lepto spiros is

29
Pendahuluan Salah satu penyakit yang dapat terjadi setelah banjir adalah leptospirosis. Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang manusia dan hewan. Lebih tepatnya, penyakit menular ini adalah penyakit hewan yang dapat menjangkiti manusia, termasuk penyakit zoonosis yang paling sering terjadi di dunia. Tanah, lumpur atau air yang dicemari air kencing hewan pun dapat menjadi sumber infeksi. Makan makanan atau minum air yang tercemar juga kadang-kadang menjadi penyebab penyampaiannya. Dalam makalah ini, saya akan membahaskan tentang penyakit leptospirosis dengan lebih terperinci. Anamnesis Anamnesis berasal dari kata Yunani artinya mengingat kembali. Anamnesis adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien (Auto anamnese) atau pada orang tua atau sumber lain (Allo anamnese). 80% untuk menegakkan diagnosa didapatkan dari anamnesis. Anamnesis adalah bertujuan untuk: mendapatkan keterangan sebanyak-banyaknya mengenai penyakit pasien Membantu menegakkan diagnosa sementara. Ada beberapa penyakit yang sudah dapat ditegaskan dengan anamnese saja Menetapkan diagnosa banding Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 1

Upload: ida-bagus-indrayana

Post on 21-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

blok 12 leptospirosis

TRANSCRIPT

Page 1: Lepto Spiros Is

PendahuluanSalah satu penyakit yang dapat terjadi setelah banjir adalah leptospirosis. Leptospirosis

adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang manusia dan hewan. Lebih tepatnya, penyakit

menular ini adalah penyakit hewan yang dapat menjangkiti manusia, termasuk penyakit

zoonosis yang paling sering terjadi di dunia. Tanah, lumpur atau air yang dicemari air

kencing hewan pun dapat menjadi sumber infeksi. Makan makanan atau minum air yang

tercemar juga kadang-kadang menjadi penyebab penyampaiannya. Dalam makalah ini, saya

akan membahaskan tentang penyakit leptospirosis dengan lebih terperinci.

AnamnesisAnamnesis berasal dari kata Yunani artinya mengingat kembali. Anamnesis adalah cara

pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien (Auto anamnese)

atau pada orang tua atau sumber lain (Allo anamnese). 80% untuk menegakkan diagnosa

didapatkan dari anamnesis. Anamnesis adalah bertujuan untuk:

mendapatkan keterangan sebanyak-banyaknya mengenai penyakit pasien

Membantu menegakkan diagnosa sementara. Ada beberapa penyakit yang sudah

dapat ditegaskan dengan anamnese saja

Menetapkan diagnosa banding

Membantu menentukan penatalaksanaan selanjutnya

Dalam skenario yang diberikan, informasi pasien yang diperoleh adalah seperti berikut:

1. Laki laki.

2. Berusia 40 tahun.

3. Daerah tempat tinggal mengalami banjir 1 minggu yang lalu.

4. Demam yang tinggi menggigil sejak 4 hari yang lalu.

5. Myalgia hebat di kedua betis.

6. Mata mulai terlihat kuning.

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 1

Page 2: Lepto Spiros Is

Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh

pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam

medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan

perencanaan perawatan pasien.

Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan

berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi,

palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test

neurologi.

Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat

menyususn sebuah diagnosis diferensial, yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin

menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab

tersebut.

Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara

umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu,

denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali. Pemeriksaan fisik yang diperoleh

daripada kasus yang dipelajari adalah seperti berikut:

1. Suhu 39,50C.

2. Tekanan darah 100/70 mmHg

3. Pemeriksaan Mata (inspeksi)

Terdapat Conjungtiva Anemis.

Terdapat Sclera Ikterik.

Subconjungtival Injection.

4. Pemeriksaan Hepar (perkusi dan palpasi)

Teraba dua jari di bawah arcus costae, bertepi tajam, lunak, nyeri tekan.

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 2

Page 3: Lepto Spiros Is

Pemeriksaan PenunjangPada penderita yang dicurigai leptospirosis, selanjutnya harus dilakukan pemeriksaan

laboratorium rutin untuk mengetehaui komplikasi dan keterlibatan beberapa organ tubuh.

Pemeriksaan kadar darah lengkap (complete blood count-CBC) sangat penting. Berdasarkan

kasus, pemeriksaan laboratorium yang didapat adalah:

1. Hb 10g/dL.

2. Leukocyte 4100/uL.

3. Trombocyt 220 000/ml.

4. Albumin 3,9 gr/dL.

5. Globulin 2,8gr/dL.

6. Bilirubin Total 4,5 mg/dL

7. Ureum 116 mg/dL.

8. Creatinin 3 mg/dL

9. Widal STyO: 1/80

10. STyH: 1/80

DiagnosisDiagnosis Kerja

Pasien menghidapi Leptospirosis. Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang

disebabkan oleh mikro organisme Leptospira Interogans tanpa memandang bentuk spesifik

serotipenya. Pada umumnya diagnosis awal Leptospirosis sulit, karena pasien biasanya

datang dengan Meningitis, Hepatitis, Nefritis, Pneumonia, Influenza , Sindroma Shock

Toksik, demam yang tidak diketahui asalnya dan Diatetesis Hemoragik, bahkan beberapa

kasus datang sebagai pancreatitis.Pada anamnesis, penting diketahui tentang riwayat

pekerjaan pasien, apakah termasuk dalam golongan yang berisiko tinggi. Gejala dan keluhan

yang sering muncul adalah:

1. Demam yang muncul secara mendadak.

2. Sakit kepala terutama di bagian frontal, occipital, dan temporal.

3. Nyeri otot.

4. Mata merah atau Fotofobia.

5. Mual dan muntah1

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 3

Page 4: Lepto Spiros Is

Pada pemeriksaan fisik dijumpai demam, bradikardia, nyeri tekan otot, hepatomegali

dan lain-lain. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin bias dijumpai lekositosis, normal

atau sedikit menurun disertai gambaran neutrofilia dan laju endap darah (LED) yang

meninggi. Pada urin dijumpai protein uria, leukosituria dan toraks (cast). Bila organ hati

terlibat, bilirubin direk meningkat tanpa peningkatan transaminase. BUN, Ureum dan

Kreatinin juga bisa meninggi bila terjadi komplikasi ginjal. Diagnosis pasti dengan isolasi

Leptospira dari cairan tubuh dan serologi.

Kultur: dengan mengambil specimen dari darah atau cairan cerebral spinal (CCS)

segera pada awal gejala. Dianjurkan untuk melakukankultur ganda dan mengambil specimen

pada fase leptospremia serta belum diberi antibiotic. Kultur urin diambil setelah 2-4minggu

onset penyakit. Pada specimen yang terkontaminasi, inokulasi hewan dapat digunakan.

Serologi: Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya leptospira dengan cepat adalah

pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR), silver stain atau fluorescent antibody stain

dan mikroskop lapangan gelap.1

Diagnosis Banding

1. Influenza yang sporadic.

Influenza, biasanya dikenali sebagai flu di masyarakat, adalah penyakit menular

burung dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA dari family Orthomyxoviridae (virus

influenza). Penyakit ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin dari si penderita.

Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit kepala,

hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak badan. Dalam

kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia, yang dapat

mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak dan orang berusia lanjut.

Gejala-gejala biasanya timbul satu sampai tiga hari setelah infeksi, dan mungkin

termasuk yang berikut secara mendadak:

• demam

• sakit kepala

• sakit otot dan sendi

• sakit tenggorok

• batuk

• hidung beringus atau

tersumbat

• lelah parah

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 4

Page 5: Lepto Spiros Is

Kebanyakan penderita sembuh dalam waktu seminggu. Dibandingkan dengan

banyak infeksi lain (misalnya pilek), influenza cenderung mengakibatkan gejala dan

komplikasi yang lebih parah. Komplikasi dapat termasuk pneumonia, kegagalan

jantung atau semakin parahnya penyakit lain. 2

2. Meningitis Aseptic Viral.

Meningitis Aseptic Viral menyerupai seperti meningitis bacterial. Bedanya

adalah bakteri tidak berkembang biak didalam cairan sekeliling otak dan cairan

cerebrospinal. Penyebab-penyebab meningitis aseptic adalah:

Kanker

Infeksi di sekitar otak dan tulang

belakang.

Jamur

Obat-obatan

Mycobacteria

Sifilis

Penyakit Tick-Borne

Tuberculosis

Virus

Antara gejala-gejala penyakit ini adalah:

Nyeri abdomen

Fotofobia

Menggigil

Bingung

Pusing

Demam

Malaise

Sakit kepala

Nyeri otot

Mual dan muntah

Rash

Sakit tekak

Stiff neck3

3. Riketsiosis.

Riketsiosis juga dikenali sebagai ‘Infeksi Riketsial’ yang disebabkan oleh bakteri luar

biasa yang biasanya hanya hidup dengan organisme lain. Antara gejala bagi penyakit ini

adalah:

Demam

Sakit kepala yang berat

Rash yang berkarakter

Malaise4

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 5

Page 6: Lepto Spiros Is

4. Semua penyakit dengan ikterus.

5. Glandular fever.

6. Bruselosis.

Brucellosis atau sering disebut keluron adalah penyakit yang disebabkan oleh

Brucella sp. dan dapat menular ke manusia. Manusia merupakan hospes aksidental dan tidak

menularkan pada individu lain. Di Indonesia brucellosis tersebar luas di Pulau Timor (NTT),

Sulawesi, Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Pulau Bali saat ini merupakan daerah bebas

Brucellosis. Masa inkubasi bervariasi dari 5 hari sampai beberapa bulan dengan rata-rata 2

minggu. Gejala yang mula-mula dirasakan adalah:

Demam

Kedinginan dan berkeringat pada malam hari

Kelemahan tubuh dan kelelahan merupakan gejala umum

Demam umumnya bersifat intermitten

Sakit kepala

Nnyeri otot leher

Anoreksia

Konstipasi

Gelisah dan depresi mental

Batuk yang non produktif dan pneumonitis.1

7. Pneumonia atipik.

Pneumonia atipik adalah pneumonia yang memberikan gambaran klinis dan

radiologis yang berbeda dengan bentuk pneumonia tipikal.

Bakteri pathogen yang paling sering menyebabkan pneumonia adalah Streptoccus

Pneumoniae, pneumonia in memberikan gambaran klinis dan radiologis yang khas berupa

munculnya demam tiba-tiba disertai menggigil, nyeri pleura dan batuk berdahak berwarna

karat (rust colored sputum) dan disertai gambaran radiologis berupa konsolidasi segmental

ataupun lobular dan pada masa pemeriksaan sputum dijumpai diploccocus gram postif

intraselular maupun ekstraselular, gambaran khas di atas dinamakan sebagai ‘typical

pneumonia.

Pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumonia merupakan prototip dari

pneumonia atipik, yang memberkan gambaran klinis dan radiologis yang berbeda dengan

bentuk pneumonia tipikal.

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 6

Page 7: Lepto Spiros Is

Orang yang terinfeksi Mycoplasma Pneumoniae baisanya dimulai dengan gejala

infeksi saluran napas atas. Selanjutnya diikuti dengan gejala infeksi saluran nafas bawah,

suara serak merupakan gejala yang pertama kali dalam banyak kasus yang dialami dalam

beberapa hari, batuk tidak produktif dan semakin berat pada malam hari, sakit kepala dan

semam umumnya tidak terlalu berat.

Gejala lain dapat dsertai dengan myalgia ataupun athralgia walaupun Mycoplasma

umumnya menimbulkan gejala klinis yang ringan sampa sedang, namun pada keadaan

komplikated dapat menjadi berat.1

8. Demam Dengue Berdarah.

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh

virus dengue serta memenuhi kriteria WHO untuk DBD. DBD adalah salah satu manifestasi

simptomatik dari infeksi virus dengue. Manifestasi simptomatik infeksi virus dengue adalah

sebagai berikut:

Demam tidak terdiferensiasi

Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam akut selama

2-7 hari, ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis (nyeri kepala, nyeri

retroorbital, mialgia/ atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan (petekie atau uji

bendung positif leukopenia) dan pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan

pasien yang

sudah dikonfirmasi menderita demam dengue/ DBD pada lokasi dan waktu yang

sama.

DBD (dengan atau tanpa renjatan).1

9. Penyakit susunan darah yang akut.

10. Fever of Unknown Origin (FUO).

11. Serebral Malaria.

Etiologi

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 7

Page 8: Lepto Spiros Is

Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme

Leptospira interogans tanpa memandang bentuk spesifik serotipenya. Penyakit ini pertama

sekali dikemukakan oleh Weil pada tahun 1886 yang membedakan penyakit yang disertai

dengan ikterus ini dengan penyakit lain yang juga menyebabkan ikterus. Bentuk yang

beratnya dikenal sebagai Weil’s disease. Penyakit ini dikenal dengan berbagai nama seperti

mud fever, slime fever, swap fever, autumnal fever, infectious jaundice, field fever, cane

cutter fever dan lain-lain.

Leptospirosis acapkali luput didiagnosa karena gejala klinis tidak spesifik, dan sulit

dilakukan konformasi diagnosis tanpa uji laboratorium. Kejadian luar biasa leptospirosis

dalam dekade terakhir di beberapa negara telah menjadikan leptospirosis sebagai salah satu

penyakit yang termasuk the emerging infectious diseases.

Leptospirosis disebabkan oleh genus leptospira, family treponemataceae, suatu

mikroorganisme spirochaeta. Ciri khas organism ini yakni berbelit, tipis, fleksibel,

panjangnya 5-15 um. Salah satu ujung organism sering

membengkak, membentuk suatu kait. Terdapat gerak

rotasi aktif, tetapi tidak ditemukan adanya flagella.

Spirochaeta ini demikian halus sehingga dalam

mikroskop lapang gelap hanya dapat terlihat sebagai

rantai kokus kecil-kecil. Dengan pemeriksaan lapangan

redup pada mikroskop biasa morfologi leptospira secara

umum dapat dilihat. Untuk mengamati lebih jelas

gerakan leptospira digunakan mikroskop lapang gelap

(darkfield microscope). Leptospira membutuhkan

media dan kondisi yang khusus untuk tumbuh dan mungkin membutuhkan waktu berminggu-

minggu untuk membuat kultur yang positif. Dengan medium Fletcher's dapat tumbuh dengan

baik sebagai obligat aerob.

Secara sederhana, genus leptospira terdiri atas dua spesies : L.imerrogans yang

patogen dan L.biflexa yang non patogen / saprofit. Tujuh spesies dari leptospira patogen

sekarang ini telah diketahui dasar ikatan DNA-nya, namun lebih praktis dalam klinik dan

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 8

Page 9: Lepto Spiros Is

epidemiologi menggunakan klasifikasi yang didasarkan atas perbedaan serologis. Spesies L.

interrogans dibagi menjadi beberapa serogrup dan serogrup ini dibagi menjadi banyak

serovar menurut komposisi antigennya. Saat ini telah ditemukan lebih dari 250 serovar yang

tergabung dalam 23 serogrup. Beberapa serovar L.inrerrogans yang dapat menginfeksi

manusia di antaranya adalah: L.icterohaemorrhagipe, L.canicola, L.pomona,

L.grippothyphosa, L.pavanica. L.celledoni, L.ballum, L.pyrogenes, L.automnalis,

L.hebdomadis. L.bataviae, L.tarassovi, L.panama, L.andamana, L.shermani, L.ranarum,

L.bufonis, L.copenhageni. L.australis, L.cynopteri dan lain-lain.

Menurut beberapa peneliti, yang tersering menginfeksi manusia ialah

L.icterohaemorrhagica dengan reservoir tikus, L.canicola dengan reservoir anjing dan

L.pomona dengan reservoir sapid an babi.1

EpidemiologiLeptospirosis tersebar di seluruh dunia, di semua benua kecuali benua Antartika,

namun terbanyak didapati didaerah tropis. Leptospira bisa terdapat pada binatang piaraan

anjing, babi, lembu, kuda, kucing, marmot atau binatang-binatang pengerat lainnya seperti

tupai, musang, kelelawar, dan lain sebagainya. Didalam tubuh binatang tersebut, leptospira

hidup di dalam ginjal/air kemihnya. Tikus merupakan vector yang utama dari

L.icterohaemorrhagica penyebab leptospirosis pada manusia. Dalam tubuh tikus, leptospira

akan menetap dan membentuk koloni serta berkembang biak di dalam epitel tubulus ginjal

tikus dan secara terus menerus dan ikut mengalir dalam liltrat urine. Penyakit ini bersifat

musiman, di daerah beriklim sedang masa puncak insidens dijumpai pada musim panas dan

musim gugur karena temperatur adalah faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup

leptospira. sedangkan didaerah tropis insidens tertinggi terjadi selama musim hujan.

Leptospirosis mengenai paling kurang 160 spesies mamalia. Ada berbagai jenis

pejamu dari leptospira, mulai dari mamalia yang berukuran kecil di mana manusia dapat

kontak dengannya. misalnya landak. kelinci, tikus sawah, tikus rumah, tupai, musang, sampai

dengan reptil (berbagai jenis katak dan ular), babi, sapi, kucing, dan anjing. Binatang

pcngerat terutama tikus merupakan reservoir paling banyak. Leptospira membentuk

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 9

Page 10: Lepto Spiros Is

hubungan simbiosis dengan pejamunya dan dapat menetap dalam tubulus renalis selama

berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Beberapa serovar berhubungan dengan binatang

tertentu, seperti L. icterohaemoragiae/copenhageni dengan tikus, L. gripporypliosa dengan

voles (sejenis tikus), L. Hardjo dengan sapi, L canicola dengan anjing dan L. Pomona dengan

babi. International Leptospirosis Society menyatakan Indonesia sebagai negara dengan

insidens leptospirosis tinggi dan peringkat ketiga di dunia untuk mortalitas.1

Di Indonesia Leptospirosis ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Di

Yogyakarta, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara,

Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan TImur, dan Kalimantan Barat.

Pada kejadian banji besar di Jakarta tahun 2002, dilaporkan lebih dari seratus kasus

leptospirosis dengan 20 kematian. Salah satu kendala dalam menangani leptospirosis berupa

kesulitan dalam melakukan diagnostic awal. Sementara dengan pemeriksaan sederhana

memakai mikroskop biasa dapat diditeksi adanya gerakan leptospira dalam urine. Diagnostik

pasti ditegakkan dengan ditemukannya leptospirosia pada daerah atau urine atau

ditemukannya hasil serologi positip. Untuk dapat berkembang biaknya leptospira

memerlukan lingkungan opotimal serta tergantung pada suhu yang lembab, hangat, pH

air/tanah yang netral, dimana kondisi ini ditemukan sepanjang tahun di daerah tropis.1

Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan air, atau tanah, lumpur yang telah

terkontaminasi oleh urine binatang yang telah terinfeksi leptospiri. Infeksi tersebut terjadi jika

terjadi luka/erosi pada kulit ataupun selaput lendir. Air tergenang atau mengalir lambat yang

terkontaminasi urine binatang infeksius memainkan peranan dalam penularan penyakit ini.

bahkan air deraspun dapat berperan. Kadang-kadang penyakit terjadi akibat gigitan binatang

yang sebelumnya terinfeksi leptospira. atau kontak dengan kultur leptospira di laboratorium.

Ekspos yang lama pada genangan air yang terkontaminasi terhadap kulit yang utuh juga

menularkan leprospira. Orang-orang yang mempunyai resiko tinggi mendapat penyakit ini

adalah pekerja-pekerja di sawah, pertanian, perkebunan, penternakan, pekerja tambang.

pekerja di rumah potong hewan atau orang-orang yang mengadakan perkemahan di hutan,

dokter hewan.1

Patogenesis

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 10

Page 11: Lepto Spiros Is

Leptospira masuk kedalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir, memasuki aliran

darah dan berkembang, lalu menyebar secara luas ke jaringan tubuh. Kemudian terjadi respon

imunologi baik secara selular maupun humoral sehingga infeksi ini dapat ditekan dan

terbentuk antibody spesifik. Walaupun demikian beberapa organisme ini masih bertahan pada

daerah yang terisolasi secara imunologi seperti di dalam ginjal di mana sebagian

mikroorganisme akan mencapai convoluted tubules, bertahan disana dan dilepaskan melalui

urin. Leptospira dapat dijumpai dalam air kemih sekitar 8 hari sampai beberapa minggu

setelah infeksi dan sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun kemudian. Leptospira

dapat dihilangkan dengan fagositosis dan mekanisme humoral. Kuman ini dengan cepat

lenyap dari darah setelah terbentuknya agglutinin. Setelah fase leptospiremia 4-7 hari,

mikroorganisme hanya dapat ditemukan dalam jaringan ginjal dan okuler. Leptospiruria

berlangsung 1-4 minggu.1

Tiga mekanisme yang terlibat pada patogenese laptospirosis :

Invasi bakteri langsung,

faktor inflamasi non specifik

Reaksi imunologi

Dalam perjalanan pada fase leptospiremia, leptospira melepaskan toksin yang

bertanggungjawab atas terjadinya keadaan patologi pada beberapa organ. Lesi yang muncul

terjadi karena kerusakan pada lapisan endotel kapiler. Pada leptospirosis terdapat perbedaan

antara derajat gangguan fungsi organ dengan kerusakan secara histologik. Pada leptospirosis

lesi histologis yang ringan ditemukan pada ginjal dan hati pasien dengan kelainan fungsional

yang nyata dari organ tersebut. Perbedaan ini menunjukkan bahwa kerusakan bukan pada

struktur organ. Lesi inflamasi menunjukkan edema dan infiltrasi sel monosit, limfosit dan sel

plasma. Pada kasus yang berat terjadi kerusakan kapiler dengan perdarahan yang luas dan

disfungsi hepatoselular dengan retensi bilier. Selain di ginjal, leptospira juga dapat bertahan

pada otak dan mata. Leptospira dapat masuk kedalam cairan serebrospinalis pada fase

leptospiremia. Hal ini akan menyebabkan meningitis yang merupakan gangguan neurologi

terbanyak yang terjadi sebagai komplikasi leptospirosis. Organ-organ yang sering dikenai

leptospira adalah ginjal, hati, otot dan pembuluh darah. Kelainan spesifik pada organ:

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 11

Page 12: Lepto Spiros Is

Ginjal. Interstitial nefritis dengan infiltarsi sel mononuklear merupakan bentuk lesi pada

leptospirosis yang dapat terjadi tanpa gangguan ñingsi ginjal. Gagal ginjal terjadi akibat

tubular nekrosis akut. Adanya peranan nefirotoksin, reaksi imunologis, iskemia ginjal,

hemolisis dan invasi langsung mikroorganisme juga berperan menimbulkan kerusakan ginjal.

Hati. Hati menunjukkan nekrosis sentilobuler fokal dengan infiltrasi sel limfosit lokal dan

proliferasi sel Kupfer dengan kolestatis. Pada kasus-kasus yang diotopsi, sebagian ditemukan

leptospira dalam hepar. Biasanya organisme ini terdapat diantara sel-sel parenkim.

Jantung. Epikardium, endokardium dan miokardium dapat terlibat. Kelainan miokardium

dapat fokal atau difus berupa intersitital edema dengan infiltrasi sel mononuklear dan plasma.

Nekrosis berhubungan dengan infiltrasi neutrofil. Dapat terjadi perdarahan lokal pada

miokardium dari endokarditis.

Otot rangka. Pada otot rangka, terjadi perubahan-perubahan berupa lokal nekrotis,

vakuolisasi dan kehilangan striata. Nyeri otot yang terjadi pada leptospira disebabkan invasi

langsung leptospira. Dapat juga ditemukan antigen leptospira pada otot.

Mata. Leptospira dapat masuk ruang anterior dari mata selama fase leptospiremia dan

bertahan beberapa bulan walaupun antibodi yang terbentuk cukup tinggi. Hal ini akan

menyebabkan uveitis.

Pembuluh darah. Terjadi perubahan pada pembuluh darah akibat terjadinya vaskulitis yang

akan menimbulkan perdarahan. Sering ditemukan perdarahan/pteki pada mukosa, permukaan

serosa dan alat-alat viscera dan perdarahan bawah kulit.

Susunan saraf pusat. Leptospira mudah masuk ke dalam cairan serebrospinal (CSS) dan

dikaitkan dengan terjadinya meningitis. Meningitis terjadi sewaktu terbentuknya respon

antibodi, tidak pada saat memasuki CSS. Diduga bahwa terjadinya meningitis diperantarai

oleh mekanisme imunologis. Terjadi penebalan meninges dengan sedikit peningkatan sel

mononuklear arakhnoid. Meningitis yang terjadi adalah meningitis aseptik, biasanya paling

sering disebabkan oleh L.canicola.

Weil Disease. Weil disease adalah leptospirosis berat yang ditandai dengan ikterus, biasanya

disertai perdarahan, anemia, azotemia, gangguan kesadaran dan demam tipe kontinua.

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 12

Page 13: Lepto Spiros Is

Penyakit weil ini biasanya terdapat pada 1-6% kasus dengan leptospirosis. Penyebab weil

disease adalah serotype icterohaemorragica pernah juga dilaporkan oleh serotipe

conpenhageni dan bataviae. Gambaran klinis bervariasi berupa gangguan renal, hepatic atau

disfungsi vaskular.1

Gejala Klinis

Masa inkubasi 2-26 hari, biasanya 7-13 hari dan rata-rata 10 hari. Leptospirosis ada 2 fase

penyakit yang khas yaitu, Fase leptospiremia dan Fase imun.

1. Fase Leptospiremia.

Fase ini ditandai dengan adanya leptospira didalam darah dan cairan

serebrospinal, berlangsung secara tiba-tiba dengan gejala awal adalah:

Sakit kepala di bagian frontal

Rasa sakit pada otot yang hebat terutama pada paha, betis dan pinggang disertai

nyer tekan

Myalgia yang diikuti dengan hiperestesi kulit

Demam tinggi yang disertai menggigil

Mual tanpa atau disertai muntah

Diare

Pada pemeriksaan keadaan sakit yang berat, bradikardi relative dan ikterus

(50%). Pada hari ke 3-4 dapat dijumpai adanya konjungtiva suffusion dan fotofobia.

Pada kulit terdapat rash yang berbentuk makular, makulopapular atau urtikaria.

Kadang-kadang dijumpai splenomegali, hepatomegali serta limfadenopati. Fase ini

berlangsung 4-7 hari. Jika cepat di tangani pasien akan membaik, suhu akan kembali

normal, penyembuhan organ-organ yang terlibat dan fungsinya kembali normal 3-6

minggu onset. Pada keadaan sakit yang lebih berat demam turun setelah 7 hari diikuti

oleh bebas demam selama 1-3 hari, setelah itu kembali demam. Keadaan ini disebut

fase kedua atau fase imun.1

2. Fase Imun

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 13

Page 14: Lepto Spiros Is

Fase ini ditandai dengan peningkatan titer antibodi, dapat timbul demam yang

mencapai suhu 40°C disertai menggigil dan kelemahan umum. Terdapat rasa sakit

yang menyeluruh pada leher, perut, dan otot-otot kaki terutama otot betis. Terdapat

perdarahan terutama epistaksis, gejala kerusakkan pada ginjal dan hati, uremia,

ikterik. Perdarahan paling jelas terlihat pada fase ikterik, purpura, ptechiae, epistaksis,

perdarahan gusi merupakan manifestasi perdarahan yang paling sering. Conjungtiva

injection dan konjungtival suffusion dengan ikterus merupakan tanda patognomosis

untuk leptosprosis.

Terjadi meningitis merupakan tanda pada fase ini, walaupun hanya 50%

gejala dan tanda meningitis, tapi pleositosis pada CSS dijumpai pada 50-90% pasien.

Tanda-tanda meningeal dapat menetap dalam beberapa minggu, tetap biasanya

menghilang setelah 1-2 hari. Pada fase ini leptospira dapat dijumpai dalam urin.1

3. Sindrom Weil

Sindrom Weil adalah bentuk Leptospirosis berat ditandai jaundis,

disfungsi ginjal, nekrosis hati, disfungsi paru-paru, dan diathesis perdarahan. Kondisi

ini terjadi pada akhir fase awal dan meningkat pada fase kedua, tetapi bisa memburuk

setiap waktu.

Kriteria penyakit Weil tidak dapat didefinisikan dengan baik. Manifestasi paru

meliputi batuk, kesulitan bernafas, nyeri dada, batuk darah, dan gagal napas.

Disfungsi ginjal dikaitkan dengan timbulnya jaundis 4-9 hari setelah gejala awal.

Penderita dengan jaundis berat lebih mudah terkena gagal ginjal, perdarahan dan

kolaps kardiovaskular. Kasus berat dengan gangguan hati dan ginjal mengakibatkan

kematian sebesar 20-40 persen yang akan meningkat pada lanjut usia.1

Pengobatan

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 14

Page 15: Lepto Spiros Is

Pengobatan suportif dengan observasi ketat untuk mendeteksi dan mengatasi keadaan

dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan gagal ginjal sangat penting dalam leptospirosis. Ganguan

fungsi ginjal umumnya dengan spontan akan membaik dengan membaiknya kondisi pasien.

Namun ada beberapa pasien yang membutuhkan tindakan hemodialisa temporer.

Pemberian antibiotic harus dimulai secepat mungkin, biasanya pemberian dalam 4

hari setelah onset cukup efektif. Untuk kasus leptospirosis berat, pemberian intra vena

penisilin G, amoksisliin, ampisilin atau eritromisin dapat diberikan. Sedangkan untuk kasus-

kasus ringan, dapat diberikan antibiotika oral tetrasiklin, doksisiklin, ampisilin atau

amoksisilin maupun sefalosforin. Tujuan pengobatan dengan antibiotik adalah:

mempercepat pulih ke keadaan normal

mempersingkat lamanya demam

mempersingkat lamanya perawatan

mencegah komplikasi seperti gagal ginjal (leptospiruria)

menurunkan angka kematian

Obat pilihan adalah Benzyl Penicillin. Selain itu dapatdigunakan Tetracycline,

Streptomicyn, Erythromycin, Doxycycline, Ampicillin atau Amoxicillin. Pengobatan dengan

Benzyl Penicillin 6-8 MU iv dosis terbagi selama 5-7 hari. Atau Procain Penicillin 4-5

MU/hari kemudian dosis diturunkan menjadi setengahnya setelah demam hilang, biasanya

lama pengobatan 5-6 hari.

Jika pasien alergi penicillin digunakan Tetracycline dengan dosis awal 500 mg,

kemudian 250 mg IV/IM perjam selama 24 jam, kemudian 250-500mg /6jam peroral selama

6 hari. Atau Erythromicyn dengan dosis 250 mg/ 6jam selama 5 hari. Tetracycline dan

Erythromycin kurang efektif dibandingkan dengan Penicillin.

Ceftriaxone, dosis 1 g iv selama 7 hari hasilnya tidak jauh berbeda dengan pengobatan

menggunakan penicillin. Oxytetracycline digunakan dengan dosis 1.5 g peroral, dilanjutkan

dengan 0.6 g tiap 6 jam selama 5 hari; tetapi cara ini menurut beberapa penelitian tidak dapat

mencegah terjadinya komplikasi hati dan ginjal.

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 15

Page 16: Lepto Spiros Is

Sampai saat ini, penisilin masih merupakan antibiotika pilihan utama, namun perlu

diingat bahwa antibiotika bermanfaat jika leptospira masih di darah (fase leptospiraemia).

Pengobatan dengan Penicillin dilaporkan bisa menyebabkan komplikasi berupa reaksi

Jarisch-Herxheimer. Komplikasiini biasanya timbul dalam beberapa waktu sampai dengan 3

jam setelah pemberian penicillin intravena; berupa demam,malaise dan nyeri kepala; pada

kasus berat dapat timbul gangguan pernafasan.5,6

KomplikasiJika diobati selagi masih dini, prognosis leptospirosis umumnya baik. Bisa lain nasib

pasien jika terapi terlambat diberikan. Sudah disebut komplikasi leptospirosis paling jelek

jika sudah merusak ginjal , selain hati, dan otak. Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal.

Pada kasus ikterus, angka kematian 5% pada umur dibawah 30 tahun, dan pada usia lanjut

mencapai 30-40%. Pada leptospirosis, komplikasi yang sering terjadi ialah iridosiklitis, gagal

ginjal, miokarditis, meningitis aseptik dan hepatitis. Perdarahan masif jarang ditemui dan bila

terjadi selalu menyebabkan kematian.

PENCEGAHAN1. Higien Perorangan

Pekerjaan maupum aktivitas dengan risiko tinggi untuk tertular leptospira diperlukan

pakaian pelindung sesuai pekerjaan atau aktivitasnya, seperti sepatu, sarung tangan,

masker, dan lain-lain.

2. Kebersihan Lingkungan

Sebaiknya tempat tinggal tidak digunakan untuk tempat tinggal hewan perantara.

Lantai yang dilewati hewan perantara didesinfektan dengan sodium hipoklorit 1/100

atau detergen, mencegah selokan buntu dan jangan digunakan untuk populasi tikus.

3. Vaksinasi

Di beberapa negara seperti Kuba, Rusia, Cina vaksinasi untuk mencegah leptospirosis

pada manusia telah diberlakukan. Bahkan di Kuba pemberian vaksinasi dapat

mencegah 100%. Sampai saat ini belum ada publikasi tentang studi efikasi jangka

panjang vaksin anti-leptospira, nampaknya vaksinasi hanya mempunyai efikasi jangka

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 16

Page 17: Lepto Spiros Is

pendek. Vaksinasi pada binatang piaraan dapat menurunkan kejadian leptospirosis,

sehingga membantu pencegahan.

Beberapa masalah yang muncul pada pemberian vaksin untuk mencegah leptospirosis

pada manusia:

Sering adanya laporan efek samping yang tidak dapat diterima dari vaksin

bakteri yang dimatikan.

Vaksin dengan bakteri yang dimatikan nampaknya hanya memberikan

proteksi jangka pendek dan kemungkinan proteksinya tidak komplit, demikian

juga vaksinasi pada binatang.

Belum adanya vaksin yang secara umum dapat mencegah berbagai macam

leptospira yang bersifat lokal.

Vaksinasi secara teori berpotensi untuk menginduksi penyakit autoimun

seperti uvcitis.

Belum ada pengetahuan yang lengkap mengenai mekanisme kekebalan

melawan infeksi leptospira.

4. Pengobatan pencegahan

Penisilin 2juta unit perhari selama 7 hari, diberikan pada orang berisiko tinggi

bila menderita demam, tetapi jangan lupa mengambil spesimen sebelumnya.

Pemberian doksisiklin 200 mg perminggu dapat juga melindungi terjadinya

leptospirorsis.7

PrognosisTergantung keadaan umum pasien, umur, virulensi leptospira, dan ada tidaknya

kekebalan yang didapat. Kematian juga biasanya terjadi akibat sekunder dari faktor pemberat

seperti gagal ginjal, atau perdarahan dan terlambatnya pasien mendapat pengobatan.1

Penutup

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 17

Page 18: Lepto Spiros Is

Penyakit leptospirosis mungkin banyak terdapat di Indonesia terutama di musim

hujan. Pengobatan dengan antibiotik merupakan pilihan terbaik pada fase awal ataupun fase

lanjut (fase imunitas). Angka kematian pada pasien leptospirosis menjadi tinggi terutama

pada usia lanjut, pasien dengan ikterus yang parah, gagal ginjal akut, gagal pernafasan akut.

Daftar Pustaka

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 18

Page 19: Lepto Spiros Is

1. Umar Zain. Konsultan Penyakit Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK

Unversitas Sumatera Utara. Leptospirosis. Buku ajar penyakit dalam: 2009: ed 5th :

jilid 3: 2807-2812.

2. Rini Savitri Daulay. FK Universitas Sumatera Utara. Avian Influenza. 2008. Diunduh

dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2020/1/08E00076.pdf . 27

November 2010.

3. Aseptic Meningitis. MedLine Plus. Tanggal update 15 September 2010. Diunduh dari

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000614.htm . 27 November 2010.

4. Behrman Klirgman Arvin. Demam boutonneuse dan demam berbintik riketsiosis lain.

Ilmu Kesehatan Anak: bab 240: 1179-1180.

5. Yat H. Istiantoro dan Vincent H. S. Gan. Penisilin, sefalosporin dan antibiotic

betalaktam lainnya. Farmakologi dan terapi: 2007: ed 5th :664-681.

6. Masri S Maha. Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Gejala klinis dan

pengobatan leptospirosis. 2006. Diunduh dari

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10_152_Gejalaklinispengobatanleptospirosis.pd

f/10_152_Gejalaklinispengobatanleptospirosis.html . 28 november 2010.

7. Akmal Sya’roni. Konsultan Penyakit Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK

UNSRI. Bruselosis. Ilmu peyakit dalam: 2009: ed 5th: jilid 3: 2970-2974.

Infeksi dan Imunitas (Leptospirosis) 19