50
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3. 1 Riwayat Direktorat Jenderal Pajak
Sejarah berdirinya Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya
merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu :
1. Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak berdasarkan
perundang-undangan dan melakukan tugas pemeriksaan kas Bendaharawan
Pemerintah;
2. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang
sitaan guna pelunasan piutang pajak Negara;
3. Jawatan Akuntan Pajak yang bertugas membantu Jawatan Pajak untuk
melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan Wajib Pajak Badan;
dan
4. Jawatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada
Direktorat Jenderal Moneter) yang bertugas melakukan pungutan pajak hasil
bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun 1963 dirubah menjadi Direktorat
Pajak Hasil Bumi dan kemudian pada tahun 1965 berubah lagi menjadi
Direktorat Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA). Dengan keputusan Presiden
RI No. 12 tahun 1976 tanggal 27 Maret 1976, Direktorat IPEDA diserahkan
dari Direktorat Jenderal Moneter kepada Direktorat Jenderal Pajak. Pada
tanggal 27 Desember 1985 melalui Undang-undang RI No.12 tahun 1985
Direktorat IPEDA berganti nama menjadi Direktorat Pajak Bumi dan
51
Bangunan (PBB). Demikian juga unit kantor di daerah yang semula berganti
Inspeksi IPEDA diganti menjadi Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan, dan
Kantor Dinas Luar IPEDA diganti menjadi Kantor Dinas Luar PBB.
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk
beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ItDa) yaitu di Jakarta dan beberapa
derah seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Inspektorat
Daerah ini kemudian menjadi Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (Kantor
Wilayah) seperti yang ada sekarang ini.
3.2 Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pajak
3.2.1 Tugas
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang perpajakan.
3.2.2 Fungsi
a. Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang
perpajakan.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan.
c. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang
perpajakan.
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan.
e. Pelaksanaan administrasi direktorat jenderal.
52
3.3 Visi, Misi dan Nilai Direktorat Jenderal Pajak
3.3.1 Visi
Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi
perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya masyarakat
dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.
3.3.2 Misi
Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang
Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi
perpajakan yang efektif dan efisien.
3.3.3 Nilai
1. Integritas
Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh
kode etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan
bertindak jujur, konsisten, dan menepati janji.
2. Profesionalisme
Memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan
pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta norma-
norma profesi, etika dan sosial.
3. Inovasi
53
Memiliki pemikiran yang bersifat terobosan dan/atau alternatif
pemecahan masalah yang kreatif, dengan memperhatikan aturan dan
norma yang berlaku.
4. Teamwork
Memiliki kemampuan untuk berkerjasama dengan orang/pihak lain,
serta membangun network untuk menunjang tugas dan pekerjaan.
3.4 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak
Agar tujuan direktorat dapat tercapai, diperlukan kerjasama antara
pemimpin dengan karyawan. Kerjasama yang baik antara anggota direktorat
dapat tercapai jika memiliki struktur organisasi yang baik dan jelas. Berikut ini
merupakan struktur Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) yang digambarkan
dari tingkat atas sampai tingkat bawah.
54
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak
55
Gambar 3.2 : Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal
56
Gambar 3.3 : Struktur Organisasi Direktorat Peraturan Perpajakan I
57
Gambar 3.4 : Struktur Organisasi Direktorat Peraturan Perpajakan II
58
Gambar 3.5 : Struktur Organisasi Direktorat Pemeriksaan Dan Penagihan
59
Gambar 3.6 : Struktur Organisasi Direktorat Intelijen Dan Penyidikan
60
Gambar 3.7 : Struktur Organisasi Direktorat Ekstensifikasi Dan Penilaian
61
Gambar 3.8 : Struktur Organisasi Direktorat Potensi, Kepatuhan, Dan Penerimaan
62
Gambar 3.9 : Struktur Organisasi Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, Dan Hubungan
Masyarakat
63
Gambar 3.10 : Struktur Organisasi Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
64
Gambar 3.11 : Struktur Organisasi Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi Dan
Informasi
3.5 Sistem Yang Sedang Berjalan
Selama ini pihak DJP melakukan pemantauan terhadap penyebaran PBB
dengan melakukan survey langsung ke lapangan. Hal tersebut dianggap DJP
sangat membuang waktu dan tenaga. Sehingga DJP menginginkan adanya
sebuah aplikasi yang berbasiskan pemetaan (SIG) sehingga diharapkan
mempermudah DJP dalam pemantauan penyebaran PBB. Dimana DJP sama
65
sekali belum mempunyai aplikasi pemetaan tersebut, dan DJP yang akan menjadi
pengguna dari aplikasi pemetaan tersebut.
Berikut ini adalah DFD dari sistem yang berjalan pada DJP sebelum
adanya Sistem Informasi Geografi :
ProsesPengumpulanData Secara
Manual
KPP pratama kecamatan Palmerah
Bidang IT ditjen pajak
Pimpinan ditjen pajak bidang IT
Dat
a pe
nerim
aan
info
rmas
i bar
u P
BB
Dat
a la
pora
n se
bara
n pe
ta P
BB
Dat
a la
pora
n pe
ngol
ahan
dat
a de
ngan
se
bara
n pe
ta P
BB
Data kepatuhan pajak
Data pajak bumi(tanah)
Data pajak bangunan
Dat
a na
ma
jala
nD
ata
wila
yah
Dat
a ke
lura
han
Dat
a ke
las
bum
iDa
ta N
JOP
Gambar 3.12 : DFD Sistem yang sedang berjalan pada DJP
66
Selain sistem yang sedang berjalan yang berupa survey langsung ke
lapangan, Direktorat Jenderal Pajak juga menggunakan sistem yang berbasiskan
website. Dimana alamat website itu sendiri adalah www.pajak.go.id.
Gambar 3.13 : Tampilan Halaman Home pada website Direktorat Jenderal Pajak
67
Gambar 3.14 : Tampilan Halaman Jenis Pajak pada website Direktorat Jenderal Pajak
68
Gambar 3.15 : Tampilan Halaman Mengenai Pajak Bumi dan Bangunan pada website
Direktorat Jenderal Pajak
69
Gambar 3.16 : Tampilan Halaman Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan pada website
Direktorat Jenderal Pajak
70
Gambar 3.17 : Tampilan Halaman Klasifikasi Pajak Bumi dan Bangunan pada website
Direktorat Jenderal Pajak
71
Gambar 3.18 : Tampilan Halaman Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan
pada website Direktorat Jenderal Pajak
72
Gambar 3.19 : Tampilan Halaman Surat Tagihan Pajak Bumi dan Bangunan pada
website Direktorat Jenderal Pajak
3.6 Permasalahan Yang Dihadapi
Sesuai dengan perkembangan wiliayah serta untuk meningkatkan
pelayanan kepada pelanggan, maka dipandang perlu dilakukan pembuatan
pemetaan berdasarkan Sistem Informasi Geografi pada Direktorat Jenderal Pajak.
Adapun alasan pembuatan pemetaan dan permasalahan pada Direktorat
Jenderal Pajak adalah, sebagai berikut :
1. Pihak Direktorat Jenderal Pajak merasa survey langsung ke lapangan
secara manual dianggap sangat membuang waktu dan tenaga, hal itu
disebabkan oleh tidak adanya pemetaan yang berupa peta penyebaran
73
Pajak Bumi dan Bangunan untuk memantau penyebaran Pajak Bumi
dan Bangunan yang dibuat berdasarkan Sistem Informasi Geografi
pada Direktorat Jenderal Pajak.
2. Tidak adanya aplikasi Sistem Informasi Geografi yang memberikan
informasi Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Pajak Bumi dan Bangunan,
informasi klasifikasi harga Pajak Bumi dan Bangunan, dan wilayah-
wilayah pada objek-objek pajak yang ada di Kecamatan Palmerah
Jakarta Barat.
3. Kurang lengkapnya sistem yang sedang berjalan di Direktorat
Jenderal Pajak yang berbasiskan web tanpa adanya Sistem Informasi
Geografi.
3.7 Usulan Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka penulis merancang suatu
aplikasi yang berbasiskan pada Sistem Informasi Geografi. Pada aplikasi
berbasiskan Sistem Informasi Geografi ini dapat menampilkan informasi serta
letak geografis yang dibutuhkan bagi pemakai Sistem Informasi Geografi ini
untuk memudahkan dalam memantau penyebaran Pajak Bumi dan Bangunan.
Kemudahan yang diberikan pada aplikasi Sistem Informasi Geografi ini
adalah user dapat langsung memilih suatu wilayah didalam peta yang
dikehendakinya. Misalnya user mengklik peta area pelayanan, selanjutnya sistem
akan menampilkan peta wilayah tersebut. Selanjutnya user mengklik objek yang
diinginkan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.
74
Objek pelanggan pada keseluruhan peta merupakan pembagian wilayah
atas berdasarkan kategori kelas tanah dan bangunan. Setiap kategori kelas tanah
tergantung dari prospek perkembangan wilayah dari tanah tersebut dan setiap
kategori kelas bangunan terdiri dari kualitas bahan bangunan itu sendiri.
Adapun usulan pemecahan masalah diantaranya adalah, sebagai berikut :
1. Melengkapi Sistem Informasi Geografi di sistem yang sedang
berjalan di Direktorat Jenderal Pajak.
2. Membuat pemetaan penyebaran pajak yang dibuat berdasarkan
Sistem Informasi Geografi pada Direktorat Jenderal Pajak khususnya
pada wilayah Kecamatan Palmerah Jakarta Barat.
Dari banyaknya perangkat lunak (software) Sistem Informasi Geografi
saat ini, program ini menggunakan ArcView GIS 3.3. Pemilihan penggunaan
ArcView GIS 3.3 dikarenakan hal-hal sebagai berikut :
1. ArcView dapat melakukan pertukaran data, operasi-operasi
matematik, menampilkan informasi spasial maupun atribut secara
bersamaan, membuat peta tematik, menyediakan bahasa
pemograman (script) serta melakukan fungsi-fungsi khusus lainnya
dengan bantuan extensions seperti spasial analyst dan image analyst
(ESRI).
2. ArcView dalam operasinya menggunakan, membaca dan mengolah
data dalam format Shapefile, selain itu ArcView GIS 3.3 juga dapat
memanggil data- data dengan format BSQ, BIL, BIP, JPEG, TIFF,
BMP, GeoTIFF atau data grid yang berasal dari ARC/INFO serta
banyak lagi data-data lainnya. Setiap data spasial yang dipanggil akan
75
tampak sebagai sebuah Theme dan gabungan dari theme-theme ini
akan tampil dalam sebuah view. ArcView mengorganisasikan
komponen-komponen programnya (view,theme,table,chart,layout dan
script) dalam sebuah project. Project merupakan suatu unit organisasi
tertinggi di dalam ArcView.
3. Salah satu kelebihan dari ArcView adalah kemampuannya
berhubungan dan bekerja dengan bantuan extensions. Extensions
(dalam konteks perangkat lunak Sistem Informasi Geografi ArcView)
merupakan suatu perangkat lunak yang bersifat “plug-in” dan dapat
diaktifkan ketika penggunannya memerlukan kemampuan
fungsionalitas tambahan (Prahasta). Extensions bekerja atau berperan
sebagai perangkat lunak yang dapat dibuat sendiri, telah ada atau
dimasukkan (di-instal) ke perangkat lunak ArcView untuk
memperluas kemampuan-kemampuan kerja dari ArcView itu sendiri.
Contoh-contoh extensions ini seperti Spasial Analyst, Edit Tools v3.1,
Geoprocessing, JPGE (JFIF) Image Support, Legend Tool,
Projection Utility Wizard, Register and Transform Tool dan XTools
Extensions.
4. Kelemahan yang dimiliki ArcView terletak pada input datanya,
kebanyakan data yang diolah pada perangkat lunak ini merupakan
hasil perhitungan dari perangkat lunak lain salah satunya Autocad.
Jika data yang diolah pada ArcView sebagai data mentah, maka
ketelitian yang diberikan kurang baik.
76
3.8 Perancangan Sistem Informasi Geografi
Dalam merancang Sistem Informasi Geografi yang baik maka diperlukan
sumber data yang lengkap, tepat dan cepat dan up-to-date, agar dapat
memberikan output informasi yang sesuai dengan keinginan user.
Melihat akan kebutuhan dan tujuan yang dicapai, serta keperluan
database ruang (spasial) yang memegang penting dalam sistem yang dirancang
ini. Karena Sistem Informasi Geografi merupakan sistem yang cocok untuk
diterapkan dalam kondisi ini.
Data pada rancangan Sistem Informasi Geografi ini dikelompokkan
menjadi 2 sistem data yaitu data spasial dan non-spasial.
Pada data spasial berupa peta atau simbol-simbol tertentu harus dirubah
kebentuk digital. Sedangkan jika pengguna ingin menambahkan atau
memasukkan data spasial langsung pada peta atau layer, maka pengguna dapat
langsung menggambarkan suatu objek pada posisi yang diinginkan pada peta
yang sudah ada dengan menggunakan software ArcView GIS 3.3.
Pada rancangan data non-spasial, dilakukan dengan tombol informasi
(Information Tools Button) dari fasilitas yang tersedia didalam software ArcView
GIS 3.3, dimana user harus terlebih dahulu memilih salah satu lokasi geografis
tertentu yang diinginkan dari tampilan yang ada pada peta, setelah itu user dapat
langsung memasukkan data atribut untuk disimpan dalam tabel (database).
Lembaran-lembaran peta disebut layer. Tiap layer pada Sistem Informasi
Geografi ini mewakili satu database, kecuali tabel database yang dibuat melalui
raster image. Dalam tabel raster image tidak dapat dihubungkan dengan tabel
database.
77
Metode analisis sering dijumpai dalam Sistem Informasi Geografi, karena
dapat digunakan untuk menampilkan dan mengakses beberapa macam peta
secara keseluruhan. Metode yang akan digunakan dalam Sistem Geografi ini
adalah metode Tumpang Susun atau sering disebut metode Tumpang Tindih
(Overlay Method). Pada Sistem Informasi Geografi yang dibuat ini, yang
digunakan sebagai peta dasar adalah peta kelurahan-kelurahan yang terdapat di
Kecamatan Palmerah Jakarta Barat, yaitu Kelurahan Kota Bambu, Kelurahan
Jatipulo, Kelurahan Slipi, Kelurahan Kemanggisan dan Kelurahan Palmerah.
78
3.8.1 Data Flow Diagram (DFD)
3.8.1.1 Diagram Konteks
SIG Distribusi PBB
KPP pratama kecamatan Palmerah
Bidang IT ditjen pajak
Pimpinan ditjen pajak bidang IT
Dat
a pe
nerim
aan
info
rmas
i bar
u P
BB
Dat
a la
pora
n se
bara
n pe
ta P
BB
Dat
a la
pora
n pe
ngol
ahan
dat
a de
ngan
se
bara
n pe
ta P
BB
Data kepatuhan pajak
Data pajak bumi(tanah)
Data pajak bangunan
Dat
a na
ma
jala
nD
ata
wila
yah
Dat
a ke
lura
han
Dat
a ke
las
tana
h da
n ba
ngun
anDa
ta N
JOP
Gambar 3.20 : Diagram Konteks
79
3.8.1.2 Diagram Nol
SIG distribusi PBB
Pimpinan ditjen pajak bidang IT
spasialnonspasial
Pendataan nonspasial
Pendataan spasial
KPP pratama kecamatan Palmerah Bidang IT ditjen pajak
Gambar 3.21 : Diagram Nol
80
3.8.2 Perancangan Modul
Sistem Informasi Geografi ini memiliki tiga perancangan modul
utama, yaitu :
a. Modul Manajemen Data (Basis Data)
Modul manajemen data merupakan antarmuka yang
digunakan untuk pengelolaan data tesktual. Modul ini
memiliki kemudahan untuk fungsi pemasukkan data,
penambahan data, dan sebagainya. Modul ini merupakan
modul basis data yang terdiri dari satu tabel utama (master)
dan tabel referensi bagi setiap data jenis guna pembakuan
penamaan (anotasi) informasi dalam pengelolaan data. Tabel
utama (master) dan tabel referensi ini pada prinsipnya jarang
berubah. Data dan informasi yang bersifat dinamis diletakkan
pada tabel transaksi, yang menyimpan data tahunan. Guna
memudahkan pengolahan data pada setiap tabel transaksi
diberi kunci yang menunjukan identifikasi spesifik data dan
memudahkan penelusuran data.
b. Modul Manajemen Peta (Basis data untuk peta)
Modul manajemen data merupakan antarmuka yang
digunakan untuk pengelolaan data spasial (peta) yang akan
digunakan oleh sistem. Modul ini mempunyai kemudahan
dalam penambahan peta baru, penggantian peta, dan
sebagainya. Untuk pengelolaan peta seperti overlay,
81
penambahan layer, dan sebagainya dapat dilakukan secara
terpisah (diluar sistem).
c. Modul Penampilan Data dan Peta
Modul ini merupakan modul utama untuk menampilkan data
dan peta sesuai dengan penulusuran berdasarkan kata kunci
yang diinginkan. Data dan informasi yang disajikan oleh
sistem dapat ditampilkan dalam dua bentuk, yaitu tampilan
layer dan tampilan laporan. Laporan tersebut dapat disajikan
dalam bentuk tabel, grafik, dan atau peta.
3.8.3 Perancangan Basis Data
Untuk dapat membuat Sistem Informasi Geografi yang baik, maka
diperlukan data yang akurat dan terbaru. Karena Sistem Informasi
Geografi ini akan sangat berguna jika datanya selalu Up-to-Date atau
yang dapat di-update. Berikut adalah database yang dibutuhkan dalam
Sistem Informasi Geografi untuk Penyebaran Pajak Bumi dan Bangunan
wilayah kecamatan Palmerah Jakarta Barat.
3.8.3.1 Kamus Data
Berikut ini adalah kamus data dari tabel-tabel yang
digunakan dalam ”Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
Geografi Penyebaran Pajak Bumi dan Bangunan Daerah
Kecamatan Palmerah Jakarta Barat pada Direktorat
Jenderal Pajak (DJP)”
82
Kelurahan = PK(ID_Kelurahan) + Nama_Kelurahan
+ Nama_Kecamatan +
Nama_Kotamadya + Nama_Provinsi
NJOP Bumi = PK(ID_NJOP Bumi dan Bangunan) +
NJOP Bumi dan Bangunan +
ID_Kelurahan
Wilayah = PK(ID_Wilayah) + Nama_Wilayah +
ID_Kelurahan + ID_NJOP Bumi dan
Bangunan + ID_NamaJalan + Kls
Tanah dan Bangunan
Nama Jalan = PK(ID_NamaJalan) + Nama_Jalan +
ID_Kelurahan
3.8.3.2 Spesifikasi Tabel
1. Tabel Kelurahan
Nama Tabel = Kelurahan
Deskripsi = Berisi informasi kelurahan
Primary Key = ID_Kelurahan
Nama Field Panjang Tipe Keterangan
ID_Kelurahan 16 Number Kode Kelurahan
Nama_Kelurahan 50 String Nama Kelurahan
Nama_Kecamatan 50 String Nama Kecamatan
83
Nama_Kotamadya 50 String Nama Kotamadya
Nama_Provinsi 50 String Nama Provinsi
Tabel 3.1 : Tabel Kelurahan
2. Tabel NJOP Bumi dan Bangunan
Nama Tabel = NJOP Bumi dan bangunan
Deskripsi = Berisi mengenai NJOP Bumi dan Bangunan
Primary Key = ID_NJOP Bumi dan Bangunan
Nama Field Panjang Tipe Keterangan
ID_NJOP Bumi
dan Bangunan
16 Number Kode NJOP Bumi dan
Bangunan
NJOP Bumi dan
Bangunan
20 Varchar NJOP Bumi dan
Bangunan
ID_Kelurahan 16 Number Kode Kelurahan
Tabel 3.2 : Tabel NJOP Bumi dan Bangunan
3. Tabel Wilayah
Nama Tabel = Wilayah
Deskripsi = Berisi mengenai wilayah
Primary Key = ID_Wilayah
Nama Field Panjang Tipe Keterangan
84
ID_Wilayah 16 Number Kode Wilayah
Nama_Wilayah 50 String Nama Wilayah
ID_Kelurahan 16 Number Kode Kelurahan
ID_NJOP Bumi
dan Bangunan
16 Number Kode NJOP Bumi
ID_NamaJalan 16 Number Kode Nama Jalan
Kls Tanah dan
Bangunan
20 String Kelas Tanah dan
Bangunan
Tabel 3.3 : Tabel Wilayah
4. Tabel Nama Jalan
Nama Tabel = Nama Jalan
Deskripsi = Berisi daftar nama jalan
Primary Key = ID_NamaJalan
Nama Field Panjang Tipe Keterangan
ID_NamaJalan 16 Number Kode Nama Jalan
Nama_Jalan 50 String Nama Jalan
ID_Kelurahan 16 Number Kode Kelurahan
Tabel 3.4 : Tabel Nama Jalan
85
3.8.4 ERD
Mem
iliki
`Gambar 3.22 : ERD Rancangan Sistem Penyebaran PBB
3.8.5 Perancangan Proses
3.8.5.1 Diagram Hirarki
Gambar 3.23 : Diagram Hirarki Layar Utama
86
Gambar 3.24 : Diagram Hirarki Layar Peta
3.8.5.2 Perancangan Layar
Applikasi Sistem Informasi Geografi ini mempunyai tiga
Perancangan Layar, yaitu :
1. Rancangan Layar Utama pada saat akan membuka Project
ArcView GIS 3.3 Button
File Help
Gambar 3.25 : Rancangan Layar Utama Awal Aplikasi
87
2. Rancangan Layar Utama setelah Open Project
ArcView GIS 3.3 Button
File View Network Help
Tools
Legenda 1
Peta
Gambar 3.26 : Rancangan Layar Utama
88
3. Rancangan Layar Utama Akhir
ArcView GIS 3.3 Button
File View Network Help
Tools
Legenda 5
Legenda 4
Legenda 3
Legenda 3
Legenda 2
Legenda 1
Peta
Gambar 3.27 : Rancangan Layar Utama Akhir
3.8.5.3 State Transition Diagram (STD)
Diagram ini menggambarkan keadaan sistem yang dipicu
oleh adanya aksi yang dilakukan oleh user dan juga
mendeskripsikan reaksi sistem terhadap aksi tersebut. Dengan
kata lain State Transition Diagram dapat mendeskripsikan cara
kerja dan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh setiap modul, dengan
adanya State Transition Diagram rancangan akan lebih terperinci.
89
Karena fungsi-fungsi setiap objek yang diperlukan telah
dideskripsikan melalui State Transition Diagram.
Gambar 3.28 : State Transition Diagram Proses Layar Utama
90
Gambar 3.29 : State Transition Diagram Proses Add Layer
3.8.5.4 Perancangan Spesifikasi Proses (Pseudocode)
Spesifikasi Layar Utama
Tampilan menu utama
Memilih file pada bagian awal
-open project-
Open file *.apr
Memilih menu file
-tekan-
Pilih close
-menu akan tertutup-
-keluar warning kalau belum disave-
Pilih save project
91
-menu akan membuka tempat untuk save dalam
komputer,tergantung dari Default directory-
- kembali ke menu file-
Pilih Print
-tekan-
Layout dari gambar theme akan diprint
-kembali ke layar menu utama-
Pilih exit
-tekan-
-keluar dari program, dikonfirmasi lebih dulu kalau belum di save
projectnya-Program exit
Spesifikasi Add Layer
Menampilkan layar Window Open
Koneksi ke database
Lakukan pilihan file *.shp
Jika tekan tombol ”open”
Tampilkan file *.shp ke layar
Kembali ke Menu Utama
Selain itu Jika tekan tombol ”cancel”
Kembali ke Menu Utama
Akhir Jika
Akhir Spesifikasi