-halyang seharusnya dilakukan bukan tentanghal-hal .....”.

Dari beberapa hal yangdikemukakan di atas, penting kiranyadilakukan penelitian menyangkutkesalahan berbahasa (khususnya padakalimat dan penggunaan EYD) padaskripsi mahasiswa Universitas Brawijaya.Hal ini bermanfaat dalam memetakankesalahan berbahasa. Artinya, pada leveldan hal apa saja kesalahan berbahasaditemukan. Kesalahan ini bisa terjadi padalevel ejaan dan peristilahan dan atauefektivitas kalimat dan paragraf. Khususpada level kedua, kesalahan bisa berakibatbesar karena pembacaan pada kalimatyang salah akan berimplikasi padakesalahan pemahaman pula. Lebih jauh,ini akan merusak fakta penelitian yangmenempati peran penting dalam karyailmiah.

Manfaat kedua dalam penelitianini adalah mengenai bahan dan strategipembelajaran. Bahasa Indonesia sebagaimatakuliah pengembang kepribadianwajib ditempuh oleh semua mahasiswaFakultas Ilmu Budaya UniversitasBrawijaya. Pemetaan yang telahdidapatkan sebelumnya akan bergunasebagai bahan pertimbangan untukmenyusun bahan/materi dan atau strategipembelajaran bahasa Indonesia. Hal iniakan menjadikan pembelajaran bahasaIndonesia tepat sasaran dan sesuai dengankebutuhan mahasiswa.

Terkait dengan paparan di atas,masalah yang akan dibahas dalampenelitian ini adalah Bagaimana kesalahanmenulis ejaan dan peristilahan pada skrpsimahasiswa Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Brawijaya?danBagaimanakesalahan menulis kalimat dalam skripsimahasiswa Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Brawijaya?Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yangdirumuskan, Tujuan dalam penelitia iniadalah 1. mendeskripsikan kesalahan menulis

ejaan dan peristilahan pada skripsimahasiswa Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Brawijaya

2. mendeskripsikan kesalahan menuliskalimat dalam skripsi mahasiswaFakultas Ilmu Budaya UniversitasBrawijaya.

METODE PENELITIANPenelitian yang akan dilaksanakan

merupakan jenis penelitian kualitatifkarena berusaha menemukan data yanglangsung berkaitan dengan permasalahanserta menemukan kenyataan di baliksebuah kejadian atau peristiwa. Data dan Sumber Data

Penelitian ini adalah penelitianlinguistic sinkronik, artinya sewaktudalam kurun masa tertentu. Sumber dataini dipilih dengan teknik pengambilansampel purposive sampling, yaitu teknikpenentuan sampel dengan pertimbangantertentu (Sugiyono, 2009: 61). Pembatasanpemilihan sumber data adalah (1) bagianlatar belakang skripsi (2) skripsimahasiswa ber-IPK terbaik, (3)mahasiswa yang lulus pada periode dantahun akademik tertentu, dan (3) 10 % dariseluruh jumlah skripsi yang telahditentukan dengan dasar sebelumnya.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia29

Page 45: BAHASTRA - UISU

Nanang Bustanul Fauzi ¹, Maulfi Syaiful Rizal ², Muh. Fatoni RohmanAnalisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat dalam Skripsi Mahasiswa Universitas Brawijaya

Sebagai Dasar Penentuan Strategi, Tujuan, dan Bahan Ajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Brawijaya

Latar belakang dipilih karena bagianinilah yang menjadi cikal bakal dan dasarpemikiran skripsi mahasiswa. Pemilihanskripsi yang ditulis mahasiswa denganIPK terbaik diharapkan mampu mewakilitulisan terbaik di prodinya. Jumlah 10 %didasarkan pada waktu yang dibutuhkandalam kerja penelitian. Semakin cepathasil penelitian diperoleh, semakin akuratrepresentasi dan hasil pemetaan kondisikemampuan berbahasa mahasiswa padawaktu tertentu. Data yang dikumpulkanberupa tulisan latar belakang yang dipecahmenjadi unit analisis berupa kalimat dankata. Teknik Pemerolehan Data

Teknik pengumpulan dilakukandalam tiga tahap. Tahap pertama adalahdengan membaca teks dengan seksama,yakni dilakukan dengan membaca kritis.Pembacaan dilakukan berulang kalidengan melibatkan kepekaan,kemampuan, wawasan dan pengetahuanpeneliti tentang kesalahan berbahasa yangdidasarkan pada ejaan, peristilahan, dankalimat efektif. Kedua adalah denganmengidentifikasi bagian-bagian teksdengan menandai bagian-bagian teks.Ketiga adalah dengan mengklasifikasikandata yang sudah ditandai denganmemasukkan ke dalam instrumen lembarklasifikasi dan kodefikasi data sehinggadiperoleh korpus data.Rancangan penelitian

Pelaksakan penelitian ini akandipecah menjadi beberapa kegiatan.Kegiatan tersebut diharapkan dapatmenjadi acuan kerja masing-masingangota tim sesuai dengan tanggungjawabnya. Beberapa langkah kerjatersebut akan dipecah menjadi kegiatansebagai berikut:a. Memetakan rancangan kerja dan

membagi tugas pada masing-masinganggota

b. Masing masing anggota akanmendapatkan bagian untukmengumpulkan sumber data dan data

c. Data yang telah terkumpulkemudiaan akan dianalisis sesuaidengan dasar teori yang dipakai

d. Bagian ini akan didominasi olehkegiatan rapat yang dilakukan setidak-tidaknya sebanyak delapan kali. Dalamrapat tersebut akan dipresentasikanhasil analisis dari masing-masinganggota dan mendiskusikannya.

e. Kompilasi hasil dan sajian dataf. Penyusunan laporan

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan batasan di atas, hasil

penelitian kesalahan ejaan dan kalimatpada skripsi mahasiswa UniversitasBrawijaya diperoleh kesalahan sebanyak589 kasus kesalahan, yang terdiri atas 389kesalahan penggunaan ejaan dan 200kesalahan penulisan kalimat. Berikut initabel frekuensi kesalahan yang ada dalamskripsi mahasiswa Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Brawijaya.Tabel 1Persentase Kesalahan Ejaan danKalimat pada skripsi mahasiswaUniversitas Brawijaya

No Aspek Kesalahan Frekuensi Persentase1. Kesalahan ejaan 389 66,04%2. Kesalahan

kalimat200 33,96%

Jumlah 589 100%Dalam tabel tersebut, kesalahan

yang paling banyak terdapat dalamkesalahan ejaan yang digunakan olehmahasiswa dalam skripsinya. Kesalahantersebut terdapat dalam 115 skripsi yangdijadikan sebagai sumber data dalampenelitian ini. Berbagai skripsi tersebutdiambil dari mahasisiwa yang lulusdandiwisuda pada periode 11 tahun 2018 yangmenggunakan bahasa Indonesia. Bagianskripsi yang menjadi sumber penelitianadalah bagian latar belakang.4.1.1 Kesalahan Ejaan

Berdasarkan batasan di atas, hasilpenelitian kesalahan ejaan pada beberapaskripsi mahasiswa Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Brawijaya terdapat 363kesalahan, yang meliputi: (1) kesalahanpenggunaan tanda baca sebanyak 184kesalahan, (2) kesalahan penggunaan hurufkapital dan miring sebanyak 56 kesalahan,dan (3) kesalahan penulisan kata sebanyak123 kesalahan. Berikut ini tabel frekuensidan persentase jenis kesalahan ejaan padaskripsi mahasiswa Universitas Brawijaya.

Tabel 2. Persentase Kesalahan Ejaanpada skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Brawijaya

No. Aspek KesalahanEjaan

Frekuensi Persentase

1. Penggunaan huruf (ph)

63 16,2%

2. Penulisan kata (pk) 142 36,5%3. Tanda baca (tb) 184 47,3%

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia30

Page 46: BAHASTRA - UISU

Nanang Bustanul Fauzi ¹, Maulfi Syaiful Rizal ², Muh. Fatoni RohmanAnalisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat dalam Skripsi Mahasiswa Universitas Brawijaya

Sebagai Dasar Penentuan Strategi, Tujuan, dan Bahan Ajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Brawijaya

Jumlah 389 100%

Berdasarkan tabel di atas,kesalahan yang paling banyak adalahkesalahan penggunaan tanda baca yangmeliputi kesalahan penggunaan tanda bacakoma (,) dan tanda baca titik (.). Kesalahanpenulisan kata lebih banyak didominasikesalahan penulisan kata depan dankesalahan penulisan huruf lebih banyakpada kesalahan penggunaan huruf kapitaldan huruf miring. PEMBAHASAN

Pembahasan pada penelitiandidasarkan pada hasil analisis data yangdidapatkan. Berdasarkan data yang sudahdidapatkan dan dikelompokkan, kesalahanyang paling banyak dilakukan olehmahasiswa Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Brawijaya dalam skripsinyaadalah kesalahan penggunaan tanda baca.Berikut ini adalah pembahasan kesalahanpenggunaan ejaan.Penggunaan Ejaan

Kesalahan ejaan yang terdapatpada skripsi mahasiswa UniversitasBrawijaya masih banyak terjadi. Haltersebut terjadi karena tidak sesuai dengankonteks kalimatnya. Dalam penelitian initerdapat 389 kesalahan ejaan atau sebesar66,04% dari total kesalahan ejaan yang adadalam skripsi. Kesalahan tersebut meliputikesalahan penggunaan tanda baca koma (,),tanda baca titik (.), kesalahan penggunaantanda petik (“..”), dan kesalahanpenggunaan tanda kurung ((...)).

Kesalahan penggunaan tanda bacakoma (,) dapat dilihat dari kutipan dibawah ini.

(1) ..... serta institusi ekonomi, sosialdan politik. (5/1/1/b/EYD/tb)

(2) ..... Tahun ini pun,peraturanperaturan tersebutsemakindiperketat.(10/6/1/EYD/tb)Pada kutipan di atas, kesalahan

penggunaan tanda baca koma (,) padanomor (1) adalah kurang tanda koma (,)sebelum kata dan jika berisi tiga rincianatau lebih. Hal tersebut sesuai denganaturan yang telah ditetapkan dalamPedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia(PUEBI) tentang penggunaan tanda bacakoma (,). Tanda baca koma (,) digunakanuntuk memisahkan tiga rincian atau lebihyang terletak dalam satu kalimat.Pembenaran untuk kutipan nomor (1)

adalah .....serta institusi ekonomi, sosial,dan politik. (5/1/1/b/EYD/tb).

Pada kutipan nomor (2), kesalahanpenggunaan tanda baca tanda hubung (-)semestinya dipakai di antara kataperaturan. Hal tersebut sesuai denganaturan yang ada dalam PUEBI yangmenyatakan bahwa tanda baca hubungdigunakan di antara unsur-unsurnya.Pembenaran untuk kutipan nomor (2)adalah Tahun ini pun, peraturan-peraturantersebut semakin diperketat(5/1/1/b/EYD/tb)..

Selain kesalahan penggunaantanda baca koma (,), kesalahan jugatampak pada penggunaan tanda baca titik(.), penulisan huruf, dan penulisan kata.Kesalahan Kalimat (Kalimat Efektif)

Pada aspek kalimat, terdapat 187kesalahan yang muncul. Kesalahantersebut menunjukkan persentase 36,32%.Beberapa data dapat dilihat sebagaiberikut.

Karena dalam menentukan ruteperjalanan, Google Mapsmemanfaatkan peta jalan yangterdaftar (Google, 2017), olehkarena itu rute ditentukanberdasarkan adanya jalanyangmemungkinkan untuk dilalui(111/1/2/a/ke/str-kal).Pada data tersebut terlihat bahwa

struktur kalimat masih belum disusundengan baik. Pada kalimat tersebut,semestinya Konjungsi tidak digunakanuntuk mengawali kalimat.Meskipun bisadipakai, konjungsi karena dalam kalimatdi atas tidak menghubungkan klausasebab-akibat. Berdasarkan PedomanUmum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI),karena merupakan kata hubungintrakalimat. Kata hubung intrakalimatadalah kata hubung yang menghubungkandua klausa. Struktur seperti ini masihsering terjadi pada karya tulis mahasiswa.Perbaikan pada struktur tersebut adalah Dalam menentukan rute perjalanan,Google Maps memanfaatkan peta jalanyang terdaftar (Google, 2017). Olehkarena itu, rute ditentukan berdasarkanadanya jalan yangmemungkinkan untukdilalui(111/1/2/a/ke/str-kal).

Kesalahan dalam struktur kalimatjuga terlihat pada kecermatan yang kurangtepat sehingga keilmiahan tulisan menjadihilang dan sulit dipahami. Hal ini seringterjadi pada berbagai hasil tulisan ilmiah

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia31

Page 47: BAHASTRA - UISU

Nanang Bustanul Fauzi ¹, Maulfi Syaiful Rizal ², Muh. Fatoni RohmanAnalisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat dalam Skripsi Mahasiswa Universitas Brawijaya

Sebagai Dasar Penentuan Strategi, Tujuan, dan Bahan Ajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Brawijaya

mahasiswa. Pada penelitian ini,permasalahan itu banyak ditemukan. Halitu dapat diakibatkan oleh kekurangmampuan seseorang dalam menggunakanbahasa tulis yang baik dan benar. Padapenggunaan bahasa lisan, hal-hal sepertiini bukan menjadi suatu masalah yangbesar karena bahasa lisan mengutamakanbagaimana komunikasi antara satu danlainnya dapat berjalan dengan lancar. Halini berbeda dengan bahasa tulis yangmemiliki aturan jelas dalam pedomanyang diatur oleh pemerintah. Kesalahandalam kalimat efektif (yang mensyaratkankecermatan) tersebut dapat dilihat sebagaiberikut. Untuk tipe pengunjung denganpola pemesanan menu memilih sendirisendiri. (115/1/4/a/ke-kecer)

Pada data tersebut terlihatpenggunaan kalimat yang tidak cermatdisusun sehingga mereduksi kalimatilmiah. Yang dimaksud dalam kalimattersebut sebenarnya adalah penjelasanmengenai beberapa tipe pengunjungsebuah rumah makan. Tipe pengunjungyang dijelaskan dalam kalimat tersebutadalah tipe pengunjung yang datangberombongan dan memilih menu makanansecara mandiri (masing-masing). Hal inidapat dipahami karena pengunjung tipelain (dalam kalimat-kalimat selanjutnya)yang datang secara berombongan memilihmakanan dengan cara diwakilkan padasalah satu pengunjung dalam rombongantersebut.

Kalimat di atas menjadi rancukarena berhubungan secara kabur dan tidakjelas siapa yang memilih apa danpenggunaan kata untuk yang tidakmenjelaskan tujuan. Pembetulan bagikalimat di atas adalah sebagai berikut

Pengunjung memilih menu sendiri-sendiri.(115/1/4/a/ke-kecer)

Kedua data tersebut menunjukkanbagaimana kesalahan dalam strukturkalimat terjadi. Hal ini menjadi penandabahwa masih banyak kesalahan strukturkallimat yang dilakukan oleh mahasiswadalam penulisan karya ilmiah. Hal iniperlu mendapatkan perhatian lebih agarkarya ilmiah mahasiswa dapat menjadilebih baik lagi. Oleh karena itu, dari hasilanalisis bagian struktur kalimat ini, dapatdisimpulkan bahwa ada beberapa bentukkesalahan struktur kalimat ilmiahmahasiswa, seperti penggunaan kata yangkurang tepat, penggunaan konjungsi yang

kurang tepat, dan peletakkan kata sesuaidengan fungsi jabatannya dalam kalimat.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan, simpulan yang dapat diambilsebagai berikut1. Kesalahan ejaan yang ada pada

beberapa skripsi mahasiswaUniversitas Brawijaya terdapat 389kesalahan atau 66,04%, yang meliputi:(1) kesalahan penggunaan hurufsebanyak 63 kesalahan, (2) kesalahanpenulisan kata sebanyak 142kesalahan, dan (3) kesalahan penulisantanda baca sebanyak 184 kesalahan.

2. Kesalahan kalimat yang ada padaskripsi mahasiswa UniversitasBrawijaya terdapat 200 kesalahan atau33,96% dengan rincian: 131 kesalahankesepadanan struktur kalimat, 11kesalahan keparalelan, 8 kesalahankepaduan/koherensi, 50 kecermatankalimat,

Penelitian ini menunjukkan bahwamasih ditemukan kesalahan ejaan padapada skripsi mahasiswa Fakultas IlmuBudaya Universitas Brawijaya. Jeniskesalahan ejaan yang sering dilakukanadalah kesalahan penggunaan tanda bacaberupa penggunaan tanda baca koma (,),tanda petik ganda (“...”), tanda baca titik(.), pemakaian huruf kapital, pemakaianhuruf miring, dan kesalahan penulisan katadepan di, ke.

Lebih lanjut, tanda koma (,)memiliki peranan penting dalam penulisan.Hubungan klausa, perincian, penggunaankonjungsi, hubungan anak dan indukkalimat memegang peranan penting dalammengusung makna yang disampaikandalam kalimat. Oleh karena itu, tanda bacatidak kalah penting dibandingkan denganpenggunaan kalimat efektif. Tanda bacaadalah salah satu alat bantu untukmeninggikan daya ketersampaian pesandalam kalimat. Kesalahan penggunaantanda koma (,) mengakibatkan kesalahanpenjedaan dalam model pembacaan. Jikasudah demikian, pesan yang ingindisampaikan jadi kabur atau bahkan tidaktersampaikan sama sekali. Akhirnya, faktapenelitian bisa salah diterima olehpembaca.

Penelitian ini juga menunjukkanmasih banyak ditemukan kesalahanpenulisan kalimat. Kesalahan yang seringdilakukan oleh mahasiswa adalah struktur

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia32

Page 48: BAHASTRA - UISU

Nanang Bustanul Fauzi ¹, Maulfi Syaiful Rizal ², Muh. Fatoni RohmanAnalisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat dalam Skripsi Mahasiswa Universitas Brawijaya

Sebagai Dasar Penentuan Strategi, Tujuan, dan Bahan Ajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Brawijaya

kalimat yang tidak lengkap sehinggamakna dan gagasan yang ingindisampaikan tidak jelas. Selain kesalahanstruktur kalimat, kesalahan yang seringdilakukan mahasiswa adalah kecermatankalimat yang digunakan sehingga maknakalimat menjadi rancu dan ambigu.

Oleh karena itu, gambarantentang bentuk-bentuk kesalahan tersebutdapat dijadikan masukan khususnya bagimahasiswa, supaya lebih teliti dalampenggunaan ejaan. Selain itu, dapatmemberikan masukan pemikiran bagidosen bahasa Indonesai atau pihak yangberwenang dalam bidang kebahasaanuntuk mencari tahu penyebab mengapamasih terdapat kesalahan ejaan dankesalahan kalimat.SARAN1. Bagi penelit lanjutan, sebaiknya

mengembangkan bahan ajar terkaitmatakuliah menulis denganmentitkberatkan pada hasil penelitianini (ejaan dan kalimat secara praktis)

2. Perlunya mempertimbangkanpenguatan tradisi literasi (bagi dosen)sebagai orientasi pembelajaran di MKyang diampu

3. Bagi mahasiswa, seharusnyamempunyai trik khusus dalammenyunting bahasa dalam karyailmiah skripsi yang ditulis. Selain itu,diharapkan juga berusaha untukmeningkatkan pengetahuan mengenaiejaan dan kalimat. Pengetahuan inidapat diperoleh dari dosen, buku, danlatihan-latihan.

4. Melihat banyak ditemukannyakesalahan khususnya kesalahanpenggunaan ejaan dan kalimat, dosenperlu menyusun perangkatpembelajaran yang berorientasipraktis dan strategis gunameminimalkan kesalahan penulisanmahasiswa.

DAFTAR PUSTAKABadudu , J.S. 1985. Cakrawala Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2013. Pedoman Umum EjaanBahasa Indonesia yangDisempurnakan & PedomanUmum Pembentukan Istilah.Bandung: Yrana Widya.

LPPM, 2016, Rencana Induk PenelitianUniversitas Brawijaya 2016 –2020,

Mustakim. 1994. Membina KemampuanBerbahasa: Panduan ke arahKemahiran

Berbahasa. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

Nestelenta, Niar Velli. 2016. PeningkatanKeterampilan Menulis PuisiKeindahan Alam melalui TeknikResitasi pada Siswa Kelas VIIASMP Assalam Batu.

Nurudin. 2010. Dasar-Dasar Penulisan.Malang: UMM Press.

Putrayasa, Ida Bagus. 2007. KalimatEfektif: Diksi, Struktur, danLogika. Bandung: RefikaAdiatama.

Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif:Struktur, Gaya dan Variasi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Semi, M. Atar. 2007. Dasar-DasarKeterampilan Menulis. Bandung:Angkasa

Sugiyono, (2008). Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung : Penerbit Alfabeta

Suhardi. 2008. Sintaksis. Yogyakarta:UNY Press.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia33

Page 49: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ROUPLACE TERHADAPKEMAMPUAN BERBICARA MENYAJIKAN TEKS PROSEDUR SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA SUKABUMI

Arlian Lifani1;Tanti Agustiani2; Nanang Chaerul Anwar3

1. Universitas Muhammadiyah Sukabumi2. Universitas Muhammadiyah Sukabumi3. Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh faktor rendahnya kemampuanberbicara siswa khususnya dalam menyajikan teks prosedur.Penelitian iniberjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Rouplace TerhadapKemampuan Berbicara Menyajiakan Teks prosedur Siswa Kelas VII SMPNegeri 15 Kota Sukabumi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatifyang bertujuan untuk: 1) Mengetahui kemampuan berbicara siswa kelas VIISMP Negeri 15 Kota Sukabumi dalam menyajikan teks prosedur sebelummenggunakan model pembelajaran Rouplace. 2) Mengetahui kemampuanberbicara siswa kelas VII SMP Negeri 15 Kota Sukabumi dalammenyajikan teks prosedur sesudah menggunakan model pembelajaranRouplace.3)Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaranRouplace terhadap kemampuan berbicara siswa kelas VII SMP Negeri 15Kota Sukabumi dalam menyajikan teks prosedur. Metode penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain“Pre Experimental Design” dengan bentuk One Group Pretest-PosttestDesign dengan jumlah sampel sebanyak 30 siswa. Masing-masing siswamelakukan dua kali pelaksanaan test yaitu pada saat pretest dan posttest.Instrumen penelitian yang digunakan ialah berupa test, observasi dandokumentasi.Hipotesis pada penelitian ini ialah model pembelajaranRouplace berpengaruh terhadap kemampuan berbicara dalam menyajikanteks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 15 Kota Sukabumi .Hasilpenelitian menunjukan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada saat pretestsebesar 68.25.dan mengalami peningkatan pada saat posttest dengan nilairata-rata sebesar 80.25. Hasil perhitungan masing-masing tes dilakukanmenggunakan uji t terhdap pretest dan posttest sehingga diperoleh hasilthitung9.42 > ttabel.Hasil ini menunjukan adanya perbedaan yang signifikanantara pretest dan posttest. Berdasarkan uraian di atas, maka dapatdisimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Rouplaceberpengaruh terhdap kemampuan berbicara siswa dalam menyajikan teksprosedur. Kata kunci: Kemampuan Berbicara Menyajikan Teks Prosedur, Model Pembelajaran Rouplace

Abstract. This research is motivated by the low factor of students' speakingskills, especially in presenting the procedure text.his study entitled "TheEffect of Using Rouplace Learning Model on the Speech Ability to PresentProcedure Text of Class VII Students of State Middle School 15 inSukabumi City. His research is a quantitative research which aims to: 1)Know the speaking ability of class VII students of SMP Negeri 15 KotaSukabumi in presenting the procedure text before using the Rouplacelearning model. 2) Knowing the speaking ability of class VII students ofSMP Negeri 15 Kota Sukabumi in presenting the procedure text after usingthe Rouplace learning model. 3) Knowing the effect of using the Rouplacelearning model on the speaking ability of Grade VII students of SMPNegeri 15 Kota Sukabumi in presenting the procedure text. The researchmethod used in this study is an experimental method with the design of"Pre Experimental Design" in the form of One Group Pretest-PosttestDesign with a sample of 30 students. Each student conducted two tests,namely at the pretest and posttest. The research instrument used was in theform of test, observation and documentation. The hypothesis in this study isthat the Rouplace learning model has an effect on speaking skills inpresenting procedure texts for class VII students of State Junior HighSchool 15 in Sukabumi City 2018/2019. The results showed that theaverage value obtained by students at the pretest was 68.25. andexperienced an increase at posttest with an average value of 80.25. Theresults of the calculation of each test were carried out using the t test onthe pretest and posttest to obtain the results of tcount 9.42> t table. These

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

42

Page 50: BAHASTRA - UISU

Arlian Lifani1;Tanti Agustiani2; Nanang Chaerul Anwar3

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Rouplace terhadap Kemampuan BerbicaraMenyajikan Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Kota Sukabumi

results indicate a significant difference between pretest and posttest. Basedon the description above, it can be concluded that the use of the Rouplacelearning model affects the students' speaking ability in presenting theprocedure text.Keywords: Speaking Ability Presenting Procedure Text, Rouplace Learning Model

PENDAHULUANBerbicara merupakan salah satu

aspek keterampilan berbahasa yang eratkaitannya dengan keterampilan berbahasalainnya, keterampilan tersebut yaituketerampilan menulis, keterampilanmembaca dan keterampilanmenyimak.Tarigan (2015:16) berpendapatbahwa berbicara adalah kemampuanseseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yangbertujuan untuk menyampaikan pikiran,gagasan, ekspresi dan perasaan.

Berdasarkan hal di atas,kemampuan berbicara menjadi sangatpenting untuk dikuasai oleh setiap orang.Oleh karena itu, pembelajaran bahasaIndonesia sudah mulai diajarkan sejak diniyaitu sejak sekolah dasar hinggaperguruaan tinggi. Tujuannya agar siswadapat memahami, mengimplementasikanserta menguasai keempat keterampilanberbahasa.Selain itu juga dalamketerampilan berbicara, siswa diharapkanmampu menguasai kosa kata, pengetahuandan pengalaman agar dapatmenyampaikan gagasan-gagasan yangdimilikinya dengan baik.Berbicaramerupakan sebuah aktivitas yangkompleks, bukan hanya sekedarmenguraikan kalimat-kalimat saja, tetapiketerampilan berbicara merupakan sebuahkompetensi yang merupakan komponenterpenting dalam pembelajaran bahasaIndonesia.

Berdasarkan pengamatan danobservasi yang dilakukan oleh peneliti diSMP Negeri 15 Kota Sukabumi,kemampuan berbicara siswa terbilangmasih rendah hal ini terlihat dari hasilwawancara dengan guru mata pelajarandan juga pengamatan langsung yangdilakukan oleh peneliti. Dalam kegiatandiskusi kelompok pada saat pembelajarandi kelas, siswa terlihat kurang memilikikeberanian dan rasa percaya diri dalammengemukakan pendapat. Beberapa siswayang diminta guru untukmempresentasikan hasil diskusinya masihterlihat grogi, malu dan takut. Begitu pun,pada saat saat siswa diminta menyajikanteks prosedur berdasarkan apa yang telahmereka simak, banyak siswa yang hanya

bersedia menyajikan teks prosedur jikadisertai dengan teks untuk bahan bacaan didepan. Siswa beralasan bahwa merekatakut salah, dan tidak hafal. Dalam prosespembelajaran di kelas siswa terlihat masihenggan untuk bertanya atau menanggapiapa yang disampaikan oleh guru. Hal inimenunjukkan bahwa keterampilan siswadalam berbicara masih rendah. Dalamproses pembelajaran di kelas, siswakurang didorong untuk selalu aktifberbicara. Seharusnya siswa dituntutuntuk selalu aktif dan terampil berbicaradalam berbagai kegiatanpembelajaran.Dengan begitu siswa akanterbiasa berbicara dan tidak akan ragumengemukakan pendapatnya.

Berdasarkan hal di atas, gurudalam proses pembelajaran harus dapatmemilih model pembelajaran yang sesuaidengan situasi dan kondisi siswa. Hal inidilakukan agar keberhasilan pembelajarandapat tercapai dengan baik.Penggunaanmodel pembelajaran yang tepat, dapatmenjadi penunjang keberhasilanpembelajaran sesuai dengan yangdiinginkan. Rahayu (2015:2) berpendapatbahwa model pembelajaran adalah sebuahkerangka konseptual yang dimanfaatkanoleh seorang pendidik sebagai acuan ataupanduan dalam proses pembelajaran yangdapat membantu siswa dalam menerimainformasi. Model pembelajaranmerupakan sebuah struktur pembelajaranyang didesain dan dievaluasi secarasistematis agar dapat mencapaikeberhasilan pembelajaran yangdiinginkan.

Salah satu upaya yang dapatdilakukan untuk meningkatkankemampuan berbicara siswa adalahdengan menggunakan model pembelajaranRouplace (Round Club Market Place).Model pembelajaran Rouplace merupakankolaborasi model pembelajaran yangdigabungkan antara model pembelajaranRound Club dan model pembelajaranMarket Place. Model pembelajaranRouplace merupakan salah satu modelpembelajaran yang tujuan utamanya antaralain adalah meningkatkan kemampuanberbicara, meningkatkan partisipasi,motivasi dan minat belajar siswa

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia43

Page 51: BAHASTRA - UISU

Arlian Lifani1;Tanti Agustiani2; Nanang Chaerul Anwar3

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Rouplace terhadap Kemampuan BerbicaraMenyajikan Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Kota Sukabumi

khususnya pada pembelajaran teksprosedur. Model pembelajaran Rouplaceadalah suatu model pembelajaran yangdiharapkan dapat membuat siswa aktifdengan cara yang mudah diikuti, nyaman,dan menyenangkan. Berdasarkanpermasalahan yang ditemukan modelpembelajaran Rouplace diharapkan dapatmenjadi salah satu upaya dalammeningkatkan ataupun memperbaikikualitas kemampuan berbicara siswamenjadi lebih baik. Selain itu juga,manfaat dari model pembelajaranRouplacediharapkan tidak hanya dapatdirasakan oleh siswa tetapi diharapkangurupun dapat merasakan manfaat daripenggunaan model pembelajaranRouplace, karena Rouplace merupakansalah satu model pembelajaran yangdiharapkan dapat menjadi pedoman bagiguru untuk terampil merancang,mengembangkan, dan mengelola sistempembelajaran sehingga guru mampumenciptakan suasana yang efektif danmemacu semangat siswa untuk belajar.

Rumusan masalah dalam penelitianini yaitu: (1) Bagaimana kemampuanberbicara siswa kelas VII SMP Negeri 15Kota Sukabumi dalam menyajikan teksprosedur sebelum menggunakan modelpembelajaran Rouplace? (2) Bagaimanakemampuan berbicara siswa kelas VIISMP Negeri 15 Kota Sukabumi dalammenyajikan teks prosedur setelahmenggunakan model pembelajaranRouplace? (3) Bagaimana pengaruhpenggunaan model pembelajaranRouplaceterhadap kemampuan berbicaramenyajikan teks prosedur siswa kelas VIISMP Negeri 15 Kota Sukabumi?METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakanmetode eksperimen dengan desain “OneGroup Pretest-Posttest Design.”Desainpenelitian ini menggunakan sampel yangdipilih secara random.Penentuan sampelditentukan dengan melakukan pengundianterhadap anggota yang berada pada suatupopulasi.Populasi dari penelitian ini yaitusiswa kelas VII SMP Negeri 15 KotaSukabumi dengan sampel siswa kelas VIIH berjumalah 30 siswa.Desain ini telahmemenuhi kriteria eksperimensebenarnya, yaitu dengan adanyamanipulasi variabel, pemilihan kelompokyang diteliti secara random dan seleksiperlakuan (Sukmadinata, 2016:

205).Desain penelitian ini digambarkandalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 1.Desain Penelitian

O1 X O2

Keterangan:O1 : Pretest (Sebelum diberi

perlakuan)X : Treatment (Pada saat diberi

perlakuan)O2 : Posttest (Setelah diberi

perlakuan)INSTRUMEN PENELITIAN

Menurut Sujarweni (2014:76)instrumen penelitian merupakanalat yangakan digunakan untuk mengumpulkandata, hal ini untuk mempermudahpekerjaan serta hasil yang didapatkanlebih baik dan sistematis.

Berdasarkan uraian di atas alat yangakan digunakan untuk mengukurkemampuan dan hasil belajar siswa yaituberupa instrument tes, instrument tes yangdigunakan yaitu berupa lembar tes untukselanjutnya setiap siswa diharuskanmenyajikan teks prosedur sesuai dengankriteria-kriteria yang sudah ditentukan.

Tabel 2. Format PenilaianNo. Kriteria Jumlah

1. Kelancaran

Skor 5: siswa yang sangatlancar berbicara (tanpatersendat-sendat) dari awalsampai akhir.

Skor 4 : siswa yang lancarberbicara (satu, dua kalimasihtersendat-sendat/terputus-putus).

Skor 3 : siswa yang cukuplancar berbicara (terkadangtersendat-sendat/terputus-putus).

Skor 2 : siswa yangkurang lancar berbicara

(seringtersendat-sendat/terputus-putus).

Skor 1 : siswa tidakberbicara sedikitpun.

2. Intonasi

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia44

Page 52: BAHASTRA - UISU

Arlian Lifani1;Tanti Agustiani2; Nanang Chaerul Anwar3

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Rouplace terhadap Kemampuan BerbicaraMenyajikan Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Kota SukabumiSkor 5: siswa yang intonasinya sangat tepat.

Skor 4: siswa yang intonasinya tepat.

Skor 3: siswa yang intonasinya cukup tepat.

Skor 2: siswa yang intonasinya kurang tepat.

Skor 1: siswa yang tidakberbicara sedikitpun.

3. Artikulasi

Skor 5: siswa yangartikulasinya sangat jelas.

Skor 4: siswa yangartikulasinya jelas.

Skor 3: siswa yangartikulasinya cukup jelas.

Skor 2: siswa yangartikulasinya kurang jelas.

Skor 1: siswa tidakberbicara sama sekali.

4. Gerak dan Mimik

Skor 5: gerak dan mimik sangat ekspresif

Skor 4: gerak dan mimik ekspresif

Skor 3: gerak dan mimik cukup ekspresif.

Skor 2: gerak dan mimik kurang ekspresif

Skor 1: siswa yang tidak berbicara sama sekali.

5.

Keberanian Berbicara

Skor 5: siswa yang berbicara tanpa malu, tanpa gugup dan tidak takut salah.

Skor 4: siswa yang berbicara tanpa malu, tanpa gugup tetapi masih takut salah.

Skor 3: siswa yang berbicara tanpa malu tetapimasih gugup dan takut salah.

Skor 2: siswa yang berbicara dengan malu, gugup dan takut salah.

Skor 1: siswa tidak

berbicara sama sekali.

6.

Sikap

Skor 5: siswa fokus dan serius dalam menyajikan teks prosedur.

Skor 4: siswa cukup fokus dan cukup serius dalam menyajikan teks prosedur.

Skor 3: siswa kurang fokus tetapi cukup serius dalam menyajikan teks prosedur.

Skor 2: siswa kurang fokusdan kurang serius dalam menyajikan teks prosedur.

Skor 1: siswa yang tidak berbicara sama sekali.

7.

Struktur Teks Prosedur

Skor 5: siswa menyajikan teks prosedur sangat sesuaidengan struktur teks prosedur. (Menyebutkan semua bagian)

Skor 4: siswa menyajikan sesuai dengan struktur teksprosedur. (Tidak menyebutkan judul atau tujuan)

Skor 3: siswa menyajikan cukup sesuai dengan struktur teks prosedur.

( Tidak menyebutkan alat atau bahan)

Skor 2: siswa menyajikan kurang sesuai dengan struktur teks prosedur. (Tidak menyebutkan cara atau langkah-langkah)

Skor 1: siswa tidak berbicara sama sekali.

8. Ciri kebahasaan TeksProsedur

Skor 5: siswa menyajikan teks prosedur sangat sesuaidengan ciri kebahasaan. (Menyebutkan semua ciri)

Skor 4: siswa menyajikan teks prosedur sesuai dengan ciri kebahasaan. (Menyebutkan 3 ciri)

Skor 3: siswa menyajikan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia45

Page 53: BAHASTRA - UISU

Arlian Lifani1;Tanti Agustiani2; Nanang Chaerul Anwar3

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Rouplace terhadap Kemampuan BerbicaraMenyajikan Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Kota Sukabumiteks prosedur cukup sesuaidengan ciri kebahasaan.(Menyebutkan 2 ciri)

Skor 2: siswa menyajikan teks prosedur kurang sesuai dengan ciri kebahasaan. (Menyebutkan1 ciri)

Skor 1: siswa tidak berbicara sama sekali.

Jumlah Skor Maksimal 40

TEKNIK ANALISIS DATASugiyono (2016:147) berpendapat

bahwa dalam penelitian kuantitatif,analisis data dilakukan setelah semua datadari seluruh responden atau sumberterkumpul.Data diperoleh dari hasilpretest dan posttes. Penulis dalampenelitian ini menggunakan uji hipotesisdengan langkah-langkah sebagai berikut:1. Memberikan test kepada siswa2. Menilai dan menganalisis hasil

keterampilan berbicara siswa dalammenyajikan teks prosedur denganmenggunakan format penilaian yangsudah ditentukan.

3. Menghitung skor akhir tiap siswaselanjutnya diubah menjadi nilai danmemberikan kategori. Skor akhirdihitung dengan menggunakan rumus:

NP=RSM

X 100

Keterangan :NP : Nilai persen yang dicari atau

diharapkanR : Skor mentah yang diperoleh

siswaSM : Skor maksimal ideal dari tes

yang bersangkutan.100 : Bilangan tetap.

4. Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus uji-t:

S2d = ¿n∑D2−(∑D)2

n (n−1)

D = ∑Dn

(Budiyono, 2009:13)

t = D−d 0Sd√ n

Keterangan:D : Selisih dataSd : Standar deviasiN : Banyaknya data

5. Menghitung analisis perbedaan hasil pretest dengan posttest.

6. Melakukan uji hipotesis

Jika t hitung ˃ t tabel, hipotesis diterima

Jika hasil t hitung˂t tabel, hipotesis ditolak.

HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN1. Kemampuan Berbicara Siswa dalam

Menyajikan Teks Prosedur SebelumMenggunakan Model PembelajaranRouplace

Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan di SMP Negeri 15 KotaSukabumi diperoleh data pretest. Pretestdilakukan untuk mengetahui kemampuanawal siswa dalam menyajikan teksprosedur sebelum diberikan treatment.Dari hasil pretest tersebut diperoleh nilairata-rata sebesar 68.25 dan berkategoricukup baik dari sampel yang diambilsebanyak 30 siswa.Adapun nilai tertinggiyang diperoleh siswa pada saat pretestsebesar 87.5 dan nilai terendah sebesar 50.Berdasrkan hasil pretest hanyaadabeberapa siswa yang berkategori baik, dansisanya berkategori cukup ataupun kurangbaik.Kebanyakan siswa mendapatkan nilaikurang dari KKM (75) yang sudahditetapkan.Hal ini menunjukan bahwakemampuan berbicara siswa kelas VIISMP Negeri 15 Kota Sukabumi dalammenyajikan teks prosedur masih kurangbaik.Untuk menangani hal tersebutdibutuhkan solusi yang dapatmemperbaiki kemampuan berbicara siswadalam menyajikan teks prosedur menjadilebih baik.Solusi yang dapat digunakanuntuk memperbaiki kemampuan berbicarasiswa dalam menyajikan teks proseduryaitu dengan menerapkan metode ataumodel pembelajaran.2. Kemampuan Berbicara Siswa dalam

Menyajikan Teks Prosedur SesudahMenggunakan Model PembelajaranRouplace

Berdasarkan hasil penelitian,untuk mengetahui kemampuan berbicarasiswa dalam menyajikan teks prosedursesudah menggunakan modelpembelajaran Rouplace yaitu denganmelakukan kegiatan posttest.Padapelaksanaan kegiatan posttest siswaditugaskan untuk menyajikan teks prosdurberdasarkan kemampuan yang didapatkanpada saat treatment.Hal tersebut gunauntuk mengetahui kemampuan berbicarasiswa dalam menyajikan teks prosedursesudah dilakukannya treatment denganmenggunakan model pembelajaranRouplace.

Berdasarkan data nilai yangdiperoleh pada pelaksanaan posttest, makadapat diketahui bahwa kemampuan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia46

Page 54: BAHASTRA - UISU

Arlian Lifani1;Tanti Agustiani2; Nanang Chaerul Anwar3

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Rouplace terhadap Kemampuan BerbicaraMenyajikan Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Kota Sukabumi

berbicara siswa dalam menyajikan teksprosedur sesudah diberikan treatmentmenggunakan model pembelajaranRouplace menunjukan adanyapeningkatan nilai dengan rata-rata nilaisebesar 80.25 dengan nilai terkecil 70 dannilai terbesar 92.5.

Berdasarkan hasil perhitungandapat diketahui bahwa perolehan nilaiposttest lebih besar dari nilaipretest.Berdasarkan hal tersebut dapatdikatakan bahwa model pembelajaranRouplace berpengaruh terhadapkemampuan berbicara menyajikan teksprosedur siswa kelas VII SMP Negeri 15Kota Sukabumi.3. Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Rouplace TerhadapKemampuan Berbicara MenyajikanTeks Prosedur Siswa Kelas VII SMPNegeri 15 Kota Sukabumi

Berdasarkan hasil analisis datapretest dan posttest yang terbuktimengalami peningkatan signifikan.Sehingga dapat dilihat perbedaan antarapretest dan posttest. Setelah menggunakanmodel pembelajaran Rouplacekemampuan berbicara siswa dalammenyajikan teks prosedur mengalamipeningkatan, hal ini dapat dilihat dari hasilUji-t dengan diketahui harga thitungadalah 9.42 kemudian thitung tersebutdikonsultasikan pada ttabelpada derajatkebebasan n-1 dan taraf signifikasi 5%ɑmaka nilai ttabel sebesar 2.045. Dari hasiltersebut menunjukan bahwa nilai thitunglebih besar dari ttabel, karena thitungsebesar 9.42 dan ttabel 2.045.Terjadinyaperbedaan antara nilai pretest dan posttestini adalah karena penggunaan modelpembelajaran Rouplace.

Berdasarkan hal di atas, sebuahhipotesis diterima apabila thitunglebihbesar dari pada ttabel.Dengan demikianhipotesis H1 yang diajukan dapat diterimakarena thitung > ttabel. Artinyapembelajaran dengan menggunakan modelpembelajaran Rouplace berpengaruhterhadap peningkatan kemampuanberbicara menyajikan teks prosedur siswakelas VII SMP Negeri 15 Kota Sukabumi.4. Uji Hipotesis

Hipotesis diterima apabila nilaithitung lebih besar dari ttabel.Hipotesisdalam penelitian ini menggunakan Uji-tsignifikan.Dapat dilihat dari hasil Uji-tdengan diketahui bahwa thitung sebesar9.42, kemudian thitung tersebut

dikonsultasikan pada ttabel pada derajatkebebasan n-1 dan taraf signifikasi 5%ɑmaka nilai ttabel sebesar 2.045.Dari hasiltersebut menunjukan bahwa nilai thitunglebih besar dari ttabel karena thitungsebesar 9.42 dan ttabel sebesar 2.045Dengan demikian, hipotesis diterima.Halini menunjukan bahwa modelpembelajaran Rouplace berpengaruhpositif terhadap kemampuan berbicarasiswa.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitianpenggunaan model pembelajaranRouplace terhadap kemampuan berbicarasiswa kelas VII SMP Negeri 15 KotaSukabumi dapat disimpulkan sebagaiberikut.Pertama kemampuan berbicaramenyajikan teks prosedur siswa kelas VIISMP Negeri 15 Kota Sukabumi sebelummenggunakan model pembelajaranRouplace sudah cukup baik hanya sajabelum mencapai nilai KKM (75) yangsudah ditetapkan. Namun terdapat 7 orangsiswa yang mendapat nilai di atas KKM(75).Pada saat pretest nilai terendah yangdidapat siswa sebesar 50 dan nilaitertinggi sebesar 87.5 dengan jumlahkeseluruhan 2047.5 dengan rata-rata nilai68.25. Kedua, kemapuan berbicaramenyajikan teks prosedur siswa kelas VIISMP Negeri 15 Kota Sukabumi sesudahmenggunakan model pembelajaranRouplace meningkat menjadi lebihbaik.Namun terdapat 3 orang siswa yangmendapat nilai di bawah KKM. Nilaiterendah yang didapatkan siswa sebesar70 dan nilai tertinggi sebesar 92.5.Dengandemikian, jumlah nilai keseluruhan padasaat posttest sebesar 2407.5 dengan rata-rata nilai sebesar 80.25. Ketiga pengaruhpenggunaan model pembelajaranRouplace terhadap kemampuan berbicaramenyajikan teks prosedur siswa kelas VIISMP Negeri 15 Kota Sukabumi. Pengaruhpenggunaan model pembelajaran tersebutdapat dilihat dari data hasil pretest danposttest yang mengalami peningkatan.Haltersebut dapat dibuktikan dengan adanyapeningkatan nilai rata-rata pada saatpretest sebesar 68.25 dengan rata-rata nilaiyang didapat pada saat posttest sebesar80.25, maka gain atau selisishnya sebesar12.16.Selisih nilai tersebut menunjukanpeningkatan dan pengaruh pembelajaranRouplace terhadap kemampuan berbicaradalam menyajikan teks prosedur didukungdengan uji hipotesis dengan perolehan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia47

Page 55: BAHASTRA - UISU

Arlian Lifani1;Tanti Agustiani2; Nanang Chaerul Anwar3

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Rouplace terhadap Kemampuan BerbicaraMenyajikan Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Kota Sukabumi

thitung (9.42) >ttabel (2.045).Dengandemikian uji hipotesis diterima.DAFTAR PUSTAKABudiyono.(2009). Statistika Untuk

Penelitian. Surakarta: UNS Pres.

Nurgiantoro, Burhan. (2001). Penilaiandalam Pembelajaran Bahasa danSastra Indonesia. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Rahayu, Wahyuningsih. (2015). ModelPembelajaran Komeks. Yogyakarta:Deepublish.

Sujarweni, V Wiratna. (2014). MetodologiPenelitian. Yogyakarta: PUSTAKABARU PRESS.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2015).Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: PT Remaja Posdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara.Bandung: Angkasa

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia48

Page 56: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH MODELRESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUANMENULIS DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 CIKEMBAR

Kustinah1, Tanti Agustiani2, David Setiadi3

1. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi2. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi3. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untukmenguji pengaruh model pembelajaran Resource Based Learning terhadapkemampuan menulis drama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cikembar. Subjekdalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIC yang berjumlah 28 siswa. Teknikpengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling dengan desainpenelitian One Group Pretest-PosttestDesain menggunakan satu kelaseksperimen tanpa ada kelas kontrol. Berdasarkan hasil observasi beberapasiswa belum mengetahui unsur-unsur drama, struktur dan kaidah kebahasaandrama. Model pembelajaran Resource Based Learning merupakan solusi yangtepat untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswa. Hasil penelitianmenunjukan kemampuan menulis drama siswa setelah diberikan treatmentmengalami peningkatan dengan pemerolehan gain sebesar 774,7 dan rata-rata27,66. Hal tersebut dibuktikan dengan pemerolehan Thitung = 14,11> TTabel =2,052. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ResourceBased Learning berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulisdrama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cikembar.Kata kunci: Menulis, Teks Drama, Model Resource Based Learning.

Abstract. This research is a quantitative research which aims to examine theeffect of the Resource Based Learning learning model on the ability to writeplays of class VIII students of SMP Negeri 2 Cikembar. The subjects in thisstudy were students of class VIIIC, totaling 28 students. The samplingtechnique uses Random Sampling with the design of the One Group Pretest-Posttest Design study using one experimental class without any control class.Based on the results of observations, some students do not know the elementsof drama, the structure and rules of linguistic drama. The Resource BasedLearning learning model is the right solution to overcome the problemsexperienced by students. The results showed that students' ability to write playsafter being given treatment increased with the gain of 774.7 and an average of27.66. This is evidenced by the acquisition of Thitung = 14.11> TTable =2.052. So it can be concluded that the Resource Based Learning learningmodel has an effect on improving the writing ability of the eighth gradestudents of SMP Negeri 2 Cikembar.Keywords: Writing, Drama Text, Resource Based Learning Model.

PENDAHULUANBelajar merupakan suatu proses

perubahan yang terjadi pada diriseseorang yang disebabkan olehpengalaman yang dapat mempengaruhitingkah laku orang tersebut. MenurutAqib (2013:66) Belajar sebagai prosesuntuk membangun persepsi seseorangdari sebuah objek yang dilihat, oleh sebabitu belajar menurut teori ini adalah lebihmementingkan proses daripada hasil.Agar terciptanya pembelajaran yangefektif, efisien dan menyenangkan perluadanya perencanaan yang matangsebelum mengajar seperti menyiapkanmateri yang akan disampaikan danmenyiapkan model pembelajaran yangcocok untuk digunakan sesuai dengan

materi yang akan disampaikan kepadasiswa.

Pembelajaran merupakan gabungansuatu kombinasi yang tersusun meliputifasilitas, perlengkapan dan prosedur yangsaling mempengaruhi. Aqib (2013:67)mengemukakan bahwaprosespembelajaran merupakan upaya secarasistematis yang dilakukan guru untukmewujudkan proses pembelajaranberjalan secara efektif dan efisien yangdimulai dari perencanaan, pelaksanaandan evaluasi. Berdasarkan pemaparan diatas, untuk mewujudkan pembelajaranyang efektif dan efisien perlu adanyaperencanaan dan persiapan yang matangdari awal sampai akhir pembelajaran, dan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

48

Page 57: BAHASTRA - UISU

Kustinah1, Tanti Agustiani2, David Setiadi3

Pengaruh Model resource Based Learning terhadap Kemampuan Menulis Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cikembar

penggunaan model pembelajaran yangsesuai dengan materi pembelajaran.

Berdasarkan observasi awal, penulismenemukan permasalahan siswa dalambelajar khususnya dalam pembelajaranbahasa Indonesia yaitu mengenailemahnya keterampilan siswa dalammenulis drama dan karya sastra lainnya.Permasalahan tersebut disebabkan olehkurangnya pengetahuan dan referensi yangdiberikan kepada siswa, sehingga siswakesulitan dalam menulis cerita fiksi karenakurangnya kosa kata yang dimiliki, selainitu kurangnya minat siswa dalammembaca karya sastra. Berdasarkanpermasalahan tersebut penulis melakukanpenelitian terhadap kemampuan siswadalam menulis drama sesuai dengankompetensi dasar (KD) 4.16 yaitumenyajikan drama dalam bentuk naskahatau pentas. Siswa diharapkan bisamembuat drama dengan orisinal ide.

Berdasarkan permasalahan tersebutpenggunaan model pembelajaran tidakboleh luput dalam kegiatan belajarmengajar, disesuaikan dengan materipembelajaran yang akan disampaikan.Model pembelajaran merupakan kerangkakonseptual yang menggambarkan seluruhrangkaian penyajian materi pembelajaransecara sistematis untuk mencapai tujuanbelajar, salah satu contoh modelpembelajaran yang dapat digunakan yaitumodel Resource BasedLearning(RBL).Model ini memberikanbanyak referensi kepada siswa,mengenalkan keanekaragaman sumberbelajar yang bisa digunakan dalam prosespembelajaran menulis, khususnya menulisdrama. Seperti buku fiksi, video drama,pengalaman pribadi, lingkungan keluarga,sekolah, dan masyarakat.

Adapun pelaksanaan model RBLdalam pembelajaran menulis drama yaitudengan cara penulis membagi siswa kedalam beberapa kelompok untuk melatihsiswa dalam berdiskusi dan bertukarpendapat, menggunakan berbagai sumberbelajar yang bisa digunakan dalampembelajaran drama seperti mengajaksiswa untuk lebih banyak membaca karyasastra novel, cerpen, menampilkan videodrama, dan memberi arahan kepada siswabahwa dalam menulis drama siswa jugabisa memanfaatkan keadaan ataukehidupan lingkungan sekitar atau bahkanpengalaman pribadi sebagai acuan dalammenulis drama. Kemudian siswa

dibimbing mengenai cara-cara menuliskanide atau gagasan yang mereka miliki.

Penulis memilih model pembelajaranRBL karena sesuai dengan permasalahanyang di alami oleh siswa, yaitu siswamembutuhkan banyak referensi atausumber-sumber belajar untukmeningkatkan kemampuan menulis siswa.Model RBL ini merupakan modelpembelajaran yang cocok digunakan untukmengatasi permasalahan yang di alamisiswa. Karena model RBL merupakanmodel pembelajaran berbasis sumber yaitumenggunakan berbagai sumber belajaryang ada di sekolah selama proses belajarmengajar untuk meningkatkankemampuan belajar siswa. Berkaitandengan hal tersebut penulis tertarikmelakukan penelitian dengan judul“Pengaruh ModelResource BasedLearning Terhadap Kemampuan MenulisDrama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2Cikembar ”.

Berdasarkan latar belakang di atas,penulis merumuskan permasalahannyasebagai berikut. (a) Bagaimanakemampuan Siswa kelas VIII SMPNegeri 2 Cikembar dalam menulis dramasebelum menggunakan model ResourceBased Learning? (b) Bagaimanakemampuan Siswa kelas VIII SMPNegeri 2 Cikembar dalam menulis dramasetelah menggunakan model ResourceBased Learning? (c) Bagaimana pengaruhmodel pembelajaran Resource BasedLearning terhadap peningkatan menulisdrama Siswa kelas VIII SMP Negeri 2Cikembar?

METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian menurut Sugiyono

(2012:3) merupakan cara ilmiah untukmendapatkan data dengan tujuan dankegunaan tertentu. adapun untuk mendapatdata perlu memperhatikan empat katakunci yaitu: cara ilmiah, data, tujuan,kegunaan tertentu. Cara ilmiah merupakankegiatan penelitian yang didasarkan padaciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris,dan sistematis. Rasional merupakankegiatan penelitian yang dilakukan dengancara yang masuk akal, sesuai dengannalar. Empiris merupakan cara-cara yangdilakukan itu dapat diamat atau dipahamioleh orang lain. Sedangkan sistematisadalah proses yang digunakan dalampenelitian menggunakan langkah-langkahyang bersifat logis.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia44

Page 58: BAHASTRA - UISU

Kustinah1, Tanti Agustiani2, David Setiadi3

Pengaruh Model resource Based Learning terhadap Kemampuan Menulis Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cikembar

Penelitian yang dilakukan penulismenggunakan metode penelitiankuantitatif dengan cara eksperimen.Menurut Sugiyono (2012:14) penelitiankuantitatif merupakan metode penelitianyang berlandaskan pada filsafatpositivisme, digunakan untuk menelitipada populasi atau sampel tertentu, teknikpengambilan sampel pada umumnyadilakukan secara random, pengumpulandata menggunakan instrumen penelitian,analisis data bersifat statistik dengantujuan menguji hipotesis yang telahditetapkan. Berdasarkan pemaparan diataspenelitian kuantitatif merupakanpenelitian yang dilakukan dengan carameneliti populasi atau sampel sebelumadanya perlakuan (treatment) dan setelahadanya perlakukan dengan menggunakananalisis data statistik.

Sementara itu, penelitian dengan caraeksperimen sesuai pendapat Arikunto(2013:9) yaitu sengaja membangkitkantimbulnya suatu kejadian atau keadaan,kemudian diteliti bagaimana akibatnya.Eksperimen selalu dilakukan denganmaksud untuk melihat akibat suatuperlakuan. Berdasarkan pemaparan di ataseksperimen bertujuan untuk mengetahuiada atau tidaknya pengaruh setelahdilakukan perlakuan atau (treatment).Adapun perlakuan yang dilakukan penulisadalah penggunaan modelResource BasedLearning (RBL) terhadap kemampuanmenulis drama siswa kelas VIII SMPNegeri 2 Cikembar.

Berdasarkan metode penelitian yangdigunakan maka penulis menggunakandesain penelitian “One Group Pretest-Posttest Design. Yaitu hanyamenggunakan satu kelas, yang didalamnya terdapat pretest sebelumdiberikan perlakuan dan posttest setelahdiberikan perlakuan. Dengan demikianhasil perlakuan dapat diketahui lebihakurat, karena membandingkan dengankeadaan sebelum diberi perlakuan(Sugiyono, 2012:110).

Tabel 1.1. Desain Penelitian

Keterangan: O1 : nilai pretest

O2 : nilai posttest

X : perlakuan

Penulis akan melakukan penelitiandengan memberikan tes awal pada siswa(pretest) menulis drama sebelum diberikantreatment, setelah diperoleh hasil pretestpenulis akan memberikan treatmentdengan menggunakan model pembelajaranRBL, kemudian diberikan tes akhir(posttest) untuk mengetahui pengaruhmodel pembelajaran RBL terhadapkemampuan menulis drama siswa.TEKNIK ANALISIS DATA

Menurut Sugiyono (2012:333)mengemukakan bahwa dalam penelitiankuantitatif teknik analisis data yangdigunakan sudah jelas, yaitu diarahkanuntuk menjawab rumusan masalah ataumenguji hipotesis yang telah dirumuskandalam proposal. Adapun tahapan-tahapanyang dilakukan dalam menganalisis dataadalah sebagai berikut:1. Melakukan pretest2. Memberikan treatment3. Melakukan posttest4. Memeriksa hasil pretest dan posttest5. Menilai hasil pretest dan posttest6. Memberikan skor pada siswa dari

hasil pretest dan posttest7. Menghitung skor pada hasil kerja

siswa, penulis akan menggunakanrumus berikut :

NP = RSM

x 100

Keterangan :NP: Nilai persen yang akan dicariR : Nilai mentah yang diperolehsiswaSM : Skor maksimal100 : bilangan tetap

8. Menghitung nilai rata-rata danmempresentasikannya

9. Membuat tabel dari hasil akhir nilaipretest dan posttest

10. Melakukan perhitungan statistikdengan menggunakan Uji-t

11. Menggunakan rumus Uji-t sebagaiberikut:

s2d = n∑ D 2−¿¿¿

t = D−d 0Sd √n

D =∑ D

nketerangan:D = Selisih dataSd = standar desiasin = banyaknya data

12. Melakukan analisis perbedaan hasilpretest dan posttes

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia45

O1 X O2

Page 59: BAHASTRA - UISU

Kustinah1, Tanti Agustiani2, David Setiadi3

Pengaruh Model resource Based Learning terhadap Kemampuan Menulis Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cikembar

13. Melakukan uji hipotesisHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penulis melakukan penelitian diSMP Negeri 2 Cikembar denganmenggunakan satu kelas yaitu kelas VIIIC. Penelitian dilakukan selama tiga kalipertemuan atau 3X40 menit untukmemaksimalkan hasil penelitan yaitupertemuan pertama pretest kemampuanawal siswa sebelum diberikan treatment.pertemuan ke dua treatment yaituperlakuan dengan menggunakan modelpembelajaran Resourrce Based Learningdan pertemuan ke tiga yaitu posttestkemampuan siswa dalam menulis dramasetelah diberikan treatment.Adapun prosespembelajaran yang dilakukan meliputikegiatan awal, inti dan penutup. a. Kemampuan Menulis Drama Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 2 CikembarSebelum Menggunakan ModelPembelajaran Resource BasedLearning.

Kegiatan pretestdilakukan untukmengetahui kemampuan awal siswadalam membuat teks drama. Sebelummengerjakan soal pretest penulis mengatursuasana di dalam kelas menjadi kondusifuntuk mendukung keberhasilan siswadalam belajar.Berdasarkan hasil penelitianyang telah dilakukan di SMP Negeri 2Cikembar, diperoleh data hasil Pretestatautes awal kemampuan siswa dalam menulisdrama sebelum diberikan treatment. hasilpretest yang diperoleh sebesar 1588,2dengan nilai rata-rata 56,72 dari sampelyang diambil sebanyak 28 siswa. AdapunHasil pretest menunjukan siswa masihkebingungan dalam membuat drama,siswa belum mengetahui unsur-unsurdrama, struktur drama dan kaidahkebahasaan drama. Hal tersebutdibuktikan dengan nilai tertinggi yangdiperoleh siswa pada pretest sebesar 68,8dan nilai terendah yaitu 31,3. Nilaitersebut belum memenuhi kriteria penilianyang sudah dibuat dan belum mencapaiKKM yang telah ditentukan oleh sekolah.b. Kemampuan Menulis Drama Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 2 CikembarSetelah Menggunakan ModelPembelajaran Resource BasedLearning.

Model pembelajaran RBLmerupakan cara yang cocok untukmengatasi permasalahan yang dialamioleh siswa. Terbukti dari data hasil

kegiatan posttes siswa mampu membuatdrama dengan memperhatikan unsur-unsurdrama, struktur drama, kaidah kebahasaandrama. Guru memberikan referensi kepadasiswa berupa sumber-sumber yangberkaitan dengan materi drama, dengancara seperti itu siswa tidak kebingungandalam menulis drama. Kegiatan posttesdilakukan bertujuan untuk mengetahuikemampuan siswa dalam menulis dramasetelah diberikan treatment. Adapun nilairata-rata hasil posttes sebesar 83,72termasuk kategori baik, hanya sebagiansiswa yang mendapatkan nilai pas denganKKM yang telah ditentukan. Denganpemerolehan nilai tertinggi sebesar 87,5dan nilai terendah 75.

Berdasarkan test yang telahdilakukan kepada siswa mengenaipembelajaran menulis drama denganmenggunakan model pembelajaran RBLyang telah dipersiapkan, mengalamipeningkatan yang signifikan baik dari segikeaktifan maupun dari nilai. Siswamenjadi lebih aktif, percaya diri dan tidakbergantung kepada guru ataupun teman.Selain itu dari segi nilai siswamendapatkan hasil belajar yang maksimaldan mengalami perubahan. Tessebelumnya masih ada yang di bawahKKM, sedangkan setelah diberikantreatment nilai rata-rata keseluruhansiswa sudah mencapai KKM yang adapada standar nilai SMP Negeri 2Cikembar. c. Pengaruh Model Pembelajaran

Resource Based Learning TerhadapKemampuan Menulis Drama siswakelas VIII SMP Negeri 2 Cikembar.

Berdasarkan hasil analisis datayang diperoleh dari hasil pretest danposttes kemampuan menulis drama siswaterbukti mengalami peningkatan yangsignifikan. Hasil pretest menunjukankemampuan siswa dalam menulis dramamasih kurang dari batas KKM (75) yangsudah ditentukan. Sedangkan data hasilposttes menunjukan bahwa kemampuansiswa dalam menulis drama mengalamipeningkatan yang baik melebihi kriteriapenilaian yang sudah ditentukan olehsekolah. Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa pengaruh model pembelajaranResource Based Learning terhadapkemampuan menulis drama siswa kelasVIII SMP Negeri 2 cikembar meningkat.Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia46

Page 60: BAHASTRA - UISU

Kustinah1, Tanti Agustiani2, David Setiadi3

Pengaruh Model resource Based Learning terhadap Kemampuan Menulis Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cikembar

hasil pretest sebesar 56,72 dengan nilaitertinggi sebesar 68,8. Sedangkan rata-ratanilai posttest sebesar 83,72 dengan nilaitertinggi 87,5. Selain itu dibuktikandengan pemerolahan nilai gain, yangdilakukan dengan cara nilai posttesdikurangi nilai pretest untuk mencariselisih, kemudian hasilnya dijumlahkandari subjek pertama sampai subjekterakhir dan diperoleh hasil penjumlahansebesar 774,7 dengan nilai rata-rata gain27,66. Dengan demikian model Resourcebased learning berpengaruh terhadapkemampuan menulis drama siswa.d. Uji Hipotesis

Hipotesis pada penelitian inimenggunakan Ujit signifikan. Hal tersebutdibuktikan dengan pemerolehan hasil tesakhir yang meningkat, denganpemerolehan nilai thitung 14,11 kemudianthitung tersebut dikonsultasikan pada ttabel

dengan derajat kebebasan n-1 dan tarafsignifikasi α 5% maka nilai ttabel = 2.052.berdasarkan hasil tersebut menunjukanbahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel

dengan demikian dengan demikianhasilnya dinyatakan signifikan danhipotesis diterima.Uji hipotesis dalam penelitian ini sebagaiberikutH0 :Menggunakan Model pembelajaranResource based learning kemampuanmenulis drama siswa tidak mengalamiperubahan, ditolak.H1 : Menggunakan Model pembelajaranResource based learning kemampuanmenulis drama siswa mengalamiperubahan, diterima.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yangtelah dilakukan tentang penggunaan modelpembelajaran Resource Based Learningpada kemampuan menulis drama siswakelas VIII SMP Negeri 2 Cikembar dapatdisimpulkan sebagai berikut. Pertamakemampuan menulis drama siswa padakegiatan pretest masih rendah dilihat dariskor rata-rata sebesar 56,72. Artinya siswamasih belum memenuhi kriteria penilaianyang sudah ditentukan. Pada pelaksanaanpretest beberapa siswa masih keliru padastruktur, dan kaidah kebahasaan teksdrama.

Kedua, kemampuan menulis dramasiswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cikembarsetelah treatment menggunakan modelpembelajaran Resource Based Learningdengan menggunakan sumber-sumber

belajar yang tersedia di sekolahmengalami peningkatan. Hal tersebutdibuktikan dengan pemerolehan skor rata-rata pada posttest sebesar 83,72. Artinyasiswa memahami struktur dan kaidahkebahasaan drama, perbedaan ini terjadikarena adanya pengaruh dari penggunaanmodel pembelajaran Resource basedlearning.

Ketiga, berdasarkan hasil pengelohandata menggunakan Uji-t pada skor yangdiperoleh, maka didapat Thitung = 14,11 >TTabel = 2,052. Hasil uji hipotesismenyatakan bahwa H0 ditolak karenaThitung = 14,11 > TTabel = 2,052. Dengandemikian dapat disimpulkan bahwa modelpembelajaran Resource basedlearningberpengaruh terhadappeningkatan kemampuan menulis dramasiswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cikembar.SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yangtelah dilakukan mengenai penggunaanmodelResource Based Learning untukmeningkatkan kemampuan menulis dramayang menjadikan siswa aktif dalambelajar. Model ini dapat memotivasi siswauntuk belajar dengan kemampuannyasendiri berdasarkan sumber-sumberbelajar yang tersedia. Denganmenggunakan model Resource BasedLearning siswa bisa memanfaatkansumber-sumber yang ada di sekolahataupun di luar sekolah. Selain itu modelpembelajaran Resource Based Learningdapat menjadi alternatif dalammeningkatkan kualitas pembelajaran disekolah dan dapat dijadikan referensiuntuk peneliti selanjutnya denganmenggunakan model yang sama padaaspek keterampilan berbahasa lainnya.DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zaenal. (2013). Model-Model,

Media, Dan StrategiPembelajaranKontekstual(Inovatif). Bandung: CVYrama Widya.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2012).Metode penelitianpendidikan (pendekatankuantitatif, kualitatif, danR&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia47

Page 61: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONSENT MINDMAP TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII

MTS NEGERI KOTA SUKABUMI

Siti Nurdianti1, David Setiadi2, Deden Ahmad Supendi3

1. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi2. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi3. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh faktor rendahnya daya imajinasisiswa sehingga sulit siswa sulit menuangkan ide, pikiran atauppungagasannya secara tertulis dalam menulis teks berita. Penelitian inimerupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk memperoleh gambaransecara objektif tentang ada tidaknya perbedaan yang signifikan antarakemampuan siswa dalam menulis teks berita sebelum dan sesudah diberikanperlakuan dengan menggunakan model pembelajaran consent mindmap.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakanmetode kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian one group pretestand posttest design. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30siswa dengan teknik penentuan sampel simple random sampling. Sedangkanteknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah tes dan dokumentasi.Adapun hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata siswa saat pelaksanaanpretest sebesar 1439.6 dengan rata-rata 47.9, sedangkan setelah pelaksanaanposttest sebesar 2350.3 dengan rata-rata 78.3. Hasil ini menunjukkan, adanyaperbedaan signifikan antara hasil pretest dan posttest. Selanjutnyaberdasarkan hasil perhitungan dalam pengujian statistik dengan uji- t terhadapnilai pretest dan posttets siswa diperoleh hasil bahwa jumlah thitung sebesar18.96 dan ttabel sebesar 2.045, berati bahwa jumlah thitung > ttabel, maka H0

ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwapemggunaan model pembelajaran consent mindmap berpengaruh terhadapkemampuan menulis siswa teks berita.Kata Kunci: Kemampuan Menulis Teks Berita, Model Pembalajaran consent Mindmap.

Abstract. This research is motivated by the low factor of the imagination ofstudents, making it difficult for students to express ideas, thoughts or ideas inwriting news texts. This research is a quantitative research that aims toobtain an objective picture of whether there is a significant differencebetween the ability of students to write news texts before and after beinggiven treatment using the mindmap consent learning model. The researchmethod used in this study is to use quantitative methods of experiment withone group pretest and posttest design research design. The number ofsamples in this study were 30 students with the technique of determiningsimple random sampling. While the data collection techniques thatresearchers do are tests and documentation. The results of the study showedthe average value of students at the time of the pretest implementation was1439.6 with an average of 47.9, while after the implementation of the posttestit was 2350.3 with an average of 78.3. These results indicate, there aresignificant differences between the results of the pretest and posttest.Furthermore, based on the results of calculations in statistical testing with t-test on the value of the pretest and posttets students obtained results that thenumber of tcounts is 18.96 and ttable is 2.045, meaning that the number oftcount> tttable, then H0 is rejected and H1 is accepted. Thus, this shows thatthe use of the mindmap consenr learning model influences the students'writing ability in the news text. Keywords: Ability to Write News Text, Mindmap Consent Learning Model.

PENDAHULUANMenulis merupakan kegiatan yang

melahirkan pikiran dan perasaan dengantulisan, sehingga seseorang dapatmengungkapkan pikiran dan gagasannyauntuk mencapai maksud dan tujuannya.Keterampilan menulis merupakan

kegiatan yang tidak dapat dipisahkan darikegiatan belajar mengajar siswa disekolah. Kegiatan menulis dapatmenjadikan siswa lebih aktif dan kreatifdalam pembelajaran, dan dapat membuatketerampilan siswa dalam merangkai kata.Agar siswa mampu mengungkapkan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

54

Page 62: BAHASTRA - UISU

Siti Nurdianti1, David Setiadi2, Deden Ahmad Supendi3

Pengaruh Model Pembelajaran Consent Mindmap terhadap Kemampuan Menulis Teks BeritaSiswa Kelas VIII MTs Negeri Kota Sukabumi

pemikirannya, maka selama prosespembelajaran siswa dituntut untukmenghasilkan sebuah tulisan. Denganbegitu siswa akan terbiasa menuangkanpemikirannya dalam bentuk tulisan.

Pembelajaran menulis merupakansuatu bentuk kemampuan danketerampilan berbahasa yang paling akhirdikuasi siswa setelah kemampuanmenyimak, berbicara dan membaca. Salahsatu jenis keterampilan menulis yangterdapat di kelas VIII yaitu menulis teksberita, yang bertujuan agar siswa dapatmenulis sesuai dengan fakta apa yangterjadi. Melalui kegiatan menulis ini siswaakan berlatih menulis tanpa melebih-lebihkan hal yang sedang terjadi, dansetelah pembelajaran menulis teks beritasiswa dapat merangkai dan menyusun teksberita menjadi berita yang singkat, padat,dan jelas. Dalam pembelajaran menulis,dibutuhkan sebuah model pembelajaranyang dapat membantu siswa selamapembelajaran menulis teks berita.

Model pembelajaran merupakanrangkaian penyajian materi yangdigunakan sebagai pedoman dalammerencanakan kegiatan pembelajaran dikelas, dan berperan sebagai suatukomponen yang terpenting untukmenunjang suatu keberhasilan selamaproses pembelajaran. Model pembelajaranyang digunakan di dalam kelas yaitumodel pembelajaran yang menciptakansuasana kondusif, agar siswa merasa bebasuntuk merespon pembelajaran secaratersusun.

Penggunaan model pembelajaransebagai desain atau bentuk pembelajaranyang dilaksanakan dapat membantu siswamengembangkan dirinya baik berupainformasi, gagasan, keterampilan nilai-nilai, dan cara-cara berpikir dalammeningkatkan kapasitas berpikir secarajernih. Di Indonesia digunakan beranekaragam model pembelajaran, sehinggaselama kegiatan belajar mengajar guru dansiswa akan sangat mudah meciptakankeberhasilan dalam pembelajar. Untukmenciptakan keberhasilan tersebutpemilihan model pembelajaran harustepat, karena ketepatan dalam pemilihanmodel pembelajaran akan berdampak padakeberhasilan siswa dalam mencapai tujuanpembelajaran.

Berdasarkan observasi awal,peneliti menemukan permasalahankegiatan belajar menulis siswa kelas VIII

MTs Negei Warudoyong Kota Sukabumi .Permasalahan tersebut yakni: 1) Mengenailemahnya keterampilan siswa dalammenulis teks berita. 2) Belum mampunyasiswa mengembangkan suatu objek kedalam bentuk sebuah tulisan sesuaidengan yang diharapkan selamapembelajaran di kelas. 3) Pada saatkegiatan menulis siswa masih fokus padapenulisan kerangka yang kurang rapi,sehingga siswa sulit memahami dalammenuangkan ide untuk menulis teks berita.

Berdasarkan permasalahan di atas,dibutuhkan sebuah model pembelajaranuntuk mengatasi permasalahan terhadapkemampuan menulis siswa dalam menulisteks berita. Sesuai dengan kompetensidasar (KD) 4.2 yaitu menyajikan data daninformasi dalam bentuk berita secara lisandan tulis dengan memperhatikan struktur,kebahasaa, atau aspek lisan (lafal,intonasi, mimik dan kinesik). Tujuannyayakni untuk melakukan eksperimen,terdapat masalah dan kemudian solusiyaitu menggunakan model pembelajaranconsent mindmap. Penelitimengolaborasikan model pembelajaranconsept sentence dan mind mappingkarena sesuai dengan kebutuhan yang adadi sekolah. Selain itu model pembelajaranconcept sentence dan mind mapping salingmelengkapi, sehingga setelah siswamemahami dan mengerti kosa kata dalambentuk kata kunci, siswa dapat menyusunpoin-poin yang akan dituangkan ke dalamteks berita melaui peta konsep atau rambubergambar.

Berdasarkan uraian di atas, penelitimelakukan penelitian dengan judul“Pengaruh Model Pembelajaran ConsentMindmap Terhadap Kemampuan MenulisTeks Berita Siswa Kelas VIII MTs NegeriKota Sukabumi ”.

Rumusan masalah merupakanpertanyaan yang digunakan dalampembuatan penelitian dengan cara menarikkesimpulan dari latar belakang masalahyang digunakan dalam pembuatanpenelitian dengan cara menarikkesimpulan dari latar belakang. MenurutSugiyono (2016:55) rumusan masalahmerupakan suatu pertanyaan yang akandicarikan jawabannya melaluipengumpulan data. Berdasarkan latarbelakang di atas, peneliti menemukanpermasalahan sebagai berikut: (a)Bagaimana kemampuan siswa kelas VIIIMTs Negeri Kota Sukabumi dalam

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia49

Page 63: BAHASTRA - UISU

Siti Nurdianti1, David Setiadi2, Deden Ahmad Supendi3

Pengaruh Model Pembelajaran Consent Mindmap terhadap Kemampuan Menulis Teks BeritaSiswa Kelas VIII MTs Negeri Kota Sukabumi

menulis teks berita sebelum menggunakanmodel pembelajaran consent mindmap?(b) Bagaimana kemampuan siswa kelasVIII MTs Negeri Kota Sukabumi dalammenulis teks berita setelah menggunakanmodel pembelajaran consent mindmap?(c) Bagaimana pengaruh penggunaanmodel pembelajaran consent mindmapterhadap kemampuan menulis teks beritakelas VIII MTs Negeri Kota Sukabumi?METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenispenelitian kuantitatif. Dalam penelitian inidilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan, pengolahan statistik,dan penggunaan hipotesis dalam isipenelitiannya. Menurut Hamdi dan Asep(2014:5) penelitian kuantitatifmenekankan fenomena-fenomena objektifdan dikaji secara kuantitatif yangdilakukan dengan menggunakan angka-angka pengolahan statistik, struktur danpercobaan terkontrol.

Desain yang digunakan dalampenelitian ini adalah One Group Pretes-Posttest Design. Rancangan tersebutterdapat pre-test sebelum diberi perlakuandapat diketahui dengan akurat karenadapat membandingkan keadaan sebelumdiberi perlakuan dan sesudah diberikanperlakuan. Pada pengumpulan data yangakan dilakukan dua kali untuk dijadikanbahan penelitian yaitu sebelumeksperimen (O1) disebut pre-test danobservasi setelah eksperiment (O2) disebutpost-test. Desain ini dapat digambarkanseperti berikut:

Tabel 1.1Desain Penelitian

O1 X O2

Pretest

Treatment

Posttest

Keterangan:O1 = Nilai pretest (sebelum diberikan perlakuan)O2 = Nilai posttest (setelah diberikan perlakuan)X = Perlakuan (treatment) dengan menggunakan model pembelajaran consent minmap

Sugiyono (2016: 112)TEKNIK ANALISIS DATA

Pengolahan data dilakukan setelahkegiatan pengumpulan data telah selesai.Data tersebut merupakan data yangterkumpul hasil dari menulis teks beritadengan menggunakan model pembelajaran

consent mindmap. Data yang sudahterkumpul akan dianalis untuk menjawabsemua pertanyaan yang terdapat di dalamrumusan masalah. Pengumpulan datadilakukan untuk membandingkan danmengetahui hasil yang didapat setelahmelakukan hasil tes awal dan tes akhiryang telah diberikan perlakuan. Setelahsemua data terkumpul dan dianalisismenggunakan metode statistika.Pengumpulan data kuantitatif dilakukandengan menggunakan uji statistikterhadap hasil data pretest dan posttestdari kelas eksperimen. Berikut adalahlangkah-langkah dalam mengolah data.Dari data analisis itulah maka jawabandari rumusan masalah dan hipotesis dapatterjawab:1. Memberikan tes kepada siswa.2. Memeriksa dan menganalisis nilai

masing-masing aspek yang dinilaidalam hasil kerja siswa.

3. Menghitung skor dari masing-masingaspek yang dinilai untuk diberikanskor akhir terhadap hasil kerja siswabaik nilai pretest maupun posttest.

4. Mengubah skor mentah menjadibentuk persen agar nilai masing-masing siswa tersebut dapatdikategorikan dengan menggunakanrumus sebagai berikut.

NP = RSM

X 100

Keterangan :NP: Nilai persen yang dicari ataudiharapkanR : Skor mentah yangdiperoleh siswaSM : Skor maksimal ideal tesyang bersangkutan100 : Bilangan tetap

5. Menghitung t-hitung denganmenggunakan rumus uji-t.

S2d = n∑ D 2−¿¿¿

D = ∑ D

n

t = D−d 0Sd √n

Keterangan :D : Selisih dataSd : Standar deviasN : Banyaknya data

6. Menghitung analisis perbedaan hasiltes awal dengan tes akhir.

7. Melakukan uji hipotesisJika thitung > ttabel, hipotesis diterima

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia50

Page 64: BAHASTRA - UISU

Siti Nurdianti1, David Setiadi2, Deden Ahmad Supendi3

Pengaruh Model Pembelajaran Consent Mindmap terhadap Kemampuan Menulis Teks BeritaSiswa Kelas VIII MTs Negeri Kota Sukabumi

Jika hasil thitung < ttabel, hipotesisditolak

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk memperoleh hasil darimenulis teks berita, tes terdiri dari duauraian. Pretest digunakan untuk melihatkemampuan awal siswa, sedangkanposttest digunakan untuk melihatkemampuan siswa setelah dilakukanperlakuan atau treatment. Skor pretest danposttest menulis teks berita diguakanuntuk melihat pencapaian kemampuantersebut.a. Kemampuan Awal Menulis Teks

Berita Siswa Kelas VIII MTsNegeri Kota Sukabumi SebelumMenggunakan ModelPembelajaran Consent Mindmap

Berdasarkan hasil penelitianyang dilakukan di MTs Negeri KotaSukabumi diperoleh data tes awal.Pretest ini diawali dengan bentukpertanyaan yang diberikan gurukepada siswa sebelum memulai suatupembelajaran. Pretest ini diberikandengan maksud untuk mengetahuiapakah siswa menguasai materi yangakan diajarkan tersebut, selanjutnyabarulah siswa melaksanakan pretestsecara tertulis. Hasil pretest tersebutdiperoleh nilai rata-rata sebesar 63.15dan berkategori kurang baik darisampel yang diambil sebanyak 30siswa. Adapun nilai tertinggi yangdiperoleh siswa pada saat pretestsebesar 81.3 dan nilai terendahsebesar 50.

b. Kemampuan Menulis Teks BeritaSiswa Kelas VIII MTs Negeri KotaSukabumi Setelah MenggunakanModel Pembelajaran ConsentMindmap

Berdasarkan hasil penelitianyang dilakukan di MTs Negeri KotaSukabumi diperoleh data tes akhir.Posttest merupakan kegiatan tes akhiryang dilakukan setelah adanyaperlakukan (treatment), posttest inibertujuan untuk mengetahuikemampuan siswa dalam menulisteks berita setelah diberikanperlakuan. Peneliti memberikan tessetelah memberikan perlakuandengan menggunakan modelpembelajaran consent mindmap. Nilaites menunjukan bahwa rata-rata nilaisiswa dalam menulis teks berita

meningkat menjadi 77.3 dandikategorikan baik. Dari hasilperhitungan rata-rata nilai pretest danposttest dapat diketahui bahwapemerolehan nilai posttest lebih besardari nilai pretest.

c. Pengaruh Penggunaan ModelPembelajaran Consent MindmapTerhadap Keterampilan MenulisTeks Berita Siswa Kelas VIII MTsNegeri Warodoyong KotaSukabumi

Berdasarkan hasil analisis data,peneliti melakukan uji perbedaanuntuk menentukan nilai selisih gain(d). Untuk mengetahui perbedaangain dari kedua kegiatan tersebut,yaitu diperoleh dengan cara nilaiposttets dikurangi nilai pretest.Berdasarkan perhitungan yangdidapatkan terdapat perbedaan yangdari kedua kegiatan tersebut.

Masing-masing nilai siswamengalami peningkatan baik. Hal initerlihat pada salah satu siswa yangmendapat nilai 62.5 pada saat nilaiawal dan mendapatkan nilai 81.3pada saat nilai akhir. Dengandemikian nilai selisih gain yangdidapat siswa sebesar 18.8. berikutdata distribusi nilai hasil nilai awaldan nilai akhir pada saatpembelajaran.

d. Uji HipotesisHipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakanrumus Ujit signifikan. Hal tersebutdikarenakan hasil Ujit pada tes awaldan tes akhir mengalami peningkatandimana thitung sebesar 12.09.Kemudian thitung tersebutdikonsultasikan pada ttabel pada derajatkebebasan n-1 dan taraf signifikasi

5% maka nilai tɑ tabel sebesar 2.045Dari hasil tersebut menunjukanbahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel

karena thitung sebesar 12.09 dan ttabel

sebesar 2.045. Dengan demikianhipotesis diterima. Uji hipotesisdalam penelitian ini adalah sebagaiberikut.H0 : Menggunakan model

pembelajaran consent mindmapkemampuan siswa dalammenulis teks berita tidakmengalami peruabahan, ditolak.

Hi : Menggunakan modelpembelajaran consent mindmap

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia51

Page 65: BAHASTRA - UISU

Siti Nurdianti1, David Setiadi2, Deden Ahmad Supendi3

Pengaruh Model Pembelajaran Consent Mindmap terhadap Kemampuan Menulis Teks BeritaSiswa Kelas VIII MTs Negeri Kota Sukabumi

kemampuan siswa dalammenulis teks berita mengalamiperubahan, diterima.

SIMPULANBerdasarkan pemaparan di atas,

ditemukan beberapa simpulan yangmeliputi, pertama kemampuan menulisteks berita sebelum menggunakan modelpembelajaran Consent Mindmap masihjauh dari KKM dengan nilai yangdidapatkan ketika pretest mendapatkanjumlah nilai 1894.6 dengan rata-rata nilaiyang didapatkan sebesar 63.15 artinyasiswa secara keseluruhan belum mampudan memahami pembelajaran menulis teksberita secara baik. Pada proses pretestrata-rata siswa kesulitan mengungkapkangagasan, menggunakan kosa kata, danbahasa dalam menulis teks berita.

Sementara itu, hal kedua yangditemukan adalah kemampuan menulisteks berita setelah menggunakan modelpembeljaran Consent Mindmapmengalami perubahan. Hal tersebut dapatterlihat dari jumlah total nilai yangdidapatkan pada hasil posttest yaitu2319.1 dengan rata-rata nilai yangdidapatkan sebesar 77.3, itu artinya siswasudah cukup memahami pembelajaranmenulis teks berita. Ketiga, pengaruhmodel pembelajaran Consent Mindmapdalam menulis teks berita mengalamiperubahan yang signifikan, hal tersebutdapat dilihat dari perbedaan nilai rata-ratayang didapat ada saat pretest sebesar63.15 sedangkan posttest 77.3. Nilaiselisih (gain) yang didapat dari keduakegiatan pretest dan posttest tersebut yaitusebesar 14.15.

Berdasarkan hasil perhitungandalam pengujian statistik uji –t terhadapnilai pretest dan posttets didapatkan,bahwa nilai thitung sebesar 12.09 dan ttabelsebesar 2.045. Berarti bahwa jumlah thitung

> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.Hal ini menunjukan bahwa penggunaanmodel pembelajaran Consent Mindmapberpengaruh terhadap kemampuanmenulis teks berita siswa kelas VIII MTsNegeri Kota Sukabumi .SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan di MTs Negeri Kota Sukabumi,penelitian yang ditulis oleh penelitidengan menggunakan model pembelajaranconsent mindmap dapat dijadikan sebagaireferensi bagi penelitian selanjutnya dalamkonsep pembelajaran. Terutama dengan

menggunakan model pembelajaran yangsama. Namun, penelitian selanjutnyadengan menggunakan model pembelajaranyang sama, dan dapat melanjutkannyadengan menambahkan variabel lain yangbelum pernah diteliti ataumengkolaborasikannya dengan modelpembelajaran yang lain yang lebihinovatif.DAFTAR PUSTAKAArikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian:

Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Romli, Asep Syamsul. (2009). Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan PendekatanKuantitatif, Kualitatif, danR&D. Bandung: AnggotaIkatan Penerbit Indonesia (IKAPI).

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia52

Page 66: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SOSIODRAMA TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 4 KOTA SUKABUMI

Ujang Ahmad Faturohman1 ; Asep Firdaus2; Fauziah Suparman3

1. Universitas Muhammadiyah Sukabumi2. Universitas Muhammadiyah Sukabumi3. Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untukmenguji pengaruh metode sosiodramaterhadap kemampuan menulis teksprosedur siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Sukabumi . Sampel dalampenelitian ini yaitu siswa kelas VII F yang berjumlah 40 siswa. Peneliti tertarikmengambil judul “Pengaruh Metode PembelajaranSosiodrama TerhadapKemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 KotaSukabumi ”. Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahuikemampuan menulis teks prosedur sebelum dan setelah menggunakan metodesosiodrama, dan mengetahui pengaruh metode sosiodrama terhadap kemampuanmenulis teks prosedur. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian iniyaitu metode kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian one grouppretest-posttest design. Hasil penelitian yang diperoleh ketika pretestdengan nilairata-rata siswa yaitu 71.21 sedangkan nilai rata-rata posttest 83. Hal tersebutmengalami peningkatan setelah peneliti menggunakan metode sosiodrama. Hasilperhitungan masing-masing tes dilakukan dengan menggunakan uji-t dandisignifikasikan terhadap pretest dan posttest sehingga diperoleh hasil bahwathitung (7.10) ¿ ttabel. Hasil ini menunjukkan bahwaadanya perbedaan yang terjadiantara pretest dan posttest. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaransosiodrama berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks prosedur siswa kelasVII SMP Negeri 4 Kota Sukabumi.Kata Kunci: Menulis, Teks prosedur, Sosiodrama.

Abstract. This research is a quantitative research that aims to support thesociodrama method of the ability to write text for class VII students of SMPNegeri 4, Sukabumi City, 2018/2019 Academic Year. The sample in this studywere students of class VII F who gathered 40 students. The researcher wasinterested in taking the title "The Influence of Sociodrama Learning Methods onthe Writing Ability of Texts of Class VII Students of State Junior High School 4in Sukabumi City 2018/2019 Academic Year". The purpose of this research wasto study the ability to write text before and after using the sociodrama method,and to understand the ability of the sociodrama method towards the ability towrite procedure texts. The research method used in this study is a quantitativemethod by using a research design group one pretest-posttest design. The resultsof the research obtained by the pretest compilation with the average value ofstudents was 71.21 while the average value of posttest was 83. This required anincrease after the researchers used the sociodrama method. The results of thecalculation of each test were carried out using the t-test and identified thepretest and posttest results obtained from tcount (7.10)> t table. These resultsindicate that there are differences that occur between pretest and posttest. It canbe concluded that the sociodrama learning method can help with the ability towrite text in class VII of the SMP Negeri 4 Kota Sukabumi.Keywords: Writing, Procedure text, Sociodrama.

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran menulismerupakan suatu keterampilanberbahasa terpenting dan harusdikuasai oleh siswa khususnya dalampembelajaran Bahasa Indonesia untukmenuangkan sebuah ide, kreativitas,pikiran dan perasaannya kedalamsebuah tulisan. Salah satu faktor yangmemengaruhi keberhasilan menulisseseorang adalah seringnya berlatih

serta ulet dalam menjalaninya. Prinsippenting dalam pembelajaran menulisadalah materi yang disajikan kepadasiswa harus sesuai dengan kemampuansiswa pada suatu tingkatan atautahapan pembelajaran yang telahditentukan. Pembelajaran menulis eratkaitannya dengan komunikasi tuliskarena sifat penggunaannya yangsaling berkaitan dalam aspek ilmubahasa. Menurut Akhadiah seperti

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

59

Page 67: BAHASTRA - UISU

Ujang Ahmad Faturohman1 ; Asep Firdaus2; Fauziah Suparman3

Pengaruh Metode Pembelajaran Sosiodrama terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Sukabumi

(dalam Wicaksosno, 2014: 11) menulismerupakan suatunbentuknkomunikasiyang perlu dilengkapi tanda baca, sertaejaan. Suatu proses pemikiran yangdiawali dengan pemikiran mengenaiide yangnakan dipaparkan, dandisampaikan pada khalayak pembacayang dibatasi oleh jarak, tempat, sertawaktu. Menulis juga merupakansuatunragam komunikasinyang tidaksama seperti berbicang-bincang.Kemampuan menulis akanmudah dikuasai apabila penulisseringberlatihdanulet. Pembelajaranmenulis memiliki berbagai macambentuk, salah satunya adalahketerampilan menulis teksprosedur.Menurut Dadang danAnggraeni (2006: 15) bahwa teksprosedur adalah teks yang memetakancara melakukan sesuatu melalui suatutindakan atau langkah-langkah. dalampenelitian yang akan diteliti, penelitimengarahkan siswa pada bagianmenulis teksprosedur siswa kelas VIIkhususnya di SMPN 4 Kota Sukabumi.Berdasarkan Pengamatan danobservasi yang dilakukan oleh penelitidi SMPN 4 Kota Sukabumi,kemampuan menulis siswa khususnyateks prosedur masih terbilang rendah,hal ini berdasarkan hasil wawancaradengan guru mata pelajaran bahasaIndonesia dan pengamatan langsungyang dilakukan oleh peneliti. Padapraktiknya siswa mengalami kendaladalam menggunakan ejaan,kemampuan siswa saat menyusunkalimat efektif masih rendah dalammenulis teks prosedur, kurangnyamotivasi siswa dalam mengikutipembelajaran, masih adanya anggapanbahwa mata pelajaran BahasaIndonesia tidaklah penting, sehinggaproses pembelajaran menulis belumefektif, dan penggunaan metodepembelajaran yang tidak efektif.

Berdasarkan permasalahan diatas, dibutuhkan sebuah metode dalamproses pembelajaran yang sesuai sertatepat untuk mencapaitujuan tertentu.Hal ini bertujuan untuk menunjangkeberhasilan pembelajaran dantercapai dengan baik. Metode yangakan digunakan dalam penelitian iniadalah sosiodrama, karena metodetersebut diharapkan dapatmembentukinterkasi yang seimbang, antara gurudengan siswa dan siswa dengansiswa,sehingga terbentuk komunikasibanyak arah yang memungkinkan

terjalinnya aktivitas dan kreativitasyang baik untuk siswa maupun guru.Menurut Trianto (2011: 96) bahwasosiodrama merupakan metodepembelajaran bermain peran untukmemecahkan permasalahan yangberkaitan dengan kejadian sosial,permasalahan yang menyangkuthubungan antara manusia. Misalnya,masalah kenakalan remaja, narkoba,gambarannkeluarganyangnotoriter,danlain-lain. Sosiodrama digunakan agarmemberikan pemahaman danpenghayatan terhadap permasalahansosialnserta untuk mengembangkankemampuannsiswandalammemecahkan masalah.

Penelitian mengenaipenggunaan metode sosiodramapernah dilakukan oleh Rinto AriWibowo (2013) dengan judulPenggunaan Metode SosiodramaUntuk Meningkatkan KeterampilanMaharotul Kalam Pada PelajaranBahasa Arab Siswa Kelas IV. Wibowomenjelaskan bahwa metodesosiodrama dapat menarik perhatiansiswa untuk terlibat secara langsungdalam proses pengalaman belajar.Selain itu, siswa dapat membedakanantara teori dan praktik, melatih dayatangkap visual dan daya tangkapauidio dengan mengamati secaralangsung sehingga siswa mendapatpengalaman belajar lebih maksimal.

Penelitian lainnya dilakukanoleh Zulfaeda Retnani (2013) denganjudul Pengaruh Penerapan MetodeSosiodrama terhadap SikapNasionalisme Siswa Kelas VII SMPN2 Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.Retnani memaparkan bahwa hasilpenelitian menunjukan adanyapeningkatan sikap nasionalismesebesar 46% dengan menerapkanmetode sosiodrama. Berdasarkanpenelitiannsebelumnya, penelitian iniberbeda dengan Wibowo yangmenerapkan metode pembelajaransosiodrama dengan jenis penelitianmenganai meningkatkan keterampilanmaharotul kalam. Sedangkan Retnanimenerapkan metode sosiodramadengan jenis penelitian mengenai sikapnasionalisme siswa. Karena haltersebut peneliti tertarik melakukanpenelitian dengan menggunakanmetode yang serupa yaitu denganmenggunakan metode pembelajaransosiodrama. Namun, jenis penelitianyang peneliti lakukan berbeda yaitu

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia55

Page 68: BAHASTRA - UISU

Ujang Ahmad Faturohman1 ; Asep Firdaus2; Fauziah Suparman3

Pengaruh Metode Pembelajaran Sosiodrama terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Sukabumi

mengenai kemampuan menulis teksprosedur siswa. Dengan demikian,penelitian ini diberi judul “PengaruhMetode Pembelajaran Sosiodramaterhadap Kemampuan Menulis TeksProsedur Siswa Kelas VII SMP Negeri4 Kota Sukabumi ”.METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penelitimenggunakan metode penelitiankuantitatif karena penelitian ini berupastudi kontestasi antara penggunaanmetode pembelajaran sebelum dansesudah menggunakan metodepembelajaran sosiodrama.

Desain penelitian inimenggunakan Pre- EksperimenDesain dengan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest Desain. Padadesain ini terdapat pretest, sebelumdiberikan perlakuan (Sugiyono, 2016:110). Desain penelitian yang dilakukanpeneliti yaitu siswa diberikan tes awaluntuk mengetahui kemampuan menulisteks prosedur. Kemudian siswadiberikan teori yang telah disesuaikandengan pembelajaran yang akandisampaikan dengan menggunakantreatment (perlakuan) metodepembelajaran sosiodrama. Pada akhirpembelajaran siswa diberikan teskembali untuk mengetahuipeningkatan kemampuan menulis teksprosedur. Desain penelitian ini akandigambarkan sebagai berikut:

O1 X O2

Pretest Treatment Postest

Adapun populasi yangdigunakan peneliti untuk penelitianniniadalah seluruh siswa kelas VII SMPNegeri 4 Kota Sukabumi . Namunpeneliti tidak akan mengambil jumlahpopulasi secara keseluruhan, akantetapi hanya mengambil sampel sajaagar subjek yang diteliti tidak terlalubanyak.Berdasarkan populasi yangadadikelas VII SMP Negeri 4kotaSukabumiyaitu berjumlah 320siswa yang terdiri dari 168 pesertadidik laki-laki dan 152 peserta didikperempuan dari semua kelas VII yangberjumlah 8 kelas.Adapun carapenentuan sampel dari penilitian iniyaitu menggunakan teknik purposivesampling (seadanya), yaitupengambilan sampel seadanyaberdasarkan keinginan peneliti yangditinjau dari sudut kemudahan, tempatpengambilan sampel, dan jumlah

sampel yang akan digunakan(Budiarto, 2004:46). Dalam penelitianini peneliti memilih salah satu kelasuntuk dijadikan sampel di kelas VII FSMP Negeri 4 Kota Sukabumi yangterdiri dari 21 laki-laki dan 19perempuan dengan jumlah siswa 40siswa.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini di laksanakan diSMP Negeri 4 Kota Sukabumi adalahsalah satu sekolah menengah pertamayang terletak di jalan Kopeng No. 91Kota Sukabumi, kecamatan GunungPuyuh, kota Sukabumi, provinsi JawaBarat. No tlp (0266) 225645. Setelahdilakukan teknikpurposive samplingpenelitimemilih kelas VII F yang akandijadikan sampel kemudian penelitimelakukan kegiatan pretest treatmentdan posttest dengan tujuan untukmengetahui bagaiaman kemampuansiswa sebelum dan sesudahmenggunakan metode sosiodrama.berikut data skor pretest.1. Kemampuan Menulis Teks

Prosedur Siswa Kelas VII FSMP Negeri 4 Kota SukabumiSebelum Menggunakan MetodeSosiodramaPenilaian hasil Pretestberdasarkan rumus

NP = RSM

x 100

Keterangan:NP : Nilai persen yangdicari atau diterapkanR : Skor mentah yangdiperoleh siswaSM : Skor maksimal idealdari tes yang bersangkutan100 : bilangangenap

Berdasarkan hasil pretest yangdiperoleh siswa maka dapat diketahuikemampuan siswa sebelum diberikanperlakuan atau treatmentmenggunakan metode sosiodramamenunjukan bahwa nilai yangdiperoleh siswa bervariasi dengan nilairata-rata sebesar 71,27 dari sampelsiswa yang diambil sebanyak 36 orangsiswa. Nilai terendah yang diperolehpada pelaksanaan pretest adalah 0 dannilai tertinggi yang diperoleh adalah84.

Berdasarkan nilai yangdiperoleh siswa pada setiap aspek,yaitu terdiri dari 4 aspek diantaranyaaspek isi, organisasi, kosakata, danbahasa. Aspek isi diperoleh nilai rata-

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia56

Page 69: BAHASTRA - UISU

Ujang Ahmad Faturohman1 ; Asep Firdaus2; Fauziah Suparman3

Pengaruh Metode Pembelajaran Sosiodrama terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Sukabumi

rata 21.92, aspek organisasimemperoleh nilai rata-rata 17.22,aspek kosakata memperoleh nilai rata-rata 15, dan aspek bahasa memperolehnilai rata-rata 17.14.2. Kemampuan Menulis Teks

Prosedur Siswa Kelas VII FSMP Negeri 4 Kota SukabumiSetelah Menggunakan MetodeSosiodrama

Melihat Kegiatan tes akhirdilakukan untuk mengetahuikemampuan menulis teks prosedursiswa setelah diberikan perlakuan atautreatment menggunakan metodesosiodrama. Kemampuan menulis teksprosedur siswa dengan menggunakanmetode sosiodrama mengalamipeningkatan.

Berdasarkan hasil posttest yangdiperoleh siswa maka dapat diketahuikemampuan menulis teks prosedursiswa setelah diberikan treatmentmenunjukan bahwa adanyapeningkatan nilai dengan rata-ratasebesar 83, dengan nilai terkecil 60dan nilai terbesar yang diperolehadalah 94.

Berdasarkan nilai yangdiperoleh siswa pada setiap aspek,yaitu terdiri dari 4 aspek diantaranyaaspek isi, organisasi, kosakata, danbahasa. Aspek isi diperoleh nilai rata-rata 25.64, aspek organisasimemperoleh nilai rata-rata 20.72,aspek kosakata memperoleh nilai rata-rata 17.19, dan aspek bahasamemperoleh nilai rata-rata 19.58.

3. Pengaruh Metode SosiodramaTerhadap Kemampuan MenulisTeks Prosedur Siswa Kelas VIISMP Negeri 4 Kota Sukabumi

Berdasarkan hasil Uji-t padadata skor pretest dan posttest makadidapat t hitung 7.10 >t tabel 2.042. hasiluji hipotesis menunjukan bahwa Hoditolak karena t hitung>t tabel. Dengan katalain rata-rata nilai hasil posttest lebihbaik dengan nilai 83 dibandingkandengan nilai pretest dengan nilai71.27. Terjadinya perbedaan antaranilai pretest dan posttest ini adalahkarena penggunaan metodesosiodrama.

Sebuah hipotesis diterimaapabila t hitung lebih besar dari pada t tabel. Maka dari itu hipotesis Hı yangdiajukan dapat diterima karena t hitung>t tabel. Artinya pembelajaran dengan

menggunakan metode sosiodramaberpengaruh terhadap peningkatankemampuan menulis teks prosedursiswa kelas VII F SMP Negeri 4 KotaSukabumi .SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitianyang telah didapatkan oleh penelitiyang dihubungkan dengan rumusanmasalah, dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa:

pertama, kemampuan menulisteks prosedur siswa kelas VII Fsebelum menggunakan metodesosiodrama masih rendah dengan nilairata-rata 71.27 artinya siswa masihbelum menguasai tata cara menulisteks prosedur sesuai dengan strukturdan kaidah kebahasaan yang tepat.Berdasarkan pelaksanaan pretestbeberapa siswa masih keliru padastrukur dan kaidah kebahasaan dalammenulis teks prosedur.

Kedua, kemampuan menulisteks prosedur siswa kelas VII F setelahmenggunakan metode sosiodramamengalami perubahan. Hal tersebutdapat dilihat pada perbedaan nilai rata-rata posttest, jumlah rata-rata ketikaposttest mengalami peningkatanmenjadi 83. Selain itu peningkatankemampuan menulis teks prosedursiswa kelas VII F dapat dilihat dariperolehan nilai gain sebesar 422,perbedaan ini karena adanya pengaruhdari penggunaan metode sosiodrama.

Ketiga, berdasarkan hasilpengujian statistik Uji-t pada data skor,maka diperoleh t hitung = 7.10 >t tabel =2.042. Hasil uji hipotesis menunjukanbahwa Ho ditolak karena t hitung>t tabel.Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwametode sosiodrama berpengaruhterhadap peningkatan kemampuanmenulis teks prosedur siswa kelas VIIF SMP Negeri 4 Kota Sukabumi .DAFTAR PUSTAKABudiarto, Eko. (2004). Metodelogi

Penelitian Kedokteran:Sebuah pengantar. Jakarta:Perpustakaan Nasional.

Dadang, Asep dan Dian Anggraeni.(2008). Be Smart BahasaInggris untuk Kelas IXSMP/MTS. Bandung:Grafindo Media Pratama.

Retnani, Zulfaeda. (2013). PengaruhPenerapan MetodeSosiodrama terhadap Sikap

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia57

Page 70: BAHASTRA - UISU

Ujang Ahmad Faturohman1 ; Asep Firdaus2; Fauziah Suparman3

Pengaruh Metode Pembelajaran Sosiodrama terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Sukabumi

Nasionalisme Siswa KelasVIII SMPN 2 MagelangTahun Ajaran 2012/2013.Semarang: UniversitasNegeri Semarang.

Sugiyono. (2016). Metode PenelitianPendidikan PendekatanKuantitatif, Kualitatif, danR&D. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2013). DesainPengembanganPembelajaran Tematik BagiAnak Usia Dini. Jakarta:KENCANA Prenada MediaGroup.

Wibowo, Ari Rinto. (2013).Penggunaan MetodeSosiodrama untukMeningkatkan KeterampilanMaharotul Kalam PadaPelajaran Bahasa ArabSiswa Kelas IV MI YAPPIBaleharjo Wonosari TahunPelajaran 2012/2013.Yogyakarta: UniversitasIslam Negeri Sunan KalijagaYogyakarta.

Wicaksono, Andri. (2014). MenulisKreatif Sastra danBeberapa ModelPembelajaran. Lampung:Garudhawaca.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia58

Page 71: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH METODE TTS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKSDESKRIPSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII TINGKAT MATHAYOM SANAWI DI ATTAWFIKIAH ISLAMIAH SCHOOL

NARATHIWAT THAILAND SELATAN

Neng Desti Siti Nurhidayah¹, Hera Wahdah Humaira², Deden Ahmad Supendi³1. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi2. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi3. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh metode TTSterhadap kemampuan menulis teks deskripsi dalam pembelajaran bahasaIndonesia kelas 8 tingkat Mathayom Sanawi di Attawfikiah Islamiah SchoolNarathiwat Thailand Selatan . Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa pembelajar asing kelas 8.2 sejumlah23 siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknikrandom sampling. Penelitian ini menggunakan desain “One Group Pretest-Posttest Desain” dengan pola sebelum dan sesudah diberikan suatutreatment/perlakuan yang menggunakan metode TTS. Dalam pengumpulandata peneliti menggunakan tes, setelah data terkumpul, lalu dilakukan analisiskuantitatif melalui uji hipotesis. Berdasarkan perhitungan hasil prates danpascates, setelah diberikan suatu perlakuan dalam proses belajar untuk pesertadidik penutur asing mengalami perubahan dengan nilai rata-rata prates 60,86dan nilai rata-rata pascates 79,82. Diketahui harga thitung yaitu 1,185. Harga thitung

tersebut dikonsultasikan dengan ttabel dengan derajat kebebasan (dk) N-1 atau23 – 1 = 22 dengan taraf signifikansi 0,05 maka harga t tabel 1,717. Hasil tersebutmenunjukan bahwa harga thitung lebih kecil daripada ttabel karena thitung berjumlah1,185 dan ttabel berjumlah 1,717. Bila thitung lebih kecil daripada ttabel makahasilnya dinyatakan tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan dalammenggunakan metode TTS tidak berpengaruh dalam kemampuan menulis teksdeskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk peserta didik penuturasing kelas 8.2 tingkat Mathayom Sanawi di Attawfikian Islamiah SchoolNarathiwat Thailand Selatan.Kata kunci : Metode Teka-teki Silang (TTS), Kemampuan Menulis Teks Deskripsi.

Abstract. This study aims to examine the effect of the TTS method on the abilityto write description text in 8th grade Indonesian language learning atMathayom Sanawi level at Attawfikiah Islamiah School Narathiwat, SouthernThailand, 2018/2019 Academic Year. This research is quantitative research.The subjects in this study were students of foreign learning class 8.2 of 23students. The sampling technique is by using random sampling techniques.This study uses the design of "One Group Pretest-Posttest Design" with apattern before and after being given a treatment / treatment using the TTSmethod. In data collection researchers used a test, after the data was collected,then carried out quantitative analysis through hypothesis testing. Based on thecalculation of pre-test and post-test results, after being given a treatment in thelearning process for foreign speakers students experienced changes with anaverage score of 60.86 and the average score post-test 79.82. It is known thatthe price of tcount is 1.185. The price of the tcount is consulted with a tablewith degrees of freedom (dk) N-1 or 23-1 = 22 with a significance level of 0.05then the price of ttable 1.717. These results indicate that the price of tcount issmaller than t table because tcount is 1.185 and t table is 1.717. If tcount issmaller than ttable, the result is not significant. So that it can be concludedthat using the TTS method has no effect on the ability to write description textfor students of the 8.2-level class of Mathayom Sanawi in Attawfikian IslamiahSchool Narathiwat, Southern Thailand.Keywords: Crossword Method (TTS), Ability to Write Text Description.

PENDAHULUANBahasa Indonesia merupakan

bahasa nasional bagi pemersatu bangsaIndonesia. Bahasa negara Indonesia padamulanya berasal dari bahasa Melayu

sampai pada akhirnya terjadinya sumpahpemuda pada tahun 1928 yangmenyatakan bahwa “Menjunjung tinggibahasa persatuan, bahasa Indonesia.Setelah itu, bahasa Indonesia diresmikan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

65

Page 72: BAHASTRA - UISU

Neng Desti Siti Nurhidayah¹, Hera Wahdah Humaira², Deden Ahmad Supendi³

Pengaruh Metode TTS terhadap Kemampuan Menulis Teks Deskripsi dalam PembelajaranBahasa Indonesia Siswa Kelas VIII Tingkat Mathayom Sanawi Di Attawfikiah Islamiah

School Narathiwat Thailand Selatan menjadi bahasa nasional pada tahun 1945.Bahasa Indonesia merupakan alatkomunikasi paling penting untukmempersatukan seluruh bangsa. Olehsebab itu, merupakan alat untukmengungkapkan diri baik secara lisanmaupun tulisan, dengan berjalannya waktuserta perkembangan zaman yang terjadipada saat ini.

Bahasa Indonesia sangat diminatioleh para penutur asing sebagai salah satubahasa yang perlu dikuasai. Hal itu,dikarenakan Indonesia merupakan negarayang memiliki kekuatan yang sangatberpengaruh baik dari segi ekonomi danbudaya yang ada di ASEAN, sehinggamenyebabkan popularitas bahasaIndonesia semakin tinggi bisa jadi sebagaibahasa pengantar dalam MasyarakatEkonomi Asean selain penggunaan bahasaInggris (Ngelu, 2015: 12).

Indonesia sudah merambah kepenjuru ASEAN setelah bahasa Inggrissebagai bahasa utama dalam interaksiantar negara yang berbeda. Dalam hal iniadanya peningkatan fungsi bahsaaIndonesia sebagai bahasa internasional,yaitu tercantum dalam PeraturanPemerintah Republik Indonesia nomor 57tahun 2014 tentang pengembangan,pembinaan, dan perlindungan bahasa dansastra, serta peningkatan fungsi bahasaIndonesia. Terdapat dalam Bab 1Ketentuan Umum, Pasal 1 menyatakan“Pengembangan bahasa adalah upayamemoderenkan bahasa melaluipemerkayaan kosakata, pemantapan danpembakuan sistem bahasa, pengembanganlaras bahasa, dan mengupayakanpeningkatan fungsi bahasa Indonesiasebagai bahasa internasional”. Bahasadianggap sebagai sarana yang palingsempurna untuk menyampaikan suatu idepemikiran seseorang. Oleh karena itu,manusia dituntut untuk memilikiketerampilan berbahasa.

Keterampilan berbahasa merupakansesuatu yang sangat penting untukdikuasai oleh setiap orang, karena dalamsuatu masyarakat setiap orang itu,membutuhkan adanya interaksi satu samalain dengan cara berkomunikasi. Tidakdipungkiri bahwa keterampilan berbahasaadalah salah satu unsur penting yangmenentukan keberhasilan proses merekadalam berkomunikasi.

Keterampilan berbahasa itu, terbagike dalam empat aspek, yaitu keterampilanmenyimak, keterampilan berbicara,keterampilan membaca dan keterampilanmenulis. Setiap keterampilan itu, memilikihubungan yang sangat erat antara satusama lainnya. Salah satu penunjangketerampilan berbahasa pada jenjangpendidikan yaitu menulis, pada penuturasing tahap penulisan itu, dimulai denganpenguasaan kosa-kata yang sudah terteradalam bahasa Indonesia. Lado (dalamTarigan, 2008: 22) menyatakan bahwaseseorang dapat dikatakan menulis apabilaia memahami huruf-huruf dan bahasayang digunakan. Contohnya menulis hurufpada bahasa Indonesia. Ia harus mampumemahami bahasa dan tahu bagaimanacara menuliskannya barulah dapatdikatakan bahwa ia mampu menulis.

Menulis itu sangat penting bagipendidikan, karena dapat memudahkanpara pelajar untuk berpikir kritis selain itumenulis memudahkan kita merasakan,menikmati daya tanggap persepsi kita,serta mampu memecahkan masalah yangkita hadapi. Menjadi penulis itu, tidakhanya diharuskan memilih suatu pokokpembicaraan yang cocok dan serasi, tetapiharus menentukan siapa pembacakaryanya itu, dapat memahami tujuanyang ingin disampaikan penulis padapenikmat tulisannya. Menurut Djamarah,dkk. (dalam Faturrohman, 2015:55),metode memiliki kedudukan sebagai alatmotivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajarmengajar, dapat menyiasati perbedaanindividual anak didik, untuk mencapaitujuan pembelajaran. Peneliti lebihmemilih penggunaan metodepembelajaran karena untuk mengetahuicara-cara pembelajaran yang efektif sertabaik bagi peserta didik penutur asing,karena metode pembelajaran adalah suatuproses pembangun keefektifan dalambelajar apakah siswa menikmati prosesbelajar atau tidak, terutama dalam prosespembelajaran bahasa Melayu

Bahasa Melayu diketahui bukanbahasa nasional Thailand Selatan untukmereka gunakan melainkan untukmelestarikan budaya yang ada di Thailandselatan tersebut, serta ada suatu tungtutanuntuk mempelajari bahasa Melayu secarabaik dan benar. Sedangkan umtukmengetahui pengaruhnya metode TTS

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia60

Page 73: BAHASTRA - UISU

Neng Desti Siti Nurhidayah¹, Hera Wahdah Humaira², Deden Ahmad Supendi³

Pengaruh Metode TTS terhadap Kemampuan Menulis Teks Deskripsi dalam PembelajaranBahasa Indonesia Siswa Kelas VIII Tingkat Mathayom Sanawi Di Attawfikiah Islamiah

School Narathiwat Thailand Selatan tersebut peneliti menggunakan penelitianmetode kuantitatif kita dapat mengetahuipengaruh metode TTS untuk peserta didikpenutur asing apakah akan memilikipengaruh atau tidak dalam metodepembelajaran TTS dalam pembelajaranbahasa Indonesia. Banyaknyapermasalahan dalam prose belajar yangterjadi di sekolah Attawfikiah Islamiahyang peneliti amati, dalam prosespembelajaran bahasa Indonesia atau lebihdikenal dengan bahasa Melayu masihbanyak sekali kekurangan yang diperoleholeh siswa, baik itu dalam bacaan,berbicara maupun tulisan. Pembelajaranbahasa Melayu di Thailand Selatanmereka lebih mengetahui ejaan hurufalfabet dalam bahasa Inggris, yang dapatmempengaruhi pembelajaran dalam prosesmembaca dan tulisan dalam bahasaIndonesia. Kebanyakan metode yangdigunakan ialah metode konvensionalsalah satunya metode ceramah suatu posespembelajaran dengan satu arah, tanpa adaproses komunikasi timbal balik antar gurudan siswa. Oleh sebab itu, siswamengalami tingkat kejenuhan dalamproses pembelajaran, peneliti mengamatiproses metode pembelajaran yangdilakukan oleh sebagian besar guru yaitu,hanya menggunakan metode ceramah sajahanya segelintir guru yang menggunakanmetode yang bervariasi, maka dari itudengan menggunakan metodepembelajaran TTS ini peneliti inginmengetahui apakah ada pengaruh terhadapproses belajar pada pendidik penutur asingdan mengharapkan metode yang dilakukandapat berguna sebagaimana mestinya.

Penelitian ini akan dilakukan padapendidik penutur asing kelas 8.2 padatingkat mathayom sanawi, jika disetarakandengan di Indonesia yaitu anak yangderajatnya sesuai kelas X SMA.

Permasalahan yang terjadi padapelajar, pertama dalam proses mengajarcara guru menyampaikan materi yangkurang menarik bagi siswa dalammenyampaikan materinya, dikarenakanmetode yang digunakan adalah metodeceramah. Perilaku sikap dan sifat siswayang pemalu kurangnya keberanian dalammengemukakan pendapat, serta kurangnyaadaptasi guru dengan siswa. Oleh karenaitu, terbentuklah karakter siswa yangpemalu sukar untuk mengemukakan

gagasan pemikirannya karena kurangnyainteraksi saling bertukar pikiran antarateman maupun dengan gurunya

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan merumuskan masalahsebagai berikut.1. Bagaimana kemampuan menulis teks

deskripsi dalam pembelajaran bahasaIndonesia siswa kelas 8 tingkatMathayom Sanawi di AttawfikiahIslamiah School Narathiwat ThailandSelatan sebelum menggunakan metodeTTS?

2. Bagaimana kemampuan menulis teksdeskripsi dalam pembelajaran bahasaIndonesia siswa kelas 8 tingkatMathayom Sanawi di AttawfikiahIslamiah School Narathiwat ThailandSelatan sesudah menggunakan metodeTTS?

3. Bagaimana pengaruh metode TTSterhadap kemampuan menulis teksdeskripsi dalam pembelajaran bahasaIndonesia siswa kelas 8 tingkatMathayom Sanawi di AttawfikiahIslamiah School Narathiwat ThailandSelatan ?

Tujuan penelitian ini dapatdijabarkan sebagai berikut.1. Untuk mengetahui kemampuan

menulis teks deskripsi dalampembelajaran bahasa Indonesiasebelum menggunakan metode TTSsiswa kelas 8 tingkat MathayomSanawi di Attawfikiah Islamiah SchoolNarathiwat Thailand Selatan .

2. Untuk mengetahui kemampuanmenulis teks deskripsi dalampembelajaraan bahasa Indonesiasetelah menggunakan metode TTSsiswa kelas 8 tingkat MathayomSanawi di Attawfikiah Islamiah SchoolNarathiwat Thailand Selatan .

3. Untuk mengetahui kemampuanmenulis teks deskripsi dalampembelajaran bahasa Indonesia denganpengaruh metode TTS siswa kelas 8tingkat Mathayom Sanawi diAttawfikiah Islamiah SchoolNarathiwat Thailand Selatan .

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan jenis

penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatifadalah penelitian yang menggunakansuatu data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia61

Page 74: BAHASTRA - UISU

Neng Desti Siti Nurhidayah¹, Hera Wahdah Humaira², Deden Ahmad Supendi³

Pengaruh Metode TTS terhadap Kemampuan Menulis Teks Deskripsi dalam PembelajaranBahasa Indonesia Siswa Kelas VIII Tingkat Mathayom Sanawi Di Attawfikiah Islamiah

School Narathiwat Thailand Selatan statistik. Metode penelitian kuantitatifdisebut juga metode positivistik karenaberlandaskan pada filsafat positivismemetode ini dapat diartikan sebagai metodepenelitian ilmiah karena telah memenuhikaidah ilmiah yang konkrit, obyektif,struktur, rasional dan sistematis dandigunakan untuk meneliti pada populasiatau sampel tertentu (Sugiyono, 2016:14).

Peneliti menggunakan desainpenelitian One-Group Pretest-PosttestDesain, desain yang menggunakan satukelas yang didalamnya terdapat prates danpascates. Prates diberikan sebelum gurumemberikan materi atau perlakuan danpascates diberikan sesudah gurumenyampaikan materi atau perlakuan.Desain penelitian ini, dapat digambarkansebagai berikut.

Keterangan: O1 = Nilai prates O2 =Nilai pascates X = Perlakuan.Untuk teknik pengumpulan data

dengan mengujikan suatu tes pada siswadalam kemampuan menulis teks deskripsidalam pembelajaran bahasa Indonesiauntuk peserta didik penutur asing. Tesadapun tes yang dimaksud dalampenelitian ini adalah tes kemampuanmenulis teks deskripsi dalampembelajaran bahasa Indonesia yangsesuai dengan instrumen prates danpascates. Penelitian ini menggunakanteknik tes tulis berupa teks deskripsi yangsebelumnya dibuat oleh pendidik penuturasing. Tes tersebut dilakukan sebanyakdua kali, yang pertama adalah pratessebelum dilakukan perlakuan dan yangkedua adalah pascates setelah dilakukanperlakuan. Observasi Sutrisno Hadi(dalam Sugiyono, 2016: 203) berpendapatbahwa observasi merupakan suatu prosesyang kompleks, suatu proses yangtersusum dari berbagai proses biologis danpsikologis. Dua diantara yang terpentingadalah proses-proses pengamatan daningatan. Dokumentasi. Dokumentasiadalah salah satu data sampel yangpenting untuk dilakukan karena suatubukti mengetahui bagaimana keadaan dansituasi sekolah yang dilakukan penelititersebut, dengan adanya dokumentasi apayang sudah peneliti lakukan maka akanterlihat jelas dalam sebuah dokumentasiyang sudah dilakukan baik berupa foto-

foto saat penyelenggaraan penelitian, maupun dokumentasi dalam berbentuk arsipyang sudah disediakan oleh peneliti.

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan data hasil penelitian yang

telah dilakukan pada peserta didik penuturasing kelas 8.2 tingkat Mathayom Sanawidi Attawfikiah Islamiah SchoolNarathiwat Thailand Selatan, berdasarkanhasil penelitian mengenai pengaruhmetode pembelajaran TTS padakemampuan menulis teks deskripsi dalampembelajaran bahasa Indonesia.Berdasarkan hasil prates dan pascates.Penjelasannya sebagai berikut.1. Kemampuan menulis teks deskripsi

dalam pembelajaran bahasaIndonesia sesudah menggunakanmetode TTS

Melihat kemampuan menulis teksdeskripsi sesudah menggunakan treatmentmetode pembelajaran TTS yaitu denganmelakukan kegiatan posttest. Padapelaksanaan kegiatan posttest pesertadidik penutur asing ditugaskan untukmenulis teks deskripsi berdasarkankemampuan setelah dilakukan perlakuandengan menggunakan metode TTS, haltersebut berguna untuk mengetahuikemampuan menulis teks deskripsi setelahdilaksanakannya treatment metode TTS.

Berdasarkan dari data nilai yangdiperoleh pada pelaksanaanya posttestmaka dapat diketahui kemampuan menulisteks deskripsi pendidik penutur asingsetelah diberikan treatment menggunakanmetode TTS, menunjukan adanyapeningkatan nilai dengan rata-rata 79.82dengan nilai terkecil 70 dan nilai terbesaryang diperoleh adalah 91.

Dilihat dari nilai yang diperoleholeh peserta didik penutur asingkemampuan menulis teks deskripsi dalampembelajaran bahasa Indonesia dilihatpada setiap aspek, yaitu terdiri dari 5aspek diantaranya asepk isi, organisasi,penggunaan bahasa, kosakata, danpenggunaan ejaan dan 2. Pengaruh metode pembelajaran TTS

terhadap kemampuan menulis teksdeskripsi dalam pembelajaranbahasa Indonesia

Berdasarkan hasil analisisdiperoleh data bahwa hasil pretest danposttest tidak adanya pengaruh dan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia62

O1 × O2

Page 75: BAHASTRA - UISU

Neng Desti Siti Nurhidayah¹, Hera Wahdah Humaira², Deden Ahmad Supendi³

Pengaruh Metode TTS terhadap Kemampuan Menulis Teks Deskripsi dalam PembelajaranBahasa Indonesia Siswa Kelas VIII Tingkat Mathayom Sanawi Di Attawfikiah Islamiah

School Narathiwat Thailand Selatan perubahan meskipun sudah diberikantreatment. Hal tersebut dapat dilihat darihasil Uji-t diketahui harga thitung yaitu1,185. Kemudia harga thitung tersebutdikonsultasikan dengan ttabel dengan derajatkebebasan (dk) N – 1 atau 23 – 1 = 22dengan taraf signifikansi 0,05 maka hargattabel 1,717. Hal tersebut menunjukanbahwa harga thitung lebih kecil daripada ttabel

karena thitung berjumlah 1,185 dan ttabel

berjumlah 1,717. Bila thitung lebih kecildaripada ttabel maka hasil dinyatakan tidakadanya pengaruh dan signifikan(Arikunto, 2006: 310).

Berdasarkan hasil Uji-t pada data skor pretest dan posttest maka data yangdi dapat thitung 1,185 < ttabel 1,717. Hasil ujihipotesis menunjukkan bahwa H1 ditolakkarena thitung < ttabel. Sebuah hipotesisditerima apabila thitung lebih besar dari ttabel.Akan tetapi pada penelitian pengaruhmetode TTS untuk pendidik penutur asingtidak adanya pengaruh karena thitung lebihkecil daripada ttabel.

Hipotesis di tolak karena tidakadanya pengaruh terhadap metodepembelajaran TTS yang dilakukan padapendidik penutur asing. Dikarenakan adabeberapa faktor yang membuat pengaruhmetode TTS tersebut tidak berhasil.Pertama suatu metode akan berhasil jikakarakter siswa dapat memenuhi standarsekolah dengan baik, dikarenakan karakterpendidik penutur asing Thailand Selatankhususnya di Attawfikiah Islamiah Schoolkarakter siswa yang pemalas, motivasidalam belajar sangat kurang, terutama jikamempelajari bahasa Melayu, karenamenurut mereka belajar bahasa Melayu itusangat sulit terutama jika tulisan Melayuitu berbentuk seperti konsonan danalfabet.

Begitupun adaptasi dalampenggunaan suatu metode pembelajaranyang selalu dilakukan di AttawfikahIslamiah School Thailand Selatankebanyakan guru menggunakan metodeceramah, hanya segelintir guruyangmenggunakan metode pembelajaranyang kreatif, dan suatu metode yangkurang berpengaruh dikarenakanpenelitian yang dilakukan mengenaibahasa Indonesia atau Melayu dimanaanak kurang mampu untukmengembangkan suatu kalimat dalambahasa Indonesia hingga ada beberapa

aspek penilaian yang masih kurangdicapai oleh peserta didik penutur asingtersebut dalam aspek bahasa, kosakata danejaan pada tanda baca.

Artinya pembelajaran denganmenggunakan metode TTS tidak adanyapengaruh karena terdapat beberapa aspekpenilaian dan kemampuan pada pendidikpenutur asing terhadap kemampuanmenulis teks deskripsi dalampembelajaran bahasa Indonesia kelas X.2Mathayom Sanawi Attawfikiah IslamiahSchool Narathiwat Thailand Selatan.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yangsudah didapatkan oleh peneliti yang telahdihubungkan dengan rumusan masalah,maka dapat disimpulkan bahwa: Petama,kemampuan menulis teks deskripsi dalampembelajaran bahasa Indonesia kelas 8.2sebelum menggunakan metodepembelajaran TTS nilai yang diraih olehpeserta didik penutur asing sangatlahrendah dengan skor rata-rata 60,86 yangartinya peserta didik penutur asing masihbelum menguasai tata cara bagaimanamenulis teks deskripsi yang sesuai denganstruktur seta kaidah bahasa yang masihsangat kurang untuk peserta didik penuturasing. Pada pelaksanaan pretest beberapapeserta didik penutur asing masih kelirupada struktur dan kaidah kebahasaandalam menulis teks deskripsi.

Kedua kemampuan menulis teksdeskripsi dalam pembelajaran bahasaIndonesia kelas 8.2 setelah menggunakanmetode pembelajaran TTS mengalamiadanya perubahan tetapi tidak terlalusignifikan. Hal tersebut dapat dilihat padaperbedaan skor rata-rata posttestmengalami peningkatan menjadi 79,82.Kenaikan nilai tersebut disebabkan adanyatreatment dalam metode pembelajaranyang sudah dilakukan. Akan tetapi,meskipun mengalami perubahan padaposttest pengaruh metode pembelajaranTTS masih mengalami kekuranganterutama pada peserta didik penutur asing.Ketiga berdasarkan hasil pengujianstatistik Uji-t pada data skor yangdiperoleh, didapat thitung = 1,185 < ttabel =1,717. Hasil uji hipotesis menyatakanbahwa H1 ditolak karena thitung < ttabel.Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwaMetode TTS tidak berpengaruh terhadapkemampuan menulis teks deskripsi dalam

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia63

Page 76: BAHASTRA - UISU

Neng Desti Siti Nurhidayah¹, Hera Wahdah Humaira², Deden Ahmad Supendi³

Pengaruh Metode TTS terhadap Kemampuan Menulis Teks Deskripsi dalam PembelajaranBahasa Indonesia Siswa Kelas VIII Tingkat Mathayom Sanawi Di Attawfikiah Islamiah

School Narathiwat Thailand Selatan pembelajaran bahasa Indonesia siswakelas 8.2 tingkat Mathayom Sanawi diAttawfikah Islamiah School NarathiwatThailand Selatan.DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian: Suatu PendekatanPraktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Alwasilah. A. Chaedar an SuzannaAlwasilah. 2005. PokoknyaMenulis; Cara Baru MenulisDengan Metode Kolaborasi.Bandung: PT Kiblat Buku.

Fathurrohman, P dan S. Sutikno. 2010.Strategi Belajar Mengajar.Bandung: PT Refika Aditama.

Kuntojojo. 2009. Metodologi Penelitian.Kediri: Universitas NusantaraPGRI.

Kusmiatun, A. 2016. Mengenal BIPA danPembelajarannya. Yogyakarta:K-Media.

Munawaroh. 2012. Panduan MemahamiMetode Penelitian. Jombang:Intimedia.

Mursilah. 2017. Penerapan MetodePembelajaran Crossword Puzzledalam Meningkatkan HasilBelajar IPS Kelas XII SMKNurul Huda Sukaraja. JurnalIlmiah Pendidikan dan EkonomiVolume 1(37-47). ISSN: 2549-1377.

Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian.Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. PenilaianPembelajaran Bahasa BerbasisKompetensi Edisi Pertama.Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Ngelu, M.S. 2015. Eksistensi BahasaIndonesia di Mata Dunia padaEra MEA. Seminar NasionalPendidikan Bahasa Indonesia.ISSN 2477-636X

Sanjaya, Wina. 2013. StrategiPembelajaran. Jakarta: Kencana.

Semi, M. Atar. 2007. Dasar-dasarKeterampilan Menulis.Bandung: Angkasa.

Sugiyono. 2016. Metode PenelitianPendidikan: PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia64

Page 77: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARANINTERAKTIFTERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA FANTASI

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS X-2TINGKAT MATHAYOM DISEUKSASART ISLAM SCHOOL THAILAND SELATAN

Tiara Ashshiddiqie¹, Fauziah Suparman², AsepFirdaus³1. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi2. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi3. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui adakahpengaruhpenggunaan media pembelajaran interaktif berupa Adobe Flash,terhadapkemampuan peserta didik di sekolah Seuksasart Islam Thailand Selatan,dalam menulis cerita fantasi. Adapun aspek-aspek yang dinilai dari tulisanpara peserta didik meliputi isi, organisasi dan penulisannya. Subjek yangdiambil dalam penelitian ini hanya terdiri dari satu kelas saja yaitu kelas X-2. Instrumen yang digunakan di dalam penelitian terdiri dari tes,dokumentasi dan lembar observasi. Berdasarkan pada hasil analisis datayang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa, kemampuan menulis ceritafantasi pada siswa kelas X-2 di sekolah Seuksasart Islam School tidaklahterlalu bagus, jika melihat kepada hasil pretest mereka. Hanya beberapasiswa saja yang mampu mendapatkan nilai lebih dari 7.Setelah itudiberikanlah treatment berupa pembelajaran dengan media pembelajaraninteraktif, dan kemudian kemampuan menulis mereka diuji kembali. Dapatterlihat adanya peningkatan nilai pada hasil posttest mereka. Namunmeskipun mengalami peningkatan, nilai yang didapatkan masih belummemuaskan. Setelah diuji signifikansinya, dapat diketahui bawapeningkatan tersebut tidaklah signifikan.Jadibisa disimpulkan bahwa mediaitutidak cukup berpengaruh. Peningkatan yang paling banyak terjadi yaituterletak pada aspek pemilihan judul, penyisipan amanat dan unsur-unsurcerita fantasi. Sementara pada bagian struktur dan penulisan tampaknyatidak banyak peningkatan yang terjadi.Kata Kunci: Media Pembelajaran Interaktif,Cerita Fantasi

Abstract. This study has the aim to know if there any influence frominteractive learning media in the form of Adobe Flash, towards students’abilities in Seuksasart Islam Schoolat southern Thailand, in writing fantasystories. As for the aspects assessed from the students paper inludes content,organization and their writing skill. The subject that taken for this studyconsisted of only one class, it is the X-2 class. The instruments used in thisstudy consisted of tests, documentation and observation sheets. Based onthe results of data analysis that has been done, can be seen that, the abilityto write stories of X-2 class students in Seuksasart Islam School it’s notreally good, if you look at the results of their pretest. Only a few studentsare able to get more than seven grades. After that the treatment was givenin the form of learning with interactive media, and then their writing skillswere tested again. As you can see an increase in the value of their posttestresults. But despite the increase, the value obtained is still not satisfactory.After testing the significance, it can be seen that the increase is notsignificant. So it can be concluded that the use of the media is notinfluential enough. The most frequent increase lies in aspects of titleselection, insertion of mandates, and elements of fantasy story. While in thestructure and writing section there seems to be not much improvement.Keyword: Interactive Learning Media, Fantasy Story.

PENDAHULUANSeiring berkembangnya zaman,

terdapat berbagai perubahan yang perludilakukan. Berbagai permasalahankerapkali tidak bisa diselesaikan dengancara yang selalu sama atau tradisional.Keberadaan teknologi tampaknya menjadisalah satu solusi yang hadir untuk

menjawab tantangan tersebut. Kata“teknologi” sendiri merupakan serapandari bahasa Inggris “technology” yangmenurut Seel & Dijkstra dalam Rizal(2015:3) memiliki arti yaitu keseluruhanilmu pengetahuan yang mencakup teoridan metode penelitian yang berlaku sertaaturan yang berfungsi untuk memecahkan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

71

Page 78: BAHASTRA - UISU

Tiara Ashshiddiqie¹, Fauziah Suparman², Asepfirdaus³

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif terhadap Kemampuan Menulis CeritaFantasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas X-2 Tingkat Mathayom Di

seuksasart Islam School Thailand Selatanmasalah dalam rangka mewujudkan suatutujuan, baik bagi masyarakat maupunindividu.

Kemajuan teknologi initampaknya juga telah berkembang diranah pendidikan atau pembelajaran.Pendidikan sendiri bila dilihat dari segiprosesnya, pendidikan dapat diartikansebagai perubahan yang diperlukan dalammemahami dunia luar, diri sendiri, danhubungan dengan orang lain atau objek-objek yang ada di lingkungan sekitarnya.Sementara pembelajaran menurutKomalasari dalam Rizal (2015:4)didefinisikan sebagai suatu sistem atauproses yang digunakan untuk membuatsubjek didik belajar atau dengan kata lainpembelajar yang direncanakan ataudidesain, dilaksanakan, dan dievaluasisecara sistematis agar pembelajar tersebutdapat mencapai tujuan pembelajaransecara efektif dan efisien.

Kemajuan teknologi di bidangpendidikan atau pembelajaran ini tidakhanya berupa sebuah benda atau alat,namun berbagai ide-ide baru yang kreatifdan jnovatif dalam bentuk pendekatan,strategi, metode, dan model juga termasukke dalam teknologi di bidang pendidikan.Adapun teknologi pendidikan yangberbentuk alat yaitu seperti mediapembelajaran.

Keberadaan teknologi ini tentunyabukan tanpa alasan, sebagaimana yangdikatakan oleh Seel dan DjikstradalamRizal (2015:3), bahwa teknologi ada untukmembantu menyelesaikan berbagaimasalah guna mencapai tujuan tertentu.Begitupun dengan teknologi di bidangpendidikan. Mereka diciptakan untukmenghadapi berbagai masalah yang telahada maupun sebagai bentuk antisipasi bagisuatu hal yang berpotensi menjadimasalah di kemudian hari yang tentunyaberkaitan dengan pendidikan.

Berbagai permasalahan yangterkait dengan pendidikan ini sangatberagam. Dimulai dari tingakatan terkecilseperti permasalahan dalam pembelajarandi kelas. Sebagaimana yang dikatakanoleh Cooney, Davis, dan Henderson dalamWiddiharto (2008:6) terkait masalahbelajar yang kerapkali dialami oleh siswa,biasanya disebabkan oleh lima faktorsebagai berikut, faktor fisiologis yangberkaitan dengan kemampuan otak, lalu

ada faktor sosial berupa pengaruh yangditimbulkan dari lingkungan sekitarnya,seperti orang tua dan teman. Selanjutnyaada faktor kejiwaan yang terkait denganemosi, kemudian ada faktor intelektualkarena adanya perbedaan tingkatkecerdasan pada tiap siswa dan faktorkependidikan yang bisa disebabkan olehadanya kekurangan pada lembagapendidikannya maupun dari pihak guruatau tenaga pendidiknya.

Penulis mendapatkan kesempatanuntuk melakukan penelitian di salah satusekolah di negara Thailand bagian selatan.Sistem dan proses pembelajaran yangberbeda tentunya merupakan suatuketertarikan tersendiri bagi penulis.Namun masalah pembelajaran yangdihadapi para siswa di sana tampaknyasama saja dengan masalah klasik yangbiasa dijumpai di Indonesia. Berikutadalah keluhan yang kerapkali dilontarkanpara siswa saat diwawancarai oleh penulisyaitu terkait dengan masalah pembelajaranyang membosankan dan juga kesulitandalam memahami materi.

Pembelajaran yang membosankanbisa disebabkan oleh beberapa faktorseperti kuranganya penggunaan instrumenpembelajaran yang menarik atau tidaktepatnya pemilihan instrumenpembelajaran dengan kondisi dan situasisiswa. Begitupun dengan kesulitan dalammemahami materi juga bisa disebabkanoleh berbagai faktor, sebagai contohmateri dengan tingkat kesulitan yangcukup tinggi tidak bisa disampaikandengan baik karena pemahaman sang guruyang kurang tentang materi tersebut. Ataubisa juga sang guru yang belum bisamemanfaatkan media pembelajaran untukmengajarkan materi yang sulit tersebut.

Padahal apabila kita menilik daribeberapa fungsi media, penggunaanyamampu membantu menyelesaikan keduapermasalahan tersebut. Berikut penjelasanlebih lanjut mengenai fungsi media yangdimaksud. Menurut Hamalik dalamArsyad(2017:19), beberapa fungsi mediapembelajaran yaitu mampumembangkitkan keinginan, minat,motivasi dan rangsangan belajar jugamemberikan dampak psikologis bagisiswa.. Sejalan dengan teori sebelumnya,Asnawir dan Usman (2002:12)menyebutkan beberapa fungsi media yaitu

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia66

Page 79: BAHASTRA - UISU

Tiara Ashshiddiqie¹, Fauziah Suparman², Asepfirdaus³

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif terhadap Kemampuan Menulis CeritaFantasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas X-2 Tingkat Mathayom Di

seuksasart Islam School Thailand Selatanuntuk membantu memudahkan belajarbagi siswa dan membantu memudahkanmengajar bagi guru. Lalu dapat jugamenarik perhatian siswa menjadi lebihbesar dan jalannya proses pembelajarantidak membosankan.

Masalah yang sama juga berlakupada pembelajaran bahasa yaitu masalahkuranganya penggunaan instrumenpembelajaran yang menarik atau tidaktepatnya pemilihan instrumenpembelajaran dengan kondisi dan situasisiswa. Khususnya dalam pembelajaranbahasa Indonesia (yang notabenenyaadalah bahasa asing) sehinggamenjadikannya suatu kesulitan tersendiribagi para siswa. Masalah lain terkaitpembelajaran bahasa yaitu masalah yangsama-sama dihadapi oleh negara Indonesiadan Thailand, yaitu keduanya sebagainegara dengan tingkat literasi yangrendah. Padahal literasi merupakan salahsatu skill yang dibutuhkan pada abad ke21 ini. Literasi sendiri menurut NationalInstitute for Literacy adalah kemapuanseorang individu dalam hal membaca,menulis, berbicara, mengitung danmemecahkan masalah pada tingkatkeahlian yang diperlukan dalampekerjaan, keluarga dan masyarakat.

Berdasarkan ranking tingkatliterasi World Most Literate Countriesyang dilakukan oleh Presiden CentralConnecticut State University, John W.Miller pada tahun 2016, menyebutkanbahwa Indonesia berada di urutan ke 60dari 61 negara, tepat berada di bawahnegara Thailand. Indonesia dan Thailandmerupakan negara di Asia Tenggara yangmenduduki urutan terendah dalam literasi.

Sebagaimana yang telahdisebutkan di atas, keterampilan sepertiberbicara, membaca dan menulismerupakan keterampilan yang harusdiperoleh dalam pembelajaran bahasa.Berdasarkan wawancara yang penulislakukan dengan siswa-siswa di sanaterkait dengan literasi ini, penulismendapati bahwa cukup banyak siswayang gemar membaca, namun tak banyaksiswa yang suka dengan kegiatan menulis.Tentu saja karena menulis merupakantingkatan paling akhir dalam kemahiranberbahasa, maka tidak mengherankanapabila menjadi materi yang cukup sulituntuk diajarkan. Namun semua masalah

tentunya memiliki solusi, sebagaimanayang telah disebutkan sebelumnya bahwapenggunaan media pembelajaran yangmerupakan hasil dari kemajuan teknologi,setidaknya bisa membantu menyelesaikanpermasalahan yang ada.

Berdasarkan permasalahan yangpenulis temui di lapangan (sebagaimanayang telah diuraikan di atas), maka penulismemutuskan untuk membuat penelitiandengan judul “Pengaruh PenggunaanMedia Pembelajaran InteraktifTerhadapKemampuan Menulis Cerita FantasiDalam Pembelajaran Bahasa IndonesiaPada Tingkat Mathayom Di SeuksasartIslam School Thailand Selatan”.

Penulis tentunya berharap bahwapemilihan media dan materi pembelajaranyang penulis lakukan dapat menjawabpersoalan yang ada di sekolah tersebut.Terkait dengan masalah dalampembelajaran di kelas, khususnya saatpembelajaran bahasa Indonesia, lebihspesifik lagi pada materi menulis ceritafantasi yang merupakan salah satu bagiandari penerapan literasi dalampembelajaran bahasa.

Berdasarkan pemaparan di atas,penulismerumuskan masalah sebagaiberikut.1. Bagaimana kemampuan menulis

cerita fantasi dalam pembelajaranbahasa Indonesia pada tingkatMathayom di Seuksasart IslamSchool, Thailand selatan, sebelummenggunakan media pembelajaraninteraktif?

2. Bagaimana kemampuan menuliscerita fantasi dalam pembelajaranbahasa Indonesia pada tingkatMathayom di Seuksasart IslamSchool, Thailand selatan, sesudahmenggunakan media pembelajaraninteraktif?

3. Bagaimana pengaruh mediapembelajaran interaktif terhadapkemampuan menulis cerita fantasidalam pembelajaran bahasa Indonesiapada siswa tingkat Mathayom diSeuksasart Islam School, Thailandselatan?Adapun tujuan dilakukannya

penelitian ini yaitu sebagai berikut.1. Untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan para siswa di Thailandselatan dalam menulis cerita fantasi

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia67

Page 80: BAHASTRA - UISU

Tiara Ashshiddiqie¹, Fauziah Suparman², Asepfirdaus³

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif terhadap Kemampuan Menulis CeritaFantasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas X-2 Tingkat Mathayom Di

seuksasart Islam School Thailand Selatantanpa menggunakan bantuan mediapembelajaran interaktif

2. Untuk mengetahui kemampuan parasiswa di Thailand selatan dalammenulis cerita fantasi setelahmenggunakan media pembelajaraninteraktif yang penulis kembangkan.

3. Untuk mengetahui bagaimanapengaruh yang diberikan olehpenggunaan media tersebut terhadapkemampuan menulis cerita fantasipara siswa di Thailand Selatan.

METODE PENELITIANJenis metode penelitian yang

digunakan yaitupenelitian kuantitatif,sedangkan desain penelitiannyamerupakan bagian dari Pre-ExperimentalDesign yaitu One-Group Pretest-PosttestDesign. Pemberian tesnya sendiridilakukan sebanyak dua kali, yaitu padasaat sebelum dan sesudah eksperimen.

Data dalam penelitian inidikumpulkan melalui observasi,dokumentasi dan pemberian tes. Teknikobservasi digunakan untuk mengobservasikegiatan pembelajaran siswa di kelas,guna memperoleh data mengenai minatsiswa terhadap pembelajaran. Kemudianyang kedua teknik dokumentasi danterakir didapat darihasil tes para siswayang terdiri dari hasil pretest dan posttestsebagai data utama untuk dianalisis.Berikut adalah instrumen observasi danwawancara yang digunakan.

Tabel 1.1. Instrumen Observasi

No

Pernyataan

Jawaban

Ket.Ya

Tidak

1.

Siswa Memperhatikan Penjelasanguru Saat Prosespembelajaran

2 Siswa Merasa Antusias Saat Pembelajaran

3.

Siswa Mengerjakan Tugas Yang Diberikan Tepat Waktu

4.

Siswa Aktif Bertanya PadaGuru AtauTeman Tentang

Materi Yang Belum Dipahami

5.

Siswa Berusaha Mengerjakan TugasSesuai DenganKemampuannya.

Tabel 1.2. Penilaian KemampuanMenulis Cerita Fantasi

No

AspekYang

DinilaiDeskripsi

Skor

1 2 3 4 5

1 Judul

1. Apakah Judul Sesuai Dengan Isi Teks?

2. Apakah Judul Yang Dipilih Singkat,Padat Dan Jelas Serta Menarik?

2Struktu

r

1. Apakah Ada Bagian Orientasi (Pengenalan Tokoh Dan Latar)?

2. Apakah Ada Bagian Konflik?

3. Apakah Ada Bagian Resolusi?

3 Amanat 1. Apakah Ada Pesan Moral Yang Coba Disampaikan?

2. Apakah Amanat

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia68

Page 81: BAHASTRA - UISU

Tiara Ashshiddiqie¹, Fauziah Suparman², Asepfirdaus³

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif terhadap Kemampuan Menulis CeritaFantasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas X-2 Tingkat Mathayom Di

seuksasart Islam School Thailand Selatannya Disampaikan Secara TersuratMaupunTersirat?

4 Unsur 1. Apakah Cerita Mengandung Unsur-Unsur Cerita Fantasi?

5 Penulisan

1. Apakah Ejaan Yang Digunakan Sudah Benar?

Keterangan:1. Sangat Kurang : Tidak ada

aspek yang benar

2. Kurang : Ada sedikitaspek yang benar

3. Sedang : Jumlah aspekyang benar dan salah berimbang

4. Baik : Aspek memilikiketepatan yang tinggi dengan kesalahan yangsedikit

5. Sangat Baik : Tanpa atauhampir tanpa kesalahan

Nilai Akhir=skor yang didapatskormaksimal

x100

Penelitian ini dilakukan di sekolahSeuksasart Islam di negara Thailandbagian selatan dengan siswa kelas X-2sebagai subjeknya. Karena letak sekolahtersebut dekat dengan perbatasanMalaysia, maka mayoritas guru dan siswadi sana mampu berbicara dengan bahasaMelayu sebagai bahasa kedua merekasetelah bahasa Thailand. Penelitian inidilaksanakan pada tanggal05, 07, 12 dan14 Februari 2019. Waktu penelitiandisesuaikan dengan jadwal yang telahditentukan pada awal penelitiandilaksanakan.

Pada penelitian ini, penulis akanmenggunakan teknik analisis kuantitatif

inferensial.Pemilihan teknik analisis initentunya disesuaikan dengan jenispenelitiannya yang bersifatkorelasional.Teknik korelasi ini digunakanuntuk mengetahui ada atau tidaknyahubungan antara variabel bebas (X) danvariabel terikat (Y). Pada penelitian inihubungan yang dimaksud berupapengaruh media pembelajaran interaktifsebagai variabel bebas terhadappembelajaran cerita fantasi sebagaivariabel terikat. Setelah data yang diperlukan tekumpul.penulis menyajikan data berupa hasilpenghitungan tes dalam bentuk tabel.Selanjutnya adalah tahap verifikasi ataupenarikan kesimpulan berdasarkan datayang telah dikumpulkan dan dianalisis.Tujuannya yaitu untuk menentukanadakah pengaruh yang dihasilkan daripenggunaan media pembelajaran interaktiftersebut terhadap kemampuan siswa disekolah tersebut dalam menulis ceritafantasi.HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah kegiatan pembelajaranmengenai materi cerita fantasi selesaidiajarkan pada murid kelas X-2 di sekolahSeuksasart Islam, setelahnya merekadiberikan tes untuk dikerjakan sebagaibentuk evaluasi pembelajarannya.Pemberian materi dan tesnya sendiridilakukan sebanyak dua kali. Makadidapatkanlah hasil awal tes (pretest) danhasil akhir tes (posttest). Berikut iniadalah pemaparan dari hasil tes tersebut.1. Data Hasil PreTest

Setelah melaksanakan kegiatanpretest, kemudian didapatkanlah databerupa nilai menulis cerita fantasi yangberdasar pada kemampuan awal yangdimiliki oleh peserta didik. Hasil testersebut kemudian dapat dijadikan sebagaiacuan dari keberhasilan penelitian yangdilaksankan dengan menggunakan mediapembelajaran interaktif Adobe Flash.Media tersebut digunakan dalampembelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis datadiketahui bahwa perolehan nilai tertinggiyang bisa diraih oleh siswa dalam kegiatanpretest ini ialah 80, sedankan nilaiterendehnya yaitu 28. Berikut adalahrincian nilai yang diperolah oleh pesertadidik, rentang nilai 21-30 sebanyak duaorang, nilai 31-40 sebanyak tujuh orang,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia69

Page 82: BAHASTRA - UISU

Tiara Ashshiddiqie¹, Fauziah Suparman², Asepfirdaus³

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif terhadap Kemampuan Menulis CeritaFantasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas X-2 Tingkat Mathayom Di

seuksasart Islam School Thailand Selatannilai 41-50 sebanyak tiga orang, nilai 51-60 sebanyak sepuluh orang, nilai 61-70sebanyak dua orang dan nilai 71-80sebanyak empat orang.2. Data Hasil Posttest

Setelah selesai melakukan kegiatanposttest, maka akan didapatkan nilaisebagai hasil akhir dari tes yang harusdiselesaikan oleh para peserta didik kelasX-2 yang berperan sebagai sampel dalampenelitian ini. Hasil dari tes akhir inididapatkan setelah adanya sebuahperlakuan dalam proses pembelajarannya,yaitu dengan menggunakan bantuan darimedia pembelajaran interaktif AdobeFlash.

Berdasarkan hasil analisis data,dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yangdiperoleh oleh peserta didik yaitu 88,sementara nilai terendahnya yaitu 36.Berikut adalah rincian nilai yang diperolehpara peserta didik, rentang nilai 31-40sebanyak empat orang, nilai 41-50sebanyak dua orang, nilai 51-60 sebanyakdua belas orang, nilai 61-70 sebanyak tigaorang, nilai 71-80 sebanyak enam orangdan nilai 81-90 sebanyak satu orang.

Berdasarkan hasil penghitungan diatas, dapat terlihat adanya perbedaan nilaiyang diperoleh peserta didik dalam duakegiatan tersebut, yakni pretest danposttest. Persentase nilai peserta didikpada saat pretest yaitu sebesar 51%,sedangkan persentase nilai posttest lebihbesar yaitu 59,43%.3. Data Uji t

Berdasarkan hasil analisis data,dapat disimpulkan bahwa ada pengaruhdan perubahan antara hasil pretest denganhasil posttest dan setelah dilakukantreatment. Namun perubahannya tidaklahsignifikan. Hal tersebut dapat diketahuidari hasil Uji-t, dengan harga thitungnyasebesar 0,87. Harga thitungtersebutkemudian ditransformasikan dengan ttabel

dengan derajat kebebasan (dk) N-1 atau28-1=27 serta taraf signifikansi 0,05,maka didapatkanlah harga ttabel sebesar1,703. Kondisi tersebut menunjukkanbahwa harga thitung lebih kecil daripada ttabel.SIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian yangtelah dijabarkan pada bagian pembahasan,maka dapat diambil simpulan sebagaiberikut: pertama, kemampuan menuliscerita fantasi pada siswa kelas X-2 di

sekolah Seuksasart Islam School tidaklahterlalu bagus, jika melihat kepada hasilpretest mereka. Hanya beberapa siswa sajayang mampu mendapatkan nilai lebih dari7.Kedua setelah diberikan treatmentberupa pembelajaran dengan mediapembelajaran interaktif, dan kemampuanmenulis mereka diuji kembali. Dapatterlihat adanya peningkatan nilai padahasil posttest mereka. Namun meskipunmengalami peningkatan, nilai yangdidapatkan masih belum memuaskan,selain itu setelah diuji signifikansinya.Peningkatan tersebut tidaklah signifikan.Ketiga, bisa disimpulkan bahwa pengaruitu ada namun tidaklah terlalu banyak.Peningkatan yang paling banyak terjadiyaitu terletak pada aspek pemilihan judul,penyisipan amanat dan unsur-unsur ceritafantasi. Sementara pada bagian strukturdan penulisan tampaknya tidak banyakpeningkatan yang terjadi.DAFTAR PUSTAKAArsyad, Azhar. (2017). Media

Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman.(2002) Media Pembelajaran.Jakarta: Ciputat Pers

Rizal, dkk. (2015). Media Pembelajaran:Panduan Membuat PresentasiMenarik untuk Mahasiswa, Guru,dan Dosen. Bekasi: CV. Nurani

Sugiyono. (2012). Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif dan R & D.Bandung: Alfabeta.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia70

Page 83: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

ANALISIS UNSUR INRINSIK DAN EKSTRINSIK DALAM CERITA HIKAYATKARYA YULITA FITRIANA DAN APLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR

KELAS X SMK PRIORITY

Della Maretha RPBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Karya sastra tidak hanya rangkaian kata demi kata, tetapiberbicara tentang kehidupan, baik dalam realitas ada ataupun dalamimajinasi manusia. Dan menggunakan Bahasa sebagai mediapenyampaiannya.Seperti contoh karya sastra prosa, dalam karya sastralama, prosa dapat berbentuk cerita hikayat, yaitu salah satu bentuk sastraprosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita,dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupunkepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian sertamukjizat tokoh utama, namun karya sastra lama seperti hikayat nampaknyamasih memiliki peminat baca yang sedikit di lingkungan siswa SMA. Padadasarnya dalam sebuah karya sastra termasuk hikayat terdapat dua unsurpembangun yaitu Unsur Intrinsik yaitu merupakan unsur-unsur yangmembangun dari dalam cerpen itu sendiri yang meliputi, tema dan amanat,latar dan pelataran, tokoh dan penokohan, alur danpengaluran, dan puatpengisahan. Sedangkan Unsur Ekstrinsik merupakan unsur-unsur yangmembangun cerpen dari luar cerpen itu sendiri meliputi nilai sosial, politik,biografi pengarang, dan sebagainya.Kata kunci : unsur intrinsik, unsur ekstrinsik, hikayat.

Abstack. Literary work not only the word for word, speak, but of the inreality is good or imagination of human.And using language as a mediumdelivery.As an example literary work prose, in a literary work long, prosecan shaped story hikayat, the one form of literary prose, especially in themalay language with concerning, story, and fabled.Generally tells the storyof greatness and heroism someone complete with strangeness ,and sign themain figure , but literary work long as hikayat it seems it is still havingread a people interested in the neighborhood high school students.Basically in a literary work including saga there are two elements buildersthat is intrinsic element which is is the element who built of short stories inwhich includes, itself the theme and the message of, and the court of,background tokoh and penokohan, alur and pengaluran, and pusatpengisahan.While the extrinsic is the elements who built short stories fromthe outside short stories itself includes, social values , political a biographyof author, and so on.Keywords : exstrinsic elements, intrinsic elements, hikayat

PENDAHULUANBahan ajar merupakan komponen

penting yang digunakan pendidik dalamkegiatan pembelajaran. Bahan ajar yangbaik dapat membantu peserta didik dalamrangka mencapai kompetensi. Merujukpada Pedoman Memilih Menyusun BahanAjar (Depdiknas, 2006:1), pemilihanbahan ajar meliputi cara penentuan jenismateri, kedalaman, ruang lingkup, urutanpenyajian, perlakuan terhadap bahan ajar.

Oleh karena itu, bahan ajarmerupakan sarana dan sumber belajaryang penting dan dapat membantu pesertadidikdalam mengembangkan pengetahuan,keterampilan, dan kepribadian, baik disekolah maupun di luar sekolah..

Ada banyak sekali cerita hikayatyang banyak di tulis oleh sastrawan ataupengarang atau penulis hikayat, salahsatunya yang ditulis oleh Yulita Fitrianayang terkumpul dalam buku berjudulHikayat Datuk Hitam dan Bajak Laut.Cerita hikayat karya Yulita Fitriana inidianggap mempunyai nilai positif. Hikayatini mengandung nilai-nilai keteladanansehingga dapat dijadikan panutan bagipembacanya. Kumpulan Hikyat DatukHitam dan Bajak Laut karya YulitaFitriana ini dipilih untuk dikaji karenamemiliki beberapa kelebihan baik darisegi isi maupun bahasanya. Dari segi isicerita hikayatnya banyak mengangkattema kehidupan masyarakat pedesaan, danmengandung fiksi yang kuat yaitu banyak

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

77

Page 84: BAHASTRA - UISU

Della Maretha R

Analisis Unsur Inrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerita Hikayat Karya Yulita Fitriana danAplikasinya sebagai Bahan Ajar Kelas X SMK Priority

hal yang tidak masuk akal dan penuhkeajaiban tapi dikemas dengan gayaBahasa yang ringan dengan latarkehidupan sehari-hari masyarakatpedesaan di tepi pantai.KAJIAN TEORI

Istilah apresiasi berasal daribahasa Latin yaitu (appreciation) yangberarti mengindahkan atau menghargai.Apresiasi sastra dapat diartikan sebagaipengenalan dan pemahaman yang tepatterhadap nilai sastra yang dapatmenimbulkan kegairahan terhadap sastraitu.Menurut Aminudin (2009:34),apresiasi mengandung tentang pengenalankarya sastra melalui perasaan ataukepekaan batin, serta pemahaman danpengakuan terhadap nilai-nilai keindahanyang diugkapkan pengarang.

Dengan kata lain, apresiasi sastraadalah upaya memahami karya sastra,yaitu cara bagaimana untuk dapatmengerti sebuah karya sastra danmengetahui makna dan strukturnya.

Nusantara mengenal hikayatsebagai prosa lama yang menceritakankehidupan raja-raja yang gagah perkasa,yang diam di dalam istana yang indahpermai, bertahtakan ratna mutu manikamdengan putri cantik jelita, yang tak dapatdipandang nyata. Namun berbeda denganhikayat Nusantara, masyarakat Acehmengenal hikayat dalam bentuk yangberbeda.

Hikayat selalu berbentuk puisidalam tradisi sastra Aceh, kalau berbentukprosa disebut haba. Bentuk puisi yangdipakai untuk menggubah hikayat disebutsanjak. Hikayat Aceh diciptakan dalambentuk puisi sanjak, genre puisi yangpaling akrab dan paling luaspemakaiannya (Rismawati:51).

Namun dalam hikayat banyakmengambil tokoh-tokoh dalam sejarah.Dan salah satu bentuk sastra karya prosalama yang isinya berupa cerita, kisah,dongeng maupun sejarah. Umumnyamengisahkan tentang kephalawananseseorang, lengkap dengan keanehan,kekuatan/ kesaktian, dan mukjizat sangtokoh utama. Rismawati (2017:54)membagi hikayat menjadi beberapa jenis,yakni:1. Hikayat agama, yaitu hikayat yang

berisi berbagai ajaran agama yangterkait dengan hukum, akhlak, tasawuf,filsafat dan sebagainya.

2. Hikayat sejarah, yaitu hikayat yangberisi sejarah masa lampau, baiksejarah Islam maupun sejarah lainnya,misalnya Hikayat Hasan Husen. 3.Hikayat safari, yaitu hikayat yangmenceritakan kisah perjalanan, sepertiHikayat Malem Dagang.

4. Hikayat peristiwa, yaitu hikayat yangmenceritakan suatu peristiwa ataukejadian, seperti Hikayat PrangKompeuni.

5. Hikayat jihad, yaitu hikayat yangkandungannya berisi semangat jihaduntuk melawan musuh, seperti HikayatPrang Sabil.

6. Hikayat cerita (novel), yaitu hikayatyang berisi cerita percintaan atauroman, baik roman fiksi atau romansejarah. Hikayat jenis ini banyaksekali, seperti hikayat Banta Beransah.

Karena setiap karya sastra selalumempunyai unsur pembangun sepertiintrinsic dan ekstrinsik, berikut unsur-unsur intrinsic hikayat.

1. TemaTema adalah gagasan dasar umum

yang menopang sebuah karya sastrasebagai struktur semantis dan bersifatabstrakyang secara berulang ulangdimunculkan lewat motif-motif danbiasanya dilakukans secara implisit.

Tema disaring dari motif-motifyang terdapat dalam karya yangbersangkutan yang menentukan hadirnyaperistiwa-peristiwa, konflik, dan situasitertentu. Tema dalam banyak hal bersifat“mengikat” kahadiran atau ketidakhadiranperistiwa-konflik-situasi tertentu,termasuk berbagai unsur intrinsic yanglain karena unsur-unsur tersebut harusmendukung kejelasan tema yang ingindisampaikan. Tema mejadi dasarpengembangan keseluruhan cerita, makaiapun bersifat menjiwai seluruh bagiancerita itu. Tema mempunyai generalisasiyang umum, lebih luas,dan abstrak.

2. Latar dan pelataranDalam Pertiwi (2009 : 54) latar

dalam cerita naratif, di katakan bahwalatar itu menyangkut hajat hidup paratokoh. Untuk itu latar dalam ceritamencangkup lingkungan dan aspeknyayang lebih luas. Tidak hanyamempersoalkan tempat tetapi juga waktu.Yus Rusyana (Pertiwi, 2009 : 55) dalamfolklor terdapat pula latar, sebab gayaselalu ditampilkan dalam tempat.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia72

Page 85: BAHASTRA - UISU

Della Maretha R

Analisis Unsur Inrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerita Hikayat Karya Yulita Fitriana danAplikasinya sebagai Bahan Ajar Kelas X SMK Priority

3. Alur dan Pengaluran Alur disebut juga plot, yaitu

rangkaian peristiwa yang memilikihubungan sebab akibat sehingga menjadisatu kesatuan yang padu bulat dan utuh.Pengaluran, yaitu teknik atau cara-caramenampilkan alur. Menurut kualitasnya,pengaluran dibedakan menjadi alur eratdan alur longggar. Alur erat ialah aluryang tidak memungkinkan adanyapencabangan cerita. Alur longgar adalahalur yang memungkinkan adanyapencabangan cerita. Alur lurus ialah aluryang melukiskan peristiwa-peristiwaberurutan dari awal sampai akhir cerita.Alur tidak lurus ialah alur yangmelukiskan tidak urut dari awal sampaiakhir cerita. Alur tidak lurus bisamenggunakan gerak balik (backtracking),sorot balik (flashback), atau campurankeduanya.

4. Latar dan Pelataran Latar disebut juga setting, yaitu

tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karyasastra. Latar atau setting dibedakanmenjadi latar material dan sosial,sedangkan pelataran ialah teknik ataucara-cara menampilkan latar.

5. Pusat Pengisahan Pusat pengisahan ialah dari mana

suatu cerita dikisahkan oleh pencerita.Pencerita di sini adalah pribadi yangdiciptakan pengarang untukmenyampaikan cerita.

Unsur ekstrinsik merupakan unsuryang berasal dari luar cerita. DalamWallek dan Warren (Rokhmansyah, 2014:33) mengemukakan bahwa unsurekstrinsik karya sastra meliputi unsurbiografi; unsur psikologis; keadaanlingkungan; dan pandangan hiduppengarang. Sedangkan Menurut Kosasih(2012: 72) unsur ekstrinsik karya sastrayaitu: (1) latar belakang pengarang (2)kondisi sosial budaya (3) tempat noveldikarang. Hal senada disampaikan olehNurgiyantoro (2005: 24) unsur ekstrinsikmeliputi: (1) keadaan subjektivitaspengarang (2) biografi pengarang (3)keadaan psikologi (4) keadaan lingkunganpengarang.

Unsur ekstrinsik ialah unsur yangmembentuk karya sastra dari luar sastra itusendiri. Tidak ada sebuah karya sastrayang tumbuh otonom, tetapi selalu pastiberhubungan secara ekstrinsik dengan luar

sastra, dengan sejumlah faktorkemasyarakatan seperti tradisi sastra,kebudayaan lingkungan, pembaca sastra,serta kejiwaan mereka.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karya sastra lama rata – ratamempunyai peminat baca yang sedikitdisbanding dengan karya sastra baruseperti novel. Novel dengan ceritanyayang menarik dan membuat pelajarcenderung membacanya karenamerupakan karya sastra baru denganpenggunaan bahasa yang kekiniansehingga tidak sulit untuk merekamengkajinya, membuat hikayat menjadikurang diminati oleh pelajar, padahalkajian tentang Hikayat sangat diperlukanuntuk menunjang pembelajaran sastra ditingkat SMA/SMK. Hikayat yangmerupakan bagian dari karya sastra iniperlu diperkenalkan lebih mendalamkepada siswa. Secara formal, di sekolah-sekolah karena materi mengenai sastratelah masuk dalam kurikulum sudahseharusnya siswa terbiasa dalammengapresiasi sastra.

Pentingnya mempelajari tekssastra hikayat terbukti pada silabuspembelajaran baik di sekolah yangmenggunakan Kurikulum 2013 (K13)maupun yang masih menggunakanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). Pada K13 tercantum kompetensidasar (KD) yang berisi tentang sastrayaitu KD 3.7 Mengidentifikasi nilai-nilaidan isi yang terkandung dalam ceritarakyat (hikayat) baik lisan maupun tulis.

Hikayat berfungsi sebagai mediahiburan atau pelipur lara, pembangkitsemangat juang, atau hanya sekadar untukmeramaikan pesta. Hikayat adalah salahsatu bentuk sastra prosa, terutama dalamBahasa Melayu yang berisikan tentangkisah, cerita, dan dongeng. Umumnyamengisahkan tentang kehebatan maupunkepahlawanan seseorang lengkap dengankeanehan, kesaktian serta mukjizat tokohutama.

Oleh karena itu, menjadiketertarikan penulis sendiri untukmenggunakan cerita hikayat karya Yulitafitriana untuk dijadikan sebagai bahan ajarpada pembelajaran mengenai unsurinstrinsik dan ekstrinsik cerita Hikayat.Sesuai dengan yang disampaikan olehDepdiknas (2006) dan Mimin Haryati

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia73

Page 86: BAHASTRA - UISU

Della Maretha R

Analisis Unsur Inrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerita Hikayat Karya Yulita Fitriana danAplikasinya sebagai Bahan Ajar Kelas X SMK Priority

(2007), mengenai beberapa prinsip dalampenyusunan bahan ajar atau materipembelajaran harus mengacu pada tigaprinsip sebagai berikut.

1. Prinsip RelevansiPrinsip relevansi yaitu adanya

kesesuaian antara materi pokok dengankompetensi dasar yang ingin dicapai.Sama hal nya dengan analisis penulis yangmengacu pada Standar Kompetensi danKompetensi Dasaryang menjelaskanbahwa mengapresiasi atau menganalisiskarya sastra hikayat termasuk ke dalamsilabus kelas X semester satu.

Berdasarkan Standar Kompetensidan Kompetensi Dasar di atas, dalammenganalisis unsur intrinsik cerita pendekterdapat beberapa aspek yang perludiperhatikan yaitu tokoh dan penokohan,alur, dan latar. Kemudian dalammenganalisis unsur ekstrinsik ceritapendek meliputi aspek nilai yang terdapatdalam ketiga hikayat yang dipilih penulis.Berdasarkan hasil analisis yang telahpenulis lakukan pada ketiga hikayattersebut, penulis simpulkan bahwa ketigahikayat tersebut memenuhi prinsiprelevansi karena adanya kesesuaian antaramateri dengan kompetensi dasar padapembelajaran pembacaan hikayat untukSMK kelas X.

2. Prinsip KonsistensiPemilihan bahan ajar yang tepat

akan mendukung keberhasilanpembelajaran. Hal ini tidak terlepas daripemenuhan prinsip pemilihan bahan ajaryakni prinsip konsistensi yaitu adanyakeajegan antara materi pokok dengankompetensi dasar dan standar kompetensi,artinya ada kesesuaian(jumlah/banyaknya) antara kompetensidan bahan ajar. Sesuai yang dilakukanpenulis dalam proses penelitian. Bahwainstrumen yang digunakan saat penelitianberlangsung mengacu pada silabuspembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI,seperti yang telah dipaparkan penulissebelumnya. Terbukti pada kesesuaianmateri pokok yang dijadikan sebagaibahan ajar terhadap siswa dan materi yangterdapat dalam Kompetensi Dasar.Adapun materi pokok yang digunakanyaitu pengidentifikasian terhadap alur,tokoh dan penokohan, dan latar dalamcerpen yang dibacakan, dan menemukannilai-nilai dalam cerpen yang dibacakan.

3. Prinsip Kecukupan (adekuasi)

Kecukupan (adekuasi), ialahmateri yang diajarkan hendaknya cukupmemadai dalam membantu siswamenguasai kompetensi dasar yangdiajarkan. Dalam hal ini penulismenggunakan sistem angket yangdigunakan dalam menganalis prinsipkecukupan terhadap bahan ajar yangdisampaikan saat melakukan penelitian.SIMPULAN

Pada dasarnya dalam sebuahkarya sastra termasuk hikayat terdapat duaunsur pembangun yaitu Unsur Intrinsikyaitu merupakan unsur-unsur yangmembangun dari dalam cerpen itu sendiriyang meliputi, tema dan amanat, latar danpelataran, tokoh dan penokohan, alur dnapengaluran, dan puat pengisahan.Sedangkan Unsur Ekstrinsik merupakanunsur-unsur yang membangun cerpen dariluar cerpen itu sendiri meliputi nilai sosial,politik, biografi pengarang, dansebagainya.

Unsur intrinsik adalah salah satuunsur yang membangun karya sastra.Pradopo (2003: 4) unsur intrinsik sebuahkarya sastra memiliki ciri yang konkret,ciri-ciri tersebut meliputi jenis sastra(genre), pikiran, perasaan, gaya bahasa,gaya penceritaan, dan strukutur karyasastra. Selanjutnya analisis tentang unsurintrinsik oleh para ahli disebut sebagaipendekatan struktural atau strukturalisme.

Selain unsur intrinsik, setiap karyasastra juga mempunyai unsur ekstrinsik,salah satunya nilai-nilai yang terkandungdi dalam suatu karya sastra tersebut.Peneliti disini akan memilih nilaipendidikan sebagai bahasan dari unsurekstrinsik karena peneliti berharap akanada nilai nilai positif yang dapat diambildan di realisasikan oleh pelajar dalamkehhidupan sehari-hari mereka, khususnyadalam hal pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, 2015. Pengantar

Apresiasi Karya Sastra.

Bandung: Sinar Baru

Anglesindo.

Suminto, Sayuti A, 2016. Berkenalandengan Puisi. Banten:Percetakan Serang.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia74

Page 87: BAHASTRA - UISU

Della Maretha R

Analisis Unsur Inrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerita Hikayat Karya Yulita Fitriana danAplikasinya sebagai Bahan Ajar Kelas X SMK Priority

Hamzah, A. 1996. Sastra MelayuLama dan Raja Rajanya.Jakarta: Dian Rakyat.

Rismawati. 2017. PerkembanganSejarah Sastra Indonesia.Banda Aceh: Bina KaryaAkademika.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia75

Page 88: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

ANALISIS KESALAHAN SURAT DINAS DESA BOJONGSAWAH SEBAGAIBAHAN PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP

Gita Restu RahayuPBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini berjudul Analisis Kesalahan Surat Dinas DesaBojongsawah Sebagai Bahan Pembelajaran Siswa Kelas VII SMP.Rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana penggunaan ejaan, tandabaca, dan huruf kapital yang terdapat pada surat dinas desa Bojongsawah.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bentuk kesalahan ejaan, tandabaca, dan huruf kapital yang terdapat pada surat dinas desa Bojongsawah.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif.Peneliti melakukan analisis pada arsip surat dinas desa Bojongsawah tahun2018 sebanyak 27 surat. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, terdapatkesalahan yang ditemukan pada ejaan, tanda baca, dan huruf kapital.Kesalahan ejaan terdapat pada 21 surat dari 27 surat, kesalahan tanda bacaterdapat pada 24 surat dari 27 surat dan terakhir kesalahan huruf kapitalterdapat 23 surat dari 27 surat.Hasil analisis kesalahan surat dinas desaBojongsawah dapat dijadikan bahan atau contoh pembelajaran bahasaIndonesia di kelas VII SMP mengenai surat menyurat berdasarkanKurikulum 2013 revisi 2018.Kata kunci : surat, surat dinas, surat dinas desa Bojongsawah

Abstract. This study is entitled Error Analysis of the Bojongsawah VillageOffice Letter as Learning Materials for Class VII Middle School Students.The research problem formulation is how to use spelling, punctuation, andcapital letters contained in the Bojongsawah village official letter. Thepurpose of this study is to determine the form of spelling mistakes,punctuation, and capital letters contained in the Bojongsawah villageofficial letter. The method used in this study is a qualitative method.Researchers conducted an analysis of the 2018 Bojongsawah villageofficial letter archive. Based on data analysis, there are errors found inspelling, punctuation, and capital letters. Spelling errors were found in 21letters from 27 letters, punctuation errors were found in 24 letters from 27letters and finally capital letters errors were 23 letters from 27 letters.Middle school regarding correspondence based on the 2013 revised 2018Curriculum.Keywords: letter, official letter, official letter from Bojongsawah village.

PENDAHULUANBahasa merupakan alat komunikasi

yang utama bagi manusia untukmenyampaikan sesuatu kepada orang lainyang dapat dilakukan dengan berbagaicara baik lisan ataupun tulis, dilakukansecara langsung maupun tidak langsung.Komunikasi lisan lebih sering digunakandalam kehidupan sehari-hari sepertiberbicara tatap muka atau bertelepon,sedangkan komunikasi tidak langsung atausecara tulis lebih digunakan padakebutuhan tertentu saja. Namun, bukanberarti komunikasi secara tulis tidak lagidigunakan dalam kehidupan sehari-hari,pada kehidupan yang modern terutamadalam suatu organisasi atau lembaga,komunikasi secara tulis merupakankegiatan yang rutin dilakukan.

Komunikasi secara tulis yang masihdigunakan sampai saat ini yaitu surat.

Surat menyurat dalam suatu organisasiatau lembaga merupakan kegiatan yangsering dilakukan. Menurut Ali dan Tanzili(2006:1) Surat adalah sehelai kertas ataulebih yang digunakan sebagai alatkomunikasi untuk menyampaikanpernyataan maupun informasi secaratertulis dari pihak satu ke pihak yang lain.Sehelai kertas yang dimaksud tersebuttentunya berisi informasi yang akandisampaikan yang dibuat dengansistematis dan kaidah yang berlaku.

Surat yang dibuat oleh lembagabaik pemerintah maupun swasta apabiladigolongkan menurut sifatnya disebutsurat dinas. Surat dinas adalah surat yangdikeluarkan oleh pejabat atau lembagayang digunakan sebagai alat komunikasitertulis mengenai masalah, tugas, kegiatankedinasan atau sebagai administrasi

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

82

Page 89: BAHASTRA - UISU

Gita Restu Rahayu

Analisis Kesalahan Surat Dinas Desa Bojongsawah sebagai Bahan Pembelajaran Siswa Kelas VII SMP

kedinasan. Surat dinas digunakan untuksegala keperluan dinas atau instansi-instansi pemerintah yang harusmenggunakan bahasa yang baku ataubahasa Indonesia yang baik dan benar.

Surat- surat yang di keluarkan olehinstansi-instansi pemerintah sudahseharusnya menggunakan bahasa dan tatacara penulisan yang baku sebagaimanayang tertulis dalam pasal 33 ayat 1Undang-Undang Nomer 24 Tahun 2009yang berbunyi “Bahasa Indonesia wajibdigunakan dalam komunikasi resmi dilingkungan kerja pemerintah resmi danswasta”. Berdasarkan pasal tersebut, sudahseharusnya pemerintah dan staf-stafpemerintahan memperhatikan penggunaanbahasa dalam surat yang dibuat.Penggunaan bahasa yang baku danpenulisan yang benar juga dapatmempermudah pemahaman pesan yangdisampaikan serta akan mengurangi resikosalah pengertian atau pemahaman.

Salah satu instansi pemerintah yangmenggunakan surat sebagai alatkomunikasi resmi adalah Kantor KepalaDesa Bojongsawah, seperti yang kitaketahui bahwa suatu instansi khususnyapemerintahan desa selalu melakukankegiatan yang melibatkan banyak pihaksehingga fungsi surat sebagai mediakomunikasi selalu dilakukan. Kegiatan-kegiatan seperti rapat desa, pemilihankepala desa, dan kegiatan-kegiatan desalainnya harus ada komunikasi secara resmibaik bersifat surat perintah, suratundangan, surat tugas, bahkan suratketerangan.

Menulis surat dinas merupakankegiatan yang sudah sering dilakukandalam suatu instansi atau lembaga, tapibukan berarti menulis surat dinas menjadihal yang mudah dilakukan oleh setiaporang mengingat dalam surat tersebutmemiliki aturan-aturan khusus, mulai darisistematika yang digunakan hinggakebahasaan yang dipakai dalam surat.Maka tak jarang, terdapat kesalahan dalamsurat dinas khususnya surat dinas yang dikeluarkan oleh Desa Bojongsawah.

Kesalahan yang terjadi disebabkanbeberapa faktor, salah satunya kurangnyapengetahuan staf desa mengenai suratmenyurat karena tidak semua stafmemiliki keahlian dalam membuat suratsesuai dengan kaidah, hal itu dikarenakantidak semua staf memiliki latar belakang

pendidikan yang sesuai dengan tugasnyadi kantor Desa, faktor selanjutnya yaitupengaruh dari bahasa yang digunakansehari-hari yaitu bahasa ibu sehinggamempengaruhi kosa kata atau bahasadalam surat.

Menulis surat dinas menjadi halyang penting untuk dikuasai, terbuktidalam pembelajaran di sekolah pun materimengenai surat diajarkan padapembelajaran bahasa Indonesia kelas VIISMP yang terdiri dari surat pribadi dansurat dinas. Hal itu karena pengetahuansiswa mengenai surat khususnya suratdinas besar manfaatnya bagikehidupannya dalam dunia kerja ataudalam suatu organisasi, baik organisasi disekolah maupun di masyarakat.

Berdasarkan penjelasan tersebut,penulis akan melakukan penelitianterhadap surat dinas yang terdapat padasuatu instansi yang nantinya akandijadikan bahan pembelajaran bagi siswaagar siswa dapat mengetahui penulisansurat dinas yang sesuai dengan kaidah.penelitian ini mengenai kebahasaan suratpada arsip surat dinas Desa BojongsawahKecamatan Kebonpedes KabupatenSukabumi yang memfokuskan padakebahasaan surat yang meliputi ejaan,tanda baca, dan penggunaan huruf kapitaldalam surat tersebut denganmenggunakan metode penelitian kualitatifyang berjudul Analisis Surat Dinas DesaBojongsawah sebagai BahanPembelajaran Siswa Kelas VII SMP.Rumusan Masalah

Agar pembahasan lebih terarahmaka penulis akan merumuskanpermasalahan penelitian sebagai berikut.1. Bagaimana penggunaan ejaan dalam

surat-menyurat kantor DesaBojongsawah?

2. Bagaimana penggunaan tanda bacadalam surat-menyurat kantor DesaBojongsawah?

3. Bagaimana penggunaan huruf kapitaldalam surat-menyurat kantor DesaBojongsawah?

Tujuan penelitianAdapun tujuan yang ingin dicapai

pada penelitian ini adalah untukmengetahui.1. Untuk mengetahui penggunaan ejaan

dalam surat-menyurat kantor DesaBojongsawah.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia78

Page 90: BAHASTRA - UISU

Gita Restu Rahayu

Analisis Kesalahan Surat Dinas Desa Bojongsawah sebagai Bahan Pembelajaran Siswa Kelas VII SMP

2. Untuk mengetahui penggunaan tandabaca dalam surat-menyurat kantor DesaBojongsawah.

3. Untuk mengetahui penggunaan hurufkapital dalam surat-menyurat kantorDesa Bojongsawah.

Manfaat PenelitianDengan dilakukannya penelitian

tentang Analisis Surat Dinas DesaBojongsawah sebagai BahanPembelajaran Siswa Kelas VII SMPpenulis berharap penelitian ini bergunabagi pembaca baik secara teoretis maupunpraktis.1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan mampumenambah pengetahuan terhadappembelajaran di sekolah, khususnya untukpembelajaran Bahasa Indonesia mengenaisurat resmi atau surat dinas..2. Manfaat Praktisa. Siswa

Dapat memberikan pengetahuanpada siswa mengenai penulisan surat dinasyang sesuai dengan kaidah kebahasaandan aturan yang berlaku.b. Guru

Dengan adanya penelitian ini,guru dapat memanfaatkan hasil penelitianini sebagai bahan pembelajaran bagi siswadi kelas mengenai pembelajaran suratdinas.c. Kantor Desa Bojongsawah

Hasil penelitian ini dapatdijadikan masukan bagi pemerintah DesaBojongsawah untuk memperbaiki kualitasmengenai surat dalam menggunakanejaan, tanda baca dan huruf kapital padasurat.d. Penulis

Dari analisis yang dilakukanmengenai analisis surat dinas dapatmemberikan pengetahuai bagi penulistentang surat dinas yang ada di DesaBojongsawah.METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan carailmiah untuk mengumpulkan data-datayang dibutuhkan dalam penelitian. Raco(2013) dalam bukunya menjelaskan bahwametode penelitian secara umum yaitusuatu kegiatan ilmiah yang dilakukansecara bertahap mulai dengan penentuantopik, pengumpulan data dan menganalisisdata, sehingga nantinya diperoleh suatupemahaman dan pengertian atas topik,gejala atau isu tertentu. Dikatakan

bertahap karena kegiatan ini berlangsungmengikuti suatu proses tertentu, sehinggaada langkah-langkah yang perlu dilaluisecara berjenjang sebelum melangkahpada tahap berikutnya. (Raco, 2013: 2).

Berdasarkan pengertian di atasdapat disimpulkan bahwa metodepenelitian adalah cara atau suatu kegiatanilmiah yang dilakukan peneliti untukmengumpulkan data-data dalampenelitiannya sesuai dengan jenis metodeyang dipilihnya. Salah satunya metodepenelitian kualitatif, yaitu penelitiandengan cara mendeskripsikan sesuatuyang bersifat nonangka, berupa kalimat,pernyataan, dokumen, atau data-data yangbisa di analisis oleh kualitatif. Maka dariitu, Penelitian ini menggunakan metodekualitatif. Metode ini dipilih sesuai dengantujuan penelitian yaitu untukmendeskripsikan hasil analisis surat dinasDesa Bojongsawah KecamatanKebonpedes Kabupaten Sukabumi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini berjudul AnalisisKesalahan Surat Dinas DesaBojongsawah Sebagai BahanPembelajaran Siswa Kelas VII SMP.Berdasarkan judul tersebut, maka terdapatvariabel bebas dan variabel terikat.Variabel bebasnya yaitu surat dinas danvariabel terikatnya yaitu Siswa Kelas VIISMP. Penelitian ini menganalisis suratdinas desa Bojongsawah yang terfokuspada ejaan, tanda baca dan penggunaanhuruf kapital yang digunakan sebagaibahan Siswa Kelas VII SMP.

Hasil yang ditemukan padapenelitian ini yaitu terdapat kesalahanejaan, tanda baca dan huruf kapital padasurat dinas desa Bojongsawah. Kesalahanyang ditemukan pada ejaan terdapat pada21 surat dari 27 surat, kesalahan tandabaca terdapat pada 24 surat dari 27 suratdan terakhir kesalahan huruf kapitalterdapat 23 surat dari 27 surat.

Kesalahan yang ditemukan padaejaan terdapat 21 surat yang terdapat padasurat nomer 03, 04, 05, 06, 07, 08, 09, 10,11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,23, dan 27. Kesalahan tanda baca terdapat24 surat yang terdapat pada surat nomor01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, 09, 10, 11,12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,23, 25, dan 26. Kesalahan huruf kapitalterdapat pada 23 surat yang terdapat pada

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia79

Page 91: BAHASTRA - UISU

Gita Restu Rahayu

Analisis Kesalahan Surat Dinas Desa Bojongsawah sebagai Bahan Pembelajaran Siswa Kelas VII SMP

surat nomor 01, 03, 04, 05, 06, 08, 10, 11,12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,23, 24, 25, dan 26.

Kesalahan ejaan meliputi penulisankata sejahtra, aktipitas, ibadah shaum,potocopy, terimakasih, adapaun, salamsillaturrohim, ridho, Alloh, komoditi,aamiin, taufiq, dan sholawat yang tidaksesuai dengan kamus besar bahasaIndonesia,

Kesalahan pada tanda baca berupapenempatan titik, koma, titik dua dan garismiring yang terdapat pada tanggal surat,alamat surat, kalimat pembuka surathingga salam penutup yang tidak sesuaidengan pedoman umum ejaan bahasaIndonesia yang digunakan saat ini.

Kesalahan huruf kapital terdapatpada penggunaan huruf kapital yangberada ditengah-tengah kalimat danpenggunaan huruf kapital setelah tandabaca yang tidak sesuai dengan pedomanumum ejaan bahasa Indonesia.

Hasil analisis kesalahan surat dinasdesa Bojongsawah dapat dijadikan bahanatau contoh pembelajaran bahasaIndonesia di kelas VII SMP mengenaisurat menyurat berdasarkan kurikulum2013 (kurtilas) revisi 2018 di dalamRencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) dan Silabus pada KompotensiDasar (KD) 3.12 Menelaah unsur-unsurdan kebahasaan dari surat pribadi dansurat dinas yang dibaca dan didengar sertaIndikator Pencapaian Kompetensi (IPK)3.12.2 menyimpulkan prinsip penggunaankata/kalimat/paragraph pada surat pribadidan surat dinas dan serta IndikatorPencapaian Kompetensi (IPK) 3.12.4Menentukan dan memperbaiki kesalahanpenggunaan tanda baca/ejaan. Sehinggakesalahan yang terdapat pada surat dinasdesa Bojongsawah tersebut dapatdijadikan bahan atau contoh oleh guruuntuk proses pembelajaran surat menyuratdi kelas VII SMP.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitianmengenai Analisis Kesalahan Surat DinasDesa Bojongsawah Sebagai BahanPembelajaran Siswa Kelas VII SMP,terkumpul data sebanyak 27 suratundangan dinas desa Bojongsawah tahun2018 ditemukan kesalahan pada ejaan,tanda baca, dan hurup kapital dalam suratdinas tersebut.

Kesalahan ejaan meliputi penulisankata sejahtra, aktipitas, ibadah shaum,potocopy, terimakasih, adapaun, salamsillaturrohim, ridho, Alloh, komoditi,aamiin, taufiq, dan sholawat yang tidaksesuai dengan kamus besar bahasaIndonesia,

Kesalahan pada tanda baca berupapenempatan titik, koma, titik dua dan garismiring yang terdapat pada tanggal surat,alamat surat, kalimat pembuka surathingga salam penutup yang tidak sesuaidengan pedoman umum ejaan bahasaIndonesia yang digunakan saat ini.

Kesalahan huruf kapital terdapatpada penggunaan huruf kapital yangberada ditengah-tengah kalimat danpenggunaan huruf kapital setelah tandabaca yang tidak sesuai dengan pedomanumum ejaan bahasa Indonesia.

Hasil analisis kesalahan surat dinasdesa Bojongsawah dapat dijadikan bahanatau contoh pembelajaran bahasaIndonesia di kelas VII SMP mengenaisurat menyurat berdasarkan kurikulum2013 revisi 2018.SARAN

Berdasarkan simpulan hasilpenelitian yang telah dijelaskan di atas,saran yang dapat diberikan peneliti yaitu:1. Siswa dapat menggunakan hasil

penelitian ini sebagai pengetahuan dancontoh mengenai penggunaan ejaan,tanda baca, dan huruf kapital padamateri surat dinas.

2. Guru dapat menggunakan hasil analisissurat dinas desa Bojongsawah sebagaibahan ajar siswa kelas VII untukpembelajaran bahasa indonesia materisurat dinas.

3. Kantor desa Bojongsawah dapatmenjadikan hasil penelitian ini sebagaimasukan mengenai pembuatan suratdinas untuk memperbaiki kualitasmengenai surat dalam menggunakanejaan, tanda baca dan huruf kapitalpada surat selanjutnya.

4. Penelitian ini juga diharapkan dapatmemberikan informasi bagi penulistentang surat dinas bojongsawah danmemberikan pengetahuan untukpenelitian selanjutnya

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia80

Page 92: BAHASTRA - UISU

Gita Restu Rahayu

Analisis Kesalahan Surat Dinas Desa Bojongsawah sebagai Bahan Pembelajaran Siswa Kelas VII SMP

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia81

Page 93: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK PADA ANTOLOGI CERPEN CATATAN HATI DISETIAP DOAKU KARYA ASMA NADIA DAN KAWAN-KAWAN SEBAGAI BAHAN

PENBELAJARAN SISWA KELAS XI MA AL-MA’TUQ

Fitriyani ¹, David Setiadi², Tanti Agustiani³1. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi2. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi3. PBSI Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]; [email protected] ; [email protected]

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan analisis unsur ekstrinsikyang terkandung dalam antologi cerpen Catatan Hati di Setiap Doaku karyaAsma Nadia dan kawan-kawan, dan menggunakan hasil analisis unsurekstrinsik pada cerpen yang berjudul “Bila Tukang Tidur Berdoa”, “BukanKarena Allah Tak Sayang”, dan “Doa-doa Mami” untuk dijadikan bahanpembelajaran sastra di kelas XI MA Al-Matuq Sukabumi. Penelitian ini focuspada menganalisis nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen yakni nilaireligi dan nilai moral dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif.Berdasarkan hasil analisis nilai religi pada ketiga cerpen tersebut adalahmenampilkan sebuah kekuatan dan keajaiban dari sebuah doa. Doa yangselalu dipanjatkan harus diiringin dengan keyakinan yang kuat kepada Allah.Sedangkan hasil analisis nilai moral pada ketiga cerpen tersebut adalahmenampilkan prilaku sabar, Menghadapi cobaan yang diberikan oleh Allah.Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan pembelajaran di kelas XI Ma Al-Ma’tuq . Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa cerpen “NilaTukang Tidur Berdoa” (Taufan E. Prast), “Bukan Karena Allah Tak Sayang”(Nanik Susanti), dan “Doa-doa Mami” (Asma Nadia) merupakan cerpen yangmenarik dan mudah dipahami oleh peserta didik, terbukti dari hasil analisispeserta didik banyak yang mendapat nilai di atas KKM. Selain itu ketigacerpen tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar. Sehinggaketiga cerpen tersebut dapat dijadikan bahan pembelajaran khsusunya matericerpen pada peserta didik di kelas XI. Kata Kunci: Cerpen, unsur ekstrinsik, nilai religi, nilai moral, pembelajaran sastra, bahan pembelajaran

Abstract. This study aims to explain the analysis of the extrinsic elementscontained in the anthology of the short story Heart Notes in Every Prayer byAsma Nadia and friends, and use the results of the analysis of extrinsicelements in the short story entitled "If Sleepers Pray", "Not Because GodDoesn't Love" , and "Mami Prayers" to be used as literary learning materialin class XI MA Al-Matuq Sukabumi. This study focuses on analyzing thevalues contained in the short story of religious values and moral values byusing descriptive qualitative methods. Based on the analysis of religiousvalues in the three short stories is to show a strength and magic of a prayer.Prayers that are always offered must be accompanied by a strong belief inGod. While the results of the analysis of moral values in the three shortstories are displaying patient behavior, Facing trials given by God. Theresults of this study serve as learning material in class XI Ma Al-Ma'tuq.Based on the results of the study it can be concluded that the short story"Tilapan Sleeping Prayers" (Taufan E. Prast), "Not Because God Isn'tDarling" (Nanik Susanti), and "Mami Prayers" (Asma Nadia) are interestingand easy to understand short stories by students, as evidenced by the resultsof the analysis of many students who scored above the KKM. Besides thesethree short stories are in accordance with the principles of the selection ofteaching materials. So that the three short stories can be used as learningmaterial especially short story material for students in class XI.Keywords: Short stories, extrinsic elements, religious values, moral values, learning literature, learning material

PENDAHULUANSastra adalah karya tulis atau

karangan yang indah. Menurut pendapatAl-Ma’ruf (2009: 1) karya sastramerupakan hasil kreasi sastrawan melalui

kontemplasi dan refleksi setelahmenyaksikan berbagai fenomenakehidupan dalam lingkungan sosialnya,fenomena kehidupan itu beraneka ragambaik yang mengandung aspek sosial,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

87

Page 94: BAHASTRA - UISU

Fitriyani ¹, David Setiadi², Tanti Agustiani³

Analisis Unsur Ekstrinsik pada Antologi Cerpen Catatan Hati di Setiap Doaku Karya AsmaNadia dan Kawan-Kawan sebagai Bahan Pembelajaran Siswa Kelas XI MA Al-Ma’tuq

budaya, politik, ekonomi, kemanusiaan,keagamaan, dan moral. Bagi seorangsastrawan semua peristiwa yangdialaminya kemudian dikemas dalambentuk cerita dan selanjutnya dicari nilai-nilai atau hikmah yang terkandung dalamcerita tersebut yang dapat dijadikanpelajaran hidup. Segala bentuk kreativitasdari hasil berpikirnya dituangkan melaluibahasa. Media utama dalammengekspresikan berbagai gagasanpengarang adalah bahasa, sekaligussebagai alat bagi sastrawan sebagaikomunikator untuk menyampaikangagasan kepada pembaca. Salah satunyabisa ditulis dalam bentuk sastra bergenrecerpen. permasalahan di sekolahdalam pembelajaran cerpen yakni masihbanyak peserta didik yang belum mampumengnalisis unsur pembangun cerpen.Seperti yang terjadi di MA Al-Ma’tuquntuk. Berdasarkan permasalahan tersebutperlu adanya penelitian untukmenganalisis terhadap karya sastra sebagaipenunjang pembelajaran sastra yangtertera di dalam kurikulum yang berlaku.Permasalahan yang dibahas yaknibagaimana analisis unsur ekstrinsik padantologi cerpen yang telah dipilih danapakah hasil analisis tersebut dapatdijadikan sebagai bahan pembelajaran.Kemudian tujuannya untuk memaparkananalisis tersebut kemudian menggunakanhasil analisis tersebut untuk dijadikansebagai bahan pembelajaran di kelas XI.

Menurut Yunus (2015: 70) cerpendapat didefinisikan sebagai karanganfiktif/fiksi yang berisi sebagian kehidupanseseorang atau kehidupan yang diceritakansecara ringkas yang berfokus pada satutokoh. Cerpen adalah karangan fiksi yangmenyajikan sebuah kesan yang samasampai akhir cerita secara konsisten.Cerpen memunculkan sebuah cerita yangmengalir agar terciptanya efek tunggalpada diri pembacanya. Selain itu, cerpenjuga merupakan cerita fiksi yangmenampilkan amanat tunggal tentangkisah tunggal.

Cerpen sebagai sebuah karya sastrayang bergenre prosa terdiri atas dua unsurpembangun. Unsur-unsur dalam sebuahcerpen ada dua yakni unsur intrinsik danunsur ekstrinsik. Penelitian inimenganalisis unsur ekstrinsik cerpen,karena sesuai dengan KD yang ada.Nurgiyantoro (2013:30) mengemukakan

bahwa unsur ekstrinsik adalah unsur-unsuryang berada di luar teks sastra itu, tetapisecara tidak langsung mempengaruhibangun atau sistem organisme teks sastra.Unsur ekstrinisk yang terdapat di dalamcerpen antara lain yakni latar belakangmasyarakat, latar belakang pengarang dannilai-nilai. Dalam penelitian ini penulisberfokus pada analisis unsur ekstrinsikpada nilai religi dan nilai moral.

Nilai religi dalam karya sastramerupakan nilai yang dapat membantupembentukan sebuah karakter seseorangketika sudah membaca dan kemudainmemahami apa yang disampaikan lewatcerita tersebut. Nurgiyantoro (2013)mengungkapkan bahwa kehadiran unsurreligi kaitannya dengan karya sastramerupakan keberadaan dari sastra itusendiri. Bahkan dikatakan bahwa sastratumbuh dari sesuatu yang bersifat religi.Sedangkan nilai moral, Nurgiyantoro(2013: 432) mengungkapkan bahwa nilaimoral yang disuguhkan dalam karya sastramengandung hikmah dalam hal inimengandung artian yang baik. Tetapidalam sebuah cerita tidak selaludiceritakan semua tokohnya bertingkahlaku positif, ada juga yang berprilakunegatif atau tidak baik.

Bahan pembelajaran merupakanseperangkat informasi yang harus diserapoleh peserta didik melalu pembelajaranyang menyenangkan. Bahan atau materipembalajaran adalah sesuatu yang pentingkarena merupakan inti dalam prosespembelajaran. Suatu pembelajarandikatakan berhasil apabila materi yangdisampaikan dapat dikuasai dengan baikoleh peserta didik.

Dalam memilih bahan pembelajaranyang disampaikan kepada peserta didiktentunya didasarkan pada prinsip-prinisp.Menurut Depdikbud yang diungkapkanHaffaf (2014: 38) ada tiga prinsip kriteriadalam pemilihan bahan ajar, yakni sebagaiberikut:a. Prinsip Relevansi

Relevansi dapat dikatakan sebagaiketerkaitan, bahwa bahan pembelajaranyang diberikan kepada peserta didik harusadanya keterkaitan atau disesuaikandengan standar kompetensi dankompetensi dasar yang tertera di dalamkurikulum yang berlaku.b. Prinisp Konsistensi

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia83

Page 95: BAHASTRA - UISU

Fitriyani ¹, David Setiadi², Tanti Agustiani³

Analisis Unsur Ekstrinsik pada Antologi Cerpen Catatan Hati di Setiap Doaku Karya AsmaNadia dan Kawan-Kawan sebagai Bahan Pembelajaran Siswa Kelas XI MA Al-Ma’tuq

Konsistensi artinya ketetapan.Jumlah bahan ajar yang diberikan kepadapeserta didik harus disesuaikan denganjumlah kompetensi dasar yang harusdikuasai peserta didik.c. Prinsip Kecukupan

Bahan yang diberikan hendaknyadapat membantu peserta didik untukmemahami dan menguasai kompetensidasar yang diajarkan. Bahan yang akandiberikan harus cukup yang disesuaikandengan waktu pemberian materi.Diusahakan tidak terlalu banyak dan tidakterlalu sedikit.

Sesuai dengan judul yang telahdipilih maka metode penelitian yangdigunakan adalah metode penelitiankualitatif, karena pada penelitian iniberfokus pada pengumpulan data-datayang sesuai untuk dijabarkan ataudideskripsikan dalam bentuk penjelasan(narasi) bukan dalam bentuk angka-angka.Yang akan dideskripsikan adalah hasilanalisis peserta didik terhadap antologicerpen karya Asma Nadia dan kawan-kawan dengan judul “Doa-doa Mami”(Asma Nadia), “Bukan Karena Allah TakSayang” (Nanik Susanti), dan “BilaTukang Tidur Berdoa” (Taufan E. Prast).Penelitian ini diarahkan untukmemperoleh hasil yang akurat dan sesuaidari ketiga cerpen tersebut yang akandijadikan objek penelitian.PEMBAHASAN

Pada penelitian ini hasil analisisakan digunakan sebagai bahanpembelajaran khsusunya untuk matericerpen di kelas XI. Penelitian inimenggunakan tiga cerpen yakni “BilaTukang Tidur Berdoa”, “Bukan KarenaAllah Tak Sayang”, dan “Doa-doa Mami”.

Pertama analisis nilai religi padacerpen “Bila Tukang tidur Berdoa” yaknimengajarkan untuk menjadi manusia yangterus berusaha untuk selalu memperbaikidiri dengan cara bertaubat. Pada cerpentersebut menyangkut hubungan individuantara makhluk dengan Allah, memberipelajaran bahwa perpindahan dari salahkepada yang benar adalah pertauranganpanjang tetapi sangat indah. Sedangkannilai moral pada cerpen tersebut salah satulangkah untuk mengajarkan pendidikankarakter kepada seseorang dalamkehidupan. Secara garis besar cerpentersebut mengajarkan nilai moral untuksaling membantu sesama teman. Karena di

dunia ini tidak hidup sendiri , kita akanselalu membutuhkan bantuan dari oranglain.

Kedua, analisis nilai religi padacerpen “Bukan Karena Allah Tak Sayang”mengangkat nilai religi tentang sebuahdoa. Bagaiamana usaha berdoa supaya apayang kita minta disetiap doa akan segeraterkabulkan. Allah akan mengabulkandiwaktu yang tepat, Allah akanmemberikan sesuatu yang terbaik dandiutuhkan oleh makhluk-Nya. Belum tentusemua yang kita minta lewat doa adalahyang terbaik untuk kita, maka Allah akanmemberikan yang terbaik untuk kita.Sedangkan nilai moral yang terdapat padacerpen tersebut mengajarkan bahwa dalamkeadaan apapun kita harus mensyukuriapapun yang diberikan Allah. Ketidaksempurnaan bukanlah penghambat untukmewujudkan cita-cita. Rasa tidak percayadiri yang akan menghambat sebuah cita-cita. Dalam kondisi terpuruk kita harusmampu mengontrol emosi, kita serahkansemuanya kepada Allah. Karena dibalikkekurangan kita Allah sudah menitipkankelebihannya.

Ketiga, analisis nilai religi padacerpen “Doa-doa Mami” adalah kekuatansebuah doa yang terus dipanjatkan setiaphari yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan dengan keyakinan kuat.Apapun cobaan yang Allah berikanserahkan semuanya kepada Allah, karenasebaik-baiknya manusia adalah yangmampu bersabar. Sedangkan nilai moralpada cerpen tersebut berhubunagn dengansikap seseorang dalam menghadapi ujianhidup. Banyak cara untuk tetap mampumenjalani cobaan hidup salah satunyadengan tetap bersabar dan memperbanyakberdoa..

Nilai hasil analisis peserta didikterhadap antologi cerpen Catatan Hati diSetiap Doaku karya Asma Nadia dankawan-kawan menunjukkan secarakeseluruhan sebanyak 21 peserta didikdapat menganalisis nilai religi pada ketigacerpen yang telah dipilih. Rata-rata nilaidari ketiga cerpen yang dianalisis berbeda.Pertama cerpen “Bila Tukang TidurBerdoa” rata-rata nilai yang diperolehsebesar 45,2 dengan persentase sebesar90,4% ketepatan peserta didik dalammenganalissi nilai religi. Kemudiancerpen “Bukan Karena Allah Tak Sayang”memeroleh nilai rata-rata sebesar 48,5%

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia84

Page 96: BAHASTRA - UISU

Fitriyani ¹, David Setiadi², Tanti Agustiani³

Analisis Unsur Ekstrinsik pada Antologi Cerpen Catatan Hati di Setiap Doaku Karya AsmaNadia dan Kawan-Kawan sebagai Bahan Pembelajaran Siswa Kelas XI MA Al-Ma’tuq

dan persentase ketepatan peserta didikdalam menganalisis nilai religi sebesar97,1 %. Terakhir cerpen “Doa-doa Mami”nilai rata-rata dari hasil peserta didikmenganalisis nilai religi sebesar45,4%dengan persentase ketepatanmenganalisis nilai religi sebesar 90,9%.Dengan demikian peserta didik lebihmudah dan paham dalam menganalisisnilai religi pada cerpen “Bukan KarenaAllah Tak Sayang” Karena terbutkticerpen tersebut mendapat nilai rata-ratatertinggi dibandingkan cerpen lainnya.

Sedangkan nilai hasil analisis nilaimoral pada antologi cerpen tersebutmenujukkan cerpen “Bila Tukang TidurBerdoa” rata-rata nilai yang diperolehsebesar 44 dengan persentase sebesar 80%ketepatan peserta didik dalammenganalissi nilai religi. Kemudiancerpen “Bukan Karena Allah Tak Sayang”memeroleh nilai rata-rata sebesar 44,7 danpersentase ketepatan peserta didik dalammenganalisis nilai religi sebesar 85,7%.Terakhir cerpen “Doa-doa Mami” nilairata-rata dari hasil peserta didikmenganalisis nilai religi sebesar 45dengan persentase ketepatan menganalisisnilai religi sebesar 90%.

Selanjutnya rekapitulasi nilai untukanalisis unsur ekstrinsik pada ketigacerpen yang dipilih berbeda-beda. Pertamarekapitulasi nilai analisis unsur ekstrinsikpada cerpen “Bila Tukang Tidur Berdoa”menunjukkan bahwa lebih banyak pesertadidik yang mendapat nilai di atas KKMyakni sebesar 75. Hanya satu orang yangmendapat nilai di bawah KKM.

Kedua nilai akhir peserta didikdalam menganalisis unsur ekstrinsik padacerpen “Bukan Karena Allah Tak Sayang”menunjukkan lebih banyak peserta didikyang mendapat nilai di atas KKM yaknisebesar 75. Hanya satu orang yangmendapat nilai di bawah KKM.

Terakhir nilai akhir peserta didikdalam menganalisis unsur ekstrinsik padacerpen “Doa-doa Mami” menunjukkanbahwa secara keseluruhan dari 21 pesertadidik mendapat nilai di atas KKM yaknisebesar 75.

Di atas telah dipaparkan nilai hasilanalisis peserta didik dari setiap cerpen.sedagkan nilai hasil analisis peserta didikdari ketiga cerpen tersbeut menunjukkanbahwa lebih banyak peserta didik yangmendapat nilai di atas KKM yakni

sebanyak 20 orang dan hanya satu orangyang mendapat nilai di bawah KKM.

Hasil analisis ketiga cerpen tersebutakan dijadikan sebagai bahanpembalajaran. Menurut Depdikbud yangdiungkapkan Haffaf (2014: 38) ada tigaprinsip kriteria dalam pemilihan bahanpembelajaran, yakni sebagai berikut.

Pertama, prinsip relevansi yaituadanya kesesuaian antaramateri pokokdengan kompetensi dasar yang akandicapai. Pemilihan bahan pembelajaranyang tepat akan mendukung keberhasilanpembelajaran yang sesuai dengan standarkompetensi dan kompetensi dasar. Samahalnya dengan analisis yang dilakukanpenulis dan peserta didik yang mengacupada standar kompetensi dan kompetensidasar yang ada di dalam silabus dan RPPmateri cerpen tentang menganalisis unsurpembangun cerpen yang di dalamnyaterdapat menganalisis unsur ekstrinsikcerpen. Mengenai silabus pembelajarancerpen adanya kesesuaian antara materipokok yang ada di dalam dengankompetensi dasar 3.9 yakni menganalisisunsur-unsur pembangun cerita pendekdalam buku kumpulan cerita pendek yangdi dalamnya terdapat menganalisis unsurekstrinsik cerpen yakni nilai religi dannilai moral.

Kedua, prinsip konsistensi bahwapemilihan bahan pembelajaran yang sesuaiakan mendukung keberhasilan dalampembelajaran. Hal ini tidak terlepas darisalah satu prinsip bahan pembelajaranyakni prinsip konsistensi. Prinsipkonsistensi yakni prinsip yangmenekankan keajegan antara materi pokokdengan standar kompetensi dankompetensi dasar. Maksudnya adanyakesesuaian (jumlah) antara kompetensidan bahan pembelajaran. Banyaknyamateri yang diberikan disesuaikan denganmateri yang ada pada RPP. Adanyakesesuaian materi pokok yangdisampaikan kepada peserta didik yangdijadikan sebagai bahan pembelajaranmateri yang terdapat dalam kompetensidasar. Adapun materi pokok yangdisampaikan yakni fokus pada nilai religidan nilai moral.

Ketiga, prinsip kecukupan yaknimateri yang disampaikan hendaknyacukup memadai dalam membantu pesertadidik menguasai kompetensi dasar yangdisampaikan. Dalam hal ini penulis

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia85

Page 97: BAHASTRA - UISU

Fitriyani ¹, David Setiadi², Tanti Agustiani³

Analisis Unsur Ekstrinsik pada Antologi Cerpen Catatan Hati di Setiap Doaku Karya AsmaNadia dan Kawan-Kawan sebagai Bahan Pembelajaran Siswa Kelas XI MA Al-Ma’tuq

menggunakan angket yang digunakandalam mengnalisis prinsip kecukupanterhadap bahan pembelajaran yang akandisampaikan ketika melakukan penelitian

Angket yang diberikan kepadapeserta didik ketika penelitian disesuaikandengan bahan pembelajaran unsurekstrinsik cerpen karya Asma Nadia dankawan-kawan. Berikut adalah hasil responyang diisi sebanyak 21 peserta didik kelasXI MA Al-Ma’tuq.SIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di ataspenulis menyimpulkan bahwa analisispada antologi cerpen Catatan Hati diSetiap Doaku karya Asma Nadia dankawan-kawan dapat dijadikan sebagaibahan pembelajaran pada materi cerpen dikelas XI. Karena terbukti dari nilai hasilyang diperoleh peserta didik dalammenganalisis nilai religi dan nilai moralpada ketiga cerpen yang dipilih mendapatsecara keseluruhan mendapat nilai yangbaik. Dan rekapitulasi nilai menunjukkanbahwa lebih banyak peserta didik yangmendapat nilai di atas KKM yaknisebanyak 20 orang, dan hanya satu orangyang mendapat nilai di bawah KKM.Selain itu adanya kecocokan jikadihubungan dengan tiga prinsip pemilihanbahan pembelajaran. Pertama, relevansiyang berhubungan dengan kesesuaianantara materi yang disampaikan denganKD yang tertera pada silabus. Keduaprinsip konsistensi bahwa harus adanyakeajegan antara KD dengan materi yangakan disampaikan. Termasuk banyaknyamateri yang disampaikan. Ketiga prinsipkecukupan, yakni prinsip yang mengacupada cukupnya materi yang akandisampaikan. Jangan terlalu banyakataupun terlalu sedikti.

DAFTAR PUSTAKAAl-Ma ruf, Ali Imron. (2009). Stilistika:‟

Teori, Metode, dan AplikasiPengkajian Estetika Bahasa.Solo :Cakrabooks.

Nurgiyantoro, Burhan. (2013). TeoriPengkajian Fiksi. Yogyakarta:Gadjah Mada UniversityPress.

Yunus, Syarifudin. (2015). KompetensiMenulis Kreatif. Bogor: GhaliaIndonesia.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia86

Page 98: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH MEDIA FILM PENDEK BERJUDUL INILAH AKU TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS NARASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA SISWA KELAS V-2 TINGKAT MATHAYOM DI ISLAMIC SANTITHAM FOUNDATION SCHOOLTHAILAND SELATAN

Dinna Utami¹, David Setiadi², Fauziah Suparman³1. Universitas Muhammadiyah Sukabumi2. Universitas Muhammadiyah Sukabumi3. Universitas Muhammadiyah Sukabumi

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media filmpendek berjudul Inilah Akuterhadap kemampuan menulis narasi dalampembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V-2 tingkat Mathayomdi Islamic Santitham Foundation School. Adapun pengaruh media filmtersebut di antaranyamengetahui kemampuan menulis narasi sebelummenggunakan media film pendek, kemampuan menulis narasi sesudahmenggunakan media film pendek, dan pengaruh media film pendekterhadap kemampuan menulis siswa.. Jenis penelitian ini adalahkuantitatif dengan desain one grup pretest posttest. Subjek dalampenelitian adalah siswa kelas V-2 yang berjumlah 31 orang. Tekniksampling yang digunakan yaitu teknik random sampling. Desain yangdigunakan one grup pretest posttest, dengan alur melakukan pengujianperlakuan sebelum dan sesudah menggunakan media film pendekberjudul Inilah Aku. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakantes, setelah data tes terkumpul maka dilakukan analisis kuantitatif melaluiuji hipotesis. Berdasarkan penghitungan data hasil pretest dan posttest,setelah diberi perlakuan dalam proses pembelajaran pada siswa kelas V-2yang merupakan penutur asing mengalami perubahan. Pada kegiatanpretest diperoleh nilai rata-rata sebesar 49,677, sedangkan pada kegiatanposttest siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar58,129. Hal ini dibutikandari penghitungan statistik, diketahui harga thitung 0,0682dikonsultasikan dengan ttabel dengan derajat kebebasan (dk) N-1 atau 31-1=30 dengan taraf signifikansi 0,05. Maka harga ttabel 1,697 yangmenunjukkan bahwa harga thitung lebih kecil daripada ttabel, karenathitung berjumlah 0,0682 dan ttabel berjumlah 1,697. Apabila thitunglebih kecil daripada ttabel maka hasilnya tidak signifikan. Berdasarkanhasil penghitungan uji-t dapat dinyatakan bahwa penggunaan media filmpendek berjudul Inilah Aku terhadap kemampuan menulis narasi dalampembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V-2 tingkat Mathayomdi Islamic Santitham Foundation School tidak berpengaruh.Kata Kunci: Media Pembelajaran, Film Pendek, Kemampuan, Menulis, Narasi.

Abstract. This study aims to determine the effect of short film mediaentitle Inilah Aku on the ability to write narratives in Indonesia languagelearning in Mathayom V-2 level students at the Islamic SantithamFoundation School. The influence of the film media includes knowing theability to write narrative before using short film media, the ability towrite narratives after using short film media on students writing skills.This type of research is quantitative with one grup pretest posttestdesign. Subjects in the study were students of class V-2, amounting to 31people. The sampling technique used is the random sampling technique.The design used was one grup pretest posttest, with the flow of testing thetreatment before and after using the medium of a short film titled InilahAku. Data collection is done using tests, after the test data has beencollected, quantitative analysis is carried out through hypothesis testing.Based on the calculation of the result of the pretest and posttest data,after being treated in the learning process in class V-2 students who areforeign speakers experienced changes. In the pretest activity the averagevalue was 49,677, while in the posttest activities students obtained anaverage score of 58,129. It is needed from the calculation of statistics, itis known that the tcount of 0,0682 is consulted with a table with degree offreedom (dk) N-1 or 31-1=30 with a significance level of 0,05. Then theprice of table 1,697. Indicates that the price of tcount is smaller than

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

92

Page 99: BAHASTRA - UISU

Dinna Utami¹, David Setiadi², Fauziah Suparman³Pengaruh Media Film Pendek Berjudul Inilah Aku terhadap Kemampuan Menulis Narasi

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V-2 Tingkat Mathayom di Islamic Santitham Foundation School thailand Selatan

ttable, because tcount is 0,0682 and table is 1,697.if tcount is smallerthan table, the result is not significant. Based on the results of the t-testcalculation it can be stated taht the use of short film media entitled InilahAku for the ability to write narratives in learning Indonesian inMathayom level V-2 students at the Islamic Santitham Foundation Schoolhad no effect. Keyword: Learning Media, Short Film, Ability, Writing,Narration.

PENDAHULUANPembelajaran bahasa untuk

meningkatkan kemampuan berbahasaseseorang, dengan cara mempelajariketerampilan berbahasa. Dalam berbahasamembutuhkan suatu keterampilan, agarsuatu ujaran yang diucapkan dapatdipahami oleh lawan bicara. Seperti yangdikatakan oleh Nurgiyantoro (2001:232)menyatakan bahwa kegiatan berbahasaberupa memahami bahasa yang dihasilkanorang lain melalui sarana lisan(pendengaran),merupakan kegiatan yangpaling pertama yang dilakukanmanusia.”Pernyataan tersebut didukungoleh Tarigan (2008:1) yang menyatakanbahwa:

...memperoleh keterampilanberbahasa, kita biasanya melaluisuatu hubungan yang teratur. Padamasa kecil kita belajar menyimakbahasa kemudian berbicara, sesudahitu kita belajar membaca danmenulis. Keempat keterampilantersebut pada dasarnya merupakansuatu kesatuan yang disebut catur-tunggal.Keterampilan berbahasa yang tidak

terpisahkan dalam proses pembelajaranberbahasa, salah satunya adalahketerampilan menulis. Menulis merupakansalah satu keterampilan yang tidakdikuasai oleh setiap orang, apalagimenulis dalam konteks akademik, sepertimenulis esai, karya ilmiah, laporanpenelitian, dan sebagainya (Zainurrahman,2013:2).Tarigan (2008:3) menyatakanbahwa “menulis merupakan suatuketerampilan berbahasa yangdipergunakan untuk berkomunikasi secaratidak langsung, tidak secara tatap mukadengan orang lain.” Hal ini selaras denganpendapat Dalman (2014:3) menyatakanbahwa “menulis merupakan kegiatankomunikasi berupa penyampaian pesan(informasi) secara tertulis kepada pihaklain dengan menggunakan bahasa tulissebagai alat atau medianya.”

Berdasarkan pendapat Tarigan danDalman di atas, menulis adalah suatuketerampilan berbahasa yang di dalamnyaterdapat proses kegiatan komunikasi

berupa informasi secara langsung maupuntidak langsung melalui bahasa tulissebagai medianya.Bahasa Indonesiamerupakan bahasa tulis yang digunakanoleh negara Indonesia, baik dalam bidangakademik maupun di luar akademik.Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasionalmerupakan bahasa asli yang digunakanoleh penduduk Indonesia. Seperti yangtercantum dalam UU nomor 24 Tahun2009 Pasal 1 Ayat 2 yang menyatakanbahwa “Bahasa Negara KesatuanRepublik Indonesia yang selanjutnyadisebut Bahasa Indonesia adalah bahasaresmi nasional yang digunakan di seluruhwilayah Negara kesatuan RepublikIndonesia.”

Lingkup bahasa Indonesia semakinmenyebar sejak terpilih menjadi BahasaASEAN kedua, setelah bahasa Inggrissebagai bahasa utama dalam interaksiantar negara. Dalam hal ini adanya upayapeningkatan fungsi bahasa Indonesiasebagai bahasa internasional, sebagaimanatercantum dalam Peraturan PemerintahRepublik Indonesia nomor 57 tahun 2014tentang pengembangan, pembinaan, danperlindungan bahasa dan sastra, sertapeningkatan fungsi bahasa Indonesia.Pada Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1menyatakan bahwa “Pengembanganbahasa adalah upaya memoderenkanbahasa melalui pemerkayaan kosakata,pemantapan dan pembakuan sistembahasa, pengembangan laras bahasa, sertamengupayakan peningkatan fungsi bahasaIndonesia sebagai bahasa Internasional.”

Undang- Undang RepublikIndonesia nomor 24 tahun 2009 tentangPeningkatan Fungsi Bahasa IndonesiaMenjadi Bahasa Internasional, padaBagian Keempat disebutkan pada pasal 44menyebutkan 3 hal, di antaranya sebagaiberikut. Ayat satu Pemerintahmeningkatkan fungsi Bahasa Indonesiamenjadi bahasa internasional secarabertahap, sistematis, dan berkelanjutan.Ayat dua Peningkatan fungsi BahasaIndonesia menjadi bahasa internasionalsebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikoordinasi oleh lembaga kebahasaan.Ayat tiga Ketentuan lebih lanjut mengenai

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia93

Page 100: BAHASTRA - UISU

Dinna Utami¹, David Setiadi², Fauziah Suparman³Pengaruh Media Film Pendek Berjudul Inilah Aku terhadap Kemampuan Menulis Narasi

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V-2 Tingkat Mathayom di Islamic Santitham Foundation School thailand Selatan

peningkatan fungsi Bahasa Indonesiamenjadi bahasa internasional sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dalamPeraturan Pemerintah. Upaya tersebutperlu adanya dukungan dari negaraASEAN khususnya dalam ranahpendidikan, salah satu negara Thailand.Thailand merupakan salah satu negaraASEAN yang mengadakan pembelajaranBahasa Indonesia di tingkat Sekolah,maupun Perguruan Tinggi.

Pembelajaran Bahasa Indonesia ditingkat Sekolah khususnya tingkatMathayom kelas 1, 2, dan 3atau setaradengan SMP (Sekolah MenengahPertama) kelas VII, VII, IX dan SMA(Sekolah Menengah Atas) kelas 4, 5, dan6 atau setara dengan kelas X, XI, dan XIIyang ada di Thailand Selatan. Tujuandiadakannya pembelajaran BahasaIndonesia agar siswa dapat berbahasaIndonesia secara bertahap. Salah satupembelajaran Bahasa Indonesia yangditerapkan yaitu pembelajaran menulishuruf rumi atau huruf latin, sehinggasiswa mampu menuliskan kalimat dalambahasa Indonesia. Dalam hal ini penelitimenerapkan pembelajaran menulis narasipada siswa yang ada di salah satu sekolahtingkat Mathayom yang berada di provinsiNakhon Si Thammarat.

Pembelajaran menulis narasi dalampembelajaran bahasa Indonesiadilaksanakan di sekolah Islamic SantithamFoundation. Pembelajaran disesuaikandengan perencanaan yang dibuat sendirioleh guru, yaitu guru membuat RencanaPelaksanaan Pembelajaran, karena tidakada acuan yang diberikan oleh sekolahdalam menyampaikan materipembelajaran. Peneliti mendapatifenomena rendahnya minat siswa untukbelajar, khususnya dalam pembelajaranbahasa Indonesia.

Selain itu penggunaan mediapembelajaran yang digunakan dalampembelajaran bahasa Indonesia, masihmenggunakan media pembelajaran yangkurang menarik minat siswa. Dikarenakanketerbatasan fasilitas yang disediakan,menjadikan siswa terbiasa belajar denganmedia seadanya.

Berdasarkan hasil observasi,diperoleh informasi bahwa masih banyaksiswa yang belum sepenuhnya bisamenuliskan huruf ataupun kalimat dalambahasa Indonesia, maka solusi dari

permasalah tersebut yaitu denganmenggunakan media film sebagai carauntuk menarik minat belajar siswa,khususnya pembelajaran menulis narasiberdasarkan film yang sudah merekatonton.

Film yang akan digunakan dalampenelitian ini, adalah film pendek InilahAku karya Dhalem Stri ReformizzyRathyasa. Film pendek Inilah Akumerupakan film pendek Indonesia yangdirilis pada 23 Oktober 2017 melalui situsYoutube.com. Berdasarkan isi cerita dalamfilm pendek ini, penggunaan bahasakecenderungan menggunakan bahasasehari-hari yang mudah dimengerti.Dalam film pendek ini pun disertai denganketerangan teks untuk memudahkan siswadalam menangkap perkataan yang adadalam film pendek tersebut.

Penelitian mengenai keterampilanmenulis narasi pernah dilakukan olehMuhammad Ganjar Imam Saputra (2015)dengan judul Pengaruh Media FilmKartun terhadap Kemampuan MenulisKembali Dongeng Siswa Kelas VII SMPNegeri 2 Kadudampit KabupatenSukabumi Tahun Ajaran 2014/2015.Saputra menjelaskan bahwa penggunaanmedia film kartun dapat berpengaruhterhadap kemampuan menulis kembalidongeng siswa kelas VII dalam prosespembelajaran mata pelajaran bahasaIndonesia. Metode penelitian quasieksperiment (eksperiment semu)digunakan oleh Saputra, dengan desainpenelitian nonrandomized control gruppretest-posttest design. Sampel yangdiambil sebanyak 70 peserta didik yangterbagi ke dalam dua kelas, masing-masing kelas berjumlah 36 siswa. Hasilpenelitian menunjukkan rata-rata nilaiyang didapat pada posttest yaitu 83,61untuk kelas eksperimen, sedangkan 73,16untuk kelas kontrol. Berdasarkanperhitungan menggunakan Uji t terhadapnilai posttest didapat hasil thitung sebesar5,93 lebih besar dibandingkan denganttabel sebesar 3,43. terdapat perbedaanyang signifikan antara kelas eksperimendengan menggunakan media film kartundan kelas kontrol dengan menggunakanpembelajaran konvesional. Maka dari ituberdasarkan penjelasan di atas, pengaruhmedia film kartun dalam menuliskankembali sebuah dongeng berpengaruh

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia94

Page 101: BAHASTRA - UISU

Dinna Utami¹, David Setiadi², Fauziah Suparman³Pengaruh Media Film Pendek Berjudul Inilah Aku terhadap Kemampuan Menulis Narasi

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V-2 Tingkat Mathayom di Islamic Santitham Foundation School thailand Selatan

dalam proses pembelajaran bahasaIndonesia.

Penelitian lainnya mengenaiketerampilan menulis narasi pernahdilakukan oleh Silvia Nurkarimah (2019)dengan judul Pengaruh Media FilmKartun terhadap Kemampuan MenulisFabel Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1Parakansalak Kabupaten Sukabumi .Nurkarimah menjelaskan bahwapembelajaran menulis denganmenggunakan media film kartunberpengaruh terhadap kemampuanmenulis fabel siswa kelas VIII A SMPNegeri 1 Parakansalak KabupatenSukabumi. Metode penelitian eksperimensemu atau biasa disebut quasi experimentdigunakan oleh Nurkarimah, denganmenggunakan desain penelitian pretestand posttest group dengan jumlah sampelsebanyak 26 siswa. Hasil penelitianmenunjukkan rata-rata yang diperolehsiswa pada pretest sebesar 55,153mengalami peningkatan pada hasilposttest dengan nilai 72,038. Hasilperhitungan masing-masing tes dilakukanmenggunakan uji t terhadap pretest danposttest, sehingga diperoleh hasil thitung28,920 >ttabel 1,708. Hasil inimenunjukkan adanya perbedaan yangsignifikan antara pretest dan posttest.Maka penggunaan media film kartunberpengaruh dan meningkat kemampuansiswa dalam pembelajaran menulis fabel.

Berdasarkan dua penelitian di atas,masalah dalam penelitian ini berfokuspada upaya keterampilan menulis narasisiswa dengan menggunakan media filmpendek Inilah Aku. Batasan masalah padapenelitian ini dilakukan pada siswa kelasV-2 tingkat Mathayom di IslamicSantitham Foundation School . Dengandemikian, peneliti mengambil judulpenelitian “Pengaruh Media Film PendekBerjudul Inilah Aku terhadap KemampuanMenulis Narasi dalam PembelajaranBahasa Indonesia Siswa Kelas V-2Tingkat Mathayom di Islamic SantithamFoundation SchoolThailand Selatan .”

Berdasarkan latar belakang masalahdi atas, maka masalah dalam penelitian inidapat dirumuskan sebagai berikut.1. Bagaimanakemampuanmenulisnarasida

lampembelajaranbahasa Indonesiasiswakelas V-2 tingkatMathayom diIslamic Santitham FoundationSchoolThailand Selatan

sebelummenggunakan media filmpendek?

2. Bagaimanakemampuanmenulisnarasidalampembelajaranbahasa Indonesiasiswakelas V-2 tingkatMathayom diIslamic Santitham FoundationSchoolThailand Selatansesudahmenggunakan media filmpendek?

3. Bagaimanapengaruh media filmpendekterhadapkemampuanmenulisnarasidalampembelajaranbahasa Indonesiasiswakelas V-2 tingkatMathayom diIslamic Santitham FoundationSchoolThailand Selatan?

METODE PENELITIANJenis metode penelitian yang

digunakan adalah kuantitatif, bertujuanuntuk mengetahui pengaruh mediapembelajaran film pendek terhadapkemampuan menulis narasi. Dibuktikanoleh sumber data yang jelas menggunakanperhitungan statistik pada penelitiankuantitatif ini. Maka yang menjadivariabel bebas (dependen) X dalampenelitian ini yakni “media film pendek”dan yang menjadi variabel terikat(independen) Y yakni “kemampuanmenulis narasi”.

Desain penelitian yang digunakanyaituone grup pretest posttest.Terdapatpretest, sebelum diberi perlakuan, gurumemberikan materi. Kemudian gurumemberikan materi kembali yang disertaiperlakuan pada posttest. Dengan demikianhasil perlakuan dapat diketahui lebihakurat, karena dapat membandingkandengan keadaan sebelum diberi perlakuandan sesudah diberi perlakuan.

Peneliti mengambil populasi kelasV

Mathayom Islamic Santitham FoundationSchool, karena menyesuaikan denganmateri pembelajaran yang peneliti ajarkan.Berikut ini tabel 1.2 sebagai berikut.

Tabel 1.1Populasi Siswa Kelas XI Mathayom

Islamic Santitham Foundation School

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia95

No.

NamaKelas

SiswaPeremp

uan

1 V-1 352 V-2 313 V-3 384 V4 34Jumla

h138

Page 102: BAHASTRA - UISU

Dinna Utami¹, David Setiadi², Fauziah Suparman³Pengaruh Media Film Pendek Berjudul Inilah Aku terhadap Kemampuan Menulis Narasi

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V-2 Tingkat Mathayom di Islamic Santitham Foundation School thailand Selatan

Nakhon Si Thammarat, ThailandSelatan

(Sumber: Tata Usaha Mathayom Islamic Santitham Foundation School)

Berdasarkan tabel di atas, populasiuntuk penelitian ini yakni siswa kelas VMathayom yang berjumlah 4 kelas denganjumlah siswa sebanyak 138 orang denganjenis kelamin perempuan, dikarenakankelas yang diambil merupakan kelasagama yang memuat pembelajaran bahasaIndonesia.

Teknik sampling yang digunakanpeneliti yaitu simple random sampling,pengambilan anggota sampel dari populasidilakukan secara acak tanpamemperhatikan strata yang ada dalampopulasi. Hal ini dilakukan karena anggotapopulasi dianggap homogen. Penelitimemilih satu kelas untuk dijadikansebagai sampel, yaitu kelas V-2Mathayom Islamic Santitham FoundationSchool. Berikut ini tabel 1.2

Tabel 1.2Sampel Penelitian

Sampel SiswaPerempuan

KelasV-2

31

(Sumber: Tata Usaha Mathayom Islamic Santitham Foundation School)

Teknik pengumpulan data dalampenelitian ini dilakukan dengan tes danobservasi.Peneliti menggunakan tes uraianbebas mengenai pemahaman siswapenutur asing terhadap narasi, selain itupeneliti ingin mengetahui sejauh manakemampuan menulis narasi siswa asing diIslamic Santitha Foundation School,Nakhon Si Thammarat Thailand Selatan .Tes dilakukan sebanyak dua kali kepadasiswa, yakni pretest sebelum diberiperlakuan dan posttest sesudah diberiperlakuan.Berikut ini soal tes uraian bebasyang ditugaskan kepada siswa dalamkemampuan awal menulis narasi dalampembelajaran bahasa Indonesia.Tabel 1.3Instrumen Tes

Pertemuan selanjutnya, siswadiberi materi mengeni narasi. Kemudianguru memberi perlakuan pada siswa

berupa penggunaan media film pendekberjudul Inilah Aku. Siswa diminta untukmenyimak dengan baik tayangan filmpendek tersebut, karena terdapat jawabandari pertanyaan yang akan ditugaskan olehguru dalam proses pembuatannarasi.Berikut tes yang diberikan padasiswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil penelitianyang telah dilakukan pada siswa kelas V-2tingkat Mathayom di Islamic SantithamFoundation School Nakhon Si ThammaratThailand Selatan, diperoleh hasil datapenelitian berkaitan dengan pengaruhmedia film pendek berjudul InilahAkudalam pembelajaran bahasa Indonesiamengenai kemampuan menulis narasi.Berdasarkan hasil penelitian yang telahdilakukan pada kegiatan pretest danposttest, akan dipaparkan sebagai berikut.4. Hasil Pretest (Teas Awal dalam

Pembelajaran Bahasa IndonesiaMenulis Narasi)

Berdasarkan hasil analisis datapenilaian skor pretest ditemukan bahwa,nilai tertinggi diraih oleh siswa sebesar 60dan nilai terendah sebesar 36. Rinciannilai yang diperoleh siswa dengan rentangnilai 31-40 sebanyak tiga orang, nilai 41-50 sebanyak tiga belas orang, dan nilai 51-60 sebanyak lima belas orang. Penilaianyang didapat pada hasil pretestmenggunakan rumus sebagai berikut.

NP=RSM

×100

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia96

Nama: ...................Kelas: ...................1. Buatlah sebuah karangan narasi

dengan tema bebas, boleh tentangdiri anda sendiri, keluarga, teman,ataupun orang-orang di sekitar anda!

...................................................................

...................................................................

...................................................................

Nama : ..........................Kelas : ..........................Berdasarkan film pendek (short movie) yangsudah kalian saksikan, jawablah pertanyaandi bawah ini!1. Ada berapa orang yang ada dalam film

pendek itu?2. Siapa nama tokoh yang ada dalam film

pendek itu?3. Apa jenis kelamin tokoh yang ada dalam

film pendek itu?4. Pada waktu apakah Dia bangun tidur?5. Di mana tempat Dia lahir?6. Di manakah Dia ketika sedang olahraga

lari?7. Di manakah Dia ketika menunggu

kendaraan?8. Apa pekerjaan Dia?9. Apa nama Universitas yang Dia sebutkan?10. Menurut Dia, apa saja arti dari “hidup”?11. Di mana Dia ketika bermain ayunan?12. Terkadang Dia merasa ingin apa?13. Apa yang membimbing Dia dalam

hidup?Setelah kalian selesai menjawab pertanyaandi atas, buatlah jawaban yang sudah kaliandapatkan menjadi sebuah teks narasi!..........................................................................................................................................................

Page 103: BAHASTRA - UISU

Dinna Utami¹, David Setiadi², Fauziah Suparman³Pengaruh Media Film Pendek Berjudul Inilah Aku terhadap Kemampuan Menulis Narasi

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V-2 Tingkat Mathayom di Islamic Santitham Foundation School thailand Selatan

Rumus di atas digunakanpeneliti untuk mengetahui hasil nilaisiswa dalam kegiatan pretest. NP yaitunilai persen yang dicari, R ialah skoryang diperoleh siswa, sementara ituSM adalah skor maksimum ideal darites yang dilakukan. Sedangkan nilai100 merupakan bilangan tetap.Berdasarkan salah satu nilai pretestsiswa, misalnya didapat nilai 53,apabila digunakan rumus di atas akandihasilkan nilai sebagai berikut.

N=53100

×100=53%

Aspek yang dinilai pada siswakelas V-2 tingkat mathayom dalampembelajaran bahasa Indonesiamenulis narasi, meliputi beberapa halyang dijelaskan berikut ini.1) Isi

Aspek ini meliputi kemampuansiswa dalam menguasai topik yangdijadikan pembahasan padatulisannya sesuai atau tidak,sehingga dapat menarik pembacadan mudah untuk dipahami.Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata yang didapat sebesar 19 yangartinya siswa cukup mampu dalammenguasai topik pembahasan dancukup menarik untuk pembaca.

2) Organisasi IsiGagasan yang diungkapkan

dalam tulisan tersebut apakah jelas,atau terorganisir, urutankoronologisnya ada atau tidak.Selain itu tulisan mengandungunsur-unsur intrinsik pada narasi.Skor rata-rata berdasarkan tabel diatas menunjukkan angka sebesar 9yang berarti siswa kurang mampudalam mengorganisir gagasannya,urutan tidak logis, dan mengandunghanya beberapa unsur instrinsik.

3) Tata bahasa Struktur dan kosa kataKetepatan penggunaan tata

bahasa yang digunakan siswa dalamtulisannya, bahasa yang digunakansiswa tersebut apakah komunikatifatau tidak. Apabila dilihatberdasarkan tabel di atas maka nilairata-rata yang diperoleh siswasebesar 9, hal itu menunjukkansiswa kurang mampu mengolah tatabahasa yang komunikatif dan masihterdapat banyak kesalahan.

4) Pilihan Struktur dan kosa kata

Pilihan kata yang digunakansiswa dalam tulisannya padapenggunaan kosa kata masihterbatas dan pembentukkan katakurang sesuai. Skor yang didapatsebesar 6 yang menunjukkan cukup,meskipun masih terdapatketidaksesuaian.

5) Ejaan Penulisan ejaan yang digunakan

terdapat kesalahan atau tidak,sehingga tidak menimbulkan maknayang membuat pembaca sulit untukmemahami tulisan tersebut.Berdasarkan tabel di atas dapatdiketahui bahwa angka sebesar 10menunjukkan siswa sangat baikdalam penulisan ejaan meskipunmasih terdapat kesalahan.

5. Hasil Posttest (TeasAkhirdalamPembelajaran BahasaIndonesia MenulisNarasi)

Berdasarkan hasil analisis datapenilaian skor pretest diperoleh nilaitertinggi dan nilai terendah yang diraiholeh siswa. Nilai tertinggi sebesar 72 dannilai terendah sebesar 53. Rincian nilaiyang diperoleh siswa dengan rentang nilai51-60 sebanyak dua puluh dua orang, nilai61-70 sebanyak delapan orang, dan nilai71-80 sebanyak satu orang.

Aspek yang dinilai pada siswa kelasV-2 tingkat mathayom dalampembelajaran bahasa Indonesia menulisnarasi, meliputi beberapa hal yangdijelaskan berikut ini.

1) IsiBerdasarkan tabel di atas, skor

rata-rata yang diperoleh sebesar 17.Artinya siswa cukup mampu dalammenulis narasi meskipun, topikyang dibahas kurang sesuai dantulisan masih sulit dipahami,sehingga pembaca kurang tertarikakan isi cerita.

2) Organisasi IsiGagasan tulisan yang

diungkapkan kurang jelas,urutannya tidak logis, hanyaterdapat beberapa unsur intriksi. Halini dilihat dari hasil yang diperolehsiswa berdasarkan tabel di atasmenunjukkan angka 1, yang berarticukup.

3) Tata bahasa Struktur dan kosa kataBahasa yang digunakan siswa

cenderung kurang komunikatif.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia97

Page 104: BAHASTRA - UISU

Dinna Utami¹, David Setiadi², Fauziah Suparman³Pengaruh Media Film Pendek Berjudul Inilah Aku terhadap Kemampuan Menulis Narasi

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V-2 Tingkat Mathayom di Islamic Santitham Foundation School thailand Selatan

Dilihat berdasarkan tabel di atas,maka diperoleh nilai rata-rata siswasebesar 12. Siswa masuk dalamkriteria cukup, karena masihterdapat banyak kesalahan.

4) Pilihan Struktur dan kosa kataPilihan kata cukup luas

digunakan siswa, meskipun masihkurang sesuai. Maka hasil yangdidapat berdasarkan tabel di atassebesar 10, menunjukkan siswatermasuk dalam kriteria cukup.

5) Ejaan Ejaan yang digunakan cukup

sesuai, meskipun masih terdapatkesalahan. Berdasarkan tabel di atasdiperoleh angka sebesar 8menunjukkan siswa masuk dalamkriteria baik.

6. Pengaruh Media Film PendekBerjudul Inilah Aku terhadapKemampuan Menulis Narasi

Berdasarkan hasil analisis data,menyatakan bahwa hasil dari pretest danposttest tidak memberi pengaruh danperubahan yang signifikan, meskipunsudah diberi perlakuan. Hal tersebut dapatdibuktikan berdasarkan penghitunganhasil uji-t diketahui dengan harga t hitungsebesar 0,0682. Sedangkan harga t hitungtersebut dikonsultasikan derajat kebebasan(dk) N-1 atau 31-1=30 dengan tarafsignifikansi 0,05, maka harga t tabel1,697. Hal itu menunjukkan bahwa harga thitung lebih kecil daripada t tabel, karena thitung berjumlah 0,0682 dan t tabelsebesar 1,697. Apabila t hitung lebih kecildari t tabel, maka dapat dinyatakan bahwatidak adanya pengaruh dan signifikan(Arikunto, 2006:310).SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitianyang telah dilaksanakan pada siswa kelasV-2 tingkat mathayom di IslamicSantitham Foundation School provinsiNakhon Si Thammarat Thailand Selatan,berdasarkan rumusan masalah dalampenelitian ini dapat disimpulkan beberapahasil penelitian. Pertama, kemampuanawal siswa penutur asing kelas V-2 tingkatmathayom dalam pembelajaran bahasaIndonesia mengenai menulis narasi masihbanyak siswa yang belum mencapaikriteria. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa kegiatan pretestsebesar 49,677. Hal ini menunjukkanbahwa siswa penutur asing belum

menguasai penulisan narasi yang sesuaidengan struktur dan kaidah kebahasaan.

Kedua, kemampuan menulisnarasi siswa kelas V-2 tingkat mathayom,setelah dilaksanakan kegiatan posttestmengalami perubahan yang tidaksignifikan sebesar 58,129. Meskipunsudah diberi perlakuan berupa penggunaanmedia film pendek berjudul Inilah Aku,tetap saja nilai yang diperoleh tidakmemberikan pengaruh yang signifikanterhadap kemampuan menulis siswapenutur asing.

Ketiga, penggunaan media filmpendek berjudul Inilah Aku padakemampuan menulis narasi dalampembelajaran bahasa Indonesia, tidakcukup membantu siswa dalammeningkatkan kemampuannya dalammenulis. Hal ini terbukti dari tidak adanyaperubahan pada kegiatan pretest danposttest dengan selisih nilai 8,45. Selainitu nilai uji-t pada kegiatan pretest danposttest dengan hasil t hitung 0,0682 < ttabel 1,697. Hal ini menunjukkan bahwaH yang menyatakan bahwa “media filmₒpendek berjudul Inilah Aku tidakberpengaruh terhadap kemampuanmenulis siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia” diterima. Maka H₁ yangmenyatakan bahwa “media film pendekberjudul Inilah Aku berpengaruh terhadapkemampuan menulis narasi siswa dalampembelajaran bahasa Indonesia” ditolak.Hasil yang diperoleh siswa pada kegiatanposttest tidak signifikan dibandingkandengan nilai pada saat pretest. Hal inidipengaruhi oleh penggunaan media filmpendek berjudul Inilah Aku pada saatkegiatan pembelajaran.DAFTAR PUSTAKAAbbas, Saleh. 2006. Pembelajaran bahasa

Indonesia yang Efektif di SekolahDasar. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional DirektoratJendral Pendidikan TinggaDirektorat Ketenagaan.

Abdulhalk, Ishak dan Deni Darmawan.2017. Teknologi Pendidikan.Bandung: PT Remaja RosdakaryaOffset.

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media,dan Strategi PembelajaranKontekstual (Inovatif). Bandung:Penerbit Yrama Widya.

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai.2008. Cermat Berbahasa Indonesia

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia98

Page 105: BAHASTRA - UISU

Dinna Utami¹, David Setiadi², Fauziah Suparman³Pengaruh Media Film Pendek Berjudul Inilah Aku terhadap Kemampuan Menulis Narasi

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V-2 Tingkat Mathayom di Islamic Santitham Foundation School thailand Selatan

untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:AKAPRES.

Arikunto, Suharsimi. 1998. ProsedurPenelitian Suatu PendekatanPraktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penelitiandalam Pengajaran Bahasa danSastra. Yogyakarta: BPFE

Daryanto. 2013. Media PembelajaranPeranannya Sangat Penting dalamMencapai Tujuan Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media.

Gie, The Liang. 2002. TerampilMengarang. Yogyakarta: Andi

Hamalik, Oemar. 2010. Proses BelajarMengajar. Jakarta: PT BumiAksara.

Hidayat, Asep Ahmad. 2006. FilsafatBahasa Mengungkap HakikatBahasa, Makna, dan Tanda.Bandung: PT Rosdakarya OffsetBandung

Ibrahim, H., Sihkabuden, Suprijanta, danKustiawan, U. 2001. MediaPembelajaran: Bahan SajianProgram Pendidikan Akta Mengjar.Malang: FIP UM.

Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi danNarasi. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Kunardi, Hardjoprawiro. 2005.Pembinaan Pemakaian BahasaIndonesia. Surakarta: UPT MKUUNS dan UNS Press.

Rohmadi, Muhammad, dkk. 2008. Teoridan Aplikasi Bahasa Indonesia diPerguruan Tinggi. Surakarta: UNSPress.

Semi, Atar. 2007. Dasar-DasarKeterampilan Menulis. Bandung:Angkasa.

Sugiyono. 2016. Metode PenelitianPendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sumiharsono, Rudi dan HisbiyatulHasanah. 2017. MediaPembelajaran. Jember: PustakaAbadi.

Suparno. 2004. Keterampilan DasarMenulis. Jakarta: UniversitasTerbuka.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2007.Media Pembelajaran. Bandung: CVWacana Prima.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulissebagai Suatu KeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2011. PengajaranKosakata. Bandung: Angkasa.

Utama Rizal, Setria, dkk. 2015. MediaPembelajaran. Bekasi: CV. Nurani.

Wahyudi, dkk. 2017. Bahasa IndonesiaKesehatan. Yogyakarta: CV ANDIOFFSET.

Wicaksono, Andri. 2014. Menulis KreatifSastra dan Beberapa ModelPembelajarannya. Yogyakarta :Garudhawacana.

Wicaksono, Andri dan Fahrurozi. 2016.Sekilas Tentang Bahasa IndonesiaCatatan Mengenai KebijakanBahasa, Kaidah Ejaan,Pembelajaran Sastra,Penerjemahan, dan BIPA.Yogyakarta: Garudhawacana.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia99

Page 106: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM AKUN-AKUN TWITTER GARISLUCUSEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK

Winaria LubisPBSI Universitas Tama Jagakarsa

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini memberikan gambaran tentang fenomenamunculnya akun twitter yang memberikan alternatif pilihan untukmelihat sesuatu dari sudut yang menghibur. Penelitian difokuskankepada cuitan/tweet utamanya yang menyangkut peristiwa sosial,politik, keagaamaan dan kebangsaan Indonesia, data diambil secaraacak (random) terhadap beberapa akun garis lucu kemudian di telitidengan menggunakan kajian pragmatik, berupa kajian tindak tuturlokusi, ilokusi, perlokusi dan implikaturnyaKata Kunci: Analisis, tindak tutur, akun twitter garis lucu

Abstract. This study provides an overview of the phenomenon of theemergence of a Twitter account that provides an alternative choice tosee things from an entertaining angle. The research is focused on thetweet/main tweet that concerns social events, politics, religion andnationality of Indonesia, the data is taken randomly (random) to somefunny accounts and then examined using pragmatic studies, in theform of locus, illocution, perlocution and implicature studies.Keywords: analysis, speech act, twitter funny account.

PENDAHULUANHumor menjadi kebutuhan dasar

manusia karena bisa memberikan rasabahagia. Twitter sebagai salah satuplatform media sosial menjadi pilihanpengguna media sosial untukmengekpresikan rasa humor itu melaluiakun-akun yang menyertakan hastag GarisLucu (#GarisLucu), fenomena ini semakinmenarik untuk diteliti karena semenjakperiode pemilu 2014 media sosial lebihbanyak berisi sesuatu yang serius dankaku, media sosial sebagai jembatanpersahabatan telah bergeser menjadimedia kampanye, media kelompokkelompok dalam masyarakat hinggakelompok kelompok aliran keagamaan.Lebih dari itu media sosial berubahmenjadi senjata untuk melumpuhkanorang yang dianggap musuh, konten beritapalsu (baca: hoax) dan saling hujatmenjadi suatu yang kian lumrah.

Kemunculan akun twitter garislucu ini seolah menyiram kegersanganmedia sosial khususnya twitter, berawaldari adanya akun dimedia sosial bertagarGaris Lurus, misalkan Islam Garis Lurus,NU Garis Lurus, dan lain lain yangmenyuarakan kekerasan verbal (Baca:fanatisme kelompok) maka setelah itumuncullah akun akun kretaif dan

menghibur sebagai penyeimbang danmenggunakan Tagar Garis Lucu hanyadengan mengubah isi akronim GL darigaris lurus menjadi garis lucu. Olehkarena itu, menurut penelitian SariHernawati dalam Atlantis Press (2019),melihat salah satu variabel penelitiannya,akun Twitter @NUgarislucu, punya andilbesar terhadap proses deradikalisasi.Selain karena keterjangkauan platformnyaitu sendiri, @NUgarislucu bisa menghiburpara generasi muda. Faktor menghibur itu,menjadi salah satu alasan mengapa banyakgenerasi milenials yang menyukai akuntersebut.

Buktinya, masih menurutpenelitian Hernawati (2019) sebanyak1.828 responden pengguna Twitter,sebanyak 72 persennya mengaku merasaterhibur oleh akun tersebut. Selain itu,penelitian tersebut juga mengungkapkanbahwa “akun media sosial yang lucu,kemungkinan akan lebih banyak mendapatsimpati dari para pengikutnya". RamdanFebrian Arifin, Cara Akun 'Garis Lucu'Meredam Sensitivitas Agama, Era.id. 12Juni 2019. Di download 09 Agustus 20.19pukul 20.00METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode deskriptif

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

100

Page 107: BAHASTRA - UISU

Winaria LubisAnalisis Tindak Tutur dalam Akun-akun Twitter Garis Lucu sebuah Tinjauan

Pragmatikkualitatif merupakan prosedur untukmemecahkan masalah penelitian denganmemaparkan keadaan objek yang sedangdiselidiki (seseorang, lembaga,masyarakat dan lain-lain) berdasarkanfakta-fakta yang aktual.

Teknik yang digunakan dalampengumpulan data adalah memeriksa darisumber data dengan menggunakan metodeobservasi yaitu dengan mengamati bentuk-bentuk tuturan yang mematuhi tuturanbahasa dan implikatur bahasa kemudianmendeskripsikanya sesuai dengan analisispragmatik. Dalam penelitian inipendekatan pragmatik digunakan untukmengkaji satuan analisis tindak ujaranatau tindak tutur. Dengan itu dapatdiketahui maksud fungsi tindak tutur itudiujarkan oleh penuturnya. Karena setiapujaran yang dituturkan oleh penuturmemiliki makna dan maksud tertentusesuai dengan tujuan masing-masing.

Tindak tutur dalam peristiwa tuturmerupakan dua gejala yang terjadi padasuatu proses yaitu proses komunikasi. Didalam kehidupan manusia tidak bisa lepasdari peristiwa tuturan. Karena dengantuturan, manusia dapat menyampaikaninformasi kepada lawan tuturnya sertadapat dimengerti satu terhadap yang lain.Tuturan atau tindak tutur itu beranekaragam jenisnya, salah satunyapengelompokkan berdasarkan sifathubungannya yang di dalamnya mencakuptindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.Dalam jurnal ini penulis membatasipenelitian, hanya menganalisis mengenaijenis tindak tutur berdasarkan sifathubungannya yaitu tindak tutur lokusi,ilokusi, dan perlokusi. Pembahasannyamengenai pernyataan yang termasuk kedalam tindak tutur lokusi, ilokusi, danperlokusi pada cuitan atau meme di akuntwitter Garis Lucu.PEMBAHASAN1. NU Garis LucuFenomena NU Garis Lucu. Akun inidibuat tahun 2015 dan sepertinyamerupakan akun garis lucu yang palingawal dibuat, hingga hari jumat 09 Agustustelah memiliki pengikut 322 ribu.

Gambar. 1Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) GunturRomli setuju kalau akun-akun bergenre"garis lucu" bisa jadi oase di tengahpanasnya konflik soal agama, merekamencoba membawa kembali aurakegembiraan dalam beragama.Kemunculan akun NU Garis Lucusebenarnya sebagai bentuk perlawananterhadap NU garis lurus. Orang-orangyang mengaku sebagai NU Garis Luruscenderung lebih radikal, suka mengkafir-kafirkan orang. NU Garis Lucu jadiantitesis dari NU garis lurus.Itu sebagaibentuk protes lah terhadap orang yangberagama terlalu serius. (Ramdan FebrianArifin, Cara Akun 'Garis Lucu' MeredamSensitivitas Agama,Era.id. 12 Juni 2019.Di download 09 Agustus 20.19 pukul20.00)

Gambar. 2Dalam kicauan diatas akun NU

Garis Lucu memberikan tanggapantentang berita penyebab nilai tukar rupiahyang cenderung fluktuatif, dalam judul itudisebutkan bahwa sentiment pasar yangmenyebabkan ketidakstabilan rupiah,namun kata sentimen.

Kata sentimen yang dimaksu olehMenteri Keuangan tentu berkaitan denganistilah dalam bidang ekonomi, katasentiment yang bermaksud aktivitas pasar(lesu atau bergairah) akibat dikeluarkanyakebijakan oleh pemerintah. Hal ini sesuaidengan kaidah Lokusi, namun katasentimen mengalami dalam KBBI V 2019berarti pendapat atau pandangan yangdidasarkan pada perasaan yang berlebihlebihan terhadap sesuatu (bertentangandengan pertimbangan pikiran). Kaidahtanggapan dari akun NU Garis Lucumenunjukkan ilokusi dan impilkatur yangberbeda sehingga menimbulakn efek lucudan menghibur.

Gambar. 3

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia88

Page 108: BAHASTRA - UISU

Winaria LubisAnalisis Tindak Tutur dalam Akun-akun Twitter Garis Lucu sebuah Tinjauan

PragmatikTwit di atas (gambar. 3) berisi tentangyang menyiratkan bahwa kopi pahit bisamenjadi solusi atas janji janji manis yangmembanjiri masyarakat, pahitnya kopibisa menjadi penyeimbang agar kita tidakmerasa eneg dengan manisnya janji.Kata pahit dan manis mengalamipengubahan maksud, dan ini merupakanperlokusi karena mengandung maksudajakan untuk melakukan sesuatu.

Gambar. 4Twit diatas menerangkan situasi saatpilkada Jawa Timur yang dimenangkanoleh pasangan Khofifah-Emil yangdidukung oleh partai Nasdem, PAN,Hanura, Golkar, Demokrat dan PPP,sementara itu pasangan Syaifullah-Puti didukung oleh PDI P, PKB, Gerindra danPKS.Partai Allah yang dimaksud adalahmerujuk kepada partai PAN, PKS danGerindra yang pernah disebut oleh AminRais sebagai Partai Allah, adapun partaisetan yang dimaksud adalah merujukkepada partai selain ketiga partai diatas.(CNN Indonesia, Jumat 13/04/2018 17:18,di download tanggal 15/08/2019).Partai Allah dan Partai setan adalahtuturan ilokusi

Gambar. 5Twit Gambar nomor.5 menyebutkantentang sebuah sepeda motor yangmerujuk kepada presiden Jokowi saatmelakukan adegan pembukaan AseanGames 2018, saat itu dalam sebuahtayangan video presisden Jokowimengendarai sebuah motor, namun haltersebut menjadi lucu saat akun NU GarisLucu menyebutkan bahwa motor kerentersebut adalah motor Honda Beat yangtelah dimodifikasi. Padahal motor yangdikendarai presiden saat itu adalah MotorGede (Moge), 4 Silinder 998 cc, YamahaFIZ1 Fazer yang biasa digunakan olehPaspampres. (Liputan6.com, 19 Agustus

2018, 11.00 di download tanggal15/08/2019).Makna Honda beat modifikasi adalahmakna ilokusi adalah tindak tutur yangdisertai dengan maksud tertentu antarapenutur dan petutur.

2. Muhammadiyah Garis Lucu

Gambar. 6Bermula dari Facebook muncul akunMuhammadiyah Garis Lucu, namunrespon warga kurang menggembirakan,lalu penggagas akun melanjutkanmembuat akun twiter, akun ini cukupkonsisten menyajikan humor sekaliguskritik jenaka. (kumparan.com., 11 Januari2019, 10:11 didownload tanggal15/08/2019).

Gambar. 7Gambar.7 menerangkan bahwa adaseseorang yang merasa senang karenasecara rutin tiap malam jumatmendapatkan kiriman makanan daritetangganya yang NU sementara dirinyaadalah warga muhammadiyah yang tidakmemiliki tradisi yasinan malam jumat.

Gambar.8Gambar.8 menunjukkan sebuah dialogyang menggambarkan perilaku seorangtokoh penting di Muhammadiyah yangmemiliki kebiasaan merokok, padahalmerokok adalah hal yang haram,sebagaimana diberitakan oleh kompas saathalaqoh tentang pengendaliandampaktembakau yang diselenggarakan majlis

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia89

Page 109: BAHASTRA - UISU

Winaria LubisAnalisis Tindak Tutur dalam Akun-akun Twitter Garis Lucu sebuah Tinjauan

Pragmatiktarjih dan tajdid pada 7 maret 2010 diJogjakarta.(kompas.com. 9/03/2010,10:12, didownload tanggal 15/08/2019)

Gambar.9Gambar.9 menunjukkan bahwa adminakun ini menyindir perilaku manusia yangtega berbuat baik seolah seperti malaikatnamun sejatinya punya agendaterselubung yang jahat.

Gambar.10Gambar.10 menerangkan tentang adanyamusibah pemadaman listrik secara massaldi Jakarta dan sekitarnya, lalu kemudianhari saat polisi melakukan penyelidikanmenemukan bahwa penyebab listrik matikarena adanya pohon sengoh yangmengganggu kabel PLN jawa bali.

Gambar. 11Gambar.11 menunjukkan cuitan yangmerespon berita dari lingkungan istanayang dalam kegaiatanya menyebutkanpemakaian kain sarung, seperti diketahuisarung merupakan trademark milik NU,walau sebenarnya muhammadiyah jugamembolehkannya. Cuitan tersebut seolahmempertegas posisi sarung yang menjadi

identitas NU sehingga membuatmuhammadiyah cemburu.

3. Konghucu Garis Lucu

Gambar. 12Akun ini cukup unik, karena adminnyasering kali memosisikan diri dari sudutpandang etnis tertentu namun tetapmemberikan hiburan tersendiri.

Gambar. 13Pada gambar diatas, twittan

menyoroti tentang markanya sentimentterhadap etnis tionghoa, namun tanpasadar banyak masyarakat yang tidak bisalepas dari budaya tionghoa, terutamabahasa harian yang sudah terlanjurmelekat erat.

Kata Gopek, Cepek, Cetiaw,cincay, gocap dan lain-lain merupakantindak tutur lokusi kata ganti untukmenyebut nominal uang.

Gambar.14

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia90

Page 110: BAHASTRA - UISU

Winaria LubisAnalisis Tindak Tutur dalam Akun-akun Twitter Garis Lucu sebuah Tinjauan

PragmatikGambar diatas menunjukkan

bahwa admin memberikan tanggapansingkat namun bermakna sangat dalam, Iknow how your feel… yang dalam bahasaIndonesia menjadi ‘aku mengerti akanperasaanmu’.

Tanggapan berupa implikaturtersebut menyatakan tentang keprihatinanbahwa ada orang yang mendapatkanperlakuan tidak selayaknya dikarenakannamanya.4. Katolik Garis Lucu

Gambar.15Akun Katolik Garis Lucu baru

dibuat tanggal 28 April 2019 namunpertanggal 15 Agustus pukul 19.00 sudahmemiliki pengikut 58.9 ribu. (Twipu.com)dari halaman muka akun ini saja sudahdapat dibaca bahwa akun ini memangdikelola oleh orang yang jenaka/humoris.Lihat saja tulisan dalam kurung yangterdapat dalam paragraph diatas, “Berimankepada Allah, dan beriman kepada Yesus(jgn lupa Gusdur juga)…” merupakantulisan ‘nakal’, tak lazim dan mengandungimplikatur.

Gambar. 16Gambar ini menyikapi foto viral

iklan hijab yang kotroversial, ada seekorkambing domba yang didandanimenggunakan hijab beserta tulisan:KORBAN itu ga wajib, yang wajib ituBERHIJAB. (pikiran rakyat.com5 agustus2019)

Gambar.17Gambar ini menunjukkan situasi saatshalat iedul adha, yang menarik ternyatayang dijadikan alas duduk dilapangantersebut berupa spanduk bekas darikegiatan keagamaan katolik, yang menjadimaksud adalah tampilan kalimat, Spanduksiapa tuh? Karena merupakan bentuktuturan ilokusi.

Gambar 17Twit diatas menyikapi berita yang

berbunyi Kitab suci paling banyak dibacaMasyarakat, lalu kemudian akun inimelakukan sindiran lucu menggunakandua bait kata, “Berita yang paling banyakdi share : kebencian” dan “Film yangpaling banyak dicari : Film Porno”.Walau kedua kalimat tersebut adalahberupa lokusi namun tetap sajmemberikan hiburan yang menohok.

Gambar. 18.Dalam gambar diatas, tertulis

sebuah slogan, namun di poin terakhirterjadi penyimpangan isi, jika dinaykatempat tertulis persatuan Indonesia namundiubah satu huruf menjadi persateanIndonesia. Twit ini dibuat untukmenanggapi sebuah kegiatan pembagianhewan qurban di panti asuhan Katolik.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia91

Page 111: BAHASTRA - UISU

Winaria LubisAnalisis Tindak Tutur dalam Akun-akun Twitter Garis Lucu sebuah Tinjauan

PragmatikGambar.19

5. Islam Garis LucuAkun Islam garis lucu ini kurangmendapatkan respon dari netizen terbuktidari awal dibuat bulan April 2017 hinggaAgustus 2019 ini hanya diikuti oleh enamribu orang saja dan jumlah ini relativesedikit jika dibandingkan dengan akungaris lucu yang lain.

Gambar. 20Dalam cuitannya akun ini mengandungperlokusi,karena mengajak followernyauntuk beragama dengan santai, tidakmudah tersinggung dan bisa menyikapiperbedaan dengan bijak

Gambar. 21Pada cuitan ini mengandung tuturantentang kegiatan selama puasa Ramadhan,cuitan menyentil kebiasaan adanyakelompok yang melakukan sweepingterhadap warung ataupun tempat tempathiburan yang masih buka.

Gambar. 22Cuitan diatas mengandung tuturan lokusi,namun sebenarnya memiliki makna yangdalam karena untuk menjadi lucu itu lebihsulit dibandingkan menjadi pihak yangbenar. Peneliti menemukan fenomena unikberkenaan dengan akun akun garis lucuini, salah satunya adalah akun HizbutTahrir Indonesia pun memiliki akun garislucu.

Gambar. 23

Gambar. 24Gambar no. 24 juga merupakan

akun garis lucu yang cukup menggelitik.SIMPULAN1. Penelitian terhadap akun-akun

twitteryang menggunakan tagar GarisLucu menunjukkan bahwapenyampaian informasi ataupun seruandan ajakan di media sosial khususnyatwitter memiliki penggemar tersendiriyaitu mereka humoris dan jenaka.

2. Analisis terhadap cuitan akun garislucu menunjukkan tindak tutur yangterbagi menjadi tiga yaitu tindak lokusiberupa tindak tutur yang bermaknasecara umum, kedua ilokusi yaitutindak tutur yang disertai denganmaksud tertentu dan yang ketigaperlokusi adalah tindak tutur yangmengakibatkan lawan tutur bertindak.

DAFTAR PUSTAKAAustin, J.L. 1962. How to do Things with

Words. Oxford: OxfordUniversity Press.

Grice. 1975. “Logic and Conversation”,dalam P. Cole and J. J. Morgan,eds., Syntax and Semantics III:Speech Acts. New York:Academic Press.

Leech, Geoffrey. 1983. Principles ofPragmatics. London: Longman.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia92

Page 112: BAHASTRA - UISU

Winaria LubisAnalisis Tindak Tutur dalam Akun-akun Twitter Garis Lucu sebuah Tinjauan

Pragmatik

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsipPragmatik. Jakarta: PenerbitUniversitas Indonesia (UI-Press).

Mulyana. 2005. Kajian Wacana.Yogyakarta: Tiara Wacana.

Searle, John R. 1969. Speech Acts.Cambridge: CambridgeUniversity Press.

Urmson, J.O. 1965. JL Austin. EnglewoodCliffs: Prentice Hall.

Yule, Geoge. 1996. Pragmatik.Diterjemahkan oleh Indah FajarWahyudi (Dosen UAD) danRombe Mustajab. 2006.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia93

Page 113: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGANBERBASIS STRATEGI THINK-TALK-WRITE

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

PBSI Universitas Muhadi Setiabudi [email protected]; hanyuswatunnisa@gmailcom

Abstrak. Pada kurikulum 13 khusus untuk siswa SMA kelas X salah satumateri yang diajarkan adalah menulis karangan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui pengembangan modul yang dapat digunakan dalampembelajaran menulis karangan berbasis strategi Think-Talk-Write(TTW)dan perbedaan keefektifan pembelajaran menulis karangan menggunakanmodul menulis karangan. Penelitian ini menggunakan pendekatanR&D.Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa dan guru dapatdisimpulkan bahwa siswa membutuhkan bahan ajar khusus dalampembelajaran menulis karangan. Oleh karena itu, strategi TTW dipilihsebagai strategi yang digunakan untuk mengembangkan bahan ajar.Hasiluji keefektifan dihasilkan skor t sebesar 28,273 dan 27,288. Hal tersebutmembuktikan adanya keefektifan dalam penggunaan modul berbasisstrategi TTW.Kata Kunci: Modul, Strategi TTW, Modul Menulis

Abstract. The curriculum 13 for high school students in class X of thematerial taught is writing essays. The study aims to determine thedevelopment of moduls that can be used in writing essay learning basedon think-talk-write strategies and the differences in the effectiveness oflearning writing essays using the module. The research use the R&Dapproach. Based on the results of the analysis of the needs students andteachers it can be concluded the students need special teaching materialsin learning to write essays. Therefore the TTW strategy was chosen as astrategy used to develop teaching materials. The result of theeffectiveness test a t score of 28, 273 and 27, 288. This proves theexistence of effectiveness in using TTW astrategy based moduls.Keywords: Modul, TTW, Writing.

PENDAHULUANMenulis merupakan kegiatan yang

berkaitan dengan kreativitas dalammengungkap ide, gagasan, dan pendapat.Hasil dari tulisan diharapkan mampumemberikan sumbangsih untukmenyelesaikan berbagai permasalahanyang timbul di masyarakat. Kegiatanmenulis menjadi penting untukmendukung kreativitas dan eksistensiseseorang dalam bidang ilmu yangdimilikinya. Menulis pada hakikatnyaadalah menuangkan buah pikiran ataugagasan ke dalam sebuah media tulismelalui kalimat yang dirangkai secarautuh, lengkap, jelas, dan mampumerepresentasikan hal-hal yang dimaksuddalam pikiran, sehingga buah pikirantersebut mampu dikomunikasikan kepadapembaca dengan jelas (Brown, 2001).Menulis merupakan media komunikasiyang dapat menghubungkan ruang danwaktu. Oleh karena itu, kegiatan menulismenjadi kursial dalam kehidupan manusia.

Manusia tidak dapat terlepas dari kegiatantulis menulis.

Dalam kegiatan pembelajaran disekolah terutama pada mata pelajaranbahasa Indonesia menulis menjadi salahsatu kemampuan yang harus dikuasai olehpeserta didik. Kemampuan menulis siswaakan terlihat dari hasil tulisan merekayang tidak terlepas dari bimbingan guru.Menulis menjadi satu kompetensi dasaryang harus diajarkan sejak usia dini.Menulis pada dasarnya merupakankemampuan tertinggi di antarakemampuan berbahasa lainnya yang harusdikuasai oleh siswa. Senada denganpendapat Nurgiyantoro (2012) yangmenyatakan keterampilan menulismerupakan keterampilan paling akhirdikuasai oleh pelajar bahasa setelahkemampuan mendengarkan, berbicara, danmembaca.

Mertens (2010) berpendapatbahwa menulisadalah kegiatan yangkompleksdan menuntut kognitif. Agarmenjadi sukses dalam pembelajaran

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

107

Page 114: BAHASTRA - UISU

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Karangan Berbasis Strategi Think-Talk-Write menulis, siswa memerlukanpemahamantentang berbagai komponen pendukungmengenai pengetahuan tahapan-tahapanmenulis yang dapat digunakan untukmembantu, mengatur,dan mengarahkansiswa dalamproses penulisan. Kegiatanmenulis menjadi penting untuk dipelajaridan dikembangkan, terutama dalambidang keilmuan yang dimiliki olehseseorang. Pembelajaran menulis disekolah menjadi penting untuk diajarkankepada para siswa. Meskipunpembelajaran tulis menulis telah dipelajarikenyataannya kemampuan menulis siswaIndonesia masih belum mampu menyaingikemampuan menulis siswa dari negaralain, contohnya seperti para siswa dariMalaysia atau negara lain di kawasan AsiaTenggara.

Kurikulum 2013 (Kemendikbud,2013) memuat peran penting bahasasebagai wahana untuk mengekspresikanperasaan dan pemikiran secara estetis danlogis. Pada satu saat, bahasa tidak dituntutdapat mengekspresikan sesuatu denganefisien karena ingin menyampaikannyadengan indah sehingga mampumenggugah perasaan penerimanya. Padasaat yang lain, penggunaan bahasahendaknya efisien dalam menyampaikangagasan secara objektif dan logis supayadapat dicerna dengan mudah olehpenerimanya. Dua pendekatanmengekspresikan dua dimensi diri,perasaan dan pemikiran, melalui bahasaperlu dilakukan secara berimbang.

Sejalan dengan peran itu,pembelajaran Bahasa Indonesia untukjenjang Pendidikan Menengah Kelas Xmenempatkan Bahasa Indonesia sebagaiwahana untuk mengekspresikan perasaandan pemikiran. Didalamnya dijelaskanberbagai cara penyajian perasaan danpikiran dalam berbagai macam jenis teks.Pemahaman terhadap jenis, kaidah, dankonteks suatu teks ditekankan sehinggamemudahkan peserta didik menangkapmakna yang terkandung dalam suatu teks.Penyajian perasaan dan pemikiran dalambentuk teks yang sesuai agar tujuanpenyampaiannya tercapai, apakah untukmenggugah perasaan ataukah untukmemberikan pemahaman perlu dilakukansecara terstruktur. Bahasa Indonesiadiajarkan bukan sekadar sebagaipengetahuan bahasa, melainkan sebagaiteks yang mengemban fungsi untukmenjadi sumber aktualisasi diri

penggunanya pada konteks sosial-budayaakademis. Teks merupakan satuan bahasayang berisi ungkapan makna secarakontekstual.

Terdapat banyak strategipembelajaran yang telah diciptakan olehpara ahli dibidang pendidikan. Salah satustrategi pembelajaran, yaitu strategi TTW(Think-Talk-Write). Think-Talk-Writeyang selanjutnya dalam penelitian ini akanditulis dengan TTW. TTW merupakanstrategi pembelajaran yangmenitikberatkan pada kegiatan berpikir,berbicara (berdiskusi), dan menulis.Strategi ini memungkinkan siswa untukmenggali informasi lebih dalam melaluikegiatan berpikir dan berdiskusi yangselanjutnya menulis.

Strategi TTW memperkenankanpeserta didik untuk mempengaruhi danmemanipulasi ide sebelum menuliskannyadan juga membantu siswa dalammengumpulkan dan mengembangan idemelalui percakapan terstruktur. Strategi inilebih efektif jika dilakukan dalam bentukberkelompok. Dalam kelompok ini siswadiminta membaca membuat catatan kecil,menjelaskan mendengar, dan membagi ideBersama teman kemudianmengungkapkannya melalui tulisan.Strategi Think, Talk, Write adalah strategiyang memfasilitasi pesrta didik dalamlatihan berbahasa secara lisan danmenukkus Bahasa tersebut dengan lancar.Strateggi TTW didasarkan padapemahaman terhadap belajar yangmerupakan kegiatan social. Strategi TTWmendorong peserta didik untuk berpikirkritis, berbicara, dan kemudianmenuliskannya dalam bentuk karangsesuai dengan kaidah dan karakteristikpada masing-masing karangan.

Dalam kegiatan pembelajarantidak hanya membutuhkan strategi yangtepat, namun juga bahan ajar yang tepatagar dapat digunakan secara bersama-sama oleh guru dan peserta didik. Dalamkegiatan pembelajaran menulismembutuhkan sebuah formulasi tersendiriyang dapat menggabungkan strategipembelajaran dengan bahan ajar yangdigunkaan. Pada umumya di sekolahhanya menggunakan buku-buku yangditerbitkan oleh Badan PenerbitanNasional Depdiknas. Sebagai buku teksdalam pembelajaran memuat semua materiyang akan diajarkan dalam rentang waktusatu atau dua semester. Hal tersebut

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia101

Page 115: BAHASTRA - UISU

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Karangan Berbasis Strategi Think-Talk-Write menyebabkan adanya ketidak tuntasanatau hanya memberikan penjabaran sertalaihan yang singkat. Hal tersebut sangatmembatasi pengetahuan peserta didikterhadap materi pelajaran, teruama padamateri menulis karangan.

Terkait hal tersebut, salah satuupaya untuk menumbuhkan minat siswaterhadap pembelajaran menulis karangandapat dilakukan dengan mengembangansebuah produk bahan ajar. Bahan ajaryang dikembangkan harus mampumemenuhi kebutuhan siswaa terhadapteori dan praktik menulis karangan. Bahanajar yang akan dikembangkan inimerupakan bahan ajar yang akan dikemasdalam bentuk buku. Bahan ajar inidipadukan dengan semua kebutuhanpeserta didik dan berbagai peristiwakultural dan tema-tema terbarukan dalamperkembangan dunia. Adapun unsur yangmenyusun bahan ajar menulis karanganberbasis strategi TTW disesuaikan dengananatomi buku pada umumnya, yaitu 1)bagian depan berisi judul bahan ajar(sampul), identtas buku, prakata, profilbuku, daftar isi, dan penyajian standarkompetensi dasar dan menulis berbagaijenis karangan, dan dilengkapi oleh RPPyang dapat digunakan guru dalammenerapkan buku ajar dalampembelajaran. 2) Bagian teks buku berisihakikat masing-masing karangan(pengertian, karakteristik, kebahasaan,contoh karangan, identifikasi karangan,latihan soal menulis karangan, rangkuman,informasi bahasa. 3) Bagian akhir bukudilengkapi dengan instrument penilaianmenulis karangan yang dapat digunakanguru untuk membantu dalam menilaimasing-masing jenis karangan, glosarium,dan daftar pustaka.Berdasarkan penjelasanmengenai pentingnya sebuah strategipembelajaran dan bahan ajar sebagaipendukung oleh karena itu, penelitian iniakan memfokuskan pada penelitian danpengembangan bahan ajar materi menuliskarangan berbasis strategi Think-Talk-Write untuk siswa SMA kelas X diKabupaten Brebes. Melalui bahan ajaryang dikembangakan, penelitimengharapkan agar peserta didik makintertarik dalam pembelajaran menuliskarangan dan termotivasi untuk kreatifmenulis karangan

Muhaimin (2008) mengungkapkanbahwa bahan ajar adalah segala bentukbahan yang digunakan untuk membantu

guru atau instruktur dalam melaksanakankegiatan pembelajran. Bahan ajar adalahsegala bentuk bahan, informasi, alat danteks yang digunakan membantu guru atauinstruktur dalam melaksanakan kegiatanbelajar mengajar (Majid, 2007). Widododan Jasmadi (2008)berpendapat bahwabahan ajar adalah seperangkat sarana yangberisikan materi pembelajaran, metode,batasan-batasan, dan cara mengevaluasiyang didesain secara sistematis danmenarik dalam rangka mencapai tujuanyang diharapkan, yaitu mencapaikompetensi dengan segalakompleksitasnya. Oleh karena itu, bahanajar memiliki peran penting bagi guru danpeserta didik untuk mempelajari suatumateri tertentu guna tercapainnya tujuanpembelajaran. Melalui bahan ajar gurumenjadi mudah dalam menyampaikanmateri dalam proses belajar. Bahan ajarbanyak jenis, salah satunya adalah modulyang dilengkapi dengan rencanapembelajaran dan instrumen penilaian.

Menulis pada hakikatnya adalahmenuangkan buah pikiran atau gagasan kedalam sebuah media tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh,lengkap, jelas, dan mampumerepresentasikan hal-hal yang dimaksudoleh pikiran, sehingga buah pikirantersebut mampu dikomunikasikan kepadapembaca dengan jelas (Brown, 2001).Menulis menjadi media komunikasi yangdapat menghubungkan ruang dan waktu.Kegiatan menulis menjadi kursial dalamkehidupan manusia. Manusia dalamkegiatan sehari-hari tidak dapat terlepasdari kegiatan tulis menulis. Menulis tidaklagi dilihat sebagai cara untuk merekampikiran, perasaan, dan ide-ide, tetapi jugasebagai sarana utama menghasilkan danmengeksplorasi pikiran dan ide-ide baru(Kern, 2014).

Menulis adalah kegiatankomunikasi antara penulis dan pembaca,sebuah rencana, hasil dari pemikiran,imajinasi, mengingat, mengkoleksiseluruh data informasi, tulisanmenyatukan ruang dan waktu (Moore-Hart, 2010). Abidin (2012) berpendapatbahwa menulis adalah sebuah prosesberkomunikasi secara tidak langsungantara penulis dan pembaca. Sebuahtulisan dibuat untuk dipahami maksud dantujuannya sehingga proses yang dilakukantidaklah sia-sia. Dalam sudut pandang lainmenulis dapat pula dikatakan sebagai

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia102

Page 116: BAHASTRA - UISU

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Karangan Berbasis Strategi Think-Talk-Write kegiatan mereaksi, artinya menulis adalahproses mengemukakan pendapat atas dasarmasukan yang diperoleh penulis dariberbagai sumber gagasan yang tersedia.

Keterampilan menulis telahdianggap sebagai keterampilan yangpaling sulit untuk diajarkan dan diperolehkarena menulis adalah aktivitas kognitifpaling kompleks yang mewajibkan pesertadidik untuk memperhatikan konten,struktur kalimat, kosakata, tanda baca, danejaan secara bersama-sama (Mourssi,2013).

Hyland (2004) menjelaskan bahwamenulis merupakan kemampuan yangsangat penting untuk dimiliki oleh setiaporang. Oleh karena itu, guru sangat perlumenyampaikan materi atau pengetahuantentang menulis kepada parasiswanya.Menulis bukan hanya sekedaruntuk komunikasi tetapi juga sebagaipenyelesaian tugas yang bermakna dalampembelajaran, pemikiran, danmengorganisir pengetahuan atau gagasan.Dengan kata lain, menulis adalah suatuaktivitas kompleks yang menyertakanbeberapa langkah-langkah (Widodo,2008).

Kegiatan menulis tidak hanyamembutuhkan langkah atau tahapan saja,namun juga memerlukan tujuan. Setiapjenis teks memiliki tujuannya masing-masing, sebuah tulisan harus mengandungtujuan yang jelas, dan informasi yangingin disampaikan penulis harus dikemasdalam bentuk yang efektif. Melaluisejumlah elemen teks yang perlu disusunsecara urut dan dituangkan dalamsejumlah kalimat dengan menggunakantata bahasa yang tepat. Kegiatan tulismenulis menjadi sangat kursial untukdipelajari.

Strategi TTW memiliki sintak yangsesuai dengan urutannya yaitu berpikir(think), berbicara (talk), dan menulis(write). Berikut ini tahapn yang diperlukanuntuk menerapkan srategi TTW dalampembelajaran menulis (Huda, 2015: 218-220).Tahap 1: Think (Berpikir)

Siswa membaca teks berupa soalmemungkinkan (kalau memungkinkandimulai dengan soal yang berhubungandengan permasalahan sehari-hari ataukontekstual). Pada tahap ini siswa secaraindividu memikirkan kemungkinanjawaban (strategi penyelesaian), membuatcatatan kecil tentang ide-ide yang terdapatpada bacaan, dan hal-hal yang idak

dipahami dengan menggunakan bahasanyasendiri.

Tahap 2: Talk (Berbicara/Berdiskusi)Siswa diberi kesempatan untuk

membicarakan hasil penyelidikannya padatahap pertama. Pada tahap ini siswamerefleksikan, menyusu, serta menguji(negosiasi sharing) ide-ide dalam kegiatandiskusi kelompok. Kemajuan komunikasisiswa akan terlihat pada dialognya dalamdiskusi, baik dalam bertukr ide denganorang lain ataupun refleksi mereka sendiriyang diungkapkannya kepada oranglain.Tahap 3: Write (Menulis)Pada tahapini, siswa menuliskan ide-ide yangdiperolehnya dan kegiatan tahap pertamadan kedua. Tulisan ini terdiri atas landasankonsep yang digunakan, keterkaitandengan materi sebelumnya, strategipenyelesaiannya, dan solusi yangdiperoleh.METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang akandigunakan adalah metode pengembangan.Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2010: 9)menjelaskan bahwa penelitian danpengembangan merupakan metode yangdigunakan untuk mengembangkan danmemvalidasi produk. Yang dimaksudproduk dalam penelitian ini adalah moduluntuk pembelajaran menulis karanganberbasis strategi TTW.

Tahap observasi dilakukan sebagaitahap awal dalam penelitian danpengembangan. Tahap observasidilakukan dengan tujuan untukmengetahui proses pembelajaran menuliskarangan yang selama ini dilakukan gurudi sekolah. Pada tahap observasi penelitimengunakan angket kebutuhan sebagaiteknik pengumpulan data awal.

Penelitian dilakukan di dua SMANegeri kelas X di Kabupaten Brebes.Kedua SMA Negeri tersebut, yaitu SMAN 1 Bulakamba Brebes dan SMA N 1Wanasari Brebes. Dari hasil pengambilansampel pada masing-masing sekolahterpilihlah kelas X1 dan X2 di SMA N 1Bulakamba Brebes sebagai kelaspenelitian. Kelas X3 dan X4 di SMA N 1Wanasari Brebes sebagai kelas penelitian.Kedua sekolah tersebut belum pernahditeliti atau digunakan sebagai tempatpenelitian pengembangan. Waktupenelitian dilakukan pada bulan Mei-Julitahun pelajaran 2018/2019 dan tahun2019/2020

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia103

Page 117: BAHASTRA - UISU

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Karangan Berbasis Strategi Think-Talk-Write Dalam penelitian dan

pengembangan bahan ajar untukpembelajaran menulis karangan adalahguru pengampu mata pelajaran BahasaIndonesia dan peserta didik kelas X diSMA N 1 Bulakamba Brebes dan siswakelas X di SMA N 1 Wanasari Brebes.Pemilihan kelas pada masing-masingsekolah dilakukan secara random. Sertadosen ahli dibidang pengemabanganbahan ajar menulis karangan.

Dalam penelitian ini terdapat tigainstrumen yang digunakan. Ketigainstrumen tersebut, yaitu (1) instrumenkebutuhan produk berupa bahan ajar untukpembelajaran menulis karangan, (2)intrumen penilaian draf bahan ajar, dan (3)instrumen penilaian terhadappembelajaran menulis karangan karanganeksposisi. Instrumen kebutuhan produkakan berupa angket kebutuhan guru danpeserta didik. Instrumen penilaianterhadap draf bahan ajar berupa lembarpenilaian yang akan diisi oleh ahli.Instrumen yang digunakan dalampengujian keefektifan bahan ajar berupaangket penilaian terhadap bahan ajar yangtelah dikembangkan dan instrumenpenilaian terhadap karangan eksposisi.Lembar penilaian digunakan untukmenilai hasil karangan peserta didik. Kisi-kisi instrumen dalam bentuk angketkebutuhan siswa dan guru, kisi-kisipenilaian bahan ajar, kisi-kisi instrumenuji efktifitas produk, dan instrumenpenilaian menulis karangan eksposisiterdapat pada lampiran. Penyusunaninstrumen penelitian mengacu pada kisi-kisi.

Teknik analisis data kebutuhandilakukan dari hasil angket yang diisi olehguru mata pelajaran Bahasa Indonesia danpeserta didik kelas X di SMA N 1Bulakamba Brebes dan SMA N 1Wanasari Brebes yang dipilih secararandom. Dari hasil analisis yang dilakukanakan digunakan untuk pembuatan drafbahan ajar berbasis strtegii TTW untukpembelajaran menulis karangan. Teknikuji validitas produk menggunakan jenisvaliditas isi yang menggunakan bantuanahli dibidang bahan ajar untukmemberikan penilaian, evaluasi, dananalisis terhadap draf yang selanjutnyaakan digunakan sebagai dasar pijakanuntuk membuat bahan ajar menuliskarangan berbasis strategi TTW.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dipapakandalam bab ini, yaitu paparan hasil analisiskebutuhan sisa dan guru, paparan hasilpenilaian terhadap produk dari ahli,paparan hasil uji coba produk, dantampilan produk yang berupa modeulpembelajaran menulis karangan untuksiswa SMA kelas X.

Modul yang dihasilkan akandiaplikasikan dalam pembelajaran menuliskkarangan di SMA kelas X baikdisemester gasal ataupun semester genap.Modul menulis karangan memuat berbagaimacm materi berdasarkan jenis dankarakteristik karangan, serta kebahasaanyang digunakan pada masing-masingmateri karangan.

Analisis kebutuhan diterapkan padasiswa dan guru. Dua subjek tersebutdipilih dengan maksud untuk mengetahuiberbagai keperluan materi pembelajaranmenulis karangan yang dibutuhkan selamapembelajaran di kelas X. Pengambilandata menggunakan sistem angket. Hasildari angket yang telah terisi oleh siswadan guru digunakan sebagai bahan acuandalam pengembangan modul pembelajaranmenulis karangan. Selain itu, hasil analisiskondisi buku yang ada menjadi acuanguna menyempurnakan modulpembelajaran. Berikut ini paparan hasilanalisis kebutuhan sisa dan guru.

Peserta didik yang digunakansebagai sumber data adalah siswa SMAkelas X dari dua sekolah. Kedua sekolahyang terpilih adalah SMA N 1 Bulakambadan SMA N 1 Wanasari. Dari keduasekolah tersebut akan diwakili olehpeserta didik kelas X dan masing-masingsekolah akan diwakili oleh 2 kelas. SMAN 1 Bulakamba akan diwakili oleh kelasX IPA 1 dan X IPS 1. SMA N 1 Wanasaridiwakili oleh kela X IPA 2 dan X IPS 2.Jumlah siswa yang mewakili di SMA N 1Wanasari adalah 70 siswa, dan di SMA N1 Bulakamba 70 siswa. Total keseluruhanresponden untuk kebutuhan siswa adalah140.

Analisis kebutuhan peserta didikterhadap modul pembelajaran menuliskarangan berbasis strategi TTW terdiridari enam aspek, yaitu (1) pendapatpeserta didik terhadap pembelajaranmenulis karangan, (2) sumber belajar yangdiguakan dalam pembelajaran meuliskarangan, (3) harapan peserta didik terkait

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia104

Page 118: BAHASTRA - UISU

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Karangan Berbasis Strategi Think-Talk-Write buku modul pembelajaran menuliskarangan, (4) perluasan materi yangterdapat didalam modul pembelajaran, (5)kebutuhan fisik modul pembelajaranmenulis karangan.

Pendapat pesrta didik terhadapmateri pembelajaran menulis karanganyang selama ini diperoleh digunakanpeneliti untuk menganalisis kebutuhanmateri.Materi menulis karangan untuksiswa SMA kelas X tersebar di semestergasal dan semester genap. Jumlahresponden yang memilih point a (sangatpenting) sebanyak 130 siswa. Jumlahpeserta didik yang memilih poin b(penting) sebanyak 7 siswa, dan pesertadidik yang memilih point c (biasa)sebanyak 3 siswa. Dari hasil tersebutmembuktikan bahwa peserta didikmenganggap materi tersebut sangatpenting dan perlu untuk dipelajari selama2 semester.

Analisis terhadap sumber belajarpeserta didik dilakukan dnegna tujuanuntuk mengetahui berbagai macamsumber bahan belajar yang selalu guru dansiswa gunakan. Analisis sumber belajardilakukan sebagai acuan bagi penelitiuntuk menggunakan dan mengembangkansumber belajar yang lebih efektif dankreatif dalam pembelajaran menuliskarangan. Selain itu, analisis terhadapsumber belajar dilakukan gunamengetahui kebutuhan peserta didikterhadap sumber belajar yang dapatdigunakan selama pembelajaran menuliskarangan.

Analisis sumber belajar menuliskarangan terdiri atas tiga aspek, yaitu (1)sumber belajar menulis karangan yangdiguakan, (2) pendapat mengenai sumberbelajar yang digunakan dalampembelajaran menusl, dan (3) setuju atautidak akan adanya bahan ajar khususdalam pembelajaran menulis karangan.

Pada aspek pertama, yaitu sumberbelajar menulis karangan jumlah pemilih140 siswa. Hal tersebut, menunjukkanbahwa keseluruhan peserta didik memilihbuku sekolah elektronik (BSE) yang selaludigunakan dalam pembelajaran menuliskarangan. Saat ini peserta didik dan gurumenggunakan BSE sebagai buku acuanutama dalam pembelajaran menuliskarangan. Aspek kedua, yaitu pendapatterhadap sumber belajar yang digunakan.Berdasarkan hasil pengisian angket yangdilakukan oleh perserta didik terdapat 5

orang yang memilih menarik, 72 oraangmemilih membosankan, 27 orang memilihbiasa saja, dan 36 memilih tidakmemusatkan pada menulis karangan. Dariberbagai macam pendapat, hal tersebutmenunjukan bahwa peserta didikmengalami berbagai macam penilaianterhadap sumber belajar yang biasadigunakan. Meskipun ada saja yangberpendapat bahwa sumber belajar yangbiasa digunakan oleh peserta didikmembosankan dan tidak memusatkan padapembelajaran menulis karangan.aspekketiga, yaitu setuju atau tidak adanyabahan ajar khusus menulis karangan. Darihasil yang ditunjukkan, bahwa ada 127siswa yang menjaab ya (setuju), dan 13siswa memilih tidak (tidak setuju). Haltersebut menunjukkan bahwa banyaksiswa yang menginginkan adanya bahanajar khusus yang berisikan berbagaimacam materi yang berkaitan denganpembelajaran menulis karangan.

Selanjutnya, analisis yang dilakukanterhadap kebutuhan isi bahan ajar menuliskarangan yang terdiri atas delapan aspek,yaitu (1) isi bahan ajar yang digunkaan,(2) penjelasan mengenai menuliskarangan, (3) judul bahan ajar menuliskarangan, (4) penyertaan daftar isi, (5)jenis soal, (6) penyertaan glosarium, (7)penyertaan daftar pustaka, dan (8)penggunaan bahasa.

Terdapat delapan aspek yangmenjadi fokus guna mengembangkanbahan ajar menulis karangan yangberbasis strategi TTW. Aspek pertama,yaitu isi bahan ajar yang digunakan. Padaaspek pertama terdapat 131 peserta didikmemilih bahan ajar yang berisi hakikatkarangan berdasarkan jenisnya, contohkarangan, kebahasaan, diksi, dan latihansoal. Serta 9 siswa memilih bahan ajaryang hanya berisi hakikat dan contohkarangan. Hal tersebut membuktikanbahwa peserta didik menginginkan bahanajar menulis karangan dengankelengkapan serta rinci yang terdiri darijenis-jenis karangan, contoh karangan,kebahasaan, diksi, dan latihan soal.Meskipun ada pula peserta didik yangmemilik bahan ajar menulis karanganyang sekedar hakikat dan contohnya saja.

Pada aspek ke dua, yaitupenjelasan mengenai pengertian menuliskarangan. Seluruh peserta didik memilihjawaban ya untuk aspek ke dua. Haltersebut membuktikan bahwa peserta didik

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia105

Page 119: BAHASTRA - UISU

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Karangan Berbasis Strategi Think-Talk-Write membutuhkan penjelasan yang lengkapmengenai hakikat mengarang pada setiapjenis karangan. Pada aspek ke tiga, yaitujudul bahan ajar menulis karangan.Terdapat tiga bentuk judul untuk bahanajar menulis karangan. ‘Mahir MenulisKarangan Berbasis Strategi TTW bagiSiswa SMA Kelas X’ mendapatkan responsebesar 27. Judul ‘Pandai MenulisKarangan Berbasis Strategi TTW bagiSiswa SMA Kelas X’ mendapat responsebesar 15. Judul ‘Kreatif MenulisKarangan Berbasis Strategi TTW bagiSiswa SMA Kelas X’ mendapat responsebesar 98. Dari berbagai macam responyang diberikan peneliti memutuskan judul‘Kreatif Menulis Karangan BerbasisStrategi TTW bagi Siswa SMA Kelas X’sebagai judul yang akan digunakan untukbahan ajar menulis karangan.

Pada aspek ke empat, yaitupenyertaan daftar isi. Seluruh peserta didikmemberikan respon ‘ya’ terhadappentingnya daftar isi dalam sebuah bukuajar menulis karangan. Pada aspek kelima, yaitu jenis soal. Terdapat tiga pilihanjenis soal, yaitu pilihan ganda yangmendapatkan yang tidak mendapatkanrespon dari peserta didik. Soal dalambentuk uraian mendapatkan respon sebesar41, dan bentuk soal tugas menulismendapatkan respon sebesar 99. Haltersebut, menunjukkan bahwa pesertadidik menginginkan soal dalam bentuktugas menulis karangan pada setiap jeniskarangan.

Pada aspek ke enam, yaitupenyertaan glosarium yang mendapatknrespon sebesar 140,membuktikan bahwapeserta didik membutuhkan glosariumdalam buku ajar menulis karangan gunamembantu mereka dalam mengingat poin-poin penting. Pada aspek ke tujuh, yaitupenyertaan daftar pustaka mendapatkanjawaban sebesar 140. Adanya daftarpustaka peserta didik mengharapkan untukkejelasan sumber-sumber yang digunakandalam bahan ajar menulis karangan. Padaaspek ke delapan, yaitu penggunaanbahasa, siswa menginginkan bahasa yangdigunakan lebih mudah dipahami. Haltersebut dibuktikan dengan respon pesertadidik sebanyak 68.

Analisis selanjutnya dilakukanterhadap bentuk fisik dari bahan ajarpembelajaran menulis karangan yangmenjadi harapan peserta didik gunamembantu selama belajar. Terdiri atas tiga

aspek, yaitu (1) kebutuhan sampul danilustrasi sampul, (2) kebutuhan jenis danukuran huruf, dan (3) kebutuhan ukurandan tebal bahan ajar.

Terdapat tiga aspek yang dicematioleh peneliti. Pada setiap aspek memilikibeberapa pertanyaan yang telah dipilihjawabannya oleh peserta didik sesuaidengan keinginan mereka terhadap bahanajar menulis karangan. Aspek pertama,yaitu kebutuhan sampul dan ilustrasisampul yang terbagi kedalam 3pertanyaan. Ke tiga pertanyaan tersebutadalah ‘menurut kalian sampul sepertiapakah yang menarik’ mendapatkanrespon jawaban untuk ‘bergambar danberwarna-warni’ sebesar 23, ‘bergambardan hitam putih’ sebesar 24, dan jawabanuntuk pilihan ‘bergambar dan satu warna’sebesar 93. Untuk pertanyaan selanjutnya‘ilustrasi atau gambar seperti apakah yangsesuai untuk sampul bahan ajar menuliskarangan’ 111 peserta didik kebanyakanmenjawab ‘foto’ sebagai pilihan untuksampul depan bahan ajar menuliskarangan, dan soal ‘menurut kaliandimanakah sebaiknya ilustrasi tersebutditempatkan’ sebanyak 24 mahasisamemilih ‘di sela-sela/diapit judul’, 98siswa memilih ‘di bawah judul, ukurandisesuaikan’, dan 18 siswa memilih ‘diatas judul, ukuran disesuaikan’. Dariberbagai macam keinginan peserta didikterhadap bahan ajar menulis karanganpada aspek pertama, dapat disimpulkanbahwa bahan jar menulis karangan dibuatdengan sampul yang menarik,menggunakan satu foto yanng diletakandibawah jadul dengan satu warna yanglembut.

Aspek ke dua, yaitu kebutuhanjenis dan ukuran huruf yang terdiri atasempat pertanyaan. Soal pertama‘berapakah jumlah ilustrasi yang sesuaiuntuk sampul depan bahan ajar?’ 95 siswamemilih ‘satu’, 14 siswa memilih ‘dua’,dan 31 siswa memilih ‘lebih dari dua’.Soal ke dua ‘menurut kalianbagaimanakah sebaiknya ukuran gambartersebut?’ 19 siswa memilih ‘besar, 94peserta didik memilih ‘sedang’, dan 27siswa meilih ‘kecil’. Pertanyaan ke tiga,yaitu ‘warna apakah yang sesuai untuksampul depan bahan ajar?’ berdasarkanpertanyaan tersebut terdapat 32 siswamemilih ‘warna-warna mencolok’, 91siswa memilih ‘warna-warna lembut’, dan37 siswa memili ‘hitam putih’. Pertanyaan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia106

Page 120: BAHASTRA - UISU

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Karangan Berbasis Strategi Think-Talk-Write ke empat yaitu ‘apakah yang sesuai untukmengisi sampul belakan buku ajar menuliskarangan?’ terdapat 37 siswa memilih‘Gambar singkat isi buku’, dan 103 siswamemilih ‘biografi penulis’.

Aspek ke tiga yaitu kebutuhanukuran dan tebal bahan ajar yang terbagike dalam empat jenis soal. Ke empat jenissoal tersebut, yaitu jenis huruf (font)seperti apakah yang kalian suka untukjudul ahan ajar mendapatkan respon daripeserta didik paling banyak terdapat padapilihan ‘calibri’ Sebanyak 106 siswa. Soal‘ukuran huruf yang manakah kalian sukauntuk judul bahan ajar’ mendapatkanrespon sebanyak 87 pada pilihan ‘sedang’.Mengenai ‘ukuran buku seperti apakahyang sesuai bahan ajar’ mendapatkanrespon dari peserta didik sebanyak 88untuk jawaban ‘buku kecil’. Soal keempat, yaitu ‘berapa banyak halaman yangsesuai untuk bahan ajar menulis karangan’yang mendapatkan respon paling banyakpada jawaban ‘40-50’, yakni 97 siswa.

Dari ke tiga aspek yang menjadiacuan peneliti untuk menganalisiskebutuhan peserta didik terhadap bentukfisik bahan ajar menulis karangan berbasisstrategi TTW, merangkum sebagaiberikut. Buku ajar menulis karanganberbasis strategi TTW akan ditulis dengansampul yang bergambar dan berwarna-warni lembut, dengan menggunakan satufoto dan ditempatkan dibawah judul yangukurannya disesuaikan. Huruf yangdigunakan dalam bentuk calibri, denganbentuk buku berukuran sedang danhalaman yang diharapkan sebanyak 40-50.

Analisis kebutuhan guru terhadapbahan ajar menulis karang berbasisstrategi TTW terdiri atas lima aspek,meliputi 1) pemahaman guru terhadapbahan ajar, 2) pendapat guru terhadappembelajaran menullis karangan, 3)kebutuhan isi bahan ajar menulis karanganberbasis strategi TTW, 4) kebutuhan fisikbahan ajar menulis karangan, dan 5)harapan guru terhadap bahan ajar menuliskarangan. Ke lima aspek tersebut akandipaparkan sebagai berikut.

Aspek pertama, yaitu pemahamanguru terhadap bahan ajar. Pemahamanguru terhadap bahan ajar digunakanpeneliti guna mengetahui sejauh apa gurumebutuhkan bahan ajar khusus menuliskarangan berbasis strategi TTW. Darihasil angket yang telah diisi oleh gurusejumlah 4 orang memilih jawaban ‘ya’.

Artinya, bahwa ke empat guru tersebutmengetahui mengenai bahan ajar danberpendapat bahwa bahan ajar denganbuku teks bersifat sama, yakin membantuguru dan peserta didik selamapembelajaran. Berikut ini tabel analisiskebutuhan guru untuk aspeek yangpertama.

Analisis terhadap aspek ke duamengenai pendapat guru terhadappembelajaran menullis karangan. Aspekini dipilih dengan tujuan untukmengetahui pengetahuan guru mengenaimateri dan sumber-sumber yang biasaguru gunakan selama pembelajaranmenulis karangan. Berdasarkan hasilangket yang telah di isi oleh guru hampirsemuanya menunjukkan bahwa bahan ajaritu penting dan selama ini belum adabahan ajar khusus yang membahasmengenai menulis karangan. Para guruberharap dalam pengembangan bahan ajarkhusus menulis karangan perlu disertakanstandar kompetensi, kompetensi dasar, danindikator. Berikut ini tabel kebutuhan guruyang berkaitan dengna pengetahunmengenai materi dan sumber belajar.

Aspek ke tiga, yaitu kebutuhan isibahan ajar menulis karangan berbasisstrategi TTW. Berdaarkan hasil pengisianangket, dari ke empat guru berharapbahwa isi materi pada bahan ajar menulliskarangan berupa pemaparan materimengenai hakikat karangan, karakteristikkarangan, contoh-contoh karangan, soalmenulis karangan, dan kebahasaan. Temayang mereka pilih adalah tema lingkungandan sosial-budaya untuk masing-masingjenis karangan yang akan dipelajari selamasatu semester. Berikut ini tabel hasilpengisian angket pada aspek ke tiga.

Berdasarkan hasil tabel harapanguru terhadap adanya bahan ajar khususyang berisikan meteri menulis karanganterdapat 3 guru yang memilih judul“Kreatif Menulis Karangan bagi SiswaSMA Kelas X” sebagaijudulbahan ajarmenuliskarangan. Seluruh guru yangberjumlah 4 orang memilih“bukukecildenganukuran A5”sebagaiukuranbahan ajarmenuliskarangandenganalasanmudahdibawa dan tidakterasaberat. Adapuntiga orangguru yang memilih 40-50sebagaijumlahhalamanbuku ajarmenuliskarangan, dan ada 1 guru yangmemilih 50-60 halaman. Selanjutnya, tigaguru memilih “tugasmenulis”

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia107

Page 121: BAHASTRA - UISU

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Karangan Berbasis Strategi Think-Talk-Write sebagaibentukevaluasi yangcocokdigunakanuntukkegiatanpembelajaranmenulisdenganmenggunakanbahan ajarmenuliskaranganberbasisstrategi TTW

Produk penelitian ini berupabahan ajar (modul) dalam pembelajaranmenulis karangan yang terdiri dari 4 Babdengan jenis karangan yang berbeda-beda.Penilaian dilakukan terhadap bahan ajaryang telah jadi. Proses penilaian dilakukanoleh ahli yang telah ditunjuk peneliti. Ahlitersebut, yaitu Dr. Kastam Syamsi, M.Eddari Program Studi Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia Universitas NegeriYogyakarta, dan Dra. Isnaeni Praptamti,M.Pd dari Program Studi PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia UniversitasMuhammadiyah Purwokerto.

Terdapat empat aspek yang dinilaioleh ahli. Ke empat aspek tersebut, yaitu(1) aspek penyajian materi, (2) aspekisi/materi, (3) aspek bahasa danketerbacaan, dan (4) aspek grafika.Rentang nilai yang diberikan pada tiappoin adalah 1 sampai 4, dengan nilaiterendah 1 dan tertinggi adalah 4.

Terdapat dua kategori yangdinilai. Kedua kategori tersebut, yaitukesesuaian teknik penyajian materi yangmendapat nilai rata-rata 73, dan urutanpenyajian materi yang mendapat nilai rata-rata sebesar 74. Berdasarkan hasil nilai rata-rata yang didapat pada aspek satumenunjukkan bahwa bahan ajar menuliskarangan sudah memiliki kesesuaianterhadap teknik penyajian materi denganurutan yang runtut. Nilai rata-ratakeseluruhan tersebut dalam kategori baik.Saran yang diberikan oleh ahli, yaitu untuklebih memperjelas contoh yang runtut danberkesinambungan dengan materi yangdiajarkan.

Aspek isi materi terdiri dari tujuhpoin, yaitu: 1) kesesuaian judul dengantopik bahasan, 2) kelengkapan materi, 3)kesesuaian dalam penerapan strategi TTW,4) keefektifan contoh-contoh, 5) keefektifanpraktik menulis, 6) kesesuaian soal denganmateri, dan 7) kesesuaian soal dengantingkat pemahaman siswa. Berikut ini hasilpenilaian terhadap produk bahan ajarmenulis karangan berbasis strategi TTWyang dilakukan oleh dua ahli.

Pada aspek isi materi terdiri daritujuh kategori yang dinilai oleh para ahli.Hasil dari penilaian tersebut, yakni 1)kesesuaian judul dengan topik bahasanmendapatkan skor rata-rata 73,5. 2)

Kelengkapan materi mendapat skor rata-ratasebesar 74,5. 3) Kesesuaian dalampenerapan strategi TTW mendapat skorrata-rata 73. 4) Keefektifan contoh-contohmendapat skor sebesar 73. 5) Keefektifanpraktik menulis skor yang didapat, yaitu 75.6) Kesesuaian soal dengan materi skor rata-rata yang didapatkan sebesar 73,5. 7)Kesesuaian soal dengan tingkat pemahamansiswa mendapat skor rata-rata 74. Skor rata-rata keseluruhan yang didapat sebesar73,93. Nilai rata-rata keseluruhan tersebutdalam kategori baik. Masukan yangdiberikan oleh ahli untuk melengkapi bahanajar menulis karangan, yaitu lengkapikembali materi dengan beragam contoh-contoh karangan dan sesuaikan berdasarkanjenisnya. Saran selanjutnya adalah untukmenambah kembali latihan-latihan menuliskarangan dengan bantuan strategi TTW.

Aspek bahasa dan keterbacaanterdiri dari lima poin, yaitu 1) pilihanbahasa dalam judul bahan ajar, 2) pilihankata yang digunakan, 3) penggunaan ejaan,4) kesesuaian penggunaan bahasa, dan 5)kesesuaian penjelasan dengan tingkatketerbacaan siswa. terdapat lima kategoriyang dinilai oleh ahli berdasarkan aspekbahasa dan keterbacaan. Kategori pilihanbahasa dalam judul bahan ajar mendapatkanskor rata-rata sebesar 72,5. Kategori pilihankata yang digunakan mendapatkan skorrata-rata 73,5. Kategori penggunaan ejaanskor rata-rata yang dihasilkan, yaitu 74.Kategori Kesesuaian penggunaan bahasamendapat skor rata-rata sebas 74. Kategorikesesuaian penjelasan dengan tingkatketerbacaan siswa skor rata-rata yangdidapa, yaitu 74,5. Berdasarkanpenjumlahan pada setiap masing-masingkategori dihasilkan skor rata-rata sebesar73,7. Skor tersebut termasuk dalam kategoribaik. Saran yang diberikan ahli adalahuntuk memperbaiki pilihan kata yangdigunakan dan ejaan.

Aspek grafika terdapat sembilanpoin, yaitu 1) kemenarikan judul, 2)kreativitas judul, 3) kesesuaian ukuran,warna, dan tata letak ilustrasi dalamsampul buku ajar, 4) kesesuaian ilustrasi,5) komposisi warna, 6) pemilihan jenishuruf, 7) ukuran huruf, 8) ukuran bahanajar, dan 9) tebal bahan ajar. Kategorikemenarikan judul mendapatkan skor rata-rata sebesar 74. kreativitas judul 74.Kategori kesesuaian ukuran skor rata-ratayang dihasilkan, yaitu 75. Kategori warna,dan tata letak ilustrasi dalam sampul buku

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia108

Page 122: BAHASTRA - UISU

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Karangan Berbasis Strategi Think-Talk-Write ajar mendapat skor sebesar 75. Kategorikesesuaian ilustrasi mendapat skor sebesar74,5. Kategori komposisi warna 74,5.Kategori pemilihan jenis hurufmendapatkan skor sebesar 73,5. Kategoriukuran huruf skor rata-rata yangdihasilkan, yiatu 74. Kategori ukuranbahan ajar mendapatkan skor sebesar 74.Kategori tebal bahan ajar skor rata-ratasebesar 73,5. Berdasarkn jumlahkeseluruhan menhasilkan skor rata-ratasebesar 74,22. Skor rata-rata tersebutdalam kategori baik. Saran yang diberikanoleh ahli, yaitu perbaiki penggunaanwarna-warna pada badan buku ajar agarlebih menarik. Bahan ajar menuliskarangan berbasis strategi TTW memuatbeberapa Bab yang terbagi berdasarkanpada jenis karangan. Setiap jenisnyamemiliki pengembangan materi danpelatihan soal-soal, serta dilengkapidengan langkah-langkah yang disesuaikandengan strategi TTW dalam prosesproduksi karangan. Pada tahap uji cobaproduk di lapangan menggunakan kelas Xdengan empat kelas. Dua kelas digunakansebagai kelas eksperimen dan dua kelaslainnya digunakan sebagai kelas kontrolpada masing-masing sekolah. Pada SMAN 1 Wanasari Brebes menggunakan kelasX sebagai kelas eksperimen dan kelas Xsebagai kelas kontrol. Materi yangdiajarkan, yaitu materi menulis eksposisi.Pada SMA N 1 Bulakamba menggunakankelas X sebagai kelas eksperimen dankelas X sebagai kelas kontrol, denganmateri menuis karangan eksposisi. Materikarangan eksposisi dipilih berdasarkanpada pembagian materi yang terdapat padasemester 1. Materi menulis karanganeksposisi menjadi salah satu materi yangterdapat pada buku ajar menulis karanganberbasis strategi TTW. Berikut ini hasil ujiyang dilakukan terhadp empat kelas yangdigunakan.

Berdasar pada hasil skor yangdiperoleh dari uji statistik deskripsi yangtelah dilakukan di 2 kelas eksperimenmembuktikan bahwa adanya peningkatanpada rata-rata hitung yang dihasilkan olehmasing-masing kelas. Kelas eksperimenpada SMA N 1 Wanasari mendapatkannilai rata-rata Peningkatan pada nilaitersebut membuktikan bahwa media bahanajar khusus untuk menulis karanganberbasis strategi TTW berhasil digunakandalam pembelajaran. Untuk memperjelasadanya perbedaan yang signifikan pada

penggunaan bahan ajar khusus menuliskarangan berbasis strategi TTWdibuktikan dengan uji-t terhadap hasilpasca tes pada 4 kelas yang digunakan.Berikut ini hasil uji-t (uji beda) yangdilakukan pada dua sekolah, yaitu SMA N1 Wanasari Brebes daan SMA N 1Bulakamba Brebes. Berdasarkan padaTabel 1 dan Tabel 2 di atas, hasil uji-tyang dihasilkan menunjukkan bahwa skort-hitung lebih besar dibandingkan denan t-tabel pada masing-masing sekolah.Perbedaan itu menunjukkan bahwa adanyakeefektifan dalam penggunaan bahan ajarmenulis karangan berbasis strategi TTWyang digunakan pada dua kelaseksperimen.

Bahan ajar dalam bentuk modulpembelajaran menulis karangan berbasisstrategi TTW berupa buku uangdikembangkan dengan tujuan untukmeningkatkan kemampuan menuliskarangan yang dilakukan oleh pesertadidik. Dalam buku ajar ini terdapat empatjenis karangan yang digunakan sebagaimateri. Keempat jenis karangan tersebut,yaitu (1) karangan eksposisi, (2) karangananekdot, (3) karangan negosiasi, dan (4)karangan prosedur. Keempat jeniskarangan tersebut terdapat pada semester 1dan 2 untuk siswa SMA kelas X. Berbagaimacam topik akan digunakan padamasing-masing jenis karangan.Diharapkan selama pembelajaran menuliskarangan peserta didik berperan aktif danproduktif dengan menghasilkan berbagaijenis karangan yang dibutuhkan.Perencanaan bahan ajar menulis karanganberbasis strategi TTW meliputi konsepdan rancangan.

Berdasarkan pertimbangankebutuhan peserta didik dan guru sebagaipengguna bahan ajar menulis karanganberbasis strategi TTW judul untuk bahanajar ini yaitu, “Kreatif Menulis Karanganbagi Siswa SMA Kelas X”denganukuranbukukecil (ukuran A5) dan40-50 halaman. Pemaparan materimengenai hakikat karangan, karakteristikkarangan, contoh-contoh karangan, soalmenulis karangan, dan kebahasaan. Tema-tema yang dipilih, yaitulingkungan dansosial-budaya. Bentukevaluasi yangdigunakanadalahtugasmenuliskaranganpada setiapjeniskarangan.Sampulbukumenggunakanwarna-warnayanglembutdengansatufotosebagaiilustrasi.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia109

Page 123: BAHASTRA - UISU

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Karangan Berbasis Strategi Think-Talk-Write Sampulbagianbelakangberisikan biodatapenulisbukudenganwarna-warna yanglembutmenyesuaikandenganwarnasampulbagiandepan.

Bahan ajar yang dikembangkanoleh peneliti adalah bahan ajar dalambentuk buku kemampuan menuliskarangan. Adapun jenis-jenis karanganyang dipelajari, yaitu karangan eksposisi,karangan anekdot, karangan negosiasi, dankarangan prosedur. Adapun strategi yangdigunakan selama pembelajaran adalahstrategi TTW yang mengedepankanberpikir (Tihink) berbicara (Talk), danmenulis (Write).

Bahan ajar kemapuan menuliskarangan ini terbagi menjadi empatbagian. Bab 1 berkaitan dengan jeniskarangan eksposisi. Bab 2 berkaitandengan jenis teks laporan hasil observasi.Bab 3 berkaitan dengan jenis teksnegosiasi. Bab 4 berkaitan dengan jenisteks anekdot. Dalam keempat Bab tersebutterdapat hakikat karangan, karakteristikkarangan, contoh karangan, kegiatanpembelajaran, penugasan, dan kebahasaan.Tugas akhir yang dilakukan dalam setiappembelajaran adalah menulis karanganyang tema atau topiknya sudah disiapkan.

Berdasarkan hasil uji coba untukmengetahui tingkat keefektifan bahan ajarmenulis karangan dilakukanlah uji bedayang diterapkan pada siswa SMA kelas Xdi SMA N 1 Bulakamba dan SMA 1Wanasari. Hasil uji keefektifan tersebutmenunjukkan bahwa bahan ajar terbuktiefektif untuk digunakan dalampembelajaran menulis karangan. Haltersebut dibuktikan dengan skor-t padahasil uji beda yang diperoleh pada kelas-kelas yang digunakan sebagai tempatpengambilan data. Pada SMA N 1Bulakamba skor t yang dihasilkan sebesar27,882 dan skor t hitung pada SMA N 1Wanasari menghasilkan skor sebesar28,273. Skor t hitung yang dihasilkanlebih besar dibandingkan skor t tabeldengan signifikasi sebesar 0,05. Olehkarena itu, bahan ajar ini cukup relevanuntuk digunakan sebagai bukupendamping bagi guru dan peserta didikselama pembelajaran menulis karanganatau teks. SIMPULANBerdasarkan hasil pengembangan bahanajar yang telah dilakukan dan hasil ujikeefektifan yang telah diuji cobakan padaempat kelas menunjukkan bahwa bahan

ajar menulis karangan ini efektifdigunakan sebagai bahan ajar pendampingbagi guru dan peserta didik selamapembelajaran. Dengan adanya bahan ajarini guru dan peserta didik akan terbantudari segi penambahan materi dan jugastrategi pembelajaran yang dapat sebagaipijakan utama.DFTAR PUSTAKAAbidin, Yunus. (2012). Pembelajaran

Bahasa Berbasis PendidikanKarakter. Bandung: RefikaAditama.

Brown, H.D. (2001). Teaching byprinciples an interactiveapproach to languagepedagogy(2nd ed). New York:Longman.

Hyland, Ken. (2004). Second languagewriting. Cambridge:Cambridge University Press.

Huda, Miftahul. 2015. Model-Modelpengajaran danPembelajaran: Isu-Isu Metodisdan Paradigmatis. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Kemendikbud. (2013). Kurikulum 2013untuk Sekolah Menengah Atas.Diambil pada tanggal 14 Maret2015 darihttp://kemendikbud.go.id.

Kern, Richard. (2014). Literacy andLanguage Teaching. NewYork: Oxford University Press.

Majid, Abdul. 2007. PerencanaanPembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Mertens, Nathan L. (2010).WritingProcesses, Tools andTechniques. New York: NovaScience Publishers Inc.

Moore-Hart, Margaret A. (2010).Teaching writing in diverseclassrooms, k-8: Enhancingwriting through literature,real-life experiences, andtechnology. Boston: PearsonEducation Inc.

Mourssi, Anwar. (2013). Theoretical andpractical linguistic shiftingfrom product/guided writing to

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia110

Page 124: BAHASTRA - UISU

Agnes Apryliana1, Hany Uswatun Nisa2

Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Karangan Berbasis Strategi Think-Talk-Write process writing and recently tothe innovated writing processapproach in teaching writingfor second/foreign languagelearners. Journal of AcademicResearch in Business andSocial Sciences, 3, 731-738.

Muhaimin. 2008. Modul WawasanPengembangan Bahan AjarBab V. Malang: LKP2-1.

Nurgiyantoro, Burhan. (2012). PenilaianPembelajaran BahasaBerbasis Kompetensi.Yogyakarta: BPFEYogyakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian &Pengembangan: Untuk BidangPendidikan, Manajemen,Sosial, Teknik. Bandung:ALFABETA.

Widodo, Chomsin S & Jasmadi. 2008.Panduan Penyusunan BahanAjar Berbasis Kompetensi.Jakarta: Gramedia.

Widodo, Handoyo Puji. (2008). Designinga genre-based lesson plan foran academic writing course.Diakses pada 21 Februari 2019diwww.enghlisteachingjournal.edu.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia111

Page 125: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PEMANFAATAN CERITA SEPUTAR SUNGAI BENGAWAN SOLO SEBAGAI BAHAN MENULIS CERITA FANTASI BERMUATAN KARAKTER UNTUK SISWA SMP

Sukiman1, Zanuba Arifah Khofshoh2, M. Labib Al Halim3

1Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Billfath Lamongan2Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Billfath Lamongan3Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Billfath Lamongan

[email protected]

Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) pemanfaatan ceritaseputar Sungai Bengawan Solo sebagai bahan menulis cerita fantasi, 2) kendalayang dihadapi siswa dalam menulis cerita fantasi, dan 3) solusi mengatasimasalah menulis cerita fantasi dengan memanfaatkan cerita seputar SungaiBengawan Solo. Rancangan penelitian menggunakan kualitatif deskriptifdengan mendeskripsikan data-data yang ditemukan. Berdasarkan data yangtelah ditemukan serta analisi data, maka diperoleh beberapa hasil, yaitu; ceritayang ada di Seputar Sungai Bengawan Solo dapat dijadikan sebagai sumberbelajar menulis cerita fantasi. Cerita tersebut seperti cerita Buaya Putih danAnde-Ande Lumut. Menulis cerita fantasi dengan memanfaatkan cerita rakyatdapat dilakukan dengan beberapa langkah, seperti analisi inti cerita,mengembangkan inti cerita, menentukan tema inti cerita, membuat poin alur,dan mengembangkan alur. Namun, dalam menulis cerita fantasi ada beberapakendala yang dihadapi, yaitu kesulitan mengkonversikan teks dan pemahamanterhadap teks fantasi yang kurang. Untuk mengatasi kendala tersebut, dapatdilakukan dengan mengembangkan modul mengkonversikan cerita rakyatmenjadi cerita fantasi. Kata Kunci: Cerita Rakyat, Bengawan Solo, Cerita Fantasi, Karakter

Abstract. This study aims to describe 1) the use of stories about the BengawanSolo River as material for writing fantasy stories, 2) the obstacles faced bystudents in writing fantasy stories, and 3) the solution to the problem of writingfantasy stories by utilizing stories around the Bengawan Solo River. Thedesign of the study used descriptive qualitative by describing the data found.Based on data that has been found and data analysis, some results areobtained, namely; the stories on the River Bengawan Solo can be used as asource of learning to write fantasy stories. The story is like the story of WhiteCrocodile and Ande-Ande Lumut. Writing fantasy stories by utilizing folklorecan be done in several steps, such as analyzing the core story, developing thecore story, determining the core theme of the story, making flow points, anddeveloping the plot. However, in writing fantasy stories there are severalobstacles faced, namely the difficulty of converting texts and understanding offantasy texts that are lacking. To overcome these obstacles, it can be done bydeveloping a module to convert folklore into a fantasy story.Kata Kunci: Folk Story, Bengawan Solo, Fantasy Stories, Characters

PENDAHULUANKearifan lokal merupakan sikap,

pandangan, dan kemampuan suatukomunitas di dalam mengelelolalingkungan rohani dan jasmaninya.Seiring dengan berkembangnya teknologi,maka memberikan banyak pilihan untuktetap mempertahankan kearifan lokal yangterkesan tradisional. Kearifan lokaldipandang sebagai bentuk dialektikaantara manusia dengan pengetahuankehidupan manusia (Sultoni et al., 2015).Pengetahuan diambil dari kehidupanmanusia itu berada kemudiandirefleksikan untuk membantu umatmanusia memaknai kehidupan.

Kearifan lokal dapat dijadikansebagai pedoman masyarakat dalambertingka laku sesuai dengan norma-norma yang telah ditetapkan. Padadasarnya budaya memiliki nilai-nilai yangsenantiasa diwariskan, ditafsirkan dandilaksanakan seiring dengan prosesperubahan sosial kemasyarakatan (Yunus,

2013). Selanjutnya kearifan lokal menjadibagian dari budaya serta identitas diribahkan karakter masyarakat pemiliknya.Namun saat ini, masyarakat telah jauhmeninggalkan identitas dirinya sebagaipemilik kebudayaan.

Pengaruh globalisasi melaluiberbagai media informasi, baik yang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

119

Page 126: BAHASTRA - UISU

Sukiman1, Zanuba Arifah Khofshoh2, M. Labib Al Halim3

Pemanfaatan Cerita Seputar Sungai Bengawan Solo sebagai Bahan Menulis Cerita Fantasi Bermuatan Karakter untuk Siswa SMP

bersifat positif maupun negatif masukuntuk mempengaruhi masyarakat tanpaada hambatannya. Berbagai pengaruhglobalisasi telah masuk dalam segala linikehidupan masyarakat. Pengaruh-pengaruh tersebut jika dibiarkan tanpa adakendali, maka nilai budaya lokal atausetempat akan tergerus dan akhirnyahilang dari permukaan bumi ini(Kawuryan, 2011).

Hal ini dapat dihindari denganmemanfaatkan kearifan lokal sebagaisumber belajar di dalam kelas. Dengandemikian, nilai-nilai kearifan lokal tidaktercerabut sehingga berdampak padahilangnya jati diri masyarakat. Apabila jatidiri masyarakat hilang, maka akanberdampak pada identitas suatu bangsa.Maka, satu-satunya cara denganmemanfaatkannya sebagai sumber belajar.Pemanfaatan kearifan lokal merupakanupaya mempertahan adat istiadat yangtelah ada sejak lama sebagai hasil dariproses perjalan panjang nenek moyangmelestarikan adat istiadatnya (Widyanti,

2015).Pemanfaatan kearifan lokal

sebagai sumber belajar juga membantumempertahankan eksistensi budaya-budaya daerah di tengah globalisasi saatini. Pemanfaatan budaya lokal sebagaimateri pembelajaran membantu untukmencapai tujuan pembelajaran yangdiinginkan. Selain itu, nilai-nilai budayalokal dapat dijadikan sebagai bahan untukmenumbuhkan karakter siswa. Hal inidisebabkan nilai-nilai budaya lokalsebagai jiwa dari kebudayaan lokalmenjadi dasar dari segenap wujudkebudayaan daerah. Budaya lokalmemiliki nilai yang sangat tinggi untukdiangkat oleh masyarakat modern agardapat menghadapi ancaman yang datangdari budaya luar. Budaya lokal dalammasyarakat di berbagai daerah dapat digalisebgai sumber belajar, dikaji, dandikembangkan untuk mempertahankankearifan lokal (Durmaz, 2015).

Sumber belajar yangmemanfaatkan kearifan lokal dapatmeningkatkan aktivitas dan hasil belajarsiswa, membuat siswa peka terhadapmasalah sosial yang terjadi di masyarakat,terampil mengatasi setiap masalah yangterjadi di masyarakat dan dapatmengembangkan pengetahuan,keterampilan, sikap, dan nilai untukberperan serta dalam kehidupannya.

Kearifan lokal memiliki peranan yangsangat penting dalam mengembangkanhidup masyarakat, karena pada prinsipnyamasyarakat sendiri yang harusmemutuskan bagimana kehidupannyananti (Kusumasari & Alam, 2012). Hal inidasari oleh nilai-nilai yang terkandungdalam kearifan lokal itu sendiri. Olehkarena itu, kearifan lokal perlu untukdikenalkan kepada siswa sejak dini.Pengenalan ini bertujuan untukmenanamkan nilai-nilai karakter bangsayang sangat urgen diterapkan saat ini.

Sumber belajar sebagai suatubahan yang dimanfaatkan oleh guru, baiksecara terpisah maupun dalam bentukgabungan untuk kepentingan belajarmengajar dengan tujuan meningkatkanefektifitas dan efesiensi tujuanpembelajaran. Salah satu bentuk sumberbelajar yang dapat dimanfaatkan, yaitucerita rakyat. Ada manfaat ganda yangdiperoleh ketika menggunakan ceritarakyat sebagai sumber belajar. Selainsebai penerusan nilai dan sprit kearifanlokal, cerita rakyat juga berguna untukpembentukan karakter serta melestarikaeksistensi cerita rakyat tersebut (Parmini,

2015). Setiap daerah tentu memiliki

cerita rakyat yang berbeda-beda sesuaidengan kearifan daerahnya. Cerita rakyattersebut tumbuh dan berkembang di dalammasyarakat melalui lisan. Apabila tidakdilestarikan dan dikenalkan, maka lambatlaun akan musna ditelan zaman. Sebagaicontoh cerita rakyat yang berkembang diseputar Sungai Bengawan Solo saat inimulai terlupan. Sungai Bengawan Solomerupakan salah satu sungai terpanjang diPulau Jawa. Sungai ini melalui beberapakabupaten termasuk Lamongan.

Sungai Bengawan Solo melewatibeberapa kecamatan di KabupatenLamongan, yaitu Kecamatan Babat,Kecamatan Maduran, Kecamatan Laren,dan Kecamatan Solokuro. Pada kecamata-kecamatan tersebut hidup dan berkembangbeberapa cerita rakyat yang dapatdijadikan sumber belajar. Cerita-ceritayang dapat dihimpun seperti cerita BuayaPutih dan Ande-Ande lumut. Cerita-ceritaitu memuat nilai-nilai karakter yang baikuntuk ditanamkan kepada siswa.

Cerita rakyat selain sebagaihiburan, juga ampuh dijadikan alat untukmewariskan nilai-nilai karakter kepadasiswa (Gusal, 2015). Masyarakat lama

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia108

Page 127: BAHASTRA - UISU

Sukiman1, Zanuba Arifah Khofshoh2, M. Labib Al Halim3

Pemanfaatan Cerita Seputar Sungai Bengawan Solo sebagai Bahan Menulis Cerita Fantasi Bermuatan Karakter untuk Siswa SMP

memandang cerita rakyat sebagai alatyang ampuh untuk menanamkan nilai budipekerti kepada anaknya. Dalam ceritarakyat ada misi tersembunyi yangdiselipkan melalui rangkaian cerita. Misitersebut dapat berupa ajaran-ajaran moralyang saat ini sudah mulai terkikis olehpengaruh zaman.

Cerita-cerita rakyat tersebut dapatdikonversi dalam bentuk lain agar nuansakekiniannya termuatkan. Perubahanbentuk cerita rakyat dapat diubah menjadicerita fantasi agar melatih kemampuanmenulis siswa. Dengan demikian, siswadapat membuat suatu cerita berdasarkancerita rakyat yang ada.

Cerita fantasi tidak hanyamenyuguhkan cerita yang bertujuan untukmemberikan hiburan semata, akan tetapicerita fantasi hadir untuk memberikansesuatu yang baru dan bermanfaat bagipembacanya (Nafisah, 2012). Dengandemikian, pemanfaatan cerita yang ada diseputar Sungai Bengawan Solo perludilakukan untuk meningkatkankemampuan menulis dan menumbuhkankarakter pada diri siswa. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakanrancangan kualitatif. Penelitian kualitatifdipengaruhi oleh paradigma naturalisti-interperartif Weberian, persepektif post-positivistik kelompok teori kritis serta postmodernisme seperti yang dikembangkanoleh Baudrillard, Lyotard, dan Derrida(Somantri, 2004). Penelitian kualitatifberusaha mengkosntruksi realitas sertamemahamai makna, sehingga penelitianini sangat memperhatikan proses,peristiwa, dan otentitas.

Tujuan dari penelitian ini, yaitumendeskripsikan pemanfaatan ceritarakyat seputar Sungai Bengawan Solosebagai bahan menulis cerita fantasi.Rancangan penelitian ini disebutkandengan kualitatif deskriptif. Tujuan daripenelitian ini, yaitu mendapatkandeskripsi tentang (1) pemanfaatan ceritaseputar Sungai Bengawan Solo sebagaibahan menulis cerita fantasi, (2) kendalayang dihadapi siswa dalam menulis ceritafantasi dengan memanfaatkan ceritaseputar Sungai Begawan Solo, dan (3)solusi mengatasi masalah menulis ceritafantasi dengan memanfaatan cerita seputarSungai Bengawan Solo. Landasan teoriyang digunakan dalam penelitian ini, yaituteori fenomenologis. Studi fenomenologis

bertujuan untuk mencari arti pengalamandalam kehidupan. Peneliti menghimpundata berkenaan dengan konsep, pendapat,pendirian, sikap, penilaian, dan pemberianmakna terhadap situasi dan pengalaman-pengalaman dalam kehidupan.

Sumber utama dalam penelitiankualitatif, yaitu kata-kata dan tindakan,selebihnya berupa data tambahan, sepertidokumen dan lain-lain. Hal inimenunjukan bahwa sumber data utamadalam penelitian ini berupa informasiyang diterima dari hasil wawancaradengan subjek penelitian maupun kata-kata serta perilaku orang yang diamati.Data penelitian diambil dari sumber databerupa informan, dokumentasi, guru, dansiswa dalam pembelajaran menulis ceritafantasi.

Data pelaksanaan dan penilaiandikumpulkan menggunakan teknikpengamatan, catatan penilaian,wawancara, dan hasil kerja siswa. Untukmendapatkan data yang valid, penelitimenggunakan instrument wawancara,angket, dan instrumen penilaian hasil kerjasiswa. Dalam penelitian kualitatif, penelitimerupakan intrumen kunci. Oleh karenaitu, dalam penelitiian ini, penelitiamemegang kendali sebagai instrumentutama.

Data yang sudah terkumpuldianalisis secara induktif danberkesinambungan. Model yangdigunakan adalah model Miles danHuberman (1993). Analisis datamenggunakan pedoman analisis. Kegiatananalisis data diawali denganmengidentifikasi hasil menulis siswadengan menggunakan struktur dari ceritafantasi sebagai pedoman. Tulisan yangdibuat oleh siswa kemudian dikelompokdalam dua bagian, yaitu bagian yangmengandung unsur-unsur fantasi denganmengubah tokoh, namun tidak mengubahisi secara keseluruhan, dan bagian yangtetap mempertahankan isi cerita tanpamengubah tokoh. Data-data yang sudahsesuai dideskripsikan berdasarkanindikator dan deskriptornya. Selanjutnyaditentukan kategori dari tulisan yangdibuat oleh siswa berdasarkan unsur danstruktur cerita fantasi. Kegiatan akhir yangdilakukan, yaitu membuat kesimpulantentang hasil tulisan siswa. Alur kegiatandata dapat digambarkan seperti bagan dibawah ini.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia109

Page 128: BAHASTRA - UISU

Sukiman1, Zanuba Arifah Khofshoh2, M. Labib Al Halim3

Pemanfaatan Cerita Seputar Sungai Bengawan Solo sebagai Bahan Menulis Cerita Fantasi Bermuatan Karakter untuk Siswa SMP

Bagan 1 Alur Kegiatan AnalisisData

(Modifikasi dari Miles danHuberman, 1993)HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanfaatan Cerita Seputar SungaiBengawan Solo sebagai Bahan MenulisCerita Fantasi

Keterampilan menulis merupakansalah satu aspek bahasa yang harusdikuasai oleh siswa. Pada tataranketerampilan berbahasa, keterampilanmenulis merupakan keterampila akhiryang dipelajari oleh siswa setelahketerampilan-keterampilan yang lainnya.Menurut Nurgiyantoro (dalam Febriyanti,

Harsiati, & Dermawan, 2017) menulismerupakan aktivitas manisfetasikompetensiberbahasa yang paling akhirdan sulit dibanding dengan kompetensimenyimak, berbicara, dan membaca.Kemampuan menulis bukanlahkemampuan yang diperoleh begitu saja,namun melalui latihan dan pembelajaran.Oleh karena itu, untuk melatihkemampuan menulis siswa perlu sebuahbahan atau alat yang dapat memancingkreativitas menulisnya. Pemanfaatan ceritayang ada di seputar Sungai BengawanSolo belum dilakukan secara optimalsebagai alat melatih kemampuan menulissiswa. Padahal cerita-cerita tersebut dapatdikonversi oleh siswa sebagai langkahawal agar siswa mampu menuliskan idedan gagasannya.

Pada pembelajaran menulis, gurumasih menggunakan sumber yang adapada buku teks. Pemanfaatan sumber-

sumber cerita di sekitar lingkungan siswabelum dilakukan secara optimal. Sumberbelajar masih berpatokan pada buku teksdan lembar kerja siswa. Padahal ceritarakyat di sekitar siswa begitu banyak yangdapat dijadikan alat latihan. Cerita-ceritayang dapat dimanfaatkan di seputarSungai Bengawan Solo, yaitu ceritatentang Buaya Putih dan Ande-AndeLumut. Cerita-cerita tersebut dapatdikonversikan ke dalam bentuk teks lain,seperti cerita fantasi. Denganmengkonversikan teks siswa dapat melatihdaya kreatif dan fantasinya. Dengandemikian, kemampuan menulis siswadapat terlatihkan dan melatih kreativitassiswa dalam menuangkan ide.

Cerita rakyat juga bermanfaatsebagai alat pembentukan karakter padadiri siswa. Isi cerita rakyat banyakmengandung nilai-nilai moral yang patutuntuk ditanmkan pada siswa. Al-Qudsy(dalam Ardini, 2012) menyebutkanbeberapa manfaat yang diperoleh melaluicerita rakyat, yaitu (1) mengembangkandaya imajinasi siswa, (2) meningkatkankemampuan berbahasa siswa, (3)penumbuh dan pengembangan nilai-nilaimoral dalam diri siswa, (4) pembentukkarakter positif pada siswa, (5)meningkatkan konsentrasi siswa, (6)merangsang rasa ingin tahu, dan (7)menumbuh dan mengembangkan minatbaca siswa. Melalui cerita rakyat siswajuga dapat melatih daya imajinasinya.

Cerita rakyat memiliki perananpenting dalam mengomunikasikan tradisi,pengetahuan, serta adat istiadat, ataumenguraikan pengalaman-pengalamanmanusia baik dalam dimensi perseoranganmaupun dimensi sosial (Sahril, 2013).Melalui cerita rakyat siswa dapatmengenal lebih dekat kebudayaan yangada di sekitarnya. Agar siswa dapatmengenal lebih dekat cerita-cerita rakyatyang ada di sekitar tinggalnya, maka perludiintegrasikan dalam pembelajaran dikelas. Pengintegrasian cerita rakyat dapatdilakukan dengan memanfaatkan cerita itusebagai sumber inspirasi oleh siswa. Siswadapat mengubah cerita tersebut dalambentuk cerita fantasi dengan menyajikanunsur-unsur yang bersifat fantasi. Salahsatu jenis cerita rakyat yang dapatdikonversi ke dalam bentuk teks fantasi,yaitu cerita-cerita yang ada di seputarSungai Bengawan Solo di KecamatanLaren dan Solokuro, Kabupaten

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia110

Page 129: BAHASTRA - UISU

Sukiman1, Zanuba Arifah Khofshoh2, M. Labib Al Halim3

Pemanfaatan Cerita Seputar Sungai Bengawan Solo sebagai Bahan Menulis Cerita Fantasi Bermuatan Karakter untuk Siswa SMP

Lamongan. Cerita-cerita tersebut seperticerita buaya puti dan ande-ande lumut.Kedua cerita itu dapat dikonversi ke dalambentuk cerita fantasi.

Cerita fantasi merupakan ceritafiksi yang menghadirkan dunia khayalanatau imajinasi yang diciptakan olehpengarang (Yindri Yahya, Didi Yulistio,

2018). Maka, perlu sebuah alat untukmerangsang imajinasi siswa sehingga dayakreativitasnya semakin tinggi. Hal inidisebakan bahwa semakin tinggi dayaimajinasi dan kreativitas pengarang makaakan semakin menarik teks cerita fantasiyang dihasilkan.

Pemanfaatan cerita rakyat sebagaibahan menulis cerita fantasi dapatdilakukan dengan cara, sebagai berikut: 1)mengumpulkan teks cerita rakyat yang adadi sekitar lingkungan siswa, 2) teks yangtelah dikumpulkan dapat dijadikan alatlatihan oleh siswa, 3) siswa dapatmengubah teks cerita rakyat menjadicerita fantasi dengan memerhatikanlangkah-langkah yang ada, dan 4)menyiapkan bahan ajar, seperti buku teksatau modul yang dapat memandu siswadalam mengubah teks cerita rakyatmenjadi cerita fantasi.

Langkah-langkah mengubah tekscerita rakyat menjadi cerita fantasi, yaitu:1) analisis inti cerita yang ada dalam tekscerita rakyat, 2) inti diceritadikembangkan menjadi sinopsi utuh, 3)menentukan tema dari sinopsi yang telahdibuat, 4) membuat poin alur sehinggamenjadi kerangka cerita fantasi, dan 5)mengembangkan poin alur menjadi sebuahcerita fantasi yang memiliki tokoh dansetting yang berbeda dengan teks aslinya. Kendala Dalam Menulis Cerita Fantasidengan Memanfaatkan Cerita SeputarSungai Bengawan Solo

Menulis cerita fantasi bukanlahsuatu yang mudah. Siswa masih kesulitanuntuk menuangkan ide dan gagasannya.Kemampuan membaca yang rendahmenjadi penyebab utama siswa kurangdalam mengembangkan ide cerita. Haldapat dilihat dari hasil analisis data yangtelah dilakukan, maka ditemukan beberapakendala dalam menulis cerita fantasidengan memanfaatkan cerita seputarSungai Bengawan Solo, yaitu: 1) siswamasih kesulitan untuk mengubah tekscerita rakyat menjadi cerita fantasi, 2)siswa masih menggunakan tokoh dan lataryang sama seperti cerita aslinya, 3)

kesulitan dalam memunculkan unsur-unsur fantasi di dalam ceritanya, 4)kurangnya pemahaman siswa terhadapteks cerita fantasi, dan 5) masih kurangnyapemahaman siswa terhadap cerita rakyatyang dikonversikan. Solusi Mengatasi Masalah MenulisCerita Fantasi dengan MemanfaatanCerita Seputar Sungai Bengawan Solo

Berdasarkan kendala yangdihadapi dalam menulis cerita fantasidengan memanfaatkan cerita seputarSungai Bengawan Solo, yaitu merancangmodul pembelajaran menulis ceritafantasi. Modul tersebut memuat tigapenggalan. Penggalan pertama membahastentang mengenal struktur teks ceritafantasi. Penggalan kedua membahastentang mengenal aspek kebahasaan ceritafantasi. Penggalan ketiga membahastentang mengkonversikan cerita rakyatmenjadi cerita fantasi.

Pengenalan struktur cerita fantasisangat penting bagi siswa. Denganmengetahui struktur teks, siswa dapatmenyusun sebuah cerita fantasi secarabenar. Begitu juga dengan aspekkebahasan teks cerita fantasi. Hal inidikarenakan, teks cerita fantasi berbedadengan teks-teks lainnya. Maka, melaluimodul ini siswa dapat belajar tentangstruktur dan aspek kebahasan cerita fantasiserta mengkonversikan cerita rakyat kedalam bentuk cerita fantasi. Dalam modulini dilengkapi dengan contoh besertalatihannya. Siswa juga dibantu untukmengkonversikan cerita rakyat menjadicerita fantasi dengan panduan ataulangkah-langkah yang dapat diikuti secaratahap demi tahap.

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah dilakukan, makadapat ditarik sebuah kesimpulan sebagaiberikut: pertama, cerita rakyat yang ada diseputar Sungai Bengawan Solo dapatdijadikan sebagai sumber belajar menuliscerita fantasi. Kedua, menulis ceritafantasi dengan memanfaatkan ceritaseputar Sungai Bengawan Solo dapatdilakukan dengan cara: 1) analisis inticerita yang ada dalam teks cerita rakyat, 2)inti dicerita dikembangkan menjadisinopsi utuh, 3) menentukan tema darisinopsi yang telah dibuat, 4) membuatpoin alur sehingga menjadi kerangkacerita fantasi, dan 5) mengembangkanpoin alur menjadi sebuah cerita fantasi

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia111

Page 130: BAHASTRA - UISU

Sukiman1, Zanuba Arifah Khofshoh2, M. Labib Al Halim3

Pemanfaatan Cerita Seputar Sungai Bengawan Solo sebagai Bahan Menulis Cerita Fantasi Bermuatan Karakter untuk Siswa SMP

yang memiliki tokoh dan setting yangberbeda dengan teks aslinya. Ketiga,dalam menulis cerita fantasi benganmemanfaatkan cerita seputar SungaiBengawan Solo terdapat beberapakendala, seperti siswa yang kesulitanuntuk mengkonversikan teks cerita rakyatmenjadi cerita fantasi, masihmenggunakan tokoh dan latar yang ada diteks aslinya, dan kurangnya pemahamanterhadap teks cerita fantasi. Keempat,modul dapat dijadikan sebagai solusiuntuk mengatasi kendala siswa dalammengkonversikan teks cerita rakyatmenjadi cerita fantasi. SARAN

Guru diharapkan lebihmengoptimal potensi yang ada di sekitarlingkungan tempat tinggal siswa sebagaisumber belajar. Salah satunya denganmemanfaatkan cerita rakyat sebagaisumber menulis cerita fantasi agarekssitensi kearifan lokal tetapterjada.Kepada pemangku kepentinganagar mengupayakan penyusunan bahanajar secara bersama-sama, sehingga sesuaidengan karakteristik siswanya. Kepadapeneliti yang lain disarankan dapatmelakukan penelitian serupa supaya ceritarakyat dapat bertahan di tengah gempuranbuaday luar. Selain itu, kemampuanmenulis siswa juga dapat terlatih danditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKAArdini, P. P. (2012). Pengaruh Dongeng

dan Komunikasi TerhadapPerkembangan Moral Anak Usia 7-8Tahun. Jurnal Pendidikan Anak,1(2), 44–58. Retrieved fromhttps://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/view/2905.

Bangsa, K. (2013). ( Penelitian StudiKasus Budaya Huyula di KotaGorontalo ). Huyula, 14(1), 65–77.

Durmaz, M. (2015). Tracing the localculture in a reading book. Journal ofLanguages and Culture, 24(2), 1–16.

Febriyanti, A. L., Harsiati, T., &Dermawan, T. (2017).Pengembangan Instrumen AsesmenMenulis. Jurnal Pendidikan, 2(10),1399–1408.

Gusal, L. O. (2015). Nilai-Nilai

Pendidikan dalam Cerita RakyatSulawesi Tenggara Karya La OdeSidu. Jurnal Humanika, 15(3), 1–18.Retrieved fromhttp://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/view/611

Kawuryan, S. P. (2011). MendekatkanSiswa dengan Kearifan BudayaLokal Melalui IPS di Sekolah Dasar.1–14.

Kusumasari, B., & Alam, Q. (2012). Localwisdom-based disaster recoverymodel in Indonesia. DisasterPrevention and Management: AnInternational Journal, 21(3), 351–369.https://doi.org/10.1108/09653561211234525

Parmini, N. P. (2015). Eksistensi CeritaRakyat dalam Pendidikan KarakterSiswa SD di Ubud. Jurnal KajianBali, 05(02), 441–460. Retrievedfrom http://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali/article/download/16784/11057

Sahril. (2013). Medan Estate ,. 4, 208–225.

Somantri, G. R. (2004). Out-source callcenter operates in the Moscowregion. Elektrosvyaz, 9(5), 26.https://doi.org/10.7454/mssh.v9i2.122

Sultoni, A., Hilmi, H. S., Kunci, K.,Mea, :, Lokal, K., & Sastra, K. K.(2015). Pembelajaran Sastra BerbasisKearifan Lokal Sebagai UpayaOptimalisasi Pendidikan KarakterKebangsaan Menuju MasyarakatEkonomi ASEAN (MEA). SeminarNasional Pendidikan BahasaIndonesia, 2477–2636.

Widyanti, T. (2015). Penerapan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Budaya.Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,24(2).

Yindri Yahya, Didi Yulistio, M. A.(2018). Kemampuan Menulis TeksCerita Fantasi Siswa Kelas VII SMPNegeri 14 Kota Bengkulu. JurnalIlmiah Korpus, II(III), 350–355.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia112

Page 131: BAHASTRA - UISU

Sukiman1, Zanuba Arifah Khofshoh2, M. Labib Al Halim3

Pemanfaatan Cerita Seputar Sungai Bengawan Solo sebagai Bahan Menulis Cerita Fantasi Bermuatan Karakter untuk Siswa SMP

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia113

Page 132: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH MODEL ACTIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW TERHADAPKETERAMPILAN BERBICARA EFEKTIF SISWA KELAS VII SMP/MTs SE-

KECAMATAN NAMLEA KABUPATEN BURU

Musyawir 1, Rosita Mangesa 2 1. PBSI Universitas Iqra Buru (UNIQBU) Maluku 2. PBSI Universitas Iqra Buru (UNIQBU) Maluku

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpenggunaan model active learning teknik jigsaw terhadap keterampilanberbicara efektif siswa kelas VII SMP/MTs se-Kecamatan NamleaKabupaten Buru. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment,dengan variabel terikat keterampilan berbicara siswa, serta variabel bebasmodel active learning teknik jigsaw. Desain penelitiannya yaitunonequivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah siswakelas VII SMP/MTs se-Kecamatan Namlea Kabupaten Buru.Teknikpengumpulan data menggunakan observasi dan tes unjuk kerja. Datadikumpulkan menggunakan lembar observasi dan lembar penilaianunjuk kerja. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistikuji-t (t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model active learningteknik jigsaw lebih berpengaruh terhadap keterampilan berbicara siswadibandingkan metode konvensional. Hal tersebut berdasarkan hasilanalisis uji-t perubahan keterampilan berbicara kedua kelompok,diperoleh nilai Sig sebesar 0,000 menyatakan < 0,05 maka dapatdisimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapatpengaruh penggunaan model active learning teknik jigsaw terhadapketerampilan berbicara siswa. Kata kunci: model active learning teknik jigsaw, keterampilan berbicara

Abstract. This study aims to determine the effect of the use of activelearning models of jigsaw techniques on effective speaking skills of classVII students of SMP / MTs in Namlea District, Buru Regency. Thisresearch is a quasi-experimental study, with the dependent variablestudents' speaking skills, as well as the independent variables of the jigsawtechnique of active learning models. The research design is nonequivalentcontrol group design. The subjects of this study were Grade VII students ofSMP / MTs throughout Namlea District, Buru Regency. Data collectiontechniques used observation and performance tests. Data were collectedusing observation sheets and performance evaluation sheets. The dataanalysis technique used is the t-test statistical analysis. The results showedthat the active learning model of jigsaw technique had more influence onstudents' speaking skills compared to conventional methods. This is basedon the results of the t-test analysis of changes in speaking skills of the twogroups, obtained Sig value of 0,000 stated <0.05, it can be concluded thatHo is rejected and Ha is accepted, which means there is an influence of theuse of active learning models of jigsaw techniques on students' speakingskills.Keywords: active learning model jigsaw technique, speaking skills

PENDAHULUANPada dasarnya kemampuan

berkomunikasi itu sangat erat kaitannyadengan kemampuan berbahasa. Berbahasasebagai sarana yang berfungsi untukberkomunikasi dengan bahasa manusiadapat menyampaikan pesan, pikiranperasaan, dan pengalamannya kepadaorang lain. Selain itu, menurut Supriyadi(2013:64), bahasa berfungsi sebagai alatkomunikasi dalam rangka upayamemenuhi sifat manusia sebagai makhluksosial yang perlu berinteraksi dengan

sesama manusia. Memahami hal tersebut,sebenarnya menurut Saleh Abbas(2012:63), keterampilan berbahasamencakup empat aspek, yaitu menyimak,berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Sri Hastuti, dkk. (2014:68), keterampilan berbicara perlu dikuasaisebab komunikasi lisan ini akanmendukung seseorang dalam kehidupansosialnya baik di dalam bisnis, jabatanpemerintahan, swasta, maupunpendidikan. Dengan demikian, setiapsiswa dituntut mempunyai keterampilan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

126

Page 133: BAHASTRA - UISU

Musyawir 1, Rosita Mangesa 2

Pengaruh Model Active Learning Teknik Jigsaw terhadap Keterampilan BerbicaraEfektif Siswa Kelas VII SMP/MTs se-Kecamatan Namlea Kabupaten Buru

berbicara yang baik. Selain itu,kemampuan berbicara dalam duniapendidikan merupakan hal yang sangaturgen untuk dimiliki, baik guru maupunoleh siswa sebagai peserta didik karenadengan kemampuan berbicara tersebutakan membawa pada suasana prosesbelajar-mengajar dapat berjalansebagaimana mestinya, begitu puladengan hasil yang diinginkan. Olehkarena itu, kemampuan berbicara harusdilatih secara efektif sejak dini. Akantetapi, dapat dirasakan bahwakemampuan berbicara efektif siswaternyata masih sangat rendah. Kurangmemadainya kemampuan berbicarasiswa antara lain disebabkankurangnya pembinaan kemampuanberbicara, baik ditingkat SD, SMP,maupun SMA. Pengajaran kemampuanberbahasa sering ditekankan padakemampuan menulis walaupunpengajaran itu sering dititikberatkanpada pengetahuan kebahasaan.Kemampuan yang lain termasukkemampuan berbicara sering diabaikan. Mencermati kenyataan tersebut, guruperlu menyusun strategi denganmemberikan pengalaman yang luaskepada siswanya dalam pembelajaranketerampilan berbicara. Satu di antaranyaadalah menciptakan suasana belajar yangmendorong siswa untuk aktif berpendapat,menyampaikan informasi, dan bertukarpengalaman sehingga melatihketerampilan berbicara siswa. Salah satupengembangan model pembelajaran yangmemperhatikan keterlibatan aktif siswaadalah model pembelajaran aktif (activelearning). siswa. Salah satupengembangan model pembelajaran yangmemperhatikan keterlibatan aktif siswaadalah model pembelajaran aktif (activelearning). Model pembelajaran activelearning menyajikan berbagai teknikuntuk melibatkan siswa dalam kegiatanbelajar. Salah satunya adalahteknikjigsaw. Model pembelajaran activelearning teknik jigsaw dikembangkanagar dapat membangun kelas sebagaikomunitas belajar melalui diskusikelompok sehingga menstimulus siswauntuk meningkatkan keterampilanberbicara efektif. Selanjutnya, adapun tujuan khususpenelitian ini adalah untuk memperoleh

data tentang ada tidaknya pengaruhpenggunaan model active learning teknikjigsaw terhadap keterampilan berbicaraefektif siswa kelas VII SMP/MTs se-Kecamatan Namlea Kabupaten Buru danuntuk mengetahui keterampilan siswaberbicara efektif yang disebabkan olehpengaruh penggunaan model activelearning teknik jigsaw terhadapketerampilan berbicara efektif siswakelas VII SMP/MTs se-KecamatanNamlea Kabupaten Buru.METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakanpenelitian eksperimen. Penelitianeksperimen merupakan penelitian yangpaling produktif, karena jika penelitiantersebut dilakukan dengan baik dapatmenjawab hipotesis yang utamanyaberkaitan dengan sebab-akibat.Penelitian ini menggunakan rancanganpenelitian yaitu quasi eksperiment ataueksperimen semu. Penelitian inimenggunakan pendekatan kuantitatifsebab peneliti sengaja mengatur ataumenciptakan situasi agar timbul gejala-gejala yang diinginkan sebagai relevansidengan tujuan penelitian ini.B.Variabel dan Desain Penelitian Penelitian ini berjudul “Pengaruhpengaruh penggunaan model activelearning teknik jigsaw terhadapketerampilan berbicara efektif siswa kelasVII SMP/MTs se-Kecamatan NamleaKabupaten Buru”. Berdasarkan pengertianvariabel tersebut, maka dalamhubungannya dengan penelitian iniditetapkan dua variabel, yakni variabel Xdan variabel Y. Kedua variabel tersebut,yaitu: a.Penggunaan model active learningteknik jigsaw disebut pengaruh variabelbebas (independen) atau variabel yangmempengaruhi atau yang menjadi sebabperubahannya atau timbulnya variabeldependen (terikat).b.Keterampilan berbicara efektif sebagaivariabel terikat (dependen) atau variabelY, yang akan diteliti apakah mendapatpengaruh dari variabel bebas.Selanjutnya,Penelitian ini termasuk penelitianeksperimen. Desain eksperimen yang digunakandalam penelitian ini adalah eksperimensemu atau quasi eksperimen yangbertujuan untuk mencari pengaruh

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia121

Page 134: BAHASTRA - UISU

Musyawir 1, Rosita Mangesa 2

Pengaruh Model Active Learning Teknik Jigsaw terhadap Keterampilan BerbicaraEfektif Siswa Kelas VII SMP/MTs se-Kecamatan Namlea Kabupaten Buru

model pembelajaran active learningteknik jigsaw terhadap keterampilanberbicara efektif.

C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kelompok yangmenjadi sasaran perhatian penelitidalam usaha memperoleh informasi danmenarik kesimpulan (Abdullah,2014:33). Berdasarkan pengertiantersebut, maka dalam penelitian iniyang menjadi populasi penelitian iniadalah siswa kelas VII SMP/MTs se-Kecamatan Namlea Kabupaten Buru.Setiap sekolah kelas VII SMP/MTs se-Kecamatan Namlea akan diambil duakelas untuk dijadikan populasi.Selanjutnya, sampel adalah sebagianyang diambil dari keseluruhan objekyang akan diteliti dan dianggapmewakili seluruh populasi. Pengambilansampel dalam penelitian ini, diambildengan teknik pengambilan sampel secarapurposive sample.D. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan datayang digunakan dalam penelitian iniadalah teknik observasi, wawancara, danteknik tes serta dokumentasi. Berikut iniakan diuraikan satu per satu teknikpengumpulan data yang dimaksud: a.Teknik obsevasia. teknik wawancara

E. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2012: 102),mengatakan bahwa pada prinsipnyameneliti adalah melakukanpengukuranterhadap feomena sosial maupun alam,karena pada prinsipnya meneliti adalahmelakukan pengukuran, maka harusada alat ukur yang baik. Alat ukurdalam penelitian itulah yang dinamakaninstrumen penelitian. Instrumen yangdigunakan dalam penelitian ini adalahinstrumen untuk mengukur penggunaanmodel pembelajaran active learningteknik jigsaw dan penggunaan modelpembelajaran konvensional sertainstrumen untuk mengukurketerampilan berbicara efektif.Instrumen yang digunakan untukmengukur model pembelajaran activelearning teknik jigsaw dan penggunaanmodel pembelajaran konvensionaladalah lembar observasi. Lembarobservasi digunakan untuk mengetahui

sejauh mana keterlaksanaanpembelajaran.

F. Teknik Analisis Data Sugiyono (2012: 147), “Analisis datapada penelitian kuantitatif merupakankegiatan setelah data dari seluruhresponden atau sumber data lainterkumpul. Kegiatan dalam analisis dataadalah mengelompokkan data berdasarkanvariabel dan jenis responden,mentabulasikan data berdasarkan variabeldari seluruh responden, menyajikan datatiap variabel yang diteliti, melakukanperhitungan untuk menjawab rumusanmasalah, dan melakukan perhitunganuntuk menguji hipotesis yang telahdiajukan. Teknik analisis data dalampenelitian kuantitatif menggunakanstatistik. Terdapat dua macam statistikyang dipakai untuk analisis dalampenelitian, yaitu statistik deskriptif danstatistik inferensial (Sugiyono, 2012:147). Penelitian ini menggunakan keduastatistik tersebut. Menurut SuharsimiArikunto (2012:297) statistik deskriptifmempunyai fungsi untuk menggolong-golongkan atau mengelompokkan datayang masih belum teratur menjadisusunan yang teratur dan mudahdiintepretasikan. Selain menggunakanstatistik deskfriptif, penelitian ini jugamenggunakan statistik inferensial. Statistikini bertujuan untuk menggeneralisasikankesimpulan penelitian sampel untukwilayah yang lebih luas cakupannya ataupopulasi.HASIL PENELITIAN

Sebelum melakukan t-test untukuji hipotesis, peneliti perlu melakukanuji prasyarat analisis yaitu uji normalitasdata dan homogenitas varian baik padakelompok eksperimen maupun kelompokkontrol. Setelah semua prasyarat telahterpenuhi, maka langkah selanjutnyaadalah melakukan pengujian hipotesisdengan t-test. T-test di sini bertujuanuntuk menguji perbedaan perubahan nilaiketerampilan berbicara dari keduakelompok. Jika terdapat perbedaanyang signifikan, maka hipotesis diterima.Akan tetapi, jika tidak terdapatperbedaan yang signifikan berartihipotesis ditolak. Uji hipotesis dilakukansetelah data terkumpul. Penelitian ini berisiempat serangkaian uji t. Penjelasanmasing-masing rangkaian uji t sebagaiberikut.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia122

Page 135: BAHASTRA - UISU

Musyawir 1, Rosita Mangesa 2

Pengaruh Model Active Learning Teknik Jigsaw terhadap Keterampilan BerbicaraEfektif Siswa Kelas VII SMP/MTs se-Kecamatan Namlea Kabupaten Buru

a.Uji t Pre-tes Eksperimen-KontrolUji t ini digunakan untuk mengetahuiadatidaknya perbedaan hasil pre testkelompok eksperimen dengan kelompokkontrol. Hipotesis statistik yang diujidalam penelitian ini adalah sebagaiberikut. Ho : tidak ada perbedaan yangsignifikan hasil pre test kelompokeksperimen dengan kelompok kontrol Ha : ada perbedaan yang signifikan hasilpre test kelompok eksperimen dengankelompok kontrol. Berdasarkan perhitungan yang telahdilakukan diperoleh hasil yang dapatdilihat pada tabel berikut.Tabel 4.29 Hasil Uji t PrestestEksperimen-Kontrol

DataMean

T

Sig(2-tailed)

Kesimpulan

Pretest

Eksperimen

4,9652 0,8

300,412

Tidakada

bedaKontrol

4,7278

Berdasarkan tabel tersebut, hasil analisisuji t menunjukkan bahwa nilai t sebesar0,830 dan sig 0,412. Nilai Sigmenyatakan >0,05 dan thitung (0,830) <ttabel(1,684) maka dapat disimpulkanbahwa Ha ditolak dan Ho diterima, yangartinya tidak ada perbedaan yangsignifikan hasil pretest kelompokeksperimen dengan kelompok kontrol.Dengan demikian, dapat dikatakanbahwa kemampuan yang dimiliki siswakelompok eksperimen dengan kelompokkotrol hampir sama.2) Uji Pre-Post Tes Eksperimen Uji t digunakan untuk mengetahuiada tidaknya perbedaan hasil pretestdengan posttest pada kelompokeksperimen yang dalam pembelajarannyamenggunakan model pembelajaranactive learning teknik jigsaw. Hipotesisstatistik yang diajukan adalah sebagaiberikut.Ho : tidak ada perbedaan yangsignifikan hasil pre test dengan post testpada kelompok eksperimen.Ha : ada perbedaan yang signifikan hasilpre test dengan post test pada kelompokeksperimen. Apabila nilai t hitung > ttabel atau sig < 0,05, maka Ha

diterimadan Ho ditolak, sebaliknya jikanilai t hitung < t tabel, atau sig > 0,05maka Ha ditolak dan Ho diterima. Berdasarkan perhitungan yang telahdilakukan, diperoleh hasil yang dapatdilihat pada tabel berikut.Tabel 4.30 Hasil Ujian t Pre-Post TestEksperimen

DataMean

T

Sig(2-tailed)

Kesimpulan

Eksperimen

Pretest

4,9652

12,899

0,000

Ada beda

Posttest

8,5826

Adabeda

Berdasarkan tabel di atas, hasil analisisuji t menunjukkan bahwa nilai t sebesar12,899 dan sig 0,000. Nilai Sigmenyatakan < 0,05dan thitung(12,899) >t tabel (1,717) maka dapat disimpulkanbahwa Ha diterima dan Ho ditolak,yang artinya ada perbedaan yangsignifikan hasil pre test dengan post testkelompok eksperimen. Mean pre-posttesteksperimen naik dari 4,9652 naikmenjadi 8,5826. Dengan demikian, dapatdikatakan bahwa ada peningkatanketerampilan berbicara yang signifikanpada kelompok eksperimen.3) Uji t Pre-Post Test Kelompok Kontrol Uji hipotesis kedua dilakukanuntuk mengetahui ada tidaknyaperbedaan yang signifikan hasil pretest dengan post testpada kelompokkontrol setelah melakukan pembelajarandengan metode konvensional. Ujihipotesis yang digunakan adalah uji t.Hipotesis yang diuji adalah sebagaiberikut.Ho : tidak ada perbedan yangsignifikan hasil pre test dengan post testpada kelompok kontrol.Ha : adaperbedaan yang signifikan hasil pretestdengan post test pada kelompokkontrol.Apabila nilai t hitung > t tabelatau sig < 0,05, maka Ha diterimadanHo ditolak, sebaliknya jika nilai t hitung <t tabel, atau sig > 0,05 maka Ha ditolakdan Ho ditrima. Berdasarkan perhitunganyang telah dilakukan, diperoleh hasilyang dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel 4.31 Hasil Uji t Pre-Post TestKelompok Kontrol

Data Me T Sig Kesimp

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia123

Page 136: BAHASTRA - UISU

Musyawir 1, Rosita Mangesa 2

Pengaruh Model Active Learning Teknik Jigsaw terhadap Keterampilan BerbicaraEfektif Siswa Kelas VII SMP/MTs se-Kecamatan Namlea Kabupaten Buru

an(2-tailed)

ulan

Kontrol

Pretest

4,7278

5,990

0,000

Ada beda

Posttest

8,4222

Adabeda

Berdasarkan tabel di atas, hasil analisisuji t menunjukkan bahwa nilai t sebesar5,990 dan sig 0,000. Nilai Sigmenyatakan < 0,05dan thitung(5,990) >ttabel(1,740) maka dapat disimpulkanbahwa Ha diterima dan Hoditolak,yang artinya ada perbedaan yangsignifikan hasil pre test dengan posttestkelompok kontrol. Mean pre-post testkontrol naik dari 4,7278menjadi 6,4222.Dengan demikian, dapat dikatakanbahwa ada peningkatan keterampilanberbicara yang signifikan pada kelompokkontrol.1.Uji t Perubahan Keterampilan

Berbicara Kelompok Kontrol denganEksperimen

Meskipun kedua kelompok baikeksperimen maupun kelompok kontrolsama-sama mengalami peningkatanyangsignifikan, untuk mengetahui adatidaknya ada tidaknya pengaruh yangsignifikandari perlakuan maka perludilakukan uji t untuk membandingkanperubahan keterampilan berbicara padakelompok eksperimen dengan kelompokkontrol. Uji hipotesis yang digunakanadalah uji t. Hipotesis yang diuji adalahsebagai berikut.Ho : tidak ada perbedan yangsignifikan perubahan keterampilanberbicara kelompok eksperimendenganperubahan keterampilan berbicara padakelompok kontrol.Ha : ada perbedan yang signifikanperubahan keterampilan berbicarakelompok eksperimendengan perubahanketerampilan berbicara pada kelompokkontrol. Apabila nilai t hitung > t tabelatau sig < 0,05, maka Ha diterimadanHo ditolak, sebaliknya jika nilai t hitung <t tabel, atau sig > 0,05 maka Ha ditolakdan Ho diterima.Tabel 4.32 Hasil T-test Perubahan NilaiKeterampilan Berbicara

Hal yangDiamati

Eksperimen Kontrol

Mean 5,6174 3,6944

N 105 106

Sig (2 tailed) 0,000

T hitung 4,760

AnalisisSig <0,05 dan t hitung(4,760) > t tabel (1,684)

Keterangan Ada beda

Berdasarkan data tersebut , hasilanalisis uji t menunjukkan bahwa nilaiSig sebesar 0,000 menyatakan < 0,05dan t hitung (4,760) > t tabel (1,684)maka dapat disimpulkan bahwa Haditerima dan Hoditolak, yang artinyaada perbedaan yang signifikanperubahan keterampilan berbicarakelompok eksperimen denganperubahan keterampilan berbicara padakelompok kontrol. Perubahan tersebut berupapeningkatan keterampilan berbicarasepertitelah diujikan sebelumnya.Sementara dilihat dari rata-rataperubahan keterampilan berbicara,kelompok kontrol sebesar 3,6944 dankelompok eksperimen sebesar 5,6174artinya perubahan keterampilanberbicara kelompok eksperimen lebihtinggi daripada kelompok kontrol. Dengandemikian dapat disimpulkan bahwamodel pembelajaran active learningteknik jigsaw berpengaruh signifikanterhadap keterampilan berbicara efektifsiswa kelas VII SMP/MTs se-KecamatanNamlea Kabupaten Buru.PEMBAHASAN 1.Kondisi Sebelum dilakukan ProsesPembelajaran Subjek penelitian adalah siswakelas VII SMP/MTs se-KecamatanNamlea Kabupaten Buru. Semua kelastersebut mempunyai kemampuan yanghampir sama. Hal itu dibuktikan denganuji t nilai pre test pada kedua kelompokmenunjukkan tidak ada perbedaan yangsignifikan. Setelah mendapatkan hasiltersebut peneliti memberikan perlakuanpada kelompok eksperimen yaitudengan menerapkan model pembelajaranactive learning teknik jigsaw padakegiatan pembelajaran berbicara.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia124

Page 137: BAHASTRA - UISU

Musyawir 1, Rosita Mangesa 2

Pengaruh Model Active Learning Teknik Jigsaw terhadap Keterampilan BerbicaraEfektif Siswa Kelas VII SMP/MTs se-Kecamatan Namlea Kabupaten Buru

Kelompok kontrol yaitu tidak diberikanperlakuan dan tetap menggunakanmodel pembelajaran biasanya. Modelpembelajaran yang digunakan padakelompok kontrol yaitu denganpembelajaran konvensional melaluiceramah dan penugasan.

2.Kondisi Setelah dilakukan ProsesPembelajaran Kondisi setelah dilakukan prosespembelajaran untuk kelompokeksperimen maupun kelompokkontrol menunjukkan nilai rata-rataketerampilan berbicara mengalamipeningkatan. Nilai rata-rata untukketerampilan berbicara kelompokeksperimen awalnya adalah 4,9652(pre test) meningkat menjadi 8,5826(posttest) yaitu dengan peningkatansebesar3,61739. Nilai rata-rata untukketerampilan berbicara kelompokkontrol awalnya adalah 4,7278 (pretest)meningkat menjadi 6,4222 (post test)yaitu dengan peningkatan sebesar1,69444. Berdasarkan hasil perhitunganpre-post test kelompok eksperimen danpre-post testkelompok kontrol,didapatkan nilai Sig pada output uji tpada kedua kelompok sebesar 0,000,yang artinya sig < 0,05 maka dapatdisimpulkan ada perbedaan yangsignifikan hasil pretest dengan posttestketerampilan baik pada kelompokkontrol maupun eksperimen.3.Pengaruh Penerapan ModelPembelajaran Active Learning TeknikJigsaw terhadap Keterampilan BerbicaraEfektif Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh modelpembelajaran active learning teknikjigsaw terhadap keterampilan berbicarasiswa. Hasil rata-rata pre testketerampilan berbicara efektif sebelumdilakukan proses pembelajaran padakelompok eksperimen adalah 4,9652dan rata-rata pre test keterampilanberbicara kelompok kontrol adalah4,7278. Kondisi keterampilan prosesawal pada kelompok eksperimen dankelompok kontrol berada pada kategorikurang. Setelah dilakukan prosespembelajaran, nilai rata-rata post testketerampilan berbicara yang diperoleh

kelompok eksperimen adalah 8,5826dan nilai rata-rata post testketerampilan berbicara kelompokkontrol adalah 6,4222. Keterampilanberbicara setelah dilakukanpembelajaran pada kelompokeksperimen berada pada kategoribaiksekali, sedangkan keterampilanberbicara efektif setelah dilakukanpembelajaran pada kelompok kontrolpada kategori baik. Perbedaan peningkatan itudisebabkan oleh proses pembelajaranyang berbeda pada kelompokeksperimen dan kontrol. Kelompokeksperimen mengalami peningkatanketerampilan berbicara lebih tinggidaripada kelompok kontrol karenamenerima pembelajaran dengan modelactive learning teknik jigsaw. Modelpembelajaran active learning atausering disebut dengan pembelajaranaktif merupakan suatu pembelajarandimana siswa terlibat aktif secaraterus-menerus baik fisik maupunmental.Kegiatan pembelajaran yangdemikian sesuai dengan implikasi teorikonstruktivisme dimana menurutpandangan Vigotsky yakni diyakinibahwa pemahaman yang terdapatpada siswa menjadi dasar dalammemahami kenyataan danpemecahan masalah baru.Pemahaman kenyataan danpemecahan masalah menghasilkanpengetahuan baru dalam proses yangaktif dan dinamis (active learning). Model pembelajaran activelearning teknik jigsaw mengembangkanbentuk diskusi dengan caramengembangkan pengaturan tempatduduk dan prosedur diskusi sehinggaakan membuat siswa lebih tertarikdan aktif mengikuti pembelajaran.Halini sejalan dengan teori humanistikyang beranggapan bahwa perilakumanusia dilandasi motif dan minattertentu. Siswa sebagai idividusekaligus makhluk sosial yangmemiliki minat, motivasi, pola pikir,dan gaya belajar yang tidaksepenuhnya sama srhingga sangatpenting untuk memperhatikan minatdan gaya belajar siswa.Selain itu modelpembelajaran pada penelitian ini jugasesuai dengan pendapat Ross danRoe, keterampilan berbicaara lebih

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia125

Page 138: BAHASTRA - UISU

Musyawir 1, Rosita Mangesa 2

Pengaruh Model Active Learning Teknik Jigsaw terhadap Keterampilan BerbicaraEfektif Siswa Kelas VII SMP/MTs se-Kecamatan Namlea Kabupaten Buru

mudah dikembangkan apabila siswamemperoleh kesempatan untukmengkomunikasikan sesuatu secaraalami kepada orang lain, dalamkesempatan-kesempatan yang bersifatinformal sehingga siswa akan bebasmengeluarkan gagasan dan idesecara natural. Model active learning teknikjigsaw ini memberikan banyakkesempatan pada siswa untukmengolah informasi, menyajikaninfrmasi, dan berpartisipasi dalamdiskusi untuk melatih keterampilanberbicara. Tiap siswa mempelajarisesuatu secara kolaborartif danmenyampaikan informasi yang didapatsecara lisan satu sama lain.Pernyataan tersebut sesuai dengan hasilpenelitian yang menunjukkan terdapatperbedaan perubahan keterampilanberbicara antara kelompok yangmenggunakan model active learningteknik jigsaw dengan kelompok yangmenggunakan pembelajarankonvensinal. Hasil analisis denganmenggunakan t-test menunjukkan adaperbedaan keterampilan berbicarayang signifikan antara kelompokeksperimen dan kelompok komtrol. Halini terlihat dari uji t perubahanketerampilan berbicara antarakelompok eksperimen dengankelompok kontrol.Hasil analisis uji tmenunjukkan bahwa nilai Sig sebesar0,000 menyatakan < 0,05 maka dapatdisimpulkan bahwa Ha diterima danHo ditolak, yang artinya adaperbedaan yang signifikan perubahanketerampilan berbicara kelompokeksperimendengan perubahanketerampilan berbicara pada kelompokkontrol. Sementara dilihat dari rata-rataperubahan keterampilan berbicara,kelompok kontrol sebesar 3,6944 dankelompok eksperimen sebesar5,6174 artinya perubahanketerampilan berbicara kelompokeksperimen lebih tinggi daripadakelompok kontrol. Kelompok kontrol tidakmengalami peningkatan keterampilanberbicara yang tinggi sepertikelompok eksperimen karenakelompok kontrol menerima kegiatanpembelajaran yang sama dengan

kegiatan pembelajaran sebelumnyayaitu pembelajaran konvensionaldengan metode ceramah danpenugasan. Siswa hanyamendengarkan penjelasan materi dariguru dengan sedikit tanya jawabsecara konvensional kemudiandilanjutkan dengan penugasan untukmengerjakan soal-soal pada lembarkerja siswa.Pembelajaran yangdemikian akan membatasi potensisiswa untuk berkembang karena prosesbelajar masih didominasi oleh guru.

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan dapat disimpulkan bahwa adapengaruh yang signifikan penggunaanmodel pembelajaran active learningteknik jigsaw terhadap keterampilanberbicara siswa kelas VII SMP/MTs se-Kecamatan Namlea Kabupaten Buru. Halini terlihat dari adanya perbedaan yangsignifikan perubahan keterampilanberbicara kelompok yang menggunakanmodel pembelajaran active learningteknik jigsaw dengan kelompok yangmenggunakan metode konvensional.Rata-rata perubahan keterampilanberbicara pada kelompok eksperimensebesar 5,6174, sedangkan rata-rataperubahan keterampilan berbicara padakelompok kontrol sebesar 3,6944dengan hasil uji t yaitu diperoleh harganilai sig yaitu 0,000 lebih kecil dari5% (0,05).SARAN1. Bagi Guru Guru disarankan untukmenggunakan model pembelajaranactive learning teknik jigsaw untukmelatih keterampilan berbicara efektifsiswa. 2.Bagi Sekolah Model active learning teknikjigsaw ini dapat dijadikan pertimbanganuntuk mengambil keputusan demimeningkatkan kualitas pendidikan terkaitdengan pengembangan aspek berbahasaterutama keterampilan berbicara. 3.Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya disarankanuntuk mengadakan penelitian-penelitianpengembangan terkait dengan modelactive learning teknik jigsaw agar mampumeningkatkan kualitas pembelajaranpada aspek keteramplan berbicara efektif.DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia126

Page 139: BAHASTRA - UISU

Musyawir 1, Rosita Mangesa 2

Pengaruh Model Active Learning Teknik Jigsaw terhadap Keterampilan BerbicaraEfektif Siswa Kelas VII SMP/MTs se-Kecamatan Namlea Kabupaten Buru

Aaro. 2011. Profil perkembangan anak Penerjemah: Valentino. Jakarta: Indeks.

Arsyad dan US. 2013. Berbicarasebagai suatu keterampilanberbahasa .rev.ed. Bandung:Angkasa.

Abdullah, Ambo Enre. 2014. Dasar-dasarPenelitian Pendidikan. UjungPandang: FIP-IKIP.

Hollingsworth, Pat & Lewis Gina.2012. Pembelajaran aktif:meningkatkan keasyikan kegiatandi kelas.Penerjemah: DwiWulandari. Jakarta: Indeks.

Hurlock, 2012. Perkembangan dan belajarpeserta didik. Jakarta:DebdikbudDirjen Dikti.

Maidar, Mukti. 2013. PembinaanKemampuan Berbicara BahasaIndonesia.Jakarta: Erlangga.

Nur Asma. (2014). Model pembelajarankooperatif. Jakarta: DepdiknasDirjen Dikti.

Saleh Abbas. 2012. PembelajaranBahasa Indonesia yangefektif di SekolahDasar.Jakarta : DepartemenPendidikan Nasional DirektoratJenderalPendidikan TinggiDirektorat Ketenagaan.

Sri Hastuti dkk. 2014. Pendidikan BahasaIndonesia. Yogyakarta: UPPIKIPYogyakarta.

Silberman, Melvin L. (2013). Activelearning: 101 cara belajar siswaaktif.Penerjemah: RisulMuttaqien. Bandung: PenerbitNusamedia.

Supriyadi, dkk. 2013. Materi pokokpendidikan Bahasa Indonesia 2.Jakarta:Departemen Pendidikandan Kebudayaan ProyekPembinaan Tenaga danKependidikan PendidikanTinggi.

Suharsimi Arikunto. (2012). Manajemenpenelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Warsono & Hariyanto. (2013).Pembelajaran aktif, teori danasesmen. Bandung:RemajaRosdakarya Offset.

Hamzah B. Uno & NurdinMohamad. (2013). Belajardengan pendekatan PAILKEM.Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia127

Page 140: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKANMODEL PEMBELAJARAN TOTAL PHYSICAL RESPON SISWA KELAS IX

SMP PGRI WAIPOTIH

A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2

1. FKIP Universitas Iqra Buru Maluku2. FKIP Universitas Iqra Buru Maluku

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa kelasIX SMP PGRI Waipotih dalammenulis karangan deskripsi denganmenggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon. Penelitian inidirancang dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Datadikumpulkan melalui instrumen penelitian berupa tes dan dianalisis denganmenggunakan teknik statistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 72sampel penelitian yang memperoleh nilai 68 ke atas sebanyak 9siswa atau12.5% dan sampel penelitian yang memperoleh nilai kurang dari 68sebanyak 63 siswa atau 87,5%. Dengan berdasar pada kriteria penguasaanbahwa sampel penelitian dinyatakan berhasil apabila 85% siswamemperoleh nilai 68 ke atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelasIX SMP PGRI Waipotih belum mampu menulis karangan deskripsi denganmenggunakan Model Pembelajaran Total Physical Respon.Berdasarkanhasil penelitian tersebut, maka penulis menyarankan (1) untukmeningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan modelpembelajaran total physical respon, guru mata pelajaran bahasa Indonesiahendaknya mengakrabkan siswa dengan model pembelajaran total physicalrespon, baik dalam bentuk proses maupun praktekum. (2) Guru hendaknyabanyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis karangandeskripsi melalui model pembelajaran total physical respon. (3) Bagipeneliti lanjut dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan yangrelevan untuk penelitian lanjutan. Kata Kunci: Karangan deskripsi, total physical respon, siswa.

Abstract. This study aims to describe the ability of grade IX students ofSMP PGRI Waipotih in writing descriptive essays using the Total PhysicalResponse Learning Model. This research was designed using quantitativedescriptive methods. Data was collected through research instruments inthe form of tests and analyzed using statistical techniques. The resultsshowed that of 72 research samples that received grades 68 and above 9students or 12.5% and research samples who received grades less than 68were 63 students or 87.5%. Based on the mastery criteria that the researchsample was declared successful if 85% of students scored 68 and above, itcan be concluded that grade IX students of PGRI Waipotih Middle Schoolhave not been able to write description essays using the Total PhysicalResponse Learning Model. Based on these results, the authors suggest (1)to improve the ability to write a description essay with a total physicalresponse learning model, language subject teachers Indonesia shouldfamiliarize students with the total physical response learning model, bothin the form of process and practicum. (2) Teachers should provide manyopportunities for students to write descriptive essays through the totalphysical response learning model. (3) Advanced researchers can make theresults of this study a relevant reference for further research.Keywords: Essay description, total physical response, students.

PENDAHULUANTujuan pengajaran bahasa

Indonesia sesuai dengan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan adalahmembantu anak didik mengembangkankemampuan berkomunikasi, baik secaralisan maupun secara tertulis. Siswadiarahkan bukan sekedar belajar teoribahasa, melainkan berkomunikasi.Kemampuan berkomunikasi yang

mendasar adalah kemampuanmengungkapkan makna dan pesan,termasuk kemampuan menafsirkan,menilai, dan mengekspresikan diri denganbahasa.Kemampuan berkomunikasi dapatjuga disebut kemampuan berbahasa karenadi dalam berkomunikasi digunakan bahasasebagai media utamanya

Standarkompetensi pembelajaranbahasa Indonesia meliputi: menyimak,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

134

Page 141: BAHASTRA - UISU

A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran TotalPhysical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih

berbicara, membaca, dan menulis.Keempat aspek keterampilan itu menjadifaktor pendukung dalam menyampaikanpikiran, gagasan, pendapat, baik secaralisan maupun tertulis, sesuai dengankonteks komunikasi yang harus dikuasaioleh pemakai bahasa. Keterampilanmenulis merupakan bagian dariketerampilan berbahasa yang dibutuhkanpada berbagai cabang ilmu pengetahuan.Melalui menulis, siswa akan memperolehpengetahuan dan keterampilan yangbermanfaat bagi pertumbuhan danperkembangan daya nalar, sosial, sertakebudayaan. Melalui keterampilanmenulis pun seseorang dapat merekam,melaporkan, memberitahukan,menyakinkan dan mempengaruhi oranglain. Dengan keterampilan menulis yangmemadai,seseorang tidak akan mengalamikesulitan dalam mengekspresikan diridengan perkembangan dunia modern.

Sebagai puncak kemampuanberbahasa, kegiatan menulis sebenarnyamerupakan kemampuan yang kompleks.Kegiatan ini bukan hanya membutuhkanpensil, kertas, mesin tik atau komputer,melainkan yang lebih penting adalahkemampuan memilih atau menentukan ideatau topik tulisan, mencari fakta,mengorganisasi materi tulisan,menyatukan sehingga menjadi suatutulisan, dan sebagainya. Dengan demikian,seorang penulis yang ingin belajar menulispun harus mengetahui bahwa untukmenyelesaikan tugas menulis yangsederhana pun tetap diperlukan sejumlahkemampuan.

Seiring dengan tuntutan danperkembangan ilmu pengetahuan,kemampuan menulis mempunyai maknayang penting dalam kehidupan sehari-hari.Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan(2009:4) bahwa keterampilan menulismerupakan suatu ciri dari orang yangterpelajar atau bangsa yang terpelajar.Pada hakikatnya mengalihkan prosesmental seseorang dengan jalanmenggantikan berpikir praktis yangterpaut pada situasi dengan berpikirabstrak dan teoretis.Pengetahuan tentangketerampilan menulis sangat perludiketahui,baik oleh guru maupun olehsiswa dalam proses belajar mengajar.pengetahuan tentang keterampilan menulissebagai gabungan berbagai proses dampakberdampak positif terhadap strategi belajar

mengajar. Menulis sebagai sesuatupengalaman yang aktif adalah suatukegiatan yang dilakukan secara sadar danbertujuan. Tarigan (2009:14) menyatakanbahwa setiap guru bahasa harus dapatmembantu dan membimbing para pelajaruntuk dapat mengembangkan danmeningkatkan keterampilan-keterampilanyang mereka butuhkan dalam menulis.

Setiap penulis harus dapatmenuangkan pikiran atau gagasannyasecara cermat ke dalam tulisannya. Saatmenulis, seseorang sebaiknyamengungkapkan penalarannya denganpola-pola yang logis sehingga pembacadapat menemukan dan mengikuti pokokpikiran atau gagasan sang penulis yangterkandung dalam tulisannya tersebut(Soedjito, 2007:126). Salah satu wujudketerampilan menulis yang harusdipahami dan dikuasai siswa sebagaimodal awal untuk menghadapiperkembangan ilmu pengetahuan dalamdunia pendidikan adalah menulis paragraf.Sebuah tulisan dalam bentuk paragrafpada dasarnya merupakan perwujudanhasil penalaran dan buah pikiran penulis.Penalaran ini merupakan proses pemikiranuntuk memperoleh kesimpulan yang logisberdasarkan avidensi dan relevan.Penalaran ini terutama terkait denganproses penafsiran fakta sebagai dasaruntuk menarik suatu kesimpulan.

Selanjutnya, Achadiat (2007:41)mengemukakan bahwa penalaranmerupakan proses berpikir sistematikuntuk memperoleh kesimpulan berupapengetahuan. Hanya saja tidak semuapenulis mampu menguraikan penalarandalam sebuah paragraf secara teratur,khususnya bentuk paragraf deskripsi. Halini sangat terkait denganpengetahuan,pemahaman,dan penguasaanketerampilan-keterampilan yang butuhkandalam menulis paragraf deskripsi yang dibutuhkan dalam menulis paragrafdeskripsi yang membutuhkan adanyapernyataan sebab dan akibat. Penyusunanparagraf deskripsi ini menuntut siswamampu menciptakan ide sebagai penyebabdan menemukan pula ide yang berperansebagai akibat yang di sertai alasan-alasanyang kuat. Sajian paragraf sebab akibatharuslah hidup dan mempunyai daya tariksendiri dibandingkan paragraf lainnya. Disamping itu, paragraf ini haruslah bersifatdramatik yaitu dengan memanfaatkan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia127

3

Page 142: BAHASTRA - UISU

A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran TotalPhysical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih

ungkapan-ungkapan yang hidup dankontras yang menyolok. Hal lain yanglebih di utamakan dalam paragrafdeskripsi adalah penyajiannya harus dapatberbentuk kalimat yang mendukunggagasan pokok yang berupa akibat yang dituangkan ke dalam topik.

Karangan deskripsi adalah bentukwacana yang berusaha menyajikan sesuatuobjek, sehingga objek itu seolah-olahberada di depan pembaca, seakan-akanpara pembaca melihat sendiri objek itu(Alwi dkk, 2002: 97). Dapat dikatakanbahwa karangan deskripsi seakan-akanmenyajikan lukisan yang sehidup-hidupnya dan pembaca seolah-olah dapatmelihat dan merasakan hal yang yangdilukiskan. Pembaca diajak mengalamiyang dibacanya. Dalam pembelajaranmenulis dengan menggunakan gambar,siswa perlu diajak mengamatigambardengan saksama. Setelahmengamati gambar, siswa dapatmengungkapkan isi jiwa, pengalaman,pendapat, penghayatan, dan imajinasinyadengan menggunakan bahasa tulis sebagaialatnya untuk menghasilkan sebuahkarangan deskripsi. Diharapkan pembacaseakan-akan dapat (melihat, mendengar,mencium, dan merasakan) apa yangdilihat, didengar, dicium, dan dirasakanoleh penulis.

Dari hasil pra penelitian penelitidengan guru bahasa Indonesia (RineTromlakur S.Pd) pada 6 September 2017di kelas IX SMP PGRI Waipotih, bahwadalam proses belajar mengajar telahdigunakan berbagai model termasukmodel pembelajaran total respon. Daripermasalahan tersebut yang menjadi dasarpenulis untuk meneliti kemampuan siswadalam menulis karangan deskripsi denganmenggunakan model pembelajaran totalpicycal respon pada siswa kelas IX SMPPGRI Waipotih. Di SMP PGRI Waipotihkriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu68. METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalahdeskriptif kuantitatif yaitumenggambarkan secara objektif hasil yangdiperoleh siswa dalam tes kemampuanmenulis karangan deskripsi denganmenggunakan model total physicalrespon. Proses pemerolehan data yangdilakukan secara langsung pada objek

yakni di SMP PGRI Waipotih sebagaitempat penelitian, maka penelitian inidapat dikategorikan ke dalam jenispenelitian lapangan.B. Variabel

PenelitianVariabel penelitian ini ada dua,

yaitu variabel bebas (independent) danvariabel terikat (dependent). Variabelbebas penelitian ini adalah pembelajaranmenulis karangan deskripsi denganmenggunakan model total physicalrespon. Sedangkan variabel terikatpenelitian ini adalah hasil pembelajaranmenulis karangan deskripsi denganmenggunakan model total physicalrespon. C. Defenisi

Operasional Definisi operasional variabel

dimaksudkan untuk memaparkan istilah-istilah penting dalam penelitian agarmenghindari terjadinya perbedaanpemahaman antarpembaca. 1) Keterampilan menulis adalah proses,

cara, dan perbuatan untukmeningkatkan kemampuan siswadalam mengungkapkan ide gagasan,pendapat, pikiran, dan perasaan dalambentuk tulisan.

2) Kemampuan siswa menulis karangandeskripsi adalah tingkat penguasaan,keterampilan, dan kecerdasan siswamenyusun kata, kalimat sehinggamenjadi suatu tulisan atau cerita yangberciri deskripsi berdasarkan hasilobservasi dan pandangan model totalphysical respon denganmemperhatikan kesesuaian isikarangan, organisasi karangan,penggunaan bahasa, diksi (pilihankata), dan penggunaan ejaan dan tandabaca.

D. Populasi dan SampelPopulasi penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas IX SMP PGRIWaipotih berjumlah 72 siswa yangterdaftar pada tahun 2017/2018, yangterbagi dalam 3 paralel kelas, yaitu IX-1sebanyak 23 siswa, kelas IX- 2 sebanyak25 siswa dan kelas IX- 3 sebanyak 24siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihatpada tabel siswa kelas IX SMP PGRIWaipotih sebagai berikut.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia128

31

Page 143: BAHASTRA - UISU

A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran TotalPhysical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih

Tabel 1. Keadaan Siswa Kelas IX SMPPGRI Waipotih

No. Kelas Laki-Laki

Perempuan

JumlahSiswa

1.2.3

IX-1 IX-2IX-3

121211

111313

232524

Jumlah 36

siswa

37siswa

72siswa

Sumber : SMP PGRI Waipotihtahun pembelajaran 2017-2018

Berdasarkan tabel di atas, makasampel penelitian ini berjumlah 72 siswa,karena jumlah populasi kurang dari 100siswa. Dengan demikian penelitian initermasuk penelitian populasi (Arikunto,2010:174).E. Instrumen

PenelitianInstrumen penelitian yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah;a. Perangkat pembelajaran (RPP).b. Indikator penilaian (Kesesuaian isi

dengan tema, pilihan kata,paragraf tertata rapi).

F. TeknikPengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalampenelitian ini adalah dengan menggunakaninsterumen penelitian berupa tesmengarang, siswa diberikan tes menyusunkarangan deskripsi dengan menggunakanmodel total physical respon. Tes yangdiberikan kepada siswa tersebutdikerjakan dalam waktu 2 x 40 menit,waktu yang dipergunakan tersebutdisesuaikan dengan jam pelajaran bahasaIndonesia di sekolah bersangkutan.G. Teknik Analisis

DataData yang terkumpul dalam

penelitian ini akan dianalisis denganmenggunakan teknik statistik deskriptifkuantitatif. Adapun langkah-langkahmenganalisis data sebagai berikut:

1. Membuat daftar skor mentah2. Membuat distribusi frekuensi dan

skor mentah3. Menentukan nilai baku setiap

sampel dengan menggunakan rumus p = Fg x100

Keterangan:P : PersentaseFg : Jumlah Jawaban BenarN : Jumlah skor maksimal

(Rumbawa dalam Tuhuloulah, 2016:81).

4. Menghitung nilai rata-rata yangdiperoleh siswa denganmenggunakan rumus sebagaiberikut:

X́=∑ X

NKeterangan:

X́ x́=∑ fi xi

∑ fi×100%= Nilai rata-

rata

∑ X = Jumlah jawaban

keseluruhanN = Banyaknya subjek

(Rumbawa dalam Tuhuloulah, 2016:81).HASIL PENELITIANA. Penyajian Hasil Analisis Data

Pada bab ini data kuantitatif yangdiperoleh dari hasil tes sisswa kelas IXakan dibahas secara mendalam. Hasilkuantitatif yang dimaksud dalampenelitian ini adalah hasil yang dinyatakandalam bentuk angka untuk mengukurkemampuan menulis karangan deskripsimelalui model pembelajaran total picycalrespon pada siswa kelas IX SMP PGRIWaipotih. Data yang diperoleh dalampenelitian ini diolah dan dianalisismenurut teknik dan prosedur seperti yangdikemukakan pada Bab III.

Data yang diolah dan dianalisisadalah data skor mentah hasil teskemampuan menulis karangan deskripsimelalui total picycal respon siswa kelasIX SMP PGRI Waipotih. Adapunlangkah-langkah dalam menganalisis data,yaitu membuat daftar skor mentah,membuat distribusi frekuensi dari skormentah, mencari mean rata-rata,menentukan nilai rata-rataskor yangdiperoleh dariskor mentah, danmenentukan tolok ukur keberhasilansiswa. Hasil dari kemampuan menuliskarangan deskripsi melalui modelpembelajaran total picycal respon padasiswa kelas IX SMP PGRIWaipotihdengan menggunakan analisisstatistik deskriptif.

Penyajian hasil analisis data nilaimentah siswa kelas IX SMP PGRI

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia129

N

Page 144: BAHASTRA - UISU

A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran TotalPhysical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih

Waipotihsebagaimana tampak padapaparan berikut ini.1. Data Statistik Deskriptif Hasil

Kemampuan Menulis KaranganDeskripsi Melalui ModelPembelajaran Total Picycal ResponPada Siswa Kelas IX SMP PGRIWaipotih

Berdasarkan hasil analisis data,menunjukkan bahwa sampel penelitianberjumlah 72. Skor tertinggi adalah 80 danskor terendah adalah 40. Sampelpenelitian001memperoleh skor 80, sampelpenelitian002 memperoleh skor 40,sampel penelitian003 memperoleh skor80, sampel penelitian004 memperolehskor 40, sampel penelitian005memperolehskor 80, sampel penelitian006memperoleh skor 40, sampelpenelitian007 memperoleh skor 40,sampel penelitian008 memperoleh skor60, sampel penelitian009 memperolehskor 40, sampel penelitian010memperoleh skor 80, sampelpenelitian011 memperoleh skor 40,sampel penelitian012 memperoleh skor40, sampel penelitian013 memperolehskor 40, sampel penelitian014memperoleh skor 40,sampel penelitian015memperoleh skor 40, sampelpenelitian016 memperoleh skor 40,sampel penelitian017 memperolehskor 60,sampel penelitian018memperoleh skor 40,sampel penelitian019 memperoleh skor40, sampel penelitian020 memperolehskor 40, sampel penelitian021memperoleh skor 40, sampelpenelitian022memperoleh skor 60, sampelpenelitian023 memperoleh skor 40,sampel penelitian024 memperoleh skor40, sampel penelitian025 memperolehskor 40, sampel penelitian026memperolehskor 40, sampel penelitian027memperoleh skor 40, sampelpenelitian028 memperoleh skor 80,sampel penelitian029 memperoleh skor40, sampel penelitian030 memperolehskor 40, sampel penelitian031memperoleh skor 60, sampelpenelitian032 memperoleh skor 40,sampel penelitian033 memperoleh skor80, sampel penelitian034 memperolehskor 40, sampel penelitian035memperoleh skor 40,sampel penelitian036memperoleh skor 60, sampelpenelitian037 memperoleh skor 60,

sampel penelitian038 memperolehskor 60,sampel penelitian039memperoleh skor 40,sampel penelitian040 memperoleh skor40, sampel penelitian041 memperolehskor 40, sampel penelitian042memperoleh skor 40, sampelpenelitian043 memperoleh skor 60,sampel penelitian044 memperoleh skor40,sampel penelitian045 memperoleh skor40, sampel penelitian046 memperolehskor 40, sampel penelitian047memperolehskor 60,sampelpenelitian048memperoleh skor 40, sampelpenelitian049 memperoleh skor 60,sampel penelitian050 memperoleh skor60,sampelpenelitian051memperolehSkor60,sampel penelitian052memperoleh skor40, sampel penelitian053 memperolehskor 40, sampel penelitian054memperoleh skor 40, sampelpenelitian055 memperoleh skor 40,sampel penelitian056 memperoleh skor60,sampel penelitian057 memperoleh skor40, sampel penelitian058 memperolehskor 60, sampel penelitian059memperoleh skor 60, sampelpenelitian060 memperoleh skor 80,sampel penelitian061 memperoleh skor40, sampel penelitian062 memperolehskor 40, sampel penelitian063memperoleh skor 40, sampelpenelitian064 memperoleh skor 60,sampel penelitian065 memperoleh skor80,sampel penelitian066 memperoleh skor80, sampel penelitian067 memperolehskor 60, sampel penelitian068memperolehskor40, sampelpenelitian069memperoleh skor 40, sampelpenelitian070 memperoleh skor 40,sampel penelitian071 memperoleh skor40, dan sampel penelitian072 memperolehskor 40,

Berdasarkan hasil tes perolehanskor mentah siswa, maka dapatdistribusikan ke bentuk frekuensi danpersentase sebagaimana tertera pada tabel2 berikut ini.Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan

Persentase Hasil TesSiswa

No.

Nilai

Frekuensi

Persentase (%)

1 80 9 12.52 60 17 23.63 40 46 63.9Jumlah 72 Siswa 100%

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia130

39

39

40

Page 145: BAHASTRA - UISU

A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran TotalPhysical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih

Berdasarkan tabel 2 tersebutdiperoleh gambaran tentang frekuensi danhasil tes siswa sebagai berikut: nilaitertinggi 80 diperoleh oleh 9 siswa(12.5%); nilai 60 diperoleh oleh 17 siswa(23.6%); dan nilai 40 diperoleh oleh 46siswa (63.9%).

Berdasarkan data distribusifrekuensi dan presentase nilai siswasubjek penelitianditransfer ke dalamkonversi angka berskala 10-100. Untuklebih jelasnya, dapat diperhatikan padatabel 3 berikut ini.Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan

Persentase Skor Tes HasilBelajar Menulis KaranganDeskripsi Melalui ModelPembelajaran Total PicycalRespon.

No.

Rentang

Skor

Frekuensi

Persentase (%)

1 100 0 0

2 90 0 0

3 80 9 12.5

4 70 0 0

5 60 17 23.6

6 50 0 0

7 40 46 63.9

8 30 0 0

9 20 0 0

10 10 0 0

Jumlah 72siswa

100%

Berdasarkan tabel 3 di atasdiperoleh gambaran bahwa nilai diperolehsampel penelitian sangat bervariasi. Tidakada sampel penelitian yang memperolehnilai 100, 90. Siswa yang memperolehnilai 80 berjumlah 9 orang (12.5%), siswayang memperoleh nilai60 berjumlah 17orang (23.6%), siswa yang memperolehnilai 40 berjumlah 46 orang (63.9%), dantidak satu siswa pun yang memperolehnilai 70, 50, 30, 20, dan 10.

Berdasarkan distribusi frekuensi danpersentase skor tes hasil belajar menulis

karangan deskripsi melalui modelpembelajaran total picycal respon dapatdiketahui kategori kemampuan siswa.Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel 4berikut ini.Tabel 4. Kategorisasi Tes Tingkat

Kemampuan, Frekuensi danPersentase Siswa

No

IntervalNilai

TingkatKemampuan

Frekuensi

Persentase (%)

1.2.3.4.5.

85-10075-8460-7440-590-39

SangattinggiTinggiSedangRendahSangatrendah

0917460

012.523.663.9

0

Jumlah 72siswa

100%

Berdasarkan tabel kategorisasi testingkat kemampuan, frekuensi danpersentase siswa sampel menunjukkanbahwasiswa yang berada pada kategoritinggi diperoleh 9 siswa (12.5%), siswayang berada pada kategori sedangdiperoleh 17 siswa (23.6%), siswa yangberada pada kategori rendah diperoleh 46siswa (63.9%), dan tidak ada siswa yangberada pada kategori sangat tinggi dankategori sangat rendah. Berdasarkan tabeldi atas maka hasil belajar siswa padakegiatan tes berada pada kategorirendah.

Hasil analisis statistik deskriptifyang berkaitan dengan nilai tes siswasampeldi atas dapat dilihat pada tabel 5berikut iniTabel 5.Deskripsi Nilai Hasil Tes Siswa

Statistik NilaiStatistik

Sampel penelitianNilai tertinggiNilai terendahNilai tengahNilai idealRata-rata

72804060100

49.72

Berdasarkan tabel 5, dapatdigambarkan bahwa dari 72 siswa yangdijadikan sampel penelitianuntukpembelajaran menulis karangan deskripsi

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia131

42

Page 146: BAHASTRA - UISU

A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran TotalPhysical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih

melalui media gambar, pada umumnyamemiliki tingkat hasil belajar siswa yangcenderung sedang.

Berdasarkan nilai statistik hasilbelajar menulis karangan deskripsi melaluimodel pembelajaran total picycal respondapat diketahui tingkat kemampuan siswa.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 6berikut ini.

Tabel 6. Klasifikasi TingkatKemampuanTesHasilBelajar MenulisKarangan DeskripsiMelalui ModelPembelajaran TotalPicycal Respon.

No. PerolehanNilai

Frekuensi Persentase(%)

1Nilai 68ke atas

9 12.5

2Di bawah68

63 87.5

Jumlah 72 siswa 100%

Berdasarkan tabel 6 di atasdiketahui bahwa hasil tes siswasampelyang memperoleh nilai 68 ke atasberjumlah 9 siswa (12.5%) dansampelyang memperoleh nilai di bawah68 berjumlah 63 siswa (87.5%). Hal inimembuktikan bahwa nilai yang diperolehsiswa sampelsebesar 68 ke atas tidakmencapai kriteria tingkat kemampuansiswa.

Berdasarkan hasil kemampuan teshasil belajar menulis karangan deskripsimelalui model pembelajaran total picycalrespon pada siswa kelas IX SMP PGRIWaipotih, peneliti dapat menyimpulkanbahwa siswa belum mampu menuliskarangan deskripsi melalui modelpembelajaran total picycal respon.PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data,maka dapat dikemukakan bahwa temuanyang diperoleh dalam penelitian initentangkemampuan menulis karangandeskripsi melalui model pembelajarantotal picycal respon pada siswa kelas IXSMP PGRI Waipotih.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwakemampuan siswa, tentangmenuliskarangan deskripsi melalui model

pembelajaran total picycal respon,dikategorikan sedang.

Berdasarkan hasil tes pada 72 siswapada kelas IX yang dijadikansampelpenelitian dalam menulis karangandeskripsi melalui model pembelajarantotal picycal respon, diketahui bahwaperolehan nilai secara klasikal sebanyak3.580 dengan nilai rata-rata 49.72.Sedangkan perolehan skor tertinggi yangdiperoleh siswa adalah 80 yang diperoleh9 orang (12.5%). Selanjutnya, sampelyangmemperoleh skor 60 berjumlah 17 orang(23.6%),dan sampelyang memperolehskor 40 berjumlah 46 orang (63.9%).

Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa kemampuan siswa kelas IX,tentangkemampuan menulis karangandeskripsi melalui model pembelajarantotal picycal respondikategorikan rendah.Hal ini dinyatakan karena perolehan nilaisiswa masih rendah. Dari 72 sampelyangdiberi tes atau diteliti, yang memperolehnilai 68 ke atas sebanyak 9 siswa atau12.5% sedangkan sampelyangmemperoleh nilai 68 ke bawah sebanyak63 siswa atau 87.5%. Kategorisasi nilairendah tersebut tentu saja memengaruhikemampuan nilai siswa secara klasikal.

Berdasarkan uraian tersebuttampak bahwa kemampuan siswa kelasIX sebagai sampel tentangkemampuanmenulis karangan deskripsi melalui modelpembelajaran total picycal respon beradapada kategori rendah karena dari 72sampel yang diberi tes, sampel penelitianyang memperoleh nilai dengan kategorirendah berjumlah 46 siswa atau 63.9%lebih tinggi dari sampel penelitian yangmemperoleh nilai sedang sebanyak 17siswa atau 23.6%, dan sampel yangmemperoleh nilai dengan kategori tinggisebanyak 9 siswa atau 12.5%. Hal inimerupakan salah satu indikator bahwapembelajaran menulis karangan deskripsimelalui model pembelajaran total picycalrespon pada siswa kelas IX SMP PGRIWaipotih belum berhasil walaupun secaraklasikal ada sembilan siswa yang telahmencapai nilai ketuntasan minimal yaitu68.SIMPULAN

Berdasarkan uraian pada babterdahulu, maka kesimpulan yangdiperoleh berdasarkan hasil penelitian dananalisis data yang telah dilakukan adalahsebagai berikut:

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia132

44

Page 147: BAHASTRA - UISU

A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran TotalPhysical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih

Siswa sampelberjumlah 72 orang.Skor skor maksimal yaitu 100. Skortertinggi yang diperoleh siswa sampelyaitu 80, dan skor terendah yang diperolehsampel penelitian yaitu 40, skor tengahyang diperoleh sampel penelitian yaitu 60,dan jumlah nilai secara menyeluruh yaitu3.580 dengan nilai rata-rata sampelpenelitian secara klasikal yaitu 49.72.

Kemampuan menulis karangandeskripsi melalui model pembelajarantotal picycal respon pada siswa kelas IXSMP PGRI Waipotih belum berhasildengan baik. Hal ini berdasar pada hasilanalisis data yaitusampel penelitian yangmemperoleh nilai 68 ke atas sebanyak 9siswa atau 12.5% dan sampel penelitianyang memperoleh nilai di bawah 68sebanyak 63siswa atau 87.5%.

Dengan demikian kemampuanmenulis karangan deskripsi melalui modelpembelajaran total picycal respon padasiswa kelas IX SMP PGRIWaipotih,secara klasikal belum berhasildengan baik karena sampel penelitiansecara klasikal belum mencapai dilaidiatas KKM yaitu 68,.SARAN

Bertolak dari hasil kesimpulantentang kemampuanmenulis karangandeskripsi melalui model pembelajarantotal picycal respon pada siswa kelas IXSMP PGRI Waipotih, maka saran yangdapat dikemukakan dalam penelitian iniadalah:(1) Untuk meningkatkan kemampuan

menulis karangan deskripsi melaluimodel pembelajaran total picycalrespon pada siswa kelas IX SMPPGRI Waipotih, guru mata pelajaranbahasa Indonesia di sekolah tersebuthendaknya mengakrabkan siswadengan model pembelajaran totalpicycal respon, baik dalam bentukproses maupun praktikum.

(2) Guru hendaknya banyak memberikankesempatan kepada siswa untukmenulis karangan deskripsi melaluimodel pembelajaran total picycalrespon.

(3) Bagi peneliti lanjut dapat menjadikanhasil penelitian ini sebagai acuanyang relevan untuk penelitianlanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, Sabarti dkk. 2007. Menulis.Departemen pendidikan dan kebudayaan. Alwi, Hasan,dkk. 2002. Kamus BesarBahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

.2008. Tata Bahasa BakuBahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Ambo Enre, Fachruddin. 2005. Dasar-

dasar Keterampilan Menulis.Makassar: Badan Penerbit UNMMakassar.

Arikunto, Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian. Jakarta: RinekaCipta.

Asron, dkk. 2007. Belajar Mengarangdari Narasi hinggaArgumentasi. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta; Balai Pustaka

Junus, Andi Muhammad. 2002. Keterampilan Menulis. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Jakarta:Nusa Indah.Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus

Linguistik. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Jakarta

Marlan, Hartini. 2009. Retorika Menulis. Makassar: Citra.

.Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian

dalam Pengajaran Bahasa danSastra.

Yogyakarta: BPFE.

Ruwin, Joko dan Sutjarso. 2006. BahasaIndonesia. Makassar:FKIP Unismuh.

Salam,2009.Pendidikan PenulisanKreatif.Makassar: Badan Penerbit UNM.

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soedjito. 2006. Keterampilan MenulisParagraf. Bandung: RemajaKarya Bandung.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia133

Page 148: BAHASTRA - UISU

A. Irmawati 1, Nurjana Kalidupa 2

Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Model Pembelajaran TotalPhysical Respon Siswa Kelas IX SMP PGRI Waipotih

Tarigan, Djago. 2008. MembinaKeterampilan Menulis Paragrafdan Pengembangannya. Bandung:Angkasa. 2003. PengajaranWacana. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 2009. Menulis sebagaiSuatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.

Tesol. 2016. Implementasi Metode Total Physical http://maduratesol.blogspot.co.id /2016/08 /implementasi-metode-total-physical.html

Tuhuloulah, Ali. 2016. KemampuanMenulis Karangan DeskripsiMelalui Media Gambar SiswaKelas X Perkantoran SMKAlhilaal Namlea. Skripsi. IqraBuru. Tidak Diterbitkan.

Weiss, Donald H. 1990. How to WriteEasly Effectively. NewYork: Amacom

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia134

48

Page 149: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT PANJALU

Yang Yang MerdiyatnaProgram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unsika

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi keingintahuan peneliti terhadapkandungan nilai dalam Khazanah Sastra Nusantara. Sastra Nusantaradalam penelitian ini adalah jenis cerita prosa rakyat. Seperti prosa yanglainnya, cerita rakyat pun memiliki struktur. Peneliti mengkaji strukturcerita rakyat. Setelah itu, peneliti mengkaji nilai-nilai budaya yangterkandung dalam Cerita Rakyat Panjalu. Penelitian ini menggunakanmetode deskriptif analisis. Teori yang digunakan adalah teori strukturatau fakta cerita dan teori budaya dan kebudayaan. Kajian strukturmenunjukkan fakta cerita tentang tokoh yang pantas untuk menjaditeladan. Kajian nilai budaya menunjukkan nilai-nilai budaya yangsangat baik. Nilai-nilai budaya dalam cerita pun menunjukkan nilailuhur budaya bangsa. Hal itu pun menunjukkan budaya leluhur bangsayang sarat kearifan dan kebijaksanaan. Dengan demikian, penulisberkesimpulan bahwa kajian terhadap Cerita Rakyat Panjalumenunjukkan adanya karakter tokoh pemimpin yang teladan dan nilai-nilai budaya yang pantas untuk dijadikan pelajaran dalam kehidupanberbangsa dan bernegara. Kata kunci: Cerita Rakyat, Nilai Budaya, dan Struktur Cerita.

Abstract. This study is inspired by researcher curiosity towardNusantara literature values. The Nusantara literature in this study ispeople story. Like other prose, people stories have a structure as well.Researcher studies the structure of people story. After that, researcherstudies of culture values at Panjalu people story. This study useddescriptive analysis method. Theory used is structure and theoryculture. The studies of structure show fact story about actor story thatgood for example. The studies of values culture show a good valuesculture. The values of culture in this story show the high values cultureof nation. That is show nation culture that full with local wisdom. Thus,researcher have conclusion this Panjalu people story studies showcharacter leader has a good foe example and culture values that goodfor learning in nation daily activity.Keywords: people story, value of culture, and story structure.

PENDAHULUANSebelum lahir tradisi tulis, tradisi

lisan lebih dahulu lahir dalam peradabanmanusia. Hal itu tidak terlepas darihakikat manusia yang dianugerahikemampuan berbahasa. Dengan anugerahitu, manusia pun mampu berkarya.Salahsatunya adalah karya sastra. Sebelumtradisi tulis, karya sastra pun dilakukandalam tradisi lisan. Karya sastradiceritakan dari satu orang kepada orangyang lainnya. Dengan demikian, lahirlahkarya sastra lisan.

Karya sastra lisan yang biasadituturkan dari orang tua kepada anak diantaranya adalah cerita rakyat. Ceritarakyat itu mengandung nilai luhur budayabangsa. Hal itu memungkinkanpemanfaatan cerita rakyat dalam prosespendidikan. Oleh karena itu, penulisberpikir untuk menemukan nilai budaya

yang terdapat dalam Cerita RakyatPanjalu.

Penulis berkeyakinan CeritaRakyat Panjalu memiliki nilai luhurbudaya bangsa. Hal itu disebabkan suatucerita rakyat yang dituturkan biasanyaberkaitan erat dengan daerahnya. Penulisingin mengetahui bagaimana nilai budayayang terkandung dalam Cerita RakyatPanjalu. Sebelum itu, penulis mengkajiterlebih dahulu aspek struktur dari cerita.Pengkajian sastra berupa cerita dimulaidari strukturnya terlebih dahulu. Dengandemikian, hal itu dapat memudahkanpenulis dalam menemukan danmendeskripsikan nilai budaya yangterkandung dalam cerita tersebut.

Karya sastra memiliki strukturtersendiri. Struktur merupakan suatukonstruksi yang abstrak dan terdiri atasunsur-unsur yang saling berkaitan dalamsuatu susunan (Kurniawan, 2009: 67).

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

143

Page 150: BAHASTRA - UISU

Yang Yang Merdiyatna

Nilai-nilai Budaya dalam Cerita Rakyat PanjaluUnsur pembangun karya sastra adalahalur, karakter (tokoh), latar, dan tema(Stanton, 2007: 22-37). Selain itu, kaitandengan sastra lisan, misal suatu mitosdapat dipenggal menjadi segmen-segmenatau peristiwa-peristiwa. Setiap segmenitu harus dapat memperlihatkan relasi-relasi antarindividu yang akan merujukpada tokoh dalam peristiwa danmenunjukkan karakter dari tokoh-tokohnya (Levi-Strauss dalam Ahimsa-Putra, 2001: 104). Konsep Levi-Strauss inimemperlihatkan adanya alur cerita.Dengan demikian, ditemukan tokoh dalamruang-ruang tertentu. Kajian prosa rakyatdalam penelitian ini memperhatikanstruktur sama seperti karya sastra lainnya.Karya sastra lisan yang berupa cerita prosarakyat pun dikaji unsur-unsurpembangunnya seperti yang telahdijelaskan di atas. Namun, dalam artikelini penulis lebih menekankan pada tokohcerita pada aspek kajian struktur dan nilaibudaya yang terkandung di dalamnya.

Budaya berarti suatu pikiran, akalbudi, hasil kebudayaan, dan mengenaikebudayaan (Pusat Bahasa, 2008:225).Kebudayaan merupakan keseluruhansistem gagasan, tindakan, dan hasil karyamanusia dalam kehidupan masyarakatyang dijadikan milik diri manusia denganbelajar (Koentjaraningrat, 2009: 144).Budaya adalah sesuatu yang kompleksdari pengetahuan, kepercayaan, seni,moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaanlainnya yang diperoleh manusia (Tylordalam Tilaar, 2002:39). Kebudayaan pundapat diperinci ke dalam tujuh unsur,yaitu: (1) bahasa; (2) sistem pengetahuan;(3) organisasi sosial; (4) sistem peralatanhidup dan teknologi; (5) sistem matapencaharian hidup; (6) sistem religi; dan(7) kesenian (Koentjaraningrat, 2009: 164—165; 1985: 2). Dari beberapa pengertiantersebut, penulis menyimpulkan bahawabudaya merupakan sesuatu yang berhargadan berkaitan dengan karakter. Dengandemikian, cerita rakyat yang diteliti inibisa saja mengandung sistem pemikiranmasyarakat, moral, hukum, adat istiadat,dan lain-lain.

Nilai budaya biasanya mendorongsuatu pembangunan spiritual, seperti tahanmenderita, berusaha dan bekerja keras,toleransi terhadap pendirian ataukepercayaan orang lain, dan gotongroyong (Djamaris dalam Fanani, et al.,1997:6). Selain itu, nilai budaya

merupakan konsep mengenai sesuatu yangada dalam alam pikiran sebagian besardari masyarakat yang dianggapnyabernilai, berharga, dan penting dalamhidup sehingga menjadi pedoman padakehidupannya (Koentjaraningrat,2009:153). Dalam nilai budaya punterdapat sistem nilai budaya, yaitumasalah hakikat hidup manusia, hakikatkarya manusia, hakikat kedudukanmanusia dalam ruang waktu, hakikathubungan manusia dengan alam, danhakikat hubungan manusia dengansesamanya (Kluckhohn dalamKoentjaraningrat, 2009: 154 dan1985:28)). Dari beberapa uraian di atas,penulis menyimpulkan bahwa nilai budayadapat menjadikan tumbuhnya nilai-nilaiyang baik bagi diri sendiri dan yanglainnya, seperti bekerja keras, toleransi,dan gotong royong. Selain itu, sistem nilaibudaya bersifat universal, sehingga nilaibudaya bermanfaat sebagai pedomandalam kehidupan berbangsa danbernegara.

Dalam menentukan nilai budayadalam sebuah cerita rakyat, penulismengacu pada sistem nilai budayatersebut. Berdasarkan uraian perihalbudaya di atas, penulis merumuskan nilaibudaya, yaitu: (1) hakikat hidup manusia;(2) hakikat hubungan manusia dengansesamanya; (3) hakikat karya manusia; (4)hakikat hubungan manusia dengan alam;(5) hakikat kedudukan manusia dalamruang waktu.METODE PENELITIAN

Metode yang diapakai adalahdeskriptif analisis, yaitu mendeskripsikanfakta-fakta, kemudian disertai dengananalisis (Ratna, 2007: 53). Dalam hal ini,data dideskripsikan untuk penemuanunsur-unsurnya. Analisis yang digunakanpun mulai dari analisis struktur sampaipada analsisi nilai budaya.

Teknik analisis data dilakukandengan pengurutan data sesuai denganurutan pemahaman yang ingin diperoleh,pengorganisasian data dalam formasi,kategori, atau perian tertentu yang sesuaidengan antisipasi peneliti, interpretasipeneliti berkenaan dengan signifikansibutir-butir data sejalan denganpemahaman yang ingin diperoleh, danpenilaian atas butir sehinggamenghasilkan kesimpulan (Maryaeni,2008:75). Dalam penelitian ini, analisisdata adalah pendeskripsian satuan-satuan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia135

Page 151: BAHASTRA - UISU

Yang Yang Merdiyatna

Nilai-nilai Budaya dalam Cerita Rakyat Panjalustruktur. Setelah itu, data digali nilaibudayanya. Selanjutnya, peneliti menarikkesimpulan atas analisis yang telahdilakukan.HASIL PENELITIANStruktur Cerita Borosngora

Tokoh sentral dalam CB (CeritaBorosngora) adalah Prabu Borosngora.Tokoh ini merupakan sosok yang gagahperkasa dan penurut pada orang tua.Walaupun dia sangat kuat, tetapi masihmau menuruti apa yang diharapkan olehorang tua. Hal itu bisa menjadi contohbahwa seberhasil apa pun kita menjadiorang, kita tetap harus menghormati orangtua.

Tokoh lain yang cukup menonjoladalah Prabu Sanghyang Cakradewa. Diaadalah ayah dari Prabu Borosngora. Tokohini mencerminkan kerendahan hati atautidak sombong. Walaupun dia memilikiilmu yang tinggi. Selain itu, tokoh ini punsosok yang bijaksana dalam keluargaterutama dalam mendidik anak. Hal itutercermin dengan tidak serta mertamemaksakan kehendak. Namun,diplomasi dikedepankan dalam perbedaanpandangan.

Tokoh lainnya adalah SanghyangPrabu Lembu Sampulur Panjalu Luhur 1.Tokoh ini sosok yang penyayang kepadamasyarakat dan mengajak masyarakatuntuk banyak bersosial. Tokoh ini dapatdijadikan teladan pemimpin yang tidakhanya mementingkan pribadi, tetapikemaslahatan masyarakat yangdiutamakan. Selain itu, ada tokoh SaidinaAli dalam cerita ini. Tokoh ini merupakansosok taat. Dia merupakan guruBorosngora dalam mempelajari agamaIslam. Tokoh ini pun menunjukkan sikapkerelaan berbagi ilmu kepada siapa sajayang bersungguh-sungguh ingin mencariilmu.

Nilai Budaya Cerita BorosngoraNilai budaya yang terkandung

dalam CB (Cerita Borosngora) adalahsebagai berikut. Pertama terdapat nilaibudaya yang berkaitan dengan hakikathidup manusia (hubungan manusia denganPenciptanya). Hal itu dilihat dari adanyatokoh yang seolah mencari-cari jati dirikeyakinan, yaitu Agama Islam. Tokoh ituadalah Ayah dan anak, yaitu Cakradewadan Borosngora. Hal tersebutmenunjukkan adanya unsur kkebudayaansistem pengetahuan dan religi yang

menjadikan tokoh mencari-cari keyakinansejati untuk hubungan dirinya denganyang menciptakannya. Selain itu, CBmengandung sistem religi. Hal ituditunjukkan dengan adanya kegiatansyukuran dan nyangku.

Kedua, CB mengandung nilaibudaya yang berkaitan dengan hakikathubungan manusia dengan sesamanya.Hal itu dilihat dengan adanya salingberbagi dengan menjamu makan danminum dalam suatu acara. Selain itu, CBpun mengandung unsur kebudayaansistem organisasi sosial, yaitu hidupbersosial dengan konsep silih asah silihasuh silih pikadeudeuh silih pikanyaah.

Ketiga, CB mengandung nilaibudaya yang berkaitan dengan hakikatkarya manusia. Hal itu dilihat dari adanyasistem mata pencaharian dengan adanyaahli pertanian, sistem pengetahuanterhadap sesuatu yang akan datang (weruhsadurung winarah waspada permanatingal), dan kesenian dengan acara menari.

Keempat, CB mengandung nilaibudaya yang berkaitan dengan hakikathubungan manusia dengan alam. Hal itudilihat dari adanya pemanfaatan alam yangdijadikan sebuah situ atau danau. Dengandemikian, situ yang dibuat itudimanfaatkan untuk mata pencaharian danpertahanan kerajaan.

Berikut ini nilai budaya dalam CBdisajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 1. Nilai Budaya dalam CBNo. Nilai Budaya Deskripsi Nilai Budaya1. Hakikat hidup

manusia(hubunganmanusiadenganpenciptanya)

(Keyakinan kepadaTuhan)Keyakinan denganmencari ilmu sejatiyaitu agama Islam(Bersyukur)Syukuran denganmelakukan puja danpuji serta menjamumakan dan minum(Nyangku)Nyangku sebagaisarana bersuci ataumembersihkan diri

2. Hakikathubunganmanusiadengansesamanya(hubunganmanusiadengansesamamakhluk)

(Saling berbagi)Saling berbagi denganmenjamu makan danminum(Bersosial)Bersosial dengankonsep silih asah silihasuh silih pikadeudeuhsilih pikanyaah

3. Hakikat karya (Keinginan berusaha)

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia136

Page 152: BAHASTRA - UISU

Yang Yang Merdiyatna

Nilai-nilai Budaya dalam Cerita Rakyat Panjalumanusia(hubunganmanusiadengankaryanya)

Sistem matapencaharian hidup,yaitu sistem pertaniandengan adanya ahlipertanian(Ilmu pengetahuan)Pengetahuan akansesuatu yang akandatang, yaitu weruhsadurung winarahwaspada permanatingal(Seni)Kesenian denganadanya kegiatanmenari

4. Hakikathubunganmanusiadengan alam

(Menjaga alam)Penjagaan danpemanfaatannya alamdengan menjadikantanah-tanah yangsebagaiannya jurang-jurang menjadi sebuahsitu/danau

Struktur CMP (Cerita Maung Panjalu)Tokoh sentral dalam CMP adalah

Bongbanglarang dan Bongbangkencana.Tokoh ini merupakan tokoh yang nekat.Selain itu, tokoh ini merupakan sosokyang berjiwa besar. Mereka maumengakui dan menyadari kesalahan,walaupun harus memikul risiko yangbesar.

Tokoh lain dalam CMP adalahtokoh Raja Panjalu dan Pengawalnya yangmerupakan sosok penolong. Merekamenolong maung yang terjebak di Sungai.Selain itu, ada tokoh Raja Majapahit yangbaik dan pengertian. Hal itu dilihat darisikap kepada istri dan anaknya. Tokohyang baik hati dan penolong jugaditemukan dalam CMP, yaitu AkiGarahang. walau sudah dikecewakan, diatetap bersikap baik dan menolong. Tokoh-tokoh itu mencerminkan nilai luhurbangsa yang dapat dicontoh oleh generasisekarang.Nilai Budaya Cerita Maung Panjalu

Nilai budaya yang terkandungdalam CMP (Cerita Maung Panjalu)adalah sebagai berikut. Pertama CMPmengandung nilai budaya yang berkaitandengan hubungan manusia denganpenciptanya. Hal itu terlihat dari nilaiketaatan seorang istri dan ketaatan seoranganak sebagai bentuk taat kepadaPenciptanya.

Kedua CMP mengandung nilaibudaya yang berkaitan dengan hubunganmanusia dengan sesama makhluk. Hal itu

dapat dilihat dari adanya nilai ketaatanseorang istri kepada suami dan ketaatanyang dilakukan oleh seorang anak kepadaIbunya. Seperti ada ungkapan dalamBahasa Sunda “hade goreng ku basa”,yang dapat dimaknai bahwa segala sesuatuitu harus dibicarakan. Dalam hal ini, nilaiketaatan seorang anak hilang karena suatumasalah yang tidak dibicarakan terlebihdahulu, yaitu melalui musyawarah. Selainitu, CMP pun mengandung nilai budayasaling tolong. Saling tolong inimenghasilkan semacam bentuk perjanjian.Ketika dua ekor harimau ditolong olehorang Panjalu, harimau itu punmengungkapkan akan menolong jikadiminta pertolongan. Pertolongan manusiaterhadap hewan itu menunjukkan adanyasaling menolong antara manusia dengansesama makhluk.

Ketiga CMP mengandung nilaibudaya yang berkaitan dengan hubunganmanusia dengan karyanya. Hal itu dilihatdengan adanya sitem mata pencaharianbertani/ngahuma yang dilakukan tokohdalam cerita. Selain itu, nilia budayamenunjukkan sistem peralatan hidup danteknologi, yaitu dengan terdapatnyasenjata kujang yang dipakai.

Keempat CMP mengandung nilaibudaya yang berkitan dengan hubunganmanusia dengan alam. hal itu dapat dilihatdari adanya pengesahan kebudayaan padamasyarakat tentang larangan memakanbuah oyong. Larangan itu merupakanbentuk perjanjian ketika dua ekor harimauditolong oleh orang Panjalu. Hal itudisebabkan sebelum ditolong orangharimau terselamtkan dengan adanyaareuy oyong sehingga tidak langsungterjatuh ke dasar sungai. Hal itumenunjukkan manusia telah menjagaalam. Alam pun sewaktu-waktu bergunaterhadap manusia dan makhluk lainnya.

Berikut ini nilai budaya dalamCMP disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 2 Nilai Budaya dalam CMPNo. Nilai Budaya Deskripsi Nilai

Budaya1. Hakikat hidup

manusia(hubunganmanusiadenganpenciptanya)

(Ketaatan)Ketaatan seorang istrisebagai bentukketaatan kepadaPenciptanya(Ketaatan)Ketaatan seorang anaksebagai bentukketaatan kepadaPenciptanya

2. Hakikat (Ketaatan)

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia137

Page 153: BAHASTRA - UISU

Yang Yang Merdiyatna

Nilai-nilai Budaya dalam Cerita Rakyat Panjaluhubunganmanusiadengansesamanya(hubunganmanusiadengansesamamakhluk)

Ketaatan seorang istrimeminta izin sebagaibentuk ketaatankepada suami(Ketaatan)Ketaatan kepada orangtua yang harusdijalankan(Musyawarah)Musyawarah sebagaijalan penyelesaianmasalah(Tolong menolong)Saling tolong sesamamakhluk, bahkanterhadap hewan

3. Hakikat karyamanusia(hubunganmanusiadengankaryanya)

(Keinginan berusaha)Ngahuma sebagaibentuk sistem matapencaharian(Teknologi senjata)Kujang sebagaiperalatan hidup yangmenunjukkanteknologi senjata

4. Hakikathubunganmanusiadengan alam

(Menjaga alam)Penjagaan alamdengan mematuhilarangan memakanbuah oyong

PEMBAHASANDari hasil analisi di atas, penulis

menemukan cukup banyak nilai budayayang terkandung dalam Cerita RakyatPanjalu, yaitu pada Cerita Borosngora danCerita Maung Panjalu. Nilai budaya yangterkandung dalam Cerita Rakyat Panjalutersebut secara keseluruhan sama sepertiyang telah diuraikan dalam kajian teori.Nilai budaya yang berkaitan denganhakikat hidup manusia ada empat, yaitukeyakinan ketuhanan, bersyukur, nyangku,dan ketaatan. Nilai budaya yang berkaitandengan hakikat hubungan manusia dengansesamanya ada lima, yaitu saling berbagi,bersosial, ketatan, musyawarah, dantolong menolong. Nilai budaya yangberkaitan dengan hakikat karya manusiaada empat, yaitu keinginan berusaha,sistem pengetahuan, seni, dan teknologisenjata. Nilai budaya yang berkaitandengan hakikat hubungan manusia denganalam ada satu, yaitu bersinergi denganalam.

Nilai-nilai budaya yang berhasildikaji tersebut menunjukkan bahwa dalamcerita rakyat itu mengandung nilai luhurbudaya bangsa. Bangsa Indoesia sejakdahulu memiliki peradaban yang baik.Penerapannya pun sangat baik dengan cirikhas kearifan lokal masing-masing daerah.Salah satunya adalah dengan bercerita.

Dengan bercerita, anak-anak menjadisenang. Ketika anak-anak sudah senang,orang tua pun dapat menjadikannyasebagai salah satu wahana pendidikan bagikeluarganya. Lebih dari itu, penelusurannilai-nilai budaya ini menunjukkan bahwadalam hidup berbangsa dan bernegara bisabecermin dari kearifan lokal nilai-nilaibudaya yang tergambar dan terkandungdalam Cerita-Cerita Rakyat Nusantara.SIMPULAN

Dari uraian yang telah dibahas diatas, peneliti dapat memberikan berberapasimpulan sebagai berikut. Kesatu,permaslaahan yang berkaitan denganstruktur. Aspek tersebut menunjukkanbahwa struktur cerita rakyat yang telahdihimpun dan dianalisis mengandungunsur fakta cerita atau struktur faktual.Hal itu dibuktikan dari kedua ceritamemunculkan tokoh, latar, dan alur.

Kedua, permasalahan yangberkaitan dengan nilai budaya yangterkandung dalam cerita yang berhasildihimpun dan dianalisis. Penelitimenemukan nilai-nilai budaya yangterkandung dalam cerita. Nilai-nilaibudaya tersebut merupakan bagian darinilai luhur budaya bangsa. Nilai-nilaibudaya itu pun berkaitan erat denganhubungan manusia dengan Penciptanya(religius), hubungan manusia dengansesama makhluk (sosial), hubunganmanusia dengan karyanya, dan hubunganmanusia dengan alam.SARAN

Dari kesimpulan tersebut, penelitiberharap hasil kajian ini dapatdimanfaatkan seluas-luasnya.Pemanfaatan itu diutamakan dalampendidikan. Masyarakat pada umumnyadapat menjadikan hasil kajian ini sebagaisalah satu alternatif untuk mendidikdengan mengenalkan nilai budayatersebut. Dengan demikian, generasisekarang mengenal dan mengamalkannilai positif dari salah satu budaya bangsa.DAFTAR PUSTAKAAhimsa-Putra, H. S. (2001).

Strukturalisme Levi-Strauss:Mitos dan Karya Sastra.Yogyakarta: Galang Press.

Fanani, M. et. al. (1997). Analsisi Strukturdan Nilai Budaya. Jakarta: PusatPembinaan dan PengembanganBahasa.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia138

Page 154: BAHASTRA - UISU

Yang Yang Merdiyatna

Nilai-nilai Budaya dalam Cerita Rakyat PanjaluKurniawan, H. (2009). Sastra Anak dalam

Kajian Strukturalisme, Sosiologi,Semiotika, hingga PenulisanKreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Koentjaraningrat. (1985). KebudayaanMentalitas dan Pembangunan.Jakarta: PT. Gramedia.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar IlmuAntropologi. Jakarta: RinekaCipta.

Maryaeni. (2008). Metode PenelitianKebudayaan. Jakarta: PT BumiAksara.

Pusat bahasa. (2008). Kamus BahasaIndonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Ratna, N. K. (2007). Teori, Metode, danTeknik Penelitian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Stanton, R. (2007). Teori Fiksi(Sugihastuti&Rossi Abi Al Irsyad,Penerjemah). Yogyakarta: PustakaPelajar.

Tilaar, H. A. R. (2002). Pendidikan,Kebudayaan, dan MasyaraktMadani Indonesia: StrategiReformasi Pendidikan Nasional.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia139

Page 155: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

IMPLIMENTASI METODE SISTEM ENGLISH QUARANTINE DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS PADA

CALON ENTERPRENUER MUDA

1Nila Afningsih, 2Debbi Chyntia Ovami, 3Dewi Nurmala1. FKIP UMN AW Medan

2. FE UMN AW Medan3. FS UMN AW Medan

[email protected]; d [email protected] ; [email protected]

Abstrak. Bahasa Inggris merupakan suatu bahasayang wajib dimiliki paragenerasi muda. Perkembangan dan kemajuan ekonomi dunia memaksa kitauntuk terus bangkit membenahi diri termasuk dengan kemampuan dalamberbahasa inggris. Pada penelitian ini berusaha menyajikan metode SistemEnglish Quarantine untuk meningkatkan kemampuan berbahasa khususnyadibidang ekonomi. Metode ini akan diperlakukan kepada siswa SMAdimana mereka adalah generasi penerus negeri ini yang akan melanjutkanperjuangan bangsa ini di berbagai bidang termasuk dibidang ekonomi.Peng-Implimentasian metode System English Quarantine dalampembelajaran bahasa inggris bukan saja untuk meningkatkan kemampuanberbahasa Inggris akan tetapi tujuan utamanya adalah mempersiapkangenerasi muda yang siap saing tingkat nasional maupun Internasional,sebahai modal tambahan bagi calon Interprenuer muda. Sedangkan tujuanjangka panjangnya adalah : Mengurangi pengangguran Terbuka denganmempersiapkan generasi muda sebagai calon Entereprenuer berbakat ,handal yang siap tempur di kalangan nasional maupun Internasional. Padapenelitian ini melakukan eksperimen dan survey. Berdasarkan hasil uji Fyang dilakukan, diketahui bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,000 yanglebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwavariabel independen yaitu metode System English Quarantine dankemampuan berbahasa Inggris berpengaruh cukup signifikan terhadapcalon entrepreneur muda pada siswa.Kata Kunci : Metode System English Quarantine, Enterprenuer

Abstract. English is a language that must be owned by the youngergeneration. The development and progress of the world economy forces usto continue to improve ourselves, including the ability to speak English.This research attempts to present the English Quarantine System method toimprove language skills, especially in the economic field. This method willbe treated to high school students where they are the next generation of thiscountry who will continue the struggle of this nation in various fieldsincluding economics. Implementing the English Quarantine System methodin learning English is not only to improve English language skills but itsmain goal is to prepare young people who are ready to compete nationallyand internationally, as additional capital for young Interprenuercandidates. While the long-term goal is: Reducing Open unemployment bypreparing young people as talented, reliable entrepreneurs who are readyto fight in national and international circles. In this study conductedexperiments and surveys. Based on the results of the F test carried out, it isknown that the significance level of 0,000 is smaller than 0.05. Based onthese results it can be concluded that the independent variables namely theEnglish Quarantine System method and English language ability have asignificant effect on prospective young entrepreneurs in students.Keywords: English Quarantine System Method, Enterprenuer

PENDAHULUANBahasa Inggris merupakan salah bahasadunia yang begitu popular, sehinggadianggap bahasa internasional yang harusdikuasai diberbagai bidang. Misalnya dibidang ilmu pengetahuan, ekonomi,pertanian, dan sebagainya. Hal ini yangmenjadi salah satu latar belakang mengapabahasa Inggris dijadikan salah satu

pelajaran terpenting di pendidikan diNegeri ini . Akan tetapi yang menjadimasalah utama dalam perkembanganbahasa inggris pada masyarakat adalahpola pikir masyarakat yang masihmengganggap bahasa inggris sulit untukdipelajari. Dan yang membuat keadaanini semakin parah adalah sudahtertanamnya pola pikir bahwa bahasa

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

149

Page 156: BAHASTRA - UISU

1Nila Afningsih, 2Debbi Chyntia Ovami, 3Dewi Nurmala

Implimentasi Metode Sistem English Quarantine dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris pada Calon Enterprenuer Muda

inggris ini adalah bahasa yang begituuntuk menakutkan bagi masyarakat ,khususnya para generasi muda. Hal iniberdampak begitu besar yaitu mampumematikan keterampilan soft skill maupunhard skill hingga mereka tidak berdayauntuk mengembangkan diri merekasendiri.

Jika diperhatikan baik-baik , halini sebenarnya tidak perlu terjadi danmasalah ini masih bisa tertanggulangi.Salah satunya dengan cara merubah polapikir para generasi muda bahwa bahasainggris itu sesungguhnya bahasa yangsangat menyenangkan dan sangatbermanfaat tinggi bagi mereka. Apalagiperubahan di berbagai bidang yang terjadikhususnya di bidang ekonomi menuntutpara generasi muda untuk terus memacudiri menggunakan bahasaInggris.Contohnya saja, pada produk-produk yang dipasarkan di masyarakathampir semua dikemasannyamenggunakan bahasa Inggris. Misal padaproduk obat atau lainnya untuk komposisidan cara pemakaian sudah menggunakanbahasa Inggris. Hal ini membuktikanbahwa kebutuhan penggunaan bahasaInggris tidak bisa lagi ditawar ataupundihindarkan .

Sesungguhnya pemerintah sudahmemiliki program yang baik denganmeletakkan bahasa Inggris sebagai matapelajaran utama pada Ujian Nasional,khususnya pada jenjang SMP,SMA/Sederajat. Akan tetapi hal inisepertinya menjadi sesuatu beban beratbagi siswa karena mereka tidak memilikicukup kemampuan dan keberanian dalambahasa Inggris. Saat para siswa belajar ,mereka selalu memikirkan takut salah baiksewaktu praktek percakapan ataupundalam menulis. Penyelesaian masalah inisalah satu dengan memahami keadaankemampuan pelajar dalam bahasa Inggris,setelah itu menentukan metode dan mediayang sesuai dengan kebutuhansiswa.Melalui latar belakang masalahyang telah muncul maka penelitian inimencoba meng-implimentasikan MetodeSystem English Quarantinemeningkatkan Kemampuan berbahasaInggris bidang Ekonomi demimenciptakan calon Enterprenuer Muda.

Penerapan metode ini bukan sajameningkatkan kemampuan siswa dalamberbahasa inggris, akan tetapi sasaran

utamanya adalah mempersiapkanenterprenuer yang muda dan berbakat.Hal ini disebabkan masih cukup tingginyaangka pengangguran terbuka yangdimiliki bangsa ini. Ada sekitar sebanyak6,87 juta pengangguran sampai di tahun2018, walaupun dibandingkan tahun 2017sudah mengalami penurunan sekitar dari5,61% menjadi 5,50% di 2018, akan tetapiangka tersebut masih terbilang tinggi .Angka penggangguran ini terjadi denganberbagai alasan, dimulai dengan pendudukyang tidak tamat sekolah sampaipenduduk yang sudah tamat pendidikanjenjang PT akan tetapi tidak merasa sesuaidengan pekerjaan dan basic pendidikanyang dimiliki.

Jika dilihat dari kondisi alam yangdimiliki oleh Indonesia, seharusnya angkapengangguran yang cukup tinggi sepertiini tidak perlu terjadi.Kondisi alam yangbegitu kaya raya dengan sumber dayaalamnya, dan potensi budaya yangdimilikinya.Semuanya itu bisa menjadisumber dalam menanggulangipengganguran dengan memanfaatkankekayaan yang ada.Salah satunya adalahmenjadi seorangenterprenuer.Enterprenuer muda yangbangga akan kekayaan dan budayanegerinya, dan memperkenalkannya kedunia luas. Dan jika dilihat dari dataGlobal Enterpreneership Monitormengatakan bahwa suatu negara akanmenjadi makmur jika di negara tersebutmemiliki 2 % enterprenuer dari jumlahpenduduknya. Akan tetapi Indonesiamasih memiliki sekitar 400.000enterprenuer atau 0,18 %. Itu berartikerjasama antar semua pihak perlu salingmendukung dalam menciptakanenterprenuer muda dan berbakat demimengangkat negeri ini menjadi lebih baik.

1. Metode System QuarantineMetode System English

Quarantine merupakan salah satualternative metode yang cukup baik danmenarik untuk diterapkan kepada siswamaupun mahasiswa dalam belajar bahasaInggris , apalagi bahasa Inggris bidangekonomi. Dimana Metode System EnglishQuarantine adalah suatu metodepembelajaran yang memberlakukanprogram karantine terhadap peserta didik,maksudnya adalah saat siswa melakukansegala sesuatu sudah mulai menggunakanbahasa Inggris sederhana. Walaupun

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 141

Page 157: BAHASTRA - UISU

1Nila Afningsih, 2Debbi Chyntia Ovami, 3Dewi Nurmala

Implimentasi Metode Sistem English Quarantine dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris pada Calon Enterprenuer Muda

sifatnya metode ini seperti memaksa siswadalam menggunakan bahasa Inggris, tetapisesungguhnya dengan metode ini siswadidampingi sepenuhnyaoleh instrukturatau pengajar. Instruktur akanmemprioritaskan program yang dapatmelatih dan menguatkan mental ataukepercayaan diri siswa dalammengekspresikan kemampuan merekadalam berbicara bahasa inggris karenawalaupun banyak kosa kata yang merekahapal tetapi karena tidak adanyakepercayaan diri dalam mengekspresikankemampuan mereka maka hal ini akanmenjadi penyebabterhalangnya perkembangan kemampuansiswa.[ CITATION Nil15 \l 1033 ]

Dalam metode ini, pendekatanmerupakan tahapan awal yang dilakukanuntuk menarik perhatian para peserta didikguna menimbulkan rasa ketertarikanmereka dalam belajar bahasaIndonesia.Jika di tahap awal peserta didiksudah mulai tertarik, sedikit demi sedikitmelalui metode ini mulai mengubah polapikir mereka mengenai tentang bahasaInggris. Metode ini harus mampumenjadikan bahasa Inggris merupakanbahasa yang menyenangkan untukdipelajari, peserta didik jangan sampaimerasa terbebani walaupun merekasedang dikarantine dengan menggunakanbahasa Inggris dalam setiap kegiatan.Setelah adanya perkembangan yang cukupmeningkat terhadap mental mereka makainstrukutur dapat melanjutkan langkah-langkah berikutnya yang menuju padatingkat pembiasaan dan kemahiran.

Kegiatan pembelajaran denganmetode ini tidak hanya digunakan untukmeningkatkan kemampuan padapelajaran bahasa Inggris saja, atau untukmenyelamatkan nilai mereka pada ujiannasional akan tetapi target utamanyaadalah mempersiapkan generasi mudayang berani dan tangguh dalammenghadapi perkembangan ekonomidunia, misalnya mempersiapkan merekasebagai Enterprenuer muda. 2, Bahasa Inggris Bidang Ekonomi Bahasa Inggris merupakanbahasa nomor satu dari lima bahasaterbesar di dunia jika dilihat menurutkebutuhannya. Bagaimana tidak,kebutuhan bahasa inggris sudah tidakmengenal dimana kita tinggal, bahkanjuga tidak mengenal usia. Misalnya

perlengkapan atau alat-alat rumah tanggayang digunakan oleh para ibu-ibu rumahtanga hampir semua menggubakan bahasainggris dalam penggunaannya, bayangkansaja saat mereka ingin menggunakan alatelektronik dapur semua perintahnya dalambahasa inggris dan jika mereka tidakpeham maka akan terjadi kekacauan.Kebutuhan berbahasa inggris ini beradapada berbagai bidang baik bidangekonomi, pendidikan , pertaninan, medis,industri , dan teknologi.

Jika kita lihat apa yang sudahdilakukan pemerintah terhadapkeberadaan Bahasa Inggris di duniasudahlah cukup tepat dengan meletakkanbahasa inggris sebagai pelajaran utamayang wajib luluspada Ujian Nasional.Walaupun kenyataannya saat di lapangankita lihat banyak siswa-siswa yang tidaksiap atau merasa tidak mampu untukmenuntaskan dengan baik pada pelajaranbahasa Inggris.Oleh sebab itu sejak dinianak-anak sudah harus dikenalkan denganbahasa Inggris.

Bahasa Inggris bagi bidangekonomi merupakan bahasa pengantarbagi setiap kegiatan, contohnya kegaiatanmeeting, bahkan sampai pemasaranproduk.Penggunan bahasa Inggris dibidang Ekonomi tidak lagi bisa ditawarkebutuhannya.Penyebab salah satunyaadalah posisi Indonesia yang terletaksialng dunia, menjadikan Indonesiatermasuk konsumen terbesar dalampemakaian produk baik itu produk dalamnegeri maupun luar negeri. Dan hampir 99% baik itu produk dalam negeri maupunluar negeri menggunkan bahasa inggrissebagai petunjuk penggunaannya.3. Enterprenuer

Menurut [ CITATION Leo12 \l1033 ] menyatakan bahwa enterprenueryaitu segala upaya berkaitan denganmenciptakan kegiatan ataupun usahaberdasarkan kemampuan dan kemauansendiri bahkan berani mengambil resikoterutama dalam menangani usaha.Entreprenuer adalah orang-orang selalumampu memanfaatkan kesempatan untukmempersiapkan diri dengan melihatpeluang kerja dalam memulai usahadengan tanpa merasa takut bahkan cemasdalam kondisi apapun, itu berarti orangtersebut merupakan orang orang yangbermental berani dan kuat . Peluang akandengan muda dimanfaatkan oleh seorang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 142

Page 158: BAHASTRA - UISU

1Nila Afningsih, 2Debbi Chyntia Ovami, 3Dewi Nurmala

Implimentasi Metode Sistem English Quarantine dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris pada Calon Enterprenuer Muda

entreprenuer untuk membuat usaha masabaru dengan potensi profit yang besar,bukan itu saja enterprenuer ini bukan sajaorang yang menyelamatkan dirinya dalambidang perekonomiannya akan tetapi diajuga juga pahlawan bagi parapengangguran karena dia mampumenciptakan lapangan kerja. Denganbegitu enterprenuer ini mampu pembantupemerintah dalam menanggulangi masalahpernggaguran terbuka yang cukup besar dinegeri ini. Entreprenuer dapat denganmuda menganalisa permintaan barang danjasa yang dibutuhkan masyarakatbahkan dalam kondisi buruk .

Sesungguhnya yang menjadimasalah utama bagi masyarakat Indonesiaada pola fikir yang masih mengikutitatanan hidup dari hasil penjajahanBelanja. Bagaimana tidak, bangsa inisudah terlena dengan pola fikir yangditanamkan oleh bangsa Belanda. Sudahhampir 3,5 abad lamanya bangsa Belandaberhasil mematikan soft skill dan hardskill penduduk bangsa ini , sehingga kitatidak punya kekuatan meskipun kekayaannegeri ini berlimpah. Walaupun negeri inisudah tidak dijajah lagi akan tetapi bangsaBelanda sudah berhasil mempengaruhipola fikir rakyat Indonesia bahwa untukmenjadi seorang pegawai pemerintahan.Rakyat Indonesia tidak menyadari bahwanegeri ini adalah negeri yang begitu kayaraya dengan sumber daya alam sangatberlimpah, bahkan ada sebuah syair yangberbunyi “ kata orang tanah kita tanahsurga,tongkat dan batu pun jadi tanaman ‘.Kalimat ini memaknai bahwa begitusubur dan indahnya negeri ini , sehinggaseandainya para generasi penerus inimampu mengelolah sumber daya alamnegeri ini, sudah dipastikan perekonomiannegeri ini akan bangkit dan bahkanmungkin mampu sejajar dengan negaraberkembang lainnya. Ada 2 karakter seoramngentreprenuer yaitu : 1. Sebagai creatoryaitu menciptakan usaha atau bisnis yangbenar-benar baru. 2. Sebagai innovator ,yaitu menggagas perbaharuan baik dalamproduksi,pemasaran, maupun pengeloladari usaha yang sudah ada sehinggamenjadi lebih baik. Entreprenuershipmemiliki peran vital dalam pembangunanekonomi suatu negara. Munculnya unit-unit usaha besar diawali melalui jiwakewirausahaan masyarakat. Pembangunan

usaha baru melalui kegiatan produktifsecara perlahan merangsang pertumbuhanoutput , dengan kata lain, entreprenuershipmeruapkan motor penggerak rodaperekonomian.

Dikala perkembangan zaman yangterus saja berubah , maka orang tuadituntut untuk mendidik anak-anaksecarakeatif dan inovatif. Anak-anak sudahharus mulai diajarkan tentang semangatenterprenuer dari sejak dini, agar nantinyapara generasi penerus bangsa ini tidak lagidisebut bangsa kuli. Pola pikir mendidikanak untuk menjadi seorang pegawaiharus diubah, walaupun tetap harusmendukung cita-cita anak akan tetapimereka tetap harus mereka memiliki jiwaenterprenuer. Selain orang tua , peran gurujuga sangat mendukung dalammenanamkan mindset peserta didik dalammenanamkan jiwa enterprenuer. Hal inidisebabkan karena hampir separuh waktuanak- anak ada bersama guru, denganbegitu kesempatan sang guru sangat besaruntuk menumbuh kembangkan sikapenterprenuer. Dengan begitu dapatdisimpulkan bahwa peran orangtua, gurudan sekolah bisa menjadi landasan utamadalam pembentukan jiwa enterprenuerpada anak-anak. Jika hal ini bisaterlsaksana, maka dipastikan negeri akanmampu menciptakan enterprenuer yangkuat, dan secara otomatis perekonomiannegeri ini akan terus stabil dan kuat.

Pengimplimentasian programSistem English Quarantine bertujuanutama meningkatkan kemampuanberbahasa inggris para generasi mudakhususnya dibidang Ekonomi, sekaligusmempersiapkan dan memperciptakanenterprenuer muda,berbakat, handal dansiap saing tingkat nasional bahkaninternasional.METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakanmetode eksperimen dan survey, hal inidisebabkan karena penelitian bertujuanmenentukan suatu pengetahuan yangsecara baik dapat diaplikasikan dan jugauntuk menentukan , mengembangkan danmemvalidasi suatu model.[ CITATION

Pro10 \l 1033 ]

Penelitian ini berusahamembangkitkan sikap entrepreneurmelalui program Sistem EnglishQuarantine. Metode dan instrumenpengumpulan data yang digunakan dalam

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 143

Page 159: BAHASTRA - UISU

1Nila Afningsih, 2Debbi Chyntia Ovami, 3Dewi Nurmala

Implimentasi Metode Sistem English Quarantine dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris pada Calon Enterprenuer Muda

penelitian ini adalah observasi,kuestionaer, studi dokumentasis.Penelitianini dilakukan SMA ABDI NEGARABINJAI.Populasi merupakandaerah secaraumum yang terdiri atas objek atausubjek , akan tapi didalamanya terdapatkualitas dan karakteristik yang sudahditentukan oleh peneliti sebagaistudibanding,kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiyono, 2012). Populasi dan samplepada riset ini adalah peserta didik kelas X,dengan mengambil responden sebanyak42 orang.Dalam penelitian ini, untukmengumpulkan data maka menggunakancara seperti observasi , memberikan test,dan studi dokumen. Observasi dilakukansebelum pengumpulan data dilakukanpemberian test yang berhubungan dengantopik penelitian, studi dokumen dilakukansebagai data skunder untuk penunjangdata primer. Model analisis data yangdigunakan pada penelitian ini adalah ujikualitas data (validitas dan reliabilitas)dan model analisis regresi linier berganda.Tujuan dari teknik analisis regresi linierberganda adalah untuk melihat secaralangsung pengaruh beberapa variabelterikat (Erlina, 2011:111).Untuk mengujihipotesis, digunakan Model Regresi LinierBerganda dengan rumus sebagai berikut:

Y=b0+b1X1+b2X2+eKeterangan :Y = Calon Enterprenuer mudab0 = KonstantaX1 = System English QuarantineX2 = Kemampuan berbahasa Inggrise = error

Teknik yang dilakukan dalammenyimpulkan hasil penelitian akanmenggunakan SPSSa. Uji Kualitas Data

Suatu kuestioner bisa dikatan sahvalid tidaknya bisa diukur dengan ujivaliditas.Teknik yang digunakan untukmengukur validitas butir pertanyaankuesioner adalah Correlation ProductMoment dari Karl Pearson dengan caramengkorelasikan masing masingpertanyaan/pernyataan selanjutnyamembandingkan r tabel dan r hitung.

Uji reliabilitas dilakukan untukmengukur tingkat konsistensi antara hasilpengamatan dengan instrumen atau alatukur yang digunakan pada waktu yangberbeda bseda. Teknik yang digunakan

untuk mengukur reliabilitas pengamatanadalah dengan uji statistik CronbachAlpha dengan cara membandingkan nilaialpha dengan standarnya dengan ketentuanjika :1. Jika alpha > 0,7 maka instrumen

pengamatan dinyatakan reliabel2. Jika aplha < 0,7 maka instrumen

pengamatan dinyatakan tidakreliable

b. Uji Asumsi KlasikUji asumsi klasik diperlukan

untuk dapat melakukan analisis regresiberganda Pengujian tersebut dilakukanuntuk menghindari atau mengurangi biasatas hasil penelitian yang diperoleh.Pengujian asumsi klasik yang digunakandalam penelitian ini meliputi ujinormalitas, uji multikolinearitas, ujiheteroskedastisitas dan uji autokorelasi(Erlina, 2011:102)c. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2) untukmenentukan apakah model regresicukup baik digunakan, makaditetapkan melalui koefisiendeterminasi. Nilai adjusted R2

dapat naik atau turun apabila satuvariabel independen ditambahkanke dalam model regresi(Ghozali,2006:87).

b. Uji Statistik F pada dasarnyamenunjukkan apakah semuavariabel independen yangdimasukkan dalam modelmempunyai pengaruh secarasimultan terhadap variabeldependen.

c. Uji Statistik t pada dasarnyamenunjukkan seberapa jauh satuvariabel independen secaraindividual atau parsial dapatmenerangkan variasi variabelterikat.

HASIL PENELITIAN1. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui mengetahui metode SystemEnglish Quarantine untuk meningkatkankemampuan berbahasa inggris bidangekonomi terhadap calon enterprenuermuda. Variabel independen padapenelitian ini adalah Metode SystemEnglsih Quarantine dan kemampuanberbahasa Inggris dengan variabeldependen calon enterprenuer muda.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 144

Page 160: BAHASTRA - UISU

1Nila Afningsih, 2Debbi Chyntia Ovami, 3Dewi Nurmala

Implimentasi Metode Sistem English Quarantine dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris pada Calon Enterprenuer Muda

Tabel 1 Statistik DeskriptifDescriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. DeviationX1 42 5.00 9.00 7.5738 1.00948X2 42 5.00 9.00 7.5952 1.03734Y 42 5.00 9.00 7.4643 .91327Valid N (listwise)

42

Sumber :Data skunder diolah, Tahun 2019

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai minimum metode System English Program (X1) yaitu sebesar 5.00 sebanyak3 orang sedangkan nilai maksimum sebesar 9.00 sebanyak 9 orang. Nilai rata-rata dari Metode System English Quarantine sebesar 7.57 dari 42 mahasiswa.Nilai minimum kemampuan berbahasa (X2) yaitu sebesar 5.00 sebanyak 2 orang sedangkan nilai maksimum sebesar 9.00 sebanyak 6 orang.Nilai rata-rata dari kemampuan berbahasa sebesar 7.59 dari 42 mahasiswa

Untuk variabel Y yaitu entrepreneurmuda memiliki nilai minimum 5.00sebanyak 2 orang dan nilai maksimumsebesar 9.00 sebanyak 2 orang. Nilai rata-rata dari entepreneur sebesar 7.46 dari 42siswa

Uji Asumsi Klasik Pengujian terhadap ada tidaknya

pelanggaran terhadap asumsi – asumsiklasik yang merupakan dasar dalam modelregresi linier berganda.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untukmenguji apakah model regresi, variabelpengganggu atau residual memilikidistribusi normal (Ghozali, 2016).Hasildari uji normalitas data dapat dilihat darigrafik pada Gambar 5.1.

Gambar 1 Grafik Normal P-Plot

Sumber :Data sekunder diolah, Tahun 2019

Pengujian ini berguna untukmengetahui apakah variabel dependen danvarabel independen mempunyai distribusinormal atau tidak.Model regresi yang baikadalah model yang memiliki distribusinormal.Berdasarkan Gambar 3.1menunjukkan bahwa model regresiberdistribusi secara normal.

Pola distribusi normal dapat dilihat dari grafik histogram pada Gambar 2 yang memberikan pola distribusi normaldengan penyebaran secara tidak merata baik ke kiri maupun ke kanan.

Gambar 2 Grafik Histogram

Sumber :Data sekunder diolah, Tahun 2019

Selain itu pengujian normalitasdapat dilihat dari uji statistik KolmogorovSmirnov yang merupakan pengujian yangpaling valid atas normalitas. MenurutGhozali (2016) kriteria probabilitas dariuji normalitas dengan menggunakan ujiKolmogorov Smirnov adalah sebagaiberikut:1. Bila nilai signifikansi uji kolmogorov

smirnov dibawah 0,05 maka data tidakberdistribusi normal.

2. Bila nilai signifikansi uji kolmogorovsmirnov diatas 0,05maka databerdistribusi normal.

Pengujian terhadap nilaiUnstandardized residual yang dihasilkandari seluruh variabel terlihat pada Tabel 2berikut:

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 145

Page 161: BAHASTRA - UISU

1Nila Afningsih, 2Debbi Chyntia Ovami, 3Dewi Nurmala

Implimentasi Metode Sistem English Quarantine dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris pada Calon Enterprenuer Muda

Tabel 2 Hasil Uji Kolmogorov SmirnovOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 42

Normal Parametersa,b Mean 0E-7Std. Deviation .70758468

Most Extreme Differences

Absolute .090Positive .090Negative -.090

Kolmogorov-Smirnov Z .586Asymp. Sig. (2-tailed) .882a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.

Sumber : Data sekunder diolah, Tahun 2019Hasil uji stratistik dengan

menggunakan Kolmogorov Smirnov Testmenunjukkan bahwa nilai signifikan0,882. Nilai tersebut diatas 0,05 yangberarti nilai residual terdistribusi secaranormal.Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas dilakukandengan melihat nilai collinearity statisticdan nilai koefisien korelasi di antaravariabel bebas.Uji multikolonieritasbertujuan untuk menguji apakah modelregresi ditemukan adanya korelasi antaravariabel bebas (independen).Model regresiyang baik seharusnya tidak terjadi korelasidi antara variabel independen.Mendeteksi

ada tidaknya gejala multikolinearitasadalah dengan melihat nilai tolerance danvariance inflation factor (VIF).Multikolonieritas terjadi apabila nilaitolerance ≤0,10 dan nilai VIF≥10(Ghozali, 2016).

Berdasarkan Tabel 3 terlihatbahwa tidak terjadi multikolonieritasdimana nilai VIF lebih kecil dari 10sedangkan nilai tolerance lebih besar dari0,10. Hal ini menunjukkan bahwaindikator variabel dependen danindependen dalam penelitian ini tidaksaling berkolerasi dan tidak terjadimultikolonieritas antar variabelindependen dalam regresi.

Tabel 3 Uji Multikolonieritas Coefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

T Sig. CollinearityStatistics

B Std.Error

Beta Tolerance

VIF

1

(Constant)

2.648 .952 2.782 .008

X1 .318 .138 .351 2.308 .026 .665 1.504X2 .317 .134 .360 2.368 .023 .665 1.504

a. Dependent Variable: YSumber : Data sekunder diolah, Tahun 2019Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untukmenguji apakah dalam modelregresi terjadi ketidaksamaanvarians dari residual satupengamatan ke pengamatan yanglain.

Gambar3 Grafik Scatterplot Dari grafik Scatterplotdapat dilihat bahwa titik-titikmenyebardan tidak membentukpola tertentu dan titik menyebardiatas dan dibawah angka 0 padasumbu Y, makaheteroskedastisitas tidak terjadi.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 146

Page 162: BAHASTRA - UISU

1Nila Afningsih, 2Debbi Chyntia Ovami, 3Dewi Nurmala

Implimentasi Metode Sistem English Quarantine dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris pada Calon Enterprenuer Muda

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)Koefisien determinasi R

Square (R2) menunjukkanseberapa besar variabelindependen menjelaskan variabeldependennya.Nilai R Squareadalah dari nol sampaisatu.Koefisien korelasi dikatakankuat apabila data nilai R beradadiantara 0,5 dan mendekati 1.

Dari Tabel 5.5menghasilkan nilai Adjusted RSquare sebesar 0,369 atau berarti36.9% pengaruh variabelindependen (metode System

English Quarantine dankemampuan Berbahasa Inggris)terhadap variabel dependen (calonentepreneur). Sedangkan sisanya63.1% dipengaruhi dan dijelaskanoleh variabel lain yang tidakmasuk dalam model penelitian ini.Nilai R Square sebesar 0,400 atau40 % menunjukkan bahwakorelasi atau hubungan antaravariabel independen (metodeSystem English Quarantine dankemampuan Berbahasa Inggris)terhadap variabel dependen (calonentepreneur) adalah lemah karenadibawah 50%.

Tabel 5 Hasil Koefisien DeterminasiModel Summaryb

Model R R Square Adjusted RSquare

Std. Error ofthe Estimate

1 .632a .400 .369 .72550a. Predictors: (Constant), X2, X1b. Dependent Variable: Y

Sumber : Data sekunder diolah, Tahun 2019Uji simultan (Uji–F)

Uji simultan (Uji-F) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.Dari hasil pengolahan data, diperoleh hasil statistik analisis secara simultan tercantum pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil Uji-FANOVAa

Model Sum ofSquares

Df Mean Square F Sig.

1Regression 13.669 2 6.834 12.984 .000b

Residual 20.528 39 .526Total 34.196 41

a. Dependent Variable: Yb. Predictors: (Constant), X2, X1

Sumber : Data sekunder diolah, Tahun 2019Dari Tabel 6 diperoleh nilai signifikansi0,000. Dengan demikian dapatdisimpulkan, sebesar 0,000 <α (0,05)yang berarti Haditerima yang menyatakanbahwa metode System English Quarantinedan kemampuan Berbahasa Inggris secarasimultan berpengaruh signifikan terhadapcalon enterprenuer.Uji parsial (Uji-t)

Uji parsial (Uji-t) dilakukan untukmenganalisis pengaruh masing-masingvariabel independen terhadap variabeldependen .Hasil uji parsial (Uji-t) dapatdilihat pada Tabel 7

Tabel 7 Hasil Uji-t

Model Unstandardized Coefficients StandardizedCoefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 2.648 .952 2.782 .008X1 .318 .138 .351 2.308 .026X2 .317 .134 .360 2.368 .023

Sumber :Data sekunder diolah, Tahun 2019

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 147

Page 163: BAHASTRA - UISU

1Nila Afningsih, 2Debbi Chyntia Ovami, 3Dewi Nurmala

Implimentasi Metode Sistem English Quarantine dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris pada Calon Enterprenuer Muda

Dari Tabel 7 menghasilkan pengaruhmasing-masing variabel independenterhadap variabel dependen secara parsialadalah sebagai berikut:1. Nilai signifikansi metode SystemEnglish Quarantine sebesar 0,026 lebihkecil dari α (0,05), maka Ha diterima.metode System English Quarantine secaraparsial berpengaruh positif dan signifikanterhadap calon enterprenuer muda. 2. Nilai signifikansi kemampuanberbahasa Inggris sebesar 0,023 lebihkecil dari α (0,05), maka Ha diterima.Kemampuan berbahasa secara parsial

berpengaruh positif dan signifikanterhadap calon entepreneur. Analisis Regresi Linier BergandaAnalisis regresi linier berganda dilakukanuntuk melihat secara langsung pengaruhbeberapa variabel terikat (Erlina,2011:111). Hasil analisis regresi dapatdilihat pada Tabel 8

Tabel 8 Hasil Analisis Regresi

Model Unstandardized Coefficients StandardizedCoefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 2.648 .952 2.782 .008X1 .318 .138 .351 2.308 .026X2 .317 .134 .360 2.368 .023

Sumber :Data sekunder diolah, Tahun 2019Dari Tabel 8 persamaan regresi linierberganda menghasilkan model kinerjakeuangan penduga sebagai berikut : Y =2.648 + 0.318 X1 + 0.317 X2 + eDari persamaan regresi linier berganda,dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Nilai konstanta sebesar 2,648 yang

menunjukkan apabila semua variabelindependen (metode System EnglishQuarantine dan kemampuan berbahasaInggris) diasumsikan bernilai nol,maka nilai calon enterprenuermeningkat sebesar 2,648.

2. Koefisien b1B1sebesar 0,318

menunjukkan bahwa kenaikan metodeSystem English Quarantinesebesar 1%akan diikuti oleh kenaikan nilai calonenterprenuer sebesar 0.318% denganasumsi variabel lain tetap.

3. Koefisien b2 sebesar 0,317menunjukkan bahwa kenaikankemampuan berbahasa sebesar 1%akan diikuti oleh kenaikan nilai calonentepreneur sebesar 0,317% denganasumsi variabel lain tetap.

PEMBAHASANDari hasil penyebaran test atau

instrumen yang sudah dibagikan makadihasilkan bahwa mulailah munculkemauan atau ketertarikan peserta didikdalam mengembangkan diri mereka untukmempelajari bahasa iniggris melaluiProgram English Quarantine. Begitusulitnya menarik perhatian peserta didik

untuk tertarik dengan bahasa inggris yangsudah menjadi momok yang begitumenakutkan bagi mereka. Penerapanprogram English Quarantine ini dinilaimenarik bagi mereka dalam mempelajaribahasa inggris, ditambah ini dalamprogram ini juga memperkenalkanenterprenuer bagi mereka. Para pesertadidik diperkenalkan, dimotivasi untukdiajak menjadi seorang enterprenuer.Enteprenuer yang diharapkan disinibukanlah enterprenuer biasa akan tetapienterprenuer yang siap saing denganperekonomian dunia. Dari hasil penilaiantes yang sudah di lakukakn penghitungandidapatlah deskriptif data yangmenyatakan bahwaNilai rata-rata dariNilai rata-rata dari Metode SystemEnglish Quarantine sebesar 7.57 dari 42siswa. Nilai rata-rata darikemampuanberbahasa sebesar 7.59 dari 42siswa.Untuk variabel Y yaitu entrepreneurmuda nilai rata-rata sebesar 7.46 dari 42siswaNilai Adjusted R Square sebesar0,369.Hal ini berarti bahwa 36.9 % pengaruhvariabel independen (metode SystemEnglish Quarantine dan kemampuanberbahasa Inggris) terhadap variabeldependen (sikap calon entrepreneurmuda). Nilai Adjusted R Square yangbelum mencapai 100% menunjukkanbahwa masih ada variabel lain sebesar0,631 atau 63.1 % yang tidak digunakandalam penelitian ini.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 148

Page 164: BAHASTRA - UISU

1Nila Afningsih, 2Debbi Chyntia Ovami, 3Dewi Nurmala

Implimentasi Metode Sistem English Quarantine dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris pada Calon Enterprenuer Muda

Berdasarkan hasil uji F yang dilakukan,diketahui bahwa tingkat signifikansisebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkanbahwa variabel independen yaitu metodeSystem English Quarantine dankemampuan berbahasa Inggris secarasimultan berpengaruh signifikan terhadapcalon entrepreneur muda pada siswa SMAABDI NEGARA BINJAI..

Implementasi Program Sistem EnglishQuarantine pada calon EntereprenuerMuda

Program Sistem EnglishQuarantine ini sudah diimplementasikanpada peserta didik jenjang SMA/SMK .Sesungguhnya cara belajar program iniadalah para peserta didik di karantinadengan menggunakan bahasa inggris.Segala kegaitan mereka denganmenggunakan bahasa inggris.Program inimengajak dan menerapkan pembelajaranbahasa agar lebih menarik perhatianmereka. Walaupun sistem karantinaditerapkan di sini, akan tetapi tetapkebebasan mereka dalam mengekpresikansesuatu diberikan. Program ini diawalindengan mengenali para pelajar, baik faktorinternal ataupun eksternal dari siswa itusendiri.

Para siswa harus mencaripasangan masing-masing sebagai patneruntuk berinteraksi.Untuk tahap awal parasiswa dibiasakan menggunakan kata-katasederhana untuk berinteraksi. Saatketertarikan mereka terhadap bahasaInggris meningkat secara maka instrukturmulai memperkenalkan istilah-istilahekonomi yang biasa muncul dimasyarakat, misalnya pada kemasankosmetik, makanan, obat-obatan, danbarang-barang elektronik. Sesungguhnyapara siswa ini sudah sering mengenalistilah-istilah ekonomi, akan tetapi merekatidak menyadari itu. Melalui metodeSystem English Quaratine , mereka mulaimampu menggunakannya denganbaik.Tidak itu saja untuk menjadi calonenterprenuer, mereka sudah harus terbiasamenggunakan bahasa inggris dalamkehidupan sehari-hari. Hal ini bisa dimulaidari lingkungan rumah, sekolah, danpergaulan.

Target terbesar dari penelitian iniadalah mempersiapkan generasi mudasebagai enterprenuer handal, dengan

begitu mampu membantu pemerintahmengurangi angka pengangguran terbukadi negeri ini. Karena dengan adanyaenterprenuer mampu menciptakanlapangan kerja.SIMPULAN

Dari semua kegiatan yang sudahdilakukan maka dapat disimpulkanbahwa :1. Bahasa Inggris adalah bahasa

Internasional yang sudah dijadikanbahasa pengantar dalam setiap bidang,khususnya bidang ekonomi. Contohkecil di bidang ekonomi dipakai saatpemasaran suatu produk.

2. Metode System English Quarantinedinilai bisa menjadi alternativepeneyelesaian bagi para pendidikuntuk mengatasi kesulitan mengajarkanbahasa Inggris pada siswa.

3. Penerapan metode System EnglishQuarantine disini bukan untuk sajameningkatkan kemampuan berbahasaInggris pada peserta didik akan tetapijuga mempersiapkan calonenterprenuer muda yang siap saingbaik tingkat nasional maupunInternasional

4. Nilai Adjusted R Square sebesar0,369.Hal ini berarti bahwa 36.9 % pengaruhvariabel independen (metode SystemEnglish Quarantine dan kemampuanberbahasa Inggris) terhadap variabeldependen (sikap calon entrepreneurmuda). Nilai Adjusted R Square yangbelum mencapai 100% menunjukkanbahwa masih ada variabel lain sebesar0,631 atau 63.1 % yang tidakdigunakan dalam penelitian ini.

5. Berdasarkan hasil uji F yang dilakukan,diketahui bahwa tingkat signifikansisebesar 0,000 yang lebih kecil dari0,05. Berdasarkan hasil ini dapatdisimpulkan bahwa variabelindependen yaitu metode SystemEnglish Quarantine dan kemampuanberbahasa Inggris secara simultanberpengaruh signifikan terhadap calonentrepreneur muda pada siswa SMAABDI NEGARA BINJAI..

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 149

Page 165: BAHASTRA - UISU

1Nila Afningsih, 2Debbi Chyntia Ovami, 3Dewi Nurmala

Implimentasi Metode Sistem English Quarantine dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris pada Calon Enterprenuer Muda

Afningsih, N. 2015. Penggunaan Istilah-Istilah Bahasa Bidang ILmu Ekonomi DenganMenerapkan Program English Quarantine . Kultura. 5019

Afningsih, N. 2018.Model Pembelajaran Problem Posing untuk mengatasi kesulitan BelajarMahasiswa Berbahasa Inggris Bidang Ilmu Ekonomi dalam MempersiapkanEntreprenuer Handal. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Volume 3 ISSN:2502-9584 Hal : 326-396

Afningsih,N .2018. Aplikasi Model ADDIE Berbasis System English Quarantine DalamMenciptakan Enterprenuer Handal. Medan

Afningsih, N.2016. Kamus English - Economi . Medan

Erlina. 2011. Metode Penelitian. Medan. USU Press

Ghozali. 2013. Analisis Multivariat Dengan Propgram IBM SPSS 21. Semarang: UniversitasDipenegoro.

Nurseto, T. (2010). Pendidikan Berbasis Enterprenuer. Jurnal Pendidikan AkuntansiIndonesia\

Prof.Dr.Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:ALFABETA.

Saiman, L. 2012. KEWIRAUSAHAAN Teori, Praktik, dan Kasus-Kasus. Jakarta: PenerbitSalemba Empat.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 150

Page 166: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAHTERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT EFEKTIF OLEH

MAHASISWA SEMESTER VII FKIP UMSU

Aisiyah AztryUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Abstrak. Latar belakang masalah dalam penelitian ini kemampuanmahasiswa dalam menulis kalimat efektif masih kurang.Hal inidisebabkan mahasiswa masih sering kesulitan dalam menulis kalimatefektif.Tujuan penelitian ini adalah 1.untuk mengetahui kemampuanmenulis kalimat efektif dengan model pembelajaran berbasis masalaholeh mahasiswa semester VII Universitas Muhammadiyah SumateraUtara . 2. untuk mengetahui kemampuan menulis kalimat efektif denganmodel pembelajaran konvensional oleh mahasiswa semester VIIUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara . 3. Apakah ada pengaruhmodel pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan menuliskalimat efektif oleh mahasiswa semester VII Universitas MuhammadiyahSumatera Utara . Penelitian ini dilaksanakan di semester VII UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara dengan mengambil sampel 36 orang dikelas eksperimen dan 30 orang di kelas kontrol dari populasi siswa kelasVII yang seluruhnya berjumlah 101 orang. Metode yang digunakanadalah metode eksperimen dan instrumen penilaian yang digunakanadalah tes esai.Di kelas eksperimen diberi pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran berbasis masalah dan di kelas kontrol diberikanpembelajaran menggunakan model konvensional.Pengelolaan dan analisisdata dilakukan dengan menggunakan uji rumus thitung, yaitu untukmengetahui berapa besar pengaruh variabel X1 dan variabel X2. Dari hasilpenelitian diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis kalimatefektif dengan menggunakan model berbasis masalah memilikikemampuan dalam kategori baik sekali karena jumlah siswa 15 orangsampel (41,66%) mendapat nilai 80-100 dan kemampuan siswa dalammenulis kalimat efektif dengan menggunakan model konvensionalmemiliki kemampuan dalam kategori cukup karena 15 orang sampel(50%) mendapat nilai 56-65. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwahipotesis diterima karena thitung > ttabel (3,390 > 1,669) maka hipotesis yangberbunyi “ Adanya pengaruh model pembelajaran berbasis masalahterhadap kemampuan menulis kalimat efektif oleh mahasiswa semesterVII Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ”. Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Menulis Kalimat Efektif

Abstract.The background of the problem in this study is the ability ofstudents to write effective sentences is still lacking. This is becausestudents still often have difficulty writing effective sentences. The purposeof this study is 1. to find out the ability to write effective sentences with aproblem-based learning model by VII semester students ofMuhammadiyah University of North Sumatra Learning Year 2018-2019.2. to find out the ability to write effective sentences with conventionallearning models by VII semester students of the University ofMuhammadiyah Sumatera Utara Learning Year 2018-2019. 3. Is there aneffect of the problem-based learning model on the ability to writeeffective sentences by VII semester students of Muhammadiyah Universityof North Sumatra Learning Year 2018-2019. This research wasconducted in the seventh semester of the Muhammadiyah University ofNorth Sumatra by taking a sample of 36 people in the experimental classand 30 people in the control class from a population of class VII studentstotaling 101 people. The method used is the experimental method and theassessment instrument used is the essay test. In the experimental classgiven learning using a problem-based learning model and in the controlclass learning is given using conventional models. The management andanalysis of data is done by using the t-test formula, which is to find outhow much influence X1 and X2 variables have. From the results of thestudy it is known that the ability of students to write effective sentencesusing problem-based models has the ability in excellent categoriesbecause the number of students of 15 samples (41.66%) scored 80-100and students' ability to write effective sentences using conventional

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

162

Page 167: BAHASTRA - UISU

Aisiyah Aztry

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Menulis KalimatEfektif oleh Mahasiswa Semester VII FKIP UMSU

models have the ability in a sufficient category because 15 sample people(50%) scored 56-65. From the results of the study, it can be seen that thehypothesis is accepted because tcount> t table (3.390> 1.669) then thehypothesis which reads "There is an influence of problem-based learningmodel on the ability to write effective sentences by VII semester studentsof North Sumatra Muhammadiyah University 2018-2019".Keywords: Problem Based Learning Model, Writing Effective Sentences

PENDAHULUANKeterampilan menulis sebagai

salah satu keterampilan berbahasadiajarkan memiliki tujuan agar mahasiswamampu menulis dengan baik dan benar,namun menulis tidak semudah yangdibayangkan. Untuk itu perlu adanyapenyegaran dengan cara yang akanmembuat mahasiswa aktif, kreatif,inovatif, efektif, dan merasa senangmengikuti pembelajaran. Apabila hal itudapat dilakukan oleh dosen, maka prosesbelajar mahasiswa akan lebih bermaknadan mencapai tujuan yang diharapkan.

Mahasiswa yang berada disemester VII Program Studi PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMSUyang peneliti temui di kelasnya masing-masing, peneliti menemukan kurangmeresponnya mahasiswa terhadapkemampuan menulis kalimat efektif.Mereka beranggapan bahwa menuliskalimat efektif merupakan keterampilanyang sukar dimiliki.Dari berbagai tulisanyang pernah diamati, sedikit sekali darimereka yang mampu untuk menuliskankalimat efektif. Keterbatasan kemampuanmahasiswa dalam menguasaiketerampilan menulis dapat dipengaruhioleh beberapa faktor yaitu pembelajaranmenulis di kelas yang belum maksimal,kemampuan dosen dalam menyokongkemampuan menulis mahasiswa,kurangnya kesadaran mahasiswa tentangmanfaat dan pentingnya menulis,minimnya minat dan partisipasimahasiswa dalam pembelajaran menulis.

Berdasarkan pengalaman penelitidalam proses belajar mengajar di kelas,pembelajaran menulis kalimat efektifcenderung membuat mahasiswa merasabosan dikarenakan model pembelajaranyang kurang tepat diterapkan didalamkelas. Untuk itu peneliti melakukaninovasi baru dalam kemampuan menuliskalimat efektif dengan menggunakanmodel pembelajaran berbasis masalah.

Menurut Arends dalamSuprihatiningrum (2013:215),pembelajaran berbasis masalah merupakansuatu pendekatans pembelajaran yangmana mahasiswa mengerjakan

permasalahan yang otentik denganmaksud untuk menyusun pengetahuanmereka sendiri, mengembangkan inkuiridan keterampilan berpikir tingkat lebihtinggi, mengembangkan kemandirian danpercaya diri. Menurut Agus Suprijonodalam Suryani dan Agung (2012:113),langkah pembelajaran berbasis masalahterdiri dari 5 langkah. (1) Memberikanorientasi tentang permasalahannya kepadamahasiswa. (2) Mengorganisasikanmahasiswa untuk meneliti. (3) Membantuinvestigasi mandiri dan kelompok. (4)Mengembangkan dan mempresentasikanartefak dan exhibit. (5) Menganalisis danmengevaluasi proses mengatasi masalah.

Mahasiswa sering sekali tidak bisamennulis kalimat efektif.Pada hal dalammenulis kalimat efektif ini sangat penting,sehingga harus benar-benarmempelajarinya, setiap penyusunan karyailmiah mengenai kalimat efektif menjadihal yang sangat penting untuk dikuasaidan dipelajari. Penyebab lain munculkarena cara menyampaikan materi dariguru-guru mereka terdahulu bisa jadimemang tidak efektif. Guru mereka dimasa sekolah menengah mungkin masihmemakai cara yang konvensional,sehingga berdampak pada kemampuanmereka dalam menulis kalimat efektif.

Untuk itulah, peneliti mencobamengambil sebuah penelitian mengenaifenomena ini yang akan dikolaborasikandengan sebuah model pembelajaran.Seperti yang disampaikan oleh Yamin(dalam Nurjannah, 2015: 1), “Modelpembelajaran adalah suatu polametodologi untuk melaksanakanperubahan, sedangkan pembelajaradalahseorang profesionalis yang menjalankanfungsi-fungsinydengan menggunakanmetodologi untuk membelajarkan pesertadidik dengan cara yang tidak konstan,artinya pembelajar harus berinovasi danmenciptakan perubahan yang baik padadirinya ataupun pada peserta didik.”Peneliti ingin memberikan perubahanmeskipun belum tahu hasil perubahan ituseperti apa namun tidak ada salahnyamelakukan inovasi dari waktu ke waktu,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 163

Page 168: BAHASTRA - UISU

Aisiyah Aztry

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Menulis KalimatEfektif oleh Mahasiswa Semester VII FKIP UMSU

sehingga peneliti memilih sebuah metodepembelajaran yaitu berbasis masalah.

Dalam penelitian ini, penelitimenawarkan suatu model pembelajaranyang dapat diterapkan oleh peneliti sendiridan dosen lain untuk menggantikanmodel- model atau strategi-strategi yangtelah lama digunakan untuk memberikankemampuan mahasiswa menulis kalimatefektif. Adapun model yang akandigunakan adalah model pembelajaranberbasis masalah. Model ini dipilih karenadinilai dapat membantu menciptakankeaktifanmahasiswa dalam menuliskalimat efektif.Berdasarkan uraian di atas,peneliti tertarik untuk mengadakanpenelitian dengan judul “Pengaruh ModelPembelajaran Berbasis Masalah terhadapKemampuan Menulis Kalimat Efektif olehMahasiswa Semester VII Program StudiPendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFKIP UMSU Tahun Akademik 2018-2019”.Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusanmasalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan menuliskalimat efektif denganmenggunakanmodelpembelajaranberbasis masalah olehmahasiswa semester VII Program StudiPendidikan Bahasa dan SastraIndonesia FKIP UMSU ?

2. Bagaimana kemampuan menuliskalimat efektif dengan menggunakanmodel konvensional oleh mahasiswasemester VII Program StudiPendidikan Bahasa dan SastraIndonesia FKIP UMSU ?

3. Apakah ada pengaruh modelpembelajaran berbasis masalahterhadap kemampuan menulis kalimatefektif oleh mahasiswa semester VIIProgram Studi Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia FKIP UMSU?

Tujuan PenelitianAdapun tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :1. Untuk mengetahui kemampuan

menulis kalimat efektif denganmenggunakanmodelpembelajaranberbasis masalah olehmahasiswa semester VII Program StudiPendidikan Bahasa dan SastraIndonesia FKIP UMSU .

2. Untuk mengetahui kemampuanmenulis kalimat efektif dengan

menggunakan model konvensionaloleh mahasiswa semester VII ProgramStudi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia FKIP UMSUtahunpembelajaran 2018-2019.

3. Untuk mengetahui pengaruh modelpembelajaran berbasis masalahterhadap kemampuan menulis kalimatefektif oleh mahasiswa semester VIIProgram Studi Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia FKIP UMSU.

Manfaat PenelitianAdapun manfaat ini sebagai berikut

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadimasukan bagi dosen untukmengajarkan materi, menulis kalimatefektif kepada mahasiswa sesuaidengan model pembelajaran berbasismasalah.

2. Sebagai bahan masukan bagi dosen danmahasiswa agar mampu meningkatkandan mengembangkan pembelajarandalam menulis kalimatefektif.Sebagai bahan rujukan dalam penelitian lanjutan.

METODE PENELITIANMenurut Arikunto (2013: 9)

metode eksperimen adalah suatu carauntuk mencari hubungan sebab akibat(hubungan kasual) antara dua factor yangsengaja ditimbulkan oleh peneliti denganmengeliminasi atau mengurangi ataumenyisihkan factor-faktor lain yangmenganggu.

Penelitian ini menggunakanmetode eksperimen yaitu metode yangbertujuan untuk melihat apakah adaperbedaan hasil sebagai akibat adanyaperbedaan perlakuan yang diberikan padametode eksperimen dan metodekontrol.Metode eksperimen menerapkanmodel pembelajaran berbasis masalahdan metode kontrol menerapkam modelkonvensionalterhadap kemampuanmenulis kalimat efektif.

Dalam pelaksanaannya,penelitian eksperimen membutuhkansuatu desain eksperimen.Adapun desaineksperimen yang digunakan dalampenelitian ini adalah desain TrueExperimental Design. Denganmenggunakan model Posttest-OnlyControl Design yang digambarkan dalamtable berikut :

Tabel 2.1. Desain EksperimenKelas Perlakuan

(Treatment)Posstest

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 164

Page 169: BAHASTRA - UISU

Aisiyah Aztry

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Menulis KalimatEfektif oleh Mahasiswa Semester VII FKIP UMSU

Eksperimen O X1

Kontrol X2

Keterangan :O : Perlakuan menggunakan modelpembelajaran berbasis masalahX1 :Postest keterampilan menuliskalimat efektif di kelas eksperimenX2 :Postest keterampilan menuliskalimat efektif di kelas kontrol.Berdasarkan table di atas dapat

disusun langkah pembelajaran yang sesuaidengan teknik pembelajaran yang akandigunakan oleh peneliti.HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakna diUniversitas Muhammadiyah SumateraUtara (UMSU) .Setelah diadakanpenelitian dan data sudah terkumpul,langkah selanjutnya adalah menganalisisdata.Penelitian ini merupakan penelitianeksperimen yang terdiri dari dua variabel,yaitu variabel kemampuan menuliskalimat efektif(X1) yang disebut kelompokeksperimen dan variabel kemampuanmenulis kalimat efektif menggunakanmodel konvensional (X2) yang disebutkelompok kontrol.Penelitian inimenggunakan instrumen berupa tesesai.Dengan instrumen tersebut di perolehdata untuk variabel (X1) dan (X2).

Pemeriksaan yang telah dilakukanterhadap data penelitian, seluruh data yangmasuk memenuhi syarat untuk diolah dandianalisis.Secara singkat dapat dinyatakanhasil penelitian ini mengungkapkaninformasi tentang skor total, skor tertinggi,skor terendah, rata-rata dan rentangstandar deviasi.

Berikut data penelitian yangdidapat dari masing-masingkelompok.Pemerolehan data danperhitungan statistik dari dua variabeltersebut ditujukkan pada uraianselanjutnya.1. Kemampuan Menemukan Kalimat

Efektif Menggunakan ModelPembelajaran Berbasis Masalah

Pemerolehan data dari hasil tes

kemampuan menuliskan kalimat efektif

untuk kelas eksperimen ditunjukan pada

tabel berikut:

Tabel 4.1. Persentase Nilai Akhir

SkalaNilai

F KriteriaNilai

Persentase

80 –100

15 Baik sekali 41,66%

66 – 79 - Baik -

56 – 65 10 Cukup 27,77%

40 – 55 - Kurang -

30 – 39 11 Gagal 30,55%

Jumlah 100%

Dari tabel di atas dapatdisimpulkan bahwa kemampuan siswadalam menuliskan kalimat efektif denganmenggunakan model pembelajaranberbasis masalah dalam kategori “baiksekali” karena jumlah siswa 15 orangsampel (41,66%) mendapat nilai 80-100. 2. Kemampuan Menuliskan Kalimat

Efektif Menggunakan ModelKonvensional (Metode Ceramah)

Kelompok kontrol memperolehskor rata-rata menuliskan kalimat efektifmenggunakan metode ceramahsebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Persentase Nilai AkhirSkalaNilai

F KiteriaNilai

Persentase

80 –100

5 BaikSekali

16,66%

66 –79

- Baik -

56 –65

15 Cukup 50%

40 –55

- Kurang -

30 –39

9 Gagal 30%

Jumlah 100%

Dari tabel di atas dapatdisimpulkan bahwa kemampuan siswadalam menuliskan kalimat efektif denganmenggunakan metode ceramah dalamkategori cukup, karena 15 orang sampel(50%) mendapat nilai 56 – 55.3. Pembahasan dan Diskusi HasilPenelitian

Penelitian yang dilakukan diUniversitas Muhammadiyah SumateraUtara ini melibatkan dua kelas, yaitukelas eksperimen (VII A Pagi) dan kelas

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 165

Page 170: BAHASTRA - UISU

Aisiyah Aztry

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Menulis KalimatEfektif oleh Mahasiswa Semester VII FKIP UMSU

kontrol (VII A Sore) dengan jumlahseluruhnya 66 orang mahasiswa. Setelahditentukan kelas eksperimen dan kelaskontrol kemudian kedua kelas diberiperlakuan yang berbeda.Kelas eksperimendiberi perlakuan dengan menggunakanmodel pembelajaran berbasis masalah dankelas kontrol diberi perlakuan denganmenggunakan model pembelajarankonvensional.Setelah diberi perlakuanyang berbeda pada kelas eksperimen dankelas kontrol, kemudian kedua kelasdiberikan postes atau tes akhir untukmengetahui kemampuan akhir siswa darikelas eksperimen dan kelas kontrol.Daripengujian yang dilakukan melalui postesyang diberikan diperoleh bahwa keduakelas homogen. Adapun hasil posteskedua kelas adalah: nilai tertinggi kelaseksperimen adalah 100, nilai terendahkelas eksperimen adalah 36. Nilaitertinggi kelas kontrol adalah 82, nilaiterendah kelas kontrol 27, rata-rata nilaipostes kelas eksperimen adalah 73,77 danrata-rata nilai postes kelas kontrol adalah61,7. Kemudian dilakukan pengujianhipotesis untuk hasil belajar denganmenggunakan uji-thitung.setelah dilakukanpengujian data hasil belajar ternyatadiperoleh hasil pengujian pada taraf α =0,05 diperoleh thitung > ttabel, yaitu 3,390 >1,669 , maka H0 ditolak dan Ha diterima.Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa ada pengaruh model pembelajaranberbasis masalah terhadap kemampuanmenulis kalimat efektif oleh mahasiswasemester VII Universitas MuhammadiyahSumatera Utara .SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yangdiperoleh dari analisis data diperolehbeberapa kesimpulan, yaitu:1. Kemamp

uan menulis kalimat efektif yangdiajarkan dengan menggunakanmodel pembelajaran berbasis masalahmemiliki kemampuan dalam kategori“baik sekali” karena jumlahmahasiswa 15 orang sampel (41,66%)mendapat nilai 80-100.

2. Kemampuan siswa dalam menulis kalimatefektif dengan menggunakan metodeceramah memiliki kemampuan dalamkategori cukup karena 15 orangsampel (50%) mendapat nilai 56-54.

3. Pembelajaran dengan model pembelajaran

berbasis masalah memberikanpengaruh yang positif terhadapkemampuan menulis kalimat efektif.Terbukti secara statistik denganmenggunakan uji-thitung, denganmembandingkan nilai thitung dengannilai ttabel diperoleh thitung > ttabel, yaitu3,390 lebih besar dari 1,669 . Dengandemikian H0 ditolak dan Ha diterimayang berarti ada pengaruh modelpembelajaran berbasis masalahterhadap kemampuan menulis kalimatefektif oleh mahasiswa semester VIIUniversitas MuhammadiyahSumatera Utara .

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini

maka saran yang dapat peneliti berikanadalah:1. Kepada guru bahasa Indonesia dapat

menjadikan model pembelajaranberbasis masalah sebagai salah satualternatif dalam memilih modelpembelajaran yang diharapkan dapatmeningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada dosen bahasa Indonesia dapatmenerapkan model pembelajaranberbasis masalah sebagai modelpembelajaran yang diharapkan dapatmembuat mahasiswa menjadi lebihsemangat dan aktif dalam mengikutimata kuliah.

3. Kepada guru bahasa Indonesia yangingin menerapkan modelpembelajaran berbasis masalah harusberlatih untuk menciptakan suasanabelajar yang kondusif agar prosespembelajaran dapat berjalan denganbaik.

DAFTAR PUSTAKAAmir, M.T. (2010). Inovasi Pendidikan

Melalui Problem Based Learning.Jakarta: Kencana.

Ridhahhusna.wordpress.com/2015/10/31/kalimat-efektif/

Sanjaya, W. (2010). Strategi PembelajaranBerorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana.

Sugiyanto. (2010). Model-ModelPembelajaran Inovatif. Surakarta:Yuma Pustaka.

Widjajanti,D.B. (2011). “Problem-BasedLearningdan Contoh

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 166

Page 171: BAHASTRA - UISU

Aisiyah Aztry

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Menulis KalimatEfektif oleh Mahasiswa Semester VII FKIP UMSU

Implementasinya”. Makalah,Universitas Negeri Yogyakarta.

Odeliajulita.blogspot.co.id/2012/12/contoh-paragraf-kalimat-efektif-dan.htmlhttps://www.studiobelajar.com/kalimat-efektif/ .

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 167

Page 172: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSIDENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE

SENTENCE PADA SISWA KELAS VII-I SMP SWASTA HKBP PULU BRAYAN

Bolon Romasto Sinaga1, Debora Ginting 3, Luckyana3, Indriani Putri Dewi4 Sri Dinanta Beru Ginting5

Universitas Prima Indonesia1, Universitas Prima Indonesia2, Universitas PrimaIndonesia3, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Prima Indonesia4

[email protected]

Abstrak.Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatanaktivitas dan hasil belajar siswa dalam menulis paragraf deskripsi padamata pelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran CompleteSentence.Masalah dalam peneitian ini adalah “Rendahnya Minat danHasil Belajar siswa dalam menulis paragraf deskripsi pada mata pelajaranBahasa Indonesia”.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan sample penelitian dalampenelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMP Swasta HKBP Pulu Brayan .Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus.Teknik pengumpulan datayang digunakan adalah observasi, wawancara, dan tes menulis paragrafdeskripsi. Instrumen dalam penelitian ini adalah pedoman observasi,wawancara, dan dokumentasi foto.Hasil penelitian menunjukkan (1)perencanaan pembelajaran menulis paragraf deskripsi dilakukan penelitidengan menggunakan model complete sentence, (2) pelaksanaanpenelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, (3) hasil pembelajaranmenulis paragraf deskripsi siswa dengan menggunakan modelpembelajaran complete sentence mengalami peningkatan pada setiapsikllus nya, pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 71,17, dan padasiklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 77,17. Ini menunjukkanbahwa sebagian besar siswa sudah mampu menulis paragraf deskripsidengan baik.Kata Kunci: Model pembelajaran complete sentence, menulis paragraf deskripsi, penelitian tindakan kelas.

Abstract.The purpose of this study is to determine the increase in activityand learning outcomes of students in writing paragraphs of descriptionon the subject of Bahasa Indonesia through complete sentence learningmodel. The problem in this study is “The Low Interest and LearningOutcomes of students in writing description paragraphs on Indonesiansubjects”. The research method used in this research is Classroom ActionReseacrh (PTK) with sample research in this study are students of classVII-1 Private Junior High School HKBP Pulu Brayan. This research wasconducted in two cycles. Data collection techniques used are observation,interview, and photo documentation. The result of the research showsthat (1) the learning planning of writing the description paragraph isdone by the researcher by using the complete sentence model, (2) theimplementation of this research is done by two cycles, (3) the learningresult of writing the description paragraph of the student by using thecomplete sentence learning model has increased in each cycllus, in thefirst cycle the average score of the students was 71,17 and in the secondcycle the average score of the students increase to 77,17. This shows thatmost students have been able to write a description paragraph well.Keywords: Complete Sentence learning model, write description paragraph, classroom action research

PENDAHULUANKeterampilan berbahasa sangat

erat hubungannya dengan proses berfikiryang mendasari bahasa seseorang. Bahasamerupakan alat komunikasi manusiasebagai makhluk sosial sebagai wujudinteraksisosial.

Keterampilan menulis dapatdiartikan sebagai kegiatan yangmenghasilkan lambang-lambang bunyi

yang berfungsi untuk melatih setiap orangutuk mengungkapkan gagasan danperasaan kepada pembaca.

Keterampilan menulismerupakan bagian yang tak terpisahkandalam seluruh proses belajar yang dialamioleh seorang siswa selama menuntut ilmudi bangku pendidikan. Dalam menulisdiperlukan adanya suatu bentuk ekspresigagasan yang berkesinambungan dan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 167

Page 173: BAHASTRA - UISU

Bolon Romasto Sinaga1, Debora Ginting 3, Luckyana 3, Indriani Putri Dewi 4 Sri Dinanta Beru Ginting5

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Menggunakan ModelPembelajaran Complete Sentence pada Siswa Kelas VII-I SMP Swasta HKBP Pulu Brayan

mempunyai urutan logis denganmenggunakan kosakata dan tata bahasatertentu atau kaidah bahasa yangdigunakan, sehingga dapatmenggambarkan atau dapat menyajikaninformasi yang diekspresikan secara jelas

Berdasarkan wawancara penelitidengan guru mata pelajaran bahasaIndonesia kelas VII-1 SMP Swasta HKBPPulu Brayan menyatakan bahwapembelajaran bahasa Indonesia terutamamenulis paragraf deskripsi yangdilaksanakan selama ini kurang efektif dankurang dimengerti oleh siswa. Darikeseluruhan siswa kelas VII- 1 SmpSwasta HKBP Pulu Brayan yangberjumlah 30 hanya beberapa dari siswayang sudah mampu menulis paragrafdekripsi dengan baik.Hal ini dikarenakankurangnya kemampuan siswa

dalammengembangkan gagasanmenjadi karangan.Mayoritas dari siswamendapatkan nilai yang belum dapatmencapai Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) yang ditetapkan, yaitu 75. Gurulebih banyak memberikan pekerjaanrumah kepada siswa daripada praktik didalam kelas, padahal dengan latihan yangbanyak dan teratur keterampilan menulissiswa suatu saat akanberguna.METODE PENELITIAN

Metode yang dianggap tepatdigunakan dalam penelitian iniadalahmetode kuantitatif dan metodekualitatif.Pada penelitian ini pendekatanpenelitian yang digunakan adalahpendekatan penelitian tindakankelas.penelitian ini dilakukan di SMPSwasta HKBP Pulu Brayan yang berlokasidi Jalan Rumah Sakit (Jl.Asrama) PulauBrayan Bengkel, Medan-Sumatera Utarapada . Subjek dari penelitianiniadalahsiswa kelas VII-1 SMP Swasta HKBPPulu Brayan. Adapun siswa di dalam kelasberjumlah 30 siswa, 16 orang perempuandan 14 orang laki-laki pada semestergenap. Sumber data yang dikumpulkandari penelitian ini meliputi:Narasumber yaitu guru dan siswa kelasVII-1 SMP Swasta HKBP Pulu Brayan.Tempat dan peristiwa kegiatan belajarbahasa Indonesia diadakan dalam kelaspada saat terjadi proses belajar mengajardengan menggunakan metodecompletesentence. Dokumen dan arsipyang dipergunakan meliputi data jumlahsiswa, guru, daftar nilai siswa kelas VII-1SMP Swasta HKBP Pulu Brayan,Kurikulum K13 dan data lain yangmenunjangpelaksanaanpenelitian. Teknik pengumpulan datadalam penelitian ini adalah: 1) Observasi,2) Wawancara, 3) Teknik Tes, 4)Dokumentasi SiswaPEMBAHASAN

Tarigan (2008:22) menulis ialahmenurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkansuatu bahasa yang dipahami olehseseorang, sehingga orang-orang laindapat membaca lmbang-lambang grafiktersebut kalau mereka memahami bahasadan gambaran grafikitu.

Menurut Akhadiah (dalam ImaYarnia: 2017) menulis itu ialah suatuproses, yaitu proses penulisan. Ini berartibahwa kita melakukan kegiatan itu dalambeberapa tahap, yakni tahap prapenulisan,tahap penulisan, dan tahap revisi.Menulismerupakan proses bernalar. Untukmenulis suatu topic kita harus berpikir,menghubung-hubungkan fakta,membandingkan, dan sebagainya. Prosesbernalar atau penalaran merupakan prosesberfikir sistematik untuk memperolehsimpulan yang berupapengetahuan.Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati

Zuhdi (dalam Rhani:2011),keterampilan menulis merupakan “suatuketerampilan menuangkan pikiran,gagasan, pendapat tentang sesuatu,tanggapan terhadap suatupernyataankeinginan atau pengungkapanperasaan dengan menggunakan bahastulis”Dalman ( 2014: 66) Paragraf merupakanrangkaian atau himpunan kalimat-kalimatyang bertalian dalam suatu rangkaianuntuk membentuk suatu gagasan yangbiasanya mengandung satu ide pokokataupikiran pokok dan penulisannyadimulai dengan barisbaru.Jenis-jenis Paragraf

ParagrafNarasi

ParagrafDeskripsi

ParagrafArgumentasi

ParagrafEksposisi

ParagrafPersuasi

Paragraf Deskripsi

Deskripsi adalah semacam bentukwacana yang berusaha menyajikan suatuproyek atau suatu hal sedemikian rupa,sehingga obyek itu seolah-olah berada didepan mata kepala pembaca, seakan-akanpara pembaca melihat sendiri objek itu.Deskripsi memberi suatu citra mentalmengenai sesuatu hal yang dialami,misalnya pemandangan, orang, atausensasi.

Suparno, dkk (2004:4.21), adapunlangkah-langkah menulis paragrafdeskripsi, yaitu:Menentukan apa yang akan dideskripsikanorang atau tempat. Merumuskan tujuan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia162

Page 174: BAHASTRA - UISU

Bolon Romasto Sinaga1, Debora Ginting 3, Luckyana 3, Indriani Putri Dewi 4 Sri Dinanta Beru Ginting5

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Menggunakan ModelPembelajaran Complete Sentence pada Siswa Kelas VII-I SMP Swasta HKBP Pulu Brayan

pendeskripsian. Menetapkan bagian yangakan dideskripsikan. Merinci danmenstimatiskan hal-hal yang menunjangkekuatan bagian yang akandideskripsikan.Model Pembelajaran Complete Sentencemodel pembelajaran memliki peran ygsangat penting dalam prosespembelajaran, karena selain proses belajarmengajar menjadi tidak membosankan,peserta didik juga akan semakin mudahmencerna materi yang diberikan. Olehkarena itu, pendidik harus memperhatikankarakteristik peserta didik dalammemilihmodelpembelajaran.Istarani (2011:190) Model completesentence adalah rangkaian prosespembelajaran yang diawali denganmenyampaikan materi ajar oleh guru, ataudengan penganalisaan terhadap modulyang telah dipersiapkan, pembagiankelompok yang tidak boleh dari tiga orangdengan kemampuan yang heterogen,pemberian lembar kerja yang berisiparagraf yang belum lengkap, laludiberikan kepada siswa untuk beriskusidan diakhiri denganpengambilankesimpulan.Menurut Istarani ( 2011:190) langkah-langkah penerapan model completesentence adalah:Mempersiapkan lembar kerjasiswaGuru menyampaikan kompetensi yangingin dicapaiGuru menyampaikan materi secukupnyaatau peserta didik disuruh membacakanbuku atau modul dengan waktusecukupnya.Guru membagikanlembar kerja berupaparagraf yang kalimatnya belum lengkap.Peserta didik berdiskusi untukmelengkapikalimat dengan kunci jawabanyang tersediaSetelah jawaban didiskusikan, jawabanyang salah diperbaiki.Tiap peserta didikmembaca sampai mengertiatauhafal.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Siklus I.Pada interval antara 91-100 tidak adasiswa, interval antara 83-90 tidak ada,interval antara 75-82 sebanyak 16 siswa,interval antara 0-74 sebanyak 14 orang.Dengan jumlah 30siswa, masih terdapat 14 siswa yang tidaktuntas.Dengan demikian, dapat disimpulkanbahwa ketuntasan hasil keterampilanmenulis paragraf deskripsi siswamemperolehnilai≤75 pada siklus I belum mencapai 75%sehingga pembelajaran perlu ditingkatkanlagi dengan melanjutkan siklus IISiklus II.

Dari hasil pengamatan siklus II, siswa-siswi telah memahami teknik modelpembelajaran complete sentence. Hal initerlihat dari keseriusan peserta didikdalam menulis paragraf deskripsi. Padainterval antara 91-100 tidak ada siswa,interval antara 83-90 sebanyak3 siswa, interval antara 75-82 sebanyak 27siswa, interval 0-74 tidak ada.Denganjumlah keseluruhan 30 siswa, sudah tidakada lagi yang tidaktuntas.Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa ketuntasan hasil keterampilanmenulis pargaraf deskripsi siswa kelasVII-1 yang memperoleh nilai ≥75 sudahmencapai 75% bahkan 100% sesuai targetpencapaian sehingga tindakan dapatdihentikan.HASIL PEMBAHASAN

Presentase ketuntasan klasikalmeningkat dari siklus I sebesar 53,33%menjadi 100% pada siklus II. Pebandingannilai rata-rata pada tiap siklus juga terjadipeningkatan.Pada siklus I nilai rata-ratakelas 71,17 meningkat menjadi 77,17padasiklus

Peningkatan nilai rata-rata kelastersebut membuktikan bahwa modelpembelajaran complete sentence tepatuntuk membantu meningkatkan kualitasproses dan kualitas hasil keterampilanmenulis paragraf deskripsi siswa. Kualitashasil keterampilan menulis paragrafdeskripsi pada siklus II terjadipeningkatan. Ketercapaian kualitas hasilpada siklus II adalah 100% atau sebnayakseluruh siswa yang mampu tuntasberdasarkan criteria ketuntasanminimal dalam pembelajaranketerampilan menulis paragraf deskripsi.SIMPULAN

Berdasarkan hasil danpembahasan dalam penelitian ini dapatdisimpulakan sebagai berikut. Kualitasproses pembelajaran keterampilan menulisparagraf deskripsi siswa kelas VII-1 SMPSwasta HKBP Pulu Brayan saat sebelumdilakukan penelitian adalah kurang dalmemahami paragraf desripsi. Denganpenerapan model pembelajaran completesentence yang diberikan pada siklus I dansiklus II dapat meningkatkan hasilbelajarsiswaKualitas Kualitas hasilketerampilan menulis paragraf deskripsisiswa kelas VII-1 SMP Swasta HKBPPulu Brayan pada siklus ketuntasanklasikal 53,33%, dan nilai rata-rata siswamencapai 71,17. Pada siklus II model

Pembelajaran complete sentencedapat meningkatkan keterampilan menulisparagraf deskripsi siswa dengan perolehanilai rata-rata siswa mencapai 76,5 danpresentase ketuntasan klasikal siswa86,67%. Peningkatan hasil hasilketerampilan menulis paragraf deskripsi

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia163

Page 175: BAHASTRA - UISU

Bolon Romasto Sinaga1, Debora Ginting 3, Luckyana 3, Indriani Putri Dewi 4 Sri Dinanta Beru Ginting5

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Menggunakan ModelPembelajaran Complete Sentence pada Siswa Kelas VII-I SMP Swasta HKBP Pulu Brayan

siswa kelas VII-1 SMP Swasta HKBPPulu Brayan pada siklusketuntasan klasikal53,33%, dan nilai rata-rata siswa mencapai71,17. Pada siklus II modelpembelajaran complete sentence dapatmeningkatkan keterampilan menulisparagraf deskripsi siswa dengan perolehannilai rata-rata siswa mencapai 76,5 danpresentase ketuntasan klasikal siswa86,67%. Peningkatan hasil Kualitashasil keterampilan menulis paragrafdeskripsi siswa kelas VII-1 SMP SwastaHKBP Pulu Brayan pada siklus I,ketuntasan klasikal 53,33%, dan nilai rata-rata siswa mencapai 71,17. Pada siklus IImodel pembelajaran complete sentencedapat meningkatkan keterampilan menulisparagraf deskripsi siswa dengan perolehannilai rata-rata siswa mencapai 76,5 danpresentase ketuntasan klasikal siswa86,67%.

Peningkatan hasil modelpembelajaran complete sentence telahmeningkat. Terbukti dari hasil penelitiansiklus I yaitu 71,17 meningkatmenjadi76,5. Oleh karena itu, modelpembelajaran complete sentence dalampembelajaran paragraf deskripsi pentingkarena dapat memberikan motivasiserta kesenangan siswa dalam prosespembelajaran menulis paragraf deskripsiyang terkadang membuat siswa jenuh ataubosan sehingga siswa dapat lebih aktif danlebih bersemangat. Pembelajaranketerampilan menulis paragraf deskripsidenganSARANBerdasarkan kesimpulan hasil penelitianyang telah dipaparkan tersebut, penelitimemberikan beberapa saran kepada siswasupaya lebih sering melatih keterampilanmenulis agar dapat dengan mudah menuliscontohnya paragraf deskripsi.Bagi gurubidang studi Bahasa Indonesia di kelasVII-1 SMP Swasta HKBP Pulu Brayandapat menggunakan strategi pembelajaranyang lebih bervariasi, salah satu yang baikdigunakan adalah model pembelajarancomplete sentence.Bagi peneliti laindiharapkan dapat memanfaatkan hasilpenelitian ini sebagai bahan acuan dalammelaksanakan penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKATarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis

Sebagai Suatu KeterampilanBerbahasa. Jakarta. AngkasaBandung.

Arikunto, S dkk, 2015.PenelitianTindakan Kelas. Jakarta : PT.BumiAksara

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedurpenelitian suatu pendekatanpraktik. Jakarta:Rineka cipta.

Asrori, Mohammad. 2007.Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : Wacana Prima

Khairani, 2014.Pengaruh ModelPembelajaran Example NonExamples Terhadap KemampuanMenuis Cerpen Siswa Kelas X

SMA Setia Budi Abadi Perbaungan.Skripsi Universitas NegeriMedan.

Cahyo, Nur Arifan Dwi. 2015. PenerapanModel Pembelajaran CompleteSentence Dalam MeningkatkanAktivitas Dan Hasil Belajar PPKNSiswa Kelas X SMK Negeri 12Malang. Fakultas Ilmu Sosial.UM.

Tarigan, Ima Yarnia. 2017. PengaruhModel PembelajaranKontekstualTerhadapKemampuanMenulis Paragraf Deskripsi Oleh

Siswa Kelas VII SMP Negeri 2Simpang empat Kabupaten Karo.Skripsi.UniversitasPrima Indonesia.

Cholifah, Siti Nur. 2015. Tipe CompleteSentence Untuk MeningkatkanHasil Belajar Pendidikan

Kewarganegaraan (PKN) SiswaKelas V MIN TunggangriKalidawir

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia164

Page 176: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KENDALA DALAM PENULISAN KARYA TULISILMIAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASI MENULIS PADA SISWA

SMP DI KOTA MEDAN

1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.

1) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Prima Indonesia. 2), 3), 4), 5)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Prima Indonesia, Medan

[email protected]; [email protected];[email protected]; [email protected]; [email protected]

Abstrak.Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspekketerampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara,membaca dan menulis.Dari berbagai jenis keterampilan menulis salahsatu yang harus dipahami dan dipelajari oleh siswa Sekolah MenengahPertama (SMP) adalah menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI).Akan tetapi,kenyataannya masih banyak siswa yang memiliki kendala dalampenulisan karya ilmiah.Kenyataan tersebut diperoleh dari observasi danwawancara dengan beberapa guru SMP di kota Medan. Dirasiokan dari100 siswa, hanya 35% saja yang mampu menulis karya tulis ilmiahdengan baik dan benar.Kendala lainnya dalam penulisan karya ilmiahadalah rendahnya motivasi menulis siswa.Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor-faktor kendala penulisan Karya Tulis Ilmiah,dampaknya, dan hasil, serta kaitannya terhadap motivasi menulis padasiswa SMP di Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitiandeskriptif dengan metode survey kemudian hasil survey tersebut akandigunakan dalam analisis SWOT. Analisis ini didasarkan pada logikayang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkankelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Deskriptif bertujuanuntuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis,faktual, akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yangdiselidiki.Penelitian ini mendeskripsikan, memaparkan kemampuan dankendala yang dialami siswa dengan jumlah sampel 100-120 siswa.Hasilyang diperoleh yaitu Kemampuan KTI oleh siswa menunjukkan kuantitaspada kategori 2 yaitu rendah.Beberapa siswa yang kurang tertarik padasaat diminta menjawab soal pilihan berganda dan mengisi angket. Siswadan non siswa cenderung setuju dengan butir-butir angket, dari situ dapatdinyatakan bahwa perilaku siswa dalam aktivitas KTI sangat dipengaruhioleh motivasi siswa dalam belajar.Kata Kunci: Faktor Kendala penulisan KTI, Dampaknya, motivasi Menulis, Analisis SWOT

Abstract.Indonesian language learning consists of four aspects oflanguage skills. They are listening, speaking, reading and writing skills.Of the various types of writing skills, one that must be understood andlearnt by Junior High School students is to Write Scientific Writing (WS).However, in reality there are still many students who struggle in writingscientific papers. This fact was obtained from observations andinterviews with several junior high school teachers in Medan. Directedfrom 100 students, there are only 35% of them who are able to writescientific papers properly and correctly. Another obstacle in writingscientific papers is the low motivation of writing of students. This studyaims to determine the factors that constrain the writing of ScientificWritings, their impact, results and their relation to the motivation ofwriting for Junior High School students in Medan. This type of researchis descriptive research with a survey method then the survey results willbe used in the SWOT analysis. This analysis is based on logic that canmaximize strength, and opportunities, but can simultaneously minimizeweakness and treats. Descriptive aims to make descriptions, illustrations,or paintings systematically, factually, accurately about thecharacteristics and relationships between the phenomena investigated.This study describes and explains the abilities and constraintsexperienced by students with a sample size of 100-120 students. Theresults obtained are WS Ability by students showing the quantity in

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 171

Page 177: BAHASTRA - UISU

1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.

Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknyaterhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan category 2 which is in low area. Some students are less interested whenasked to answer multiple choice questions and fill out questionnaires.Students and non-students tend to agree with the questionnaires items,from which it can be stated that student’s behaviour in Eastern Indonesiaactivities is strongly influenced by student’s motivation in learning.Keywords: WS writing constraints, Impacts, Writing motivation, SWOTAnalysis.

PENDAHULUANPembelajaran bahasa Indonesia

merupakan pelajaran yang penting dalamdunia pendidikan.Pembelajaran bahasaIndonesia bertujuan untuk meningkatkanketerampilan berbahasa yaituketerampilan menyimak, berbicara,membaca dan menulis.Salah satuketerampilan yang harus mampu dipahamidan ditingkatkan serta merupakan bagianyang tidak dapat terpisahkan oleh siswaadalah keterampilan menulis. Menulismerupakan sebuah proses kreatifmenuangkan gagasan dalam bentuk bahantulis dalam tujuan, misalnyamemberitahukan, meyakinkan ataumenghibur.

Dari berbagai jenis keterampilanmenulis salah satu yang harus dipahamidan dipelajari oleh siswa SekolahMenengah Pertama (SMP) adalah menulisKarya Tulis Ilmiah (KTI). MenurutH.Dalman (2015:156) KTI merupakankarya ilmiah yang bentuk, isi danbahasanya mengunakan kaidah-kaidahkeilmuan atau karya tulis ilmiahmerupakan karya tulis yang dibuatberdasarkan pada kegiatan-kegiatan ilmiah(penelitian, lapangan, percobaanlaboratorium, telaah buku/libraryresearch, dan lain-lain). Di dalampembelajaran bahasa Indonesia terdapatstandar kompetensi yang berisi menuliskarya tulis sederhana denganmenggunakan berbagai sumber padasilabus Bahasa Indonesia kelas IX yaitupenulisan KTI. Melalui kegiatan (menuliskarya tulis ilmiah) itu siswa diharapkanmampu menulis dan memahami prosespenulisan KTI yang baik dan benar.

Berdasarkan uraian di atas makasiswa diharapkan mampu menentukansistematika karya tulis, menuliskan catatanpustaka dan daftar pustaka sebagairujukan, menulis karya tulis sederhanadengan menggunakan berbagai sumberdan mampu menyunting karya tulis.BalaiBahasa Kota Medan juga mempertegasbahwa aktivitas literasi dapat ditingkatkanapabila dibarengi dengan peningkatankemampuan KTI.Akan tetapi,kenyataannya masih banyak siswa yangmemiliki kendala dalam penulisan karyailmiah.

Kenyataan tersebut diperoleh dariobservasi dan wawancara denganbeberapa guru SMP di kota Medan.Dirasiokan dari 100 siswa, hanya 35%saja yang mampu menulis karya tulis

ilmiah dengan baik dan benar.Kendalalainnya dalam penulisan karya ilmiahadalah rendahnya motivasi menulissiswa.Berdasarkan hasil wawancaraterhadap guru dan observasi ke beberapasekolah tampak aktivitas KTI jarangdilakukan (dilombakan). Dan bahkanbeberapa sekolah, siswa jarang atau samasekali tidak pernah mengikuti kegiatanKTI tersebut. Hal lainnya juga terlihat dibeberapa sekolah yang jarangmenyelenggarakan KTI.

Kendala siswa yang diperolehtersebut dapat disebabkan oleh dua faktoyaitu faktor instrinsik dan faktorekstrinsik. Faktor instrinsik adalah faktordari dalam diri siswa tersebut, misalnya:kurangnya minat dalam mempelajari KTI,belum memahami penulisan struktur KTI,kosakata yang minim dan lain sebagainya.Faktor ekstrinsik adalah faktor dari luardiri siswa, misalnya: sarana dan prasaranayang kurang mendukung, kurangnyasemangat guru dalam memotivasi siswauntuk mempelajari KTI, serta pengajaranguru yang membosankan dan lainsebagainya. Dan untuk mengetahui apasaja faktor instrinsik dan ekstrinsik dalamkendala penulisan KTI akan dilakukananalisis dengan observasi dan wawancarake setiap sekolah selama 2- 3 minggu.

Di dalam menganalisis faktor-faktorkendala dalam penulisan KTI, gurumemiliki peranan yang sangat penting.Guru diharapkan mampu menjelaskanbeberapa persen tingkat pemahaman siswadalam menulis KTI dan dampaknyaterhadap motivasi siswa dalam menulis.Inilah yang beberapa poin yang harusdimiliki oleh guru agar tujuan KTI itudapat dicapai dengan baik dan sesuaidengan standar kompetensi (SK).

Berdasarkan latar belakang tersebutpenulis akan mengadakan penelitiantentang “Analisis Faktor-Faktor KendalaDalam Penulisan karya Tulis Ilmiah DanDampaknya Terhadap Motivasi menulisPada Siswa SMP Di Kota Medan ”.METODE PENELITIAN

Jumlah sampel akan direduksimelalui teknik penarikan sampel secaranonprobabilitas dengan menggunakanteknik purposive sampling. Teknikpenarikan sampel ini menekankansubjektivitas dalam memperoleh ukuransampelnya dan ditentukan oleh para ahli(Sugiyono, 2014: 124).berikut jumlahsiswa pada setiap sekolah:

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia172

Page 178: BAHASTRA - UISU

1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.

Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknyaterhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan

Tabel 2.2 Rincian Jumlah Siswa PadaTiap Strata

No

NamaSekolah Status

JumlahSiswa

1

SMPKalamKudus SWASTA 34

2

SMPNegeri 19Medan NEGERI 35

3

SMPSwastaAmirHamzah SWASTA 26

4

SMPSwastaRaksana SWASTA 30

JUMLAH 125Jenis penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan metode survey.Deskriptif bertujuan untuk membuatdeskripsi, gambaran atau lukisan secarasistematis, factual, akurat mengenai sifatt-sifat serta hubungan antara fenomena yangdiselidiki. Menurut Wirawan (Sutinah,2006:41)

“penelitian dengan metode surveymemiliki ciri khas yangmenunjukkan dari jumlah sampelyang dijadikan sasaranpengamatan cukup besar, dan carapengumpulan datanya dilakukandengan menggunakan perangkatkuestioner. Dalam penelitiansurvey membuat generalisasipopulasi penelitian dari sampelpenelitian”Dengan demikian penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan,memaparkan kemampuan dan kendalayang dialami siswa dengan jumlah sampelyang besar. Namun mengingat kebutuhanatas analisis SWOT yang paparkansebelumnya, maka hasil dari surveytersebut akan digunakan dalam analisisSWOT.

Rancangan penelitian yang akandilakukan antara lain: (1) mempersiapkaninstrumen (tes menggunakan soal kognitiftentang penulisan KTI dan penelitiansedangkan nontes menggunakankuestioner berkaitan dengan faktorkendala penulisan KTI); (2) melakukananalisis data sebelum, selama hinggasetelah penelitian, mulai daripengumpulan data hingga pengajuankesimpulan dari peneliti melalui gabunganteknik pengumpulan data; (3) melakukanpengabsahan data hasil penelitianmenggunakan uji credibility (kredibilitas);(4) menyimpulan hasil penelitian melaluianalisis data dan analisis SWOT yangmenghasilkan beberapa rekomendasi bagiinstansi terkait.

Teknik pengumpulan data yangdilakukan dalam penelitian ini mencakuptes dan nontes. Untuk tes digunakan soalpilihan ganda yang berkaitan dengan soalkognitif tentang KTI, sedangkan nontesakan diterapkan dua bentuk yaitukuestioner dan observasi. Dan tentunyapenggunaan teknik ini disesuaikan dengananalisis yang dimaksud dalam penjelasansub metode sebelumnya.

Adapun aspek yang diamati dalamobservasi terdiri atas aspek positif dannegatif. Aspek yang positif, terdiri atas:(1) siswa semangat dan bersungguh-sungguh selama penelitian berlangsung;(2) Banyaknya lomba atau kegiatan KTIyang diikuti oleh siswa; (3) siswa aktifdalam kegiatan penelitian, berkomentarterhadap tujuan dan maksud penelitian;dan (4) siswa bersemangat dalammengerjakan tes. Sedangkan aspeknegatif, terdiri atas (1) siswa meremehkandan tidak sungguh-sungguh melakukanpenelitian; (2) Minimnya lomba ataukegiatan KTI yang terselenggara dandikuti oleh siswa; (3) siswa pasif, tidakberinteraksi, tidak inisiatif mengenaimasalah yang sedang diteliti; dan (4)siswa tidak bersemangat dalammengerjakan tes.

Analisis data yang pertamadilaksanakan memberikan instrumen yangkemudian dievaluasi dengan rumus

nilai=jumlah soal yangbenarjumlahtotal soal

x100

……… (1)selanjutnya untuk mengetahui kemampuankognitif siswa pada masing-masingsekolah maka data yang diperoleh akandinilai dengan rumus :

P=fNx 100……………………

(2)dengan : P = kemampuan kognitif siswa; f= frekuensi siswa yang memiliki skor; danN = jumlah seluruh siswa. Selanjutnyadihitung skor siswa dari masing-masingsekolah dan diklasifikasikan (tidak layak,rendah, sedang, dan tinggi) berdasarkankriteria sebagai berikut:Table 2.4 Pedoman Persentase TesKemampuan KTI Rentang (%) Kriteria Kemampuan

0 – 25 Tidak layak

26 – 50 Rendah

51 – 75 Cukup

76 – 100 Tinggi

Sedangkan instrumen nontes akandigunakan penilaian dengan menggunakanskala ordinal yang diterapkan dalam skalaLikert (skala 1-5).Sehingga bentuk

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia173

Page 179: BAHASTRA - UISU

1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.

Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknyaterhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan

penilaiannya dapat diperoleh denganrumus sebagai berikut:

P∑ ( jumlah pemilih x skormasing−masing pilihan)

jumlahseluruh pemilih x skor maksimum pilihanx100%

Selanjutnya untuk menyempurnakankesimpulan penelitian maka hasil tes,observasi dan kuestioner dalam penelitianini juga akan digunakan dalam analisisSWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threaths) dengan faktorinternal dan faktor eksternal sebagaikomponen kontrol matriks.Tabel 2.6 Matriks Analisis SWOT

Faktor Internal

Kekuatan (S)Kelemahan(W)

Fak

tor

Eks

tern

al

Peluang(O)

Strategi SO(Strategiyangmemanfaatkan kekuatandanmemanfaatkan peluang)

StrategiWO(Strategiyangmeminimalkankelemahandanmemanfaatkanpeluang)

Ancaman (T)

Strategi ST(Strategiyangmenggunakan kekuatandanmengatasiancaman)

StrategiWT(Strategiyangmeminimalkankelemahandanmenghindari ancaman)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan urutan masalahpenelitian yang telah dirumuskan padalatar belakang masalah, hasil penelitian inidideskripsikan melalui subjek penelitian,data hasil tes pilihan ganda, data observasidan data kuestioner. Sebelum data inidideskripsikan maka tim peneliti melaluipara ahli melakukan uji coba kelayakaninstrumen. Para ahli dalam penelitian initelah memberikan hasil analisisnya dalambentuk validasi secara isi dan dapatdibuktikan melalui lembar persetujuanpada lampiran. Karena tim peneliti telahmendapatkan butir – butir instrumen yangvalid dan reliabel maka selanjutnya akandideskripsikan beberapa komponen hasilpenelitian.

A. Deskripsi Subjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah siswa

SMP di Medan Petisah.Melalui teknikpenarikan sampel yang digunakan makadiperolehlah 4 sekolah dengan jumlahtotal 125 siswa. Sesuai denganpenelurusan tim peneliti ke masing-masing sekolah ternyata tidak seluruh

siswa hadir ketika penelitian berlangsung,sehingga untuk memenuhi kuotanya makabeberapa siswa paralel disubstitusikan kepopulasi penelitian.

Subjek penelitian juga diarahkanpada sarana dan prasarana yang terdapatpada masing-masing sekolah. Berdasarkanpeninjauan selama penelitian dapatdiklasifikasikan beberapa sarana danprasarana yang terdapat di setiap sekolahyaitu:

B. Deskripsi Hasil Penelitian1. Hasil Tes KTI siswaUntuk pengumpulan data dengan

menggunakan tes pilihan ganda makadiperoleh hasil sebagai berikut:

Berdasarkan tabel di atas tampakbahwa kemampuan KTI oleh siswamenunjukkan kuantitas pada kategori 2yaitu rendah. Pemerolehan nilai darisetiap sekolah diakumulasikan melaluirerata dan secara rasio tidak terdapatperbedaan nilai yang berarti antar sekolah.Namun pada kolom kriteria ditemukanbahwa persentase yang nyata siswa SMPAmir Hamzah walaupun nilai rata-ratanyapaling rendah tetapi hanya di sekolah initerdapat siswa yang memperoleh kriterianilai tinggi (76-100), sedangkan pada tigaSMP lainnya walaupun sudah berada padaklasifikasi di atas tidak layak namun tidaksatupun ditemukan siswa yang beradapada kriteria tinggi. Temuan inidiasumsikan sebagai bentuk gejala yangmemiliki arah kecenderungan sebagai datapendukung pada analisis hasil penelitianselanjutnya. Dan berikut deskripsi(persentase) kemampuan KTI siswa:

0%10%20%30%40%50%60%70%

SMP N 19 Medan

SMP Kalam Kudus

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia174

Page 180: BAHASTRA - UISU

1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.

Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknyaterhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan

Gambar 3.1 Klasifikasi kriteriakemampuan KTI siswa

Gambar 3.1. di atas mempertegasbahwa pemusatan data terletak padakriteria rendah dan tampak jelas jugamelalui tabel 3.1. frekuensi siswacenderung berada kriteria kemampuanrendah 44,97 walaupun perbedaannyatidak signifikan dengan kriteriakemampuan cukup yakni sebesar 1,71.Tetapi dengan memperhatikan gejala datayang dideskriptifkan menunjukkanpenelitian ini layak untuk ditelusurikebermanfaatannya.

Selanjutnya pengukuran yang telahdilakukan dapat dijadikan sebagai asumsiawal bahwa pengetahuan KTI siswa masihperlu diperbaiki.Namun demikian analisissecara mendalam perlu dilakukan agardampak dari faktor kendala penulisan KTIsiswa dapat diidentifikasi sehingga hasilpenelitian yang diperoleh menjadiinformasi yang dapatdipertanggungjawabkan secara ilmiah.

2. Hasil Observasi Perilaku SiswaPelaksanaan observasi siswa

dilaksanakan selama peneliti berkunjungke setiap sekolah.Sesuai dengan ijinkepala sekolah bahwa kegiatan hanyadilakukan pada kelas/ sampel yang telahdiajukan melalui proposal. Pelaksanaanobservasi dilakukan selama 3 bulandengan intensitas yang sama. Adapunobservasi data penelitian dilakukansebagai upaya peneliti untuk menjagaobjektivitas penilaian terhadap sekolahdan integritas peneliti selama penelitianberlangsung. Selanjutnya berikut ini hasilobservasi yang telah diperoleh:

46%

39%

42%

54%

54%

61%

58%

46%

Gambar 3.2 Observasi perilaku siswa Berdasarkan bar chart di atas dapat

diketahui bahwa perilaku siswa masihcenderung negatif.Melalui gambar3.3.diketahui rata-rata perilaku negatifsiswa 8,59% lebih tinggi dibandingkanperilaku positif. Selanjutnya untukmengetahui dan memahami perilaku siswayang diamati antar sekolah berikutgambarannya:

Rata...

SMP N...

SMP Ka...

SMP A...

SMP Ra...

45.71%

41.79%

40.81%

48.56%

51.67%

54.29%

58.21%

59.19%

51.44%

48.33%

Negatif

Gambar 3.3 Perbandingan perilakuantar sekolah

Berdasarkan gambar yang disajikanpada sub bab observasi ini, bahwa jelaslahpengamatan penelitian terkait kemampuanKTI siswa memiliki kontribusi dalam halanalisis data selanjutnya. Oleh karena itupengetahuan tentang perilaku siswaselama penelitian akan disubstitusi sesuaidengan kebutuhan analisis selanjutnya.

3. Hasil Angket Kendala KTI danMotivasi Menulis

Pengadaannontes dalam penelitian inimerupakan instrumen yang mengacu padajawaban secara subjektivitas, artinyapemahaman informan tentang siswa yangdikoreksi atau dianalisis dapat berbedasatu sama lain. Hal tersebut perludikemukakan agar pilihan jawaban yangterdapat dalam kuestioner (angket)penelitian ini dapat diperkuat ataudipertegas keadaannya.Adapun hasilangket yang dievaluasi telah dinilaiterlebih dahulu dengan menggunakanskala pengukuran ordinal yang diterapkandalam skala Likert (1-5).Berikut hasilangket yang diperoleh setiap sekolah.

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

Gambar 3.4 Hasil Angket dari SiswaSetiap Sekolah

Berdasarkan gambar 3.4 tampakbahwa butir angket yang diisi oleh siswamenunjukkan kecenderungan setuju, darihasil perhitungan pemusatan data angketdiketahui hanya SMP Kalam Kudus yangcenderung ragu-ragu.Hal ini menunjukkanbahwa kemungkinan kemampuan KTIsiswa disebabkan karena faktor lainnyaselain faktor pembelajaran yang dialamioleh siswa. Selanjutnya 20 butir angketyang telah disebarkan di setiap sekolahakan memperkuat uraian peneliti bahwakecenderungan siswa untuk memilihsetuju.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia175

Page 181: BAHASTRA - UISU

1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.

Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknyaterhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan

4. Hasil WawancaraA. Narasumber 1Nama Sekolah : Smp Swasta RaksanaMedanAlamat Sekolah : Jl. Gaja Mada No. 20,Petisah Tengah, Medan Petisah, KotaMedan. Nama Guru Kelas: DRA, Naurmi GultomHari/ Tanggal Wawancara: Senin, 04Maret 2019Tempat : Kantor guru Raksana Medan

Berdasarkan hasil dari wawancarayang dilakukan kepada narasumber siswaSMP kelas IX di sekolah SMP SwastaRaksana Medan menyukai pelajaranbahasa Indonesia. Media yang dipakaimenurut narasumber sudah sesuai denganmateri yang akan diajarkan. Tetapi dalamhal kondisi lingkungan terkadang kurangkondusif. Kurikulum yang dipakai olehadalah kurikulum KTSP dan pelajaranyang diajarkan sudah sesuai dengankurikulum. Dalam materi pembelajarantentang KTI siswa ke IX semester genapsudah dipelajari di semester ganjil, danbahkan sudah pernah diminta untukmembuat KTI yang sederhana. Dalam halmengikuti perlombaan KTI, siswa kelasIX SMP Raksana belum pernahmengikutinya dan hanya dimuat dimajalah dinding sekolah, tetapi adabeberapa karangan anak yang pernahdimuat dikoran jumat ceria, seperti puisi.Menurut informasi dari guru bidang studi,anak kurang berminat untuk mempelajariKTI. Tingkat pemahaman anak menganaiKTI sebesar 70%. Dalam prosespembelajan mengenai KTI guru sudahmenyiapkan media pembelajaran sepertiinternet, sebagai contoh untuk siswa.Metode yang dipakai dalam mengajarkanKTI sama dengan pola belajar yangdiajarkan, awalnya berkelompokkemudian perorangan. Langkah yangdilakukan guru yaitu menjelaskan,langkah-langkah, cara penulisan, dan lain-lain. Kendala yang dihadapi yaitu muridyang kurang luas mengetahui wawasandan guru diharuskan untuk menjelaskanserta siswa yang tidak memahami materiKTI. Tindak lanjut yang dilakukan olehguru yaitu mengajak anak untukmengikuti perlombaan jumat ceria,sebagai motivasi.B. Narasumber 2Nama Sekolah : SMP Kalam KudusAlamat Sekolah : Jl. Mayang No.10 Sekip,Kecamatan Medan Petisah Nama Guru Kelas : Sondang LumbanGaol, Diana Norita Sianturi, S.PdHari/ Tanggal Wawancara : 6 Maret 2019Tempat : Kantor guru SMP Kalam Kudus

Pada saat dilakukan wawancaraguru menjawab pertanyan dengan jawabanyang singkat. Berdasarkan hasil dari

wawancara yang dilakukan kepada keduanarasumber bahwa siswa SMP kelas IX disekolah SMP Kalam Kudus Medanmenyukai pelajaran bahasa Indonesia.Media dipakai yaitu teks, slide,powerpoint, demonstran, tergantung teks.Dalam hal kondisi lingkungan sudahkondusif. Kurikulum yang dipakai adalahkurikulum 2013 dan pelajaran yangdiajarkan sudah sesuai dengan kurikulumtetapi siswa belum pernah mempelajariKTI. Siswa tidak pernah mengikutiperlombaan KTI. Pola belajar yangdiajarkan berkelompok. Tidakmenggunakan metode karena KTI belumpernah dipelajari. Langkah yang dilakukanguru dalam pembelajaran terdiri dari 5tahap yaitu: 1. Menyatakan tujuan sesuaiindikator. 2. Menyatakan apa yangdipejalari. 3. Menjelaskan. 4. Latihan ataupenugasan. 5. Penilaian. Kendala yangsering dihadapi yaitu murid suka ribut.Tindak lanjut yang dilakukan oleh guruyaitu dilakukan dengan penugasan danpenilaian, serta dilakukan evaluasi.C. Narasumber 3Nama Sekolah : SMP Negeri 19Alamat Sekolah :Jl. Karya II No.3, KarangBerombakNama Guru Kelas : Ibu T.P SitanggangHari/ Tanggal Wawancara : 13 Maret2019Tempat : Kantor guru SMP Negeri 19

Berdasarkan hasil dari wawancarayang dilakukan kepada narasumber bahwasiswa SMP kelas IX di sekolah SMPNegeri 19 Medan 10% yang tidak sukadan 90% suka. Media dibuat sendiri olehguru. Dalam hal kondisi lingkungan cukupkondusif. Kurikulum yang dipakai olehadalah kurikulum 2013. Dalam materipembelajaran tentang KTI siswa ke IXsemester genap sudah dipelajari hanyasaja kurang mendalam dan bahkan sudahpernah diminta untuk membuat KTI yangsederhana. Dalam hal mengikutiperlombaan KTI, siswa kelas IX SMPNegeri 19 sudah pernah dulu tetapisekarang tidak dan hanya dimuatdimading saja. Tingkat pemahaman anakmengenai KTI sebesar 70%. Dalam prosespembelajaran mengenai KTI guru sudahmenyiapkan media pembelajaran sendiri.Pola belajar yang diajarkan berkelompok.Langkah yang dilakukan guru yaitu terdiridari 5 tahap yaitu: 1. Menyatakan tujuansesuai indikator. 2. Menyatakan apa yangdipejalari. 3. Menjelaskan. 4. Latihan ya,atau penugasan. 5. Penilaian. Kendalayang sering dihadapi yaitu murid sukaribut. Tindak lanjut yang dilakukan olehguru yaitu dilakukan dengan penugasandan penilaian, serta dilakukan evaluasi.D. Narasumber 4Nama Sekolah : SMP Amir Hamzah

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia176

Page 182: BAHASTRA - UISU

1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.

Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknyaterhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan

Alamat Sekolah : Jl. Meranti No.1, Sekip,Kecamatan Medan Petisah.Nama Guru Kelas : M. Riswan Nasution,Sisi Rosida S.PdHari/ Tanggal Wawancara : 16 Maret2019Tempat : Kantor guru SMP Amir HamzahNama Sekolah : SMP Amir Hamzah

Pada saat dilakukan wawancaraguru menjawab pertanyaan denganantusias dan cukup jelas .Berdasarkanhasil dari wawancara yang dilakukankepada kedua narasumber bahwa siswaSMP kelas IX di sekolah SMP AmirHamzah Medan menyukai pelajaranbahasa Indonesia. Media dipakai menurutsumber 1 adalah power point. Dan sumber2 mengatakan media yang dibuat lebihkehidupan sehari-hari. Dalam hal kondisilingkungan murid antusias karena sebelumdimulai pembelajaran diberikan motivasi.Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum2013 dan pelajaran yang diajarkan sudahsesuai dengan kurikulum. Dalam halmempelajari KTI saat ini siswa condongmembuat cerita mereka sendiriberdasarkan fakta yang terjadi. Siswasudah pernah membuat KTI. Siswa tidakpernah mengikuti perlombaan KTI.Menurut narasumber siswa antusiamempelajari KTI. Tingkat pemahamananak mengenai KTI sebesar 80%. Dalamproses pembelajaran bahasa Indonesiaguru sudah menyiapkan mediapembelajaran dan membawa contoh Karyatulis ilmiah yang benar dulu. Pola belajaryang diajarkan berkelompok. Langkahyang dilakukan guru dalam pembelajaranyaitu memberi siswa gambaran yang akandipelajariagar termotivasi, kemudiandiajari cara menulisnya. Kendala yangsering dihadapi yaitu ada beberapa siswayang tidak aktif, siswa tidak suka materiKTI. Tindak lanjut yang dilakukan olehguru yaitu menganalisis dan mengecekbahasanya kemudian memberikan hasilyang kerjakan siswa kepada siswa tersebutada siswa bisa mengevaluasi kembali.

2 Analisis Strategi SWOTBerdasarkan hasil penelitian melalui

instrumen yang digunakan maka tahapanselanjutnya analisis SWOT akanmemberikan analisis dari hasi penelitian.Sebagaimana telah dirumuskan pada subbab 2 tentang pelaksanaan analisis SWOT(Strength-Weakness-Opportunities-Threaths) dengan faktor internal danfaktor eksternal sebagai komponen kontrolmatriks, maka ketentuan analisis yangakan dihasilkan telah dirumuskan melaluimatriks SWOT selanjutnya. Faktor internaldan eksternal pada analisis inidiklasifikasikan berdasarkan instrumenkuestioner (angket) non siswa sehinggaadapun tes KTI, observasi dan angket

siswa yang telah dideskripsikan nantinyaakan diimplementasikan dalampembahasan penelitian dengan tujuanuntuk memberikan penguatan(reinforcement) atas rekomendasi/ hasilanalisis SWOT. Telah dideskripsikan datapenelitian yang berkaitan dengan faktorinternal dan eksternal melaluiinstrumentasi yang diadakan yaitu:

Berdasarkan tabel 3.5 di atastampak bahwa terdapat 11 butir instrumenfaktor internal dan 9 butir instrumen faktoreksternal. Dan dapat diketahui melaluianalisis SWOT maka persentase pengaruhfaktor internal (kekuatan+kelemahan) danfaktor eksternal (peluang+ancaman) dalampenulisan KTI dan motivasi menulismasing-masing diperoleh 51,26 % dan48,74 %. Dan jika diperinci lagi padamasing-masing faktor SWOT makadiperoleh kontribusi pengaruhnya masing-masing 66,17 % kekuatan, 33,83 %kelemahan, 47,57 % peluang, dan 52,43 %ancaman. Dengan demikian dapatdigambarkan bahwa faktor internal 2,52 %lebih berkontribusi dari faktor eksternaldalam penulisan KTI dan motivasimenulis siswa. Demikian juga dapatdiketahui bahwa faktor kekuatan danancaman lebih berkontribusi dalammempengaruhi penulisan KTI danmotivasi menulis siswa.

Selanjutnya untuk mengetahuistrategi apa yang direkomendasikan dalampenelitian ini maka jumlah skor matriksmasing-masing faktor SWOTdikonsultasikan melalui acuan berikut ini.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia177

Page 183: BAHASTRA - UISU

1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.

Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknyaterhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan

Dengan memperhatikan total skorfaktor internal 2,83 dan total skoreksternal 2,03 maka dapat diketahuibahwa strategi yang dihasilkan matriks iniadalah growth (5). Ini artinya terjadipertumbuhan via integrasi secarahorizontal dengan ketentuan sekolahbersama dengan guru harus terus berupayameningkatkan pengetahuan siswa tentangKTI, jadi strategi pengembangankemampuan KTI dan motivasi menulissiswa yang diperoleh melalui analisismatriks SWOT ini lebih menekankanfaktor internalisasi dari padaeksternalisasi.

Setelah matrik internalisasi daneksternalisasi diperoleh, maka matriksSWOT selanjutnya menggambarkan secarajelas bagaimana peluang dan ancamaneksternal yang dihadapi sekolah/kelembagaan tersebut dan dapatdisesuaikan dengan kekuatan dankelemahan yang dimilikinya. Strategiyang dihasilkan ada empat macam yaitustrategi SO, strategi WO, strategi ST, danstrategi WT. Matrik ini dapatmenghasilkan empat sel kemungkinanalternatif strategi.

Penggunaan tabel selanjutnyaakan dijadikan rekomendasi dalampenelitian. Dan perlu diketahui seluruhkriteria atau uraian yang terdapat padapersilangan setiap sel (kuadran)merupakan hasil olahan data oleh penelitisecara ilmiah. Artinya pemerolehanolahan data telah dilakukan melalui teknik

pengumpulan data melalui instrumen yangvalid dan reliabel.

Berdasarkan tabel 3.5 maka dapatdiketahui titik koordinat SWOT melaluibidang cartesius. Rumusan yangdigunakan untuk memperolehkoordinatnya dapat diperhatikan padapersamaan berikut ini:

Sumbu x = xrating kekuatan− xrating

kelemahan

= 2,86 − 2,75= 0,11

Sumbu y = xrating peluang− xrating

ancaman

=2,25 – 1,80 = 0,45

Sehingga dengan diperolehnyakoordinat tersebut maka diperoleh jugarekomendasi yang dapatdiimplementasikan oleh Guru untuk faktorkendala KTI dan motivasi meneliti yangdialami dalam profesionalitasnya. Berikutini hasil perolehan titik koordinatnya:

Gambar 3.7 Posisi Kuadran AnalisisSWOT

Dengan demikian diperolehlahkeberadaan titik yang diperoleh beradapada kuadran I yaitu agresifdenganrekomendasi sebagai berikut:

1. Memberikan kesempatan kepadasetiap siswa dalammengembangkan kreativitasnyasebagai panitia/ peserta dalamacara/ lomba (KTI) melaluiprogram berwujud proyek berlatarpendidikan

2. Memelihara kualitas dan kuantitaspembelajaran bahasa Indoensiadan meningkatkan pelayanan oleh

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia178

Page 184: BAHASTRA - UISU

1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.

Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknyaterhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan

stakeholdersterkait pengembangankemampuan dan keterampilanakademik siswa

3. Meningkatkan motivasi menulissiswa bersama dengan sekolahdalam menyadari kebutuhanpembelajaran yang semakindinamis

4. Mengembangkan danmeningkatkan penggunaanteknologi di sekolah.

SIMPULANBerdasarkan hasil analisis data pada babIII maka dapat disimpulkan bahwa:1. Kemampuan KTI oleh siswa

menunjukkan kuantitas pada kategori 2yaitu rendah. Hal tersebut dapatdibuktikan dari hasil nilai soal pilihanganda yang diberikan kepada siswa.

2. Berdasarkan hasil dari observasidiketahuai bahwa perilaku siswa masihcenderung negatif. Beberapa siswayang kurang tertarik pada saat dimintamenjawab soal pilihan berganda danmengisi angket.

3. Berdasarkan hasil angket dapat dilihatbahwa siswa dan non siswa cenderungsetuju dengan butir-butir angket, darisitu dapat dinyatakan bahwa perilakusiswa dalam aktivitas KTI sangatdipengaruhi oleh motivasi siswa dalambelajar.

4. Berdasarkan hasil wawancara yangdilakukan kepada guru bahasaIndonesia dari beberapa sekolah yangtelah diteliti, bahwa guru sudahmenggunakan kurikulum 2013 dan adamembahas tentang KTI, serta prosesdan metode yang di berkan guru saatmengajar sudah cukup baik.

SARANBerdasarkan hasil penelitian yang

telah diperoleh tim peneliti pada siswaSMP di beberapa sekolah di Kota Medan .Maka berikut ini peneliti memberikansaran sebagai berikut:1. Disarankan bagi para guru terutama

guru bahasa Indonesia untukmemotivasi siswa dalam pembelajarankarya tulis ilmiah melalui beban kerjadan beban belajar yang disesuaikandengan kebutuhan pengetahuan yangdibutuhkan pada saat ini.

2. Siswa Memperbanyak kegiatan/program ektrakurikuler dan kegiatankolaborasi antar sekolah, sepertimengikuti lomba antar kecamatan atauolimpiade mata pelajaran berkaitandengan KTI dan menulis siswa.

3. Sekolah Mengupayakan adanya mediasharing seperti website sekolah, groupsosmed, atau pertemuan reguler untuk

meningkatkan kompetensi siswa dalamsekolah/ yayasanSekolah hendaknyamemeberi perhatian kinerja guru danmelatih para guru agar menjadiprofesional dan berpengalamansehingga peserta didik tidak mengalamikesulitan dalam proses belajarmengajar.

Demikianlah saran yangdisampaikan penulis, dengan harapandapat memberikan sumbangsih atau buahpikiran demi meningkatkan danmengembangkan pengajaran sastraIndonesia khususnya pelajaran KaryaTulis Ilmiah pada siswa SMP DikotaMedan.DAFTAR PUSTAKAIndonesia, U. P., & UNPRI, M. (2019,

March). prosiding seminar nasionalfakultas keguruan dan ilmupendidikan. in seminar nasional unpri(vol. 1, no. 1).

Pardede, O. B. (2013). Pengaruh modelpembelajaran dan berpikir kreatifsiswa terhadap hasil belajar fisikasiswa SMP Negeri 30 Medan(Doctoral dissertation, UNIMED).

Sianturi, G. G. N., Akbar, S., & Pardede,O. B. (2019). meningkat kemampuanmenulis teks berita dengan modelpembelajaran kooperatif tipe stad(student team achievement divisions)oleh siswa kelas viii-a smp dharmapancasila medan . tapanuli journals,1(2), 357-361.

Sitompul, E. S., Syahfitri, D., & Pardede,O. B. (2019).peningkatankemampuan mengidentifikasistruktur teks eksemplumdenganmenggunakan model pembelajaranthink pair and share pada siswa kelasviii-3 smp negeri 1 tigapanah .tapanuli journals, 1(2), 351-356.

Bambang Dwiloka dan Rati Diana. 2015.Teknik Menulis Karya Ilmiah.Jakarta: Asdi Mahasatya.

Dalman. 2014. Keterampilan Menulis.Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007.Kamus Besar BahasaIndonesia.Edisi Ketiga. Jakarta :Balai Pustakan.

Iskandar,Deni. 2019.http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR.PEND.BHS.SASTRA_INDONESIA/Materi_KArya_Tulis_Ilmiah.pdf.Diakses pada tanggal 26 april 2019.

Kemendikbud, 2019. Sekolah SMP DiMedan Petisah.Referensi.data.kemendikbud.go.id/in

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia179

Page 185: BAHASTRA - UISU

1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.

Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknyaterhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan

dex11_smp.php?kode=070610&level=3.

LIPI, 2019.http://pusbindiklat.lipi.go.id/wp-content/Perka-LIPI-No-4E2012-ttg-KTI.pdf. Diakses tanggal 18 April2019.

Rangkuti, Freddy. 2016. Analisis SWOT:Teknik Membedah KasusBisnis.Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

Researchgate. 2019.https://www.reseacrhgate.net/publication/3239118_analisis_kesulitan_menulis_karya_ilmiah_siswa_kelas_ix_SMPN_3_singosari.pdf. Diakses padatanggal 21 April 2019.

Sugiyono. 2017. Metode PenelitianKualitatif, Kuantitatif, dan R & D.Bandung :ALFABETA.

Staff UNY, 2019.https://staff.uny.ac.id/PERMASALAHANDALAMKARYAILMIAH.pdf.Diaksestanggal 21 april 2019.

Staff UNY, 2019.https://staff.uny.ac.id/mengenalkaryatulisilmiah.pdf. Diaksestanggal 21 april2019.

UIN, Etheses. 2019. https://etheses.UIN-Malang.ad.id/pembinaan_kegiatan_ekstralurikuler_karya_tulis_ilmiah_bidang_IPS_di_Mts_Negeri_batu.pdf.Diakses tanggal 26 April 2019.

UNJ, Journal. 2019.https://journal.unj.ac.id/penulisan_karya_tulis_ilmiah_dengan_media_aplikasi_pengolah_kata.pdf. Diakses tanggal26 April 2019.

Zainurrahman. 2018. Menulis Dari TeoriHingga Praktik. Bandung : Alfabeta.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia180

Page 186: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

ANALISIS PROSES DAN NILAI HATA- HATA MAMBERE PODAH DALAMPERKAWINAN ADAT SIMALUNGUN

Diana Pramita Sumbayak1, Siti Fatimah Sipayung2, Pahala Manik3, Ermina Waruwu4

Prodi. Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFKIP, Universitas Prima Indonesia Medan

[email protected]

Abstrak. Suku Simalungun memiliki tradisi pelaksanaan upacara perkawinan.Salah satutradisi yang dilakukan ialah hata-hata mambere podah.Permasalahan penelitian ini ialahbagaimana proses perkawinan adat Simalungun, bagaimana hata-hata mambere podah, danbagaimana nilai yang terkandung dalam hata-hata mambere podah pada upacaraperkawinan adat Simalungun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis danmendeskripsikan proses perkawinan adat Simalungun, hata-hata mambere podah dan nilai-nilai yang terkandung dalam hata-hata mambere podah dalam proses perkawinan adatSimalungun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deksriptif dan datadikumpulkan menggunakan metode wawancara dengan teknik rekam.Instrumen penelitianialah pedoman wawancara yang digunakan untuk mewawancarai informan yang terdiri atastokoh adat, warga, pengantin dan warga yang sudah menerima hata-hata mamberepodah.Data yang sudah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatifdengan metode content Analysis.

Kata Kunci: Proses, Nilai, Hata-hata Mambere Podah, Perkawinan Adat Simalungun

Abstract.The Simalungun tribe has a tradition of carrying out wedding ceremonies. One ofthe traditions carried out is the hata-hata mambere podah. The problem of this research ishow the marriage process of the Simalungun custom, how the hata-hata mambere podah,and how the value contained in the hata-hata mambere podah at the Simalungun traditionalwedding ceremony. This study aims to analyze and describe the traditional marriageprocess of Simalungun, hata-hata mambere podah and the values contained in the hata-hatamambere podah in the process of the marriage of the traditional Simalungun. This studyused a descriptive qualitative approach and data was collected using interview methodswith recording techniques. The research instrument is the interview guide that is used tointerview informants consisting of traditional leaders, residents, brides and residents whohave received hata-mambere podah. Data that has been collected was analyzed usingqualitative analysis with the content Analysis method.

Keywords: Process, Values, Hata-hata mambere podah, The marriage of Simalungun custom.

PENDAHULUANMasyarakat Simalungun memiliki

sistem nilai wawasan, mentalitas dan sikapyang dapat disebut sebagai salah satupuncak dari budaya daerah yaitu ToluSahundulan (Tondong PangalopanPodah, Sanina Pangalopan Riah, BoruPangalopan Gogoh).Nilai ToluSahundulan (Saodoran.Tim Lima,2013:56-57) secara langsung memberipetunjuk dalam berperilaku. Simalungunmerupakan suku atau etnis denganidentitas dan budayanya yang terbentukdalam proses sejarah perkembangannya.Sebagai identitas, Simalungun dapatdibedakan dari suku-suku bangsa lainnyadari adat, budaya, kebiasaan, sejarah dansegala aspek kehidupannya. Salah satukekayaan daerah Simalungun ialahuppasa.Adapun pantun Simalungun(uppasa) adalah betuk puisi lama yangmirip dengan pantun dalam sastra melayu,

yakni berupa puisi rakyat yang mencakupseluruh lapisan masyarakat dan segalatingkatan umur.Ada uppasa anak-anak,muda-mudi, dan orang tua.

Perkawinan adat Simalungunmenampilkan podahatau umpasa dalambentuk pantun.Misalnya, ketika seorangpenatua atau orang tua memberikannasehat (podah) kepada sepasangpengantin dalam perkawinan, pertama kaliharus diberikan suatu umpasa atau pantun,disusul nasehat (podah) yang diberikankepada sepasang pengantin.Kebiasaaan inidisebut Hata-hata mambere podah.Hata-hata mambere podah adalah salah satukebudayaan adat Simalungun yangbiasanya dilangsungkan dalamperkawinan adat.Podah adalah suatunasihat yang di sampaikan oleh petuahadat dan keluarga kepada keduamempelai.Ada pun tujuan podah yangdiberikan kepada kedua mempelai yakni

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 181

Page 187: BAHASTRA - UISU

Diana Pramita Sumbayak1, Siti Fatimah Sipayung2, Pahala Manik3, Ermina Waruwu4

Analisis Proses dan Nilai Hata- Hata Mambere Podah dalam Perkawinan Adat Simalungun

agar kedua mempelai mampu menerapkansetiap podah dan menjadikan podahsebagai pedoman dalam membina rumahtangga.Hata-hata mambere podahdisampaikan bersamaan dengan hidangandayok binatur (ayam susun) yangmerupakan makanan khas Simalungunyang di hidangkan pada acara adatperkawinan. Dayok binatur adalah jenismakanan yang diolah dari daging ayamjantan dan rempah-rempah dan seringdihidangkan dengan dua jenis hidanganyaitu dengan cara dipanggang dan digulai.Dayok binatur yang artinya di atur dengantujuan agar kehidupan kita teratur sepertiketeraturan dari ayam yang sudah diatursedemikian rupa saat di hidangkan.(Simalungun Center, 2016: 122-152)Perkawinan adat Simalungun memilikiproses atau tahapan yaitu Pertama; Pranikah yang terdiri dari Mangarisika,Marhori-hori Dinding, Marhusip, PudunSauta, Martumpol, Martonggo Raja.Kedua; Pesta Perkawinan yang terdiri dari1) proses perkawinan di Gereja, 2) Prosesperkawinan di Gedung.

Adapun tata urutan perkawinan diGedung dimulai dengan melaksanakanProsesi a) Hata-hata MamberePodah.Raja parhata/protokol pihak wanitameminta semua dongan tubu/semarganyabersiap untuk menyambut dan menerimakedatangan rombongan hula-hula dantulang.Raja parhata/protokol pihakperempuan memberi tahu kepada Hula-hula, bahwa Suhut pihak laki-laki sudahsiap menyambut dan menerimakedatangan Hula-hula. Setelah Hula-hulamengatakan mereka sudah siap untukmasuk, Raja parhata/protokol pihakwanita/Pria mempersilakan masuk denganmenyebut satu persatu secara berurutanyakni Hula-hula, Tulang, Bona Tulang,Bonaniari, Hula-hula namarhamaranggi,Hula-hula anak manjae, denganpermintaan agar mereka bersama-samamasuk dan menyerahkan pengaturanselanjutya kepada hula-hula. Semuaappang naopat, tolu sahundulan ini akanmenyampaikan hata-hata mambere podahkepada kedua mempelai pada saat prosesperkawinan adat yang dilaksanakan digedung. b) Menyerahkan tanda makanan(Tudu-tudu ni sipanganon), c)Menyerahkan dengke (ikan oleh suhutpihak wanita ), d) Makan bersama, e)Membagi Jambar (tanda makanan adat).

Ketiga; Pasca Pernikahan, prosesi initerdiri atas, a) Pesta Unjuk, b) Mangihutdi ampang (dialap jual), c) Ditaruhonjual, d) Paranak makan bersama di tempatkediaman pria (Daulat ni si panganon), e)Paulak Unea, f) Manjahea, g) ManingkirTangga

Hata-hata mambere podahsebagai salah satu tradisi lisan yangterdapat dalam budaya adat Simalungun.Tradisi lisan (Sibarani, 2014: 43-47; 125-126) adalah kegiatan budaya tradisionalsuatu masyarakat yang diwariskan secaraturun-temurun dengan media lisan darisuatu generasi ke generasi lain baik tradisiitu berupa susunan kata-kata lisan (verbal)maupun tradisi lain yang bukan lisan (non-verbal). Tradisi lisan dapat berupaberbagai pengetahuan dan adat istiadatyang secara turun temurun disampaikansecara lisan yang mencakup tidak hanyaberupa cerita rakyat, legenda ataumitos.Tradisi lisan mencakup atauberkaitan dengan sejarah, hukum adat,upacara adat, upacara keagamaan, ramuantradisional, dan pengobatan. Semua itudapat dikatakan sebagai tradisi lisan danproses penyebarannya pun biasanyadilakukan secara lisan atau dilisankan(Karkono, 2013: 272-273). Tradisi lisandapat disebut juga sebagai tradisi budaya.Hal penting yang menjadi isi dan yangperlu diperhatikan dalam kandungankebudayaan, tradisi budaya atau tradisilisan ialah makna dan fungsi, nilai dannorma budaya serta kearifan lokal. Setiapetnik di Indonesia termasuk etinikSimalungun memiliki banyak nilai budayayang dapat dimanfaatkan untuk menatakehidupan masyarakat dalam rangkamembentuk kepribadian yang kuat untuktujuan pembentukan kedamaian danpeningkatan kesejahteraanmasyarakat.Nilai-nilai budaya dariberbagai etnik di Indonesia padaumumnya saling mengisi dan salingmelengkapi untuk satu kearifan lokal.

Tradisi yang bersifat lisanmerupakan norma-norma adat yanghendaknya dipatuhi oleh anggotamasyarakatnya. Setiap ada upacara adat,aturan dalam upacara itu dilakukan sesuaidengan apa yang telah dilakukan olehnenek moyang sebelumnya. Danandjajadalam Sukatman, 2009:7 mengangkatpendapat pakar tradisi lisan William R.Bascom, bahwa secara umum tradisi lisan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia173

Page 188: BAHASTRA - UISU

Diana Pramita Sumbayak1, Siti Fatimah Sipayung2, Pahala Manik3, Ermina Waruwu4

Analisis Proses dan Nilai Hata- Hata Mambere Podah dalam Perkawinan Adat Simalungun

mempunyai fungsi penting. Fungsitersebut sangat berhubungan denganmasyarakat antara lain 1) Tradisi lisanberfungsi sebagai cerminan angan-angansuatu kolektif. Misalnya, dalammasyarakat Jawa, ada kepercayaan padasuatu masa “akan datang ratuadil”.Kepercayaan itu sebagai cerminanharapan, cita-cita tentang citra pemimpinyang ideal, adil, makmur, dan berwibawa.Pada sisi lain kemungkinan besarkepercayaan itu juga menggambarkan‘pemimpin yang sekarang itu” sangatmengecewakan hati rakyatnya, kacau,tidak adil, dan tidak berwibawa, 2) Tradisilisan berfungsi sebagai alat pendidikan.Tradisi lisan yang berfungsi sebagaitradisi lisan akan memberikanpengetahuan, pengertian, dan pemahamanterhadap nilai-nilai yang hidup danberkembang di masyarakat yangditanamkan sejak masa kanak-kanak, 3)Tradisi lisan berfungsi sebagai alatpemaksa atau pengontrol norma-norma.Masyarakat selalu dipatuhi anggotakolektifnya.Hal ini dapat kita jumpaiapabila isi dalam sastra lisan tersebutmengungkapkan peraturan-peraturan atauhukum-hukum yang berkembang dimasyarakat baik secara eksplisit maupunimplisit.Hukum tersebut diungkapkan agarsetiap individu tetap menjaga harmonisasidalam konteks hubungannya denganTuhan, alam sekitar dan masyarakat.

Pada kenyataannya zamanberkembang diikuti kemajuan teknologi,sehingga mulailah para anak muda dananggota masyarakat suatu etnik secarasadar maupun tidak sadar mulaimelupakan kebiasaan dalamadat.Kalaupun dikatakan tidak melupakan,paling tidak telah terjadi pengurangan ataupenyederhanaan aturan dalam pelaksanaanupacara adat dalam masyarakat tersebut.Oleh karena itu, peneliti memaparkanberbagai fenomena atau kenyataan terkaitdengan permasalahan penelitian yaitu:pertama; di jaman sekarang ini, hata-hatamambere podah telah dilupakan olehbanyak masyarakat Simalungun,khususnya masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan. Kedua; kebudayaanhata-hata mambere podah hampir tidakterlaksana lagi dalam perkawinan adatsimalungun karena masyarakat perkotaanlebih mengutamakan proses adatperkawinan yang lebih praktis Ketiga;

Kurangnya pemahaman dan pengetahuanmasyarakat modern tentang nilai danfungsi hata hata mambere podah dalamadat perkawinan Simalungun, Keempat;Kurangnya rasa ingin tahu generasi mudasekarang tentang hata-hata mamberepodah dalam perkawinan adatsimalungun. Kelima; masyarakat moderntelah banyak melupakan ajaran hata-hatamambere podah dalam perkawinan adatsimalungun sehingga tidak dijadikansebagai pemertahanan hidupperkawinan.Peneliti juga telahmenemukan masalah berdasarkan hasilprapenelitian tanggal 29 Maret 2019dengan mewawancarai kepada 3 (tiga)orang masyarakat Simalungun di DesaNagori Tani yakni terdapat permasalahanperkawinan seperti perbedaan agama,dan salah satu yang sering terjadi yaitutentang tata pelaksanaan dalam sebuahperkawinan Adat Simalugun.

Berdasarkan identifikasi masalahyan diuraikan di atas maka penelitimenentukan permasalahan dalampenelitian ini yaitu 1) Bagaimana prosesperkawinan adat Simalungun?, 2)Bagaimana hata-hata mambere podahdalam proses perkawinan adatSimalungun?, 3) Apa saja nilai-nilai hata-hata mambere podah dalam perkawinanadat Simalungun. Penelitian ini bertujuanuntuk menggali, menganalisis danmendeskripsikan 1) Proses perkawinanadat Simalungun, 2) Hata-hata mamberepodah dalam proses perkawinan adatSimalungun, 3) Nilai-nilai yang terdapatdalam Hata-hata Mambere Podah padaperkawinan adat Simalungun. Penelitianini penting 1) agar masyarakat moderndapat mempertahankan tradisi budaya dankearifan lokal mengenai prosesperkawinan Simalungun, 2) Nilai-nilaiyang terdapat dalam Hata-hata MamberePodah pada perkawinan adat Simalungunsebagai salah satu tawaran solusi untukmempertahankan tradisi lisan yang dapatdigunakan oleh masyarakat sebagaipranata kehidupan sosial, 3) Penelitian inipenting diperkenalkan kepada generasimuda khususnya para pelajar yang masihduduk dibangku pendidikan bahwa salahsatu sumber pranata sosial yang mengaturkehidupan masyarakat ialah Hata-hatamambere podah yang terdapat dalamproses perkawinan adat Simalungun.Berdasarkan urgensi penelitian ini,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia174

Page 189: BAHASTRA - UISU

Diana Pramita Sumbayak1, Siti Fatimah Sipayung2, Pahala Manik3, Ermina Waruwu4

Analisis Proses dan Nilai Hata- Hata Mambere Podah dalam Perkawinan Adat Simalungun

peneliti melakukan penelitian yangberjudul Analisis Proses dan Nilai Hata-Hata Mambere Podah DalamPerkawinan Adat Simalungun.METODE PENELITIAN

Pendekatan atau metode penelitianyang digunakan dalam penelitian ini ialahkualitatif. Penelitian dilakukan di DesaNagori Tani,Kecamatan Silau Kahean,Kabupaten Simalungun. Penelitiandilakukan selama 3 (tiga) bulan mulaiMaret sampai dengan Mei 2019.Ada punsubyek dalam penelitian ini adalahinforman kunci yang dipilih atauditentukan dengan carapurposivesampling yang terdiri atas RajimanSaragih (Penatua), Damman Sipayung(Tokoh adat), Kiman Purba/ Ny, B.Damanik (penerima hata-hata mamberepodah), J. Sumbayak/Ny. M. Hutabarat(penerima hata-hata mambere podah),hula-hula, Tulang, Bona Tulang, TulangRobot, Bonaniari, Hula-hulanamarhamaranggi, Hula-hula anakmanjae. Teknik pengumpulan data yangdigunakan dalam penelitian yaknimelakukan wawancara kepada informanyang sudah ditetapkan dan teknikobservasi Instrumen penelitian yangdikhususkan untuk mengambil datalapangan yakni berupa pedomanwawancara, pedoman observasi dandokumentasi foto.PEMBAHASAN

Berdasarkan data penelitian yangdiperoleh di Simalungun, Desa NagoriTani Kecamatan Silau Kahean, penelitimemaparkan hasil-hasil penelitian sebagaiberikut.Proses Perkawinan Adat Simalungun

Simalungun mempunyai adatperkawinan yan khas. Ada perkawinanSimalungun memiliki proses atau urutanyan terdiri atas 1) PajabuParsahapan/Mangarisiska artinyameminang. Proses ini adalah kunjunganutusan dari pihak mempelai pria yang yanbersifat tidak resmi ke tempat mempelaiwanita denan tujuan penjajakan. Jika pintuterbuka untuk mengadakan peminanganmaka pihak orang tua memberikan “tandamau” (tanda holong) dan pihak priamemberikan “tanda mata”. Ada jenis-barang-barang yang diperlukan dalamproses ini yakni kain, cincin emas danlain-lain. 2) Marhori-hori dinding /Marhusip (berbicara), artinya ada

pembicaraan antara kedua belah pihakyang melamar dan yang dilamar.Pembicaraan ini bersifat terbatas yaknibersama dengan kerabat yangberhubungan dekat.Pembicaraan ini masihbelum bersifat umum. 3) Marhatasinamot, yaitu proses dimana pihakkerabat pria (dalam jumlah yang terbatas)datang kepada kerabat wanita untukmelakukan marhata sinamot ataumembahas tentang uang jujur (tuhor) yangakan dipersiapkan. 4) Pudun Saud(mengundang krabat) adalah pesta kerabatpria tanpa hula-hula mengantarkan wadahsumpit berisi nasi dan lauk pauk (yangsudah di sembelih) yang diterima olehparboru dan setelah makan bersama dengaberbagi jambar juhut (daging) untukanggota kerabat yaitu Hula-hula, Dongantubu, Boru, Pengetuai, Pariban. Diakhirpudun saud maka dari keluarga wanita danpria bersepakat kiriman Martupol danPamasu-masuon. 5) Martuppol adalahpenandatanganan persetujuan pernikahanoleh orang tua kedua belah pihak atasrencana perkawinan anak-anak merekayang dihadiri pejabat gereja. Tatacaramartuppol dilaksanakan oleh pejabatgereja sesuai dengan ketentuan yangberlaku. Tindak lanjut martuppol adalahpejabat gereja mewartakan rencanapernikahan dari kedua mempelai melaluiwarta gereja. 6) Martonggo Raja / MariahRaja adalah adalah suatu acara prapesta/acara yang diadakan secaraseremonial oleh penyelenggarapesta.Acara ini dimaksudkan dengantujuan pembagian kerja pada masyarakatsekitar dan permohonan izin pengunaanfasilitas umum terkait pesta perkawinan.7) Pamasu-masuan (pemberkatanpernikahan) ialah proses pengesahanpernikahan kedua mempelai menurut tatacara gereja. Setelah pemberkatanpernikahan selesai maka kedua mempelaisudah sah sebagai suami-istri. 8) Pestaunjuk adalah suatu acara perayaan yangbersifat sukacita atas pernikahan putra danputri. 9) Mangihut di Ampang (dialop jual) adalah mempelai wanita dibawa ketempat mempelai pria yang dielu-elukankerabat pria dengan dengan diiringi jualberisi makanan bertutup ulos yangdisediakan oleh pihak kerabat pria. 10)Ditarohon jual artinya jika pesta untukpernikahan itu dilakukan di rumahmempelai pria, maka mempelai wanita

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia175

Page 190: BAHASTRA - UISU

Diana Pramita Sumbayak1, Siti Fatimah Sipayung2, Pahala Manik3, Ermina Waruwu4

Analisis Proses dan Nilai Hata- Hata Mambere Podah dalam Perkawinan Adat Simalungun

dibolehkan pulang ke tempat orangtuannya untuk kemudian diantar lagi olehpara Namborunya ke tempat Namborunya.Dalam hal ini paranak wajib memberikanupa manaru (upah mengantar ) sedangdalam dialap jual upa, manaru tidakdikenal. 11) Paranak ialah makan bersamadi tempat kediaman si pria (daulat nisipanganon ), 12) Paulak unea, artinyasetelah satu, tiga lima atau tujuh hari siwanita tinggal bersama dengan suaminya,maka paranak,( pihak dari keluarga laki-laki ) pengantin pria bersama istrinyapergi ke rumah mertuanya untukmenyatakan terima kasih atas berjalannyaacara pernikahan dengan baik. Setelahselesai acarapaulak unea (setelah pesta,pihak laki- laki datang bertamu kerumahpihak wanita ) paranak kembali kekampung halaman atau rumahnya danselanjutnya memulai hidup baru. 13)Manjahea, artinya setelah beberapapengantin pria dan wanita dalam waktulama sudah menjalani hidup berumahtangga (kalau pria tersebut bukan anakbungsu), maka ia akan dipajae, yaitudipisah rumah (tempat tinggal ) dan matapencaharian. 14) Maningkir tanggaartinya setelah beberapa lama pengantinpria dan wanita berumah tangga danmandiri dan juga urusan rumah tanggadan mata pencahariannya telah dipisahdari orang tua si laki- laki, maka parborudatang berkunjung kepada paranak denganmaksud maningkir tangga. Maningkirtangga dimaksudkan kunjungan sebagairumah tangga pengantin baru.Dalamkunjungan ini parboru membawakanmakanan yang terdiri atas nasi dan laukpauk, dengke sitio- tio dan dengkesimundur- mundur.Perlengkapan Perkawinan AdatSimalungun

Perkawinan adat Simalungunmempunyai benda-benda atauperlengkapan yang digunakan dalam pestaperkawinan. Perlengkapan tersebut antaralain Gotong (kopiah laki-laki ), Bulang(tudung Wanita), Suri-suri (SelendangWanita ), Bajut (Tas Wanita), Keris(Suhul gading ). Selain itu ada benda-bendayang diperlukan dalam proses adatyakni 1) demban sebagai penanda ataskedatangan dan penghormatankepadatondong (yang memegang perandan pemilik pesta ( orang tua) . 2) Ulosbermakna sebagai bagian adat Simalungun

yang akan diberikan kepada boru(penyandang pesta ). 3) Tapongan yangbermakna sebagai simbol adat yang sah.Tapongan disebut juga maralop sewaktumenyampaikan mahar. 4) Beras yangbermakna menyatakan selamat. 5)Patappei parsahapan denganmenggunakan benda mardembangunringan yang berfungsi untukmenyampaikan mahar. 6) Dayok binaturyang bermakna agar kelak keluarga yangtelah menerima hata-hata mambere podahmemiliki keteraturan dalam membinarumah tangga mereka. Dayok binaturtersusun sangat rapi maka dari itu disebutdengan dayok binatur artinya ayam yangtersusun rapi.

Secara lengkap perlengkapan ataubenda dan makna-makna dari setiap bendayang digunakan dalam perkawinan adatSimalungun dapat dijelaskan satu persatu,antara lain 1) Gotong adalah penutupkepala pria Simalungun, berbentuk sepertikerucut, biasanya gotong dipergunakandalam acara pesta dan acara resmi lainnyayang bernuansa budaya simalungun.Gotong pada dasarnya dipakai oleh priasimalungun yang sudah berumah tanggapada suatu acara pesta, dimana yangempunya pesta adalah mereka atau dalambahasa Simalungun dinamakanSuhut.Pada gotong ada simbol pagar ataurantai gotong yang masing-masing terbuatdari perak maupun emas.Ada jugaDoramani yang merupakan perwujudansimbol hirarki pada masa pemerintahanfeodalisme di Simalungun. Doramanimerupakan hiasan gotong di Simalungunletaknya di sebelah kiri gotong,bergantung dengan jumlah yang ganjil danukuran yang sama besar. 2) Bajud Punduladalah perlengkapan wanita, tempatperangkat sirih bagi tamu.Melambangkanpersaudaraan terhadap sesama.Boli/appuran partadingan: mahar batuapuran: uang adat yang diletakkan di atassirih di dalam piring. Boras tengger: beraskeras. Bah: Air bagod: Nira babah: mulut.Dearan: Lebih Baik Dayok Binatur: Airyang sudah dimasak diletakkan didalampiring kaca. Dohor: Dekat Daoh: JauhDakdanak: Anak-anak. Dalahi: Laki-lakiDemban Dolok: Sirih. Dayok Binatur:Makanan adat yang terdiri dari ayam yangsetelah dimasak sedemikian rupa,diatursedemikian sebagaiman ayam ketikamasih hidup. Dongan Demban Nabayu:

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia176

Page 191: BAHASTRA - UISU

Diana Pramita Sumbayak1, Siti Fatimah Sipayung2, Pahala Manik3, Ermina Waruwu4

Analisis Proses dan Nilai Hata- Hata Mambere Podah dalam Perkawinan Adat Simalungun

Kawan Sirih Pengantin Baru DembanSayur/Demban Tangan-tangan. 3) Etek,sebagai sebagai ganti Gotong atau etek,sejenis tutup kepala bagi kaum pria yangmengandung makna kepemimpinan ditengah keluarga maupun masyarakat.Grama Golang banggal emas: Hiasangotong pria. Hudung-hudung emas:Sejenis kain penutup tubuh hasil tenunanSimalungun mengandung makna amandari gangguan serta sehat jasmani danrohani rejeki selalu bertambah. 4) Hiou,biasanya dililitkan melingkar tubuh danrambu-rambunya dibuat ke bagian depan,menghadap sisi kiri pemakai mulai dariatas pinggang sampai mata kaki. PangkalHiou pada batas pinggang. Hiou ini samaseperti Ragi Sapot tetapi pada ujungluarnya dilengkapi dengan jumbai dankain ini bisa dikenakan oleh siapapun. 5)Suri-suri, disandang di bahu sebelah kanandan memiliki panjang yang sama di bagiandepan dan belakang. 6) Toluk Balangaialah pakaian atas pria berupa jas tanpakerah yang melingkar di leher berwarnahitam pekat (seperti kuali). 7) Pita atauBenang Emas, berwarna emas yang dirajutatau tergantung antara kantung sebelahkiri hingga bros (kancing) jas tanpa kerah(toluk balanga). 8) Bulang, digunakandalam bentuk bulang sulappei. Untukmembedakan bulang yang digunakanpengantin perempuan dengan yangdigunakan hasuhuuton (tuan rumah,mertua/ibunya) maka bulang pengantinadalah bulang sulappei dengan warna asliSimalungun (merah hati/kecoklatan). 9)Bujud Hundul, dikempit pada siku lengankiri merapat pada pinggang sebelah kiri,10) Soja, yaitu pakaian atas pengantinwanita berupa kebaya lengan panjang danberwarna putih cerah, 11) Sutting, yaituhiasan bulang berupa cincin berwarnaemas yang disematkan pada kedua sisibulang di bagian telinga. 12) SinokkodBaggal, yaitu kalung besar berwarna emasyang digantung di leher dan tampakberada di luar soja. 13) Podding yaitu ikatpinggang yang dipakai melingkardipinggang.

Hata-Hata Mambere Podah dalamPerkawinan Adat Simalungun

Hata-hata mambere podah dalamperkawinan adat Simalungun merupakanproses penting. Hata-hata mambere podahdisampaikan oleh Tondong terdiri dari

enam orang, yaitu : Tondong ni tondong,tondong jabu, tondong bonaniari, tondongmataniari, tondong boru, tondong sanina.Namun, yang pertama dan utamamenyampaikan podah dalam prosesPerkawinan Adat Simalungun adalahorang tua, Tulang, Sanina, dan yangterakhir adalah Boru. Berdasarkan datawawancara dan observasi, secara faktualditemukan bahwa yang menyampaikanPodah (nasehat) dalam proses PerkawinanAdat Simalungun yaitu ampang naopatTolu saodoran terdiri atas : Tondong,Tulang, Bona tulang, Tulang Robot,tondong bonaniari,parsaninaon/parbapaon, anak borumanjae. Kemudian, oleh orang tua, danorganisasi dari parsahutan dan Gereja.Hata-hata mambere podah dalamperkawinan adat Simalungun secaraumum berisikan tentang tentangkerukunan, kedamaian, dan kasih Tuhandalam rumah tangga pengantin, isi podahSimalungun seperti digambarkan berikutini:

“Dear- dear manasiamnamarumah tangga, ulangmaringori, sai pandei mamanempatkon diri, baninamarsimatua pakon namarorangtua, sonai homani baninamarsanina, ringgashuparmingguan, anggo dommaIbu, ikutma bani acaraniParinangon, anggo bapa ikut mabani parbapaon. Ase lambin dearnamarlingkungan anjaha dearmarparlahou bani halaknamabuei”

Berdasarkan data di atas,maka podah berisikan: “baik-baiklah dalam berumah tangga,saling menghormati satu samalain, baik kepada orang tua daripihak laki- laki maupun pihakperempuan, maupun terhadapsaudara yang lain, rajin mengikutiacara dalam keluarga, rajinmengikuti acara dalamperkumpulan lingkungan, danGereja.

Nilai-Nilai Hata-Hata Mambere PodahDalam Perkawinan Adat Simalungun

Hata-Hata Mambere Podah dalamPerkawinan Adat Simalungun termasukproses penting dan memiliki nilai. Nilai-nilai yang terkandung dalam Podah,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia177

Page 192: BAHASTRA - UISU

Diana Pramita Sumbayak1, Siti Fatimah Sipayung2, Pahala Manik3, Ermina Waruwu4

Analisis Proses dan Nilai Hata- Hata Mambere Podah dalam Perkawinan Adat Simalungun

dijelaskan antara lain 1) Nilai Agama(Religius). Podah memiliki nilai agamaatau religius yakni rajin berdoa dan pergike Gereja. Podah ini berisikan agar keduamempelai dapat membina keluarga sesuaidengan ajaran agama sehingga keluargayang baru dibangun menjadi keluargayang taat beribadah dan takut akan Tuhan.Berdasarkan temuan penelitian podahberisikan “ Ringgas huparmingguan,ulang lupa martonggo, Sai roh dohornima hubani Tuhan”. Artinya Rajinlahberibadah, serta jangan lupa berdoa, dandekatlah selalu kepada Tuhan.Nilaireligius bertujuan (Rina Yesika KusumaWardani, 2017) Untuk memohonkeselamatan dan kelancaran sertah berkahdalam menjalankan rumah tangga kepadaTuhan Yang Maha Esa. 2) Nilai Moral.Podah dalam perkawinan adat Simalungunmengandung nilai sosial yakni keduamempelai yang akan membina rumahtangga dapat menjadi keluarga yang salingmenghargai satu sama lain mulai darikeluarga maupun di lingkunganmasyarakatnya, menjaga martabat agarbaik dipandang oleh masyarakat. Selainitu, kedua mempelai memupuk danmelakukan sikap saling menghargaibersika toleransi antar keluarga.Podahperkawinan Simalungun yakni “Saimarsiharganan ma nasian na marfamili,sai hormat ma nasiam mar orang tua”,artinya Saling menghormatilah sesamasaudara, dan hormatlah terhadap orangtua.Oleh karena itu, hata-hata mamberepodah memiliki nilai moral (M.Juwaini,2018) yang mengandung prinsip sikapbaik, prinsip keadilan dan prinsip hormatterhadap diri sendiri. 3) Nilai Sosial. Nilaisosial ada dalam podah yang biasanyadisampaikan kepada kedua mempelaidalam proses perkawinan adatSimalungun. Nilai sosial yang terdapatdalam podah tersebut yakni ketika keduamempelai sudah berumah tangga harusmampu dan pandai berbaur denganmasyarakat. Sebagai contoh, jika dalamlingkungan ada sebuah perkumpulan atauacara-acara seperti dari Gereja, atau acaraPerkawinan Adat Simalungun, makakedua mempelai harus ikut membantu,baik dari pihak suami maupun istri. Pesanini sama seperti yang disampaikan dalamPodah Simalungun yaitu “Sai ringgasmanamarsosialisasi, anggo dongparkumpulan kaum ibu, sai odorma

mangihut, age sonai bani kaum bapak, saimarsaorma bani kaum bapak , ase lambindear namarsosial bani parsahutaan”,artinya Rajinlah bersosialisasi, jika adaperkumpulan kaum Ibu, bergabunglah didalamnya, begitu juga sebaliknya, jika adakaum bapak, bergabunglah juga terhadapkaum bapak, agar semakin baik dalamperkumpulan yang bermasyarakat. NilaiSosial yang dilaksanakan dalam hidupbermasyarakat (Martayun, 2010) yaknimenghormati orang lain, kegotongroyongan, mempererat hubungankekeluargaan, kerukunan, dan sebagaiwujud pelestarian adat istiadat dalammasyarakat. 4) Nilai Budaya. Podah yangdisampaikan kepada kedua mempelaisebagai anggota masyarakat yakni ikutmelestarikan budaya Simalungun sepertipakaian adat yang yang digunakan dalamperkawinan dan juga urutan-urutan danaturan yang dilaksanakan di dalam suatuadat perkawinan simalungun. BudayaSimalungun seperti cara berpakaian,proses acara, sampai pada Podah(Nasehat) agar diwariskan sampaikepanpun kepada anak cucu. Isi podahadat Simalungun yakni “Ulang lupa bona,halani bani dasarni budaya ma namambentuk haganup jolma”, artinya Janganlupa adat, karena pada dasarnya budayalah yang membentuk kebiasan seseorang.Oleh karena itu pelaksanaan perkawinanAdat simalungun harus dibudidayakan,dilestarikan, tetap diteruskan kepada anakcucu dengan tetap mengikuti silsilah adatsimalungun, dan selalu berpegang teguhterhadap falsafah Habonaron Do Bona( Kebenaran adalah pokoknya ) menjadifilosofi hidup orang Simalungun, yaitusuatu sikap, etika perilaku dan ideologiyang berlandas atas kebenaran. Nilai -nilai Habonaron Do Bona menjadipedoman dan penuntun hidup yaitu:setiap perilaku masyarakat Simalungunharus takut akan Tuhan Allah,aktualisasinya adalah melaksanakankewajiban agamanya dengan baik danbenar.

Berdasarkan hasil penelitian makaterdapat temuan penelitian yang bersifaturgen yakni hata-hata mambere podahsangat bermanfaat dalam kehidupanrumah tangga.Berbagai manfaat tersebutantara lain 1) melanggengkan rumahtangga yang dibangun, 2) menjadikankeluarga bahagia dan jauh dari

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia178

Page 193: BAHASTRA - UISU

Diana Pramita Sumbayak1, Siti Fatimah Sipayung2, Pahala Manik3, Ermina Waruwu4

Analisis Proses dan Nilai Hata- Hata Mambere Podah dalam Perkawinan Adat Simalungun

pertengkaran, 3) Rumah tangga dipenuhioleh cinta kasih, 4) Pegangan hidup danharus dilaksanakan oleh kedua mempelaiagar hidup keluarga dapat menjadi lebihbaik, rukun, bahagia, sejahtera danpastinya jauh dari kata perceraian.Manfaat ini dirasakan oleh masyarakat:“Baen ma Podah on sebagai joloman baniparumahtanggan nasiam, ulang saimartinggili,sai marsiharganan masiamnadua bani mambangun rumah tangga,daoh ma paringoran, saimarpangharapan ma bai TuhantaNaibata, sai horas horasma nasiamsadarion sampai maranak marboru”,artinya Buatlah nasehat ini sebagaipegangan dalam membangun rumahtangga kalian, jangan ada perselisihan, danselalulah saling menghargai diantarakalian berdua dalam membangun rumahtangga , jauhlah segala yang tidakdiinginkan, dan berharaplah kepadaTuhan, hari ini bahkan sampai kalianmempunyai cucu. Oleh karena itu setiapperkawinan yang dilaksanakan secara khassesuai dengan adat dan istiadat memilikimanfaat serta tujuan membentuk rumahtangga dan hubungan kekerabatan yangrukun dan damai, serta bahagia dan kekal.

SIMPULANHata-hata Mambere Podah adalah

salah satu proses penting dalamperkawinan Adat Simalungun. Hata-hataMambere Podah sebagai nasehat (podah)yang disampaikan kepada kedua mempelaipada saat upacara perkawinan adatSimalungun. Upacara perkawina adatSimalungun memiliki proses dan urutanpelaksanaan yang teratur yang dimulaidari Pajabu Parsahapan/Mangarisiskaartinya meminang, Marhori-hori dinding/Marhusip (berbicara), Marhata sinamot,Pudun Saud (mengundang kerabat),Martuppol, Martonggo Raja / MariahRaja, Pamasu-masuan (pemberkatanpernikahan), Pesta unjuk, Mangihut diAmpang (dialop jual ), Ditarohon jual,Paranak,Paulak unea, Manjahea,Maningkir tangga.

Hata-hata mambere podahdisampaikan oleh Tondong terdiri darienam orang, yaitu : Tondong ni tondong,tondong jabu, tondong bonaniari, tondongmataniari, tondong boru, tondong sanina.Hata-hata mambere podah dalamperkawinan adat Simalungun secara

umum berisikan tentang tentangkerukunan, kedamaian, dan kasih Tuhandalam rumah tangga pengantin yang akanmembentuk rumah tangga baru. Hata-hatamambere podah mengandung nilai-nilaiantara lain 1) Nilai Agama (Religius)yakni agar kedua mempelai dapatmembina keluarga sesuai dengan ajaranagama, 2) Nilai Sosial yakni agar keduamempelai memupuk dan melakukan sikapsaling mengharga, bersikap toleransi antarkeluarga. 3) Nilai Sosial yaknimenghormati orang lain, kegotongroyongan, mempererat hubungankekeluargaan, kerukunan, dan sebagaiwujud pelestarian adat istiadat dalammasyarakat.4) Nilai Budaya yakni agarpelaksanaan perkawinan Adat simalunguntetap dibudidayakan, dilestarikan, tetapditeruskan kepada anak cucu denganberpegang teguh terhadap falsafahHabonaron Do Bona.DAFTAR PUSTAKAAstika, I Made, dkk, 2014. Sastra Lisan

dan TeoriPenerapannya.Yogyakarta: GrahaIlmu.

Agustina Grace, dkk. 2018. Tunjuk AjarDalam Upacara Perkawinan SukuBatak Simalungun.JurnalPendidikan. 18(6): 2-11

Aprilia Vivi. 2016.Makna SimbolikKomunikasi Budaya DalamUpacara Adat PerkawinanMasyarakat Batak Toba di PekanBaru.Jurnal Pendidikan.16 (10):3-15

Amidah. 2014.Nilai- Nilai Moral DalamAdat Perkawinan MelayuKecamatan Bahorok KabupatenLangkat Provinsi SumateraUtara.Jurnal Pendidikan. Hal :2-4

Danandjaja, James. 2018. FoklorIndonesia: Ilmu Gosip, Dogengdan Lain-lain. Jakarta: PT. GrafitiPers.

Danandjaja, James. 1984. FolklorIndonesia: Ilmu Gosip, Dongeng,dan Lain-Lain. Jakarta: PT Temprint.

Endaswara, Suwardi. 2011.MetodologiPenelitianSastra.Yogyakarta:CAPS.

Girsang Martina. 2005. Ragam BahasaDalam Adat PerkawinanSimalungun.Tesis Disertasi.18(07): 7-84.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia179

Page 194: BAHASTRA - UISU

Diana Pramita Sumbayak1, Siti Fatimah Sipayung2, Pahala Manik3, Ermina Waruwu4

Analisis Proses dan Nilai Hata- Hata Mambere Podah dalam Perkawinan Adat Simalungun

Hajar St, dkk.2018. Prosesi PernikahanAdat di KelurahanCikoro’Kecamatan Tompo BuluhKabupaten Goa. JurnalPendidikan. 18 (Vol.18 Nomor1/2018): 2-15

Karkono.2013. “Islam dalam BudayaJawa” dalamKedaulatan Rakyat1 Desember 1990. Yogyakarta.

Kurnia Sipayung, Frans. (jurnal) 2015,Upacara Perkawinan BatakSimalungun Di KabupatenSimalungun, Sumatra UtaraTahun 1950-2010.

Putra Eko.Lagu Tias Dalam UpacaraPernikahan Adat Simalungun DiDesa Bangun Purba ( StudiKajian, Bentuk Penyajian, Fungsidan Makna Lagu).JurnalPendidikan.

Riauwati, Suhardi .2017.Analisis Nilai-Nilai Budaya ( Melayu ) Dalamsastra Lisan Masyarakat KotaTanjung Pinang.Jurnalpendidikan. 17 (01):2-9

Rikarsa Akbar.2013. Implementasi Nilai-Nilai Adat Perkawinan Mandardalam KeberlangsunganHubungan Suami Istri di DesaBonde Kecamatan KampalgiaanKabupaten PolewaliMandar.Jurnalpendidikan.Jakarta :Bumi Aksara.

Sandi Hari. 2015.Marhata-hata SastraLisan Pada Tradisi Mulak Ari diNagari Rabi Jonggor KecamatanGunung Tuleh KabupatenPasaman Barat Sumatera Barat.Artikel Ilmiah.15(10): 5-10

Sibarani, Robert. 2014. Kearifan Lokal-Hakikat,Peran, dan Metode Tradisi Lisan.Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Simalungun Center.2016.SupremasiHukum dan Pembangunan RakyatTertindasSimalungun.Simalungun: CVTransisi

Sinuhaji Minah.2013.Pelestarian Adatdalam Upacara PerkawinanMasyarakat batak Karo SebagaiAtraksi Wisata dalam MenunjangKepariwisataan di Kabupatendaerah Tingkat II Karo. JurnalPendidikan.13(Vol 5.No.1-2013) :2-10

Sugiyono. 2015. Metode PenelitianPendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Saodoran Tim Lima.2013.MengenalKabupaten Simalungun.Medan:CV Mitra .

Tambunan R. Hukum Adat DalihanNatolu. Medan: Mitra Medan.

Tinggi Sutan Ch.2011.TuturPodah.Medan: Mitra Medan .

Tomal, Ranto dkk. (Jurnal) 2017, Maknadan Fungsi Pemakaian Ungkapandalam Bahasa Batak SimalungunPada Upacara Adat MasyarakatSimalungun di Kota Jam

Wulan,Boss Mart.2018.Kuliner DayokBinatur dalam Adat Istiadat BatakSimalungun Di

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia180

Page 195: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

DIKSI DAN GAYA WACANA PADA NOVEL SANG PEMIMPIKARYA ANDREA HIRATA

Nur Intan Panjaitan1, Elis Sentana br Sitepu2, Esra Turut Aritonang3, Christin Agustina Purba4

Universitas Prima Indonesia1, Universitas Prima Indonesia2, Universitas PrimaIndonesia3, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Prima

Indonesia4

[email protected]

Abstrak.Penelitian ini berjudul Diksi dan Gaya Wacana pada Novel SangPemimpi Karya Andrea Hirata. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikandiksi dan gaya wacana yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi. Sumberdata penelitian ini adalah novel Sang Pemimpi diterbitkan April tahun 2011 .Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.Teknikpengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalahmenggunakan teknik pustaka dan analisis isi (analysis content).Hasil penelitianmenunjukkan bahwa diksi dan gaya wacana yang terdapat di dalam novel SangPemimpi yaitu makna konotasi, dan denotasi yang meliputi kata konkret, kataalam, dan kata serapan adaptasi. Peneliti melakukan penelitian ini dengantujuan pembaca atau para penikmat novel dapat memahami tentang diksi dangaya wacana pada novel Sang Pemimpi.Kata Kunci: Diksi, Gaya Wacana, Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata

Abstract.This research is entitled Dictation and Discourse Style in the Novel ofthe Dreamer by Andrea Hirata. This study aims to describe diction anddiscourse style contained in the novel Sang Pemimpi. The source of thisresearch data is the Sang Pemimpi novel published in April 2011. The researchmethod used is a qualitative descriptive method. Data collection techniques thatcan be used in this study are using library techniques and content analysis(analysis content). The results showed that the diction and discourse stylecontained in the Sang Pemimpi novel included connotation meanings, anddenotations which included concrete words, natural words, and adaptationabsorption words. The researcher conducts this research with the aim of thereader or the novel lovers to understand the diction and discourse style in thenovel Sang Pemimpi.Keywords: Dictation, Discourse Style, Novel of the Dreamer by Andrea Hirata.

PENDAHULUANSumarjo (1997:6) dalam kutipan

skripsi Limawati, mengatakan karyasastra merupakan keteraturan.Sebuahkarya sastra harus memenuhi bentukseni.Sebagai bentuk, sastra harusmempunyai pola.Berkenaan dengan polabentuk ini mempunyai sistemnyasendiri.Selain itu karya sastra jugamerupakan sebuah media untukmengungkapkan pikiran ataupun perasaanyang dituangkan oleh pengarang dalamsebuah karya sastra.Pada dasarnya karyasastra bersifat imajinatif, dan estetika(keindahan).Seorang penulis karya sastraharus memenuhi syarat pemahaman danapresiasi sebelum mengembangkanpengetahuan dan pemikirannya. Proseskreatifnya karya sastra ditunjukkandengan adanya berbagai bentukpengungkapan ide tau gagasan seorangpengarang.

Menurut Gorys Keraf (2006: 22)diksi merupakan pilihan kata yang tepatuntuk menyatakan suatu maksudtertentu.Dalam penulisan sebuah karya

sastra diksi digunakan oleh pengaranguntuk menciptakan ide atau gagasan agartulisannya terlihat indah dan menarik.Sedangkan Menurut Enre (1998:101)dalam kutipan jurnal Desi mengatakan“Diksi atau pilihan kata adalahpenggunaan kata-kata secara tepat untukmewakili pikiran dan perasaan yang ingindinyatakan dalam pola suatu kalimat.”

Menurut Badudu (2000) dalamkutipan buku Analisis Wacana Dr. SadieliTelaumbanua, dkk mengatakan wacanasebagai rentetan kalimat yang berkaitan,yang menghubungkan proposisi yang satudengan proposisi yang lainnya,membentuk satu kesatuan, sehinggaterbentuklah makna yang serasi diantarakalimat-kalimat itu. Sedangkan menurutTarigan (1987:27) dalam kutipan bukuAnalisis Wacana Dr, sadieli Telaumbanuajuga mengatakan wacana adalah satuanbahasa terlengkap dan tertinggi atauterbesar diatas kalimat atau klausa dengankoherensi dan kohesi yang tinggi danberkesinambungan, yang mampumempunyai awal dan akhir yang nyata,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 190

Page 196: BAHASTRA - UISU

Nur Intan Panjaitan1, Elis Sentana br Sitepu2, Esra Turut Aritonang3, Christin Agustina Purba4

Diksi dan Gaya Wacana pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hiratadisampaikan secara lisan dan tertulis.Maka dari itu gaya wacana yangdigunakan oleh pengarang bertujuan untukmenyampaikan ide atau gagasan sebuahmakna tertentu.

Novel Sang Pemimpi karyaAndrea Hirata ini menggunakan diksikonotasi dan diksi denotasi. Diksidenotasi didalamnya meliputi katakonkret, kata alam dan kata serapansedangkan gaya wacana yang digunakanAndrea Hirata pada novelnya yangberjudul Sang Pemimpi yaitu gaya wacananarasi dan gaya wacana deskripsi.

Berdasarkan wawancara dengansi pembaca novel Sang Pemimpi karyaAndrea Hirata dalam menganalisis diksidan gaya wacana belum memenuhikriteria. Hal tersebut sesuai denganketerangan pembaca yang menyatakankemampuan menganalisis diksi dan gayawacana pembaca masih rendah. Olehsebab itu peneliti mencoba membantu danturut bekerja sama kepada dengan sipembaca untuk meningkatkan pemahamansi pembaca tentang diksi dan gaya wacanayang terdapat pada novel Sang Pemimpikarya Andrea Hirata.

Dari latar belakang diatas,muncul ketertarikan peneliti untukmengadakan penelitian dengan judul Diksidan Gaya Wacana Pada Novel SangPemimpi Karya Andrea Hirata.METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan carayang teratur untuk mencapai tujuan.Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah kualitatif. Menurut Sugiyono( 2017: 9) metode penelitian kualitatifadalah metode penelitian yangberlandaskan pada filsafat pospositivisme,digunakan untuk meneliti pada kondisiobyek yang alamiah, (sebagai lawannyaadalah eksperimen) dimana peneliti adalahsebagai instrumen kunci, tekninpengumpulan data dilakukan secaratriangulasi (gabungan), analisis databersifat induktif/kualitatif, dan hasilpenelitian kualitatif lebih menekankanmakna daripada generalisasi.

Jenis penelitian ini menggunakanmetode deskriptif.Penelitian deskriptifmerupakan salah satu jenis penelitian yangtujuannya untuk menyajikan gambaranlengkap mengenai seting/sosial ataudimaksudkan untuk eksplorasi danklasifikasi mengenai suatu fenomena ataupernyataan sosial, dengan jalanmendeskripsikan sejumlah variabel yangberkenaan dengan masalah dan unit yangditeliti antara fenomena yang diuji. Olehsebab itu dalam penelitian ini dilakukandeskripsi novel Sang Pemimpi karyaAndrea Hirata dengan tujuan dan maksudyang disampaikan oleh penulis untuk

memproleh hasil kesimpulan yangdiharapkan.

Menurut Sugiyono (2010:305)dalam penelitian kualitatif yang menjadiinstrument adalah peneliti itusendiri.Posisi peneliti dalam penelitiankualitatif sebagai human instruments,berfungsi menetapkan fokus penelitian,memilih sumber data, melakukanpengumpulan data, menilai kualitas datadan membuat kesimpulan dari penelitian.a. Membaca secara teliti novel Sang

Pemimpi karya Andrea Hirata untukmenemukan diksi dan gaya wacanayang terkandung dalam novel tersebut.

b. Menentukan serta mengolah datasesuai masalah yang akan dikaji, ketikasemua data sudah terkumpul diolahmenjadi kajian ilmiah. Dalampembahasan dan dilakukan secararuntun, terinci, mendalam, danmenggunakan teori yang relevan untukmempermudah dalam memahamiberbagai diksi dan gaya wacana yangterdapat pada novel Sang Pemimpikarya Andrea Hirata.Pada penelitian ini teknik analisis datadilakukan dengan mengkaji isi novelSang Pemimpi karya Andrea Hiratamelalui diksi dan gaya wacana.Kemudian data yang terkumpul penelitianalisis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membaca secara cermat novel SangPemimpi karya Andrea Hirata untukmeninjau diksi dan gaya wacana yangterdapat pada novel tersebut.

2. Mengidentifikasi dan mengolah sesuaidengan aspek yang dikaji, setelah dataterkumpul semua menjadi satu datakemudian diolah menjadi kajianilmiah. Pembahasan data dilakukansecara beruntun, mendalam dan terinciserta teori-teori yang relevan untukmempermudah pemahaman pembacamengenai diksi dan gaya wacana padanovel Sang Pemimpi karya AndreaHirata.Menurut Sugiyono (2017:137) sumberdata bila dilihat dari sumber datanyamaka pengumpulan data dapatmenggunakan sumber primer dansumber sekunder.

a) Sumber primerData primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepadapengumpul data atau data yang diperolehlangsung dari sumbernya melaluipengamatan yang dicatat untuk pertamakalinya. Adapun sumber yang digunakandalam penelitian ini novel yang berjudulSang Pemimpi karya Andrea Hirata yangmemiliki 247 halaman. Novel iniditerbitkan oleh penerbit Bentang padaApril 2011, cetakan pertama.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia182

Page 197: BAHASTRA - UISU

Nur Intan Panjaitan1, Elis Sentana br Sitepu2, Esra Turut Aritonang3, Christin Agustina Purba4

Diksi dan Gaya Wacana pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hiratab) Data sekunder

Data sekunder adalah data yangbukan diusahakan sendiripengumpulannya oleh peneliti atau datayang diperoleh dari sumber kedua berupasumber buku, dokumen-dokumen datayang berkaitan seperti jurnal. Data yangdiperoleh yaitu buku karya Keraf, yangberjudul Diksi dan Gaya Bahasa, Dr.Sadaeli Telaumbanua, M.Pd., MA.,dkk,yang berjudul Analisis Wacana, Prof. Dr.Sugiyono yang berjdulul Metodepenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&Dserta 3 jurnal yang relevan denganpenelitian.

Teknik pengumpulan data yangdapat digunakan dalam penelitian iniadalah yang dapat digunakan dalampenelitian ini adalah menggunakan teknikpustaka dan analisis isi (analysiscontent).Teknik pustaka menurut Moleong(2005:11) adalah ilmu tentang sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian,dokumen dalam penelitian digunakanuntuk mencari data-data yang mengenaivariabel seperti catatan, transkip, buku,majalah, gambar, dan data-data yangbukan angka.Sedangkan analisis isi adalahsuatu teknik penelitian ilmiah yangditujukan untuk mengetahui gambarankarakteristik isi dan menarik.Analisis isidigunakan untuk menggambarkankarakteristik isi dari suatu pesan.Penelitianyang menggunakan analisis isi sebagaiteknik pengumpulan data harus memilikikerangka teori dan memiliki kemampuanuntuk mengolah data-data yang sudahterkumpul. Sehingga langkah-langkahyang dilakukan dalam pengumpulan datayaitu:1. Teknik pustaka, peneliti melakukan

pembacaan terhadap novel SangPemimpi karya Andrea Hirata secarakeseluruhan

2. Analisisisi (content analysis), penelitimencari data-data dalam novel SangPemimi karya Andrea Hirata lalukemudian menganalisis data-datatersebut secara menyeluruh danmendalam

Teknik validitasdata dapat dilakukan dengan triangulasi.Menurut Moleong (2017:330) triangulasiadalahsalah satu teknik untuk memeriksakeaslian data yang memanfaatkan sesuatuyang lain untuk kepentingan pemeriksaansebagai pembanding data. Pengumpulandata menggunakan triangulasi data yangmana triangulasi data memiliki tiga jenistriangulasi yaitu: triangulasi sumber,triangulasi metode, dan triangulasi teori.Triangulasi teori digunakan sebagaipembanding hasil peenelitian dengan buktidari sumber utama yaitu novel SangPemimpi karya Andrea Hirata sebagaibahan analisis penelitian

HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini memuat

tentang diksi dan gaya wacana pada novelSang Pemimpi Karya Andrea Hirata. Diksimerupakan pilihan kata yang dituangkandari ide atau gagasan untuk membentuksebuah karya sastra. Adapun diksi yangdigunakan dalam penelitian ini adalah:Diksi konotasi, dan Diksi Denotasi. Diksidenotasi yang mencakup didalamnyayaitu: Kata konkret, kata alam dan kataserapan.PEMBAHASAN1. Diksi Konotasi pada novel SangPemimpi karya Andrea HirataData 1:“Dibelahan lain, semburan ultravioletmenari-nari diatas permukaan laut yangbisu bertapis minyak, jingga serupa kaca-kaca gereja, mengelilingi dermaga yangmenjulur kelaut seperti reign fire:lingkaran api.”Data 1 diatas terdapat dalam novel SangPemimpi karya Andrea Hirata padahalaman 1. Kata konotasi diatas ditandaidengan kalimat “semburan ultravioletmenari-nari diatas permukaan laut yangbisu, jingga serupa kaca-kaca gerejamengelilingi dermaga yang menjulur kelaut.”Penggunaan diksi konotasi yangterdapat diatas menunjukkan bahwa harisudah mulai sore di demaga yanngmengarah ke laut.

Data 2:

“Wajahnya sambap dan matanya merahbuah saga”

Data 2 diatas terdapat dalam novel SangPemimpi karya Andrea Hirata padahalaman 20. Kata konotasi diatas ditandaidengan kalimat “wajahnya sembap danmatanya merah buah saga.” Penggunaandiksi konotasi diatas yang menunjukkanbahwa Ayah Ikal yang menandakan bahwaia sedang nangis atau sedih melihat sosokArai yang sedang duduk tepat di sebelahIkal.

Data 3:

“Suaranya sekering ranggas yangmenusuk-nusuk malam”

Data 3 diatas terdapat dalam kutipan novelSang Pemimpi karya Andrea Hirata padahalaman 27. Kata konotasi diatas ditandaidengan kalimat “Suaranya sekeringranggas yang menusuk-nusukmalam”.Penggunaan diksi konotasi diatasyang menunjukkan bahwa suara yangkeluar langsung dari mulut Arai terdengarnyaring saat melantunkan ayat-ayat suciAl-Quran sehingga ayah, ibu dan ikalterbangun dari tidurnya dan langsungmelihat Arai dan langsungmenghampirinya.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia183

Page 198: BAHASTRA - UISU

Nur Intan Panjaitan1, Elis Sentana br Sitepu2, Esra Turut Aritonang3, Christin Agustina Purba4

Diksi dan Gaya Wacana pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea HirataData 4:

“Kami terlena di belai ujung-ujung putihperdu kapas yang bergelombang ditiupsepoi angin bak buih lautan, terlena disihir kalimah-kalimah sastrawi guru kamiitu”

Data (4) di atas terdapat dalam kutipannovel Sang Pemimpi karya Andrea Hiratapada halaman 61. Makna konotasi diatasditandai dengan kalimat “Kami terlenadibelai ujung-ujung putih perdu kapasyang bergelombang ditiup sepoi angin bakbuih lautan, terlena disihir kalimah-kalimah sastrawi guru kamiitu”.Penggunaan makna konotasi di atasyang menyatakan bahwa Ikal, Arai danJimbron bangga dan senang dengankalimat-kalimat yang sering dilontarkanoleh guru sastra mereka yang bernama pakBalia. Pada saat pak Balia lewat di depanmereka langsung mereka terbayangbawasannya mereka sedang berapa disebuah pantai dengan angin kencang sertapercikan air laut membasahi wajahmereka.

2. Diksi Denotasi yang terdapat padanovel Sang Pemimpi karya AndreaHirata

Kata Konkret

Kata konkret merupakan kata yangmempunyai rujukan berupa objek yangdapat diserap oleh panca indra. Katakonkret memiliki ciri bisa dirasakan,dilihat, diraba, didengar, dan bisa dicium.

Data 1:

“Aku tak bisa melompat Kal..”

Data (1) pada kalimat diatas terdapatdalam kutipan novel Sang Pemimpi KaryaAndrea Hirata pada halaman 3. Maknakata konkret diatas ditunjukkan padakalimat “aku tak bisa melompatKal..”Penggunaan makna kata konkretdiatas menunjukkan bahwa Arai tak bisamelompat.

Data 2:

“Aku mengintip keluar, musim hujan barumulai.”

Data 2 pada kutipan kalimat diatasterdapat dalam novel Sang PemimpiKarya Andrea Hirata pada halaman3.Makna kata konkret dalam kutipan diatas ditandai dengan kata“mengintip”.Penggunaan makna katakonkret diatas menunjukkan bahwaJimbron mengintip/melihat keluar danmusim hujan baru mulai.

Data 3:

“Jimbron membunyikan kliningansepedanya dan menyiul-nyiulkan lagusumbang yang tak jelas”

Data 3 pada kutipan kalimat diatasterdapat dalam novel Sang PemimpiKarya Andrea Hirata halaman 6.Maknakata konkret diatas ditandai dengan katamenyiul-nyiul”.Penggunaan makna katakonkret diatas menunjukkan bahwaJimbron menyembunyikan kliningansepeda sambil bersiul denganmenggunakan mulutnya meskipun alunansebuah lagu yang jelas tak jelas terdengar.

Data 4:

“Mata Mak Cik berkaca-kaca”

Data 4 pada kalimat diatas terdapat dalamnovel Sang Pemimpi Karya Andrea Hiratahalaman 43.Makna kata konkret diatasditandai dengan kata “mata”. Penggunaankata konkret mata menunjukkan mak cikyang mau menangis karena terharu sebabia mendapatkan pekerjaan.

Kata alam

Menurut KBBI kata alam adalah segalayang ada dilangit dan yang ada di bumi(seperti bumi,bintang, kekuatan).

Data 1:

“Daratan ini mencuat dari perut bumilaksana tanah yang dilantakkan tenagadahsyat kataklismik”

Data (1) pada kalimat diatas terdapat padanovel Sang Pemimpi karyaAndrea Hiratahalaman 1.Makna kata alam diatasditandai dengan kata “daratan, perut bumi,dan tanah”. Penggunaan makna kata alamtersebut menandakan suasana ataukondisi bumi.

Data 2:

“Di satu bagian langit, matahari rendahmemantulkan uap lengket yang terjebakditudungi cendawan gelap gulita,menjerang pesisir sejak pagi.”

Data 2 pada kalimat diatas terdapat padanovel Sang Pemimpi karya Andrea Hiratahalaman 1.Makna kata alam diatasditandai dengan kata “langit, matahari,gelap gulita dan pesisir sejakpagi”.Penggunaan makna kata alamtersebut menandakan bahwa suasana bumisaat itu terlihat gelap gulita menyerangpesisir sejak pagi.

Data 3:

“Pelan-pelan dia melapangkan kedualengannya dan membiarkan anginmenerpa wajahnya”.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia184

Page 199: BAHASTRA - UISU

Nur Intan Panjaitan1, Elis Sentana br Sitepu2, Esra Turut Aritonang3, Christin Agustina Purba4

Diksi dan Gaya Wacana pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea HirataData 3 pada kalimat diatas terdapat padanovel Sang Pemimpi karya Andrea Hiratahalaman 23.Makna kata alam diatasditandai dengan kata “angin” yangmenunjukkan suasana angin yang menerpawajahnya.

Data 4:

“Matahari sore kuning tua berkilat dimatacokelat Pak Belia.Sinarnya yang terangtapi lembut, menghalau sisa siang.”

Data 4 pada kalimat diatas terdapat dalamnovel Sang Pemimpi halaman 61.Maknakata alam diatas ditandai pada kata “soredan siang”.

Kata Serapan

Kata serapan merupakan kata yang berasaldari bahasa asing yang sudah diintergrasikan ke dalam suatu bahasa danditerima pemakaiannya secara umum.

Data 1:

“Mendengar ocehannya, ingin rasanya akumencongkel gembok peti es untukmelemparnya.”

Data 1 pada kalimat diatas terdapat dalamnovel Sang Pemimpi pada halaman2.Makna kata serapan ditandai dengankata”es” yang merupakan kata serapanadaptasi es-ice.

Data 2:

“Ketika dia kelas 1 SD, ibunya wafat saatmelahirkan adiknya.”

Data 2 pada kalimat diatas terdapat dalamnovel Sang Pemimpi halaman 18. KataSerapan adaptasi ditandai dengan kata“kelas” yang diadaptasikan ke dalambahasa Inggris “Class”

Data 3:

“Dia mengecek lagi sepedanya untuksebuah perjalanan jauh yangpenting.Gayanya mirip mekanik mobilbalap.”

Data (3) pada kalimat diatas terdapatdalam novel Sang Pemimpi Karya AndreaHirata. Kata serapan diatas ditandaidengan kata “mekanik” yang merupakanserapan adaptasi dari bahasa Inggris kebahasa Indonesia.mekanik-mecanik.

3. Gaya Wacana pada novel SangPemimpi karya Andrea Hirata

Gaya wacana yang terdapat dalamnovel Sang Pemimpi karya Andrea Hirataini yaitu gaya wacana narasi dan wacanaDesripsi. Dalman (2014:106)mendefinisikan narasi sebagai cerita yangberusaha menciptakan, mengisahkan,

merangkaikan, tindak tanduk manusiadalam sebuah peristiwa atau pengalamanmanusia dari waktu ke waktu, jugadidalamnya terdapat tokoh yang konflikdisusun secara sistematis.

Gaya wacana narasi

Dalman (2014:106)mendefinisikan narasi sebagai cerita yangberusaha menciptakan, mengisahkan,merangkaikan, tindak tanduk manusiadalam sebuah peristiwa atau pengalamanmanusia dari waktu ke waktu, jugadidalamnya terdapat tokoh yang konflikdisusun secara sistematis

Data 1:.

Dalam novel Sang Pemimpi inimengisahkan tentang perjuangan tigaorang pemuda dalam meraih mimpi-mimpinya. Ikal, Arai, Jimbron yangmerantau ke Manggar dan bersekolahSMA disana. Mereka bekerja paruh waktusebagai kuli panggul di pelabuhan demimemenuhi kebutuhan sekolah dankebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Gaya wacana deskripsi

Gaya wacana deskripsi digunakanuntuk memberikan perincian-perinciandari objek yang sedang dibicarakan .Jadi,deskripsi atau pemerian itu harusmenimbulkan daya khayang atau imajinasiyakni pembaca mengenali sendiri keadaan,peristiwa, kejadian, atau objek yang dideskripsikan penulis. Untuk mengetahuihal-hal tersebut, berikut ini adalahkutipan-kutipan mengenai gaya wacanadeskripsi dalam novel Sang PemimpiKarya Andrea Hirata.

Data 1:“Aku mengintip keluar, musim hujan barumulai. Pukul empat sore nanti hujan akantumpah, tak berhenti sampai jauh malam.Demikian di kota pelabuhan kecil Magaidi Pulau Belitong, sampai Maret tahundepan.”

Data 1 tersebut terdapat di dalamnovelSang Pemimpi. Gaya wacanadeskripsi didalam data tersebut ditandaidengan kalimat ‘musim hujan baru mulai’,‘sore nanti hujan akan tumpah’, ‘SampaiMaret tahun depan’. Penggunaan gayawacana deskripsi menunjukkan adanyapenjelasan bahwa musim hujan akandatang sampai pada bulan Maret tahundepan.

Data 2:

“Nyonya Pho bertubuh tinggibesar.Rambutnya tebal, disemir hitampekat dan kaku seperti sikat.Alinya seperti

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia185

Page 200: BAHASTRA - UISU

Nur Intan Panjaitan1, Elis Sentana br Sitepu2, Esra Turut Aritonang3, Christin Agustina Purba4

Diksi dan Gaya Wacana pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hiratakucing tandang, Bahunya tegap, dadanyatinggi, dan raut mukanya seperti orangterkejut.”

Gaya wacana deskripsi dapatterlihat dari data 2 yang menggambarkanciri-ciri serta kepribadian Nyonya Phoyang ‘bertubuh tinggi besar’, ‘rambutnyatebal’, ‘alisnya seperti kucing tandang’,dan ‘raut mukanya seperti orang terkejut.Pada kalimat tersebut sudah jelastergambar bagaimana pendekripsiannyonya Pho

.

Data 3:

Arai adalah sebatang pohon karaditengah padang karena hanya tinggal diasendiri dari satu garis keturunankeluarganya. Ayah-ibunya merupakananak-anak tunggal dan kakek-neneknyadari kedua pihak orangtuanya juga telahtiada.Orang Melayu member julukanSimpai Keramat.

Gaya wacana deskripsi yangterdapat pada data 3 yangmendeskripsikan bahwa ‘Arai adalahsebatang pohon kara’, ‘ayah ibunyamerupakan anak tunggal,’ dan kakek-nenek dari pihak orangtuanya juga telahtiada.” Pada kalimat diatas sudahdijelaskan secara rinci bahwa Arai adalahsebatang kara, sebab ia sudah tidakmempunyai keluarga lagi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telahdilakukan peneliti dalam menganalisisdiksi dan gaya wacana pada novel SangPemimpi karya Andrea Hirata, makapenelitian ini dapat memberikankesimpulan bahwa diksi dan gaya wacanadalam karya sastra merupakan cara yangdilakukan pengarang untuk memberikanide atau gagasan yang dituangkan padanovel atau sebuah karya sastra lainnya.Dalam penelitian ini juga dapat ditujukankepada dunia pendidikan terutamakalangan siswa yang masih mengenyamdunia pendidikan di sekolah yangmembahas tentang diksi dangaya wacana.

Berdasarkan penelitian dan pembahasanmaka diperoleh beberapa kesimpulan.Pertama, dalam penelitian menggunakanbeberapa diksi, diantaranya: diksi konotasidan diksi denotasi. Diksi denotasi yangdidalamnya meliputi: Kata konkret, kataalam, dan kata serapan. Kedua, dalampenelitian ini peneliti juga membahastentang gaya wacana yang terdapat padanovel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata.Gaya wacana pada pembahasan inimemuat 2 gaya wacana yaitu: gayawacana narasi dan gaya wacana deskripsi.

SARAN

Hasil penelitian yang dilakukanhendaknya dapat dijadikan sebagai salahsatu acuan oleh pembaca agar dapatmemahami tentang diksi dan gaya wacanayang dituangkan pada novel SangPemimpi karya Andrea Hirata danpembaca juga dapat memperolehpengetahuan maupun wawasan yangsemakin luas dalam memahami jenis diksidan jenis gaya wacana.

DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Goys. 2004. Diksi dan GayaBahasa. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama.

Moleong, Prof.Dr.Lexy J. 2017.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. TeoriPengkajian Fiksi. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Sihombing, Limawati Modensi. 2018.Peningkatan KemampuanMenganalisis Unsur IntrinsikNovel Remaja DenganMenggunakan ModelPembelajaran Jigsaw Pada SiswaKelas VIII SMP HKBP Sei MatiMedan. (Skripsi UNPRI)

Sugiyono. 2017. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R &D.Bandung: ALFABETA

Tanjung, Dessi Chairani. 2017. HubunganPenguasaan Dengan KemampuanMenulis Cerita Pendek (cerpen)Siswa Kelas XI SMA SwastaDharma Pancasila. Medan(Skripsi UNPRI).

Telaumbanua, Dr. Saideli. 2019.PembelajaranAnalisisWacana.Medan: CV Mitra.

Wellek, Rene,dkk. 1995. TeoriKesusastraan. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia186

Page 201: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

ANALISIS PROSES, FUNGSI DAN NILAI DIDONGDOAHBIBI SI REMBAH KU LAU DALAM UPACARA

PERKAWINAN ADAT KARO

Cindi Klaudia br Girsang1, Sri Wulan D. Br. Sembiring2, Yopita Nia Sari br Ginting3, Astri Wina Chrisna Sihombing4, Ermina Waruwu5

Prodi. Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFKIP, Universitas Prima Indonesia Medan

[email protected]

Abstrak.Suku Karo memiliki tradisi pelaksanaan upacara perkawinan.Salahsatu tradisi yang dilakukan ialah syair Didongdoah Bibi Si Rembah Kulauyang didendangkan pada upacara perkawinan adat Karo.Permasalahanpenelitian ini ialah bagaimana proses perkawinan adat Karo, bagaimanafungsi dan nilai Didongdoah Bibi Si Rembah Kulaupada upacara perkawinanadat Karo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikanproses perkawinan adat Karo, untuk menganalisis dan mendeskripsikanfungsi dan nilai Didongdoah Bibi Si Rembah Kulau yang terdapat dalamperkawinan adat Karo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatifdeksriptif dan data dikumpulkan menggunakan metode wawancara denganteknik rekam dan juga observasi. Instrumen penelitian ialah pedomanwawancara yang digunakan untuk mewawancarai informan yang berjumlah 8(delapan) orang, terdiri atas tokoh adat, warga, pengantin dan warga yangsudah menerima Didongdoah Bibi Si Rembah Kulau. Data yang sudahdikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif denganmetode analisis sastra lisan. Berdasarkan langkah kerja metodologi tersebutdiperoleh hasil penelitian Pertama; proses perkawinan adat Karo terdiri atas1) Ngembah belo selambar (nungkuni kata) yaitu musyawarah untukmenentukan tanggal pesta.2) Pasu-pasu adalah proses pemberkatanperkawinan yang dilakukan oleh tokoh agama sebelum memulai kerja adat.3) Nganting manuk, ialah musyawarah untuk mempersiapkan semuakebutuhan pesta. 4) Kerja tumbuk erdemu bayu, ini adalah hari H pernikahanpada suku Karo setelah melewati acara-acara sebelumnya. Kedua; IsiDidongdoah yang disampaikan oleh bibi si rembah kulau ialah pesan, ajaran/perintah, doa dan harapan, peneguhan perkawinan dan harapan akanketurunan. Ketiga; Didongdoah berfungsi sebagai alat pengusaha pranata-pranata sosial dan alat pengawas norma-norma masyarakat. Selain itu,Didongdoah mempunyai nilai seperti nilai agama, nilai moral, nilai sosial dannilai budaya. Syair Didongdoah Bibi Si Rembah Kulau dalam upacaraperkawinan adat Karo semestinya tetap dilakukan karena dapat dijadikansebagai kekayaan budaya daerah dan dapat berfungsi untuk pemertahananintegrasi sosial masyarakat.

Kata Kunci: Didongdoah Bibi Si Rembah Kulau, Fungsi dan Nilai,Proses Perkawinan Suku Karo.

Abstract.The Karo tribe has a tradition of carrying out wedding ceremonies.One of the traditions carried out was the poem Didongdoah Bibi Si RembahKulau which was sung at the Karo traditional wedding ceremony. Theproblem of this research is how the marriage process of Karo culture, howthe function and value of Didongdoah Bibi Si Rembah Kulaupada is the Karotraditional wedding ceremony. This study aims to analyze and describe theKaro traditional marriage process, to analyze and describe the functions andvalues of Didongdoah Bibi Si Rembah Kulau contained in Karo traditionalmarriage. This study used a descriptive qualitative approach and data wascollected using interview methods with recording techniques andobservations. The research instrument is the interview guide used tointerview informants, amounting to 8 (eight) people, consisting of traditionalleaders, residents, brides and residents who have received Didongdoah BibiSi Rembah Kulau. Data that has been collected was analyzed usingqualitative analysis with the method of oral literature analysis. Based on thework steps of the methodology, the results of the first study were obtained;the Karo customary marriage process consists of 1) worshiping beloselambar (nungkuni kata), namely deliberation to determine the date of theparty.2) Pasu-pasu is the process of blessing the marriage carried out byreligious leaders before starting customary work. 3) Nganting manuk, isdeliberation to prepare all party needs. 4) Erdemu bayu mash work, this is

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 196

Page 202: BAHASTRA - UISU

Cindi Klaudia br Girsang1, Sri Wulan D. Br. Sembiring2, Yopita Nia Sari br Ginting3, Astri Wina Chrisna Sihombing4, Ermina Waruwu5

Analisis Proses, Fungsi dan Nilai Didongdoah Bibi si Rembah Ku Lau Dalam Upacara Perkawinan Adat Karo

the wedding day of the Karo tribe after going through previous events.Second; The contents of Didongdoah delivered by the aunt of the elephantare messages, teachings / commands, prayers and hopes, confirmation ofmarriage and hope for descent. Third; Didongdoah functions as a tool forentrepreneurs of social institutions and tools for monitoring communitynorms. In addition, Didongdoah has values such as religious values, moralvalues, social values and cultural values. The poem Didongdoah Bibi SiRembah Kulau during the Karo custom marriage ceremony should still becarried out because it can be used as a regional cultural richness and canfunction to sustain social integration of the community.Keywords: Didong Pray Bibi Si Rembah Kulau, Functions and Values,Karo Process Marriage.

PENDAHULUANSetiap suku memiliki ragam

kesenian seperti sastra lisan yang dapatditemukan dalam setiap upacara yangdilakukan.Sastra lisan adalah kesusastraanyang mencakup ekspresi kesusastraanwarga suatu kebudayaan yang disebarkandan diturun-temurunkan (dari mulut kemulut).Sedangkan sastra tulis berupakarya sastra yang dicetak atauditulis.Keduanya, baik lisan maupuntulisan, tetap mengandung nilai sastra(nilai estetik).Sebagai bagian darikebudayaan, sastra lisan tidak lepas daripengaruh nilai-nilai yang hidup danberkembang pada masyarakat.William R.Bascom dan Alan Dundes sebagaimanadikutip Sudikan (2014:151) sastra lisandan sebagian lisan mempunyai empatfungsi yaitu sebagai sebuah bentukhiburan, sebagai alat pengusaha pranata-pranata sosial dan lembaga kebudayaan,sebagai alat pendidik anak, sebagai alatpemaksa dan alat pengawas agar norma-norma masyarakat dipatuhi anggotakolektifnya. Sebagai bagian darikebudayaan, sastra lisan tidak lepas daripengaruh nilai-nilai yang hidup danberkembang pada masyarakat. Hal ini bagiTeeuuw dalam sastra lisan tidak adakemurnian (2018;35)maka penciptaannyaselalu meniru kenyataan dan/atau menirukonvensi penciptaan sebelumnya yangsudah tersedia. Sehingga sejalan denganSweeney, sifat yang konvensional danformulaik itu menyebabkan nilai-nilaisosial mengakar dalam kehidupanmasyarakat yang bersangkutan.Dengandemikian sastra lisan lebih bersifatkomunikatif dan partisipatoris.

Salah satu sastra lisan adalahsyair.Setiap syair yang didendangkanselalu memiliki makna tertentu.Uniknyasastra lisan ada dalam sukuKaro yangdidendangkan dengan suasana hati sipendendang. Sastra lisan yang dimilikisuku Karo disebutdidongdoah.Didongdoah ini cukup unik dan terbagimenjadi beberapa bagian yaitu: 1)didongdoah ngembah anak ku lau, 2)didongdoah kalak si mate dan 3)Didongdoah Bibi Si Rembah KuLauyang biasanya didendangkan pada

saat upacara perkawinan. Biasanya,yang menyanyikan didongdoah dalamperkawinan yaitu bibi si rembah kulau(adik atau kakak perempuan dariayah).

Adil sinulingga (2011:05-06)perkawinan dalam adat Karo menganutsistem exogami,yakni hanya bisadilakukan antara seorang pria dan wanitayang tidak semarga (segaris keturunan)dan perkawinan tersebut bersifat religiusdengan kekecualian pada merga perangin-angin dan Sembiring.Sifat religius dariperkawinan pada masyarakat Karo terlihat,dengan adanya perkawinan maka tidakhanya memikat kedua belah pihak yangberkawin saja, tetapi juga memikatkeseluruhan keluarga kedua belah pihaktermasuk arwah-arwah leluhur. Suku Karosebagaimana halnya dengan suku lainmempunyai tata cara perkawinan yangkhas. Namun, pada prinsipnya adalahsama saja yaitu diawali denganperkenalan, pacaran, pertunangan,meminang, pengesahan (perkawinan), danupacara pensakralan..Dengan demikian,perkawinan adalah merupakan ikatan lahirdan batin antara seorang pria dan wanita,termasuk keseluruhan keluarga dan arwahpada leluhurnya. Pada masyarakat Karoproses suatu perkwinan ada dua cara, yaituarah adat (menurut adat) dan arah ture(dengan persetujuan kedua mempelaisaja). Di dalam proses upacara perkawinantersebut terdapat kebiasaan yang seringdilakukan oleh masyarakat Karo yakniDidongdoah dalam bentuk syair.

“Didongdoah adalah suatu syairatau nyanyian rakyat yang berfungsisebagai ritual, hiburan, serta fungsi sosialdi tengah masyarakat. Didongdoah berupanyanyian atau syair tradisional Karo yangdapat dinyanyikan pada saatperkawinan.Nyanyian ini dinyanyikanoleh bibi sirembah ku lau (kelompok anakberu) secara individu atau solo dengandiiringi gendang atau musik tradisionalKaro.Nyanyian ini biasanya dinyanyikanoleh bibi sisereh (saudara perempuan ayahdari mempelai wanita) dan ditujukankepada sisereh (yangmenikah).Didongdoah biasanyadinyanyikan dengan dendangan yang tidakdihafal tetapi dengan suasana hati.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia197

Page 203: BAHASTRA - UISU

Cindi Klaudia br Girsang1, Sri Wulan D. Br. Sembiring2, Yopita Nia Sari br Ginting3, Astri Wina Chrisna Sihombing4, Ermina Waruwu5

Analisis Proses, Fungsi dan Nilai Didongdoah Bibi si Rembah Ku Lau Dalam Upacara Perkawinan Adat Karo

Didongdoah sangat penting dalamperkawinan masyarakat Karo karena tanpaadanya didongdoah bibi si rembah ku laumaka perkawinan suku karo terasa tidaklengkap.Didongdoah sangat dipercayaisebagai nasehat yang diberikan kepadakepada permennya (menantu) sehinggasetiap bibi selalu menyanyikannya padasaat permennya menikah agar perkawinanyang dijalani kedua mempelai dapat kekalabadi sampai kakek dan nenek.Didongdoah menarik karena teksnyatidak baku dan memiliki nilai musikal,melodi, ritma dan dinyanyikan tanpateks atau dinyanyikan sesuai dengansuasana hati. Didongdoah pentingdalam perkawinan suku adat Karokarena syair yang didendangkan bibisirembah ku lau memiliki makna yangsangat dalam, yang mampumenjadikan pendengarnya agarmenjadi pribadi yang lebihbaik.”(Elfida br tarigan 2018:20).

Ada berbagai fenomena terkaitpelaksanaan Didongdoah ini, antaralain pertama; masyarakat di tanah Karosudah jarang mengetahui maknadidongdoah karena mereka jarangmendengar didongdoah di dalamperkawinan suku adat Karo.Kedua;fungsi didongdoah kurang dipahamioleh masyarakat terlebihgenerasimuda sekarang,karena mereka lebihsuka dengan lagu-lagu modern.Ketiga;didongdoah sekarang sudahdisingkat dalam menyanyikannyakarena dianggap sudah kurang pentingdan mementingkan acara yang lain.Keempat; penyanyididongdoahdilakukan penyanyi bayaran atausering disebut perkolong-kolongkarena,bibi si rembah ku lau tidak taumendendangkan didongdoah.Berdasarkan berbagai fenomenatersebut, permasalahan dalampenelitian ini ialah bagaimana proses,fungsi dan nilai yang terkandungdalam Didongdoah Bibi Si RembahKulau dalam perkawinan adat Karo.Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis dan mendeskripsikanproses perkawinan adat Karo, Fungsidan Nilai Didongdoah Bibi SiRembah Kulau dalam perkawinan adatKaro. Berdasarkan uraian dan latarbelakang dan permasalahan trsebut,maka peneliti ingin melakukanpenelitian dengan judul“AnalisisProses, Fungsi dan NilaiDidongdoah Bibi Si Rembah Ku LauDalam Upacara Perkawinan Adat Karo”.

METODE PENELITIANPenelitiankualitatif adalah

penelitian tentang riset yangbersifat deskriptif dan cenderungmenggunakan analisis.Penelitian kualitatifditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandangpartisipan.Dengan demikian artiatau pengertian penelitiankualitatiftersebut adalah penelitian yangdigunakan untuk meneliti pada kondisiobjek alamiah dimana peneliti merupakaninstrumen kunci (Sugiyono,2005).Penelitian kualitatifmenggunakan lingkungan alamiahsebagai sumber data.Peristiwa-peristiwayang terjadi dalam suatu situasi sosialmerupakan kajian utama penelitiankualitatif.

Penelitian dilakukan didesaKetaren Kecamatan Kabanjahe. Alasanpeneliti memilih lokasi tersebut adalah 1)Lokasi penelitian tersebut dekat denganperkotaan sehingga memudahkan penelitimengumpulkan data, 2) Masyarakatnyatergolong mengenal didongdoah, 3)Perkawinan di desa Ketaren masihmenggunakan didongdoah, 4) Masyarakatdi tempat penelitian mayoritas suku Karo.Penelitian dilaksanakan dari bulan Maretsampai dengan Mei 2019. Penelitimenetapkan informan dengan teknikPurposive Sampling karena informan yangdipilih dapat memberikan informasi terkaitdengan masalah penelitian. Informandalam penelitian ini terdiri atas:Tokohadat yang ada di Desa Ketaren kecamatanKabanjahe, Wanita yang sudah pernahmenyanyikan syair didongdoah dalamperkawinan adat Karo yaitu R br PurbaKaro dan M br Ginting yang bertempattinggal di desa Ketaren, Orang tua daripengantin mempelai wanita yaitu P PurbaKaro dan M br Singarimbun yangbertempat tinggal di desa Ketaren, Duapasang suami istri yang sudahmendapatkan/menerima/mendengar syairdidongdoah di dalam perkawinannyayaitu A Purba Karo dan H br Girsangserta J Ginting dan D br Purba karo,Kepala Desa di Desa Ketaren.

Sumber data penelitian ini terdiriatas data primer dan data skunder.Dataprimer adalah didongdoah dalamperkawinan suku Karo oleh yangdiperoleh dari subyek penelitian danpandangan subyek penelitian terhadapkeberadaan fungsi dan makna didongdoahyang dikumpulkan melaluiwawancara.Sedangkan data sekunder padapenelitian ini adalah informasi ataudokumen yang berkaitan dengandidongdoah bibi si rembah ku lau dalamperkawinan suku Karo.Peneliti

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia198

Page 204: BAHASTRA - UISU

Cindi Klaudia br Girsang1, Sri Wulan D. Br. Sembiring2, Yopita Nia Sari br Ginting3, Astri Wina Chrisna Sihombing4, Ermina Waruwu5

Analisis Proses, Fungsi dan Nilai Didongdoah Bibi si Rembah Ku Lau Dalam Upacara Perkawinan Adat Karo

menggunakan teknik pengumpulan datauntuk penelitian ini, yaitu: 1) Wawancara;melakukan wawancara kepada informanyang sudah ditetapkan. Wawancaradilakukan untuk mendapatkan informasiyang lebih mendalam terkait dengandidongdoah bibi si rembah ku lau dalamperkawinan suku Karo.2) Observasi;melakukan ketekunan observasi ataupengamatan langsung tentang pelaksanaandidongdoah bibi si rembah ku lau padasaat berlangsungnya perkawinan adat yangberlokasi didesa Ketaren KecamatanKabanjahe, 3) Dokumentasi;mengumpulkan data dengan menggunakankamera foto, surat-surat atau dokumen lainyang relevan dengan obyek penelitian.Kemudian peneliti akanmendokumentasikan data dan informasitersebut secara teratur.Instrumenpenelitian yang dikhususkan untukmengambil data lapangan yakni berupapedoman wawancara, pedoman observasidan dokumentasi.Peneliti melakukananalisis data dengan tahapan. Tahapan 1)Reduksi Data yakni data yang diperolehdari hasil penelitian cukup banyak makapeneliti akan membuat lebih rinci.Mereduksi data berarti merangkum,memilih hal-hal yang penting,memfokuskan pada hal hal yang pentingyang sesuai dengan tujuan penelitian, 2)Penyajian Data yakni menyalin data yangsatu dengan data yang lain, sehinggaseluruh data yang dianalisis benar benarmelibatkan dalam satu kesatuan.Penyajiandata didasarkan pada data yang diperolehdari informan tentang Didongdoah Bibi SiRembah Kulau dengan menggunakananalisis/kajian sastra lisan.Penelitimenyajikan data secara kualitatif yaknimenguraikannya dalam teks yang bersifatnaratif (menjelaskan). Peneliti akanmenjelaskan temuan penelitian tentangDidongdoah Bibi Si Rembah Kulau padaperkawinan adat Karo, 3) PenarikanKesimpulanyakni melakukan penarikankesimpulan dan verifikasi atas temuanyang sudah diperoleh dari lapangan.Peneliti akan menarik kesimpulan atastemuan data dari lapangan yaknimenyimpulkan tentang proses, fungsi dannilai Didongdoah Bibi Si Rembah Kulau.Teknik Validitas Data dilakukan dengancara trianggulasi; artinya penelitimembandingkan dan mengecek kembaliderajat kepercayaan suatu informasi yangdiperoleh melalui hasil data (DidongdoahBibi si Rembah Ku Lau). Selain itu,peneliti melakukan pengecekan derajatkepercayaan sumber data dengan metodeyang digunakan.Selanjutnya, penelitimelakukan secara teliti pengecekan hasildata (fakta) dengan berbagai teori.Kemudian, peneliti melakukan proses

auditing. Artinya, peneliti memastikantemuan itu (termasuk kesimpulan) benar-benar berasal dari sumber data. HASIL PENELITIAN PROSES PERKAWINAN ADATKARO

Proses perkawinan adat Karomemiliki keunikan dari perkawinan adatsuku lain. Keunikan tersebut dapatdijelaskan dari urutan proses perkawinanyang secara konsisten dilakukan olehmasyarakat Karo. Proses adat perkawinandimulai dari maba belo selambar yaknimusyawarah untuk menentukan tanggalpesta yang diteruskan dengan runggu danpengantin akan menari di tengah-tengahjambur (tempat pertemuan untuk pestaperkawinan). Acara selanjutnya adalahsukut, sembuyak, kalimbubu dan anakberu. Proses selanjutnya ialah ngantingmanuk. Nganting manuk dilakukan padamalam sebelum pesta yang bertujuanmempersiapkan semua keperluan pestaesok hari.

Perkawinan dalam adat karo (AdilSinulingga, 2011:05-06) menganut sistemexogami,yakni hanya bisa dilakukanantara seorang pria dan wanita yang tidaksemarga (tidak segaris keturunan) danperkawinan tersebut bersifat religiusdengan pengecualian pada mergaPerangin-angin dan Sembiring.Sifatreligius perkawinan masyarakat Karotidak hanya memikat kedua belah pihakyang berkawin saja, tetapi juga memikatkeseluruhan keluarga kedua belah pihaktermasuk arwah-arwah leluhur. Suku Karosebagaimana halnya dengan suku lainmempunyai tata cara perkawinan yangkhas. Namun, pada prinsipnya adalahsama yaitu diawali dengan perkenalan,pacaran, pertunangan, meminang,pengesahan (perkawinan), dan upacarapensakralan. Dengan demikian,perkawinan adalah merupakan ikatan lahirdan batin antara seorang pria dan wanita,termasuk keseluruhan keluarga dan arwahpada leluhurnya.

Berdasarkan hasil penelitian,proses perkawinan adat karo dapatdigambarkan berikut ini yakni 1)Ngembah belo selambar (nungkuni kata)yaitu musyawarah untuk menentukantanggal pesta.Secara etimologi, ngembahbelo selambar artinya membawa sirihselembar, memiliki makna atau simbolbahwa sirih, kapur, tembakau, pinangterdapat didalamnya. Seperti diketahuibahwa tembakau adalah symbol interaksiantara satu kelompok dengan kelompoklainnya. Menurut pendapat MegikenSitepu tokoh adat dari Kelurahan GungNegeri Kecamatan Kabanjahe, dalamkonteks ini sekapur-sirih dan rokok adalah

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia199

Page 205: BAHASTRA - UISU

Cindi Klaudia br Girsang1, Sri Wulan D. Br. Sembiring2, Yopita Nia Sari br Ginting3, Astri Wina Chrisna Sihombing4, Ermina Waruwu5

Analisis Proses, Fungsi dan Nilai Didongdoah Bibi si Rembah Ku Lau Dalam Upacara Perkawinan Adat Karo

simbol penghormatan dari pihak tamukepada tuan rumah atau penyampaian rasahormat dari keluarga pihak calonpengantin laki-laki kepada keluarga calonpengantin perempuan (Sarjani tarigan,2016:31). Oleh karena itu proses ngembahbelo selambarartinya ialah pihak keluargalaki-laki, datang berkunjung ke rumahpihak perempuan yang di sertai dengananak dari pihak laki-laki. Maksud darikunjungan ini ialah untuk meminangsiperempuan itu (Sarjani Tarigan,2016:116). 2) Pasu-pasu adalahpemberkatan yang dilakukan oleh tokohagama sebelum memulai kerja adat.Pasu-pasu dilakukan di tempat ibadah dimanapendeta akan mengesahkan keduapengantin dalam agama sehingga keduamempelai sudah sah sebagai suami istrimenurut agama (Darmila adriayani,2018:105). 3) Nganting manuk, dilakukanpada malam hari sebelum pesta. Sebelumnganting manuk sore harinya dilakukanpemberkatan terlebih dahulu.Didalamacara nganting manuk yang dilakukanialah musyawarah untuk mempersiapkansemua kebutuhan untuk acara pesta besokhari.Secara etimologi, nganting manukdiartikan “menenteng ayam”. Pada zamandulu kala, ayam adalah simbol ternaksebagai lauk pauk yang akan disantapdalam setiap pertemuan adat perkawinanadat Karo yang dulunya berbentuk dusunke dusun, ternak ayam ini ditenteng olehanak beru karena tidak adanya saranaperhubungan dan masih dilakukan denganjalan kaki. Ayam-ayam ditenteng olehanak beru menuju ke rumah orang tuacalon pengantin perempuan (Sarjanitarigan, 2016:33).Upacara ini adalahupacar adat, dimana pihak Sukut daripengantin perempuan harus lengkap hadiryaitu kuh sangkep ngeluh.Kuh sangkepngeluh artinya ialah anak beru, senina dankalimbubu lengkap hadir pada upacara itu.Demikian pula pengantin laki-laki harushadir kuh sangkep ngeluh dan pada acaraini telah dibicarakan maskawin (SarjaniTarigan, 2016:117). 4) Kerja tumbukerdemu bayu, ini adalah hari H pernikahanpada suku karo setelah melewati acara-acara lainnya. Mata kerja atau hari-Hpesta perkawinan yang telah dimusyawarahkan ketika tahap maba beloselambar dan pada tahap nganting manuk,merupakan inti acara dalam prosesperkawinan adat Karo. Dikatakanmerupakan inti dalam perkawinan adatKaro karena dalam penyelenggaraan pestainilah dilaksanakan pembayaran hutangadat yang harus disampaikan oleh pihakorangtua laki-laki dan orangtua calonmempelai perempuan.Orangtua laki-lakimembayar hutang adat kepada singalo uluemas, sedangkan orangtua calon mempelai

perempuan membayar hutang adat kepadasingalo bebere. Pada proses ini juga adaacara anak beru yakni mendendangkanDidongdoah Bibi Si Rembah Kulau.Pelaksanan pesta perkawinan inidiselenggarakan di tempat atau wilayahtempat tinggal calon pengantinperempuan.Biasa dilaksanakan di rumahorangtua perempuan dan bisadiselenggarakan di jambur/losd atauwisma dan balai pertemuanlainnya(Sarjani Tarigan, 2016:34).

DIDONGDOAH DALAMPERKAWINAN ADAT KARO

Didongdoah adalah sebuah laguyang dinyanyikan di dalam pestaperkawinan adat Karo.Yang menyanyikanlagu didongdoah dalam perkawinan adatKaro yaitu bibi si rembah ku lau ataupunbibik dari pengantin perempuan (adik ataukakak perempuan dari ayah mempelaiwanita). Didongdoah adalah acaramemberi nasehat dari pihak anak beruyang menikah yang disebut bibi si rembahkulau: “ Erdoah didong e me sada acarangerana ibas tegun anak beru si sereh e,si igelari na bibi serembah ku lau (turangbapa si sereh)” Oleh karena itudidongdoah adalah suatu acara memberinasehat dari yang disampaikan oleh adikatau kakak perempuan dari ayah mempelaiwanita(Rahman sitepu 2011:32 ).

Adapun isi didongdoah yangdinyanyikan bibi si rembah ku lau adalahsebagai berikut :

“doah didong permen bibina”

(doah didongpermen bibina)

,”enda ngoka kena lawes erjabuteman bibi na ras impal ndutarigan mergana...(kini kau telah berumah tanggateman bibi na dengan imparndutarigan mergana)

“tading enda min kami rasimpalndu karo merga na”(kini tinggallah kami danimpalndu karo merga na)

permen bibi na,erpenguai kelmbarenda ranan ndu nandangimpal ndu singuda(permen bibi na...., dahulu kaumengatakan iya pada anakku yangbungsu)

tapi gundari ngobah janji kelkena(tapi kini engkau mengingkarijanji)

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia200

Page 206: BAHASTRA - UISU

Cindi Klaudia br Girsang1, Sri Wulan D. Br. Sembiring2, Yopita Nia Sari br Ginting3, Astri Wina Chrisna Sihombing4, Ermina Waruwu5

Analisis Proses, Fungsi dan Nilai Didongdoah Bibi si Rembah Ku Lau Dalam Upacara Perkawinan Adat Karo

uga nge kel pagi ningku ngataimpaldu si ngelawes ngelajangbana nak ku nina..(lalu bagaimana aku mengatakanpada impalndu yang pergimerantau..., anakku)

emaka bagem permen bibi nalagia padan ndu ras impal ndukaro merga na...(maka dari itu permen bibi na....,walaupun tidak berjodoh dengananak bungsuku merga karo)

ibas erjabu bana ras impal ndutarigan merga na.(dalam pernikahanmu denganmerga tarigan)

kudoah didoangken ke kena kukelengi kel pepagi jabu ndu sehat-sehat kel kena jumpa mata wariras bulan.(sayanggilah rumah tanggamu...,sehat-sehat selalu dan dapat anaklaki-laki dan perempuan)

sangap ncari seh sura-sura ndukena duana nakku(semoga dapat rejeki yangberlimpah dan tercapai impiankalian berdua)

doahdidong turang gintingmergana ras eda beru tambarmalem sangap kam pejabukenanakndu em permen kami.(abangku merga ginting dan kakakiparku beru tambar malemsuksespesta anakmu yaitu keponakanku)

kam pe sehat-sehat, ertoto kenaturang gelah kami pe anak berundu tetap sehat-sehat turanggelah ngasup dahinken dahindukalimbubu kami gintingmorgana”...(Semoga kamu sehat-sehat,berdoalah abangku agar kami adikperempuanmu sehat-sehat selalu,agar kami bisa menjalankan tugaskami sebagai adik perempuanmu.)

Berdasarkan teks di atas dapatdideskripsikan bahwa tantenyamendendangkan syair didongdoah kepadamenantunya yang menikah, pas di acaraanak beru maka disitulah ia akanmenyanyikannya. Ia mendendangkannyauntuk menantunya yang menikah: “kinikamu sudah menikah oh menantuku yaitudengan pria pilihanmu tariganmorgana.Kini tinggal anak laki-lakikukaro merganaoh permen bibina. Duluengkau memberikan harapan pada anakku

yang bungsu tapi mengapa sekarangengkau ingkar janji, bagaimanakah nantiaku mengatakannya kepada impalmu yangsedang merantau. Maka, permen bibinamungkin engkau tidak berjodoh dengananakku si merga karo melainkan pria yangbermarga tarigan, sayangi lah rumahtanggamu sehat-sehat agar mendapatkananak laki-laki dan anak perempuan,rejekimu lancer, tercapai semua cita-citakalian berdua. Doahdidong abangkumerga ginting dan kakak iparku berutambar malem: sehat-sehat kammenikahkan permen kami, kamu jugasehat-sehat dan jangan lupa berdoa agartetap sehat-sehat (Rahman Sitepu, 2011:32). Berdasarkan uraian di atas dapatdisimpulkan bahwa isi teks Didongdoahdalam perkawinan adat Karo sering sekaliberisi sejarah kehidupan sisereh dan keduaorang tuanya. Bisa juga mengungkapkanrasa sedih bibi si rembah ku lau terhadapsisereh; misalnya ungkapan rasa kecewadan penyelesalannya terhadap kenyataanbahwa orang yang diharapkannya akanmenikah dengan anaknya ternyatamenikah dengan orang lain. Kendatidirundung kesedihan yang demikian, didalam didongdoahnya bibi si rembah kulau juga selalu menyertakan pedah(pesan), ajar (ajaran/perintah), dan toto(doa dan harapan) yang disampaikankepada sisereh, seperti ula rubat-rubat(jangan bertengkar), sikeleng-kelengenkena pagi (saling menyayangi), sangapencari (murah rejeki), gedang rasmeteguh perjabun kena (agar memilikiperkawinan yang panjang dan langgeng),jumpa bulan ras matawari (mendapatkananak laki-laki dan perempuan).

FUNGSI DAN NILAI DIDONGDOAHDALAM PERKAWINAN ADATKARO

Didongdoah adalah syair yangterdapat dalam budaya Karokhususnya dalam budaya perkawinanadat. Syair merupakan salah satu jenissastra lisan yang dimiliki olehmasyarakat termasuk suku Karo.Sebagaimana sastra lisan yang lain,syair Didongdoah memiliki fungsi 1)Alat pengusaha pranata-pranata sosial.Hal ini dapat dibuktikan dari hasilanalisis syair Didongdoah yaknisebagai manusia religius tetapmenjalankan kewajiban sesuai ajaranagama, misalnya pantang lupa berdoaagar keluarga selamat. Kemudian,sebagai pasangan suami isteri yangterikat dan sah secara agama dan adattetap meneruskan keturunan baik laki-

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia201

Page 207: BAHASTRA - UISU

Cindi Klaudia br Girsang1, Sri Wulan D. Br. Sembiring2, Yopita Nia Sari br Ginting3, Astri Wina Chrisna Sihombing4, Ermina Waruwu5

Analisis Proses, Fungsi dan Nilai Didongdoah Bibi si Rembah Ku Lau Dalam Upacara Perkawinan Adat Karo

laki maupun perempuan. Seterusnya,tetap berusaha mencari rejeki denganmengusahakan budaya kerja kerasuntuk kebahagiaan keluarga yangsudah dibangun. 2) Didongdoahberfungsi sebagai alat pengawasnorma-norma masyarakat untukdipatuhi anggota kolektif. Berdasarkanhasil penelitian fungsi ini secara positifdapat dijelaskan bahwaDidongdoahmengandung muatannorma-norma seperti memelihara dantetap bersikap sopan santun kepadamasyarakat dalam rangka menjalinrelasi sosial, berusaha untukmengusahakan kebahagiaan dalamkeluarga sebab keluarga bukan tempatuntuk melakukan pertengkaran namunmenjaga keharmonisan keluarga, tetapmencari nafkah dengan caramengumpulkan uang secara halal danmempertahankan prinsip hidup hemat.Selanjutnya, sebagai bagian darimasyarakat tetap berusaha mendukungmasyarakat yang lain dengan cara tetapmenghadiri acara pesta adat yangdilaksanakan di sekitar tempat tinggal.Kepedulian dan toleransi terhadapmasyarakat yang lain sebagai bentuknorma yang tetap dipeliharan demitujuan rasa persaudaraan, kerja samadan persatuan sebagai anggotamasyarakat. Oleh karena itudidongdoah berfungsi sebagai usahauntuk mengusahakan integrasi sosialyang sehat.

Didongdoah dalam perkawinanadat Karo memiliki nilai-nilai yang dapatmempengaruhi pola kehidupanmasyarakat. Nilai-nilai yang terkandungdalam Didongdoah alah 1) Nilai Agama,yakni didongdoah mengandung nilaiagama karena berisikan ucapan syukurkepada Tuhan yang maha esa dan nasehat-nasehat yang bersifat religius: “Pertamalebe mis ngerana adi gundari, pertamalebe bujur sikataken man Tuhan Dibataei pertama”. Artinya, yang pertamadilakukan ialah bersyukur kepada Tuhan,seperti ditegaskan dengan kata-katadidongdoah:ertoto kena turang kelahkami pe anak beru ndu tetap sehat-sehatturang gelah ngasup dahinken, dahindukalimbubu kami ginting morgana. Artinyajangan lupa berdoa agar semua sehat-sehat. Tindakan doa merupakan nilaireligius yang penting agar rumah tanggaselamat dan tetap dilindungi oleh Tuhanyang Maha Esa. 2) Nilai moral, yaknididongdoah mengandung indikatortindakan yang mesti diimplementasikan

oleh mempelai yakni “Ei je kap si sangapkam encari, jumpa kam puah anak dilakiras anak diberu nina ndai....,dan “kudoahdidoangken ke kena ku kelengi kel pepagijabu ndu sehat-sehat kel kena jumpa matawari ras bulan sangap ncari seh sura-sura ndu kena duana nakku. Berdasarkanteks tersebut indikator nilai dalam aspekmoral ialah usaha mencari rejeki yanghalal, dapat meneruskan keturunan baikanak laki-laki maupun perempuan,menyayangi rumah tangga denganmenjauhi pertengkaran, tetap berusahamencapai cita-cita positif anggotakeluarga. 3) Nilai Sosial yaknididongdoah mengandung dimensi dalamrelasi yang bersifat sosial: “Ei mehamatkam erkalimbubu, metami kam man anakberu nina”, artinya secara sosial mempelaimenjalin relasi sosial dengan cara bersikapsopan santun kepada semua orangtermasuk kepada kalimbubu dan anakberu. Selain itu secara sosial terkandungtindakan sosial yang diperjuangan yakniSangap kam njabuken bana, jumpa bulanras matawari, panjang perjabun ndu,banci ngen rubat tapi guna simehuli nina.Inget ka pagi ndahi kerja-kerja, pupulungisenndu. Berdasarkan teks ini dimensi nilaisosial dalam didongdoah ialah tetapmenjaga relasi yang bahagia dalam rumahtangga, berusaha tetap melanggengkanperkawinan, menyatukan pendapat yangberbeda untuk tujuan kebaikan danmemelihara budaya kerja keras dengancara rajin mengumpulkan uang demikesejahteraan. 4) Nilai Budaya yaknididongdoah mengandung pesan: “Nilaibudaya na pe lit kang dek, jelas lah litnilai budaya na dek, kita me kalak karoem gelah lit ka pagi undangen arah kade-kadeta gelah ula lupa kita ndahisa dek”.Berdasarkan aspek budaya ada pesan yangdisampaikan yakni tetap konsistenmenghargai budaya didongdoah baikdalam lingkup internal keluarga maupunsecara eksternal dengan cara tetap hadirpada acara pesta perkawinan adat.

SIMPULANPerkawinan adat Karo secara

umum dapat digambarkan berdasarkanhasil-hasil penelitian yang telah dilakukanantara lain Pertama; proses perkawinanadat karo dapat yakni 1) Ngembah beloselambar (nungkuni kata) yaitumusyawarah untuk menentukan tanggalpesta.2) Pasu-pasu adalah pemberkatanyang dilakukan oleh tokoh agama sebelummemulai kerja adat. 3) Nganting manuk,dilakukan pada malam hari sebelum pestaialah musyawarah untuk mempersiapkansemua kebutuhan pesta. 4) Kerja tumbukerdemu bayu, ini adalah hari H pernikahanpada suku karo setelah melewati acara-acara lainnya. Kedua; Isi Didongdoah

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia202

Page 208: BAHASTRA - UISU

Cindi Klaudia br Girsang1, Sri Wulan D. Br. Sembiring2, Yopita Nia Sari br Ginting3, Astri Wina Chrisna Sihombing4, Ermina Waruwu5

Analisis Proses, Fungsi dan Nilai Didongdoah Bibi si Rembah Ku Lau Dalam Upacara Perkawinan Adat Karo

yang disampaikan oleh bibi si rembahkulau ialah pesan, ajaran/perintah, doa danharapan, peneguhan perkawinan danharapan keturunan. Ketiga; Didongdoahberfungsi sebagai Alat pengusahapranata-pranata sosial dan alatpengawas norma-norma masyarakat.Selain itu, Didongdoah mempunyainilai seperti nilai agama yakni ajaranucapan syukur kepada Tuhan, nilaimoral yakni cara dan tindakanmempertahankan hidup keluarga, nilaisosial yakni mempertahankan relasisosial yang sehat di dalam masyarakatdan nilai budaya yakni mendukung danbersikap menghargai kelompokmasyarakat lain terlebih masyarakatyang melakukan tradisi perkawinanyang sama.

DAFTAR PUSTAKAAndriani darmaida,2018 Erdemu Bayu

Etnik Batak Karo: KajianWacana Kritis

Ginting Sriulina, 2017 Semiotik MaknaPada Wacana Ngembah BeloSelambar Adat Karo Langkat(Kajian Semiotika Sosial)

GM Haseprinta,2011 Tindak Tutur DalamAdat Perkawinan Batak Karo

GM Haseprinta,2011 Tindak Tutur DalamAdat Perkawinan Batak Karo

Rahmat sitepu,2011 Bahasa dan BudayaKaro. Kabanjahe

Sarjani tarigan,2018 MengenalDasa,Karsa,dan KaryaKebudayaan Karo. Medan :penerbit Balai Adat BudayaKaro Indonesia

Sinulingga Adil, 2011 Perjumpaan AdatKaro Dengan Injil Bekasi JawaBarat

Sinulingga novrasilofa,2016 DekonstuksiPranata Erturang PadaPerkawinan Semarga.HarmoniSosial,3(2),166-176

Sugiyono 2015 Metode PenelitianPendidikan(kuantitatif,kualitatif,danR&D). Bandung PenerbitALVABETA

Tarigan elfrida, 2018 Didong Doah BibiSirembah Ku Lau DalamUpacara APerkawinan Karo DiDusun Tongkoh, Desa DolatRakyat, Kecamatan DolatRakyat: Kajian Terhadap

Upacara, Struktur Musikal,Makna Teks, Dan Fungsi.

Teeuw A, 2018 Sastra dan Ilmu Sastra.Bandung : Penerbit Dunia Pustaka Jaya

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia203

Page 209: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH MODEL SUGESTOPEDIA TERHADAP KEMAMPUANMENYUNTING TEKS LAPORAN OLEH MAHASISWA SEMESTER

VII PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMSU

Sri Listiana IzarUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Abstrak.Penelitian ini bertujuan; 1. Untuk mengetahui kemampuanmenyunting teks laporan dengan menggunakanmodel pembelajaransugestopedia oleh mahasiswa semester VII Program Studi PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMSU . 2. Untuk mengetahuikemampuan menyunting teks laporan dengan menggunakan modelkonvensional oleh mahasiswa semester VII Program Studi PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMSU. 3. Untuk mengetahui pengaruhmodel pembelajaran sugestopedia terhadap kemampuan menyunting tekslaporan oleh mahasiswa semester VII Program Studi Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia FKIP UMSU . Penelitian ini dilaksanakan diUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Populasi penelitian ini adalahseluruh siswa kelas VII Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yangberjumlah 110 orang terdiri dari 3 kelas .pengambilan sampel dilakukandengan random sampling, kelas VII A Sore sebagai kelas eksperimen dankelas VII B Sore sebagai kelas kontrol. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain pos-tes onlycontrol design dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalahtes esai. Hasil kemampuan menyunting teks laporan dengan menggunakanmodel sugestopedia pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 69,06 dankemampuan menyunting teks laporan dengan menggunakan modelkonvensional pada kelas kontrol dengan rata-rata 62,64. Berdasarkan uji-t

diproleh nilai t hitung>

tabel yaitu 2,643> 1,661, dapat disimpulkan terdapat

pengaruh yang singinifikan pengaruh model sugestopedia terhadapkemampuan menyunting teks laporan oleh mahasiswa kelas VIIUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara .Kata Kunci: Pengaruh Model Sugertopedia, Menyunting Teks Laporan

Abstract.The aim of this study; 1. To find out the ability to edit report textusing the Sugestopedia learning model by VII semester students of theIndonesian Language and Literature Education Study Program FKIPUMSU in the learning year 2018-2019. 2. To find out the ability to editreport text by using conventional models by VII semester students of theIndonesian Language and Literature Education Study Program FKIPUMSU in the learning year 2018-2019. 3. To find out the effect of thesugestopedia learning model on the ability to edit report text by VIIsemester students of the Indonesian Language and Literature EducationStudy Program FKIP UMSU in the learning year 2018-2019. This researchwas carried out at the North Sumatra Muhammadiyah University. Thepopulation of this study was all VII grade students of MuhammadiyahUniversity of North Sumatra in the 2018-2019 learning year, amounting to110 people consisting of 3 classes. Sampling was done by randomsampling, class VII A Afternoon as the experimental class and class VII BAfternoon as the control class. The method used in this study is anexperimental method with post test design only control design and the toolused to collect data is an essay test. The results of the ability to edit reporttext using suggestopedia models in the experimental class with an averagevalue of 69.06 and the ability to edit report text using conventional modelsin the control class with an average of 62.64. Based on the t-test obtainedby the value of t> table which is 2.643> 1.661, it can be concluded thatthere is a significant effect of the influence of the sugestopedia model onthe ability to edit report texts by seventh grade students of MuhammadiyahUniversity of North Sumatra in the learning year 2018-2019.Keywords: Effect of Sugertopedia Model, Editing Report Text

PENDAHULUAN Keterampilan menulis danmenganalisis suatu teks prosedur memang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 204

Page 210: BAHASTRA - UISU

Sri Listiana IzarPengaruh Model Sugestopedia terhadap Kemampuan Menyunting Teks Laporan

oleh Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMSU

harus melalui proses belajar dan berlatih.Semakin sering belajar dan berlatih, tentusaja semakin terampil. Mahasiswa yangsudah bisa menuliskan ide, gagasan,pendapat, dan perasaannya, maka dia tidakakan mengalami kesulitan ketika harusmenulis. Berbeda halnya denganmahasiswa yang tidak pernah atau jarangmembuat sebuah karya tulis, tentunyamahasiswa tersebut akan mengalamibanyak kesulitan ketika diminta untukmenulis.

Mahasiswa sering sekali tidak bisamenganalisis sebuah teks wacana, terlebihlagi teks laporan. Pada hal dalammenganalisis sebuah teks wacana inisangat penting, sehingga tidak benar-benarmempelajarinya, padahal setiap UjianNasional (UN) soal mengenaimenganalisis teks wacana menjadi pilihanuntuk dikeluarkan oleh tim penyusun soalUjian Nasional (UN). Penyebab lainmuncul karena cara menyampaikan materidari guru-guru mereka terdahulu bisa jadimemang tidak efektif. Guru mereka dimasa sekolah menengah mungkin masihmemakai cara yang konvensional,sehingga berdampak pada kemampuanmereka dalam menganalisis teks wacanadan teks laporan.

Peneliti pernah melakukan teskepada mahasiswa dalam memberikanteks laporan yang hendak dianalisis,sangat disayangkan hanya 2 orang dari 35mahasiswa yang bisa menganalisis tekslaporan tersebut. Disini peneliti melihatbetapa kurangnya kemampuan mahasiswadalam menganalisis teks laporantersebut.Jadi peneliti mengambil modelpembeloajaran Sugestopedia untukmeningkatkan kemampuan mahasiswadalam menganalisis teks laporan. Sebagaicalon pengajar yang kelak akan mendidikpara peserta didik, maka mahasiswa sejakdini harus dibekali dengan berbagai ilmu.Salah satunya materi menganalisis teksprosedur ini tidak boleh diabaikan begitusaja karena akan tetap muncul di berbagaikesempatan soal ujian, lomba, ataukompetisi yang lain.

Untuk itulah, peneliti mencobamengambil sebuah penelitian mengenaifenomena ini yang akan dikolaborasikandengan sebuah model pembelajaran.Seperti yang disampaikan oleh Yamin(dalam Nurjannah, 2015: 1), “Modelpembelajaran adalah suatu pola

metodologi untuk melaksanakanperubahan, sedangkan pembelajar adalahseorang profesionalis yang menjalankanfungsi-fungsinya dengan menggunakanmetodologi untuk membelajarkan pesertadidik dengan cara yang tidak konstan,artinya pembelajar harus berinovasi danmenciptakan perubahan yang baik padadirinya ataupun pada peserta didik.”Peneliti ingin memberikan perubahanmeskipun belum tahu hasil perubahan ituseperti apa namun tidak ada salahnyamelakukan inovasi dari waktu ke waktu,sehingga peneliti memilih sebuah metodepembelajaran yaitu sugestopedia.

Penelitian ini mengambil judul“Pengaruh Model PembelajaranSugestopedia terhadap KemampuanMenyunting Teks Laporan olehMahasiswa Semester VII Program StudiPendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFKIP UMSU ”Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusanmasalah dalam penelitian ini adalah:1. Bagaimana kemampuan menyunting

teks laporan denganmenggunakanmodel pembelajaransugestopedia oleh mahasiswasemester VII Program StudiPendidikan Bahasa dan SastraIndonesia FKIP UMSU ?

2. Bagaimana kemampuan menyuntingteks laporan dengan menggunakanmodel konvensional oleh mahasiswasemester VII Program StudiPendidikan Bahasa dan SastraIndonesia FKIP UMSU ?

3. Apakah ada pengaruh modelpembelajaran sugestopedia terhadapkemampuan menyunting tekslaporan oleh mahasiswa semesterVII Program Studi PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia FKIPUMSU ?

Adapun tujuan penelitian ini adalahsebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kemampuanmenyunting teks laporan denganmenggunakanmodel pembelajaransugestopedia oleh mahasiswasemester VII Program StudiPendidikan Bahasa dan SastraIndonesia FKIP UMSU .

2. Untuk mengetahui kemampuanmenyunting teks laporan dengan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia198

Page 211: BAHASTRA - UISU

Sri Listiana IzarPengaruh Model Sugestopedia terhadap Kemampuan Menyunting Teks Laporan

oleh Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMSU

menggunakan model konvensionaloleh mahasiswa semester VIIProgram Studi Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia FKIP UMSU .

3. Untuk mengetahui pengaruh modelpembelajaran sugestopedia terhadapkemampuan menyunting teks laporanoleh mahasiswa semester VIIProgram Studi Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia FKIP UMSU .

Adapun manfaat ini sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapatmenjadi masukan bagi dosen untukmengajarkan materi, menyunting tekslaporan kepada mahasiswa sesuaidengan model pembelajaranSugestopedia.

2. Sebagai bahan masukan bagi dosendan mahasiswa agar mampumeningkatkan dan mengembangkanpembelajaran dalam menyunting teklaporan..

3. Sebagai bahan rujukan dalampenelitian lanjutan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian memegangperan penting dalam sebuah penelitianyang dipakai sebagai alat untukmembantu dalam memecahkan masalahdan membuktikan hipotesis. Dalampenelitian ini peneliti menggunakanmetode eksperimen sedangkan bentukdesain yang digunakan adalah posttest-only control design.Metode eksperimendigunakan dengan maksud melihat akibatdari suatu perlakuan. Penelitian iniberupaya melihat pengaruh modelpembelajaran sugestopedia terhadapkemampuan menyunting teks laporan .

Tabel 3.1Desain Penelitian Post-Test OnlyControl Design

Kelompok Perlakuan( Treatment)

Postes

R (VII ASore)

X O2

R (VII BSore)

O4

Keterangan:R (VII A Sore) : Kelas ekperimen yangdipilih secara random

R (VII B Sore) : Kelas Kontrol yangdipilih secara randomX : Perlakuan dengan menggunakanmodel sugestopediaO2: Postes kemampuan menyunting teks

laporan

O4: Postes kemampuan menyunting teks

laporan

HASIL PEMBAHASANDari hasil pengujian hipotesis

maka diproleh hasil yaitu’’Terdapatpengaruh Model Sugestopedia terhadapKemampuan Menyunting Teks LaporanOleh Mahasiswa Semester V11Universitas Muhammadiyah SumateraUtara Tahun Pembelajaran 2018 – 2019’’.Hal ini di buktikan berdasarkanperhitungan diketahui kemampuanmenyunting teks laporan yang diajarkandengan menggunakan model Sugestopediaadalah 69,06. Sedangkan kemampuanmenyunting teks laporan yang di ajarkandengan mengunakan model konvensionaladalah 62,61. Jadi kemampuanmenyunting teks laporan oleh mahasiswasemester VII Universitas MuhammadiyahSumatera Utara terdapat pengaruh modelSugestopedia karna tabel ttabel = 1,986,karena nilai thitung > t tabel yaitu 2,6437 >1,986.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yangdiperoleh dari analisis data diperolehbeberapa kesimpulan, yaitu:1. Kemampuan menyunting teks laporan

dengan menggunakan modelsugestopedia pada kelas ekperimendengan rata-rata 69,06 yaitu baik.

2. Kemampuan menyunting teks laporandengan menggunakan modelkonvensional pada kelas kontroldengan rata-rata 62,61 yaitu cukup.

3. Berdasarkan perhitungan yangdilakukan dengan uji t yaitu diperolehthitung > ttabel yaitu 2,6437> 1,661, makaHo ditolak Ha diterima berarti adapengaruh model sugestopediaterhadap kemampuan menyuntingteks laporan oleh mahasiswa semesterV11 Universitas MuhammadiyahSumatera Utara .

SARANSehubungan dengan hasil penelitian

dan kesimpulan yang telah dikemukakan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia199

Page 212: BAHASTRA - UISU

Sri Listiana IzarPengaruh Model Sugestopedia terhadap Kemampuan Menyunting Teks Laporan

oleh Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMSU

dalam hal ini peneliti memberikanbeberapa saran:1. Kepada kepala sekolah diharapkan

untuk mendukung keprofesionalanmengajar guru denganmengikutsertakan guru ke pelatihan-pelatihan yang dapat menambahwawasan terutama dalammenggunakan model pengajaran yangbaik.

2. Kepada guru bahasa Indonesia dapatmenerapkan model sugestopediasebagi model pembelajaran yangdiharapkan mampu membuatmahasiswa menjadi lebih semangatdan aktif dalam mengikuti pelajaran.

3. Kepada mahasiswa diharapkan untukselalu aktif dan kereatif sertamempunyai semangat yang kuatdalam mengikuti kegiatanpembelajaran di kelas dan mengulangkembali pelajaran-pelajaran yangtelah disampaikan oleh guru,sehingga pada saat tes mendapat hasilyang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur

Penelitian: suatu PendekatanPraktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Akhadiah, N., Arsjad, M. D., dan RidwanS.H. (1999). PembinaanKemampuan Menulis BahasaIndonesia.Jakarta: Erlangga.

Cahyono, Bambang Eko Ari.“Suggestopedia: PendekatanPengajaran Bahasa Kedua YangBersifat Humanistik”.http://bahasastra-indonesia.blogspot.co.id/2011/10/sugestopedia.html. 25 November2015.

Rahman, Bohri. September 2011.“Metode sugestopedia untukpembelajaran bahasa metodesugestopedia untuk pembelajaranbahasa”.http://bahasa-dan-sastra-indonesia83a.blogspot.co.id/2011/09/metode sugestopedia-untuk-pembelajaran-html.25 November2015.

Istarani. 2011. Metode PembelajaranInovatif. Medan: Media Persada.

Nurgiantoro, B. (2001). Penilaian DalamPengajaran Bahasa danSastra. Yogyakarta: BPFE.

Ruseffendi, E. T. 2005. Dasar-dasarMatematika Modern danKomputer untuk Guru Edisi5.Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode PenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia200

Page 213: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

NOMINALISASI DALAM BAHASA ARAB DAN BAHASA INGGRIS FKIP UMSU

Sri RamadhaniPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Sumatera [email protected]

Abstrak.Penelitian ini dilakukan untuk menelaah nominalisasi antara duabahasa yang tidak serumpun dan melalui analisa afiks.Permasalahan dalampenelitian ini adalah 1.Bagaimanakah proses pembentukan nomina dalambahasa Arab? 2. Afiks apa yang dapat mementuk nomina dalam bahasaArab? 3. Bagaimana pengaruh pembentukan nomina terhadap maknagramaikal dalam bahasa Arab?.Tujuan penelitian ini adalah1.Mendeskripsikan proses nominalisasi dalam bahasa Arab. 2. Identifikasijenis afiks yang dapa membentuk nomina dalam bahasa Arab. 3.Menjelasskan makna gramatikal yang dihasikan oleh nominalisasi dalambahassa Arab.Dari hasil penelitian ini ditemukan persamaan antara afiksdalam bahasa Arab dan bahasa Inggris.Persamaan dari segi bentuk waktu,persamaan dari segi susunan perubahan kalimat.Perbedaan dari afiks dalambahasa Arab dan Bahasa Inggris.Perbedaan dari segi defenisi, perbedaandari segi penggunaan kata kerja bantu daertn, perbedaan dari segipenggunaan kata ungkapan.Kata Kunci: nominalisasi, afiks, Arab, Inggris.

Abstract.This study was conducted to examine the nominalization betweentwo languages that are not allied and through affix analysis. The problemsin this study are 1. What is the process of noun formation in Arabic? 2.What affixes can form nouns in Arabic? 3. How is the influence of nounformation on the grammatical meaning in Arabic ?. The purpose of thisstudy is 1. Describe the process of nominalization in Arabic. 2. Identify thetype of affix that can form nouns in Arabic. 3. Describe the grammaticalmeaning produced by nominalization in Arabic language. From the resultsof this study found similarities between affixes in Arabic and English.Equations in terms of time, the equation in terms of the composition ofsentence changes.Differences from affixes in Arabic andEnglish.Differences in terms of definitions, differences in terms of the useof verb auxiliary words, differences in terms of use of the phrase.Keywords: ominalization, affixes, Arabic, English.

PENDAHULUANBahasa Arab dan Inggris adalah

bahasa internasional, sebagaimana bahasa-bahasa yang lain, bahasa Arab dan Inggrismemiliki kaidah-kaidah tata bahasa yangmasing-masing selalu digunakan dalamkomunikasi .

Bahasa Arab juga digunakanummat Islam sedunia untuk beribadah. Didalam Al-Qur’an banyak terkandungberbagai disiplin ilmu yang harus dikajidan dipelajari secara mendalam.Salah satudisiplin ilmu bahasa Arab yangmempunyai peranan penting dalampengkajian Al-Qur’an adalah ilmu Nahwu(sintaksis).Dimana sintaksis itumerupakan bagian dari ilmu tata bahasayang memunyai dasar-dasar dan proses-proses pembentukan kalimat dalam suatubahasa.Didalam bahasa Arab

afiksdinamakan majhul dan aktifdinamakan ma’lum.

Fi’il Ma’lum adalah fi’il yangfa’ilnya (pelakunya) disebutkan dalamkalimat sedangkan Fi’il Maj’hul adalahfi’il yang fa’ilnya tidak disebutkandidalam kalimat akan tetapi fa’il itudibuang karena suatu tujuantertentu.Voice indicates whether thesubjects of the verb is perfomingorreceiving the action described by theverb.There are two voices: active andpassive. If the subject is performing theaction, the verb is in the active voice.

Contoh :- The Director approved our

time card.- The report summarizes the

recommendations.The agent asked the taxpayer to bring hisreceipts.If the subject is being acted upon,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 208

Page 214: BAHASTRA - UISU

Sri RamadhaniNominalisasi Dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris FKIP UMSU

the verb is in the Passive voice. (ThePassive form always consist of some formof be plus the past participle).

Contoh :- Our time card was approved

by the Director. - The committeerecommendations are summarized in thereport. - The taxpayer was asked by theagent to bring his receipts. Dengan melihat struktur kalimat dalammajhul dan ma’lum dan active passivedalam bahasa Inggris, penelitian ini jugalebih lanjut meneliti tentang kaidahkeduanya dengan nominalisasi kedua haltersebut.

1.1 Perumusan MasalahMasalah pokok yang dibahas didalampenelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prosespembentukan nomina dalambahasa Arab?

2. Afiks apa yang dapat mementuknomina dalam bahasa Arab?

3. Bagaimana pengaruhpembentukan nomina terhadapmakna gramaikal dalam bahasaArab?1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan kajian dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan prosesnominalisasi dalam bahasaArab.

2. Identifikasi jenis afiks yangdapa membentuk nomina dalambahasa Arab.

3. Menjelasskan makna gramatikalyang dihasikan olehnominalisasi dalam bahassaArab.

Manfaat hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Sebagai sumber informasiuntuk pengembanganpengajaran bahasa Arab.

2. Untuk memperdalam kajiantentang nominalisasi dalambahasa Arab.

3. Menambah wawasan ilmiahbagi masyarakat yang bergelutpada bidang linguistic.

METODE PENELITIAN

Sudaryanto (1988 : 26-27)menyatakan bahwa metode adalah cara-cara yang digunakan dalam melakukanpengumpulan data sampai denganpenyiaran tertulis hasil analisis data ini.Penelitian ini adalah penelitiankepustakaan (library research) denganmenggunakan metode analisis deskriptifyaitu dengan jalan mengumpulkan data,menyusun atau mengklasifikasi,menganalisis dan menginterprestasikan( surakhmad, 1980:147)

Sumber data yang diambil dalampenelitian ini adalah merupakan ragambahasa tulis. Raga bahsa menurutsarananya dapat dibagai atas ragam lisanatau jaran, dan ragam tulisan ( Moeliono,2000:7).Bahasa Arab ragam tulis yangdijadikan oleh data penelitian ini adalahbahasa Arab baku (fusha) seperti yangdinyatakan oleh Wastono (1996 : 12).Bahasa Arab yang digunakan ini adalahbahasa Arab standar uang dipergunakanberbagai media komunikasi dalam bentukbuku, majalah, surat kabar, papan-papanpengumuman, dokumen pemerintahan,surat-menyurat, dan surat-surat pribadi.Juga dipergunakan oleh media televisi danradio termasuk dalam pidato-pidato,konferensi-konferensi dan seminar-seminar ilmiah. Tegasnya bahasa inimerupakan bahasa standar dan berlakuuntuk semua negara yang berpendudukmayoritas Arab dan muslim (Arsyad2003:3-4).

Sumber data yang dipergunakan antaralain :

(A) Al-minhaju al-jadid oleh AhmadAbdullah Ibrahim (1967)

(B) Jami’ud Durusil Arabiyah, olehMustafa Al Ghulayani (1992)

(C) Al-qira’atu wa al-kitabah olehMuhammad Muharram (1997)

Di samping sumber data tulis,peneitian ini juga dilengkapi dengandata lisan dari nara sumber yang dapatmemberikan informasi tentang objekyang diteliti.

HASIL PEMBAHASANSebagaimana yang telah dikemukakansebelumnya bahwa isim adalah kata yangmenunjukkan nama-nama atau sifat yangtidak terikat dengan waktu. Isim itumempunyai tanda-tanda tersendiri,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia205

Page 215: BAHASTRA - UISU

Sri RamadhaniNominalisasi Dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris FKIP UMSU

sehingga dapat dibedakan dari kata-katalainnya.

Tanda-tanda isim itu meliputi huruf jar, tanwin, nida', lam ta'rif, isnadul ilaihi.

a. / al jarru / `huruf jar'Yaitu kata yang bisa didahului harfu jarrin. Contoh :/bi smi llahi/ Dengan nama Allah 'dengan nama Allah’

b. /at-tanwinu/ `baris dua depan'Yaitu kata yang dapat menerima tanwin.

Contoh :

/akhaztuorang I tunggal mengambil`saya mengambil sebuah pena'/ katabtu bi

galamin/orang I tunggal menulis dengan`saya menulis dengan pena'/haza

galamun/Art. def. sebuah pena`ini sebuah pena'

c. / an-nida'u / `huruf nida'Yaitu kata yang bisa didahului harfu n-nida'i.Contoh :/ya

akhiuq'ud/

Wahai saudaraku duduklah'wahai saudaraku duduklah'

d. / al-at-ta'rifu / `lam- ta'rifYaitu kata yang bisa menerima lamu t-ta'rifu.

Contoh :/al- wa'du daynun/Art def janji hutang'janji itu hutang'

e. / al-isnadu ilaihi /`yang disandarkan kepada nya'/anaArabiyun/Orang I tunggalArab`saya orang Arab'

Proses pembentukan nominadalam bahasa Arab dari bentuk dasar

verba dilakukan melalui prosespembentukan nomina dari bentuk dasarverba meliputi:

1. Prefiksasi mim {- /m- (mim-)/}2. Infiksasi {- - /-a-(alif)/}3. Konfiksasi { - /m-t(mim dan ta

marbuta/l }4. Konfiksasi { - -/m-u-(mini dan

waw/}5. Konfiksasi {- -/m-a(mim dan alif/}

Pada poin (a) di atas adalah temuan-temuan yang menunjukkan prosespembentukan nomina dalam bahasa Arab.Berdasarkan analisis data, berikut inidiperlihatkan proses pembentukan nominadalam bahasa Arab.

Fungsi Afiks Pembentuk NominaAfiks Fungsi

Prefiks

Mim

Membentuknomina deverbal

Infiks

Alif

Membentuk nominadeverbal

Konfiks

Mim dan Ta Marbutah

Membentuk nominadeverbal

Mim dan Waw Membentuk nominadeverbal

Mim dan Alif Membentuk nominadeverbal

Di dalam bahasa Arab dikenal tigamacam jenis kata yaitu :fi'il (verba), ism(nomina) yang termasuk di dalamnyaadjektiva, adverbia, dan pronomina sertaharf (partikel) (Soeleiman, 1981 : 29).Verba bahasa Arab ditinjau dari segibentuknya dapat dibedakan menjadi duayaitu mujarrad (yang belum mendapatpenambahan afiks) dan mazid (yang telahmendapat penambahan afiks). Ditinjaudari segi jumlah konsonannya juga dibagimenjadi dua yaitu sulasi (tiga konsonan)dan ruba'i (empat konsonan) (Lajnah,1978 : 113). Selanjutnya dari verba tigakonsonan dan empat konsonan tersebutdibentukberbagai macam kata. Olehkarena jenis kata dalam bahasa Arabhanya dibagi tiga saja, maka dalampembentukan kata hanya dikenal bentukanverba deverbal (verba yang dibentuk dariverba), nomina deverbal (nomina yang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia206

Page 216: BAHASTRA - UISU

Sri RamadhaniNominalisasi Dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris FKIP UMSU

dibentuk dari verba), danada jugabentukan verba denominal (verba yangdibentuk dari nomina) namun untukbentukan yang terakhir ini jumlahnyaterbatas. Harftidak termasuk dalamkelompok yang mengalami prosespembentukan.SIMPULANSesuai dengan analisis data dan hasilpenelitian yang telah dilakukan mengenainominalisasi bahasa Arab maka dapatlahditarik beberapa simpulan.Untukmembentuk nomina dalam bahasa Arabdapat dibentuk dari bentukdasar verba danadjektiva dengan penambahan afiks, afikstersebut dapat ditambahkan dari bentukdasar verba, adjektiva maupun bentukdasar nomina itu sendiri.Untukmembentuk nomina dari bentuk dasarverba dengan penambahan prefiks, infiksdan konfiks. Prefiks dan inf.ks vansdigunakan untuk membentuk nomina daribentuk dasar verba terdiri atas prefiksmim- dan infks -alif, serta konfiks mimdanta, konfiks mim dan waw dan konfiksmim dan alif; penambahan afiks daribentuk dasar adjektiva terdiri dari prefikshamzah dan infiks alif sedangkanpenambahan afiks dari bentuk nomina itusendiri terdiri dari konfiks alif dan nun,waw dan nun serta alif dan ta.Maknagramatikal penambahan afiks dari bentukdasar verba dari prefiks mim memiliki 5makna : 1) nomina pelaku 2) nominapenderita 3) menyatakan tempat 4)menyatakan masa 5) menyatakan alat.Makna gramatikal dari infiks alif memiliki3 makna : 1) resiprokal 2) nomina pelaku3) menyatakan banyak. Makna gramatikaldari konfiks mim dan watts:menyatakanmakna : nomina penderita, maknagramatikal konfiks mim dan alif :menyatakan alat dan makna gramatikaldari konfiks mim danta marbutah :menyatakan alat. Makna gramatikalpenambahan afiks dari bentuk dasaradjektiva yaitu prefiks hamzah memilikimakna : 1) transitif 2) bersangatan 3)lebih,dan makna gramatikal dari infiks alifmenyatakan makna : pelaku, sedangkanpenambahan afiks dari bentuk dasarnomina itu sendiri yaitu konfiks alif dannunmenyatakan makna dual (musanna),konfiks waw dan nun menyatakan maknabanyak untuk laki-laki (jama' muzakar)dan konfiks alif dan tamenyatakan maknabanyak untuk perempuan (jama'muannas).

SARANPenelitian nominalisasi bahasa Arab yangpeneliti lakukan hanyalah merupakansuatu aspek morfologi.Dengan demikianpenelitian dari aspek lain masih perludilakukan, agar dapat dilihat lebih lanjutdan rinci tentang perilaku morfologisbahasa Arab secara keseluruhan yangbelum terungkap dalam penelitianini.Penelitian nominalisasi bahasa Arab inimerupakan langkah awal yang dilakukanpeneliti. Mudah-mudahan peneliti lain bisameneruskannya untuk lebih mendalamlagi.Diajukannya saran tersebut di atasoleh keinginan peneliti untuk ikut sertaberupaya membina, dan mengembangkanbahasa Arab sebagai salah satu bahasaasing yang diajarkan di sekolah madrasahmaupun di perguruan tinggi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Abdullah Nadwi. 1978. BelajarMudah Bahasa Al Qur’an.Makkah: Penerbit Mizan.

Anwar, Muhammad. 1990. TerjemahanMatan Alfiyah. Cetakankelima.Bandung : Al Ma’arif.

Al Ghulayani, Mustafa. 1992. Jami’udDurusil ‘Arabiyyah. Juz Ketiga.Libanon : Al Maktabu ‘Asariyyah.

Allsopp. F. J dan O. W. Hunt. 1969. UsingBetter English. Australia : Angusand Robertson LTD.

Allen, W. Stannard. 1986. Living EnglishStructure. London : LongmanGroup Limited.

Al Hasyimi, Sayyid Ahmad. Tanpa Tahun.Al Qawaidu L-ssiyyatu Lughati L-Arabiyyati.Beirut : Darul KutubAl Ilmiyyat.

Aid, Muhammad. 1972. An-nahu L-Musti.Kairo : Maktabatu Sy-Syabbab.

Bawani, Iman. 1987. Tata Bahasa Arab.Tingkat Permulaan. Surabaya : AlIklas.

Basalamah Aries M. 1991.Sistem AnalisaKalimat untuk TOEFL DalamBahasa Inggris.Jakarta : PenerbitRineka Cipta.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia207

Page 217: BAHASTRA - UISU

Sri RamadhaniNominalisasi Dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris FKIP UMSU

Coles, Michael dan Basil. 1976. Acces toEnglish Getting on TeachersEdition. Oxford : OxfordUniversity Press.

Krohn, Robert dan The Staff of TheEnglish Language Institute. 1971.English Sentence Structure.Michigan The University ofMichigan.

Muhammad, Abubakar. 1982. TataBahasa Bahasa Arab II.Surabaya : Al Ikhlas.

Soeleiman Kasim. 1981. PramasastraArab. Jakarta : Prakata Belia.

Surjadi Hartanto, Jhon. ddk. 1986.Accurate, Brief and Clear EnglishGrammar. Surabaya : PenerbitIndah.

Sugiono, L. Gito. 1993. A ReferenceGrammar. Yogyakarta : AndiOffset.

Thomson, A. J. dan A. V. Martinet. 1986.A Practical English Grammar.Oxford. Oxford University Press.

Thalib, Muhammad. 1988. Tata BahasaArab. Bandung . Al Ma’arif.

Umam, Chatibul. 1991. Kaidah TataBahasa Arab. Cetakan Ketiga.Jakarta : Darul Umum Press.

Wishon, George E dan Julia M. Burks.1980. Let’s Write English. NewYork : Litton EducationalPublishing International.

Wojowasito, S dan W. J. S.Poerwadarminta. 1980. KamusLengkap Inggris – Indonesia.Indonesia – Inggris dengan Ejaanyang Disempurnakan. Bandung.Bandung : Hasta.

Yunus, Mahmud. 1989. Kamus Arab –Indonesia.Jakarta : HidakaryaAgung PT.

Zubeirsyah. 1990. Bahasa Indonesia danTeknik Penyusunan Karya Ilmiah.Medan : USU – Press.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia208

Page 218: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PELAKSANAAN GERAKAN LITERASI DI SMP SE-KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, dan Ayu Novita Sari Turnip, Sadieli TelaumbanuaProgram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan Ilmu pendidikanUniversitas Prima [email protected]

Abstrak.Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan profil pelaksanaanliterasi siswa SMP se-Kabupaten Humbang Hasundutan (5 alokasi sekolah)tahun ajaran 2019/2020.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatifdengan pendekatan deskriptif.Penelitian ini dilakukan di SMP KabupatenHumbang Hasundutan.Subjek penelitian adalah siswa SMP KabupatenHumbang Hasundutan (5 alokasi sekolah) SMP N 1 Doloksanggul, SMP N 2Doloksanggul (pusat kota), SMP N 1 Pollung, SMP N 4 Pollung(pemukiman), SMP N 3 Doloksanggul (penengah antarkota), kepala sekolah,guru, siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara,observasi, dokumentasi.Uji keabsahan data menggunakan triangulasi. Datayang terkumpul kemudian dideskripsikan dan dianalisis berdasarkan hasilpengamatan peneliti dan lima aspek yang terdapat pada butir soal angketyang telah berlangsung yakni: aspek pemanfaatan waktu, aspek ketaatansiswa berliterasi, aspek peran guru, aspek penggunaan perpustakaan, aspekuntukKata Kunci: Literasi

Abstract.The purpose of this study is to describe the profile of literacyimplementation of Humbang Hasundutan Middle School students (5 schoolallocations) for the academic year 2019/2020. This type of research isqualitative research with a descriptive approach. This research wasconducted at Humbang Hasundutan District Middle School. Subjects wereHumbang Hasundutan Middle School students (5 school allocations)Doloksanggul N 1 Middle School, Doloksanggul N 2 Middle School (citycenter), SMP N 1 Pollung, Middle N 4 Pollung (settlement), Middle N 3Doloksanggul (intercity mediator), head school, teacher, students’. Datacollection techniques using questionnaires, interviews, observation,documentation. Test the validity of the data using triangulation. Thecollected data is then described and analyzed based on the researchers'observations and the five aspects contained in the questionnaire items thathave taken place namely: aspects of time utilization, aspects of studentliteracy obedience, aspects of the teacher's role, aspects of library use,aspects of student or student literacy Humbang Hasundutan Middle School.Keywords: Literacy

PENDAHULUANGerakan literasi merupakan suatu

usaha atau kegiatan yang bersifatpartisipasif dengan melibatkan wargasekolah .Gerakan Literasi Sekolah (GLS)adalah sebuah upaya yang dilakukansecara menyeluruh dan berkelanjutanuntuk menjadikan sekolah sebagaiorganisasi pembelajaran yang warganyaliterat sepanjang hayat melalui pelibatanpublik, (Kemendikbud dalam Sutrianto,2016). Farida Rahim (2008 : 2)mengemukakan bahwa membaca padahakikatnya adalah suatu hal yang rumityang melibatkan banyak hal, tidak hanyasekedar melafalkan tulisan, tetapi juga

melibatkan aktivitas visual, berpikir,psikolinguistik, dan metakognitif.

Secara umum rendahnyaketerampilan memahami bacaanmembuktikan bahwa proses Pendidikanbelum mengembangkan kompetensi danminat peserta didik terhadap pengetahuan.Sejumlah faktor yang menyebabkanrendahnya minat baca Indonesia antaralain: (1) Kurikulum pendidikan dan sistempembelajaran di Indonesia belummendukung proses pembelajaran siswa.(2) Masih banyak jenis hiburan,permainan game, dan tayangan TV yangtidak mendidik. (3) Kebiasaan masyarakatterdahulu yang turun temurun dan sudah

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 213

Page 219: BAHASTRA - UISU

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, Dan Ayu Novita Sari Turnip, Sadieli Telaumbanua

Pelaksanaan Gerakan Literasi di SMP se-Kabupaten Humbang Hasundutanmendarah daging. Masyarakat sudahterbiasa dengan mendongeng, berceritayang sampai sekarang masih berkembangdi Indonesia, (Nurhadi, 2016).

Budaya membaca masyarakatIndonesia menempati peringkat palingrendah di antara 52 negara di Asia Timur(Kompas, 2009). Dalam setiap 1.000orang Indonesia, hanya ada satu orangyang punya minat membaca dan semuanegara mewajibkan semua siswanya untukmembaca karya sastra, kecuali Indonesia(UNISCO 2012). Artinya, membaca untukmendapatkan informasi baru dilakukanoleh 23,5% dari total penduduk Indonesia.Dengan data ini terbukti bahwa membacabelum menjadi kebutuhan bagimasyarakat.Membaca belum menjadiproritas untuk mendapatkan ilmu daninformasi yang baru.Seiring dengan halyang diungkapakan di atas, ternyatamasyarakat Indonesia juga memiliki minatbaca yang sangat rendah, bahkanmembaca tidak terlalu popular di kalanganmasyarakat Indonesia (Ansyori, 2016: 1).

Untuk mengembangkan sekolahsebagai organisasi pembelajaran,Kementerian Pendidikan dan Kebudayaanmengembangkan Gerakan LiterasiSekolah (GLS) Sebagaimana dituangkandalam Peraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan Nomor 23 Tahun2015.Kegiatan didalam gerakan tersebutadalah “kegiatan 15 menit membaca bukunonpelajaran sebelum waktu belajardimulai”. PISA 2009 menunjukkanpeserta didik di Indonesia berada padatingkat ke 57 dengan skor 396 skor rata-rata (OECD 493), sedangkan PISA 2012menunjuk peserta didik Di Indonesiaberada pada peringkat ke-64 dengan skor396 (skor rata-rata OED 496) (OED,2013). Dari kedua hasil tersebut, dapatdikatakan bahwa praktik Pendidikandilaksanakan di sekolah belummemperlihatkan fungsi sekolah sebagaiorganisasi pembelajaran yang berupayamenjadikan semua warganya menjaditerampil membaca untuk mendukungmereka sebagai pembelajar sepanjanghayat.

Kementerian Pendidikan danKebudayaan, (2016:7-8) menjelaskanbahwa GLS merupakan suatu usaha ataukegiatan yang bersifat partisipasif,denganmelibatkan warga sekolah( pesertadidik,guru,kepala sekolah,tenaga

kependidikan ,pengawas sekolah, komitesekolah, orang tua/wali murid pesertadidik,akademis,penerbit,mediamassa,masyarakat serta pemangkukepentingan di bawah koordinasiDirektorat Jenderal Pendidikan DasarMenengah Kementerian Pendidikan danKebudayaan.

Gerakan Literasi Sekolah yangdigagas Kementerian Pendidikan dankebudayaan didasarkan atas pandanganbeers (Kementerian Pendidikan danKebudayaan,2016) yang menjelaskanbahwa praktik-praktik yang baik dalamgerakan literasi sekolah menekankanprinsip-prinsip sebagai berikut:Perkembangan literasi sesuai tahapanperkembangan yang dapat diprediksi,program literasi yang baik bersifatberimbang,program literasi terintegrasidengan kurikulum, kegiatan membaca danmenulis dapat dilakukan kapanpun,kegiatan literasi mengembangkan budayalisan, kegiatan literasi perlumengembangkan kesadaran terhadapkeberagaman. Pelaksanaan program GLSdilakukan secara bertahap denganmempertimbangkam kesiapan sekolah diseluruh Indonesia. Tahapan tersebut terdiriatas 3 bagian yakni:

1.Tahapan pembiasaan kegiatanmembaca yang menyenangkan

Pembiasaan ini bertujuanmenumbuhkan minat terhadap bacaan dankegiatan membaca dalam diri wargasekolah. Penumbuhan minat bacamerupakan hal fundamental bagipengembangan kemampuan literasipeserta didik

2.Tahapan Pengembangan minat bacauntuk meningkatkan kemampuanliterasi

Kegiatan ini bertujuanmengembangkan kemampuan memahamibacaan dan mengaitkannya denganpengalaman pribadi,berpikir kritis, danmengolah kemampuan komunikasi secarakreatif melalui kegiatan menanggapibacaan pengayaan

3. Tahapan Pelaksanaan pembelajaranberbasis literasi.

Kegiatan ini bertujuanmengembangkan kemampuan memahamiteks dan mengaitkannyadengan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia209

Page 220: BAHASTRA - UISU

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, Dan Ayu Novita Sari Turnip, Sadieli Telaumbanua

Pelaksanaan Gerakan Literasi di SMP se-Kabupaten Humbang Hasundutanpengalaman pribadi, berpiir kritis danmengolah kemampuan komunikasi secarakreatif.Dalam tahap ini, ada tagihan yangsifatnya akademis (terkait dengan matapelajaran). Pada tahap ini kegiatanmembaca dilakukan untuk mendukungpelaksanaan Kurikulum 2013, yangmensyaratkan peserta didik membacabuku nonteks pelajaran,

1.RumusanMasalah.

Adapun masalah yang telahterindentifikasi maka penelitian ini akanmemfokuskan permasalahn melaluirumusan pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah gerakan literasi sekolah (GLS)Sudah diterapkan disekolah(lokasi/wilayah) di Kabupaten HumbangHasundutan?

2. Bagaimanakah pelaksanaan GLS(Gerakan Literasi Sekolah) di SMPKabupaten Humbang Hasundutan?

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingindicapai dalam penulisan ini adalah untukmendeskripsikan kegiatan literasi di SMPKabupaten Humbang hasundutan

3. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoretis.

a. Sebagai sumbangan pemikiran ilmupengetahuan bagi lembaga pendidikan diIndonesia Manfaat Teoretis.

b. Sebagai sumbangan data ilmiah dibidang pendidikan

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis

Sebagai tambahan wawasan bagi penelitimengenai kegiatan literasi di SMPKabupaten Humbang Hasundutan,

b. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapatdigunakan sebagai evaluasi /memantapkankegiatan literasi di sekolah yangditerapkan oleh pemerintah untukmenjadikan siswa literat.

c.Bagi guru

Memotivasi guru untuk terus berupayamembudayakan kegiatan literasi.

d. Bagi siswa

Siswa diharapkan dapat meningkatkanintensitas minat terhadap membaca

METODE PENELITIAN

1.Jenis penelitian

Metode penelitian ini adalahKualitatif yaitu pengamatan, wawancara,atau penelaahan dokumen. Hasil daripenelitian ini akan disimpulkan secaradeskripsi agar dapat memudahkan penulisdalam memperoleh data danmenyimpulkan hasil data yang diperolehdi lapangan tepatnya pada Sekolah SMPKabupaten Humbang Hasundutan.Sedangkan menurut Zainal Arifin (2012:140-141), penelitian kualitatif adalahsuatu proses penelitian yang dilakukansecara wajar dan natural sesuai dengankondisi objektif di lapangan tanpa adanyamanipulasi, serta jenis data yangdikumpulkan terutama data kualitatif.

2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan diSMP se-Kabupaten Humbang Hasundutanyang tertera jumlah sekolah berkisar (44sekolah).Karena mencakup se-kabupatenhumbang hasundutan maka penelitimensurvei 5 sekolah yang dijadikansebagai bahan penelitian.Alasan utamapeneliti tidak merangkum seperti juduldikarenakan alokasi sekolah tersebut sulituntuk dijangkau.

3.Populasi dan Sampel

Populasi adalah salah satukomponen terpenting dalam sebuahpenelitian. Populasi dalam penelitian iniadalah peserta didik di SMP se-kabupatenHumbang Hasundutan yang diperkirakanberjumlah sekitar 44 sekolah dengancatatan bahan penelitian hanyamemfokuskan kepada 5 sekolah. Adapunsampel yang terdapat pada penelitiaan iniadalah sebagai berikut: dengan keterangandari 5 sekolah berjumlah 225 orang.Setiap sekolah 45 orang dengan ketentuansetiap tingkatan (kls) VII, VIII, IX (15orang).Untuk menentukan sampelpenelitian menggunakan teknik randomsampling. Arikunto (2006:134)menjelaskan “ Teknik sampling ini diberinama demikian karena di dalampengambilan sampelnya penelitimencampur subjek-subjek di dalam

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia210

Page 221: BAHASTRA - UISU

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, Dan Ayu Novita Sari Turnip, Sadieli Telaumbanua

Pelaksanaan Gerakan Literasi di SMP se-Kabupaten Humbang Hasundutanpopulasi sehingga semua subjek dianggapsama. Dengan demikian maka penelitimemberi hak yang sama kepada setiapsubjek untuk memperoleh kesempatandipilih menjadi sampel. Oleh karena ituhak setiap subjek sama, peneliti terlepasdari perasaan ingin mengistimewakan satuatau beberapa subjek untuk dijadikansampel.

4.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian inidiperoleh dari data primer dansekunder.Sumber data primer merupakansumber data yang diperoleh dari informanyaitu wawancara kepala sekolah, guruBahasa Indonesia, peserta didik. Sumberdata sekunder merupakan sumber datayang diperoleh dari observasi dandokumentasi kegiatan membaca yangdilakukan di tingkat SMP KabupatenHumbang Hasundutan misalnya adalahgerobak baca, perpustakaan, prosesmelakukan literasi, pojok baca, pondokmembaca. Sumber data dalam penelitianini diperoleh dari data primer dansekunder.Sumber data primer merupakansumber data yang diperoleh dari informanyaitu wawancara kepala sekolah, guruBahasa Indonesia, peserta didik. Sumberdata sekunder merupakan sumber datayang diperoleh dari observasi dandokumentasi kegiatan membaca yangdilakukan di tingkat SMP KabupatenHumbang Hasundutan misalnya adalahgerobak baca, perpustakaan, prosesmelakukan literasi, pojok baca, pondokmembaca.

5.Instrumen Pengumpulan Data

1.Observasi

Observasi sebaga teknik pengumpulandata mempunyai ciri yang spesifik biladibandingkan dengan teknik yang lain,yaiyu wawancara dan kuesioner. Kalauwawancara dan kuesioner selaluberkomunikasi dengan orang, makaobservasi tidak terbatas pada orang, tetapijuga objek-objek alam yang lain. SutrisnoHadi (1986) mengemukan bahwa,observasi merupakan suatu proses yangkompleks, suatu proses yang tersusun daripelbagai proses biologis dan psikhologis.Dua diantara yang terpenting adalahproses-proses pengamatan dan ingatan.Observasi yang digunakan pada penelitianini adalah observasi terstruktur yangmenjelaskan perancangan secara

sistematis, tentang apa yang akan diamati,jadi observasi terstruktur dilakukanapabila peneliti telah tau dengan pastitentang variable apa yang akan diamati.Dengan menggunakan Observasi penelitimengamati, mencari serta mengumpulkanbeberapa data yang telah dikemukakandalam pelaksanaan literasi yang telah diterapkan di sekolah SMP KabupatenHumbang Hasundutan khususnya di 5sekolah tersebut yang dijadikan sebagaibahan penelitian.

2.Wawancara

Wawancara dilakukan pada siswadan guru, peneliti mewawancaraibagaimana proses pelaksanaan literasiyang diterapkan di SMP KabupatenHumbang Hasundutan (5 sekolah) ,Adapun teknik wawancara yang dilakukanoleh peneliti adalah wawancara bebasdengan pertanyaan-pertanyaan yang tidakdisiapkan sebelumnya, dengan bertatapmuka secara langsung denganresponden,dan arah pembicaraan harusmengacu pada tujuan peneliti. MenurutHaris Herdiansyah (2015: 31), wawancaraadalah sebuah proses interaksi komunikasiyang dilakukan oleh setidaknya dua orang,atas dasar ketersediaan dan dalam settingalamiah, di mana arah pembicaraanmengacu kepada tujuan yang telahditetapkan dengan mengedepankan trustsebagai landasan utama dalam prosesmemahami.

3.Dokumentasi

Teknik dokumentasi yang maudilakukan peneliti agar dapat mendukunghasil proses pengumpulan data ialahberupa foto sebagi bukti bahwa telahmelakukan penelitian di lingkungansekolah tersebut, selain itu juga bahwa adadata tertulis yang diperoleh melaluiTeknik dokumentasi yakni berupadokumen seperti halnya ialah bahanbacaan siswa, gambar pada saat penelitian,hasil transkip wawancara dan jumlahsiswa yang berada di SMP KabupatenHumbang Hasundutan tepatnya pada limasekolah yang dijadikan sebagai tempatpenelitian.

4. Angket

Kuesioner (Angket) merupakanteknik pengumpulan data yang dilakukandengan cara memberi seperangkatpertanyaan atau pernyataaan tertulis

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia211

Page 222: BAHASTRA - UISU

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, Dan Ayu Novita Sari Turnip, Sadieli Telaumbanua

Pelaksanaan Gerakan Literasi di SMP se-Kabupaten Humbang Hasundutankepada responden untuk dijawabnya.Dalam penelitian dilakukan denganmenyebarkan angket yang berisikanpertanyaan kepada responden dengantujuan untuk mengumpulkan data. Angket(Kuesioner) tersebut berisikan 30 butirsoal yang telah disesuaikan dengan hasilobservasi awal yang dilakukan olehpeneliti. Secara umumnya isi dari angkettersebut terkait/berbaur denganpelaksanaan gerakan literasi (GLS).

6. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, penelitimenggunakan teknik triangulasi.Triangulasi diartikan sebagai pengecekandata dari berbagai sumber denganberbagai cara dan waktu. Penelitimembandingkan hasil wawancara yangdidapat dari berbagai sumber. MenurutSugiyono (2011:241) Triangulasi diartikansebagai Teknik pengumpulan data yangbersifat menggabungkan dari berbagaimetode pengumpulan data dan sumberdata yang telah ada.

7.Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulaisetelah data terkumpul, selanjutnya secaraterperinci tahapan proses analisis datapada Sekolah SMP Kabupaten HumbangHasundutan yang sudah diterapkan untukditeliti antara lain:

1.Reduksi Data ( Data Reduction)

Reduksi data adalah merangkum,memilih hal-hal yang pokok,memfokuskan pada hal-hal yangpenting.Semua data yang diperolehditelaah secara mendalam kemudian yangtidak berhubungan dengan penelitiandibuang dan data yang berhubungandengan penelitian diambil untukdimanfaatkan.Data yang telah direduksikemudian disusun secara sistematisdengan memfokuskan pada permasalahanpenelitian.Sehingga lebih mudah untukdipahami dan memberikan gambaran yanglebih jelas.

2.Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan tahapanproses analisis data denganmengorganisasikan, menyusun databerdasarkan pendapat dan pola pikir untukmenarik kesimpulan yang terkait dengan

program pelaksa naan Literasi padaSMP Kabupaten Humbang Hasundutan

3.Concusion Drawing/Verifikasi

Penarikan kesimpulan danverifikasi, dimana kesimpulan awal yangdikemukan masih bersifat sementara, danakan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung padatahap pengumpulan data beri

HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian dipaparkanberdasarkan hasil soal angket yang telahberlangsung ketika telah berlangsugnyaproses penelitian. Adapun bentuk aspeksoal angket yang telah dibuat penelitiuntuk mengetahui sejauh mana SMPKabupaten Humbang Hasundutanmembudidayakan literasi, yakni programpemerintah K13 sebagai berikut: Aspekpemanfaatan waktu, ketaatan siswaberliterasi, peran guru dalam prosespelaksanaan literasi di sekolah SMPKabupaten Humbang Hasundutan, peranperpustakaan dalam pelaksanaan prosesberliterasi, dan bentuk upaya yangdilakukan untuk menimbulkan jiwa literatterhadap siswa/murid.

Dari segi aspek pemanfaatanwaktu dengan adanya manfaat waktu lebihmembaca buku (berliterasi) sebelumProses belajar Mengajar dimulai yangdilakukan oleh murid-murid SMPKabupaten Humbang Hasundutan dapatdiperoleh, bahwa (37,7%) yang selalu adamanfaat waktu lebih membaca buku,(30,2%) yang menyataakn sering dalammanfaat waktu lebih membaca buku dalamkegiatan berliterasi, (2,2%) yangmenyatakan tidak pernah ada manfaatwaktu lebih membaca buku, dan (29,7%)yang menyatakan bahwa kadang-kadangada manfaat waktu lebih membaca bukudalam kegiatan yang berlangsung di SMPKabupaten Humbang Hasundutan. Dalamupaya kegiatan berliterasi yang dilakukansetiap paginya bahwa adanya partisipanguru untuk mengingatkan waktu kegiatanmembaca telah usai dengan jadwal yangsudah di buat oleh program sekolahmasing-masing. (48,8%) guru selalumengingatkan, (36,8%) seringmengingatkan, (4,4%) tidak pernahmengingatkan dan (9,7%) kadang-kadangmengingatkan. Dari segi aspek adanyarasa kekecewaan siswa, terhadap kegiatanmembaca 15 menit, bila bacaan tersebut

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia212

Page 223: BAHASTRA - UISU

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, Dan Ayu Novita Sari Turnip, Sadieli Telaumbanua

Pelaksanaan Gerakan Literasi di SMP se-Kabupaten Humbang Hasundutantidak dapat diselesaikan dibaca hinggadiberikan penambahan waktu, dapatdiperoleh (12,4% ) yang menyatakanselalu, (10,2%) yang menyatakan sering,(55,1%) yang menyatakan tidak pernah,(22,2%) yang menyatakan kadang-kadang.Siswa dengan ketentuan diberikanpertimbangan waktu bila terlambat masuksekolah pada saat kegiatan literasi telahberlangsung dapat diperoleh (32,4%) yangmenyatakan selalu, (26,6%) yangmenyatakan sering, (23,1%) tidak pernah,(17,7%) kadang kadang.

Dari segi ketaatan siswa ” Siswalari/tidak mau melakukan kegiatanmembaca buku dari jadwal kegiatan yangdilakukan setiap di sekolah masing-masing dapat diperoleh (7,1%), siswayang sering tidak mau melakukan kegiatanmembaca dapat diperoleh( 8,8%), siswayang mengatakan tidak pernah lari untukmelakukan kegiatan membaca dapatdiperoleh(58,2%), siswa yang mengatakankadang-kadang tidak mau melakukankegiatan membaca/lari dari jadwal yangsuduh ditentukan diperoleh (25,7%).Berdasarkan dari pernyataan kegiatanmembaca buku tidak terlaksana sesuaidengan jadwal yang dilakukan di SMPKabupaten Humbang Hasundutan dapatdiperoleh (9,3%) yang menyatakan selalu,(18,6%) yang menyatakan sering, (30,2%) Tidak pernah, (41,7) yang menyatakankadang-kadang. Dari pernyataan ketikasiswa telah siap melakukan kegiatanmembaca baik di dalam kelas maupundilapangan, guru membuat jadwal siswauntuk menyampaikan hasil kegiatanmembaca dapat diperoleh(12,4%) yangmenyatakan selalu, ( 19,1%) sering,(8,4%) yang menyatakan kadang-kadang,(20%) yang menyatakan tidak pernah.

Dari aspek peran guru” peranguru dalam mengajak berliterasi dapatdilihat dari segi guru memeriksa bahanbuku bacaan seperti apa yang hendakdibaca bahwa (25,3%) yang menyatakanselalu, (24%) yang menyatakan sering,(11,5%) menyatakan tidak pernah,(39,1%) menyatakan kadang-kadang.Guru memantau siswa untuk melakukankegiatan proses membaca buku di SMPKabupaten Humbang Hasundutan (50,6%)guru selalu memantau siswa,(36,45) gurusering memantau kegiatan membaca siswa,(24%) guru tidak memantau kegiatanmembaca siswa, (10,2) guru kadang-kadang memantau siswa dalam kegiatan

membaca di SMP Kabupaten HumbangHasundutan. Kesadaran siswa bahwaketika melakukan kegiatan membacabahwa membaca itu sangat penting dalamkehidupan sehari-hari dapat dperolehberdasarkan respon dari siswa SMPKabupaten Humbang Hasundutan dapatdilihat pada tabel diatas. Guru menegurkondusif dalam proses kegiatan membaca15 menit sebelum PBM dimulai ,(58,6%)yang menyatakan selalu, dan (32,8) yangmenyatakan sering, 8,8% yangmenyatakan tidak pernah, 26,6 % yangmenyatakan kadang-kadang. Adanyapernyataan kalimat yang tidak dipahamilagsung bertanya kepada guru dalamproses kegiatan literasi dapat diperolehselalu (14,2%), sering (26,2%), tidakpernah (22,2%) kadang-kadang (37,3%).

Gurumenjelaskan/menyempurnakan hasilpenyampaian siswa terhadap isi buku yangdibacadapat diperoleh(14,2%) selalu,(26,2%) sering, (22,2%) tidak pernah,(37,3) kadang-kadang. Literasi siswaketika guru menyarankan untukmenuangkan apa yang telah dibaca dibuatdalam satu buku khusus diperoleh, 20,8%selalu, 25,3 sering, 27,5% tidak pernah,26,2% kadang-kadang. Partisipasi gurumembuat sebuah tempat kegiatanmembaca lebih menyenangkan dapatdiperoleh, 28,4% selalu, 22,6% sering,26,2%tidak pernah, 22,6% kadang-kadang.

Dari segi aspek penggunaanperpustakaan“ Diperoleh informasibahwa guru menyarankan untuk membacabuku diperpustakaan pada kegiatanmembaca 15 menit sebelum PBM dapatdiperoleh 24% yang menyatakan selalu,25,3% yang menyatakan sering, 14,6%yang menyatakan tidak pernah, 36% yangmenyatakan kadang-kadang. Literasisiswa ketika siap membaca buku fiksimaupun nonfiksi dalam kegiatan membaca15 menit bisa atau tidak bisa membawabuku tersebut kerumah untuk menindaklanjutkan untuk membaca dapat diperolehyang paling tinggi persen nya (36%)adalah kadang-kadang, 10,2% yangmenyatakan selalu, 19,5 yang menyatakanseing, 34,2% yang menyatakan tidakpernah. Literasi siswa ketika untukkegiatan membaca buku harus bersumberdari perpustakaan dapat diperoleh skorpersennya paling tinggi (41,7%) yangmenyatakan tidak pernah dibandingkan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia213

Page 224: BAHASTRA - UISU

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, Dan Ayu Novita Sari Turnip, Sadieli Telaumbanua

Pelaksanaan Gerakan Literasi di SMP se-Kabupaten Humbang Hasundutandengan respon yang lain seperti halnya11,5% yang menyatakan selalu, 22,2%yang menyatakan sering, 24,4% yangmenyatakan kadang-kadang. Literasisiswa ketika guru menyarankan setiapbuku yang dibaca harus buku pelajaranatau non pelajaran dapat diperoleh persenpaling tinggi (32,4%) yang menyatakanselalu, 26,6% yang menyatakan sering,19,5 yang menyatakan tidak pernah, 21,3yang menyatakan kadang-kadang gurumenyarankan setiap buku yang dibacaharus buku pelajaran atau non pelajaran.Literasi ketika penempatan bukutercecer/tertukar hingga membuat minatmembaca hilang daapt diperoleh, 6,2%selalu, 20,8% yang menyatakan sering,37,3 % yang menyatakan tidak pernah,35.5% yang menyatakan kadang-kadang .

Dari segi aspek Menimbulkanjiwa Literat “ Dapat diperoleh informasiliterasi siswa menyempatkan diri untukmembaca buku dari gerobak baca yangtersedia diperoleh persen paling tinggi(33,3%) yang menyatakan kadang-kadang,12,8% yang menyatakan tidak pernah,32,4% yang menyatakan sering, 21,3%yang menyatakan selalu . Literasi siswaketika mengambil buku dari gerobak bacatidak sesuai apa yang hendak mau dibacadiperoleh persen paling tinggi (28,8%)yang menyatakan kadang-kadang, 25,3%tidak pernah,28,4% yang menyatakansering, 21,3 yang menyatakan selalu.Literasi siswa dari segi upaya yangdilakukan guru penggantian buku dalamgerobak baca supaya tidak bosandiperoleh persen paling tinggi (36%) yangmenyatakan sering, 32% yang menyataknselalu, 6,6% yang menyatakn tidakpernah, 25,3% yang menyatakan kadang-kadang.

Literasi siswa ketika adanyagerobak baca yang terdapat pada sekolahpernah melakukan evaluasi bersama temanuntuk menggali isi buku bacaan yanghendak dibaca diperoleh persen palingtinggi (38,2%) yang menyatakan kadang-kadang melakukan evaluasi,20,8% yangmenyatakan tidak pernah,25,3 % yangmenyatakan sering, 15,5 % yangmenyatakn selalu. Sedangkan mengenaiketerbatasan jumlah buku yang dibuatdalam gerobak baca siswa SMPKabaupaten Humbang Hasundutanmemberikan respon persen paling tinggiterdapat pada (34,6%) yang menyatakanselalu. 24% sering, 20,4% yang

menyatakan tidak pernah, 20,8% yangmenyatakan kadang-kadang. Literasisiswa mengenai kedisiplinan siswa untukmenjaga/merawat isi buku yang terdapatpada gerobak baca tersebut diperolehpersen paling tinggi (37.3%) selalu, 34,2%sering, 2,6 tidak pernah, 15,1 yangmenyatakan kadang- kadang. Literasisiswa dengan adanya gerobak baca adapenambahan wawasan yang diperoleh dariisi gerobak baca tersebut dapat diperolehsebagai berikut 59,5 selalu, 0,8% tidakpernah, 10,2 % yang menyatakan kadang-kadang

2.Pembahasan

2.1.1 Proses Pelaksanaan Literasi

Gerakan Literasi Sekolahmerupakan gebrakan baru untukmembangkitkan semangat literasi disekolah-sekolah, secara umum literasiberhubungan dengan kegiatan membacadan menulis yang dilakukan siswa denganwaktu 15 menit sebelum PBM dimulai(Proses Belajar Mengajar).Sekolah SMPN 1 Doloksanggul SMP N 2Doloksanggul, SMP N 1 Pollung, SMP N4 Pollung, serta SMP N 3 Doloksangguladalah sekolah yang berada dikabupatenHumbang Hasundutan, yang tergolongmembudidayakan kegiatan membaca yangsudah menerapkan peraturan pemerintahpada kurikulum K13 yakni kegiatanmembaca 15 menit sebelum proses belajarmengajar dimulai. Adapun program yangtelah dijalankan oleh ke 5 sekolah(penelitian) tersebut tentu berbeda satusama lain, mulai dari pelaksanaanliterasi(jadwal), lingkungan berliterasi,serta penunjang bahan literasi di sekolahtersebut yakni:

1.Penerapan Kegiatan Literasi di SMPN 4 Pollung (Pemukiman)

Implementasi program literasiyang dijalankan oleh SMP N 4 Pollungsejak 3 tahun yang lalu tepatnya pada saatpenerapan sekolah SMP N 4 Pollungmenjadi mitra prioritas ujar kepala sekolahSMP N 4 Pollung (“Dr.JamasronSihotang).Program yang dijalankan untukmendukung kegiatan membaca hening(kegiatan literasi) dengan pemberianwaktu 15 menit sebelum Proses BelajarMengajar dimulai, sebagai berikut.Kegiatan membaca 15 menit sebelum jampelajaran dimulai. Dari hasil pengamatanpeneliti/serta bukti dari hasil wawancara

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia214

Page 225: BAHASTRA - UISU

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, Dan Ayu Novita Sari Turnip, Sadieli Telaumbanua

Pelaksanaan Gerakan Literasi di SMP se-Kabupaten Humbang Hasundutanterhadap guru Bahasa Indonesia IbuPurnamajayati Hutauruk menyatakan “bahwa pelaksanaan kegiatan membacatelah dilakukan oleh SMP N 4 Pollungdalam dua jadwal yang berbeda bahwakegiatan membaca dilakukan secaramenyeluruh dilapangan tepatnya di arealingkungan sekolah, pada hari kamissetiap paginya dengan ikut serta tenagapendidik kegiatan membaca dilakukandidalam kelas 15 menit sebelum lespertama dimulai, tahun keempat ditambahiharinya untuk kegiatan membaca yaknihari rabu diluar kelas . Setelah itu untukmengetahui apakah anak-anak itumembaca, siswa diberikan kesempatanuntuk menyampaikan hasil bacaannyakepada teman-temannya di depan porium.

Selain membaca hening disetiappaginya dengan waktu kegiatan membacahanya 15 menit, salah satu penunjangbudaya berliterasi di SMP N 4 Pollungyang diterapkan disekolah tersebut yakniadanya gerobak baca yang tersedia/ditempatkan di beberapa area lingkungansekolah tersebut seperti halnya adadidepan kelas, didepan perpustakaan, didalam pondok baca, pondok baca menjadipenarik perhatian siswa untuk kegiatanmembaca. Dari hasil wawancara terhadapguru bahasa Indonesia “Ibu PurnamajayatiHutauruk bahwa gerobak baca yangtertera pada sekolah tersebut sangatmempengaruhi minat baca siswa, karenasebelum adanya gerobak baca biasanyasiswa hanya menghabiskan waktunyadengan bermain-main saja, kemudian daripernyataan guru Bahasa Indonesia denganadaya gerobak baca siswa ketika jamistirahat siswa makan sambil membacabuku. Kemudian bila tidak ada guru danpada jadwal olahraga siswa jugamenyempatkan membaca buku darigerobak baca yang diisi dengan buku fiksimaupun non fiksi.Tersedianya pojok bacamenjadi pendukung kegiatan literasi, SMPN 4 Pollung telah menerapkan haltersebut.Dari hasil pengamatan penelitibahwa siswa SMP N 4 Pollung telahmenyempatkan diri untuk membaca bukudari pojok baca yang terpampang di dalamkelas.

2. Penerapan Kegiatan Literasi di SMPN 1 Pollung (pemukiman)

Adanya kegiatan membaca 15menit sebelum PBM dimulai. Pelaksanaankegiatan literasi di SMP N 1 Pollung telah

terlaksana sejak berlakunya kurikulum K13, kurang lebih tiga tahun yang lalu, hasilwawancara dari kepala sekolah atas namaibu Benny Sihite. Proses pelaksanaankegiatan literasi (membaca) yangdilakukan di SMP N 1 pollung setiap harisebelum masuk jam pelajaran, kegiatanmembaca dilakukan siswa di lingkungansekolah yang membuat mereka merasanyaman untuk membaca buku yanghendak dibaca.

Proses untuk pengambilan bukuyang hendak dibaca tidak dipaksakanharus mengambil buku dari perpustakaantetapi bisa dibawa buku bacaannya darirumah masing-masing. Salah satunya darihasil pengamatan peneliti, bahwa murid-murid SMP N 1 Pollung melakukankegiatan membaca dengan memanfaatkankondisi lingkungan sekitar sekolah, salahsatunya adalah di bawah pohon yangrindang dengan penuh penjagaan atauperawatan untuk membantumenyemangati murid setiap paginya untukmembaca kegiatan 15 menit. Proseskegiatan membaca dilakukan sepertimembentuk kelompok sesamaberanggotakan kelasnya masing masing,buku yang hendak dibaca tidak dipaksakanharus buku pelajaran, tetapi buku nonpelajaran diperbolehkan untuk dibacaasalkan berbaur/mengarah kepada halyang positif (ilmu).

Selain kegiatan membaca yangdilakukan oleh murid SMP N 1 Pollung dibawah pohon, murid juga mengambiluntuk proses kegiatan membaca di depankelas masing masing dengan temananggota teman kelasnya. Ketika siapmembaca buku yang hendak dibaca dalampemberian waktu 15 menit muriddiberikan kesempatan untuk memaparkanapa yang hendak dibaca kepada teman-temannya. Proses kegiatan membaca inidilakukan pada hari selasa dan sekaligusguru ikut berperan serta dalam kegiatantersebut. Sedangkan diselah hari-hari yanglain program SMP N 1 Pollungmengadakan kegiatan membaca di ruangkelas dengan pemberian waktu sepertikegiatan membaca pada hari selasa denganwaktu 15 menit sebelum Proses BelajarMengajar dimulai. Kegiatan ini dilakukandi setiap kelas masing masing.Untukpojok baca seperti yang dibuat oleh SMPN 4 Pollung belum tertera untukmelengkapi penunjang literasi.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia215

Page 226: BAHASTRA - UISU

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, Dan Ayu Novita Sari Turnip, Sadieli Telaumbanua

Pelaksanaan Gerakan Literasi di SMP se-Kabupaten Humbang HasundutanProgram untuk mendukung

kegiatan literasi yang dilakukan di SMP N1 Pollung telah terdiri dengan membentuk/membuat sebuah gerobak baca yangdiletakkan di lapangan sekolah, dengantujuan untuk membudidayakan kegiatanliterasi. Pengisian buku yang terdapat padagerobak baca diisi dengan buku fiksimaupun nonfiksi. Dari hasil pengamatanpeneliti tanpa diketahui oleh murid/siswabahwa selain berliterasi yang dilakukansetiap paginya, siswamenggunakan/menyempatkan diri untukmembaca buku ketika jam beristirahattelah berlangsung/ jam pelajaran olahraga,meskipun tidak seberapa banyak yangmenerapkan dalam kehidupannya gurutidak henti-henti untukmendorong/memotivasi siswa tersebutsupaya membaca bebas denganmemanfaatkan gerobak baca tersebut ujarkepala sekolah Ibu Benny Sihite. Faktorpenghambat kegiatan literasi di SMP N 1Pollung dari hasil wawancara guru BahasaIndonesia Ibu Pestaria Banjarnahor yangmengatakan bahwa kadang siwanya tidakmembawa buku yang menjadi sumberbacaannya, kemudian ada juga siswatersebut kurang memberikan perhatiannyauntuk literasi tersebut.

3 Penerapan Kegiatan Literasi di SMPN 2 Doloksanggul (Pusat Kota)

Berikut penerapan kegiatanliterasi terhadap minat membaca yangdilaksanakan di SMP N 2Doloksanggul.Program yang dijalankanuntuk mendukung budaya literasi di SMPN 2 Doloksanggul mulai diterapkan tahun2016 sampai saat ini (3 tahun). Adapun,cara SMP N 2 Doloksanggulmembudidayakan literasi sebagai berikut.

Pertama, kegiatan membaca ½jam sebelum masuk ruangan kelas, muridmembaca buku dengan posisi bebas untukmengambil tempat, seperti halnya didepankelas yang dibimbing oleh wali kelasmasing-masing,selain itu juga prosesmembaca buku, memanfaatkanlingkungan sekolah seperti halnyamembaca hening dibawah pohon. Prosespembacaan buku yang dilakukan bebas,baik buku fiksi maupun nonfiksi. ProsesKegiatan ini dilaksanakan pada hari jumatsetiap paginya ketika hendak siapmembaca buku tersebut murid/siswadiberikan kesempatan untuk membacahasil bacaan buku yang berlangsung

dengan pemberian waktu 15 menit kepadateman-temannya. Sedangkan di selah hari-hari lainya untuk membudidayakan literasi(membaca), SMP N 2 Doloksanggul jugamelaksanakan kegiatan membaca heningdengan waktu yang sama yakni 15 menitsebelum Proses Belajar Mengajar dimulaidi ruangan kelas masing-masing, prosespembacaan buku tersebut tidak samadengan pembacaan literasi yangditerapkan dilapangan, tepatnya pada harijumat yang dituntut siswa/muridnya harusmemaparkan apa yang hendak dibaca.Siswa membaca buku pengetahuan umumselain buku paket.

Disamping kegiatan membacasetiap pagi dengan pemberian waktu 15menit sebelum Proses Belajar mengajardimulai, peneliti mengamati danmengambil poto tampa sepengetahuanmurid bahwa terdapat penunjang untukkegiatan berliterasi seperti halnya adalahadanya gerobak baca yang membantumengembangkan budaya minat baca siswayang dibuat oleh guru atau kepala sekolahdi SMP N 2 Doloksanggul, dimana darihasil pengamatan yang dilakukan penelitibahwa, secara umum gerobak baca yangtertera pada sekolah tersebut selalu di isidengan buku yang bersumber ilmupengetahuan seperti halnya adalah bukupelajaran dan buku non fiksi.

Adapun pembuatan buku fiksi dannonfiksi yang dibuat oleh guru maupuntenaga pendidik lainnya di gerobak bacasupaya siswa tidak bosan atau jenuh untukmembudidayakan kegiatanmembaca .Faktor atau kendala dalampelaksanaan literasi tertuju pada siswa,siswa sebagian belum membawa bukuuntuk dibaca (diawal pembelajaran), untukhari jumat guru menyarankan membawabacaan umum siwa sebagian melawan arusdengan membawa buku bacaan paket ujarguru Bahasa Indonesia “Ibu VioraHutagalung”.

4.Penerapan Kegiatan Literasi di SMPN 1 Doloksanggul (perkotaan)

Adanya kegiatan membaca 15menit sebelum PBM dimulai. Prosespelaksanaan literasi yang telahdilakukakan/dibuat oleh program sekolahSMP N 1 Doloksanggul sebagai daerahperkotaan hampir sama dengan sekolahyang lain yakni: kegiatan membacadilakukan dalam dua bentuk jadwal yang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia216

Page 227: BAHASTRA - UISU

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, Dan Ayu Novita Sari Turnip, Sadieli Telaumbanua

Pelaksanaan Gerakan Literasi di SMP se-Kabupaten Humbang Hasundutanberbeda diantaranya ialah khusus untukhari kamis sebelum proses belajarmengajar guru membariskan terlebihdahulu pukul 7.15 Wib untuk melakukankegiatan membaca hening selama kuranglebih 15 menit. Untuk pengambilan tempatmembaca buku, murid/siswa SMP N 1Doloksanggul dibebaskan untukmengambil tempat yang hendak membuatdia merasa nyaman/memanfaatkanlingkungan sekitar. Ketika prosesmembaca telah siap dilakukan petugasliterasi mengundang siswa kedepan untukmemaparkan inti dari buku yang dibaca,kemudian guru menjelaskan dari apa yangdibaca siswa secara judul besar maupunjudul kecilnya. Untuk di hari-hariberikutnya, selain hari kamis programkegiatan literasi yang dilakukan oleh SMPN1 Doloksanggul telah terlaksana didalam kelas masing-masing, sama halnyadengan kegiatan pada hari selasapemberian waktu tetap 15 menit sebelumPBM dimulai ( ProsesBelajar Mengajar).

Kemudian untuk mendukungkegiatan literasi sekolah, bahwa sekolahtersebut memiliki sarana prasarana untukmenunjang literasi salah satunya adalahadanya gerobak baca yang dibuat olehprogram sekolah SMP N 1 Doloksanggul,penggunaan gerobak baca tersebutmembantu siswa untuk melakukankegiatan membaca diwaktu jamberistirahat, buku-buku yang hendakdibuat ialah buku fiksi maupun non fiksi,salah satu petugas berperan aktif untukmendorong gerobak baca menujulapangan sekolah supaya siswa dapatmenjangkau untuk melakukan kegiatanmembaca buku. Dari hasil pengamatanpeneliti bahwa ada beberapa siswamenyempatkan diri untuk membaca darigerobak dorong yang tertera pada sekolah.

Selain gerobak Dorongpenunjang literasi, SMP N 1Doloksanggul telah menyediakan ataumembuat pojok baca .Pojok baca salahsatu pendukung kegiatan literasi disekolah SMP N 1 Doloksanggul ,pembuatan pojok baca tersebut bertujuanuntuk meningkatkan budaya membacasiswanya, dari hasil pengamatan penelitiatau catatan peneliti bahwa pojok baca diSMP N 1 Doloksanggul hanya terdapatdalam satu kelas saja yakni Kelas (VIII F)yang berisikan dengan buku fiksi maupunnon fiksi penuh dengan hiasan untukmenarik perhatian siwa untuk berlomba

membaca. Kendala dalam pelaksanaanliterasi dalam sekolah SMP N 1Doloksanggul hanya lapangan yangsempit, kendala yang berat tidakditemukan dalam sekolah, karena padadasarnya anak-anak dikordinil olehbeberapa guru disetiap tempat hinggasiswa mematuhi peraturan gerakan literasi.

5.Penerapan kegiatan Literasi

Adanya kegiatan membaca bukusebelum PBM dimulai. Kegiatanmembaca 15 menit dilakukan setiap harirabu dan kamis, siswa disiapkan untukmembaca buku, kemudian guru akanmenyarankan siswa untuk meyampaikanapa yang hendak dibaca kepada teman-temannya atau diuji kemampuan berbicaarsiswa. Untuk pegambilan tempat dalamproses membaca buku sama halnyadengan SMP yang diteliti/ tidak harusdisarankan oleh guru diperpustakaan,tetapi guru/tenaga pendidikanmembebaskan siswa/muridnya untukmengambil tempat untuk berliterasidengan ketentuan harus berada padalingkungan sekolah. Dari hasilpengamatan peneliti bahwa siswa/muridSMP N 3 Doloksanggul lebih dominanmembaca buku di depan kelas masing-masing, tetapi ada juga sebagianmemanfaatkan tempat yang tertera padasekolah tersebut seperti halnya membacabuku di bawah pohon bunga, yang telahdijaga keindahannya. Tersedianya, sudutbaca. Dengan adanya sudut baca yangtertera pada setiap kelas membantu siswa/murid dalam membudidayakan literasisekolah di SMP N 3 Doloksanggul, darihasil pengamatan peneliti bahwa adabeberapa diantara dari murid tersebut telahmemanfaatkan bahan penunjang literasiseperti halnya ketika guru tidak masuk,siswa menyempatkan diri mengambilbuku bacaan dari pojok baca yang terterapada kelasnya, hal ini sangat membantuuntuk menggali kemampuan intelektual,menambah wawasan pengetahuan

SMP N 3 Doloksanggulmenyediakan gerobak baca sebagai bahanpenunjang untuk kegiatan berliterasi setiappaginya yang telah berlangsung, samahalnya seperti SMP N 2 Doloksanggulbahwa didalam gerobak baca tersebuttelah diisi buku pelajaran dan buku nonpelajaran, dari hasil pengamatan penelitibahwa dari sekian banyak siswa yangterdapat pad sekolah tersebut beberapa

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia217

Page 228: BAHASTRA - UISU

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, Dan Ayu Novita Sari Turnip, Sadieli Telaumbanua

Pelaksanaan Gerakan Literasi di SMP se-Kabupaten Humbang Hasundutansiswa menyempatkan diri untuk membacabuku dari gerobak baca yangdiletakkan didepan kelas, maupun dilapangan sekolah,jenis buku yang hendak dibaca siswa.Faktor penghambat dalam kegiatan literasitidak ditemukan dalam sekolah SMP N 3Doloksanggul hasil wawancara guruBahasa Indonesia Ibu R. Sitompul karenapelaksanaan literasi sesuai dengan jadwalyang sudah dilakukan oleh programsekolah

SIMPULANBerdasarkan hasil analisis data dan

pembahasan literasi siswa SMPKabupaten Humbang HasundutanTahunajaran 2018/2019 dapat disimpulkan:

a. Pelaksanaan literasi siwa SMPKabupaten Humbang Hasundutandalam aspek pembiasaan dilihatdari secara keseluruhan sudah baikkegiatan membaca 15 menitsebelum Proses belajar mengajardimulai, membaca jenis buku fiksimaupun nonfiksi meskipun jadwalpelaksanaan berbeda satu sama lainyang telah dibuat program sekolahmasing-masing.

b. SMP Kabupaten HumbangHasundutan telah membagunlingkungan yang literat dengantersedianya sudut baca di kelas,walaupun tidak keseluruah rata,seperti halnya k SMP N 1 Pollungyang belum menerapkan haltersebut, SMP N 1 Doloksanggulyang hanya memiliki satu pojokbaca yang terdapat pada kelas VIII-F

c. Jenis buku bacaan yang dibaca diSMP Kabupaten HumbangHasundutan ( 5 sekolah) buku yangberisikan ilmu pengetahuan (fiksimaupun nonfiksi)

d. Pelibatan publik Literasi SMPKabupaten Humbang Hasundutanhanya guru yang ikut berperanserta melakukan kegiatanmembaca. Padahal secara umumorang tua juga berkenan dalam halkegiatan tersebut.

e. Pada tahap pengembangan, SMPKabupaten Humbang Hasundutan(5 sekolah) dapat dikatakan baik,karena ditahap ini ketika siswamelakukan kegiatan membaca,siswa harus maju untuk

memaparkan apa yang hendakdibaca kepada teman-temannya.

f. Pada tahap Pembelajaran, SMPKabupaten HumbangHasundutanhanya mengkaji yaknikegiatan membaca bukunonpelajaran yang terkait denganbuku pelajaran dilakukan olehpeserta didik, guru telah menjadimodel dalam kegiatan membacabuku dengan ikut membaca bukupilihan yang dibaca oleh siswa.

Saran

Memperhatikan hasil penelitiandan pembahasan yang telah dilakukanmaka penulis mengajukan saran-saranyang berkaitan dengan penelitian inisebagai berikut:

a. Bagi siswa sebagai tolak ukurkemampuan dalam membacasemua jenis buku bacaan baik itubuku fiksi maupun buku nonfiksiasalkan yang berbaur ilmupengetahuan yang mengarangpositif sebagai penambahanwawasan pengetahuan

b. Bagi guru, sebagai bahan masukandalam upaya kegiatan literasi dansekaligus menimbulkan kesadaranikut terlibat dalam pelaksanaanliterasi membaca bersama-samadengan siswa, supaya dapatmenjadi motivator dalam kegiatantersebut, dengan ketentuanmembudidayakan kegiatanmembaca 15 sebelum PBMdimulai, agar siswa/murid menjadisiswa yang literat

c. Bagi peneliti lanjutan, sebagaibahan masukan dalammemperdalam, menambah sertamenemukan wawasan tentangkegiatan literasi dalam tahap yangsudah diterapkan tingkat SekolahMenegah Pertama yakni :Tahappembiasan, tahap pengembangan,tahap pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Sutrianto dkk.2016. Panduan GerakanLiterasi Sekolah di SMA.Jakarta:KementrianPendidikan danKebudayaan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia218

Page 229: BAHASTRA - UISU

Victor Hutasoit, Ilda Hutahaean, Dan Ayu Novita Sari Turnip, Sadieli Telaumbanua

Pelaksanaan Gerakan Literasi di SMP se-Kabupaten Humbang HasundutanFarida, Rahim. 2008. Pengajaran

Membaca di Sekolah Dasar.Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhadi. 2016. Strategi MeningkatkanDaya Baca.Jakarta:BumiAksara

Ansyori, H. R. (2016). “MenumbuhkanMinat Baca Sebagai UpayaMeningkatkan KualitasSumber DayaManusia”.http://imadiklus.com/menumbuhkan-minatbaca-sebagai-upaya-meningkatkan-kualitas-sumber-daya-manusia/.Diunduh tanggal 8September 2016

Arifin, Zainal. 2012. PenelitianPendidikan Metode danParadigma Baru. Bandung:Remaja Rosda karya.

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid1,2, UGM, 1986.

Haris Herdiansyah. 2015. Wawancara,Observasi, dan FocusGroup: Sebagai InstrumenPenggalian Data Kualitatif.Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada

Arikunto, Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitian suatupendekatan Praktik .Jakarta:Rineka Cipta.

Sugiyono, Metode PenelitianAdministrasi, Alfabeta,Bandung. 2004

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia219

Page 230: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO PADAMATERI MENULIS DONGENG DARI HASIL BELAJAR MAHASISWA

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UMSU

Winarti dan Mutia FebriyanaUniversitas Muhammadiyah Sumatera Utara

[email protected]

Abstrak. Berdasarkan pengalaman peneliti dalam proses belajar mengajar dikelas, pembelajaran menulis dongeng masih cenderung kurang menggembirakan,padahal dongeng merupakan salah satu kekayaan sastra di Indonesia yang patutuntuk dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi. Hasil yang kurangmenggembirakan dari menulis dongeng ini dapat dilihat dari ketika dilakukan ujitugas menulis dongeng secara perorangan di kelas ketika mata kuliah KajianSastra Anak Indonesia sedang berproses.Satu mahasiswa menulis satu juduldongeng.Hasilnya mengejutkan, ternyata mahasiswa masih belum mampumenulis dongeng sesuai nilai yang diharapkan. Dalam penelitian ini, penelitimenawarkan satustrategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh timteachinguntuk menghasilkan tulisan sastra anak berupa dongeng yang bersifatberkemajuan dan menggembirakan sesuai dengan harapan perguruan tinggiMuhammadiyah se-Indonesia. Strategi pembelajaran itu bernamathe power oftwo. Strategi ini dipilih karena dinilai dapat membantu menciptakan keaktifanmahasiswa dalam menulis dongeng karena sifat dari strategi ini menulis dongengtidak secara sendiri, namun berdua dengan teman, sehingga ide-ide dapat bersatumembentuk dongeng yang lebih baik. Berpikir berdua akan menghasilkan karyayang lebih baik daripada berpikir sendiri atau dengan istilah dua kepala lebihbaik daripada satu kepala. Kata Kunci: Eksperimental, The Power Of Two, Menulis Dongeng

Abstract.Based on the experience of researchers in the teaching and learningprocess in the classroom, fairytale learning still tends to be less encouraging,even though fairy tales are one of the riches of literature in Indonesia thatdeserve to be preserved and preserved for generations. The less encouragingresults of writing this fairy tale can be seen from when testing the task of writingfairy tales individually in the classroom when the Indonesian Child LiteratureStudy courses are proceeding. One student wrote a fairy tale title. The result wassurprising, it turned out that students were still not able to write fairy talesaccording to the expected value.In this study, researchers offered a learningstrategy that could be applied by the teaching team to produce children's literarywritings in the form of tales that were progressive and encouraging inaccordance with the expectations of Muhammadiyah universities throughoutIndonesia. The learning strategy was named the power of two. This strategy waschosen because it was considered to be able to help create students' activenessin writing fairy tales because the nature of this strategy was to write not fairytales themselves, but both with friends, so ideas could unite to form a better tale.Thinking together will produce works that are better than thinking alone or interms of two heads better than one head.Keywords: Experimental. The power of two, writing a fairy tale

PENDAHULUANMenulis dongeng merupakan

salah satu kegiatan dari sastra.Sastraadalah ungkapan pribadi manusia berupapengalaman, pemikiran, perasaan,gagasan, semangat, keyakinan dalam suatubentuk gambaran konkret yangmembangkitkan pesona dengan alat-alatbahasa. Salah satu yang membangkitkanpesona itu adalah sastra anak. Huck dalamMursini (2016: 16) mengungkapkanbahwa siapapun yang menulis sastra anak(termasuk di dalamnya dongeng) tidakperlu dipermasalahkan asalkan dalam

penggambarannya ditekankan padakehidupan anak yang memiliki nilaikebermaknaan bagi mereka.

Berdasarkan pengalaman penelitidalam proses belajar mengajar di kelas,pembelajaran menulis dongeng masihcenderung kurang menggembirakan,padahal dongeng merupakan salah satukekayaan sastra di Indonesia yang patutuntuk dijaga dan dilestarikan dari generasike generasi karena selain adanya dongengklasik, ada juga dongeng modern yangdapat ditulis oleh siapa saja baik anak-anak maupun orang dewasa di masa kini.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia225

Page 231: BAHASTRA - UISU

Winarti Dan Mutia FebriyanaEksperimentasi Strategi Pembelajaran the Power of Two pada Materi Menulis Dongeng dari

Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UMSUHasil yang kurang

menggembirakan dari menulis dongeng inidapat dilihat dari ketika dilakukan ujitugas menulis dongeng secara perorangandi kelas ketika mata kuliah Kajian SastraAnak Indonesia sedang berproses. Satumahasiswa menulis satu judul dongeng.Hasilnya mengejutkan, ternyatamahasiswa masih kurang pas dalammemberi karakter pada tokoh dongengyang diperankan oleh manusia ataupunbinatang/hewan, mahasiswa masihmencampuradukkannya dengan cerpenanak (bahkan cenderung menganggapantara cerpen anak dengan dongengadalah sama), secara kuantitas halamanmasih minim target, mahasiswa masihbelum serius menghasilkan dongeng yangdisukai oleh pembaca dalam artikebutuhan pembaca akan bahan bacaanyang bagus tentang dongeng takdiperhatikan oleh mahasiswa.

Dalam penelitian ini, penelitimenawarkan satustrategi pembelajaranyang dapat diterapkan oleh timteachinguntuk menghasilkan tulisan sastra anakberupa dongeng yang bersifatberkemajuan dan menggembirakan sesuaidengan harapan perguruan tinggiMuhammadiyah se-Indonesia. Strategipembelajaran itu bernamathe power oftwo. Strategi ini dipilih karena dinilaidapat membantu menciptakan keaktifanmahasiswa dalam menulis dongeng karenasifat dari strategi ini menulis dongengtidak secara sendiri, namun berdua denganteman, sehingga ide-ide dapat bersatumembentuk dongeng yang lebih baik.Berpikir berdua akan menghasilkan karyayang lebih baik daripada berpikir sendiriatau dengan istilah dua kepala lebih baikdaripada satu kepala (Zaini, 2008:52).

Selama ini memang hanyamemakai metode konvensional berupaceramah yang mungkin inilah penyebabhasil dari menulis dongeng tidakmemuaskan dan menggembirakan.Ceramah yang terlalu monoton membuatmahasiswa bosan dan tak bergairah dalammengikuti materi dongeng sehinggamenyebabkan mereka menjadi asal-asalansaja ketika diminta mengerjakan tugasmenulis dongeng di kelas.Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusanmasalah dalam penelitian ini adalah:1.Bagaimana kemampuan menulisdongeng dengan menggunakanstrategi

pembelajaran the power of two olehmahasiswa semester V Program StudiPendidikan Bahasa Indonesia FKIPUMSU ?2.Bagaimana kemampuan menulisdongeng dengan menggunakan modelkonvensional oleh mahasiswa semester VProgram Studi Pendidikan BahasaIndonesia FKIP UMSU ?3.Apakah ada pengaruh strategipembelajaran the power of two terhadapkemampuan menulis dongeng olehmahasiswa semester V Program StudiPendidikan Bahasa Indonesia FKIPUMSU ?Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalahsebagai berikut :1.Untuk mengetahui kemampuan menulisdongeng dengan menggunakan strategipembelajaran the power of two olehmahasiswa semester V Program StudiPendidikan Bahasa Indonesia FKIPUMSU .2.Untuk mengetahui kemampuan menulisdongeng dengan menggunakan modelkonvensional oleh mahasiswa semester VProgram Studi Pendidikan BahasaIndonesia FKIP UMSU .3.Untuk mengetahui pengaruh strategipembelajaran the power of two terhadapkemampuan menulis dongeng olehmahasiswa semester V Program StudiPendidikan Bahasa Indonesia FKIPUMSU .Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian inibermanfaat dalam hal-hal berikut: :1.Penelitian ini diharapkan dapat menjadimasukan bagi dosen mata kuliah KajianSastra Anak Indonesia untuk mengajarkanmateri menulis dongeng kepadamahasiswa sesuai dengan strategipembelajaran the power of two.2.Sebagai bahan masukan bagi mahasiswaagar mampu meningkatkan danmengembangkan karya sastra khususnyadalam pembelajaran menulis dongengketika telah menjadi guru.3.Sebagai bahan referensi yang sangatberguna dalam penelitian lanjutanMETODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2010:2),metode penelitian pada dasarnyamerupakan cara ilmiah untukmendapatkan data dengan tujuan dankegunaan tertentu. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui pengaruh

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia214

Page 232: BAHASTRA - UISU

Winarti Dan Mutia FebriyanaEksperimentasi Strategi Pembelajaran the Power of Two pada Materi Menulis Dongeng dari

Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UMSUpenggunaan strategi pembelajaranthepower of two terhadap kemampuanmenulis dongeng.Berhasil tidaknya suatupenelitian, sangat ditentukan oleh metodeyang digunakan.

Sesuai dengan masalah dan tujuanpenelitian, maka digunakan metodeeksperimen. Menurut Sugiyono (2010:72),metode penelitian eksperimen dapatdiartikan sebagai metode penelitian yangdigunakan untuk mencari pengaruhperlakuan tertentu yang lain dalam kondisiyang terkendalikan. PEMBAHASAN

Peneliti menggunakan teskemampuan menulis dongeng dalampenelitian ini. Setelah melaksanakanpenyebaran tes kepada 28 mahasiswa,dapatlah diketahui nilai kemampuanmenulis dongeng dengan menggunakanmodel pembelajaran the power of two olehmahasiswa semester V Program StudiPendidikan Bahasa Indonesia FKIPUMSU .Selanjutnya hasil tes tersebutdiolah menjadi beberapatahap.Berdasarkan hasil tes yang telahdiperiksa, maka nilai yang diperolehdisajikan dalam bentuk tabel berikut.Tesini dilakukan pada tanggal 23 April 2019di Gedung B 403 FKIP UMSU.

No.

Nama Penokohan

Alur

Amanat

SkorMentah

1 Gifiyan DwiA.S.

2 2 2 6

2 Pradini

Maharani

2 2 2 6

3 NailiSyofa

3 3 3 9

4 DwiWulan

dari

2 2 2 6

5 IraAzzura A.

2 2 2 6

6 SusilaMarpa

ung

1 2 2 5

7 MilaYossy

2 2 2 6

anti

8 DyahPutri

Ananda

3 2 3 8

9 Alfirahani

2 1 2 5

10

TriDiah

LestariR.

2 2 2 6

11

Mutiara Suri

3 2 2 7

12

SitiMawaddah

2 1 1 4

13

Hijratul

Madinah

2 2 2 6

14

BillaDwi

Santika

1 1 2 4

15

SukmaAyu P.

2 2 2 6

16

Mawaddah

Saranate

2 2 2 6

17

EkaPutriA.

2 1 2 5

18

CindhiIrana

P.

2 2 2 6

19

DindaAyuR.

2 2 2 6

20

NurFadilla

hLubis

2 2 3 7

Total 120

Sebelum menghitung nilai rata-rata mahasiswa, lebih dulu dihitung nilaiakhir mahasiswa sehingga dapat dihitungnilai rata-rata dan standardeviasinya.Untuk menghitung rata-rata

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia215

Page 233: BAHASTRA - UISU

Winarti Dan Mutia FebriyanaEksperimentasi Strategi Pembelajaran the Power of Two pada Materi Menulis Dongeng dari

Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UMSU(mean) dan standar deviasi kelaseksperimen maka diperlukan tabel kerjamenghitung rata-rata dan standar deviasisebagai berikut.

Tabel Kerja Menghitung Nilai Akhir,Nilai Rata-rata, dan

Standar Deviasi Kelas Eksperimen

No.

Nama SkorMent

ah

NilaiAkhir (X)

X2

1 CiciWinda

Sari

7 77.77 6048.17

2 WandaIvo

Sunestri

6 66.66 4443.55

3 DesiSalvira

8 88.88 7899.65

4 SitiHardiyanti A.

7 77.77 6048.17

5 DiahKarina

6 66.66 4443.55

6 WindaSri A.

9 100 10000

7 MiraUlfa

9 100 10000

8 DesiRatnaSari

8 88.88 7899.65

9 Kartryana Sam

9 100 10000

10 PutriLarasati

6 66.66 4443.55

11 ZaharaZaitira

6 66.66 4443.55

12 AdeElpriyan

ti

7 77.77 6048.17

13 Nurisnani

9 100 10000

14 SitiFadilah

Aini

7 77.77 6048.17

15 DewiNurhali

mah

9 100 10000

16 NurAzijah

8 88.88 7899.65

17 Tria DwiRatih

8 88.88 7899.65

18 NurulHayati

3 33.33 1110.88

19 ErniYusnita

A.

9 100 10000

20 AyuSarah

9 100 10000

21 RevinaNovianti

9 100 10000

22 PutriSari

Dewi

7 77.77 6048.17

23 Pujiarti 9 100 10000

24 NurlailaSari

9 100 10000

25 LiaPertiwi

7 77.77 6048.17

26 MeriSusanti

7 77.77 6048.17

27 PrinsellaBalqis

8 88.88 7899.65

28 RicciNovita

Sari

8 88.88 7899.65

Total 214 2377.64

208620.17

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahuibahwa:

N1 = 28

∑x1 = 2377.64 ; ∑x12 = 208620.17

Maka:

x́1=∑ x1n1

=2377.6428

=84.91

Berdasarkan penghitungan di atasdiperoleh nilai rata-rata atau mean sebesar84.91. Langkah selanjutnya adalahmenghitung standar deviasi kelaseksperimen dengan menggunakan rumussebagai berikut.

SD1=√ n1∑ x12−(∑ x1 )

2

n1 (n1−1 )

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia216

Page 234: BAHASTRA - UISU

Winarti Dan Mutia FebriyanaEksperimentasi Strategi Pembelajaran the Power of Two pada Materi Menulis Dongeng dari

Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UMSU

¿√ 28 (208620.17 )−(2377.64 )2

28 (28−1 )

¿√ 5841364.76−5653171.96756

SD1=√ 188192.8756=√248.93=15.77

Dua penghitungan di atas dapatdiketahui bahwa nilai rata-rata mahasiswasebesar 84.91 dengan standar deviasisebesar 15.77. Dengan menggunakanpedoman nilai akhir mahasiswa, makadapat disusun kategori nilai mahasiswaseperti pada tabel berikut.

Kategori Nilai Mahasiswa KelasEksperimen

No.

Rentang

Nilai

Kategori

Jumlah

Persentase

1. 80 – 100

Sangat Baik

16 57.14%

2. 66 – 79

Baik 11 39.28%

3. 56 – 65

Cukup

- -

4. 40 – 55

Kurang

- -

5. < 39 Gagal

1 3.57%

Total 28 99%

Nilai Rata-rata 84.91

Sangat baik

Sebelum menghitung nilai rata-rata, lebih dulu dihitung nilai akhirmahasiswa sehingga dapat dihitung nilairata-rata dan standar deviasinya. Untukmenghitung rata-rata (mean) dan standardeviasi kelas kontrol maka diperlukantabel kerja menghitung rata-rata danstandar deviasi sebagai berikut.

Tabel Kerja Menghitung Nilai Akhir,Nilai Rata-rata, dan

Standar Deviasi Kelas Kontrol

N Nama Skor Nilai X2

o Mentah

Akhir(x)

1 GifiyanDwiA.S.

6 66.66 4443.55

2 PradiniMaharan

i

6 66.66 4443.55

3 NailiSyofa

9 100 10000

4 DwiWulanda

ri

6 66.66 4443.55

5 IraAzzura

A.

6 66.66 4443.55

6 SusilaMarpaun

g

5 55.55 3085.80

7 MilaYossyan

ti

6 66.66 4443.55

8 DyahPutri

Ananda

8 88.88 7899.65

9 Alfirahani

5 55.55 3085.80

10 Tri DiahLestari

R.

6 66.66 4443.55

11 MutiaraSuri

7 77.77 6048.17

12 SitiMawadd

ah

4 44.44 1974.91

13 HijratulMadinah

6 66.66 4443.55

14 BillaDwi

Santika

4 44.44 1974.91

15 SukmaAyu P.

6 66.66 4443.55

16 Mawaddah

Saranate

6 66.66 4443.55

17 EkaPutri A.

5 55.55 3085.80

18 Cindhi 6 66.66 4443.5

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia217

Page 235: BAHASTRA - UISU

Winarti Dan Mutia FebriyanaEksperimentasi Strategi Pembelajaran the Power of Two pada Materi Menulis Dongeng dari

Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UMSUIrana P. 5

19 DindaAyu R.

6 66.66 4443.55

20 NurFadillahLubis

7 77.77 6048.17

Total 120 1333.21

92082.26

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahuibahwa:

N2 = 20

∑x2 = 1333.21 ; ∑x22 = 92082.26

Maka:

x́2=∑ x2n2

=1333.2120

=66.66

Berdasarkan penghitungan di atasdiperoleh nilai rata-rata atau mean sebesar66.66. Langkah selanjutnya adalahmenghitung standar deviasi kelas kontrol,dengan menggunakan rumus sebagaiberikut.

SD2=√ n2∑ x22−(∑ x2 )

2

n2 (n2−1 )

¿√ 20 (92082.26 )−(1333.21 )2

20 (20−1 )

¿√ 1841645.2−1777448.90380

SD2=√ 64196.3380=√168.93=12.99

Berdasarkan dua penghitungan diatas maka dapat diketahui bahwa rata-ratanilai mahasiswa sebesar 66.66 denganstandar deviasi sebesar 12.99.

Kategori Nilai Mahasiswa KelasKontrol

No.

RentangNilai

Kategori

Jumlah

Persentase

1. 80 – 100

Sangat Baik

2 10 %

2. 66 – 79

Baik 13 65 %

3. 56 – 65

Cukup

3 15 %

4. 40 – 55

Kurang

2 10 %

5. < 39 Gagal - -

Total 20 100 %

Rata – rata 66.66

Baik

Berdasarkan penghitungan rata-rata nilai dan standar deviasi masing-masing kelas eksperimen dan kontrol,maka dapat disimpulkan bahwa hasilpenelitian ini memiliki kecendrunganterhadap variabel penelitian. Variabelpenelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh strategi pembelajaran the powerof two terhadap kemampuan menulisdongeng oleh mahasiswa semester Vprogram studi pendidikan BahasaIndonesia FKIP UMSU . Hal ini dapatdilihat dari besarnya nilai rata-rata yangdiperoleh pada kelas eksperimen jikadibandingkan dengan kelas kontrol yaitu(84.91>66.66 ) sehingga dapatdisimpulkan secara garis besar bahwaterdapat pengaruh penggunaan strategipembelajaran the power of two terhadapkemampuan menulis dongeng olehmahasiswa.

Berdasarkan hasil tes yang telah diberikan kepada mahasiswa, diperoleh bahwa jumlah nilai variabel X1 atau yang diajarkan dengan strategi pembelajaran the power of two lebih tinggi dibandingkan jumlah nilai variabel X2 yang diajarkan dengan menggunakan model konvensional.

Dari hasil penelitian hipotesispenelitian di atas, terbukti bahwa “Adapengaruh penggunaan strategipembelajaran the power of two terhadapkemampuan menulis dongeng olehmahasiswa semester V program studipendidikan bahasa Indonesia FKIPUMSU ”. Hal ini dibuktikan berdasarkanperhitungan diketahui kemampuanmenulis dongeng yang diajar denganmenggunakan strategi pembelajaran thepower of twomahasiswa paling banyakmendapat nilai 80-100 yaitu sebesar57.14 % artinya kemampuan mahasiswayang diajar dengan menggunakan strategi

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia218

Page 236: BAHASTRA - UISU

Winarti Dan Mutia FebriyanaEksperimentasi Strategi Pembelajaran the Power of Two pada Materi Menulis Dongeng dari

Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UMSUpembelajaran the power of twoberadatingkat sangat baik dengan nilai rata-rata84.91, sementara menulis puisi yangdiajar dengan menggunakan carakonvensional mendapat nilai rata-rata66.66 dengan posisi baik sebesar 65 %.

SIMPULAN

Hasil penelitian yang dilakukandapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan menulis dongengoleh mahasiswa semester Vprogram studi pendidikan bahasaIndonesia FKIP UMSU jika dilihatdari nilai rata-rata mahasiswa padakelas eksperimen yangmenggunakan strategi pembelajaranthe power of two adalah sebesar84.91 berada pada kategori sangatbaik dan diperoleh persenan sebesar57.14 %.

2. Kemampuan mahasiswamenulis dongeng denganmenggunakan model konvensionaldiketahui berdasarkan nilai rata-ratahasil belajar siswa pada kelaskontrol yaitu sebesar 66.66 beradapada kategori baik dan diperolehsebesar 65 %.

3. Penelitian ini menunjukkanbahwa penggunaan strategipembelajaran the power of twodapat mempengaruhi kemampuanmahasiswa dalam menulis dongeng.Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelaseksperimen dan standar deviasiyang mendukung, sehingga dapatdisimpulkan bahwa penggunaanstrategi pembelajaran the power oftwo memiliki pengaruh yang nyatadan lebih baik terhadap kemampuanmenulis dongeng.

SARANSaran yang dapat dikemukakan dari

hasil penelitian ini adalah:

1. Berdasarkan penelitian yangdilakukan dapat disimpulkan bahwapenggunaan strategi pembelajaran thepower of twodapat direkomendasikandalam proses belajar mengajar diuniversitas-universitas khususnyapada program studi pendidikan bahasadan sastra Indonesia pada mata kuliah

Kajian Sastra Anak Indonesia yangmembahas tentang dongeng.

2. Pemberian tugas denganmenggunakan strategi pembelajaranthe power of twodapat menjaditambahan strategi pembelajaran bagidosen untuk meningkatkan hasilbelajar dan motivasi mahasiswa dalambelajar bahasa dan sastra.

3. Sebagai bahan masukan bagipeneliti lain yang ingin melakukanpenelitian dengan fokus permasalahanyang sama mengenai kemampuanmahasiswa menulis dongeng.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsami. 2013. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Mursini. 2016. Apresiasi danPembelajaran Sastra Anak-anak.Citapustaka Media Perintis: Bandung.

Nurgiyantoro, Burhan. 2017. Sastra AnakPengantar Pemahaman Dunia Anak.Gadjah Mada University:Yogyakarta.

Sugiyono. 2010. Metode PenelitianPendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D. Bandung:Alfabeta.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia219

Page 237: BAHASTRA - UISU

Winarti Dan Mutia FebriyanaEksperimentasi Strategi Pembelajaran the Power of Two pada Materi Menulis Dongeng dari

Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UMSU

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia220

Page 238: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGEMBANGAN MODUL MENULIS CERPEN BERBASIS PROJECT BASEDLEARNING (PJBL)UNTUK SISWA MA AR-RISALAH

Winda NoprinaProgram Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan AdzkiaEmail: [email protected]

Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul menuliscerpen berbasis Project Based Learning (PjBL) yang valid, praktis, danefektif untuk digunakan oleh siswa kelas X MA Ar-Risalah Padang. Subjekpenelitian ini adalah siswa kelas X MA Ar-Risalah Padang yang berjumlahtiga puluh orang. Pemilihan subjek penelitian berdasarkanpertimbangan-pertimbangan tertentu. Penelitian ini merupakan penelitianpengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4D.Pengembangan diawali dengan tahap pendefinisian, perancangan, dandiakhiri dengan pengembangan. Penelitian dimulai pada bulan Desember2015 sampai dengan Maret 2015. Selama penelitian, peneliti berkolaborasidengan guru bahasa Indonesia. Data penelitian yang berbentuk kuantitatifdiperoleh dari penilaian validator ahli, guru dan siswa, dan hasil belajarsiswa. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkansebagai berikut. Pertama, validitas modul menulis cerpen berbasis PjBLyang dikembangkan tergolong sangat valid dengan presentase 95,83%.Kedua, praktikalitas yang dikembangkan tergolong sangat praktis denganpresentase 91,83% dan 81,43%. Ketiga, efektivitas modul menulis cerpenberbasis PjBL yang dikembangkan tergolong sangat efektif denganpersentase penilaian pada aktivitas siswa yakni 90,33%. Sebanyak 83,3%dari 30 siswa telah mendapatkan nilai menulis cerpen melebihi KKM. Jadi,modul yang telah dikembangkan dapat digunakan sebagai bahan ajar didalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya untuk materi menuliscerpen.Kata Kunci: modul, project based learning, cerpen

Abstract.This research is purposed to create a valid, practical, andeffective modul of short story writing based on Project Based Learning(PjBL) for students of X class MA Ar-Risalah Padang. The subject of thisresearch was students of X class MA Ar-Risalah Padang that amounted to30 students. Research subject was selected with certain considerations.This research was development research by 4D development model. Thedevelopment was began with definition and planning stages, and ended bydevelopment stage. This research was conducted from December 2014 toMarch 2015. During research, writer was collaborated with Indonesianlanguage teacher. Research data was qualitative data which obtained fromvalidation assessment of expert, teacher and student, and also student’slearning outcomes. Based on data analysis and discussion, it can be drawnsome conclusions. First, validation of short story modul construction basedon PjBL is valid with percentage of 95.83%. Second, practicality of shortstory modul that being developed is highly practical with percentage of91.83% and 81.43%. Third, effectiveness of short story modul constructionbased on PjBL is very effective with assessment percentage in studentactivities is 90.33%. There is 83.3% of student have learning scores beyondKKM score. Therefore, modul that being developed in this research isapplicable as learning material in Indonesian language learning especiallyfor short story writing subject.Keywords: module, project based learning, short strory

PENDAHULUANKeterampilan menulis merupakan

keterampilan yang sangat penting dalamkehidupan manusia. Pada kelas XSMA/MA, menulis cerpen menjadiketerampilan yang harus dikuasai siswa.Peraturan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia No. 23 Tahun 2006

menyebutkan bahwa salah satu StandarKompetensi Lulusan (SKL) siswaSMA/MA pada mata pelajaran bahasaIndonesia aspek menulis adalah mampumenggunakan berbagai jenis wacana tulisuntuk mengungkapkan pikiran, perasaan,dan informasi dalam bentuk cerpen.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 232

Page 239: BAHASTRA - UISU

Winda NoprinaPengembangan Modul Menulis Cerpen Berbasis Project Based Learning (PJBL)

untuk Siswa MA Ar-RisalahMenulis cerpen menjadi salah satu

SKL yang harus dicapai siswa.Padakenyataannya, SKL tersebut sulit untukdipenuhi.Berdasarkan observasi awal danwawancara dengan guru mata pelajaranBahasa Indonesia yang dilaksanakan pada17 September 2014 di MA PerguruanIslam Ar-Risalah Padang, terdapatbeberapa masalah yang dihadapi olehsiswa dan guru dalam pembelajaranmenulis cerpen.

Nilai menulis cerpen siswatergolong rendah. Rata-rata nilai siswakurang dari KKM 70, yakni 60,17.Rekapitulasi nilai menulis cerpen siswasebelum dilakukan penelitian dapat dilihatpada lampiran 54.Tingkat keberhasilandari empat indikator yang digunakanuntuk mengukur keterampilan menuliscerpen siswa adalah sebagai berikut.Tingkat keberhasilan siswa dalammenarasikan alur adalah 82 % dengankategori baik, mendeskripsikan latarmencapai persentase 76,67 % dengankategori baik, menggambarkanperwatakan tokoh adalah 52 % dengankategori hampir cukup dan ketepatanpenggunaan ejaan 27,33 % dengankategori buruk.

Permasalahan dalam menuliscerpen tersebut tidak hanya dihadapi siswaKelas X MA Ar-Risalah Padang, Nuraini(2013:13) menyatakan bahwapermasalahan serupa dialami oleh siswaSMA Negeri 3 Sukoharjo.Pembelajaranmenulis cerpen kurang diminati karenadianggap sulit dan membosankan.Siswamalas memperhatikan informasi yangdisampaikan oleh guru.Sebagian besarsiswa bercanda, bosan, bahkanmengantuk, walaupun beberapa siswatetap memperhatikan informasi yangdiberikan oleh guru. Kegiatanpembelajaran membosankan karena prosespembelajaran tersebut konvensional,pembelajaran hanya berpusat pada guru.Meskipun guru juga berinisiatifmenggunakan metode diskusi, namunproses pembelajaran tetap kurangmaksimal.

Pembelajaran dengan metodekonvensional juga dilakukan oleh guru diMA Ar-Risalah Padang. Konsep-konsepcerpen dan indikator menulis cerpenseperti cara menarasikan alur,mendeskripsikan latar, menggambarkan

tokoh dan perwatakan dipaparkan melaluiceramah. Pembelajaran dilanjutkandengan membaca cerpen dan kemudiansiswa menjawab pertanyaan seputar isicerpen atau menganalisis unsur intrinsikdan unsur ekstrinsik cerpen. Prosespembelajaran tersebut memilikikelemahan karena siswa kurang aktifdalam proses pembelajaran.

Tukiman (2007:153) mengatakanbahwa metode konvensionalmenghasilkan pembelajaran dengankarakteristik sebagai berikut: guru sangatdominan dan murid menjadi pasif. Dengankondisi yang demikian, guru seolah-olahmenjadi orang yang pandai di dalam kelassedangkan siswa dianggap sebagai pihakyang belum tahu apa-apa. Oleh karena itusiswa hanya menerima apa yang diberikanguru tanpa mengetahui bagaimanamemperoleh hal itu akibatnya situasi kelasmenjadi pasif.

Di samping itu, keterbatasanwaktu pembelajaran menulis cerpen, 2x40menit dalam satu pertemuan, membuatguru sulit mengoptimalisasi praktikmenulis cerpen. Kurangnya praktikmenulis menjadi fakta tambahan yangmenyebabkan kurang terampilnya siswadalam menulis.Siswa pada madrasahaliyah, dituntut untuk mampumengekspresikan gagasan, pikiran,pendapat, dan pengalaman menjadi suaturangkaian berbahasa tulis yang teratur,sistematis, dan logis.

Berdasarkan pengamatan terhadapbuku teks yang digunakan guru,ditemukan bahwa buku teks memilikikelemahan.Dari segi isi, materi menuliscerpen hanya memuat materi secarasingkat.Indikator dan tujuan pembelajaranhanya dapat dipahami siswa secaraabstrak. Dari segi kebahasaan, buku tekstersebut menggunakan bahasa yang kaku.Pemaparan materi dalam buku hanyamampu dipahami sekilas olehsiswa.Nurhasanah, S. Pd. mengungkapkanbahwa buku teks belum memadai untukdigunakan sebagai bahan ajar. Untuk itu,dia menambah bahan lain yang bersumberdari internet untuk kemudian dicatatsiswa.

Buku teks belum sesuai dengankarakter masing-masing daerah atausekolah.Contoh-contoh yang dimuat

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia226

Page 240: BAHASTRA - UISU

Winda NoprinaPengembangan Modul Menulis Cerpen Berbasis Project Based Learning (PJBL)

untuk Siswa MA Ar-Risalahbelum dekat dengan kehidupan siswakhususnya kehidupan pesantren.Warnayang digunakan pun monoton, yakni hitamdan abu-abu.Dari segi penyajian bukutersebut juga tidak memakai metodepembelajaran yang khusus.

Pembelajaran dengan metodekonvensional dan bersumber pada bukuteks terbukti kurang efektif dalammeningkatkan ketertarikan siswa padapembelajaran menulis cerpen. Metodepembelajaran dan bahan ajar seharusnyadisesuaikan dengan karakteristik siswadan kultur yang lebih spesifik.Berdasarkan wawancara dengan siswapada peringkat tinggi dan rendah padakelas X Istambul, siswa mengakui bahwamereka merasa kesulitan untuk menuliscerpen.

Berdasarkan paparanpermasalahan di atas, penelitian ini lebihmemfokuskan solusi pada pengembanganbahan ajar/modul dan penggunaan metodepembelajaran.Dalam pembelajaranmenulis cerpen, guru dapat menggunakanberbagai metode pembelajaran.Metodepembelajaran yang digunakan dalampembelajaran juga sangat mempengaruhipencapaian tujuan pengajaran menuliscerpen. Metode pembelajaran mempunyaiperanan yang sangat penting dalam prosesbelajar dan mengajar. Pemilihan metodepembelajaran dalam pembelajaran sastradapat menciptakan situasi pembelajaranyang berkualitas dan diharapkan sikapyang positif dari siswa untuk menyelamipenulisan cerpen.Oleh sebab itu, perluupaya perubahan pengajaran denganmengembangkan modul menulis cerpendengan menggunakan metodepembelajaran tertentu.

Salah satu metode pembelajaranyang dianjurkan adalah metode ProjectBased Learning (PjBL).Melalui metodepembelajaran ini, siswa akan dapatdiharapkan menjadi aktif menyelidiki(belajar) dengan menyajikan dunia nyata(bukan abstrak) kepada mereka. Di dalammetode pembelajaran ini, siswa dapatbekerja secara tim (berkelompok)kooperatif atau mandiri, merinci denganbaik proses penyelesaian proyekcerpennya. Metode ini dapat mengubahpemikiran faktual semata menjadipemikiran yang lebih kritis dan analitis.

Metode PjBL merupakan salahsatu metode pembelajaran yang dapatdigunakan oleh guru sehingga secaraotomatis guru berarti juga menggunakanpendekatan saintifik (scientific approach)dalam pembelajarannya. Melaluipendekatan saintifik ini siswa akan diajak‘meniti jembatan emas’ sehingga ia tidakhanya mendapatkan ilmu pengetahuan(knowledge) semata tetapi juga akanmendapatkan keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan dalamkehidupannya kelak. Saat belajarmenggunakan metode PjBL ini, siswadapat berlatih menalar secara induktif(inductive reasoning).

Made Wena (2010:145)menambahkan PjBL adalah sebuahmetode pembelajaran yang inovatif, danlebih menekankan pada belajarkontekstual melalui kegiatan-kegiatanyang kompleks. Sementara itu, Joel LKein et. al (2009) menjelaskan bahwaPjBL adalah strategi pembelajaran yangmemberdayakan siswa untuk memperolehpengetahuan dan pemahaman baruberdasar pengalamannya melalui berbagaipresentasi.

Dari berbagai penjelasan tentangpengertian PjBL di atas, dapatdisimpulkan bahwa PjBL merupakanmetode belajar yang menggunakan proyeksebagai langkah awal dalammengumpulkan dan mengintegrasikanpengetahuan baru berdasarkanpengalamannya dalam beraktivitas secaranyata.Siswa melakukan eksplorasi,penilaian, interpretasi, sintesis, daninformasi untuk menghasilkan berbagaibentuk hasil belajar.Pembelajarandilakukan dengan fokus proyek sebagaihasil belajar.

Pada pelaksanaannya, langkah-langkah pelaksanaan PjBLdapat dijelaskansebagai berikut. (1) Penentuan pertanyaanmendasar (Start With the EssentialQuestion), (2) mendesain perencanaanproyek (Design a Plan for the Project), (3)menyusun Jadwal (Create a Schedule), (5)memonitor siswa dan kemajuan proyek(Monitor the Students and the Progress ofthe Project), (6) menguji hasil (Assess theOutcome), (7) mengevaluasi pengalaman(Evaluate the Experience).

Keunggulan metode ini adalah (1)siswa menjadi pembelajar aktif; (2)pembelajaran menjadi lebih interaktif atau

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia227

Page 241: BAHASTRA - UISU

Winda NoprinaPengembangan Modul Menulis Cerpen Berbasis Project Based Learning (PJBL)

untuk Siswa MA Ar-Risalahmultiarah; (3) pembelajaran menjadistudent centred; (4) guru berperan sebagaifasilitator; (5) mengembangkankemampuan berpikir tingkat tinggi siswa;(6) memberikan kesempatan siswamemanajemen sendiri kegiatan atauaktivitas penyelesaian tugas sehinggamelatih mereka menjadi mandiri; (7) dapatmemberikan pemahaman konsep ataupengetahuan secara lebih mendalamkepada siswa.

Metode pembelajaran PjBL inidapat diterapkan untuk meningkatkanketerampilan menulis cerpen karena sesuaidengan hakikat dan tujuan pembelajaranuntuk siswa MA.Metode ini dapatmewujudkan situasi belajar sastra yangtidak menjenuhkan sehingga siswa dapatmengekspresikan dirinya terhadappenulisan teks cerpen secara penuh.

Nasution (2003:205)mengemukakan modul dapat dirumuskansebagai: suatu unit yang lengkap yangberdiri sendiri dan terdiri atas suaturangkaian kegiatan belajar yang disusununtuk membantu siswa. Depdiknas (2008),mengemukakan tujuan pembelajaranmodul adalah sebagai berikut:

“1) Memperjelas danmempermudah penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbal,2) Mengatasi keterbatasan waktu,ruang, dan daya indera, baik siswamaupun guru/instruktur, 3) Agardapat digunakan secara tepat danbervariasi, seperti untukmeningkatkan motivasi dan gairahbelajar, 4) Mengembangkankemampuan dalam berinteraksilangsung dengan lingkungan dansumber belajar lainnya yangmemungkinkan siswa belajarsecara mandiri sesuai kemampuandan minatnya, 5) Memungkinkansiswa dapat mengukur ataumengevaluasisendiri hasilbelajarnya.”

Hasanuddin dan Muhardi (2006:6)mengatakan cerpen adalah cerita yangditulis secara singkat dan pendek, dalamcerpen dikemukakan satu permasalahansaja yakni dengan mengungkapkan sebuahpermasalahan disertai dengan faktorpenyebab dan akibatnya. Sementara Jassin(dalam purba, 2010: 49) menyatakan

bahwa cerpen adalah cerita pendek, lebihjauh ia mengungkapkan bahwa dalammendefenisikan cerita pendek ini orangboleh bertengkar, tetapi cerita yang seratushalaman panjangnya sudah tentu tidakbisa disebut cerita pendek dan memangtidak ada cerita pendek yang demikianpanjangnya.

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan tujuan penelitian,yaitu untuk menghasilkan produk berupamodul menulis cerpen berbasis ProjectBased Learning (PjBL) yang valid,praktis, dan efektif maka penelitian inidigolongkan pada penelitianpengembangan (Research andDevelopment/R&D). Sugiyono (2012:297)mengatakan bahwa metode penelitian danpengembangan (research anddevelopment) adalah metode yangdigunakan untuk menghasilkan produktertentu dan menguji keefektifan produktersebut.Dalam penelitian pengembanganini digunakan model 4D (Four-D Model)yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk(dalam Trianto, 2010:93). Modelpengembangan 4-D dilakukanmenggunakan 4 tahap, yaitu (1)pendefenisian (define), (2) perancangan(design), (3) pengembangan (develop),dan (4) penyebaran (disseminate).Penelitihanya melaksanakan tahap pertama hinggakeempat karena keterbatasan waktu danbiaya.Subjek penelitian adalah 30 siswa diKelas X MA Ar-Risalah Padang.Jenis datapenelitian adalah data kualitatif dankuantitatif.Instrumen pengumpul dataterdiri dari angket validasi modul, angkaetpraktikalitas modul, lembar obserbasiaktivitas siswa, dan soal tes unjuk kinerjamenulis cerpen.Teknik analisis data yakni,analisis validitas modul oleh pakar,analisis kepraktisan modul oleh guru dansiswa, dan analisis efektifitas modul.

PEMBAHASANPenelitian pengembangan ini

menghasilkan sebuah bahan ajar berupamodul menulis cerpen berbasis ProjectBased Learning (PjBL).Desain ataurancangan modul menulis cerpen yangdikembangkan telah disesuaikan denganstruktur pembuatan modul.Untukmendapatkan model yang valid, praktisdan efektif, maka dilakukan uji validitas,praktikalitas, dan efektivitas.Validasisangat penting untuk mengetahui validitas

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia228

Page 242: BAHASTRA - UISU

Winda NoprinaPengembangan Modul Menulis Cerpen Berbasis Project Based Learning (PJBL)

untuk Siswa MA Ar-Risalahmodul sebelum diujicobakan dalampembelajaran.Selain itu, validasi sangatpenting untuk mendapatkan penilaianterhadap modul. Hal ini sesuai denganpendapat Daryanto (2013:22) yangmenyatakan bahwa validasi merupakanproses untuk menguji kesesuaian moduldengan kompetensi yang menjadi tujuanbelajar. Modul yang telah dirancangdivalidasi oleh pakar.Pakar yangmemvalidasi adalah dosen UniversitasNegeri Padang.Kegiatan validasidilakukan dengan mengisi lembar validasidan diskusi dengan validator.Modul yangdivalidasi harus memenuhi kriteriakevalidan dari segi penyajian, kelayakanisi, kelayakan kebahasaan, dankegrafikaan.Keempat aspek validitastersebut dikemukakan dalam bukuDepdiknas, (2008:28) dan Lestari(2013:105).

1. Validasi Modul Menulis CerpenBerbasis Project Based Learning (PjBL)

Berdasarkan analisis yangdilakukan pada angket validasi modul,skor yang diperoleh adalah 460. Nilaivaliditas modul pembelajaran yangdikembangkan mencapai tingkat 95,83 %.Kategori kevalidan adalah sangatvalid.Hal ini menunjukkan bahwa modulmenulis cerpen berbasis PjBL telah dapatuntuk diujicobakan.Keempat aspek yangada di dalam modul yaitu, aspekkelayakan isi, kelayakan kebahasaan,kelayakan penyajian, dan kelayakankegrafikaan sudah valid.Berikut diuraikannilai persentase masing-masing aspekkelayakan tersebut.

Berdasarkan analisis yangdilakukan pada angket validasi modulpada aspek kelayakan isi, maka modulpembelajaran yang dikembangkankhusunya pada aspek kelayakan isimencapai tingkat 96,88 %. Kategorikevalidan modul dari aspek kelayakan isiadalah sangat valid.Ketepatan moduldengan kurikulum, ketepatan konsep, dansubstansi modul telah baik.

Persentase aspek kelayakankebahasaan mencapai tingkat 95,31 %.Kategori kevalidan modul dari aspekkelayakan kebahasaan adalah sangat valid.Tata kalimat, ide dan gaya penyampaiandalam modul sudah baik.

Berdasarkan analisis yangdilakukan pada angket validasi modulpada aspek kelayakan penyajian, makamodul pembelajaran yang dikembangkankhususnya pada aspek kelayakanpenyajian mencapai tingkat 100 %.Kategori kevalidan modul dari aspekkelayakan penyajian adalah sangatvalid.Penyajian sudah sesuai denganStandar Kompetensi (SK), KompetensiDasar (KD), indikator dan tujuanpembelajaran.

Berdasarkan analisis yangdilakukan pada angket validasi modulpada aspek kelayakan kegrafikaan, makamodul pembelajaran yang dikembangkankhususnya pada aspek kelayakankegrafikaan mencapai tingkat 86,9 %.Kategori kevalidan modul dari aspekkelayakan kegrafikaan adalah sangat valid.

2. Praktikalitas Modul MenulisCerpen berbasis Project Based Learning(PjBL)

Kepraktisan modul menuliscerpen berbasis PjBL diketahui setelahmelakukan uji coba lapangan. MenurutDaryanto (2013:51−52) uji coba yangdimaksud adalah mengujicobakan drafmodul menulis cerpen berbasis PjBL yangtelah divalidasi kepada beberapa orangsampel sasaran belajar. Dalam penelitianini, yang menjadi sampel kepraktisanmodul menulis cerpen berbasis PjBLadalah guru dan siswa kelas X MA Ar-Risalah Padang. Uji praktikalitas inidilakukan setelah guru dan siswamenggunakan dan mempelajari modulmenulis cerpen berbasis PjBL. Guru dansiswa diminta untuk mengisi angketpraktikalitas modul menulis cerpenberbasis PjBL. Dengan demikian, hasilkepraktisan modul menulis cerpenberbasis PjBL terdiri atas dua macam,yaitu kepraktisan modul menulis cerpenberbasis PjBL oleh guru dan kepraktisanmodul menulis cerpen berbasis PjBL olehsiswa. Kedua hal tersebut dijelaskanberikut ini.

a. Praktikalitas Modul MenulisCerpen Berbasis Project BasedLearning (PjBL) oleh Guru/Praktisi

Apabila dilihat dari hasil analisisterhadap angket praktikalitas oleh

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia229

Page 243: BAHASTRA - UISU

Winda NoprinaPengembangan Modul Menulis Cerpen Berbasis Project Based Learning (PJBL)

untuk Siswa MA Ar-Risalahguru/praktisi, maka dapat disimpulkanbahwa modul menulis cerpen berbasisPjBL yang berjudul Kreatif MenulisCerpen untuk MA Ar Risalah mudahdigunakan dalam pembelajaran menuliscerpen. Waktu yang telah ditetapkan didalam kurikulum sesuai dengan yangditetapkan di dalam modul menulis cerpenberbasis PjBL. Hal ini dapat dilihat darihasil praktikalitas oleh guru sebesar 92,65.Dengan demikian, dapat disimpulkanbahwa modul menulis cerpen berbasisPjBL yang telah dikembangkan mudahdigunakan oleh guru dalam pembelajaran,dan senang memakainya karena gayapenyajian menarik dan materi yangdisajikan juga bagus. Pembelajaranmenggunakan modul menulis cerpenberbasis PjBL lebih efektif dan efisiensehingga dapat membantu gurumenyampaikan pelajaran sekaligusmengefektifkan waktu.Secara ekonomis,modul menulis cerpen berbasis PjBLmudah dibawa. Dengan demikian,permasalahan dalam pembelajaranmenulis cerpen di kelas dapat teratasidengan menggunakan modul menuliscerpen berbasis PjBL yang telahdikembangkan.

b. Praktikalitas Modul MenulisCerpen Berbasis Project BasedLearning (PjBL) oleh Siswa

Jika dilihat dari segi kepraktisanmenurut penilaian siswa, maka modulmenulis cerpen berbasis PjBL yangberjudul Kreatif Menulis Cerpenberkategori sangat praktis. Hal inididasarkan pada hasil analisis angketpraktikalitas oleh siswa sebesar 81,43dengan kategori sangat praktis. Pernyataantersebut didukung oleh pernyataanRiduwan (2012:15) yang menyatakanbahwa interval 81– 100 termasuk dalamkategori sangat praktis.Jika dikaitkandengan indikator kepraktisan, dapatdiartikan bahwa modul menulis cerpenberbasis PjBL yang telah dikembangkanmudah digunakan oleh siswa dalambelajar.Penyajian modul menulis cerpenberbasis PjBL yang menarik dan lengkapmemudahkan siswa menggunakannyadalam pembelajaran.Selain itu, kualitasmodul menulis cerpen berbasis PjBL yangbagus menjadikan siswa senangmenggunakannya.Modul menulis cerpen

berbasis PjBL juga memiliki nilaiekonomis yang mudah dibawa.

Berdasarkan hasil analisiskepraktisan modul menulis cerpenberbasis PjBL oleh guru dan siswa, dapatdikemukakan bahwa modul menuliscerpen berbasis PjBL yang telahdikembangkan dapat digunakan oleh gurudan siswa dalam pembelajaran menuliscerpen. Hal ini didasarkan pada hasil ujikepraktisan yang menunjukkan bahwamodul menulis cerpen berbasis PjBL yangdikembangkan berkategori sangat praktis.Dengan kata lain, modul menulis cerpenberbasis PjBLmenulis cerpen mudahdigunakan oleh guru dan siswa dalampembelajaran.

3. Efektivitas Modul menulis cerpenberbasis Project Based Learning (PjBL)

Setelah melakukan uji kepraktisanterhadap modul menulis cerpen berbasisPjBL yang dikembangkan, maka dianalisishasil efektivitas modul menulis cerpenberbasis PjBL. Hasil efektivitas tersebutbersumber dari hasil pengamatan observerterhadap aktivitas siswa selamamempelajari modul menulis cerpenberbasis PjBL, dan hasil belajar siswaterhadap tes yang diberikan setelahmempelajari modul menulis cerpenberbasis PjBL. Untuk lebih jelas, keduahal tersebut akan dijelaskan berikut ini.

a. Aktivitas Siswa

Selama proses pembelajaranmenggunakan modul menulis cerpenberbasis PjBL, aktivitas siswa selaludiamati. Indikator aktivitas yang menjadisasaran pengamatan berjumlah 5kegiatan.Lima kegiatan indikator tersebutdipaparkan sebagai berikut.Pertama,perhatian siswa terhadap pembelajarandengan menggunakan modul.Kedua, siswamenuliskan peristiwa yang dialaminyaberdasarkan ilustrasi yang ada dalammodul.Ketiga, siswa mengerjakan semuauji pemahaman dan uji kinerja dalammodul.Keempat, siswa mengerjakanrefleksi jurnal siswa yang terdapat padaakhir kegiatan pembelajaranmodul.Kelima,siswa mencocokkanjawaban dengan intisari jawaban yang adauntuk mengetahui tingkat pemahamannyaserta menilai sendiri pekerjaannya sesuaidengan rubrik penilaian yang disediakandalam modul.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia230

Page 244: BAHASTRA - UISU

Winda NoprinaPengembangan Modul Menulis Cerpen Berbasis Project Based Learning (PJBL)

untuk Siswa MA Ar-RisalahObsever aktivitas siswa diamati

oleh peneliti sendiri dan observerlainnya.Untuk memudahkan pengamatanobserver membagi kelas uji coba membuatdalam bentuk kelompokpengamatan.Pembagian tersebutdidasarkan pada tempat duduk siswa.

Berdasarkan hasil analisis angketobservasi, diperoleh hasil bahwa secaraumum, aktivitas siswa tergolong sangataktif.Namun demikian, ada satu aktivitasyang kurang aktif.Aktivitas tersebutadalah mengisi refleksi jurnal pada bagianakhir.Pada bagian ini, siswa kadang-kadang mengalami kesulitan menuangkankonsep-konsep yang ada dalam pikirannyadalam bentuk tulisan.Akan tetapi, haltersebut bukan berarti bahwa siswa tidakmampu merumuskan masalah. Hanyaproses perumusan masalah membutuhkanwaktu yang agak lama bagi siswa.Berdasarkan hasil analisis aktivitas siswa,dapat disimpulkan bahwa modul menuliscerpen berbasis PjBL yang berjudulKreatif Menulis Cerpen sangat efektifdengan rata-rata nilai aktivitas sebesar90,33% dengan kriteria sangat tinggi dantingkat keberhasilan sangat berhasil.Dengan demikian, modul menulis cerpenberbasis PjBL dapat digunakan dalampembelajaran menulis cerpen secarakhusus, dan pembelajaran bahasaIndonesia secara umum.

b. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dalammempelajari materi menulis cerpen dapatdilihat dari tes yang diberikan kepadasiswa. Berdasarkan analisis hasil analisisskor dan nilai tes untuk kerja, diperolehkesimpulan bahwa siswa kelas uji cobasecara umum berada pada kualifikasi Baik(B) dengan rata-rata nilai sebesar 73,58.Nilai rata-rata tersebut telah memenuhisyarat ketuntasan dalam mempelajarimodul menulis cerpen berbasis PjBL,yaitu >70.Angka tersebut meningkat darinilai menulis cerpen siswa sebelummenggunakan modul yang hanyamencapai rata-rata 60, 17.

Dilihat dari kemampuan secaraindividu, masih terdapat 1 orang siswayang belum dinyatakan tuntas berdasarkankriteria belajar melalui Modul menuliscerpen berbasis PjBL. Ketidaktuntasan inidisebabkan oleh nilai yang belummemenuhi kriteria ketuntasan minimal

mempelajari modul menulis cerpenberbasis PjBL. Siswa yang belummemenuhi kriteria memiliki nilai rendahkarena belum menguasai konsep materipembelajaran cerpen dan belum terlatihdalam menulis.

Secara keseluruhan, kekurangansiswa pada menulis cerpen ini terletakpada penulisan tanda baca dan ejaan yangdisempurnakan (EyD). Namun demikian,kekurangan siswa pada aspek tersebuttidak memengaruhi nilai rata-rata yangdiperoleh sehingga secara keseluruhan,siswa berhasil mempelajari modul menuliscerpen berbasis PjBL, dan modul menuliscerpen berbasis PjBL yang dikembangkantergolong efektif.Persentase tiap aspekdapat dijelaskan sebagai berikut. Padaaspek kemampuan siswa menarasikan alurcerita sebesar 97,33 dengan kualifikasibaik sekali, pada aspek kemampuan siswamenggambarkan tokoh dan perwatakannyadalam cerita 94,22 dengan kategori baiksekali, pada aspek kemampuan siswamendeskripsikan latar cerita 68,11 dengankualifikasi cukup, pada aspek kemampuansiswa mendayagunakan kebahasaan dalammenulis cerpen yang meliputi pilihan kata,ejaan, gaya bahasa 50,33 dengan kategorikurang, pada aspek kemampuan siswamemperhatikan format/grafika dalammenulis cerpen 86 dengan kualifikasi baiksekali.

Setelah uji validitas, ujipraktikalitas, dan uji efektivitasdideskripsikan, dapat dikemukakan bahwamodul menulis cerpen berbasis PjBLdengan judul menulis cerpen yangberbasis PjBL termasuk dalam kategorisangat valid karena nilai validitas sebesar95,83%. Modul menulis cerpen berbasisPjBL praktis karena nilai kepraktisanmodul menulis cerpen berbasis PjBL olehguru sebesar 81,43%, dan nilaikepraktisan modul menulis cerpenberbasis PjBL oleh siswa sebesar 92,65%.Selanjutnya, modul menulis cerpenberbasis PjBL dikatakan efektif karenanilai hasil belajar siswa mengerjakan tesunjuk kerja rata-rata 73,58 di atas KKM70 dengan kualifikasi Cukup (C). Ituberarti bahwa guru dan siswa dapatmenggunakan modul menulis cerpenberbasis PjBL tersebut pada pembelajaranmenulis cerpen secara khusus, danpembelajaran bahasa Indonesia secaraumum. Kesimpulan tersebut secara

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia231

Page 245: BAHASTRA - UISU

Winda NoprinaPengembangan Modul Menulis Cerpen Berbasis Project Based Learning (PJBL)

untuk Siswa MA Ar-Risalahkeseluruhan didasarkan pada pendapatRiduwan (2012:15) yang menyatakanbahwa nilai yang berada pada interval81−100 berkategori sangat valid danpraktis.Sementara itu, Nurgiyantoro(2001:400) mengemukakan bahwa nilaisiswa yang berkategori baik berada padatingkat penguasaan 76 – 85.MenurutDimyati dan Mudijono (2006:125),aktivitas siswa berada pada kriteria sangataktif apabila persentase keaktifan beradapada 76−100.

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dalam penelitian ini makadapatdisimpulkan sebagaiberikut.Pertama, Modul menulis cerpenberbasis Project Based Learning (PjBL)untuk siswa kelas X MA Ar-RisalahPadangyang dirancang tergolong sangatvalid.Dengan begitu, modul menuliscerpen telah bisa digunakanoleh guru dansiswa.Kevalidan modul menulis cerpen itutergambar dari empat aspek, yaknisebagaiberikut.Dari aspek kelayakan isitergambar bahwa modul menulis cerpenyang dibuat telah merujukpada SK, KD,dan indikator yang ada di dalam KTSPdan pembelajaran yangdisajikan telahmencantumkan tahap PjBL. Denganbegitu, materi yangada di dalam modulmenulis cerpen dapat digunakan gurudalam pembelajaran khususnyapadamateri menulis cerpen. Dari aspekkelayak bahasa tergambar modul menuliscerpen yangdibuat telah sesuai denganEYD, mudah dipahami oleh peserta didik,danmembangkitkan semangat siswa dalambelajar.Dengan begitu, dari segi bahasamodul menulis cerpen dapat digunakanoleh guru dan siswa.Dari aspek kelayakpenyajian, tergambar bahwa modulmenulis cerpen yang dibuat sesuaidengankurikulum, mudah dipahami siswa,meningkatkan semangat siswa, dansesuaidengan kemajuan zaman.Dengan begitudari segi penyajian modul menulis cerpendapatdigunakan oleh guru dan siswa.Dariaspek kegrafikaan, tergambar bahwamodul menulis cerpen yangtelahdirancang mudah dibaca dan dapatmembangkitkan aktivitas siswa.Denganbegitu dari segi kegrafikan modul menuliscerpen telah dapat digunakan oleh gurudan siswa.

Kedua, Modul menulis cerpenberbasis PjBLpada materi menulis cerpen

kelas X MA yang dirancang tergolongsangatpraktis. Dengan begitu Modulmenulis cerpen telah bisa gunakan olehguru dan siswa.KepraktisanModul menuliscerpen itu tergambar dari dua aspek, yaknisebagai berikut.Dari aspek kemudahandalam penggunaan tergambar bahwamodul menulis cerpen mudahdigunakanoleh guru dan siswa. Guru tidak perlu lagimencari referensi lain dalampembelajarankarena materi yang ada di dalam modulmenulis cerpen telah jelas danmudahdipahami. Siswa bisa belajardengan mudah walaupun tidak ada gurudan siswa bisabelajar di mana saja.Dariaspek kesesuaian dengan waktu,tergambar bahwa modul menulis cerpenyang dirancang telah sesuai dengan waktuyang ditetapkan di dalam kurikulum 2006atau KTSP.

Ketiga, modul menulis cerpenberbasis PjBL pada materi menulis cerpenkelas X MA yang dirancang tergolongsangat efektif untuk membangkitkanaktivitas dan hasil belajar siswa.Hal itutergambar dari pengamatan yangdilakukan observer yang menyatakanbahwa sewaktu belajar menggunakanmodul menulis cerpen semua siswaterlihat aktif dan hasil yang didapat secaraumum berkategori baik.

Penelitian pengembangan ini telahmenghasilkan produk berupa modulmenulis cerpen berbasis project basedlearning (PjBL) pada materi menuliscerpen untuk siswa kelas X MA yangvalid, praktis, dan efektif. Dengan telahdihasilkan modul menulis cerpen yangvalid, praktis, dan efektif berarti modulmenulis cerpen ini telah bisa digunakanuntuk pembelajaran bahasa Indonesiakhususnya pada materi menulis cerpendan kepada siswa yang mempunyaikarakteristik sama dengan subjekpenelitian ini.

Berdasarkan simpulan penelitianini maka didapat saran-saran yang sesuaidengan dengan hasil penelitian sebagaiberikut.Pertama, kepala sekolah hendaklahmenyarankan guru-guru membuat bahanajar sendiri untuk pembelajaran agarpembelajaran lebih bermakna. Kedua,guru hendaklah menggunakan modulmenulis cerpen ini di dalam pembelajarankarena modul menulis cerpen ini dapatmeningkatkan aktivitas dan hasil belajarsiswa, guru dapat juga mengikuti

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia232

Page 246: BAHASTRA - UISU

Winda NoprinaPengembangan Modul Menulis Cerpen Berbasis Project Based Learning (PJBL)

untuk Siswa MA Ar-Risalahpetunjuk penggunaan modul menuliscerpen dengan benar dan kemudianmembuat bahan ajar dengan materi yangberbeda. Ketiga, siswa hendaklahmenggunakan modul menulis cerpen yangtelah dikembangkan di dalampembelajaran, membaca modul menuliscerpen dengan teliti, mengikuti petunjukdan langkah kerja yang ada di dalammodul menulis cerpen, dan mengerjakansemua soal yang ada di dalam modulmenulis cerpen. Keempat, penelitiselanjutnya dapat menggunakan hasilpenelitian ini sebagai penelitian yangrelevan dan jika ingin mengembangkanbahan ajar kembangkanlah bahan ajardengan materi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKABadan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pendidikan danPenjaminan Mutu Pendidikan(BPSDMPK). 2013.Pembelajaran Berbasis Proyek/Project Based Learning. Jakarta:Kemendibud.

Depdiknas.2008. PanduanPengembangan BahanAjar.Jakarta: DirektoratPembinaan Sekolah MenengahAtas.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar danPembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.

Hasanuddin dan Muhardi. 2006. ProsedurAnalisis Fiksi: ajianStrukturalisme. Padang: CitraBudaya Indonesia.

Kemp, Jerrol. 1994. Proses PerancanganPengajaran. Bandung: ITBBandung.

Nuraini, Oktaviana. 2013. “Penerapanteknik Transformasi Lagu untukMeningkatkan KeterampilanMenulis Cerpen Siswa SMA”.BASASTRA Jurnal PenelitianBahasa, Sastra Indonesia danPengajarannya, 2 (2): 1-16.

Nurgiantoro, Burhan. 2010. Penilaiandalam Pengajaran Bahasa danSastra. Yogyakarta:BPFEYogyakarta.

Riduwan.2012. Skala PengukuranVariabel-variabelPenelitian.Bandung: Alfabeta.

Trianto.2009. Mendesain ModelPembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Trianto. 2012. Model-modelPembelajaran Terpadu. Jakarta:Bumi Aksara.

Tukiman. 2007. "MeningkatkanKemampuan Menulis Cerpendengan Pendekatan PembelajaranTerpadu (Studi pada Siswa KelasXII IPA-3 SMA N 1 Mojolaban)".Jurnal Pendidikan, 16 (2) :151-163.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia233

Page 247: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

KAJIAN MATERI PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA MENUJU REVOLUSI 4.0

Lisa Septia Dewi Br.GintingUniversitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan

[email protected]

Abstrak. Tujuan makalah ini menjelaskan kajian materi dan caramenghadapi revolusi 4.0 untuk pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Materi yang ada di dalam kurikulum 2013 sudah sesuai dengan yangdibutuhkan dunia nyata, tinggal saja faktor yang sangat mendukungseperti guru yang inovatif dalam memilih pendekatan sesuai denganmateri, kelengkapan sarana dan prasaran dan juga kekampuan guru dalammenggunakan teknologi informasi. Cara bijak menghadapi revolusi 4.0bagi pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, menjadikan pelajaran inimenyenangkan, Guru dan siswa harus terampil dalam berkomunikasi,terampil berliterasi informasi, menguasai teknologi dan informasi, haruskaya strategi inovatif dan berkarakter.Kata kunci : Kajian, Materi, Bahasa dan Sastra

Abstract. The purpose of this paper describes the study of material andhow to deal with the 4.0 revolution for the study of Indonesian Languageand Literature. The material in the 2013 curriculum is in accordancewith what is needed in the real world, leaving only very supportivefactors such as innovative teachers in choosing approaches inaccordance with the material, completeness of facilities and targets andalso the ability of teachers to use information technology. Wise way ofdealing with the 4.0 revolution for Indonesian language and literaturelessons, making this lesson enjoyable, Teachers and students must beskilled in communication, skilled in titrating information, masteringtechnology and information, must be rich in innovative and characterizedstrategies.Keywords: Study, Material, Language and Literature

PENDAHULUANPerubahan yang di bawa era 4.0

membawa dampak yang tidak sederhana.Seluruh aspek kehidupan manusia ikutberubah. Salah satu yang sangatmencirikan perubahan di 4.0 adalah peranteknologi yang 80% mendominasikegiatan manusia.Dunia pendidikan 4.0menggambarkan berbagai cara untukmengaplikasikan teknologi cyber baiksecara fisik maupun tidak dalampembelajaran. Ini adalah lompatan daripendidikan 3.0 yang menurut Jeff Bordenmencakup pertemuan ilmu saraf, psikologikognitif dan teknologi pendidikan.Pendidika 4.0 adalah fenomena yangmerespon kebutuhan munculnya revolusiindustri keempat dimana manusia dapatmenselaraskan untuk mendapatkan solusi,memecahkan masalah dan menemukankemungkinn inovasi baru”.Berdasarkanlatar belakang masalah di atas penulistertarik membahas mengenai “KajianMateri Pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia Menuju Revolusi Industri4.0”

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskanpermasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja kajian materi bahasa dansastra Indonesia yang sesuai dandibutuhkan untuk menghadapirevolusi Era 4.0?

2. Bagaimana Cara yang tepatmenghadapi revolusi 4.0 bagipelajaran bahasa dan sastraIndonesia.

Tujuan PembahasanBerdasaarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan penulisan makalah ini antaralain:

1. Untuk mengetahui kajian materibahasa dan sastra Indonesia yangsesuai dan dibutuhkan untukmenghadapi revolusi Era 4.0.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 241

Page 248: BAHASTRA - UISU

Lisa Septia Dewi Br.GintingKajian Materi Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Revolusi 4.0

2. Untuk mengetahui cara yang tepatmenghadapi revolusi 4.0 bagipelajaran bahasa dan sastraIndonesia

PEMBAHASANTujuan dari pembelajaran bahasa danIndonesia yang diajarkan kepadapeserta didik adalah agar siswa mampumengunakan bahasa Indonesia denganbaik dan benar, siswa bangga danmenghargai bahasa Indonesia, siswamampu memahami bahasa Indonesiadengan tepat dan kreatif untuk berbagaitujuan, siswa mampu menggunakanbahasa Indonesia untuk kematangemosi dan sosial dan intelektual, siswadapat membaca dan memanfaatkankarya sastra untuk memperluaswawasan, dan diharapkan siswa dapatmenghayati bahasa dan sastraIndonesia serta menghargai dan banggaterhapa sastra Indonesia sebagaikhazanah budaya dan intelektualIndonesia.A. Kajian materi bahasa dan

sastra Indonesia yang sesuaidan dibutuhkan untukmenghadapi revolusi era 4.0.

Materi yang ada dalam kurikulum 2013 inimerupakan materi yang benar adanyadibutuhkan di masyarakat. Pembagianmateri untuk bahasa dan sasrta sudahlahsesuai, hanya saja guru sebagai pemainutama di dalam kelas bisa mengarahkansiswanya untuk belajar berpikir tingkattinggi bukan hanya berpikir kritissaja.Yang perlu di kaji ulang dari materiyang ada dalam pembelajaran bahasa dansastra Indonesia dalam kurikulum 2013adalah pendekatan yang digunakan gurudalam perencanaan pengajarn yang di buatguru serta sarana dan prasarana dan jugakemampuan guru untuk menciptakansiswa yang kreatif, inovatif dan hasilakhirnya siswa dapat berpikir tingkattinggi.Materi bahasa dan sastra Indonesiayang ada dalam kurikulum 2013 harus diikuti sejajar dengan penggunan mediateknologi yang cerdas. Sebagai contoh untuk materi teks Berita,guru bukan hanya menampilkan berita datiYoutube saja, tetapi guru dengansendirinya mencontohkan bagaimanamembaca berita, dan memberikan tugasdengan siswa langsung untuk mencariberita yang terjadi di masyarakat danmembuat laporan rekaman video berita.Bukan hanya belajar bahasa Indonesia sajadengan materi berita yang di dapatkan

siswa, siswa juga harus tahu dalammengolah bahasa yang tepat dalam prosespenyampain berita danjugamengaplikasikan ilmu komputer yangdimiliki siswa dalam proses pengolahanberita. Kurikulum 2013 hadir agar siswa mampuuntuk berpikir kritis, logsi dan sistematisdan juga memiliki karakter. Mendidiksiswa dengan HOTS berarti menjadikanmereka mampu berpikir tingkat tinggi .Siswa dikatakan mampu berpikir tingkattinggi jika dapat mengaplikasikanpengetahuan dan mengembangkanketerampilan yang dimiliki dalam konteksyang baru Arifin Nugroho(2018).Pentingnya kemapuan berpikir tingkattinggi adalah dengan siswa dapat berpikirtingkat tinggi menjadikan siswa terbiasaberpikir kreatif. Dengan siswa dapatberpikir kreatif siswa dakan denganmudah menemukan ide-ide baru dan jugainovasi baru dari masalah yang di jumpaidi lingkungan mereka Abdullah Sani(2019).Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesiaumumnya adalah selalu membahas segalasesuatu tentang kehidupan manusia.Misalkan pada materi teks ekplanasi. Teksekplanasi merupakan teks yang membahasmengenai peristiwa sosial dan alam.Banjir merupakan peristiwa yang selalumenghantui ibu kota. Dengan siswa diberikan materi ekplanasi siswa mengetahupenyebab banjir. Dengan stimulus yangtepat dan benar yang diberikan oleh gurudan juga pendekatan yang tepat yangdipilih oleh guru siswa akan bisa berpikirkreatif. Siswa akan menemukan caramenangulangi banjir dengan caramengetahui apa-apa saja penyebab banjirsebelumnya. Untuk materi kebahasaanyang ada dalam kurukulum 2013 tingkatSMA dikaji sudah sesuai dengan yangdibutuhkan di masyarakat. Kita kaji materisastra yang ada dalam kurukulum 2013tingkat SMA. Materi sastra, teks pantun,cerpen, teks drama/film sepintas tidaklahada manfaatnya bagi para siswa untukmenghadapi era revolusi 4.0. Satu-satunyamanfaat yang diterima siswa adalahmenghargai karya sastra lama ataupunbaru yang ada. Lantas di bagian manauntuk materi sastra berpikir tingkattingginya? .Materi sastra yang ada dalamkurikulum 2013 agar menjadi bermanfaatkedepannya bagi diri siswa dengan caraguru bukan hanya memerintahkan siswamembaca karya satra dan menganalisis

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia233

Page 249: BAHASTRA - UISU

Lisa Septia Dewi Br.GintingKajian Materi Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Revolusi 4.0

kaidah kebahasannya, namun jugamenjadikan siswa kreatif dan inovatif(sesuai dengan tuntutan 4.0) dengan caramengajak siswa memproduksi sastra danjuga mempublikasikannya. Mempublikasikannya jangan hanyasebatas menjadi buku kumpulan puisi ataucerpen, melainkan mempublikasikansecara online yang bisa di baca oleh oranglain bukan hanya dalam negeri juga luarnegeri. Dan bukan hanya sebatas tulisansaja melainkan juga video, misalkan videopembacaan pantun lama lalu di tampilkandi youtube. Hasil akhirnya bukan hanyamenambah rasa cinta dengan karya sastralama ataupun baru juga mempertahankandan memberitahukan dengan khalayakramai budaya yang kita miliki.

B. Cara yang tepat menghadapirevolusi 4.0 bagi pendidikanbahasa dan sastra indonesia.

1. Menjadikan pelajaran bahasa dansastra Indonesia sebagai pelajaranyang menyenangkan. Sejatinyapelajaran bahasa dan satraIndonesia adalah pelajaran yangmenyenangkan. Namun kejadianselalu dilapangan pelajaran bahasadan sastra Indonesia adalahpelajaran yang membosankan.Selain karena jam pelajaran yanglama yakni 4 jam pelajaran, jugajuga cara belajar yang monotonyakni membaca dan menulis. Bagiguru ini adalah kebiasaan burukyang harus di rubah. Agarpembelajaran jadi menyenangkan,pendekatan kontektual adalahpilihan tepat dalam perencanaanpembelajaran. Kontektual berartibelajar nyata. Ajaklah siswa keluar kelas, seperti perpustakaan,lapangan. Perbanyak tugas yangberbentuk permainan atau diskusidan juga praktek. Guru yang ivatifdan kreatif akan menciptakansiswa yang kreatif dan inovatifjuga.

2. Guru dan siswa harus terampildalam berkomunikasi

Kemampuan berbicara sudah syaratmutlak harus dimiliki oleh seorangguru. Dengan kemampuan retorikayang sempurna yang dimiliki gurukhususnya guru bahasa dan sastraIndonesia maka siswa akan tidakbosan dan terhibur dengan kehadiranguru di kelas. Dengan motivasi yangbijak yang guru sampaikan dengan

siswa maka siswa akan dengan mudahmenyampikan segala rasa saatberkomunikasi. Dengan komuniksibaik yang dimiliki siswa, maka siswadengan mudah menyampikan ide danpendapatnya dari materi yangdiberikan.3. Guru dan siswa harus harus

terampil berliterasi informasiLiterasi informasi dapat dimiliki olehguru dan siswa dengan baik bila gurudan siswa memiliki kebiasaan burukmembaca dan menulis. Kebiasaanburuk ini hauslah dimiliki siswa danguru agar cakap dalam berliterasiinformasi. 4. Guru dan siswa harus menguasai

teknologi dan informasiYang sangat membedakan era 3.0dengan 4.0 adalah pengunaanteknologi dan informasi 80 persendalam kegiatan sehari-hari. Gurusudah wajib terampi dalampenggunaan teknologi dan informasidan juga siswa dalam memaparkantugas dan latihan sudah seharusnyadengan menggunakan teknologi daninformasi. 5. Guru dan siswa harus kaya

strategi inovatif dan berkarakterTidak zamanya lagi bersaing di era4.0. Yang paling utama di era 4.0 yangpertama anadalah penggunaanteknologi dan yang kedua adalah kerjasama tim. Tujuan utama adalah kerjasama. Karakter yang utama guru dansiswa harus miliki. Berinovasi secarabersama dan menggabungkan ide-ideterbaru dan hasil akhirnya menemukaninovasi terbaru yang bisa dengansecara bersama merasakannya.

SIMPULANA. KesimpulanMateri ajar yang ada di dalamkurikulum 2013 dikaji sudah sesuaidengan kebutuhan para siswakedepanya. Setelah dilakukanpengkajian materi akan benar-benarbermanfaat bila guru yang mengajarpeserta didik menguasai materidengan sempurna, memilikikecakapan yang baik dan juga saranaprasarana yang sanagat mendukungserta terampil dalam penggunaanteknologi yang ada makabermanfaatlah materi itu dipelajarioleh siswa kedepannya. Materi bahasadan sastra Indonesia yang ada dalamkurikulum 2013 menuntut guru dan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia234

Page 250: BAHASTRA - UISU

Lisa Septia Dewi Br.GintingKajian Materi Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Revolusi 4.0

siswa dapat berapikir tingkat tingginamun juga harus tetap memilikikarater yang kuat. Karena tujuanutama dari era revolusi 4.0 adalahmenjadikan dunia pendidikan yangikut dari dampak perkembanganzaman sebagai dunia pendidikan yangdi dalamnya sudah menguaaiteknologi dengan bijak dan jugaberkarakter. Karena bila berilmunamun tak memiliki karakter makatidak bermanfaatlah ilmu itu. Carayang tepat menghadapi revolusi 4.0bagi pelajaran bahasa dan sastraindonesia adalah : Menjadikanpelajaran bahasa dan sastra Indonesiasebagai pelajaran yangmenyenangkan, Guru dan siswa harusterampil dalam berkomunikasi, Gurudan siswa harus harus terampilberliterasi informasi, Guru dan siswaharus menguasai teknologi daninformasi, Guru dan siswa harus kayastrategi inovatif dan berkarakter.B. Saran

Penulis berharap kepada para guru bahasadan sastra Indonesia untuk lebihmemguasai materi yang diajarkan, danmenyesuaikan pendekatan dan tugas sertalatihan yang melatih berpikir tingkattinggi namun berkarakter. Sebagai ujungtombak pendidikan guru haruslah sadardan terus mengikuti perkembanganzaman, jadi guru hatus benar-benar bisamenguasai teknologi.sebagai guru bahasadan sastra Indoneia tidaklah mudah karenaharus banyak memiliki keterampilan,yakni keterampilan membaca, menulis,menyimak dan berbicara, teruslah berlatihdan mengikuti perubahan yang ada demimemghasilkan anak-anak didik yang cintadengan Bahasa Indonesia dan bangga sertadapat menciptakan karya-karya sastra barudan memgingat serta menghargai karyasastra lama. DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Sani, Ridwan. (2019).Pembelajaran Berbasis HOTS”,Tanggerang : Tira Smart

Arifin Nugroho, a. (2018). HOTS(HINGER ORDER THINKINGSKILLS)”, PT.Gramedia : Jakarta

Cut nuraini. 2018. PerkembanganMutakhir Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia dalam SudutPandang Kurikulum. Riksa Bahasa.Vol 4 (143-149)

Muhammad Rohmadi. Strategi danInovasi dalam Pembelajaran Bahasadan Sastra Indonesia di Era Industri4.0. (27-40)

Neni Haryani. 2019. MemperkuatEksistensi Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia di Era Revolusi4.0. Prosiding Seminar NasionalPendidikan Program PascasarjanaUniversitas PGRI Palembang .(609-618)

Prof.Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd.Tantangan MewujudkanPembelajaran Bahasa dan SastraIndonesia yang Efektif di EraRevolusi Industri 4.0. KBI. (1-20).

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia235

Page 251: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASILBELAJAR SISWA PADA PKN DI SMP BEKASI

Desi Karolina SaragihUniversitas Pamulang

[email protected]

Abstrak. Tingkat keefektifan pembelajaran disekolah salah satunyaditentukan dan dipengaruhi oleh kemampuan guru menerapkan danmengelola proses pembelajaran. Guru harus mampu menyajikan apayang diajarkan secara nyata agar mudah dipahami oleh siswanya.Dengan tingkat perkembangan usia siswa yang selalu bertambah dantumbuhberkembang maka dibutuhkan media pembelajaran yangtepat.Terutama pada mata pelajaran PKn yang sangat membutuhkanmedia dalam pengajarannya. Dengan materi yang berhubungan denganmakhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, prosespembelajarannya tidak akan berjalan dengan maksimal apabilamaterinya hanya dihadapkan dengan apa yang ada dalam buku ajar saja.Dalam pengajaran guru membutuhkan media yang tepat gunamempermudah siswa untuk memahami materi-materi yang ada dalamtiap mata pelajaran tersebut. Untuk itu media gambar merupakan salahsatu media pembelajaran yang dapat membantu kesulitan danpermasalahan pada mata pelajaran PKn ini. Sehingga diharapkandengan adanya penggunaan media gambar pada mata pelajaran PKndiharapkan dapat membantu, memudahkan serta menarik minat siswapada mata pelajaran ini. Dikaitkan dengan media gambar solusi ataspermasalahan yang dihadapi. Peningkatan kualitas hasil belajar siswaini terbukti dari peningkatan rata-rata skor pratindakan sebesar 52,50berkategori kurang, pada siklus I sebesar 66,25 berkategori cukup, danpada siklus II sebesar 72,50 berkategori cukup, dan pembelajarandengan media gambar yang dikembangkan ternyata dapat mengubahhasil belajar siswa dari negatif menjadi positif.Kata Kunci: Media,siswa, hasil,pembelajaran

Abstract. The level of effectiveness of learning in schools is one ofwhich is determined and influenced by the ability of teachers toimplement and manage the learning process. The teacher must be ableto present what is taught in real so that it is easily understood bystudents. With the level of development of the age of students who arealways growing and developing, it is needed an appropriate learningmedia. Especially in Civics subjects that really need media in teaching.With material related to living things such as humans, animals andplants, the learning process will not run optimally if the material is onlyfaced with what is in the textbooks. In teaching the teacher needs theright media to make it easier for students to understand the materials ineach of these subjects. For that picture media is one of the learningmedia that can help difficulties and problems in this Civics subject. Sothat it is expected that the use of image media in Civics subjects isexpected to help, facilitate and attract students' interest in this subject.Attributed to the media image solution to the problems faced.Improving the quality of student learning outcomes is evident from theincrease in the average pre-action scores of 52.50 categorized as less,in the first cycle of 66.25 categorized as sufficient, and in the secondcycle of 72.50 categorized as sufficient, and learning with the imagemedia developed was can change student learning outcomes fromnegative to positive.Keywords: Media, students, results, learning

PENDAHULUANTingkat keefektifan pembelajaran

disekolah salah satunya ditentukan dandipengaruhi oleh kemampuan gurumenerapkan dan mengelola prosespembelajaran. Guru harus mampumenyajikan apa yang diajarkan secara

nyata agar mudah dipahami olehsiswanya. Dengan tingkat perkembanganusia siswa yang selalu bertambah dantumbuhberkembang maka dibutuhkanmedia pembelajaran yang tepat.

Terutama pada mata pelajaranPKn yang sangat membutuhkan media

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 245

Page 252: BAHASTRA - UISU

Desi Karolina SaragihPengaruh Penggunaan Media Gambar terhadap Hasil Belajar Siswa pada PKn

di SMP Bekasidalam pengajarannya. Dengan materi yangberhubungan dengan makhluk hidupseperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, proses pembelajarannya tidakakan berjalan dengan maksimal apabilamaterinya hanya dihadapkan dengan apayang ada dalam buku ajar saja. Dalampengajaran guru membutuhkan mediayang tepat guna mempermudah siswauntuk memahami materi-materi yang adadalam tiap mata pelajaran tersebut. Untukitu media gambar merupakan salah satumedia pembelajaran yang dapat membantukesulitan dan permasalahan pada matapelajaran PKn ini. Sehingga diharapkandengan adanya penggunaan media gambarpada mata pelajaran PKn diharapkan dapatmembantu, memudahkan serta menarikminat siswa pada mata pelajaranini.Dikaitkan dengan media gambar solusiatas permasalahan yang dihadapi. Makafenomena diataslah yang menjadi dasarpenulisan makalah yang berjudul”Penggunaan Media Gambar UntukMeningkatkan Motivasi Belajar SiswaPada Mata Pelajaran PKn” ini kemajuanteknologi di era sekarang ini berdampakpada banyak hal. Salah satu dampakkemajuan teknologi dapat kita rasakanpada dunia pendidikan. Banyak sekalimuncul berbagai macam media-mediapembelajaran baru yang kita gunakanuntuk mengoptimalkan proses penyerapanmateri dalam proses pembelajaran.

Semua proses pembelajaran yang adasekarang tidak lepas dari campur tanganmedia sebagai perantara dalampenyampaian informasi atau materipelajaran kepada siswa. Mediapembelajaran ini pun sangat banyakjenisnya dan juga sangat beragamkegunaannya.

Sistem atau pola pendidikan sekarangsangat di pengaruhi oleh kemajuanteknologi yang berdampak diterapkannyaunsur media pembelajaran sebagaiperantara atau penyampai informasi danmateri dalam proses pembelajaran. Dalampenggunaannya kita perlu memilih dengantepat media apa yang cocok dan sesuaiserta layak digunakan dalam prosesbelajar mengajar. Hal ini tidak lepas dariberbagai macam faktor seperti psikologianak, kesiapan belajar anak, danpenguasaan anak terhadap media tersebut.

Dalam studi keguruannya mahasiswajurusan pendidikan guru sekolah dasarpasti mendapatkan mata kuliah media

pembelajaran sebagai bekal nantinyauntuk mengoptimalkan proses belajarmengajar yang mengkhusus pada siswa ditingkat sekolah dasar. Dengan mata kuliahini kita sebagai mahasiswa atau calon gurudapat mengetahui berbagai macam bentukmedia dan kegunaan masing masingmedia untuk mengoptimalkan hasil belajarsiswa sekolah dasar. Dan juga dalamperkuliahan ini mahasiswa atau calaonguru ini di tuntut untuk bisa memilihmedia yang tepat dan sesuai bukan hanyadengan perkembangan zaman sekarang inimelainkan juga dengan psikologi sertakesiapan siswa menerima danmenggunakan media pembelajarantersebut.

Sebenarnya dalam pembelajarandi skolah dasar sangat banyak mediapembelajaran yang dapat digunakan.Namun pada kesempatan kali ini kita akanmembahas tentang media gambar sebagaimedia pembelajaran di sekolah dasar padamata pelajaran PKn. Media gambar itusendiri merupakan media yang cukup unikdimana ia menggambarkan apa pemikiranlisan yang ditangkap oleh siswa. Selain itumedia gambar juga merupakan mediayang sangat menarik terutama bagi siswakarena berisikan berbagai macam gambaryang beradu dengan warna-warna menariksehingga menambah minta dalam belajar.

Dalam makalah ini kita akanmengulas beberapa hal mengenaipengertian, kelemahan dan kekurangan,cara pembuatan, serta bagaimanpenggunaan media gambar ini dalamproses belajar-mengajar. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yangdiangkat pada makalah ini adalah :

1. Apakah kelemahan dan kelebihandari media gambar?

2. Bagaimanakah penggunaan mediagambar pada salah satu materipembelajaran PKn di sekolah ?

Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari pembuatan penelitianini :1. Untuk mengetahui kelemahan dan

kelebihan dari media gambar.2. Untuk mengetahui penggunaan media

gambar pada salah satu materipembelajaran PKn di sekolah dasar.

Manfaat PenelitianDengan adanya makalah ini pembaca

dapat mengetahui lebih dalam lagimengenai pengertian media khususnya

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia242

Page 253: BAHASTRA - UISU

Desi Karolina SaragihPengaruh Penggunaan Media Gambar terhadap Hasil Belajar Siswa pada PKn

di SMP Bekasimedia gambar yang sering di pakai dalampemebelajaran serta mengenal carapembuatan media gambar dan kelebihanmaupun kekurang dari media gambar itusendiri. Dan penulis berharap denganadanya makalah ini pembaca dapatmemanfaatkannya sebagai referensi dalampenggunaan media gambar khususnyapada materi pelajaran PKn di sekolah .METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan denganmenggunakan desain penelitian tindakankelas selama dua siklus. Tiap-tiap siklusterdiri atas tahapan :1) Perencanaan2) Tindakan3) Observasi, dan4) Refleksi.

Subjek penelitian ini adalahpengaruh penggunaan media gambarterhadap hasil belajar siswa pada matapelajaran Pkn. Variabel yang diungkapmelalui penelitian ini sebagai berikut :

1) Variabel input, meliputi kompetensidan respon awal siswa dalamkondisi awal/pra tindakan siswasebelum mengikuti pelajaran yangdirancang berdasarkan penggunaanmedia gambar tindakan kelas

2) Variabek output, meliputi hasilbelajar siswa yang berupapeningkatan kompetensi siswaterhadap hasil belajar.

Pengumpulan data dilakukanmelalui teknik tes, berupa tugas mencakupaspek :

1) Kelengkapan unsur media yangmenarik

2) Kemenarikan, dan3) Penggunaan bahasa, dan teknik non

tes berupa pengamatan, pengisianjurnal oleh nara sumber danmahasiswa, serta wawancara.

Data yang diperoleh diolahdengan :

1) Pengecekan kelengkapan data2) Pentabulasian data, dan3) Analisis data.

Analisis data yang digunakanadalah teknik deskriptif persentase danrerata. Selanjutnya dari hasil analisisdideskripsikan peningkatan adanyapengaruh media gambar terhadap belajar

siswa setelah mengikuti pembelajaranyang dikembangkan serta perubahan hasilbelajar siswa di dalam pembelajaran Pkn.HASIL PENELITIAN A. Kondisi Awal Pembelajaran

Kondisi awal hasil belajar siswadalam sebelum penggunaan media gambarpada pelajaran PKnpada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Hasil belajar siswa tanpamedia gambar pada Prasiklus

No

AspekPenelitian

Skorrata-rata

Kategori

1 Tema 55 Kurang

2 Kelengkapan unsur membangun

54 Kurang

3 Kepaduan unsur pembangun

52 Kurang

4 kemenarikan 50 Kurang

5 Pengunaan bahasa

50 Kurang

Rata-rata 52,25 Kurang

Berdasarkan tabel 1 tersebut dapatdiketahui bahwa hasil belajar siswakurang, yakni dengan skor rata-rata 52,25.Lima aspek yang menjadi kriteriapenilaian semuanya dalam kategorikurang. Disamping itu, berdasarkan hasilpengamatan diperoleh informasi siswakurang responsif terhadap pembelajaranPkn. Selanjutnya, berdasarkan refleksiyang dilakukan atas dasar diskusikoloboratif antara tim guru menggunakanmedia gambar kurang siswa diperolehgambaran perlunya diciptakan mediagambar yang lebih menarik yangdikembangkan untuk membantu siswaterhadap hasil belajar dengan baik . 3.1 Hasil Tindakan Siklus I

Hasil uji hasil belajar siklus Imenunjukan bahwa kemampuan belajarsiswa tergolong cukup dengan skor rata-rata 66,50 dan mayoritas nilai siswa punberbeda dalam kategori cukup denganrentang nilai 60-74, yaitu diperoleh 27siswa. Hasil selengkapnya dapat dilihatpada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Hasil belajar siswa tanpamedia gambar Siklus I

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia243

Page 254: BAHASTRA - UISU

Desi Karolina SaragihPengaruh Penggunaan Media Gambar terhadap Hasil Belajar Siswa pada PKn

di SMP BekasiNo

Kategori

RentangNila

i

Frekuaensi

Persentase

Rata-

rata

1 Sangat baik

85-100

1 2,5 2660

2 baik 75-84

7 17,5 40

3 cukup

60-74

27 67,5 = 66,50

4 kurang

0-59 5 12,5 Kategori cukup

Jumlah 40 100

Data pada tabel 2 menunjukanbahwa hasil belajar siswa secara klasikalmencapai nilai rata-rata 66,50, ataukategori cukup. Dari 40 siswa, kategorisangat baik dengan nilai antara 85-100dicapai seorang siswa atau sebesar 2,5%.Selanjutnya sebanyak 7 siswa atau sebesar17,5% memperoleh kategori baik yaitudengan nilai antara 75-84. Selebihnya 27siswa atau sebesar 67,50% memperolehkategori cukup yaitu dengan nilai antara65-74. siswa yang masih dalam kategorikurang yaitu dengan rentang nilai 0-59sebesar 12,50% atau 5 siswa

Jika dilihat dari perolehan nilaisetiap aspek diketahui bahwa sebagianbesar siswa memperoleh nilai kurang padaaspek kemenarikan dan penggunaanbahasanya.

Selama mengikuti pelajaran,perilaku siswa diamati. Hasil pengamatansecara umum menunjukan kualitasperilaku siswa dalam hasil belajar dalamkategori kurang aktif. Delapan unsur yangdiamati, terdapat beberapa aspek yangmenunjukan kategori kurang. Unsurkeaktifan siswa dalam bertanya,menjawab, dan berdiskusi tentang materiyang dijelaskan guru masih sangat kurang.Unsur keseriusan siswa dalam hasilbelajar Pkn juga belum maksimal.Disamping itu keterlibatan siswa dalammerefleksi proses dan hasil belajar masihkurang.

Hasil nontes pada siklus I yangmeliputi observasi, jurnal, danwawancara juga menunjukan hasil yangbelum memuaskan. Perilaku siswa yangdapat terekam melalui observasi danjurnal masih menunjukan perilaku negatifseperti kurang siap dalam mengikutipembelajaran, sibuk bercanda denganteman, kerja sama yang kurang baik dalamdiskusi, dan kurang serius dalammengerjakan tugas yang diberikan.Perilaku-perilaku negatif ini harusdikurangi agar mahasiswa mencapai hasilyang maksimal dalam pembelajaran PKn.

Berdasarkan hasil tes dan nontespada siklus I dapat disimpulkan bahwapembelajaran siklus II perlu dilakukankarena siswa belum mencapai standarketuntasan yang ditetapkan dan siswamasih menunjukan perilaku-perilakunegatif. Pembelajaran berikutnya jugaakan mengunakan media gambardikembangkan dengan penekanan lebihbanyak memberi kesempatan .

3.2 Hasil Penelitian Siklus II

Hasil tes menulis pada siklus II inimerupakan data kedua setelah berlakunyaperbaikan tindakan pembelajaran padasiklus I. Pembelajaran masih tetap sama,yaitu menggunakan media gambar.Kriteria penilaian pada siklus I. Kriteriapenilaian pada siklus II ini juga masihseperti siklus I, yaitu tema, kelengkapanunsur, keterpaduan unsur, kemenarikan,dan pengunaan bahasa. Hasil tes siklus IIdapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Hasil belajar siswa menggunakan media gambar Siklus II

No

Kategori

RentangNila

i

Frekuensi

Persentase

Rata-

rata

1

2

3

4

sangatbaik

baik

cukup

kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

4

7

29

0

10

17,5

72,5

0

2900

40

72,50

Kategoricukup

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia244

Page 255: BAHASTRA - UISU

Desi Karolina SaragihPengaruh Penggunaan Media Gambar terhadap Hasil Belajar Siswa pada PKn

di SMP BekasiJumlah 40 100

Tabel 3 menunjukan bahwapenggunaan media gambar terhadap hasilbelajar siswa sudah cukup baik denganrata-rata klasikal mencapai 72,50. Darijumlah keseluruhan 40 mahasiswa, 4siswa atau sebesar 10% termasuk dalamkategori sangat baik dengan nilai antara85-100. Kategori baik deengan nilai 75-84dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 17,50%dari jumlah keseluruhan siswa. Kategoricukup dengan skor 60-74 dicapai oleh 29siswa atau sebesar 72,50%. Adapun siswayang berkategori kurang dengan skor 0-59tidak ada, atau sebesar 0%.

Tidak adanya siswa yangtermasuk dalam kategori kurangmembuktikan bahwa penggunaan mediagambar terhadap hasil belajar siswamengalami peningkatan. Hal itu dikuatkanjuga oleh hasil perolehan nilai tiap aspekpenilaian. Tidak ada satupun siswamemperoleh nilai kurang untuk tiapaspeknya.

Jika dilihat dari perolehan nilaisetiap aspek diketahui bahwa skor rata-rata siswa setiap aspek sudah menunjukankategori cukup.

Selama mengikuti pembelajaran,perilaku siswa diamati. Kualitas perilakumahasiswa dalam melaksanakan prosespembelajaran menunjukan kategori baik.Dari delapan unsur sikap yang damati,tujuh unsur menunjukan kategori baik.Hanya satu unsur yang berkategori cukup,yaitu keaktifan mahasiswa dalambertanya, menjawab, dan berdiskusitentang materi yang dijelaskan guru.

Dibandingkan dengan hasil tessiklus I, hasil siklus II menunjukan adanyapeningkatan hasil belajar siswa denganpenggunaan media gambar. Siswa mulaipaham dan mengerti mengenai materipembelajaran yang diajarkan denganmenggunakan media gambar yangdikembangkan. Hal ini ditunjukan dengankenaikan skor rata-rata klasikal daripratindakan sebesar 52,25%, siklus Isebesar 66,50% dan siklus II sebesar72,50%. Dengan media tersebut, guruberhasil meningkatkan kemampuan hasilbelajar siswa.

Pada siklus II ini hasil tes belajarsiswa secara klasikal menunjukan kategoricukup baik yaitu sebesar 72,50% dansudah meraih target minimal pencapaiannilai rata-rata kelas yang ditentukan. Hasiltes ini pada siklus II mengalamipeningkatan sebesar 6,00% dari hasil tessiklus I sebesar 66,50%.. Siswa sudahdapat mengikuti pembelajaran denganbaik. Siswa juga sudah terbiasa denganpola pembelajaran yang digunakan dalampembelajaran. Dengan demikian, dapatdikatakan bahwa pembelajaran siklus IIini telah berhasil meningkatkan hasilbelajar dengan media gambar.

4. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada siklus I keterampilan siswadalam hasil belajar berada pada kategoricukup. Meski demikian, pencapaian nilaisiswa belum mencapai target yangdiharapkan. Untuk itu perlu dilakukanberbagai upaya peningkatan pada siklusberikutnya. Aspek yang perlu mendapatperhatian khusus mencakupi kemenarikancerita dan penggunaan media dalampembelajaran.

Pada aspek penarikanpembelajaran, berdasarkan pengamatan,penggunaan media, dan catatan terungkapbahwa siswa masih mengalami kesulitandalam mengawali pembelajaran secaramenarik. Terdapat kecenderungan siswamengawali pembelajaran denganmenggunakan media gambar denganmenggunakan pola deskripsi .

Kekurangan pembelajaran yangtidak menggunakan media gambarmembuat siswa kurang efektifberimajinasi dengan baik . Penggunaandialog atau ceramah kurang menentukanhasil belajar siswa. Akibatnya, prosespembelajaran tidak sampai kepada kepadasiswa. Kondisi tersebut perlumendapatkan perhatian pada siklusberikutnya. Siswa juga tampak lebih aktifdalam melaksanakan pembelajaranberikutnya.

Pada siklus II ini mahasiswasudah mulai terbiasa dengan polapembelajaran yang ada. Denganmenggunakan media gambar siswa lebihaktif dan semangat belajar yang terus-dalam hasil belajar juga meningkat.Berdasarkan serangkaian analisis data dansituasi pembelajaran, dapat dijelaskan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia245

Page 256: BAHASTRA - UISU

Desi Karolina SaragihPengaruh Penggunaan Media Gambar terhadap Hasil Belajar Siswa pada PKn

di SMP Bekasibahwa perilaku siswa mengalamiperubahan. Perubahan-perubahan inimengarah pada perilaku positif. siswasemakin termotifasi dan sungguh-sungguhdalam belajar. Suasana kelas yang semulapasif berganti dengan suasana aktif. Haltersebut berdampak pada meningkatnyahasil belajar dengan menggunakan mediagambar dalam proses pembelajarankhususnya PKn.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian sertapembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1) Pembelajaran denganmenggunakan media gambar yangdikembangkan ternyata dapatmeningkatkan kualitas hasilbelajar siswa, yakni penggunaanmedia gambar yang mencakupiindikator;a. Temab. Kelengkapan unsurc. Keterpaduan antar unsurd. Kemenarikan, dane. Penggunaan media yang

menarik.Peningkatan kualitas hasil belajarsiswa ini terbukti dari peningkatanrata-rata skor pratindakan sebesar52,50 berkategori kurang, padasiklus I sebesar 66,25 berkategoricukup, dan pada siklus II sebesar72,50 berkategori cukup, dan

2) Pembelajaran dengan mediagambar yang dikembangkanternyata dapat mengubah hasilbelajar siswa dari negatif menjadipositif.

SARAN1. Penggunaan media gambar dapat

meningkatkan hasil belajar siswatersebut dapat ditempuh denganmemanfaatkan media gambardengan baik

2. .Hendaknya diadakan penelitianlanjutan yang memasukan variabelselain penggunaan media gambarprediktor yang lengkap bagipeningkatan hasil belajar siswa padasiswa.

DAFTAR PUSTAKASoekamto, T. dan U. S. Winaputra. 1997.

Teori Belajar dan Model-modelPembelajaran. Jakarta: PusatAntaruniversitas.

Arsyad, A. 2007.Media Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Grafindi Persada.

Gie, T. L. 1995.Pengantar Dunia Karang-mengarang. Yogyakarta: PenerbitLiberty.

_________,Undang-Undang RepublikIndonesai Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem PendidikanNasional, Yogyakarta, PustakaPelajar.

Nurgiyantoro, B. 2001.Penilaian dalamPengajaran Bahasa dan Sastra EdisiKetiga. Yogyakarta: BPFEYogyakarta.

Nurgiyantoro,B. dan Suyata, P.2010.Model Penilaian Otentikdalam Pembelajaran Bahasa.Yogyakarta: UNY Press.

Sadiman, A. S. dkk. 2009.MediaPendidikan: Pengertian,Pengembangan, danPemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sagala, S. 2010.Konsep dan MaknaPembelajaran untuk MembantuMemecahkan Problematika Belajardan Mengajar. Bandung: PenerbitAlfabeta.

Sudjana, N. dan Rivai, A. 2010.MediaPengajaran: Penggunaan danPembuatannya. Bandung: SinarBaru Algensindo.

Suparno. 2007.Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia246

Page 257: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH METODE IMAGE STREAMING TERHADAP KEMAMPUANMENULIS CERPEN DI KELAS XI SMA IT INDAH MEDAN

Rika KartikaUniversitas Islam Sumatera Utara

[email protected]

Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metodeImage Streaming terhadap kemampuan menulis cerpen, populasiberjumlah 60 orang yang merupakan siswa kelas XI SMA IT IndahMedan Patumbak, dan di bagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kelaseksperimen berjumlah 30 orang dengan menggunakan metode ImageStreaming dan kelas control berjumlah 30 orang dengan menggunakanmetode Ekspositori. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode eksperimen yaitu metode post-test only design group. Instrumenyang digunakan untuk menjaring data penugasan yakni menulis cerpen.Dari hasil pengolahan data diperoleh rata-rata kelas eksperimen adalah73,5, sedangkan rata-rata kelas kontrol adalah 67,66. Dengan demikiannilai kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Setelahdilakukan pengujian hipotesis diperoleh t hitung= 2,44pada taraf signifikan

a= 5% dari daftar distribusi t dk 58, maka diperoleht tabel= 2,9. Jika harga

t hitungdibandingkan dengan harga t tabelternyata t hitung>t tabel(2,44>2,9),

dapat dinyatakan hipotesis nihil (HO) ditolak dan hipotesis alternatif ¿¿)diterima. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa dalammenulis cerpen lebih berpengaruh dengan menggunakan metode ImageStreaming dibandingkan dengan metode EkspositoriKata Kunci: modul,project based learning, cerpenKata Kunci :Pengaruh image streaming, kemampuan menulis cerpen.

Abstract. This study aims to determine the methods used to process data.People who are students of class XI Private Senior High School IndahMedan, Patumbak, and divided into 2 groups of class experiments with30 people using the method of Image Streaming and control class. 30people using theExcository method. The method used in this research isexperimental method that is post-test method only design group. Theinstrument used to capture the assignment data is writing short stories.From the data processing, the average of experimental class is 73,5,while the control class average is 67,66. Thus the number of experimentclasses is higher than the control class. After hypothesis testing isobtained t (count) = 2.44padatarafsignifikan a = 5% from distributionlist t dk 58, hence obtainedt (table) = 2,9. If h (count) compared to pricet_ (table) it turns t_ (count)> t_ (table) (2.44> 2,9), can propose nullhypothesis (H_ (O)) rejected and alternative hypothesis 〖 (H ( _ (A)) isaccepted. Can be done data analysis that can be concluded by usingmethod.Keywords: Effects of streaming images, the ability to write short stories.

PENDAHULUANPembelajaran menulis merupakan

salah satu pembelajaran yang memerlukanperhatian khusus baik oleh guru matapelajaran atau pihakpihak yang terkait dalam penyusunan kurikulum pembelajaran.Saat ini pembelajaran menulis lebih banykdisajikan dalam bentuk teori, tidakbanyak melakukan praktik menulis. Halini menyebabkan kurangnya kebiasaanmenulis siswa sehingga mereka sulitmenuangkan ide mereka dalam bentuktulisan. Keterampilan menulis yang tidakdiimbangi dengan praktik menjadi

salah satu faktor kurang terampilnya siswadalam menulis.

Siswa pada sekolah menengahatas seharusnya sudah lebih dapat untukmengekspresikan gagasan, pikiran, danperasaannya secara tertulis. Namun padakenyataannya, kegiatan menulis belumsepenuhnya terlaksana. Menulis telahdipelajari mulai dari tingkat SekolahDasar hingga Sekolah Lanjut Atas, makaseharusnya para siswa sudah mampuuntuk menulis cerpen dengan baik.Namun, pada kenyataannya siswa lebihcenderung mendengarkan guru di depan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

251

Page 258: BAHASTRA - UISU

Rika KartikaPengaruh Metode Image Streaming terhadap Kemampuan Menulis Cerpen

di Kelas XI SMA IT Indah Medanberbicara dan guru hanya menilaikemampuan siswa dari tugas-tugas yangdiberikan.

Faktor yang diduga menjadipenyebab rendahnya hasil belajar bahasaIndonesia yaitu Faktor dari peserta didik,yakni kurangnya minat dalam belajarbahasa Indonesia, karena merekamenganggap bahwa pembelajaran bahasaIndonesia tidak menarik danmembosankan. Peserta didikberanggapan bahwa bahasa Indonesiamerupakan bahasa yang sehari-harimereka gunakan dan bosan bila harusmempelajarinya lagi di sekolah. Dengandemikian, guru harus benar-benar bisamenciptakan pembelajaran yang menarikdan tidak membosankan agar tumbuhminat dari peserta didik untuk mengikutipembelajaran menulis cerpen.

Penyebab lain dari terbatasnyasiswadalam kemampuan menulis adalah guru kurang kreatif dalam memilih bahanajar, metode, dan media pembelajaran. Disini kreativitas guru sangatdibutuhkan dalam memilih media denganmetode yang tepat untuk siswa.

Guru dapat melakukanpengembangan keterampilanmenulis cerpen dengan mediapembelajaran. Bahan ajar, metode, danmedia pembelajaran yang dipilihsebaiknya mempertimbangkan masalahkebutuhan, minat, dan perhatian siswaserta lingkungan kehidupan mereka.Permasalahan yang ada dari segi gurutidak terbatas dari hal itu saja.Pendekatan tradisional masih digunakanguru dalam pembelajaran menulis. Prosespembelajaran yang dilakukan selama inihanya berkisar penyampaian materidengan ceramah dan mencatat, dengandemikian siswa kurangmendapatkan praktik secara langsung.Hal tersebut membuat siswacenderung pasif dan merasa bosan dengan proses pembelajaran.

Melihat fenomena ini, dapatterlihat bahwa kedudukan pelajaranmenulis di sekolah-sekolah sangatdiperlukan. Salah satu keterampilanmenulis tersebut adalah menulis cerpen.Keterampilan menulis cerpen inibertujuan agar siswa dapatmengekspresikan gagasan, pendapat, dan

pengalamannya dalam bentuk sastratertulis yang kreatif.

Metode pembelajaran sangatdiharapkan dapat meningkatkan hasilbelajar. Metode Image Streaming adalahsuatu bentuk pembelajaranmelalui daya imajinasi,bayangan, dan pencitraan hasil buah pikiran yang nantinya dibubuhkan ke dalamkertas dalam bentuk tulisan atau kalimat,yang nantinya metode ini dapatmeningkatkan kemampuan mengarangsiswa, yaitu peningkatan kemampuanuntuk menguasai aspek-aspek isi karangan, organisasi, kosakata,bahasa, dan penulisan agar bisamembantu siswa mengembangkanimajinasi dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, makapenulis terdorong untuk melakukanpenelitian dengan judul ‘’PengaruhMetode Image Streaming TerhadapKemampuan Menulis Cerpen SiswaKelas XI SMA IT Indah MedanPatumbak ’’.

METODE PENELITIANMetode merupakan cara untuk

mengungkapkan kebenaran yang objektif.Kebenaran tersebut merupakan tujuan,sementara metode itu adalah cara. Tujuanyang dimaksud adalah untuk mengujiserangkai hipotesis dengan pengetahuanmetode atau cara yang dipakai dalampenelitian, maka dengan sendirinya akanmudah untuk memperoleh data yangdibutuhkan.

Arikunto (2010:203)mengatakan, “metode penelitianmerupakan struktur yang sangat pentingkarena berhasil tidaknya, ataupun tinggirendahnya kualitas hasil penelitian sangatditentukan oleh ketepatan dalam memilihmetode penelitian.”Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah metode eksperimen yaituposttest-only control design. Sugiyono(2011:112) menyatakan, “kelompok yangdiberi perlakuan disebut kelompokeksperimen dan kelompok yang tidakdiberi perlakuan disebut kelompok kontrolPEMBAHASAN

Setelah data terkumpul, langkahselanjutnya yang harus dilakukan adalahmenganalisis data yang telah terkumpul.Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah metode eksperimen yaituposttest-only control design. Sugiyono(2011:112) menyatakan, “kelompok yang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia246

Page 259: BAHASTRA - UISU

Rika KartikaPengaruh Metode Image Streaming terhadap Kemampuan Menulis Cerpen

di Kelas XI SMA IT Indah Medandiberi perlakuan disebut kelompokeksperimen dan kelompok yang tidakdiberi perlakuan disebut kelompokkontrol.” Tahap awal peneliti menemukansampel, setelah itu diberikan perlakuandan tahap akhir dilakukan denganmemberikan posttest.

Kelas eksperimen (X1)menggunakan sampel sebanyak 30 orangdan kelas kontrol (X2) menggunakansampel sebanyak 30 orang. Dalampenelitian ini kelas eksperimenmenggunakan metode Image Streamingdan kelas kontrol menggunakan metodeEkspositori.

Setelah diadakan penelitianterhadap permasalahan yang diambil makadiperoleh data masing-masing kelassebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Skor Pada KelasEksperimen (X1)

Dengan Menggunakan Metode ImageStreaming

Selain itu, data di atas dapatdikatagorikan menjadi tiga kategori yaitusangat baik, baik, dan cukup. Adapunketentuan dalam pengkategorian datatersebut adalah sebagai berikut:

Identifikasi Kecendrungan KelasEksperimen (X1)

dengan Menggunakan Metode ImageStreaming

Dari tabel di atas dapat diketahuibahwa kelas eksperimen yaknipeningkatan kemampuan menulis cerpendengan menggunakan model pembelajaranImage Streaming termasuk dalam kategorisangat baik sebanyak 8 orang atau23,57%, kategori baik sebanyak 22 orang

atau 76,43%. Identifikasi kelaseksperimen di atas termasuk normal dantermasuk dalam kategori wajar karenakategori yang paling banyak adalahkategori baik.HASIL PEMBAHASAN

Setelah melakukan prosedurpenelitian yang panjang, misalnya denganmelakukan analisis data, kemudianmelakukan hipotesis, akhirnya penelitianmendapatkan hasil yang tidak sia-sia.Pengaruh metode Image Streamingterhadap kemampuan menulis cerpenternyata berpengaruh positif dan lebihbaik dari pada hasil belajar denganmenggunakan metode ekspositori.

Hal ini dapat dibuktikan padahasil penelitian yaitu nilai rata-ratakemampuan menulis cerpen denganmenggunakan model Image Streaminglebih tinggi yakni sebesar 73,5 dari padanilai rata-rata kemampuan menulis cerpendengan menggunakan metode ekspositoriyakni sebesar 67,66. Berdasarkanpengujian normalitas dan homogenitas,maka diketahui bahwa data pada keduakelas yakni kelas kontrol dan kelaseksperimen berdistribusi normal danmempunyai variansi sama. Berdasarkanhasil analisis data dengan menggunakan

uji t diperoleht hitung= 2,44 pada taraf

signifikan a= 5% dari daftar distribusi t dk

58, maka diperoleh t tabel= 2,9. Jika harga

t hitungdibandingkan dengan harga t tabelternyata t hitung>t tabel(2,44>2,9), dapat

dinyatakan hipotesis nilai (HO) ditolak

dan hipotesis alternatif ¿¿) diterima, makamodel Image Streaming mempunyaipengaruh dalam meningkatkankemampuan siswa terhadap menuliscerpen.

Setelah didapat hasil daripenelitian ini, selanjutnya akan dibahasmengenai mengapa model ImageStreaming lebih baik dibandingkan denganmetode ekspositori. Hal ini dapatdijelaskan bahwa penerapan modelpembelajaran Image Streaming adalahsatu model pembelajaran yangmemusatkan perhatian pada konsepbelajar bersama. Setiap siswa memilikikesempatan untuk aktif dalam kelompokbelajarnya masing-masing. Dalamkelompok belajar yang dibentuk oleh guruakan terjalin kerjasama antar anggotakelompok siswa. Hasil belajar kelompoktersebut diperoleh dengan saling membagi

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia247

X F Fx Xf

65 7 455 -8,5 56,5 395,570 7 490 -3,5 66,5 465,575 8 600 1,5 112,5 90080 4 320 6,5 520 208085 4 340 11,5 977,5 3910

30

= 2205

=7751

X F Fx Xf

65 7 455 -8,5 56,5 395,570 7 490 -3,5 66,5 465,575 8 600 1,5 112,5 90080 4 320 6,5 520 208085 4 340 11,5 977,5 3910

30

= 2205

=7751

Page 260: BAHASTRA - UISU

Rika KartikaPengaruh Metode Image Streaming terhadap Kemampuan Menulis Cerpen

di Kelas XI SMA IT Indah Medansegala informasi yang menjadi topikpembelajaran. Siswa yang sudah tahu akanmemberi tahu kepada siswa yang belumtahu, sehingga seluruh anggota kelompoksiswa akan memahami secara bersamaanmateri pelajaran. Jadi, hasil belajar denganmenggunakan model pembelajaran ImageStreaming lebih baik dari pada hasilbelajar dengan menggunakan metodeekspositori.SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Setelah diberikan post-test denganmenggunakan metode Image Streaming dikelas Eksperimen siswa mendapatkan nilairata-rata 73,5. Dalam pembelajaranmenulis cerpen di kelas XI SMA IT IndahMedanPatumbak .

Setelah diberikan post-test denganmenggunakan metode pembelajaranekspositori di kelas Kontrol siswamendapatkan nilai rata-rata 67,66. Dalampembelajaran menulis cerpen di kelas XISMA IT Indah MedanPatumbak .

Hasil hipotesis dalam penelitianini yaitu Ha diterima dengan nilai thitung >ttabel (2,44>2,9). Maka dari hasil analisaterhadap rumusan hipotesis menunjukkanbahwa metode pembelajaran ImageStreaming lebih efektif daripada metodepembelajaran ekspositori dalampembelajaran menulis cerpen oleh siswakelas XI SMA IT Indah MedanPatumbak .SARAN

Berdasarkan hasil pembahasanyang telah dikemukakan, maka penulismenyarankan :

Dari hasil pengamatan, penelitimenilai siswa sangat aktif dan semangatdalam mengikuti kegiatan pembelajarandengan menggunakan metode ImageStreaming. Hal ini berarti, penggunaanmetode Image Streaming dapat menjadifaktor utama dalam meningkatkan hasilbelajar siswa.

Penelitian yang dilakukan denganmenggunakan metode Image Streaminghanya terlihat kognitif, maka dari itupeneliti lain harus terlihat afektif danpsikomotorik.

Dari hasil pengamatan, penelitilain diharapkan melakukan penelitiandengan menggunakan metode ImageStreaming. Karena dengan adanya metodeImage Streaming siswa mampu

meningkatkan hasil belajar dalam menuliscerpen.DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian-Suatu PendekatanPraktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Istarani. 2012. 58Model PembelajaranInovatif. Media Persada: Medan.Poerwadarminta, W.J.S. 1984.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: P.N BalaiPustaka.

Purba, Antilan. 2001. Sastra IndonesiaKontemporer. Medan: USU Press.

Sanjaya, Wina. 2006.StrategiPembelajaran Berorientasi StandarProses. Pendidikan.Jakarta :Kencana Prenada Media.

Sihotang, Hutmi Rosnida.2009.Pengembangan bahan AjarBahasa dan Sastra.Medan.

Sugiyono. 2011. Metode PenelitianPendidikan-PendekatanKuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Tarsito:Bandung

Sumardjo, Jakob dan Saini, K.M.1997.Apresiasi Kesusastraan.Jakarta: PT. Gramedia.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis,Sebagai Suatu KeterampilanBerbahasa.Bandung: Angkasa.

Thahar, Harris Effendi. 2008. KiatMenulis Cerita Pendek. Bandung:Angkasa.

Wenger, Win. 2004. Beyound Teachingand Learning. MemadukanQuantum Teaching dan Learning.(terjemahan). Bandung: Nuansa

Akhadiah, dkk.2003. PembinaanKemampuan Menulis Bahasalndotiesia.) Erlangga.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia248

Page 261: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH MODEL LEARNING TOGETHER (BELAJAR BERSAMA ) DALAMMEMAHAMI WACANA TULIS DI KELAS XI SMA RK DELIMURNI DELITUA

Hera ChairunnisaUniversitas Negeri Medan

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuanmemahami wacana tulis siswa dengan menggunakan dua variabel, untukmengetahui apakah ada pengaruh signifikan terhadap kemampuanmemahami wacana tulis dengan menggunakan Learning Together dikelas XI SMA RK Delimurni Delitua. Instrumen berbentuk pilihanberganda dengan 4 pilihan jawaban yaitu a,b,c,dan d masing-masingsebanyak 20 soal. Teknik analisis data yang digunakan untuk melihathubungan antara variabel bebas (model pembelajaran Learning Together)dengan variabel terikat (memahami wacana tulis) digunakan analisiskorelasi product moment dan untuk menguji hipotesis digunakan rumusuji t. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh peningkatankemampuan memahami wacana tulis yang diberi perlakuan Modelpembelajaran Learning Together memiliki rata-rata 75,97 dan yangdiberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran NHTmemiliki rata-rata 64,44 . Uji normalitas kelas ekperiment sebesar Lhitung

=0,1278 (Lhitung= 0,1278 < Ltabel = 0,1476, sedangkan kelas kontrol Lhitung

=0,1340 (Lhitung = 0,1340 < Ltabel= 0,1476. Sedangkan uji hipotesismenunjukan bahwa (Ha) diterima sehingga terdapat adanya pengaruhmenggunakan model pembelajaran Learning Together dalam memahamiwacana tulis di kelas SMA RK Delimurni Delitua.Kata kunci : Model pembelajaran Learning Together (belajar bersama )dalam memahami wacana tulis ..

Abstract. This study aims to describe the ability to understand studentdiscourse using two variables, to find out whether there is a significantinfluence on the ability to understand written discourse using LearningTogether in class XI SMA RK Delimurni Delitua. The instrument is in theform of multiple choices with 4 answer choices namely a, b, c, and d eachof 20 questions. The data analysis technique used to see the relationshipbetween the independent variables (Learning Together learning model)and the dependent variable (understanding written discourse) is usedproduct moment correlation analysis and to test the hypothesis the t testformula is used. From the research that has been done, it is obtained anincrease in the ability to understand written discourse that is treated.Learning Together learning models have an average of 75.97 and thosetreated using the NHT learning model have an average of 64.44. Thenormality of the experimental class test was Lhitung = 0.1278 (Lhitung =0.1278 <Ltable = 0.1476, while the control class Lhitung = 0.1340(Lhitung = 0.1340 <Ltable = 0.1476. While the hypothesis test showedthat ( Ha) accepted so that there is an influence using the LearningTogether learning model in understanding written discourse in the RKDelimurni Delitua high school class.Keywords: Learning Together Learning Model (learning together) inunderstanding written discourse.

PENDAHULUANPendidikan merupakan faktor pentingdalam pembangunan bangsa dannegara.Oleh karena itu, dunia pendidikandituntut untuk lebih meningkatkan mutudan kualitas pendidikanya seiring denganperkembangan ilmu pengetahuan danteknologi di era globalisasi yang semakinhari semakin maju.

Dalam meningkatkan mutupendidikan,pemerintah telah berupayameningkatkan kualitas tenaga pengajar,

melengkapi sarana dan prasarana,sertapenyempurnaan kurikulumpendidikan.Hal ini dilakukan untukmenekankan pengembangan aspek-aspekyang bermuara pada peningkatan danpengembangan kecakapan hidup pesertadidik yang diwujudkan melaluipencapaian kompetensi. Sehingga denganmeningkatkan mutu pendidikandiharapkan peserta didik mampumengikuti perkembangan zaman dan dapatberhasil di masa yang akan datang.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

256

Page 262: BAHASTRA - UISU

Hera ChairunnisaPengaruh Model Learning Together (Belajar Bersama ) dalam Memahami Wacana Tulis

di Kelas XI SMA RK Delimurni Delitua Bahasa Indonesia merupakan

salah satu bidang pengetahuan yangpenting dalam meningkatkan SumberDaya Manusia (SDM). Karena BahasaIndonesia merupakan pintu gerbangpenguasaan ilmu pengetahuan danteknologi untuk mencari berbagaiinformasi. Selain itu,dalam kehidupanberbangsa dan bernegara, BahasaIndonesia berfungsi sebagai bahasa resminegara, bahasa pengantar resmi lembagapendidikan, bahasa resmi perhubunganpada tingkat nasional, dan bahasa mediamassa. Untuk itu, perlu dilakukanpeningkatan mutu pengajaran bahasaindonesia.

Di tengah pentingnya bahasaindonesia, pada kenyataanya siswa seringgagal pada mata pelajaran BahasaIndonesia.

Mentri pendidikan Nasional(Mendiknas)M Nuhmengungkapkan,dalam evaluasihasil UN SMP/MTs,khususnyadari distribusi nilai akhir tiapmata pelajaran,diketahui bahwanilai mata pelajaran bahasaindonesia paling rendah apabiladibandingkan dengan matapelajaran lainya.Kondisirendahnya nilai UN BahasaIndonesia ini sama denganhasilnya nilai UN untuk jenjangSMA.

http://xpro2.blogspot.com/2011/06/nilai-bahasa-indonesia-un-jeblok.pdf.

Kepala Balitbang Kemdikmas,Mansyur Ramly mengatakan,”kesimpulanevaluasi mengenai hasil UN matapelajaran Bahasa Indonesia yang sangatrendah tersebut disebabkan karenalemahnya kemampuan membaca. Jadikalau tidak sempurna pemahamannya,siswa akan sulit memilih jawaban yangpaling benar”.

Kemampuan memahami wacanamerupakan dasar dalam berbahasa.Dengan membaca sebuah wacanapembaca akan diarahkan pada pemakaianbahasa serta pemahaman bahasa denganmemaknai bacaan.

Wacana banyak mengandunginformasi dan nilai-nilai pelajaran yangdapat, mendukung prestasi belajar. Untuk

menemukan informasi tersebut, seseorangharus mampu memahami wacana.Seseorang dikatakan mampu memahamiwacana apabila mengerti komponen-komponen wacana, serta mampu menelaahisi bacaan dengan mengetahui hubungan-hubungan atau keterkaitan antara unsur-unsur yang terdapat dalam wacana.

Kemampuan siswa dalammemahami wacana tulis tergolong masihrendah. Kenyataan itu diperkuat denganpenelitian yang dilakukan oleh LamtiarOktavia Nababan,dengan judul“Efektivitas Model pembelajaranpeningkatan kemampuan Berfikir (MPPKB) dalam meningkatkan kemampuanmemahami Wacana Argumentasi olehkelas XI Yayasan Pendidikan IslamDelitua pembelajaran 2010/2011. Darihasil penelitianya disimpulkan bahwakemampuan memahami wacana siswamasih rendah.

Dalam meningkatkan mutupendidikan, sesuai dengan cita-cita daritujuan pendidikan nasional, guru perlumemiliki beberapa prinsip mengajar yangmengacu pada peningkatan kemampuaninternal peserta didik. Peningkatan potensiinternal itu misalnya dengan menerapkanjenis-jenis model pembelajaranyangmemungkinkan peserta didik mampumencapai kompetensi secara penuh, utuh,dan kontekstual.

Menurut Joyce dan Well(2009:73) mengatakan”Modelpembelajaran adalah Sebagai rencana ataupola yang dapat digunakan untukmembentuk kurikulum, mendesain materi-materi intruksional dan memandu perosespembelajaran di ruang kelas”.Jadi,pemilihan pemodelan pembelajaraanyang sesuai dengan materi pokoksangatlah penting.

Kenyataanya, peroses belajarmengajar yang berlangsung di sekolahsaat ini masih sering menggunakanpembelajaran konvensional yang hampirpada semua mata pelajaran termasuk matapelajaran Bahasa Indonesia.

Pembelajaran konvensionalsebagai model utama bukan berarti tidakcocok untuk digunakan tetapi penggunaanmodel tersebut yang mendominasimenyebabkan siswa merasa bosan, jenuhdan motivasi belajar menurun. Di manasiswa mendengarkan guru serta mencatathal yang dianggap penting oleh siswa dansiswa kurang diberi kebebasan untuk

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia252

Page 263: BAHASTRA - UISU

Hera ChairunnisaPengaruh Model Learning Together (Belajar Bersama ) dalam Memahami Wacana Tulis

di Kelas XI SMA RK Delimurni Delitua mengungkapkan pendapatnya terhadapmateri yang diajarkan, sehinggamenyebabkan suasana belajar yangkurang menarik dan komunikatif.

Dari pernyataan di atas dapatdikatakan tidak semua materi BahasaIndonesia harus diajarkan dengan carakonvensional. Untuk itu perlu dilakukanupaya pembelajaran inofativ yang sifatnyamemotivasi siswa untuk belajar. Dengandemikian, guru dituntut untuk mampumemilih model pembelajaran serta mediayang sesuai dengan materi atau bahanajaran.

Salah satu model yang dapatmengarahkan kepada siswa sertamemberikan pengalaman belajar secaralangsung adalah model pembelajarankooperatif. Model pembelajarankooperatif ini didasarkan atas pandangankonstruktivis yang dikatakan bahwa anaksecara aktif membentuk konsep, prinsipdan teori yang disajikan kepadanya.

Pembelajaran kooperatif memilikibeberapa model pembelajaran diantaranyayaitu Model Learning Together. DalamPembelajaran kooperatif,Model LearningTogether memilki ciri khusus yaitukelompok yang terbentuk dari siswaberkemampuan tinggi,sedang,dan rendah.Ciri lainya adalanh adanya interaksi tatapmuka(siswa bekerja dalam kelompok-kelompok),interdepedensi positif (siswabekerja sama dalam mencapai tujuanbelajar),tanggung jawab individual (siswamemperlihatkan secara individual telahmenguasai materi ) ,serta kemampuaninterpersonal dan kelompok kecil (RobertE.Salvin,2005 :250).

Sehingga diharapkan modelLearning Together pada mata pelajaranBahasa Indonesia dapat menciptakansuasana belajar siswa yang aktif dapatmeningkatakan pemahaman dan siswapada akhirnya dapat meningkatkan hasilbelajar lebih baik.

Hal ini yang mendorong penelitiuntuk memilih Model Learning Togetherdi dalam melakukan penelitian. Danberdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dilakukan penelitiantentang “Pengaruh Model LearningTogether (belajar bersama) dalamMemahami Wacana Tulis di Kelas XISMA RK Deli Murni Delitua.METODE PENELITIAN

Sesuai dengan pendapat WinaSanjaya (2006 :147) yang mengatakan,”

bahwa Metode adalah cara yangdigunakan untuk mengimplementasikanrencana yang sudah disusun dalamkegiatan nyata agar tujuan yang telahdisusun tercapai secaraoptimal”.Jadi,metode penelitian adalahcara atau teknik pengumpulan datamaupun analisis data yang digunakandalam upaya memperoleh gambaran ataujawaban atas pertanyaan penelitian.

Untuk penelitian yang dilakukanhendaknya memiliki tujuan sehinggakegiatan penelitian dapat tercapai denganbaik. Adapun metode yang digunakandalam penelitian ini adalah metodeeksperimen. Ada dua objek menjadipenelitian ini yaitu kelas eksperimenmemahami wacana tulis denganmenggunakan model Learning Togetherdan kelas kontrol memahami wacana tulismenggunakan metode NHT. Desainmetode ini digunakan karena peneliti inginmengetahui pengaruh mode LearningTogether terhadap kemampuanmemahami wacana tulis oleh siswa kelasXI SMA Rk Delimurni Delitua Tahunpembelajaran .E.Desain Penelitian

Desain penelitian ini denganpost-test control group only design adalahdesain yang menggunakan dua kelasdengan ketentuan satu kelas sebagai kelaseksperimen dan kelas yang satu lagisebagai kelas control. Sampel yangdiambil dalam penelitian inidikelompokan dalam dua kelompok dandiberi perlakuan berbeda , dimana kelaseksperimen diberi pembelajaran modelLearning Together dalam memahamiwacana tulis. Sedangkan kelompokkontrol diberi pembelajaran metode NHT.Untuk lebih jelasnya rancangan penelitianseperti ini tertera dibawah ini :

Tabel 2. Rancangan PenelitianKelas Sampel Perlakuan Post-

test

XI -IPA1

KelasEksperimen

X1 Y1

XI –IPA2

Kelaskontrol

X2 Y2

Keterangan :

X1 : Pembelajaran menggunakanmodel Learning Together

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia253

Page 264: BAHASTRA - UISU

Hera ChairunnisaPengaruh Model Learning Together (Belajar Bersama ) dalam Memahami Wacana Tulis

di Kelas XI SMA RK Delimurni Delitua X2 : Pembelajaran menggunakanmodel Numbered-Head Together (NHT)

Y1 : Post-test diberikan kepada kelaseksperimen setelah perlakuan.

Y2 : Post-test diberikan kepada kelascontrol setelah perlakuan.

Instrumen PenelitianDalam melaksanakan suatu

penelitian, peneliti memerlukan data.Untuk memperoleh data yang diharapkan,diperlukan alat bantu yang dapatmenjaring data dengan baik . Untuk itu,peneliti menggunakan tes hasil belajarsebagai instrumen penelitian. Instrumenyang digunakan adalah tes objektif yaitupilihan berganda dengan jumlah 20 soaldengan 4 alternatif jawaban (a, b, c, dand ) tetapi hanya satu yang benar. Tes hasilbelajar yang digunakan untuk memperolehdata dan informasi mengenai hasil belajarsiswa sesuai dengan pembahasan penelitiuntuk mengetahu pengaruh modelLearning together dalam kemampuanmemahami wacana tulis.Alat dan Teknik Pengumpulan Data

a. Validitas TesSebuah tes dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang kita inginkan.Untuk menguji validitas tes digunakanrumus product moment angka kasar(Arikunto, 1999) dengan rumus:

r

xy =

N∑ XY−(∑ X ) (∑ Y )

√{N∑ X2− (∑ X )2}{N∑Y 2− (∑ Y )

2}

(Arikunto. 2006 :72)

Dimana :

N = Jumlah sampel

rxy = Koefisien validitas tes

X = Skor item (jumlah siswa yang menjawab benar)

Y = Skor total seluruh siswa

Uji validitas ini dicari degan menggunakan rumus Product Moment, dengan kriteria rhitung> rtabel, untuk taraf

siknifikansi α = 0,05 maka tes tersebut dikatakan valid.

b. ReliabilitasReliabilitas sering dikatakan dengan

keterandalan artinya suatu tes dapatdikatakan memiliki keterandalan bilamanates tersebut dipakai untuk mengukurberulang-ulang hasilnya sama (Arikunto,2003). Untuk mengukur reliabilitas tesdigunakan rumus sebagai berikut :

(Arikunto, 2006 : 100)

rn = ( KK−1 )(1

∑i=l

n

δ 12

δ12 )

Dimana :

δ 12=

∑i=l

n

X i2−

(∑i=l

n

X i)2

NN

.

Keterangan :

rn = realibilitas yang dicari

K = banyaknya butir soal

∑i=1

n

ϑ 12= jumlahvarians skor tiap−tiap test

ϑ 112 = varians total

Harga r11 dikonsultasikan pada

rtabel yang diperoleh dari daftar product

moment dengan α = 0,05, jika harga

r11 >rtabel maka tes dinyatakan

reliabel.

I. Teknik Analisis Dataa. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Ujiyang digunakan dikenal dengan nama uji liliefors.Langkah –langkah yang dilakukan adalah :

1. Data X1, X2 , X3 ,..........Xn dijadikan bilangan buku Z1 , Z2 , Z3 ........Zn

Dengan menggunakan rumus :

Z1 = X1− X́S

Keterangan :

X́ 1 = Rata- rata

X1 = Data ke –i

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia254

Page 265: BAHASTRA - UISU

Hera ChairunnisaPengaruh Model Learning Together (Belajar Bersama ) dalam Memahami Wacana Tulis

di Kelas XI SMA RK Delimurni Delitua S = Simpangan baku

2. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung

peluang F(Zi) = P (Z Zi )Jika proposal ini dinyatakan oleh (Z1) maka.S (Zi ) =

banyaknyaZ1 , Z2, Z3 ,………Zn≤Z in

3. Menghitung selisih F (Zi) - S(Zi) kemudian menentukan harga mutlaknya.

4. Harga mutlak tersebut diambil yangterbesar sebut (L0 ), kemudian membandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis untuk uji liliefors.L0<Ltabelmaka sampel berdistribusi

normalL0>Ltabelmaka sampel tidak

berdistribusi normal.

b. Uji HomogenitasUji ini untuk melakukan pengujian

mengenai kesamaan dua varian. Uji yangdigunakan adalah sebagai berikut:

F =

S12

S22

(sudjana, 2005)

Dimana: 2

1S = Varian terbesar

S22

= Varian terkecilNilai F dapat dilihat dari tabel

kriteria pengujian terima hipotesis datamempunyai varian homogen jika: F (1-α )(n-1)(n-2)<F<F1/2 α (n1,n2)

untuk taraf nyata.c. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan:Ho :μ1 = μ2

H1 :μ1 ≠ μ2

Uji ini digunakan untuk melihat adatidaknya pengaruh yang berarti (signifikanpada taraf tertentu) dari dua variabel yangditeliti. Bila data penelitian distribusinormal dan homogen, maka untukmenguji hipotesis menggunakan uji bedadengan rumus yaitu :(Sudjana,2005 :239),

t=X__

1−X__

2

S√1n1

+1n2

S=(n1−1 ) S

12+(n2−1) S

22

n1+n2−2

Keterangan :

t = uji beda

X__

1 = rata – rata hasil belajar kelas

eksperimen

X__

2 = rata – rata hasil belajar kelas

kontrol

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa kelas kontrolS1

2 = varians kelas ekperimenS2s

2 = varians kelas kontrolS2 = varians kedua kelas sampel

Kriteria pengujian adalah : diterimaH0 jika –t(1-1/2α)< th< t(1-1/2α), dimana t(1-1/2α)

didapat dari daftar distribusi t dengan dk =( n1 + n2 – 2), α = 5% dan peluang (1-1/2α). Untuk harga t lainnya, H0 ditolak.

Untuk menguji hipotesisdigunakan Uji t dengan hipotesis

H0 : μ1 = μ2H1 : μ1≠μ2

d. Koefisien DeterminasiUntuk mengetahui besar pengaruhvaribel yang satu terhadapvariabel lain:

D = r2 x 100 %

r=√1−❑❑

Kriteria pengujiannya adalah : Hadites

rima jika –t(1-1/2α) < th < t(1-1/2α)

HASIL PENELITIAN 1. Data Pre-test

Tabel 3. Tabel perhitungan dataPre - test

Variabel Tes X́ S2

Eksperimen Pretest 47,0883 54,82

Control Pretest 43,888 85,87

Sebelum dilakukan perlakuan terlebihdahulu dilakukan pretest. Pretestdilakukan dengan tujuan untukmengetahui kemampuan awal siswasebelum materi pelajaran diajarkan.Berdasarkan hasil uji kemampuan awalsiswa, diperoleh rata-rata nilai pretes kelaseksperimen adalah 47,0883 dengan S2 =

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia255

Page 266: BAHASTRA - UISU

Hera ChairunnisaPengaruh Model Learning Together (Belajar Bersama ) dalam Memahami Wacana Tulis

di Kelas XI SMA RK Delimurni Delitua 54,82 Sedangkan untuk kelas kontroldiperoleh rata-rata nilai 43,888 dengan S2=85,87.2. Data Post-Test

Tabel 4 Perhitungan Data Post-TestNo

Variabel Tes X́ S2

1 Eksperimen

Posttest

75,97 32,599

2 Control Posttest

64,444

63,968

Untuk data post test dilakukan setelahmateri diajarkan sesuai dengan RPP. Posttest dilakukan untuk mengetahui hasilbelajar siswa. Berdasarkan hasil post test,diperoleh rata-rata nilai poste test kelaseksperimen adalah 75,97 dengan S2 =32,599, sedangkan untuk kelas controldiperoleh rata-rata nilai 64,444dengan S2

=63,968Uji Hipotesis

Tabel 7. Uji HipotetisNo

Data Skorrata-rata

thitun

g

ttabe

l

Kesimpulan

1 Pre-testkelaseksperimen

47.08333

1 ,62.

1,9967

Tidakadapengaruh

2 Pre-testkelaskontrol

43.88889

3 Post-testkelaseksperimen

75.97222

7 ,03981,9967

Adapengaruh4 Post-

testkelaskontrol

64.44444

Hipotetis alternatife Ha diterimajika thitung > ttabel, sedangkan Ho ditolak jikathitung < ttabel. Dari hasil penelitain diperolehharga thitung = 7,0398 dan harga ttabel =

1,9967 dengan demikian diketahui bahwa

thitung> ttabel yaitu 7,0398 > 1,9967 sehinggaHipotesis nihil (Ho) ditolak dan Hipotetisalternative (Ha) diterima. Dengandemikian dapat disimpulkan bahwa adapengaruh yang lebih baik denganmenggunakan model pembelajaranLearning Together (Belajar Bersama )pada materi memahami wacana tulis dikelas XI SMA Rk Delimurni Delitua.Uji Koefisien Determinasi

Uji determinasi atau koefisientertentu digunakan untuk mengetahuibesar pengaruh model pembelajaranLearning Together (Belajar Bersama )terhadap kemampuan memahami wacanatulis siswa, dari penelitian yang telahdilakukan dapat diketahui bahwa modelpembelajaran model learning togetherbesar 40,53%. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan hasil, yang diuraikan padabab IV maka hasil penelitian inidisimpulkan sebagai berikut :1. Ada pengaruh menggunakan model

pembelajaran Learning together(belajar bersama)pada materimemahami wacana tulis kelas XISMA RK Delimurni Delitua tahunpembelajaran .

2. Hasil pembelajaran memahamiwacana tulis setelah menggunakanmodel Learning together pretestmendapat nilai rata-rata cukup yakni47,088 dan rata-rata postes sebesar75,97.

3. Berdasarkan data pretest dan posttestmenggunakan model learrningtogether (belajar bersama) dapatmeningkatkan hasil belajar siswadalam memahami wacana tulis.

4. Dari hasil penelitian diperoleh haragathitung = 7,039 dan harga ttabel = 1,997.Densgan demikian diketahui bahwathitung > ttabel 7, 039 > 1,997 sehinggaHipotesis alternative (Ha) diterimayaitu ada pengaruh menggunakanmodel pembelajaran Learningtogether (belajar bersama ) dalammemahami wacana tulis.

SARANBerdasarkan kajian dan hasil

penelitian ini maka dikemukakan saransebagai berikut :1. Kemampuan siswa dalam memahami

wacana tulis perlu ditingkatkan lagi.Untuk meningkatkan diperlukan suatumodel pembelajaran yang lebih

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia256

Page 267: BAHASTRA - UISU

Hera ChairunnisaPengaruh Model Learning Together (Belajar Bersama ) dalam Memahami Wacana Tulis

di Kelas XI SMA RK Delimurni Delitua terarah kepada materi pembelajaran.Salah satu model pembelajaran yangdapat digunakan adalah modellearning together karena denganmodel pembelajaran ini, kemampuansiswa khususnya dalam memahamiwacana tulis terbukti meningkat.

2. Kepada peneliti selanjutnya agar dapatmeneliti pada sekolah-sekolah laindengan pokok bahasan yang berbedaagar dapat dijadikan sebagai studiperbandingan bagi guru untukmeningkatkan kualitas pendidikankhususnya pada pelajaran BahasaIndonesia.

3. Pihak sekolah juga perlu mengadakansosialisasi mengenai model ataumetode mengajar yang dapatdigunakan dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKASalvin, Robert E. 2005. Cooperative

Learning Teori, Riset danpraktik. Bandung: Nusa Media.

Sudjana.2005.Metodestatistika.Bandung :PT.Tristo.

Tarigan, Henry Guntur.1987.Penagajaran Wacana. Bandung:Angkasa.

Wenna,Made.2009.Strategi Pembelajaraninovatif kontemporer:SuatuTujuan KonseptualOperasional.Jakarta: BumiAksara.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia257

Page 268: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR TERHADAP KEMAMPUANMENULIS TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

Sahri Nova YogaInstitut Agama Islam Negeri [email protected]

Abstrak. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana HubunganPenggunaan Media Karikatur Terhadap kemampuan Menulis TeksAnekdot Siswa Kelas X SMA Swasta UISU Medan. Sampel penelitianberjumlah 35 orang dari 35 populasi yang ada. Sampel diambil daripopulasi yang terdiri dari satu kelas. Pengambilan data diambil dariinstrumen tes dalam bentuk penugasan yaitu menulisteks anekdot .Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimendengan desain penelitian one group pre test post test design. Pengolahandata diperoleh dengan nilai rata-rata pre test adalah 67,8 standar deviasi =7,35. Nilai rata-rata post test adalah76,2, standar deviasi8,40 Dengandemikian kemampuan post test lebih tinggi daripada kemampuan pre testdalam menulis teks anekdot. Berdasarkan hasil uji analisis data denganmenggunakan uji “t” diperoleh thitung = 35,80 pada taraf signifikan 5% daridaftar distribusi N = 34 maka diperoleh ttabel =1,69. Jadi, thitung35,80 danttabel, 1,69 maka hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)diterima. Artinya, terdapat hubungan penggunaan media karikaturterhadap kemampuan menulis teks anekdot. Berdasarkan data di atas,maka dapat disimpulkan bahwa media karikatur mempunyai hubunganyang signifikan dalam meningkatkan kemampuan menulis teks anekdotsiswa kelas X SMA swasta UISU Medan.Kata Kunci: Media Karikatur ,Menulis ,Teks Anekdot

Abstract. This study aims to find out how the relationship of the use ofcaricature media to the ability to write anecdotal texts in class X studentsof UISU Medan private high school. The research sample consisted of 35people from 35 existing populations. The sample is taken from apopulation consisting of one class. Retrieval of data is taken from the testinstrument in the form of an assignment that is writing anecdotes. Themethod used in this study is an experimental method with one group pre-test post-test design research design. Data processing was obtained witha pre-test mean value of 67.8 standard deviations = 7.35. The averagepost test score was 76.2, standard deviation 8.40 Thus the ability of thepost test was higher than the ability of the pre test in writing anecdotaltexts. Based on the test results of data analysis using the "t test" obtainedtcount = 35.80 at a significant level of 5% from the distribution list N =34 then obtained ttable = 1.69. So, tcount35.80 and ttable, 1.69, the nullhypothesis (H0) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) isaccepted. That is, there is a relationship between the use of caricaturemedia to the ability to write anecdotal texts. Based on the data above, itcan be concluded that caricature media have a significant relationship inimproving the ability to write anecdotal text for grade X students of UISUMedan private high school.Keywords: Caricature Media, Writing, Anecdotal Text

PENDAHULUANPendidikan merupakan persoalan

yang penting untuk mengembangkanmanusia yang berkualitas sehingga mampudan pro aktif menjawab tantangan zamanyang selalu berubah.Perubahan dalam artiperbaikan mutu pendidikan pada semuatingkat perlu terus menerus dilakukansebagai antisipasi kepentingan masadepan.Pendidikan nasional bertujuanuntuk mengembangkan potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang berimandan bertaqwa kepada allah yang maha

Esa,berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif, mandiri dan menjadi warga negarayang demokratis serta bertanggung jawabpada umumnya tujuan Pendidikan dapatdimasukkan kedalam salah satu dari tigaranah kognitif,afektif psikomotorik.Belajardimaksudkan untuk menimbulkanperubahan prilaku yaitu perubahan dalamtiga ranah tersebut.

Pembelajaran merupakan kegiatanyang melibatkan aktivitas dan guru,didalam aktivitas tersebut terdapat banyakpenerapan komponen pembelajaran

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

263

Page 269: BAHASTRA - UISU

Sahri Nova YogaHubungan Penggunaan Media Karikatur terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot

Siswa Kelas X SMA Swasta UISU Medanseperti media,metode dan kurikulum yangdigunakan.Pembelajaran yang harus diberikan guru harus sesuai dengankurikulum yang telah ditetapkan olehpemerintah.Kurikulum yang saat inidigunakan dalam proses pembelajaranadalah kurikulum 2013.Kurikulum 2013bertujuan untuk meningkatkan mutuproses dan hasil pendidikan yangmengarah pada pembentukkan karakterpeserta didik.Implementasi pendidikankarakter dalam kurikulum 2013 dapatdiperoleh dari semua mata pelajaran yangmenghubungkan dengan nilai-nilai dannorma dalam kehidupan sehari-haripeserta didik.Penekanan pendidikankarakter di harapkan dapat menyiapkansumber daya manusia yang berkualitas dansiap menghadapi persaingan dunia global.

Selain itu kurikulum ini menuntutagar belajar bahasa Indonesia tidaksekedar memakai bahasa indonesia untukmenyampaikan materi belajar tetapi harusmempelajari makna dan pemilihan katayang tepat.Standar kompetensipembelajaran bahasa indonesia dijadikansebagai pengukur kemampuan siswadalam menggambarkan penguasaanpengetahuan dan keterampilan berbahasa.Dalam kurikulum ini pembelajaran bahasaindonesia berbasis teks.Teks dimaknaisebagai satuan bahasa yangmengungkapkan makna secarakontekstual.Teks dapat berwujud tertulismaupun teks lisan yang merupakanungkapan pemikiran manusia.Bahasa yangdigunakan dalam teks mencerminkanide,sikap dan nilai penggunaan karenabahasa merupakan sarana pembentukankemampuan berpikir manusia

Pembelajaran bahasa indonesiamemiliki empat keterampilan yang harusdikuasai yakni, menyimak, berbicara,membaca, dan menulis. Secara umumketerampilan menyimak dan berbicaramerupakan kegiatan berbahasa lisansedangkan keterampilan membaca danmenulis merupakan keterampilanberbahasa tulis. Dari ke empat aspektersebut menulis adalah penuangan ideterhadap ketiga aspek lainnya.setelahmelakukan kegiatan menyimak, berbicaradan membaca semestinya setiap individudapat menuangkan apa yang telahdilakukan dengan menulis. Kenyataannyamenulis merupakan suatu kegiatan yangsulit untuk dilakukan dalam kehidupansehari-hari. Dunia pendidikan tentu

memiliki peranan terhadap keterampilanini. Faktor yang penting dalammengembangkan kemampuan menulis inimelalui pembelalajaran bahasa Indonesiadi setiap satuan pendidikan.

Kemampuan yang harus dimilikioleh siswa salah satunya adalahkemampuan menulis,kemampuan menulismerupakan kemampuan yang palingpenting dalam kehidupan,baik dalamkehidupan pendidikan maupun masyarakat, sebab keterampilan menulis setiap siswatidak dapat diperoleh secara alamiah tetapiharus dilatih dan diasah. Melalui kegiatanmenulis kita dapat mengungkapkan apasaya yang ada dalam pikiran dan perasaan

Pembelajaran bahasa indonesiatingkat SMA sederajat terdapatpembelajaran mengenai teks.Salah satubentuk kegiatan pembelajaran dalamkurikulum2013 adalah memproduksi teksanekdot. Hal tersebut sesuai denganKompetensi Dasar 4.2 Memproduksi/menulis anekdot sesuai dengankarakteristik teks yang akan dibuatbaik secara lisan maupun tulisan.

Anekdot merupakan cerita singkatyang menarik karena lucu danmengesankan,biasanya mengenai orangpenting atau berdasarkan kejadian yangsebenarnya (Damandjaaja dalamFatimah,2013).Teks anekdot berguna tidakhanya untuk menghibur ataumembangkitkan tawa,tetapi untukmengungkapkan suatu kebenaran yanglebih umum dari pada kisah singkat itusendiri.Dalam kompetensi ini,siswadituntut agar mampu menulis teks anekdotyang sesuai sengan struktur,karakteristikdan kebahasaan.Pembelajaran menulisteks anekdot, diharapkan mampumembimbing peserta didik agar lebihmengembangkan kemampuan dalammenulis teks anekdot secara kritis dankreatif

Salah satu cara untukmeningkatkan keterampilan menulis siswaadalah dengan menggunakan media yangtepat dan mampu merangsangketerampilan siswa untuk menulis.Dengan menggunakan media yangtepat,informasi atau bahan ajar dapatditerima dan diserap oleh siswa denganbaik. Hal ini sesuai dengan salah satufungsi dari media pembelajaran yaituuntuk meningkatkan dengan baik, makahasil belajar mengajar pun akan meningkat

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia34

Page 270: BAHASTRA - UISU

Sahri Nova YogaHubungan Penggunaan Media Karikatur terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot

Siswa Kelas X SMA Swasta UISU MedanPeran guru di dalam proses belajar

mengajar sangat penting, di mana gurusebagai agen sentral pengembangankurikulum. Salah satu solusi dalammengatasi permasalahan tersebut harusdengan menggunakan media yang cocokdan sesuai dengan teks yang akandiproduksi nantinya,seperti mediakarikatur. Penulis tertarik untuk membuatpenelitian menggunakan media ini. Dimana media ini memancing sisiwa untukberkonsentrasi yang menyerap informasisecara baik dengan karikatur, karakteryang diperlihatkan unik dan lucu sehinggasiswa akan lebih tertarik belajar, sehinggamampu menciptakan poembelajaran yangmenyenangkan, menarik dan komunikatifsehingga siswa lebih terinspirasi dan lebihbaik lagi dalam menulis teks anekdot.Sehingga prestasi belajar siswa diharapkanakan lebih baik dari wkatu ke waktu.

Berdasarkan uraian dan fakta diatas, maka penulis akan melalukanpenelitian yang berjudul “ HubunganPenggunaan Media KarikaturTerhadap Kemampuan Menulis TeksAnekdot Siswa Kelas X SMA SwastaUISU MedanMETODE PENELITIAN

Menurut Sugiono 92009:3) “Metode penelitian dapat diartikan sebagaicara ilmiah untuk mendapatkan datadengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Dalam upaya menemukan danmembuktikan sesuatu di dalam penelitiantergantung metode yang digunakan agartujuan penelitian tersebut dapat tercapaidengan baik. Penentuan metode tertentuharus di sesuaikan dengan tujuanpenelitian. Tujuan penelitian ini adalahhubungan media karikatur terhadapkemampuan menulis teks anekdot.

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas maka penelitan ini menggunakanmetode eksperimen tipe one group pre-testdesign yakni penelitian yang dilakukandengan menggunakan satu kelas sebagaikelas sampel. Tahap awal penelitianmemberikan tes awal (pre-test) setelah itudiberikan perlakuan dengan media

karikatur tahap akhir penelitianmemberikan post-test. Dari tes awal dantes akhir penelitian melihat hubunganmedia karikatur

TABEL 3.4Design Eksperimen One Group Pre

Test Post Test DesignKelas prete

stperlakuan

Post-test

Eksperimen 01

X 02

Keterangan :01 : Tes awal sebelum menggunakan

media karikatur dalam menulisteks anekdot

02 : Tes awal sesudah menggunakanmedia karikatur dalam menulisteks anekdot

X : Perlakuan pembelajaran denganmenggunakan media karikaturInstrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2014 : 192) “Instrumen adalah alat pada waktupenelitian menggunakan suatu metode”.Data merupakan komponen penting dalamsuatu penelitian. Berdasarkan data inilahpeneliti menuju pemecahan masalah. Datadalam penelitian ini termasuk kuantitatifdan instrumen yang digunakan untukmengumpulkan hasil ada tidaknyahubungan menulis teks anekdot adalahdengan menggunakan pre test dan posttest.1. Pre test

Pre test adalah jenis tes yangdilakukan pada awal pembelajaranterhadap materi yang akan diajarkansebelum proses belajar mengajarberlangsung yang bertujuan untukmengetahui kemampuan dasar siswa2. Post test

Post test adalah jenis tes yangdilakukan pada akhir pembelajaran tentangmateri yang telah dipelajarikan yangbertujuan untuk mengetahui ada tidaknyahubungan setelah mempelajari materimenulis teks anekdot.

TABEL 3.5. KISI –KISI PENILAIAN TEKS ANEKDOTNo Aspek Indikator Skala Penilaian Skor

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia35

Page 271: BAHASTRA - UISU

Sahri Nova YogaHubungan Penggunaan Media Karikatur terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot

Siswa Kelas X SMA Swasta UISU Medanyang

dinilaimaksimal

Abstraksi

1.Gambaran/latar belakang terlihatsangat jelas

2.Gambaran/latar belakang terlihatjelas

3.Gambaran/latar belakang terlihatcukup jelas

4.Gambaran/latar belakang terlihatkurang

5.Gambaran/latar belakang terlihatsangat kurang

65432

20

Orientasi

1.Timbulnya peristiwa terlihat sangat baik2.Timbulnya peristiwa terlihat baik

3.Timbulnya peristiwa terlihat cukup4.Timbulnya peristiwaterlihat kurang 5.Timbulnya peristiwa terlihat sangat kurang.

6

5

4

3

2

20

Krisis 1.Inti peristiwa sangat sesuai2. Inti peristiwa sesuai3. Inti peristiwa cukup4. Inti peristiwa kurang5.Inti peristiwa sangat kurang

6

543

2

20

Reaksi 1.Tanggapan atau respon sangat sesuaidengan isi cerita

2.Tanggapan atau respon sesuai denganisi cerita

3.Tanggapan atau respon cukup sesuaidengan isi cerita

4.Tanggapan atau respon kurang sesuaidengan isi cerita

5 .Tanggapan atau respon sangatkurang sesuai dengan isi cerita.

6

5

4

3

2

20

Koda 1.Penutup / Kesimpulan sangat baik2.Penutup / Kesimpulan baik

3.Penutup / Kesimpulancukup

4.Penutup / Kesimpulankurang

5.Penutup / Kesimpulan sangat kurang

65432

Total

20

100

Tabel 3.6. Kategori PenilaianInterval Persentase

Tingkat PenguasaanKategori Nilai Kriteria Nilai

85-100 A Sangat baik

70-84 B Baik

55-69 C Cukup

40-54 D Kurang

0-39 E Sangat kurang

Nilai=jumlahskor yang dicapaijumlahskormaksimal

× 100

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia36

Page 272: BAHASTRA - UISU

Sahri Nova YogaHubungan Penggunaan Media Karikatur terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot

Siswa Kelas X SMA Swasta UISU Medan

Uji Coba InstrumenUji coba instrumen merupakan

bagian utama dalam penelitian yangbertujuan untuk menguji hipotesis. Datamentah yang diperoleh dari penelitiankurang berati jika disajikan dalam keadaanmentah. Oleh karena itu, agar mendapatkesimpulan tentang masalah yang ditelitiperlu dilaksanakan pengolahan data yangterorganisir sesuai dengan media yangdigunakan

Untuk memperoleh data, adabeberapa langkah yang dilakukan penelti.Untuk lebih jelasnya akan diuraikansebagai berikut :

1. Menstabulasi skor pre test2. Menstabulasi skor post test3. Menentukan skor tertinggi dan

skor terendah dari hasil pre testdan post test

4. Menghitung rata-rata skor danvariabel hasil pre test dan posttest dengan menggunakanrumus :M = M0DimanaM = Rata-rata( Mean)M99 = Nilai median dataterbanyakI = IntervalΣfx = JumlahFrekuensiN = Jumlah Sampel

5. Menghitung standar deviasidari variabel hasil pre test danpost test dengan menghitungrumus

SD = i√Σ fx2

N = - [ ΣFXN ]

Keterangan : SD = Standar deviasi I = Interval N = Jumlah sampel Σfx

2 = Kuadrat Jumlah nilaifrekuensiTeknik Analisis Data

Sebelum menganalisis dataterlebih dahulu dilakukan pengolahandata. Pengolalan merupakan langkah yangmemegang peranan penting pada sebuahpenelitian. Pengolahan data yangterorganisir akan memudahkan pemnelitidalam mengolah data-data yang telahterkumpul. Data dalam penelitian initerdiri atas data angket dan data karangan.

Kedua data tersebut di deskripsikanterlebih dahulu dengan teknik deskriptif.1. Menentukan rata-rata skor masing-

masing kelompok denganmenggunakan rumus sebagai berikut

X = Σ f ixiΣ f i

......................

(Sudjana 2002:7)Keterangan : X = Rata-rata

Xi = Jumlah Skor Fi = Frekuensi

2. Menghitung median denganmenggunakan rumus sebagai berikut :

Me = b + p (12n−F

F=f )......................( Sudjana, 2002:7)

Keterangan b = Batas bawah kelas

median ,ialah kelas dimana median akanterletak

p = Panjang kelas mediann = Ukuran sampel dan banyak

dataF = Jumlah semua frekuensi

dengan data tanda kelas lebihkecil dan tanda kelas median

F = Frekuensi kelas median3. Menghitung modus denganmenggunakan rumus sebagai berikut

Mo = b + p ( b1b1+b2 )

...................( Sudjana, 2002:7)Keterangan :B = Batas atau kelas modal, ialah

kelas interval dalamfrequensi terbanyak

P = Panjang kelas modulB1 = Frekuensi kelas modal

dikurangi frekuensi kelasinterval dengan tandakelas yang lebih kecilsebelum tanda kelasmodal

Tes essay ini dibentuk dalam duakategori yaitu pre test dan post testdigunakan untuk dua variabel yaitumenulis teks anekdot digunakan untukmenjaring data kemampuan menulis teksanekdot setelah diadakan perlakuandengan menggunakan media karikatur.Untuk mengetahui hubungan menuliswacana argumentasi. Penelitimenyediakan soal dengan menggunakantes essay.HASIL PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia267

Page 273: BAHASTRA - UISU

Sahri Nova YogaHubungan Penggunaan Media Karikatur terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot

Siswa Kelas X SMA Swasta UISU Medana. Analisis Statistik Pre Tes

Berdasarkan hasil analisis datauntuk mencari nilai rata-rata pre test yaitudengan membagi jumlah keseluruhanjumlah siswa (fi.xi) 1837 dengan frekuensijumlah siswa (fi) sebanyak 35 sehinggadiperoleh nilai rata-rata pre tes (x) 52,4dan standar deviasi 29.9, Median (Me)diperoleh dengan mencari nilai tengahfrekuensi kelas median pada fi yaitu 10sehingga diperoleh nilai median 77.4 danModus (Mo) diperoleh dengan mencarifrekuensi nilai yang paling sering munculyaitu 10 sehingga nilai modus yaitu 77.4b. Analisis Statistik Post Tes

Berdasarkan hasil analisis data,untuk mencari nilai rata-rata pre test yaitu2670 dengan membagi jumlahkeseluruhan jumlah siswa (fi.xi)denganfrekuensi jumlah siswa (fi) sebanyak 35sehingga diperoleh nilai rata-rata pre tes(x) 76,2 dan standar deviasi 8,40, Median(Me) diperoleh dengan mencari nilaitengah frekuensi kelas median pada fiyaitu 11 sehingga diperoleh nilai median75,12 dan Modus (Mo) diperoleh denganmencari frekuensi nilai yang paling seringmuncul yaitu 11 sehingga nilai modusyaitu 87,3.Uji Hipotesis

Untuk mendapatkan jawabankebenaran atas dugaan sementara dalampenelitian ini akan dilakukan uji hipotesismenggunakan uji t, maka diperoleh thitung >ttabel yaitu 35,80 > 1.69, maka Ha diterimadan Ho ditolak, sehingga dapat diambilkesimpulan bahwa ada hubungan yangsignifikan dari penggunaan mediaKarikatur terhadap Kemampuan MenulisTeks Anekdot Siswa Kelas X SMASwasta UISU Medan.PEMBAHASAN

Media pembelajaran sangatdibutuhkan oleh para guru, sebab berhasiltidaknya siswa dalam belajar sangattergantung pada tepatnya mediapembelajaran yang digunakan sesuaidengan materi yang akan dipelajarisehingga pembelajaran yang dirancanglebih bervariatif. Maka dalam penelitianini pada materi Anekdotnya media yangdigunakan adalah media karikatur.

Penerapan media pembelajarankarikatur dimaksudkan untukmeningkatkan kemampuan siswa dalammenyimpulkan suatu materi dalammembangun konsep tingkat pemahamansiswa. Media ini sangat baik agar siswa

dapat lebih mendalami secara rinci dandetail tentang materi yang diajarkankepadanya.

Penerapan media karikatur inibertujuan untuk mengetahui hasil belajarsiswa sebelum dan sesudah diajar denganmenggunakan media karikatur. Data yangdiperoleh dalam penelitian ini terdiri daridua jenis, pertama adalah pre tes yangdiperoleh sebelum menggunakan mediakarikatur ,digunakan untuk melihatpengetahuan dasar atau kemampuan awalsiswa mengenai materi teks anekdot dankedua adalah post tes atau data hasilbelajar siswa setelah diberikan perlakuanatau penerapan media karikatur sehingganantinya akan terlihat hubungan darimedia karikatur yang digunakan.

Penggunaan media karikatur inimenunjukkan peningkatan hasil belajarsiswa. Data hasil belajar siswa sebelumpenggunaan media pembelajaran karikaturdengan melakukan tes kemampuan awal(pre tes) diperoleh nilai rata-rata 67,8sedangkan data hasil belajar siswa setelahpenggunaan media pembelajaran karikaturdengan memberikan post tes diperolehnilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu76,8 dari hasil nilai rata-rata ini dapatdilihat bahwa terjadi peningkatan hasilbelajar siswa setelah penggunaan mediakarikatur. Peningkatan ini terjadi karenamedia karikatur memiliki kelebihan dalampenerapannya yaitu dapat meningkatkanrasa ketertarikan siswa terhadap materiyang dipelajari, siswa juga akan lebih aktifdalam kegiatan belajar dengan mediakarikatur ini. Media ini dapat memacusiswa untuk dapat belajar secara optimaldan akan lebih mudah dalam memahamimateri.

Penggunaan media karikatur inijuga memiliki beberapa kekurangan didalam penerapannya antara lain apabilagambar karikatur salah dalammempersepsikannya maka akan terjadisalah penyetiran dan akan menghambatjalannya pembelajaran.

Upaya yang peneliti lakukandalam memperkecil dampak-dampaknegatif serta kemungkinan buruk yangterjadi pada saat pelaksanaan mediapembelajaran ini adalah dengan caramemberikan motivasi, mengarahkan sertamemberi stimulus atau rangsangan kepadasiswa untuk lebih aktif dalam menjalankanperan serta tugasnya.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia268

Page 274: BAHASTRA - UISU

Sahri Nova YogaHubungan Penggunaan Media Karikatur terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot

Siswa Kelas X SMA Swasta UISU MedanPenggunaan media karikatur pada

materi teks anekdot mengakibatkanterjadinya peningkatan hasil belajar siswa.Hasil analisis data diperoleh bahwa nilaitertinggi siswa pada pre tes adalah 80sebanyak 3 orang dan nilai terendahadalah 55 sebanyak 4 orang. Pada post tesdiketahui nilai tertinggi pada siswa adalah90 sebanyak 3 orang dan nilai terendahadalah 60 sebanyak 2 orang. Sebelumpeneliti memberi perlakuan pada mediakarikatur, terlebih dahulu penelitimelakukan uji kemampuan awal yaitu pretes yang mengetahui kemampuan dasarsiswa. Setelah hasil pre tes dihitungdiketahui nilai rata-rata pre tes adalah 67,8median =77,4, modus 74.16 dan standardeviasi = 7.35

Selanjutnya setelah penelitimemberikan perlakuan pada siswa denganmedia karikatur, dan memperoleh nilairata-rata 76,2 median =75,12, modus 87,3dan standar deviasi 7,35

Pada perhitungan uji normalitasdan uji homogenitas diketahui bahwa datahasil belajar siswa berdistrubusi normaldan homogen. Setelah melakukan uji thasil pre tes dan post tes untukmenunjukkan bahwa penggunaan mediapembelajaran karikatur memberihubungan yang signifikan denganpembelajaran Menulis Teks AnekdotSiswa Kelas X SMA Swasta UISU MedanTahun Pembelajaran 2017/2018.

Dalam pembelajaranmenggunakan media karikatur ini, guruberperan sebagai fasilitator sementarasiswa sebagai subjek, sehingga prosespembelajaran terjadinya interaksi antaraguru dengan siswa. Dengan adanyainteraksi yang demikian, maka dalampembelajaran Bahasa Indonesia dapatmeningkat dan keaktifan siswa dalambelajar juga meningakat.

Penulis beranggapan bahwa mediaini mampu meningkatkan kemampuansiswa dalam belajar siswa dalam belajarbahasa Indonesia sebab media karikaturmerupakan media yang membuat siswaberperan aktif dalam proses pembelajaran.Media karikatur ini juga mampumerangsang kamampuan kognitif siswamelalui pengalaman belajar, agar siswadapat mengerti dengan materi yangdipelajarinya dan mampu untukmenerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yangtelah dilakukan, maka dapat disimpulkan.

1. Nilai rata-rata pre test siswasebelum menggunakan mediakarikatur dalam kemampuanmenulis teks anekdot memperolehnilai rata-rata 67,8 dan standardeviasinya (SD) adalah7,3

2. Nilai rata-rata post test siswasesudah menggunakan mediakarikatur dalam kemampuanmenulis teks anekdot memperolehnilai rata-rata 76,2 dan standardeviasinya (SD) adalah 8,40

3. Terdapat hubungan yangsignifikan terhadap penggunaanmedia karikatur terhadap hasilbelajar siswa pada materi pokokteks anekdot sesuai dengan hasilperhitungan thitung > ttabel yaitu 1,30< 1,69.

SARANBerdasarkan simpulan peneliti di

atas, maka penulis memberikan beberapasaran sebagai berikut

1. Bagi guru dan calon gurukhususnya guru Bahasa Indonesiapenggunaan media karikatur dapatdijadikan salah satu modelpembelajaran di kelas dalamupaya meningkatkan hasil belajar

2. Bagi peneliti lainnya yang inginmeneliti tentang hubungan mediakarikatur sebaiknya model inidigunakan pada materi yang lainagar penerapannya lebihbervariatif.

DAFTAR PUSTAKAMargono .1996. Metodologi penelitian

pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta

Sudijono,Anas.2009.Pengantar EvaluasiPendidikan.Jakarta : RajawaliPres.

Sudjana.2002.Metode statistik.BandungTarsito

Surakhman,Winarno.2000.Dasar-DasarTeknik.Research.Bandung :Tarsito.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia269

Page 275: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN HASIL PENGAMATAN

SISWA KELAS XI SMA UISU MEDAN

Nila Safina dan RitaUniversitas Islam Sumatera Utara

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modelpembelajaran Problem Based Instruction (PBI) terhadap kemampuanmenulis laporan hasil pengamatan siswa kelas XI SMA UISU Medan .Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA yangberjumlah 130 orang dengan jumlah siswa kelas XI IPA-1 adalah 35, XIIPA -2 adalah 35 orang dan XI IPA-3 adalah 30 orang, dan kelas XIIPA-4 adalah 30 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode eksperimen Post-test only control group design yaitueksperimen yang dilaksanakan dengan memberi perlakuan terhadap duakelompok yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,dimana yang diambil hanya hasil post-test saja. Hasil penelitianmenunjukan bahwa, nilai rata-rata kemampuan menulis laporan hasilpengamatan siswa di kelas eksperimen adalah 77,50, sedangkan nilairata-rata siswa di kelas kontrol adalah 69,16. Dengan demikian nilaikelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, pengujian hipotesisdilakukan dengan menggunakan uji “t”. Dari perhitungan uji “t” to

dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf 5% dengan dk= (N1+N2)-2 =(30+30)-2 = 58, maka diperoleh ttabel pada taraf singnifikan 5% = 2,01.Setelah dikonsultasikan, ternyata t0 (3,64) yang diperoleh lebih besardari ttabel yaitu 3,64 > 2,01. Karena t0 yang diperoleh lebih besar dari ttabel,maka dapat dinyatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal inimembuktikan bahwa model pembelajaran Problem Based Instruction(PBI) berpengaruh positif terhadap kemampuan menulis laporan hasilpengamatan siswa kelas XI SMA UISU Medan . Dengan demikian,hasil pembelajaran menulis laporan hasil pengamatan dengan modelProblem Based Instruction (PBI) lebih baik dari pada modelpembelajaran Problem Solving.Kata Kunci : Model Problem Based Instruction (PBI) Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan

Abstract. This study aims to determine the effect of learning modelProblem Based Instruction (PBI) on the ability to write reportsobservations of high school students of class XI Prayatna MedanLearning Year 2015/2016. The study population was all students ofclass XI IPA which amounts to 130 the number of students of class XI-1is 35, XI -2 is 35 and XI-3 is 30, and the class XI-4 is 30 people. Themethod used in this study is the experimental method Post-test onlycontrol group design is an experiment carried out by giving thetreatment of two different groups between the experimental class andcontrol class, which is taken only post-test results only. The resultsshowed that, the average value of the ability to write reports onobservations of students in the experimental class is 77.50, while theaverage value of students in the control class is 69.16. Thus the value ofthe experimental class is higher than the control class, hypothesistesting is done by using the test "t". Of test calculations "t" to consultwith table at 5% by dk = (N1 + N2) -2 = (30 + 30) -2 = 58, thenobtained table at level singnifikan 5% = 2.01. After consultation, itturns t0 (3.64) which is greater than that table 3.64> 2.01. Because t0obtained greater than table, it can be stated that Ho refused and Haaccepted. This proves that the learning model Problem BasedInstruction (PBI) has positive influence on the ability to write reportsobservations of high school students of class XI UISU Medan learningyear 2018/2019. Thus, the results of learning to write reports on theresults of observations with the model Problem Based Instruction (PBI)is better than Problem Solving learning model.Keywords: Effects of Problem Based Learning Model of Instruction(PBI) Writing Ability To report Observations Student Class XI SMAUISU Medan

PENDAHULUAN

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

270

Page 276: BAHASTRA - UISU

Nila Safina Dan Rita

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) terhadapKemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Siswa

Kelas XI SMA UISU MedanPembelajaran bahasa Indonesia dibagimenjadi empat aspek keterampilanberbahasa, yakni membaca, menulis,menyimak dan berbicara. Empat aspektersebut tidak dapat dipisahkan antara satudengan yang lainnya. Dari empat aspektersebut, menulis merupakan satuketerampilan berbahasa yang memilikimanfaat yang paling besar bagi kehidupandisamping keterampilan berbahasa yanglainnya. Menulis merupakan wujudkemahiran berbahasa yang mempunyaimanfaat besar bagi kehidupan manusiakhususnya para siswa.

Menulis pada hakikatnya, adalahupaya mengekspresikan apa yang dilihat,didengar, dialami, dirasakan, dandipikirkan ke dalam bahasa tulisan.Menurut Tarigan (1994:04), “Menulismerupakan suatau kegiatan yang produktifdan ekspresif”. Dalam kegiatan menulis,sang penulis haruslah terampilmemanfaatkan grafologi, struktur bahasa,dan kosa kata.

Kemampuan menulis menjadi salahsatu dari kemampuan bahasa yang pentinguntuk dikuasai. Tanpa disadari, menuliskerap kali kita lakukan untukmengungkapkan buah pikiran berupapengalaman, pendapat, pengetahuan,keinginan, perasaan hingga gejolak batinkita. Buah pikiran ini diungkapkan dalambentuk bahasa tulis, yakni bahasa yangberwujud berbagai tanda atau lambanguntuk dibaca dan dimengerti oleh oranglain. Hasil perwujudan melalui bahasatulis tersebut menjadi karya tulis yangdapat berupa karya faktawi (karya ilmiah)dan fiksi.

Cleanth Brooks dan Robert PennWarren dalam Gie (2002: 9) menyatakan,“Dorongan atau motivasi seseorang untukmenulis dapat dibedakan menjadi duamacam yakni pengungkapan(ekspression) dan tata hubungan(communication).” Dalam pengungkapan,biasanya seseorang terdorong untukmenulis hal-hal yang berkecamuk dalampikirannya dan merisaukan perasaannya,sehingga berkeinginan untukmemecahkannya. Sedangkan dalam tatahubungan, seseorang terdorong untukmenulis karena kebutuhan berhubungandengan orang lain.

Terkait dorongan dan motivasipengungkapan, seseorang dalam menulismemfokuskan pada suatu masalah yangakan dibahas. Kemudian masalah itudicaritahu sebab terjadinya, hal apa sajayang harus dilakukan guna masalahtersebut dapat terpecahkan. Setelah itu,keseluruhan isinya dituangkan kembalidalam sistematika penulisan karyafaktawi/ karya ilmiah berupa laporan hasilpengamatan.

Berdasarkan Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) bidang studiBahasa Indonesia untuk tingkat SMA,menulis laporan hasil pengamatanmerupakan salah satu kompetensi dasaryang harus dicapai siswa kelas XI dalampembelajaran. Namun berdasarkan hasilwawancara yang telah dilakukan penelitidengan guru bidang studi BahasaIndonesia SMA UISU Medan, siswakurang mampu dalam menulis laporanhasil pengamatan. Dengan kata lain, hasilyang dicapai siswa masih rendah.

Kurangnya perhatian guru padamateri menulis laporan hasil pengamatandan penggunaan model pembelajaran yangtidak tepat dapat dijadikan salah satufaktor penghambat siswa dalammengidentifikasi, meneliti suatu masalah,dan menyusunnya kembali ke dalamsebuah laporan hasil pengamatan.Persoalan ini menunjukan bahwa peranguru dalam menggunakan modelpembelajaran yang tepat pada materi yangdiajarkan sangat penting selain keaktifansiswa dalam belajar. Jika guru hanyamemaparkan materi yang sama persisdengan buku panduan siswa tanpamenggunakan model pembelajaran yangmenarik maka otomatis siswamenganggap materi tersebut tidak pentingdan membosankan untuk dipelajari,padahal secara tidak sadar merekamengalami kesulitan pada materi tersebut.

Oleh karena itu, diperlukan suatumodel pembelajaran yang menunjangperhatian guru terhadap siswa dan siswaaktif dalam belajar guna memudahkandirinya menerima materi pembelajaranmenulis laporan hasil pengamatan. Salahsatu model pembelajaran yang mendukungpembelajaran ini adalah model ProblemBased Instruction (PBI). Modelpembelajaran Problem Based Instruction(PBI) atau model pembelajaranberdasarkan masalah merupakan modelyang berasal dari strategi pembelajaranberbasis masalah atau dapat jugadikatakan sebagai model yang berasal daristrategi pembelajaran CTL (ContextualTeaching Learning), dimana guru hanyasebagai fasilitator dan motivator,sedangkan siswa dituntut aktif berpikir,berkomunikasi, mencari dan mengolahdata dan akhirnya menyimpulkan sebagaibentuk pemecahan masalah. Setelah itu,siswa dimotivasi kembali oleh guru untukmengungkapkan keseluruhan isinya kedalam bentuk laporan hasil pengamatanyang penulisannya dilakukan secarasistematis. Dengan demikian, siswa itusendiri menganggap materi pembelajarantersebut penting untuk dipelajari danberusaha untuk mencapainya.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia267

Page 277: BAHASTRA - UISU

Nila Safina Dan Rita

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) terhadapKemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Siswa

Kelas XI SMA UISU MedanSelain itu digunakan juga model

pembelajaran lain yaitu modelpembelajaran problem solving sebagaimodel pembanding dari modelpembelajaran problem based instruction.Model pembanding ini digunakan untukmelihat sebarapa besar pengaruh modelpembelajaran problem based instructionpada kemampuan menulis laporan hasilpengamatan siswa.Berdasarkan uraian di atas, maka penelitimerasa tertarik melakukan penelitiandengan judul, yaitu “Pengaruh ModelPembelajaran Problem BasedInstruction (PBI) terhadap KemampuanMenulis Laporan Hasil PengamatanSiswa Kelas XI SMA UISU Medan.METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan caraatau teknik pengumpulan data maupunanalisis data yang digunakan dalam upayamemperoleh gambaran atau jawaban ataspertanyaan penelitian. Sesuai denganpendapat Arikunto (2010 :203)mengatakan bahwa ”Metode penelitianadalah cara yang digunakan oleh penelitidalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Metode penelitian merupakan halyang penting dalam pelaksanaanpenelitian. Metode yang digunakan dalamdalam penelitian ini adalah metodeeksperimen yaitu dengan tujuan inginmengetahui pengaruh pembelajarandengan menggunakan model ProblemBased Instruction (PBI) terhadapkemampuan menulis laporan hasilpengamatan siswa kelas XI SMA UISUMedan .

Dengan metode penelitian di atasakan ada dua kelompok dengan perlakuanyang berbeda dalam penelitian. Kelompokeksperimen diberikan pengajaran menulislaporan hasil pengamatan dengan modelpembelajaran Problem Based Instruction(PBI), dan kelompok kontrol akan diberipengajara dengan model pembelajaranProblem Solving.PEMBAHASAN

Penelitian ini berupa penelitianeksperimen dengan menggunakan duakelas yaitu kelas eksperimen (X1) denganmodel pembelajaran Problem BasedInstruction (PBI) dan kelas kontrol (X2)dengan model pembelajaran ProblemSolving. Setelah terkumpulnya data,selanjutnya dilakukan analisis data.Rangkaian analisis data ini tampak padapenyajian data berikut, dimana data yangdiperoleh dari dua kelompok yaitukelompok eksperimen pada kelas XI IPA3 dan kelompok kontrol pada kelas XIIPA 4 SMA UISU Medan .1. Deskripsi Data Kelas Eksperimen

(Model Problem Based Instruction)

Data di atas dapat dideskripsikan melaluitabel distribusi frekunsi berikut. Dengandistribusi tersebut selanjutnya akandihitung harga rata-rata, standar deviasidan standar error seperti di bawah ini.

Distribusi Frekuensi Skor Post TestMenulis Laporan Hasil Pengamatan

Kelas Eksperimen

2. Deskripsi Data Kelas Kontrol (Model Problem Solving)

Data hasil post test untuk kelaskontrol di atas dapat dideskripsikanmelalui tabel distribusi frekunsi berikut.Dengan distribusi tersebut selanjutnyaakan dihitung harga rata-rata dan standardeviasi dan strandar error seperti di bawahini.

Distribusi Frekuensi Skor Post TestMenulis Laporan Hasil Pengamatan

Kelas Kontrol

HASIL PEMBAHASANSetelah melakukan prosedur penelitian,mulai dari uji normalitas, uji homogenitas,hingga uji hipotesis, maka dapatdisimpulkan bahwa model pembelajaranProblem Based Instruction (PBI) ternyataberpengaruh positif terhadap kemampuanmenulis laporan hasil pengamatan. Hal inidibuktikan dengan nilai rata-rata hasilpost-test dalam menulis laporan hasilpengamatan di kelas eksperimen yaitusebesar 77,50 lebih tinggi dibanding nilaidi kelas kontrol yaitu 69,16. Berdasarkanhal tersebut, maka dapat diketahui bahwamodel pembelajaran Problem BasedInstruction (PBI) mampu membangkitkansemangat dan motivasi siswa dalam

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia268

X1 F FX x x2 Fx2

65 3 195 -12,42 154,25 462,75

70 7 490 -7,42 55,05 385,35

75 8 600 -2,42 5,85 46,8

80 8 640 2,58 6,65 53,2

85 5 425 7,58 57,45 287,25

90 4 360 12,58 158,25 633

N =35

∑FX =2710

∑Fx2 =1868,35

X F FX x x2 Fx2

55 4 220 -14,16

200,5056 802,0224

60 3 180 -9,16 83,9056 251,7168

65 7 455 -4,16 17,3056 121,1391

70 6 420 0,84 0,7056 4,2336

75 4 300 5,84 34,1056 136,4224

80 3 240 10,84 117,5056 352,5168

85 2 170 15,84 250,9056 501,8112

90 1 90 20,84 434,3056 434,3056

N=

30

∑FX =2057

∑Fx2 =

2604,1679

Page 278: BAHASTRA - UISU

Nila Safina Dan Rita

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) terhadapKemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Siswa

Kelas XI SMA UISU Medanmenulis laporan hasil pengamatan. Haltersebut dikarenakan model pembelajaranProblem Based Instruction (PBI)membantu siswa mengembangkanketerampilan berpikir, keterampilanmenyelesaikan masalah, dan keterampilanintelektualnya serta menjadi pelajar yangmandiri. Penerapan model PBImenekankan pada keaktifan siswa,sedangkan guru hanya berperan sebagaipembimbing dan fasilitator. Selain itu,hampir seluruh siswa di kelas eksperimenyang diajarkan dengan modelpembelajaran Problem Based Instruction(PBI) mengalami kemajuan dalam menulislaporan hasil pengamatan. Maka, secarakeseluruhan model pembelajaran ProblemBased Instruction (PBI) terbukti lebihefektif dalam meningkatkan kemampuanmenulis laporan hasil pengamatan olehsiswa kelas XI SMA UISU Medan .SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan yang telah diuraikan padabab terdahulu, maka dapat disimpulkanhal-hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitiandiketahui bahwa kemampuanmenulis laporan hasilpengamatan siswa kelas XI SMAUISU Medan denganmenggunakan modelpembelajaran Problem BasedInstruction (PBI) termasuk dalamkategori baik dengan nilai rata-rata 77,50 dan standar deviasi8,13.

2. Berdasarkan hasil penelitiandiketahui bahwa kemampuanmenulis laporan hasilpengamatan siswa kelas XI SMAUISUMedan denganmenggunakan modelpembelajaran Problem Solvingtermasuk dalam kategori cukupdengan nilai rata-rata 69,16 danstandar deviasi 9,31.

3. Hasil kemampuan menulislaporan hasil pengamatan denganmodel pembelajaran ProblemBased Instruction (PBI) lebihbaik. Maka Ha diterima dan Hoditolak.

4. Penggunaan model pembelajaranProblem Based Instruction (PBI)lebih efektif dibandingpenggunaan model pembelajaranProblem Solving terhadapkemampuan menulis laporanhasil pengamatan siswa kelas XISMA UISU Medan .

SARANBerdasarkan kesimpulan di atas,

maka sebagai tindak lanjut dari penelitian

ini dikemukakan saran-saran sebagaiberikut:1. Hendaknya guru bidang studi Bahasa

Indonesia meningkatkan pembelajaranmenulis laporan hasil pengamatankepada siswa dengan menerapkanmodel pembelajaran Problem BasedInstruction (PBI), karena modelpembelajaran ini terbukti berpengaruhdalam meningkatkan kemampuanmenulis laporan hasil pengamatan.

2. Guru harus memiliki pemahaman yangbaik dari segi persiapan, pelaksanaan,sampai evaluasi dalam penerapanmodel pembelajaran Problem BasedInstruction (PBI) agar hal yangdiharapkan yakni peningkatankemampuan menulis laporan hasilpengamatan siswa menjadi lebih baik.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutanoleh peneliti lain guna memberimasukan bagi dunia pendidikankhususnya dalam meningkatkankemampuan siswa dalam menulislaporan hasil pengamatan.

DAFTAR PUSTAKAArends, Richard I. 2008. Learning To

Teach Belajar untuk Mengajar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian Suatu PendekatanPraktik. Jakarta: Rineka Cipta

Dalman. 2014. Keterampilan Menulis.Depok : PT Rajagrafindo Persada

Depdiknas. 2005. Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Engkos, Kosasih. 2006. CerdasBerbahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga

FKIP UISU. 2014. Panduan PenulisanSkripsi FKIP UISU Medan: FKIPUISU

Gie, The Liang. 2002. TerampilMengarang. Yogyakarta: Andi

Huda, Miftahul. 2013. Model-ModelPengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Istarani. 2012. 58 Model PembelajaranInovatif. Medan: Media Persada.

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi: SebuahPengantar Kemahiran Bahasa.Ende: Nusa Indah

Lisnasari SF dan Khairani SK. 2010.Strategi Belajar Mengajar. Medan:Percetakan Unimed

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia269

Page 279: BAHASTRA - UISU

Nila Safina Dan Rita

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) terhadapKemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Siswa

Kelas XI SMA UISU MedanMufrukhi, dkk. 2007. Kompeten

Berbahasa Indonesia untuk SMAKelas XI. Jakarta: Erlangga

Siregar,Eveline dan Hartini Nara. 2010.Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor: Ghalia Indonesia

Soeseno, Slamet. 1995. Teknik PenulisanIlmiah Populer. Jakarta: PTGramedia

Sudjana. 2011. Metoda Statistika.Bandung : PT Tarsito Bandung

Tarigan, H G. 2008. Menulis SebagaiSuatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Percetakan Angkasa

Widyamartaya, Al dan Sudiati Veronica.1997. Dasar-Dasar Menulis KaryaIlmiah. Jakarta: Grasindo

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia270

Page 280: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS PANTUN OLEH SISWA KELAS XI SMK PAB 6

MEDAN ESTATE

AmaluddinUniversitas Islam Sumatera Utara

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ada atautidaknya pengaruh yang signifikan antara kemampuan menulis pantundengan menggunakan metode Hypnoteaching. populasi dalampenelitian ini adalah kelas XI Akutansi yang terdiri dari 1 kelas denganjumlah siswa 32 orang yang sekaligus menjadi sampel dalam penelitianini. Sampe diberikan perlakukan dengan model pembelajaranHypnoteaching. Instrument penelitian yang diberikan kepada siswaberbentuk test pilihan berganda ( multiple choice) sebanyak 25 soal dan4 pilihan jawaban yang telah melalui uji validitas test, tingkat kesukarantes dan daya beda tes. Hasil penelitian membuktikan bahwa metodeHypnoteaching dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun.Diperoleh nilai rata-rata hasil belajar pada pre test 67,75 denganstandart deviasi 9,79 dan nilai rata-rata post test yaitu 79,38 denganstandart deviasi 7,42. Hasil analisis data membuktikan bahwa datadistribusi normal dan homogen. Hasil pengujian hipotesis diperolehthitung>ttabel yaitu 15,135>1,697 dengan demikian Ho ditolak dan Haditerima. Dari hasil tersebut dapat dilihat adanya pengaruh yangsignifikan, dengan demikian metode pembelajaran Hypnoteachingmempengaruhi kemampuan menulis pantun siswa kelas XI TKR SMKPAB 6 Medan Estate. Kata Kunci : Pengaruh, kemampuan menulis pantun, Metode Pembelajaran Hypnoteaching

Abstract.This study aims to describe the presence or absence of asignificant influence between the ability to write rhymes by using theHypnoteaching method. the population in this study was class XIAccounting which consisted of 1 class with 32 students who were alsosampled in this study. The samples were treated with theHypnoteaching learning model. The research instrument given tostudents was in the form of multiple choice tests (multiple choice) of 25questions and 4 answer choices that had passed the test of the validityof the test, the level of difficulty of the test and the power of the differenttests. The results prove that the Hypnoteaching method can improve theability to write rhymes. Obtained the average value of learningoutcomes in the pre test 67.75 with a standard deviation of 9.79 and anaverage post test score of 79.38 with a standard deviation of 7.42. Theresults of data analysis prove that the data distribution is normal andhomogeneous. Hypothesis testing results obtained tcount> ttable ie15.135> 1.697 thus Ho is rejected and Ha is accepted. From theseresults it can be seen that there is a significant influence, thus theHypnoteaching learning method affects the ability to write rhymes inclass XI TKR SMK PAB 6.Keywords: Influence, poetry writing ability, Hypnoteaching Learning Method

PENDAHULUANKegiatan belajar menyimak dan

berbicara merupakan upaya penguasandan kemampuan menggunkan bahasalisan. Sementara kegiatan menulis danmembaca merupakan upaya penguasaandan kemampuan menggunakan bahasatulis. Pendidikan memegang perananpenting dalam mempersiapkan SumberDaya Manusia (SDM) yang berkualitas,damai, terbuka dan demokratis. Olehkarena itu, pendidikan hendaknya dikelola

dengan cara semaksimal mungkin baikdari segi kualitas maupun kuantitas. Disamping itu, pembaharuan pendidikan itujuga harus dilakukan untuk meningkatkansuatu bangsa.

Dalam situasi masyarakat yang selaluberubah, idealnya pendidikan tidak hanyaberorientasi pada masa lalu dan masa kini,tetapi sudah seharusnya merupakan prosesyang mengantisipasi dan membicarakanmasa depan. Oleh karena itu, pelaksanaanpendidikan hendaknya melihat jauh ke

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

275

Page 281: BAHASTRA - UISU

AmaluddinPengaruh Metode Pembelajaran Hypnoteaching terhadap Kemampuan Menulis Pantun oleh

Siswa Kelas XI SMK PAB 6 Medan Estate

depan dan memikirkan yang akandihadapi peserta didik di masa yang akandatang.Salah satu masalah pokok dalampembelajaran pada pendidikan formal(sekolah) dewasa ini adalah masih kurangdimengerti daya serap peserta didik.Prestasi ini tentunya merupakan hasilkondisi pembelajaran yang bersifatkonvensional dan tidak menyentuh ranahdimensi peserta didik itu sendiri, yaitubagaimana sebenarnya belajar itu (belajaruntuk belajar). Dalam arti yang subtansial,bahwa proses pembelajaran hinggadewasa ini masih memberikan dominasiguru dan tidak memberikan akses bagianak didik untuk berkembang secaramandiri melalui pertemuan dan prosesberfikir.

Dalam Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP), dalam hal inipedoman penyusunan Silabus Bahasa danSastra Indonesia SMA, salah satuindikator pencapaian hasil belajar yangharus dicapai oleh siswa adalah siswadiharapkan mampu menulis pantun.Namun berdasarkan wawancara yangdilakukan peneliti dengan guru bidangstudi Bahasa Indonesia SMK PAB 6Medan , kemampuan siswa masih kurangberpariatif dalam menulis pantun tersebutdiantaranya disebabkan oleh kurangefektifnya pembelajaran yang diciptakanguru. Ketidakefektifan itu disebabkan olehkurang tepatnya model pembelajaran yangditerapkan guru. Model yang digunakantidak dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri siswa agarsecara leluasa dapat mengekspresikanperasaan.

Model atau pun metode pembelajaranyang kurang bervariasi akan menyebabkansuasana kelas tidak hidup. Guru harusmemilih dan menggunakan model yangbervariasi sesuai materi yang diajarkan,sehingga dapat meningkatkan berfikirkreatif siswa. Ada beberapa modelpembelajaran yang digunakan sepertimodel pembelajaran yang melibatkansiswa dalam berdiskusi dengan seluruhkelas yaitu, metode Hypnoteacing dalampendekatan kontesktual dapat dijadikandalam proses pembelajaran.

Hypnoteaching merupakan metodePembelajaran yang memakai sugesti-sugesti positif untuk mencapai alambawah sadar anak didik. C.George“menjelaskan bahwa sebenarnya suara

manusia akan selalu memilikiberkemaknaan yang lebih besar daninterinsik dibandingkan dengan alat apayang dipakai dalam proses pembelajaran”,(2008: 67) masih tidak jauh lebih baik biladibandingkan dengan suara atau kata-katayang diucapkan gurunya.

Selain itu metode hypnoteacing jugabisa dilakukan dengan mengubah persepsiguru terhadap anak didik.sebab ,melaluipersepsi yang positif dari anak didik,gurupasti akan lebih mudah dalammelaksankan proses pembelajran selainitu, dalam hypnoteacing juga bisadilakukan dengan menggunkan yel-yelreward,dan punishment yang diberikanterhadap anak didik . Dengan usaha-usahayang dilakukan melalui metodehypnoteacing tersebut, diharapkan bisameningkatkan prestasi belajar danperkembangan anak didik sehinggamereka bisa tumbuh dan berkembangsecara optimal sebagai bekal kehidupandimasa depan. Sedangkan menurutSuparlan ( 2005:11), “istilah guru berasaldari bahasa india, yang bermakna orangyang mengeajarkan tentang kelepasan darisengsara”. Dalam tradisi Hindu,gurudikenal sebagai “ mahersi guru”. Yaitupara guru yang bertugas untuk mendidikdan mengajar para calon biksu tempatpendidik bagi para biksu itu atau yangdisebut dengan sebutan al-mu’allim ataual-ustadz yang mempuyai tugas untukmemberikan ilmu dalam hal ini,al-mu’allim atau al-ustadz yang memilikipengertian sebagai orang yang bertugasmembangun aspek spritualitas manusia.

Sementara menurut pepatahjawa,guru merupakan singkatan daridigugu lan ditiru. Artinya, seorang gurumerupakan sosok yang menjadi pantutanbagi anak-anak. Dengan demikian gurumemang dituntut untuk mempuyai ilmupengetahuan dan mengikuti perkembanganzaman agar bisa menyesuaikan dengananak yang meneladaninya.

Guru merupakan orangtua keduaanak didik.Sebagai orangtua keduadisekolah guru harus memperlakukannyasecara manusiawi,lembut,halus,dan penuhkasih sayang segaimana orangtuamemperlakukan anaknya. Perkaraselanjutnya apakah ia disebuat sebagaianak didik atau peserta didik,memangmasih menyisahkan perbedaan pandangandikalangan para ahli. Syaiful bahri

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia271

Page 282: BAHASTRA - UISU

AmaluddinPengaruh Metode Pembelajaran Hypnoteaching terhadap Kemampuan Menulis Pantun oleh

Siswa Kelas XI SMK PAB 6 Medan Estate

Djamarah dalam guru dan anak didikdalam interaksi dalam edukatif lebihmemilih menyebut mereka anak didikketimbang peserta didik. Syaiful Bahriberalsan, bahwa isitilah peserta didik lebihcocok diberikan kepada mereka yangmengikuti kegiatan-kegiatan latihan danpendidikan yang waktu nya relativesingkat. Misalnya kursus menjahit,kursusmemasak,dan latihan menyetir.

Berdasarkan uraian di atas,penulis tertarik untuk melakukanpenelitian yang berjudul : PengaruhPenerapan Model PembelajaranHypnoteaching Terhadap KemampuanMenulis Pantun Oleh Siswa Kelas X1SMK PAB 6 Medan Estate.

METODE PENELITIAN

Metode merupakan cara untukmengungkapkan kebenaran yang objektif.Kebenaran tersebut merupakan tujuan,sementara metode itu adalah cara. Tujuanyang dimaksud adalah untuk mengujiserangkai hipotesis dengan pengetahuanmetode atau cara yang dipakai dalampenelitian, maka dengan sendirinya akanmudah untuk memperoleh data yangdibutuhkan.

Arikunto (2010:203)mengatakan, “metode penelitianmerupakan struktur yang sangat pentingkarena berhasil tidaknya, ataupun tinggirendahnya kualitas hasil penelitian sangatditentukan oleh ketepatan dalam memilihmetode penelitian.”Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah metode eksperimen yaituposttest-only control design. Sugiyono(2011:112) menyatakan, “kelompok yangdiberi perlakuan disebut kelompokeksperimen dan kelompok yang tidakdiberi perlakuan disebut kelompok kontrolPEMBAHASANPenelitian ini menggunakan instrumensoal tes objektif sebanyak 25 soal yangdikutip dari menulis pantun. Sebelumproses pembelajaran,terlebih dahuludiberikan pretes untuk mengetahuikemampuan awal. Dengan jumlah siswa23 orang yang mengikuti pembelajaranmenggunakan metode Hypnoteaching,kemudian dilanjutkan dengan pemberianpostes yakni setelah mengikutipembelajaran menggunakan metodeHypnoteaching.

Penyebaran nilai 52 samapai88.Nilai terendah 52 Sebanyak 1 orangdan tertinggi 88 sebanyak 1orang ,sehingga rata-rata nilai siswadihitung dengan cara jumlah nilai dibagidengan jumlah siswa, yaitu:

216832

= 67,75

Disimpulkan bahwa kemampuan dasar( pretes) hasil belajar menulis pantunmemperoleh nilai rata-rata 67,75Distribusi frekunsi perolehan nilaiditunjukan pada tabel berikut:

Disteribusi Frekuensi Nilai Pretes

Nilai postes siswa menggunakanmetode hypnoteaching diatas diperolehpenyebaraan nilai 64 sebanyak 1 orangsampai 92 sebanyak 3orang nilai terendah64 dan tertinggi 92,sehingga rata-rata nilaisiswa dihitung dengan cara jumlah nilaidibagi dengan jumlah siswa,yaitu:

254032

=79 ,38

Disimpulkan bahwa hasil belajarmenulis pantun dengan mengunakanmetode pembelajaran hypnoteachingmemperoleh nilai rata-rata 79,38 distribusifrekuensi perolehan nilai ditunjukan padatabel berikut :

Distribusi Frekuensi Nilai postes

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia272

X F Fx X X2 Fx2

64

1 64 -15.38

236.54 236.54

68

2 136 -11.38 129.50 259.01

72

6 432 -7.38 54.46 326.01

76

5 380 -3.38 11.42 57.12

80

6 480 0.62 0.38 2.31

84

5 420 4.62 21.34 106.72

88

4 352 8.62 74.30 297.22

X F Fx X x2 Fx2

52 2 104 -15.75 248.06 496.13

56 4 224 -11.75 138.06 552.25

60 5 300 -7.75 60.06 300.31

64 4 256 -3.75 14.06 56.25

68 4 272 0.25 0.06 0.25

72 4 288 4.25 18.06 72.25

76 3 228 8.25 68.06 204.19

80 3 240 12.25 150.06 450.19

84 2 168 16.25 264.06 528.13

88 1 88 20.25 410.06 410.06

32=N

2168=

∑fx

3070=∑fx2

Page 283: BAHASTRA - UISU

AmaluddinPengaruh Metode Pembelajaran Hypnoteaching terhadap Kemampuan Menulis Pantun oleh

Siswa Kelas XI SMK PAB 6 Medan Estate

HASIL PEMBAHASANSetelah melakukan prosedur

penelitian yang begitu panjang, misalnyadengan melakukan analisis data, kemudianmelakukan hipotesis, akhirnya penelitianmendapatkan sebuah hasil yang tidak sia-sia. Pengaruh model pembelajaranHypnoteaching terhadap kemampuanmenulis pantun , ternyata menulis pantunberpengaruh positif dan lebih baik daripada hasil belajar dengan menggunakanmetode Hypnoteaching

Halini dapat dibuktikan pada hasilpenelitian, dimana nilai rata-ratakemampuan menulis pantun denganpendekatan Hypnoteaching selisih lebihtinggi yakni sebesar 78,33 dari pada nilairata-rata kemampuan melaksanakanwawancara dengan menggunakan modelkontekstual yakni sebesar 72,33.Berdasarkan pengujian normalitas danhomogenitas, maka diketahui bahwa datapada pretes dan postes berdistribusinormal dan mempunyai variasi sama.Berdasarkan hasil analisis data denganmenggunakan uji t diperoleh thitung = 3,75,dk (nx+ny)-2 = 58 maka diperoleh ttabel =0,86. Jadi thiutng lebih besar ttabel yaitu =3,75 > 0,86, sehingga diperoleh Ho(Hipotesis nihil) di tolak dan Ha (hipotesisalternatif) di terima, yaitu menyatakanbahwa metode Hypnoteachingpembelajaran mempunyai pengaruh yangsignifikan dalam meningkatkankemampuan siswa dalam menulis pantun.SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa :

1. Pengetahuan awal siswa sebelumpenggunaan Metode Hypnoteachingterhadap hasil belajar siswa dalammenulis pantun memperoleh nilairata-rata sebesar 67,75

2. Hasil belajar siswa setelahpenggunaan Metode Hypnoteachingterhadap hasil belajar siswa dalammenulis pantun memperoleh nilairata-rata sebesar79,38

3. Ada pengaruh penggunaan metodeHypnoteaching terhadap hasil belajarsiswa dalam menulis pantun di kelasXI SMK PAB 6 MEDANESTATEMedan .

4. Hasil dari uji hipotesis yang telahdilakukan, diketahui bahwapenggunaan Metode pembelajaranHypnoteaching mempengaruhipeningkatan hasil belajar siswa,sisanya dipengaruhi oleh faktor yanglain.

5. Hasil pembelajaran dengan metodeHypnoteaching memiliki kenaikantingkat belajar dengan baik danmenjadi lebih efektif dalammelakukan proses pembelajaranmenulis pantun dikelas XI SMK PAB6 Medan Estate.

SARANa. Guru dapat mempertimbangkan

penggunaan metodeHypnoteaching sebagai salah satumetode pembelajaran pada materimenulis pantun

b. Kepada siswa agar lebih efektifmengikuti kegiatan pembelajaranmenulis pantun kerenapembelajaran yang diperolehmasih belum optimal.

c. Disarankan kepada kepalasekolah agar dapat melengkapiberbagai sarana dan prasaranapembelajaran yang dapatdigunakan oleh guru dan siswadalam proses pembelajaran agarkrativitas siswa berkembangsebagaimana.

d. Disarankan kepada para penelitilain agar melakukan penelitiserupa dengan peneliti ini disekolah lain dengan sampel yanglebih banyak dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKAAbi, Tofani Nugroho.G.S 2008 Sari Kata

Bahasa Indonesia

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia273

Page 284: BAHASTRA - UISU

AmaluddinPengaruh Metode Pembelajaran Hypnoteaching terhadap Kemampuan Menulis Pantun oleh

Siswa Kelas XI SMK PAB 6 Medan Estate

Lengkap.Cetakan kartikaSurabaya : kartika off set.

Arikunto, 2010. Prosedur penelitian.Edisi revisi V1.Cetakanketiga belas.jakarta: PTRineka Cipta.

________2012.Dasar-dasar Evaluasipendidikan.Edisikedua.jakarta : PT BumiAksara.

Bahri, Syaiful. 2006.Strategi BelajarMengajar .EdisiRevisi.cetakanketiga.Jakarta : PT RinekaCipta.

Dimyati,Mudjono. 2006. Belajar danPembelajaran.EdisiKetiga.Medan: mediapersada

Depdiknas. 2006. pedoman pelaksanaankurikulum tingkat satuanpendidikan.jakarta:Depdiknas

Keref,Gorys. 2012 Diksi dan GayaBahasa.Edisi yangDiperbaharui,Jakarta : PTGramedia Pustaka Utama.

Kemendikbud. 2013. kurikulum2013,komptensi dasarsekolah mengeah atas( SMA) dan madrasahaliyah (MA).jakarta :kementerian pendidikan dankebudayaan.

Kamus besar Bahasa Indonesia.( 2005:740), disi ketiga pengertianpengaruh Jakarta :GramediaPustaka utama

Mulyasa, 2007 Kurikulum TingkatSatuanPendidikan PTRemaja Rosdakarya

Setyosari Punaji, 2013.Metode PenelitianPendidikan danPengembangan Edisiketiga.jakarta : PT FajarInterpratama Mandiri.

S.A.Nadjua,Buku Pintar Berpuisi danBerpantun.surabaya :TrianaMedia.

Syair Ibnu,( 2011:75) seni dalammengeplorasikan otakseniajar Jogjakarta:Arruzzmedia

Sudijono,2009.Pengantar StatistikPendidikan.jakarta : PTRaja Grafindo persada.

Sugiyono.2009. Metode penelitianpendidikan pendekatankuantitatif,kualitatif danR&D.bandung Alfabeta

Suparlan ,2005 pengembangan profesiguru. Jakarta : PT Bumiaksara

Suparno,danYunus,moh.2009.Keterampilan Dasar Menulis.Jakarta:Universitas Terbuka

Tarigan,Hanry Guntur.1996.Menulissebagai suatuKeterampilan berbahasa.Bandung : Angkasa

Yustisia. N.Hypnoteaching 2012 ( seniajar mengeksplorasi otakpeserta didik ).Jogjakarta :Ar-Ruzz Media.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia274

Page 285: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE ROLEPLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI

KELAS IX SMP NEGERI 2 TANAH PINEM

Herryati SimanullangSMP Negeri 2 Tanah Pinem

Abstrak. Penelitian Ini Merupakan Penelitian Tindakan Kelas TahapPenelitian Meliputi Perencanaan,Pelaksanaan,Hasil Tindakan, Replesi,dan Peningkatan Keteramplan Berbicara.Keterbatasan MeliputiMembagi Kelompok Dalam Penelitian Ini Yaitu Peserta Didik BerasalDari Klompok Tinggi,Sedang,Dan Rendah Walaupun DemikianTindakan Tetap Dilaksanakan Pada Semua Peserta Didik Yang Ada DiKelas Ix Smp Negeri 2 Tanah Pinem.Data Dalam Penelitian IniMerupakan Keterampilan Berbicara Peserta Didik Pada AspekIntonasi,Kata Bahasa,Kelancaran,Pemahaman Terhadap IsiPembicaraan,Penguasaan Kosakata,Kesesuaian Cerita Yang DiSampaikan Dengan Dialog Yang Di Perankan Dan PenyimpananInformasi.Data Penelitian Ini Diperoleh Dari Hasil Pengamatan CatatanLapangan,Dan Dokumentasi.Hasil Penelitian Ini Menunjukkan BahwaKeterampilan Berbicara Bahasa Inggris Pada Sebuah KelompokMeningkatkan Setelah Tindakan Pembelajaran Dengan MenggunakanKosa-Kata Thing Around The Students Melalui Metode Roli PlayingDari Siklus Satu Kesiklus Dua.Berdasarkan Temuan Hasil PenelitianDapat Di Tarik Kesimpulan Sebagai Berikut : (1).Telah TerjadiPeningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode RolePlaying Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Di Kelas Ix Smp Negeri 2Tanah Pinem,Hal Ini Di Buktikan Dengan Peningkatan Nilai Dari 66,67Pada Siklus Satu Menjadi Nilai 76,42 Pada Siklus Ii (2).Telah MenjadiPeningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode RoliPlaying Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas Ix Smp Negeri 2Tanah Pinem . Hal Ini Dibuktikan Rata-Rata Aktivitas Belajar SiswaDalam Aspek Kerja Sama Meningkat Dari 16,92 Pada Siklus I Menjadi18,9 Pada Siklus Ii; Dalam Aspek Kesungguhan Meningkatnya Dari16,02 Pada Siklus I Menjadi 19 Pada Siklus Ii;Dalam Aspek KeberanianMeningkat Dari 17,42 Pada Siklus I Menjadi 18,5 Pada Siklus Ii;DalamAspek Perhatian Meningkat Dari 16,3 Pada Siklus 1 Menjadi 19,8Siklus Ii.Guru Disarankan Untuk Menggunakan Metode Role PlayingDalam Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Meningkatkan BerbicaraPeserta Didik Dengan Kompetensi Atau Tema-Tema Yang Lain,DanTentunya Di Sesuaikan Dengan Situasi Dan Linkungan SekolahMasing-Masing.Kata Kunci: Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris, Kosakata Things Around he Students, Metode Role Playing.

Abstract. This Research Is A Class Action Research The ResearchPhase Covers Planning, Implementation, Action Results, Repetition,and Improvement of Speaking Skill. Students in Class Ix Smp Negeri 2Tanah Pinem.Data in this research represent the students' speakingskills in the aspects of intonation, language words, fluency,understanding of the contents of the conversation, mastery ofvocabulary, suitability of the story conveyed with dialogue played andstorage Information. This Research Data Is Obtained FromObservation Results Of Field Notes, And Documentation. The ResultsOf This Research Show That English Language Speaking Skills In AGroup Improves After Learning Actions Using The Thing Around TheStudents Vocabulary Through The Roli Playing Method Of One Cycleiklus Dua.Based on the Findings of Research Results Can Be WithheldConclusions As Follows: (1) .Has An Improved Student AchievementLearning With The Application Of Role Playing Method In LearningEnglish In Class Ix Junior High School 2 Tanah Pinem, This Is ProvenBy Increasing The Value Of 66.67 In Cycle One Becomes A Value Of76.42 In Cycle Ii (2). Has Become An Increase In Student LearningActivities By Implementing Roli Playing Method In Learning EnglishClass Ix Junior High School 2 Tanah Pinem. This Is Proven TheAverage Student Learning Activities In The Aspects Of CooperationIncreased From 16.92 In Cycle I To 18.9 In Cycle Ii; In the Aspect ofSeriousness Increased from 16.02 in Cycle I to 19 in Cycle Ii; In the

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

280

Page 286: BAHASTRA - UISU

Herryati SimanullangUpaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Dalam

Pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX SMP Negeri 2 Tanah PinemAspect of Courage it Increased from 17.42 in Cycle I to 18.5 in CycleIi; In the Aspect of Caution it Increased from 16.3 in Cycle 1 to 19, 8Cycle Ii.Teacher It Is Recommended To Use Role Playing Method InLearning English To Improve Speakers' Speaking With CompetenciesOr Other Themes, And Of Course Be Adjusted To The Situation AndEnvironment Of Each School.Keywords: English Speaking Skills, Vocabulary Things Around heStudents, Role Playing Method.

PENDAHULUANSalah satu alat ukur kebersihan

pembelajaran bahasa inggris adalah hasilbelajar yang di capai mulai prosespembelajaran. Berdasarkan pengalamandan fakta di lapangan menunjukkan bahwapelajaran bahasa inggris SMP Negeri 2Tanah Pinen merupakan pelajaran yangsulit mengerti. Guru-guru umumnya masihcenderung mengajar dengan metodekonfensional atau ceramah sehinggapembelajaran bersipat mnoton kurangmenarik siswa, membosankan danaktifitas belajar di dominasikan oleh guru.Akibatnya hasil belajar siswa dalam matapelajaran bahasa inggris belummemuaskan,hari ini terbukti dari hasilharian maupun ulangan kenaikan kelassiswa di kelas IX SMP Negeri 2 TanahPinem masih banyak yang belum tuntasbelajar .Untuk mengatasi masalahatersebut meluputi mencoba menerapkanmetode Role Playing sebagai slah satualternative pembelajaran yang di harapkanmampu meningkatkan pembelajaranbahasa Inggris.

Penelitian tindakan ini di pokuskanterhadap peningkatan kualitas penajaranbahasa inggris.Guru yang professionaladalah guru yang terbuka menerimakritikan dan masukan demi kemajuan atauprestasi siswa yang di asuhnya.Prestasibelajar siswa sering tidak dapatmeningkatkan sekali pun guru telahberusaha maksimal menyampaukan danmenjelaskan bahan pelajaran kepadasiswa.

Kepada anak didik yang cenderungberpikir konkrit dan pengusahaan bahasayang lebih terbatas guru tidak bolehmemaksakan diri dalam proses belajar-mengajar menggunakan metode ceramasaja.Karena belum tentu siswa tau atauanak didik dapat memahamai bhanpelajaran yang di sampaikan secara verbalkarena kemampuan pengusahaan bahasayang masih terbatas dari siswa atau anakdidik.Oleh karena itu guru harusmenggunakan metode yang tepat untukmenyampaikan bahan pembelajaran.

Manfaat metode role playingmerupakan strategi penyimpanan materi

yang mampu menciptakan suasana kelasmenjadi aktif, kreatif, efektif, danmenyenangkan sehingga respon siswadalam proses pembelajaran sangat tinggi.Apabiala guru berhasil menciptakansuasana yang menyebabkan siswatermotifasi aktif dalam belajar akanmemungknkan terjadi peningkatan hasilbelajarMETODE PENELITIAN1. Teknik dan alat Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi: Dipergunakan untukmengumpulkan data tentangaktivitas siswa dalam prosespembelajaran.

b. Evaluasi: Untuk mengetahuiprestasi belajar siswa dalamproses Pembelajaran.

c. Dokumentasi: Untukmendapatkan foto-foto padaproses pembelajaran.

Alat pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini adalah :

a. Observasi : Menggunakanlembaran observasi untukmengukurtingkat aktivitas siswadalam proses pembelajaranmenggunakanMetode RolePlaying.

b. Wawancara : Menggunakanpanduan wawancara untukmengetahui tingkat keberhasilanpembelajaran menggunakanMetode Roli Playing.

c. Evaluasi : menggunakandaftar pertanyaan secara tertulisuntuk mengetahui prestasi belajarsiswa dalam proses pembelajaran.

d. Dokumentasi : Menggunakankamera untuk mengambil Fotopada Kegiatan prosespembelajaran.

2. Analisis DataPrestasi belajar siswa dianalisis

dengan analisis diskriptif yaitumembandingkan nilai test antar siklusmaupun dengan indikator kinerja.HASIL PENELITIAN1. Siklus Ia. Perencanaan Tindakan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia281

Page 287: BAHASTRA - UISU

Herryati SimanullangUpaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Dalam

Pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX SMP Negeri 2 Tanah PinemPada tahap Ini peneliti menyusun perencanaan tindakan meliputi hal-halsebagai berikut :

1) Mengidentifikasi permasalahandanmenetapkan alternatif pemecahan,

2) Permasalahanini prestasi belajar siswadalam pembelajaran Bahasa Inggriskompetensi dasar mengidentifikasi danmengapresiasi keunikan gagasan danteknik dalam karya Bahasa Inggristerapan daerah setempat. Permasalahantersebut dicoba dipecahkan denganmenerapkan Metode Role Playing.

3) Memilih materi pelajaran yang akandiajarkan yaitu tentang:"tekstransaksional dan interpersonaluangkapan kesantunan".

4) Menyusun Rencana PelaksanaanPembeiajaran (RPP).

5) Menentukan indikator keberhasilan.6) Menyusun lembar kerja siswa sebagai

sumber beiajar.7) Mengembangkan format observasi,

tesdokumentasi.e. Pelaksanaan TindakanTindakan siklus I dilaksanakan

pada tanggal 19 Januari 2012, dimana gurumengajar menggunakan Metode RolePlaying dalam waktu satu kali pertemuan (2x 45 menit) mengacu pada identifikasimasalah dan alternatif pemecahan masalah,dengan langkah-langkah sebagai berikut:1) Kegiatan Awal (10 menit)- Apersepsi.- Memberikan motivasi dan menjeiaskan

tujuan pembelajaran,2) Kegiatan Inti (70 menit)- Guru menjelaskan teks transaksional

dan interpersonal kesantuanan.- Guru mencontohkan beberapa

ungkapan-ungkapan kesantunan,seperti: Could you please..., would youlike to..., Do mind if....

- Siswa dibagi ke dalam beberapakelompok.

- Siswa diberikan beberapa temapercakapan yang berhubungan denganungkapan kesantunan. Siswa bebasmemilih tema manayang akandiperankan,

- Siswa diberi waktu beberapa menituntuk memahami isi percakapan.Setelah semua kelompok mendapatgiliran. Setiap kelompok bolehrnemberikan tanggapan, kritik dansarannya.

- Siswa diminta menuliskan beberapakosakata dan frasa-frasa ungkapan

kesantunan yang terdapat dalampercakapan yang dimainkan.

- Guru memberikan tugas kepada siswa.- Siswa mengumpulkan hasil diskusi.- Siswa diajak untuk melakukan praktik

berbicara bahasa Inggris denganmateri ungkapan kesantunan dilaboratorium bahasa.

3) Kegiatan Akhir (10 menit)- Menyimpulkan pelajaran.- Memberi tugas rumah.

f. Pengamatan/Penilaiana) Pengamatan Aktivitas Guru

Selama kegiatan pernbelajarandilakukan pengamatan oleh kolabolatorterhadap aktivitas guru mengajar. Denganberada pada tempat yang strategi pengamat(kolabolator) melakukan tugasnya denganmengisli instrumen yang diberikan,

Hasil pengamatan yang dilakukanoleh observer pada siklus I terhadapaktivitas guru pada kegiatan pembelajarandengan penerapan Metode Role Playingdisajikan pada tabel berikut.

Tabel 1Aktivitas Guru Mengajar

Pada Siklus I

No KategoriPengamatan

Siklus I

HasilPengamatan

1 Menyampaikan pendahuluan

Cukup

2 Menjelaskan materi Cukup

3 Membagi kelompok siswa

Baik

4 Membagikan kertas kerja kepada

Baik

5 Memblmbing siswa Cukup

6 Menunjuk siswa untuk presentase

Baik

7 Memberikaji Jcesempatan pads

Cukup

8 Memberikan tes Baik

9 Memberikan penguatan

Baik

10 Menyimpulkan materi

Cukup

Mencermati tabel di atas dari hasilpengamatan yang dilakukan oleh observerdiperoleh hasil bahwa aktivitas guru dalammenyampaikan pendahuluan termasukCukup, menjelaskan materi termasukCukup, membagi kelompok termasukBaik, membagikan kertas kerja kepadakelompok termasuk Baik, membimbingsiswa termasuk Cukup, menunjuk siswauntuk termasuk Baik, memberikankesempatan pada siswa untuk bertanyatermasuk Cukup, memberikan tes tertulistermasuk Baik, memberikanpenguatan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia282

Page 288: BAHASTRA - UISU

Herryati SimanullangUpaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Dalam

Pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX SMP Negeri 2 Tanah Pinemtermasuk Baik dan menyimpulkan materitermasuk Cukup.Dari penjelasandimenunjukkan bahwa aktivitas mengajarguru dalam kegiatan pembelajaran belumdengan RPP yang telah disusun, hal initerbukti masih ada beberapa aspek aktivitasmengajar guru yang termasuk kategoriCukup sehingga memerlukan perbaikan.

b) Pengamatan Aktivitas SiswaSelama kegiatan pembelajaran

dilakukan pengamatan terhadap aktivitassiswa, Dengan berada tempat yang strategimelakukan yang diberikan. Hasilpengamatan yang dilakukan oleh observerpada siklus I terhadap aktivitas kelompokkegiatan pembelajaran Playing disajikanpada tabel berikut.

Tabel 2Aktivitas Siswa Belajar Dalam

Kelompok Pada Siklus I

No KategoriPengamatan

Siklus IYa Tidak

1 Jumlah siswa yang terlibat aktif dalam kelompok 1 - 3 orang

2 Jumlah siswa yang terlibat aktif dalam kelompok 4 - 5

3 Ada pembagian tugas anggota kelompok.

4 Tugas dilaksanakan sesuai dengan langkah - langkah

5 Terdapat perilaku anggota kelompok yang tidak relevan

Mencermati tabel aktivitas siswadalam kelompok dengan tindakan berupapenerapan Metode Role Playing dalampembelajaran Inggris dapat dinyatakanberikut:

Siswa yang terlibat aktif dalamkelompok didominasioleh 1 sampal 3 orang saja. Hal inimengindikasikan bahwa siswa belum dapatmenempatkan dirinya dalam kelompokuntuk bekerja samamenyelesaikan tugasyang diberikan guru, sehingga hanyabeberapa orang saja yang terlibat secaraaktif dalam penyelesaian tugas kelompok.Mengenai pembagian tugas anggotakelompok, menunjukkan semua anggotakelompok telah menerima tugas darikelompoknya,

Hal ini mengindikasikan bahwamemiliki rasayang guru, merekalangsungmengambil peran dalam kelompoknyadengai membagi tugas sehingga kelompokdapat sebagaimana mestinya,

Mengenai prosedur kerja yangdilakukan kelompok nampaknya sudahsesuai dengan langkah-langkah yang telah

ditetapkan oleh guru.Data di atasmenunjukkan bahwa masih ada perilakuyang tidak relevan dengan kegiatan belajarmengajar.Hal ini mengindikasikan masihbanyak siswa yang berperilakumenyimpang dari kegiatan yang dilakukanmisalnya bercerita dan menggangu teman-temannya yang lagi berlatih.

Dalam kondisi seperti ini diperlukan pengawasan guru dan kemampuanguru untuk memberikan motivasi danbimbingan yang lebih optimal tentangperlunya bekerja sama di dalam satukelompok kerja.

c) Penilaian ProsesPenilaian proses sudah tentu

berpengaruh kepada hasil belajar siswa.Tugas yang dikerjakan oleh kelompoksampel, setelah dinilai denganmenggunakan indikator penilaianmenunjukkan hasil yang masih jauh daristandar ketuntasan belajar atau KKMsebesar 70.

Penilaian dilakukan dengan 4indikator yaitu intonasi, tata bahasa,kelancaran dan pemahaman. Masing-masingindikator memiliki rentang skor 1 sampai25. Sehingga total skor jumlah skormaksimum adalah 4 x 25 =100. Hasilperolehan nilai untuk masing-masingkelompok adalah sebagai berikut :

Diagram 1 Nilai Kelompok Siswa pada Siklus I

Memperhatikan diagram di atastercermin bahwa dari 40 orang siswa, rata-rata nilai Aspek Intonasi adafah 16,92; rata-rata nilai Aspek Tata Bahasa adalah 16,02;rata-rata nilai Aspek Kelancaran adalah 17,42;dan rata-rata nilai Aspek Pemahaman adalah16,3".

Total nilai aktivitas belajar siswabaru mencapai nilai rata-rata 66,67, dengandemikian nilai aktivitas belajar siswa padasiklus I dengan penerapan Role Playing masihmemerlukan perbaikan, Untuk memperbaikikondisi ini penelitian melakukan tindakanpada siklus II

g. Refleksi Siklus I

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia283

Page 289: BAHASTRA - UISU

Herryati SimanullangUpaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Dalam

Pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX SMP Negeri 2 Tanah PinemAnalisis terhadap hasil pengamatan,

catatan guru, simpulan hasil evaluasi,dijadikan bahan untuk menentukan tindakanselanjutnya, yang berkaitan dengan masihrendahnya perolehan nilai hasil belajar yangdiperoleh siswa. Tindakan refleksi difokuskankepada perbaikan aktivitas guru dan siswayang dilakukan selama siklus I. Setelahmelakukan kolaborasi antara observerdengan guru, maka diperoleh hasil refleksisebagai berikut:

1. Aspek keberhasilana) Sebagian besar siswa lebih tertarik dan

termotivasi untuk belajar denganpenerapan Metode Role Playing.

b) Pembelajaran dengan penerapan MetodeRole Playing memudahkan merekamemahami materi pelajaran.

c) Sebagian telah mengetahui langkah-langkah prosedur pembelajaran denganpenerapan Metode Role Playing.

2. Aspek kelemahana) Aktivitas guru dalam pembelajaran

belum sesuai dengan penerapan MetodeRole Playing.

b) Keterlibatan siswa dalam kelompokmasih rendah.

c) Hasil kerja kelompok masih belumsempurna.

d) Masih dltemukannya perilaku yang tidakrelevan dengan aktivitas pembelajaranatau KBM.

e) Perlu ditingkatkan motivasi danbimbingan terhadap siswa agar mampubekerjasama dalam satu kelompok.

f) Tata bahasa yang digunakan siswabelum teratur sesuai aturan tata bahasaInggris, Siswa masih menerjemahkankata per kata ke dalam bahasa Inggris.

g) Pemahaman tentang frasa-frasa masihrendah.

.1.2. Siklus II1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini penetitimenyusun kembai perencanaan tindakanmeliputi hal-hal sebagai berikut :1) Mengidentifikasi permasalahan dan

menetapkan alternatif pemecahan.2) Permasalahan dalam penelitian ini adalah

rendahnya prestasi belajar siswa dalampembelajaran bahasa Inggris.Permasalahan tersebut dicobadipecahkan dengan menerapkan MetodeRole Playing.

3) Memilih Kompetensi Dasar yang akandiajarkan.

4) Menyusun rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP).

5) Menentukan indikator keberhasilan.6) Menyusun lembar kerja siswa sebagai

sumber belajar.7) Mengembangkan format observasi, tes

dan dokumentasi.2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus II dilaksanakanpada tanggal 23 Januari 2012 gurumengajar menggunakan Role Playingdalamwaktu dua kali pertemuan (2 x 45 menit)mengacu pada identifikasi dan alternatifpemecahan masalah, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal (10 menit)- Apersepsi.- Memberikan motivasi dan

menjelaskan tujuan pembelajaran.2) Kegiatan Inti (70 menit).- Bertanya jawab tentang kondisi

siswa.- Guru mempersilahkan kelompok

belajar siswa untuk memaikanperannya sesuai tema yang sudahdipilih dan dihapalkan sebelumnya.Sehingga tidak banyak waktu yangterbuang, karena siswa sudahmempersiapkannya sebelumnya.

- Setelah semua kelompok mendapatgiliran Siswa berkumpul dalamkelompok untuk mendiskusikanlatihan dalam buku teks.

- Siswaindividu mengerjakan latihan.- Siswa mengumpulkan tugas.3) Kegiatan Akhir (10 menit).- Siswa bersama-sama melakukan

refleksi materi yang dibahas.- Menarik kesimpulan materi.- Siswa diberi kesempatan untuk

mengungkapkan kesannya selamamengikuti proses pembelajaran.

3. Pengamatan/Penilaiana) Pengamatan Aktivitas Guru

Selama kegiatan pembelajarandilakukan pengamatan oleh guru pengamat terhadap antivitas guru mengajar.Denganberada pada tempat yang strategi pengamatmelakukan tugasnya dengan mengisiinstrumen yang diberikan. Hasil yangdilakukan oleh observer pada siklus IIterhadap aktivitas guru pada kegiatanpembelajaran dengan penerapan MetodeRole Playing disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3Aktivitas Guru Mengajar Pada Siklus II

No KategoriPengamatan

Siklus 11Hasil

Pengamatan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia284

Page 290: BAHASTRA - UISU

Herryati SimanullangUpaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Dalam

Pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX SMP Negeri 2 Tanah Pinem1 Menyampaikan

pendahuluanBaik

2 Menjelaskan materi

Baik

3 Membagi kelompok siswa

Baik

4 Membagikan kertas kerja kepada kelompok

Baik

5 Membimbing siswa

Cukup

6 Menunjuk siswa untuk persentase

Baik

7 Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya

Baik

8 Memberikan tes Baik9 Memberikan

penguatanBaik

10 Menyimpulkan materi

Baik

Mencermati tabel di atasdiperolehhasil bahwa aktivitas guru dalammenyampaikan pendahuluan termasukBaik, menjelaskan materikerja kepadakelompok termasuk termasuk Baik,membimbing siswa termasuk Cukup,menunjuk siswa untuk persentase termasukBaik, memberikan kesempatan pada siswauntuk bertanya termasuk Baik, memberikantes tertulis termasuk Baik, memberikanpenguatan termasuk Baik danmenyimpulkan materi termasuk Baik,

Data tersebut di atasmenunjukkan bahwa aktivitas mengajarguru dalam kegiatan pembelajaran sudahsesuai dengan penerapan Metode RolePlaying, hal ini terbuktiaspek aktivitasmengajar guru termasuk kategori Baik,kecuali membimbing siswa.b) Pengamatan Aktivitas Siswa

Selama kegiatan pembelajarandilakukan pengamatan terhadap aktivitassiswa.Dengan berada pada tempat yangstrategi pengamat melakukan tugasnyadengan mengisi instrumen yang di berikan.

Hasil pengamatan yang dilakukanoleh observer pada siklus II terhadapaktivitas siswa dalam kelompok kegiatanpembelajaran dengan penerapan MetodeRole Playing disajikan pada tabel berikut,

Tabel 4 Aktivitas Siswa Belajar Dalam

Kelompok Pada Siklus IINo

Kategori Pengamatan

Siklus 11

Ya Tidak

1 Jumiah siswa yang terlibat aktif dalam

kelompok 1 - 3 orang.

2 Jumlah siswa yang terlibat aktif dalarn kelompok 4 - 5 orang

3 Ada pembagian tugas anggota kelompok.

4 Tugas dilaksanakan sesuai dengan langkah - langkahpembelajaran.

5 Terdapat perilaku anggota kelompok yang tidak relevan dengan pembelajaran

Mencermati tabel di atas dapatdinyatakan sebagai berikut:Jumlah siswayang terlibat aktif dalam kelompok telahdi dominasi oleh 4 sampai 5 orang. Hal inimengindikasikan bahwa siswa sudah dapatmenempatkan dirinya dalam kelompokuntuk bekerja samamenyelesaikan tugasyang diberikan guru, sehingga semuanyaterlibat secara aktif dalam penyelesaiantugas kelompok. Mengenai pembagiantugas anggota kelompok, menunjukansemua anggota kelompk sudah mendapattugas dari ketua kelompoknya.Hal inimengindikasikan bahwa siswa sudahmemiliki rasa tanggung jawab terhadaptugas yang diberikan guru, merekalangsung mengambil peran dalamkelompoknya dengan membagi tugassehingga pekerjaan kelompok dapatselesai sebagaimana mestinya.

Mengenai prosedur kerja yangdilakukan kelompok nampaknya telahsesuai dengan langkah-langkah yangditetapkan oleh guru.Hal ini sangatberpengaruh kepada hasil kerja kelompokyang semakin baik.Tentang perilaku yangtidak relevan dengan kegiatan belajarmengajar pada siklus II ini nampaknyatidak ada lagi.Hal ini mengindikasikantidak ada lagi siswa yang berperilakumenyimpang dari kegiatan yangdilakukan.

c) Penilaian ProsesPenilaian proses sudah tentuberpengaruh kepada hasil belajrmereka penilaian dilakukandengan 4 indikator yaitu intonasi,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia285

Page 291: BAHASTRA - UISU

Herryati SimanullangUpaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Dalam

Pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX SMP Negeri 2 Tanah Pinemtata bahasa, kelancaran danpemahaman. pemahaman,Masing-masing indikator memiliki skormaksimun adalah 4 x 25 = 100.Hasil perolehan nilai untukmasing-masing kelompokdiuraikan pada diagram berikut:

Diagram 2Nilai Kelompok Siswa pada Siklus II

Memperhatikan diagram di atastercermin bahwa dari 40 orang siswa, rata-rata nilai Aspek Intonasi adalah 18,9; rata-rata nilai Aspek Tata Bahasa adalah 19;rata-rata nilai Aspek Kelancaran adalah18,5; dan rata-rata nilai AspekPemahaman adalah 19,8. Berdasarkan datapada tabel di atas dapat kita lihat bahwatotal nilai aktivitas belajar siswa Kelas IXSMP Negeri 2 Tanah Pinem telahmeningkat mencapai nilai rata-rata 76,42.Dengan demikian Penelitian TindakanKelas dengan penerapan Role Playingberhasil meningkatkanbelajar siswa karena indikator Kinerjayang ditetapkan yaitu rata-rata nilai KKM=70 telah tercapai.PEMBAHASAN

Analisis terhadap hasilpengamatan, catatan guru, dan simpulanangket respon siswa, menunjukkan bahwapada siklus ke II telah terjadi perbaikanaktivitas guru dan siswa. Hasil penelitiandapat digambarkan sebagai berikut:Aspek keberhasilana. Sebagian besar siswa Kelas IX SMP

Negeri 2 Tanah Pinem tertarik dantermotivasi belajar dengan MetodeRole Playing.

b. Pembelajaran dengan Metode RolePlaying memudahkan siswa memahamimateri pelajaran.

c. Sebagian besar siswa Kelas IX SMP2Tanah Pinem tertarik dan termotivasibelajar dengan Metode Role Playing.

d. Aktivitas guru dalam pembelajaransudah sesuai dengan rencanaMetodeRole Playing.

e. Semua siswa sudah terlibat aktifbelajar dalam kegiatan kelompok.

f. Hasil kerja kelompok semakinsempurna.

g. Di dalam kerja kelompok tidak ada lagiperilaku yang tidak relevan denganaktivitas pembelajaran sehingga telahterjadi peningkatan hasil belajar siswasecara kelompok. Peningkatankemampuan ini tercermin dari nilaiyang diperoleh siswa yangmenunjukkan nilai telah berada di atasstandar ketuntasan belajar minimal atauKKM yaitu 70, Pada Siklus II inihampir tidak ada lagi aspek kelemahanyang ditemukan,

Berdasarkan kesimpulan atauanalisis tentang data anatar Siklus yangdiperoleh selama Penelitian Tindakandapat dijelaskan bahwa rata-rata AktivitasBelajar Siswa dalam Aspek Intonasimeningkat dari 16,9 pada siklus I menjadi18,9 pada siklus II; dalam Aspek TataBahasa meningkat dari 16,02 pada siklus Imenjadi 19 pada sikius II; dalam AspekKelancaran meningkat dari 17,4 padasiklus I menjadi 18,9 pada sikius II ;dalamAspek Pemahaman meningkat dari 16,3pada siklus I menjadi 19,8 pada siklus II;Berarti Penelitian Tindakan Kelas denganpenerapan Metode Role Playing telahberhasil meningkatkan Aktivitas BelajarSiswa dari Nilai 66,67 pada Siklus Imenjadi Nilai 76,,42 pada siklus II.Dengan demikian Indikator Kinerja yangditetapkan yaitu rata-rata nilai ketuntasanminimal (KKM) =70 telah tercapai.SIMPULAN

Dari deskripsi data hasil dan dataproses pembelajaran pada setiap siklusdapat di simpulkan bahwa :

1. Telah terjadi peningkatan prestasibeiajar siswa dengan penerapanMetode Role Playing dalampembelajaran "Bahasa Inggris diKelas IX SMP2 Tanah Pinem, halini dibuktikan dengan peningkatanNilai dari 66,67 pada Siklus I 76,42II.

2. Telah terjadi peningkatan aktivitasbelajar siswa dengan penerapanMetode Role Playing dalampembelajaran Bahasa Inggris diKelas IXSMP Negeri2 TanahPinem, hal inidibuktikan denganrata-rataaktivitas beiajar siswadalam Aspek Kerjasama meningkatdari 16,9 pada siklus I menjadi 18,9pada siklus II; dalam AspekKesungguhanmeningkat dari 16,02

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia286

Page 292: BAHASTRA - UISU

Herryati SimanullangUpaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Dalam

Pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX SMP Negeri 2 Tanah Pinempada siklus I menjadi 19 pada siklusII; dalamAspek Keberanianmeningkat dari 17,4 pada siklus Imenjadi 18,5pada siklus II; dalamAspek Perhatian meningkat dari16,3 pada siklus I menjadi 19,8siklus II.

SARANDalam pembelajaran tentang

bahasa Inggris sebaiknya pemerintahrnernberikan sarana kepada sekolah-sekolah supaya siswa lancar dan mahirberbahasa Inggris.DAFTAR PUSTAKAArsyad Azhar, Prof, Dr. M.A. (2002)

Metode Role Playing Jakarta : P.T.Raya Graflndo Persada.

Abdulhalim Ibrahim.(1962) AlmuwajjihAlfaunig Rimudarri siy ElugatAl Arabiyyah. Cairo : Daarulmaarif.

Bahri, Djamarah Syaiful, Zain Aswan(2006). Strategi BelajarMengajar (Cet. Ke-3).

Oemar Hamalik. (1994) Media Pendidikan(cetakan ke –7),Bandung :Penerbit PT, CitraAditya Bakti.

Suharsimi Arikunto, Suhanono, Supandi(2008) Penelitian Tindakan kelas (cetakanke - 7), http://www.infodiknas.com/207-pengaruh-bermain-peran-role-playing- dalammeningkatkan-pembelajaran-bahasa-Inggris/ diakses tanggal 12 januari 2012

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia287

Page 293: BAHASTRA - UISU

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia

ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988Vol. 4, No. 1, September 2019

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS X

SMA KAMPUS FKIP PEMATANGSIANTAR

Junifer SiregarPendidikan Bahasa Indonesia FKIP UHKBPNP

[email protected]

Abstrak. Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mendeskripsikan rendahnyakemampuan menulis teks berita siswa kelas X SMA Kampus FKIPUniversitas HKBP Nommensen Pematangsiantar sebelum menggunakanmodel pembelajaran learning cycle; (2) untuk mendeskripsikanpeningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakanmodel pembelajaran learning cycle. Sampel penelitian ini berjumlah 30orang siswa, dan menggunakan desain penelitian one group pre-test-post-test, dan menggunakan metode pra-eksperimen dengan uji statistikuji perbedaan mean sampel berhubungan. Dari analisis data diperolehnilai thitung = -17,16> ttabel =2,045 pada taraf signifikan 0,05. Dengandemikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwapenerapan model pembelajaran learning cycle baik untuk meningkatkankemampuan menulis berita siswa kelas X SMA Kampus FKIPPematangsiantar.Kata Kunci: Learning Cycle, Menulis, Berita Abstract. This research was conducted at the FKIP Campus High SchoolHKBP University Nommensen Pematangsiantar for four months namelySeptember-December . This study aims: (1) to describe the low ability ofwriting news texts for class X students of FKIP Campus HKBPUniversity Nommensen Pematangsiantar before using the learning cyclelearning model; (2) to describe the improvement in the ability to writenews texts using the learning cycle learning model. The sample of thisstudy was 30 students, and used a one-group pre-test-post-test researchdesign, and used a pre-experimental method with a statistical test to testthe difference in sample mean. From the data analysis, the value oftcount = -17.16> ttable = 2.045 at the significant level of 0.05. Thus Hois rejected and Ha is accepted. Then it can be concluded that theapplication of the learning cycle learning model is good for improvingthe ability to write news for class X students of SMA PematangsiantarFKIP. Keywords: Learning Cycle, Writing, News

PENDAHULUANMenurut Tarigan (2008:1)

“Keterampilan berbahasa mempunyaiempat komponen yaitu keterampilanmenyimak (listening skills), keterampilanberbicara (speaking skills), keterampilanmembaca (reading skills), danketerampilan menulis (writing skills).”Keempat keterampilan ini salingberhubungn satu antara lain. Dalam satuantingkat pendidikan keempat keterampilanini diharapkan mampu dikuasai oleh siswamengingat keterampilan-keterampilan iniadalah dasar pembelajaran dalam bahasaIndonesia.

Menulis merupakan suatukegiatan komunikasi berupa penyampaianpesan (informasi) secara tertulis kepadapihak lain dengan menggunakan bahasatulis sebagai alat atau medianya. Aktivitasmenulis melibatkan beberapa unsur, yaitu:

penulis sebagai penyampaian pesan, isitulisan, saluran atau media, dan pembaca.

Marwoto dalam Dalman (2014:4)menyatakan:

Menulis adalah mengungkapkanide atau gagasannya dalam bentukkarangan secara leluasa. Dalam hal ini,menulis membutuhkan skemata yang luassehingga si penulis mampu menuangkanide, gagasan, pendapatnya dengan mudahdan lancar. Skemata itu sendiri adalahpengetahuan dan pengalaman yangdimiliki. Jadi, semakin luas skemataseseorang, semakin mudahlah ia menulis.

Selanjutnya Tarigan (2008:3)menyatakan, “Menulis merupakan suatuketerampilan berbahasa yangdipergunakan untuk berkomunikasi secaratidak langsung, tidak secara tatap mukadengan orang lain. Menulis merupakan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

288

Page 294: BAHASTRA - UISU

Junifer SiregarPenerapan Model Pembelajaran Learning Cycle terhadap Kemampuan Menulis Teks

Berita oleh Siswa Kelas X SMA Kampus FKIP Pematangsiantar suatu kegiatan yang produktif danekspresif.”

Dari pendapat di atas dapatdisimpulkan bahwa menulis merupakansuatu keterampilan untukmengekspresikan diri, mengungkapkanide, gagasan, pendapat dalam bentukbahasa tulis sehingga orang lain dapatmemahami maksud penulis.

Dengan menulis seseorang dapatmengenali kemampuan dan potensi diri.Menulis kegiatan yang dapatmengembangkan berbagai gagasan,kegiatan menulis memotivasi seseoranglebih banyak menyerap, mencari sertamenguasai informasi sehubungan dengantopik yang ditulis. Menulis adalahmengorganisasikan gagasan secarasistematik serta mengungkapkannyasecara tersurat. Melalui tulisan seseorangakan dapat meninjau serta menilai gagasansecara objektif, dengan menulis di ataskertas, seseorang akan lebih mudahmemecahkan permasalahan, yaitu denganmenganalisisnya secara tersurat, dalamkonteks yang lebih konkret, tugas menulismengenai suatu topik mendorongseseorang untuk belajar secara aktif dankreatif, kegiatan menulis yang terencanaakan membiasakan kita berfikir sertaberbahasa dengan baik.

Salah satu kompetensi dasar yangdimuat dalam kurikulum untuk kelas Xmata pelajaran bahasa Indonesia adalahMenulis berita ke dalam teks denganmemperhatikan pola kalimat yang baik.Dean dalam Assegaft (1982:23)menyatakan “Berita adalah suatukenyataan atau ide yang benar yang dapatmenarik perhatian sebagian besar daripembaca.” Selanjutnya William dalamAssegaft (1982:24) menyatakan “Beritaadalah sebagai suatu penuturan secarabenar dan tidak memihak dari fakta-faktayang mempunyai arti yang penting danbaru terjadi, yang dapat menarik perhatianpembaca.”

Sugono (2008:179) “Berita adalahcerita atau keterangan mengenai kejadianatau peristiwa yang hangat.”Pendapat laindikemukakan oleh Williard, bahwa beritaadalah sesuatu yang aktual yang dipiliholeh wartawan untuk dimuat dalam suratkabar karena ia dapat menarik/mempunyaimakna bagi pembaca.

Dari definisi-definisi tersebutdapat disimpulkan bahwa berita bukanhanya merujuk pada pers atau media

massa dalam arti sempit dan “tradisional”melainkan juga pada radio, televisi, film,internet atau media massa dalam arti luasdan modernhttps://eprints.uns.ac.id/10241/1/189321011201101001.pdf

Sebagai suatu jenis tulisan, teksberita memiliki unsur-unsur yang harusdipenuhi. Unsur pokok yang harus adadalam berita yakni 5W+1H, sepertiberikut:(a) What, berkenaan dengan fakta-fakta

yang berkaitan dengan hal-halyangdilakukan oleh pelaku ataupun korban dalam kejadian itu.Nilai whatditentukan oleh kelayakanberita tersebut.

(b) Who, berkenaan dengan fakta-faktayang berkaitan dengan orang ataupelakuyang terlibat dalam kejadiantersebut. Keterangan tentang pelakuharusdiidentifikasi dengan lengkap.

(c) Why, berkenaan dengan fakta-faktamengenai latar belakang darisuatutindakan atau kejadian yangtelah diketahui unsur what-nya.

(d) Where, berkenaan dengan tempatperistiwa terjadi. Nama tempatharusdiidentifikasi dengan jelas.

(e) When, berkenaan dengan waktukejadian. Waktu menjadi hal yangharusdiperhatikan, karena kejadianyang sudah lama nilainya menjadiberkurang. Untuk feature atau beritakisah, unsur ini tidak terlalu pentingkarena dalamberita kisah yangdipentingkan adalah latar belakangmanusia yang terlibatdalamperistiwa tersebut.

(f) How, berkenaan dengan proseskejadian yang diberitakan,misalkan,bagaimana terjadinyasuatu peristiwa, bagaimana pelakumelakukanperbuatannya, ataubagaimana korban mengalaminasibnya.Chaer(2010:18-19)http://eprints.uny.ac.i/18403/1/Rahayu%20Saktiningsih%2010201241048.pdf

Kemampuan atau keterampilanmenulis adalah kemampuanmengungkapakan gagasan, pendapat, danperasaan kepada pihak lain melalui bahasatulis. Dengan menulis maka seseorangakan dapat mengungkapkan ide ataupunsesuatu yang ada dalam pikirannya kedalam lambang grafis, dengan tujuanorang lain dapat membaca apa yang telah

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia282

Page 295: BAHASTRA - UISU

Junifer SiregarPenerapan Model Pembelajaran Learning Cycle terhadap Kemampuan Menulis Teks

Berita oleh Siswa Kelas X SMA Kampus FKIP Pematangsiantar diungkapkan. Selanjutnya, Tarigan(2008:3) bahwa, “Keterampilan menulisadalah salah satu keterampilan berbahasayang produktif dan ekspresif yangdipergunakan untuk berkomunikasi secaratidak langsung dan tidak secara tatapmuka dengan pihak lain.”

Berdasarkan pengertian di atas,dapat disimpulkan bahwa keterampilanmenulis adalah kemampuan bagaimanamemikirkan ide, gagasan, perasaan danpendapat, sehingga dapat dituangkankedalam sebuah tulisan yang dapatdimengerti dan dipahami oleh pembaca.

Sesuai hasil obsevasi, kemampuanmenulis teks berita siswa kelas X SMAKampus FKIP Universitas HKBPNommensen Pematangsiantar masihrendahnya. Hal ini disebabkan beberapahal yakni, (1) Guru pada umumnya hanyamenerangkan hal-hal yang berkenaandengan teori menulis, (2) Guru jarangmelakukan latihan menulis sehingga siswatidak terbiasa untuk menuangkangagasannya, (3) Guru kurangmemanfaatkan penggunaan media padasaat pemberian tugas menulis (4) Modelpembelajaran guru tidak tepat, (5) Gurukurang memfasilitasi siswa dalammenuangkan kreativitas dan ide ke dalamtulisan, (6) Guru kurang optimal dalammemotivasi siswa dalam menulis, dan (8)Kosakata yang dimiliki siswa masihrendah sehingga siswa tidak mampumenuangkan gagsannya dalam bentuktulisan.

Guru sebagai fasilitator harusmampu menemukan model yang mampumembangkitkan kekreatifan, dankeinovatifan siswa menguasai kompetensimenulis teks berita. Pembelajaran yangpasif cenderung membosankan siswasehingga membuat siswa merasa tertarikdan tidak menyenangkan. Jika hal inilahyang terjadi pada siswa kelas X SMAKampus FKIP Universitas HKBPNommensen sehingga tidak dapatmenghasilkan ide-ide yang kreatif danimajinatif untuk menulis teks berita.

Model pembelajaran berfungsiuntuk membantu guru dalammenyampaikan materi yang dapatmelibatkan siswa berpartisipasi aktif danmampu menciptakan suasana belajar yangbaik. Salah satu model pembelajaran yangbaik dan tepat dalam menulis teks beritaadalah model pembelajaran learningcycle.

Slavin (1995:55) mengatakanbahwa:

Pada dasarnya para siswa memasukikelas dengan pengetahuan, ketrampilandan motivasi yang berbeda-beda darirumah. Ketika guru memberikan suatumateri pelajaran dalam kelas, siswa dalammenerima pelajaran tersebut ada yangcepat dan ada yang lambat. Untukmengatasi masalah perbedaan kecepatansiswa dalam menerima materi dalam kelasdapat digunakan model pembelajaranleaning cycle.

Ngalimun (2014:146) menyatakanbahwa, “Learning Cycle merupakanmodel yang memiliki fase dalampelaksanaannya, yaitu Engagement(mengajak), Exploration (menyelidiki),Exlaination (menjelaskan), Elaboration/Extention (memperluas), Evaluation(evaluasi).” Setiap fase-fase tersebutmemiliki proses pengajaran yang berbeda.Fase-fase tersebut akan terlaksana denganbaik jika guru mampu melaksanakannyasecara berurutan, maka proses pengajaranakan tercapai.

Berdasarkan penelitian Situmorangdengan judul Penerapan ModelPembelajaran Learning Cycle DalamKemampuan Menulis Teks Berita PadaSiswa Kelas VII SMP Negeri 1Pematangsiantar, menunjukkan bahwamodel pembelajaran Learning Cyclesignifikan dalam meningkatkankemampuan menulis teks berita siswa. Halini dibuktikan dengan pengolahan datadiperoleh nilai rata-rata pre-tes = 50,66dan nilai rata-rata post-tes =77,66 . Darianalisis data dilakukan uji hipotesispenelitian dengan menggunakan uji “t”.Dari hasil penelitian diperoleh thitung : -1729 > ttabel : 2,0021 pada taraf signifikansi0,05 dengan demikian Ho ditolak dan Haditerima.

Selanjutnya, penelitian yang samaoleh Fitriyani, dkk dengan judulPenerapan Model Learning Cycle PadaMateri Menulis Karangan Oleh SiswaIVA SD Negeri 1 Depok KecamatanDepok Kabupaten Cirebon. Berdasarkanhasil penelitian tersebut diperolehPenelitian ini dilaksanakan di kelas VSDN Palasari kecamatan SumedangSelatan kabupaten Sumedang. Model yangdigunakan adalah model pembelajaranlearning cycle. Bentuk penelitian iniadalah penelitian tindakan kelas dengandesain dari Kemmis dan Taggart yang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia283

Page 296: BAHASTRA - UISU

Junifer SiregarPenerapan Model Pembelajaran Learning Cycle terhadap Kemampuan Menulis Teks

Berita oleh Siswa Kelas X SMA Kampus FKIP Pematangsiantar dilakukan dalam tiga siklus. Padaobservasi data awal hasil belajar siswapada materi perubahan sifat benda masihrendah. Hanya ada 14,3% siswa mencapaiketuntasan. Hasil yang diperoleh daripresentase penilaian kinerja guru tahapperencanaan dari siklus I 83,3%, siklus II93,3%, dan siklus III 96,6%. Penilaiankinerja guru tahap pelaksanaan dari siklusI 85,9%, siklus II 89,5%, siklus III 98%.Aktivitas siswa pada siklus I adalah51,9%, siklus II 75,8%, dan siklus III86%. Hasil belajar siswa pada siklus Iadalah 39,3%, siklus II 64,3%, dan siklusIII menjadi 89,3%. Dapat disimpulkanbahwa penerapan model pembelajaranlearning cycle dapat meningkatkanaktivitas dan hasil belajar siswa padamateri perubahan sifat benda di kelas VSDN Palasari.

Masalah perlu dirumuskan denganjelas dan lengkap dalam ruang lingkupnyaagar sesuai dengan tujuan penelitian.Mengenai rumusan masalah ini, Sugiyono(2008:35) menyatakan, “Rumusanmasalah merupakan suatu pertanyaan yangakan diberikan jawabannya melaluipengumpulan data.” Berdasarkan kutipantersebut, maka rumusan masalahpenelitian ini adalah: (a) Bagaimanakahtingkat kemampuan menulis teks beritasiswa kelas X SMA KampusPematangsiantar sebelum menggunakanmodel Learning Cycle? (b) Bagaimanakahtingkat kemampuan menulis teks beritasiswa kelas X SMA KampusPematangsiantar sesudah menggunakanmodel Pembelajaran Learning Cycle? (c)Apakah terdapat perbedaan yangsignifikan tingkat kemampuan menulisteks berita siswa kelas X SMA KampusPematangsiantar sebelum dan sesudahmenggunakan model PembelajaranLearning Cycle?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif yang didasarkan pada studi pra-eksperimen dengan menggunakan desainsatu atau desain one grup pre-test danpost-test sebagai berikut.

Table 3.3

Desain Penelitian

(One Group Pretest-Postest)P

re test

Variabelbebas

Post test

Y1

X

Y2

Keterangan: Y1 = kemampuan awal/ sebelum

mendapat perlakuanX = model learning cycle

Y2 = kemampuan setelahmelakukan perlakuan

Agar data penelitianterjaring, dibutuhkan instrumen penelitian.Instrumen pada penelitia ini adalahdengan menggunakan test, yakni testmenulis berita. Instrumen tersebutdigunakan sesuai dengan kriteria penilaiansebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian dalam Menulis

Teks BeritaNo

Aspek yang dinilai

Skor

1 Kelengkapan isi berita (5W + 1H )

- Lengkap,terdapatsemuaunsur (30)

- Cukuplengkap,terdapat 5unsur (25)

- Kuranglengkap,terdapat 4unsur (20)

- Tidaklengkap,kurang dari4 unsur(15)

30

2 Organisasi penulisan berita

- Urut, jelas,dan mudahdipahami

- Tidak turu,jelas danmudahdipahami(25)

- Urut,tidakjelas,kurangdapatdipahami(20)

- Tidak urut,tidak jelas,kurang

30

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia284

Page 297: BAHASTRA - UISU

Junifer SiregarPenerapan Model Pembelajaran Learning Cycle terhadap Kemampuan Menulis Teks

Berita oleh Siswa Kelas X SMA Kampus FKIP Pematangsiantar dapatdipahami(15)

3 Penggunaan kalimat

- Lebihbanyaknyamenggunakan kalimatefektif (20)

- Cukupmenggunakan kalimatefektif (10)

- Kurangnyamenggunakan kalimatefektif (5)

20

4 Diksi,ejaan,dan tanda baca

- Kata- katayangdiganakanbuku,penggunaan ejaandan tandabaca baik(20)

- Kata-katayangdigunakanumunnyabaku,namum adasedikitkesalahanejaan danbaca (15)

- Ada sedikitkata- katayang tidakbaku dankesalahanejaan, tandabaca (10)

- Cukupbanyak katayang tidakbaku, ejaandan tandabaca kurang(5)

20

Jumlah 100

Setelah data terkumpul, makadiolah dengan uji statistik uji perbedaanmean sampel berhubungan sebagaiberikut:

t=Mx−My

√{∑X2/+∑ Y 2

Nx+Ny−2 }{ 1Nx +1Ny }

(Arikunto 2010:354)Keterangan:

t :Jumlah nilaiMx :Rata-rata kelas eksperimentalMy :Rata-rata kelas kontrol X :Standar penyimpangan kelas

eksperimentalY :Standar penyimpangan kelas kontrolNx :Total sampel kelas eksperimentalNy :Total sampel kelas kontrolHASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yangdilaksanakan pada kelas eksperimendengan menggunakan sampelberhubungan,maka diperoleh hasil berupaskor tes. Data-data tersebut diambil dari30 sampel dari hasil penelitian yangmenggunakan model pembelajaranLearning Cycle dalam pembelajaranmenulis teks berita. Berikut tabelpenyajian hasil pre-test dan post-test.

Tabel 4.1Hasil Pre-Test dan Pos-test

KelasSkor Rata-

rata D́Pre-tes

Pos-tes

Eksperimen 41,2 78,8 -37,6Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian iniadalah :Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan

kemampuan menulis teks berita olehsiswa kelas X SMA Kampus FKIPPematangsiantar sebelum dansesudah diterapkan modelpembelajaran learning cycle.

Ho : Tidak terdapat perbedaan yangsignifikan kemampuan menulis teksberita oleh siswa kelas X SMAKampus FKIP Pematangsiantarsebelum dan sesudah diterapkanmodel pembelajaran learning cycle.Hipotesis statistik :

Ho : µ 1 = µ 2

Ha : µ 1 ≠ µ 2

Berdasarkan pengolahan dataketerampilan menulis teks berita tes awal(pre-test) dan tes terakhir (post-test) makadiperoleh thitung = -17,16 pada tarafsignifikan 0,05 (tingkat kepercayaan 95%)dengan df 29 diperoleh ttabel : 2,045,dengan demikian maka Ho ditolak.Dengan penolakan Ho maka Ha diterima,artinya terdapat perbedaan yang signifikan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia285

Page 298: BAHASTRA - UISU

Junifer SiregarPenerapan Model Pembelajaran Learning Cycle terhadap Kemampuan Menulis Teks

Berita oleh Siswa Kelas X SMA Kampus FKIP Pematangsiantar keterampilan menulis teks berita olehsiswa kelas X SMA Kampus FKIPPematangsiantar sebelum dan sesudahditerapkan model pembelajaran learningcycle. Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitiandiperoleh temuan penelitian diperolehsebagai berikut:1. Hasil kemampuan tes awal (Pre-test)

dalam menulis teks berita siswa kelasX SMA Kampus FKIPPematangsiantar sebelum diterapkanmodel pembelajaran Learning Cyclediperoleh nilai rata-rata 41,2. Dari hasilpre-test, hasil tersebut termasuk dalamkategori sangat buruk karena belummencapai nilai KKM.

2. Hasil kemampuan post-test dalammenulis teks berita siswa kelas X SMAKampus FKIP Pematangsiantarsesudah diterapkan modelpembelajaran Learning Cycle diperolehnilai rata-rata 78,8. Dari hasil pos-tesini membuktikan nilai post-test dalamkategori sangat baik karena sudahmencapai nilai KKM.

3. Pengujian hipotesis 17,16>2,045 telahmembuktikan bahwa Ha diterima yaitupenerapan model pembelajaranLearning Cycle signifikan dalamkemampuan menulis teks berita siswakelas X SMA Kampus FKIPPematangsiantar.

PEMBAHASAN1. Hubungan dengan Teori

Dari kajian teori dapat diartikanbahwa menulis merupakan suatuketerampilan berbahasa yangdipergunakan untuk berkomunikasi secaratidak langsung. Menulis merupakan suatukegiatan yang produktif dan ekspresif.Menulis juga diartikan suatu kegiatanmenyampaikan ide, pesan, gagasan kepadapembaca dengan menggunakan huruf,kata, frasa, kalimat dan aturan-aturan yangberlaku dalam sebuah bahasa. Dengankata lain, menulis merupakan kegiatanmerangkai kata menjadi sebuah ataubeberapa kalimat dari hasil kreatifitasberpikir seseorang dengan menggunakanaturan tertentu untuk tujuan tertentudengan adanya suatu ide dan gagasan yanglogis.

Teks berita adalah teks yang berisiinformasi informasi penting dan menarikperhatian orang banyak mengenai suatukejadian atau peristiwa. Semakin banyak

pembaca yang tertarik, maka pertandabahwa berita itu disusun melalui prosesyang baik pula.

Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa model pembelajaran LearningCycle dapat menjembatani siswa dalammenulis teks berita karena modelpembelajaran Learning Cycle berpusatpada siswa dan guru berperan sebagaifasilitator. Model pembelajaran LearningCycle adalah model pembelajaran yangdapat meningkatkan pengembangankonsep yaitu bagaimana pengetahuan itudibangun dalam pikiran siswa, danketerampilan siswa dalam menemukanpengetahuan secara bermakna sertamengaitkan antara pengetahuan lamadengan pengetahuan yang baru danmengaplikasikannya dalam kehidupansehari-hari. Dengan demikian kemampuanmenulis teks berita siswa kelas X SMAKampus FKIP Pematangsiantar sesudahdiajar dengan model pembelajaranLearning Cycle dapat meningkat.2. Hubungan dengan Penelitian

TerkaitUntuk mencapai tujuan

pengajaran menulis diperlukanpembelajaran yang efektif. Banyak upayayang bisa dilakukan untuk meningkatkankemampuan menulis teks berita. Salahsatunya yaitu dengan menerapkan modelpembelajaran Learning Cycle kepadasiswa untuk membantu menulis teksberita. Model pembelajaran LearningCycle (LC-5E) adalah model pembelajaranyang fleksibel, guru dapat menggunakanformat pembelajaran yang berbeda(misalnya diskusi, praktikum, membacadan informasi) pada tahap yang berbeda,dari kelima tahap tersebut boleh dirubahnamun urutan tahapan tidak boleh dirubahatau dihilangkan salah satunya.

Hasil penelitian Fitriyani, dkkdengan judul Penerapan Model LearningCycle Pada Materi Menulis KaranganOleh Siswa IVA SD Negeri 1 DepokKecamatan Depok Kabupaten Cirebon.Berdasarkan hasil penelitian tersebutdiperoleh Penelitian ini dilaksanakan dikelas V SDN Palasari kecamatanSumedang Selatan kabupaten Sumedang.Model yang digunakan adalah modelpembelajaran learning cycle. Bentukpenelitian ini adalah penelitian tindakankelas dengan desain dari Kemmis danTaggart yang dilakukan dalam tiga siklus.Pada observasi data awal hasil belajar

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia286

Page 299: BAHASTRA - UISU

Junifer SiregarPenerapan Model Pembelajaran Learning Cycle terhadap Kemampuan Menulis Teks

Berita oleh Siswa Kelas X SMA Kampus FKIP Pematangsiantar siswa pada materi perubahan sifat bendamasih rendah. Hanya ada 14,3% siswamencapai ketuntasan. Hasil yangdiperoleh dari presentase penilaian kinerjaguru tahap perencanaan dari siklus I83,3%, siklus II 93,3%, dan siklus III96,6%. Penilaian kinerja guru tahappelaksanaan dari siklus I 85,9%, siklus II89,5%, siklus III 98%. Aktivitas siswapada siklus I adalah 51,9%, siklus II75,8%, dan siklus III 86%. Hasil belajarsiswa pada siklus I adalah 39,3%, siklus II64,3%, dan siklus III menjadi 89,3%.Dapat disimpulkan bahwa penerapanmodel pembelajaran learning cycle dapatmeningkatkan aktivitas dan hasil belajarsiswa pada materi perubahan sifat bendadi kelas V SDN Palasari.

Selanjutnya penelitian Situmorangdengan judul Penerapan ModelPembelajaran Learning Cycle DalamKemampuan Menulis Teks Berita PadaSiswa Kelas VII SMP Negeri 1Pematangsiantar, menunjukkan bahwamodel pembelajaran Learning Cyclesignifikan dalam meningkatkankemampuan menulis teks berita siswa. Halini dibuktikan dengan pengolahan datadiperoleh nilai rata-rata pre-tes = 50,66dan nilai rata-rata post-tes =77,66 . Darianalisis data dilakukan uji hipotesispenelitian dengan menggunakan uji “t”.Dari hasil penelitian diperoleh thitung : -1631 > ttabel : 2,0021 pada taraf signifikansi0,05 dengan demikian Ho ditolak dan Haditerima. Berkenaan dengan hasil tersebut,jelas bahwa model pembelajaran LearningCycle mampu meningkatkan kemampuanmenulis teks berita.3. Hubungan dengan Pendidikan dan

PengajaranDalam pembelajaran ini guru

mengarahkan siswa untuk menulis teksberita dengan melibatkan siswa secarapenuh untuk dapat menemukan materiyang dipelajari dan menghubungkannyadengan situasi kehidupan nyata sehinggamendorong siswa untuk dapatmenerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan proses pengaktifanpengetahuan yang sudah ada. Artinya apayang akan dipelajari tidak terlepas daripengetahuan yang sudah dipelajari danmemotivasi siswa, membuat hubunganantara pengetahuan dan penerapannyadalam kehidupan mereka sebagai anggotakeluarga, warga negara, dan tenaga kerja.

Peneliti yakin bahwa guru memilikiperan yang sangat penting dalam memilihmodel pembelajaran yang yang tepat danefektif dalam pembelajaran menulis teksberita, guna membangkitkan semangatberpikir dan mengaitkan materi pelajarandengan kehidupan nyata, motivasi danketerampilan siswa dalam menulis teksberita. Dengan temuan penelitian ini,dapat memberikan masukan kepada gurubahwa model pembelajaran LearningCycle mampu membantu dalam prosesbelajar menulis teks berita. Sekaligusdiharapkan penelitian ini dapat dilakukanoleh para peneliti lain yang ingin menelitipenerapan model pembelajaran LearningCycle dengan sampel dan objek penelitianyang lain. SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian yang telahdilakukan maka peneliti dapatmenyimpulkan:1. Kemampuan menulis teks berita

sebelum menggunakan modelpembelajaran learning cycle padasiswa kelas X SMA Kampus FKIPPematangsiantar berada dalam ketegoriburuk .

2. Kemampuan menulis teks beritasesudah menggunakan modelpembelajaran learning cycle padasiswa kelas X SMA Kampus FKIPPematangsiantar berada dalamkategori baik. Hasil kemampuanmenulis teks berita sesudahmenggunakan model pembelajaranmenjadi lebih baik dibanding sebelummenerapkan model pembelajaranlearning cycle pada siswa kelas XSMA Kampus FKIP Pematangsiantarpada materi pembelajaran menulis teksberita siswa.

3. Hasil kemampuan menulis teks beritasiswa kelas X SMA Kampus FKIPPematangsiantar setelah menerapkanmodel pembelajaran learning cyclemenjadi lebih baik dibandingkansebelum menerapkan modelpembelajaran learning cycle.

SARANBerdasarkan kesimpulan di atas, maka

sebagai tindak lanjut penelitian iniperlu diungkapkan saran-saran sebagaiberikut:

1. Model pembelajaran learning cyclemerupakan salah satu modelpembelajaran media yang dapatdigunakan dalam pembelajaran bahasa

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia287

Page 300: BAHASTRA - UISU

Junifer SiregarPenerapan Model Pembelajaran Learning Cycle terhadap Kemampuan Menulis Teks

Berita oleh Siswa Kelas X SMA Kampus FKIP Pematangsiantar Indonesia di sekolah terutama dalampembelajaran menulis teks berita.

2. Diharapkan guru melakukanpendekatan pembelajaran yangberpusat pada siswa dimana guru haruslebih menonjolkan peran aktif siswadalam belajar.

3. Guru-guru khususnya guru bahasaIndonesia hendaknya menguasai danmampu menerapkan berbagai mediapembelajaran sehingga dapatmeningkatkan ketertarikan siswaterhadap pokok bahasan yang diajarkanguru

4. Perlu diadakan penelitian lanjutanguna dijadikan masukan dan sarankonstruktif terhadap keberhasilanpenelitian ini.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian: Suatu PendekatanPraktek. Jakarta: PT. RINEKACIPTA.

Ary, dkk. 1984. Pengantar PenelitianDalam Pendidikan. SurabayaUsaha Nasional.

Assegaft, Dja’far. 1982. Jurnalistik MasaKini. Jakarta Timur. GhaliaIndonesia. Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2016. ISBN: 979-514-051-5.

Dalman, H. 2014. Keterampilan Menulis.Depok : PT Rajagrafindo Persada

Istarani. 2014. 58 Model PembelajaranInovatif. Medan : Media Persada

Kosasih, E. 2003. Ketatabahasaan dankesusastraan. Bandung. YramaWidya.

Lorsbach, A. W. 2002. The LearningCycle as A tool for PlanningScience Instruction. Online (http://www.coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257 lrcy.html, diakses 10Desember 2002).

Ngalimun. 2014. Strategi dan ModelPembelajaran. Yogyakarta:Aswaja Pressindo.

Putra. 2006. Teknik Menulis Teks Berita.Media Persada.

Slavin. 1995. Mendesain Model Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sugiyono. 2008. Metode PenelitianPendidikan PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R danD. Bandung. Alfabeta Bandung.

Sugono. 2008. Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta: PT GremediaPustaka Umum.

Tarigan. H.G. 2008. Menulis SebagaiSuatu Keterampilan Berbahasa.Bandung : Angkasa.

Trianto. 2009. Mendesain ModelPembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta:Kencana Prenada Media

(https://kampus100.blogspot,co.id).pdfhttps://eprints.uns.ac.id/

10241/1/189321011201101001.pdf

http://eprints.uny.ac.i/18403/1/Rahayu%20Saktiningsih%2010201241048.pdf

http://eprints.uny.ac.id/17028/1/Evi%20Purmaningrum%2010201241067.pdf

http://www.pa-manna.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Teknik-Sederhana-Menulis-Berita-Website.pdf.

https://muhammadkholik.wordprees . com/ 2011/11/08/metode-pembelajaran-konvensional).

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia288

Page 301: BAHASTRA - UISU

PEDOMAN PENULISAN ARTIKELJURNAL BAHASTRA

1. Judul ArtikelJudul artikel diberi catatan kaki yang menunjukkan sumber biaya penelitian danpengabdian masyarakat. Nama penulis diikuti nama perguruan tinggi tempat penulisbekerja, semua nama penulis ditulis tanpa gelar.

2. UrutanMateria. Judul artikel dalam bahasa Indonesia (tidak boleh lebih dari 14 kata) dan bahasa

Inggris (tidak boleh lebih dari 10 kata)b. Nama penulis (ditulis lengkap tanpa singkatan dan gelar)c. Abstrak (dalam bahasan Indonesia dan bahasa Inggris)d. Pendahuluan, mencakup: perumusan masalah, tujuan dan manfaate. Metode penelitianf. Hasil dan pembahasang. Simpulan dan saranh. Daftar pustaka

i. Lampiran (jika ada)

3. Daftar PustakaDaftar pustaka disusun berdasarkan abjad dengan urutan: nama pengarang, judul buku,lokasi dan sumber/ penerbit.Contoh: Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

4. Gambar dan FotoDicetak berwarna dan diberi nama pada bagian bawah gambar tersebut.

5. PengetikanPengetikan dilakukan dengan jarak 1 spasi, jenis huruf Times New Roman, ukuran huruf12, diketik di kertas HVS A4. Jumlah tulisan beserta lampirannya maksimum 15 halaman.

6. Syarat TulisanArtikel/tulisan yang akan dimuat pada Jurnal Keguruan belum pernah diterbitkan padajurnal ilmiah lainnya.

7. AdministrasiArtikel yang diserahkan ke Sekretariat Jurnal Keguruan diberikan dalam bentuk hardcopysebanyak 1 (satu) set yang selanjutnya akan dikoreksi oleh Mitra Bestari. Jika artikeltersebut sudah layak untuk diterbitkan, penulis harus menyerahkan softcopy dari tulisantersebut.