laporan tanda vital

35
DAFTAR ISI Daftar Isi……………………………………………………………………………………… 1 Kata Pengantar………………………………………………………………………………... 2 BAB I ( Tinjauan Pustaka ) ………………………………………………............................... 3 BAB II ( Hasil Percobaan dan Jawab Pertanyaan ) ………………………………………….. 12 BAB III ( Pembahasan ) ……………………………………………………………………… 20 BAB IV ( Kesimpulan ) ……………………………………………………………………… 23 Daftar Pustaka ………………………………………………………………........................... 24 1

Upload: zulfah-al-faizah

Post on 09-Dec-2015

132 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tanda Vital

DAFTAR ISI

Daftar Isi……………………………………………………………………………………… 1

Kata Pengantar………………………………………………………………………………... 2

BAB I ( Tinjauan Pustaka ) ………………………………………………............................... 3

BAB II ( Hasil Percobaan dan Jawab Pertanyaan ) ………………………………………….. 12

BAB III ( Pembahasan ) ……………………………………………………………………… 20

BAB IV ( Kesimpulan ) ……………………………………………………………………… 23

Daftar Pustaka ………………………………………………………………........................... 24

1

Page 2: Laporan Tanda Vital

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayah-

Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisiologi yang berjudul “Laporan Praktikum

Fisiologi Blok Sistem Tubuh II Pengukuran Tanda-Tanda Vital” tanpa suatu kendala yang

berarti.

Laporan Praktikum ini saya buat sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami materi

tentang pengukuran tanda-tanda vital pada manusia.Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang

Maha Esa, untuk itu saya mohon maaf apabila dalam laporan ini masih terdapat kesalahan baik

dalam isi ataupun sistematika. Saya juga berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk

pendalaman materi pada Blok Sistem Tubuh II ini.

Jember, 23 November 2014

Penulis

2

Page 3: Laporan Tanda Vital

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Teori Dasar Pengukuran Tanda Vital

Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan

sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan

tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai sangat penting dalam fungsi tubuh. Adanya

perubahan tanda vital dapat menunjukkan keadaan metabolism dalam tubuh; denhut nadi

dapat menunjukkan perubahan pada sitem kardiovaskuler; frekuensi pernapasan dapat

menunjukkan fungsi pernap[asan; dan tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem

kardiovaskular, yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Semua tanda vital saling

berhubungan dan saling memengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam

kondisi aktivitas berat/dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indicator

adanya gangguan sistem tubuh.

Tanda-tanda vital ini harus dilihat secara tersendiri dan kolektif. Tanda-tanda vital

memperlihatkan perubahan pada tubuh yang mungkin tidak dapat diobservasi. Pemantauan

tanda-tanda vital seharusnya bukan merupakan prosedur otomatis atau rutin; tindakan ini

seharusnya merupakan pengkajian yang perlu pemikiran, dan ilmiah. Tanda-tanda vital harus

dievaluasi berdasarkan status kesehatan klien saat ini dan sebelumnyadan dibandingkan

dengan standar normal yang ada. Jika hasil yang didapat tidak konsisten dengan yang

diharapkan, hasil tersebut harus dicek ulang.

1.2 Teori Dasar Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah adalah gaya yang diterima per satuan luas dinding pembuluh darah

yang diberikan oleh cairan darah. Pada dasarnya cara pengukuran tekanan darah ada dua

macam, yaitu:

(1) Cara Langsung

3

Page 4: Laporan Tanda Vital

Merupakan cara pengukuran tekanan darah yang paling tepaat untuk menentukantrekanan

darah yaitu dengan menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam

pembuluh darah untuk dihubungkan dengan manometer.

(2) Cara Tak Langsung

Menggunakan alat manometer. Macam menometer bermacam-macam seperti : Tensi

meter terbuka (tensimeter air raksa); rensimeter tertutup (Sphygmomanometer /

tensimeter pegas); tensimeter pegas/elektrik. Tensimeter terdiri dari menset hawa, pompa

karet, skrup, klep, dan manometer air raksa (manometer terbuka) atau manometer aneroid

(manometer tertutp). Selain cara tersebut, cara pengukuran tidak langsung dapat pula

digunakan tensimeter elektronik/digital, yang dapat dipasang di paha, lengan atas,

pergelangan tangan, kepala atau di jari tangan.

Lazimnya pengukuran dilakukan pada A. Brachialis pada lengan atas atau A.

Femoralis pada tungka atas. Panjang manset disyaratkan selebar kira-kiara 2-3 lingkar

bagian tersebut. Teknik pengukuran dengan manometer ada dua cara, yaitu :

(1) Palpasi

Hanya dapat menentukan sistole. Dilakukan dengan menggunakan sentuhan dan

rabaan. Ada dua jenis palpasi: palpasi ringan dan palpasi dalam. Palpasi ringan

banyak digunakan dalam pengkajian dengan cara ujung jari pada satu atau dua tangan

digunakan secara simultan, tangan diletakkan pada area yang akan dipalpasi dan jari-

jari tanganditekan ke bawah perlahan-lahan sampai ditemukan hasil. Palpasi dalam

dikerjakan untuk merasakan isi sbdomen. Yang dapat dilakukan dengan dua tangan

sehingga bimanual. Satu tangan digunakan untuk merasakan bagian yang dipalpasi,

tangan lainnya untuk menekan ke bawah. Dengan posisi relaks, jari-jari tangan kedua

diletakkan melekat pada jari-jari pertama. Tekanan dilakukan oleh puncuk tangan ke

sendi intrapalngeal distal. Tekanan dilepas sebelum pindah area kecuali untuk

mengetahui adanya nyeri tekan.

(2) Auskultasi

4

Page 5: Laporan Tanda Vital

Dengan bantuan alat stetoskop. Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistole maupun

diastole. Sedang, pada tensimeter elektronik, selain dapat mengukur sistole dan

diastole juga dapat mengukur kontraksi jantung atau denyut nadi. Tekanan sistole

dihasilakn oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung kontraksi, dan

memompanya kedalam pembuluh darah. Tekanan diastole adalah tekanan paling

rendah ketika jantung istirahat dan sedang tejadin pengisisan darah. Satuan darah

adalah “mmHg (milimeter air raksa)”. Seorang tidak dapat mengukur tekanan

darahnya sendiri kecuali menggunakan tensimeter elektronik.

Tekanan sistole dihasilkan oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung

kontraksi, dan memompanya ke dalam pembuluh darah. Tekanan diatole adalah

tekanan paling rendah ketika jantung istirahat dan sedang terjadi pengisian darah.

Tabel 1.1 Nilai Tekanan Darah Normal

Jenjang Diastolik (mmHg) Sistolik (mmHg)

Pada masa bayi 50 70 – 90

Pada masa anak-anak 60 80 – 100

Pada masa remaja 60 90 – 110

Dewasa 60 – 70 110 – 125

Lansia 80 – 90 130 – 150

Tabel 1.2 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa.

Kategori Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)

Hipotensi < 90 < 60

Optimal < 120 < 80

Normal < 130 < 85

5

Page 6: Laporan Tanda Vital

Normal tinggi 130 – 139 85 – 89

Hipertensi ringan

(stadium 1)

140 – 159 90 – 99

Hipertensi sedang

(stadium 2)

160 – 179 100 – 109

Hipertensi berat (stadium

3)

180 – 209 110 – 119

Hipertensi berat (stadium

4)

≥ 210 ≥ 120

1.3 Teori Dasar Denyut Nadi

Ketika jantung berdenyut. jantung memompa darah melalui aorta dan pembuluh darah

perifer. Pemompaan ini menyebabkan darah menekan dinding arteri, menciptakan

gelombang tekanan seiring dengan denyut jantung yang pada perifer terasa sebagai

denyut/detak nadi. Denyut nadi ini dapat diraba/palpasi untuk menilai kecepatan jantung,

ritme dan fungsinya. Karena mudah diakses, nadi pada radial tangan adalah metode yang

paling banyak digunakan untuk mengukur kecepatan jantung; dipalpasi melalui arteri tangan

(radial) pada pergelangan tangan anterior.

Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri saat darah dipompa keluar

jantung. Denyut nadi juga dikatakan sebagai jumlah kontraksi jantung per menit.

Pemeriksaan denyut nadi meliputi irama dan kekuatan kontraksinya.

Kecepatan denyut nadi dalam keadaan sehat dapat berbeda-beda karena dipengaruhi oleh

pekerjaan, makanan, usia, dan emosi.

Lokasi untuk merasakan denyut nadi adalah :

1. Karotid : di bagian medial leher, di bawah angulus mandibularis, hindari pemeriksaan

dua sisi sekaligus pada waktu bersamaan.

6

Page 7: Laporan Tanda Vital

2. Brakial : di atas siku dan medial dari tendo bisep.

3. Radial : bagian distal ddan ventral dari pergelangan tangan.

4. Femoral : di sebelah inferomedial ligamentum inguinalis.

5. Popliteal : di belakang lutut, sedikit ke lateral dari garis tengah.

6. Tibia posterior : di belakang dan sedikit kea rah inferior dari maleolus medialis.

7. Pedis dorsalis : Lteral dari tendo m. Extensor hallucis longus.

Pengukuran denyut nadi yang paling tepat adalah di A. Karotis atau A. Brachialis

karena lebih dekat dengan aorta. Denyut nadi dapat meningkat saat berolahraga, sakit,

trauma, dan emosi.

Tabel 2.1 Keceapatan normal denyut nadi

Jenjang Denyut nadi (per menit)

Pada bayi yang baru lahir 140

Selama tahun pertama 120

Selama tahun kedua 110

Umur 5 tahun 96 – 100

Umur 10 tahun 80 – 90

Dewasa 60 – 80

1.4 Teori Dasar Frekuensi Pernafasan

Respirasi/pernafasan adalah jumlah pernafasan/inspirasi per menit. Proses fisiologis

yang berperan pada proses pernafasan adalah : ventilasi pulmoner, respirasi eksternal dan

internal. Laju pernafasan meningkat pada keadaan stress, kelainan metabolic, penyakit

jantung paru, dan pada peningkatan suhu tubuh. Pernafasan pada umunya mempunyai

kecepatan yang lebih rwndah dan tidak teratur dibandingkan denyut nadi, oleh karena itu

penghitungan frekuensi nafas hendaknya dilakukan dalam satu menit untuk menghindari

7

Page 8: Laporan Tanda Vital

kesalahan. Selain kecepatan/frekuensi nafas hendaknya diperhatikan pola-pola pernafasan

(dada, perut, mulut, hidung), usaha nafas (berkaitan dengan ada sumbatan atau tidak),

penggunaan otot-otot tambahan, dan volume nafas (pendek/panjang/dalam). Pengukuran

dilakukan ketika orangcoba dalam keadaan istirahat,dengan menghitung berapa jumlah dada

terangkat permenit.

Batasan normal

Batasan normal beraneka ragam tergantung usia. Ppada bayi: 30-60 kali/menit, anak-

anak: 20-30 kali/menit, remaja: 15-24 kali/menit, dan dewasa: 16-20 kali/menit.

Jenis ketidaknormalan bunyi pernafasan

1. Crackel (bunyi nafas seperti retakan/pecahan)

2. Friction (bunyi nafas seperti ada tarikan dinding dada ke dalam)

3. Grunting (bunyi nafas seperti rintihan)

4. Ronchi (bunyi nafas seperti terengah-engah

5. Stridor ( bunyi nafas kasar)

6. Wheezing ( bunyi nafas seperti siulan)

1.5 Teori Dasar Suhu Tubuh

Suhu tubuh biasanya diukur untuk memastikan ada tidaknya demam. Namun, masih

ada kontroversi mengenai termometer yang paling tepat dan tempat terbaik untuk

pengukuran temperatur. Suhu inti secara umum didefinisikan sebagai pengukuran suhu

dalam arteri paru-paru. Standar lain dalam pemantauan suhu inti adalah esophagus distal,

kandung kemih, dan nasofaring yang akurat ke dalam 0,1-0,2 ° C dari suhu inti. Namun,

pengukuran suhu inti sulit dilakukan karena menimbulkan ketidaknyamanan pada anak.

Suhu setiap bagian tubuh berbeda-beda. Suhu pada bagian dalam adalah yang paling

tinggi dan semakin ke daerah yang di luar, suhu semakin rendah. Suhu seseorang dapat

bervariasi bergantung pada jenis kelamin, aktivitas, makanan, siklus menstruasi, dan lain-

lain. Secara normal, suhu tubuh manusia adalah 36,5 0C– 37,2 0C (97,8 0F – 99 0F) sesuai

dengan The American Medical Association.

8

Page 9: Laporan Tanda Vital

Beberapa tempat yang dapat dilakukan dalam pengukuran suhu tubuh adalah melaui

ketiak, kulit, di bawah dubur, lidah, dan membran timpani.

1) Pengukuran suhu oral

Penempatan dari termometer di bawah lidah bisa mengakibatkan perbedaan besar

dalam mencatat suhu. Fisiologi rongga mulut memungkinkan variasi suhu jaringan .

Penempatan probe yang salah dalam mulut telah dilaporkan mengakibatkan perbedaan

suhu sebesar 1,7 ° C. Probe harus tetap pada sublingual untuk periode waktu tertentu

untuk memastikan pengukuran oral akurat. Periode ini umumnya beberapa detik untuk

thermometer elektronik kontak dalam model prediktif, tetapi pada model monitor

pengukuran yang sama mungkin memakan waktu tiga menit atau lebih. Satu menit

diperlukan untuk termometer kimia. Waktu pengukuran yang diperlukan ditentukan oleh

waktu yang dibutuhkan untuk suhu probe untuk menyeimbangkan dengan yang area

kontak.

Pengukuran suhu pada rongga mulut yang dapat menggunakan sebuah

termometer air raksa atau dengan termometer digital. Suhu pada daeral mulut : 36,8 0C +

0,35 0C.

2) Pengukuran suhu ketiak (axilla)

Penempatan yang benar dalam pengukuran suhu aksila dan kontak kulit secalah

langsung adalah penting. Termometer ditempatkan dibawah lengan dengan bagian

ujungnya berada di tengah aksila dan jaga agar menempel pada kulit, bukan pada

pakaian, pegang lengan anak dengan lembut agar tetap tertutup. Termometer elektronik

kontak membutuhkan waktu 5 menit untu mengukur suhu yang akurat.

Pengukuran dilakukan di ketiak menggunakan termometer air raksa atau digital.

Pengukuran suhu di ketiak cenderung lebih rendah dari mulut sekita 0,6 0C.

3) Melalui Rektal

9

Page 10: Laporan Tanda Vital

Pengukuran suhu pada daerah rektal/anus menggunakan termometer air raksa atau

digital. Pengukuran suhu rektal cenderung lebih tinggi dari oral. Suhu : 37,2 0C + 0,3 0C.

4) Pengukuran suhu membrane tympani

Penempatan termometer adalah pada lubang terlinga, masukan ujung prove

thermometer secara perlahan-lahan kedalam saluran telinga yang mengarah ketitik

tengah. Teknik yang benar adalah tergantung pada bagaimana perangkat digunakan.

Probe termometer pada beberapa model harus dimasukkan hanya cukup sampai mencapai

segel cahaya, sedangkan model lainnya memerlukan segel penuh dan putaran dari

termometer. Oleh karena itu penting bahwa perawat dilatih dalam penggunaan yang

benar dari thermometer timpani di area klinis.

Suhu tubuh dapat berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Perubahan suhu

tubuh menjadi lebih tinggi dari normal disebut demam. Hal ini disebabkan karena adanya

abnormal process dalam tubuh. Perubahan suhu ke suhu yang lebih rendah dari normal

disebut hipotermia.

1.6 Teori Dasar Berat Badan dan Tinggi Badan

Pengukuran fisik Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) sangat diperlukan

dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang

berkaitan dengan hormonal metabolic. Pemeriksaan tinggi badan harus dilakukan dengan

posisi berdiri. Berat badan sering kali diperbandingkan dengan Berat Badan Ideal.

Berat Badan Ideal Wanita :

a. BBideal maks wanita = Tinggi Badan – 110

b. BBideal min wanita = BBideal maks – (BBideal maks x 10%)

Berat Badan Ideal Pria :

a. BBideal maks pria = Tinggi Badan – 110

b. BBideal min pria = BBideal maks – (BBideal maks x 10%)

10

Page 11: Laporan Tanda Vital

Pengukuran tinggi badan dan berat badan juga dapat digunakan untuk menentukan

Indeks Massa Tubuh = IMT (Body Mass Index) yang dapat digunakan untuk

memprediksi kesehatan seseorang.

IMT (BMI )= BB(kg)TB2(m2)

Klasifikasi IMT :

BB sangat kurus (kurus beresiko) = IMT < 18,5 kg/m2

BB kurang (kurus) = IMT < 18,5 kg/m2

BB Normal = 18,5 – 24,9 kg/m2

BB berlebih (agak gemuk) = 25 – 29,9 kg/m2

Obesitas kelas 1 (gemuk) = 30 – 34,9 kg/m2

Obesitas kelas 2 (sanat gemuk) = 35 – 39,9 kg/m2

Extreme Obess = ≥ 40 kg/m2

11

Page 12: Laporan Tanda Vital

BAB II

HASIL PERCOBAAN

2. 1 Pengukuran Tekanan Darah

2.2.1 Pengukuran Sikap Tubuh

Ora

ng

Param

eter

Berbaring Duduk Berdiri

I II II

I

Rer

ata

I II III Rer

ata

I II II

I

Rer

ata

Din

a

(PR)

Tangan

kanan

110/

80

120/

70

115/

75

100/

60

100/

70

100/

65

100/

70

100/

70

100/

70

Tangan

kiri

110/

70

110/

70

100/

70

110/

75

110/

70

107/

72

100/

60

100/

60

Aldi

(LK

)

Tangan

kanan

110/

90

120/

80

115/

85

100/

70

100/

80

100/

75

100/

80

100/

80

100/

78

Tangan

kiri

110/

80

110/

80

110/

80

110/

85

110/

80

110/

82

100/

70

100/

70

2.2.2 Pengaruh Latihan

Orang Parameter Nadi

(kali/menit)

Sistole (mmHg) Diastole

(mmHg)

Faiz Sebelum 91 107 62

3 menit pertama 65 134 110

6 menit 94 116 71

9 menit 93 105 65

11 menit 95 103 62

Aldi Sebelum 69 96 51

3 menit pertama 74 113 92

6 menit 82 93 42

12

Page 13: Laporan Tanda Vital

9 menit 70 99 45

11 menit 71 108 47

2.2.3 Pengaruh Stress : Cold Pressure Test

Orang Parameter Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)

Aldi Pra-stress 108 47

30 detik 104 67

60 detik 111 50

2. 2 Percobaan Pengukuran Denyut Nadi

Orang coba Jenis kelamin Denyut nadi (pada tiga

empat arteri)

Stefani Perempuan A.Radialis : 24x4=96

A.Brachialis :23x4=92

A.Carotis :24x4=96

Prisca Perempuan A.Radialis : 24x4=96

A.Brachialis :23x4=92

A.Carotis :24x4=96

Faiz Perempuan A.Radialis : 20x4=80

A.Brachialis :22x4=88

A.Carotis :20x4=80

Tazqia Perempuan A.Radialis : 33x4=132

A.Brachialis :32x4=128

A.Carotis :33x4=132

2.3 Pengukuran Frekuensi Nafas

Orang coba Jenis Kelamin Frekuensi Nafas

Erlita Perempuan 23 kali

13

Page 14: Laporan Tanda Vital

Stefani Perempuan 23 kali

Mita Perempuan 30 kali

2.4 Pengukuran Suhu Tubuh

Orang Coba Lokasi Suhu Tubuh

Tazqia (Pr) Mulut 37,7 PC

Ketiak 38,1 PC

Erlita (Pr) Mulut 36 PC

Ketiak 35,5 PC

2.5 Pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)

Orang Coba Jenis

Kelamin

BB dan TB BB ideal (min

max)

IMT Klasifikasi

Tazqia Pr BB = 43 kg

TB =154,5 cm

Min = 39,55 kg

Max = 44,5 kg

18,01 kg/m² BB kurang

(kurus)

Erlita Pr BB = 38 kg

TB = 152 cm

Min = 37,8 kg

Max = 42 kg

16,44 kg/m² BB kurang

(kurus)

Faiz Pr BB = 48 kg

TB = 158 cm

Min = 43,2 kg

Max = 48 kg

19,22 kg/m² BB normal

Mita Pr BB = 55 kg

TB = 154 cm

Min = 39,6 kg

Max = 44 kg

23,19 kg/m² BB normal

Jawaban Pertanyaan

A. Pertanyaan Percobaan Tekanan darah

1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter

konvensional dan digital?

Jawab : Ada.

2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan kanan dan

kiri?

14

Page 15: Laporan Tanda Vital

Jawab : Ada.

3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter

konvensional dan digital?

Jawab : Ada.

4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis, dan A.

Brachialis?

Jawab : Ada.

5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi?

jelaskan mengapa ?

Jawab : Ada. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Jika

pada posisi berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah sehingga

tekanan darah menjadi lebih rendah. Pada saat duduk maupun berdiri kerja

jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi

sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. Selain akibat kontraksi jantung,

pembuluh darah di bawah jantung mendapatkan beban tambahan akibat

perbedaan tinggi tingkat jantung dan pembuluh. Karena peningkatan tekanan ini,

darah mengumpul padapembuluh vena di ekstrimitas bawah sehingga isi

sekuncup berkurang. Selain itu cairan berkumpul pada ruang intertisium akibat

peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler.

6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah!

Jawab : Kelenturan dinding arteri, volume darah (semakin besar volume darah

maka semakin tinggi tekanan darah), kekuatan gerak jantung, viskositas darah

(semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap aliran), curah jantung

(semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat), dan kapasitas

pembuluh darah (semakin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi

tekanan darah).

7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang keokteran gigi jika pada

penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu!

Jawab : Tanda-tanda vital yang tidak diukur pada pasien sebelum dilakukan

tindakan sangat berbahaya. Kemungkinan yang terjadi, misal apabila pengukuran

15

Page 16: Laporan Tanda Vital

tekanan darah tidak dilakukan, apabila pasien memiliki penyakit hipertensi, ketika

dilakukan pencabutan akan berakibat fatal, yaitu terjadi pendarahan hebat.

B. Pertanyaan Percobaan Percobaan Denyut Nadi

1. Mengapa mahasiswa kedokteran ggi harus mengukur denyut nadi sebelum

melakukan tindakan operatif ?

Jawab : Karena cepat lambatnya denyut nadi merupakan salah satu yang

menunjukkan kesehatan jantung pasien. Sehingga sebelum memutuskan

perawatan gigi apa yang tepat untuk pasien seorang dokter gigi harus mengetahui

kondisi kesehatan jantung pasien dengan mengukur denyut nadi.

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi ?

Jawab : Jenis kelamin, usia, berat badan, keadaan emosi atau psikis, kebiasaan

aktifitas sehari-hari, sikap tubuh saat di ukur denyut nadinya, suhu/ temperatur

udara di seklilingnya, dan konsumsi obat saat diukur.

3. Apakah ada perbedaaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh ?

Jelaskan !

Jawab : Posisi tubuh akan berpengaruh pada denyut nadi seseorang, dimana pada

posisi berdiri denyut nadi seseorang akan lebih cepat karena kerja jantung lebih

berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh sedangkan pada posisi berbaring

kerja jantung tidak terlalu berat

4. Mengapa saat bekerja denyut meningkat ?

Jawab : Karena metabolisme tubuh meningkat dan kebutuhan O2 juga meningkat.

Jantung akan semakin memompa darah yang kaya akan O2 untuk memenuhi

kebutuhan tubuh. Hal tersebut akan meningkatkan denyut nadi.

5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal ?

Jawab : Cara menentukan Denyut Nadi Maksimal (DNM) = 220 – umur.

Kemudian hasilnya dikalikan dengan intensitas membakar lemak 60 – 70 persen

DNM. Misal, orang berusia 40 tahun DNMnya adalah DNM = 220 – 40 = 180.

180 dikalikan 60% untuk batas minimal dan 70% untuk batas maksimal yang

16

Page 17: Laporan Tanda Vital

hasilnya 108 – 126. Artinya, orang tersebut harus berhenti beraktivitas ketika

denyut nadinya telah melampui 126. Jika dipaksakan akan terjadi kram jantung.

Jadi, orang tersebut DNM optimumnya berkisar 108 – 126.

C. Pertanyaan Percobaan Suhu Tubuh

1. Mengapa pengukuran suhu tubuh diketiak berbeda ? Berapa perbedaannya?

Jelaskan!

Jawab : Pengukuran suhu pada ketiak akan menunjukkan nilai yang berbeda

karena dilakukan pada bagian luar tubuh

2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran

suhu tubuh di bagian tubuh yang lain ?

Jawab : Pengukuran suhu per oral dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih

akurat

Pengukuran suhu pada ketiak dan per rectal ditujukanan pada bayi,

Pengukuran pada ketiak juga dilakukan kepada pasien dewasa ketika pasien

kurang kooperatif.

D. Pertanyaan Percobaan Pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)

1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran ggi ? Jelaskan

untuk apa?

Jawab : Pengukuran fisik Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) sangat

diperlukan dalam kedokteran gigi. Karena melalui pengukuran TB dan BB dapat

diperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis. Selain itu BB

seseorang biasanya digunakan sebagai acuan dalam memberikan dosis obat-

obatan.

2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi

yang terlalu gemuk ? Jelaskan!

Jawab :

Resiko seseorang yang terlalu kurus adalah sebagai berikut:

1. Patah tulang

17

Page 18: Laporan Tanda Vital

Lemak bisa diibaratkan sebagai bahan bakar dalam pembentukan

esterogen, hormon seks perempuan yang berguna untuk menjaga kesehatan

tulang. Makin sedikit lemak tubuh, makin sedikit esterogen yang dihasilkan

sehingga tulang menjadi rapuh karena massanya sedikit.

2. Keguguran

Menurut penelitian di London School of Hygiene & Tropical Medicine,

perempuan yang terlalu kurus memiliki risiko keguguran 72 persen lebih besar

pada trimester pertama. Terlalu kurus juga menyebabkan perempuan lebih rentan

mengalami morning sickness, yakni mual muntah saat hamil muda.

3. Depresi

Pada pria, terlalu kurus maupun terlalu gemuk sama-sama meningkatkan

risiko depresi dan keinginan bunuh diri sebesar 12 persen. Menurut penelitian di

American Journal Of Epidemiology, terlalu kurus dan terlalu gemuk mengurangi

produksi serotonin yakni hormon untuk menghadirkan perasaan senang.

4. Arthritis dan gangguanjantung

Penelitian di Mayo Clinic menunjukkan, perempuan yang terlalu kurus 3

kali lebih rentan serangan jantung di usia 42 tahun ke atas. Lemak yang terlalu

sedikit di persendian memicu arthritis atau radang sendi, yang merupakan faktor

risiko atheroschlerosis atau penyumbatan pembuluh darah ke jantung.

Resiko seseorang yang terlalu gemuk adalah sebagai berikut:

1. Diabetes Militus

Diabetes militus erat kaitannya dengan obesitas. Hampir semua orang

obeis menderita diabetes militus. Hal ini disebabkan karena kegemukan dapat

meningkatkan kadar gula darah hingga 200mg%.

2. Hipertensi

18

Page 19: Laporan Tanda Vital

Kegemukan dapat meningkatkan tekanan darah. Seseorang yang terlalu

gemuk memiliki resiko terkena hipertensi 10x lebih besar daripada orang yang

memiliki berat badan normal.

3. Penyakit Kardiovaskuler

Kegemukan dapat menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit

kardiovaskuler. Hal tersebut dikarenakan kegemukan menyebabkan kerja

ventrikel kiri jantung menjadi overload sehingga dapat beresiko terkena gagal

jantung.

19

Page 20: Laporan Tanda Vital

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengukuran Tekanan Darah

Pada praktikum kali ini, tekanan darah diukur dengan metode tidak langsung dan

pengukuran dilakukan di lengan bagian atas. Tekanan darah dari masing-masing

praktikan diukur dalam berbagai keadaan. Pertama, dengan posisi sikap tubuh yakni

berbaring, duduk dan berdiri. Kedua, dengan pengaruh latihan. Dan ketiga, karena

pengaruh stress atau cold pressure test.

Tekanan darah orang coba diukur dengan tensimeter pada A.Radialis. pada posisi

berbaring terlentang diukur secara auskultasi tekanan darah orang coba sampai 3 kali

berturut—turut dan diambil nilai rata-ratanya. Sedangkan pada posisi duduk dan berdiri

pemeriksaan dilakukan setelah 3 menit dengan keadaan orang coba dalam kondisi tenang.

Tekanan darah memiliki sifat yang dinamis. Pada perubahan posisi tubuh dari

berbaring telentan, duduk, dan berdiri, tekanan darah mengadakan penyusaian untuk

dapat tetap menunjang kegiatan tubuh. (Mohrman D and Jane H,2006) Pada keadaan

berbaring telentang tangan kanan orang pertama didapatkan rata-rata tekanan 115/75 dan

pada tangan kiri 100/70. Pada keadaan berbaring telentang tangan kanan orang kedua

didapatkan rata-rata tekanan 115/85 dan pada tangan kiri 110/80. Pada keadaan duduk

tangan kanan orang pertama didapatkan rata-rata tekanan 100/65 dan pada tangan kiri

107/72. . Pada keadaan duduk tangan kanan orang kedua didapatkan rata-rata tekanan

100/75 dan pada tangan kiri 110/82. Pada keadaan berdiri tangan kanan orang pertama

didapatkan rata-rata tekanan 100/70 dan pada tangan kiri 100/60. Pada keadaan berdiri

tangan kanan orang kedua didapatkan rata-rata tekanan 100/78 dan pada tangan kiri

100/70.

Setelah melakukan aktivitas naik turun bangku selama 2 menit didapatkan hasil

tekanan sistole/diastole yang menurun. Pada 3 menit pertama cenderung tinggi sedangkan

untuk menit ke-6, ke-9, dan ke-11 tekanan darah akan kembali pada keadaan awal

sebelum melakukan aktivitas.

20

Page 21: Laporan Tanda Vital

Menurut teori yang ada penurunan tekanan darah setelah melakukan latihan fisik

dapat terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Aktivitas fisik

tersebut dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun,

sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Dalam hal ini,

latihan fisik/olahraga dapat mengurangi tahanan perifer. Penurunan tekanan darah juga

dapat terjadi akibat berkurangnya aktivitas memompa jantung(Medical Journal, 2006).

Otot jantung pada orang yang rutin melakukan latihan fisik sangat kuat, maka otot

jantung pada individu tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot jantung individu

yang jarang berolahraga, untuk memompakan volume darah yang sama (Mirkin G and

Hoffman M, 1978). Karena olahraga dapat menyebabkan penurunan denyut jantung (Fox

EL,1988), maka olahraga akan menurunkan cardiac output, yang pada akhirnya

menyebabkan penurunan tekanan darah.Peningkatan efisiensi kerja jantung dicerminkan

dengan penurunan tekanan sistolik, sedangkan penurunan tahanan perifer dicerminkan

dengan penurunan tekanan diastolik. (Ganong, 1995).

Pada percobaan pengukuran tekanan darah yang dilakukan dengan tangan yang

dimasukkan kedalam bak yang berisi air es menyebabkan tekanan darah menjadi turun

pada 30 detik pertama, hal tersebut karena pada suhu yang dingin pembuluh darah

mengalami kontriksi, penurunan kebutuhan oksigen serta penurunan kerja jantung

sehingga tekanan darah pun menurun. Namun pada 60 detik setelahnya mengalami

kestabilan kembali.

3.2 Pengukuran Denyut Nadi

Denyut nadi adalah getaran atau denyut darah di dalam pembuluh darah arteri akibat

kontraksi ventrikel kiri jantung.Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan

menggunakan ujung jari tangan di sepanjang jalannya pembuluh darah arteri,terutama

pada tempat tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri.

Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyaknya faktor yang

mempengaruhinya.

Pada percobaan perhitungan denyut nadi pada tiga pembuluh darah yaitu, A.

Brachialis, A. Karotis serta A.Radialis didapatkan hasil yang hampir sama. Hal tersebut

21

Page 22: Laporan Tanda Vital

karena ketiiga arteri tersebut merupakan arteri yang paling tepat untuk melakukan

pengukuran denyut nadi.

3.3 Frekuensi Nafas

Pengukuran frekuensi nafas dilakukan dengan cara mendudukkan orang coba

dengan tenang. Kemudian dilakukan dengan memperhatikan dengan cermat naik

turunnya dinding dadan dan menghitung jumlah naik turunnya selama 60 detik.

Pada orang pertama dan kedua didapatkan hasil normal yaitu 23 kali per menit

sedangkan pada orang ketiga didapatkan hasil lebih tinggi, hal tersebut mungkin

dikarenakan orang coba selesai melakukan aktivitas berat seperti berjalan.

3.4 Suhu Tubuh

Pengukuran suhu tubuh merupakan bagian rutin pada hampir semua penilaian

klinis, karena dapat menggambarkan tingkat keparahan penyakit (misalnya, infeksi).

Suhu tubuh dapat diukur dengan berbagai alat thermometer (thermometer gelas,

elektronik, timpani) dan berbagai rute (per oral, rectal, axilla, tympani).

Pada percobaan kali ini dilakukan pemeriksaan pada 2 lokasi yankni mulut dan

ketiak (per oral dan axilla). Didapatkan hasil yang hampir sama. Namun pada orang

pertama hasil lebih tinggi pada ketiak sedangkan orang kedua hasil lebih tinggi pada

mulut.

3.5 Tinggi Badan dan Berat Badan

Pengukuran TB (Tinggi Badan) dan BB (Berat Badan) sangat diperlukan dalam suatu pemeriksaan. Selain itu, pengukuran berat badan dan tinggi badan juga digunakan untuk mengetahui IMT (Indeks Massa Tubuh). Indeks massa tubuh adalah pengukuran yang membandingkan berat badan dan tinggi badan seseorang untuk memperkirakan berat badan ideal dengan tinggi badan tertentu.Indeks massa tubuh juga dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya.

Berdasarkan klasifikasi indeks massa tubuh, seseorang yang memiliki nilai indeks massa tubuh yang tidak normal akan lebih beresiko terserang penyakit tertentu. Misalnya, seseorang yang memiliki nilai indeks massa tubuh tinggi (obesitas) lebih rentan terkena hipertensi (nilai tekanan darah diatas normal). Jadi, pengukuran tinggi badan dan berat badan mempengaruhi tekanan darah seseorang.

22

Page 23: Laporan Tanda Vital

Pada percobaan kali ini orang pertama dan kedua diklasifikasikan dalam kondisi BB kurang dengan IMT 18,01 kg/m2 dan 16,44 kg/m2. Sedangkan pada orang ketiga dan keempat diklasifikan dalam kondisi BB normal dengan IMT 19,22 kg/m2 dan 23,19 kg/m2..

BAB IV

KESIMPULAN

Pengukuran tanda-tanda vital memberikan informasi yang berharga terutama mengenai

status kesehatn pasien secara umum. Tanda-tanda vital meliputi:

1. Tekanan darah

2. Denyut nadi

3. Frekuensi nafas

4. Suhu tubuh

5. Tinggi badan dan berat badan

Seluruh pengukuran di tanda-tnda vital di atas sangat penting untuk menentukan tindakan

selanjutnya yang akan dilakukan pada pasien. Pengukuran ini harus dibandingkan dengan

rentang normal sesuai usia pasien dan hasil pengukuran sebelumnya pada setiap pemeriksaan.

23

Page 24: Laporan Tanda Vital

Daftar Pustaka

Berman, dkk. 2009. Kozier and Erb’s Techniques in Clinical Nursing. Jakarta : EGC

Bethesda. 1998. Clinical Guidelines on the Identification, Evaluation, and Treatment of

Overweigjt and Obesity in Adults. National Heart, Lung, and Blood Institute.

Guyton,Arthur C.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.

Hidayat, A dan Uliyah, M. 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:

EGC

Hermalinda. Tidak ada tahun. Jurnal Pemanfatan Teknologi Dalam Pengukuran Suhu. Jakarta:

Universitas Indonesia

Suhartini, dkk. 2012. Petunjuk Praktikum Fisiologi Blok Sistem Tubuh II Edisi II. Jember: FKG

Universitas Jember

Syaifuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: EGC.

24