karya ilmiah analisa kualitatif senyawa organik.doc
TRANSCRIPT
KARYA ILMIAH
ANALISIS UNSUR UNSUR ZAT ORGANIK
OLEH :
IMA NURISA
A1C110020
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011/2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisa organik kualitatif adalah pengajaran yang banyak bergerak dalam
bidang identifikasi senyawa organik yang tidak diketahui. Keberhasilannya
ditentukan oleh banyak faktor yang berhubungan erat dengan sifat yang khas dari
masing masing senyawa atau campurannya dan tehnik atau pola kerja analisa yang
sistematik.
Tahap pertama analisa organik kualitatif adalah menentukan adanya unsur
unsur karbon, hidrogen, oksigen, halogen, belerang dan fosfor. Selain itu, setiap
senyawa organik mempunyai sifat kelarutan yang khas, yang meliputi jenis pelarut
dan jumlah kelarutannya. Sifat kelarutan akan membantu mempersempit ruang
gerak analisis secara kimia maupun spektrokpis.
B. Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian tentang analisis kualitatif unsur unsur zat organik dan penentuan
kelas kelarutan ini adalah untuk memahami prinsip dasar dan tahapan kerja analisa
zat organik agar dapat menentukan kelas kelarutannya.
C. Identifikasi Masalah
Apakah analisa organik kualitatif itu ?
Apa prinsip dasar analisis kualitatif ?
Bagaimana langkah kerja penentuan unsur unsur organik ?
D. Rumusan Permasalahan
Masalah yang dapat saya rumuskan adalah sebagai berikut :
Cara kerja analisa organik kualitatif zat organik
2
Pembatasan Permasalahan
Saya membatasi pembahasan hanya pada unsur karbon, hidrogen, belerang,
nitrogen, dan halogen dalam senyawa organik.
E. Variable penelitian
Analisis kualitatif senyawa organik
Variable bebas : senyawa
Variable terikat : Analisis kualitatif
Variable kontrol : organik
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan
percobaan praktikum di laboratorium.
G. Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah mahasiswa dapat memahami :
Memahami analisis kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa organik
Memahami reaksi-reaksi yang digunakan untuk uji kualitatif unsur-unsur penyusun
suatu senyawa organik
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan Praktikum : - Memahami analisis kualitatif unsur-unsur penyusun
suatu senyawa organik
- Memahami reaksi-reaksi yang digunakan untuk uji
kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa
organik
Hari / Tanggal Praktikum : Kamis Maret 2012
Tempat Penelitian : Laboratorium Kimia UPMIPA Universitas Jambi
LANDASAN TEORI
Dulu senyawa karbon tidak dapat dibuat di laboratorium tetapi setelah Fredich
Wohler berhasil membuat urea melalui pemanasan pada tahun 1923, maka senyawa
organik lain mulai dibuat di laboratorium. Adanya unsur karbon dan hidrogen dalam
sampel organik, secara lebih pasti dapat ditunjuk mealui cara kimia yaitu dengan uji
pembakaran. Pembakaran sampel organik akan mengubah karbon (C) menjadi karbon
dioksida (CO) dan hidrogen (H) menjadi H2O. Gas CO2 dapat dikenali berdasarkan
sifatnya yang mengerahkan air kapur, sedang air dapat dikenali dengan kertas kobalt. Air
mengubah warna kertas kobalt dari biru menjadi merah muda (pink).
Sampel + Oksidator CO2 (g) + H2O (l)
CO2 (g) + Ca (OH)2 CaCo3(s) + H2O (l)
Kertas kobalt biru + H2O(l) kertas kobalt merah muda.
Karbon dan hidrogen akan teroksidasi menjadi CO2 dan H2O. Karbon dioksida
(CO2) dikenali dengan menggunakan air kapur, sedang air dikenali dengan menggunakan
kertas kobalt (Ralph,2001 : 1).
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sejumlah
massa tertentu sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak
dengan absorben yang tepat, dan peningkatan massa absorben kemudian ditentukan.
4
Peningkatan massa absorben diakibatkan oleh karbon dioksida dan air yang diserap.
Dari nilai ini jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel dapat ditentukan. Metoda
pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metoda ini telah digunakan oleh Lavoisieur dan
secara signifikan disempurnakan oleh Liebig. Metoda modern untuk menentukan
jumlah karbon dioksida dan air adalah dengan kromatografi gas bukan dengan metoda
penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah sama sekali.
Harus dinyatakan bahwa kemungkinan percobaan mempengaruhi hasil tidak
terhindarkan. Pekerjaan menimbang tidak dapat bebas kesalahan (termasuk
ketidakakuratan neracanya).
Menjebak karbon dioksida dan air juga merupakan prosedur yang sukar. Kontaminasi
oleh karbon dioksida dan air dari udara merupakan sumber kesalahan juga.
Mempertimbangkan semua hal ini, biasanya bila perbedaan antara hasil percobaan dan
teori kurang dari 0,3%, maka perbedaan itu dapat diterima. Ini merupakan contoh yang
baik untuk definisi praktis kemurnian.
Kriteria kemurnian empiris yang lain adalah uji titik-leleh-campuran. Metoda ini
didasarkan atas fakta berikut. Bila titik leleh campuran dua padatan dengan titik leleh
yang sama ditentukan, titik lelehnya akan menurun bila dua senyawa itu tidak identik.
Uji ini dulunya merupan fondasi logis kimia organik dalam perkembangan bidang ini
terutama saat menambahkan anggota baru dalam keluarga senyawa. Bila satu dari dua
senyawa itu tidak murni, akan diamati penurunan titik leleh.
Masalahnya waktu itu adalah bagaimana kimiawan dapat memperoleh sampel ya ng
dapat dianalisis dengan benar dan tidak menunjukkan penurunan titik leleh. (Yoshito,
2009)
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut : sejumlah
massa tertentu sampel dibakar dan karbon dioksida (CO3) dan air (H2O) yang dihasilkan
dijebak dengan obsorben yang tepat, dan peningkatan massa absorban kemudian
ditentukan. Peningkatan massa absorben diakibatkan oleh CO2 dan H2O yang diserap.
Dari nilai ini, jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel dapat ditentukan, metode
pembakaran sudah dikenal sejak dulu. Metode ini telah digunakan oleh Lavoisier dan
5
secara signifikan disempurnakan oleh Leibig. Metode modern untuk menentukan jumlah
karbon (C) atau karbon dioksida (CO2) dan air adalah dengan kromotografi gas bukan
dengan metode penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah sama sekali (Yoshito,
009 : 06)
Nitrogen ditemukan oleh kimiawan dan fisikawan Daniel Rutherford di tahun
1772. Dia memisahkan oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) dari udara dan
menunjukkan gas yang tersisa oleh tidak menunjang pembakaran atau makhluk hidup.
Pada saat yang bersamaan ada beberapa ilmuan lainnya yang mengadakan riset tentang
nitrogen. Mereka adalah Scheele Caverdish, Priestly, dan yang lainnya. Mereka
menamakan gas ini udara tanpa oksigen. Tetapi pada hidrogen telah digunakan
bertahun-tahun sebelum akhirnya dinyatakan sebagai unsur yang unik oleh Coverdish
ditahun 1776. Dinamakan hidrogen oleh Lavoisier, hidrogen adalah unsur yang
terbanyak dari semua unsur di alam semesta elemen-elemen yang berat pada awalnya
dibentuk dan atom-atom hidrogen atau dari elemen-elemen yang mulanya terbuat dari
atom-atom hidrogen (wikipedia).
ALAT DAN BAHAN
1. Alat Praktikum
- Tabung reaksi
- Ampul
- Pipet tetes
- Penjepit
- Pipa U
- Belas ukur 100 ml
- Pinset
- Spatula
- Cawan porselin
- Kohi tiga + kasa
- Bunsen
- Rak tabung reaksi
- Pembakar (korek api)
6
2. Bahan Praktikum
- Sulfur
- NaOH 0,1 M
- Reagen Nesiler
- Timbal Asetat (Ca3 COO)2 Pb 1 molar x
- Asam Nitrat encer (HNO3 encer)
- Naphtalen
- Air kapur
- H2SO4 pekat
SKEMA KERJA
1. Identifikasi Unsur Karbon
a. Reaksi Pengurangan
Zat organik (naftholena)
- dimasukkan kecawan porselin
- dengan api kecil
- dengan api besar
Diamati warna nyala
Terdapat adanya jelaga
- dengan api besar
Jelaga akan hilang
- HNO3 encer (jika perlu)
Hasil
b. Percobaan Penpield
0,5 sampel (urea)
- + 50 mg CuO
- Dimasukkan ketabung reaksi yang dilengkapi pepet
Terbentuk gas
- Alirkan ketabung reaksi yang berisi air kapur
7
Hasil
2. Identifikasi Unsur Hidrogen
a. Percobaan Perfield
Seperti yang di atas :
0,5 sampel (urea)
- + 50 mg CuO
- Dimasukkan ketabung reaksi yang dilengkapi pepet
Terbentuk gas
- Alirkan ketabung reaksi yang berisi air
Hasil
Piroksis dengan sulfur
Sedikit sampel (urea) dalam tabung reaksi
- + 50 mg sulfur
Ditutup tabung reaksi dengan kertas saring Pb asetat
Hasil
b. Percobaan Lasaigne
Logam Na dalam ampal
+ 50 mg (sampel + sukrosa)
Merah membara (dingin)
- + 1-2 ml etanol
Merah membara
- Dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi 20 ml air
sampai ampul pecah
- (mendidih)
8
Disaring
Endapan filtrat jernih (feltrat lasaigne)
3. Identifikasi unsur Nitrogen
3 ml filtrat Lasaigne
+ beberapa tetas FeSO4
+ 1-3 tetes FeCl3
Jika perlu asamkan dengan H2SO4
(adanya unsur N timbangan warna biru)
a. Percobaan Kjeldahl
10 mg sampel (urea) dalam tabung reaksi
+ 1 tetes H2SO4 pekat
Larutan jernih
+ air 1 ml
Dibasakan dengan NaOH
+ beberapa tetes pereaksi Nessler
Hasil (adanya unsur N endapan coklat setelah ditambah reaksi Nessler)
4. Identifikasi Unsur Halogen
Percobaan Beilstein
Kawat CU
ujungnya
Ditetesi dengan larutan DCM
Hasil (warna nyala)
9
HASIL PENGAMATAN
Identifikasi Unsur Karbon
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Reaksi Pengarangan
Naftalen
- dimasukkan kecawan porselin
- api kecil
- api besar
- Diamati warna nyala
- api besar / tinggi
- + HNO3 encer (jika perlu)
- Belum ada jelaga
- Cairan nafhtalen mengering
dan terbentuk jeloga (belum
jelas)
- Terlihat warna nyalanya
agak hitam
Terlihat adanya jelaga
- Jelaga terlihat jelas
- Jelaga hilang
2 Percobaan Perpield
0,5 gr (sampel (urea)
- + 0,5 mg CuO
- Dimasukkan ke tabung reaksi
yang dilengkapi pipa U
-
Terbentuk gas
- Dialirkan ke tabung reaksi yang
berisi air kapur
Percobaan gagal
Identifikasi Unsur Hidrogen
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Percobaan Perfield
- 6,5 gr sampel
- + 0,5 mg CuO
- Dimasukkan ke tabung reaksi
yang dilengkapi pipa U
- Terdapat adanya hidrogen,
karena pada saat
pemanasan terdapat
10
-
Terbentuk gas
- Dialirkan ke tabung reaksi yang
berisi air
gelembung pada dinding
tabung reaksi yang berisi air
kapur dan terlihat adanya
tetes-tetes air pada dinding
tabung
2 Pirolisis dengan Sulfur sampel
(urea)
- + 0,5 mg sulfur
- Ditutup kertas saring dengan
kertas saring Pbasitat
-
- Kertas saring berwarna
coklat kehitaman setelah
pemanasan, maka terbukti
bahwa pada pemanasan,
urea + sulfur terdapat unsur
hidrogen. Pada tabung
reaksi terdapat endapan
putih keras.
Identifikasi Unsur Nitrogen
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Percobaan Kjeldahl
10 mg sampel (urea)
- + 10 tetes H2SO4 pekat
-
- + air 1 ml
+ NaOH + Reaksi Nessler
- Warna larutan yang awalnya
hitam kecoklatan menjadi
hitam jernih kecoklatan
(lebih jernih)
- Berasap, warna tetap
- Terbentuk endapan
berwarna coklat dan filtrat
berwarna hening kecoklatan
artinya adanya N
Identifikasi Unsur Halogen
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Percobaan Beilsteom Kawat Cu
11
- ujungnya
- Ditetesi dengan larutan DCM
-
- Tidak ada warna nyala
- Setelah ditetesi DCM,
terlihat warna nyalanya
berwarna hijau
12
ANALISIS DATA
1. Identifikasi Unsur Karbon
a. Reaksi Penyaringan
C10H8 10CO2 + H2O
2CO + HNO3 2CO2 + HNO2 (+HNO3)
b. Percobaan Perfield
CuO + CO (NH2)2 CO2 + 2H2O + 2NO + Cu
Pada proses pengkeruhan air kapur
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O
2. Identifikasi Unsur Hidrogen
a. Percobaan Perfield
CuO + CO (NH2)2 CO2 + 2H2O + 2NO + Cu
b. Pirolisis dengan sulpur
CO(NH2)2 + 4S + 3O2 4H2S + 2CO2 + 4NO
H2S + (CH3COO)2 Pb PbS + 2CH3COOH
3. Identifikasi Unsur Nitrogen
a. Percobaan Kjeldahl
CO(NH2)2 + H2SO4 (NH4)2 SO4 + CO2 + SO2 + H2O
(NH4)2 SO4 + 2NaOH 2NH3 + 2H2O + Na2SO4
NH4 + 2(Hg I4)2- + 2OH- HgOHg 9NH2) I + 7 I- + 3H2O
4. Identifikasi Unsur Halogen
2Cu + O2 2CuO
CuO + CH2 U2 Cu + U2 + CH2O
13
O2
O2
O2
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang membahas masalah tentang analisisunsur, yang pada
percobaannya kita akan mengidentifikasi setiap unsur-unsur seperti C,H,N,S,P dan unsur
– unsur halogen, yang semuanya itu kita uji dengan cara, seperti : dengan pengurangan,
percobaan pupield, pirotisis dengan sulfur, percobaan Kjeldahl, dan percobaan beilstein.
Pada percobaan pertama yaitu identifikasi unsur karbon, identifikasi unsur karbon ini
dilakukan dnegan dua cara yaitu dengan pengarangan dan percobaan penfiild. Pada
percobaan dengan pengarangan kita menggunakan sampel berupa nafhtalen yang
merupakan bahan dasar sebagai dalam pembuatan kapur barus, pada saat dipanaskan
dengan api kecil sama sekali tidak ada reaksi yang diinginkan tetapi setelah dipanaskan
dengan api yang cukup besar cairan nafhtalen mengering dan terbentuk julaga dan
warna nyalanya terlihat agak kehitaman, ini mungkin karena apinya terlalu besar dan
juga menandakan bahwa pada sampel nafhtalen terdapat unsur karbon. Semakin api /
pemanasan dengan api tambah besar, gelaganyapun tambah jelas terlihat, boleh jadi
proses ini disebut juga dengan proses penyublinan. Selaga akan hilang karena
ditambahkan dengan larutan HNO3 encer, disebabkan karena adanya unsur karbon (C)
yang bereaksi dengan HNO3 yang akan menghasilkan karbondioksida (CO2).
Pada percobaan dengan penfeeld, yang dilakukan untuk mengidentifikasi unsur C
dan H. Percobaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya unsur C ternayta selalu
gagal dan tidak mendapat hasil yang diinginkan sama sekali. Ini disebabkan karena
kesalahan pada cara kerja oleh praktikan dan juga pada saat pencampuran dengan CuO,
reaksinya menimbulkan ledakan secara tiba-tiba disebabkan karena reaksi panas dalam
tabung yang tertutup dan mungkin juga dipanaskan secara berlebihan sehingga terjadi
pelepasan energi yang cukup besar. Identifikasi unsur H dengan percobaan penfeeld,
mendapat suatu hasil berupa adanya gelembung-gelembung pada dinding tabung reaksi
yang berisikan air kapur, gelembung – gelembung tersebut yang akan nantinya menjadi
suatu tetesan-tetesan air yang membekas pada dinding tabung. Dari tetesan-tetesan air
pada dinding tabung reaksi ini kita simpulkan bahwa pada percobaan penfield terdapat
unsur Hidrogen.
Pada percobaan dengan pirolisis dengan sulfur, juga terdapatnya unsur H yang dapat
diketahui dari warna coklat kehitaman pada kertas saring Pb-asitat setelah pemanasan,
ini disebabkan karena reaksi antara sampel + sulfur dengan kertas saring Pb-asetat
14
sehingga menghasilkan H2S dan juga pada tabung reaksi tersebut terdapat endapan
berwarna putih keras. Mungkin disebabkan karena pemanasan / hasil dari pemanasan
pada sampel yang dicampur dengan sulfur.
Pada percbaan Lassaigne, menggunakan sampel berupa logam Na yaitu merupakan
logam yang relatif yang bila direaksikan dnegan air akan menimbulkan ledakan, boleh
jadi reaksi ini disebut juga dengan reaksi pelepasan energi dari sistem ke lingkungan
(eksoterm). Pada percobaan ini kita akan membuktikan atau untuk mendapatkan hasil
berupa filtrat jernih filtrat Lasaigne)
Pada identifikasi unsur Nitrogen, kita menggunakan hasil dari percobaan Lasaigne
dengna beberapa tetes Fe SO4 dan ditambah dengan 1-3 tetes FeU3 yang kemudian
diasamkan dengan H2SO4. timbulnya unsur N diketahui dari timbulnya atau hasil
pencampuran menghasilkan warna biru yang digunakan sebagai indikator
percobaannya.
Pada percobaan Kjeldahl, digunakan sampel yang diteteskan dengan larutan H2SO4
pekat setelah itu dipanaskan yang akan menghasilkan larutan jernih karena reaksi yang
terjadi adalah H2SO4 diubah menjadi (NH4)2SO4. kemudian dengan penambahan air 1 ml,
dibasakan dengan NaOH setelah itu dibuktikan dengan pereaksi Nessler, hasilnya berupa
endapan yang berwarna coklat. Adanya unsur N diketahui dari hasil pencampuran yang
menghasilkan endapan yang berwarna coklat.
Identifikasi unsur sulfur, digunakan larutan hasil filtrat lasaigne yang diasamkan
dengan asam asetat kemudian ditetesi dengan larutan dilanjutkan dengan filtrat
Lasaigne diasamkan dengan HCl, kemudian ditetesi dengan FeSO4 sehingga adanya unsur
sulfur ditandai dengan timbulnya endapan hitam jga. Lain dengan perlakukan yang
ketiga yiatu filtrat Lasaigne ditetesi dengan Na-nitro prosida yang adanya unsur sulfur
ditandai dengan timbulnya warna violet. Identifikasi unsur sulfur dilakukan dengan tiga
langkah, yang masing-masing dari perlakuannya digunakan larutan filtrat Lasaigne.
Identifikasi unsur fosfor menggunakan larutan filtrat Lasaigne yang ditetesi dengan
HNO3 pekat sehingga diubah menjadi PO43- akibat dari yang ditunjukkan dengan amin
molybdat NH4. timbulnya endapan kuning menandakan adanya unsur fosfor selanjutnya
akan terbentuk anin fostomolibdet setelah di tetesi dengan pereaksi magnesium mixture
yang kan menghasilkan kristal spesifik yang diamati dibawah mikroskop.
15
Identifikasi terakhir adalah unsur Halogen menggunakan kawat Cu sebagai uji bahan
nyala. Pada pperlakuannya kawat Cu dipanaskan tetapi tidak ada warna nyala yang
timbul, setelah ditetesi dengan larutan DCM, terlihat warna nyala berupa warna hijau
saat dipanaskan karena sesuai sifatnya beberapa senyawa yang dengan O2 lembaga
membentuk senyawa tembaga dan menguap dan berwarna hijau disebabkan DCM.
16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
- Adanya unsur karbon (c) ditandai dari terbentuknya jelaga pada nafhtalen
- Hilangnya jelaga disebabkan karena pencampuran dari larutan HNO3 encer
- Pada percobaan perfield digunakan untuk mengidentifikasi unsur C dan H dimana
pada pidentifikasi unsur karbon ditandai dengan adanya warna keruh pada kapur
dan pada identifikasi hidrogen ditandai dari adanya tetesan – tetesan air pada
dinding tabung reaksi
- Identifikasi unsur hidrogen pada pirolisis dengan sulfur ditandai dengan adanya
warna hitam pada kertas saring Pb-asetat.
- Eksoterm adalah proses yang ditimbulkan oleh sistem kelingkungan atau proses
pola pesan energi kelingkungan.
- Percobaan Lasaigne dilakukan untuk memperoleh hasil filtrat Lasaigne untuk
identifikasi unsur N,S,P, dan halogen).
- Identifikasi unsur nitrogen menggunakan larutan filtrat Lasaigne yang akan
diketahui dari timbulnya warna biru. Identifikasi ini juga dilakukan dengan
percobaan Kjeldahl
- Identifikasi Halogen unsur halogen dilakukan dnegna percobaan Beilistein yang
pada pecobaannya dipanaskan kawat Cu lalu ditetesi larutan DCM sehingga
menghasilkan warna nyala berupa warna hijau.
SARAN
- Sebaiknya praktikan dalam melakukan kegiatan praktikum, tidak main-main
- Dalam praktikum, sebaiknya berhati-hati sebab ini menggunakan larutan atau
bahan-bahan yang berbahaya
- Usahakan pada saat mengambil larutan asam dilemari asam, nyalakan kipasnya,
gunakan sarung tangan (pengaman tangan), masker, serta kacamata agar lebih
aman dan terlindungi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Harizon, M.Si. 2003. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. FKIP : Universitas Jambi
Petrucci, Ralph H. 2000. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga. Jakarta.
Takeuchi, Yashito. 2006. Buku Teks Pengantar Kimia. Iwanami Shouten : Tokyo
Takeuchi Yoshito. 2009. Analisis Unsur (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_
dasar/pemurnian-material/analisis-unsur/)
http://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen
18