cabg operasi bypass arteri koroner

Upload: novadilah-arifia-shintadewi

Post on 17-Jul-2015

288 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Operasi Bypass Arteri Koroner (CABG) Bypass koroner yaitu operasi yang dikerjakan untuk mengatasi stenosis/sumbatan arteri koroner. pembedahan ini efektif dilakukan pada penderita angina dan penyakit arteri koroner yang tidak meluas. Pembedahan ini bisa memperbaiki toleransi penderita terhadap aktivitasnya, mengurangi gejala dan memperkecil jumlah atau dosis obat yang diperlukan. Indikasi : Pada penderita angina yang : Tidak menunjukkan perbaikan pada pemberian obat-obatan Sebelumnya tidak menglami serangan jantung Fungsi jantung normal Tidak memiliki keadaan lainnya yang membehayakan pembedahan misalnya : penyakit paru obstruktif menahun. Pembedahan ini meruapakan pencangkokan vena atau arteri dari aorta ke arteri koroner, meloncati bagian yang mengalami penyumbatan. Arteri biasanya diambil dari bawah tulang dada. Arteri ini jarang mengalami penyumbatan dan lebih dari 90% masih berfungsi dengan baik dalam waktu 10 tahun setelah pembedahan dilakukan. Pencangkokan vena secara bertahap akan mengalami penyumbatan Persiapan penderita pra-bedah A. Persiapan mental Menyiapakan klien secara mental siap menjalani operasi, menghilangkan kegelisahan menghadapi operasi. Hal ini dapat ditempuh denagn wawancara dengan dokter bedah dan kardiolog tentang indikasi operasi, keuntungan operasi, komplikasi operasi dan resiko operasi. Diterangkan juga hal-hal yang akan dialami di kamar operasi dan ICU dan alat yang akan dipasang juga termasuk puasa, rasa sakit pada derah operasi dan kapan drain dicabut. B. Persiapan medikal 1) Obat-obatan

Semua obat-obatan antikoagulanharus dihentikan satu minggu sebelum operasi (minimal 3 hari) Aspirin dan obat sejenis dihentikan 1 minggu sebelum operasi Digitalis dan diuretic dihentikan 1 hari sebelum operasi Antidiabetikditeruskan dan bila perlu dikonversi dengan insulin injeksi selama operasi Obat-obat jantung diteruskan sampai hari operasi Antibiotika hanya diberikan untuk propilaksis dan diberikan waktu induksi anestei di kamar operasi, hanya diperlukan tes kulit sebelum operasi apakah ada alergi 2) Laboratorium 1 hari sebelum operasi antara lain : Hematologi lengkap+hemostasis LFT Ureum, kreatinin Gula darah Urine lengkap Enzim CK dan CKMB untuk CABG Hb,S,Ag Gas darah Bila ada kelainan hemostasis atau factor prmbekuan harus diselididki penyebabnya dan bila perlu operasi ditunda sampai ada kepastian bahwa kelainan tersebut tidak akan menyebabkan perdarahan pasca-bedah 3) Persiapan darah untuk operasi Permintaan darah ke PMI : Packad cell : 750 cc Frash Frozen Plasma : 1000 unit Trombosit 3 unit Permintaan darah ke PMI minimal 24 jam sebelum operasi elektif dan tentu tergantung persediaan darah yang ada saat itu. 4) Mencari infeksi fokal Biasanya dicari gigi berlobang /tonsillitis kronik dan ini dikonsultasikan ke bagian THT dan gigi. Kelainan kulit seperti dermatitis dan furunkolosis/bisul harus

diobati dan juga tidak dalam masa inkubasi harus diobati dan juga tidak dalam masa inkubasi/infeksi penyakit menular. 5) Fisioterapi dada Untuk melatih dan meningkatkan fungsi paru selama di ICU dan untuk mengajarkan bagaiaman cara mengeluarkan sputum setelah operasi untuk mencegah retensi sputum. Bila pasien diketahui mempunyai asma dan penyakit paru obstruktif menahun (PPOM) maka fisioterapi harus lebih intensif dikerjakan dan kadang-kadang spirometri juga membantu untuk melihat kelainan yang dihadapi. Bila perlu konsultasikan kepada dokter ahli paru untuk problem yang dihadapi 6) Perawatan sebelum operasi Saat ini perawatan sebelum operasi dengan persiapan yang matang dari poliklinik makan perawatan sebelum ooperasi dapat diperpendek misalnya 1-2 hari sebelum operasi. Hal ini untuk mempersiapkan mental dan agar tidak bosan di rumah sakit. Perawatan pasca bedah Perawatan pasca bedah dimulai ketika penderita masuk ke ICU. Untuk mengetahui problem pasca bedah dianjurkan untuk mengetahui problem penderita pra-bedah sehingga dapat diantisiapsi dengan baik misalnya problem pernapasan, diabetes,dll. Setelah keluar dari ICU, maka pemantauan terhadap semua organ tetap dilanjutkan. Biasanya pindah ke ICU adalah hari kedua pasca-bedah. Umumnya pemeriksaan hematologi rutin, dan foto toraks telah dikerjakan termasuk laboratorium LFT, enzim CK dan CKMB. Hari ketiga lihat keadaan dan diperiksa antara lain : Elektrolit thrombosis Ureum Gula darah Foto toraks EKG 12 lead

Hari ke-4 lihat keadaan pemeriksaan atas indikasi

Hari ke-5 hematologi LFT, ureum, dan bila perlu foto toraks tegak Hari ke-6 samapi 10 misalnya thrombosis : obat-obatan biasanya diberikan analgesic karena rasa sakit daerah dada waktu batuk akan mengganggu pernapasan klien. Obat-obatan lain seperti antihipertensi, antidiabetes, dan vitamin sudah dimulai.1. Hipertensi Tekanan darah tinggi/ hipertensi adalh suatu peningkatan tekanan darah dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan keadaan tanpa gejala diamana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan resiko terhadap stroke aneurisme, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal Mekanisme : 1. Jantung memompa lebih banyak sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya 2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat menegmbang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu, darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut dimana dinding arterinya menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat padda saat terjadi vasokonstriksi yaitu jika arteri kecil/arteriola untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf/hormone dalam darah. 3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga ti9dak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah ddalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas mempompa jantung berkurang arteri mengalami pelebaran banyak cairan keluar dari sirkulasi makan tekanan darah akan menurun. Penyesuaian terhadap factor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan fungsi ginjal dan saraf otonom Penyebab : 1. Hipertensi esensial/primer adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui terjadi pada 90% penderita hipertensi. Kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan untuk sama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. 2. Hipertensi sekunder adalah jika penyebabnya diketahui pada sekitar 5-10% penderita hipertensi penyebabnya adalah penyakit ginjal. 1-2 % adalah kelainan hormonal/ pemakaian obat tertentu. Penyebab lain adalah feopromositoma (tumor kelenjar adrenal tyang menghasilakn epinefrin/adrenalin). Kegemukan/obesitas gaya hidup yang tidak aktif *(malah olahraga), stress, alkohol, atau garam dalam makanan menyebabkan terjadinya hipertensi pada orang-orang yang memiliki kepekaan yang diturunkan. Penyebab lainnya bisa ditemukan pada pemeriksaan rutin tertentu misalnya mengukur tekanan darah pada kedua lengan dan tungkai bisa menemukan

adanya koartasioaorta. Stress cenderung meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Jika stress berlalu maka tekanan darah akan kembali normal. Gejala : Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala berhubungan dengan sakit kepala, perdarahan dari hidung, wajah kemerahan dan kelelahan. Retina merupakan bagian tubuh yang dapat menunjukkan efek hipertensi dengan memeriksa retina dengan oftalmoskop dengan menentukan derajat kerusakan retina (retinopati) makan dapat menentukan beratnya hipertensi. Jiak hipertensi menahun, gejalanya sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, pandangan kabur karena terjadi adanya kerusakan otak, mata, ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran, bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensepalopati hiperfensif . Pengobatan : Hipertensi esensial tidak dapat diobati tapi diberikan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi langkah awal berupa perubahan pola hidup 1. Penderita hipertensi akan mengalami kelebihan BB sehingga dianjurkan untuk menunkan bbnya smp batas ideal 2. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan, kolestrol darah tinggi. Dengan mengurangi pemakaian garam 110 mg/dl, sedangkan hipoglikemia yaitu kadarnya < 70 mg/dl. Glukosa difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan hampir semuanya di reabsorbsi oleh tubulus ginjal selama kadar glukosa dalam plasma tidak > 160 180 mg/dl. Untuk mengetahui apakah seorang menderita DM yaitu dengan memeriksakan kadar gula darah (Gklinis, 2004). Kadar gula darah normal adalah:

Pada saat puasa (nuchter : 80-