Transcript

1

D I S U S U N O L E H :

A M M A R S E T YAWA N 0 4 0 5 4 8 1 1 4 1 6 0 5 2D E SS Y R I S KA S A R I 0 4 0 8 4 8 1 1 4 1 6 0 9 6

S I T I A Z I Z S A A I R U NN I S A 0 4 0 5 4 8 1 1 4 1 6 0 2 6R I A NU R R A C H M AWAT Y 0 4 0 5 4 8 1 1 4 1 6 0 3 0A N A S TA S I A O K TA R I N A 0 4 0 5 4 8 1 1 4 1 6 0 2 9V I N A N OV I N P H E N O M I E 0 4 0 8 4 8 1 1 4 1 6 1 0 3B A I T Y I N D R I A NI 0 4 0 5 4 8 1 1 4 1 6 0 2 9

P U T R I W U L A N D A R I 0 4 0 8 4 8 1 1 4 1 6 1 3 2

P E M B I M B I NG :D R .   A S M A R A N I   M A ' M U N, M . K E S

RASIONALITAS OBAT

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangProses pengobatan menggambarkan suatu proses

normal dari pengobatan. Kenyataannya dalam praktek, sering dijumpai kebiasaan pengobatan (peresepan,prescribing habit) yang tidak berdasarkan proses dan tahap ilmiah tersebut.

Penulisan resep yang tidak lengkap dapat mengakibatkan pemakaian obat yang tidak rasional merupakan masalah serius dalam pelayanan kesehatan

Pentingnya penulisan resep rasional, sehingga penulis ingin membahas penulisan resep rasional pada makalah ini.

3

1.2 Rumusan MasalahBagaimana karakteristik kelengkapan

administrasi resep pada Puskesmas di Kota Palembang?

Bagaimana rasionalitas penulisan resep di Puskesmas Kota Palembang?

1.3 Tujuan PenelitianTujuan UmumMenilai rasionalitas perepan obat di

Puskesmas Kota PalembangTujuan KhususMengindentifikasi karakteristik kelengkapan

administrasi resep

4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 PuskesmasSebagai sumber informasi untuk mengevaluasi

administrasi dan kelengkapan resep untuk peningkatan pelayanan.

1.4.2 Fakultas KedokteranSebagai sumber informasi untuk dapat dititik

beratkan materi penulisan resep, aturan, dan kelengkapan administrasinya.

1.4.3 MahasiswaMenambah pengetahuan mengenai

kelengkapan administrasi resep dan penulisan resep rasional

5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan ObatKegiatan yang dilakukan dalam perencanaan

kebutuhan obat antara lain:a. Tahap Pemilihan Obatb. Tahap Perhitungan Kebutuhan Obatc. Menyusun perkiraan kebutuhan obat,

metode yang lazim digunakan adalah: metode konsumsi dan metode epidemiologi

6

PermintaanKegiatan permintaan dari puskesmas ke GFK dapat

dilakukan sebagai berikut:Permintaan rutin yaitu permintaan yang dilakukan

sesuai dengan jadwal yang disepakati oleh Dinas Kesehatan dan masing-masing Puskesmas.

Permintaan khusus yaitu permintaan yang dilakukan diluar jadwal yang telah disepakati apabila terjadi peningkatan yang menyebabkan kekosongan obat dan penanganan kejadian luar bias (KLB) serta obat rusak.

7

Kegiatan utama dalam permintaan dalam pengadaan obat baik di Rumah sakit maupun Puskesmas antara lain berupa:

Menyusun daftar permintaan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan.

Mengajukan permintaan kebutuhan obat kepada Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan GFK dengan menggunakan LPLPO.

Penerimaan dan pengecekan jenis dan jumlah obat.

8

Penggunaan Obat Rasional

Indikator Parameter Penilaian

Peresepan Rata-rata jumlah obat yang diresepkan untuk tiap pasienPresentase peresepan obat generikPresentase peresepan antibiotikPresentase peresepan injeksiPresentase peresepan obat dari daftar obat esensial yang ada

Pelayanan pasien Rata-rata konsultasi Rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk penyerahan obat Presentase obat yang diserahkan kepada pasien Presentase obat yang pelabelannya mencukupi Pengetahuan pasien tentang pengobatan yang benar

Fasilitas Ketersediaan formularium (daftar obat esensial)Ketersediaan obat-obat esensial

9

Pendistribusian ObatKegiatan distribusi meliputi:a. Menentukan frekuensi/jadwal distribusi b. Menentukan jumlah obatc. Memeriksa mutu dan kadaluarsa obatd. Melaksanakan penyerahan

10Siklus ObatGambar 2. Siklus Terapi Rasional

11

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HasilResep yang telah dikumpulkan berjumlah 100

resep dan berasal dari empat puskesmas yang tersebar di Kota Palembang, yakni Puskesmas Plaju, Puskesmas Multiwahana, Puskesmas Sei Selincah, dan Puskesmas Sematang Borang dengan tiap tiap puskesmas menyumbang 25 resep obat.

Berikut adalah contoh penyakit dan obat yang sering digunakan di ke empat Puskesmas yang ada di Kota Palembang.

12

No. Anamnesis Diagnosis Terapi

1. Kepala pusing, tengkuk pegal-pegal, TD 170/100 mmHg.

Hipertensi Amlodipin 10 mg tab NO III (1dd1)

HCT tab NO II (1 dd ½ pagi hari)

Neurodex tab NO III (1dd1)

2. Dengkul terasa pegal-pegal dan ngilu. Terkadang pasien juga mengeluhkan sulit berjalan

OA Na Diklofenak tab XI (2dd1)

Kalnek tab III (1dd1)

Vit B com NO I (1dd1)

3. Batuk, pilek, meriang ISPA OBH syrup NO I (2dd1)

Vit C NO III (1dd1)

PCT NO. IX (3dd1)

13

4. Mual, perut terasa kembung Dispepsia Antacid syr NO I (2dd1 1 jam sebelum makan)

Ranitidine No III (1dd1)

Vit B com No III (1dd1)

5. Nyeri tenggorokan, demam (+) tidak terlalu tinngi, terasa mengganjal saat menelan (-).

Faringitis Akut Amoxilin tab 500 mg 3x1/hari

Paracetamol tab 500 mg 3x1/hari

6. Nyeri pada kedua lutut terutama saat bangun tidur.

Osteoartritis Piroksikam tab 90 mg 1x1/hari

Asam Mefenamat tab 250 mg 2x1/hari

Antasida 3x1/hari

7. Nyeri menelan, demam (+), terasa mengganjal saat menelan (+).

Pemeriksaan fisik tonsil: T3/T3

Konjungtivitis Kloramfenikol ED, PCT.

8. Demam, nyeri sendi, badan lesu. Observasi febris Paracetamol tab 500 mg 3x1/hari

Vit B com III (1dd1)

9. Gatal gatal di malam hari miliaria Talc no 1

Cetrizine tab no VI (2dd1)

14

3.2 PembahasanMenurut WHO, peresepan rasional adalah

memberikan obat sesuai dengan keperluan klinik, dosis sesuai dengan kebutuhan pasien, diberikan dalam jangka waktu yang sesuai dengan penyakit, dan dengan biaya termurah menurut pasien dan komunitasnya.

15

Berikut adalah contoh penulisan resep obat yang salah

Gambar 1. Contoh penulisan resep obat yang salah

16

Secara praktis, penggunaan obat dikatakan rasionalitas jika memenuhi kriteria seperti di

bawah ini:

17

Berikut adalah contoh penyakit dan obat yang sering digunakan di beberapa puskesmas.

KASUS 1

18

Berdasarkan dari penulisan resep di atas, belum memenuhi format penulisan. Obat yang diresepkan pada resep di atas didasarkan pada keluhan pasien berupa :

Keluhan : mengontrol tekanan darah dengan tekanan darah 130/90 mmHg.

Diagnosis : hipertensi stage I (terkontrol)Pengobatan : Amlodipine 5 mg 1 X 1 selama

10 hari. Penetapan diagnosis : anamnesis dan pemeriksaan

tekanan darah Tujuan terapi : mengontrol tekanan darah Golongan obat terpilih : Golongan ACE, inhibitor,

penyakit kanal kalsium, beta blocker.

19

Pemilihan kelompok obat

berdasarkan criteria

Kemanjuran Keaman

an

Kecocokan Biaya

Gol ACE inhibitor + + (-) efek

samping

batuk

Tersedia di

puskesmas

Penyekat kanal CA + + (+) ↑

Beta blocker + ± (±) efek

samping

banyak

Pilih obat – P

Amlodipine + + + ↑ tersedia

di

puskesmas

Nifedipine + + ± ↑

20

Kesimpulan Diagnosis : hipertensi stage I

(terkontrol)Pengobatan : Amlodipine 5 mg 1 X 1 selama

10 hari. Penetapan diagnosis : anamnesis dan

pemeriksaan tekanan darah

Cara pemberian obat : peroral setelah makan pagi hari

Lama pengobatan : sesuai rencana tindak lanjut

21

Bila ditinjau dari rasionalitas obat, maka dapat disimpulkan bahwa:

Pada kasus ini, penggunaan obat sudah cukup tepat.

Pemberian dosis obat amlodipine 5 mg 1x1/hari sudah tepat dikarenakan hipertensi diderita oleh pasien adalah hipertensi grade I.

Cara pemberian obat, waktu serta pemberian ke pasien sudah tepat.

22

KASUS 2

23

Obat yang diresepkan pada resep di atas didasarkan pada keluhan pasien berupa :

Keluhan : nyeri dan pegal-pegal di pinggang sejak 3 hari yang lalu.

Diagnosis : low back pain (LBP)Pengobatan : natrium diklofenak 25

mg 2 X 1 selama 3 hari dan vitamin B6 1X1 selama 4 hari

Penetapan diagnosis : anamnesisTujuan terapi : mengurangi gejala LBP

24

Pemilihan

kelompok obat

berdasarkan kritirea

Kemanjuran Keamanan Kecocokan Biaya

Natrium Diklofenak + + (+) tersedia di

puskesmas

Asam mefenamat (-) efek

analgetik

untuk OA

kurang

+ - Tersedia di

puskesmas

Piroksikam - ± efek

samping

lebih

banyak

+ Tersedia di

puskesmas

Meloksikam - + + Tersedia di

puskesmas

25

Bila ditinjau dari rasionalitas obat, maka dapat disimpulkan bahwa:

Pada kasus ini, penggunaan obat sudah cukup tepat.

Pemberian dosis obat natrium diklofenak 25 mg 2 X 1 dan vitamin B6 1X1 sudah tepat Cara pemberian obat, waktu serta pemberian ke pasien masih kurang tepat.

26

KASUS 3

27

Obat yang diresepkan pada resep di atas didasarkan pada keluhan pasien berupa :

Keluhan : demam sejak 2 hari yang lalu, pilek sejak 1 hari

yang lalu. Diagnosis : Influenza Pengobatan : paracetamol syrup 3 X 1

sendok makan, CTM 2 X ¼ tablet selama 3 hari, Vitamin C syrp 1 X 1 sendok makan.

Penetapan diagnosis : anamnesisTujuan terapi : mengobati gejala influenza

28

Pemilihan kelompok

obat berdasarkan

kritirea

Kemanjuran Keamanan Kecocok

an

Biaya

Paracetamol syrup + + (+) tersedia di

puskesmas

Paracetamol tablet + + (-) tersedia di

puskesmas

Amoksisilin

(antibiotik)

+ - - Tersedia di

puskesmas

Asam mefenamat (-) efek

analgetik

untuk OA

kurang

+ - Tersedia di

puskesmas

29

Bila ditinjau dari rasionalitas obat, maka dapat disimpulkan bahwa:

Pada kasus ini, penggunaan obat sudah cukup tepat.

Pemberian dosis obat paracetamol syrup 3 X 1 sendok makan, CTM 2 X ¼ tablet selama 3 hari, Vitamin C syrp 1 X 1 sendok makan

Cara pemberian obat, waktu serta pemberian ke pasien sudah tepat.

Pemberian obat sudah tepat yaitu paracetamol syrup 3 X 1 sendok makan,

30

KASUS 4

31

Obat yang diresepkan pada resep di atas didasarkan pada keluhan pasien berupa :

Keluhan : pegal-pegal di kedua otot lengan dan punggung.

Diagnosis : Mialgia Pengobatan : piroxicam 1 X 1 selama 6 hari,

ranitidin 2 X 1 selama 5 hari, vit. B12 1 X 1 selama 6 hari dan kalk 1X 1 selama 6 hari

Penetapan diagnosis : anamnesis Tujuan terapi : mengurangi gejala mialgia

Pada kasus ini terjadi multiple prescribing. Pada kasus ini, penggunaan obat masih belum rasional karena tidak tepat pemberian obat.

32

Pemilihan kelompok

obat berdasarkan

kritirea

Kemanjuran Keamanan Kecocokan Biaya

Natrium Diklofenak (+) namun

efektivitas

untuk

mengobati

OA kurang

+ (+) tersedia di

puskesmas

Asam mefenamat (-) efek

analgetik

untuk OA

kurang

+ - Tersedia di

puskesmas

Piroksikam + ± efek

samping

lebih

banyak

+ Tersedia di

puskesmas

Meloksikam - + + Tersedia di

puskesmas

33

KASUS 5

34

Obat yang diresepkan pada resep di atas didasarkan pada keluhan pasien berupa :

Keluhan : batuk berdahak dan pilek sejak 3 hari yang lalu.

Diagnosis : ISPA Pengobatan : CTM 1 X 1 selama 3 hari

dan Ambroxol tab 3 X 1 selama 3 hari.

Penetapan diagnosis : anamnesis Tujuan terapi : mengobati batuk dan

pilek

35

Pemilihan kelompok

obat berdasarkan

kritirea

Kemanjuran Keamanan Kecocokan Biaya

Ambroxol t + + + tersedia di

puskesmas

Bromhexin + + + ↑

Karbosistein + ± efek

samping

lebih

banyak

+ ↑

GG (-) kurang efektif

untuk batuk

berdahak

+ - Tersedia di

puskesmas

36

Pemberian obat yaitu CTM 1 X 1 selama 3 hari dan Ambroxol tab 3 X 1 selama 3 hari sudah tepat. Karena pemberian obat yang diresepkan di atas digunakan dalam meredakan dan mengobati gejala ISPA berupa batuk dan pilek. Pada kasus ini, penggunaan obat sudah rasional.

37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan1. Penulisan resep di Puskesmas Plaju, Puskesmas Sei

Selincah, Puskesmas Multiwahana, dan Puskesmas Sematang borang Kota Palembang masih tidak sesuai dengan tata cara penulisan resep yang benar, seperti kertas resep ukurannya terlalu kecil, tidak terdapat nomor pada resep, cara penulisan resep tidak sesuai dengan kaidah penulisan resep yaitu, penulisan obat tidak di dahului dengan R/, setelah nama obat seharusnya diikuti dengan sediaan (dosis obat), bentuk sediaan, jumlah sediaan sediaan (numero), keterangan cara pemberian obat dan paraf dokter.

38

2. Obat terbanyak untuk kasus hipertensi yang digunakan di puskemas tersebut adalah captopril dan amlodipine, untuk kasus ISPA obat yang diberikan GG tablet, CTM tablet dan paracetamol, untuk kasus faringitis akut adalah amoxilin dan aracetamol serta diberikan vitamin C, dan untuk kasus OMA diberikan obat tetes kloramfenikol, untuk kasus diare biasanya oralit dan zinc menjadi salahs atu alternative pilihan obat serta untuk kasus myalgia sering diberikan natrium diklofenak dan piroxicam.

394.2 Saran

Peraturan mengenai tata cara penulisan resep obat yang baik dan benar perlu dibuat

Kertas resep yang digunakan sebaiknya cukup besar agar dapat menulis resep yang baik.

Evaluasi obat di Puskesmas sebaiknya dilakukan secara rutin.

Pendistribusian obat hendaklah juga menjadi salah satu catatan di Puskesmas di kota Palembang agar bila terdapat obat yang sudah tidak layak pakai atau telah habis dapat segera direstock kembali.


Top Related