febria marta siska_laporan magang stie-sb pariaman
DESCRIPTION
laporan magang stie-sb pariamanTRANSCRIPT
LAPORAN MAGANG
PENGHIMPUNAN DANA DAN PROSES PEMBERIAN
KREDIT PADA PT. BPR LPN KOTO DALAM
OLEH :
FEBRIA MARTA SISKA05.1.1138
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
STIE SUMATERA BARAT
PARIAMAN
2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hanturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Laporan Magang di BPR LPN
Koto Dalam.
Laporan Magang ini membahas tentang “PENGHIMPUNAN DANA
DAN PROSES PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BPR LPN KOTO
DALAM ” di BPR LPN Koto Dalam.
Penulis membuat laporan ini tanpa pihak-pihak yang terkait dalam
penulisan laporan ini dibuat dengan adanya dan nyata sesuai dengan penulis buat.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang tidak pernah henti-hentinya memberi dukungan
berupa moril maupun doa.
2. Ibuk Hj.Nurtati, SE. MM Selaku ketua STIE-SB Pariaman.
3. Bapak dan Ibu Dosen
4. Ketua Magang
5. Bapak Pimpinan BPR LPN Koto Dalam beserta karyawan.
6. Rekan-rekan Magang Fak. Ekonomi Jur. Manajemen STIE-SB dan SMK N 2,
SMK Pemda.
Penulis sangat menyadari bahwa didalam penulisan Laporan Magang ini
masih banyak kekurangan karena keterbatasan waktu, ilmu dan kekurangan
kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis tidak menutup diri untuk saran-saran
yang dapat membantu kearah yang lebih baik dimasa mendatang.
Akhir kata penulis berharap Laporan magang ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan rekan-rekan maupun akademisi STIE-SB Pariaman pada umumnya.
Pariaman, 24 September 2008
Penulis
Febria Marta Siska 05.1.1138
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Bank Perkreditan Rakyat sebagai perusahaan jasa didalam struktur
dana yang pada dasarnya sama dengan bank umum yaitu menghimpun dana
dari masyarakat seperti tabungan dan deposito (kecuali giro) dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat itu sendiri dalam bentuk
pinjaman/kredit.
Adapun pengeertian Bank Perkreditan Rakyat adalah lembaga
keuangan yang merupakan salah satu perangkat dalam menggerakan dan
membina pengusaha kecil di nagari untuk mencapai tujuan dan meningkatkan
taraf hidup dan kualitas masyarakat nagari/pedesaan.Oleh karena itu perlu
diketahui mengenai penghimpunana dana dan proses pemberian kredit pada
PT. BPR LPN Koto Dalam sebagai sampel tempat magang penulis.
B. Analisa Kelayakan Sasaran.
Sasaran utama yang hendak dicapai adalah bagaimana penghimpunan
dana dan proses pemberian kredit pada PT. BPR LPN Koto Dalam. Oleh
karena itu perlu adanya peerhatian yang besar kearah sana khususnya bagi
mahasiswa STIE-SB Pariaman dan penulis sendiri Sesuai dengan penjelasan
tersebut maka analisa kelayakan sasarannya adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan keterampilan mahasiswa di bidangnya masing-masing.
2. mendekatkan dunia pendidikan dengan dunia usaha agar tercipta
sosialisasi/interaksi yang dinamis bagi kedua belah pihak.
3. mengetahui bagaimana penghimpunana dana dan proses pemberian kredit
pada PT. BPR LPN Koto Dalam.
C. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang agar penulisan ini terarah maka
permasalahan yang akan dikaji adalah sebagaai berikut :
1. Bagaimana cara penghimpunana dana baik nasabah yang aktif maupun
pasif ?
2. Bagaimana menanggulangi kredit bermasalah dan proses pemberian kredit
tepat guna, tepat jumlah dan tepat sasaran ?
D. Tujuan Masalah
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari perumusan masalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara penghimpunana dana baik nasabah yang aktif
maupun pasif.
2. Untuk mengetahui cara menanggulangi kredit bermasalah dan proses
pemberian kredit tepat guna, tepat jumlah dan tepat sasaran.
E. Manfaat Kegiatan.
Adapun manfaat yang hendak dicapai dari kegiataan magang ini
adalah sebagai berikut:
1. Agar Mahasiswa mengenal dan memahami tentang cara penghimpunana
dana baik nasabah yang aktif maupun pasif, cara menanggulangi kredit
bermasalah dan proses pemberian kredit tepat guna, tepat jumlah dan tepat
sasaran.
2. Dapat mengaplikasikan Ilmu Pengetahuan yang didapatnya pada tempat
Magang dan mampu menselaraskan dengan keberadaan Instansi pada
kondisi yang nyata.
3. Melatih Mahasiswa untuk bisa terjun langsung dan bekerjasama dengan
Masyarakat, Instansi Pemerintah. Memperluas Pengetahuan dan
meningkatkan pemahaman Mahasiswa terhadap pekerjaan di Bidang
Pemerintahan.
4. Bertambahnya keserasian dan kesepadanan antara pendidikan dengan
pekerjaan, sehingga dapat memberikan pengalaman dan wawasan bagi
Mahasiswa untuk siap pakai nantinya.
E. Metode Kegiatan.
Dalam melakukan kegiatan magang ini digunakan metode sebagai
berikut :
1. Studi Dokumen.
Melakukan pemeriksaan dan mempelajari dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan permasalahaan.
2. Diskusi.
Melaksanakaan diskusi langsung dengan pimpinan, pegawai, maupun staf
yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
3. Observasi.
Pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan
langsung dari lapangan dengan kata lain data yang diperoleh dari tangan
pertama.
F. Jadwal Pelaksanaan.
Pelaksanaan kegiatan magang ini adalah merupakan kegiatan
perkuliahan dengan bobot 2 sks yang dilaksanakan lebih kurang 1 (satu) bulan
dengan surat rekomendasi dari kampus untuk kemudian diserahkan ke tempat
mahasiswa magang. Kegiatan magang penulis dilaksanakan pada PT. BPR
LPN Koto Dalam yang beralamat di Simp. Pelita Koto Dalam Kec. Padang
Sago Kab. Padang Pariaman mulai dari tanggal 4 Agustus 2008 sampai dengan
9 September 2008
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan PT. BPR LPN Koto Dalam.
PT. BPR LPN Koto Dalam berasal dari Lumbung Pitih Nagari (LPN)
berdiri sejak tahun 1976, berdirinya LPN Koto Dalam ini berdasarkan SK.
Gubernur No. 144/GBS/1975 tertanggal 14 Agustus 1975 maka pemuka
masyarakat, ninik mamak, wali nagari serta seluruh pemerintahan nagari V
Koto Dalam mengadakan musyawarah untuk perkembangan perbankan di
desa. Awal berdirinya LPN Koto Dalam menerima droping dana dari
pemerintahan yang diberikan secara bertahap. Pada tanggal 17 Juni 1976 LPN
Koto Dalam menerima droping dana dari pemerintah sebanyak Rp. 5.00.000,-.
Pada tahap permulaan keanggotaan LPN Koto Dalam berjumlah 47 orang
orang simpanan.
Peningkatan usaha oleh anggota membutuhkan peningkatan modal
serta keinginan masyarakat berhubungan dengan LPN, dengan dasar itu LPN
berusaha mengatasi kebutuhan dana tersebut. Dengan adanya peningkatan
yang diperoleh maka pemerintah berdasarkan UU Pendirian BPR, LPN Koto
Dalam No. Kep. 459/KM/13/1990 tertanggal 25 Oktober 1990 oleh Mentri
Keuangan pada saat itu diresmikan BPR ini tanggal 31 Oktober 1990. dengan
ini setiap tahun buku, maka BPR memberikan laporan pertanggungjawaban.
B. Penghimpunana Dana dan Proses Pemberian Kredit pada PT. BPR LPN
Koto Dalam.
1. Penghimpunan Dana.
a. Pengertian Dana.
Fungsi pokok perbankan adalah menarik dan menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali sebagai kredit
kepada masyarakat, maupun penempatan antar bank.
b. Sumber Dana.
1). Tabungan Khusus (Tabsus).
Tabunagan adalah simpanan pihak ketiga bukan bank
maupun bank lain pada bank yang bersangkutan, yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu,
misalnya pengambilan simpanan hanya dapat dilakukan dengan
membawa buku tabungan serta menandatangani slip penarikan.
Tabsus ini dapat dapat dilakukan dikantor pusat Ps. Padang
Sago maupun dikantor cabang ; K. Kas Tandikat, K. Kas Sei.
Sarik, K. Kas Padang Alai, K. Kas Sei Laban. Adapun siatem
pelayanan tabungan adalah dengan sistem Tabungan Bajampuik.
Dalam system tabungan bajampuik untuk memeudahkan
nasabah didalam melakukan transaksinya maka PT. BPR LPN
Koto Dalam menugaskan sebagian karyawannya untuk melayani
nasabah dengan system pola antar jemput, dengan system ini
nasabah yang melakukan kegiatan rutin sehari-hari tidak akan
terganggu dengan datangnya karyawan ke masing-masing lokasi
nasabah. Kelompok lokasi nasabah yang ditemui karyawan adalah:
a) Lokasi pada pasar menurut waktu pekannya masing-
masing.
b) Lokasi pada instansi-instansi, seperti sekolah,
puskesmas, serta perindustrian lainnya.
c) Lokasi rumah kerumah dimana Real perjalanan
karyawan yang telah ditetapkan.
Ketentuan umum Tabungan Khusus (Tabsus).
a) Persyaratan umum.
Tabungan diperuntukan bagi penabung pihak ketiga bukan
bank (perorangan dan perusahaan) maupun bank lain pada
bang yang bersangkutan.
Sebagai bukti tabungan PT. BPR LPN Koto Dalam akan
menerbitkan buku tabungan (Tabsus) untuk masing-masing
penabung dan mendata usahakan kartu rekening atas nama
penabung.
Apabila terdapat perbedaan saldo tabungan antara kartu
tabungan dengan saldo yang ada pada rekening, maka untuk
sementara (sampai dapat penyelesaian penyesuaian lebih
lanjut) sebagai patokan bagi bank dipergunakan saldo tabungan
yang tercantum pada rekening.
b) Penyetoran dan pengambilan.
Setoran permulaan sekurang-kurangnya Rp. 10.000,-/
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku, setoran
selanjutnya sekurang-kurangnya Rp. 5.000,-/ disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaaku.
Setoran dapat dilakukan setiaap jam kas buka atau melalui
kolektor yang ditunjuk untuk dilapangan, saldo tabungan yang
harus dilakukan pengambilan sekurang-kurangnya Rp. 10.000,-
Untuk lebih mudah dalam melakukan tata cara penerimaan
Tabungan Khusus (Tabsus) dapat diperhatikan tata cara
sebagai berikut :
TABUNGAN BARU.
Mengisi formulir tabungan baru.
Meminta identitas diri.
Mencatat keregister tabungan baru.
Menerima uang dan memeriksa fisik dan keasliannya.
Mengisikan slip tabungan serta lengkap dengan
membuatkan buku tabungan baru.
SETORAN.
Menerima uangnya serta menghitung dan memeriksa fisik
keasliannya.
Membuatkan slip setorannya serta nomor rekening, jumlah,
dan terbilang.
Menuliskan kebuku tabungan sesuai aturan yang berlaku.
Membukukannya kekomputer dan memeriksa saldo
tabungan serta mencocokannya dengan saldo yang ada di
computer.
PENARIKAN.
Mengisikan slip penarikan.
Mencocokan saldo yang dibuku dengan saldo yang ada
pada komputer.
Baru dibayarkan sebanyak penarikan yang telah dicocokan
saldo yang ada pada komputer dengan saldo yang ada pada
buku tabungan.
Mencocokan dan meneliti kebenaran tanda tangan apakah
benar rekening tabungan itu milik yang menarik tabungan.
2) DEPOSITO (Berjangka).
Deposito berjangka adalah simpanan dari masyarakat
(pikak ketiga) kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan
dalam jangka waktu dan tingkat bunga yang ditetapkan menurut
paerjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan.
Reputasi bisnis bank didalam mengelola pada masa lampau
mempunyai pengaruh besar terhadap kesetiaan nasabah didalam
mendeepositokan uangnya. Tingkat suku bunga deposito
merupakan factor lain yang menentukan pilihan nasabah akan
mendepositokan uangnya oleh sebab itu reputasi bisnis bank tidak
boleh mengabaikan tingkat suku bunga deposito yang wajar
berlaku dipasar.
Kemampuan bank menghimpun deposito dari masyarakat
juga ditentukan oleh perkembangan ekonomi setempat, lokasi
kantor pusat dan kantor cabang pembantu, disamping
perkembangan perekonomian masyarakat setempat tidak tertutup
kemungkinan deposito tersebut didapatkan diluar daerah setempat.
Untuk itu bank harus punya staf yang ramah, cekatan serta
mempunyai kemempuan melayani beraneka ragam tipe nasabah.
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan tata cara penerimaan
deposito serta paencairan deposito kembali sebagai berikut :
Penerimaan deposito :
a) Terlebih dahulu nasabah diberikan ketentuan deposito dan
jangka waktu serta tingkat suku bunga yang telah disetujui.
b) Nasabah mengisi permohonan deposito serta menyediakan
materai 6000,-
c) Mencatat deregister deposito.
d) Menerima uang dan fisik keasliannya.
e) Mengisi slip setoran deposito.
f) Membuatkan bilyet deposito sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
g) Membukukannya di komputer sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pencairan deposito :
a) Menerima bilyet deposito yang akan dicairkan serta dengan
menerima materai 6000,- untuk ditanda tanganinya bilyet
deposito yang akan dicairkan tersebut.
b) Membukukannya ke komputer sesuai dengan aturan yang
berlaku.
c) Diserahkan kepada nasabah setelah dihitung dengan teliti.
2. Proses Pemberian Kredit.
Kredit merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyalurkan
dana kepada masyarakat yang membutuhkan berdasarkan persetujuan dan
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, dimana
peminjam wajib melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu.
a. Produk Kredit BPR LPN Koto Dalam.
1) Kredit Usaha Mikro.
2) Kredit Usaha Kecil Informal.
3) Kredit Cicilan Uang.
4) Kredit Jaminan Deposito.
5) Proyek Kredit Mikro.
6) Kredit Mingguan.
b. Jenis Kredit berdasarkan Penggunaan.
1) Kredit Modal Kerja.
Yaitu kredit yang dipergunakan sebagai tambahan modal usaha.
2) Kredit Investasi.
Yaitu kredit yang dipergunakan untuk pembelian sarana produksi
berupa inventaris dan peralatan kerja.
3) Kredit Konsumsi.
Yaitu kredit yang penggunaanya bersifat konsumtif, kredit ini
hanya diperuntukan bagi pegaawai negeri dan pensiunan.
c. Prosedur Pemberian Kredit.
1) Debitur mengajukan permohonan secara tertulisdengan cara
mengisi blanko permohonan yang telah disediakan oleh petugas
dan dilengkapi dengan foto copy kartu identitas (KTP atau SIM),
dan foto copy agunan. Sebelum pemenuhan prosedur dilakukan
sebaiknya nasabah yang ingin meminta kredit tersebut dapat
diwawancarai, ini penting sekali sehingga pada waktu kita
melakukan survey lapangan, kita tinggal mencari kebenaran usaha
nasabah serta berbagai kelayakan usaha nasabah.
2) Melakukan wawancara singkat mengenai berbagai hal menyangkut
usaha permohonan. Wawancara juga bertujuan untuk mengetahui
watak dan karakter pemohon. Cici wawncara yang baik adalah :
a) Memakai bahasa yang umum.
b) Memakai pertanyaan yang mudah.
c) Jangan membuat praduga.
d) Jangan mengarahkan responden.
e) Lakukan wawancara dengan santai.
f) Jangan wawancara pemberian kredut tersebut memberi janji.
g) Akhirilah wawancara dengan senang.
Setelah hasil survey lapangan ternyata kelayakan usaha debitur
tersebut memenuhi syarat, maka krediit dapat dicairkan dengan
menegaskan aturan main kredit yang ada atau yang berlaku.
d. Permohonan kredit.
1) Permohonan tersebut diagendakan dan kemudian disampaikan
kepada direksi.
2) Didalam mengadakan pemeriksaan atas permohonan kredit ini
perlu dipastikan apakah :
a) Adanya surat permohonan kredit secara tertulis.
b) Surat permohonan kredit itu memuat informasi yang lengkap
dan memenuhi persyaratan.
c) Kebenaran data dan informasi yang disampaikan dalam surat
permohonan kredit sudah dipastikan kebenarannya.
d) Direksi selanjutnya menugaskan kepada pelaksanaan
pemasaran untuk meninjau usaha pemohon sekaligus
melakukan transaksi atau cek fisik.
e. Analisa Kredit.
Setelah permohonan kredit diterima dan kemudian diadakan penelitian,
ternyata memenuhi persyaratan. Maka proses selanjutnya adalah
dilakukan analisa kredit. Adapun yang harus dianalisa atau diperiksa
adalah kepastian bahwa :
1) Analisa kredit dilakukan secara tertulis.
2) Dibuat secara lengkap, akurat dan objektif.
3) Mencakup penilaian 6 C sumber pelunasan kredit dan hasil usaha
debitur serta aspek yuridis.
Secara rinci cara melakukan analisa kredit dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Character.
Merupakan elemen utama didalam pemberian kredit baik kredit
besar maupun kecil, Character ini menyangkut mengenai integritas
dan kejujuran seseorang, ini dapat dideteksi dari cacatan masa
lalunya, latar belakang keluarganya, pola kehidupannya serta
kebiasaannya. Perlu diingat kejujuran seseorang dapat berobah
sesuai perobahan keadaan. Didalam keadaan usaha membaik
kejujuran seseorang akan berbeda disbanding didalam kegiatan
usaha memburuk. Bank harus dapat meyakini bahwa siapapun
kalam keadaan usaha yang memburuk debitur tetap mempunyai
kemauan untuk membayar utangnya.
2) Capacity.
Adalah kemampuan untuk meminjam dan kemampuan untuk
membayar kredit kembali dapat dilihat beberapa faktor :
a) Tingkat pendidikan .
b) Kesehatan.
c) Kekuatan umur.
d) Keterampilan.
e) Kemauan.
3) Capital.
Penilaian Capital ini penting sekali karena pada dasarnya kredit
merupakan modal tambahan dari bank untuk kegiatan usaha,
artinya bukan seluruh modal dari bank. Modal debitur merupakan
factor pendukung yang patut dipertimbangkan oleh pihak bank
pada saat persetujuan kredit debitur harus dapat menunjukan selain
penghasilan rutin/tetap masih ada sumber lain untuk dapat
dipergunakan untuk pembayaran kredit.
4) Condition.
Kondisi eksternal aksn turut menentukan apakah kredit yang
diberikan akan dapat dibayar kembali atau tidak, maka untuk itu
perlu dilakukan pengamatan yang seksama terhadap usaha calon
debitur :
a) Daerah pemasaran.
b) Faktor persaingan.
c) Strategi/sistim pemasaran.
d) Apa usaha tersebut atau yang dibiayai telah jenuh.
5) Collateral.
Jaminan merupakan bagian yang penting untuk dipertimbangkan
didalam pemberian kredit. Namun pada hakekatnya jaminan bukan
merupakan prioritas utama untuk pemberian kredit tetapi lebih
sebagai sumber penyelesaian kredit, artinya jika debitur tidak
mampu membayar kewajibannya, maka masih dapat anggunan
dipergunakan sebagai pembayaran kreditnya.
6) Cash Flow (Arus Cash).
Dimana analisis ini dilakukan untuk melihat arus uang masuk dari
sebuah rumah tangga secara keseluruhan dan uang keluarganya
sehingga dapat diambil kesimpulan beberap[a kredit yang bias
diberikan dan beberapa janggka waktu yang cocok dalam arus kas
usaha tersebut.
f. Penilaian terhadap Anggunan Kredit.
Tujuan adanya anggunan adalah untuk mengantisipasi terhadap
kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya usaha
debitur yang tidak lancer. Agunan kredit dapat berupa antara lain
sebagai berikut :
1) Tanah dan rumah tempat tinggal.
Apabila status kepemilikannya hak milik, maka debitur harus
membawa sertifikat atau surat keterangan jual beli yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Apabila debitur tidak
mempunyai sertifikat, maka debitur harus membuat Surat
Keterangan Hak Milik (SKHJ) yang diketahui oleh mamak kepala
waris, ketua KAN, wali nagari, dan camat, kemudian agunan
tersebut diikat dengan Surat Kuasa Hak Jual (SKHJ) yang ditanda
tangani oleh pihakl bank dan debitur diatas materai.
Untuk kredit tertentu (biasanya kredit yang bersifat formal) dengan
jaminan sertifikat tanah diikat dengan Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan (SKMHT) yang dikeluarkan oleh Notaris.
Selanjutnya dilakukan penilaian atau taksasi atas tanah dan
bangunan yang bersisi kondisi, harga pasar dan harga likuidasi
sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Kendaraan bermotor.
Harus dilengkapi dengan BPKB (asli), kemudian dilakukan cek
fisik terhadap kendaraan kemudian diikat dengan Surat Kuasa Hak
Jual (SKHJ) dan FEO.
3) Semua persediaan barang dagangan, investasi, serta peralatan kerja
lainnya diikat dengan Surat Kuasa Hak Jual (SKHJ) dan FEO.
4) Khusus untuk KCC, anggunannya adalah :
a) SK asli calon pegawai.
b) SK alsi berskala terakhir.
c) SK asliu terakhir.
d) Kartu Taspen.
Agunan tersebut diikat dengan Surat Kuasa Memotong Gaji
(SKMG) atau hak-hak lainnya juga membuat pernyataan yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak diatas materai.
Disamping anggunan berupa benda berwujud, yang menjadi
agunan kredit dapat juga berupa benda berwujud, yang menjadi
anggunan kredit dapat juga berupa benda tidak berwujud, misalnya
tabungan dan deposito dengan ketentuan tabungan dan deposito
diblokir dan diikat dengan surat kuasa pencairan yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Hal-hal yang perlu diperiksa sesuai dengan tahap-tahap proses
pemberian kredit antara lain sebagai berikut :
1) Memperoleh rekomendasi kredit.
Rekomendasi disini maksudnya adalah pendapat dan usul atasan
pembahasan kredit yang disampaikan kepada pemberi keputusan,
yang perlu diperiksa adalah kepastian bahwa :
a) Rekomendasi dibuat secara tertulis.
b) Berdasarkan analisis kredit.
2) Pemberian persetujuan kredit.
Setiap kredit yang diberikan harus persetujuan dari pejabat yang
berwenang memutuskan kredit dan harus dilakukan secara tertulis.
Hal yang perlu dapat mendapat kepastian adalah telah
memperhatikan analisis dan rekomendasi persetujuan kredit. Bila
keputusan berbeda dengan rekomendasi kredit harus ada
penjelasan tertulis, setelah semua data terkumpul, petugas
membuat analisa kelayakan usaha serta rekomendasi kredit.
g. Penyampaian Rekomendasi Kredit pada Direksi.
Rekomendasi tersebut disampaikan kepada direksi untuk
mendapatkan keputusan apakah permohonan ditolak, ditangguhkan
atau tertulis. Seandainya permohonan disetujui, maka pemberitahuan
persetujuan kredit tersebut akan memuat jumlah p,lafond yang
disetujui, berikut ketentuan yang berlaku serta persyaratan lain yang
harus dipenuhi untuk realisasi :
1) Surat persetujuan ini diagendakan, dibuat rangkap dua (asli untuk
debitur dan copynya untuk arsip bank).
2) Setelah semua syarat dipenuhi, maka petugas mempersiapkan
kwitansi realisasi, kwitansi mengenai biaya-biaya,Suart Perjanjian
Kredit (SPK) serta penyerahan hak milik serta kepercayaan dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak diatas materai.
3) Setalah Surat Perjanjian Kredit (SPK) ditandatangani oleh kedua
belah pihak dan setelah memenuhi persyaratan lainnya maka
dilakukan pencairan atau realisasi kredit.
h. Perjanjian Kredit.
Setiap permohonan kredi, hal-hal yang perlu mendapatkan kepastian
adalah :
1) Telah memenuhi keabsahan dan persyaratan yuridis yang dapat
melindungi kepentingan bank.
2) Telah memuat jumlah, jangka waktu, tata cara pembayaran kredit
kembali serta persyaratan-persyaratan lainnya sesuai didalam
keputusan pemberian kredit.
i. Prosedur Realisasi Kredit.
Istilah lain untuk realisasi kredit adalah pencairan kredit, hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah :
1) Seluruh syarat yang ditetapkan didalam persetujuan dan pencairan
kredit telah dipenuhi didalam permohonan kredit.
2) Seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan kredit telah dipenuhi
dan telah memberikan perlindungan terhadap pihak bank.
3) Dokumentasi dan administrasi telah dipastikan keabsahannya dan
disimpan dengan aman dan tertib.
Setelah realisasi kredit selesai, maka semua berkas kredit tersebut
disimpan dalam file yang disebut dile kredit. Untuk mengontrol
pembayaran angsuran maka dibuat kartu cicilan kredit. Langkah awal
pengawasan kredit adalah mengadakan pemeriksaan atas pemenuhan
prosedur dan dokumentasi pemberian kredit apakah sudah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan bank yang bersangkutan
maupun ketentuan umum lainnya.
C. Kegiatan yang Dilakukan dan Hasil yang Dicapai.
Adapun kegiatan yang penulis lakukan selama magang di di BPR LPN
Koto Dalam adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari struktur organisasi PT. BPR LPN Koto Dalam.
2. Mengenal alat/peralatan kantor seperti komputer, mesin ketik, lemari arsip,
buku kantor, pesawat telpon dan lain-lainya.
3. Mengoperasikan alat kantor seperti komputer dan mesin ketik.
4. Mengetik dan mempelajari surat yang ada dan ditugaskan untuk
mengetiknya.
5. Menyimpan surat dan dokumen kantor dan menyusun kembali surat,
dokumen atau arsip yang telah ada
Stelah melaksanakan kegiatan-kegiatan diatas maka penulis
mendapatkan hasil sebagai berikut :
1. Mengetahui lebih jelas tentang segala sesuatu yang menyangkut
penghimpunan dana dan proses pemberian kredit.
2. Mengetahui bentuk-bentuk surat yang ada di di BPR LPN Koto Dalam.
3. Mengenal gambaran umum tempat magang baik struktur organisasi
maupun tugas beserta fungsi nya.
D. Hambatan dan Pemecahan Dilapangan.
Selama melaksanakan magang di BPR LPN Koto Dalam, penulis
mengalami hambatan sebagai berikut :
1. Awalnya penulis kurang bisa menyesuaikan diri dengan keadaan kantor
karena baru pertama kalinya penulis masuk dan melakukan pekerjaan hal-
hal yang penulis anggap baru.
2. Penulis pertama kalinya ditempatkan pada bagian kredit yang kemudian di
ganti secara bergilir dengan peserta magang lainya dan penulis
mendapatkan kendala karena baru pertama kali mengerjakan hal-hal yang
berkaitan di bidang perkreditan.
3. kendala dalam penjemputan dana nasabah dilapangan yang mana kantor
kas satu dengan lainnya tempatnya berjauhan.
Untuk memecahkan masalah yang penulis temui diatas maka penulis
melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan pendekatan dengan pegawai di BPR LPN Koto Dalam pada
saat mereka sedang tidak bekerja dan berkomunikasi dengan mereka
sesering mungkin.
2. Penulis memohon bantuan kepada pegawai di BPR LPN Koto Dalam yang
lebih mengerti dan mendiskusikannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
1. Didalm penghimpunan dana, yang paling baik itu adalah dana yang
dikumpulkan melalui tabungan biasa dan apabila nasabah menginginkan
bunga yang lebih tinggi lagi tidaksalahnya karyawan menawarkan untuk
mendepositokan uangnya demi dana yang telah dipercayakannya tidak
dipindahkan ke lembaga keuangan lain.
2. Reputasi bisnis bank didalam mengelola pada masa lampau mempunyai
pengaruh besar terhadap kesetiaan nasabah.
3. Adapun dengan banyaknya kegiatan transaksi didalam kegiatan sehari-
hari, kita tidak boleh terpengaruh dengan suasana tersebut dan tidak
mengabaikan setiap pembukaan rekening tabungan dan deposito, harus
dibuatkan permohonannya dengan melengkapkan data-data nasabah yang
bersangkutan.
4. Didalam melakukan analisis kredit kita dapat berpedoman dengan
mengidentifikasi nasabah dengan mengelompokan jenis usaha nasabah
tersebut dan melakukan metode wawancara yang sama dengan
memperhatikan strategi lingkungannya.
5. Dengan adanya system pola antar jemput tabungan ini, karyawan juga
harus meningkatkan lagi untuk mencari nasabah yang baru baik nasabah
tabungan maupun nasabah yang ingin meminta permohonan kredit, serta
dapat mengawasi nasabah kredit, sehingga dapat meringankan beban
debitur.
B. Saran.
1. Keramah-tamahan dan kemampuan sikap personil BPR LPN Koto Dalam
sangat membantu sekali didalam pengelolaan usaha bank.
2. Disiplin yang terbina dengan baik dan tertib pada BPR LPN Koto Dalam
hendaknya dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bahan Pelatihan Service Excilence Oleh M. Yazid Ismail.
Bahan Metting Seluruh Staff Karyawan/I PT. BPR LPN Koto Dalam.
Bahan Kuliah Bank dan Lembaga Lainnya STIE-SB Pariaman.
Modul Pelatihan Pencegahan Timbulnya Tunggakan Kredit Sebelum Pencairan
Oleh BI Tahun 2004.